artikel tentang kemiskinan
TRANSCRIPT
ARTIKEL TENTANG KEMISKINAN
A.Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan
seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan dapat
disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami
istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lain melihatnya dari segi moral dan
evaluative, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Sedangkan
pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja yang tidak bekerja baik dalam arti
mendapatkan upah atau bekerja mandiri, kemudian mencari pekerjaan dalam arti mempunyai
kegiatan aktif dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Masalah
pengangguran yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran
masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling
utama.
Kemiskinan memang menjadi problem serius yang membelit bangsa-bangsa di dunia,
termasuk Indonesia. Ketimpangan ekonomi, tingkat pendidikan yang rendah, serta penguasaan
aset-aset ekonomi oleh kalangan tertentu, adalah sebagian penyebab kemiskinan. Pertanyaan
sekarang, apa yang bisa dilakukan pemerintah maupun perusahaan untuk mengurangi angka
kemiskinan? Mampukah program tanggung jawab sosial pemerintah maupun perusahaan
menjadi salah satu solusi penting dalam upaya mengurangi angka kemiskinan?. Mengurangi
kemiskinan dan pengangguran adalah tugas semua pemangku kepentingan (stakeholder), yaitu
pemerintah termasuk pemda, perusahaan, masyarakat, akademisi, dan lain-lain sebagainya.
Program ini akan berjalan efektif jika semua pihak duduk bersama tanpa ada kecurigaan. Yang
selama ini terjadi, kurang adanya koordinasi diantara lembaga-lembaga tersebut. Setiap
departemen pemerintah, mempunyai program pengentasan kemiskinan dan pengangguran.
Namun tidak ada koordinasi yang jelas. Akibatnya mereka seakan berjalan sendiri-sendiri. Kalau
ada yang mengkoordinir, seperti perusahaan holding misalnya, maka hasilnya akan lebih efektif.
Untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran, yang perlu dilakukan adalah memberdayakan
masyarakat. Ini akan lebih efektif dibandingkan hanya memberikan bantuan yang sifatnya sesaat.
Yang dibutuhkan adalah pemberian akses kepada masyarakat tersebut. Ini kurang dilakukan
pemerintah, pemerintah perlu diberi akses kepada masyarakat dibanding ekonomi, sosial, budaya
dan sebagainya. Mereka harus dibantu untuk bisa mencari makan sendiri. Jadi jangan hanya
diberi makan. Intinya adalah buatlah program-program pemberdayaan yang berkesinambungan.
Pembangunan di bidang ekonomi yang dijalankan oleh pemerintah pada dewasa ini di
sektor pertanian, perikanan, perkebunan, industri dan pertambangan, hakekatnya ditujukan selain
untuk mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi, juga dimaksudkan untuk mengatasi
pengangguran dan kemiskinan. Seharusnya tidak semua masalah kemiskinan menjadi tanggung
jawab pemerintah. Rasanya tidak fair kalau seluruhnya dibebankan hanya kepada pemerintah.
Masyarakat, terutama golongan yang mampu juga secara sukarela diharapkan dapat
berkontribusi mengatasi masalah kemiskinan yang terjadi di negeri ini.
Progam mengatasi kemiskinan yang paling murah adalah si kaya membantu si miskin
atau si pandai membantu yang bodoh. Idealisme dan pengorbanan yang diperlukan untuk
mengatasi kemiskinan di negeri ini bukan sesuatu yang berada di menara gading dan bukan pula
yang diada-adakan. Idealisme dan pengorbanan tersebut sesungguhnya adalah sebuah realita
yang sudah terjadi di masyarakat.
B. Penyebab Masalah Pengangguran Dan Kemiskinan
Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali sedang mencari
kerja, bekerja kurang dari 2 hari dalam seminggu atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran sering
kali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas
dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan
dan masalah-masalah lainnya.
Dinegara-negara berkembang seperti Indonesia dikenal istilah pengangguran terselubung,
dimana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga sedikit dilakukan oleh lebih
banyak orang. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang
cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah penganggur dan setengah penganggur yang besar
pendapatanrelatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya pengangguran yang tinggi merupakan
pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber
utama kemiskinan, menghambat pembangunan dalam jangka panjang.
