analisis perbandingan brand equity sistem operasi … · analisis perbandingan brand equity sistem...
TRANSCRIPT
ANALISIS PERBANDINGAN BRAND EQUITY SISTEM OPERASI ANDROID
DENGAN SISTEM OPERASI iOS PADA SMARTPHONE
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
RACHMAD JUMADI TARIGAN
NIM: 1110081000009
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLA
JAKARTA
1436 H/2015 M
i
ANALISIS PERBANDINGAN BRAND EQUITY SISTEM OPERASI
ANDROID DENGAN SISTEM OPERASI iOS PADA SMARTPHONE
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Rachmad Jumadi Tarigan
NIM: 1110081000009
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Cut Erika Ananda Fatimah, SE, MBA
NIP: 19570617 198503 1 002 NIDN: 01318107403
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015
ii
Analisis Perbandingan Brand Equity Sistem Operasi Android
dengan Sistem Operasi iOS pada Smartphone (Studi kasus pada
anggota forum Kaskus bagian Handphone & Tablet subforum
Android dan iOS)
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Jumat, 9 September 2014 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Rachmad Jumadi Tarigan
2. NIM : 1110081000009
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi :
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan mahasiswa
yang berangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut diatas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 9 September 2014
1. Fitri Amalia, S.Pd, M.Si ( )
NIP: 19820710 200912 2 002 Ketua
2. Titi Dewi Warninda, SE, M.Si ( )
NIP: 19731221 200501 2 002 Sekretaris
3. Ade Suherlan, SE, MM, MBA ( )
NIP: 19800525 200912 1 001 Penguji Ahli
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari Senin, 21 September 2015 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswa
1. Nama : Rachmad Jumadi Tarigan
2. NIM : 1110081000009
3. Jurusan : Manajemen (Pemasaran)
4. Judul Skripsi : Analisis Perbandingan Brand Equity Sistem Operasi
Android Dengan Sistem Operasi iOS Pada Smartphone
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 21 September 2015
1. Dr. Desmadi Saharuddin, MA (...................................)
NIP: 19720711 200501 1 700 Ketua
2. Ir. Ella Patriana, MM (...................................)
NIP: 19690528 200801 2 010 Sekretaris
3. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS (...................................)
NIP: 19570617 198503 1 002 Pembimbing I
4. Cut Erika Ananda Fatimah, SE, MBA (...................................)
NIDN: 01318107403 Pembimbing II
5. Leis Suzanawaty, SE, M.Si (...................................)
NIP: 19720809 200501 2 004 Penguji Ahli
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Rachmad Jumadi Tarigan
NIM : 1110081000009
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen (Pemasaran)
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya;
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa ijin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap
untuk dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dengan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Ciputat, September 2015
Yang Menyatakan
(Rachmad Jumadi Tarigan)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
Nama : Rachmad Jumadi Tarigan
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 11 Desember 1992
Alamat : Jl. Gatot Subroto No. 357
Kelurahan Sei Sikambing D
Kecamatan Medan Petisah
Medan
Telepon : 08960-2494-566
Email : [email protected]
II. Data Pendidikan
1. SD Brigjen Katamso Medan Tahun 1998-2004
2. SMP Ar-Rahman Medan Tahun 2004-2007
3. SMAN 4 Medan Tahun 2007-2010
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010-2015
III. Pengalaman Organisasi
Anggota Bintalis SMAN 4 Medan Periode 2007-2008
Ketua 1 Bintalis SMAN 4 Medan Periode 2008-2009
vi
COMPARATIVE ANALYSIS OF BRAND AQUITY OPERATING SYSTEM
ANDROID WITH OPERATING SYSTEM iOS ON SMARTPHONE
ABSTRACT
The objectives of the study were to know difference in brand equity an its elements
between operating system Android with operating system iOS for the
smarthphone. The sample is taken with non probabilty technique sampling and
with purposive sampling approach. In collecting data, the research applies
questionnaire technique which consists of 24 statements which are distributed to
100 respondents. The data analysis technique used is the mean difference test with
paired samples. Base on the result of the study, it was found there is no difference
between brand equity operating system Android with operating system iOS,
although there are two different dimensions, brand awareness and brand loyalty,
and the other is same.
Key word: brand equity, brand awareness, brand association, perceived quality,
brand loyalty.
vii
ANALISIS PERBANDINGAN BRAND EQUITY SISTEM OPERASI
ANDROID DENGAN SISTEM OPERASI iOS PADA SMARTPHONE
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui perbedaan brand equity beserta
elemen-elemennya antara sistem operasi Android dengan sistem operasi iOS pada
smarthphone. Pengambilan sampel dalam penelitian diambil dengan
menggunakan teknik non probability sampling dengan pendekatan purposive
sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang
berisi 24 butir pernyataan yang di distribusikan kepada 100 responden. Teknik
analisis data yang digunakan adalah uji beda mean dengan sampel berpasangan.
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan ekuitas
merek antara sistem operasi Android dengan sistem operasi iOS pada
smarthphone, walaupun terdapat dua dimensi yang berbeda yaitu kesadaran merek
dan loyalitas merek dan selebihnya sama.
Kata kunci : ekuitas merek, kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas,
loyalitas merek.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan dan
ampunan kepada-Nya, kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan
kejelekan amalan-amalan kita, barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak
ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka
tidak ada yang dapat memberinya hidayah. Aku bersaksi bahwa tiada Ilah
(sesembahan) Yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah semata tidak ada
sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Amma ba’du
Segala puji bagi Allah yang akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca. Serta penulis
sampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Kedua orang tuaku yang tersayang, Ayah dan Ibu yang selalu mendoakan dan
menyemangati anaknya hingga dapat menyelesaikan studinya. Semoga Allah
membalas kebaikan kalian dengan sebaik-baik balasan berupa dimasukkan
kedalam surga Firdaus-Nya. Serta abang dan adikku yang menjadi teman
bermainku, semoga kebaikan selalu menyertai kalian. Ayo semangat belajar !
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku selaku Dosen Pembimbing I yang
diwakilkan oleh Ibu Ismawati Haribowo, SE., M.Si yang telah membantu
penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
3. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA selaku Dosen Pembimbing II yang
telah membimbing dengan sabar, memberikan banyak masukan sehingga
selesailah penelitian ini.
4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Titi Dewi Wiarnida, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah jakarta
yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat.
ix
7. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu segala pengurusan berkas-berkas
dalam penelitian skripsi saya.
8. Seluruh teman-teman baikku, semoga Allah melimpahkan kebaikan kepada
kita.
9. Serta semua pihak yang telah membantu sampai terselesaikannya penelitian ini.
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kata
sempurna baik dalam segi penulisan, cara penguraian, maupun pada pembahasan
secara ilmiah. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukan yang
membangun dari berbagai pihak. Penulis juga berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Jakarta, 30 Agustus 2015
Rachmad Jumadi Tarigan
NIM: 1110081000009
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI.....................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF........................................ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI........................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SRIPSI..................................................iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................................v
ABSTRACT..............................................................................................................vi
ABSTRAK.............................................................................................................vii
KATA PENGANTAR..........................................................................................viii
DAFTAR ISI............................................................................................................x
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xv
BAB. I. PENDAHULUAN..……...……………………...……….........................1
A. Latar Belakang Penelitian..……………………......…...............................1
B. Perumusan Masalah …..……………………….........................................7
C. Tujuan Penelitian …….......…………..……………...…...........................7
D. Manfaat Penelitian ……..........………..……..…………...........................8
BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA ……………..……...…..................................10
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil.............................10
1. Pengertian Merek..................................................................................10
xi
2. Pengertian Ekuitas Merek......................................................................12
3. Elemen-Elemen Ekuitas Merek .............................................................20
a. Kesadaran Merek...........................................................................20
b. Asosiasi Merek..............................................................................23
c. Persepsi Kualitas Merek.................................................................26
d. Loyalitas Merek.............................................................................30
B. Penelitian Sebelumnya...............................................................................36
C. Kerangka Pemikiran...................................................................................49
D. Hipotesis.....................................................................................................51
BAB. III. METODOLOGI PENELITIAN.…...................................................53
A. Ruang Lingkup Penelitian.………….………............................................53
B. Metode Penentuan Sampel ……….........…………...................................53
1. Populasi..................................................................................................53
2. Sampel....................................................................................................54
C. Metode Pengumpulan Data……………...........….....................................56
1. Data Primer.............................................................................................57
2. Data Sekunder........................................................................................57
D. Metode Analisis Data……………...........……………....…......................58
1. Uji Validitas…………………........……................... ...........................58
2. Uji Reliabilitas .......................................................................................59
3. Uji Beda T - Test ...................................................................................59
E. Operasional Variabel Penelitian...............................................................61
BAB. IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN.....................................................62
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian...............................................62
1. Sejarah Singkat Android........................................................................62
2. Sejarah Singkat iOS................................................................................65
3. Sejarah Singkat Kaskus..........................................................................65
xii
B. Pembahasan Hasil Kuesinoner...................................................................67
1. Karakteristik Responden........................................................................68
2. Hasil Uji Validitas..................................................................................70
3. Hasil Uji Reliabilitas..............................................................................73
C. Pembahasan dan Hasil Analisis Data.........................................................74
1. Perbandingan Kesadaran Merek (Brand Awareness).............................74
2. Perbandingan Asosiasi Merek (Brand Association)...............................75
3. Perbandingan Persepsi Kualitas Merek (Brand Perceived Quality)......76
4. Perbandingan Loyalitas Merek (Brand Loyalty)....................................78
5. Perbandingan Ekuitas Merek (Brand Equity)........................................79
BAB. V. KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................81
A. Kesimpulan................................................................................................81
B. Saran...........................................................................................................82
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................86
LAMPIRAN..........................................................................................................89
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel. 1.1 Smartphone OS Market Share..........................................................3
Tabel. 1.2 Features Pada Sistem Operasi Android dan Sistem Operasi iOS....5
Tabel. 2.1 Cek Tabel Penelitian Sebelumnya.................................................46
Tabel. 3.1 Operasional Variabel......................................................................62
Tabel. 4.1 Karakteristik Responden................................................................68
Tabel. 4.2 Hasil Uji Coba Kuesioner Android untuk Validitas......................70
Tabel. 4.3 Hasil Uji Coba Kuesioner iOS untuk Validitas..............................71
Tabel. 4.4 Hasil Uji Coba Kuesioner Android untuk Reliabilitas...................72
Tabel. 4.5 Hasil Uji Coba Kuesioner iOS untuk Reliabilitas..........................73
Tabel. 4.6 Hasil Uji Beda Mean Pada Subvariabel Brand Awareness............73
Tabel. 4.7 Hasil Uji Beda Mean Pada Subvariabel Brand Association..........74
Tabel. 4.8 Hasil Uji Beda Mean Pada Subvariabel Brand Perceived
Quality............................................................................................75
Tabel. 4.9 Hasil Uji Beda Mean Pada Subvariabel Brand Loyalty.................76
Tabel. 4.10 Hasil Uji Beda Mean Pada Subvariabel Brand Equity...................77
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 2.1 Elemen Ekuitas Merek Model Aaker ..............................................................16
(Brand Equity Element Aaker Mode)
Gambar. 2.2 Piramida Ekuitas Merek Berbasi Pelanggan Model Keller..............................17
(Customer-Based Brand Equity Pyramid Keller Mode)
Gambar. 2.3 Piramida Kesadaran Merek (The Brand Awareness Pyramid)........................21
Gambar. 2.4 Piramida Loyalitas Merek (The Brand Loyalty Pyramid)................................32
Gambar. 2.5 Kerangka Pemikiran.........................................................................................49
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1...........................................................................................................87
Lembar Kuesioner......................................................................................88
Lampiran 2...........................................................................................................93
1. Tabel Jawaban Responden untuk Try Out Kuesioner Android.............94
2. Tabel Jawaban Responden untuk Try Out Kuesioner iOS.....................94
3. Hasil Uji Validitas Data Android...........................................................96
4. Hasil Uji Validitas Data iOS..................................................................97
5. Hasil Uji Reliabilitas Android................................................................98
6. Hasil Uji Reliabilitas iOS.....................................................................100
7. Tabel Jawaban Responden Kuesioner Android...................................104
8. Tabel Jawaban Responden Kuesioner iOS..........................................108
9. Hasil Analisis Data Kuesioner Menggunakan Uji Beda Mean Pada
Android dan iOS..................................................................................111
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Sejarah telepon selular dimulai pada tahun 1940-an setelah Perang Dunia
II. Sejak penemuannya pada pertengahan abad ke-19, telepon menjadi bagian
dari kehidupan sehari-hari jutaan orang di seluruh dunia. Pada pertengahan
abad ke-20, berbicara dengan orang lain melalui saluran telepon adalah cara
yang terbaik untuk tetap berhubungan dengan teman, keluarga, terlibat dalam
kegiatan sosial dan organisasi serta melakukan bisnis di negara-negara kaya.
Dikenal sebagai cell phone, terutama di Amerika, atau mobile phone, di Eropa,
Asia, Australia dan tempat lain, dan lebih banyak kata lain dalam bahasa lain.
Banyaknya pengguna teknologi ini menunjukkan tingkat yang mengejutkan
yaitu di tahun 2004 diperkirakan ada 1.752 miliar pengguna telepon selular di
dunia, naik dari sekitar 91 juta pengguna pada tahun 1995 dan 1.158 miliar
pada tahun 2002 (Goggin, 2006).
Perkembangan teknologi turut menciptakan inovasi dari sebuah telepon
genggam, yang dahulu hanya berupa cell phone ataupun mobile phone,
sekarang telah menjadi sebuah smartphone. Salah satu ciri khas dari sebuah
smartphone adalah sistem operasi yang ada pada smartphone. Sistem operasi
ini merupakan jantung dari perangkat mobile. Sistem operasilah yang mengatur
daya, aplikasi, serta layanan-layanan seperti e-mail, dan fitur jaringan selular
2
komputerisasi seperti visual pesan suara juga dapat memungkinkan untuk
melakukan kontrol laptop, perangkat web tv, dan banyak lagi (Tom, 2011).
Berdasarkan data dari ATSI (Asosiasi Telepon Selular Indonesia) di
tahun 2012 kwartal pertama, pertumbuhan pengguna ponsel telah melampaui
jumlah populasi di Indonesia yaitu mencapai 240 juta unit. Data yang
dekeluarkan oleh IDC (International Data Corporation) menyebutkan bahwa
tingkat penjualan smartphone di Indonesia sebesar 11% di kwartal ketiga tahun
2011 menjadi 13% di kwartal ketiga tahun 2012 dan menyebut Indonesia
sebagai pasar telepon genggam terbesar di Asia Tenggara.
Terdapat beberapa nama-nama sistem operasi yang sudah tidak asing lagi
bagi pengguna smartphone yaitu Android dari Google Inc, iOS dari Apple Inc,
BlackBerry OS dari RIM, Symbian OS dari Symbian Ltd, Windows Phone dari
Microsoft dan juga masih banyak lagi. Namun pada penelitian kali ini, penulis
hanya akan membahas dua sistem operasi pada smartphone yaitu Android dari
Google Inc dan sistem operasi iOS dari Apple Inc.
Perusahaan dari sistem operasi yang disebutkan di atas memiliki
kebijakan yang berbeda. Android dengan open source-nya yaitu sebuah
kebijakan yang menjadikan para pembuat atau pabrikan telepon genggam
bebas untuk menggunakan sistem operasi Android pada produk telepon
genggamnya juga pengembangan-pengembangannya dan membebaskan
pengguna untuk merubah perangkatnya sesuai dengan keinginannya.
Sedangkan iOS merupakan sistem operasi yang hanya dibuat untuk produk
3
buatan Apple dan pengguna hanya dapat menggunakan perangkat seperti yang
telah disediakan oleh developer atau closed source.
Dengan kebijakan Google Inc menjadikan Android bersifat open source,
maka sistem operasi tersebut dapat ditemukan di berbagai merek smartphone
seperti Samsung, HTC, Motorola, Xiaomi, Asus dan masih banyak lagi.
Berbeda dengan iOS yang bersifat closed source, menjadikannya hanya dapat
ditemukan pada produk developer Apple saja.
Tabel. 1.1
Smartphone OS Market Share
Period Android iOS Windows
Phone
BlackBerry
OS
Others
Q3 2014 84,4% 11,7% 2,9% 0,5% 0,6%
Q3 2013 81,2% 12,8% 3,6% 1,7% 0,6%
Q3 2012 74,9% 14,4 % 2,0% 4,1% 4,5%
Q3 2011 57,4% 13,8 % 1,2% 9,6% 18,0%
Sumber: www.idc.com, 2014
Dari data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa smartphone dengan
sistem operasi Android merupakan smartphone yang paling besar market
share-nya dan memang sistem operasi inilah yang paling banyak beredar di
berbagai macam merek smartphone. Selain itu, peningkatan penjualan dari tiap
kwartal ketiga dari tahun 2011 sampai 2014 menghasilkan peningkatan market
share dari smartphone dengan sistem operasi Android. Sedangkan market
share pada smartphone dengan sistem operasi iOS terlihat terjadi penurunan
dari kuartal ketiga di tahun 2011 sampai 2014 meskipun di tahun 2012 terjadi
peningkatan. Penurunan market share iOS disebabkan oleh banyaknya
peredaran smartphone Android di pasar (pcworld.com) serta terjadinya
4
perlambatan ekonomi di China yang merupakan pasar terbesar bagi Apple
(detik.com), meskipun begitu iOS tetap mendapatkan keuntungan yang besar
dari market share yang ia miliki saat ini.
Disatu sisi, Android merupakan OS smartphone yang paling banyak
digunakan di seluruh dunia karena banyaknya pabrikan menggunakan sistem
operasi ini dan juga ia bisa didapatkan di berbagai kelas harga. Berbeda dengan
iOS yang merupakan OS smartphone yang hanya didapat pada produk Apple
serta pada pasar dengan kelas harga yang tinggi (high end segment market)
(pcworld.com). Meskipun begitu kedua OS smartphone ini tetap memiliki
kualitas bagi konsumennya.
