askeb kelompok ca cervix rsal

35
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “D ”DENGAN CA CERVIX STADIUM IIB + ANEMIA SEDANG DI RUANG F2 RUMAHBSAKIT ANGKATAN LAUT (RSAL) SURABAYA Oleh : PIPIT INDRA KURNIA SARI NUR CITRA Y. NOVANI ROHMA PRODI DIII KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Upload: iwanoskigilang

Post on 17-Nov-2015

41 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

askeb

TRANSCRIPT

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY D DENGAN CA CERVIX STADIUM IIB + ANEMIA SEDANG DI RUANG F2

RUMAHBSAKIT ANGKATAN LAUT (RSAL) SURABAYA

Oleh :PIPIT INDRA KURNIA SARI

NUR CITRA Y.

NOVANI ROHMA

PRODI DIII KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

2013-2014

LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan ini dibuat saat mengikuti Praktek klinik di rumah sakit angkatan laut surabaya pada tanggal 01-12-2014 sampai dengan 12-12-2014 denagn judul Asuhan Kebidanan pada Ny. D dengan Ca Cervix stadium II B diruang F2 rumah sakit angkatan lau (RSAL ) suarabaya. Surabaya, 11 November 2014 Mahasiswa,

Mengetahui,Pembimbing Klinik

Kepala Ruangan, Ana .Amd keb.

Kapten laut Hikmatul Qomariah ,SST

BAB IPENDAHULUANA.Latar Belakang Karsinoma serviks atau kanker leher atau mulut rahim atau juga disebut kanker serviks merupakan jenis penyakit kanker yang paling banyak diderita wanita. Kanker serviks adalah pertumbuhan sel-sel mulut rahim/serviks yang abnormal dimana sel-sel mengalami perubahan kearah keganasan. Kanker ini hanya menyerang wanita yang pernah atau sedang dalam status sexually active.(2)Kanker serviks menjadi penyebab kematian wanita nomor dua di dunia setelah penyakit jantung koroner. Namun, dalam waktu ke depan diprediksi kanker mulut rahim akan menjadi penyebab kematian nomor satu, jika tidak dilakukan upaya deteksi dini dan pengobatan. Menurut Organisasi WHO (World Health Organization = Organisasi Kesehatan Dunia), jutaan wanita di dunia terinfeksi HPV yang menjadi faktor resiko terjadinya kanker serviks. Perempuan yang aktif secara seksual memiliki resiko terinfeksi kanker serviks atau tahap awal penyakit ini tanpa memandang usia atau gaya hidup.

Kanker leher/mulut rahim ini menduduki urutan nomor dua penyakit kanker didunia bahkan sekitar 500.000 wanita di seluruh dunia di diagnosa menderita kanker mulut rahim dan rata-rata 270.000 meninggal tiap tahun. Di Indonesia terdapat 90-100 kasus kanker mulut rahim per 100.000 penduduk. Kanker mulut rahim adalah kematian nomor satu yang sering terjadi pada wanita Indonesia.

BAB IITINJAUAN TEORIA. Pengertian Ca.Cervix (Kanker serviks) adalah kanker yang terjadi pada serviks uteri, dan merupakan karsinoma ginekologi yang terbanyak diderita oleh Wanita.

Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim / serviks ( bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina ).

Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun.

90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim. Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur, tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker leher rahim dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun.

B. Etiologi Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tak terkendali. Jika sel serviks terus membelah maka akan terbentuk suatu massa jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau ganas. Jika tumor tersebut ganas, maka keadaannya disebut kanker serviks. Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks:

1.HPV (human papillomavirus)HPV adalah virus penyebab kutil genitalis (kondiloma akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45 dan 56.

2.Merokok

Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks.3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini

4. Berganti-ganti pasangan seksual

Suami atau pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia di bawah 18 tahun, berganti-ganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks.

5. Pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran (banyak digunakan pada tahun 1940-1970)

6. Gangguan sistem kekebalan

7. Pemakaian pil KB

8. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun

9.Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan pap smear secara rutin).

C.Tanda dan Gejala Perubahan prekanker pada serviks biasanya tidak menimbulkan gejala dan perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul dan pap smear.Gejala biasanya baru muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi keganasan dan menyusup ke jaringan di sekitarnya. Pada saat ini akan timbul gejala berikut:

1. Perdarahan vagina yang abnormal, terutama diantara 2 menstruasi, setelah

melakukan hubungan seksual dan setelah menopause

2. Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak)

3. Keputihan yang menetap dengan cairan yang encer,berwana pink,cokelat mengandung darah atau hita serta bebrbau busuk.Gejala dari kanker serviks stadium lanjut:

1. Nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, kelelahan

2. Nyeri panggul, punggung atau tungkai

3. Dari vagina keluar air kemih atau tinja

4. Patah tulang (fraktur).

D.Klasifikasi Klasifikasi menurut FIGO :

Tingkat Kriteria

Stadium 0: Karsinoma in situ atau karsinoma intraepitel

Stadium 1: Proses terbatas pada serviks ( perluasan ke korpus uteri tidak dinilai )

Stadium 1A:Karisoma serviks preklinis hanya dapat didiagnosis secara mikroskopis,lesi tidak lebih dari 3mm atau secara mikroskopik kedalamannya >3-5 mm dari epitel basal dan memanjang tidak boleh lebih dari 7mm.

Stadium IB:Lesi invasif > 5, dibagi atas lesi < 4 cm dan > 4 cm

Stadium II: Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar ke 2/3 bagian atas vagina dan atau ke parametrium tetapi tidak sampai dinding panggul

Stadium IIA: Penyebarannya hanya kevagina, parametrium masih bebas dari infiltrate tumor

Stadium II B: Penyebaran ke parametrium atau bilateral tetapi belum sampai dinding panggul

Stadium III

: Penyebaran sampai 1/3 distal vagina atau ke parametrium sampai dinding panggul

Stadium IIIA: Penyebaran sampai 1/3 distal vagina namun tidak sampai ke dinding panggul.

Stadium IIIB : Penyebaran sampai dinding panggul tidak ditemukan daerah bebas infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul atau proses pada tingkat I atau tingkat II tetapi sudah ada gangguan faal ginjal / hidronefrosis.

Stadium IV: Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melobatkan mukosa rectum dan atau vesika urinaria ( dibuktikan scara histology ) atau telah bermetastasis keluar panggul atau ketempat yang jauh.

Stadium IVA : Telah bermetastasis ke organ sekitar

Stadium IVB : Telah bermetastasis jauhE. Patofisiologi Faktor Ekstrinsik

Skuamokolumner serviks

Tumbuh Eksofilik,

Endofilik ,

Ulseratif

Keputihan Metroragia Cepat lelah Obstruksi VUF.Pemeriksaan Penunjang Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut:

1.Pap smear

Pap smear dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker serviks secara akurat dan dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Akibatnya angka kematian akibat kanker serviks pun menurun sampai lebih dari 50%. Setiap wanita yang telah aktif secara seksual atau usianya telah mencapai 18 tahun, sebaiknya menjalani Pap smear secara teratur yaitu 1 kali/tahun. Jika selama 3 kali berturut-turut menunjukkan hasil yang normal, pap smear bisa dilakukan 1 kali/2-3 tahun.

Hasil pemeriksaan pap smear menunjukkan stadium dari kanker serviks:

-Normal

- Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat ganas)

-Displasia berat (perubahan lanjut yang belum bersifat ganas)

-Karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar)

-Kanker invasif (kanker telah menyebar ke lapisan serviks yang lebih dalam atau ke organ tubuh lainnya).

2. Biopsi

Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika Pap smear menunjukkan suatu abnormalitas atau kanker.