Pembangunan bangsa Indonesia kedepan sangat tergantung pada kualitas sumber daya
manusia Indonesia yang sehat fisik dan mental serta mempunyai ketrampilan dan keahlian kerja,
sehingga mampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai pekerjaan dan
penghasilan yang tetap dan layak sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup, kesehatan,
pendidikan anggota keluarganya.
Pengangguran di Indonesia terjadi disebabkan antara lain yaitu karena jumlah lapangan
kerja yang tersedia lebih kecil dari pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai
dengan pasar kerja. Selain itu juga karena efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari
kerja. Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja
disebabkan antara lain; perusahaan menutup atau mengurangi bidang usahanya akibat krisis
ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif, peraturan yang menghambat investasi, hambatan
dalam proses ekspor impor.
Padahal perang melawan kemiskinan sudah ditabuh sejak lama di negri ini. Di Orde Baru
misalnya, pemerintah menggalangberbagai sarana dan cara untuk mengatasi kemiskinan.
Pembangunan fisik digenjot diberbagai bidang, pertumbuhan ekonomi menjadi fokus perhatian,
investasi asing digalakkan, berbagai jenis skema kredit investasi kecil dan kredit
modal kerja digelar, bahkan hutang luar negri pun ditempuh sebagai altrnatif untuk menopang
idea of progress bernama pembangunan.
Akan tetapi karena keberpihakan ideologis pemerintah tidak jelas, pembangunan ala Orde
Baru itu tidak bisa sepenuhnya bisa dirasakan rakyat lapis bawah. Masalahnya sekarang apakah
para elite, politisi, dan birokrat kita mempunyai keberpihakan ideologis untuk melawan
kemiskinan? Adakah komitmen tegas dari para penentu kebijakan Negara untuk memberantas
KKN secara radikal? Jika Negara tidak sanggup menyatakan perang terhadap kemiskinan, gagal
dalm memerangi korupsi, dan tetap malas melaksanakan agenda reformasi sebagai perintah
konstitusi maka kemiskinan bangsa mungkin akan menjadi simbol abadi negeri ini.
C. Program Pemerintah Dalam Mengatasi Kemiskinan Dan Pengangguran.
Krisis ekonomi saat ini telah menggugah pemerintah dan berbagai lembaga pembangunan
internasional seperti Bank Dunia dan lain-lain untuk berperan aktif mengentaskan kemiskinan
dan pengagguran rakyat melalui berbagai program baru seperti padat karya. Jaring pengaman
sosial/JPS (Social Safety Net), proyek penanggulangan kemiskinan diperkotaan (Urban Poverty
Crisis Alleviation), program untuk anak jalanan, dan masih banyak bantuan-bantuan dari
pemerintah kepada rakyat, seperti BLT (bantuan langsung tunai) , BOS (bantuan operasional
sekolah) yang dilakukan untuk mengatasi masalah pendidikan di Indonesia, karena anak-anak
Indonesia diwajibkan mengenyam pendidikan minimal 9 tahun yang biasanya dikenal sebagai
wajib belajar 9 tahun.
Koperasi banyak di dirikan oleh pemerintah di daerah-daerah dengan tujuan agar rakyat
mampu membuat usaha mikro ataupun makro dilingkungan tempat tinggalnya. Selain itu
program yang lain yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan memberikan JAMPERSAL
(jaminan persalinan) diberbagai puskesmas dengan tujuan untuk memudahkan proses persalinan
pada warga yang kurang mampu. Pemerintah juga memberlakukan program KB dengan tujuan
untuk mengurangi tingkat kepadatan penduduk di Indonesia. Dan masih banyak lainnya program
yang diberikan pemerintah untuk mengatasi permasalahan ekonomi terutama mengenai masalah
kemiskinan dan pengangguran yang merupakan masalah yang sulit untuk diberantas.
MASALAH KEMISKINAN
Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu umumnya
masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya
kemudahan atau materi. Dari ukuran kehidupan modern pada masa kini mereka tidak menikmati
fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia
pada jaman modern.
Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alamnya mempunyai 49,5 juta
jiwa penduduk yang tergolong miskin (Survei Sosial Ekonomi Nasional / Susenas 1998). Jumlah
penduduk miskin tersebut terdiri dari 17,6 juta jiwa di perkotaan dan 31,9 juta jiwa di perdesaan.
