arsitektur-kolonial-benteng

Upload: rahmansyah-alfian

Post on 07-Jul-2018

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 arsitektur-kolonial-benteng

    1/21

  • 8/18/2019 arsitektur-kolonial-benteng

    2/21

    (1919), menjelaskan arsitektur kolonial Belanda adalah bangunan peninggalan

    pemerintah kolonial Belanda seperti benteng Vastenburg, Bank Indonesia di

    Surakarta dan masih banyak lagi termasuk bangunan yang ada di Karaton

    Surakarta dan Puri Mangkunegaran.

    a. Gaya bangunan

    Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang

    maksudnya tulisan tangan menunjukan dan mengekspresikan karakter individu.

    Dengan melihat tulisan tangan seseorang, dapat diketahui siapa penulisnya. Gaya

    bisa dipelajari karena sifatnya yang publik dan sosial Wardani (2009). Gaya

    desain ini timbul dari keinginan dan usaha orang Eropa untuk menciptakan

    negara jajahan seperti negara asal mereka. Pada kenyataannya, desain tidak

    sesuai dengan bentuk aslinya karena iklim berbeda, material kurang tersedia,

    teknik di negara jajahan, dan kekurangan lainnya. Akhirnya, diperoleh bentuk

    modifikasi yang menyerupai desain di negara mereka, kemudian gaya ini disebut

    gaya colonial.

    b. Bentuk

    Arti kata bentuk secara umum, menunjukkan suatu kenyataan jumlah,tetapi tetap merupakan suatu konsep yang berhubungan. Juga disebutkan sebagai

    dasar pengertian kita mengenai realita dan seni.dalam arsitektur, arti kata bentuk

    mempunyai pengertian berbeda-beda, sesuai dengan pandangan dan pemikiran

    pengamatnya, (Suwondo, 1982). Bentuk adalah wujud dari organisasi ruang yang

    merupakan hasil dari suatu proses pemikiran. Proses didasarkan atas

    pertimbangan fungsi dan usaha pernyataan diri (ekspresi). Menurut Mies van der

    Rohe dalam Sutedjo (1982) bentuk adalah wujud dari penyelesaian akhir darikonstruksi yang pengertiannya sama. Benjemin Handler mengatakan, bentuk

    adalah wujud keseluruahan dari fungsi-fungsi yang bekerja secara bersamaan,

    yang hasilnya merupakan susunan suatu bentuk Bentuk merupakan ekspresi fisik

    yang berupa wujud dapat diukur dan berkarakter karena memeilki tekstur berupa

    tampak baik berupa tampak tiga dimensi maupun tampak dua dimensi.

    c. Fasade/Tampak bangunan

    Fasade bangunan merupakan elemen arsitektur terpenting yang mampu

  • 8/18/2019 arsitektur-kolonial-benteng

    3/21

    menyuarakan fungsi dan makna sebuah bangunan. Akar kata fasade (façade)

    diambil dari kata latin facies yang merupakan sinonim dari face (wajah) dan

    appearance (penampilan). Oleh karena itu, membicarakan wajah sebuah

    bangunan, yaitu fasade, yang kita maksudkan adalah bagian depan yang

    menghadap jalan, Juanda (2011).

    Krier dalam Juanda (2011) Fasade adalah representasi atau ekspresi dari

    berbagai aspek yang muncul dan dapat diamati secara visual. Dalam konteks

    arsitektur kota, fasade bangunan tidak hanya bersifat dua dimensi saja akan tetapi

    bersifat tiga dimensi yang dapat merepresentasikan masing-masing bangunan

    tersebut dalam kepentingan public kota atau sebaliknya. Untuk itu komponen

    fasade bangunan yang diamati meliputi

    Selanjutnya menurut Krier (2001), wajah bangunan juga menceritakan

    dan mencerminkan kepribadian penghuni bangunannya, memberikan semacam

    identits kolektif sebagai suatu komunitas bagi mereka, dan pada puncaknya

    merupakan representasi komunitas tersebut dalam publik. Aspek penting dalam

    wajah bangunan adalah pembuatan semacam pembedaan antara elemen

    horizontal dan vertikal, dimana proporsi elemen tersebut harus sesuai terhadap

    keseluruhannya.

