arsitektur kolonial

Upload: denmas-hadi-mulyanto

Post on 10-Oct-2015

105 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kolonial dalam arsitektur

TRANSCRIPT

mkp iv arsitektur dan kota kolonial2013

BAB IIPEMBAHASAN2.1.Teori-teori Arsitektur Kolonial2.1.1. Pengertian Arsitektur KolonialArsitektur kolonial merupakan perpaduan antara budaya barat dan timur yang hadir melalui karya-karya arsitek Belanda yang diperuntukkan bagi bangsa Belanda di Indonesia pada masa sebelum kemerdekaan.Pengaruh Occidental(Barat) banyak diterapkan pada berbagi segi kehidupan termasuk dalam tata kota dan bangunan.Dalam perencanaan dan pengembangan kota,permukiman dan bangunan-bangunan.Para pengelola kota dan arsitek barat juga banyak menerapkan konsep lokal atau tradisional yang menyesuaikan dengan iklim daerah,Wardani(2009).Arsitektur kolonial memiliki ciri menonjol yang terletak pada bentuk dasar bangunan dengan kolom-kolom dorik,ionik dan corintian dengan berbagai bentuk ornamen pada capitalnya serta trap-trap tangga naik(cripedoma) pada bangunan.Di atas deretan kolom-kolom terdapat pedimen yang berbentuk segitiga yang berisi relief mitos Yunani atau Romawi.Konstruksi dinding dengan bentuk segitiga atau setengah lingkaran (tympanum) diletakkan diatas pintu dan jendela sebagai hiasan.Dimana arsitektur kolonial lebih banyak mengadopsi gaya neo-klasik,yakni gaya yang berorientasi pada gaya arsitektur klasik Yunani dan Romawi.Arsitektur kolonial adalah arsitektur cangkokan dari induknya di Eropa yang dikembangkan ke daerah jajahannya.Sebagai contoh Arsitektur kolonial Belanda adalah arsitektur Belanda yang dikembangkan di Indonesia dalam kurun waktu sekitar awal abad 17 sampai tahun 1942(Soekiman,2011). Eko Budiharjo(1919),menjelaskan arsitektur kolonial Belanda adalah bangunan peninggalan kolonial Belanda seperti BentengVastenburg,Bank Indonesia di Surakarta termasuk bangunan yang ada di Kraton Surakarta dan Puri Mangkunegaran serta masih banyak lagi bangunan lainnya yang merupakan bangunan peninggalan kolonial Belanda. Arsitektur kolonial Belanda adalah gaya desain arsitektur yang cukup populer di Netherland tahun 1624-1820.Ciri-cirinya antara lain (1)fasade simetris,(2) material dari batu bata atau kayu tanpa pelapis,(3) entrance mempunyai dua daun pintu,(4) pintu masuk terletak di samping bangunan,(5) denah simetris,(6)jendela besar berbingkai kayu,(7) terdapat bukaan pada atap(domer)Wardani,(2009). Sistem budaya,sistem sosial,dan sistem teknologi dapat mempengaruhi wujud arsitektur.Perubahan wujud arsitektur dipengaruhi oleh banyak aspek ,akan tetapi perubahan salah satu aspek saja dalam kehidupan masyarakat dapat mempengaruhi wujud arsitektur.Kartono(2004).Arsitektur kolonial Belanda merupakanbukti nyata bangunan peninggalan pemerintah Belanda di Indonesia dalam perjalanan sejarah bangsa yang amat berharga sebagai momentum dalam mencapai kemerdekaan.2.1.2. Sejarah Arsitektur Kolonial Bangunan merupakan salah satu peninggalan budaya masa lalu di suatu kota yang dipengaruhi oleh keadaan geografis,geologis,iklim dan budaya.Bangunan merupakan salah satu gubahan arsitektur atau karya seni manusia yang mencerminkan gaya pada suatu masanya.(Sumintardja,1978:4).Bangunan dan kawasan bersejarah dapat menambah citra dan identitas bagi suatu kota.Keeksistensian bangunan bersejarah mampu membentuk nilai-nilai lokalitas dalam wujud arsitektural yang memberikan citra tersendiri bagi suatu kota(Johana 2004:1).Bangunan kolonial adalah bangunan bercorak arsitektur kolonial yang dimanfaatkan untuk kegiatan fungsional di aman kolonial (Radjiman,1997:4).Ciri-ciri umum bangunan bersifat kolonial adalah bangunan tinggi ,kokoh, dan beratap datar untuk gedung serta atap miring untuk perumahan biasa dan memiliki detail-detail tertentu.

