analisis pengaruh profitabilitas perbankan...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH, SUKU
BUNGA BANK INDONESIA DAN DEPOSITO MUDHARABAH TERHADAP
PEMBIAYAAN MURABAHAH
PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2009-2013
Oleh :
MUHAMMAD ZAKI RAIHAN 109084000057
JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435H/2014M
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Muhammad Zaki Raihan
Tempat, Tanggal Lahir : Duri, 20 April 1991
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Jend Sudirman no.22 Sebanga, Duri- Riau #28884
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
No. Telepon/HP : 085365004220
Email : [email protected]
Twitter : @zakiraihan20
PENDIDIKAN FORMAL
Tingkat Pendidikan Sekolah/Universitas Jurusan Tahun Perguruan Tinggi / Strata 1 Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
2009-2014
Sekolah Menengah Atas (SMA)
SMA Cendana Duri-Mandau.
IPS 2006-2009
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
SMP Negeri 2 Duri- Mandau
2003-2006
Sekolah Dasar (SD) SD Negeri 004 Duri-Mandau
1997-2003
Taman Kanak-kanak (TK) TK Mutiara Duri-Mandau 1996-1997
ii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Profitabilitas (ROA), SBI dan Deposito Mudharabah (DM) terhadap Pembiayaan Murabahah. Analisis dilakukan dengn menggunakakn data runtun waktu bulanan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dalam penelitian periode 2009 sampai dengan 2013.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ordinary Least Square (OLS) pada program Eviews 6. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ROA memiliki hasil t-hitung sebesar 2.937182 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.0053, yang berarti secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah (PM), Sedangkan pada SBI diperoleh t-hitung sebesar -0.643511 dengan tingkat signifikansi 0.5233 yang berarti secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah (PM) dan Deposito Mudharabah (DM) diperoleh t-hitung 26.93835 dengan tingkat signifikansi 0.0000 yang berarti secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah (PM). Selain itu Hasil regresi ini juga menunjukkan nilai F-Statistik sebesar 516.292 dengan Probabilitas sebesar 0.000000 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ROA, SBI dan Deposito Mudharabah (DM) secara stimultan atau bersama-sama memiliki pengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah (PM)
Kata Kunci : Perbankan Syariah, ROA, SBI, DM, Pembiayaan Murabahah
iii
ABSTRACT
This study aims to analyze the influence of profitability (ROA), SBI and Mudaraba deposits (DM) against Murabahah. Analyses were performed with less menggunakakn monthly time series data published by Bank Indonesia in the study period of 2009 to 2013.
The method used in this study is the Ordinary Least Square (OLS) on the program Eviews 6. Results of this study indicate that the ROA has the t-count equal to 2.937182 with a significance level of 0.0053, which means partially positive and significant effect on Murabahah (AM), while the SBI obtained t-count equal to -0.643511 with a significance level of 0.5233 which means partially no significant effect on Murabahah (PM) and Mudaraba deposits (DM) obtained by t-test with a significance level of 0.0000 26.93835 meaning partially positive and significant effect on Murabahah (PM). Besides these regression results also demonstrate the value of the F-statistics of 516 292 with a probability of 0.000000 so it can be concluded that the variables ROA, SBI and Mudaraba deposits (DM) stimulatory or together have an influence on Murabahah (PM)
Keywords: Islamic Banking, ROA, SBI, DM, Murabaha Financing
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT
yang telah menurunkan Islam sebagai tuntunan kehidupan yang membawa kepada
kesejahteraan, keadilan, keberkahan, dan kesempurnaan dan juga atas segala
limpahan rahmat-Nya kepada kita semua hingga kita dapat merasakan nikmat
Islam, nikmat Iman, dan nikmat sehat wal’afiat. Shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad Salallahu A’laihi Wassalam, pembawa
risalah, penyampai amanah, dan pemberi nasihat kepada umat manusia, serta para
sahabat, keluarga dan orang-ornag sholeh yang Allah ridhoi.
Hanya karena rahmat, karunia, dan keridhaan-Nya lah penulis memiliki
kekuatan, kemauan, kesempatan, dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “Analisis Pengaruh Profitabilitas Perbankan Syariah, Suku
Bunga Bank Indonesia, Deposito Mudharabah, terhadap Pembiayaan
Murabahah di Indonesia Periode 2009-2013” dengan tujuan untuk memenuhi
salah satu syarat meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi dan Bisnis
di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Alhamdulillah, dengan
pertolongan dan rahmat Allah Subhanahu Wata’ala, skripsi ini telah selesai,
walupun penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini. Namun dari lubuk hati yang paling dalam, penulis berharap semoga skripsi ini
sedikit banyak mudah-mudahan insya Allah dapat bermanfaat bagi banyak orang,
Amin.
Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk
itu penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan semoga
Allah SWT memberikan pahala atas amal kebaikan dari semua pihak yang telah
membantu penyelesaian skripsi ini, diantaranya adalah:
v
1. Teristimewa untuk kedua orang tua saya tercinta yaitu H. Abdul Fuad dan
H. Hafni yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk kuliah jauh
dari mereka ke Jakarta ini, sehingga saya dapat menuntaskan kuliah saya
mulai dari awal kuliah hingga skripsi ini selesai, terima kasih
do’anya,terima kasih semuanya, pemberian semangat mama, papa sampai
skripsi ini selesai do’akan Raihan menjadi orang sukses dan Raihan ingin
melihat Mama dan Papa bahagia dengan kesuksesan Raihan Aamiin
2. Adekku Dewi Indah Pratiwi, Kel Zubir, seluruh keluarga H. Sani Ahmad
yang tidak pernah henti nya memberikan dukungan dan motivasi untuk
selalu tetap berjuang dan semangat menghadapi kesulitan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Prof.Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Zuhairan S.Yunan, M.si selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan
Studi Pembangunan (IESP), yang telah memberikan dukungan untuk IESP
dan semua mahasiswanya.
5. Bapak Zainal Mutaqin, MPP selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Ekonomi dan
Studi Pembangunan yang selalu memberikan informasi akademik kepada
setiap mahasiswa IESP.
6. Bapak Dr.Ir.H.Roikhan Mochamad Aziz, MM selaku Dosen Pembimbing
I yang dengan sabar dan mau meluangkan waktunya untuk membimbing,
memberi arahan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi
serta sebagai penggagas @Sinlammim dan @319913616. Selain itu
sebagai Dosen Ekonomi Syariah, Mikro Syariah dan Moneter Syariah.
Terima kasih banyak Pak Roy, Semoga Allah SWT selalu melimpahkan
nikmat iman, nikmat Islam, nikmat sehat wal’afiat dan nikmat panjang
umur serta kebahagiaan di dunia dan akhirat kelak.
7. Bapak Ali Rama,SE, M.Ec, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi, semangat, saran dengan
meluangkan waktu, pikiran, tenaga, dan juga memberikan ilmu dalam
membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
vi
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis terutama jurusan Ilmu
Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP) yang telah memberikan ilmu-
ilmu yang bermanfaat untuk mahasiswa dan kemajuan FEB khususnya.
9. Seluruh karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah membantu dan
memberi pelayanan dengan seoptimal mungkin demi kelancaran kegiatan
belajar kami.
10. Thank’s to my lovely Nidia Wiyanti, terima kasih semuanya♥
11. Terima kasih banyak kepada sahabat setia saya Taufik Hidayat (Kocco)
dan Sandy(mamay), Armen untuk kebersamaannya selama kuliah☺,
semoga silaturahmi terus terjaga walaupun sudah lulus.
12. Terima kasih Kepada para sahabat saya Rismawan,( dalam menyelesaikan
Skripsi),Rendy bg haji (pemilik kostan tempat berkumpul).
13. Terima Kasih kepada teman-teman dan sahabat Jajang yang telah
membantu saya, Jamrudin, Teman-teman The tamfans ciputat yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu. semoga persahabatan kita terus erat
14. Kepada seluruh teman-teman keluarga besar IESP 2009 yang tidak dapat
saya sebutkan namanya satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat
saya kepada teman-teman.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi bahasa, isi maupun analisisnya, sehingga
penulis sangat berharap atas kritik dan saran dari berbagai pihak untuk
penyempurnaannya.
Akhirnya kata penulis mengucapkan Alhamdulillahirabil’alamin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, 1 Juli 2014
(Muammad. Zaki Raihan)
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... i
ABSTRACT ....................................................................................................... ii
ABSTRAK .......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 15
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 16
D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 19
A. Konsep dasar Ekonomi Islam ................................................................... 19
B. Bank Syariah ............................................................................................ 21
1. Pengertian Bank Syariah .................................................................... 17
2. Prinsip dan Ciri- Ciri Bank Syariah…………………………..……... 23
a. Prinsip Bank Syariah ............................................................. 23
b. Ciri-Ciri Bank Syariah .......................................................... 24
c. Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah .................. 25
C. Pembiayaan ............................................................................................. 27
1. Pengertian Pembiayaan ....................................................................... 27
viii
2. Macam-Macam Pembiayaan ............................................................... 28
3. Tujuan Pembiayaan……………………………………………………. 29
4. Fungsi Pembiayaan ............................................................................. 30
D. Murabahah…………………………………………………………………. 31
1. Pengertian Murabahah………………………………………………… 31
2. Landasan Hukum ................................................................................ 32
3. Rukun dan Syarat Murabahah………………………………………... 33
4. Ketentuan Umum Murabahah…………....………………………….... 34
5. Macam-macam Transaksi Murabahah………………………….…….. 35
E. Profitabilitas ............................................................................................. 36
1. Pengertian Profitabilitas ...................................................................... 36
2. Bagi Hasil……………………………………………………………… 37
a. Pengertian Profit Sharing ....................................................... 38
b. Pengertian Revenue Sharing ................................................... 39
F. BI RATE .................................................................................................. 41
1. Pengertian BI RATE .......................................................................... 41
2. Fungsi BI RATE ................................................................................ 41
3. Pengeritan Bunga Bank………………………………………………. 42
a. Bunga Simpanan……………………………………………… 43
b. Bunga Pinjaman…………………………………………….... 43
4. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga………………… 44
5. Pengaruh BI RATE dan Bunga Konvensional……………………. .45
G. Deposito Mudharabah……………………………………………………....46
1. Pengertian Deposito Mudharabah……………………..……………..46
2. Bentuk-Bentuk Mudharabah………………………………………….48
3. Manfaat Mudharabah…………………………………………………49
4. Skema Deposito Mudharabah………………………………………...51
5. Hubungan Deposito Mudharabah terhadap Perkembangan Murabahah
……………………………………………………………………...52
H. Penelitian Terdahulu………………………………………………….…….54
I. Ringkasan Pemikiran Terdahulu……………………………………….…..60
ix
J. Kerangka Pemikiran ………………………………………………………73
K. Hipotesis…………………………………………………………………… 76
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 78
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 78
B. Metode Penentuan Sampel ....................................................................... 78
C. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 79
D. Metode Analisis Data ............................................................................... 80
1. Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 82
a. Uji Normalitas ............................................................................ 82
b. Uji Multikolinearitas ................................................................... 83
c. Uji Heterokedastisitas ................................................................. 84
d. Uji Autokorelasi ......................................................................... 85
2. Uji Statistik ....................................................................................... 87
a. Uji Parsial (Uji-t) ........................................................................ 87
b. Uji Signifikansi Stimultan (Uji F) ............................................... 88
3. Uji Koefisiean determinasi (R2) ......................................................... 88
E. Operasional Variabel Penelitian................................................................ 89
1. Variabel Dependen (Y) ...................................................................... 89
2. Variabel Independen (X) .................................................................... 90
a. Profitabilias Bank Syariah ........................................................... 90
b. Suku Bunga Bank Indonesia ....................................................... 90
c. Deposito Mudharabah ................................................................. 91
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 92
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 92
1. Sejarah Perkembangan Bank Syariah di Dunia ................................... 92
a. Praktik Perbankan di Masa Rasulullah ........................................ 92
b. Perbankan Syariah Modern ......................................................... 94
2. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia.......................................... 95
3. Visi dan Misi Perbankan Syariah ....................................................... 97
x
4. Perkembangan Pembiayaan Murabahah ............................................. 98
5. Perkembangan Profitabilitas(Return on Asset) ................................... 101
6. Perkembangan Suku Bunga Bank Indonesia ...................................... 103
7. Perkembangan Deposito Mudharabah ................................................ 106
B. Hasil Analisis dan Pembahasan ................................................................ 108
1. Analisis Pembahasan dan Hasil Regresi ............................................. 108
a. Uji Normalitas ............................................................................ 109
b. Uji Multikolinearitas ................................................................... 110
c. Uji Heterokedastisitas ................................................................. 112
d. Uji Autokorelasi ......................................................................... 113
2. Pengujian Hipotesis Statistik .............................................................. 114
a. Uji Parsial (Uji t) ........................................................................ 116
b. Uji F ........................................................................................... 118
3. Koefisien Determinasi (R2) ................................................................ 118
C. Analisis Ekonomi ..................................................................................... 113
1. Pengaruh ROA Terhadap Pembiayaan Murabahah(PM) ..................... 119
2. Pengaruh SBI Terhadap Pembiayaan Murabahah(PM) ....................... 120
3. Pengaruh Deposito Mudharabah Terhadap Pembiayaan Murabahah... 120
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ...................................................... 122
A. Kesimpulan .............................................................................................. 122
B. Implikasi .................................................................................................. 120
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... xiv
LAMPIRAN ....................................................................................................... xvii
xi
DAFTAR TABEL
No Keterangan Hal
1.1 Perkembangan ROA, Suku Bunga Bank Indonesia,Deposito Mudharabah, Pembiayaan
murabahah Periode 2009-September 2013................................................... 5
2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ........................................ 25
2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................... 59
4.1 UjiNormalitasJarque-Bera .......................................................................... 110
4.2 HasilUjiCorrelaion matrix .......................................................................... 111
4.3 HasilUjiWhite Heterokedasticity ................................................................. 113
4.4 HasilUjiLangrange Multiple Test (LM-Test) .............................................. 114
4.5 HasilRegresiMetodeOrdinary Least Square ................................................ 115
xii
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Hal
1.1 Perkembangan Profitabilitas Periode Desember 2009-September 2013……..7
1.2 Perkembangan Suku Bunga Periode Desember 2009-September 2013………8
1.3 Perkembangan Deposito Mudharabah Periode
Desember 2009-September 2009…………………………………… ………10
1.4 Perkembangan Pembiayaan Murabahah Periode
Desember 2009-September 2013……………………………………………..11
2.1 Skema Deposito Mudharabah ...................................................................... 51
2.2 Kerangka Pemikiran…………………………………………………………. 75
4.1 Perkembangan Profitabilitas Periode Desember 2009-September 2013……..100
4.2 Perkembangan Suku Bunga Periode Desember 2009-September 2013………102
4.3 Perkembangan Deposito Mudharabah Periode
Desember 2009-September 2009…………………………………… ………105
4.4 Perkembangan Pembiayaan Murabahah Periode
Desember 2009-September 2013……………………………………………..107
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
No Keterangan Hal
1 Data Penelitian Desember 2009 – September 2013 ........................................ xviii
2 UjiNormalitas ................................................................................................. xx
3 UjiMultikolinearitas ....................................................................................... xx
4 UjiHeterokedastisitas ...................................................................................... xxi
5 UjiAutokorelasi .............................................................................................. xxii
6 HasilRegresiMetode Ordinary Least Square .................................................. xxiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awalnya keberadaan bank syariah di Indonesia ditandai dengan
adanya atau berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992.
Dengan adanya UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan yang merupakan revisi
dari UU No. 7 tahun 1992. Undang-undang tersebut telah meletakkan dasar bagi
terwujudnya sistem perbankan ganda, yaitu sistem bagi hasil (Bank Syariah) dan
bank yang beroperasi dengan sistem bunga (Bank Konvensional). Oleh karena itu
diberikan kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendirikan bank
yang menyelenggarakan kegiatan umum untuk membuka kantor cabangnya yang
khususnya melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah. Upaya untuk
mengembangkan bank dengan sistem bagi hasil semakin kuat. Hal ini ditandai
dengan meningkatnya keinginan masyarakat guna memperoleh layanan
perbankan dengan prinsip syariah.
Krisis yang melanda dunia perbankan Indonesia sejak tahun 1997-1998
telah menyadarkan semua pihak bahwa perbankan dengan sistem konvensional
bukan merupakan satu-satunya sistem yang dapat diandalkan, tetapi ada sistem
perbankan lain yang lebih tangguh karena menanamkan prinsip keadilan dan
keterbukaan, yaitu perbankan syariah. Meskipun pada waktu itu hanya ada satu
lembaga keuangan perbankan syariah, namum diakui oleh banyak kalangan
2
bahwa sistem yang dianut dapat menjawab tantangan krisis yang terjadi pada
tahun 1997-1998.
Perbankan syariah dalam melakukan operasionalnya menerapkan prinsip
bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem
perbankan nasional, bank syariah mempunyai peranan yang penting dalam
perekonomian. Penerapan perbankan syariah dalam aktivitas ekonomi Indonesia
tidak jauh berbeda dengan perbankan konvensional.
Tidak dapat disangkal bahwa uang merupakan alat yang sangat penting
bagi kebutuhan manusia.Saat ini lembaga-lembaga keuangan sengaja berdiri agar
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia. Bank merupakan lembaga
keuangan yang berfungsi sebagai Intermediary, artinya bank sebagai lembaga
keuangan berfungsi sebagai perantara antara pihak yang mempunyai kelebihan
dana (kreditur) dengan pihak yang membutuhkan dana (debitur).
Tingginya pertumbuhan aset perbankan syariah di Indonesia ini belum
dapat dirasakan pengaruhnya dalam kehidupan perekonomian Indonesia.
Keberadaan dan keunggulan perbankan syariah baru dapat dirasakan apabila
perbankan syariah telah memiliki proporsi yang signifikan dalam tatanan
perekonomian nasional. Untuk memberikan pengaruh terhadap perekonomian
Indonesia maka volume perbankan syariah harus besar, yaitu dengan kestabilan
ekonomi nasional dan kemampuan menarik dana syariah dari luar negeri. Dengan
besarnya volume perbankan syariah maka kemampuan dalam melakukan
penyerapan dana investasi dari luar negeri khususnya negara-negara Islam di
3
kawasan Timur Tengah akan menjadi besar. Kecilnya proporsi aset perbankan
syariah di Indonesia menyebabkan perbankan syariah belum mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam.
Seperti Bank Konvensional, Bank Syariah juga memberikan jasa-jasa
pembiayaan. Jasa-jasa pembiayaan yang diberikan Bank Syariah jauh lebih
beragam daripada jasa-jasa pembiayaan yang dapat diberikan oleh Bank
Konvensional. Mengenai jasa pembiayaan yang dapat diberikan oleh bank Islam
bukan saja pembiayaan dalam bentuk apa yang disebut dalam istilah perbankan
konvensional sebagai kredit, tetapi juga memberikan jasa-jasa pembiayaan yang
biasanya diberikan oleh lembaga pembiayaan (multi finance company), seperti
leasing, hire purchase, pembelian barang oleh nasabah bank kepada bank Islam
yang bersangkutan dengan cicilan, pembelian barang oleh bank Islam kepada
perusahaan manufaktur dengan pembayaran di muka, penyertaan modal (equity
participation atau venture capital).
Jasa-jasa perbankan Islam yang terkait dengan jasa pembiayaan yang
ditawarkan oleh Bank Syariah dikemas dalam produk-produk yang ada dalam
Bank Syariah, salah satunya adalah pembiayaan murabahah.Pembiayaan
murabahah merupakan jasa pembiayaan dengan mengambil bentuk transaksi jual
beli dengan cicilan.Sedangkan pola pelayanannya dengan memakai jenis
pembelian berdasarkan pesanan.Pada perjanjian murabahah atau mark-up, bank
membiayai pembelian barang atau asset yang dibutuhkan oleh nasabahnya
dengan membeli barang itu dari pemasok barang dan kemudian menjualnya
4
kepada nasabah tersebut dengan menambah suatu mark-up atau keuntungan.
