askeb abortus inkomp
TRANSCRIPT
ASUHAN KEBIDANAN
Pada Ny “W” G3P2002 UK 18 – 19 mingggu
Dengan
Abortus Inkomplitus
OLEH :
FINZA FADILAH
HERLIDIAN PUTRI
MELLY KURNIAWATI
NI MADE DWIANI
UMIANITA RIZKA WULANDARI
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2007
BAB I
STUDI KEPUSTAKAAN
A. Landasan Teori
1. Pengertian
- Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
( Kapita Selekta, 2001 . 260 )
- Abortus adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup
diluar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gr atau umur
hamil kurang dari 28 minggu
( Manuaba, 1998 : 214 )
- Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan ( oleh akibat tertentu ) pada
atau sebelum kehamilan tersebut berusia 20 minggu dan janin mencapai
berat 500 gr.
( Sarwono, 2000 : 302 )
2. Etiologi
Hal – hal yang menyebabkan abortus dapat dibagi sebagai berikut :
a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin
atau kecacatan. Kelainan berat biasanya menyebabkan kematian mudhgah
pada hamil muda.
Factor-faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah
sebagai berikut :
1. Kelainan kromosom
2. Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan ialah trisomi,
poliploidi dan kemungkinan pola kelainan kromosom seks.
3. Lingkungan yang sempurna
4. Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang
sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi
terganggu.
5. Pengaruh dari luar.
6. Radiasi, virus, obat-obatan dan sebagainya dapat mempengaruhi baik
hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus.
b. Kelainan pada plasenta
Endometritis dapat terjadi dalam vili korialis dan menyebabkan
oksigenisasi placenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan
pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak
kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.
c. Penyakit Ibu
1. Sep[erti pneumonia, tius abdominalis, malaria dan lain-lain yang
dapat menyebabkan abortus.
2. Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia,
tifoid, rubella. Kematian fetus dapat disebabkan karena toksin dari ibu
atau invasi kuman atau virus pada vetus.
3. Keracunan Pb, nikotin, gas racun, alcohol.
4. Ibu yang asfiksia seperti dekompensasi kordis, penyakit paru berat,
anemia garvis.
5. Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme, kekurangan Vit.
A, C atau B, diabetes mellitus
d. Kelainan genetalia
Misalnya pada ibu yang menderita
1. Anomali congenital (hipoplasia uteri, uterus bikornis)
2. Kelainan letak dan uterus seperti retroflesi uteri fiksata
3. Tidak sesempurna persiapan uterus dalam menanti hidasi dari ovum
yang sudah dibuahi.
4. Uterus terlalu cepat meregang (kehamilan ganda, mola).
5. Distorsia uterus (terdorongnya uterus oleh tumor peluis)
e. Antagonis Rhesus
Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah
fetus sehingga terjadi anemia pada fletus yang berakibat meninggalnya
fetus.
f. Terlalu cepatnya korpus lateum menjadi atrotis atau factor serviks yaitu
Inkompetensi serviks servititis.
g. Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi
umpamanya sangat terkejut, obat-obat uterotonika, ketakutan, laparotomi
atau dapat juga karena trauma langsung fetus, selaput janin rusak
langsung karena instrument, benda dan obat-obatan.
h. Penyakit Bapak
Umur lanjut, penyakit kronis seperti TBC, Anemia dekompensasi kordis,
malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (Alkohol, nicotin) sinar rontgent,
avitaminosis
( Sinopsis Obstetri, Rustam Mochtar . 1998 : 210)
3. Frekuensi
- Diperlukan frekuensi keguguran spontan berkisar antara 10 – 15% namun
demikian, rekuensi seluruh keguguran yang pasti sukar ditentukan karena
abortus buatan banyak tidak dilaporkan kecuali bila terjadi komplikasi.
- Menurut SIGLER dan EASMAN , abortus terjadi pad 10% kehamilan RS
Pirngadi Medan juga mendapati angka 10% dari seluruh kehamilan.
Menurut EASTMAN 80% abortus terjadi padabulan ke 2 – 3 kehamilan,
sementara SIEMENS mendapatkan angka 76%.
( Sinopsis Obstetri, Rustam Mochtar, 1998 : 211 )
4. Patologi
- Pada awal abortus terjadio perdarahan dalam desidua basalis yang diikuti
oleh nekrosi jaringan di sekitarnya sehingga menyebabkan hasil konsepsi
terlepas sebagian atau seluruhnya yang merupakan benda asing dalam
uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya.
- Pada kehamilan < 8 minggu hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya karena
vili korialis belum menembus desidua secara mendala.
- Pada kehamilan antara 8 – 14 minggu villi konalis menembus desidua
lebih dalam sehingga plasenta tidak dilepasakan sempurna yang dapat
menyebabkan banyak perdarahan.
