analisis pengaruh lingkungan kerja, stres dan gaya
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH LINGKUNGAN KERJA,
STRES DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP
KINERJA KARYAWAN DI PT. XYZ INDONESIA
Oleh
DEWI
NIM: 015201000102
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik
Mencapai Gelar Sarjana pada Fakultas Bisnis
Program Studi Administrasi Bisnis
Juli, 2014
i
LEMBAR REKOMENDASI PEMBIMBING
Skripsi berjudul “Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja, Stres dan
Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan di PT. XYZ
Indonesia” yang disusun dan diajukan oleh Dewi sebagai salah satu
persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana pada Fakultas Bisnis
telah ditinjau dan dianggap memenuhi persyaratan sebuah skripsi.
Oleh karena itu, saya merekomendasikan skripsi ini untuk menempuh
ujian skripsi.
Cikarang, Indonesia, Juli 2014
Diketahui Oleh, Direkomendasikan Oleh,
A.B.M. WITONO, Ph.D. SURESH KUMAR S.T., M.Si.
Ketua Program Studi Pembimbing
Administrasi Bisnis
ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Analisis Pengaruh
Lingkungan Kerja, Stres dan Gaya Kepemimpinan terhadap
Kinerja Karyawan di PT. XYZ Indonesia” adalah hasil dari
pengetahuan terbaik saya dan belum pernah diajukan ke universitas
lain maupun diterbitkan sebagian maupun secara keseluruhan.
Cikarang, Indonesia, Juli 2014
Dewi
iii
LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
Dewan Penguji menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis
Pengaruh Lingkungan Kerja, Stres dan Gaya Kepemimpinan
terhadap Kinerja Karyawan di PT. XYZ Indonesia” yang diajukan
oleh Dewi Program Studi Administrasi Bisnis dari Fakultas Bisnis telah
dinilai dan disetujui untuk lulus sidang pada tanggal 21 Juli 2014.
Ir. Farida Komalasari, M.Si.
Ketua Dewan Penguji
Purwanto, S.T., MM.
Dewan Penguji I
Suresh Kumar, S.T., M.Si.
Dewan Penguji II
iv
ABSTRAK
PT. XYZ Indonesia adalah perusahaan mainan terkemuka di dunia. Karyawan
merupakan aset terpenting dalam pencapaian tujuan perusahaan di PT. XYZ
Indonesia, oleh karena itu perusahaan harus mampu meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yang dimilikinya dan menciptakan lingkungan kerja yang
menyenangkan juga suasana psikologis yang baik sehingga karyawan dapat
memberikan kontribusi maksimal bagi perusahaan dalam bentuk kinerja yang
optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
lingkungan kerja, stres dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.
Penelitian dilakukan pada karyawan PT. XYZ Indonesia. Data dikumpulkan
dengan menyebarkan kuesioner kepada 353 karyawan PT. XYZ Indonesia di Unit
KerjaPackOut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres dan gaya
kepemimpinan memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan
sedangkan Lingkungan kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja karyawan. Stres dan gaya kepemimpinan memiliki pengaruh 34.1%
terhadap kinerja karyawan. PT. XYZ Indonesia perlu memperhatikan hal-hal
yang menjadi sumber stres karena dapat menimbulkan gejala stres kerja yang bisa
berdampak negatif dan mempengaruhi kinerja dalam jangka panjang.
Kata Kunci :Kinerja Karyawan, Lingkungan Kerja, Stres, Gaya Kepemimpinan,
Regresi Berganda
v
ABSTRACT
PT. XYZ Indonesia is a leading toy company in the world. Employee is the most
important asset in achieving company’s goal at PT. XYZ Indonesia, because of
that company must be able to improve their human resource quality and establish
a pleasant work environment and also an enjoyable psychology atmosphere so
that the employee are able to achieve their maximum contribution to company in
the term of optimal performance. This research is purposed to determine how
much influence the work environment, stress and leadership style to employee’s
performance. The research was conducted on employees of PT. XYZ Indonesia.
The data is collected by spreading questionnaire to 353 employees in Pack Out
work unit. The result of this research show that stress and leadership style have
significant influence to the employee performance, whereas work environment
doesn’t. Stress and leadership style have influence 34.1% to the employee
performance. PT. XYZ Indonesia needs to notice the things that can be source of
stress that can create stress symptom which will create negative effect and
influence employee’s performance for the long term.
Key words: Employee Performance, Work Environment, Stress, Leadership Style,
Multiple regressions
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karuniaNya yang dilimpahkan, sehingga penulis mampu
meyelesaikan skripsi ini. Dalamkesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
rasa terimakasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan, pengarahan, dukungan
dan nasehat dari semua pihak yaitu:
1. Bapak Suresh Kumar S.T., M.Si. selaku dosen pembimbing penulis yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan ilmu, pengarahan dan saran
yang sangat berguna.
2. Bapak Toto Widjajanto selaku Senior manager Unit KerjaPack Out yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat melakukan
penelitian diarea yang dipimpin.
3. Bapak Raymon Regar selaku Manajer production planning and Inventory
control yang telah membantu memberikan masukan dan wawasan kepada
penulis.
4. Bapak Iman Permana yang telah memberikan saran, semangat dan motivasi
kepada penulis.
5. Bapak dan seluruh keluarga tercinta yang sudah memberikan semangat dan
kekuatan, selama kuliah hingga selesai penulisan skripsi ini.
6. Seluruh pihak dan teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu,
terimakasih.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang berlimpah atas
segala budi baik yang telah diberikan kepada penulis. Segala kritik dan saran
untuk penyempurnaan tesis ini, penulis ucapkan terima kasih.
Cikarang, Juni 2014
Dewi
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR REKOMENDASI PEMBIMBING .................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI ........................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................iv
ABSTRACT ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................. 4
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................. 8
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................... 9
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................. 9
1.6 Batasan Masalah .................................................................................. 10
1.7 Definisi Istilah ..................................................................................... 10
BAB II STUDI PUSTAKA ............................................................................. 12
2.1 Tinjauan Teori ..................................................................................... 12
2.1.1 Pengertian Lingkungan Kerja ....................................................... 12
2.1.2 Pengertian Stres ............................................................................ 13
2.1.3 Pengertian Gaya Kepemimpinan ................................................... 14
2.1.4 Pengertian Kinerja Karyawan ....................................................... 15
2.2 Hubungan antar Variabel ..................................................................... 16
2.2.1 Hubungan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan ............ 16
viii
2.2.2 Hubungan Stres terhadap Kinerja Karyawan ................................. 17
2.2.3 Hubungan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan ........ 18
2.3 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 18
2.4 Hipotesis ............................................................................................. 21
2.5 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 22
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 23
3.1 Rancangan Penelitian........................................................................... 23
3.2 Populasi dan Sampel ............................................................................ 25
3.3 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 27
3.4 Metode Analisis Data .......................................................................... 30
3.4.1 Validitas dan Reliabilitas .............................................................. 30
3.4.2 Pengujian Asumsi Klasik .............................................................. 32
3.4.3 Analisis Regresi Berganda ............................................................ 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................. 37
4.1 Gambaran Umum Perusahaan .............................................................. 37
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan .......................................................... 37
4.1.2 Sistem Kerja ................................................................................. 39
4.1.3 Kegiatan Produksi ........................................................................ 40
4.1.4 Hasil Produksi .............................................................................. 40
4.1.5 Bahan Baku Produksi ................................................................... 40
4.1.6 Mesin dan Peralatan..................................................................... 40
4.1.7 Proses Produksi ............................................................................ 40
4.1.8 Struktur Organisasi ....................................................................... 42
4.2 Analisis Deskriptif ............................................................................... 43
4.3 Analisis Data ....................................................................................... 47
4.4 Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 51
4.4.1 Uji Normalitas .............................................................................. 51
4.4.2 UjiHeterokedastisitas .................................................................... 53
4.4.3 UjiMultikolinearitas...................................................................... 54
4.5 Analisis Regresi Berganda ................................................................... 54
4.5.1 Uji F ............................................................................................. 54
ix
4.5.2 Uji T ............................................................................................. 55
4.5.3 Koefisien Determinasi ( ) .......................................................... 56
4.6 Interpretasi Hasil ................................................................................. 57
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 59
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 59
5.2 Saran ................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 62
LAMPIRAN ..................................................................................................... 64
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pack Out Performance 2012 - 2014………………................... 5
Tabel 3.1 Jumlah Karyawan Unit Kerja Pack out…………………........... 24
Tabel 3.2 Jumlah Sampel Penelitian di Unit KerjaPack out…………….. 25
Tabel 3.3 Instrumen Skala Likert………………….................................... 27
Tabel 3.4 Variabel Operasional…………...…………...………..………... 28
Tabel 3.5 Interpretasi R………..………………………….……………… 35
Tabel 4.1 Data Karyawan....…………… ………………...…………........ 38
Tabel 4.2 Deskriptif Penelitian…………………........................................ 43
Tabel 4.3 KMO and Bartlett's Test….…….……………………………… 47
Tabel 4.4 Total Variance explained ….…….………………………...….. 47
Tabel 4.5 KMO and Bartlett's Test (Y) ………………….......................... 48
Tabel 4.6 Total variance explained (Y) …………………......................... 48
Tabel 4.7 Rotated Component Matrix………………………………...….. 49
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas………………………………...………… 50
Tabel 4.9 Coefficients…………………………………………………...... 53
Tabel 4.10 Anova………………………………………............................... 54
Tabel 4.11 Coefficients…………………………………………………...... 55
Tabel 4.12 Model Summary…………………………….............................. 55
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pack Out Performance2012-2014…………………..…...……… 5
Gambar 1.2 PT. XYZ Indonesia Performance………………..……………… 6
Gambar 1.3 Jumlah Mainan Yang Diproduksi Tahun 2012-2014................... 6
Gambar 2.1 Kurva U-Terbalik………………………………………………... 16
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran…………………………………………….. 21
Gambar 4.1 Proses Produksi Umum PT. XYZ Indonesia…..………………... 40
Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT. XYZ Indonesia………………………… 41
Gambar 4.3 Tanggapan Responden terhadap Faktor Lingkungan kerja…….. 44
Gambar 4.4 Tanggapan Responden terhadap Faktor Stres.……………......... 45
Gambar 4.5 Tanggapan Responden terhadap Faktor Gaya Kepemimpinan…. 46
Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas…………………………………………….. 51
Gambar 4.7 Histogram Uji Normalitas………………………………............ 51
Gambar 4.8 Hasil Uji Heterokedastisitas…………………………………….. 52
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner……………………………………………………….. 63
Lampiran 2 Hasil Uji Statistik……………………..………………………… 68
Lampiran 3 Jumlah Karyawan Unit Kerja Pack Out…………………………… 87
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Karyawan dalam suatu perusahaan merupakan asset terpenting dalam
pencapaian tujuan suatu perusahaan, dimana karyawan mampu menghasilkan
kinerja yang baik dapat memberikan kontribusi besar dalam menjalankan
aktivitas suatu perusahaan. Rencana yang sudah dicanangkan suatu perusahaan
akan berjalan lancar jika setiap karyawan perusahaan didalamnya memiliki
kerjasama dan koordinasi yang terintregasi dengan baik maupun faktor-faktor
eksternal yang mempengaruhi kinerja karyawan secara langsung maupun tidak
langsung.
Karyawan sebagai sumberdaya utama perusahaan dituntut untuk
memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dan memberikan kinerja yang
optimal sehingga konsumen merasa terlayani dengan baik dan merasa puas.
Konsumen yang merasa tidak puas dapat melakukan komplain yang dapat
merusak citra perusahaan. Hal ini menunujukkan bahwa sumber daya manusia
sangat berpengaruh terhadap kesuksesan perusahaan dalam pencapaian tujuannya.
Sumber daya manusia mempunyai fungsi mengelola input yang dimiliki
perusahaan secara maksimal untuk mendapatkan hasil yang diharapkan oleh
perusahaan.
Oleh karena itu perusahaan harus dapat membuat para karyawan
melaksanakan pekerjaannya dalam keadaan yang tenang dan nyaman, tanpa ada
ketegangan dan kecemasan yang dirasakan. Kondisi ini bukan hanya menyangkut
keadaan fisik saja, melainkan juga berhubungan dengan hubungan sosial dengan
orang lain dan suasana psikologis di tempat kerja. Suasana kerja atau lingkungan
kerja yang menyenangkan akan membuat karyawan bekerja secara optimal.
Salah satu ukuran keberhasilan sebuah perusahaan adalah kinerja
perusahaan yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Brahmasari dan
2
Suprayetno (2008) mendefinisikan kinerja sebagai suatu hasil kerja yang dicapai
seorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang
didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu, Dengan
kata lain bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam
melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan. Sedangkan Hasibuan (2009) berpendapat kinerja adalah suatu hasil
kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta
waktu. Tujuan penilaian kerja pada dasarnya adalah untuk mengukur tanggung
jawab karyawan dan sebagai dasar bagi peningkatan dan pengembangan
karyawan.
Pekerjaan dapat menimbulkan dampak positif dan negatif, dampak positif
dari pekerjaan salah satunya adalah kepuasan kerja, sedangkan dampak negatif
dari pekerjaan adalah beban kerja yang berat yang menyebabkan stres. Stres
terjadi karena adanya interaksi antara individu dengan individu yang lain dengan
terjadinya stres tentu akan mengakibatkan dampak yang kurang baik bagi
perusahaan maupun karyawan itu sendiri. Stres akan mengakibatkan dampak
yang kurang baik bagi perusahaan maupun karyawan itu sendiri. Secara
sederhana, stres mempunyai potensi untuk mendorong atau mengganggu
pelaksanaan kerja, tergantung seberapa besar tingkat stres (Mardiana dan Muafi,
2003).
Mangkunegara (2000) menyatakan stress kerja adalah perasaan tertekan
yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stress kerja ini Nampak
dari simtom antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak senang,suka
menyendiri, sulit tidur, tidak bisa rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah
meningkat.Menurut Manzoor (2011) Faktor-faktor penyebab stres (stresor) dapat
diklasifikasi menjadi delapan faktor penyebab stres yaitu: long working hours, job
instability, pressures at work, support at work, control & decision atitude, work
& family life, physical agents, dan job clarity. Manzoor (2011) juga menyatakan
bahwa stres yang dialami karyawan akan memberikan pengaruh stres pada
pekerjaan, motivasi kerja, kinerja karyawan.
3
Selain stres, faktor lain yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah
lingkungan kerja. Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar
para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas
yang dibebankan, misalnya kebersihan, musik dan lain sebagainya (Nitiseminto,
2002). Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor penting dalam menciptakan
kinerja karyawan.Salah satu dampak positif dari lingkungan kerja yang baik
adalah meningkatnya motivasi kerja karyawan.
Lingkungan kerja, menurut Dharmawan (2011) dibedakan menjadi dua
macam, yaitu kondisi lingkungan kerja yang menyangkut segi fisik, dan kondisi
lingkungan kerja yang menyangkut segi psikis. Kondisi lingkungan kerja yang
menyangkut segi fisik adalah segala sesuatu yang menyangkut segi fisik dari
lingkungan kerja. Sedangkan lingkungan kerja non fisik merupakan lingkungan
kerja yang tidak dapat ditangkap dengan panca indera, seperti warna, bau, suara,
dan rasa dapat dipahami bahwa, dalam bekerja karyawan tentunya pernah
mengalami stres.
PT. XYZ Indonesia merupakan perusahaan manufaktur yang masih
banyak menggunakan proses manual. Sumber daya manusia masih menjadi faktor
utama terutama di Unit Kerja Pack Out. Peningkatan kinerja karyawan harus
dapat ditingkatkan sehingga performance perusahaan juga meningkat, untuk
dapat meningkatkan kinerja karyawan, perusahaan harus memperhatikan
lingkungan kerja, stres yang dialami karyawan dan gaya kepemimpinan.
Menurunnya kinerja karyawan dapat dilihat dengan tidak tercapainya goal
perusahaan. Lingkungan kerja yang tidak baik, stres yang dirasakan karyawan dan
gaya kepemimpinan yang tidak baik dapat dilihat dari menurunnya atau tidak
tercapainya goal perusahaan. Menurunnya performance di Unit Kerja Pack Out
pada tahun 2013 mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai
“Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja, Stres dan Gaya Kepemimpinan terhadap
Kinerja Karyawan di PT. XYZ Indonesia”. Penelitian ini juga ingin mengetahui
apakah lingkungan kerja di Unit Kerja tersebut mendukung kinerja karyawan,
apakah stres yang dialami karyawan di Unit Kerja Pack Out mempengaruhi
kinerja dan apakah hubungan karyawan dengan rekan kerja dan atasan berjalan
dengan baik dan saling melengkapi. Kondisi-kondisi tersebut harus diperhatikan
4
dan disikapi dengan baik dan bijaksana oleh perusahaan dalam hal ini oleh
Bagian Manajemen Sumber Daya Manusia, jika kondisi-kondisi tersebut tidak
disikapi dan dikelola dengan baik oleh Bagian Sumber Daya Manusia di
perusahaan, akan dapat menjadi bumerang yang bisa merugikan perusahaan.