Angka tersebut lebih dari dua kali lipat banyaknya dibanding angka tahun 1996 (sebelum krisis
ekonomi) yang hanya mencatat jumlah penduduk miskin sebanyak 7,2 juta jiwa di Perkotaan dan
15,3 juta jiwa perdesaan
Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yakni kemiskinan alamiah
dan karena buatan. Kemiskinan alamiah terjadi antara lain akibat sumber daya alam yang
terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan "buatan" terjadi
karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak
mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia, hingga mereka tetap
miskin. Maka itulah sebabnya para pakar ekonomi sering mengkritik kebijakan pembangunan
yang melulu terfokus pada pertumbuhan ketimbang pemerataan.
Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut, kemiskinan
relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil
pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untak memenuhi kebutuhan hidup
minimum: pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin
relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah
kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap
seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat
kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.
DAMPAK DAN JENIS-JENIS KEMISKINAN
A. Dampak Kemiskinan
Dampak kemiskinan di Indonesia memunculkan berbagai penyakit pada kelompok risiko
tinggi seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, dan lanjut usia. Diakui bahwa sejak krisis
ekonomi tahun 1997 jumlah penduduk miskin diIndonesia meningkat. Kemiskinan yang terjadi
di Indonesia menyebabkan cakupan gizi rendah, pemeliharaan kesehatan kurang, lingkungan
buruk, dan biaya untuk berobat tidak ada. Akibat terkena penyakit, menyebabkan
produktivitas rendah, menghasilan rendah dan pengeluaran bertambah. Kemiskinan memang
tidak pernah berhenti dan tidak bosan menghancurkan cita-cita masyarakat Indonesia khususnya
para generasi muda. Kemiskinan sudah banyak “membutakan” segala aspek seperti pendidikan.
Sebagian dari penduduk Indonesia lantaran keterbatasan ekonomi yang tidak mendukung,
oleh contoh kecil yang terjadi di lapangan banyak anak yang putus sekolah karena menunggak
SPP, siswa SD yang nekat bunuh diri karena malu sering ditagih oleh pihak sekolah, anak di
bawah umur bekerja keras dengan tujuan memberi sesuap nasi untuk keluarganya, dll.
Bagaimana Indonesia mau maju kalau generasi muda yang seharusnya sekolah sekarang ikut
merasakan korban faktor kemiskinan.
Sekarang kemiskinan sudah memberikan dampak yang beraneka ragam mulai dari tindak
kriminal, pengangguran, kesehatan terganggu, dan masih banyak lagi. Kemiskinan memang
dapat menyebabkan beragam masalah tapi untuk sekarang masalah yang paling penting adalah
bagaimana caranya agar anak-anak kecil yang sama sekali tidak mampu dapat bersekolah dengan
baik seperti anak-anak lainnya.
Pertama itulah masalah yang harus dipecahkan oleh pemerintah karena jika masalah itu tidak
dapat dibereskan maka akan muncul masalah-masalah baru yang lebih banyak lagi. Dan juga
banyak orang-orang miskin terkena penyakit tapi mereka sulit untuk berobat ke dokter karena
mahal, walapun pemerintah sudah memberikan kartu kemiskinan Tapi itu tidak menjamin di
rumah sakit.
Kemiskinan memang dapat mengganggu kesejahteraan masyarakat, dan itu sangat tampak
dari adanya rumah kumuh di pinggiran sungai, adanya penyakit busung lapar. Mungkin
kemiskinan terjadi karena tidak dapat membiayai kehidupan secara langsung. Dan itulah yang
terjadi sekarang ini, bahwa kemiskinan sekarang ada dimana-mana. Jika pemerintah tidak
mengatasi masalah kemiskinan secepat mungkin, mungkin kemiskinan akan bertambah terus-
menerus. Kemiskinan tidak hanya berdampak bagi para rakyat miskin tetapi juga berdampak
bagi warga sekitarnya karena kemiskinan juga dapat meningkatkan tindakan kriminalitas.
