article template jurnal optimasi sistem industri

13
165 journal homepage: http://ranahkomunikasi.fisip.unand.ac.id/ JURNAL RANAH KOMUNIKASI E-ISSN :2656-4718 P-ISSN : 2302-8106 Komunikasi Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Medan Dalam Pengembangan Wisata Heritage Bagi Kaum Millenial Elok Perwirawati 1) , Helen Vanhurk Sriwati Ningsih Sitorus 2) 1) Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik , Universitas Darma Agung, E-mail: [email protected] 2) Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Darma Agung, E-mail: [email protected] ARTICLE INFORMATION ABSTRACT KEYWORDS: Communication, Tourism, Heritage, Millennials The development of heritage tourism is closely related to cultural and historical issues as identity and identity of a nation. Millennials' sense of pride in history and culture has recently started to fade along with technological developments and the entry of foreign cultures to Indonesia. This research concludes that the Medan City Tourism Office has conducted tourism communications. First, communicating heritage tourist destinations through the brand “Colorful Medan”. Second, communicating accessibility to heritage tourist destinations through the “Medan Tourism” mobile app, leaflets, booklets and directions. Third, apply communication skills to human resources by forming a special team in conducting tourism marketing through social networks, the “Medan Tourism” mobile app and the official website of the Medan City Tourism Office. However, the results of the research show that what the Medan City Tourism Office is doing has not been maximized as the “Colorful Medan” brand is less well known by millennials, there is no special map related to heritage tourist destinations in one click menu on the mobile app “Medan Tourism”, the website incomplete and not up to date so that millennials do not get maximum tourist information. CORRESPONDENCE Phone: +6285362792600 E-mail: [email protected]

Upload: others

Post on 23-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Article Template Jurnal Optimasi Sistem Industri

165

journal homepage: http://ranahkomunikasi.fisip.unand.ac.id/

JURNAL RANAH KOMUNIKASIE-ISSN :2656-4718P-ISSN : 2302-8106

Komunikasi Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Medan Dalam PengembanganWisata Heritage Bagi Kaum Millenial

Elok Perwirawati1), Helen Vanhurk Sriwati Ningsih Sitorus 2)

1) Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik , Universitas Darma Agung, E-mail:[email protected]

2) Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Darma Agung, E-mail:[email protected]

ARTICLE INFORMATION A B S T R A C T

KEYWORDS:Communication, Tourism, Heritage,Millennials

The development of heritage tourism is closely related to cultural andhistorical issues as identity and identity of a nation. Millennials' senseof pride in history and culture has recently started to fade along withtechnological developments and the entry of foreign cultures toIndonesia. This research concludes that the Medan City TourismOffice has conducted tourism communications. First, communicatingheritage tourist destinations through the brand “Colorful Medan”.Second, communicating accessibility to heritage tourist destinationsthrough the “Medan Tourism” mobile app, leaflets, booklets anddirections. Third, apply communication skills to human resources byforming a special team in conducting tourism marketing throughsocial networks, the “Medan Tourism” mobile app and the officialwebsite of the Medan City Tourism Office. However, the results of theresearch show that what the Medan City Tourism Office is doing hasnot been maximized as the “Colorful Medan” brand is less wellknown by millennials, there is no special map related to heritagetourist destinations in one click menu on the mobile app “MedanTourism”, the website incomplete and not up to date so thatmillennials do not get maximum tourist information.

CORRESPONDENCE

Phone: +6285362792600

E-mail: [email protected]

Page 2: Article Template Jurnal Optimasi Sistem Industri

JURNAL RANAH KOMUNIKASI (JRK) - VOL. 4 NO.2 (2020)

FIRST AUTHOR

166

INTRODUCTIONKehadiran teknologi informasi

dan teknologi komunikasi mempercepatpergerakan proses globalisasi yangmenyentuh seluruh aspek penting dalamkehidupan di berbagai bidang. Salahsatunya adalah bidang budaya dansejarah. Dalam perkembangannyaglobalisasi terbukti mampu mengikisrasa cinta budaya dan rasa nasionalismepada generasi millennial saat ini. Hal iniditunjukan dengan gejala yang munculseperti cara berpakaian yang cenderungmengikuti kebudayaan dari selebritikegemarannya, lebih tertarik untukmempelajari kebudayaan asingdibandingkan dengan kebudayaanbangsa sendiri seperti lebih menyukaibudaya korea yang belakangan inimewarnai kehidupan masyarakat diIndonesia khususnya kaum millenial.Berbagai produk budaya korea darimulai film, lagu, fashion, makanan dangaya hidup berkembang begitu pesat danmeluas sehingga menghasilkanfenomena demam Korean Wave.Generasi muda menyukai budaya popyang berasal dari Korea dikarenakanmereka beranggapan bahwa denganmengikuti perkembangan tersebut makamereka sejalan dengan modernitas yangterjadi saat ini (Ri’aeni, 2019)

