aplikasi fungsi bimbingan karir dan minat siswa

22
Diterima: Januari 2018. Disetujui: Februari 2018. Dipublikasikan: Maret 2018 76 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam Volume 6, Nomor 1, 2018, 76-97 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung https://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/irsyad Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi Sofi Siti Sofiah * Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung * Email : [email protected] ABSTRACT This study describes the method of applying the function of career guidance in SMAN 2 Garut and the relationship of application of career guidance function to the interest of grade XII students to continue education to university. This research used quantitative approach with correlation method. The results showed that the implementation of career guidance functions provided by BK teachers on student interest has a very strong relation. Relationship of career guidance function with student interest to continue education to college has high value which is influenced formative indicators of majors, gender, social media, and extracurricular. Thus the function of career guidance resulted in a positive relationship and can affect in helping and developing the interest of students to continue study to university. Keywords: Career Guidance; Student; Interest; College. ABSTRAK Penelitian ini mendeskripsikan penerapan fungsi bimbingan karir dan hubungan aplikasi fungsi bimbingan karir dengan minat siswa kelas XII di SMAN 2 Garut untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan fungsi bimbingan karir terhadap minat siswa mempunyai hubungan yang sangat kuat. Hubungan fungsi bimbingan karir dengan minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi memiliki nilai yang tinggi yang dipengaruhi indikator formatif yaitu jurusan, gender, sosial media, dan ekstrakulikuler. Dengan demikian fungsi bimbingan karir menghasilkan hubungan yang positif serta dapat mempengaruhi dalam membantu dan mengembangkan minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Kata Kunci: Bimbingan Karir; Siswa; Minat; Perguruan Tinggi.

Upload: others

Post on 24-Nov-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa

Diterima: Januari 2018. Disetujui: Februari 2018. Dipublikasikan: Maret 2018 76

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam Volume 6, Nomor 1, 2018, 76-97

Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung https://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/irsyad

Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi

Sofi Siti Sofiah*

Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung *Email : [email protected]

ABSTRACT This study describes the method of applying the function of career guidance in SMAN 2 Garut and the relationship of application of career guidance function to the interest of grade XII students to continue education to university. This research used quantitative approach with correlation method. The results showed that the implementation of career guidance functions provided by BK teachers on student interest has a very strong relation. Relationship of career guidance function with student interest to continue education to college has high value which is influenced formative indicators of majors, gender, social media, and extracurricular. Thus the function of career guidance resulted in a positive relationship and can affect in helping and developing the interest of students to continue study to university. Keywords: Career Guidance; Student; Interest; College.

ABSTRAK

Penelitian ini mendeskripsikan penerapan fungsi bimbingan karir dan hubungan aplikasi fungsi bimbingan karir dengan minat siswa kelas XII di SMAN 2 Garut untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan fungsi bimbingan karir terhadap minat siswa mempunyai hubungan yang sangat kuat. Hubungan fungsi bimbingan karir dengan minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi memiliki nilai yang tinggi yang dipengaruhi indikator formatif yaitu jurusan, gender, sosial media, dan ekstrakulikuler. Dengan demikian fungsi bimbingan karir menghasilkan hubungan yang positif serta dapat mempengaruhi dalam membantu dan mengembangkan minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Kata Kunci: Bimbingan Karir; Siswa; Minat; Perguruan Tinggi.

Page 2: Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa

Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6 (1) (2018) 76-97 77

PENDAHULUAN

Perkembangan zaman modern ini banyak menimbulkan perubahan-perubahan dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Di samping itu, pertambahan penduduk yang kian hari kian meningkat cukup banyak berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan. Keadaan ini akan menantang individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan kemajuan-kemajuan zaman.

Perubahan dan perkembangan yang disebutkan di atas, akan mengakibatkan bertambahnya jenis-jenis pekerjaan di masyarakat, bertambahnya jenis-jenis pendidikan, pola-pola kehidupan dan sebagainya. Dengan demikian, setiap individu akan menghadapi berbagai masalah seperti masalah penyesuaian diri, masalah pemilihan pekerjaan, masalah pendidikan, masalah sosial, masalah keluarga, masalah keuangan, dan masalah pribadi. Dalam hal ini, individu perlu sekali mendapatkan bantuan agar ia mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sebagai akibat dari perubahan dan kebutuhan untuk bertahan hidup.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2002 jumlah pengangguran terbuka di Indonesia sebanyak 9. 132. 104 jiwa. Dari jumlah tersebut, 41,2 % adalah tamatan SMA, Diploma dan Universitas. Dan dari jumlah pengangguran terbuka tersebut 2. 651. 809 jiwa merasa tidak yakin akan mendapatkan pekerjaan dan 25% diantaranya adalah tamatan SMA, diploma dan universitas.

Para siswa yang tamat dari SMA maupun SMP ada yang tidak melanjutkan pendidikannya, karena sesuatu sebab yang tidak dapat dihindarkan, misal karena kemampuan, biaya tidak ada, ataupun sebab-sebab yang lain. Siswa yang dapat melanjutkan pendidikannya, dari SMA ke perguruan tinggi, dari SMP ke SMA, siswa yang memilih jurusan, semuanya ini agar mendapatkan jurusan atau program studi yang tepat membutuhkan pula bimbingan dari para pembimbing. Dengan demikian seperti telah dipaparkan di depan para siswa baik yang akan melanjutkan pekerjaan, maupun dalam memilih program studi, dan khususnya yang akan langsung terjun ke dunia kerja diperlukan bimbingan karir secara bijaksana (Walgito, 1995: 152).

Siswa SMA rata-rata berusia 15-19 tahun. Pada usia tersebut siswa memiliki minat yang beraneka ragam, salah satunya adalah minat terhadap pendidikan. Minat tersebut secara tidak langsung dapat dipengaruhi oleh orang tua, teman, ataupun lingkungan masyarakat. Minat pada setiap individu berbeda-beda, walaupun ada diantaranya memiliki kecenderungan yang sama.

Lapangan pekerjaan pendidikan yang disebut juga konseling setting sekolah dengan tenaga kerja professional sekarang disebut konselor pendidikan (sebelumnya guru BP) relatif lebih sempit dibanding konseling setting luar sekolah (Arifin, 200: 1087) guru bimbingan karir (guru BK) di setiap sekolahlah sangat berperan dalam membantu siswa untuk dapat menentukan pendidikan yang sesuai

Page 3: Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa

Sofi Siti Sofiah

78 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6 (1) (2019) 76-97

dengan minat dan kemampuannya serta dapat mengarahkan siswa agar memiliki motivasi berprestasi sehingga cita-cita yang diharapkan dapat diwujudkan. Dalam melakukan bimbingan karir, guru bimbingan karir perlu mengetahui pola minat siswanya. Hal ini karena dengan mengetahui pola minat siswa, maka guru tersebut dapat meramalkan kekuatan motivasi yang mungkin dapat diharapkan pada berbagai bidang di sekolah.