3.Kolposkopi (pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar)

4.Tes Schiller

Serviks diolesi dengan larutan yodium, sel yang sehat warnanya akan berubah menjadi coklat, sedangkan sel yang abnormal warnanya menjadi putih atau kuning.

5.Untuk membantu menentukan stadium kanker, dilakukan beberapa pemeriksan berikut:

-Sistoskopi, Rontgen dada

-Urografi intravena

-Sigmoidoskopi

-Skening tulang dan hati

-Barium enema

-Servikografi, Gineskopi- Pap net (pemeriksaan terkomputerisasi dengan hasil lebih sensitif)G. Penatalaksanaan TingkatPenatalaksanaan

Stadium 0

: Biopsi kerucut, Histerektomi transvaginal

Stadium IA

: Biopsi kerucut, Histerektomi transvaginal

Stadium IB, IIA :Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul damn di evaluasi kelenjar limfe paraaorta (bila terdapat metastasis dilakukan radioterapi pasca pembedahan)

Stadium IIb, III,IV: Histerektomi transvaginal

Stadium IVa, IVb:Radioterapi, Radiasi paliatif, Kemoterapi.

Kemoterapi pada Kanker Serviks.

Kemoterapi adalah suatu metode pengobatan yang bertujuan untuk membunuh sel kanker. Obat ini menyasar sel kanker dengan cara merusak dan menghambat faktor-faktor pertumbuhan sel.

Pada beberapa jenis obat kemoterapi yang konvensional efek obat kemo tidak hanya berakibat pada sel kanker saja tapi juga pada sel yang sehat. Sehingga sering kali muncul efek samping pasca pemberian kemoterapi, contohnya adalah kebotakan, mual dan muntah. Obat kemoterapi biasanya diberikan melalui intravena (IV) atau per oral. Sebenarnya terdapat rute lain lagi yang bisa digunakan namun untuk kanker serviks pemberiannya lebih umum dengan intravena atau mulut. Beberapa jenis kemoterapi yang biasanya digunakan pada pengobatan kanker serviks adalah:

-Carboplatin

-Cisplatin

-Paclitaxel

- Fluorouracil (5FU)-Cyclophosphamide-Docetaxel

-Ifosfamide, Gemcitabine

Efek samping yang sering terjadi pada kemoterapi. Efek samping kemoterapi dapat bervariasi, tergantung pada jenis obat yang diberikan. Ada obat yang secara spesifik menyebabkan mual-muntah, ada yang menyebabkan kebotakan, ada yang menyebabkan penurunan sel darah putih. Namun secara umum obat kemoterapi akan menyebabkan mual, kebotakan dan rasa kelelahan. Saat ini berkembang obat-obat yang berfungsi untuk mengatasi efek samping yang muncul pasca kemoterapi sehingga pasien akan merasa lebih nyaman pasca kemoterapi.

Berapa kali kemoterapi dilakukan?

Frekuensi pemberian kemoterapi tergantung pada berbagai faktor. Dokter akan membuat rencana pengobatan sesuai berdasarkan pada jenis kanker, stadium, faktor kesehatan, jenis obat kemoterapi yang diberikan dan metode pengobatan lain yang digunakan. Pada kanker serviks, pemberian obat kemoterapi umumnya diberikan setiap minggu atau setiap tiga minggu sekali. Jika pemberian dengan metode setiap 3 minggu maka akan diberikan sebanyak 6 siklus. Pada beberapa kasus, kemoterapi tidak bisa dilakukan secara lengkap sebanyak 6 siklus, sehingga dokter terkadang harus memilih alternative pengobatan lain.