Tentunya terdapat perbedaan pendapat dari para konsumen yang
menggunakan smartphone dengan kedua sistem operasi tersebut. Salah satu
yang menjadi acuan para konsumen adalah features dari sistem operasi
tersebut. Adapun selain membandingkan features dari kedua sistem operasi ini,
ada juga yang membandingkan harga smartphone, model smartphone yang
mirip, spesifikasi smartphone yang hampir sama, developer smartphone dan
daya tahan smartphone. Maka peran merek sangatlah penting untuk membantu
konsumen menghilangkan persepsi-persepsi yang meragukan. Darwing &
Wijoyo (2004) mengemukakan bahwa merek (brand) adalah nama dan
identitas utama suatu produk atau jasa badan usaha, sehingga dapat dibedakan
dari produk atau jasa sejenis yang ditawarkan oleh pesaing. Selain itu
Kartajaya (2004) mengemukakan bahwa merek (brand) merupakan nilai utama
pemasaran. Semakin kuat merek produsen di pasar, maka semakin eksis pula
5
merek tersebut, terutama dalam hal mendominasi kesadaran konsumen untuk
mengkonsumsi produk tersebut. Sehingga merek yang baik dapat dikatakan
memiliki ekuitas merek yang kuat. Aaker (1991) berpendapat bahwa dari sudut
pandang perilaku, ekuitas merek sangatlah penting untuk membuat poin
diferensiasi yang menyebabkan keunggulan kompetitif berdasarkan persaingan
non harga.
Tabel. 1.2
Features Pada Sistem Operasi Android dan Sistem Operasi iOS
Operating System iOS Android
Developer Apple Google
Copy/Paste √ √
Multitasking √ √
Flash Support X √
Silverlight Support X X
HTML Support √ √
Unified Inbox √ √
Exchange Support √ √
Threaded Email √ √
Visual Voicemail √ √
Video Calling √ √ Third Party App
Universal Search √ √
Internet Tethering √ √
Removable Storage X √
Facebook Integration x (Third Party App) √ (Third Party App)
Twitter Integration x (Third Party App) √ (Third Party App)
Folders √ √
App Organization Customizable Customizable
App Store 300.000+ Apps 90.000+ Apps
Microsoft Office Support Third Party App Third Party App
Widgets X √
Media Sync iTunes Mac & PC Direct File Transfer +
Third Party Software
X-Box Live Integration Via Third Party App Via Third Party App
Sumber: www.pcworld.com, 2011 dengan beberapa penyesuaian
6
Yoo dkk (2000) mengatakan bahwa adapun harga, ekuitas merek yang
tinggi memungkinkan perusahaan untuk menetapkan harga yang lebih tinggi
karena konsumen bersedia membayar harga premium. Hal ini terjadi pada
penjualan smartphone pada kelas harga high-end. Sebagai aset besar bagi
perusahaan, ekuitas merek dapat meningkatkan arus kas untuk bisnis (Simon &
Sullivan, 1993 dalam Yoo dkk, 2000).
Dengan begitu ekuitas merek akan menciptakan nilai bagi pelanggan dan
perusahaan. Nilai bagi pelanggan akan meningkatkan nilai bagi perusahaan,
dan ekuitas merek yang terdiri dari beberpa dimensi. Dimensi-dimensi dari
ekuitas merek (brand equity) yaitu terdiri dari kesadaran merek (brand
awareness), asosiasi merek (brand association), persepsi kualitas (perceived
quality), loyalitas merek (brand loyalty). Dimensi-dimensi ini digunakan untuk
mengetahui brand equity yang dimiliki suatu produk perusahaan dan juga
sudah digunakan oleh banyak peneliti seperti Keller, 1993; Motameni &
Shahrokhi, 1998; Low & Lamb, 2000; Prasad & Dev, 2000; Yoo & Donthu,
2001 (Yoo dkk, 2000).
Dari latar belakang yang dipaparkan, penulis bertanya-tanya tentang
kedua sitem operasi tersebut, siapakah yang paling baik brand equity-nya.
Karena pada umumnya keduanya sudah dikenal di pasar smartphone.
Selanjutnya penulis mencoba memaparkannya kedalam skripsi yang berjudul
“Analisis Perbandingan Brand Equity Sistem Operasi Android dengan
Sistem Operasi iOS pada Smartphone”.
7
B. Perumusan Masalah
Selain sebagai pembeda yang memudahkan konsumen, merek juga
berguna untuk meyakinkan konsumen bahwa konsumen akan mendapatkan
kualitas yang konsisten ketika membeli produk yang digunakan. Merek juga
dapat dipakai untuk mengurangi perbandingan harga, karena merek adalah
salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membandingan produk-
produk sejenis yang berbeda (Rangkuti, 2009:5).
Merek tentunya sangat erat hubungannya dengan sebuah perusahaan,
apalagi perusahaan yang sangat besar, yang memproduksi barangnya secara
masal, yang sudah berdiri sangat lama, menghasilkan keuntungan yang besar,
dan tentunya sudah dikenal oleh pasar atau calon konsumennya. Tentunya
merek sangat berguna bagi perusahaan, seperti adanya ekuitas merek yang
akan mencerminkan cara konsumen berpikir, merasa, bertindak terhadap
merek, harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang dimiliki perusahaan. Untuk
hal-hal yang berhubungan dengan angka, mungkin dapat dengan mudah
diketahui karena perusahaan bisa langsung melihatnya pada laporan
keuangannya. Namun bagaimana dengan hal-hal yang bersifat tak terlihat,
inilah yang menjadi pertanyaan peneliti. Seperti pada smartphone dengan
sistem operasi Android dan iOS. Data menyebutkan bahwa market share
Android jauh lebih besar. Namun bagaimana dengan ekuitas mereknya? Para
pengguna (baik yang awam dan yang mengerti teknologi sistem operasi)
smartphone ini beranggapan bahwa yang mereka gunakan adalah yang terbaik.
Namun apa bukti yang bisa diberikan jika hanya membuktikannya pada satu
8
sisi saja. Apakah ekuitas merek dari smartphone dengan sistem operasi
Android lebih baik daripada iOS? Inilah yang menjadi rumusan masalah pada
penelitian ini.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan ekuitas merek
antara sistem operasi Android dengan sistem operasi iOS yang dilihat dari
variabel :
a. Kesadaran merek (brand awareness)
b. Asosiasi merek (brand association)
c. Persepsi kualitas (perceived quality)
d. Loyalitas merek (brand loyalty)
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
referensi untuk memperoleh tambahan pengetahuan tentang perbandingan
ekuitas merek.
b. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan
dalam mengambil kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan usaha untuk
9
meningkatkan ekuitas merek produknya agar lebih mengoptimalkan
peluang.
c. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi
untuk penelitian yang akan datang, khususnya bagi sivitas akademika di
lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah dan umumnya kepada peneliti lainnya.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang berkenaan dengan variabel yang diambil
1. Pengertian Merek
Menurut Aaker (1996:9), merek adalah nama dan atau simbol yang
bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap atau kemasan) dengan
maksud mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual atau
sebuah kelompok penjual tertentu.
American Asosiation Marketing dalam Kotler dan Keller (2009:256),
mendefinisikan merek (brand) sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau
desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi
barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan
mendiferensiasikan mereka dari para pesaing.
Menurut UU Merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah
tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan
warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa
(Tjiptono, 2009:3)
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:275), merek (brand) adalah
sebuah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasi semua ini,
yang menunjukkan identitas pembuat atau penjual produk atau jasa.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa merek adalah produk
atau jasa yang dimensinya mendiferensiasikan merek tersebut dengan
11
beberapa cara dari produk atau jasa lainnya yang dirancang untuk
memuaskan kebutuhan yang sama. Perbedaan ini bisa fungsional, rasional,
atau nyata berhubungan atau tidak nyata berhubungan dengan apa yang
direpresentasikan merek.
Merek memiliki peran yang sangat penting bagi konsumen maupun
produsen. Dari sisi konsumen, merek mempermudah pembelian. Bila tidak
ada merek, konsumen harus mengevaluasi semua produk yang tidak
memiliki merek setiap kali mereka akan melakukan pembelian. Merek juga
membantu meyakinkan konsumen bahwa mereka akan mendapatkan
kualitas yang konsisten ketika mereka membeli produk yang digunakan.
Dari sisi produsen, merek dapat dipromosikan. Merek dapat dengan
mudah diketahui ketika diperlihatkan atau ditempatkan dalam suatu
pameran. Selain itu, merek dapat dipakai untuk mengurangi perbandingan
harga, karena merek adalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam membandingkan produk-produk sejenis yang berbeda (Rangkuti,
2009:5).
Merek memegang peranan sangat penting salah satunya adalah
menjembatani harapan konsumen pada saat kita menjadikan sesuatu harapan
kepada konsumen. Dengan demikian dapat diketahui adanya ikatan
emosional yang tercipta antara konsumen dengan perusahaan penghasil
produk melalui merek. Pesaing bisa saja menawarkan produk yang mirip,
tapi mereka tidak mungkin menawarkan janji emosional yang sama
12
(Durianto dkk, 2004:2). Merek menjadi sangat penting saat ini, karena
beberapa faktor seperti:
a. Emosi konsumen terkadang turun naik. Merek mampu membuat janji
emosi menjadi konsisten dan stabil
b. Merek mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar.
c. Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen.
Semakin kuat suatu merek, makin kuat pula interaksinya dengan
konsumen dan makin banyak brand association (asosiasi merek) yang
terbentuk dalam merek tersebut. Jika brand association (asosiasi merek)
yang terbentuk memiliki kualitas dan kuantitas yang kuat, potensi ini
akan meningkatkan brand image (citra merek).
d. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen, dan
sebuah merek yang kuat akan sanggup merubah perilaku konsumen.
e. Merek juga mampu memudahkan proses pengambilan keputusan
pembelian oleh konsumen. Dengan adanya merek, konsumen dapat
dengan mudah membedakan produk yang dibelinya dengan produk lain
sehubungan dengan kualitas, kepuasan, kebanggaan, ataupun atribut lain
yang melekat pada merek tersebut.
f. Merek dapat berkembang menjadi sumber aset terbesar bagi perusahaan.
2. Pengertian Ekuitas Merek (Brand Equity)
Menurut Aaker (1996:23), ekuitas merek adalah seperangkat aset dan
liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol, yang
13
menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau
jasa kepada perusahaan atau para pelanggan perusahaan.
Menurut Kotler dan Keller (2007:334) ekuitas merek adalah nilai
tambah yang diberikan pada produk dan jasa, nilai ini bisa dicerminkan
dalam cara konsumen berpikir, merasa, dan bertindak terhadap merek,
harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang dimiliki perusahaan. Ekuitas
merek merupakan aset tak terwujud yang penting, yang memiliki nilai
psikologis dan keuangan bagi perusahaan.
Sedangkan Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008:282) berpendapat
bahwa ekuitas merek adalah pengaruh deferensial positif bahwa jika
pelanggan mengenal nama merek, pelanggan akan merespon produk atau
jasa.
Sejauh ini terdapat dua model dari brand equity, yaitu model Aaker
(yang kita gunakan dalam penelitian ini) dan model Keller. Dalam model
Aaker, brand equity diformulasikan dari sudut pandang manajerial dan
strategi korporat, meskipun landasan utamanya adalah perilaku konsumen.
Sedangkan dalam model Keller lebih berfokus pada perspektif perilaku
konsumen yang berasumsi bahwa kekuatan sebuah merek terletak pada apa
yang dipelajari, dirasakan, dilihat, dan didengarkan konsumen tentang
merek tersebut sebagai hasil dari pengalamannya sepanjung waktu
(Tjiptono, 2011:97)
Aaker (1991) berpendapat bahwa brand equity dapat dikelompokkan
ke dalam lima dimensi, yaitu:
14
a. Kesadaran merek (brand awareness), menunjukkan kesanggupan seorang
calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali suatu merek dari
produk atau jasa perusahaan. Kesadaran merek memiliki beberapa
tingkatan mulai dari tingkat tidak mengetahui adanya merek tersebut,
sampai pada tingkat sangat mengenal merek tersebut (top of mind
awareness). Tingkat paling rendah adalah apabila pengenalan merek
dilakukan melalui alat bantu tes untuk mengingat kembali suatu merek
(an aided recall test). Pengenalan merek adalah tingkat minimal dari
kesadaran merek. Tingkat berikutnya adalah mengingat kembali suatu
merek (brand recall), yaitu mengingat kembali suatu merek berdasarkan
pada kemampuan seseorang untuk menyebut suatu merek tanpa alat
bantu (unaided call). Tahap selanjutnya adalah apabila suatu merek
disebutkan pertama kali dalam mengingat suatu produk atau jasa, pada
tahap ini merek tersebut telah berada dalam pikiran paling utama (top of
mind awareness), atau dengan kata lain merek tersebut menjadi merek
yang paling diingat di dalam pikiran seseorang.
b. Asosiasi merek (brand association), adalah segala kesan yang muncul di
benak konsumen yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek.
Kesan-kesan yang terkait dengan merek akan semakin meningkat dengan
semakin bertambahnya pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi
suatu merek atau semakin sering kemunculan merek tersebut dalam
strategi komunikasi perusahaan. Suatu merek yang telah mapan akan
memiliki posisi menonjol dalam persaingan bila didukung oleh berbagai
15
asosiasi yang kuat. Berbagai asosiasi merek yang saling berhubungan
akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut brand image. Semakin
banyak asosiasi yang saling berhubungan, maka semakin kuat brand
image yang dimiiki oleh merek tersebut
c. Persepsi kualitas merek (brand perceived quality), adalah persepsi
pelanggan terhadap kualitas dari suatu merek produk/jasa perusahaan.
Perceived quality ini akan membentuk persepsi kualitas dari suatu
produk di mata pelanggan karena perceived quality merupakan persepsi
konsumen. Produk tidak akan disukai dan tidak akan bertahan lama di
pasar jika perceived quality pelanggan negatif, sebaliknya jika perceived
quality pelanggan positif, maka produk akan disukai dan dapat bertahan
lama di pasar.
d. Loyalitas merek (brand loyalty), adalah cerminan tingkat keterikatan
konsumen dengan suatu merek produk/jasa. Loyalitas merek sangat
berpengaruh terhadap kerentanan pelanggan dari serangan pesaing, hal
ini sangat penting dan berkaitan erat dengan kinerja masa depan
perusahaan. Seorang pelanggan yang sangat loyal kepada suatu merek
tidak akan dengan mudah memindahkan pembeliannya ke merek lain,
maka hal tersebut apat menunjukkan loyalitas terhaap merek tersebut
rendah.
e. Aset-aset ekuitas merek lainya (other proprietary brand asssets) dapat
memberikan nilai, baik bagi perusahaan maupun bagi konsumen.
Dimensi ini secara langsung akan dipengaruhi oleh kualitas keempat
16
dimensi utama dari brand equity yaitu brand awareness, brand
association, brand perceived quality dan brand loyalty.
Gambar. 2.1
Elemen Ekuitas Merek Model Aaker
(Brand Equity Element Aaker Mode)
Sumber: Tjiptono, 2011:101
Sementara itu, model brand equity Keller (Tjiptono, 2011:98) lebih
berfokus pada perspektif perilaku konsumen. Dengan model ekuitas merek
berbasis pelanggan (CBBE = Consumer-Based Brand Equity), model ini
berasumsi bahwa kekuatan sebuah merek terletak pada apa yang dipelajari,
dirasakan, dilihat, dan didengarkan konsumen tentang merek tersebut sebagai
hasil dari pengalamannya sepanjung waktu.
Keller (Tjiptono, 2011:99) mengatakan terdapat empat langkah dalam
proses membangun merek yaitu:
1. Menyusun identitas merek yang tepat,
2. Menciptakan makna merek yang sesuai,
3. Menstimulasi respon merek yang diharapkan
4. Menjalin relasi merek yang tepat dengan pelanggan.
Brand Equity
Brand
Awareness
Brand
Association
Brand
Perceived
Quality
Brand Loyalty
17
Dengan kata lain, keempat langkah ini mencerminkan empat pertanyaan
fundamental yaitu: (1) identitas merek, (2) makna merek, (3) respon merek, (4)
relasi merek. Proses implementasi keempat tahap ini membutuhkan enam
building blocks utama yaitu: brand salience, brand performance, brand
imagenary, brand judgments, brand feelings, dan brand resonance.
Gambar. 2.2
Piramida Ekuitas Merek Berbasis Pelanggan Model Keller
(Customer-Based Brand Equity Pyramid Keller Mode)
Resonance
Judgments Feelings
Performance Imagery
Salience
Sumber: Tjiptono, 2011:101
1. Identitas Merek
2. Makna Merek
3. Respon Merek
4. Relasi Merek
18
1. Brand salience, berkenaan dengan aspek-aspek awareness sebuah merek,
seperti seberapa sering dan mudah sebuah merek diingat dan dikenali dalam
berbagai situasi? Faktor ini menyangkut seberapa bagus elemen merek
menjalankan fungsinya sebagai pengidentifikasi produk. Brand awareness
bukan hanya sekedar menyangkut apakah konsumen mengetahui nama
merek dan pernah melihatnya, namun berkaitan pula dengan mengkaitkan
merek (nama merek, logo, simbol, dan seterusnya) dengan asosiasi-asosiasi
tertentu dalam memori konsumen bersangkutan.
2. Brand performance, berkenaan dengan kemampuan produk dan jasa dalam
memenuhi kebutuhan fungsional konsumen. Secara garis besar, ada lima
atribut dan manfaat pokok yang mendasari kinerja merek:
(1) unsur primer dan fitur suplemen; (2) reliabilitas; durabilitas, dan
serviceability produk; (3) efektivitas, efisiensi, dan empati layanan; (4)
model dan desain; serta; (5) harga.
3. Brand imagery, menyangkut extrinsic properties produk atau jasa, yaitu
kemampuan merek dalam memenuhi kebutuhan psikologis atau sosial
pelanggan. Brand imagery bisa terbentuk secara langsung (melalui
pengalaman konsumen dan kontaknya dengan produk, merek, pasar sasaran,
atau situasi pemakaian) dan tidak langsung (melalui iklan dan komunikasi).
