analisis potensi dan hambatan yang dihadapi...

23
ANALISIS POTENSI DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI UMKM DALAM MENGEMBANGKAN USAHA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG): STUDI KASUS KECAMATAN PANCORAN MAS, KOTA DEPOK Hendry Meilano Trenggana 1) , 10206426 Masodah, Edi Minaji Pribadi 1) Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen Universitas Gunadarma 1) Email: [email protected] ABSTRAK Keberadaan UMKM sangat besar kontribusinya bagi perekonomian negara. Dengan berbagai peran yang disumbangkan oleh UMKM seperti dalam penyerapan tenaga kerja dan kontribusi dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional, UMKM memiliki potensi yang besar untuk dapat berkembang untuk dapat menjadi motor utama penggerak ekonomi bangsa. Sumbangan UMKM terhadap PDB Nasional tahun 2008 menunjukkan angka 2.609,36 triliyun dan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 90.896.270 orang. Potensi yang dimiliki UMKM pada berbagai aspek usaha seperti aspek modal, aspek produksi, aspek pemasaran, dan aspek manajemen menunjukkan UMKM memiliki peluang untuk berkembang. Dimana dengan mayoritas sumber modal UMKM masih dari milik sendiri dapat dikembangkan dengan menambah modal melalui sumber lain seperti kredit perbankan. Pendidikan tenaga kerja mayoritas adalah SMP dan SMA, dengan tingkat pendidikan demikian potensi dikembangkan dengan mengadakan pelatihan cukup besar. Aspek pemasaran dapat dikembangkan dengan menambah media pemasaran lainnya yang pada umumnya UMKM masih hanya menggunakan toko saja. Aspek manajemen menunjukkan hasil bahwa sebagian besar UMKM sudah menerapkan pencatatan keuangan dengan demikian akses menuju modal melalui perbankan akan menjadi lebih baik. Penyajian data dengan menggunakan teknologi SIG memberikan informasi yang akurat dan detail mengenai pola sebaran UMKM. Penyampaian data melalui proses visualisasi sehingga memudahkan dalam memahami karakteristik UMKM. Kata Kunci : Analisis Potensi, Sistem Informasi Geografis PENDAHULUAN Ketahanan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam mengatasi krisis global yang terjadi pada bangsa ini beberapa tahun lalu memberikan kontribusi yang sangat baik bagi kestabilan perekonomian nasional. Jumlah UMKM pun kian berkembang, pada periode tahun 2007-2008 jumlah UMKM mengalami peningkatan sebesar 2,88%. Jumlah UMKM yang tadinya 49.824.123 pada tahun 2007 meningkat di tahun 2008 menjadi 51.257.537 dengan jumlah peningkatan sebesar 1.433.414 (Depkop, 2009). UMKM memberikan kontribusi yang besar dalam penyerapan tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran yang sekarang ini menjadi masalah bagi bangsa ini. Pada tahun 2008, UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90.896.270 orang atau 97,04% dari total penyerapan tenaga kerja yang ada jumlah ini meningkat sebesar 2,43% atau 2.156.526 orang dibanding tahun 2007 (Depkop, 2009).

Upload: trinhanh

Post on 16-Jul-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS POTENSI DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3477/1... · 2012-09-17 · pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 38,88%. Sedangkan

ANALISIS POTENSI DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI UMKM DALAM MENGEMBANGKAN USAHA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG): STUDI KASUS KECAMATAN PANCORAN MAS, KOTA DEPOK

Hendry Meilano Trenggana1), 10206426Masodah, Edi Minaji Pribadi

1)Fakultas Ekonomi, Jurusan ManajemenUniversitas Gunadarma

1)Email: [email protected]

ABSTRAKKeberadaan UMKM sangat besar kontribusinya bagi perekonomian negara.

Dengan berbagai peran yang disumbangkan oleh UMKM seperti dalam penyerapan tenaga kerja dan kontribusi dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional, UMKM memiliki potensi yang besar untuk dapat berkembang untuk dapat menjadi motor utama penggerak ekonomi bangsa. Sumbangan UMKM terhadap PDB Nasional tahun 2008 menunjukkan angka 2.609,36 triliyun dan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 90.896.270 orang.

Potensi yang dimiliki UMKM pada berbagai aspek usaha seperti aspek modal, aspek produksi, aspek pemasaran, dan aspek manajemen menunjukkan UMKM memiliki peluang untuk berkembang. Dimana dengan mayoritas sumber modal UMKM masih dari milik sendiri dapat dikembangkan dengan menambah modal melalui sumber lain seperti kredit perbankan. Pendidikan tenaga kerja mayoritas adalah SMP dan SMA, dengan tingkat pendidikan demikian potensi dikembangkan dengan mengadakan pelatihan cukup besar. Aspek pemasaran dapat dikembangkan dengan menambah media pemasaran lainnya yang pada umumnya UMKM masih hanya menggunakan toko saja. Aspekmanajemen menunjukkan hasil bahwa sebagian besar UMKM sudah menerapkan pencatatan keuangan dengan demikian akses menuju modal melalui perbankan akan menjadi lebih baik.

Penyajian data dengan menggunakan teknologi SIG memberikan informasi yang akurat dan detail mengenai pola sebaran UMKM. Penyampaian data melalui proses visualisasi sehingga memudahkan dalam memahami karakteristik UMKM.

Kata Kunci : Analisis Potensi, Sistem Informasi Geografis

PENDAHULUAN

Ketahanan Usaha Mikro Kecildan Menengah (UMKM) dalam mengatasi krisis global yang terjadi pada bangsa ini beberapa tahun lalu memberikan kontribusi yang sangat baik bagi kestabilan perekonomian nasional. Jumlah UMKM pun kian berkembang, pada periode tahun 2007-2008 jumlah UMKM mengalami peningkatan sebesar 2,88%. Jumlah UMKM yang tadinya 49.824.123 pada tahun 2007 meningkat di tahun 2008 menjadi 51.257.537

dengan jumlah peningkatan sebesar 1.433.414 (Depkop, 2009).

UMKM memberikan kontribusi yang besar dalam penyerapan tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran yang sekarang ini menjadi masalah bagi bangsa ini. Pada tahun 2008, UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90.896.270 orang atau 97,04% dari total penyerapan tenaga kerja yang ada jumlah ini meningkat sebesar 2,43% atau 2.156.526 orang dibanding tahun 2007 (Depkop, 2009).

Page 2: ANALISIS POTENSI DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3477/1... · 2012-09-17 · pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 38,88%. Sedangkan

Pada tahun 2008, kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional melalui ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp. 40,75 triliun atau 28,48% yaitu dengan tercapainya angka sebesar Rp. 183,76 triliun atau 20,17% dari total ekspor non migas nasional. Kontribusi UMKM terhadap penciptaan investasi nasional juga cukup besar. Berdasarkan harga berlaku tahun 2000, kontribusi UMKM tahun 2007 tercatat sebesar Rp. 461,1 triliun atau 52,99% dari total investasi nasional sebesar Rp. 870,17 triliun dan pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 38,88%. Sedangkan kontribusi UMKM terhadap penciptaan Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional tahun 2007 dan tahun 2008 sebesar 56,23% dan 55,56% (PDB Nasional menurut harga berlaku tahun 2000). Angka yang cukup besar dalam kontribusinya pada perekonomian nasional (Depkop, 2009).

Kota Depok bermula dari sebuah kecamatan yang berada di lingkungan Kewedaan (Pembantu Bupati) wilayah Parung Kabupaten Bogor, kemudian pada tahun 1976 perumahan mulai dibangun baik oleh Perum Perumnas maupun pengembang yang kemudian diikuti dengan dibangunnya kampus Universitas Indonesia (UI), serta meningkatnya perdagangan dan jasa yang semakin pesat sehingga diperluikan kecepatan pelayanan. Kota Depok dalam perkembangannya dalam bidang pemerintahan yang semula terdiri dari 3 kecamatan (Pancoran Mas, Beji, dan Sukmajaya) bertambah jumlahnya menjadi 6 kecamatan (Cimanggis, Sawangan, Limo, Pancoran Mas, Beji, dan Sukmajaya) dan terakhir jumlah kecamatan yang ada menjadi 11(Cimanggis, Cipayung, Cilodong, Cinere, Bojongsari, Tapos, Sawangan, Limo, Pancoran Mas, Beji, dan Sukmajaya).

Jumlah UMKM di Kota Depok cukup besar. Berdasarkan data Kantor Koperasi dan UKM, jumlah UMKM

yang ada di Kota Depok sebanyak 2.400 unit, dengan rincian 2.352 usaha kecil dan 48 usaha menengah. Data resmi dari Kadin Kota Depok mencatat ada 569 unit usaha sedangkan UKM Center Kota Depok mencatat ada 150 unit usaha. Komoditi-komoditi dari UMKM pun beragam, antara lain : kerajinan ukiran kayu, kerajinan dari bambu, pakaian jadi rajutan, kancing plastik dan makanan jadi. Dari segi usaha jasa antara lain sektor perdagangan eceran, catering, salon kecantikan dan bengkel las.

