analisis pengaruh intellectual capital terhadap...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA
KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX
PERIODE 2013-2016
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Diajukan oleh:
NURUL HASANAH
NIM: 1113086000058
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Nurul Hasanah
Tempat, tanggal lahir : Bekasi, 14 Juni 1995
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum kawin
Alamat Asal : Jl. Kojengkang Kp. Sawah RT 001 RW 008, Kecamatan
Setu Kabupaten Bekasi, No 98
Alamat Sekarang : Jl. Kertamukti, Gg H. Nipan rt 01/08 Kelurahan Pisangan
Kecamatan Ciputat Timut, Tangerang Selatan Banten
E-mail : [email protected]
Nomor telepon : 085778870057
PENGALAMAN KERJA
2014 Fundraiser Ramadhan 1435 H Di dompet Dhuafa
2014 Fundraiser Reguler Dompet Dhuafa
PENGALAMAN ORGANISASI
2017 Bendahara Umum Korps Sukarela Palang Merah Indonesia
(KSR PMI) Unit UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2016 Staff Bantuan Kesehatan dan Sosial Korps Sukarela Palang
merah Indonesia (KSR PMI) Unit UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
2016 Kepala Departemen Sosial Agama Himpunan Mahasiswa
Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah Tahun 2016
2015-2016 Anggota divisi pengabdian sosial, Depatemen Lingkungan
Sosial Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vi
2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR
PMI) unit UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2014 Anggota LiSEnsi (Lingkar Studi Ekonomi Islam)
PENDIDIKAN FORMAL
2013-2017 Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
UIN Syarifhidayatullah Jakarta
2010-2013 MA Nurul Huda
2007-2010 MTs Nurul Huda
2001-2007 SDN Cikarageman 01
PELATIHAN YANG PERNAH DIIKUTI
2016 Sekolah Pasar Modal Syariah Tingkat Dasar, Bursa Efek
Indonesia
2016 Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Jasinga, Bogor
2016 Sekolah Pasar Modal Tingkat Dasar, Reksadana
2014 Diklat Korp Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI)
Unit UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara value added
intellectual capital yang terdiri dari tiga komponen dari sumber perusahaan (human
capital, capital employed, structural capital) dengan kinerja keuangan perusahaan
yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2013-2016.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 30 perusahaan yang terdatfar di
Jakarta Islamic Index periode 2013-2016. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling sebanyak 17 perusahaan. Penelitian ini
menggunakan data sekunder yang di peroleh di Bursa Efek Indonesia
(www.idx.go.id). Hipotesis penelitian ini diuji dengan menggunakan partial least
square (PLS). Metode yang digunakan adalah VAIC dari Pulic (1998) yang
dijadikan variabel terpisah yang dihubungkan dengan kinerja keuangan perusahaan
(ROA).
Hasil penelitian menunjukan bahwa VAHU dan STVA tidak berpengaruh
signifikat terhadap kinerja keuangan perusahaan sedangkan VACA berpengaruh
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Kata Kunci : Value added human capital (VAHU), Value Added Capital Employed
(VACA), Structure Capital Value Added (STVA) , Return on Asset (ROA)
viii
ABSTRACT
Study aims to examine the influence of value added of intellectual capital
that consis of three components from company sources (human capital, capital
employed, structural capital) toward company financial performance which listed
in Jakarta Islamic Index 2013-2015 period.
The population in this study has 30 companies that listed in the Jakarta
Islamic Index within period 2013-2016. The sampling technique is used as
subjective sampling based on 17 companies. This study uses secondary data that is
obtained from the Indonesia Stock Exchange (www.idx.go.id). The hypothesis of
this study has been tested by using partial least square (PLS). The method used is
VAIC from Pulic (1998) information which is made into separate variables which
are connected to the company's financial performance (ROA).
The results showed that VAHU has no significant influence to company
financial performance so did STVA has no significant effect on company financial
performance, while VACA has significant effect on company's financial
performance.
Key word: Value added human capital (VAHU), Value Added Capital Employed
(VACA), Structure Capital Value Added (STVA) , Return on Asset (ROA)
ix
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah STW, atas segala rahmat dan
karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Sholawat beserta salam penulis selalu terlimpah curahkan kepada baginda nabi
Muhammad SAW. Skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Intellectual Capital
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index
Periode 2013-2016” ini disusun dalam rangka menyelesaikan Program Sarjana
Ekonomi Jurusan Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Dalam penulisan skripsi ini, penulis dibantu oleh berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk bisa
belajar di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, serta selalu
memberikan kesempatan kepada penulis untuk selalu belajar dari setiap
kejadian yang terjadi. Dengan ridho Allah SWT skripsi ini bisa terselesaikan
dengan baik.
2. Kedua orang tua penulis, ayahanda tercinta bapak Hasan Sunaedi dan
ibunda tercinta ibu Nurasiah serta kedua adik penulis Hambali Putra dan
M. Alvinly yang telah memberikan cinta kasih serta dukungan secara penuh
kepada penulis, baik materil maupun non materil. Terimakasih untuk segala
doa yang tidak henti-hentinya untuk penulis agar bisa menyeselaikan studi
ini dengan baik.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Ir. H. Roikhan MA. MM. HAH. SLM sebagai penemu teori H
bahwa petunjuk jalan lurus manusia ke Allah dengan ibadah dan dosen
pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan serta arahan dan memotivasi penulis agar skripsi ini bisa
terselesaikan dengan baik.
5. Bapak Yoghi Citra Pratama, SE., M.Sc selaku Ketua Jurusan Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
x
6. Ibu RR Tini Anggraeni, M.Sc selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
7. Bapak Ali Rama, SE., M.Ec selaku dosen peasehat akademik yang selalu
memberikan arahan kepada penulis dalam menjalankan pendidikan di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmu
yang tidak ternilai hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Kepada seluruh teman-teman Ekonomi Syariah angkatan 2013.
