analisis perbandingan routing protokol olsr (proaktif) dan ... · dan aodv (reaktif) pada manet...
TRANSCRIPT
ANALISIS PERBANDINGAN ROUTING PROTOKOL OLSR (Proaktif)
DAN AODV (Reaktif) pada MANET
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Teknik Informatika
DISUSUN OLEH :
Endah Maya Megawati
125314103
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
PERFORMANCE COMPARISON OF A ROUTING PROTOCOL OLSR (PROACTIVE)
AND ROUTING PROTOCOL AODV (REACTIVE) IN MANET
A THESIS
Presented as Partial Fulfllment of Requirements to Obtain Sarjana Komputer Degree In
Informatics Enginering Study Program
By :
Endah Maya Megawati
125314103
INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM
INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
MOTTO
Success is not a final and failure is not an initial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesunguhnyabahwa di dalam skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka,
sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 Agustus 2016
Penulis
Endah Maya Megawati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiwa Universitas Sanata Dharma
Nama : Endah Maya Megawati
NIM : 125314103
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya meberikan kepada Pepustakaan Universitas
Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :
ANALISIS PERBANDINGAN ROUTING PROTOKOL OLSR (Proaktif)
DAN AODV (Reaktif) pada MANET
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atu media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu memintaijin dari saya ataupun royalty kepada saya selama teap mencantumkan
nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta,17 Januari 2017
Penulis
Endah Maya Megawati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Skripsi ini Saya persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, yang memberikan berkat dan mendampi dalam menyelesaikan
karya skripsi ini.
2. Keluargaku, antara lain Mama, Papa dan Kakak kakak saya yang selalu
memberikan dukungan doa maupun materi.
3. Pacar saya dan teman teman NB yang sudah memberikan motivasi dan hiburan
selama saya menjalankan studi.
4. Para Dosen dan Teman-Teman Mahasiswa Teknik Informatika Universitas
Sanata Dharma yang sudah mendampingi dan memberikan pertolongan selama Saya
menjalankan studi.
5. Keluarga besar Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan segala
pengalaman berharga dalam hidupkan untuk bekal masuk ke dunia kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
ABSTRAK
Mobile ad hoc network (MANET) adalah sebuah jaringan wireless yang tidak
memerlukan infrastruktur dalam pembentukannya. Pada penelitian ini penulis menguji
perbandingan unjuk kerja dari protokol routing reaktif AODV terhadap protokol routing
proaktif OLSR dengan menggunakan simulator OMNeT++. Metrik unjuk kerja yang
digunakan adalah throughput, delay, dan overhead ratio. Parameter yang akan digunakan
pada setiap pengujian adalah luas yang area tetap dengan jumlah node, kecepatan, dan jumlah
koneksi UDP yang bertambah.
Kata kunci: MANET, OLSR, AODV, jaringan wireless, protocol routing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
ABSTRACT
Mobile ad hoc network (MANET) is a wireless network that requires no
infrastructure in the formation. In this study the authors examine the comparative
performance of a reactive routing protocol AODV against OLSR proactive routing protocol
by using a simulator OMNeT ++. Performance metrics used are throughput, delay, and
overhead ratio. The parameters to be used in each test is a broad area fixed by the number of
nodes, the speed, and the number of UDP connections increases.
Keywords: MANET, OLSR, AODV, wireless networks, routing protocol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus, atas segala berkat, penyertaan, dan
anugrah-Nya sehingga penulis dapat penyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS
PERBANDINGAN ROUTING PROTOKOL OLSR (Proaktif) DAN AODV
(Reaktif) pada MANET” dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika
Universitas Sanata Dharama.
Penulis menyadari banyak hal yang terjadi selama proses pengerjaan skripsi ada
begitu banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatiaannya selama penulis
mengerjakan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Orang tua saya Barnabas Basuki dan Agustina Koremega yang telah memberikan
dukungan moral, priritual dan financial dalam penyusunan skripsi.
2. Bapak Bambang Soelistijanto S.T., M.Sc., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing tugas
akhir yang telah bersabar dalam mebimbing, memberikan semangat, motivasi, waktu
dan saran yang telah diberikan kepada penulis
3. Bapak Eko Hari Parmadi, M. Kom. selaku dosen pembimbing akademik Jurusan
Teknik Informatika angkatan 2012.
4. Ibu Dr. Anastasia Rita Widiarti selaku Kaprodi Teknik Infomatika Fakultas Sains Dan
Teknologi Universitas Sanata Dhrama Yogyakarta.
5. Bapak Sudi Mungkasi, Selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, atas bimbingan,
kritik dan saran yang telah diberikan kepada penulis.
6. Seluruh dosen Program Studi Teknik Informatika yang telah memberikan ilmu
semasa kuliah dan sangat membantu penulis dalam mengerjakan skripsi.
7. Teman teman Jarkom yang sudah memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini.
8. Pacar saya Cahya Aji Purwanegara yang selalu memberi dukungan dan memberi
semnagat.
9. Teman-teman Teknik Informatika angkatan 2012, terima kasih banyak atas semangat
dan kebersamaannya.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu nama kalian yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Dalam penulisan skripsi ini tentunya masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar skripsi
ini dapat berguna bagi semua pihak untuk hasil yang lebih baik di masa mendarang.
Penulis,
Endah Maya Megawati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................................................. 1
ABSTRAK .............................................................................................................................................. 9
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... 13
1.5.4 Analisis Data Simulasi .................................................................................................. 17
1.5.5 Penarikan Kesimpulan .................................................................................................. 17
1.6 Sistematika Penulisan ........................................................................................................... 17
BAB II ................................................................................................................................................... 19
BAB III ................................................................................................................................................. 27
PERANCANGAN SIMULASI JARINGAN ........................................................................................ 27
3.1 Parameter Simulasi .............................................................................................................. 27
3.3 Topologi Jaringan ................................................................................................................. 28
BAB IV ................................................................................................................................................. 31
PENGUJIAN DAN ANALISIS ............................................................................................................ 31
4.1 AODV (Ad Hoc On Demand Distance Vector) .................................................................... 31
4.1.1 Throughput Jaringan ..................................................................................................... 31
4.1.2 Delay ............................................................................................................................. 33
4.1.3 Overhead Ratio ............................................................................................................. 34
4.2 OLSR (Optimized Link State Routing) .................................................................................. 36
4.2.1 Throughput Jaringan ............................................................................................................ 36
4.2.2 Delay.................................................................................................................................... 37
4.2.3 Overhead Ratio ................................................................................................................... 38
4.4 Rekap Perbandingan AODV Dan OLSR .............................................................................. 44
BAB V .................................................................................................................................................. 45
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................................. 45
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 45
5.2 ..................................................................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
BAB 1
PEDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mobile Ad hoc Network (MANET) yaitu sebuah jaringan wireless dari
mobile-mobile node yang tidak memiliki router tetap. Node-node dalam jaringan ini
berfungsi juga sebagai router yang bertanggung jawab untuk mencari dan menangani
rute ke setiap node di dalam jaringan. MANET yang ingin berinterkoneksi dengan
fixed host harus melewati gateway terlebih dahulu. Apabila mobile node ingin
berinterkoneksi dengan fixed host maka rute ke gateway harus segera ditemukan.
