aplikasi tapestri dan batik kontemporer pada ...digilib.isi.ac.id/6031/4/jurnal.pdfdan warna yang...
TRANSCRIPT
APLIKASI TAPESTRI DAN BATIK KONTEMPORER
PADA BUSANA ARTWEAR
JURNAL TUGAS AKHIR
Cynthia Zhafira Aulia Imas
NIM 151188402
PROGRAM STUDI S-1 KRIYA SENI
JURUSAN KRIYA FAKULTAS SENI RUPA
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2019
ii
3
APLIKASI TAPESTRI DAN BATIK KONTEMPORER PADA BUSANA
ARTWEAR
Oleh: Cynthia Zhafira Aulia Imas, NIM 1511884022, Program Studi S-1 Kriya
Seni, Jurusan Kriya, Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta,
e-mail: [email protected]
Intisari
Fashion atau gaya berpakaian merupakan suatu fenomena yang tidak akan
pernah mati dan selalu dibutuhkan. Penulis memilih aplikasi tapestri dan batik
kontemporer sebagai bentuk aksen estetika pada artwear yang akan diwujudkan
sebagai sebuah karya seni fungsional. Tapestri dianggap menarik dan memberikan
kesan sederhana dan lugas namun menambah nilai estetika pada suatu karya.
Aplikasi tapestri dan batik kontemporer pada artwear merupakan hasil
eksperimental kombinasi dua bentuk karya seni yang berbeda. Karya inovasi ini
diciptakan dengan sentuhan budaya yang dikemas secara modern. Mengacu pada
judul penciptaan, maka penciptaan karya ini sangat erat hubungannya dengan
estetika dan ergonomi. Penulis menggunakan metode penciptaan oleh SP. Gustami,
tiga tahap-enam langkah (eksplorasi, perancangan, dan perwujudan) proses
penciptaan karya seni kriya. Teknik perwujudan yang diterapkan dalam pembuatan
karya tugas akhir ialah teknik menjahit, teknik tapestri, dan batik kontemporer yang
diaplikasikan pada busana artwear. Melalui proses penciptaan dan perwujudan,
terciptalah 8 karya busana artwear wanita dewasa dengan keindahan dari segi
proporsi dan keharmonisan sehingga menimbulkan kesatuan bentuk, kerumitan,
dan kesungguhan yang menghadirkan suasana dinamis.
Kata kunci: Tapestri, Batik Kontemporer, Busana Artwear
Fashion or style of dress is a phenomenon that will never perish and is always
needed. The author chooses the application of tapestry and contemporary batik as
forms of aesthetic accent on artwear which will be realized as a functional work of
art. Tapestry is considered appealing and gives a simple and straightforward
impression but adds aesthetic value to the work. Tapestry and contemporary batik
applications in artwear are the experimental results of a combination of two
different forms of arts. This innovation work was created with a touch of culture
that was packaged in a modern way. Referring to the title, the creation of this work
is closely related to aesthetics and ergonomics. The author uses the method of
creation by SP. Gustami, tiga tahap-enam langkah (exploration, design and
realization) as the process of creating art works. The embodiment techniques
applied in making the final project are sewing technique, tapestry technique, and
contemporary batik which are applied to the artwear fashion. Through the process
of creation and embodiment, 8 adult female artwear fashion works are created with
beauty in terms of proportion and harmony so as to create a unity of form,
complexity, and sincerity that presents a dynamic atmosphere.
Keyword: Tapestry, Contemporary Batik, Artwear Fashion
4
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Fashion menjadi suatu fenomena yang tidak akan pernah mati dan
selalu dibutuhkan. Maka dari itu, inovasi akan terus dibutuhkan guna
terciptanya kreativitas baru. Pakaian tidak hanya mengenai pakaian yang
dikenakan, tetapi juga memiliki nilai estetika, peran dan makna sehingga
layak disebut sebagai karya seni. Perbedaan dan kebebasan dalam
berekspresi menyebabkan karya seni yang tercipta pada era ini hampir tidak
ada batasannya. Oleh karena itu, penulis memilih aplikasi tapestri
kontemporer sebagai bentuk aksen estetik pada artwear. Busana yang akan
diwujudkan mengarah pada desain modern sebagai sebuah karya seni
fungsional. Aplikasi tapestri dan batik kontemporer pada artwear
merupakan hasil eksperimental kombinasi dua bentuk karya seni yang
berbeda. Karya inovasi ini diciptakan dengan sentuhan budaya yang
dikemas secara modern sehingga menghasilkan karya yang berbeda dengan
karya yang telah tercipta sebelumnya.
