analisis pengaruh rasio keuangan terhadap...
TRANSCRIPT
1
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN
TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
NON BANK
Raden Mas Gian Ismoyo Kusumo
Dosen Pembimbing : Siti Mutmainah, SE., Msi., Akt.
ABSTRACT
This study seeks to learn some fundamental variables that can be used as
predictors short return on investment. The object of research used in this study is a
non bank company incorporated in LQ 45 during the study peridoe 2009-2010. The
variables studied were Profitability, Solvency, Liquidity, and Activities. Analytical
techniques used in this study is the multiple linear regression.
This study used quantitative method to financial statement of manufacturer
industry that listed in in LQ 45 during the period 2009-2010. The total study sample
was 30 companies comprised of 15 companies that are consistently incorporated in
the 2 (two) period of observation in LQ 45 index and 15 non-banking company that is
determined through purposive sampling. Method of hypothesis testing using different
test t-test and multiple linear regression.
Result of this study in line with the result of study by Restiyani (2006) which
showed no significant difference between the stock return with the TAT variables
significantly influence on stock returns. Although not found any significant
relationship between stock returns to proxy for ROA, DER, CR on stock returns. The
results of this study different from the results of research conducted by Widyarani
(2006) and Ulupui (2006) which supports the existence of significant of stock returns,
and some negative synergy hypothesis.
Key words: Profitability, Solvency, Liquidity, Activity, and Stock Return
2
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan
tambahan modal untuk mendorong kinerja operasional perusahaan. Salah satu cara
bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah dengan menawarkan
kepemilikan perusahaan tersebut kepada masyarakat/publik (go public).
Pasar modal adalah tempat bagi perusahaan untuk mengumpulkan modal
dengan cara menawarkan sahamnya kepada masyarakat/publik. Keterlibatan
masyarakat/publik dalam pasar modal adalah dengan cara membeli saham yang
ditawarkan dalam pasar modal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terjadi
transaksi jual-beli dalam pasar modal layaknya pasar barang dan jasa pada umumnya.
Pada dasarnya, pasar modal memiliki dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi
keuangan.
Pada analisis fundamental terdapat beberapa rasio keuangan yang dapat
mencerminkan kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan. Ang (1997) membagi
rasio keuangan menjadi 5 rasio, yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio
solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio pasar. Rasio-rasio keuangan tersebut digunakan
untuk menjelaskan kekuatan dan kelemahan kondisi keuangan perusahaan serta untuk
memprediksi return saham di pasar modal (Restiyani, 2006).
Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini meliputi rasio likuiditas,
leverages (solvabilitas), rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Daya tarik utama bagi
pemilik perusahaan (pemegang saham) dalam suatu perseroan adalah profitabilitas.
Dalam konteks ini profitabilitas berarti hasil yang diperoleh melalui usaha
manajemen atas dana yang diinvestasikan pemilik perusahaan. Menurut Machfoedz
(1989) profitabilitas adalah hasil dari kebijakan dan keputusan yang diambil
manajemen. Rasio profitabilitas pada penelitian ini diasosiaikan dengan rasio return
on asset (ROA).
Rasio Solvabilitas biasanya diasosiasikan dengan rasio Debt to Equity Ratio
(DER). Menurut Helfert (1998), DER adalah suatu upaya untuk memperlihatkan
3
proporsi relatif dari klaim pemberi pinjaman terhadap hak kepemilikan, dan
digunakan sebagai ukuran peranan hutang. Studi empiris mengenai hubungan DER
dengan return saham digambarkan sebagai hubungan yang signifikan terhadap nilai
return saham. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Natarsyah (2000) dan Budi Prasetyo (2005).
Rasio likuiditas sering diasosiasikan dengan Current Ratio (CR) suatu cara
untuk menguji tingkat proteksi yang diperoleh pemberi pinjaman berpusat pada kredit
jangka pendek yang diberikan kepada perusahaan untuk mendanai kegiatan
operasional perusahaan (Helfert, 1997). Beberapa bukti empiris mengenai pengaruh
CR terhadap return saham menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Menurut I.G.K
Ulupui, CR memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai return
saham.
Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif
perusahaan dalam mengelola aktivanya. Jika perusahaan memiliki terlalu banyak
aktiva maka perusahaan akan membutuhkan biaya modal yang tinggi pula, hingga
akhirnya menyebabkan laba menurun (Brigham, 1998). Rasio aktivitas sering
diasosiasikan dengan Total Assets Turnover (TAT). Rasio ini digunakan untuk
mengukur perputaran semua aktiva perusahaan. Studi empiris mengenai hubungan
TAT dengan return saham digambarkan sebagai hubungan yang signifikan dengan
return saham. Hasil penelitian ini didukung oleh Dian Restiyani (2006).