Hal-hal yang sebaiknya diketahui sebelum menjalani kemoterapi. Kemoterapi merupakan pengobatan yang intensive sehingga pasien sebaiknya mengetahui beberapa hal sebelum menjalani kemoterapi:

-Obat kemoterapi apa yang akan diberikan

-Mengapa obat ini dipilih

-Berapa lama kemoterapi akan berlangsung dan berapa siklus

- Apa efek samping yang akan muncul

-Efek samping apa yang membutuhkan perhatian medis

-Berapa tingkat kesuksesan pengobatan dengan kemoterapi ini dengan wanita lain pada kasus yang sama

-Apakah kemoterapi ini akan berdampak pada aktivitas keseharian

-Apakah ada obat yang akan diberikan untuk mengatasi efek samping kemoterapiH.PrognosisKarsinoma serviks yang tidak diobati atau tidak memberikan respons terhadap pengobatan 95% akan mengalami kematian dalam dua tahun setelah timbul gejala. Pasien yang mengalami histerektomi dan memiliki risiko tinggi terjadinya rekurensi harus terus diawasi karena lewat deteksi dini dapat diobati dengan radioterapi. Setelah histerektomi radikal terjadi 80% rekurensi dalam dua tahun.

ANEMIA

Definisi anemia

Menurut definisi, anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin, dan volume pada sel darah merah (hematokrit) per 100 ml darah. Dengan demikian, anemia bukan suatu diagnosis melainkan pencerminan dari dasar perubahan patofisiologis, yang diuraikan oleh anamnesa dan pemikiran fisik yang teliti, serta asi didukung oleh pemeriksaan laboratorium. 3.

Manifestasi klinik

Pada anemia, karena semua sistem organ dapat terlibat, maka dapat menimbulkan manifestasi klinik yang luas. Manifestasi ini bergantung pada:

(1) kecepatan timbulnya anemia

(2) umur individu

(3) mekanisme kompensasinya

(4) tingkat aktivitasnya

(5) keadaan penyakit yang mendasari, dan

(6) parahnya anemia tersebut.

Karena jumlah efektif sel darah merah berkurang, maka lebih sedikit O2 yang dikirimkan ke jaringan. Kehilangan darah yang mendadak (30% atau lebih), seperti pada perdarahan, menimbulkan simtomatoogi sekunder hipovolemia dan hipoksemia. Namun pengurangan hebat massa sel darah merah dalam waktu beberapa bulan (walaupun pengurangannya 50%) memungkinkan mekanisme kompensasi tubuh untuk menyesuaikan diri, dan biasanya penderita asimtomatik, kecuali pada kerja jasmani berat.

Mekanisme kompensasi bekerja melalui:

(1) peningkatan curah jantung dan pernafasan, karena itu menambah pengiriman O2

ke jaringan-jaringan oleh sel darah merah

(2) meningkatkan pelepasan O2 oleh hemoglobin

(3) mengembangkan volume plasma dengan menarik cairan dari sela-sela jaringan, dan

(4) redistribusi aliran darah ke organ-organ vital (deGruchy, 1978 ). 4.

Etiologi

1. Karena cacat sel darah merah (SDM)

Sel darah merah mempunyai komponen penyusun yang banyak sekali. Tiap-tiap komponen ini bila mengalami cacat atau kelainan, akan menimbulkan masalah bagi SDM sendiri, sehingga sel ini tidak berfungsi sebagai mana mestinya dan dengan cepat mengalami penuaan dan segera dihancurkan. Pada umumnya cacat yang dialami SDM menyangkut senyawa-senyawa protein yang menyusunnya. Oleh karena kelainan ini menyangkut protein, sedangkan sintesis protein dikendalikan oleh gen di DNA.

2. Karena kekurangan zat gizi

Anemia jenis ini merupakan salah satu anemia yang disebabkan oleh faktor luar tubuh, yaitu kekurangan salah satu zat gizi. Anemia karena kelainan dalam SDM disebabkan oleh faktor konstitutif yang menyusun sel tersebut. Anemia jenis ini tidak dapat diobati, yang dapat dilakukan adalah hanya memperpanjang usia SDM sehingga mendekati umur yang seharusnya, mengurangi beratnya gejala atau bahkan hanya mengurangi penyulit yang terjadi.