Terimakasih untuk semua canda tawa dan pengalaman serta perjuangan kita
bersama dalam proses belajar di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
10. Sahabat-sabahat penulis Putri Nurani, Ulfah Fauziah, Nadya Zakiyah,
Nabila Nurrahmadyani dan Puspa Cahya Insani yang tidak pernah lelah
menyemangati dan mendampingin penulis dalam proses belajar dan dalam
proses penulisan skripsi ini.
11. Seluruh anggota KSR PMI Unit UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya
angkatan Satu Buana (SBN) yang selalu memberikan semangat kepada
penulis agar bisa menyelesaikan semua tanggungjawab penulis dengan
baik.
12. Kakak Fitri Sagatha, SE.Sy. M.E yang membantu penulis dalam proses
pengolahan data dan memberikan dukungan serta mengingatkan penulis
agar penulis dapat menyelesaikan studi ini dengan baik.
13. Kakak Yayah Fauziah, S.Hum, Aan Fadia Annur, S.Pd dan Nisa Fathunnisa
yang telah mendampingi penulis selama menjalankan studi di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
14. Teman-teman kecil penulis Mumun Maemunah, Aulia Rahmah S dan Desi
Royani D yang selalu mengingatkan penulis agar segera menyelesaikan
studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
xi
15. Teo Duri Yosta yang selalu menemani, mendengarkan serta mengingatkan
penulis agar dapat menyelesaikan studi dengan baik.
16. Kepada seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, yang
banyak membantu penulis sehingga skripsi ini akhirnya bisa diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Adapun segala kekurangan dan kesalahan pada skripsi ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Harapan penulis, semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Jakarta, 30 Agustus 2017
Nurul Hasanah
xii
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................................6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................6
BAB II ......................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................................8
A. Landasan Teori ..............................................................................................8
1. Teori Stakeholder ......................................................................................8
2. Teori Legitimasi ......................................................................................11
3. The Resource-Based Theory ....................................................................12
4. Intellectual Capital ..................................................................................17
5. Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) .........................................29
6. Kinerja Keuangan ....................................................................................31
7. Filosofi Ekonomi Islam ...........................................................................33
B. Keterkaitan antar Variabel ..........................................................................36
C. Penelitian Terdahulu ...................................................................................38
D. Kerangka Pemikiran ....................................................................................40
E. Hipotesis .....................................................................................................41
BAB III ..................................................................................................................42
METODOLOGI PENELITIAN .............................................................................42
A. Ruang Lingkup Penelitian ...........................................................................42
xiii
B. Metode Penentuan Sampel ..........................................................................42
C. Metode Pengumpulan Data .........................................................................45
D. Metode Analisis Data ..................................................................................46
1. Inner Model .............................................................................................47
2. Outer Model ............................................................................................48
3. Kriteria Penilaian .....................................................................................50
4. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis .........................................52
5. Pola SmartPLS ........................................................................................52
E. Uji H ............................................................................................................53
F. Batasan Operasional Variabel .....................................................................55
BAB IV ..................................................................................................................59
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .....................................................59
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................59
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ...............................................................59
1. Uji Validitas ............................................................................................61
2. Uji Reliabilitas .........................................................................................63
3. Uji Hipotesis ............................................................................................65
BAB V ...................................................................................................................68
KESIMPULAN ......................................................................................................68
A. Kesimpulan .................................................................................................68
B. Saran dan Implikasi .....................................................................................69
LAMPIRAN ...........................................................................................................76
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2 1 Klasifikasi Komponen Intellectual Capital………………………...….20
Tabel 2 2 Kerangka Kerja Pengklasifikasian Intellectual Capital ……...……….28
Tabel 2 3 Penelitian Terdahulu………………………...…………………….......38
Tabel 3 1 Proses Pengambilan Sampel…………………………………………..43
Tabel 3 2 Sampel Penelitian………………………………….……….……........44
Tabel 4 1 Hasil Outer Loading……….………………………………………….61
Tabel 4 2 Hasil Discriminant Validity….………………….………….……...….62
Tabel 4 3 Hasil Average Variance Extracted (AVE) ………...………………….63
Tabel 4 4 Hasil Cronbachs Alpha…………………………...…………………..63
Tabel 4 5 Hasil Composite Reability ……………………...…….……………....64
Tabel 4 6 Hasil Uji T……………………………………...……….……….…....65
Tabel 4 7 Hasil R-Square Adjusted (R2) ………………...………….…………...67
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3 1 Pola SmartPLS………………………………………………….......53
Gambar 4 1 Hasil SmartPL………………………………………………………60
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Tabel daftar perusahaan objek penelitian ............................................ 76
Lampiran II Rincian Data Perusahaan ................................................................... 77
Lampiran III Hasil SmartPLS ................................................................................ 94
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara Islam terbesar di dunia serta negara dengan
penduduk ke empat terbesar di dunia setelah negara China, India, dan Amerika
Serikat. Sedangkan jika dilihat dari tingkat Asia, maka Indonesia berada pada
posisi pertama dengan jumlah penduduk terbesar. Jumlah penduduk Indonesia
pada tahun 2015 sebanyak 255.461.700 jiwa dan proyeksi penduduk Indonesia
tahun 2035 sebanyak 305.652.400 jiwa (www.bps.go.id, 2017).
Banyaknya tingkat populasi penduduk Indonesia, membuat Indonesia
tidak hanya dikenal dunia sebagai target pasar yang potensial, baik dalam
maupun luar negeri tetapi juga sebagai tujuan investasi bagi investor.
Kemampuan perusahaan memperoleh laba akan menarik investor untuk
menanamkan dananya. Hal tersebut diharapkan dapat memperluas usahanya
sehingga keuntungan yang didapatnya nanti juga semakin besar. Namun jika
tingkat kinerja keuangan perusahaan rendah, investor akan menarik dananya
kembali. Oleh karena itu, Kinerja perusahaan akan menentukan tercapainya
tujuan tersebut dan akan dijadikan dasar pengambilan keputusan bagi pihak
internal maupun eksternal.
