analisis perbandingan lakip

34
Analisis Perbandingan LAKIP Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Adelia Rizkarunissa Anis Filzah Gina Wirdaningsih Grace Lydia Damayona Rahmi Fitri A.K Rifia Karima

Upload: adelia-rizkarunisa

Post on 30-Jan-2016

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

berikut adalah analisis perbandingan lakip kesdm dan lakip bpk

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Perbandingan Lakip

Analisis Perbandingan LAKIP Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM)

dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Adelia Rizkarunissa

Anis Filzah

Gina Wirdaningsih

Grace Lydia Damayona

Rahmi Fitri A.K

Rifia Karima

Page 2: Analisis Perbandingan Lakip

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-

Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang analisis perbandingan lakip ESDM dan lakip

BPK. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih pada Bapak Andi Chairil Furqan SE., M.Sc., CA.

yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta

pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat

kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan

dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan dating, mengingat

tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang menbangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan ini

dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon

maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan

saran yang membangun demi perbaikan masa depan.

Page 3: Analisis Perbandingan Lakip

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah salah satu

rangkaian kegiatan yang harus dilakukan setiap tahun dan merupakan salah satu bentuk

manifestasi dari evaluasi semua rangkaian yang telah dilakukan selama satu tahun anggaran.

Kesemuanya harus terangkum dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP), selain sebagai bahan evaluasi dari rangkaian program yang telah dicanangkan pada

awal tahun anggaran juga sebagai bahan pijakan dalam menyusun langkah-langkah pada tahun

berikutnya. Kementerian ESDM merupakan salah satu kementerian yang membuat lakip setiap

tahunnya. Analisis dalam lakip diperlukan untuk melihat apakah lakip tersebut sesuai dengan

misi dan tujuan serta rencana strategis dalam rangka perwujudan good governance. Analisis ini

dilakukan dengan membandingkan lakip kementerian ESDM dengan BPK yang mana menjadi

acuan baik tidaknya suatu laporan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun merumuskan rumusan masalah sebagai

berikut :

1. Apa perbedaan rencana strategis kementerian ESDM dan BPK?

2. Apa perbedaan indikator kinerja kementerian ESDM dan BPK?

3. Apa perbedaan target pencapaian kementerian ESDM dan BPK?

1.3 Tujuan

Melihat perbandingan antara lakip kementerian ESDM dengan lakip BPK yang mana

menjadi acuan baik tidaknya suatu laporan.

Page 4: Analisis Perbandingan Lakip

Bab II

Pembahasan

2.1 Pengertian LAKIP

Lakip merupakan singkatan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Lakip

adalah sebuah laporan yang berisikan akuntabilitas dan kinerja dari suatu instansi pemerintah.

Untuk Pemerintah Daerah tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, instansi pemerintah adalah

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah suatu

unit kerja pemerintah yang diberikan hak dan tanggung jawab untuk mengelola sendiri

administrasi dan keuangan.

Penyusunan LAKIP berdasarkan siklus anggaran yang berjalan yaitu 1 tahun. Secara lengkap

memuat laporan yang membandingkan perencanaan dan hasil. Dalam penyusunan suatu kegiatan

belanja, dibuat suatu masukan yaitu besaran dana yang dibutuhkan, hasil yaitu sesuatu hasil atau

bentuk nyata yang didapat dari dana yang dikeluarkan. Manfaat yaitu manfaat yang didapat

karena kegiatan belanja tersebut dilaksanakan serta Dampak yaitu dampak yang dihasilkan

karena pelaksanaan suatu kegiatan belanja.

Dalam pembuatan LAKIP suatu instansi pemerintah harus dapat menentukan besaran kinerja

yang diasilkan secara kuantitatif yaitu besaran dalam satuan jumlah atau persentase. Misalkan

dalam satu kegiatan target yang akan dihasilkan adalah 100 orang yang akan terlatih, kemudian

setelah kegiatan tersebut dilaksanakan berapa jumlah yang terlatih, apakah masih tetap 100

orang, kurang dari 100 orang atau mungkin lebih dari 100 orang.

Manfaat yang didapat dari penyusunan suatu LAKIP yaitu evaluasi yang dilakukan oleh

instansi pemerintah terhadap instansinya sendiri sehingga pimpinan instansi tersebut dapat

mengevaluasi kinerja dari instansi yang dipimpinnya selama 1 tahun anggaran.

1. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia(disingkat Kementerian

ESDM RI) adalah kementrian dalam pemerintahan di Indonesia yang bergerak di bidang energi,

dan sumber daya mineral. Kementerian ESDM dipimpin oleh seorang Menteri Energi dan

Page 5: Analisis Perbandingan Lakip

Sumber Daya Mineral (Menteri ESDM) yang sejak tanggal 27 Oktober 2014 dijabat oleh

Sudirman Said.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di

bidang energi, dan sumber daya mineral dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam

menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam melaksanakan tugas, Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral menjalankan fungsi:

1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang energi, dan sumber daya

mineral

2. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian

Energi, dan Sumber Daya Mineral

3. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Energi, dan Sumber

Daya Mineral

4. Pelaksanaan bimbingan teknis, dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian

Energi, dan Sumber Daya Mineral di daerah

5. Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.

2. Indikator Kinerja

Kinerja berasal dari kata job performance yang memiliki arti prestasi kerja atau prestasi

sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang/organisasi. Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai melaksanakan fungsinya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan.

Selain itu beberapa ahli berpendapat bahwa kinerja merupakan prestasi kerja, yaitu

perbandingan antara hasil kerja dengan standar yang ditetapkan (Dessler, 2000:41). Selain itu

kinerja disebut sebagai hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh

seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan (Mangkunagara,

2002:22).

Page 6: Analisis Perbandingan Lakip

Bagaimana dengan indikator kinerja? Memang terdapat banyak definisi mengenai

indikator kinerja. Indikator kinerja ada yang mendefinisikan sebagai nilai atau karakteristik

tertentu yang digunakan untuk mengukur output atauoutcome. Indikator kinerja juga

mendefinisikan sebagai alat ukur yang digunakan untuk menentukan derajat keberhasilan

organisasi dalam mencapai tujuannya. Salah satu definisi lagi menjelaskan bahwa indikator

kinerja adalah suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja atau kondisi

suatu fasilitas atau kelompok fasilitas.

Indikator merupakan alat yang digunakan untuk menjelaskan mengenai suatu kondisi.

Apabila sesuatu dikatakan “bagus”, apa yang digunakan untuk menjelaskan mengenai hal yang

disebut “bagus” tersebut. Apabila dikatakan seseorang sudah “paham”, apa yang digunakan

untuk menjelaskan mengenai tingkat pemahaman orang tersebut.

Indikator kinerja merupakan indikator yang menjelaskan mengenai kinerja. Hal-hal yang

direncanakan akan menjadi kinerja suatu organisasi akan diukur keberhasilan pencapaiannya

dengan menggunakan indikator kinerja

Page 7: Analisis Perbandingan Lakip

2.2 Analisis terhadap Rencana Strategis

2.2.1 Analisis terhadap Rencana Strategis Kementrian Energi dan Sumber Daya

Mineral

2.2.1.1 Visi & Misi

Penjelasan ringkas tentang makna dari pernyataan visi di atas adalah sebagai berikut:

Ketahanan dan kemandirian energi – merupakan keinginan untuk menciptakan

keamanan ketersediaan pasokan energi (energy security) guna mendukung pelaksanaan

pembangunan nasional yang didasarkan pada berbagai sumber energi yang berasal dari

dalam negeri dan tidak bergantung pada impor.

Peningkatan nilai tambah energi dan mineral – mengandung makna bahwa berbagai

sumber energi (termasuk energi alternatif dan terbarukan) harus memberi nilai tambah,

baik dalam pemanfaatan maupun dalam memberi kontribusi ekonomi (khususnya

finansial) yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.

Berwawasan lingkungan – bahwa seluruh proses pengelolaan energi, mulai dari

eksplorasi, eksploitasi, transportasi sampai pada penggunaanya harus memperhatikan

aspek lingkungan guna mendukung terciptanya pembangunan yang berkesinambungan

(sustainable development).

