askeb abortus inkomp

51
ASUHAN KEBIDANAN Pada Ny “W” G 3 P 2002 UK 18 – 19 mingggu Dengan Abortus Inkomplitus OLEH : FINZA FADILAH HERLIDIAN PUTRI MELLY KURNIAWATI NI MADE DWIANI UMIANITA RIZKA WULANDARI PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

Upload: eny-age-jennoeh-kuliahh

Post on 03-Aug-2015

112 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEB ABORTUS INKOMP

ASUHAN KEBIDANAN

Pada Ny “W” G3P2002 UK 18 – 19 mingggu

Dengan

Abortus Inkomplitus

OLEH :

FINZA FADILAH

HERLIDIAN PUTRI

MELLY KURNIAWATI

NI MADE DWIANI

UMIANITA RIZKA WULANDARI

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KADIRI

2007

Page 2: ASKEB ABORTUS INKOMP

BAB I

STUDI KEPUSTAKAAN

A. Landasan Teori

1. Pengertian

- Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia

kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.

( Kapita Selekta, 2001 . 260 )

- Abortus adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup

diluar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gr atau umur

hamil kurang dari 28 minggu

( Manuaba, 1998 : 214 )

- Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan ( oleh akibat tertentu ) pada

atau sebelum kehamilan tersebut berusia 20 minggu dan janin mencapai

berat 500 gr.

( Sarwono, 2000 : 302 )

2. Etiologi

Hal – hal yang menyebabkan abortus dapat dibagi sebagai berikut :

a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi

Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin

atau kecacatan. Kelainan berat biasanya menyebabkan kematian mudhgah

pada hamil muda.

Factor-faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah

sebagai berikut :

1. Kelainan kromosom

2. Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan ialah trisomi,

poliploidi dan kemungkinan pola kelainan kromosom seks.

3. Lingkungan yang sempurna

Page 3: ASKEB ABORTUS INKOMP

4. Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang

sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi

terganggu.

5. Pengaruh dari luar.

6. Radiasi, virus, obat-obatan dan sebagainya dapat mempengaruhi baik

hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus.

b. Kelainan pada plasenta

Endometritis dapat terjadi dalam vili korialis dan menyebabkan

oksigenisasi placenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan

pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak

kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.

c. Penyakit Ibu

1. Sep[erti pneumonia, tius abdominalis, malaria dan lain-lain yang

dapat menyebabkan abortus.

2. Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia,

tifoid, rubella. Kematian fetus dapat disebabkan karena toksin dari ibu

atau invasi kuman atau virus pada vetus.

3. Keracunan Pb, nikotin, gas racun, alcohol.

4. Ibu yang asfiksia seperti dekompensasi kordis, penyakit paru berat,

anemia garvis.

5. Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme, kekurangan Vit.

A, C atau B, diabetes mellitus

d. Kelainan genetalia

Misalnya pada ibu yang menderita

1. Anomali congenital (hipoplasia uteri, uterus bikornis)

2. Kelainan letak dan uterus seperti retroflesi uteri fiksata

Page 4: ASKEB ABORTUS INKOMP

3. Tidak sesempurna persiapan uterus dalam menanti hidasi dari ovum

yang sudah dibuahi.

4. Uterus terlalu cepat meregang (kehamilan ganda, mola).

5. Distorsia uterus (terdorongnya uterus oleh tumor peluis)

e. Antagonis Rhesus

Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah

fetus sehingga terjadi anemia pada fletus yang berakibat meninggalnya

fetus.

f. Terlalu cepatnya korpus lateum menjadi atrotis atau factor serviks yaitu

Inkompetensi serviks servititis.

g. Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi

umpamanya sangat terkejut, obat-obat uterotonika, ketakutan, laparotomi

atau dapat juga karena trauma langsung fetus, selaput janin rusak

langsung karena instrument, benda dan obat-obatan.

h. Penyakit Bapak

Umur lanjut, penyakit kronis seperti TBC, Anemia dekompensasi kordis,

malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (Alkohol, nicotin) sinar rontgent,

avitaminosis

( Sinopsis Obstetri, Rustam Mochtar . 1998 : 210)

3. Frekuensi

- Diperlukan frekuensi keguguran spontan berkisar antara 10 – 15% namun

demikian, rekuensi seluruh keguguran yang pasti sukar ditentukan karena

abortus buatan banyak tidak dilaporkan kecuali bila terjadi komplikasi.

- Menurut SIGLER dan EASMAN , abortus terjadi pad 10% kehamilan RS

Pirngadi Medan juga mendapati angka 10% dari seluruh kehamilan.

Page 5: ASKEB ABORTUS INKOMP

Menurut EASTMAN 80% abortus terjadi padabulan ke 2 – 3 kehamilan,

sementara SIEMENS mendapatkan angka 76%.

( Sinopsis Obstetri, Rustam Mochtar, 1998 : 211 )

4. Patologi

- Pada awal abortus terjadio perdarahan dalam desidua basalis yang diikuti

oleh nekrosi jaringan di sekitarnya sehingga menyebabkan hasil konsepsi

terlepas sebagian atau seluruhnya yang merupakan benda asing dalam

uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya.