Dengan kata lain penjualan barang oleh bank kepada nasabah dilakukan atas
dasar cost-plus profit.
Transparasi bagi bank syariah bersifat mutlak dan harus dilakukan.
Dengan adanya transparansi yang benar-benar transparan diharapkan akan
semakin meningkatkan kepercayaan nasabah. Salah satu implementasi
transparansi dalam operasional bank syariah adalah pembuatan laporan bagi hasil
kepada semua deposan secara rutin setiap bulan. Dalam laporan bagi hasil antara
lain dilaporkan berapa jumlah pendapatan yang diterima bank dalam satu bulan,
yang akhirnya akan berpengaruh terhadap berapa nominal hasil investasi yang
akan diterima deposan.
Jika diamati, pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia memang
cukup mengesankan dibandingkan sejak awal berdirinya bank syariah pertama di
Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indicator yaitu profitabilitas bank
syariah, suku bunga bank Indonesia dan deposito mudharabah berdasarkan data
Bank Indonesia periode Oktober tahun 2009 sampai dengan Desember 2013
perkembangan instrument aset perbankan syariah mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Dapat dilihat pada Tabel 1.1.
5
Tabel 1.1
Perkembangan ROA, Suku Bunga Bank Indonesia Dan Deposito Mudharabah,
Pembiayaan Murabahah Di Indonesia
Periode 2009 – September 2013
Tahun ROA
(%)
Suku Bunga
BI
(%)
DEPOSITO
MUDHARABAH
(Milyar Rp)
PEMBIAYAAN
MURABAHAH
(Milyar Rp)
2009 1.48 6.50 17.530 26321.00
2010 1.67 6.50 20.375 37508.00
2011 1.70 6.50 23.396 56365.00
2012 2.14 5.75 28.560 88004.00
2013*09 2.04 7.25 31.062 106779.00
Sumber : Data Bank Indonesia yang sudah diolah di www.bi.go.id
Pada tahun 2008 terjadi krisis subprime mortgage di Amerika Serikat
(AS), profitabilitas perbankan syariah di Indonesia pada tahun 2009 justru
masih turun sebesar 1.48%. Pasca pemulihan krisis subprime mortgage di
Amerika Serikat (AS), pada tahun 2010 profitabilitas perbankan syariah naik
sebesar 1.67%. Pada akhir Desember 2011 profitabilitas perbankan syariah
semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 1.79. Pada
akhir Desember 2012profitabilitas perbankan syariah sebesar 2.14%,dan terus
6
naik. pada September 2013 menjadi 2.04% tetap , hal ini membuktikan bahwa
masyarakat Indonesia semakin percaya terhadap kinerja perbankan syariah
sendiri.
Pergerakan profitabilitas perbankan syariah ini tidak lepas dari
beberapa indikator yang mempengaruhinya yaituSuku Bunga Bank
Indonesiadan Deposito Mudharabah. Perkembangan profitabilitas perbankan
syariah tidak lepas dari variabel ekonomi makro lainya sepertiSuku Bunga
Bank Indonesia.
7
Gambar 1.1
Perkembangan Profitabilitas Di Indonesia
Periode Desember 2009 – September 2013
sumber: Bank Indonesia(data diolah) .
Pada tahun 2009 profitabilitas bank syariah sebesar 1.48%, seiring
berjalannya tahun profitabilitas menunjukkan peningkatan yang cukup baik.
Namun pada tahun 2012 profitabilitas mencapai angka yang cukup baik yaitu
2.14% itu disebabkan oleh suku bunga yang terendah pada tahun 2012 yaitu
5.75% yaitu dimana pada saat suku bunga terendah maka daya masyarakat
untuk menyimpan dananya dibank syariah mengalami peningkatan, maka
secara otomatis profitabilitas yang di dapat bank syariah akan meningkat pula,
0
0.5
1
1.5
2
2.5
2009 2010 2011 2012 2013.09
Pers
enta
se%
PeriodeProfitabilitas
8
Setelah itu pada tahun 2013 profitabilitas menurun menjadi 2.04%
karena pada tahun yang sama suku bunga mengalami peningkatan yang cukup
tinggi, yaitu sebesar 7.25% dimana saat suku bunga tinggi maka secara
otomatis nasabah yang akan menyimpan dananya di bank syariah akan
menurun. Karena nasabah pasti tidak mengharapkan dana yang mereka
titipkan terkena suku bunga yang tinggi maka dari itulah profitabilitas yang
didapat bank syariah menurun.
Gambar 1.2
Perkembangan Suku Bunga Bank Di Indonesia
Periode Desember 2009 – September 2013
Sumber: Bank Indonesia(data diolah).
0
1
2
3
4
5
6
7
8
2009 2010 2011 2012 2013.09
Pers
enta
se%
PeriodeSuku Bunga BankIndonesia
9
Pada taun 2009 Suku Bunga sebesar 6,50%, seiring berjalannya tahun
, suku bunga mengalami penurunan, dapat kita lihat pada tahun 2010 suku
bunga tetap di 6.50%, dan ditahun 2011 tetap 6.50%, namun pada saat tahun
2012 suku bunga mengalami penurunan menjadi 5,75. Ini tidak lepas dari
tingginya profitabilitas bank syariah yang membuat suku bunga menurun, ini
disebabkan pada saat suku bunga turun orang akan banyak menyimpan dan
meminjam uang kebank yang akan menyebabkan profitabilitas bank akan
menaik. Beagitu juga sebaliknya apabila suku bunga tinggi mempengaruhi ke
profitabiltas yang akan menurun. Minat masyarakat akan semakin menurun
pula.
10
Gambar 1.3
Perkembangan Deposito Mudharabah Di Indonesia
Periode Desember 2009 – September 2013
Sumber: Bank Indonesia(data diolah).
Deposito mudhrabah pada tahun 2009 rp 17.530 milyar, setiap
tahunnya deposito mudharabah mengalami peningkatan yang cukup baik.
Dapat dilihat pada grafik diatas, nilai tertinggi deposito mudharabah pada
tahun 2013 sebesar Rp 31.062 milyar ini menunjukkan betapa banyaknya
daya masyarakat menyimpan dananya melalui deposito mudharabah. Karena
deposito mudharabah pada tahun-tahun ini diminati masyarakat, sebab hasil
yang didapat akan secara adil dan sesuai kesepakatan akan dibagi rata.
0.0000
5.0000
10.0000
15.0000
20.0000
25.0000
30.0000
35.0000
2009 2010 2011 2012 2013.09
Mily
ar
Periode
Deposito Mudharabah
11
Mayarakat akan lebih mengetahui seberapa besarnya resiko atau
keuntungannya mendepositokan melalui akad mudharabah,
Gambar 1.4
Perkembangan Pembiayaan Murabahah Di Indonesia
Periode Desember 2009 – September 2013
sumber: Bank Indonesia(Data diolah)
Pembiayan Murabahah adalah pembiayaan yang diminati
masyarakat,sebab akad murabahah, akad jual-beli yang ditambah oleh margin
yang disepakati. Terlihat pada grafik diatas setiap tahunnya pembiayaan
murabahah mengalami peningkatan yang cukup pesat. Terlihat paling rendah
pada tahun 2009 sebesar Rp 26.321 milyar dan tertinggi pada tahun 2013
0.00
20000.00
40000.00
60000.00
80000.00
100000.00
120000.00
2009 2010 2011 2012 2013
Mily
ar
Periode
Pembiayaan Murabahah
12
sebesar Rp 106.779 milyar. Ini terlihat baik pada pembiayaan murabahah
setiap tahunnya.Masyarakat lebih memilih pembiayaan murabahah karena
dilihat dari segi resiko. Pada pembiayaan murabahah resiko yang akan
diterima nasabah akan lebih kecil dibandingkan pada pembiayaan lain, segi
resiko adalah salah satu minat masyarakat
Komposisi pembiayaan murabahah dalam jangka waktu empat
tahunsaja yaitu dari tahun 2009-2013 terusmengalami peningkatan, ini tidak
lepas dari beberapa factor yang mempengaruhinya seperti Profitabilitas, Suku
Bunga Bank Indonesia, Deposito Mudharabah.
Peningkatan pembiayaan murabahah dari tahun 2007-2012 juga
tidakterlepas dengan adanya perkembangan ekonomi di Indonesia secara
makro pada tahun 2009-2013.Dalam makro ekonomi, ini juga tidak terlepas
darivariabel ekonomi makro lainya seperti sertifikat bank Indonesia syariah.
Dalam praktek penyaluran dana bank syariah ke sektor rill
memerlukan waktu yang sering tak singkat penghimpunan dana, oleh karena
itu bank syariah dapat memeutuskan penempatan kelebihan dananya pada
instrument SWBI, walaupun hanya menjanjikan bonus tetapi cukup aman dan
fleksibel. Terbukti apabila bank syariah kelebihan dana dari pihak ketiga,
maka bank syariah memiliki opsi yaitu menyalurkan untuk pembiayaan atau
dengan menyimpan dana tersebut di instrument moneter syariah yaitu suku
bunga BI dan deposito mudharabah yang berfungsi untuk melihat likuiditas
13
suatu perbankan syariah jika dilihat tabel 1.1 variabel suku bunga BI selalu
mengalami peningktan setiap tahunya, peningkatan tersebut disebabkan oleh
banyaknya profitabilitas yang ditempatkan pada variabel deposito
mudharabah. Hasil penelitian Cleopatra (2008:18) ekuivalen rate tingkat bagi
hasil deposito mudharabah menjelaskan signifikan terhadap proporsi aset
dengan koefisien beta positif. Hal ini menyatakan bahwa perhatian dalam
bentuk murabahah memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan bank
syariah.
Variabel selanjutnya yang akan mempengaruhi profitabilitas
perbankan syariah yaitu deposito mudharabah. Perkembangan deposito
mudharabah mengalami fluktuatif dari tahun ke tahun. Hal tersebut
membuktikan bahwa fluktuasi tersebut terjadi karena kurangnya likuiditas
yang disalurkan oleh pihak perbankan kepada sektor riil. Dimana penyaluran
dana tersebut akan mempengaruhi besar kecilnya profitabilitas perbankan
syariah. Semakin besar likuiditas pada suku bunga BI dan deposito
mudharabah maka akan semakin besar pula profitabilitas perbankan syariah.
Apabila sebaliknya, jika semakin kecil likuiditas pada suku bunga BI dan
deposito mudharabah maka akan semakin kecil pula profitabilitas yang
dimiliki oleh perbankan syariah.
Perkembangan profitabilitas perbankan syariah tidak lepas dari
variabel suku bunga BI dalam bentuk deposito mudharabah yang juga tidak
serta merata menjadikan perbankan syariah menjadi semakin kokoh dan kuat.
14
Dari tahun ke tahun deposito mudharabah meningkat secara signifikan.
Peningkatan tersebut disebabkan karena kepercayaan masyarakat Indonesia
yang semakin tinggi untuk menghimpun dananya pada perbankan syariah.
Masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim dan tingkat bagi hasil yang
bersaing dengan tingkat bunga bank konvensional, mendorong masyarakat
tertarik menanamkan dananya di bank syariah. Hasil penelitian Sasmitasiwi
dan Cahyadi (2007:10) bahwa prospek perbankan syariah di Indonesia sangat
bagus didasarkan pada variabel profitabilitas dan suku bunga BI akan
meningkat pada kuartal ketiga 2007 sampai kuartal empat 2008, meskipun
nilai pertumbuhan profitabilitas bank syariah dan suku bunga BI
tersebutmenurun, pembangunan murabahah mempunyai hubungan yang
sangat kuat sehingga biladeposito mudharabah mengalami pertumbuhan naik,
maka bisa mengalami kenaikan juga.
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas bahwa Profitabilitas
Bank Syariah, Suku Bunga BI dan Deposito Mudharabah mempunyai dampak
atau pengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di
Indonesia. Oleh karena itu penulis memilih judul “ANALISIS PENGARUH
PROFITABILITAS BANK SYARIAH, SUKU BUNGA BANK
INDONESIA DAN DEPOSITO MUDHARABAH TERHADAP
PEMBIAYAAN MURABAHAH DI INDONESIAPADA PERBANKAN
SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2009-2013”.
15
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan langkah yang sangat penting karena
langkah ini akan menentukan kemana suatu penelitian diarahkan. Perumusan
masalah pada dasarnya adalah merumuskan pertanyaan yang jawabannya akan
dicari melalui penelitian berdasarkan seputar keadaan Pengaruh Profitabilitas
Bank Syariah Suku Bunga Bank Indonesia dan Deposito Mudharabah Terhadap
Pembangunan Murabahah di Indonesia periode Oktober 2009 – Desember 2013.
Berdasarkan pembatasan masalah yang ada, pembahasan yang akan
dilakukan dirumuskan dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut :
1. Seberapa besar pengaruh Profitabilitas Bank Syraiah secara parsial terhadap
pembiayaan murabahah di Bnak Syariah
2. Seberapa besar pengaruh Suku Bunga Bank Indonesia secara parsial terhadap
Pembiayaan Murabahah di Bank Syariah ?
3. Seberapa besar pengaruh Deposito Mudharabah secara parsial terhadap
Pembiayaan Murabahah?
4. Seberapa besar pengaruh Profitabilitas Bank Syariah, Suku Bunga Bank
Indonesia dan Deposito Mudharabah secara bersama-sama terhadap
Pembiayaan Murabahah ?
16
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah diatas, maka tujuan dilaksanakan
penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis pengaruh tingkat Profitabilitas terhadap pembiayaan
murabahah di Indonesia pada Bank Syariah periode November 2009 –
September 2013,
2. Untuk menganalisis pengaruh Suku Bunga Bank Indonesia terhadap
pembiayaan murabahah di Indonesia pada Bank Syariah periode November
2009 – September 2013.
3. Untuk menganalisis pengaruh Deposito Mudharabah terhadap pembiayaan
murabahahdi Indonesia periode November 2009 – September 2013.
4. Untuk menganalisis pengaruh tingkat Profitabiltas,Suku Bunga Bank
Indonesa, Deposito Mudharabah terhadap pembiayaan murabahah di
Indonesia periode November 2009- September 2013.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi mahasiswa :
17
a. Dapat memberikan wawasan atau pengetahuan mengenai polahubungan
antara Profitabilitas, Suku Bunga Bank Indonesia Terhadap Pembiayaan
Murabahah Periode November 2009 - September2013
b. Memperoleh kesempatan untuk menerapkan pengetahuan teoritis
yangdiperoleh diperkuliahan dalam berbagai kasus riil di dunia kerja.
2. Bagi praktisi lembaga-lembaga keuangan
Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya para
praktisilembaga pemberdayaan umat serta praktisi lembaga-lembaga
keuangan,khususnya perbankan syari`ah yang mempunyai komitmen
sebagailembaga pemberdayaan umat terutama para pelaku ekonomi
mengenaiperan serta lembaga keuangan dan kebijakan-kebijakan yang
dapatmengembangkan dunia usaha.
3. Bagi Pemerintah
Dapat dijadikan sebagai salah satu acuan pemerintah
dalammenentukan kebijakannya mengenai produk-produk pada
setiapperbankan syariah. dalam menumbuhkembangkan dunia usaha
danmenggerakkan sektor riil yang ada di Indonesia sehingga
dapatmeningkatkan perekonomian nasional.
18
4. Bagi pihak lain
Memberikan sumbangsih data dalam kaitannya denganperkembangan
dan pertumbuhan keuangan atau lembaga pembinaanberbasis syari`ah dalam
hal ini adalah perbankan syari`ah sebagailembaga pemberdayaan umat.
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Ekonomi Islam
Kata “ekonomi” berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata
yaitu “oikos” yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan “nomos” yang berarti
“peraturan, hukum” kemudian bila digabung bermakna “aturan rumah
tangga”. Sedangkan kata “Islam” berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari 3
akar kata yaitu “sin” yang berarti “alam”, “lam” yang berarti Allah,
dan “mim” yang berarti ibadah, kemudian bila digabung menjadi
“sinlammim” bermakna “alam dicipta Allah untuk ibadah”.
QS Adz-Dzariat [51]: 56
Artinya: Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untukberibadah
kepada-Ku.
Kata “islam” terdapat dalam 4 ayat dalam 3 surat yang berbeda.
Kata Islam dapat ditemukan dalam beberapa surat di al-Quran.
1. QS. Ali Imran [3]: 19.
Artinya : ”Sesungguhnya Din di sisi Allah adalah Islam”
20
Latar belakang keilmuan Ekonomi Islam disebut sebagai Ontologi
Ekonomi Islam yaitu berupa alasan mendasar adanya Ekonomi Islam. Sesuai
dengan sistem kehidupan yang ada pada diri manusia, keluarga, lingkungan,
dan alam semesta maka elemen dasar penciptaan terdiri dari 3 unsur yaitu
manusia, Allah, dan ibadah. Kemudian perpaduan 3 hal ini membentuk alasan
besar penciptaan yaitu Islam, sehingga ontology dari Ekonomi Islam adalah
Islam.
Islam dalam Ekonomi Islam merupakan konsep besar sebagai suatu
sistem yang menyeluruh. Kemudian Islam yang menyeluruh inilah yang
menjadi epistemology dari keilmuan Ekonomi Islam yang sedang berkembang
yaitu kafah. Ekonomi Islam yang kafah muncul sebagai konsep dasar
ekonomi dengan batasan Islam sebagai suatu sistem.
QS. Al-Baqarah [2]: 208.
Artinya: Wahai orang-orang beriman masuklah kalian ke dalam Islam secara
kafah.
Konsep Ekonomi Islam yang kafah didukung oleh Quran Surat Al-
Baqarah [2] ayat 208 bahwa tujuan dari Ekonomi Islam dapat dijalankan oleh
orang-orang yang beriman dan dilakukan secara sistematis dan menyeluruh
21
atau kafah yang berarti dimulai dari Islam sebagai kerangka dasar kehidupan
yang di dalamnya mengandung makna bahwa manusia diciptakan Allah untuk
ibadah. Kemudian dikembangkan ke berbahai aspek termasuk ekonomi
(Mochamad Aziz, 2010).
Kerangka dasar Islam dari konsep yang menyeluruh berupa kafah ini
perlu diterjemahkan ke dalam penerapan berekonomi secara makro dan mikro
ekonomi. Implementasi dari kedua hal tersebut dijabarkan dalam bentuk
aksiologi yaitu keseimbangan sistem ekonomi yang terdiri dari 2 hal misalnya
antara penawaran dan permintaan. Secara analogis, gambaran tentang
keseimbangan antara 2 hal dalam Al-Quran disebutkan sebagai hubungan
antara hal yang baik dan hal yang buruk (Mochamada Aziz, 2010).
QS. Saba [34]: 28.
Artinya: dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia
seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan,
B. Bank Syariah
1. Pengertian Bank Syariah
Antonio (2001) membedakan bank syariah menjadi dua pengertian,
yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip syari`ah Islam.
Bank Islam adalah (1) bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-
prinsipsyari`ah Islam; (2) bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada
22
ketentuan-ketentuan Al-Qur`an dan As Sunnah. Berdasarkan definisidefinisi
di atas maka dapat disimpulkan bahwa bank syari`ah merupakansalah satu
bentuk dari perbankan nasional yang mendasarkan operasionalnya pada
syari`at (hukum) Islam. Perbankan syariah adalah suatu sistem perbankan
yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum islam). Usaha pembentukan
sistem ini didasari oleh larangan dalam agama islam untuk memungut maupun
meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan
investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram, dimana hal ini tidak
dijamin olehsistem perbankan konvensional. (Inggrid, 2009) Bank syariah
adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-
jasa lain dalam lalu lintas pembayaran sertaperedaran uang yang beroperasi
disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah.Bank syariah memiliki peran
sebagai lembaga perantara (intermediary) antara unit-unit ekonomi yang
mengalami kelebihan dana (surplus units) dengan unit-unit yang lain yang
mengalami kekurangan dana (deficit units). Melalui bank, kelebihan tersebut
dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan sehingga memberikan
manfaat kepada kedua belah pihak. Dalam bank syariah, hubungan antara
bank dan nasabahnya bukan hubungan debitur dengan kreditur, melainkan
hubungan kemitraan (partnership) antara penyandang dana (shohibul maal)
dengan pengelola dana (mudharib). (Sudarsono,2007)
23
2. Prinsip dan Ciri-Ciri Bank Syariah
a. Prinsip Bank Syariah
Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum
Islamantara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau
pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah.