Metode gateway discovery yang ada, menawarkan kemudahan mobile node untuk
bisa menemukan dan melakukan hubungan dengan fixed node. Ada kalanya pencarian
gateway diawali oleh mobile node sendiri yang diistilahkan dengan metode reactive
gateway discovery, atau bisa juga diawali oleh gateway sebagai pintu gerbang
interkoneksi yang diistilahkan dengan proactive gateway discovery.jadi pada jaringan
ad hoc adalah jaringan wireless mutihop yang bersifat dynamic dan spontan.
Jaringan adhoc dapat bekerja dengan infrastruktur berupa wireless dan cara
berkomunikasinya secara mobile network untuk proses mentransmisikan data, pada
intinya Mobile Ad Hoc Network (MANET) membutuhkan sebuah protokol
komunikasi yang mengatur komunikasi antara node sehinga setiap node dalam satu
jaringan mampu berkomunikasi satu sama lainya. Manet bersifat dinamis jadi selalu
berubah ubah dan dapat menyebarkan informasi mengenai adanya perubahan posisi
atau jumlah node dalam jaringan.Tipe jaringan Manet sangat berbeda dengan tipe
jaringan yang menggunakan kabel terlebih dibagian ke akuratannya,dikarenakan
Manet menggunakan wireless jadi sangat boros bandwidth,serta bersifat dymnamic
topologi sedangkan tipe jaringan kabel lebih hemat bandwidth dan efisien.
Dari pernyataan tersebut, Manet memilki banyak kelebihan dan kekurangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Kelebihan dari Manet Kekurangan dari Manet
sangat cocok untuk jaringan yang bersifat
tidak permanen seperti tempat yang susah
berkomunikasi seperti di hutan/lokasi
bencana alam
Setiap node pada MANET berperan sebagai
router sekaligus end-user. Ini akan
memungkinkan terjadinya looping. Looping
ini akan menyebabkan congestion pada node
tertentu,serta packet loss juga besar.
Tidak perlu menentukan topologi karena
node selalu bergerak.
Dynamic Trafic terjadi ketika node bergerak
,maka rute harus di konstruksi ulang namun
tingkat konektifitas rendah
Bisa cepat beradaptasi terhadap perubahan
topology dan kondisi network (penggunaan
traffic)
Mudahnya penyadapan data(keterbatasan
keamanan) pada jaringan wireless
Setiap node dapat berperan sebagai router
sehingga dapat di tentukan ke arah mana saja
rute yang akan dijadikan jalurnya.
Hampir sebagian besar perangkat mobile
menggunakan baterai sebagai sumber daya
maka perlu dikembangkan agar saat
beroperasi bisa digunakan relatif lama dan
perlu kapasitas yang besar.
Maka dari itu belum ada standar routing yang digunakan jaringan MANET
untuk memastikan jaringan apakah yang paling baik digunakan demi menunjang
komunikasi yang efisien,cepat,dan aman. Pada skripsi ini akan menganalisis Unjuk
kerja dan membandingkan routing protokol OLSR dan AODV dengan skenario yang
berbeda dari penelitian sebelumnya menggunakan simulator OMNET ++.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan ,maka di dapat
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Mengetahui kinerja Routing pada OLSR (Optimized Link State Routing) dan
AODV (On-demand Distance Vector Routing).
2. Menganalisa data berupa (throughput,overhead,delay) untuk mengetahui
kinerja MANET pada routing protokol.
3. Menyimpulkan kualitas kinerja MANET yang digunakan pada routing
protokol OLSR dan AODV.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk memberikan hasil
perbandingan unjuk kerja routing protokol OLSR dan AODV pada jaringan MANET.
1.4 Batasan Masalah
Batasan Masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Simulasi dibangun dengan menggunakan OMNET++.
2. Routing Protokol yang digunakan adalah OLSR dan AODV
3. Parameter yang diukur adalah throughput,delay dan overhead.
4. Penelitian jaringan protokol berdasarkan penambahan jumlah node dan
penambahan jumlah koneksi.
1.5 Metode Penelitian
Metodolologi dan langkah-langkah yang digunakan dalam pelaksanaan tugas
akhir ini adalah sebagai berikut :
1.5.1 Studi Literatur
Mempelajari berbagai referensi dan mempelajari teori yang mendukung
penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
a. Teori MANET.
b. Teori yang membahas tentang OLSR.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
c. Teori yang membahas tentang AODV.
d. Teori tentang througput, delay, dan overhead ratio.
e. Tahap-tahap dalam membangun simulasi.
1.5.2 Perancangan
Pada tahap ini penulis merancang scenario 9sebagai berikut:
a. Luas jaringan tetap.
b. Penambahan dalam jumlah node.
c. Penambahan dalam kecepatan node.
d. Penambahan dalam jumlah koneksi UDP.
1.5.3 Pembangunan Simulasi dan pengumpulan data
Pada Simulasi jaringan MANET ini menggunakan simulator bernama
OMNET++ .
1.5.4 Analisis Data Simulasi
Untuk menganalisa sebuah data yang sudah diperoleh dari proses
simulasi tersebut tentunya dapat dilakukan pengamatan dari parameter
yang sudah ditentukan, untuk menarik kesimpulan dari proses routing
protokol antara AODV dengan OLSR.
1.5.5 Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dan saran berdasarkan pada beberapa performance
metric yang diperoleh pada proses analisa data simulasi jaringan
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan tugas akhir ini perlu membagi sistematika penulisan
menjadi 5 bab,yang lebih jelas dapat dilihat dibawah ini :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang yang diambil dari judul Tugas Akhir,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,metode penelitian, dan
sistematika penulisan Tugas Akhir yang menjelaskan secara garis besar substansi
yang diberikan pada masing-masing bab.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini membahas dan menjelaskan teori yang berkaitan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
judul/masalah di tugas akhir.
