artikel luka bacok pada kasus pembunuhan

6
LUKA BACOK PADA KASUS PEMBUNUHAN LAPORAN KASUS Tiwi Qira Amalia * ,Liza Aulia Putri * , Ulfa Zora * Taufik Suryadi ** *Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Ilmu Kedokteran forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala / RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. **Bagian/SMF Ilmu Kedokteran dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. ABSTRAK Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Luka bacok adalah luka akibat benda tajam atau alat berat yang terjadi dengan suatu ayunan disertai tenaga yang cukup besar, sehingga ukuran dalam luka kurang lebih sama dengan panjang dari luka. Luka bacok umumnya terjadi pada daerah yang dapat terjangkau oleh tangan korban.Senjata tajam yang digunakan sebagai alat pembunuhan di Jakarta sekitar 30- 40% dari seluruh kejadian, dan senjata tajam yang digunakan untuk alat bunuh diri sangat jarang (kurang lebih dua kasus setiap tahunnya). Kata kunci : Luka, luka bacok. PENDAHULUAN Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini dapat disebab-kan oleh trauma benda tajam atau benda tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledak-an, sengatan listrik, atau gigitan hewan. 1 Secara umum luka pada kulit terbagi atas luka terbuka dan luka tertutup, dimana luka tertutup dapat terjadi dengan vitalitas kulit yang baik sedangkan luka terbuka terjadi kerusakan kulit. 2 Penyembuhan luka pada kulit melukis-kan prinsip- prinsip perbaikan untuk sebagi-an besar jaringan tubuh. Penyembuhan luka berlangsung secara berurutan melalui fase-fase berbagai proses yang saling tumpang tindih seperti: Fase inflamasi yang berlang-sung sekitar 3-5 hari, Fase pembentukan ja-ringan granulasi yang berlangsung sekitar 2-3 minggu, Fase remodeling berlangsung sekitar 1-2 tahun. Luka kulit secara klasik dinyatakan sembuh melalui proses penyembuhan pri-mer (sedikit sekali pembentukan skar) dan proses penyembuhan 1

Upload: liza-aulia-putri

Post on 02-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

kasus

TRANSCRIPT

LUKA BACOK PADA KASUS PEMBUNUHANLAPORAN KASUSTiwi Qira Amalia*,Liza Aulia Putri*, Ulfa Zora*Taufik Suryadi**

*Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Ilmu Kedokteran forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala / RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.**Bagian/SMF Ilmu Kedokteran dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled t

1

ABSTRAKLuka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Luka bacok adalah luka akibat benda tajam atau alat berat yang terjadi dengan suatu ayunan disertai tenaga yang cukup besar, sehingga ukuran dalam luka kurang lebih sama dengan panjang dari luka. Luka bacok umumnya terjadi pada daerah yang dapat terjangkau oleh tangan korban.Senjata tajam yang digunakan sebagai alat pembunuhan di Jakarta sekitar 30-40% dari seluruh kejadian, dan senjata tajam yang digunakan untuk alat bunuh diri sangat jarang (kurang lebih dua kasus setiap tahunnya).Kata kunci : Luka, luka bacok.PENDAHULUANLuka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini dapat disebab-kan oleh trauma benda tajam atau benda tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledak-an, sengatan listrik, atau gigitan hewan.1 Secara umum luka pada kulit terbagi atas luka terbuka dan luka tertutup, dimana luka tertutup dapat terjadi dengan vitalitas kulit yang baik sedangkan luka terbuka terjadi kerusakan kulit.2 Penyembuhan luka pada kulit melukis-kan prinsip-prinsip perbaikan untuk sebagi-an besar jaringan tubuh. Penyembuhan luka berlangsung secara berurutan melalui fase-fase berbagai proses yang saling tumpang tindih seperti: Fase inflamasi yang berlang-sung sekitar 3-5 hari, Fase pembentukan ja-ringan granulasi yang berlangsung sekitar 2-3 minggu, Fase remodeling berlangsung sekitar 1-2 tahun. Luka kulit secara klasik dinyatakan sembuh melalui proses penyembuhan pri-mer (sedikit sekali pembentukan skar) dan proses penyembuhan sekunder dengan pembentukan skar atau keloid.3 Luka pada trauma terjadi sekitar 1,6 juta kasus setiap tahunnya. Laserasi adalah tipe trauma yang sering dijumpai. Kasus laserasi terjadi sekitar 20 juta kasus setiap tahun. Mereka biasanya dirawat di ruang be-dah, pusat rawat jalan dan gawat darurat.4 Salah satu luka yang disebabkan oleh karena kekerasan benda tajam yaitu luka bacok. Luka bacok (chop wound) adalah luka dengan kedalaman luka kurang lebih sama dengan panjang luka akibat kekerasan yang arahnya miring terhadap kulit. Luka bacok adalah luka akibat alat yang berat dan bermata tajam atau agak tumpul, akibat suatu ayunan disertai tenaga yang besar. Luka bacok umumnya terjadi pada daerah yang dapat terjangkau oleh tangan korban. Tempat yang lazim adalah leher, dada sebelah kiri, pergelangan tangan, dan perut.5,6,7 Ada enam ciri luka bacok (chop wound), yaitu : (1)ukuran luka bacok biasanya besar, (2)tepi luka bacok tergantung pada mata senjata, (3)sudut luka bacok tergantung pada mata senjata, (4)hampir selalu mengakibatkan kerusakan pada tulang, (5) kadang-kadang memutuskan bagian tubuh yang terkena bacok, dan (6) disekitar luka dapat kita temukan luka memar (kontusio) atau luka lecet (abrasion).5Senjata tajam yang digunakan sebagai alat pembunuhan di Jakarta sekitar 30-40% dari seluruh kejadian, dan senjata tajam yang digunakan untuk alat bunuh diri sangat jarang (kurang lebih dua kasus setiap tahunnya).5 LAPORAN KASUSTelah diperiksa seorang korban bernama Andi Erizal, umur 36 tahun, pekerjaan depkolektor, alamat Desa Asoe Nanggroe, Kecamatan Meuraksa, Kota Banda Aceh. Korban datang dalam keadaan tidak bernyawa bertempat di Instalasi Pemulasaraan Jenazah RSUDZA Banda Aceh di antar oleh pihak kepolisian. Korban ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa di semak-semak ranting di tepi bukit Dusun Paya Sukon, Desa Teureubeh, Kota Jantho, Aceh Besar pada hari Kamis tanggal lima Maret dua ribu lima belas pada pukul delapan belas tiga puluh. Adapun kondisi jenazah secara fisik menurut keterangan Polisi, jenazah telah membau dan telah dihinggapi belatung dan kecoa. Serta bahu tangan kanan telah terputus dari tubuhnya. Jenazah saat ditemukan menggunakan celana bewarna hitam, sepatu berwarna hitam, kaus kaki hitam, dan baju menutupi wajah. Tidak jauh dari lokasi lebih kurang seratus meter dari korban ditemukan jam tangan dan jaket milik korban.