Mengingat pentingnya faktor fundamental maka tidak mengherankan bila
banyak peneliti yang melakukan penelitian mengenai faktor-faktor fundamental yang
dipandang mempengaruhi nilai return saham. Namun penelitian yang telah dilakukan
tersebut banyak yang masih mengalami inkonsistensi satu dengan yang lainnya.
Adanya inkonsistensi dalam penelitian tersebut menyebabkan munculnya research
gap. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitan yang lebih lanjut mengenai pengaruh
ROA, DER, CR, dan TAT terhadap return saham.
1.2 Perumusan Masalah
4
Penelitian yang dilakukan masih banyak yang mengalami inkonsistensi,
beberapa diantaranya menggunakan variabel-variabel seperti ROA, CR, TAT, dan
DER. Hal ini menimbulkan munculnya research gap yang membutuhkan penelitian
yang lebih lanjut. Berdasarkan pemaparan mengenai penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya masih mengalami banyak perbedaan hasil satu dengan yang lainnya,
maka dinilai perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh rasio profabilitas,
solvabilitas, likuditas dan aktivitas sebagai rumusan landasan memperdiksi return
saham. Variabel-variabel tersebut akan diuji, apakah akan berpengaruh terhadap nilai
return saham, dalam sampel perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45 selama
periode pengamatan 2009-2010. Berdasarkan keterangan di atas maka dapat
disimpulkan pertanyaan penelitian yang akan diajukan adalah sebagai berikut:
1. Apakah return on asset (ROA) berpengaruh terhadap return saham?
2. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap return saham?
3. Apakah Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap return saham?
4. Apakah Total Assets Turnover (TAT) berpengaruh terhadap return saham
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh rasio profitabilitas yang diwakili oleh Return on
Assets (ROA) terhadap return saham.
2. Untuk menganalisis pengaruh variabel solvabilitas yang diwakili oleh Debt to
Equity Ratio (DER) terhadap return saham.
3. Untuk menganalisis pengaruh rasio likuiditas yang diwakili oleh Current Ratio
(CR) terhadap return saham.
4. Untuk menganalisis pengaruh rasio aktivitas yang diwakili oleh Total Assets
Turnover (TAT) terhadap return saham.
Manfaat dari penelitian ini antara lain :
1. Bagi para investor, penelitian ini bisa dijadikan alat bantu analisis terhadap
saham yang diperjualbelikan di bursa melalui variabel-variabel yang digunakan
5
dalam penelitian ini sehingga para investor dapat memilih pilihan investasi yang
dinilai paling tepat.
2. Bagi masyarakat, penelitian ini bisa digunakan sebagai alat analisis untuk
mengukur kinerja perusahaan-perusahaan yang didasarkan pada informasi
laporan keuangan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Signaling Theory
Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena
informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk
keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi
kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi
yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di
pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi.
Asimetri informasi merupakan suatu kondisi dimana informasi privat yang
hanya dimiliki investor-investor yang hanya mendapat informasi saja. Hal tersebut
akan terlihat jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang
diperoleh tentang semua hal yang dapat mempengaruhi perusahaan, maka umumnya pasar
akan merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal terhadap suatu kejadian yang akan
mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin melalui harga saham (Jogiyanto, 2000).
Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan volume perdagangan
saham. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima
informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan
menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk
(bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi investor,
maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham.
6
Secara garis besar signaling theory erat kaitanya dengan ketersediaan
informasi. Berdasarkan informasi maka pasar modal dapat dibedakan menjadi
(Jogiyanto, 2000):
1. Pasar modal bentuk lemah (weak form): pasar yang harga-harga sekuritasnya
mencerminkan informasi masa lalu.
2. Pasar modal bentuk setengah kuat: pasar yang harga-harga sekuritasnya secara
penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan.
3. Pasar modal bentuk kuat (strong form): pasar yang harga-harga sekuritasnya
mencerminkan secara penuh semua jenis informasi termasuk informasi privat.
2.1.1. Saham
Saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu
atau institusi dalam suatu perusahaan (Ang, 1997). Menurut Brigham dan Houston
(1999) saham adalah tanda kepemilikkan perusahaan, kepemilikkan saham biasanya
disimbolkan dengan saham biasa (common stock).
2.1.2. Analisis Fundamental
Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap investasi saham mempunyai
landasan kuat yang disebut nilai intrinsik yang dapat ditentukan melalui suatu analisis
yang sangat hati-hati terhadap kondisi perusahaan pada kondisi sekarang dan
prospeknya pada masa yang akan datang. Nilai intrinsik merupakan suatu fungsi dari
faktor-faktor perusahaan yang dikombinasikan untuk mengahasilkan keuntungan
(return) yang diharapkan dengan suatu resiko yang melekat pada saham tersebut.
