analisis pengendalian biaya produksi pada cv …
TRANSCRIPT
i
ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA
CV KEONG MAS PERMAI BOJONEGORO
Oleh:
Yolanda Kevin Prastikasari
NIM : 232011148
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur
Filipi 4:6
Tuhan akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan ekor,
engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan
perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan
dengan setia
Ulangan 28:13
vii
ABSTRACT
The company must have careful planning and effective control over the cost of
which will be issued in the production activities. CV Keong Mas Permai is a
manufacturing company engaged in the production of canned food. Where the actual
cost of production usually exceeds the cost of a standard that has been set vendor,
resulting in a deviation from the cost of production. Standard costing can provide
guidelines on the company to determine the cost of which should occur in the
production process. The purpose of this study was to evaluate the difference between
the production costs control and know the deviations that occur and how large the
deviation is whether adverse (Unfavorable) or benefical (Favorable). The method
using on this research are observation, interview and documentations. The results
show that the control of production costs at CV Keong Mas Permai overall is good,
although irregularities costs, either unfavorable or favorable to the raw materials,
direct labor and factory overhead which is caused by raw material prices, raw
material quality, rework, direct labor rates and an increase in factory overhead
costs.
Keyword : production costs, standard cost, control, variance analysis.
viii
SARIPATI
Perusahaan harus memiliki perencanaan yang matang dan pengendalian yang
efektif terhadap biaya yang akan dikeluarkan dalam kegiatan produksi. CV Keong
Mas Permai merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang produksi
makanan kaleng. Dimana realisasi biaya produksi biasanya melebihi biaya standar
yang telah ditetapkan perusahaan, sehingga terjadi penyimpangan terhadap biaya
produksi. Penetapan biaya standar dapat memberikan pedoman pada perusahaan
untuk mengetahui biaya yang seharusnya terjadi dalam proses produksi. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengendalian atas selisih biaya produksi dan
mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi serta berapa besar
penyimpangan tersebut apakah merugikan (Unfavorable) atau menguntungkan
(Favorable). Metode analisis yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengendalian terhadap biaya
produksi pada CV Keong Mas Permai secara keseluruhan sudah baik, meskipun
terjadi penyimpangan biaya, baik Unfavorable atau Favorable terhadap bahan baku,
tenaga kerja langsung dan overhead pabrik yang disebabkan oleh harga bahan baku,
kualitas bahan baku, pengerjaan ulang, tarif tenaga kerja langsung, dan kenaikan
biaya overhead pabrik.
Kata kunci : biaya produksi, biaya standar, pengendalian, analisis variansi.
ix
KATA PENGANTAR
Kertas kerja yang berjudul “Analisis Pengendalian Biaya Produksi Pada CV
Keong Mas Permai Bojonegoro” disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Satya Wacana
Salatiga. Kertas kerja ini merupakan hasil penelitian yang dilaksanakan penulis untuk
menganalisis bagaimana pengendalian biaya produksi pada CV Keong Mas Permai
Bojonegoro.
Penulis berharap kiranya penelitian ini bermanfaat bagi pembaca. Penulis
menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan kertas
kerja ini. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap semoga kertas kerja ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Salatiga, 10 Juli 2015
Yolanda Kevin Prastikasari
x
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala Rahmat dan karunia-
Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini. Penulisan kertas kerja ini
dimaksud sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program sarjana pada
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana.
Dalam penulisan kertas kerja yang berjudul “Analisis Pengendalian Biaya
Produksi Pada CV Keong Mas Permai Bojonegoro”, penulis telah banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat pihak-pihak
sebagai berikut :
1. TUHAN YESUS KRISTUS yang telah luar biasa memberikan hikmat,
pengetahuan, dan anugrah yang tidak ada henti-hentinya, tanpaNYA, kertas
kerja ini tidak akan berjalan dengan baik.
2. Bapak Paskah Ika Nugroho, SE., M.Si., CPSAK., CMA selaku dosen
pembimbing yang telah dengan sabar memberikan petunjuk serta bimbingan,
sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini.
3. Ibu Birgitta Dian Saraswati, SE., M.Si selaku wali studi yang selalu
memberikan nasehat kepada penulis.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi di Universitas Kristen Satya Wacana
yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.
5. Staf dan Tata Usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen
Satya Wacana yang telah memberi bantuan administrasi dan teknis kepada
penulis selama kuliah.
6. Semua karyawan di CV Keong Mas Permai, khususnya Bapak Andik selaku
kepala bagian produksi yang telah meluangkan waktu dan membantu penulis
dalam memperoleh data-data yang diperlukan.
7. Kedua orangtua Papi, Mami serta kakak dan adik tercinta Yongki, Yogi, dan
Yorika, yang selalu mendoakan dan tak henti-hentinya memberikan dukungan
xi
dan cinta kasih kepada penulis. Saya tidak bisa membayangkan jika saya tidak
memiliki kalian semua sebagai keluarga saya. Terima kasih banyak sudah
membantu saya melewati semua ini. Saya bangga memiliki kalian.
8. Teman-teman seperjuangan di FEB 2011 yaitu Frenny, Olin, Yoan, Febri,
Risky, Dessy, Shella, Sriyatun.
9. Teman-temanku Ega Ayunia, Nila, Neta, Ariani yang selalu memberikan
semangat dan doa.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Semoga bantuan dari berbagai pihak yang diberikan kepada penulis memperoleh
berkat dari Bapa di Surga dan akhirnya semoga kertas kerja ini dapat bermanfaat bagi
pihak-pihak yang berkepentingan.
xii
DAFTAR ISI
Halaman Depan ......................................................................................... i
Pernyataan Tidak Plagiat............................................................................. ii
Pernyataan Persetujuan Akses ..................................................................... iii
Halaman Pengesahan .................................................................................. iv
Pernyataan Keaslian Karya Tulis................................................................. v
Motto ......................................................................................................... vi
Abstract ..................................................................................................... vii
Saripati ...................................................................................................... viii
Kata Pengantar ........................................................................................... ix
Ucapan Terima Kasih ................................................................................. x
Daftar Isi .................................................................................................... xii
Daftar Tabel ............................................................................................... xiv
Daftar Grafik ............................................................................................. xv
Daftar Gambar ........................................................................................... xvi
Daftar Lampiran.......................................................................................... xvii
Daftar Lampiran Foto ................................................................................. xviii
PENDAHULUAN .................................................................................... 1
KERANGKA TEORETIS ........................................................................ 4
METODE PENELITIAN ......................................................................... 8
Satuan Pengamatan dan Satuan Analisis ............................................. 8
xiii
Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 9
Sumber Data ...................................................................................... 9
Metode Pengumpulan Data ............................................................... 9
Metode Analisis ................................................................................. 10
Teknik Analisis .................................................................................. 10
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................... 12
Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................... 12
Visi Perusahaan .................................................................................. 12
Misi Perusahaan ................................................................................. 13
Struktur Organisasi............................................................................. 13
Proses Produksi ................................................................................. 14
Kartu Biaya Standar ......................................................................... 16
Analisis Variansi................................................................................ 17
KESIMPULAN ........................................................................................ 38
SARAN ..................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 41
LAMPIRAN .............................................................................................. 43
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................. 50
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kartu Biaya Standar ...................................................................... 17
Tabel 2. Analisis Variansi Harga Bahan Baku ........................................... 18
Tabel 3. Analisis Variansi Penggunaan Bahan Baku ................................... 20
Tabel 4. Analisis Variansi Total Rata-Rata Bahan Baku Langsung .............. 22
Tabel 5. Analisis Variansi Rata-Rata Tarif Tenaga Kerja Langsung ............ 24
Tabel 6. Analisis Variansi Rata-Rata Efisiensi Tarif Tenaga Kerja Langsung 25
Tabel 7. Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Variabel Tahun 2012 ..... 26
Tabel 8. Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Variabel Tahun 2013 ..... 29
Tabel 9. Analisis Variansi Efisiensi Overhead Variabel Tahun 2012 ........... 31
Tabel 10. Analisis Variansi Efisiensi Overhead Variabel Tahun 2013 ......... 32
Tabel 11. Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Tetap ............................ 33
Tabel 12. Ringkasan Hasil Analisis Biaya Produksi Tahun 2012 ................. 34
Tabel 13. Ringkasan Hasil Analisis Biaya Produksi Tahun 2013 ................. 36
xv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Grafik Kenaikan Bahan Baku ...................................................... 3
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi .................................................................... 13
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Cara perhitungan .................................................................... 43
Lampiran 2. Data Biaya Overhead Variabel Standar ................................... 44
Lampiran 3. Data Biaya Overhead Tetap Standar ....................................... 44
xviii
DAFTAR LAMPIRAN FOTO
Foto 1. Proses Penerimaan Bahan Baku ..................................................... 45
Foto 2. Proses Sortasi ................................................................................. 45
Foto 3. Proses Penyimpanan Sementara ..................................................... 45
Foto 4. Proses Pencucian 1 ......................................................................... 45
Foto 5. Proses Perendaman Air Garam ....................................................... 46
Foto 6. Proses Perebusan ............................................................................ 46
Foto 7. Proses Pendinginan ......................................................................... 46
Foto 8. Proses Pencongkelan ....................................................................... 46
Foto 9. Proses Pencucian 2 .......................................................................... 47
Foto 10. Proses Pengecekan 1 ..................................................................... 47
Foto 11. Proses Penimbangan 1 ................................................................... 47
Foto 12. Proses Pencucian 3 ........................................................................ 47
Foto 13. Proses Pengalengan ....................................................................... 48
Foto 14. Proses Penimbangan...................................................................... 48
Foto 15. Proses Pengisihan Bahan Tambahan .............................................. 48
Foto 16. Proses Exhausting ......................................................................... 48
Foto 17. Proses Seaming ............................................................................. 49
Foto 18. Proses Sterilisasi ........................................................................... 49
Foto 19. Proses Inkubasi ............................................................................. 49
Foto 10. Proses Pelabelan dan Pengepakan ................................................. 49
i
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan utama dari sebuah perusahaan secara umum yaitu untuk mendapatkan
laba yang tinggi melalui peningkatan penjualan produk perusahaan. Untuk mencapai
tujuan tersebut, seorang manajer perusahaan harus mampu membuat perencanaan dan
pengendalian biaya terutama biaya produksi, karena kegiatan produksi merupakan
suatu kegiatan yang sangat penting dan berpengaruh di dalam sebuah perusahaan.
Pada dasarnya masalah yang sering timbul dalam suatu perusahaan adalah
perencanaan laba perusahaan yang tidak sesuai dengan kenyataannya atau
sesungguhnya.
Pengendalian tidak akan terlepas dari biaya produksi karena biaya produksi
merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk proses produksi. Produksi dapat
dikatakan sebagai masalah utama di dalam perusahaan yang hendaknya harus
diperhatikan oleh setiap pimpinan perusahaan. Kegagalan di dalam mengolah bahan
baku menjadi produk jadi akan mengakibatkan perusahaan tidak memperoleh
sejumlah dana untuk membiayai biaya operasi perusahaan. Dengan didukungnya
seorang manajemen yang tepat dalam membuat keputusan produksi maka perusahaan
dapat mecapai laba yang maksimal dan perusahaan dapat berkembang dari para
pesaing di dunia bisnis.