Beberapa prinsip/ hukum yang dianut oleh sistem perbankan syariah antara
lain :
1) Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai
pinjaman dengan nilai ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan.
2) Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai akibat
hasil usaha institusi yang meminjam dana.
3) Islam tidak memperbolehkan "menghasilkan uang dari uang". Uang hanya
merupakan media pertukaran dan bukan komoditas karena tidak memiliki
nilai intrinsik.
4) Unsur Gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua belah
pihak harus mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh dari
sebuah transaksi.
5) Investasi hanya boleh diberikan pada usaha-usaha yang tidak diharamkan
dalam islam. Usaha minuman keras misalnya tidak boleh didanai oleh
perbankan syariah.
Prinsip utama yang digunakan dalam kegiatan perbankan syariah adalah
24
sebagai berikut :
a. Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi.
b. Melakukan kegiatan usaha perdagangan berdasarkan perolehan
keuntungan yang sah.
c. Memberikan zakat. (Arifin,2006)
b. Ciri-Ciri Bank Syariah
Bank syariah mempunyai cirri-ciri berbeda dengan bank
konvensional, yaitu sebagai berikut (Sudarsono, 2007) :
a. Beban biaya yang disepakati bersama pada waktu akad
perjanjiandiwujudkan dalam bentuk jumlah nominal, yang besarnya tidak
kaku dan dapat dilakukan dengan kebebasan tawar-menawar dalam batas
wajar.
b. Penggunaan persentase dalam hal kewajiban untuk melakukan pembayaran
selalu dihindari, karena persentase bersifat melekat pada sisa utang meskipun
batas waktu perjanjian telah berakhir.
c. Di dalam kontrak-kontrak pembiayaan proyek, bank syariah tidak
menerapkan perhitungan berdasarkan keuntungan yang pasti yang ditetapkan
di muka.
d. Penyerahan dana masyarakat dalam bentuk deposito tabungan oleh
penyimpan dianggap sebagai titipan (al-wadiah) sedangkan bagi bank
25
dianggap sebagai titipan yang diamanatkan sebagai penyertaan dana pada
proyek-proyek yang dibiayai bank.
C. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Berikut ini beberapa perbedaan antara bank syariah dengan bank
konvensional seperti ditunjukkan pada Tabel 2.1
Tabel 2.1
Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
No. Perbedaan Bank Syariah Bank Konvensional
1. Bunga Berbasis revenue/profit loss
sharing (bagi hasil)
Berbasis Bunga
2. Risiko Risk sharing Anti Risk
3. Operasional Beroperasi dengan
menggunakan sektor riil
Beroperasi dengan
pendekatan sektor-sektor
keuangan, tidak terkait
langsung dengan sektor riil.
4. Produk Multi produk (jual beli, bagi
hasil, jasa)
Produk tunggal (kredit)
5. Pendapatan Pendapatan yang diterima
deposan terkait langsung
dengan pendapatan yang
diperoleh bank dari
Pendapatan yang diterima
deposan tidak terkait dengan
pendapatan yang diperoleh
bank dari kredit
26
pembiayaan
6. Tidak mengenal negative
spread
Mengenal negative spread
7. Dasar
hukum
Al-Qur’an, Sunnah, Fatwa
ulama, Bank Indonesia dan
Pemerintah
Bank Indonesia dan
Pemerintah
8. Falsafah Tidak berdasarkan bunga
(riba), spekulasi (maisir)
dan ketidak jelasan (gharar)
Berdasarkan atas bunga
(riba)
9. Operasional Dana masyarakat (Dana
Pihak Ketiga/DPK)
berupa titipan (wa’diah)
dan investasi
(mudharabah) yang baru
akan mendapatkan hasil
jika “diusahakan”
terlebih dahulu
Penyaluran dana
(financing) pada usaha
yang halal dan
menguntungkan
Dana Masyarakat (Dana
Pihak Ketiga/DPK)
berupa titipan simpanan
yang harus dibayar
bunganya pada saat jatuh
tempo
Penyaluran dana pada
sektor yang
menguntungkan dan aspek
halal tidak menjadi
prioritas utama
27
10. Aspek
sosial
Dinyatakan secara eksplisit
dan tegas yang tertuang
dalam misi dan visi
Tidak diketahui secara tegas
11. Organisasi Memiliki Dewan Pengawas
Syariah (DPS)
Tidak memiliki Dewan
Pengawas Syariah (DPS)
12. Uang Uang bukan komoditi, tetapi
hanya alat pembayaran
Uang adalah komoditi selain
sebagai alat pembayaran
Sumber : (Rodoni dan Hamid, 2008:15)
C. Pembiayaan
1. Pengertian Pembiayaan
Pengertian pembiayaan selalu berkaitan dengan aktivitas bisnis,
bisnis adalah aktivitas yang mengarah kepada penambahan nilai tambah
melalui proses penyerahan jasa, perdagangan atau pengelolaan barang
(produksi). Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh
suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan. Dalam kaitannya dengan pembiayaan pada perbankan syariah
atau istilah teknisnya disebut sebagai aktiva produktif, menurut ketentuan
Bank Indonesia aktiva produktif adalah penanaman dana bank syariah baik
dalam rupiah maupun dalam valuta asing dalam modal. Pembiayaan
merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan
dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit
28
unit(Antonio, 2001). Pembiayaan bagi hasil merupakan suatu jenis
pembiayaan (produk penyaluran dana) yang diberikan Bank Syariah kepada
nasabahnya. Pembiayaan skim bagi hasil dinilai memenuhi prinsip-prinsip
kesetaraan, keadilan dan kejujuran, dimana dengan konsep bagi hasil ini,
Bank Syariah siap berbagi risiko usaha, tidak seperti pembiayaan berbasis
bunga pada bank konvensional yang nasabah peminjamnya menanggung
semua risiko (Maryanah, 2006)
2. Macam-Macam Pembiayaan
Menurut Antonio (2001) macam-macam pembiayaan terdiri dari:
a. Menurut Penggunannya
1) Pembiayaan Produktif
Yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
produksi dalam arti luas yaitu untuk peningkatan usaha baik usaha produksi,
perdagangan maupun investasi.
2) Pembiayaan Konsumtif
Yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
b. Menurut Keperluannya
1) Pembiayaan Modal Kerja
Yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan (a) peningkatan
29
produksi baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi maupun secara
kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi: dan (b) Untuk
keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang.
2) Pembiayaan Investasi
Yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal
(capitalgoods) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.
3. Tujuan Pembiayaan
Tujuan pembiayaan yang dilaksanakan oleh Bank Syariah adalah
untuk memenuhi kebutuhan stakeholder, yakni:
a. Pemilik, para pemilik modal mengharapkan akan memperoleh penghasilan
atas dana yang ditanamkan pada bank tersebut.
b. Pegawai, para pegawai mengharapkan dapat memperoleh kesejahteraan
dari bank tersebut.
c. Masyarakat, dapat dibedakan menjadi:
1) Pemilik Dana, sebagaimana pemilik mengharapkan dari dana yang
di investasikan akan memperoleh bagi hasil.
2) Debitur yang Bersangkutan, para debitur dengan penyediaan dana
baginya mereka terbantu guna menjalankan usahanya.
3) Bank, bagi bank yang bersangkutan, dari penyaluran pembiayaan di
harapakan bank dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya
semakin luas.
30
4) Pemerintah, akibat penyediaan pembiayaan pemerintah terbantu
dalam pembiayaan pembangunan negara, disamping memperoleh
pajak penghasilan yang diperoleh bank dan perusahaan-perusahaan.
4. Fungsi Pembiayaan
a. Pembiayaan Sebagai Penggerak Ekonomi Pembiayaan dapat diartikan
sebagai aktivitas menyalurkan dana yang terkumpul kepada nasabah atau
pengguna dana, memiliki jenis usaha dan menentukan nasabah mana yang
akan dibiayai agar diperoleh jenis usaha yang produktif atau menguntungkan
serta dikelola nasabah yang jujur dan bertanggung jawab.
b. Pembiayaan Sebagai Aktiva Produktif
Aktiva produktif adalah penempatan dana oleh bank dalam aset yang
menghasilkan pendapatan untuk menutupi beban-beban yang dikeluarkan
oleh bank, dari aktiva ini bank mengharapkan adanya selisih keuntungan
dari kegiatan pengumpulan dan penyaluran dana. Penanaman dana bank
pada aktiva produktif wajib dilaksanakan berdasarkan prinsip kehati hatian.
c. Pembiayaan Sebagai Proses Intermediasi
Bank Syariah dalam melakukan intermediasi keuangan mempunyai cara yang
sangat berbeda dengan bank-bank konvensional karena model pendanaan dan
investasi sistem profit and loss sharing dalam perdagangan dan perniagaan
sangat menonjol dalam aktivitas-aktivitas intermediasi (Maryanah, 2006).
31
D. Murabahah
1. Pengertian Murabahah
Murabahah berasal dari kata ribhu (keuntungan), yaitu prinsip bai‟
(jual beli) dimana harga jualnya terdiri dari harga pokok barang ditambah nilai
keuntungan (ribhun) yang disepakati. Pada murabahah, penyerahan barang
dilakukan pada saat transaksi sementara pembayarannya dilakukan secara
tunai, tangguh ataupun dicicil. (Karim, 2007). Transaksi murabahah ini lazim
dilakukan oleh Rasulullah Saw dan para sahabatnya. Secara sederhana,
murabahah berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah
keuntungan yang disepakati. Murabahah adalah jual-beli barang pada harga
asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati antara pihak bank dan
nasabah. Dalam murabahah, penjual menyebutkan harga pembelian barang
kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan atas laba dalam jumlah
tertentu.(Antonio, 2001).
Murabahah adalah perjanjian jual-beli antara bank dengan nasabah.
Bank syariah membeli barang yang diperlukan nasabah kemudian menjualnya
kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan
margin keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan nasabah.
Murabahah, dalam konotasi Islam pada dasarnya berarti penjualan. Satu hal
yang membedakannya dengan cara penjualan yang lain adalah bahwa penjual
dalam murabahah secara jelas memberi tahu kepada pembeli berapa nilai
32
pokok barang tersebut dan berapa besar keuntungan yang dibebankannya pada
nilai tersebut. Keuntungan tersebut bisa berupa lump sum atau berdasarkan
persentase (www.wikipedia.com).
Menurut Heri Sudarsono (2003) murabahah adalah jual beli barang
pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati antara pihak
bank dan nasabah. Dalam murabahah, penjual menyebutkan harga pembelian
barang barang kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan atas laba dalam
jumlah tertentu. Pada perjanjian murabahah, bank membiayai pembelian
barang yang dibutuhkan oleh nasabahnya dengan membeli barang itu dari
pemasok, dan kemudian menjualnya kepada nasabah dengan harga yang
ditambah keuntungan atau di mark-up. Dengan kata lain, penjualalan barang
kepada nasabah dilakukan atas dasar cost-plu profit.
Pada perjanjian murabahah, bank membiayai pembelian barang
yang dibutuhkan oleh nasabahnya dengan membeli barang itu dari pemasok,
dan kemudian menjualnya kepada nasabah dengan harga yang ditambah
keuntungan atau di mark-up. Dengan kata lain, penjualan barang kepada
nasabah dilakukan atau dasar cost-plus profit.
2. Landasan Hukum
Di dalam al-Qur„an, pembahasan secara langsung mengenai
murabahah tidaklah ada, walaupun terdapat beberapa ayat yang menunjukkan
kajian yang terkait dengannya seperti pembahasan mengenai jual-beli ataupun
permasalahan keuntungan dan kerugian dalam suatu perdagangan Demikian
33
pula halnya dengan hadis-hadis Rasulullah Saw, tidak ada satupun hadist yang
membahas atau memiliki rujukan langsung mengenai permasalahan
murabahah ini.
3. Rukun dan Syarat Murabahah
Pada murabahah, untuk terbentuknya akad pembiayaan multiguna
di dalam Islam, haruslah memenuhi rukun-rukun dan syarat-syarat
murabahah. Menurut mayoritas (jumhur) ahli-ahli hukum Islam, rukun
yang membentuk akad murabahah ada lima yaitu:
1) Adanya penjual (ba‟i);
2) Adanya pembeli (musytari);
3) Objek atau barang (mabi‟) yang diperjualbelikan;
4) Harga (tsaman) nilai jual barang berdasarkan mata uang;
5) Ijab qabul (shigat) atau formula akad, suatu pernyataan kehendak oleh
masing-masing pihak yang disebut Ijab dan Kabul.
Sementara itu, syarat murabahah adalah :
1) Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah;
2) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan;
3) Kontrak harus bebas riba;
4) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang
sesudah pembelian
5) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
34
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang. Jadi disini
terlihat adanya unsur keterbukaan. (Sumitro, 1997)
4. Ketentuan Umum Murabahah
Ketentuan umum dalam pembiayaan di perbankan syariah dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.
2. Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariah Islam.
3. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang
telah disepakati kualifikasinya.
4. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan
pembelian ini harus sah dan bebas riba.
5. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,
misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.
6. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan)
dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini
Bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah
berikut biaya yang diperlukan.
7. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada
jangka waktu tertentu yang telah disepaki.
8. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut,
pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.
9. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang
35
dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang,
secara prinsip menjadi milik bank. (www.wikipedia.org).
5. Macam-Macam Transaksi Murabahah
Berdasarkan sumber dana yang digunakan, pembiayaan murabahah secara
garis besar dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :
a. Pembiayaan Murabahah yang didanai dengan URIA (Unrestricted
Investment Account = Investasi Tidak Terikat)
b. Pembiayaan Murabahah yang didanai dengan RIA (Restricted
Investment Account = Investasi Terikat)
c. Pembiayaan Murabahah yang didanai dengan Modal Bank Syariah
desainan sebuah pembiayaan, faktor-faktor yang
perlu diperhatikan adalah :
a. Kebutuhan nasabah
b. Kemampuan financial nasabah (Karim, 2007). iayaan bagi hasil di
perbankan syariah disebabkan oleh beberapa hal, menurut Imaduddin
(2005), beberapa alasan yang menjelaskan tingginya prosentase
pembiayaan murabahah dalam operasi investasi perbankan syariah :
1) Murabahah adalah suatu mekanisme investasi jangka pendek, dan
dibandingkan dengan sistem bagi hasil, cukup memudahkan.
2) Mark-up dalam murabahah dapat ditetapkan sedemikian rupa
sehingga memastikan bahwa bank dapat memperoleh keuntungan
yang sebanding dengan keuntungan bank-bank berbasis suku bunga
36
yang menjadi saingan bank syariah.
3) Murabahah menjauhkan ketidakpastian yang ada pada pendapatan
dari bisnis-bisnis dengan sistem bagi hasil.
4) Murabahah tidak memungkinkan bank-bank syariah untuk
mencampuri manajemen bisnis, karena bank bukanlah mitra si
nasabah, sebab hubungan mereka dalam murabahah adalah hubungan
antara kreditur dan debitur.
E. Profitabilitas
1. Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas merupakan perbandingan antara laba operasi dengan
jumlah seluruh aktiva perusahaan pada suatu periode. Menurut Bringham &
Houston (2006: 107) Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan
dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Sedangkan menurut Sadikin
(2005:36) Profitabilitas adalah keuntungan dan besarnya profitabilitas
tergantung dari komponen harga jual, biaya produk per unit, dan jumlah yang
terjual. Dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba.
Profitabilitas adalah kegiatan analisis laporan keuangan meliputi
perhitungan dan interpretasi rasio keuangan yang memberikan informasi
secara terinci terhadap hasil interpretasi mengenai prestasi yang dicapai
perusahaan.Serta masalah yang mungkin terjadi dalam perusahaan. Tingkat
profitabilitas ini diukur dengan menggunakan rasio keuangan Return on Asset
37
(ROA) karena ROA lebih menfokuskan pada kemampuan perusahaan untuk
memperoleh earning dalam operasi perusahaan secara keseluruhan. Selain itu
juga, dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank. Bank Indonesia lebih
mementingkan penilaian ROA daripada ROE karena bank Indonesia lebih
mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang
dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat sehingga
ROA lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas perbankan
termasuk BPR (Dendawijaya,2001:38)
Malayu Hasibuan (2007:100) menyatakan bahwa profitabilitas adalah
suatu kemampuan bank untuk memperoleh laba yang dinyatakan dalam
bentuk persentase.ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan
didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya. Menurut surat edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember
2001, rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum
pajak terhadap total asset (total aktiva).
1. Bagi Hasil
Sistem bagi hasil merupakan sistem di mana dilakukannya perjanjian atau
ikatan bersama di dalam melakukan kegiatan usaha. Di dalam usaha tersebut
diperjanjikan adanya pembagian hasil atas keuntungan yang akan di dapat
antara kedua belah pihak atau lebih. Bagi hasil dalam sistem perbankan
syari’ah merupakan ciri khusus yang ditawarkan kepada masyarakat dan di
dalam aturan syari’ah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus
38
ditentukan terlebih dahulu pada awal terjadinya kontrak (akad). Besarnya
penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah pihak ditentukan sesuai
kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan adanya kerelaan (An-
Tarodhin) di masing-masing pihak tanpa adanya unsur paksaan.
Mekanisme perhitungan bagi hasil yang diterapkan di dalam perbankan
syari’ah terdiri dari dua sistem, yaitu:
a. Pengertian Profit Sharing
Profit sharing menurut etimologi Indonesia adalah bagi keuntungan.
Dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Profit secara istilah adalah
perbedaan yang timbul ketika total pendapatan (total revenue) suatu
perusahaan lebih besar dari biaya total (total cost).
Di dalam istilah lain profit sharing adalah perhitungan bagi hasil
didasarkan kepada hasil bersih dari total pendapatan setelah dikurangi dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Pada
perbankan syariah istilah yang sering dipakai adalah profit and loss sharing, di
mana hal ini dapat diartikan sebagai pembagian antara untung dan rugi dari
pendapatan yang diterima atas hasil usaha yang telah dilakukan.
Sistem profit and loss sharing dalam pelaksanaannya merupakan
bentuk dari perjanjian kerjasama antara pemodal (Investor) dan pengelola
modal (enterpreneur) dalam menjalankan kegiatan usaha ekonomi, dimana di
antara keduanya akan terikat kontrak bahwa di dalam usaha tersebut jika
mendapat keuntungan akan dibagi kedua pihak sesuai nisbah kesepakatan di
39
awal perjanjian, dan begitu pula bila usaha mengalami kerugian akan
ditanggung bersama sesuai porsi masing-masing. Kerugian bagi pemodal
tidak mendapatkan kembali modal investasinya secara utuh ataupun
keseluruhan, dan bagi pengelola modal tidak mendapatkan upah/hasil dari
jerih payahnya atas kerja yang telah dilakukannya.