Depok mengalami pertumbuhan yang cenderung meningkat tiap tahunnya. Pada tahun 2004 PDRB atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan sebesar 13.77%, pada tahun 2005 sebesar 19.115%, pada tahun 2006 sebesar 18.91%, dan pada tahun 2007 sebesar 16.262% dengan laju pertumbuhan rata-rata tiap tahun sebesar 17.014%. Distribusi terbesar PDRB terletak pada lapangan usaha industri pengolahan sebesar 38.30% dan perdagangan, hotel & restoran sebesar 30.44%. Kontribusi Kota Depok terhadap PDRB seluruh kabupaten/kota Provinsi Jawa Barat atas dasar harga berlaku pada tahun 2004 sebesar 2.09%, pada tahun 2005 dan 2006 sebesar 2.06%, dan pada tahun 2007 sebesar 2.12% (BPS, 2008).

UMKM di Depok memiliki peran yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja. Berdasarkan data BPS tahun 2008 tercatat sebanyak 108.353 tenaga kerja yang terserap oleh UMKM di Kota Depok. Kontribusi UMKM terhadap nilai investasi Kota Depok sebesar 66.347.12 juta rupiah.

Sistem informasi geografis (SIG) adalah suatu sistem informasi berbasis-komputer untuk memasukkan, menyimpan, manipulasi, analisis dan display data spasial dengan koneksi dengan data atribut dalam bentuk tabel, yang digunakan untuk pemecahan berbagai masalah dalam bidang riset, perencanaan dan manajemen (Aronof,

Page 3: ANALISIS POTENSI DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3477/1... · 2012-09-17 · pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 38,88%. Sedangkan

1991). Keberadaan Sistem Informasi Geografis ini dapat memudahkan dalam penyimpanan data base serta pengelolaan data spasial. Analisis spasial UMKM yang dihasilkan dari SIG dapat memudahkan bagi pihak terkait dalam membuat suatu keputusan. Informasi yang dihasilkan SIG dapat dibuat dengan detail sehingga kebutuhan akan informasi akan sangat terpenuhi.

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa UMKM di Indonesia memiliki potensi yang cukup besar. Kota Depok yang memiliki jumlah UMKM yang sangat besar dengan berbagai macam jenis komoditinya juga memberikan gambaran yang sama tentang potensi yang besar dari adanya UMKM. UMKM di Depok selain sebagai sumber pendapatan daerah juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja karena sebagian besar usahanya masih padat karya. Namun demikian UMKM di Depok pun memiliki hambatan-hambatan dalam mengembangkan usahanya serta orientasinya menuju pasar ekspor. Hambatannya hampir sama dengan hambatan yang dialami UMKM pada umumnya seperti yang telah diuraikan di atas. Penggunaan SIG dalam membantu menganalisis data UMKM dapat memudahkan pihak terkait dalam membuat keputusan. Penelitian ini ditujukan untuk memberikan Analisis Potensi dan Hambatan yang Dihadapi UMKM dalam Mengembangkan Usaha dengan Menggunakan Alat Bantu Sistem Informasi Geografis (SIG): Studi Kasus Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok.

Keberadaan UMKM di Kota Depok menghadapi tantangan dalam mengembangkan usahanya. Tantangannya antara lain adalah globalisasi, kurangnya diversifikasi produk, dan rendahnya aksesbilitas terhadap sumberdaya produktif, terutama yang berkaitan dengan pembiayaan, informasi, promosi, teknologi, dan

jaringan bisnis produk ekspor (Rafinaldy, 2004).

Dari hambatan-hambatan tersebut maka rumusan masalah dari penelitian adalah sebagai berikut:1. Bagaimana karakteristik UMKM

yang ada di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok?

2. Bagaimana sebaran dari UMKM yang ada di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok?

3. Bagaimana potensi dari UMKM di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok pada berbagai aspek usaha?

4. Hambatan apa yang dihadapi UMKM yang ada di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok dalam mengembangkan usahanya?

5. Bagaimana teknologi SIG dapat dimanfaatkan untuk menyajikan hasil analisis UMKM?

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Mengidentifikasi karakteristik dari

UMKM yang ada di KecamatanPancoran Mas Kota Depok.

2. Memberikan gambaran sebaran UMKM yang ada di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok.

3. Memberikan gambaran mengenai potensi UMKM di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok dari berbagai aspek usaha.

4. Mengidentifikasi hambatan yang dihadapi UMKM yang ada di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok dalam mengembangkan usahanya.

5. Memanfaatkan teknologi SIG dalam menyajikan hasil analisis UKM.

TELAAH PUSTAKA

Definisi Usaha Kecil Menurut Undang-Undang

Menurut Undang-Undang N0. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil: “Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi

Page 4: ANALISIS POTENSI DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3477/1... · 2012-09-17 · pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 38,88%. Sedangkan

kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Kriteria untuk Usaha Kecil adalah :

a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

b. memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satumiliar rupiah);

c. milik WNI;d. berdiri sendiri, bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar;

e. berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.”

Definisi UMKM Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Kecil, Mikro dan Menengah :

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.Kriteria untuk Usaha Mikro adalah memiliki aset maksimal Rp. 50.000.000,- dan omset maksimal Rp. 300.000.000,-.

b. UsahaKecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badanusaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadibagian baik langsung maupun tidak langsung dari usahamenengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria UsahaKecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.Kriteria untuk Usaha Kecil adalah memiliki aset Rp. 50.000.000,- sampai Rp. 500.000.000 dan omset antara Rp. 300.000.000,- sampai Rp. 2.500.000.000,-.

c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.Kriteria untuk Usaha Menengah adalah memiliki aset Rp. 500.000.000,- sampai Rp. 10.000.000.000,- dan omset antara Rp. 2.500.000.000,- sampai Rp. 50.000.000.000,-.

Klasifikasi Sektor Usaha

Prinsip klasifikasi menurut jenis kegiatan ekonomi mengikuti konsep pada ISIC (International Standard Classification of All Economic Activities) Revisi tahun 1968. Klasifikasi sektor ini bertujuan memudahkan perbandingan tingkat aktivitas ekonomi antar berbagai macam kegiatan.

Untuk kepentingan penyusunan klasifikasi Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Usaha Menengah disini digunakan 9 penggolongan utama (pokok) sektor ekonomi (Statistik Usaha kecil dan menengah Tahun 2007-2008) yang meliputi :

Page 5: ANALISIS POTENSI DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3477/1... · 2012-09-17 · pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 38,88%. Sedangkan

a. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan PerikananMencakup segala macam pengusahaan dan pemanfaatan benda-benda/barang-barang biologis (hidup) yang berasal dari alam untuk memenuhi kebutuhan atau usaha lainnya.

b. Pertambangan dan PenggalianSektor pertambangan dan penggalian meliputi subsektor minyak dan gas bumi, subsektor pertambangan nonmigas, dan subsektor penggalian.

c. Industri PengolahanIndustri pengolahan merupakan kegiatan pengubahan bahan dasar (bahan mentah) menjadi barang jadi/setengah jadi dan/atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, baik secara mekanis, kimiawi, dengan mesin ataupun dengan tangan.

d. Listrik, Gas dan Air BersihListrik mencakup kegiatan pembangkitan, transmisi, dan distribusi listrik baik untuk keperluan rumahtangga, usaha, industri, gedung kantor pemerintah, penerangan jalan umum, dan lain sebagainya.Gas mencakup kegiatan pengolahan gas cair, produksi gas dengan menggunakan karbonasi arang atau dengan pengolahan yang mencampur gas dengan gas alam atau petroleum atau gas lainnya, serta penyaluran gas cair melalui sistem pipa saluran kepada rumahtangga, perusahaan industri, atau pengguna komersial lainnya.Air bersih mencakup kegiatan penampungan, penjernihan, dan penyaluran air, baku atau air bersih dari terminal air melalui saluran air, pipa atau mobil tangki (dalam satu pengelolaan administrasi dengan kegiatan

ekonominya) kepada rumahtangga, perusahaan industri, atau pengguna komersial lainnya.

e. BangunanBangunan atau Konstruksi, menurut SE 2006 adalah kegiatan penyiapan, pembuatan, pemasangan, pemeliharaan maupun perbaikan bangunan/konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal maupun sarana lainnya.

f. Perdagangan, Hotel dan RestoranPerdagangan adalah kegiatan penjualan kembali (tanpa perubahan eknis) barang baru maupun bekas.Hotel adalah bagian dari lapangan usaha kategori penyediaan akomodasi dan penyediaan makan dan minum.Restoran disebut kegiatan penyediaan makan dan minum adalah usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen yang menjual dan meyajikan makan dan minum untuk umum di tempat usahanya.

g. Pengangkutan dan KomunikasiPengangkutan adalah kegiatan pemindahan orang/penumpang dan/atau barang/ternak dari satu tempat ke tempat lain melalui darat, air maupun udara dengan menggunakan alat angkutan bermotor maupun tidak bermotor.Komunikasi yaitu usaha pelayanan komunikasi untuk umum baik melaui pos, telepon, telegraf/teleks atau hubungan radio panggil (pager).

h. Keuangan, Persewaan dan Jasa PerusahaanSektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan mencakup kegiatan pernatara keuangan,

Page 6: ANALISIS POTENSI DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3477/1... · 2012-09-17 · pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 38,88%. Sedangkan

asuransi, dana pensiun, penunjang pernatara keuangan, realstat, usaha persewaan, dan jasa perusahaan.

i. Jasa-jasaJasa-jasa meliputi kegiatan pelayanan kepada masayarakat yang ditujukan untuk melayani kepentingan rumah tangga, badan usaha, pemerintah dan lembaga-lembaga lain.

Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sistem informasi geografis atau disingkat SIG merupakan suatu sistem berbasis komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menggabungkan, mengatur, mentransformasi, memanipulasi dan menganalisis data-data geografis. Data geografis yang dimaksud di sini adalah data spasial yang ciri-cirinya adalah :

Memiliki geometric properties seperti koordinat dan lokasi.

Terkait dengan aspek ruang seperti persil, kota, kawasan pembangunan.

Berhubungan dengan semua fenomena yang terdapat di bumi, misalnya data, kejadian, gejala atau objek.

Dipakai untuk maksud-maksud tertentu, misalnya analisis, pemantauan ataupun pengelolaan.

Pengertian informasi geografis adalah informasi mengenai tempat-tempat yang terletak di permukaan bumi, pengetahuan mengenai posisi dimana suatu objek terletak di permukaan bumi dan informasi mengenai keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya diketahui.

Data spasial adalah data mengenai objek-objek atau unsur geografis (baik di bawah, di atas dan di

permukaan bumi) yang dapat diidentifikasi dan mempunyai acuan lokasi berdasarkan sistem koordinat atau bergeoreferensi. Data spasial terdiri dari :

Data grafis, yaitu elemen gambar dalam komputer yang bisa berupa titik (node), garis (arc) dan luasan (poligon) dalam bentuk vektor ataupun data raster. Data vektor merupakan data yang dinyatakan dengan koordinat (X,Y). Data raster merupakan data yang dinyatakan dengan grid atau cell (baris, kolom).

Data atribut/tabular, yaitu data dalam bentuk teks atau angka, sesuai dengan karakteristik objeknya yang bersifat kuantitatif atau kualitatif. Contoh data atribut/tabular adalah nama jalan (teks), nomor rumah (angka), panjang dan lebar jalan (angka), kemampuan jalan menahan beban (teks).

Penyajian Data Spasial

Data secara umum adalah representasi fakta dari dunia nyata (realworld). Data dapat disajikan dalam berbagai bentuk, antara lain:

a. Bentuk Uraian (Deskriptif)b. Bentuk Tabularc. Bentuk Grafik dan Diagramd. Bentuk Peta

Data spasial secara sederhana dapat di artikan sebagai data yang memiliki referensi keruangan (geografi). Setiap bagian dari data tersebut selainmemberikan gambaran tentang suatu fenomena, juga selalu dapat memberikan informasi mengenai lokasi dan juga persebaran dari fenomena tersebut dalam suatu ruang (wilayah). Apabila dikaitkandengan cara penyajian data, maka peta merupakan bentuk/cara penyajian data spasial yang paling tepat.

Penyajian data dalam bentuk peta pada dasarnya dilakukan denganmengikuti kaidah-kaidah kartografis

Page 7: ANALISIS POTENSI DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3477/1... · 2012-09-17 · pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 38,88%. Sedangkan

yang pada intinya menekankan padakejelasan informasi tanpa mengabaikan unsur estetika dari peta sebagai sebuah karya seni. Kaidah-kaidah kartografis yang diperlukan dalam pembuatan suatu peta diaplikasikan dalam proses visualisasi data spasial dan penyusunan tata letak (layout) suatu peta.

Visualisasi data spasial pada prinsipnya adalah bagaimanamenampilkan data spasial tersebut. Konsep dasar yang digunakan dalamvisualisasi adalah dimensi dari data yang dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu; titik, garis dan area. Data spasial selanjutnya divisualisasikan dalam bentuk simbol dengan memperhatikan beberapa aspek yaitu:

a. Sifat dan Ukuran Datab. Bentuk, Sifat dan Cara

Penggambaran Simbolc. Variabel Visual Yang Dapat

Digunakan, yang berkait erat dengan Persepsi

Sifat data, dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yakni : (a) data yang mempunyai sifat kualitatif, dan (b) data yang bersifat kuantitatif; sedangkan ukuran data, dapat dikelompokkan menjadi 4 tingkatan, masing-masing : (a) nominal, (b) ordinal, (c) interval, dan (d) rasio.

Bentuk simbol, dapat dikelompokkan menjadi simbol titik, garis, dan area; sedangkan sifat simbol dapat dibedakan menjadi simbol symbolkualitatif dan simbol kuantitatis; dan cara penggambaran simbol dapatdigambarkan secara piktorial, abstrak/geometrik, dan menggunakan huruf (letter).

Variabel visual merupakan variabel yang digunakan untukmembedakan unsur yang diwakili pada setiap simbol. Variabel-variabel tersebut, meliputi : (a) bentuk, (b) ukuran, (c) kepadatan, (d) arah, (e) nilai, dan (f) warna, dan (g) posisi. Pada perkembangan terakhir (setelahkomputer dimanfaatkan secara penuh dalam proses pemetaan), variabeltersebut berkembang pula, dengan bertambahnya variabel transparency(transparansi), shadow (bayangan), dan animation (animasi). Dengan demikian, pertimbangan untuk menentukan simbol pada peta saat ini dapat menggunakan 10 variabel visual.

Pemilihan variabel visual seperti dijelaskan di atas, akan berkaitan erat dengan kesan (persepsi) yang akan diperoleh bagi pengguna peta. Ada 3 (tiga) tingkatan persepsi dalam membaca peta, yaitu : (a) asosiatif, 75 bila pembaca peta dengan cepat memperoleh kesan yang sama (setingkat) terhadap semua fenomena yang dipetakan, (b) order, bila pembaca peta dengan cepat memperoleh kesan bertingkat terhadapsemua fenomena yang dipetakan, dan (c) kuantitatif, bila pembaca peta dengan cepat memperoleh kesan terhadap kuantitas data/fenomena yang dipetakan.

Aspek-aspek tersebut selanjutnya dikemas dalam satu paket simbol, sehingga menghasilkan simbol yang sesuai dengan realita di lapangan dan komunikatif. Bertin (1983), telah mendisain simbol yang dikelompokkan menurut dimensi, variable visual, dan persepsi untuk simbol abstrak seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 1. Variabel Visualisasi dan Persepsi Dalam Disain Simbol Grafis

Page 8: ANALISIS POTENSI DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3477/1... · 2012-09-17 · pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 38,88%. Sedangkan

Tata letak (layout) peta merupakan penempatan data spasial yangakan dipetakan bersama-sama dengan unsur-unsur kartografis yang berupa informasi tepi (border information) yaitu : Judul, Skala, Orientasi, Legenda, Sumber Penyusunan, dsb. Penempatan informasi tepi pada Peta Topografi atau Peta Rupabumi dapat dikatakan sudah baku, namun untuk peta-peta tematik (seperti halnya peta Lahan Kritis)penempatan/pengaturan informasi peta tergantung pada si pembuat peta.Informasi tepi pada peta tematik dapat diletakkan sesuai dengan ruang yang tersedia pada lembar peta, tanpa menghilangkan keseimbangan dankeserasian peta. Judul pada peta tematik, harus jelas dan singkat, dan memuat 3 W, yaitu What, When, Where atau Judul peta harus member informasi tentang : Apa, Kapan, dan Dimana. Untuk penulisan skala, harus dituliskan secara lengkap, yaitu Skala Numerik dan Skala Grafis.

Kerangka Pemikiran

Perkembangan UMKM di Indonesia menunjukan potensi yang sangat besar. Dengan peningkatan sebesar 2,88% pada tahun 2008 keberadaannya memberikan kontribusi yang besar pada Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional sebesar 55,56% dengan nilai sebesar Rp. 2.609,36 triliyun. UMKM menyerap tenaga kerja sekitar 97,04% dari total penyerapan tenaga kerja secara nasional, yaitu 90.896.270 orang. Total jumlah UMKM sebesar 99% dari total seluruh unit usaha yang ada atau sebesar 51.257.537 unit. Dengan prosentase yang sangat besar tersebut menunjukan betapa besarnya potensi UMKM. Jika keberadaan dapat lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah maupun pihak-pihak terkait maka peluang UMKM akan berkembang akan menjadi sangat besar dan akan

menjadikan UMKM sebagai motor penggerak utama perekonomian Indonesia.

Kebijakan-kebijakan pemerintah dapat lebih diutamakan untuk pengembangan UMKM dengan memperhatikan berbagai aspek yang terkait dalam ekonomi negara. Beberapa kebijakan pemerintah yang telah ada yaitu Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun 2004 – 2009 oleh Departemen Koperasi dan UKM. Kebijakan lain dari pemerintah adalah dengan mulai bergulirnya Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada 5 November 2007. Dalam Permendagri No. 59 Tahun 2008 UMKM masuk dalam 26 urusan wajib. Selain itu Rencana Undang-Undang (RUU) Lembaga Keuangan Mikro yang dirumuskan pemerintah untuk disetujui oleh DPR akan sangat membantu UMKM jika sudah disahkan.