1.2 Identifikasi Masalah
Pihak perusahaan harus mampu meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yang dimilikinya, untuk dapat memberikan kontribusi maksimal bagi
perusahaan dalam bentuk kinerja yang tinggi. Salah satu faktor yang dapat
memberikan kontribusi pada peningkatan kinerja karyawanyaitu lingkungan
kerja. Lingkungan kerja (fisik dan psikis) yang baik akan meningkatkan kinerja
karyawan. Namun di sisi yang lain ada faktor yang dapat menurunkan dan
menghambat kinerja karyawan yaitu stres yang dialami karyawan dan gaya
kepemimpinan yang tidak baik.
Menjaga lingkungan kerja, hubungan antara karyawan dengan atasan dan
gaya kepemimpinan yang baik sudah menjadi perhatian oleh Bagian Manajemen
Sumber Daya Manusia di PT. XYZ Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan
adanya Program Pak Soo (General Manager) menjawab yaitu keluh kesah
karyawan dalam bentuk surat yang akan di terima dan dibaca langsung oleh
General Manager perusahaan tersebut dan diberikan feedback.Kesempatan untuk
meningkatkan karir pada jenjang yang lebih tinggi. Adanya program reward
untuk karyawan yang berprestasi dan memberikan kontribusi positif melalui
program ideku. Adanya kesempatan bersaing positif untuk memperoleh beasiswa
di perguruan tinggi ternama di dekat lokasi perusahaan. Adanya peluang belajar
sambil bekerja melalui rotasi kerja internal perusahaan dan berbagai program
positif lainnya yang diharapkan mampu meningkatkan kinerja karyawan. Pada
kenyataannya masih terjadi ketidakpuasan karyawan yang secara tidak langsung
akan menurunkan kinerja karyawan yang berdampak pada menurunnya kinerja
perusahaan secara keseluruhan. Hal ini teridentifikasi dengan tidak tercapainya
goal perusahaan di tahun 2013.
5
Berdasarkan hasil wawancara di ketahui beberapa penyebab menurunnya
performance atau pencapaian hasil kerja di Unit Kerja Pack Out antara lain aktual
jumlah produksi yang menurun dibandingkan forecast pada awal tahun 2013.
Awal tahun 2013 dibuat goal perusahaan khususnya Unit Kerja Pack Out adalah
91,0%, kemudian di awal kwartal kedua perusahaan melakukan perubahan atau
penyesuaian goal sesuai forecast yang akan terjadi yaitu 90,0%.Faktor lain yang
menyebabkan menurunnya performance yaitugaya kepemimpinan yang kurang
baik seperti cara pemimpin menegur bawahan saat bawahan tersebut melakukan
kesalahan, hubungan karyawan dengan rekan kerja, hubungan karyawan dengan
atasan dan aktivitas kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan sehingga dapat
menimbulkan stres pada karyawan. Hal-hal ini harus segera diantisipasi dan
dicarikan solusi oleh perusahaan untuk kemudian ditindak lanjuti pelaksanaan
solusi pemecahannya. Jika tidak maka hal tersebut dapat merugikan perusahaan
itu sendiri mengingat karyawan merupakan aset utama dalam perusahaan.
Semakin tinggi jumlah karyawan yang tidak nyaman dengan lingkungan kerja,
gaya kepemimpinan maka tujuan atau target yang telah direncanakan tidak dapat
tercapai. Berikut ini adalah performance atau pencapain hasil kerja Unit Kerja
Pack Out.
Tabel 1.1Performance Unit Kerja Pack Out 2012 – 2014
Tahun Q1 Q2 Q3 Q4 YTD Goal
2012 91.6% 92.3% 89.7% 87.1% 90.1% 90.0%
2013 88.3% 87.3% 91.4% 87.0% 88.7% 90.0%
2014 82.7% 80.4% 85.6% 81.6% 92.0%
Sumber: Data Primer yang diolah, 2014
6
Gambar 1.1 Performance Unit Kerja Pack Out 2012 – 2014
Sumber: Data Primer yang diolah, 2014
Gambar 1.2 Performance PT. XYZ Indonesia 2012-2014
Sumber: Data Primer yang diolah, 2014
88.7% 90.0%
60.0%
65.0%
70.0%
75.0%
80.0%
85.0%
90.0%
95.0%
2012 2013 2014
Actual Goal
60.0%
70.0%
80.0%
90.0%
100.0%
Q1 Q2 Q3 Q4
2012 2013 2014
7
Gambar 1.3 Jumlah Mainan Yang Diproduksi Tahun 2012-2014
Sumber: Data Primer yang diolah, 2014
Terlihat pada Gambar 1.1 pencapaian hasil kerja di Unit Kerja Pack Out
pada PT. XYZ Indonesia terjadi penurunan dari tahun 2012 ke 2013, kemudian
dari Gambar 1.3 terlihat jumlah mainan yang di produksi di tahun 2013 memiliki
tren yang menurun dibandingkan dengan tahun 2012. Goal baru yang disesuaikan
dengan jumlah mainan yang akan di produksi tahun 2013 yaitu 90,0% masih tidak
dapat tercapai, terlihat pada Gambar 1.1 aktual performancedi Unit Kerja Pack
Outtahun 2013 adalah 88,7%. Menurunannya hasil kerja (performance) 2013
pada Unit Kerja Pack Out dapat mengindikasi bahwa terjadi penurunan kinerja
karyawan di Unit Kerja Pack Out dipengaruhi oleh pola jumlah produksi dan
dipengaruhi oleh variabel lain seperti lingkungan kerja, stres dan gaya
kepemimpinan.
Lingkungan kerja yang tidak nyaman dan hubungan antara bawahan
dengan atasan tidak harmonis akan mengakibatkan penurunan kinerja perusahaan
secara keseluruhan, karena karyawan menjadi motor penggerak dari perusahaan
dan akan memiliki dampak yang cukup besar, hal ini dikarenakan di Unit Kerja
Pack Out yang terdiri dari beberapa line dengan jenis dan kompleksitas produk
yang bervariasi menyebabkan dibutuhkannya operator yang terlatih pada proses
0
5
10
15
20
25
Q1 Q2 Q3 Q4
Un
it
2012 2013 2014
8
tertentu. Unit Kerja Pack Out merupakan satu unit kerja yang masih didominasi
oleh proses manual, tentu saja ketergantungan terhadap faktor manusia sangat
besar. Ketiga jenis line produksi di Unit Kerja Pack Out yaitu line Modular
dengan jumlah karyawan maksimal 45 orang, line Mini dengan jumlah karyawan
maksimal 24 orang dan line Micro dengan jumlah karyawan maksimal 12 orang,
jumlah line disesuaikan dengan kompleksitas mainan yang di produksi per tiap
line. Ketiga line tersebut selain memiliki panjang line produksi dan jumlah
karyawan yang berbeda ketiga line tersebut memiliki proses kerja yang berbeda
per tiap orangnya, khususnya line Micro per-orangnya melakukan lebih dari 2
proses produksi. Apakah penurunan hasil kerja (performance) 2013 di unit Kerja
Pack Out dipengaruhi oleh variabel seperti lingkungan kerja, stres dan gaya
kepemimpinan. Penelitian ini dapat memberikan klarifikasi apakah penurunan
hasil kerja (performance) di pengaruhi oleh lingkungan kerja, stres dan gaya
kepemimpinan.
Penelitian ini adalah penelitian replikasi dari beberapa penelitian terdahulu
yang selanjutnya dilakukan modifikasi. Penelitian ini dilakukan untuk menguji
pengaruh lingkungan kerja, stresdan gaya kepemimpinan terhadap kinerja
karyawan.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penulis
merumuskan masalah yang akan dibicarakan dan diteliti ini adalah sebagai
berikut:
1. Apakah lingkungan kerja, stres dan gaya kepemimpinan secara bersama-
sama memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan PT. XYZ Indonesia ?
2. Apakah lingkungan kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan
PT. XYZ Indonesia ?
3. Apakah stres memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawanPT. XYZ
Indonesia ?
4. Apakah gaya kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap kinerja
karyawan PT. XYZ Indonesia ?
9
1.4 Tujuan Penelitian
Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini. Tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh antara lingkungan kerja, stres dan gaya
kepemimpinan dengan kinerja karyawan
2. Untuk menganalisis pengaruh antara lingkungan kerja dengan kinerja
karyawan.
3. Untuk menganalisis pengaruh antara stres dengan kinerja karyawan.
4. Untuk menganalisis pengaruh antara gaya kepemimpinan dengan kinerja
karyawan.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi manajemen
PT.XYZ Indonesia untuk mengetahui dampak lingkungan kerja, stres dan gaya
kepemimpinan yang dialami karyawan terhadapkinerja karyawan. Hasil penelitian
ini dapat digunakan pihak manajemen PT. XYZ Indonesia sebagai dasar
pembuatan strategi atau cara yang tepat untuk meningkatkan kinerja karyawan.
2. Bagi peneliti
Dengan melakukan penelitian ini penulis dapat memperoleh kesempatan
untuk mencoba menerapkan pengetahuan yang didapat selama mengikuti
perkuliahan ke dalam praktek nyata khususnya dalam bidang manajemen sumber
daya manusia.
3. Bagi pihak lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi tambahan atau untuk
pengembangan ide-ide baru untuk penelitian selanjutnya, dan sebagai bahan
pertimbangan perusahaan atau instansi lain yang menghadapi permasalahan yang
sama
10
1.6 Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih spesifik dan untuk membatasi permasalahan yang
diteliti maka penulis membuat batasan sampel dan variabel yang diteliti yaitu
sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan pada karyawan PT. XYZ Indonesia Unit Kerja
Pack Out.
2. Variabel yang diteliti terdiri dari:
a. Lingkungan kerja didefinisikan Analisa (2011) sebagai kondisi-
kondisi material dan psikologis yang ada dalam perusahaan
b. Stres didefinisikan Manzoor (2011) sebagai interaksi antar individu
dan lingkungan yang ditandai oleh perubahan psikologis dan fisiologis
yang menyebabkan suatu penyimpangan dari pencapaian normal, ini
merupakan suatu peristiwa situasi.
c. Gaya kepemimpinan menurut Tjiptono (2006) adalah suatu cara yang
digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya.
d. Kinerja karyawan didefinisikan Manzoor (2011) sebagai ukuran
kesuksesan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
1.7 Definisi Istilah
Lingkungan kerja secara umum merupakan lingkungan dimana pekerja
melaksanakan tugas pekerjaannya, dan lingkungan kerja dapat berbentuk kondisi
fisik (kondisi kerja) dan non fisik (iklim kerja). Kondisi fisik (kondisi kerja)
adalah kemampuan mengatur dan memelihara ruang kerja agar selalu rapi, sehat
dan bersih sehingga menjadi tempat kerja yang menyenangkan. Sedangkan
kondisi kerja non fisik (iklim kerja) berkenaan dengan suatu keadaan yang
terbentuk berdasarkan hubungan kerja antara atasan dengan bawahan dan
bawahan dengan bawahan yang dirasakan menyenangkan.
1. Lingkungan kerja fisik yang meliputi: pengelolaan gedung, atau tata ruang
kerja, penerangan, suhu, kebersihan, ke-bisingan suara, kerindangan
11
halaman, warna dinding, ke-lengkapan kerja atau fasilitas kerja, keamanan
dan kenyaman-an, dan lain sebagainya yang dapat dilihat secara fisik.
2. Lingkungan kerja non fisik yang meliputi: suasana kerja, hubungan
dengan sesama karyawan, hubungan dengan pemimpin, organisasi
karyawan (koperasi) dan pelayanan kepada masyarakat.
Stres merupakan satu situasi yang mungkin dialami manusia pada
umumnya dan karyawan pada khususnya di dalam sebuah organisasi atau
perusahaan.
Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi
dari falsafah, ketrampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin
ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya (Tampubolon, 2007).
Kinerja karyawan sebagai kemampuan karyawan dalam melaksanakan
tugas yang dibebankan kepadanya.
12
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori
Perusahaan yang baik harus mampu mengukur setiap kinerja
karyawannya, karena hal ini merupakan salah satu faktor yang menentukan
apakah sebuah target yang diberikan perusahaan dapat dicapai atau tidak. Kinerja
kerja seorang karyawan tidak selalu berada dalam kondisi yang baik karena hal
ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, oleh karena itu ada baiknya jika suatu
perusahaan mengetahui apa saja faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
karyawan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah
lingkungan kerja, stres dan gaya kepemimpinan.
2.1.1 Pengertian Lingkungan Kerja
Menurut Sihombing (2004), lingkungan kerja merupakan faktor-faktor di
luar manusia baik fisik maupun non fisik dalam suatu organisasi. Faktor fisik ini
mencakup peralatan kerja, suhu, tempat kerja, kesesakan dan kepadatan,
kebisingan, luas ruang kerja sedangkan non fisik mencakup hubungan kerja yang
terbentuk di instansi antara atasan dan bawahan serta antara sesama karyawan.
Sementara itu, Sedarmayanti (2001) membagi lingkungan kerja menjadi
dua bagian, yaitu : (a) lingkungan kerja fisik, dan (b) lingkungan kerja non fisik.
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di
sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung
maupun secara tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua
kategori, yakni :
1. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan (Seperti: pusat
kerja, kursi, meja dan sebagainya),
2. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut
lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnyasuhu,
13
kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis,
bau tidak sedap, warna, dan lain-lain.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
lingkungan kerja adalah Lingkungan kerja dapat berbentuk kondisi fisik (kondisi
kerja) dan non fisik (iklim kerja). Kondisi fisik (kondisi kerja) adalah kemampuan
mengatur dan memelihara ruang kerja agar selalu rapi, sehat dan bersih sehingga
menjadi tempat kerja yang menyenangkan. Sedangkan kondisi kerja non fisik
(iklim kerja) berkenaan dengan suatu keadaan yang terbentuk berdasarkan
hubungan kerja antara atasan dengan bawahan dan bawahan dengan bawahan
yang dirasakan menyenangkan.
2.1.2 Pengertian Stres
Menurut Hariandja (2005) stres adalah situasi ketegangan/tekanan
emosional yang dialami seseorang yang sedang menghadapi tuntutan yang sangat
besar, hambatan‐hambatan, dan adanya kesempatan yang sangat penting yang
dapat mempengaruhi emosi, pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Sedangkan
Robbins (2001) berpendapat stres dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang
menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana
untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Di
samping itu stres adalah kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi,
jalan pikiran dan kondisi fisik seseorang di kutip dari (Siagian, 2002) dan apabila
pengertian stres dikaitkan dengan penelitian ini maka stres itu sendiri adalah suatu
kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang, karena adanya
tekanan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu
pelaksanaan kerja mereka.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang di maksud
dengan stres kerja adalah kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi,
jalan pikiran dan kondisi fisik seseorang yang nantinya berpengaruh terhadap
kemampuan karyawan untuk menghadapi lingkungan dan pekerjaannya. Artinya
karyawan yang bersangkutan akan menghadapi berbagai gejala-gejala negatif
yang pada gilirannya berpengaruh pada prestasi kerjanya.
14
Sasono (2004) mengungkapkan bahwa stres mempunyai dampak positif
dan negatif. Dampak positif stres pada tingkat rendah sampai pada tingkat
moderat bersifat fungsional dalam arti berperan sebagai pendorong peningkatan
kinerja karyawan. Sedangkan pada dampak negatif stres tingkat yang tinggi
adalah penurunan pada kinerja karyawan yang drastis. Stres kerja merupakan
aspek yang penting bagi perusahaan terutama keterkaitannya dengan kinerja
karyawan. Perusahaan harus memiliki kinerja, kinerja yang baik/tinggi dapat
membantu perusahaan memperoleh keuntungan. Sebaliknya, bila kinerja menurun
dapat merugikan perusahaan. Oleh karenanya kinerja karyawan perlu
memperoleh perhatian antara lain dengan jalan melaksanakan kajian berkaitan
dengan variabel stres kerja.