Keuntungan yang didapat dari hasil usaha tersebut akan dilakukan
pembagian setelah dilakukan perhitungan terlebih dahulu atas biaya-biaya
yang telah dikeluarkan selama proses usaha. Keuntungan usaha dalam dunia
bisnis bisa negatif, artinya usaha merugi, positif berarti ada angka lebih sisa
dari pendapatan dikurangi biaya-biaya, dan nol artinya antara pendapatan dan
biaya menjadi balance. Keuntungan yang dibagikan adalah keuntungan bersih
(net profit) yang merupakan lebihan dari selisih atas pengurangan total cost
terhadap total revenue.
b. Pengertian Revenue Sharing
Revenue Sharing berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata
yaitu, revenue yang berarti; hasil, penghasilan, pendapatan. Sharing adalah
bentuk kata kerja dari share yang berarti bagi atau bagian. Revenue sharing
berarti pembagian hasil, penghasilan atau pendapatan. Dalam arti lain revenue
merupakan besaran yang mengacu pada perkalian antara jumlah output yang
dihasilkan dari kegiatan produksi dikalikan dengan harga barang atau jasa dari
suatu produksi. Di dalam revenue terdapat unsur-unsur yang terdiri dari total
biaya (total cost) dan laba (profit). Laba bersih (net profit) merupakan laba
40
kotor (gross profit) dikurangi biaya distribusi penjualan, administrasi dan
keuangan.
Berdasarkan definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa arti
revenue pada prinsip ekonomi dapat diartikan sebagai total penerimaan dari
hasil usaha dalam kegiatan produksi, yang merupakan jumlah dari total
pengeluaran atas barang ataupun jasa dikalikan dengan harga barang tersebut.
Unsur yang terdapat di dalam revenue meliputi total harga pokok penjualan
ditambah dengan total selisih dari hasil pendapatan penjualan tersebut.
Tentunya di dalamnya meliputi modal (capital) ditambah dengan
keuntungannya (profit).
Revenue pada perbankan Syari'ah adalah hasil yang diterima oleh
bank dari penyaluran dana (investasi) ke dalam bentuk aktiva produktif, yaitu
penempatan dana bank pada pihak lain. Hal ini merupakan selisih atau angka
lebih dari aktiva produktif dengan hasil penerimaan bank. Perbankan Syari'ah
memperkenalkan sistem pada masyarakat dengan istilah Revenue Sharing,
yaitu sistem bagi hasil yang dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana
tanpa dikurangi dengan biaya pengelolaan dana. Sistem revenue sharing
berlaku pada pendapatan bank yang akan dibagikan dihitung berdasarkan
pendapatan kotor (gross sales), yang digunakan dalam menghitung bagi hasil
untuk produk pendanaan bank.
41
F. BI RATE
1. Pengertian BI RATE
BI rate merupakan suatu tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh
Bank sentral (Bank INdonesia) sebagai indikator tingkat risiko. Apabila
BI rate mengalami kenaikan maka artinya Bank Indonesia menaikkan
tingat risiko pasar, karena dinilai perekonomian memburuk. Begitu juga
sebaliknya. Surat berharga, seperti obligasi misalnya akan memberikan
tingkat bunga yang melebihi BI rate, karena obligasi tersebut tidak
menarik bagi investor apabila dibawah atau sama dengan BI rate.
(www.wikipedia.org.)
2. Fungsi BI RATE
BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap
Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi
moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas
(liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional
kebijakan moneter.
Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada
perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB
O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh
perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga
kredit perbankan.
42
Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam
perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate
apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah
ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila
inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah
ditetapkan.
3. Pengertian Bunga Bank
Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh
bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang
membeli atau menjual produknya. Bunga dapat diartikan sebagai harga
yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan
yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh
pinjaman).
BI rate merupakan suku bunga kebijakan Bank Indonesia yang
menjadi acuan suku bunga di pasar uang, seperti suku bunga deposito,
suku bunga PUAB, dan suku bunga kredit. Peningkatan BI rate pada
umumnya akan diikuti oleh peningkatan suku bunga di pasar uang
sedangkan penurunan BI rate juga akan diikuti oleh penurunan suku bunga
pasar. Penerapan BI rate sebagai suku bunga kebijakan Bank Indonesia
sejak bulan Juli 2005 telah direspon secara positif oleh perbankan
nasional.
43
Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada 2 macam bunga yang
diberikan kepada nasabahnya (Djinarto, 2000: 222-223) yaitu:
a. Bunga Simpanan
Bunga simpanan adalah bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau
balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan
merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai
contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito.
b. Bunga Pinjaman
Bunga pinjaman dalah bunga yang diberikan kepada para peminjam
atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Sebagai
cotoh bunga kredit.
Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan
pendapatan bagi bank konvensional. Bunga simpanan merupakan biaya dana
yang harus dikeluarkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman
merupakan pendapatan yang diterima dari nasabah. Baik bunga simpanan
maupun bunga pinjaman masing-masing saling mempengaruhi satu sama
lainnya. Sebagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi, maka secara
otomatis bunga pinjaman juga terpengaruh ikut naik dan demikian pula
sebaliknya.
44
4. .Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga
Seperti dijelaskan di atas, bahwa untuk menentukan besar kecilnya
suku bunga simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya,
artinya baik bunga simpanan maupun pinjaman saling mempengaruhi
disamping faktor-faktor lainnya. Menurut Kasmir (2002: 122-124), faktor-
faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga
adalah:
a) Kebutuhan dana, apabila bank kekurangan dana sementara permohonan
pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar kebutuhan
dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga
simpanan.
b) Persaingan, dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping
faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan
pesaing.
c) Kebijakan pemerintah, dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun
bunga pinjaman kita, tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan
oleh pemerintah.
d) Jangka waktu, semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan
semakin tinggi tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya
kemungkinan risiko di masa mendatang. Serta faktor-faktor yang lain.
45
5. Pengaruh BI Rate dan Bunga Bank Konvensional
Sesaat setelah tingkat suku bunga diumumkan oleh Bank Indonesia,
bank konvensional segera menjadikannya landasan dalam menetapkan
tingkat suku bunga pinjaman dan simpanan kepada para nasabah. Dalam
hal ini, bank konvensional akan menetapkan bunga pinjaman di atas
bunga simpanan sehingga diperoleh keuntungan sebesar selisih dari
keduanya. Akan tetapi, pada waktu yang bersamaan, secara umum bank-
bank syariah di Indonesia melakukan pengamatan yang cermat terhadap
fluktuasi tingkat suku bunga yang diterapkan oleh bank-bank
konvensional, terutama bank konvensional yang memiliki kantor terdekat
dengannya. Hal ini tentu saja dimaksudkan agar bank syariah tersebut
dapat memonitor tingkat pendapatan aktual yang diterima oleh para
nasabah penyimpan dana pada bank konvensional. Setelah informasi
tersebut didapatkan, bank syariah akan meningkatkan porsi bagi hasilnya
kepada nasabah penyimpan dan pemegang saham dengan cara menambah
marjin keuntungan dari penjualan barang pada akad murabahah.
Sebagai dampak langsung atas fluktuasi tingkat suku bunga yang
berlaku di pasar dan kepastian bagi hasil kepada pemilik saham dan
nasabah penyimpan dalam menentukan harga jual barang pada akad
murabahah, maka akan ada beban marjin minimal yang tidak dapat
ditawar lagi oleh calon nasabah kepada pihak bank. Konsep seperti ini
dikenal sebagai cost of fund pada perbankan konvensional, dimana
46
operasional bank lebih dominan bertumpu pada selisih keuntungan. Oleh
karena itu, semakin terlihat jelas bahwa dari sisi praktek penentuan harga
jual barang pada akad murabahah belumlah sesuai dengan aturan Islam
yang sempurna. Besar ataupun kecil, para nasabah pembiayaan, khususnya
murabahah, menerima beban bagi hasil atas keuntungan nasabah
penyimpan dan pemilik saham yang seharusnya ditanggung oleh bank,
baik ketika untung ataupun rugi.
Dampak langsung yang muncul ketika memahami bahwa marjin
keuntungan harus diambil dalam persentase adalah bagaimana
menentukan proses perhitungan harga jual dan cicilannya sehingga dapat
mengakomodasi aspek syariah sekaligus di dalamnya.
G. Deposito Mudharabah
1. Pengertian Deposito Mudharabah
Deposito adalah simpanan berjangka yang penarikannya hanya
dapatdilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah
penyimpan dengan bank.Deposito, menurut Undang-Undang No. 21 Tahun
2008 adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikanya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah peyimpan
dana bank syariah dan UUS. Deposito merupakan dana yang diambil sesuai
dengan perjanjian berdasarkan jangka waktu yang disepakati. Penaikan hanya
47
dapat dilakukan pada waktu tertentu. Misalnya deposito perjanjian jangka
waktunya satu bulan maka deposito dapat dicairkan setelah satu bulan.
Menurut Veithzal (2007:471) mudharabah adalah sistem kerjasama
usaha antara dua pihak atau lebih di mana pihak pertama (shahib al-maal)
menyediakan seluruh (100%) kebutuhan modal (sebagai penyuntik sejumlah
dana sesuai kebutuhan pembiayaan suatu proyek), sedangkan nasabah sebagai
pengelola (mudharib) menyediaka keahlian.
Sedangkan menurut Ismail (2011:90) deposito mudharabah merupakan
dana investasi yang ditempatkan oleh nasabah yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah dan penarikannya hanya dapat dilakukan antara bank dan
nasabah investor.
Deposito mudharabah yang disebut juga sebagai deposito investasi
mudharabah, adalah jenis investasi melalui pihak ketiga (perseorangan atau
badan hukum) yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu
tertentu (tanggal jatuh tempo), dengan mendapatkan imbalan bagi hasil.
Imbalan ini dilakukan dalam bentuk pembagian pendapatan (revenue sharing)
atas penggunaan tersebut secara syariah dngan pembagian (nisbah atau
proporsi) tertentu, misalnya 70:30 artinya, untuk deposan sebesar 70% dan
untuk bank 30%. Jangka waktu deposito mudharabah ini berkisar antara 1
bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan (Perwaatmadja, 1992:20-21).
48
2. Bentuk-Bentuk Mudharabah
a. Mudharabah muthlaqah (investasi tidak terikat), adalah bentuk kerja sama
antara pemilik dana (mudharib) yang cakupanya sangat luas dana tidak
dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis. Aplikasi
perbankan yang sesuai dengan akad ini adalah tabungan dan time deposit
biasa.Ketentuan umum dalam produk ini adalah :
a. Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah
dab tata cara pemberitahuan keuntungan dan atau pembagian
keuntungan secara risiko yang dapat ditimbulkan dari penyimpangan
dana. Apablila telah tercapai kesepakatan, maka hal tersebut
dicantumkan dalam akad.
b. Untuk tabungan mudharabah, bank dapat memberitahukan buku
tabungan sebagai bukti penyimpangan, serta kartu ATM dan atau alat
penarikan lainya kepada penabung. Untuk deposito mudharabah, bank
wajib memberikan sertifikat atau tanda penyimpanan (bilyet) deposito
kepada deposan.
c. Tabungan mudharabah dapat diambil setiap saat oleh penabung sesuai
dengan perjanjian yang disepakati, namun tidak diperkenakan
mengalami saldo negatif.
d. Deposito mudharabah hanya dapat dicairkan sesuai dengan jangka
waktu yang disepakati. Deposito yang diperpanjang, setelah jatuh
tempo akan diperlakukan sama seperti deposito baru, tetapi bila pada
49
akad sudah dilakukan perpanjangan otomatis maka tidak perlu dibuat
akad baru.
e. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan tabungan deposito
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
b. Mudharabah muqayyadah (investasi terikat), adalah bentuk kerja sama
antara shahibul maal dan mudharaib. Dimana si pemilik dana tersebut
dalam jangka waktu, tempat, jenis usaha dan sebagainya.
Aplikasi perbankan yang sesuai dengan akad ini ialah special
investement. Pemilik dana dan bank wajib menetapkan syarat tertentu
yang harus diikuti oleh bank, dan wajib menetapkan syarat tertentu yang
harus diikuti oleh bank, dan bank wajib membuat akad yang mengatur
persyaratan penyaluran dana simpanan khusus. Selanjutnya sebagai tanda
bukti simpanan bank menerbitkan buku simpanan khusus, bank wajib
menisbahkan dana dari rekening lainnya. Dan untuk deposito mudharabah,
bank wajib memberikan sertifikat atau tanda penyimpanan deposito
kepada deposan. Gambar berikut menjelaskan skema Mudharabah
Muqayyadah.
3. Manfaat Mudharabah
Mudharabah memiliki manfaat antara lain (Antonio, 2009:97-98)
a. Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan
usaha nasabah meningkat.
50
b. Bila tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan
secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan atau hasil usaha
bank, sehingga bank tidak akan pernah mengalami negatif sperad.
c. Pengambilan produk pembiayaan disesuaikan dengan cash flow atau
arus kas usaha nasabah, sehinnga tidak membertakan nasabah.
d. Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang
benar-benar halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan yang
kongkrit dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.
e. Prinsip bagi hasil dalam mudharabah atau musyarakah ini berbeda
dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan menagih penerima
pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan
yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan tidak terjadi krisis
ekonomi.
51
4. Skema Deposito Mudharabah
Gambar 2.1
Skema Deposito Mudharabah
Akad Deposito Mudharabah
1.
2.
3.
5.
% Nisbah bagi hasil 4. % Nisbah bagi hasil
6.
Sumber: (Ismail, 2011:94)
BANK SYARIAH NASABAH
NOMINAL DEPOSIT
PEMBIAYAAN
PENDAPATAN
NOMINAL
52
Keterangan:
1. Nasabah investor menetapkan dananya dalam bentuk deposito
mudharabah.
2. Bank syariah menyalurkan dana nasabah investor dalam bentuk
pembiayaan.
3. Bank syariah memperoleh pendapatan atas penepatan atas penetapan
dananya dalam bentuk pembiayaan.
4. Bank syariah akan menghitung bagi hasil atas dasar revenue sharing,
yaitu pembagian bagi hasil atas dasar pendapatan sebelum dikurangi
biaya.
5. Pada tanggal valuta, yaitu tanggal penetapan deposito, nasabah akan
mendapatkan agi hasil sesuai dengan nisbah yang telah diperjanjikan
(Ismail, 2011:94).
5. Hubungan Deposito Mudharabah terhadap Perkembangan
Murabahah
Deposito mudharabah merupakan dana investasi yang ditetapkan oleh
nasabah yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan penarikannya
hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu, sesuai dengan akad perjanjian
yang dilakukan antara bank dan nasabah investor. Deposito mudah diprediksi
ketersediaan dananya karena terdapat jangka waktu dalam penempatanya.
Sifat deposito yaitu penarikanya hanya dapat dilakukan sesuai jangka
53
waktunya, sehingga pada umumnya balas jasa yang berupa nisbah bagi hasil
yang diberikan oleh bank untuk deposito lebih tinggi dibandingkan tabungan
mudharabah (Ismail,2011:91).
Menurut Cleopatra (2008:18) Dana pihak ketiga dalam bentuk
deposito mudharabah teryata memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan
aset bank syariah. Karena semakin banyak nasabah mendeposito dana yang
terhimpun di bank syariah menyebabkan peningkatan aset bank syariah itu
sendiri. Peningkatan jumlah nasabah akan meningkatkan apresiasi bank
syariah terhadap produk-produk bank syariah dan mengalihkan nasabah dari
penggunaan produk bank konvensional ke produk bank syariah, yang pada
giliranya meningkatkan total perkembangan murabahah perbankan syariah.
Kenaikan jumlah dana pihak ketiga disebabkan karena beragamnya
produk-produk yang dimiliki perbankan syariah dan pelayanan yang relatif
baik. Perkembangan jumlah DPK juga menunjukkan semakin masyarakat
yang menyimpan dananya di bank-bank syariah hal ini ini juga menunjukan
tingkat kepercayaan masyarakat pada bank syariah dalam bentuk deposito
mudharabah (Ulfa, 2008:12).
Sesuai hasil penelitian hidayah (2008:82) Dana pihak ketiga
berhubungan positif dengan pembangunan murabahah, berati jika dana pihak
ketiga meningkat, maka perkembangan murabahah juga akan mengalami
54
peningkatan. Sebaliknya jika dana pihak ketiga mengalami penurunan, maka
perkembangan murabahah juga akan mengalami penurunan.
H . Penelitian Terhadulu
Beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa
ProfitabilitasSuku Bunga Bank Indonesiadan Deposito Mudharabah
mempengaruhi pembangunan Murabahah Perbankan Syariah. Diantaranya :
1. Dian Faiqotul Magfiroh (2008)
Dengan judul “Aplikasi PembiayaanMudharabah dalam Meningkatkan
Profitabilitas PT. BPRS Bumi Rinjani Batu”.Variabel yang terkait aplikasi
pembiayaan mudharabah yang dilakukan oleh PT. BPRS Bumi Rinjani Batu
adalah dengan menerapkan pembiayaan Modal Kerja, seperti modal kerja
perdagangan dan jasa dan Investasi Khusus. Dan dalam pemberian
pembiayaan ini BPRS melakukan berbagai macam analisa yang dikenal
dengan analisa 5C + S, dan PT BPRS Bumi Rinjani Batu merealisasikan
tujuan dan anggaran dengan mengambil sektor ekonomi Perdagangan,
Perindustrian, Pertanian dan Jasa. Adapun kontribusi pendapatan mudharabah
di PT. BPRS umi Rinjani Batu mampu meningkatkan profitabilitas pada
BPRS hal ini terbukti dari prosentase terbesar ada pada pembiayaan
mudharabah yaitu sebesar 27%.
55
2. Nadziroh (2003)
Dengan judul “Penerapan KonsepPembiayaan Mudharabah Sebagai
Pola Kredit Investasi Dalam Perspektif Islam (Studi Kasus Pada BMT Mitra
Sarana Gadang)”. Variabel yang digunakan yaituSistem dan prosedur
pembiayaan di BMT mitra sarana Gadang cukup memadai dengan proses
penyaluran yang benar-benar memperhatikan prinsip prinsip kehati-hatian
dengan analisis 5C sebagai dasar dalam melakukan analisa atau survey kredit.
Penerapan konsep pembiayaan mudharabah di BMT Mitra Sarana Gadang
sudah dapat dikatakan memenuhi ketentuan-ketentuan atau sudah sesuai
dengan konsep pembiayaan mudharabah dalam perspektif Islam. Hal ini dapat
dilihat pada ketetapan ketetapan, peraturan-peraturan, serta kebijakan-
kebijakan dalam operasionalisasi pembiayaan mudharabah melalui sistem dan
prosedur, target market, jenis pembiayaan, strategi penyaluran dan teknik
perhitungan bagi hasil pembiayaan mudharabah.
3. Darna (2006)
Dengan judul “Volatilitas Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar serta
Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Aset dan Dana Pihak Ketiga (DPK)
Perbankan Syariah”. Variabel yang digunakan yaitu suku bunga SBI, nilai
tukar rupiah, pertumbuhan aset dan dana pihak ketiga perbankan syariah.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat pertumbuhan aset atau Dana
Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah yang sensitif terhadap pengaruh
volatilitas tingkat bunga (SBI) dan nilai tukar rupiah (Exchange Rate). Selain
56
dua variabel tersebut dalam penelitian ini juga mencoba memasukkan fatwa
MUI tentang keharaman bunga sebagai variabel biner (dummy). Teknis
analisis data menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), model
Autoreggresive Conditional Heteroscedasticity (ARCH) dan General
Autoreggressive Conditional Heteroscedasticity (GARCH). Hasil penelitian
ini adalah
a. Uji regresi berganda dengan metode OLS menunjukkan tingkat bunga
maupun nilai tukar memiliki korelasi negatif signifikan terhadap
pertumbuhan Aset maupun Dana Pihak Ketiga perbankan syariah,
sedangkan Fatwa MUI mempunyai korelasi positif signifikan terhadap
pertumbuhan Aset dan DPK.
b. Uji ARCH diperoleh hasil residual periode sebelumnya signifikan
mempengaruhi Aset maupun Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah.
