analsis hubungaan antara pola pembiayaan dan …
TRANSCRIPT
ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN
DAN PENDAPATAN PETANI KENTANG DI DESA
ERELEMBANG KECAMATAN TOMBOLOPAO KABUPATEN
GOWA
SUDIRMAN
105960107511
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN
PENDAPATAN PETANI KENTANG DI DESA ERELEMBANG
KECAMATAN TOMBOLO PAO KABUPATEN
GOWA
SUDIRMAN
105 96 0107511
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : Analisis Hubungan
Antara Pola Pembiayaan dan Pendapatan Petani Kentang di Desa
Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa adalah benar
merupakan hasil karya yang belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan oleh penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Makassar, Juni 2015
Sudirman
105 96 01075
v
ABSTRAK
SUDIRMAN,105960107511. Analisis Hubungan Antara Pola Pembiayaan
dan Pendapatan Petani Kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo
Pao Kabupaten Gowa. Dibimbing oleh KASIFAH dan DEWI SARTIKA. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Mei 2015 dengan tujuan
untuk mengetahui pola pembiayaan usahatani kentang, besarnya pendapatan
usahatani kentang, serta hubungan antara pola pembiayaan dan pendapatan petani
kentang di Desa Erelambang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa..
Pengambilan populasi dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja atau
purpusive yaitu pada semua petani kentang di Desa Erelembang Kecamatan
Tombolo Pao Kabupaten Gowa sebanyak 228 orang. Sementara untuk penentuan
sampel dilakukan secara acak sederhana simple random sampling dengan jumlah
sampel sebanyak 23 orang . Analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini
adalah analisis deskritif kualitatif, kuantitatif dan analisis kolerasi .
Hasil penelitian ini menunjukkan pola pembiayaan petani kentang yang
ada di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa adalah pola
pembiayaan mandiri dan pola pembiayaan mandiri mitra.Pendapatan petani
kentang dalam satu tahun di Desa Erelambang Kecamatan Tombolo Pao
Kabupaten Gowa yang menggunakan pola pembiayaan mandiri yaitu sebesar Rp
. 56,442,6220 /ha, dan pendapatan petani yang menggunakan pola pembiayaan
mandiri mitra sebesar Rp. 54,718,347/ ha. Terdapat hubungan positif antara pola
pembiayaan petani kentang dengan pendapatan sebesar 48 %, yang berarti
hubungan antara pola pembiayaan dan pendapatan petani kentang di Desa
Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa memiliki keeratan
hubungan yang terjadi tergolong rendah.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah
mengkaruniakan berkah dan kasih sayang-Nya sehingga atas izin-Nya penulis
akhirnya dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “Analisis Hubungan
Antara Pola Pembiayaan Dan Pendapatan Petani Kentang Di Desa
Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa “ dengan penuh
ketercapaian lainnya.Penulis menyadari bahwa terselesaikannya Skripsi ini tak
lepas dari campur tangan berbagai pihak. Untuk itulah penulis ingin berterima
kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Dr.Ir.Kasifah, M.P selaku Pembimbing I dan Ibu Dewi Sartika,S.TP.,M.Si,
selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan dukungan, arahan dan
bimbingannya selama penyusunan dan penulisan skripsi ini.
2. Prof.Dr.,Safiuddin ., M.Si dan bapak Firmansyah, S.P., M.Si. terima kasih
atas segala saran, kritikan dan koreksinya sebagai tim penguji dalam
penyempurnaan penulisan Skripsi ini.
3. Bapak Ir. Saleh Molla, MM. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makasaar.
4. Bapak Amruddin, S.Pt.,M.Si selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makasaar.
5. Seluruh dosen Program Studi Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makasaar yang telah senantiasa memberikan ilmu
pengetahuan dan bimbingan selama mengikuti perkuliahan.
6. Seluruh staf TU Fakultas Pertanian yang telah banyak membantu dan
mengurusi segala administrasi.
7. Kedua orangtua bapak Muh Basri Sado dan Ibunda Ridawati S, dan adik-
adikku tercinta Solihon Basri, Nurfadilah Basri, Afra Naylah B dan Nabilah
Basri Terima kasih atas segala yang telah dilakukan demi penulis, dan terima
kasih atas setiap cinta yang terpancar serta doa dan restu yang selalu
mengiring tiap langkah penulis
8. Kepada sahabat-sahabat dan Kakanda serta Adinda IMMawan dan IMMawati
di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Unismuh Makassar serta
kakanda dan adinda di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas
Pertanian Unismuh Makassar. Terima kasih atas segala canda, tawa dan
tangisan haru serta bahagia yang telah dibagi dan turut dirasa. Terima kasih
atas rasa kekeluargaan yang begitu besar meski tanpa ikatan darah. Jalinan
silaturahim ini semoga Allah jaga hingga ke Surga.
Sebagai manusia biasa, tentunya penulis masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis akan sangat senang jika menerima berbagai
masukan dari para pembaca baik berupa kritik maupun saran yang sifatnya
membangun. Harapan penulis, semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat.
Akhirnya kepada Allah-lah penulis memohon agar usaha ini dijadikan sebagai
amal shalih dan diberikan pahala oleh-Nya.
Wassalammualaikum Wr. Wb
Makassar, Juni 2015
Sudirman
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI ... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ......................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................. v
DAFTAR ISI ........................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Kentang ......................................................................... 6
2.2. Usahatani ........................................................................................ 8
2.3. Pendapatan ................................................................................... 8
2.4. Penerimaan ..................................................................................... 9
2.5. Pola Pembiayaan ........................................................................... 10
2.6. Kerangka pikir .............................................................................. 17
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat ........................................................................ 19
3.2. Populasi dan Sampel ...................................................................... 19
3.3. Pengumpulan Data .......................................................................... 19
3.4. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 20
3.5. Analisis Data .................................................................................. 21
3.6. Defenisi Operasional....................................................................... 23
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Kondisi Geografis .......................................................................... 25
4.2. Potensi Sumber Daya Alam ............................................................ 26
4.3. Potensi Sumber Daya Manusia ........................................................ 27
4.4. Sarana dan Prasarana ...................................................................... 30
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Identitas Responden ........................................................................ 32
5.2. Pola Pembiayaan ............................................................................ 38
5.3. Analisis PendapatanUsahatani Kentang ......................................... 41
5.4. Hubungan Antara Pola Pembiayaan Dan Pendapatan Petani ........... 49
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
1.1. Kesimpulan .................................................................................... 51
1.2. Saran .............................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 53
LAMPIRAN .............................................................................................. 55
xi
DAFTAR TABEL
No. Teks Halaman
1. Daftar Jumlah Dusun dan Jumlah Penduduk di Desa Erelembang
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa ................................... 25
2. Pola Penggunaan Lahan di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo
Pao Kabupaten Gowa ..................................................................... 26
3. Potensi Kependuduk di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo
Pao Kabupaten Gowa ..................................................................... 27
4. Penyebaran Pendududk Berdasarkan Tingkat Umur dan Jenis
Kelamin di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten
Gowa ............................................................................................. 28
5. Penyebaran Pendududk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa
Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa ................ 29
6. Penyebaran Pendududk Berdasarkan rekapitulasi Pekerjaan Pokok
Kepala Keluarga (KK) di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo
Pao Kabupaten Gowa ..................................................................... 30
7. Sarana dan Prasarana di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo
Pao Kabupaten Gowa ..................................................................... 31
8. Identitas Responden Berdasarkan umur di Desa Erelembang
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa .................................... 33
9. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendididkan Desa
Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa ................ 34
10. Identitas Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di
Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa ....... 35
11. Jumlah Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani di Desa
Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa ................ 37
12. Identitas Responden Berdasarkan Jumlah Jumlah Luas Lahan di
Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa ....... 38
13. Pola Pembiayaan Petani di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo
Pao Kabupaten Gowa ..................................................................... 39
14. Analisis biaya dan pendapatan petani responden dengan pola
pembiayaan mandiri di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao
Kabupaten Gowa ............................................................................ 45
15. Analisis biaya dan pendapatan petani responden dengan pola
pembiayaan mandiri Mitra di Desa Erelembang Kecamatan
Tombolo Pao Kabupaten Gowa ...................................................... 47
16. Analisis hubungan antara pola pembiayaan dan pendapatan petani
Kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten
Gowa ............................................................................................. 49
xiii
DAFTAR GAMBAR
No. Teks Halaman
1. Skema Kerangka Pikir Analisis Hubungan Antara Pola
Pembiayaan dan Pendapatan Petani Kentang di Desa Erelembang
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa .................................... 18
DAFTAR LAMPIRAN
No. Teks Halaman
1. Kuesioner Penelitian Pola Pembiayaan dan Pendapatan Petani
Kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten
Gowa ............................................................................................. 55
2. Identitas Responden Usahatani Kentang di Desa Erelembang
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa .................................... 61
3. Pola Pembiayaan Petani di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo
Pao Kabupaten Gowa ..................................................................... 62
4. Penerimaa Petani Kentang dengan Pola Mandiri pada Musim
Tanam 1 di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten
Gowa ............................................................................................. 63
5. Penerimaa Petani Kentang dengan Pola Mandiri pada Musim
Tanam 2 di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten
Gowa ............................................................................................. 63
6. Total Penerimaa Rata- rata Petani Kentang dengan Pola
Pembiayaan Mandiri Dalam Satu Tahun di Desa Erelembang
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa .................................... 63
7. Total Biaya Rata- rata Uasahatani Kentang dengan Pola
Pembiayaan Mandiri pada Musim Tanam 1 di Desa Erelembang
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa .................................... 64
8. Total Biaya Rata- rata Uasahatani Kentang dengan Pola
Pembiayaan Mandiri pada Musim Tanam 2 di Desa Erelembang
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa .................................... 64
9. Total Biaya Rata- rata Uasahatani Kentang dengan Pola
Pembiayaan Mandiri Dalam Satu Tahun di Desa Erelembang
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa .................................... 65
10. Pedapatan Rata rata Petani Kentang Dalam Satu Tahun dengan
Pola Pebiayaan Mandiri di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo
Pao Kabupaten Gowa ............................................................................... 65
xv
11. Penerimaa Rata- rata Petani Kentang dengan Pola Mandiri Mitra
pada Musim Tanam 1 di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo
Pao Kabupaten Gowa ..................................................................... 66
12. Penerimaa Rata- rata Petani Kentang dengan Pola Mandiri Mitra
pada Musim Tanam 2 di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo
Pao Kabupaten Gowa ..................................................................... 67
13. Penerimaa Rata- rata Petani Kentang dengan Pola Mandiri Mitra
Dalam Satu Tahun di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao
Kabupaten Gowa ............................................................................ 68
14. Total Biaya Rata- rata Uasahatani Kentang dengan Pola
Pembiayaan Mandiri Mitra pada Musim Tanam 1 di Desa
Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa ................ 69
15. Total Biaya Rata- rata Uasahatani Kentang dengan Pola
Pembiayaan Mandiri Mitra pada Musim Tanam 2 di Desa
Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa ................ 70
16. Total Angsuran Petani Kentang Dalam Waktu Satu Tahun Pada
Pola Pembiayaan Mandiri Mitra di Desa Erelembang Kecamatan
Tombolo Pao Kabupaten Gowa ...................................................... 71
17. Total Biaya Rata- rata Uasahatani Kentang dengan Pola
Pembiayaan Mandiri Mitra Dalam Satu Tahun di Desa Erelembang
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa .................................... 72
18. Pendapatan Rata- rata Petani Kentang Dengan Pola Mandiri Mitra
Dalam Satu Tahun di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao
Kabupaten Gowa ............................................................................ 73
19. Hubungan Antara Pola Pembiayaan dan Pendapatan Petani
Kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten
Gowa. ............................................................................................ 74
20. Dokumentasi Kegiatan Penelitian ................................................... 75
21. Peta Desa Erelambang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa 80
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembiayaan merupakan salah satu elemen esensial dalam sektor
pertanian ,khususnya guna mendukung percepatan produksi menuju peningkatan
pendapatan petani. Dengan kata lain, kekurangan pembiayaan (modal) dapat
mengakibatkan terhambatnya ruang gerak aktifitas usahatani. Konsekuensinya,
pendapatan para petani dari usaha tani yang mereka kelola juga tidak akan berhasil
secara optimal.
Kebijkan pemerintah sebetulnya telah banyak dan sudah cukup lama
dilakukan Departemen Pertanian melalui penerapan sejumlah program diantaranya
kebijakan pemerintah untuk menanggulangi permasalahan pembiayaan pada
awalnya diimplementasikan dalam bentuk program pemberian kredit massal
melalui fasilitas bunga pinjaman bersubsidi dengan tujuan untuk meningkatkan
produksi berbagai komunitas pertanian. Akan tetapi, dalam perkembangannya
pemberian kredit tersebut menimbulkan polemik yang berkepanjangan karena
terjadi berbagai penyimpangan dan penggunaan yang kurang tepat sasaran
(Sugirto dan Syukur, 2005).
Program tersebut diantaranya kredit usaha tani (KUT), proyek
peningkatan pendapatan petani-nelayan kecill (P4K), kredit ketahanan pangan
(KKP), dana penguatan modal lembaga usaha ekonomi pedesaan (DPM-LUEP),
bantuan langsung masyarakat (BLM), dan lembaga keuangan mikro (LKM).
Peralihan atau pergatian dari satu program/proyek ke program/proyek lainnya
2
disamping memperkaya khasanah pembiayaan pertanian, beberapa diantaranya
juga dimaksudkan sebagai kebijakan alternative yang diharapkan implementasinya
lebih efektif dibandingkan sebelumnya.
Apabila para petani tidak bisa mendapatkan kredit,maka produksi usaha
tani yang mereka kelola tidak akan optimal. Hal ini sesuai dengan apa yang
dikemukakan Todaro (2000) bahwa salah satu dari tiga strategi pembangunan
pedesaan dan pertanian adalah adanya dukungan pemerintah terhadap suatu sistem
yang yang dapat menciptakan insentif, kesempatan ekonomi, dan akses terhadap
kredit serta inpit produksi sehingga para petani kecil dapat meningkatan
produktivitas usaha tani mereka. Tampubolon (2002) menambahkan bahwa kredit
dapat dianggap sebagai sala satu alat yang sanggup memutuskan “ lingkaran setan
“ penyebab rendahnya kemampuan dalam pemupukan modal, kemapuan membeli
sarana produksi, perceptan produktivitas usahatani, dan peningkatan pendapatan.
Dalam prakteknya para petani seringkali menghadapi keterbatasan untuk
mengakses lembaga pembiayaan karena persyaratan aguanan (collateral) atau
karena tingkat pendidikan yang masi rendah sehingga mereka kurang mengenai
prosedur cara memperoleh kredit. ADB (2004) mengemukakan bahwa secara
empirik terdapat kesenjangan akses petani terhadap kredit sehingga menyebabkan
semakin terbatasnya kemampuan untuk melakukan kegiatan divesifikasi dan
mengambil kesempatan pasar yang notabene akan menguntungkan mereka.
Terkait dengan ini fasilitas kredit dapat memberikan kesempatan kepada para
petani dalam beberapa hal, yaitu untuk :(1 ) membeli input produksi seperti benih,
pupuk, dan sebagainya ; (2) membeli alat dan mesin pertanian ; (3) melaksanakan
3
diversifikasi antara berbagai jenis tanaman dan atau ternak dengan tanaman yang
bernilai tinggi; (4) melakukan pengolahan pasca panen dalam rangka
meningkatkan nilai tambah produk pertanian; dan (5) melaksanakan diversifikasi
bisnis horizontal antara pertanian dan non pertanian.
