analisis penilaian ekonomi gumuk pasir parangtritis di

13
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. 17 No. 2 Januari 2017: 138–150 p-ISSN 1411-5212; e-ISSN 2406-9280 DOI: http://dx.doi.org/10.21002/jepi.v17i2.666 138 Analisis Penilaian Ekonomi Gumuk Pasir Parangtritis di Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DIY Economic Analysis of Parangtritis Sand Dunes Managementat Kretek Sub-District, Bantul Region, DIY Khusnul Khatimah a,* , Yusman Syaukat a , Ahyar Ismail a a Program Studi Pascasarjana Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) [diterima: 10 Oktober 2016 — disetujui: 5 Agustus 2017 — terbit daring: 7 Januari 2018] Abstract Sand dunes is an unique beach-forest phenomenon which only in Southeast Asia can be found in Parangtritis Village. In the existing condition, sand dunes might have direct use value and indirect use value, eventhough these benefits do not applied in the entire area. The research aims is to estimate the economic value of sand dunes in the existing condition using total economic valuation (TEV). The result showed that the direct usesare tourism (Rp1,009 million/year), fuel wood (Rp106 million/year), livestock feed (Rp188 million/year), while the indirect uses are abrasion barrier (Rp1,505 million/year), and wind barrier (Rp1,019 million/year). The total economic value of Parangtritis sand dunes up to Rp3,828 million/year. Keywords: Sand Dunes; Use Value; Total Economic Value Abstrak Gumuk pasir merupakan fenomena hutan pantai unik dan di Asia Tenggara hanya ditemukan di Desa Parangtritis. Pada kondisi eksisting, gumuk pasir memberikan manfaat langsung dan manfaat tidak langsung, meskipun pemanfaatannya tidak merata di seluruh area. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi nilai ekonomi gumuk pasir pada kondisi eksisting dengan menggunakan metode total nilai ekonomi (total economic valuation/TEV). Hasilnya adalah nilai manfaat wisata (Rp1.009 juta/tahun), kayu bakar (Rp106 juta/tahun), pakan ternak (Rp188 juta/tahun), sedangkan manfaat penahan abrasi (Rp1.505 juta/tahun), dan pelindung angin laut (Rp1.019 juta/tahun). Nilai ekonomi total gumuk pasir Rp3.828 juta/tahun. Kata kunci: Gumuk Pasir; Nilai Manfaat; Total Nilai Ekonomi Kode Klasifikasi JEL: Q2; Q5; Z3 Pendahuluan Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki ka- wasan pesisir yakni Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terben- tang dari Kecamatan Srandakan, Sanden, dan Kre- tek dengan luas 6.446 hektar (ha) (Badan Pusat Statistik/BPS Kabupaten Bantul, 2014). Kawasan pesisir tersebut memiliki fenomena hutan pantai unik yang lahannya berupa gumuk pasir. Lokasi gumuk pasir tepatnya berada di Desa Parangtritis * Alamat Korespondensi: Jl. Kamper Wing 10 Level 4 Kampus IPB Dramaga Bogor Kode Pos 16680, Jawa Barat, Indonesia Telp/Fax: (0251) 8624594. E-mail: [email protected]. dan oleh karenanya disebut sebagai Gumuk Pasir Parangtritis. Gumuk pasir adalah bentukan alam seperti gundukan-gundukan pasir yang menyeru- pai bukit (Badan Lingkungan Hidup (BLH) DIY, 2013). Pembentukan gumuk pasir tersebut terma- suk jarang terjadi di dunia, bahkan merupakan satu-satunya di Asia Tenggara (Suryanti et al., 2009). Menurut Sunarto (2014), gumuk pasir dapat ter- bentuk dikarenakan adanya faktor angin, vegetasi, sinar matahari, dan bentang alamnya. Pada tahun 2015, Badan Informasi Geospasial (BIG) melakukan pemetaan terhadap kawasan gu- muk pasir dan membaginya menjadi 3 zonasi, yakni zona penyangga dengan luas 95,3 ha, zona penun- jang dengan luas 176,4 ha, dan zona inti dengan JEPI Vol. 17 No. 2 Januari 2017, hlm. 138–150

Upload: others

Post on 07-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Penilaian Ekonomi Gumuk Pasir Parangtritis di

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan IndonesiaVol. 17 No. 2 Januari 2017: 138–150p-ISSN 1411-5212; e-ISSN 2406-9280

DOI: http://dx.doi.org/10.21002/jepi.v17i2.666138

Analisis Penilaian Ekonomi Gumuk Pasir Parangtritis di KecamatanKretek, Kabupaten Bantul, DIY

Economic Analysis of Parangtritis Sand Dunes Managementat KretekSub-District, Bantul Region, DIY

Khusnul Khatimaha,∗, Yusman Syaukata, Ahyar Ismaila

aProgram Studi Pascasarjana Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB)

[diterima: 10 Oktober 2016 — disetujui: 5 Agustus 2017 — terbit daring: 7 Januari 2018]

Abstract

Sand dunes is an unique beach-forest phenomenon which only in Southeast Asia can be found in Parangtritis Village. Inthe existing condition, sand dunes might have direct use value and indirect use value, eventhough these benefits do notapplied in the entire area. The research aims is to estimate the economic value of sand dunes in the existing conditionusing total economic valuation (TEV). The result showed that the direct usesare tourism (Rp1,009 million/year), fuelwood (Rp106 million/year), livestock feed (Rp188 million/year), while the indirect uses are abrasion barrier (Rp1,505million/year), and wind barrier (Rp1,019 million/year). The total economic value of Parangtritis sand dunes up toRp3,828 million/year.Keywords: Sand Dunes; Use Value; Total Economic Value

AbstrakGumuk pasir merupakan fenomena hutan pantai unik dan di Asia Tenggara hanya ditemukan di DesaParangtritis. Pada kondisi eksisting, gumuk pasir memberikan manfaat langsung dan manfaat tidak langsung,meskipun pemanfaatannya tidak merata di seluruh area. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasinilai ekonomi gumuk pasir pada kondisi eksisting dengan menggunakan metode total nilai ekonomi (totaleconomic valuation/TEV). Hasilnya adalah nilai manfaat wisata (Rp1.009 juta/tahun), kayu bakar (Rp106juta/tahun), pakan ternak (Rp188 juta/tahun), sedangkan manfaat penahan abrasi (Rp1.505 juta/tahun), danpelindung angin laut (Rp1.019 juta/tahun). Nilai ekonomi total gumuk pasir Rp3.828 juta/tahun.Kata kunci: Gumuk Pasir; Nilai Manfaat; Total Nilai Ekonomi

Kode Klasifikasi JEL: Q2; Q5; Z3

Pendahuluan

Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki ka-wasan pesisir yakni Kabupaten Bantul, ProvinsiDaerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terben-tang dari Kecamatan Srandakan, Sanden, dan Kre-tek dengan luas 6.446 hektar (ha) (Badan PusatStatistik/BPS Kabupaten Bantul, 2014). Kawasanpesisir tersebut memiliki fenomena hutan pantaiunik yang lahannya berupa gumuk pasir. Lokasigumuk pasir tepatnya berada di Desa Parangtritis

∗Alamat Korespondensi: Jl. Kamper Wing 10 Level 4 KampusIPB Dramaga Bogor Kode Pos 16680, Jawa Barat, IndonesiaTelp/Fax: (0251) 8624594. E-mail: [email protected].

dan oleh karenanya disebut sebagai Gumuk PasirParangtritis. Gumuk pasir adalah bentukan alamseperti gundukan-gundukan pasir yang menyeru-pai bukit (Badan Lingkungan Hidup (BLH) DIY,2013). Pembentukan gumuk pasir tersebut terma-suk jarang terjadi di dunia, bahkan merupakansatu-satunya di Asia Tenggara (Suryanti et al., 2009).Menurut Sunarto (2014), gumuk pasir dapat ter-bentuk dikarenakan adanya faktor angin, vegetasi,sinar matahari, dan bentang alamnya.