Selain karena pengaruh dariglobalisasi, rendahnya minat generasimillennial untuk mempelajari tentangbudaya dan sejarah bangsa sendiri adalahkarena kurangnya informasi kekayaanyang dimiliki oleh bangsa ini. Misalnyainformasi terkait dengan keberadaan tigawarisan budaya dunia yang dimiliki olehIndonesia. Dimana salah satunya adalahCandi Borobudur yang begitu terkenalnamun siapa sangka sudah 30 tahunmasa restorasi berlalu tapi masih sajaminim informasi yang tersedia di situstersebut. Koordinator IndoWYN LennyHidayat mengatakan bahwa “tidak adalagi sumber pendidikan budaya yang

bisa menjadi referensi kaum muda,karena semua masih tersimpan rapi digenerasi pendahulu. Sehingga banyakyang tidak paham makna yangterkandung di situs warisan budayadunia tersebut” (Kompas, 2008).

Begitu juga dengan situs warisanbudaya dan sejarah yang terdapat diKota Medan. Sebagai salah satu kotatertua di Indonesia, kota Medanmempunyai rekam jejak sejarah yangpanjang. Salah satu bukti rekam jejakyang ditinggalkannya adalah bangunanbernilai sejarah sisa peninggalan dizaman penjajahan Belanda. Keberadaanbangunan bersejarah merupakan potensiterhadap pengembangan wisata heritageatau wisata warisan budaya sebagaialternatif pengembangan pariwisata diperkotaan. Pengembangan wisataheritage tidak hanya dapatmendatangkan income kepadapemerintah daerah setempat danmasyarakat lokal tetapi juga eratkaitannya dengan isu budaya suatudaerah karena dapat menjelaskan jati diri,identitas dan kebanggaan suatumasyarakat.

Dengan kekayaan wisata heritageyang dimiliki oleh Kota Medan,seharusnya Kota Medan mampubersaing dengan kota lain sebagai KotaDestinasi Wisata yang mampumerangsang minat kaum millennialuntuk melakukan kegiatan wisatasekaligus mempelajari tentang budayadan sejarah yang melekat padabangunan-bangunan tua tersebut.Sehingga pada akhirnya akanmemunculkan perasaan cinta terhadapbudaya dan sejarah. Seperti yang sudahdilakukan oleh Dinas Pariwisata KotaJakarta yang telah berhasilmembangkitkan daya tarik kawasan kotatua di Jakarta menjadi salah satu ikontempat wisata yang paling bagus danyang paling banyak diburu olehwisatawan khususnya kaum millennial.

Page 3: Article Template Jurnal Optimasi Sistem Industri

JURNAL RANAH KOMUNIKASI (JRK) - VOL. 4 NO.2 (2020)

First Author

167

Salah satunya dengan cara menawarkanlokasi spot foto yang instagramable dikawasan kota tua tersebut (Situmorang,2019).

Fakta tersebut membuka peluangkhususnya bagi Dinas Pariwisata kotaMedan untuk berbenah diri agar dapatmerangkul generasi millennial danmenghidupkan gairah akan cinta padasejarah Kota Medan. Tidak hanyadengan mengadakan event tahunankepariwisataan tetapi diperlukankegiatan komunikasi pariwisata yangdapat mendukung pengembangan wisataheritage sehingga dapat lebihberkembang dan mampu menyentuh hatikaum milenial khususnya Kota Medanuntuk lebih peduli dan menghargaisejarah dari kotanya.

Pariwisata merupakan suatupergerakan yang dilakukan oleh manusiasecara sadar untuk mendapat pelayanansecara bergantian diantara orang- orangdalam suatu Negara/ di luar negeri,meliputi pendiaman orang-orang daridaerah lain untuk semenatara waktumencari kepuasan yang beraneka ragamdan berbeda dengan apa yang dialaminya,dimana ia memperoleh pekerjaan tetap(Perwirawati & Juprianto, 2019).

Wisata heritage merupakanperjalanan yang dilakukan seseorangatas dasar keinginan untuk memperluaspandangan hidup seseorang denganmelakukan kunjungan ke tempat lainatau ke luar negeri untuk mengetahuikeadaan rakyat di suatu wilayah,mengetahui kebiasaan atau adat istiadat,cara hidup serta mempelajari tentangbudaya dan keseniannya (Utama, 2017).Wisata heritage atau wisata warisanbudaya berhubungan erat dengan dayatarik wisata budaya, berdasarkan padaRencana Induk PembangunanKepariwisataan Nasional (RIPPARNAS)pasal 14 ayat (1) huruf b menjelaskanbahwa daya tarik wisata budaya adalahdaya tarik berupa hasil olah cipta rasa

dan karsa manusia sebagai makhlukbudaya. Daya tarik wisata budayadibedakan menjadi dua yaitu daya tarikwisata budaya yang bersifat berwujuddan daya tarik wisata budaya yangbersifat tidak terwujud (Khotimah &Wilopo, 2017)

Rincian produk wisata budayayang terdiri dari atraksi dan bendapeninggalan adalah sebagai berikut:(Maryani & Logayah, 2014)1. Archaeological, historicalandcultural sites yang termasukkedalam situs budaya, sejarah danarkeologi adalah monumentnasional dan budaya bangunanperibadatan bersejarah seperti gereja,masjid, kuil (klenteng) dan tempatpenyelenggaraan bersejarah lainnya.