Dengan pengenalan diri dan lingkungan, dengan pengambilan keputusan sendiri dan dengan pengarahan diri, akhirnya diharapkan siswa dapat mewujudkan (merealisasikan) dirinya sendiri. Sebagian orang/siswa dalam bertindak akan dipengaruhi oleh berbagai unsur (seperti paksaan, imbalan, dan sebagainya), sehingga kalau analisa secara mendalam, tindakan yang mereka lakukan itu dapat menggambarkan “siapa mereka sebenarnya”. Oleh sebab itu bimbingan berusaha agar siswa-siswa dalam bertindak benar-benar dapat menggambarkan diri mereka yang sebenarnya (Satriah, 2016: 250).

SMAN 2 Garut merupakan salah satu sekolah yang terletak di Kabupaten Garut. Berdasarkan observasi pertama ke lapangan menggambarkan bahwa SMAN 2 Garut sudah menjalankan program BK dengan baik yakni telah di tetapkan jadwal waktu pembelajaran BK di setiap kelas, dan setiap kelas memiliki program dan pencapaian yang berbeda. Salah satunya untuk kelas XII sudah di terapkan program bimbingan karir untuk mempersiapkan tujuan karir mereka di masa depan.

Kondisi siswa di lapangan menggambarkan bahwa secara empiris, siswa kelas XII membutuhkan bantuan dari orang-orang yang berpengalaman untuk keperluan masa depannya. Usaha siswa untuk mendapatkan hal yang ingin diwujudkan. Sebelum diberikan penerapan bimbingan karir, siswa belum bisa menentukan bakat minat yang dimiliki, penyaluran bakat minat yang dimiliki, merencanakan masa depan dengan pengetahuan yang terbatas terhadap prospek pendidikan dan pekerjaan yang belum diketahui, serta kebingungan siswa dalam memilih pendidikan dan pekerjaan di masa depan agar bisa sesuai dengan bakat dan minatnya sebagai salah satu untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik lagi. Hal tersebut menjadi salah satu alasan adanya penerapan bimbingan karir.

Hasil penelitian fungsi bimbingan karir pada bimbingan karir memang tidak sepenuhnya berkontribusi. Akan tetapi dilihat dari kegunaan fungsi bimbingan karir berperan untuk memperkenalkan pendidikan, memperkenalkan tentang dunia kerja, membantu mengetahui minat dan kemampuan, membantu dalam mengambil keputusan, membantu menyesuaikan diri, dan mengembangkan sikap.

Hal tersebut menjadi salah satu alasan fungsi bimbingan karir diterapkan dalam sebuah bimbingan. Dari hasil di atas dapat menggambarkan kondisi dari fungsi bimbingan karir di SMAN 2 Garut dengan demikian dapat diketahui sejauh

Page 4: Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa

Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6 (1) (2018) 76-97 79

mana fungsi bimbingan karir diterapkan. Hasil pengujian mengenai fungsi bimbingan karir, mungkin akan timbul

pertanyaan mengenai minat siswa kelas XII untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dari hasil pembelajaran dengan menggunakan fungsi bimbingan karir bagaimana perkembangan siswa terhadap minatnya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, maka dari itu peneliti ingin mengetahui gambaran mengenai perkembangan minat siswa terhadap pendidikan di perguruan tinggi dengan adanya faktor internal dari siswa tersebut yakni dengan memiliki motivasi untuk belajar, kesempatan peluang. Adanya cita-cita siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi lagi sebagai sarana untuk menjadikan dia menjadi seorang ahli pada bidang yang ditekuninya. Keinginan siswa untuk hidup mandiri, menciptakan masa depan lebih baik lagi, menjadi seseorang yang profesional dalam pekerjaan yang disukai. Semua itu tidak lepas dari dukungan orang tua, guru sekolah, serta dari kakak-kakak kelas mereka yang berhasil sebagai contoh yang baik untuk adik kelasnya, selaras dengan pelaksanaan bimbingan karir yang dilaksanakan atau yang diberikan oleh guru BK di SMAN 2 Garut bahwa dalam layanan bimbingan karir meliputi: tahap penyaluran, pemantapan, serta membantu siswa dalam perencanaan yang sesuai bakat minat serta kemampuan yang dimiliki, memberikan pemahaman tentang pendidikan di perguruan tinggi, pengetahuan tentang dunia kerja, dan pengetahuan tentang berkeluarga. Selain guru BK berperan aktif dalam membantu siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, ada peran para alumni yang memberikan motivasi dan gambaran di perguruan tinggi. Kemudian setelah itu, guru BK mencari informasi dan sekaligus bekerjasama dengan beberapa universitas untuk melengkapi memberikan layanan bimbingan karir pada siswa kelas XII.

Dalam keadaan normal, terdapat beberapa alternative karir atau pendidikan yang salah satu diantaranya akan dipilih untuk ditekuni. Para siswa harus mampu mengambil keputusan dalam hal memilih suatu pendidikan berdasarkan pemahaman baik tentang diri dan situasi hidupnya di era pembangunan. Proses ini disebut sebagai penjurusan.

Penjurusan ini merupakan suatu proses yang akan menentukan keberhasilan para siswa, baik pada waktu belajar di SMA maupun di perguruan tinggi. Hal ini menjadikan bimbingan karir penjurusan atau bimbingan karir. Penelitian berfokus pada siswa kelas XII, disebabkan siswa tersebut telah diberikan program bimbingan karir untuk membantu mereka dalam memilih jurusan di perguruan tinggi.

Kesulitan-kesulitan untuk mengambil keputusan karir akan dapat dihindari manakala siswa memiliki sejumlah informasi yang memadai tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia karirnya. Maka seorang siswa membutuhkan bantuan bimbingan dari guru pembimbing yang ada di sekolah, guna memperoleh

Page 5: Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa

Sofi Siti Sofiah

80 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6 (1) (2019) 76-97

pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentang berbagai kondisi dan karakteristik diri. Kekurangtahuan dan kekurangpahaman tersebut sering membuat mereka kehilangan kesempatan, salah pilih jurusan, salah pilih pekerjaan, dan tidak dapat meraih kesempatan dengan baik sesuai dengan cita-cita, bakat, minat, berbagai kekuatan serta kelemahan yang ada dalam diri individu tersebut (Setyowati dan Nursalim, 2015: 2).