Dalam jangka pendek, stres yang dibiarkan begitu saja tanpa penanganan
yang serius dari pihak perusahaan membuat karyawan menjadi tertekan, tidak
termotivasi, dan frustasi menyebabkan karyawan bekerja tidak optimal sehingga
kinerjanya pun akan terganggu. Dalam jangka panjang, karyawan tidak dapat
menahan stres kerja maka ia tidak mampu lagi bekerja diperusahaan. Pada tahap
yang semakin parah, stres bisa membuat karyawan menjadi sakit atau bahkan
akan mengundurkan diri (turnover).
2.1.3 Pengertian Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi
dari falsafah, ketrampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin
ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya (Tampubolon, 2007).
Menurut Fiedler dalam Toha (2001) kinerja dapat dicapai secara efektif
apabila pemimpin dalam organisasi tersebut mengembangkan suatu gaya
kepemimpinan kontingensi. Pendekatan kontingensi merupakan pendekatan yang
menyatakan bahwa teknik manajemen yang paling baik memberikan kontribusi
untuk pencapaian sasaran organisasi mungkin bervariasi dalam situasi atau
lingkungan yang berbeda. Pendekatan ini juga disebut pendekatan
kontingensi/situasional. Fiedler berasumsi dalam teori tersebut bahwa cukup sulit
bagi seorang pemimpin untuk mengubah gaya kepemimpinan sehingga membuat
mereka sukses.
15
Adapun jenis-jenis gaya kepemimpinan adalah sebagai berikut:
1. Gaya kepemimpinan otoriter
Gaya kepemimpinan ini menghimpun sejumlah perilaku atau gaya
kepemimpinan yang bersifat terpusat pada pemimpin sebagai satu-satunya
penentu, penguasa dan pengendali anggota organisasi dan kegiatannya
dalam usaha mencapai tujuan organisasi.
2. Gaya kepemimpinan demokratis
Gaya kepemimpinan menempatkan manusia sebagai faktor pendukung
terpenting dalam kepemimpinan yang dilakukan berdasarkan dan
mengutamakan orientasi pada hubungan dengan anggota organisasi.
3. Gaya kepemimpinan bebas
Gaya kepemimpinan ini pada dasarnya berpandangan bahwa anggota
organisasi mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu
mengurus dirinya masing-masing, dengan sedikit mungkin pengarahan
atau pemberian petunjuk dalam merealisasikan tugas pokok masing-
masing sebagai bagian dari tugas pokok organisasi.
2.1.4 Pengertian Kinerja Karyawan
Kinerja karyawan adalah prestasi aktual karyawan dibandingkan dengan
prestasi yang diharapkan dari karyawan. Prestasi kerja yang diharapkan adalah
prestasi standar yang disusun sebagai acuan sehingga dapat melihat kinerja
karyawan sesuai dengan posisinya dibandingkan dengan standar yang dibuat.
Selain itu dapat juga dilihat kinerja dari karyawan tersebut terhadap karyawan
lainnya (Dessler.G, 2009).
Pengertian kinerja, yang dikemukakan oleh A.A. Anwar Prabu
Mangkunegara dalam bukunya “Evaluasi Kinerja SDM”, mengatakan bahwa:
“Kinerja Karyawan (Prestasi Kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya” (Mangkunegara,2005).
Sedangkan menurut Wibowo (2007) pengertian kinerjamerupakan hasil pekerjaan
yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan
konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi.Berdasarkan pengertian
16
kinerja dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat ditafsirkan bahwa kinerja
pegawai erat kaitannya dengan hasil pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi,
hasil pekerjaan tersebut dapat menyangkut kualitas, kuantitas, dan ketepatan
waktu. Kinerja pegawai tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan dan keahlian
dalam bekerja, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh semangat kerjanya.
Mangkunegara (2007) mengemukakan bahwa aspek-aspek yang dinilai
kinerja mencakup sebagai berikut:
1. Kesetiaan
2. Hasil kerja
3. Kejujuran
4. Kedisiplinan
5. Kreativitas
6. Kerjasama
7. Kepemimpinan
8. Kepribadian
9. Prakarsa
10. Kecakapan
11. Tanggung jawab
2.2 Hubungan antar Variabel
2.2.1 Hubungan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan
Menurut Mangkunegara (2004), lingkungan kerja mempunyai hubungan
yang sangat erat terhadap kinerja karyawan, motif berprestasi yang perlu dimiliki
oleh karyawan harus ditumbuhkan dari dalam diri sendiri dan dari lingkungan
kerja, karena motif berprestasi yang ditumbuhkan dari dalam diri sendiri akan
membentuk suatu kekuatan diri dan jika situasi lingkungan kerja turut menunjang
maka pencapaian kinerja akan lebih mudah.
Menurut Nitisemito (2000), perusahaan hendaknya harus dapat
mencerminkan kondisi lingkungan kerja yang dapat mendukung kinerja karyawan
dan kerja sama antar tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status
17
jabatan yang sama di perusahaan. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah
suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik, dan pengendalian diri.
2.2.2 Hubungan Stres terhadap Kinerja Karyawan
Orang-orang yang mengalami stres menjadi nervous dan merasakan
kekuatiran kronis. Mereka sering menjadi marah-marah, agresif, tidak dapat
relaks, atau memperlihatkan sikap yang tidak kooperatif (Hasibuan, 2002).
Menurut Robbins (2001), pola yang paling meluas dipelajari dalam
hubungan antara stres dengan kinerja adalah hubungan U-Terbalik. Pada Gambar
2.1 berikut diterangkan hubungan antara stres kerja dan kinerja karyawan.
Gambar 2.1 Kurva U-Terbalik
Sumber:Robbins (2001)
Logika yang mendasari hubungan U-Terbalik ini adalah bahwa stres pada
tingkat rendah sampai sedang merangsang tubuh dan meningkatkan kemampuan
untuk bereaksi. Pada saat itulah individu sering melakukan tugasnya dengan lebih
baik, lebih intensif, atau lebih cepat. Tetapi terlalu banyak stres menempatkan
tuntutan yang tidak dapat dicapai atau kendala pada seseorang, yang
mengakibatkan kinerja menjadi lebih rendah. Pola U-Terbalik ini juga
menggambarkan reaksi terhadap stres sepanjang waktu dan terhadap perubahan
intensitas stres. Artinya stres tingkat sedang malahan dapat mempunyai pengaruh
18
yang negatif pada kinerja jangka panjang karena intensitas stres yang
berkelanjutan itu meruntuhkan individu (Rendah) Stres (Tinggi).
Gambar 2.1 Hubungan U-Terbalik antara Stres dan Kinerja (Robbins,
1996) itu dan melemahkan sumber daya energinya. Tingkat sedang dari stres
yang dialami terus menerus selama waktu yang panjang dapat mengakibatkan
kinerja yang lebih rendah.Meskipun model U-Terbalik ini populer dan secara
intuisi menarik, namun model ini tidak mendapatkan banyak dukungan empiris,
sehingga para peneliti maupun para manajer perusahaan harus berhati-hati dalam
mengandaikan bahwa model ini dengan tepat melukiskan hubungan stres –kinerja
(Robbins, 1996).
2.2.3 Hubungan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan
Seorang pemimpin harus menerapkan gaya kepemimpinan untuk
mengelola bawahannya, karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi
keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya (Waridin dan Bambang
Guritno, 2005). Suranta (2002) dan Tampubolon (2007) menyatakan bahwa
faktor kepemimpinan juga berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dari pendapat
para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapathubungan yang erat dan
pengaruh antara faktor kepemimpinan dan faktor kinerjakaryawan.
2.3 Penelitian Terdahulu
Sebelum peneliti melakukan penelitian ini, telah terdapat beberapa
penelitian terdahulu yang terkait dengan Kinerja karyawan. Berikut beberapa
penelitian tersebut:
1. Penelitian yang berkaitan dengan lingkungan kerja dilakukan oleh
Purnomo (2008) dengan judul “Kepemimpinan, Motivasi Kerja, dan
Lingkungan Kerja, terhadap Kinerja Karyawan”.Penelitian ini
menunjukkan hasil yang signifikan, dimana variabel motivasi kerja dan
lingkungan yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
karyawan. Penelitian ini sendiri dilakukan terhadap pegawai negeri sipil
pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jepara, terbukti
19
mempengaruhi Dalam penelitian ini, faktor – faktor tersebut dianalisis
untuk menentukan pengaruh motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap
kinerja karyawan Dinas Perindustrian dan perdagangan Kota Semarang.
2. Penelitian yang berkaitan dengan stres dilakukan oleh Siahaan (2004)
dengan judul “Pengaruh Stres dalam Pekerjaan terhadap Kinerja
Karyawan (Suatu Kajian terhadap Karyawan Departemen Plant PT.
Nippon Indosari Corpindo, Cikarang-Bekasi)”.Penelitian ini memperoleh
hasil bahwa stres berpengaruh langsung dan bersifat positif terhadap
tingkat stres kerja karyawan secara signifikan. Ini berarti bahwa semakin
tinggi stres yang dirasakan atau dialami karyawan akan menyebabkan
semakin tinggi pula tingkat stres yang dimiliki oleh karyawan tersebut.
Sedangkan stres kerja secara signifikan berpengaruh negatif terhadap
kinerja karyawan, dimana semakin tinggi tingkat stres yang dialami maka
akan semakin rendah kinerja yang dihasilkan. Selain itu, penelitian ini
juga memberikan hasil bahwa 17 kinerja karyawan berpengaruh secara
signifikan terhadap stres kerja karyawan. Pengaruhnya adalah bahwa
semakin tinggi kinerja yang dilakukan maka akan menyebabkan stres
kerja karyawan semakin meningkat. Karyawan Departemen Plant PT.
Nippon Indosari Corpindo, Cikarang-Bekasi, secara umum memiliki
kategori stres yang rendah, sedangkan kategori kerjanya tinggi. Berarti
stres yang ada saat ini adalah stres yang bersifat positif karena telah
mampu berperan sebagai pendorong dalam melaksanakan pekerjaan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Agusman (2004) mengambil judul
“Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Lingkungan Kerja
terhadap Kinerja Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Riau”. Hasil
penelitian tersebut adalah gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh yang
paling kuat terhadap kinerja. Korelasi antara gaya kepemimpinan, iklim
organisasi dan motivasi terhadap kinerja mempunyai korelasi yang sangat
kuat dan saling mempengaruhi.
4. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Suharto dan Budi Cahyono (2005)
dengan judul penelitian “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan
dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia di
20
sekretariat DPRD Propinsi Jawa Tengah, dengan teknik proporsional
sampling.Hasil penelitian terdapat pengaruh positif dan signifikan budaya
organisasi, kepemimpinan dan motivasi kerja secara individu mampu
bersama-sama terhadap kinerja karyawan.
5. Penelitian yang dilakukan oleh kusyono (2008) dengan judul “Pengaruh
Persepsi Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Karyawan PT. Bank Danamon”, Semarang. Populasi penelitian berjumlah
432 orang dan sampel pada penelitian ini adalah 30 orang karyawan yang
bekerja minimal 2 tahun pada PT. Bank Danamon. Teknik analisis data
menggunakan analisis deskriptif dan inferensial menggunakan analisis
regresi.Nilai signifikansi F adalah sebesar 0,000 lebih kecil daripada 0,05
maka disimpulkan bahwa terdapat pengaruh persepsi gaya kepemimpinan
dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan.
6. Penelitian yang dilakukan oleh Siregar dan Kuara dengan judul “Perilaku
Stres Kerja Dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan”, Medan. Populasi
penelitian adalah seluruh karyawan PT Socfindo Medan yang berjumlah
75 orang dengan jumlah sampel 63 orang. Tehnik analisis data yang
digunakan adalah teknik analisisdata kuantitatif dengan alat statistic
product moment correlation, uji T dan koefisien determinasi. Hasil
penelitian dari koefisien korelasi diperoleh nilai r = 0,737 yang
menunjukan pengaruh yang kuat antarastres kerja terhadap kinerja
karyawan pada PT Socfindo Medan. Nilai koefisien determinasi yang
diperoleh adalah sebesar 54,32% yang menunjukan sekitar 54,32%
variabel Y (kinerja karyawan) dapat dijelaskan oleh variabel X (stres
kerja).
7. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi dengan judul “Analisis Pengaruh
Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja
PegawaiKantor Informasi Komunikasi dan Kehumasan Kabupaten
Boyolali”,yang berjumlah 51 orang. Dalam penelitian prosedur penentuan
sampel adalah dengan sistem sensus dimana semua populasi jadikan
sampel. Jadi dalam penelitian ini jumlah sampel sama dengan jumlah
populasi, yaitu sebanyak 51 orang pegawai. variabel bebas (independent
21
variable) adalah gaya kepemimpinan (X1), motivasi (X2) dan lingkungan
kerja (X3). Sedangkan variabel terikat (dependent variable) adalah Kinerja
(Y). Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara wawancara
langsung kepada responden, dengan menggunakan kuesioner dan
penentuan nilai atau skor dari alternatif jawaban dengan menggunakan
skala Likert skala jenjang 5. Sebelumnya dilakukan uji validitas dan
reliabilitas terhadap kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Untuk menguji validitas ini digunakan Pearson's correlation, sedangkan
uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha dengan bantuan program
komputer SPSS.
Pengumpulan data sekunder melalui bahan-bahan laporan instansi
serta sumber-sumber yang telah dihimpun pihak lain. Uji Validitas
maupun uji Reliabilitas menunjukkan bahwa semua item pertanyaan dari
variabel gaya kepemimpinan (X1), motivasi (X2), lingkungan kerja (X3)
dan kinerja (Y) diterima atau semua pertanyaan yang diajukan kepada
responden adalah valid dan reliable. Hasil koefisien determinasi
menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan (X1), motivasi (X2) dan
lingkungan kerja (X3) memberikan sumbangan sebesar 78,8 % terhadap
kinerja (Y) pegawai Kantor Informasi Komunikasi dan Kehumasan
Kabupaten Boyolali.
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang kedudukannya belum sekuat
proposisi atau dalil (Umar,2000). Berdasarkan perumusan masalah yang telah di
kemukakan diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah lingkungan kerja, stres
dan gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan pada PT. XYZ Indonesia Unit Kerja Pack Out. Sesuai dengan variabel
– variabel yang akan diteliti maka hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian
ini adalah:
H1: Lingkungan kerja, stres dan gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan
22
H2: Lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
H3: Stres berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan
H4: Gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan
2.5 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan gambaran tentang hubungan antara
variabel yang akan di teliti, yang akan di susun dari berbagai teori yang telah di
deskripsikan (Sugiyono, 2008). Di dalam penelitian ini ada tiga variabel yang
dianggap paling mempengaruhi kinerja karyawan pada PT. XYZ IndonesiaUnit
Kerja Pack Out.Sumber daya manusia yang berkualitas dan loyal sangat
menentukan maju mundurnya suatu usaha. Untuk memperoleh sumber daya
manusia yangberkualitas dapat meningkatkan kinerjanya salah satunya melalui
lingkungan kerja, stres dan gaya kepemimpinan.
Berdasarkan tinjauan landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat
disusun suatu kerangka pemikiran dalam penelitan ini, seperti yang disajikan
dalam gambar berikut ini:
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Sumber: Septianto, 2010
H1
H2
H3
H4
Stres
(X2)
Gaya
Kepemimpinan
(X3)
Lingkungan Kerja
(X1)
Kinerja Karyawan
(Y)
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh Lingkungan kerja, stres
dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Analisis data merupakan
salah satu proses penelitian yang dilakukan setelah semua data yang diperlukan
guna memecahkan permasalahan yang diteliti sudah diperoleh secara lengkap.
Ketajaman dan ketepatan dalam penggunaan alat analisis sangat menentukan
keakuratan pengambilan kesimpulan, karena itu kegiatan analisis data merupakan
kegiatan yang tidak dapat diabaikan begitu saja dalam proses penelitian.
Kesalahan dalam menentukan alat analisis dapat berakibat fatal terhadap
kesimpulan yang dihasilkan dan hal ini akan berdampak lebih buruk lagi terhadap
penggunaan dan penerapan hasil penelitian tersebut. Pengetahuan dan
pemahaman tentang berbagai teknik analisis mutlak diperlukan bagi seorang
peneliti agar hasil penelitiannya mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi
pemecahan masalah sekaligus hasil tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah.