Selain itu, kinerja keuangan perusahaan juga bisa berfungsi sebagai
informasi yang berguna untuk menetapkan kebijakan selanjutnya yang akan
diambil oleh manajer. Melalui penilaian kinerja keuangan, manajer dapat
menentukan struktur keuangan perusahan yang lebih baik seiring dengan
2
semakin meningkatnya kebutuhan informasi sebagai penilaian kinerja
keuangan.
Kinerja keuangan berhubungan dengan laporan keuangan karena laporan
keuangan sering dijadikan dasar untuk penilaian kinerja perusahaan. Laporan
keuangan menunjukan posisi keuangan serta indikator kinerja perusahaan.
Sehingga kinerja perusahaan merupakan hal penting yang harus dicapai oleh
sebuah perusahaan karena kinerja perusahaan merupakan gambaran dari
kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber dayanya.
Dalam mengelola sumber dayanya di era dengan kemajuan teknologi
informasi, perusahaan memerlukan strategi bisnis yang tepat agar tetap dapat
bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Dengan adanya persaingan ini,
menyebabkan perusahaan harus mampu berinovasi serta menyadari bahwa
kemampuan bersaing tidak hanya terletak pada aset berwujud tetapi lebih pada
pengelolaan organisasi dan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan.
Agar dapat terus bertahan perusahaan-perusahaan mengubah bisnis yang
berdasarkan pada labor based business (bisnis berdasarkan tenaga kerja)
menjadi knowledge based business (bisnis bedasarkan pengetahuan), strategi ini
difokuskan pada pengetahuan dan keahlian dari tenaga kerja yang dapat
meningkatkan nilai perusahaan dibandingkan dengan mengandalkan banyaknya
tenaga kerja dalam suatu perusahaan (Wijaya, 2012).
Bisnis yang berdasarkan pengetahuan merupakan suatu aset tidak
berwujud (intangible assets) seperti kemampuan dan pengetahuan pekerja,
teknologi informasi yang mendukung pekerja dan menghubungkan perusahaan
3
dengan customers dan supplier, serta iklim organisasi yang mendorong inovasi,
pemecahan masalah, dan pengembangan (Kaplan dan Norton, 2001). Salah satu
pendekatan untuk mengukur Aset tidak berwujud (intangible assets) adalah
dengan pendekatan intellectual capital (IC).
Intellectual Capital merupakan materi intelektual yang telah
diformalisasikan, ditangkap, dan diungkit untuk menciptakan kekayaan, dengan
menghasilkan suatu aset yang bernilai tinggi (Ulum, 2009:19). Modal
intelektual (intellectual capital) memang masih baru dan belum banyak
ditanggapi oleh para pelaku bisnis global, padahal adanya perbedaan antara nilai
buku dengan nilai pasar saham (perbedaan ini mencolok untuk perusahaan yang
berbasis pengetahuan), menunjukan adanya missing value berupa intellectual
capital. Kondisi demikian mengisyaratkan pentingnya dilakukan penilaian
terhadap jenis aktiva tak berwujud tersebut (Ambar, 2004).
Di Indonesia, fenomena intellectual capital mulai berkembang terutama
setelah munculnya PSAK No. 19 (revisi 2000) tentang aktiva tak berwujud.
Menurut PSAK No. 19, aktiva tak berwujud adalah aktiva non-moneter yang
dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk
digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan
kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif (IAI, 2002).
Meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit sebagai intellectual capital,
namun lebih kurang intellectual capital telah mendapat perhatian. Semakin
tinggi perhatian terhadap intellectual capital , maka semakin meningkat
kesadaran perusahaan mengenai intellectual capital.
4
Kesadaran intellectual capital yang semakin meningkat dalam mendorong
nilai dan keunggulan kompetitif perusahaan, menimbulkan permasalahan
penting tentang bagaimana pengukuran intellectual capital. Salah satu
pengukuran yang dikembangkan oleh Pulic (Ulum, 2009:86). Menurut Pulic,
tujuan utama dalam ekonomi yang berbasis pengetahuam adalah untuk
menciptakan value added. Sedangkan untuk menciptakan value added
dibutuhkan ukuran yang tepat tentang physical capital dan intellectual
potentional. Physical capital yaitu dana-dana keuangan, sedangkan intellectual
potential direpresentasikan oleh karyawan dengan segala potensi dan
kemampuan yang melekat pada mereka. Pulic menyatakan bahwa intellectual
ability menunjukan bagaimana kedua sumber daya tersebut telah secara efisien
dimanfaatkan oleh perusahaan. Sejak dari itu kemudian dikenal metode VAIC
(value added intellectual capital) yang digunakan untuk mengukur efisiensi
dari nilai tambah yang dihasilkan oleh kemampuan intelektual perusahaan.
Komponen utama dari VAIC dapat dilihat dari sumber daya perusahaannya,
yaitu physical capital (VACA-value added capital employed), human capital
(VAHU-value added human capital) dan structural capital (STVA-structural
capital value added).
Pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan ini telah
dibuktikan oleh banyak riset seperti Chen et. al (2005), Ulum et. al (2007) dan
Tan et. al (2007). Penelitian-penelitian tersebut telah membuktikan adanya
pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keungan, baik kinerja saat ini
maupun kinerja masa depan.
5
Pemahaman sistem ekonomi yang Islami senantiasa mengacu pada
konsep Islam yang menyeluruh atau kafah. Pendekatan Islam kafah ini
mengandung makna adanya ekspos mengenai iman, Islam, dan ihsan. Tiga hal
diskursus ini diperkuat oleh rukun Islam yaitu: 1) Syahadat , 2) Shalat, 3) Zakat
dan keempat puasa serta kelima haji.
Resultan dari 3 pilar dalam Islam ini terejawantahkan pada teori dasar
ekonomi Islam yang terdiri dari: 1) Teori Tauhid, 2) Teori Ibadah, 3) Teori
Maslahah. Implementasi dari pilar utama ekonomi ini sejalan dengan
perkembangan perbankan yang ada di Indonesia (Aziz, 2017).
