api perilaku kekerasan
DESCRIPTION
APITRANSCRIPT
ANALISA PROSES INTERAKSI
ANALISA PROSES INTERAKSI
Nama Klien : Tn B
Bangsal : X
No.Cm : 027470Mahasiswa : Yunita Nugraheni
KOMUNIKASI VERBALKOMUNIKASI NON VERBALANALISA BERPUSAT PADA KLIENANALISA BERPUSAT PADA PERAWATRASIONAL
P : Selamat pagi Pak.
K : Selamat pagi Mbak
P: Nama saya Yunita Nugraheni, saya senang dipanggil Yunita. Saya akan merawat Bapak pada shift pagi ini pk.08.00-13.00, saya bersedia membantu Bapak. Nama Bapak siapa dan suka dipanggil apa?
K : Nama saya B.S, saya lebih suka dipanggil Mas B karena saya belum menikah
P : Baiklah, saya akan memanggil dengan sebutan Mas B. Bagaimana kalau kita berbincang-bincang sekitar 15 menit tentang kejadian di rumah sehingga saya bisa membantu cara mengatasinya.
K : Kalau Mbak Y memang mau berbincang-bincang dengan saya harus ditata dulu hatinya dan harus sidik, amanah, tabligh, fatonah karena saya juga begitu.
P : BaiklahInsya Allah saya akan bersikap jujur, menjaga rahasia apa yang kita bicarakan nanti serta menepati janji. Terima kasih Mas B telah mengingatkan saya.
K : Nahkalau begitu sekarang saya siap untuk diwawancara. Mbak Y mau tanya tentang apa?
P : Terima kasih Mas B besedia untuk bincang-bincang dengan saya, tetapi saya tidak bermaksud hanya sekedar wawancara. Saya berharap menjadi teman Mas B sehingga Mas B bisa mengungkapkan permasalahan yang terjadi dan Insya Allah saya akan berusaha membantu Mas B dalam mencari jalan keluarnya. Bagaimana Mas B?
K : Ooo..begitu, jadi Mbak Y pengin membantu saya.
P : Apakah Mas B ingat kapan masuk rumah sakit ini dan untuk yang keberapa kalinya?
K : Saya masuk rumah sakit jiwa sudah 4 kali, yang pertama dulu ketika masih SMP di rumah sakit Tawang. Yang terakhir ini saya masuk tgl 6 Juni 2005.
P : Bagus sekali, Mas B mampu mengingatnya dengan baik.
K : -
P : Mas B masih ingat kejadian di rumah sehinnga Mas B di bawa ke sini?
K : Saya itu benci mendengarkan dan membaca berita tentang Amerika memusuhi Indonesia karena saya cinta tanah air. Saya juga benci dengan koruptor-koruptor yang memakan uang rakyat.Sehingga saya sering marah-marah. Saya punya keyakinan bahwa Allah menyuruh saya untuk memeranginya
P : Saya memaklumi perasaan Mas B, karena saya juga tidak suka dengan korupsi dan sikap Amerika terhadap Indonsia. Tapi menurut Mas B apakah dengan marah-marah semua masalah itu bisa diselesaikan? Apakah Bapak pernah berpikir bahwa hidup ini tenang bila semua orang saling menyayangi dan tidak ada kekerasan?
K : Saya sekarang sudah sadar Mbak, bahwa saya keliru kalau menghadapi masalah itu dengan marah-marah karena tidak bisa menyelesaikan masalah.
P : Bagus sekali, Bapak sudah bisa berpikir dan bersikap realistis. Terhadap kenyataan.
K : Iya Mbak..sekarang saya sudah merasa tenang dan damai
P : Kalau begitu apa yang mesti Mas B lakukan untuk menghindari supaya rasa marah mas B tidak muncul lagi karena adanya berita-berita tersebut?
K : Sebaiknya saya tidak usah mendengarkan berita-berita itu lagi ya Mbak, supaya tidak bingung. Saya juga harus lebih banyak berdzikir kepada Allah supaya hatinya tenang.