    d. Elemen arsitektur

    Pengaruh budaya barat terlihat pada pilar-pilar besar, mengingatkan kita

    pada bentuk arsitektur klasik Yunani dan Romawi. Pintu termasuk terletak tepat

    ditengah, diapit dengan jendela-jendela besar pada kedua sisinya. Bangunan

    bergaya kolonial adalah manifestasi dari nilai-nilai budaya yang ditampilkan

    bentuk atap, dinding, pintu, dan jendela serta bentuk ornamen dengan kualitastinggi sebagai elemen penghias gedung. Elemen-elemen pendukung wajah

    bangunan menurut Krier (2001), antara lain adalah sebagai berikut:

    e. Atap

    Jenis atap ada bermacam-macam. Jenis yang sering dijumpai saat ini

    adalah atap datar yang terbuat dari beton cor dan atap miring berbentuk perisai

    ataupun pelana. Secara umum, atap adalah ruang yang tidak jelas, yang paling

    sering dikorbankan untuk tujuan eksploitasi volume bangunan. Atap merupakan

  • 8/18/2019 arsitektur-kolonial-benteng

    4/21

    mahkota bagi bangunan yang disangga oleh kaki dan tubuh bangunan, bukti dan

    fungsinya sebagai perwujudan kebanggaan dan martabat dari bangunan itu

    sendiri.

    Secara visual, atap merupakan sebuah akhiran dari wajah bangunan,

    yang seringkali disisipi dengan loteng, sehingga atap bergerak mundur dari

    pandangan mata manusia. Perlunya bagian ini diperlakukan dari segi fungsi dan

    bentuk, berasal dari kenyataan bangunan memiliki bagian bawah (alas) yang

    menyuarakan hubungan dengan bumi, dan bagian atas yang memberitahu batas

    bangunan berakhir dalam konteks vertikal.

    f. Pintu

    Pintu memainkan peranan penting dan sangat menentukan dalam

    menghasilkan arah dan makna yang tepat pada suatu ruang. Ukuran umum pintu

    yang biasa digunakan adalah perbandingan proporsi 1:2 atau 1:3. ukuran pintu

    selalu memiliki makna yang berbeda, misalnya pintu berukuran pendek,

    digunakan sebagai entrance ke dalam ruangan yang lebih privat. Skala manusia

    tidak selalu menjadi patokan untuk menentukan ukuran sebuah pintu. Contohnya

    pada sebuah bangunan monumental, biasanya ukuran dari pintu dan bukaan

    lainnya disesuaikan dengan proporsi kawasan sekitarnya.

    Posisi pintu ditentukan oleh fungsi ruangan atau bangunan, bahkan pada

    batasan-batasan fungsional yang rumit, yang memiliki keharmonisan geometris

    dengan ruang tersebut. Proporsi tinggi pintu dan ambang datar pintu terhadap

    bidang-bidang sisa pada sisi-sisi lubang pintu adalah hal yang penting untuk

    diperhatikan. Sebagai suatu aturan, pengaplikasian sistem proporsi yang

    menentukan denah lantai dasar dan tinggi sebuah bangunan, juga terhadapelemen-elemen pintu dan jendela. Alternatif lainnya adalah dengan membuat

    relung-relung pada dinding atau konsentrasi suatu kelompok bukaan seperti pintu

    dan jendela.

    g. Jendela

    Jendela dapat membuat orang yang berada di luar bangunan dapat

    membayangkan keindahan ruangan-ruangan dibaliknya, begitu pula sebaliknya.

    Krier (2001), mengungkapkannya sebagai berikut: “...dari sisi manapun kita

  • 8/18/2019 arsitektur-kolonial-benteng

    5/21

    memasukkan cahaya, kita wajib membuat bukaan untuknya, yang selalu

    memberikan kita pandangan ke langit yang bebas, dan puncak bukaan tersebut

    tidak boleh terlalu rendah, karena kita harus melihat cahaya dengan mata kita,

    dan bukanlah dengan tumit kita: selain ketidaknyamanan, yaitu jika seseorang

    berada di antara sesuatu dan jendela, cahaya akan terperangkap, dan seluruh

    bagian dari sisa ruangan akan gelap...” Pada beberapa masa, evaluasi dan makna

    dari tingkat-tingkat tertentu diaplikasikan pada rancangan jendelanya. Susunan

    pada bangunan-bangunan ini mewakili kondisi-kondisi sosial, karena masing-

    masing tingkat dihuni oleh anggota dari kelas sosial yang berbeda.

    Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan jendela pada wajah

    bangunan, seperti penataan komposisi, yaitu dengan pembuatan zona wajah bangunan yang terencana. Memperhatikan keharmonisan proporsi geometri,

    jendela memberikan distribusi pada wajah bangunan, oleh karena itu, salah satu

    efek atau elemen tertentu tidak dapat dihilangkan atau bahkan dihilangkan.