- Pada kehamilan < 8 minggu hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya karena

vili korialis belum menembus desidua secara mendala.

- Pada kehamilan antara 8 – 14 minggu villi konalis menembus desidua

lebih dalam sehingga plasenta tidak dilepasakan sempurna yang dapat

menyebabkan banyak perdarahan.

- Pada kehamilan > 14 minggu dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah

janin disusul beberapa waktu kemudian plasenta, abortus ini menyerupai

persalinan biasa.

- Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam bentuk :

Ada kalanya kantong amnion kosong atau didalamnya benda kecil

tanpa bentuk yang jelas (bligted ovum).

Janin telah mati lama (missed abortion) dapat berupa

a. Mola kruenta : Mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu

singkat, ia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah.

b. Mola Tuberosa : amnion tampak berbenjol – benjol karena terjadi

kematian antara amnion dan korion.

c. Mola Karnosa : pigmen telah diserap dan dalam sisanya terjadi

organisasi, sehingga semuanya tampak seperti

daging.

Page 6: ASKEB ABORTUS INKOMP

d. Fetus kompresus : janin mengalami mumufikasi terjadi

penyerapan kalsium dan tertekan sampai gepeng.

e. Fetus Papiraseus : kompresi fetus berlangsung terus terjadi

penipisan laksana kertas.

f. Maserasi : kulit terkelupas, tengkorak menjadi lembek perut

membesar karena terisi cairan dan seluruh jaringan

berwarna kemerah-merahan.

( Ilmu Kebidanan, Prawirohardjo, 1999 : 304 )

5. Dasar diagnosis keguguran

Dugaan keguguran diperlukan beberapa criteria sebagai berikut :

- Terjadi keterlambatan dating bulan

- Terjadi perdarahan

- Disertai rasa sakit perut

- Dapat diiukti oleh pengeluaran hasil konsepsi

- Pemeriksaan hasil tes hamil daapt masih positif / negatif

Hasil pemeriksaan fisik terhadap penderita bervariasi

1. Pemeriksaan fisik bervariasi tergantung jumlah perdarahan

2. Pemeriksaan fundus uteri

- Tinggi dan besarnya tetap sesuai dengan umur kehamilan

- Tinggi dan besarnya sudah mengecil

- Fundus uteri tidak teraba diatas simphisis

3. Pemeriksaan dalam

- Serviks uteri masih tertutup

- Serviks sudah terbuka dan dapat teraba ketuban dan hasil konsepsi

dalam kavum uteri / pada kanalis servikalis.

- Besarnya rahim (uterus) telah mengecil.

- Konsistensinya lunak.

Page 7: ASKEB ABORTUS INKOMP

6. Klasifikasi

Abotus dapat dibagi menjadi 2 golongan

a. Abotus spontan

Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului factor – factor

alamiah

b. Abortus provokatus (induced abortus)

Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obaan maupun

alat-alat. Aboortus ini dibagi lagi menjadi :

1. Abortus Medisinalis / therapeutika.

Adalah abortus karena tindakan sendiri dengan alas an bila kehamilan

dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi

medis).

Biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 orang dokter ahli

2. Abortus kriminalis

Adalah abortus yang terjadi oleh kaena tindakan-tindakan yang tidak

legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.

Klinis abortus spontan

Dapat dibagi atas :

1. Abortus Kompletus (keguguran lengkap)

a. Pengertian

- Abortus kompletus adalah seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua

dan fetus) sehingga rongga rahim kosong

(Sinopsis Obstetri, Rustam Mochtar, 1998 : 211)

- Abortus kompletus adalah seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan,

sehingga tidak memerlukan tindakan

(Manuaba, 1998 : 219)

Page 8: ASKEB ABORTUS INKOMP

b. Gejala

- Uterus mengecil

- Perdarahan sedikit

- Kanalis servikalis telah tertutup

( Manuaba , 1998 : 219 )

c. Penanganan

- Tidak perlu evakuasi lagi.

- Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak.

- Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.

- Apabila terjadi anemia sedang berikan tablet sulfur terosus 600 mg/hari,

selama 2 minggu.

Jika anemia berikan transfusi

- Konseling asuhan paska keguguran dan pemantauan lanjut

( Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal, 2002 : M – 13 )

2. Abortus Inkompletus ( keguguran bersisa )

a. Pengertian

- Abortus inkompletus ialah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada

kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam

uterus.

( Ilmu Kebidanan, prawirohardjo, 1999 : 307 )

- Abortus Inkompletus ialah sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan

yang tertinggal adalah desidua atau placenta.

( Manuaba , 1998 : 212 )

Page 9: ASKEB ABORTUS INKOMP

b. Gejala

Didapati antara lain adalah amenohoe, sakit perut dan mules-mules

perdarahan yang bisa sedikit atau banyak dan biasanya stolsel (darah beku )

sudak keluar fetus / jaringan

( Sinopsis obstetric , Rustam , 1998 : 212 )

c. Penanganan

- Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan keahmilan < 16 minggu ,

evakuasi dapat dilakukan secara digital atau cunam ovum untuk

mengeluarkan hasil konsepsi yan gkeluar melalui serviks. Jika perdarahan

berhenti, beri ergometrin 0,2 mg 1M atau misiprostol 400 mg PO.

- Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan < 16

minggu evakuasi hasil konsepsi dengan

Aspirasi Vakum Mnual (AVM) merupakan metode evakuasi yang

terpilih. Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika

aspirasi vakum manual tidak tersedia.

Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg

IM (diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostol 400 mg PO

(dapat diulangi setelah 4 jam jika perlu).

Jika kehamilan > 16 minggu

- Berikan infuse oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan (garam

fisiologik atau RL) dengan kecepatan 40 tetes / mnt. Sampai 4 jam

sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi.

- Jika perlu berikan misoprostol 200 mg pervag setiap 4 jam sampai

terjadi ekspulsi ( max 800 mg )

- Evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.

Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.

( Praktis Kesehatan Maternal dan Neonatal , 2002 : M – 13 )

Page 10: ASKEB ABORTUS INKOMP

3. Abortus Insipiens (keguguran membakat)

a. Pengertian

- Abortus Isipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan

kurang 20 minggu dengan adanya diatasi serviks yang meningkat, tetapi

hasil konsepsi masih dalam uterus.

( Ilmu kebidanan, prawirohardjo, 1999 : 306 )

- Abortus Insipiens adalah keguguran membankat yang tidak dapat

dihentikan karena setiap saat dapat terjadi ancaman perdarahan dan

pengeluaran hasil konsepsi.

( Manuaba, 1998 : 218 )

b. Gejala

- Perdarahan

- Perut terasa mules menjadi lebih sering dan kuat

- Pada pemeriksaan dijumpai erdarahan lebih banyak, kandis servikalis

terbuka dan jaringan / hasil konsepsi dapat diraba

( Manuaba, 1998 : 218 )

c. Penanganan

- Jika usia kehamilan < 16 minggu lakukan evakuasi uterus denngan

aspirasi vakum Manual (AVM). Jika evakuasi tidak dapat segera

dilakukan :

Berikan ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang sesudah 4 jam jika

perlu)

Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari

uterus

- Jika usia kehamilan > 16 minggu

Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi kemudian evakuasi sisa hasil

konsepsi.

Page 11: ASKEB ABORTUS INKOMP

Jika perlu lakukan infuse 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan IV

(garam fisiologik / RL ) dengan kecepatan 40 tetes / mnt untuk

membantu ekspedisi hasil konsepsi.

- Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan

( Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002 : M – 12 )

4. Abortus Immiens (keguguran mengancam)

a. Pengertian

Abortus immiens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dan uterus pada

kehamilan sebelum 20 minggu , dimana hasil konsepsi masih dalam uterus

dan tanpa adanya dilatasi serviks.

( Ilmu kebidanan, prawirohardjo, 1999 :305)

b. Gejala

- Terdapat keterlambatan datang bulan

- Tedapat perdarahan, perut mules

- Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur hamil dan

dapat terjadi kontraksi otot rahim

- Hasil pemeriksaan dalam terdapat perdarahan dan kanalis servikalis dan

kanalis masih tertutup.

- Hasil pemeriksaan tes hamil masih positif.

(Manuaba, 1998 : 218)

c. Penanganan

- Istirahat total di tempat tidur

Meninggikan aliran darah ke rahim

Mengurangi rangsangan mekanis

- Obat – obatan yang dapat diberikan

Penenang : Phenobarbital 3 x 30 mgm valium

Anti perdarahan : Adona, trnasamin

Page 12: ASKEB ABORTUS INKOMP

Vit. B kompleks

Hormonal : Progestron

Penguat plasenta : getanor, duhaston

Anti kontraksi rahim (duvadilan, Papaverin)

- Evaluasi

Perdarahan, jumlah , lamanya

Kehamilan dapat diulangi

Konsultasi pada dokter ahli untuk penanganan lebih lanjut dan

pemeriksaan USG

( Manuaba, 1998 :128)

5. Missed abortion

a. Pengertian

- Missed abortion adalah kemaatian janin berusia sebelum 20 minggu,

tetapi janinn itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.

( Ilmu Kebidanan, prawirohardjo, 1999 : 308 )

- Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi berada

dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.

( Sinopsis obstetric, Rustam Mochtar, 1998 : 212 )

b. Etiologi

Etiologi abortion tidak diketahui, tetapi dengan pengaruh hormone

progestron. Pemakaian hormone progestron pada abortus imminens juga

dapat menyebabkan missed abortion.

c. Gejala

Dijumpai amenorhoe, perdarahan, sedikit-sedikit berulang pada permulaanya,

serta selama observation undus tidak bertambah tinggi malahan tambah

rendah. Kalau tadinya ada gejala-gejala kehamilan belakangan menghilang,

Page 13: ASKEB ABORTUS INKOMP

diiringi dengan reaksi kehamilan yang menjadi negative pada 2 – 3 minggu

sesudah fetus mati. Pada pemeriksaaan dalam, serviks tertutup dan ada darah

sedikit. Sekali – kali pasien merasa perutnya dingin atau kosong.

Fetus yan gmeninggal ini :

- Bisa keluar dengan sendirinya dalam 2 – 3 bulan sesudah fetus mati.

- Bisa diabsorbsi kembali sehingga hilang.

- Bisa terjadi mongering dan menipis dicabut fetus papuraceus.