2. Distinctive Cultural Patterns, polakebudayaan, tradisi dan gaya hidupyang tidak biasa (yang berbedadengan yang dimiliki oleh parawisatawan).

3. Arts and Handicrafts, yangtermasuk kedalamnya adalah tarian,music dan drama dan seni melukis,memahat, yang sangat menarik bagipara wisatawan.

4. Interesting Economis Activities,salah satu jenis atraksi wisatabudaya dari suatu aktivitasperekonomian, seperti pasartradisional.

5. Interesting Urban Areas,merupakan area perkotaan denganvariasi gaya arsitektural, bangunan-bangunan dan daerah-daerahbersejarah dalam kota tersebut.

6. Museum and other CulturalFasilities, adalah museumbersejarah dan fasilitas kebudayaanlainnya seperti barang antik dangaleri.

7. Cultural Festivals, adalah festivalkebudayaan yang terkait dengantradisi lokal.

Page 4: Article Template Jurnal Optimasi Sistem Industri

JURNAL RANAH KOMUNIKASI (JRK) - VOL. 4 NO.2 (2020)

FIRST AUTHOR

168

Pengembangan wisata heritagedalam negeri telah diarahkan untukmemupuk cinta tanah air dan bangsa,menanamkan jiwa dan semangat sertanilai-nilai luhur berbangsa,meningkatkan kualitas budaya,memperkenalkan peninggalan sejarah,keindahan alam termasuk bahari denganterus meningkatkan wisata bagi generasimuda (Muljadi, 2009)Cooper menjelaskan bahwa kerangkapengembangan destinasi pariwisataterdiri dari komponen-komponen utamasebagai berikut: a. Obyek daya tarikwisata (Attraction) yang mencakupkeunikan dan daya tarik berbasis alam,budaya, maupun buatan/artificial. b.Aksesibilitas (Accessibility) yangmencakup kemudahan sarana dan sistemtransportasi. c. Amenitas (Amenities)yang mencakup fasilitas penunjang danpendukung wisata. d. Fasilitas umum(Ancillary Service) yang mendukungkegiatan pariwisata. e. Kelembagaan(Institutions) yang memiliki kewenangan,tanggung jawab dan peran dalammendukung terlaksananya kegiatanpariwisata (Sunaryo, 2013).Selain teknik pengembangan yang tepatdengan menggabungkan beberapa aspekpenunjang seperti pengembanganfasilitas, pengembangan sumber dayamanusia, meningkatkan aktivitaspemasaran, kualitas lingkungan hidup,aksesbilitas, dan transportasi. Industripariwisata yang kompleks jugamemerlukan komunikasi pariwisata.Komunikasi pariwisata adalah prosespenyampaian informasi tentangkepariwisataan dari komunikator(penyelenggara wisata) kepadakomunikan (calon wisatawan) melaluiberbagai saluran komunikasi yangtersedia.Komunikasi diperlukan untukmengkomunikasikan pemasaranpariwisata, mengkomunikasikanaksesibilitas, mengkomunikasikan

destinasi dan sumber daya kepadawisatawan dan seluruh stakeholderspariwisata termasuk membentukkelembagaan pariwisata melalui mediakomunikasi maupun konten-kontenkomunikasi (Bungin, 2015)

METHODPendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Mixedmethod. Pendekatan ini dilakukan secaragabungan antara kualitatif dengankuantitatif dalam satu penelitian dengantujuan untuk memberikan pemhamanyang lebih baik tentang permasalahandan pertanyaan penelitian daripada jikadilakukan secara terpisah (Sugiyono,2014) Desain yang digunakan dalampenelitian ini adalah the embeddeddesign yakni pengumpulan data yangdilakukan diawali dengan datakuantitatif dan kualitatif secarabersamaan atau berurutan dimana salahsatu bentuk data memainkan peranpedukung bagi data lainnya (Cresswel.JW, 2013)

Dalam penelitian ini metodedeskriptif kuantitatif digunakan untukmenjawab rumusan masalah yangpertama apakah kaum millennial KotaMedan mengetahui tentang destinasiwisata heritage yang ada di Kota Medan.Populasi dalam penelitian ini adalahseluruh siswa kelas XI SMA FreeMethodist 2 Medan sebanyak 84 orang.Dari populasi tersebut penelitimengambil sampel denganmenggunakan teknik purposive samplingdengan kriteria domisili dan kelahiran diKota Medan yang lahir pada tahun 2003.Dengan demikian didapatkan sampeldalam penelitian ini sejumlah 62 orang.