Empat kategori utama brand imagery meliputi:
(1) profil pemakai, baik berdasarkan faktor demografis deskriptif (seperti
usia, gender, ras, atau pendapatan) maupun psikografis abstrak (seperti
sikap terhadap hidup, karir, kepemilikan, isu sosial atau institusi politik);
19
(2) situasi pembelian (berdasarkan tipe saluran distribusi, toko spesifik,
kemudahan pembelian, dan sejenisnya) dan pemakaian (kapan dan dimana
merek digunakan); (3) kepribadian dan nilai-nilai; (4) sejarah, warisan
(heritag), dan pengalaman.
4. Brand judgments, berfokus pada pendapat dan evaluasi personal konsumen
terhadap merek berdasarkan kinerja merek dan asosiasi citra yang
dipersepsikannya. Aspek brand judgments meliputi:
(1) brand quality, yakni persepsi konsumen terhadap nilai dan kepuasan
yang dirasakannya;(2) brand credibility, yaitu seberapa jauh sebuah merek
dinilai kredibel dalam hal expertise (kompeten, inovatif, pemimpin pasar),
trustworthiness (bisa diandalkan, selalu mengutamakan kepentingan
pelanggan) dan likeability (menarik, fun, dan memang layak untuk dipilh
dan digunakan); (3) brand consideration, yaitu sejauh mana sebuah merek
dipertimbangkan untuk dibeli atau digunakan konsumen; dan (4) brand
superiority, yakni sejauh mana konsumen menilai merek itu unik dan lebih
baik dibandingkan merek-merek lain
5. Brand feelings, yaitu respon dan reaksi emosional konsumen terhadap
merek. Reaksi semacam ini bisa berupa perasaan warmth, fun excitement,
security, social approval, dan self-respect.
6. Brand resonance, mengacu pada karakteristik relasi yang dirasakan
pelanggan terhadap merek spesifik. Resonasi tercermin pada intensitas atau
kekuatan ikatan psikologis antara pelanggan dan merek, serta tingkat
aktivitas yang ditimbulkan loyalitas tersebut (misalnya, tingkat pembelian,
20
uang, usaha dan waktu yang dicurahkan untuk mencari informasi merek,
dan seterusnya). Secara spesifik, resonasi meliputi loyalitas behavioral
(share of category requirements), loyalitas attitudinal, sense of community
(identifikasi dengan brand community), dan keterlibatan aktif (berperan
sebagai brand evangelist dan brand ambassadors).
Model Aaker dan model Keller memiliki kesamaan prinsip, yaitu
brand equity mencerminkan nilai tambah yang didapatkan sebuah produk
sebagai hasil investasi pemasaran sebelumnya pada merek yang
bersangkutan (Tjiptono, 2011:102).
3. Elemen-Elemen Ekuitas Merek
a. Kesadaran Merek (Brand Awareness)
Menurut Aaker (1996:90), kesadaran merek adalah kesanggupan
seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa
suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Kesadaran
(awareness) menggambarkan keberadaan merek di dalam pikiran
konsumen, yang dapat menjadi penentu dalam beberapa kategori dan
biasanya mempunyai peranan kunci dalam brand equity. Meningkatkan
kesadaran adalah suatu mekanisme untuk memperluas pasar merek.
Kesadaran juga mempengaruhi persepsi dan tingkah laku. Kesadaran merek
merupakan key of brand asset atau kunci pembuka untuk masuk ke elemen
lainnya. Jadi jika kesadaran itu sangat rendah maka hampir dipastikan
bahwa ekuitas mereknya juga rendah (Durianto dkk, 2004).
21
Terdapat beberapa tingkatan dari brand awareness dari tingkat
terendah sampai tingkat tertinggi dapat di lihat dari piramida merek sebagai
berikut:
Gambar. 2.3
Piramida Kesadaran Merek
(The Awareness Pyramid)
Top of mind
Brand Recall
Brand Recognation
Brand Unaware
Sumber: Aaker, 1991:62
Penjelasan mengenai piramida kesadaran merek dari tingkat yang
paling rendah hingga pada tingkat yang tertinggi adalah sebagai berikut :
1) Unaware of Brand (tidak menyadari keberadaan merek)
Menggambarkan tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran merek,
di mana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek.
2) Brand Recognition (pengenalan merek)
Merupakan tingkat minimal kesadaran merek, di mana pengenalan suatu
merek muncul lagi setelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan
22
(aided recall). Pertanyaan yang diajukan dibantu dengan menyebutkan
ciri-ciri produk tersebut.
3) Brand Recall (pengingatan kembali terhadap merek)
Yaitu pengingatan kembali terhadap merek tanpa bantuan (unaided
recall), yakni pengingatan tanpa bantuan, karena konsumen tidak perlu
dibantu untuk mengingat merek. Brand Recall mencerminkan merek-
merek apa yang diingat konsumen setelah menyebutkan merek yang
pertama kali disebut.
4) Top of Mind (puncak pikiran)
Adalah merek yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau yang
pertama kali muncul dalam benak konsumen. Dengan kata lain, merek
tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam
benak konsumen.
Perlunya sebuah kesadaran merek karena konsumen tidak bisa
membeli sebuah merek yang belum mereka kenal, kesadaran merek adalah
tujuan umum komunikasi dari sebuah strategi promosi. Dengan
menciptakan sebuah kesadaran merek, pemasar berharap bahwa setiap kali
muncul sebuah kebutuhan maka sebuah merek akan muncul dari ingatan
yang mampu memberikan alternatif pilihan dalam pengambilan keputusan.
Konsumen tidak perlu mengingat nama merek, mereka hanya perlu untuk
mengenali merek (biasanya berdasarkan package), yang nantinya ingatan
merek akan membantunya untuk mengetahui sebuah merek tersebut (Peter
& Olson, 2010:417).
23
Pengenalan maupun pengingatan merek akan melibatkan upaya
mendapatkan identitas nama dan menghubungkannya ke kategori produk.
Brand awareness dapat dicapai dan diperbaiki, beberapa cara yang dapat
ditempuh antara lain sebagai berikut (Durianto dkk, 2004:57):
1) Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil beda
dibandingkan dengan lainnya serta harus ada hubungan antara merek
dengan kategori produknya.
2) Memakai slogan atau jingle lagu yang menarik, sehingga dapat
membantu konsumen untuk mengingat merek.
3) Jika produk memiliki simbol, hendaknya simbol yang dipakai dapat
dihubungkan dengan mereknya.
4) Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin banyak diingat
pelanggan.
5) Brand awareness dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat yang
sesuai dengan kategori produk, merek, atau keduanya.
6) Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan karena
membentuk ingatan lebih sulit dibandingkan membentuk pengenalan.
Pemasar dapat mengukur tingkat kesadaran merek konsumen dengan
meminta mereka menyebutkan nama-nama merek yang mereka ingat atau
dengan hasil dari pengamatan yang mereka kenali (Peter & Olson,
2010:417)
24
Indikator yang digunakan untuk mengukur brand awareness
berdasarakan pendapat Peter & Olson (2010) yaitu:
1) Android/iOS adalah merek OS smartphone yang familiar bagi saya.
2) Saya mengenali Android/iOS ketika melihat iklan-iklan smartphone di
sebuah media.
3) Saya mengenali smartphone Android/iOS dari tampilan layarnya.
b. Asosiasi Merek (Brand Association)
Menurut Aaker (1991:167) asosiasi merek adalah segala sesuatu yang
berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan ingatan konsumen
terhadap suatu merek.
Menurut Durianto dkk (2004:69) asosiasi merek merupakan segala
kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya
mengenai suatu merek.
Susanto (2004:133) menambahkan bahwa hal-hal lain yang penting
dalam asosiasi merek adalah asosiasi yang menunjukan fakta bahwa produk
dapat digunakan untuk mengekspresikan gaya hidup, kelas sosial, dan peran
professional atau yang mengekspresikan asosiasi-asosiasi yang memerlukan
aplikasi produk dan tipe-tipe orang yang menggunakan produk tersebut,
toko yang menjual produk atau wiraniaganya.
Aaker (1991:115) menjelaskan bahwa asosiasi-asosiasi yang terkait
dengan suatu merek dapat dihubungkan dengan berbagai hal diantaranya:
atribut produk, barang tak berwujud, manfaat pelanggan, harga relatif,
25
pengguna/aplikasi, pengguna/pelanggan, orang yang terkenal, gaya hidup,
personalitas, kelas produk, kompetitor, dan negara/wilayah geografis.
Berbagai fungsi dari sebuah asosiasi merek adalah (Durianto dkk,
2004:69) :
1) Membantu proses penyusunan informasi (Help process/retrieve
information)
2) Membedakan (Differentiate). Suatu produk dapat memberikan landasan
yang penting bagi upaya pembedaan suatu merek lain.
3) Alasan pembelian (Reason to buy). Brand association membangkitkan
berbagai atribut produk atau manfaat bagi konsumen yang dapat
memberikan alasan spesifik bagi konsumen untuk membeli dan
menggunakan merek tersebut.
4) Menciptakan sikap atau perasaan positif (Create positive
attitude/feelings). Beberapa asosiasi mampu menciptakan suatu perasaan
positif atas dasarpengalaman mereka serta pengubahan pengalaman
tersebut menjadisesuatu yang berbeda.
5) Landasan untuk perluasan (Basis for exetensions). Menjadi landasan bagi
suatu perluasan dengan menciptakan rasa kesesuaian (sense of fit) antara
merek dan sebuah produk baru.
Asosiasi merek dapat menciptakan suatu nilai bagi perusahaan dan
para pelanggan, karena ia dapat membantu proses penyusunan informasi
untuk membedakan merek yang satu dari merek yang lain. Terdapat lima
keuntungan asosiasi merek dikemukan oleh Rangkuti (2009:44) yaitu :
26
1) Dapat membantu proses penyusunan informasi, yaitu dapat membantu
memberikan sekumpulan fakta dan spesifikasi yang dapat dengan mudah
dikenal oleh konsumen.
2) Perbedaan. Asosiasi dapat memberikan landasan yang penting bagi usaha
yang dapat membedakan satu merek dengan merek yang lain.
3) Alasan untuk membeli. Asosiasi merek sangat membantu para konsumen
untuk mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut atau tidak.
4) Penciptaan sikap atau perasaan positif. Asosiasi merek dapat merangsang
perasaan positif yang pada akhirnya juga akan berdampak positif pada
produk yang bersangkutan.
5) Landasan untuk perluasan. Asosiasi merek dapat menghasilkan landasan
bagi suatu perluasan merek, yaitu dengan menciptakan rasa kesesuaian
antara suatu merek dengan sebuah produk baru.
Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur brand
association berdasarakan pada pendapat Durianto (2004) yaitu:
1) Android/iOS adalah OS yang berasal dari perusahaan dengan reputasi
yang baik.
2) Android/iOS adalah OS smartphone yang mudah ditemui.
3) Android/iOS adalah OS smartphone dengan tampilan antar muka
(interface) yang menarik.
c. Persepsi Kualitas Merek (Brand Perceived-Quality)
Menurut Susanto (2004:129), persepsi kualitas dapat didefinisikan
sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan
27
suatu produk atau jasa berkenaan dengan maksud yang diharapkan. Aaker
(1991:91) berpendapat bahwa apabila kesan kualitas adalah untuk
dimengerti dan diatur, maka penting untuk mengetahui dimensi-dimensi
yang mempengaruhi kesan kualitas produk dan kualitas jasa, yaitu
1) Menurut Garvin dalam Gaspersz (2002: 37) dimensi kualitas yang dapat
digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitas barang ada delapan,
yaitu:
a) Performa (performance) berkaitan dengan aspek fungsional dari
produk dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan
pelanggan ketika ingin membeli suatu produk.
b) Keistimewaan (features) merupakan aspek kedua yang manambah
fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya.
c) Keandalan (reliability) berkaitan dengan kemungkinan suatu produk
berfungsi dalam periode waktu tertentu di bawah kondisi tertentu.
d) Sesuai dengan spesifikasi (conformance), berkaitan dengan tingkat
kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan
sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Conformance
merefleksikan derajat dimana karakteristik desain produk dan
karakteristik operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan. Kerap
kali didefinisikan sebagai konformasi terhadap kebutuhan
(conformance to requirements).
e) Daya tahan (durability), merupakan ukuran masa pakai suatu produk.
Karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan dari produk itu.
28
f) Kemampuan pelayanan (service ability), merupakan karakteristik yang
berkaitan dengan kecepatan atau kesopanan, kompetensi, kemudahan
serta akurasi dalam perbaikan.
g) Estetika (aestetic), merupakan karakteristik mengenai keindahan yang
bersifat subjektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan
refleksi dari preferensi atau pilihan individual.
h) Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), bersifat subjektif dan
berkaitan dengan perasaan pelanggan yang mengkonsumsi produk,
seperti meningkatkan harga diri. Hal ini dapat juga berupa
karakteristik yang berkaitan dengan reputasi (brand name-image).
2) Sedangkan dimensi kualitas jasa menurut Zeithaml dan Bitner (2003),
terbagi menjadi 5 aspek, yaitu:
a) Realiability. Kemampuan menampilkan pelayanan yang diandalkan
dan akurat.
b) Responsiveness. Kesediaan membantu dan menyediakan layanan yang
cepat.
c) Assurance. Pengetahuan dan kemampuan karyawan untuk
menumbuhkan keyakinan konsumen terhadap pelayanan penyedia
jasa.
d) Empathy. Menunjukkan perhatian perusahaan terhadap konsumennya.
e) Tangibles. Tampilan dari fasilitas fisik, peralatan, personil/karyawan
Membangun perceived quality harus diikuti dengan peningkatan
kualitas nyata dari produknya karena akan sia-sia meyakinkan
29
pelanggan bahwa kualitas merek produknya tinggi bila mana
kenyataan menunjukkan kebalikannya. Bahkan dalam jangka panjang
upaya tersebut akan menjadi bumerang. Pelangan yang tidak puas
akan merasa dikecewakan sehingga perceived quality yang dimiliki
pada awalnya berganti dengan kesan benci karena merasa dibodohi.
Berikut adalah berbagai hal yang perlu dipertahankan dalam
membangun perceived quality menurut Durianto dkk (2004:103), yaitu:
1) Komitmen terhadap kualitas
Perusahan harus mempunyai komitmen terhadap kualitas serta
memelihara kualitas secara terus menerus. Upaya memelihara kualitas
bukan hanya basa basi tapi tercermin dalam tindakan tanpa kompromi.
2) Budaya kualitas
Komitmen kualitas harus terefleksi dalam budaya perusahaan, norma
perilakunya, dan nilai-nilainya. Jika perusahaan dihadapkan kepada
pilihan kualitas dan biaya maka kualitas yang harus dimenangkan.
3) Informasi masukan dari pelanggan
Pada akhirnya dalam membangun perceived quality pelangganlah yang
mendefinisikan kualitas. Seringkali para pemimpin keliru dalam
memperkirakan apa yang dianggap penting oleh pelanggannya. Untuk
kartu kredit, misalnya para manajer memperkirakan bahwa kemudahan
memperoleh kartu kredit adalah yang paling penting bagi pelanggan,
padahal bagi pelanggan keamanan dan jaminan terhadap kartu hilang
adalah yang terpenting. Untuk itulah perusahaan perlu secara
30
berkesinambungan melakukan riset terhadap pelanggannya sehingga
diperoleh informasi yang akurat, relevan, dan up-to-date.
4) Sasaran/standar yang jelas
Sasaran kualitas harus jelas dan tidak terlalu umum karena sasaran
kualitas yang terlalu umum cenderung menjadi tidak bermanfaat.
Kualitas juga harus memiliki standar yang jelas, dapat dipahami, dan
diperioritaskan. Terlalu banyak sasaran tanpa prioritas sama saja dengan
tidak mempunyai sasaran yang fokus yang pada akhirnya akan
membahayakan kelangsungan perusahaan sendiri.
5) Kembangkan karyawan yang inisiatif
Karyawan harus dimotivasi dan diizinkan untuk berinisiatif serta
dilibatkan dalam mencari solusi masalah yang dihadapi dengan
pemikiran yang kreatif dan inovatif. Karyawan juga secara aktif
dilibatkan dalam pengendalian kualitas layanan.
Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur brand equity
berdasarakan pendapat Gaspersz (2002) yaitu:
1) Saya tidak pernah mengalami masalah dalam menggunakan smartphone
Android/iOS.
2) Android/iOS memiliki banyak pilihan aplikasi.
3) Android/iOS mampu mengatur daya smartphone dengan baik.
d. Loyalitas Merek (Brand Loyalty)
Aaker (1996) mendefinisikan brand loyalty sebagai “A measure of the
attachment that a costumer has a brand“. Loyalitas merek menunjukkan
31
adanya suatu ikatan antara pelanggan dengan merek tertentu dan ini sering
kali ditandai dengan adanya pembelian ulang dari pelanggan. Mowen
(2002) mengemukakan bahwa loyalitas dapat didasarkan pada perilaku
pembelian aktual produk yang dikaitkan dengan proporsi pembelian.
Perusahaan yang mempunyai basis pelanggan yang mempunyai loyalitas
merek yang tinggi dapat mengurangi biaya pemasaran perusahaan karena
biaya untuk mempertahankan pelanggan jauh lebih murah dibandingkan
dengan mendapatkan pelanggan baru. Loyalitas merek yang tinggi dapat
meningkatkan perdagangan dan dapat menarik minat pelanggan baru karena
mereka memiliki keyakinan bahwa membeli produk bermerek minimal
dapat mengurangi risiko. Keuntungan lain yang didapat dari loyalitas merek
adalah perusahaan dapat lebih cepat untuk merespons gerakan pesaing.