- Bisa jadi mola karnosa dimana fetus yang sudah mati 1 minggu akan

mengalami degenerasi dan ait ketubannya diresorbsi.

( Sinopsis obstetric, Rustam Mochtar, 1999 : 309 )

6. Abortus Habitualis

a. Pengertian

- Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih

berturut-turut.

( Ilmu Kebidanan, prawirohardjo, 1999 : 309 )

- Abortus Habitualis adalah keadaan dimana penderita mengalami

keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih.

( Sinopsis obstetric, Rustam Mochtar, 1998 : 213 )

b. Etiologi

1. Kelainan dari ovum atau spermatozoa, dimana kalau terjadi pembuahan

hasilnya adalah pembuahan yang patologis.

2. Kesalahan ibu yaitu disfungsi tiroid, kesalahan korpus luteum, kesalahan

plasenta yaitu tidak sanggupnya plasenta menghasilkan progestron

sesudah korpus luteum atrois. Ini dapat dibuktikan dengan mengukur

kadar pregnadiol dalam urin. Selain itu juga berantung kepada keadaan

gizi ibu (malnutrisi), kelainan anatomis dari rahim, Febris Undulad

(contigaius abortion), hipertensi oleh karena kelainan pembuluh darah

Page 14: ASKEB ABORTUS INKOMP

sirkulasi pada plasenta / villi terganggu dan fetus jadi mati. Dapat juga

gangguan psikis, serviks inkompeten / rhesusu antagonis.

( Sinopsisi obstetric, Rustam Mochtar, 1998 : 213 )

c. Pemeriksaan

1. Histerosalpingografi, untuk mengetahui ada tidaknya mioma uterus

submukosa dan anomaly congenital.

2. BMR dan kadar yodium darah diukur untuk mengetahui apakah ada / tidak

gangguan thyroidea.

3. Psiko analisis

( Sinopsis obstetric, Rustam Mochtar, 213 )

d. Gejala

- Pada kehamilan triwulan kedua terjadi pembukaan serviks disertai mules,

ketuban menonjol dan pada suatu saat pecah, kemudian timbul mules

yang diikuti pengeluaran janin yang biasanya masih hidup dan normal.

- Pada kehamilan triwulan pertama, penderita mengeluh mengeluarkan

banyak lendir dari vagina

( Ilmu kebidanan, prawirohardjo , 1999 : 310 )

e. Penanganan

- Memperbaiki keadaan umum yaitu pemberian makanan yan gsempurna,

istirahat cukup banyak. Larangan koitus dan olahraga.

- Terapi dengan hormone progestron, vitamin, hormone tiroid. Pada serviks

inkompeten terapinya adalah operatif SHIROD KAR dan MC DONALD.

( Ilmu kebidanan, prawirohardjo, 1999 : 310 )

Page 15: ASKEB ABORTUS INKOMP

7. Abortus Infeksious dan Abortus Septik

a. Pengertian

Abortus infeksious adalah abortus yang disertai infeksi pada genetalia,sedang

abortus septic ialah abortus infeksious berat dosertai penyebaran kuman atau

toksin ke dalam peredaran darah atau peritoneum.

( Ilmu kebidanan, prawirohardjo, 1999 : 310 )

b. Gejala

- Adanya abortus amenrhoe, perdarahan keluar jaringan yang telah ditolong

ke luar RS.

- Pemeriksaan : kanalis servikalis terbuka, teraba jairngan, perdarahan dan

sebagainya.

- Tanda – tanda infeksi alat genetalia : demam, nadi cepat, perdarahan,

berbau, uterus besar dan lembek, nyeri tekan.

- Pada abortus septic : kelihatan sakit berat, panas tinggi, menggigil, nadi

kecil dan cepat, tekanan darah turun sampai syok. Perlu diobservasi

apakah ada tanda perormasi atau akut abdomen.

( Sinopsis Obstetri, Rustam Mochtar, 1998 : 214 )

c. Penanganan

- Bila pedarahan banyak, berikan transfuse darah dan cairan yang cukup.

- Berikan antibiotika yang cukup dan tepat

Berikan suntikan penicillin 1 juta satuan tiap 6 jam.

Berikan suntikan streptomycin 500 mg setiap 12 jam.

Atau antibiotika spectrum luas lainnya.

- 24 jam sampai 48 jam setelah dilindungi dengan antibiotika atau lebih

cepat bila terjadi perdarahan banyak, lakukan dilatasi dan kuretase untuk

mengeluarkan hasil konsepsi.

Page 16: ASKEB ABORTUS INKOMP

- Infus dan pemberian antibiotika diteruskan menurut kebutuhan dan

kemajuan penderita.

- Pada abortus septic terapi sama saja, dosis dan jenis yang tetap sesuai

dengan hasil pembiakan dan uji kepekaan umum,

- Tindakan operatif dilakukan bila keadaan umum membaik dan partus

mereda.

Komplikasi Abortus

1. Perdarahan

Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa – sisa hasil

konsepsi dan jika perlu pemberian transfuse darah. Kematian karena perdarahan

dapat terjadi pertolongan tidak diberikan pada waktunya.