- Pada kehamilan > 14 minggu dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah
janin disusul beberapa waktu kemudian plasenta, abortus ini menyerupai
persalinan biasa.
- Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam bentuk :
Ada kalanya kantong amnion kosong atau didalamnya benda kecil
tanpa bentuk yang jelas (bligted ovum).
Janin telah mati lama (missed abortion) dapat berupa
a. Mola kruenta : Mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu
singkat, ia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah.
b. Mola Tuberosa : amnion tampak berbenjol – benjol karena terjadi
kematian antara amnion dan korion.
c. Mola Karnosa : pigmen telah diserap dan dalam sisanya terjadi
organisasi, sehingga semuanya tampak seperti
daging.
d. Fetus kompresus : janin mengalami mumufikasi terjadi
penyerapan kalsium dan tertekan sampai gepeng.
e. Fetus Papiraseus : kompresi fetus berlangsung terus terjadi
penipisan laksana kertas.
f. Maserasi : kulit terkelupas, tengkorak menjadi lembek perut
membesar karena terisi cairan dan seluruh jaringan
berwarna kemerah-merahan.
( Ilmu Kebidanan, Prawirohardjo, 1999 : 304 )
5. Dasar diagnosis keguguran
Dugaan keguguran diperlukan beberapa criteria sebagai berikut :
- Terjadi keterlambatan dating bulan
- Terjadi perdarahan
- Disertai rasa sakit perut
- Dapat diiukti oleh pengeluaran hasil konsepsi
- Pemeriksaan hasil tes hamil daapt masih positif / negatif
Hasil pemeriksaan fisik terhadap penderita bervariasi
1. Pemeriksaan fisik bervariasi tergantung jumlah perdarahan
2. Pemeriksaan fundus uteri
- Tinggi dan besarnya tetap sesuai dengan umur kehamilan
- Tinggi dan besarnya sudah mengecil
- Fundus uteri tidak teraba diatas simphisis
3. Pemeriksaan dalam
- Serviks uteri masih tertutup
- Serviks sudah terbuka dan dapat teraba ketuban dan hasil konsepsi
dalam kavum uteri / pada kanalis servikalis.
- Besarnya rahim (uterus) telah mengecil.
- Konsistensinya lunak.
6. Klasifikasi
Abotus dapat dibagi menjadi 2 golongan
a. Abotus spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului factor – factor
alamiah
b. Abortus provokatus (induced abortus)
Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obaan maupun
alat-alat. Aboortus ini dibagi lagi menjadi :
1. Abortus Medisinalis / therapeutika.
Adalah abortus karena tindakan sendiri dengan alas an bila kehamilan
dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi
medis).
Biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 orang dokter ahli
2. Abortus kriminalis
Adalah abortus yang terjadi oleh kaena tindakan-tindakan yang tidak
legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.
Klinis abortus spontan
Dapat dibagi atas :
1. Abortus Kompletus (keguguran lengkap)
a. Pengertian
- Abortus kompletus adalah seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua
dan fetus) sehingga rongga rahim kosong
(Sinopsis Obstetri, Rustam Mochtar, 1998 : 211)
- Abortus kompletus adalah seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan,
sehingga tidak memerlukan tindakan
(Manuaba, 1998 : 219)
b. Gejala
- Uterus mengecil
- Perdarahan sedikit
- Kanalis servikalis telah tertutup
( Manuaba , 1998 : 219 )
c. Penanganan
- Tidak perlu evakuasi lagi.
- Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak.
- Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
- Apabila terjadi anemia sedang berikan tablet sulfur terosus 600 mg/hari,
selama 2 minggu.
Jika anemia berikan transfusi
- Konseling asuhan paska keguguran dan pemantauan lanjut
( Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal, 2002 : M – 13 )
2. Abortus Inkompletus ( keguguran bersisa )
a. Pengertian
- Abortus inkompletus ialah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus.
( Ilmu Kebidanan, prawirohardjo, 1999 : 307 )
- Abortus Inkompletus ialah sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan
yang tertinggal adalah desidua atau placenta.
( Manuaba , 1998 : 212 )
b. Gejala
Didapati antara lain adalah amenohoe, sakit perut dan mules-mules
perdarahan yang bisa sedikit atau banyak dan biasanya stolsel (darah beku )
sudak keluar fetus / jaringan
( Sinopsis obstetric , Rustam , 1998 : 212 )
c. Penanganan
- Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan keahmilan < 16 minggu ,
evakuasi dapat dilakukan secara digital atau cunam ovum untuk
mengeluarkan hasil konsepsi yan gkeluar melalui serviks. Jika perdarahan
berhenti, beri ergometrin 0,2 mg 1M atau misiprostol 400 mg PO.
- Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan < 16
minggu evakuasi hasil konsepsi dengan
Aspirasi Vakum Mnual (AVM) merupakan metode evakuasi yang
terpilih. Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika
aspirasi vakum manual tidak tersedia.
Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg
IM (diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostol 400 mg PO
(dapat diulangi setelah 4 jam jika perlu).
Jika kehamilan > 16 minggu
- Berikan infuse oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan (garam
fisiologik atau RL) dengan kecepatan 40 tetes / mnt. Sampai 4 jam
sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
- Jika perlu berikan misoprostol 200 mg pervag setiap 4 jam sampai
terjadi ekspulsi ( max 800 mg )
- Evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
( Praktis Kesehatan Maternal dan Neonatal , 2002 : M – 13 )
3. Abortus Insipiens (keguguran membakat)
a. Pengertian
- Abortus Isipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan
kurang 20 minggu dengan adanya diatasi serviks yang meningkat, tetapi
hasil konsepsi masih dalam uterus.
( Ilmu kebidanan, prawirohardjo, 1999 : 306 )
- Abortus Insipiens adalah keguguran membankat yang tidak dapat
dihentikan karena setiap saat dapat terjadi ancaman perdarahan dan
pengeluaran hasil konsepsi.
( Manuaba, 1998 : 218 )
b. Gejala
- Perdarahan
- Perut terasa mules menjadi lebih sering dan kuat
- Pada pemeriksaan dijumpai erdarahan lebih banyak, kandis servikalis
terbuka dan jaringan / hasil konsepsi dapat diraba
( Manuaba, 1998 : 218 )
c. Penanganan
- Jika usia kehamilan < 16 minggu lakukan evakuasi uterus denngan
aspirasi vakum Manual (AVM). Jika evakuasi tidak dapat segera
dilakukan :
Berikan ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang sesudah 4 jam jika
perlu)
Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari
uterus
- Jika usia kehamilan > 16 minggu
Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi kemudian evakuasi sisa hasil
konsepsi.
Jika perlu lakukan infuse 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan IV
(garam fisiologik / RL ) dengan kecepatan 40 tetes / mnt untuk
membantu ekspedisi hasil konsepsi.
- Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
( Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002 : M – 12 )
4. Abortus Immiens (keguguran mengancam)
a. Pengertian
Abortus immiens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dan uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu , dimana hasil konsepsi masih dalam uterus
dan tanpa adanya dilatasi serviks.
( Ilmu kebidanan, prawirohardjo, 1999 :305)
b. Gejala
- Terdapat keterlambatan datang bulan
- Tedapat perdarahan, perut mules
- Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur hamil dan
dapat terjadi kontraksi otot rahim
- Hasil pemeriksaan dalam terdapat perdarahan dan kanalis servikalis dan
kanalis masih tertutup.
- Hasil pemeriksaan tes hamil masih positif.
(Manuaba, 1998 : 218)
c. Penanganan
- Istirahat total di tempat tidur
Meninggikan aliran darah ke rahim
Mengurangi rangsangan mekanis
- Obat – obatan yang dapat diberikan
Penenang : Phenobarbital 3 x 30 mgm valium
Anti perdarahan : Adona, trnasamin
Vit. B kompleks
Hormonal : Progestron
Penguat plasenta : getanor, duhaston
Anti kontraksi rahim (duvadilan, Papaverin)
- Evaluasi
Perdarahan, jumlah , lamanya
Kehamilan dapat diulangi
Konsultasi pada dokter ahli untuk penanganan lebih lanjut dan
pemeriksaan USG
( Manuaba, 1998 :128)
5. Missed abortion
a. Pengertian
- Missed abortion adalah kemaatian janin berusia sebelum 20 minggu,
tetapi janinn itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
( Ilmu Kebidanan, prawirohardjo, 1999 : 308 )
- Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi berada
dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.
( Sinopsis obstetric, Rustam Mochtar, 1998 : 212 )
b. Etiologi
Etiologi abortion tidak diketahui, tetapi dengan pengaruh hormone
progestron. Pemakaian hormone progestron pada abortus imminens juga
dapat menyebabkan missed abortion.
c. Gejala
Dijumpai amenorhoe, perdarahan, sedikit-sedikit berulang pada permulaanya,
serta selama observation undus tidak bertambah tinggi malahan tambah
rendah. Kalau tadinya ada gejala-gejala kehamilan belakangan menghilang,
diiringi dengan reaksi kehamilan yang menjadi negative pada 2 – 3 minggu
sesudah fetus mati. Pada pemeriksaaan dalam, serviks tertutup dan ada darah
sedikit. Sekali – kali pasien merasa perutnya dingin atau kosong.
Fetus yan gmeninggal ini :
- Bisa keluar dengan sendirinya dalam 2 – 3 bulan sesudah fetus mati.
- Bisa diabsorbsi kembali sehingga hilang.
- Bisa terjadi mongering dan menipis dicabut fetus papuraceus.
- Bisa jadi mola karnosa dimana fetus yang sudah mati 1 minggu akan
mengalami degenerasi dan ait ketubannya diresorbsi.