2.1.3. Laporan Keuangan
Pengertian laporan keuangan menurut Weston dan Brigham (1990) adalah
laporan yang disampaikan setiap tahun oleh perusahaan kepada pemegang sahamnya
yang terdiri dari laporan keuangan utama serta opini manajemen atas operasi tahun
lalu dan prospek di masa yang akan datang.
2.1.4. Return Saham
Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return dapat
berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi
7
tetapi diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang (Jogiyanto, 2000). Return
realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi
dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini sangat penting karena
digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan dan juga digunakan
sebagai landasan penghitungan return ekspektasi di masa yang akan datang.
Adapun return saham dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Jogiyanto,
2000):
………………………………………………….(2.1)
Dimana:
Rt → Return saham pada hari ke t
Pt → Harga penutupan saham pada hari ke t
Pt-1→ Harga penutupan saham pada hari ke t-1
2.1.5. Rasio Keuangan
Rasio keuangan dapat dikelompokkan dalam 5 (lima) jenis, yaitu: rasio
likuditas (liquidity ratios), rasio aktivitas (activity ratios), rasio rentabilitas
(profitability ratios), rasio solvabilitas (levareges ratios), dan rasio pasar (Ang,
1997). Dalam penelitian ini akan digunakan rasio return on assets/ROA (rasio
profitabilitas), debt to equity ratio/DER (rasio solvabilitas), current ratio/CR (rasio
likuiditas), total assets turnover/TAT (rasio aktivitas).
2.2. Hipotesis
Pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Return Saham
H 1 : Return on assets (ROA) berpengaruh positif terhadap Return Saham
Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham
H 2 : Debt to equity ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap return saham
Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Return Saham
H 3 : Current ratio (CR) berpengaruh positif terhadap return saham.
8
Pengaruh Total Assets Turnover (TAT) terhadap Return Saham
H 4 : Total assets turnover (TAT) berpengaruh positif terhadap return saham.
3. METODE PENELITIAN
3.1. Penentuan Sampel dan Populasi
3.1.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang tidak seluruhnya diobservasi tetapi
merupakan objek penelitian. Populasi merupakan keseluruhan unsur-unsur yang
memiliki satu atau beberapa karakteristik yang sama. Dalam penelitian ini, populasi
yang digunakan adalah semua perusahaan non-bank yang go public di Bursa Efek
Indonesia dan tergabung dalam indeks LQ 45.
3.1.2. Sampel Penelitian
Sampel adalah objek yang diobservasi yang merupakan bagian dari populasi
atau objek penelitian, dengan tujuan memperoleh gambaran mengenai seluruh objek.
Metode dalam pengumpulan sample pada penelitian ini adalah dengan metode
purposive sampling. Metode ini menciptakan kriteria-kriteria tertentu yang digunakan
sebagai metode pengumpulan sample.
3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel dependen yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah return
saham perusahaan non keuangan yang tergabung dalam indeks LQ 45. Variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 variabel yaitu Return
on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Total Asset
Turnover (TAT).
3.2.1. Return Saham
Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return dapat
berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi
tetapi diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang (Jogiyanto, 2000). Variabel
return saham adalah variabel dependen pada penelitian ini. Disinyalir variabel return
9
saham dipengaruhi oleh beberapa faktor lain. Secara matematis return saham
dirumuskan sebagai berikut (Jogiyanto, 2000):
Rt Pt Pt1
Pt1…………………………………….........……..…………….(3.1)
Dimana:
Pt → harga saham penutupan bulanan ke-t
Pt-1 → harga saham penutupan bulanan ke t-1
3.1.2 Return on Asset (ROA)
Rasio ROA digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan
memanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk menciptakan laba. Rasio ROA
mewakili rasio profitabilitas dalam penelitian ini. ROA didapatkan dengan cara
membagi Net Income Afte Tax/NIAT (pendapatan bersih setelah pajak) dengan
average total asset (rata-rata asset total). Secara matematis ROA dirumuskan sebagai
berikut (Ang, 1997):
ROA NIAT
Total Assets………..........…………………………………..……………(3.2)
3.1.3 Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio DER digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan
memanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk menciptakan laba. Rasio DER
mewakili rasio leverage atau rasio solvabilitas. DER didapatkan dengan
membandingkan nilai total hutang dengan total modal sendiri. Secara matemaris DER
dituliskan dengan rumus berikut ini (Ang, 1997):
……..…………….....….......……………………………(3.3)
3.1.4 Current Ratio (CR)
Rasio CR digunakan untuk mengukur kemampuan aktiva lancar untuk
menutupi kewajiban lancar (kewajiban jangka pendek) yang dimiliki perusahaan.