Secara umum petani kentang untuk memperoleh sumber pebiayaan.
memanfaatkan keberadaan pada sumber pebiayaan formal dan non ataupun secara
mandiri dengan berbagai konsekuensinya. Walaupun didalam mengakses pada
sumber pembiayaan utamanya pada sumber pembiayaan formal yang masih
rendah, karena berbagai bentuk birokrasi dan persayaratan yang konvensional
yang selama ini menjadikan polemik tersendiri untuk memperoleh sumber modal
yang murah dan mudah. Oleh karena itu didalam membangun pertanian
khususnya peningkatan usahatani kentang diperlukan kreasi kelembagaan
pembiayaan yang tepat melalui dukungan pemerintah guna menciptakan
terbentuknya lembaga pembiayaan yang kuat dan sehat guna mendukung
pengembangan usaha pertanian di pedesaan.
Keterbatasan dalam permodalan dalam petani kentang akan berpengaruh
terhadap usahatani yang dilakoninya dan akan berpengaruh terhadap pendapatan
dan kesejahteraan petani kentang tersebut.
Pada kondisi yang kurang kondusif tersebut, sebagian besar petani yang
melakukan kegiatan usahatani, dan yang belum memperoleh akses permodalan
melalui program, akan mencari alternatif untuk memanfaatkan ketersediaan
lembaga pembiayaan formal dan non formal. Meskipun disadari bahwa usahatani
kentang merupakan usahatani padat modal dan tenaga kerja, serta beresiko tinggi,
4
namun akan tetap diusahakan petani sebagai kegiatan usahatani pada saat musim
kemarau dan musim penghujan sebagai salah satu dari usaha tani di Desa
Erelambang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa .
Sesuai dengan latar belakang yang dikemukakan di atas maka peneliti
tertarik melakuakan penelitian dengan judul Analisis Hubungan antara Pola
Pembiayaan dan Pendapatan Petani Kentang di Desa Erelembag Kecamatan
Tombolo Pao Kabupaten Gowa.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pola pembiayaan usahatani tanaman kentang di Desa Erelembang
Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa?.
2. Berapa besar pendapatan usahatani kentang di Desa Erelembang Kecamatan
Tombolopao Kabupaten Gowa?
3. Bagaimana hubungan antara pola pembiayaan dengan pendapatan petani
kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pola pembiayaan usahatani kentang di Desa Erelembang Kecamatan
Tombolopao Kabupaten Gowa .
2. Besarnya pendapatan usahatani kentang di Desa Erelembang Kecamatan
Tombolopao Kabupaten Gowa .
5
3. Hubungan antara pola pembiayaan dengan pendapatan petani kentang di
Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan masukan bagi petani kentang dalam pengembangan usahanya.
2. Menjadi bahan informasi atau referensi bagi peneliti selanjutnya yang
berhubungan dengan pola pembiayaan dan pendapatan petani kentang.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Kentang (Solanum tuberosum Linn)
Solanum atau kentang merupakan tanaman setahun, bentuk
sesungguhnya menyemak dan bersifat menjalar. Batangnya berbentuk segi
empat, panjangnya bisa mencapai 50 – 120 cm, dan tidak berkayu (tidak keras
bila dipijat). Batang daun berwarna hijau kemerahan merahan atau keungu –
unguan. Bunganya berwarna kuning keputihan atau ungu, buahnya berbentuk
buni, buah yang kulit/dindingnya berdaging dan mempunyai dua ruang. Akar
tanaman menjalar dan berukuran sangat kecil bahkan sangat halus, selain
mempunyai organ – organ tersebut, kentang juga mempunyai organ umbi. Umbi
tersebut berasal dari cabang samping yang masuk ke dalam tanah.
Sistem perakaran Kentang terdiri dari akar primer, akar lateral, dan akar
udara. Akar primer adalah akar yang pertama kali muncul pada saat biji
berkecambah dan tumbuh ke bawah. Yang disertai dengan akar seperti rambut.
Batang tanaman Kentang kentang kecil, lunak bagian dalamnya
berlubang dan bergabus bentuknya persegi tertutup dan dilapisi bulu bulu
halus.Batang yang muncul dari mata umbi berwarna hijau kemerahan dan
bercabang samping, akar bercabang membentuk akar rambut yang berpungsi
menyerap hara makanan dalam tanah. (Muhadjir, 1988).
Daun majemuk menempel dari satu tangkai (racis) Jumlah helai daun
berhadapan umumnya ganjil saling berhadapan diantara pasang daun kecil telinga
7
yang disebut daun sela. Pada pangkal tangkai daun majemuk tangkai terdapat
sepasang daun kecil yang disebut daun penumpu (stipulae) tangkai lebar daun
(petiolus). Warna daun hijau muda sampai hijau gelap dan tertutup oleh bulu-bulu
halus. (Anonim, 2001).
Bunga kentang termasuk sempurna yakni mempunyai organ jantang dan
betina seperangkat organ jantan disebut stemen atau andocium. Sementara itu
seperangkat organ betina terdiri dari kepala putik, tangkai putik dan bakal buah.
Jumlah benang sari 5 buah dan tepung sari terdapat dalam kantong (anthera) yang
berbentuk dua ruas (locus) di dalam bakal buah terdapat 500 ratus bakal biji.
(Danarti dan Najiyati, 2000).
Kentang dapat tumbuh pada wilayah dengan ketinggian 600 – 1200
meter dari permukaan laut, panjang hari mendekati 12 jam dengan curah hujan
antara 1500 - 500 mm,. dengan suhu rata-rata 15 – 20 o
C, kelembaban relative 70
%, (Anonim, 1999).
Kentang dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah. Tanah dengan drainase
yang baik, lempung dan lempung berpasir, tanah berbatu-batuan dengan
kandungan bahan organik yang cukup adalah paling sesuai untuk Kentang.
Derajat kemasaman tanah yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal adalah pH
tanah berkisar 5 – 6,5 dengan kemiringan tanah kurang dari 8 % (Christianto,
dkk., 1998).
8
2.2. Usahatani
Ilmu usahatani merupakan proses menentukan dan megkoordinasikan
penggunaan faktor faktor produksi pertanian untuk memperoleh pendapatan atau
keuntungan yang maksimal (Suratiyah, 2011).
Usahatani adalah himpunan dari sumber sumber alam yang terdapat di
tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air,
perbaikan perbaikan yang telah dilakukan diatas tanah itu, sinar matahari,
bagunan bangunan yang didirikan diatas tanah dan sebagainya. Usaha tani dapat
berupa bercocock tanah atau memelihara ternak awal bertujuan menghasilkan
bahan pangan untuk kebutuhan keluarga sehingga
Pada dasarnya usahatani berkembang terus dari hanya merupakan
usahatani swasembada. Oleh karena sistem pengolahan yang lebih baik maka di
hasilkan produk berlebih dan dapat dipasarkan. Pada akhirnya karena berorentasi
pada pasar maka akan menjadi usaha tani niaga. Usahatani pada mulanya hanyan
mengelola tanaman pangan kemudian berkembang meliputi berbagai komoditi
sehingga bukan usahatani murni tetapi menjadi usahatani campuran(mixed
farming).
2.3. Pendapatan
Menurut Soekartawi (2006), pendapatan adalah selisih antara penerimaan
dan semua biaya. Keuntungan atau profit adalah pendapatan yang diterima oleh
seseorang dari penjualan produk barang maupun produk jasa yang dikurangi
dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam membiayai produk barang maupun
9
produk jasa. Pendapatan dapat dibagi menjadi tiga pendapatan yaitu sebagai
berikut :
1) Pendapatan kotor (Gross Income) adalah pendapatan usahatani yang belum
dikurangi biaya-biaya.
2) Pendapatan bersih (Net Income) adalah pendapatan setelah dikurangi biaya.
3) Pendapatan pengelola (Management Income) adalah pendapatan merupakan
hasil pengurangan dari total output dengan total input.
Pendapatan bersih merupakan selisih antara penerimaan dengan semua
biaya, yaitu dengan rumus sebagai berikut:
Pd = TR – TC
Keterngan :
Pd = Pendapatan
TR (Total Revenue) = Total Penerimaan
TC (Total Cost) = Total Biaya
2.4. Penerimaan
Menurut Soekartawi (2006), penerimaan adalah total produksi yang
dihasilkan dikali dengan harga jual. Sedangkan pendapatan adalah penerimaan
dikurangi dengan biaya produksi dalam satu kali periode produksi.Dari
penerimaan dan pendapatan suatu usaha tersebut dibutuhkan informasi tentang
biaya tetap dan biaya tidak tetap.Biaya adalah pengorbanan-pengorbanan yang
mutlak harus dikeluarkan agar dapat diperoleh suatu hasil. Untuk menghasilkan
suatu barang atu jasa tentu ada bahan baku, tenaga kerja, dan jenis pengorbanan
10
lain yang tidak dapat dikeluarkan. Tanpa adanya pengorbanan-pengorbanan
tersebut tidak akan dapat diperoleh suatu hasil.
Lebih lanjut di jelaskan bahwa penerimaan total adalah hasil kali antara
julah produk yang di hasilkan dengan harga produk per kilogram, dapat di
ketahui dengan rumus sebagai berikut :
TR = P xQ
Keterangan :
TR (Total Revenew) = Total Penerimaan
P (Price) = harga
Q(Quantity) = Jumlah barang
2.5. Pola pembiayaan
Modal dalam usahatani diklasifikasikan sebagai bentuk kekayaan, baik
beruapa uang maupun barang yang digunakan untuk menghasilka sesuatu secara
langsung atau tak langsung dalam suatu proses produksi. Pembentukan modal
bertujuan untuk menungkatkan produksi dan pendapatan usahatani, serta
menunjang pembentukan modal lebih lanjut.Harus dipikirkan kembali
(rethinking) pola pembiayaan budidaya sejumlah komuditas dalam rangka
revitalisasi pertanian dan peningkatan kesejahteraan petani secara keseluruhan.
Keseluruhan mata rantai pembiayaan mencerminkan integasi
implementasi sistem agribisnis secara utuh, mulai dari industri hulu ( bibit, mesin,
agroindustri),budidaya (on- farm), pengolahan (off-farm), pemasaran, penunjang
(bank, riset), sampai agribisnis hilir (diversifikasi). Walaupun demikian, polanya
11
harus mengacu pada karasteristik dan siklus usaha ( 3-4 bulan, 1 tahun, 5 tahun
dan lain lain).
Pembiayaan sesuai dengan karakter dan jenis dan pola produksi pertanian
menjadi syarat yang penting bagi keberhasilan revitalisasi pertanian.Pola
pembiayaan mitra hanya mungkin dilakukan bila usaha pertanian memiliki skala
usaha memadai, berdaya saing, dan memiliki prospek pasar cukup komputitif.
Menurut (Tati Nurmala dkk 2012) sumber modal yang digunakan petani
untuk mengusahakan lahan usaha taninya berasal dari petani sendiri, lembaga
kredit formal dan lembaga no formal petani yang mempunyai modal sendiri,
sumbernya berasal dari penjualan hasil usaha tani atau ternak dan dari hasil
tabungannya. Sumber kredit formal antara lain dari BRI, KUD, BPR, da BPD,
sedangkan sumber kredit tidak formal antara lain berasal dari tetangga, teman dan
pedagang hasil pertanian.
Menurut (Tati Nurmala dkk 2012) alasan – alasan petani lebih
mengandalkan sumber kredit dari tidak formal karena:
1. Caranya mudah dan cepat pelayanannya
2. Adimistrasinya tidak berbelit belit cukup dengan satu kutansi meskipun tidak
bermateri.
3. Jumlahnya tidak dibatasi secara ketat tetapi sesuai dengan kebutuhan petani.
4. Waktunya tidak dibatasi jam kerja
5. Jaminannya cukup “kepercayaan saja” atau tanaman yang belum dipanen.
12
2.5.1. Pola pembiayaan mandiri
Pola pembiayaan mandiri adalah pembentukan modal yang sering
dilakukan oleh petani dengan cara menabung atau menyisihkan sebagaian dari
pendapatannya untuk keperluan di masa yang akan datang. Sehubungan dengan
dengan itu, strategi pengembangan pembiayaan mandiri dalam penegembangan
pertanian dapat dilakukan dengan cara :
1. Menyempurnakan kebijakan pembiayaan mandiri yang ada sehingga dapat
dimanfaatkan lebih baik lagi oleh petani dan pelaku agribisnis.
2. Meningktkan aksebilitas petani dan pelaku agribisnis terhadap sumber
pembiayaan mandiri.
3. Mensosialisaikan sumber pembiayaan mandiri yang telah ada.
4. Menjalin kerjasama dengan sumber pembiayaan mandiri.
2.5.2. Pola Pembiayaan mitra
Menurut (Rita Hanafie,2011) sumber usahatani mitra adalah sebagai
berikut :
1. Bimbingan massal (BIMAS) dan intensifikasi massal (INMAS)
Di berlakukan dari tahun 1964-1984 untuk para petani padi. Tujuannya
untuk meningkatkan produksi beras dengan cara menyediakan input input
pertanian, seperti pupuk, bibit, dan pestisida dengan harga murah, serta
memberikan bantuan teknis kepada para petani. Dalam pelaksanaannya, tingkat
pembayaran kembali kredit ini sangat buruk, bukan hanya di sebabkan oleh
kegagalan panen, serangan hama, atau penyakit pada tanaman, tetapi juga karena
13
dadanya anggapan bahwa kredit ini merupakan bantuan dana dari pemerintah
sehingga tidak perlu di kembalikan.
2. Kredit umum pedesaan (KUPEDES)
Kredit umum pedesaan merupakan suatu kebijaksanaan kredit yang di
berikan dalam rangka pengembangan dan peningkatan usaha kecil yang sudah ada
atau kegiatan proyek baru yang ada di pedesaan, termasuk usaha yang pernah
dibiayai dari faslitas kredit mini, kredit midi, atau jasa kredit lainnya. Kredit
umum merupakan kredit yang tidak di tunjang oleh kredit likuitas Bank Indonesia
atau kredit yang dibiayai bank pemberi kredit. Bidang usaha yang dibiayai kredit
umum ini yaitu semua usaha atau kegiatan komersial yang tidak dibiayai kredit
program.Salah satu bentuk kredit umum, yaitu kredit usaha kecil (KUK) yang
merupakan penyempurnaan dari kredit yang sudah ada.Untuk pelaksanaanya bank
diberikan likuiditas dari pemerintah.
Kredit umum ini dimulai dijalankan pada tahun 1984 oleh BRI Unit Desa
dengan menyediakan modal kerja dan modal infestasi untuk tiap jenis usaha yang
ada di daerah pedesaan dengan penerapan tingka bunga yang lebih tinggi dari
pada sebelumnya. Rasionalisasi suku bunga ini merangsang munculnya tabungan
tabungan masyarakat di daerah pedesaan dan bank unit desa mulai
memobilisasikannya.