    Jendela dapat bergabung dalam kelompok-kelompok kecil atau membagi wajah

    bangunan dengan elemen-elemen yang hampir terpisah dan membentuk simbol

    atau makna tertentu.

    h. Dinding

    Keberadaan jendela memang menjadi salah satu unsur penting dalam

    pembentukan wajah bangunan bangunan, akan tetapi dinding juga memiliki

    peranan yang tidak kalah pentingnya dengan jendela, dalam pembentukan wajah

    bangunan. Penataan dinding juga dapat diperlakukan sebagai bagian dari seni

    pahat sebuah bangunan, bagian khusus dari bangunan dapat ditonjolkan dengan

    pengolahan dinding yang unik, yang bisa didapatkan dari pemilihan bahan,

    ataupun cara finishing dari dinding itu sendiri, seperti warna cat, tekstur, dan juga

    tekniknya. Permainan kedalaman dinding juga dapat digunakan sebagai alat

    untuk menonjolkan wajah bangunan.

    Perkembangan Arsitektur Kolonial di Indonesia

    Sejarah mencatat, bahwa bangsa Eropa yang pertama kali datang ke

    Indonesia adalah Portugis, yang kemudian diikuti oleh Spanyol, Inggris dan

    Belanda. Pada mulanya kedatangan mereka dengan maksud berdagang. Mereka

  • 8/18/2019 arsitektur-kolonial-benteng

    6/21

    membangun rumah dan pemukimannya di beberapa kota di Indonesia yang

    biasanya terletak dekat dengan pelabuhan. Dinding rumah mereka terbuat dari

    kayu dan papan dengan penutup atap ijuk. Namun karena sering terjadi konflik

    mulailah dibangun benteng. Hampir di setiap kota besar di Indonesia.

    Dalam benteng tersebut, mulailah bangsa Eropa membangun beberapa

    bangunan dari bahan batu bata. Batu bata dan para tukang didatangkan dari

    negara Eropa. Mereka membangun banyak rumah, gereja dan bangunan-

    bangunan umum lainnya dengan bentuk tata kota dan arsitektur yang sama persis

    dengan negara asal mereka. Dari era ini pulalah mulai berkembang arsitektur

    kolonial Belanda di Indonesia. Setelah memiliki pengalaman yang cukup dalam

    membangun rumah dan bangunan di daerah tropis lembab, maka mereka mulaimemodifikasi bangunan mereka dengan bentuk-bentuk yang lebih tepat dan

    dapat meningkatkan kenyamanan di dalam bangunan

    Periodesasi Arsitektur Kolonial

    a. Abad 16 sampai tahun 1800 – an

    Waktu itu Indonesia masih disebut sebagai Nederland Indische (Hindia

    Belanda) di bawah kekuasaan perusahaan dagang Belanda, VOC. Arsitektur

    Kolonial Belanda selama periode ini cenderung kehilangan orientasinya pada

    bangunan tradisional di Belanda. Bangunan perkotaan orang Belanda pada

    periode ini masih bergaya Belanda dimana bentuknya cenderung panjang dan

    sempit, atap curam dan dinding depan bertingkat bergaya Belanda di ujung teras.

    Bangunan ini tidak mempunyai suatu orientasi bentuk yang jelas, atau tidak

    beradaptasi dengan iklim dan lingkungan setempat. Kediaman Reine de Klerk

    (sebelumnya Gubernur Jenderal Belanda) di Batavia.

    b. Tahun 1800-an sampai tahun 1902

    Pemerintah Belanda mengambil alih Hindia Belanda dari VOC. Setelah

    pemerintahan tahun 1811-1815 wilayah Hindia Belanda sepenuhnya dikuasai

    oleh Belanda. Pada saat itu, di Hindia Belanda terbentuk gaya arsitektur

    tersendiri yang dipelopori oleh GubernurJenderal HW yang dikenal engan the

  • 8/18/2019 arsitektur-kolonial-benteng

    7/21

    Empire Style, atau The Ducth Colonial Villa: Gaya arsitektur neo-klasik yang

    melanda Eropa (terutama Prancis) yang diterjemahkan secara bebas. Hasilnya

    berbentuk gaya Hindia Belanda yang bercitra Kolonial yang disesuaikan dengan

    ingkungan lokal, iklim dan material yang tersedia pada masa itu. Bangunan-

    bangunan yang berkesan grandeur (megah) dengan gaya arsitektur Neo Klasik

    dikenal Indische Architectuur karakter arsitektur seperti:

    - Denah simetris dengan satu lantai, terbuka, pilar di serambi depan dan belakang

    (ruang makan) dan didalamnya terdapat serambi tengah yang mejuju ke ruang

    tidur dan kamar-kamar lainnya.