P : Bagus..saya senang dengan keputusan yang diambil Mas B, silahkan diingat-ingat terus ya
K : Baiklah..kalau begitu, sekarang saya ingin tahu lebih jauh tentang kondisi Mas B di rumah tinggal dengan siapa ? Dan siapa yang paling dekat dengan Mas B?P : kontak mata, berjabat tangan, mnedekati klien
K : kontak mata, menjabat tangan perawat
K : mendekati perawat sambil tersenyum
P : membalas senyum pasien, mengajak pasien duduk di kursi
P : kontak mata, memperbaiki duduk sambil lebih mendekat dan sedikit membungkuk kea rah klien
K : memperhatikan perawat, kontak mata
K : kontak mata, tersenyum
P : kontak mata, tersenyum dan menganggukkan kepala
P : kontak mata hangat, bernada memohon, tersenyum
K : kontak mata, mengamati perawat seperti merasa ragu atau agak curiga
K : menatap tajam perawat, expresi curiga
P : kontak mata, mendengarkan dan memperhatikan ucapan klien
P : kontak mata, menepuk bahu serta menganggukkan kepala
K : memperhatikan perawat dan tersenyum puas
K : tersenyum dan mempersilahkan dengan tangannya.
P : kontak mata, tersenyum
K : Klien menatap tajam perawat kemudian tersenyum
P : kontak mata, mengamati non verbal klien
K : tampak termenung
P : memperhatikan klien, menganggukkan kepala dan menepuk bahu
P : kontak mata hangat, tangan mempersilahkan
K : memperhatikan pertanyaan perawat
K : kontak mata, bicara lancara
P : Memperhatikan dengan sungguh-sungguh
P: menganggukkan kepala, tersenyum
K : turut tersenyum
P : kontak mata hangat sambil mempersilahkan klien menjawab
K : tampak berpikir
K : bicara menggebu-gebu dengan suara keras sambil menggerak-gerakkan tangannya, tatapan mata tajam
P : mendengarkan dengan sungguh-sungguh sambil menganggukkan kepala.
P : kontak mata lama, bicara dengan suara pelan
K : mengerutkan kening, menunduk
K : menatap lurus ke depan, menerawang
P : memperhatikan non verbal klien, mengangguk
P : memberikan acungan jempol, tersenyum sambil menatap pasien
K : tersenyum, menganggukkan kepala
K : tersenyum dan menatap perawat
P : menganggukkan kepala, tersenyum
P : memperhatikan respon non verbal klien
K : tampak berpikir sambil mengerutkan kening
K : bicara lancar sambil menatap perawat
P : tersenyum sambil menganggukkan kepala
P : mengacungkan jempol sambil tersenyum menatap klien
K : tersenyum dan menganggukkan kepala
P : memperhatikan respon non verbal klien
K : menatap perawatMerasa senang disapa oleh perawat
Menurut pada perawat untuk duduk di kursi
Klien duduk berhadapan dan siap untuk diajak bincang-bincang
Klien bicara lancar, menjawab pertanyaan sesuai
Klien tampak senang disebut sesuai nama panggilan yang disukai, klien masih ragu-ragu untuk mengungkapkan masalahnya
Klien merasa ragu dan curiga pada perawat sehingga klien meminta perawat untuk bersikap jujur, menjaga rahasia dan menepati janji.
Klien merasa senang dan puas karena perawat memenuhi keinginan/harapannya
Klien sudah percaya dengan perawat tapi dia merasa sekedar hanya untuk diwawancarai saja.
Klien memperhatikan kesungguhan perawat untuk membantunya.
Klien sedang memikirkan dan merenungkan ucapan perawat.
Klien tampak bersedia menjawab pertanyaan perawat.
Klien bicara lancar, isi pembicaraan sesuai
Senang dipuji perawat
Klien mengingat- ingat kejadian di rumah sampai dia masuk rumah sakit.
Klien mengungkapkan kejengkelan/ kemarahannya terhapad sesuatu yang tidak disukai.
Klien tampak memikirkan ucapan perawat
Klien sudah mulai bisa berpikir tentang realita
Klien merasa senang apa yang dikatakan dibenarkan dan diberi reinforcement oleh perawat
Klien bisa mengungkapkan tentang perasaannya
Klien berpikir unutk mengambil keputusan yang tepat
Klien mampu mengambil keputusan yang tepat
Klien menuruti anjuran perawatMengucapkan salam terapeutik dan berharap klien mau berkenalan
Merasa senang karena klien mau duduk untuk berbincang-bincang dengan perawat
Berharap dapat melanjutkan bincang-bincang
Perawat berharap dapat melanjutkan perkenalan ini dengan bincang-bincang.