Dengan tingginya angka kemiskinan di Indonesia, maka hal ini menjadi masalah tersendiri
bagi negara ini dan sampai saat ini masih belum ada solusinya. Dan kemiskinan mempunyai
hubungan dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu kemiskinan harus kita tanggulangi agar
angka kemiskinan tidak semakin tinggi.
B. Jenis-jenis Kemiskinan
Secara umum, jenis-jenis kemiskinan dapat dibagi menjadi dua, yaitu kemiskinan absolut dan
kemiskinan relatif. Pertama, kemiskinan absolut, di mana dengan pendekatan ini diidentifikasi
jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan tertentu. Kedua, kemiskinan relatif,
yaitu pangsa pendapatan nasional yang diterima oleh masing-masing golongan pendapatan.
Berbeda dengan kemiskinan absolut, kemiskinan relatif bersifat dinamis dan tergantung di mana
seseorang tinggal.
Untuk lebih mengetahui secara pasti tingkat kemiskinan suatu masyarakat maka diciptakan
indikator kemiskinan atau garis kemiskinan. Di Indonesia, garis kemiskinan BPS menggunakan
dua macam pendekatan, yaitu pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach) dan
pendekatan Head Count Index. Selain itu, terdapat garis kemiskinan lainnya, yaitu garis
kemiskinan Sajogyo dan garis kemiskinan Esmara. Sajogyo mendefinisikan batas garis
kemiskinan sebagai tingkat konsumsi per kapita setahun yang sama dengan beras. Kelemahan
dari metode ini adalah hanya menggunakan acuan satu harga komoditi dan porsinya dalam
anggaran keluarga, bahkan dalam keluarga miskin, menurun secara cepat.
Berdasarkan kelemahan tersebut Esmara mencoba untuk menetapkan suatu garis kemiskinan
pedesaan dan perkotaan yang dipandang dari sudut pengeluaran aktual pada sekelompok barang
dan jasa esensial, seperti yang diungkapkan secara berturut-turut dalam Susenas.
Penyebab kemiskinan menurut Kuncoro (2000:107) sebagai berikut:
1. Secara makro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya
yang menimbulkan distribusi pendapatan timpang, penduduk miskin hanya memiliki sumber
daya dalam jumlah yang terbatas dan kualitasnya rendah
2. Kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia karena kualitas sumber
daya manusia yang rendah berarti produktivitas juga rendah, upahnya pun rendah
3. Kemiskinan muncul sebab perbedaan akses dan modal. Sendalam ismawan (2003:102)
mengutarakan bahwa penyebab kemiskinan dan keterbelakangan adalah persoalan aksesibilitas.
Akibat keterbatasan dan ketertiadaan akses manusia mempunyai keterbatasan (bahkan tidak ada)
pilihan untuk mengembangkan hidupnya, kecuali menjalankan apa terpaksa saat ini yang dapat
dilakukan (bukan apa yang seharusnya dilakukan). Dengan demikian manusia mempunyai
keterbatasan dalam melakukan pilihan, akibatnya potensi manusia untuk mengembangkan
hidupnya menjadi terhambat.
KEMISKINAN DI INDONESIA
Kemiskinan sering dipahami sebagai keadaan kekurangan uang dan baranguntuk
menjamin kelangsungan hidup. Kemiskinan dapat diartikan sebagaiketidakmampuan untuk
memenuhi berbagai kebutuhan seperti pangan,perumahan, pakaian, pendidikan, kesehatan, dan
sebagainya. Kemiskinan adalah suatu kondisi yang dialami seseorang atau kelompok orang yang
tidak mampumenyelenggarakan hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap
manusiawi(BAPPENAS dalam BPS, 2002).
Menurut Suparlan (1984) “kemiskinan merupakan sebagai suatu standar tingkat hidup
yang rendah yaitu adanya tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau golongan orang
dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang
bersangkutan”.(Hudaya ,2009:7)
Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kemiskinan menurut Hartomo dan Aziz
(1997) yaitu :
1). Pendidikan yang Terlampau Rendah
Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang kurang mempunyai
keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupannya. Keterbatasan pendidikan atau
keterampilan yang dimiliki seseorang menyebabkan keterbatasan kemampuan seseorang untuk
masuk dalam dunia kerja.