Pada tahun 2015, Badan Informasi Geospasial(BIG) melakukan pemetaan terhadap kawasan gu-muk pasir dan membaginya menjadi 3 zonasi, yaknizona penyangga dengan luas 95,3 ha, zona penun-jang dengan luas 176,4 ha, dan zona inti dengan

JEPI Vol. 17 No. 2 Januari 2017, hlm. 138–150

Page 2: Analisis Penilaian Ekonomi Gumuk Pasir Parangtritis di

Khatimah, K., Syaukat, Y., & Ismail, A. 139

luas 62 ha. Zona penyangga dan penunjang meru-pakan kawasan gumuk pasir yang tidak aktif. Zonatersebut pemanfaatannya dapat digunakan sebagaipemukiman (kepadatan sedang), fasilitas umum,hutan pantai, dan pertanian. Selanjutnya, zona intimerupakan kawasan gumuk pasir yang masih ak-tif yang dapat terbentuk gumuk pasir yang baru.Selain itu, gumuk pasir inti juga memiliki bentukunik seperti bulan sabit (tipe barchan).

Keberadaan gumuk pasir Parangtritis saat ini te-lah terdesak oleh kebutuhan ekonomi masyarakatyang kurang sadar mengenai pentingnya manfaatgumuk pasir. Menurut Saraswati (2004), kawasangumuk pasir telah mengalami berbagai tekananlingkungan, yang dalam pengelolaannya seringka-li bertentangan antara kegiatan ekonomi dengankepentingan konservasi. Pada tahun 2013, masyara-kat yang menganggap gumuk pasir sebagai hutanpantai yang tidak produktif mulai melakukan upa-ya konversi menjadi lahan pertambakan udang.Pada mulanya, kegiatan konversi dilakukan olehsekelompok masyarakat Desa Parangtritis, kemu-dian sejak saat itu lahan tambak udang semakinmeluas, hingga pada Desember 2014 luasnya men-capai 6,30 ha (Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP)Kabupaten Bantul, 2015). Berdasarkan hasil obser-vasi di lapangan, rata-rata biaya investasi yangdikeluarkan untuk membangun tambak sebesarRp569.206.349/ha. Biaya tersebut nilainya cukupbesar karena tambak merupakan sistem intensifdengan bentuk konstruksi bagian dinding kolamdilapisi asbes dan permukaan dilapisi plastik.

Pada kondisi eksisting, kawasan gumuk pasirmemberikan manfaat langsung (direct use) dan man-faat tidak langsung (indirect use) bagi masyarakat.Pembentukan gumuk pasir telah berlangsung sejaklama. Namun pemanfaatan sebagai wisata geoheri-tage oleh Pemerintah Daerah (Pemda) KabupatenBantul baru dimulai awal tahun 2014, sehingga padaumumnya masyarakat Indonesia belum mengeta-hui tentang potensi wisata di kawasan tersebut. DiKawasan gumuk pasir juga terdapat sumber dayaberupa kayu dan dedaunan yang dapat dijadikansebagai pakan ternak. Sebagian masyarakat meng-gunakan hasil kayu sebagai bahan bakar sehari-hari.Selain memberikan manfaat ekonomi, gumuk pasirmemiliki fungsi ekologi seperti penahan abrasi pan-tai dan menjadi pelindung angin laut bagi lahanpertanian yang berada di sekitarnya.

Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupa-ten Bantul No. 04 Tahun 2011 tentang Rencana TataRuang Wilayah (RTRW) Tahun 2010–2030 Pasal 65

Ayat 4, kawasan gumuk pasir merupakan kawasanstrategis lindung yang berfungsi untuk pengem-bangan ilmu pengetahuan dan penelitian, sehinggakonversi hanya dapat diperbolehkan jika berkaitandengan kepentingan konservasi. Apabila tidak adaketegasan dari pemerintah, maka kemungkinanakan muncul pembukaan lahan tambak baru dikawasan tersebut.

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah meng-analisis nilai manfaat gumuk pasir Parangtritis,Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Provinsi DIY.Objek yang diteliti adalah gumuk pasir Parangtritisdengan luas 62 ha pada tahun 2016. Alat analisisyang digunakan yaitu teknik valuasi ekonomi (totaleconomic valuation/TEV). Penelitian ini bertujuanuntuk mengestimasi nilai ekonomi gumuk pasirParangtritis pada kondisi eksisiting. Nilai tersebutpenting untuk dihitung mengingat konflik peman-faatan gumuk pasir antara petambak, masyarakat,dan pemerintah. Oleh karenanya, hasil penelitianini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbanganPemerintah Kabupaten Bantul untuk merumuskankebijakan terkait pengelolaan gumuk pasir agarbermanfaat secara berkelanjutan bagi semua pihak.

Tinjauan Literatur

Selain menghasilkan suatu barang yang dapat di-konsumsi, sumber daya alam (SDA) juga mengha-silkan jasa lingkungan yang memberikan manfaatbagi manusia. Oleh karenanya, berdasarkan Fauzi(2014), sumber daya alam dan lingkungan (SDAL)yang menghasilkan output, baik berupa barang ma-upun jasa, perlu untuk diberikan nilai/harga (pri-ce tag) agar dapat diketahui nilai manfaat secaraekonomi dan aset sumber daya tersebut dapat di-evaluasi secara lebih jelas. Menurut Tuwo (2011),nilai dari ekosistem pesisir dapat berarti penting-nya ekosistem pesisir sebagai tempat ekowisata,pencegah abrasi pantai, pelindung gelombang airlaut, dan fungsi ekologis lainnya. Ekosistem gu-muk pasir telah memberikan manfaat barang danjasa bagi masyarakat pesisir. Gumuk pasir dapatdikembangkan sebagai kawasan wisata pendidikanmaupun penelitian berbasis keunikan morfologigumuk pasir (Suryanti et al., 2009). Selain itu, seba-gian masyarakat memanfaatkan hasil kayu sebagaibahan bakar sehari-hari bagi masyarakat setem-pat. Berdasarkan Dahuri et al. (1996), gumuk pasirmerupakan sistem perlindungan alamiah bagi ma-syarakat, yaitu dapat menahan terjadinya abrasi

JEPI Vol. 17 No. 2 Januari 2017, hlm. 138–150

Page 3: Analisis Penilaian Ekonomi Gumuk Pasir Parangtritis di

Analisis Penilaian Ekonomi Gumuk Pasir Parangtritis...140

pantai dan pelindung angin laut (wind barrier) bagilahan pertanian di sekitarnya.

Teknik valuasi ekonomi terdiri dari tiga tahap,yakni (1) melakukan identifikasi manfaat sumberdaya, (2) melakukan kuantifikasi manfaat sumberdaya, dan (3) melakukan pilihan alternatif pengelo-laan sumber daya tersebut (Dahuri et al., 1996). Jikamanfaat sumber daya tersebut dapat dipasarkan,maka pengukuran dapat dilakukan melalui pen-dekatan harga pasar (market price). Namun bedahalnya dengan komponen sumber daya yang ti-dak dapat dipasarkan. Untuk menilai komponentersebut terdapat dua pendekatan yang dapat di-gunakan, yakni metode Stated Preference (SP) danRevealed Preference (RP). Metode SP dilakukan de-ngan cara menanyakan langsung atas kesanggupanmembayar seseorang terhadap skenario jasa ling-kungan yang ditawarkan. Nilai kesanggupan yangdiperoleh akan mencerminkan nilai jasa lingkungandari sumber daya. Sementara pendekatan RP dida-sarkan pada perilaku yang teramati atau terungkapterhadap pilihan yang dilakukan. Dengan kata lain,data aktual yang diperoleh dari pengeluaran sese-orang dapat dijadikan ukuran Willingness to Pay(WTP) terhadap komponen SDAL. Dalam pende-katan RP terdapat metode yang sering digunakan,yakni Travel Cost Method (TCM) (Fauzi, 2014).