3. Karena perdarahan

Kehilangan darah dalam jumlah besar tentu saja akan menyebabkan kurangnya jumlah SDM dalam darah, sehingga terjadi anemia. Anemia karena perdarahan besar dan dalam waktu singkat ini secara nisbi jarang terjadi. Keadaan ini biasanya terjadi karena kecelakaan dan bahaya yang diakibatkannya langsung disadari. Akibatnya, segala usaha akan dilakukan untuk mencegah perdarahan dan kalau mungkin mengembalikan jumlah darah ke keadaan semula, misalnya dengan tranfusi.

4. Karena otoimun

Dalam keadaan tertentu, sistem imun tubuh dapat mengenali dan menghancurkan bagian-bagian tubuh yang biasanya tidak dihancurkan. Keadaan ini sebanarnya tidak seharusnya terjadi dalam jumlah besar. Bila hal tersebut terjadi terhadap SDM, umur SDM akan memendek karena dengan cepat dihancurkan oleh sistem imun. 1.

Diagnosis (gejala atau tanda-tanda)

Tanda-tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia adalah:

1. kelelahan, lemah, pucat, dan kurang bergairah

2. sakit kepala, dan mudah marah

3. tidak mampu berkonsentrasi, dan rentan terhadap infeksi

4. pada anemia yang kronis menunjukkan bentuk kuku seperti sendok dan rapuh, pecah-pecah pada sudut mulut, lidah lunak dan sulit menelan.

Karena faktor-faktor seperti pigmentasi kulit, suhu dan kedalaman serta distribusi kapiler mempengaruhi warna kulit, maka warna kulit bukan merupakan indeks pucat yang dapat diandalkan. Warna kuku, telapak tangan, dan membran mukosa mulut serta konjungtiva dapat digunakan lebih baik guna menilai kepucatan.

Takikardia dan bising jantung (suara yang disebabkan oleh kecepatan aliran darah yang meningkat) menggambarkan beban kerja dan curah jantung yang meningkat. Angina (sakit dada), khususnya pada penderita yang tua dengan stenosis koroner, dapat diakibatkan karena iskemia miokardium. Pada anemia berat, dapat menimbulkan payah jantung kongesif sebab otot jantung yang kekurangan oksigen tidak dapat menyesuaikan diri dengan beban kerja jantung yang meningkat. Dispnea (kesulitan bernafas), nafas pendek, dan cepat lelah waktu melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi berkurangnya pengiriman O2. Sakit kepala, pusing, kelemahan dan tinnitus (telinga berdengung) dapat menggambarkan berkurangnya oksigenasi pada susunan saraf pusat. Pada anemia yang berat dapat juga timbul gejala saluran cerna yang umumnya berhubungan dengan keadaan defisiensi. Gejala-gejala ini adalah anoreksia, nausea, konstipasi atau diare dan stomatitis (sariawan lidah dan mulut). 4.

BAB III

TINJAUN KASUS

Tanggal pengkajian: 08 desember 2014Jam pengkajian : 12.00 wibTanggal MRS

: 08 desember 2014Jam MRS

: 10.02 wibIdentitas

Nama Ibu : Ny. D

Nama Suami: Tn.S

Umur : 63 Tahun

Umur

: 63 Tahun Agama : Islam

Agama

: Islam Suku/ Bangsa : Jawa/ indonesiaSuku/bangsa : Jawa /indonesia Pendidikan : SMA

Pendidikan: SMA Pekerjaan : IRT

Pekerjaan: PJKA Alamat : Gondosuli,MadiunAlamat

: Gondosuli,MadiunStatus Kawin;