    - Pilar menjulang ke atas (gaya Yunani) dan terdapat gevel atau mahkota di atas

    serambi depan dan belakang.- Menggunakan atap perisai.

    c. Tahun 1902 sampai tahun 1920-an

    Secara umum, ciri dan karakter arsitektur kolonial di Indonesia pada tahun 1900-

    1920-an :

    a. Menggunakan Gevel (gable) pada tampak depan bangunan

    b. Bentuk gable sangat bervariasi seperti curvilinear gable, stepped gable,

    gambrel gable, pediment (dengan entablure).

    c. Penggunaan Tower pada bangunan

    d. Tower pada mulanya digunakan pada bangunan gereja kemudian diambil

    alih oelh bangunan umum dan menjadi mode pada arsitektur kolonialBelanda pada abad ke 20.

    e. Bentuknya bermacam-macam, ada yang bulat, segiempat ramping, dan ada

    yang dikombinasikan dengan gevel depan.

    f. Penggunaaan Dormer pada bangunan

    g. Penyesuaian bangunan terhadap iklim tropis basah

    h. Ventilasi yang lebar dan tinggi.

  • 8/18/2019 arsitektur-kolonial-benteng

    8/21

    i. Membuat Galeri atau serambi sepanjang bangunan sebagai antisipasi dari

    hujan dan sinar matahari.

    d. Tahun 1920 sampai tahun 1940-an

    Gerakan pembaharuan dalam arsitektur baik di tingkat nasional maupun

    internasional. Hal ini mempengaruhi arsitektur kolonial Belanda di Indonesia.

    Pada awal abad 20, arsitek-arsitek yang baru datang dari negeri Belanda

    memunculkan pendekatan untuk rancangan arsitektur di Hindia Belanda. Aliran

    baru ini, semula masih memegang unsur-unsur mendasar bentuk klasik,

    memasukkan unsur-unsur yang terutama dirancang untuk mengantisipasi

    matahari hujan lebat tropik. Selain unsur-unsur arsitektur tropis, juga

    memasukkan unsur-unsur arsitektur tradisional (asli) Indonesia sehingga menjadi

    konsep yang eklektis. Konsep ini nampak pada karya Maclaine Pont seperti

    kampus Technische Hogeschool (ITB), Gereja Poh sarang di Kediri.

    Beberapa Aliran yang Mempengaruhi Perkembangan Arsitektur Kolonial di

    Indonesia

    a. Gaya Neo Klasik (the Empire Style / the Dutch Colonial Villa) (tahun 1800)

    Ciri – Ciri dan Karakteristik :

    a. Denah simetris penuh dengan satu lanmtai atas dan ditutup dengan atap perisai.

    b. Temboknya tebal

    c. Langit – langitnya tinggi

    d. Lantainya dari marmer

    e. Beranda depan dan belakang sangat luas dan terbuka

    f. Diujung beranda terdapat barisan pilar atau kolom bergaya Yunani (doric, ionic,

    korinthia)

    g. Pilar menjulang ke atas sebagai pendukung atap

    h. Terdapat gevel dan mahkota diatas beranda depan dan belakang

  • 8/18/2019 arsitektur-kolonial-benteng

    9/21

    i. Terdapat central room yang berhubungan langsung dengan beranda depan dan

    belakang, kiri kananya terdapat kamar tidur

    j. Daerah servis dibagian belakang dihubungkan dengan rumah induk oleh galeri.

    Beranda belakang sebagai ruang makan.

    k. Terletak ditanah luas dengan kebun di depan, samping dan belakang.

    b. Bentuk Vernacular Belanda dan Penyesuaian Terhadap Iklim Tropis

    (sesudah tahun 1900)

    Ciri dan karakteristik

    a. Penggunaan gevel(gable) pada tampak depan bangunan

    b. Penggunaan tower pada bangunan

    c. Penggunaan dormer pada bangunan

    Beberapa penyesuaian dengan iklim tropis bsaah di Indonesia:

    a. Denah tipis bentuk bangunan rampingBanyak bukaan untuk aliran udara

    memudahkan cross ventilasi yang diperlukan iklim tropis basah

    b. Galeri sepanjang bangunan untuk menghindari tampias hujandan sinar matahari

    langsung

    c. Layout bangunan menghadap Utara Selatan dengan orientasi tepat terhadap

    sinar matahari tropis Timur Barat

    c. Gaya Neo Gothic ( sesudah tahun 1900)

