analisis willingness to pay (wtp) masyarakat...

135
ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT TERHADAP UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN SITU CILEDUG KOTA TANGERANG SELATAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Anjeng Lestari NIM: 1113084000003 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

Upload: others

Post on 24-Dec-2019

15 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT TERHADAP

UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN SITU CILEDUG

KOTA TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Anjeng Lestari

NIM: 1113084000003

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT TERHADAP

UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN SITU CILEDUG

KOTA TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Anjeng Lestari

NIM: 1113084000003

Di Bawah Bimbingan:

Arief Fitrijanto, S.Si., M.Si.

NIP 197111182005011003

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 3: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Rabu, 07 Juni 2017 telah dilakukan ujian komprehensif atas nama

mahasiswa:

1. Nama : Anjeng Lestari

2. NIM : 1113084000003

3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Analisis Willingness To Pay (WTP) Masyarakat

Terhadap Upaya Pelestarian Lingkungan Situ Ciledug

Kota Tangerang Selatan

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 07 Juni 2017

1. Drs. Rusdianto, M.Sc (…….....…….................…………..)

NIP. 195501041984031001 Penguji I

2. Venty, SE, M.Sc (............…….................…………..)

Penguji II

Page 4: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Anjeng Lestari

NIM : 1113084000003

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Ekonomi Pembangunan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau

tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya ilmiah saya dengan

bukti yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan bahwa saya telah melanggar

pernyataan di atas maka saya siap untuk dikenakan sanksi berdasarkan aturan

yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan penuh tanggung

jawab.

Jakarta, 25 Maret 2019

Anjeng Lestari

NIM 1113084000003

Page 5: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air
Page 6: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Anjeng Lestari

2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 14 April 1995

3. Alamat : Jl. Slada II No. 32 RT 005 RW 011 Gang H

Erman Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang

Selatan

4. Telepon : 08888476087

5. E-mail : [email protected]

B. PENDIDIKAN FORMAL

1. SD Negeri Pondok Cabe Udik 1: 2001-2007

2. SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan: 2007-2010

3. SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan: 2010-2013

4. FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2013-2019

C. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Sekretaris Departemen Eksternal HMJ Ekonomi Pembangunan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta (2016)

2. Sekretaris Kelompok Kuliah Kerja Nyata di Desa Lontar Kecamatan

Kemiri Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

3. Peserta Training Paduan Suara (TRAPARA) UIN Syarif hidayatullah

Jakarta

4. Anggota Biasa Paduan Suara Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Anggota Departemen Urusan Rumah Tangga Paduan Suara Mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2016)

6. Koordinator Kesektariatan Musyawarah Anggota Paduan Suara

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

7. Koordinator Kesektariatan TRAPARA (Training Paduan Suara) Paduan

Suara Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 7: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

D. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Dialog Jurusan dan Seminar Konsentrasi “Mengenal Lebih Dekat dengan

Jurusan Sendiri, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

2. Pelatihan Karya Tulis Ilmiah “Mewujudkan Regenerasi Mahasiswa

Ekonomi yang berprestasi dalam Bidang Akademik”, HMJ IESP UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

3. Seminar Nasional “Korupsi Mengorupsi Indonesia”, FEB UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2015

4. Company Visit Bank Indonesia, 2015

5. Company Visit Transparansi Internasional, 2015

Page 8: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

i

ABSTRACT

Ciledug Situ is located between two regions, namely Pamulang Barat Village and

Pondok Benda Village, Pamulang District. Situ Ciledug has functions and benefits

including water catchment areas as well as water catchment areas that are used

for flood control and groundwater supply. However, at present there have been

environmental problems in Situ Ciledug. So, there needs to be environmental

preservation efforts to maintain the functions and benefits provided by Situ

Ciledug. So the purpose of this study was to determine the amount of willingness

to pay for environmental conservation efforts and the variables that influenced it,

to know the economic value of Situ Ciledug based on community willingness to

pay and to know the socio-economic characteristics of the community around Situ

Ciledug. This study used primary data obtained from the survey by distributing

questionnaires to 38 samples around Situ Ciledug. The analytical tool used is the

contingent valuation method (CVM) and multiple linear regression. The

Contingent Valuation Method (CVM) aims to determine the willingness to pay

value and the value of total willingness to pay and multiple linear regression to

determine the variables that influence the amount of community willingness to pay

around Situ Ciledug in efforts to preserve the environment. The results of this

study indicate that the value of willingness to pay of Rp. 17,833.33 and the value

of total willingness to pay as an illustration of the economic value of Situ Ciledug

is Rp. 516,630,000. The variables that influence the level of willingness to pay for

the community around Situ Ciledug are age, dummy work and education level.

Keywords: Situ Ciledug, Willingness To Pay (WTP), Contingent Valuation

Method (CVM), Multiple Linear Regression, Environmental Conservation Efforts.

Page 9: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

ii

ABSTRAK

Situ Ciledug terletak di antara dua wilayah yaitu Kelurahan Pamulang Barat dan

Kelurahan Pondok Benda, Kecamatan Pamulang. Situ Ciledug memiliki fungsi

dan manfaat antara lain sebagai daerah resapan air sekaligus daerah tangkapan air

yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air tanah. Namun, saat ini

telah terjadi permasalahan lingkungan pada Situ Ciledug. Maka, perlu adanya

upaya pelestarian lingkungan untuk tetap mempertahankan fungsi dan manfaat

yang diberikan oleh Situ Ciledug. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui besarnya kesediaan membayar (willingness to pay) masyarakat

terhadap upaya pelestarian lingkungan beserta variabel-variabel yang

mempengaruhi, mengetahui nilai ekonomi Situ Ciledug berdasarkan willingness

to pay masyarakat dan mengetahui karakteristik sosial ekonomi masyarakat

sekitar Situ Ciledug. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari

survei dengan menyebarkan kuesioner kepada 38 sampel di sekitar Situ Ciledug.

Alat analisis yang digunakan adalah contingent valuation method (CVM) dan

regresi linear berganda. Contingent valuation method (CVM) bertujuan untuk

menentukan nilai WTP dan nilai total WTP serta regresi linier berganda untuk

menentukan variabel-variabel yang mempengaruhi besarnya nilai WTP

masyarakat sekitar Situ Ciledug dalam upaya pelestarian lingkungan. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa nilai WTP Rp 17.833,33 dan nilai total WTP

sebagai gambaran nilai ekonomi Situ Ciledug sebesar Rp 516.630.000. Variabel-

variabel yang mempengaruhi besarnya nilai WTP masyarakat sekitar Situ Ciledug

adalah usia, dummy pekerjaan dan tingkat pendidikan.

Kata kunci: Situ Ciledug, Willingness To Pay (WTP), Contingent Valuation

Method (CVM), Regresi Linier Berganda, Upaya Pelestarian Lingkungan.

Page 10: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas berkat rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Willingess To Pay (WTP) Masyarakat Terhadap Upaya Pelestarian

Lingkungan Situ Ciledug Kota Tangerang Selatan” dengan baik. Shalawat serta

salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad Shallallah’Alayhi wa Sallam

beserta keluarga dan para sahabatnya. Skripsi ini disusun dalam rangka untuk

memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar sarjana Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selesainya skripsi ini tentu berkat dukungan, bimbingan dan bantuan serta

semangat dan doa dari orang-orang di sekeliling penulis selama proses

penyelesaian skripsi ini. Oleh karenanya, izinkanlah penulis menyampaikan

terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis, Bapak Suparman dan Mamah Parni yang selalu

dengan sabar dan tulus untuk selalu membimbing, mendidik dan

memberikan semangat, perhatian yang luar biasa yang tak pernah henti

diberikan kepada penulis dan memberikan segala yang terbaik demi anak-

anaknya. Doa dan kasih sayang mereka tak pernah henti selalu tercurahkan

kepada penulis dan menjadi sumber kekuatan penulis untuk menjalani

kehidupan. Tidak ada alasan bagi penulis untuk tidak berterima kasih dan

mengabdi kepada mereka.

2. Kedua kakak penulis, Kakak Yuni Fitri Yani dan kakak Syaiful yang selalu

memberikan motivasi, dukungan, solusi yang terbaik serta hiburan dikala

sedih sekaligus menjadi tempat paling nyaman untuk berkeluh kesah. Tidak

ada alasan bagi penulis untuk tidak berterima kasih kepada kedua sosok ini.

3. Bapak Prof Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas

kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengenyam pendidikan di

kampus kebanggaan ini.

4. Bapak Arief Fitrijanto, S.Si., M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus dosen

Page 11: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

iv

pembimbing akademik dan dosen pembimbing skripsi yang dengan

kemurahan hatinya bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan

pengarahan, ilmu yang bermanfaat serta dengan sabarnya memberikan

bimbingan skripsi kepada penulis. Terima kasih atas segala kebaikan,

kesabaran, arahan, bimbingan yang telah bapak berikan kepada penulis

sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Semoga segala ilmu tersebut dapat

bermanfaat kelak. Penulis mendoakan semoga bapak selalu diberikan

kesehatan, panjang umur dan perlindungan oleh Allah Subhanahu wa

Ta’ala.

5. Bapak Dr Sofyan Rizal, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan yang telah memberikan arahan serta bimbingan yang berarti

dalam penyelesaian perkuliahan ini.

6. Segenap jajaran Tenaga Pengajar di Jurusan Ekonomi Pembangunan yang

telah menyampaikan banyak ilmu kepada penulis. Semoga ilmu tersebut

dapat bermanfaat dengan baik di masa yang akan datang.

7. Teman kecil penulis, Pinky Alawiyah, Anggi Sulistiawati, Nopi

Permatasari, Miranda Mutiasari, Lina Apriliani, Yuliana yang selama ini

selalu memberikan dukungan kepada penulis serta hiburan.

8. Sahabat-sahabat tersayang selama kuliah, Paracytha Gumilang, Rizki

Oktaviani, Yunita Damayanti, Devina Aprilia, Yunita, Dea Retno, Deya

Ranita, Mella Muliasari dan Indah Pertiwi yang selama ini telah banyak

menghabiskan waktu bersama disaat suka maupun duka, saling berbagi

kisah dan cerita, saling tolong menolong dan menerima satu sama lain

dengan segala perbedaan masing-masing.

9. Terkhusus, Paracytha Gumilang dan Rizki Oktaviani yang sangat sabar dan

perhatian kepada penulis serta selalu membimbing penulis selama proses

penyelesaian skripsi. Terima kasih banyak sekali lagi.

10. Seluruh teman-teman Jurusan Ekonomi Pembangunan angkatan 2013,

terlebih kepada Oktaviani Dewi Masitho, Didi Fardiansyah, Linaria

Marrocana, Roro Atiqah, dan sisanya yang tidak dapat penulis cantumkan

namanya satu persatu di sini, namun tidak mengurangi rasa sayang dan

Page 12: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

v

terima kasih penulis karena telah menjadi teman belajar dan bermain yang

suportif dan menyenangkan.

11. Segenap rekan kerja di Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi

Pembangunan atas pengalaman berorganisasi yang begitu berharga.

12. Seluruh kawan-kawan di Paduan Suara Mahasiswa UIN Jakarta, terutama

kepada angkatan ANTARES yang telah mengajarkan arti perjuangan, kerja

keras dan kebersamaan. Senang rasanya telah dipertemukan dan dapat

menampilkan yang terbaik di setiap penampilan bersama kalian.

13. Segenap pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan

bantuannya kepada penulis dalam mengurus perihal administrasi, sehingga

penulis mendapatkan kelancaran tanpa ada kendala yang berarti dalam

menyelesaikan studi.

14. Bapak Arwadi, Bapak Hardi, Bapak Dhana, Mba Nafa yang telah

meluangkan waktu untuk bertemu dan bertukar pikiran oleh penulis

sehingga penulis banyak mendapatkan wawasan dan mampu menyelesaikan

skripsi ini.

15. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu. Terima kasih

telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan yang disebabkan

terbatasnya pengalaman atau pengetahuan dan sumber daya dalam proses

penulisan skripsi ini. penulis mengharapkan kritik dan saran agar dapat

memperbaiki dan melengkapi skripsi ini serta memberikan manfaat di bidang

pendidikan. Tak lupa penulis menyampaikan permohonan maaf jika terdapat

kesalahan dalam penulisan, yang kiranya dapat menyinggung pihak tertentu.

Akhir kata, penulis berharap agar penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi

pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 25 Maret 2019

Anjeng Lestari

Page 13: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

vi

DAFTAR ISI

ABSTRACT.......................................................................................................... i

ABSTRAK .......................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

BAB I .................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian..................................................................................... 10

BAB II .............................................................................................................. 11

A. Landasan Teori .......................................................................................... 11

1. Situ ........................................................................................................ 11

a. Pengertian Situ ................................................................................... 11

b. Fungsi Dan Manfaat Situ .................................................................... 12

c. Permasalahan Pada Situ ...................................................................... 14

2. Konsep Valuasi Ekonomi ....................................................................... 15

3. Willingness To Pay (WTP) ..................................................................... 17

4. Contingent Valuation Method (CVM) .................................................... 18

a. Konsep Contingent Valuation Method (CVM) .................................... 18

1) Membuat Hipotesis Pasar ............................................................... 19

2) Mendapatkan Nilai WTP ................................................................ 19

3) Menghitung Nilai Rataan WTP....................................................... 21

4) Memperkirakan Kurva WTP .......................................................... 21

5) Mengagregatkan Data ..................................................................... 21

b. Kelemahan Contingent Valuation Method (CVM) .............................. 21

c. Kelebihan Contingent Valuation Method (CVM) ................................ 22

B. Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi WTP ........................................... 22

1. Jenis Kelamin ......................................................................................... 22

2. Usia ........................................................................................................ 23

Page 14: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

vii

3. Pernikahan ............................................................................................. 23

4. Pendidikan ............................................................................................. 24

5. Pekerjaan................................................................................................ 24

6. Pendapatan ............................................................................................. 25

7. Lama Tinggal ......................................................................................... 26

8. Pengetahuan ........................................................................................... 26

C. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 27

D. Kerangka Pemikiran Operasional .............................................................. 37

E. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 39

BAB III ............................................................................................................. 40

A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 40

B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 40

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 41

1. Data Primer ............................................................................................ 41

2. Data Sekunder ........................................................................................ 42

D. Metode Analisis Data ................................................................................ 43

1. Contingent Valuation Method (CVM) .................................................... 43

a. Membuat Hipotesis Pasar.................................................................... 43

b. Mendapatkan Nilai WTP .................................................................... 43

c. Menghitung Nilai Rataan WTP ........................................................... 44

d. Memperkirakan Kurva WTP ............................................................... 44

e. Mengagregatkan Data ......................................................................... 44

2. Method of Successive Interval ................................................................ 44

3. Model analisis dengan Variabel Dummy ................................................. 45

4. Regresi Linear Berganda ........................................................................ 46

a. Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 47

1) Uji Normalitas ................................................................................ 47

2) Uji Multikolinieritas ....................................................................... 48

3) Uji Autokorelasi ............................................................................. 48

4) Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 49

5) Uji Linearitas ................................................................................. 50

b. Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................................... 52

Page 15: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

viii

c. Uji Hipotesis ....................................................................................... 52

1) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ...................................... 52

2) Uji Signifikansi Individual (Uji Statistik t) ..................................... 53

E. Operasional Variabel Penelitian ................................................................. 54

BAB IV ............................................................................................................. 57

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 57

1. Kota Tangerang Selatan.......................................................................... 57

2. Kecamatan Pamulang ............................................................................. 59

3. Situ Ciledug ........................................................................................... 61

B. Deskripsi Responden ................................................................................. 62

1. Responden Menurut Jenis Kelamin......................................................... 62

2. Responden Menurut Usia ....................................................................... 63

3. Responden Menurut Status Pernikahan ................................................... 64

4. Responden Menurut Tingkat Pendidikan ................................................ 65

5. Responden Menurut Status Pekerjaan ..................................................... 66

6. Responden Menurut Tingkat Pendapatan ................................................ 68

7. Responden Menurut Lama Tinggal ......................................................... 69

C. Ketidaksediaan Memberikan WTP Pelestarian Lingkungan Situ Ciledug ... 69

D. Contingent Valuation Method (CVM) ....................................................... 70

1. Membuat Hipotesis Pasar ....................................................................... 71

2. Mendapatkan Nilai WTP ........................................................................ 72

3. Menghitung Nilai Rataan WTP............................................................... 72

4. Memperkirakan Kurva WTP .................................................................. 73

5. Mengagregatkan Data ............................................................................. 73

E. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 74

a. Hasil Uji Normalitas ............................................................................... 74

b. Hasil Uji Multikolinearitas ..................................................................... 76

c. Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................ 77

d. Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 77

e. Hasil Uji Linearitas ................................................................................. 78

F. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ......................................................... 79

G. Hasil Uji Hipotesis .................................................................................... 79

Page 16: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

ix

1. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ..................................... 79

2. Hasil Uji Signifikansi Individual (Uji Statistik t) .................................... 80

BAB V ............................................................................................................... 88

A. Kesimpulan ............................................................................................... 88

B. Saran ......................................................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 90

LAMPIRAN ..................................................................................................... 94

Page 17: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kota Tangerang

Selatan Tahun 2011 – 2016................................................................... 1

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu............................................................31

Tabel 3.1 Operasional Variabel .......................................................................... 55 Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan 2016.......58

Tabel 4.2 Penduduk Kota Tangerang Selatan Menurut Kecamatan

Pada Tahun 2015 – 2016 .................................................................... 58

Tabel 4.3 Penduduk Kecamatan Pamulang Menurut Kelurahan Pada

Tahun 2015 – 2016 ............................................................................ 60

Tabel 4.4 Jenis Kelamin Responden ................................................................... 62 Tabel 4.5 Usia Responden .................................................................................. 63

Tabel 4.6 Status Pernikahan Responden ............................................................. 64 Tabel 4.7 Tingkat Pendidikan Responden .......................................................... 65

Tabel 4.8 Pekerjaan Responden.......................................................................... 66 Tabel 4.9 Jenis Pekerjaan Responden Yang Bekerja ........................................... 67

Tabel 4.10 Responden Yang Tidak Bekerja ........................................................ 67 Tabel 4.11 Tingkat Pendapatan Responden ........................................................ 68

Tabel 4.12 Lama Tinggal Responden ................................................................. 69 Tabel 4.13 Distribusi Nilai WTP Responden ...................................................... 72

Tabel 4.14 Nilai Total WTP ............................................................................... 74 Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov.......................... 76

Tabel 4.16 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................ 76 Tabel 4.17 Hasil Uji Autokorelasi Run Test ....................................................... 77

Tabel 4.18 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Rank Spearman ....................... 78 Tabel 4.19 Hasil Uji Linearitas .......................................................................... 78

Tabel 4.20 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................... 79 Tabel 4.21 Hasil Uji Simultan (Uji F) ................................................................ 80

Tabel 4.22 Hasil Uji Individual (Uji t) ................................................................ 80

Page 18: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Alih Fungsi Lahan Untuk Perumahan ............................................... 3

Gambar 1.2 Alih Fungsi Lahan Untuk Pusat Perdagangan .................................... 3 Gambar 1.3 Permasalahan Situ Ciledug................................................................ 4

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 38 Gambar 4.1 Peta Wilayah Kota Tangerang Selatan ............................................ 57

Gambar 4.2 Peta Wilayah Kecamatan Pamulang ................................................ 60 Gambar 4.3 Situ Ciledug .................................................................................... 61

Gambar 4.4 Alasan Responden Yang Tidak Bersedia Memberikan WTP ........... 70 Gambar 4.5 Kurva WTP Responden .................................................................. 73

Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram ............................... 75 Gambar 4.7 Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot ................................. 75

Page 19: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

xii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN ..................................................... 95

LAMPIRAN 2 JENIS KELAMIN RESPONDEN .............................................. 99 LAMPIRAN 3 USIA RESPONDEN ................................................................ 100

LAMPIRAN 4 STATUS PERNIKAHAN RESPONDEN ................................ 101 LAMPIRAN 5 PENDIDIKAN TERAKHIR RESPONDEN............................. 102

LAMPIRAN 6 PEKERJAAN RESPONDEN ................................................... 103 LAMPIRAN 7 PENDAPATAN RESPONDEN ............................................... 104

LAMPIRAN 8 LAMA TINGGAL RESPONDEN ........................................... 105 LAMPIRAN 9 PENGETAHUAN RESPONDEN ............................................ 106

LAMPIRAN 10 WILLINGNESS TO PAY RESPONDEN ................................. 107 LAMPIRAN 11 HASIL UJI NORMALITAS .................................................. 108

LAMPIRAN 12 HASIL UJI MULTIKOLINIERITAS ..................................... 109 LAMPIRAN 13 HASIL UJI AUTOKORELASI .............................................. 110

LAMPIRAN 14 HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS ............................... 111 LAMPIRAN 15 HASIL UJI LINEARITAS ..................................................... 112

LAMPIRAN 16 HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI (R2) ..................... 113

LAMPIRAN 17 HASIL UJI SIMULTAN (UJI F)............................................ 114

LAMPIRAN 18 HASIL UJI INDIVIDUAL (UJI T) ........................................ 115 LAMPIRAN 19 DOKUMENTASI .................................................................. 116

Page 20: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom yang terbentuk pada akhir

tahun 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten yang merupakan

pemekaran dari Kabupaten Tangerang. Secara administratif, Kota Tangerang

Selatan terdiri dari 7 kecamatan dan 54 kelurahan.

Batas administrasi Kota Tangerang Selatan yaitu, Sebelah Utara berbatasan

dengan Kota Tangerang dan DKI Jakarta, Sebelah Timur berbatasan dengan

Provinsi Jawa Barat (Kota Depok) dan DKI Jakarta, Sebelah Selatan berbatasan

dengan Provinsi Jawa Barat (Kabupaten Bogor) dan Kota Depok, Sebelah Barat

berbatasan dengan Kabupaten Tangerang (Kota Tangerang Selatan Dalam angka

2017).

Tabel 1.1

Jumlah Penduduk Kota Tangerang Selatan Tahun Menurut Kecamatan

2011 - 2016

Kecamatan Jumlah Penduduk

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Setu 69.391 72.170 75.002 77.811 80.811 83.777

Serpong 144.378 150.736 157.252 163.915 170.731 177.677

Pamulang 296.915 305.909 314.931 323.957 332.984 341.967

Ciputat 199.807 206.293 212.824 219.384 225.974 232.559

Ciputat

Timur 184.391 188.957 193.484 197.960 202.386 206.729

Pondok

Aren 316.988 329.103 341.416 353.904 366.568 379.354

Serpong

Utara 134.232 141.237 148.494 155.998 163.755 171.749

Total 1.346.102 1.394.405 1.443.403 1.492.999 1.543.209 1.593.812

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan

Page 21: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

2

Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan jumlah

penduduk di Kota Tangerang Selatan menurut kecamatan dari tahun 2011 hingga

2016 sebesar 247.710 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak pada tahun 2016 berada

di Kecamatan Pondok Aren sebesar 379.354, diikuti dengan Kecamatan Pamulang

sebesar 341.967, lalu Kecamatan Ciputat, Ciputat Timur, Serpong dan Serpong

Utara yang masing-masing sebesar 232.559, 206.729, 177.677 dan 171.749 dan

yang terkecil yaitu Kecamatan Setu sebesar 83.777. Salah satu penyebab

terjadinya peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun di Kota Tangerang

Selatan disebabkan oleh letak Kota Tangerang Selatan yang strategis yaitu

berbatasan langsung dengan ibu kota Negara Republik Indonesia yaitu DKI

Jakarta.

Jumlah penduduk yang semakin banyak membawa konsekuensi terhadap

pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk serta penggunaan ruang baik

untuk keperluan yang bersifat pribadi seperti kebutuhan akan tempat tinggal yang

memadai maupun untuk tempat umum dengan segala fasilitas pendukungnya.

Salah satu kecamatan yang mengalami peningkatan jumlah penduduk dari

tahun 2011 hingga 2016 merupakan Kecamatan Pamulang. Berdasarkan Peraturan

Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 15 Tahun 2011 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah bahwa Kecamatan Pamulang diarahkan sebagai kegiatan

pelayanan umum, perdagangan dan jasa dan perumahan tinggi. Hal tersebut akan

menyebabkan kebutuhan ruang semakin tidak terbatas untuk memenuhi

kebutuhan baik sosial, ekonomi dan tempat tinggal maupun aktifitas lainnya yang

berdampak pada meningkatnya kebutuhan penggunaan lahan.

Kebutuhan lahan yang semakin tinggi telah mendesak lahan yang semula

diperuntukkan untuk areal kawasan lindung menjadi areal pembangunan.

Pemahaman bahwa kegiatan pembangunan akan memberi nilai ekonomi yang

lebih tinggi, cenderung melupakan kaidah keseimbangan ekologi sehingga alih

fungsi lahan terus terjadi, termasuk juga kawasan sekitar situ. Tidak dapat

dipungkiri bahwa saat ini, telah terjadi alih fungsi lahan di Kecamatan Pamulang

untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal beserta segala fasilitas

pendukungnya. Pada gambar 1.1 memperlihatkan bahwa telah terjadi alih fungsi

Page 22: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

3

lahan yang dilakukan oleh pengembang untuk membuat perumahan di sekitar Situ

Ciledug.

Gambar 1.1

Alih Fungsi Lahan Untuk Perumahan

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017

Selain itu pada gambar 1.2 juga memperlihatkan adanya alih fungsi lahan yang

dilakukan oleh pengembang untuk membuat pusat perdagangan di sekitar Situ

Ciledug (Hasil wawancara dengan lembaga swadaya lokal yaitu OKP Ganespa,

2017).

Gambar 1.2

Alih Fungsi Lahan Untuk Pusat Perdagangan

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan bahwa alih fungsi lahan bukan

hanya menyebabkan penyusutan luasan lahan pada situ namun juga

menimbulkan permasalahan lainnya yaitu meningkatnya aktivitas sosial

ekonomi di sekitar situ, aktivitas tersebut kurang terpantau dengan baik sehingga

sampah-sampah rumah tangga yang terdapat di saluran air, pada saat musim

hujan akan ikut terbawa arus yang berhilir di Situ Ciledug. Maka dapat

Page 23: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

4

dikatakan bahwa kondisi Situ Ciledug sudah mulai tercemar dari berbagai

saluran air yang terhubung langsung dengan Situ Ciledug

Terdapat dua faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada situ.

Pertama, disebabkan oleh faktor alam seperti bencana alam sehingga terjadi

kerusakan pada situ. Kedua, faktor manusia yang sengaja terjadi yang ditimbulkan

dari aktivitas manusia (Kementerian Lingkungan Hidup, 2010). Kerusakan yang

terjadi akan menimbulkan permasalahan lingkungan, seperti pada gambar 1.3 di

bawah ini:

Gambar 1.3

Permasalahan Situ Ciledug

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017

Situ adalah wadah genangan air dalam suatu cekungan permukaan tanah yang

terbentuk secara alami maupun buatan yang airnya bersumber dari air permukaan

dan / atau air tanah. Berdasarkan pembentukannya dapat dikelompokkan menjadi

situ yang terbentuk secara alami dan ada yang terbentuk secara buatan

(Kementerian Lingkungan Hidup, 2010). Istilah “situ” biasa digunakan

masyarakat Jawa Barat untuk menyebut “danau kecil” (Inah dan Setianto,

2013:112).

Situ umumnya berperan sebagai air untuk irigasi, daerah resapan air, sumber

air baku, pengendali banjir, tempat konservasi lingkungan, perlindungan untuk

flora maupun fauna di sekitarnya (Kementerian Lingkungaan Hidup, 2010).

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Dinas Bina Marga dan Sumber

Daya Air Tangerang Selatan menjelaskan bahwa dahulu keberadaan situ-situ yang

Page 24: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

5

ada di Kota Tangerang Selatan berfungsi untuk irigasi ke pertanian dan

persawahan yang ada di sekitar situ. Namun fungsi tersebut saat ini telah beralih

menjadi daerah resapan air sekaligus daerah tangkapan air yang digunakan untuk

pengendali banjir serta penyuplai air tanah, termasuk juga fungsi Situ Ciledug saat

ini.

Dampak penyusutan luasan lahan situ berpengaruh pada penyerapan daya

tahan tanah sehingga penyerapan air semakin berkurang dan fungsi situ sebagai

sarana penampung atau penyimpan air bisa menjadi rusak. Pemanfaatan di daerah

sekitar situ dan pemanfaatan lahan di wilayah tangkapan air akan mempengaruhi

kuantitas dan kualitas air situ. Maka, fungsi situ akan mengalami penurunan jika

terjadi kerusakan di daerah sekitar situ maupun di daerah tangkapan air.

Pada saat Lokakarya Nasional “Pengelolaan Danau Berkelanjutan: Sinergi

Program dan Peran Para Pemangku Kepentingan” yang diselenggarakan di

Jakarta, 9 Mei 2017, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro

menyampaikan bahwa selama ini yang terlupakan adalah danau atau situ yang

tidak hanya sekadar bagian dari alam, tapi juga memiliki manfaat ekonomi,

sosial, dan lingkungan yang luar biasa. Namun, banyak hal-hal yang belum

didalami mengenai keberlanjutan danau atau situ. Pemanfaatan danau atau situ

seharusnya sejalan dengan pembangunan berkelanjutan. Untuk itu, diperlukan

pengelolaan danau atau situ yang terpadu baik dari aspek ekonomi, sosial,

budaya, tata ruang serta kepariwisataan. Begitu pula dengan pengelolaan danau

berkelanjutan yang tidak hanya dikerjakan oleh satu lembaga/institusi

pemerintahan, namun juga diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, baik

swasta maupun masyarakat.

Saat ini, Pemerintah Kota Tangerang Selatan berupaya mendorong

pemerintah pusat untuk melakukan revitalisasi terhadap situ-situ yang berada di

Kota Tangerang Selatan karena sampai saat ini situ yang berada di Kota

Tangerang Selatan masih berstatus menjadi wewenang pemerintah pusat dan

sekaligus meminta proses peralihan kewenangan situ kepada Pemerintah kota

Tangerang Selatan (Tangseloke, 2014). Pemerintah Kota Tangerang Selatan pun

telah memberikan kepercayaan kepada lembaga swadaya lokal di sekitar Situ

Page 25: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

6

Ciledug yang peduli akan pelestarian lingkungan bahkan memiliki visi dan misi

menjaga dan merawat Situ Ciledug serta memberikan penyuluhan kepada

masyarakat sekitar terhadap upaya pelestarian lingkungan Situ Ciledug.

Berdasarkan pemaparan di atas, bahwa situ memiliki fungsi dan manfaat untuk

kehidupan. Maka untuk mempertahankan fungsi dan manfaat Situ Ciledug perlu

adanya upaya pelestarian. Upaya pelestarian harus dilakukan sejak saat ini

sebelum kondisi lingkungan Situ Ciledug semakin mengalami permasalahan yang

parah. Upaya pelestarian bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja melainkan

harus melibatkaan seluruh pihak, terlebih dari masyarakat sekitar kawasan Situ

Ciledug yang merasakan langsung fungsi dan manfaat yang di berikan oleh Situ

Ciledug.

Upaya pelestarian lingkungan yang dilakukan oleh lembaga swadaya lokal

setempat terhadap Situ Ciledug yaitu dengan cara dilakukan pemangkasan

semak belukar di tepian situ, penanaman bibit pohon, operasi bersih situ dengan

melakukan pembuangan sampah dan limbah lainnya yang berada dibadan situ,

pembersihan sisa jaring ikan milik warga sekitar, penyebaran bibit ikan, serta

menjaga dan mengawasi aktivitas di sekitar situ (Hasil wawancara dengan

lembaga swadaya lokal yaitu OKP Ganespa, 2017).

Pelaksanaan upaya pelestarian lingkungan Situ Ciledug membutuhkan biaya

yang tidak sedikit. Hal ini harus didukung dengan partisipasi seluruh pihak

terlebih dari masyarakat sekitar Situ Ciledug yang merasakan langsung fungsi dan

manfaat situ. Oleh karena itu diperlukan instrumen ekonomi berupa willingness to

pay (WTP) yang didekati dengan biaya pelestarian untuk mendukung terwujudnya

upaya pelestarian lingkungan Situ Ciledug yang berkelanjutan.

Hal tersebut merupakan valuasi ekonomi yaitu upaya memberikan nilai

kuantitatif terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya alam dan

lingkungan, baik atas dasar nilai pasar (market value) maupun nilai non-pasar

(non market value). Valuasi ekonomi sumber daya alam merupakan suatu alat

ekonomi (economic tool) yang menggunakan teknik penilaian tertentu untuk

mengestimasi nilai uang dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya

alam dan lingkungan (Fitri, 2017:126).

Page 26: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

7

Pemahaman tentang konsep valuasi ekonomi bisa menjadi referensi bagi para

pengambil kebijakan dapat menentukan penggunaan situ yang efektif dan efisien.

konsep valuasi ekonomi tersebut juga menunjukkan hubungan antara konservasi

situ dengan pembangunan ekonomi. Bukan hanya referensi bagi para pengambil

kebijakan, melainkan juga meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap

penggunaan dan pengelolaan situ.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan bahwa willingness to pay seseorang

terhadap fungsi dan manfaat Situ Ciledug akan mewujudkan upaya pelestarian

lingkungan situ yang berkelanjutan dan nilai yang diberikan dalam willingness to

pay benar - benar mencerminan kepedulian seseorang terhadap kualitas

lingkungan Situ Ciledug dalam rangka untuk mempertahankan fungsi dan manfaat

yang diberikan Situ Ciledug. Begitu pula dengan pemerintah setempat harus bisa

lebih tegas dalam membuat kebijakan yang terkait dengan situ-situ yang ada di

Kota Tangerang Selatan. Kebijakan yang diterapkan pun harus memperhatikan

aspek kelestarian lingkungan agar suatu keseimbangan lingkungan hidup bisa

terwujud.

B. Rumusan Masalah

Situ merupakan wadah genangan air di atas permukaan tanah yang terbentuk

secara alami maupun buatan yang sumber airnya berasal dari mata air, air hujan

atau limpasan air permukaan. Situ Ciledug terletak di antara dua wilayah yaitu

Kelurahan Pamulang Barat dan Kelurahan Pondok Benda, Kecamatan Pamulang.

Saat ini Situ Ciledug memiliki fungsi dan manfaat antara lain sebagai daerah

resapan air sekaligus daerah tangkapan air yang digunakan untuk pengendali

banjir serta penyuplai air tanah

Maraknya alih fungsi lahan di sekitar situ menyebabkan meningkatnya

kegiatan sosial ekonomi yang kurang terpantau dengan baik sehingga

menimbulkan kekhawatiran akan kelestarian situ dan jika tidak menerapkan upaya

pelestarian lingkungan yang baik, maka dapat menyebabkan kerusakan hingga

permasalahan pada situ sehingga dapat menurunkan fungsi dan manfaat situ

sebagai daerah resapan air. Berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa kondisi

air di Situ Ciledug sudah mulai tercemar dengan sampah-sampah rumah tangga

Page 27: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

8

yang berjenis sulit terurai yang dibuang oleh masyarakat pada saluran air dan

berhilir langsung di Situ Ciledug.

Semestinya ada kerjasama antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang realistis

dalam kewenangan pengelolaan situ. Namun karena berbagai keterbatasan dalam

pengelolaannya dan adanya tumpang tindih kewenangan antar lembaga terkait

dalam tata laksana pengelolaan Situ Ciledug maka menyebabkan pengelolaan situ

menjadi terbengkalai. Hal ini menginspirasi sebuah kelembagaan swadaya lokal

untuk berperan aktif dalam pengelolaan situ yang berpartisipatif dengan turut serta

mengajak masyarakat di sekitar situ untuk menjaga kelestarian lingkungan dan

melakukan upaya pelestarian lingkungan.

Permasalahan yang terjadi pada situ salah satunya merupakan akibat dari

lemahnya kelembagaan. Oleh sebab itu, maka langkah yang perlu dilakukan untuk

membenahi pengelolaan situ adalah dengan membentuk dan memperkuat peran

kelembagaan, sehingga kelembagaan dapat diandalkan dalam mendukung upaya-

upaya perlindungan situ yang berkelanjutan. Salah satu bentuk dukungan

masyarakat sekitar Situ Ciledug terhadap lembaga swadaya lokal setempat dalam

upaya pelestarian lingkungan situ yaitu dengan instrumen ekonomi berupa

willingness to pay (WTP) yang didekati dengan biaya pelestarian untuk

mendukung terwujudnya upaya pelestarian lingkungan Situ Ciledug yang

berkelanjutan.

Willingness to pay (WTP) dapat diartikan sebagai berapa besar orang mau

membayar untuk memperbaiki lingkungan yang rusak (kesediaan konsumen untuk

membayar), sedangkan willingness to accept (WTA) adalah berapa besar orang

mau dibayar untuk mencegah kerusakan lingkungan (kesediaan produsen

menerima kompensasi) dengan adanya kemunduran kualitas lingkungan.

Kesediaan membayar atau kesediaan menerima merefleksikan preferensi individu,

kesediaan membayar dan kesediaan menerima adalah parameter dalam penilaian

ekonomi (Pearce dan Moran dalam Fitri, 2017:126).

Penelitian ini menggunakan instrumen ekonomi berupa willingness to pay

(WTP) untuk mengetahui kesediaan membayar seseorang yang didekati dengan

biaya pelestarian untuk mendukung terwujudnya upaya pelestarian lingkungan

Situ Ciledug atau dengan kata lain upaya memperbaiki lingkungan yang rusak.

Page 28: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

9

Willingness to pay (WTP) yang hendak diberikan setiap individu akan berbeda,

yang mengakibatkan perbedaan tersebut adalah preferensi dari masing-masing

individu. Perbedaan preferensi dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti jenis

kelamin, umur, pendidikan, pendapatan, kebutuhan akan barang dan jasa

lingkungan tertentu dan beberapa faktor lainnya

Hal tersebut merupakan valuasi ekonomi yaitu upaya untuk memberikan nilai

kuantitatif terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya alam dan

lingkungan, baik atas dasar nilai pasar (market value) maupun nilai non-pasar

(non market value). Valuasi ekonomi sumber daya alam merupakan suatu alat

ekonomi (economic tool) yang menggunakan teknik penilaian tertentu untuk

mengestimasi nilai uang dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya

alam dan lingkungan (Fitri, 2017:126).

Pemahaman tentang konsep valuasi ekonomi bisa menjadi referensi bagi para

pengambil kebijakan dapat menentukan penggunaan situ yang efektif dan efisien.

konsep valuasi ekonomi tersebut juga menunjukkan hubungan antara konservasi

situ dengan pembangunan ekonomi. Bukan hanya referensi bagi para pengambil

kebijakan, melainkan juga meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap

penggunaan dan pengelolaan situ.

Berdasarkan uraian di atas, beberapa masalah yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana karakteristik sosial ekonomi masyarakat di sekitar Situ Ciledug?

2. Berapa nilai ekonomi Situ Ciledug berdasarkan willingness to pay (WTP)

masyarakat sekitar Situ Ciledug dalam upaya pelestarian lingkungan Situ

Ciledug?

3. Variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi willingness to pay (WTP)

masyarakat di sekitar Situ Ciledug dalam upaya pelestarian lingkungan Situ

Ciledug?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui nilai ekonomi Situ Ciledug melalui instrumen ekonomi yaitu

willingness to pay (WTP) beserta variabel-variabel yang mempengaruhinya.

Page 29: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

10

Sedangkan tujuan secara spesifik dilakukannya penelitian ini telah ditetapkan

sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi masyarakat di sekitar Situ

Ciledug?

2. Mengetahui nilai ekonomi Situ Ciledug berdasarkan willingness to pay (WTP)

masyarakat sekitar Situ Ciledug dalam upaya pelestarian lingkungan Situ

Ciledug.

3. Menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi willingness to pay (WTP)

masyarakat di sekitar Situ ciledug dalam upaya pelestarian lingkungan Situ

Ciledug?

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna dalam berbagai

hal, antara lain:

1. Bagi masyarakat sekitar Situ Ciledug, dapat meningkatkan pengetahuan

masyarakat akan pentingnya keberadaan Situ Ciledug untuk saat ini maupun di

masa yang akan datang atas fungsi dan manfaat yang diberikan oleh Situ

Ciledug untuk kehidupan sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat

terhadap upaya pelestarian lingkungan sehingga kualitas lingkungan Situ

Ciledug menjadi lebih baik dan dapat mengurangi permasalahan yang terjadi.

2. Bagi lembaga swadaya lokal setempat, dapat mengetahui bahwa willingness to

pay (WTP) masyarakat bisa menjadi cerminan dari kepedulian masyarakat

terhadap Situ Ciledug. Willingness to pay (WTP) masyarakat juga dapat

dijadikan biaya pelestarian lingkungan Situ Ciledug namun harus diiringi

dengan tindakan yang nyata sekaligus melakukan pendekatan secara langsung

seperti memberikan penyuluhan dan informasi tentang pelestarian lingkungan

kepada masyarakat sehingga diharapkan kedepannya bisa saling bersinergi.

3. Bagi pemerintah, dapat digunakan sebagai acuan bagi pemerintah Kota

Tangerang Selatan dalam menerapkan kebijakan yang tepat guna menciptakan

kelestarian lingkungan Situ Ciledug.

4. Bagi akademisi dan peneliti, penelitian ini diharapkan bisa menjadi pelengkap

khususnya di dalam menganalisis valuasi ekonomi lingkungan.

Page 30: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Situ

a. Pengertian Situ

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 7 tahun 2004

tentang sumber daya air, sumber air merupakan tempat atau wadah air alami

atau buatan yang terdapat di atas atau di bawah permukaan tanah. Termasuk

dalam pengertian tersebut yaitu akuifer, mata air, sungai, rawa, danau, situ,

waduk dan muara (Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan nomor 13

tahun 2012 tentang pengelolaan lingkungan hidup). Menurut Peraturan

Presiden Nomor 54 Tahun 2008, situ adalah suatu wadah genangan air di

atas permukaan tanah yang berbentuk secara alami maupun buatan yang

airnya berasal dari tanah atau air permukaan sebagai siklus hidrologis yang

merupakan salah satu bentuk kawasan lindung.

Danau, situ atau lembah topografi merupakan bentukan alam atau

bentukan buatan manusia yang dapat berfungsi sebagai daerah peresap atau

daerah penampung air, baik dari mata air alami (aliran bawah tanah)

maupun langsung dari curah hujan (Johan 1996 dalam Bratadiredja 2010:6).

Inah dan Setianto (2013:112) menyebutkan bahwa istilah situ biasa

digunakan oleh masyarakat Jawa Barat dalam menyebut danau kecil.

Perbedaan situ alami dan situ buatan dapat diketahui dari tujuan dan proses

pembuatannya.

Situ memiliki saluran masuk (inlet) dan saluran keluar (outlet) untuk

mengatur pasokan air yang terdapat di badan situ. Pasokan air tersebut dapat

berasal dari sungai-sungai yang terdapat di sekitarnya, curah hujan atau

bahkan dari mata air. Pada umumnya situ berperan sebagai fungsi

pengaturan air irigasi, pengendali banjir, perikanan, wisata alam dan lainnya

(Kementerian Lingkungan Hidup, 2010). Selain itu Adawiyah (2011:x)

berpendapat bahwa situ dicirikan memiliki arus yang sangat lambat (0,001 –

0,01 m/detik) atau tidak ada arus sama sekali sehingga waktu air menetap

dapat berlangsung lama dan arus air situ bisa bergerak ke berbagai arah.

Page 31: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

12

Maka, dapat dikatakan bahwa situ dapat disamakan dengan danau yang

memiliki ukuran lebih kecil, yaitu suatu wadah genangan air yang terbentuk

baik secara alami maupun buatan yang terdapat di atas permukaan tanah

yang airnya berasal dari tanah atau air permukaan dan pada umumnya

berperan sebagai penampung air.

Kawasan lindung merupakan wilayah yang ditetapkan dengan fungsi

utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber

daya alam dan sumber daya buatan dan situ merupakan salah satu bentuk

kawasan lindung (Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008). Dalam

perencanaan kawasan lindung, situ ditetapkan sebagai kawasan lindung

prioritas dengan kriteria sebagai ruang terbuka hijau regional, kawasan

konservasi dan daerah resapan air.

Kawasan sekitar situ diarahkan untuk konservasi air dan tanah dalam

rangka mencegah banjir, sedimentasi, menjaga fungsi hidrologi untuk

menjamin ketersediaan air dan mengurangi dampak akibat bencana alam.

Jadi, keberadaan situ sangat penting dalam menjaga keseimbangan

ekosistem dan kehidupan yang berkelanjutan untuk tetap menjamin

kelestarian lingkungan.

b. Fungsi Dan Manfaat Situ

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup (2010), situ mempunyai

berbagai macam fungsi dan manfaat baik secara ekologis, ekonomis,

estetika, wisata alam dan tradisi. Adapun fungsi dan manfaat situ secara

umum sebagai berikut:

1. Tempat penampungan kelebihan air dikala musim hujan maupun air

yang berasal dari aliran permukaan, sungai-sungai atau sumber air

bawah tanah. Dengan kata lain sebagai pengendali banjir.

2. Sebagai tempat berlangsungnya siklus hidup berbagai macam flora

maupun fauna endemik.

3. Sumber air irigasi untuk pengairan kawasan pertanian maupun

perkebunan yang berada dihilir output danau tepatnya kawasan

pertanian maupun perkebunan yang berada di sekitar situ.

Page 32: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

13

4. Sumber air baku yang dapat digunakan langsung oleh masyarakat

sekitar (rumah tangga, industri maupun PDAM).

5. Sebagai sumber penghasil energi melalui Pembangkit Listrik Tenaga

Air (PLTA).

6. Tempat perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

7. Sebagai kawasan potensial untuk pengembangan objek pariwisata dan

wisata budaya maupun tempat rekreasi dengan pemandangan alam

yang terdapat di situ.

8. Sebagai prasarana transportasi untuk masyarakat.

9. Sarana pendidikan dan penelitian.

Menurut Aboejoewono dalam Majid (2008:7-8), Situ memiliki banyak

fungsi baik ditinjau dari segi ekologis maupun ekonomi, antara lain :

1. Sebagai sumber air bagi kehidupan yaitu banyak yang digunakan

untuk keperluan air minum dan MCK. Selain itu juga dipergunakan

untuk irigasi dan industri.

2. Pengaturan tata air dan pemasok air tanah. Situ merupakan tempat

penampungan air baik yang berasal dari air hujan maupun sumber air

mengalir. Air yang tertampung di dalam situ merupakan pemasok air

ke aquifier, air tanah atau situ lainnya yang letaknya lebih rendah.

Situ sangat penting untuk mempertahankan air tanah dangkal yang

menjadi sumber air bagi masyarakat sekitar.

3. Pengendali banjir. Situ memiliki kemampuan menyimpan kelebihan

air yang berasal dari hujan maupun sumber air mengalir. Situ dapat

mengurangi volume air yang mengalir selama musim hujan sehingga

dapat mengurangi atau mencegah terjadinya banjir.

4. Pengatur iklim mikro. Proses evapotranspirasi yang terjadi di suatu

situ dapat menjaga kelembaban di daerah sekitarnya. Selain itu, situ

yang luas dengan pepohonan atau keadaan flora yang baik memiliki

kemampuan untuk menyimpan air hujan sehingga mampu menjaga

kelembaban sepanjang waktu.

5. Habitat berbagai jenis flora dan fauna. Dalam satu ekosistem, situ

merupakan habitat dari berbagai spesies flora dan fauna. Berbagai

Page 33: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

14

jenis flora dan fauna kehidupannya sangat bergantung pada

keberadaan situ seperti berbagai jenis burung, hewan air, dan

tumbuhan-tumbuhan tertentu.

6. Budidaya perikanan. Perairan situ dapat pula digunakan untuk kegiatan

budidaya perikanan yang merupakan salah satu upaya dalam

mengoptimalkan sumber daya alam. Khususnya di wilayah Jabotabek,

situ-situ telah dimanfaatkan untuk kegiatan perikanan dengan sistem

keramba jaring apung.

7. Kegiatan pariwisata atau rekreasi. Sebagai salah satu sumber daya

alam perairan, situ memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai

kawasan wisata atau tempat rekreasi. Pemanfaatan situ tersebut turut

menunjang pendapatan daerah sekaligus masyarakat secara langsung

maupun tidak langsung.

Adapun, fungsi-fungsi spesifik danau dan lingkungannya antara lain

sebagai sumber resapan air bagi kestabilan lapisan-lapisan air di bawah

tanah dan air sungai, pengendali banjir secara alamiah, tempat kehidupan

bagi spesies hewan dan tumbuhan, sumber kehidupan dan penghidupan bagi

manusia dan hewan peliharaannya, pembentuk kondisi udara (iklim) di

sekitarnya, penunjang kehidupan lingkungannya, dan sarana perhubungan

air (Supriyadi dalam Amanda, 2009:9).

c. Permasalahan Pada Situ

Menurut Majid dalam Amanda (2009:10), menjelaskan bahwa

permasalahan-permasalahan yang terjadi di lingkungan situ di Jabodetabek

akan menjadi ancaman terhadap kualitas lingkungan situ, permasalahan

tersebut antara lain: 1) konservasi lahan yaitu banyaknya lahan-lahan situ

dan empang yang beralih fungsi menjadi lahan pemukiman, 2)

Pendangkalan yang disebabkan oleh sampah-sampah yang berada pada

badan situ dan endapan lumpur dari erosi tanah yang mengakibatkaan

terjadinya banjir, 3) pencemaran limbah rumah tangga dan segala aktivitas

perekonomian lainnya sehingga terjadi eutrofikasi yang berakibat pada

pendangkalan. Penyebab lainnya adalah lemahnya pemerintah setempat

Page 34: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

15

dalam hal pengawasan dan penertiban perizinan yang berkaitan dengan

lahan situ sehingga luasan lahan situ menjadi berkurang.

Penurunan kualitas lingkungan juga terjadi di waduk yang disebabkan

oleh beberapa faktor, antara lain yaitu penggundulan hutan, perubahan

fungsi lahan di daerah tangkapan air yang mengakibatkan erosi dan

sedimentasi. Sedimentasi dapat dengan cepat mendangkalkan situ, danau,

dan waduk, menurunkan kualitas air dan merusak habitat, dan menurunkan

kapasitas cadangan air (Naryanto dalam Amalia, 2011:10).

Selain itu, menurut PUSLITBANG SOSEKLING (2011), situ memiliki

ukuran yang relatif kecil sehingga menyebabkan keberadaan situ sangat

terancam. Adapun faktor penyebab permasalahan yang terjadi pada situ

yaitu ketidakjelasan kewenangan pengelolaan pada situ, minimnya dana

pemeliharaan, bertambahnya pemukiman serta aktivitas penduduk di sekitar

situ yang kurang terpantau dengan baik dan lemahnya pengawasan dalam

memanfaatkan daerah aliran sungai.

2. Konsep Valuasi Ekonomi

Sumber daya alam dan lingkungan dapat menghasilkan suatu barang seperti

ikan, kayu, bahkan air yang dapat dinilai secara moneter atau dapat dihitung

nilai ekonominya karena diasumsikan bahwa pasar itu eksis (market based)

sehingga transaksi barang dari sumber daya alam tersebut dapat dilakukan.

Selain itu, sumber daya alam dan lingkungan juga menghasilkan jasa

lingkungan dalam bentuk manfaat seperti manfaat hutan bakau sebagai daerah

pengendali banjir. Manfaat tersebut disebut sebagai manfaat ekologis yang

sering tidak terkuantifikasikan dalam perhitungan menyeluruh terhadap nilai

dari sumber daya alam dan lingkungan. Manfaat ekologis akan terasa dalam

jangka panjang dan jika suatu hal buruk terjadi.

Penggunaan metode analisis biaya manfaat yang konvensional sering tidak

memasukkan manfaat ekologis sehingga pengambil kebijakan sering tidak

mampu mengkuantifikasikan nilai sumber daya alam dan lingkungan dengan

metode ekonomi konvensional. Tantangan yang dihadapi oleh para pengambil

kebijakan adalah bagaimana memberikan nilai yang komprehensif terhadap

jasa lingkungan yang diberikan oleh sumber daya alam. Permasalahan tersebut

Page 35: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

16

menjadi dasar pemikiran lahirnya konsep valuasi ekonomi, khususnya valuasi

non-pasar (Fauzi, 2010:208).

Menurut Susilowati dalam Ermayanti (2012:16), valuasi ekonomi secara

umum merupakan suatu upaya untuk memberikan nilai terhadap barang dan

jasa yang dihasilkan sumber daya alam dan lingkungan baik yang memiliki

nilai pasar maupun tidak. Selain itu valusi ekonomi juga dapat diartikan

sebagai nilai ekonomi yang terkandung dalam suatu sumber daya alam dan

lingkungan, baik nilai guna maupun nilai fungsional yang harus diperhitungkan

dalam menyusun suatu kebijakan. Sehingga alokasi dan penggunaannya dapat

ditentukan secara benar dan tepat sasaran (Dhaniswara, 2014:27).

Valuasi ekonomi merupakan upaya untuk memberikan nilai kuantitatif

terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya alam dan

lingkungan, baik atas dasar nilai pasar (market value) maupun nilai non-pasar

(non market value). Valuasi ekonomi sumber daya merupakan suatu alat

ekonomi (economic tool) yang menggunakan teknik penilaian tertentu untuk

mengestimasi nilai uang dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya

alam dan lingkungan. Oleh karena itu, valuasi ekonomi dapat dijadikan alat

yang penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan

dan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan (Fitri, 2017:126).

Teknik valuasi ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang tidak dapat

dipasarkan (non-market valuation) dapat digolongkan dalam dua kelompok.

Pertama, teknik valuasi ekonomi yang mengandalkan harga implisit dimana

willingness to pay terungkap melalui pasar yang dikembangkan atau disebut

teknik revealed WTP. Beberapa teknik yang termasuk ke dalam golongan

pertama adalah travel cost, hedonic price dan random utility model. Sedangkan

kelompok kedua, teknik valuasi ekonomi yang didasarkan pada survei

langsung dengan menanyakan kesediaan membayar (WTP) responden yang

diungkapkan baik secara lisan maupun tulisan. Salah satu teknik yang cukup

populer dalam kelompok kedua adalah contingent valuation method (Fauzi,

2010:212).

Page 36: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

17

3. Willingness To Pay (WTP)

Awal mula kata WTP muncul dikarenakan sulitnya memberikan nilai untuk

barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya alam dan lingkungan dengan

melihat bahwa pengertian nilai yang berhubungan dengan barang dan jasa yang

dihasilkan oleh sumber daya alam lingkungan sangat beragam jika dipandang

dari berbagai disiplin ilmu. Misalnya, nilai hutan mangrove, dari sisi ekologi

bisa sebagai tempat reproduksi spesies ikan namun jika dipandang dari sisi

teknik bisa sebagai pencegah abrasi. Maka, diperlukan persepsi yang sama

untuk nilai dari sumber daya alam dan lingkungan. Salah satu tolak ukur yang

dapat dijadikan sebagai persepsi bersama dari berbagai disiplin ilmu adalah

dengan pemberian harga pada barang dan jasa lingkungan. Pemberian harga

tersebut dapat dikatakan nilai ekonomi sumber daya alam.

Fauzi (2010:209) menyatakan bahwa secara umum, nilai ekonomi

didefinisikan sebagai pengukuran jumlah maksimum seseorang bersedia

mengorbankan barang dan jasa untuk memperoleh barang dan jasa lainnya.

Secara formal, konsep tersebut disebut kesediaan membayar seseorang atau

willingness to pay terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya

alam dan lingkungan. Hal demikian nilai barang dan jasa dari sumber daya

alam dan lingkungan bisa diterjemahkan ke dalam bahasa ekonomi dengan

mengukur nilai moneter dari barang dan jasa lingkungan.

WTP menurut Fauzi (2014:29) merupakan jumlah maksimum nilai uang

yang bersedia dibayarkan oleh seseorang, sehingga seseorang tersebut

indiferen antara opsi pilihan membayar untuk perubahan sesuatu (perbaikan

sumber daya alam dan lingkungan) atau menolak terjadinya perubahan tersebut

dan membelanjakan uangnya untuk hal lain. Nilai WTP dapat mencerminkan

manfaat dari suatu perbaikan sumber daya alam dan lingkungan.

Menurut Pearce dan Turner dalam Fitri (2017:126) menilai jasa-jasa

lingkungan pada dasarnya dinilai berdasarkan ”willingness to pay” (WTP) dan

”willingnes to accept (WTA). Willingness to pay dapat diartikan sebagai

berapa besar orang mau membayar untuk memperbaiki lingkungan yang rusak

(kesediaan konsumen untuk membayar), sedangkan willingness to accept

adalah berapa besar orang mau dibayar untuk mencegah kerusakan lingkungan

Page 37: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

18

(kesediaan produsen menerima kompensasi) dengan adanya kemunduran

kualitas lingkungan. Kesediaan membayar atau kesediaan menerima

merefleksikan preferensi individu, kesediaan membayar dan kesediaan

menerima adalah parameter dalam penilaian ekonomi (Pearce dan Moran

dalam Fitri, 2017:126).

Menurut Syakya dalam Rahmawati (2014:42) menyatakan bahwa WTP

merupakan suatu pendekatan yang bertujuan untuk mengetahui pada level

berapa seseorang mampu membayar biaya perbaikan lingkungan agar

mendapatkan lingkungan yang baik. WTP yang hendak dikorbankan setiap

individu akan berbeda, yang mengakibatkan perbedaan tersebut adalah

preferensi dari masing-masing individu. Perbedaan preferensi dapat disebabkan

oleh beberapa faktor seperti pendidikan, pendapatan, jenis kelamin, kebutuhan

akan barang dan jasa lingkungan tertentu dan beberapa faktor lainnya

(Putrakusuma, 2014:13).

4. Contingent Valuation Method (CVM)

a. Konsep Contingent Valuation Method (CVM)

CVM pertama kali diperkenalkan oleh Davis pada tahun 1963 yang

merupakan suatu metode untuk memperkirakan nilai ekonomi pada suatu

komoditi yang tidak diperdagangkan dalam pasar. Davis menjadi ekonom

pertama yang menggunakan CVM untuk melakukan valuasi terhadap nilai

rekreasi di Maine, merika Serikat (Fauzi, 2014:121). CVM merupakan salah

satu teknik valuasi ekonomi dengan cara menanyakan kepada individu

tentang nilai atau harga suatu komoditas yang tidak memiliki harga pasar

(Berry dan Martha dalam Putrakusuma, 2014:18). Para ahli juga

menyepakati bahwa CVM merupakan satu-satunya metode yang dapat

digunakan untuk mengukur nilai ekonomi bagi orang yang tidak mengalami

secara langsung atas perubahan suatu kebijakan (Whitehead dan Blomquist

(2006) dalam Fauzi (2014:120)).

CVM pada hakikatnya memiliki tujuan untuk mengetahui keinginan

membayar masyarakat dengan menggunakan willingness to pay (WTP)

untuk mendapatkan suatu nilai atau harga dari jasa lingkungan berupa

manfaat dengan adanya suatu sumber daya alam dan lingkungan kepada

Page 38: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

19

masyarakat atau individu yang tidak memiliki hak atas suatu sumber daya

alam dan lingkungan tersebut. CVM juga dapat digunakan jika masyarakat

atau individu memiliki hak atas sumber daya alam dan lingkungan dengan

menggunakan willingness to accept (WTA) untuk mendapatkan nilai atau

harga dari besaran kompensasi suatu kerusakan sumber daya alam dan

lingkungan yang dimiliki (Fauzi dalam Putrakusuma: 2014:18). Pendekatan

yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan WTP dikarenakan nilai

yang ingin didapatkan adalah nilai dari manfaat dan fungsi yang diberikan

oleh Situ Ciledug.

CVM merupakan teknik yang dapat digunakan untuk mengukur nilai

ekonomi sumber daya dan lingkungan atau sering juga dikenal dengan nilai

keberadaan. Pendekatan CVM ini dapat dilakukan dengan dua cara.

Pertama, dengan teknik eksperimental melalui simulasi dan permainan.

Kedua, dengan teknik survei. Namun pendekatan pertama lebih banyak

dilakukan melalui simulasi komputer. Sehingga teknik kedua lebih banyak

dilakukan dilapangan. Teknik survei digunakan untuk menanyakan kepada

masyarakat tentang nilai atau harga yang bersedia mereka berikan terhadap

komoditi yang tidak memiliki pasar (Fauzi, 2010:220)

Ada beberapa tahapan proses dalam operasional penerapan pendekatan

CVM. Tahapan tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut (Fauzi,

2010:221-223):

1) Membuat Hipotesis Pasar

Pada tahap awal proses CVM, seorang peneliti terlebih dahulu

membuat hipotesis pasar terhadap sumber daya yang akan diteliti.

Lalu, hipotesis pasar tersebut dituangkan dalam suatu kuesioner yang

berisi informasi lengkap mengenai bagaimana kondisi sumber daya

tersebut. Misalnya dengan membandingkan antara sumber daya yang

tercemar dengan yang tidak, bagaimana pemerintah memperoleh dana

(apakah dengan pajak, pembayaran langsung dan sebagainya).

2) Mendapatkan Nilai WTP

Tahap berikutnya dalam melakukan CVM adalah mendapatkan

nilai lelang yang dilakukan melalui survei, baik survei langsung

Page 39: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

20

dengan kuesioner, wawancara melalui telepon maupun melalui surat.

Tujuan dari survei adalah untuk memperoleh nilai maksimum WTP

dari responden terhadap suatu perbaikan lingkungan. Adapun

beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk mendapatkan nilai

maksimum WTP tersebut yaitu sebagai berikut:

(a) Permainan Lelang (Bidding Game)

Suatu metode yang mengungkapkan preferensi dimana

responden diajukan suatu pertanyaan tentang apakah responden

bersedia membayar sejumlah nilai tertentu. Nilai ini kemudian bisa

dinaikkan atau diturunkan tergantung respon dari responden atas

pertanyaan sebelumnya yang bertujuan untuk mencapai nilai

tertinggi yang disepakati dan hendak dibayarkan oleh responden.

Pertanyaan dihentikan sampai mendapatkan nilai yang diperoleh

dengan tetap.

(b) Pertanyaan Terbuka (Open Ended Question)

Suatu metode yang mengungkapkan preferensi dengan

pertanyaan terbuka. Metode ini dilakukan dengan bertanya

langsung kepada responden mengenai berapa jumlah atau nilai

maksimum yang bersedia dibayarkan atas suatu barang atau jasa

lingkungan tanpa memberikan titik acuan tertentu. Metode ini juga

memberikan kebebasan kepada responden untuk menyatakan

sejumlah nilai tertentu yang bersedia dibayarkan.

(c) Kartu Pembayaran (Payment Card)

Suatu metode untuk mengungkapkan preferensi dengan cara

menawarkan beberapa kartu kepada responden. Kartu tersebut

terdiri dari berbagai nilai kemampuan untuk membayar sehingga

responden dapat memilih salah satu nilai maksimal atau minimal

sesuai dengan tingkat kemampuan dan preferensinya.

(d) Model Referendum (Dichotomous choice)

Suatu metode untuk mengungkapkan preferensi dimana

responden diajukan suatu pertanyaan tentang apakah responden

setuju atau tidak atas sejumlah nilai yang telah ditentukan.

Page 40: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

21

3) Menghitung Nilai Rataan WTP

Setelah survei dilakukan, tahap berikutnya adalah menghitung nilai

rataan WTP setiap individu. Nilai ini dihitung berdasarkan nilai lelang

yang diperoleh pada tahap dua. Perhitungan ini biasanya didasarkan

pada nilai mean (rataan) dan nilai median (tengah). Pada tahap ini

diperhatikan kemungkinan timbulnya outlier (nilai yang sangat jauh

menyimpang dari rata-rata). Dalam perhitungan statistika, nilai outlier

biasanya tidak dimasukkan ke dalam perhitungan. Perlu juga

diketahui bahwa perhitungan nilai rataan WTP lebih mudah dilakukan

untuk survei menggunakan pertanyaan yang berstruktur daripada

pertanyaan bermodel referendum (Ya atau Tidak).

4) Memperkirakan Kurva WTP

Pada tahap ini merupakan penjumlahan data dimana nilai rata-rata

WTP dikonversikan terhadap total populasi yang dimaksud. Setelah

menduga nilai rata-rata WTP maka dapat diduga nilai total WTP dari

responden dengan menggunakan rumus (Saputri, 2018:79):

WTP: f (jumlah responden,besarnya nilai WTP)

Keterangan:

Jumlah responden : banyaknya responden yang bersedia membayar

Besarnya nilai WTP: jumlah nilai yang bersedia dibayarkan

5) Mengagregatkan Data

Tahap terakhir dalam teknik CVM adalah mengagregatkan rataan

lelang yang diperoleh pada tahap tiga. Proses ini melibatkan konversi

data rataan sampel ke rataan populasi secara keseluruhan. Salah satu

cara untuk mengkonversi ini adalah mengalikan rataan sampel dengan

jumlah rumah tangga dalam populasi.

b. Kelemahan Contingent Valuation Method (CVM)

Meskipun CVM diakui sebagai metode yang cukup baik untuk mengukur

WTP. Namun ada beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan dalam

mengunakan metode CVM yaitu timbulnya bias. Bias terjadi jika nilai WTP

yang lebih tinggi maupun lebih rendah secara sistematis dari nilai yang

Page 41: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

22

sebenarnya. Menurut Fauzi (2010:226) ada dua hal utama yang

menimbulkan bias:

1. Bias yang timbul dari strategi yang keliru. Ini terjadi jika kesalahan

strategi dalam mengungkapkan informasi sehingga responden kurang

tepat menjawab atas pertanyaan yang diajukan. Misalnya dalam suatu

kuesioner dinyatakan bahwa responden akan dipungut biaya untuk

perbaikan lingkungan, maka responden cenderung akan memberikan

nilai lebih rendah dari nilai yang sebenarnya. Sebaliknya, jika

responden mengetahui bahwa kuesioner hanya hipotesis belaka, maka

responden cenderung akan memberikan nilai lebih tinggi dari nilai

yang sebenarnya.

2. Bias yang timbul dari rancangan penelitian. Bias ini terjadi jika jenis

tawaran yang diberikan oleh peniliti mengandung hal-hal yang

kontroversial. Misalnya, untuk melindungi kawasan wisata dari

pencemaran maka karcis masuk harus dinaikkan. Hal tersebut akan

membuat responden memberikan nilai yang rendah.

c. Kelebihan Contingent Valuation Method (CVM)

CVM mempunyai kelebihan dalam memperkirakan nilai ekonomi suatu

lingkungan yaitu sebagai berikut (Dhaniswara, 2014:31):

1. Menjadi satu-satunya teknik untuk mengestimasikan manfaat serta

dapat di aplikasikan pada konteks kebijakan lingkungan.

2. Dapat digunakan di berbagai macam penilaian barang lingkungan.

3. CVM dapat digunakan untuk mengestimasi nilai non pengguna

dibandingkan dengan metode penilaian lingkungan lainnya dan dapat

pula mengukur utilitas seseorang dari penggunaan barang

lingkungan bahkan jika tidak digunakn secara langsung.

4. Hasil dari penelitian metode CVM tidak sulit untuk dianalisis dan

dijabarkan.

B. Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi WTP

1. Jenis Kelamin

Menurut Awunyo dalam Indramawan (2014:35) menjelaskan bahwa jenis

kelamin merupakan faktor yang dapat berpengaruh untuk peningkatan

Page 42: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

23

pengelolaan sampah. Analisis pengaruh jenis kelamin terhadap pengelolaan

sampah terpadu disebabkan oleh adanya perbedaan karakter personal yang

dimiliki oleh laki – laki dan perempuan. Perempuan dianggap bersedia untuk

membayar lebih daripada laki - laki, karena secara tradisional itu adalah peran

perempuan untuk membersihkan rumah dan membuang sampah, dianggap

lebih memiliki kesadaran dan tanggung jawab dalam kebersihan. Sehingga

akan lebih bersedia membayar karena nantinya kebersihan lingkungan akan

lebih baik.

Berdasarkan pemaparan di atas maka di duga jenis kelamin juga akan

mempengaruhi WTP pelestarian lingkungan. Adanya perbedaan karakter

personal pada jenis kelamin, diduga perempuan bersedia membayar lebih

daripada laki-laki karena perempuan lebih sadar terhadap lingkungan termasuk

dalam hal kualitas lingkungan.

2. Usia

Menurut Indramawan (2014:35) menjelaskan bahwa usia berpengaruh

terhadap karakter seseorang, mulai dari pola pikir, kedewasaan dalam

bertindak, hingga tanggung jawab dalam mengambil keputusan. Pola pikir dan

kedewasaan dari tiap individu dapat mempengaruhi tindakan seseorang untuk

bersedia memberi WTP dalam upaya pelestarian lingkungan. Tanggung jawab

bisa mempengaruhi bagaimana keputusan individu untuk memiliki kualitas

lingkungan yang lebih baik sehingga bisa menjaga kesehatan. Semakin tinggi

usia maka kematangan berpikir dan kebijaksanaan bertindak juga semakin baik.

Sehingga tanggung jawab akan kualitas lingkungan yang lebih baik dan

kelestarian lingkungan akan semakin tinggi.

Dalam penelitian Ermayanti (2012:124) menunjukkan bahwa usia

berpengaruh positif terhadap WTP seseorang. Hal ini disebabkan semakin tua

usia seseorang maka akan semakin membutuhkan sarana untuk refreshing

sehingga tingkat kesediaan membayar seseorang akan meningkat.

3. Pernikahan

Dalam penelitian Amalia (2011:85) menunjukkan status pekerjaan

berpengaruh terhadap nilai WTP. seseorang yang sudah menikah diduga akan

memberikan nilai WTP yang lebih rendah dibandingkan dengan seseorang

Page 43: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

24

yang belum menikah, cateris paribus. Hal ini disebabkan karena seseorang

yang sudah menikah memiliki kebutuhan yang lebih besar sehingga alokasi

dana WTP yang diberikan cenderung lebih rendah dibandingkan seseorang

yang belum menikah.

Berdasarkan pemaparan di atas maka di duga status pernikahan juga akan

mempengaruhi WTP pelestarian lingkungan. Diduga seseorang yang telah

menikah akan memberi WTP pelestarian lingkungan lebih rendah

dibandingkan yang belum menikah, dikarenakan memiliki kebutuhan yang

lebih besar.

4. Pendidikan

Pendidikan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Tingkatan

pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan

memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada mumnya semakin tinggi

pendidikan seseorang, maka semakin baik pula pengetahuannya (Hendra dalam

Aturrohmah, 2017: 16).

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka pemikiran wawasan serta

pandangannya akan semakin luas sehingga dapat berfikir lebih cepat. Tingkat

pendidikan seseorang juga akan mempengaruhi penilaian orang tersebut

terhadap pelestarian lingkungan dan akan lebih memahami dampak – dampak

yang akan terjadi apabila tidak ada upaya pelestarian lingkungan (Aturrohmah,

2017:31).

Penelitian Yavanica (2009:73) menunjukkan bahwa tingkat pendidikan

berpengaruh positif terhadap nilai WTP seseorang. Hal ini disebabkan bahwa

semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka seseorang lebih menyadari

akan pentingnya lingkungan yang baik dan terjaga kondisinya, sehingga

responden bersedia membayar lebih untuk mendapatkan kualitas lingkungan

yang lebih baik.

5. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang sebagian besar akan menentukan pendapatan, yang

merupakan fundamental utama untuk memutuskan kesediaannya dalam

Page 44: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

25

membayar. Seseorang yang bekerja cenderung memiliki peluang lebih tinggi

untuk kesediannya dalam membayar, karena telah memiliki penghasilan yang

mandiri secara finansial. Seseorang yang tidak bekerja memiliki pendapatan

yang bergantung pada pendapatan orang lain (Indramawan, 2014:37).

Berdasarkan pemaparan di atas maka di duga pekerjaan akan mempengaruhi

WTP pelestarian lingkungan. Hal tersebut dikarenakan seseorang yang

memiliki pekerjaan juga akan memiliki penghasilan yang mandiri sehingga

cenderung akan membayar lebih dalam upaya pelestarian lingkungan.

6. Pendapatan

Pendapatan merupakan suatu hasil yang diterima oleh seseorang atau rumah

tangga dari berusaha atau bekerja baik dari sektor formal maupun nonformal

yang dihitung dalam jangka waktu tertentu (Pertiwi, 2015:21). Pendapatan

yang diterima oleh seseorang tentu berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Hal ini disebabkan oleh perbedaan jenis pekerjaan yang dilakukannya. Jenis

pekerjaan yang berbeda dilatarbelakangi oleh tingkat pendidikan, skill maupun

pengalaman bekerja yang berbeda pula.

Terkait dengan teori hirarki kebutuhan manusia yang diungkapkan oleh

Maslow bahwa variasi kebutuhan manusia dipandang tersusun dalam bentuk

hirarki atau berjenjang. Setiap jenjang kebutuhan dapat dipenuhi hanya apabila

jenjang sebelumnya telah terpuaskan. Dalam mencapai kepuasan dalam

kebutuhan, seseorang harus berjenjang, tidak perduli seberapa jenjang yang

sudah dilewati apabila jenjang yang di bawah mengalami ketidakpuasan maka

seseorang tersebut akan kembali ke jenjang itu hingga memperoleh kepuasan

yang dikehendaki.

Dengan kata lain, pendapatan yang diterima oleh seseorang akan membatasi

kebutuhan dan keinginan seseorang tersebut (Pertiwi, 2015:21). Maka, semakin

tinggi tingkat pendapatan seseorang maka tingkat kebutuhan hidupnya akan

semakin meningkat, bukan hanya kebutuhan pokok (sandang pangan, papan),

namun juga kebutuhan tersier lainya seperti kualitas lingkungan yang baik

(Rahmawati, 2014:48).

Penelitian Yavanica (2009:72) menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat

pendapatan seseorang, kebutuhan selain kebutuhan pokok akan menjadi

Page 45: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

26

prioritas seseorang seperti kebutuhan akan kualitas lingkungan yang bersih dan

sehat, sehingga untuk mendapatkan kualitas lingkungan yang lebih baik,

seseorang bersedia memberikan nilai WTP lebih dalam upaya pelestarian

lingkungan.

7. Lama Tinggal

Penelitian Yavanica (2009:66) menunjukkan bahwa lama tinggal

berpengaruh dalam kesediaan membayar terhadap perbaikan lingkungan.

Semakin lama seseorang tinggal di pemukiman bantaran sungai, maka

seseorang bersedia membayar lebih terhadap perbaikan lingkungan. Hal ini

dikarenakan seseorang yang sudah lama tinggal di pemukiman tersebut

menyadari akan kebutuhan kenyamanan lingkungan tempat tinggal mereka.

Berdasarkan pemaparan di atas maka di duga jenis kelamin juga akan

mempengaruhi WTP pelestarian lingkungan. Adanya perbedaan karakter

personal pada jenis kelamin, diduga perempuan bersedia membayar lebih

daripada laki-laki karena perempuan lebih sadar terhadap lingkungan termasuk

dalam hal kualitas lingkungan.

Berdasarkan pemaparan di atas maka di duga lama tinggal juga akan

mempengaruhi WTP pelestarian lingkungan. Hal ini dikarenakan semakin

lama, lama tinggal seseorang maka seseorang tersebut bersedia membayar lebih

pelestarian lingkungan untuk mendapatkan lingkungan yang nyaman pada

tempat tinggal mereka.

8. Pengetahuan

Pengetahuan dapat didefinisikan yaitu penambahan informasi pada diri

seseorang setelah melakukan pengindraan terhadap suatu objek. Secara

otomatis, proses pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan dipengaruhi

oleh persepsi dan intensitas perhatian terhadap objek. Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra penglihatan dan indra

pendengaran. Pengetahuan mendasari seseorang dalam mengambil sebuah

keputusan untuk menentukan tindakan (Notoatmodjo dalam Fuadi, 2016:3).

Peduli lingkungan merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya

mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan

upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi

Page 46: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

27

(Wulandari, 2017:9). Pengetahuan seseorang mengenai manfaat dan kerusakan

danau akan meningkatkan kepedulian seseorang terhadap kondisi lingkungan

khususnya kondisi lingkungan danau, kepedulian tersebut diwujudkan dalam

suatu tindakan dengan bentuk pemberian nilai WTP yang tinggi (Amanda,

2009:80)

Penelitian Amalia (2011:81) menunjukkan bahwa pengetahuan tentang

fungsi waduk dan kerusakan waduk berpengaruh secara signifikan terhadap

nilai WTP. Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang fungsi waduk dan

kerusakan waduk akan memiliki kepedulian terhadap upaya pelestarian

lingkungan khususnya lingkungan waduk. Apresiasi tersebut diwujudkan

dalam bentuk pemberian nilai WTP yang tinggi.

C. Penelitian Terdahulu

1. Sylvia Amanda (2009)

Penelitian yang berjudul “Analisis Willingness To Pay Pengunjung Obyek

Wisata Danau Situ Gede Dalam Upaya Pelestarian Lingkungan” pada tahun

2009 bertujuan untuk mengupayakan pelestarian pada lingkungan Danau Situ

Gede akibat dari meningkatnya aktivitas manusia yaitu para pengunjung yang

datang ke Situ Gede dengan menilai besarnya nilai WTP dari pengunjung

Danau Situgede beserta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

kesediaan membayar dan memperngaruhi nilai WTP dari pengunjung Danau

Situ Gede. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi logistik, analisis

regresi linear berganda dan contingent valuation method.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebanyak 81 persen responden yaitu

pengunjung mau bersedia membayar dalam upaya pelestarian. Adapun faktor-

faktor yang mempengaruhi kesediaan pengunjung untuk membayar adalah

tingkat usia, tingkat pendidikan dan tingkat pemahaman serta pengetahuan

responden tentang manfaat dan kerusakan danau melalui analisis regresi logit.

Melalui pendekatan CVM diketahui nilai rata-rata WTP pengunjung Danau

Situ Gede yaitu sebesar Rp 3.588,24 dengan nilai total WTP sebesar Rp

2.342.000,00. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah faktor

pendapatan, pemahaman serta pengetahuan responden tentang manfaat dan

kerusakan danau serta faktor biaya kunjungan.

Page 47: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

28

2. Emilea Yavanica (2009)

Penelitian yang dilakukan oleeh Emilea Yavanica pada tahun 2009 bertujuan

untuk menghitung besarnya kerugian ekonomi akibat banjir, menganalisis

persepsi dan tingkat penerimaan masyarakat terhadap upaya perbaikan

lingkungan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menghitung besarnya

WTP masyarakat terhadap upaya perbaikan lingkungan dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi

logistik, regresi linear berganda dan contingent valuation method.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa total kerugian yang diterima

masyarakat ketika terjadi banjir adalah Rp 1.254.097.156,-. Nilai ini

mencerminkan total biaya yang dikeluarkan responden untuk mendapatkan

lingkungan yang lebih baik. Pengetahun masyarakat terhadap lingkungan

masih rendah namun sebagian besar masyarakat menerima upaya perbaikan

lingkungan, faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah jumlah tanggungan

lama tinggal, status kependudukan dan jenis kelamin. Nilai rataan WTP

responden sebesar Rp 206.800,- dan total WTP sebesar Rp 160.673.400,-.

Besarnya nilai WTP ini dipengaruhi oleh faktor-faktor tingkat pendapatan,

tingkat pendidikan dan luas tempat tinggal.

3. Frizka Amalia (2011)

Penelitian yang dilakukan oleeh Frizka Amalia pada tahun 2011 bertujuan

untuk mengestimasi besarnya nilai WTP yang diberikan oleh masyarakat

sekitar obyek wisata dan pengunjung dalam upaya pelestarian lingkungan

obyek wisata Tirta Jangari serta menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi kesediaan dan mempengaruhi nilai WTP masyarakat sekitar

obyek wisata dan pengunjung untuk membayar dalam upaya pelestarian

lingkungan obyek wisata Tirta Jangari. Data yang digunakan dalam penelitian

ini adalahh data primer dari hasil wawancara langsung dengan responden

melalui kuesioner. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi

logistik, analisis regresi linear berganda dan contingent valuation method.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebanyak 70% responden

masyarakat sekitar obyek wisata bersedia untuk membayar dalam upaya

pelestarian lingkungan obyek wisata Tirta Jangari. Faktor-faktor yang

Page 48: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

29

mempengaruhi kesediaan membayar masyarakat sekitar obyek wisata adalah

variabel jenis kelamin dan lama usaha. Nilai rata-rata WTP masyarakat sekitar

obyek wisata yaitu sebesar Rp 5.357,14/unit usaha/bulan dengan nilai total

WTP Rp 16.200.000/tahun. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

besarnya nilai WTP masyarakat sekitar obyek wisata antara lain tingkat

pendidikan, lama usaha, dan pengetahuan tentang fungsi waduk dan kerusakan

waduk.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebanyak 77% responden

pengunjung bersedia untuk membayar dalam upaya pelestarian lingkungan

obyek wisata Tirta Jangari. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan

membayar pengunjung antara lain variabel tingkat pendidikan dan frekuensi

kunjungan. Nilai rata-rata WTP pengunjung yaitu sebesar Rp 7.413,04/orang

dengan nilai total WTP sebesar Rp 124.435.289,40/tahun. Nilai ini diketahui

melalui pendekatan contingent valuation method. Faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya nilai WTP pengunjung antara lain status pernikahan,

tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, frekuensi kunjungan, dan biaya

kunjungan.

4. Ferra Ermayanti (2012)

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2012 dengan judul “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Willingness To Pay Perbaikan Kualitas Lingkungan Desa-Desa

Wisata Di Kabupaten Sleman Paska Erupsi Merapi Pendekataan contingent

valuation method”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar penilaian

ekonomi ditunjukkan dengan surplus konsumen dan besarnya jumlah kesediaan

untuk membayar (willingness to pay), mengetahui pengaruh variabel biaya

perjalanan, pendapatan, pendidikan, jarak, waktu dan fasilitas berpengaruh

signifikan terhadap tingkat kunjungan per 1000 penduduk per tahun serta

mengetahui nilai manfaat dari Objek Wisata Ndayu Park.

Penelitian ini merupakan perbandingan antara Travel Cost Method dengan

Contingent Valuation Method. Ukuran sampel penelitian ini adalah 100 orang

dengan menggunakan metode probability sampling. Alat analisis yang

digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan bentuk semi-log.

Page 49: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

30

Hasil analisis menunjukkan bahwa surplus konsumen Objek Wisata Ndayu

Park sebesar Rp 260.841.280,00 per tahun dan total WTP sebesar Rp 4.033,75

per pengunjung. Analisis WTP pengunjung terhadap harga tiket Objek Wisata

Ndayu Park diperoleh hasil bahwa apabila terjadi kenaikan harga tiket,

pengunjung masih mau membayar harga tiket masuk Objek Wisata Ndayu Park

sampai tarif harga Rp 9.240,00. Kenaikan harag tiket dapat diterapkan seiring

dengan tempat wisata Objek Wisata Ndayu Park dapat mempertahankan

kelestarian lingkungannya dan pengelola Objek Wisata Ndayu Park melakukan

pengembangan tempat wisata serta penambahan fasilitas wisata.

5. Nafa Syafa Aturrohmah (2017)

Berdasarkan penelitian oleh Nafa Syafa Aturrohmah (2017) yang berjudul

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Willingness To Pay (WTP)

Dalam Upaya Pelestarian Cagar Budaya Pada Masyarakat Sekitar Candi

Palgading Kelurahan Sinduharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman”

memiliki tujuan untuk menentukan tarif retribusi berdasarkan besarnya nilai

WTP masyarakat sekitar Candi Palgading. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan

data yang digunakan merupakan data primer yang diperoleh dari survei dengan

menyebarkan kuesioner kepada 33 warga Desa Wisata yang memiliki usaha

sendiri. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear

berganda dan contingent valuation method. Alat analisis ini bertujuan untuk

menentukan besaran nilai rata-rata dan nilai total WTP serta regresi linier

berganda untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai

WTP masyarakat sekitar Candi Palgading dalam upaya pelestarian cagar

budaya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata WTP Rp. 2.212,12

dan tarif retribusi Candi Palgading berdasarkan nilai rata-rata WTP yaitu Rp

2.000,00. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTP responden

masyarakat sekitar Candi Palgading adalah faktor tingkat pendidikan, tingkat

pendapatan, lama usaha, motivasi masyarakat, dan faktor pengetahuan

responden mengenai cagar budaya.

Page 50: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

31

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

N

o

Nama

Peneliti

dan Tahun

Judul

Penelitian

Variabel

Penelitian

Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

1 Sylvia

Amanda

(2009)

Analisis

Willingness

To Pay

Pengunjung

Obyek

Wisata

Danau Situ

Gede Dalam

Upaya

Pelestarian

Lingkungan

Peluang

responden

bersedia

untuk

membayar

(Y), Nilai

WTP

responden

(Y), Jenis

kelamin

(X1),

Tingkat usia

(X2), Status

pernikahan

(X3),

Tingkat

endidikan

(X4), Rata-

rata

pendapatan

per tahun

(X5),

Jumlah

tanggungan

(X6),

Pemahaman

dan

pengetahuan

tentang

manfaat

serta

kerusakan

danau (X7),

Frekuensi

kunjungan

(X8),

Domisili

(X9), Biaya

kunjungan

(X10)

Regresi

logistik,

regresi

linear

berganda

dan

contingent

valuation

method

Sebanyak 34 orang

menyatakan

kesediaannya

untuk

membayar dalam

upaya pelestarian

lingkungan Danau

Situgede.

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

kesediaan

responden untuk

membayar

adalah faktor

tingkat usia,

tingkat pendidikan,

dan pemahaman

serta

pengetahuan

responden

mengenai manfaat

serta kerusakan

danau. Nilai rata-

rata WTP

pengunjung Danau

Situgede sebesar

Rp 3.588,24.

Sedangkan nilai

total WTP

pengunjung Danau

Situgede sebesar

Rp

2.342.000,00.

Sedangkan faktor-

faktor yang

mempengaruhi

besarnya nilai

WTP pengunjung

Danau

Situgede adalah

tingkat

pendapatan,

pemahaman serta

Page 51: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

32

pengetahuan

responden

mengenai manfaat

dan kerusakan

danau, dan faktor

biaya

kunjungan

responden

2 Emilea

Yavanica

(2009)

Analisis

Nilai

Kerusakan

Lingkungan

Dan

Kesediaan

Membayar

Masyarakat

Terhadap

Program

Perbaikan

Lingkunagn

(Kasus

Pemukiman

Bantaran

Sungai

Ciliwung)

Peluang

responden

bersedia

(Y), Nilai

WTP

responden

(Y), Tingkat

pendidikan

(X1),

Tingkat

pendapatan

(X2),

Jumlah

tanggungan

(X3), Lama

tinggal

(X4), Luas

tempat

tinggal

(X5), Status

kependuduk

an (X6),

Jenis

kelamin

(X7),

Tingkat usia

(X8)

Regresi

logistik,

regresi

linear

berganda

dan

contingent

valuation

method

Total kerugian

yang ditanggung

masyarakat ketika

terjadi banjir

adalah

Rp.1.254.097.15.

Nilai ini

mencerminkan

total biaya yang

dikeluarkan

responden untuk

mendapatkan

lingkungan yang

lebih baik.

Persentase

masyarakat yang

menerima upaya

perbaikan

lingkungan cukup

Besar beserta

faktor-faktor yang

mempengaruhi

bersedia atau

tidaknya

responden

dalam membayar

terhadap upaya

perbaikan

lingkungan adalah

jumlah

tanggungan, lama

tinggal, status

kependudukan dan

jenis kelamin.

Nilai rataan WTP

responden adalah

Rp.206.800, untuk

setiap orang (KK)

yang membayar

perbaikan

Page 52: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

33

lingkungan dan

totalnya adalah

sebesar

Rp.160.673.400.

Nilai WTP

tersebut

dipengaruhi oleh

faktor tingkat

pendapatan,

tingkat pendidikan

dan luas tempat

tinggal

3 Frizka

Amalia

(2011)

Analisis

Kesediaan

Membayar

Dalam

Upaya

Pelestarian

Lingkungan

Obyek

Wisata Tirta

Jangari,

Waduk

Cirata, Desa

Bobojong,

Kecamatan

Mande,

Kabupaten

Cianjur

Variabel

yang

digunakan

untuk

masyarakat

sekitar

obyek

wisata Tirta

Jangari

yaitu

peluang

masyarakat

sekitar

obyek

wisata untuk

bersedia

membayar

(Y), Nilai

WTP

masyarakat

sekitar

obyek

wisata (Y),

Jenis

kelamin

(X1),

Jumlah

tanggungan

(X2),

Tingkat

pendidikan

(X3), Lama

usaha (X4),

Pengetahua

n tentang

fungsi

Regresi

logistik,

regresi

linear

berganda

dan

contingent

valuation

method

70% masyarakat

sekitar obyek

wisata bersedia

membayar dalam

upaya

Pelestarian

lingkungan obyek

wisata Tirta

Jangari. Adapun

variable jenis

kelamin dan lama

usaha merupakan

faktor-faktor yang

mempengaruhi

kesediaan

membayar

masyarakat sekitar

obyek wisata

dalam

upaya pelestarian

lingkungan obyek

wisata Tirta

Jangari.

Sedangkan 77%

responden

pengunjung

bersedia

membayar dalam

upaya pelestarian

lingkungan obyek

wisata Tirta

Jangari.

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

kesediaan

membayar

Page 53: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

34

waduk dan

kerusakan

waduk (X5),

Tingkat

pendapatan

(X6).

Variabel

yang

digunakan

untuk

pengunjung

obyek

wisata Tirta

Jangari

yaitu

peluang

responden

pengunjung

bersedia

untuk

membayar

(Y), Jenis

kelamin

(X1), Usia

(X2), Status

pernikahan

(X3),

Tingkat

pendidikan

(X4),

Tingkat

pendapatan

(X5), Jarak

tempat

tinggal ke

obyek

wisata (X6),

Frekuensi

kunjungan

(X7),

Pengetahua

n tentang

fungsi

waduk dan

kerusakan

waduk (X8),

Biaya

kunjungan

pengunjung dalam

upaya pelestarian

lingkungan obyek

wisata Tirta

Jangari antara lain

tingkat pendidikan,

dan frekuensi

kunjungan.

Nilai rata-rata

WTP responden

masyarakat sekitar

obyek wisata dan

pengunjung adalah

sebesar Rp

5.357,14/unit

usaha/bulan dan

Rp 7.413,04/orang

sedangkan nilai

total WTP

masyarakat sekitar

obyek wisata dan

pengunjung adalah

sebesar

Rp

16.200.000/tahun

dan Rp

124.435.289,40/ta

hun. Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

besarnya nilai

WTP

masyarakat sekitar

obyek wisata

adalah variabel

tingkat pendidikan,

lama

usaha, dan

pengetahuan

tentang fungsi

waduk dan

kerusakan waduk.

Sedangkan faktor-

faktor yang

mempengaruhi

besarnya nilai

WTP pengunjung

adalah status

Page 54: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

35

(X9) pernikahan, tingkat

pendidikan,

tingkat

pendapatan,

frekuensi

kunjungan, dan

biaya kunjungan

4 Ferra

Ermayanti

(2012)

Faktor-

Faktor Yang

Mempengar

uhi

Willingness

To Pay

Perbaikan

Kualitas

Lingkungan

Desa-Desa

Wisata Di

Kabupaten

Sleman

Paska

Erupsi

Merapi

Pendekataan

Contingent

Valuation

Method

Tingkat

kunjungan

(Y),

Willingness

to pay

(WTP) (Y),

Biaya

perjalanan

(X1),

Tingkat

pendidikan

(X2),

Pendapatan

(X3), Jarak

(X4), Usia

(X5),

Fasilitas

(X6)

Travel

cost

method,

contingent

valuation

method

dan

regresi

linear

berganda

dengan

bentuk

semi-log

Hasil analisis

regresi linear

dengan bentuk

semi-log untuk

yang TCM

menunjukkan

bahwa variable

biaya perjalanan,

tingkat pendidikan,

pendapatan, dan

variable jarak

berpengaruh

secara signifikan

terhadap tingkat

kunjungan per

1000 penduduk per

tahun. Hasil

analisis WTP

pengunjung

terhadap harga

tiket masuk dilihat

dari TCM bahwa

pengunjung

bersedia membyar

Rp 4.033,75.

Sedangkan analisis

regresi linear

dengan bentuk

semi-log untuk

yang CVM

menunjukkan

bahwa variable

pendapatan dan

usia berpengaruh

secara signifikan

terhadap kesediaan

membayar

responden. Hasil

analisis WTP

pengunjung

terhadap harga

Page 55: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

36

tiket masuk dilihat

dari CVM bahwa

pengunjung

bersedia membyar

Rp 9.430,00

5 Nafa

Syafa

Aturroh

mah

(2017)

Analisis

Faktor-

Faktor Yang

Mempengar

uhi

Willingness

To Pay

(WTP)

Dalam

Upaya

Pelestarian

Cagar

Budaya

Pada

Masyarakat

Sekitar

Candi

Palgading

Kelurahan

Sinduharjo,

Kecamatan

Ngaglik,

Kabupaten

Sleman

Nilai WTP

responden

(Y),

Tingkat

pendidikan

(X1),

Tingkat

pendapatan

(X2), Lama

usaha (X3),

Motivasi

(X4),

Pengetahua

n tentang

pelestarian

cagar

budaya (X5)

Regresi

linear

berganda

dan

contingent

valuation

method

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa nilai rata-

rata WTP

responden

masyarakat sekitar

obyek wisata

adalah sebesar Rp

2.212,12.

Sedangkan

nilai total WTP

(TWTP)

responden

masyarakat sekitar

adalah sebesar

Rp1.402.000,00/bu

lan. Sebanyak 79%

responden

masyarakat sekitar

Candi Palgading

bersedia

membayar dalam

upaya pelestarian

cagar budaya

Candi Palgading.

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

besarnya nilai

WTP responden

masyarakat sekitar

Candi Palgading

adalah faktor

tingkat pendidikan,

tingkat

pendapatan, lama

usaha, motivasi

masyarakat, dan

faktor

pengetahuan

responden

mengenai cagar

budaya

Page 56: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

37

D. Kerangka Pemikiran Operasional

Situ Ciledug merupakan suatu wadah genangan air di atas permukaan tanah

yang berbentuk secara alami maupun buatan yang airnya berasal dari tanah atau

air permukaan sebagai siklus hidrologis yang merupakan salah satu bentuk

kawasan lindung. Situ Ciledug terletak di antara dua wilayah yaitu Kelurahan

Pamulang Barat dan Kelurahan Pondok Benda, Kecamatan Pamulang. Saat ini

Situ Ciledug memiliki fungsi dan manfaat antara lain sebagai daerah resapan air,

pengendali banjir, ruang terbuka hijau dan sumber bahan baku air bersih.

Upaya pelestarian lingkungan perlu dilaksanakan pada Situ Ciledug untuk tetap

mempertahankan fungsi dan manfaat yang diberikan oleh Situ Ciledug. Namun

upaya pelestarian lingkungan tersebut jelas membutuhkan biaya yang tidak

sedikit. Hal ini harus didukung dengan partisipasi seluruh pihak terlebih dari

masyarakat sekitar Situ Ciledug yang merasakan langsung fungsi dan manfaatnya.

Oleh karena itu diperlukan instrumen ekonomi berupa willingness to pay yang di

dekati dengan biaya pelestarian untuk mendukung terwujudnya upaya pelestarian

lingkungan Situ Ciledug yang berkelanjutan.

Hal tersebut merupakan valuasi ekonomi yaitu upaya untuk memberikan nilai

kuantitatif terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya alam dan

lingkungan, baik atas dasar nilai pasar (market value) maupun nilai non-pasar

(non market value). Valuasi ekonomi sumber daya merupakan suatu alat ekonomi

(economic tool) yang menggunakan teknik penilaian tertentu untuk mengestimasi

nilai uang dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya alam dan

lingkungan (Fitri, 2017:126).

Willingness to pay yang hendak diberikan setiap individu akan berbeda, yang

mengakibatkan perbedaan tersebut adalah preferensi dari masing-masing individu.

Perbedaan preferensi dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti jenis kelamin,

umur, pendidikan, pendapatan, kebutuhan akan barang dan jasa lingkungan

tertentu dan beberapa faktor lainnya

Page 57: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

38

Diperlukan instrumen ekonomi yaitu

willingness to pay (WTP) (Y) dalam upaya

pelestarian lingkungan Situ Ciledug sehingga

fungsi dan manfaat yang diberikan Situ Ciledug

tetap terjaga

Sebagai

tempat

penampung

air

Situ Ciledug merupakan suatu wadah genangan air di atas permukaan

tanah yang berbentuk secara alami maupun buatan yang airnya berasal

dari tanah atau air permukaan sebagai siklus hidrologis yang

merupakan salah satu bentuk kawasan lindung

Sebagai

tempat

hidup

berbagai

macam

flora

fauna

Sebagai

sumber air

(air irigasi

& air

baku)

Sebagai

kawasan

potensial

untuk

pengemba

ngan objek

pariwisata

Sebagai

sarana

pendidikan

dan

penelitian

Contingent Valuation

Method (CVM)

1. Dummy Jenis Kelamin (X1)

2. Usia (X2)

3. Dummy Status Pernikahan (X3)

4. Tingkat Pendidikan (X4)

5. Dummy Pekerjaan (X5)

6. Tingkat Pendapatan (X6)

7. Lama Tinggal (X7)

8. Dummy Pengetahuan Fungsi dan Manfaat Situ (X8)

9. Dummy Pengetahuan Permasalahan Situ (X9)

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Page 58: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

39

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan dugaan sementara dari suatu penelitian.

Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu yang sudah dipaparkan maka dapat

dikembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang negatif secara signifikan antara dummy jenis

kelamin terhadap willingness to pay.

2. Terdapat pengaruh yang positif secara signifikan antara usia terhadap

willingness to pay.

3. Terdapat pengaruh yang negatif secara signifikan antara dummy status

pernikahan terhadap willingness to pay.

4. Terdapat pengaruh yang positif secara signifikan antara tingkat pendidikan

terhadap willingness to pay.

5. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara dummy pekerjaan

terhadap willingness to pay.

6. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara tingkat pendapatan

terhadap willingness to pay.

7. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara lama tinggal terhadap

willingness to pay.

8. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara dummy pengetahuan

fungsi dan manfaat situ terhadap willingness to pay.

9. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara dummy pengetahuan

permasalahan situ terhadap willingness to pay.

Page 59: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan ruang lingkup penelitian atau batasan-

batasan dalam penelitian yang bertujuan untuk menjaga agar suatu penelitian tidak

keluar dari tujuan yang ingin dicapai. Ruang lingkup yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu meliputi lokasi, objek, waktu dan variabel-variabel yang akan

dibahas.

Lokasi pada penelitian ini dilakukan di sekitar Situ Ciledug yang terletak di

Kelurahan Pondok Benda dan Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang,

Kota Tangerang Selatan. Lokasi tersebut dipilih karena yang paling dekat dengan

Situ Ciledug. Objek penelitian adalah masyarakat yang tinggal di Kelurahan

Pondok Benda dan Kelurahan Pamulang Barat yang berada di sekitar Situ

Ciledug. Adapun, penelitian ini dilakukan selama kurun waktu dua bulan tepatnya

Oktober sampai dengan November 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai ekonomi Situ Ciledug melalui

instrumen ekonomi yaitu willingness to pay beserta variabel-variabel yang

mempengaruhinya. Dalam penelitian ini menggunakan sembilan variabel

independen dan satu variabel dependen. Variabel independen yaitu dummy jenis

kelamin (X1), usia (X2), dummy status pernikahan (X3), tingkat pendidikan (X4),

dummy pekerjaan (X5), tingkat pendapatan (X6), lama tinggal (X7), dummy

pengetahuan fungsi dan manfaat situ (X8), dan dummy pengetahuan permasalahan

situ (X9), serta dengan satu variabel dependen yaitu willingness to pay (Y).

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi merupakan sebuah wilayah atau tempat objek / subjek yang diteliti,

baik orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal lain yang memiliki kuantitas

dan karakteristik tertentu untuk mendapatkan sebuah informasi (Riadi, 2016:33).

Dalam suatu penelitian, peneliti perlu mempertimbangkan aspek waktu, tenaga,

biaya dan lainnya. Sehingga peneliti tidak perlu meneliti semua anggota atau

elemen dalam populasi, cukup mengambil beberapa anggota atau elemen yang

mampu mewakili karakteristik populasi tersebut. Sebagian anggota atau elemen

dari populasi yang mewakili karakteristik populasi tersebut yaitu sampel.

Page 60: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

41

Sampel merupakan bagian dari kuantitas dan karakteristik yang mewakili

sebuah populasi. Dalam penelitian ini metode sampling yang digunakan yaitu

purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

hanya menurut kriteria, pemikiran atau pengetahuan pengambil sampel. Sampel

yang terpilih secara otomatis dipengaruhi oleh pemahaman pengambil sampel

terhadap populasi dan metode ini sering digunakan dalam survei dengan jumlah

unit sampel kecil (Ade, 2014:25).

Dalam penggunaan purposive sampling terdapat kriteria responden yang

diperlukan dengan beberapa pertimbangan yang ditentukan dalam penelitian ini

yaitu responden merupakan kepala keluarga atau wakil kepala keluarga dalam

suatu rumah tangga yang ditemui di lokasi penelitian. Responden tersebut

merupakan masyarakat yang tinggal di Kelurahan Pondok Benda dan Kelurahan

Pamulang Barat yang berada di sekitar Situ Ciledug. Responden dapat

berkomunikasi dengan baik agar diperoleh informasi yang mendalam.

Setiap responden yang memiliki karakteristik tersebut maka akan dipilih untuk

menjadi sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan 38 sampel responden.

Bambang Juanda (2009:119) menjelaskan bahwa minimal jumlah sampel untuk

menggunakan analisis statistik yaitu 30 sampel, karena menurut teori limit pusat,

dugaan rata-rata akan mendekati sebaran normal yang perlu dipenuhi untuk

beberapa uji statistik, seperti uji-t dan uji-F. Maka, penetapan jumlah sampel yang

digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi kaidah pengambilan sampel.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer.

Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti

sendiri baik perorangan atau suatu organisasi (Juanda, 2009:75). Data primer

yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari jawaban responden melalui

kuesioner. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang tersusun rapih dan

dibagikan kepada responden untuk di isi dan kemudian dikembalikan kepada

peneliti (Juanda, 2009:88). Namun, pengisian kuesioner kadangkala perlu

diawasi oleh peneliti agar apabila responden kurang memahami isi dari

Page 61: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

42

pertanyaan pada kuesioner tersebut bisa langsung dibantu oleh peneliti dan

dapat juga tanpa pengawasan jika kuesionernya sudah sangat jelas.

Dalam penelitian ini, peneliti selalu mengawasi setiap kuesioner yang di isi

oleh setiap responden agar pertanyaan-pertanyaan yang terjadi di dalam

kuesioner bisa dipahami oleh setiap responden dengan harapan seluruh data-

data dan informasi yang diberikan responden sesuai dengan apa yang

dibutuhkan dalam penelitian. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam

kuesioner meliputi karakteristik responden, pengetahuan responden tentang

fungsi dan manfaat serta permasalahan Situ Ciledug dan kesediaan membayar

responden terhadap upaya pelestarian lingkungan Situ Ciledug. Kuesioner

tersebut disebarkan kepada responden dengan menggunakan teknik wawancara

langsung untuk mempermudah responden dalam memahami isi dari setiap

pertanyaan dan memberikan keleluasan kepada responden dalam menjawab

seluruh pertanyaan kuesioner.

Wawancara merupakan suatu pengumpulan data yang dilakukan dengan

pertemuan secara langsung antara peneliti dengan responden untuk melakukan

tanya jawab langsung (Juanda, 2009:91). Wawancara yang dilakukan dalam

penelitian ini yaitu peneliti memberikan beberapa pertanyaan kepada

masyarakat sekitar Situ Ciledug dengn harapan responden bisa menjawab

seluruh pertanyaan dengan objektif, tepat dan sesuai dengan fakta-fakta yang

berada di Situ Ciledug.

2. Data Sekunder

Data sekunder dibutuhkan untuk mendukung dan melengkapi data primer

dalam penelitian. Perolehan data sekunder bisa melalui sumber yang tercetak

seperti studi pustaka yang berupa buku, jurnal, artikel, skripi dan dokumen-

dokumen dari instansi terkait. Selain itu, juga bisa melalui sumber digital

seperti berita dan informasi melalui internet.

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu peta wilayah Kota

Tangerang Selatan, luas wilayah menurut kecamatan Kota Tangerang Selatan,

jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan berdasarkan kecamatan yang

diperoleh dari Kota Tangerang Selatan Dalam Angka. Peta Kecamatan

Pamulang dan jumlah penduduk Kecamatan Pamulang yang diperoleh dari

Page 62: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

43

Kecamatan Pamulang. Serta peta Situ Ciledug yang diperoleh dari Dinas

Pekerjaan Umum Kota Tangerang Selatan.

D. Metode Analisis Data

1. Contingent Valuation Method (CVM)

CVM merupakan teknik yang dapat digunakan untuk mengukur nilai

ekonomi sumber daya dan lingkungan atau sering juga dikenal dengan nilai

keberadaan. Pendekatan CVM dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama,

dengan teknik eksperimental melalui simulasi dan permainan. Kedua, dengan

teknik survei. Namun pendekatan pertama lebih banyak dilakukan melalui

simulasi komputer. Sehingga teknik kedua lebih banyak dilakukan dilapangan.

Teknik survei digunakan untuk menanyakan kepada masyarakat tentang nilai

atau harga yang bersedia mereka berikan kepada komoditi yang tidak memiliki

pasar (Fauzi, 2010:220)

Ada beberapa tahapan proses dalam operasional penerapan pendekatan

CVM. Tahapan tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut (Fauzi, 2010:221-

223):

a. Membuat Hipotesis Pasar

Pada tahap awal dalam proses kegiatan CVM, terlebih dahulu membuat

suatu hipotesis pasar terhadap sumber daya alam dan lingkungan yang akan

di valuasi yaitu Situ Ciledug. Hipotesis pasar tersebut dituangkan dalam

sebuah kuesioner yang memberikan informasi mengenai pentingnya fungsi

dan manfaat Situ Ciledug untuk kehidupan masyarakat, baik untuk saat ini

maupun masa yang akan datang serta kondisi Situ Ciledug saat ini yang

mengalami permasalahan lingkungan hingga upaya pelestarian untuk tetap

mempertahankan keberadaan Situ Ciledug. Maka diperlukan suatu

instrumen ekonomi melalui pendekatan WTP yang di dekati dengan biaya

pelestarian untuk upaya pelestarian lingkungan Situ Ciledug. Dari hal

tersebut, responden akan memperoleh gambaran mengenai situasi hipotesis

pasar terhadap sumber daya alam dan lingkungan yang akan di valuasi yaitu

Situ Ciledug.

b. Mendapatkan Nilai WTP

Tahap berikutnya dalam melakukan CVM adalah mendapatkan nilai

WTP. Mendapatkan nilai WTP bisa dilakukan dengan teknik open-ended

Page 63: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

44

question atau metode pertanyaan terbuka. Pada teknik open-ended question

ini menanyakan kepada responden nilai WTP yang bersedia untuk

dibayarkan dengan kata lain responden diberikan kebebasan untuk

menyatakan sejumlah nilai yang bersedia dibayarkan untuk upaya

pelestarian lingkungan Situ Ciledug.

c. Menghitung Nilai Rataan WTP

Setelah survei dilakukan untuk mendapatkan nilai WTP, maka tahap

berikutnya adalah menghitung nilai rataan WTP berdasarkan nilai yang

diperoleh pada tahap dua dengan perhitungan yang didasarkan pada nilai

mean (rataan).

d. Memperkirakan Kurva WTP

Pada tahap ini merupakan penjumlahan data dimana nilai rata-rata WTP

dikonversikan terhadap total populasi yang dimaksud. Setelah menduga

nilai rata-rata WTP maka dapat diduga nilai total WTP dari responden

dengan menggunakan rumus (Saputri, 2018:79):

WTP: f (jumlah responden,besarnya nilai WTP)

Keterangan:

Jumlah responden : banyaknya responden yang bersedia membayar

Besarnya nilai WTP : jumlah nilai yang bersedia dibayarkan

e. Mengagregatkan Data

Tahap terakhir dalam teknik CVM adalah mengkalikan nilai WTP pada

tiap kelas dengan populasi dari tiap kelas WTP. Proses ini melibatkan

konversi data rataan sampel ke rataan populasi secara keseluruhan dengan

cara mengalikan rataan sampel dengan jumlah populasi (jumlah rumah

tangga) kemudian dibagi dengan jumlah sampel keseluruhan.

2. Method of Successive Interval

Data yang didapatkan berdasarkan jawaban responden pada variabel tingkat

pendidikan dan tingkat pendapatan yaitu berbentuk data ordinal. Prosedur-

prosedur statistik seperti regresi berganda mengharuskan data berskala interval.

Oleh karena itu, data yang berbentuk skala ordinal harus diubah ke dalam

bentuk interval untuk memenuhi persyaratan prosedur-prosedur tersebut dalam

melakukan uji regresi berganda (Sarwono, 2012:263).

Page 64: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

45

Cara yang digunakan untuk mengubah data berskala ordinal menjadi data

berskala interval yaitu dengan menggunakan metode method of successive

interval. Menurut Sarwono (2012:265-270) method of successive interval

mempunyai beberapa tahapan yang harus dilakukan sebagai berikut:

1. Menghitung frekuensi dari tanggapan responden.

2. Menghitung proporsi dengan membagi setiap frekuensi dengan jumlah

responden.

3. Menghitung proporsi kumulatif dengan menjumlahkan proporsi secara

berurutan untuk setiap nilai.

4. Mencari nilai z yang diperoleh dari tabel distribusi normal baku dengan

asumsi bahwa proporsi kumulatif berdistribusi normal baku.

5. Menghitung densitas F(z).

6. Menghitung scale value

7. Ubah nilai Sv terkecil (nilai negatif yang terbesar) menjadi sama dengan

1.

3. Model analisis dengan Variabel Dummy

Permasalahan yang sering dihadapi adalah adanya variabel independen yang

berskala ukuran non-metrik atau nominal. Jika variabel independen berukuran

nominal, maka dalam model regresi variabel tersebut harus dinyatakan sebagai

variabel dummy dengan memberikan kode 1 atau 0 (Ghozali, 2013:178). Data

yang didapatkan dari hasil jawaban responden yang berskala nominal adalah

variabel dummy jenis kelamin, dummy status pernikahan, dummy pekerjaan,

dummy pengetahuan fungsi dan manfaat Situ dan dummy pengetahuan

permasalahan situ.

Penelitian ini menggunakan willingness to pay (Y) sebagai variabel

dependen serta dummy jenis kelamin (X1), usia (X2), dummy status pernikahan

(X3), tingkat pendidikan (X4), dummy pekerjaan (X5), tingkat pendapatan (X6),

lama tinggal (X7), dummy pengetahuan fungsi dan manfaat situ (X8), dan

dummy pengetahuan permasalahan situ (X9) sebagai variabel independen.

Cara pemberian kode dummy umumnya menggunakan kategori yang

dinyatakan dengan angka 1 atau 0. Kelompok yang diberi nilai dummy 0

Page 65: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

46

disebut excluded group, sedangkan kelompok yang diberi nilai dummy 1

disebut included group (Mirer dalam Ghozali, 2013:178). Maka dari itu, dalam

penelitian ini untuk variabel jenis kelamin diberi kode 1 yang laki-laki dan 0

yang bukan laki-laki atau dengan kata lain perempuan. Variabel status

pernikahan diberi kode 1 yang sudah menikah dan 0 yang belum menikah,

variabel pekerjaan diberi kode 1 yang bekerja dan 0 yang tidak bekerja,

variabel pengetahuan fungsi dan manfaat situ dan variabel pengetahuan

permasalahan situ diberi kode 1 yang tahu dan 0 yang tidak tahu. Model regresi

berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:

WTP = + 1DJK + 2USIA + 3DSP + 4PNDDKN + 5DPKRJN +

6PD + 7LMT + 8DPFMS + 9DPPS +

Dimana:

WTP = Willingness to pay

= Konstanta

DJK = Dummy jenis kelamin

USIA = Usia

DSP = Dummy status pernikahan

PNDDKN = Tingkat pendidikan

DPKRJN = Dummy pekerjaan

PD = Tingkat pendapatan

LMT = Lama tinggal

DPFMS = Dummy pengetahuan fungsi dan manfaat situ

DPPS = Dummy pengetahuan permasalahan situ

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 = Koefisien regresi

= Error

4. Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda adalah suatu analisis asosiasi yang digunakan secara

bersamaan untuk meneliti pengaruh dua variabel independen atau lebih

terhadap satu variabel dependen dengan skala pengukuran yang bersifat metrik

baik untuk variabel independen maupun variabel dependennya (Sarwono,

2013:10). Tahap metode selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

regresi linear berganda dengan program spss versi 20 sebagai alat bantunya.

Page 66: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

47

Sedangkan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen.

a. Uji Asumsi Klasik

Dalam menggunakan analisis regresi berganda memerlukan pemenuhan

syarat berbagai asumsi agar model estimasi dapat digunakan sebagai alat

prediksi yang baik. (Ghozali dalam Didi, 2017:49) menyebutkan model

regresi yang baik adalah yang tidak terjadi multikolinieritas, autokorelasi

dan heteroskedastisitas. Selain itu, terdapat pula uji asumsi klasik berupa uji

normalitas.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusi normal. Apabila asumsi ini dilanggar

maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.

Maka model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal

atau mendekati normal (Ghozali, 2013:160).

Cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau

tidak yaitu dengan melihat tampilan grafik histogram ataupun grafik

normal plot. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan

pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas. Namun jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak

mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak

menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2013:163).

Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas

adalah uji statistik non-parametrik One-Sampel Kolmogorov-Smirnov

(K-S) yang merupakan uji normalitas menggunakan fungsi distribusi

kumulatif (Suliyanto, 2011:75). Uji K-S dilakukan dengan membuat

hipotesis sebagai berikut:

H0 : Data berdistribusi normal.

Page 67: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

48

H1 : Data tidak berdistribusi normal.

Dasar pengambilan keputusan yaitu jika nilai signifikansi pada

Asymp.Sig lebih besar dari nilai α (0,05) maka data berdistribusi

normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi pada Asymp.Sig lebih kecil

dari nilai α (0,05) maka data tidak berdistribusi normal (Suliyanto,

2011:78).

2) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka

variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah

variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel

independen sama dengan nol (Ghozali, 2013:105).

Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas yaitu

dengan melihat nilai tolerance atau VIF (variance inflation factor)

yang berada di tabel koefisien regresi (Sarjono dan Julianita,

2011:70). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

H0 : Tidak ada multikolinieritas.

H1 : Terjadi multikolinieritas.

Uji multikolinieritas dilakukan dengan menggunakan nilai VIF.

Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 (VIF<10), maka tidak terjadi

multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi

(Ghozali, 2013:106).

3) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi berrtujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode

t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)

(Ghozali, 2013:110). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada

problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini

Page 68: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

49

timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu

observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah yang

bebas dari autokorelasi.

Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat melihat nilai durbin-

watson (Sarjono dan Julianta, 2011:81). Hipotesis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 : Tidak terjadi autokorelasi.

H1 : Terjadi autokorelasi.

Pengambilan keputusan yang berlaku adalah sebagai berikut:

a. Jika d terletak antara du dan (4-du) (du<d<4-du), maka H0

diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.

b. jika d lebih kecil daripada dl (d<dl) atau lebih besar daripada (4-

dl) (d>4-dl), maka H0 ditolak, dengan pilihan alternatif yang

berarti terdapat autokorelasi.

c. namun jika nilai d terletak antara dl dan du (dl<d<du) atau antara

(4-du) dan (4-dl) (4-du<d<4-dl), maka uji durbin-watson tidak

dapat dipastikan. menghasilkan kesimpulan yang pasti.

Uji autokorelasi dilakukan menggunakan Run Test. Data dapat

dikatakan bebas autokorelasi ketika nilai probabilitas lebih besar

daripada nilai α (0,05) (Suliyanto, 2011:140).

4) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residul satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

korelasi Rank Spearman yaitu mengkorelasikan nilai residual hasil

regresi dengan masing-masing variabel independen (Suliyanto,

Page 69: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

50

2011:112). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

H0 : Tidak terjadi heteroskedastisitas.

H1 : Terjadi heteroskedastisitas.

Kaidah pengambilan keputusan yaitu jika nilai signifikansi lebih

besar dari nilai 0,05 maka dapat dipastikan model tidak mengandung

gejala heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih

kecil dari nilai 0,05 maka dapat dipastikan model mengandung gejala

heteroskedastisitas (Suliyanto, 2011:116).

5) Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model

yang digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang

digunakan dalam suatu studi penelitian linear atau tidak (Ghozali,

2013:166). Uji linearitas dilakukan dengan metode compare means

dengan melihat nilai signifikansi deviation from linearity pada output

tabel ANOVA (Sarjono dan Julianta, 2011:80). Hipotesis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. H0 : Tidak ada hubungan linear antara variabel dummy jenis

kelamin terhadap variabel willingness to pay.

H1 : Ada hubungan linear antara variabel dummy jenis kelamin

terhadap variabel willingness to pay.

2. H0 : Tidak ada hubungan linear antara variabel usia terhadap

variabel willingness to pay.

H1 : Ada hubungan linear antara variabel usia terhadap variabel

willingness to pay.

3. H0 : Tidak ada hubungan linear antara variabel dummy status

pernikahan terhadap variabel willingness to pay.

H1 : Ada hubungan linear antara variabel dummy status

pernikahan terhadap variabel willingness to pay.

4. H0 : Tidak ada hubungan linear antara variabel tingkat

pendidikan terhadap variabel willingness to pay.

Page 70: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

51

H1 : Ada hubungan linear antara variabel tingkat pendidikan

terhadap variabel willingness to pay.

5. H0 : Tidak ada hubungan linear antara variabel dummy pekerjaan

terhadap variabel willingness to pay.

H1 : Ada hubungan linear antara variabel dummy pekerjaan

terhadap variabel willingness to pay.

6. H0 : Tidak ada hubungan linear antara variabel tingkat

pendapatan terhadap variabel willingness to pay.

H1 : Ada hubungan linear antara variabel tingkat pendapatan

terhadap variabel willingness to pay.

7. H0 : Tidak ada hubungan linear antara variabel lama tinggal

terhadap variabel willingness to pay.

H1 : Ada hubungan linear antara variabel lama tinggal terhadap

variabel willingness to pay.

8. H0 : Tidak ada hubungan linear antara variabel dummy

pengetahuan fungsi dan manfaat situ terhadap variabel

willingness to pay.

H1 : Ada hubungan linear antara variabel dummy pengetahuan

fungsi dan manfaat situ terhadap variabel willingness to pay.

9. H0 : Tidak ada hubungan linear antara variabel dummy

pengetahuan permasalahan situ terhadap variabel willingness

to pay.

H1 : Ada hubungan linear antara variabel dummy pengetahuan

permasalahan situ terhadap variabel willingness to pay

Dasar pengambilan keputusan yaitu jika nilai signifikansi pada

deviation from linearity lebih besar dari 0,05 maka hubungan antar

variabel linear. Sebaliknya jika nilai signifikansi pada deviation from

linearity lebih kecil dari 0,05 maka hubungan antar variabel tidak

linear (Sarjono dan Julianta, 2011:80).

Page 71: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

52

b. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien detreminasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara 0 sampai 1 (Ghozali, 2013:97).

Nilai R2

yang kecil menandakan bahwa kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas.

Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang

(crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-

masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series)

biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali,

2013:97).

c. Uji Hipotesis

1) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik f bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:98).

Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 : Dummy jenis kelamin (X1), usia (X2), dummy status

pernikahan (X3), tingkat pendidikan (X4), dummy pekerjaan

(X5), tingkat pendapatan (X6), lama tinggal (X7), dummy

pengetahuan fungsi dan manfaat situ (X8), dan dummy

pengetahuan permasalahan situ (X9) tidak berpengaruh secara

simultan terhadap willingness to pay (Y).

H1 : Dummy jenis kelamin (X1), usia (X2), dummy status

pernikahan (X3), tingkat pendidikan (X4), dummy pekerjaan

(X5), tingkat pendapatan (X6), lama tinggal (X7), dummy

pengetahuan fungsi dan manfaat situ (X8), dan dummy

pengetahuan permasalahan situ (X9) berpengaruh secara

simultan terhadap willingness to pay (Y).

Page 72: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

53

Kriteria pengambilan keputusan dalam penelitian ini menggunakan

taraf signifikansi 5% sebagai berikut (Ghozali: 2013:98):

a. Jika probabilitas (sig F) lebih besar (0,05) maka H0 akan

diterima yang berarti secara bersama-sama variabel independen

tidak ada pengaruh terhadap variabel dependen.

b. Jika probabilitas (sig F) lebih kecil (0,05) maka H0 akan

ditolak yang berarti secara bersama-sama variabel independen

ada pengaruh terhadap variabel dependen.

2) Uji Signifikansi Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh

pengaruh variabel independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Tingkat signifikansi

dalam penelitian ini adalah 5%. Hipotesis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara dummy jenis

kelamin (X1) terhadap willingness to pay (Y).

H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara dummy jenis kelamin

(X1) terhadap willingness to pay (Y).

2. H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara usia (X2)

terhadap willingness to pay (Y).

H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara usia (X2) terhadap

willingness to pay (Y).

3. H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara dummy status

pernikahan (X3) terhadap willingness to pay (Y).

H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara dummy status

pernikahan (X3) terhadap willingness to pay (Y).

4. H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara tingkat

pendidikan (X4) terhadap willingness to pay (Y).

H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan

(X4) terhadap willingness to pay (Y).

5. H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara dummy

pekerjaan (X5) terhadap willingness to pay (Y).

Page 73: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

54

H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara dummy pekerjaan (X5)

terhadap willingness to pay (Y).

6. H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara tingkat

pendapatan (X6) terhadap willingness to pay (Y).

H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara tingkat pendapatan

(X6) terhadap willingness to pay (Y).

7. H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara lama tinggal (X7)

terhadap willingness to pay (Y).

H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara lama tinggal (X7)

terhadap willingness to pay (Y).

8. H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara dummy

pengetahuan fungsi dan manfaat situ (X8) terhadap

willingness to pay (Y).

H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara dummy pengetahuan

fungsi dan manfaat situ (X8) terhadap willingness to pay (Y).

9. H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara dummy

pengetahuan permasalahan situ (X9) terhadap willingness to

pay (Y).

H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara dummy pengetahuan

permasalahan situ (X9) terhadap willingness to pay (Y).

Kriteria pengambilan keputusan dalam penelitian ini menggunakan

taraf signifikansi 5% sebagai berikut (Ghozali; 2013:99):

a. Jika probabilitas (sig t) lebih besar (0,05) maka H0 akan

diterima yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan secara

parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen.

b. Jika probabilitas (sig t) lebih kecil (0,05) maka H0 akan ditolak

yang berarti ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara

variabel independen terhadap variabel dependen.

E. Operasional Variabel Penelitian

Setiap variabel yang terlibat dalam suatu penelitian harus didefinisikan. Hal ini

bertujuan untuk mendapatkan kesamaan makna dan kejelasan batasan dari tiap

Page 74: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

55

variabel. Pada tabel 3.1 akan dijelaskan definisi dari masing-masing variabel yang

digunakan pada penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasional Variabel

No Variabel Keterangan Pengukuran

1

Willingness

to pay (Y)

Besaran nilai kesediaan

membayar responden dalam

upaya pelestarian lingkungan

Situ Ciledug

Satuan rupiah

2 Dummy jenis

kelamin (X1)

Jenis kelamin responden adalah

pembagian jenis seksual yang

ditentukan secara biologis yang

terbagi menjadi laki-laki dan

perempuan dengan dummy

sebagai berikut:

0: perempuan

1: laki-laki

Variabel dummy

3 Usia (X2)

Usia responden dalam satuan

tahun yang terhitung sejak

dilahirkan hingga saat ini

Skala rasio

(tahun)

4

Dummy

status

pernikahan

(X3)

Status pernikahan adalah

variabel yang menunjukkan

status pernikahan responden

yaitu yang terbagi menjadi belum

menikah dan sudah menikah

dengan dummy sebagai berikut:

0: belum menikah

1: sudah menikah

Variabel dummy

5

Tingkat

pendidikan

(X4)

Tingkat pendidikan adalah

jenjang pendidikan formal

terakhir yang telah ditempuh

oleh responden, yaitu:

1. SD

2. SMP / Tsanawiyah

3. SMA / STM / Aliyah

4. Diploma (D3)

5. Sarjana (S1)

6. Pasca Sarjana (S2)

Skala ordinal

(tahun)

6

Dummy

pekerjaan

(X5)

Pekerjaan sehari-hari responden

yang terbagi menjadi bekerja dan

tidak bekerja dengan dummy

Variabel dummy

Page 75: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

56

sebagai berikut:

0: tidak bekerja

1: bekerja

7

Tingkat

pendapatan

(X6).

Tingkat pendapatan adalah

pendapatan yang diperoleh

seseorang tiap bulannya yang

diukur dalam beberapa kategori:

1. <1.000.000.

2. 1.000.000-2.000.000

3. 2.100.000-3.000.000

4. 3.100.000-4.000.000

5. >4.000.000

Skala ordinal

(rupiah)

8

Lama tinggal

(X7)

Lama tinggal yaitu waktu yang

telah dihabiskan responden

selama tinggal di sekitar Situ

Ciledug sampai saat ini

Skala rasio

(tahun)

9

Dummy

pengetahuan

fungsi dan

manfaat situ

(X8)

Pengetahuan responden terhadap

fungsi dan manfaat situ terbagi

menjadi tahu dan tidak tahu

dengan dummy sebagai berikut:

0: tidak tahu

1: tahu

Variabel dummy

10

Dummy

pengetahuan

permasalahan

situ (X9)

Pengetahuan responden terhadap

permasalahan situ terbagi

menjadi tahu dan tidak tahu

dengan dummy sebagai berikut:

0: tidak tahu

1: tahu

Variabel dummy

Page 76: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

57

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Kota Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan merupakan kota termuda yang resmi memisahkan

diri dari Kota Tangerang sejak tahun 2008 dan terletak dibagian Timur provinsi

Banten. Secara geografis berada di antara 6°39´ - 6°47´ Lintang Selatan dan

106°14´ - 106°22´ Bujur Timur dengan luas wilayah 147,19 km2 yang terbagi

menjadi 7 kecamatan dan 54 kelurahan.

Wilayah Kota Tangerang Selatan berbatasan langsung dengan Kota

Tangerang dan DKI Jakarta di sebelah utara, di sebelah Timur berbatasan

dengan Kota Depok, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor

dan di sebelah Barat Kabupaten Tangerang.

Gambar 4.1

Peta Wilayah Kota Tangerang Selatan

Sumber: Kota Tangerang Selatan Dalam Angka, 2017.

Luas wilayah masing-masing kecamatan tertera pada tabel 4.1. Kecamatan

dengan wilayah paling besar adalah Pondok Aren dengan luas 29,88 km2

atau

20,30 % dari luas keseluruhan Kota Tangerang Selatan. Sedangkan kecamatan

dengan luas paling kecil adalah Setu dengan luas 14,80 km2 atau 10,06 %.

Page 77: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

58

Tabel 4.1

Luas Wilayah Menurut Kecamatan

Kota Tangerang Selatan 2016

Kecamatan Luas Wilayah Persentase Luas

Wilayah (%)

Setu 14,80 10,06

Serpong 24,04 16,33

Pamulang 26,82 18,22

Ciputat 18,39 12,49

Ciputat Timur 15,43 10,48

Pondok Aren 29,88 20,30

Serpong Utara 17,84 12,12

Total 147,19 100,00

Sumber: Kota Tangerang Selatan Dalam Angka, 2017.

Tabel 4.2.

Penduduk Kota Tangerang Selatan Menurut Kecamatan

Pada Tahun 2015 - 2016

Keca-

matan

Jumlah

Penduduk

2015

Kepadatan

Penduduk

2015

(orang/km2)

Jumlah

Penduduk

2016

Kepadatan

Penduduk

2016

(orang/km2)

Setu 80.811 5.460 83.777 5.660

Serpong 170.731 7.102 177.677 7.390

Pamulang 332.984 12.416 341.968 12.750

Ciputat 225.974 12.295 232.559 12.652

Ciputat

Timur 202.386 13.116 206.729 13.397

Pondok

Aren 366.568 12.268 379.353 12.695

Serpong

Utara 163.755 9.179 171.749 9.627

Total 1.543.209 10.484 1.593.812 10.828

Sumber: Kota Tangerang Selatan Dalam Angka, 2017.

Page 78: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

59

Secara Demografi dalam tabel di atas, jumlah penduduk di Kota Tangerang

Selatan pada tahun 2016 sebanyak 1.593.812 jiwa dengan kepadatan penduduk

sebesar 10.828 jiwa/km2. Jumlah tersebut meningkat 50.603 jiwa dari tahun

sebelumnya.

Jumlah penduduk terbanyak pada tahun 2016 berada di Kecamatan Pondok

Aren sebesar 379.353 dan diikuti dengan Kecamatan Pamulang sebesar

341.968 hingga jumlah penduduk terendah yaitu pada kecamatan Setu sebesar

83.777.

Seiring jumlah penduduk yang semakin meningkat menyebabkan

penggunaan lahan untuk ruang, baik untuk keperluan yang bersifat pribadi

seperti kebutuhan akan tempat tinggal yang memadai maupun untuk tempat

umum dengan segala fasilitas pendukungnya juga semakin meningkat sehingga

konsekuensi kebutuhan akan lahan pun semakin tinggi. Salah satu kecamatan

yang mengalami peningkatan jumlah penduduk serta penggunaan lahan berada

pada Kecamatan Pamulang.

Hal tersebut sesuai dengan RTRW Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 –

2031 bahwa Kecamatan Pamulang diperuntukkan untuk kegiatan pelayanan

umum, perdagangan dan jasa, dan perumahan kepadatan tinggi.

2. Kecamatan Pamulang

Kecamatan Pamulang merupakan pemekaran dari Kecamatan Ciputat pada

tahun 1993 sesuai PP no 3 tahun 1992. Kecamatan pamulang terletak di bagian

Selatan Kota Tangerang Selatan dengan luas wilayah 26,82 km2 .

Adapun batas-batas kecamatan pamulang di sebelah Barat berbatasan

dengan Kecamatan Serpong, di sebelah Timur berbatasan dengan Sawangan,

Depok, di sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat dan di sebelah

Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sawangan, Depok. Kecamatan

Pamulang secara struktural membawahi 8 kelurahan yaitu Kelurahan Pamulang

Barat, Kelurahan Pamulang Timur, Kelurahan Pondok Benda, Kelurahan

Benda Baru, Kelurahan Kedaung, Kelurahan Bambu Apus, Kelurahan Pondok

Cabe Ilir dan Kelurahan Pondok Cabe Udik.

Page 79: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

60

Gambar 4.2

Peta Wilayah Kecamatan Pamulang

Sumber: Kecamatan Pamulang.

Berdasarkan tabel 4.3 bahwa jumlah penduduk terbanyak pada tahun 2016

berada di Kelurahan Pamulang Barat dan Pondok Benda yang masing-masing

sebesar 58.916 dan 53.966 hingga jumlah penduduk terendah yaitu pada

Kelurahan Pondok Cabe Udik sebesar 25.785. Jumlah penduduk kecamatan

pamulang pada tahun 2016 meningkat 8.984 jiwa dari tahun 2015.

Tabel 4.3

Penduduk Kecamatan Pamulang Menurut Kelurahan

Pada Tahun 2015 - 2016

Kelurahan Jumlah Penduduk

2015

Jumlah Penduduk

2016

Pondok Benda 52.773 53.966

Pamulang Barat 57.269 58.916

Pamulang Timur 39.539 40.511

Pondok Cabe Udik 25.057 25.785

Pondok Cabe Ilir 37.136 38.114

Kedaung 46.807 47.477

Bambu Apus 31.907 33.740

Benda Baru 42.496 43.459

Total 332.984 341.968

Sumber: Kecamatan Pamulang Dalam Angka, 2017.

Page 80: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

61

Berdasarkan tabel di atas, jumlah penduduk yang terbanyak pada tahun

2015 maupun 2016 yaitu berada pada kelurahan Pamulang Barat dan kelurahan

Pondok Benda yang dimana pada kelurahan tersebut terdapat sumber daya air

berupa situ. Jumlah penduduk yang semakin meningkat juga harus diiringi

dengan peningkatan kesadaran seseorang terhadap upaya untuk menjaga

lingkungan. Salah satu objek lingkungan hidup yang ada dikawasan padat

penduduk seperti Kelurahan Pamulang Barat dan Kelurahan Pondok Benda

pada Kecamatan Pamulang adalah Situ Ciledug.

3. Situ Ciledug

Situ merupakan wadah genangan air di atas permukaan tanah yang

terbentuk secara alami maupun buatan yang sumber airnya berasal dari mata

air, air hujan atau limpasan air permukaan. Situ Ciledug terletak di antara dua

wilayah yaitu Kelurahan Pamulang Barat dan Kelurahan Pondok Benda,

Kecamatan Pamulang. Secara batas administratif bahwa Situ Ciledug memiliki

batas-batas yaitu sebelah utara terdapat desa Benda Baru dengan batas yang

jelas yaitu Gang Sarua, di sebelah Barat terdapat Desa Setu dengan nama Gang

Buaran, Di sebelah Timur terdapat wilayah Kecamatan Pamulang lalu di

sebelah Selatan terdapat wilayah Depok yaitu dengan nama Desa Pondok Petir.

Gambar 4.3

Situ Ciledug

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang Selatan

Situ Ciledug memiliki luasan sekitar 34 hektar setelah adanya upaya

pengambilan lahan yang telah berubah alih manfaat menjadi pemukiman. Jenis

bangunan di sekitar Situ Ciledug terbagi menjadi 3 kategori yaitu permanen

Page 81: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

62

(perumahan, jalan, pabrik, gedung sekolah, perkantoran), semi permanen

(pusat perbelanjaan, rumah nelayan) dan sementara (persawahan, ladang,

kolam). Sedangkan jarak bangunan dari danau atau dengan kata lain garis

sempadan situ yaitu kurang lebih 50 m.

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat setempat, bahwa dahulu

Situ Ciledug digunakan untuk kebutuhan sehari – hari secara langsung seperti

untuk mandi dan mencuci. Namun seiring dengan berjalannya waktu sudah

tidak digunakan lagi untuk keperluan secara langsung karena air Situ Ciledug

saat ini sudah mulai tercemar. Dalam penggunaan air, masyarakat sekitar tidak

menggunakan air dari jasa penyuplai air melainkan air yang digunakan untuk

kehidupan sehari – hari berasal dari air tanah yang secara tidak langsung

menyerap dari Situ Ciledug. Air tersebut digunakan untuk mandi, mencuci dan

juga minum (untuk minum harus dimasak terlebih dahulu). Namun sampai saat

ini tidak ada masalah terhadap kesehatan masyarakat sekitar terhadap air yang

digunakan tersebut.

B. Deskripsi Responden

Responden dalam penelitian ini adalah kepala keluarga atau wakil kepala

keluarga dalam suatu rumah tangga yang ditemui di lokasi penelitian. Responden

tersebut merupakan masyarakat yang tinggal di Kelurahan Pondok Benda dan

Kelurahan Pamulang Barat yang berada di sekitar Situ Ciledug dan responden

dapat berkomunikasi dengan baik agar diperoleh informasi yang mendalam.

Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 38 orang. Berikut ini adalah

deskripsi responden yang dilihat dari jenis kelamin, usia, status pernikahan,

tingkat pendidikan, status pekerjaan, tingkat pendapatan dan lama tinggal.

1. Responden Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka didapatkan hasil deskripsi

responden menurut jenis kelamin sebagai berikut:

Tabel 4.4

Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 18 47%

Perempuan 20 53%

Total 38 100%

Sumber: Data Primer diolah, 2018.

Page 82: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

63

Hasil responden berdasarkan jenis kelamin, didapatkan bahwa perbandingan

jenis kelamin responden (masyarakat yang tinggal di Kelurahan Pondok Benda

dan Kelurahan Pamulang Barat yang berada di sekitar Situ Ciledug) cukup

berimbang. Jenis kelamin perempuan yaitu sebesar 53% dari total keseluruhan

responden. Sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 47% dari

total keseluruhan responden.

Hal ini disebabkan oleh metode pengambilan sampel yang dilakukan secara

accidental. Jumlah sampel berdasarkan jenis kelamin juga dipengaruhi oleh

hari pengambilan data (weekday/weekend). Pada hari kerja perempuan lebih

mudah untuk ditemui karena perempuan lebih banyak menghabiskan waktu di

rumah dengan melakukan berbagai macam aktivitas ibu rumah tangga seperti,

mengurus anak, melakukan pekerjaan rumah hingga melakukan aktivitas di

sekitar rumah yaitu bersosialisasi dengan tetangga. Sementara laki-laki pada

hari kerja lebih banyak menghabiskan waktu di luar daerah tempat penelitian

untuk melakukan sebuah aktivitas pekerjaan. Sedangkan pada akhir pekan agak

sulit menemukan baik itu responden laki-laki maupun perempuan dikarenakan

banyaknya aktivitas akhir pekan rumah tangga yang dilakukan diluar daerah

tempat penelitian. Sehingga laki-laki tidak banyak yang menjadi responden

dalam penelitian ini.

2. Responden Menurut Usia

Usia responden dapat dikategorikan dalam beberapa katageri sebagaimana

tabel di bawah ini:

Tabel 4.5

Usia Responden

Usia Frekuensi Persentase

<25 tahun 1 3%

26 - 35 tahun 7 18%

36 - 45 tahun 11 29%

46 - 55 tahun 9 24%

>56 tahun 10 26%

Total 38 100%

Sumber: Data Primer diolah, 2018.

Page 83: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

64

Dari hasil di atas, dapat dilihat bahwa usia responden dikelompokkan

menjadi lima kategori yaitu kategori pertama dengan responden yang memiliki

kategori usia kurang dari 25 tahun atau masa remaja sebesar 3% dari total

keseluruhan responden. Kategori kedua yaitu berusia 26 sampai 35 tahun atau

masa dewasa awal sebesar 18% dari total keseluruhan responden. Kategori

ketiga yaitu berusia 36 sampai 45 tahun atau masa dewasa akhir sebesar 29%

dari total keseluruhan responden. Kategori keempat yaitu berusia 46 sampai 55

tahun atau masa lansia awal sebesar 24% dari total keseluruhan responden dan

kategori terakhir berusia 56 tahun keatas atau masa lansia akhir yaitu sebesar

26% dari total keseluruhan responden.

Hal ini menunjukkan bahwa responden (masyarakat yang tinggal di

Kelurahan Pondok Benda dan Kelurahan Pamulang Barat yang berada di

sekitar Situ Ciledug) cenderung termasuk ke dalam golongan lansia, baik lansia

awal maupun lansia akhir (berdasarkan kategori umur menurut Depkes RI

2009) yang berada pada usia 46 tahun keatas dengan persentase sebesar 50%

dari total keseluruhan responden.

3. Responden Menurut Status Pernikahan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka didapatkan hasil deskripsi

responden berdasarkan status pernikahan sebagai berikut:

Tabel 4.6

Status Pernikahan Responden

Status Pernikahan Frekuensi Persentase

Sudah menikah 37 97%

Belum menikah 1 3%

Total 38 100%

Sumber: Data Primer diolah, 2018.

Menurut data di atas, mayoritas responden (masyarakat yang tinggal di

Kelurahan Pondok Benda dan Kelurahan Pamulang Barat yang berada di

sekitar Situ Ciledug) telah berstatus sudah menikah. Jumlah responden yang

sudah menikah yaitu sebesar 97% dari total keseluruhan responden.

Sedangkan, yang belum menikah yaitu hanya sebesar 3% dari total keseluruhan

responden. Hal ini terjadi karena sebagian besar masyarakat yang tinggal di

Page 84: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

65

Kelurahan Pondok Benda dan Kelurahan Pamulang Barat yang berada di

sekitar Situ Ciledug adalah orang yang telah berkeluarga.

4. Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Responden yang merupakan masyarakat yang tinggal di Kelurahan Pondok

Benda dan Kelurahan Pamulang Barat yang berada di sekitar Situ Ciledug

memiliki berbagai macam tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan yang

dimaksud dalam penelitian ini merupakan tingkat pendidikan formal terakhir

responden yang telah ditempuh.

Tabel 4.7

Tingkat Pendidikan Responden

Pendidikan Frekuensi Persentase

SD 10 26%

SMP 6 16%

SMA 11 29%

Diploma (D3) 0 0%

Sarjana (S1) 8 21%

Pasca Sarjana (S2) 3 8%

Total 38 100%

Sumber: Data Primer diolah, 2018.

Dari data di atas menunjukkan bahwa responden yang memiliki pendidikan

formal terakhir SMA dan pendidikan formal terakhir SD yang paling banyak

ditemui, yaitu SMA sebesar 29% dan SD sebesar 26% dari total keseluruhan

responden. Sedangkan responden yang jarang ditemui yaitu responden yang

memiliki pendidikan formal terakhir SMP dan pendidikan formal terakhir

Sarjana (S1) yaitu SMP sebesar 16% dan Sarjana (S1) sebesar 21% dari total

keseluruhan responden. Selanjutnya responden yang paling sulit ditemui yaitu

responden yang memiliki pendidikan formal terakhir Pasca Sarjana (S2) yaitu

hanya sebesar 8% dari total keseluruhan responden dan tidak ditemukan

responden yang memiliki pendidikan formal terakhir Diploma (D3).

Berdasarkan penggolongan latar belakang pendidikan formal terakhir

responden yang telah ditempuh dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan

responden (masyarakat yang tinggal di Kelurahan Pondok Benda dan

Kelurahan Pamulang Barat yang berada di sekitar Situ Ciledug) dengan

Page 85: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

66

frekuensi yang paling banyak yaitu mencapai tingkat pendidikan Sekolah

Menengah Atas (SMA). Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional bahwa wajib belajar adalah program pendidikan

minimal yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab

pemerintah dan pemerintah daerah. PP Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib

Belajar menjelaskan penyelenggaraan wajib belajar pada jalur formal

dilaksanakan minimal pada jenjang pendidikan dasar yang meliputi SD, MI,

SMP, MTS, dan bentuk lain yang sederajat. Maka dapat dikatakan bahwa

masyarakat yang tinggal di Kelurahan Pondok Benda dan Kelurahan Pamulang

Barat yang berada di sekitar Situ Ciledug memiliki tingkat pendidikan yang

cukup baik.

5. Responden Menurut Pekerjaan

Responden dalam penelitian ini memiliki pekerjaan yang dibagi menjadi

dua kategori yaitu bekerja dan tidak bekerja. Deskripsi mengenai pekerjaan

responden terlihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.8

Pekerjaan Responden

Pekerjaan Frekuensi Persentase

Bekerja 23 61%

Tidak Bekerja 15 39%

Total 38 100%

Sumber: Data Primer diolah, 2018.

Dalam tabel di atas terlihat bahwa mayoritas responden (masyarakat yang

tinggal di Kelurahan Pondok Benda dan Kelurahan Pamulang Barat yang

berada di sekitar Situ Ciledug) telah bekerja. Jumlah responden yang bekerja

yaitu sebesar 61% dari total keseluruhan responden. Sedangkan yang tidak

bekerja yaitu sebesar 39% dari total keseluruhan responden.

Adapun jenis-jenis pekerjaan responden (masyarakat yang tinggal di

Kelurahan Pondok Benda dan Kelurahan Pamulang Barat yang berada di

sekitar Situ Ciledug) yang bekerja, sebagai berikut:

Page 86: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

67

Tabel 4.9

Jenis Pekerjaan Responden Yang Bekerja

Bekerja Frekuensi Persentase

Wirausaha 8 35%

Pegawai Negeri Sipil 2 8%

Pegawai Swasta 11 48%

Lainnya 2 9%

Total 23 100%

Sumber: Data Primer diolah, 2018.

Dalam tabel di atas terlihat bahwa jenis pekerjaan responden (masyarakat

yang tinggal di Kelurahan Pondok Benda dan Kelurahan Pamulang Barat yang

berada di sekitar Situ Ciledug) sangat beragam namun didominasi oleh

responden dengan jenis pekerjaan sebagai pegawai swasta yaitu sebesar 48%

dari total keseluruhan responden. Lalu diikuti dengan jenis pekerjaan

wirausaha yaitu sebesar 35% dari total keseluruhan responden. Selanjutnya,

jenis pekerjaan lainnya yaitu sebagai petani dan pencari ikan sebesar 9% dari

total keseluruhan responden. Terakhir jenis pekerjaan sebagai pegawai negeri

sipil yaitu sebesar 8% total keseluruhan responden.

Begitu pula responden (masyarakat yang tinggal di Kelurahan Pondok

Benda dan Kelurahan Pamulang Barat yang berada di sekitar Situ Ciledug)

yang tidak bekerja, sebagai berikut:

Tabel 4.10

Responden Yang Tidak Bekerja

Tidak Bekerja Frekuensi Persentase

Ibu Rumah Tangga 14 93%

Pensiun 1 7%

Total 15 100%

Sumber: Data Primer diolah, 2018.

Dalam tabel di atas terlihat bahwa mayoritas responden (masyarakat yang

tinggal di Kelurahan Pondok Benda dan Kelurahan Pamulang Barat yang

berada di sekitar Situ Ciledug) yang tidak bekerja adalah sebagai ibu rumah

tangga yaitu sebesar 93% dari total keseluruhan responden. Sedangkan sisanya

hanya sebesar 7% dari total keseluruhan responden yaitu sebagai pensiunan.

Page 87: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

68

Dapat disimpulkan bahwa responden (masyarakat yang tinggal di Kelurahan

Pondok Benda dan Kelurahan Pamulang Barat yang berada di sekitar Situ

Ciledug) didominasi memiliki jenis pekerjaan sebagai pegawai swasta.

Sedangkan mayoritas yang tidak bekerja adalah sebagai ibu rumah tangga.

6. Responden Menurut Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan dalam penelitian ini merupakan pendapatan yang

diperoleh responden tiap bulan. Tingkat pendapatan terdiri atas lima kategori.

Besarnya pendapatan responden dapat dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.11

Tingkat Pendapatan Responden

Pendapatan Frekuensi Persentase

<1.000.000 1 3%

1.000.000–2.000.000 7 19%

2.100.000–3.000.000 16 42%

3.100.000–4.000.000 7 18%

>4.000.000 7 18%

Total 38 100%

Sumber: Data Primer diolah, 2018.

Data di atas menunjukkan pendapatan responden dari terendah hingga

tertinggi yaitu responden dengan pendapatan per bulan pada level <Rp

1.000.000 yaitu sebesar 3% dari total keseluruhan responden. Diikuti

responden dengan pendapatan per bulan pada level Rp 1.000.000 sampai Rp

2.000.000 yaitu sebesar 19% dari total keseluruhan responden. Lalu responden

dengan pendapatan per bulan pada level Rp 2.100.000 sampai Rp 3.000.000

yaitu sebesar 42% dari total keseluruhan responden. Kemudian responden

dengan pendapatan per bulan pada level Rp 3.100.000 sampai Rp 4.000.000

dan pendapatan per bulan pada level >Rp 4.000.000 dengan persentase yang

sama yaitu masing-masing sebesar 18% dari total keseluruhan responden

Berdasarkan Peraturan Gubernur Banten Nomor 561/Kep.553-Huk/2016

tentang penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di Provinsi Banten

Tahun 2017, ditetapkan bahwa UMK Kota Tangerang Selatan sebesar Rp.

3.270.936,13. Maka dapat diketahui bahwa tingkat pendapatan responden

(masyarakat yang tinggal di Kelurahan Pondok Benda dan Kelurahan

Page 88: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

69

Pamulang Barat yang berada di sekitar Situ Ciledug) tergolong kecil dimana

kebanyakan pendapatan responden berada pada kisaran sebesar Rp 2.100.000

sampai Rp 3.000.000 per bulan.

7. Responden Menurut Lama Tinggal

Lama tinggal merupakan waktu yang telah dihabiskan oleh responden

selama tinggal di Kelurahan Pondok Benda dan Kelurahan Pamulang Barat

yang berada di sekitar Situ Ciledug dalam satuan waktu. Lama tinggal

responden berkaitan dengan sejauh mana responden beradaptasi dengan

lingkungannya Deskripsi mengenai lama tinggal responden terlihat dalam tabel

di bawah ini.

Tabel 4.12

Lama Tinggal Responden

Lama tinggal Frekuensi Persentase

<10 tahun 12 32%

10 – 30 tahun 21 55%

>30 tahun 5 13%

Total 38 100%

Sumber: Data Primer diolah, 2018.

Hasil di atas menunjukkan bahwa lama tinggal responden (masyarakat yang

tinggal di Kelurahan Pondok Benda dan Kelurahan Pamulang Barat yang

berada di sekitar Situ Ciledug) yang kurang dari 10 tahun yaitu sebesar 32%

dari total keseluruhan responden. Selanjutnya adalah lama tinggal responden

10 sampai 30 tahun yaitu sebesar 55% dari total keseluruhan responden. Lalu

lama tinggal responden 30 tahun ke atas atau dengan kata lain penghuni lama

yaitu sebesar 13% dari total keseluruhan responden.

Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden merupakan penghuni yang

bisa dikatakan sudah cukup lama tinggal yaitu sudah tinggal antara 10 hingga

30 tahun, jika dilihat dari waktu lama tinggal responden secara keseluruhan.

C. Ketidaksediaan Memberikan WTP Pelestarian Lingkungan Situ Ciledug

Terdapat 30 responden yang menyatakan bersedia memberikan WTP dalam

upaya pelestarian lingkungan Situ Ciledug dari total 38 orang. Namun, ada juga

Page 89: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

70

sisanya yaitu 8 responden tidak bersedia memberikan sejumlah nilai WTP untuk

upaya pelestarian lingkungan Situ Ciledug.

Adapun responden yang tidak bersedia memberikan sejumlah nilai WTP

memiliki alasan bahwa pelestarian lingkungan Situ Ciledug merupakan tanggung

jawab pemerintah yang seharusnya tidak dibebankan kepada masyarakat dan

alasan keterbatasan ekonomi atau perekonomian yang kurang mampu sehingga

responden tidak mau atau tidak mampu memberikan sejumlah nilai WTP atau

WTP sama dengan nol beserta alasan lainnya. Alasan responden yang tidak

bersedia memberikan WTP dicantumkan dalam gambar 4.4.

Gambar 4.4

Alasan Responden Yang Tidak Bersedia Memberikan WTP

Sumber: Data Primer diolah, 2018

D. Contingent Valuation Method (CVM)

Pendekatan CVM dalam penelitian digunakan untuk menganalisis nilai WTP

responden dalam upaya pelestarian lingkungan Situ Ciledug. Pendekatan CVM

memiliki lima tahapan yaitu:

50% 37%

13%

Alasan Responden Yang Tidak Bersedia

Memberikan WTP

Pelestarian lingkungan merupakan tanggung jawab

pemerintah

Perekonomian yang kurang mampu

Kesadaran masyarakat perlu ditingkakan terlebih dahulu

dengan sosialiasi oleh lembaga lokal setempat dan pemerintah

harus turut mengarahkan

Page 90: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

71

1. Membuat Hipotesis Pasar

Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat suatu pasar hipotetis

terhadap Situ Ciledug yang dijadikan sebagai tempat penelitian. Selanjutnya,

pasar hipotetis tersebut dituangkan dalam sebuah kuesioner yang memberikan

informasi dengan jelas mengenai kondisi Situ Ciledug saat ini dan sekaligus

mengajukan pertanyaan mengenai nilai yang bersedia dibayarkan oleh

responden untuk tetap mempertahankan keberadaan Situ Ciledug.

Pasar Hipotetis yang dibuat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut,

“Situ Ciledug memiliki fungsi dan manfaat yang sangat penting bagi kehidupan

masyarakat baik untuk saat ini maupun masa yang akan datang. Fungsi dan

manfaat Situ diantaranya adalah sebagai tempat pengendali banjir, daerah

resapan air, penampungan air, serta terdapatnya mata pencaharian untuk

meningkatkan pendapatan masyarakat dan lain sebagainya.

Namun, saat ini kondisi lingkungan Situ Ciledug telah mengalami berbagai

macam permasalahan lingkungan, salah satunya yaitu seperti terdapat

banyaknya sampah pada situ sehingga mengakibatkan terjadinya pencemaran

air. Hal ini dapat dikatakan bahwa kondisi lingkungan Situ Ciledug mengalami

penurunan kualitas lingkungan. Kondisi tersebut juga dapat mengancam

keberlanjutan akan keberadaan Situ Ciledug di masa yang akan datang. Agar

tidak kehilangan fungsi dan manfaat situ tersebut, maka dibutuhkan upaya

pelestarian lingkungan untuk tetap mempertahankan keberadaan Situ Ciledug,

agar tidak terjadi permasalahan yang semakin parah akibat dari pengelolaan

yang kurang optimal, dana yang terbatas, budaya dan kebiasaan masyarakat

yang tidak menjaga kelestarian lingkungan dan lainnya. Saat ini, kewenangan

pengelolaan Situ Ciledug masih dalam keadaan tumpang tindih antar lembaga

pemerintahan yang disebabkan oleh belum adanya koordinasi yang jelas antar

lembaga tersebut. Namun, di sekitar Situ Ciledug terdapat lembaga swadaya

lokal yang berperan aktif dalam upaya pengawasan dan pelestarian situ yang

berdiri sejak tahun 2004 hingga saat ini. Seiring dengan berjalannya waktu,

keberadaannya pun dapat diterima oleh seluruh elemen masyarakat. Lembaga

swadaya lokal tersebut telah melakukan beberapa upaya dalam melestarikan

Situ Ciledug, diantaranya yaitu operasi bersih situ, penanaman bibit pohon,

Page 91: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

72

penyebaran bibit ikan serta menjaga dan mengawasi aktivitas di sekitar situ

yang dilakukan secara rutin setiap bulan. Hal tersebut harus didukung dengan

partisipasi masyarakat seperti berupa willingness to pay yang di dekati dengan

biaya pelestarian untuk mendukung terwujudnya upaya pelestarian lingkungan

Situ Ciledug yang berkelanjutan.

2. Mendapatkan Nilai WTP

Pada penelitian ini nilai penawaran yang digunakan untuk mengetahui nilai

WTP responden didapatkan melalui metode pertanyaan terbuka (open-ended

question). Melalui metode tersebut responden diberikan kebebasan untuk

menyatakan sejumlah nilai yang bersedia dibayarkan untuk upaya pelestarian

lingkungan Situ Ciledug.

3. Menghitung Nilai Rataan WTP

Responden dianggap sebagai pemanfaat dari fungsi dan manfaat yang

diberikan Situ Ciledug. Maka, pelestarian lingkungan Situ Ciledug perlu

diupayakan melalui pendekatan WTP yang di dekati dengan biaya pelestarian

untuk mendukung terwujudnya upaya pelestarian lingkungan Situ Ciledug

yang berkelanjutan.

Dugaan nilai rataan WTP responden diperoleh berdasarkan rasio jumlah

nilai WTP yang diberikan responden dengan jumlah total responden yang

bersedia membayar. Distribusi nilai WTP responden ditampilkan pada tabel

4.13.

Tabel 4.13.

Distribusi Nilai WTP Responden

No. WTP

Jumlah

Responden Persentase

WTP ×

Jumlah

Responden

(Rp) (Orang) (%) (Rp)

1. Rp 10.000 16 53,33 Rp 160.000

2. Rp 15.000 5 16,67 Rp 75.000

3. Rp 20.000 3 10 Rp 60.000

4. Rp 30.000 3 10 Rp 90.000

5. Rp 50.000 3 10 Rp 150.000

Total 30 100,00 Rp 535.000

Sumber: Data primer diolah, 2018

Page 92: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

73

Berdasarkan pada tabel 4.13, diperoleh nilai rataan WTP responden sebesar

Rp 17.833,33 per bulan. Nilai rataan WTP tersebut menggambarkan bahwa

masyarakat bersedia mengeluarkan dana sebesar Rp 17.833,33 untuk setiap

rumah tangga per bulannya yang bisa digunakan untuk biaya upaya pelestarian

lingkungan Situ Ciledug.

4. Memperkirakan Kurva WTP

Kurva WTP responden dibentuk dengan menggunakan jumlah kumulatif

dari individu yang memilih suatu nilai WTP tertentu. Hubungan kurva tersebut

menggambarkan tingkat nilai WTP yang bersedia dibayarkan responden

dengan jumlah responden yang ingin membayar pada tingkat WTP tersebut.

Kurva WTP responden disajikan dalam gambar 4.5.

Gambar 4.5

Kurva WTP Responden

Sumber: Data primer diolah, 2018

Berdasarkan gambar 4.5. terlihat bahwa semakin tinggi nilai WTP akan

semakin sedikit responden yang bersedia membayar dalam upaya pelestarian

lingkungan Situ Ciledug.

5. Mengagregatkan Data

Nilai total WTP responden dihitung berdasarkan nilai WTP pada tiap kelas

dikalikan dengan populasi dari tiap kelas WTP. Hasil perkalian tersebut

selanjutnya dijumlahkan sehingga didapatkan nilai total WTP responden. Hasil

perhitungan nilai total WTP dapat dilihat pada tabel 4.14.

10.000 15.000

20.000

30.000

50.000

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

0 5 10 15 20Nila

i WTP

Res

po

nd

en (R

p/O

ran

g)

Jumlah Responden (Orang)

Kurva WTP Responden

Page 93: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

74

Tabel 4.14.

Nilai Total WTP

No. WTP Frekuensi

(Jumlah

Responden)

Populasi Jumlah Total

(Rp) (Orang) (Rp)

1. Rp 10.000 16 15451 Rp 154.510.000

2. Rp 15.000 5 4828 Rp 72.420.000

3. Rp 20.000 3 2897 Rp 57.940.000

4. Rp 30.000 3 2897 Rp 86.910.000

5. Rp 50.000 3 2897 Rp 144.850.000

Total 30 28972* Rp 516.630.000

Sumber: Data primer diolah, 2018

*Jumlah populasi merupakan jumlah rumah tangga Kelurahan Pondok

Benda dan Kelurahan Pamulang Barat.

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai total WTP responden sebesar

Rp 516.630.000 per bulan, dimana jumlah populasi merupakan jumlah rumah

tangga Kelurahan Pondok Benda dan seluruh KK Kelurahan Pamulang Barat.

Jumlah populasi tersebut digunakan untuk mendapatkan nilai ekonomi Situ

Ciledug berdasarkan WTP responden.

E. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak

(Ghozali, 2013:160). Data yang baik adalah data yang residualnya berdistribusi

normal.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah

residual berdistribusi normal atau tidak. Pertama, melihat analisis grafik

dengan menggunakan grafik histogram. Data yang normal akan ditunjukkan

dengan grafik histogram regression standardized residual yang berbentuk

menyerupai lonceng. Kemudian dapat pula melihat normalitas dengan melihat

normal probability plot, yaitu distribusi normal akan ditunjukkan dengan

sebuah garis lurus diagonal. Hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut:

Page 94: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

75

Gambar 4.6.

Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram

Sumber: Data primer diolah, 2018

Gambar 4.7.

Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot

Sumber: Data primer diolah, 2018

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik histogram dan

normal probability plot di atas, menunjukkan bahwa data berdistribusi secara

normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik histogram yang berbentuk menyerupai

lonceng dan normal probability plot dengan data yang menyebar mengikuti

arah garis diagonal. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa data yang diolah

merupakan data yang berdistribusi normal. Kemudian, selain menggunakan

Page 95: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

76

grafik histogram dan normal probability plot, uji normalitas juga dapat

dilakukan melalui metode uji kolmogorov-smirnov dengan program SPSS.

Tabel 4.15.

Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov Smirnov Test

Unstandardized residual

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.660

Sumber: Data primer diolah, 2018

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov di atas

menunjukkan bahwa besarnya nilai hasil signifikansi sebesar 0.660 yang

berada di atas 0.05. Hal ini menunjukkan data berdistribusi secara normal. Jadi

dari ketiga metode dapat disimpulkan bahwa uji normalitas terpenuhi.

b. Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali,

2013:105).

Tabel 4.16.

Hasil Uji Multikolonieritas

Variabel Collinearity Statistics

Tolerance VIF

DJK 0.317 3.156

USIA 0.349 2.868

DSP 0.339 2.949

PNDDKN 0.224 4.470

DPKRJN 0.408 2.452

PD 0.315 3.179

LMT 0.718 1.393

DPFMS 0.490 2.040

DPPS 0.321 3.111

Sumber: Data primer diolah, 2018

Berdasarkan hasil uji multikolonieritas di atas menunjukkan bahwa tidak

ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Maka,

Page 96: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

77

dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen

dalam model regresi pada penelitian ini.

c. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena

observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.

Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari

satu observasi ke observasi lainnya (Ghozali, 2013:110). Uji autokorelasi

dilakukan dengan menggunakan run test.

Tabel 4.17.

Hasil Uji Autokorelasi dengan Run Test

Runs Test

Unstandardized Residual

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.353

Sumber: Data primer diolah, 2018

Berdasarkan hasil uji autokorelasi dengan run test di atas menunjukkan

bahwa nilai signifikansi sebesar 0.353 yang lebih besar dari nilai signifikansi

0.05. Maka, dapat disimpulkan bahwa residual acak atau random atau tidak

terdapat masalah autokorelasi dalam model regresi pada penelitian ini.

d. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya.

Model regresi yang baik adalah yang homoskesdastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139). Uji heteroskedastisitas dalam

penelitian ini menggunakan metode rank spearman. Metode rank spearman

dilakukan dengan mengkorelasikan variabel independen dengan nilai

residualnya.

Page 97: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

78

Tabel 4.18.

Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Rank Spearman

Variabel Unstandardized Residual

Correlation Coefficient Sig.

DJK -0.012 0.951

USIA -0.050 0.794

DSP -0.054 0.778

PNDDKN -0.087 0.649

DPKRJN -0.016 0.934

PD 0.037 0.845

LMT -0.027 0.886

DPFMS 0.010 0.960

DPPS -0.093 0.626

Sumber: Data primer diolah, 2018

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas dengan rank spearman di atas

menunjukkan bahwa semua nilai probabilitas signifikansi di atas 0.05 yang

menandakan bahwa tidak mengandung heteroskedastisitas dalam model

regresi.

e. Hasil Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang

digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan dalam suatu

penelitian berbentuk linear atau tidak (Ghozali, 2013:166). Metode yang

digunakan dalam uji linearitas adalah metode compare means dengan melihat

nilai signifikansi deviation from linearity pada ouput ANOVA.

Tabel 4.19.

Hasil Uji Linearitas

Variabel Deviation From Linearity

F Sig

DJK 0.276 0.603

USIA 0.310 0.985

DSP 0.030 0.864

PNDDKN 0.463 0.710

DPKRJN 0.585 0.451

PD 0.571 0.639

LMT 21.279 0.000

DPFMS 1.858 0.184

DPPS 0.001 0.970

Sumber: Data primer diolah, 2018

Page 98: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

79

Berdasarkan hasil uji linearitas dengan metode compare means di atas

menunjukkan bahwa masing-masing variabel mempunyai nilai signifikansi

lebih dari 0.05 namun kecuali variabel lama tinggal yang mempunyai nilai

signifikansi 0.000 lebih kecil dari 0.05. Maka, dapat disimpulkan bahwa

masing-masing variabel independen mempunyai hubungan yang linear

terhadap variabel dependen kecuali pada variabel lama tinggal yang tidak

memiliki hubungan linier.

F. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar

kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2013:97).

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Semakin besar nilai R

Square atau mendekati angka 1 maka akan semakin besar kemampuan variabel

independen dalam mempengaruhi variabel dependen. Dalam penelitian ini

menggunakan variabel independen yaitu dummy jenis kelamin, usia, dummy status

pernikahan, tingkat pendidikan, dummy pekerjaan, tingkat pendapatan, lama

tinggal, dummy pengetahuan fungsi dan manfaat situ dan dummy pengetahuan

permasalahan situ serta variabel dependen yaitu willingness to pay.

Tabel 4.20.

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

R Square Adjusted R Square

0.537 0.329

Sumber: Data primer diolah, 2018

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi di atas menunjukkan bahwa nilai R

Square adalah sebesar 0.537, yang berarti kemampuan variabel independen

berpengaruh sebesar 53.7% terhadap variabel dependen. Sedangkan sisanya

(100% - 53.7% = 46.3%) dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model.

G. Hasil Uji Hipotesis

1. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F dilakukan untuk melihat apakah semua variabel independen atau

bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2013:98). Uji F

Page 99: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

80

dilakukan dengan melihat perbandingan nilai signifikansi pada output tabel

ANOVA dengan nilai α (5%).

Tabel 4.21.

Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANOVA

Model F Sig

Regression 2.580 0.037

Sumber: Data primer diolah, 2018

Berdasarkan hasil uji simultan di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung

sebesar 2.580 dengan nilai signifikansi 0.037 atau lebih kecil dari nilai

probabilitas (α) 0,05 atau nilai 0.037 < 0.050. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa variabel independen secara bersama-sama yaitu dummy

jenis kelamin (X1), usia (X2), dummy status pernikahan (X3), tingkat

pendidikan (X4), dummy pekerjaan (X5), tingkat pendapatan (X6), lama tinggal

(X7), dummy pengetahuan fungsi dan manfaat situ (X8) dan dummy

pengetahuan permasalahan situ (X9) memiliki pengaruh atau berpengaruh

secara nyata dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu willingness to pay

(Y).

2. Hasil Uji Signifikansi Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t dilakukan untuk melihat pengaruh satu variabel independen

secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,

2013:98). Dalam penelitian ini uji t dilihat dari perbandingan nilai signifikansi t

dengan nilai α (5%).

Tabel 4.22.

Hasil Uji Individual (Uji t)

Model B Sig.

(Constant) 11696.942 0.426

DJK -6048.495 0.380

USIA 614.238 0.015

DSP -16036.856 0.383

PNDDKN 10457.116 0.022

DPKRJN -15593.934 0.017

PD -3831.366 0.290

LMT 84.311 0.611

DPFMS 10275.309 0.142

DPPS -16486.289 0.229

Sumber: Data primer diolah, 2018

Page 100: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

81

Berdasarkan hasil uji parsial di atas, dapat terlihat masing-masing nilai

signifikansi dari tiap variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut

adalah rincian penjelasan pada masing-masing variabel:

a. Variabel Dummy Jenis Kelamin (X1)

Variabel dummy jenis kelamin memiliki nilai signifikansi sebesar 0.380.

Nilai signifikansi ini lebih besar dari taraf signifikansi yang diisyaratkan

yaitu α = 0.05 atau 0.380 > 0.05. Pengaruh usia (X2), dummy status

pernikahan (X3), tingkat pendidikan (X4), dummy pekerjaan (X5), tingkat

pendapatan (X6), lama tinggal (X7), dummy pengetahuan fungsi dan manfaat

situ (X8) dan dummy pengetahuan permasalahan situ (X9) terhadap

willingness to pay (Y) sama saja untuk jenis kelamin, baik itu laki-laki

ataupun perempuan. Dengan pengertian lain, tidak ada pengaruh interaksi

antara usia (X2), dummy status pernikahan (X3), tingkat pendidikan (X4),

dummy pekerjaan (X5), tingkat pendapatan (X6), lama tinggal (X7), dummy

pengetahuan fungsi dan manfaat situ (X8) dan dummy pengetahuan

permasalahan situ (X9) dengan dummy jenis kelamin (X1) terhadap

willingness to pay (Y). Maka dapat dikatakan variabel ini tidak memiliki

pengaruh secara nyata atau signifikan terhadap variabel willingness to pay.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Sylvia

Amanda (2009) dimana variabel jenis kelamin tidak berpengaruh karena

baik wanita maupun laki-laki secara umum tingkat kepeduliannya terhadap

lingkungan tidak bisa dikuantifikasikan mana yang lebih besar, sehingga

besarnya willingness to pay pun tidak dapat dicerminkan dari variabel jenis

kelamin.

b. Variabel Usia (X2)

Variabel usia memiliki nilai signifikansi sebesar 0.015 lebih kecil dari

taraf signifikansi yang diisyaratkan yaitu α = 0.05 atau 0.015 < 0.05 yang

menandakan bahwa variabel usia memiliki pengaruh secara nyata atau

signifikan terhadap variabel willingness to pay. Nilai koefisien bertanda

positif yang berarti semakin bertambah usia, maka semakin besar

willingness to pay yang akan diberikan, dengan nilai koefisien sebesar

Page 101: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

82

614.238 dapat diartikan ketika usia bertambah 1 tahun maka willingness to

pay juga akan bertambah sebesar 614.238.

Hal ini dikarenakan, semakin bertambah usia seseorang, seseorang akan

semakin menyadari pentingnya keberadaan Situ Ciledug bagi keseimbangan

ekosistem dan kehidupan masyarakat, baik untuk saat ini maupun masa

yang akan datang. Selain itu, menyadari pula bahwa saat ini lingkungan Situ

Ciledug telah mengalami pencemaran akibat dari berbagai macam aktivitas

penduduk yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang semakin

meningkat di sekitar Situ Ciledug sehingga diperlukan upaya pelestarian

lingkungan Situ Ciledug untuk tetap mempertahankan segala fungsi dan

manfaat yang diberikan oleh Situ Ciledug. Upaya pelestarian lingkungan

juga akan memperbaiki kualitas lingkungan menjadi bersih sehingga

kesehatan hidup pun bisa terjaga.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat usia

seseorang mencerminkan tingkat kedewasaan seseorang. Dengan kata lain,

tingkat usia seseorang akan mempengaruhi seseorang dalam mengambil

suatu tindakan atau keputusan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

dirinya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Haryadi Puspita Sari dan Lilies

Setiartiti (2015) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa usia

berpengaruh positif dan signifikan terhadap willingness to pay. Apabila usia

bertambah maka willingness to pay juga akan mengalami kenaikan dengan

asumsi faktor lain dianggap tetap. Hal ini disebabkan karena semakin

bertambah usia seseorang maka semakin luas cara berfikir dalam memahami

pentingnya suatu kualitas lingkungan.

c. Variabel Dummy Status Pernikahan (X3)

Variabel dummy status pernikahan memiliki nilai signifikansi sebesar

0.383. Nilai signifikansi ini lebih besar dari taraf signifikansi yang

diisyaratkan yaitu α = 0.05 atau 0.383 > 0.05. Pengaruh dummy jenis

kelamin (X1), usia (X2), tingkat pendidikan (X4), dummy pekerjaan (X5),

tingkat pendapatan (X6), lama tinggal (X7), dummy pengetahuan fungsi dan

manfaat situ (X8) dan dummy pengetahuan permasalahan situ (X9) terhadap

Page 102: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

83

willingness to pay (Y) sama saja untuk status pernikahan, baik itu sudah

menikah ataupun belum menikah. Dengan pengertian lain, tidak ada

pengaruh interaksi antara dummy jenis kelamin (X1), usia (X2), tingkat

pendidikan (X4), dummy pekerjaan (X5), tingkat pendapatan (X6), lama

tinggal (X7), dummy pengetahuan fungsi dan manfaat situ (X8) dan dummy

pengetahuan permasalahan situ (X9) dengan dummy status pernikahan (X3)

terhadap willingness to pay (Y). maka dapat dikatakan variabel ini tidak

memiliki pengaruh secara nyata atau signifikan terhadap variabel

willingness to pay.

Hal ini disebabkan data status pernikahan responden yang diperoleh dari

hasil penyebaran kuesioner dalam penelitian ini tidak bervariasi atau

homogen yaitu responden lebih banyak yang sudah menikah sesuai dengan

tabel 4.6, sehingga variabel dummy status pernikahan tidak berpengaruh

secara nyata atau signifikan terhadap willingness to pay.

d. Variabel Tingkat Pendidikan (X4)

Variabel pendidikan memiliki signifikansi sebesar 0.022 lebih kecil dari

taraf signifikan yang diisyaratkan yaitu α = 0.05 atau 0.022 < 0.05 yang

berarti variabel pendidikan memiliki pengaruh secara nyata dan signifikan

terhadap variabel willingness to pay. koefisien variabel yang bernilai positif

menandakan semakin tinggi pendidikan formal yang ditempuh, maka

semakin besar willingness to pay yang bersedia dikeluarkan oleh responden

untuk pelestarian lingkungan Situ Ciledug.

Nilai koefisien yang diperoleh sebesar 10457.116, artinya ketika

pendidikan formal yang ditempuh seseorang meningkat sebanyak 1 kategori

tingkat pendidikan (kategori 1 untuk SD, kategori 2 untuk SMP, kategori 3

untuk SMA, kategori 4 untuk Diploma (D3), kategori 5 untuk Perguruan

Tinggi (S1) dan kategori 6 untuk Pasca Sarjana (S2)) maka willingness to

pay juga akan meningkat sebesar 10457.116. Hal ini disebabkan bahwa

semakin tinggi pendidikan formal yang ditempuh seseorang, maka

seseorang lebih paham akan pentingnya kualitas lingkungan yang baik,

sehingga seseorang bersedia membayar lebih besar untuk mendapatakan

kualitas lingkungan yang lebih baik.

Page 103: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

84

Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan

formal yang pernah ditempuh seseorang maka semakin baik tingkat

pengetahuan seseorang. Dengan tingkat pengetahuan yang semakin baik

maka akan menambah wawasan serta pandangan yang semakin luas

sehingga seseorang akan lebih paham mengenai dampak-dampak

lingkungan yang akan terjadi apabila tidak ada upaya pelestarian

lingkungan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Nafa Syafa Aturrohmah (2017)

dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap willingness to pay. Seseorang

akan lebih paham dalam menilai lingkungan suatu objek dengan pendidikan

yang tinggi, dibandingkan dengan seseorang yang berpendidikan rendah.

e. Variabel Dummy Pekerjaan (X5)

Variabel dummy pekerjaan memiliki signifikansi sebesar 0.017 lebih

kecil dari taraf signifikan yang diisyaratkan yaitu α = 0.05 atau 0.017 <

0.05. Pengaruh dummy jenis kelamin (X1), usia (X2), dummy status

pernikahan (X3), tingkat pendidikan (X4), tingkat pendapatan (X6), lama

tinggal (X7), dummy pengetahuan fungsi dan manfaat situ (X8) dan dummy

pengetahuan permasalahan situ (X9) terhadap willingness to pay (Y) tidak

sama untuk pekerjaan tersebut, baik bekerja ataupun tidak bekerja. Atau,

pengaruh dummy jenis kelamin (X1), usia (X2), dummy status pernikahan

(X3), tingkat pendidikan (X4), tingkat pendapatan (X6), lama tinggal (X7),

dummy pengetahuan fungsi dan manfaat situ (X8) dan dummy pengetahuan

permasalahan situ (X9) terhadap willingness to pay (Y) tergantung pekerjaan

responden. Dengan kata lain bahwa variabel dummy pekerjaan memiliki

pengaruh secara nyata dan signifikan terhadap variabel willingness to pay.

Nilai koefisien pada variabel dummy pekerjaan sebesar -15593.934, hal

ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel dummy pekerjaan adalah negatif

yang berarti responden yang bekerja akan memberikan willingness to pay

lebih rendah sebesar 15593.934 rupiah. Hal ini dikarenakan sebagian besar

respondennya bekerja sesuai dengan tabel 4.8 namun mayoritas jenis

pekerjaan responden yang bekerja adalah sebagai pegawai swasta yang

Page 104: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

85

pekerjaannya diluar daerah Situ Ciledug. Sehingga manfaat yang diberikan

oleh Situ Ciledug kurang dirasakan oleh responden yang bekerja dalam

kesehariannya.

f. Variabel Tingkat Pendapatan (X6)

Variabel pendapatan memiliki nilai signifikansi sebesar 0.290. Nilai

signifikansi ini lebih besar dari taraf signifikansi yang diisyaratkan yaitu α =

0.05 atau 0.290 > 0.05, maka dapat dikatakan variabel ini tidak memiliki

pengaruh secara nyata atau signifikan terhadap variabel willingness to pay.

Hal ini dikarenakan sebagian besar pendapatan responden sekitar Situ

Ciledug berada pada kisaran kurang dari Rp 1.000.000 sampai Rp 3.000.000

sesuai dengan tabel 4.11. Hal tersebut dapat dikatakan dengan pendapatan

yang tergolong kecil jika dibandingkan dengan UMK Kota Tangerang

Selatan, sehingga seseorang akan lebih mempertimbangkan pengeluaran

yang bersifat primer terlebih dahulu dibandingkan dengan pengeluaran

lainnya.

Hasil penelitian ini pun sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh

Amalia (2011) yang menunjukkan bahwa variabel tingkat pendapatan

memiliki p-value yang lebih besar dari nilai signifikansi yang diisyaratkan

α=0,15 sehingga variabel tersebut dapat diabaikan secara statistik atau tidak

berpengaruh secara nyata.

g. Variabel Lama Tinggal (X7)

Variabel lama tinggal memiliki nilai signifikansi sebesar 0.611. Nilai

signifikansi ini lebih besar dari taraf signifikansi yang diisyaratkan yaitu α =

0.05 atau 0.611 > 0.05, maka dapat dikatakan variabel ini tidak memiliki

pengaruh secara nyata atau signifikan terhadap variabel willingness to pay.

Hal ini disebabkan karena responden yang baru tinggal ataupun sudah lama

tinggal tidak menentukan willingness to pay mereka terhadap lama tinggal

mereka dikarenakan, mereka tidak merasakan perubahan yang parah dari

lingkungan Situ Ciledug sehingga tidak membuat mereka harus turut ikut

membayar.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Eva Nursusandhari (2009) dengan

hasil penelitian menunjukkan bahwa lama tinggal di tempat tinggal saat ini

Page 105: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

86

tidak berpengaruh nyata terhadap willingness to pay responden. Hal tersebut

dikarenakan responden telah terbiasa dengan kondisi lingkungan tersebut.

Salah satu responden pun memaparkan pendapatnya terkait pelestarian

lingkungan Situ Ciledug, Ibu Erni (43) ibu rumah tangga, beliau

berpendapat bahwa dari awal beliau tinggal di sekitar lingkungan Situ

Ciledug hingga saat ini yaitu selama 10 tahun tidak mempermasalahkan

kondisi lingkungan Situ Ciledug dikarenakan dari awal pindah ke tempat

tinggal sekarang yaitu di sekitar Situ Ciledug sampai saat ini, tidak

merasakan perubahan lingkungan yang cukup parah. Dengan kata lain,

sampai saat ini masih dirasa cukup nyaman dengan kondisi lingkungan yang

ada.

h. Variabel Dummy Pengetahuan Fungsi dan Manfaat Situ (X8)

Variabel dummy pengetahuan fungsi dan manfaat situ memiliki nilai

signifikansi sebesar 0.142. Nilai signifikansi ini lebih besar dari taraf

signifikansi yang diisyaratkan yaitu α = 0.05 atau 0.142 > 0.05. Pengaruh

dummy jenis kelamin (X1), usia (X2), dummy status pernikahan (X3), tingkat

pendidikan (X4), dummy pekerjaan (X5), tingkat pendapatan (X6), lama

tinggal (X7), dan dummy pengetahuan permasalahan situ (X9) terhadap

willingness to pay (Y) sama saja untuk pengetahuan fungsi dan manfaat situ,

baik yang tahu ataupun tidak tahu. Dengan pengertian lain, tidak ada

pengaruh interaksi antara dummy jenis kelamin (X1), usia (X2), dummy

status pernikahan (X3), tingkat pendidikan (X4), dummy pekerjaan (X5),

tingkat pendapatan (X6), lama tinggal (X7), dan dummy pengetahuan

permasalahan situ (X9) dengan dummy pengetahuan fungsi dan manfaat situ

(X8) terhadap willingness to pay (Y). Maka dapat dikatakan variabel ini

tidak memiliki pengaruh secara nyata atau signifikan terhadap variabel

willingness to pay.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Amalia

(2011) dimana variabel pengetahuan tentang fungsi dan kerusakan sumber

daya alam tidak dapat mencerminkan kepedulian responden terhadap

kondisi dan lingkungan sumber daya alam sehingga variabel pengetahuan

Page 106: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

87

tentang fungsi dan kerusakan sumber daya alam tidak berpengaruh terhadap

willingness to pay.

i. Variabel Dummy Pengetahuan Permasalahan Situ (X9)

Variabel dummy pengetahuan permasalahan situ memiliki nilai

signifikansi sebesar 0.229. Nilai signifikansi ini lebih besar dari taraf

signifikansi yang diisyaratkan yaitu α = 0.05 atau 0.229 > 0.05. Pengaruh

dummy jenis kelamin (X1), usia (X2), dummy status pernikahan (X3), tingkat

pendidikan (X4), dummy pekerjaan (X5), tingkat pendapatan (X6), lama

tinggal (X7), dummy pengetahuan fungsi dan manfaat situ (X8) terhadap

willingness to pay (Y) sama saja untuk pengetahuan permasalahan situ, baik

yang tahu ataupun tidak tahu. Dengan pengertian lain, tidak ada pengaruh

interaksi antara dummy jenis kelamin (X1), usia (X2), dummy status

pernikahan (X3), tingkat pendidikan (X4), dummy pekerjaan (X5), tingkat

pendapatan (X6), lama tinggal (X7), dummy pengetahuan fungsi dan manfaat

situ (X8) dengan dummy pengetahuan permasalahan situ (X9) terhadap

willingness to pay (Y). Maka dapat dikatakan variabel ini tidak memiliki

pengaruh secara nyata atau signifikan terhadap variabel willingness to pay.

Variabel dummy pengetahuan permasalahan situ juga tidak

mempengaruhi willingness to pay dikarenakan permasalahan tersebut

bukanlah hal pertama yang responden lihat sebelum menentukan willingness

to pay. Hal ini juga menunjukkan bahwa responden tidak peka terhadap

permasalahan lingkungan Situ Ciledug.