Agar terhindarkan dari permasalahan tersebut maka para siswa perlu dibekali dengan informasi yang cukup dan akurat. Pemberian layanan informasi studi lanjut bertujuan membantu peserta didik agar dapat memahami diri dan lingkungannya. Seperti kondisi sosio-kultural, pasar kerja, persyaratan, jenis dan prospek pekerjaan, serta hal-hal lainnya yang bersangkutan dengan dunia kerja. Sehingga pada akhirnya siswa dapat membuat atau mengambil keputusan secara tepat dan terbaik bagi masa depannya terutama berkaitan dengan rencana karir yang akan ditempuhnya kelak.

Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan aplikasi fungsi bimbingan karir dengan minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada Siswa Kelas XII (Penelitian di SMAN 2 GARUT Jalan Guntur No. 3 Telp/ Faks (0262) 455010 Leles-Garut 44152).

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu pertama bagaimana penerapan Fungsi bimbingan karir di SMAN 2 Garut? kedua, bagaimana minat siswa kelas XII untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi? ketiga, Apakah terdapat hubungan positif antara aplikasi fungsi bimbingan karir dengan minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi?

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian untuk memecahkan permasalahan-permasalahan dengan bentuk angka di analisis menggunakan statistik dan diinterpretasikan melalui tulisan. Dalam hal ini mengenai hubungan fungsi bimbingan karir dengan minat siswa melankjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII di SMAN 2 Garut.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian korelasional. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya hubungan antara fungsi bimbingan karir dengan minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa angka-angka, kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus statistik. Sebagaimana dijelaskan Nana Sudjana dan Ibrahim (2007: 77) menjelaskan mengenai pengertian dari metode penelitian korelasional, “studi korelasi mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Metode ini

Page 6: Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa

Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6 (1) (2018) 76-97 81

dipandang tepat karena karakteristiknya, sebab penelitian kolerasional merupakan salah satu strategi dlam sebuah penelitian kuantitatif.

LANDASAN TEORITIS

Dalam proses pendidikan diperlukan berbagai kegiatan penunjang, diantaranya kegiatan bimbingan dan konseling. Agar pelaksanaan bimbingan dan konseling lebih efektif sesuai dengan harapan pemakai jasanya (Klien), dapat dilaksanakan berbagai alternatif model bimbingan dan konseling. Salah satu diantaranya, bimbingan dan konseling untuk membantu siswa mewujudkan diri menjadi khalifah fil ardh, dapat dilaksanakan oleh guru pembimbing atau konselor (Deviyarni, 2009: 3).

Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan potensi-potensinya demi kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial (Hallen, 2002: 3).

Menurut Crow & Crow, bimbingan merupakan bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau perempuan yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri (Prayitno, 2008: 94).

Kewajiban setiap manusia untuk saling membantu atau tolong menolong termaktub dalam Al-Qur’an Q.S. Al-Maidah 2:

“Hendaknya kalian, wahai orang-orang Mukmin, saling menolong dalam berbuat baik dan dalam melaksanakan semua bentuk ketaatan dan jangan saling menolong dalam berbuat kemaksiatan dan melanggar ketentuan-ketentuan Allah. Takutlah hukuman dan siksa Allah, karena siksa-Nya amat kejam bagi orang-orang yang menentang-Nya.” (Qur’an Terjemah, 2010: 106). Ayat ini mewajibkan orang-orang mukmin tolong menolong sesama mereka

dalam berbuat kebaikan dan bertakwa untuk kepentingan dan kebahagiaan mereka. Dilarang tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran serta memerintahkan supaya tetap bertakwa kepada Allah agar terhindar dari siksaan-Nya yang sangat berat (Depag RI, 2010: 352). Ini merupakan hal yang vital bagi seorang pendidik terutama pembimbing-konselor untuk membantu peserta didik agar memperoleh kebahagiaan dan kepuasan dalam menjalani kehidupan.

Bimbingan karir merupakan proses bantuan kepada individu untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan apa yang ada dalam diri individu yang akan membuat individu tersebut merasa senang dengan penuh kegembiraan bila apa yang didapatkannya itu memang sesuai dengan keadaan dirinya, sesuai dengan kemampuannya, sesuai dengan minatnya (Walgito, 2010: 151).

Page 7: Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa

Sofi Siti Sofiah

82 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6 (1) (2019) 76-97

Menurut Mohammad Surya dan Rochman Natawidjaya (1995), layanan bimbingan karir adalah suatu proses pemberian bantuan yang bersifat terus menerus dan sistematis dan pembimbing kepada yang dibimbing (siswa) agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.

Menurut Hallen (2002: 34) bahwa fungsi bimbingan karir sering diartikan sebagai sifat bimbingan. Fungsi utama bimbingan karir dibagi menjadi dua, yaitu: (a) Fungsi penyaluran, meliputi memperkenalkan kepada siswa pendidikan dan pekerjaan, memperkenalkan pada siswa kemampuan dan minat serta keterbatasannya, dan membantu siswa pada suatu saat untuk memilih dan memutuskan; (b) Fungsi penyesuaian, meliputi emberikan bantuan pada siswa untuk memperoleh penyesuaian pribadi dan memberikan bantuan pada siswa untuk memperoleh kemajuan dalam perkembangannya secara optimal.

Fungsi ini dilaksanakan dalam rangka membantu siswa/i untuk mengidentifikasi, memahami, menghadapi, dan memecahkan masalah-masalahnya.

Dalam memberikan fungsi bimbingan karir, bukan hanya memberi informasi saja atau diarahkan pada satu tujuan atau dalam bentuk dilayani dan dipimpin melainkan dengan jalan diberi bantuan untuk mengerti, memahami dan mengembangkan potensi-potensi. Potensi-potensi ini meliputi bakat, minat, dan kemampuan.

