anatomi sinus

Upload: indira-suluh-paramita

Post on 09-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sinus paranasal

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 anatomi sinus

    1/3

    Review AnatomiSinusitis

    Sinus paranasal adalah rongga rongga yang terdapat di

    dalam os maxilla, os frontale, os sphenoidale, dan os

    ethmoidale. Sinus sinus ini dilapisi oleh mucoperiosteum

    dan berisi udara, berhubungan dengan cavum nasi

    melalui aperture yang relative kecil. Sinus berfungsi

    sebagai resonator suara dan mengurangi berat

    tengkorak.

    Pada sinusitis yang paling sering terkena adalah sinus

    maksila kemudian etmoid, dan yang jarang frontal dan

    sphenoid. Hal ini disebabkan sinus maksila adalah sinus

    yang terbesar, letak ostium nya lebih tinggi dari dasar,

    dasarnya adalah dasar akar gigi sehingga dapat berasal

    dari infeksi gigi, dan ostiumnya terletak di meatus

    medius, di sekitar hiatus semilunaris yang sempitsehingga sering tersumbat. (Kapita selekta kedokteran).

    1. Sinus maxilla

    Sinus maxilla diperdarahi oleh cabang dari arteri maxilla interna, yang termasuk arteri

    infraorbital, arteri alveolar, arteri greater palatina, dan arteri sphenopalatina. Sinus

    maxilla dipersarafi oleh cabang dari divisi ke 2 nervus trigeminal, nervus infraorbital,

    dan nerves greater palatina.

    Batas sinus maksila :

    - Anterior : fossa canina

    -Posterior : permukaan infra temporal maksilla

    - Media : dinding lateral rongga hidung

    - Superior : dasar orbita

    - Inferior : prosesus alveolaris dan pallatum

    Proses supuratif yang terjadi disekitar gigi ini dapat menjalar ke mukosa sinus

    melalui pembuluh darah atau limfe, sedangkan pencabutan gigi ini dapat

    menimbulkan hubungan dengan ronggga sinus yang akan mengakibatkan sinusitis

    (Ballenger, 1994). Anomali fasial atau sinus yang besar dapat juga menyebabkan

    sinusitis kronis (Medina, 1999) Sinus maksilaris merupakan sinus yang paling sering

    terinfeksi karena dasar sinus terletak dekat dengan akar gigi P1, P2, M1, M2, kadang

    C, dan M3cariessinusitis.

    2. Sinus frontalis

    Sinus frontalis diperdarahi oleh arteri supraorbital dan arteri supratrochlear yang

    merupakan cabang dari arteri ophthalmic. Sinus frontalis dipersarafi nervus

    supraorbital dan nervus supratrochlear yang merupakan cabang dari nervus trigeminal

    divisi pertama.

    Dindingtulang tipis membatasi orbita danfosa serebri anterior

  • 5/19/2018 anatomi sinus

    2/3

    komplikasi

    Biasanya tidak simetris, dipisah oleh septum.

    Orang dewasa : 15 %satu sinus frontal

    5 %rudimenter

    Ostium : Duktus frontonasalrongga hidung

    Dinding posterior dari sinus ini melebar secara inferior obliq dan posterior dimananantinya akan bertemu dengan atap dari orbita. Ostium alami dari sinus ini terletak di

    anteromedial dari dasar sinus. Sel-sel infraorbita bisa terobstruksi dan membentuk

    mukokel yang terisolasi dari ostium dan sinus etmoid (Murray, 1989; Maran, 1990;

    Marks, 2000).

    3. Sinus sphenoid

    Sinus sphenoid diperdarahi oleh arteri sphenopalatine, kecuali untuk planum

    sphenoidale, yang diperdarahi oleh arteri ethmoidal posterior. Innervasi sinus sphenoid

    oleh cabang dari nervus trigeminal cabang pertama dan kedua.

    Batas sinus sfenoid :

    - superior : Fosa serebri media dan hipofisis

    - Inferior : atap nasofaring

    - Lateral : sinus kavernosus

    Arteri karotis interior

    Nervus optikus

    - Posterior : fosa serebri posterior

    4. Sinus ethmoid

    Sinuses etmoid diperdarahi oleh arteri etmoidal anterior and posterior yang merupakan

    cabang dari arteri ophthalmic (system carotid internal), begitu juga dengan arterisphenopalatina cabang dari arteri maxilla interna terminal (system carotid externa).

    Batas sinus etmoidalis :

    - Superior : rongga tengkorak

    - Atap : fovea etmoid

    - Posterior : sinus sphenoid

    - Lateral : lamina papirasea

    Sinus ini terletak di inferior dari fossa kranial anterior dekat dengan midline. Beberapa sel

    melebar mengelilingi frontal sfenoid dan tulang maksila. Kelompok sel anterior kecil-kecil dan

    banyak, drainasenya melalui meatus media, sedangkan sel-sel posterior drainasenya melalui

    meatus superior (Murray, 1989; Maran, 1990; Marks, 2000).Gejala pada sinusitis yang berkaitan dengan antominya :

    Gangguan penghindu

    Hal ini disebabkan adanya sumbatan pada fisura olfaktorius didaerah konka media. Oleh karena itu

    ventilasi pada meatus superior hidung terhalang, sehingga menyebabkan hilangnya indra

    penghindu (Ballenger, 1997).

    Sakit kepala

  • 5/19/2018 anatomi sinus

    3/3

    Wolff menyatakan bahwa nyeri kepala yang timbul merupakan akibat adanya kongesti dan udema

    di ostium sinus dan sekitarnya (Ballenger, 1997). Pada kasus kronis, hal ini dapat terjadi akibat

    degenerasi filament terminal nervus olfaktorius

    SUMBER

    1.

    http://www.health.harvard.edu/newsletter/images/W0309a-1.jpg

    2.

    Ameet Singh, MD Assistant Professor of Surgery and Neurosurgery, Director, Rhinology

    and Skull-Base Surgery, Co-Director, Endoscopic Pituitary and Skull-Base Surgery, George

    Washington University School of Medicine and Health Sciences

    Ameet Singh, MD is a member of the following medical societies:American Academy of

    Otolaryngology-Head and Neck Surgery,American Rhinologic Society, andNorth

    American Skull Base Society

    3. Kapita Selekta Kedokteran

    http://www.health.harvard.edu/newsletter/images/W0309a-1.jpghttp://www.health.harvard.edu/newsletter/images/W0309a-1.jpghttp://www.entnet.org/http://www.entnet.org/http://www.entnet.org/http://www.entnet.org/http://www.american-rhinologic.org/http://www.american-rhinologic.org/http://www.american-rhinologic.org/http://www.nasbs.org/http://www.nasbs.org/http://www.nasbs.org/http://www.nasbs.org/http://www.nasbs.org/http://www.nasbs.org/http://www.american-rhinologic.org/http://www.entnet.org/http://www.entnet.org/http://www.health.harvard.edu/newsletter/images/W0309a-1.jpg