analisis pengembangan up-down menjadi semi up …

13
Analisis Pengembangan Up-down Menjadi Semi Up-down ………………(Sumargo, dkk) 176 ANALISIS PENGEMBANGAN UP-DOWN MENJADI SEMI UP-DOWN CONSTRUCTION METHOD PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG PUSAT RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG Analysis of UP-DOWN into SEMI UP-DOWN CONSTRUCTION METHOD Development On Construction Project of Santo Borromeus Central Hospital Building, Bandung Sumargo 1) , Ahmad Sofyan 1) , Asep Budiana 2) , Dwijo Agus Utomo 3) 1) Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung, email: [email protected] 2) Staf PT. Pembangunan Perumahan (PT. PP) 3) Alumni Jurusan Teknik Sipil UNJANI ABSTRACT Construction method sometimes is neglected resource in a project of construction. In general the contractor conduct the thrift at the transportation cost added by materials wich tend to decrease the quality, in fact it could be avoided if there is an innovation in construction method. This matter requires the existence of a modification from an execution method by reviewing the design in order to maximize the performace of construction. So that development of a project construction can be executed effectively and efficiently. One of the innovation is Semi Up-down construction method, that is innovated by PT. PP (Persero) Branch IV West Java. Wich is the development of the Up-down method. Int this method, the sub structure and upper structure were constructed simultaneously with some modifications for several work, such as soil cutting, retaining wall and some other conditional work that could be modified for effective and efficiently. This method has been applied at the development of Building Center of Santo Borromeus Hospital Bandung, and resulted in cost effectiveness about 7 % for structural construction with 50 % time construction faster than conventional method. Structural construction cost was Rp. 12.043.356.867,00 and Rp. 11.171.640.502,00 for conventional and semi up-down method, respectively. Construction time with semi up-down method was about 1 year and could double with conventional method. Keywords : open cut, up-down construction, semi up-down construction, efficiency PENDAHULUAN Proyek Kontruksi merupakan rangkaian kegiatan untuk menghasilkan suatu fasilitas fisik (Bangunan) dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki, yaitu Man (Tenaga Kerja), Machines (Peralatan), Materials (Bahan), Methods (Metode), Money (Dana), yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu dengan rancangan dan spesifikasi yang telah disepakati sebelumnya. Keberhasilan suatu proyek konstruksi, salah satunya ditentukan oleh kemampuan manajemen dalam mengolah sumber daya yang tersedia dengan baik. Dalam pembangunan gedung bertingkat, selain ditinjau dari segi fungsional juga perlu diperhatikan dari segi estetika, struktural dan ekonomis. Tentunya harus direncanakan dan dibuat dengan berbagai alternatif untuk menentukan bentuk struktural yang akan dibangun, supaya memenuhi unsur kekuatan struktur, keindahan bangunan dapat memberikan kenikmatan, kenyamanan, efisiensi biaya, efisiensi waktu dan kemudahan dalam pelaksanaan. Kontraktor dituntut untuk bisa melaksanakan proyek dan mengambil keuntungan dengan biaya yang hemat dan waktu yang relatif singkat sedangkan sumber daya Man (Tenaga Kerja), Machines (Peralatan), Materials (Bahan) dan Money (Dana) yang tersedia telah merata dan hampir sama. Sebagai dampak dari tuntutan akan kebutuhan bangunan seperti disebutkan diatas maka timbulah tuntutan kemajuan teknologi sehingga muncul berbagai inovasi demi mencapai suatu hasil yang maksimal dengan biaya yang relatif hemat, inovasi tersebut meliputi perencanaan struktur dan pelaksanaan konstruksi/metode pelaksanaan yang juga merupakan sumber daya yang terkadang terabaikan dalam suatu poyek konstruksi. Banyak alternatif yang bisa diambil untuk melaksanakan proyek di lapangan diantaranya pelaksanaan dengan metode konvensional (open cut), metode cut and cover, metode up down yang tentunya disesuaikan dengan kondisi medan yang ada. Meskipun demikian tidak ada desain yang sempurna karena dalam pelaksanaan di lapangan selalu timbul permasalahan yang sebelumnya tidak

Upload: others

Post on 25-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Analisis Pengembangan Up-down Menjadi Semi Up-down ………………(Sumargo, dkk)176

ANALISIS PENGEMBANGAN UP-DOWN MENJADI SEMI UP-DOWN CONSTRUCTIONMETHOD PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG PUSAT RUMAH SAKIT

SANTO BORROMEUS BANDUNG

Analysis of UP-DOWN into SEMI UP-DOWN CONSTRUCTION METHOD DevelopmentOn Construction Project of Santo Borromeus Central Hospital Building, Bandung

Sumargo 1) , Ahmad Sofyan 1), Asep Budiana 2), Dwijo Agus Utomo 3)

1) Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung, email: [email protected]) Staf PT. Pembangunan Perumahan (PT. PP)

3) Alumni Jurusan Teknik Sipil UNJANI

ABSTRACT

Construction method sometimes is neglected resource in a project of construction. In general the contractorconduct the thrift at the transportation cost added by materials wich tend to decrease the quality, in fact it could beavoided if there is an innovation in construction method. This matter requires the existence of a modification from anexecution method by reviewing the design in order to maximize the performace of construction. So that development of aproject construction can be executed effectively and efficiently. One of the innovation is Semi Up-down constructionmethod, that is innovated by PT. PP (Persero) Branch IV West Java. Wich is the development of the Up-down method.Int this method, the sub structure and upper structure were constructed simultaneously with some modifications forseveral work, such as soil cutting, retaining wall and some other conditional work that could be modified for effectiveand efficiently. This method has been applied at the development of Building Center of Santo Borromeus HospitalBandung, and resulted in cost effectiveness about 7 % for structural construction with 50 % time construction faster thanconventional method. Structural construction cost was Rp. 12.043.356.867,00 and Rp. 11.171.640.502,00 forconventional and semi up-down method, respectively. Construction time with semi up-down method was about 1 yearand could double with conventional method.

Keywords : open cut, up-down construction, semi up-down construction, efficiency

PENDAHULUAN

Proyek Kontruksi merupakan rangkaiankegiatan untuk menghasilkan suatu fasilitas fisik(Bangunan) dengan menggunakan sumber daya yangdimiliki, yaitu Man (Tenaga Kerja), Machines(Peralatan), Materials (Bahan), Methods (Metode),Money (Dana), yang berlangsung dalam jangkawaktu tertentu dengan rancangan dan spesifikasiyang telah disepakati sebelumnya. Keberhasilansuatu proyek konstruksi, salah satunya ditentukanoleh kemampuan manajemen dalam mengolahsumber daya yang tersedia dengan baik.

Dalam pembangunan gedung bertingkat,selain ditinjau dari segi fungsional juga perludiperhatikan dari segi estetika, struktural danekonomis. Tentunya harus direncanakan dan dibuatdengan berbagai alternatif untuk menentukan bentukstruktural yang akan dibangun, supaya memenuhiunsur kekuatan struktur, keindahan bangunan dapatmemberikan kenikmatan, kenyamanan, efisiensibiaya, efisiensi waktu dan kemudahan dalampelaksanaan.

Kontraktor dituntut untuk bisa melaksanakanproyek dan mengambil keuntungan dengan biayayang hemat dan waktu yang relatif singkatsedangkan sumber daya Man (Tenaga Kerja),Machines (Peralatan), Materials (Bahan) dan Money(Dana) yang tersedia telah merata dan hampir sama.

Sebagai dampak dari tuntutan akan kebutuhanbangunan seperti disebutkan diatas maka timbulahtuntutan kemajuan teknologi sehingga munculberbagai inovasi demi mencapai suatu hasil yangmaksimal dengan biaya yang relatif hemat, inovasitersebut meliputi perencanaan struktur danpelaksanaan konstruksi/metode pelaksanaan yangjuga merupakan sumber daya yang terkadangterabaikan dalam suatu poyek konstruksi. Banyakalternatif yang bisa diambil untuk melaksanakanproyek di lapangan diantaranya pelaksanaan denganmetode konvensional (open cut), metode cut andcover, metode up down yang tentunya disesuaikandengan kondisi medan yang ada.