Tidak hanya industri perbankan syraiah yang terus berkembang, tapi
perkembagan ini juga diikuti dengan perkembangan perusahaan-perusahan non
bank yang menerapkan sistem syariah
Dari uraian di atas, dapat diketahui ada beberapa aspek yang dapat
membantu perusahaan dalam mengembangkan perusahaan salah satunya adalah
intellectual capital. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian untuk
memperoleh bukti empiris tentang ”Analisis Pengaruh Intellectual Capital
terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan di Jakarta Islamic Index Periode 2013-
2016”
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh value added human capital terhadap kinerja keuangan
perusahaan (ROA)?
6
2. Bagaimana pengaruh value added capital employed terhadap kinerja
keuangan perusahaan (ROA)?
3. Bagaimana pengaruh structure capital value added terhadap kinerja
keuangan perusahaan (ROA)?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh value
added human capital terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROA).
2. Menganalisis dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh value
added capital employed terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROA).
3. Menganalisis dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh structure
capital value added terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROA).
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan penulis dalam penelitian ini yang dapat
memberikan informasi dan menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi :
1. Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis dan menambah
referensi mengenai intellectual capital. Serta untuk memenuhi salah satu
syarat untuk menyelesaikan studi.
2. Bagi akademisi, atau penelitian selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan refrensi dalam
penelitian-penelitian selanjutnya. Dan kontribusi riset pengungkapan
intellectual capital pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index
7
3. Kontribusi praktis.
Sebagai sumber informasi dan referensi mengenai relevansi dalam
pengungkapan intellectual capital dalam laporan keuangan serta sebagai alat
bantu dalam pengambilan keputusan guna meningkatkan kinerja sebuah
perusahaan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Stakeholder
Dalam pandangan stakeholder theory, perusahaan bukan hanya
memiliki shareholder namun juga memiliki stakeholders yang meliputi
pemegang sahan, karyawan, pelanggan, pemasok, kreditor, pemerintah,
dan masyarakat (Riahi-Belkaoui, 2003). Kelompok stakeholder inilah
yang menjadi pertimbangan utama bagi perusahaan dalam pengungkapan
suatu informasi dalam laporan keuangan dimana laba akuntansi hanya
merupakan ukuran return bagi shareholder, sementara value added
merupakan ukuran yang lebih akurat yang diciptakan stakeholders,
kemudian didistribusikan kepada stakeholders (Meek & Gray, 1988
dalam Ulum et al.2008).
Kelangsungan hidup sebuah perusahaan ada pada dukungan
stakeholdernya, dan untuk mendapat dukungan dari stakeholder tersebut,
perusahaan harus memberikan manfaat bagi para stakeholder yang
dimilikinya, karena perusahaan bukanlah sebuah entitas yang hanya
beroperasi untuk kepentingannya sendiri. Freeman (dalam Ulum, 2007)
mendifinisikan stakeholder sebagai berikut: "any identifiable group or
individual who can affect the achievement of an organisation’s objectives,
or is affected by the achievement of a organisation’s objectives”.
Berdasarkann definisi ini dapat dipahami bahwa stakeholder adalah
9
kelompok atau individu yang berpengaruh terhadap pencapaian tujuan
perusahaan, dan dapat mempengaruhi keberlanjutan perusahaan.
Stakeholder dapat dibagi menjadi dua berdasarkan karakteristiknya
yaitu stakeholder primer dan stakeholder sekunder (Clarkson dalam
Fahrizqi, 2010). Stakeholder primer adalah seseorang atau kelompok yang
tanpanya perusahaan tidak dapat bertahan untuk going concern, meliputi
: Stakeholder dan investor, karyawan, konsumen dan pemasok, bersama
dengan yang didefinisikan sebagai kelompok Stakeholder pulic, yaitu :
pemerintah dan komunitas. Kelompok Stakeholder sekunder didefinisikan
sebagai mereka yang mempengaruhi, atau dipengaruhi perusahaan,
namun mereka tidak berhubungan dengan transaksi dengan perusahaan
dan tidak esensial kelangsungannya. Dari dua jenis Stakeholder diatas,
Stakeholder primer adalah Stakeholder yang paling berpengaruh bagi
kelangsungan perusahaan karena mempunyai power yang cukup tinggi
terhadap ketersediaan sumber daya perusahaan. Oleh karena itu, ketika
Stakeholder mengendalikan sumber ekonomi yang paling penting bagi
perusahaan, maka perusahaan akan bereaksi dengan cara-cara yang
memuaskan keinginan stakeholder (Ghozali dan Chariri, 2007).
Berdasarkan teori stakeholder, manajemen perusahaan diasumsikan
melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh stakeholder dan
melaporkan kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori
ini menyatakan bahwa stakeholder berhak untuk menerima informasi
tentang bagaimana aktivitas organisasi mempengaruhi mereka, bahkan
10
ketika mereka memilih untuk tidak menggunakan informasi tersebut atau
bahkan ketika mereka tidak dapat secara langusng memainkan peran
konsruktif dalam kelangsungan hidup organisasi (Fontaine, 2006).
Menurut Gunthrie et. al (2006), laporan keuangan merupakan cara
yang paling efisien bagi organisasi untuk berkomunikasi dengan
kelompok stakeholder yang dianggap memiliki ketertarikan dalam
pengendalian aspek-aspek strategis tertentu dari organisasi. Dalam
menjelaskan hubungan intellectual capital dengan kinerja perusahaan,
bidang etika teori stakeholder berpendapat bahwa seluruh stakeholder
memiliki hak untuk diperlakukan secara adil oleh organisasi untuk
keuntungan seluruh stakeholder. Ketika manajer mampu mengolah
organisasi secara maksimal, khususnya dalam upaya penciptaan nilai bagi
perusahaan, maka itu artinya manajer telah memenuhi aspek etika dari
teori ini. Penciptaan nilai (value creation) dalam konteks ini adalah
dengan memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki perusahaan, baik
karyawan (human capital), unsur fisik (physical capital), maupun
structural capital. Pengelolaan yang baik atas seluruh potensi ini akan
menciptakan value added bagi perusahaan yang kemudian dapat
mendorong kinerja perusahaan untuk kepentingan stakeholder. Dengan
adanya pengungkapan mengenai informasi intellectual capital ini,
diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan stakeholders dan dapat
mengurangi tingkat risiko dan ketidakpastian yang dihadapai oleh
investor (Ulum, 2007).
