analisis perbandingan lakip
DESCRIPTION
berikut adalah analisis perbandingan lakip kesdm dan lakip bpkTRANSCRIPT
Analisis Perbandingan LAKIP Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM)
dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Adelia Rizkarunissa
Anis Filzah
Gina Wirdaningsih
Grace Lydia Damayona
Rahmi Fitri A.K
Rifia Karima
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang analisis perbandingan lakip ESDM dan lakip
BPK. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih pada Bapak Andi Chairil Furqan SE., M.Sc., CA.
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan dating, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang menbangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan ini
dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan masa depan.
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah salah satu
rangkaian kegiatan yang harus dilakukan setiap tahun dan merupakan salah satu bentuk
manifestasi dari evaluasi semua rangkaian yang telah dilakukan selama satu tahun anggaran.
Kesemuanya harus terangkum dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP), selain sebagai bahan evaluasi dari rangkaian program yang telah dicanangkan pada
awal tahun anggaran juga sebagai bahan pijakan dalam menyusun langkah-langkah pada tahun
berikutnya. Kementerian ESDM merupakan salah satu kementerian yang membuat lakip setiap
tahunnya. Analisis dalam lakip diperlukan untuk melihat apakah lakip tersebut sesuai dengan
misi dan tujuan serta rencana strategis dalam rangka perwujudan good governance. Analisis ini
dilakukan dengan membandingkan lakip kementerian ESDM dengan BPK yang mana menjadi
acuan baik tidaknya suatu laporan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun merumuskan rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa perbedaan rencana strategis kementerian ESDM dan BPK?
2. Apa perbedaan indikator kinerja kementerian ESDM dan BPK?
3. Apa perbedaan target pencapaian kementerian ESDM dan BPK?
1.3 Tujuan
Melihat perbandingan antara lakip kementerian ESDM dengan lakip BPK yang mana
menjadi acuan baik tidaknya suatu laporan.
Bab II
Pembahasan
2.1 Pengertian LAKIP
Lakip merupakan singkatan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Lakip
adalah sebuah laporan yang berisikan akuntabilitas dan kinerja dari suatu instansi pemerintah.
Untuk Pemerintah Daerah tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, instansi pemerintah adalah
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah suatu
unit kerja pemerintah yang diberikan hak dan tanggung jawab untuk mengelola sendiri
administrasi dan keuangan.
Penyusunan LAKIP berdasarkan siklus anggaran yang berjalan yaitu 1 tahun. Secara lengkap
memuat laporan yang membandingkan perencanaan dan hasil. Dalam penyusunan suatu kegiatan
belanja, dibuat suatu masukan yaitu besaran dana yang dibutuhkan, hasil yaitu sesuatu hasil atau
bentuk nyata yang didapat dari dana yang dikeluarkan. Manfaat yaitu manfaat yang didapat
karena kegiatan belanja tersebut dilaksanakan serta Dampak yaitu dampak yang dihasilkan
karena pelaksanaan suatu kegiatan belanja.
Dalam pembuatan LAKIP suatu instansi pemerintah harus dapat menentukan besaran kinerja
yang diasilkan secara kuantitatif yaitu besaran dalam satuan jumlah atau persentase. Misalkan
dalam satu kegiatan target yang akan dihasilkan adalah 100 orang yang akan terlatih, kemudian
setelah kegiatan tersebut dilaksanakan berapa jumlah yang terlatih, apakah masih tetap 100
orang, kurang dari 100 orang atau mungkin lebih dari 100 orang.
Manfaat yang didapat dari penyusunan suatu LAKIP yaitu evaluasi yang dilakukan oleh
instansi pemerintah terhadap instansinya sendiri sehingga pimpinan instansi tersebut dapat
mengevaluasi kinerja dari instansi yang dipimpinnya selama 1 tahun anggaran.
1. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia(disingkat Kementerian
ESDM RI) adalah kementrian dalam pemerintahan di Indonesia yang bergerak di bidang energi,
dan sumber daya mineral. Kementerian ESDM dipimpin oleh seorang Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral (Menteri ESDM) yang sejak tanggal 27 Oktober 2014 dijabat oleh
Sudirman Said.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di
bidang energi, dan sumber daya mineral dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam melaksanakan tugas, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral menjalankan fungsi:
1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang energi, dan sumber daya
mineral
2. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian
Energi, dan Sumber Daya Mineral
3. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Energi, dan Sumber
Daya Mineral
4. Pelaksanaan bimbingan teknis, dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian
Energi, dan Sumber Daya Mineral di daerah
5. Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.
2. Indikator Kinerja
Kinerja berasal dari kata job performance yang memiliki arti prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang/organisasi. Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai melaksanakan fungsinya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan.
Selain itu beberapa ahli berpendapat bahwa kinerja merupakan prestasi kerja, yaitu
perbandingan antara hasil kerja dengan standar yang ditetapkan (Dessler, 2000:41). Selain itu
kinerja disebut sebagai hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh
seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan (Mangkunagara,
2002:22).
Bagaimana dengan indikator kinerja? Memang terdapat banyak definisi mengenai
indikator kinerja. Indikator kinerja ada yang mendefinisikan sebagai nilai atau karakteristik
tertentu yang digunakan untuk mengukur output atauoutcome. Indikator kinerja juga
mendefinisikan sebagai alat ukur yang digunakan untuk menentukan derajat keberhasilan
organisasi dalam mencapai tujuannya. Salah satu definisi lagi menjelaskan bahwa indikator
kinerja adalah suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja atau kondisi
suatu fasilitas atau kelompok fasilitas.
Indikator merupakan alat yang digunakan untuk menjelaskan mengenai suatu kondisi.
Apabila sesuatu dikatakan “bagus”, apa yang digunakan untuk menjelaskan mengenai hal yang
disebut “bagus” tersebut. Apabila dikatakan seseorang sudah “paham”, apa yang digunakan
untuk menjelaskan mengenai tingkat pemahaman orang tersebut.
Indikator kinerja merupakan indikator yang menjelaskan mengenai kinerja. Hal-hal yang
direncanakan akan menjadi kinerja suatu organisasi akan diukur keberhasilan pencapaiannya
dengan menggunakan indikator kinerja
2.2 Analisis terhadap Rencana Strategis
2.2.1 Analisis terhadap Rencana Strategis Kementrian Energi dan Sumber Daya
Mineral
2.2.1.1 Visi & Misi
Penjelasan ringkas tentang makna dari pernyataan visi di atas adalah sebagai berikut:
Ketahanan dan kemandirian energi – merupakan keinginan untuk menciptakan
keamanan ketersediaan pasokan energi (energy security) guna mendukung pelaksanaan
pembangunan nasional yang didasarkan pada berbagai sumber energi yang berasal dari
dalam negeri dan tidak bergantung pada impor.
Peningkatan nilai tambah energi dan mineral – mengandung makna bahwa berbagai
sumber energi (termasuk energi alternatif dan terbarukan) harus memberi nilai tambah,
baik dalam pemanfaatan maupun dalam memberi kontribusi ekonomi (khususnya
finansial) yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
Berwawasan lingkungan – bahwa seluruh proses pengelolaan energi, mulai dari
eksplorasi, eksploitasi, transportasi sampai pada penggunaanya harus memperhatikan
aspek lingkungan guna mendukung terciptanya pembangunan yang berkesinambungan
(sustainable development).
