askeb kaber rssa

83
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “Y” G V P 3003 AB 100 UK 39-40 MINGGU JANIN TUNGGAL HIDUP INTRA UTERIN KALA I FASE LATEN DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT + PRIMI TUA SEKUNDER + USIA ≥35 TAHUN DI KABER RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG Tanggal 10 Maret 2009 Asuhan Kebidanan Ini disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Klinik Kebidanan II Semester V OLEH : LENA MELI MARTIA 06.296 AKADEMI KEBIDANAN KENDEDE

Upload: septi-yufana-putri

Post on 05-Jul-2015

1.013 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEB KABER RSSA

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “Y” GV P3003 AB100 UK 39-40 MINGGU

JANIN TUNGGAL HIDUP INTRA UTERIN KALA I FASE LATEN

DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT + PRIMI TUA SEKUNDER

+ USIA ≥35 TAHUN DI KABER RSU DR. SAIFUL ANWAR

MALANG

Tanggal 10 Maret 2009

Asuhan Kebidanan Ini disusun Untuk Memenuhi

Tugas Praktek Klinik Kebidanan II Semester V

OLEH :

LENA MELI MARTIA

06.296

A K A D E M I K E B I D A N A N K E N D E D E

M A L A N G

2 0 0 9

Page 2: ASKEB KABER RSSA

LEMBAR KONSULTASI

NAMA : CHOLIS

NIM : 06. 295

JUDUL :ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “Y” GV P3003 AB100 UK 39-40

MINGGU JANIN TUNGGAL HIDUP INTRA UTERIN KALA I FASE

LATEN DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT + PRIMI TUA SEKUNDER +

USIA ≥35 TAHU DI KABER RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

PEMBIMBING KLINIK : SRI REDJEKI AMd. Keb

PEMBIMBING AKADEMIK : DIAN HANIFAH, SST

Tanggal Materi yang Dikonsulkan Perbaikan Tanda Tangan

Page 3: ASKEB KABER RSSA

LEMBAR PENGESAHAN

Ditulis Oleh : CHOLIS

Nim : 06.295

Judul : ASUHAN KEBIDANAN PADA AN “ A ” USIA I BULAN DENGAN IMUNISASI BCG DI PUSKESMAS GEMPOL PASURUAN

Malang, 16 Februari 2009

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

( Dian Hanifah, SST )

Pembimbing Klinik

( Hartina Adi W.Amd.Keb)

Page 4: ASKEB KABER RSSA

LEMBAR PENGESAHAN JUDUL

Ditulis Oleh : CHOLIS

Nim : 06.295

Judul : ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”S” G1 P0000 Ab000 UMUR KEHAMILAN 38-39 MINGGU JANIN TUNGGAL HIDUP INTRAUTERI DENGAN INPARTU KALA I FASE AKTIF DI PUSKESMAS GEMPOL PASURUAN

Malang, 13 Maret 2009

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

( Dian Hanifah, SST )

Pembimbing Klinik

( Hartina Adi W.Amd.Keb)

Page 5: ASKEB KABER RSSA

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME dengan

Rahmat dan Hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan pada

Ny “Y” Gv P3003 Ab100 Usia Kehamilan 39 - 40 minggu janin tunggal hidup intra uterine

kala I fase laten dengan PEB + Primi Tua Sekunder + Usia ≥ 35 tahun di kamar bersalin

RSU Dr. Saiful Anwar Malang.

Penulis sadar bahwa penulisan asuhan kebidanan ini tidak mungkin dapat

terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. dr.Ahmad Thamrin, SpJP, selaku Direktur RSU Dr Saiful Anwar Malang

2. drg.Asri Kusuma Djadi, MMR, selaku ketua bidang pendidikan dan penelitian di

RSU Dr. Saiful Anwar Malang.

3. Dr. dr. Kusnarwan Keman SpOG, KFM, selaku kepala IRNA III.

4. Hj. Lilik Ismowati, Amd.Keb, selaku kepala UPP IRNA III RSU Dr. Saiful Anwar

Malang.

5. Sri rejeki, AMd. Keb. Selaku kepala kamar bersalin dan Pembimbing Klinik di RSU.

Dr. Saiful Anwar Malang.

6. Sri Untari,AMd.Keb.SPd. M.Kes , selaku Direktur Akademi Kebidanan Kendedes

Malang

7. Dian Hanifah, SST , selaku pembimbing akademik AKBID Kendedes Malang

8. Para bidan dan perawat di Kamar bersalin yang telah membimbing kami

9. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil.

10. Teman – teman yang turut membantu penulis dalam penyelesaian makalah asuhan

kebidanan ini

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah asuhan kebidanan ini masih

banyak kekurangan. Untuk itu mohon masukan serta kritik dan saran yang membangun

demi perbaikan penulisan berikutnya dan semoga penulisan makalah ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, Januari 2008

Penulis

Page 6: ASKEB KABER RSSA

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL..........................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN JUDUL..............................................................

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................

1.2 Tujuan.................................................................................

1.3 Manfaat...............................................................................

1.4 Metode Penulisan................................................................

1.5 Sistematika Penulisan.........................................................

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Persalinan ............................................................

2.2 Preeklampsia berat ............................................................

2.3 Primi Tua sekunder .........................................................

2.4 Usia ≥35 Tahun ................................................................

2.5 Konsep Manajemen Varney .............................................

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1. Pengkajian..........................................................................

3.2. Identifikasi Masalah...........................................................

3.3. Identifikasi Masalah Potensial...........................................

3.4. Identifikasi Kebutuhan Segera...........................................

3.5. Intervensi............................................................................

3.6. Implementasi......................................................................

3.7. Evaluasi..............................................................................

BAB IV PEMBAHASAN......................................................................

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan.........................................................................

5.2 Saran...................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Page 7: ASKEB KABER RSSA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini kematian maternal sangatlah tinggi dimana kematian ini

disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya penyulit dan komplikasi-komplikasi

persalinan dimana keadaan ini mempengaruhi dan mengancam kesehatan ibu dan

bayi. Sekarang ini AKI di Indonesia masih cukup tinggi yakni antara 750-1000

per 100.000 kelahiran hidup.

Pre eklamisi dapat ditemui sekitar 5-10% kehamilan terutama kehamilan

pertama pada wanita berusia diatas 35 tahun. Frekuensi pre eklamis pada primi

lebih tinggi dibandingkan dengan multi terutama pada primi muda diabeletes

melitus, mola dehidrasi, kehamilan ganda, hidrops gemili, usia >35 tahun obisitas.

Preeklamsi merupakan suatu penyakit yang termasuk penyakit di sebabkan

oleh kehamilan, sedangkan sebabnya adalah belum diketahui secara pasti. Di

Indonesia preeklamsi dan eklamsi merupakan penyebab kematian perinatal yang

tinggi oleh karena itu diagnosa secara dini preeklamsi yang merupakan tingkat

terdahulu sebelum terjadinya eklamsi. Sangat perlu untuk menurunkan angka

kematian ibu dan anak. Penting untuk diketahui bahwa sindrom preeklamsi ringan

antara lain hipertensi ,edema dan protein uri sering tidak diketahui atau tidak

diperhatikan oleh wanita hamil. Akan tetapi dengan pemeriksaan kehamilan yang

rutin dapat diketahui secara dini oleh bidan dan komplikasinya dapat pula di cegah

sedini mungkin.

(Rustam Mochtar , 1998)

Oleh karena preeklamsi banyak menimbulkan gangguan dan bahkan

menimbulkan kematin juga, maka penulis mengangkat atau mengambil PEB

sebagai asuhan kebidanan.

Page 8: ASKEB KABER RSSA

1.2 Tujuan

a. Tujuan Umum

Setelah melaksanakan Asuhan Kebidanan ini diharapkan mahasiswa dapat

memberikan asuhan kebidanan pada Ny. Y secara komprehensif dan sesuai

dengan standar kebidanan.

b. Tujuan khusus

1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada Ny. Y dengan PEB yang

meliputi data subyektif dan obyektif diruang perinatologi yang meliputi

data subyektif dan obyektif.

2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah dan diagnosa

3. Mahasiswa mampu melakukan antisipasi masalah potensial yang mungkin

terjadi.

4. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi kebutuhan segera terhadap

klien

5. Mahasiswa mampu membuat rencana tindakan yang akan dilaksanakan

pada klien

6. Melaksanakan tindakan dari perencanaan yang telah di buat

7. Melaksanakan evaluasi yang telah dilaksanakan dan melakukan asuhan

selanjutnya.

1.3 Manfaat

a. Manfaatnya adalah mahasiswa dapat lebih mengerti dan

memahami tentang Asuhan Kebidanan pada klien dengan PEB + primi tua

sekunder + usia ≥ 35 tahun.

b. Mahasiswa dapat membantu dalam peningkatan pelayanan

kesehatan secara langsung nantinya, sehingga mampu meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat secara umum.

1.4 Metode Penulisan

a. Wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab secara

langsung kepada klien maupun keluarga.

b. Obsevasi yaitu dengan melakukan pemantauan dan melihat

tindakan yang dilakukan pada pasien.

Page 9: ASKEB KABER RSSA

c. Praktek langsung yaitu dengan melakukan tindakan yang

dilakukan kepada klien secara langsung.

d. Dokumentrasi setatus yaitu dengan cara melihat pada

pencatatan data pendokumentasian mengenai klien di rumah sakit.

e. Studi kepustakaan yaitu dengan membaca dan meninjau kasus

yang diangkat pada buku atau literature yang ada.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1.3 Manfaat

1.4 Metode Penulisan

1.5 Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persalinan

A. Pengertian

B. Tanda-tanda permulaan persalianan

C. Tanda-tanda inpartu

D. Mekanisme persalinan

2.2 Pre eklamsi berat

A. Definisi

B. Gambaran klinis

C. Pencegahan

D. Penanganan

E. Syarat pemberian SM (Sulfat Magnesium)

F. Faktor predisposisi

KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

I. PENGKAJIAN

II. IDENTIFIKASI MASALAH/DIAGNOSA

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

V. INTERVENSI

VI. IMPLEMENTASI

Page 10: ASKEB KABER RSSA

VII. EVALUASI

BAB III TINJAUAN KASUS

I.PENGKAJIAN

a.Data Subyektif

b.Data Obyektif

II. IDENTIFIKASI MASALAH/DIAGNOSA

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

V. INTERVENSI

VI. IMPLEMENTASI

VII. EVALUASI

BAB IV PEMBAHASAN

Berisi tentang kesenjangan antara teori dengan praktek.

BAB V PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: ASKEB KABER RSSA

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 PERSALINAN

2.1.1 Pengertian

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat

hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar.

(Sarwono, 2002)

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi

(janin dan uri) yang dapat hidup kedunia dari rahim melalui jalan lahir atau

dengan jalan lain.

(Rustam Mochtar, 1998)

Persalinan normal adalah proses lahirnya bayi pada letak

belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta

tidak melukai ibu dan bayi, pada umumnya kurang dari 24 jam.

