analisis variabel pembentuk kepuasan konsumen pada · pdf filetujuan dari penelitian ini...

17
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma 1 Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada Ritel Minimarket Alfamart dan Indomaret Di Wilayah Pesanggrahan Jakarta Selatan HENDRIKUS ARINANDA Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Jakarta ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart dan Indomaret di Wilayah Pesanggrahan Jakarta Selatan serta mengetahui variabel yang paling dominan dalam membentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart dan Indomaret di Wilayah Pesanggrahan Jakarta Selatan. Penelitian berlangsung selama bulan Juni 2009. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 orang responden yang dipilih secara acak untuk mengisi kuesioner tersebut. Untuk mengetahui hubungan antar variabel penulis menggunakan metode perhitungan analisis validitas dan reliabilitas, analisis faktor, dan analisis korelasi dengan alat analisis SPSS versi 11.0. Kelima variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart dan Indomaret berdasarkan urutan prioritasnya, yaitu variabel harga, variabel kelengkapan produk, variabel lokasi, variabel promosi, dan variabel pelayanan. Kata kunci : lokasi, promosi, harga, kelengkapan produk, pelayanan, minimarket PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan yang cukup pesat. Sektor ritel dan pusat perbelanjaan menunjukkan perkembangan yang signifikan serta memberikan kontribusi positif dalam pemulihan ekonomi Indonesia. Perkembangan perekonomian memegang peranan yang penting dalam mewujudkan

Upload: phungngoc

Post on 09-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma 1 

 

Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada Ritel Minimarket Alfamart dan Indomaret

Di Wilayah Pesanggrahan Jakarta Selatan HENDRIKUS ARINANDA

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Jakarta

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart dan Indomaret di Wilayah Pesanggrahan Jakarta Selatan serta mengetahui variabel yang paling dominan dalam membentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart dan Indomaret di Wilayah Pesanggrahan Jakarta Selatan. Penelitian berlangsung selama bulan Juni 2009. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 orang responden yang dipilih secara acak untuk mengisi kuesioner tersebut. Untuk mengetahui hubungan antar variabel penulis menggunakan metode perhitungan analisis validitas dan reliabilitas, analisis faktor, dan analisis korelasi dengan alat analisis SPSS versi 11.0. Kelima variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart dan Indomaret berdasarkan urutan prioritasnya, yaitu variabel harga, variabel kelengkapan produk, variabel lokasi, variabel promosi, dan variabel pelayanan. Kata kunci : lokasi, promosi, harga, kelengkapan produk, pelayanan, minimarket

PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi di

Indonesia mengalami perkembangan

dan kemajuan yang cukup pesat.

Sektor ritel dan pusat perbelanjaan

menunjukkan perkembangan yang

signifikan serta memberikan kontribusi

positif dalam pemulihan ekonomi

Indonesia. Perkembangan

perekonomian memegang peranan

yang penting dalam mewujudkan

Page 2: Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma 2 

 

masyarakat yang adil dan makmur.

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi

yang maju khususnya di kota-kota

besar, telah terjadi perubahan di

berbagai sektor termasuk di bidang

industri dan produksi serta pada

kegiatan ritel di Indonesia menjadi

usaha ekonomi berskala besar. Di sisi

lain juga terjadi pergeseran gaya hidup

dari tradisional menjadi modern,

sehingga menciptakan perubahan pola

belanja konsumen terutama di kota

Jakarta.

Syarat yang harus dipenuhi

oleh suatu perusahaan agar dapat

sukses dalam persaingan adalah

berusaha mencapai tujuan untuk

menciptakan dan mempertahankan

konsumen dengan membuat citra yang

baik di mata konsumen itu sendiri

yang nantinya akan menimbulkan

loyalitas yang berkelanjutan. Hal

tersebut dapat dicapai oleh suatu

perusahaan melalui upaya

menghasilkan dan menyampaikan

barang serta jasa yang dibutuhkan

konsumen, di mana kegiatan tersebut

sangat tergantung pada perusahaan

dengan beragam atribut melalui harga,

produk, pelayanan umum, lokasi dan

perilaku konsumen dalam proses

pengambilan keputusan untuk

membeli.