Page 5: Article Template Jurnal Optimasi Sistem Industri

JURNAL RANAH KOMUNIKASI (JRK) - VOL. 4 NO.2 (2020)

First Author

169

Selanjutnya metode kualitatif digunakanuntuk menjawab rumusan masalah yangkedua yaitu bagaimana komunikasipariwisata yang dilakukan oleh DinasPariwisata Kota Medan dalampengembangan wisata heritage bagikaum millennial di Kota Medan yangmenjadi informan adalah Kepala bidangdestinasi dan industri pariwisata KotaMedan.

RESULTS AND DISCUSSIONPengetahuan Kaum Millenial TentangDestinasi Wisata Heritage KotaMedan

Dari hasil penyebaran kuesioner kepada62 orang responden yang mewakili kaummillennial kota Medan maka didapathasil sebagai berikut:

Tabel 1. menunjukan bahwamayoritas responden sebesar 95.1 % atau59 orang mengetahui bahwa bangunanbersejarah masuk dalam kategori produkwisata heritage sementara 4.83% atau 3orang responden lainnya tidakmengetahui.

Tabel 1.Bangunan bersejarah masuk dalam kategori produk wisata heritage (Elok,2020)

No Pernyataan Jumlah(orang)

Frekuensi

1 Mengetahui 59 95,1%2 Tidak Mengetahui 3 4.83 %

Total 62 100 %

Tabel 2. menunjukan bahwaIstana Maimon adalah destinasi wisataheritage kota Medan yang paling banyakdiketahui oleh kaum milenial yakni93,5 % atau 58 orang. Istana Maimonadalah istana Kesultanaan Deli yangmenjadi salah satu ikon kota Medanyang didesain langsung oleh arsitek Capt.Thedoore Van Erp, seorang tentarakerajaan Belanda yang dibangun atas

perintah Sultan Ma’mun Al Rasyid.Sementara untuk destinasi wisataheritage yang paling tidak diketahuioleh kaum millennial adalah gedungwarenhuis yakni 3.22% atau 2 orang.Hal ini sangat disayangkan mengingatgedung yang sudah berumur 103 tahunini merupakan supermarket pertama diMedan yang dirancang langsung oleharsitek Belanda pada era kolonial.

Tabel 2.Destinasi Wisata Heritage yang diketahui oleh Kaum Millenial (Elok,2020)

No Destinasi Wisata HeritageKota Medan

Jumlah(orang)

Frekuensi

1 Istana Maimon 58 93.5 %2 Rumah Tjong a Fie 21 33.8 %3 Mesjid Raya Al-Osmani 3 4.83%4 Mesjid Raya Al-Mahsun 22 35.48%

Page 6: Article Template Jurnal Optimasi Sistem Industri

JURNAL RANAH KOMUNIKASI (JRK) - VOL. 4 NO.2 (2020)

FIRST AUTHOR

170

5 Mesjid Lama GangBengkok

5 8.06%

6 Gedung Warenhuis 2 3.22%

7 Gedung London Sumatera 26 43.3%8 Gedung Balikota 21 33.8%9 Kantor Pos Pusat 37 59,6%10 Bank Indonesia 37 59.6%11 Vihara Gunung Timur 8 13.3%12 Menara Tirtanadi 12 19.3%13 Kuil Shri Mariamman 9 14.4%14 Gereja Katedral Santa

Maria21 33.8%

15 Gereja GPIB ImmanuelMedan

15 24.1%

16 Museum Situs Kota China 19 30.6%17 Rumah Sakit Tembakau

Deli7 11.2%

18 Gedung Nasional Medan 16 25.8%

Tabel 3. menunjukan bahwamayoritas responden merasa lebihbanyak mendapatkan informasi tentangdestinasi wisata heritage di kota Medanmelalui media elektronik seperti televisi,radio dan internet yakni sebesar 29.03 %atau 18 orang responden. Hal tersebutmenunjukan bahwa media elektroniklebih efektif jika digunakan sebagaiwadah untuk menyampaikan informasikarena beberapa sifat yang dimilikinya.salah satunya adalah memiliki jangkauanyang lebih luas.

Sementara itu 24.19 % atau 15orang responden mendapatkan informasi

tentang destinasi wisata heritage di kotaMedan melalui lisan yang disampaikanoleh orang-orang terdekat mereka sepertikeluarga, teman, saudara dan lainnya.Penyampaian informasi dari mulut kemulut (word of the mouth) masihmenjadi salah satu strategi yang palingefektif baik dalam menyampaikan pesanmaupun memasarkan produk wisata.