Penulis tertarik menjadikan tapestri kontemporer sebagai sumber ide
penciptaan juga demi meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap
eksistensi seni tapestri. Penulis ingin lebih memperkenalkan seni tapestri
kepada masyarakat terutama kaum muda ke dalam bentuk lain dengan
menginovasikannya supaya seni tapestri tidak mengalami kelumpuhan.
Pemilihan tapestri sebagai bentuk aksen dianggap menarik karena tapestri
memberikan kesan sederhana dan lugas namun menambah nilai estetika
pada suatu karya. Tapestri pada artwear diharapkan dapat menonjolkan
nilai autentik dan memunculkan kesan kriya atau do it yourself karena
merupakan karya seni buatan tangan yang tidak diproduksi massal.
2. Rumusan Penciptaan
Bagaimana proses pembuatan dan wujud hasil karya aplikasi tapestri
motif garis pada busana artwear?
3. Metode Penciptaan
Tugas Akhir Karya Seni ini menggunakan metode penciptaan seni
kriya yang terdiri dari tiga tahapan yaitu; eksplorasi, perancangan, dan
perwujudan (Gustami, 2007: 329).
B. Hasil dan Pembahasan
1. Eksplorasi
Pada tahap eksplorasi, penulis mencari inspirasi dari sumber ide yang
berhubungan dengan pengamatan yang ada. Pengamatan tersebut
dilakukan untuk memperoleh pengetahuan mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan sumber inspirasi penciptaan karya seni dan proses
penciptaan yang akan dijalani. Penulis melakukan pengamatan secara
visual tentang tapestri dan artwear untuk merangsang tumbuhnya
kreativitas dan imajinasi untuk mendapatkan bentuk-bentuk yang kreatif,
personal dan original.
2. Perancangan
Pada tahap perancangan, penulis membuat rancangan sketsa tapestri
dan artwear. Pencarian bentuk dilakukan dengan membuat sket-sket,
kemudian dipilih beberapa sket yang baik sehingga dapat diwujudkan
5
menjadi karya. Hal terpenting untuk mencapai karya seni ini adalah
bagaimana menghasilkan desain aplikasi tapestri dan batik kontemporer
pada artwear yang baik.
3. Perwujudan
Tahap perwujudan merupakan proses penciptaan karya dengan ide
atau gagasan yang sudah dianggap matang, sehingga proses selanjutnya
dapat dikerjakan dengan teknik yang dipilih. Dalam kegiatan perwujudan
penulis mengaplikasikan tapestri dengan bahan, teknik, bentuk, dekorasi,
dan warna yang tepat untuk diterapkan pada pada artwear sehingga menjadi
karya seni.
a. Bahan dan Alat Dasar Busana Artwear
Bahan yang digunakan adalah kain denim, kain primisima, kain
tule, dan kain organdi yang dilakukan dengan teknik jahit
b. Bahan dan Alat Batik Kontemporer
Bahan yang digunakan adalah kain primisima, malam/lilin,
pewarna napthol, yang dilakukan dengan teknik batik dan peralatan
batik.
c. Bahan dan Alat Tapestri
Bahan yang digunakan adalah benang akrilik, benang katun, dan
benang rajut yang dilakukan dengan teknik tapestri menggunakan alat
weaving lom kit.
4. Proses Berkarya
a. Proses Pembuatan Dasar Busana Artwear
Membuat dan memotong pola dengan menggunakan sistem praktis
ukuran M sesuai dengan desain busana. Menandai kampuh jahitan
dengan kapur jahit. Menjahit kain yang telah dipotong dan ditandai,
dengan mesin jahit. Finishing dengan merapikan jahitan dan benang.
b. Proses Pembuatan Batik Kontemporer
Mbatik, menempelkan malam/lilin pada kain menggunakan kuas
guna menutup kain yang dibiarkan putih. Medel, mencelup kain yang
telah dibatik ke pewarna AS Biru BB. Nembok, menempelkan
malam/lilin pada kain menggunakan kuas guna menutup bagian yang
dibiarkan berwarna biru muda. Medel, mencelup kain yang telah dibatik
ke pewarna AS Biru B. Nglorod, menghilangkan malam/lilin dengan
air mendidih dengan soda abu kemudian dijemur dengan diangin-
anginkan.
c. Proses Pembuatan Tapestri
Pasang benang lungsin (menggunakan benang katun praktis) pada
alat tenun. Menenun dengan benang pakan sesuai desain yang telah
dibuat. Finishing, melapis tenunan dengan kain viselin, melepas
tenunan dari alat tenun dan merapikan hasil tenunan.