Misi KESDM sebagai rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi KESDM adalah:
2.2.1.2 Tujuan dan sasaran strategis
Penjabaran Visi dan Misi KESDM yang merupakan kondisi yang ingin
diwujudkan selama periode 5 tahun (di akhir tahun 2014) :
1) Terjaminnya pasokan energi dan bahan baku domestik
2) Terwujudnya peningkatan investasi sektor ESDM
3) Terwujudnya peran penting sektor ESDM dalam penerimaan negara
4) Terwujudnya peningkatan peran sektor ESDM dalam pembangunan daerah
5) Terwujudnya pengurangan beban subsidi BBM dan Listrik
6) Terwujudnya peran penting sektor ESDM dalam peningkatan surplus neraca
perdagangan dengan mengurangi impor
7) Terwujudnya peningkatan efek berantai/ketenagakerjaan
Sedangkan sasaran strategis adalah kondisi yang ingin dicapai oleh KESDM
setiap tahun. Sasaran ditetapkan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai selama 5
tahun. Sasaran strategis KESDM pada tahun 2010 adalah sebagai berikut :
Selanjutnya indikator-indikator dan target kinerja dari setiap sasaran strategis tahun 2012 adalah
sebagai berikut:
2.2.1.3 Indikator Kinerja Utama
Indikator kinerja merupakan ukuran kuantitatif dan kualitatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan dan sasaran yang telah
ditetapkan untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan. Selain itu juga
menetapkan bagaimana kinerja akan diukur dengan suatu skala atau dimensi tanpa
menyinggung tingkat pencapaian khusus.
Indikator kinerja utama (IKU) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
berdasarkan Peraturan Menteri KESDM No. 13 Tahun 2013 merupakan acuan
kinerja untuk menetapkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan
Kinerja (PK). Target indikator kinerja utama:
2.3 Analisis Terhadap Capaian Indikator Kinerja
2.3.1 Analisi Terhadap Capaian Indikator Kinerja Strategis Kementrian
Energi dan Sumber Daya Mineral
Penjelasan dari masing-masing indikator kinerja utama Kementerian ESDM tahun 2011,
diuraikan sebagai berikut:
1. Prosentase penerimaan negara Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral terhadap target
APBN
Pada tahun 2012, realisasi penerimaan sektor ESDM mencapai Rp. 413,78 triliun atau sekitar
28% dari total penerimaan nasional. Penerimaan sektor ESDM tersebut, bila dibandingkan
dengan target APBN-P 2012 yang sebesar Rp. 404,82 triliun, capaian kinerjanya mencapai
102,21%.
2. Jumlah investasi Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral.
Total investasi sektor ESDM pada tahun 2012 mencapai US$ 28,40 miliar, realisasi investasi ini
masih dibawah target yang diharapkan yaitu sebesar US$ 36,96 miliar.
3. Jumlah Kontrak Kerja Sama Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral yang telah
ditawarkan dan ditanda tangani.
a. Penawaran Wilayah Kerja Migas
Pada tahun 2012 dilakukan dalam dua tahap pelaksanaan Penawaran Wilayah Kerja. Putaran I
(periode Maret 2012 s/d Juli 2012) dengan penawaran sebanyak 19 wilayah kerja yang terdiri
dari 5 wilayah kerja yang dilelangkan secara regular dan 14 wilayah kerja yang ditawarkan
melalui lelang penawaran langsung. Sementara itu jumlah wilayah kerja yang ditawarkan dalam
Tahap II Penawaran Wilayah Kerja 2012 (periode Oktober 2012 s/d Februari 2013) adalah
sebanyak 23 (dua puluh tiga) wilayah kerja, 7 wilayah kerja ditawarkan melalui lelang regular
dan 16 wilayah kerja ditawarkan melalui lelang Penawaran Langsung. Penawaran sebanyak 42
wilayah kerja baru migas pada tahun 2012 sesuai dengan target capaian revisi Renstra 2012 yang
ditetapkan sejumlah 40 wilayah kerja.