Page 8: Analisis Perbandingan Lakip

Misi KESDM sebagai rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan

untuk mewujudkan visi KESDM adalah:

2.2.1.2 Tujuan dan sasaran strategis

Penjabaran Visi dan Misi KESDM yang merupakan kondisi yang ingin

diwujudkan selama periode 5 tahun (di akhir tahun 2014) :

1) Terjaminnya pasokan energi dan bahan baku domestik

2) Terwujudnya peningkatan investasi sektor ESDM

3) Terwujudnya peran penting sektor ESDM dalam penerimaan negara

4) Terwujudnya peningkatan peran sektor ESDM dalam pembangunan daerah

Page 9: Analisis Perbandingan Lakip

5) Terwujudnya pengurangan beban subsidi BBM dan Listrik

6) Terwujudnya peran penting sektor ESDM dalam peningkatan surplus neraca

perdagangan dengan mengurangi impor

7) Terwujudnya peningkatan efek berantai/ketenagakerjaan

Sedangkan sasaran strategis adalah kondisi yang ingin dicapai oleh KESDM

setiap tahun. Sasaran ditetapkan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai selama 5

tahun. Sasaran strategis KESDM pada tahun 2010 adalah sebagai berikut :

Page 10: Analisis Perbandingan Lakip

Selanjutnya indikator-indikator dan target kinerja dari setiap sasaran strategis tahun 2012 adalah

sebagai berikut:

Page 11: Analisis Perbandingan Lakip
Page 12: Analisis Perbandingan Lakip
Page 13: Analisis Perbandingan Lakip
Page 14: Analisis Perbandingan Lakip

2.2.1.3 Indikator Kinerja Utama

Indikator kinerja merupakan ukuran kuantitatif dan kualitatif yang

menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan dan sasaran yang telah

ditetapkan untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan. Selain itu juga

menetapkan bagaimana kinerja akan diukur dengan suatu skala atau dimensi tanpa

menyinggung tingkat pencapaian khusus.

Indikator kinerja utama (IKU) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

berdasarkan Peraturan Menteri KESDM No. 13 Tahun 2013 merupakan acuan

kinerja untuk menetapkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan

Kinerja (PK). Target indikator kinerja utama:

Page 15: Analisis Perbandingan Lakip
Page 16: Analisis Perbandingan Lakip
Page 17: Analisis Perbandingan Lakip
Page 18: Analisis Perbandingan Lakip

2.3 Analisis Terhadap Capaian Indikator Kinerja

2.3.1 Analisi Terhadap Capaian Indikator Kinerja Strategis Kementrian

Energi dan Sumber Daya Mineral

Page 19: Analisis Perbandingan Lakip
Page 20: Analisis Perbandingan Lakip
Page 21: Analisis Perbandingan Lakip
Page 22: Analisis Perbandingan Lakip

Penjelasan dari masing-masing indikator kinerja utama Kementerian ESDM tahun 2011,

diuraikan sebagai berikut:

1. Prosentase penerimaan negara Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral terhadap target

APBN

Pada tahun 2012, realisasi penerimaan sektor ESDM mencapai Rp. 413,78 triliun atau sekitar

28% dari total penerimaan nasional. Penerimaan sektor ESDM tersebut, bila dibandingkan

dengan target APBN-P 2012 yang sebesar Rp. 404,82 triliun, capaian kinerjanya mencapai

102,21%.

2. Jumlah investasi Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral.

Total investasi sektor ESDM pada tahun 2012 mencapai US$ 28,40 miliar, realisasi investasi ini

masih dibawah target yang diharapkan yaitu sebesar US$ 36,96 miliar.

3. Jumlah Kontrak Kerja Sama Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral yang telah

ditawarkan dan ditanda tangani.

a. Penawaran Wilayah Kerja Migas

Pada tahun 2012 dilakukan dalam dua tahap pelaksanaan Penawaran Wilayah Kerja. Putaran I

(periode Maret 2012 s/d Juli 2012) dengan penawaran sebanyak 19 wilayah kerja yang terdiri

dari 5 wilayah kerja yang dilelangkan secara regular dan 14 wilayah kerja yang ditawarkan

melalui lelang penawaran langsung. Sementara itu jumlah wilayah kerja yang ditawarkan dalam

Tahap II Penawaran Wilayah Kerja 2012 (periode Oktober 2012 s/d Februari 2013) adalah

sebanyak 23 (dua puluh tiga) wilayah kerja, 7 wilayah kerja ditawarkan melalui lelang regular

dan 16 wilayah kerja ditawarkan melalui lelang Penawaran Langsung. Penawaran sebanyak 42

wilayah kerja baru migas pada tahun 2012 sesuai dengan target capaian revisi Renstra 2012 yang

ditetapkan sejumlah 40 wilayah kerja.