BAB 3 : PERANCANGAN PENELITIAN
Bab ini membahas bagaimana cara perancangan infrasturktur dalam
melakukan penelitian ,serta parameter-parameter yang digunakan sebagai
bahan penelitian.
BAB 4 : PENGUJIAN DAN ANALISIS
Bab ini berisi tahap pengujian simulasi dan analisia data hasil simulasi.
BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran berdasarkan simulasi dan
hasil analisa data jaringan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Mobile Ad hoc Network (MANET)
Mobile Ad Hoc Network (MANET) adalah sekumpulan mobile node yang mana
proses pertukaran informasinya melalui media transmisi nirkabel / wireless bersifat dinamis.
Setiap mobile host dalam MANET bebas untuk bergerak ke segala arah. Di dalam jaringan
MANET terdapat dua node ( mobile host) atau lebih yang dapat berkomunikasi dengan node
lainnya namun masih berada dalam jangkauan node tersebut. Selain itu, node juga dapat
berfungsi sebagai penghubung antara node yang satu dengan node yang lainnya.
Jaringan adhoc dapat bekerja dengan infrastruktur berupa wireless dengan cara
berkomunikasi secara mobile network ,serta untuk proses routingnya menggunakan Multihop
Informasi jadi setiap Informasi akan dikirimkan dan disimpan terlebih dahulu dan diteruskan
ke node tujuan melalui perantara.Namun dari sisi keamanan tentunya sangat terbatas jika
dibandingkan dengan network yang menggunaan kabel . Karakteristik dari Adhoc ini pun
selalu berpindah-pindah dikarenakan node selalu bergerak tanpa diprediksi.
2.1.1 Proactive routing
Algoritma dari Golongan protokol ini akan mengelola daftar tujuan dan rute
terbaru masing-masing serta bersifat broadcast sehingga sistem pendistribusian
table routingnya selalu diupdate secara periodik ,Maka dari itu perlu penggambaran
keseluruhan node jaringan serta setiap node akan merespon perubahan dalam
mengupdate agar terjadi konsistensi routing tabel .Hal ini akan memperlambat
aliran data jika terjadi restrukturisasi routingnya.
Beberapa contoh algoritma proactive routing yaitu Intrazone Routing
Protocol(IARP), Linked Cluster Architecture (LCA) , Witness Aided
Routing(WAR) , Optimized Link State Routing Protocol(OLSR) , Better Approach
to Mobile Ad hoc Network(BATMAN) , Highly Dynamic Destination Sequenced
Distance Vector routing protocol(DSDV), Fisheye state routing (FSR).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2.1.2 Reactive Routing
Tipe Algoritma protokol Reactive Routing bersifat on demand ,pada
intinya node sumber yang akan menentukan node tujuan sesuai prosedur yang
diinginkannya . Jadi routing table yang ada pada node hanyalah informasi route ke
tujuan saja. Beberapa contoh algoritma reactive routing adalah Associativity Based
Routing (ABR), Ad Hoc On Demand Distance Vector (AODV),Ad Hoc On Demand
Multipath Distance Vector,Backup Source Routing (BSR),Dynamic Source Routing
(DSR),Ant Routing algorithm for mobile adhoc networks (ARAMA).
2.2 OLSR (Optimized Link State Routing)
OLSR merupakan salah satu protokol di jaringan MANET(Mobile Ad-hoc
Network) yang bersifat proactive. OLSR memiliki inisiatif untuk menemukan rute dan
bertujuan untuk menjaga konsistensi dan informasi perutean setiap Node dalam
jaringan MANET.
Protocol OLSR ini mewarisi sifat kestabilan dari link state algorithm. Berdasarkan
sifat proaktifnya, protocol ini dapat menyediakan rute dengan segera apabila
dibutuhkan. Dalam sebuah link state protocol yang murni, setiap node tetanggaakan
dideklarasikan dan dibanjiri dengan paket informasi yang akan memenuhi seluruh
jaringan.
Langkah pertama dari optimasi tersebut adalah mengurangi ukuran dari paket
control, daripada membanjiri paket control tersebut pada setiap jalur, OLSR lebih
memilih sejumlah jalur dengan node tetangga yang disebut dengan multipoint relay
selector. Langkah kedua, OLSR meminimalisir pembanjiran paket control pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
jaringan dengan menggunakan MPR untuk menghantarkan paket-paket tersebut.
Teknik ini akan mengurangi secara sognifikan jumlah dari transmisi ulang yang akan
membanjiri jaringan dengan prosedur broadcast. Protocol ini dirancang untuk bekerja
pada kondisi yang selalu bergerak serta tidak memerlukan adanya pengaturan secara
terpusat. Setiap node mengirimkan paket kontrolnya masing-masing secara periodik
sehingga dapat mmentoleransi terjadinya loss dari beberapa paket pada saat-saat
tertentu akibat gangguan transmisi lainnya. Setiap paket control yang dikirimkan akan
diberikan sequence number (nomor urut) yang dapat menandakan tingkat baru tidak
paket tersebut.
OLSR menggunakan multihop routing dimana setiap node menggunakan
informasi routing tersebut dalam mengantarkan sebuah paket informasi. Sehingga
walaupun sebuah node bergerak ataupun berpindah tempat maka pesan yang
dikirimkan padanya akan tetap dapat diterima.
2.2.1 Tahapan Kerja OLSR
Secara umum langkah-langkah kerja dalam OLSR dapat diurutkan sebagai
berikut:
a. Link Sensing (pendeteksian hubungan).
Link sensing dilakukan dengan mengirimkan pesan HELLO secara periodik
dan berkesinambungan. Hasil dari link sensing adalah local link set yang
menyimpan informasi hubugan antara interface yang ada pada node tersebut
dengan node-node tetangga.
b. Neighbour detection (pendeteksian node tetangga)
Node mengirim pesan HELLO akan menerima informasi alamat-alamat dari
node tetangganya beserta link statusnya.
c. MPR selection
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
MPR selection (memilih MPR) melalui pesan HELLO node utama akan
menentukan sejumlah node tetangga untuk dipilih sebagai multipoint relay
(MPR) yang bertugas meneruskan paket-paket control ke dalam jaringan.
d. Pengiriman TC (Topology Control) messages.
TC Messages dikirimkan untuk memberikan informasi routing kepada setiap
node yang ada pada jaringan yang akan digunakan untuk penentuan jalur.
e. Route calculation (perhitungan jalur).
Berdasarkan informasi rute yang didapat dari paket-paket control seperti
HELLO dan TC maka setiap node akan memiliki routing table yang berisi
informasi rute yang dapat dilalui untuk dpat mengirimkan data ke node-node
lainnya yang ada pada jaringan.