Loyalitas merek menurut Mowen dan Minor (dalam Basu Swastha,
1999) adalah suatu kondisi dimana konsumen mempunyai sikap positif
terhadap sebuah merek, mempunyai komitmen pada merek tersebut, dan
bermaksud meneruskan pembeliannya di masa mendatang. Definisi ini
didasarkan pada dua pendekatan yaitu behavioral dan attitudinal. Jika
pendekatan yang dipakai adalah pendekatan keperilakuan (behavioral),
maka hal ini mengacu pada perilaku konsumen yang hanya membeli sebuah
produk secara berulang-ulang, tanpa menyertakan aspek perasaaan di
dalamnya. Sebaliknya jika yang dipakai adalah pendekatan attitudinal maka
loyalitas merek mengandung aspek kesukaan konsumen pada sebuah merek.
32
Clow dan Baack (2010:126) mengatakan bahwa loyalitas merek
didasarkan pada fitur produk. Mungkin juga terkait dengan pengalaman
konsumen dengan perusahaan.
Menurut Basu Swastha Dharmmesta (1999), secara umum loyalitas
merek dapat diukur dengan cara sebagai berikut:
1) Runtutan pilihan merek (brand-choice sequence)
2) Proporsi pembelian (proportion of purchase)
3) Preferensi merek (brand prefenrence)
4) Komitmen merek (brand commitment)
Loyalitas merek tidak akan terjadi tanpa melalui tindakan pembelian
dan pengalaman dalam menggunakan suatu merek (Aaker, 1991). Hal inilah
yang membedakan antara loyalitas merek dengan elemen ekuitas merek lain
dimana pelanggan mempunyai kesadaran merek, kesan kualitas, dan
asosiasi merek tanpa melakukan transaksi pembelian dan penggunaan merek
lebih dahulu.
33
Gambar. 2.4
Piramida Loyalitas Merek
The Loyalty Pyramid
Commited Buyer
Like the Brand--
Considers It a Friend
Satisfied Buyer
with Switching Costs
Satisfied/Habitual Buyer
No Reason toChange
Switchers/Price Sensitive
Indifferent—No Brand Loyalty
Sumber: Aaker, 1991:40
Berikut penjelasan Aaker (1997) tentang tingkatan loyalitas terhadap
merek yaitu:
1) Switcher (Berpindah-pindah)
Merupakan tingkatan loyalitas yang paling rendah. Perpindahan merek
biasanya dipengaruhi oleh perilaku pembelian di lingkungan sekitar.
2) Habitual Buyer (Pembeli yang bersifat kebiasaan) Adalah pembeli yang
mengalami ketidakpuasan ketika mengkonsumsi suatu produk karena ia
membeli suatu produk hanya berdasarkan kebiasaan saja.
3) Satisfied Buyer (Pembeli yang puas dengan biaya peralihan)
34
Yaitu pembeli yang merasa puas dengan merek yang mereka konsumsi,
namun mereka berkeinginan melakukan perpindahan merek.
4) Likes the Brand (Menyukai merek)
Adalah pembeli yang benar-benar menyukai merek karena alasan
persepsi kualitas yang tinggi, pengalaman, dan lain-lain.
5) Committed Buyer ( Pembeli yang berkomitmen)
Merupakan kelompok pembeli yang setia karena mereka merasa bangga
ketika mengkonsumsi produk dan mereka secara sukarela bersedia untuk
merekomendasikan merek kepada orang lain.
Dengan pengelolaan dan pemanfaatan yang benar, brand loyalty dapat
menjadi asset strategi bagi perusahaan. Berikut (Durianto, dkk, 2004:127)
adalah beberapa potensi yang dapat diberikan oleh brand loyalty bagi
perusahaan:
1) Reduced Marketing Costs (Mengurangi Biaya Pemasaran)
Biaya pemasaran untuk mempertahankan pelanggan akan lebih murah
dibandingkan dengan upaya untuk mendapatkan pelanggan baru. Jadi,
biaya pemasaran akan mengecil jika brand loyalty meningkat. Ciri yang
paling Nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka membeli suatu
produk karena harganya murah.
2) Trade Laverage (Meningkatkan Perdagangan)
Loyalitas yang kuat terhadap suatu merek akan menghasilkan
peningkatan perdagangan dan memperkuat keyakinan perantara
35
pemasaran. Dapat disimpulkan bahwa pembeli ini dalam membeli suatu
merek didsarkan atas kebiasaan mereka selama ini.
3) Attacing New Customers (Menarik Minat Pelanggan Baru)
Perasaan puas dan suka kepada merek oleh pelanggan akan menimbulkan
perasaan keyakinan bagi calon pelanggan untuk mengkonsumsi merek
tersebut terutama jika pembelian yang mereka lakukan mengandung
resiko tinggi. Di samping itu, pelanggan yang puas umumnya akan
merekomendasikan merek tersebut kepada orang yang dekat dengannya
sehingga dapat menarik pelanggan baru.
4) Provide Time to Respond to Competitive Threats (Memberi Waktu untuk
Merespons Ancaman Persaingan)
Brand loyalty akan memberikan waktu pada sebuah perusahaan untuk
merespons gerak pesaing. Jika salah satu pesaing mengembangkan
produk yang unggul, pelanggan yang loyal akan memberikan waktu pada
perusahaan tersebut untuk memperbaharui produknya dengan cara
menyesuaikan atau menetralisasikannya.
Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur brand loyalty
berdasarakan pendapat Clow dan Baack (2010:126) yaitu:
1) Saya merasa puas menggunakan smartphone Android/iOS
2) Saya setia menggunakan smartphone Android/iOS
3) Saya terbiasa menggunakan smartphone Android/iOS
36
B. Penelitian Sebelumnya
Penelitian ini berkaitan dengan ekuitas merek yang sudah banyak
dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan fokus pada produk yang berbeda.
Berikut ini beberapa penelititan terdahulu yang akan penulis paparkan
berkenaan dengan tema skripsi yang diangkat oleh penulis.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Woo Gon Kim dan Hong-Bum Kim (2004),
dengan judul “Measuring Customer-based Restaurant Brand Equity“
Penelitian ini menggunakan metode uji beda t-test yang meneliti beberapa
merek restoran cepat saji seperti McDonald’s, KFC, Burger King, Lotteria,
Popeyes, Jakob’s dan Hardee’s. Penelitian ini dilakukan terhadap 394
responden yang mengunjungi sejumlah mall di Seoul, Korea Selatan.
Adapun hasil analisis elemen-elemen ekuitas merek pada beberapa merek
restoran cepat saji yang diteliti dalam penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai berikut :
a. Hasil penelitian pada variabel brand awareness oleh Kim dan Kim (2004)
Dalam penelitian ini terdapat perbedaan nilai kesadaran merek antar
merek restoran cepat saji. Penilaian ini dilihat dari nilai mean masing-
masing merek yang diambil dari jawaban responden. Hasil penelitian ini
menunjukkan McDonald’s sebagai merek yang paling diingat responden
dengan nilai mean sebesar (4,46) yang diikuti oleh KFC (4,12), Lotteria
(4,03), Burger King (3,75), Popeyes (3,12), Hardee’s (2,19) dan Jakob’s
(1,45). Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa nilai mean Jakob’s
merupakan yang terendah dari semua merek restoran cepat saji yang
37
diteliti, hal ini dikarenakan Jakob’s merupakan merek lokal yang baru
didirikan pada tahun 1999.
b. Hasil penelitian pada variabel brand image oleh Kim dan Kim (2004)
Dalam penelitian ini terdapat perbedaan nilai citra merek antar merek
restoran cepat saji. Penilaian ini dilihat dari nilai mean masing-masing
merek yang diambil dari jawaban responden. Hasil penelitian ini
menunjukkan McDonald’s sebagai merek dengan citra merek yang
paling baik dengan nilai mean sebesar (4,43) yang diikuti oleh KFC
(4,22), Lotteria (3,97), Burger King (3,93), Popeyes (3,85), Hardee’s
(3,62) dan Jakob’s (3,55).
c. Hasil penelitian pada variabel brand perceived quality oleh Kim dan Kim
(2004)
Dalam penelitian ini terdapat perbedaan nilai persepsi kualitas antar
merek restoran cepat saji. Penilaian ini dilihat dari nilai mean masing-
masing merek yang diambil dari jawaban responden. Hasil penelitian ini
menunjukkan McDonald’s sebagai merek dengan persepsi kualitas yang
paling baik dengan nilai mean sebesar (4,43) yang diikuti oleh Lotteria
(4,13), Burger King (4,07), KFC (3,94), Popeyes (3,92), Jakob’s (3,92)
dan Hardee’s (3,90).
d. Hasil penelitian pada variabel brand loyalty oleh Kim dan Kim (2004)
Dalam penelitian ini terdapat perbedaan nilai loyalitas merek antar merek
restoran cepat saji. Penilaian ini dilihat dari nilai mean masing-masing
merek yang diambil dari jawaban responden. Hasil penelitian ini
38
menunjukkan KFC sebagai merek dengan loyalitas merek yang paling
baik dengan nilai mean sebesar (4,52) yang diikuti oleh McDonald’s
(4,46), Burger King (4,41), Popeyes (4,18), Jakob’s (4,11), Lotteria
(3,91), dan Hardee’s (3,08).
2. Penelitian yang dilakukan oleh Robertus Sola Asisi (2007), dengan judul
“Analisis Perbandingan Brand Equity Indomie Dengan Mie Sedaap Pada
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang”
Penelitian ini menggunakan metode uji beda t-test. Adapun hasil analisis
perbandingan ekuitas merek antara Indomie dan Mie Sedaap dalam
penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Hasil penelitian pada variabel brand awareness oleh Asisi (2007)
Dalam penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan antara kesadaran
merek Indomie dan Mie Sedaap, dimana kesadaran merek Indomie lebih
baik dari Mie Sedaap. Hal ini dapat diketahui dari nilai mean brand
awareness Indomie yang lebih besar dari Mie Sedaap sebesar 20,6823 >
20,1771. Perbedaan ini bisa disebabkan karena merek Indomie telah
dikenal jauh lebih lama oleh konsumen mie instan di Indonesia sehingga
menjadi top of mind dikategori produk mie instan. Selain itu, untuk
mencuri kesadaran konsumen, Indomie tidak hanya mengandalkan iklan
semata tapi juga lebih banyak melakukan event marketing dibandingkan
dengan Mie Sedaap.
b. Hasil penelitian pada variabel brand association oleh Asisi (2007)
39
Dalam penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan antara asosiasi
merek Indomie dan Mie Sedaap, dimana asosiasi merek Indomie lebih
baik dari Mie Sedaap. Hal ini dapat diketahui dari nilai mean brand
association Indomie yang lebih besar dari Mie Sedaap sebesar 19,0052 >
18,3750. Perbedaan ini bisa terjadi karena merek Indomie selalu
konsisten memenuhi janjinya dari waktu ke waktu.
c. Hasil penelitian pada variabel brand perceived quality oleh Asisi (2007)
Dalam penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi
kualitas Indomie dan Mie Sedaap, dimana persepsi kualitas Indomie
lebih baik dari Mie Sedaap. Hal ini dapat diketahui dari dari mean
perceived quality Indomie yang lebih besar dari Mie Sedaap sebesar
27,3854 > 26,5469. Perbedaan ini bisa disebabkan karena dimata
konsumen kualitas Indomie lebih baik yang ditunjang oleh kepercayaan
konsumen terhadap merek yang telah lama dipasar mie instan. Konsumen
telah mencoba berbagai macam merek mie instan dan akhirnya akan
mampu memberikan persepsi yang berbeda-beda antara merek satu dan
yang lainnya.
d. Hasil penelitian pada variabel brand loyalty oleh Asisi (2007)
Dalam penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan antara loyalitas
merek Indomie dan Mie Sedaap, dimana loyalitas merek Indomie lebih
baik dari Mie Sedaap. Hal ini dapat diketahui dari nilai mean brand
loyalty Indomie yang lebih besar dari Mie Sedaap sebesar 22,9583 >
22,5052. Perbedaan ini bisa disebabkan karena Indomie mampu
40
memberikan kepuasan pada konsumennya secara konsisten. Loyalitas
tidak terbentuk secara instan dan pengalaman selama menggunakan
merek tersebut (brand experience) akan menjadi hal mendasar yang
mendorong konsumen melakukan pembelian ulang.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Herdian Armandhani dan I Putu Gde
Sukaatmaja (2013), dengan judul “Analisis Perbandingan Brand Equity
Produk Obat Anti Nyamuk Oles Merek Autan dengan Merek Soffel do Kota
Denpasar”
Penelitian ini menggunakan metode uji beda t-test. Adapun hasil
analisis perbandingan ekuitas merek antara obat anti nyamuk oles merek
Autan dan Soffel dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Hasil penelitian pada variabel brand loyalty oleh Armandhani dan
Sukaatmaja (2013)
Dalam penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan antara kesadaran
merek Autan dan Soffel, dimana kesadaran merek Soffel lebih baik dari
Autan. Hal ini dapat dilihat bahwa rata-rata kesadaran merek obat anti
nyamuk oles Soffel sebesar 4,467 lebih besar jika dibandingkan dengan
rata-rata kesadaran merek obat anti nyamuk oles Autan yang sebesar
4,000 dengan perbedaan rata-ratanya sebesar -0,467. Probabilitasnya
lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara
kesadaran merek obat anti nyamuk oles Autan dengan obat anti nyamuk
oles Soffel, dimana konsumen lebih sadar akan keberadaan merek obat
anti nyamuk oles merek Soffel dibandingkan obat anti nyamuk oles
41
Autan . Hal ini dikarenakan obat anti nyamuk oles merek Soffel kemasan
produknya lebih menarik minat konsumen karena terkesan modern, obat
anti nyamuk Soffel juga lebih efektif menjaga kulit dari gigitan nyamuk
lebih lama ketimbang merek Autan yang hanya bertahan 0,5 - 1 jam.
b. Hasil penelitian pada variabel brand association oleh Armandhani dan
Sukaatmaja (2013)
Dalam penelitian ini terdapat perbedaan yang tidak signifikan antara
asosiasi merek Autan dan Soffel, dimana asosiasi merek Soffel lebih baik
dari Autan. Hal ini dapat dilihat bahwa rata-rata asosiasi merek obat anti
nyamuk oles Autan sebesar 3,883 lebih kecil jika dibandingkan dengan
rata-rata asosiasi merek obat anti nyamuk oles merek Soffel sebesar
4,367 dengan perbedaan rata-ratanya sebesar -0,483 Probabilitasnya
lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara
asosiasi merek obat anti nyamuk oles Autan dengan obat anti nyamuk
Soffel, dimana konsumen menganggap kemasan obat anti nyamuk oles
merek Soffel lebih menarik serta dalam sistem distribusi obat anti
nyamuk oles merek Soffel lebih baik, sehingga obat anti nyamuk oles
merek Soffel lebih berhasil menciptakan asosiasi mereknya dimata
konsumen.
c. Hasil penelitian pada variabel brand perceived quality oleh Armandhani
dan Sukaatmaja (2013)
Dalam penelitian ini rata-rata persepsi kualitas merek obat anti
nyamuk oles Autan sebesar 4,033 lebih kecil jika dibandingkan dengan
42
rata-rata persepsi kualitas merek obat anti nyamuk oles Soffel yaitu
sebesar 4,475 dengan perbedaan rata-ratanya -0,442 Probabilitas lebih
kecil dari 0,05. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara persepsi
kualitas merek produk obat anti nyamuk oles merek Autan dengan merek
Soffel, dimana persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas merek
produk obat anti nyamuk oles merek Soffell lebih mendekati harapan
konsumen dibandingkan produk obat anti nyamuk oles merek Autan.
Konsumen menganggap produk obat anti nyamuk oles merek Soffel
memiliki aroma yang lebih wangi dibandingkan dengan produk obat anti
nyamuk oles merek Autan, serta kandungan obat anti nyamuk oles merek
Soffel dapat memberikan perlindungan lebih maksimal terhadap gigitan
nyamuk
d. Hasil penelitian pada variabel brand loyalty oleh Armandhani dan
Sukaatmaja (2013)
Dalam penelitian rata-rata loyalitas merek obat anti nyamuk oles
Autan sebesar 4,050 lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata
loyalitas merek obat anti nyamuk oles Soffel sebesar 4,458 dengan
perbedaan rata-ratanya -0,408. Probabilitas lebih besar dari 0,05. Dengan
demikian, terdapat perbedaan antara loyalitas merek obat anti nyamuk
Autan dengan Soffel, dimana konsumen memiliki kesetiaan yang lebih
tinggi terhadap obat anti nyamuk oles merek Soffel dibandingkan merek
Autan. Hal ini dikarenakan produk obat anti nyamuk oles merek Soffel
dianggap memiliki kualitas yang lebih baik karena harga obat anti
43
nyamuk oles merek Soffel lebih murah daripada Autan. Selain itu, Soffel
juga memiliki varian produk yang berbeda-beda
4. Penelitian yang dilakukan oleh Ida Ayu Raras Aristyani dan Ni Nyoman
Kerti Yasa (2013), dengan judul “Perbandingan Brand Equity Produk
shampoo Merek Sunsilk dengan Merek Pantene”
Penelitian ini menggunakan metode uji beda t-test. Adapun hasil
analisis perbandingan ekuitas merek antara shampoo merek Sunsilk dengan
merek Pantene dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Hasil penelitian pada variabel brand loyalty oleh Aristyani dan Yasa
(2013)
Dalam penelitian ini brand awareness) produk shampoo Sunsilk sebesar
2,833 lebih besar jika dibandingkan dengan rata-rata kesadaran merek
(brand awareness) produk shampoo Pantene yang sebesar 2,797 dengan
perbedaan rata-ratanya sebesar 0,0367. Probabilitasnya lebih besar dari
0,05. Dengan demikian, tidak terdapat perbedaan antara kesadaran merek
(brand awareness) produk shampoo Sunsilk dengan produk shampoo
Pantene, yang mana konsumen sama-sama sadar akan keberadaan merek
produk shampoo Sunsilk dan Pantene. Hal ini dikarenakan shampoo
Sunsilk maupun shampoo Pantene sama-sama gencar melakukan
berbagai kegiatan promosi sehingga brand awareness-nya sama-sama
tinggi
b. Hasil penelitian pada variabel brand association oleh Aristyani dan Yasa
(2013)
44
Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa rata-rata asosiasi merek (brand
association) produk shampoo Sunsilk sebesar 2,828 lebih kecil jika
dibandingkan dengan rata-rata asosiasi merek (brand association) produk
shampoo Pantene sebesar 2,855 dengan perbedaan rata-ratanya sebesar
0,0267. Probabilitasnya lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, tidak
terdapat perbedaan antara asosiasi merek (brand association) produk
shampoo Sunsilk dengan Pantene, yang mana konsumen menganggap
merek produk shampoo Pantene memiliki asosiasi merek produk yang
sama, yaitu sama-sama di-produksi oleh perusahaan yang memiliki
reputasi baik yang telah memproduksi shampoo dengan mutu yang baik.
c. Hasil penelitian pada variabel brand perceived quality oleh Aristyani dan
Yasa (2013)
Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa rata-rata persepsi kualitas merek
(brand perceived quality) produk shampoo Sunsilk sebesar 2,580 lebih
kecil jika dibandingkan dengan rata-rata persepsi kualitas merek (brand
perceived quality) produk shampoo Pantene yaitu sebesar 2,722 dengan
perbedaan rata-ratanya 0,1417. Probabilitas lebih kecil dari 0,05. Dengan
demikian, terdapat perbedaaan antara persepsi kualitas merek (brand
perceived quality) produk shampoo merek Sunsilk dengan Pantene, yang
mana persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas merek produk
shampoo merek Pantene lebih mendekati harapan konsumen
dibandingkan produk shampoo merek Sunsilk. Konsumen menganggap
produk shampoo Pantene memiliki aroma yang lebih wangi
45
dibandingkan dengan shampoo Sunsilk, serta kandungan shampoo
Pantene yang dapat memberikan hasil yang lebih baik bagi tiap-tiap jenis
masalah rambut dibandingkan dengan shampoo merek Sunsilk.