Secara garis besarnya, teknik analisis data terbagi ke dalam dua bagian
yaknianalisis kuantitatif dan kualitatif. Kedua teknik tersebut hanya dibedakan
pada jenis datanya. Data yang bersifat kualitatif (tidak dapat diangkakan)maka
analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif, sedangkan terhadap data
yangdapat dikuantifikasikan dapat dianalisis secara kuantitatif, bahkan dapat pula
dianalisissecara kualitatif.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yaitu definisi,
pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah
berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas
sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase
tanggapan mereka. Penelitian ini mengambil sampel dari suatu populasi yang ada
pada PT XYZ Indonesia dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul
24
data yang utama, sedangkan jenis penelitian ini adalah explanatory research atau
penelitian penjelasan, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara
variabel-variabel melalui pengujian hipotesa ( Singarimbun, 1987).
Analisis kuantitatif yang biasa digunakan adalah analisis statistik.
Biasanyaanalisis ini terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu:
1. Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisisdata dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
telah terkumpulsebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untukumum atau generalisasi. Analisis ini hanya berupa akumulasi data
dasar dalambentuk deskripsi semata dalam arti tidak mencari atau menerangkan
saling hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan, atau melakukan
penarikankesimpulan.
2. Statistik Inferensial
Kalau dalam statistik deskriptif hanya bersifat memaparkan data, maka
dalamstatistik inferensial sudah ada upaya untuk mengadakan penarikan
kesimpulan danmembuat keputusan berdasarkan analisis yang telah dilakukan.
Berdasarkan sumbernya, data yang dikumpulkan penulis dapat dibedakan
dalam dua jenis, yaitu :
1. Data Primer
Data yang diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung
terhadap responden yang dalam hal ini adalah karyawan. Selain itu, juga
penulis melakukan wawancara langsung dengan Manajer Produksi tentang
pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari dokumen-dokumen serta arsip-arsip yang ada di
perusahaan tersebut, dan hasil penelitian kepustakaan
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
adalah jenis data yang diperoleh secara langsung dari responden melalui
wawancara dan survey. Pada penelitian ini, data primer diperoleh melalui
penyebaran angket atau kuesioner kepada para responden, yakni para karyawan
PT. XYZ Indonesia Unit Kerja Pack Out.
25
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang
ingin diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran
populasi, sedangkan suatu nilai yang menggambarkan ciri/karakteristik populasi
disebut parameter (Sugiarto,2001). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan
PT XYZ IndonesiaUnit Kerja Pack Outyang berjumlah 3000 karyawan. PT.
XYZ Indonesia di bulan Maret mulai melakukan hiring karyawan di tiap
minggunya untuk memenuhi jumlah karyawan yang dibutuhkan pada saat Peak
season dan jumlah karyawan dalam penelitian ini diambil pada weekending 22
Maret 2014 yang berjumlah 3000 karyawan.
Tabel 3.1 Jumlah Karyawan Unit Kerja Pack Out
W/E 3/22 3/29 4/5 4/12 4/19 4/26 5/3 5/10 5/17 5/24
Headcount Pack Out 3000
Hiring 178 134 186 230 72 10 126 6 216
DL Requirement 3178 3313 3499 3729 3800 3810 3937 3943 4158
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Sedangkan sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian untuk menentukan besarnya
sampel menggunakan Rumus Slovin, sehingga jumlah sampel yang representatif
pada penelitian ini ialah:
n =
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
1 = konstanta
= persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat di tolerir atau di inginkan , misalnya 5%
n =
n = 353
Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 353 terlihat pada
tabel 3.2. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
26
adalah non probability sample yaitu metodepurposive ( purposive sampling).
Purposive sampling yaitu memilih sample bertujuan secara subjektif. Hal ini
dilakukan karena peneliti telah memahami bahwa informasi yang dibutuhkan
dapat diperoleh dari kelompok sasaran tertentu yang mampu memberikan
informasi yang dikehendaki karena mereka memiliki informasi seperti itu dan
mereka memenuhi kriteria yang ditentukan oleh peneliti (Ferdinand, 2006).
Metode purposive digunakan sebagai pertimbangan layak tidaknya seseorang
menjadi sampel dalam penelitian ini. Pertimbangan yang diperhitungkan pada
penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut :
1. Karyawan yang dijadikan responden merupakan karyawan PT. XYZ
Indonesia di Unit Kerja Pack Out.
2. Karyawan yang dijadikan responden adalah karyawan Unit Kerja Pack
Outyang memiliki proses kerja lebih dari dua proses kerja yaitu karyawan
yang bekerja diline Micro.
Tabel 3.2Jumlah Sampel Penelitian di Unit Kerja Pack Out
Line Leader Line No Jumlah Operator
Shift Malam
Lisbet Micro E13 12
Wenny Micro E15 13
Dwi Warni Micro C05 12
Mulyanah Micro B14A 15
Siti Rokhimah Micro B09A 9
Yuli H Micro D03A 13
Amah Micro D02B 10
Nurlaelah Micro D01A 10
Supriyati Micro E14 13
Yeyet Micro C04 12
Jasmiyatun Micro B07 12
Mia Micro B06 15
27
Line Leader Line No Jumlah Operator
Shift Pagi
Sukesi Micro A02B 13
Sulastri Micro A07 15
Yuli A Micro A14A 10
Sriningsih Micro B09 12
Erna Dewi Micro B14A 15
Faerus Micro B15B 13
Wurry Micro C04 14
Rumondang Micro C05 14
Theresia Micro C06 14
Rimbun Micro D03A 13
Novita Micro D08 16
Martiana Micro D09 16
Sumarni Micro E03 14
Sugiyanti Micro E06 14
Yulastri Micro E15 9
Ima W Micro E18 5
Total 353
Sumber: Data Primer yang diolah, 2014
3.3 Metode Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data adalah tehnik atau cara-cara yang digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Riduan, 2005). Menurut Sugiyono,
(2002) metode pengumpulan data yang umum digunakan dalam suatu penelitian
adalah wawancara, kuesioner dan observasi. Data dan informasi dalam kegiatan
penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut:
1. Wawancara, yaitu proses memperoleh keterangan atau data dengan
melakukan tanya jawab dengan Manajer produksi PT. XYZ Indonesia
Unit Kerja Pack Out.
28
2. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
mendapatkan data mengenai keadaan PT. XYZ Indonesia secara umum,
lingkungan kerja, gaya kepemimpinan, keadaan stres dan kinerja
karyawan.
3. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir
yang berisikan pertanyaan yang diajukan untuk mendapat jawaban atau
tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis, 1993).
Jenis kuesioner yang digunakan dalam proses pengumpulan data yaitu
kuesioner tertutup dan responden penilitian adalah karyawan PT. XYZ
Indonesia Unit Kerja Pack Out.
Daftar pertanyaan kuesioner pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 1.
Setiap responden diminta mengisi daftar pertanyaan pada kuesioner. Skala
pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah Skala Likert yang
digunakan sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
tentang suatu objek atau fenomena tertentu. Skala Likert memiliki dua bentuk
pernyataan, yaitu pernyataan positif diberi skor 5, 4, 3, 2 dan 1; sedangkan bentuk
pernyataan negatif diberi skor 1, 2, 3, 4 dan 5.
Tabel 3.3Instrumen Skala Likert
Alternatif jawaban Skor
(Positif)
Skor
(Negatif)
Sangat setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Netral (N) 3 3
Tidak setuju (TS) 2 4
Sangat tidak setuju (STS) 1 5
Sumber: Siregar. S (2013)
29
Tabel 3.4 Variabel Operasional
Variabel Indikator Item pertanyaan Penulis
Variabel Terikat
Kinerja
Karyawan (Y)
Memiliki rasa tanggungjawab yang
besar untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
Regina Aditya Reza,
2010
Melaksanakan pekerjaan dengan
baik dan kualitas hasil pekerjaan
yang baik
Hari Purwanto, 2013
Mengerjakan pekerjaan sesuai standar operasional prosedur dalam
perusahaan
Regina Aditya Reza, 2010
Melaksanakan pekerjaan tepat
waktu
Hari Purwanto, 2013
Memiliki kemampuan yang baik
untuk mengatasi segala macam
masalah dalam pekerjaan
Hari Purwanto, 2013
Melakukan pengembangan metode penyelesaian pekerjaan setiap saat
Hari Purwanto, 2013
Variabel
Bebas
Lingkungan
Kerja (X1)
Saya memiliki hubungan yang baik
dengan sesama rekan kerja saya
Sri Wahyuni, 2009
Ruangan kerja saya memiliki
penerangan / cahaya yang baik
Sri Wahyuni, 2009
Ruangan kerja saya memiliki sistem sirkulasi udara yang baik
Sri Wahyuni, 2009
Ruangan kerja saya tidak bising
hingga nyaman untuk bekerja
Sri Wahyuni, 2009
Perusahaan menyediakan semua
peralatan kerja yang mendukung
pekerjaan saya
Sri Wahyuni, 2009
Stres (X2) Saya memiliki jam kerja yang padat setiap hari
Regina Aditya Reza, 2010
Saya mendapatkan tekanan yang
besar dalam bekerja
Regina Aditya Reza,
2010
Saya kurang mendapatkan
dukungan dalam bekerja dari perusahaan maupun rekan kerja
Regina Aditya Reza,
2010
Saya tidak memiliki kebebasan
untuk mengambil atau menentukan
metode kerja saya sendiri
Regina Aditya Reza,
2010
30
Variabel Indikator Item pertanyaan Penulis
Stres (X2)
Saya memiliki masalah antara
pekerjaan dan kehidupan keluarga saya
Regina Aditya Reza,
2010
Saya merasa lelah dengan beban
kerja saya yang berat
Regina Aditya Reza,
2010
Saya tidak bekerja sesuai dengan keahlian yang saya miliki
Regina Aditya Reza,
2010
Variabel Bebas
Gaya
kepemimpinan (X3)
Pimpinan saya memiliki
kemampuan yang baik untuk
mengarahkan karyawan dalam bekerja.
Sri Wahyuni, 2009
Pemimpin saya mendorong setiap
bawahannya untuk bekerja lebih
efektif dan efisien.
Hari Purwanto, 2013
Pimpinan saya meminta
pandangan dan pendapat bawahan
dalam menyelesaikan masalah
pekerjaan.
Hari Purwanto, 2013
Pemimpin saya
mengkomunikasikan tujuan/goal
dari perusahaan
Regina Aditya Reza,
2010
Pemimpin saya menghargai dan memuji para karyawan yang
kinerjanya bagus.
Regina Aditya Reza, 2010
3.4 Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk menyederhanakan data kedalam bentuk yang
mudah dibaca atau diinterprestasikan. Melalui penggunaan metode penelitian
kuantitatif, diharapkan akan didapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat
mengenai respon yang telah diberikan oleh responden, sehingga perolehan data
yang berbentuk angka tersebut kemudian dapat dianalisa menggunakan bantuan
statistik.
3.4.1 Validitas dan Reliabilitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalid-an
atau kesahihan sesuatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas
tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah
(Nasution, S. 2006).Tipe validitas yang dipergunakan dalam uji validitas ini
adalah validitaskonstruk, tipe ini mengkorelasikan nilai item dengan nilai total.
31
Apabila koefisien korelasinya menunjukkan signifikan (lebih kecil dari α = 5%)
maka instrumen yang digunakan adalah valid (Ghozali, 2003).
Beberapa macam validitas:
1. Face validity (validitas muka) tercapai jika suatu instrumen nampaknya
sudah valid (dari penglihatan sepintas lalu). Tentu saja validitas semacam
ini sangat superficial. Tetapi kadang-kadang peneliti cukup memerlukan
validitas jenis ini. Caranya, peneliti meminta beberapa orang membaca
atau mengisi instrumen tersebut, dan meminta pendapat mereka untuk
keperluan revisi.
2. Content validity (validitas isi) tercapai jika suatu instrumen telah
mencakup seluruh hal yang perlu diukur. Jika satu tes ujian akhir telah
mencakup seluruh isi mata kuliah satu semester, maka instrumen ini
dianggap memiliki validitas isi. Sebagai catatan, ini jangan dikacaukan
dengan "konsistensi internal" dalam bahasan tentang reliabilitas. Soal tes
ujian yang hanya mencakup 50% bahan kuliah satu semester mungkin
memiliki sifat konsistensi internal, tetapi instrumen ini tidak memiliki
validitas isi.
Suatu instrumen dikatakan valid jika Instrumen ini mampu mengukur apa
saja yang hendak diukurnya, mampu mengungkapkan apasaja yang ingin
diungkapkan. Sedangkan reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen
dapat memberikan hasil pengukuran yang,konsisten, apabila pengukuran
dilakukan berulang-ulang.
Uji reliabilitas adalah ukuran yang menujukkan bahwa alat ukur yang
digunakan dalam penelitian keperilakukan mempunyai keandalan sebagai alat
ukur, diantaranya di ukur melalui konsistensi hasil pengukuran dari waktu ke
waktu jika fenomena yang diukur tidak berubah (Harrison dalam Zulganef, 2006).
Uji reliabilitas dilakukan dengan metode internal consistency. Reliabilitas
instrumen penelitian dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan koefisien
Cronbach’s alpha. Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,6 maka
disimpulkan bahwa instrumen penelitian tersebut handal atau reliabel (Ghozali,
2006).
32
3.4.2 Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada
analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Jadi
analisis regresi yang tidak berdasarkan OLS tidak memerlukan persyaratan
asumsi klasik, misalnya regresi logistik atau regresi ordinal. Demikian juga tidak
semua uji asumsi klasik harus dilakukan pada analisis regresi linear, misalnya uji
multikolinearitas tidak dapat dipergunakan pada analisis regresi linear sederhana
dan uji autokorelasi tidak perlu diterapkan pada data cross sectional.
Uji asumsi klasik juga tidak perlu dilakukan untuk analisis regresi linear
yang bertujuan untuk menghitung nilai pada variabel tertentu. Misalnya nilai
return saham yang dihitung dengan market model, atau market adjusted model.
Perhitungan nilai return yang diharapkan dilakukan dengan persamaan regresi,
tetapi tidak perlu diuji asumsi klasik.
Alat analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi berganda, maka perlu dilakukan pengujian terhadap asumsi-asumsi yang
disyaratkan dalam analisis regresi berganda untuk memenuhi kriteria BLUE
(BestLinier Unbiased Estimate)seperti disarankan oleh (Gujarati, 2003). BLUE
adalah koefisien regresi yang linear, tidak bias, konsisten (walaupun sampel
diperbesar menuju tak terhingga,taksiran yang didapat akan tetap mendekati nilai
parameternya), serta efisien (memiliki varians yang minimum). Uji asumsi klasik
penelitian ini mencakup normalitas, heteroskedastisitas danmultikolinearitas.
3.4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi,
kedua variabel (bebas maupun terikat) mempunyai distribusi normal atau
setidaknya mendekati normal (Ghozali, 2005). Pada prinsipnya normalitas dapat
dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik
dengan melihat histogram dari residualnya.
33
Dasar pengambilan keputusannya adalah (Ghozali, 2005):
Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
3.4.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Heterokedastisitas merupakan fenomena dimana pada nilai variabel
independen tertentu yang dipilih atau ditetapkan masing-masing kesalahan (el)
mempunyai nilai varian yang sama, yaitu sebesar σ2. Untuk itu, bila model
regresi tidak memenuhi asumsi tersebut, sudah dapat dipastikan terjadi
heteroskedastisitas yang mengakibatkan nilai-nilai estimator koefisien regresi
tidak efisien meskipun estimator tersebut tidak bias dan konsisten (Gujarati,
2003). Pengujian ada tidaknya gejala heteroskedatisitas rnemakai uji Park dengan
langkah sebagai berikut:
1. Melakukan regresi terhadap model persamaan yang diajukan sehingga
diperoleh nilai residu sebagai variabel baru.
2. Hasil residual yang didapatkan kemudian dikuadratkan dan diubah
menjadi bentuk log natural
3. Transformasikan semua variabel bebas kedalam bentuk logaritma natural.
Melakukan regresi logaritma residual kuadrat sebagai dependen
variabelnya terhadap logaritma variabel bebas.
4. Melakukan identifikasi terhadap, nilai t dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika t hitung > t tabel atau nilai prob. Sig. < 0,05 maka asumsi
homokedastisitas ditolak atau data terkena Heteroskedastisitas
b. Jika t hitung < tabel atau nilai prob. Sig. > 0,05 maka asumsi
homokedastisitas diterima atau data bebas Heteroskedastisitas.
