anatomi css rhinofaringitis

25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi dan Fisiologi 2.1.1 Hidung 2.1.1.1 Anatomi Hidung merupakan bagian dari respiratory tract yang terletak superior dari hard palate dan memiliki peripheral organ untuk pembau. Meliputi exsternal nose dan nasal cavity, yang terbagi dalam cavity kiri dan kanan yang dipisahkan oleh nasal septum. Fungsinya sebagai olfaction (pembau), respirasi, memfiltrasi debu, melembabkan udara yang di inspirasi, mengeliminasi sekresi dari sinus paranasal dan nasolakrimal duct. Pembahasan anatomi hidung dibagi menjadi dua bagian yakni hidung bagian eksternal dan internal. a) Hidung Eksternal Merupakan bagian yang terlihat yang memanjang dari wajah : skeletonnya terutama kartilago. Ukuran maupun bentuk hidung berbeda – beda dikarenakan perbedaan dari kartilago ini. Dorsum dari hidung memanjang dari root ke apex. Permukaan inferior dari

Upload: angie-erditha-saklitnov

Post on 21-Nov-2015

52 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

cxsc

TRANSCRIPT

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi2.1.1 Hidung2.1.1.1AnatomiHidung merupakan bagian dari respiratory tract yang terletak superior dari hard palate dan memiliki peripheral organ untuk pembau. Meliputi exsternal nose dan nasal cavity, yang terbagi dalam cavity kiri dan kanan yang dipisahkan oleh nasal septum. Fungsinya sebagai olfaction (pembau), respirasi, memfiltrasi debu, melembabkan udara yang di inspirasi, mengeliminasi sekresi dari sinus paranasal dan nasolakrimal duct. Pembahasan anatomi hidung dibagi menjadi dua bagian yakni hidung bagian eksternal dan internal.a) Hidung EksternalMerupakan bagian yang terlihat yang memanjang dari wajah : skeletonnya terutama kartilago. Ukuran maupun bentuk hidung berbeda beda dikarenakan perbedaan dari kartilago ini. Dorsum dari hidung memanjang dari root ke apex. Permukaan inferior dari hidung di tembus oleh 2 piriform opening yaitu nares (nostril,anterior nasal aperture), yang seelah lateralnya dibatasi oleh alae (wings). Bagian tulang di superiornya meliputi root ditutupi oleh kulit yang tipis.Tulang rawan nya dilapisi oleh kulit yang tebal, yang mengandung banyak kelenjar sebaseus. Kulit memanjang kedalam vestibule, yang memiliki sejumlah vibrissae / rambut rambut kaku yang bervariasi, yang berperan memfilter partikel debu dari udara yang memasuki nasal cavity.Area penyebaran rambut nya adalah pada junction antara kulit dan membrane mukosa.

Tulang hidung eksternal: Supporting skeleton dari hidung terdiri dari tulang dan kartilago hyaline. Tulang terdiri dari nasal bone,frontal process of maxillae,nasal part dari nasal bone dan nasal spine, dan bony part dari nasal septum. Tulang rawan terdiri dari 5 kartilago utama : 2 lateral cartilage, 2 alar cartilage, dan 1 septal cartilage. Alar cartilage berbentuk huruf U yang dapat bergerak bebas.

Gambar 2.1 Hidung Eksternal

b) Hidung Internal-Nasal septum Sebagian berupa tulang dan sebagian lagi berupa tulang rawan. Membagi cavitas nasi menjadi 2 rongga kanan dan kiri. Terdiri dari:a. Lamina perpendicularis ossis ethmoidalis membentuk bagian atas septum nasi.b. Vomer membentuk bagian posteroinferior septum nasi.c. Cartilago septi nasi Gambar 2.2 Dinding lateral dan medial lubang hidung bagian kanan

-Nasal Cavity Dapat dimasuki lewat nares anterior berhubungan dengan nasofaring melalui kedua choana. Dilapisi oleh membrane mukosa kecuali vestibulum nasi dilapisi oleh kulit. 2/3 inferior membrane mukosa area respiratori 1/3 superior membrane mukosa area olfactory. Batas-batas Atap dibedakan 3 bagian frontonasal, ethmoidal, sphenoidal. Dasar processus palatines maxillae dan lamina horizontal ossis palatine. Dinding medial septum nasi. Dinding lateral concha nasalis. Ciri ciri dari nasal cavity Dibagi menjadi concha nasalis superior, media, dan inferior. Membagi cavitas nasi menjadi 3 lorong, yaitu:a. Meatus nasalis superior Sebuah lorong sempit antara concha nasalis superior dan media. Tempat bermuaranya sinus ethmoidalis superior melalui 1 atau lebih lubang.b. Meatus nasalis media Bagian anterosuperior berhubungan dengan infundibulum (jalan penghantar ke sinus frontalis) melalui duktus frontonasalis. Sinus maxillaries juga bermuara ke meatus ini.

c. Meatus nasalis inferior Sebuah lorong horizontal yang terletak inferolateral terhadap concha nasalis inferior. Ductus nasolacrimalis bermuara di bagian anterior meatus ini.