Di dalam bagian produksi sebuah perusahaan harus terdapat pengendalian
biaya produksi yang baik, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk biaya produksi
dapat berjalan dengan efektif. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan
dalam melaksanakan pengendalian biaya yaitu dengan penyusunan anggaran dan
biaya standar di dalamnya. Penyusunan anggaran biaya produksi yang baik akan
memberikan pengaruh dalam kegiatan produksi perusahaan yang nantinya akan
memberikan keseimbangan pada seluruh kegiatan perusahaan. Dimana anggaran
tersebut dapat menunjang pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan. Adanya
anggaran yang tepat pada laporan biaya produksi, perusahaan dapat memperoleh laba
2
yang maksimal. Anggaran menurut (Rudianto 2009, h.3) adalah rencana kerja
organisasi di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal dan
sistematis.
CV Keong Mas Permai merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di
bidang produksi keong. Produk yang dihasilkan berupa olahan daging bekicot atau
keong (snail meat) baik dalam kemasan kaleng (canned snail meat) maupun dalam
kemasan beku (frozen snail meat). Penjualan yang paling banyak dan diminati
konsumen adalah dalam kemasan kaleng, sehingga dalam penelitian ini hanya
berfokus pada kemasan kaleng. Pemasaran yang dilakukan CV Keong Mas Permai
adalah untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor antara lain ke Amerika, Kanada,
Thailand, Hongkong, Afrika Selatan dan Taiwan. CV Keong Mas Permai tentunya
sangat memerlukan adanya perhitungan yang tepat terhadap biaya produksi sehingga
dapat mencapai laba yang optimal. Biaya produksi merupakan penentu keberhasilan
perusahaan dalam memproduksi suatu barang. Apabila biaya produksi yang
dipergunakan tidak tepat atau kurang optimal tentu akan mempengaruhi laba.
Masalah yang dihadapi pada CV Keong Mas Permai saat ini adalah perbedaan
standar biaya yang ditetapkan perusahaan dengan realisasi yang terjadi. Maka dengan
adanya masalah ini, peneliti ingin membantu perusahaan menganalisis biaya produksi
dengan menggunakan analisis selisih atau variansi. Menghitung variansi sangat
bermanfaat untuk membantu manajer mengetahui biaya yang mengalami selisih
sehingga dapat mengambil tindakan korektif atas biaya yang mengalami selisih
tersebut.
Selama ini perusahaan menggunakan sistem harga pokok standar yang
diambil dari laporan produksi tahun lalu dan perbandingan pasar yang ditetapkan oleh
manajer sebagai alat perencanaan biaya produksi, tetapi belum pernah dilakukan
analisis penyimpangan biaya produksi standar dengan biaya produksi sesungguhnya.
Kegunaan standar tersebut perlu diterapkan untuk memperbaiki perencanaan dan
pengendalian serta memfasilitasi perhitungan harga pokok produk. Berikut adalah
3
grafik data perbandingan penjualan dengan biaya produksi CV Keong Mas Permai
Bojonegoro pada tahun 2012 dan 2013.
GRAFIK 1
DATA PERBANDINGAN PENJUALAN DENGAN BIAYA PRODUKSI CV.
KEONG MAS PERMAI TAHUN 2012 DAN 2013
Pada grafik di atas terdapat perbandingan antara data penjualan dengan biaya
produksi tahun 2012 sampai 2013. Pada tahun 2013 terjadi kenaikan penjualan
sebesar Rp. 3.900.000 atau sebesar 0,003% dan biaya keong mengalami kenaikan
sebesar Rp. 3.988.000 atau sebesar 0,02%, biaya garam mengalami kenaikan sebesar
Rp. 3.651.500 atau 0,03% dan kaleng mengalami kenaikan Rp. 6,249.000 atau
sebesar 0,04%. Sehingga biaya produksi pada tahun 2012 ke 2013 secara keseluruhan
mengalami kenaikan sebesar Rp. 13.933.500 atau sebesar 0,02%. Dengan demikian
kenaikan biaya produksi lebih tinggi daripada kenaikan biaya penjualan. Sehingga
menimbulkan ketidakefisienan dalam proses produksi. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini dilakukan analisis pada biaya produksi.
Adapun persoalan penelitian dari penelitian ini adalah bagaimana analisis
pengendalian biaya produksi pada CV Keong Mas Permai? Sedangkan tujuan dari
Rp-
Rp100,000,000
Rp200,000,000
Rp300,000,000
Rp400,000,000
Rp500,000,000
Rp600,000,000
Rp700,000,000
Rp800,000,000
Rp900,000,000
Tahun 2012Tahun 2013
Ru
pia
h Penjualan
Keong
Garam
Kaleng
4
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengendalian biaya produksi yang lebih
efektif yang mungkin dapat diterapkan pada perusahaan dengan melakukan analisis
variansi dan membantu manajemen untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan
antara biaya produksi standar dengan biaya yang sesungguhnya serta mengetahui
berapa besar penyimpangan tersebut apakah menguntungkan atau merugikan
perusahaan.
Penelitian ini dilaksanakan yang diharapkan dapat memberikan manfaat
secara praktis yaitu untuk mengetahui tingkat efektifitas pengendalian biaya produksi
sehingga dapat memaksimalkan laba dan memberikan manfaat bagi perusahaan
sebagai bahan masukan yang berguna terutama dalam menentukan pengendalian
biaya produksi yang dilakukan oleh perusahaan di masa yang akan datang sebagai
upaya peningkatan laba perusahaan untuk menjadi lebih baik. Secara teoretis sebagai
acuan atau bahan referensi penelitian mengenai analisis pengendalian biaya produksi.
KERANGKA TEORETIS
Biaya Produksi
Menurut Halim (2012) biaya produksi adalah biaya-biaya yang berhubungan
langsung dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan (dimatch-kan)
dengan penghasilan (revenue) diperiode mana produk itu dijual. Sedangkan menurut
Mulyadi (2012: 14) mengemukakan bahwa biaya produksi merupakan biaya-biaya
yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
Kebanyakan perusahaan manufaktur membagi biaya produksi kedalam tiga
kategori besar yaitu biaya bahan langsung (direct material), tenaga kerja langsung
(direct labour), dan biaya overhead pabrik (manufacturing goverhead).
Cara penentuan biaya pembuatan produk:
1. Biaya historis : yaitu penentuan biaya produk dengan mengumpulkan semua
biaya yang telah terjadi dan diperhitungkan setelah operasi pembuatan produk
selesai.
5
2. Biaya sebelum pembuatan : suatu cara penentuan biaya pembuatan produk
sebelum produk tersebut dibuat.
Tujuan ditetapkannya akuntansi untuk biaya produksi:
1. Untuk mengendalikan biaya,
2. Untuk perencanaan dan pengukuran prestasi pelaksanaan (performance),
3. Untuk penetapan harga,
4. Untuk penilaian persediaan.
Jenis-jenis Anggaran Biaya Produksi Rahayu dan Rahcman (2013:63-85) menyatakan
anggaran biaya produksi meliputi:
1. Anggaran Biaya Bahan Baku
Anggaran bahan baku adalah semua anggaran yang berhubungan dalam
perencanaan secara lebih terperinci mengenai bahan baku untuk proses
produksi selama periode waktu yang akan datang.
2. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Anggaran tenaga kerja langsung merupakan rencana rinci mengenai biaya
tenaga kerja langsung yang akan dibayarkan dan disusun berdasarkan
departemen produksi untuk suatu periode yang akan datang.
3. Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran biaya overhead pabrik merupakan bagian dari keseluruhan biaya
produksi yang tidak dapat ditelusuri secara langsung pada produk atau
kegiatan tertentu.
Anthony dan Govindarajan (2009:73) menyatakan anggaran merupakan alat
penting untuk perencanaan dan pengendalian jangka pendek yang efektif dalam
organisasi. Sedangkan Sibuea (2011) menyatakan anggaran biaya produksi adalah
rencana biaya yang akan dikeluarkan dalam proses produksi suatu perusahaan pada
periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi anggaran biaya bahan baku,
anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya overhead pabrik.
6
Sistem Biaya Standar
Mulyadi (2009:390) menyatakan biaya standar adalah biaya yang ditentukan
di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat
satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi
ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu. Biaya standar digunakan di
perusahaan manufaktur atau perusahaan yang memproses bahan baku menjadi barang
jadi, dengan demikian produk dapat dihitung setelah produksi selesai. Bila biaya-
biaya ditentukan di muka maka biaya-biaya tersebut merupakan biaya standar untuk
bahan baku, tenaga kerja dan overhead. Biaya standar merupakan pedoman dalam
pengeluaran biaya. Besarnya pengeluaran biaya yang sesungguhnya terjadi tidak
boleh menyimpang dari standar yang sudah ditentukan. Sistem biaya standar
dirancang untuk memperbaiki perencanaan dan pengendalian serta memfasilitasi
perhitungan harga pokok produk. Biaya standar merupakan alat yang penting di
dalam menilai pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Cara penentuan biaya standar:
1. Berdasarkan rata-rata biaya yang terjadi pada masa lalu.
2. Berdasarkan biaya terendah yang terjadi pada masa lalu.
3. Berdasarkan biaya yang berasal dari anggaran pada suatu kondisi operasi yang
normal.
4. Berdasarkan biaya ideal yang terjadi pada efesiensi maksimum.
5. Berdasarkan biaya yang dapat dicapai pada kondisi operasi yang baik.
Dalam suatu sistem perhitungan biaya standar, total variansi dibagi menjadi
variansi harga dan penggunaan atau efisiensi. Variansi harga adalah perbedaan antara
harga aktual dengan harga standar per unit dikalikan jumlah input yang digunakan.
Variansi penggunaan atau efisiensi adalah perbedaan antara kuantitas input aktual dan
input standar dikalikan dengan standar harga per unit input. Dalam perusahaan
manufaktur, biaya standar per unit adalah jumlah biaya standar untuk bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Lembar biaya standar (standard cost
7
sheet) memberikan perincian yang mendasari biaya standar per unit. Witjaksono
(2013:155) variansi atau selisih adalah perbedaan antara suatu rencana atau target dan
suatu hasil. Dedeh (2009:23) analisis variansi digunakan untuk mengetahui hasil
sesungguhnya rencana yang dianggarkan, yaitu dengan membandingkan biaya yang
dianggarkan terhadap biaya aktual yang sama. Analisis variansi anggaran dapat
menunjukkan dimana terjadinya selisih antara hasil sesungguhnya dengan anggaran
yang telah ditetapkan sebelumnya. Variansi yang terjadi dapat menguntungkan dan
tidak menguntungkan. Varians menguntungkan (Favorable – F), terjadi apabila biaya
sesungguhnya lebih kecil dibandingkan dengan biaya standar. Sedangkan variansi
tidak menguntungkan (Unfavorable – U) terjadi apabila biaya sesungguhnya lebih
besar dibandingkan dengan biaya standar. Analisis variansi juga terbagi atas variansi
bahan baku langsung, variansi tenaga kerja langsung, dan variansi overhead pabrik
(Hansen dan Mowen, 2009:499)
a. Variansi Bahan Baku
Aspek yang menyebabkan variansi bahan baku yaitu variansi harga bahan
baku dan variansi efisinsi bahan baku.
b. Variansi Tenaga Kerja
Aspek yang menyebabkan variansi tenaga kerja yaitu variansi tarif tenaga
kerja dan variansi efisiensi tenaga kerja.
c. Variansi Overhead Pabrik
Variansi overhead total yaitu perbedaan antara overhead yang dibebankan dan
yang aktual, juga dibagi menjadi beberapa variansi komponen.