3.4.2.3 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi
(keterkaitan) yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi
linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel
bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya
34
menjadi terganggu. Sebagai ilustrasi, adalah model regresi dengan variabel
bebasnya lingkungan kerja, stres dan gaya kepemimpinan dengan variabel
terikatnya adalah kinerja karyawan. Logika sederhananya adalah bahwa model
tersebut untuk mencari pengaruh antara lingkungan kerja, stres dan
gayakepemimpinan terhadap kinerja. Jadi tidak boleh ada korelasi yang tinggi
antara kinerja dengan kepemimpinan, kinerja dengan kepuasan kerja atau antara
kepemimpinan dengan kepuasan kerja.
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya hubungan yang kuat diantara variabel independen. Hair (1998)
mengemukakan cara untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas, yaitu
dengan melihat besarnya nilai toleransi value atau Variance Inflation Faktor
(VIF). Apabila nilai VIF lebih kecil dari 0,10 atau lebih besar dari 10 maka terjadi
multikolinearitas,sebaliknya tidak terjadi multikolinearitas antar variabel
independen apabila nilai VIF berada pada kisaran 0,10 sampai 10.
3.4.3 Analisis Regresi Berganda
Setelah asumsi-asumsi klasik dapat dipenuhi maka tahap selanjutnya
adalah menganalisis data dan menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini dengan menggunakan Analisis regresi berganda.
Analisis regresi berganda adalah hubungan antara dua atau lebih variabel
independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui
arah hubungan atau pengaruh antara variabel independen dengan variabel
dependen dalam penelitian ini. Data yang digunakan biasanya berskala interval
atau rasio. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengukuran pengaruh variabel
independen yaitu lingkungan kerja, stres dan gaya kepemimpinan terhadap
variabel dependen yaitu kinerja karyawan.
Persamaan model regresinya adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1+ b2X2+b3X3 + e
Keterangan:
Y = kinerja karyawan
X1 = lingkungan kerja
X2 = stres
35
X3 = gaya kepemimpinan
a = konstanta (nilai Y apabila X1, X2, X3 = 0)
b123 = koefisien regresi e = standar error
3.4.3.1 Uji F
Uji hipotesis secara serempak digunakan untuk mengetahui pengaruh dari
Variabel Independen secara keseluruhan terhadap Variabel Dependen. Uji ini
dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel.
Untuk menguji apakah variabel lingkungan kerja (X1), stres (X2) dan
gaya kepemimpinan (X3) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap
Kinerja karyawan (Y), maka digunakan uji F.
Hipotesis:
H0: b1, b2, b3 = 0 artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara lingkungan kerja, stres dan gaya kepemimpinan terhadap
kinerja karyawan.
H1: b1 ≠ b2 ≠ b3≠ 0 artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh secara
signifikan antara lingkungan kerja, stres dan gayakepemimpinan terhadap
kinerja karyawan.
3.4.3.2 Uji T
Uji hipotesis secara parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh dari
masing-masing Variabel Independen terhadap Variabel Dependen. Uji ini
dilakukan dengan membandingkan nilai T hitung dengan nilai T tabel.
Untuk menguji variabel yang berpengaruh antara lingkungan kerja (X1),
stres (X2) dan gaya kepemimpinan (X3) terhadap Kinerja karyawan (Y) secara
individual (parsial) maka digunakan uji t. Hipotesis yang diuji dengan taraf nyata
α = 5%.
Hipotesis:
H0: b1, b2, b3 = 0 artinya secara parsial tidak ada pengaruh secara signifikan
antara variabel X1,2,3dengan variabel Y.
H1: paling tidak ada β ≠ 0, artinya secara parsial ada pengaruh secara signifikan
antara variabel X1,2,3dengan variabel Y.
36
3.4.3.3 Koefisien Determinasi R2
Koefisien determinasi (KD) adalah angka yang menyatakan atau
digunakan untuk mengetahui kontribusi atau sumbangan yang diberikan oleh
variabel X (bebas) terhadap variabel Y (terikat). (Siregar, S. 2013)
Rumus:
KD = (R)2 x 100%
Koefisien determinasi, dalam SPSS dapat dilihat pada Model Summary.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai koefisien determinasi
(R2) ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat Y dapat
diterangkan oleh variabel bebas X. Bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0
(R2 = 0), artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali.
Sementara bila R2 = 1, artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat
diterangkan oleh X. Dengan kata lain bila R2 = 1, maka semua titik pengamatan
berada tepat pada garis regresi. Dengan demikian baik atau buruknya suatu
persamaan regresi ditentukan oleh R2 nya yang mempunyai nilai antara nol dan
satu.
Tabel 3.5 Interpretasi R
No Nilai Korelasi (r) Tingkat Hubungan
1 0,00 – 0,199 Sangat lemah
2 0,20 – 0,399 Lemah
3 0,40 – 0,599 Cukup
4 0,60 – 0,799 Kuat
5 0,80 – 0,100 Sangat kuat
Sumber: Siregar. S (2013)
Tabel 3.5 menjelaskan mengenai interpretasi R (Koefisien korelasi).
Koefisien korelasi adalah bilangan yang menyatakan kekuatan hubungan antara
dua variabel atau lebih, juga dapat menentukan arah dari kedua variabel.Semakin
besar nilai R berarti hubungan antara variabel bebas (X1, X2, X3) dengan
variabel terikat (Y) semakin erat.
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. XYZ Indonesia merupakan perusahaan mainan terkemuka yang
merupakan bagian dari XYZ Incorporation yang berpusat di Amerika Serikat. PT
XYZ Indonesia berdiri pada tahun 1992 di wilayah Jawa Barat, Indonesia.Pada
awal berdirinya PT XYZ Indonesia produk yang dihasilkan masih sedikit
variasinya dibandingkan dengan saat ini yang memiliki produk dengan variasi
yang sangat banyak.
XYZ Incorporation adalah perusahaan multinasional yang menjadi merek
mainan terkemuka di dunia. XYZ Incorporation membuat banyak mainan yang
didedikasikan untuk anak-anak dan juga mainan dewasa atau kolektor di seluruh
dunia. Sejarah XYZ Incorporation itu sendiri dimulai pada tahun 1945. Pada
awalnya, produk XYZIncorporation adalah bingkai foto, setelah itu Elt
mengembangkan sebuah bisnis sampingan di bidang furniture rumah boneka yang
terbuat dari potongan-potongan gambar. Sejak saat itu perusahaan menekankan
untuk membuat mainan, hingga saat ini XYZ Incorporation beroperasi lebih dari
40 negara di seluruh dunia dan berkantor pusat di El Segundo, California.
PT XYZ Indonesia adalah anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh
XYZ Incorporation dan memiliki 2 Pabrik manufakturdi Cikarang Industrial
Estate, 2 pabrik tersebut adalah pabrik Timur dan pabrik Barat.
1. Pabrik Barat (Plant 1)
Pabrik Barat merupakan pabrik yang pertama didirikan yaitu pada bulan
Juli 1992. Proses produksi di pabrik barat mencakup bagian Painting,
Accessories, Molding, Accessories Assembly, dan Vacum Metalizing.
38
2. Pabrik Timur (Plant 2)
Pabrik Timur adalah pabrik utama, dimana proses terkhir dari pembuatan
boneka. Proses produksi di pabrik timur Painting, Injection Molding,
Torso Assembly, Vacuum Forming, Sewing, Final Assembly dan
manajemen berpusat disini.
Untuk mendukung proses produksi, PT XYZ Indonesia memiliki beberapa
unit produksi antara lain Rotocast, Molding, Paint Mixing, Painting, Assembly,
Sewing, dan Final Assembly (Pack Out). PT XYZ Indonesia selain memiliki dua
pabrik, juga memiiki dua asrama yang lokasinya berdekatan dengan Pabrik Barat
dan Pabrik Timur yang dipergunakan sebagai tempat tinggal karyawan wanita. PT
XYZ Indonesia juga mempunyai fasilitas pendukung seperti klinik, kantin,sarana
olah raga, sarana pelatihan, perpustakaan, hiburan dan fasilitas keagamaan.
PT XYZ Indonesia dalam menjalankan kegiatan produksi dan
manajemennya memiliki visi dan misi sebagai berikut:
1. Bermain dengan Semangat
Membuat dampak positif pada kehidupan anak- anak dan keluarga diseluruh
dunia, dengan kreativitas dan inovasi yang tak terdandingi, mencintai apa
yang anda lakukan dan memiliki keberanian untuk membuat perbedaan.
2. Bermain Bersama
Bermain sebagai team untuk memaksimalkan potensi, membentuk kerjasama
dan kemitraan yang mendalam dengan orang-orang dan perusahaan mitra,
memperkaya masyarakat dimana kita bekerja dan bermain.
3. Bermain dengan Adil
Memperlakukan satu sama lain dengan hormat dan bermartabat, percaya satu
sama lain untuk membuat keputusan yang tepat, bertanggung jawab, dan
bertindak dengan integritas yang tak tergoyahkan pada semua kesempatan.
4. Bermain untuk berkembang.
Carilah perbaikan secara terus menerus dan memberikan hasil kualitas dalam
setiap bagian dalam bisnis kami, memberikan kesempatan dan dukungan
untuk pertumbuhan pribadi dan professional, keunggulan dan mencapai tujuan
dalam finansial sehingga kami dapat terus bermain.
39
4.1.2 Sistem Kerja
PT XYZ Indonesia memiliki 3 jenis pola kerja yaitu pola 4 hari kerja, 5
hari kerja dan pola 6 hari kerja dengan tetap mengacu pada ketentuan Undang-
Undang ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia. PT XYZ Indonesia memiliki
kebijakan-kebijakan yang mengatur hari dan jam kerja yang tentu saja masih
dalam batas yang diijinkan oleh pemerintah dan tidak melanggar peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan untuk Unit Kerja Pack Out/Final
Assembly hari kerja tetap menyesuaikan dengan rencana yang sudah diatur oleh
perusahaan yang secara garis besar terbagi menjadi 3 jenis yaitu:
1. Senin – Kamis (4 hari kerja)
2. Senin – Jumat (5 hari kerja)
3. Senin – Sabtu (6 hari kerja)
Pekerja yang dipekerjakan di PT XYZ Indonesia terdiri dari karyawan
tetap dan karyawan tidak tetap. Secara total jumlah karyawan di PT. XYZ
Indonesia saat ini adalah 8347 karyawan dengan rinciannya sebagai berikut:
Tabel 4.1Data karyawan
Jenis karyawan Status Jumlah Total Karyawan tetap Karyawan kontrak
Staff 249 13 262 8347
Non staff 4334 3751 8085 Sumber: Data Primer yang diolah, 2014
PT. XYZ Indonesia memproduksi barang sesuai dengan kuota yang
diberikan oleh Marketing yang berkantor pusat di Negara Amerika Serikat.
Adapun secara garis besar PT. XYZ Indonesia memproduksi 2 jenis produk yaitu
produk untuk koleksi dan produk untuk digunakan atau dimainkan.
Didalam kegiatan produksinya, PT. XYZ Indonesia memiliki divisi atau
bagian yang bertanggung jawab atau bertugas melakukan proses akhir dari
pembuatan mainan yaitu Pack Out. Hasil dari Pack Out akan langsung ke tahap
pengiriman barang.
40
4.1.3 Kegiatan Produksi
PT. XYZ Indonesia adalah salah satu perusahaan yang memilki kegiatan
dibidang industri pembuatan mainan dan pemasarannya dilakukan dengan cara
ekspor. Dalam kegiatan produksinya, PT. XYZ Indonesia memiliki beberapa
supplier besar yang membantu pengadaan bahan baku dan bahan pendukung.
Perusahaan secara garis besar mengolah bahan baku menjadi produk jadi berupa
mainan dengan berbagai jenis tampilan dan fungsi.
4.1.4 Hasil Produksi
Produk yang dihasilkan PT. XYZ Indonesia adalah mainan dengan
berbagai jenis tampilan dan memiliki karakter serta fitur yang berbeda-beda.
Namun secara garis besar produk yang dihasilkan terbagi menjadi dua bagian
besar yaitu produk untuk koleksi dan produk untuk dimainkan.
4.1.5 Bahan Baku Produksi
Bahan baku produksi yang digunakan sebagai bahan/material utama untuk
proses produksi antara lain adalah benang, kain, cat, resin dan lain sebagianya
yang didapatkan dari pemasok baik dalam maupun luar negeri.
4.1.6 Mesin dan Peralatan
Dalam melakukan proses produksinya PT. XYZ Indonesia menggunakan
berbagai jenis mesin yang mendukung proses produksi, antara lain:
1. Mesin injection molding
2. Mesin rooting
3. Mesin sewing/jahit
4. Mesin rotohead dan lain sebagainya
4.1.7 Proses Produksi
PT. XYZ Indonesia memiliki 3 area besar dalam proses produksinya
yaitu, primary process, sewing process dan secondary process/Pack Out, dimana
41
masing-masing area besar tersebut masih memiliki beberapa sub area. Secara
garis besar berikut aliran dari ketiga proses besar tersebut:
Gambar 4.1
Proses produksi umum PT. XYZ Indonesia
Sumber: Data Pimer yang diolah, 2014
Penjelasan gambar:
a. Primary process
Primary process memiliki sub proses seperti yang tertera pada gambar yaitu
rotohead process yang berkelanjutan dengan painting process, kemudian
molding process yang berkelanjutan dengan Assembly process.
b. Soft Good process
Soft Good process memilki sub proses die cut process yang berkelanjutan
ke proses penjahitan/sewing process.
Primary proses
•Rotohead proses
•Painting proses
•Injection Molding proses
•Torso Assembly proses
Soft good proses
•Die cut proses
•Sewing proses
Final Assembly proses
•Rooting Proses
•Grooming Proses
•Packout proses
42
c. Final assembly process
Adalah proses terakhir yang mendapatkan material atau finished part dari
kedua proses besar sebelumnya yaitu primary process dan sewing
processdan juga material pendukung dari supplier yang dirangkai atau
digabung menjadi finished produk yang siap dikirimkan ke pasar.
4.1.8 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan antara tiap
bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasional perusahaan untuk mencapai tujuan. Struktur
organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara
yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi
dibatasi.
Menurut Dessler (2004) struktur organisasi adalah suatu bagan yang
menunjukkan distribusi pekerjaan seluruh perusahaan, dengan jabatan dari setiap
posisi dan garis yang berhubungan yang memperlihatkan siapa melapor kemana
dan berkomunikasi dengan siapa. PT. XYZ Indonesia memisahkan kegiatan
pekerjaan menjadi 8 departemen kerja.
Berikut adalah Struktur Organisasi PT. XYZ Indonesia
Gambar 4.2 StrukturOrganisasi PT. XYZ Indonesia
Sumber: Data Primeryang diolah, 2014
Penjelasan gambar:
1. Primary process
Adalah departemen yang memproduksi produk inti.
43
2. Material and Scondary process
Adalah departemen yang melakukan proses kerja dalam pengadaan material,
penjadwalan dan kontrol persediaan barang.
3. Engineering
Adalah departemen yang melakukan pengembangan produk, pengadaan
alat–alat produksi.
4. Quality
Adalah departemen yang mengontrol kualitas produk dan kerja.
5. Softgoods
Adalah departemen yang melakukan pengembangan produk dan pembuatan
produk pendukung.
6. Human Resources
Adalah departemen yang melakukan pengembangan sumber daya manusia,
rekrutmen karyawan, dan pengontrolan sarana perusahaan.
7. Finance and IT
Adalah departemen yang melakukan proses keuangan dan sistem informasi .
untuk sistem informasi pengaturan dilakukan baik dalam perangkat lunak
atau keras.
8. Lean Supply Chain
Adalah departemen yang mengembangkan dan mengontrol perbaikan proses
di setiap area kerja.