Meskipun demikian tidak ada desain yangsempurna karena dalam pelaksanaan di lapanganselalu timbul permasalahan yang sebelumnya tidak

dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 8, Nomor 2, Juli 2008 : 176 - 188 177

terprediksikan dalam perencanaan. Hal ini menuntutadanya suatu modifikasi dari suatu metode denganmereview design untuk kepentingan pemiliksehingga dapat memaksimalkan performance darigedung itu sendiri dan pembangunan proyek dapatdilaksanakan dengan efektif dan efisien. Salahsatunya pada pembangunan Gedung Pusat RumahSakit Santo Borromeus Bandung yang merupakansalah satu proyek bangunan gedung bertingkat gunamemenuhi kebutuhan masyarakat kota Bandungsecara cepat akan sarana kesehatan yang memadai.Proyek tersebut dilaksanakan dengan sistem SemiUp-Down Construction Method yang merupakanmodifikasi/pengembangan dari sistem Up-DownConstruction Method yang diharapkan proyek selesaitepat pada waktunya dengan biaya yang lebih efisien.

Studi ini dimaksudkan untuk mengevaluasiMetode konstruksi Semi Up-Down yang diterapkanpada proyek Gedung Pusat RS. Santo BorromeusBandung sehingga dapat diketahui seberapa jauhefisiensi waktu dan biaya pelaksanaan jikadibandingkan dengan metode up-down dankonvensional (open cut), mengingat metode tersebutmerupakan hasil inovasi dan pelaksanaannya masihjarang dilaksanakan di Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA

Metode Konstruksi

Untuk menunjang efisiensi dan efektifitasdalam pembangunan perlu dipertimbangkan metodekonstruksi yang diterapkan. Ada beberapa metodepelaksanaan konstruksi, antara lain: [Nova, 2002;Kunawatsatit, 1974]a) Metode Bottom Up (Konvensional)

Pada metode ini dapat dilaksanakan denganmetode Open Cut. Metode ini merupakan yangpaling sederhana yaitu dengan melakukanpenggalian dari level permukaan tanah (groundlevel) sampai pada level kedalaman tanah dasar(base level). Pekerjaan konstruksi dimulai darilevel kedalaman tanah dasar berlanjut ke atassehingga metode ini dikenal dengan metodeBottom-Up. Kemudian lubang galian disekelilingbasement diurug. metode ini biasanya digunakanpada proyek yang mempunyai lahan cukup luasdengan kondisi tanah sedang/baik dan jumlahlantai basement kurang dari dua lantai.

b) Metode Cut and CoverPada metode ini, dilakukan pemasangan dindingpenahan tanah berupa Sheet Pile Walls atauContinues Bored Pile Walls. Terlebih dahuludilakukan penggalian dimulai dari tanah

permukaan sampai dengan tanah dasar basement.Pekerjaan konstruksi dilakukan mulai dari tanahdasar dilanjutkan ke atas. Biasanya metode iniditerapkan pada konstruksi terowongan (TunnelConstruction), misalnya konstruksi rel kereta apibawah tanah, saluran air bawah tanah padadaerah perkotaan yang padat. Metode ini cocokditerapkan pada lahan yang sempit atau kondisitanah jelek/sedang.

c) Metode Konstruksi Up-downPada prinsipnya pelaksanaan metode ini dimulaidari lantai dasar (ground floor) dan berakhir padalantai basement. Sebelum penggalian dilakukanpemasangan dinding penahan tanah berupadinding diafragma terlebih dahulu. Pada metodeini diperlukan teknik pelaksanaan yang khususkarena pekerjaannya berbeda tidak seperti padametode konvensional.

Metode Konstruksi Up-Down dan Konsep Dasar

Dalam pelaksanaan metode konstruksi Up-down struktur bawah atau basement dilakukan secarabersamaan dengan struktur atas (upper Structure)sehingga berbeda dengan metode yang diterapkandalam sistem konvensional dimana struktur atasdapat dikerjakan setelah struktur bawah telah benar-benar selesai dikerjakan. Ketika pelaksanaan padastruktur bawah berlangsung pada struktur atas punkegiatan pembangunan berlangsung pula. Karenaurutan pekerjaan yang berbeda dengan urutanpekerjaan yang umum dilakukan, maka diperlukanbeberapa teknik khusus dan peralatan yangpengendalian prosesnya dalam proyek secara umumberbeda dengan yang dilakukan pada metodekonvensional.

Untuk mempercepat bangunan bagian atasdalam Up-down Construction Method sebaiknyastruktur bagian bawah dibuat dari baja. Pada metodeini tiang pondasi dipasang kemudian struktur bagianatas didirikan bersamaan dengan penggalian ruangandari lantai dasar ke bawah. Metode inimemungkinkan upper structure dimulai lebih awal.

Pendorong utama dalam menggunakanmetode ini dalam suatu proyek adalah apabila jadwalwaktu pelaksanaan sebagai faktor utamadibandingkan dengan biaya, misalnya bangunanuntuk penyewa yang harus beroperasi pada waktutertentu.

Metode Up-down pada proyek konstruksilebih efektif apabila diterapkan pada proyek yangmemiliki setidaknya 3 (tiga) tingkat bangunan kebawah basement atau ±10 m [Nova, 2002]. Adapunfaktor penting lainnya yang harus dipertimbangkantermasuk kondisi tanah, susunan tempat dan garasi.Metode ini cocok untuk diterapkan pada proyek

Analisis Pengembangan Up-down Menjadi Semi Up-down …………….…(Sumargo, dkk)178

Tabel 1. Pendekatan tipe penahan tanah pada metode Cut & Cover / metode Up-Down[Nunally, 2004]

Penahan tanah Keadaan tanah MAT BiayaSoldier Pile Labil berlumpur SPT 0-10 Dangkal Middle priceSecant Pile Normal SPT 10 - 15 Sedang Relatif murahContinues Pile Jelek Dalam Relatif mahalDindingDiafragma

Sedang (relatif baik) Dalam Mahal

Sheet Pile Berpasir atau clay, kedalamantanah keras relatif dalam

Dangkal SteelDalam Concrete

Relatif murah jika sheetpile dicabut kembali

dengan spesifikasi tanah diberikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Karakteristik umum tanah lempung [Nunally, 2004]Consistency N Hand test (g/cm3) Strength (kg/cm2)

HardVery StiffStiffMedium (firm)SoftVery Soft

> 3015 – 308 – 154 – 82 – 4< 2

Difficult to indentIndented by thumbnailIndented by thumbMolded by strong pressureMolded by slight pressureExtrudes between fingers

> 2,002,08 – 2,241,92 – 2,081,76 – 1,921,60 – 1,761,44 – 1,60

> 4,002,0 – 4,01,0 – 2,00,5 – 1,00,25 – 0,50 – 0,25

dengan tanah sedang/baik dengan lahan sempit dansangat terbatas sehingga tidak mungkin untukdilakukan secara konvensional. Metode ini cocokuntuk diterapkan pada proyek yang terletak dipusatperkotaan yang padat.

Adapun pendekatan untuk tipe penahan tanahpada metode up-down/metode cut and coverdiberikan pada Tabel 1.

Konsep Dasar Metode Konstruksi Semi Up-Down

Kondisi lapangan yang berbeda pada setiapproyek, sangat memungkinkan adanya modifikasi/pengembangan dari metode konstruksi yang sudahada. Meskipun demikian modifikasi tersebut tidakmerubah konsep dasarnya.

Metode konstruksi Semi Up-down inimerupakan pengembangan dari metode up-downkarena konsep dasarnya berasal dari metode up-downyaitu pekerjaan struktur bawah dikerjakan bersamaandengan struktur di atasnya dengan modifikasi padabeberapa pekerjaan, diantaranya pekerjaan galian,pekerjaan DPT dan pekerjaan kondisional lain yangmemungkinkan adanya modifikasi pada elemenstruktur bangunan. Metode semi up-down inimerupakan gabungan dari metode konvensional(Buttom Up) yaitu metode penggalian memakai caraOpen Cut dan metode konstruksi Up-down.Dikatakan demikian karena pelaksanaan galiannyadikerjakan secara bertahap ke samping dimulai dari

bagian tengah basement yang dikerjakan dengansistem Open Cut, dan bagian samping basementdikerjakan dengan sistem Up-down.