2.2.2 Pemilihan MPR
Tujuan dari Multipoint Relay (MPR) adalah meminimalisir penggunaan
overhead yang pesan broadcast pada jaringan dengan cara mengurangi overhead
yang pesan broadcast pada jaringan dengan cara mengurangi retransmisi
(pentransmisian ulang) pada daerah yang sama. Setiap node pada jaringan akan
memilih sejumlah hop tetangga 1-hop nya yang bersifat simetris yang akan
melakukan transmisi ulang pesan-pesannya. Sejumlah node tetangga itulah yang
disebut MPR. Setiap tetangga yang tidak terpilih sebagai node MPR akan tetap
menerima pesan tersebut dan memproses namun tidak akan meneruskan atau
mengirimkan kembali pesan-pesan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Pemilihan node untuk dijadikan MPR selain harus bersifat simetris juga harus
dapat menjangkau sejumlah node tetangga 2-hop. Makin sedikit jumlah MPR
maka penggunaan control traffic overhead yang digunakan dalam protocol routing
makin sedikit. Perbandingan kinerja pengiriman paket untuk OLSR dan link state
protocol pada umumnya:
(a) Flooding biasa (b) flooding menggunakan MPR
setiap node yang dipilihnya sebagai MPR akan menyimpan informasi tentang
node-node tetangga yang telah dipilihnya sebagai MPR “MPR sef”yang berisi
alamay-alamat node MPR tersebut. Selain itu setiap node juga akan ,enyimpan
informasi tentang siapa-siapa saja node yang menjadikannya sebagai MPR.
Informasi tersebut disimpan dalam “MPR selector sef” MPR set harus
dihitung oleh node, melalui node tetangga pada MPR set sehingga node dapat
menjangkau semua node simetris tetangga 2-hop. MPR set akan dihitung
ulang jika terjadi perubahan pada hubungan simetris node tetangga 1-hop atau
hubungan simetris node tetangga 2-hop.MPR akan dihitung pada setiap
interface.
Setiap node melaukan broadcast secara berkala ke tetangga 1-hop
dengan menggunakan pesan HELLO. Berdasarkan broadcast ini, setiap node
memilih subset node tetangga 1 hop yang terkecil yang bisa menjangkau
semua node tetangga 2-hop. Subset node yang terpilih ini lalu dijadikan node
MPR. Hanya MPR yang dapat meneruskan pesan TC. Pesan TC digunakan
untuk perhitungan table routing.
2.2.3 Algoritma Pemilihan MPR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Langkah-langkah pemilihan MPR asalah sebagai berikut:
a. Setiap node melakukan broadcast ke node tetangga 1 hop secara berkala
dengan menggunakan hello messages.
b. Berdasarkan broadcast, setiap node memilih subset node tetanggan 1 hop
yang terkecil yang bisa menjangkau semua node tetangga 2 hop. Subset
node yang terpilih ini lalu dijadikan node MPR.
c. Node MPR melakukan broadcast topology control (TC) messages setiap
interfal TC untuk menginformasikan link state.
TC Message berisi tetangga 1 hop yang terpilih sebagai MPR.
Hanya MPR yang dapat meneruskan TC Message.
TC mMessage digunakan untuk perhitungan routing table.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2.3 AODV (Ad Hoc On Demand Distance Vector)
AODV adalah sebuah routing protocol yang dibuat untuk jaringan MANET. AODV
adalah on demand routing, dimana algoritma ini akan membangun rute antara node hanya
apabila diinginkan oleh source node. AODV memelihara rute tersebut sepanjang masih
dibutuhkan oleh source node. AODV menggunakan sequence number untuk memastikan
bahwa rute yang dihasilkan adalah loop-free dan memliki informasi routing yang paling
update.
AODV menciptakan suatu rute dengan menggunakan route request (RREQ) dan route
reply (RREP). Ketika source node menginginkan suatu rute menuju destination node tetapi
belum mempunyai rute yang benar, maka source node akan menginisialisasi route discovery
process untuk menemukan rute ke destination node. Source node akan mem-broadcast paket
RREQ menuju node tetangganya . RREQ paket berisi source address, destination address,
hop counter, source and destination sequence number, dan broadcast ID. Nilai Broadcast ID
akan bertambah satu setiap suatu source node mengirimkan RREQ yang baru dan digunakan
sebagai identifikasi sebuah paket RREQ. Jika node yang menerima RREQ memiliki
informasi rute menuju destination node, maka node tersebut akan mengirim paket RREP
kembali menuju source node. Tetapi jika tidak mengetahui maka node tersebut akan mem-
broadcast ulang RREQ ke node tetangganya setelah menambahkan nilai hop counter.
Node yang menerima RREQ dengan nilai source address dan broadcast ID yang sama dengan
RREQ yang diterima sebelumnya akan membuang RREQ tersebut. Source sequence number
digunakan oleh suatu node untuk memelihara informasi yang valid mengenai reverse path
(jalur balik) menuju ke source node. Pada saat RREQ mengalir menuju node tujuan yang
diinginkan, dia akan menciptakan reverse path menuju ke node, setiap node akan membaca
RREQ dan mengidentifikasi alamat dari node tetangga yang mengirim RREQ tersebut.
Ketika destination node atau node yang memiliki informasi rute menuju destination
menerima RREQ maka node tersebut akan membandingkan nilai destination sequence
number yang dia miliki dengan nilai destination sequence number yang ada di RREQ. Jika
nilai destination sequence number yang ada di RREQ lebih besar dari nilai yang dimiliki oleh
node maka paket RREQ tersebut akan dibroadcast kembali ke node tetangganya, sebaliknya
jika nilai destination sequence number yang ada di node lebih besar atau sama dengan nilai
yang ada di RREQ maka node tersebut akan mengirim route reply (RREP) menuju source
node dengan menggunakan reverse path yang telah dibentuk oleh RREQ . Intermediate node
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
yang menerima RREP akan mengupdate informasi timeout (masa aktif rute) jalur yang telah
diciptakan. Informasi rute source ke destination akan dihapus apabila waktu timeoutnya
habis.