1) Variansi Overhead Variabel
Overhead variabel diasumsikan bervariasi sejalan dengan perubahan
volume produksi terdiri atas variansi pengeluaran overhead variabel
dan variansi efisiensi overhead variabel.
2) Variansi Overhead Tetap
Variansi total overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap
aktual dan overhead tetap yang dibebankan.
8
Penelitian Sebelumnya
1. Thontowi (2012) dalam penelitiannya mengenai: Analisis Efektivitas
Pengendalian Biaya Produksi Pada PT. Daur Ulang Sejahtera (DSA) Di
Bandar lampung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
efektivitas pelaksanaan pengendalian biaya produksi pada PT DSA.
Persamaan dalam penelitian ini adalah membahas tentang pengendalian biaya
produksi. Perbedaannya terletak pada objek penelitian dan tahun analisis. Di
penelitian ini hanya menggunakan laporan biaya produksi tahun 2010.
2. Suyanto (2005) dalam penelitiannya mengenai: Analisis Penyimpangan Biaya
Produksi Pada Perusahaan The 2Tang Banjaran Tegal: Studi kasus pada CV.
Duta Java Tea Industri Tegal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
membantu manajemen untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan antara
biaya produksi yang standar dengan biaya produksi yang sesungguhnya dan
mengetahui berapa besarnya penyimpangan biaya produksi tersebut serta
untuk mengetahui sifat penyimpangan dan faktor penyebab terjadinya
penyimpangan biaya produksi tersebut, apakah menguntungkan atau
merugikan perusahaan. Persamaan dalam penelitian ini adalah membahas
tentang pengendalian biaya produksi, sedangkan perbedaannya adalah objek
yang diteliti dan data laporan biaya pada penelitian ini tahun 2003-2004.
METODE PENELITIAN
Satuan Pengamatan dan Satuan Analisis
Satuan analisis dalam penelitian ini adalah di CV Keong Mas Permai
Bojonegoro. Penulis melakukan penelitian ini karena penulis ingin mengetahui
bagaimana pengendalian biaya produksi pada CV Keong Mas Permai dalam upaya
meningkatkan efisiensi biaya produksi. Satuan pengamatan dalam penelitian ini
adalah biaya produksi pada tahun 2012-2013 di CV Keong Mas Permai Bojonegoro.
9
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada CV Keong Mas Permai Bojonegoro yang
beralamat di Jl. Raya Sukowati, No. 410 Bojonegoro Jawa Timur. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan Juni 2015.
Sumber Data
Data - data yang dikumpulkan oleh penulis yang kemudian diolah dan dianalisa
sesuai dengan tujuan penulis, data dan informasi tersebut yang bersumber dari:
1. Data primer
Penulis melakukan wawancara langsung dengan kepala bagian produksi untuk
mendapatkan data berupa informasi yang berkaitan dengan perusahaan,
aktivitas-aktivitas produksi perusahaan dan gambaran umum perusahaan.
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui
dokumen-dokumen yang ada di perusahaan yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti. Data sekunder meliputi data biaya produksi tahun 2012-
2013, biaya yang distandarkan dan biaya sesungguhnya di tahun 2012-2013.
Metode Pengumpulan Data
Dalam rangka pengumpulan data metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung pada CV Keong Mas Permai
Bojonegoro untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini
dengan cara:
a. Observasi
Mengamati secara langsung kegiatan produksi di perusahaan.
b. Wawancara
Mengadakan tanya jawab langsung kepada kepala bagian produksi
terkait dengan kegiatan yang berhubungan dengan produksi.
10
c. Dokumentasi
Mendokumentasikan laporan biaya produksi pada bagian produksi.
Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif
kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kuantitatif yaitu
dengan menggunakan analisis terhadap laporan biaya produksi berupa analisis selisih
biaya bahan baku, analisis selisih biaya tenaga kerja langsung dan analisis selisih
biaya overhead pabrik dengan menggunakan tahun analisis 2012 dan 2013.
Sedangkan analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan penganalisa data, informasi atau
keterangan dengan menjelaskan makna dari penyimpangan yang terjadi dan
menganalisa penyebab terjadinya penyimpangan tersebut.
Teknik Analisis
Teknik analisisnya yaitu berupa analisis selisih biaya bahan baku, tenaga kerja
langsung dan overhead.
Langkah analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis kartu biaya standar pada CV Keong Mas Permai
2. Mengevaluasi serta melaksanakan analisis selisih biaya produksi dalam
penerapan analisis selisih (variansi)
a. Perhitungan variansi harga bahan baku
MPV = (AP - SP) AQ
Keterangan:
AP = harga aktual per unit
SP = harga standar per unit
AQ = kuantitas aktual bahan baku yang digunakan
b. Perhitungan variansi penggunaan bahan baku
MUV = (AQ – SQ) SP
Keterangan:
11
AQ = kuantitas aktual bahan baku yang digunakan
SQ = kuantitas standar bahan baku yang diperbolehkan untuk output aktual
SP = harga standar per unit
c. Perhitungan variansi tarif tenaga kerja
LRV = (AR – SR) AH
Keterrangan:
AR = tarif upah aktual per jam
SR = tarif upah standar per jam
AH = jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan
d. Perhitungan efisiensi tenaga kerja
LEV = (AH – SH) SR
Keterangan:
AH = jam aktual tenaga kerja langsung yang digunakan
SH = jam standar tenaga kerja langsung yang seharusnya digunakan
SR = tarif upah standar per jam
e. Perhitungan pengeluaran overhead variabel
(AVOR x SVOR) AH
Keterangan:
AVOR = tarif aktual overhead variabel
SVOR = tarif standar overhead variabel
AH = jam aktual tenaga kerja langsung yang digunakan
f. Perhitungan efisiensi overhead variabel
(AH - SH) SVOR
Keterangan:
AH = jam aktual tenaga kerja langsung yang digunakan
SH = jam standar tenaga kerja langsung yang seharusnya digunakan
SVOR = tarif standar overhead variabel
g. Perhitungan variansi overhead tetap
Overhead tetap yang dibebankan = Tarif standar overhead tetap x jam standar
12
Total variansi overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap aktual
dan overhead tetap yang dibebankan.
Total variansi overhead tetap = Biaya aktual overhead tetap - overhead tetap
yang dibebankan
3. Setelah melakukan analisis selisih (varian) maka perlu menganalisis faktor-
faktor penyebab selisih biaya produksi.
4. Menarik kesimpulan dan memberikan saran untuk dijadikan sebagai bahan
masukan bagi manajemen.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Objek Penelitian
CV Keong Mas Permai yang merupakan perusahaan manufaktur yang
bergerak dalam bidang pengolahan makanan kaleng yaitu daging keong atau siput
satu-satunya yang berada di Bojonegoro. Berada di jalan Raya Sukowati No. 410
Kapas Kabupaten Bojonegoro 62181 Jawa Timur. Produk yang dihasilkan berupa
canned snail meat dan frozen snail meat. Nama pemiliknya yaitu Bapak Toni
Sulistio. Dengan mengambil nama CV Keong Mas Permai, pemilik ingin
perusahannya menghasilkan kualitas keong yang baik, yang dimana nama mas berarti
sesuatu yang berharga dan kata permai yang berarti indah. CV Keong Mas Permai
didirikan pada tahun 1998. Jumlah karyawan yang dimiliki CV Keong Mas Permai
saat ini yaitu sebanyak enam belas orang. CV Keong Mas Permai memiliki tenaga
kerja langsung sebanyak lima puluh orang. Karyawan mulai masuk pada jam tujuh
pagi dan berakhir pada jam tiga sore.
Visi perusahaan:
Menjadi perusahaan terbesar di Indonesia dengan menghasilkan produk yang
berkualitas dan aman.
13
Misi perusahaan:
1. Menghasilkan bahan baku yang terjamin, bermutu tinggi, segar dan sehat bagi
pelanggan.
2. Menciptakan lingkungan kerja yang baik untuk mendukung tercapainya
kepuasan pelanggan.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan wewenang dan tanggung jawab dalam
perusahaan dari masing-masing bagian yang saling berinteraksi dan membentuk suatu
kerja sama. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh seluruh personil yang tercantum
pada bagan organisasi sesuai dengan masing-masing tugasnya. Pekerjaan dilakukan
sesuai standar pelaksanaan kerja untuk mencapai target yang telah dibuat.
Direktur
Manajer
Divisi Ekspor/
Impor
Kepala
Produksi 1
Divisi Quality
Control
Divisi
Administrasi
Pengawas
Kepala LimbahKepala
Gudang
Kepala
Produksi 2
Pengawas Pengawas
Divisi Produksi
Gambar 1: Struktur Organisasi
Sumber data dari CV Keong Mas Permai
14
Proses Produksi
Proses produksi merupakan proses yang paling penting di dalam perusahaan
manufaktur. Tahapan proses produksi di CV Keong Mas Permai sebagai berikut:
1. Penerimaan bahan baku keong
Bahan baku yang digunakan adalah keong. Keong yang di kirim ke pabrik
harus yang segar, bebas dari bau yang menandakan pembusukan, dan masih
dalam keadaan hidup. Setelah bahan baku keong diterima, ada yang langsung
diproses dan ada juga yang masih disimpan.
2. Sortasi
Setelah menerima bahan baku, maka dilakukan pemisahaan antara keong yang
mati dan keong yang masih hidup lalu dicuci.
3. Perendaman air garam
Setelah keong dicuci, keong direndam dengan air garam guna untuk
mengurangi lendir dan memasukan tentakel daging ke dalam cangkangnya.
4. Perebusan
Perebusan dilakukan supaya daging keong matang dengan suhu 1000C selama
25-30 menit.
5. Pendinginan
Keong yang sudah direbus lalu dilakukan pendinginan dengan
menyemprotkan air bersih hingga mencapai suhu 20-300C.
6. Pencongkelan
Setelah dingin keong siap untuk dikeluarkan dagingnya secara manual
menggunakan gunting serta potong perut setelah daging keluar dari
cangkangnya lalu dicuci bersih.
7. Pengecekan 1
Keong yang sudah dicuci bersih di cek apakah ada kotoran yang masih
menempel di atas meja stainless steel.
15
8. Penimbangan
Untuk mengetahui penyusutan berat daging
9. Pencucian
Membersihkan kotoran yang masih menempel pada daging dengan
menggunakan mesin pencuci.
10. Pengalengan
Keong yang sudah masuk dalam kualifikasi dapat dimasukan dalam kaleng.
11. Penimbangan
Setelah daging keong diisi didalam kaleng selanjutnya melakukan
penimbangan sesuai dengan standar perusahaan.
12. Pengisian bahan tambahan
Di dalam proses ini dilakukan untuk memberi rasa dan pengawet.
13. Exhausting
Memperoleh keadaan vakum dalam kaleng dengan mengeluarkan udara
terutama oksigen.
