arah landasan pacu

10
ARAH LANDASAN PACU Landasan pacu tidak dapat dibangun begitu saja tanpa memperhatikan angin yang bertiup,karena gerakan pesawat sanagat dipengaruhi oleh kondisi angin. Angin haluan (head wind) adalah angin yang bertiup berlawanan arah dengan gerakan pesawat. Landasan yang diperlukan lebih pendek jika bertiup angin haluan. Angin buritan (tail wind) adalah angin yang bertiup searah dengan arah gerakan pesawat. Landasan yang dibutuhkan menjadi lebih panjang, angin buritan yang diizinkan bertiup adalah sebesar 4 knot. Angin sisi (cross wind) adalah angin yang bertiup dengan arah tegak lurus arah pesawat. Angin ini sangaat berbahaya bagi penerbangan karena dapat melemparkan pesawat ke samping. Arah angin selain angin buritan angin haluan, dan angin sisi, akan memberikan komponen arah angin dalam arah sejajar dan tegak lurus arah pesawat. Komponen arah tegak lurus pesawat ini juga dinamakan angin sisi. Analisa angin sangat dibutuhkan dalam menentukan arah landasan pacu, sehingga pesawat tidak menderita cross wind yang akan merugikan keselamatan penumpang. Kecepatan dan arah angin dapat diukur dengan mempergunakan anemometer ataupun gada-gada. Pada saat pesawat mendarat dan lepas landas pesawat terbang diusahakan tidak menerima komponen angin yang tegak lurus arah bergeraknya pesawat (cross wind) yang berlebihan. Cross wind yang berlebihan dapat mengakibatkan pesawat terdorong keluar, yang dapat membahayakan penerbangan. Besarnya cross wind yang dapat diterima oleh sebuat pesawat terbang dipengaruhi oleh ukurang pesawat dan susunan sayap. ICAO menetapkan besarnya cross

Upload: grian-davinci

Post on 28-Dec-2015

65 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Arah Landasan Pacu

TRANSCRIPT

Page 1: Arah Landasan Pacu

ARAH LANDASAN PACU

Landasan pacu tidak dapat dibangun begitu saja tanpa memperhatikan angin yang bertiup,karena

gerakan pesawat sanagat dipengaruhi oleh kondisi angin.

Angin haluan (head wind) adalah angin yang bertiup berlawanan arah dengan gerakan pesawat.

Landasan yang diperlukan lebih pendek jika bertiup angin haluan.

Angin buritan (tail wind) adalah angin yang bertiup searah dengan arah gerakan pesawat.

Landasan yang dibutuhkan menjadi lebih panjang, angin buritan yang diizinkan bertiup adalah

sebesar 4 knot.

Angin sisi (cross wind) adalah angin yang bertiup dengan arah tegak lurus arah pesawat. Angin

ini sangaat berbahaya bagi penerbangan karena dapat melemparkan pesawat ke samping.

Arah angin selain angin buritan angin haluan, dan angin sisi, akan memberikan komponen arah

angin dalam arah sejajar dan tegak lurus arah pesawat. Komponen arah tegak lurus pesawat ini

juga dinamakan angin sisi.

Analisa angin sangat dibutuhkan dalam menentukan arah landasan pacu, sehingga pesawat tidak

menderita cross wind yang akan merugikan keselamatan penumpang.

Kecepatan dan arah angin dapat diukur dengan mempergunakan anemometer ataupun gada-gada.

Pada saat pesawat mendarat dan lepas landas pesawat terbang diusahakan tidak menerima

komponen angin yang tegak lurus arah bergeraknya pesawat (cross wind) yang berlebihan. Cross

wind yang berlebihan dapat mengakibatkan pesawat terdorong keluar, yang dapat

membahayakan penerbangan. Besarnya cross wind yang dapat diterima oleh sebuat pesawat

terbang dipengaruhi oleh ukurang pesawat dan susunan sayap. ICAO menetapkan besarnya cross

Page 2: Arah Landasan Pacu

wind maksimum yang di izinkan berdasarkan panjang landasan pacu standar (ARFL) dari

pesawat rencana. Menurut ICAO landasan pacu harus berorientasi sedemekian rupa, sehingga

95% dari waktu pelayanan, cross wind yang terjadi haruslah lebih kecil dari cross wind

maksimum yang diizinkan.