5. Hasil Karya
Secara unity (kesatuan) dari semua visual bentuk dan warna, kesatuan
busana dapat dilihat dari penyusunan ataupun penempatan pada bidang
tertentu. Penempatan tapestri dan batik kontemporer diposisikan sebagai
interest, dalam posisi yang seimbang dan harmonis pada busana. Kesatuan
wujud visual tapestri tersebut juga diperoleh dari penerapan warna. Secara
complexity (kerumitan), karya yang bersangkutan tidak sederhana sekali.
6
Karya ini mengandung unsur yang berlawanan dan perbedaan-perbedaan
yang halus pada tapestri dan batik kontemporer yang memiliki kerumitan
unsur-unsur tersendiri. Kerumitan terdapat dalam bentuk busana, motif
batik kontemporer, dan jalinan benang pada tapestri. Secara intensity
(kesungguhan), karya busana mempunyai suatu kualitas tertentu yang
menonjol sehingga bukan sekedar sesuatu yang kosong. Perpaduan antara
tapestri dan batik kontemporer menjadi suatu kesungguhan dalam karya
busana artwear.
a. Karya 1
Gb.1. Peachy Weavy, 2019
Busana Artwear (sumber: Annisa Asyabilla)
Bentuk dasar busana ini adalah dolman dress, berbahan dasar kain
denim warna blue black. Busana ini menggunakan sabrina neckline.
Lengan pada busana ini berbentuk asymmetrical sleeves, dimana
bentuk lengan kanan dan kiri berbeda. Lengan kiri pun menggunakan
bahan kain batik kontemporer dengan bentuk elbow cape sleeve.
Bagian belakang busana menggunakan invisible zipper. Pada bagian
bawah busana terdapat kain batik kontemporer motif lengkung dengan
nuansa biru dan layered skirt dari kain tule putih. Tapestri pada busana
ini bermotif garis lengkung dan lurus. Terdapat nuansa ungu, merah
muda, dan putih pada tapestri, pernak-pernik, dan headpiece yang
terbuat dari rangkaian pom-pom.
b. Karya 2
Gb.2. I Weave You, 2019
Busana Artwear (sumber: Annisa Asyabilla)
7
Bentuk dasar busana ini adalah princesse dress, berbahan dasar
kain denim warna blue black. Busana ini menggunakan asymmetrical
neckline, terdapat sudut segitiga pada garis leher. Lengan pada busana
ini berbentuk layered cap circular sleeve, menggunakan bahan kain
tule putih. Pada bagian dada terdapat waist dart dan kain batik
kontemporer motif lengkung dengan nuansa biru. Bagian belakang
busana menggunakan invisible zipper. Busana menggunakan
asymmetrical skirt, terdapat perbedaan panjang pada bagian bawah
busana. Tapestri pada busana ini bermotif garis lengkung. Terdapat
nuansa biru muda, abu-abu, kuning mustard, dan putih pada tapestri.
Terdapat juga pernak-pernik dan anting yang terbuat dari rangkaian
pom-pom.
c. Karya 3
Gb.3. Beweaves Me, 2019
Busana Artwear (sumber: Annisa Asyabilla)
Bentuk dasar busana ini adalah charleston dress, berbahan dasar
kain denim warna blue black. Busana ini menggunakan V neckline
dengan asymmetrical notched collar. Terdapat perbedaan ukuran pada
kerah kanan dengan kerah kiri. Busana ini armscye no sleeve dan
bagian depan busana menggunakan ritsleting dan kancing. Pada bagian
kiri busana terdapat kain batik kontemporer motif lengkung dengan
nuansa biru dan pernak-pernik dari plywood berbentuk boho berbahan
benang katun dan pom-pom. Bagian bawah busana ini adalah layered
asymmetrical skirt berbahan kain tule putih. Tapestri pada busana ini
bermotif garis lengkung dan lurus. Terdapat nuansa cokelat tua, kuning
muda, dan putih.