Memilih tempat berbelanja

adalah proses interaksi antara strategi

pemasaran peritel dan karakteristik

individual dan situasional dari

pembeli. Karakteristik individual

seperti gaya hidup menyebabkan

pandangan umum tentang aktivitas

yang terlibat dalam perilaku pembelian

suatu produk. Para peritel

mempengaruhi aktivitas ini dengan

strategi iklan dan promosi.

Karakteristik pembeli juga

mempengaruhi citra tempat berbelanja.

Citra tempat berbelanja pada

gilirannya mempengaruhi pilihan

tempat berbelanja dan produk akhir

atau pembelian merek. Jika

pengalaman masa lalu memuaskan,

maka pilihan akan bersifat kebiasaan.

Kecuali jika faktor-faktor lain berubah

sejak kunjungan terakhir. Proses

pemilihan tempat berbelanja tertentu

merupakan fungsi dari karakteristik

Page 3: Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma 3 

 

konsumen dan karakteristik tempat

berbelanja. Dengan kata lain, tiap

pangsa pasar konsumen akan memiliki

suatu citra dari berbagai tempat

berbelanja. Konsumen memilah-milah

atau membanding-bandingkan

karakteristik tempat berbelanja yang

dirasakan dengan kriteria evaluasi dari

konsumen inti.

Menurut Engel (1995:257)

atribut yang mencolok atau determinan

biasanya masuk dari kategori berikut

ini: (1) lokasi, (2) sifat dan kualitas

kemasan, (3) harga, (4) iklan dan

promosi, (5) personel penjualan, (6)

atribut fisik tempat berbelanja, (7)

kelengkapan produk, (8) atmosfer

tempat berbelanja, serta (9) pelayanan

dan kepuasan setelah transaksi. Namun

dalam penelitian ini penulis hanya

mengambil lima variabel yang paling

utama, karena menurut the use

multiatribut attitude model in store

image study journal of retailing yang

dikutip dari Susanti (2007:3) bahwa

para konsumen potensial yang diminta

memilih dari daftar atribut yang ada

memilih kelima variabel yang dirasa

memiliki pengaruh paling besar dalam

menilai citra tempat berbelanja yaitu

lokasi, promosi, harga, kelengkapan

produk, dan pelayanan.

Bentuk usaha ritel yang

mengalami perkembangan cukup pesat

adalah minimarket. Dewasa ini

bermunculan minimarket dengan

berbagai fasilitas yang semakin

lengkap. Pada dasarnya keberhasilan

usaha ritel terletak pada penyediaan

produk sehari-hari, baik secara kualitas

maupun kuantitas serta harga yang

terjangkau terutama bagi masyarakat

berpenghasilan sedang.

Dengan melihat banyaknya

keinginan konsumen yang beraneka

ragam, memberi peluang besar bagi

para pelaku bisnis untuk mendirikan

ritel minimarket di Wilayah

Pesanggrahan Jakarta Selatan. Hal ini

disebabkan karena letak daerah yang

strategis dan dikelilingi oleh komplek

perumahan. Dalam hal ini penulis

ingin mengetahui kepuasan konsumen

dengan mempertimbangkan variabel-

variabel pembentuk kepuasan

Page 4: Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma 4 

 

konsumen dalam berbelanja di ritel

minimarket Alfamart dan Indomaret.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang

masalah di atas maka identifikasi

masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hubungan antar

variabel pembentuk kepuasan

konsumen pada ritel

minimarket Alfamart dan

Indomaret.

2. Apakah variabel yang paling

dominan dalam membentuk

kepuasan konsumen pada ritel

minimarket Alfamart dan

Indomaret.

TUJUAN PENELITIAN

1. Mengidentifikasi variabel

pembentuk kepuasan

konsumen pada ritel

minimarket Alfamart dan

Indomaret.

2. Untuk mengetahui variabel

yang paling dominan dalam

membentuk kepuasan

konsumen pada ritel

minimarket Alfamart dan

Indomaret.

MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diperoleh dari

penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan yang

lebih baik bagi perusahaan ritel

dalam melaksanakan keputusan

pemasaran produk.