Rasio CR mewakili rasio likuiditas dalam penelitian ini. CR didapatkan dengan cara
10
Dependen (Y)
Independen
Rasio keuangan (X)
Independen
Rasio keuangan (X)
membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar (kewajiban jangka pendek). Secara
matematis CR dirumuskan sebagai berikut (Ang, 1997):
CR AktivaLancar
Kewajiban Lancar……………………...........………….……………………(3.4)
3.1.5 Total Asset Turnover (TAT)
Rasio TAT digunakan untuk mengukur tingkatan efisiensi penggunaan
seluruh aktiva untuk menghasilkan suatu tingkatan penjualan. Rasio TAT mewakili
rasio aktivitas dalam penelitian ini. TAT didapatkan dengan membandingkan
penjualan/pendapatan netto (penjualan/pendapatan bersih) dengan total aktiva/asset.
Secara matematis TAT dituliskan dengan rumus sebagai berikut (Ang, 1997):
………………..………………………………(3.5)
Kerangka Pemikiran Teoritis
Pengaruh Variabel ROA, DER, CR, dan TAT
Terhadap Return Saham
4. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Statistik Deskriptif
Likuiditas
(CR)
Aktivitas
TAT
RETURN
SAHAM
H3 (+)
H4 (+)
Profitabilitas
(ROA)
Solvabilitas
(DER)
H1 (+)
H2 (-)
11
Penelitian ini pada prinsipnya ingin menguji pengaruh kinerja keuangan
khususnya yang mencerminkan rasio fundamental seperi profitabilitas, solvabilitas,
likuiditas dan aktivitas yang masing-masing diproksi dengan ROA, DER, CR dan
TAT terhadap return saham perusahaan LQ 45 yang diperdagangkan di pasar modal.
Sampel penelitian adalah perusahaan LQ 45 yang secara kontinu sejak tahun
2009 dan 2010 yaitu sebanyak 30 perusahaan. Dengan periode pengamatan selama 2
tahun berturut-turut, dan penelitian ini menggunakan data dalam bentuk
penggabungan data, yaitu dengan menggabungkan pada tahun 2009 dan 2010
berturut-turut, Jadi dengan sampel sebanyak 30 perusahaan, maka data penelitian
secara penggabungan data akan sejumlah 30 x 2 = 60 buah data. Deskripsi dari
masing-masing variabel untuk masing-masing ukuran terlihat pada Tabel 4.1 sebagai
berikut ini,
Tabel 4.1
Statistik Diskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 60 -26.7800 46.5700 13.2371 12.1013
DER 60 0.1700 7.2400 1.1192 1.0616
CR 60 0.2900 8.8400 2.4710 1.7162
TAT 60 0.1624 2.4400 0.8035 0.5163
RETURN 60 -0.3625 2.5227 0.7537 0.7530
Valid N
(listwise) 60
Sumber : Output SPSS, Descriptive Statistics
12
4.2. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda.
Untuk mendapatkan model yang tepat, maka regresi linier berganda tersebut harus
bebas dari masalah asumsi klasik. Untuk itu akan diuji terlebih dahulu mengenai
tidak adanya penyimpangan terhadap asumsi klasik.
4.2.1 Uji Asumsi Klasik
1. Normalitas
Normalitas data merupakan syarat mutlak sebuah data dapat dianalisis
menggunakan regresi. Pengujian normalitas data akan dilakukan dengan
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dan normal P-P Plot. Data yang normal
ditunjukkan dengan nilai uji Kolmogorov Smirnov yang memiliki signifikansi diatas
0,05. Sedangkan dengan uji PP Plot, data yang normal ditunjukkan dengan titik-titik
yang menyebar di sekitar garis diagonal (garis normal). Hasil pengujian normalitas
secara univariate dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini
Tabel 4.2
Uji Normalitas Univariate
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
RETURN ROA DER CR TAT
N 60 60 60 60 60
Normal Parametersa Mean 0.754 13.237 1.119 2.471 0.803
Std. Deviation 0.753 12.101 1.062 1.716 0.516
Most Extreme Absolute 0.130 0.123 0.187 0.150 0.109
13
Differences Positive 0.130 0.123 0.187 0.150 0.109
Negative -0.069 -0.094 -0.186 -0.111 -0.107
Kolmogorov-Smirnov Z 1.008 0.954 1.450 1.161 0.848
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.262 0.323 0.030 0.135 0.469
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Output SPSS, One Sample K-S
Hasil pengujian normalitas pada pengujian terhadap 60 data menunjukkan
bahwa hanya variabel DER saja yang tidak berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai signifikansi pengujian Kolmogorov Smirnov tersebut lebih kecil dari
0,05.