14. Seaming
Memastikan kaleng tertutup rapat dan sesuai standar.
15. Sterilisasi
Agar produk bebas dari bakteri dengan menggunakan suhu 1280C selama 28
menit.
16. Inkubasi
Untuk mengetahui apakah ada kebocoran pada kaleng atau tidak.
17. Pelabelan dan pengepakan (packing)
Dalam tahap ini pertama kali kaleng diperiksa kembali apakah sudah benar-
benar bersih dan tertutup rapat, lalu melakukan pemasangan label. Setelah itu
kaleng siap untuk proses pengemasan didalam karton.
16
Kartu Biaya Standar
CV Keong Mas Permai Bojonegoro dalam menentukan biaya standar
dilakukan dengan menetapkan standar produksinya dalam kapasitas normal
perusahaan. Biaya standar yang ditetapkan perusahaan ini berdasarkan biaya-biaya
diperiode masa lalu yang disesuaikan dengan keadaan perusahaan dimasa datang.
Pada standar harga, manajer perusahaan menetapkan harga berdasarkan biaya pada
tingkat harga rata-rata dari berbagai pemasok CV Keong Mas Permai, sedangkan
standar penggunaan perusahaan menetapkan sendiri dengan menghitung pemakaian
standar jumlah bahan baku per produksi, sedangkan pada tenaga kerja langsung dan
overhead variabel terikat pada standar tenaga kerja langsung dalam perhitungan ini
dapat dilihat pada halaman 42 sampai 43 pada bagian lampiran.
17
Tabel 1
Kartu Biaya Standar
Kartu Biaya Standar
Keterangan Standar Harga
Standar Penggunaan
Standar Biaya
Sub Total
Bahan Baku Langsung:
Keong Rp 4,100 1.8 Rp 7,380
Garam Rp 4,100 0.7 Rp 2,870
Kaleng Rp 3,100 1 Rp 3,100
Total Bahan Baku Langsung
Rp 13,350
Tenaga Kerja Langsung:
Tenaga Kerja Langsung Rp 5,100 0.12 Rp 612
Overhead Variabel:
Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp 1,721 0.12 Rp 207
Biaya listrik Rp 67 0.12 Rp 9
Biaya telepon Rp 30 0.12 Rp 4
Biaya bahan bakar Rp 46 0.12 Rp 6
Biaya pengolahan limbah Rp 92 0.12 Rp 12
Biaya kendaraan Rp 134 0.12 Rp 17
Biaya bahan penolong Rp 46 0.12 Rp 6
Total Biaya Overhead variabel Rp 261
Overhead Tetap:
Biaya penyusutan peralatan Rp 35 0.12 Rp 5
Biaya penyusutan mesin Rp 49 0.12 Rp 6
Biaya penyusutan gedung Rp 88 0.12 Rp 11
Total Biaya Overhead Tetap
Rp 22
Total Biaya Standar Unit Rp 14,245 Sumber data dari CV Keong Mas Permai yang diolah
Analisis Selisih Biaya Bahan Baku
Selisih biaya bahan baku langsung timbul karena adanya perbedaan antara
biaya standar bahan baku langsung dengan biaya aktual bahan baku langsung.
Analisis biaya bahan baku langsung dilakukan untuk mengetahui berapa selisih yang
18
terjadi antara biaya standar bahan baku langsung dengan biaya aktual bahan baku
langsung, apakah selisih tersebut menguntungkan atau favorable (F) atau tidak
menguntungkan atau unfavorable (U) serta mengetahui penyebab selisih variansi
tersebut. Analisis selisih bahan baku langsung terdiri atas analisis variansi harga
bahan baku dan analisis variansi efisiensi penggunaan.
a. Analisis Variansi Harga Bahan Baku Langsung
Tabel 2
Analisis Variansi Harga Bahan Baku
CV Keong Mas Permai
Tahun Nama Bahan Baku
Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku
Harga Aktual (AP)
Harga Standar (SP)
Kuantitas Aktual (AQ)
Analisis Variansi (MPV)
U/F Variansi
2012
Keong Rp 4,000.00 Rp 4,100.00 48.503 Rp (4,850,300.00) F 2.5%
Garam Rp 4,000.00 Rp 4,100.00 18.841 Rp (1,884,100.00) F 2.5%
Kaleng Rp 3,000.00 Rp 3,100.00 26.902 Rp (2,690,200.00) F 3.3%
Rp (9,424,600.00)
2013
Keong Rp 4,000.00 Rp 4,100.00 48.512 Rp (4,851,200.00) F 2.5%
Garam Rp 4,050.00 Rp 4,100.00 18.854 Rp (942,700.00) F 1.3%
Kaleng Rp 3,000.00 Rp 3,100.00 26.910 Rp (2,691,000.00) F 3.3%
Rp (8,484,900.00)
Sumber data dari CV Keong Mas Permai yang diolah
Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2012 bahan baku
keong mengalami selisih harga yang bersifat menguntungkan atau favorable sebesar
Rp 4.850.300,00 karena harga bahan baku keong sesungguhnya Rp. 4.000,00 lebih
kecil daripada standar biaya bahan baku Rp. 4.100,00 dengan presentase sebesar
2,5%. Bahan baku garam juga mengalami selisih yang menguntungkan atau favorable
(F) sebesar Rp 1.884.100,00 karena harga bahan baku garam sesungguhnya Rp.
19
4.000,00 lebuh kecil daripada standar harga bahan baku Rp 4.100,00 dengan
presentase sebesar 2.5%. Sedangkan rata-rata standar bahan baku langsung kaleng
sebesar Rp. 3.100,00 per kaleng dengan realisasi harga Rp. 3.000,00. Terlihat bahwa
terdapat variansi yang menguntungkan atau favorable (F) sebesar Rp. 2.690.200,00
atau sebesar 3,3%. Secara total selisih biaya bahan baku pada tahun 2012 bersifat
menguntungkan atau favorable (F) yaitu sebesar Rp. 9.424.600,00.
Variansi pada bahan baku keong terjadi karena harga bahan baku keong
ditetapkan oleh perusahaan, jadi perusahaan membeli dengan harga yang lebih murah
dari standarnya. Oleh karena itu terjadi penyimpangan yang bersifat menguntungkan
bagi perusahaan. Variansi pada bahan baku garam terjadi karena mendapat potongan
harga dari supplier karena membeli bahan baku garam dalam jumlah besar.
Sedangkan variansi pada kaleng terjadi disebabkan adanya potongan harga karena
sudah menjadi langganan dari toko tersebut. Hal ini sangat menguntungkan bagi
perusahaan karena sangat menghemat pengeluaran dalam proses produksi.
Sedangkan pada tahun 2013 bahan baku keong mengalami selisih harga yang
bersifat menguntungkan atau favorable (F) sebesar Rp 4.851.200,00 karena harga
keong sesungguhnya Rp. 4.000,00 lebih lecil daripada standar harga keong Rp.
4.100,00 dengan presentase 2,5%. Bahan baku garam mengalami selisih
menguntungkan atau favorable (F) sebesar Rp 942.700,00 karena harga garam
sesungguhnya Rp. 4.050,00 lebih lecil daripada standar harga garam Rp. 4.100,00
dengan presentase 1.3%. Sedangkan baku baku langsung kaleng juga mengalami
selisih harga yang bersifat menguntungkan atau favorable (F) karena harga standar
Rp 3.100,00 lebih besar dari pada harga sesungguhnya Rp. 3.000,00 dengan
presentase 3,3%. Secara total selisih biaya bahan baku pada tahun 2013 bersifat
menguntungkan atau favorable (F) yaitu sebesar Rp. 8.484.900,00.
Variansi ini terjadi karena harga aktual bahan baku langsung lebih rendah dari
harga standar bahan baku langsung. Hal ini disebabkan karena harga keong yang
telah ditetapkan oleh perusahaan. Dan dengan memperoleh potongan harga maka
sangat menguntungkan bagi perusahaan karena sangat menghemat pengeluaran dalam
20
proses produksi. Selain itu perusahaan menetapkan standar biaya bahan baku yang
lebih tinggi padahal harga bahan baku sesungguhnya lebih rendah yang disebabkan
karena perusahaan memperkirakan kenaikan harga bahan baku.
Tabel 3
Analisis Variansi Penggunaan Bahan Baku
CV Keong Mas Permai
Tahun Nama Bahan Baku
Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku
Kuantitas Aktual (AQ)
Kuantitas Standar
(SQ)
Harga Standar (SP)
Analisis Variansi (MUV)
U/F Variansi
2012
Keong 48.503 kg 48.402 kg Rp 4,100.00 Rp 414,100.00 U 0.21%
Garam 18.841 kg 18.823 kg Rp 4,100.00 Rp 73,800.00 U 0.1%
Kaleng 26.902 klg 26.890 klg Rp 3,100.00 Rp 37,200.00 U 0.05%
Rp 525,100.00
2013
Keong 48.512 kg 48.402 kg Rp 4,100.00 Rp 541,000.00 U 0.3%
Garam 18.854 kg 18.823 kg Rp 4,100.00 Rp 127,100.00 U 0.2%
Kaleng 26.910 klg 26.890 klg Rp 3,100.00 Rp 62,000.00 U 0.1%
Rp 640,100.00 Sumber data dari CV Keong Mas Permai yang diolah
Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2012 bahan baku
keong mengalami selisih kuantitas yang bersifat tidak menguntungkan atau
unfavorable (U) sebesar Rp 414.100,00 dikarekan kuantitas bahan baku keong
sesungguhnya 48.503 kilogram lebih besar daripada kuantitas standar bahan baku
keong 48.402 kilogram dengan presentase 0,21%. Pada bahan baku garam mengalami
selisih tidak menguntungkan atau unfavorable (U) sebesar Rp 73.800,00 dikarekan
kuantitas bahan baku garam sesungguhnya 18.841 kilogram lebih besar daripada
kuantitas standar bahan baku garam 18.823 kilogram dengan presentase 0,1%.
Sedangkan pada bahan baku kaleng mengalami selisih tidak menguntungkan atau
unfavorable (U) sebesar Rp. 37.200,00 dikarekanan kuantitas aktual 26.902 kaleng
21
lebih besar dari kuantitas standar 26.890 kaleng dengan presentase 0,05%. Secara
total selisih kuantitas bahan baku pada tahun 2012 bersifat tidak menguntungkan
sebesar Rp. 525.100,00.
Variansi ini disebabkan karena kuantitas aktual lebih besar dari pada standar
kuantitas yang disebabkan karena pada saat pengolahan bahan baku keong terdapat
bahan baku yang rusak atau tidak memenuhi standar maka keong tersebut dibuang.
Variansi pada garam juga disebabkan karena ketidakefisienan penggunaan bahan
baku keong yang rusak maka harus menambah kuantitas penggunaan garam sehingga
menyebabkan variansi yang kurang menguntungkan bagi perusahaan, sedangkan
variansi pada bahan baku kaleng disebabkan karena pada saat pengukusan kaleng
tersebut rusak atau bocor maka perlu adanya pengerjaan ulang.