Kawin ke : 1

Kawin ke : 1

Umur Kawin : -

Umur Kawin : - Lama Kawin : -

Lama Kawin : -

A. SUBJEKTIF

1. Keluhan Ibu mengatakan mual-mual dan lemas

2.Riwayat KebidananMenarche: 14 Tahun

Siklus / lama: 5-7 hari

Warna /bau: Merah anyir

Banyaknya : 1hari gantI 2-3 Pembalut

Menaupause: 56 Tahun

3. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu

KawinkeHamilPersalinanAnakNifasKB

KeUKJenisPlnPnyltBBLSexHdpMatiASIPnylt

11

2

39 bulan

9 bulan

9 bulanSpontan

Spontan

SpontanBidan

Bidan

Bidan -

-

---

-L

L

P--

--

-

--

-

--

-

-MOW

4. Riwayat Kesehatan sekarang.Ibu mengatakan ada riwayat diagnose Ca cervix IIB 2bulan yang lalu dan harus control poli untuk radioterapi yang XI,setelah dicek ternyata Hbnya rendah.5. Riwayat Kesehatan Yang lalu

Ibu mengatakan pernah menderita penyakit menahun (jantung), tidak pernah menderita penyakit menular ( TBC,Hepatitis,HIV), penyakit menurun (DM, Hipertensi).

6. Riwayat Kesehatan Keluarga.

Ibu mengatakan keluarga (ibu) menderita penyakit menurun ( Hipertensi),tidak pernah menderita penyakit menular ( TBC,Hepatitis,HIV ).

7. Riwayat Psikososial dan Spiritual

Ibu mnegatakn hubungan dengan anak,menantu dan cucu baik.Iby tinggal bersama putranya.Ibu menjalankan sholat 5 waktu dan mengaji dirumah.

8. Pola Kebiasaan Sehari-hari.

a. Pola Nutrisi

Sebelum MRS : Makan : 3xsehari porsi sedang (nasi,lauk,sayur )

Minum : 7-8x/hari (air putih, susu )

Selama MRS: Makan : 3xsehari porsi sedang (nasi,lauk,sayur )

Minum : 7-8x/hari (air putih, susu ) b. Pola Eliminasi

Sebelum MRS: BAB : 1x/hari (kuning,lembek, tidak ada keluhan )

BAK: + 5 6x/ hari ( kuning, jernih tidak ada keluhan )

Saat MRS

: BAB : 1x/ hari (kuning,lembek, tidak ada keluhan )

BAK : 4x(kuning,jernih)

c. Pola aktivitasSebelum MRS: ibu mengasuh cucunya,menonton tv sesekali menyapu dan jalan-jalan pagiSaat MRS : ibu hanya berbaring dikamar tidur sesekaliturun tempat tidur jalan-jalan didpn kamar.d. Pola Istirahat

Sebelum MRS: ibu tidur siang + 2jam/hari, (tidak ada keluhan)

malam + 7jam/hari (tidak ada keluhan)

Saat MRS: selama dirumah sakit ibu sedkit merasa terganggu karena ruanga penuh ramai keluargapasiene. Pola personal Hygiene

Sebelum MRS: mandi 2x/hari,gosok gigi 2x/hari,keramas 3x/ minggu, ganti baju 2x/hari, ganti celana2x/hari

Saat MRS: mandi 2x/hari,gosok gigi 2x/hari, ganti baju 2x/hari, ganti celanaa 2x/hariB. OBJEKTIF

1.Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Sakit Ringan

Keasadaran :GCS 4 5 6

TTV :

TD : 110/80 mmHgRR : 21x / menit

S : 36,3 oc

N : 84x/ menit

BB/TB : 54 Kg/ 157 cm

2. Pemeriksaan fisik Khusus

Inspeksi

Kepala : Rambut sedikit rontok,bersih

Muka : tidak odem, tidak pucat

Mulut : Mukosa bibir lembab,ada caries dan igi berlubang

Payudara : Simetris

Abdomen : Simetris , tidak ada luka bekas operasi

Genetalia : Perdarahan (-),tidak terpasang kateter Eks.Atas : Pergerakan atif ,belum terpasang infus,tidak odem.