Hal ini dilakukan karena lahan yang tersediauntuk mobilisasi sangat terbatas dimana bangunanyang akan dikerjakan berdampingan/berada diantarabangunan yang sudah jadi, yaitu Gedung Yosep danGedung Maria yang merupakan bagian dari RumahSakit Santo Borromeus yang cukup padat danterkenal di kota Bandung. Selain itu juga gedungyang akan dibangun berdampingan dengan gedungHeritage yaitu Kapel dan Ex Administrasi yangdibangun tahun 1928 yang menggunakan pondasibatu kali. Proses kontruksi tidak memakaiTemporary Retaining Wall tapi menggunakan DPT(Dinding Penahan Tanah) yang dikerjakan dari ataske bawah secara bertahap sehingga dari segi biayajuga sangat murah dan efesien. Metode ini sangatcocok diterapkan pada lahan yang terbatas dengankondisi tanah sedang/baik.

Pada metode semi up-down sebagai penahantanah menggunakan bored piles yang dipasang tidakterlalu rapat (cenderung per as kolom) yang nantinyaberfungsi sebagai kolom basement dengan ditambahDPT yang juga berfungsi menjadi dinding basement(permanen).

Gambar 1 memberikan penjelasan mengenaipelaksanaan dari metode open cut, up-down dan semiup-down pada pembangunan gedung dengan 2basement dan satu semi basement.

dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 8, Nomor 2, Juli 2008 : 176 - 188 179

ASPEK EKONOMIS DALAM PELAKSANANKONSTRUKSI SISTEM UP-DOWN

Faktor-faktor ekonomis yang mempengaruhi sistemini adalah :1. Faktor Biaya, yaitu biaya yang dibutuhkan untuk

mewujudkan rencana bangunan tersebut.2. Faktor Waktu, yaitu waktu yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan pelaksanaan konstruksibangunan sampai dengan bangunan tersebutdapat berfungsi sesuai dengan rencanapenggunanya.

Faktor Biaya

Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya pelaksanaanpada konstruksi gedung adalah: [Hartono, 2001;PT.Pembangunan Perumahan, 2004]

1) Lokasi ProyekAkibat lokasi proyek yang berbeda, biaya suatuproyek yang satu dapat berbeda dengan biaya proyekyang lain walaupun bentuk dan ukuran bangunangedung sama. Maka dalam merencanakan biayaperhitungan dipertimbangkan faktor-faktor kondisisetempat seperti kondisi tanah, kondisi lingkungandan sebagainya.

a. Kondisi TanahDaya dukung dan kondisi tanah sangat besarpengaruhnya terhadap biaya proyek. Membangunsuatu bangunan gedung bertingkat diatas tanah yangmempunyai daya dukung rendah akan memerlukanbiaya yang besar untuk membangun pondasi, selainitu pelaksanaannya tidak semudah jika bangunangedung tersebut dibangun pada lokasi yang memilikidaya dukung tanah yang keras. Keadaan tinggirendahnya permukaan tanah juga mempengaruhibiaya dari bangunan gedung terutama dalampekerjaan tanah. Pemanfaatan secara maksimum daritinggi rendahnya permukaan tanah dapat mengurangibiaya galian dan timbunan.

b. Kondisi LingkunganKondisi lingkungan dari suatu proyek yang dipilihdapat mempengaruhi besarnya biaya dilihat darisituasi dan kelancaran pelaksanaan proyek. Jikabangunan gedung yang akan dibangun terletakdiantara gedung-gedung tinggi akan menyulitkandalam pelaksanaan pekerjaan misalnya untukpenempatan peralatan seperti tower crane atau dalampelaksanaan pekerjaan pondasi untuk bangunangedung yang dibangun dipusat perkotaan perludiperhatikan kelancaran dari pelaksanaan proyek

terutama masalah transportasi material ke lokasiproyek. Jika material yang diangkut berada sangatjauh dari lokasi proyek, biaya yang dibutuhkan akansemakin mahal.

Untuk lokasi yang terletak berdekatan dengankawasan pemukiman perlu mendapat perhatiantersendiri. Hal ini disebabkan pemakaian peralatanmaupun kendaraan yang diperlukan untukmengangkut material.

2) Pemilihan Metode Pelaksanaan dan BahanUntuk membuat bangunan gedung tertentu umumnyaterdapat beberapa alternatif cara pelaksanaan danbahan yang akan dipergunakan. Dengan pemilihanalternatif tersebut masing-masing metode dan bahanmempunyai kelebihan dan kekurangan baik dari segiwaktu pelaksanan, biaya maupun ketahanan.

Setelah pekerjaan suatu struktur selesaipekerjaan akhir atau finishing juga mempengaruhibiaya, hal ini mengingat tuntutan dari segi estetikadianggap lebih penting khususnya untuk gedung-gedung komersil sehingga pemilik memilih denganmutu yang baik dan mahal.

3) Bentuk GedungBangunan gedung yang memiliki bentuk yang tidakberaturan atau mempunyai bentuk yang unik akanmemerlukan biaya yang lebih besar dibandingkandengan bentuk bangunan gedung sederhana sepertibentuk segi empat. Bentuk bangunan gedung yangtidak beraturan atau unik dilihat dari segi arsitekturmempunyai kelebihan dari segi estetikadibandingkan bentuk sederhana. Dan jika ditinjaudari segi ekonomis bangunan gedung yang tidakberaturan atau unik akan memerlukan biaya yanglebih besar, ini disebabkan perubahan bentukmempunyai pengaruh yang besar pada penambahanbiaya material dan tingkat kesulitan pekerjaan.Dalam kaitannya dengan pengaruh bentuk strukturterdapat 2 faktor yang perlu dipertimbangkan dalamperkiraan biaya yaitu luas lantai dan jumlah lantai.

4) Jenis GedungJenis gedung mempunyai pengaruh terhadapperkiraan biaya yang disebabkan karena muatan-muatan hidup yang bekerja pada masing-masingjenis gedung tersebut berbeda.

5) Faktor PeralatanPada umumnya pembangunan gedung-gedungdengan ketinggian yang besar akan menggunakanperalatan yang dapat menunjang kelancaranpelaksanaan proyek. Kebutuhan akan peralatan inidisebabkan oleh pengaruh peningkatan ukuran

Analisis Pengembangan Up-down Menjadi Semi Up-down …………….…(Sumargo, dkk)180

pekerjaan, kompleksitas pekerjaan yang disertaikeinginan penyelesaian pekerjaan secepatnya.

Sebagai akibat adanya faktor-faktor diatas terlihatbanyak hubungan dan keterkaitan antara faktor

tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhiekonomis tidaknya teknologi pelaksanaanbangunan dengan metode Up-down adalah :

1) Kebutuhan material untuk seluruh bangunan.2) Biaya pelaksanaan konstruksi yang

ditentukan oleh waktu pelaksanaan, sertainvestasi peralatan yang diperlukan.

3) Biaya yang dibutuhkan untuk penyelesaian.

Faktor Waktu

Dari segi waktu pelaksanaan, metode Up-downConstruction akan lebih memerlukan waktu yanglebih singkat bila dibandingkan dengan metodekonvensional. Oleh karenanya akan terdapat selisihwaktu pelaksanaan antara metode Up-down denganmetode konvensional yang didapatkan daripenggunaan sistem ini. Bila waktu pelaksanaandari tiap item pekerjaan dapat dimunculkan makaakan dapat diketahui dengan pasti berapa banyakwaktu yang dapat dihemat atau dipercepat denganmetode tersebut.