PEMBAHASAN DAN DISKUSIPada pemeriksaan fisik yang ditemukan:1. Dijumpai retakan di dahi kanan dengan panjang tiga sentimeter, lebar dua sentimeter, jarak retakan tiga sentimeter dari sumbu tubuh dan tiga sentimeter dari rongga mata.2. Dijumpai patahan tulang rahang bawah sebelah kiri dengan pinggir rata, berukuran delapan sentimeter, dan bagian tengah patahan berwarna kehitaman.3. Dijumpai luka terbuka di leher kiri, pinggir luka rata, panjang luka tiga belas sentimeter dan kedalaman delapan sentimeter, dan pada luka terdapat belatung.4. Dijumpai beberapa luka pada lengan kanan bawah:a. Dijumpai luka terbuka pertama pada lengan kanan bawah bagian depan berjarak sepuluh sentimeter dari siku, dasar luka kotor, berbatas tegas, pinggir rata, berisi belatung, panjang luka sembilan sentimeter dan lebar tiga sentimeter.b. Dijumpai luka terbuka kedua pada lengan kanan bawah bagian depan berjarak dua sentimeter dari pergelangan tangan, dasar luka kotor, berbatas tegas, pinggir rata, berisi belatung, panjang luka empat sentimeter dan lebar dua sentimeter. Jarak dari luka pertama empat sentimeter.c. Dijumpai luka terbuka ketiga pada lengan kanan bawah bagian samping luar, dasar luka kotor, berbatas tegas, pinggir rata, panjang luka tiga sentimeter dan lebar nol koma lima sentimeter. Jarak luka ketiga ke siku tujuh sentimeter.d. Dijumpai luka terbuka keempat pada lengan kanan bawah bagian samping luar, dasar luka kotor, berbatas tegas, pinggir rata, panjang luka nol koma tujuh dan lebar nol koma lima. Jarak dari luka ketiga nol koma tiga sentimeter.e. Dijumpai luka terbuka kelima pada lengan kanan bawah bagian samping luar, dasar luka kotor, berbatas tegas, pinggir rata, panjang luka empat sentimeter dan lebar nol koma lima sentimeter. Jarak dari luka keempat satu koma dua sentimeter.f. Dijumpai luka terbuka keenam pada lengan kanan bawah bagian samping luar, dasar luka kotor, berbatas tegas, pinggir rata, panjang luka dua sentimeter dan lebar nol koma dua sentimeter. Jarak dari luka kelima nol koma enam sentimeter.g. Dijumpai luka terbuka ketujuh antara jari jempol dan telunjuk, dasar luka kotor dan berisi belatung, berbatas tegas, pinggir rata, panjang luka enam sentimeter dan lebar dua sentimeter. Jarak luka ke pergelangan tangan dua sentimeter.h. Dijumpai luka terbuka kedelapan di punggung tangan dasar luka kotor dan berisi belatung, berbatas tegas, pinggir tidak rata, ujung luka tepat di pergelangan tangan, panjang luka sembilan sentimeter dan lebar tiga sentimeter.5. Dijumpai luka lecet di punggung kiri sampai perut kiri atas berbatas tegas, dasar kehitaman dan berlubang berisi belatung dengan panjang luka tiga puluh empat sentimeter, lebar delapan sentimeter, jarak dari atas pinggang lima belas sentimeter, jarak dari bawah ketiak dua puluh lima sentimeter.Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan pada jenazah, perlukaan kemungkinan disebabkan oleh trauma tajam. Kesimpulan sementara yang diperoleh dari keterangan petugas kepolisian, kasus ini merupakan kasus kekerasan tajam akibat pembunuhan dengan perlukaan berupa luka bacok pada leher kiri dan patahan di rahang bawah. Ini merupakan lokasi yang sulit dicapai tangan korban yang berupa indikasi pembunuhan. Luka bacok dapat menimbulkan perdarahan yang sangat banyak dan sering mematikan. Perdarahan ini dapat mempercepat datangnya belatung sehingga mempercepat kerusakan jaringan pada korban. Demikian pula arah luka dapat membantu untuk menentukan cara kematian. Juga dijumpai beberapa luka sayat pada lengan kanan bawah yang merupakan tanda perlawanan dari korban pada saat kejadian. Dari pemeriksaan palpasi dijumpai retakan pada dahi korban. Kemungkinan terjadi akibat trauma tumpul yang kuat sehingga terjadi retakan pada tulang. Luka lecet pada punggung sebelah kiri dapat terjadi akibat bagian superfisial (epidermis) kulit bersentuhan dengan benda dengan permukaan kasar. Arah luka dapat ditentukan dari penumpukan epidermis yang terseret ke satu sisi.