Sedangkan melalui uji GARCH diperoleh hasil varian residual periode
sebelumnya tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan keduanya.
c. Tingkat bunga maupun nilai tukar melalui uji ARCH IGARCH diketahui
memiliki volatilitas yang signifikan sehingga model yang diestimasi tidak
bebas dari pengaruh residual periode sebelumnya.
d. Pertumbuhan Aset dan DPK melalui uji ARCH-M ternyata signifikan
memiliki sensitifitas terhadap fluktuasi perubahan tingkat bunga dan nilai
tukar rupiah.
57
4. Ellyn Herlia Nur Hidayah (2008)
Penelitiannya yang berjudul “Faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah”. Variabel yang terkait yaitu Non
Performing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK), tingkat suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Return On Assets (ROA). Tujuan utama
penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan aset perbankan syariah. Teknis analisis data menggunakan
metode analisis Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian ini adalah variabel
yang signifikan mempengaruhi pertumbuhan aset perbankan syariah adalah
variabel DPK (Dana Pihak Ketiga) dan variabel SBI (suku bunga Sertifikat
Bank Indonesia). Variabel Non Performing Financing dan Return On Assets
tidak signifikan mempengaruhi pertumbuhan aset perbankan syariah.
5. Maria Ulfa (2008)
Dengan judul “Analisa Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan
Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia”. Variabel yang digunakan yaitu
Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah. Teknis
analisis data menggunakan metode Autoreggresive Integrated Moving
Average (ARIMA). Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pada periode
2009-2010 jumlah aset, dana pihak ketiga (DPK) dan pembiayaan perbankan
syariah tidak mengalami peningkatan yang berarti dan cenderung stabil.
58
Sementara itu, tingkat pertumbuhan aset, DPK dan pembiayaan pada periode
tersebut mengalami penurunan.
6. Yuria Pratiwhi (2006)
Penelitiannya dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Proporsi Aset Perbankan Syariah Di Indonesia”. Variabel yang
terkait yaitu Jumlah Kantor Bank Syariah, Jumlah Bank Umum Syariah, FDR
(Financing Deposit Ratio), Inflasi, NPF (Non Performing Financing), SBI
(Sertifikat Bank Indonesia), SWBI (Sertifikat Wadiah Bank Indonesia), OC
(Office Chaneling), Porsi Deposito Terhadap DPK, ProBH (Porsi Pembiayaan
Bagi Hasil Terhadap DPK) dan Proporsi Aset Perbankan Syraiah. Teknis
analisis data menggunakan SingleLinear Regression dan Multi Linear
Regression. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel yang signifikan
mempengaruhi proporsi aset bank syariah terhadap keseluruhan aset
perbankan nasional Indonesia adalah variabel Non Performing Financing
(NPF), tingkat suku bunga SBI, Inflasi, tingkat suku bunga kredit bank
konvensional (BKBK), Financing to Deposit Ratio bank syariah (FDR) dan
porsi pembiayaan bagi hasil bank syariah (PBH). Model yang terbentuk dari
MLR telah memiliki sifat BLUE (Best, Linear, Unbiased, Estimator) dan
terbebas dari penyakit miltikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.
7. Ms. Sagarika Chakraborty, Mr. Soumya Banerjee (2009)
59
Penelitian ini berjudul “Krisis keuangan di negara berkembang -
posting "aset bencana Harga gelembung" - cara baru ke depan”. Studi tersebut
meliputi kredit, suku bunga dan aset. Metode penelitian yang digunakan
adalah analisis kualitatif. Kesimpulan ini adalah bahwa kondisi kredit
mempengaruhi ekonomi sangat subur dan amergency langkah untuk
merestrukturisasi neraca melalui pembenahan kebijakan sangat penting
memperbaiki masalah leverage berlebihan. Ini berdiri kontras dengan
pemandangan dari model konvensional - itu efek dari memburuknya
intermediasi keuangan cenderung terbatas dan dapat ditangani oleh
pemotongan suku bunga.
I. Ringkasan Pemikiran Terdahulu
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti Judul Variabel Metodologi dan Hasil
Penelitian
1. Dian Faiqotul
Magfiroh(2008)
Aplikasi
PembiayaanMudharabah
dalam Meningkatkan
Profitabilitas PT. BPRS
Meningkatkan
profitabilitas
pada BPRS hal
ini terbukti dari
Pembiayaan
mudharabah yang
dilakukan oleh PT.
BPRS Bumi Rinjani
60
Bumi Rinjani Batu. prosentase
terbesar ada pada
pembiayaan
mudharabah
yaitu sebesar
27%.
Batu adalah dengan
menerapkan
pembiayaan Modal
Kerja, seperti modal
kerja perdagangan
dan jasa dan Investasi
Khusus. Dan dalam
pemberian
pembiayaan ini BPRS
melakukan berbagai
macam analisa yang
dikenal dengan
analisa 5C + S, dan
PT BPRS Bumi
Rinjani Batu
merealisasikan tujuan
dan anggaran dengan
mengambil sektor
ekonomi
Perdagangan,
Perindustrian,
61
Pertanian dan Jasa.
Adapun kontribusi
pendapatan
mudharabah di PT.
BPRS umi Rinjani
Batu mampu
meningkatkan
profitabilitas pada
BPRS hal ini terbukti
dari prosentase
terbesar ada pada
pembiayaan
mudharabah yaitu
sebesar 27%.
2. Nadziroh
(2003)
Penerapan
KonsepPembiayaan
Mudharabah Sebagai
Pola Kredit Investasi
Dalam Perspektif Islam
(Studi Kasus Pada BMT
Mitra Sarana Gadang)
Pembiayaan
mudharabah
melalui sistem
dan prosedur,
target market,
jenis
pembiayaan,
Sistem dan prosedur
pembiayaan di BMT
mitra sarana Gadang
cukup memadai
dengan proses
penyaluran yang
benar-benar
62
strategi
penyaluran dan
teknik
perhitungan bagi
hasil pembiayaan
mudharabah.
memperhatikan
prinsip prinsip kehati-
hatian dengan analisis
5C sebagai dasar
dalam melakukan
analisa atau survey
kredit. Penerapan
konsep pembiayaan
mudharabah di BMT
Mitra Sarana Gadang
sudah dapat
dikatakan memenuhi
ketentuan-ketentuan
atau sudah sesuai
dengan konsep
pembiayaan
mudharabah dalam
perspektif Islam. Hal
ini dapat dilihat pada
ketetapan ketetapan,
peraturan-peraturan,
63
serta kebijakan-
kebijakan dalam
operasionalisasi
pembiayaan
mudharabah melalui
sistem dan prosedur,
target market, jenis
pembiayaan, strategi
penyaluran dan
teknik perhitungan
bagi hasil
pembiayaan
mudharabah.
3. Darna (2006) Sensitivitas Aset dan
Dana Pihak Ketiga
(DPK) Perbankan
Syariah Terhadap
Volatilitas Tingkat Suku
Bunga (SBI) dan Nilai
Tukar Rupiah serta
Pengaruh Fatwa MUI
Tingkat Suku
Bunga,
Pertumbuhan
Aset, Nilai
Tukar, DPK
Perbankan
Syariah
Ordinary Least
Square (OLS),
Autoreggresive
Conditional
Heteroscedasticity
(ARCH) dan General
Autoreggresive
Conditional
64
tentang Pengharaman
Bunga Bank
Heteroscedasticity
(GARCH)
Hasil :
a. Uji regresi
berganda dengan
metode OLS
menunjukkan
tingkat bunga
maupun nilai
tukar memiliki
korelasi negatif
signifikan
terhadap
pertumbuhan Aset
maupun Dana
Pihak Ketiga
perbankan
syariah,
sedangkan Fatwa
MUI mempunyai
korelasi positif
65
signifikan
terhadap
pertumbuhan Aset
dan DPK
b. Uji ARCH
diperoleh hasil
nilai residual
periode
sebelumnya
signifikan
mempengaruhi
pertumbuhan Aset
maupun Dana
Pihak Ketiga
(DPK) perbankan
syariah.
Sedangkan
melalui uji
GARCH diperoleh
hasil bahwa varian
residual periode
66
sebelumnya tidak
berpengaruh
terhadap
pertumbuhan
keduanya.
c. Tingkat bunga
maupun nilai
tukar melalui uji
ARCH IGARCH
diketahui
memiliki
volatilitas yang
signifikan
sehingga model
yang diestimasi
tidak bebas dari
pengaruh residual
periode
sebelumnya.
d. Pertumbuhan Aset
dan DPK melalui
67
uji ARCH-M
ternyata signifikan
memiliki
sensitifitas
terhadap fluktuasi
perubahan tingkat
bunga dan nilai
tukar rupiah.
4. Ellyn Herlina
Nur Hidayah
(2008)
Faktor Yang
Mempengaruhi
Pertumbuhan Aset
Perbankan Syariah
Variabel
Independen :
DPK, NPF,
ROA, SBI
Variabel
Dependen : Aset
Regresi Linier
Berganda Faktor
yang mempengaruhi
pertumbuhan aset
perbankan syariah
adalah dana pihak
ketiga dan SBI.
Variabel Non
Performing
Financing dan Return
on Assets berdasarkan
68
hasil penelitian
signifikan.
5. Maria Ulfah
(2008)
Analisa Perkembangan
Asset, Dana Pihak
Ketiga dan Pembiayaan
Perbankan Syariah di
Indonesia
Asset, DPK,
Pembiayaan
Perbankan
Syariah
Autoreggresive
Integrated Moving
Average (ARIMA)
Hasil :
Jumlah Asset, DPK
dan Pembiayaan
Syariah tidak
meningkat dan
cenderung stabil.
Sementara itu, tingkat
pertumbuhan asset,
DPK dan Pembiayaan
mengalami
penurunan.
6. Yuria Pratiwhi
Cleopatra
(2006)
Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi
Pertumbuhan Proporsi
Variabel
Independen :
Jumlah Kantor
Single Linear
Regression dan Multi
Linear Reggression
69
Aset Perbankan Syariah
di Indonesia.
Bank Syariah,
jumlah Bank
Umum Syariah,
FDR, Inflasi,
NPF, SBI, OC
(Office
Chanelling),
Porsi Deposito
terhadap DPK,
ProBH (Porsi
Pembiayaan
Bagi Hasil
Hasil :
a. Variabel yang
signifikan
mempengaruhi
proporsi aset bank
syariah terhadap
keseluruhan
perbankan
nasional Indonesia
adalah variabel
Non
PerformingFinanc
ing (NPF),
Tingkat suku
Bunga SBI, Inflasi
(Inf), Tingkat
Suku Bunga
Kredit Bank
konvensional
(BKBK),
Financing to
70
Deposit Ratio
bank syariah
(FDR) dan porsi
pembiayaan bagi
hasil bank syariah
(PBH). Model
yang terbentuk
dari MLR telah
memiliki sifat
BLUE (Best
Linear, Unbiased
Estimator), dan
terbebas dari
penyakit
Multikolinearitas,
aurokorelasi dan
heteroskedastisitas
.
Variabel NPF,
ProDep, SBI, SWBI,
BKBK, FDR dan
71
PBH secara bersama-
sama menjelaskan
variabel terikat
proporsi aset bank
syariah terhadap
keseluruhan aset
perbankan nasional
sebesar 94.5%,
sedangkan sebanyak
5.5% dipengaruhi
oleh variabel lain
yang tidak termasuk
ke dalam objek
penelitian.
7. Anriza Witi
Naution (2008)
Pengaruh Pertumbuhan
Variabel Ekonomi
Makro dan Equivalen
Rate Terhadap
Pertumbuhan Aset
Perbankan Syariah di
Indonesia
Variabel
Independen :
Jumlah Uang
Beredar, Kurs,
GDP, Equivalen
Rate
Regresi Linier
Berganda
Hasil :
Pertumbuhan jumlah
uang beredar dan
pertumbuhan kurs
secara signifikan
72
Variabel
Dependen :
Pertumbuhan
Aset
mempengaruhi
pertumbuhan aset
perbankan syariah di
Indonesia. Sedangkan
pertumbuhan GDP
dan Equivalen Rate
tidak mempengaruhi
signifikan.
8. Ms. Sagarika
Chakraborty,
Mr. Soumya
Banerjee
(2009)
Krisis keuangan di
negara berkembang
posting "aset bencana
Harga gelembung" cara
baru ke depan.
Kredit, suku
bunga, Aset
Analisis Kualitatif
Hasil:
kondisi kredit
mempengaruhi
ekonomi sangat subur
dan amergency
langkah untuk
merestrukturisasi
neraca melalui
pembenahan
kebijakan sangat
penting memperbaiki
masalah leverage
73
J. Kerangka Pemikiran
Salah satu parameter yang paling umum dijadikan landasan
pengukuran pertumbuhan perbankan adalah profitabilitas perbankan syariah.
Penambahan profitabilitas perbankan merupakan indikasi utama pertumbuhan
perbankan dengan perkembangan bank syariah di indonesia sejak berdirinya
menunjukkan tingginya pertumbuhan profitabilitas bank syariah di dalam
kehidupan perekonomian indonesia. Oleh karena itu peneliti juga dikuatkan
dengan penelitian terdahulu untuk meneliti lebih lanjut dengan judul Analisis
berlebihan. Ini berdiri
kontras dengan
pemandangan dari
model konvensional -
itu efek dari
memburuknya
intermediasi
keuangan cenderung
terbatas dan dapat
ditangani oleh
pemotongan suku
bunga saja.
74
Pengaruh Profitabilitas Bank Syariah, Suku Bunga Bank Indonesia dan
Deposito Mudharabah Terhadap Pembangunan Murabahah di Indonesia Pada
Perbankan Syariah di IndonesiaPeriode 2009-2013.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perubahan variabel
independent bebas yaitu Pengaruh Profitabilitas Bank Syariah, Suku Bunga
Bank Indonesia dan Deposito Mudharabah terhadap variabel dependent yaitu
pembangunan murabahah perbankan syariah yang dalam realisasinya tidak
lepas dari kondisi internal maupun eksternal. Data dari masing-masing
variabel dari situs resmi Bank Indonesia yaitu Statistik Perbankan Syariah
yang dipublikasikan Laporan publikasi Bank Indonesia.
Setelah memperoleh data disetiap variabel peneliti melakukan analisis
regresi berganda menggunakan software Eviews 6 dengan metode ordinary
least square (OLS) dan dilakukan uji stasioner, uji asumsi klasik (uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi), uji
statistik dan uji koefisien determinasi agar penelitian dapat diuji dengan baik
dan benar sesuai metodologi penelitian. Selanjutnya melakukan analisis
tersebut untuk mengambil hasil data interpretasi data yang akan menghasilkan
kesimpulan ini.
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas, berikut ini adalah
kerangka pemikiran dari penelitian yang akan dilakukan
75
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
Analisis Pengaruh Profitabilitas, Suku Bunga Bank Indonesia, Deposito Mudharabah,Terhadap Pembiayaan Murabahah
Periode 2009-2013.09
Profitabilitas (X1)
Deposito Mudharabah
(X )
Pembiayaan Murabaahah
(Y)
Model Ekonometrika
Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi
Regresi Berganda Uji t Uji f Uji Adj
Hasil dan Interpretasi
Kesimpulan dan Implikasi
SBBI (X2)
76
K. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
masalah yang diajukan dan jawaban itu masih diuji secara empiris
kebenarannya. Adapun perumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a) H0 : Diduga Profitabiltas Bank Syariah tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia periode
Oktober 2009 – September 2013.
H1 : Diduga Profitabiltas Bank Syariah berpengaruh secara signifikan
terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia Periode
Oktober 2009 – September 2013.
b) H0 : Diduga Profitabiltas Suku Bunga Bank Indonesiatidak berpengaruh
secara signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di
Indonesia periode Oktober 2009 – September 2013.
H1 : Diduga Profitabiltas SukuBunga Bank Indonesia berpengaruh secara
signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di
Indonesia Periode Oktober 2009 – September 2013.
c) H0 : Diduga Deposito Mudharabah tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Pembiayaan Murabahah di Indonesia Periode Oktober 2009 -
September2013.
77
H1 : Diduga Deposito Mudharabah bepengaruh secara signifikan terhadap
Pembiayaan Murabahah di Indonesia Periode Oktober 2009 – Desember
2013.
78
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memfokuskan variabel dependen yaitu
Profitabilitas Perbankan Syariah dan variabel independennya difokuskan pada
Suku Bunga Bank Indonesia dan Deposito Mudharabah. Penelitian ini
merupakan penelitian analisis pengaruh, karena tujuan penelitian ini adalah
meneliti hubungan pengaruh antara dua variabel, yaitu variabel independen
(ROA, Suku Bunga BI dan Deposito Mudharabah) dengan variabel dependen
(Pembiayaan Murabahah).
Data operasionalnya yang digunakan pada penelitian ini menggunakan
data runtun waktu (time series). Semua data dalam bulanan yaitu periode bulan
November 2009 hingga September 2013 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia
serta dari sumber-sumber lainnya yang terkait.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi yang
diharapkan dapat mewakili populasi penelitian. Sampel yang baik umumnya
memiliki karakteristik sebagai berikut : (Kuncoro, 2009:105)
79
1) Sampel yang baik memungkinkan peneliti untuk mengambil keputusan
yang berhubungan dengan besarnya sampel untuk memperoleh jawaban
yang dikehendaki.
2) Sampel yang baik mengidentifikasikan probabilitas dari setiap unit
analisis untuk menjadi sampel.
3) Sampel yang baik dengan menghitung akurasi dan pengaruh (misalnya
kesalahan) dalam pemilihan sampel.
4) Sampel yang baik dengan menghitung derajat kepercayaan yang
diterapkan dalam estimasi populasi yang disusun dari sampel statistika.
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian Pembiayaan Murabahah
pada Perbankan Syariah di Indonesia periode Oktober 2009 – September 2013.
Sampel yang dipilih adalah ROA, Suku Bunga Bank Indonesia dan Deposito
Mudharabah.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk melakukan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Field Research
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat
sekunder yaitu data yang diperoleh melalui hasil pengolahan pihak kedua atau
80
data yang sudah dipublikasikan untuk menjelaskan gejala suatu fenomena,
seperti pusat referensi Bank Indonesia (BI).
2) Library Research
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari
membaca literatur, buku, jurnal dan sejenisnya yang berhubungan dengan
aspek yang diteliti sebagai upaya untuk memperoleh data yang valid.
3) Internet Research
Terkadang buku referensi atau literatur yang kita miliki atau pinjam di
perpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau kadaluarsa
(keilmuannya), karena ilmu selalu berkembang. Oleh karena itu, untuk
mengantisipasi hal tersebut penulis melakukan penelitian dengan teknologi
yang juga berkembang yaitu internet sehingga data yang diperoleh merupakan
data yang sesuai dengan perkembangan zaman.
D. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini untuk mengetahui analisis Profitabilitas Bank
Syariah, Suku Bunga Bank Indonesia dan Deposito Mudharabah terhadap
Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia, dengan menggunakan
metode data kuantitatif, yaitu dimana data yang digunakan dalam penelitian
berbentuk angka dengan menggunakan alat analisis Ordinary Least Square
dugunakan untuk mencapai penyimpangan atau error yang minimum dengan
81
menggunakan analisis regresi berganda yaitu digunakan lebih dari dua variabel
bebas.