METODOLOGI

Data Teknis Dan Lingkup Pekerjaan

1. Data TeknisProyek pembangunan Gedung Kantor PusatRumah Sakit Santo Borromeus terletak di jalan Jl.Ir. H. Juanda No. 100 Bandung (Gambar 2).1) Lokasi proyek

Sebelah timur : Jl. Surya Kencana Sebelah barat : Jl. Ir. H Juanda Sebelah selatan : Jl. Hasanudin Sebelah utara : -Dan kondisi fisik bangunannya : Sebelah timur : Kapel (Heritage 1928) Sebelah barat : Gedung Ex. dministrasi

(Heritage 1928) Sebelah selatan : Gedung Yosef Sebelah utara : Gedung Maria

2) Jumlah dan luas lantaiPembangunan Gedung Kantor Pusat Rumah SakitSanto Borromeus ini terdiri dari 7 lantai upperground dan 3 lantai under ground dengan total luasbangunan 15.840 m2 (Gambar 3).

Adapun fungsi dari lantai-lantai tersebut yaitu:

NamaLantai

Fungsi

Basement 2 Ruang Genset, Trafo dan ParkirBasement 1 Ruang Kontrol dan ParkirSemiBasement

Rekam Medik dan Keuangan

Lantai Dasar Food Court, Ruang Tunggu, BankLantai 2 Poliklinik, PendaftaranLantai 3 Rawat InapLantai 4 Hermodialisa, Stroke Unit, One

Day SurgeryLantai 5 Rawat InapLantai 6 Kantor dan Sistem InformasiLantai 7 Meeting RoomAtap Ruang Lift, Pompa dan Reservoir

2. Lingkup Pelaksanaan PekerjaanLingkup pekerjaan pembangunan Gedung KantorPusat RS. Santo Borromeus meliputi :

a) Pekerjaan Persiapanb) Pekerjaan Tanahc) Pekerjaan Strukturd) Pekerjaan Arsitekture) Pekerjaan Finishingf) Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikalg) Pekerjaan Provisional Sum

Gambar 2. Peta lokasi proyek Gedung KantorPusat Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung

RA

MP

NO

.4

RA

MP

NA

IK K

E A

RE

A L

UA

R

RA

MP

TU

RU

N D

AR

I AR

EA

LU

AR

PR

E-L

OB

BY

R. D

ISP

LA

Y

EN

TR

AN

CE

LO

BB

Y

R. K

ON

SE

SI

R. K

ON

SE

SI

R. K

ON

SE

SI

LO

BB

Y

LO

BB

Y

FF

L ±

0.0

0

R. T

UN

GG

U R

AD

IOL

OG

I

TR

R. K

ON

SE

SI

CA

FE

TA

RIA

LO

BB

Y Y

OS

EF

LO

AD

ING

DO

CK

KA

PE

L

YO

SE

F

MA

RIA

JL Ir. H. JuandaJL.G

anesha

JL. Surya kencana

JLHasan

udin

U

P A R K I R

LOKASI

M A R I AEXISTING BUILDING

Y O S E FEXISTING BUILDING

PARKIR

PARKIR

LOCKER PARKIR

LOBBY-KONSES

P0LIKLINIK

RANAP

HEMO STROKE

RANAP

DIREKSI

BASEMENT 2

BASEMENT 1

SEMI BAS.

LT. DASAR

LT.3

LT.2

LT.4

LT.5

LT.6

LT.7

ATAP

4.500 m2

11.340 m2

Gambar 3. Luas Lantai GedungRS. Santo Borromeus

dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 8, Nomor 2, Juli 2008 : 176 - 188 181

Cara Penelitian

1. Melakukan pengamatan langsung pelaksanaanpekerjaan di lapangan.

2. Mengadakan wawancara langsung denganpihak pengelola proyek.

3. Mempelajari data-data administrasi, datateknis dan data yang sekiranya diperlukan.

4. Melakukan studi kepustakaan.

PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA

Perbedaan Mendasar Metode SEMI UP-DOWNDengan Metode UP-DOWN Dan Konvensional

Metode konstruksi Semi Up-down merupakanpengembangan dari metode up-down karenakonsep dasarnya berasal dari metode up-downyaitu pekerjaan struktur bawah dikerjakanbersamaan dengan struktur di atasnya denganmodifikasi pada beberapa pekerjaan, diantaranya: Pekerjaan galian, pada metode up-down

dilaksanakan satu tahap per level basementseluas area basement dimodifikasi menjadi 2tahap dimana tahap pertama galian bagiantengah kemudian dilanjutkan tahap dua kebagian samping per level basement. Hal inidilakukan untuk lebih menghemat biayadengan meniadakan pekerjaan penahan tanahsekeliling basement, tetapi fungsinya

digantikan dengan memasang bored pilesdengan jarak tidak rapat yang cenderung per askolom (sebelumnya pada metode up-downdipasang rapat) dan galian bagian tengahdimiringkan 700 serta menunda pekerjaangalian bagian samping untuk membantu boredpiles menahan tanah pada saat pekerjaanbasement bagian tengah dilaksanakan.

Pekerjaan DPT, pada metode up-downdikerjakan dari bawah ke atas dimodifikasimenjadi dikerjakan dari atas kebawah dandijadikan dinding basement (permanen)sehingga dapat menghemat biaya sedangkanpada metode up-down tidak (ada tambahanpekerjaan dinding basement). Pekerjaan DPTpada metode semi up-down ini sebagaipenahan tanah pada saat galian bagiansamping.

Pekerjaan lain yang kondisional yang jugamemungkinkan adanya modifikasi padaelemen struktur bangunan.

Untuk lebih jelasnya proses modifikasi darimetode up-down menjadi metode semi up-downdapat dilihat pada Gambar 4.

Dari analisa diatas berikut ini adalahperbedaan yang mendasar dari metode konstruksisemi up-down yang diterapkan di lapangan, metodeup-down pada umumnya dan metode konstruksikonvensional (Tabel 3).

Open Cut Up-Down Semi Up-Down

1. Galian tanah semi basement 1. Pengeboran dan pengecoran pondasi boredpile, yang sekaligus berfungsi menjadi kolombasement

1. Pengeboran dan pengecoran pondasibored pile, yang sekaligus berfungsimenjadi kolom basement (disekelilingbasement saja)

2. Galian tanah basement 1 dan 2 2. Pembuatan kolom struktur lantai dasarkemudian diteruskan dengan struktur balokdan pelat lantai 1.

2. Penggalian tahap pertama sedalam 2.5 msampai dengan level semi basement padabagian tepi bangunan. Bagian tengahbangunan bisa digali sampai dengan levellantai basement 2 dengan kemiringanlevel 70°

Gambar 1. Metode Pelaksanaan Open Cut, Up-Down dan Semi Up-Down (bersambung)

M A R I AEXISTING BUILDING

Y O S E FEXISTING BUILDING

PARKIR

PARKIR

LOCKER PARKIR

LOBBY-KONSES

P0LIKLINIK

RANAP

HEMO STROKE

RANAP

DIREKSI

BASEMENT 2

BASEMENT 1

SEMI BAS.

LT. DASAR

LT.3

LT.2

LT.4

LT.5

LT.6

LT.7

ATAP

M A R I AEXISTING BUILDING

Y O S E FEXISTING BUILDING

PARKIR

PARKIR

LOCKER PARKIR

LOBBY-KONSES

P0LIKLINIK

RANAP

HEMO STROKE

RANAP

DIREKSI

BASEMENT 2

BASEMENT 1

SEMI BAS.

LT. DASAR

LT.3

LT.2

LT.4

LT.5

LT.6

LT.7

ATAP

1

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0L IK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

7600

2500

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0LIK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

LT. BASEMENT 2EL. -10.15

2

Bored PileSampai kedalaman tanah keras

70°

M A R I AEXISTING BUILDING

Y O S E FEXISTING BUILDING

PARKIR

PARKIR

LOCKER PARKIR

LOBBY-KONSES

P0LIKLINIK

RANAP

HEMO STROKE

RANAP

DIREKSI

BASEMENT 2

BASEMENT 1

SEMI BAS.