ASPEK MEDIKOLEGALDari segi medikolegal, orientasi dan paradigma yang digunakan dalam merinci luka dan kecederaan adalah untuk dapat membantu merekontruksi peristiwa terjadinya luka dan memperkirakan derajat keparahan luka (severity of injury). Dengan demikian pada pemeriksaan suatu luka, bisa saja ada beberapa hal yang dianggap penting dari segi medikolegal, namun tidak dianggap perlu untuk tujuan pengobatan., misalnya seperti lokasi dan tepi luka. Suatu perlukaan dapat menimbulkan dampak pada korban dari segi fisik, psikis, sosial dan pekerjaan yang dapat mengganggu aktivitas dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dampak perlukaan tersebut memegang peranan penting bagi hakim dalam menentukan beratnya pidana yang harus dijatuhkan sesuai dengan rasa keadilan. Oleh sebab itu, sebaiknya dokter tidak boleh mengabaikan luka sekecil apapun karena akan berarti dalam proses hukum.

KESIMPULAN Telah diperiksa seorang jenazah bernama Andi Erizal, umur 36 tahun, pekerjaan depkolektor, dalam keadaan tidak bernyawa. Dari hasil pemeriksaan fisik dijumpai retak di dahi kanan, luka bacok pada leher kiri, patahan tulang rahang bawah sebelah kiri mengalami kehitaman pada bagian tengah, luka sayat pada lengan bawah sebalah kanan, luka lecet pada punggung kiri hingga perut sebelah kiri. Luka bacok tersebut diakibatkan oleh kekerasan benda tajam yang menyebabkan kematian pada korban.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidajat R. Luka, trauma, syok dan bencana. Dalam: Sjamsuhidajat R dan Wim de Jong eds. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC, 1997; hal.72-81. 2. Stenens PJM, Bordui F, Van der Weyde JAG. Ilmu keperawatan (Edisi Kedua). Jakarta: EGC, 1992; hal.366. 3. Mitchell, Kumar, Abbas. Dalam: Fausto, Robins dan Cotran. Dasar patologi penyakit (Edisi Ketujuhbelas). .Jakarta: EGC, 2008; h.73-5. 4. Driscoll P. Incidence and prevalence of wounds by etiology [homepage on the Internet]. [updated 2009 Dec 13; cited 2012 Oct]. Available from: www.mediligence.com. 5. Sampurna B, Samsu Z, Siswaja TD. Peranan Ilmu Forensik Dalam Penegakan Hukum. Jakarta, Februari 2008; h.127-8. 6. Bagian Kedokteran Forensik. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu kedokteran forensik. h. 42-5. 7. Jones R. Forensic medicine for medical student [homepage on the Internet]. Nodate [cited 2012 Oct]. Available form: http://www.forensicmed.co.uk/ wounds/sharp-force-trauma/chopping-wounds/