Membuat keputusan karir (career decision-making) merupakan proses kesepakatan antara individu yang membuat keputusan atau dengan keadaan di sekitar (Swanson dan Archiardi dikutip dalam Gati dan Levin, 2014). Keputusan karir berarti keyakinan siswa memilih jurusan pendidikan dan membuat pilihan karir (Gati dan Levin, 2014). Dari data yang dijelaskan di atas bahwa beberapa diantara kebingungan siswa dalam mengambil keputusan karir dipengaruhi oleh pikiran negatifnya seperti keraguan terhadap pilihannya, merasa banyak saingan untuk masuk perguruan tinggi dan ketakutan nilai akademik yang dimiliki tidak mencukupi untuk pilihan jurusan yang diminati (Aqmarina, 2017: 22)

Banyaknya kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan bimbingan karir, pembimbing di sekolah perlu megumpulkan data tentang siswa/i serta mengumpulkan informasi selengkapnya tentang semua jenis pekerjaan yang aktual, persyaratan-persyaratan dan kesempatan kerja yang tersedia. Di samping itu, pembimbing di sekolah sebaiknya perlu bekerja sama dengan lembaga-lembaga tertentu, baik untuk mencari informasi, penyaluran pemilihan pekerjaan maupun dalam usaha memungkinkan adanya kesempatan bagi siswa/i untuk mengembangkan bakat dan mintanya. Keberhasilan siswa dalam pemilihan karir

Page 8: Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa

Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6 (1) (2018) 76-97 83

yang tepat bukan suatu hal yang mudah dilakukan. Agar siswa mengambil keputusan yang tepat dalam jurusan kuliahnya diperlukan sebuah intervensi yang dapat membantu siswa dalam menetapkan pilihan karirnya (Aqmarina, 2017: 23).

Walaupun secara formal pendidikan karir belum dikenal dalam dunia pendidikan sekolah di Indonesia, namun masyarakat Indonesia mengenal apa yang disebut bimbingan karir, dimana bimbingan karir merupakan bagian dari pendidikan karir. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Winkel & Hastuti (2010: 673) bahwa menurut konsepsi pendidikan karir, bimbingan karir merupakan bagian integral dari keseluruhan program pendidikan karir. Seluruh kegiatan bimbingan karir melengkapi usaha-usaha pendidikan karir yang lain.

Kebutuhan bimbingan karir di sekolah akan jauh besar dari pada kebutuhan psikoterapi. Bimbingan karir akan menggarap dunia dalam dan luar individu secara keseluruhan. Bimbingan karir dapat bersifat terapeutik atau berfungsi sebagai penyembuhan. Penyesuaian karir berhubungan erat dengan penyesuaian priibadi, bahkan penyesuaian karir secara langsung berhubungan dengan penyesuaian pribadi. Super mengungkapkan bahwa dengan membantu membebaskan ketegangan, mengklarifikasi perasaan, memberi wawasan, membantu memperoleh sukses dan mengembangkan perasaan kompetensi dalam suatu wilayah penyesuaian jabatan, memungkinkan individu menguasai aspek kehidupan lain secara tepat. Dengan demikian penyesuaian dalam penyesuaian diri secara keseluruhan (Faridah, 2012: 201).

Dengan demikian bimbingan karir atau bimbingan jabatan merupakan salah satu wujud upaya pendidikan karir atau pendidikan jabatan, dan harus sama-sama berorientasi pada pendampingan proses perkembangan karir manusia muda.

David Tiedeman mengemukakan bahwa karir diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan, yang dipegang oleh orang/seseorang seumur hidupnya (Winkel 2007: 673).

Kewajiban setiap manusia untuk terus bekerja keras untuk masa depannya termaktub dalam Al-Qur’an Q. S Asy Syarh:7. Firman Allah Swt “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” (Depag RI, 2010: 596).

Pada ayat tersebut Allah memerintahkan bila telah selesai mengerjakan suatu amal perbuatan, maka hendaklah beliau mengerjakan amal perbuatan lainnya. Sebab, dalam keadaan terus beramal, beliau (Nabi Muhammad Saw) akan menemui ketenangan jiwa dan kelapangan hati. Ayat ini menganjurkan agar Nabi saw tetap rajin dan terus menerus tekun beramal (Depag RI, 2010: 705). Jadi, ayat ini memberikan suatu nasehat kepada kita apabila sudah selesai menyelesaikan pendidikan seperti sekolah menengah, maka kita harus terus beramal kebaikan. Dalam melakukan amal kebaikan itu terdapat banyak cara salah satunya yaitu dengan bekerja, melanjutkan pendidikan lanjutan, kursus, dll.

Page 9: Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa

Sofi Siti Sofiah

84 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6 (1) (2019) 76-97

Minat berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku. Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak di bawa sejak lahir, melainkan melalui proses (Djaali, 2001: 121).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 744) minat adalah “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah keinginan”. Sedangkan menurut Slameto (2003: 57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian karena perhatian bersifat sementara (tidak dalam waktu lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang. Sedangkan minat selalu diikuti perasaan senang dan disitu diperoleh kepuasan.

Minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi yang di maksud adalah suatu sikap kecenderungan yang dimiliki seorang individu atau siswa yang terfokus pada obyek dengan penuh perhatian dan diiringi perasaan senang untuk memilih perguruan tinggi sebagai kelanjutan pendidikan demi mencapai kesejahteraan seperti yang di cita-citakan setelah tamat SMA nantinya.

Menurut Muhibin Syah (2009: 175) minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah ketertarikan siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi yang tumbuh secara sadar dalam diri siswa tersebut. Ketertarikan tersebut menyebabkan siswa memberikan perhatian yang lebih terhadap perguruan tinggi yang akan mereka masuki. Menurut Muhibin Syah (2009: 177) minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk memilih perguruan tinggi sebagai kelanjutan setelah lulus sekolah menengah yang ditandai dengan perasaan senang, adanya keinginan, perhatian, dorongan dan kemauan, kebutuhan dan harapan.

Minat dapat didefinisikan secara sederhana yaitu kecenderungan individu (siswa) untuk memusatkan perhatian rasa lebih suka dan rasa ketertarikan terhadap suatu objek atau situasi tertentu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat menurut Moh. Surya (dalam Walgito dan Bimo 2010: 153) yaitu faktor internal (dalam diri sendiri) meliputi motivasi, cita-cita, dan keinginan dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya minat dan faktor eksternal (faktor lingkungan) yang mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi adalah pengaruh dari lingkungan yang bisa menimbulkan minat siswa terhadap perguruan tinggi sehingga memilih perguruan tinggi sebagai kelanjutan studinya. Menurut Muhibbin Syah (2009:137) faktor eksternal siswa juga terdiri dari dua macam yakni lingkungan sosial dan non sosial. Lingkungan sosial terdiri

Page 10: Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa

Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6 (1) (2018) 76-97 85

dari lingkungan sosial dan lingkungan sekolah. Minat secara ekstrinsik menurut Jone A. J. (dalam Haryanto, 1999)

dipengaruhi oleh orang tua atau wali, teman-teman sekolahnya, teman-teman bermainnya, media masa atau guru di sekolahnya. Sedangkan menurut Wiji Suwarno (2006: 39) faktor lingkungan diantaranya terdiri dari lingkungan keluarga, dan sekolah.