LT. DASAR

LT.3

LT.2

LT.4

LT.5

LT.6

LT.7

ATAP

M A R I AEXISTING BUILDING

Y O S E FEXISTING BUILDING

PARKIR

PARKIR

LOCKER PARKIR

LOBBY-KONSES

P0LIKLINIK

RANAP

HEMO STROKE

RANAP

DIREKSI

BASEMENT 2

BASEMENT 1

SEMI BAS.

LT. DASAR

LT.3

LT.2

LT.4

LT.5

LT.6

LT.7

ATAP

2

Dapat terjadi longsor

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0L IK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0LIK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

1

Bored PileSampai kedalaman tanah keras

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0L IK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0LIK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

1

Bored PileSampai kedalaman tanah keras

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0L IK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0LIK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

32

Bored PileSampai kedalaman tanah keras

Analisis Pengembangan Up-down Menjadi Semi Up-down …………….…(Sumargo, dkk)182

3. Pekerjaan pondasi telapak, Sloofdan plat basement 2

3. Pembuatan kolom struktur lantai 1 kemudianditeruskan dengan struktur balok dan pelatlantai 2.

3. Pemasangan DPT

4. Pembesian kolom dan DPTbasement 2

4. Melanjutkan kolom struktur lantai 1 dan balokpelat lantai 2

5. Pembongkaran perancah lantai dasar setelahbeton cukup umur dan disetujui konsultanpengawas struktur

4. Galian dan pengecoran pondasi telapak,tie beam, dan pelat bagian tengah dapatdikerjakan terlebih dahulu dengan metodepengecoran seperti biasa sehingga kolombagian tengah dapat berdiri

5. Galian pada daerah as kolom

5. Balok dan plat basement 1 6. Pasang terlebih dahulu balok baja dengandilas pada tiang bor baja yang telahdisediakan pada keliling lantai semi basementsebagai pengikat bangunan, kecuali pada areatengah bangunan (rencana akan dilewatiexcavator) dan pada area jalur pekerjaangalian dan buangan tanah yang sudahdirencanakan.

6. Pembuatan dan pengecoran kolom bagiantengah

7. Pembuatan balok untuk menghubungkankolom dan pembuatan balok pada elevasilantai dasar sehingga keadaan tanah danbored piles tetap stabil

6. Pekerjaan kolom dan DPTbasement 1

7. Pembuatan jalur pekerjaan tanah untuk galianbasement oleh excavator sehinggamemudahkan untuk pekerjaan galian maupunbuangan tanah

8. Penggalian tahap ke dua dilakukansepanjang keliling bangunan sampaikedalaman semi basement

9. Pembuatan dan pengecoran kolom bagiantengah dari basement 1 – semi basement

10. Pembuatan dan pengecoran balokpenghubung

Gambar 1. Metode Pelaksanaan Open Cut, Up-Down dan Semi Up-Down (bersambung)

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0L IK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0LIK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

LT. BASEMENT 2 EL. -10.15

Bored PileSampai kedalaman tanah keras

3

70°

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0L IK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0LIK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

Bored PileSampai kedalaman tanah keras

334

5

M A R I AE X IS T IN G B U IL D IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U IL D IN G

P A R K IR

P A R K IR

L O C K E R P A R K IR

L O B B Y -K O N S E S

P 0 L IK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

L T . D A S A R

L T .3

L T .2

L T .4

L T .5

L T .6

L T .7

A T A P

M A R I AE X IS T IN G B U IL D IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U IL D IN G

P A R K IR

P A R K IR

L O C K E R P A R K IR

L O B B Y -K O N S E S

P 0 L IK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

L T . D A S A R

L T .3

L T .2

L T .4

L T .5

L T .6

L T .7

A T A P

Bored PileSampai kedalaman tanah keras

33

6

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0L IK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0LIK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

Bored PileSampai kedalaman tanah keras

7

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0L IK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0LIK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

Bored PileSampai kedalaman tanah keras

5LT. BASEMENT 2 EL. -10.154

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0L IK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0LIK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

Bored PileSampai kedalaman tanah keras

BASEMENT 27

7

6

M A R I AE X IS T IN G B U IL D IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U IL D IN G

P A R K IR

P A R K IR

L O C K E R P A R K IR

L O B B Y -K O N S E S

P 0 L IK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

L T . D A S A R

L T .3

L T .2

L T .4

L T .5

L T .6

L T .7

A T A P

M A R I AE X IS T IN G B U IL D IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U IL D IN G

P A R K IR

P A R K IR

L O C K E R P A R K IR

L O B B Y -K O N S E S

P 0 L IK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

L T . D A S A R

L T .3

L T .2

L T .4

L T .5

L T .6

L T .7

A T A P

Bored PileSampai kedalaman tanah keras

BASEMENT 29 10

8 8

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0LIK LIN IK

R A N A P

H E M O S TR O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT.3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A TA P

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0LIK LIN IK

R A N A P

H E M O S TR O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A TA P

3

Dapat terjadi longsor

M A R I AEXISTING BUILDING

Y O S E FEXISTING BUILDING

PARKIR

PARKIR

LOCKER PARKIR

LOBBY-KONSES

P0LIKLINIK

RANAP

HEMO STROKE

RANAP

DIREKSI

BASEMENT 2

BASEMENT 1

SEMI BAS.

LT. DASAR

LT.3

LT.2

LT.4

LT.5

LT.6

LT.7

ATAP

M A R I AEXISTING BUILDING

Y O S E FEXISTING BUILDING

PARKIR

PARKIR

LOCKER PARKIR

LOBBY-KONSES

P0LIKLINIK

RANAP

HEMO STROKE

RANAP

DIREKSI

BASEMENT 2

BASEMENT 1

SEMI BAS.

LT. DASAR

LT.3

LT.2

LT.4

LT.5

LT.6

LT.7

ATAP

4

Dapat terjadi longsor

M A R I AEXISTING BUILDING

Y O S E FEXISTING BUILDING

PARKIR

PARKIR

LOCKER PARKIR

LOBBY-KONSES

P0LIKLINIK

RANAP

HEMO STROKE

RANAP

DIREKSI

BASEMENT 2

BASEMENT 1

SEMI BAS.

LT. DASAR

LT.3

LT.2

LT.4

LT.5

LT.6

LT.7

ATAP

M A R I AEXISTING BUILDING

Y O S E FEXISTING BUILDING

PARKIR

PARKIR

LOCKER PARKIR

LOBBY-KONSES

P0LIKLINIK

RANAP

HEMO STROKE

RANAP

DIREKSI

BASEMENT 2

BASEMENT 1

SEMI BAS.

LT. DASAR

LT.3

LT.2

LT.4

LT.5

LT.6

LT.7

ATAP

DPT

DPT

DPT

DPT

5

Dapat terjadi longsor

M A R I AEXISTING BUILDING

Y O S E FEXISTING BUILDING

PARKIR

PARKIR

LOCKER PARKIR

LOBBY-KONSES

P0LIKLINIK

RANAP

HEMO STROKE

RANAP

DIREKSI

BASEMENT 2

BASEMENT 1

SEMI BAS.

LT. DASAR

LT.3

LT.2

LT.4

LT.5

LT.6

LT.7

ATAP

M A R I AEXISTING BUILDING

Y O S E FEXISTING BUILDING

PARKIR

PARKIR

LOCKER PARKIR

LOBBY-KONSES

P0LIKLINIK

RANAP

HEMO STROKE

RANAP

DIREKSI

BASEMENT 2

BASEMENT 1

SEMI BAS.