Pada tahun 2013 bahan baku keong mengalami selisih kuantitas yang bersifat
merugikan atau unfavorable (U) sebesar Rp. 541.000,00 dikarekan kuantitas bahan
baku keong sesungguhnya 48.512 kilogram lebih besar daripada kuantitas standar
bahan baku keong 48.402 kilogram dengan presentase 0,3%. Pada bahan baku garam
mengalami selisih merugikan atau unfavorable (U) sebesar Rp. 127.100,00 dikarekan
kuantitas bahan baku garam sesungguhnya 18.854 kilogram lebih besar daripada
kuantitas standar bahan baku garam 18.823 kilogram dengan presentase 0,2% .
Sedangkan pada bahan baku kaleng mengalami variansi yang merugikan atau
unfavorable (U) sebesar Rp. 62.000,00 dengan presentase 0,1%. Secara total selisih
kuantitas bahan baku pada tahun 2013 bersifat merugikan atau unfavorable (U)
sebesar Rp 640.100,00.
Variansi ini disebabkan karena kuantitas aktual lebih besar dari pada standar
kuantitas yang disebabkan karena ketidakefisienan dalam pengolahan bahan baku
sehingga terdapat bahan baku yang rusak atau bahan baku yang kurang berkualitas
dan pada saat pengukusan kaleng tersebut rusak atau tidak memenuhi standar. Maka
perlu pengerjaan ulang. Penggunaan yang melebihi standar kuantitas akan
menyebabkan variansi yang merugikan bagi perusahaan.
22
Analisis Variansi Total Rata-Rata Bahan Baku Langsung
Analisis variansi total rata-rata bahan baku langsung menggabungkan antara
variansi harga dan efisiensi bahan baku. Analisis variansi total rata-rata bahan baku
langsung dalam produksi keong selama tahun 2012 sampai 2013.
Tabel 4
Analisis Variansi Total Rata-Rata Bahan Baku Langsung
CV Keong Mas Permai Tahun 2012 – 2013
Tahun Nama Bahan Baku
Analisis Variansi Total Rata-Rata Harga Bahan Baku Langsung
Biaya Standar Biaya Aktual Analisis Variansi U/F Variansi
2012
Keong Rp 198,448,200.00 Rp 194,012,000.00 Rp 4,436,200.00 F 2.3%
Garam Rp 77,174,300.00 Rp 75,364,000.00 Rp 1,810,300.00 F 2.5%
Kaleng Rp 83,359,000.00 Rp 80,706,000.00 Rp 2,653,000.00 F 3.3%
2013
Keong Rp 198,448,200.00 Rp 194,048,000.00 Rp 4,400.200.00 F 2.3%
Garam Rp 77,174,300.00 Rp 76,358,700.00 Rp 815,600.00 F 1.1%
Kaleng Rp 83,359,000.00 Rp 80,730,000.00 Rp 2,629,000.00 F 3.3%
Sumber data dari CV Keong Mas Permai yang diolah
Dari perhitungan tabel diatas dapat dilihat bahwa biaya standar bahan baku
langsung keong selama tahun 2012 adalah sebesar Rp. 198.448.200,00 dengan biaya
aktual Rp. 194.012.000,00. Maka berdasarkan perhitungan analisis varian terdapat
selisih yang bersifat menguntungkan atau favorable (F) sebesar Rp. 4.436.200,00 atau
sebebsar 2,3%. Pada bahan baku langsung garam biaya standar sebesar Rp.
77.174.300,00 dengan biaya aktual Rp. 75.364.000,00. Maka berdasarkan
perhitungan analisis varian terdapat selisih yang bersifat menguntungkan atau
favorable (F) sebesar Rp. 1.810.300,00 atau sebesar 2.5%. Pada standar bahan baku
kaleng selama tahun 2012 sebesar Rp. 83.359.000,00 dan biaya aktual sebesar Rp.
80.706.000,00 dengan presentase 3.3% dan dikategorikan favorable (F) atau
23
menguntungkan. Variansi ini disebabkan karena perusahaan yang menetapkan standar
yang lebih tinggi dari sesungguhnya.
Sedangkan biaya standar bahan baku langsung keong selama tahun 2013
adalah sebesar Rp. 198.448.200,00 dengan biaya aktual Rp. 194.048.000,00. Maka
berdasarkan perhitungan analisis varian terdapat selisih yang bersifat menguntungkan
atau favorable (F) sebesar Rp. 4.400.200,00 atau 2.3%. Pada bahan baku langsung
garam dapat dilihat bahwa selama tahun 2013, biaya standar sebesar Rp.
77.174.300,00 dengan biaya aktual Rp. 76.358.700,00. Maka berdasarkan
perhitungan analisis varian terdapat selisih yang bersifat menguntungkan atau
favorable (F) sebesar Rp. 815.600,00 atau sebesar 1.1%. Pada bahan baku kaleng
juga mengalami variansi menguntungkan atau favorable (F) sebesar Rp. 2.629.000,00
dengan biaya standar Rp. 83.359.000 dan biaya aktual sebesar Rp. 80.730.000,00 atau
sebesar 3.3%. Variansi ini disebabkan karena perusahaan telah menetapkan harga
bahan baku keong, mendapatkan potongan harga dan membeli dalam jumlah yang
besar sehingga mendapatkan keutungan, meskipun terdapat kurang efisien dalam
penggunaan bahan baku karena perlu pengerjaan ulang.
Analisis Variansi Tenaga Kerja Langsung
Selisih biaya tenaga kerja langsung timbul karena adanya perbedaan antara
biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya dengan standar biaya tenaga kerja
langsung. Selisih biaya tenaga kerja langsung terdiri dari selisih tarif upah tenaga
kerja langsung dan selisih efisiensi tenaga kerja langsung.
Berikut perhitungan analisis selisih tarif upah langsung untuk masing-masing
tenaga kerja langsung pada CV Keong Mas Permai Bojonegoro dalam memproduksi
makanan kaleng tahun 2012-2013:
24
Tabel 5
Analisis Variansi Rata-Rata Tarif Tenaga Kerja Langsung
CV Keong Mas Permai
Keterangan
Analisis Variansi Rata-Rata Tarif Tenaga Kerja Langsung
Tarif Upah Aktual
per Jam (AR)
Tarif Upah Standar
per Jam (SR)
Jam TKL Aktual (AH)
Analisis Variansi (LRV)
U/F Variansi
2012:
TKL Rp 5,000.00 Rp 5,100.00 122,980 Rp (12,298,000) F 2%
2013:
TKL Rp 5,000.00 Rp 5,100.00 123,180 Rp (12,318.000) F 2%
Sumber data dari CV Keong Mas Permai yang diolah
Tarif upah standar tenaga kerja langsung pada tahun 2012 di CV Keong Mas
Permai yaitu Rp. 5.100,00 per jam dengan tarif upah aktual sebesar Rp. 5.000,00 per
jam dan memiliki 122,980 jam aktual. Dalam analisis ini terjadi variansi yang
menguntungkan atau favorable (F) sebesar Rp. 12.298.000,00 atau presentase sebesar
2%.
Tarif upah langsung pada tahun 2013 mengalami keuntungan atau favorable
(F) sebesar Rp. 12.318.000,00 atau sebesar 2% yang dimana tarif upah aktual per jam
Rp. 5.000,00 lebih kecil dari pada tarif upah standar per jam yaitu sebesar Rp
5.100,00 dengan jam tenaga kerja langsung 123.180 jam.
Variansi pada tenaga kerja langsung disebabkan karena tarif upah aktual per
jam lebih rendah dari tarif upah standar per jam. Hal ini terjadi karena adanya
kenaikan tarif upah maka perusahaan menetapkan standar tarif upah tenaga kerja
yang lebih tinggi.
25
Tabel 6
Analisis Variansi Rata-Rata Efisiensi Tarif Tenaga Kerja Langsung
CV Keong Mas Permai
Keterangan
Analisis Variansi Rata-Rata Tarif Tenaga Kerja Langsung
Jam TKL Standar
(SH)
Jam TKL Aktual (AH)
Tarif Upah Standar
per Jam (SR)
Analisis Variansi (LEV)
U/F Variansi
2012:
TKL 120.000 122.980 Rp 5,100.00 Rp 15,198,000.00 U 2,5%
2013:
TKL 120.000 123.180 Rp 5,100.00 Rp 16,218,000.00 U 2,65%
Sumber data dari CV Keong Mas Permai yang diolah
Pada tahun 2012 tenaga kerja langsung memiliki jam kerja standar selama
120.000 jam dengan realisasi selama 122.980 jam. Hal ini mengakibatkan variansi
yang tidak menguntungkan atau unfavorable (U) sebesar Rp 15.198.000,00 atau
sebesar 2,5%. Variansi ini disebabkan karena realisasi jam tenaga kerja langsung
lebih tinggi daripada standar jam tenaga kerja langsung, kesalahan teknis dalam
pekerjaan, rusaknya mesin dan waktu tunggu dalam memperoleh bahan baku yang
menyebabkan bertambahnya jam tenaga kerja langsung sehingga tidak
menguntungkan perusahaan.
Sedangkan pada tahun 2013 tenaga kerja langsung memiliki jam kerja standar
selama 120.000 jam dengan realisasi selama 123.180 jam. Hal ini mengakibatkan
variansi yang tidak menguntungkan atau unfavorable (U) sebesar Rp 16.218.000,00
atau sebesar 2,65%. Variansi ini juga disebabkan karena realisasi jam tenaga kerja
langsung lebih tinggi daripada standar jam tenaga kerja langsung, kesalahan teknis
dalam pengolahan bahan baku dan waktu tunggu dalam memperoleh bahan baku
yang menyebabkan bertambahnya jam tenaga kerja langsung sehingga tidak
menguntungkan perusahaan.
26
Analisis Variansi Overhead Pabrik
Selisih biaya overhead timbul karena perbedaan antara standar biaya overhead
pabrik dengan realisasi biaya overhead pabrik. Dilakukannya analisis bertujuan untuk
mengetahui berapa selisih yang terjadi antara standar biaya overhead pabrik dengan
realisasi biaya overhead pabrik, apakah menguntungkan atau merugikan perusahaan
serta untuk mengetahui penyebab selisih biaya overhead tersebut. Penetapan standar
biaya overhead pabrik didasarkan atas anggaran flexibel yang ditetapkan oleh
perusahaan yaitu dengan membagi anggaran flexibel yang dialokasikan untuk proses
produksi dengan jumlah jam tenaga kerja langsung. Overhead variabel yang
digunakan pada tahun 2012 dan 2013 terdiri dari biaya tenaga kerja tidak langsung,
biaya listrik, biaya telepon, biaya bahan bakar, biaya pengolahan limbah, biaya
kendaraan dan biaya bahan penolong.
Variansi Pengeluaran Overhead Variabel
Berikut analisis variansi pengeluaran overhead variabel selama tahun 2012-
2013:
Tabel 7
Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Variabel
CV Keong Emas Permai Tahun 2012
Jenis
Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Variabel
Tarif Aktual Overhead Variabel (AVOR)
Tarif Standar
Overhead Variabel (SVOR)
Jam TKL
Aktual (AH)
Analisis Variansi (VPOV)
U/F Variansi
Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp 1,630 Rp 1,721 122.980 Rp (11,191,180) F 6%
Biaya listrik Rp 73 Rp 67 122.980 Rp 737,880 U -9%
Biaya telepon Rp 23 Rp 30 122.980 Rp (860,860) F 24%
Biaya bahan bakar Rp 41 Rp 46 122.980 Rp (614,900) F 11%
Biaya pengolahan limbah Rp 88 Rp 92 122.980 Rp ( 491,920) F 5%
Biaya kendaraan Rp 130 Rp 134 122.980 Rp (491,920) F 3%
Biaya bahan penolong Rp 41 Rp 46 122.980 Rp (614,900) F 11%
Sumber data dari CV Keong Mas Permai yang diolah
27
1. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Tarif standar biaya tenaga kerja tidak langsung per jam tenaga kerja langsung
pada tahun 2012 sebesar Rp. 1.721,00 dengan realisasi sebesar Rp. 1.630,00.