Page 107: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

88

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil yang didapat,

kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian mengenai analisis willingness to

pay (WTP) masyarakat terhadap upaya pelestarian lingkungan Situ Ciledug Kota

Tangerang Selatan dengan metode Contingent Valuation Method dan Regresi

Linier Berganda adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik masyarakat yang tinggal di Kelurahan Pondok Benda dan

Kelurahan Pamulang Barat yang berada di sekitar Situ Ciledug yang

diperoleh dari 38 responden menunjukkan bahwa jenis kelamin perempuan

lebih mendominasi dikarenakan ketersediaan data dengan mayoritas berusia

46 tahun keatas dengan status sudah menikah. Tingkat pendidikan formal

terakhir yang ditempuh kebanyakan mencapai tingkat pendidikan Sekolah

Menengah Atas (SMA) dengan mayoritas sudah bekerja yang didominasi

dengan jenis pekerjaan sebagai pegawai swasta Sebagian besar tingkat

pendapatan berada pada kisaran sebesar Rp 2.100.000 sampai Rp 3.000.000

per bulan dan mayoritas lama tinggal menetap antara 10 tahun hingga 30

tahun.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rataan WTP masyarakat yang

tinggal di Kelurahan Pondok Benda dan Kelurahan Pamulang Barat yang

berada di sekitar Situ Ciledug terhadap upaya pelestarian lingkungan Situ

Ciledug adalah sebesar Rp 17.833,33 per bulan untuk setiap rumah tangga.

Sedangkan nilai total WTP sebagai gambaran nilai ekonomi Situ Ciledug

adalah sebesar Rp 516.630.000 per bulan. Nilai ekonomi tersebut dapat

dijadikan sebagai biaya upaya pelestarian lingkungan Situ Ciledug yang

berkelanjutan dan juga mencerminkan kepedulian masyarakat untuk tetap

mempertahankan fungsi dan manfaat Situ Ciledug.

3. Variabel-variabel yang mempengaruhi willingness to pay masyarakat di

sekitar Situ Ciledug dalam upaya pelestarian lingkungan Situ Ciledug

adalah usia, dummy pekerjaan dan tingkat pendidikan. Sedangkan variabel

yang tidak berpengaruh adalah dummy jenis kelamin, dummy status

Page 108: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

89

pernikahan, tingkat pendapatan, lama tinggal, dummy pengetahuan fungsi

dan manfaat situ dan dummy pengetahuan permasalahan situ.

B. Saran

1. Terbukanya peluang pendanaan secara eksternal dari partisipasi masyarakat

berupa bantuan swadaya masyarakat atau iuran dari WTP yang

diperkirakan. WTP tersebut dapat dijadikan sebagai biaya upaya pelestarian

lingkungan Situ Ciledug yang berkelanjutan. Berdasarkan hasil penelitian,

diperoleh bahwa masyarakat bersedia ikut menyumbang dalam upaya

pelestarian lingkungan Situ Ciledug asalkan uang yang mereka sumbangkan

dapat tersalurkan dengan jelas, transparan dan diiringi dengan tindakan yang

nyata sehingga dapat direalisasikan dengan baik upaya pelestarian tersebut.

2. Perlu adanya pendekatan kepada masyarakat dalam bentuk memberikan

penyuluhan dan informasi tentang pentingnya pelestarian lingkungan Situ

Ciledug agar fungsi dan manfaat yang diberikan oleh Situ Ciledug dapat

dirasakan saat ini maupun di masa yang akan datang sehingga diharapkan

masyarakat bisa ikut berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan

Situ Ciledug dan tidak beranggapan bahwa pelestarian lingkungan Situ

Ciledug adalah hanya tugas dan urusan pemerintah saja.

3. Perlu diberlakukan sanksi yang tegas terhadap para pelaku perusak

lingkungan untuk meminimalisasi permasalahan yang terjadi di Situ

Ciledug. Salah satu sanksi yang dapat diberikan kepada para pelaku perusak

lingkungan adalah dengan memberlakukan sistem denda sebesar nilai

ekonomi Situ Ciledug yaitu Rp 516.630.000.

4. Penelitian selanjutnya diharapkan mencakup daerah penelitian yang lebih

luas beserta variabel-variabel yang belum diteliti dalam penelitian ini serta

perlunya penelitian lebih lanjut mengenai aspek teknis bagaimana Situ

Ciledug dapat dimanfaatkan dengan benar seperti potensi wisata sehingga

bisa meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Hal tersebut

diperlukan karena penelitian ini hanya terbatas pada aspek nilai ekonomi

Situ Ciledug.

Page 109: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

90

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, Robiatul. 2011. Diversitas Fitoplankton di Danau Tasikardi Terkait

dengan Kandungan Karbondioksida dan Nitrogen. Skripsi, Jakarta: UIN

Syaarif Hidayatullah.

Amalia, Frizka. 2011. Analisis Kesediaan Membayar Dalam Upaya Pelestarian

Lingkungan Obyek Wisata Tirta Jangari, Waduk Cirata, Desa Bobojong,

Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur. Skripsi, Bogor: Institut Pertanian

Bogor.

Amanda, Sylvia. 2009. Analisis Willingness To Pay Pengunjung Obyek Wisata

Danau Situgede Dalam Upaya Pelestarian Lingkungan. Skripsi, Bogor:

Institut Pertanian Bogor.

Angka, Kota Tangerang Selatan Dalam. 2017.

Asisten Deputi Ekonomi Lingkungan. 2010. Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem

Danau/Waduk. Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup.

Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan. 2017. “Jumlah Penduduk Kota

Tangsel 2010-2017.” Jakarta.

https://tangselkota.bps.go.id/dynamictable/2017/05/09/49/jumlah-

penduduk-kota-tangerang-selatan-2010-2017.html (WEB PENDUDUK

KOTA TANGSEL PER KECAMATAN).

Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan. 2017. “Kecamatan Pamulang

Dalam Angka 2017.” Katalog BPS, Tangerang Selatan.

Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan. 2017. “Kota Tangerang Selatan

Dalam Angka 2017.” Katalog BPS, Tangerang Selatan.

Bratadiredja, Restu Rahayu. 2010. Kajian Pengelolaan Sumber Daya Alam

Danau Situ Gunung Untuk Pengembangan Ekowisata Di Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango. Skripsi, Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Dhaniswara, Manik. 2014. Analisis Willingness To Pay Menuju Pelestarian

Ekosistem Wisata Bahari Karimunjawa, Jawa Tengah. Skripsi, Semarang:

Universitas Diponegoro.

Ermayanti, Ferra. 2012. Valuasi Ekonomi Objek Wisata Ndayu Park Dengan

Metode Biaya Perjalanan dan Metode Valuasi Kontingensi. Skripsi,

Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Fardiansyah, Didi. 2017. Analisa Preferensi, Motivasi dan Persepsi Masyarakat

Dalam Menghuni Apartemen di Kota Bekasi. Skripsi, Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah.

Fauzi, Akhmad. 2010. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Teori dan

Aplikasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Fauzi, Akhmad. 2014. Valuasi Ekonomi dan Penilaian Kerusakan Sumber Daya

Alam dan Lingkungan. Bogor: IPB Press.

Page 110: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

91

Fitri, Dwi Rini Kurnia. 2017. “Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam Dan

Lingkungan.” Batusungkur International Conference (Biology

Department, State Institute for Islamic Studies (IAIN) ) 126.

Fuadi, Fatkhurrohman Ilham. 2016. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan

Sikap Masyarakat Dalam Mencegah Leptospirosis Di Desa Pabelan

Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Skripsi, Surakarta:

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS

21 Up Date PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas

Diponegoro.

Inah, Nasta, dan Suryawan Setianto. 2013. “Peran Kelembagaan Lokal Dalam

Pengelolaan Situ Tujuh Muara (Ciledug), Kota Tangerang Selatan .”

Jurnal Sosek Pekerjaan Umum Vol.5 No.2 76-139.

Indramawan, Dandy Permana. 2014. Analisis Willingness To Pay Pengelolaan

Sampah Terpadu di Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang. Skripsi,

Semarang: Universitas Diponegoro.

Juanda, Bambang. 2009. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Bogor: IPB

PRESS.

KBBI. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses April 14, 2018.

https://kbbi.web.id/didik.

Majid, Ratri Hanindha. 2008. Analisis Willingness To Pay Pengunjung Terhadap

Upaya Pelestarian Kawasan Situ Babakan, Srengseng Sawah, Jakarta

Selatan. Skripsi, Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Masitho, Oktaviani Dewi. 2018. Pengaruh Pendapatan dan Kebijakan

Pemerintah Terhadap Konsumsi Rokok di Kota Bogor. Skripsi, Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah.

Nursiyono, Joko Ade. 2015. Kompas Teknik Pengambilan Sampel. Bogor: IN

MEDIA.

Nursusandhari, Eva. 2009. Persepsi, Preferensi, dan Willingness To Pay

Masyarakat Terhadap Lingkungan Pemukiman Sekitar Kawasan Industri

(Kasus Kawasan Industri di Kelurahan Utama, Cimahi, Jawa Barat).

Skripsi, Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Pertiwi, Pitma. 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan

Tenaga Kerja Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi, Yogyakarta:

Universitas Negeri Yogyakarta.

PPN/Bappenas, Kementerian. 2017. Siaran Pers "Pengelolaan Danau

Berkelanjutan: Sinergi Program dan Para Peran Pemangku

Kepentingan". 9 Mei. Diakses Agustus 17, 2017.

https://www.bappenas.go.id/files/9414/9456/2779/Siaran_Pers_-

_Sinergi_Program_dan_Peran_Para_Pemangku_Kepentingan.pdf.

Puslitbang Sosekling. 2011. Pemetaan Sosial Eknomi dan Lingkungan dalam

Pengelolaan Situ dan Telaga. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum.

Page 111: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

92

Putrakusuma, Dhana. 2014. Estimasi Willingness To Pay Masyarakat dan

Formulasi Strategi Ruang Terbuka Hijau Taman Kota Waduk Pluit

Jakarta Utara. Skripsi, Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Rahmawati, Cintami. 2014. Analisis Willingness To Pay Wisata Air Sungai Pleret

Kota Semarang. Skripsi, Semarang: Universitas Diponegoro.

Riadi, Edi. 2016. Statistika Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS).

Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.

Santika, I Gusti Putu Ngurah Adi. 2015. “Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT)

dan Umur Terhadap Daya Tahan Umum (Kardiovaskuler) Mahasiswa

Putra Semester II Kelas A Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

IKIP PGRI Bali Tahun 2014.” Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi

Volume 1 42-47.

Saputri, Lely Diana Sari. 2018. Willingness To Pay Mahasiswa Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Yogyakarta Tahun Angkatan 2014-2017 Terhadap Mie

Samyang Berlabel Halal LPPOM MUI. Skripsi, Yogyakarta: Universitas

Negeri Yogyakarta.

Sari, Hardiyani Puspita, dan Lilies Setiartiti. 2015. “Willingness To Pay Perbaikan

Kualitas Pelayan Kereta Api.” Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan

Volume 16 Nomor 2 200-209.

Sari, Ratna Eka Puspita. 2010. HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN

DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

KANKER PAYUDARA DI RW.02 KOMPLEKS TAMAN REMPOA INDAH

. SKRIPSI, JAKARTA: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA.

Sarjono, Haryadi, dan Winda Julianita. 2011. SPSS vs LISREL Sebuah Pengantar,

Aplikasi untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat.

Sarwono, Jonathan. 2013. Statistik Multivariat Aplikasi untuk Riset Skripsi.

Yoyakarta: C.V ANDI OFFSET.

Sekretariat Negara. 2016. “Keputusan Gubernur Banten Nomor 561/Kep.553-

Huk/2016 Tentang Penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota di Provinsi

Banten Tahun 2017.” Banten.

Sekretariat Negara. 2012. “Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 13

Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.” Peraturan Daerah,

Tangeran Selatan.

Sekretariat Negara. 2011. “Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 15

Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang

Selatan Tahun 2011-2031.” Tangerang Selatan.

Sekretariat Negara. 2008. “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47

Tahun 2008.” Jakarta.

Sekretariat Negara. 2008. “Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 54

Tahun 2008 Penataan Ruaang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok,

Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur.” Lembaran Negara, Jakarta.

Page 112: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

93

Sekretariat Negara. 2003. “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional .” Jakarta.

Sekretariat Negara. 2004. “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun

2004 Tentang Sumber Daya Air.” Undang-Undang, Jakarta.

Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi dengan SPSS.

Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.

Sumodiningrat, Gunawan. 1996. Ekonometrika Pengantar Edisi Pertama.

Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.

Syafa'aturrohmah, Nafa'. 2017. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Willingness To Pay (WTP) Dalam Upaya Pelestarian Cagar Budaya Pada

Masyarakat Sekitaran Candi Palgading Kelurahan Sinduharjo,

Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Skripsi, Yogyakarta: UIN Sunan

Kalijaga.

2014. Tangseloke. 23 September. Diakses Agustus 30, 2018.

https://tangseloke.com/2014/09/23/wisata-situ-berpotensi-tingkatkan-pad-

kota-tangsel/.

2014. Tangseloke. 30 Juni. Diakses Agustus 30, 2018.

https://tangseloke.com/2014/06/30/ini-potret-kondisi-9-situ-di-tangsel/.

Teori Abraham Maslow. Diakses 2 14, 2018.

http://wardalisa.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/26402/Materi+07+

-+TeoriAbrahamMaslow.pdf.

Wulandari, Ariesta Dwi. 2017. Perilaku Peduli Lingkungan Masyarakat Dalam

Pengelolaan Desa Wisata Kandri Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.

Skripsi, Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Yavanica, Emiliea. 2009. Analisis Nilai Kerusakan Lingkungan dan Kesediaan

Membayar Masyarakat Terhadap Program Perbaikan Lingkungan (Kasus

Pemukiman Bantaran Sungai Ciliwung). Skripsi, Bogor: Institut Pertanian

Bogor.

Page 113: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

94

LAMPIRAN

Page 114: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

95

LAMPIRAN 1

KUESIONER PENELITIAN

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Jl. Ir. H. Juanda no.95 Ciputat – Tangerang Selatan

Banten – 15412 Indonesia

KUESIONER PENELITIAN

Kuesioner ini digunakan sebagai bahan SKRIPSI mengenai “ANALISIS

WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT TERHADAP UPAYA

PELESTARIAN LINGKUNGAN SITU CILEDUG KOTA TANGERANG

SELATAN” yang dilakukan oleh Saya, ANJENG LESTARI (1113084000003).

Saya mohon partisipasi Bapak/ Ibu/ Saudara/i untuk berkenan mengisi kuesioner

ini dengan lengkap sehingga dapat memberikan data yang objektif. Informasi

yang Bapak/ Ibu/ Saudara/i berikan dijamin kerahasiaannya dan tidak untuk

dipublikasikan. Atas perhatian dan partisipasi Bapak/ Ibu/ Saudara/i saya

ucapkan terima kasih.

Nomor Responden :

....................................................................................................................................

..................

Nama :

....................................................................................................................................

..................

Alamat :

....................................................................................................................................

..................

....................................................................................................................................

..................

Tanggal Wawancara :

........................................................................................................ 2017

Page 115: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

96

A. Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin: L / P (Lingkari yang perlu)

2. Usia : ...................................tahun

3. Status Pernikahan : Belum menikah / Sudah menikah. (Lingkari yang

perlu)

4. Pendidikan formal terakhir yang telah ditempuh :

a. SD

b. SMP / Tsanawiyah

c. SMA / STM / Aliyah

d. Diploma (D3)

e. Sarjana (S1)

f. Pasca Sarjana (S2)

5. Apakah pekerjaan anda sehari-hari :

a. Tidak bekerja / Ibu Rumah Tangga / Pensiun

b. Bekerja / Pegawai Negeri Sipil / Pegawai Swasta / Wirausaha /

Lainnya, .......

6. Pendapatan anda per bulan:

a. < Rp 1.000.000

b. Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000

c. Rp 2.100.000 – Rp 3.000.000

d. Rp 3.100.000 – Rp 4.000.000

e. > Rp 4.000.000

7. Sudah berapa lama anda tinggal di tempat anda tinggal saat

ini?....................... tahun

B. Pengetahuan Responden tentang kondisi lingkungan Situ Ciledug

Situ atau danau merupakan genangan air dalam suatu cekungan permukaan

tanah yang terbentuk secara alami maupun buatan yang airnya bersumber dari

air permukaan dan atau air tanah yang memiliki fungsi dan manfaat bagi

kehidupan manusia. Namun, seiring dengan pertumbuhan penduduk yang

semakin meningkat di kawasan situ menimbulkan banyaknya permasalahan

sehingga menyebabkan penurunan kualitas lingkungan pada situ. Penurunan

kualitas lingkungan pada situ akan memberikan dampak negatif untuk

kehidupan.

9. Apakah anda mengetahui fungsi dan manfaat situ atau danau?

a. Tahu “lanjut ke nomor 10”

b. Tidak tahu “lanjut ke nomor 11”

10. Apa fungsi dan manfaat situ menurut anda?

a. Sebagai penampungan air

b. Sebagai daerah resapan air

c. Pengendali banjir

d. Habitat ekosistem kehidupan air yang bernilai ekonomis

Page 116: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

97

e. Berpontensi menjadi wisata alam

f.Lainnya,................................................................................................

11. Apakah anda mengetahui permasalahan lingkungan yang terjadi di situ

atau danau Ciledug?

a. Tahu “lanjut ke nomor 12”

b. Tidak tahu “lanjut ke nomor 13”

12. Apakah bentuk permasalahan lingkungan Situ Ciledug yang anda

ketahui?

a. Pencemaran air oleh sampah

b. Penyusutan luasan situ

c. Berkurangnya populasi ikan

d. Pendangkalan danau sebagai akibat dari sedimentasi

e.Lainnya.................................................................................................

C. Willingness to Pay (Kesediaan Membayar)

Situ Ciledug memiliki fungsi dan manfaat yang sangat penting bagi kehidupan

masyarakat baik untuk saat ini maupun masa yang akan datang. Fungsi dan

manfaat Situ Ciledug diantaranya adalah sebagai tempat pengendali banjir, daerah

resapan air, penampungan air, serta terdapatnya mata pencaharian untuk

meningkatkan pendapatan masyarakat dan lain sebagainya. Namun, saat ini

kondisi lingkungan Situ Ciledug telah mengalami berbagai macam permasalahan

lingkungan, salah satunya yaitu seperti terdapat banyaknya sampah pada situ

sehingga mengakibatkan terjadinya pencemaran air. Hal ini dapat dikatakan

bahwa kondisi lingkungan Situ Ciledug mengalami penurunan kualitas

lingkungan. Kondisi tersebut juga dapat mengancam keberlanjutan akan

keberadaan Situ Ciledug di masa yang akan datang. Agar tidak kehilangan fungsi

dan manfaat situ tersebut, maka dibutuhkan upaya pelestarian lingkungan untuk

tetap mempertahankan keberadaan Situ Ciledug, agar tidak terjadi permasalahan

yang semakin parah akibat dari pengelolaan yang kurang optimal, dana yang

terbatas, budaya dan kebiasaan masyarakat yang tidak menjaga kelestarian

lingkungan dan lainnya. Saat ini, kewenangan pengelolaan Situ Ciledug masih

dalam keadaan tumpang tindih antar lembaga pemerintahan yang disebabkan oleh

belum adanya koordinasi yang jelas antar lembaga tersebut. Namun, di sekitar

Situ Ciledug terdapat lembaga swadaya lokal yang berperan aktif dalam upaya

pengawasan dan pelestarian situ yang berdiri sejak tahun 2004 hingga saat ini dan

seiring dengan berjalannya waktu keberadaannya pun dapat diterima oleh seluruh

elemen masyarakat. Lembaga swadaya lokal tersebut telah melakukan beberapa

upaya dalam melestarikan Situ Ciledug, diantaranya yaitu operasi bersih situ,

penanaman bibit pohon, penyebaran bibit ikan serta menjaga dan mengawasi

aktivitas di sekitar situ yang dilakukan secara rutin setiap bulan. Hal tersebut

harus didukung dengan partisipasi masyarakat seperti berupa willingness to pay

yang didekati dengan biaya pelestarian untuk mendukung terwujudnya upaya

pelestarian lingkungan Situ Ciledug yang berkelanjutan.

Page 117: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

98

13. Anggaplah bahwa saudara sebagai pemanfaat dari fungsi dan

manfaat yang diberikan Situ Ciledug harus ikut membayar upaya

pelestarian lingkungan Situ Ciledug yang di dekati dengan biaya

pelestarian. Berapakah dana maksimal yang bersedia anda

bayarkan melalui biaya pelestarian untuk upaya pelestarian

lingkungan Situ Ciledug?

Rp..............................................................................................................

14. Berikan alasan mengapa anda memilih sejumlah nominal di atas yang

bersedia anda bayarkan dalam upaya pelestarian lingkungan Situ

Ciledug.

Alasannya:

...................................................................................................................

...................................................................................................................

...................................................................................................................

...................................................................................................................

...................................................................................................................

Waktu Pengisian Kuesioner :

Tanda Tangan :

TERIMA KASIH ATAS WAKTU DAN INFORMASI YANG ANDA

BERIKAN

== SELAMAT BERAKTIFITAS KEMBALI ==

Page 118: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

99

LAMPIRAN 2

JENIS KELAMIN RESPONDEN

No Jenis Kelamin

Laki-Laki Perempuan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

Page 119: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

100

LAMPIRAN 3

USIA RESPONDEN

No Usia

1 30

2 47

3 50

4 37

5 38

6 72

7 80

8 65

9 38

10 49

11 50

12 29

13 35

14 23

15 60

16 35

17 43

18 60

19 47

20 58

21 45

22 39

23 42

24 29

25 38

26 43

27 26

28 65

29 56

30 54

31 45

32 50

33 46

34 50

35 57

36 59

37 39

38 33

Page 120: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

101

LAMPIRAN 4

STATUS PERNIKAHAN RESPONDEN

No Status Pernikahan

Sudah Menikah Belum Menikah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

Page 121: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

102

LAMPIRAN 5

PENDIDIKAN TERAKHIR RESPONDEN

No Pendidikan Terakhir Responden

SD SMP SMA Diploma (D3) Sarjana (S1) Pasca Sarjana (S2)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

Page 122: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

103

LAMPIRAN 6

PEKERJAAN RESPONDEN No Bekerja Tidak Bekerja

PNS Pegawai Swasta Wirausaha Lainnya Ibu Rumah Tangga Pensiun

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

Page 123: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

104

LAMPIRAN 7

PENDAPATAN RESPONDEN No < Rp

1.000.000

Rp 1.000.000– Rp

2.000.000

Rp2.100.000–

Rp 3.000.000

Rp 3.100.000–

Rp 4.000.000

> Rp

4.000.000

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

Page 124: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

105

LAMPIRAN 8

LAMA TINGGAL RESPONDEN

No Usia

1 19

2 27

3 5

4 5

5 20

6 1

7 10

8 20

9 38

10 49

11 23

12 29

13 4

14 1

15 22

16 1

17 10

18 27

19 47

20 23

21 10

22 10

23 7

24 25

25 25

26 2

27 2

28 40

29 7

30 20

31 18

32 15

33 3

34 50

35 10

36 3

37 15

38 15

Page 125: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

106

LAMPIRAN 9

PENGETAHUAN RESPONDEN

No Pengetahuan Fungsi dan Manfaat Situ Pengetahuan Permasalahan Situ

Tahu Tidak Tahu Tahu Tidak Tahu

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

Page 126: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

107

LAMPIRAN 10

WILLINGNESS TO PAY RESPONDEN

No Willingness To Pay

1 10,000

2 50,000

3 10,000

4 10,000

5 10,000

6 15,000

7 15,000

8 20,000

9 30,000

10 10,000

11 10,000

12 30,000

13 30,000

14 10,000

15 10,000

16 10,000

17 10,000

18 50,000

19 10,000

20 10,000

21 10,000

22 10,000

23 15,000

24 10,000

25 15,000

26 10,000

27 20,000

28 50,000

29 20,000

30 15,000

Page 127: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

108

LAMPIRAN 11

HASIL UJI NORMALITAS

Page 128: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

109

LAMPIRAN 12

HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS

Variabel Collinearity Statistics

Tolerance VIF

DJK 0.317 3.156

USIA 0.349 2.868

DSP 0.339 2.949

PNDDKN 0.224 4.470

DSPKRJN 0.408 2.452

PD 0.315 3.179

LMT 0.718 1.393

DPFMS 0.490 2.040

DPPS 0.321 3.111

Page 129: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

110

LAMPIRAN 13

HASIL UJI AUTOKORELASI

Hasil Uji Autokorelasi dengan Run Test

Runs Test

Unstandardized Residual

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.353

Page 130: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

111

LAMPIRAN 14

HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Rank Spearman

Variabel Unstandardized Residual

Correlation Coefficient Sig.

DJK -0.012 0.951

USIA -0.050 0.794

DSP -0.054 0.778

PNDDKN -0.087 0.649

DSPKRJN -0.016 0.934

PD 0.037 0.845

LMT -0.027 0.886

DPFMS 0.010 0.960

DPPS -0.093 0.626

Page 131: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

112

LAMPIRAN 15

HASIL UJI LINEARITAS

Hasil Uji Linearitas

Variabel Deviation From Linearity

F Sig

DJK 0.276 0.603

USIA 0.310 0.985

DSP 0.030 0.864

PNDDKN 0.463 0.710

DSPKRJN 0.585 0.451

PD 0.571 0.639

LMT 21.279 0.000

DPFMS 1.858 0.184

DPPS 0.001 0.970

Page 132: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

113

LAMPIRAN 16

HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI (R2)

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

R Square Adjusted R Square

0.537 0.329

Page 133: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

114

LAMPIRAN 17

HASIL UJI SIMULTAN (UJI F)

Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANOVA

Model F Sig

Regression 2.580 0.037

Page 134: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

115

LAMPIRAN 18

HASIL UJI INDIVIDUAL (UJI T)

Hasil Uji Individual (Uji t)

Model B Sig.

(Constant) 11696.942 0.426

DJK -6048.495 0.380

USIA 614.238 0.015

DSP -16036.856 0.383

PNDDKN 10457.116 0.022

DSPKRJN -15593.934 0.017

PD -3831.366 0.290

LMT 84.311 0.611

DPFMS 10275.309 0.142

DPPS -16486.289 0.229

Page 135: ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46702/1/ANJENG... · yang digunakan untuk pengendali banjir serta penyuplai air

116

LAMPIRAN 19

DOKUMENTASI