4.2 Analisis Deskriptif
Responden dalam penelitian Ini adalah karyawan bagian operator
produksi PT. XYZ Indonesia Unit Kerja Pack Out. Jumlah sampel dalam
penelitian Ini adalah 353 karyawan. Pada bagian ini akan digambarkan atau
dideskripsikan dari data masing-masing informasi mengenai identitas diri mulai
jenis kelamin, usia, dan pendidikan dalam bentuk deskriptif akan menampilkan
karakteristik sampel yang digunakan didalam penelitian yang disajikan dalam
Tabel 4.2 berikut:
44
Tabel 4.2 Deskriptif Penelitian
No Keterangan Jumlah responden Persentase % Total N
1 Jenis kelamin
Laki-laki 0 0%
Perempuan 353 100%
Jumlah 100% 353
2 Usia
18-22 86 24.4%
23-27 42 11.9%
28-32 97 27.5%
>33 128 36.3%
Jumlah 100% 353
3 Pendidikan
SLTA/Sederajat 318 90.1%
D1 -D3 35 9.9%
Sarjana (S1 - S2) 0 0.0%
Jumlah 100.0% 353
4 Masa kerja
<2 86 24.4%
3-5 42 11.9%
6-8 90 25.5%
9-11 110 31.2%
>11 25 7.1%
Jumlah 100.0% 353
Sumber: Data Primer yang diolah, 2014
Dari tabel 4.2 diatas hasil olahan data berdasarkan hasil kuesioner
mengenai tanggapan responden, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Jenis kelamin yang paling dominan adalah Perempuan yang berjumlah sebanyak
353 orang dengan persentase 100,0% dan tidak ada respoden Laki-laki
2. Usia yang di miliki responden yang paling dominan adalah >33 tahun dengan
persentase 36,3 % sedangkan yang terendah adalah yang berusia 23-27 tahun
sebanyak 42 orang dengan persentase 11,9 %.
3. Tingkat pendidikan dimiliki responden yang paling dominan adalah
SLTA/sederajat dengan 318 dengan persentase 90,1% dan terendah D1-D3
sebanyak 35 orang dengan responden 9,9 %.
4. Masa kerja yang diperoleh responden yang paling dominan adalah 9-11 tahun
sebanyak 110 orang dengan persentase 31,2 % dan terendah >11 tahun sebanyak
25 orang dengan persentase 7,1 %.
45
Adapun grafik tanggapan respoden yang bisa dilihat pada grafik berikut ini:
Gambar 4.3 Tanggapan responden terhadap faktor Lingkungan kerja
Sumber: Hasil Survey yang diolah, 2014
Berdasarkan gambar 4.3 diatas 58.9% responden memilih setuju, 18,4%
Netral dan 18,4% sangat setuju terhadap pernyataan Saya memiliki hubungan
baik dengan sesam rekan kerja saya. 61.2% responden memilih setuju, 21,4%
netral dan 14,7% sangat setuju terhadap pernyataan Ruangan kerja saya memiliki
penerangan atau cahaya yang baik. 61,5% responden memilih setuju, 24,6%
netral dan 10,2% sangat setuju terhadap pernyataan Ruangan kerja saya memiliki
system sirkulasi udara yang baik. 62,6% responden memilih setuju, 15,0% sangat
setuju dan 12,2% netral terhadap pernyataan Ruangan kerja saya tidak bising
hingga nyaman untuk bekerja. 64,3% responden memilih setuju, 19,8% sangat
setuju dan 13,3% netral terhadap pernyataan Perusahaan menyediakan semua
peralatan kerja yang mendukung pekerjaan saya.
0.0% 20.0% 40.0% 60.0% 80.0% 100.0%
q1q2q3q4q5
q1 q2 q3 q4 q5
sangat tidak setuju 2.0% 0.0% 2.3% 2.5% 1.1%
Tidak setuju 2.3% 3.1% 1.4% 7.6% 1.4%
Netral 18.4% 21.0% 24.6% 12.2% 13.3%
Setuju 58.9% 61.2% 61.5% 62.6% 64.3%
Sangat setuju 18.4% 14.7% 10.2% 15.0% 19.8%
Lingkungan kerja
46
Gambar 4.4 Tanggapan responden terhadap faktor Stres
Sumber: Hasil Surveyyang diolah, 2014
Berdasarkan gambar 4.4 diatas 38.0% responden memilih setuju, 32.0%
Netral netral terhadap pernyataan Saya memiliki jam kerja yang padat setiap hari.
41.4% responden memilih setuju, 24.9% netral terhadap pernyataan Saya
mendapatkan tekanan yang besar dalam bekerja. 40.5% responden memilih
setuju, 26.6% tidak setuju terhadap pernyataan Saya kurang mendapatkan
dukungan dalam bekerja dari perusahaan maupun rekan kerja. 55.5% responden
memilih setuju, 28.3% netral terhadap pernyataan Saya tidak memiliki kebebasan
untuk mengambil atau menentukan metode kerja saya sendiri. 80.5% responden
memilih setuju, 9.6% netral terhadap pernyataan Saya memiliki masalah antara
pekerjaan dan kehidupan keluarga saya. 63.5% responden memilih setuju, 23.8%
netral terhadap pernyataan Saya merasa lelah dengan beban kerja saya yang berat.
67.1% responden memilih setuju, 19.3% sangat setuju terhadap pernyataan Saya
tidak bekerja sesuai dengan keahlian yang saya miliki.
0.0% 20.0% 40.0% 60.0% 80.0% 100.0%
q1
q2
q3
q4
q5
q6
q7
q1 q2 q3 q4 q5 q6 q7
sangat tidak setuju 0.0% 2.0% 8.2% 0.8% 0.3% 1.4% 0.0%
Tidak setuju 22.1% 19.8% 26.6% 5.9% 2.8% 6.8% 3.1%
Netral 32.0% 24.9% 15.6% 28.3% 9.6% 23.8% 10.5%
Setuju 38.0% 41.4% 40.5% 55.5% 80.5% 63.5% 67.1%
Sangat setuju 7.9% 11.9% 9.1% 9.3% 7.4% 4.5% 19.3%
Stres
47
Gambar 4.5 Tanggapan responden terhadap faktor Gaya kepemimpinan
Sumber: Hasil Survey yang diolah, 2014
Berdasarkan gambar 4.5 diatas 60.3% responden memilih setuju, 23.2%
Netral terhadap pernyataan Pimpinan saya memiliki kemampuan yang baik untuk
mengarahkan karyawan dalam bekerja. 64.3% responden memilih setuju, 16.7%
netral terhadap pernyataan Pemimpin saya mendorong setiap bawahannya untuk
bekerja lebih efektif dan efisien. 56.7% responden memilih setuju, 18.4% tidak
setuju terhadap pernyataan Pimpinan saya meminta pandangan dan pendapat
bawahan dalam menyelesaikan masalah pekerjaan. 78.5% responden memilih
setuju, 17.8% sangat setuju terhadap pernyataan Pemimpin saya
mengkomunikasikan tujuan/goal dari perusahaan. 41.6% responden memilih
setuju, 23.2% tidak setuju terhadap Pemimpin saya menghargai dan memuji para
karyawan yang kinerjanya bagus.
4.3 Analisis Data
Sebelumnya data diukur Reliabilitas dan Validitasnya agar data yang diperoleh
benar-benar handal dan dapat mengukur apa yang diinginkan. Tes reliabilitas
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran dua kali atau lebih
terhadap objek yang sama dengan alat pengukur yang sama, teknik yang digunakan
adalah Cronbach Alpha (Ghozali, 2001).
0.0% 20.0% 40.0% 60.0% 80.0% 100.0%
q1
q2
q3
q4
q5
q1 q2 q3 q4 q5
sangat tidak setuju 1.1% 0.0% 2.3% 0.0% 6.5%
Tidak setuju 6.2% 5.9% 18.4% 2.8% 23.2%
Netral 23.2% 16.7% 16.7% 0.8% 5.7%
Setuju 60.3% 64.3% 56.7% 78.5% 41.6%
Sangat setuju 9.1% 13.0% 5.9% 17.8% 22.9%
Gaya Kepemimpinan
48
Pengukuran validitas masing-masing dimensi penelitian dilakukan dengan
Kaiser Meyer Olkin Measure of Sampling Adequacy, Barlett’s Test of
Sphericity, dan Total Variance Explained. Pengukuran kecukupan sampel
dilakukan dengan KMO Measure of Sampling Adequacy untuk setiap variabel,
dengan nilai diatas 0,5. Hasil dari tabel 4.3 diperoleh nilai KMO sebesar 0,690
menunjukan bahwa kecukupan sampel adalah baik. Selanjutnya, uji nilai
signifikansi Barlett’s Test of Sphericity dibawah 0,05 menunjukan probabilistic
statistik. Signifikansi yang dihasilkan sebesar 0,000 menunjukan bahwa terdapat
korelasi yang signifikan antar indikator didalam faktor. Akhirnya dilakukan
pengukuran total variansi yang dapat dijelaskan (total variance explained) oleh
model, dimana nilai yang diharapkan adalah minimum 60%, terlihat pada tabel
4.4 nilai yang dihasilkan adalah 67,478%
Tabel 4.3 KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .690
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 856.532
Df 36
Sig. .000
Sumber: Data Primer yang diolah, 2014
Tabel 4.4 Total Variance Explained
Component Initial Eigenvalues Rotation Sums of Squared Loadings
Total % of
Variance
Cumulative % Total % of
Variance
Cumulative
%
1 2.754 30.601 30.601 2.090 23.222 23.222
2 1.885 20.940 51.540 2.032 22.575 45.797
3 1.434 15.937 67.478 1.951 21.681 67.478
4 .648 7.197 74.675
5 .570 6.329 81.004
6 .515 5.725 86.729
7 .458 5.094 91.823
8 .429 4.769 96.592
9 .307 3.408 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber: Data Primer yang diolah, 2014
49
Pada tabel 4.5 dan 4.6 merupakan hasil uji validitas untuk variabel Y (Variabel
dependen):
Tabel 4.5KMO and Bartlett's Test (Y)
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .679
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 200.008
Df 3
Sig. .000
Sumber: Data Primer yang diolah, 2014
Tabel 4.6 Total Variance Explained (Y)
Total Variance Explained
Component Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings
Total % of
Variance
Cumulative % Total % of Variance Cumulative %
1 1.913 63.760 63.760 1.913 63.760 63.760
2 .558 18.586 82.346
3 .530 17.654 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber: Data Primer yang diolah, 2014
Berdasarkan tabel 4.3 (variabel X) dan tabel 4.5 (variabel Y) mengenai uji
validitas dimensi pada quesioner maka dapat disimpulkan, yaitu untuk
pengukuran KMO Measure of Sampling Adequacy, nilai yang diharapkan adalah
diatas 0,5. Dalam penelitian ini semua dimensi sesuai dengan standar yang
diharapkan. Pengukuran Total Variance Explained pada tabel 4.4 (variabel X) dan
tabel 4.6 (variabel Y) nilai yang diharapkan adalah berada diatas 60% dan dalam
penelitian ini semua dimensi telah berada diatas angka 60%. Dengan demikian
seluruh dimensi memenuhi persyaratan overall fit sehingga dapat diproses lebih
lanjut. Nilai signifikansi Bartlett’s Test of Sphericity yang diharapkan adalah
dibawah 0.05.Dalam penelitian ini, semua dimensi telah melebihi standar yang
diharapkan karena masing-masing nilainya adalah 0.000. Hal ini menunjukan
bahwa kumpulan variabel dalam analisis faktor tersebut signifikan untuk diproses
dan seluruh dimensi penelitian dapat dilanjutkan untuk dianalisis.
50
Berikutnya setelah dirotasi, terlihat hasil pengelompokan atas indikator-
indikator dalam dimensi preference (pemilihan) dapat di lihat pada tabel 4.7
(variabel X) sedangkan untuk variabel Y (dependen) tidak ada tabel rotated
component matrix karena hanya terdiri dari satu komponen.
Tabel 4.7 Rotated Component Matrixa
Component
1 2 3
Lingkungan Kerja_1 .750
Lingkungan Kerja_2 .830
Lingkungan Kerja_3 .832
Stres_1 .847
Stres_2 .823
Stres_3 .805
Gaya Kepemimpinan_1 .828
Gaya Kepemimpinan_2 .807
Gaya Kepemimpinan_3 .763
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 4 iterations.
Sumber: Data Primer yang diolah, 2014
Reliabilitas merupakan ukuran konsistensi internal dari indikator yang
menunjukkan tingkatan dimana indikator mengindikasikan konstruk laten.
Reliabilitas yang tinggi memberikan dasar bagi tingkat konfidensi bahwa masing-
masing indikator bersifat konsisten dalam pengukurannya. Nilai batas reliabilitas
dengan menggunakan Cronbach’s Alpha yang telah ditetapkan adalah 0.600
(Malhotra, 2007).
Hasil yang ditunjukkan dalam tabel uji realibilitas (tabel 4.6) sudah cukup
memuaskan, nilai dalam tabel telah berada di atas standar nilai Cronbach’s Alpha
yaitu di atas .600, sehingga semua dimensi ini dapat dikatakan bersifat reliable.
Berikut dalam tabel 4.8 disajikan ukuran realibilitas dimensi-dimensi yang
terdapat dalam penelitian.
51
Tabel 4.8 Hasil uji Reliabilitas
No Dimensi penelitian Cronbach's Alpha >0.600
1 Lingkungan kerja 0.746
2 Stres 0.775
3 Gaya kepemimpinan 0.712
Sumber: Data Primer yang diolah, 2014
4.4 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik harus dilakukan untuk menguji layak tidaknya model
analisis regresi yang digunakan dalam penelitian. Uji ini meliputi:
4.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang
terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing
variabel tetapi pada nilai residualnya. Sering terjadi kesalahan yang jamak yaitu
bahwa uji normalitas dilakukan pada masing-masing variabel. Hal ini tidak
dilarang tetapi model regresi memerlukan normalitas pada nilai residualnya bukan
pada masing-masing variabel penelitian.
Penggunaan statistic parametric bekerja dengan asumsi bahwa data setiap
variabel penelitian yang akan dianalisa berdistribusi normal, maka kenormalan
harus diuji terlebih dahulu (Sugiyono, 2003). Untuk menguji normalitas data
yaitu dengan SPSS 20. Dalam uji normalitas data menggunakan hasil output
SPSS dalam bentuk grafik Histogram dan grafik normal plot. Apabila dalam
tampilan kedua grafik tersebut nampak faktor-faktor kinerja karyawan dalam
grafrik normal plot terlihat titik menyebar disekitar garis diagonal serta
penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Pola penyebaran titik – titik yang
mengikuti arah garis diagonal menunjukan bahwa pola distribusi data faktor-
faktor kinerja karyawan mendekati normal. Grafik tersebut menunjukan bahwa
model regresi dapat digunakan karena memenuhi asumsi normalitas (Triton,
2006). Untuk melihat data berdistribusi normal dilakukan dengan memperhatikan
normal probability plot pada scatter plot berdistribusi normal.
52
Gambar 4.6 Hasil uji Normalitas
Sumber: Data Primer yang diolah, 2014
Berdasarkan gambar 4.6 diatas menunjukan bahwa semua data yang ada
berdistribusi normal, karena semua data menyebar membentuk garis lurus
diagonal maka data tersebut memenuhi asumsi normal atau mengikuti garis
normalitas.
Gambar 4.7 Histogram Uji Normalitas
Sumber: Data Primer yang diolah, 2014
53
Pada gambar 4.7 terlihat bahwa variabel terdistribusi normal. Hal ini
terlihat dari distribusi data yang tidak miring kekiri atau kekanan.
4.4.2 UjiHeterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat
ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain.
Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut
homoskedastisitas.
Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot
dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SDRESID (nilai
residualnya). Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada
grafik,seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau
sebaliknya melebar kemudian menyempit. Uji statistik yang dapat digunakan
adalah uji Glejser, uji Park atau uji White.
Gambar 4.8 Hasil uji Heterokedastisitas
Sumber: Data Primer yang diolah, 2014
Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan bahwa titik-titik tidak
membentuk pola tertentu dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
54
pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi tidak terjadi
heteroskedastisitas.
4.4.3 Uji Multikolinearitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi
antara variabel bebas. UjiMultikolinearitas dilakukan untuk memastikan tidak
adanya hubungan antar variabel bebas. Untuk menguji adanya Multikolinearitas
dapat dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Apabila
nilai VIF diatas 10, maka dikatakan terjadi Multikolinearitas dan sebaliknya
apabila nilai VIF kurang dari 10 maka dikatakan tidak terjadi Multikolinearitas.
Nilai tolerance yang masih dapat di tolerir adalah nilai tolerance yang tidak
kurang dari 0,10 (Ghozali, 2006).
