anestesi lokal

10
ANASTESI LOKAL A : Myelinated Saraf sensorik dan motorik Alfa (α), Beta (β), Gama (γ), Delta (δ) B : Myelinated Saraf pre-ganglionik autonomik C : Non myelinated Pain dan temperatur Note : semakin besar diameter saraf semakin tinggi dosis anastesi lokal yang diperlukan untuk blokade impuls Classification of Nerve Fiber NERVE FIBER MYELINATIO N DIAMETER (μm) CONDUCTION VELOCITY (m/sec) FUNCTION A-α Heavily 15-20 70-120 motor A-β Moderately 5-12 30-70 Touch and Pressure A-γ Moderately 5-10 30-70 Proprioception A-δ Lightly 2-5 12-30 Pain and temperature B Lightly 1-4 3-15 Preganglionic autonomic C No 0,5-1,0 0,5-2,0 Pain and temperature Mekanisme Kerja Menghambat transmisi impuls syaraf (“conduction blockade”) dengan mencegah meningkatnya permiabilitas membran syaraf terhadap ion SODIUM (Na + ) Artinya : sel hanya dalam keadaan resting membrane ; menghambat Na masuk Zat Aanastesi Lokal akan berdifusi dari outer surface (mantel) center (core) melalui “concentration gradient” Bisa didapati adanya paralisa otot skeletal KAN-182 Mira Yulianti (01-107) SERABUT SYARAF MYELINATED NON MYELINATED “Size and Conduction Velocity”

Upload: m-ali-arshaddin

Post on 05-Aug-2015

123 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

Page 1: anestesi lokal

ANASTESI LOKAL

A : Myelinated Saraf sensorik dan motorik Alfa (α), Beta (β), Gama (γ), Delta (δ)

B : Myelinated Saraf pre-ganglionik autonomik

C : Non myelinated Pain dan temperatur

Note : semakin besar diameter saraf semakin tinggi dosis anastesi lokal yang diperlukan untuk blokade impuls

Classification of Nerve FiberNERVEFIBER

MYELINATION

DIAMETER (μm)

CONDUCTION VELOCITY (m/sec)

FUNCTION

A-α Heavily 15-20 70-120 motorA-β Moderately 5-12 30-70 Touch and PressureA-γ Moderately 5-10 30-70 ProprioceptionA-δ Lightly 2-5 12-30 Pain and

temperatureB Lightly 1-4 3-15 Preganglionic

autonomicC No 0,5-1,0 0,5-2,0 Pain and

temperature

Mekanisme KerjaMenghambat transmisi impuls syaraf

(“conduction blockade”) dengan mencegah meningkatnya permiabilitas membran syaraf terhadap ion SODIUM (Na+)

Artinya : sel hanya dalam keadaan resting membrane ; menghambat Na masuk

Zat Aanastesi Lokal akan berdifusi dari outer surface (mantel) center (core) melalui “concentration gradient”

Bisa didapati adanya paralisa otot skeletal

“Onset Of Action” dari zat Anastesi Lokal, tergantung dari pKa (zat asam, onset of action lebih cepat)

“Duration Of Action”, tergantung pada : Dosis Lipid solubility makin larut dalam lemak, DOA lebih lama Protein binding makin kuat DOA makin lama Ada / tidaknya vasokonstriktor

KAN-182 Mira Yulianti (01-107)

SERABUT SYARAF

MYELINATED NON MYELINATED

“Size and Conduction Velocity”

Page 2: anestesi lokal

Anastesi LokalESTER AMIDE

ProcaineTetracaineChloroprocainePiperocaineDibucaine

LidocaineMepivacaineBupivacaineEtidocainePropitocaine

Potency and Duration of Action

Efek SampingReaksi Alergi not depend on doseToksisitas sistemik depend on dose

Susunan Saraf Pusat Sistem Kardiovaskular

Reaksi Alergi Frekwensi jarang : < 1% Ester lebih sering menimbulkan reaksi

alergi dibandingkan dengan Amide PABA (+) merupakan hasil metabolisme golongan ester

Methylparaben merupakan bahan pencampuran preparat komersial

“Cross Sensitivity” (+) alergi terhadap ester dan amide

Gejala : rash, urticaria, edema laring, hipotensi, spasme bronkhus

Toksisitas Sistemik Akibat meningkatnya konsentrasi obat dalam plasma Bisa oleh karena :

injeksi langsung intravena blok saraf epidural blok epidural

Tergantung pada : dosis yang diberikan vascularity di daerah pemberian ada tidaknya vasokonstriktor (epinefrin) “physiochemical” :