Perawat berharap klien mampu tebuka menceritakan tentang masalahnya
Perawat berharap hubungan saling percaya bisa terbina agar bisa membantu pasien.
Perawat berusaha memenuhi keinginan klien sebatas masih dalam batas wajar/sesuai realita.
Perawat berharap hubungan perawat-klien tidak sekedar untuk wawancara saja tapi juga untuk membantu memenuhi kebutuhan klien.
Perawat bersikap tulus untuk membantu klien mengatasi masalahnya.
Perawat berusaha meyakinkan klien dengan kontak mata, anggukan kepala dan menepuk bahu
Perawat berharap klien menjawab pertanyaan perawat.
Perawat berharap klien mampu mengingat kejadian/peristiwa dan waktu.
Perawat memberikan reinforcement positif kepada klien
Perawat berharap klien mampu menceritakan penyebab masuk rumah sakit.
Senang klien dapat mengungkapkan perasaannya tapi juga was-was kalau klien marah-marah
Perawat berharap klien bisa berpikir realistis
Perawat senang karena klien sudah bisa berpikir tentang realita
Perawat memberikan reinforcement positif kepada klien
Perawat merasa senang karena klien bicara lancar dan mampu mengungkapkan perasaannya
Perawat berharap klien bisa mengambil keputusan yang tepat untuk menekan wahamnya
Perawat senang atas keputusan yang diambil klien
Berharap klien selalu mengingat-ingat untuk melakukan keputusan yang telah diambil.Ucapan salam terapeutik sebagai langkah awal dalam membina hubungan saling percaya.
Mulai terbina hubungan saling percaya sehingga klien mau duduk dengan perawat
Untuk menimbulkan rasa percaya bagi klien terlebih dahulu perawat memperkenalkan diri
Menyebutkan nama menandakan kesediaan menerima hubungan
Belum terbina hubungan saling percaya sehingga klien nampak ragu.
Pasien merasa curiga sehingga dia tidak bisa langsung percaya kepada perawat.
Salah satu cara untuk membina hubungan saling percaya adalah dengan bersikap jujur, menjaga rahasia dan menepati janji.
Klien mulai menaruh kepercayaan dengan perawat sehingga bersedia untuk diajak bincang-bincang lebih lanjut.
Dengan menyatakan kesediaan untuk membantu, klien akan lebih percaya dengan perawat.
Bahasa non verbal bisa memberikan penguatan pada bahasa verbal.
Menstimulasi klien terhadap peristiwa dan waktu.
Orientasi peristiwa dan waktu klien baik, isi pembicaraan sesuai.
Reinforcement positif membuat klien merasa dihargai.
Menggali masalah klien untuk menimbulkan rasa empati.
Sudah timbul rasa percaya sehingga perawat dapat mengeksplorasi perasaan klien tapi perawat juga harus memwaspadai kemarahan klien.
Perawat membantu klien berpikir tentang realitas
Jika klien sudah bisa berpikir tentang realita maka jangan memberi kesempatan klien menggunakan wahamnya
Reinforcement positif sangat diperlukan oleh klien terutama yang mengalami HDR
Jika klien sudah menyadari tentang realita maka dia bisa mengeksplorasi tentang perasaannya.
Menghindarkan klien dari stressor yang bisa memunculkan waham dan kemarahannya
Memfasilitasi klien dalam pengambilan keputusan tetapi klien sendiri yang berhak mengambil keputusan.
Memotivasi klien agar mentaati keputusan yang telah diambil.
ANALISA PROSES INTERAKSI
Nama Klien : Tn. Sw
Bangsal : X
No. CM : 039491
Mahasiswa : Yunita Nugraheni
KOMUNIKASI
VERBALKOMUNIKASI
NON VERBALANALISA BERPUSAT PADA KLIENANALISA BERPUSAT PADA PERAWATRASIONAL
P : Selamat pagi Mas., kenalkan nama saya Yunita Nugraheni, saya biasa dipanggil Yunita. Nama Mas siapa dan suka dipanggil apa?
K : Nama saya Sw, biasa dipanggil Sw
P : Bagus, Mas Sw mau berkennalan dengan saya
P : Selama 10 hari ini mulai pk 07.00-13.30 WIB saya yang akan merawat Mas Sw di sini. Saya siap membantu mengatasi permasalahan yang Mas Sw alami.