Di dalam AODV setiap node bertanggung jawab untuk memelihara informasi rute yang telah
disimpan di dalam routing table-nya. Pada saat pengiriman data apabila terjadi perubahan
topologi yang mengakibatkan suatu node tidak dapat dituju dengan menggunakan informasi
rute yang ada di routing table, maka suatu node akan route error packet (RRER) ke node
tetangganya dan node tetangganya akan mengirim kembali RRER demikian seterusnya
hingga menuju source node .Setiap node yang memperoleh RRER ini akan menghapus
informasi yang mengalami error di dalam routing table-nya. Kemudian source node akan
melakukan route discovery process kembali apabila rute tersebut masih diperlukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
PERANCANGAN SIMULASI JARINGAN
3.1 Parameter Simulasi
Pada penelitian ini mengunakan beberapa paramter yang bersifat konstan
yang akan digunakan untuk setiap simulasi baik itu untuk AODV dan OLSR,
tabelnya sebagai berikut :
Parameter-parameter Jaringan
Parameter Nilai
Luas Area Jaringan 1000x1000 m2
Jumlah Node 50, 60, dan 70
Kecepatan Node 4 dan 6 mps
Banyak Koneksi 1 dan 3 UDP
Waktu Simulasi 1800s
Pola Penyebaran Node Random Way Point
Traffic Source UDP
Ukuran Paket 100MB
3.2 Parameter Kinerja
Ada tiga parameter yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah:
3.3.1 Througput
Throughput adalah jumlah bit data yang diterima oleh node tujuan per satuan waktu.
Biasanya throughput selalu dikaitkan dengan bandwidth . Karena throughput memang
bisa disebut sebagai bandwidth dalam kondisi yang sebenarnya. Bandwidth lebih
bersifat tetap, sementara throughput sifatnya dinamis tergantung trafik yang sedang
terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Throughput akan semakin baik jika nilainya semakin besar. Besarnya throughput akan
memperlihatkan kualitas dari kinerja protokol routing tersebut.
Throughput mempunyai satuan Bps (Bits per second). Rumus untuk menghitung
throughput adalah
Throughput=
3.3.2 Delay
End-to-end delay.dapat definisikan sebagai selisih waktu pengiriman sebuah
paket saat dikirimkan dengan saat paket tersebut diterima pada node tujuan. Delay
merupakan suatu indikator yang cukup penting untuk perbandingan protokol routing,
karena besarnya sebuah delay dapat memperlambat kinerja dari routing protokol
tersebut.
Rumus untuk menghitung delay:
Delay =
3.3.3 Overhead Ratio
Overhead Ratio adalah ratio antara jumlah control message oleh protocol
routing debagi dengan jumlah paket (bit) yang diterima. Jika nilai overhead ratio rendah
maka dapat dikatakan bahwa protokil routing tersebut memiliki kinerja yang cukup baik
dalam hal pengiriman paket.
Rumus untuk overhead ratio adalah:
Overhead Ratio =
3.3 Topologi Jaringan
Bentuk topologi dari jaringan adhoc tidak dapat diramalkan karena
topologi jaringan ini dibuat secara random. Hasil dari simulasi baik itu dari posisi
node, pergerakan node dan juga koneksi yang terjadi tentunya tidak akan sama
dengan topologi yang sudah direncanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3.4 Skenario Simulasi
Jaringan MANET merupakan jaringan lokal wireless yang bersifat dinamis. Beberapa
skenario yang digunakan untuk analisis perbandingan unjuk kerja protokol routing
proaktif (OLSR) terhadap protokol routing reaktif (AODV) adalah sebagai berikut.
Dalam pembentukan skenario dasar, pertama-tama dibentuk jaringan dengan luas area
1000x1000 m2, kecepatan 1 mps, 1 koneksi UDP, 50 node, 60 node, dan 70 node dengan
node mobility random way point.
Tabel 0.1 Skenario dasar OLSR dan AODV
Luas Area (m2) Node Kecepatan (mps) Koneksi UDP
a 1000x1000 50 4 1
b 1000x1000 60 4 1
c 1000x1000 70 4 1
Skenario selanjutnya menambah kecepatan menjadi 5 mps.
Tabel 0.2 Skenario dengan pertambahan kecepatan 6 mps OLSR dan AODV
Luas Area (m2) Node Kecepatan (mps) Koneksi UDP
a 1000x1000 50 6 1
b 1000x1000 60 6 1
c 1000x1000 70 6 1
Skenario selanjutnya menambah koneksi UDP menjadi 3 koneksi UDP.
Tabel 0.3 Skenario dengan pertambahan 3 koneksi UDP OLSR dan AODV
Luas Area (m2) Node Kecepatan (mps) Koneksi UDP
a 1000x1000 50 4 3
b 1000x1000 60 4 3
c 1000x1000 70 4 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Skenario yang terakhir menambah kecepatan menjadi 6 mps dan koneksi UDP
menjadi 3 koneksi UDP.
Tabel 0.4 Skenario dengan pertambahan kecepatan 5mps dan 3 koneksi UDP OLSR
dan AODV
Luas Area (m2) Node Kecepatan (mps) Koneksi UDP
a 1000x1000 50 6 3
b 1000x1000 60 6 3
c 1000x1000 70 6 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISIS
Untuk melakukan perbandingan unjuk kerja protocol routing reaktif
(AODV) terhadap protocol routing proaktif (OLSR) ini maka akan dilakukan
seperti pada tahap scenario perencanaan simulasi jaringan pada Bab 3.
