apakah sertifikasi sistem manajemen keselamatan dan ... · pdf filetenaga kerja mengenai k3...
TRANSCRIPT
Apakah sertifikasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) ?Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara
keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja, guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien, dan produktif.
Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 26 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan
SMK3, perlu menunjuk lembaga audit independen sebagai pelaksana penilaian penerapan SMK3 pada setiap tempat kerja.
PT TUV Rheinland Indonesia telah ditunjuk sebagai Lembaga Audit SMK3 (LASMK3) dari Kementerian Ketenagakerjaan
Republik Indonesia.
Siapa yang wajib dilakukan penilaian penerapan SMK3?
Manfaat sertifikasi SMK3
Perbedaan SMK3 dengan OHSAS 18001:2007.
Ketentuan tingkat potensi bahaya tinggi.
Organisasi/perusahaan potensi bahaya tinggi : bidang
pertambangan, minyak dan gas bumi.
Organisasi/perusahaan potensi bahaya tinggi
berdasarkan penetapan Direktur Jendral/Kepala Dinas.
Perusahaan yang sukarela meminta audit.
Mengetahui pemenuhan perusahaan terhadap
peraturan perundangan di bidang K3.
Mendapatkan bahan umpan balik bagi tinjauan
manajemen dalam rangka meningkatkan kinerja
SMK3.
Mengetahui efektivitas, efisiensi dan kesesuain
serta kekurangan dari penerapan SMK3.
Mengetahui kinerja K3 di perusahaan.
Meningkatkan image perusahaan yang pada
akhirnya akan meningkatkan daya saing
perusahaan.
Meningkatkan kepedulian dan pengetahuan
tenaga kerja mengenai K3 yang juga akan
meningkatkan produktivitas perusahaan.
Terpantaunya bahaya dan risiko di perusahaan.
Penanganan berkesinambungan terhadap risiko
yang ada diperusahaan.
Mencegah kerugian yang lebih besar kepada
perusahaan.
Pengakuan terhadap kinerja K3 diperusahaan atas
pelaksanaan SMK3.
PP RI No. 50 Tahun 2012 pasal 5 ayat 2 huruf b dan pasal 3
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berbeda dengan skema OHSAS 18001:2007, sertifikasi
SMK3 dilakukan dalam 1 (satu) tahapan audit, dengan
masa berlaku sertifikat selama 3 tahun, tanpa audit
surveilen pada tahun ke-2 dan ke-3.
Metode sampling.
Dalam audit SMK3, metode sampling digunakan untuk
sektor usaha yang berpindah-pindah tempat, dengan jenis
pekerjaan yang sama.
Contoh : kontraktor (wajib dilakukan sampling pada
proyek yang dikerjakan), distribusi, dsb.
Perhitungan hari audit SMK3.
Kualitas pelaporan dan manajemen basis data
Timeline
Ruang lingkup kegiatan usaha.
Jumlah tenaga kerja.
Kompleksitas.
Tingkat risiko bahaya kegiatan usaha (tinggi,
menengah, dan rendah).
Kriteria penilaian penerapan SMK3.
Jumlah kriteria
Tingkat pencapaian
Mengapa TÜV Rheinland Indonesia.
- Kategori tingkat awal : 64 kriteria.
- Kategori tingkat transisi : 122 kriteria.
- Kategori tingkat lanjutan : 166 kriteria.
I : Pelaksanaan audit.
II : Penyelesaian laporan audit SMK3.
III : Penyelesaian review laporan audit.
IV : Pengiriman laporan audit ke Kementerian
Ketenagakerjaan.
Tata cara perhitungan hari audit berdasarkan lampiran III
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 26 Tahun 2014.
Penetapan hari audit SMK3 dilakukan berdasarkan
kategori :
I II III IV
® T
ÜV,
TU
EV
an
d T
UV
are
reg
iste
red
tra
dem
arks
. Uti
lisat
ion
an
d a
pp
licat
ion
req
uir
es p
rio
r ap
pro
val
TÜV Rheinland IndonesiaMenara Karya 10th FloorJl. H.R. Rasuna Said, Block X-5 Kav. 1-2Jakarta 12950 - IndonesiaPhone +62 21 579 44 579Fax +62 21 579 44 575Email [email protected]/id
Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan Pemantauan Peningkatan
Maks. 30 hari
Maks. 7 hari
Maks. 3 hari
Memiliki pengalaman lebih dari 140 tahun di
bidang pengujian, sertifikasi dan inspeksi.
Hadir di lebih dari 69 negara dan 500 lokasi di
seluruh dunia.
Sertifikasi dengan pengakuan Internasional.
Memiliki 7 kantor cabang dan 3 laboratorium.
Memperoleh penunjukan dari Kementrian
Ketenagakerjaan Republik Indonesia untuk
melakukan Sertifikasi SMK3.
Memiliki 17 auditor SMK3 yang berpengalaman
terutama dalam lingkup Sistem Manajemen Mutu,
Lingkungan, Keselamatan & Kesehatan Kerja,
Energy Efficiency.
(Klien dapat memilih jumlah kriteria yang akan digunakan).
- Tingkat pencapaian penerapan kurang : 0-59 %
- Tingkat pencapaian penerapan baik : 60-84 %
- Tingkat pencapaian penerapan memumaskan : 85-100%