Perbedaan persepsi kualitas merek shampo Sunsilk dengan shampo
Pantene adalah signifikan
d. Hasil penelitian pada variabel brand loyalty oleh Aristyani dan Yasa
(2013)
Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa rata-rata loyalitas merek (brand
loyalty) produk shampoo Sunsilk sebesar 2,420 lebih kecil jika
dibandingkan dengan rata-rata loyalitas merek (brand loyalty) produk
shampoo Pantene sebesar 2,477 dengan perbedaan rata-ratanya 0,0567.
Probabilitas lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, tidak terdapat
perbedaan antara loyalitas merek (brand loyalty) produk shampoo
Sunsilk dengan Pantene, yang mana konsumen memiliki kesetiaan
(loyalitas) yang sama terhadap produk shampoo merek Pantene maupun
shampo merek Sunsilk.
46
Tabel. 2.1
Cek Tabel Penelitian Sebelumnya
No Nama/
Tahun Judul
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1 Woo Gon
Kim dan
Hong-Bum
Kim, 2004
Measuring
Customer-
Based
Restaurant
Brand Equity
1. Kedua
peneliti sama-
sama
menggunakan
uji beda t-test
- 1. Hasil penelitian menunjukkan bawah keduanya memiliki perbedaan nilai
kesadaran merek pada objek yang diteliti.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keduanya memiliki perbedaan nilai citra
merek pada objek yang diteliti.
3. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
nilai asosiasi merek pada objek yang diteliti. Berbeda dengan penelitian terdahulu
yang menunjukkan terdapat perbedaan nilai asosiasi merek objek yang diteliti.
4. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
nilai persepsi kualitas merek pada objek yang diteliti. Berbeda dengan penelitian
terdahulu yang menunjukkan terdapat perbedaan nilai persepsi kualitas merek
objek yang diteliti.
2 Robertus
Sola Asisi,
2007
Analisis
Perbandingan
Brand Equity
Indomie
dengan Mie
Sedap Pada
Mahasiswa
Universitas
Negeri
Semarang
1. Kedua
peneliti sama-
sama
menggunakan
uji beda t-test
- 1. Hasil penelitian menunjukkan bawah keduanya memiliki perbedaan nilai
kesadaran merek pada objek yang diteliti.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keduanya memiliki perbedaan nilai citra
merek pada objek yang diteliti.
3. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
nilai asosiasi merek pada objek yang diteliti. Berbeda dengan penelitian terdahulu
yang menunjukkan terdapat perbedaan nilai asosiasi merek objek yang diteliti.
4. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
nilai persepsi kualitas merek pada objek yang diteliti. Berbeda dengan penelitian
terdahulu yang menunjukkan terdapat perbedaan nilai persepsi kualitas merek
objek yang diteliti.
47
No Nama/
Tahun Judul
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
3 Armandhani
dan
Sukaatmaja,
2013
Analisis
Perbandingan
Brand Equity
Produk Obat
Anti Nyamuk
Oles Merek
Autan dengan
Merek Soffel
di Kota
Denpasar
1. Kedua peneliti
sama-sama
menggunakan uji
beda t-test
- 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keduanya memiliki
perbedaan nilai kesadaran merek pada objek yang diteliti.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keduanya memiliki
perbedaan nilai citra merek pada objek yang diteliti.
3. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan nilai asosiasi merek pada objek yang
diteliti. Berbeda dengan penelitian terdahulu yang
menunjukkan terdapat perbedaan nilai asosiasi merek objek
yang diteliti.
4. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan nilai persepsi kualitas merek pada objek
yang diteliti. Berbeda dengan penelitian terdahulu yang
menunjukkan terdapat perbedaan nilai persepsi kualitas merek
objek yang diteliti.
4 Ida Ayu
Raras
Aristyani dan
Ni Nyoman
Kerti Yasa,
2013
Perbandingan
Brand Equity
Produk
Shampoo
Merek Sunsilk
dengan Merek
Pantene
1. Kedua peneliti
sama-sama
menggunakan uji
beda t-test
- 1. Hasil penelitian menunjukkan bawah keduanya tidak
memiliki perbedaan nilai asosiasi merek pada objek yang
diteliti
2. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan nilai kesadaran merek pada objek yang diteliti.
Berbeda dengan penelitian terdahulu yang menunjukkan tidak
terdapat perbedaan nilai kesadaran merek pada objek yang
diteliti.
48
No Nama/
Tahun Judul
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
4 Ida Ayu
Raras
Aristyani dan
Ni Nyoman
Kerti Yasa,
2013
Perbandingan
Brand Equity
Produk
Shampoo
Merek Sunsilk
dengan Merek
Pantene
3. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan nilai persepsi kualitas merek pada objek
yang diteliti. Berbeda dengan penelitian terdahulu yang
menunjukkan terdapat perbedaan nilai persepsi kualitas merek
objek yang diteliti.
4. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan nilai loyalitas merek pada objek yang diteliti.
Berbeda dengan penelitian terdahulu yaitu menunjukkan tidak
terdapat perbedaan nilai loyalitas merek pada objek yang
diteliti
49
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan sebuah sintesa dari serangkaian teori
yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan
gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif
solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan, kerangka pemikiran dapat
disajikan dalam bentuk bagan, deskripsi kualitatif, dan atau gabungan
keduanya. (Hamid dkk, 2010:15).
Sesuai dengan pendapat Durianto dkk (2004:8), penelitian ini hanya
menekankan pada empat elemen utama ekuitas merek, yakni brand
awareness, brand association, perceived quality dan brand loyalty.
Empat komponen ekuitas merek tersebut akan dikaitkan dengan dua
produk yang diteliti, yakni sistem operasi Android dan sistem operasi iOS, dan
selanjutnya diambil perbandingan pada ekuitas merek dengan menggunakan
uji beda t sampel berpasangan. Berikut akan digambarkan kerangka pemikiran
dalam penelitian ini
50
Gambar. 2.5
Kerangka Pemikiran
1. Brand Awareness
2. Brand Association
3. Perceived Quality
4. Brand Loyalty
Brand Equity Sistem Operasi
Android
Brand Equity Sistem Operasi
iOS
Uji beda t
Kesimpulan dan Saran
1. Brand Awareness
2. Brand Association
3. Perceived Quality
4. Brand Loyalty
Uji Validitas
Uji Reliabilitas
Brand Equity
51
D. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2010:84), hipotesis penelitian merupakan dugaan
sementara yang digunakan sebelum dilakukannya penelitian. Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang
bertujuan mengarahkan dan memberikan pedoman dalam pokok permasalahan
serta tujuan penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,
belum jawaban yang empirik.
Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan dari hasil penelitian
sebelumnya dan rumusan masalah dari penelitian, maka hipotesis yang
dirumuskan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
Ho1: βo1 = 0 Tidak terdapat perbedaan kesadaran merek (brand
awareness) antara sistem operasi Android dengan sistem
operasi iOS pada smartphone.
Ha1: βa1 ≠ 0 Terdapat perbedaan kesadaran merek (brand awareness)
antara sistem operasi Android dengan sistem operasi iOS
pada smartphone.
Ho2: βo2 = 0 Tidak terdapat perbedaan asosiasi merek (brand association)
antara sistem operasi Android dengan iOS pada smartphone.
Ha2: βa2 ≠ 0 Tidak terdapat perbedaan asosiasi merek (brand association)
antara sistem operasi Android dengan iOS pada smartphone.
52
Ho3: βo3 = 0 Tidak terdapat perbedaan persepsi kualitas merek (brand
perceived quality) antara sistem operasi Android dengan iOS
pada smartphone.
Ha3: βa3 ≠ 0 Terdapat perbedaan persepsi kualitas merek (brand perceived
quality) antara sistem operasi Android dengan iOS pada
smartphone.
Ho4: βo4 = 0 Tidak terdapat perbedaan loyalitas merek (brand loyalty)
antara sistem operasi Android dengan iOS pada smartphone.
Ha4: βa4 ≠ 0 Tidak terdapat perbedaan loyalitas merek (brand loyalty)
antara sistem operasi Android dengan iOS pada smartphone.
Ho5: βo5 = 0 Tidak terdapat perbedaan ekuitas merek (brand equity) antara
sistem operasi Android dengan iOS pada smartphone.
Ha5: βa5 ≠ 0 Terdapat perbedaan ekuitas merek (brand equity) antara
sistem operasi Android dengan iOS pada smartphone.
53
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini tentang membandingkan brand equity dari sistem operasi
Android dengan sistem operasi iOS yang dilihat dari dimensi brand awareness,
brand association, perceived quality, dan brand loyalty. Ruang lingkup dari
penelitian ini dilakukan pada anggota forum Kaskus pada bagian Handphone &
Tablet dengan subforum Android dan iOS yang menggunakan smartphone
dengan sistem operasi Android dengan sistem operasi iOS dan juga para
anggota forum yang mengerti sistem operasi tersebut.
Penelitian dilakukan di bulan Februari sampai dengan bulan Agustus
tahun 2015
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2010:90). Populasi dari penelitian ini adalah anggota forum
Kaskus pada bagian Handphone & Tablet dengan subforum Android dan
iOS yang menggunakan smartphone dengan sistem operasi Android dengan
sistem operasi iOS serta para anggota forum yang mengetahui sistem
operasi tersebut. Dipilihnya anggota forum Kaskus dikarenakan forum
54
Kaskus merupakan forum terbesar dengan member yang aktif. Selain dari
banyaknya jumlah member forum, forum ini juga menyediakan sub-sub
forum yang didalamnya disesuikan dengan minat dari para anggota member.
Sehingga dari setiap sub-sub forum selalu ada pembahasan seputar minat
tersebut serta menjadikan forum Kaskus lebih berfungsi atau aktif, terlihat
dari jumlah postingan yang dilakukan oleh para member yang sangat besar
dan sangat antusias dalam memposting thread dari tiap sub forum. Hal
inilah yang menjadi dasar pertimbangan peneliti mengapa harus meneliti di
forum Kaskus.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2010:91). Penggunaan sampel memudahkan
peneliti dalam melakukan penelitian dalam waktu yang tidak terlalu lama
dan biaya yang lebih rendah jika dibandingkan dengan penelitian pada
populasi. Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel.
Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik non-probability
sampling, dimana setiap konsumen atau responden yang memenuhi kriteria
populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih
menjadi sampel.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik
purposive sampling, metode ini merupakan prosedur sampling yang
memilih sampel dari orang atau unit yang dijumpai atau diakses dengan
pertimbangan tertentu. Dikarenakan jumlah populasinya tidak diketahui
55
secara pasti maka untuk mengetahui besarnya sampel yaitu menggunakan
rumus Unknown Populations (Riduwan, 2004 : 67):
[
]
Keterangan:
n = jumlah sampel
Za = ukuran tingkat kepercayaan dengan = 0,05 (tingkat
kepercayaan 95% berarti Z
. 95% = Z . 0,475 dalam tabel
ditemukan 1,96)
e = standart eror atau kesalahan yang dapat di toleransi (5%=0,05)
Dengan perhitungan:
[
]
[
]
96,04 ~ dibulatkan menjadi 100
Berdasarkan pedoman pengambilan sampel diatas, maka jumlah
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 100 responden.
Dalam penelitian ini terdapat beberapa kriteria untuk dijadikan sampel.
56
Kriteria yang dapat dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah:
a. Merupakan anggota forum Kaskus
b. Pernah menggunakan smartphone dengan sistem operasi Android dengan
sistem operasi iOS atau mengerti seputar sistem operasi tersebut.
c. Anggota forum berusia diatas 17 tahun (karena pada usia ini sudah
dianggap mampu memberikan tanggapan dengan baik)
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
Cara mendapatkan data dari sumber pertama yang menjadi objek
penelitian melalui penyebaran kuesioner dengan pertanyaan tertutup, yaitu
pertanyaan yang tidak memberikan kebebasan kepada responden karena
alternatif jawaban sudah ditentukan oleh peneliti.
Dalam penelitian ini pengukuran yang digunakan untuk mengukur
tanggapan responden adalah dengan memakai skala ordinal, yaitu skala
yang tidak hanya mengkategorikan variabel-variabel untuk menunjukan
perbedaan diantara berbagai kategori, tetapi juga mengurutkan kedalam
beberapa cara (Sekaran, 2006:17)
Pertanyaan pertanyaan pada penelitian kali ini dibuat dengan skala
likert. Skala likert merupakan skala yang dapat memperlihatkan tanggapan
konsumen terhadap karakteristik suatu produk (sangat setuju, setuju, ragu-
ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju). Informasi yang diperoleh dengan
57
skala likert berupa skala pengukuran ordinal, oleh karenanya terhadap
hasilnya hanya dapat dibuat rangking tanpa dapat diketahui berapa besarnya
selisih antara satu tanggapan ke tanggapan lainya (Durianto, 2004:41).
Skala likert sebagai berikut :
Sangat setuju (SS) = Diberi bobot / skor 5
Setuju (S) = Diberi bobot / skor 4
Ragu-ragu (R) = Diberi bobot / skor 3
Tidak setuju (TS) = Diberi bobot / skor 2
Sangat tidak setuju (STS) = Diberi bobot / skor 1
2. Data Sekunder
Menurut Istijanto (2005:38), data sekunder merupakan data yang telah
dikumpulkan oleh pihak lain bukan oleh periset sendiri untuk tujuan yang
lain. Ini mengandung arti bahwa periset sekedar mencatat, mengakses, atau
meminta data tersebut (kadang sudah berbentuk informasi) ke pihak lain
yang telah mengumpulkannya di lapangan. Pada umumnya, data sekunder
digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, atau
pelengkap untuk menunjang proses penelitian. Data sekunder dapat berupa
sumber bacaan yang terdapat pada buku, jurnal ilmiah, laporan penelitian,
media masa dan penelitian terdahulu yang berguna dalam proses
penyelesaian masalah penelitian.
58
D. Metode Analisis Data
Analisis merupakan tahapan dalam penelitian ini yang mengoleh data-
data yang telah didapatkan sebelumnya guna mencapai tujuan yang hendak
dicapai dalam rumusan penelitian yang telah ditetapkan seperti pada awal
penelitian. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui ekutias merek (brand
equity) antara smartphone Android dengan smartphone iOS berdasarkan
dari dimensi-dimensi ekuitas merek (brand equity) yaitu kesadaran merek
(brand awareness), asosiasi merek (brand association), persepsi kualitas
(brand perceived quality) dan loyalitas merek (brand loyalty).
1. Uji Validitas
Uji validitas menunjukkan tingkat ketepatan ukuran suatu
instrument terhadap konsep yang diteliti. Kuesioner dikatakan valid jika
pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013:52). Uji validitas
dilakukan untuk memastikan bahwa masing-masing pertanyaan akan
terklarifikasi pada variabel-variabel yang telah ditentukan. Untuk
mengukur validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi antar
skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel.
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya diukur. Sebuah alat ukur dikatakan valid apabila
mampu mengukur sejauh mana data yang terkumpul dengan tepat dan
tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Jumlah skor total uji validitas dikatakan valid apabila jumlah skor
59
Corrected Item-Total Correlation > 0,30 dan korelasi tiap faktor tersebut
positif. Untuk mengukur uji tersebut menggunakan alat bantu program
SPSS 20.0 (Sugiyono, 2011:142).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto,
2010:221). Menurut Ghozali (2013:47), reliabilitas adalah alat untuk
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Pengkuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dengan dua cara
yaitu:
a. Repeated Measure atau pengukuran berulang: Disini seseorang akan
disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan
kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.
b. One Shoot atau pengukuran sekali saja: Disini pengukurannya hanya
hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan
lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS
memberikan fasiltas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statisik
Cronbach Alpha (X). suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel
jika memberkan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60.
60
3. Uji Beda T-Test
Untuk pembuktian hipotesis komparatif dilakukan menggunakan
uji beda T-Test . Alasan peneliti menggunkan T-Test dalam menganalisis
data adalah karena T-Test pada prinsipnya adalah suatu teknik statistik
untuk menguji hipotesis tentang ada tidaknya perbedaan yang signifikan
antara dua kelompok sampel dengan jalan perbedaan rata-rata (mean).