    Ciri-ciri dan karakteristik

    a. Denah tidak berbentuk salib tetapi berbentuk kotak

    b. Tidak ada penyangga( flying buttress)karena atapnya tidak begitu tinggi tidak

    runga yang dinamakan double aisle atau nave seperti layaknya gereja gothic

    c. Disebelah depan dari denahnya disisi kanan dan kiri terdapat tangga yang

  • 8/18/2019 arsitektur-kolonial-benteng

    10/21

    dipakai untuk naik ke lantai 2 yang tidak penuh

    d. Terdapat dua tower( menara ) pada tampak mukanya, dimana tangga tersebut

    ditempatkan dengan konstruksi rangka khas gothic

    e. Jendela kacanya berbentuk busur lancip

    f. Plafond pada langit-langit berbentuk lekukan khas gothic yang terbuat dari besi.

    d. Nieuwe Bouwen / International Style( sesudah tahun 1900-an)

    Ciri-ciri dan karakteristik ;

    a. Atap datar

    b. Gevel horizontal

    c. Volume bangunan berbentuk kubus

    d. Berwarna putih

    Nieuwe Bouwen / International Style di Hindia Belanda mempunyai 2 aliran

    utama ;

    1. Nieuwe Zakelijkheid

    Ciri-ciri dan karakteristik ;

    a.Mencoba mencari keseimbangan terhadap garis dan massa

    b. Bentuk-bentuk asimetris void saling tindih ( interplay dari garis hoeizontal dan

    vertical)

    2. Ekspresionistik ;

    Ciri-ciri dan karakteristik ;

    a.Wujud curvilinie

    Contoh : villa Isola ( CP.Wolf ), Hotel Savoy Homann( AF aalbers

    e. Art Deco

    Ciri – ciri dan karakteristik :

  • 8/18/2019 arsitektur-kolonial-benteng

    11/21

    a. Gaya yang ditampilkan berkesan mewahdan menimbulkan rasa romantisme

    b. Pemakaian bahan – bahan dasar yang langka serta material yang mahal

    c. Bentuk massif

    d. Atap datar

    e. Perletakan asimetris dari bentukan geometris

    f. Dominasi garis lengkung plastis

  • 8/18/2019 arsitektur-kolonial-benteng

    12/21

    Benteng Rotterdam (Fort Rotterdam), Ujung Pandang. 1545

    FORT ROTTERDAM (1545) Vernakular

    Gambar 3.1 Benteng Rotterdam masa lalu

    Sumber : Google.com

    Gambar 3.2 Benteng Rotterdam masa kini

    Sumber : Google.com

  • 8/18/2019 arsitektur-kolonial-benteng

    13/21

    a. Sejarah Pendirian

    Benteng Rotterdam Makassar dibangun oleh Raja Gowa ke IX Daeng Matare

    Karaeng Manguntungi Tumapa’risi’ Kallonna dan diselesaikan oleh putranya

    Raja Gowa X Imanriogau Bontokaraeng lakiung Tonipallangga Ulaweng pada

    tahun 1545. Benteng ini merupakan peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Letak

    benteng ini berada di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi

    Selatan.

    Nama asli benteng ini adalah Benteng Ujung Pandang, biasa juga orang

    Gowa-Makassar menyebut benteng ini dengan sebutan Benteng Panyyua yangmerupakan markas pasukan katak Kerajaan Gowa. Kerajaan Gowa-Tallo

    akhirnya menandatangani perjanjian Bungayya yang salah satu pasalnya

    mewajibkan Kerajaan Gowa untuk menyerahkan benteng ini kepada Belanda.

    Pada saat Belanda menempati benteng ini, nama Benteng Ujung Pandang

    diubah menjadi Fort Rotterdam. Cornelis Speelman sengaja memilih nama

    Fort Rotterdam untuk mengenang daerah kelahirannya di Belanda.

    Di benteng ini pernah di jajah oleh pasukan belanda, untuk memperluas

    daerah kekuasaannya karena kerajaan gowa memliki rempah-rempah yang

    banyak, Setahun lebih benteng digempur oleh Belanda dibantu oleh pasukan

    sewaan dari Maluku, hingga akhirnya kekuasaan raja Gowa disana berakhir.

    Seisi benteng porak poranda, rumah raja didalamnya hancur dibakar oleh

    tentara musuh. Kekalahan ini membuat Belanda memaksa raja

    menandatangani "Perjanjian Bongaya" pada 18 Nov 1667 Di tempat ini juga

    Pangeran Diponegoro dipenjara.

    b. Fungsi

    Pada masa Kolonial Belanda, Benteng Ujung Pandang dibangun kembali dan

    ditata sesuai dengan arsitektur Belanda. Pada masa ini, benteng dijadikan

    sebagai pusat pemerintahan dan penampungan rempah-rempah Belanda di

    Indonesia.