Jadi, pada dasarnya yang berpengaruh terhadap perkembangan siswa yaitu proses pendidikan di sekolah yang digunakan sebagai bekal untuk diterapkan dalam kehidupan di lingkungan masyarakat. Seorang guru dalam proses pendidikan juga dapat memberikan motifasi dan dorongan terhadap siswa dalam menumbuhkan minatnya. Pemberian pendapat atau tanggapan tentang perguruan tinggi kepada siswa dapat memberikan dorongan terhadap minat siswa ke perguruan tinggi.

Lingkungan sekolah ini dapat mempengaruhi minat siswa dalam melanjutkan sekolah setelah SMA. Lingkungan sekolah dapat membekali informasi-informasi tentang kelanjutan studi setelah SMA. Sehingga hal tersebut mempunyai andil dalam mendorong minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai, baik tujuan yang dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk secara khusus untuk memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi. Begitu juga dikarenakan pendidikan merupakan bimbingan terhadap perkembangan manusia menuju ke arah cita-cita tertentu, maka yang merupakan masalah pokok bagi pendidikan ialah memilih arah atau tujuan yang ingin dicapai (Hasbullah, 2005: 10).

Perguruan tinggi merupakan lanjutan setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah menengah atas. Ada beberapa faktor yang mendorong seseorang melanjutkan studi ke perguruan tinggi yaitu keinginan meningkatkan kemampuan diri secara akademik sehingga memperbesar peluang kerja, kebutuhan untuk memenuhi tuntutan dunia usaha demi kesejahteraan hidup dan perhatian dalam memperdalam ilmu agar lebih bisa mandiri melaui pendidikan yang lebih tinggi.

Siswa yang memiliki minat akan mampu mengantisipasi setiap tantangan yang muncul terhadap dirinya dan berusaha untuk mencari beberapa alternative jawaban yang lebih baik. Minat siswa dalam melanjutkan pendidikan muncul dari diri mereka sendiri sangat ditentukan oleh minat dan bakat siswa yang dimiliki.

Berdasarkan fungsi bimbingan karir secara umum yakni dalam rangka membantu siswa/i untuk mengidentifikasi, memahami, menghadapi, dan memecahkan masalah-masalahnya.

Fungsi Penyaluran dan fungsi penyesuaian, guna untuk memperkenalkan

Page 11: Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa

Sofi Siti Sofiah

86 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6 (1) (2019) 76-97

kepada siswa pendidikan dan pekerjaan, memperkenalkan pada siswa kemampuan dan minat serta keterbatasannya, membantu siswa pada suatu saat untuk memilih dan memutuskan, memberikan bantuan pada siswa untuk memperoleh penyesuaian pribadi, dan memberikan bantuan pada siswa untuk memperoleh kemajuan dalam perkembangannya secara optimal.

Adapun, tujuan umum bimbingan karir yakni membantu siswa dalam pemahaman dirinya dan lingkungannya, dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengarahan kegiatan-kegiatan yang menuju kepada karir dan cara hidup yang akan memberikan rasa kepuasan karena sesuai, serasi, dan seimbang dengan dirinya dan lingkungannya, maka sudah semestinya bahwa pelaksanaan bimbingan karir yang dilaksanakan secara terpadu akan mampu memberikan dorongan kepada siswa untuk terus meningkatkan kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan dan pengarhan-pengarahan kegiatan kepada karirnya nanti.

Pada saat ini persaingan global sedang mengalami masa puncak sehingga individu dituntut mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk bisa bertahan di dalam persaingan tersebut. Pendidikan yang hanya sebatas Sekolah Menengah Atas tidak secara maksimal mengisi diri dengan berbagai keahlian-keahlian khusus seprti yang diharapkan siswa, pendidikan di SMA hanya ditekankan penguasaan materi secara umum. Berbeda halnya dengan Pendidikan yang diselenggarakan di SMK yang khusus telah dirancang kurikulum yang berorientasi dengan dunia karir secara langsung sehingga setelah menamatkan pendidikan siswa mampu menghadapi dunia karir secara nyata.

Peran sekolah sangat dituntut dalam hal ini, terutama Konselor sekolah. Konselor sekolah harus inisiatif dan kreatif dalam memberikan pelayanan kepada siswanya. Semua pelayanan memiliki tujuan masing-masing. Berkenaan dengan pelaksanaan bimbingan karir, konselor sekolah bisa menggunakan 9 jenis layanan yang tercakup dalam BK. Dengan pelaksanaan yang maksimal maka secara umum fungsi pelaksanaan bimbingan karir yang telah dirumuskan mampu terlaksnan, terutama yang berkenaan dengan pelaksanaan bimbingan karir dalam memberikan motivasi kepada siswa agar memiliki minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi guna menambah kompetensi dan wawasan ynag merupakan tuntutan untuk memasuki dunia karir.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peranan Fungsi Bimbingan Karir

Hasil perhitungan menggunakan SPSS, diperoleh median atau nilai tengah dari sebaran data pada penelitian ini sebesar 18. Hal ini menunjukan keseluruhan hasil

Page 12: Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa

Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6 (1) (2018) 76-97 87

sebaran data jika dibagi sama rata maka nilai fungsi bimbingan karir 50% subjek berada di atas 18 sedangkan 50% lagi berada di bawah 18 nilai minimum dan maximum menunjukan bahwa nilai paling kecil dalam penelitian ini (fungsi bimbingan karir) adalah 11 dan nilai paling besar adalah 35. Selanjutnya untuk mengetahui tinggi dan rendahnya variabel fungsi bimbingan karir, maka dibuat normalisasi menjadi dua kategori yaitu fungsi bimbingan karir tinggi dan fungsi bimbingan karir rendah. Hal ini dilakukan karena data berdistribusi normal dan berskala ordinal. Dari perhitungan data diperoleh nilai median sebesar 18. Dengan demikian, subjek yang dikatakan fungsi bimbingan karir tinggi apabila mempunyai skor lebih dari 18 dan dikatakan fungsi bimbingan karir rendah apabila mempunyai kurang dari 18. Berdasarkan dari nilai normalisasi tersebut, diketahui bahwa data yang diperoleh dari variabel fungsi bimbingan karir 64 (91%) fungsi bimbingan karir tinggi, 6 (9%) fungsi bimbingan karir rendah.