Tabel 1. Batasan Angin Sisi (cross wind) Maksimum

ARFL Angin sisi maksimum

Knot Km/jam Mil/jam > 1500 20 37 23

1200 – 1499 13 24 15 < 1200 10 19 11,5

Sumber : ICAO,Aerodromes 1990

Mawar Angin (Wind Rose)

Mawar angin adalah salah satu cara menggambarkan data angin secara grafis. Dengan mawar

angin dapat dilihat apakah angin dengan arah dan kecepatan tertentu mempunyai cross wind

yang melampaui batas cross wind maksimum atau tidak. Sebagai contoh angin dari arah timur

laut dengan kecepatan antara 20 – 30 knot akan menghasilkan cross wind yang besar dari 10

knot, jika arah gerak pesawat dari barat – timur. Ini dengan mudah terlihat kalau gambar mawar

angin itu dilengkapi dengan 3 garis batas yang sejajar. Masing-masing dari garis batas tersebut

menunjukkan :

TL

B

C a

b

c

b

a

c

A 20

Page 3: Arah Landasan Pacu

1. Arah sumbu landasan pacu (garis batas tengah a-a)

2. Batas cross wind maksimum, kiri dan kanan arah sumbu (garis b-b dan c-c)

Angin dari timur laut dengan kecepatan sebesar 27.5 knot (terletak antara 20 – 30 knot)

mempunyai cross wind sebesar yang ditunjukkan oleh garis BC, jika arah penerbangan dari

barat ke timur. Hal ini dapat terlihat pada gambar diatas, dimana garis BC terletak diluar

daerah yang dibatasi oleh garis b-b dan c-c . semua liputan arah dan besar kecepatan angin

yang terletak antara garis b-b dan c-c mempunyai cross wind lebih kecil dari 10 knot. Garis

b-b dan c-c merupakan garis sejajar dengan garis a-a yang diletakan pada posisi nilai cross

wind maksimum yang diizinkan .

Keterandalan dari arah landasan pacu yang ditunjukan oleh garis a-a merupakan jumlah

liputan angin ang terletak antara garis b-b dan c-c. ICAO menetapkan batas keterandalan

minimum dari arah landasan pacu yang dipilih adalah 95%. 5% merupakan nilai

kemungkinan dari landasan pacu tersebut tidak dapat dipergunakan, yang dapat disebabkan

oleh factor cuaca, kecepatan angina tau cross wind yang terlalu besar.

Data angin diperoleh dari Badan Meterologi dan Geofisika atau instansi-instansi didekat

rencana lapangan terbang yang melakukan pengukuran arah dan kecepatan angin. Data angin

yang diperlukan minimum merupakan data selama 5 tahun. Arah angin dapat dikelompokkan

dalam 8 atau 16 kelompok ( 8 atau 16 titik kompas), dan kecepatan angin dikelompokkan

atas besarnya batasan kecepatan cross wind yang diperkenankan.

Keadaan cuaca dan ketinggian awan sehubungan dengan penerbangan dapat dibedakan

atas :

1. Kondisi VFR

Visibility/jarak pandang > 4,8 km (3 mile)

Ceiling/ketinggian awwan > 305 m (1000 feet)

2. Kondisi IFR

Visibility/jarak pandang 0,8 – 4,8 km (1/2 – 3 mile)

Ceiling/ketinggian awan 61 – 305 m (200 – 1000 feet)

3. Tak dapat dilakuan penerbangan jika tanpa peralatan yang memadai

Visibility/jarak pandang < 0,8 km (1/2 mile)

Ceiling/ketinggian awan < 61 m ( 200 feet)

Page 4: Arah Landasan Pacu

Data angin yang sudah di kelompokkan berdasarkan ketinggian awan dan jarak pandangan serta

besarnya kecepatan angin disusun dalam bentuk table. Dari data ini akan diperoleh persentase

setiap kecepatan angin untuk setiap arah. Umumnya dikelompokkan menjadi 16 arah angin.