Tabel 3.Sumber Informasi destinasi wisata heritage kota Medan (Elok, 2020)

No Informasi Destinasi WisataHeritage

Jumlah(orang)

Frekuensi

1 Dari media cetak Koran,majalah,brosur, leaflet danposter)

6 9.67%

2 Dari media elektronik (televisi,radio)

18 29.03%

3 Dari informasi lisan (keluarga,saudara, teman, sekolah, relasi )

15 24.19%

4 Dari biro perjalanan 2 3.22%

Page 7: Article Template Jurnal Optimasi Sistem Industri

JURNAL RANAH KOMUNIKASI (JRK) - VOL. 4 NO.2 (2020)

First Author

171

Komunikasi Pariwisata DinasPariwisata Kota Medan dalamPengembangan wisata heritage BagiKaum Millenial.

Komunikasi dan pengembangandestinasi wisata menjadi satu hal yangsaling berkaitan satu dengan lainnya.Berkembangnya suatu destinasi wisataditentukan oleh jalinan komunikasi yangbaik antara komponen pariwisata danseluruh stakeholder pariwisata.

Dalam kajian komunikasipariwisata terdapat beberapa komponenpariwisata yang harus dipersiapkansecara matang untuk mengemas sebuahproduk pariwisata yang siap untuk dijual.Sebagai komplek produk, pariwisatamemerlukan peran komunikasi baik dimedia komunikasi maupun kontenkomunikasi seperti pesan apa yang harusdisampaikan kepada calon wisatawan,apa yang harus mereka ketahui tentangdestinasi wisata, tentang aksesibilitasdan lainnya. Informasi tersebut sekecilapapun dapat menjadi faktor penentudalam proses pengambilan keputusanwisatawan untuk memilih destinasiwisata yang sesuai dengan harapannya.Berikut adalah beberapa komponenkomunikasi pariwisata yang sudahdilaksanakan oleh Dinas Pariwisata KotaMedan dalam mengembangkan wisataheritage khususnya bagi kaum millenialKota Medan :

Komponen PemasaranPariwisata. Dunia pariwisata sebagai

komplek produk memerlukankomunikasi untuk mengkomunikasikanpemasaran pariwisata. Salah satunyamelalui brand. Destinasi wisatamembutuhkan brand untukmengkomunikasikan keunikan dankekhasan destinasi secara visual,sehingga memudahkan bagi destinasiwisata tersebut untuk menjual produknyake pasar pariwisata, mempermudahwisatawan untuk membedakannyadengan destinasi lain sekaligus untukmenghadapi persaingan antar destinasi.

Brand dalam prespektifkomunikasi adalah sebuah pesan yangmemiliki tanda komunikasi, baikpenanda maupun yang ditandai. Tandamaupun penanda komunikasi adalahpesan yang ingin disampaikan darikomunikator kepada komunikan.Dengan demikian di dalam sebuahBrand destinasi wisata harus terdapatnilai, filosofi, budaya, serta harapanmasyarakat ataupun stakeholder yangberada dalam destinasi tersebut.

Tahun 2017 KementerianPariwisata telah meluncurkan branddestinasi wisata baru untuk kota Medanyaitu Colorful Medan dengan harapanbrand tersebut mampu menggambarkankota Medan secara keseluruhan sebagaikota yang menarik untuk dikunjungioleh wisatawan baik wisatawan asingmaupun masyarakat lokal termasukkaum milenial.

5 Dari media sosial (facebook,twitter, instagram & youtube)Dinas Pariwisata Kota Medan

14 22.5%

Total 62 100%

Page 8: Article Template Jurnal Optimasi Sistem Industri

JURNAL RANAH KOMUNIKASI (JRK) - VOL. 4 NO.2 (2020)

FIRST AUTHOR

172

Gambar 1. Logo brand wisata kota Medan

Sumber: https://medantourism.pemkomedan.go.id/

Bentuk brand ini terdiri daridua komponen. Pertama, komponenLogogram dengan gambaran sehelaikain selendang yang beraneka corakdan warna, yang membentuk huruf Myang menegaskan Kota Medan.Sehelai kain berbentuk M yangterbentang anggun, merupakan simbolkedinamisan dalam kehidupanmasyarakat yang multi-etniksekaligus menyiratkan sikap yangbersahabat dalam konteks menyambutwisatawan yang datang ke KotaMedan. Kedua, logotype bertuliskanColorful Medan yang merupakansuatu bentuk pengakuan terhadapkeberagaman budaya dan etnis,keberagaman kuliner, keberagamanwisata heritage serta destinasi wisatalainnya Dengan demikian ColorfulMedan menggambarkan Medan

sebagai kota yang menarik untukdikunjungi.

Dari hasil wawancara denganKepala Bidang Destinasi & IndustriPariwisata Kota Medan penelitimendapatkan informasi bahwasosialisasi brand pariwisata kotaMedan dilaksanakan kepadamasyarakat melalui berbagai eventkepariwisataan yang dilaksanakan dikota Medan baik event secara berkalaataupun regular. Namunmembangun brand adalah sebuahproses yang panjang dan cukup sulituntuk dilakukan. Sebagus apapunsebuah brand jika tidak di kenal dandiingat oleh masyarakat hanya akanmenjadi sebuah logo yang tidakbernyawa.