( Sinopsis obstetric, Rustam Mochtar, 1999 : 309 )
6. Abortus Habitualis
a. Pengertian
- Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih
berturut-turut.
( Ilmu Kebidanan, prawirohardjo, 1999 : 309 )
- Abortus Habitualis adalah keadaan dimana penderita mengalami
keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih.
( Sinopsis obstetric, Rustam Mochtar, 1998 : 213 )
b. Etiologi
1. Kelainan dari ovum atau spermatozoa, dimana kalau terjadi pembuahan
hasilnya adalah pembuahan yang patologis.
2. Kesalahan ibu yaitu disfungsi tiroid, kesalahan korpus luteum, kesalahan
plasenta yaitu tidak sanggupnya plasenta menghasilkan progestron
sesudah korpus luteum atrois. Ini dapat dibuktikan dengan mengukur
kadar pregnadiol dalam urin. Selain itu juga berantung kepada keadaan
gizi ibu (malnutrisi), kelainan anatomis dari rahim, Febris Undulad
(contigaius abortion), hipertensi oleh karena kelainan pembuluh darah
sirkulasi pada plasenta / villi terganggu dan fetus jadi mati. Dapat juga
gangguan psikis, serviks inkompeten / rhesusu antagonis.
( Sinopsisi obstetric, Rustam Mochtar, 1998 : 213 )
c. Pemeriksaan
1. Histerosalpingografi, untuk mengetahui ada tidaknya mioma uterus
submukosa dan anomaly congenital.
2. BMR dan kadar yodium darah diukur untuk mengetahui apakah ada / tidak
gangguan thyroidea.
3. Psiko analisis
( Sinopsis obstetric, Rustam Mochtar, 213 )
d. Gejala
- Pada kehamilan triwulan kedua terjadi pembukaan serviks disertai mules,
ketuban menonjol dan pada suatu saat pecah, kemudian timbul mules
yang diikuti pengeluaran janin yang biasanya masih hidup dan normal.
- Pada kehamilan triwulan pertama, penderita mengeluh mengeluarkan
banyak lendir dari vagina
( Ilmu kebidanan, prawirohardjo , 1999 : 310 )
e. Penanganan
- Memperbaiki keadaan umum yaitu pemberian makanan yan gsempurna,
istirahat cukup banyak. Larangan koitus dan olahraga.
- Terapi dengan hormone progestron, vitamin, hormone tiroid. Pada serviks
inkompeten terapinya adalah operatif SHIROD KAR dan MC DONALD.
( Ilmu kebidanan, prawirohardjo, 1999 : 310 )
7. Abortus Infeksious dan Abortus Septik
a. Pengertian
Abortus infeksious adalah abortus yang disertai infeksi pada genetalia,sedang
abortus septic ialah abortus infeksious berat dosertai penyebaran kuman atau
toksin ke dalam peredaran darah atau peritoneum.
( Ilmu kebidanan, prawirohardjo, 1999 : 310 )
b. Gejala
- Adanya abortus amenrhoe, perdarahan keluar jaringan yang telah ditolong
ke luar RS.
- Pemeriksaan : kanalis servikalis terbuka, teraba jairngan, perdarahan dan
sebagainya.
- Tanda – tanda infeksi alat genetalia : demam, nadi cepat, perdarahan,
berbau, uterus besar dan lembek, nyeri tekan.
- Pada abortus septic : kelihatan sakit berat, panas tinggi, menggigil, nadi
kecil dan cepat, tekanan darah turun sampai syok. Perlu diobservasi
apakah ada tanda perormasi atau akut abdomen.
( Sinopsis Obstetri, Rustam Mochtar, 1998 : 214 )
c. Penanganan
- Bila pedarahan banyak, berikan transfuse darah dan cairan yang cukup.
- Berikan antibiotika yang cukup dan tepat
Berikan suntikan penicillin 1 juta satuan tiap 6 jam.
Berikan suntikan streptomycin 500 mg setiap 12 jam.
Atau antibiotika spectrum luas lainnya.
- 24 jam sampai 48 jam setelah dilindungi dengan antibiotika atau lebih
cepat bila terjadi perdarahan banyak, lakukan dilatasi dan kuretase untuk
mengeluarkan hasil konsepsi.
- Infus dan pemberian antibiotika diteruskan menurut kebutuhan dan
kemajuan penderita.
- Pada abortus septic terapi sama saja, dosis dan jenis yang tetap sesuai
dengan hasil pembiakan dan uji kepekaan umum,
- Tindakan operatif dilakukan bila keadaan umum membaik dan partus
mereda.
Komplikasi Abortus
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa – sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian transfuse darah. Kematian karena perdarahan
dapat terjadi pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperetrofleksi. Jikia ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomi dan
tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu
histerektomi.