  • 8/18/2019 arsitektur-kolonial-benteng

    14/21

    Pada masa kolonial Jepang, benteng ini beralih fungsi menjadi pusat studi

    pertanian dan bahasa. Sementara setelah Indonesia merdeka, benteng ini

    dijadikan sebagai pusat komando yang kemudian beralih fungsi menjadi pusat

    kebudayaan dan seni Makassar.

    Benteng ini amat mudah dikenali mengingat bangunannya yang sangat

    mencolok dibandingkan dengan gedung perkantoran ataupun rumah

    disekitarnya. Memasuki pintu utama benteng ini, nuansa kejayaan masa lalu

    terekam jelas melalui dinding benteng yang masih kokoh. Di sudut benteng,

    terdapat bastion yang di bangun sebagai pertahanan artileri utama. Di tempat

    ini pula terdapat beberapa lubang meriam untuk pertahanan benteng.

    Di benteng ini juga terdapat beberapa ruang tahanan yang salah satunya

    pernah digunakan untuk menahan Pangeran Diponegoro. Ruang tahanan amat

    kokoh dengan dinding melengkung. Selain itu di tempat ini juga terdapat

    gereja yang merupakan gereja pertama yang ada di Makassar.

    Sebagai pusat kebudayaan dan seni, saat ini dalam kompleks benteng terdapat

    Museum Nageri La Gilago yang menyimpan beragam koleksi prasejarah,

    numismatik, keramik asing, sejarah hingga naskah serta etnografi.

    Kebanyakan benda kebudayaan yang dipamerkan berasal dari suku-suku di

    Sulawesi seperti suku Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja.

    Benteng Ujung Pandang memang memiliki keunikan tersendiri. Sebagai

    bangunan sejarah, benteng ini merupakan bukti nyata kisah panjang masa

    kolonialisme yang pernah ada di bumi nusantara. Selain itu, benteng ini juga

    menjadi saksi bisu sejarah panjang kota Makassar.

    - Koleksi Nusantara

    Disalah satu ruangan museum La Galigo anda dapat jumpai replika

    dari beberapa situs atau cagar budaya di Indonesia, seperti bangunan candi ,

    Arca, dan bentuk bentuk nisan yang banyak ditemukan pada makam - makam

    kuno.

    - Koleksi Keramik

    Diruangan Koleksi Keramik terdapat berbagai jenis keramik kuno dari

    berbagai dinasti seperti Dinasti Sung abad 13-14 Dinasti Swaton abad 16-18,

    Dinasti cing abad 17-19, Dinasti Yuan terjan abad 14-16, Dinasti Annamese

    abad 14-16 Keramik - keramik ini berasal dari China, Vietnam, Thailand,Siam dan Jepang.

  • 8/18/2019 arsitektur-kolonial-benteng

    15/21

    - Alat-alat Tradisional Perikanan dan Kelautan

    Pada bangunan lain Museum Lagaligo terdapat koleksi Perangkat

    Tradisional para pelaut dan nelayan bugis Makassar terdapat replika Perahu

    Pinisi yang terkenal sampai ke manca negara berbagai jenis peralatan nelayan

    untuk mengkap ikan yang umumnya masih dapat dijumpai dalam kehidupan

    masyrakat pesisisr hingga saat ini.

    - Sepeda dan Bendi

    Terdapat pula bendai, Sepeda ataupun Dokar, koleksi Perangkat

    pertanian Tadisional yang terdapat dalam useum lagaligo ini sebagai bukti

    sejarah peradaban bahwa sejak jaman dahulu bangsa indonesia khususnya

    masyarakat Sulawesi Selatan telah dikenali sebagai masyarakat yang bercocok

    tanam. Mereka menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian terutama

    tanaman padi sebagai bahan makanan pokok.

    - Koleksi Peralatan Menempa Besi dan Hasilnya

    Terdapat koleksi tradisional menempa besi, Hasil tempaan berupa

    berbagai jenis senjata tajam, baik untuk penggunan sehari - hari maupun untuk

    perlengkapan upacara adat.

    - Koleksi Peralatan Tenun Tradisonal

    Koleksi Peralatan Tenun Tradisional, sebagai bukti budaya menenun di

    Sulawesi Selatan diperkirakan berawal dari jaman prasejarah, yakni ditemukan

    berbagai jenis benda peninggalan kebudayaan dibeberapa daerah seperti leang

    - leang kabupaten maros yang diperkirakan sebagai pendukung pembuat

    pakaian dari kulit kayu dan serat - serat tumbuhan-tumbuhan. Ketika

    pengetahuan manusia pada zaman itu mulai Berkembang mereka menemukan

    cara yang lebih baik yakni alat pemintal tenun dangan bahan baku benang

    kapas. Dari sinilah mulai tercipta berbagai jenis corak kain saung dan pakaian

    tradisional.