Data kecepatan dan arah angin selanjutnya digambarkan dalam bentuk mawar angin (wind

rose).setiap lingkaran menunjukkan batasan kecepatan cross wind, besarnya sehubungan dengan

batasan yang diberikan oleh ICAO yaitu :

0 – 2,6 knot (4 mil/jam), disebut angin pelan/kalm

4 – 10 knot

10 – 13 knot

13 – 20 knot

> 20 knot

Tabel 2. Contoh Data Angin

Arah Angin Persentase Angin

4 – 13 Mil/jam

13 – 31 Mil/jam

31 – 47 Mil/jam

Total

Utara 4,8 1,3 0,1 6,2 Utara - Timur laut 3,7 0,8 - 4,5

Timur laut 1,5 0,1 - 1,6 Timur laut-timur timur 2,3 0,3 - 2,6

Timur 2,4 0,4 - 2,8 Timut tenggara 5,0 1,1 - 6,1

Tenggara 6,4 3,2 0,1 9,7 Tenggara – selatan 7,3 7,7 0,3 15,3

Selatan 4,4 2,2 0,1 6,7 Selatan – barat daya 2,6 0,9 - 3,5

Barat daya 1,6 0,1 - 1,7 Barat daya – barat 3,1 0,4 - 3,5

Barat 1,9 0,3 - 2,2 Barat – barat laut 5,8 2,6 0,2 8,6

Barat laut 4,8 2,4 0,2 7,4 Barat laut - utara 7,8 4,9 0,3 13,0

Angin kalm 4,6 Total 100

Sumber : ICAO, Master Planning;Part 1, 1977

Pada mawar angin terlihat 4 lingkaran dari 16 sektor. Setiap bagian dari sector menunjukkan

persentase kecepatan angin yang besarnya ditunjukkan oleh garis batas sector dan arah angin

ditunjukkan oleh letak sector.

Contoh data angin dapat dilihat pada table 2

Page 5: Arah Landasan Pacu

Sektor yang diarsir menunjukkan persentase kecepatan angin antara 4 – 10 knot, arah utara = 4,8

%.

Page 6: Arah Landasan Pacu

Dapatkan anda menjelaskan bagaimana mengolah data pengukuran angin sehingga diperoleh

hasil pengolahan data seperti pada tabel berikut :

Tabel 3. Contoh pengelompokkan data angin menjadi 8 arah angin

Kecepatatan Angin (Knot)

Persentase data angin (%) Arah angin

Utara (U)

Timur Laut (TL)

Timur (T)

Tenggara (TG)

Selatan (S)

Barat Daya (BD)

Barat (B)

Barat Laut (BL)

Total

>20 0.3 0.2 - - 1.1 - - 1.9 3.5 13 – 20 2.7 3.8 0.5 2.1 3.6 5.4 1.5 1.2 20.8 10 - 13 5.5 3.4 2.3 2.1 4.7 5.5 3.5 0.8 27.8 4 - 10 4.6 4.7 4.4 3.5 5.8 6.1 5.6 0.7 35.4 ≤4 12.5

Total 100

Contoh pada tabel diatas menunjukkan pengelompokkan data angin sesuai arah dan

kecepatannya, jadi terbaca dari tabel bahwa dari seluruh data angin yang diperoleh, 0,2%

menunjukkan bahwa nagin bertiup dengan kecepatan lebih besar dari 20 knot dengan arah timur

laut. Persentase angin kalm tidak perlu dibedakan dalam arah angin karena tidak mempengaruhi

pergerakan pesawat.