- Lipid solubility- Protein binding- pKa (constante dissociation)

Noteuntuk insisi abses lebih baik dengan topikal spray karena abses bersifat asam, sedangkan anastesi lokal bersifal basa lemah efek (-)

SUSUNAN SARAF PUSATKonsentrasi plasma sedikit : kebas pada

lidah dan bibirKonsentrasi plasma tinggi melewati

Blood Brain Barrier : restlessness

KAN-182 Mira Yulianti (01-107)

Page 3: anestesi lokal

vertigo tinnitus sulit berkonsentrasi bicara sulit “muscle twitching” “drowsiness”

KEJANG

Terapi : oksigenasi – ventilasi – anti kejang

KARDIOVASKULARLebih resistenOtot jantung : depresi

Pembuluh darah : dilatasi hipotensi,

bradikardia

Mekanisme :Block cardiac sodium channel

Conduction and automaticity

Prolongation : PR - interval

QRS – complex

Terapi : Tinggikan tungkai – oksigenasi – cairan RL/NaCl 0,9% Vasokonstriktor : efedrin 15-30 mg/IV Parasimpatolitik : sulfas atropin 0,5 mg/IV

Pemakaian vasokonstriktorSemua zat anastesi lokal bersifat “vasodilator” terhadap pembuluh darah, kecuali “cocaine”“Duration Of Action” zat anastesi lokal adalah proporsional terhadap lamanya waktu obat Anastesi Lokal berikatan dengan serabut saraf“Epinefrin” (1:200.000, 5 μg/ml) atau”penylephrine” (1:200.000) selalu ditambahkan ke dalam campuran obat anastesi lokalTujuan : menimbulkan efek vasokonstriksi :mengurangi absorbsi sistemikmempertahankan konsentrasi obat tetap pada sarafmeningkatkan duration of actionmengurangi efek toksik

pemanjangan terhadap masa kerja 50% penurunan absorpsi sistemik : 1/3

PROCAINEInteraksi sulfonamide (menurunkan efek)

SuccinylcholineAnticholinesterase toksisitas

Metabolisme : cholinesteraseDosis :

Solution 1% atau 2% + epinephrine Maximal 250 mg Spinal : 5%

LIDOCAINEDerivat : amidaOnset Of Action : cepatPotency & Duration Of Action cepatDigunakan secara luas sebagai lokal anastetik

KAN-182 Mira Yulianti (01-107)

Page 4: anestesi lokal

Efektif : infiltrasi, blok saraf, epidural, spinal dan topikalSering dikombinasi dengan epinefrinSolution 4% topikalSolution 0,5% infiltrasiSolution 1-2% epidural, caudalSolution 5% spinalDosis : 200-400 mg tanpa epinefrin, 500 mg dengan epinefrinEfek anti aritmia (+) 1-1,5 mg/kgBBToksisitas (+) Bila plasma level > 5 μg/mlKejang (+) > 10 μg/mlMetabolisme di liver : Oxidative dealkylation

monoethylglycinexylidide xylidide

Indikasi Anastesi Lokal1. Anastesi Regional

a. Topikal (anastesi permukaan)b. Infiltrasi lokalc. Blok saraf periferd. Blok intravenae. Blok epiduralf. Blok spinal (subarachnoid)

2. Anti kejang meningkatkan ambang kejang3. Mencegah peninggian tekanan intra kranial (TIK)4. Sebagai analgesia5. Mencegah atau sebagai anti aritmia

INFILTRASI LOKALMemberikan obat anastesi lokal secara ekstravaskular pada

daerah yang akan dianastesiInjeksi secara subkutan

Lidocaine/Procaine/Pehacaine + Epinefrine 1 : 200.000

Tidak boleh diberikan secara intrakutan atau pada jaringan yang mengandung “end arteries”

BLOK SARAF PERIFERMemberikan obat anastesi lokal pada bagian

tertentu dari saraf perifer atau pada plexus saraf : Brachial Plexus Block

interscalene block supraclavicular block infraclavicular block axillary block

Peripheral Nerve Block at the elbow : ulnar nerve, median nerve, radial nerve

Peripheral Nerve Block at the wrist : ulnar nerve, median nerve, radial nerve

Sciatic Nerve Block Peripheral Nerve Block at the knee Foot block, 3 in 1 block

BLOK INTERCOSTALIS NERVE

KAN-182 Mira Yulianti (01-107)