Tabel 1. Hasil Normalisasi Fungsi Bimbingan Karir

Hasil penelitian fungsi bimbingan karir pada bimbingan karir memang tidak

sepenuhnya berkontribusi. Akan tetapi dilihat dari kegunaan fungsi bimbingan karir berperan untuk: a) memperkenalkan pendidikan. b) memperkenalkan tentang dunia kerja. c) membantu mengetahui minat dan kemampuan. d) membantu dalam mengambil keputusan. e) membantu menyesuaikan diri. f) mengembangkan sikap. Hal tersebut menjadi salah satu alasan fungsi bimbingan karir diterapkan dalam sebuah bimbingan. Dari hasil di atas dapat menggambarkan kondisi dari fungsi bimbingan karir di SMAN 2 Garut dengan demikian dapat diketahui sejauh mana fungsi bimbingan karir diterapkan.

Pengujian mengenai fungsi bimbinga karir, mungkin akan timbul pertanyaan mengenai minat siswa kelas XII untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dari hasil pembelajaran dengan menggunakan fungsi bimbingan karir bagaimana perkembangan siswa terhadap minatnya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, maka dari itu peneliti ingin mengetahui gambaran mengenai perkembangan minat siswa terhadap pendidikan di perguruan tinggi dengan adanya faktor internal dari siswa tersebut yakni dengan memiliki motivasi untuk belajar, kesempatan peluang. Adanya cita-cita siswa untuk melanjutkan pendidikan

Tingkat ∑ %

Tinggi 64 91

Rendah 6 9

∑ 70 100

Page 13: Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa

Sofi Siti Sofiah

88 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6 (1) (2019) 76-97

ke jenjang lebih tinggi lagi sebagai sarana untuk menjadikan dia menjadi seorang ahli pada bidang yang ditekuninya.

Keinginan siswa untuk hidup mandiri, menciptakan masa depan lebih baik lagi, menjadi seseorang yag profesional dalam pekerjaan yang disukai. Semua itu tidak lepas dari dukungan orang tua, guru sekolah, serta dari kakak-kakak kelas mereka yang berhasil sebagai contoh yang baik untuk adik kelasnya, selaras dengan pelaksanaan bimbingan karir yang dilaksanakan atau yang diberikan oleh guru BK di SMAN 2 Garut bahwa dalam layanan bimbingan karir meliputi: tahap penyaluran, pemantapan, serta membantu siswa dalam perencanaan yang sesuai bakat minat serta kemampuan yang dimiliki, memberikan pemahaman tentang pendidikan di perguruan tinggi, pengetahuan tentang dunia kerja, dan pengetahuan tentang berkeluarga. Selain guru BK berperan aktif dalam membantu siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, ada peran para alumni yang memberikan motivasi dan gambaran di perguruan tinggi. Kemudian setelah itu, guru BK mencari informasi dan sekaligus bekerjasama dengan beberapa universitas untuk melengkapi memberikan layanan bimbingan karir pada siswa kelas XII.

Minat Siswa Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi

Perhitungan menggunakan SPSS, diperoleh median atau nilai tengah dari sebaran data pada penelitian ini sebesar 39. Hal ini menunjukan keseluruhan hasil sebaran data jika dibagi sama rata maka nilai minat siswa 50% subjek berada di atas 39 sedangkan 50% lagi berada di bawah 39 nilai minimum dan maximum menunjukan bahwa nilai paling kecil dalam penelitian ini (minat siswa) adalah 26 dan nilai paling besar adalah 90. Selanjutnya untuk mengetahui tinggi dan rendahnya variabel minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, dibuat normalisasi menjadi dua kategori yaitu minat siswa tinggi dan minat siswa rendah. Hal ini dilakukan karena data berdistribusi normal dan berskala ordinal. Dari perhitungan data diperoleh nilai median sebesar 39. Dengan demikian, subjek yang dikatakan minat siswa tinggi apabila mempunyai skor lebih dari 39 dan dikatakan fungsi bimbingan karir rendah apabila mempunyai kurang dari 39. Maka data dari variabel minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebanyak 52 (74%) memiliki minat yang kuat dan 18 (26%) memiliki minat yang rendah.

Hubungan Aplikasi Fungsi Bimbingan dengan Minat Siswa untuk Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi

Page 14: Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa

Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6 (1) (2018) 76-97 89

Standar uji reliabilitas instrument penelitian menunjukkan composite reliability dan cronbach’s keduanya harus bernilai ≥ 0, 70 sebagai syarat reliabilitas (Fornell dan lacker, 1981: 2). Output menunjukan reliabilitas instrument telah terpenuhi karena di atas 0, 70 yaitu dengan nilai composite reliability 0, 980 sedangkan nilai cronbach’s 0, 977 dengan demikian instrument pada penelitian ini dinyatakan memenuhi syarat dan layak untuk digunakan oleh peneliti. Kemudian Average Variance Extracted (AVE) menunjukan hasil yang baik dengan nilai 0, 776 nilainya lebih dari 0, 50 (Fornell dan Lacker, 1981: 18). Sehingga nilai hasil output tersebut memenuhi syarat.

Tabel 2 Output Latent Variabel Coeffecients

Menurut Mahfud, (2013: 64) koefisien determinasi R squared yang menunjukan beberapa presentase variansi konstruk endogen dapat dijelaskan oleh konstruk yang dihipotesiskan mempengaruhinya (eksogen) semakin tinggi R squared maka semakin baik, dari hasil output di atas menujukan nilai 0, 998 hasil ini bahwa variansi minat dapat dijelaskan sebesar 9. 98 % oleh variansi fungsi bimbingan karir, gender, jurusan, sosial media, dan ekstrakulikuler. Kemudian nilai Q squared 0, 998 dengan hasil tersebut estimasi model validitas prediktif yang baik karena lebih dari 0 (nol).

Tabel 3 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

FBK MPT

N 70 70

Normal Parametersa,b Mean 21,84 50,57

Std. Deviation 10,315 24,285

Most Extreme Differences Absolute ,290 ,287

Positive ,290 ,287

Negative -,242 -,202

Test Statistic ,290 ,287

Page 15: Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa

Sofi Siti Sofiah

90 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6 (1) (2019) 76-97

Menurut Mahfud, (2013: 65) Interpretasi dari output tersebut menunjukan bahwa konstruk indikator dari variabel latent nilai signifikannya harus ≤ 0, 05 sebagai syarat terpenuhinya validitas konvorgen suatu instrument. Variabel latent X1-X14 menunjukan hasil signifikan ≤ 0, 05 sehingga untuk pernyataan instrument dari variabel latent X dikatakan valid. Kemudian untuk pernyataan dari variabel latent Y1-Y26 mempunyai hasil signikan di bawah 0. 05 sehingga pernyataan variabel latent Y seluruhna dikatakan valid memenuhi syarat validitas instrument.