d. Kriya 4
Bentuk dasar busana ini adalah overlay pantsuit, berbahan dasar
kain denim warna blue black. Busana ini menggunakan V neckline
dengan asymmetrical collar. Terdapat perbedaan pada bagian kiri kerah
menggunakan kain batik kontemporer motif lengkung dengan nuansa
biru. Busana ini menggunakan elbow length roll up sleeve, pada bagian
yang digulung menggunakan batik kontemporer. Bagian depan busana
berbentuk asymmetrical crotch – rule of tumb dan terdapat pernak-
pernik dari pom-pom. Bagian bawah busana ini adalah flare trousers
dihiasi dengan layered kain tule putih. Tapestri pada busana ini
8
bermotif garis dan lurus dengan nuansa cokelat tua, maroon, merah
muda, dan putih.
Gb.4. Unbeweaveable, 2019
Busana Artwear (sumber: Annisa Asyabilla)
e. Karya 5
Gb.5. Aweavesome, 2019
Busana Artwear (sumber: Annisa Asyabilla)
Bentuk dasar busana ini adalah skirtsuit, berbahan dasar kain denim
warna blue black. Busana ini menggunakan straight across neckline
batik kontemporer pada garis leher. Lengan pada busana ini berbentuk
elbow cape sleeve. Bagian belakang busana menggunakan ritsleting.
Busana menggunakan asymmetrical tube wrap skirt, kombinasi dari
kain batik kontemporer motif lengkung dengan nuansa biru dan kain
tule putih. Terdapat juga kancing dan pernak-pernik yang terbuat dari
rangkaian pom-pom. Pada bagian dada terdapat tapestri model circular
dengan nuansa cokelat tua, cokelat muda, maroon, kuning mustard, dan
putih.
f. Karya 6
Bentuk dasar busana ini adalah trapezze dress, berbahan dasar kain
denim warna blue black. Busana ini menggunakan high neckline dan
turtle neck collar. Lengan pada busana ini berbentuk asymmetrical
elbow length cape dan butterfly sleeve. Batik kontemporer membentuk
9
sidetie scarves. Bagian belakang busana menggunakan invisible zipper.
Busana menggunakan layered asymmetrical skirt dengan finishing
teknik wolsum. Terdapat juga headpiece dari rangkaian pom-pom. Pada
bagian dada terdapat tapestri lengkung dengan nuansa hitam, abu-abu,
putih, dan pernak-pernik dari plywood berbentuk boho berbahan
benang katun dan pom-pom.
Gb.6. Weavelous, 2019
Busana Artwear (sumber: Annisa Asyabilla)
g. Karya 7
Gb.7. Weavetacular, 2019
Busana Artwear (sumber: Annisa Asyabilla)
Bentuk dasar busana ini adalah princesse dress, berbahan dasar
kain denim warna blue black. Busana ini menggunakan square neckline
dan waist dart. Lengan pada busana ini berbentuk layered cap circular
sleeve, menggunakan bahan kain tule putih. Bagian belakang busana
menggunakan invisible zipper. Busana menggunakan wrap
asymmetrical skirt, kombinasi dari kain batik kontemporer dan kain
tule putih. Tapestri pada busana ini bermotif garis lengkung dengan
nuansa cokelat tua, cokelat muda, dan putih. Terdapat juga pernak-
pernik yang terbuat dari rangkaian pom-pom, dan headpiece dari
tapestri pada plywood.
10
h. Karya 8
Gb.8. Weavesthetic, 2019
Busana Artwear (sumber: Annisa Asyabilla)
Bentuk dasar busana ini adalah jumpsuit, berbahan dasar kain
denim warna blue black. Busana ini menggunakan v neckline dengan
asymmetrical notched collar. Terdapat perbedaan pada bagian kiri
terdapat kerah dan bagian kanan menggunakan selempang sebagai alas
tapestri. Bagian dada kiri menggunakan kain batik kontemporer motif
lengkung dengan nuansa biru. Busana ini merupakan armscye no sleeve
atau tanpa lengan. Bagian depan busana menggunakan invisible zipper
dan kancing. Bagian bawah busana ini berbentuk wide leg trouser
kombinasi dari kain organdi biru muda dan kain batik kontemporer.
Tapestri pada busana ini bermotif garis dan lurus dengan nuansa cokelat
tua, cokelat muda, dan putih.