4.1 AODV (Ad Hoc On Demand Distance Vector)
4.1.1 Throughput Jaringan
Hasil Pengujian Throughput dengan Penambahan Kecepatan, Penambahan Node, dan
Penambahan Koneksi pada AODV
SPEED4 SPEED6
7200
7300
7400
7500
7600
7700
7800
7900
8000
THROUGHPUT AODV 1 KONEKSI
50 60 70
1 KONEKSI
Hasil Throughput (bit/s) Node Kecepatan 4 mps Kecepatan 6 mps
50 7468,74074 7700,62222
60 7884,74074 7585,83704
70 7903,22963 7695,22963
3 KONEKSI
Hasil Throughput (bit/s) Node Kecepatan 4 mps Kecepatan 6 mps
50 21266,0741 11480,1185
60 22141,9852 13438,5185
70 23516,3259 16351,4667
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
0
5000
10000
15000
20000
25000
SPEED4 SPEED6
50 60 70
THROUGHPUT AODV 3 KONEKSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
4.1.2 Delay
Hasil Pengujian Delay dengan Penambahan Kecepatan, Penambahan Node, dan
Penambahan Koneksi pada AODV
SPEED4 SPEED6
0
0,002
0,004
0,006
0,008
0,01
0,012
0,014
0,016
50 60 70
Delay AODV 1 Koneksi
SPEED4 SPEED6
0
0,002
0,004
0,006
0,008
0,01
0,012
50 60 70
Delay AODV 3 Koneksi
1 KONEKSI
Hasil Throughput (bit/s) Node Kecepatan 4 mps Kecepatan 6 mps
50 0,003051 0,00739111
60 0,004399 0,00839111
70 0,010324 0,013493
3 KONEKSI
Hasil Throughput (bit/s) Node Kecepatan 4 mps Kecepatan 6 mps
50 0,00567908 0,00832947
60 0,00657681 0,00920386
70 0,0076241 0,00996946
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
4.1.3 Overhead Ratio
Hasil Pengujian Overhead Ratio dengan Penambahan Kecepatan, Penambahan Node,
dan Penambahan Koneksi pada AODV
0100000000200000000300000000400000000500000000600000000700000000800000000900000000
SPEED 4 SPEED 6
50 60 70
Overhead Ratio AODV 1 Koneksi
1 KONEKSI
Hasil Throughput (bit/s) Node Kecepatan 4 mps Kecepatan 6 mps
50 540324656 426004296
60 575443131 612746309
70 668913875 812718904
3 KONEKSI
Hasil Throughput (bit/s) Node Kecepatan 4 mps Kecepatan 6 mps
50 336335586 338335684
60 571190904 598587787
70 671291924 688581668
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
0
500000000
1000000000
1500000000
2000000000
2500000000
SPEED 4 SPEED 6
50 60 70
Overhead Ratio AODV 3 koneksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
4.2 OLSR (Optimized Link State Routing)
4.2.1 Throughput Jaringan
Hasil Pengujian Throughput dengan Penambahan Kecepatan, Penambahan Node, dan
Penambahan Koneksi pada OLSR
SPEED4 SPEED6
0
5000
10000
15000
20000
25000
50 60 70
Throughput OLSR 1 Koneksi
0
5000
10000
15000
20000
25000
SPEED 4 SPEED 6
50 60 70
Throughput OLSR 3 Koneksi
1 KONEKSI
Hasil Throughput (bit/s) Node Kecepatan 4 mps Kecepatan 6 mps
50 7312,352 4995,4544
60 7108,9758 4551,028
70 7387,8509 6709,1502
3 KONEKSI
Hasil Throughput (bit/s) Node Kecepatan 4 mps Kecepatan 6 mps
50 7105,2474 760,07769
60 15126,978 3749,4226
70 11814,488 5859,4226
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
4.2.2 Delay
Hasil Pengujian Delay dengan Penambahan Kecepatan, Penambahan Node, dan
Penambahan Koneksi pada OLSR
0
0,005
0,01
0,015
0,02
0,025
SPEED 4 SPEED 6
50 60 70
Delay OLSR 1 Koneksi
0
0,01
0,02
0,03
0,04
0,05
0,06
0,07
SPEED 4 SPEED 6
50 60 70
Delay OLSR 3 Koneksi
1 KONEKSI
Delay
Node Kecepatan 4 mps Kecepatan 6 mps
50 0,007792 0,01103967
60 0,008056 0,01249395
70 0,017696 0,020732
3 KONEKSI
Delay
Node Kecepatan 4 mps Kecepatan 6 mps
50 0,03233452 0,04233452
60 0,04789191 0,05889191
70 0,053078 0,063078
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
4.2.3 Overhead Ratio
Hasil Pengujian Overhead Ratio dengan Penambahan Kecepatan, Penambahan Node,
dan Penambahan Koneksi pada OLSR
0
1000000000
2000000000
3000000000
4000000000
5000000000
6000000000
7000000000
8000000000
9000000000
SPEED 4 SPEED 6
50 60 70
Overhead Ratio OLSR 1 Koneksi
0
1.000.000.000
2.000.000.000
3.000.000.000
4.000.000.000
5.000.000.000
6.000.000.000
7.000.000.000
8.000.000.000
SPEED 4 SPEED 6
50 60 70
Overhead Ratio OLSR 3 Koneksi
1 KONEKSI
Overhead Ratio
Node Kecepatan 4 mps Kecepatan 6 mps
50 3553945515 4553945515
60 4857482976 6857482976
70 5969259573 7969259573
3 KONEKSI
Overhead Ratio
Node Kecepatan 4 mps Kecepatan 6 mps
50 490288520 532118709
60 724442507 1022985499
70 959451312 2273680432
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
4.3 Perbandingan AODV terhadap OLSR
4.3.1 Throughput
Pada AODV terjadi peningkatan throughput UDP saat jumlah node ditambah. Sedangkan
OLSR mengalami penurunan saat node ditambah menjadi 70 node.
0
2000
4000
6000
8000
10000
speed 4 speed 6
AODV OLSR
Throughput 1 Koneksi node 50
0
2000
4000
6000
8000
10000
speed 4 speed 6
AODV OLSR
Throughput 1 koneksi Node 60
6000
6500
7000
7500
8000
speed 4 speed 6
AODV OLSR
Throughput 1 Koneksi Node 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
4.3.2 Delay
0
0,002
0,004
0,006
0,008
0,01
0,012
SPEED 4 SPEED 6
AODV OLSR
Delay 1 Koneksi Node 50
0
0,002
0,004
0,006
0,008
0,01
0,012
0,014
Speed 4 Speed 6
AODV OLSR
Delay 1 Koneksi Node 60
0
0,005
0,01
0,015
0,02
0,025
Speed 4 Speed 6
AODV OLSR
Delay 1 Koneksi Node 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
menunjukan bahwa delay di seluruh skenario, AODV unggul daripada OLSR.
0
0,01
0,02
0,03
0,04
0,05
speed 4 speed 6
AODV OLSR
Delay 3 Koneksi Node 50
0
0,01
0,02
0,03
0,04
0,05
0,06
0,07
speed 4 speed 6
AODV OLSR
Delay 3 Koneksi Node 60
00,010,020,030,040,050,060,07
speed 4 speed 6
AODV OLSR
Delay 3 Koneksi Node 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
4.3.2 Overhead Ratio
0
1.000.000.000
2.000.000.000
3.000.000.000
4.000.000.000
5.000.000.000
speed 4 speed 6
AODV OLSR
Overheaad Ratio ! Koneksi Node 50
0
2.000.000.000
4.000.000.000
6.000.000.000
8.000.000.000
speed 4 speed 6
AODV OLSR
Overhead Ratio 1 Koneksi Node 60
0
2000000000
4000000000
6000000000
8000000000
10000000000
speed 4 speed 6
AODV OLSR
Overhead Ratio 1 Koneksi Node 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
overhead ratio pada OLSR lebih tinggi karena merupakan protokol routing proaktif
yang selalu meng-update informasi seluruh rute, baik dibutuhkan ataupun tidak.
Sedangkan protokol routing reaktif cenderung mempunyai overhead ratio yang
lebih rendah. Penambahan jumlah node, jumlah koneksi dan kecepatan sedikit
meningkatan overhead ratio.