2. Perforasi

Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi

hiperetrofleksi. Jikia ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomi dan

tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu

histerektomi.

3. Infeksi

Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus inkompletus

dan antisepsis.

4. Syok

Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan ( syok hemoragik ) dank arena

infeksi berat ( syok endoseptik )

Page 17: ASKEB ABORTUS INKOMP

BAB II

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

PADA ABORTUS INCOMPLETUS

I. PENGKAJIAN

Tanggal ……… jam …………… WIB

a. Data Subyektif

1. Identitas klien

Nama : Ny …… Nama Suami : Tn ……

Umur : ……. Th Umur : …….. th

Agama : Agama :

Pendidikan : Pendidikan :

Pekerjaan : Pekerjaan :

Alamat :

2. Alasan datang

Ibu mengatakan tidak haid selama kurang dari 20 minggu mengeluarkan

darah segar bergumpal – gumpal warna merah tua.

3. Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu tidak menderita penyakit dan menahun seperti pneumonia, tifus,

anemia keracunan, toxoplasmosis, tidak pernah menderita penyakit

kelamin seperti sifilis, penyakit menurun seperti hipertensi, dan tidak

pernah operasi

4. Riwayat kesehatan sekarang

- Sedang / tidak menderita penyakit menular dan kronis seperti jantung,

hipertensi dan DM.

Page 18: ASKEB ABORTUS INKOMP

- Ibu tidak haid < 20 minggu, ibu mengalami perdarahan dari jalan lahir,

ada / tidak ada jaringan, nyeri perut.

5. Riwayat kesehatan keluarga

Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti

tekanan darah tinggi, dan lain-lain

6. Riwayat Haid

Amenorhoe : < 20 minggu

Banyaknya : ……. Kali sehari ganti softex

Menarche : …….. tahun

Keluhan :

7. Riwayat perkawinan

Nikah : ………….. x

Lama menikah : ……….. tahun

Umur pertama kali nikah : ……. tahun

8. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.

Anak ke …… mual, ANC. TT / tidak, tablet Fe dan Vitamin. Melahirkan

dipecah dini, BBL / PBL, Nifas normal, laktasi.

9. Riwayat hamil sekarang

Ibu merasa hamil, terjadi perdarahan disertai gumpalan, perut terasa mules

di daerah symphisis, nyeri pinggang.

10. Riwayat KB

11. Pola kebiasaan sehari-hari

- Aktivitas

Page 19: ASKEB ABORTUS INKOMP

Aktivitas berat yang dapat mempengaruhi kehamilan

- Istirahat

Istirahat yang kurang

- Nutrisi

Nutrisi yang buruk

- Kebersihan

Ibu mandi ……… , gosok, gigi, ganti celana dalam

- Eliminasi

BAB, BAK

- Kebiasaan

Ibu tidak pernah merokok dan minum alcohol serta minum jamu

12. Keadaan Psikososial

a. Psikologi

- Ibu merasa cemas terhadap keadaanya karena terjadi perdarahan

- Ibu cemas dilakukan kuretase

b. Sosial

Hubungan ibu dan suami serta keluarga

13. Latar Belakang Sosial Budaya

- Tidak / ada pantangan makanan

- Tempat biasa berobat

- Kepercayaan dan mitos-mitos berkenaan dengan abortus

b. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

KU : lemah

Kesadaran : CM

Page 20: ASKEB ABORTUS INKOMP

TD : 140/80 mmHg (kenaikan systole < 30 mmHg / diastolic < 15

mmHg)

N : 80 – 120 x / mnt

BB : ± bertambah 0,3 – 0,5 kg / minggu

LILA : ≥ 23,5 cm

TB : > 145 cm

RR : 20 – 24 x / mnt

2. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi

Rambut : warna, bersih / kotor

Wajah : tidak kuning, tidak pucat, ada / tidak cloasma.

Mata : kongjungtiva, simetris, sclera tidak kuning

Hidung : tidak secret, pendengaran normal

Mulut : bibir tidak kering, stomatitis, lidah tidak kotor, caries

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis

Dada : payudara simetris, membesar, tegang, putting susu menonjol,

tidak terdapat hypermigmentasi areola mammae

Perut : - tinggi dan besarnya tetap sesuai dengan umur kehamilan

- tinggi dan besarnya sudah mengecil

- fundus uteri tidak teraba di atas symphisi

b. Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis

Dada : pada payudara tidak teraba benjolan abnormal

Perut : Ball ( + )

1. Tinggi dan besarnya tetap sesuai dengan umur kehamilan

2. Tinggi dan besarnya sudah mengecil

3. Fundus uteri tidak teraba di atas simpisis

Page 21: ASKEB ABORTUS INKOMP

c. Auskultasi

d. Perkusi

Reflek p[atella +/+ (tidak begitu banyak artinya, kecuali bila ada suatu

indikasi)

e. Inspekulo

V/V : fluksus (+), warna merah segar tidak / ada benjolan abnormal

Portio : terbuka / tertutup, warna merah, fluktus (+)

f. Pemeriksaan dalam

V/V : tidak / adabenjolan, darah warna merah segar

Portio : terbuka, teraba jaringan, lunak seperti bibir, primipara /

multipara

Uterus : antefleksi/ retrofleksi, tinggi dan besarnya tetap/mengecil

Adnexa : dalam batas normal, tidak ada massa, tidak nyeri goyang

II. IDENTIFIKASI MASALAH / DIAGNOSA

Dx : G …. P ….. UK < 20 minggu dengan abortus inkomplitus

Ds : - Ibu mengatakan tidak haid selama < 20 minggu

- Ibu mengatakan perdarahan kemaluan, warna merah segar,, ada/tidak

jaringan hasil konsepsi yang keluar, nyeri perut.