Besarnya crosswind sebagai komponen kecepatan angin dari data angin yang disajikan pada

tabel secara visual sulit terlihat. Oleh karena itu untuk mengetahui besarnya crosswind harus

dilakukan perhitungan terlebih dahulu sesuai arah runway yang direncanakan. Untuk mengatasi

kesulitan itu maka data seperti pada tabel 3 disajikan dalam bentuk windrose seperti pada gambar

Page 7: Arah Landasan Pacu

Lingkaran-lingkaran pada windrose meninjukkan secara grafis, batasan crosswind yang diizinkan

yang digambar, dengan mempergunakan skala, jadi radiusnya sama dengan batas crosswind

maksimum yang ada pada tabel, yaitu 4, 10, 13, 20 dan sama atau lebih besar 20 knot. Sector

yang terbentuk akan sama banyak dengan jumlah pengelompokkan arah angin, garis radial

menunjukkan batasan arah angin dari masing-masing kelompok. Setiap arah angin digambarkan

menuju titik pusat windrose.

Dengan mempergunakan windrose, anda dapat dengan mudah melihat apakah angin dengan arah

dan kecepatan tertentu mempunyai crosswind yang melampaui batas crosswind maksimum atau

tidak.

Sebagai contoh dengan mempergunakan gambar dibawah dengan mudah terlihat (tanpa

menghitung) bahwa angin dari arah timur laut (titik A) dengan kecepatan lebih besar dari 20

knot memiliki crosswind lebih besar dari 13 knot, sedangkan angin dengan kecepatan yang sama

tetapi bergerak dari arah timurlaut-timur (titik B) memiliki crosswind lebih kecil dari 13 knot.

Gambar 4 Crosswind pada wind rose

Page 8: Arah Landasan Pacu

Analisis data angin untuk menentukan arah runay dilakukan dengan mempergunakan tiga garis

bantu sejajar yang melengkapi gambar windrose. Pada gambar 4 ketiga garis sejajar itu adalah :

• Garis a-a, adalah garis yang menunjukkan arah sumbu runway, digambarkan melalui titik

pusat windrose.

• Garis b-b dan c-c adalah garis yang menunjukkan batas crosswind maksimum untuk

pesawat rencana, digambarkan sejajar arah runway dan terletak dikiri dan kanan arah

sumbu runway. Jadi garis a-a sejajar dengan garis b-b dan garis c-c.

Semua liputan data angin dengan arah dan besar kecepatan angin yang terletak antara garis b-b

dan c-c mempunyai crosswind lebih kecil dari nilai crosswind maksimum yang diizinkan untuk

pesawat rencana.

Sebagai contoh pada gambar 4 batas crossind itu adalah 13 knot, maka data angin yang terletak

antara garis b-b dan c-c semuanya memiliki crosswind arah runway a-a lebih kecil atau sama

dengan 13 knot.

Windcoverage runway adalah persen data angin yang emenuhi persyaratan penerbangan,

atau persen data angin yang terletak antara garis b-b dan c-c, jika pesawat beroperasi dari dua

arah

Usability runway adalah nilai persentase data angin (windcoverage) yang menunjukkan

kondisi dimana runway memenuhi persyaratan untuk dipergunakan berdasarkan nilai crosswind

yang mungkin terjadi. ICAO menetapkan batas usability minimum dari arah landasan pacu yang

dapat dipilih adalah 95%. 5% merupakan nilai kemungkinan dari landasan pacu tersebut tidak

dapat dipergunakan selama masa pelayanan yang disebabkan oleh factor arah dan kecepatan

angin.