C. Kesimpulan
Terinspirasi dari Altuzarra Fall koleksi Joseph Altuzarra dan Suno Pre-
fall milik Chez Suno, penulis ingin mewujudkan eksperimental modifikasi dua
bentuk karya seni yang berbeda. Karya inovasi ini diciptakan dengan sentuhan
budaya yang dikemas secara modern sehingga menghasilkan karya yang
berbeda dengan karya yang telah tercipta sebelumnya. Metode pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan estetika dan ergonomi, sedangkan metode
penciptaan yang digunakan ialah metode penciptaan seni kriya tiga tahap-enam
langkah. Dilakukan penjelajahan untuk menggali sumber ide, pengumpulan
data dan referensi, pengolahan dan analisa data. Tahap perancangan dijadikan
acuan dalam proses perwujudan karya. Adapun kegiatan perancangan dimulai
dengan memvisualisasikan hasil dari penjelajahan atau analisa data kedalam
berbagai alternatif sketsa untuk kemudian ditentukan sketsa terpilih sebagai
acuan. Tahap perwujudan mewujudkan rancangan terpilih menjadi model
prototipe sampai ditemukan kesempurnaan karya sesuai dengan desain. Penulis
menggabungkan kain denim, kain organdi, kain tule, kain primisima, benang
katun, dan benang akrilik menjadi sebuah kesatuan busana artwear. Teknik
yang digunakan pada karya ini adalah teknik menjahit, membatik, dan tenun
tapestri. Melalui proses penciptaan dan perwujudan, terciptalah 8 karya busana
artwear wanita dewasa. Kalkulasi biaya pun dilakukan pada setiap karya yang
dibuat dengan bentuk tabel dan total keseluruhan biaya.
11
DAFTAR PUSTAKA
A.A.M. Djelantik, 2006. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: PT. Kiblat Buku
Utama.
A.M, Madyana. 1996. Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Jilid 1.
Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.
Arnheim, Rudolf. 1974. Art and Visual Perception: A Psychology of the Creative
Eye. Berkerley: University of California Press.
Candace, Crockett, dan Johnson Mark, 1997. The Fabric of Life: 150 Years of
Northern California Fiber Art History. San Francisco State University:
College of Creative Art.
Dharsono, Sony Kartika. 2007. Estetika. Jakarta: Rekayasa Sains.
Dwigantara, Agditya. 2011. “Kajian Karya Tapestri Biranul Anas Zaman”. Skripsi
Gelar Sarjana. Universitas Sebelas Maret.
Gustami, Sp. 2007. Butir-Butir Mutiara Estetika Timur, Ide Dasar Penciptaan
Karya, Yogyakarta: Prasistwa.
Kartika, Dharsono Sony dan Nanang Ganda Perwira. 2004. Pengantar Estetika,
Bandung: Rekayasa Sains.
Moeliono, Anton M. (ed.), 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka.
Poespo, Goet. 2000, Teknik Menggambar Mode Busana, Yogyakarta: Kanisius.
Sedjati, Djanjang Purwo. 2004. Ditulis oleh Adi, Zefanya W Ian Satu. 2018.
"Parang Barong sebagai Ide Penciptaan Busana Artwear". Skripsi Gelar
Sarjana. Institut Seni Indonesia.
Szkutnicka, Basia. 2010. Technical Drawing for Fashion. London: Laurence King
Publishing Ltd.
Tarwaka, 2004. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas.
Sakata: UNIBA Press.
12
Webtografi
www.jogja.tribunnews.com/2015/10/26/kdw-lestarikan-seni-tapestri (diakses
penulis pada tanggal 12 Februari 2018, jam 19.54 WIB)
www.livingloving.net/2017/creative/hobby-and-craft/weaving-101-tehnik-dasar/
(diakses penulis pada tanggal 12 Februari 2018, jam 18.55 WIB).
www.thread.zalora.co.id/prediksi-tren-spring-summer-2019-womens-edition-
(diakses penulis pada tanggal 5 Februari 2019, jam 20.05 WIB).
www.vogue.com/fashion-shows/fall-2014-ready-to-wear/altuzarra (diakses
penulis pada tanggal 12 Desember 2018, jam 12.03 WIB).
www.vogue.com/fashion-shows/pre-fall-2015/suno (diakses penulis pada tanggal
12 Desember 2018, jam 12.35 WIB).
www.wikipedia.org/wiki/Tapestry (diakses penulis pada tanggal 12 Februari 2018,
jam 19.00 WIB).