Berdasarkan analisis terdapat variansi menguntungkan atau favorable (F)
sebesar Rp. 11.191.180,00 atau sebesar 6%. Hal ini terjadi karena perusahaan
menetapkan standar yang lebih tinggi dari standarnya, untuk mengatisipasi
adanya kenaikan biaya tenaga kerja tidak langsung.
2. Biaya Listrik
Tarif standar biaya listrik per jam tenaga kerja langsung yaitu sebesar Rp.
67,00 dengan realisasi sebesar Rp. 73,00. Hal ini mengakibatkan terjadinya
variansi selisih yang merugikan atau unfavorable (U) sebesar Rp. 737.880
atau sebesar 9%. Hal ini terjadi karena penggunaan listrik yang melebihi
standar seperti pengerjaan ulang akibat bahan baku yang rusak.
3. Biaya telepon
Tarif standar biaya telepon per tenaga kerja langsung yaitu sebesar Rp. 30,00
dengan realisasi sebesar Rp. 23,00 maka setelah dianalisis terdapat variansi
yang menguntungkan atau favorable (F) sebesar Rp 860.860,00 atau sebesar
24%. Variansi menguntungkan ini terjadi karena adanya penghematan yang
dilakukan perusahaan.
4. Biaya Bahan Bakar
Tarif standar biaya bahan bakar per jam tenaga kerja langsung yaitu sebesar
Rp. 46,00 dengan realisasi sebesar Rp 41,00. Berdasarkan analisis terdapat
variansi yang menguntungkan favorable (F) sebesar Rp 614.900,00 atau
sebesar 11%. Hal ini terjadi karena tarif standar lebih besar dari tarif aktual,
dimana perusahaan melakukan penghematan dalam penggunaan bahan bakar.
5. Biaya Pengolahan Limbah
Tarif standar biaya pengolahan limbah per tenaga kerja langsung yaitu sebesar
Rp. 92,00 dan tarif aktual sebesar Rp 88,00. Terdapat variansi selisih yang
menguntungkan atau favorable (F) sebesar Rp. 491.920,00 atau 5%. Hal ini
28
diakibatkan karena perusahaan menetapkan standar yang lebih besar dari yang
sesungguhnya.
6. Biaya Kendaraan
Tarif standar biaya kendaraan per tenaga kerja langsung pada tahun 2012
yaitu sebesar Rp 134,00 dengan tarif aktual Rp. 130,00. Hal ini
mengakibatkan variansi menguntungkan favorable (F) sebesar Rp. 491.920,00
atau sebesar 3%. Hal ini terjadi karena perusahaan menetapkan standar yang
lebih tinggi, dan perusahaan mengatisipasi jika terjadi kenaikan tarif sewa
yang diakibatkan naiknya bahan bakar.
7. Biaya Bahan Penolong
Tarif standar biaya bahan penolong per jam tenaga kerja langsung sebesar Rp
46,00 dan tarif aktual sebesar Rp. 41,00. Hal ini mengakibatkan selisih
variansi yang menguntungkan perusahaan sebesar Rp. 614.900,00 atau
sebesar 11%. Hal ini terjadi karena perusahaan memperkirakan biaya standar
yang lebih tinggi.
Pada analisis variansi pengeluaran overhead variabel terjadi tarif standar
overhead variabel lebih tinggi dari tarif aktual overhead variabel. Hal ini disebabkan
karena efisiensi yang dapat menurunkan biaya aktual overhead variabel dan
menurunkan tarif aktual overhead variabel. Penggunaan yang efisien atas penggunaan
biaya telepon, biaya bahan bakar, biaya pengolahan limbah, biaya kendaraan dan
biaya bahan penolong pada bagian overhead variabel dapat mendukung variansi
pengeluaran yang menguntungkan. Oleh sebab itu, variansi pengeluaran overhead
variabel adalah hasil dari harga dan efisiensi.
29
Tabel 8
Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Variable
CV Keong Mas Permai Tahun 2013
Jenis
Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Variabel
Tarif Aktual
Overhead Variabel (AVOR)
Tarif Standar
Overhead Variabel (SVOR)
Jam TKL
Aktual (AH)
Analisis Variansi (VPOV)
U/F Variansi
Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp 1,659 Rp 1,721 123.180 Rp (7,637,160) F 4%
Biaya listrik Rp 73 Rp 67 123.180 Rp 739,080 U -9%
Biaya telepon Rp 26 Rp 30 123.180 Rp (492,720) F 14%
Biaya bahan bakar Rp 41 Rp 46 123.180 Rp (615,900) F 11%
Biaya pengolahan limbah Rp 90 Rp 92 123.180 Rp (246,360 F 3%
Biaya kendaraan Rp 127 Rp 134 123.180 Rp 862,260) F 6% Biaya bahan penolong Rp 48 Rp 46 123.180 Rp 246,360 U -5%
Sumber data dari CV Keong Mas Permai yang diolah
1. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Tarif standar biaya tenaga kerja tidak langsung per jam tenaga kerja langsung
pada tahun 2013 sebesar Rp. 1.721,00 dengan realisasi sebesar Rp. 1.659,00.
Berdasarkan analisis terdapat variansi menguntungkan atau favorable (F)
sebesar Rp. 7.637.160,00 atau sebesar 4%. Hal ini terjadi karena tarif aktual
biaya tenaga kerja tidak langsung lebih kecil daripada tarif standar biaya
tenaga kerja tidak langsung maka perusahaan mengalami keuntungan.
2. Biaya Listrik
Tarif standar biaya listrik per jam tenaga kerja langsung yaitu sebesar Rp.
67,00 dengan realisasi sebesar Rp. 73,00. Hal ini mengakibatkan terjadinya
variansi selisih yang merugikan atau unfavorable (U) sebesar Rp. 739.080
atau sebesar 9%. Hal ini terjadi karena penggunaan listrik yang melebihi
standar, seperti pengerjaan ulang kaleng-kaleng yang rusak.
30
3. Biaya telepon
Tarif standar biaya telepon per tenaga kerja langsung yaitu sebesar Rp. 30,00
dengan realisasi sebesar Rp. 26,00 maka setelah dianalisis terdapat variansi
yang menguntungkan atau favorable (F) sebesar Rp 492.720 atau sebesar
14%. Variansi menguntungkan ini terjadi karena adanya penghematan yang
dilakukan perusahaan.
4. Biaya Bahan Bakar
Tarif standar biaya bahan bakar per jam tenaga kerja langsung yaitu sebesar
Rp. 46,00 dengan realisasi sebesar Rp 41,00. Berdasarkan analisis terdapat
variansi yang menguntungkan favorable (F) sebesar Rp 615.900,00 atau
sebesar 11%. Hal ini terjadi karena perusahaan melakukan penghematan.
5. Biaya Pengolahan Limbah
Tarif standar biaya pengolahan limbah per tenaga kerja langsung yaitu sebesar
Rp. 92,00 dan tarif aktual sebesar Rp 90,00. Terdapat variansi selisih yang
menguntungkan atau favorable (F) sebesar Rp. 246.360,00 atau 3%. Hal ini
diakibatkan karena perusahaan menetapkan standar yang lebih besar.
6. Biaya Kendaraan
Tarif standar biaya kendaraan per tenaga kerja langsung pada tahun 2013
yaitu sebesar Rp 134,00 dengan tarif aktual Rp. 127,00. Hal ini
mengakibatkan variansi menguntungkan favorable (F) sebesar Rp. 862.260,00
atau sebesar 6%. Hal ini terjadi karena perusahaan memperkirakan akan
terjadinya kenaikan atas sewa kendaraan.
7. Biaya Bahan Penolong
Tarif standar biaya bahan penolong per jam tenaga kerja langsung sebesar Rp
46,00 dan tarif aktual sebesar Rp. 48,00. Hal ini mengakibatkan selisih
variansi yang tidak menguntungkan atau unfavorable (U) sebesar Rp.
246.360,00 atau sebesar 5%. Hal ini terjadi karena memerlukan tambahan
biaya bahan penolong yang lebih banyak.
31
Pada analisis variansi pengeluaran overhead variabel terjadi tarif standar
overhead variabel lebih tinggi dari tarif aktual overhead variabel. Hal ini disebabkan
karena efisiensi yang dapat menurunkan biaya aktual overhead variabel dan
menurunkan tarif aktual overhead variabel. Penggunaan yang efisien atas biaya
telepon, biaya bahan bakar, biaya pengolahan limbah dan biaya kendaraan pada
bagian overhead variabel dapat mendukung variansi pengeluaran yang
menguntungkan. Oleh sebab itu, variansi pengeluaran overhead variabel adalah hasil
dari harga dan efisiensi.
Variansi Efesiensi Overhead Variabel
Berikut analisis variansi efisiensi overhead variabel selama tahun 2012 dan
2013:
Tabel 9
Analisis Variansi Efisiensi Overhead Variabel
CV Keong Mas Permai Tahun 2012
Jenis
Analisis Variansi Efisiensi Overhead Variabel
Jam TKL
Aktual (AH)
Jam TKL
Standar (SH)
Tarif standar
Overhead Variabel (SVOR)
Analisis Variansi (VEOV)
U/F Variansi
Biaya tenaga kerja tidak langsung 122.980 120.000 Rp 1,721 Rp 5,128,580 U -3%
Biaya listrik 122.980 120.000 Rp 67 Rp 199,660 U -3%
Biaya telepon 122.980 120.000 Rp 30 Rp 89,400 U -3%
Biaya bahan bakar 122.980 120.000 Rp 46 Rp 137,080 U -3% Biaya pengolahan limbah 122.980 120.000 Rp 92 Rp 274,160 U -3%
Biaya kendaraan 122.980 120.000 Rp 134 Rp 399,320 U -3% Biaya bahan penolong 122.980 120.000 Rp 46 Rp 137,080 U -3%
Sumber data dari CV Keong Mas Permai yang diolah
Setelah dilakukan analisis variansi efisiensi overhead variabel selama tahun
2012 terlihat bahwa terdapat variansi yang tidak menguntungkan atau unfavorable
(U) sebesar 3%. Variansi ini terjadi karena dipengaruhi oleh penggunaan jam tenaga
32
kerja langsung yang tidak efisien akibat kesalahan dalam pengerjaan sehingga ada
bahan baku yang kurang berkualitas, kaleng-kaleng yang rusak dan tidak memenuhi
standar yang perlu pengerjaan ulang agar sesuai dengan standar perusahaan CV
Keong Mas Permai.