Menurut Ajija (2011:23) Ordinary Least Square merupakan metode
estimasi yang sering digunakan untuk mengestimasi fungsi regresi populasi dari
fungsi regresi sampel. Untuk analisis data akan dilakukan dengan bantuan
aplikasi komputer yaitu program Excel 2007 dan program Eviews 6. Dalam
penelitian ini data yang digunakan adalah data log natural (LN) data yang di LN
adalah variabel Pembiayaan Murabahah dan Deposito Mudharabah penelitian di
log karena untuk penyertaan data dari variabel tersebut satuan datanya berbeda
dan juga sebagai pemecahan persamaan yang tidak diketahuinya merupakan
perangkat dari variabel lain. Hubungan variabel Pembiayaan Murabahah dengan
variabel Profitabilitas Bank Syariah, Suku Bunga BI dan Deposito Mudharabah
diformulasikan sebagai berikut :
Y = f (X1, X2, X3, e)
Sedangkan model ekonometrika ditulis :
Dimana :
β0 = Constanta
β1, β2, β3, = Koefisien Regresi dari masing-masing
variabel yangmempengaruhi Murabahah
LNPM = LON Pembiayaan Murabahah
Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 e
PM = β0 + β1 ROA + β2 SBBI + β3 Deposito Mudharabah e
LNPM = β0 + β1 (ROA) + β2 (SBBI) + β3 (Deposito Mudharabah) e
82
ROA = Profitabilitas Bank Syariah
SBBI = Suku Bunga Bank Indonesia
LNDeposito Mudharabah = LON Deposito Mudharabah
e = Error Terms (variabel diluar model tetapi tidak ikut
berpengaruh terhadap variabel terikat.
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat
normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Uji asumsi
klasik penting dilakukan untuk menghasilkan estimator yang linier tidak bias
dengan varian yang minimum BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), yang
berarti model regresi tidak mengandung masalah. Untuk itu diperlukannya
pendeteksian lebih lanjut diantaranya:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi antara variabel dependen, variabel independen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas
menjadi sangat populer dan tercangkup dibeberapa komputer statistik.
(Gujarati, 2006:164)
Uji normalitas residual metode Ordinary Least Square secara
formal dapat dideteksi dari metode yang dikembangkan oleh Jarque-Bera
(JB). Deteksi dengan melihat Jarque-Bera yang merupakan asimtotis
83
(sampel besar dan didasarkan atas residual Ordinary Least Square). Uji ini
dengan melihat probabilitas Jarque-Bera (JB) sebagai berikut:(Gujarati,
2006:165)
Langkah-langkah pengujian normalitas data sebagai berikut :
Hipotesis : H0 : Model berdistribusi normal
H1 : Model tidak berdistribusi normal
Bila probabilitas Obs*R2> 0.05 → Signifikan, H0 diterima
Bila probabilitas Obs*R2< 0.05 → Tidak Signifikan, H0 ditolak
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas berarti adanya hubungan linier yang sempurna
atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan
(independen) dari model regresi. (Gujarati, 2006:184)
Sedangkan menurut Nachrowi (2006:95) jika tidak korelasi antara
kedua variabel tersebut, maka koefisien pada regresi majemuk akan sama
dengan koefisien pada regresi sederhana. Hubungan linier antar variabel
bebas inilah yang disebut dengan multikolinearitas.
Dalam penelitian ini penulis akan melihat mulkolinearitas dengan
menguji koefisien korelasi (r) berpasanagan yang tinggi diantara variabel-
variabel penjelas. Sebagai aturan main yang kasar (rule of thumb), jika
84
koefisien korelasi cukup tinggi katakanlah diatas 0.8 maka diduga
terjadinya multikolinearitas dalam model. Sebaliknya jika koefisien
korelasi rendah maka diduga model tidak mengandung multikolinearitas.
Uji koefisien korelasinya yang mengandung unsur kolinearitas,
misalnya variabel X1 dan X2. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut :
Bila r < 0.8 (model tidak terdapat multikolinearitas)
Bila r > 0.8 (model terdapat multikolinearitas)
Ada beberapa cara untuk mengatasi masalah adanya
multikolinearitas, antara lain : melihat informasi sejenis yang ada,
mengeluarkan variabel dan mencari data tambahan(Nachrowi, 2006:104)
c. Uji Heterokedastisitas
Heteroskedastisitas terjadi apabila variasi Ut tidak konstan atau
sering berubah-ubah seiring dengan berubahnya nilai variabel independen
(Gujarati, 2006:146)
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain itu tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
variance tidak konstan atau berubah-ubah disebut denfan
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas
atau tidak terjadi heterokedastisitas. (Nachrowi, 2008:108)
85
Untuk melacak keberadaan heterokedastisitas dalam penelitian ini
digunakan uji white. Dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut :
Hipotesis : H0 : Model tidak terdapat Heterokedastisitas
H1 : Model terdapat Heterokedastisitas
Bila probabilitas Obs*R2> 0.05 → Signifikan, H0 diterima
Bila probabilitas Obs*R2< 0.05 → Tidak Signifikan, H0 ditolak
Apabila probabilitas Obs*R2 lebih besar dari 0.05 maka model
tersebut tidak terdapat heterokedastisitas. Sebaliknya jika probabilitas
Obs*R2 lebih kecil dari 0.05 maka model tersebut dipastikan terdapat
heterokedastisitas. Jika model tersebut harus ditanggulangi melalui
transformasi logaritma natural dengan cara membagi persamaan regresi
dengan variabel independen yang mengandung heterokedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi diantara anggota
observasi yang diurut menurut waktu (seperti deret berkala) atau ruang
(seperti data lintas-sektoral)”.
Menurut Nachrowi (2006:183) dalam berbagai studi ekonometrika,
data time series sangat banyak digunakan. Namun dibalik pentingnya data
86
tersebut, ternyata data time series menimpan berbagai permasalahan, salah
satunya yaitu autokorelasi. Autokorelasi merupakan penyebab yang akibat
data menjadi tidak stasioner, sehingga bila data dapat distasionerkan maka
autokorelasi akan hilang dengan sendirinya, karena metode transformasi
data untuk membuat data yang tidak stasioner sama dengan tranformasi
data untuk menghilangkan autokorelasi.
Untuk melihat ada tidaknya penyakit autokorelasi dapat juga
digunakan uji Langrange Multiplier (LM Test) atau yang disebut Uji
Breusch-Goldfrey dengan membandingkan nilai probabilitas R-Squared
dengan α = 0.05. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut (Gujarati,
2006:147)
Hipotesis : H0 : Model tidak terdapat Autokorelasi
H1 : Model terdapat Autokorelasi
Bila probabilitas Obs*R2> 0.05 → Signifikan, H0 diterima
Bila probabilitas Obs*R2< 0.05 → Tidak Signifikan, H0 ditolak
Apabila probabilitas Obs*R2 lebih besar dari 0.05 maka model
tersebut tidak terdapat autokorelasi. Apabila probabilitas Obs*R2 lebih
kecil dari 0.05 maka model tersebut terdapat autokorelasi.
87
2. Pengujian Hipotesis Statistik
Data yang digunakan untuk mengetahui hubungan dari variabel-
variabel yang akan diteliti. Pengolahan data menggunakan Excel 2007 dan
Eviews 6. Dalam pengujian ini menggunakan Uji Statistik meliputi Uji-t dan
Uji-F.
a. Uji Parsial (Uji-t)
Uji-t digunakan untuk menguji apakah setiap variabel bebas
(independen) secara masing-masing parsial atau individu memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (dependen) pada tingkat
signifikan 0.05 (5%) dengan menganggap variabel bebas bernilai konstan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dengan uji-t yaitu dengan
pengujian, yaitu : (Nachrowi, 2006:17)
Hipotesis : H0 : βi = 0 artinya masing-masing variabel bebas tidak
ada pengaruh yang signifikan dari variabel terikat.
H1 : βi ≠ 0 artinya masing-masing variabel bebas ada
pengaruh yang signifikan dari variabel terikat.
Bila probabilitas α > 5% → variabel bebas tidak signifikan atau tidak
mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (H0 terima, H1 tolak)
Bila probabilitas α < 5% → variabel bebas signifikan atau mempunyai
pengaruh terhadap variabel terikat (H0 tolak, H1 terima).
88
b. Uji Fisher (Uji-F)
Uji Fisher (Uji-F) digunakan untuk mengetahui apakah seluruh
variabel bebas (independen) secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel terikat (dependen) pada tingkat signifikan 0.05 (5%). Pengujian
semua koefisien regresi secara bersama-sama dilakukan dengan uji-F
dengan pengujian, yaitu (Nachrowi, 2006:16)
Hipotesis : H0 : βi = 0 artinya secara bersama-sama tidak ada
pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap
variabel terikat.
H1 : βi ≠ 0 artinya secara bersama-sama ada pengaruh
yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel
terikat.
Bila probabilitas α > 5% → variabel bebas tidak signifikan atau tidak
mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.
Bila probabilitas α < 5% → variabel bebas signifikan atau mempunyai
pengaruh terhadap variabel terikat.
3. Uji Koefisien Determinasi
Menurut Ajija (2011:34) Uji koefisien determinasi koefisien R2
(adjusted R-squared). Koefisien determinasi ini menunjukkan kemampuan
garis regresi menerangkan variasi variabel terikat Y yang dapat dijelaskan
89
oleh variabel bebas X. Nilai koefisien R2 (adjusted R-squared) berkisar
antara 0 sampai 1. Semakin mendekati 1, semakin baik.
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen (Y)
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan
pembeli” Sedangkan menurut Adiwarman Karim (2004 : 92) bahwa yang
dimaksud dengan murabahah adalah sebagai berikut: ”Murabahah merupakan
pembiayaan bank syariah melalui sistem jual beli untuk barang atau jasa
dengan kesepakatan keuntungan dan jangka waktu tertentu. Mekanisme ini
bisa digunakan untuk kebutuhan modal kerja atau kepemilikan sebuah barang
dengan cara dicicil”.
Adapun menurut Muhammad (2005 :181), definisi pembiayaan
murabahah adalah: ”Pembiayaan murabahah (dari kata ribhu = keuntungan).
Bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Barang diserahkan segera
dan pembayaran dilakukan secara tangguh. Skema untuk pembiyaan
murabahah diperlihatkan diserahkan”.Dari beberapa definisi di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa murabahah adalah akad jual beli antara bank selaku
penyedia barang dengan nasabah yang memesan untuk membeli barang.
90
2. Variabel Independen (X)
Variabel independen identik dengan variabel bebas, penjelas, explanatory
variable. Variabel ini biasanya dianggap sebagai variabel prediktor atau
penyebab karena memprediksi atau menyebabkan variabel dependen
(Kuncoro,2009). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen
sebagai berikut :
a. Profitabilitas Bank Syariah (X1)
Profitabilitas Bank SyariahadalahProfitabilitas adalah keuntungan dan
besarnya profitabilitas tergantung dari komponen harga jual, biaya produk
per unit, dan jumlah yang terjual. Dapat disimpulkan bahwa profitabilitas
adalah kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba.Data operasional yang digunakan
dalam penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia yaitu Statistik Perbankan Syariah berdasarkan perhitungan
bulanan, yaitu dari Oktober 2009 – Desember 2013 yang dinyatakan dalam
bentuk milyar rupiah.
b. Suku Bunga Bank Indonesia (X2)
Suku Bunga Bank Indonesia adalahsebagai harga yang harus dibayar
kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh
nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). Data yang
diambil berdasarkan Bank Indonesia periode Oktober 2009 – Desember
2013 yang dinyatakan dalam milyar rupiah.
91
c. Deposito Mudharabah (X3)
Deposito Mudharabah adalah jenis investasi melalui pihak ketiga
(perseorangan atau badan hukum) yang penarikannya hanya dapat
dilakukan dalam jangka waktu tertentu (tanggal jatuh tempo), dengan
mendapatkan imbalan bagi hasil. Data yang diambil berdasarkan data Bank
Indonesia periode Oktober 2009 – Desember 2013yang dinyatakan dalam
bentuk milyar rupiah.
92
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Perkembangan Bank Syariah di Dunia
a. Prkatik Perbankan di Zaman Rasulullah Saw
Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga
fungsi utama, yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang,
dan memberikan jasa pengiriman uang. Di dalam sejarah
perekonomian umat islam pembiayaan yang dilakukan dengan akad
yang sesuai syariah telah menjadi bagian dari tradisi umat islam
sejak zaman Rasulullah Saw. Praktik-praktik seperti menerima
titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan
untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang telah lazim
dilakukan sejak zaman Rasulullah Saw. Dengan demikian, fungsi-
fungsi utama perbankan modern, yaitu menerima deposit,
menyalurkan dana, dan melakukan transfer dana telah menjadi
bagian yang tidak terpisahkan umat islam, bahkan sejak zaman
Rasulullah Saw (Adiwarman Karim, 2004:18).
Bank Syariah atau yang juga disebut bank Islam adalah bank
yang beroperasi dengan menggunakan tata cara Islam yaitu mengacu
pada ketentuan Al-Qur’an dan Al-Hadist. Oleh karena itu, bank
syariah tidak beroperasi berbasis bunga tetapi menggunakan sistem
bagi hasil.
93
Hal ini disebabkan Islam melarang adanya riba dan
dalam Islam bunga bank termasuk riba. Sebagaimana disebutkan
dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 278-279 :
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada
Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika
kamu orang-orang yang beriman. Maka, jika kamu tidak
mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah bahwa
Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu
bertobat (dari pengambilan riba) maka bagimu pokok hartamu;
kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya” (Al-Qur’an,
Surah 2:278-279).
Kegiatan perbankan selain dilakukan oleh bangsa Arab ternyata
juga dilakukan di seluruh dunia, termasuk di Eropa.Pada
mulanya dalam menjalankan praktik perbankan bangsa Eropa
menggunakan sistem bunga.Seiring dengan semakin majunya
peradaban mereka, bangsa Eropa mulai melakukan penjelajahan
dan penjelajahan.Sebagai akibatnya, perekonomian di seluruh
dunia mulai di dominasi oleh bangsa Eropa. Adanya
ketidakadilan dalam perekonomian ini membuat beberapa
Negara muslim di dunia membuat alternatif lembaga keuangan
yang terbebas dari bunga.
94
b. Perbankan Syariah Modern
Sejak awal kelahirannya, perbankan syariah, perbankan
syariah dilandasi dengan kehadiran dua gerakan renaissance
Islam modern : neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari
pendirian lembaga keuangan berdasarkan etika ini adalah tiada
lain sebagai upaya kaum musilimin untuk mendasari segenap
aspek kehidupan ekonominya berdasarkan Al-Qur’an dan As-
Sunnah.
Upaya awal penerapan sistem profit and loss sharing
tercatat di Pakistan dan Malaysia sekitar tahun 1940-am, yaitu
adanya upaya mengelola dana jamaah haji secara non
konvensional. Rintisan perbankan syariah lainnya berwujud di
Mesir pada decade 1960-an dan beroperasi sebagai rural-social
(semacam lembaga keuangan unit desa di Indonesia) di
sepanjang delta sungai Nil. Lembaga dengan nama Mith Ghamr
tersebut hanya beroperasi di pedesaan Mesir dan berskala kecil,
namun isntitusi tersebut mampu menjadi pemicu yang sangat
berarti bagi perkembangan sistem finansial dan ekonomi Islam.
Beroperasinya Mit Ghamr Local Saving Bank di Mesir pada
tahun 1963 merupakan tonggak sejarah perkembangan sistem
perkembangan Islam.Pada tahun 1967 pengoperasian Mit Ghamr
diambil alih oleh National Bank of Egpt dan Bank Sentral Mesir
95
disebabkan karena adanya kekacauan politik. Di Yordania,
berdiri Bank Islam Yordania dan kemudian disusul beridirinya
Bank Sosial Nasser di Mesir. Pada tahun 1975 berdiri juga IDB
(Islamic Bank Development) dan Bank Islam Dubai di Arab
Saudi beridiri atas prakarsa dari sidang menteri luar negeri dalam
sidang tersebut diusulkan penghapusan sistem keuangan
berdasarkan bunga dan menggantinya dengan sistem bagi hasil.
Pada Perkembangan selanjutnya di era 1970-an, usaha-
usaha untuk mendirikan bank islam mulai menyebar ke banyak
Negara. Beberapa Negara seperti Pakistan, Sudan, dan Iran,
bahkan merubah seluruh system keuangan dinegara itu menjadi
sistem nir-bunga, sehingga semua lembaga keuangan di Negara
tersebut beroperasi tanpa menggunakan bunga. Di negara Islam
lain seperti Malaysia dan Indonesia, bank nir-bunga beroperasi
berdampingan dengan bank-bank konvensional.
(Karim:2004:24).
2. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia
Di Indonesia, bank syariah yang pertama didirikan pada tahun 1992
adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). Walaupun perkembangannya agak
lambat bila dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya, perbankan
syariah di Indonesia akan terus berkembang. Dalam perjalanan waktu,
96
pengalaman membuktikan bahwa sistem perbankan syariah telah menjadi
salah satu solusi untuk menyelamatkan perekonomian nasional dari krisis
ekonomi dan moneter pada tahun 1998.Ketika bank konvensional
berguguran, sistem perbankan syariah terbukti mampu bertahan melewati
guncangan, kemampuan tersebut semakin mempertegas posisi sistem
perbankan syariah sebagai salah satu potensi penopang perekonomian yang
layak diperhitungkan.
Upaya intensif pendirian bank islam atau bank syariah di Indonesia
dapat ditelusuri sejak 1998, yaitu pada saat pemerintah mengeluarkan Paket
Kebijakan Oktober (Pakto) yang mengatur deregulasi industri perbankan di
indonesia. Para ulama waktu itu telah berusaha untuk mendirikan bank bebas
bunga, tapi tidak ada satu pun perangkat hukum yang dapat dirujuk kecuali
penafsiran dari peraturan undang-undang yang ada bahwa perbankan dapat
saja menetapkan bunga sebesar 0%(nol persen). (Arifin,2009:7).
Setelah adanya rekomendasi dari Lokakarya Ulama tentang bunga
bank dan perbankan di Cisarua (Bogor) pada 19-22 Agustus 1990, yang
kemudian diikuti dengan diundangkannya UU No.701992 tentang Perbankan
dimana perbankan bagi-hasil mulai diakomodasi, maka beridirlah Bank
Muamalat Indonesia (BMI), yang merupakan bank umum Islam pertama
yang beroperasi di Indonesia. Pembentukan BMI ini diikuti oleh pendirian
bank-bank perkereditan rakyat syariah (BPRS). Namun karena lembaga ini
masih dirasakan kurang mencukupi dan belum sanggup menjangkau
97
masyarakat Islam lapisan bawah, maka dibangunlah lembaga simpan pinjam
yang disebut Bait al Maal wat Tamwil (BMT) atau Bait al Qiradh menurut
masyarakat Aceh.
Sejak era reformasi keberadaan bank syariah di Indonesia telah diatur
dalam undang-undang ysitu UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU
No.7 tahun 1992 tentang perbankan yang diikuti dengan dikeluarkannya
sejumlah ketentuan pelaksanaan dalam bentuk SK Direksi BI/Peraturan
Bank Indonesia, telah memberikan landasan hukum yang lebih kuat bagi
pengembangan perbankan syariah di Indonesia. Peraturan-peraturan tersebut
memberikan kesempatan yang luas mengembangkan jaringan perbankan
syariah antara lain melalui izin pembukaan kantor cabang syariah (KCS)
oleh bank konvensional. Dengan kata lain, bank umum dapat menajalankan
dua kegiatan usaha, baik secara konvensional maupun berdasarkan prinsip
syariah (Heri Sudarsono,2003:34).
3. Visi dan Misi Perbankan Syariah
Konsep pengembangan perbankan syariah dimasa depan harus
disusun dengan visi, misi, dan strategi yang tepat. Visi yang harus dibangun
kedepan adalah bagaimana menjadikan perbankan syariah sebagai urat nadi
perekonomian nasional yang berkah. Artinya perbankan syariah mampu
memerankan fungsinya yang utama sebagai lembaga intermediasi dan setiap
aktivitasnya selalu menambah kebaikan bagi semua pihak.
98
Untuk mencapai visi tersebut, diperlukan misi yang jelas dan misi
perbankan syariah kedepan adalah :
a. Menjadi lembaga keuangan yang professional dan dapat dipercaya
sehingga menjadi tempat bagi proses akumulasi capital masyarakat.
b. Menjadi fasilitator dalam pengembangan ekonomi umat dan masyarakat
Indonesia melalui perannya sebagai sumber permodalan yang mudah
dan murah dan menjadi mitra sejati bagi para pelaku ekonomi lainnya.
c. Menjadi lokomotif perekonomian yang berdasarkan syariah. perbankan
syariah diharapkan dapat menolong berkembangnya sektor ekonomi lain
berlandaskan syariah seperti asuransi, reksadana, dan perusahaan
pembiayaan.Membina jaringan networking yang luas, baik dalam skala
nasional maupun global.