Eks.Bawah: Pergerakan aktif,tidak odem

Palpasi

Mata: Palpebra tidak odem

Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan vena jugularis

Payudara: Tidak ada nyeri tekan dan benjolan abnormal

Abdomen : Ada nyeri tekan pada perut bagian bawah

Auskultasi

Dada: Tidak terdengar suara wheezing dan Ronchi ,pernafasan normal

Perkusi

Reflek patella : +

3.Pemeriksaan Penunjang

Tanggal : 8-12-2014

Jam : 11.00 wib

WBC : 5,8 Ul( N : 4-10 Ul)

HBG : 7,7 D/dL( N : 11-15 D/dL)

PLT : 227 Ul( N : 150-400 Ul)

HCT : 23,1 %( N : 37,0-47,0)

ANALISA

Ny. D dengan CA Cervix IIB + Anemia Sedang PENATALAKSANAAN

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

e/ Ibu mengerti dan memahami

2. Memeberikan support pada ibu agar tetap semangat

e/ Ibu bersemangat

3. Menganjurkan pasien untuk makan-makanan yang tinggi kalori dan protein

e/ Ibu bersedia dan mau melaksanakannya

4. Memasangkan Infus Ns 20 TPM

e/ ibu bersedia dipasang infus

Tanggal : 08-12-2014Jam : 16.00 wib

Subjektif

Ibu mengatakan masih lemas dan mual

Objektif

GCS 4-5-6

TTV :

TD : 110/70 mmHgS : 36,5 oc N: 80 X/ menit

RR: 20x/menit

HB : 7,7 gr/dl

Analisa

Ny. D dengan Ca Cervix IIB + Anemia Sedang

Penatalaksanaan

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

e/ Ibu mengerti dan memahami

2. Memeberikan support pada ibu agar tetap semangat

e/ Ibu bersemangat

3. Memasangkan infus Ns 14 Tpm

e/ Ibu bersedia

Tanggal : 09-12-2014Jam : 06.00 wib

Subjektif

Ibu mengatakan badan masih lemas dan mual

Objektif

GCS 4-5-6

TTV :

TD : 120/70 mmHgS : 36,5 oc

N: 80 X/ menit

RR: 20x/menit

HB : 7,7 gr/dl

Analisa

Ny. D dengan Ca Cervix IIB + Anemia Sedang

Penatalaksanaan

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

e/ Ibu mengerti dan memahami

2. Memeberikan support pada ibu agar tetap semangat

e/ Ibu bersemangat

3. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk tranfusi PRC s/d HB >11 gr/dl

e/ sesuai advis dokter

4. Melakukan tranfusi PRC s/d HB >11 gr/dl bag I

e/ Ibu bersedia

Tanggal : 09-12-2014

Jam : 11.00 wib

Subjektif

Ibu mengatakan masih lemas

Objektif

GCS 4-5-6

TTV :

TD : 120/80 mmHgS : 37 oc

N: 80 X/ menit

RR: 20x/menit

HB : 7,7 gr/dl

Analisa

Ny. D dengan Ca Cervix IIB + Anemia Sedang

Penatalaksanaan

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

e/ Ibu mengerti dan memahami

2. Memeberikan support pada ibu agar tetap semangat

e/ Ibu bersemangat

3. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk tranfusi PRC s/d HB >11 gr/dl

e/ sesuai advis dokter

4. Melakukan tranfusi PRC s/d HB >11 gr/dl bag I

e/ Ibu bersedia

Tanggal : 09-12-2014

Jam : 16.00 wib

Subjektif

Ibu mengatakan agak lemas

Objektif

GCS 4-5-6

TTV :

TD : 120/70 mmHgS : 37,1 oc

N: 80 X/ menit

RR: 20x/menit

HB : 7,7 gr/dl

Analisa

Ny. D dengan Ca Cervix IIB + Anemia Sedang

Penatalaksanaan

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

e/ Ibu mengerti dan memahami

2. Memeberikan support pada ibu agar tetap semangat

e/ Ibu bersemangat

3. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk tranfusi PRC s/d HB >11 gr/dl

e/ sesuai advis dokter

4. Melakukan tranfusi PRC s/d HB >11 gr/dl bag I

e/ Ibu bersedia.