(Rustam Mochtar, 1998)

2.1.2 Sebab-sebab Yang Menimbulkan Persalinan

Teori Penurunan Hormon

1 – 2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon

estrogen dan progesteron. Progesteron sebagai penenang otot-otot polos

rahim. Penurunan esterogen akan menyebabkan kekejangan pembuluh

darah, sehingga timbul his.

Teori Plasenta Tua/Penurunan Fungsi Plasenta akan

menyebabkan turunnya kadar hormon estrogen dan progesteron yang

menyebabkan kontraksi rahim.

Teori Disfensi Rahim

Rahim yang membesar dan merengang menyebabkan ischemia otot-otot

rahim, sehingga mengganggu uteroplasenter.

Teori Iritasi Mekanik

Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis. Bila ganglion digeser dan

ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.

2.1.3 Tanda-tanda Permulaan Persalinan

Page 12: ASKEB KABER RSSA

Linghtening atau setting atau dropping yaitu kepala turun

memasuki PAP terutama pada primigravida, pada multi gravida tidak

terlalu kentara.

Perut kelihatan melabar, fundus uteri turun.

Perasaan sering atau susah kencing karena kandung kencing

masih tertekan oleh bagian terbawah janin.

Perasaan sakit perut dan pinggang oleh adanya kontraksi-

kontraksi lemah dari uterus juga disebut False Labour Pains.

Serviks menjadi lebar mulai mendatar dan sekresinya

bertambah bisa bercampur darah (blood show)

2.1.4 Faktor-faktor Yang Berperan Dalam Persalinan

1. Power (tenaga)

Kontraksi uterus dan tenaga mengejan ibu.

2. Passage (jalan lahir)

Rangka panggul, uterus, vagina.

3. Passanger

Anak, air ketuban, plasenta dan isi uterus yan dilahirkan.

4. Psikologis Ibu

5. Penolong

- Keterampilan

- Tepat dan cepat dalam menegakkan diagnosa,

tindakan, kolaborasi atau rujukan

2.1.5 Tahap-tahap Persalinan

1. Kala I (Kala Pembukaan)

Adalah Kala dimulai dari his persalinan yang adekuat sampai pembukaan

lengkap (10 cm)

Kala pembukaan ada 2 fase :

Fase laten : Pembukaan 0-3 cm berlangsung 7-8 jam

Fase aktif : Berlangsung 6 jam dibagi atas 3 sub fase :

- Periode akselerasi : Berlangsung 2 jam (4 cm)

- Periode dilatasi maksimal : Selama 2 jam, pembukaan

berlangsung cepat menjadi 8 cm

- Periode akselerasi : Berlangsung lambat, pembukaan menjadi 10

cm/lengkap

Page 13: ASKEB KABER RSSA

Fase-fase diatas dijumpai perbedaan pada primi dan multi

a. Primi

- Cervix mendatar (effecement) baru dilatasi

- Berlangsung 13-14 jam

b. Multi

- Cervix mendatar dan membuka bersamaan

- Berlangsung 8-7 jam

Observasi

His : - Frekuensi , lama kekuatan tiap 30 menit

- Pembukaan cervix tiap 2-4 jam

- Djj tiap 30 menit

- Tensi dan suhu tiap 4 jam

- Nadi tiap 30 menit

(Rustam Mochtar, 1998)

2.2 Pre Eklamsia Berat

A. Definisi

Pre Eklampsi adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan

odema akibat kehamilan setelah usia kehamialn 20 minggu atau segera

setelah persalinan.

( Mansjoer, Arif : 2001 )

Preeklamsi ialah penyakit dengan tanda - tanda hipertensi, odema,

dan protein uria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya

terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat juga terjadi sebelumnya,

misalnya pada mola hidatidosa.

( Wikknjosastro, Hanifah : 1999 )

B. Gambaran Klinik

Biasanya tanda-tanda Pre eklampsi timbul dalam urutan :

pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi dan

akhirnya proteinuria. Pada Pre Eklampsi Ringan tidak ditemukan gejala-

gejala subyektif. Pada Pre Eklampsi Berat didapatkan sakit kepala didaerah

frontal, skotama, diplopia, penglihantan kabur, nyeri didaerah epigastrium,

mual atau muntah-muntah. Gejala-gejala ini sering ditemukan pada pre

Page 14: ASKEB KABER RSSA

eklampsi yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklampsi akan

timbul tekanan darah pun meningkat lebih tinggi, edema menjadi lebih

umum dan proteinuria bertambah banyak.

Gejala dan tanda Pre Eklampsi Berat :

1. Tekanan darah sistolik 160 mmHg

2. Tekanan darah pistolik 110 mmHg

3. Peningkatan kadar enzim hati atau/dan ikterus.

4. Trombosit < 100.00/mm3

5. Oliguria < 400.ml/24 jam

6. Protenuria > 3 gr/liter

7. Nyeri Epigastrium

8. Skotana dan gangguan usus lain atau nyeri frontal yang berat.

9. Perdarahan Retina

10. Edema Pulmonum

11. Koma

(http://dardiantoro.multiply.com/journal/item/25/pre-eklamsi_dan_eklamsi )

C. Pencegahan

- Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti, mengenali

tanda-tanda sedini mungkin (Pre Eklampsi ringan), lalu diberikan

pengobatan yang cukup supaya penyakir ridak menjadi lebih berat.

- Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pre eklampsi

kalau ada faktor-faktor predisposisi.

- Berika penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenagan, serta

pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan

tinggi protein, juga menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.

( http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/28/askep-preeklamsi/ )

D. Penanganan

Pengetahuan hanya dapat dilakukan secara simtomatis karena

etiologi pre eklampsi dan faktor-faktor apa dalam kehamilan yang

menyebabkannya belum diketahui. Tujuan utama penanganan adalah :

1. Mencegah terjadinya pre eklampsi berat dan eklampsia

2. Melahirkan janin hidup

3. Melahirkan janin dengan trauma sekecil-kecilnya.

Page 15: ASKEB KABER RSSA

Pada dasarnya penanganan pre eklampsia terdiri atas pengobatan

medik dan penanganan obstetrik. Penaganan obstetrik ditujukan untuk

melahirkan bayi pada saat yang optimal, yaitu sebelum janin mati dalam

kandungan, akan tetapi sudah cukup matur untuk hidup diluar uterus.

Pada umumnya indikasi untuk merawat penderita pre eklampsi

dirumah sakit ialah :

1. Tekanan darah sistolik 140 mmhg atau lebih dan atau tekanan darah

diastolik 90 mmHg atau lebih.

2. Proteinuria 1 + atau lebih

3. Kenaikan Bb 1,5 kg/lebih dalam seminggu yang berulang

4. Penambahan edema berlebihan secara tiba-tiba.

Penilaian kondisi janin pada pre eklampsia

1. Penilaian pertumbuhan janin

a. Pemantauan pertumbuhan TFU

b. Pemeriksaan USG

2. Penilaian ancaman gawat janin

a. Pemantauan gerakan janin

b. Non Stress Tests dan Contraction stress tests.

c. Profil bio fisik janin :

- Reaksi DJJ terhadap gerakan janin

- Volume cairan ketuban

- Gerakan janin

- Gerakan pernafasan janin

- Tonus janin

d. Pemeriksaan surfaktan dalam cairan ketuban

e. Pemeriksaan perfusi plasenta (uterina blood flow)

Pre Eklampsi Berat pada kehamilan kurang dari 37 minggu :

Jika janin belum menunjukkan tanda-tanda maturitas paru-paru

dengan uji kocok dan rasio L/S, maka penanganannya adalah sebagai

berikut :

- Berikan suntikan sulfas magnesium dengan dosis 8 gr IM,

kemudian disusul dengan injeksi tambahan 4gr IM setiap 4 jam

(selama tidak ada kontrakasi).

Page 16: ASKEB KABER RSSA

- Jika ada perbaikan jalannya penyakit, pemberian sulfas

magnesikus dapat diteruskan lagi selama 24 jam sampai dicapai

kriteria pre-eklampsia ringan (kecuali ada kontraindikasi).

- Selanjutnya ibu dirawat, diperika dan keadaan janin dimonitor,

serta berat badan ditimbang seperti pada pre eklampsi ringan,

sambil mengawasi timbulnya lagi gejala.

- Jika dengan terapi diatas tidak ada perbaikan, dilakukan terminasi

kehamilan dengan induksi partus atau tindakan lain tergantung

keadaan.

Jika pada pemeriksaan telah dijumpai tanda-tanda kematangan paru

janin, maka penatalaksanaan kasus sama seperti pada kehamilan

diatas 37 minggu.

( Saifudin, Abdul Bari : 2002 )

E. Syarat Pemberian SM (Sulfat Magnesium)

1. Reflek patella positif

2. Pernafasan > 16x/mnt

3. Produksi urine > 25 – 30 cc/jam

( http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/28/askep-preeklamsi/ )

F. Faktor Predisposisi Adanya Preeklamsi

1. Kehamilan gemelli

2. Primigravida

3. Multigravida

4. Bayi IUGR

(http://dardiantoro.multiply.com/journal/item/25/pre-eklamsi_dan_eklamsi)

G. Pengelolaan Preeklamsi

Dalam pengelolaan klinis, preeklamsi dibagi sebagai berikut :

1. Disebut preeklamisi ringan jika ditemukan

- Tekanan darah 140/90 mmHg, 160/110 mmHg.

- Proteinuri 300 mg/24 jam atau pemeriksaan dipstik 1+

2. Tegakkan diagnosa pre eklamsi berat jika ditemukan gejala :

- Tekanan darah dalam keadaan istirahat : sistolik 160 mmHg dan

diastolik 110 mmHg

Page 17: ASKEB KABER RSSA

- Proteinuria 5 gram/24 jam atau dipstik 2+

- Diguria < 500 ml / 24 jam

- Serum creatin meningkat.

- Edema paru atau sianosis.

3. Dan disebut impending eklamsi apabila pada penderita ditemukan

keluhan seperti :

- Nyeri epigastrum.

- Nyeri kepala frontal, skotoma dan pandangan kabur (gangguan SSP).

- Gangguan fungsi hepar, dengan meningkatnya alanin atau aspartate

amino transperasi.

- Tanda-tanda hemolisis dan mikroangiopatik.

- Trombositupenia < 100.000 / mm3

- Munculnya komplikasi sindrom HELLP.

4. Dan disebut eklamsi jika pada penderita pre eklamsi dan eklamsi berat

yang diefinitif adalah segera melahirkan bayi dan seluruh hasil konsepsi,

tetapi dalam penatalaksanaannya kita harus mempertimbangkan keadaan

ibu dan janinnya, antara lain umur kehamilan, proses perjalanan penyakit

dan seberapa jauh keterlibatan organ.

(Sibai B.M, 2005)

H. Tujuan Penatalaksanaan Pre eklamsi dan eklamsi adalah :

- Melahirkan bayi yang cukup bulan dan dapat hidup di luar, di samping

itu mencegah komplikasi yang dapat terjadi pada ibu.

- Mencegah terjadinya kejang / eklamsia yang akan memperburuk

keadaan ibu hamil.