K : -
P : Bagaimana perasaan Mas Sw saat ini?
K : Baik-baik saja Mbak..
P : Mas Sw, bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang permsalahan yang Mas Sw hadapi selama 10 menit?
K : Ya..terserah Mbak saja
P : Bisa kita mulai sekarang ? Dimana kita bisa duduk ?
K : Ya Mbak..di sini saja.
P : BagusMas Sw bisa menentukan tempat di mana kita akan bincang-bincang
K : -
P : Ada kejadian apa sebelumnya sehingga Mas Sw dibawa ke sini?
K : Nggak tahu Mbaktiba-tiba saya sudah ada di sini.
P : Apakah ada yang mengganggu pikiran Mas Sw ?
K : Nggak ada Mbak..saya bingung, pusing.(sambil bicara kacau tak bisa dimengerti perawat)
P : Baiklah.sekarang Mas Sw istirahat dulu, besuk kita bincang-bincang lagi kalau Mas Sw sudah merasa lebih baik.
P : kontak mata, berjabat tangan, mendekati klien sambil tersenyum
K : menyambut jabat tangan, kontak mata singkat
K : kontak mata singkat, sedikit tersenyum
P : Menatap klien sambil tersenyum
P : mengacungkan jempol sambil tersenyum
K : tersenyum, expresi wajah lesu
P : Menyentuh pundak klien, kontak mata
K : menatap lurus ke depan, pandangan mata kosong, ekspresi datar
P : mempertahankan kontak mata, sedikit membungkuk ke arah klien
K : menatap lurus ke depan, kontak mata singkat
K : menatap perawat, tersenyum singkat
P : memperbaiki duduk menghadap kea rah klien, kontak mata
K : memperhatikan perawat, tampak ragu
K : kontak mata singkat, tatapan mata kosong
P : memperhatikan respon klien
P : Menyentuh pundak klien, menatap klien, tersenyum hangat
K : Memperhatikan perawat, tampak kurang bersemangat
K : mengangguk, memperbaiki posisi duduk
P : memperhatikan respon klien
P : tersenyum hangat, menganggukkan kepala
K : tersenyum, menunduk
P : kontak mata hangat sambil mempersilahkan klien untuk menjawab
K : tampak berpikir, mengerutkan dahi
K : menggelengkan kepala, tampak bingung
P : mendengarkan dengan sungguh-sungguh sambil menatap klien
P : menatap klien, menyentuh bahu
K : menerawang ke depan, tatapan mata kosong
K : menggelengkan kepala dan beranjak meninggalkan perawat menuju ke kamar
P : terkejut, memegang tangan klien
P : sambil berjalan mengikuti klien dan mengantarkan klien ke tempat tidur
K : tampak bingung kemudian memejamkan mataMasih merasa asing dengan kehadiran perawat
Klien mau berkenalan dengan perawat
Senang diberi pujian tapi klien nampak kurang bersemangat dalam interaksi
Klien tidak memberikan respon terhadap perkataan perawat
Klien masih merasa enggan diajak bincang-bincang
Belum bisa mengeksplorasi perasaannya
Duduk berhadapan dengan perawat, kelihatan agak ragu
Ada keraguan pada diri klien
Klien tampak ragu dan tidak semangat memenuhi ajakan perawat
Bisa mengambil keputusan untuk memulai kontrak
Senang dan agak malu mendapat pujian dari perawat
Tampak mengingat-ingat kejadian sebelum klien dibawa ke rumah sakit
Tampak bingung, tidak mampu mengingat kejadian sebelum masuk rumah sakit
Klien tampak tidak konsentrasi dalam interaksi dengan perawat
Klien masih bingung dan belum siap diajak interaksi lebih lanjut
Kondisi klien belum stabil, masih bingung dan butuh istirahatMemberikan salam terapeutik dan mengajak klien berkenalan
Senang karena klien mau berkenalan (menyebutkan nama)
Memberikan reinforcement positif kepada klien
Perawat bersikap tulus menyatakan kesediaan untuk membantu klien
Melakukan evaluasi/
validasi data terhadap klien
Berharap klien mau mengungkapkan perasaannya
Memulai kontrak waktu, menjelaskan tujuan pertemuan
Berharap klien bisa bersikap terbuka menceritakan masalahnya
Perawat menawarkan kontrak waktu dan tempat kepada klien
Berharap bisa melanjutkan bincang-bincang
Memberikan reinforcement positif kepada klien
Menggali masalah klien/penyebab utama masuk rumah sakit
Berharap klien mampu mengingat dan menceritakan kejadian sebelum masuk rumah sakit
Menggali permasalahan yang dihadapi klien
Terkejut melihat klien beranjak meninggalkan perawat dan berusaha mencegah dengan memegang tangan klien
Perawat berusaha menenangkan klien dan menganjurkan klien beristirahatSalam terapeutik dan perkenalan sebagai langkah awal dalam membina hubungan saling percaya.