0
100000000
200000000
300000000
400000000
500000000
600000000
speed 4 speed 6
AODV OLSR
Overhead Ratio 3 Koneksi Node 50
0
200.000.000
400.000.000
600.000.000
800.000.000
1.000.000.000
1.200.000.000
speed 4 speed 6
AODV OLSR
Overhead Ratio 3 Koneksi Node 60
0
500.000.000
1.000.000.000
1.500.000.000
2.000.000.000
2.500.000.000
speed 4 speed 6
AODV OLSR
Overhead Ratio 3 Koneksi Node 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
4.4 Rekap Perbandingan AODV Dan OLSR
Speed
(mps)
1 Koneksi 3 Koneksi
Throughput Delay Overhead
Ratio
Throughput Delay Overhead
Ratio
4 AODV AODV AODV AODV AODV AODV
6 AODV AODV AODV AODV AODV AODV
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada skripsi ini menunjukan
bahwa AODV mendominasi pada seluruh skenario.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil simulasi dapat disimpulkan bahwa AODV lebih unggul
daripada OLSR terlihat dari hasil Throughput, Delay, dan Overhead
Rationya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
5.2 Saran
Penelitian selanjutnya perlu dipelajari protokol routing baru yang
mengadopsi kebaikan OLSR dan AODV tetapi sekaligus dapat
mengurangi kelemahan keduanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
DAFTAR PUSTAKA
[1] Fenglien L. 2011. Routing in Mobile Ad hoc Networks, Mobile Ad-Hoc Networks:
Protocol Design, Prof. Xin Wang (Ed.), ISBN: 978-953-307- 402-3, InTech, Available
from:http://www.intechopen.com/books/mobile-adhoc-networks-protocol-design/routing-
in-mobile-ad-hocnetwork.
[2] Aprillando, A. 2007. Cara Kerja dan Kinerja Protokol Optimized Link State Routing
(OLSR) pada Mobile Ad hoc network (MANET), Tugas Akhir. Jakarta: Fakultas Teknik
Unika AtmaJaya.
[3] Malatras, A., Pavlou, G., Gouveris, S., Sivavakeesar,S. , Self-Configuring and
OptimizingMobile Ad Hoc Networks, Centre for Communications Systems Research,
Department of Electronic Engineering, University of Surrey, UK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
LAMPIRAN
Listing Program
[General] network =aodv.Net80211_aodv sim-time-limit = 1800s #seed-0-mt = 5 record-eventlog = false repeat = 10 cmdenv-express-mode = true tkenv-plugin-path = ../../../etc/plugins
**.routingProtocol ="AODVUU"
# mobility **.mobility.initFromDisplayString = false **.fixhost[0].mobility.initialX = 999m **.fixhost[0].mobility.initialY = 999m **.host[0].mobility.initialX = 1m **.host[0].mobility.initialY = 1m
#mobility_type **.host*.mobilityType = "RandomWPMobility" #**.fixhost[*].mobilityType = "RandomWPMobility" #**.SensitivityTable = xmldoc("sensitivityTable")
#[KONEKSI 1] # udp apps (on) **.host[0].numUdpApps = 1 **.host[*].udpApp[0].typename = "UDPBasicBurst" **host[0].udpApp[0].destAddresses = "fixhost[0]" **host[0].udpApp[0].localPort = 1234 **host[0].udpApp[0].destPort = 1234 **host[0].udpApp[0].messageLength = 512B # #**.udpApp[0].messageLength = 2000B # #**.udpApp[0].sendInterval = 0.2s + uniform(-0.001s,0.001s) **host[0].udpApp[0].sendInterval = 0.5s + uniform(-0.001s,0.001s) **host[0].udpApp[0].burstDuration = 0 **host[0].udpApp[0].chooseDestAddrMode = "perBurst" **host[0].udpApp[0].sleepDuration = 1s # **.udpApp[0].burstDuration = uniform(1s,4s,1) # **.udpApp[0].stopTime = uniform(20s,40s,1) ##**.udpApp[0].startTime = uniform(0s,4s,1) **host[0].udpApp[0].startTime = 0s **host[0].udpApp[0].delayLimit = 20s **host[0].udpApp[0].destAddrRNG = 0 #Configure_FixHost **.fixhost[0].udpApp[*].typename = "UDPSink" **.fixhost[0].numUdpApps = 1 **.fixhost[0].udpApp[0].localPort = 1234 # ##[KONEKSI 2]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
# udp apps (on) **.host[1].numUdpApps = 1 **.host[1].udpApp[0].typename = "UDPBasicBurst" **.host[1].udpApp[0].destAddresses = "fixhost[1]" **.host[1].udpApp[0].localPort = 1234 **.host[1].udpApp[0].destPort = 1234 **.host[1].udpApp[0].messageLength = 512B # #**.udpApp[0].messageLength = 2000B # #**.udpApp[0].sendInterval = 0.2s + uniform(-0.001s,0.001s) **.host[1].udpApp[0].sendInterval = 0.5s + uniform(-0.001s,0.001s) **.host[1].udpApp[0].burstDuration = 0 **.host[1].udpApp[0].chooseDestAddrMode = "perBurst" **.host[1].udpApp[0].sleepDuration = 1s # **.udpApp[0].burstDuration = uniform(1s,4s,1) # **.udpApp[0].stopTime = uniform(20s,40s,1) ##**.udpApp[0].startTime = uniform(0s,4s,1) **.host[1].udpApp[0].startTime = 20s **.host[1].udpApp[0].delayLimit = 30s **.host[1].udpApp[0].destAddrRNG = 0 # #Configure_FixHost **.fixhost[1].udpApp[*].typename = "UDPSink" **.fixhost[1].numUdpApps = 1 **.fixhost[1].udpApp[0].localPort = 1234
#[KONEKSI 3] # udp apps (on) **.host[2].numUdpApps = 1 **.host[2].udpApp[0].typename = "UDPBasicBurst" **.host[2].udpApp[0].destAddresses = "fixhost[2]" **.host[2].udpApp[0].localPort = 1234 **.host[2].udpApp[0].destPort = 1234 **.host[2].udpApp[0].messageLength = 512B # #**.udpApp[0].messageLength = 2000B # #**.udpApp[0].sendInterval = 0.2s + uniform(-0.001s,0.001s) **.host[2].udpApp[0].sendInterval = 0.5s + uniform(-0.001s,0.001s) **.host[2].udpApp[0].burstDuration = 0 **.host[2].udpApp[0].chooseDestAddrMode = "perBurst" **.host[2].udpApp[0].sleepDuration = 1s # **.udpApp[0].burstDuration = uniform(1s,4s,1) # **.udpApp[0].stopTime = uniform(20s,40s,1) ##**.udpApp[0].startTime = uniform(0s,4s,1) **.host[2].udpApp[0].startTime = 0s **.host[2].udpApp[0].delayLimit = 20s **.host[2].udpApp[0].destAddrRNG = 0 #Configure_FixHost **.fixhost[2].udpApp[*].typename = "UDPSink" **.fixhost[2].numUdpApps = 1 **.fixhost[2].udpApp[0]localPort = 1234