11
2. Teori Legitimasi
Menurut O’Donovan (dalam Siti, 2015) mengatakan bahwa
legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai suatu yang diberikan
masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari
perusahaan dari masyarakat. Dengan demikian, legitimasi merupakan
manfaat atau sumberdaya potensial bagi perusahaan untuk bertahan hidup
(going concern).
Sedangkan menurut Deegan (dalam Elen, 2014), dalam perspektif
Legitimacy Theori, suatu perusahaan akan secara sukarela melaporkan
aktivitasnya, jika manajemen menganggap bahwa hal ini adalah yang
diharapkan komunitas, sehingga teori ini menyatakan bahwa organisasi
secara berkelanjutan mancari cara untuk menjamin operasi mereka dalam
batas dan norma yang berlaku di masyarakat. Oleh karena itu, organisasi
harus secara berkelanjutan dapat menunjukan kegiatan operasionalnya
dalam perilaku yang konsisten dengan nilai sosial yang salah satunya
dapat dicapai melalui pengungkapan (disclosure) dalam laporan
perusahaan yang dapat digunakan untuk menunjukan perhatian
manajemen akan nilai sosial. Perusahaan akan lebih cenderung untuk
melaporkan Intellectual Capital nya, jika perusahaan memiliki kebutuhan
dan tujuan khusus untuk melakukannya.
Teori legitimasi ini bergantung pada suatu cara untuk menjelaskan
sejumlah besar harapan masyarakat tentang bagaimana seharusnya
organisasi melaksanakan operasinya. Harapan sosial ini dapat berubah
12
seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini menurut perusahaan yang lebih
responsive terhadap lingkungan dimana mereka beroperasi (Siti, 2015).
3. The Resource-Based Theory
Resource-Based Theory yang dipelopori oleh Penrose (1959),
mengemukakan bahwa sumberdaya perusahaan adalah heterogen, tidak
homogen, jasa produktif yang tersedia berasal dari sumberdaya
perusahaan yang memberikan karakter unik bagi tiap - tiap perusahaan.
Keuntungan diatas rata-rata berasal dari sumberdaya yang dikendalikan
oleh perusahaan yang tidak hanya digabung untuk memberikan produk
bernilai, tetapi sulit bagi perusahaan lain untuk meniru atau
memperolehnya (Wernerfelt, 1984; Barney, 1986 dalam Galabova dan
Abonen, 2011).
Teori Resources Based Theory memandang bahwa perusahaan
merupakan kumpulan dari sumber daya dan kemampuan (Kor dan
Mahoney, 2004). Perbedaan sumber daya dan kemampuan perusahaan
dengan perusahaan pesaing akan memberikan keuntungan kompetitif.
Asumsi Resources Based Theory yaitu bagaimana perusahaan dapat
bersaing dengan perusahaan lain untuk mendapatkan keunggulan
kompetitif dengan mengelola sumber daya yang dimiliki sesuai dengan
kemampuan perusahaan (Wernerfelt, 1984).
Menurut Nothnagel yang dikutip dari Ulum,ada dua asumsi yang
melekat pada RBT, yaitu resource heterogeneity dan recource immobility.
Resource heterogeneity (juga disebut resource diversity) menyinggung
13
apakah sebuah perusahaan memiliki sumber daya atau kapabilitas yang
juga dimiliki oleh perusahaan lain yang menjadi kompetitornya, sehingga
sumberdaya tersebut dianggap tidak dapat menjadi suatu keunggulan
bersaing (Ulum, 2013). Sedangkan resource immobility menunjukan pada
suatu sumber daya yang sulit didapat oleh competitor karena sulit untuk
mendapatkan atau jika menggunakan sumberdaya tersebut biayanya
sangat mahal.
Barney menyatakan bahwa dalam perspekdtif RBT, sumberdaya
perusahaan meliputi seluruh aset, kapabilitas, proses organisasional,
atribut-atribut perusahaan, informasi, knowledge dan lain-lain yang
dikendalikan oleh perusahaan yang memungkinkan perusahaan untuk
memahami dan mengimplementasikan strategi guna meningkatkan
efesiensi dan efektivitas perusahaan. Lebih lanjut Barney menyarankan
bahwa untuk memahami sumber dari keunggulan kompetitif
berkelanjutan (sustained competitive advantages), perlu dibangun suatu
model teoritis yang bermula dari sebuah asumsi bahwa sumberdaya
perusahaan adalah heterogen dan immobile. Agar menjadi sumberdaya
potensial dalam sustained compettve advantages, maka sumberdaya
perusahaan harus memiliki empat atribut, yaitu : (a) valuable, (b) langka
(rareness), (c) tidak dapat ditiru (inimitability), dan (d) tidak ada
sumberdaya pengganti (non-substitutability) (Ulum, 2013).
Resource Based Theory (RBT) membahas mengenai sumberdaya
yang dimiliki perusahaan, dan bagaimana perusahaan dapat
14
mengembangkan keunggualan kompetitif dari sumberdaya yang
dimilikinya. Cheng et al ,(2010) menjelaskan bahwa dalam teori RBT ini,
untuk mengembangkan keunggulan kompetitif, perusahaan harus
memiliki sumberdaya dan kemampuan yang superior dan melebihi para
kompetitornya.