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Uji beda T-Test untuk
sampel berpasangan. Sampel yang berpasangan adalah sebuah kelompok
sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau
pengukuran yang berbeda, misal perlakuan sebelum dan sesudah (Duwi
Priyatno, 2012:84). Penulis menggunakan alat bantu software SPSS 20
for Windows untuk melakukan Uji Beda dengan dasar pengambilan
keputusan yang dijadikan acuan adalah :
- Jika probabilitas atau signifikannya (sig 2 tiled) lebih kecil dari 0,05
(< 0,05), maka hipotesis yang menyatakan ada perbedaan antara brand
equity smartphone Android dengan iOS pada anggota forum Kaskus
diterima.
- Jika probabilitas atau signifikannya (sig 2 tiled) lebih besar dari 0,05
(> 0,05), maka hipotesis yang menyatakan ada perbedaan antara brand
equity smartphone Android dengan iOS pada anggota forum Kaskus
ditolak (tidak terdapat perbedaan brand equity smartphone Android
dengan iOS pada anggota forum Kaskus).
61
E. Operasional Variabel Penelitian
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Brand
Equity
(Aaker,
1991)
Brand Awareness
(Peter & Olson,
2010)
1) Android/iOS adalah merek OS
smartphone yang familiar bagi
saya.
2) Saya mengenali Android/iOS
ketika melihat iklan-iklan
smartphone di televisi.
3) Saya mengenali smartphone
Android/iOS dari tampilan
interface-nya (antar muka).
Ordinal
Brand
Association
(Durianto, 2004)
4) Android/iOS adalah OS yang
berasal dari perusahaan dengan
reputasi yang baik.
5) Android/iOS adalah OS
smartphone yang mudah
ditemui (banyak penggunanya).
6) Android/iOS adalah OS
smartphone dengan tampilan
interface (antar muka) yang
menarik.
Ordinal
Brand Perceived
Quality
(Gaspersz, 2002)
7) Saya jarang mengalami masalah
(hang) dalam menggunakan
smartphone Android/iOS.
8) Android/iOS memiliki banyak
pilihan aplikasi.
9) Android/iOS mampu mengatur
daya (ketika full battery ataupun
low battery) smartphone dengan
baik.
Ordinal
Brand Loyalty
Clow dan Baack
(2010)
10) Saya merasa puas menggunakan
smartphone Android/iOS.
11) Saya setia menggunakan
smartphone Android/iOS.
12) Saya sudah terbiasa
menggunakan smartphone.
Android/iOS
Ordinal
62
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Android
Android (/ˈæn.drɔɪd/; AN-droyd) adalah sistem operasi berbasis Linux
yang dirancang untuk perangkat seluler layar sentuh seperti telepon pintar
dan komputer tablet. Didirikan di Palo Alto, California, pada bulan Oktober
2003 oleh Andy Rubin (pendiri Danger), Rich Miner (pendiri Wildfire
Communications, Inc.), Nick Sears (mantan VP T-Mobile), dan Chris White
(kepala desain dan pengembangan antarmuka WebTV) untuk
mengembangkan perangkat seluler pintar yang lebih sadar akan lokasi dan
preferensi penggunanya. Tujuan awal pengembangan Android adalah untuk
mengembangkan sebuah sistem operasi canggih yang diperuntukkan bagi
kamera digital, namun kemudian disadari bahwa pasar untuk perangkat
tersebut tidak cukup besar, dan pengembangan Android lalu dialihkan bagi
pasar telepon pintar untuk menyaingi Symbian dan Windows Mobile
(iPhone Apple belum dirilis pada saat itu). Google mengakuisisi Android
Inc. pada tanggal 17 Agustus 2005, menjadikannya sebagai anak perusahaan
yang sepenuhnya dimiliki oleh Google. Pendiri Android Inc. seperti Rubin,
Miner dan White tetap bekerja di perusahaan setelah diakuisisi oleh Google.
Di Google, tim yang dipimpin oleh Rubin mulai mengembangkan platform
perangkat seluler dengan menggunakan kernel Linux. Google memasarkan
63
platform tersebut kepada produsen perangkat seluler dan operator nirkabel,
dengan janji bahwa mereka menyediakan sistem yang fleksibel dan bisa
diperbarui. Google telah memilih beberapa mitra perusahaan perangkat
lunak dan perangkat keras, serta mengisyaratkan kepada operator seluler
bahwa kerjasama ini terbuka bagi siapapun yang ingin berpartisipasi.
Spekulasi tentang niat Google untuk memasuki pasar komunikasi
seluler terus berkembang hingga bulan Desember 2006. BBC dan Wall
Street Journal melaporkan bahwa Google sedang bekerja keras untuk
menyertakan aplikasi dan mesin pencarinya di perangkat seluler. Berbagai
media cetak dan media daring mengabarkan bahwa Google sedang
mengembangkan perangkat seluler dengan merek Google. Beberapa di
antaranya berspekulasi bahwa Google telah menentukan spesifikasi
teknisnya, termasuk produsen telepon seluler dan operator jaringan. Pada
bulan Desember 2007, Information Week melaporkan bahwa Google telah
mengajukan beberapa aplikasi paten di bidang telepon seluler.
Pada tanggal 5 November 2007, Open Handset Alliance (OHA)
didirikan. OHA adalah konsorsium dari perusahaan-perusahaan teknologi
seperti Google, produsen perangkat seluler seperti HTC, Sony dan
Samsung, operator nirkabel seperti Sprint Nextel dan T-Mobile, serta
produsen chipset seperti Qualcomm dan Texas Instruments. OHA sendiri
bertujuan untuk mengembangkan standar terbuka bagi perangkat seluler.
Saat itu, Android diresmikan sebagai produk pertamanya; sebuah platform
64
perangkat seluler yang menggunakan kernel Linux versi 2.6. Telepon seluler
komersial pertama yang menggunakan sistem operasi Android adalah HTC
Dream, yang diluncurkan pada 22 Oktober 2008.
Sejak tahun 2008, Android secara bertahap telah melakukan sejumlah
pembaruan untuk meningkatkan kinerja sistem operasi, menambahkan fitur
baru, dan memperbaiki bug yang terdapat pada versi sebelumnya. Setiap
versi utama yang dirilis dinamakan secara alfabetis berdasarkan nama-nama
makanan pencuci mulut atau cemilan bergula; misalnya, versi 1.5 bernama
Cupcake, yang kemudian diikuti oleh versi 1.6 Donut. Versi terbaru adalah
5.0 Lollipop, yang dirilis pada 15 Oktober 2014.
2. Sejarah Singkat iOS
iOS adalah sebuah sistem operasi mobile yang diciptakan oleh Apple
sejak Januari 2007 lalu, Steve Jobs sebagai CEO diwaktu itu. Awalnya
sistem operasi mobile ini tidak dinamakan iOS oleh Apple melainkan sistem
operasi versi dari OS X atau disebut juga iPhone OS. Sistem operasi ini
dulunya belum dapat bekerja menggunakan perintah copy dan paste, dan
multi tasking. Bagi perusahaan lain seperti Google dapat melihat peluang
dari kelemahan sistem operasi ini sehingga google menciptakan sistem
operasi barunya yaitu Android. Versi iOS dulunya berawal dari versi iPhone
OS 1.0 (initial release) June 2007 hingga iPhone OS 3.1 – 3.2 versi terakhir
dari nama iPhone OS pada September 2009.
65
Pada June 2010 iPhone OS berganti nama menjadi iOS yang
diterapkan pada iPhone, iPod touch, iPad yang telah menambahkan bebrapa
fitur yang menarik dan lebih interaktif sehingga menarik minat pengguna
untuk menggunakannya.
Pada tahun kelima dari iOS ini, Apple telah mengumumkan versi iOS
terbaru yang akan diluncurkan pada musim gugur tahun ini diperkirakan
bulan September. Versi terbaru dari iOS adalah versi iOS 6, yang telah
diumumkan pada acara The Apple Worldwide Developers Conference
(WWDC) 2012.
Sistem iOS diturunkan dari Mac OS X,]] yang oleh karenanya
memiliki ciri sebagaimana sistem operasi Unix. Antarmuka iOS didasarkan
pada konsep manipulasi langsung dengan gerakan multi-sentuh. Respon iOS
atas input pengguna bersifat langsung dengan antarmuka yang mengalir
halus.
3. Sejarah Singkat Forum Kaskus
Kaskus didirikan pada tanggal 6 November 1999 oleh tiga pemuda
asal Indonesia yang sedang melanjutkan studi di Seattle, Amerika Serikat.
Mulanya Andrew Darwis, Ronald, dan Budi membuat Kaskus untuk
memenuhi tugas kuliah mereka. Kaskus sendiri bertujuan untuk mengobati
kerinduan mahasiswa Indonesia di luar negeri akan Indonesia melalui
berita-berita Indonesia yang diterjemahkan.
66
Di tahun 2006 Kaskus terpaksa berubah domain dari .com menjadi .us
karena penyebaran virus Brontok yang menyerang situs-situs besar
Indonesia termasuk Kaskus. Sejak saat itulah alamat situs Kaskus berubah
menjadi Kaskus.us, yang juga sekaligus mengartikan bahwa KASKUS
adalah us atau kita.
Pada tahun 2008, Andrew Darwis dan Ken Dean Lawadinata
memutuskan untuk mengelola Kaskus secara profesional. Situs Kaskus,
personel & infrastuktur yang terkait akhirnya diboyong ke Indonesia pada
tahun ini.
Di Indonesia, kantor Kaskus pertama berlokasi di daerah Mangga
Besar, yang dibantu dengan 2 orang tenaga profesional. Dibawah naungan
PT. Darta Media Indonesia, langkah pertama yang dilakukan Kaskus adalah
melakukan rebranding. Mematuhi UU ITE (Undang-Undang Informasi dan
Transaksi Elektronik) yang berlaku dan mendorong perilaku berinternet
sehat, Kaskus mengambil langkah serius untuk menutup dua forum
kontroversial yaitu BB17 (Buka-Bukaan 17 Tahun) dan Fight Club.
Langkah tersebut diapresiasi baik oleh pengguna internet Indonesia, hal ini
ditandai dengan meningkat pesatnya member Kaskus hingga 300% dengan
jumlah member sebanyak 1,2 juta.
Di tahun 2009, untuk mengimbangi kebutuhan akan hal ini, maka
kantor KASKUS pindah ke daerah Melawai. Disini tenaga profesional
KASKUS bertambah hingga lebih dari 60 orang.
67
Sejak tahun 2009, Kaskus menjadi pemain penting di ranah online
Indonesia. Kaskus menerima banyak penghargaan diantaranya “The Best
Innovation in Marketing” dan “The Best Market Driving Company” oleh
Marketing Magazine, dan “The Greatest Brand of the Decade” (2009-2010)
oleh Mark Plus Inc. Kaskus dengan bangga berada di peringkat 1 untuk
kategori situs komunitas, dan merupakan situs lokal nomor 1 di Indonesia,
menurut Alexa.
Tahun 2011 Kaskus memulai kemitraannya dengan Global Digital
Prima, sebuah perusahaan Indonesia yang berfokus untuk mengembangkan
industri digital dan konten lokal Indonesia. Kemitraan ini mendorong
pertumbuhan Kaskus yang lebih besar lagi, baik dari sisi infrastuktur, tenaga
profesional & jaringan bisnisnya dalam usaha menjadi situs lokal nomor 1
di Indonesia serta pemain global online di dunia. Mengimbangi ekspansi,
Kaskus pun memindahkan kantor utamanya ke Menara Palma dan
menamakannya Kaskus Playground.
Tanggal 26 Mei 2012 menjadi saksi perjalanan Kaskus dimana
KASKUS kembali menggunakan alamat situs resmi Kaskus.com dan
Kaskus.co.id, ini dilakukan untuk kembali memperkuat citra Kaskus sebagai
situs yang bervisi global namun tetap memiliki identitas Indonesia.
Agar senantiasa relevan dengan tren dunia digital, pada Mei 2014
Kaskus kembali meluncurkan versi baru yang dinamakan Kaskus Evolution.
Pada versi ini Kaskus tampil lebih fresh, classy dan clean. Membuat
68
navigasi yang lebih intuitif, fitur search yang lebih berkualitas di Forum
serta Forum Jual Beli (FJB). Ini dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan
member Kaskus yang telah mencapai lebih dari 7,8 juta member.
B. Pembahasan Hasil Kuesioner
1. Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini akan dijelaskan tentang gambaran responden
untuk mendukung dan melengkapi hasil analisis data. Responden dalam
penelitian ini adalah seorang konsumen yang menggunakan smartphone
dengan sistem operasi Android dan sistem operasi iOS atau seorang
konsumen yang mengerti keduanya yang berjumlah 100 orang pada forum
Kaskus. Setiap responden akan mendapatkan kuesioner yang berisi
pertanyaan seputar Android dan iOS. Adapun karakteristik responden pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1
69
Tabel. 4.1
Karakteristik Responden
No Karakteristik
Responden
Keterangan Jumlah
(orang)
Persentase
1 Jenis Kelamin Laki-laki 67 67 %
Perempuan 33 33 %
Jumlah 100 100 %
2 Usia 17-26 91 91 %
27-36 7 7 %
37-46 2 2 %
>46 -
Jumlah 100 100 %
3 Pendidikan
Terakhir
Tidak Sekolah -
SD -
SMP -
SMA 52 52 %
Diploma 4 4 %
Sarjana 44 44 %
Jumlah 100 100 %
4 Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa 60 60 %
PNS 2 2 %
Pegawai Swasta 26 26 %
Wiraswasta 12 12 %
Ibu rumah tangga
Lain-lain
Jumlah 100 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Dari tabel karakteristik responden terlihat bahwa anggota forum
Kaskus di dominasi oleh konsumen laki-laki, dengan dominasi di rentang
usia 17 – 26 tahun dengan jenjang pendidikan terakhir terbanyak ada di
SMA/Sederajat lalu disusul dengan Sarjana serta jenis pekerjaan/ kegiatan
sehari-harinya terbanyak ada di Pelajar/Mahasiswa.
70
2. Hasil Uji Validitas
Terdapat 4 sub variabel utama yang menjadi indikator dari penelitian
ini, diantaranya brand awareness (X1) dengan 3 pernyataan, brand
association (X2) dengan 3 pernyataan, perceived quality (X3) dengan 3
butir pernyataan dan brand loyalty (X4) dengan 3 pernyataan. Setiap
responden akan mendapatkan kuesioner seputar Android dan iOS. Sehingga
masing-masing responden akan menjawab 24 butir pernyataan dengan
jumlah responden sebanyak 100 orang.
Sebelum kuesioner disebar kepada 100 orang responden, penulis lebih
dahulu melakukan tryout kepada 30 orang responden dengan memberikan
24 pernyataan seputar brand awareness, brand association, perceived
quality dan brand loyalty untuk menguji validitas dan reliabilitas dari
seluruh pertanyaan tersebut.
Hasil uji validitas untuk smartphone Android OS dapat dilihat di tabel
4.2 dan hasil uji validitas untuk smartphone iPhone OS dapat dilihat di tabel
4.3. Hasil uji validitas dapat dilihat sebagai berikut:
71
Tabel. 4.2
Hasil Uji Coba Kuesioner Android untuk Validitas
Item Pernyataan Corrected Item-Total
Correlation
Keterangan
BA1 0,412 Valid
BA4 0,527 Valid
BA5 0,647 Valid
BS1 0,385 Valid
BS4 0,551 Valid
BS5 0,555 Valid
PQ1 0,407 Valid
PQ2 0,653 Valid
PQ3 0,553 Valid
BL2 0,699 Valid
BL3 0,557 Valid
BL5 0,503 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Hasil try out menunjukkan bahwa dari 12 pernyataan yang diberikan
kepada 30 responden memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation lebih
besar dari nilai 0,30 yang berarti semua butir pernyataan dinyatakan valid
(Sugiyono, 2011:142).
72
Tabel. 4.3
Hasil Uji Coba Kuesioner iOS untuk Validitas
Item Pernyataan Corrected Item-Total
Correlation
Keterangan
BA1 0,787 Valid
BA4 0,461 Valid
BA5 0,347 Valid
BS1 0,700 Valid
BS4 0,489 Valid
BS5 0,576 Valid
PQ1 0,699 Valid
PQ2 0,454 Valid
PQ3 0,553 Valid
BL2 0,596 Valid
BL3 0,556 Valid
BL5 0,521 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Hasil try out menunjukkan bawa dari 12 pernyataan yang diberikan
kepada 30 responden memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation lebih
besar dari nilai 0,30 yang berarti semua butir pernyataan dinyatakan valid
(Sugiyono, 2011:142)
73
3. Hasil Uji Reliabilitas
Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel. 4.4
Hasil Uji Coba Kuesioner Android untuk Reliabilitas
No Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
1 Brand Awareness 0,730 Reliabel
2 Brand Association 0,654 Reliabel
3 Perceived Quality 0,693 Reliabel
4 Brand Loyalty 0,791 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa empat sub variabel
mempunyai nilai koefisien Cronbach Alpha sebesar < 0,60 sehingga dapat
dikatakan semua pernyataan pengukur dari kuesioner penelitian adalah
reliabel. Artinya, kuesioner penelitian ini merupakan kuesioner yang handal.
Tabel. 4.5
Hasil Uji Coba Kuesioner iOS untuk Reliabilitas
No Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
1 Brand Awareness 0,693 Reliabel
2 Brand Association 0,661 Reliabel
3 Perceived Quality 0,723 Reliabel
4 Brand Loyalty 0,848 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa empat sub variabel
mempunyai nilai koefisien Cronbach Alpha sebesar < 0,60 sehingga dapat
dikatakan semua pernyataan pengukur dari kuesioner penelitian adalah
reliabel. Artinya, kuesioner penelitian ini merupakan kuesioner yang handal.