Berdasarkan hasil pengujianya normalitas dengan menggunakan one sample kolmogrov-smirnov test. Diketahui bahwa Asmp Sign (2-tailed) sebesar 0,200 dan 0, 355 > 0,05 maka hipotesis diterima (H0). Maka nilai residual tersebut normal atau dapat disimpulkan bahwa uji normalitas untuk penelitian terpenuhi, untuk lebih jelasnya bisal melihat keterangan yang menyatakan test distribution is normal.

Tabel 4. Path Coeffecients

Koefisien dari jalur fungsi bimbingan karir terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi adalah sebesar 9, 98 dan signifikan pada < 0, 01 dan gender, jurusan, sosial media, dan ekstakulikuler berpengaruh positif dengan

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c ,355c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Page 16: Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa

Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6 (1) (2018) 76-97 91

signifikan p sebesar 0, 450 (jurusan), 0, 066 (gender), 0, 172 (sosial media), dan 0, 449 (ekstrakulikuler) menurut Mahfud, 2013: 74) menunjukan nilai < 0, 05 pada hassil output tersebut dapat memenuhi syarat koefisien jalur.

Tabel 5. Standar Errors

Dari hasil pengujian standar errors di atas menunjukan bahwa pengaruh variabel latent prediktor nilainya 0, 02 nilai tersebut dikategorikan lemah karena di bawah 0, 15 dan 0, 35 dari kedua suatu kategori di atas. Kemudian hasil tersebut menunjukan effect size sebesar 0, 998 ≥ 0, 70 dari fungsi bimbingan karir terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan demikian hasil tersebut termasuk bernilai besar pengaruh fungsi bimbingan karir terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII.

Tabel 7. Pengujian Kolinearitas

Pada pengujian ini menampilkan kolinearitas antar variabel prediktor. Nilai VIF disajikan pada setiap variabel kriterion yang menunjukan tingkat kolinearitas atau redundancy antar variabel prediktornya. Untuk nilai pengukurannya menurut Kock, 2013:74) maksimal 3,3 pada nilai hasil pengujian bernilai 1.016 sehingga ada masalah kolinearitas vertical.

Page 17: Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa

Sofi Siti Sofiah

92 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6 (1) (2019) 76-97

Gambar 1. Model Moderasi

Hasil output tersebut menunjukan bahwa indikator-indikator model fit telah memenuhi, yaitu APC dan ARS signifikan dengan nilai p kurang dari 0, 001. Hal tersebut berdasarkan pendapat Kock, (2013: 46). Demikian juga indikator AVIF sebesar 0, 998 memenuhi syarat di bawah batasan 5 dalam pengujian model moderasi dijadikan fokus karena Warp PLS menggunakan fokus interaksi antar variabel (moderated regression analysis) yang mungkin terjadi multikolinieritas (Mahfud, 2013: 95).

Gambar 2. Hasil Estimasi Model Indirect Effect

Hasil estimasi pada gambar 2. menunjukkan bahwa koefisien direct effect fungsi bimbingan karir adalah sebesar 1, 00 ≥ 0, 70 . hasil koefisien ini merupakan pengaruh secara langsung yang dihasilkan oleh variabel latent. Sedangkan signifikannya pada < 0, 01. Hasil estimasi model pada jurusan menunjukan pengaruh pendukung sebesar 0, 00 nilai signifikan 0, 45, gender berpengaruh

Page 18: Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa

Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6 (1) (2018) 76-97 93

sebesar 0, 01 nilai signifikan 0, 07, sosial media berpengaruh 0, 01 nilai sigbifikan 0, 17, dan ekstrakulikuler berpengaruh 0, 00 nilai signifikan 0, 45. Hal tersebut menunjukan bentuk partikal pendukung seperti jurusan, gender, sosial media, dan ekstrakulikuler secara lain berperan cukup penting dalam pengaruh fungsi bimbingan karir terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dari hasil perhitungan mediasi model tersebut menunjukan bahwa fungsi bimbingan karir bukan merupakan faktor yang berpengaruh secara penuh akan tetapi ada faktor pendukung lainnya yang berperan.

Gambar 3. Output Indirect And Total Effects

Output hasil pengaruh fungsi bimbingan karir terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dalam Gambar 3 secara tidak langsung sebesar 0, 998 ≥ 0, 70 menurut Mahfud, (2013: 79) nilai tersebut memenuhi syarat penelitian.

Tabel 6 Correlation Variabel latent

Koefisien korelasi antar variabel latent dan nilai signifikan nilai (p). Selain

Page 19: Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa

Sofi Siti Sofiah

94 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6 (1) (2019) 76-97

itu output ini menunjukan betapa penting evaluasi validitas deskriman instrument penelitian. Dari hasil perhitungan korelasi di atas bahwa nilai korelasi 0. 999 ≥ 0, 70 menunjukan korelasi antar vaiabel latent mempunyai nilai tinggi. Hal tersebut menunjukan besarnya hubungan fungsi bimbingan karir terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII di SMAN 2 Garut dengan kata lain, jika fungsi bimbingan karir ini doberikan secara optimal maka semakin kuat hubungannya dengan minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, nilai presentasenya antara 0, 80 %- 100 % dengan hasil sangat kuat, sehingga hipotesis dalam penelitian ini dapat terjawab dengan HO diterima dan H1 di tolak.

Hasil plot di atas menunjukan hubungan nonlinier antara tingkat penggunaan fungsi bimbingan karir terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Bagian pertama kurva masih memiliki titik sedikit, hasil ini menunjukkan bahwa minat siswa awalnya akan menurun efesien karena layananan fungsi bimbingan karir masih dalam tahap awal atau masih belum lengkap pemberian layanannya.

Gambar 4 Plot Hubungan antara Fungsi Bimbingan Karir terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi

Pada titik tertentu, sekitar -0,9 menunjukan fungsi bimbingan karir diberikan dan dioptimalkan maka akan terjadi peningkatan secara optimal dengan menunjujan titik pada 1,5. Dengan demikian hubungan nonlinier fungsi bimbingan karir terjadi peningkatan. Pada hasil plot tersebut menggambarkan minat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di SMAN 2 Garut dengan menunjukan garis vertikal ke atas pada titik 1,5 sehingga minat untuk melanjutkan pendidikan terhadap siswa kelas XII standar dikategorikan baik.