    - Alat Senjata

    Terdapat koleksi senjata senjata tradisional maupun modern yang

    berperan dalam perang yang berlangsung dalam sejarah Benteng ini

    c. Arsitektur

  • 8/18/2019 arsitektur-kolonial-benteng

    16/21

    Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang (Jum Pandang) adalah sebuah

    benteng bergaya Vernakular peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Letak

    benteng ini berada di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi

    Selatan.Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang

    bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' kallonna.

    Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah liat, namun pada masa

    pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi benteng ini

    diganti menjadi batu padas yang bersumber dari Pegunungan Karst yang ada

    di daerah Maros. Saat ini bahan konstruksi pada benteng Rotterdam telah

    menggunakan bahan bahan yang digunakan pada bangunan saat ini seperti

    penggunaan batu bata dan semen , dan penggunaan penutup atap genteng .

    Benteng Ujung Pandang ini berbentuk seperti seekor penyu yang hendak

    merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya sangat jelas filosofi Kerajaan

    Gowa, bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di laut. Begitu pun dengan

    Kerajaan Gowa yang berjaya di daratan maupun di lautan.

    Gambar 3.3 Site Plan Benteng Rotterdam

    Sumber : Google.com

  • 8/18/2019 arsitektur-kolonial-benteng

    17/21

  • 8/18/2019 arsitektur-kolonial-benteng

    18/21

    Benteng Speelwijk. 1685

    Lokasi Benteng Speelwijk terltetak di Kampung Pamarican, Desa Banten,

    Kecamatan Kasemen, Sebelah timur komplek Mesjid Agung Banten , tepatnya

    di seberang Vihara Avalokitesvara yang hanya dipisahkan oleh sebuah sungai

    yang hampir mati karena dangkal. Anda akan melihat sisi ini dari Fort

    Speelwijk ketika menuju ke biara. Speelwijk Castle adalah salah satu tanda

    sisa pendudukan tentara kolonial Belanda di Banten. pintu masuk ke Benteng

    Speelwijk terbuka lebar bagi para pengunjung yang ingin menjelajahinya.

    a. Sejarah

    Pada tahun 1682, perang saudara pecah di daerah tersebut. Sultan Haji

    meminta bantuan dari VOC, untuk menggulingkan ayahnya, Sultan

    Ageng.Dalam pertukaran untuk bantuan, Belanda menginginkan monopoli

    perdagangan di kawasan tersebut dan membangun sebuah benteng. Oleh

    karena itu pada tahun 1685, pembangunan benteng pun dimulai.Penamaan

    Gambar 3.5 Benteng Speelwijk Sumber : wikipedia.com

  • 8/18/2019 arsitektur-kolonial-benteng

    19/21

    Benteng Speelwijk dicetuskan oleh Gubernur Banten dan tak lama kemudian

    Batavia menjadi Pelabuhan Internasional Banten.

    Benteng ini dahulu dihuni oleh hampir 400 tentara garnisun VOC. Namun,

    karena kondisi tropis dan kurangnya kebersihan di daerah tersebut, hampir tiga

    perempat dari pasukan tewas.

    Dalam catatan sejarah, benteng ini mulanya bekas benteng milik Kesultanan

    Banten yang dibuat pada masa pemerintahan Sultan Banten Abu Nasr Abdul

    Qohhar (1672 – 1687). Pada 1685, Kesultanan Banten diserbu penjajah

    Belanda dan menguasa Banten. Benteng itu kemudian direnovasi di atas

    reruntuhan sisi sebelah utara tembok keliling kota Banten.

    b. Fungsi

    Berfungsi untuk mengontrol segala kegiatan yang berkaitan dengan kesultanan

    banten dan juga sebagai tempat berlindung/bermukim bagi orang Belanda.

    Dengan adanya benteng ini semakin mengokohkan posisi Belanda dalam

    usahanya memonopoli perdagangan merica yang berasal dari Lampung

    Selatan untuk kemudian dijual lagi kepada pedagang-pedagang asing yang

    berasal dari Cina, Malaysia, Arab, India dan Vietnam (bah/dari berbagai

    sumber)

    c. Arsitektur

    Benteng ini dirancang arsitektur yang sudah masuk Islam dan menjadi anggota

    kesultanan yang bernama Hendrick Lucaszoon Cardeel. Nama Speelwijk yang

    melekat pada benteng itu untuk menghormati Gubernur Jenderal Speelma.

    Benteng Speelwijk dibangun seperti kebanyakan benteng pada abad ke-17.