Klien mau berkenalan dengan perawat sebagai tanda awal terjadinya hubungan saling percaya
Pemberian reinforcement positif berguna untuk menumbuhkan rasa percaya pada klien.
Dengan menyatakan kesediaan membantu, klien akan lebih percaya kepada perawat
Evaluasi/validasi data dilakukan untuk memastikan keadaan klien saat ini
Perawat harus memberi kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.
Setiap interaksi dengan klien, perawat membuat kontrak yang terdiri dari topik, waktu dan tempat.
Belum terbina hubungan saling percaya sehingga klien tampak ragu.
Kontrak waktu dan tempat bisa ditawarkan sesuai kehendak klien.
Dengan melibatkan klien dalam membuat kontrak pertemuan akan melatih kien dalam pengambilan keputusan.
Reinforcement positif berguna untuk meningkatkan rasa percaya diri klien.
Alasan masuk rumah sakit sering berkaitan denga masalah utama (core problem)
Menstimulasi klien untuk mengingat suatu kejadian atau peristiwa
Mengeksplorasi perasaan dan pikiran klien untuk mengetahui permasalahan yang muncul
Kondisi klien yang masih bingung belum memungkinkan untuk membina hubungan saling percaya.
Dengan menenangkan pikiran dan istirahat diharapkan klien bisa merasa lebih baik dan bisa diajak interaksi.
ANALISA PROSES INTERAKSI
Nama Klien : Tn. Sw
Bangsal : X
No. CM : 039491
Mahasiswa : Yunita Nugraheni
KOMUNIKASI
VERBALKOMUNIKASI
NON VERBALANALISA BERPUSAT PADA KLIENANALISA BERPUSAT PADA PERAWATRASIONAL
P : Selamat pagi Mas Sw, bagaimana kabarnya hari ini?
K : Pagi Mbak.
P : Apakah Mas Sw masih ingat dengan saya?Coba Mas Sw ingat-ingat, kita pernah berbincang-bincang kemarin.
K : Siapa ya Mbak, saya lupa namanya.
P : Nama saya Yunita Nugraheni, biasa dipanggil Yunita. Siapa Mas nama saya?
K : Oo.Mbak Yunita.
P : Mas Sw tampaknya lebih segar hari ini. Bagaimana perasaan Mas Sw saat ini ?
K : saya baik-baik saja Mbak, saya ingin pulang. Kapan keluarga menjemput saya Mbak ?
P : bagusjika Mas Sw sudah merasa lebih baik. Tapi Mas Sw masih butuh perawatan dan pengobatan lanjut agar kondisinya lebih bagus lagi jadi belum diijinkan pulang. Kalau keluarga Mas Sw tak ada kesibukan pasti akan menengok Mas Sw di sini.
K : -
P : Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang masalah yang Mas Sw hadapi sehingga Mas Sw di bawa ke sini ? Kita berbincang-bincang di sini saja selama 10 menit ?
K : Ya Mbak..
P : Baiklah Mas Sw, ada kejadian apa di rumah sehingga Mas Sw dibawa ke sini ?
K : Nggak tahu Mbak, saya kerja di Jakarta sebagai tukang batu kemudian saya pulang jalan kaki lalu di bawa ke sini oleh keluarga saya, dst (bicara kacau tak jelas)
P : Apakah ada sesuatu yang menjadi pikiran Mas Sw, bisa diceritakan kepada saya ? Saya siap membantu Mas SW.
K : Saya dimasuki roh Sunan Kalijogo sehingga saya punya ilmu dan kekuatan lebih yang tidak dimiliki orang laindst (bicara kacau, susah dipahami)
P : Bagaimana Mas Sw tahu kalau dimasuki roh Sunan Kalijogo ? Apa yang Mas Sw rasakan ?