74
C. Pembahasan dan Hasil Analisis Data
Sebelum dilakukan pengujian atas hipotesis, terlebih dahulu disajikan
hasil ringkasan data secara statistik sebagai berikut
1. Perbandingan Kesadaran Merek (Brand Awareness)
Sebelum dilakukan uji beda mean, skala jawaban responden pada
masing-masing indikator sub variabel kesadaran merek dirata-ratakan
terlebih dahulu untuk mengetahui rata-rata jawaban masing-masing
responden pada sub variabel kesadaran merek. Kemudian dilakukan uji beda
mean dengan sampel berpasangan (paired sample). Hasil yang diperoleh
adalah sebagai berikut:
Tabel. 4.6
Hasil Uji Beda Mean Pada Sub Variabel Brand Awareness
Sub Variabel Mean Paired Differences
Mean
Sig (2-tailed)
A.aware* 4,336 0,913 0,012
i.aware** 3,423
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
*. Android brand awareness
**. iOS brand awareness
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa rata-rata kesadaran merek
(brand awareness) smartphone Android sebesar 4,336 lebih besar jika
dibandingkan dengan rata-rata kesadaran merek (brand awareness)
smartphone iOS sebesar 3,423 dengan perbedaan rata-ratanya sebesar 0,913
serta nilai probabilitas sebesar 0,012 yang lebih kecil dari 0,05. Dengan
demikian, terdapat perbedaan (Hβ1 diterima) antara kesadaran merek (brand
75
awareness) smartphone Android dengan smartphone iOS, yang mana
konsumen lebih sadar akan keberadaan smartphone Android dibandingkan
dengan smartphone iOS. Konsumen menganggap bahwa smartphone
Android lebih dikenal karena banyaknya pabrikan smartphone yang
menggunakan operating system ini sehingga begitu banyaknya promosi
yang dilakukan yang juga mempengaruhi banyaknya pengguna smartphone
Android tidak seperti iOS yang hanya dapat dijangkau oleh konsumen yang
mampu mengeluarkan uang lebih karena harga smartphone ini jauh lebih
tinggi. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Arystiani dan Yasa (2013).
2. Perbandingan Asosiasi Merek (Brand Association)
Sebelum dilakukan uji beda mean, skala jawaban responden pada
masing-masing indikator sub variabel asosiasi merek dirata-ratakan terlebih
dahulu untuk mengetahui rata-rata jawaban masing-masing responden pada
sub variabel asosiasi merek. Kemudian dilakukan uji beda mean dengan
sampel berpasangan (paired sample). Hasil yang diperoleh adalah sebagai
berikut:
76
Tabel. 4.7
Hasil Uji Beda Mean Pada Sub Variabel Brand Association
Sub Variabel Mean Paired Differences
Mean
Sig (2-tailed)
A.association* 4,150 0,680 0,043
i.association** 3,470
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
*. Android brand association
**. iOS brand association
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa rata-rata asosiasi merek
(brand association) smartphone Android sebesar 4,000 lebih besar jika
dibandingkan dengan rata-rata kesadaran merek (brand association)
smartphone iOS sebesar 3,732 dengan perbedaan rata-ratanya sebesar
0,2680 serta nilai probabilitas sebesar 0,043 yang lebih kecil dari 0,05.
Dengan demikian, terdapat perbedaan (Hβ2 diterima) antara asosiasi merek
(brand association) smartphone Android dengan smartphone iOS, yang
mana konsumen menganggap smartphone Android dengan smartphone iOS
memiliki asosiasi merek yang berbeda. Hal ini dikarenakan adanya
perbedaan kebijakan dari masing-masing perusahaan. Android dengan open
source-nya yang membuatnya digunakan oleh banayak orang karena
banyaknya developer smartphone Android yang memproduksinya
sedangkan iOS dengan kebijakan closed source-nya yang hanya diproduksi
oleh developer smartphone iOS dari Apple Inc saja yang menjadikannya
tidak begitu banyak digunakan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh serta Arystiani dan Yasa (2013).
77
3. Perbandingan Persepsi Kualitas Merek (Brand Perceived Quality)
Sebelum dilakukan uji beda mean, skala jawaban responden pada
masing-masing indikator sub variabel persepsi kualitas dirata-ratakan
terlebih dahulu untuk mengetahui rata-rata jawaban masing-masing
responden pada sub variabel persepsi kualitas. Kemudian dilakukan uji beda
mean dengan sampel berpasangan (paired sample). Hasil yang diperoleh
adalah sebagai berikut:
Tabel. 4.8
Hasil Uji Beda Mean Pada Sub Variabel Brand Perceived Quality
Sub Variabel Mean Paired Differences
Mean
Sig (2-tailed)
A.perceived 3,696 0,220 0,518
i.perceived 3,476
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
*. Android brand perceived quality
**. iOS brand perceived quality
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa rata-rata persepsi kualitas
(perceived quality) smartphone Android sebesar 3,696 lebih besar jika
dibandingkan dengan rata-rata persepsi kualitas (perceived quality)
smartphone iOS sebesar 3,476 dengan perbedaan rata-ratanya sebesar 0,220
serta nilai probabilitas sebesar 0,518 yang lebih besar dari 0,05. Dengan
demikian, tidak terdapat perbedaan (Ho3 diterima) antara persepsi kualitas
(perceived quality) smartphone Android dengan smartphone iOS, yang
mana konsumen menganggap bahwa smartphone iOS dengan smartphone
Android, yaitu keduanya sama-sama memiliki memiliki kualitas yang sama,
78
kinerja yang baik dalam menjalankan aplikasi serta tersedianya update dari
kedua merek operating system. Selain itu, masing-masing operating system
dari smartphone ini juga berbeda. Seperti Android yang dapat di custom
oleh penggunanya sesuai dengan keinginannya. Sementara iOS dengan
tingkat kemanan yang ditawarkan serta originalitas aplikasi yang tidak
disemua smartphone dapat dijalankan. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Arystiani dan Yasa (2013).
4. Perbandingan Loyalitas Merek (Brand Loyalty)
Sebelum dilakukan uji beda mean, skala jawaban responden pada
masing-masing indikator sub variabel loyalitas merek dirata-ratakan terlebih
dahulu untuk mengetahui rata-rata jawaban masing-masing responden pada
sub variabel loyalitas merek. Kemudian dilakukan uji beda mean dengan
sampel berpasangan (paired sample). Hasil yang diperoleh adalah sebagai
berikut.
Tabel. 4.9
Hasil Uji Beda Mean Pada Sub Variabel Brand Loyalty
Subv Variabel Mean Paired Differences
Mean
Sig (2-tailed)
A.loyalty 3,843 0,380 0,007
i.loyalty 3,463
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
*. Android brand loyalty
**. iOS brand loyalty
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa rata-rata loyalitas merek
(brand loyalty) smartphone Android sebesar 3,843 lebih besar jika
dibandingkan dengan rata-rata loyalitas merek (brand loyalty) smartphone
79
iOS sebesar 3,463 dengan perbedaan rata-ratanya sebesar 0,380. Serta
dengan nilai probabilitas sebesar 0,007 yang lebih lebih kecil dari 0,05.
Dengan demikian, terdapat perbedaan (Hβ4 diterima) antara loyalitas merek
(brand loyalty) smartphone Android dengan smartphone iOS, yang mana
konsumen lebih loyal kepada smartphone Android dibandingkan dengan
smartphone iOS. Konsumen menganggap bahwa smartphone Android telah
memberikan hasil yang baik pada kinerja smarphone-nya sehingga
konsumen merasa puas dan setia menggunakan smartphone Android. Itu
merupakan sebuah hasil dari data yang didapat. Realitasnya, rata-rata
pengguna iOS juga setia. Disamping smartphone-nya yang terlihat prestise,
juga para penggunanya juga puas atas kinerja dari operating system iOS.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Arystiani
dan Yasa (2013).
5. Pebandingan Ekuitas Merek (Brand Equity)
Sebelum dilakukan uji beda mean, skala rata-rata sub variabel ekuitas
merek yang terdiri dari kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas
merek dan loyalitas merek dirata-ratakan kembali untuk diperoleh hasil rata-
rata ekuitas merek per masing-masing produk. Kemudian, dilakukan uji
beda mean dengan sampel berpasangan (paired sample). Hasil yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
80
Tabel. 4.10
Hasil Uji Beda Mean Pada Sub Variabel Brand Equity
Sub Variabel Mean Paired Differences
Mean
Sig (2-tailed)
A.equity* 1.202 1.645
0,038
i.equtiy** 1.037
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
*. Android brand equity
**. iOS brand equity
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa rata-rata ekuitas merek
(brand equity) smartphone Android sebesar 1,202 lebih besar jika
dibandingkan dengan rata-rata ekuitas merek (brand equity) smartphone
iOS sebesar 1,037 dengan perbedaan rata-ratanya sebesar 1,645 serta
dengan nilai probabilitas sebesar 0,038 yang lebih kecil dari 0,05. Dengan
demikian, terdapat perbedaan (Hβ5 diterima) ekuitas merek (brand equity)
antara smartphone Android dengan smartphone iOS. Hal ini terlihat dari
tiga dimensi yang menunjukkan perbedaan ekuitas merek dari smartphone
Android dan iOS seperti pada dimensi brand awareness, brand association,
dan brand perceived quality meskipun dimensi brand perceived quality
sama. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Arystiani dan Yasa (2013).
81
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini akan menyajikan hasil kesimpulan yang didapat dari hasil
proses uji coba yang telah dilakukan. Uraian kesimpulan hipotesis dari analisis
seperti yang disajikan pada bab sebelumnya akan diberikan berupa masukan dan
saran, serta informasi keterbatasan yang ada dalam penelitian ini.
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan ekuitas merek
yang meliputi brand awareness, brand association, brand perceived quality,
dan brand loyalty antara smartphone Android dan iOS. Berdasarkan data yang
telah dikumpulkan serta dengan pengujian yang telah dilakukan terhadap
permasalahan dengan menggunakan metode analisis uji beda mean untuk
sampel berpasangan (paired sample), dari empat dimensi brand equity terdapat
tiga dimensi yang berbeda diantara kedua sistem operasi, yaitu brand
awareness, brand association, dan brand loyalty. Sedangkan dimensi brand
perceived quality dari keduanya sama.
Karena perbedaan dimensi dari ekuitas merek lebih banyak daripada
persamaannya, dan sesuai dengan hasil data yang telah diolah bahwa nilai
ekuitas dari smartphone Android sebesar 1,202 lebih besar dari pada nilai
ekuitas merek smartphone iOS sebesar 1,037 serta adanya nilai probabilitas
82
yang menjadi penentu dari ada tidaknya perbedaan dari ekuitas merek dari
sistem operasi tersebut, yaitu dengan nilai probabilitas sebesar 0,038 yang lebih
kecil dari nilai probabilitas pembanding yang sudah ditentukan sebesar 0,05
(Priyatno, 2012).
Dominannya perbedaan dimensi yang didapat merupakan salah satu
penentu dari penelitian perbandingan ekuitas merek ini. Durianto (2004)
berpendapat jika sebuah kesadaran merek itu sangat rendah maka hampir
dipastikan bahwa ekuitas mereknya juga rendah, dan dalam perbandingan
merek dari kedua sistem operasi yang diteliti menyatakan bahwa terdapat
perbedaan kesadaran merek dari smartphone Android dengan iOS. Dengan
begitu dapat dipastikan juga bahwa ekuitas mereknya juga berbeda.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat
diketahui bahwa hasil dari perbandingan brand equity smartphone Android dan
iOS adalah berbeda. Maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai
pelengkap dari hasil penelitian ini, yaitu:
1. Bagi Perusahaan.
Secara keseluruhan, smartphone Android dapat mengalahkan iOS
pada dimensi-dimensi lain kecuali pada dimensi brand perceived quality.
Hal ini menunjukkan bahwa smartphone iOS lebih dikenal karena kualitas
dibandingkan smartphone Android. Berikut adalah beberapa saran peneliti
terhadap perusahaan:
83
a. Bahwa kesadaran merek (brand awareness) smartphone Android lebih
besar jika dibandingkan dengan kesadaran merek (brand awareness)
smartphone iOS. Dalam hal ini smartphone iOS harus lebih sering
memasarkan produknya dengan menggunakan media-media seperti
televisi, internet, koran, majalah dan hal-hal yang dapat mempermudah
seseorang mengetahui dan mengingat smartphone iOS.
b. Bahwa asosiasi merek (brand association) smartphone Android lebih
besar jika dibandingkan dengan asosiasi merek (brand association)
smartphone iOS. Dalam hal ini perusahaan smartphone iOS harus terus
memberikan kesan yang baik bagi para penggunanya seperti
menyediakan tampilan antar muka (interface) yang menarik dan tidak
membosankan. Juga dengan usaha dari perusahaan memasarkan
produknya, diharapkan dapat menambah para pengguna dari smartphone
iOS yang secara otomatis akan memberikan sebuah kesan yang baik
terhadap smartphone iOS.
c. Bahwa persepsi kualitas (brand perceived quality) smartphone Android
sama dengan persepsi kualitas merek (brand perceived quality)
smartphone iOS. Perusahaan harus mampu menghasilkan pembaruan
serta pegembangan software dari operating sytem smartphone,
menyediakan aplikasi-aplikasi yang bermanfaat dari sebuah smartphone.
Dengan begitu selain mampu mempertahankan kualitas dari produknya,
perusahaan juga mampu meningkatkan kepuasan konsumen yang ia
miliki
84
d. Bahwa loyalitas merek (brand loyalty) smartphone Android lebih besar
daripada loyalitas merek (brand loyalty) smartphone iOS. Dalam hal ini
perusahaan smartphone iOS harus mampu memberikan manfaat
teknologi kepada penggunanya dalam aktivitasnya setiap hari sehingga
menjadikan penggunanya merasa puas, setia dan terbiasa menggunakan
smartphone iOS
e. Bahwa ekuitas merek (brand equity) smartphone Android jauh lebih besar
daripada ekuitas merek (brand equity) smartphone iOS. Hal ini sesuai
dengan hasil analisis data yang menunjukkan dominannya smartphone
Android pada tiga dimensi ekuitas merek dibandingkan dengan
smartphone iOS. Dalam hal ini, perusahaan smartphone iOS harus terus
melakukan evaluasi dari setiap dimensi ekuitas merek sehingga dapat
menghasilkan ekuitas merek yang lebih baik.
2. Bagi Peneliti.
Dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa pada realita di lapangan
objek yang diteliti memiliki masing-masing keunggulan. Namun hal ini
begitu sulit digambarkan mengingat tiap-tiap indikator penelitian begitu
mirip satu dengan yang lainnya. Sehingga beberapa indikator yang harusnya
bisa dipakai malah tidak dapat dipakai seperti pada indikator pada dimensi
brand peceived quality antara performance (performa) dan reliability
(kehandalan) yang begitu sulit digambarkan jika dikaitkan dengan sistem
operasi karena keduanya hampir sama. Pada serviceability juga sulit
85
digambarkan bagaimana kesopanan, akurasi serta kecepetan dalam
perbaikan sebuah software tidak berbentuk nyata, kemudian pada
conformance (kesesuian spesifikasi) sangat sulit untuk menggambarkan
spsifikasi yang dimaksud karena sebuah sistem operasi merupakan sebuah
software bukan hardware, kemudian pada estetika yang bersifat subjektif
sedangkan menilai sistem operasi harus berdasarkan pengalaman yang
pernah kita lalui, dan terakhir pada kualitas yang dipersepsikan yang bisa
bentrok dengan indikator lain seperti pada dimensi brand loyalty.
Maka saran penulis yaitu pilihlah sebuah objek penelitian yang daapat
menjelaskan sebuah indikator dengan mudah dan tidak berbelit-belit serta
ambillah indikator-indikator yang tidak bertabrakan antara satu indikator
dengan indikator yang lainnya.
86
DAFTAR PUSTAKA
Aaker David A, 1991. Managing Brand Equity, Capitalizing on the Value of a
Brand Name. New York: The Free Press.
_________, 1996. Building Strong Brands, 1st ed. New York: The Free Press.
_________, 1997. Manajemen Ekuitas Merek, Memanfaatkan Nilai dari Suatu
Merek. Jakarta: Spektrum.
Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rhineka Cipta.
Aristyni, Ida Ayu R. dan Yasa, Ni Nyoman K, September 2013. Perbandingan
Brand Equity Produk Shampoo Merek Sunsilk dengan Merek Pantene.
JMK, Vol.15, No.2, p 179-190.
Clow, E Kenneth dan Baack, Donald, 2010. Marketing Management, A Customer-
Oriented Approach. London: SAGE Publications.
Dharmmesta, Basu Swastha, 1999. Loyalitas pelanggan: Sebuah Kajian
Konseptual Sebagai Panduan Bagi Peneliti, Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Indonesia, No.3: 73 – 88 Vol. 14. BPFE-UGM.
Durianto, Darmadi dkk, 2004. Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas
dan Perilaku Merek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Foley, John. Kendrick, Julie, 2006. Balanced Brand. San Fransisco: Jossey-Bass.
Gaspersz, Vincent, 2002. Manajemen Kualitas Dalam Industri Jasa. Jakarta:
PT.Gramedia
87
Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21 Update PLS Regresi I, Edisi Ketujuh. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Goggin. Gerrard, 2006. Cell Phone Culture: Mobile technology in everyday life.
New York: Routledge.
Gurton, Annie, 2003. How To Get Into Marketing And PR. London: Continuum.
Hamid, Abdul dkk, 2010. Buku Panduan Penulisan Skripsi. Jakarta: FEB UIN
Syarif Hidayatullah.
Istijanto, 2005. Aplikasi Riset Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kartajaya, H. 2004. Hermawan Kartajaya on Brand. Bandung: Mizan Pustaka.
Kerin, R. A. H,Steven W. Rudellious .W, 2004. Marketing The Core. New York:
Mc Graw Hill.
Kim, Woon Go dan Hong-Bumm Kim, 2004. Measuring Customer-based
Restaurant Brand Equity (Investigating the Relationship between
Brand Equity and Firm’s Performance)” Vol 45, No. 2. SAGE
Publications.
Kotler, P. dan K.L. Keller, 2009. Marketing Management, Edisi 13. London:
Pearson Prentice Hall.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong, 2008. Prinsip – Prinsip Pemasaran. Edisi Ke-
duabelas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
88
Mowen, John C dan Michael Minor, 2002. Perilaku Konsumen, Jilid 2, Edisi 5.
Jakarta: Erlangga.
Peter, Paul J dan Olson, C Jerry, 2010. Consumer Behavior & Marketing Strategy,
Ninth Edition. New York: Mc Graw Hill.
Priyatno Duwi, 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20.