Tabel 10
Analisis Variansi Efisiensi Overhead Variabel
CV Keong Mas Permai Tahun 2013
Jenis
Analisis Variansi Efisiensi Overhead Variabel
Jam TKL
Aktual (AH)
Jam TKL
Standar (SH)
Tarif standar Overhead Variabel (SVOR)
Analisis Variansi (VEOV)
U/F Variansi
Biaya tenaga kerja tidak langsung 123.180 120.000 Rp 1,721 Rp 5,472,780 U -3%
Biaya listrik 123.180 120.000 Rp 67 Rp 213,060 U -3%
Biaya telepon 123.180 120.000 Rp 30 Rp 95,400 U -3%
Biaya bahan bakar 123.180 120.000 Rp 46 Rp 146,280 U -3%
Biaya pengolahan limbah 123.180 120.000 Rp 92 Rp 292,560 U -3%
Biaya kendaraan 123.180 120.000 Rp 134 Rp 426,120 U -3%
Biaya bahan penolong 123.180 120.000 Rp 46 Rp 146,280 U -3%
Sumber data dari CV Keong Mas Permai yang diolah
Setelah dilakukan analisis variansi efisiensi overhead variabel selama tahun
2013 terlihat bahwa terdapat variansi yang tidak menguntungkan atau unfavorable
(U) sebesar 3%. Variansi ini terjadi karena dipengaruhi oleh penggunaan jam tenaga
kerja langsung yang tidak efisien akibat kesalahan dalam pengerjaan sehingga ada
bahan baku yang kurang berkualitas, kaleng-kaleng yang rusak dan tidak memenuhi
standar yang perlu pengerjaan ulang agar sesuai dengan standar perusahaan CV
Keong Mas Permai.
33
Tabel 11
Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Tetap
CV Keong Mas Permai Tahun 2012 dan 2013
Overhead Tetap Biaya Aktual Biaya yang
Dianggarkan Analisis Variansi
Biaya penyusutan peralatan Rp 4,200,000 Rp 4,200,000 Rp -
Biaya penyusutan mesin Rp 5,832,000 Rp 5,832,000 Rp -
Biaya penyusutan gedung Rp 10,500,000 Rp 10,500,000 Rp - Sumber data dari CV Keong Mas Permai yang diolah
Dari data diatas dapat dilihat bahwa overhead tetap meliputi biaya penyusutan
peralatan, biaya penyusutan mesin dan biaya penyusutan gedung. Dari hasil tersebut
tidak terdapat variansi overhead tetap, dikarenakan biaya aktual dan biaya yang
dianggarkan sama dari tiap tahunnya, sehingga perusahaan tidak rugi.
34
Tabel 12
Ringkasan Hasil Analisis Biaya Produksi
CV Keong Mas Permai Bojonegoro tahun 2012
Keterangan Biaya Produksi Analisis Selisih
Biaya Standar Biaya Aktual Rp U/F
BBBL
Keong Rp 198,448,200 Rp 194,012,000 Rp 4,436,200 F
Garam Rp 77,174,300 Rp 75,364,000 Rp 1,810,300 F
Kaleng Rp 83,359,000 Rp 80,706,000 Rp 2,653,000 F
Total BBBL Rp 358,981,500 Rp 354,082,000 Rp 8,899,500 F
BTKL Rp 612,000,000 Rp 614,900,000 Rp (2,900,000) U
BOP
Biaya Overhead Pabrik Variabel:
Biaya TKTL Rp 206,520,000 Rp 200,457,400 Rp 6,062,600 F
Biaya listrik Rp 8,040,000 Rp 8,977,540 Rp (937,540) U
Biaya telepon Rp 3,600,000 Rp 2,828,540 Rp 771,460 F
Biaya bahan bakar Rp 5,520,000 Rp 5,042,180 Rp 477,820 F
Biaya pengolahan limbah Rp 11,040,000 Rp 10,822,240 Rp 217,760 F
Biaya kendaraan Rp 16,080,000 Rp 15,987,400 Rp 92,600 F
Biaya bahan penolong Rp 5,520,000 Rp 5,042,180 Rp 477,820 F
Biaya Overhead Pabrik Tetap:
Biaya penyusutan peralatan Rp 4,200,000 Rp 4,200,000 Rp - -
Biaya penyusutan mesin Rp 5,832,000 Rp 5,832,000 Rp - -
Biaya penyusutan gedung Rp 10,500,000 Rp 10,500,000 Rp - -
Total Biaya Overhead Pabrik Rp 276,852,000 Rp 269,689,480 Rp 7,162,520 F
TOTAL Rp 13,162,020 F
Sumber data dari CV Keong Mas Permai yang diolah
Berdasarkan hasil analisis variansi yang telah dilakukan pada biaya bahan
baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik dapat lihat
bahwa variansi antara biaya standar dengan biaya aktual untuk memproduksi 26.890
35
kaleng memiliki variansi yang menguntungkan atau favorable (F) sebesar Rp.
13.162.020. Total biaya standar bahan baku langsung pada tahun 2012 adalah sebesar
Rp.358.981.500 dengan realisasi sebesar Rp 350.082.000 sehingga terdapat variansi
yang favorable (F) sebesar Rp. 8.899.500.
Variansi tersebut dikarenakan adanya kesepakatan antara pihak pemasok dan
perusahaan sehingga perusahaan membeli dengan harga yang lebih rendah dari
standar, potongan harga dari supplier yang diberikan pada CV Keong Mas Permai
untuk setiap pembelian garam dan kaleng. Hal ini sangat menguntungkan bagi pihak
perusahaan meskipun terdapat selisih yang merugikan karena adanya pengerjaan
ulang dan tidak memenuhi standar.
Sedangkan biaya standar untuk tenaga kerja langsung pada tahun 2012
sebesar Rp. 612.000.000 dengan biaya aktual Rp. 614.900.000 sehingga terdapat
variansi yang tidak menguntungkan atau unfavorable (U) sebesar Rp. 2.900.000.
Variansi ini disebabkan karena biaya aktual yang lebih tinggi dari biaya standar . Dan
biaya standar overhead pabrik pada tahun 2012 sebesar Rp. 276.852.000 dengan
biaya aktual sebesar Rp. 269.689.480 sehingga menimbulkan variansi yang
menguntungkan atau favorable (F) sebesar Rp. 7.162.520 hal ini disebabkan karena
biaya aktual lebih rendah dari biaya standar.
36
Tabel 13
Ringkasan Hasil Analisis Biaya Produksi
CV Keong Mas Permai Bojonegoro tahun 2013
Keterangan Biaya Produksi Analisis Selisih
Biaya Standar Biaya Aktual Rp U/F
BBBL
Keong Rp 198,448,200 Rp 194,048,000 Rp 4,400,200 F
Garam Rp 77,174,300 Rp 76,358,700 Rp 815,600 F
Kaleng Rp 83,359,000 Rp 80,730,000 Rp 2,629,000 F
Total BBBL Rp 358,981,500 Rp 351,136,700 Rp 7,844,800 F
BTKL Rp 612,000,000 Rp 615,900,000 Rp (3,900,000) U
BOP
Biaya Overhead Pabrik Variabel:
Biaya TKTL Rp 206,520,000 Rp 204,355,620 Rp 2,164,380 F
Biaya listrik Rp 8,040,000 Rp 8,992,140 Rp (952,140) U
Biaya telepon Rp 3,600,000 Rp 3,202,680 Rp 397,320 F
Biaya bahan bakar Rp 5,520,000 Rp 5,050,380 Rp 469,620 F
Biaya pengolahan limbah Rp 11,040,000 Rp 11,086,200 Rp (46,200) U
Biaya kendaraan Rp 16,080,000 Rp 15,643,860 Rp 436,140 F
Biaya bahan penolong Rp 5,520,000 Rp 5,912,640 Rp (392,640) U
Biaya Overhead Pabrik Tetap:
Biaya penyusutan peralatan Rp 4,200,000 Rp 4,200,000 Rp - -
Biaya penyusutan mesin Rp 5,832,000 Rp 5,832,000 Rp - -
Biaya penyusutan gedung Rp 10,500,000 Rp 10,500,000 Rp - -
Total Biaya Overhead Pabrik Rp 276,852,000 Rp 274,775,520 Rp 2,076,480 F
TOTAL Rp 6,021,280 F
Sumber data dari CV Keong Mas Permai yang diolah
Berdasarkan hasil analisis variansi yang telah dilakukan pada biaya bahan
baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik dapat lihat
bahwa variansi antara biaya standar dengan biaya aktual untuk memproduksi 26.890
kaleng memiliki variansi yang menguntungkan atau favorable (F) sebesar Rp.
6.021.280. Total biaya standar bahan baku langsung pada tahun 2013 adalah sebesar
37
Rp.358.981.500 dengan realisasi sebesar Rp 351.136.700 sehingga terdapat variansi
yang favorable (F) sebesar Rp. 7.844.800.
Variansi tersebut dikarenakan adanya kesepakatan antara pihak pemasok dan
perusahaan sehingga perusahaan membeli dengan harga yang lebih rendah dari
standar, adanya potongan harga dari supplier yang diberikan kepada CV Keong Mas
Permai untuk setiap pembelian bahan baku yang dibutuhkan dalam memproduksi
makanan kaleng, CV Keong Emas Permai juga sudah menjadi langganan tetap dan
membeli dalam jumlah besar sehingga hal ini sangat menguntungkan bagi pihak
perusahaan meskipun terdapat selisih yang merugikan atau unfavorable (U) karena
adanya pengerjaan ulang dan tidak memenuhi standar.
Sedangkan biaya standar untuk tenaga kerja langsung pada tahun 2013
sebesar Rp. 612.000.000 dengan biaya aktual Rp. 615.900.000 sehingga terdapat
variansi yang tidak menguntungkan atau unfavorable (U) sebesar Rp. 3.900.000.
Variansi ini disebabkan karena adanya tambahan jam aktual tenaga kerja langsung.
Dan biaya standar overhead pabrik pada tahun 2013 sebesar Rp. 276.852.000 dengan
biaya aktual sebesar Rp. 274.775.520 sehingga menimbulkan variansi yang
menguntungkan atau favorable (F) sebesar Rp. 2.076.480. hal ini disebabkan karena
biaya aktual lebih rendah dari biaya standar.
Penjelasan
Pada analisis variansi harga bahan baku terjadi harga standar lebih tinggi dari
harga aktual. Hal ini disebabkan karena seharusnya harga aktual lebih tinggi, tetapi
pada saat pembelian membeli dalam jumlah besar sehingga mendapat potongan
harga, oleh karena itu harga aktual lebih rendah daripada standar.
Pada analisis variansi penggunaan bahan baku terjadi kuantitas aktual lebih
tinggi dari kuantitas standar. Hal ini disebabkan karena pada saat pembelian bahan
baku, bagian pembelian hanya menginginkan harga yang murah tetapi tidak melihat
kualitas bahan baku, sehingga terdapat bahan baku yang tidak sesuai standar yang
mengakibatkan perusahaan harus menambah kuantitas bahan baku.
38
Pada analisis variansi rata-rata tarif tenaga kerja langsung terjadi tarif upah
standar lebih tinggi dari tarif upah aktual. Hal ini disebabkan karena perusahaan
menginginkan keuntungan sehingga merekrut karyawan yang kurang berpengalaman
dan dapat dibayar lebih rendah daripada standar. Tarif upah ini ditentukan oleh
kesepakatan kerja.
