asam urat

Upload: ferdich

Post on 14-Jul-2015

88 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Asam Urat: Faktor Pencegah atau Faktor Prognosis Penyakit Kardiovaskular dan Penyakit Ginjal?Hiperurisemia adalah keadaan kadar asam urat yang tinggi, pada pria (>7 mg/dL) pada wanita (> 6 mg/dL). Sekitar 5% asam urat merupakan produk metabolisme purin yang berhubungan dengan protein plasma, difiltrasi secara bebas di glomerulus, sekitar 99% direabsorpsi di tubulus proksimal dan disekresikan oleh tubulus distal. Kadar asam urat pada manusia dan kera dilaporkan lebih tinggi daripada mamalia yang lain (0,5-1 mg/dL), karena kadar enzim hepatik urikase yang mengonversi asam urat menjadi allantoin tergolong rendah. Kadar asam urat yang bervariasi dipengaruhi oleh defek genetik metabolisme purin, ekskresi asam urat, diet purin tinggi, protein, alkohol, atau metabolisme sel tinggi. Pada pasien penyakit ginjal, kadar asam urat cenderung meningkat akibat penurunan laju filtrasi glomerulus dan ekskresi asam urat. Obat diuretik seperti thiazide berperan meningkatkan asam urat melalui stimulasi reabsorpsi natrium dan asam urat pada tubulus proksimal. Sejak lima dekade terakhir, banyak penelitian menemukan hubungan asam urat dengan penyakit kardiovaskular, termasuk hipertensi, sindrom metabolik, dan penyakit ginjal. Kadar asam urat ditemukan meningkat pada pasien hipertensi esensial yang tidak diobati (40-60%), pengobatan diuretik (50%), malignan (> 75%), dan dewasa (90%). Hiperurisemia pada pasien hipertensi esensial melemahkan argumentasi hipertensi dan menyebabkan hiperurisemia. Pada penderita hipertensi yang berusia lanjut, terlihat bahwa hubungan asam urat dan hipertensi cenderung melemah. Pada hipertensi yang berhubungan dengan asam urat, penurunan enzim nitrit oksidase di endotel kapiler menyebabkan vasokonstriksi renal yang mengaktifkan sistem renin-angiotensin. Hiperurisemia kronik yang menstimulasi sistem renin-angiotensin dan menghambat pelepasan nitrit oksidase endotel, menyebabkan vasokonstriksi ginjal dan meningkatkan tekanan darah. Pada wanita, hiperurisemia yang terjadi akibat makanan, hipertensi, obesitas, atau preeklampsia dapat beralih ke sirkulasi fetus melalui plasenta dan menyebabkan penurunan jumlah nefron dan Intra Uterine Growth Retardation (IUGR). Pada penderita hipertensi, kadar asam urat dapat meningkat akibat penurunan aliran darah ginjal, mikro vaskular, dan pelepasan laktat. Penurunan aliran darah ginjal mendorong reabsorpsi asam urat; mikrovaskular menyebabkan iskemia jaringan; dan pelepasan laktat yang menahan sekresi asam urat di tubulus proksimal. Pada iskemia, ATP didegradasi menjadi adenin dan xantin, selanjutnya xantin oksidase meningkatkan pembentukan asam urat. Artikel penyegar berjudul Asam Urat Sebagai Penanda Penyakit Kardiovaskular dan Penyakit Ginjal kami muat pada Medika nomor ini. Penulis, Josephine Anne Adiwijaya, Dokter PTT Puskesmas Pahauman, Kalimantan Barat, menyatakan bahwa pada penyakit kardiovaskular ditemukan disfungsi endotel, pembentukan oksidan lokal, peningkatan sirkulasi sitokin, dan proinflamasi. Peningkatan asam urat yang merupakan antioksidan tersebut diduga sebagai mekanisme kompensasi terhadap stres oksidasi. Pada gagal jantung dan diabetes tipe 2, allopurinol yang berperan menghambat xantin oksidase dan membentuk oksidan serta asam urat memperbaiki produksi nitrit oksidase