b. Penandatanganan KKS Migas Konvensional
Tidak tercapainya target penandatanganan KKS Migas konvensional yang baru, yaitu terealisasi
13 KKS dari target 27 KKS atau capaiannya sebesar 48,15%, disebabkan karena faktor non
teknis akibat paska terbitnya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 36/PUU-X/2012 tanggal 13
November 2012 dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2012 tentang
Pengalihan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, jo
Perpres nomor 9 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak
dan Gas Bumi yang mengakibatkan perlunya penyesuaian dalam kegiatan usaha hulu migas
selama masa transisi, yang di antaranya berupa perubahan jadwal penandatanganan KKS migas.
c. Penawaran WK Non Konvensional
Pada tahun 2012 dari 15 WK GMB yang ditargetkan dapat ditawarkan, hanya 9 WK yang dapat
direalisasikan, hal ini dikarenakan berkurangnya jumlah usulan WK yang diterima dan adanya
permasalahan tumpang tindih area usulan yang penyelesaiannya memerlukan waktu.
d. Penandatanganan KKS Non Konvensional
Selama tahun 2012 telah ditandatangani 12 KKS WK GMB dari yang ditargetkan sebesar 15
KKS WK GMB atau realisasi mencapaia 80%.
e. WK Pertambangan Panas Bumi yang telah dilelang
Target WKP panas bumi yang telah ditetapkan pada tahun ini 2012 sebanyak 5 WKP, terealisasi
sebesar 8 WKP atau capaian sebesar 160 %.
4. Jumlah Produksi Sektor ESDM
Jumlah produksi yang realisasinya melebihi target adalah batubara, emas, perak, timah, biji
nikel, bauksit, biji besi, ferronikel, dan listrik.
5. Persentase Pengurangan volume Subsidi.
a. BBM
Realisasi volume BBM bersubsidi 2012 mencapai 44,98 juta KL, melebihi kuota yang
ditargetkan pada APBN-P 2012 sebesar 40 juta KL.
b. LPG 3 Kg
Realisasi volume LPG 3 Kg 2012 mencapai 3,906 juta MT, melebihi kuota yang ditargetkan
pada APBN-P 2012 sebesar 3,606 juta MT.
c. Listrik
Realisasi melebihi target.
6. Persentase pemanfaatan produk sektor ESDM
Yang realisasinya sudah melebihi target adalah persentase pemanfaatan BBN pada BBM
Transportasi, Rasio Elektrifikasi, dan Penurunan Intensitas Energi.
7. Persentase peningkatan pemberdayaan kapasitas nasional
a. Persentase Jumlah Tenaga Kerja Nasional (TKN) Sektor ESDM terhadap Jumlah
Tenaga Kerja Sektor ESDM
Pada tahun 2012 ini penggunaan TKN mencapai 99,3% dari total tenaga kerja sektor ESDM,
seperti yang dapat dilihat pada tabel di atas. Perlu dijelaskan bahwa penetapan target sebesar
99% berdasarkan capaian realisasi tahun 2011.
b. Persentase penggunaan barang dan jasa produksi dalam negeri dalam pembangunan
sektor ESDM
Penggunaan produk dalam negeri (local content) yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan
sektor ESDM di tahun 2012 ini melebihi target yang ditetapkan sebesar 117,12%, atau dari target
sebesar 55,5% terealisasi sebesar 65%.
8. Prosentase Kemampuan pasokan energi (BBM) dalam negeri
Berdasarkan estimasi hasil produksi BBM di kilang dalam negeri (PT Pertamina, Pusdiklat
Migas Cepu, TPPI dan PT TWU) pada tahun 2012, jumlah BBM yang dihasilkan sebesar 38,2
juta KL dimana demand BBM dalam negeri mencapai 71,7 juta KL. Dengan demikian,
kemampuan pasokan kilang dalam negeri hanya mampu mensuplai sebesar 53% dari total
permintaan kebutuhan konsumsi BBM. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan produksi BBM
dari kilang dalam negeri masih di bawah target yang ditetapkan sebesar 65%.
9. Persentase peningkatan peran sektor ESDM dalam pembangunan daerah
Capaian realisasi semua peran sudah melebihi target.