Gambar 2.3 Dinding lateral lubang hidung dari belahan kepala kanan (penampakan medial dan lateral)

Vaskularisasi dan Persarafan a. Perdarahan dinding medial dan lateral nasal cavity dari 5 sumber :1. Anterior ethmoidal artery ( dari ophthalmic artery )2. Posterior ethmoidal artery ( dari ophthalmic artery )3. Sphenopalatine artery ( dari maxillary artery )4. Greater palatine artery ( dari maxillary artery )5. Septal branch of the superior labial artery ( dari facial artery ) Plexus venosus submucosal mendrainase darah kembali ke vena sphenopalatina, vena facialis, vena ophthalmica.b. Persarafan 2/3 inferior membrane mukosa nerve nasopalatinus cabang maxillary. Bagian anterior nerve ethmoidalis anterior cabang nerve nasociliaris yang merupakan cabang ophthalmica. Dinding lateral cavitas nasi melalui rami nasals nervi maxillary, nerve palatines major, nerve ethmoidalis anterior.

Gambar 2.4 Vasskularisasi dan persyarafan lubang hidung

-Paranasal sinusRuangan yang berisi udara yang berada ditulang wajahTerdiri dari:1. Frontal sinus2. Ethmoid sinus3. Sphenoid sinus4. Maxillary sinus1. Frontal sinusDrainase oleh frontonasal duct ke ethmoidal infundibulum menuju semilunar meatus di middle nasal meatus2. Ethmoidal sinus Invaginasi diantara rongga hidung dan tulang orbita Anterior : drainase melalui ethmoidal infundibulum Middle : membuka ke middle meatus (ethmoidal bullae) Posterior: menuju superior meatus3. Sphenoidal sinusDrainase melalui sphenoidal recess4. Maxillary sinus Merupakan sinus terbesar Apex : mencapai tulang zygomatik Base : mmbentuk bagian inferior rongga hidung lateral Roof : di bentuk oleh floor tulang orbita Floor : oleh alveolar maxilla Drainase : oleh Maxillaru os menuju middle nasal meatus melalui semilunar hiatus

Gambar 2.5 Paranasal sinus 2.1.1.2 FisiologiHidung merupakan bagian dari respiratory tract yang letaknya superior terhadap hard palate dan berisi peripheral organ of smell.Fungsi hidung diantaranya adalah:1. Olfaction (organ pembau)2. Respiration (bernafas)3. Menyaring partikel debu yang masuk4. Menjaga kelembaban udara yang masuk ke hidung5. Menerima sekresi dari sinus paranasal dan nasolacrimal duct6. Resonansi suara.7. Proses bicara pada pembentukan konsonan nasal (m,n, ng) rongga mulut tertutup dan hidung terbuka, palatum mole turun untuk aliran udara.8. Refleks nasal bersin.Fungsi paranasal sinus diantaranya adalah:1. Sebagai pengatur kondisi udara sebagi ruang tambahan untuk memanaskan dan mengatur kelembaban udara inspirasi.2. Sebagai penahan suhu penahan panas, melindungi orbita dan fossa serebri dari suhu rongga hidung yang beruba-ubah.3. Membantu keseimbangan kepala mengurangi berat tulang muka.4. Membantu resonansi suara mempengaruhi kualitas suara.5. Sebagai peredam perubahan tekanan udara pada waktu bersin atau membuang ingus.6. Membantu produksi mucus efektif untuk membersihkan partikel yang turut masuk dengan udara inspirasi.2.1.2 Faring2.1.2.1 Anatomi Merupakan suatu saluran aerodigestivus dengan struktur tubular iregular mulai dari dasar tengkorak sampai batas inferior setinggi kartilago krikoid di anterior dan setinggi vertebra servikalis ke-6 diposterior, dengan panjang 12 cm -14 cm dan lebar 5 cm 1,5 cm.