Pearce dan Robinson (2008) mengungkapkan bahwa sumberdaya
perusahaan terdapat tiga jenis, yaitu :
a. Aset Berwujud (Tangible Assets)
Merupakan sarana fisik dan keuangan yang digunakan suatu
perusahaan untuk menyediakan nilai bagi pelanggan. Aset ini
mencangkup fasilitas produksi, bahan baku, sumberdaya keuangan,
real estate serta komputer.
b. Aset Tidak Berwujud (Intangible Assets)
Merupakan sumberdaya seperti merk, reputasi perusahaan, moral
organisasi, pemahaman teknik, paten dan merk dagang, serta
akumulasi pengalaman dalam suatu organisasi. Meskipun bukanlah
aset yang dapat disentuh atau dilihat, aset-aset ini seringkali penting
dalam penciptaan keunggulan kompetitif.
c. Kapabilitas Organisasi (Organizational Capability)
Kapabilitas organisasi bukan merupakan input khusus seperti aset
berwujud maupun aset yang tidak berwujud, melainkan keahlian,
kapabilitas dan cara untuk menggabungkan aset, tenaga kerja serta
15
proses. Kapabilitas ini digunakan perusahaan untuk mengubah input
menjadi output.
Pearce dan Robinsson (2008) juga menjelaskan bahwa dalam
menentukan sumber daya kunci RBT memberikan beberapa kriteria, yaitu:
a. Penting untuk dapat memenuhi suatu kebutuhan pelanggan secara lebih
baik dibanding dengan alternative lain.
b. Hanya sedikit pihak yang memiliki sumber daya atau keahlian
setingkat dengan yang dimiliki perusahaan.
c. Menghasilkan bagian terbesar dari laba keseluruhan, dengan cara yang
dikendalikan oleh perusahaan.
d. Bersifat tahan lama atau berkesinambungan, sejalan dengan waktu
Resources Based Theory menyebutkan bahwa keunggulan
kompetitif perusahaan diperoleh dari kemampuan perusahaan untuk merakit
dan memanfaatkan kombinasi yang tepat (Cheng et al., 2010). Untuk
mengembangakan keunggulan kompetitif suatu perusahaan harus
mempunyai sumber daya dan kemampuan untuk yang lebih unggul dari
pada pesaing. Resources Based Theory berfokus pada sumberdaya dan
pengembangan pada organisasi, menuju pada penciptaan nilai dan disiplin
manajemen strategis.
Grand (1991) menjelaskan empat karateristik dari sumberdaya dan
kemampuan perusahaan yang pada saat yang sama menjadi penentu keunggulan
kompetitif perusahaan yang berkelanjutan. Karakteristik tersebut adalah:
16
a. Daya tahan, walaupun faktor ini bervariasi tergantung pada sumber masing-
masing, fakta bahwa kemajuan teknologi yang semakin canggih
mengurangi umur efektif dari hampir semua sumberdaya yang ada. Akan
tetapi reputasi lebih tertahan lama apabila perusahaan dapat menciptakan
kesan yang baik.
b. Transparansi, kemampuan perusahaan untuk mempertahankan keunggulan
kompetitif sangat bergantung pada kecepatan perusahaan lain untuk meniru
strategi perusahaan, kemampuan tertentu yang dimiliki perusahaan yang
rumit dan membutuhkan banyak sumberdaya tertentu akan lebih sulit untuk
dipahami dan ditiru oleh perusahaan lain dibandingkan dengan kemampuan
perusahaan yang hanya membutuhkan satu sumberdaya yang dominan,
sehingga kepemilikan atas sumberdaya unik yang menjadi sumber
keunggulan kompetitif perusahaan dapat dipertahankan.
c. Kemampuan transfer, apabila sebuah perusahaan dapat mendapatkan
sumberdaya atau kemampuan untuk meniru keunggulan kompetitif dari
pesaing yang lebih unggul, sehingga mengakibatkan keunggulan kompetitif
pesaing tersebut lalu menghilang karena telah dapat ditiru. Terkadang
transferability / perpindahan keunggulan kompetitif ini hanya bisa didapat
dari akuisisi atau penguasaan atas perusahaan lain.
d. Replikabilitas, transferability yang tidak sempurna pada kemampuan dan
sumberdaya membatasi kemampuan perusahaan untuk membeli dengan
maksud meniru kesuksesan. Cara kedua perusahaan dapat mengakuisisi
sumberdaya atau kapabilitas adalah dengan investasi internal. Beberapa
17
sumberdaya dan kapabilitas dapat dengan mudah ditiru melalui replikasi.
Dengan investasi internal, keunggulan kompetitif dapat dipertahankan dari
upaya peniruan oleh pesaing.
Dalam hal ini, Resources Based Theory dapat menjelaskan bahwa
perusahaan yang dapat mengelola intellectual capital dengan maksimal.
Intellectual capital dalam hal ini yaitu seluruh sumber daya yang dimiliki
perusahaan, baik karyawan (human capital), aset fisik (physical capital)
maupun structural capital akan mampu meningkatan efektifitas dan
produktivitas kinerja karyawan, dengan semakin meningkatnya efektifitas dan
produktifitas kinerja karyawan, maka kinerja perusahaan akan meningkat dan
pengeluaran perusahaan akan jauh lebih efektif dan efisien.
4. Intellectual Capital
a. Pengertian
Intellectual capital (IC) umumnya diidentifikasikan sebagai
perbedaan antara nilai pasar perusahaan (bisnis perusahaan) dan nilai
buku dari aset perusahaan tersebut atau financial capitalnya. Hal ini
berdasarkan suatu observasi bahwa sejak akhir 1980-an, nilai pasar
dari bisnis kebanyakan dan secara khusus adalah bisnis yang berdasar
pengetahuan telah menjadi lebih besar dari nilai yang dilaporkan
dalam laporan keuangan berdasarkan perhitungan yang dilakukan
oleh akuntan (Ulum, 2009).
Ada beberapa definisi mengenai intellectual capital menurut
beberapa ahli, diantanya:
18
1) International Federation of Accountan (IFAC) yang
mendefinisikan intellectual capital sebagai intellectual property,
intelektual aset, kowledge asset yang dapat diartikan sebagai
saham atau modal yang berbasis pada pengetahuan yang dimiliki
perusahaan.