Pada analisis variansi rata-rata efisiensi tarif tenaga kerja langsung terjadi jam
tenaga kerja langsung aktual lebih tinggi dari jam tenaga kerja langsung standar. Hal
ini disebabkan karena pada saat perekrutan, perusahaan tidak tahu kualitas jelas dari
karyawan tersebut apakah terlatih, kurang terampil atau sering melakukan kesalahan
sehingga membuat jam tenaga kerja langsung mengalami kenaikan.
Pada analisis variansi pengeluaran overhead variabel terjadi tarif standar
overhead variabel lebih tinggi dari tarif aktual overhead variabel. Hal ini disebabkan
karena efisiensi yang dapat menurunkan biaya aktual overhead variabel dan
menurunkan tarif aktual overhead variabel. Penggunaan yang efisien atas bagian
overhead variabel dapat mendukung variansi pengeluaran yang menguntungkan. Oleh
sebab itu, variansi pengeluaran overhead variabel adalah hasil dari harga dan
efisiensi.
Pada analisis variansi efisiensi overhead variabel terjadi jam tenaga kerja
langsung standar lebih rendah dari jam tenaga kerja langsung aktual. Hal ini terjadi
karena adanya bahan baku yang kurang berkualitas dan kesalahan pada saat proses
produksi yang tenaga kerja langsung tidak memiliki banyak pengalaman sehingga
berakibat pada jam aktual lebih besar.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan mengenai selisih biaya produksi pada CV. Keong Mas Permai
Bojonegoro serta diajukan saran-saran yang dapat digunakan manajemen sebagai
bahan pertimbangan dalam perusahaan.
39
1. Standar biaya bahan baku langsung terdiri dari standar harga bahan baku
langsung dan kuantitas bahan baku langsung. Total biaya bahan baku
langsung pada CV Keong Mas Permai Bojonegoro tahun 2012 bersifat
favorable (F) sebesar Rp. 8.899.500,00 dan pada tahun 2013 juga bersifat
favorable (F) sebesar Rp. 7.844.800,00.
2. Standar biaya tenaga kerja langsung pada tahun 2012 dan 2013 adalah
120.000 jam dan tarif standar upah tenaga kerja langsung sebesar Rp.
5.100,00 per tenaga kerja langsung. Biaya tenaga kerja langsung pada tahun
2012 bersifat unfavorable (U) sebesar Rp. 2.900.000,00 dan pada tahun 2013
juga bersifat unfavorable (U) sebesar Rp. 3.900.000,00 yang disebabkan
tambahnya jam aktual tenaga kerja langsung.
3. Penetapan standar biaya overhead pabrik variabel didasarkan anggaran yang
ditetapkan perusahaan. Total biaya overhead pabrik variabel pada CV Keong
Mas Permai Bojonegoro tahun 2012 bersifat favorable (F) sebesar Rp.
7.165,520,00 dan pada tahun 2013 juga bersifat favorable (F) sebesar Rp.
2.076.480,00.
4. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya selisih biaya produksi di CV
Keong Mas Permai Bojonegoro yaitu:
a. Adanya pengerjaan ulang dan kesalahan teknis pada saat proses
produksi.
b. Harga beli keong yang lebih rendah dari standarnya.
c. Adanya potongan harga sehingga harga sesungguhnya lebih rendah.
d. Kualitas bahan baku yang tidak sesuai dengan standar.
e. Kenaikan biaya overhead variabel pabrik yang disebabkan karena
kurang efektif dalam proses produksi.
SARAN
1. Pengerjaan ulang dan kesalahan teknis dalam mengolah bahan baku akan
mengakibatkan hasil tidak memenuhi standar. Hal ini dapat dikurangi dengan
40
adanya pelatihan terhadap tenaga kerja langsung dan maintenance terhadap
mesin-mesin yang rusak.
2. CV Keong Mas Permai sebaiknya lebih meningkatkan hubungan dengan para
pemasok sehingga hubungan kemitraan menjadi lebih kuat dengan cara
melakukan kontrak harga sehingga harga yang diharapkan sesuai dengan yang
diharapkan.
3. Melakukan kontrak kualitas dengan pemasok yang sudah menjadi langganan
CV. Keong Mas Permai sehingga perusahaan mendapatkan kualitas bahan
baku yang sesuai standar.
4. Merekrut karyawan yang berpengalaman dan meningkatkan pelaksanaan
Standard Operating Procedure sehingga dapat mengurangi pemborosan pada
saat produksi.
5. Biaya yang telah distandarkan ini, sebaiknya dievaluasi kembali dalam
sebulan sekali karena mengingat adanya ketersediaan bahan baku, harga
bahan baku dan biaya overhead pabrik yang dapat berubah-ubah.
41
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, R. N. dan V. Govindarajan. 2009. Sistem Pengendalian Manajemen Buku 2
diterjemahkan oleh Tjakrawala & Krista. Salemba Empat. Jakarta.
Dedeh. 2009. Analisis Anggaran Operasional Sebagai Alat Pengendalian Manajemen
(Studi Kasus: PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor). Skripsi. Universitas Insitut
Pertanian Bogor. Bogor.
Halim, A. 2012. Dasar-Dasar Akuntansi biaya. Yogyakarta : BPFE.
Iswanti, D. A., Suhadak dan A. Husaini. 2014. Analisis Biaya Standar Sebagai Alat
Pengendalian Biaya Produksi (Studi pada PT Malang Indah Genteng
Rajawali). Jurnal Asministrasi Bisnis (JAB) : Vol. 13, No. 1 Agustus 2014.
Martusa, R. dan L. A. Nasa. 2012. Penerapan Biaya Standar Terhadap Pengendalian
Biaya Produksi: Studi Kasus Pada C.V Sejahtera Bandung. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Kristen Maranatha. Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi
Nomor 07 Tahun Ke-3 Bulan Januari-April 2012.
Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya.Edisi 5. UGM. STIM YKPN. Yogyakarta
Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Rahayu, S. dan A. Rahcman. 2013. Penyusunan Anggaran Perusahaan. Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Rudianto. 2009, Penganggaran, Erlangga, Jakarta.
Sibuea. 2011. Evaluasi Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Untuk Menilai
Kinerja Manajemen Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.
Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Medan.
http//repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26762/6/Cover.pdf Diakses 20
September 2014. Hal. 16.
42
Suyanto. 2005. Analisis Penyimpangan Biaya Produksi Pada Perusahaan The 2Tang
Banjaran Tegal (Studi Kasus pada CV. Duta Java Tea Industri Tegal). Skripsi.
Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang.
Thontowi, Yeni, dan S. Rizal. 2012. Analisis Efektivitas Pengendalian Biaya
Produksi Pada PT. Daur Ulang Sejahtera (DSA) di Bandar Lampung (Study
Kasus pada PT Daur Ulang Sejahtera (DSA) di Bandar Lampung). Jurnal
Akuntansi dan Keuangan : Vol. 3, No. 2 : Hal 3.
Witjaksono, A. 2013. Akuntansi Biaya. Edisi Revisi. Graha Ilmu. Yogyakarta.
43
LAMPIRAN
Lampiran 1. Cara perhitungan
Kapasitas normal perusahaan dalam satu tahun:
1. 26.890 unit produksi
2. Jumlah hari dalam 1 bulan adalah 25 hari kerja
3. Jumlah pekerja dalam 1 hari adalah 50 orang
4. Efektifitas standar jam kerja per hari untuk produksi adalah 8 jam
5. Banyaknya jam kerja efektif dalam 1 tahun adalah:
8 jam/hari x 25 hari x 12 bulan x 50 orang = 120.000 jam
Diketahui UMR yang ditetapkan oleh perusahaan sebesar Rp1.020.000,- per bulan.
Maka “standar biaya tenaga kerja langsung” yang dikeluarkan perusahaan dalam satu
tahun untuk memproduksi 26.890 unit adalah :
Rp 1.020.000,- x 12 bulan x 50 orang = Rp 612.000.000,-
Oleh karena itu maka akan didapatkan “standar tarif upah” yang digunakan untuk
memproduksi 26.800 kaleng adalah :
Rp 612.000.000,- : 120.000 jam = Rp 5.100,- per jam
Standar biaya tenaga kerja langsung per kaleng:
1. Dalam satu jam rata-rata setiap orang menghasilkan 9 kaleng.
2. Setiap kaleng membutuhkan waktu pengerjaan:
1/9 = 0,12 jam/unit
3. Standar biaya tenaga kerja langsung per kaleng:
0,12 jam x Rp 5.100,00 = Rp 612/kaleng
Untuk perhitungan standar biaya overhead pabrik menggunakan dalam satuan tarif
dan jam kerja. Tarif ini mewakili bagian tarif biaya dari tarif oherhead sedangkan jam
berkaitan dengan dasar aktivitas yang digunakan untuk membebankan overhead ke
unit-unit produk
Biaya standar = total biaya overhead/ jam kerja TKL
44
Cara perhitungan tarif upah aktual per jam
Dalam satu hari upah pekerja Rp. 40.000 dan dalam satu hari mempunyai 8 jam kerja
Rp 40.000 / 8 jam = Rp. 5.000,00 per jam
Lampiran 2. Data Biaya Overhead Variabel Standar
Keterangan Jumlah SP SH
Biaya TKTL Rp 206,520,000 120.000 Rp 1,721
Biaya listrik Rp 8,040,000 120.000 Rp 67
Biaya telepon Rp 3,600,000 120.000 Rp 30
Biaya bahan bakar Rp 5,520,000 120.000 Rp 46
Biaya pengolahan limbah Rp 11,040,000 120.000 Rp 92
Biaya kendaraan Rp 16,080,000 120.000 Rp 134
Biaya bahan penolong Rp 5,520,000 120.000 Rp 46
Lampiran 3. Data Biaya Overhead Tetap Standar
Keterangan Jumlah SP SH
Biaya penyusutan peralatan Rp 4,200,000 120.000 Rp 35
Biaya penyusutan mesin Rp 5,832,000 120.000 Rp 49
Biaya penyusutan gedung Rp10,500,000 120.000 Rp 88
45
LAMPIRAN FOTO
1. Penerimaan Bahan Baku 2. Sortasi
3. Penyimpanan sementara 4. Pencucian 1
46
5. Perendaman air garam 6. Perebusan
7. Pendinginan 8. Pencongkelan
47
9. Pencucian II 10. Pengecekan 1
11. Penimbangan 1 12. Pencucian III
48
13. Pengalengan 14. Penimbangan
15. Pengisihan Bahan Tambahan 16. Exhausting
49
17. Seaming 18. Sterilisasi
19. Inkubasi 20. Pelabelan dan pengepakan.
50
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Yolanda Kevin Prastikasari
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Bojonegoro, 06 November 1993
Telepon : 087753201889
Agama : Kristen
Status Perkawinan : Belum menikah
Warga Negara : Indonesia
PENDIDIKAN FORMAL
Tahun 1999 - 2005 : SDK Santo Paulus, Bojonegoro
Tahun 2005 - 2008 : SMPK Santo Tarsisius, Bojonegoro
Tahun 2008 - 2011 : SMAK Ign. Slamet Riyadi, Bojonegoro
Tahun 2011 - 2015 : Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
PENGALAMAN ORGANISASI
Tahun 2013 : Panitia kegiatan “Gebyar Teater Tilar”