2. Menambah pengetahuan dan

cakrawala berpikir dalam

pengembangan wawasan dalam

mempelajari segala perilaku

produsen yang berkaitan

dengan cara untuk memenuhi

kepuasan konsumen.

3. Menjadi referensi dalam

pembuatan penelitian dalam

konteks sejenis dengan ruang

lingkup yang lebih luas.

HIPOTESIS

Hipotesis dalam penelitian ini

adalah:

Page 5: Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma 5 

 

H1: Hubungan antar variabel

pembentuk kepuasan konsumen

pada ritel minimarket Alfamart

dan Indomaret adalah signifikan.

H2: Variabel lokasi, promosi, harga,

kelengkapan produk, dan

pelayanan mampu membentuk

kepuasan konsumen.

TELAAH PUSTAKA

Menurut Kotler dan Armstrong

(1997:10) kepuasan konsumen adalah

sejauh mana anggapan kinerja produk

memenuhi harapan konsumen. Bila

kinerja produk lebih rendah

dibandingkan harapan konsumen maka

konsumen merasa tidak puas. Bila

kinerja produk sesuai dengan harapan

konsumen maka konsumen merasa

puas.

Menurut Umar (2000:50)

kepuasan konsumen adalah tingkatan

perasaan konsumen setelah

membandingkan dengan harapannya.

Seorang konsumen konsumen jika

merasa puas dengan nilai yang

diberikan oleh produk atau jasa maka

sangat besar kemungkinannya untuk

menjadi konsumen dalam waktu yang

lama.

Menurut Umar (2000:51),

kepuasan dibagi menjadi dua macam,

yaitu:

a. Kepuasan fungsional

merupakan kepuasan yang

diperoleh dari fungsi suatu

produk yang dimanfaatkan.

b. Kepuasan psikologika

merupakan kepuasan yang

diperoleh dari atribut yang

bersifat tidak berwujud dalam

waktu yang lama.

Menurut Tjiptono (2001:160)

ada beberapa strategi yang dapat

dipadukan untuk meraih dan

meningkatkan kepuasan konsumen,

yaitu:

1. Relationship marketing

Dalam strategi ini hubungan

transaksi antara penyedia jasa

Page 6: Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma 6 

 

dan konsumen berkelanjutan,

tidak berakhir setelah

penjualan selesai. Dengan kata

lain, menjalin suatu kemitraan

jangka panjang dengan

konsumen secara terus-

menerus.

2. Superior customer services

Perusahaan yang menerapkan

strategi ini berusaha

menawarkan pelayanan yang

lebih ungggul dibandingkan

para pesaingnya.

3. Unconditional guarantees

Komitmen untuk memberikan

kepuasan kepada konsumen

yang akhirnya akan menjadi

sumber dinamisme

penyempurnaan kualitas jasa

dan kinerja perusahaan.

Menurut Kotler (1997:503)

dalam memuaskan keluhan konsumen

ditemukan bahwa perusahaan-

perusahaan yang efektif dalam

menyelesaikan masalah sebagai

berikut:

1. Mengembangkan program

pelatihan dan kriteria

penerimaan karyawan yang

memperhitungkan peran

perbaikan pelayanan oleh

karyawan.

2. Mengembangkan pedoman

perbaikan pelayanan yang

berfokus pada pencapaian

perlakuan yang memadai dan

kepuasan konsumen.

3. Membongkar semua hambatan

yang mempersulit konsumen

untuk melakukan pengaduan,

juga mengembangkan

tanggapan yang efektif

termasuk memberi ganti rugi

atau kegagalan pelayanan.

4. Mempertahankan basis data

produk dan konsumen yang

memungkinkan perusahaan

menganalisis tipe dan sumber

keluhan serta menyesuaikan

kebijakan.

Menurut Supranto (2001:80)

terdapat enam elemen evaluasi

kepuasan konsumen, yaitu:

Page 7: Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma 7 

 

1. Product, yaitu bagaimana

konsumen merasa puas

terhadap fisik produk.

2. Sales, yaitu pelayanan

penjualan yang dilakukan oleh

perusahaan.

3. After sales services, yaitu

pelayanan yang diberikan

kepada konsumen setelah

terjadi transaksi jual beli.