Bandung: CV. ANDI OFFSET.
Rangkuti, Freddy, 2009. The Power Of Brands, Teknik Mengelolah Brand Equity
dan Strategi Pengembangan Merek. Jakarta: Gramedia
Sugiyono, 2010. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
________, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
CV. Alfabeta.
Tjiptono, Fandy, 2011. Brand Mangement & Strategy. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Yoo. B, Donthu. N, Lee. S, 2002. An Examination of Selected Marketing Mix
Elements and Brand Equity, Journal of the Academy of Marketing
Science, No 28, p 195-211. SAGE Publications.
www.idc.com diakses pada tanggal 30 Januari 2015
www.pcworld.com,diakses pada tanggal 30 Januari 2015
www.detik.com diakses pada tanggal 30 Januari 2015
89
Lampiran 1
90
LEMBAR KUESIONER
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Responden Yth.
Telah sampai ditelinga kita bahwa adanya anggapan dari para pengguna smartphone yang mengatakan bahwa operating system
smartphone-nyalah yang terbaik dari yang lain. Dan hal ini menjadikan para pengguna smartphone mendapat sebuah informasi yang
disatu sisi membuatnya kecewa dan disisi lain membuatnya percaya diri bahwa pilihannya sudah tepat. Dari sudut pandang ekonomi,
khususnya pada sisi marketing, saya mencoba melihatnya lebih jauh. Apakah sebuah pernyataan yang disampaikan oleh para
pengguna smartphone tersebut benar?
Nama saya Rachmad Jumadi Tarigan. Saya adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk skripsi saya yang berjudul Analisis Perbandingan Brand
Equity Sistem Operasi Android dan iOS Pada Smartphone. Agar penelitian ini berjalan dengan baik, saya mengharapkan kesedian
dan bantuan dari para responden untuk mengisi kuisioner ini dengan tepat dan benar. Saya menjamin kerahasiaan saudara/i berikan,
karena jawaban tersebut hanya sebagai bahan atau data penelitian dan tidak untuk dipublikasikan. Atas perhatian dan kesedian
waktunya, saya ucapkan terima kasih.
91
Petunjuk Pengisian:
1. Isilah kolom di bawah ini dengan singkat dan jelas.
2. Daftar pernyataan
a. Pernyataan tentang Android
b. Pernyataan tentang iOS
3. Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap benar dengan memberikan tanda silang (x) pada pilihan:
SS: Sangat Setuju | S: Setuju | N: Netral | TS: Tidak Setuju | STS: Sangat Tidak Setuju
I. Identitas Diri:
Nama : ___________________________________________________________________________________
Umur : ___________________________________________________________________________________
Alamat : ___________________________________________________________________________________
Universitas : ___________________________________________________________________________________
Jenis Kelamin : __________________________________________________________________________________
Screening Question
Pilihlah salah satu jawaban dari pertanyaan berikut (yang paling sesuai dengan kondisi anda) dengan tanda (x)
1. Apakah anda pengguna smartphone Android juga pengguna smartphone iOS atau apakah anda mengerti tentang sistem operasi Android
juga sistem operasi iOS?
a. Ya (jika ya maka lanjut ke pertanyaan berikutnya)
b. Tidak (jika tidak maka pertanyaan berhenti sampai di sini)
92
No Pernyataan Android iOS
SS S N TS STS SS S N TS STS
1 Android/iOS adalah merek OS smartphone yang
familiar bagi saya.
2 Saya mengenali Android/iOS ketika melihat iklan-iklan
smartphone di televisi.
3 Saya mengenali smartphone Android/iOS dari tampilan
interface-nya (antar muka).
4 Android/iOS adalah OS yang berasal dari perusahaan
dengan reputasi yang baik.
5 Android/iOS adalah OS smartphone yang mudah
ditemui (banyak penggunanya).
6 Android/iOS adalah OS smartphone dengan tampilan
interface (antar muka) yang menarik.
7 Saya jarang mengalami masalah (hang) dalam
menggunakan smartphone Android/iOS.
8 Android/iOS memiliki banyak pilihan aplikasi.
9 Android/iOS mampu mengatur daya (ketika full battery
ataupun low battery) smartphone dengan baik.
10 Saya merasa puas menggunakan smartphone
Android/iOS.
11 Saya setia menggunakan smartphone Android/iOS.
12 Saya sudah terbiasa menggunakan smartphone.
Android/iOS
93
Lampiran 2
94
1. Tabel Jawaban Responden untuk Try Out Kuesioner Android
Android
No Brand Awareness Brand Association
Brand Perceived
Quality Brand Loyalty
BA1 BA4 BA5 BS1 BS4 BS5 PQ1 PQ2 PQ3 BL2 BL3 BL5
1 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3
2 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4
3 5 4 5 5 5 5 3 5 2 4 3 4
4 5 3 4 4 5 5 4 4 2 4 4 3
5 5 5 5 2 5 4 2 5 2 5 5 5
6 3 2 3 3 5 4 1 4 3 4 4 3
7 5 5 4 4 5 5 1 4 1 4 4 3
8 4 5 5 3 4 3 3 4 3 4 3 3
9 4 3 3 2 5 2 2 5 3 2 2 2
10 5 2 4 2 5 3 5 4 2 4 4 4
11 5 5 5 5 5 4 3 5 2 5 2 2
12 4 4 4 3 4 2 2 4 2 2 2 2
13 5 5 4 4 4 3 3 3 2 4 2 2
14 5 5 5 3 4 3 2 3 3 3 3 3
15 5 3 5 3 5 3 3 4 3 3 3 3
16 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
17 5 3 4 4 5 4 2 4 2 4 4 4
18 5 4 4 3 4 4 2 4 2 2 4 3
19 5 5 4 5 5 3 2 4 4 4 3 2
20 5 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3
21 5 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3
22 5 5 5 5 5 5 3 5 3 4 5 5
23 5 5 5 4 5 5 3 5 4 5 4 4
24 5 2 4 4 3 3 1 1 2 1 1 3
25 4 3 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4
26 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4
27 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4
28 5 2 4 3 4 4 2 4 3 4 3 4
29 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4
30 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 2
95
2. Tabel Jawaban Responden untuk Try Out Kuesioner iOS
Android
No Brand Awareness Brand Association
Brand Perceived
Quality Brand Loyalty
BA1 BA4 BA5 BS1 BS4 BS5 PQ1 PQ2 PQ3 BL2 BL3 BL5
1 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3
2 3 4 2 4 3 4 2 4 2 2 2 2
3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 5 4 5 5 3 5 5 2 5 3 2 3
5 4 4 4 4 3 4 2 2 2 2 2 2
6 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 2
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2
9 2 4 5 2 2 2 1 3 2 1 1 1
10 3 4 4 4 3 5 4 3 3 3 3 3
11 4 5 5 5 4 4 3 3 3 3 3 3
12 5 4 4 3 3 5 3 5 3 3 4 3
13 4 5 3 5 5 3 5 5 3 2 5 3
14 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3
15 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 3 3
16 5 5 5 5 3 4 4 4 5 3 3 3
17 4 4 3 4 4 4 2 3 2 4 4 4
18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
19 5 5 5 5 5 4 4 4 3 3 3 3
20 5 3 5 5 4 5 5 3 4 5 5 5
21 5 5 5 5 2 5 3 3 3 4 3 4
22 4 4 4 4 5 4 2 4 2 3 4 4
23 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 3 3
24 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
26 4 4 3 4 4 3 4 3 5 2 2 2
27 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
28 4 2 5 5 4 2 3 4 2 3 3 3
29 3 2 4 3 2 2 3 3 3 3 4 3
30 4 5 3 5 5 3 5 5 3 2 5 3
96
3. Hasil Uji Validitas Data Android
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.855 12
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
BA1 40.60 40.731 .412 .851
BA4 40.90 36.921 .527 .845
BA5 40.57 38.944 .647 .838
BS1 41.10 39.886 .385 .853
BS4 40.27 40.409 .551 .844
BS5 40.97 38.654 .555 .842
PQ1 42.07 38.754 .407 .854
PQ2 40.80 37.683 .653 .835
PQ3 41.20 37.131 .553 .842
BL2 41.10 36.231 .699 .831
BL3 41.40 37.697 .557 .841
BL5 41.47 38.947 .503 .845
97
4. Hasil Uji Validitas Data iOS
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.871 12
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
BA12 39.50 43.293 .787 .849
BA42 39.60 45.559 .461 .867
BA52 39.50 47.293 .347 .873
BS12 39.37 43.895 .700 .853
BS42 39.83 45.454 .489 .865
BS52 39.70 44.148 .576 .860
PQ12 40.10 41.197 .699 .851
PQ22 40.00 46.276 .454 .867
PQ32 40.27 43.857 .553 .861
BL22 40.40 44.041 .596 .859
BL32 40.13 43.637 .556 .861
BL52 40.47 45.154 .521 .863
98
5. Hasil Uji Reliabilitas Android
a. Hasil Uji Reliabilitas Brand Awareness
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.730 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
BA1 8.07 2.754 .464 .741
BA4 8.37 1.689 .539 .735
BA5 8.03 2.309 .756 .458
b. Hasil Uji Reliabilitas Brand Association
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.654 3
99
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
BA1 8.07 2.754 .464 .741
BA4 8.37 1.689 .539 .735
BA5 8.03 2.309 .756 .458
c. Hasil Uji Reliabilitas Perceived Quality
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.693 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
PQ1 7.53 3.085 .331 .830
PQ2 6.27 2.961 .595 .517
PQ3 6.67 2.299 .649 .402
100
d. Hasil Uji Reliabilitas Brand Loyalty
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.791 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
BL2 6.67 2.989 .492 .863
BL3 6.97 2.378 .751 .580
BL5 7.03 2.792 .675 .675
6. Hasil Uji Reliabilitas iOS
a. Hasil Uji Reliabilitas Brand Awareness
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
101
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.693 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
BA12 7.97 2.171 .638 .449
BA42 8.07 2.202 .446 .687
BA52 7.97 2.309 .460 .661
b. Hasil Uji Reliabilitas Brand Association
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.661 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
BS12 7.53 2.051 .674 .303
BS42 8.00 2.345 .418 .637
BS52 7.87 2.395 .360 .720
102
c. Hasil Uji Reliabilitas Brand Perceived Quality
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.723 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
PQ12 6.80 2.097 .768 .311
PQ22 6.70 3.941 .319 .859
PQ32 6.97 2.723 .603 .561
d. Hasil Uji Reliabilitas Brand Loyalty
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.848 3
103
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
BL22 6.47 3.085 .736 .769
BL32 6.20 2.924 .673 .836
BL52 6.53 3.154 .748 .761
104
7. Tabel Jawaban Responden Kueisioner Android
Android
No
Brand Awareness Brand Association Brand Perceived Quality Brand Loyalty
BA1 BA4 BA5 BS1 BS4 BS5 PQ1 PQ2 PQ3 BL2 BL3 BL5
1 5 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3
2 4 4 3 3 4 4 2 4 3 3 4 4
3 5 4 5 4 5 4 1 3 2 5 2 3
4 5 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 3
5 5 5 5 4 4 5 3 5 4 4 4 4
6 5 5 5 4 5 2 5 3 3 2 2 2
7 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
8 4 4 5 3 4 3 2 4 2 4 2 2
9 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5
10 5 5 4 5 5 5 3 5 3 4 5 5
11 5 5 5 5 5 3 3 5 3 5 5 3
12 5 4 3 3 5 3 3 5 3 4 4 3
13 5 5 4 4 5 5 1 4 1 4 4 3
14 5 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3
15 4 5 4 4 4 4 2 4 2 3 4 4
16 5 5 5 3 4 4 3 5 4 3 3 3
17 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3
18 5 3 5 5 5 3 3 4 4 4 3 3
19 5 5 5 4 5 4 4 4 3 5 5 3
20 5 3 5 4 5 4 3 5 4 4 4 4
21 4 2 5 3 5 2 2 5 2 4 3 3
22 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 4
23 4 4 5 3 5 4 4 5 4 4 4 4
24 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3
25 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4
26 5 4 5 5 5 5 3 5 2 4 3 4
27 5 3 4 4 5 5 4 4 2 4 4 3
28 5 5 5 2 5 4 2 5 2 5 5 5
29 3 2 3 3 5 4 1 4 3 4 4 3
30 5 5 4 4 5 5 1 4 1 4 4 3
105
Android
No
Brand Awareness Brand Association Brand Perceived Quality Brand Loyalty
BA1 BA4 BA5 BS1 BS4 BS5 PQ1 PQ2 PQ3 BL2 BL3 BL5
31 4 5 5 3 4 3 3 4 3 4 4 4
32 4 3 3 2 5 2 2 5 3 3 3 3
33 5 2 4 2 5 3 5 4 2 2 2 2
34 5 5 5 5 5 4 3 5 2 2 2 2
35 4 4 4 3 4 2 2 4 2 4 4 4
36 5 5 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4
37 5 5 5 3 4 3 2 3 3 5 5 5
38 5 3 5 3 5 3 3 4 3 2 2 2
39 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2
40 5 3 4 4 5 4 2 4 2 2 2 2
41 5 4 4 3 4 4 2 4 2 4 4 4
42 5 5 4 5 5 3 2 4 4 2 2 2
43 5 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3
44 5 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3
45 5 5 5 5 5 5 3 5 3 3 3 3
46 5 5 5 4 5 5 3 5 4 3 3 3
47 5 2 4 4 3 3 1 1 2 4 4 4
48 4 3 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4
49 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4
50 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4
51 5 2 4 3 4 4 2 4 3 2 2 2
52 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
53 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4
54 4 4 4 4 4 3 2 4 2 3 3 3
55 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3
56 4 5 5 3 4 2 1 2 2 3 3 3
57 5 5 4 3 4 3 2 5 2 3 3 3
58 5 5 5 5 5 5 3 5 3 3 3 3
59 5 5 5 4 5 4 3 5 5 4 4 4
60 3 5 3 4 5 3 2 5 3 5 5 5
106
Android
No
Brand Awareness Brand Association Brand Perceived Quality Brand Loyalty
BA1 BA4 BA5 BS1 BS4 BS5 PQ1 PQ2 PQ3 BL2 BL3 BL5
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
62 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
63 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
65 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
66 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
67 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
68 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
69 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
70 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
71 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
72 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
73 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
74 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
75 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
76 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
77 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
78 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
79 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
80 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
81 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
82 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
83 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
84 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
85 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
86 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
87 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
88 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
89 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
90 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
107
Android
No
Brand Awareness Brand Association Brand Perceived Quality Brand Loyalty
BA1 BA4 BA5 BS1 BS4 BS5 PQ1 PQ2 PQ3 BL2 BL3 BL5
91 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
92 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
93 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
94 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
95 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
96 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
97 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
98 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
99 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
100 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
108
8. Tabel Jawaban Responden Kueisioner iOS
iOS
No
Brand Awareness Brand Association Brand Perceived Quality Brand Loyalty
BA1 BA4 BA5 BS1 BS4 BS5 PQ1 PQ2 PQ3 BL2 BL3 BL5
1 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 2 4 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2
10 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
11 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
12 5 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
13 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5
14 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
17 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
20 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
24 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
26 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
27 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
28 4 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
29 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
30 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5
109
iOS
No
Brand Awareness Brand Association Brand Perceived Quality Brand Loyalty
BA1 BA4 BA5 BS1 BS4 BS5 PQ1 PQ2 PQ3 BL2 BL3 BL5
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
37 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
41 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
42 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
44 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
45 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
46 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
48 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
51 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
52 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
53 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
54 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
55 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
56 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
57 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
58 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
59 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
60 1 4 5 2 4 3 5 1 5 4 2 1
110
iOS
No
Brand Awareness Brand Association Brand Perceived Quality Brand Loyalty
BA1 BA4 BA5 BS1 BS4 BS5 PQ1 PQ2 PQ3 BL2 BL3 BL5
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
62 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
63 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
64 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
65 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
67 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
68 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
69 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
70 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
71 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
72 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
73 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
75 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
76 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
77 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
78 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
79 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
80 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
81 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
82 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
83 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
84 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
85 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
86 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
87 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
88 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
89 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
90 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
111
Android
No
Brand Awareness Brand Association Brand Perceived Quality Brand Loyalty
BA1 BA4 BA5 BS1 BS4 BS5 BP1 BP2 BP3 BL2 BL3 BL5
91 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
92 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
93 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
94 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
95 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
96 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
97 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
98 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
99 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
100 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
9. Hasil Analisis Data Kuesioner Menggunakan Uji Beda Mean Pada Android dan iOS
a. Hasil Analisis Data Brand Awareness
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 A.aware 4.33667 3 .165025 .095277
i.aware 3.42333 3 .023094 .013333
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 A.aware & i.aware 3 -.245 .842
112
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
A.aware -
i.aware .913333 .172143 .099387 .485706 1.340961 9.190 2 .012
b. Hasil Analisis Data Brand Association
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 A.association 4.15000 3 .259808 .150000
i.association 3.47000 3 .010000 .005774
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 A.association & i.association 3 .866 .333
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
A.association -
i.association .680000 .251197 .145029 .055992 1.304008 4.689 2 .043
113
c. Hasil Analisis Data Brand Perceived Quality
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 A.perceived 3.69667 3 .467155 .269712
i.perceived 3.47667 3 .023094 .013333
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 A.perceived & i.perceived 3 -.989 .096
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
A.perceived -
i.perceived .220000 .490000 .282902 -.997227 1.437227 .778 2 .518
d. Hasil Analisis Data Brand Loyalty
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 A.loyalty 3.84333 3 .070238 .040552
i.loyalty 3.46333 3 .015275 .008819
114
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 A.loyalty & i.loyalty 3 .963 .173
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 A.loyalty - i.loyalty .380000 .055678 .032146 .241689 .518311 11.821 2 .007
e. Hasil Analisis Data Brand Equity
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 A.equity 1.20200E1 4 .869866 .434933
i.equity 1.03750E1 4 .071880 .035940
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 A.equity & i.equity 4 -.786 .214
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
A.equity -
i.equity 1.645000E0 .927416 .463708 .169275 3.120725 3.547 3 .038