3. Infeksi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus inkompletus
dan antisepsis.
4. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan ( syok hemoragik ) dank arena
infeksi berat ( syok endoseptik )
BAB II
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
PADA ABORTUS INCOMPLETUS
I. PENGKAJIAN
Tanggal ……… jam …………… WIB
a. Data Subyektif
1. Identitas klien
Nama : Ny …… Nama Suami : Tn ……
Umur : ……. Th Umur : …….. th
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat :
2. Alasan datang
Ibu mengatakan tidak haid selama kurang dari 20 minggu mengeluarkan
darah segar bergumpal – gumpal warna merah tua.
3. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu tidak menderita penyakit dan menahun seperti pneumonia, tifus,
anemia keracunan, toxoplasmosis, tidak pernah menderita penyakit
kelamin seperti sifilis, penyakit menurun seperti hipertensi, dan tidak
pernah operasi
4. Riwayat kesehatan sekarang
- Sedang / tidak menderita penyakit menular dan kronis seperti jantung,
hipertensi dan DM.
- Ibu tidak haid < 20 minggu, ibu mengalami perdarahan dari jalan lahir,
ada / tidak ada jaringan, nyeri perut.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti
tekanan darah tinggi, dan lain-lain
6. Riwayat Haid
Amenorhoe : < 20 minggu
Banyaknya : ……. Kali sehari ganti softex
Menarche : …….. tahun
Keluhan :
7. Riwayat perkawinan
Nikah : ………….. x
Lama menikah : ……….. tahun
Umur pertama kali nikah : ……. tahun
8. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
Anak ke …… mual, ANC. TT / tidak, tablet Fe dan Vitamin. Melahirkan
dipecah dini, BBL / PBL, Nifas normal, laktasi.
9. Riwayat hamil sekarang
Ibu merasa hamil, terjadi perdarahan disertai gumpalan, perut terasa mules
di daerah symphisis, nyeri pinggang.
10. Riwayat KB
11. Pola kebiasaan sehari-hari
- Aktivitas
Aktivitas berat yang dapat mempengaruhi kehamilan
- Istirahat
Istirahat yang kurang
- Nutrisi
Nutrisi yang buruk
- Kebersihan
Ibu mandi ……… , gosok, gigi, ganti celana dalam
- Eliminasi
BAB, BAK
- Kebiasaan
Ibu tidak pernah merokok dan minum alcohol serta minum jamu
12. Keadaan Psikososial
a. Psikologi
- Ibu merasa cemas terhadap keadaanya karena terjadi perdarahan
- Ibu cemas dilakukan kuretase
b. Sosial
Hubungan ibu dan suami serta keluarga
13. Latar Belakang Sosial Budaya
- Tidak / ada pantangan makanan
- Tempat biasa berobat
- Kepercayaan dan mitos-mitos berkenaan dengan abortus
b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
KU : lemah
Kesadaran : CM
TD : 140/80 mmHg (kenaikan systole < 30 mmHg / diastolic < 15
mmHg)
N : 80 – 120 x / mnt
BB : ± bertambah 0,3 – 0,5 kg / minggu
LILA : ≥ 23,5 cm
TB : > 145 cm
RR : 20 – 24 x / mnt
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Rambut : warna, bersih / kotor
Wajah : tidak kuning, tidak pucat, ada / tidak cloasma.
Mata : kongjungtiva, simetris, sclera tidak kuning
Hidung : tidak secret, pendengaran normal
Mulut : bibir tidak kering, stomatitis, lidah tidak kotor, caries
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
Dada : payudara simetris, membesar, tegang, putting susu menonjol,
tidak terdapat hypermigmentasi areola mammae
Perut : - tinggi dan besarnya tetap sesuai dengan umur kehamilan
- tinggi dan besarnya sudah mengecil
- fundus uteri tidak teraba di atas symphisi
b. Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
Dada : pada payudara tidak teraba benjolan abnormal
Perut : Ball ( + )
1. Tinggi dan besarnya tetap sesuai dengan umur kehamilan
2. Tinggi dan besarnya sudah mengecil
3. Fundus uteri tidak teraba di atas simpisis
c. Auskultasi
d. Perkusi
Reflek p[atella +/+ (tidak begitu banyak artinya, kecuali bila ada suatu
indikasi)
e. Inspekulo
V/V : fluksus (+), warna merah segar tidak / ada benjolan abnormal
Portio : terbuka / tertutup, warna merah, fluktus (+)
f. Pemeriksaan dalam
V/V : tidak / adabenjolan, darah warna merah segar
Portio : terbuka, teraba jaringan, lunak seperti bibir, primipara /
multipara
Uterus : antefleksi/ retrofleksi, tinggi dan besarnya tetap/mengecil
Adnexa : dalam batas normal, tidak ada massa, tidak nyeri goyang
II. IDENTIFIKASI MASALAH / DIAGNOSA
Dx : G …. P ….. UK < 20 minggu dengan abortus inkomplitus
Ds : - Ibu mengatakan tidak haid selama < 20 minggu
- Ibu mengatakan perdarahan kemaluan, warna merah segar,, ada/tidak
jaringan hasil konsepsi yang keluar, nyeri perut.