b. Penandatanganan KKS Migas Konvensional

Tidak tercapainya target penandatanganan KKS Migas konvensional yang baru, yaitu terealisasi

13 KKS dari target 27 KKS atau capaiannya sebesar 48,15%, disebabkan karena faktor non

Page 23: Analisis Perbandingan Lakip

teknis akibat paska terbitnya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 36/PUU-X/2012 tanggal 13

November 2012 dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2012 tentang

Pengalihan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, jo

Perpres nomor 9 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak

dan Gas Bumi yang mengakibatkan perlunya penyesuaian dalam kegiatan usaha hulu migas

selama masa transisi, yang di antaranya berupa perubahan jadwal penandatanganan KKS migas.

c. Penawaran WK Non Konvensional

Pada tahun 2012 dari 15 WK GMB yang ditargetkan dapat ditawarkan, hanya 9 WK yang dapat

direalisasikan, hal ini dikarenakan berkurangnya jumlah usulan WK yang diterima dan adanya

permasalahan tumpang tindih area usulan yang penyelesaiannya memerlukan waktu.

d. Penandatanganan KKS Non Konvensional

Selama tahun 2012 telah ditandatangani 12 KKS WK GMB dari yang ditargetkan sebesar 15

KKS WK GMB atau realisasi mencapaia 80%.

e. WK Pertambangan Panas Bumi yang telah dilelang

Target WKP panas bumi yang telah ditetapkan pada tahun ini 2012 sebanyak 5 WKP, terealisasi

sebesar 8 WKP atau capaian sebesar 160 %.

4. Jumlah Produksi Sektor ESDM

Jumlah produksi yang realisasinya melebihi target adalah batubara, emas, perak, timah, biji

nikel, bauksit, biji besi, ferronikel, dan listrik.

5. Persentase Pengurangan volume Subsidi.

a. BBM

Realisasi volume BBM bersubsidi 2012 mencapai 44,98 juta KL, melebihi kuota yang

ditargetkan pada APBN-P 2012 sebesar 40 juta KL.

Page 24: Analisis Perbandingan Lakip

b. LPG 3 Kg

Realisasi volume LPG 3 Kg 2012 mencapai 3,906 juta MT, melebihi kuota yang ditargetkan

pada APBN-P 2012 sebesar 3,606 juta MT.

c. Listrik

Realisasi melebihi target.

6. Persentase pemanfaatan produk sektor ESDM

Yang realisasinya sudah melebihi target adalah persentase pemanfaatan BBN pada BBM

Transportasi, Rasio Elektrifikasi, dan Penurunan Intensitas Energi.

7. Persentase peningkatan pemberdayaan kapasitas nasional

a. Persentase Jumlah Tenaga Kerja Nasional (TKN) Sektor ESDM terhadap Jumlah

Tenaga Kerja Sektor ESDM

Pada tahun 2012 ini penggunaan TKN mencapai 99,3% dari total tenaga kerja sektor ESDM,

seperti yang dapat dilihat pada tabel di atas. Perlu dijelaskan bahwa penetapan target sebesar

99% berdasarkan capaian realisasi tahun 2011.

b. Persentase penggunaan barang dan jasa produksi dalam negeri dalam pembangunan

sektor ESDM

Penggunaan produk dalam negeri (local content) yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan

sektor ESDM di tahun 2012 ini melebihi target yang ditetapkan sebesar 117,12%, atau dari target

sebesar 55,5% terealisasi sebesar 65%.

8. Prosentase Kemampuan pasokan energi (BBM) dalam negeri

Berdasarkan estimasi hasil produksi BBM di kilang dalam negeri (PT Pertamina, Pusdiklat

Migas Cepu, TPPI dan PT TWU) pada tahun 2012, jumlah BBM yang dihasilkan sebesar 38,2

juta KL dimana demand BBM dalam negeri mencapai 71,7 juta KL. Dengan demikian,

kemampuan pasokan kilang dalam negeri hanya mampu mensuplai sebesar 53% dari total

Page 25: Analisis Perbandingan Lakip

permintaan kebutuhan konsumsi BBM. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan produksi BBM

dari kilang dalam negeri masih di bawah target yang ditetapkan sebesar 65%.