Do :

- HPHT

- Palpasi : Ball (+)

- Inspekulo

V/V : fluktus, warna, tida / ada benjolan

Portio : terbuka / tertutup, warna merah, fluktus (+)

- Pemeriksaan dalam

Page 22: ASKEB ABORTUS INKOMP

V/V : tidak/ada benjolan, darah warna merah segar.

Portio : terbuka, teraba jaringan, lunak

Uterus : antefleksi/retrofleksi, tinggi dan besarnya

Adnexa : dalam batas normal, tidak ada massa, tidak nyeri goyang

Masalah :

1. Perdarahan

DS : -

DO : keluar darah dari jaringan lahir

2. Infeksi

DS : -

DO : suhu > 37,5 0 C , takikardi, nyeri tekan

III.INTERVENSI

Dx : G … P … Ab … UK < 20 minggu dengan abortus incomplitus

Tujuan : - tidak terjadi perdarahan lebih lanjut dan segera berhenti

- tidak terjadi kompolikasi atau kelainan pada ibu

- klien setuju dengan tindakan kuretase

Intervensi :

a. Beritahu tentang keadaan saat ini

R/ : dengan memberitahu keadaanya diharapkan klien tenang

b. Jelaskan padaibu bahwa janinnya tidak dapat dipertahankan

R/ : klien mau mengerti dan tidak mengharapkan kehadiran anaknya

c. Jelaskan pada ibu tentang penyebab abortus

R/ : klien akan berhati-hati dalam menjaga kehamilan yang akan datang

d. Anjurkan pada ibu untuk makan-makanan yang bergizi

R/ : gizi terpenuhi dan gizi yang baik diharapkan dapat mencegah infeksi

e. Jelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan curetase oleh dokter

Page 23: ASKEB ABORTUS INKOMP

R/ : dengan penjelasan yang benar klien dapat kooperatif dengan tindakan

yang dilakukan.

f. Anjurkan ibu untuk mengikuti KB setelah kuretase

R/ : dengan mengikuti KB dapat menunda kehamilan sebelum kondisi rahim

benar-benar siap untuk implantasi

g. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi

R/ : mendapat tindakan dan perawatan lebih lanjut.

Masalah :

1. Perdarahan

Tujuan : perdarahan berkurang

KH : - muka ibu tidak gelisah

- muka ibu tidak pucat

- N : 84 x / mnt

- RR : 20 x / mnt

Intervensi :

a. Lakukan pengosongan uterus dari sisa hasil konsepsi dapat mencegah

perdarahan lebih lanjut

R / : pengosongan uterus dari sisahasil konsepsi dapat mencegah

perdarahan lebih lanjut

b. Beri tranfusi darah

R / : dapat mengganti darah yang hilang

2. Infeksi

Tujuan : tidak terjadi infeksi

KH : - tidak terdapat tanda-tanda infeksi

- suhu tubuh tidak > 37 0 C

- KU baik

- leukosit dalam batas normal 3.500 – 10.000 mm3

Page 24: ASKEB ABORTUS INKOMP

Intervensi :

a. Observasi tanda-tanda vital

R / : TTV merupakan parameter dalam mendeteksi kelaianan

b. Berikan cairan infuse

R / : untuk mengganti cairan yang hilang

c. Beritahu transfuse darah

R / : transfuse darah dapat mengganti darah yang hilang

IV. IMPLEMENTASI

Implementasi mengacu pada intervensi

V. EVALUASI

Evaluasi mengacu pada KH

Page 25: ASKEB ABORTUS INKOMP

BAB III

TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian

Hari tanggal 13 Februari 2007 jam 18.00

A. Data Subyektif

1. Biodata

Nama istri : Ny ” W “ Nama suami : Tn.“ S “

Umur : 26 th. Unur : 29 th.

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMU Pendidikan : SLTP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Purwokerto, Ngadiluwih

No Reg : 020811

2.KeluhanUtama

I Ibu mengatakan perutnya mules dan mengeluarkan darah yang banyak diserta

Janin dan plasenta sejak pukul 16.00 WIB. Di rumah

3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti Hipertensi,

DM. Ibu tidak pernah oprasi sebelumnya. Ibu mengatakan tidak pernah operasi

4. Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu mengatakan agak sakit pusing, mengalami perdarahan pada jalan lahir,

Nyeri perut bagian bawah.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Tidak ada keluarga yang menderita penyakit menular, menahan dan menurun

6. Riwayat Haid

Menarche : 14 tahun Banyaknya : ± ganti softek 3 x /hari

Sirklus :28 hari HPHT : 1-10-2006

Lama : 8 hari Disminorhea :Tidak

Page 26: ASKEB ABORTUS INKOMP

7. Riwayat Perkawinan

Menikah : 1 x

Lama : 6 tahun

Usia pertama menikah : 20 tahun

9. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Kehamilan : Ibu mengalami mual muntah sampai usia kandungan 2 bulan.