LT. DASAR

LT.3

LT.2

LT.4

LT.5

LT.6

LT.7

ATAP

DPT

DPT

DPT

DPT

6

Dapat terjadi longsor

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0L IK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0LIK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

333

Bored PileSampai kedalaman tanah keras

dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 8, Nomor 2, Juli 2008 : 176 - 188 183

7. Balok dan plat semi basement 8. Pekerjaan awal galian menggunakan buldozer,sehingga excavator dapat masuk kebawahstruktur semi basement dan bekerja denganaman pada saat penggalian tanah

9. Tumpukan tanah dari dalam diteruskan olehexcavator yang kemudian dibuang keluarlokasi dengan dump truck yang sudah siap(Stand by)

11. Pada lantai semi basement hubungkanbalok antara kolom tepi dengan kolomtengah sehingga ada ikatan untukmengurangi gaya geser pada kolom tepi

12. Penggalian tahap ke dua dilakukansepanjang keliling bangunan sampaikedalaman basement 1

8. Pekerjaan kolom dan DPT semibasement

10. Pemasangan balok lantai semi basementdimana pemasangan (tidak semua axis kolom)tetapi mengikuti jalur arah galian yang sudahdirencanakan

11. Galian menggunakan excavator sesuai arahkerja galian yang direncanakan

`

13. Pembuatan dan pengecoran kolom tengahdari semi basement – lantai dasar

14. Pada lantai semi basement hubungkanbalok antara kolom tepi dengan kolomsehingga ada ikatan untuk mengurangigaya geser pada kolom tepi

15. Pasang balok tepi keliling bangunan danDPT dari lantai semi basement ke lantaibasement 1 dan dari semi basement kelantai dasar

9. Pekerjaan kolom ground 12. Pekerjaan galian tanah lantai basement 113. Pasang balok arah melintang ataupun

memanjang14. Pekerjaan galian untuk DPT untuk menjaga

kestabilan lereng (tanah tidak longsor padagalian tegak)

16. Penggalian tahap ke tiga dilakukansepanjang keliling bangunan sampaikedalaman basement 2

17. Hubungkan balok antara kolom tepidengan kolom tengah sehingga ada ikatanuntuk mengurangi gaya geser pada kolomtepi

10. Balok dan plat Ground 15. Pekerjaan HCS pada lantai dasar bisa mulaidilaksanakan

16. Pemasangan balok pada lantai basement 117. Galian tanah lantai basement 2 (untuk galian

area pinggir dilaksanakan oleh tenagamanusia)

18. Galian untuk DPT dari lantai basement 1–basement 2

18. Pengecoran kolom lantai dasar padadaerah tengah

19. Pengecoran tie beam dan pelat lantaibasement 2 dari arah tengah ke tepi

20. Buat balok tepi keliling bangunan danDPT dari lantai semi basement ke lantaidasar

Gambar 1. Metode Pelaksanaan Open Cut, Up-Down dan Semi Up-Down (bersambung)

M A R I AE X IS T IN G B U IL D IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U IL D IN G

P A R K IR

P A R K IR

L O C K E R P A R K IR

L O B B Y -K O N S E S

P 0 L IK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

L T . D A S A R

L T .3

L T .2

L T .4

L T .5

L T .6

L T .7

A T A P

M A R I AE X IS T IN G B U IL D IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U IL D IN G

P A R K IR

P A R K IR

L O C K E R P A R K IR

L O B B Y -K O N S E S

P 0 L IK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

L T . D A S A R

L T .3

L T .2

L T .4

L T .5

L T .6

L T .7

A T A P

Bored PileSampai kedalaman tanah keras

8Excavator

PC

200

9

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0L IK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0LIK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

Bored PileSampai kedalaman tanah keras

3

Excavator

PC

200

1011

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0L IK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0LIK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

Bored PileSampai kedalaman tanah keras

B1B2

SBL.DSR17

16

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0L IK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0LIK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

Bored PileSampai kedalaman tanah keras

12Excavator

PC

200

13 14

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0L IK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0LIK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

Bored PileSampai kedalaman tanah keras

Excavator

PC

200

16

15

1718

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0L IK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0LIK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

Bored PileSampai kedalaman tanah keras

B1B2

SB1112

1112

M A R I AE X IS T IN G B U IL D IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U IL D IN G

P A R K IR

P A R K IR

L O C K E R P A R K IR

L O B B Y -K O N S E S

P 0 L IK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

L T . D A S A R

L T .3

L T .2

L T .4

L T .5

L T .6

L T .7

A T A P

M A R I AE X IS T IN G B U IL D IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U IL D IN G

P A R K IR

P A R K IR

L O C K E R P A R K IR

L O B B Y -K O N S E S

P 0 L IK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

L T . D A S A R

L T .3

L T .2

L T .4

L T .5

L T .6

L T .7

A T A P

B1B2

SB14 14

13 DPT

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0L IK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0LIK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

Bored PileSampai kedalaman tanah keras

B1B2

SBL.DSR D

PT

19

18

19

20

M A R I AEXISTING BUILDING

Y O S E FEXISTING BUILDING

PARKIR

PARKIR

LOCKER PARKIR

LOBBY-KONSES

P0LIKLINIK

RANAP

HEMO STROKE

RANAP

DIREKSI

BASEMENT 2

BASEMENT 1

SEMI BAS.

LT. DASAR

LT.3

LT.2

LT.4

LT.5

LT.6

LT.7

ATAP

M A R I AEXISTING BUILDING

Y O S E FEXISTING BUILDING

PARKIR

PARKIR

LOCKER PARKIR

LOBBY-KONSES

P0LIKLINIK

RANAP

HEMO STROKE

RANAP

DIREKSI

BASEMENT 2

BASEMENT 1

SEMI BAS.

LT. DASAR

LT.3

LT.2

LT.4

LT.5

LT.6

LT.7

ATAP

DPT

DPT

DPT

7

M A R I AEXISTING BUILDING

Y O S E FEXISTING BUILDING

PARKIR

PARKIR

LOCKER PARKIR

LOBBY-KONSES

P0LIKLINIK

RANAP

HEMO STROKE

RANAP

DIREKSI

BASEMENT 2

BASEMENT 1

SEMI BAS.

LT. DASAR

LT.3

LT.2

LT.4

LT.5

LT.6

LT.7

ATAP

M A R I AEXISTING BUILDING

Y O S E FEXISTING BUILDING

PARKIR

PARKIR

LOCKER PARKIR

LOBBY-KONSES

P0LIKLINIK

RANAP

HEMO STROKE

RANAP

DIREKSI

BASEMENT 2

BASEMENT 1

SEMI BAS.

LT. DASAR

LT.3

LT.2

LT.4

LT.5

LT.6

LT.7

ATAP

DPT

DPT

DPT

8

M A R I AEXISTING BUILDING

Y O S E FEXISTING BUILDING

PARKIR

PARKIR

LOCKER PARKIR

LOBBY-KONSES

P0LIKLINIK

RANAP

HEMO STROKE

RANAP

DIREKSI

BASEMENT 2

BASEMENT 1

SEMI BAS.

LT. DASAR

LT.3

LT.2

LT.4

LT.5

LT.6

LT.7

ATAP

M A R I AEXISTING BUILDING

Y O S E FEXISTING BUILDING

PARKIR

PARKIR

LOCKER PARKIR

LOBBY-KONSES

P0LIKLINIK

RANAP

HEMO STROKE

RANAP

DIREKSI

BASEMENT 2

BASEMENT 1

SEMI BAS.

LT. DASAR

LT.3

LT.2

LT.4

LT.5

LT.6

LT.7

ATAP

DPT

DPT

DPT

DPT

9

M A R I AEXISTING BUILDING

Y O S E FEXISTING BUILDING

PARKIR

PARKIR

LOCKER PARKIR

LOBBY-KONSES

P0LIKLINIK

RANAP

HEMO STROKE

RANAP

DIREKSI

BASEMENT 2

BASEMENT 1

SEMI BAS.

LT. DASAR

LT.3

LT.2

LT.4

LT.5

LT.6

LT.7

ATAP

M A R I AEXISTING BUILDING

Y O S E FEXISTING BUILDING

PARKIR

PARKIR

LOCKER PARKIR

LOBBY-KONSES

P0LIKLINIK

RANAP

HEMO STROKE

RANAP

DIREKSI

BASEMENT 2

BASEMENT 1

SEMI BAS.