4. Perkembangan Pembiayaan Murabahah
Murabahah adalah salah satu produk yang dikeluarkan olehperbankan
syariah di Indonesia.Pembiayaan murabahah adalah pembiayaanyang
dialokasikan oleh perbankan syariah untuk jual beli.Jadi, bias dikatakan juga
bahwa perjanjian yang dilakukan oleh perbankan syariahdengan nasabah
untuk melakukan jual-beli.Produk murabahah ini biasadigunakan untuk
pembiayaan property, pembelian kendaraan, pembeliankebutuhan konsumtif,
pembelian kebutuhan barang dagangan dankebutuhan-kebutuhan lainnya.
99
Salah satu contohnya yaitu jika nasabah membutuhkan
pembiayaanuntuk membeli motor, nasabah akan mengajukan daftar
pembelian barangmotor yang berisikan spesifikasi tentang motor yang
diharapkan oleh nasabah
Secara konsep, Bank Syariah akan membelikan motor atau mobilyang
dimintakan oleh nasabahtersebut, yang kemudian akan di jual kembalikepada
nasabah dengan menambahkan keuntungan/margin bank. Sehingga dalam
transaksinya akan ada harga beli (harga pokok pembelian barang),ada margin
(keuntungan yang diambil oleh bank), serta ada harga jual(harga pokok
ditambah dengan margin keuntungan).Perkembangan pembiayaan murabahah
periode 2009 - 2013.09 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
100
Gambar 4.1
Perkembangan Pembiayaan Murabahah Di Indonesia
Periode Desember 2009 – September 2013
sumber: Bank Indonesia(Data diolah)
Pembiayan Murabahah adalah pembiayaan yang diminati
masyarakat,sebab akad murabahah, akad jual-beli yang ditambah oleh margin
yang disepakati. Terlihat pada grafik diatas setiap tahunnya pembiayaan
murabahah mengalami peningkatan yang cukup pesat. Terlihat paling rendah
pada tahun 2009 sebesar Rp 26.321 milyar dan tertinggi pada tahun 2013
sebesar Rp 106.779 milyar. Ini terlihat baik pada pembiayaan murabahah
setiap tahunnya.Masyarakat lebih memilih pembiayaan murabahah karena
dilihat dari segi resiko. Pada pembiayaan murabahah resiko yang akan
0.00
20000.00
40000.00
60000.00
80000.00
100000.00
120000.00
2009 2010 2011 2012 2013
Mily
ar
Periode
Pembiayaan Murabahah
101
diterima nasabah akan lebih kecil dibandingkan pada pembiayaan lain, segi
resiko adalah salah satu minat masyarakat
Komposisi pembiayaan murabahah dalam jangka waktu empat
tahunsaja yaitu dari tahun 2009-2013 terusmengalami peningkatan, ini tidak
lepas dari beberapa factor yang mempengaruhinya seperti Profitabilitas, Suku
Bunga Bank Indonesia, Deposito Mudharabah.
5. Perkembangan Return on Asset (ROA)
Return on Asset adalah rasio yang menilai seberapa tingkat
pengembalian dari asset ayng dimiliki. Semakin besar ROA semakin besar
pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula
posisi bank dari segi penggunaan asset.
ROA merupakan salah satu indikator yang mengukur sehat atau
tidaknya suatu bank dalam memanfaatkan asset yang dimiliki untuk
menghasilkan laba. Asset yang berkualitas tentu akan mendukung kinerja
perbankan syariah dalam menghasilkan profit guna keberlangsungan kinerja
perbankan pada periode-periode selanjutnya. Dibawah ini adalah gambaran
perkembangan ROA dari periode 2009 sampai dengan September 2013 dapat
dilihat digambar dibawah ini.
102
Gambar 4.2
Perkembangan Profitabilitas Di Indonesia
Periode Desember 2009 – September 2013
sumber: Bank Indonesia(data diolah)
Pada tahun 2009 profitabilitas bank syariah sebesar 1.48%, seiring
berjalannya tahun profitabilitas menunjukkan peningkatan yang cukup baik.
Namun pada tahun 2012 profitabilitas mencapai angka yang cukup baik yaitu
2.14% itu disebabkan oleh suku bunga yang terendah pada tahun 2012 yaitu
5.75% yaitu dimana pada saat suku bunga terendah maka daya masyarakat
0
0.5
1
1.5
2
2.5
2009 2010 2011 2012 2013.09
Pers
enta
se%
PeriodeProfitabilitas
103
untuk menyimpan dananya dibank syariah mengalamipeningkatan, maka
secara otomatis profitabilitas yang di dapat bank syariah akan meningkat pula,
Setelah itu pada tahun 2013 profitabilitas menurun menjadi 2.04%
karena pada tahun yang sama suku bunga mengalami peningkatan yang cukup
tinggi, yaitu sebesar 7.25% dimana saat suku bunga tinggi maka secara
otomatis nasabah yang akan menyimpan dananya di bank syariah akan
menurun. Karena nasabah pasti tidak mengharapkan dana yang mereka
titipkan terkena suku bunga yang tinggi maka dari itulah profitabilitas yang
didapat bank syariah menurun.
6. Perkembangan Suku Bunga Bank Indonesia
BI rate adalah merupakan suatu tingkat suku bunga yang dikeluarkan
oleh Bank sentral (Bank Indonesia) sebagai indikator tingkat risiko. Apabila
BI rate mengalami kenaikan maka artinya Bank Indonesia menaikkan tingat
risiko pasar, karena dinilai perekonomian memburuk. Begitu juga sebaliknya.
Surat berharga, seperti obligasi misalnya akan memberikan tingkat bunga
yang melebihi BI rate, karena obligasi tersebut akan tidak menarik bagi
investor apabila dibawah atau sama dengan BI rate.
BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia
setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi
104
moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditasdi
pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter.
Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada
perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N).
Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh
perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit
perbankan.
Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam
perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate
apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah
ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila
inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah
ditetapkan.Adapun Perkembangan Suku Bunga Bank Indonesia Periode 2009-
September 2013 dapat dilihat dilihat digambar dibawah ini.
105
Gambar 4.3
Perkembangan Suku Bunga Bank Di Indonesia
Periode Desember 2009 – September 2013
Sumber: Bank Indonesia(data diolah).
Pada taun 2009 Suku Bunga sebesar 6,50%, seiring berjalannya tahun
, suku bunga mengalami penurunan, dapat kita lihat pada tahun 2010 suku
bunga tetap di 6.50%, dan ditahun 2011 tetap 6.50%, namun pada saat tahun
2012 suku bunga mengalami penurunan menjadi 5,75. Ini tidak lepas dari
tingginya profitabilitas bank syariah yang membuat suku bunga menurun, ini
disebabkan pada saat suku bunga turun orang akan banyak menyimpan dan
meminjam uang kebank yang akan menyebabkan profitabilitas bank akan
0
1
2
3
4
5
6
7
8
2009 2010 2011 2012 2013.09
Pers
enta
se%
PeriodeSuku Bunga BankIndonesia
106
menaik. Beagitu juga sebaliknya apabila suku bunga tinggi mempengaruhi ke
profitabiltas yang akan menurun. Minat masyarakat akan semakin menurun
pula.
7. Perkembangan Deposito Mudharabah
Deposito Mudharabah adalah merupakan investasi melalui simpanan
pihak ketiga (perseorangan atau badan hukum) yang penarikannya hanya
dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu ( jatuh tempo) dengan mendapat
bagi hasil.
Deposito investasi Mudharabah adalah dana yang disimpan nasabah
hanya bisa ditarik berdasarkan jangka waktu yang telah ditentukan, dengan
bagi hasil keuntungan berdasarkan kesepakatan bersama .
Simpanan dana pihak ketiga yang hanya dapat ditarik berdasarkan
jangka waktu 1,3,6, dan 12 bulan serta dapat diperpanjang otomatis. Nominal
minimal Rp 1.000.000,-. Nasabah akanmemperoleh bagi hasil sesuai
kesepakatan pada saat akad, dan deposito dapat dipakai sebagai jaminan
pembiayaan, adapun Perkembangan Deposito Mudharabah dapat dilihat di
gambar berikut ini
107
Gambar 4.4
Perkembangan Deposito Mudharabah Di Indonesia
Periode Desember 2009 – September 2013
Sumber: Bank Indonesia(data diolah).
Deposito mudhrabah pada tahun 2009 rp 17.530 milyar, setiap
tahunnya deposito mudharabah mengalami peningkatan yang cukup baik.
Dapat dilihat pada grafik diatas, nilai tertinggi deposito mudharabah pada
tahun 2013 sebesar Rp 31.062 milyar ini menunjukkan betapa banyaknya
daya masyarakat menyimpan dananya melalui deposito mudharabah. Karena
deposito mudharabah pada tahun-tahun ini diminati masyarakat, sebab hasil
yang didapat akan secara adil dan sesuai kesepakatan akan dibagi rata.
0.0000
5.0000
10.0000
15.0000
20.0000
25.0000
30.0000
35.0000
2009 2010 2011 2012 2013.09
Mily
ar
Periode
Deposito Mudharabah
108
Mayarakat akan lebih mengetahui seberapa besarnya resiko atau
keuntungannya mendepositokan melalui akad mudharabah.
B. Hasil Analisis dan Pembahasan
Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder
runtun waktu (time series) yang berbentuk bulanan mulai tahun 2009-2013.
Penelitian mengenai Pembiayaan Murabahah disini menggunakan data pada
Profitabilitas(ROA) Perbankan Syariah, Suku Bunga Bank Indonesia, Deposito
Mudharabah. Keseluruhan data yang digunakan sebagai bahan penelitian
diperoleh dari laporan bulanan Bank Indonesia.
Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya model yang
digunakan sebagai alat analisis adalah Ordinary Least Square (OLS). OLS
bertujuan mengetahui hubungan antara suatu variabel dependen dan variabel
independen, apabila terdapat beberapa variabel independen. Pengolahan data
dilakukan secara elektronik dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan
Eviews 6 untuk mempercepat perolehan hasil yang dapat menjelaskan variabel-
variabel yang akan diteliti.
Tahap awal dalam penyajian penelitian ini akan dilakukan beberapa
pengujian untuk lebih menguatkan asumsi-asumsi melalui beberapa pengujian
dengan menggunakan pengujian asumsi klasik dan uji statistik. Uji statistic
menggunakan : uji t, uji F, Adjusted R Square sedangkan uji asumsi klasik
109
berupa : uji Normalitas, Uji Heterokestisitas, Uji Autokorelasi, Uji Stasioner, dan
Uji Multikolinearitas.
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau
tidaknya faktor gangguan, µt menggunakan Jarque-Bera test. Menurut
Winarno pengujian normalitas pada penelitian ini menggunakan Jarque-
Bera test. (Winarno,2009:10).
Uji Jarque-Bera ini dengan melihat nilai probability nya. Jika
nilai probability lebih besar dari nilai derajat kesalahan α=0.05, maka
penelitian ini tidak ada permasalahan normalitas atau dengan kata lain,
data terdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai probability lebih kecil
dari nilai derajat kesalahan α=0.05, maka dalam penelitian ini ada
permasalahan normalitas atau dengan kata lain, data tidak terdistribusi
normal. Setelah data diolah dengan menggunakan aplikasi eviews 6
maka terlihat hasil sebagai berikut:
110
Tabel 4.1 Uji
Normalitas Jarque-Bera
Sumber : Lampiran 3
Berdasarkan tabel 4.1 menggambarkan bahwa penelitian ini
sudah terdistribusi normal. Terlihat dari nilai probability sebesar
0.850148 yang lebih besar dari derajat kesalahan 5% yaitu (0.05)
signifikan yang menyatakan H0 diterima, sehingga dikatakan data
terdistribusi normal dan bisa dilanjutkan ke pengujian selanjutnya.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan (korelasi) yang signifikan diantara dua atau lebih variabel
independen dalam model regresi. Deteksi adanya multikolinearitas
dilakukan dengan manggunakan uji korelasi parsial antar variabel
0
2
4
6
8
10
12
-0.2 -0.1 -0.0 0.1
Series: ResidualsSample 2009M11 2013M09Observations 47
Mean 1.98e-15Median -0.009448Maximum 0.160760Minimum -0.176497Std. Dev. 0.074903Skewness -0.130308Kurtosis 2.687144
Jarque-Bera 0.324690Probability 0.850148
111
independen. Dengan melihat nilai koefisien korelasi (r) antar variabel
independen, dapat diputuskan apakah data terkena multikolinearitas atau
tidak, yaitu dengan menguji koefisien korelasi antar variabel
independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat multikolinearitas,
dimana model regresi yang baik adalah tidak terjadi multikolinearitas
antar variabel independen dengan variabel dependen. Hasil pengujian
multikolinearitas menggunakan uji korelasi (r) dapat dilihat sebagai
berikut.
Tabel 4.2
Hasil Uji Correlation Matrix
ROA Suku Bunga LN DM
ROA 1.000000 -0.408199 0.602720
Suku Bunga -0.408199 1.000000 -0.527003
LN DM 0.602720 -0.527003 1.000000
Sumber : Lampiran 3
Dari tabel 4.2 diatas dapat dilihat hasil analisis uji
multikolinearitas dengan Correlation Matrix menunjukkan bahwa
korelasi antar variabel independen antara ROA dan Suku Bunga maupun
sebaliknya sebesar -0.408199, antara ROA dengan LN DM maupun
sebaliknya sebesar 0.602720.
112
Terlihat dari tabel 4.2 diatas nilai korelasi variabel independen
(yaitu ROA, Suku Bunga dan LN DM) tertinggi hanya mencapai
0.602720 yaitu antara ROA dengan Suku Bunga maupun sebaliknya.
Karena nilai 0.602720 < 0.8 sehingga diputuskan tidak terdapat
multikolinearitas. Hasil ini menginformasikan model Ordinary Least
Square (OLS) yang dilakukan dapat dikatakan terbebas dari gejala
multikolinearitas.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika Variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastistias
dannjika variance tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan
Heteroskedastisitas. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya
heterokedastisitas pada penelitian ini adalah dengan melakukan Uji
White.
113
Tabel 4.3
Hasil Uji White Heteroskedasticity
Heteroskedasticity Test : White
F-statistic 1.585550 Probability 0.1558
Obs*R-
squared
13.08150 Probability 0.1590
Sumber : Lampiran 4
Dari tabel 4.3 diatas diketahui bahwa nilai Obs*Rsquared
sebesar 13.08150 dan probabilitas sebesar 0.1590 yang mana lebih besar
dari nilai α sebesar 0.05. karena nilai prbabilitas lebih besar dari α = 5%
maka dalam hal ini H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
dalam model tidak ada masalah heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana terjadi korelasi antara
residual tahun ini dengan tingkat kesalahan tahun sebelumnya. Untuk
mengetahui ada atau tidaknya penyakit autokorelasi dalam suatu model,
dapat dilihat dari nilai statistic Durbin-Watson. Selain dengan
menggunakan Durbin-Watson, untuk melihat ada tidaknya naskah
autokorelasi dapat juga digunakan uji Langrange Multiplier (LM) atau
yang disebut uji Breusch-Godfrey dengan membandingkan nilai
probabilitas R-squared dengan α = 0.05. Uji autokorelasi dilihat dari
114
nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih besar dari tingkat
signifikansi 5% maka terdapat autokorelasi dan sebaliknya jika
probabilitas lebih kecil dari nilai 5% maka terdapat autokorelasi.
Tabel 4.4
Hasil Uji Langrange Multiple Test (LM-Test)
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistik 0.3977210 Probability 0.0056
Obs*Rsquared 42.38228 Probability 0.0663
Sumber : Lampiran 5 (data diolah)
Dari tabel 4.4 diatas diketahui bahwa nilai Obs*R-quared
sebesar 042.38228 dan nilai probabilitas 0.0663 yang lebih besar dari
nilai α sebesar 0.05. karena nilai probabilitas lebih besar dari α = 5%
maka H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa di dalam model
tidak terdapat masalah autokorelasi.
2. Pengujian Hipotesis statistik
Hasil pengolahan data atau hasil estimasi yang dilakukan dengan
menggunakan program eviews 6 dengan menggunakan metode regresi linier
berganda atau Ordinary Least Square (OLS) yang ditampilkan pada tabel
berikut :
115
Tabel 4.5
Hasil regresi metode Ordinary Least Square (OLS)
Dependent Variable: LNPM Method: Least Squares Date: 06/28/14 Time: 16:05 Sample: 2009M11 2013M09 Included observations: 47
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ROA 0.165348 0.056295 2.937182 0.0053
SBI -0.020242 0.031456 -0.643511 0.5233 LNDM 0.997499 0.037029 26.93835 0.0000
C -0.179388 1.218074 -0.147272 0.8836 R-squared 0.972988 Mean dependent var 31.59202
Adjusted R-squared 0.971103 S.D. dependent var 0.455741 S.E. of regression 0.077472 Akaike info criterion -2.196546 Sum squared resid 0.258079 Schwarz criterion -2.039087 Log likelihood 55.61883 Hannan-Quinn criter. -2.137293 F-statistic 516.2923 Durbin-Watson stat 0.474827 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : Lampiran 6
Dari tabel 4.5 diatas, maka dapat disusun persamaan regresi linier
PM = -0.179388 + 0.165348 ROA - -0.020242 SBI +0.997499 LN DM
1) Jika segala sesuatu variabel independen dianggap konstan atau bernilai
nol, artinya variabel independen tidak terjadi kenaikan atau penurunan
maka besarnya nilai Pembiayaan Murabahah (PM) adalah sebesar -
0.179388 persen
116
2) Nilai koefisien regresi ROA sebesar 0.165348 persen berarti setiap
peningkatan Inflasi sebesar 1 persen, maka akan meningkatkan
Pembiayaan Murabahah (PM) sebesar 0.165348 persen.
3) Nilai koefisien SBI sebesar -0.020242 persen berarti setiap penurunan
SBI sebesar 1 persen, maka akan meningkatkan Pembiayaan
Murabahah (PM) sebesar -0.020242 persen.
4) Nilai koefisien Deposito Mudharabah (DM) sebesar 0.997499 persen
berarti setiap kenaikan DM sebesar 1 persen, maka akan meningkatkan
Pembiayaan Murabahah (PM) sebesar 0.997499 persen.
a. Uji Parsial (Uji t)
Uji-t bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara parsial
(individu) variabel-variabel independen (ROA, SBI, DM) terhadap
variabel dependen yaitu Pembiayaan Murabahah (PM). Salah satu cara
untuk melakukan uji t adalah dengan melihat nilai probabilitas pada tabel
uji statistic t. apabila nilai probabilitas lebih kecil dari nilai signifikansi α
= 0.05 berarti variabel independen secara parsial (individu) mempengaruhi
variabel dependen.
Dari tabel 4.5, didapatkan hasil uji statistic t yang dilakukan
yaitu sebagai berikut :
1) Pengaruh t-statistik untuk ROA terhadap Pembiayaan Murabahah
(PM)
117
Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh hasil t-hitung sebesar
2.937182 dengan tingkat signifikansi 0.0053. Karena tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka secara parsial ROA
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Pembiayaan
Murabahah (PM) Dengan demikian H0 di tolak, H1 diterima.
2) Pengaruh t-statistik untuk SBI terhadap Pembiayaan Murabahah
(PM)
Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh hasil t-hitung sebesar --
0.643511 dengan tingkat signifikansi 0.5233. Karena tingkat
signifikansi lebih besar dari 0.05 maka secara parsial SBI tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah
(PM). Dengan demikian H0 diterima, H1 ditolak.