Tabel 4.

Brand Destinasi Kota Medan berbentuk huruf “M” ( Elok, 2020)

No Pernyataan Jumlah (orang) Frekuensi1 Mengetahui 2 3.22%2 Tidak Mengetahui 60 96.7 %

Total 62 100 %

Tabel 4. menunjukan bahwamayoritas responden sebesar 96.7 %atau 60 orang tidak mengetahui brand

destinasi kota Medan sementara ituhanya 4.83% atau 2 orang respondenyang mengetahui brand destinasi

Page 9: Article Template Jurnal Optimasi Sistem Industri

JURNAL RANAH KOMUNIKASI (JRK) - VOL. 4 NO.2 (2020)

First Author

173

tersebut. Data tersebut menunjukanbahwa usaha dari Dinas PariwisataKota Medan dalammengkomunikasikan Brand ColorfulMedan belum maksimal khususnya dikalangan kaum milenial. Untuk itudibutuhkan brand awareness agarkaum milenial mengetahui danmemahami substansi makna dibaliklogo tersebut. Kaum milenial adalahpotensi pariwisata domestik yangsangat potensial sekaligus dapatmenjadi marketer untukmempromosikan produk pariwisatasecara tidak langsung

Komponen aksesibilitas.Sebuah destinasi wisata selain ragampotensi yang menjadi daya tarik utama,ada sejumlah unsur yang juga menjadipertimbangan bagi wisatawan ketikamenentukan tujuan wisata. Salahsatunya adalah kemudahanaksesibilitas. Aksesibilitas menjadi halpenting untuk di komunikasikankepada calon wisatawan sebabaksesibilitas merupakan salah satuukuran kenyamanan wisatawan, yangnantinya akan berpengaruh padatingkat kunjungan, lama tinggal(length of stay) dan minat wisatawanuntuk berkunjung kembali di kemudianhari.

Dari hasil wawancara denganKepala Bidang Destinasi & IndustriPariwisata Kota Medan terkait denganaksesibilitas menuju destinasi wisataheritage diketahui bahwa DinasPariwisata Kota Medan sudahmembuat peta atau map khusus tentang

destinasi wisata heritage yangdigambarkan dan dijelaskan melaluibrosur dan buku. Namun peletakandari peta wisata yang hanya dijelaskanpada brosur dan buku, menurut penelitikurang maksimal terutama jika kaummilenial yang memiliki gaya hidupserba cepat dan serba mudah adalahtarget wisatawan. Hal tersebutdiperkuat dari hasil penyebaran angketyang tertuang pad tabel 3 bahwa hanya9.67 % atau 6 orang kaum milenialyang mencari informasi tentangdestinasi wisata heritage dari mediacetak seperti koran, majalah,brosur,leaflet dan poster sementara mayoritasresponden 29.03% atau 18 orang kaummilenial mendapatkan informasi darimedia elektronik seperti televisi, radiodan internet. Hal ini dikarenakan sifatdari media elektronik yang lebihmudah diakses dan lebih menarik biladibandingkan dengan buku dan brosur.

Dinas Pariwisata Kota Medansebenarnya memiliki mobile appsyakni Medan Tourism yang dibuatkhusus untuk perangkat bergerakseperti smartphone, tablet dan lainnya.Pada aplikasi Medan Tourism, terdapatbeberapa pilihan menu seperti profil,berita, event, destinasi, partner,download, gallery dan ekonomi kreatifyang seharusnya dapat mempermudahpengguna seperti kaum milenial untukmengakses informasi apa yang ingindiketahuinya tentang destinasi wisataheritage kota Medan.

Gambar 2. Mobile App Medan Tourism

Page 10: Article Template Jurnal Optimasi Sistem Industri

JURNAL RANAH KOMUNIKASI (JRK) - VOL. 4 NO.2 (2020)

FIRST AUTHOR

174

Su

Sumber: Google Playstore, 2020

Namun aplikasi mobile tersebutbelum digunakan secara maksimal olehDinas Pariwisata untukmengkomunikasikan aksesibilitasmenuju destinasi wisata. Seperti tidakterdapat peta atau map khusus tentangdestinasi wisata heritage dalam satukali klik menu,dan tidak terdapatinformasi yang membahas tentangangkutan umum apa saja yang dapat diakses oleh wisatawan menuju kedestinasi wisata. Menu “transportasi”di dalam aplikasi tersebut hanyamenampilkan deretan namaperusahaan penyedia jasa tour dantravel. Hal ini membuat calonwisatawan kesulitan untuk membuatpilihan jenis transportasi. Oleh karenaitu Dinas Pariwisata perlu melakukanevaluasi terkait hal tersebut agar isipesan yang terdapat dalam aplikasi

Medan Tourism dapat tersampaikansecara lebih maksimal.