LT. DASAR

LT.3

LT.2

LT.4

LT.5

LT.6

LT.7

ATAP

DPT

DPT

DPT

DPT

10

Analisis Pengembangan Up-down Menjadi Semi Up-down …………….…(Sumargo, dkk)184

11. Pekerjaan struktur atas 19. Pekerjaan HCS pada lantai lantai basement 120. Pekerjaan sloof dan water proofing21. Pekerjaan DPT dari basement 2 – basement 2

(terakhir)

21. Membuat balok tepi lantai basement 1,dinding beton basement 2

22. Pembuatan balok pengikat lantai 2

12. Pekerjaan struktur atas (lt. 1, 2dan seterusnya)

22. Pengecoran sloof dan pelat lantai basement 2Pengecoran dilaksanakan sekaligus

23. Pekerjaan struktur atas

Gambar 1. Metode Pelaksanaan Open Cut, Up-Down dan Semi Up-Down (sambungan)

ANALISA METODE SEMI UP-DOWNTEHADAP EFISIENSI WAKTUPELAKSANAAN PROYEK

Berdasarkan konsep pelaksanaanpekerjaannya waktu pelaksanaan metode semi up-down lebih cepat dari metode konvensional karenapada metode semi up-down pengerjaan struktur lantaidasar bersamaan dengan struktur bawah. Sedangkanmetode konvensional, pekerjaan lantai dasardilaksanakan setelah pekerjaan basement selesai.

Akan tetapi waktu pelaksanaan metode semiup-down lebih lambat dari metode up-down karenapada metode up-down pengerjaan struktur bawahtidak dilaksanakan bertahap ke samping melainkanseluas area basement, hal ini dikarenakan padametode up-down sebagai proteksi tanah galiandipasang rapat di sekeliling bangunan sehinggapengerjaan struktur bawah lebih leluasa berbedadengan metode semi up-down dimana proteksi tanahgalian dipasang tidak rapat.

Berdasarkan data yang diperoleh, padapelaksanaan Gedung Pusat RS. Santo Borromeusdengan metode semi up-down memerlukan waktuselama 1 tahun (usulan PT. PP) sedangkan pada saatproses tender dengan metode konvensional

memerlukan waktu selama 2 tahun (usulankontraktor lain). Jadi dengan metode semi up-downpelaksanaan Gedung Pusat RS. Santo Borromeus inilebih cepat 1 tahun (50 %) jika dibandingkan denganmetode konvensional (Gambar 5).

Analisa Metode Semi UP-DOWN TerhadapEfisiensi Biaya Pelaksanaan Proyek

Berdasarkan pekerjaan yang dilaksanakan,metode semi up-down hanya menggunakan proteksitanah bored piles yang dipasang dengan jarak tidakrapat (cenderung per as kolom) dan DPT yang jugaberfungsi sebagai dinding basement permanen,sehingga volume bahan yang diperlukan lebih sedikitdibandingkan dengan metode up-down yangmenggunakan proteksi tanah (soldier piles, sheetpiles) yang dipasang rapat atau dinding diafragmayang bersifat temporary. Hal ini mengakibatkanbiaya pelaksanaan dengan metode semi up-downmenjadi lebih hemat dari metode up-down.

Untuk perbandingan dengan metodekonvensional pada pembangunan Gedung Pusat RS.Santo Borromeus diperoleh data mengenai anggaranbiaya proyek dengan metode konvensional danmetode semi up-down (Tabel 4).

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0L IK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0LIK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

Bored PileSampai kedalaman tanah keras

19

2021

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0L IK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0LIK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

Bored PileSampai kedalaman tanah keras

B1B2

SBL.DSR

Lt.2

21

22

M A R I AEXISTING BUILDING

Y O S E FEXISTING BUILDING

PARKIR

PARKIR

LOCKER PARKIR

LOBBY-KONSES

P0LIKLINIK

RANAP

HEMO STROKE

RANAP

DIREKSI

BASEMENT 2

BASEMENT 1

SEMI BAS.

LT. DASAR

LT.3

LT.2

LT.4

LT.5

LT.6

LT.7

ATAP

M A R I AEXISTING BUILDING

Y O S E FEXISTING BUILDING

PARKIR

PARKIR

LOCKER PARKIR

LOBBY-KONSES

P0LIKLINIK

RANAP

HEMO STROKE

RANAP

DIREKSI

BASEMENT 2

BASEMENT 1

SEMI BAS.

LT. DASAR

LT.3

LT.2

LT.4

LT.5

LT.6

LT.7

ATAP

DPT

DPT

DPT

DPT

11

Bored PileSampai kedalaman tanah keras

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0L IK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0LIK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

B1B2

SBL.DSR

Lt.223

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0L IK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

M A R I AE X IS T IN G B U ILD IN G

Y O S E FE X IS T IN G B U ILD IN G

P A R K IR

P A R K IR

LO C K E R P A R K IR

LO B B Y -K O N S E S

P 0LIK L IN IK

R A N A P

H E M O S T R O K E

R A N A P

D IR E K S I

B A S E M E N T 2

B A S E M E N T 1

S E M I B A S .

LT . D A S A R

LT .3

LT .2

LT .4

LT .5

LT .6

LT .7

A T A P

Bored PileSampai kedalaman tanah keras

22

M A R I AEXISTING BUILDING

Y O S E FEXISTING BUILDING

PARKIR

PARKIR

LOCKER PARKIR

LOBBY-KONSES

P0LIKLINIK

RANAP

HEMO STROKE

RANAP

DIREKSI

BASEMENT 2

BASEMENT 1

SEMI BAS.

LT. DASAR

LT.3

LT.2

LT.4

LT.5

LT.6

LT.7

ATAP

M A R I AEXISTING BUILDING

Y O S E FEXISTING BUILDING

PARKIR

PARKIR

LOCKER PARKIR

LOBBY-KONSES

P0LIKLINIK

RANAP

HEMO STROKE

RANAP

DIREKSI

BASEMENT 2

BASEMENT 1

SEMI BAS.

LT. DASAR

LT.3

LT.2

LT.4

LT.5

LT.6

LT.7

ATAP

DPT

DPT

DPT

DPT

12

dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 8, Nomor 2, Juli 2008 : 176 – 188 185

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Konvensional Semi Up-Down

Gambar 5. Time schedule proyek Gedung Pusat RS. Santo Borromeus Bandung dengan metode semi up-down dan konvensional

Tabel 4. Value EngineeringKONVENSIONAL SEMI UP-DOWN

NO U R A I A NTOTAL (Rp.) TOTAL (Rp.)

A Pekerjaan Persiapan Prasarana & Penunjang 675.000.000,00 675.000.000,00B Pekerjaan Tanah 1.830.000.000,00 1.830.000.000,00C Pekerjaan Struktur 12.307.000.000,00 11.435.000.000,00D Pekerjaan Arsitektur 9.100.000.000,00 9.100.000.000,00E Pekerjaan Mekanikal Dan Elektrikal 4.050.000.000,00 4.050.000.000,00F Pekerjaan Lain-Lain 240.000.000,00 240.000.000,00G Pekerjaan Tidak Terduga, Landscape, Counter 1.900.000.000,00 1.900.000.000,00

SUB TOTAL – 1 30.102.000.000,00 29.230.000.000,00PPN (10%) 3.010.200.000,00 2.923.000.000,00

TOTAL 33.112.200.000,00 32.153.000.000,00

Dari Tabel 4 terlihat perbedaan total biayapelaksanaan. Total biaya pembangunan GedungPusat RS. Santo Borromeus Bandung dengan metodesemi up-down lebih rendah jika dibandingkan denganmetode konvensional. Hal ini mengindikasikanbahwa pada pembangunan Gedung Pusat RS. SantoBorromeus Bandung ini akan lebih ekonomis jikadilaksanakan dengan metode semi up-down, yaitu

adanya penghematan biaya proyek dari pekerjaanstruktur sebesar,Rp. 12.043.356.867,00 – Rp. 11.171.640.502,00 =Rp. 871.716.365,00

Untuk lebih jelasnya mengenai perubahanbiaya pembangunan Gedung Pusat RS. SantoBorromeus Bandung dapat dilihat pada Tabel 5berikut ini.