10. Persentase pemanfaatan energi Non BBM dalam rangka diversifikasi energi
Hanya pangsa panas bumi dan pangsa bio energy yang capaian realisasinya sudah melebihi
target.
2.4 Perbandingan LAKIP Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan BPK
Visi dan Misi Tujuan dan Sasaran Indikator dan Target
Kinerja
Capaian
Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral
Visi dan misi KESDM
mudah dimengerti
karena visi dan misi
dijelaskan secara rinci.
Penjabaran tujuan dan
sasaran sudah baik, sasaran
sudah sesuai dengan
tujuannya dan tujuan sesuai
dengan visi dan misi.
Indikator sudah sesuai
dengan sasaran. Tetapi
target tidak diketahui
acuannya darimana.
1. Dalam lakip
tidak terdapat
informasi
capaian tahun
sebelumnya,
hanya pada
tahun
berjalannya saja
sehingga tidak
dapat
dibandingkan
dengan tahun
sebelumnya.
2. Sudah relevan
karena sudah
menggunakan
persentase
sebagai acuan,
sehingga sesuai
dengan yang
diukur atau
kondisi yang
diinginkan.
Badan Pemeriksa
Keuangan
Visi dan Misi milik
BPK tidak memiliki
penjabaran tetapi cukup
jelas untuk dimengerti.
Penjabaran tujuan dan
sasaran sudah baik, sasaran
sudah sesuai dengan
tujuannya. Disertakan adanya
peta strategi untuk
mengkomunikasikan strategi
kepada seluruh elemen dalam
organisasi.
Indikator sudah sesuai
dengan sasaran dan
target yang dijabarkan
dalam lakip tidak hanya
pada tahun 2012 saja
tapi dengan tahun
sebelumnya dan tahun
yang akan mendatang
sehingga dapat
diketahui target
ditetapkan berdasarkan
capaian tahun
sebelumnya.
1. Tahun pada
capaian
terperinci
karena ada
capaian tahun-
tahun
sebelumnya
sehingga dapat
dibandingkan
capaian
2. Relevan karena
terdapat
persenatse
sebagai acuan.
Bab III
Kesimpulan dan Saran
Menurut kelompok kami dari kedua lakip baik lakip ESDM maupun lakip BPK ada perbedaan penentuan prospek kinerja. Untuk lakip ESDM analisis terhadap pencapaian kinerja lebih membandingkan anggaran dengan terealisasinya sementara, lakip pada BPK membandingkang reailisasi dan anggaran terhadap 3 tahun kinerja dibelakangnya
Didalam Lakip BPK terdapat uraian-uraian presentasi pemanfaatan yang lebih sepesifik baik untuk presentasi tingkat tanggung jawab didalam pekerjaan maupun terhadap pengelolahan dana yang telah dibuat. Sementara pada lakip ESDM menguraikan presentasi analisis kinerja yang berhubungan langsung dengan kegiatan operasianalnya.
KESIMPULAN
Sehingga kami mengambil kesimpulan bahwa Lakip BPK lebih Spesisfik dalam menguraikan data dan pengelolahan sumber daya maupun kinerja serta presentasi analisis kinerja yang lebih efisien dengan membandingkan tahun-tahun sebeliumnya yang sudah atau belum tercapai, ini akan lebih mudah dalam mengevaluasi pada tahun-tahun berikutnya agar bisa mencapai visi dan misi yang telah dibuat
SARAN
Saran yang bisa kami beri agar Lakip ESDM lebih spesifik dan efisien terhadap uraian dan analisis kinerja agar lebih bisa mudah dalam mengelolah data dan memberikan kejelasan terhadap kinerja pada ESDM apabila diperlukan lebih baik menggunakan persentasi grafik tahun-tahun angaran dan analisis persentasi kinerja serta uraian dalam pengelompokan yang tepat dan jelas terhadap setiap kegiatan