Morbiditas dan mortalitas penderita preeklamisi sangat ditentukan

umur kehamilan saat ditemukan, beratnya penyakit, kualitas penanganan dan

adanya penyakit penyerta lainnya (Isibia B.M. 2003).

Preeklamsia ringan yang ditemukan pada kahamilan < 34 minggu

akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu, apalagi jika dijumpai

penyakit penyerta lainnya..

Gambaran klinis penderita preeklamsia sangat bervariasi, dari

penderita tanpa gejala klinik progresif, berkembang dengan cepat dan

Page 18: ASKEB KABER RSSA

membahayakan nyawa penderita. Pada preeklamsia umumnya perubahan

patogenetik telah lebih dahulu terjadi mendahului manifestasi klinik.

Pada dasarnya pada pengelolaan preeklamsia berat, kita sedapat

mungkin harus berusaha mempertahankan kehamilan sampai pervaginam

adalah yang terbaik bila dibandingkan dengan seksiaon sesarea. Jika

perjalanan penyakit memburuk dan dijumpai tanda-tanda impending

eklamsia kehamilan harus segera diakhiri tanpa memandang umur

kehamilan disamping itu pemeriksaan terhadap kesejahteraan janin harus

dilakukan secara ketat. Biometri janin, biophysical profile janin harus

dievaluasi 2 x seminggu bila keadaan janin memburuk terminasi kehamilan

harus segera dilakukan, tergantung dari keadaan janinnya apakah persalinan

dapat dilakukan pervaginam atau perabdomonal.

Pada kehamilan preterm ≤ 34 minggu yang akan dilakukan

terminasi pemberian kortikosteroid seperti dexamethasone atau

betamethasone untuk pematangan paru harus dilakukan. Pada penderita

preeklamsia berat obat-obat yang dapat diberi untuk memperbaiki keadaan

ibu dan janinnya sulfat :

- Magnesium sulfat

- Anti hipertensi

- Kortikosteroid : dexamethasone atau betamathasone untuk pematangan

paru.

( Saifuddin, 2001 )

Magnesium sulfat dapat diberikan menurut Regim Prihart awalnya

diberikan 4 gram secara intravera selama 4-5 menit dan 10 gram secara intra

muskuler selanjutnya diberikan 5 gram setiap 4 jam secara intra muscular

sedangkan menurut regim Zuspan magnesium sulfat seluruhnya diberikan

secara intravena dengan dosis sebagai berikut : awalnya diberikan 6 gram

secara intravena selama 5-10 menit, kemudian dilanjutkan dengan dosis

pemeliharaan 1-2 gram/jam melalui infus. Pada pemberian magnesium sulfat

kita harus berhati-hati terhadap gejala keraguan yang dapat ditandai dengan

munculnya :

- Reflek patella yang menurun ataupun hilang

- Pernafasan <16 x/menit

- Rasa panas dimuka, bicara sulit, kesadaran menurun dan

Page 19: ASKEB KABER RSSA

- Kardiac arrest.

( Mochtar, Rustam : 1998 )

1. Anti Hipertensi

Pada preeklamsia berat anti hipertensi diberikan jika tekanan darah

180/110 mmHg tjuan pemberian antihipertensi adalah untuk mencegah

terjadinya kardiovaskuler atau serebrovaskuler accident.

(Zang J, 2003).

Obat anti hipertensi yang juga banyak digunakan adalah Nifedipine

(Brown, 2002). Nifedipine adalah satu-satunya pilihan obat untuk hipertensi

dalam kehamilan yang terdapat di Indonesia. obat ini mudah dapat, harganya

murah dan mudah penggunaannya.

2. Kartiko Steroid

Pada pre eklamisa berat resiko steroid hanya diberikan pada kehamilan

preterm < 34 minggu dengan tujuan untuk mematangkan paru janin (Mangan

E.F. dkk. 1993). Semua kehamilan ≤ 34 minggu yang akan diakhiri diberikan

kortiko steroid dalam bentuk dexamethasone atau betamethason.

3. Pengelolaan Sindrom Hellp

Diperkenalkan oleh Luis Weinstein tahun 1982 merupakan satu

kumpulan gejala multisistem pada penderita pre eklamsia berat yang ditandai

dengan adanya : hemolisis, peningkatan akdar enzim hati dan penurunan

jumlah trombosit. Sindrom HELLP dapat terjadi antara 2-12% kasus dan

sisanya pada 31% kasus terjadi pasca persalinan.

Kriteria diagnosis sindrom HELLP ditegakkan berdasarkan hasil

pemeriksaan laboratorium. Disebut sindrom HELLP komplit bila dijumpai

SGOT>70 1u/l, LDH>6001u/l, bilirubin > 2,1 mg/dl, trombosit <

100.000/mm3 dan disebut sindroma HELLP persial jika hanya ditemukan

perubahan pada salah satu atau lebih, tetapi tidak semua dari parameter

diatas.

Sedangkan Martin 1991 hanya mengelompokkan syndrome HELLP

berdasarkan jumlah trombosit disebut kelas I jika jumlah trombosit ≤

50.000/mm3, kelas II jika jumlah trombosit > 50.000/mm3-≤100.000/mm3 dan

kelas III jika jumlah trombosit > 100.000/mm3-≤ 150.000/mm3.

Pada umumnya penanganan penderita sindroma HELLP lebih sulit bila

dibandingkan dengan penanganan penderita pre eklamsia berat, karena pada

Page 20: ASKEB KABER RSSA

penderita sindroma HELLP umumnya telah terjadi multi organ disfungsi,

prioritas utama penanganannya adalah stabilisasi kondisi ibu terutama

terhadap tekanan darah, keseimbangan cairan dan gangguan pembekuan

darah. Kontrol terhadap tekanan darah yang tinggi perlu segera dilakukan

terutama bila dijumpai tanda-tanda iritabilitas syaraf pusat dan kegagalan

ginjal. Seperti penanganan pre eklamsi, pemberian magnesium sulfat masih

merupakan pilihan utama transfusi darah dan pemberian trombosit harus

diperhitungkan untuk memberantas anemia, atau jika ditemui kadar trombosit

≤ 50.000/mm3.

Pemberian kartko steroid dapat dipertimbangkan terutama untuk

pematangan paru, meningkatkan kadar trombosuit dan memperbaiki fungsi

hepar, terminasi kehamilan harus segera dilakukan tanpa memandang usia

kehamilan terutama setelah stabilitas keadaan ibu tercapai.

Pemberian kortiko steroid pasca prersalinan dapat diulang dengan tujuan

untuk mempercepat perbaikan laboratorium dan penderita.

(Majalah Obstetri dan Ginekologi Indonesia. 2007)

2.3 Primi Tua Sekunder

Dimana ibu hamil dengan persalinan anak terakhir ≥ 10 tahun yang

lalu. Ibu dalam kehamilan dan persalinan ini seolah – olah menghadapi

kehamilan atau persalinan yang pertama lagi. Umur ibu biasanya lebih

bertambah tua.

Kehamilan ini bisa terjadi pada :

Anak pertama mati, janin didambakan dengan nilai sosial tinggi

Anak terkecil hidup umur 10 tahun atau lebih, ibu tidak ber-KB.

Bahaya yang dapat terjadi pada pimi tua sekunder :

Persalinan dapat berjalan tidak lancar

Perdarahan pasca persalinan

Penyakit ibu : hipertensi, diabetes dll.

Pertolongan dapat diberikan oleh PKK dan tenaga kesehatan :

a) Memberikan KIE

b) agar ibu melakukan perawatan yang teratur pada bidan di desa posyandu

atau puskesmas.

Page 21: ASKEB KABER RSSA

c) Menemukan sedini mungkin aadanya penyakit dari ibu maupunkelainan

atau faktor resiko kehamilan dan persalinan ini.

d) Merencanakan persalinan aman, agar ibu dan bayi sehat.

e) Melakukan rujukan terencana dengan kesiapan mental, biaya dan

transport untuk melahirkan di RS.

( Sarwono, 2002 )

2.4 Usia ≥ 35 Tahun

2.4.1 Penyebab Resiko Kehamilan Di Atas 35 Tahun

Wanita yang mencapai usia 35-an umumnya akan mengalami

penurunan kesuburan. Penyebabnya sebagian akibat menurunnya

jumlah dan kesehatan sel telur yang diovulasikan, menurunnya

frekuensi hubungan seks, serta adanya kondisi medis seperti

endometriosis, yang bisa mengganggu proses pembuahan.

2.4.2 Masalah – Masalah Kehamilan Di atas usia 35 Tahun

1. Perlu waktu lebih lama untuk bisa hamil

Sejak lahir, tubuh wanita dilengkapi dengan sejumlah telur. Saat

mencapai usia pertengahan 30 tahun, kualitas sel telur yang

dimiliki wanita akan mulai menurun. Setelah pembuahan, sel telur

yang usianya lebih tua sangat sulit untuk bisa berkembang menjadi

blastocyst sel – sel yang berbentuk bola yang tertanam pada rahim

yang kemudian akan memulai proses kehamilan.

2. Besar kemungkinan akan mendapatkan kehamilan kembar

Perubahan hormonal yang berhubungan dengan usia dapat

menyebabkan tubuh melepaskan lebih dari satu sel telur setiap

kesempatan, yang akan meningkatkan kemungkinan terjadinya

kehamilan kembar non identik (fraternal). Karena kesuburan yang

makin berkurang, perempuan yang lebih berusia 35 tahun mungkin

harus menggunakan teknologi untuk membantu proses

reproduksinya seperti pada pembuahan in-vitro untuk bisa hamil.

Karena prosedur seperti ini biasanya melibatkan penanaman lebih

dari satu buah sel telur yang sudah dibuahi di dalam rahim, maka

proses seperti ini lebih mungkin menghasilkan kehamilan kembar

dua atau lebih.

3. Resiko terjadinya keguguran akan lebih besar

Page 22: ASKEB KABER RSSA

Resiko terjadinya keguguran akan meningkat dengan semakin

bertambahnya usia :

- Sebelum usia 35 – resikonya 15 persen

- Usia 35 sampai 39 – resikonya 20 sampai 25 persen

- Usia 40 sampai 42 – resikonya 35 persen

- Usia di atas 42 – resikonya 50 persen

4. Resiko terkena gestational diabetes

Diabetes tipe ini hanya terjadi selama masa kehamilan. Kontrol

yang tepat terhadap gula darah melalui diet, olahraga, gaya hidup

sehat lainnya sangat penting untuk mencegah terjadinya

komplikasi. Terkadang penggunaan obat – obatan juga diperlukan.

Perawatan yang dijalani mungkin akan meliputi pemeriksaan rutin

sebelum kelahiran yang lebih sering, dan tes gula darah secara

reguler di rumah.

5. Mungkin harus melahirkan secara caesar

- Ibu hamil dengan berusia di atas 35 tahun memiliki resiko

yang lebih tinggi mengidap komplikasi yang berhubungan

dengan kehamilan, seperti tekanan darah tinggi dan

gestational diabetes.

- Besar kemungkinan saluran rahim lambat pembukaannya,

yang juga dapat menyebabkan diperlukannya operasi caesar.

- Bila bayi terlalu besar atau berat badan ibu naik terlalu

banyak masalah yang biasa terjadi pada ibu hamil dengan

usia yang lebih tua – kelahiran melalui vagina biasanya sulit.

- Pada ibu hamil berusia di atas 35 tahun, bayi biasanya berada

pada posisi yang menimbulkan komplikasi pada saat

kelahiran, seperti bagian pantat atau kaki yang berada di

bawah.

- Operasi caesar seringkali direkomendasikan untuk kelahiran

bayi kembar.

6. Resiko adanya kromosom abnormal lebih tinggi

Bayi yang dilahirkan oleh ibu berusia di atas 35 tahun memiliki

resiko mengidap berbagai masalah yang berhubungan dengan

kromosom, seperti down syndrome. Pada usia 30 tahun, resiko

Page 23: ASKEB KABER RSSA

terjadinya down syndrome terjadi 1 kali pada setiap 1000 kelahiran

hidup. Pada usia 35, kemungkinannya satu dibanding 400. Pada

usia 40, resikonya satu diantara 100.

(www.Google.Kompas.Com)

2.5 Tinjauan Manajemen Varney

I. Pengkajian

Tanggal : Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada klien

Jam : Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada klien

No. Km : Untuk dapat membedakan anatra pasien dengan pasien yang lain

A. Data Subjektif

1. Biodata

Nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil, dan

menghindari terjadinya kekeliruan.

( Christina, 1993 )

Umur ibu, terutama pada ibu hamil yang pertama kali hamil. bila

umur lebih dari 35 tahun disebut primi tua gravida dan bila umur

kurang dari 18 tahun disebut primi muda gravida. Wanita kurang

dari 18 tahun pinggulnya belum cukup pertumbuhannya, sehingga

menyebabkan kesulitan untuk melahirkan. Wanita umurnya lebih

dari 35 tahun, badannya mungkin bisa kecapaian dan kurang

lentur. Wanita sudah berumur 40 tahun, ada kemungkinan akan

kelambanan jiwanya.

(Pusdiknakes, 2000)

Agama ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya

terhadap kebiasaan kesehatan pasien / klien. Dengan diketahuinya

agama pasien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di

dalam melaksanankan asuhan kebidanan.

(Depkes RI, 1995)

Pendidikan untuk memberi bimbingan sesuai dengan tingkat

pendidikannya

Pekerjaan ibu untuk mengatahui dimana ibu bekerja karena

mungkin pekerjaan ibu terlalu berat sehingga mengganggu

kesehatan ibu sendiri / mempengaruhi kesehatan janin. Dan

pekerjaan suami untuk mengetahui taraf kehidupan.

Page 24: ASKEB KABER RSSA

Alamat Alamat untuk memudahkan komunikasi, kunjungan

rumah.

2. Alasan datang

Apa alasan ibu sehingga datang untuk periksa

3. Keluhan Utama

Apakah penderita datang untuk pemeriksaan kehamilan rutin atau ada

keluhan seperti perdarahan, nyeri kepala, dll

4. Riwayat kesehatan yang lalu

Meliputi penyakit yang pernah dialami, penyakit yang sedang diderita

dan mendapat pengobatan yang sedang atau pernah dilakukan. Hal ini

penting diketahui untuk melihat kemungkinan adanya penyakit –

penyakit yang menyertai dan yang dapat mempengaruhi

kehamilannya, sehubungan dengan keadaan ibu yang lemah pada

waktu kehamilan dan setelah melahirkan. Penyakit tersebut antara

lain : jantung, diabetes melitus, anemia, hipertensi esensial, gonorhoe,

TBC paru, asma, kelainan pembekuan darah, hepatitis infeksiosa

5. Riwayat kesehatan keluarga

Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama :

- Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama

penyakit menular seperti TBC, hepatitis

- Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan

pembekuan darah, jiwa, asama

- Riwayat kehamilan kembar. Faktor yang meningkatkan

kemungkinan hamil kembar adalah faktor ras, keturunan, umur

wanita, dan paritas. Oleh karena itu apabila ada yang pernah

melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai

karena hal ini bisa menurun pada ibu.

(Manuaba, 1998)

6. Riwayat haid

- Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi

pada usia pubertas, yaitu sekitar 12 – 16 tahun

- Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang normal

/ dianggap sebagai siklus adalah 28 hari, tetapi siklus ini bisa maju

Page 25: ASKEB KABER RSSA

sampai 3 hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang siklus haid yang

biasa pada manusia adalah 25 – 32 hari.

- Lamanya haid. Biasanya antara 2 – 5 hari, ada yang 1- 2 hari

diikuti darah sedikit – sedikit dan ada yang sampai 7 – 8 hari. Pada

wanita biasanya lama haid ini tetap.

( Sarwono,1995)

- Keluhan yang dirasakan

- Keputihan. Warnanya, bau, gatal / tidak

- Hari pertama haid terakhir

- Taksiran perslinan

7. Riwayat perkawinan

Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali menikah

- Jika lama menikah ≥ 4 tahun tetapi belum hamil bisa menyebabkan

masalah pada kehamilannya (pre eklampsia), persalinan tidak

lancar

- Lama menikah ≤ 2 tahun, sudah punya lebih dari 1 anak,

bahayanya perdarahan setelah bayi lahir karena kondisi ibu masih

lemah, bayi prematur, BBLR

- Umur pertama kali menikah < 18 tahun, pinggulnya belum cukup

pertumbuhannya sehingga jika hamil beresiko kesulitan waktu

melahirkan

- Jika hamil umur > 35 tahun bahayanya bisa terjadi hipertensi, pre –

eklampsia, KPD, persalinan tidak lancar / macet, perdarahan

setelah bayi lahir, BBLR

8. Riwayat kehamilan,persalinan,nifas yang lalu

Kehamilan yang lalu mengalami gangguan / tidak seperti mual

muntah, perdarahan yang banyak, nyeri kepala, gangguan

penglihatan, anak lahir spontan / tindakan, aterm / premature /

dismature., ditolong oleh dokter/bidan/dukun. Berat badan lahir, PBL,

jenis kelamin, hidup/meninggal. Bila meninggal sebabnya apa.

Bagaimana plasenta lahir, perdarahan/tidak, masa nifas terdapat

penyulit/tidak ( seperti perdarahan/demam), laktasi.

9. Riwayat kehamilan sekarang

- Berapa kali periksa dan dimana

Page 26: ASKEB KABER RSSA

Pemeriksaan sebaiknya dilakukan tiap 4 minggu jika segala sesuatu

normal sampai kehamilan 28 minggu, sesudah itu pemeriksaan

dilakukan tiap 2 minggu dan sesudah 36 minggu tiap minggu

- Gerakan janin. Umumnya gerakan janin dirasakan ibu pada

kehamilan 18 minggu pada primigravida dan kehamilan 16 minggu

pada multi gravida. Pengamatan pergerakan janin dilakukan setiap

hari setelah usia kehamilan lebih dari 28 minggu

- Masalah dan tanda bahaya seperti perdarahan yanng keluar dari

vagina, penglihatan kabur, bengkak pada muka / kaki, nyeri perut,

sakit kepala yang hebat, nuntah – muntah yang hebat, tidak

merasakan gerakan janin

- Keluhan – keluhan yang lazim pada kehamilan

- Imunisasi TT diberikan sekurang – kurangnya diberikan 2x dengan

interval minimal 4 minggu, kecuali bila sebelumnya ibu pernah

mendapat TT 2x pada kehamilan yang lalu atau pada calon

pengantin. Maka TT cukup diberikan satu kali (TT boster).

Pemberian TT pada ibu hamil tidak membahayakan janin walaupun

diberikan pada kehamilan muda.

- Pemberian vitamin, zat besi : tablet sehari segera setelah rasa mual

hilang, minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan.

- Riwayat kehamilan sekarang membantu bidan untuk menentukan

usia kehamilan, memberikan konseling tentang keluhan hamil yang

biasa, dan dapat mendeteksi adanya komplikasi

10. Riwayat KB

Pernah ikut KB / tidak, apa macamnya, ada keluhan apa tidak, setelah

persalinan rencananya ibu menggunakan KB apa

11. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Istirahat

Waktu istirahat harus lebih lama ± 10 – 11 jam. Untuk wanita

hamil, juga dianjurkan untuk tidur siang.

(Christina,1993)

Page 27: ASKEB KABER RSSA

Jadwal istirahat dan tidur harus diperhatikan denngan baik

karena istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan

kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan pertumbuhan

dan perkembangan janin.

(Manuaba, 1998)

b. Aktivitas

Wanita yang sedang hamil boleh bekerja tetapi sifatnya tidak

melelahkan dan tidak mengganggu kehamilan. Misalnya:

pekerjaan rumah tangga yanng ringan, masak, menyapu, tetapi

jangan menimba, mengangkat air,dll. Pekerjaan dinas mis. Guru,

pegawai kantor boleh diteruskan. Pekerjaan yang sifatnya dapat

mengganggu kehamilan lebih baik dihindarkan misalnya

pekerjaan di pabrik rokok, percetakan, yang mengeluarkan zat

yang dapat mengganggu janin dalam kandungannya.

(Christina,1993:163)

c. Nutrisi

Nutrisi yang diperlukan ibu hamil kalori , protein, kalsium, zat

besi, vitamin A, vitamin D, vitamin C, vitamin B, dan air. Bahan

makanan yang banyak mengandung lemak dan hidrat arang

seperti manisan dan gorengan perlu dikurangi untuk menghindari

kelebihan berat badan yang berlebihan

d. Eliminasi

Pada bulan pertama dan terakhir kahamilan biasanya ibu

mengeluh sering kencing karena kandung kemh tertekan oleh

uterus dan kepala janin

Perubahan hormonal mempengaruhi aktivitas usus halus dan

usus besar sehingga mengakibatkan obstipasi. Sembelit dapat

terjadi secara mekanis yang disebabkan karena menurunnya

gerakan ibu hamil, tekanan kepala janin trhadap usus beasar dan

rektum

e. Kebersihan

- Rambut harus sering dicuci

- Gigi betul – betul harus mendapat perawatan untuk mencegah

karies

Page 28: ASKEB KABER RSSA

- Buah dada adalah organ yang erat hubungannya dengan

kehamilan dan nifas, sebagai persiapan untuk produksi makanan

bayi oleh karena itu bila kurang kebersihannya bisa

menyebabkan infeksi

- Kebersihan vulva. Vulva harus selalu dalam keadaan bersih.

Setelah BAK/BAB harus selalu dikeringkan, cara cebok yang

dari depan ke belakang

- Kebersihan kuku tidak boleh dilupakan karena dibawah kuku

bisa tersembunyi kuman penyakit.

- Kebersihan kulit dilakukan dengan mandi 2x sehari. Mandi

tidak hanya membersihkan kulit tetapi menyegarkan badan,

karena pembuluh darah terangsang dan badan terasa nyaman

- Kebersihan pakaian. Wanita hamil ganti pakaian yang bersih,

kalau dapat pagi dan sore, lebih – lebih pakaian dalam seperti

BH dan CD.

- (Christina, 1993)

Page 29: ASKEB KABER RSSA

f. Kebiasaan

Merokok, minum alkohol, dan kecanduan narkotika

merupakan kebiasaan yang secara langsung dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan janin, menimbulkan cacat

bawaan atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan mental.

(Manuaba,1998)

g. Pola seksual

Frekuensi, intensitas, dan posisi untuk kegiatan seksual

merupakan penyesuaian bagi wanita hamil karena perubahan

kontur tubuhnya. Hamil bukan halangan untuk melakukan

hubungan seksual. Hubungan seksual disarankan untuk dihentikan

bila :

- Terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa

nyeri

- Terjadi perdarahan saat hamil

- Terdapat pengeluaran cairan yang mendadak

- Riwayat abortus, koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu

- Riwayat persalinan prematur sebaiknya tidak melakukan

hubungan seksual pada UK 8½ - 10 bulan.

12. Keadaan Psikososial

Bagaimana tanggapan ibu dan suami tentang kehamilan dan

bagaimana dukungannya, ibu menginginkan persalinan dimana.

Bagaimana hubungan ibu dan keluarga dengan warga sekitar, petugas

kesehatan

13. Latar Belakang Sosial Budaya

Kepercayaan terhadap takhayul, upacara adat yang pernah

dilakukan, ada pantang makan atau tidak

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : baik/cukup/lemah

Kesadaran : composmentis/ somnolen/koma

Tekanan darah : 90/60 – 140/90 mmHg

Nadi : 60 – 80 x/menit (Pusdiknakes,2000:160)

Page 30: ASKEB KABER RSSA

Jika denyut nadi ibu 100x/menit atau lebih, mungkin ibu mengalami

salah satu atau lebih keluhan sbb:

- Tegang, ketakutan atau cemas akibat masalah tertentu

- Perdarahan hebat

- Anemia

- Sakit / demam

- Gangguan tyroid

- Gangguan jantung

- Penggunaan obat

Temperatur : 36,1 – 37,6° C (Doenges,2001:43)

Pernapasan : 16 – 24 x/menit (Doenges,2001:43)

BB sebelum hamil :

BB sekarang : selama kehamilan TM II dan III pertambahan berat

badan ± 0,5 kg perminggu. Pertambahan > 0,5 kg

perminggu pada TM III harus diwaspasai mengalami

preeklampsia. Hingga akhir kehamilan pertambahan

BB yang normal sekitar 9 – 13,5 kg

(Hamilton,1993)

TB : >145 cm, ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari

145 cm kemungkinan panggulnya sempit (Rochjati

Poedji,2003)

LILA : > 23,5 cm, bila kurang merupakan indikator kuat untuk

status gizi ibu yang kurang baik / buruk, sehingga ia

beresiko untuk melahirkan BBLR

(Depkes RI,1996)

2. Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi

Rambut : Bersih/kotor, warna, mudah rontok/tidak. Rambut yang

mudah dicabut menndakan kurang giz / kelainan

tertentu

Muka : Chloasma gravidarum +/-, edema +/-

Mata : Sklera kuning/tidak, konjungtiva pucat/tidak

Konjungtiva normal warna merah muda, bila pcat

menandakn anemia. Sklera berwarna putih, bila kuning

Page 31: ASKEB KABER RSSA

menandakan teinfeksi hepatitis, bila merah

kemungkinan ada conjungtivitis

Telinga : Ada secret/tidak, pendengaran baik/tidak

Bibir : Kering/tidak, biru/tidak, stomatitis/tidak

Mulut : Stomatitis/tidak, ada caries pada gigi/tidak

Dalam kehamilan sering timbul stomatitis dan

gingivitis yang mengandung pembuluh darah dan

mudah berdarah, maka perlu perawatan mulut agara

terlihat bersih.

(Sarwono,2005)

Adanya caries yang menandakan ibu kekurangan

kalsium. Saat hamil sering terjadi caries yang

berkaitan dengan emesis, hiperemsisi gravidarum.

Adanya kerusakan gigi dapat menjadio sumber infeksi.

(Manuaba,1998)

Leher : Ada pembesaran kelenjar tiroid, vena jugularis,

kelenjar limfe / tidak

- Dalam kehamilan biasa kelenjar tyroid mengalami

hiperfunngsi dan kadang disertai pembesaran ringan.

Metabolisme basal dapat meningkat 15 – 25%

walaupun tampak gejala – gejala yang dapat

menyerupai hiperfungsi glandula tyroid namun

wanita hamil itu tidak menderita hypertyroidismu.

(Sarwono, 1999)

- Bila terdapat pembesaran kelenjar limfe mungkin

disebabkan oleh berbagai penyakit , misalnya

peradangan akut / kronis di kepala, orofaring, kulit

kepala / daerah leher, selain itu kemungkinan terjadi

TBC, sifilis.

( Robert Priharjo,1996)

- Bila terdapat pembendungan vena jugularis,

menandaklan adanya kelainan cardiovaskuler,

kemungkinan besar ibu mengidap penyakit jantung

Page 32: ASKEB KABER RSSA

Dada :payudara tegang, hiperpigmenytasi areola mamae,

putting susu menonjol/ datar/ masuk, nafas teratur/tidak,

sesak/tidak

Perut : striae lividae/tidak, linea nigra/tidak, ada bekas luka

operasi/tidak

Genetalia : bersih/tidak, ada kelainan/tidak, varises +/-edem/tidak,

fluor +/-, condilomata +/-

Ekstremitas : edema/tidak, varises/tidak

b. Palpasi

Leher : teraba pembesaran kelanjar tiroid, vena jugularis,

kelenjar limfe /tidak

Payudara : teraba benjolan abnormal/tidak, colostrum +/-

Perut : Leopod I ( untuk mengetahui bagian anak yang ada di

fundus dan TFU )

Leopod II ( untuk mengetahui letak punggung )

Leopod III ( bagian terendah kepala / bokong )

Leopod IV ( berapa bagian masuk PAP, divergen /

konvergen ) ada nyeri tekan / tidak

Ekstremitas : oedema/tidak, varises/tidak

c. Auskultasi

Dada : ronchi +/-. Wheezing +/-

DJJ : +/-, teratur/tidak, frekuensi 120 – 160 x/menit, jelas

terdengar disebalah mana

d. Perkusi

Reflek patela +/-

Normal : tungkai bawah aka bergerak sedikikt ktika tendon ditekuk.

Bila gerakannya berlebihan dan cepat, maka hal ini mungkin

merupakan tanda eklampsia

(Depkes RI, 2000)

Bila reflek patela negatif, kemungkinan pasian mengalami

kekurangan B1.

(Pusdiknakes,1995)

Page 33: ASKEB KABER RSSA

3. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium ( darah lengkap, urine lengkap, tes kehamilan ), USG,

Hb

II. Identifikasi Diagnosa/Masalah

Dx : Mengidentifikasi data dasar yang diperoleh melalui data subyektif dan

obyektif sehingga diperoleh kesimpulan dan diagnosa Ny. .... dengan Gv

P3003 Ab100 UK 39-40 Minggu Janin Tunggal Hidup Intrauterine Kala I

Fase Laten Dengan PEB + Primi Tua Sekunder + Usia ≥ 35 tahun.

DS : Data yang diperoleh melalui anamnesa

DO : - TD : (>160/110 mmHg)

- Protein urin ≥ normal

Masalah : Cemas

Ds : Ibu mengatakan takut dengan keadaannya saat ini

Do : - Keadaan umum : Cukup/baik

- Kesadaran : Composmentis/Sumnolen/Apatis

- Tekanan Darah : 180/110 mmHg (90/60-130/90 mmHg)

- Pernafasan : 20 x/menit (16-24 x/menit)

- Nadi : 96 x/menit (80-100 x/menit)

- Suhu : 37,10 C (36,5-37,30C)

III. Identifikasi Masalah Potensial

Potensial terjadi eklamsia

Ds : -

Do : - Tekanan Darah : ≥ 160/110 mmHg

- Pernafasan : > 16 x/menit

- Nadi : 80-100 x/menit

- Suhu : 36,5-37,30C

- Protein/albumin : ≥ ++

- Albumin : ++

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera

-

Page 34: ASKEB KABER RSSA

V. Intervensi

Dx : Ny. “Y” Gv P3003 Ab100 UK 39-40 Minggu Janin Tunggal Hidup

Intrauterine Kala I Fase Laten Dengan PEB + Primi Tua Sekunder +

Usia ≥ 35 tahun.

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan kehamilan dapat

berjalan dengan normal sampai dengan aterm

KH : - Tinggi diastolik ≤ 90 mmHg

- Protein urine (+) sampai (-)

- Keluhan ibu tentang pusing pada kepala tidak ada

- Produksi urin > 400 ml/24 jam

- Ketuban pandangan kabur tidak ada

- Tidak terjadi kejang

Intervensi:

1. Lakukan pendekatan terapeutik

R/ Pasien lebih kooperatif dengan petugas kesehatan dan tindakan yang

diberikan.

2. Jelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan diberikan

R/ Ibu lebih tenang dan menambah pengetahuan ibu.

7. Jelaskan kondisi dan keadaan kehamilan pada ibu

R/ Mengurangi kecemasan terhadap ibu dan janin yang dikandungnya

7. Observasi TTV dan DJJ setiap 15 menit

R/ TTV maupun parameter terjadinya kegawatan dan terjadinya eklamsia..

5. Observai tetesan infus.

R/ Agar tidak terjadi tetesan infus yang overlut/berlebihan

6. Observasi pengeluaran urine

R/ Untuk mengetahui jumlah urin yang keluar apakah terjadi oligouri atau

tidak

7. Beri nutrisi adekuat di luar his

R/ Nutrisi yang adekuat membuat tenaga ibu menjadi maksimal untuk

meneran.

8. Anjurkan kepada ibu untuk bed rest

R/ Untuk antisipasi terjadinya kejang / eklampsi

9. Anjurkan kepada ibu untuk tidak merejan bila ada kontraksi

R/ Dapat menyebabkan oedema pada serviks dan perineum

Page 35: ASKEB KABER RSSA

10. Anjurkan kepada ibu untuk berdo’a sesuai keyakinan

R/ Berdo’a dapat membantu menentramkan hati ibu

11. Memberikan terapi sesuai dengan advis dokter

R/ Pemberian obat yang benar mempercepat penyembuhan.

Masalah : Cemas

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan pasien lebih tenang

dan tidak merasa cemas lagi

Kriteria Hasil : - Nadi normal 80-100 x/menit

- Wajah ibu rileks

- Komunikasi lancar

Intervensi

1) Beri dukungan psikologi pada ibu

R : Ibu menjadi lebih tenang dan rasa cemas hilang.

2) Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan

R : Ibu mengerti dan mengetahui kondisinya dan janinnya.

Masalah Potensial : Potensial terjadi eklamsia

Tujuan: Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan tidak terjadi eklamsia

Kriteria Hasil : - Kejang tidak terjadi

- Tekanan diastolik (90 mmHg)

- Protein urin < ++

- Ibu tidak lagi mengeluh pusing da Tekanan Darah : turun.

Intervensi

1. Pantau tekanan darh ibu tiap 15 menit

R :Tekanan darah tinggi yang terus meningakt menandakan darahnya tinggi

sehingga perlu tindakkan selanjutnya.

2. Pantau keluhan klien

R: Keluhan klien dapat diasumsikan sebagai penelitian tentyang apa yang

klien derita.

III. Implementasi

Rencana menyeluruh seperti yang diuraikan diatas secara efisien dan aman.

Page 36: ASKEB KABER RSSA

IV. Evaluasi

Dilakukan evaluasi sejauh mana manfaat peefektivan dari asuhan yang

telah diberikan melupiti pemenuhan kebutuhan. Apakah terpenuhi seusai

dengan kebutuhan sebagaimana telah fisiologik masalah atau diagnosa dan

mengacu pada tujuan dan kriteria hasil

Page 37: ASKEB KABER RSSA

BAB III

TINJAUAN KASUS

1. PENGKAJIAN

Tanggal : 10 Maret 2009

Jam : 11.30 WIB

MRS : 10 Maret 2009

Jam MRS : 11.00 WIB

No. Register : 906286

A. Data Subyektif

1. Biodata

Nama Ibu : Ny.”Y”

Umur : 43 tahun

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT

Penghasilan : -

Alamat : Pasuruan

Nama Suami: Tn.”B”

Umur : 47 tahun

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Tani

Penghasilan : -

Alamat : Pasuruan

Page 38: ASKEB KABER RSSA

2. Alasan Masuk Rumah Sakit

Ibu mengatakan dikirim dari puskesmas pasuruan karena tekanan darah ibu tinggi dan usia ibu

lebih dari 35 tahun dan ibu hamil 9 bulan.

3. Keluhan Utama

Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng dan ibu merasa kepalanya sedikit pusing.

4. Riwayat Kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti jantung, tekanan darah

tinggi, kencing manis, paru-paru maupun penyakit menular seperti sakit kuning, TBC,

HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya.

5. Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti jantung, tekanan darah

tinggi, kencing manis, paru-paru maupun penyakit menular seperti sakit kuning, TBC,

HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya

6. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak pernah menderita penyakit menurun seperti asma,

jantung, tekanan darah tinggi, kencing manis maupun penyakit menular seperti

paru-paru/TBC, sakit kuning dan tidak mempunyai keturunan kembar.

7. Riwayat Haid

Menarche : 12 tahun

Siklus : 30-32 hari

Lama : 6-7 hari

Jumlah darah : (hari I s/d II 2 pembalut, hari III s/d V 1

pembalut)

Warna : hari I s/d III merah dan berbau anyir, hari IV s/d VII warna coklat dan

tidak berbau.

Flour albus : tidak ada

Keluhan : tidak ada

HPHT : 01-06-2008

8. Riwayat Perkawinan

Menikah : 1 kali

Lama menikah : 26 tahun

Usia menikah : 17 tahun

9. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.

Page 39: ASKEB KABER RSSA

No

Kehamilan Persalinan Anak Nifas

KetSuami

Hamil ke-

UK Penolong

Cara Penyulit

Jenis kelamin

BBL Hidup umur

hari Menyusui

1.2

3

4

5

1

1

1

1

1

1

II

III

IV

V

9bln

9 bln

9bln

3bln

Hamil ini

Dokter

Dukun

Bidan

Dokter

Normal

Normal

Normal

Curet

-

-

-

-

-

3500

-

3500

-

25 th

22 th

11 th

-

40

40

40

-

1 thn

2thn

2 thn

-

10. Riwayat kehamilan sekarang

a. Kehamilan

Trisemester I

Ibu mengatakan pada saat hamil muda ibu mengeluh mual, muntah dan kepalanya

pusing dan menghilang pada usia kehamilan 4 bulan.

Ibu periksa di Bidan 2X dan perikasa di Puskesmas 1X dan mendapatkan vitamin dan

tablet tambah darah.

Trisemester II

Pada usia kehamilan 4 dan 6 bulan ibu periksa ke Puskesmas 1X dan periksa di Bidan

2X, ibu mendapatkan tablet tambah darah dan vitamin, ibu mulai merasakan gerakan

janinnya pada usia kehamilan 4 bulan.

Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

Trisemester III

Ibu mengatakan periksa ke Puskesmas pada kehamilan tua ini 3 kali dan periksa

dibidan 3 kali, ibu mendapatkan vitamin dan tablet tambah darah.

Ibu mengatakan pada usia kehamilan 9 bulan tekanan darahnya menjadi 170/110

mmHg setiap kali periksa dan pada kakinya bengkak

Ibu mengatakan pada tanggal 09 Maret 2009 pada jam 18.30 WIB ibu merasa

kenceng-kenceng, tetapi ibu belum mengelurkan lender darah ataupun ketuban.

Kemudian pagi jam 09.00 WIB ibu periksa di Puskesmas dan kemudian ibu langsung

dirujuk ke RSSA Malang.

11. Riwayat KB

Page 40: ASKEB KABER RSSA

Ibu mengatakan sebelum hamil ini ibu menggunakan KB PIL selama 8 tahun, ibu tidak ada

keluhan apapun tapi ibu sering lupa minum sehingga ibu hamil ini. Dan rencana ibu setelah

melahirkan akan KB steril.

12. Pola kebiasaan sehari-hari

No Kebiasaan Di Rumah Di RS

1.

2.

3.

4.

5.

Nutrisi

Eliminasi

Istirahat

Hygiene

Aktivitas

Ibu makan 3 kali/hari porsi

sedang.komposisi nasi,

lauk pauk, sayur, minum 5-

6 gelas/hari

BAB 1 kali/hari konsistensi

lembek, warna kuning,

BAK 6-7 kali/hari, warna

kuning/jernih.

Tidur siang jam 13.00-

14.00 WIB, dan tidur

malam jam 22.00-05.00

WIB.

Ibu mandi 2 kali/hari,

gosok gigi 2 kali/hari, ganti

baju setiap hari, celana

dalam tiap kali mandi

keramas 2 kali seminggu.

Ibu melakukan pekerjaan

rumah tangga sendiri

terkadang dibantu suami.

Selama di RS ibu belum

sempat makan ibu hannya

minum air putih 1 gelas.

Ibu masuk kaber langsung

dikateter.

Pada saat dikaber ibu tidak

tidur.

Pada saat dikaber ibu

belum mandi.

Ibu hanya tidur terlentang

dengan posisi miring

kekiri dan terkadang

miring kekanan.

13. Data Psikososial

a. Psikologis : Ibu mengatakan sangat mengharapkan kelahiran bayinya.

Page 41: ASKEB KABER RSSA

b. sosial : Ibu sangat dekat hubungannya dengan suami dan keluarganya, ibu

berkomunikasi dengan keluarga menggunakan bahasa jawa. Hubungan ibu

dengan petugas kesehatan di RS baik.

14. Data Spiritual

Ibu mengatakan beragama Islam dan melaksanakan shalat 5 waktu.

15. Data Sosial Budaya

Ibu dan keluarga menganut adat Jawa.

B. Data Subyektif

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TD : 160/100 mmHg

Nadi : 88 kali/menit

Suhu : 36,4o C

RR : 20 x/menit

TP : 08-03-2009

BB saat ini : 74 kg

TB : 154 cm

2. Pemesiksaan Fisik

A. Inspeksi

Kepala : bersih, rambut hitam, tidak nampak ketombe, lembab

Wajah : tidak pucat, tampak menyeringai saat ada kontraksi, tidak ada oedem,

ada cloasma gravidarum.

Mata : simetris, selera tidak ikterus, kojungtiva tidak anemis.

Telinga : simetris, bersih, tidak keluar serumen.

Hidung : tidak tampak pernafasan cuping hidung, tidak ada secret, tidak ada

polip.

Mulut : bibir lembab, tidak ada stomatis, tidak tampak adanya caries gigi, lidah

bersih.

Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis.

Payudara : payudara tampak simetris, putting susu menonjol, bersih tampak

hiperpigmentasi areola.

Page 42: ASKEB KABER RSSA

Perut : tidak tampak adanya bekas operasi, terlihat linia nigra, alba dan strie.

Genetalia : vulva tampak keluar darah, lendir, tidak tampak oedem, terpasang

kateter.

Ekstremitas : Atas : gerakan aktif, tidak ada oedem, tidak pucat pada ujung jari,

terpasang selang infus.

Bawah : gerakan aktif, tidak ada oedem dan varises, tidak pucat pada

kuku.

Integument : turgor kulit normal.

Anus : tidak nampak hemoroid.

B. Palpasi

Kepala : tidak teraba benjolan abnormal.

Leher : tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid, tidak teraba pembesaran

vena jugularis.

Payudara : tidak teraba benjolan abnormal, mamae tegang, tidak ada nyeri tekan,

keluar colostrum saat dipencet.

Abdomen :

Mec Donal : TFU 32 cm

Leopold I : TFU 3 jari bawah procsesus xyfoideus pada fundus teraba bulat,

lunak, tidak melenting (bokong)

Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba datar, keras, seperti papan (punggung)

dan disebelah kanan perut ibu teraba bagian kecil janin.

Leopold III : Bagian terendah teraba bulat, keras dan melenting (kepala), kepala

sudah masuk PAP.

Leopold IV : Teraba 4/5 bagian.

TBJ : (32-13) x 155 = 2945 gram

Ekstremitas

Atas : tidak oedema

Bawah : odema

C. Auskultasi

Dada : tidak terdengar bunyi ronchi dan wheezing.

Djj (+) 13.12.12

Frekuensi 148 kali/menit, teratur.

Page 43: ASKEB KABER RSSA

D. Perkusi

Reflek patella (+/+)

E. Data Penunjang

VT oleh PPDSOG

Vukva vagina : Lendir darah

Pembukaan : 2 cm

Effacement : 50%

Ketuban : (+)

Bagian Terdahulu : Kepala

Bagian Terendah : UUK (masih tinggi)

Penurunan Hodge : II

Disekitar bagian terdahulu tidak teraba bagian kecil janin.

Pemeriksaan Laboratorium

a) Darah Lengkap

Leukosit : 12.600 µ/l

Hemoglobin : 12,0 g/dl

Hematokrit : 35,8

Trombosit : 283.000µ/l

b) Urine lengkap

SG/BJ : 1,015

PH : 6

Leukosit :-

Nitrite :-

Protein : 3+

Glukosa : -

Keton : -

Urobilinogen : -

Bilirubin : -

Eritrosit : 2+

II IDENTIFIKASI MASALAH / DIAGNOSA

Dx : Ny “Y” GV P3003 Ab100 Usia Kehamilan 39 - 40 minggu janin tunggal hidup intra

uterine kala 1 fase laten dengan PEB + Primitua sekunder + usia ≥35 tahun.

Page 44: ASKEB KABER RSSA

DS :

- Ibu mengatakan hamil 9 bulan

- Ibu mengatakan ini adalah kehamilan kelima

- Ibu mengatakan sudah kenceng – kenceng sejak tanggal 09-03-2009 jam 18.30 WIB

dan ibu belum mengeluarkan cairan apapun dari jalan lahirnya.

- HPHT : 01-06-2008.

DO :

- Kesadaran Umum : baik

- Kesadaran : composmentis

- Tanda-tanda vital :

TD :160/110 mmHg

Nadi : 88 X/menit

Suhu : 36,4o C

RR : 20 X/menit

Leukosit : 12.600 µ/l

SG/BJ : 1,015

PH : 6

Protein : 3+

Eritrosit : 2+

Palpasi :

Mec Donal : TFU 32 cm

Leopold I : TFU 3 jari bawah procsesus xyfoideus pada fundus teraba bulat,

lunak, tidak melenting (bokong)

Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba datar, keras, seperti papan (punggung)

dan disebelah kanan perut ibu teraba bagian kecil janin.

Leopold III : Bagian terendah teraba bulat, keras dan melenting (kepala), kepala

sudah masuk PAP.

Leopold IV : Teraba 4/5 bagian.

TBJ : (32-13) x 155 = 2945 gram

DJJ : (+) 13.12.12 / frekuensi 148x/menit

HIS : 4.10’.45’

VT :

Vukva vagina : Lendir darah

Page 45: ASKEB KABER RSSA

Pembukaan : 2 cm

Effacement : 50%

Ketuban : (+)

Bagian Terdahulu : Kepala

Bagian Terendah : UUK (masih tinggi)

Penurunan Hodge : II

Disekitar bagian terdahulu tidak teraba bagian kecil janin.

Hasil Lab. Protein urin : 3+

Masalah : Cemas

DS : Ibu mengatakan sangat khawatir dengan keadaan bayinya.

DO : - Kesadaran Umum : baik

- Kesadaran : composmentis

- Tanda-tanda vital :

TD :160/110 mmHg

Nadi : 88 X/menit

Suhu : 36,4o C

RR : 20 X/menit

Leukosit : 12.600 µ/l

SG/BJ : 1,015

PH : 6

Protein : 3+

Eritrosit : 2+

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIA

DS : Ibu mengatakan sangat khawatir dengan keadaan bayinya

DO :

- Kesadaran Umum : baik

- Kesadaran : composmentis

- Tanda-tanda vital :

TD :160/110 mmHg

Nadi : 88 X/menit

Suhu : 36,4o C

RR : 20 X/menit

Page 46: ASKEB KABER RSSA

Leukosit : 12.600 µ/l

SG/BJ : 1,015

PH : 6

Protein : 3+

Eritrosit : 2+

VT :

Vuva vagina : Lendir darah

Pembukaan : 2 cm

Effacement : 50%

Ketuban : (+)

Bagian Terdahulu : Kepala

Bagian Terendah : UUK (masih tinggi)

Penurunan Hodge : II

Disekitar bagian terdahulu tidak teraba bagian kecil janin.

Potensial terjadi Eklampsia

Ds :-

DO : TD : ≥ 160/110 mmHg

RR : > 16 x/menit

Nadi : 76-84 x/menit

Suhu : 36,5-37,5 C

Protein/albumin : ≥ ++

Albumin : ++

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

Kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan selanjutnya.

V. INTERVENSI

Dx : Ny “Y” GV P3003 Ab100 Usia Kehamilan 39 - 40 minggu janin tunggal hidup

intra uterine kala 1 fase laten dengan PEB + Primitua sekunder + usia ≥35

tahun.

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan ibu dapat melahirkan secara

normal tanpa komplikasi.

Kriteria hasil : - Keadaan Umum : Baik

Page 47: ASKEB KABER RSSA

- Kesadaran : Composmentis

- Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : < 160/100 mmHg

Nadi : 60 – 100 x/menit

Suhu : 36,2C – 37,5C

RR : 16 – 24 x/menit

- Bayi lahir menangis kuat

- AS : 7-9

- BBL : >2500 gram

Intervensi :

1. Lakukan pendekatan terapeutik

R/ Pasien lebih kooperatif dengan petugas kesehatan dan tindakan yang diberikan.

2. Jelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan diberikan

R/ Ibu lebih tenang dan menambah pengetahuan ibu.

3. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan

R/ Ibu mengerti dan mengetahui kondisinya dan janinnya.

4. Observasi TTV, His, DJJ tiap 15 menit

R/ TTV maupun parameter terjadinya kegawatan dan terjadinya eklamsia.

5. Observai tetesan infus.

R/ Agar tidak terjadi tetesan infus yang overlut/berlebihan

6. Observasi pengeluaran urine

R/ Untuk mengetahui jumlah urin yang keluar apakah terjadi oligouri atau tidak

7. Anjurkan kepada ibu untuk bedrest.

R/ Dengan istirahat total merelaksasikan syaraf – syaraf otot sehingga ibu menjadi lebih

tenang

8. Anjurkan kepada ibu untuk tidak merejan bila ada kontraksi

R/ Dapat menyebabkan odema pada serviks dan perineum sebab pembukaan belum lengkap

9. Beri nutrisi pada ibu

R/ Nutrisi yang adekuat membuat tenaga ibu menjadi maksimal untuk meneran.

10. Berikan terapi sesuai dengan advis dokter

R/ Pemberian obat yang tepat mempercepat penyembuhan

Masalah : Cemas

Page 48: ASKEB KABER RSSA

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan pasien lebih tenang dan rasa

cemas berkurang.

Kriteria Hasil : - Keadaan Umum : Baik

- Kesadaran : Composmentis

- Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : < 160/100 mmHg

Nadi : 60 – 100 x/menit

Suhu : 36,2C – 37,5C

RR : 16 – 24 x/menit

- Ibu merasa tenang dan tidak cemas lagi

- Komunikasi lancar

Intervensi :

1. Jelaskan pada ibu tentang keadaan ibu dan janinnya

R/ agar ibu lebih tenang dalam menjalani proses persalinan.

2. Berikan dukungan mental pada ibu

R/ agar ibu tidak khawatir dengan janin dalam kandungannya

3. Anjurkan ibu berdo’a untuk keselamatan ibu dan bayinya

R/ dengan mendekatkan diri pada Tuhan ibu bisa lebih tenang

.4. Libatka keluarga dalam memberikan dukungan pada ibu

R/ keluara adalah orang terdekat dengan ibu, sehingga lebih bisa mengerti.

Masalah Potensial

Potensial terjadi eklampsia

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan ibu tidak terjadi eklampsia atau kejang.

Kriteria Hasil : - Keadaan Umum : Baik

- Kesadaran : Composmentis

- Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : < 160/100 mmHg

Nadi : 60 – 100 x/menit

Suhu : 36,2C – 37,5C

RR : 16 – 24 x/menit

- Produksi urine 1 jam > 30cc

- Ibu tidak pusing

Page 49: ASKEB KABER RSSA

Intervensi

1. Istirahatkan klien dan tempatkan dalam kamar isolasi atau tenang

R/ Pola aktivitas yang dikurangi mampu menurunkan tekanan darah dan penempatan

klien dalam ruang isolasi atau tenang mampu menenang klien.

2. Batasi pengunjung dan penjagaan

R/ agar tidak menggangu istirahat dan ketenangan klien

3. Anjurkan kepada ibu untuk bedrest.

R/ Dengan istirahat total merelaksasikan syaraf – syaraf otot sehingga ibu menjadi lebih

tenang

4. Pantau tekanan darah ibu tiap 15 menit

R/ tekanan darah yang terus meningkat menandakan darahnya tinggi sehingga perlu

tindakan selanjutnya.

5. Kaji keluhan subyektif klien

R/ keluhan klien dapat digunakan sebagai penilaian tentang apa yang klien derita.

6. Berikan Drip SM 40% 10 gr dalam 500cc RD5% dan suntikan SM 40% 5gr ( 12,5cc

bokong kanan dan 12,5cc bokong kiria)

R/ Pemberian MgSO4 sesuai dengan syarat mampu mencegah kejang pada penderita.

VI. IMPLEMENTASI

Tanggal : 10 Maret 2009

Dx : Ny “Y” GV P3003 Ab100 Usia Kehamilan 39 - 40 minggu janin tunggal hidup intra

uterine kala 1 fase laten dengan PEB + Primitua sekunder + usia ≥35 tahun.

1. Melakukan pendekatan terapeutik pada ibu dengan menyapa ibu dengan ramah dan sopan

serta menanyakan keluhan.

2. Menjelaskan kepada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan yaitu bahwa ibu akan

dilakukan observasi TTV, DJJ, HIS dan keadaan ibu.

3. Menjelaskan kepada ibu tentang kondisi dirinya mengalami kelainan kehamilan dan kondisi

janin dalam keadaan baik-baik saja.

4. Melakukan observasi TTV dan DJJ setiap 15 menit

Jam Tensi Nadi Suhu RR His DJJ13.1513.3013.4514.0014.1514.30

160/100160/100160/100160/100160/100160/100

889294949494

36,4 0C 202424242424

3.10’.35”3.10’.35”3.10’.35”3.10’.40”3.10’.40”3.10’.40”

13-12-1213-12-1213-12-1213-12-1212-12-1212-12-12

Page 50: ASKEB KABER RSSA

5. Melakukan observasi tetesan infus RD5% 20 tetes/menit

6. Melakukan observasi pengeluaran urine yang tertampung didalam urobeg ( pada jam 14.00

sebanyak 200cc)

7. Menganjurkan pada ibu untuk bedrest yaitu istirahat total di tempat tidur, tidak boleh turun

dari tempat tidur, baik BAB, BAK serta semua aktivitas dilakukan di atas tempat tidur.

8. Menganjurkan kepada ibu untuk tidak merajan bila ada kontraksi, ibu hannya boleh tarik

nafas panjang yaitu dengan cara menghirup udara lewat hidung lalu dikeluarkan lewat mulut.

9. Menganjurkan kepada ibu untuk makan – makanan yang dari RS yaitu makan TKTP agar

tekanan darah ibu segera turun.

10. Memberikan terapi sesuai dengan advis dokter yaitu :

- Infus 500cc RD 5%

- Infeksi IM 40% 5 gr = 12,5 cc bokong kanan secara IM dan 12,5 cc bokong kiri secara

IM

- Nefedipin10 mg per oral

- Dexametasone 16 mg per IV

- Ampisilin 1000 mg per IV

- Glasodin1 tablet per oral

Masalah : Cemas

Implementasi

1. Menjelaskan kepada ibu tentang kondisi dirinya mengalami kelainan kehamilan dan kondisi

janin dalam keadaan baik-baik saja.

2. Memberikan dungun mental kepada ibu agar ibu lebih tenang dan merasa diperhatikan

3. Menganjurkan kepada ibu untuk berdo’a sesuai dengan keyakinan ibu agar hati ibu menjadi

lebih tenang dan tentram

4. Melibatkan kelurga dalam memberikan dukungan pada ibu agar ibu lebih merasa

diperhatikan oleh orang – orang yang ada disekitarnya.

Masalah Potensial : Potensial terjadi eklampsia

Implementasi :

1. Mengistirahatkan klien dengan posisi yang nyaman dan menempatkan klien diruang yang

tenang, jauh dari keramaian, supaya klien lebih tenang.