Tabel 5. Perincian Butir Value EngineeringURAIAN RAB LAMA RAB BARU SELISIH

PEKERJAAN STRUKTUR BETONa. Beton (m3) 5.902 5.729 173 Nilai (Rp.) 2.571.300.940 2.495.623.433 75.677.507b. Besi (kg) 1.287.703 1.147.570 140.133 Nilai (Rp.) 6.027.737.743 5.371.773.298 655.964.445c. Bekisting (m2) 27.261 21.802 5.459 Nilai (Rp.) 1.732.072.286 1.384.248.155 347.824.131

Waktu

Bob

ot p

eker

jaan

Analisis Pengembangan Up-down Menjadi Semi Up-down …………….…(Sumargo, dkk)186

Tabel 5. Perincian Butir Value Engineering (sambungan)d. Lantai Kerja (m3) 169 169 - Nilai (Rp.) 52.360.425 52.360.425 -e. Water Proofing Coating 1.895 1.895 - Nilai (Rp.) 137.986.320 137.986.320 -f. Pekerjaan Lain-lain (HCS, Wtr.

Proof. Membrane, Batu KaliLs Ls -

Nilai (Rp.) 1.521.899.153 1.729.648.870 -207.749.717J U M L A H 12.043.356.867 11.171.640.501 871.716.366

Biaya tersebut belum termasuk operasional alat,overhead dan resiko yang juga berkurang dari 2tahun menjadi 1 tahun Tetapi metode semi up-downini belum tentu akan menghemat biaya pelaksanaanjika dilakukan pada kondisi yang berbeda.

Analisa Masalah Potensial PelaksanaanKonstruksi Dan Pemecahannya

Dalam pembangunan proyek RS. Santo BorromeusBandung ada beberapa hal yang dapat menggangguproses pelaksanaan di lapangan, diantaranya:[PT.Pembangunan Perumahan, 2004]1). Pondasi Kapel dan Kantor berupa pondasidangkal sedangkan tepi/Batas DPT basementberdekatan dengan bangunan Kapel dan Kantor. Halini dapat mengakibatkan terjadinya longsor pada saatpenggalian.Untuk mengantisipasi hal tersebut maka dilakukanpemasangan tiang pancang minipile type MF28sebanyak 38 titik dengan kedalaman 6 m pada tepiDPT basement yang berbatasan dengan bangunanKapel dan Kantor (Gambar 6).

2). Kenaikan muka air tanah (MAT) yangsebelumnya tidak diperhitungkan karena berada padakedalaman di bawah lantai basement dasar. Hal inidiantisipasi dengan diadakannya pekerjaandewatering dari awal galian tanah sampai strukturlantai 2 (± 4 bulan) yang pada perencanaan semulatidak ada. Selain itu juga dilakukan perubahan pada :

- Plat Basement dari t = 15 cm menjadi t = 20 cm- DPT dari t = 20 cm menjadi t = 25 cm- Tulangan plat Basement dari Ø10–150 menjadi

Ø10–125 dan Ø13 – 150.3). Terjadi perbedaan level setelah stek balok/DPTdiluruskan dan terjadi ketidaklurusan dengan stekbalok lainnya, hal ini diantisipasi denganmemperbanyak stek balok/DPT dan dibuat stek barudengan Chemical Bored (Gambar 7).

4). Keropos pada area stek balok / DPT basement halini diantisipasi dengan slump 18 ± 2 cm dan stekdiluar area selimut beton (Gambar 8).

Efek Bangunan Terhadap Lingkungan DanMasyarakat Sekitar

a.Efek yang timbul selama pelaksanaan proyeksangat beragam terutama pada pengguna bangunanyang berdampingan dengan proyek. Padabangunan sekitar proyek sering terjadi getaran-getaran yang terutama saat penggalian tanah danpengerjaan basement.

Gambar 6. Denah mini pile proteksi

Gambar 7. perbedaan level stek balok pada tiang bor

Keropos

5 cm Selimut Beton

Gambar 8. keropos pada area stek balok

dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 8, Nomor 2, Juli 2008 : 176 – 188 187

b.Selain itu juga karena pelaksanaan proyek sampaidengan malam hari, maka menimbulkan berbagaipermasalahan terhadap masyarakat sekitarterutama para pasien yang berada di bangunansebelah. Hal ini dikarena dalam pelaksanaanproyek banyak menggunakan alat yangmenimbulkan kebisingan dan polusi udara.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan1) Metode konstruksi Semi Up-Down merupakan

pengembangan dari metode up-down karenakonsep dasarnya berasal dari metode up-downyaitu pekerjaan struktur bawah dikerjakanbersamaan dengan struktur di atasnya denganmodifikasi pada beberapa pekerjaan, diantaranyapekerjaan galian, pekerjaan DPT dan pekerjaankondisional lain.Metode semi up-down ini merupakan gabungandari metode Buttom Up yaitu metode penggalianmemakai cara Open Cut dan metode Up-Down.

2) Pada pelaksanaan pembangunan Gedung PusatRS. Santo Borromeus Bandung yangmenggunakan metode semi up-down terdapatpengurangan biaya sebesar Rp. 871.716.365,00pada pekerjaan struktur (±7%) jika dibandingkandengan metode konvensional (open cut), dengan

waktu pelaksanaannya sekitar 365 hari kalender.Sedangkan metode konvensional (open cut)memerlukan waktu pelaksanaan sekitar 730 harikalender.

3) Tergantung pada kondisi proyek, metode semiup-down ini belum tentu dapat menghematwaktu dan biaya jika dibandingkan denganmetode up-down atau open cut.

4) Dampak dari pembangunan Gedung Pusat RS.Santo Borromeus Bandung terhadap bangunansekitar adalah terjadi getaran terutama saatpenggalian tanah dan pengerjaan basement,selain penggunaan alat-alat yang menimbulkankebisingan dan polusi udara.

Saran1) Dalam menentukan metode konstruksi perlu

mereview design yang telah ada untuk mencapaihasil yang maksimal.

2) Alternatif pendekatan penerapan metodekonstruksi di lapangan diberikan dalam Tabel 6.

3) Penghematan yang dilakukan secarakonvensional adalah dengan pengurangan biayatransportasi dan bahan yang cenderungmengurangi mutu bangunan, tetapi hal tersebuttidak terjadi jika ada inovasi dalam metodekonstruksi.

4) Perlu adanya komunikasi yang baik denganpenduduk sekitar proyek.

Tabel 6. Penerapan metode konstruksiTanah Lahan Faktor Utama Metode

Jelek Sedang/Baik Luas Sempit Biaya Waktu Alternatif

- - - Cut & Cover - - - Up-Down - - - Cut & Cover - - - Up-Down- - - Konvensional- - - Up-Down- - Konvensional- - - Semi Up-Down- - - Up-Down- - Semi Up-Down

Catatan : untuk tanah jelek harus ada proteksi sekeliling bangunan jadi tidak memungkinkan untuk menghemat sekaligus biayadan waktu, walaupun memungkinkan faktor resiko akan sangat tinggi, maka disarankan tidak memakai basement.

Analisis Pengembangan Up-down Menjadi Semi Up-down …………….…(Sumargo, dkk)188

DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Poerbo, 2001, Struktur dan KonstruksiBangunan Tinggi, Jilid II, Penerbit Djambatan,Jakarta.

Nova, 2002, Award Nomination 6 “Up-DownConstruction”, Construction InnovationForum.

Pack, John H, 1996, Innovative BuildingConstruction Technique: “Up-Down Method”,ASCE Journal.

Kunawatsatit, Ping, 1974, “A Study Of The Up-Down Construction Method For DeepBasements”, Thesis advisor assist, 190 ppISBN 1974 633-380-1.http://www.eng.chula.ac.th/~cechula/cm,/thesis/Niruth.html

Nunally, SW., 1993, Construction Method andManagement, New Jersey.

Anonim, 2004, Rapat Direksi mengenai pelaksanaanproyek pembangunan RS. Santo BorromeusBandung, PT. Pembangunan PerumahanCabang IV Jawa Barat, Bandung.