K : Roh itu menyatu dengan jiwaku sehingga semua kekuatan bersemayam di tubuhku.
P : Kekuatan seperti apa ? Apakah saya bisa melihatnya?
K : Ya..kekuatan seperti ini.
P : Baiklah, Mas Sw sudah menunjukkan kekuatan yang dimaksudkan. Sekarang ceritakan kepada saya, selama di Jakarta ada masalah apa ? Mungkin masalah dengan teman atau pekerjaan ?
K : Saya kerja sebagai tukang batu tapi mandor saya orang Karang Wader sering marah dan memukuli saya, upah saya juga tak dibayar penuh. Kemudian saya pulang jalan kaki karena tak punya uang.
P : Mas Sw, tahu kenapa mandornya berbuat seperti itu ? Apakah teman lain juga ada yang mendapat perlakuan seperti itu ?
K : Saya tidak tahu Mbak.temanku kadang juga ada yang diperlakukan seperti itu.
P : Baiklah.bagus sekali Mas Sw mampu menceritakannya dengan saya. Sekarang bagaimana perasaan Mas Sw setelah kita bincang-bincang ?
K : Saya senang Mbak, ada teman yang bisa ngajak saya ngobrol.
P : Coba ingat-ingat kembali , ada kejadian apa sebelumnya sehingga Mas Sw dibawa kemari ?
K : Saya dari Jakarta stress Mbak, pulang jalan kaki (keluyuran) kemudian sampai di rumah saya dibawa keluarga saya ke sini.
P : Bagus .Mas Sw mampu mengingatnya dengan baik. Coba nanti diingat-ingat kembali apa yang masih menjadi masalah Mas Sw selama ini.
K : Ya Mbak
P : Baiklah Mas Sw, pertemuan kita kali ini cukup. Bagaimana kalau kita bertemu lagi besuk Senin pk 08.00-08.30 untuk mendiskusikan tentang kemampuan yang Mas Sw miliki ?Kita berbincang-bincang di sini lagi ?
K: Ya Mbak..besuk Senin kita ketemu lagi. Terima kasih Mbak
P : Mendekati klien, tersenyum, mengulurkan tangan untuk berjabat tangan
K : Menoleh ke arah perawat, membalas senyuman
K : membalas uluran tangan perawat untuk berjabat tangan sambil tersenyum
P : kntak mata, tersenyum
P : duduk berhadapan dengan klien, mempertahankan kontak mata.
K : memperbaiki duduknya sambil mengamati perawat.
K : mengerutkan dahi, tampak sedang berpikir
P : memperhatikan klien, tersenyum
P : mempertahankan kontak mata, tersenyum
K : tersenyum, mengangguk
K : mengangguk-anggukkan kepala
P : tersenyum, mengangguk
P : menyentuh pundak klien, menatap klien sambil tersenyum
K : tersenyum, kontak mata
K : menatap perawat, menunggu jawaban.
P : tersenyum, kontak mata
P : menyentuh bahu klien, kontak mata, sedikit membungkuk kea rah klien
K : tampak sedih, menunduk
P : memperbaiki posisi duduk, kontak mata, mempersilahkan klien untuk menjawab
K : menatap lurus ke depan, pandangan menerawang
K : menganggukkan kepala
P : tersenyum
P : kontak mata hangat sambil mempersilahkan klien untuk menjawab
K : memperhatikan perawat, kontak mata, mengerutkan dahi
K : menggelengkan kepala, tatapan lurus ke depan
P : memperhatikan dengan sungguh-sungguh sambil menatap klien
P : menatap klien, menyentuh bahu, menunjukkan sikap empati
K : mengerutkan dahi seperti mengingat-ingat sesuatu
K : berbicara sambil menggerak-gerakkan tangannya, pandangan lurus ke depan
P : memperhatikan klien
P : menatap klien, mengerutkan dahi, menunggu penjelasan
K : menggerak-gerakkan tangannya
K : sambil terus menggerak-gerakkan tangannya
P : memperhatikan respon klien
P : memperhatikan klien, mempersilakan klien menunjukkan kekuatan yang dimaksud
K : tersenyum sambil memperbaiki posisi duduknya
K : menggerak-gerakkan tangannya sambil menarik nafas dalam dan memejamkan mata
P : memperhatikan respon klien
P : kontak mata, menunjukkan sikap terbuka, mempersilahkan klien untuk menjawab
K : menatap perawat, mengerutkan dahi kmd tampak sedih
P : memerhatikan dengan sungguh-sungguh, menunjukkan sikap empati
K : tampak sedih dan putus asa
P : memperhatikan respon klien
K : pandangan menerawang ke depan
K : menggelengkan kepala, menatap perawat
P : memperhatikan klien, menganggukkan kepala.