Do :
- HPHT
- Palpasi : Ball (+)
- Inspekulo
V/V : fluktus, warna, tida / ada benjolan
Portio : terbuka / tertutup, warna merah, fluktus (+)
- Pemeriksaan dalam
V/V : tidak/ada benjolan, darah warna merah segar.
Portio : terbuka, teraba jaringan, lunak
Uterus : antefleksi/retrofleksi, tinggi dan besarnya
Adnexa : dalam batas normal, tidak ada massa, tidak nyeri goyang
Masalah :
1. Perdarahan
DS : -
DO : keluar darah dari jaringan lahir
2. Infeksi
DS : -
DO : suhu > 37,5 0 C , takikardi, nyeri tekan
III.INTERVENSI
Dx : G … P … Ab … UK < 20 minggu dengan abortus incomplitus
Tujuan : - tidak terjadi perdarahan lebih lanjut dan segera berhenti
- tidak terjadi kompolikasi atau kelainan pada ibu
- klien setuju dengan tindakan kuretase
Intervensi :
a. Beritahu tentang keadaan saat ini
R/ : dengan memberitahu keadaanya diharapkan klien tenang
b. Jelaskan padaibu bahwa janinnya tidak dapat dipertahankan
R/ : klien mau mengerti dan tidak mengharapkan kehadiran anaknya
c. Jelaskan pada ibu tentang penyebab abortus
R/ : klien akan berhati-hati dalam menjaga kehamilan yang akan datang
d. Anjurkan pada ibu untuk makan-makanan yang bergizi
R/ : gizi terpenuhi dan gizi yang baik diharapkan dapat mencegah infeksi
e. Jelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan curetase oleh dokter
R/ : dengan penjelasan yang benar klien dapat kooperatif dengan tindakan
yang dilakukan.
f. Anjurkan ibu untuk mengikuti KB setelah kuretase
R/ : dengan mengikuti KB dapat menunda kehamilan sebelum kondisi rahim
benar-benar siap untuk implantasi
g. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
R/ : mendapat tindakan dan perawatan lebih lanjut.
Masalah :
1. Perdarahan
Tujuan : perdarahan berkurang
KH : - muka ibu tidak gelisah
- muka ibu tidak pucat
- N : 84 x / mnt
- RR : 20 x / mnt
Intervensi :
a. Lakukan pengosongan uterus dari sisa hasil konsepsi dapat mencegah
perdarahan lebih lanjut
R / : pengosongan uterus dari sisahasil konsepsi dapat mencegah
perdarahan lebih lanjut
b. Beri tranfusi darah
R / : dapat mengganti darah yang hilang
2. Infeksi
Tujuan : tidak terjadi infeksi
KH : - tidak terdapat tanda-tanda infeksi
- suhu tubuh tidak > 37 0 C
- KU baik
- leukosit dalam batas normal 3.500 – 10.000 mm3
Intervensi :
a. Observasi tanda-tanda vital
R / : TTV merupakan parameter dalam mendeteksi kelaianan
b. Berikan cairan infuse
R / : untuk mengganti cairan yang hilang
c. Beritahu transfuse darah
R / : transfuse darah dapat mengganti darah yang hilang
IV. IMPLEMENTASI
Implementasi mengacu pada intervensi
V. EVALUASI
Evaluasi mengacu pada KH
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
Hari tanggal 13 Februari 2007 jam 18.00
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama istri : Ny ” W “ Nama suami : Tn.“ S “
Umur : 26 th. Unur : 29 th.
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMU Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Purwokerto, Ngadiluwih
No Reg : 020811
2.KeluhanUtama
I Ibu mengatakan perutnya mules dan mengeluarkan darah yang banyak diserta
Janin dan plasenta sejak pukul 16.00 WIB. Di rumah
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti Hipertensi,
DM. Ibu tidak pernah oprasi sebelumnya. Ibu mengatakan tidak pernah operasi
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan agak sakit pusing, mengalami perdarahan pada jalan lahir,
Nyeri perut bagian bawah.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit menular, menahan dan menurun
6. Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun Banyaknya : ± ganti softek 3 x /hari
Sirklus :28 hari HPHT : 1-10-2006
Lama : 8 hari Disminorhea :Tidak
7. Riwayat Perkawinan
Menikah : 1 x
Lama : 6 tahun
Usia pertama menikah : 20 tahun
9. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Kehamilan : Ibu mengalami mual muntah sampai usia kandungan 2 bulan.