3) Pengaruh t-statistik untuk Deposito Mudharabah (DM) terhadap
Pembiayaan Mudharabah (PM)
Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh hasil t-hitung sebesar -
26.93835 dengan tingkat signifikansi 0.0000. Karena tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka secara parsial DM
berpengaruh secara signifikan terhadap ROA, dengan demikian H0
diterima, H1 ditolak.
118
b. Uji F
Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel
independen (ROA, SBI, DM) secara stimultan (bersama-sama) terhadap
variabel dependen yaitu Pembiayaan Mudharabah (PM)
. Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh hasil F-Statistik sebesar 516.2923
dengan nilai probabilitas F-Statistik sebesar 0.000000. Karena hasil
probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari nilai α = 0.05 (0.00 < 0.05)
berarti dapat disimpulkan bahwa ROA, SBI dan DM secara bersama-sama
signifikan mempunyai pengaruh terhadap Pembiayaan Mudharabah (PM)
3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi R2 (R-square) yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi
model regresi terbaik. Hal tersebut dikarenakan variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu.
Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai
Adjusted R-squared sebesar 0.971103. hal ini menunjukkan bahwa variasi
variabel dependen Pembiayaan Mudharabah (PM) secara bersama-sama
dapat dijelaskan oleh variabel independen (ROA, SBI, DM) sebesar 97,%
sedangkan sisanya 3% dijelaskan oleh faktor atau variabel lain diluar
variabel yang diteliti.
119
C. Analisis Ekonomi
Berdasarkan hasil perhitungan statistik yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa regresi yang dihasilkan cukup baik untuk menerangkan
perkembangan Pembiayaan Mudharabah (PM) pada perbankan syariah di
Indonesia. Dari seluruh variabel utama yang dimasukkan, ternyata tidak semua
variabel bebas signifikan. Hal ini berarti pada perbankan syariah hanya
dipengaruhi oleh sebagian dari variabel bebas yang diuji.
Selanjutnya hasil interpretasi dari hasil regresi dari penelitian ini terhadap
signifikansi masing-masing variabel yang diteliti dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengaruh ROA terhadap Pembiayaan Mudharabah (PM)
Hasil regresi Pembiayaan Murababah menunjukkan bahwa nilai yang
diperoleh dari hasil koefisien sebesar 0.165348 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0.0053. Hal ini berarti ROA memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah (PM).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Eris Munandar (2009) yang menyatakan bahwa ROA
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pembiayaan. Kenaikan ROA
akan menigkatkan pembiayaan oleh BSM, begitu pula sebaliknya,
penurunan ROA akan menurunkan pula tingkat pembiayaan BSM salah satu
tujuan bank syariah adalah memaksimumkan kesejahteraan para stekholder
dengan peningkatan nilai investasi para pemegang saham pada bank yang
bersangkutan.
120
2. Pengaruh SBI terhadap Pembiayaan Mudharabah (PM)
Hasil regresi Pembiayaan Murababah menunjukkan bahwa nilai yang
diperoleh dari koefisien sebesar -0.020242 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0.5233. Hal ini berarti SBI tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Pembiayaan Murababah.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Ni Nyoman Aryaningsih (2010) yang menyatakan bahwa SBI
tidak berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan. Bahwa pemerintah
dalam kaitan dengan penerimaan permintaan dan penawaran uang akan
meningkatkan perubahan suku bunga dan inflasi. Karena didasari oleh
informasi dan news dan respon pasar akan mempengaruhi perubahan suku
bunga yang sangat besar. Bahwa biaya alternatife yang tinggi muncul
diantara suku bunga dan inflasi yang dapat menurunkan permintaan akan
uang dalam bentuk pinjaman.
3. Pengaruh Deposito Mudharabah terhadap Pembiayaan Mudharabah (PM)
Hasil regresi Pembiayaan Murababah menunjukkan bahwa nilai yang
diperoleh dari hasil koefisien sebesar 0.997499 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0.0000. Hal ini berarti DM memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah (PM)
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Wuri Arianti N.P (2009) yang menyatakan bahwa DPK
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pembiayaan. karena semakin
121
besar sumber dana yang terkumpul maka bank akan menyalurkan
pembiayaan semakin besar. Hal tersebut dikarenakan salah satu tujuan bank
adalah mendapatkan profit sehingga bank tidak akan mengangurkan dananya
begitu saja bank akan cenderung untuk menyalurkan dananya semaksimal
mungkin untuk memperoleh keuntungan yang maksimal pula.
122
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dari penelitian yang berjudul “Analisis
Pengaruh Profitabilitas, SBI dan Deposito Mudharabah Terhadap Pembiayaan
Mudharabah”, didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara parsial variabel ROA berpengaruh signifikan dengan arah positif
terhadap Pembiayaan Murabahah (PM), sedangkan SBI tidak berpengaruh
terhadap variabel Pembiayaan Mudharabah (PM). Selain itu penelitian ini
juga menunjukkan variabel Deposito Mudharabah (DM) berpengaruh
signifikan dengan arah positif terhadap Pembiayaan Mudharabah
2. Secara simultan (bersama-sama) variabel Profitabilitas, SBI dan Deposito
Mudharabah secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap
Pembiayaan Murabahah.
3. Nilai Adjusted R Square yang dihasilkan pada penelitian ini adalah sebesar
0.971103. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 93% variasi dependen
Pembiayaan Murabahah bisa dijelaskan atau dipengaruhi oleh variasi
independen (ROA, SBI, DM). Sedangkan sisanya sebesar 3% dipengaruhi
oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti.
123
B. Implikasi
Berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan pada penelitian tentang analisis
pengaruh ROA, SBI, Deposito Mudarabah maka dapat ditarik implikasi teoritis
yaitu:
1. Bagi pemerintah untuk mengevaluasi dan lebih mengembangkan kinerja
perbankan secara professional dari sistem perbankan syariah yang telah
dijalankan saat ini sehingga dapat meningkatkan Pembiayaan perbankan
syariah di Indonesia.
2. Bagi Perbankan syariah di Indonesia untuk meningkatkan kinerja
keuanganya dengan baik sehingga dapat memaksimalkan tingkat
Pembiayaan. Selain itu juga bank syariah harus lebih menfokuskan pada
Pembiayaan. menjadi sumber laba yang besar bagi perbankan syariah,
maka dari itu manajemen perbankan harus lebih giat memperkenalkan
sistem Pembiayaan yang ada pada perbankan syariah kepada masyarakat.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-variabel
lain yang kemungkinan dapat mempengaruhi pembentukan Pembiayaan
.Selain itu, diharapkan peneliti selanjutnya dapat menambahkan periode
yang lebih lagi untuk memperoleh hasil yang lebih akurat.
xiv
DAFTAR PUSTAKA
Adiwarman, Karim Azwar. “Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer”, Bina Insani, Jakarta, 2001.
Ajija, Shochrul Rohmatul, dkk.”Cara Cerdas Menguasai Eviews”, Salemba
Empat, Jakarta, 2011. Antonio, Muhammad Syafi’i, “Bank Syariah dari Teori ke Praktik”, Gema
Insani, Jakarta, 2001. Antonio, Muhammad Syafi’i, “Bank Syariah Bagi Bankir dan Prektisi
Keuangan”, Cetakan Pertama, Tazkia, Jakarta, 1999 Dendrawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”, Ghalia Indonesia, Jakarta,
2003. Arikunto, Suharsimi. “Prosedur Penelitian”, Rineka Cipta, Jakarta, 2002. Boediono. “Ekonomi Moneter”, BPFE, Yogyakarta, 1990. Budiono. “Ekonomi Moneter”, BPFE, Yogyakarta, 2001. Firdaus, Rachmat & Maya Ariyanti. “Manajemen Perkreditan Bank Umum”,
Alfabeta, Bandung, 2009. Gujarati, Damadar. “Ekonometrika Dasar”, Erlangga, Jakarta, 2006. Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”, FEB UIN, Jakarta, 2012. Ismail. “Perbankan Syariah” Edisi Pertama, Kencana, Jakarta, 2011. Karim, Adiwarman, “Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan”, Raja Grafindo,
Jakarta, 2009. Khalwaty. “Inflasi dan Solusinya”, Gramedia Pustaka, Jakarta, 2001. Kurnaliyah, Nur. “Permodalan Pembiayaan Mudharabah Perbankan Syariah
dengan Metode System Dynamic”, UIN Jakarta, 2011.
xv
Kuncoro, Mudrajad. “Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Bagaimana ,meneiliti dan menulis tesis, Erlangga, Jakarta, 2009.
Malayu, Hasibuan. “Dasar-dasar Perbankan” PT Bumi Aksara, Jakarta, 2007. Miskhin, /Frederic. “Ekonomi Uang, Perbankan dan Pasar Keuangan”, Salemba
Empat, Jakarta: 2008. Muhammad. “Manajemen Pembiayaan Bank Syariah”, UPP AMP YKPN,
Yogyakarta, 2005. Nachrowi, Hadius Usman. “Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk
Analisis Ekonomi dan Keuangan”, FEUI, Jakarta, 2006. Riyadi, Slamet, “Banking Asset Liability Management”, Lembaga Penerbit FE
UI, Jakarta, 2006. Rodoni, Ahmad, “Investasi Syariah”, Lembaga Penelitian UIN, Jakarta, 2009. Siamat, Dhlan. “Management Lembaga Keuangan”, LPFEUI, Jakarta, 2005. Sjahdeini, Sutan. “Perbankan Syariah Produk-Produk dan Aspek-Aspek
Hukumnya”, IKAPI, Jakarta, 2010. Sudarsono, Heri. “ Bank dan Lembaga Keuangan Syariah : Deskripsi dan
Ilustrasi”, Ekonisia, Jakarta. Suhardjono, Mudrajad Kuncoro. “Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi”,
BPFE, Yogyakarta, 2002. Sukirno, Sadono. ”Pengantar Teori Ekonomi Makro”. Rajawali Press, Jakarta,
2004. Sutedi, Adrian. “ Perbankan Syariah, tinjauan dan Beberapa Segi Hukum”.
Ghalia Indonesia, 2009.
________. “Undang-undang Ekonomi Syariah”. Fokus Media, Bandung, .
“MakroEkonomiTeoriPengantar”, PT. Raja GrafindoPersada, Jakarta, 2004.
xvi
Ulfah, Maria. “AnalisaPerkembangan Asset, Dana PihakKetiga (DPK)
danPembiayaanPerbankanSyariah di Indonesia”, Jurnal (dipublikasikan)
UniversitasGunadarma, Jakarta, 2008.
Veithzal, Rivai. “Bank dan Financial Institution Management (Conventional and
Sharia System)”, PT. GrafindoPersada, Jakarta, 2007.
Wirdyaningsih, Dkk. “Bank danAsuransi Islam di Indonesia, Kencana, Jakarta, 2005.
www.bi.go.id
www.bps.go.id
www.google.com
(www.indonesiafinancetoday.com)
www.wikipedia.org
xvii
Lampiran
Lampiran 1 : Data Penelitian Periode November 2009 – September 2013
Tahun PM ROA SBI DM 2009.11 25570000000000 1.48 6.50 27506000000000 2009.12 26321000000000 1.48 6.50 29595000000000 2010.1 26532000000000 1.65 6.50 30760000000000 2010.2 27288000000000 1.76 6.50 30371000000000 2010.3 28269000000000 2.13 6.50 30243000000000 2010.4 28922000000000 2.06 6.50 31215000000000 2010.5 29744000000000 1.25 6.50 31584000000000 2010.6 31108000000000 1.66 6.50 29689000000000 2010.7 32027000000000 1.67 6.50 31675000000000 2010.8 33310000000000 1.63 6.50 35159000000000 2010.9 33967000000000 1.77 6.50 37044000000000 2010.10 34831000000000 1.79 6.50 39225000000000 2010.11 36214000000000 1.83 6.50 40051000000000 2010.12 37508000000000 1.67 6.50 44072000000000 2011.1 37855000000000 2,26 6.75 44191000000000 2011.2 38983000000000 1.81 6.75 44496000000000 2011.3 40877000000000 1.97 6.75 47435000000000 2011.4 42453000000000 1.90 6.75 47824000000000 2011.5 44118000000000 1.84 6.75 49851000000000 2011.6 46161000000000 1.84 6.75 52121000000000 2011.7 47453000000000 1.86 6.75 53896000000000 2011.8 49455000000000 1.81 6.75 55788000000000 2011.9 49883000000000 1.80 6.75 59350000000000 2011.10 52148000000000 1.75 6.75 62184000000000 2011.11 53993000000000 1.78 6.00 65338000000000 2011.12 56365000000000 1.79 6.00 70806000000000 2012.1 56473000000000 1.36 6.00 71547000000000 2012.2 58326000000000 1.79 5.75 70653000000000 2012.3 56165000000000 1.83 5.75 72081000000000 2012.4 61895000000000 1.79 5.75 67919000000000 2012.5 64544000000000 1.99 5.75 67712000000000 2012.6 67752000000000 2.05 5.75 68888000000000 2012.7 70730000000000 2.05 5.75 69721000000000 2012.8 73826000000000 2.04 5.75 71757000000000 2012.9 77153000000000 2.07 5.75 73505000000000 2012.10 80953000000000 2.11 5.75 78504000000000 2012.11 83826000000000 2.09 5.75 82819000000000 2012.12 88004000000000 2.52 5.75 84372000000000 2013.1 89665000000000 2.29 5.75 87823000000000 2013.2 92792000000000 2.39 5.75 90568000000000 2013.3 97415000000000 2.39 5.75 96422000000000
2013.4 98368000000000 2.29 5.75 95351000000000 2013.5 100184000000000 2.07 5.75 100746000000000
xviii
2013.6 102588000000000 2.10 6.00 99677000000000 2013.7 104718000000000 2.02 6.50 99368000000000 2013.8 105061000000000 2.01 6.50 102395000000000 2013.9 106770000000000 2.04 7.25 103799000000000
xix
Lampiran 2: Uji Normalitas
Lampiran 3: Uji Multikolinearitas
ROA SBI LNDM ROA 1.000000 -0.408199 0.602720
SBI -0.408199 1.000000 -0.527003 LNDM 0.602720 -0.527003 1.000000
0
2
4
6
8
10
12
-0.2 -0.1 -0.0 0.1
Series: ResidualsSample 2009M11 2013M09Observations 47
Mean 1.98e-15Median -0.009448Maximum 0.160760Minimum -0.176497Std. Dev. 0.074903Skewness -0.130308Kurtosis 2.687144
Jarque-Bera 0.324690Probability 0.850148
xx
Lampiran 4: Uji Heterokasdisitas
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.585550 Prob. F(9,37) 0.1558
Obs*R-squared 13.08150 Prob. Chi-Square(9) 0.1590 Scaled explained SS 9.236783 Prob. Chi-Square(9) 0.4157
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 06/28/14 Time: 16:07 Sample: 2009M11 2013M09 Included observations: 47
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -7.004332 10.94903 -0.639722 0.5263
ROA -2.189523 1.075339 -2.036125 0.0489 ROA^2 0.005503 0.013472 0.408428 0.6853
ROA*SBI 0.080088 0.034275 2.336664 0.0250 ROA*LNDM 0.052788 0.028473 1.853956 0.0717
SBI -0.271084 0.504126 -0.537730 0.5940 SBI^2 -0.009575 0.009783 -0.978751 0.3341
SBI*LNDM 0.007375 0.017937 0.411136 0.6833 LNDM 0.630692 0.710628 0.887513 0.3805
LNDM^2 -0.012302 0.011602 -1.060327 0.2959 R-squared 0.278330 Mean dependent var 0.005491
Adjusted R-squared 0.102788 S.D. dependent var 0.007209 S.E. of regression 0.006829 Akaike info criterion -6.949013 Sum squared resid 0.001725 Schwarz criterion -6.555364 Log likelihood 173.3018 Hannan-Quinn criter. -6.800880 F-statistic 1.585550 Durbin-Watson stat 1.712836 Prob(F-statistic) 0.155774
xxi
Lampiran 5: Uji Autokorelasi
3.Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 3.977210 Prob. F(30,13) 0.0056
Obs*R-squared 42.38228 Prob. Chi-Square(30) 0.0663
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 06/28/14 Time: 16:06 Sample: 2009M11 2013M09 Included observations: 47 Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ROA -0.168531 0.046352 -3.635903 0.0030
SBI 0.136777 0.101793 1.343671 0.2020 LNDM -0.026086 0.043771 -0.595972 0.5614
C 0.245138 1.788381 0.137072 0.8931 RESID(-1) 0.396129 0.192555 2.057227 0.0603 RESID(-2) -0.144965 0.202816 -0.714762 0.4874 RESID(-3) -0.079975 0.200418 -0.399040 0.6963 RESID(-4) 0.005030 0.211255 0.023811 0.9814 RESID(-5) -0.100445 0.196483 -0.511214 0.6178 RESID(-6) -0.075661 0.197143 -0.383786 0.7073 RESID(-7) -0.164652 0.207921 -0.791895 0.4426 RESID(-8) 0.075220 0.210126 0.357975 0.7261 RESID(-9) -0.124397 0.222777 -0.558393 0.5861 RESID(-10) -0.261695 0.289139 -0.905083 0.3819 RESID(-11) -0.170149 0.219249 -0.776052 0.4516 RESID(-12) -0.036694 0.250893 -0.146256 0.8860 RESID(-13) -0.424203 0.239653 -1.770071 0.1001 RESID(-14) 0.073710 0.242394 0.304094 0.7659 RESID(-15) -0.627180 0.359052 -1.746767 0.1042 RESID(-16) -0.294217 0.221903 -1.325878 0.2077 RESID(-17) -0.147315 0.236048 -0.624086 0.5434 RESID(-18) -0.275489 0.265885 -1.036120 0.3190 RESID(-19) -0.152021 0.273563 -0.555706 0.5878
xxii
RESID(-20) -0.575784 0.284080 -2.026841 0.0637 RESID(-21) 0.061110 0.363810 0.167973 0.8692 RESID(-22) -0.113653 0.294680 -0.385681 0.7060 RESID(-23) -0.217339 0.299023 -0.726832 0.4802 RESID(-24) 0.233169 0.349492 0.667165 0.5163 RESID(-25) -0.245017 0.282835 -0.866290 0.4020 RESID(-26) 0.188314 0.296952 0.634158 0.5370 RESID(-27) -0.093546 0.315483 -0.296516 0.7715 RESID(-28) -0.200246 0.315413 -0.634870 0.5365 RESID(-29) 0.259865 0.316605 0.820784 0.4266 RESID(-30) -0.064352 0.284721 -0.226019 0.8247
R-squared 0.901751 Mean dependent var 1.98E-15
Adjusted R-squared 0.652348 S.D. dependent var 0.074903 S.E. of regression 0.044164 Akaike info criterion -3.240196 Sum squared resid 0.025356 Schwarz criterion -1.901792 Log likelihood 110.1446 Hannan-Quinn criter. -2.736546 F-statistic 3.615646 Durbin-Watson stat 1.216452 Prob(F-statistic) 0.008371
xxiii
Lampiran 6: Hasil Regresi Metode Ordinary Least Square
Dependent Variable: LNPM Method: Least Squares Date: 06/28/14 Time: 16:05 Sample: 2009M11 2013M09 Included observations: 47
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ROA 0.165348 0.056295 2.937182 0.0053
SBI -0.020242 0.031456 -0.643511 0.5233 LNDM 0.997499 0.037029 26.93835 0.0000
C -0.179388 1.218074 -0.147272 0.8836 R-squared 0.972988 Mean dependent var 31.59202
Adjusted R-squared 0.971103 S.D. dependent var 0.455741 S.E. of regression 0.077472 Akaike info criterion -2.196546 Sum squared resid 0.258079 Schwarz criterion -2.039087 Log likelihood 55.61883 Hannan-Quinn criter. -2.137293 F-statistic 516.2923 Durbin-Watson stat 0.474827 Prob(F-statistic) 0.000000