Ibu periksa di bidan sebanyak 4 kali. Ibu mendapat tablet Fe dan

minum setiap hari. Ibu mendapat suntik TT dan penyuluhan dari

bidan tentang senam hamil.

Persalinan : Ibu melahirkan di rumah bidan secara sepotan belakang kepala.

Plasenta lahir lengkap secara sepontan. Tidak ada jahitan di jalan

lahir, Perdarahan normal.

Nifas : Nifas normal. Tanpa komplikan. Yaitu tidak terjadi perdarahan.

10. Riwayat Kehamilan Sekarang

Ibu mengatakan ini adalah kehamilanya yang ke-2 dan maih berusia 4

bulan lebih. Pada tangggal 9 Februari 2007 ibu memeriksakan kandunganya

kebidan dan di nyatakan normal. Tapi pada tanggal 31-02-2007 di rumah ibu

mengeluarkan darah yang banyak disertai gumpalan-gumpalan dan myeri

perut bagian bawah. Kemudian ibu dibawa ke bidan dan kemudian di rujuk ke

RSI-Al-Arafah.

11. Riwayat KB

Ibu menggunakan KB pil sejak 3 tahun yang lalu. Dan sekitar 1 th

yang lalu ibu berhenti memakai alat kontrasepsi.

12. Pola Kebiasaan sehari-hari

a. Pola istirahat

di rumah : Ibu tidak pernah tidur siang. Tidur malam ± 9 jam/hari

di Rs :-

Page 27: ASKEB ABORTUS INKOMP

b. Pola nutrisi

di rumah : nafsu makan ibu berkurang saat hamil karena mengalami meual

muntah. Minum air putih ± 5 gelas/hari kadang susu/the.

di Rs :-

c. Pola aktifitas

di rumah : Ibu mengatakan bahwa is mengerjakan aktifitasnya seperti

biasa. Sebulum terjadi perdarahan ibu barusaja ikut pergi dari

rumah sudaranya yang jaraknya lumayan jauh.

di Rs : Ibuhanya berbaring ditempat tidur karena merasa ksakitan

d. Pola eliminasi

di rumah : BAB = 1x/hr . BAK = 5-6 x/hr

di Rs : BAB (-) , BAK = (-)

e. Pola kebersihan

Mandi 2x/hr, gosok gigi, ganti pakaian tiap kali kotor

f. Kebiasaan

Ibu tidak pernah merokok dan minum olkohol

12. Keadaan social dan kultural

- Hubungan ibu dan keluarga baik

- Tidak diadakan upacara 7 bulanan

13. Keadaan psikologi dan spiritual

-Ibu sangat cemas karena kehamilan ini sangat diinginkan

-Ibu berdoa semoga bisa hamil lagi

B . Data Obyektif

1. Pemeriksaan umum

KU : lemah BB sebelum hamil = 50 kg

Kesadaran : CM BB setelah hamil = 51 kg

TD =100/60 mmHg TB = 160 cm

S = 36 ºC TP = 8-7-07

Page 28: ASKEB ABORTUS INKOMP

N = 88 x/mnt

RR =26 x/mnt

2. Pemeruksaan khusus

a. Inspeksi

Kepala : bersih, hitam, tidak rontok. Benjolan (-), oedema (-)

Muka : agak pucat,eodoma (-)

Mata : konjungtiva agak pucat, sklra putih

Hidung : bersih, secrit (-), polip (-)

Telinga : bersih, secrit

Mulut : bersih, bibir agak kering, lidah tidak kotor

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, dan vena jugularis

Dada : payudara membesar, putting menonjol, heperpigmintasi (+)

Perut : strie albican (-), bekas sc (-)

Genetalia : vanses (-), eodoma (-), keluar darah warna merah tua

Ektrimitas : oedoma (-), vanses (-)

b. Payudara :benjolan (-), colostrum (-)

Perut - Leopold I =TFU 2 jari atas simfisis

Leopold II = -

Leopold III = -

Leopold lV = -

c. Inspekulo

Porho terbuka, fluksus (+)

d. Pemeriksaan dalam

v/v = oedoma (-), keluar darah

portio = terbuka seujung jari

3. Terapi

- Infus RL

- Antibiotik (3x1), mefinal (3x1)

Page 29: ASKEB ABORTUS INKOMP

II. INDENTIFIKASI MASALAH DIAGNOSA

Dx : G2P1001 Uk = 18-19 mgs dengan abortas inkomplitas

Ds : Ibu mengatakan hamil yang ke-2 . Pada tanggal 13-02-2007 jm 16.00

mengeluarkan darah banyak disertai janin dan nyeri perut bagian

bawah.

Do : Ku : lemah Infeksi :

Kesadaran : CM Mata : konjungsi agak pucat

TN : 100/60 mmmHg Genetika : keluar darah merah tua

N : 88x/mnt Pemeriksaa dalam

RR : 26x/mnt v/v : oedema (-), darah (-)

S : 36ºC Porho terbuka seujung jari

Masalah :

1. Cemas

Ds = Ibu mengatakan cemas terhadap keadaanya karena

kehamilanya sangat diinginkan.