Pengembangan infrastruktur yang baik akan sangat mendorong UMKM di Indonesia untuk berkembang. Keberadaan infrastruktur dalam pengembangan ini dirasa masih kurang. Infrastruktur berupa media komunikasi internet ke berbagai daerah dirasa masih kurang dan masih sulit untuk diterapkan. Hal ini dikarenakan akses untuk memperoleh itu masih terbatas dan pengetahuan mengenai penggunaannya pun masih kurang. Jaringan usaha antar UMKM akan sangat membantu dalam mendorong UMKM yang masih dalam proses untuk berkembang. Pengembangan infrastruktur yang lebih baik diharapkan dapat terlaksana guna mendorong UMKM untuk maju menjadi lebih baik lagi.

Kondisi UMKM Kota Depok saat ini menunjukan potensi yang cukup besar. Jika dilihat dari jumlahnya, UMKM Kota Depok dapat memberikan kontribusi yang sangat besar bagi PDB daerah. Komoditinya pun beragam,

Page 9: ANALISIS POTENSI DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3477/1... · 2012-09-17 · pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 38,88%. Sedangkan

anatar lain kerajinan ukiran kayu, kerajinan dari bambu, pakaian jadi

rajutan, kancing plastik dan makanan jadi serta berbagai usaha dari sektor jasa dan perdagangan. Keberadaan UKM Senter sebagai lembaga yang mengakomodir UMKM Kota Depok pun memberikan peluang UMKM untuk memasuki pasar yang lebih luas serta penyuluhan dan pelatihan dari pemerintah akan menjadi lebih optimal melalui lembaga ini. Perhatian pemerintah mengenai UMKM Kota Depok pun mendorong UMKM untuk berkembang. Pihak Pemda Kota Depok juga dalam Matriks Prioritas Pembangunan Kota Depok 2010 telah memasukkan UMKM pada sasaran pertama dalam prioritas untuk menanggulangi kemiskinan. Dinas Koperasi, UKM dan Pasar Kota Depok juga telah melakukan beberapa langkah seperti memberikan pelatihan-pelatihan.

Penggunaan SIG dalam menganalisis potensi dan hambatan

UMKM dapat memudahkan dalam memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Pihak terkait seperti pemerintah maupun investor dalam membuat keputusan yang tepat dengan menggunakan bantuan SIG. Pengelolaan data menggunakan SIG dapat diaplikasikan pada data yang besar sehingga pembuatan data base mengenai UMKM pun dapat terpenuhi.

Kota Depok memiliki potensi yang besar dan dorongan dari pemerintah daerah serta infrastruk yang cukup untuk berkembang. Dengan adanya dorongan Pemda serta perhatiannya mengenai UMKM dapat membuat UMKM menjadi lebih siap untuk mengembangkan usaha ditambah dengan adanya infrastruktur seperti UKM Senter akan sangat mendorong UMKM Kota Depok menjadi lebih baik lagi.

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian

Potensi UMKM Kota Depok

Kebijakan-kebijakan Pemerintah Daerah dan Instansi

Pembangunan Infrastruktur Pendukung yang Memadai

Mendorong UMKM di Kota Depok yang untuk

melakukan pengembangan usaha

Pengembangan Usaha dan Mempersiapkan Menuju Pasar Global

Analisa Potensi (Dengan Alat Bantu SIG)

Page 10: ANALISIS POTENSI DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3477/1... · 2012-09-17 · pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 38,88%. Sedangkan

METODE PENELITIAN

Objek Penelitian

Objek penelitian pada penulisan ini adalah UMKM yang tersebar di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok. Daerah administratif Kecamatan Pancoran Mas mencakup enam kelurahan, yaitu: Pancoran Mas, Depok, Depok Jaya, Rangkapan Jaya, Rangkapan Jaya Baru, dan Mampang.

Gambar 3. Peta Wilayah Studi (Kecamatan Pancoran Mas)

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian ini menguraikan dan menggambarkan mengenai potensi dan hambatan yang dihadapi UMKM dalam mengembangkan usahanya serta memberikan gambaran dan distribusi UMKM yang ada di Kecamatan Pacoran Mas Kota Depok. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data mengenai UMKM yang ada di Kecamatan Pancoran Mas sesuai dengan indikator yang dipakai dalam penelitian ini yaitu aspek modal, aspek produksi, aspek pemasaran, dan aspek manajemen. Data yang didapat kemudian dianalisis untuk mendapatkan gambaran mengenai potensi yang ada pada UMKM, mengidentifikasi hambatan yang dihadapi UMKM dalam mengembangkan usaha.

Data Penelitian

a. Jenis Data

Data yang dipakai dalam penelitian ini terdiri dari data kuantitatif

dan kualitatif. Data kuantitatif adalah suatu karakteristik dari suatu variabel yang nilai-nilainya dinyatakan dalam bentuk numerikal, sedangkan data kualitatif adalah suatu karakteristik dari suatu variabel yang nilai-nilainya dinyatakan dalam bentuk non-numerikal atau atribut-atribut (Bambang Kustituanto, 1994:9). Data kuantitatif dari penelitian ini berupa data jumlah modal, omset, umur usaha, serta jumlah tenaga kerja. Data kualitatif dari penelitian ini berupa data nama UMKM, nama pemilik, status usaha, alamat, komoditi, sumber modal, pasar tujuan, dan lain sebagainya.

b. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik individu atau perorangan. Data ini dapat berupa teks hasil wawancara dengan informan yang sedang dijadikan sampel dalam penelitiannya (Sarwono,2006:209). Data primer diperoleh dari hasil survey langsung di lapangan dengan menggunakan kuesioner dengan cara membagikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi, 1998:140). Kuesioner ini digunakanuntuk memperoleh data karakteristik UMKM yang ada di Kecamatan Pancoran Mas, data yang didapat berasal dari UMKM yang terdaftar maupun yang tidak terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM, Bappeda serta HIPKI Kota Depok yang bersedia menjawab kuesioner.

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain untuk kepentingan sebelumnya. Data sekunder berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan

TAPOS

BE JI

LIMO

SAWANGAN

CIMAN GGIS

CILODONG

SUKMAJ AYABOJONGSARI

CIN ERE

CIPAYUNG

PANCORAN MAS

N

EW

S

Peta KecamatanPancoran Mas - Kota Depok

LEGENDA :

692000

692000

696000

696000

700000

700000

704000

704000

708000

708000

712000

712000

9288

000 9288000

9292

000 9292000

9296

000 9296000

9300

000 9300000

1 0 1

Kilometers

Kel. DepokKel. Depok JayaKel. MampangKel. Pancoran MasKel. Rangkapan JayaKel. Rangkapan Jaya Baru

Page 11: ANALISIS POTENSI DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3477/1... · 2012-09-17 · pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 38,88%. Sedangkan

(Sarwono,2006:209). Adapun data sekunder terdiri dari:1) Data ekonomi UKM dalam bentuk

data statistik

Berkaitan dengan jenis usaha, kapasitas tenaga kerja, kapasitas produksi, dll. Data ini kemudian dipersiapkan untuk diinputkan ke dalam database spasial. Adapun sumber data ini adalah dari Dinas Koperasi dan UKM.

2) Data spasial (peta digital)

Merupakan data dalam bentuk peta digital yang akan diintegrasikan dengan data non-spasial (data sosial ekonomi UKM). Pengadaan data-data tersebut akan bekerja sama dengan Bappeda Kota Depok.

Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah berdasarkan pada database Dinas UKM, Koperasi dan Pasar Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok sejumlah 119 unit usaha. Berdasarkan data tersebut dilakukan reduksi data sehingga dihasilkan data sejumlah 83 unit usaha. Data yang direduksi meliputi usaha yang tidak masuk kriteria UMKM dan yang tidak memiliki alamat yang lengkap. Data yang tidak termasuk kriteria UMKM yaitu Pasar Daerah sebanyak 4 unit, Alfa Retailindo 1 unit, Indomaret 1 unit, SPBU 1 unit, BPD 1 unit, BPR 1 unit, KCP BRI 1 unit, PT Fast Food Indonesia 1 unit, dan Ramayana 1 unit. Data yang tidak memiliki alamat yang lengkap sejumlah 24.

b. Sampel

Karena penelitian ini survey, yaitu penelitian yang melakukanpengumpulan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relatif besar jumlahnya (Furchan, 2004). Penelitian

ini menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok, maka dalam penelitian ini tidak dilakukan pengambilan sampel lebih dahulu dari populasi yang ada, akan tetapi yang dijadikan sampel adalah responden yang bersedia menjawab kuisioner. Berdasarkan survey yang dilakukan pada 83 unit usaha didapatkan 72 unit usaha yang dapat ditemukan sedangkan sisanya 11 unit usaha tidak dapat ditemukan. Penyebaran kuesioner dilakukan pada 72 unit usaha tersebut tetapi kuesioner yang kembali sebanyak 41.