Hasil olah data menunjukan bahwa VIF diantara variabel bebas tidak ada
yang melebihi 10 dan nilai tolerance semua variabel bebas lebih dari 0,10
sehingga dapat dikatakan tidak terjadi Multikolinearitas dalam persamaan regresi
pada penelitian ini. Berikut ini nilai VIF dari masing-masing variabel bebas
(Tabel 4.9):
Tabel 4.9 Coefficients
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
Lingkungan kerja .947 1.056
Stres .953 1.049
Gaya kepemimpinan .990 1.010
Sumber: Data Primer yang diolah, 2014
4.5 Analisis Regresi Berganda
4.5.1 Uji F
Uji simultan dengan F test ini bertujuan untuk mengetahui apakah semua
variabel bebas (independent variable) yang dimasukkan dalam model memiliki
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (dependent variable). Uji
F pada penelitian digunakan untuk menguji signifikansi model regresi yaitu
55
pengaruh faktor-faktor kinerja karyawan signifikan berpengaruh terhadap kinerja
karyawan. Uji F dapat dilihat dari tabel Anova kolom sig dengan syarat lebih
kecil dari 0,05 maka variabel bebas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel terikat.
Tabel 4.10 ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 73.188 3 24.396 60.064 .000b
Residual 141.752 349 .406
Total 214.941 352
a. Dependent Variable: Kinerja karyawan
b. Predictors: (Constant), Gaya kepemimpinan, Stres, Lingkungan kerja
Sumber: Data Primer yang diolah, 2014
Pada tabel 4.10 kolom sig menunjukan angka dibawah 0,05 yaitu 0,000
menunjukan bahwa variabel Lingkungan kerja , stres dan gaya kepemimpinan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan PT. XYZ
Indonesia pada Unit Kerja Pack Out. Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah
tolak H10 terima H1a.
Model regresi pada penelitian ini dapat dilihat dari tabel coeficients pada kolom
B, yaitu :
Y = 3,829 + (-0,043X1)+ (-0,472 X2) + 0,282X3
Dari persamaan diatas dapat dianalisis sebagai berikut:
Kinerja karyawan, jika tanpa ada lingkungan kerja, stres dan gaya kepemimpinan
(X1, X2, X3 = 0), maka kinerja karyawan hanya 3,829 sedangkan bila masing-
masing responden jawabannya bertambah 1 poin untuk jawaban ketiga variabel
bebasmaka diperkirakan tingkat kinerja karyawan akan naik.
4.5.2 Uji T
Uji T menunjukan seberapa besarpengaruh variabel bebas secara
individual terhadap variabel terikat.Untuk melakukan uji Tmenggunakan tabel
coefficients, pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas
(independent variable) dengan variabel terikat (dependent variable) mempunyai
pengaruh yang positif atau tidak. Uji T dapat dilihat dari tabel coefficients kolom
56
sig dengan syarat lebih kecil dari 0,05 maka masing-masing variabel bebas
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Tabel 4.11 Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 3.829 .297 12.902 .000
Lingkungan kerja -.043 .052 -.038 -.843 .400
Stres -.472 .040 -.522 -11.727 .000
Gaya kepemimpinan .282 .049 .252 5.762 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Sumber: Data Primer yang diolah, 2014
Hasil uji signifikansi t (uji t) menyatakan bahwa variabel yang memiliki
pengaruh yang signifikan dalam mempengaruhi kinerja karyawan pada PT XYZ
Indonesia di Unit Kerja Pack Out adalah variabel stres dan gaya kepemimpinan,
sedangkan variabel lingkungan kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja karyawan.
4.5.3 Koefisien Determinasi ( )
Koefisien Determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.
Tabel 4.12 Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .584a .341 .335 .63731
a. Predictors: (Constant), Gaya kepemimpinan, Stres, Lingkungan kerja
b. Dependent Variable: Kinerja karyawan
Sumber: Data Primer yang diolah, 2014
Berdasarkan tabel Model Summary diperoleh besarnya pengaruh antara
variabel lingkungan kerja, stres dan gaya kepemimpinan secara simultan terhadap
kinerja karyawan adalah sebesar 0,584 hal ini menunjukan terjadi pengaruh yang
57
cukup kuat. Adapun kontribusi secara simultan variabel X1,X2, X3, terhadap Y =
R2
x 100% = (0,584)2 x 100% = 34,1% sedangkan sisanya 65,9% dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.6 Interpretasi Hasil
Interprestasi dari hasil analisis di atas menunjukan bahwa:
1. Kinerja karyawan yang tinggi merupakan salah satu indikator keberhasilan
perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Salah satu faktor sukses perusahaan
dalam meningkatkan kinerja karyawan tersebut ditentukan oleh banyak faktor.
Stres dan gaya kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang memberikan
kontribusi signifikan pada peningkatan kinerja karyawan.
2. Lingkungan kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
karyawan pada PT. XYZ Indonesia Unit Kerja Pack Out.Hasil ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Septianto (2010) dalam penelitiannya
diperoleh hasil bahwa lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap karyawan ditolak. Hasil penelitian diperoleh nilai signifikan lebih
besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,102.
3. Stres memiliki pengaruh signifikan dan memiliki Coefficients negatif terhadap
kinerja karyawan pada PT. XYZ Indonesia Unit Kerja Pack Out, dengan
demikian stres kerja yang rendahdapat mendorong dan meningkatkan kinerja
karyawan. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Fadhilah (2010)
dengan judul analisis pengaruh stres kerja terhadap kepuasan kerja dengan
dukungan sosial sebagai variabel moderating.Hasil penelitian tersebut
diperoleh hasil Coefficientsnegatif bahwa stres kerja berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi stres kerja yang dirasakan oleh karyawan, maka kepuasan kerja
karyawan akan menurun atau sebaliknya, semakin rendah stres kerja maka
semakin tinggi kepuasan kerja karyawan. Pengelolaan dan pengembangan
yang baik terhadap karyawan sangat perlu dilakukan oleh pihak manajemen
PT. XYZ Indonesia, agar karyawan dapat bekerja secara efektif dan pihak
manajemen serta manajer dapat bekerja sama secara baik dengan karyawan
dalam mencapai tujuan bersama.
58
4. Gaya kepemimpinan memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan
pada PT. XYZ Indonesia Unit Kerja Pack Out yang ditunjukan dengan
probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hipotesis pertama yang menyatakan
gaya kepemimpinan memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja diterima.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Nugroho (2006) bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan antara kepemimpinan dan kinerja karyawan dengan
probabilitas 0,000.
Hasil analisis data menunjukan bahwa faktor kepemimpinan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan yang di tunjukan dengan
nilai t hitung sebesar 5,762 dengan probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,05,
dengan demikian maka hipotesis pertama yang menyatakan gaya kepemimpinan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja diterima. Hasil ini sesuai
dengan penelitian Nugroho 2006 bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
kepemimpinan dan kinerja karyawan dengan nilai t hitung sebesar 9,543 dan
probabilitas 0,000.
Hasil penelitian ini memberikan bukti nyata bahwa stres dan gaya
kepemimpinan memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan kinerja
karyawan pada PT. XYZ Indonesia Unit Kerja Pack Out. Berdasarkan hal ini
maka penting bagi pihak manajerial untuk memperhatikan dampak positif
daristres dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Pihak perusahaan
harus dapat mengelola stres kerja karyawan dengan baik, memberikan atau
meningkatkan motivasi kerja karyawan dan memperhatikan beban kerja karyawan
agar tidak berlebihan yang nantinya akan berkontribusi pada meningkatnya stres
kerja.
59
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini dilaksanakan untuk menguji pengaruh variabel lingkungan
kerja, stres dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan di PT XYZ
IndonesiaUnit Kerja Pack Out. Berdasarkan analisis regresi berganda dengan
variabel moderating yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa
variabel yang memiliki pengaruh terbesar terhadap kinerja karyawan pada
PT XYZ Indonesia Unit Kerja Pack Out adalah variabel stres dan gaya
kepemimpinan.
2. Berdasarkan hasil analisis data tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. XYZ
Indonesia Unit Kerja Pack Out dengan demikian hipotesis kedua yang
menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara lingkungan kerja
terhadap kinerja Karyawan PT. XYZ Indonesia Unit Kerja Pack Out
adalah ditolak (tidak terbukti).
3. Berdasarkan hasil analisis data terdapat variabel yang paling berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT.XYZ Indonesia Unit Kerja
Pack Out adalah variabel stres.Hipotesis ketiga menyatakan ada pengaruh
yang signifikan antara stres dan kinerja karyawan PT. XYZ Indonesia
Unit Kerja Pack Outadalah diterima (terbukti).
4. Berdasarkan hasil analisis data terdapat variabel kedua yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. XYZ Indonesia
Unit Kerja Pack Outadalah gaya kepemimpinan, dengan demikian maka
hipotesis keempat menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara gaya
kepemimpinan dan kinerja karyawan PT. XYZ Indonesia Unit Kerja Pack
Outadalah diterima (terbukti).
60
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan dari jawaban responden atas
pernyataan yang diajukan dalam kuesioner, maka penulis mencoba
menyampaikan beberapa saran yang mungkin akan bermanfaat bagi perusahaan,
yaitu sebagai berikut:
1. Stres yang berkepanjangan sangat berbahaya bagi kesehatan jiwa dan
raga. Hal ini tentunya akan membahayakan juga bagi kinerja karyawan
dan perusahaan itu sendiri. Oleh sebab itu, perlu dilakukan suatu
manajemen stres oleh pihak manajemen PT. XYZ Indonesia, untuk
mengendalikan dan menurunkan ketegangan yang muncul bersama situasi
yang sulit diatasi, pengembangan program-program yang dapat membantu
karyawan mengatasi masalahnya, misalnya mengadakan konseling
pribadi, pendidikan mengenai bagaimana mengelola stres dan
mengatasinya, istirahat, mengendalikan waktu dan sebagainya.
2. Untuk meningkatkan kinerja karyawan dapat dilakukan dengan cara
mengembangkan kepemimpinan yang demokratis dalam perusahaan untuk
membuat karyawan terlibat secara mendalam pada pekerjaan serta
dilibatkan dalam pemecahan suatu masalah dalam suatu pekerjaan
sehingga tercipta ikatan antar karyawan dengan atasan. Para karyawan
dapat dilibatkan secara langsung dalam pemecahan masalah yang
berkaitan dengan pekerjaan mereka dan mereka diberikan kesempatan
untuk menyampaikan usulan perbaikan sehingga mereka merasa menjadi
bagian penting dari perusahaan.
3. Salah satu penyebab rendahnya kinerja karyawan Indonesia ialah evaluasi
kinerja mereka tidak dilaksanakan secara sistematis dan tidak mengacu
pada kaidah-kaidah sains (Wirawan, 2009), oleh karena itu untuk
mengetahui perkembangan kinerja karyawan hendaknya PT. XYZ
Indonesia melakukan evaluasi kinerja bagi setiap karyawannya di
sarankan setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali serta penilaian kinerja di
lakukan lebih objektif dan lebih transparan lagi.
61
4. Perusahaan perlu melanjutkan program olah raga senam/aerobic bagi para
karyawan, yang berfungsi untuk pengelolaan dan penanggulangan stres.
Adapun olah raga senam/aerobic yang dipilih karena senam merupakan
latihan fisik non kompetitif (dengan asumsi tidak diperlombakan) dan bisa
menyertakan banyak karyawan.
5. Keterbatasan peneliti menyebabkan peneliti hanya mampu menjelaskan
34,1% pengaruh faktor lingkungan kerja, stres dan gaya kepemimpinan
terhadap kinerja karyawan PT. XYZ Indonesia, maka disarankan kepada
peneliti selanjutnya untuk mempertimbangkan variabel lain sehingga
informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan
dapat dikaji lenih dalam.
Demikian kesimpulan dan saran yang dilakukan peneliti setelah
melakukan penelitian dan analisis yang telah di lakukan pada PT. XYZ Indonesia
Unit Kerja Pack Out.
62
DAFTAR PUSTAKA
Brahmasari dan Suprayetno. 2008. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan
Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta
Dampaknya pada Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT. Pei Hai
International Wiratama Indonesia). Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, Vol 10, No 2, September 2008:124-135.
Dessler, G. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Indeks
Kelompok Gramedia.
Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, D. 2003. Basics Econometrics. Fourth Edition. Singapore: McGraw-Hill
Hair. 1998. Multivariate Data Analysis, 5th Edition. New Jersey: Prentice Hall
International Inc.
Handoko, H.T. 2003.Manajemen Personalia dan Manajemen Sumber Daya
Manusia, Edisi kelima.
Hasibuan, M. 2009.Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:Penerbit Bumi
Aksara.
Mangkunegara, A.P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mangkunegara, A.P. 2005. Evaluasi kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung:
Refika Aditama.
Manzoor. 2011. InvestigatingThe Impact Of Work Stress On Job Performance: A
Study On Textile Sector Of Faisalabad. Asian Journal ofBussiness and
Management Science, 2(1) : 20-28.
Mardalis.1993. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta :Penerbit Bumi
Aksara.
Mardiana dan Muafi. 2003. Pengaruh Motivasi Spiritual Karyawan terhadap
Kinerja Religius Studi Empiris di Kawasan Industri
Rungkiut.Surabaya:Jurnal Siasat Bisnis. 8, (1), 1-18.
Nasution, S. 2006.Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.
Nitiseminto, A. 2002.Manajemen Personalia. Jakarta: Penerbit Gahlia Indonesia.
63
Nurhendar, S. 2007. Pengaruh Stres kerja dan Semangat Kerja terhadap Kinerja
Karyawan. Semarang.
Riduwan MBA. 2005.Belajar Mudah Penelitian, Guru dan Karyawan. Bandung:
Alfabeta.
Septianto, D. 2010.Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stres Kerja terhadap
Kinerja Karyawan. Semarang.
Sugiyono. 2003, Statistika untuk Penelitian. Bandung: Cetakan Kelima, CV.
Alfabeta.
Veitzal, R.2006.MSDM. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Wirawan. 2009.Bisnis, Manajemen dan Keuangan. Jakarta: Salemba empat.
Zulganef. 2006. Pemodelan Persamaan Struktur dan Aplikasinya menggunakan
AMOS 5. Bandung: Pustaka
64
LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
KUESIONER PENELITIAN
Responden yang terhormat,
di Cikarang
Dengan hormat,
Nama : DEWI
NIM : 01201000102
Untuk keperluan penelitian yang saya lakukan, maka saya mohon kepada Saudara
dan saudariberkenan mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini dilakukan dalam rangka
memperoleh data-data untuk penyusunan Tesis dengan judul : “Pengaruh
Lingkungan Kerja, Stres dan Gaya kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih atas kesediaan dan bantuan anda untuk
mengisi kuesioner ini.
Hormat Saya,
Dewi
65
PETUNJUK PENGISIAN
Berilah tanda silang (X) pada salah satu kotak yang tersedia di bawah ini sesuai
dengan keadaan saudara/saudari terhadap masing – masing pernyataan berikut
dengan pedoman:
Rentang skala dari 1 sampai dengan 5
1 = STS = Sangat Tidak Setuju
2 = TS = Tidak Setuju
3 = N= Netral
4 = S = Setuju
5 = SS = Sangat Setuju
DAFTAR PERNYATAAN
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jenis Kelamin : � Pria
�Wanita
Usia : � 18-22th
� 23-27th
� 28-32th
� >33th
Pendidikan : � SLTA/Sederajat
� D1 - D3
� Sarjana (S1-S2)
Lama Bekerja : � 2th
� 3–5th
� 6–8th
� 9–11th
� >11th
66
No Pernyataan STS TS N S SS
LINGKUNGAN KERJA (X1)
1 Saya memiliki hubungan yang baik dengan
sesama rekan kerja saya 1 2 3 4 5
2 Ruangan kerja saya memiliki penerangan /
cahaya yang baik 1 2 3 4 5
3 Ruangan kerja saya memiliki sistem sirkulasi
udara yang baik 1 2 3 4 5
4 Ruangan kerja saya tidak bising hingga nyaman
untuk bekerja 1 2 3 4 5
5 Perusahaan menyediakan semua peralatan kerja
yang mendukung pekerjaan saya 1 2 3 4 5
STRES (X2)
1 Saya memiliki jam kerja yang padat setiaphari 5 4 3 2 1
2 Saya mendapatkan tekanan yang besar dalam
bekerja 5 4 3 2 1
3 Saya kurang mendapatkan dukungan dalam
bekerja dari perusahaan maupun rekan kerja 5 4 3 2 1
4
Saya tidak memiliki kebebasan untuk
mengambil atau menentukan metode kerja saya
sendiri
5 4 3 2 1
5 Saya memiliki masalah antara pekerjaan dan
kehidupan keluarga saya 5 4 3 2 1
6 Saya merasa lelah dengan beban kerja saya
yangberat 5 4 3 2 1
7 Saya tidak bekerja sesuai dengan keahlian
yangsaya miliki 5 4 3 2 1
GAYA KEPEMIMPINAN (X3)
1 Pimpinan saya memiliki kemampuan yangbaik
untuk mengarahkan karyawan dalam bekerja. 1 2 3 4 5
2 Pemimpin saya mendorong setiap bawahannya
untuk bekerja lebih efektif dan efisien. 1 2 3 4 5
3
Pimpinan saya meminta pandangan dan
pendapat bawahan dalam menyelesaikan
masalah pekerjaan.