Untuk menghasilkan data yang berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan
dengan mengeluarkan data-data outlier yang ditampilkan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Uji Normalitas Univariate Setelah Mengeluarkan outlier
RETURN ROA DER CR TAT
N 54 54 54 54 54
Normal Parametersa Mean 0.745 12.931 0.981 2.540 0.734
Std. Deviation 0.790 11.305 0.626 1.599 0.386
Most Extreme
Differences
Absolute 0.161 0.115 0.154 0.146 0.123
Positive 0.161 0.115 0.154 0.146 0.123
14
Negative -0.080 -0.094 -0.097 -0.103 -0.069
Kolmogorov-Smirnov Z 1.183 0.846 1.130 1.073 0.905
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.122 0.472 0.155 0.200 0.387
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Output SPSS, One Sample K-S
Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua variable sudah berdistribusi
normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi di atas 0,05. Selain itu uji
normalitas secara multivariate terhadap nilai residualnya. Hasil pengujiannya terlihat
pada Gambar 4.1 dan Tabel 4.4 sebagai berikut,
Gambar 4.1
Uji Normalitas residual
Tabel 4.4
Uji Normalitas residual
15
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 54
Normal
Parametersa
Mean .0000000
Std. Deviation .71250038
Most Extreme
Differences
Absolute .126
Positive .126
Negative -.074
Kolmogorov-Smirnov Z .924
Asymp. Sig. (2-tailed) .360
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Output SPSS, One Sample K-S
Hasil pengujian normalitas menunjukkan bahwa model regresi memiliki nilai
residual yang berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi
pengujian Kolmogorov Smirnov tersebut lebih besar dari 0,05. Grafik PP Plot juga
menunjukkan kecilnya penyimpangan yang tidak jauh dari garis diagonal.
2. Multikolinier
Pengujian multikolinieritas dalam model regresi dilakukan dengan melihat
nilai Tolerance VIF dari output regresi. Nilai VIF yang lebih besar dari 10 atau
16
Tolerance yang lebih kecil dari 0,1 menunjukkan adanya gejala multikolinieritas
dalam model regresi. Nilai VIF dan Tolerance dari masing-masing variabel bebas
terlihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut :
Tabel 4.5
Pengujian multikolinieritas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
ROA .519 1.927
DER .497 2.012
CR .915 1.092
TAT .642 1.558
Sumber : Output SPSS , Coefficienta
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada nilai VIF dari variable yang
memiliki nilai lebih dari angka 10. Dengan demikian model regresi tersebut tidak
masih memiliki masalah multikolinier. Dengan demikian model regresi tersebut
sudah tidak memiliki masalah multikolinier.
3. Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson.
Nilai Durbin Watson yang berada diantara nilai du dan 4 - du menunjukkan model
yang tidak terkena masalah autokorelasi.
Tabel 4.6
Pengujian autokorelasi Durbin Watson
17
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .431a .186 .120 .74101158 1.809
a. Predictors: (Constant), TAT, CR, ROA, DER
b. Dependent Variable: RETURN
Sumber: Output SPSS, Model Summary b
Nilai DW yang diperoleh adalah sebesar 1,845. Nilai tabel du untuk k = 4 dan
data sebanyak 34 diperoleh sebesar 1,74. Dengan demikian nilai DW = 1,809 berada
diantara 1,74 dan 4 – du = 2,26. Hal ini berarti tidak ada masalah autokorelasi pada
model regresi.
4. Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Scatterplot.
Pola scatter plot yang tidak membentuk garis atau bergelombang menunjukkan tidak
adanya masalah heteroskedastisitas. Hasil pengujian diperoleh terlihat pada Gambar
4.2 sebagai berikut :
Gambar 4.2
Uji Heteroskedastisitas
Du = 1,74 DW = 1,809 4-du = 2,26
18
Sumber: Output SPSS, Scratter Plot
Pola Scatter Plot menunjukkan data yang menyebar di bidang X dan Y.
Dengan demikian maka dapa disimpulkan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas
pada model regresi. Hal ini memperkuat dugaan tidak adanya masalah
heteroskedastisitas dalam model regresi.
4.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk menguji signifikansi pengaruh antara
variabel-varibel bebas terhadap variabel terikatnya Perhitungan analisis regresi ini
menggunakan bantuan program SPSS versi 19. Hasil perhitungan regresi dari print
out SPSS terlihat pada Tabel 4.7 sebagai berikut ,
Tabel 4.7
Rekapitulasi hasil regresi
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.398 .495 -.803 .426
ROA .017 .012 .241 1.347 .184
DER .354 .231 .280 1.533 .132
19
CR -.007 .067 -.014 -.104 .918
TAT .811 .329 .396 2.464 .017
a. Dependent Variable: RETURN
Sumber : Output SPSS, Coefficientsa
Hasil tersebut dapat dituliskan dalam persamaan regresi sebagai berikut
RETURN = -0,398 + 0,017 ROA + 0,354 DER - 0,007 CR + 0,811 TAT + e
Hasil tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Koefisien variabel ROA adalah sebesar 0,017 dengan arah positif yang berarti
bahwa perusahaan dengan ROA yang besar cenderung memiliki return saham
yang lebih besar.