Batas-batas Faring di antaranya adalah:a) Superior: Oksipital & sinus sphenoidb) Inferior: Berhubungan dgn esophagus setinggi m. Krikofaringeus c) Anterior: Kavum nasi, kavum oris, dan laring d) Posterior: Kolumna vertebra servikal melalui jar. areolar yg longgar. Bagian-bagian Faring diantaranya adalah:a) Nasofaring: Batas-batas Nasofaring: Superior: Basis Cranii Inferior: Palatum molle Anterior: Choana Posterior: Vertebra servikalis Lateral : Otot-otot konstriktor faring Struktur Ruang Nasofaring: Tonsila faringea Torus tubarius Fossa Rosenmuller Muara Tuba Eustachius Koana/nares posterior b) Orofaring: Merupakan kelanjutan nasofaring pada tepi bebas palatum molle. Batas-batas Orofaring: Superior: Palatum molle Inferior: Bidang datar tepi atas epiglotis Anterior: Berhub. dgn kavum oris Posterior: Vertebra servikalis 2 dan 3 bersama dgn otot-otot prevertebra c) laringofaring Batas-batas Laringofaring: Superior: Epiglotis Inferior: Tepi bawah kartilago krikoid Anterior: Aditus Laring Posetrior: Vertebra servikalis 3 - 6.

Gambar 2.6 Dinding anterior faring

Gambar 2.7 Aspek internal dari dinding lateral faring

Faring dipersyarafi oleh cabang syaraf kranial dan persyarafan motorik dan sensorik dengan pejabaran sebagai berikut: Saraf kranial IX dan X pleksus faringeus Persarafan motorik otot-otot konstriktor nervus vagus, stylopharyngeus saraf cranial IX. Persarafan sensorik nasofaring berasal dari V2, bagian atas faring saraf cranial IX, bagian bawah faring saraf cranial X.

Gambar 2.8 Persyarafan faring

Berikut ini merupakan penjabaran mengenai perdarahan dari faring: Arteri palatine ascenden, Arteri pharyngeal ascenden, Cabang arteri tonsilar yang memperdarahi wajah, Cabang arteri maxillary, dan Cabang arteri lingual bagian dorsal.

Gambar 2.9 Vaskularisasi faring

Faring memiliki beberapa otot penyokong, diantaranya adalah: M. palatal M. stylopharyngeus M. salpingopharyngeus M. palatopharyngeus 1. Nasofaring

Gambar 2.10 Otot-otot faring

Faring juga memiliki jaringan limfoid yang disebut dengan cincin Waldayer, yang terdiri atas:1. Tonsila Palatina 2. Tonsila Faringeal (adenoid)3. Tonsila Lingualis 4. Lateral faringeal band 5. Nodul-nodul soliter di belakang faring (gerlachs tonsil) Berikut ini merupakan penjelasan mengenai masing-masing kelenjar tonsil:a) Tonsila Faringeal Terletak di garis tengah dinding anterior basis sphenoid Jumlah satu buah Diliputi oleh membran mukosa ,tidak berkapsul. Kripta lebih sederhana dibandingan dengan t.palatina Mulai regresi pd umur 8-10 tahun Vaskularisasi: Arteri Karotid interna, Arteri maksilaris Vena dari fleksus faringeus Vena Jugularis interna Inervasi: N. nasofaringeal, cabang N. IX & X. Kel. Limfe: dari kel. Interfaringeal kel. jugularis b) Tonsila Lingualis Masa Limfoid di basis lidah,tidak berkapsul. Terdapat 30-100 buah Berkembang paling akhir, menetap hingga dewasa Letak : anteroposterior dari papila sirkumvalata - epiglotis Vaskularisasi: A. Lingualis, cabang A. Karotis eksterna. V. Lingualis Vena Jugularis Interna. Aliran limfe: menuju ke kelenjar servikalis profunda. Inervasi: melalui cabang lingual N. IX.c)Tonsila Palatina Dinding lateral orofaring Dalam fossa tonsilaris, berbentuk oval Fossa tonsilarisdepan: dibatasi oleh pilar anterior (otot palatoglosus), belakang: dibatasi oleh pilar posterior (otot palatofaringeus) Lateral: M. constrictor pharyngeus superior Oval, P: 20-25 mm, L: 15-20 mm, tebal 15 mm, B: 1,5 gr Berikut ini merupakan arah aliran lmfe tonsil :Aliran limfe dari parenkim tonsil limfe eferen pada trabekula kelenjar servikalis profunda nodulus limfatikus daerah dada duktus torasikus .

Gambar 2.11 Gambar skematis Waldeyers ring

Gambar 2.11 Tonsil pada faring