1 2 3 4 5
4 Pemimpin saya mengkomunikasikan
tujuan/goal dari perusahaan 1 2 3 4 5
5 Pemimpin saya menghargai dan memuji para
karyawan yang kinerjanya bagus. 1 2 3 4 5
67
KUESIONER PENELITIAN
Responden yang terhormat,
di Cikarang
Dengan hormat,
Nama : DEWI
NIM : 01201000102
Untuk keperluan penelitian yang saya lakukan, maka saya mohon kepada Saudara
dan saudariberkenan mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini dilakukan dalam rangka
memperoleh data-data untuk penyusunan Tesis dengan judul : “Pengaruh
Lingkungan Kerja, Stres dan Gaya kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih atas kesediaan dan bantuan anda untuk
mengisi kuesioner ini.
Hormat Saya,
Dewi
68
PETUNJUK PENGISIAN
Berilah tanda silang (X) pada salah satu kotak yang tersedia di bawah ini sesuai
dengan keadaan saudara/saudari terhadap masing – masing pernyataan berikut
dengan pedoman:
Rentang skala dari 1 sampai dengan 5
1 = STS = Sangat Tidak Setuju
2 = TS = Tidak Setuju
3 = N= Netral
4 = S = Setuju
5 = SS = Sangat Setuju
DAFTAR PERNYATAAN
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
No Pernyataan STS TS N S SS
KINERJA KARYAWAN
1. Memiliki rasa tanggungjawab yang besar
untukmenyelesaikan tugas yang diberikan 1 2 3 4 5
2. Melaksanakan pekerjaan dengan hasil yang
baik 1 2 3 4 5
3. Mengerjakan pekerjaan sesuai standar
operasional prosedur dalam perusahaan 1 2 3 4 5
4. Melaksanakan pekerjaan tepat waktu 1 2 3 4 5
5. Memiliki kemampuan yang baik untuk
mengatasisegala macam masalah dalam
pekerjaan
1 2 3 4 5
6. Melakukan pengembangan metode
penyelesaian pekerjaan setiap saat 1 2 3 4 5
Terima Kasih atas Kerjasama Saudara/i
69
Lampiran 2Hasil Uji Statistik
Factor Analysis
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .690
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 856.532
df 36
Sig. .000
Total Variance Explained
Comp
onent
Initial Eigenvalues Extraction Sums of
Squared Loadings
Rotation Sums of Squared
Loadings
Total % of
Varianc
e
Cumulativ
e %
Total % of
Varianc
e
Cumul
ative %
Total % of
Varianc
e
Cumula
tive %
1 2.754 30.601 30.601 2.754 30.601 30.601 2.090 23.222 23.222
2 1.885 20.940 51.540 1.885 20.940 51.540 2.032 22.575 45.797
3 1.434 15.937 67.478 1.434 15.937 67.478 1.951 21.681 67.478
4 .648 7.197 74.675
5 .570 6.329 81.004
6 .515 5.725 86.729
7 .458 5.094 91.823
8 .429 4.769 96.592
9 .307 3.408 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
KMO and Bartlett's Test (Variabel Y)
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .679
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 200.008
df 3
Sig. .000
70
Total Variance Explained
Component Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings
Total % of
Variance
Cumulative % Total % of Variance Cumulative %
1 1.913 63.760 63.760 1.913 63.760 63.760
2 .558 18.586 82.346
3 .530 17.654 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotated Component Matrixa
Component
1 2 3
Lingkungan Kerja_1 .750
Lingkungan Kerja_2 .830
Lingkungan Kerja_3 .832
Stres_1 .847
Stres_2 .823
Stres_3 .805
Gaya Kepemimpinan_1 .828
Gaya Kepemimpinan_2 .807
Gaya Kepemimpinan_3 .763
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 4 iterations.
71
Reliability
Scale: Lingkungan kerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.746 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Lingkungan kerja_1 7.6346 1.619 .511 .740
Lingkungan kerja_2 7.6544 1.715 .612 .623
Lingkungan kerja_3 7.7705 1.592 .604 .624
Scale: Stres
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.775 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Stres_1 5.4306 3.575 .626 .690
Stres_2 5.5269 3.307 .614 .693
Stres_3 5.2691 2.817 .612 .709
72
Scale: Gaya kepemimpinan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.712 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Gaya kepemimpinan_1 7.3003 1.932 .582 .565
Gaya kepemimpinan_2 7.1558 2.081 .563 .597
Gaya kepemimpinan_3 7.5439 1.715 .477 .719
Regresi Berganda
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .584a .341 .335 .63731
a. Predictors: (Constant), Gaya kepemimpinan, Stres, Lingkungan
kerja
b. Dependent Variable: Kinerja karyawan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 73.188 3 24.396 60.064 .000b
Residual 141.752 349 .406
Total 214.941 352
a. Dependent Variable: Kinerja karyawan
b. Predictors: (Constant), Gaya kepemimpinan, Stres, Lingkungan kerja
73
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 3.829 .297 12.902 .000
Lingkungan
kerja -.043 .052 -.038 -.843 .400 .947 1.056
Stres -.472 .040 -.522 -11.727 .000 .953 1.049
Gaya
kepemimpinan .282 .049 .252 5.762 .000 .990 1.010
a. Dependent Variable: Kinerja karyawan
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition
Index
Variance Proportions
(Constant) Lingkungan
kerja
Stres Gaya
kepemimpinan
1
1 3.873 1.000 .00 .00 .01 .00
2 .088 6.640 .00 .05 .76 .04
3 .029 11.502 .00 .39 .01 .69
4 .009 20.267 .99 .55 .23 .27
a. Dependent Variable: Kinerja karyawan
74
75
Lampiran 3 Jumlah Karyawan Unit Kerja Pack Out
Jumlah Karyawan Unit Kerja Pack Out WE: 3/22
Line Toy No Line Leader Headcount perline
Micro B06 BHN02 MIA 15
Micro B07 BHN01 JASMIYATUN 12
Micro B09A BDD78 SITI ROKHIMAH 9
Micro B09B BDD78 SITI ROKHIMAH 9
Micro B10A BDD80 LENNY 9
Micro B10B BDD80 LENNY 9
Micro B11A BGD88 LENNY 11
Micro B11B BGD88 LENNY 11
Micro B12 BHM97 SRI KARTINI 12
Micro B14A BLX00 MULYANAH 15
Micro B14B BDD85 MULYANAH 15
Micro B15A BDD88 RESIYAH 13
Micro B15B BDD88 RESIYAH 13
Micro B16A BDD86 RESIYAH 13
Micro B16B BDD86 RESIYAH 13
Micro C04 BBC10 YEYET 12
Micro C05 BBC11 DWI W 12
Micro C06 BBC12 BERLIANA 12
Micro D01 BGP74 DWI W 12
Micro D01A BJR12 NURLAELAH 10
Micro D01B BJR12 NURLAELAH 10
Micro D02A BJR13 AMAH 10
Micro D02B BJR13 AMAH 10
Micro D03A BJR14 YULI H 13
Micro D03B BJR14 YULI H 13
Micro E13 BBM05 LISBET 12
Micro E14 X9343 SUPRIYATI 13
Micro E15 X9343 WENNY 13
Micro E16 X9342 WENNY 13
Micro E18 Y9963 DESI 11
Micro E19 Y9964 DESI 11
Micro E20 BLP31 RINRIN 8
SEC. L SITI RUSTINA 5
SEC. L PUJI A 6
SEC. L WANTINA 6
Total Karyawan line Micro shift 1 391
76
Line Toy No Line Leader Headcount perline
Mini F07 BCN23 YANTI M 12
Mini F08 BCN23 YANTI M 0
Mini F09 Y9960 RINRIN 0
Mini F10 Y9960 RINRIN 15
Mini F11 BDG33 SUPIANAH 14
Mini F12 BDG34 SUPIANAH 12
Mini F13 BDG32 SUPIANAH 11
Mini F14 BCP20 NUNUK 12
Mini F15 BCP21 NUNUK 12
Mini F16 BCP21 NUNUK 12
Mini F20 BBM25 SUSANTY 14
Mini F21 BBM21 SUSANTY 14
Mini F22 BBM24 SUSANTY 12
Mini F23 BBM24 SUSANTY 12
Mini F24 BBM24 SUSANTY 12
Mini F25 Y9958 SUSANTY 17
Mini H04 BJH20 SRI SUGIYANTI 26
Mini H05 CBX77 SRI SUGIYANTI 26
Mini H07A BJH52 NUR ALIFAH 10
Mini H07B BJH52 NUR ALIFAH 10
Mini H08 BJH51 ENI S 11
Mini H08B BJH53 ENI S 9
Mini H09A BJH54 DWI R 11
Mini H09B BJH54 DWI R 11
Mini H14 BJH33 ARI 23
Mini H15 BJH34 ARI 24
Mini H16 BJH35 DIAH 24
MODULAR M01 BDH13 YAYUK 46
MODULAR M02 BDH13 HERMAWATI 46
MODULAR M03 BCP41 DELIZAR 30
MODULAR M04 BBR96 RITA 30
MODULAR M05 BJR16 SARTINI 37
MODULAR M05 BJR17 DARYANTI 33
SEC. L KARTINI L 6
SEC. L ARUM 5
SEC. L SUNARTI 5
Total Karyawan line Mini shift 1 604
Total Karyawan Shift 1 995
77
Line Toy No Line Leader Headcount perline
Micro A01A BDH26 SUKESI NSP 11
Micro A01B BDH27 YANTI NSP 11
Micro A02A BJV54 SUKESI NSP 12
Micro A02B BDH28 SUKESI NSP 13
Micro A04 BCP64 LIS EKA NSP 12
Micro A05 BDH19 EMMA NSP 15
Micro A06 CCJ84 ASMETI NSP 12
Micro A07 BGN30 SULASTRI 15
Micro A09 BCP40 ARI M 15
Micro A10 BDK35 RATMI 15
Micro A13 BJM20 WIN DEWI 11
Micro A13B BJM20 WIN DEWI 11
Micro A14A BJM18 YULI A 10
Micro A14B BJM18 YULI A 10
Micro A15A BJM19 YULI A 11
Micro A15B BJM19 YULI A 11
Micro B01 BBD19 TARWINA NSP 15
Micro B03 BCP71 TARWINA NSP 15
Micro B04 BCP69 TARWINA NSP 15
Micro B05 BDK37 ENDANG NSP 15
Micro B09 BDD78 SRININGSIH 12
Micro B10 BDD78 SRININGSIH 10
Micro B10B BDD80 SRI NINGSIH 11
Micro B11 BDD80 RATMI 7
Micro B11A BGD88 SRI NINGSIH 0
Micro B11B BGD88 SRI NINGSIH 12
Micro B12 BHM97 EVA 15
Micro B14A BDD85 ERNA DEWI 15
Micro B14B BDD85 ERNA DEWI 15
Micro B15A BDD88 FAERUS 13
Micro B15B BDD88 FAERUS 13
Micro B16A BDD86 FAERUS 13
Micro B16B BDD86 FAERUS 13
Micro C04 BHN04 WURRY 14
Micro C05 BHN05 RUMONDANG 14
Micro C06 BHN06 THERESIA 14
Micro C10 CBH62 New line
78
Line Toy No Line Leader Headcount perline
Micro D01A BJR12 SUMARSIH 7
Micro D01B BJR12 SUMARSIH 8
Micro D02A BJR13 SUMARSIH 8
Micro D02B BJR13 SUMARSIH 7
Micro D03A BJR14 RIMBUN 13
Micro D03B BJR14 RIMBUN 13
Micro D07 BBC42 YANTI 16
Micro D08 BBC43 NOVITA 16
Micro D09 BBC41 MARTIANA 16
Micro I09 BHN07 UMUL NSP 16
Micro E01 BFW13 SUMARNI 14
Micro E03 BFW14 SUMARNI 14
Micro E04 BFW15 SUMARNI 14
Micro E06 BCP31 SUGIYANTI 14
Micro E13 BBM05 MARYANI 7
Micro E13 BGN20 YULASTRI 9
Micro E14 BGN18 YULASTRI 8
Micro E15 BGN19 YULASTRI 9
Micro E18 Y5650 IMA W 11
Micro E18 W2959 DEWI 11
Micro E19 Y5651 IMA W 12
Micro E20 BLP31 DEWI 11
Micro E20 BDJ07 EKO 7
Micro E21 Y7743 DEWI 0
Micro E21 BDJ08 EKO 7
Micro E22 BDJ09 EKO 7
Micro E23 BCP13 AYANI 10
Micro E24 BCP14 AYANI 13
Micro E25 BCP12 AYANI 10
SEC. L NUR ASIAH 6
SEC. L ENDRI 5
SEC. L ELLY F 6
Total Karyawan line Micro shift 2 771
79
Line Toy No Line Leader Headcount perline
Mini F06 BLP29 WATI 14
Mini F07 BCN24 YUSMART 14
Mini F08 BCN23 YUSMART 12
Mini F09 Y9960 SUGIYANTI 9
Mini F10 Y9960 SUGIYANTI 15
Mini F12 BLL39 MARYANI 9
Mini F13 BLL40 MARYANI 9
Mini F14 BCN33 IIS A 11
Mini F15 BCN33 IIS A 11
Mini F16 BLL41 MARYANI 8
Mini F16 BCN34 IIS A 11
Mini F17 BCP16 LISA DONA 14
Mini F18 BCP17 LISA DONA 12
Mini F19 BCP18 LISA DONA 13
Mini F20 BBM25 SUHARTIK 14
Mini F21 BBM21 SUHARTIK 14
Mini F22 BBM24 ANIS 12
Mini F23 BBM24 ANIS 12
Mini F24 BBM24 SUHARTIK 12
Mini F25 Y9958 MIRA 0
Mini H01 X9388 SRI MASNI 20
Mini H02 X9457 SRI MASNI 18
Mini H03 BDJ15 MARPIAH 20
Mini H04 BJH20 TRI SULIS 22
Mini H05 BJH20 TRI SULIS 22
Mini H07A BJH52 ASIH P 9
Mini H07B BJH52 ASIH P 10
Mini H08A BJH51 ASIH P 11
Mini H08B BJH53 ASIH P 9
Mini H09A BJH54 ASIH P 11
Mini H09B BJH54 ASIH P 11
Mini H10 BBD42 RISDAWATI 24
Mini H11 BBD43 RISDAWATI 23
Mini H12 BBD44 RISDAWATI 24
Mini H13 BCF48 EVI R 23
Mini H14 BCF49 EVI R 19
Mini H15 BCF50 EVI R 21
80
Line Toy No Line Leader Headcount perline
Modular M01 BDH13 ATIKAH 46
Modular M04 BBR96 MARYATI 30
Modular M05 BJR16 New line
Modular M05 BJR17 New line
SEC. L IDA N 5
SEC. L AFDIANA 6
SEC. L HOTMA 6
SEC. L KUSWENTY 6
Total Karyawan line Mini shift 2 622
Total Karyawan Shift 2 1393
Total Karyawan Unit Kerja Pack Out shift 1 dan shift 2 2388
Cuti Melahirkan
55
Out ( Mengundurkan Diri & Absent ) 8
Sakit Berkepanjangan
9
PPK Area SRI MASNI 8
Auto Rooting HERNA 24
Auto Rooting EVA KATARINA 23
Auto Rooting MARYANI 29
Auto Rooting TRI SUPITB 26
Auto Rooting KEUIS 21
Auto Rooting MURNI L 17
Rework Auto IIK 17
Rework Auto TITIK 17
Rework Auto TARMIYATUN 10
Rework Auto SUHERNID&E 12
Rework Auto SUHERNI 12
Rework Auto LUSIANA 18
Rework Auto INE 9
Curling ST. NURJANAH 29
Curling SUSMIYATI 29
Curling SUPRI SETYOWATI 27
Recorder
2
Mekanik P AGUS 5
Project
12
Line Leader
139
New Toy SUYANTI 14
Section Leader
13
Entry Date Code
8
EXIM
19
Total Karyawan 612
Total Karyawan Unit Kerja Pack Out 3000
81