9. Persentase peningkatan peran sektor ESDM dalam pembangunan daerah

Capaian realisasi semua peran sudah melebihi target.

10. Persentase pemanfaatan energi Non BBM dalam rangka diversifikasi energi

Hanya pangsa panas bumi dan pangsa bio energy yang capaian realisasinya sudah melebihi

target.

Page 26: Analisis Perbandingan Lakip

2.4 Perbandingan LAKIP Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan BPK

Visi dan Misi Tujuan dan Sasaran Indikator dan Target

Kinerja

Capaian

Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral

Visi dan misi KESDM

mudah dimengerti

karena visi dan misi

dijelaskan secara rinci.

Penjabaran tujuan dan

sasaran sudah baik, sasaran

sudah sesuai dengan

tujuannya dan tujuan sesuai

dengan visi dan misi.

Indikator sudah sesuai

dengan sasaran. Tetapi

target tidak diketahui

acuannya darimana.

1. Dalam lakip

tidak terdapat

informasi

capaian tahun

sebelumnya,

hanya pada

tahun

berjalannya saja

sehingga tidak

dapat

dibandingkan

dengan tahun

sebelumnya.

2. Sudah relevan

karena sudah

menggunakan

persentase

sebagai acuan,

sehingga sesuai

Page 27: Analisis Perbandingan Lakip

dengan yang

diukur atau

kondisi yang

diinginkan.

Badan Pemeriksa

Keuangan

Visi dan Misi milik

BPK tidak memiliki

penjabaran tetapi cukup

jelas untuk dimengerti.

Penjabaran tujuan dan

sasaran sudah baik, sasaran

sudah sesuai dengan

tujuannya. Disertakan adanya

peta strategi untuk

mengkomunikasikan strategi

kepada seluruh elemen dalam

organisasi.

Indikator sudah sesuai

dengan sasaran dan

target yang dijabarkan

dalam lakip tidak hanya

pada tahun 2012 saja

tapi dengan tahun

sebelumnya dan tahun

yang akan mendatang

sehingga dapat

diketahui target

ditetapkan berdasarkan

capaian tahun

sebelumnya.

1. Tahun pada

capaian

terperinci

karena ada

capaian tahun-

tahun

sebelumnya

sehingga dapat

dibandingkan

capaian

2. Relevan karena

terdapat

persenatse

sebagai acuan.

Page 28: Analisis Perbandingan Lakip

Bab III

Kesimpulan dan Saran

Menurut kelompok kami dari kedua lakip baik lakip ESDM maupun lakip BPK ada perbedaan penentuan prospek kinerja. Untuk lakip ESDM analisis terhadap pencapaian kinerja lebih membandingkan anggaran dengan terealisasinya sementara, lakip pada BPK membandingkang reailisasi dan anggaran terhadap 3 tahun kinerja dibelakangnya

Didalam Lakip BPK terdapat uraian-uraian presentasi pemanfaatan yang lebih sepesifik baik untuk presentasi tingkat tanggung jawab didalam pekerjaan maupun terhadap pengelolahan dana yang telah dibuat. Sementara pada lakip ESDM menguraikan presentasi analisis kinerja yang berhubungan langsung dengan kegiatan operasianalnya.

KESIMPULAN

Sehingga kami mengambil kesimpulan bahwa Lakip BPK lebih Spesisfik dalam menguraikan data dan pengelolahan sumber daya maupun kinerja serta presentasi analisis kinerja yang lebih efisien dengan membandingkan tahun-tahun sebeliumnya yang sudah atau belum tercapai, ini akan lebih mudah dalam mengevaluasi pada tahun-tahun berikutnya agar bisa mencapai visi dan misi yang telah dibuat

SARAN

Saran yang bisa kami beri agar Lakip ESDM lebih spesifik dan efisien terhadap uraian dan analisis kinerja agar lebih bisa mudah dalam mengelolah data dan memberikan kejelasan terhadap kinerja pada ESDM apabila diperlukan lebih baik menggunakan persentasi grafik tahun-tahun angaran dan analisis persentasi kinerja serta uraian dalam pengelompokan yang tepat dan jelas terhadap setiap kegiatan