4. Location, yaitu lokasi

distribusi suatu barang dan jasa

yang mempengaruhi kepuasan

konsumen.

5. Culture, yaitu budaya atau

tradisi konsumen yang dapat

mempengaruhi kepuasan

konsumen akan nilai suatu

produk.

6. Time, yaitu pengaruh waktu

terhadap kualitas barang dan

jasa.

METODE PENELITIAN

Metode Pengumpulan Data

Sesuai dengan jenis penelitian

yang dilakukan, yaitu penelitian

deskriptif. Maka metode pengumpulan

data yang digunakan adalah metode

survei, yaitu teknik pengumpulan data

primer yang diperoleh secara langsung

berupa opini atau pendapat dari subjek

yang diteliti (responden) dengan

menjawab pernyataan-pernyataan

kuesioner.

Survei dilakukan kepada para

konsumen ritel minimarket Alfamart

yang terletak di Jalan Bintaro Permai

Raya No. 44 dan Jalan Merpati Raya

No. 1, ritel minimarket Indomaret

yang terletak di Jalan Pesanggrahan

Raya No. 3 dan Jalan M. Saidi Raya

No. 109 dengan mengajukan kuesioner

kepada 100 orang responden.

Kuesioner berbentuk pernyataan

tertutup, yaitu kuesioner yang

menyajikan pernyataan dengan pilihan

jawaban.

Teknik pengukuran yang

digunakan adalah skala likert.

Page 8: Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma 8 

 

Penelitian terhadap pernyataan diberi

bobot nilai 5 untuk penilaian Sangat

Setuju, bobot nilai 4 untuk penilaian

Setuju, bobot nilai 3 untuk penilaian

Cukup Setuju, bobot nilai 2 untuk

penilaian Tidak Setuju, bobot nilai 1

untuk penilaian Sangat Tidak Setuju.

Variabel Penelitian

Indikator pengukur variabel

yang digunakan adalah:

1. Variabel lokasi

2. Variabel promosi

3. Variabel harga

4. Variabel kelengkapan produk

5. Variabel pelayanan

Metode Analisis Data

Metode penelitian yang

digunakan adalah metode statistik

dengan mengggunakan analisis

validitas dan reliabilitas, analisis

faktor, analisis korelasi. Alat analisis

yang digunakan dalam penelitian ini

adalah SPSS versi 11.0.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan

untuk menunjukkan tentang sifat suatu

alat ukur apakah cukup akurat, stabil

atau konsisten dalam mengukur apa

yang ingin diukur. Dari perhitungan

yang ada didapatkan hasil pada kelima

variabel yaitu variabel lokasi, promosi,

harga, kelengkapan produk, dan

pelayanan (berdasarkan tabel 1, tabel

2, tabel 3, tabel 4, dan tabel 5)

menunjukkan hasil Cronbach's Alpha

pada masing-masing variabel yaitu

pada variabel lokasi sebesar 0,7045

yang berarti sudah reliabel, pada

variabel promosi sebesar 0,7677 yang

berarti cukup reliabel, pada variabel

harga sebesar 0,6812 yang berarti

sudah reliabel, pada variabel

kelengkapan produk sebesar 0,7120

yang berarti sudah reliabel, dan pada

variabel pelayanan sebesar 0,6519

yang berarti sudah reliabel.

Page 9: Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma 9 

 

Analisis Faktor

Analisis faktor digunakan

untuk mengidentifikasikan variabel

dasar yang menerangkan pola

hubungan dalam suatu himpunan

variabel observasi. Variabel layak jika

KMO MSA (Kaiser Mayer Olkin

Measure of Sampling Adequancy)

lebih besar dari 0,5, jika pada KMO

MSA lebih besar, maka proses analisis

dapat dilanjutkan. Dan dalam

perhitungan seluruh analisis factor

dapat diketahui bahwa nilai KMO

MSA (Kaiser Mayer Olkin Measure of

Sampling Adequancy) pada kelima

variabel yaitu variabel lokasi, promosi,

harga, kelengkapan produk, dan

pelayanan (tabel 6, tabel 7, dan tabel 8,

tabel 9, dan tabel 10) angkanya

menunjukkan lebih besar dari 0,5

dengan tingkat signifikan 0,000 yaitu

jauh dibawah angka 0,05.