Page 5: anestesi lokal

PLEXUS BRACHIALIS BLOCKAxillary Block

Interscalenus Block

Infraclavicular Block

KAN-182 Mira Yulianti (01-107)

Page 6: anestesi lokal

Supraclavicular Block

BLOK INTRAVENAPemberian obat anestesi lokal secara intravena pada daerah

ekstremitas yang akan dilakukan tindakan pembedahan, aliran darah di blokir dengan “tourniquet”

Relaksasi otot skeletal (+)“Duration of Action” obat Anastesi Lokal tergantung kepada

lamanya “tourniquet” dipertahankan Lidocaine Prilocaine lebih aman terhadap Thrombophlebitis dan efek sentral

Mekanisme kerja : mungkin karena aksi

refleksi obat Anastesi Lokal terhadap “nerve ending”

NoteTeknik blok intravena sangat tidak mengenakkan pasien, bisa dikurangi dengan membaringkan pasien, diberi oksigen dan diazepamMelepas torniquette secara bertahap, jangan langsung, karena bisa menimbulkan efek samping yang dikarenakan dosis lidocaine yang bisa mencapai 600 mg

BLOK SPINAL (SUBARACHNOID)Memberikan injeksi obat AL ke dalam

ruangan subarachnoid

KAN-182 Mira Yulianti (01-107)

Page 7: anestesi lokal

Obat AL akan berada di CSF, memberikan aksi pada lapisan superficial dari spinal cord, tetapi aksi primernya adalah pada “preganglionic fibers”

Konsentrasi obat AL yang berbeda pada CSFPerbedaan type serabut saraf

Didapati perbedaan “zone” anestesi yang ditimbulkan oleh obat AL

Blok level simpatik 2 segment diatas blok sensorikBlok level motorik 2 segment dibawah blok sensorik

GOAL : blok sensorik dan relaksasi otot skeletal

Tinggi-rendahnya blok spinal, tergantung pada : Dosis obat AL Lokasi pemberian obat AL ( L 1-2, L 2-3, L 3-4) Kecepatan pemberian obat AL Berat Jenis obat AL (hyperbaric/hypobaric/isobaric) Posisi pasien pada saat penyuntikan obat AL “Barbotage” Arah “bevel” dari jarum spinal (keatas, kebawah)

Masa kerja obat dapat diperpanjang 100 % dengan penambahan Epinefrine (maksimal 0,2 mg)

KAN-182 Mira Yulianti (01-107)

Page 8: anestesi lokal

1. Supraspinous ligamentum2. Interspinous ligamentum3. Ligamentum flavum

BLOK EPIDURALMemberikan obat AL pada :

Lumbal epidural “space” Sacral caudal

Mekanisme kerja :1. Obat AL berdifusi melalui dura dan beraksi pada “nerve

roots” dan “spinal cord”2. Obat AL berdifusi kedalam area para-vertebral melalui

intervertebral foramina menghasilkan para-vertebral nerve block yang multiple

Proses ini membutuhkan waktu : 15 - 30 menit Lidocaine banyak digunakan karena

difusinya baik Bupivacaine menghasilkan blok yang lebih

lama Chloroprocaine, onset of action cepat,

duration of action singkat

Berbeda dengan blok spinal : Tidak dijumpai perbedaan blok

simpatis dan motorik Dibutuhkan dosis yang lebih

besar Masa kerja obat AL dapat

dipertahankan lebih lama dengan pemberian dosis yang berulang

KAN-182 Mira Yulianti (01-107)

Page 9: anestesi lokal

Komplikasi Epidural Anastesi misplacement of needle or catheter

dural tap intravenous placement hypotension acute generalized toxicity total spinal anestesi neurological damage, headache

1. Arachnoid mater

2. Subdural space

3. Dura mater

4. Periosteum

5. Ligamentum flavum

6. Pia mater7. Subarachnoid

space8. Epidural space9. Dorsal root

ganglion10. Periosteum11. Posterior

longitudinal ligament

REGIONAL ANASTESI

Spinal Epidural

Teknik mudah Teknik Lebih SulitEfek cepat Efek LambatHipotensi >> Hipotensi minimalAnalgesik (+) Level anastesi mudah dikontrolRelaksasi (+) Relaksasi (+)

KAN-182 Mira Yulianti (01-107)