Kishore Mahbubani(2000) dalam bukunya Can Asians Think? menyatakan bahwa orang asia tidak dapat berpikir karena pengaruh kolonialisme .Pengaruh atau dampak yang amat menyakitkan bukanlah pengaruh fisik melainkan pengaruh mental dari kolonialisme tersebut.Beberapa negara di Asia termasuk negara di kawasan Asia Tenggara yang menganggap bahwa orang Eropa lebih unggul dari orang Asia.Hal ini yang menyebabkan penduduk pribumi banyak meniru arsitektur Eropa pada saat itu.Seiring dengan berjalannya waktu ,perkembangan arsitektur kolonial Belanda masuk pada permukiman masyarakat pribumi dalam berbagai kalangan.Mereka tidak hanya sekedar meniru fasade luar bangunan,namun juga bentuk dan tata ruang dalam bangunan.Gaya bangunan kolonial yang tampak megah dan megah pada masa itu menimbulkan kekaguman pada rakyat pribumi.Bagi masyarakat pribumi pada saat itu,dapat membangun rumah seperti layaknya rumah para koloni Belanda merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Perkembangan tata ruang pada rumah tinggal kolonialPerkembangan arsitektur kolonial Belanda digolongkan menurut waktu yaitu pada abad ke-19 (tahun 1850-1900),awal abad ke-20(tahun 1900-1915),dan tahun 1916-1940.(Handinoto,1996). Arsitektur kolonial abad ke-19(1850-1900) Dalam kurun waktu ini arsitektur kolonial ikenal sebagai gaya Indische Empire style. Gaya Empire style adalah gaya arsitektur yang mengadopsi gaya arsitektur Perancis.Memiliki kesesuaiandengan iklim,lingkungan serta tersedianya material pada saat itu.Karakteristik arsitektur Indische Empire Style antara lain: Bentuk denah simetriputar, Bangunan dengan langit-langit yang tinggi, Kamar tidur disebelah kanan dan kiri ruang utama, Memiliki ruang utma yang berhubungan langsng dengan beranda pada bagian depan dan bagian belakang, Memiliki tembok yang tebal, Rumah induk terpisah dengan gudang serta fasilitas servis seperti dapur dan kamar mandi.

Perkembangan Arsitektur antara tahun 1900-1915Karakteristik bangunan arsitektur yang berkembang pada tahun ini yang merupakan arsitektur awal modern antara lain: Bangunan dengan pola bentuk denah simetri, Penyelesaian detail yang sangat rinci, Terdapat unsur menara pada pintu masuk utama.

Perkembangan Arsitektur 1916-1940Arsitektur kolonial yang berkembang pada tahun 1916-1940 dikenal sebagai arsitektur dengan gaya International Style.Kemudian gaya bangunan tersebut diadaptasi dengan iklim setempat ,bahan yang tersedia,dan teknologi yang ada.Nieuwe Bouwen merupakan nama populer bagi aliran ini di Malang dimana ciri-ciri bangunan antara lain sebagai berikut : Volume bangunan berbentuk kubus, Atap bangunan berbentuk datar, Menekankan pentingnya site plan yang fungsional dengan tata ruang yang terbuka dan lebih fleksibel, Didominasi warna putih baik dari fasade maupun ruang dalam bangunan, Ruangan (dengan tata letak yang efisien lantai rencana,fasilitas yang memadai dan optimal pencahayaan matahari) adalah yang paling penting.

Perkembangan Arsitektur kolonial di IndonesiaSejarah mencatat bahwa pada mulanya kedatangan orang Eropa ke Indonesia adalah untuk berdagang.Bangsa Eropa yang yang pertama kali ke Indonesia adalah Portugis,yang kemudian diikuti oleh Spanyol,Inggris,dan Belanda.Mereka membangun rumah dan pemukiman di beberapa kota di Indonesia yang biasanya terletak dekat dengan pelabuhan.Dinding rumah mereka terbuat dari kayu dan papan dengan penutup atap ijuk.Namun karena sering terjadi konflik mulailah dibangun benteng. Dalam benteng tersebut mulailah orang eropa membangun beberapa bangunan dari bahan batu bata.Mereka membangun banyak rumah,gereja,dan bangunan-bangunan umum lainnya dengan bentuk tata kota dan arsitektur yang sama persisi dengan negara asal mereka.Dari era ini pulalah mulai berkembang arsitektur kolonial Belanda di Indonesia.

2.1.3. Ciri-ciri bangunan kolonialGaya bangunan kolonial memiliki ciri-ciri umum antara lain bangunan tinggi,kokoh,dan beratap datar untuk gedung atap miring untuk perumahan biasa dan memiliki detail-detail tertentu.Mesti memiliki beberapa