Analisis Korelasi

Pada tabel korelasi yaitu pada tabel

11 dapat dihasilkan hasil korelasi

sebagai berikut:

a. Hubungan antara Lokasi

dengan Promosi.

Koefisien korelasi bertanda

positif sebesar 0.600 menunjukkan

hubungan Lokasi dengan Promosi

searah, artinya jika variabel Lokasi

pada ritel minimarket diterima

baik oleh konsumen maka variabel

Promosi semakin baik pula

diterima konsumen yang

berbelanja pada ritel minimarket.

Sebaliknya jika variabel Lokasi di

ritel minimarket kurang diterima

oleh konsumen maka variabel

Promosi pada ritel minimarket

kurang diterima oleh konsumen

yang berbelanja pada ritel

minimarket. Misalnya, dengan

lokasi yang strategis dan promosi

yang dapat dipercaya akan

menarik konsumen untuk

berbelanja pada ritel minimarket

tersebut, hal ini dapat membentuk

kepuasan konsumen pada ritel

minimarket.

Page 10: Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma 10 

 

b. Hubungan antara Lokasi

dengan Harga.

Koefisien korelasi bertanda

positif sebesar 0.490 menunjukkan

hubungan Lokasi dengan Harga

searah, artinya jika variabel Lokasi

pada ritel minimarket diterima

baik oleh konsumen maka variabel

Harga semakin baik pula diterima

konsumen yang berbelanja pada

ritel minimarket. Sebaliknya jika

variabel Lokasi di ritel minimarket

kurang diterima oleh konsumen

maka variabel Harga pada ritel

minimarket kurang diterima oleh

konsumen yang berbelanja pada

ritel minimarket. Misalnya,

dengan lokasi yang strategis dan

harga produk kompetitif akan

menarik konsumen untuk

berbelanja pada ritel minimarket

tersebut, hal ini dapat membentuk

kepuasan konsumen pada ritel

minimarket.

c. Hubungan antara Lokasi

dengan Kelengkapan Produk.

Koefisien korelasi bertanda

positif sebesar 0.539 menunjukkan

hubungan Lokasi dengan

Kelengkapan Produk searah,

artinya jika variabel Lokasi pada

ritel minimarket diterima baik

oleh konsumen maka variabel

Kelengkapan Produk semakin baik

pula diterima konsumen yang

berbelanja pada ritel minimarket.

Sebaliknya jika variabel Lokasi di

ritel minimarket kurang diterima

oleh konsumen maka variabel

Kelengkapan Produk pada ritel

minimarket kurang diterima oleh

konsumen yang berbelanja pada

ritel minimarket. Misalnya,

dengan lokasi yang strategis dan

jenis produk yang ditawarkan

lengkap akan menarik konsumen

untuk berbelanja pada ritel

minimarket tersebut, hal ini dapat

membentuk kepuasan konsumen

pada ritel minimarket.

Page 11: Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma 11 

 

d. Hubungan antara Lokasi

dengan Pelayanan.

Koefisien korelasi bertanda

positif sebesar 0.596 menunjukkan

hubungan Lokasi dengan

Pelayanan searah, artinya jika

variabel Lokasi pada ritel

minimarket diterima baik oleh

konsumen maka variabel

Pelayanan semakin baik pula

diterima konsumen yang

berbelanja pada ritel minimarket.

Sebaliknya jika variabel Lokasi di

ritel minimarket kurang diterima

oleh konsumen maka variabel

Pelayanan pada ritel minimarket

kurang diterima oleh konsumen

yang berbelanja pada ritel

minimarket. Misalnya, dengan

lokasi yang strategis dan

pelayanan yang cepat akan

menarik konsumen untuk

berbelanja pada ritel minimarket

tersebut, hal ini dapat membentuk

kepuasan konsumen pada ritel

minimarket.

e. Hubungan antara Promosi

dengan Harga.