Komponen SDM dankelembagaan pariwisata.Perkembangan teknologi komunikasiyang kian pesat mengubah perilakupasar, termasuk dalam industripariwisata. Semua aspek kehidupan saatini telah bergeser ke arah digital danmelahirkan industri digital era 4.0.Industri Pariwisata di era digital 4.0membutuhkan kualitas sumber dayamanusia yang sehat, cerdas, sejahtera,menguasai teknologi dan terampil.Keterampilan berkomunikasimerupakan komponen penting dalamsektor pariwisata yang mengutamakanpelayanan dan pemasaran.

Tabel 5.Pelayanan petugas wisata di destinasi wisata heritage kota Medan (Elok,2020)

No Pelayanan petugas wisata didestinasi wisata heritagekota Medan

Jumlah(orang)

Frekuensi

1 Puas 20 32.2 %2 Cukup Puas 36 58.06%3 Kurang Puas 5 8.06%4 Tidak Puas 1 1.61%

Total 62 100%

Page 11: Article Template Jurnal Optimasi Sistem Industri

JURNAL RANAH KOMUNIKASI (JRK) - VOL. 4 NO.2 (2020)

First Author

175

Tabel 5. menunjukan bahwa58.06 % atau 36 orang respondenmerasa cukup puas dengan pelayananpetugas wisata di destinasi wisataheritage kota Medan. Sementara32.2 % atau 20 orang respondenmerasa puas dengan pelayanan petugaswisata. Angka di atas menunjukanpenilaian kaum milenial yang positifterhadap sumber daya manusia yang disudah di bina oleh Dinas PariwisataKota Medan.

Dari sisi penguasaan teknologiDinas Pariwisata kota Medan memilikisumber daya manusia yang khususuntuk melakukan komunikasipariwisata melalui jejaring sosial,seperti facebook, twitter, instagramdan youtube serta website resmi DinasPariwisata kota Medan yaitumedantoursim.pemkomedan.go.id.Sementara dalam hal kelembagaanKepala Bidang Destinasi & IndustriPariwisata Kota Medan menyampaikaninformasi bahwa Dinas PariwisataKota Medan sudah menjalin kerjasamayang bersinergi antara pemerintahprovinsi, akademisi, asosiasipariwisata, pengelola destinasi wisatakota medan, komunitas danstakeholder pariwisata lainnya untuk

mengembangkan destinasi wisataheritage dan meningkatkan kunjunganwisatawan ke Medan.

Komponen Destinasi Wisata.Mengkomunikasikan destinasi wisatakepada calon wisatawan bisa dimulaidengan memilih media komunikasi yangtepat agar pesan yang harus disampaikansesuai dengan target market yang dibidik.Dari hasil wawancara dengan KepalaBidang Destinasi & Industri PariwisataKota Medan peneliti mendapatkaninformasi bahwa metode informasi yangdigunakan untuk memperkenalkanwisata heritage khususnya kepada kaummilenial, Dinas Pariwisata kota Medanmemanfaatkan media sosial seperti:facebook,instagram,youtube dan twitter.Selain itu juga menggunakan mediacetak, media elektronik dan Mobile Appyang dapat di download melalui androidserta melalui event kepariwisataan yangmelibatkan kaum milenial selaku pesertadalam event tersebut ataupun sebagaipenyelenggara dalam bentuk kerjasama.Media lini bawah (below the line media)juga dimanfaatkan Dinas PariwisataKota Medan untuk memperkenalkanwisata heritage kepada kaum milenialdiantaranya melalui brosur dan bookletseperti dibawah ini:

Gambar 3. Brosur

Sumber: https://medantourism.pemkomedan.go.id/

Harapannya dengan berbagaimacam media komunikasi yang sudah

dipilih oleh Dinas Pariwisata KotaMedan untuk mengkomunikasikan

Page 12: Article Template Jurnal Optimasi Sistem Industri

JURNAL RANAH KOMUNIKASI (JRK) - VOL. XX NO. XX (2020)

FIRST AUTHOR 176

destinasi wisata mampu menjangkaukaum milenial agar kedepannya munculkesadaran mereka untuk mengenalidentitas diri mereka melalui kegiatanwisata heritage serta memberikanpemahaman bahwa wisata heritage dikota Medan sangat beragam tidak hanyasebatas istana maimon, kantor pos besardan gedung lonsum.

Seperti yang dijawab olehmayoritas responden pada tabel 2 diatasbahwa 93,5 % atau 58 orang kaummilenial yang cenderung lebih familiardengan keberadaan istana maimondibandingkan dengan gedung warenhuisyang hanya diketahui oleh 3,22 % atau 2orang responden saja. Data tersebutmenunjukan bahwa sosialisasi destinasiwisata heritage yang dilakukan melaluijejaring sosial dan event kepariwisataanbelum maksimal dalam membangunkesadaran kaum milenial untukmelakukan wisata heritage.