3. Kredit investasi kecil (KIK) dan kredit modal kerja permanen (KMKP)
Kredit ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1973 dengan tujuan
untuk memberikan KIK dan KMKP kepada usaha usaha kecil di segala sektor
dalam pertanian. Tujuan lain program ini adalah penciptaan lapangan kerja,
14
penyebaran investasi secara geografis, dan pengembangan sektor agricultural
tertentu, misalnya perikanan, tembakau, peternakan, ungags, peternakan domba,
dan cengkeh. KIK dan KMKP merupakan suatu kebijaksanaan kredit yang
bersifat jangka menengah atau jangka panjang dan diberikan kepada pengusaha
dengan pertimbangan kelayakan. Program KIK in biasanya digunakan untuk
pembiayaan investasi barang modal dan jasa yang diperlukan dalam rangka
perluasan proyek lama atau baru, serta rehabilitasi aset yang sudah ada.Program
KMKP hanya diberikan untuk pembiayaan modal yang secara terus- menerus
digunakan untuk kelancaran usaha.
4. Kredit candak kulak (KCK)
Program KCK merupakan suatu kebijaksanaan pemberian kredit untuk
meningkatkan dan meratakan pendapatan masyarakat, khususnya masyarakat
golongan ekonomi lemah atau usaha kecil. Tujuan lain program ini yaitu untuk
meningkatkan fungsi pengkreditan koperasi dan KUD (sebagai pelaksana), serta
meningkatkan arus pemasaran dan distribusi barang- barang konsumsi yang
diperlukan masyarakat. Fasilitas KCK berupa modal kerja yang bersifat jangka
pendek (jangka waktu 3 bulan), persyaratannya mudah tanpa jaminan, serta
prosedurnya mudah da cepat. Program ini dimulai pada tahun 1976 dengan tujuan
untuk memberikan kredit kepada para pedagang kecil yang ada di daerah
pedesaan dalam rangka membebaskan mereka dari para lintah darat melelai
BUUD.
15
5. Kredit usha tani (KUT)
KUT baru diberlakukan pada tahun 1997 dengan beberapa tujuan, yaitu
membantu petani yang belum mampu membiayai sendiri usaha taninya,
meningkatkan pendapatan petani, membantu pengembangan koperasi, serta
meningkatkan produksi padi, palawija, dan holtikultura. Kredit program ini
disalurkan apabila ada beberapa komponen yaitu petani dengan pemilikan lahan
maksimum 2 Ha yang tergabung dalam kelompok tani, penyuluh pertanian
lapangan (PPL), koperasi / LSM, dan bank penyalur. KUT merupakan kredit yang
murah dan mudah dengan tingkat bunga 10,5 % jangka waktu 1 tahun, serta
jaminan tanaman yang dibiayai dan maksimal kredit berdasarkan area yang
dikelola maksimm 2 Ha sesuai dengan komoditas yang diusahakan.
KUT merupakan salah satu kredit program yang diberikan oleh bank
untuk membiayai suatu usaha atau kegiatan tertentu dengan jumlah maksimal,
serta persyaratan dan prosedur pemberian kredit yang diatur oleh
pemeritah.Dalam rangka pemerataan pembangunan, serta usaha peningkatan dan
pemerataan pendapatan masyarakat (khususnya masyarakat yang bergerak
dibidang usaha kecil), pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan mengenai
penyediaan fasilitas kredit program. Sumber dana fasilitas kredit program ini
berasal dari pemerintah, yang dalam hal ini Departemen Keuangan. Bank
Indonsia, bank umum dan Bank Pengkreditan Rakyat yang ditunjuk sebagai bank
pelaksana. Jenis kredit program ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber
pembiayaan usaha di bidang agribisnis dan industri ikutannya, baik yang pernah
ada maupun yang masih berjalan saat ini, misalnya KUT. KUT merupakan kredit
16
modal kerja untuk membiayai usaha tani dalam rangka peningkatan intensifikasi
padi, tanaman holtikultura, dan tanaman obat- obatan .
2.5.3. Biaya
Menurut sokartawi (2006), berdasarkan jenisnya biaya dapat dikategorikan
menjadi :
a) Biaya Tetap (Fixed Cost) didefenisikan sebagai biaya yang relative tetap
jumlahnya, yang tidak tergantung pada tingkat output .Yang termasuk ini
adalah biaya untuk pajak , sewa tanah, sewa alat pertanian, dan iuran irigasi.
b) Biaya Variabel (Variabel cost) merupakan sebagai biaya yang besar kecilnya
dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Jadi biaya variable merupakan
fungsi dari tingkat output. Yang termasuk dalam biaya variable ini adalah
pengeluaaran biaya untuk bibit, biaya biaya tenaga kerja , dan semua biaya
imput lainnya yang berubah sesuai tingkat output.
Lebih lanjut di jelaskan bahwa analisis biaya total usaha tani budidaya
tanaman kentang yang di keluarkan petani dari penjumlahan biaya tetap total dan
biaya variable total, dapat di ketahui dengan rumus sebagai berkut:
TC = TFC + TVC
Keterangan :
TC (Total Cost) = Total biaya
TVC (Total Variabel Cost) = Biaya variable total
TFC ( Total Fixed Cost) = Biaya tetap total
17
2.6. Kerangka Pikir
Petani kentang mengelola usahanya menggunakan beberapa faktor produksi
untuk memperoleh hasil dan keuntungan. Dalam usaha budidaya kentang tersebut
diperoleh hasil produksi .Usaha budidaya tanaman kentang merupakan suatu
usaha yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi modal, tenaga kerja, pajak,
sebagai penunjang usaha untuk menghasilkan produk pertanian berupa kentang
yang di jual dalam takaran kilo gram.
Permodalan merupakan salah satu aspek yang paling penting untuk
dikelola dengan baik karena dapat menentukan tingkat kemajuan suatu usaha. Jika
pengusaha mengalami masalah dalam aspek permodalannya, penguaha tersebut
akan mengalami kesulitan dalam operasionalnya yang selanjutnya akan berimbas
pada rendahnya kinerja dan laba yang mungkin diperoleh. Di sisi lain pola
pembiyaan yang di lakukan petani kentang baik secara mitra maupun mandiri
mempengaruhi modal petani dan keberlangsungan usaha yang dilakukan oleh
para petani.Dalam mengusahakan tanaman kentang ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu faktor biaya yang meliputi biaya variable, biaya tetap dan
produksi yang meliputi hasil produksi dan harga.
Biaya variabel adalah pengeluaran yang dilakukanl oleh petani dalam
melakukan aktifitas usahatani kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo
Pao Kabupaten Gowa yang besarnya mempengaruhi besarnya produksi dan
dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp). Seperti beni kentang pupuk, upah tenaga
kerja dan obat obatan. Sedangkan biaya tatap adalah pengeluaran yang dilakukan
oleh petani dalam melaksanakan aktifitas usahatani kentang Desa Erelembang
18
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa yang besarnya tidak mempengaruhi
besarnya produksi dan dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).Seperti sewa lahan,
peralatan pertanian, dan pajak yang di ukur dalam satuan rupiah. Total biaya yang
digunakan dan jumlah produksi yang dihasilkan sangat mempengaruhi pendapatan
petani kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.
Untuk lebih memperjelas mengenai pola pembiayaan usaha budidaya
tanaman kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa
dapat kita lihat pada skema kerangka pemikiran berikut:
Gambar 1.1.Skema kerangka Pemikiran Analisis Hubungan Antara Pola
Pembiayaan dan Pendapatan Petani Kentang di Desa Erelembang
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.
Biaya Produksi
Biaya tetap
Biaya variabel
Usahatani
Penerimaan
Produksi
Harga
Pendapatan
Pola Pembiayaan
Mitra
Mandiri
19
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Erelembang Kecamatan Tombolopao
Kabupaten Gowa, penelitian ini dilaksanakan dari April samapai dengan Mei
2015.
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani kentang yang berada
dalam wilayah Desa Erelembang. Dari penelitian diketahui jumlah petani kentang
yang ada di Desa Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa
sebanyak 228 petani. Jumlah sampel yang diambil yaitu sebanyak 10 % dari 228.
orang yang ada, sehingga total responden yang di ambil sebanyak 23 orang dari
jumlah petani kentang di desa tersebut. Penentuan sampel dilakukan secara acak
sederhana (simple random sampling).
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data ditempuh sebagai berikut :
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden menyangkut
identitas respnden, luas lahan dan jumlah petani,
b. Data sekunder diperoleh dari kantor Desa Erelembang , Kantor statistik
Kabupaten Gowa, kantor Balai Informasi Pertanian.
20
3.4. Jenis Dan Sumber Data
Jenis data yang di gunakan dalam praktek lapang ini adalah :
1. Data kualitatif yaitu metode untuk meyelidiki objek yang tidak dapa di ukur
dengan menggunakan angka angka yang di gunakan untuk mendapatkan
gambaran mengenai usaha yang di lakukan oleh para petani misalkan untuk
mengetahui gambaran umum usaha budidaya tanaman kentang di Desa
Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa.
2. Data kuantitatif yaitu metode untuk menyelidiki objek yang dapat di ukur
dengan angka angka seperti biaya tetap ( pajak, iuran air, sewa tanah, nilai
penyusutan alat ) dan biaya variabel ( biaya produksi,biaya tenaga kerja ,dan
sarana produksi ) yang di peroleh dari pemilik usaha tanaman kentang.
Sumber data yang di kumpulkan dlam penlitian ini adalah :
a. Data Primer adalah data yang langsung diperoleh dari lapangan(data
pertama) yang diperoleh secara langsung dari petani melalui observasi dan
wawancara berstruktur Wawancara berstruktur dengan menggunakan cara
daftar kuesioner yang dilakukan kepada petani tanaman kentang di Desa
Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa.
b. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber kedua yaitu data
yang diperoleh dari instansi yang terkait, laporan penelitian, dokumentasi,dan
maupun informasi lainnya yang berkatan dengan penelitian ini.
21
3.5. Teknik Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif,
kuantitatif dan analisis kolerasi . Analisis data kualitatif adalah analisis data yang
di gunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama pada pola pembiayaan
usahatani tanaman kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolopao
Kabupaten Gowa secara terperinci dan mendalam .
Analisis deskriptif kuantitatif adalah analisis data yang di gunakan untuk
menjawab rumusan masalah kedua yang diarahkan untuk melihat pendapatan
usahatani kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten
Gowa. Dengan kriteria penerimaan, biaya produksi, pendapatan dapat di ketahui
dengan rumus sebagai berikut (Soekartawi, 2006):
Pd = TR – TC
Keterngan :
Pd = Pendapatan
TR (Total Revenue) = Total Penerimaan
TC (Total Cost) = Total Biaya
TR = P x Q
Keterangan :
TR (Total Revenew) = Total Penerimaan
P (Price) = harga
Q ( Quantity) = Jumlah barang
TC = TFC + TVC
22
Keterangan :
TC (Total Cost) = Total biaya
TVC (Total Variabel Cost) = Biaya variable total
TFC ( Total Fixed Cost) = Biaya tetap total
Analisis kolerasi non parametrik (spearman) adalah analisis yang di
gunakan untuk mengetahui kolerasi antara dua variabel dengan menggunakan
peringkat dari data yang akan dicari kolerasinya (Mustari Kahar,2012). Analisis
ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah ketiga yang di arahkan untuk
melihat hubungan antara pola pembiayaan dengan pendapatan petani kentang di
Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa. Ukuran yang dapat
di gunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara dua peubah adalah
koefisien kolerasi (Muhammad Arif Tiro,2010). Koefisien kolerasi di gunakan
untuk mengetahi hubungan antara dua peubah kuantitatif pola pembiayaan (X)
dan pendapatan (Y).Adapun rumus yang di gunakan sebagai berikut :
n (∑xy) – (∑x) . ( ∑y)
r =
√n (∑x²) – (∑x)² √ n (∑y²) – (∑y)²
Keterangan:
rxy = hubungan variabel X dengan Variabel Y
X = Nilai variabel X
Y = Nilai variabel Y
23
3.6 . Defenisi Operasional
a. Usaha budiaya tanaman kentang adalah usaha yang diakukan untuk
memperoleh produksi kentang untuk memperoleh nilai tambah petani kentang
yang ada di Desa Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa.
b. Pola pembiayaan adalah cara yang dilakukan oleh petani kentang di Desa
Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa untuk memenuhi
semua biaya yang diperlukan dalam melakoni usaha tani kentang di Desa
Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa.
c. Pola pembiayaan mandiri adalah cara yang dilakukan oleh petani kentang
untuk memenuhi semua biaya yang diperluakan dalam melakoni usahataninya
yang sumbernya berasal dari dirinya sendiri di Desa Erelembang Kecamatan
Tombolopao Kabupaten Gowa.
d. Pola pembiayaan mitra adalah cara yang dilakukan oleh petani kentang di
Desa Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa untuk
memenuhi semua biaya dalam melakoni usahataninya yang sumbernya
berasal dari lembaga lembaga kemitraan selain dari dirinya.
e. Biaya adalah semua pengorbanan yang di keluarkan oleh petani kentang di
Desa Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa.
f. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani kentang di Desa
Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa dalam melaksanakan
aktivitas usahatani kentang yang besarnya mempengaruhi besarnya produksi
kentang dan dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).
24
g. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani kentang di Desa
Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa dalam melaksanakan
aktivitas usahatani kentang yang besarnya tidak mempengaruhi besarnya
produksi kentang dan dinyatakan dalam satu rupiah (Rp).
h. Penerimaan adalah perkalian antara produksi kentang (kg) dengan harga jual
kentang (Rp) di Desa Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa
dan dinyatakan dalam satu rupiah (Rp).
i. Pendapatan adalah selisih antara peneriamaan petani kentang dan semua
biaya yang di keluarkan oleh petani kentang di Desa Erelembang Kecamatan
Tombolopao Kabupaten Gowa.
25
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Kondisi Geografis
Desa Erelembang merupakan salah satu wilayah Kecamatan Tombolo Pao
Kabupaten Gowa yang yang memiliki jarak dari ibu kota Kabupaten ± 106 km
dan dari ibu kota Propinsi Sulawesi Selatan ± 110 km dengan Luas wilayah Desa
Erelembang adalah 59,84 km²
Secara adimistratif Desa Erelembang berbatasan dengan :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan : Kabupaten. Maros
b. Sebelah Timur berbatasan dengan : Kabupaten Bone
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kelurahan Malino
d. Sebelah Barat berbatasan dengan : Kabupaten Sinjai
Tabel 1. Daftar Dusun dan Jumlah Penduduk Desa Erelembang Kecamatan
Tombolo Pao Kabupaten Gowa .
NO DUSUN Jmlh
KK
Jumlah Penduduk
L P JML
1 Dusun Simbang 150 320 265 585
2 Dusun Bontomanai 110 231 254 485
3 Dusun Bontorannu 92 190 162 352
4 Dusun Erelembang 210 440 344 784
5 Dusun Matteko 95 179 187 366
6 Dusun Ma’lenteng 170 354 340 694
7 Dusun Biring Panting 195 365 444 899
Jumlah 1.023 2.169 1.996 4.165
Sumber data : Sensus Penduduk (SP) Tahun 2010
26
Tabel 1 terlihat bahwa jumlah penduduk keseluruhan secara adimistratif
yaitu 4.165 jiwa yang terdiri dari laki- laki 2.169 jiwa dan perempuan 1.996 jiwa
yang terbagi atas tujuh Dusun yaitu Dusun Simbang, Dusun Bontomanai, Dusun
Bontorannu, Dusun Erelembang, Dusun Matteko, Dusun Ma’lenteng, dan Dusun
Biring Panting .
4.2. Potensi Sumber Daya Alam
Desa Erelembang berada dalam ketinggian kurang lebih 1500 meter diatas
permukaan laut (dpl). Dengan suhu udara 12 – 34 °C . Kondisi wilayah Desa
Erelembang 100 % terdiri dari dataran tinggi dan pegunungan.Adapun jenis tanah
yang ada di Desa Erelambang adalah jenis tanah andosol dengan pH 5- 6,5.
Luas tanah yang dimiliki oleh petani secara keseluruhan yang ada di
Desa Erelembang merupakan tanah sawah dan tanah darat atau kebun.Untuk lebih
jelasnya dapat di lihat pada Tabel 2 .
Tabel 2. Pola Penggunaan Lahan di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao
Kabupaten Gowa
No Jenis Penggunaan Lahan Luas / Ha Presentase (%)
1 Sawah pengairan 215.00 28,26
2 Tegalan 182.00 2,39
3 Perkebunan 112.00 1,46
4 Perumputan 30.00 0,39
5 Pekarangan 20.00 0,62
6 Hutan 7063.00 92,66
Jumlah 7622.00 100.00
Sumber : kantor Desa Erelembng, 2015
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa penggunaan lahan terluas
adalah hutan dengan luas 7063.00 Ha. Sedangkan penggunaaan lahan yang paling
27
sempit adalah lahan pekarangan yaitu 20.00 Ha. Kenyataan ini menunjukkan
kehidupan masyarakat Desa Erelembang sebagai petani tanaman
pangan,holtikultura dan perkebunan .
4.2.1. Iklim
Seperti halnya dengan daerah lain di Indonesia, di Kabupaten Gowa hanya
di kenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Biasanya musim
kemarau mulai pada bulan Juni hingga September, sedangkan musim hujan mulai
pada bulan Desember hingga Maret. Keadaan yang seperti itu Berganti setiap
tahun setelah melewati masa peralihan , yaitu pada bulan April – Mei dan Oktober
– Nopember. (BPS Kab.Gowa, 2015).
Rata rata curah hujan tertinggi pada bulan Desember yaitu 679 mm dan
terendah pada bulan Juni – September yaitu 25 mm bahkan hampir tidak ada huja.
Bulan basah jatuh pada bulan Desember dan bulan kering jatuh pada bulan
Agustus (BPS Kab.Gowa, 2015).
4.3. Potensi Sumber Daya Manusia
Tabel 3. Potensi Kependudukan Desa Erelembang Erelembang Kecamatan
Tombolo Pao Kabupaten Gowa.
No Uraian Jumlah orang Presentase (%)
1 Laki laki 2.169 52,076
2 Perempuan 1.996 47,923
Total 4.165 100,00
Sumber : kantor Desa Erelembng, 2015
Tabel 3 terlihat bahwa jumlah penduduk di Desa Erelembang adalah
sebanyak 4.165 jiwa, dimana terdapat 2.169 jiwa yang berjenis kelamin laki- laki
28
dan 1.996 jiwa yang berjenis kelamin perempuan. Jumlah penduduk laki- laki
lebih banyak di banding jumlah penduduk perempuan.
4.3.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Umur
Penyebaran Pendududk Berdasarkan Tingkat Umur yang ada di Desa
Erelambang sangat beragam, untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada Tabel
berikut.
Tabel 4. Penyebaran Pendududuk Berdasarkan Tingkat Umur dan Jenis Kelamin
di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.
No Umur (thn) Laki - laki Perempuan Jumlah Presentase (%)
1 0-10 440 344 738 17,71
2 11 – 20 179 187 366 8,78
3 21 - 30 190 162 352 8,45
4 31 - 40 320 265 585 14,04
5 41 – 50 231 254 485 11,64
6 51 – 60 365 444 899 21,58
7 61 ke atas 354 340 694 16,66
Total 2.169 1.996 4.165 100,00
Sumber : kantor Desa Erelembng, 2015
Berdasarkan Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa jumlah usia anak dan
remaja laki laki jauh diatas jumlah anak perempuan. Begitu pula dengan
kelompok usia lainnya, jumlah laki- laki lebih dominan dari jumlah perempuan .
4.3.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Penyebaran penduduk Berdasarkan tingkat pendidikan dikelompokkan
menjadi 4 yaitu, tingkat penndidikan SD, SLTP,SLTA dan Sarajana.
29
Tabel 5. Jumlah Pendududuk Berdasarkan Tingkat Umur pendidikan di Desa
Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.
No Tingkat Pendidikan Laki laki Perempuan Jumlah Presentase (%)
1 SD 962 953 1915 92,60
2 SLTP 35 41 76 3,67
3 SLTA 15 26 41 1,98
4 S 1 25 12 34 1,64
5 S 2 2 - 2 0,09
Total 1.038 1.032 2068 100,00
Sumber : kantor Desa Erelembng, 2015
Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa tingkat pendidikan penduduk di Desa
Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa tergolong rendah,
dimana terdapat 1915 orang yang berpendidikan SD, 76 orang tamat SLTP, 41
0rang tamat SLTA, 34 orang tamat strata satu, dan 2 0rang strata dua.
4.3.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Penyebaran penduduk berdasarkan mata pencaharian kepala keluarga
(KK) terbagi atas delapan yaitu pengusaha, PNS, pedagang, petani, peternak,
tukang, sopir, honorer.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.
30
Tabel 6. Penyebaran Pendududuk Berdasarkan Rekapitulasi Pekerjaan Pokok
Kepala Keluarga (KK) di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao
Kabupaten Gowa.
No Jenis Usaha Jumlah KK Presentase (%)
1. Pengusaha 7 0,68
2. PNS 17 1.66
3. Pedagang 18 1,75
4. Petani 762 74,48
5. Peternak 98 9,57
6. Tukang 34 3,32
7 Sopir 51 4,98
8 Honorer 36 3,41
Jumlah 1023 100,00
Sumber data : Hasil sensus Penduduk (SP) Tahun 2010
Berdasarkan Tabel 6 terlihat bahwa jumlah penduduk beradasarkan
rekapipitulasi pekerjaan pokok kepala keluarga di Desa Erelembang Kecamatan
Tombolo Pao Kabupaten Gowa yang mata pencahariannya sebagai petani
sebanyak 762 kepala keluarga atau sama dengan 74 % dari jumlah kepala
keluarga yang ada di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten
Gowa.
4.4. Sarana dan Prasarana
Untuk memperlancar aktivitas masyarakat dan pengembangan di Desa
Erelembang Kecamatan Tombolo pao Kabupaten Gowa, maka harus didukung
oleh sarana dan prasarana yang memadai . Sarana dan prasarana tersebut dapat
memudahkan dalam segala aspek kehidupan masyarakat di Desa Erelembang
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa. Untuk lebih jelasnya sarana dan
prasarana yag ada di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten
Gowa dapat dilihat pada Tabel 7.
31
Tabel 7 . Prasarana dan Sarana Desa di Erelembang Kecamatan Tombolo Pao
Kabupaten Gowa.
No Jenis Prasarana dan Sarana Desa Jumlah
1 Jalan Desa ± 50 Km
2 Jembatan 9
3 Plat Dekker 25
4 Kantor Desa 1
5 Pustu 1
6 Posyandu 7
7 Poskamling 12
8 Gedung TK 1
9 Gedung SD/MI 7
10 Gedung SMP/MTS 5
11 Gedung SLTA 1
12 Gedung SPAS 1
13 Masjid 9
14 Mushollah 2
15 Pasar Desa 1
16 Lapangan Sepak Bola 3
Sumber : kantor Desa Erelembng, 2015
Dari Tabel 7, dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana di Desa
Erelembang masih belum memadai masih perlu tambahan, dimana terdapat kantor
desa 1 buah, postu 1 buah, posyandu 7 buah, plat dekker 25 buah, jembatan 9
buah, poskamling 12 buah, gedung TK 1 buah, gedung SD/MI 7 buah, gedung
SMP/MTS 5 buah, gedung SLTA 1 buah gedung SPAS 1 buah, masjid 9 buah,
musollah 2 buah, pasar desa 1 buah, lapangan sepak bola 3 buah serta jalan desa
± 50 Km.
32
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Identitas Responden
Pada penelitian ini terdapat 23 responden yang merupakan petani kentang
di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.Identitas
responden dapat dilihat dari segi umur, pendidikan, dan jumlah tanggungan
keluarga.Identitas petani sangat membantu dalam proses penelitian karena dapat
memberikan informasi tentang keadaan uasahataninya terutama dalam
peningkatan produksi usahataninya. Petani merupakan orang yang melakukan
usaha dalam pemenuhan kebutuhan di bidang pertanian. Untuk memperoleh
informasi tentang usaha tani yang dilakukannya, maka identitas petani responden
merupakan salah satu hal yang penting yang dapat membantu kelancaran proses
penelitian .
Berikut ini merupakan pembahasan mengenai identitas petani responden
yang meliputi umur, tingkat pendididkan, jumlah tannggunagan keluarga,
pengalaman berusaha tani dan luas lahan.
5.1.1 Umur
Umur seseorang dapat mencerminkan kemampuan dan kondisi seseorang
secara fisik, yang memungkinkan menjadi pertimbangan dalam pasar tenaga
kerja. Hasil pengumpulan data yang diperoleh pada responden petani kentang
menunjukkan bahwa umur responden bervariasi mulai dari 29 sampai 65 tahun.
Komposisi umur responden disajikan pada Tabel 8.
33
Table 8 : Identitas Responden Berdasarkan Umur di Desa Erelembang
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.
No. Umur (Tahun) Jumlah
(Org)
Persentase
(%)
1. 29 – 40 10 43, 47
2. 41 – 52 9 39,13
3. 53 – 65 4 17, 39
Jumlah 23 100,00
Sumber : Data Primer telah diolah, 2015
Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa menurut kelompok umur, responden
didominasi oleh kelompok umur 29 – 40 tahun dimana terdiri dari 10 orang dari
23 responden yang persentasenya sebesar 43, 47 % dengan umur paling muda
adalah 29 tahun dan umur yang tertua adalah 65 tahun. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa umur responden yang ada di Desa Erelembang Kecamatan
Tombolo Pao Kabupaten Gowa adalah umur yang produktif untuk menjadi tenaga
kerja.
Pada Tebel 8 meneunjukkan kecenderungan sebagaian besar petani
responden relative masih muda untuk menerima informasi dan inovasi,
sebagaimana pendapat Mosher (1991) yang mengemukakan bahwa petani yang
berumur muda dapat menerima informasi dan inovasi baru dan semua hal- hal
yang di anjurkan dan lebih berani menaggung resiko.
5.1.2. Pendidikan
Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia yang cerdas
dan terampil yang diikuti rasa percaya diri sendiri. Serta sikap dan perilaku
inovatif dan kreatif.
34
Tingakt pendidikan petani yang relatif memadai akan mempengaruh cara
berfikir petani, dimana pada umumnya petani yang mempunyai tingkat
pendididkan yang lebih tinggi cenderung lebih capat menerima inovasi baru
dibandingkan dengan tingkat pendididkan yang lebih rendah. Tingkat pendidikan
yang dimaksud adalah pendidikan formal yang pernah diikuti oleh petani
responden.
Pendidikan formal yang relatif lebih tinggi akan lebih memudahkan petani
kentang dalam menerapkan tekhnologi baru serta teknik-teknik baru dalam
usahataninya, sehingga dengan demikian kemajuan-kemajuan tekhnologi dalam
usahanya dapat diaplikasikan dengan cepat dan mudah. Pada Tabel 9 dapat dilihat
identitas responden berdasarkan pendidikan.
Table 9: Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa
Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.
No. Tingkat Pendidikan Jumlah
(Org)
Persentase
(%)
1. Tidak Sekolah 6 26,09
2. SD 16 69,57
3. SMP - -
4. SMA - -
5 SARJANA 1 4,34
Jumlah 23 100,00
Sumber : Data Primer telah diolah, 2015
Dari Tabel 9 menunjukkan bahwa persentase tertinggi pada tingkat
pendidikan adalah responden tingkat pendidikan Sekolah Dasar yang jumlahnya
16 orang dengan persentase sebesar 69,57 % dan yang kedua adalah yang tidak
mengikuti pendididkan formal yang jumlahnya 6 orang dengan persentase 26,09
35
%. Kemudian persentase terendah berada pada tingkat pendidikan Starta 2 yaitu
4,34 % dengan jumlah 1 orang. Tingkat pendidikan responden menunjukkan
bahwa pendidikan respondenpetani kentang di Desa Erelembang Kecamatan
Tombolo Pao Kabupaten Gowa dianggap kurang mampu untuk menerima dan
menyerap inovasi dan teknologi.
5.1.3. Jumlah Tanggungan Keluarga
Semua keluarga yang tinggal dalam satu atap merupakan tanggungan
kepala keluarga yang harus dinafkahi karena kepala keluarga merupakan tulang
punggung keluarga yang bertanggung jawab terhadap anggota
keluargannya.Keluarga petani kentang terdiri dari petani itu sendiri sebagai
kepala keluarga, istri, anak dan tanggungan lainnya yang berstatus tinggal
bersama dalam satu keluarga. Sebagian besar petani menggunakan tenaga kerja
yang berasal dari anggota keluarga sendiri.Tabel 10 disajikan mengenai jumlah
tanggungan keluarga.
Tabel 10 : Identitas Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di
Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.
No. Tanggungan Keluarga
(Org)
Jumlah
(KK)
Persentase
(%)
1. 2-3 5 21,73
2. 4-5 14 60,86
3. 6-8 4 17,39
Jumlah 23 100,00
Sumber : Data Primer telah diolah, 2015
Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa jumlah tanggungan keluarga yang
mendominasi yaitu 4-5 orang. Terdapat 14 kepala keluarga yang memiliki
tanggunan keluarga 4-5 orang dengan persentase sebesar 60,86%, kemudian
36
terdapat 5 kepala keluarga yang memiliki jumlah tanggungan keluarga 2-3 orang
dengan persentase sebesar 21,73%. Serta 4 kepala keluarga yang memiliki jumlah
tanggungan keluarga 6-8 orang dengan persentase 17,39%.
Umumnya petani yang memiliki banyak tanggunan keluarga merasakan
beban yang berat karena terkait dengan besarnya biaya rumah tangga yang harus
dikeluarkan oleh mereka selaku kepala keluarga. Namun disisi lain banyaknya
jumlah keluarga merupakan potensi pula bagi mereka karena anggota keluarga
yang ditanggung dapat membantu secara langsung atau dapat menjadi tenaga
kerja pada usahataninya, apabila anggota tersebut masih tergolong dalam usia
produktif.
5.1.4. Pengalaman Berusahatani
Pengalaman berusaha dari seorang petani berpengaruh terhadap pola
pengelolaan usahataninya, karena terdapat kecendrungan bahwa petani yang
memiliki pengalaman berusahatani yang cukup lama memiliki kemampuan
berusahatani lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Soetrisno (2002), petani
yang memiliki usia yang lebih tua mempunyai pengalaman yang lebih banyak
dibandingkan dengan petani yang umumnya lebih muda.untuk lebih jelasnya
mengenai pengalaman berusahatani petani responden di Desa Erelembang
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa dapat dilihat pada tebel 11.
37
Tabel 11 : Jumlah Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani di Desa
Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.