Ibu periksa di bidan sebanyak 4 kali. Ibu mendapat tablet Fe dan
minum setiap hari. Ibu mendapat suntik TT dan penyuluhan dari
bidan tentang senam hamil.
Persalinan : Ibu melahirkan di rumah bidan secara sepotan belakang kepala.
Plasenta lahir lengkap secara sepontan. Tidak ada jahitan di jalan
lahir, Perdarahan normal.
Nifas : Nifas normal. Tanpa komplikan. Yaitu tidak terjadi perdarahan.
10. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan ini adalah kehamilanya yang ke-2 dan maih berusia 4
bulan lebih. Pada tangggal 9 Februari 2007 ibu memeriksakan kandunganya
kebidan dan di nyatakan normal. Tapi pada tanggal 31-02-2007 di rumah ibu
mengeluarkan darah yang banyak disertai gumpalan-gumpalan dan myeri
perut bagian bawah. Kemudian ibu dibawa ke bidan dan kemudian di rujuk ke
RSI-Al-Arafah.
11. Riwayat KB
Ibu menggunakan KB pil sejak 3 tahun yang lalu. Dan sekitar 1 th
yang lalu ibu berhenti memakai alat kontrasepsi.
12. Pola Kebiasaan sehari-hari
a. Pola istirahat
di rumah : Ibu tidak pernah tidur siang. Tidur malam ± 9 jam/hari
di Rs :-
b. Pola nutrisi
di rumah : nafsu makan ibu berkurang saat hamil karena mengalami meual
muntah. Minum air putih ± 5 gelas/hari kadang susu/the.
di Rs :-
c. Pola aktifitas
di rumah : Ibu mengatakan bahwa is mengerjakan aktifitasnya seperti
biasa. Sebulum terjadi perdarahan ibu barusaja ikut pergi dari
rumah sudaranya yang jaraknya lumayan jauh.
di Rs : Ibuhanya berbaring ditempat tidur karena merasa ksakitan
d. Pola eliminasi
di rumah : BAB = 1x/hr . BAK = 5-6 x/hr
di Rs : BAB (-) , BAK = (-)
e. Pola kebersihan
Mandi 2x/hr, gosok gigi, ganti pakaian tiap kali kotor
f. Kebiasaan
Ibu tidak pernah merokok dan minum olkohol
12. Keadaan social dan kultural
- Hubungan ibu dan keluarga baik
- Tidak diadakan upacara 7 bulanan
13. Keadaan psikologi dan spiritual
-Ibu sangat cemas karena kehamilan ini sangat diinginkan
-Ibu berdoa semoga bisa hamil lagi
B . Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
KU : lemah BB sebelum hamil = 50 kg
Kesadaran : CM BB setelah hamil = 51 kg
TD =100/60 mmHg TB = 160 cm
S = 36 ºC TP = 8-7-07
N = 88 x/mnt
RR =26 x/mnt
2. Pemeruksaan khusus
a. Inspeksi
Kepala : bersih, hitam, tidak rontok. Benjolan (-), oedema (-)
Muka : agak pucat,eodoma (-)
Mata : konjungtiva agak pucat, sklra putih
Hidung : bersih, secrit (-), polip (-)
Telinga : bersih, secrit
Mulut : bersih, bibir agak kering, lidah tidak kotor
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, dan vena jugularis
Dada : payudara membesar, putting menonjol, heperpigmintasi (+)
Perut : strie albican (-), bekas sc (-)
Genetalia : vanses (-), eodoma (-), keluar darah warna merah tua
Ektrimitas : oedoma (-), vanses (-)
b. Payudara :benjolan (-), colostrum (-)
Perut - Leopold I =TFU 2 jari atas simfisis
Leopold II = -
Leopold III = -
Leopold lV = -
c. Inspekulo
Porho terbuka, fluksus (+)
d. Pemeriksaan dalam
v/v = oedoma (-), keluar darah
portio = terbuka seujung jari
3. Terapi
- Infus RL
- Antibiotik (3x1), mefinal (3x1)
II. INDENTIFIKASI MASALAH DIAGNOSA
Dx : G2P1001 Uk = 18-19 mgs dengan abortas inkomplitas
Ds : Ibu mengatakan hamil yang ke-2 . Pada tanggal 13-02-2007 jm 16.00
mengeluarkan darah banyak disertai janin dan nyeri perut bagian
bawah.
Do : Ku : lemah Infeksi :
Kesadaran : CM Mata : konjungsi agak pucat
TN : 100/60 mmmHg Genetika : keluar darah merah tua
N : 88x/mnt Pemeriksaa dalam
RR : 26x/mnt v/v : oedema (-), darah (-)
S : 36ºC Porho terbuka seujung jari
Masalah :
1. Cemas
Ds = Ibu mengatakan cemas terhadap keadaanya karena
kehamilanya sangat diinginkan.