2). Malas Bekerja
Adanya sikap malas (bersikap pasif atau bersandar pada nasib) menyebabkan seseorang
bersikap acuh tak acuh dan tidak bergairah untuk bekerja.
3). Keterbatasan Sumber Alam
Suatu masyarakat akan dilanda kemiskinan apabila sumber alamnya tidak lagi
memberikan keuntungan bagi kehidupan mereka. Hal ini sering dikatakan masyarakat itu miskin
karena sumberdaya alamnya miskin.
4). Terbatasnya Lapangan Kerja
Keterbatasan lapangan kerja akan membawa konsekuensi kemiskinan bagimasyarakat.
Secara ideal seseorang harus mampu menciptakan lapangan kerjabaru sedangkan secara faktual
hal tersebut sangat kecil kemungkinanya bagimasyarakat miskin karena keterbatasan modal dan
keterampilan.
5). Keterbatasan Modal
Seseorang miskin sebab mereka tidak mempunyai modal untuk melengkapialat maupun
bahan dalam rangka menerapkan keterampilan yang merekamiliki dengan suatu tujuan untuk
memperoleh penghasilan.
6). Beban Keluarga
Seseorang yang mempunyai anggota keluarga banyak apabila tidak diimbangi dengan
usaha peningakatan pendapatan akan menimbulkan kemiskinan karena semakin banyak anggota
keluarga akan semakin meningkat tuntutan atau beban untuk hidup yang harus dipenuhi.
Adapun upaya penanggulangan kemiskinan Indonesia telah dilakukan dan menempatkan
penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama kebijakan pembangunan nasional.
Kebijakan kemiskinan merupakan prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
2004-2009 dan dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahun serta
digunakan sebagai acuan bagi kementrian, lembaga dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan
pembangunan tahunan.
Adapun langkah jangka pendek (Kohyar,2007) yang diprioritaskan antara lain sebagai
berikut:
a) Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan; (i) penyediaan sarana-sarana irigasi, air
bersih dan sanitasi dasar terutama daerah-daerah langka sumber air bersih. (ii) pembangunan
jalan, jembatan, dan dermaga daerah-daerah tertinggal. (iii) redistribusi sumber dana kepada
daerah-daerah yang memiliki pendapatan rendah dengan instrumen Dana Alokasi Khusus (DAK)
.
b) Perluasan kesempatan kerja dan memberikan bantuan dana stimulan untuk modal usaha,
pelatihan keterampilan kerja dan meningkatkan investasi dan revitalisasi industri.
c) Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin diberikan pelayanan antara
lain; (i) pendidikan gratis sebagai penuntasan program belajar 9 tahun termasuk tunjangan bagi
murid yang kurang mampu; (ii) jaminan pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk miskin di
puskesmas dan rumah sakit kelas tiga.
PENGANGGURAN
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang
mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja
contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan
lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang
mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena
jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja
yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat
akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial
lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan
sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang
adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang
seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang
semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Jenis-Jenis Pengangguran
Berdasarkan Jam Kerja
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam :
Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah Tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah Tenaga kerja yang tidak bekerja secara
optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini
merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah Tenaga kerja yang sungguh-sungguh
tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum
mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
Berdasarkan Penyebab Terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam :
Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment)
Pengangguran Friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya
kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran
pekerja penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang
ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan
meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari
sebelumnya.
Pengangguran Konjungtural (Cycle Unemployment)
Pengangguran Konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang
(naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
Pengangguran Struktural (Structural Unemployment)
Pengangguran Struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur
ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan
oleh beberapa kemungkinan, seperti :
Akibat permintaan berkurang
Akibat kemajuan dan penggunaan teknologi
Akibat kebijakan pemerintah
Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment)
Pengangguran Musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi
jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang
menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.
Pengangguran Siklikal
Pengangguran Siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus
ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
Pengangguran Teknologi
Pengangguran Teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian
tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.
Pengangguran Siklus
Pengangguran Siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan
perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran Siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan
masyarakat (aggrerate demand).
Penyebab terjadinya Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan
masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya
yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan
keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan
dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka
panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di
mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh
lebih banyak orang.
Dampak terjadinya Pengangguran
Bagi Perekonomian Negara
Penurunan pendapatan perkapita.
Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
Bagi Masyarakat
Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.
Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak
bekerja.
Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.
Kebijakan-kebijakan Pemerintah untuk mengatasi Pengangguran
Adanya bermacam-macam pengangguran membutuhkan berbagai cara untuk mengatasinya yang
disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut :
Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :
Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.
Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat
dan sektor ekonomi yang kekurangan.
Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang
kosong, dan
Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara Friksional antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai
berikut :
Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang
bersifat padat karya.
Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry.
Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor
formal lainnya.
Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya,
PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk
merangsang investasi baru dari kalangan swasta.
Cara Mengatasi Pengangguran Musiman
Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara sebagai berikut :
Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain, dan
Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu
musim tertentu.
Cara Mengatasi Pengangguran Siklus
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut :
Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan
Meningkatkan daya beli masyarakat.
Pengertian Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang
sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan
kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah
dalamperekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnyakemiskinan dan
masalah-masalah sosial lainnya.
B. Jenis & macam pengangguran
Berdasarkan jam kerja
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:
Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja
secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur
ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-
sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang
belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
Berdasarkan penyebab terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam:
Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya
kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran
pekerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin
maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya
manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)
Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang
(naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
Pengangguran struktural (structural unemployment)
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur
ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan
oleh beberapa kemungkinan, seperti:
1. Akibat permintaan berkurang
2. Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
3. Akibat kebijakan pemerintah
Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi
jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang
menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.
Pengangguran siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus
ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian
tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.
Pengangguran siklus
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan
perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan
masyarakat (aggrerate demand).
(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguran)
C. Penyebab Pengangguran
Masalah pengangguran tentulah tidak muncul begitu saja tanpa suatu sebab. Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya pengganguran secara global adalah sebagai berikut :
1. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja
yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
2. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang
Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja,
pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat
pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan
sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
4. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja,
sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat
mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu
negara ke negara lainnya.
5. Budaya pilih-pilih pekerjaan
Pada dasarnya setiap orang ingin bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikan. Dan lagi
ditambah dengan sifat gengsi maka tak heran kebanyakan yang ditemukan di Indonesia bukan
pengangguran terselubung, melainkan pengangguran terbuka yang didominasi oleh kaum
intelektual (berpendidikan tinggi).
6. Pemalas
Selain budaya memilih-milih pekerjaan,budaya (negatif) lain yang menjamur di Indonesia adalah
budaya malas. Malas mencari pekerjaan sehingga jalan keluar lain yang ditempuh adalah dengan
menyogok untuk mendapatkan pekerjaan.
7. Tidak mau ambil resiko
“Saya bersedia tidak digaji selama 3 bulan pertama jika diterima bekerja di kantor bapak.
Dengan demikian bapak tidak akan rugi. Jika bapak tidak puas dengan hasil kerja saya selama 3
bulan tersebut, bapak bisa pecat saya.”
Adakah yang berani mengambil resiko seperti itu? Kami yakin sedikit sekali. Padahal kalau
dipikir-pikir itu justru menguntungkan si pencari kerja selama 3 bulan tersebut ia bisa menimba
pengalaman sebanyak-banyaknya.
Meskipun akhirnya dipecat juga, toh dia sudah mendapat pengalaman kerja 3 bulan.
(Sumber: http://organisasi.org/pengertian-pengangguran-dan-jenis-macam-pengangguran
friksional-struktural-musiman-siklikal)
D. Dampak pengangguran
Untuk mengetahui dampak pengganguran kita perlu mengelompokkan pengaruh pengganguran
tersebut, yaitu:
a. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan
kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus.
Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat
pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.
Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti
yang dijelaskan di bawah ini:
§ Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran
yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil
(nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan
yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih
rendah.
§ Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sektor pajak
berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan
perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian,
pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun,
dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan
pun akan terus menurun.
§ Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan
menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang
hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor
(pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat
investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.
b. Dampak pengangguran terhadap Individu yang Mengalaminya dan Masyarakat
Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan
terhadap masyarakat pada umumnya:
§ Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
§ Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
§ Pengangguran dapat meningkatkan angka kriminalitas
§ Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial politik.
§ Pengangguran dapat meningkatkan angka kemiskinan.