No. Pengalaman Berusaha
tani (tahun )
Usahatani Kentang
Jumlah (orang) Presentase (%)
1. 10-13 5 21,73
2. 14-17 11 47,82
3. 18-21 7 30,43
Jumlah 23 100,00
Sumber : Data Primer telah diolah, 2015
Berdasarkan Table 11 menunjukkan bahwa pengalaman petani responden
yang tertinggi yaitu antara 14-17 tahun sebanyak 11 orang dengan presentase
sebesar 47,82% , kemudian antara 18-21 tahun sebanyak 7 orang dengan
presentase 30,43% dan yang terkecil yaitu antara 1-13 tahun sebanyak 5 orang
dengan presentase 21,73 %. Hal ini menunjukkan pengalaman berusahatani
kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa
tergolong sedang.
5.1.5. Luas Lahan.
Luas lahan yang dimiliki oleh petani kentang sangat berpengaruh pada
produksi kentang yang dihasilkan . Luas lahan garapan sangat berpengaruh pada
petani dalam mengelolah usahataninya. Lahan atau yang dikenal dengan kebun /
sawah merupakan salah satu faktor utama dalam usahatani, hal ini dikarenakan
tanah sebagai media tumbuh bagi tanaman kentang. Untuk lebih jelasnya
mengenai luas lahan yang dimiliki oleh petani responden di Desa Erelembang
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa dapat dilihat pada Table 12.
38
Tabel 12 :Identitas Responden Berdasarkan Jumlah Luas Lahan di Desa
Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.
No. Luas Lahan (Ha) Jumlah (orang)
Persentase(%)
1. 0,40 – 1,90 16 69,56
2. 1,91 – 3,41 6 26,08
3. 3,42 - 5,00 1 4,34
Jumlah 23 100,00
Sumber : Data Primer telah diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa jumlah petani responden yang
memiliki luas lahan 0,40 -1,90 ha adalah sebanyak 16 orang dengan presentase
sebanyak 69,56%, yang memiliki luas lahan 1,91–3,41 ha adalah sebanyak 6
orang dengan presentase sebanyak 26,08%, dan yang memiliki luas lahan 3,42 -
5,00 ha adalah sebanyak 1 orang dengan presentase sebanyak 4,34. Hal ini
menunjukkan bahwa luas lahan yang dimiliki oleh patani kentang responden
tergolaong sedang karena usahatani ini adalah usaha utama yang dilakukan petani
kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa .
5.2. Pola pembiayaan
Pola pembiayaan yang dilakukan oleh petani kentang berpengaruh pada
pendapatan petani kentang . Pola pembiayaan berpengaruh pada petani dalam
mengelolah usahataninya karena dalam suatu usahatani modal meruapakan
sesuatu hal yang sangat penting. Dalam usahatani kentang di Desa Erelembang
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa ada dua pola pembiayaan yang
dilakukan oleh patani yaitu pola pembiayaan mandiri dan pola pembiayaan mirta.
Pola pembiayaan mandiri adalah pembentukan modal yang sering dilakukan oleh
petani dengan cara menabung atau menyisihkan sebagaian dari pendapatannya
39
pada musim sebelumnya untuk keperluan di masa yang akan datang. Sedangkan
pola pembiayaan mandiri mitra adalah pola pembiayaan yang dilakukan oleh
petani dengan bekerjasama dengan orang lain ataupun lembaga formal yang ada
ditempat tersebut .Untuk lebih jelasnya mengenai pola pembiayaan yang
dilakukan oleh petani responden di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao
Kabupaten Gowa dapat dilihat pada Table 13.
Tabel 13 :Pola Pembiayaan Petani Responden di Desa Erelembang Kecamatan
Tombolo Pao Kabupaten Gowa.
No. Pola Pembiayaan Jumlah (orang)
Persentase(%)
1. Pola Mandiri 3 13,04
2. Pola Mitra 20 86,95
Jumlah 23 100,00
Sumber : Data Primer telah diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 13 terlihat bahwa jumlah petani responden di Desa
Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa yang menggunakan pola
pembiayaan mandiri adalah sebanyak 3 orang dengan presentase sebanyak 13,04
%, dan yang menggunakan pola pembiayaan mitra terdapat 20 orang petani
dengan presentase sebesar 86,95%. Hal ini menunjukkan bahwa pola pembiayaan
mandiri mitra lebih tinggi dari pada pola pebiayaan mandiri. Akan tetapi pola
pembiayaan mandiri mitra yang dilakukan oleh petani bukan berarti mereka
bahwa petani mempunyai pendaptan yang rendah akan tetapi hal itu terjadi karena
pola hidup petani responden yang umumnya masih bersifat konsumtif dan
rendahnya manajemen permodalan yang dimiliki petani tersebut .
Sifat konsumitif dan rendahnya manajemen petani responden memaksa
petani untuk bermitra dengan lembaga pembiayaan formal atau pola pembiayaan
40
mitra non formal seperti dengan keluarga untuk usahataninya kedepan.Walaupun
pada dasarnya pola pembiayaan mitra kurang menguntungkan kepada petani
karena untuk mandapat modal pada pola pembiayaan mitra formal (BRI)
mempunyai tahapan yang rumit.
Tahapan tahapan permintaan modal mitra ke Bank BRI dalam bentuk
kupedes investasi / modal dimulai dari pengajuan surat permohonan pinjaman
dana dari petani kepada bank dengan syarat lampiran surat isin usaha, foto kopy
kartu keluarga (KK), surat nikah dan jaminan. Kemudian pihak bank melakukan
survey kepada pemohon pinjaman dana , dan pencairan dana. Besarnya jumlah
dana pinjaman modal yang dicairkan bank itu sangat tergantung kepada besarnya
harga jaminan yang dijaminkan petani sebagai pemohon pinjaman dana.
Besarnya bunga pinjaman merupakan salah satu beban yang harus
diterima oleh petani. Dalam satu tahun bunga bank yang harus ditanggung petani
mitra sebesar 30,12 % dari pinjaman pokok atau sama dengan 2,5 % perbulan
dari jumlah pinjaan pokok. Di sisi lain petani hanya mempunyai waktu satu tahun
untuk mengembalikan modal pinjaman tersebut. Apabila sudah jatuh tempo dan
petani tidak mampu untuk mengembalikan pinjaman modal tersebut maka barang
jaminan menjadi milik Bank.
Pada pola pembiayaan mitra non formal (keluarga) di Desa Erelembang
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa, bunga pinjaman yang dibebankan
kepada petani kentang mitra tidak ditentukan sebelumya tetapi tergantung
lamanya pengemmbalian modal pinjaman dari petani mitra olehnya itu besarnya
jumlah dana pengembalian itu tidak pasti. Namun disisi lain salah satu
41
keunggulan dari pembiayaan mitra non formal tidak dibebankan jaminan barang
apapun dan waktu pengembalian serta pola pembiayaan mitra ini asas
kekeluargaan.
5.3. Analisis Pendapatan Usahatani Kentang
Pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani kentang menentukan,
mengorganisir dan mengkoordinasikan faktor faktor produksi dengan sebaik –
baiknya dan memberikan produksi pertanian sebagaimana yang
diharapkan.Ukuran dari keberhasilan pengelolaan ini adalah produktivitas dari
setiap faktor produksi (hernanto, 1996).
Biaya mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengambilan
keputusan usahatani kentang. Jenis biaya yang di gunakan dalam analisis biaya
yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap dalah biaya yang dikeluarkan
oleh petani kentang dalam melaksanakan aktivitas usahatani kentang yang
besarnya tidak dipengaruhi besarnya produksi dan dinyatakan dalam satuan
rupiah, yang tergolong dalam biaya tetap meliputi penyusutan alat dan pajak
lahan. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani
kentang dalam melaksanakan aktivitas usahatani kentang yang besarnya
pempengaruhi produksi kentang dan dinyatakan dalam satuan rupiah, yang
tergolong dalam biaya variabel adalah benih, pupuk, obat inteksisida, upah
tenaga kerja.
Pengolahan lahan dalam usahatani kentang dilakukan untuk
mempersiapkan lahan yang akan ditanami kentang. Pengolahan lahan secara
umum ditujukan untuk penyemprotan gulma, penggemburan tanah dan
42
pembuatan bedengan . Tahap – tahap pengolahan lahan untuk budidaya tanaman
kentang di mulai dengan penyemprotan gulma, berselang 7 hari kemudian
dilakukan penggemburan tanah dengan menggunakan hand traktor yang
bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara, serta sebagian
petani memberikan pupuk dolmik untuk memperbaiki Ph tanah . Setelah itu
dilakukan pembedegan lahan sebagai dasar penananaman kentang sebagai jalur
tempat pupuk kandang dan bibit tananaman kentang. Berdasarkan hasil
wawancara responden mengatakan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk
pengolahan lahan tergantung oleh luas lahan , jumlah tenaga kerja dan cuaca .
Petani responden menggunakan benih generasi kentang yang bervariasi
mulai dari G2 – G 4 dengan harga benih yang bervariasi pula mulai dari Rp.
10.000 – Rp.20.000 hal tersebut tergantung jenis dan sumber benih kentang
tersebut karena di daerah tersebut sumber benih yang digunakan ada 2 yaitu
benih dari Kecamatan Pengalengan Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat
atau benih lokal. Dalam penanaman benih kentang umumnya 1000 kg benih
ketang dapat memenuhi lahan seluas 1 Ha akan tetapi hal itu tergantung pula
dari ukuran benih kentang tersebut.
Petani responden menggunakan inteksisida untuk mencegah serangan
hama dan penyakit pada tanaman kentang , hal ini disebabkan karena tanaman
kentang adalah salah satu tanaman yang rentang akan penyakit. Inteksisida yang
digunakan petani bersifat sistemik dan kontak diantaranya victory mix, acrobat,
kadilak, permaneb, arivo, dan lain lain .
43
Umumnya petani kentang responden yang ada di desa Erelembang
Kecamatan Tombolo pao sudah menggunakan mesin semprot selang dan mesin
semprot gendong kapasitas 25 liter yang merupakan hasil adopsi inovasi dari
petani pulau Jawa , mesin ini mampu menyelesaikan penyemprotan seluas 2 ha
per hari atau setara dengan 2000 kg bibit kentang yang ditanam.
Pemupukan tanaman kentang dilakukan dengan tujuan untuk menambah
unsur hara yang terdapat didalam tanah. Umumnya tanaman kentang dipupuk 2
kali, pemupukan pertama dilakukan sebelum tanam menggunakan pupuk
kandang dengan jumlahnya yang disesuaikan dengan luas lahan yang ditanami,
pemupukan kedua dilakukan dilakukan dengan menggunakan pupuk kimia
seperti UREA, ZA dan Ponska saat tanaman kentang berumur 14 - 28 HST .
Panen tanaman kentang dilakukan pada saat tanaman berumur 90 – 120
HST. Pemanenan diakukan dengan menggunakan kayu yang di runcing atau
dengan menggunakan sendok . setelah itu hasil panen di kemas menggunakan
karung kapasitas 60 -80 kg kemudian dijahit , ditimbang dan di angkut oleh
pedagang menggunakan mobil truk. Kentang dijual dengan 3 tipe yaitu gret A,
B, dan C dengan harga sebesar Rp.4.500- Rp 11.000, Rp 3.000- Rp 6.000 dan
Rp 15.00 - Rp 4.000.
Penyusutn alat yang digunakan petani responden dihitung dengan
menggunakan metode garis lurus (Straigh Line Method) dengan asumsi bahwa
alat yang digunakan dalam usahatani menyusut dalam besaran yang sama setiap
tahunnya. Secara sistematsis penyusutan alat dirumuskan sebagai berikut:
44
NPA = HB – HS × JA
LP
Keterangan: NPA = Nilai Penyusutan Alat
HB = Harga Baru (Rp)
HS = Harga Sisa (rp)
JA = Jumlah Alat (unit)
LP = Lama Pemakaian (tahun)
Penerimaan usahatani kentang adalah hasil perkalian dari produksi
kentang (kg) yang diperoleh dengan harga jual (Rp). Sedangkan harga juala
adalah nilai atau harga dari usahatani per satuan produksi. Suatu usahatani
kentang dikatakan berhasil apabila situasi pendapatan memenuhi persyaratan
untuk membayar semua sarana produksi, upah tenaga kerja atau bentuk lainnya
selama melakukan proses usahatani.
5.3.1 Analisis Biaya dan Pendapatan Petani Kentang dengan Pola
Pembiayaan Mandiri
Pola pembiayaan mandiri yang dilakukan petani responden yaitu semua
biaya yang dikeluarkan yang terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap berasal
atau bersumber dari petani responden itu sendiri. Manajemen finansial yang
dilakukan oleh petani responden adalah hasil dari pendapatan produksi
sebelumnya yaitu sebahagian dari penerimaan yang telah diterima disimpan untuk
modal berikutnya. Untuk melihat biaya-biaya yang dilakukan oleh petani mandiri
dapat dilihat pada Tabel 14 berikut:
45
Tabel 14: Analisis Pendapatan Petani Responden Dengan Pola Pembiayaan
Mandiri di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten
Gowa.
No. Uraian Jumlah (Rp)
1. Penerimaan (TR)
a. Penerimaan musim tanam 1
b. Penerimaan musim tanam 2
=Rp. 700,000,000
= Rp. 700,000,000
Total Penerimaan Dalam Satu Tahun = Rp. 1,400,000,000
Rata- Rata Total Penerimaan / Orang = Rp. 466,666,666
Rata- Rata Total Penerimaan / ha = Rp. 127,553,551
2. Biaya
a) Total Biaya musim 1
b) Total biaya musim 2
= Rp. 390,130,000
= Rp. 390,130,000
Total Biaya Selama Satu Tahun = Rp. 780,260,000
Rata – rata Total biaya / Orang = Rp. 260,086,666
Rata – rata Total biaya / ha = Rp. 71,061,930
3.
Pendapatan (Pd) = TR – TC
a. Total Penerimaan dalam 1 tahun (TR)
b. Total Biaya dalam satu tahun (TC)
= Rp. 1,400,000,000
= Rp. 780,260,000
Total Pendapatan = Rp. 619,740,000
Pendapatan Rata Rata / Orang = Rp. 206,580,000
Pendapatan Rata Rata /ha = Rp. 56,442,622
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat bahwa Penerimaan usaha tani kentang
adalah perkalian anatara produksi kentang yang di proleh dengan harga jual
kentang .jumlah produksi adalah hasil yangdi peroleh dari cabang usahatani per
satuan produksi. Suatu usahatani dikatakan behasil apabila situasi pendapatan
memenuhi persyaratan yaitu cukup untuk membayar semua sarana produksi,
untuk membayar upah tenaga kerja atau bentuk lainnya selama proses produksi
usahatani kentang.
Penerimaan yang di peroleh petani responden yang memliki pola
pembiayaan mandiri seelama satu tahun di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo
Pao Kabupaten Gowa sebesar Rp.1,400,000,000 nilai tersebut di peroleh dari
46
akumulasi total produksi musim tanam pertama dan musim tanam kedua . Rata-
rata penerimaan / orang selama satu tahun sebesar Rp 466,666,666 dengan rata
rata penerimaan petani / ha sebesar Rp. 127,553,551
Biaya usahatani merupakan seluruh pengeluaran yang terjadi selama
jangka waktu tertentu.Total biaya yang di keluarkan petani responden selama satu
tahun dengan pola pem biayaan mandiri di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo
Pao Kabupaten Gowa sebesar Rp. 780,260,000, rata rata pembiayaan per orang
selama satu tahun sebesar Rp. 260,086,666. Total biaya ini merupakan hasil
akumulasi dari total biaya pada musim tanam pertama sebesar Rp. 390,130,000 di
tambah dengan total biaya musim kedua sebesar Rp. 390,130,000 , rata rata total
pembiayaan / orang sebesar Rp. 260,086,666 dengan rata- rata pembiayaan / ha
sebesar Rp.71,061,930
Total pendapatan yang di peroleh petani responden dengan pola
pembiayaan mandiri selama satu tahun ( 2 kali panen ) di Desa Erelembang
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa sebesar Rp. 619,740,000, rata rata
pendapatan / orang selama satu tahun sebesar Rp. 206,580,000 dengan rata rata
pendapatan petani / ha sebesar Rp, 56,442,622.