Koefisien korelasi bertanda

positif sebesar 0.642 menunjukkan

hubungan Promosi dengan Harga

searah, artinya jika variabel

Promosi pada ritel minimarket

diterima baik oleh konsumen

maka variabel Harga semakin baik

pula diterima konsumen yang

berbelanja pada ritel minimarket.

Sebaliknya jika variabel Promosi

di ritel minimarket kurang

diterima oleh konsumen maka

variabel Harga pada ritel

minimarket kurang diterima oleh

konsumen yang berbelanja pada

ritel minimarket. Misalnya,

dengan promosi yang dapat

dipercaya dan harga produk

kompetitif akan menarik

konsumen untuk berbelanja pada

ritel minimarket tersebut, hal ini

dapat membentuk kepuasan

konsumen pada ritel minimarket.

Page 12: Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma 12 

 

f. Hubungan antara Promosi

dengan Kelengkapan Produk.

Koefisien korelasi bertanda

positif sebesar 0.675 menunjukkan

hubungan Promosi dengan

Kelengkapan Produk searah,

artinya jika variabel Promosi pada

ritel minimarket diterima baik

oleh konsumen maka variabel

Kelengkapan Produk semakin baik

pula diterima konsumen yang

berbelanja pada ritel minimarket.

Sebaliknya jika variabel Promosi

di ritel minimarket kurang

diterima oleh konsumen maka

variabel Kelengkapan Produk

pada ritel minimarket kurang

diterima oleh konsumen yang

berbelanja pada ritel minimarket.

Misalnya, dengan promosi yang

dapat dipercaya dan jenis produk

yang ditawarkan lengkap akan

menarik konsumen untuk

berbelanja pada ritel minimarket

tersebut, hal ini dapat membentuk

kepuasan konsumen pada ritel

minimarket.

g. Hubungan antara Promosi

dengan Pelayanan.

Koefisien korelasi bertanda

positif sebesar 0.468 menunjukkan

hubungan Promosi dengan

Pelayanan searah, artinya jika

variabel Promosi pada ritel

minimarket diterima baik oleh

konsumen maka variabel

Pelayanan semakin baik pula

diterima konsumen yang

berbelanja pada ritel minimarket.

Sebaliknya jika variabel Promosi

di ritel minimarket kurang

diterima oleh konsumen maka

variabel Pelayanan pada ritel

minimarket kurang diterima oleh

konsumen yang berbelanja pada

ritel minimarket. Misalnya,

dengan promosi yang dapat

dipercaya dan pelayanan yang

cepat akan menarik konsumen

untuk berbelanja pada ritel

minimarket tersebut, hal ini dapat

membentuk kepuasan konsumen

pada ritel minimarket.

Page 13: Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma 13 

 

h. Hubungan antara Harga

dengan Kelengkapan Produk.

Koefisien korelasi bertanda

positif sebesar 0.644 menunjukkan

hubungan Harga dengan

Kelengkapan Produk searah,

artinya jika variabel Harga pada

ritel minimarket diterima baik oleh

konsumen maka variabel

Kelengkapan Produk semakin baik

pula diterima konsumen yang

berbelanja pada ritel minimarket.

Sebaliknya jika variabel Harga di

ritel minimarket kurang diterima

oleh konsumen maka variabel

Kelengkapan Produk pada ritel

minimarket kurang diterima oleh

konsumen yang berbelanja pada

ritel minimarket. Misalnya,

dengan harga produk kompetitif

dan jenis produk yang ditawarkan

lengkap akan menarik konsumen

untuk berbelanja pada ritel

minimarket tersebut, hal ini dapat

membentuk kepuasan konsumen

pada ritel minimarket.

i. Hubungan antara Harga

dengan Pelayanan.

Koefisien korelasi bertanda

positif sebesar 0.625 menunjukkan

hubungan Harga dengan

Pelayanan searah, artinya jika

variabel Harga pada ritel

minimarket diterima baik oleh

konsumen maka variabel

Pelayanan semakin baik pula

diterima konsumen yang

berbelanja pada ritel minimarket.

Sebaliknya jika variabel Harga di

ritel minimarket kurang diterima

oleh konsumen maka variabel

Pelayanan pada ritel minimarket

kurang diterima oleh konsumen

yang berbelanja pada ritel

minimarket. Misalnya, dengan

harga produk kompetitif dan

pelayanan yang cepat akan

menarik konsumen untuk

berbelanja pada ritel minimarket

tersebut, hal ini dapat membentuk

kepuasan konsumen pada ritel

minimarket.