Menurut Munangsihe (1993), keputusan untukmengembangkan suatu ekosistem dapat dibenar-kan (justified) jika pengembangan ekosistem terse-but dapat memberikan nilai manfaat ekonomi yanglebih besar, dibandingkan dengan nilai manfaatekonomi suatu ekosistem jika dibiarkan dalam kon-disi alami. Menurut Fauzi (2014), penilaian manfaatlangsung dapat dilakukan dengan pendekatan har-ga pasar untuk komoditas yang langsung dapatdiperdagangkan dari suatu ekosistem. Namun, jikamanfaat sumber daya tidak tersedia di pasar, ma-ka dapat menggunakan metode pengukuran tidaklangsung, seperti metode biaya perjalanan (TCM)untuk mengukur nilai manfaar tidak langsung ber-dasarkan pendekatan biaya pencegahan (preventioncost expenditure) dan back of the envelope (BoE). Selainitu, penelitian ini juga menggunakan pendekatancontingent valuastion method, yakni melalui WTP,untuk memperoleh existence value gumuk pasir.

Metode

Penelitian dilakukan di Desa Parangtirits (Kecamat-an Kretek) dan Desa Srigading (Kecamatan San-

den). Penentuan lokasi dilakukan secara purposive.Pengambilan data sekunder maupun primer dila-kukan selama dua bulan, yakni Mei–Juni 2016. Res-ponden dipilih berdasarkan keterlibatannya secaralangsung pada mekanisme sistem dan pengetahu-annya terhadap gumuk pasir, sehingga respondenadalah masyarakat yang terlibat langsung dalampemanfaatan gumuk pasir Parangtritis dan petanilahan pasir di Desa Srigading. Penelitian ini memili-ki keterbatasan terkait penilaian terhadap manfaatgumuk pasir. Manfaat yang dihitung dalam peneli-tian ini adalah pemanfaatan pada kondisi eksisting,sehingga adanya konversi lahan menjadi tambakudang tidak dimasukkan dalam perhitungan.

Total nilai ekonomi (TEV) digunakan untukmengestimasi nilai manfaat gumuk pasir Parangtri-tis. Valuasi ekonomi diperoleh dari akumulasi man-faat langsung dan manfaat tidak langsung (Pearce,1993). Secara matematis, diformulasikan berikut(Perrings et al., 1995):

NMEG = NML + NMT (1)

dengan NMEG : nilai manfaat ekonomi gumukpasir (Rp/tahun); NML : nilai manfaat langsunggumuk pasir (Rp/tahun); dan NMT : nilai manfaattidak langsung gumuk pasir (Rp/tahun).

Nilai Manfaat Langsung

Menurut Fauzi (2014), manfaat langsung direct usevalue adalah nilai ekonomi yang berkaitan denganpemanfaatan in situ dari sumber daya. Manfaatlangsung gumuk pasir yakni digunakan sebagaitempat pariwisata, pengambilan kayu bakar, danpakan ternak. Formulasinya berikut ini (Perrings etal., 1995):

NML = NMw + NMk + NMp (2)

dengan NML : nilai manfaat langsung (Rp/tahun);NMw : nilai manfaat wisata (Rp/tahun); NMk : nilaimanfaat kayu bakar (Rp/tahun); dan Mp : nilaimanfaat pakan ternak (Rp/tahun).

Pariwisata

Responden adalah wisatawan yang mengunjungikawasan gumuk pasir dan dilakukan secara pur-posive. Jumlah wisatawan per tahun sekitar 88.400wisatawan, sehingga diperoleh 100 responden yangditentukan berdasarkan persamaan Slovin. Untukmenentukan nilai manfaat gumuk pasir sebagai

JEPI Vol. 17 No. 2 Januari 2017, hlm. 138–150

Page 4: Analisis Penilaian Ekonomi Gumuk Pasir Parangtritis di

Khatimah, K., Syaukat, Y., & Ismail, A. 141

tempat pariwisata menggunakan TCM. FormulasiTCM secara matematis (Fleming dan Cook, 2007):

BP = BTr + (BKr − BKh) + BLn (3)

dengan BP : total biaya perjalanan (Rp); BTr : biayatransportasi selama rekreasi (Rp); BKr : biaya kon-sumsi di tempat rekreasi (Rp); BKh : biaya konsumsiharian (Rp); dan BLn : biaya lain-lain (Rp).

Selanjutnya, dapat diperoleh nilai surplus konsu-men (SK) per responden, dengan formulasi berikut(Fauzi, 2006):

SKi =V2

i

2 × β1(4)

dengan SKi : surplus konsumen responden ke-i;Vi : jumlah kunjungan untuk responden ke-i; β1 :koefisien biaya perjalanan; dan maksud indeks iadalah responden ke-i (1, 2, 3, .., n).

Kemudian diperoleh nilai rata-rata SK per res-ponden per kunjungan dan nilai tersebut dikalikandengan jumlah wisatawan yang berkunjung kekawasan gumuk pasir dalam satu tahun. Hasil per-hitungan total SK merupakan nilai manfaat wisatagumuk pasir Parangtritis.

Analisis Regresi Linier

Regresi linier merupakan salah satu analisis regresiyang digunakan untuk menganalisis pola hubung-an antara variabel bebas dengan variabel terikatsebagai fungsi linier (Sarwoko, 2005). Dalam peneli-tian ini, regresi linier digunakan untuk menganalisisfaktor-faktor yang memengaruhi terhadap jumlahkunjungan wisatawan sampel ke gumuk pasir Pa-rangtritis. Variabel terikat adalah jumlah kunjunganwisatawan dalam satu tahun terakhir, sedangkanvariabel bebas adalah biaya perjalanan yang dikelu-arkan wisatawan saat rekreasi, jumlah pendapatan,tingkat pendidikan, dan jarak dari tempat tinggalwisatawan ke lokasi gumuk pasir. Model persa-maan regresi linier berganda dalam penelitian inisebagai berikut:

Yi = α + β1BPi + β2Pi + β3TPi + β4 Ji + εi (5)

dengan Yi : jumlah kunjungan untuk responden ke-i; α : intersep; β1, ..., β4 : koefisien regresi; BPi : biayaperjalanan untuk responden ke-i (Rp); Pi : jumlahpendapatan untuk responden ke-i (Rp/bulan); Tpi :tingkat pendidikan untuk responden ke-i (tahun);Ji : jarak dari rumah responden ke-i ke lokasi wisata(km); dan ε : galat atau error.

Hasil Kayu Bakar

Jenis vegetasi yang terdapat di gumuk pasir di anta-ranya pohon cemara udang (Casuarina equisetifolia),pohon akasia (Acacia denticulosa), waru (Hibiscustiliaceus), dan jambu mete (Anacardium occidenta-le). Masyarakat biasanya memanfaatkan jenis kayutersebut sebagai bahan bakar sehari-hari. Kriteriaresponden untuk menentukan nilai manfaat kayubakar adalah masyarakat yang melakukan pengam-bilan kayu bakar di kawasan gumuk pasir. Penentu-an sampel menggunakan purposive dengan jumlah15 responden. Sampling frame adalah jumlah RumahTangga (RT) yang mengambil kayu bakar di kawa-san gumuk pasir. Perhitungan nilai manfaat kayubakar dihitung melalui pendekatan harga pasar. Se-cara matematis, berikut ini modifikasi formulasinya(Kementerian Lingkungan Hidup/KLH, 2012):

RNMk =

∑ni=1(Pk ×Hk)

n(6)

NMk =RNMk × JP

Lgm(7)

dengan RNMk : rata-rata nilai manfaat hasil kayubakar responden (Rp/tahun/RT); Pk : frekuensi pe-ngambilan oleh responden (ikat/tahun/RT); Hk : har-ga pasar kayu bakar (Rp/ikat); n : jumlah responden(RT); NMk : total nilai manfaat dari pengambilan ka-yu bakar (Rp/ha/tahun); JP : jumlah sampling frame(RT); dan Lgm : luas gumuk pasir (ha).

Hasil Pakan Ternak

Responden adalah masyarakat Desa Parangtritisyang memiliki hewan ternak. Penentuan sampelmenggunakan purposive dengan jumlah 15 respon-den. Sampling frame adalah jumlah RT yang memili-ki hewan ternak. Perhitungan nilai manfaat pakanternak dihitung melalui pendekatan harga pasar. Se-cara matematis, berikut ini modifikasi formulasinya(KLH, 2012):

RNMp =

∑ni=1(Ppi ×Hp)

n(8)

NMp =RNMp × JP

Lgm(9)

dengan RNMp : rata-rata nilai manfaat hasil pakanternak responden (Rp/tahun/RT); Pp : jumlah pakanyang diambil oleh responden (ikat/tahun/RT); Hp: harga pasar pakan ternak (Rp/ikat); n : jumlah

JEPI Vol. 17 No. 2 Januari 2017, hlm. 138–150

Page 5: Analisis Penilaian Ekonomi Gumuk Pasir Parangtritis di

Analisis Penilaian Ekonomi Gumuk Pasir Parangtritis...142

responden (RT); NMp : total nilai manfaat dari pe-ngambilan pakan ternak (Rp/ha/tahun); P : jumlahsampling frame (RT); dan Lgm : luas gumuk pasir(ha).

Nilai Manfaat Tidak Langsung

Manfaat tidak langsung (indirect use) merupakanmanfaat yang diperoleh dari sumber daya tanpa ha-rus secara aktual mengonsumsinya. Manfaat tidaklangsung keberadaan gumuk pasir adalah sebagaipenahan abrasi pantai dan pelindung angin laut(wind barrier) bagi lahan pertanian sekitarnya. For-mulasinya berikut ini (Perrings et al., 1995):

NMT = NMa + NMb (10)

dengan NMT : nilai manfaat tidak langsung(Rp/tahun); Nma : nilai manfaat sebagai penahanabrasi pantai (Rp/tahun); dan NMb : nilai manfaatsebagai wind barrier (Rp/tahun).

Penahan Abrasi Pantai

Pendekatan back of the envelope (BoE) digunakanuntuk mengukur nilai gumuk pasir sebagai pena-han abrasi pantai. Menurut Badan PenanggulanganBencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul (2014),pesisir selatan memiliki potensi peluang terjadinyaabrasi pantai sebesar 0,3 (indeks sedang). Nilai man-faat diperoleh dari nilai kerugian ekonomi akibatbencana abrasi yang telah terjadi di Pantai Depok,Desa Parangtritis. Pada tahun 2013, telah terjadibencana abrasi yang menyebabkan 14 bangunanmengalami kerusakan. Nilai kerugian tersebut me-rupakan proksi untuk menentukan nilai penahanabrasi.

Responden adalah masyarakat yang terkena ben-cana abrasi di wilayah Pantai Depok pada tahun2013 dengan jumlah 14 responden yang pengam-bilan responden menggunakan metode purposive.Formula BoE adalah sebagai berikut (Fauzi, 2014):

RNa =

∑ni=1 Nai

n(11)

NMa =�RNa × Ja × Pa

Lb

(12)

dengan Rna : rata-rata nilai kerusakan properti ba-ngunan responden (Rp/unit); Nai : nilai kerusakanproperti bangunan responden ke-i (Rp/unit); n : jum-lah responden; indeks i : responden ke-i (1, 2, 3, ..,

n); Nma : total nilai manfaat sebagai penahan abrasipantai (Rp/tahun); Ja : jumlah bangunan yang rusak(unit); Pa : indeks peluang abrasi pantai (per tahun);dan Lb : luas bangunan yang rusak (ha).

Pelindung Angin Laut (Wind Barrier)

Pendekatan biaya pencegahan (prevention cost expen-diture) digunakan untuk mengestimasi nilai man-faat gumuk pasir sebagai wind barrier. Lokasi ob-servasi dilakukan di Desa Srigading, KecamatanSanden, Kabupaten Bantul, karena lahan pertani-annya memiliki karakteristik yang hampir samadengan Desa Parangtritis. Untuk mencegah penu-runan produktivitas, petani mengeluarkan biayapencegahan melalui teknik penyiraman tanamansetiap harinya. Rata-rata biaya pencegahan petaniDesa Srigading kemudian dikonversikan ke lokasipenelitian, yakni Desa Parangtritis. Total biaya pen-cegahan merupakan proksi untuk memperkirakannilai manfaat ekonomi gumuk pasir sebagai windbarrier.

Responden adalah petani Desa Srigading danpengambilan responden menggunakan metode pur-posive dengan jumlah 30 responden. Berikut iniperhitungannya (KLH, 2012):

RBp =

∑ni=1 TBp

n(13)

NMb = RBP × FP (14)

dengan RBP : rata-rata biaya pencegahan yang di-keluarkan oleh responden (Rp/kali/ha); TBP : to-tal biaya pencegahan yang dikeluarkan oleh res-ponden (Rp/kali); n : jumlah luas lahan pertanianresponden (ha); FP : selisih frekuensi pencegahanDesa Srigading dan Desa Parangtritis (kali/tahun);dan NMb : total nilai manfaat sebagai wind barrier(Rp/ha/tahun).

Hasil dan Analisis

Gumuk pasir Parangtritis merupakan ekosistemseperti hutan pantai yang berada di wilayah pesisirdan memiliki keanekaragaman hayati yang unik.Gumuk pasir memiliki suatu ’nilai’ dalam peman-faatannya, terlepas ada tidaknya nilai pasar barangdan jasa yang dihasilkan. Nilai tersebut tidak selaluidentik dengan nominal harga, karena sesuatu yangbernilai belum tentu memiliki harga pasar.

JEPI Vol. 17 No. 2 Januari 2017, hlm. 138–150

Page 6: Analisis Penilaian Ekonomi Gumuk Pasir Parangtritis di

Khatimah, K., Syaukat, Y., & Ismail, A. 143

Hasil identifikasi menunjukkan bahwa selain se-bagai penyeimbang ekosistem pesisir, gumuk pasirtelah menghasilkan output dan memiliki fungsi eko-logis. Ekosistem gumuk pasir mempunyai dayatarik alam dan telah dijadikan sebagai kawasanwisata berbasis geoheritage sejak tahun 2014. Keber-adaannya juga memiliki fungsi sebagai ekosistemyang menyediakan hasil kayu bakar dan pakan tam-bahan bagi hewan ternak. Wilayah pesisir denganlahan berpasir dapat mencegah terjadinya bencanaabrasi dan mampu melindungi lahan pertanian se-kitarnya dari kadar garam yang terbawa oleh anginlaut. Namun, fungsi tersebut saat ini tergangguoleh kegiatan konversi budidaya tambak udang.Jika konversi tersebut terus dilakukan, maka luasgumuk pasir akan berkurang dan masyarakat akankehilangan fungsi tersebut (Gambar 1).

Nilai Manfaat Langsung

Gumuk pasir Parangtritis memiliki nilai manfaatlangsung berupa pemanfaatan sektor wisata, nilaiekonomi sebagai tempat penyedia hasil kayu bakar,dan nilai ekonomi sebagai tempat penghasil pakantambahan bagi hewan ternak milik masyarakatsekitar.

1. Pariwisata

Salah satu bentuk pengelolaan gumuk pasir Pa-rangtritis, yakni diarahkan kepada peningkatansektor pariwisata. Sebelum dijadikan wisata, gu-muk pasir pernah digunakan sebagai lokasi syutingvideo klip dan salah satu film Indonesia. Selainitu, sejak tahun 2010-an mulai banyak penelitianmengenai gumuk pasir yang dilakukan oleh Fa-kultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM)yang bekerja sama dengan Parangtritis GeomaritimeScience Park. Melihat potensi tersebut, Karang Ta-runa Dusun Grogol IX membangun fasilitas danatribut pendukung untuk dijadikan sebagai lokasiwisata dan mengembangkan potensi wisata melaluipermainan sandboarding.

Pada tahun 2015, jumlah wisatawan yang berkun-jung di gumuk pasir Parangtritis mencapai 88.400wisatawan. Jumlah kunjungan dapat mencermin-kan tingkat kepuasan dan kesenangan wisatawanterhadap lokasi wisata. Semakin banyak frekuen-si kunjungan pada wisatawan, maka wisatawanmemiliki tingkat kepuasan yang tinggi terhadaplokasi wisata tersebut, sehingga bersedia untuk ber-kunjung kembali. Jumlah wisatawan yang berkun-

jung juga berpengaruh terhadap nilai penerimaanretribusi obyek wisata, dibuktikan dengan peneliti-an yang dilakukan Rahma dan Handayani (2013),bahwa jumlah kunjungan wisatawan mempunyaihubungan yang positif terhadap retribusi obyekwisata. Perhitungan nilai wisata gumuk pasir dapatdilihat pada Tabel 1.

Pada Tabel 1, untuk memperoleh nilai surpluskonsumen (SK) dilakukan analisis regresi linier ber-ganda antara variabel jumlah kunjungan (Y) sebagaivariabel terikat dan biaya perjalanan (BP) sebagaivariabel bebas. Hasil data pengolahan analisis re-gresi berganda menunjukkan:

Y = 1, 316318 − (6, 5x10−7)BP

Selanjutnya dari hasil tersebut diperoleh ni-lai koefisien variabel biaya perjalanan (BP) un-tuk menentukan nilai surplus konsumen (SK)pada masing-masing wisatawan. Rata-rata sur-plus konsumen per wisatawan diperoleh nilai se-besar Rp1.461.447/wisatawan. Nilai tersebut ke-mudian dibagi dengan total kunjungan dalamwaktu 1 tahun terakhir. Perhitungan akan me-nunjukkan nilai SK per wisatawan per kunjung-an wisata ke gumuk pasir, yang diperoleh ni-lai sebesar Rp11.418/wisatawan/kunjungan. Ni-lai ekonomi wisata diketahui dari nilai rata-rataSK/wisatawan/kunjungan dikalikan dengan jum-lah kunjungan wisatawan ke gumuk pasir padatahun 2015, yaitu mencapai 88.400 wisatawan. Totalperhitungan nilai manfaat wisata gumuk pasir Pa-rangtritis nilainya sebesar Rp1.009.311.699/tahun,sedangkan jika nilai ekonomi wisata per hektarnyadengan luas lokasi wisata 13 ha (dari total luas gu-muk pasir 62 ha) mencapai Rp77.639.361/ha/tahun.

Dalam proses pengembangan wisata, maka harusberlandaskan pembangunan wisata yang berkelan-jutan dan dimaksudkan untuk tetap menjaga danmemelihara keberadaan fenomena langka gumukpasir. Adanya kegiatan wisata di gumuk pasir dapatmemberikan pengetahuan dan pengalaman kepadawisatawan tentang keindahan bentang alam dan as-pek geologi, serta mempelajari tentang pentingnyamenjaga keanekaragaman hayati di wilayah pesisir.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Jumlah Kun-jungan Wisatawan

Pada dasarnya, jumlah kunjungan wisatawan kegumuk pasir Parangtritis dapat dipengaruhi olehbeberapa faktor, di antaranya jumlah biaya perja-lanan yang dikeluarkan oleh wisatawan selama

JEPI Vol. 17 No. 2 Januari 2017, hlm. 138–150

Page 7: Analisis Penilaian Ekonomi Gumuk Pasir Parangtritis di

Analisis Penilaian Ekonomi Gumuk Pasir Parangtritis...144

Gambar 1: Diagram Fishbone Pengelolaan Gumuk Pasir ParangtritisSumber: Penulis

Tabel 1: Estimasi Nilai Manfaat Wisata Gumuk Pasir Parangtritis Tahun 2016

Uraian Keterangan NilaiJumlah responden (wisatawan) a 100Jumlah kunjungan per responden (kali/tahun) b 13Jumlah kunjungan total responden (kali/tahun) c 121Jumlah kunjungan wisata (wisatawan/tahun) d 88.400Koefisen biaya perjalanan (X1) β1 -6,5 x 10-7Total surplus konsumen responden (Rp) ΣSK=b2/-2β1 146.144.680Rata-rata surplus konsumen (Rp/wisatawan) SKa=ΣSK/a 1.461.447Surplus konsumen (Rp/wisatawan/kunjungan) SKb=SKa/c 11.418Luas gumuk pasir yang dijadikan spot wisata (ha) Lg 13Total Nilai Manfaat Wisata (Rp/tahun) NM=SKbxd 11.009.311.699Nilai Manfaat Wisata (Rp/ha/tahun) NMw= NM/ Lg 77.639.361

Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

JEPI Vol. 17 No. 2 Januari 2017, hlm. 138–150

Page 8: Analisis Penilaian Ekonomi Gumuk Pasir Parangtritis di

Khatimah, K., Syaukat, Y., & Ismail, A. 145

rekreasi (BP), jumlah pendapatan (P), tingkat pen-didikan (TP), dan jarak tempat tinggal wisatawanke gumuk pasir Parangritis (J). Variabel tersebutkemudian diregresikan melalui program perangkatlunak SPSS untuk melihat faktor apa saja yang ber-pengaruh signifikan terhadap jumlah kunjunganwisatawan setiap tahun (Y). Hasil analisis regresilinier berganda dan model persamaannya dapatdilihat berikut ini:Y = 2, 29534 − 0, 0000008BP − 0, 07609TP

+ 0, 0000001P − 0, 00197J

Tabel 2: Faktor-Faktor Penentu Jumlah Kunjungan diGumuk Pasir Parangtritis Tahun 2016

Variabel Koefisien S.E. Sig.Biaya perjalanan -0,0000008 0,364 0,000Tingkat pendidikan -0,07609 0,000 0,621Pendapatan 0,0000001 0,027 0,005Jarak -0,00197 0,000 0,001Konstanta 2,29534 0,001 0,024

Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa vari-abel yang berpengaruh signifikan terhadap jumlahkunjungan wisatawan sampel ke lokasi gumuk pa-sir Parangtritis adalah variabel tingkat pendidikan,jumlah pendapatan, dan jarak tempat tinggal wisa-tawan pada tingkat signifikansi 10%. Pada variabeltingkat pendidikan dan jarak diperoleh koefisiennegatif, artinya semakin tinggi tingkat pendidikanataupun semakin jauh jarak tempat tinggal wisata-wan sampel ke lokasi wisata, maka semakin sedi-kit jumlah kunjungan wisatawan tersebut. Sedang-kan variabel jumlah pendapatan memiliki koefisienyang positif, artinya semakin tinggi jumlah penda-patan wisatawan, maka semakin sering wisatawantersebut berkunjung ke gumuk pasir Parangtritis.Beda halnya dengan variabel biaya perjalanan, yangtidak berpengaruh nyata terhadap jumlah kunjung-an pada tingkat signifikansi 10%. Hal tersebut di-sebabkan karena berapa pun jumlah biaya yangdikeluarkan oleh wisatawan saat berekreasi, tidakmemengaruhi minat wisatawan untuk melakukankunjungan ke gumuk pasir.

Pada Tabel 2, variabel biaya perjalanan diperolehnilai koefisien sebesar -0,0000008, artinya jika biayaperjalanan naik Rp1, maka akan menurunkan freku-ensi kunjungan wisatawan sebanyak 0,0000008. Ko-efisien variabel tingkat pendidikan sebesar -0,07609.Hal ini memberikan pengertian bahwa apabila ting-kat pendidikan naik 1 satuan, maka akan menu-runkan jumlah kunjungan wisatawan 0,07609. Pada

variabel pendapatan dihasilkan koefisien 0,0000001,yang artinya jika jumlah pendapatan naik Rp1, ma-ka akan menaikkan frekuensi kunjungan wisatawansebesar 0,0000001. Selanjutnya pada variabel jarakdiperoleh koefisien -0,00197, artinya apabila jaraktempat tinggal ke lokasi wisata semakin jauh 1 sa-tuan, maka akan menurunkan jumlah kunjunganwisatawan sebesar 0,00197.

2. Hasil Kayu Bakar

Pada tahun 1980-an, Dinas Pertanian dan Kehu-tanan (Dispertahut) Kabupaten Bantul melakukankegiatan penghijauan di wilayah pesisir Parangtri-tis, termasuk kawasan gumuk pasir. Hingga tahun2000-an, vegetasi yang berada di kawasan gumukpasir mulai banyak tumbuh dan menyebar di se-luruh kawasan dengan tingkat kerapatan vegetasiyang cukup rapat (58,70%) (Hartanto, 2012). Berda-sarkan hasil identifikasi, jenis vegetasi yang biasa-nya dipergunakan sebagai kayu bakar di antaranyapohon cemara udang, akasia, waru, dan jambu me-te. Saat ini jumlah penggunaan kayu bakar semakinberkurang karena munculnya berbagai energi yangdapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar.

Penentuan nilai didekati dengan jumlah output ka-yu bakar yang telah dimanfaatkan masyarakat dandikalikan dengan harga pasar kayu bakar. Nilai eko-nomi kayu bakar sesungguhnya merupakan selisihantara harga pasar kayu bakar dengan biaya pe-ngambilan. Total nilai manfaat kayu bakar di gumukpasir Parangtritis diperoleh Rp106.080.000/tahun(Tabel 3). Perhitungan nilai manfaat kayu bakardapat dilihat pada Tabel 3.

Pemanfaatan hasil kayu bakar tidak terjadi padakeseluruhan lahan gumuk pasir, karena masyarakattidak mengambil kayu bakar di area wisata yangluasnya 13 ha. Oleh karena itu, pemanfaatan hanyaterdapat di gumuk pasir pada luasan 49 ha. Dika-renakan vegetasi tidak tumbuh merata di seluruhkawasan, maka asumsi dalam perhitungan ini ada-lah pemanfaatan kayu bakar terjadi di keseluruhanlahan gumuk pasir (kecuali area wisata).

3. Hasil Pakan Ternak

Selain vegetasi yang tumbuh di gumuk pasir dapatdimanfaatkan sebagai kayu bakar, dedaunannyapun juga dapat dipergunakan sebagai makanan tam-bahan harian bagi hewan ternak sapi, kambing, dandomba. Jenis vegetasi yang biasanya dapat diman-faatkan yakni pohon waru, cemara udang, akasia,

JEPI Vol. 17 No. 2 Januari 2017, hlm. 138–150

Page 9: Analisis Penilaian Ekonomi Gumuk Pasir Parangtritis di

Analisis Penilaian Ekonomi Gumuk Pasir Parangtritis...146

Tabel 3: Estimasi Nilai Manfaat Hasil Kayu Bakar Gumuk Pasir Parangtritis Tahun 2016

Uraian Keterangan NilaiJumlah RT yang memanfaatkan kayu bakar (RT) a 102Frekuensi pengambilan rata-rata responden (kali/minggu) b 2Frekuensi pengambilan rata-rata responden (kali/tahun) c= bx62 104Frekuensi pengambilan populasi (kali/tahun) d= axc 10.608Harga jual kayu bakar (Rp/ikat) e 10.000Luas gumuk pasir Parangtritis (ha) Lgm 49Total milai manfaat kayu bakar (Rp/tahun) NM= dxe 106.080.000Nilai manfaat kayu bakar (Rp/ha/tahun) NMk= NM/Lgm 2.164.898

Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

tanaman gamal (dalam Bahasa Jawa disebut dengantanaman kleresede), dan rumput-rumputan.

Berdasarkan Tabel 3, estimasi nilai pakan dide-kati dengan jumlah pakan yang diambil kemudiandikalikan dengan harga pasar lokal pakan ternakrumput-rumputan. Menurut hasil olah data, fre-kuensi pengambilan pakan rata-rata 2 hari sekali.Pemanfaatan potensi pakan ternak di gumuk pasirmenghasilkan nilai ekonomi Rp188.370.000/tahun.Dikarenakan masyarakat hanya mengambil pakanternak yang terdapat di luar kawasan wisata, sehing-ga luas area gumuk pasir yang dianalisis sebesar 49ha. Secara rinci, uraian perhitungan manfaat pakanternak dapat dilihat pada Tabel 4.

Jumlah individu, frekuensi, dan jumlah pakanternak yang diambil dapat berpengaruh terhadapnilai ekonomi pakan ternak di gumuk pasir. Namunpada kenyataannya, jumlah kepemilikan hewan ter-nak tidak memengaruhi frekuensi pengambilanpakan ternak. Berdasarkan hasil wawancara, indi-vidu yang memiliki hewan ternak paling sedikit 2ekor maupun paling banyak 6 ekor juga mengambilpakan selama 2 hari 1 kali. Hal tersebut disebabkankarena intensitas waktu dan faktor tenaga yangdimiliki hanya terbatas. Selain menjadi peternak,sebagian besar responden ternyata memiliki peker-jaan utama sebagai buruh tani.

Nilai Manfaat Tidak Langsung

Nilai manfaat tidak langsung dari gumuk pasir Pa-rangtritis yakni mampu menahan tingginya gelom-bang laut sehingga mampu membentengi daratandari abrasi dan dapat melindungi pertanian lahanpasir dari angin laut yang membawa uap air asin.

1. Penahan Abrasi Pantai

Berdasarkan pengamatan di lapangan, belum per-nah terjadi pengikisan pantai di wilayah gumuk

pasir hingga saat ini. Hanya saja di tempat lain (ma-sih di kawasan Parangtritis) sering terjadi abrasihingga menyebabkan kerugian bagi masyarakat. Pa-da tahun 2013, tercatat sejumlah lingkungan pesisirKabupaten Bantul terdampak oleh gelombang ting-gi dan menyebabkan abrasi, khususnya di PantaiDepok, Desa Parangtritis. Pantai Depok merupakansalah satu kawasan wisata yang berdekatan dengangumuk pasir. Kerusakan terjadi pada bangunanyang ada di lokasi wisata tersebut, yaitu 14 bangun-an warung makan yang berada di pesisirnya rusakhingga menimbulkan biaya kerugian. Biaya kerugi-an yang dialami masyarakat tersebut merupakanproksi untuk menentukan nilai manfaat ekologigumuk pasir sebagai penahan abrasi pantai.

Pada Tabel 5, dapat diketahui bangunan yangmengalami kerusakan sejumlah 14 unit dengan to-tal luas bangunan sebesar 0,43 ha. Nilai manfaatgumuk pasir sebagai penahan abrasi didapatkandari total biaya kerusakan yang timbul dikalikan de-ngan indeks peluang terjadinya bencana abrasi danselanjutnya dibagi luas bangunan yang mengalamikerusakan tersebut. Nilai manfaat yang diperolehbesarnya mencapai Rp1.505.302.326/tahun, yangmencerminkan nilai atau biaya yang mungkin da-pat ditimbulkan jika luasan gumuk pasir berkurang,sehingga menyebabkan terjadinya pengikisan atauerosi pantai hingga merugikan masyarakat yangberada di wilayah pesisir. Perhitungan nilai man-faat gumuk pasir sebagai penahan abrasi disajikanpada Tabel 5.

2. Pelindung Angin Laut (Wind Barrier)

Ekosistem gumuk pasir memiliki fungsi sebagai pe-lindung angin atau wind barrier yang membawa uapair asin. Material tersebut dapat membahayakanlahan pertanian yang berada di sekitarnya. Apabi-la tidak terdapat suatu pelindung yang menaungilahan pertanian, maka material garam yang terba-

JEPI Vol. 17 No. 2 Januari 2017, hlm. 138–150

Page 10: Analisis Penilaian Ekonomi Gumuk Pasir Parangtritis di

Khatimah, K., Syaukat, Y., & Ismail, A. 147

Tabel 4: Estimasi Nilai Manfaat Hasil Pakan Ternak Gumuk Pasir Parangtritis Tahun 2016

Uraian Keterangan NilaiJumlah masyarakat memanfaatkan pakan ternak (orang) a 207Frekuensi pengambilan rata-rata responden (hari/kali) b 2Frekuensi pengambilan rata-rata responden (kali/tahun) c= 365/b 182Frekuensi pengambilan populasi (kali/tahun) d= axc 37.674Harga jual pakan ternak (Rp/ikat) e 5.000Luas gumuk pasir Parangtritis (ha) Lgm 49Total nilai manfaat pakan ternak (Rp/tahun) NM= dxe 188.370.000Nilai manfaat pakan ternak (Rp/ha/tahun) NMk= NM/Lgm 3.844.286

Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

Tabel 5: Estimasi Nilai Manfaat Penahan Abrasi Pantai Gumuk Pasir Parangtritis Tahun 2016

Uraian Keterangan NilaiJumlah bangunan yang mengalami kerusakan (unit) a 14Rata-rata biaya kerusakan (Rp/unit) b 2.485.714Total biaya kerusakan (Rp) c= axb 34.800.000Indeks peluang terjadinya abrasi (/tahun) d 0,3Luas bangunan (ha) Lb 0,43Luas gumuk pasir (ha) Lgm 62Nilai manfaat penahan abrasi (Rp/ha/tahun) NMp= (cxd)/Lb 24.279.070Total nilai manfaat penahan abrasi (Rp/tahun) NM= NMpxLgm 1.505.302.326

Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

wa angin dapat menempel di permukaan tanamansehingga dapat memicu munculnya stres garampada tanaman. Stres garam adalah stres yang ter-jadi pada tanaman akibat konsentrasi garam yangterkandung dalam tanaman jumlahnya berlebihan(Haryadi dan Yahya, 1988).

Nilai ekonomi gumuk pasir sebagai wind barrierlahan pertanian dihitung menggunakan pendekat-an biaya pencegahan (preventif cost), yakni biayayang dikeluarkan petani untuk mencegah terjadi-nya penurunan produktivitas pertanian. Observasidilakukan di wilayah pesisir yang sudah tidak me-miliki wind barrier, tepatnya di Desa Srigading, kare-na memiliki karakteristik dan komoditas budidayayang hampir sama dengan di Desa Parangtritis. Se-lain itu, wilayah tersebut sudah tidak memiliki windbarrier, sehingga petani mengupayakan peningkat-an intensitas penyiraman atau penyemprotan airyang cukup tinggi. Upaya tersebut dimaksudkanuntuk mencuci atau menghilangkan material garamyang menempel di permukaan tanaman maupuntanah. Proses pencegahan tersebut memerlukan bia-ya, yaitu biaya bahan bakar yang digunakan untukalat penyiram (sprayer), biaya sewa alat jika petanitidak memiliki alat, dan biaya tenaga kerja (TK).

Terdapat perbedaan dalam hal frekuensi penyi-raman yang dilakukan di Desa Srigading dan DesaParangtritis pada setiap musimnya. Jumlah penyi-raman pada budidaya pertanian lahan pasir di Desa

Srigading lebih banyak dikarenakan wilayah terse-but sudah tidak memiliki wind barrier yang mampumenahan terpaan angin laut. Beda halnya denganpetani lahan pasir di Desa Parangtritis, yang penyi-ramannya dilakukan lebih jarang karena wilayahyang masih terlindungi oleh salah satu manfaat gu-muk pasir yakni sebagai wind barrier. Perhitungannilai manfaat wind barrier dapat dilihat pada Tabel6.

Apabila dilihat pada Tabel 6, dapat diketahuibahwa penentuan nilai manfaat didapat dari seli-sih frekuensi penyiraman antara kedua desa yangdikalikan dengan total biaya pencegahan yang dike-luarkan oleh petani sampel per sekali penyiraman.Nilai tersebut kemudian dibagi dengan luas lahanpertanian petani, sehingga diperoleh hasil perhi-tungan nilai ekonomi gumuk pasir Parangtritissebagai wind barrier sebesar Rp1.019.344.696/tahun.Nilai tersebut mencerminkan tambahan biaya yangakan ditanggung oleh petani lahan pasir di DesaParangtritis apabila gumuk pasir mengalami keru-sakan atau bahkan hilang akibat konversi menjadilahan budidaya tambak udang.

Nilai Manfaat Total Gumuk Pasir

Pada penelitian ini, terminologi nilai ekonomi totalgumuk pasir Parangtritis merupakan akumulasiatau penjumlahan dari aspek nilai guna (use value)

JEPI Vol. 17 No. 2 Januari 2017, hlm. 138–150

Page 11: Analisis Penilaian Ekonomi Gumuk Pasir Parangtritis di

Analisis Penilaian Ekonomi Gumuk Pasir Parangtritis...148

Tabel 6: Estimasi Nilai Manfaat Wind Barrier Gumuk Pasir Parangtritis Tahun 2016

Uraian Keterangan NilaiLuas lahan pertanian responden (ha) a 6,9Total biaya pencegahan (Rp/penyiraman) b 727.200Rata-rata biaya pencegahan (Rp/ha/penyiraman) c= b/a 105.391Frekuensi penyiraman di Desa Srigading (penyiraman/tahun):a. Musim hujan 2 hari 1 kali d 91b. Musim kemarau 1 hari 1 kali e 182c. Frekuensi per tahun f= d+e 273Frekuensi penyiraman di Desa Parangtritis (penyiraman/tahun):a. Musim hujan 7 hari 1 kali g 26b. Musim kemarau 2 hari 1 kali h 91c. Frekuensi per tahun i= g+h 117Selisih frekuensi kedua desa (penyiraman/tahun) j= f-i 156Luas gumuk pasir (ha) Lgm 62Nilai manfaat wind barrier (Rp/ha/tahun) NMa= (bxj)/a 19.602.783Total nilai manfaat wind barrier (Rp/tahun) NM= NMaxLgm 1.019.344.696

Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

yang dihasilkan, yakni nilai manfaat langsung danmanfaat tidak langsung. Perhitungan nilai manfaattotal gumuk pasir dapat dilihat pada Tabel 7.

Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui nilai eko-nomi total gumuk pasir Parangtritis mencapaiRp3.828.408.721/tahun. Nilai tersebut terdiri darinilai manfaat gumuk pasir sebagai tempat pariwi-sata, penghasil kayu bakar, penghasil pakan hewanternak, sebagai penahan abrasi pantai, dan sebagaiwind barrier bagi lahan pertanian sekitarnya.

Apabila dilihat pada Gambar 2, menunjukkan dis-tribusi pemanfaatan yang paling besar, yaitu aspekekologi sebagai penahan abrasi dengan persenta-se sebesar 39%, sedangkan distribusi pemanfaatanyang paling sedikit yakni sebagai tempat penghasilkayu bakar bagi masyarakat sekitarnya (3%). Di In-donesia, penelitian mengenai valuasi ekonomi ten-tang gumuk pasir baru pertama kali ini dilaku- kansehingga belum ada pembanding mengenai nilaiekonomi gumuk pasir pada penelitian sebelumnya.Hal tersebut dikarenakan gumuk pasir barchan (tipebulan sabit) di Indonesia hanya terdapat di DesaParangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul,dan keberadaannya masih jarang diketahui olehmasyarakat Indonesia.

Nilai ekonomi gumuk pasir mencerminkan biayapengganti (opportunity cost) apabila gumuk pasirtersebut mengalami kerusakan atau bahkan luasan-nya berkurang/hilang sebagai akibat dari kegiatanalih fungsi lahan. Proporsi nilai manfaat gumukpasir Parangtritis dapat dilihat pada Gambar 2.

Kesimpulan

Gumuk pasir Parangtritis merupakan fenomena pe-sisir unik, seperti hutan pantai yang berupa lahanpasir berbukit-bukit dan bentuknya menyerupaibulan sabit (barchan). Pembentukan gumuk pasirtersebut jarang terjadi di dunia, bahkan di AsiaTenggara keberadaannya hanya terdapat di Indone-sia, tepatnya di Desa Parangtritis, Kabupaten Ban-tul. Namun, keberadaannya saat ini terancam olehpengembangan budidaya tambak udang sehinggaluasan gumuk pasir telah berkurang. Apabila tidakada ketegasan dari pemerintah, maka tidak menu-tup kemungkinan konversi lahan menjadi budidayatambak udang akan semakin meluas.

Pada penelitian ini, nilai ekonomi total gumuk pa-sir Parangtritis sebesar Rp3.828.408.721/tahun. Nilaitersebut terdiri dari nilai manfaat gumuk pasir se-bagai tempat wisata (Rp1.009.311.699/tahun),sebagai tempat penghasil kayu bakar(Rp106.080.000/tahun), sebagai tempat peng-hasil pakan hewan ternak (Rp188.370.000/tahun),nilai manfaat ekologi gumuk pasir Parangtritis seba-gai penahan abrasi pantai (Rp1.505.302.326/tahun),dan sebagai wind barrier bagi lahan pertaniansekitarnya (Rp1.019.344.696/tahun).

Nilai ekonomi dapat lebih besar apabila ternyatadi masa mendatang ditemukan manfaat gumukpasir Parangtritis lainnya, selain nilai manfaat yangdikaji dalam penelitian ini. Sebagai contoh, padatahun mendatang telah dilakukan penelitian lebihlanjut mengenai peranan gumuk pasir, bahwa ter-nyata gumuk pasir memiliki fungsi ekologi sebagaipelindung daratan jika terjadi bencana tsunami di

JEPI Vol. 17 No. 2 Januari 2017, hlm. 138–150

Page 12: Analisis Penilaian Ekonomi Gumuk Pasir Parangtritis di

Khatimah, K., Syaukat, Y., & Ismail, A. 149

Tabel 7: Estimasi Total Nilai Manfaat Gumuk Pasir Parangtritis Tahun 2016

Uraian Satuan NilaiNilai manfaat wisata Rp/tahun 1.009.311.699Nilai manfaat hasil kayu bakar Rp/tahun 106.080.000Nilai manfaat hasil pakan ternak Rp/tahun 188.370.000Nilai manfaat penahan abrasi Rp/tahun 1.505.302.326Nilai manfaat wind barrier Rp/tahun 1.019.344.696Total nilai manfaat gumuk pasir Parangtritis Rp/tahun 3.828.408.721Total nilai manfaat gumuk pasir per bulan Rp/bulan 319.034.060Total nilai manfaat gumuk pasir per minggu Rp/minggu 73.623.245Total nilai manfaat gumuk pasir per hari Rp/hari 10.448.791

Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

Gambar 2: Proporsi Nilai Manfaat Gumuk Pasir ParangtritisSumber: Hasil Pengolahan Penulis

pesisir selatan Kabupaten Bantul. Besarnya nilaipemanfaatan tersebut menunjukkan bahwa pen-tingnya keberadaan gumuk pasir Parangtritis bagikehidupan masyarakat.

Saran

Mengingat fungsi dan nilai gumuk pasir, diperlu-kan upaya perlindungan dan pelestarian gumuk pa-sir yang tersisa, setelah sebagian dikonversi menjadilahan budidaya tambak udang, agar keberadaannyatetap terjaga kelestariannya dan tidak mengalamidegradasi lingkungan. Oleh karena itu, peran aktifdari masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Bantulsangat diperlukan dalam pelaksanaan upaya ter-sebut. Pengelolaan gumuk pasir dapat dilakukanmelalui pertama, pengembangan konsep wisata eko-edukasi pengetahuan tentang gumuk pasir agarmasyarakat dapat mengetahui tentang pentingnyafungsi yang diberikan oleh gumuk pasir. Kedua,pembentukan suatu lembaga yang khusus menge-lola kawasan gumuk pasir, karena saat ini gumukpasir berada di bawah naungan beberapa dinaspemerintah, sehingga kebijakan yang diberlakukan

seringkali tumpang tindih. Dalam hal ini, masyara-kat harus ikut berpartisipatif untuk mengontrol danmencegah kegiatan konversi agar tidak semakinmeluas. Dan ketiga, sebaiknya pemerintah mela-kukan perubahan pada peraturan daerah tentangpengelolaan lingkungan hidup (kawasan gumukpasir) sehingga ada kejelasan mengenai sanksi (pu-nishment) yang diberikan kepada siapa pun yangmelanggar peraturan tersebut.

Daftar Pustaka[1] BLH DIY. (2013). Gumuk pasir pantai selatan. Badan Ling-

kungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta.[2] BPBD Kabupaten Bantul. (2014). Profil Kesiapsiagaan Ka-

bupaten Bantul dalam Menghadapi Resiko Bencana. BadanPenanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul.

[3] BPS Kabupaten Bantul. (2014). Bantul Dalam Angka2014. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul. Diaksesdari https://bantulkab.bps.go.id/ipds@3402/pdf publikasi/Bantul-Dalam-Angka-2014.pdf. Tanggal akses 20 Februari2016.

[4] Dahuri, R., Rais, J., Ginting, S, P., & Sitepu, M.J. (1996).Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan SecaraTerpadu. Jakarta: Pradnya Paramita.

[5] DKP Kabupaten Bantul. (2015). Data Luas Tambak di Kabu-

JEPI Vol. 17 No. 2 Januari 2017, hlm. 138–150

Page 13: Analisis Penilaian Ekonomi Gumuk Pasir Parangtritis di

Analisis Penilaian Ekonomi Gumuk Pasir Parangtritis...150

paten Bantul. Dinas Kelautan dan Perikanan KabupatenBantul.

[6] Fauzi, A. (2006). Ekonomi Sumber daya Alam dan Lingkungan:Teori dan Aplikasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

[7] Fauzi, A. (2014). Valuasi Ekonomi dan Penilaian KerusakanSumber Daya Alam dan Lingkungan. Bogor: IPB Press.

[8] Fleming, C. M. & Cook, A. (2007, February). The recreationalvalue of Lake McKenzie: An application of the travel costmethod. Paper presented at the 51st Annual Conference ofthe Australian Agricultural and Resource Economics Society,Queenstown, New Zealand, 13–16 February 2007.

[9] Hartanto. (2012). Studi Degradasi Gumuk Pasir AkibatPenggunaan Lahan di Kawasan Parangtritis dan Sekitar-nya Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istime-wa Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi TeknikLingkungan Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pem-bangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta.

[10] Haryadi, S.S. & Yahya, S. (2008). Fisiologi stres tanaman.Bogor: Pusat Antar Universitas Institut Pertanian Bogor(PAU IPB).

[11] KLH. (2012). Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Hutan.Kementerian Lingkungan Hidup.

[12] Munangsihe, M. (1993). Environmental Economics andSustainable Development. World Bank Environment Pa-per No 3. Washington DC: The World Bank. Di-akses dari http://documents.worldbank.org/curated/en/638101468740429035/pdf/multi-page.pdf. Tanggal akses 20Februari 2016.

[13] Pearce, D. (1993). Economic values and the natural world.Earthscan.

[14] Perrings, C., Maler, K.G., Folke, C., Holling, C.S., & Jansson,B.O. (eds.) (1995). Biodiverity Loss: Economic and EcologicalIssues. Cambridge: Cambridge University Press.

[15] Rahma, F.N. & Handayani, H.R. (2013). Pengaruh JumlahKunjungan Wisatawan, Jumlah Obyek Wisata dan Penda-patan Perkapita terhadap Penerimaan Sektor Pariwisatadi Kabupaten Kudus. Diponegoro Journal of Economics, 2(2),1–9.

[16] Saraswati, A.A. (2011). Konsep Pengelolaan Ekosistem Pesi-sir (Studi Kasus Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang,Jawa Tengah). Jurnal Teknologi Lingkungan, 5(3), 205–211.

[17] Sarwoko. (2005). Dasar-Dasar Ekonometrika. Yogyakarta:ANDI.

[18] Sunarto. (2014). Geomorfologi dan kontribusinya dalampelestarian pesisir bergumuk pasir aeolian dari ancamanbencana agrogenik dan urbanogenik. Pidato PengukuhanJabatan Guru Besar pada Fakultas Geografi Universitas GadjahMada. Yogyakarta.

[19] Suryanti, Dwi, E., Retnowati, A., & Winaryo. (2009). Tata ru-ang berbasis bencana. Laporan Penelitian Pusat Studi BencanaAlam (PSBA). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

[20] Tuwo, A. (2011). Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut:pendekatan ekologi, sosial-ekonomi, kelembagaan, dan saranawilayah. Sidoarjo: Brilian Internasional.

JEPI Vol. 17 No. 2 Januari 2017, hlm. 138–150