2. Koefisien variabel DER adalah sebesar 0,354 dengan arah positif yang berarti
bahwa perusahaan dengan DER yang besar cenderung memiliki return saham
yang lebih besar.
3. Koefisien variabel CR adalah sebesar -0,007 dengan arah negatif yang berarti
bahwa perusahaan dengan CR yang besar cenderung memiliki return saham
yang lebih rendah.
4. Koefisien variabel TAT adalah sebesar 0,811 dengan arah positif yang berarti
bahwa perusahaan dengan TAT yang besar cenderung memiliki return saham
yang lebih besar.
4.3.1 Uji Parsial (Uji t)
Untuk melihat variabel-variabel mana yang memiliki pengaruh yang
bermakna secara parsial terhadap harga saham sebagai berikut:
1. Pengaruh ROA terhadap return saham
Ho1 : b1=0 : ROA tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return
saham.
20
Ha1 : b1 ≠0 : ROA memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.
Hasil pengujian untuk variabel ROA memberikan hasil t hitung sebesar
1,347 dengan signifikansi sebesar 0,561. Nilai signifikansi sebesar 0,184 tersebut
lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian menunjukkan bahwa
pada taraf signifikansi 5%, ROA tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap return saham. Hal ini berarti Hipotesis 1 ditolak.
2. Pengaruh DER terhadap return saham
Ho3 : b3 =0 : DER tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return
saham.
Ha3 : b3 >0 : DER memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.
Hasil pengujian untuk variabel DER memberikan hasil t hitung sebesar 1,533
dengan signifikansi sebesar 0,132. Nilai signifikansi sebesar 0,032 tersebut lebih
besar dari taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian menunjukkan bahwa pada
taraf signifikansi 5%, DER tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
return saham. Hal ini berarti Hipotesis 2 ditolak.
3. Pengaruh CR terhadap return saham
Ho2 : b3 =0 : CR tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return
saham.
Ha2 : b3 ≠0 : CR memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.
Hasil pengujian untuk variabel CR memberikan hasil t hitung sebesar -
0,104 dengan signifikansi sebesar 0,589. Nilai signifikansi sebesar 0,918 tersebut
lebih besar dari 0,05. Dengan demikian menunjukkan bahwa pada taraf
signifikansi 5%, CR tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return
saham.
4. Pengaruh TAT terhadap return saham
21
Ho3 : b4 =0 : TAT tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return
saham.
Ha3 : b4 >0 : TAT memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.
Hasil pengujian untuk variabel TAT memberikan hasil t hitung sebesar 2,464
dengan signifikansi sebesar 0,017. Nilai signifikansi sebesar 0,017 tersebut lebih
kecil dari taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian menunjukkan bahwa pada
taraf signifikansi 5%, TAT mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return
saham dengan arah positif.
4.3.2 Uji Simultan (Uji F)
Hasil pengujian model regresi secara simultan ditunjukkan dengan nilai F dari
hasil pengujian. Nilai uji F terlihat pada Tabel 4.8 sebagai berikut :
Tabel 4.8
Pengujian secara simultan
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 6.155 4 1.539 2.802 .036a
Residual 26.906 49 .549
Total 33.061 53
a. Predictors: (Constant), TAT, CR, ROA, DER
b. Dependent Variable: RETURN
Sumber : Output SPSS, Anova
22
Diperoleh nilai F sebesar 2,804 dengan signifikansi sebesar 0,036. Nilai
signifikansi sebesar 0,036 tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan menunjukkan bahwa
model regresi ini memberikan makna terhadap pengaruh ROA, DER, CR dan TAT
secara bersama-sama terhadap return saham.
4.3.3 Koefisien Determinasi
Nilai koefisien determinasi menunjukkan persentase variabel terikat yang
dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya. Nilai koefisien determinasi dapat
diperoleh dari nilai adjusted R2 yang terlihat pada Tabel 4.9
Tabel 4.9
Koefisien Determinasi
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .431a .186 .120 .74101158 1.809
a. Predictors: (Constant), TAT, CR, ROA, DER
b. Dependent Variable: RETURN
Sumber : Output SPSS, Coefficients
Penelitian ini mendapatkan nilai adjusted R2 diperoleh sebesar 0,120. Hal ini
berarti bahwa 12,0% return saham dijelaskan oleh variabel ROA, DER, CR dan TAT,
sedangkan sebagian besar lainnya yaitu 88,0% return saham dapat dijelaskan oleh
variabel lainnya.