Page 14: Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma 14 

 

j. Hubungan antara Kelengkapan

Produk dengan Pelayanan.

Koefisien korelasi bertanda

positif sebesar 0.596 menunjukkan

hubungan Kelengkapan Produk

dengan Pelayanan searah, artinya

jika variabel Kelengkapan Produk

pada ritel minimarket diterima

baik oleh konsumen maka variabel

Pelayanan semakin baik pula

diterima konsumen yang

berbelanja pada ritel minimarket.

Sebaliknya jika variabel

Kelengkapan Produk di ritel

minimarket kurang diterima oleh

konsumen maka variabel

Pelayanan pada ritel minimarket

kurang diterima oleh konsumen

yang berbelanja pada ritel

minimarket. Misalnya, dengan

jenis produk yang ditawarkan

lengkap dan pelayanan yang cepat

akan menarik konsumen untuk

berbelanja pada ritel minimarket

tersebut, hal ini dapat membentuk

kepuasan konsumen pada ritel

minimarket.

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Kesimpulan

Dari lima variabel yang telah

diuji dan dianalisis dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Hubungan antar variabel

pembentuk kepuasan

konsumen pada ritel

minimarket Alfamart dan

Indomaret adalah signifikan.

2. Variabel lokasi, promosi,

harga, kelengkapan produk,

dan pelayanan mampu

membentuk kepuasan

konsumen pada ritel

minimarket Alfamart dan

Indomaret.

3. Dari lima variabel yang paling

dominan membentuk kepuasan

konsumen pada ritel

minimarket Alfamart dan

Indomaret adalah variabel

harga.

Implikasi

Dengan mengetahui bahwa

lima variabel dapat membentuk

kepuasan konsumen pada ritel

minimareket Alfamart dan Indomaret,

Page 15: Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma 15 

 

maka penelitian ini dapat menjadi

masukan bagi pengusaha ritel

minimarket untuk lebih memahami

konsumen dan menerapkannya dalam

strategi pemasaran. Harga

menunjukkan variabel yang paling

mendominasi dalam membentuk

kepuasan konsumen berbelanja pada

ritel minimarket Alfamart dan

Indomaret di Wilayah Pesanggrahan

Jakarta Selatan. Untuk variabel-

variabel yang lain perlu adanya

evaluasi dan peningkatan promosi dan

pelayanan yang telah dilakukan agar

kualitas dan kuantitas pada ritel

minimarket dapat diterima dengan baik

oleh para konsumen.

DAFTAR PUSTAKA

Amir, Taufiq M. 2005. Dinamika Pemasaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Engel, James F. 1995. Perilaku Konsumen, Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara.

Firmansyah, Herry. 2005. Atribut-atribut Swalayan Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Memilih Hero

Supermarket. Depok: Universitas Gunadarma.

Indrakusuma, Johanes. Analisis Multi Atribut Yang Mempengaruhi Preferensi Belanja Online Produk Tiket Pesawat Di Kalangan Mahasiswa UKWMS. http://lpks1.wima.ac.id/pphks/accurate/makalah/PR15.pdf. Diunduh bulan Juni 2009.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 1996. Dasar Pemasaran. Jakarta: PT Prenhallindo.

Ma’aruf, Hendri. 2005. Pemsaran Ritel. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Rustika dan M. Wahyuddin. Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Matahari Department Store Di Solo Grand Mall. http://eprints.ums.ac.id/834/1/2.rustika.pdf. Diunduh bulan Mei 2009.

Santoso, Singgih. 2006. Menggunakan SPSS Untuk Statistik Multivariat. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Schiffman, Leon G. 2004. Perilaku Konsumen Edisi Ketujuh. Jakarta: Indeks.

Simamora, Bilson. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia.

Supranto, Johanes. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan

Page 16: Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma 16 

 

Edisi 1. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Susanti, Anita. 2007. Analisis Perbandingan Persepsi Konsumen Minimarket Indomaret Dengan Alfamart Di Komplek Cahaya Kemang Permai Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Tjiptono, Fandy. 2001. Strategi Pemasaran Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Andi Offset.