    Bagian depan Benteng Speelwijk dengan lubang masuk berbentuk lengkung

    yang pintunya sudah tidak ada lagi. Lubang itu terletak lebih tinggi dari tanah

    di luarnya. Bagian terbuka di sisi atas kanannya tampaknya dipakai untuk

    membidik pasukan yang menyerang dengan senapan atau senjata lainnya. Di

    dalam benteng masih ada lorong-lorong perlindungan dan ada pula ruangan-

    ruangan yang semuanya terbuat dari dinding batu. Benteng Speelwijk

    sepertinya dibuat dengan perhitungan cermat sebagai benteng pertahanan yang

  • 8/18/2019 arsitektur-kolonial-benteng

    20/21

    lebih dari kuat untuk menghadapi serangan pasukan pribumi yang

    persenjataannya tidak begitu baik. Berjalan melewati lorong-lorong di dalam

    benteng itu masih bisa dirasakan suasana ketegangan penghuninya ketika

    harus berada di sebuah bangunan pertahanan yang seberapa pun kuat dan

    amannya benteng itu namun tetap terasa ada ketidaknyamanan di hati. Ada

    pula ruang bawah tanah gelap yang dulu digunakan sebagai penjara.

    Tinggi dinding Benteng Speelwijk tampaknya tidak kurang dari 5 meter,

    dengan pintu masuk yang kecil dan sempit di setiap sisinya, yang membuat

    penyerbu akan lebih sulit untuk memasukinya secara beramai- rami. Namun

    kenyataan bahwa Benteng Speelwijk yang kuat itu kini tinggal reruntuhan

    telah membuktikan bahwa tidak ada satu pun yang abadi di dunia ini. Lebar

    dinding Benteng Speelwijk sekitar 1 meter Tebal dinding benteng adalah

    sekitar 5 meter, dan panjang setiap sisi dinding kuarng lebih 80 meter. Di

    sekitar Benteng Speelwijk terdapat 4 benteng lainnya yang memiliki bentuk

    seperti bintang. Di sekeliling benteng ini terdapat sejumlah makam orang-

    orang Eropa, terutama bangsawan dan prajurit penjajah yang tewas melawan

    laskar Kesultanan Banten. Sebagian makam ini tampak sudah rusak. Makam-

    makam dengan arsitektur Eropa, mempertegas benteng ini sebagai sisakejayaan penjajah Belanda di ranah Banten.

  • 8/18/2019 arsitektur-kolonial-benteng

    21/21

    Arsitektur Indonesia (Sejarah Perkembangan Benteng di Indonesia) 21

    Daftar Pustaka

    - http://adyah2011.blogspot.com/2013/11/benteng-rotterdam-makassar.html

    - http://safar-mikami.faa.im/sejarah-benteng-terluas-di-dunia-benteng.xhtml

    - http://desaininterioreksteriorklasik.blogspot.com/2015/03/indahnya-arsitektur-luar-

    benteng.html

    - http://id.wikipedia.org/wiki/Benteng

    http://adyah2011.blogspot.com/2013/11/benteng-rotterdam-makassar.htmlhttp://adyah2011.blogspot.com/2013/11/benteng-rotterdam-makassar.htmlhttp://safar-mikami.faa.im/sejarah-benteng-terluas-di-dunia-benteng.xhtmlhttp://safar-mikami.faa.im/sejarah-benteng-terluas-di-dunia-benteng.xhtmlhttp://desaininterioreksteriorklasik.blogspot.com/2015/03/indahnya-arsitektur-luar-benteng.htmlhttp://desaininterioreksteriorklasik.blogspot.com/2015/03/indahnya-arsitektur-luar-benteng.htmlhttp://desaininterioreksteriorklasik.blogspot.com/2015/03/indahnya-arsitektur-luar-benteng.htmlhttp://desaininterioreksteriorklasik.blogspot.com/2015/03/indahnya-arsitektur-luar-benteng.htmlhttp://desaininterioreksteriorklasik.blogspot.com/2015/03/indahnya-arsitektur-luar-benteng.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bentenghttp://id.wikipedia.org/wiki/Bentenghttp://id.wikipedia.org/wiki/Bentenghttp://desaininterioreksteriorklasik.blogspot.com/2015/03/indahnya-arsitektur-luar-benteng.htmlhttp://desaininterioreksteriorklasik.blogspot.com/2015/03/indahnya-arsitektur-luar-benteng.htmlhttp://safar-mikami.faa.im/sejarah-benteng-terluas-di-dunia-benteng.xhtmlhttp://adyah2011.blogspot.com/2013/11/benteng-rotterdam-makassar.html