P : menatap klien, tersenyum
K : tersenyum, kontak mata
K : tersenyum, menatap perawat
P:tersenyum, menganggukkan kepala
P : menatap klien, menyentuh bahu
K : kontak mata, mengangguk
K : ekspresi wajah sedih, menunduk
P : mendengarkan, kontak mata menganggukkan kepala
P : menyentuh bahu klien, kontak mata
K : kontak mata, mengangguk
P : kontak mata, tersenyum, mempersilahkan klien untuk menjawab
K : kontak mata, tersenyum
K : mengangguk, tersenyum
P : kontak mata, tersenyumKlien berespon terhadap sapaan perawat.
Klien menjawab salam perawat.
Mengingat-ingat perawat yang pernah menemuinya.
Klien tidak mampu mengingat nama perawat.
Memperhatikan perkenalan yang dilakukan perawat.
Klien menyebutkan kembali nama perawat.
Klien tampak lebih segar dan bersemangat dibanding kemarin.
Mulai muncul kesadaran pada diri klien.
Klien sedih karena belum diijinkan pulang.
Klien tampak sedang memikirkan sesuatu.
Menyetujui kontrak yang ditawarkan perawat.
Tampak mengingat-ingat kejadian sebelum klien dibawa ke rumah sakit.
Masih agak bingung, belum mampu mengingat sepenuhnya
Masih mengingat-ingat kejadian yang terjadi sebelum klien masuk rumah sakit.
Klien berbicara kacau tidak sesuai realita, mengarah ke waham kebesaran.
Klien mendemonstrasikan ilmu dan kekuatan yang dia maksudkan.
Keyakinan/waham klien masih melekat erat pada diri klien.
Klien akan menunjukkan kekuatan yang dimilikinya.
Klien memperagakan kekuatan yang dimaksudkan.
Mengingat-ingat kejadian di Jakarta yang membuat klien merasa tertekan.
Sedih ketika menceritakan pengalamannya di Jakarta yang sering mendapat perlakuan kasar dari mandornya.
Masih tampak sedih mengenang pengalamannya di Jakarta.
Klien merasa tidak sendiri mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan.
Klien merasa senang diperhatikan oleh perawat
Menunjukkan sikap menerima hubungan saling percaya.
Klien akan mulai menjelaskan alasan masuk rumah sakit.
Klien menejelaskan alasan masuk rumah sakit.
Menyetujui anjuran perawat
Memperhatikan kontrak yang ditawarkan perawat.
Menyetujui kontrak pertemuan berikutnya.Memberikan salam terapeutik, menyapa klien dengan ramah.
Merasa senang karena klien mau membalas salam perawat.
Mengevaluasi memori klien terhadap perkenalan yang telah dilakukan.
Memaklumi klien yang tidak mampu mengingat nama perawat.
Memperkenalkan diri lagi untuk mengingtakan klien.
Memberikan reinforcement dengan menganggukkan kepala.
Melakukan evaluasi/validasi tentang perasaan klien hari ini.
Merasa senang karena klien mulai muncul kesadarannya.
Memberikan reinforcement dan menjelaskan perlunya pengobatan dan perawatan lanjut serta berhrap klien bisa menerima penjelasan perawat.
Melakukan kontrak pertemuan meliputi topik, tempat, dan waktu dan berharap klien menyetujui kontrak yang dibuat.
Senang karena klien menyetujui kontrak.
Menggali masalah klien/penyebab utama masuk rumah sakit.
Berharap klien mampu mengingat dan menceritakan kejadian sebelum masuk rumah sakit.
Memberi kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya dan menyatakan kesediaan untuk membantu.
Tidak menyangkal dan tidak membenarkan keyakinan klien.
Melakukan konfrontasi terhadap pernyataan klien.