2) Funk and Wage : of partaining to the intellect, engaging or
requiring the use o f the intellect, wealth in any form employed in
or avalaible for the production of ore wealth. Steward (2997)
mendefinisikannya sebagai capital as the intellectual market that
has capture and leverage to create wealth by producing a higher
value o f asset.
3) Stewart (dalam Ulum,2009) mendefinisikan IC sebagi berikut:
“the sum of everything in your company knows that gives you
competitive edge in the market place, it is intellectual material
knowledge, information, intellectual property, experience-that
can be put to use to create wealth”.
(modal intelektual adalah jumlah dari semua orang di perusahaan
yang memberikan keunggulan kompetitif di pasar, yaitu materi
intelektual pengetahuan, informasi, kekayaan intelektual,
pengalaman yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan
kekayaan).
4) Brooking (dalam Astuti, 2005) mendefinisikan IC sebagai
berikut:
19
“Intellectual capital is term given to the combined intangible
assets of market intellectual property, human centred an
infrastructure – which enable the company to function”
(modal intelektual adalah istilah yang diberikan terhadap
gabungan aktiva tidak berwujud pada pasar, kekayaan intelektual,
human centred dan infrastruktur- yang memungkinkan
perusahaan untuk berfungsi).
5) Sawarjuwono dan kadir (2003), mendefinisikan IC sebagai
berikut:
“Jumlah dari apa yang dihasilkan oleh tiga elemen utama
organisasi (human capital, structure capital, customer capital)
yang berkaitan dengan pengetahuan dan teknologi yang dapat
memberikan nilai lebih bagi perusahaan berupa keunggulan
bersaing organisasi”
Dari definisi yang dijelaskan oleh beberapa penelitian dapat
disimpulkan bahwa intellectual capital merupakan sumberdaya
berupa pengetahuan yang dihasilkan oleh tiga elemen utama
(human capital, structure capital, customer capital) yang
tersedia pada perusahaan untuk mendatangkan keuntungan di
masa depan bagi perusahaan.
20
b. Komponen-Komponen
IFAC (1998) mengklasifiksikan intellectual capital kedalam
tiga kategori, yaitu : organization capital, relational capital, dan
human capital.
Tabel 2 1
Klasifikasi Komponen intellectual capital
Organization
capital
Relation Capital Human Capital
Intellectual
Property:
Patens
Copyrights
Design Rights
Trade Secret
Trademarks
Service marks
Infrastruktur Assets:
Management
Philosophy
Corporate culture
Management
Processes
Information
Systems
Networking System
Financial realtions
Brands
Customers
Customers loyalty
Backlog Orders
Company names
Distribution
Channels
Bussiness
Callaboration
Licensing
agreements
Licensing
agreements
Favourable contacts
Franchising
agreements
Khow-How
Education
Vocational
Qualification
Work-related
knowledge
Work-related
Enterpreneurial spirit
Innovativeness,
proactive
And reactive abilities,
Changebility
Psycometri valuation
Sumber: IFAC (1999) dalam Ulum (2009)
CEO dari Amstrong World industries dan Gordon Petrash dari
The Dow Chemical Company (dalam Ambar,2004) membagi
komponen dari modal intelektual menjadi:
1) Human capital
Human capital merupakan aktiva tak berwujud yang dimiliki
perusahaan dalam bentuk kemampuan intelektual, kreativitas dan
inovasi-iovasi yang dimiliki oleh karyawannya. Pada industri yang
21
berbasis pada pengetahuan, human capital merupakan faktor
utama karena sumber daya ini merupakan cost yang dominan
dalam proses produksi perusahaan, sehingga kita bisa katakan bila
seluruh pegawai dalam perusahaan tersebut keluar maka
perusahaan tersebut tidak lagi memiliki nilai. Sumber daya
manusia inilah yang nantinya akan mendukung terciptanya modal
struktural dan modal konsumen yang merupakan inti dari modal
intelektual (Ambar, 2004).
Secara harfiah pengertian modal manusia (Human Capital)
adalah pengetahuan (Knowlegde), keahlian (Expertise),
Kemampuan (Abality) dan keterampilan (Skill) yang menjadikan
manusia (karyawan) sebagai modal atau aset suatu perusahaan.
Pada konsep human capital organisasi memperlakukan orang
bukan sebagai faktor biaya, melainkan sebagai aset. Artinya,
organisasi menganggap setiap biaya yang dikeluarkan untuk
pengembangan sumber daya manusia adalah investasi, yang pada
akhirnya biaya-biaya tersebut akan memberikan hasil pada
organisasi (Parulian, 2008). Jika perusahaan memperlakukan
karyawan sebagai modal maka perusahaan akan mendapat
keuntungan yang lebih besar daripada hanya memperlakukan
karyawan sebagi sumber daya (Human Resource) (Chr. Jimmy,
2015).
22
2) Structural capital
Structural capital merupakan kemampuan organisasi atau
perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan
strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk
menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis
secara keseluruhan (Moehariono, 2014).
Menurut Sawarjuwono dan Kadir Structural capital adalah
infrastruktur yang dimiliki oleh suatu perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan operasional perusahaan. Termasuk dalam
Structural capital misalnya: sistem operasi perusahaan, proses
manufacturing, budaya organisasi, filosofi manajemen dan semua
bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan (
Sawarjuwono dan kadir, 2003)
Dengan kata lain Structural capital merupakan sarana
prasarana pendukung kinerja karyawan. Modal struktural
merupakan penghubung human capital menjadi modal intelektual.
Maksudnya meskipun karyawan memiliki intelektual yang tinggi,
namun kalau tidak didukung oleh sarana yang memadai untuk
mengaplikasikan inovasi mereka , maka kemampuan tersebut
tidak akan menghasilkan modal intelektual (Ambar 2004).