Usability runway adalah jumlah persentase data angin yang terleak antara kedua garis b-b

dan c-c , atau 100% dikurangi persentase data angin yang berada diluar garis b-b dan c-c.

persentase data angin yang terletak pada sector yang terpotong oleh garis batas crosswind

maksimum diperhitungkan berdasarkan perbandingan lusa dari sector yang terpotong terhadap

luas sector itu sendiri. Jadi wincoverage bagian I pada gambar 5 sama dengan luas bagian abu-

abu dibagi luas dari seluruh sector bergaris tebal dikalikan data angin disektor tersebut.

x 3,5% = ..% Windcoverage bagian I =

Page 9: Arah Landasan Pacu

Penentuan luas cukup diperkirakan secara visual saja. Persentase bagian dinyatakan

dalam :

a. Dua decimal, jika data angin dinyatakan dalam satu decimal

b. Satu esimal, jika data angin dinyatakan dalam bilangan bulat

Gambar 5. Sektor yang terpotong

Windcoverage untuk pesawat yang beroperasi dari satu arah adalah jumlah data angin

yang terletak diarah berlawanan dengan arah operasi pesawat, ditambah dengan besarnya

angin kalm.dari gambar diatas windcoverage operasi pesawat dari A adalah jumlah

persentase data angin di daerah yang dibatasi oleh garis tebal.

Penentuan arah landasan dengan menggunakan wind rose

A. Analisa berdasarkan seluruh liputan angin tanpa memperhatikan IFR dan VFR

1. Mengumpulkan data dan kecepatan dan arah angin di lokasi Bandar udara. Data dapat

diperoleh dari badan meterologi dan geofisika, atau institusi yang melakukan pengukuran

secara periodic disekitar rencana lokasi. Data pengukuran untuk paling sedikit 5 tahun

pengamatan dan pengukuran dilakukan minimal delapan kali setiap harinya. Ketinggian

awan dan jarak pandang diabaikan.

Page 10: Arah Landasan Pacu

2. Data angin diolah sehingga diperoleh bentu data seperti tabel 3.

3. Hasil olahan data angin berbentu tabel digambarkan dalam bentuk windrose

4. Pesawat rencana ditentukan berdasarkan data jenis pesawat dan frekwensi penerbangan

yang akan dilayanai oleh runway.

5. Dari data pesawat diperoleh ARFL pesawat rencana

6. Permissible crosswind (crosswind maksimum yang diizinkan) ditentukan berdasarkan

ARFL dari pesawat rencana.

7. Kertas transparan disediakan dengan skala yang sama dengan skala untuk

menggambarkan windrose. Lebar kertas sama dengan dua kali nilai batas crosswind yang

diizinkan . garis tengah dari lebar kertas digambarkan dengan warna yang mencolok.

8. Kertas transparan diletakan diatas windrose sedemikian rupa sehingga garis tengah kertas

melalui titik pusat windrose.

9. Usability runway yang mempunyai arah seperti yang ditunjukkan oleh arah garis tengah

kertas transparan diperoleh sebagai jumlah persentase angin (windcoverage) yang terletak

didalam kertas transparan. Arah runway yang memenuhi persyaratan ditunjukkan oleh

arah sumbu kertas transparan dengan jumlah persentase liputan angin ≥ 95%

10. Jika persentase total liputan angin (windcoverage) < 95%, maka kertas transparan diputar

dengan titik pusat windrose sebagai sumbu putar, sehingga diperoleh arah runway dengan

usability ≥ 95%

11. Jika tidak ada arah runway yang memenuhi usability ≥ 95%, maka perlu ditentukan arah

runway kedua sehingga usability total dari kedua arah runway ≥ 95%. Usability total

kedua arah runway adalah jumlah persentase data angin yang menutupi kedua kertas

transparan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan

1. Mawar angin merupakan alat untuk menentukan arah landas pacu pada tahap

perencanaan.

2. Setiap bagian dari mawar angin menunjukkan persentase angin dengan arah dan

kecepatan tertentu, tidak menunjukkan luas. Persentase yang tertulis tidak sebanding

dengan luas dari bagian mawar angin tersebut.