CONCLUSIONS

1. Mayoritas kaum millennial yangmenjadi responden dalam penelitianini mengetahui bahwa bangunanbersejarah masuk dalam kategoriproduk wisata heritage. Merekajuga mengetahui bahwa ada banyakdestinasi wisata heritage di KotaMedan namun yang cenderung lebihdikenal adalah Istana Maimon.

2. Dinas Pariwisata Kota Medan sudahmenjalankan peran komunikasipariwisata dalam mengembangkanwisata heritage bagi kaum milenial.Pertama, mengkomunikasikanpemasaran pariwisata melaluisosialisasi brand destinasi wisata

“Colorful Medan” yang mewakilikeberagaman budaya, kuliner,keberagaman destinasi wisata danlainnya. Namun dari hasil penelitiandidapatkan kesimpulan bahwa brandtersebut masih kurang familiar bagikaum milenial. Kedua,mengkomunikasikan aksesiblitasmelalui mobile aplikasi untukmenjangkau kaum milenial adalahpilihan yang tepat hanya saja masihterdapat beberapa kekurangandidalamnya seperti: tidak terdapatpeta atau map khusus tentangdestinasi wisata heritage dalam satukali klik menu, dan tidak terdapatinformasi yang membahas tentangangkutan umum apa saja yang dapatdi akses oleh calon wisatawanmenuju ke destinasi wisata. Ketiga,membentuk sumber daya manusiayang tanggap teknologi untukmelakukan komunikasi pariwisatamelalui mobile aplikasi, sepertifacebook, twitter, instagram danyoutube serta website resmi yaitumedantourism.pemkomedan.go.id.dengan harapan dapat menjangkaukaum milenial. Empat, untukmengkomunikasikan destinasiwisata Dinas Pariwisata KotaMedan memanfaatkan media sosial,media cetak, media elektronik,Mobile App, media lini bawah sertamelalui event kepariwisataan yangmelibatkan kaum milenial selakupeserta dalam event tersebutataupun sebagai penyelenggaradalam bentuk kerjasama.

REFERENCES

Bungin, B. (2015). Komunikasi

Page 13: Article Template Jurnal Optimasi Sistem Industri

JURNAL RANAH KOMUNIKASI (JRK) - VOL. 4 NO.2 (2020)

177

Pariwisata Pemasaran dan BrandDestinasi. PrenadaMedia Group.

Cresswel. JW. (2013). Research DesignPendekatan Kulaitatif, Kuantitatifdan Mixed. In Yogyakarta: PustakaPelajar.

Khotimah, K., & Wilopo, W. (2017).Strategi pengembangan destinasipariwisata budaya (Studi kasuspada kawasan Situs Trowulansebagai Pariwisata BudayaUnggulan di Kabupaten Mojokerto).Jurnal Administrasi Bisnis, 42(1),56–65.

Kompas. (2008). Generasi Muda KurangPeduli Budaya Sendiri. RetrievedSeptember 23, 2020, fromhttps://nasional.kompas.com/read/2008/11/26/17323361/generasi.muda.kurang.peduli.budaya.sendiri.

Maryani, E., & Logayah, D. S. (2014).Pengembangan Bandung sebagaiKota Wisata Warisan Budaya(Culture Heritage). Tersedia SecaraOnline Di: Http://File. Upi.Edu/Direktori/FPIPS/JUR. _PEND._GEOGRAFI/196001211985032-ENOK_MARYANI/Dina. Pdf[Diakses Di Bandung, Indonesia:15 Juni 2015].

Muljadi, A. (2009). Kepariwisataan danPerjalanan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Perwirawati, E., & Juprianto. (2019).Strategi Komunikasi PemasaranPariwisata Kemaritiman DalamMeningkatkan KunjunganWisatawan Di Pulau Banyak.XXVII(April), 871–883.

Ri’aeni, I. (2019). PENGARUHBUDAYA KOREA (K-POP)TERHADAP REMAJA DI KOTACIREBON. Communications, 1(1),1–25.

Situmorang, E. (2019). 10 TempatWisata untuk Berakhir Pekan diKota Tua Jakarta - kumparan.com.Retrieved fromhttps://kumparan.com/eka-situmorang/10-tempat-wisata-untuk-berakhir-pekan-di-kota-tua-jakarta-1s2Z97ANzgV/full

Sugiyono. (2014). Metode PenelitianKombinasi( Mixed Methods) (5thed.). Bandung: Alfabeta.

Sunaryo, B. (2013). KebijakanPembangunan Desinasi Pariwisata:Konsep dan Aplikasi. Gava Media.

Utama, I. gusti B. R. (2017). PemasaranPariwisata. yogyakarta: CV. AndiOffset.