**.wlan*.bitrate = 54Mbps **.wlan*.typename="Ieee80211Nic" **.wlan*.opMode="g" **.wlan*.mac.EDCA = false
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
**.wlan*.mgmt.frameCapacity = 10 **.wlan*.mac.maxQueueSize = 14 **.wlan*.mac.rtsThresholdBytes = 3000B **.wlan*.mac.basicBitrate = 6Mbps # 24Mbps **.wlan*.mac.retryLimit = 7 **.wlan*.mac.cwMinData = 31 # channel physical parameters *.channelControl.pMax = 2.0mW **.wlan*.radio.transmitterPower=2.0mW **.wlan*.radio.sensitivity=-90dBm **.wlan*.radio.berTableFile="per_table_80211g_Trivellato.dat"
# **.broadcastDelay=uniform(0s,0.005s)
######################### SKENARIO - Node 50 ###########################
[Config AOODVUU-SPEED4mps_HOST50_CONNECT3_WT2] **.routingProtocol="AODVUU" **.host*.mobilityType = "RandomWPMobility" #**.fixhost[*].mobilityType = "RandomWPMobility" **.drawCoverage=false **.constraintAreaMinX = 0m **.constraintAreaMinY = 0m **.constraintAreaMinZ = 0m **.constraintAreaMaxX = 1000m **.constraintAreaMaxY = 1000m **.constraintAreaMaxZ = 0m *.numFixHosts = 3 *.numHosts = 47 **.mobility.speed = 4mps **.mobility.waitTime = 2s
[Config AODVUU-SPEED6mps_HOST50_CONNECT3_WT2] **.routingProtocol="AODVUU" **.host*.mobilityType = "RandomWPMobility" #**.fixhost[*].mobilityType = "RandomWPMobility" **.drawCoverage=false **.constraintAreaMinX = 0m **.constraintAreaMinY = 0m **.constraintAreaMinZ = 0m **.constraintAreaMaxX = 1000m **.constraintAreaMaxY = 1000m **.constraintAreaMaxZ = 0m *.numFixHosts = 3 *.numHosts = 47 **.mobility.speed = 6mps **.mobility.waitTime = 2s
[Config AODVUU-SPEED15mps_HOST50_CONNECT3_WT2] **.routingProtocol="AODVUU" **.host*.mobilityType = "RandomWPMobility" #**.fixhost[*].mobilityType = "RandomWPMobility" **.drawCoverage=false **.constraintAreaMinX = 0m **.constraintAreaMinY = 0m **.constraintAreaMinZ = 0m
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
**.constraintAreaMaxX = 1000m **.constraintAreaMaxY = 1000m **.constraintAreaMaxZ = 0m *.numFixHosts = 3 *.numHosts = 47 **.mobility.speed = 15mps **.mobility.waitTime = 2s
######################### SKENARIO - Node 60 ###########################
[Config AODVUU-SPEED4mps_HOST60_CONNECT3_WT2] **.routingProtocol="AODVUU" **.host*.mobilityType = "RandomWPMobility" #**.fixhost[*].mobilityType = "RandomWPMobility" **.drawCoverage=false **.constraintAreaMinX = 0m **.constraintAreaMinY = 0m **.constraintAreaMinZ = 0m **.constraintAreaMaxX = 1000m **.constraintAreaMaxY = 1000m **.constraintAreaMaxZ = 0m *.numFixHosts = 3 *.numHosts = 57 **.mobility.speed = 4mps **.mobility.waitTime = 2s
[Config AODVUU-SPEED6mps_HOST60_CONNECT3_WT2_15kx500] **.routingProtocol="AODVUU" **.host*.mobilityType = "RandomWPMobility" #**.fixhost[*].mobilityType = "RandomWPMobility" **.drawCoverage=false **.constraintAreaMinX = 0m **.constraintAreaMinY = 0m **.constraintAreaMinZ = 0m **.constraintAreaMaxX = 1000m **.constraintAreaMaxY = 1000m **.constraintAreaMaxZ = 0m *.numFixHosts = 3 *.numHosts = 57 **.mobility.speed = 6mps **.mobility.waitTime = 2s
[Config AODVUU-SPEED15mps_HOST60_CONNECT3_WT2_15kx500] **.routingProtocol="AODVUU" **.host*.mobilityType = "RandomWPMobility" #**.fixhost[*].mobilityType = "RandomWPMobility" **.drawCoverage=false **.constraintAreaMinX = 0m **.constraintAreaMinY = 0m **.constraintAreaMinZ = 0m **.constraintAreaMaxX = 1000m **.constraintAreaMaxY = 1000m **.constraintAreaMaxZ = 0m *.numFixHosts = 3 *.numHosts = 57 **.mobility.speed = 15mps **.mobility.waitTime = 2s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
######################### SKENARIO - Node 70 ###########################
[Config AODVUU-SPEED4mps_HOST70_CONNECT3_WT2] **.routingProtocol="AODVUU" **.host*.mobilityType = "RandomWPMobility" #**.fixhost[*].mobilityType = "RandomWPMobility" **.drawCoverage=false **.constraintAreaMinX = 0m **.constraintAreaMinY = 0m **.constraintAreaMinZ = 0m **.constraintAreaMaxX = 1000m **.constraintAreaMaxY = 1000m **.constraintAreaMaxZ = 0m *.numFixHosts = 3 *.numHosts = 67 **.mobility.speed = 4mps **.mobility.waitTime = 2s
[Config AODVUU-SPEED6mps_HOST70_CONNECT3_WT3_15kx500] **.routingProtocol="AODVUU" **.host*.mobilityType = "RandomWPMobility" #**.fixhost[*].mobilityType = "RandomWPMobility" **.drawCoverage=false **.constraintAreaMinX = 0m **.constraintAreaMinY = 0m **.constraintAreaMinZ = 0m **.constraintAreaMaxX = 1000m **.constraintAreaMaxY = 1000m **.constraintAreaMaxZ = 0m *.numFixHosts = 3 *.numHosts = 67 **.mobility.speed = 6mps **.mobility.waitTime = 2s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI