analisis pengetahuan, persepsi dan perilaku mahasiswa ... v... · mengajar bagi mahasiswa ipb...

19
HASIL Gambaran Umum Lokasi Penelitian Program Pendidikan Tingkat Persiapan Bersama (TPB) IPB merupakan suatu unit yang bertugas melaksanakan dan mengkoordinasikan proses belajar mengajar bagi mahasiswa IPB selama tahun pertama. Program TPB dibentuk pada tahun 1973. Untuk menyelenggarakan kegiatan administrasi akademik dan kemahasiswaan, Program Pendidikan TPB berkantor di Jalan Ulin Wing U Gedung TPB IPB Kampus IPB Darmaga dengan didukung oleh beberapa tenaga administrasi. Saat penelitian dilaksanakan, Program Pendidikan TPB dipimpin direktur yang dijabat oleh Dr. Ir. Ibnul Qayim. Sebelum tahun 2010, Program Pendidikan TPB menggunakan ruangan seperti auditorium, kelas besar, ruang seminar atau kelas kecil untuk proses perkuliahan. Ruangan tersebut tersebar di Kampus IPB Darmaga, yang sebagian besar juga diperuntukkan bagi proses belajar mengajar fakultas. Saat ini mahasiswa TPB sudah menempati gedung tersendiri. Mahasiswa tingkat pertama IPB tinggal di asrama TPB yang dikelola oleh Badan Pengelola Asrama (BPA). Beberapa program yang digelar BPA diantaranya adalah: apel pagi, pengajian lorong, dan lain-lain.Mahasiswa pria menempati Asrama Putra TPB yang terdiri dari empat gedung, yaitu gedung C1, C2, C3, dan Asrama Silva Lestari. Mahasiswa wanita menempati enam gedung, yaitu gedung A1, A2, A3, Rumah Susun Mahasiswa (Rusunawa), Asrama Putri Darmaga dan Asrama Silvasari. Berbagai fasilitas yang terdapat di asrama yaitu kantin, cafeteria, rumah makan, rental komputer dan toko untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Aktivitas mahasiswa di asrama dilakukan di bawah bimbingan Senior Residence (SR) yang merupakan mahasiswa non TPB. Mahasiswa IPB melewati beberapa jalur untuk mendaftar masuk. Jalur masuk tersebut adalah Undangan Saringan Masuk IPB (USMI), Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Prestasi Internasional-Nasional (PIN)/Beasiswa Utusan Daerah (BUD), Ujian Talenta Mandiri (UTM) dan mahasiswa asing. Jalur masuk IPB yang paling banyak dilalui adalah USMI. Sebanyak 69,4 persen mahasiswa TPB pada tahun 2010 masuk IPB melalui jalur itu. Buku TPB Dalam Angka 2009/2010 menyatakan bahwa pada tahun 2010, jumlah mahasiswa TPB mengalami peningkatan. Jika pada tahun 2009

Upload: vuquynh

Post on 09-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Pengetahuan, Persepsi dan Perilaku Mahasiswa ... V... · mengajar bagi mahasiswa IPB selama tahun pertama. Program TPB dibentuk ... /Beasiswa Utusan Daerah (BUD), Ujian Talenta

31

HASIL

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Program Pendidikan Tingkat Persiapan Bersama (TPB) IPB merupakan

suatu unit yang bertugas melaksanakan dan mengkoordinasikan proses belajar

mengajar bagi mahasiswa IPB selama tahun pertama. Program TPB dibentuk

pada tahun 1973. Untuk menyelenggarakan kegiatan administrasi akademik dan

kemahasiswaan, Program Pendidikan TPB berkantor di Jalan Ulin Wing U

Gedung TPB IPB Kampus IPB Darmaga dengan didukung oleh beberapa tenaga

administrasi. Saat penelitian dilaksanakan, Program Pendidikan TPB dipimpin

direktur yang dijabat oleh Dr. Ir. Ibnul Qayim. Sebelum tahun 2010, Program

Pendidikan TPB menggunakan ruangan seperti auditorium, kelas besar, ruang

seminar atau kelas kecil untuk proses perkuliahan. Ruangan tersebut tersebar di

Kampus IPB Darmaga, yang sebagian besar juga diperuntukkan bagi proses

belajar mengajar fakultas. Saat ini mahasiswa TPB sudah menempati gedung

tersendiri.

Mahasiswa tingkat pertama IPB tinggal di asrama TPB yang dikelola oleh

Badan Pengelola Asrama (BPA). Beberapa program yang digelar BPA

diantaranya adalah: apel pagi, pengajian lorong, dan lain-lain.Mahasiswa pria

menempati Asrama Putra TPB yang terdiri dari empat gedung, yaitu gedung C1,

C2, C3, dan Asrama Silva Lestari. Mahasiswa wanita menempati enam gedung,

yaitu gedung A1, A2, A3, Rumah Susun Mahasiswa (Rusunawa), Asrama Putri

Darmaga dan Asrama Silvasari. Berbagai fasilitas yang terdapat di asrama yaitu

kantin, cafeteria, rumah makan, rental komputer dan toko untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari. Aktivitas mahasiswa di asrama dilakukan di bawah

bimbingan Senior Residence (SR) yang merupakan mahasiswa non TPB.

Mahasiswa IPB melewati beberapa jalur untuk mendaftar masuk. Jalur

masuk tersebut adalah Undangan Saringan Masuk IPB (USMI), Seleksi Nasional

Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Prestasi Internasional-Nasional

(PIN)/Beasiswa Utusan Daerah (BUD), Ujian Talenta Mandiri (UTM) dan

mahasiswa asing. Jalur masuk IPB yang paling banyak dilalui adalah USMI.

Sebanyak 69,4 persen mahasiswa TPB pada tahun 2010 masuk IPB melalui jalur

itu.

Buku TPB Dalam Angka 2009/2010 menyatakan bahwa pada tahun

2010, jumlah mahasiswa TPB mengalami peningkatan. Jika pada tahun 2009

Page 2: Analisis Pengetahuan, Persepsi dan Perilaku Mahasiswa ... V... · mengajar bagi mahasiswa IPB selama tahun pertama. Program TPB dibentuk ... /Beasiswa Utusan Daerah (BUD), Ujian Talenta

32

jumlah mahasiswa TPB adalah 3.210 orang, maka setahun setelahnya jumlah itu

mengalami penambahan 544 orang sehingga menjadi 3.754 orang mahasiswa.

Lebih dari separuh (58,9%) mahasiswa TPB tahun 2010 berjenis kelamin

perempuan. Sebagian besar (86,2%) mahasiswa TPB 2010 berasal dari SMA

negeri, sementara 13,2 persen berasal dari SMA swasta dan 0,6 persen sisanya

berasal dari luar negeri. Hampir sepertiga (31,5%) orang tua mahasiswa IPB

tahun 2010 berprofesi sebagai pengawai negeri. Lebih dari sepertiga (36,4%)

orang tua mahasiswa memiliki penghasilan antara Rp 2.500.000,00 hingga Rp

5.000.000,00.

Karakteristik Contoh Jenis Kelamin

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar contoh berjenis

kelamin perempuan (75%) dan sisanya (25%) adalah contoh laki-laki. Sebaran

contoh menurut jenis kelamin disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2 Sebaran contoh menurut jenis kelamin Jenis kelamin Jumlah Persentase Laki-laki 9 25.0 Perempuan 27 75.0 Total 36 100

Usia

Sebanyak lebih dari separuh (58,3%) contoh berusia 19 tahun. Tabel 3

juga menyatakan bahwa lebih dari sepertiga (36,1%) contoh berusia 18 tahun.

Tabel 3 Sebaran contoh menurut usia Usia (tahun) Jumlah Persentase 17 1 2,8 18 13 36,1 19 21 58,3 20 1 2,8 Total 36 100,0 Rata-rata ± Standar deviasi 18,6 ± 0,6

Uang Saku

Hasil penelitian yang terlihat pada Tabel 4 menunjukkan bahwa lebih dari

setengah (52,8%) contoh memiliki uang saku antara Rp 500.000,00–Rp

750.000,00. Rata-rata uang saku contoh adalah sebesar Rp 741.515,2.

Page 3: Analisis Pengetahuan, Persepsi dan Perilaku Mahasiswa ... V... · mengajar bagi mahasiswa IPB selama tahun pertama. Program TPB dibentuk ... /Beasiswa Utusan Daerah (BUD), Ujian Talenta

33

Tabel 4 Sebaran contoh menurut uang saku Uang saku (rupiah) Jumlah Persentase 500,000 – 750,000 19 52,8 750,001 – 1,000,000 8 22,2 1,000,001 – 1,200,000 9 25,0 Total 36 100,0 Rata-rata ± Standar deviasi 741.515,2 ± 205.549,9

Daerah Asal

Hasil penelitian seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5 menunjukkan

bahwa seperempat contoh (25%) berasal dari Jawa Barat dan Jawa Timur.

Jakarta dan Banten menempati urutan kedua sebagai daerah asal contoh

dengan persentase 13,9 persen. Wilayah lain yang menjadi asal bagi kurang dari

10 persen contoh adalah Sumatera, Jawa Tengah, Bali dan Sulawesi.

Tabel 5 Sebaran contoh menurut daerah asal Daerah asal Jumlah Persentase Bali 1 2,8 Banten 5 13,9 Jawa Barat 9 25,0 Jakarta 5 13,9 Jawa Tengah 3 8,3 Jawa Timur 9 25,0 Sulawesi 1 2,8 Sumatera 3 8,3 Total 36 100,0

Penyedia Layanan Ponsel

Persentase tertinggi contoh (47,2%) seperti yang tersaji dalam Tabel 6

menunjukkan Indosat sebagai penyedia layanan ponsel yang paling banyak

diaktifkan. Sebanyak lebih dari sepertiga (38,9%) contoh juga mengaktifkan XL

sebagai penyedia layanan ponselnya. Penyedia layanan posel lain yang

digunakan kurang dari 10 persen contoh adalah Telkomsel, Tri dan Esia.

Tabel 6 Sebaran contoh menurut penyedia layanan ponsel

Penyedia layanan ponsel Jumlah Persentase Esia 1 2,8 Indosat 17 47,2 Telkomsel 2 5,6 Tri 2 5,6 XL 14 38,9 Total 36 100,0

Page 4: Analisis Pengetahuan, Persepsi dan Perilaku Mahasiswa ... V... · mengajar bagi mahasiswa IPB selama tahun pertama. Program TPB dibentuk ... /Beasiswa Utusan Daerah (BUD), Ujian Talenta

34

Karakteristik Keluarga Contoh Jumlah anggota keluarga

Persentase tertinggi contoh (61,1%) tergolong keluarga sedang yang

jumlah anggota keluarganya 5-6 orang. Rata-rata jumlah anggota keluarga

contoh adalah 4,9 orang atau hampir 5 orang. Sebaran contoh menurut jumlah

anggota keluarga disajikan dalam Tabel 7.

Tabel 7 Sebaran contoh menurut jumlah anggota keluarga Jumlah anggota keluarga Jumlah Persentase Keluarga kecil (≤ 4 orang) 12 33,3 Keluarga sedang (5-6 orang) 22 61,1 Keluarga besar (≥ 7 orang) 2 5,6 Total 36 100,0 Rata-rata ± Standar deviasi 4,9 ± 1,0

Pekerjaan Orang Tua

Jenis pekerjaan ayah cukup bervariasi dengan persentase pekerjaan

tertinggi (41,7%) sebagai PNS. Profesi lain yang dijalani ayah contoh adalah

wiraswasta (27,8%), pegawai swasta (13,9%), TNI/Polri (5,6%), dan pensiunan

(5,6%). Selain itu pada Tabel 8 ditemukan pula bahwa 5,6 persen contoh

memiliki ayah yang tidak bekerja. Setengah dari total contoh memiliki ibu yang

tidak bekerja atau menjalani profesi sebagai ibu rumah tangga. Profesi lain yang

ditekuni ibu contoh adalah PNS (37,1%), wiraswasta (5,7%), dan pensiunan

(2,9%).

Tabel 8 Sebaran pekerjaan orang tua contoha

Pekerjaan Total Jumlah Persentase

Ayah PNS 15 41,7 Pegawai swasta 5 13,9 TNI/Polri 2 5,6 Wiraswasta 10 27,8 Tidak bekerja 2 5,6 Pensiunan 2 5,6

Total 36 100,0 Ibu PNS 13 37,1

Pegawai swasta 1 2,9 Wiraswasta 2 5,7 Tidak bekerja 18 51,4 Pensiunan 1 2,9

Total 35 100,0 a Satu orang contoh memiliki ibu yang sudah meninggal

Page 5: Analisis Pengetahuan, Persepsi dan Perilaku Mahasiswa ... V... · mengajar bagi mahasiswa IPB selama tahun pertama. Program TPB dibentuk ... /Beasiswa Utusan Daerah (BUD), Ujian Talenta

35

Pendapatan Keluarga Berdasarkan hasil penelitian yang tersaji dalam Tabel 9, lebih dari

setengah contoh (55,6%) memiliki pendapatan keluarga antara Rp 600.000,00–

Rp 4.400.000,00 dengan pendapatan rata-rata Rp 4.232.888,5. Pendapatan

terkecil keluarga contoh adalah Rp 600.000,00 sedangkan pendapatan tertinggi

Rp 12.000.000,00.

Tabel 9 Sebaran contoh menurut pendapatan keluarga per bulan Pendapatan keluarga contoh per bulan (Rp) Jumlah persentase 600,000 – 4,400,000 20 55,6 4,400,001 – 8,200,000 13 36,1 8,200,001 – 12,000,000 3 8,3 Total 36 100,0

Rata-rata ± Standar deviasi 4.232.888,5 ± 2.691.895,8

Min (Rp) 600.000 Max (Rp) 12.000.000

Pola Penggunaan Nada Sambung

Lama Pengaktifan Nada Sambung Sebanyak hampir tiga perempat (72,2%) contoh telah mengaktifkan nada

sambung selama 1-20 bulan. Sebanyak masing-masing kurang dari seperlima

contoh telah mengaktifkan nada sambung selama 21-40 bulan (13,9%), 41-60

bulan (5,6%), dan 61-80 bulan (8,3%). Sebaran contoh menurut waktu

pengaktifan nada sambung disajikan dalam Tabel 10.

Tabel 10 Sebaran contoh menurut lama pengaktifan nada sambung Lama pengaktifan nada sambung (bulan) Jumlah Persentase 1-20 26 72,2 21-40 5 13,9 41-60 2 5,6 61-80 3 8,3 Total 36 100,0

Jumlah Ponsel yang Digunakan Contoh

Hasil penelitian menyatakan bahwa lebih dari setengah contoh (66,7%)

menggunakan satu ponsel, sementara 33,33 persen lainnya menggunakan dua

ponsel dengan dua ponsel berbeda. Sebaran contoh menurut jumlah ponsel

yang digunakan tersaji dalam Tabel 11.

Tabel 11 Sebaran contoh menurut jumlah ponsel yang digunakan

Jumlah ponsel yang digunakan contoh (unit) Jumlah Persentase

1 24 66,7 2 12 33,3 Total 36 100,0

Page 6: Analisis Pengetahuan, Persepsi dan Perilaku Mahasiswa ... V... · mengajar bagi mahasiswa IPB selama tahun pertama. Program TPB dibentuk ... /Beasiswa Utusan Daerah (BUD), Ujian Talenta

36

Sumber Informasi Tabel 12 memperlihatkan bahwa separuh pilihan sumber informasi

contoh terkumpul di sumber publik (televisi dan radio). Sebanyak satu pertiga

pilihan sumber informasi contoh berasal dari sumber komersial (iklan di internet

dan SMS dari penyedia layanan). Sumber pribadi (teman dan keluarga) sebagai

sumber informasi memiliki persentase 16,7 persen.

Tabel 12 Sebaran contoh menurut sumber informasi tentang nada sambung

Sumber informasi Jumlah Persentase Sumber pribadi 8 16,7 Sumber komersial 16 33,3 Sumber publik 24 50,0

Jenis Nada Sambung

Jenis nada sambung berupa rekaman suara diaktifkan oleh satu orang

contoh (2,7%). Sebagian besar contoh (86,5%) mengaktifkan musik pop sebagai

nada sambung mereka. Sebaran contoh menurut jenis nada sambung yang

diaktifkan dapat disimak di Tabel 13.

Tabel 13 Sebaran contoh menurut jenis nada sambung Jenis nada sambung Jumlah persentase Musik rock 2 5,4 Musik pop 32 86,5 Rekaman percakapan 1 2,7 Musik RnB 2 5,4

Prioritas Pengeluaran Contoh

Fitur yang menjadi prioritas pertama dan kedua untuk dibiayai paling

banyak contoh adalah SMS (52,8% & 47,2%). Internet dipilih oleh lebih dari

separuh contoh (52,8%) sebagai fitur yang berada pada prioritas ketiga untuk

didahulukan pembiayaannya, dan nada sambung dipilih sebagai prioritas terakhir

oleh lebih dari tiga perempat (77,8%) contoh (Tabel 14).

Tabel 14 Sebaran contoh menurut urutan prioritas pengeluaran untuk penggunaan berbagai layanan ponsel

Urutan prioritas SMS Telepon Internet Nada sambung n % n % n % n %

Prioritas pertama 19 52,8 13 36,1 4 11,1 0 0 Prioritas kedua 17 47,2 12 33,3 7 19,4 0 0 Prioritas ketiga 0 0 9 25,0 19 52,8 8 22,2 Prioritas keempat 0 0 2 5,6 6 16,7 28 77,8 Jumlah 36 100 36 100 36 100 36 100

Page 7: Analisis Pengetahuan, Persepsi dan Perilaku Mahasiswa ... V... · mengajar bagi mahasiswa IPB selama tahun pertama. Program TPB dibentuk ... /Beasiswa Utusan Daerah (BUD), Ujian Talenta

37

Kelompok Acuan Kelompok acuan contoh dalam penggunaan nada sambung disajikan

dalam Tabel 15. Menurut data dalam tabel itu, diperoleh informasi bahwa

kebanyakan contoh (39,5%) menjadikan temannya sebagai kelompok acuan

yang mempengaruhi konsumsi nada sambung.

Tabel 15 Sebaran contoh menurut kelompok acuan dalam pengaktifan nada sambung

Kelompok acuan Jumlah Persentase Teman 15 39,5 Pacar 3 7,9 Tokoh idola 4 10,5 Promosi dari operator 7 18,4 Tidak memiliki kelompok acuan 9 23,7

Pengetahuan Konsumen

Tabel 16 menampilkan sebaran contoh berdasarkan jawaban benar

terhadap pertanyaan tentang nada sambung. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa contoh memiliki tingkat pengetahuan paling baik tentang definisi nada

sambung dan cara mengaktifkan nada sambung. Hal itu terlihat dari tingginya

persentase (94%) contoh yang menjawab benar poin pertanyaan yang mengukur

aspek itu. Tingkat pengetahuan paling rendah yang dimiliki contoh adalah

pengetahuan tentang wilayah jangkauan aktivasi nada sambung. Hanya 33,3

persen contoh yang menjawab benar poin pertanyaan tentang wilayah jangkauan

itu.

Tabel 16 Sebaran contoh berdasarkan jawaban benar terhadap pertanyaan pengetahuan nada sambung

No. Pernyataan Jawaban benar n %

1. Nada sambung bukan jenis produk musik karena tidak disajikan dalam bentuk kaset/CD 34 94,4

2. Cara membeli/mengaktifkan nada sambung adalah dengan mendatangi kios khusus kemudian meminta petugas melakukan pengaktifan

34 94,4

3. Jenis file nada sambung adalah .wav 19 52,8 4. Nada sambung adalah lagu yang tidak akan didengar oleh

pembelinya 20 55,6

5. Masa berlaku nada sambung adalah satu bulan 16 44,4 6. Harga nada sambung sama untuk semua jenis operator ponsel 33 91,7 7. Prosedur untuk memperpanjang penggunaan nada sambung

sama seperti prosedur aktivasi pertama kali 26 72,2

8. Aktivasi nada sambung bisa dilakukan melalui internet 23 63,9 9. Aktivasi nada sambung untuk suatu nomor ponsel bisa dilakukan

melalui nomor ponsel lain 20 55,6

10. Nada Sambung Pribadi (NSP) adalah salah satu nama merek Ring Back Tone 26 72,2

11. Aktivasi nada sambung hanya bisa dilakukan saat jam kerja karena sistemnya seperti costumer service 31 86,1

Page 8: Analisis Pengetahuan, Persepsi dan Perilaku Mahasiswa ... V... · mengajar bagi mahasiswa IPB selama tahun pertama. Program TPB dibentuk ... /Beasiswa Utusan Daerah (BUD), Ujian Talenta

38

Tabel 16 (Lanjutan)

No. Pernyataan Jawaban benar n %

12. Fasilitas nada sambung pertama kali diperkenalkan oleh operator Indosat 17 47,2

13. Durasi pemutaran nada sambung sama di semua operator, yaitu 30 detik 26 72,2

14. Nada sambung untuk beberapa operator ponsel hanya bisa digunakan di pulau Jawa 12 33,3

15. Harga aktivasi nada sambung pada operator Telkomsel adalah yang termurah dibanding biaya aktivasi operator lain karena pengguna nada sambung terbanyak di Indonesia adalah konsumen Telkomsel

26 72,2

16. Nada sambung akan aktif jika penggunanya memiliki saldo pulsa minimal untuk melakukan panggilan telepon 19 52,8

Berdasarkan Tabel 17 dapat disimpulkan bahwa lebih dari separuh

contoh (55,6%) memiliki pengetahuan tentang nada sambung yang tinggi. Tidak

ada contoh yang memiliki tingkat pengetahuan rendah.

Tabel 17 Sebaran contoh menurut tingkat pengetahuan tentang nada sambung

Tingkat pengetahuan Jumlah Persentase Pengetahuan rendah (skor 0-33,3) 0 0,0 Pengetahuan sedang (skor 33,4-66,6) 16 44,4 Pengetahuan tinggi (skor 66,7-100) 20 55,6 Total 36 100,0 Min-Max 43,8 - 87,5 Rata-rata ± Standar deviasi 66.3 ± 10.4

Persepsi Konsumen

Persepsi contoh terhadap nada sambung dibagi menjadi lima kategori,

yaitu “sangat tidak setuju”, “tidak setuju”, “kurang setuju”, “setuju”, dan “sangat

setuju”. Berdasarkan Tabel 18, lebih dari separuh contoh (55,6%) menyatakan

kurang setuju terhadap keberadaan nada sambung. Tabel 18 Sebaran contoh menurut persepsi tentang nada sambung

Persepsi contoh Jumlah Persentase Sangat tidak setuju (skor 16-28,8) 0 0,0 Tidak setuju (skor 28,9-41,6) 6 16,7 Kurang setuju (skor 41,7-54,4) 20 55,6 Setuju (skor 54,5-67,2) 10 27,8 Sangat setuju (skor 67,3-80) 0 0,0 Total 36 100,0 Min-Max 34-65 Rata-rata ± Standar deviasi 49,9 ± 7,8

Hasil penelitian yang ditunjukan pada Lampiran 2 menyatakan bahwa

contoh memiliki tingkat persepsi paling baik tentang harga nada sambung yang

sudah terjangkau, promosi dengan kualitas iklan yang baik, penggunaan nada

sambung oleh tokoh figur publik, manfaat nada sambung sebagai penyelamat

Page 9: Analisis Pengetahuan, Persepsi dan Perilaku Mahasiswa ... V... · mengajar bagi mahasiswa IPB selama tahun pertama. Program TPB dibentuk ... /Beasiswa Utusan Daerah (BUD), Ujian Talenta

39

industri musik dari pembajakan, keberadaan musik rock dalam wujud nada

sambung, dan keberadaan kode nada sambung di sleeve CD. Hal itu terlihat dari

tingginya skor rata-rata (kisaran skor 3,5-4,2) contoh yang menyatakan setuju

dengan pernyataan-pernyataan itu. Tingkat persepsi paling rendah yang dimiliki

contoh adalah persepsi bahwa semua pengguna ponsel pasti membutuhkan

nada sambung. Rata-rata contoh juga tidak setuju dengan pernyataan bahwa

produk musik dalam bentuk nada sambung lebih bagus dibanding musik dalam

wujud lain. Selain itu contoh juga merasa sangat tidak setuju dengan pernyataan

bahwa mereka merasa kurang percaya diri saat nada sambungnya sudah tidak

aktif dan belum diaktifkan ulang. Ketiga poin pertanyaan tentang persepsi itu

masing-masing meraih skor antara 1,9-2,6.

Perilaku Pembelian

Hasil penelitian menunjukkan hampir separuh (47,2%) contoh memilki

perilaku pembelian dalam kategori “jarang” (rentang skor 35-51) dengan skor

rata-rata sebesar 40,5. Sebaran contoh menurut perilaku pembelian nada

sambung dapat disimak di Tabel 19. Tabel 19 Sebaran contoh menurut perilaku pembelian nada sambung Perilaku pembelian Jumlah Persentase Tidak pernah (skor 17-34) 12 33.3 Jarang (skor 35-51) 17 47.2 Sering (skor 52-68) 7 19.4 Selalu (skor 69-85) 0 0.0 Total 36 100,0 Min-Max 23-63 Rata-rata ± Standar deviasi 40,5 ± 10,4

Lampiran 3 memperlihatkan bahwa rata-rata contoh sering merasa

nyaman saat mendengarkan nada sambung yang diaktifkan oleh nomor yang

dihubunginya. Rata-rata contoh juga merasa jarang mengaktifkan nada sambung

dengan alasan menyukai lagunya. Begitu pula dengan motif pengaktifan nada

sambung. Rata-rata contoh jarang mengaktifkannya dengan tujuan

mengekspresikan perasaan. Beberapa aspek perilaku pembelian nada sambung

yang tidak pernah dilakukan rata-rata contoh adalah membeli CD atau kaset

musisi yang nada sambungnya diaktifkan, mengaktifkan nada sambung karena

temannya juga mengaktifkan, mengganti nada sambung meski nada sambung

sebelumnya masih aktif dan konsumen juga tidak pernah membeli CD atau kaset

setelah mendengar suatu nada sambung.

Page 10: Analisis Pengetahuan, Persepsi dan Perilaku Mahasiswa ... V... · mengajar bagi mahasiswa IPB selama tahun pertama. Program TPB dibentuk ... /Beasiswa Utusan Daerah (BUD), Ujian Talenta

40

Pengaruh jenis kelamin, usia, uang saku, pengetahuan dan persepsi contoh

terhadap nada sambung terhadap perilaku pembelian nada sambung Faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian nada sambung secara

nyata adalah persepsi konsumen (β=0,561 & p=0,002). Persepsi konsumen

berpengaruh positif nyata (p<0,01) terhadap perilaku pembelian nada sambung

konsumen. Koefisien regresi untuk variabel ini adalah 0,561. Hal itu berarti

bahwa jika persepsi konsumen mengalami peningkatan satu satuan, maka

perilaku pembelian nada sambung juga akan meningkat sebesar 0,561.

Tabel 20 Pengaruh jenis kelamin, usia, uang saku, pengetahuan dan persepsi contoh terhadap nada sambung terhadap perilaku pembelian nada sambung

Variabel bebas Perilaku pembelian nada sambung β T Sig.

Karakteristik contoh Usia -.088 -.562 .578 Uang saku -.055 -.354 .726 Jenis kelamin .324 1.991 .056

Kelompok acuan (1=Teman; 0=Bukan Teman) .074 .431 .670 Pengetahuan konsumen .005 .029 .977 Persepsi konsumen .561 3.388 .002*

N 36 F 2.753 (p=.030) R2 .363

Adj. R2 .231 Keterangan: * = Nyata pada p<0,01

Hasil uji regresi linier berganda yang ditunjukkan pada Tabel 20

memperlihatkan bahwa nilai Adjusted R2 adalah 0,231, artinya sebanyak 23,1

persen perilaku pembelian nada sambung dipengaruhi oleh keenam variabel

bebas yang diteliti (usia, uang saku, jenis kelamin, kelompok acuan,

pengetahuan konsumen dan persepsi konsumen). Sebanyak 76,9% variabel

terikat dipengaruhi oleh variabel bebas lain yang tidak diteliti.

Page 11: Analisis Pengetahuan, Persepsi dan Perilaku Mahasiswa ... V... · mengajar bagi mahasiswa IPB selama tahun pertama. Program TPB dibentuk ... /Beasiswa Utusan Daerah (BUD), Ujian Talenta

41

PEMBAHASAN

Tiga perempat jumlah contoh penilitian ini berjenis kelamin perempuan.

Sementara itu lebih dari separuh (58%) contoh berusia 19 tahun. Menurut Cobb

(2001) usia tersebut termasuk ke dalam golongan remaja akhir. Solomon (1992)

menyatakan, jenis kelamin merupakan komponen penting dalam pembentukan

konsep diri konsumen. Konsumen selalu menyesuaikan diri dengan produk yang

dikonsumsinya agar sesuai dengan konsep budayanya tentang jenis kelamin.

Hawkins et al (2001) menyatakan bahwa usia seseorang akan menentukan

media apa yang digunakan, tempat belanja yang dituju, bagaimana

menggunakan produk, dan bagaimana konsumen merasakan dan berpikir

tentang aktivitas pemasaran.

Kotler dan Armstrong (2008) mengidentifikasi lima segmen tahap

kehidupan konsumen. Segmen pertama adalah pemuda yang meliputi konsumen

yang berusia lebih muda dari 18 tahun. Segmen kedua adalah konsumen mulai

dewasa yang memiliki rentang usia 18-35 tahun yang melewati berbagai

pengalaman pertamanya, seperti kelulusan, kartu kredit pertama, mobil pertama,

pinjaman pertama, pernikahan dan anak pertama. Segmen ketiga dihuni para

konsumen yang berusia antara 35-50 tahun yang sedang berada dalam tahun

pendapatan puncak mereka. Segmen akumulator adalah konsumen yang

berusia 50-60 tahun. Mereka khawatir dengan tabungan pensiunnya dan

melakukan investasi dengan bijak. Segmen terakhir adalah segmen lanjut usia.

Konsumen ini ingin memaksimalkan pendapatan pensiunnya untuk

mempertahankan gaya hidup yang ia inginkan. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kebanyakan contoh tergolong segmen kedua. Berdasarkan informasi

diatas, konsumen dengan rentang usia ini akan bersikap hati-hati dengan

pengeluarannya.

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar contoh penelitian

berada pada interval uang saku terkecil, yaitu antara Rp 500.000,00 – Rp

750.000,00. Pendapatan seorang konsumen adalah salah satu aspek yang

digunakan untuk mengidentifikasi status sosial. Uang saku bagi mahasiswa

bertindak sebagai salah satu pendapatan yang akan menentukan kelas

sosialnya. Kotler dan Armstrong (2008) menyatakan bahwa kelas sosial berguna

untuk mengidentifikasi kecenderungan pembelian konsumen, karena konsumen

yang berada pada kelas sosial yang sama akan melakukan perilaku pembelian

Page 12: Analisis Pengetahuan, Persepsi dan Perilaku Mahasiswa ... V... · mengajar bagi mahasiswa IPB selama tahun pertama. Program TPB dibentuk ... /Beasiswa Utusan Daerah (BUD), Ujian Talenta

42

yang sama. Uang saku juga bisa digunakan untuk mengidentifikasi situasi

ekonomi konsumen. Kotler dan Armstrong (2008) menyatakan bahwa situasi

ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk yang dibelinya.

Sebanyak 61,1 persen keluarga contoh tergolong keluarga sedang yang

jumlah anggota keluarganya 5-6 orang. Kotler dan Armstrong (2008) menyatakan

bahwa anggota keluarga bisa sangat mempengaruhi perilaku pembelian. Dengan

banyaknya jumlah anggota keluarga, maka makin banyak pula peluang seorang

konsumen dipengaruhi anggota keluarga lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian, lebih dari setengah contoh (55,6%) memiliki

pendapatan keluarga antara Rp 600.000,00 – Rp 4.400.000,00 dengan penda-

patan rata-rata Rp 4.232.888,5. Kotler dan Armstrong (2008) menyatakan bahwa

kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif permanen dan berjenjang

yang anggotanya memiliki nilai, minat, dan perilaku yang sama. Schiffman dan

Kanuk (1994) menyatakan bahwa kelas sosial dapat diidentifikasi menurut satu

atau beberapa variabel demografis seperti pekerjaan, pendapatan, pendidikan,

kekayaan dan variabel lain. Konsumen yang berada pada satu kelas sosial yang

sama cenderung memperlihatkan perilaku pembelian yang sama. Dalam

penelitian ini, kelas sosial diidentifikasi dari pekerjaan dan pendapatan. Sebaran

pekerjaan orang tua menunjukkan bahwa jenis pekerjaan terbanyak ayah

(41,7%) adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sementara itu separuh contoh

memiliki ibu yang tidak bekerja atau menjalani profesi sebagai ibu rumah tangga.

Nada sambung merupakan salah satu produk musik, sehingga

keterangan diatas sesuai dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa

kebanyakan (58,3%) contoh yang merupakan konsumen nada sambung berusia

19 tahun. Schiffman dan Kanuk (1994) menyatakan bahwa fokus produk untuk

konsumen yang berusia antara 18 hingga 29 tahun adalah musik, busana dan

bahasa.

Menurut hasil penelitian, lebih dari setengah contoh menggunakan satu

ponsel, sementara contoh lainnya menggunakan dua ponsel dengan dua nomor

berbeda. Earlyanti (2010) menyatakan bahwa barang komplementer adalah

barang yang melengkapi fungsi barang lainnya. Keberadaan nada sambung

dapat melengkapi fitur yang disediakan telepon seluler sehingga nada sambung

dan ponsel adalah pasangan barang komplementer. Hubungan antara nada

sambung dan ponsel sebagai barang komplementer menyatakan bahwa

keberadaan satu barang saja dari keduanya tidak akan membuahkan manfaat

Page 13: Analisis Pengetahuan, Persepsi dan Perilaku Mahasiswa ... V... · mengajar bagi mahasiswa IPB selama tahun pertama. Program TPB dibentuk ... /Beasiswa Utusan Daerah (BUD), Ujian Talenta

43

yang sebenarnya diinginkan konsumen. Keberadaan ponsel yang lebih banyak

memungkinkan bertambah pula nada sambung yang diaktifkan seorang

konsumen. Oksman dan Rautianinen (2001) dalam Torlak (2011) juga

menyatakan bahwa diantara kebanyakan remaja, penggunaan telepon seluler

menjadi mekanisme penting untuk menghubungkannya dengan keluarga dan

teman.

Kotler dan Armstrong (2008) melakukan penggolongan sumber informasi

yang bisa diperoleh konsumen. Sumber-sumber itu meliputi sumber pribadi

(keluarga, teman, tetangga), sumber komersial (iklan, wiraniaga, situs web,

penyalur, kemasan, tampilan), sumber publik (media massa, organisasi

pemeringkat konsumen, pencarian internet) dan sumber pengalaman

(penanganan, pemeriksaan, pemakaian produk). Kotler dan Armstrong (2008)

juga menyatakan bahwa pada umumnya, konsumen menerima informasi tentang

sebuah produk dari sumber komersial, meski sumber pribadi dinilai paling efektif.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sumber publik (televisi, surat kabar dan

radio) ada di urutan pertama sebagai sumber informasi mahasiswa tentang nada

sambung. Sumber informasi pribadi paling sedikit dipilih contoh sebagai sumber

informasi tentang nada sambung.

Solomon (1992) menyatakan bahwa mahasiswa mulai kesulitan

mengakses televisi. Mahasiswa juga dinilai kurang memiliki akses yang baik

menuju surat kabar. Solomon (1992) juga menyatakan bahwa strategi terbaik

untuk mencapai konsumen mahasiswa adalah dengan menggunakan produk

personal yang dekat dengan kesehariannya serta melakukan pengenalan produk

di pusat informasi mahasiswa dan asrama. Meski demikian, Solomon (1992)

menyatakan bahwa komunikasi verbal (word of mouth communication) tetap

menjadi media penyebaran informasi yang baik bagi konsumen mahasiswa.

Paparan Solomon (1992) diatas bertentangan dengan hasil penelitian. Hal itu

diduga terjadi karena akses ke sumber publik (televisi) di asrama tidak sulit.

Televisi selalu tersedia di setiap lobi asrama TPB IPB, sehingga mudah

disaksikan mahasiswa. Schiffman dan Kanuk (1994) menyatakan bahwa

pemaparan informasi di televisi yang kaya dengan petunjuk simbol visual dan

durasi yang pendek dapat membentuk loyalitas terhadap merek.

Sebagian besar contoh (86,5%) mengaktifkan musik pop sebagai nada

sambung mereka. Musik pop adalah jenis musik yang mudah ditemui dan

Page 14: Analisis Pengetahuan, Persepsi dan Perilaku Mahasiswa ... V... · mengajar bagi mahasiswa IPB selama tahun pertama. Program TPB dibentuk ... /Beasiswa Utusan Daerah (BUD), Ujian Talenta

44

biasanya tema asmara menjadi topik sentral. Topik ini menurut Solomon (1992)

memang digemari konsumen remaja.

Selain penggunaan nada sambung, berbagai fitur ponsel juga

memerlukan dana aktivasi agar bisa digunakan. Fitur lain tersebut adalah

layanan SMS, panggilan telepon, dan internet. Lebih dari tiga perempat contoh

memilih nada sambung sebagai prioritas terakhir dalam pengalokasian dana

untuk ponselnya. Hal itu menunjukkan bahwa nada sambung bukan aspek

prioritas dalam daftar pengeluaran contoh. Posisi pertama fitur ponsel yang

diutamakan lebih dari separuh (52,8%) contoh adalah Short Message Service

(SMS). Menurut Solomon (1992), konsumen mahasiswa selalu

memperhitungkan pengeluarannya untuk keperluan pribadi. Oleh karena itu SMS

adalah fitur yang didahulukan oleh contoh sebab lebih dekat dengan keperluan

pribadi contoh. Temuan bahwa SMS menjadi layanan utama dalam penggunaan sebuah

ponsel juga senada dengan hasil penelitian yang dipaparkan Torlak (2011).

Menurutnya, penggunaan ponsel sudah sedemikian populer di kalangan remaja.

Penelitian cross-cultural mengungkap ketertarikan dan penggunaan ponsel yang

sama oleh remaja dari beberapa negara berbeda. Saat berpikir tentang

bagaimana remaja berinteraksi melalui telepon selulernya, interaksi sosial

dengan temannya adalah hal yang utama. Dalam sebuah penelitian di

Universitas Yunani (Greek University) yang melibatkan 416 mahasiswa peserta

survey penggunaan telepon seluler, terungkap hasil yang mengindikasikan

bahwa kebanyakan para responden menggunakan ponsel untuk tujuan

panggilan telepon dan SMS. Sementara itu dalam studi lain di Norwegia dengan

topik yang sama, peneliti menemukan bahwa 99,4 persen konsumen wanita

paling banyak menggunakan ponselnya untuk fungsi SMS, sementara

persentase contoh pria sebesar 97,5 persen.

Kotler dan Armstrong (2008) menyatakan bahwa perilaku seseorang

dipengaruhi oleh banyaknya kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai

pengaruh langsung dan menjadi tempat seseorang menjadi anggotanya disebut

kelompok keanggotaan. Kelompok yang sering langsung membentuk sikap dan

bertindak sebagai referensi langsung seorang konsumen disebut kelompok

referensi. Kelompok referensi ini menurut Sumarwan (2004) disebut kelompok

acuan. Kelompok yang terpengaruh oleh berbagai hal terkait kelompok acuan

disebut kelompok asosiasi. Kotler dan Armstrong (2008) menambahkan bahwa

Page 15: Analisis Pengetahuan, Persepsi dan Perilaku Mahasiswa ... V... · mengajar bagi mahasiswa IPB selama tahun pertama. Program TPB dibentuk ... /Beasiswa Utusan Daerah (BUD), Ujian Talenta

45

konsumen sering dipengaruhi oleh kelompok referensi yang tidak dimasukinya

sebagai anggota. Namun menurut Solomon (1992), konsumen yang ada di usia

remaja akan mencari referensi bersikap dari teman sebayanya dan iklan agar

terlihat dan bersikap dengan “baik”. Schiffman dan Kanuk (2004) memperkuat

pernyataan itu dengan menyatakan bahwa opini dan preferensi teman adalah

sumber pengaruh yang penting dalam menentukan produk yang akan dipilih.

Solomon (1992) juga menyatakan bahwa remaja sering kali terpangaruh oleh

keputusan orang tuanya.

Hasil penelitian menyatakan kebalikan dari kedua informasi itu. Contoh

justru menjadikan kelompok yang ia tempati sebagai kelompok acuannya.

Contoh juga tidak menjadikan keluarga sebagai kelompok acuan seperti yang

dinyatakan Solomon (1992), melainkan temannya. Hal ini terjadi karena contoh

adalah remaja yang berada di tingkat akhir fase transisi, sehingga sudah masuk

ke fase dewasa awal, karenanya pengaruh orang tua sebagai acuan pembelian

tidak lagi berpengaruh besar. Menurut hasil penelitian, diperoleh informasi bahwa

kebanyakan contoh (39,5%) menjadikan temannya sebagai kelompok acuan

yang mempengaruhi konsumsi nada sambung.

Menurut Sumarwan (2004), pengetahuan konsumen adalah semua

informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa,

serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan

informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. Mowen dan

Minor (1995) sebagaimana dikutip Sumarwan (2004) melakukan klasifikasi

pengetahuan konsumen menjadi tiga jenis, yaitu pengetahuan objektif,

pengetahuan subjektif dan informasi mengenai pengetahuan lainnya.

Pengetahuan objektif adalah informasi yang benar mengenai kelas produk yang

disimpan dalam memori jangka panjang konsumen. Pengetahuan objektif inilah

yang diukur dengan 16 pertanyaan. Sebanyak lebih dari separuh contoh (55,6%)

memiliki pengetahuan tentang nada sambung yang tinggi. Tidak ada contoh yang

memiliki tingkat pengetahuan rendah. Keterjangkauan contoh terhadap sumber

informasi adalah salah satu faktor yang diduga berkontribusi dalam tingginya

tingkat pengetahuan. Solomon (1992) menyatakan bahwa komunikasi verbal

(word of mouth communication) menjadi media penyebaran informasi yang baik

bagi konsumen mahasiswa. Kedekatan dengan teman hingga menjadi kelompok

acuan juga merupakan faktor lain yang diduga mempengaruhi tingginya

Page 16: Analisis Pengetahuan, Persepsi dan Perilaku Mahasiswa ... V... · mengajar bagi mahasiswa IPB selama tahun pertama. Program TPB dibentuk ... /Beasiswa Utusan Daerah (BUD), Ujian Talenta

46

pengetahuan contoh, karena peluang terjadinya pertukaran informasi secara

verbal lebih besar.

Sumarwan (2004) menyatakan bahwa konsumen seringkali memutuskan

pembelian suatu produk berdasarkan persepsinya terhadap produk tersebut.

Solomon (2002) menyatakan bahwa persepsi adalah proses yang dilalui saat

sebuah sensasi seperti tampilan, suara, dan bau dipilih, diatur serta

diterjemahkan. Timbulnya persepsi dimulai dari pemaparan stimulus yang

kemudian diterima konsumen. Berdasarkan hasil penelitian, lebih dari separuh

contoh (55,6%) menyatakan kurang setuju dengan keberadaan nada sambung.

Sutisna (2001) menyatakan bahwa konsumen mengembangkan inferensi

atau kesimpulan mengenai suatu produk. Hal itu disebut dengan inferensi

perseptual. Inferensi itu merupakan kepercayaan mengenai suatu objek dari

asosiasi masa lalu. Sutisna (2001) juga menggolongkan inferensi ke dalam tiga

tipe, yaitu inferensi yang didasarkan pada evaluasi (evaluation based), evaluasi

yang didasarkan pada kesamaan (similarity based) dan inferensi yang

didasarkan pada korelasional.

Inferensi yang didasarkan pada evaluasi yaitu penilaian yang

menimbulkan evaluasi positif atau negatif yang konsisten terhadap suatu merek.

Artinya, jika pada awalnya konsumen sudah memperoleh informasi bahwa

sebuah produk berkualitas baik, maka ketika konsumen itu membeli produk yang

dikabarkan berkualitas baik dan penilaian baik itu disetujui, maka telah terjadi

inferensi positif secara konsisten. Inferensi yang didasarkan pada kesamaan

yaitu kepercayaan atas suatu objek yang didasarkan pada kesamaan dengan

objek lain. Konsumen mengembangkan inferensi terhadap merek yang tidak

diketahuinya dengan menghubungkan dengan merek lain yang dikenalnya.

Inferensi korelasional didasarkan pada asosiasi dari hal umum kepada hal yang

spesifik. Misalnya, konsumen percaya bahwa harga yang lebih mahal

menunjukkan kualitas yang lebih baik.

Berdasarkan tiga klasifikasi inferensi perseptual diatas, pembentukan

persepsi contoh terjadi melalui inferensi yang didasarkan pada evaluasi.

Persepsi kurang setuju yang terbentuk terjadi sebagai lanjutan dari penerimaan

stimulus tentang produk dari berbagai media.

Berdasarkan klasifikasi perilaku pembelian menurut Kotler dan Armstrong

(2008), perilaku pembelian konsumen nada sambung tergolong perilaku

pembelian mencari keragaman. Jenis ini ditandai dengan rendahnya keterlibatan

Page 17: Analisis Pengetahuan, Persepsi dan Perilaku Mahasiswa ... V... · mengajar bagi mahasiswa IPB selama tahun pertama. Program TPB dibentuk ... /Beasiswa Utusan Daerah (BUD), Ujian Talenta

47

konsumen untuk memperoleh informasi tentang produk yang sama dengan

merek berbeda, padahal merek untuk produk ini tidak berjumlah sedikit.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar contoh memilki

perilaku pembelian dalam kategori “pernah” dengan skor rata-rata sebesar 48,4.

Informasi tentang perilaku pembelian contoh bisa digunakan untuk memprediksi

perilaku pembelian berikutnya, sebagaimana yang Sutisna (2001) nyatakan

bahwa penentu akhir tindakan konsumen di masa yang akan datang adalah

pengalaman dengan penggunaan produk.

Kotler dan Armstrong (2008) melakukan empat klasifikasi jenis perilaku

keputusan pembelian yang dilakukan konsumen. Jenis perilaku keputusan

pembelian yang pertama adalah perilaku pembelian kompleks. Jenis perilaku

pembelian ini menuntut keterlibatan konsumen yang tinggi dan banyak

perbedaan merek produk yang akan dibeli. Jenis kedua adalah perilaku

pembelian pengurangan disonansi. Perilaku pembelian ini juga perlu dilakukan

dengan keterlibatan tinggi agar informasi tentang sebuah produk didapat secara

utuh. Namun dalam perilaku pembelian ini, keragaman merek produk yang dipilih

tidak tinggi. Perilaku pembelian selanjutnya adalah perilaku pembelian kebiasaan

yang tidak menuntut keterlibatan tinggi dan keragaman merek yang juga tidak

tinggi. Jenis perilaku pembelian terakhir adalah perilaku pembelian mencari

keragaman. Dalam jenis perilaku pembelian ini, banyak terdapat perbedaan

merek, namun keterlibatan untuk memilih produk mana yang akan dikonsumsi

tidak bernilai tinggi.

Menurut Earlyanti (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi pola

konsumsi adalah tingkat pendidikan konsumen, selera konsumen yang

ditunjukkan dengan persepsi, harga barang, tingkat pendapatan, jumlah anggota

keluarga dan kondisi lingkungan yang ditempati konsumen. Berdasarkan uji

regresi linear berganda, dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yang

berpengaruh nyata terhadap perilaku pembelian nada sambung oleh mahasiswa

TPB IPB adalah persepsi konsumen. Persepsi konsumen juga berbanding lurus

dengan variabel terikat (perilaku pembelian). Perolehan itu senada dengan

paparan Earlyani (2008) diatas, meski kelima variabel independen lain yang

diteliti (pengetahuan, usia, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga dan uang

saku) tidak berpengaruh nyata terhadap perilaku pembelian nada sambung oleh

mahasiswa TPB IPB. Pernyataan Verbeke (2002) dalam Gellynck (2009) juga

Page 18: Analisis Pengetahuan, Persepsi dan Perilaku Mahasiswa ... V... · mengajar bagi mahasiswa IPB selama tahun pertama. Program TPB dibentuk ... /Beasiswa Utusan Daerah (BUD), Ujian Talenta

48

sesuai dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa persepsi konsumen

menentukan preferensi, sikap, pilihan serta perilaku pembelian konsumen itu.

Page 19: Analisis Pengetahuan, Persepsi dan Perilaku Mahasiswa ... V... · mengajar bagi mahasiswa IPB selama tahun pertama. Program TPB dibentuk ... /Beasiswa Utusan Daerah (BUD), Ujian Talenta

49

Keterbatasan Penelitian Rentang waktu pemilihan contoh dan pengambilan data terpaut jarak satu

bulan, sehingga kemungkinan perubahan variabel yang diteliti saat pemilihan

contoh dan pengambilan data dapat terjadi. Selain itu jumlah contoh dalam

penelitian ini juga terlalu kecil sehingga mempengaruhi tingkat generalisasi hasil

penelitian.