Memperhatikan respon verbal dan non verbal klien.
Masih melakukan konfrontasi dengan meminta klien menunjukkan kekuatan seperti yang diyakinimya.
Memperhatikan respon klien terhadap wahamnya.
Memfokuskan pembicaraan yang mengarah pada penyebab munculnya masalah pada klien.
Menunjukkan sikap empati ketika klien menceritakan pengalaman yang tidak menyenangkan.
Berusaha mengeksplore lebih dalam lagi mengenai tindak kekerasan yang dialami klien.
Bersyukur klien merasa tidak sendiri.
Memberikan reinforcement dan melakukan evaluasi subyektif.
Senang karena bisa membina hubungan saling percaya dengan klien.
Mengeksplorasi penyebab klien dibawa ke rumah sakit.
Bersikap empati terhadap ungkapan perasaan klien.
Memberikan reinforcement positif dan rencana tindak lanjut untuk klien.
Mengakhiri pertemuan dan membuat kontrak untuk pertemuan berikutnya.
Merasa senang karena klien menyetujui kontrak pertemuan berikutnya.
Selalu memberikan salam terapeutik ketika bertemu klien akan mempererat hubungan saling percaya.
Klien mau menjawab salam menunjukkan respon awal yang positif untuk terbinanya hubungan saling percaya.
Unutk mengetahui daya ingat jangka pendek klien.
Perkenalan yang dilakukan dalam keadaan klien masih bingung, sulit diingat oleh klien.
Perkenalan sebagai langkah awal untuk membina hubungan saling percaya.
Reinforcement bisa memguatkan apa yang diucapkan klien.
Evaluasi/validasi unutk menentukan masalah yang muncul saat ini.
Kesadaran klien ditunjukka dengan adanya keinginan untuk pulang dan ingat akan keluarganya.
Reinforcement untuk menumbuhkan kepercayaan pada diri klien dan menjelaskan tujuan klien dirawat.
Kontrak topik, tampat dan waktu selalu dilakukan pada tiap kali interaksi.
Kien menyetujui kontrak tanda mulai terbinanya hubungan saling percaya.
Alasan masuk rumah sakit pada pasien baru sering berkaitan dengan masalah utama.
Bila klien bicara kacau, perawat membutuhkan teknik komunikasi yang tepat seperti focusing.
Eksplorasi perasaan dan menyatakan kesediaan membantu bisa membangkitkan motivasi klien untuk mengungkapkan masalahnya.
Klien dengan waham mempunyai keyakinan yang terus menerus tidak sesuai dengan realita dan lingkungan budaya klien.
Perawat tidak boleh menyangkal dan membenarkan pernyataan klien tapi perlu melakukan konfrontasi atas pernyataan klien.
Perawat mengobservasi perilaku klien terkait dengan wahamnya.
Konfrontasi dilakukan untuk meminta tanggapan klien atas keyakinannya yang tidak sesuai dengan realita.
Perawat harus selalu mengobservasi perilaku klien terkait dengan wahamnya.
Bila respon klien terhadap wahamnya sudah selesai, perawat kembali memfokuskan pembicaran sesuai tujuan interaksi/topik.
Sikap empati menunjukkan bahwa perawat bisa memahami perasaan klien.
Penolakan, kekerasan, aniaya fisik bisa mempengaruhi harga diri klien yang dapat memunculkan adanya waham.
Bila ada orang lain mengalami hal yang sama bisa membuat klien merasa tidak sendiri.
Pada fase terminasi, perawat melakukan evaluasi subyektif tentang perasaan klien setelah bincang-bincang.
Hubungan saling percaya terbina bila klien mampu mengungkapkan tentang permasalahannya dan merasa membutuhkan perawat.
Menggali alasan masuk rumah sakit untuk menentukan masalah yang dihadapi klien.
Dalam membina hubungan saling percaya, perawat harus bersikap empati dan menerima klien apa adanya.
Reinforcement positif untuk membangkitkan percaya diri klien. Pada fase terminasi perawat memberikan rencana tindak lanjut untuk klien.
Pada fase terminasi perawat mengakhiri pertemuan sambil membuat kontrak yang akan datang meliputi topik, tempat dan waktu.
Telah terjalin hubungan saling percaya sehingga klien menyetujui kontrak dan merasa membutuhkan perawat.