5.3.2 Analisis Biaya dan Pendapatan Petani Kentang dengan Pola
Pembiayaan Mandiri Mitra
Pola pembiayaan mandiri mitra yang dilakukan petani responden yaitu
semua biaya yang dikeluarkan oleh petani kentang yang terdiri dari biaya variabel
dan biaya tetap yang berasal atau bersumber dari petani responden itu sendiri
ditambah denagan sumber modal dari lembaga formal atau non formal seperti
47
keluarga. Pola pembiayaan mitra yang dilakukan oleh petani bukan berarti
mereka bahwa petani mempunyai pendapatan yang rendah akan tetapi hal itu
terjadi karena pola hidup petani responden yang umumnya masih bersifat
konsumtif dan rendahnya manajemen permodalan yang dimiliki petani tersebut..
Untuk melihat biaya-biaya dan pendapatan yang dilakukan oleh petani
mandiri mitra dapat dilihat pada Tabel 15 berikut:
Tabel 15 : Analisis Biaya Dan Pendapatan Petani Responden Dengan Pola
Pembiayaan Mandiri Mitra di Desa Erelembang Kecamatan
Tombolo Pao Kabupaten Gowa.
No. Uraian Jumlah (Rp)
1. Penerimaan (TR)
a. Penerimaan musim tanam 1
b. Penerimaan musim tanam 2
= Rp. 1,468,250,000
= Rp. 1,468,250,000
Jumlah Total Penerimaan Selama Satu Tahun (TR) = Rp. 2,936,500,000
Rata- Rata Total Penerimaan /Orang = Rp. 146,825,000
Rata- Rata Total Penerimaan / ha = Rp. 122,354,166
2. Biaya
a) Total Biaya musim 1
b) Total biaya musim 2
c) Total Biaya angsuran / tahun
= Rp. 723,313,500
= Rp. 723,313,500
= Rp. 176,632,650
Total Biaya Selama Satu Tahun (TC) = Rp. 1,623,259,650
Rata – rata Total biaya / Orang = Rp. 81,162,985
Rata – rata Total biaya / ha = Rp. 67,635,820
4
Pendapatan (Pd) Selama Satu Tahun
a. Penerimaan (TR)
b. Total Biaya (TC)
= Rp. 2,936,500,000
= Rp. 1,623,259,650
Total Pendapatan = Rp. 1,313,240,350
Pendapatan Rata Rata = Rp. 65,662,017
Pendapatan Rata Rata /ha = Rp. 54,718,347
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa Penerimaan usahatani kentang
dengan pola pembiayaan mandiri mitra adalah perkalian anatara produksi kentang
yang di proleh dengan harga jual kentang .Jumlah produksi adalah hasil yang di
48
peroleh dari cabang usahatani per satuan produksi. Suatu usahatani dikatakan
behasil apabila situasi pendapatan memenuhi persyaratan yaitu cukup untuk
membayar semua sarana produksi, untuk membayar upah tenaga kerja atau bentuk
lainnya selama proses produksi usahatani kentang.
Penerimaan yang di peroleh petani responden yang dengan pola
pembiayaan mandiri miitra selama satu tahun di Desa Erelembang Kecamatan
Tombolo Pao Kabupaten Gowa sebesar Rp. 2,936,500,000 ,nilai tersebut di
peroleh dari akumulasi jumlah penerimaan petani kentang pada musim tanam
pertma di tambah dengan jumlah penerimaan petani kentang pada musim tanam
kedua pada pola pembiayaan mandiri mitra. Rata- rata penerimaan / orang selama
satu tahun sebesar Rp 146,825,000. Dengan rata rata penerimaan / ha sebesar Rp.
122,354,166.
Biaya usahatani merupakan seluruh pengeluaran yang terjadi selama
jangka waktu tertentu. Total biaya yang di keluarkan petani responden selama
satu tahun dengan pola pembiayaan mandiri mitra di Desa Erelembang
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa sebesar Rp. 1,623,259,650 , biaya
tersebut diperoleh dari total biaya pada musim pertama ditambah dengan total
biaya pada musim kedua, serta ditambah dengan total angsuran yang harus
dikeluarkan petani kepada mitra petani selama satu tahun sebesar Rp.
176,632,650. Rata- rata pembiayaan / orang selama satu tahun sebesar Rp.
81,162,985, dengan rata rata pembiayaan / ha sebesar Rp. 67,635,820. Total
pendapatan yang di peroleh petani responden selama satu tahun dengan pola
pembiayaan mandiri mitra dalam 1 kali panen di Desa Erelembang Kecamatan
49
Tombolo Pao Kabupaten Gowa sebesar Rp. 1,313,240,350 , rata rata pendapatan /
orang selama satu tahun sebesar Rp. 65,662,017 dengan rata rata pendapatan
selama satu tahun petani / ha sebesar Rp. 54,718,347.
5.4 . Hubungan antara Pola Pembiayaan dengan pendapatan Petani
Untuk melihat hubungan antara pola pembiayaan dengan pendapatan
petani responden maka diuji dengan korelasi. Hasil uji korelasi dengan
menggunakan program SPSS memperlihatkan seperti pada Tabel 16 berikut:
Tabel 16 : Hubungan Antara Pola Pembiayaan Dan Pendapatan Petani kentang di
Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.
Pola_Pembiayaan Pendapatan
Spearman'
s rho
Pola_Pembiayaan Correlation
Coefficient 1.000 .487(*)
Sig. (2-
tailed) . .019
N 23 23
Pendapatan Correlation
Coefficient .487(*) 1.000
Sig. (2-
tailed) .019 .
N 23 23
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015
Tabel 16 di atas memperlihatkan bahwa nilai r 0.487 dengan signifikansi
0.019 lebih kecil dari alpha 0.05, ini berarti bahwa ada hubungan antara pola
pembiayaan yang dilakukan oleh petani responden dengan pendapatan petani
kentang sebesar 48, 7 % dengan keeretan hubungan yang rendah. Ini berarti
bahwa ada pengaruh yang nyata antara pola pembiayaa dan pendapatan petani
kentang. Pada pola pembiayaan mandiri diperoleh hasil pendapatan petani
sebesar Rp . 56,442,622, dan pada pola pembiayaan mandiri mitra pendapatan
50
petani sebesar Rp. 54,718,347. Terdapat kecenderungan bahwa pendapatan petani
pola mandiri lebih tinggi dari pada pendapatan petani yang menggunakan pola
mandiri mitra hal tersebut terjadi karena pada pola pembiayaan mandiri mitra
petani harus mengeluarkan tambahan biaya berupa pembayaran bunga modal
kepada pihak mitra dari petani tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
hubugan antara pola pembiayaan dan pendapatan petani.
Oleh karena itu semakin baik dalam memilih pola pembiayaan yang
dilakukan oleh petani, maka semakin meningkatkan pendapatan petani tersebut,
begitupun sebaliknya semakin kurang tepat pemilihan pola pembiayaan yang
dilakukan petani maka akan semakin menurunkan pendapatannya. Walaupun
keeratan hubungan antara pola pembiayaa dan pendapatan petani kentang masih
tergolong rendah.
51
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dan penelitian yang telah dilakukan maka
kesimpulan pada penelitian ini adalah:
1. Pola pembiayaan petani kentang yang ada di Desa Erelembang Kecamatan
Tombolo Pao Kabupaten Gowa adalah dengan pola pembiayaan mandiri
dan pola pembiayaan mandiri mitra.
2. Pendapatan petani kentang dalam satu tahun di Desa Erelambang
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa yang menggunakan pola
pembiayaan mandiri yaitu sebesar Rp . 56,442,622, dan pendapatan petani
yang menggunakan pola pembiayaan mandiri mitra sebesar Rp.
54,718,347.
3. Terdapat hubungan positif antara pola pembiayaan dan pendapatan petani
kentang sebesar 48 % , yang berarti hubungan antara pola pembiayaan dan
pendapatan petani kentang di desa Erelembang kecamatan Tombolo Pao
Kabupaten Gowa memiliki keeratan hubungan yang terjadi tergolong
rendah.
6.2. Saran
Penelitian yang dilakukan di Desa Erelambang Kecamatan Tombolo Pao
Kabupaten Gowa maka disarankan bahwa :
52
1. Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada petani kentang untuk
menggunakan pola pembiayaan mandiri untuk meningkatkan pendapatan
mereka dalam melaksanakan usahataninya
2. Sebaiknya para petani kentang selalu mencari informasi mengenai tata cara
pengembangan usahatani kentang baik melalui media maupun melalui
pelatihan dan penyuluhan mengenai tata cara pengembangan usahatani
kentang .
3. Sebaiknya petani kentang mengubah pola hidup konsumtif dan memperbaiki
manajemen pengelolaan usahataninya sehingga para petani kentang dapat
mengembangkan usaha taninya,
4. Sebaiknya pemerintah dapat memfasilitasi para petani kentang untuk
pemberian modal usaha dengan bunga yang rendah dan mudah di akses oleh
seluruh petani yang bertujuan untuk menigkatkan kesejahteraan petani
kentang.
53
DAFTAR PUSTAKA
ADB, 2004. Agriculture and Rural Development Straregi Study. Final Report Vol.
1- Main Report. SEARCA-IFPRI-CRECENT. Asian Devolopment Bank.
Manila.
Anonim, 2001. Teknik Bercocok Tanam Kentang. Kanisius, Yogyakarta.
Anonim, 1999. Pedoman Diversifikasi Tanaman Pangan. Ditjen Tanaman
Pangan. Jakarta.
Arif Tiro Muhammad, 2010. Analisis Kolerasi dan Regresi edisi ketiga.Andira
Publisher. Makassar.
Christianto dan Hernusye, 1998. Indeks Lahan Suatu Metode Penilaian
Kesesuaian Lahan dalam Menetapkan Sentra Pengembangan Agrobisnis
Jagung. Balai Penelitian Tanaman Pangan dan Serealia Lain, Maros.
Danarti dan Sri Najiyati, 2000. Palawija, Budidaya dan Analisis Usahatani.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Deptan, 2005. Rencana Pembangunan Pertanian Tahun 2005-2009. Departemen
Pertanian. Jakarta.
Hernanto, Fadholi. 1996. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta. Skripsi
.Universitas Muhammadiyah Maksasar.
Mustari Kahar., 2012. Analisis Statistika dengan SPSS, Masagena Press, Makssar.
Mosher, A.T.,1991. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. CV. Yasaguna.
Muhadjir Fathan, 1988. Optimalisasi Sumberdaya Pertanian yang Berwawasan
Lingkungan (Makalah yang disampaikan dalam seminar nasional
“Reformasi Pertanian dalam Menyongsong Era Pasar Bebas : Suatu
konsep pemberdayaan ekonomi masyarakat”). Fakultas Pertanian
Universitas Jendral Sudirman, Purwokerto.
Rita Hanafie, 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: Andy
Soekartawi , 2006. Analisis usahatani. Penerbit Universitas Indonesia. UI. Press.
Jakarta
Sugiarto dan M. Syukur, 2005. Keragaman Pembiayaan Usaha Tani Tembakau
Besuki Na Oogost. Jurnal SOCA. Vol 5, No. 3.Fakultas Pertanian,
Universitas Udayana. Denpasar.
54
Suratiyah, Ken. 2011. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta
Soetrisno, L. 2002. Paradigma Baru Pembangunan Pertanian Sebuah Tinjauan
Sosiologis. Kanisius, Yogyakarta. Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Tati Nurmala dkk. 2012 . Pengantar Ilmu Pertanian . Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tapubolon, S.M.H. 2002. Kredit Untuk Petani. Sistem dan Usaha Agribisnis :
Kecamatan Sang Pemikir. Harianto, R. Pambudy, Tungkot. S, dan
Burhanuddin (EDS). Pusat Study Pembaangunan IPB dan USESE
Fondatiaon. Jakarta.
Todaro, M.P. 2000. Economic Development (Sevent Edition). Addisison- Wesley,
Inc. New York.
55
LAMPIRAN
56
Lampiran 01. Kuisioner Penelitian Tentang “ Analisis Hubungan Antara Pola
Pembiayaan dan Pendapatan Kentang di Desa Erelembang
Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa.
KUISIONER PENELITIAN
I. Identitas Petani
1. Nama : ……………………….
2. Umur : ……………………….
3. Jenis Kelamin : Laki- laki Wanita
4. Pendidikan : …………………………
5. Agama : ………………………….
6. Lauas Lahan : ………………………….
7. Kepemilikan lahan : Sendiri Sewa
8. Pangalaman berusahatani : ………………………….. tahun
9. Jumlah tanggungan keluarga : ………………………….orang
II. Pertanyaan :
1. Dari mana Bapak memperoleh sumber modal yang di gunakan untuk
melakukan usahatani kentang ?
Jawab :
2. Berapa besar jumlah modal yang Bapak / Ibu gunakan ?
Jawab :
3. Bagaimana cara Bapak / Ibu untuk memperoleh modal tersebut ?
Jawab :
4. Apakah dalam pengambilan tersebut di kenakan bunga ?.. .. dan berapa
besarnya?
57
Jawab :
5. Dalam pengembalian modal yang bapak gunakan berapa kali angsuran
dan berapa jumlahnya ?
Jawab :
6. Berapa lama jangka waktu yang di berikan oleh pihak pemberi modal
untuk mengambalikan modal yang Bapak Ibu gunakan dalam usaha tani
yang bapak/ Ibu laksanakan ?
Jawab :
7. Apakah hanya satu sumber modal yang bapak gunakan dalam usahatani
kentang Bapak / Ibu ?
Jawab :
8. Apa alasan yang mendasar sehingga Bapak/Ibu menggunakan sumber
modal tersebut ?
Jawab :
9. Apakah modal yang bapak/ Ibu peroleh dari sumber modal tersebut hanya
berupa uang tunai saja atau dapat berupa bentuk modal yang lain ?
Jawab :
10. Menurut Bapak / Ibu apa kelebihan sumber modal yang Bapak / Ibu
gunakan dari pada sumber modal yang lain ?
Jawab :
11. Menurut Bapak / Ibu apa kekurangan dari sumber modal yang bapak
gunakan dalam usahatani bapak ?
Jawab :
58
12. Menurut Bapak / Ibu di antara beberapa sumber modal yang ada yang
mana yang paling menguntungkan ! mengapa ?
Jawab :
III. Biaya dan Penerimaan
1. Jenis lahan yang ditanami :
No Bentuk Lahan Luas Lahan Yang Dikuasi Jumlah (Ha)
Milik Sewa
1 ……….. ………. ……….