Tanggal : 10-12-2014

Jam : 11.00 wib

Subjektif

Ibu mengatakan agak lemas

Objektif

GCS 4-5-6

TTV :

TD : 120/60 mmHgS : 37,3 oc

N: 80 X/ menit

RR: 20x/menit

HB : 7,7 gr/dl

Pemeriksaan penunjang : DL

Analisa

Ny. D dengan Ca Cervix IIB + Anemia Sedang

Penatalaksanaan

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

e/ Ibu mengerti dan memahami

2. Memeberikan support pada ibu agar tetap semangat

e/ Ibu bersemangat

3. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk tranfusi PRC s/d HB >11 gr/dl

e/ sesuai advis dokter

4. Melakukan tranfusi PRC s/d HB >11 gr/dl bag II

e/ Ibu bersedia.

Tanggal : 10-12-2014

Jam : 16.00 wib

Subjektif

Ibu mengatakan masih agak lemas

Objektif

GCS 4-5-6

TTV :

TD : 120/60 mmHgS : 37,3 oc

N: 80 X/ menit

RR: 20x/menit

HB : 7,7 gr/dl

Pemeriksaan penunjang : DL

Analisa

Ny. D dengan Ca Cervix IIB + Anemia Sedang

Penatalaksanaan

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

e/ Ibu mengerti dan memahami

2. Memeberikan support pada ibu agar tetap semangat

e/ Ibu bersemangat

3. Melakukan spole cairan NS 20 TPM,tranfusi sudah habis e/ ibu bersedia 4. Melakukan kolaborasi dengan dokter pemberian injeksin transamin 3x 500 mg

e/ sesuai advis dokter

5. Cek DL Post tranfusi

e/ Ibu berseia diambil darahnya Tanggal : 11-12-2014

Jam : 11.00 wib

Subjektif

Ibu mengatakan sudah tidak lemas

Objektif

GCS 4-5-6

TTV :

TD : 120/60 mmHgS : 37 oc

N: 80 X/ menit

RR: 20x/menit

Pemeriksaan penunjang : HB : 11,2 gr/dl ( N : 11,00-15,00 gr/dl)

Analisa

Ny. D dengan Ca Cervix IIB

Penatalaksanaan

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

e/ Ibu mengerti dan memahami

2. Memeberikan support pada ibu agar tetap semangat

e/ Ibu bersemangat

3. Menganjurkan pasien untuk makan-makanan yang tinggi kalori dan protein

e/ Ibu bersedia dan mau melaksanakannya

4. Melakukan Up infus ( pelepasan infus )

e/ ibu bersedia

Tanggal : 11-12-2014

Jam : 16.00 wib

Subjektif

Ibu mengatakan sudah tidak ada keluhan

Objektif

GCS 4-5-6

TTV :

TD : 120/80 mmHgS : 37 oc

N: 80 X/ menit

RR: 20x/menit

Pemeriksaan penunjang : HB : 11,2 gr/dl ( N : 11,00-15,00 gr/dl)

Analisa

Ny. D dengan Ca Cervix IIB

Penatalaksanaan

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

e/ Ibu mengerti dan memahami

2. Memeberikan support pada ibu agar tetap semangat

e/ Ibu bersemangat

3. Menganjurkan pasien untuk makan-makanan yang tinggi kalori dan protein

e/ Ibu bersedia dan mau melaksanakannya

4. Melakukan kolaborasi dengan dokter tentang hasil pemeriksaan DL baik

e/ menunggu visit dokter besuk pagi