Trinton, P. 2006. SPSS 11 Terapan Statistik: Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: Andi Offset.

Umar, Husein. 2000. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Whidya, Christina. 2006. Manajemen Ritel: Strategi dan Manajemen Ritel Modern. Jakarta: Salemba Empat.

Yuliarmi, Ni Nyoman dan Putu Riyasa. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan PDAM Kota Denpasar. http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/yuliarmi%281%29.pdf. Diunduh bulan Juni 2009.

LAMPIRAN

Tabel 1 Operasionalisasi Variabel Lokasi

No Pernyataan Cronbach’s Alpha

1 Lokasi dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan

0,7045

2 Tempat parkir yang luas dan aman Sumber: data diolah SPSS 11.0

Tabel 2 Operasionalisasi Variabel Promosi

No Pernyataan Cronbach’s Alpha

1 Informasi katalog yang dapat dipercaya 0,7677 2 Adanya hadiah langsung atas pembelian

sejumlah produk tertentu Sumber: data diolah SPSS 11.0

Tabel 3 Operasionalisasi Variabel Harga

No Pernyataan Cronbach’s Alpha

1 Harga produk kompetitif dengan harga yang ditawarkan pesaing

0,6812

2 Terdapat diskon pada event tertentu Sumber: data diolah SPSS 11.0

Tabel 4 Operasionalisasi Variabel Kelengkapan Produk

No Pernyataan Cronbach’s Alpha

1 Kelengkapan variasi dan jenis produk yang ditawarkan

0,7120

2 Produk yang ditawarkan merupakan kebutuhan sehari-hari

Sumber: data diolah SPSS 11.0

Page 17: Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma 17 

 

Tabel 5 Operasionalisasi Variabel Pelayanan

No Pernyataan Cronbach’s Alpha

1 Pengetahuan pramuniaga atas produk yang ditawarkan

0,6519

2 Proses transaksi pembayaran yang cepat

Sumber: data diolah SPSS 11.0

Tabel 6 Analisis Faktor Variabel Lokasi

No Kode Faktor KMO Sig 1 lokasi1 0,500

Sig 0,000 2 lokasi2 Sumber: data diolah SPSS 11.0

Tabel 7 Analisis Faktor Variabel Promosi

No Kode Faktor KMO Sig 1 promosi1 0,500

Sig 0,000 2 promosi2 Sumber: data diolah SPSS 11.0

Tabel 8 Analisis Faktor Variabel Harga

No Kode Faktor KMO Sig 1 harga1 0,500

Sig 0,000 2 harga2 Sumber: data diolah SPSS 11.0

Tabel 9 Analisis Faktor Variabel Kelengkapan Produk

No Kode Faktor KMO Sig 1 lengkap1 0,500

Sig 0,000 2 lengkap2 Sumber: data diolah SPSS 11.0

Tabel 10 Analisis Faktor Variabel Pelayanan

No Kode Faktor KMO Sig 1 layan1 0,500

Sig 0,000 2 layan2 Sumber: data diolah SPSS 11.0

Tabel 11 Korelasi

lokasi promosi harga lengkap layan

lokasi Pearson Correlation 1,000 ,600 ,490 ,539 ,596

Sig. (2-tailed) , ,000 ,000 ,000 ,000

N 100 100 100 100 100

promosi Pearson Correlation ,600 1,000 ,642 ,675 ,468

Sig. (2-tailed) ,000 , ,000 ,000 ,000

N 100 100 100 100 100

harga Pearson Correlation ,490 ,642 1,000 ,644 ,625

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 , ,000 ,000

N 100 100 100 100 100

lengkap Pearson Correlation ,539 ,675 ,644 1,000 ,596

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 , ,000

N 100 100 100 100 100

layan Pearson Correlation ,596 ,468 ,625 ,596 1,000

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,

N 100 100 100 100 100

Sumber: data diolah SPSS 11.0

Gambar 1 Model Hasil Analisis

 

Lokasi

Harga

Promosi

Layan

Lengkap

Kepuasan Konsumen