Jumlah
2. Penggunaan Sarana Produksi
1.penguunaan bibit
No Jenis tanaman Bibit (kg) Harga (Rp) Jumlah
1 Kentang ……… …………..
Jumlah
2.Penggunaan Pupuk.
No Jenis pupuk Jumlah Pupuk
(kg)
Harga
(Rp/kg)
Jumlah (Rp)
1 An organik
a. Urea
b. Za
c. Kcl
d. Ponska
2 Organik
a. Pupuk
kandang
b.
c.
Jumlah
59
3. .Pengunaan obat obatan
No Jenis obat
obatan
Jumlah obat
obata
Harga (Rp) Jumlah
(Rp)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
4.Tenaga Keraja
No
Jenis kegiatan
Jumlah
(orang )
Waktu kerja
(hari)
Upah
(Rp)
Jumlah
upah (Rp)
1
2
3
4
5
Pengolahan lahan
Penanaman
Pemupukan
Panen
…………
Total
60
5. Jenis alat yang dimiliki
No Jenis alat Jumla
h
(unit)
Nilai
lama
Harga
(unit)
Nilai
sekaran
g (unit)
Harga
(iniut)
Lama
pemeka
ian
1 Cangkul
2 Sabit
3 Spayer
4 Pompa air
5 Mesin
pompa
6 Traktor
7 Droom
Jumlah
6.Penerimaan usahatani
No Jenis
tanaman
Luas lahan Produksi(Kg) Harga (Rp) Nilai
(Rp)
1 Kentang
Jumlah total
61
Lampiran 02 : Identitas Responden Usahatani Kentang di Desa Erelembang
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa
No Nama
Responden
Umur Pendidikan Luas
lahan
(Ha)
Jumlah
Tanggungan
Keluarga
Pengalaman
Berusahatani
(tahun)
1 Ramalang 51 SD 0.9 5 15
2 Tahir 39 SD 1 7 18
3 Arman .s 39 SD 1. 5 15
4 Amran s 33 SD 1 5 10
5 H .Baddu 61 - 2 2 18
6 Hakim 30 - 2 3 12
7 Muhtar 29 SD 0,4 3 10
8 H . Kamaruddin 55 - 1,5 4 17
9 H .Nuntung 35 SD 5 6 15
10 H . Baco 65 - 3 4 20
11 Jafar Tuwo 37 SD 3 4 17
12 Cummang 48 - 1 4 20
13 Abdul Latif 46 SD 0,5 5 14
14 Dedi 37 SD 0,5 4 15
15 Drs .H .Ibrahim
MM
50 S 2 3 4 20
16 zainuddin 33 SD 2 5 10
17 Mansyur nyoma 46 SD 1 4 20
18 H .Rumallang 63 - 1 2 17
19 M . Hasan
Nyoma
44 SD 1 6 15
20 Rauf Nanna 45 SD 1,2 4 21
21 Mustari 42 SD 1,2 4 15
22 Basri Sado 43 SD 1,5 8 16
23 Kadir 29 SD 0,6 2 10
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015
62
Lampiran 03 : Pola Pembiayaan usahatani Responden di Desa Erelembang
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa
No Nama Responden Luas
Lahan
Pola
Mandiri
Pola Mandiri Mirtra
1 Ramalang 0.9
2 Tahir 1
3 Arman .s 1.
4 Amran s 1
5 H .Baddu 2
6 Hakim 2
7 Muhtar 0,4
8 H . Kamaruddin 1,5
9 H .Nuntung 5
10 H . Baco 3
11 Jafar Tuwo 3
12 Cummang 1
13 Abdul Latif 0,5
14 Dedi 0,5
15 Drs .H .Ibrahim MM 3
16 zainuddin 2
17 Mansyur nyoma 1
18 H .Rumallang 1
19 M . Hasan Nyoma 1
20 Rauf Nanna 1,2
21 Mustari 1,2
22 Basri Sado 1,5
23 Kadir 0,6
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015
63
Lampiran 4 : Penerimaan petani kentang dengan pola pembiayaan Mandiri
Pada Musim Tanam 1 di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo
Pao Kabupaten Gowa
No Nama Responden Luas
Lahan
Produksi
(kg)
Harga
(Rp)
Penerimaan
musim 1
1 H .Nuntung 5 50,000 7,000 350,000,000
2 H . Baco 3 20,000 7,000 140,000,000
3 Drs .H .Ibrahim MM 3 30,000 7,000 210,000,000
Jumlah 11 100,000 21,000 700,000,000
Rata Rata 3.66 33,333 7,000 233,333,333
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015
Lampiran 5 : Penerimaan petani kentang dengan pola pembiayaan Mandiri
Pada Musim Tanam 2 di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo
Pao Kabupaten Gowa
N
o
Nama Responden Luas
Lahan
Produks
i(kg)
Harga
(Rp)
Penerimaan
Musim 2
1 H .Nuntung 5 50,000 7,000 350,000,000
2 H . Baco 3 20,000 7,000 140,000,000
3 Drs .H .Ibrahim MM 3 30,000 7,000 210,000,000
Jumlah 11 100,000 21,000 700,000,000
Rata Rata 3.66 33,333 7,000 233,333,333
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015
Lampiran 6 : Total Penerimaan petani kentang dengan pola pembiayaan
Mandiri Dalam Satu Tahun di Desa Erelembang Kecamatan
Tombolo Pao Kabupaten Gowa
N
o
Nama Responden Lu
as
La
han
Produksi (kg) Total
Penerimaan
dlm satu
tahun
Penerimaan
musim
tanam 1
Penerimaan
musim
tanam 2
1 H .Nuntung 5 350,000,000 350,000,000 700,000,000
2 H . Baco 3 140,000,000 140,000,000 280,000,000
3 Drs .H .Ibrahim MM 3 210,000,000 210,000,000 420,000,000
Jumlah 11 700,000,000 700,000,000 1,400,000,000
Rata Rata/ Orang 3.66 233,333,333 233,333,333 466,666,666
Rata Rata/ ha 1 63,752,278 63,752,278 127,553,551.
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015
64
64
Lampiran 7 : Total Biaya Rata Rata Pola Pembiayaan Mandiri Usahatani Kentang pada Musim Tanam 1 di Desa Erelembang
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa
N
o
NamaResponden Luas
Lahan
BiayaVariabel Musim Tanam 1 BiayaTetap Total Biaya
Musim
Tanam 1 HargaBibit
(Rp )
Harga
Pupuk (Rp)
Harga Obat-
obatan (Rp)
Biaya Tenaga
Kerja (Rp)
Biaya Penyusutan
Alat (Rp)
1 H . Baco’ 3 36,000,000 14,860,000 14,265,000 18,550,000 415,000 84,090,000
2 H .Nuntung 5 100,000,000 24,250,000 37,050,000 24,000,000 3,400,000 188,700,000
3 Drs .H .Ibrahim MM 3 72,000,000 16,100,000 11,730,000 16,500,000 1,010,000 117,340,000
Jumlah 11 208,000,000 55,210,000 63,045,000 59,050,000 4,825,000 390,130,000
Rata Rata / Orang 3,66 69,333,333 18,403,333 21,045,000 19,683,333, 1,608,333 130,043,333
Rata Rata / ha 1 18,943,533 5,028,233 5,750,000 5,377,959 439,435 35,530,965
,Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015
Lampiran 8 : Total Biaya Rata Rata Pola Pembiayaan Mandiri Usahatani Kentang pada usim tanam 2 di Desa Erelembang
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa
N
o
NamaResponden Luas
Lahan
BiayaVariabel Musim Tanam 2 BiayaTetap Total Biaya
Musim
Tanam 2 HargaBibit
(Rp )
Harga
Pupuk (Rp)
Harga Obat-
obatan (Rp)
Biaya Tenaga
Kerja (Rp)
Biaya Penyusutan
Alat (Rp)
1 H . Baco’ 3 36,000,000 14,860,000 14,265,000 18,550,000 415,000 84,090,000
2 H .Nuntung 5 100,000,000 24,250,000 37,050,000 24,000,000 3,400,000 188,700,000
3 Drs .H .Ibrahim MM 3 72,000,000 16,100,000 11,730,000 16,500,000 1,010,000 117,340,000
Jumlah 11 208,000,000 55,210,000 63,045,000 59,050,000 4,825,000 390,130,000
Rata Rata / Orang 3,66 69,333,333 18,403,333 21,045,000 19,683,333, 1,608,333 130,043,333
Rata Rata / ha 1 18,943,533 5,028,233 5,750,000 5,377,959 439,435 35,530,965
,Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015
65
65
Lampiran 9: Total Biaya Rata Rata Pola Pembiayaan Mandiri Usahatani Kentang dalam satu tahun di Desa Erelembang
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa
No Nama Responden Luas
lahan
Total biaya
musim 1 (A)
Total Biaya
musim 2 (B)
Total Biaya Dalam
Satu Tahun (A + B)
1 H .Nuntung 5 188,700,000 188,700,000 377,400,000
2 H . Baco 3 84,090,000 84,090,000 168,180,000
3 Drs .H .Ibrahim MM 3 117,340,000 117,340,000 234,680,000
Total 11 390,130,000 390,130,000 780,260,000
Rata Rata /Orang 3,66 130,043,333 130,043,333 260,086,666 Rata / ha 1 35,530,965 35,530,965 71,061,930
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015
Lampiran 10 : Pendapatan rata-rata petani kentang dalam satu tahun pada Pola Pembiayaan mandiri di Desa
Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa
No Nama Responden Luas
lahan
Total Penerimaan
Dalam Satu Tahun
Total Biaya Dalam
Satu Tahun
Total
Pendapatan
1 H .Nuntung 5 700,000,000 377,400,000 322,600,000
2 H . Baco 3 280,000,000 168,180,000 111,820,000
3 Drs .H .Ibrahim MM 3 420,000,000 234,680,000 185,320,000
Total 11 1,400,000,000 780,260,000 619,740,000
Rata Rata /Orang 3,66 466,666,666 260,086,666 206,580,000 Rata / ha 1 127,553,551 71,061,930 56,442,622
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015
66
Lampiran 11 : Penerimaan Rata-Rata Petani Responden Pada Musim Tanam 1
Usahatani Kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao
Kabupaten Gowa
No Nama Responden Luas
Lahan
Produksi
(kg)
Harga
(Rp)
Penerimaan
Musim 1(A)
1 Ramalang 0,9 7,000 7,000 49,000,000
2 Tahir 1 7,000 7,000 49,000,000
3 Arman .s 1 8,500 9,000 76,500,000
4 Amran s 1 8,000 8,000 64,000,000
5 H .Baddu 2 17,000 7,000 119,000,000
6 Hakim 2 18,000 7,000 126,000,000
7 Muhtar 0,4 3,000 7,000 21,000,000
8 H . Kamaruddin 1,5 12,000 7,000 84,000,000
9 Jafar Tuwo 3 27,000 7,000 189,000,000
10 Cummang 1 11,000 7,500 82,500,000
11 Abdul Latif 0,5 4,000 7,000 28,000,000
12 Dedi 0,5 3,500 7,000 24,500,000
13 zainuddin 2 15,000 7,000 105,000,000
14 Mansyur nyoma 1 7,500 8,500 63,750,000
15 H .Rumallang 1 9,000 7,500 67,500,000
16 M . Hasan Nyoma 1 9,000 7,500 67,500,000
17 Rauf Nanna 1,2 8,000 8,500 68,000,000
18 Mustari 1,2 10,000 7,000 70,000,000
19 Basri Sado 1,5 12,000 7,000 84,000,000
20 Kadir 0,6 4,000 7,500 30,000,000
Jumlah 24 200,500 148,000 1,468,250,000
Rata Rata/ Orang 1,2 10,025 7,400 73,412,500
67
Lampiran 12 : Penerimaan Rata-Rata Petani Responden Pada Musim Tanam 2
Usahatani Kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao
Kabupaten Gowa
No Nama Responden Luas
Laha
n
Produksi
(kg)
Harga
(Rp)
Penerimaan
Musim 2 (B)
1 Ramalang 0,9 7,000 7,000 49,000,000
2 Tahir 1 7,000 7,000 49,000,000
3 Arman .s 1 8,500 9,000 76,500,000
4 Amran s 1 8,000 8,000 64,000,000
5 H .Baddu 2 17,000 7,000 119,000,000
6 Hakim 2 18,000 7,000 126,000,000
7 Muhtar 0,4 3,000 7,000 21,000,000
8 H . Kamaruddin 1,5 12,000 7,000 84,000,000
9 Jafar Tuwo 3 27,000 7,000 189,000,000
10 Cummang 1 11,000 7,500 82,500,000
11 Abdul Latif 0,5 4,000 7,000 28,000,000
12 Dedi 0,5 3,500 7,000 24,500,000
13 zainuddin 2 15,000 7,000 105,000,000
14 Mansyur nyoma 1 7,500 8,500 63,750,000
15 H .Rumallang 1 9,000 7,500 67,500,000
16 M . Hasan Nyoma 1 9,000 7,500 67,500,000
17 Rauf Nanna 1,2 8,000 8,500 68,000,000
18 Mustari 1,2 10,000 7,000 70,000,000
19 Basri Sado 1,5 12,000 7,000 84,000,000
20 Kadir 0,6 4,000 7,500 30,000,000
Jumlah 24 200,500 148,000 1,468,250,000
Rata Rata/ Orang 1,2 10,025 7,400 73,412,500
68
Lampiran 13 : Penerimaan Rata-Rata Petani Responden Dalam 1 tahun di Desa
Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa
No Nama Luas
lahan
Biaya Jumlah
penerimaan
Penerimaan
Musim 1(A)
Penerimaan
Musim 2 (B)
(A + B )
1 Ramalang ** 0.9 49,000,000 49,000,000 98,000,000
2 Tahir 1 49,000,000 49,000,000 98,000,000
3 Arman .s** 1 76,500,000 76,500,000 153,000,000
4 Amran s** 1 64,000,000 64,000,000 128,000,000
5 H .Baddu 2 119,000,000 119,000,000 238,000,000
6 Hakim ** 2 126,000,000 126,000,000 252,000,000
7 Muhtar 0.4 21,000,000 21,000,000 42,000,000
8 H .Kamaruddin 1.5 84,000,000 84,000,000 168,000,000
9 JafarTuwo** 3 189,000,000 189,000,000 378,000,000
10 Cummang 1 82,500,000 82,500,000 165,000,000
11 Abdul Latif 0.5 28,000,000 28,000,000 56,000,000
12 Dedi 0.5 24,500,000 24,500,000 49,000,000
13 Zainuddin** 2 105,000,000 105,000,000 210,000,000
14 Mansyur Nyoma 1 63,750,000 63,750,000 127,500,000
15 H .Rumallang 1 67,500,000 67,500,000 135,000,000
16 M .Hasan Nyoma 1 67,500,000 67,500,000 135,000,000
17 Rauf Nanna 1.2 68,000,000 68,000,000 136,000,000
18 Mustari** 1.2 70,000,000 70,000,000 140,000,000
19 BasriSado ** 1.5 84,000,000 84,000,000 168,000,000
20 Kadir** 0.6 30,000,000 30,000,000 60,000,000
Jumlah 24 1,468,250,000 1,468,250,000 2,936,500,000
Rata – rata / Orang 1,2 73,412,500 73,412,500 146,825,000
Rata – rata /ha 1 61,177,083 61,177,083 122,354,166
Lampiran 14 :Total Biaya Rata- rata petani pada musim tanam 1 dengan Pola Pembiayaan Mandiri Mitra Usahatani Kentang
Di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa
69
No NamaResponden Luas
Laha