Metode Analisis

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data statistik deskriptif, yaitu bidang ilmu statistik yang mempelajari tata cara penyusunan dan penyajian data yang diperoleh dari hasil penelitian. Definisi lain dari statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagai mana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi dan bila penting yang dilakukan untuk sampel, maka analisisnya juga menggunakan analisis deskriptif.

Bagian utama analisis deskriptif adalah pembuatan distribusi frekuensi atau marginal yang mendeskripsikan sebaran jawaban atas tiap-tiap butir pertanyaan atau variable dalam perangakat data. Distribusi frekuensi adalah suatu daftar dari seluruh kategori yang mungkin untuk tiap-tiap variable menunjukkan jumlah responden dalam tiap-tiap kategori. Distribusi frekuensi dapat disusun lewat table distribusi frekuensi. Table distribusi frekuensi digunakan untuk semua variable dan disusun secara tersendiri. Tabel-tabel distribusi frekuensi ini merupakan bahan dasar untuk analisis selanjutnya

Page 12: ANALISIS POTENSI DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3477/1... · 2012-09-17 · pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 38,88%. Sedangkan

disamping untuk basis data yang sama dimasa yang akan datang (Eriyanto, 318:1999).

Dalam penelitian ini table distribusi frekuensi memuat tiga kolom yaitu: item jawaban, kolom frekuensi dan prosentase.Table distribusi frekuensi jawaban ditentukan sebagai berikut:

Tabel 1. Contoh Tabe

Frekuensi

Pendidikan Pemilik Usaha

Frekuensi

SD 2

SMP 1

SMA 18

Perguruan Tinggi 20

Setelah tersaji dalam table distribusi frekuensi, hasil dari table tersebut dideskripsikan sebagai hasil analisa dan ditarik kesimpulan untuk mengetahui kesimpulan dari analisa dapat diketahui dengan menggunakan rata-rata hitung dari setiap variable yang ada. Rata-rata hitung merupakan hasil perhitungan nilai-nilai butir dibagi dengan jumlah obsevasi yang dihitung dari jumlah responden dikalikan jumlah butir soal didapatkan rumus (Dujan 200:115):

= mean (ratahitung)

x1+x2+x3+...+xn = penjumlahanbutir

= jumlah bservasi

Tahapan dalam analisis data sebagai berikut :

disamping untuk basis data yang sama dimasa yang akan datang (Eriyanto,

Dalam penelitian ini table distribusi frekuensi memuat tiga kolom yaitu: item jawaban, kolom frekuensi dan prosentase.Table distribusi frekuensi

ntukan sebagai berikut:

Tabel Distribusi

Frekuensi prosentase

4,88

2,44

43,90

48,78

Setelah tersaji dalam table distribusi frekuensi, hasil dari table

dideskripsikan sebagai hasil analisa dan ditarik kesimpulan untuk mengetahui kesimpulan dari analisa dapat diketahui dengan menggunakan

rata hitung dari setiap variable yang rata hitung merupakan hasil

nilai butir dibagi engan jumlah obsevasi yang dihitung

dari jumlah responden dikalikan jumlah butir soal didapatkan rumus (Dujan

mean (rata-rata

penjumlahan nilai

jumlah bservasi

Tahapan dalam analisis data

a. Tabulasi Data, hasil kuisioner tersebut akan terjelma dalam angka, tabel-tabel dari jawaban responden ke masing-masing aspek yang ada pada industri kecil.

b. Reduksi Data, merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, menmemperhalus data yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga finalnya menyakinkan untuk dapat ditarik kesimpulan.

c. Analisis Deskriptif, digunakan untuk mengungkap gambaran data lapangan secara deskriptif dengan cara menginterpretasikan hasil pengolahan lewat tabulasi data dan analisis berdasarkan indikator yang dipakai yaitu modal, tenaga kerja, teknologi peralatan, pemasaran, inovasi, dan manajemen usaha. Analisis diskriptif tersebut berguna untuk mendukung interpretasi terhadap hasil analisis yang dilakukan.

Penyajian Data dan Hasil Analisis dengan ArcViewGIS

ArcViewGIS merupakan salah satu software GIS yang dapat digunakan untuk menyajikan, dan menganalisis data spasial. Data spasial merupakan yang memiliki referensi ruang (georeference) dimana berbagai data atribut terletak dalam berbagai spasial. Setiap bagian dari data tersebut selain memberikan gambaran tentang suatu fenomena, juga selalu dapatmemberikan informasi mengenai lokasi dan juga persebaran daritersebut dalam suatu ruang (wilayah). Apabila dikaitkan dengan cara penyajian data, maka peta merupakan bentuk/cara penyajian data spasial yang paling tepat.Sekarang ini data spasial menjadi media penting untuk perencanaan pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan pada cakupan wilayah

hasil kuisioner tersebut akan terjelma dalam angka,

tabel dari jawaban responden masing aspek yang ada

merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, memperhalus data yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga finalnya menyakinkan untuk dapat ditarik

Analisis Deskriptif, analisis ini digunakan untuk mengungkap gambaran data lapangan secara

iptif dengan cara menginterpretasikan hasil pengolahan lewat tabulasi data dan analisis berdasarkan indikator yang dipakai yaitu modal, tenaga kerja, teknologi peralatan, pemasaran, inovasi, dan manajemen usaha. Analisis diskriptif tersebut berguna

mendukung interpretasi terhadap hasil analisis yang

Penyajian Data dan Hasil Analisis

ArcViewGIS merupakan salah satu software GIS yang dapat digunakan untuk menyajikan, dan menganalisis data spasial. Data spasial merupakan datayang memiliki referensi ruang kebumian

) dimana berbagai data atribut terletak dalam berbagai unit

ri data tersebut memberikan gambaran tentang

suatu fenomena, juga selalu dapatmemberikan informasi mengenai lokasi dan juga persebaran dari fenomena tersebut dalam suatu ruang (wilayah).

dengan cara penyajian akan bentuk/cara

data spasial yang paling tepat.Sekarang ini data spasial menjadi media penting untuk perencanaan pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan pada cakupan wilayah

Page 13: ANALISIS POTENSI DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3477/1... · 2012-09-17 · pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 38,88%. Sedangkan

continental, nasional, regional maupun lokal. Pemanfaatan data spasial semakin meningkat setelah adanya teknologi pemetaan digital dan pemanfaatannya pada Sistem Informasi Geografis (SIG). Format data spasial dapat berupa vector(polygon, line, points) maupun raster.Data atribut dalam bentuk tabulasi dapat

merupakan data kuantatif maupun kualitatif yang dapat disajikan dalam lingkungan software Arcview bersama dengan data spasial. Pada tahap ini database UKM dalam bentuk tabulasi dapat disajikan beserta hasil analisis UKM yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya.

Gambar 4. Diagram Alur Metodologi

Data UMKM Kota Depok(Data Dinas Kota Depok)

Pengelompokan UMKM Menjadi Kecamatan

(Data Dinas Kota Depok)

Data UMKM Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok(Data Dinas Kota Depok)

Pencatatan Lokasi Dengan Menggunakan GPS

Pengumpulan Data Internal UMKM dengan Menggunakan

Kuesioner

Peta Sebaran UMKM Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok Dengan Menggunakan SIG

Identifikasi Potensi dan Hambatan UMKM dalam Mengembangkan Usaha

Analisa Potensi dan Hambatan UMKM untuk Berkembang

Berorientasi Ekspor

Page 14: ANALISIS POTENSI DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3477/1... · 2012-09-17 · pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 38,88%. Sedangkan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pemilik dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Jumlah responden sebanyak 41 responden dan berikut ini dapat dilihat karakteristik atau identitas responden dalam penelitian ini.a. Karakteristik Responden

Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 41 responden dalam penelitian ini berjenis kelamin pria sejumlah 26 orang dengan proporsi sebesar 63,41% dari total responden dan sejumlah 15 orang berjenis kelamin wanita dengan proporsi sebesar 36,59% dari total responden. Dari keseluruhan responden terlihat bahwa jumlah responden didominasi oleh pria. Hal ini karena pria berperan sebagai kepala keluarga yang harus berusaha mencari nafkah. Mazzarol et al., (1991)mengemukakan bahwa pengusaha dengan jenis kelamin wanita secara umum lebih sedikit sebagai pengusaha daripada jenis kelamin pria. Kolvereid (1996) juga mengemukakan bahwa jenis kelamin pria secara signifikan mempunyai jiwa kewirausahaan yang lebih tinggi dibanding dengan wanita.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa dari 41 jumlah responden yang ditemui, jumlah terbesar responden berusia antara 33 s/d 40 tahun dengan prosentase sebesar 31,71 % atau berjumlah 13 responden, urutan kedua responden yang berusia antara 41 s/d 48tahun sebanyak 12 responden dengan prosentase 29,27 %, urutan ketigaresponden yang berusia antara 49 s/d 56tahun sebanyak 7 responden dengan prosentase 17,07%, urutan keempatresponden yang berusia antara 25 s/d 32tahun sebanyak 6 responden dengan prosentase 14,63 %, urutan kelima

responden yang berusia antara 57 s/d 64tahun sebanyak 2 responden dengan prosentase 4,88% dan sisanya yaitu responden yang berusia antara 65 s/d 72tahun dengan jumlah sebanyak 1responden dengan prosentase hanya 2,44%.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitianmenunjukan dari sejumlah 41 responden,jumlah terbesar responden dalam penelitian ini berpendidikan setara perguruan tinggi (Sarjana/D3/D2/D1)dengan prosentase 48,78 % atau sebanyak 20 responden, kemudian yang kedua berpendidikan SMA dengan prosentase 43,90 % atau sebanyak 18 responden, yang ketiga berpendidikan SD dengan prosentase 4,88% atau sejumlah 2 responden. Sedangkan responden yang berpendidikan SMPsebanyak 1 responden atau 2,44 % .Karakteristik UMKM Kecamatan