endotelial. Pasca-operasi coronary artery bypass graft dan kardiomiopati dilatasi, allopurinol dapat mengurangi komplikasi kardiovaskular. Efek menguntungkan tersebut berhubungan dengan penurunan asam urat, tetapi beberapa studi menemukan efek allopurinol disebabkan oleh penurunan stres oksidatif. Sulit membuktikan bahwa asam urat merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular karena hiperurisemie ditemukan pada pasien yang telah berisiko kardiovaskular seperti wanita postmenopause, kulit hitam, pasien hipertensi, sindrom metabolik, dan penyakit ginjal. Beberapa penelitian dengan analisis multivariat menyimpulkan bahwa asam urat adalah faktor risiko independen kardiovaskular dan ginjal. Namun, Framingham Heart Study melaporkan bahwa asam urat dipengaruhi oleh hipertensi, bukan sebaliknya menyebabkan penyakit kardiovaskular. Upaya menurunkan kadar asam urat yang menguntungkan penderita penyakit kardiovaskular dan ginjal berperan jauh lebih efektif pada pencegahan daripada mengobati hipertensi. Pada hiperurisemia dini, penurunan asam urat efektif menurunkan tekanan darah. Tetapi, sampai kini, pengobatan hiperurisemia asimtomatik belum direkomendasikan. Menurut beberapa peneliti, pemberian allopurinol pada pasien gagal jantung atau diabetes dengan hiperurisemia dapat memperbaiki fungsi endotel, tetapi pemberian obat asam urat yang lain tidak. Pada fungsi ginjal normal, peningkatan kadar asam urat menjadi penanda perkembangan insufisiensi ginjal seperti nefropati IgA, disfungsi ginjal pada DM tipe II, dan perkembangan pasien transplan ginjal dengan siklosporin. Menurut penelitian terbaru, asam urat merupakan faktor risiko penyakit ginjal pada populasi umum dan penderita penyakit ginjal. Pada pasien sindrom metabolik, sering terjadi hiperurisemia akibat stimulasi insulin terhadap resbsorpsi air dan asam urat pada tubulus proksimal. Hiperurisemia yang sering terjadi lebih dahulu daripada hiper insulinemia, obesitas, dan diabetes, dapat ditemukan pada penderita sindrom metabolik dengan berat badan normal. Penderita dengan IMT normal, hanya 5,9% yang mempunyai kadar asam urat 10 mg/dL. Hiperurisemia dapat memicu sindrom metabolik melalui dua mekanisme: Pertama, penarikan glukosa pada otot lurik yang dipengaruhi peningkatan aliran darah akibat insulin menstimulasi pelepasan nitrit oksidase endotel. Pada tikus, Hiperurisemia pada tifus terbukti menyebabkan disfungsi endotel; dan pada pasien hiperurisemia, pemberian allopurinol dapat memperbaiki fungsi endotel. Kedua, inflamasi dan perubahan oksidatif di jaringan lemak yang dimediasi asam urat diduga menjadi penyebab kunci obesitas. Enzim xantin

oksidoreduktase yang membentuk asam urat dari xantin pada jaringan lemak berperanan pada proses adipogenesis. Hiperurisemia dapat menyebabkan hipertensi akibat vasokonstriksi renal melalui mekanisme penurunan nitrit oksidase endotel yang mengaktifkan sistem renin-angiotensin. Hiperuresemia juga dapat menyebabkan sindrom metabolik melalui disfungsi endotel, inflamasi, serta penyakit ginjal; dan memperburuk prognosis penyakit ginjal yang ada. Namun, penggunaan allopurinol yang menurunkan kadar asam urat perlu diteliti lebih lanjut, karena dalam jangka panjang terbukti menpunyai efek samping. Tampaknya, untuk kondisi yang serius ini, kita tidak boleh tergesa-gesa. Dibutuhkan komitmen dan kerja serius, karena menyangkut kelangsungan hidup manusia. (Nasrin Kodim)