Do = N : 88x/mnt

RR : 26x/mnt

Muka tampak agak pucat

III. INTERVENSI

Dx : G2P1001 Uk : 18-19 mingggu dengan arbutus inkomplitasi

Tujuan : tidak terjadi komplikasi pada ibu

KH : - peredaran darah segera berhenti dalam waktu ±1 minggu

- sisa konsepsi dapat keluar semua

- Ku = baik

TD = 100/70 – 130/90 mmHg

N = 60-100x/mnt

RR = 16-24x/mnt

Page 30: ASKEB ABORTUS INKOMP

S = 36-37ºC

Hb : 10-11 gram %

Intervensi :

1. Bertahan ibu tentang kondisinya saat ini

R/ : informasi tentang keadaan ibu akan membuat ibu koperatif dengan

tindakan yang akan dilakukan terhadap ibu.

2. Jelaskan pada ibu akan dilakukan kuritase oleh dokter

R/ : dengan penjelasan pada ibu di harapkan kita dapat komperatif

dengan tindakan yang dilakukan

3. Kolaborasi dengan tim medis dalam tindakan kuratase

R/ : mendapat tinadakan dan perawatan lebih lanjut

4. Menyiapkan surat persetujuan untuk tindakan kuret

R/ : sebagai bukti tertulis kesediaan menjalani tindakan

Masalah : cemas

Tujuan : cemas berkurang

KH : - ibu mengerti dengan keadaannya

- ibu mengerti penyebab abortus

- ibu siap menghadapi kuritase

- ibu tidak tegang

Intervensi

a. Jelaskan pada ibu penyebab abortus

R/ : dengan mengetaui penyebab abortus klien dapat berhenti dalam

menjaga kehamilannya yangakan dating.

b. Berikan kesempatan ibu mengungkapkan perasaannya

R/ : ibu mudah mengontrol emosinya

c. Beri dukungan mental

R/ : meningkatkan percayay diri ibu.

Page 31: ASKEB ABORTUS INKOMP

IV. IMPLEMENTASI

Tgl 13 Februari 2007 jam 19.30 WIB

Dx : G2P1001 Uk 18-19 minggu dengan Ag. Implentasi

Iplementasi :

1. Memberitau ibu tentang kondisi ini bahwa peredaran yang dialami ibu

merupakan penyenaran dari hasil konsepsi janin ibu. Janin ibu memang

sudah lahir numun masih ada sisa jaringan yang berada dirahim sehinga

harus dikeluarkan supaya perdarahannya tidak banyak dan tidak terjadi

infeksi di rahim ibu.

2. Menjelaskan pada ibu akan dilakukan kurates oleh dokter untuk

mengeluarkan sisa jaringan yangberada di rahim dengan menggunakan

sendok kuret sampai bersih agar perdarahan segera berhenti. Sebelum

dilakukan kuret dipasang infuse, kemidian ibu akan disuntik bius

supaya tidak kesakitan.

3. Menjelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan kuretase oleh dokter

karena kuretasi adalah cara untuk menghentikan peredaran

4. Berkolaborasi dengan tim medis dalam tindakan kuritase. Dalam halini

kolaborasi dengan dokter obyn dan anashisi.

5. mempersiapkan surat persetujuan untuk tindakaqn curitase sebagai

bukti tertulis.

MASALAH :

1. Gangguan spikologis cemas

Implementasi:

a. Menjelaskan pada ibu tentang penyebap abortus.

b. Memberi kesempatan keapada ibu untuk mengungkapkan perasannya

setelah kehamilannya sudah tidak dapat dipertahankan lagi.

Page 32: ASKEB ABORTUS INKOMP

c. Memberi dukungan mental pada ibu . Dan memberitahu ibu bahwa

umur ibu masih memungkinkan untuk hamil kembali karena belum

memasuki resti.

V . EVALUASI

Tgl, 13 Februari 2007 jam 21.00 WIB

Dx: P1011 Uk, 18-19 minggu dengan abortus inkomplitus.

S : - Ibu mengerti keadaan saat ini.

- Ibu mengeluh perytnya mules setelah dilakukan curetase.

O : - Telah dilakukan curetaseoleh dokter pada jam 20.00 WIB.

- Konjungtiva tidak bulat.

- KU lemah.

- TD : 120/80 mmHg.

A : P1001 dengan poot curettage

P : - Bantu ibu untuk makan dan minum.

- Anjurkan ibu untuk menunda kehamilan dulu sampai ± 4-6 bulan

sampai rahim pulih kembali.

- Anjurkan ibu untuk makan, makanan yang bergizi.

- Jelaskan pada ibu untuk istirahat.

- Anjurkan ibu untuk kembali ke dokter 1 minggu lagi.

Masalah : Cemas

S = Ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi dengan kondisinya.

O = KU = baik RR = 20x/mnt

Kesasdaran = CM Ibu tampak senang

TD =120 /80 mmHg

N = 80x/mnt

A = Cemas hilang

P = - Jelaskan pada ibi bahawa ibu memungkinkan untuk hamil lagi

- Anjurkan pada ibu untuk banyak iastirahat