Pancoran Mas

a. Kriteria Usaha Berdasarkan Undang-Undang No.20 Tahun 2008

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 mengenai Usaha Mikro Kecil dan Menengah, kriteri usaha didasarkan pada jumlah modal yang dimiliki berserta omzet yang diperoleh. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat bahwa UMKM yang masuk ke dalam kriteria Usaha Mikro sejumlah 28 usaha atau sebesar 68,29%, sedangkan Usaha Kecil sejumlah 11 usaha atau sebesar 26,83% , dan Usaha Menengah sejumlah 2 usaha atau sebesar 4,88%.

b. UMKM Berdasarkan Sektor Usaha

Berdasarkan data yang diperoleh, UMKM berdasarkan sektor Usaha Dari seluruh data yang diperoleh, terdapat 14

Page 15: ANALISIS POTENSI DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3477/1... · 2012-09-17 · pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 38,88%. Sedangkan

usaha atau sebesar 34,15% yang masuk ke dalam sektor industri pengolahan, kemudian terdapat 18 usaha atau sebesar 43,90% merupakan sektor perdagangan, hotel & restoran, dan 9 usaha atau sebesar 21,95% merupakan sektor jasa-jasa. Dari keseluruhan didominasi oleh sektor perdagangan, hotel & restoran. Hal ini dikarena sektor inilah yang paling mudah dilakukan jika ingin berwirausaha. Tidak terlalu banyak keahlian khusus yang diperlukan jika ingin melakukan usaha di sektor ini.

Potensi UMKM Kecamatan Pancoran

Keberadaan UMKM sudah sangat jelas manfaatnya bagi perekonomian Indonesia. Dengan adanya UMKM Indonesia dapat bertahan dari krisis global yang terjadi pada awal tahun 2008. Berdasarkan hal tersebut mengindikasikan bahwa keberadaan UMKM merupakan sesuatu yang sangat potensial bagi perekonomian bangsa Indonesia. Potensi UMKM Kecamatan Pancoran Mas jika ditinjau pada berbagai aspek adalah sebagai berikut:

a. Aspek Permodalan

Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 63,41 % sumber modal yang dimiliki berasal dari modal sendiri. Hal ini mengindikasi bahwa UMKM memiliki kecenderungan menggunakan modal sendiri, sehingga potensi untuk mengembangkan usaha melalui penambahan modal dari sumber lain seperti kredit perbankan atau koperasi akan mendorong pengembangan usaha mereka. Dan dari keselurahan pelaku usaha sebesar 82,80% mengatakan bahwa usaha yang digelutinya mengalami peningkatan dari segi jumlah modal yang mereka miliki.

b. Aspek Produksi

UMKM memiliki kecenderungan menggunakan bahan baku lokal dan berasal dari daerah sekitar. Berdasarkan

hasil penelitian sebesar 51,2% pendidikan dari tenaga kerja adalah SMA dan sebesar 26,8% berpendidikan SMP. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa UMKM sangat berpotensi untuk menyerap tenaga kerja yang tidak dapat diserap oleh Usaha Besar. UMKM cenderung menyerap tenaga kerja disekitar wilayah usaha mereka, hal ini merupakan potensi dari UMKM karena dengan bertumbuhnya UMKM di suatu daerah maka penyerapan tenaga kerja di wilayah sekitar akan meningkat dengan demikian akan mengurangi angka pengangguran di daerah tersebut.

Dengan mengadakan pelatihan tenaga kerja akan mendorong UMKM untuk berkembang dan lokasi UMKM yang cenderung dekat dengan wilayah bahan baku akan memudahkan akses memperoleh bahan baku. Mayoritas pendidikan tenaga kerja adalah SMP dan SMA dengan demikian potensi untuk mengembangkan usaha akan menjadi lebih besar.

c. Aspek Pemasaran

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar media pemasaran yang digunakan adalah hanya dengan menggunakan toko. Dengan menambah media pemasaran seperti brosur/pamflet, surat kabar/majalah, internet dan media lainnya maka potensi UMKM untuk berkembang akan menjadi lebih besar. Sebagian UMKM pun memiliki daerah pemasaran yang mencakup luar daerah seperti antar propinsi. Hal ini memperlihatkan jaringan usaha dari UMKM sudah terbentuk.

d. Aspek Manajemen

Dari segi manajemen usaha sebagian besar dari pelaku usaha mengelola sendiri usaha mereka dan tidak mempekerjakan pihak luar untuk mengelola usaha mereka. Pengelolaan

Page 16: ANALISIS POTENSI DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3477/1... · 2012-09-17 · pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 38,88%. Sedangkan

usaha yang hanya dilakukan sendiri ini sangat memudahkan mereka dalam mengawasi jalannya usaha dan juga memudahkan mereka dalam mengawasi tenaga kerja.

Evaluasi usaha dalam bentuk pencatatan keuangan sebagian besar sudah dilakukan oleh pihak pengelola usaha. Sebesar 82,93% pengelola usaha sudah menerapkan dokumentasi usaha melalui pencatatan keuangan. Dengan adanya pencatatan keuangan maka akan memudahkan pihak pengelola usaha untuk mendapatkan akses memperoleh tambahan modal melalui perbankan. Periode evaluasi pun sebagian besar atau sebesar 61% dilakukan setiap 1 bulan sekali, dengan demikian evaluasi dapat mencerminkan keadaan yang benar-benar baru terjadi, sehingga jika terjadi kesalahan dalam usaha dapat segera diatasi.

Hambatan yang Dihadapi UMKM Kecamatan Pancoran Mas

a. Hambatan Modal

Permodalan merupakan aspek yang sangat penting bagi suatu usaha, karena dengan modal suatu usaha dapat melakukan pengembangan usaha serta memperbaiki kinerja produksi mereka. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa hambatan yang dirasakan dalam aspek permodalan adalah bantuan untuk memperoleh bantuan modal. Bantuan modal ini akan digunakan untuk mengembangkan usaha. Sebanyak 10 pelaku usaha atau sebesar 24,4% mengalami hambatan dalam memperoleh bantuan modal. Bantuan modal ini merupakan bantuan yang diperoleh dari kredit perbankan.

Hambatan yang dirasakan oleh pelaku usaha adalah persyaratan yang menyulitkan dan proses birokrasi yang sulit dan membutuhkan waktu yang lama, sehingga para pelaku usaha agak sulit untuk mengembangkan usaha mereka. Sedangkan sebanyak 31 pelaku

usaha atau sebesar 75,6% tidak mengalami hambatan dalam memperoleh bantuan modal. Hal ini dikarenakan mereka belum pernah mengajukan permintaan untuk bantuan permodalan sehingga kesulitan belum pernah mereka alami. Keengganan para pelaku usaha untuk mengajukan permintaan bantuan modal disebabkan oleh tidak adanya keinginan mereka untuk mengembangkan usaha. Mereka cenderung mengikuti alur dan menghindari resiko.

Keadaan usaha mereka yang sudah dianggap cukup, karena telah terpenuhinya kebutuhan hidup merupakan salah hal yang melatarbelakangi keengganan para pelaku usaha dalam mengajukan bantuan modal. Hal ini kembali pada tujuan dasar mereka mendirikan usaha, yakni untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selain itu anggapan bahwa sulitnya untuk menembus birokrasi dan tidak berani mengambil resiko menjadi alasan lain yang dikemukakan.

b. Hambatan Produksi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa sebanyak 33 unit usaha menyatakan tidak mengalami masalah dengan kondisi tenaga kerja yang dimiliki dan sebanyak8 unit usaha lainnnya menyatakan mengalami hambatan dengan kondisi tenaga kerja yang dimiliki. Hambatannya antara lain sikap kurang disiplin yang dimiliki oleh karyawan/tenaga kerja,kurang pendidikan dan keahlian serta lamanya pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga kerja. Hal ini menyebabkan kurang maksimalnya pelayanan yang dapat diberikan.