2. Membatasi pengunjung dan penjagaan agar ibu dapat lebih tenang dan dapat berfikir positif

Page 51: ASKEB KABER RSSA

3. Menganjurkan pada ibu untuk bedrest yaitu istirahat total di tempat tidur, tidak boleh turun

dari tempat tidur, baik BAB, BAK serta semua aktivitas dilakukan di atas tempat tidur.

4. Memantau tekanan darah ibu setiap 15 menit dengan hasil :

Jam TD

13.1513.3013.4514.0014.1514.30

160/100160/100160/100160/100160/100160/100

5. Mengkaji keluhan klien, saat ibu merasa panas, ibu dikipasi.

6. memberikan Drip SM 40% 10 gr dalam 500cc RD5% dan suntikan SM 40% 5gr ( 12,5cc

bokong kanan dan 12,5cc bokong kiri, dan memberikan injeksi amphicin 1gr dan nifedipin

secara IV agar ibu tidak terjadi kejang.

VII. Evaluasi

Tanggal : 10-03-2009

Jam : 14.30 WIB

S : Ibu mengatakan mengerti tentang penjelasan yang diberikan oleh petugas kesehatan dan

ibu merasa sudah merasa lebih tenang, tapi kepalanya masih terasa agak pusing.

O : - Kesadaran Umum : baik

- Kesadaran : composmentis

- Tanda-tanda vital :

TD :160/110 mmHg

Nadi : 88 X/menit

Suhu : 36,4o C

RR : 20 X/menit

- Tetesan infus berjalan normal yaitu RD5% tanpa drip oksitosin 20 tetes/menit

- Wajah ibu tampak tenang dan menyeringai saat ada kontraksi.

- Ekstremitas odema

- Protein uria 3+

- Produksi urine > 40 ml/jam

Page 52: ASKEB KABER RSSA

- Hasil VT :

Vuva vagina : Lendir darah

Pembukaan : 3-4 cm

Effacement : 75%

Ketuban : (+)

Bagian Terdahulu : Kepala

Bagian Terendah : UUK (masih tinggi)

Penurunan Hodge : II

Disekitar bagian terdahulu tidak teraba bagian kecil janin.

A : Ny “Y” GV P3003 Ab100 Usia Kehamilan 39 - 40 minggu janin tunggal hidup intra uterine

kala 1 fase laten dengan PEB + Primitua sekunder + usia ≥35 tahun.

P : - Tetap pantau keadaan ibu dan janin dalam kandungan yaitu: TTV, HIS, DJJ, tetesan

infus dan pengeluaran urine.

- Tetap memberikan dukungan kepada ibu

- Lakukan kelahiran bayi dengan forsep atau vakum ekstraksi bila pembukaan telah

lengkap dan setelah bayi lahir, bayi langsung dibawa ke ruang perinatologi dan ibu

diobservasi selama 4 jam setelah itu ibu dipindah ke ruang 8 dan observasi dilanjutkan

di ruang 8.

BAB IV

PEMBAHASAN

Page 53: ASKEB KABER RSSA

Persalinan kala I merupakan kala waktu pembukaan serviks sampai terjadi pembukaan lengkap

yaitu 10 cm. Pada masa ini diperlukan dukungan mental pada ibu untuk menambah semangat dan

mengurangi rasa takut saat persalinan nanti.

Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny “Y” GV P3003 Ab100 Usia Kehamilan 39 - 40

minggu janin tunggal hidup intra uterine kala 1 fase laten dengan PEB + Primitua sekunder + usia ≥35

tahun. Pada pengkajian baik data subyektif dan obyektif tidak didapatkan adanya kesenjangan antara

teori dan prakteknya dan pada identifikasi masalah / diagnosa sudah dilakukan sesuai pengkajian dan

dalam hal ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan.

Berdasarkan dari diagnosa dan pemeriksaan pada klien ditemukan adanya masalah potensial

yang harus diwaspadai yaitu potensial terjadi eklampsi sebab tekanan darh ibu 160/100mmHg, pada

ekstremitas bawah ibu odema, pada pemeriksaan lab juga terdapat protien uria 3+. Sehingga perlu

adanya Identivikasi kebutuhan Segera yaitu kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan selanjutnya.

Pada intervensi penulis menyusun rencana sesuai dengan kebutuhan dan pada implementasi

telah dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat dan sesuai dengan kebutuhan klien dan telah

didapat hasil bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan.

Evaluasi dilakukan dengan pencatatan pada lembar observasi RS sesuai dengan SAP RS dan

pada evaluasi ataupun pada observasi tidak ditemukan adanya kendala ataupun kesenjangan.

Preeklamsi merupakan suatu penyakit yang termasuk penyakit di sebabkan oleh kehamilan,

sedangkan sebabnya adalah belum diketahui secara pasti. Di Indonesia preeklamsi dan eklamsi

merupakan penyebab kematian perinatal yang tinggi oleh karena itu diagnosa secara dini preeklamsi

yang merupakan tingkat terdahulu sebelum terjadinya eklamsi. Sangat perlu untuk menurunkan angka

kematian ibu dan anak. Penting untuk diketahui bahwa sindrom preeklamsi ringan antara lain hipertensi

,edema dan protein uri sering tidak diketahui atau tidak diperhatikan oleh wanita hamil. Akan tetapi

dengan pemeriksaan kehamilan yang rutin dapat diketahui secara dini oleh bidan dan komplikasinya

dapat pula di cegah sedini mungkin.

(Rustam Mochtar , 1998)

Preeklamsia dibagi menjadi ringan dan berat. Dikategorikan berat jika tekanan darah atas > 160

mmHg atau bawah > 110mmHg ; protein yang bocor di air seni > 5 gram/24 jam, trombosit turun,

enzim hati meningkat, nyeri ulu hati, gangguan penglihatan. Jika hingga hilang kesadaran atau kejang

maka dinamakan eklamsia.

( http://dardiantoro.multiply.com/journal/item/25/pre-eklamsi_dan_eklamsi )

Preeklamsia berat dan eklamsia mutlak harus dirawat demi keselamatan ibu maupun janin yang

dikandung. Bahaya yang mengancam janin adalah prematur, berat badan lahir reandah hingga kematian

Page 54: ASKEB KABER RSSA

janin. Bahaya ibu adalah gagal jantung, perdarahan otak, kerusakan mata, gagal hati dan ginjal,

perdarahan hingga meninggal. Satu-satunya terapi adalah menghntikan kehamilan, karena dengan tanpa

kehamilan penyakit ini akan perlahan berhenti sendirinya. Tetapi penghentian kehamilan tergantung

usia kehamilan, jika usia kehamilan mencukupi maka dapat dilaksanakan. Tetapi jika masih usia terlalu

prematur maka akan diberikan obat-obat per infus untuk mengatasi proses tersebut hingga menjadi

terkendali. Satu-satunya pengobatan terbaik adalah pencegahandan deteksi dini, yaitu kunjungan

pemeriksaan hamil yang rutin jika keluarga Anda memiliki riwayat preeklamsia atau kunjungan adalah

deteksi dini sehingga tidak perlu dirawat dan kondisi ibu-anak baik pada akhirnya.

( http://dardiantoro.multiply.com/journal/item/25/pre-eklamsi_dan_eklamsi )

Penanganan PEB pada kehamilan diatas 37 tahun yaitu memberikan dosis awal MgSO4

50%, masing – masing 5g boka – boki IM, memberikan MgSO4 1-2g/jam perinfus 15 tetes/ menit atau

5g MgSO4 IM setiap 4jam dan lanjutkan pemberian MgSO4 sampai 24 jam pascapersalinan. Dan

sebelum memberikan MgSO4 periksa frekunsi nafas minimal 10x/menit, reflek patella +/+ dan urine

>40ml/jam dalam 4 jam terakhir.

Dalam uraian diatas menunjukkan bahwa di RSU. Dr. SAIFUL ANWAR telah melaksanakan

asuhan kebidanan dengan tepat dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan karena semua

prosedur dan penanganan telah dilaksanakan dengan sesuai dan dari pengkajian sampai dilakukannya

evaluasi tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan praktek dilapangan.

Page 55: ASKEB KABER RSSA

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada Ny “Y” GV P3003 Ab100 Usia

Kehamilan 39 - 40 minggu janin tunggal hidup intra uterine kala 1 fase laten

dengan PEB + Primitua sekunder + usia ≥35 tahun penulis menyimpulkan :

a. Pada pengkajian data baik data subyektif dan obyektif, asuhan yang

diberikan sudah komprehansif untuk menegakkan diagnosa.

b. Pada identifikasi masalah / diagnosa, asuhan yang diberikan sudah sesuia

dan dapat menegakkan diagnosa

c. Pada identifikasi masalah potensial, dalam kasus ini ditemukan adanya

masalah potensial, tetapi masalh potensial tidak terjadi.

d. Pada identifikasi kebutuhan segera, tidak dilakukan secara

komprehensif pada kasus ini tidak memerlukan kebutuhan segera yang harus

dilakukan jika terjadi masalah potensial.

e. Pada intervensi / perencanaan, asuhan yang diberikan sudah sesuai

dan menyeluruh sesuai teori dan prakteknya.

f. Pada Implementasi / penatalaksanaan asuhan sudah dilakukan, sesuai

dengan dengan intervensi yang telah dibuat . Asuhan dilakukan sesuai

dengan keadaan pasien.

g. Pada evaluasi asuhan yang diberikan sudah sesuai dan komprehensif.

h. Pada pendokumentasian sudah dilakukan sesuai data yang sudah didapat

dariasuhan yang diberikan

5.2 Saran

a. Mahasiswa

Mahasiswa perlu meningkatkan pengetahuannya dan pengalamannya

sehingga dapat menolong persalinan sesuai dengan asuhan persalinan normal

serta memahami yang dialami klien saat persalinan.sehingga dapat

memberikan asuhan dengan tepat.

Page 56: ASKEB KABER RSSA

b. Pasien

Pasien harus lebih kooperatif agar bisa mendapatkan pelayanan yang baik

dari petugas kesehatan sehingga klien merasa lebih nyaman dan puas.

c. Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan perlu meningkatkan pelayanan kesehatan sehingga

mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum dan perlu

meningkatkan etika dan sopan santun dalam menghadapi pasien maupun

keluarga agar mereka lebih percaya kepada petugas kesehatan.

Page 57: ASKEB KABER RSSA

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes , Marlyn E . 2001. Rencana Perawatan Maternal / Bayi . Jakarta : EGC

Mansjoer , Arief . 2000 . Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 . Jakarta : Media

Aeusclapius.

Moctar . Roestam . 2002 . Sinopsis Obstetri Jilid 1 . Jakarta : EGC

Saifudin . Abdul Bari . 2000 . Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal Dan

Neonatal : YBPSP

Wiknjosastro , Hanifa . 2003 . Ilmu Kebidanan . Jakarta : YBPSP

Sarwono . 2002 . Ilmu Kebidanan . Jakarta : EGC

( http://dardiantoro.multiply.com/journal/item/25/pre-eklamsi_dan_eklamsi )

( http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/28/askep-preeklamsi/ )

(www.Google.Kompas.Com)