4.4 Pembahasan
Berdasarkan pengujian t yang telah dilakukan, maka berikut ini adalah
ringkasan hasil pengujian hipotesis :
Ringkasan Hasil Uji Hipotesis
23
Hipotesis Hasil Uji
H1 ROA berpengaruh positif terhadap return saham. Ditolak
H2 DER berpengaruh negatif terhadap return saham. Ditolak
H3 CR berpengaruh positif terhadap return saham. Ditolak
H4 TAT berpengaruh positif terhadap return saham. Diterima
Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa dari empat variabel yang digunakan
dalam penelitian ini, satu variabel yang berpengaruh terhadap return saham.
Penjelasan dari masing-masing variabel diperoleh sebagai berikut.
1. Pengaruh ROA terhadap return saham
Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa ROA tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap return saham. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi
sebesar 0,561 lebih besar dari 0,05. Dengan demikian penelitian ini tidak konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardhiastari (2006), Natarsyah (2002), dan
Ulupui (2005).
ROA merupakan adalah satu rasio yang merupakan kabar baik bagi investor,
dimana ROA yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan
yang baik dalam memberikan laba perusahaan. Dengan demikian ROA yang semakin
besar menujukkan bahwa perusahaan mampu memberikan keuntungan bagi
perusahaan yang dapat berimbas bagi keuntungan pemegang saham. Namun
demikian beberapa investor nampaknya tidak menilai informasi dengan cepat
sehingga secara umum ROA kurang berpengaruh signifikan.
2. Pengaruh DER terhadap return saham
DER tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai signifikansi sebesar 0,132 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05.
24
Dengan demikian penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Widyarini (2006), dan Pasetyo (2005).
DER merupakan rasio hutang yang secara umum mencerminkan tingkat
kewajiban perusahaan dalam membayar hutang-hutang jangka pendek maupun
jangka panjangnya, sehingga beberapa pihak investor merasakan bahwa DER yang
besar dapat membebani keuangan perusahaan yang pada akhirnya dapat merugikan
inevstor.
Namun demikian kondisi yang berbeda juga dapat diperoleh dari investor
dimana DER yang tinggi justru mencerminkan bahwa perusahaan sedang dalam
pertumbuhan dimana perusahaan sangat memerlukan pendanaan yang besar yang
lebih cepat diperoleh melalui kontrak hutang dengan pihak ketiga. Adanya
pemahaman dan interpretasi dari investor mengenai peran DER bagi perusahaan
menjadikan reaksi yang diberikan oleh investor dapat memiliki arah positif terhadap
return saham.
3. Pengaruh CR terhadap return saham
Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa CR tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap return saham. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi
sebesar 0,918 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian penelitian ini
tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2005)
Nilai CR yang besar oleh perusahaan memiliki aset-aset lancar yang cukup
besar yang dapat digunakan untuk menutup hutang-hutang jangka pendeknya. Namun
demikian CR yang tinggi juga seringkali mencerminkan bahwa perusahaan terlalu
banyak menumpukkan aset mereka pada kas, persediaan dan hutang lancar yang
berarti bahwa perusahaan kurang mampu memutar aset-aset mereka. Kondisi ini
terkadang tidak disukai investor.
4. Pengaruh TAT terhadap return saham
Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa TAT memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap return saham dengan arah positif. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai signifikansi sebesar 0,017 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Dengan
25
demikian hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakuan oleh
Restiyani (2006).
Nilai TAT yang besar oleh perusahaan memiliki kemampuan untuk menjual
produk-produk mereka dengan cepat. Dengan semakin cepatnya perputaran aset
perusahaan hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki potensi yang besar
untuk mendapatkan keuntungan dan mengalami pertumbuhan, sehingga hal ini dapat
menarik minat investor. Kondisi demikian dapat mengakibatkan kenaikan harga
saham.
5. SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Kesimpulan yang bisa diambil dari hasil penelitian yang dibahas pada bab
sebelumnya adalah sebagai berikut :
1. Variabel ROA diperoleh tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return
saham. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi di atas 0,05.
2. Variabel DER diperoleh tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return
saham. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi di atas 0,05.
3. Variabel CR tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai signifikansi di atas 0,05.
4. Variabel TAT diperoleh memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return
saham. Perusahaan dengan TAT yang lebih besar cenderung memiliki return
saham yang lebih besar.
5.2. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini pada prinsipnya terletak pada jumlah data
penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini tidak meneliti
seluruh perusahaan yang tergabung dalam Bursa Efek Indonesia. Hal ini terkait
dengan syarat adanya konsistensi perusahaan yang masuk ke dalam LQ45 selama
periode penelitian, dimana tidak banyak perusahaan yang sampelnya diperoleh.