Produk yang mereka hasilkan cenderung mengikuti pasaran sehingga perubahan-perubahan dalam produk mereka dirasa sangat minim. Berdasarkan data yang diperoleh sebanyak 26 pelaku usaha atau sebesar

Page 17: ANALISIS POTENSI DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3477/1... · 2012-09-17 · pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 38,88%. Sedangkan

63,4% mengalami kesulitan dalam menemukan inovasi baru dalam usaha mereka.

c. Hambatan Pemasaran

Hambatan dalam pemasaran ini berkaitan dengan permodalan, karena jika pelaku hendak meningkatkan pemasaran produk mereka maka mereka akan membutuhkan tambahan modal untuk merealisasikan hal tersebut. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa sebanyak 21 pelaku usaha atau sebesar 51,2% mengalami kesulitan dalam pemasaran. Hal tersebut dikarenakan adanya persaingan dari usaha sejenis, tempat usaha yang kurang strategis dan kurangnya promosi yang bisa dilakukan karena terbatasnya modal yang dimiliki serta keterbatas menggunakan media pemasaran lain yang efektif seperti media internet.

Sedangkan sebanyak 20 pelaku usaha atau sebesar 48,8% mengatakan tidak mengalami kesulitan dalam pemasaran. Hal ini dikarena mereka cenderung stagnan terhadap kondisi usaha mereka yang dirasa telah cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sehingga mengakibatkan kurangnya keinginan untuk memperoleh tambahan modal untuk usaha mereka yang sebenarnya sangat dibutuhkan untuk memperluas jaringan usaha mereka dan untuk melakukan penetrasi pasar.

d. Hambatan Manajemen

Manajemen dalam UMKM umumnya adalah manajemen yang sangat sederhana. Pengelolaan usaha didasarkan pada prinsip kekeluargaan dan cenderung tanpa menggunakan prinsip-prinsip dalam manajemen usaha, rentang manajemen yang pendek, serta spesialisasi dalam pengelolaan usaha yang minim. Hal ini dikarenakan adanya beberapa tanggungjawab pekerjaan yang dilakukan oleh satu orang. Berdasarkan

hasil penelitian terdapat 10 pelaku usaha atau sebesar 24,4% menyatakan mengalami kesulitan dalam manajemen usaha dan sebanyak 31 pelaku usaha atau sebesar 75,6% menyatakan tidak mengalami kesulitan.

Penggunaan ArcViewGIS 3.3 dalam Menyajikan Data

a. Analisa Pola Sebaran UMKM dengan ArcViewGIS 3.3

Pemrosesan data hasil survey GPS dilakukan dengan perangkat lunak ArcViewGIS. Perangkat lunak ini merupakan salah satu pengolah data-data spasial yan cukup handal. Dengan didukung oleh berbagai kemampuannya. ArcView mampu menangani berbagai perolehan, pengolahan hingga penyajian informasi data. ArcView memiliki kemampuan dalam pengolahan atau editing arc. menerima atau konversi dari data digital lain seperti CAD. atau dihubungkan dengan data image seperti format .JPG. .TIFF. atau image gerak.

Hasil input data lapangan menunjukkan masih cukup banyakobyek-obyek UMKM yang belum terpetakan, karena kurangnya informasi yang dapat diambil dari data primer dan sekunder. Sebagian besar alamat dari UMKM tidak jelas sehingga tidak dapat terlacak dalam lapangan. Selain itu, UMKM dari data sekunder sebagian sudah tidak beroperasi lagi ketika didatangi di lapangan dan juga adanya keterbatasan yang dikarenakan tidak berkenannya pemilik usaha untuk diwawancara atau untuk mengisi kuesioner guna memperoleh data internal usaha yang dijalaninya. Namun demikian, lebih kurang 41 UMKM sudah terpetakan dengan alat GPS. Dengan kondisi lapang tersebut, selanjutnya pemetaan dilakukan, yaitu menunjukkan potensi baik jumlah maupun jenis/sektor UMKM. Dalam satuan wilayah ini dapatdiperoleh data yang akurat.

Page 18: ANALISIS POTENSI DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3477/1... · 2012-09-17 · pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 38,88%. Sedangkan

Pengolahan data dengan menggunakan ArcViewGIS 3.3 melalui beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut adalah:

1. Pembuatan Data SpasialPembuatan data spasial ini menggunakan peta digital yang diintegrasikan dengan hasil pencatatan titik bumi UMKM dengan menggunakan GPS kemudian diproses dengan menggunakan perangkat lunak ArcViewGIS 3.3.

2. Pembuatan Basis Data UMKMPembuatan basis data UMKM dalam tahapan ini merupakan kompilasi data UMKM yang bersifat non-spasial ke dalam suatu bentuk basis data. Dalam hal ini akan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak ArcView GIS 3.3 dan Microsoft Access. Penambahan hotlinkdilakukan untuk mengintegrasikan data tiap UMKM dalam bentuk file .txt dengan basis data yang telah dibuat. Produk dari basis data non-spasial ini selanjutnya diintegrasikan dengan data

spasial menggunakan aplikasi ArcViewGIS 3.3.

3. Pengintegrasian Basis Data UMKM dan Data SpasialBasis data UMKM yang merupakan data non-spasial kemudian diintegrasikan dengan data spasial pada tahapan sebelumnya dengan menggunakan ArcViewGIS 3.3

Pola sebaran UMKM Kecamatan Pancoran Mas dapat terlihat dengan menggunakan ArcViewGIS. Pemetaan dilakukan dengan menggunakan data hasil pencatatan lokasi 41 UMKM dengan GPS untuk memperoleh titik koordinat atau titik bumi dari lokasi UMKM tersebut. Kemudian titik koordinat tersebut diinput ke dalam perangkat lunak, yaitu ArcView GIS 3.3untuk ditampilkan dalam bentuk peta seperti yang telah dijelaskan pada tahap-tahap di atas. Titik-titik koordinat tersebut akan muncul dalam bentuk sebuah titik dalam peta. Pola sebaran UMKM Kecamatan Pancoran Mas dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 5. Pola Sebaran UMKM Kecamatan Pancoran Mas

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat pola sebaran 41 UMKM Kecamatan Pancoran Mas, sebagian besar UMKM tersebar di Keluarahan Depok sebanyak 18 UMKM dan Kelurahan Depok Jaya sebanyak 9 UMKM dan yang lainnya tersebar di Kelurahan Pancoran Mas sebanyak 6

UMKM, Mampang 2 UMKM, Rangkapan Jaya 3 UMKM, dan Rangkapan Jaya Baru 3 UMKM.

Setelah dilakukan pemetaan UMKM secara keseluruhan maka dilakukan pemetaan UMKM berdasarkan sektor ekonomi. Pemetaan ini dilakukan dengan menggunakan simbol unique

Page 19: ANALISIS POTENSI DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3477/1... · 2012-09-17 · pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 38,88%. Sedangkan

value pada perangkat lunak ArcViewGIS3.3. Pola sebaran UMKM setiap sektor ekonomi menunjukkan bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran sebagian besar terpusat di Kelurahan Depok dan Depok Jaya. Untuk sektor industri pengolahan dan sektor jasa-jasa tersebar di wilayah Kelurahan Pancoran Mas, Mampang, Rangkapan Jaya, dan Rangkapan Jaya Baru. Gambar 6. memperlihatkan pola sebaran UMKM tiap sektor ekonomi.

Sebaran tiap kelurahanmenunjukan Kelurahan Depok terdapat 4 unit usaha sektor industri pengolahan, 4 unit usaha sektor jasa-jasa, dan 10 unit usaha sektor perdagangan, hotel & restoran. Kelurahan Depok Jaya terdapat 2 unit usaha sektor industri pengolahan,

1 unit usaha sektor jasa-jasa, dan 6 unit usaha sektor perdagangan, hotel & restoran.

Kelurahan Pancoran Mas terdapat 3 unit usaha sektor industri pengolahan, 1 unit usaha sektor jasa-jasa, dan 2 unit usaha sektor perdagangan, hotel & restoran. Kelurahan Mampang terdapat 2 unit usaha sektor industri pengolahan. Kelurahan Rangkapan Jaya terdapat 2 unit usaha sektor industri pengolahan, dan 1 unit usaha sektor jasa-jasa. Dan Kelurahan Rangkapan Jaya Baru terdapat 1 unit usaha sektor industri pengolahan, dan 2 unit usaha sektor jasa-jasa. Gambar7. memperlihatkan data tiap kelurahan.

Gambar 6. Sebaran UMKM Tiap Sektor Ekonomi

Gambar 7. Tampilan Data Tiap Kelurahan

Page 20: ANALISIS POTENSI DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3477/1... · 2012-09-17 · pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 38,88%. Sedangkan

b. Tampilan Karakteristik Tiap UMKM Menggunakan ArcViewGIS

Untuk menyajikan data karakteristik tiap UMKM Kecamatan Pancoran Mas menggunakan ArcViewGIS 3.3. Penyajian dilakukan dengan membuat file .txt yang berisikan data karakteristik tiap UMKM. Data tersebut merupakan data hasil pengisian kuesioner oleh pemilik UMKM. Kemudian data tersebut dibuat ke dalam file .txt yang kemudian dibuat hotlinkdalam penyajian data spasial GIS UMKM Kecamatan Pancoran Mas. Contoh penyajian data karakteristik tiap UMKM Kecamatan Pancoran Mas dapat dilihat pada Gambar 8.