n
BiayaVariabel BiayaTetap Total Biaya
Harga Bibit
(Rp)
Harga
Pupuk (Rp)
Harga Obat
obatan (Rp)
BiayaTenaga
Kerja (Rp)
Biaya Pensutan Alat
(Rp)
1 Ramalang 0.9 13,500,000 4,900,000 6,940,000 2,300,000 360,000 28,000,000
2 Tahir 1 12,000,000 6,950,000 6,750,000 4,900,000 1,155,000 31,755,000
3 Arman .s 1 12,000,000 4,950,000 5,755,000 4,200,000 400,000 27,305,000
4 Amran s 1 7,000,000 4,750,000 2,950,000 2,900,000 280,000 17,880,000
5 H .Baddu 2 36,000,000 7,000,000 9,722,000 9,300,000 950,000 62,972,000
6 Hakim 2 25,000,000 8,250,000 9,450,000 3,850,000 837,500 47,387,500
7 Muhtar 0.4 4,000,000 1,785,000 3,466,500 1,550,000 345,000 11,146,500
8 H .Kamaruddin 1.5 30,000,000 5,275,000 8,700,000 3,800,000 1,390,000 49,165,000
9 JafarTuwo 3 30,000,000 22,500,000 20,940,000 16,500,000 1,050,000 90,990,000
10 Cummang 1 11,250,000 6,620,000 10,015,000 2,650,000 345,000 30,880,000
11 Abdul Latif 0.5 4,000,000 3,000,000 3,255,000 1,850,000 90,000 12,195,000
12 Dedi 0.5 10,000,000 1,890,000 4,594,000 1,850,000 345,000 18,679,000
13 zainuddin 2 30,000,000 12,110,000 16,950,000 5,500,000 520,000 65,080,000
14 Mansyurnyoma 1 15,000,000 4,000,000 5,858,000 3,800,000 2,507,000 31,165,000
15 H .Rumallang 1 18,000,000 6,590,000 3,875,000 2,100,000 905,000 31,470,000
16 M .HasanNyoma 1 18,700,000 5,000,000 7,460,000 4,200,000 280,000 35,640,000
17 RaufNanna 1.2 22,000,000 3,200,000 7,115,000 4,900,000 420,000 37,635,000
18 Mustari 1.2 12,000,000 6,050,000 6,657,000 6,000,000 285,000 30,992,000
19 BasriSado 1.5 22,500,000 12,000,000 11,680,000 3,800,000 232,500 50,212,500
20 Kadir 0.6 4,500,000 2,120,000 4,219,000 1,850,000 75,000 12,764,000
Jumlah 24 337,450,000 128,940,000 156,351,500 87,800,000 12,772,000 723,313,500 Rata rata 1,2 16,872,500 6,447,000 7,967,575 4,390,000 638,600 36,165,675
Rata Rata/ha 14,060,416 5,372,500 6,639,619 3,658,333 532,166 30,138,062
Sumber: Data Primer SetelahDiolah, 2015
Lampiran 15 :Total Biaya Rata- rata Pada Musim Tanam 2 Pola Pembiayaan Mandiri Mitra Usahatani Kentang Di Desa
Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa
70
No NamaResponden Luas
Laha
n
BiayaVariabel BiayaTetap Total Biaya
Harga Bibit
(Rp)
Harga
Pupuk (Rp)
Harga Obat
obatan (Rp)
BiayaTenaga
Kerja (Rp)
Biaya Pensutan Alat
(Rp)
1 Ramalang 0.9 13,500,000 4,900,000 6,940,000 2,300,000 360,000 28,000,000
2 Tahir 1 12,000,000 6,950,000 6,750,000 4,900,000 1,155,000 31,755,000
3 Arman .s 1 12,000,000 4,950,000 5,755,000 4,200,000 400,000 27,305,000
4 Amran s 1 7,000,000 4,750,000 2,950,000 2,900,000 280,000 17,880,000
5 H .Baddu 2 36,000,000 7,000,000 9,722,000 9,300,000 950,000 62,972,000
6 Hakim 2 25,000,000 8,250,000 9,450,000 3,850,000 837,500 47,387,500
7 Muhtar 0.4 4,000,000 1,785,000 3,466,500 1,550,000 345,000 11,146,500
8 H .Kamaruddin 1.5 30,000,000 5,275,000 8,700,000 3,800,000 1,390,000 49,165,000
9 JafarTuwo 3 30,000,000 22,500,000 20,940,000 16,500,000 1,050,000 90,990,000
10 Cummang 1 11,250,000 6,620,000 10,015,000 2,650,000 345,000 30,880,000
11 Abdul Latif 0.5 4,000,000 3,000,000 3,255,000 1,850,000 90,000 12,195,000
12 Dedi 0.5 10,000,000 1,890,000 4,594,000 1,850,000 345,000 18,679,000
13 zainuddin 2 30,000,000 12,110,000 16,950,000 5,500,000 520,000 65,080,000
14 Mansyurnyoma 1 15,000,000 4,000,000 5,858,000 3,800,000 2,507,000 31,165,000
15 H .Rumallang 1 18,000,000 6,590,000 3,875,000 2,100,000 905,000 31,470,000
16 M .HasanNyoma 1 18,700,000 5,000,000 7,460,000 4,200,000 280,000 35,640,000
17 RaufNanna 1.2 22,000,000 3,200,000 7,115,000 4,900,000 420,000 37,635,000
18 Mustari 1.2 12,000,000 6,050,000 6,657,000 6,000,000 285,000 30,992,000
19 BasriSado 1.5 22,500,000 12,000,000 11,680,000 3,800,000 232,500 50,212,500
20 Kadir 0.6 4,500,000 2,120,000 4,219,000 1,850,000 75,000 12,764,000
Jumlah 24 337,450,000 128,940,000 156,351,500 87,800,000 12,772,000 723,313,500 Rata rata 1,2 16,872,500 6,447,000 7,967,575 4,390,000 638,600 36,165,675
Rata Rata/ha 14,060,416 5,372,500 6,639,619 3,658,333 532,166 30,138,062
Sumber: Data Primer SetelahDiolah, 2015
Lampiran 16 : Total Angsuran Petani Kentang Dalam Waktu Satu Tahun Pada Pola Pembiayaan Mandir Mitra di Desa Erelembang
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa .
71
N0 Nama Lluas
lahan
Mitra Jumlah Pinjaman pokok Angsuran Total
Angsuran
(B + C + D) keluarga Bank Keluarga (A) Bank (B) Keluarga
(C)
Bunga
Bank (D)
1 Ramalang 0.9 13,880,000 10,000,000 694,000 3,012,000 13,359,000
2 Tahir 1 13,500,000 - 675,000 - 337,500
3 Arman .s 1 11,510,000 25,000,000 230,200 7,530,000 32,645,100
4 Amran s 1 5,900,000 10,000,000 294,000 3,012,000 13,159,000
5 H .Baddu 2 19,444,000 - 972,200 - 486,100
6 Hakim 2 18,900,000 15,000,000 945,000 4,518,000 19,990,500
7 Muhtar 0.4 6,933,000 - 346,650 - 173,325
8 H .Kamaruddin 1.5 17,400,000 - 870,000 - 435,000
9 JafarTuwo 3 41,880,000 20,000,000 2,094,000 6,024,000 27,071,000
10 Cummang 1 20,030,000 - 1,001,500 - 500,750
11 Abdul Latif 0.5 6,510,000 - 325,500 - 162,750
12 Dedi 0.5 9,188,000 - 459,400 - 229,700
13 zainuddin 2 33,900,000 - 1,695,000 - 847,500
14 Mansyur Nyoma 1 11,716,000 - 585,800 - 292,900
15 H .Rumallang 1 7,750,000 - 387,500 - 193,750
16 M .Hasan Nyoma 1 14,920,000 - 746,000 - 373,000
17 Rauf Nanna 1.2 14,230,000 - 711,500 - 355,750
18 Mustari 1.2 13,314,000 17,000,000 665,700 5,120,400 22,453,250
19 BasriSado 1.5 23,360,000 22,000,000 1,168,000 6,621,400 29,205,400
20 Kadir 0.6 8,438,000 5,000,000 421,900 1,506,000 6,716,950
Jumlah 24 312,703,000 124,000,000 15,288,850 37,343,800 176,632,650
Data primer yang sudah di olah,2015.
Lampiran 17 : Total Biaya Rata Rata Yang Dikeluarkan Petani Kentang Dalam Waktu Satu Tahun Pada Pola Pembiayaan Mandiri Mitra di
Desa Erelambang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa
72
No Nama Luas
lahan
Biaya Total Biaya
( A+B+C) T. Biaya
Musim 1 (A)
T. Biaya
Musim 2(B)
Angsuran /tahun(C)
1 Ramalang ** 0.9 28,000,000 28,000,000 13,706,000 69,706,000
2 Tahir 1 31,755,000 31,755,000 675,000 64,185,000
3 Arman .s** 1 27,305,000 27,305,000 32,760,200 87,370,200
4 Amran s** 1 17,880,000 17,880,000 13,306,000 49,066,000
5 H .Baddu 2 62,972,000 62,972,000 972,200 126,916,200
6 Hakim ** 2 47,387,500 47,387,500 20,463,000 115,238,000
7 Muhtar 0.4 11,146,500 11,146,500 346,650 22,639,650
8 H .Kamaruddin 1.5 49,165,000 49,165,000 870,000 99,200,000
9 JafarTuwo** 3 90,990,000 90,990,000 28,118,000 210,098,000
10 Cummang 1 30,880,000 30,880,000 1,001,500 62,761,500
11 Abdul Latif 0.5 12,195,000 12,195,000 325,500 24,715,500
12 Dedi 0.5 18,679,000 18,679,000 459,400 37,817,400
13 Zainuddin** 2 65,080,000 65,080,000 1,695,000 131,855,000
14 Mansyur Nyoma 1 31,165,000 31,165,000 585,800 62,915,800
15 H .Rumallang 1 31,470,000 31,470,000 387,500 63,327,500
16 M .Hasan Nyoma 1 35,640,000 35,640,000 746,000 72,026,000
17 Rauf Nanna 1.2 37,635,000 37,635,000 711,500 75,981,500
18 Mustari** 1.2 30,992,000 30,992,000 22,786,100 84,770,100
19 BasriSado ** 1.5 50,212,500 50,212,500 29,789,400 130,214,400
20 Kadir** 0.6 12,764,000 12,764,000 6,927,900 32,455,900
Jumlah 24 723,313,500 723,313,500 176,632,650 1,623,259,650
Rata –rata / Orang 36,165,675 36,165,675 8,831,632 81,162,982
Sumber : data primer yang diolah ,2015
73
Lampiran 18: Pendapatan Rata- Rata Pola Pembiayaan mandiri mitra Dalam
Satu Tahun Usahatani Responden di Desa Erelembang Kecamatan
Tombolo Pao Kabupaten Gowa
No Nama
Responden
Luas
lahan
Penerimaan
dlm 1 tahun
Total Biaya
dlm 1 tahun
Pendapatan
dlm 1 tahun
1 Ramalang ** 0.9 98,000,000 69,706,000 28,294,000
2 Tahir 1 98,000,000 64,185,000 33,815,000
3 Arman .s** 1 153,000,000 87,370,200 65,629,800
4 Amran s** 1 128,000,000 49,066,000 78,934,000
5 H .Baddu 2 238,000,000 126,916,200 111,083,800
6 Hakim ** 2 252,000,000 115,238,000 136,762,000
7 Muhtar 0.4 42,000,000 22,639,650 19,360,350
8 H .Kamaruddin 1.5 168,000,000 99,200,000 68,800,000
9 JafarTuwo** 3 378,000,000 210,098,000 167,902,000
10 Cummang 1 165,000,000 62,761,500 102,238,500
11 Abdul Latif 0.5 56,000,000 24,715,500 31,284,500
12 Dedi 0.5 49,000,000 37,817,400 11,182,600
13 Zainuddin** 2 210,000,000 131,855,000 78,145,000
14 Mansyur Nyoma 1 127,500,000 62,915,800 64,584,200
15 H .Rumallang 1 135,000,000 63,327,500 71,672,500
16 M .Hasan Nyoma 1 135,000,000 72,026,000 62,974,000
17 Rauf Nanna 1.2 136,000,000 75,981,500 60,018,500
18 Mustari** 1.2 140,000,000 84,770,100 55,229,900
19 BasriSado ** 1.5 168,000,000 130,214,400 37,785,600
20 Kadir** 0.6 60,000,000 32,455,900 27,544,100
Total 24 2,936,500,000 1,623,259,650 1,313,240,350
Rata Rata / Orang 1,2 146,825,000 81,162,985 65,662,017
Rata Rata / ha 1 122,354,166 67,635,820 54,718,347
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015
74
Lampiran 19 :Hubungan Antara Pola Pembiayaan dan pendapatan petani
kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao
Kabupaten Gowa
Correlations
Pola_Pembiaya
an
Pendapata
n
Spearman'
s rho
Pola_Pembiaya
an
Correlation
Coefficient 1.000 .487(*)
Sig. (2-tailed) . .019
N 23 23
Pendapatan Correlation
Coefficient .487(*) 1.000
Sig. (2-tailed) .019 .
N 23 23
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
75
Lampiran 12 : Dokumentasi Kegiatan Penelitian
Gambar 1. Wawancara dengan responden
Gambar 2. Wawancara dengan responden
76
Gambar 3: Wawancara dengan responden
Gambar 4. Wawancara dengan responden
77
Gambar 5. Obat obatan pada usahatani kentang
Gambar 6 . Obat obatan pada usahatani kentang
78
Gambar 7 . proses penyemprotan pada usahatani kentang
Gambar 8 . Tanaman kentang usia 20 HST
79
Gambar 9 . Tanaman kentang usia 45 HST
Gambar 9 . Tanaman kentang usia 60 HST
80
Lampiran 13 : Peta Desa Erelembang
Gambar 12 . Peta Desa Erelembang
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Biring Panting 25 Juli 1991
merupakan anak pertama dari pasangan Basri Sado dengan
Ridawati.S. Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah
masuk SDI Biring Panting 1999 dan lulus tahun 2005. Pada
tahun yang sama penulis lulus masuk seleksi di SMPN 1
Tinggi Moncong dan pindah ke MTS Muhammadiyah Malino tahun 2006 selesai
pada tahun 2008. Setelah selesai, penulis melanjutkan studinya di SMA N 1
Tinggi Moncong dan selesai tahun 2011. Pada tahun yang sama, penulis juga
lulus seleksi masuk Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis juga aktif menjadi pengurus
Pimpinan Komisariat (Pikom) IMM Fakultas Pertanian periode 2013/2014
sebagai Kabid SPM , periode 2014/2015 sebagai Kabid Riset dan Pengembangan
Kajian Keilmuan, menjadi sekertaris bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan
Piminan Cabang IMM Kota Makassar periode 2015/2016, penulis juga aktif di
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian periode 2014/2015 sebagai Wakil
Ketua umum, dan menjadi mentor Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah
Universitas Muhammadiyah Makassar. Tugas akhir dalam pendidikan tinggi
diselesaikan dengan menulis skripsi yang berjudul “Analisis Hubungan Antara
Pola Pembiayaan dan Pendapatan Petani Kentang di Desa Erelembang Kecamatan
Tombolo Pao Kabupaten Gowa”.