26
Penelitian ini tidak menggunakan fakor fundamental lainnya seperti resiko
sistematik yang sering kali berpengaruh secara langsung terhadap return saham.
Selain itu, hanya menggunakan satu rasio saja sebagai variabel independen untuk
mewakili setiap variabel profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, dan aktivitas.
5.3. Saran
Dengan melihat hasil penelitian sebagaimana dijelaskan pada bab
sebelumnya, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat dilihat bahwa para investor acap kali
sering mengabaikan faktor-faktor ROA, DER, CR, dan TAT untuk melakukan
transaksi saham. Harga saham yang terjadi fluktuatif sehingga akan menyebabkan
return saham juga mengalami fluktuasi.
2. Dengan diperolehnya pengaruh TAT terhadap return saham, maka investor
nampaknya perlu juga mempertimbangkan perusahaan yang konsisten mampu
melakukan aktivitas dalam penjualan produk sebagai tujuan investasi.
3. Masih sedikitnya perusahaan yang secara kontinyu menjadi LQ 45 yang
digunakan sebagai sampel maka dalam hal penelitian selanjutnya disarankan
untuk tidak menggunakan syarat ada kontinyuitas sebagai sampel penelitian
untuk mendapatkan sampel yang lebih banyak.
4. Perlunya penelitian yang lebih menyeluruh terhadap seluruh perusahaan yang go
public. Dan perlunya faktor devidend yield untuk dipertimbangkan dalam variabel
return saham.
5. Perlu adanya penelitian yang menggunakan variabel-variabel lain yang
menggambarkan rasio profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, dan aktivitas yang
pengaruhnya lebih relevan terhadap nilai return saham.
27
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia, N. 2003. "Analisis Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap
Harga Saham Properti di BEJ." http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting
Diakses tanggal 2 Agustus 2009
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft
Indonesia
Ardhiastari, Heidy. 2006. "Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Perusahaan dan Resiko
Sistematik Terhadap Return Saham (Studi Kasus Saha-saham LQ 45 BEJ Periode
2002-2004)". Skripsi Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas
Diponegoro Semarang
Brigham, E. F. and J. F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga
Dariyus. 2004. "Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada PT. Astra
Internasional." Diakses tanggal 5 September 2009, dari Jurnal Bisnis dan
Strategi, Vol 8
Fabozzi, F. J. 1999. Manajemen Investasi. Jakarta: Salemba Empat
Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
19."Semarang: Badan Penerbit Undip
Ghozali, I. 2009. Analisis Multivariate Lanjutan Dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Undip
Hardiningsih, Pancawati, L. Suryanto, A. Chariri. 2002. "Faktor Fundamental Dan
Resiko Ekonomi Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Di Bursa Efek
Jakarta: Studi Kasus Basic Industry & Chemical." Jurnal Bisnis dan Strategi,
Vol 8
Helfert, E.A. 1997. Teknik Analisis Keuangan. Jakarta: Erlangga
Husnan, S. 2005. Dasar-Dasar Teori Portfolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta:
UPP AMP YKPN
Jogiyanto, H.M. 2000. Teori Portfolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE
Machfoedz, Mas'ud. Akuntansi Manajemen.1989. BPFE-Yogyakarta
28
Paramarta, W. A. 2007. "Pengaruh Beberapa Variabel Keuangan Terhadap Stock
Return Pada Saham Blue Chip Di Bursa Efek Jakarta Periode 2000-2005."
FORUM, vol. 5, No. 2
Prasetyo, T.B. 2005. "Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap
Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Masuk Indeks LQ 45
Periode 1999-2003)." Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro
Prasetyo, M.A. 2006. "Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Faktor Makro
Ekonomi Terhadap Return Saham Perusahaan Perbankan (Studi Kasus Pada
Perusahaan Perbankan Yang Go Public di BEJ)." Skripsi Tidak
Dipublikasikan. Universitas Diponegoro Semarang
Restiyani, D. 2006. "Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham
(Studi Kasus Pada Perusahaan Otomotif dan Komponennya di BEJ Periode
2001-2004)." Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Diponegoro
Semarang
Sartono, R.A., Drs, M.B.A. 2001. Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi.
Yogyakarta: BPFE
Suharli, M. 2003. " Studi Empiris Terhadap Dua Faktor Yang Mempengaruhi Return
Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Food & Beverages)." Jurnal Akuntansi
& Keuangan, Vol 7, No 5.
Tandelilin, E. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portfolio. Yogyakarta: BPFE
Ulupui, I. G. K. 2006. "Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverages, Aktivitas, dan
Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan
dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di BEJ)." dari
internet http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting Diakses tanggal 31 Juli
2009
Widyarini, F. 2005. "Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham
Perusahaan Miscellaneous Industries Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta
Periode 2002-2003." Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro
Semarang.