Sebuah titik yang merupakan representatif dari sebuah UMKM akan menampilkan sebuah jendela yang berisikan data mengenai karakteristik UMKM yang dipilih dalam bentuk file .txt. Penyajian data ini memudahkan pembaca untuk dapat mengetahui UMKM yang berkarakteristik seperti apa yang ada pada titik di peta spasial UMKM di atas.

Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam mengolah data spasial UMKM memudahkan dalam menyajikan data ke dalam bentuk visualisasi. Informasi data mengenai UMKM menjadi lebih detail. Pemrosesan data dalam ukuran yang relatif besar akan menjadi lebih mudah dengan menggunakan teknologi SIG.

Gambar 8. Tampilan Penyajian Data Karakteristik Tiap UMKM

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa simpulan mengenai kondisi UMKM, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

1. Karakteristik UMKM Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok berdasarkan UU No.20 Tahun 2008 mengenai Kriteria UMKM, terdapat 28 unit usaha mikro, 11 unit usaha kecil, dan 2 unit usaha menengah. Berdasarkan sektor ekonomi, terdapat 14 unit usaha sektor industri pengolahan, 18 unit usaha sektor perdagangan,

Page 21: ANALISIS POTENSI DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3477/1... · 2012-09-17 · pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 38,88%. Sedangkan

hotel & restoran, dan 9 unit usaha sektor jasa-jasa.

2. Sebaran UMKM Kecamatan Pancoran Mas paling banyak terdapat pada Kelurahan Depok dan Depok Jaya. Sebaran UMKM terkonsentrasi pada jalan utama yaitu Margonda Raya dan Nusantara Raya. Sisa sebaran UMKM terdapat pada Kelurahan Mampang, Pancoran Mas, Rangkapan Jaya, dan Rangkapan Jaya Baru.

3. Potensi UMKM Kecamatan Pancoran Mas untuk berkembang dapat dilihat pada aspek berbagai aspek usaha. aspek modal UMKM Kecamatan Pancoran Mas sebagian besar berasal dari modal sendiri dan sebagian besar mengalami peningkatan dalam modal sehingga berpotensi untuk berkembang dengan menambahkan modal yang berasal dari sumber lain seperti kredit perbankan. Aspek produksi, sebagian besar UMKM menggunakan baku lokal, tenaga kerja yang mayoritas berpendidikan SMP dan SMA, dan teknologi sebagian masih manual maka potensi dengan mengembangkan teknologi dan pelatihan tenaga kerja dapat dilakukan. Aspek pemasaran, mayoritas UMKM yang hanya menggunakan media pemasaran toko sudah dapat berkembang. Potensi untuk mengembang usaha dapat dilakukan dengan menambah media pemasaran seperti brosur, surat kabar/majalah, internet, dan lain-lain. Aspek manajemen, hasil penelitian menunjukan pemilik UMKM sudah menerapkan pencatatan keuangan. Dengan pencatatan ini akan memudahkan

UMKM untuk mengakses dana modal melalui perbankan.

4. Hambatan yang dihadapi UMKM untuk berkembang adalah berasal dari aspek permodalan. Karena semua aspek usaha akanberkaitan dengan modal. Berdasarkan hasil penelitian hambatan yang membuat UMKM sulit untuk berkembang adalah pola pikir dari pemilik yang cenderung mengikuti alur dan menghindari resiko. Pemilik usaha cenderung enggan untuk menambah modal karena mereka sudah merasa puas, dan hal inilah yang membuat kondisi usaha mereka menjadi stagnan.

5. Penyajian hasil penelitian ini dengan menggunakan teknologi SIG dapat memudahkan dalam menggambarkan data hasil penelitian dalam bentuk visualisasi. Dengan menggunakan teknologi SIG tampilan informasi menjadi lebih detail sehingga kebutuhan informasi mengenai UMKM dapat sangat terpenuhi.

Saran

Saran dari penelitian ini ditujukan untuk beberapa pihak, yaitu :

1. Peneliti selanjutnyaPenelitian yang dilakukan saat ini tergolong dalam PRE ELEMENARY STUDY, yaitu penelitian awal yang memerlukan tahap penelitian selanjutnya. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan teknolgi SIG ini menjadi lebih detail seperti dengan menambahkan informasi tentang suatu wilayah dengan jumlah UMKM dengan metode clustering, serta menambahkan themes-themes dalam tampilan SIG agar menjadi lebih informatif.

Page 22: ANALISIS POTENSI DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3477/1... · 2012-09-17 · pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 38,88%. Sedangkan

2. Pihak UMKM Bagi pihak UMKM diharapkan mampu untuk merubah pola berpikir mereka. Keengganan untuk mengambil resiko membuat usaha mereka cenderung stagnan dan kemauan untuk selalu belajar mengenai kondisi sekitar perlu ditingkatkan untuk membuat mereka lebih siap untuk bersaing.

3. Pihak Pemerintah Pihak pemerintah baik pusat maupun daerah diharapkan lebih memperhatikan dengan potensi dan hambatan yang dimiliki UMKM. Kebijakan-kebijakan yang kondusif bagi UMKM diharapkan dapat lebih banyak lagi diciptakan dan diterapkan semaksimal mungkin untuk mendorong UMKM agar dapat berkembang. Pemerintah diharapkan dapat membuat kebijakan dengan memberikan perlindungan kepada UMKM dari persaingan dengan usaha besar, mempermudah cara untuk memperoleh bantuan modal, memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan tambahan, seminar-seminar mengenai cara pemasaran, pengadaan alat-alat khusus untuk membantu proses produksi dan membantu pihak UMKM untuk memasarkan produk-produknya. Pemerintah diharapkan dapat mendirikan suatu lembaga khusus yang mengurus masalah bantuan modal untuk pihak UMKM tetapi lembaga ini harus juga mendapatkan perlindungan penuh dari pemerintah. Hal ini dimaksudkan agar permintaan bantuan modal dari pihak UMKM kepada pihak investor tidak menimbulkan keraguan.

4. Dinas Terkait

Pihak dinas diharapkan mampu bersinergi dengan UMKM untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi UMKM. Dalam halpendataan, diharapkan dapat lebih informatif dan uptodateuntuk memudahkan dalam mengakse pihak UMKM.

DAFTAR PUSTAKA

BPS, 2007, Depok Dalam Angka 2007, diakses dari http://www.kadin-depok.or.id/index.php?view=article&catid=15%3Aeconomicbusiness&id=37%3Adepok-dalam-angka-2007&format=pdf&option=com_content&itemid=4

____, 2008, Statistik Usaha Kecil Menengah Tahun 2006-2007diakses dari http://www.depkop.go.id

____, 2009, Statistik Usaha Kecil Menengah Tahun 2007-2008 diakses dari http://www.depkop.go.id

Furchan, A., 2004, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Hakim, Abdul, 2004, Statistika Deskriptif Untuk Ekonomi dan Bisnis, Ekonisia, Yogyakarta.

“Kajian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan UKM di Sumatera Utara”, 2006, Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM Nomor 1 Tahun I diakses dari http://www.smecda.com/ kajian/files/jurnal/Hal_124.pdf

Kemenkop dan UKM, 2009, Kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun 2007-2008 diakses dari http://www.depkop.go.id/

Page 23: ANALISIS POTENSI DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3477/1... · 2012-09-17 · pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 38,88%. Sedangkan

__________________, 2009, Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Menurut UU No. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM, diakses dari http://www.depkop.go.id/kriteria-usaha.html

Kholmi, Masiyah, “Analisis Potensi Industri Kecil : Studi Kasus di Kabupaten Malang”, diakses dari http://www.docstoc.com/ docs/22431754/ ANALISIS-POTENSI-INDUSTRI-KECIL-STUDI-KASUS-di KABUPATEN-MALANG

Kuncoro, Mudrajad, 2008, “Tujuh Tantangan UKM Dalam Menghadapi Krisis Global”, Harian Bisnis Indonesia, 21 Oktober 2008 diakses dari http://www.mudrajad.com/upload/Tujuh%20Tantangan%20UKM%20di%20Tengah%20Krisis%20Global.pdf

Rafinaldy, Neddy, 2004, “Prospek Pengembangan Ekspor UKM”, Infokop Nomor 25 Tahun XX diakses dari http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/ EDISI% 2025/ ekspor_Ukm.pdf

Rahmana, Arief, 2008, “Definisi dan Kriteria UKM Menurut Lembaga dan Negara Asing”diakses dari http://infoukm.wordpress.com/2008/08/11/definisi-dan-kriteria-ukm-menurut-lembaga-dan-negara-asing/

_______________, 2009, “Peran Teknologi Informasi Dalam Meningkatkan Daya Saing Usaha Kecil Menengah”, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) diakses dari

http://journal.uii.ac.id/ index.php/Snati/article/viewFile/ 1033/989

Sarwono, Jonathan, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Yousman, Yeyep, 2004, Sistem Informasi Geografis Dengan Map Info Profesional, Andi, Yogyakarta.