Page 20: Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa

Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6 (1) (2018) 76-97 95

Penelitian ini, dapat tergambarkan peranan dari fungsi bimbingan karir terhadap minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hubungan fungsi bimbingan karir dapat berpengaruh tidak terlepas dari dukungan system yang ada di SMAN 2 Garut seperti dari kepala sekolah, guru-guru, dan siswa itu sendiri. Semua element tersebut bersinergi membentuk satu kesatuan dalam bimbingan karir. akan tetapi, jika fumgsi bimbingan karir tidak dimaksimalkan dalam pelaksanaanya tidak akan terdapat berpenaruh bahkan tidak akan ada hubungan yang positif atau baik terhadap minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tetap saja harus terkoordinir dengan baik dan terencana.

PENUTUP

Berdarsarkan hasil analisis terhadap data yang telah diolah mengenai hubungan fungsi aplikasi bimbingan karir dengan minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada sisawa kelas XII di SMAN 2 Garut”, dapat disimpulkan penerapan fungsi bimbingan karir di SMAN 2 Garut tergolong kuat, itu berarti fungsi bimbingan karir dianggap sesuai dengan kondisi siswa yang ada di kelas XII SMAN 2 Garut. Hal tersebut dapat dilihat dari antusias siswa, pemahaman siswa terhadap perguruan tinggi, serta keinginan siswa untuk melanjutkan pendidikan. Dengan pemahaman yang diterapkan guru BK, siswa dapat mengembangkan minat dengan perencanaan dan keputusan yang baik, yaitu dengan cara berlatih dan mengikuti proses yang ada di dalam bimbingan karir. Sehingga cita-cita dan keinginan kelak dapat terwujud seseui dengan diharapkan dan berada pada kemampuan yang dimiliki.

Hasil perhitungan dan analisis begitupun dengan pembahasan menunjukan bahwa minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada kelas XII di SMAN 2 Garut tergolong kuat, berarti minat siswa terjadi meningkatan. Keinginan siswa untuk hidup mandiri, menciptakan masa depan lebih baik lagi, menjadi seseorang yang profesional dalam pekerjaan yang disukai. Semua itu tidak lepas dari dukungan orang tua, guru sekolah, serta dari kakak-kakak kelas mereka yang berhasil sebagai contoh yang baik untuk adik kelasnya, selaras dengan pelaksanaan bimbingan karir yang dilaksanakan atau yang diberikan oleh guru BK di SMAN 2 Garut bahwa dalam layanan bimbingan karir meliputi: tahap penyaluran, pemantapan, serta membantu siswa dalam perencanaan yang sesuai bakat minat serta kemampuan yang dimiliki, memberikan pemahaman tentang pendidikan di perguruan tinggi, pengetahuan tentang dunia kerja, dan pengetahuan tentang berkeluarga.

Hasil pengujian data menunjukan hasil pengujian hipotesis sebesar melebihi

Page 21: Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa

Sofi Siti Sofiah

96 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6 (1) (2019) 76-97

standar signikan sebagai nilai besar hubungannya. Berdasarkan hasil tersebut hipotesis yang diajukan dalam penelitian dapat terpenuhi. Dalam pelaksanaan bimbingan karir, fungsi-fungsi dalam bimbingan karir merupakan sebuah metode pengajaran BK yang mampu membantu serta mengembangkan minat siswa dalam melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII di SMAN 2 Garut. Berdasarkan hasil penelitian fungsi bimbingan karir dapat memberikan kontribusi dalam proses pembelajaran BK. Selain itu, ada faktor pendukung lain yang mempengaruhi terhadap minat siswa diantaranya jurusan sekolah, status gender, sosial media serta ekstrakulikuler yang diikuti oleh para siswa kelas XII dapat meningkat sesuai yang diharapkan oleh pihak sekolah tersebut. Dengan demikian minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII di SMAN 2 Garut berkembang dan meningkat semenjak fungsi bimbingan karir diberikan. Kemudian hipotesis yang diajukan pada penelitian, berdasarkan hasil dari pengujian data dapat menjawab hipotesis tersebut, yaitu HO: terdapat hubungan positif antar fungsi bimbingan karir terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII. H1: terdapat hubungan tidak positif antar fungsi bimbingan karir terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII.

DAFTAR PUSTAKA

Aqmarina, F. dkk. (2017). Konseling karir dengan menggunakan career information-processing model untuk membantu career decision-making. Bandung

Arifin, I. Z. (2015). Bimbingan konseling islam (al-irsyad wa al-tawjîh al-islam) berbasis ilmu dakwah. Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies, 4(11) 27-42.

Depag RI. (2010). Al-qur’an dan tafsirnya. Jakarta: CV. Penerbit Diponegoro. Depag RI. (2010). Al-qur’an tajwid terjemahan. Jawa Barat: CV. Penerbit Diponegoro Djaali. (2001). Psikologi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hallen, A. (2002). Bimbingan dan konseling, Ciputat Perss; Jakarta.

Hanum, F. (2012). Paedagogi jurnal kajian ilmu pendidikan. UNIMED

Hasbullah. (2005). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Miharja, S. (2013). Bimbingan karir (dakwah, teori, & praktis). Hak Cipta

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Satriah, L. (2016). Panduan Bimbingan & Konseling Pendidikan. Bandung: CV. Mimbar Pustaka.

Page 22: Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa

Aplikasi Fungsi Bimbingan Karir dan Minat Siswa Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6 (1) (2018) 76-97 97

Sudjana, Nana dan Ibrahim. (2007). Penelitian dan penilaian pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Suwarno, W. (2006). Dasar-dasar ilmu pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Syah, M. (2009). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989. Walgito, B. (1995). Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir). Yogyakarta: CV.

Andi Offset. Walgito, B. (2009). Bimbingana dan konseling karier (studi & karier). Yogyakarta:

Andi. Walgito, B. (2010). Bimbingan dan penyuluhan di sekolah (Edisi Keempat). Yogyakarta:

Andi Offset. Winkel, W. S., & Hastuti, MS. (2007). Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan.

Yogyakarta: Media Abadi. Winkel, W. S. & Hastuti, S. (2010). Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan. Cet.

7. Yogyakarta: Media Abadi.