Do = N : 88x/mnt
RR : 26x/mnt
Muka tampak agak pucat
III. INTERVENSI
Dx : G2P1001 Uk : 18-19 mingggu dengan arbutus inkomplitasi
Tujuan : tidak terjadi komplikasi pada ibu
KH : - peredaran darah segera berhenti dalam waktu ±1 minggu
- sisa konsepsi dapat keluar semua
- Ku = baik
TD = 100/70 – 130/90 mmHg
N = 60-100x/mnt
RR = 16-24x/mnt
S = 36-37ºC
Hb : 10-11 gram %
Intervensi :
1. Bertahan ibu tentang kondisinya saat ini
R/ : informasi tentang keadaan ibu akan membuat ibu koperatif dengan
tindakan yang akan dilakukan terhadap ibu.
2. Jelaskan pada ibu akan dilakukan kuritase oleh dokter
R/ : dengan penjelasan pada ibu di harapkan kita dapat komperatif
dengan tindakan yang dilakukan
3. Kolaborasi dengan tim medis dalam tindakan kuratase
R/ : mendapat tinadakan dan perawatan lebih lanjut
4. Menyiapkan surat persetujuan untuk tindakan kuret
R/ : sebagai bukti tertulis kesediaan menjalani tindakan
Masalah : cemas
Tujuan : cemas berkurang
KH : - ibu mengerti dengan keadaannya
- ibu mengerti penyebab abortus
- ibu siap menghadapi kuritase
- ibu tidak tegang
Intervensi
a. Jelaskan pada ibu penyebab abortus
R/ : dengan mengetaui penyebab abortus klien dapat berhenti dalam
menjaga kehamilannya yangakan dating.
b. Berikan kesempatan ibu mengungkapkan perasaannya
R/ : ibu mudah mengontrol emosinya
c. Beri dukungan mental
R/ : meningkatkan percayay diri ibu.
IV. IMPLEMENTASI
Tgl 13 Februari 2007 jam 19.30 WIB
Dx : G2P1001 Uk 18-19 minggu dengan Ag. Implentasi
Iplementasi :
1. Memberitau ibu tentang kondisi ini bahwa peredaran yang dialami ibu
merupakan penyenaran dari hasil konsepsi janin ibu. Janin ibu memang
sudah lahir numun masih ada sisa jaringan yang berada dirahim sehinga
harus dikeluarkan supaya perdarahannya tidak banyak dan tidak terjadi
infeksi di rahim ibu.
2. Menjelaskan pada ibu akan dilakukan kurates oleh dokter untuk
mengeluarkan sisa jaringan yangberada di rahim dengan menggunakan
sendok kuret sampai bersih agar perdarahan segera berhenti. Sebelum
dilakukan kuret dipasang infuse, kemidian ibu akan disuntik bius
supaya tidak kesakitan.
3. Menjelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan kuretase oleh dokter
karena kuretasi adalah cara untuk menghentikan peredaran
4. Berkolaborasi dengan tim medis dalam tindakan kuritase. Dalam halini
kolaborasi dengan dokter obyn dan anashisi.
5. mempersiapkan surat persetujuan untuk tindakaqn curitase sebagai
bukti tertulis.
MASALAH :
1. Gangguan spikologis cemas
Implementasi:
a. Menjelaskan pada ibu tentang penyebap abortus.
b. Memberi kesempatan keapada ibu untuk mengungkapkan perasannya
setelah kehamilannya sudah tidak dapat dipertahankan lagi.
c. Memberi dukungan mental pada ibu . Dan memberitahu ibu bahwa
umur ibu masih memungkinkan untuk hamil kembali karena belum
memasuki resti.
V . EVALUASI
Tgl, 13 Februari 2007 jam 21.00 WIB
Dx: P1011 Uk, 18-19 minggu dengan abortus inkomplitus.
S : - Ibu mengerti keadaan saat ini.
- Ibu mengeluh perytnya mules setelah dilakukan curetase.
O : - Telah dilakukan curetaseoleh dokter pada jam 20.00 WIB.
- Konjungtiva tidak bulat.
- KU lemah.
- TD : 120/80 mmHg.
A : P1001 dengan poot curettage
P : - Bantu ibu untuk makan dan minum.
- Anjurkan ibu untuk menunda kehamilan dulu sampai ± 4-6 bulan
sampai rahim pulih kembali.
- Anjurkan ibu untuk makan, makanan yang bergizi.
- Jelaskan pada ibu untuk istirahat.
- Anjurkan ibu untuk kembali ke dokter 1 minggu lagi.
Masalah : Cemas
S = Ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi dengan kondisinya.
O = KU = baik RR = 20x/mnt
Kesasdaran = CM Ibu tampak senang
TD =120 /80 mmHg
N = 80x/mnt
A = Cemas hilang
P = - Jelaskan pada ibi bahawa ibu memungkinkan untuk hamil lagi
- Anjurkan pada ibu untuk banyak iastirahat