3) Customer capital
Customer capital merupakan hubungan harmonis/
association network yang dimiliki perusahaan dengan mitranya,
23
baik yang berasal dari pemasok yang berkualitas, pelanggan yang
loyal, dan hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun
dengan masyarakat sekitar (Aty, 2013).
Menurut Hubert Saint Onge memberikan definisi Customer
capital adalah kecenderungan pelanggan atau perusahaan untuk
tetap melakukan bisnis dengan perusahaan tersebut (Moehariono,
2014). Perusahaan harus mampu menciptakan barang dan jasa
yang berbeda dan memiliki nilai lebih dimata konsumen.
Customer capital juga meliputi kemampuan untuk
mengidentifikasi pasar yang ingin dibidik dan memposisikan
perusahaan dalam pasar. Hal ini dapat tercipta melalui
pengetahuan karyawan yang diproses dengan modal struktural
yang akhirnya menghasilkan hubungan yang baik dengan pihak
luar (Ambar, 2004).
c. Prinsip-prinsip efisiensi Intellectual Capital
Pulic memperkenalkan prinsip-prinsip efisien pada bisnis
yang turut mendukung peran modal intelektual sebagai berikut
(Hasna, 2012):
1) Intellectual Capital Effiency has No Limit
Pada masa industrial, produktivitas dibatasi oleh faktor,
teknik dan sumberdaya alam. Namun, pada knowledge
economy, tidak ada pembatasan pada penciptaan nilai. Pada saat
produk berbasis pengetahuan diciptakan, hambatan yang
24
mungkin timbul adalah tanggapan dan perilaku dari pelanggan.
Oleh karenanya, peningkatan nilai tergantung pada:
(a) Definisi tujuan yang jelas dalam menciptakan nilai
(b) Pengetahuan dan kapabilitas dari manajemen serta karyawan
dalam mewujudkan tujuan yang telahditetapkan.
2) Value Creators are Persupposition of Efficiency
Pada era seperti ini, perusahaan tidak membutuhkanmanjer
yang hanya mampu memahani proses organisasi, melainkan
manajer yang juga mampu memberikan nilai tambah bagi
organisasi.
3) Continous Increase of Value Added
Perusaahn harus menyadari bahwa tanpa adanya
peningkatan value added kelangsungan hidup perusahaan akan
terancam. Karena untuk meningkatkan produktivitas
pengetahuan dari pekerja, hal pertama yang harus dikaji adalah
penciptaan value added. Peningkatan value added tercermin
pertumbuhan pendapatan melebihi pertumbuhan biaya yang
lebih rendah.
4) Effiency In Value Creation
Peningkatan value added harus dilakukan dengan efisien.
Efiesien memiliki makna menciptakan nilai yang lebih banyak
dengan satu nilai moneter yang diinvestasikan pada sumber
daya (financial dan intellectual capital). Kriteria penciptaan
25
nilai per unit monetary yang diinvestasikan pun diperkenalkan
sebagai dasar untuk peningkatan produktivitas dari knowledge
worker.
5) Control of Value Added and Efficiency
Untuk menilai efisiensi modal intelektual, sangat penting
untuk mengidentifikasikan proses yang menghancurkan nilai
(proses yang dibawah rerata tingkat efisien perusahaan).
Pengawasan yang memadai melalui peninjauan penciptaan
nilai dari setiap proses harus dilakukan untuk mencari
penyebab kehancuran nilai dan mengeliminasinya jika
memungkinkan.
6) Efficiency Remuneration
Peran karyawan sebagai pencipta nilai (knowledge worker)
penting ditilik agar kontribusi yang diberikan karyawan
terhadap efisiensi modal intelektual dapat terus meningkat.
Oleh karenanya, pengkajian remunerasi harus dapat menjadi
dasar karyawan untuk memiliki kapabilitas yang dapat
menciptakan nilai dengan efisien.
d. Pengukuran Intellectual Capital
Metode pengukuran Intellectual Capital dapat
dikelompokan ke dalam dua kategori, yaitu: pengukuran non
monetary dan pengukuran monetary (Tan et al, 2007 dalam Ulul
2009). Saat ini cukup banyak perusahaan yang menggunakan
26
ukuran financial dalam menilai kinerja perusahaan (Knight, 1999).
Sementara itu, Thornburg (1994) mengutip pendapat Edvisson
menyatakan bahwa:
“non financial measure that help a company determine
direction and presictsucces might include the number of customers
the company has, the number of ideas customers bring to thee
company and how they are developed, the number of software
packages compared to the number of employees, how many people
are tied into the internet system, how much networking is done
between customer and employees, and similar measure thet show
the relationship between human, cutomer and structural capital.”
Hartono (2001) menguraikan beberapa keunggulan
menggunakan pengukuran nonmoneter dalam mengukur
intangible assets perusahaan. Keunggulan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Pengukuran secara non moneter akan mudah untuk menunjukan
unsur-unsur yang membangun Intellectual Capital dalam
perusahaan, sedangkan secara moneter hal itu akan sulit
dilakukan.
2. Pengaruh internal development dalam pembentukan Intellectual
Capital tidak dapat diukur dengan pengukuran atribut moneter.
3. Pengaplikasian biaya menjadi asset akan mengakibatkan adanya
manipulasi terhadap laba.
27
dibawah ini merupakan daftar ukuran Intellectual Capital yang
berbasis non moneter (Tan et al. 2007)
1. The Balance Scorecard, dikembangkan oleh Kaplan dan Norton
(1992)
2. Brooking’s Technology Broker method (1996)
3. The Skandia IC Report method oleh Edvinssion dan Malone
(1997)
4. The IC-index dikembangkan oleh Roos et. al. (1997);
5. Intangible Assets Monitor approach oleh Sveiby (1997);
6. The Heuristic Frame dikembangkan oleh Joia (2000);
7. Vital Sign Scorecard dikembangkan oleh Vanderkaay (2000); dan
8. The Ernst & Young Model (Barsky dan Marchant, 2000)
Sedangkan model penilaian intellectual capital yang berbasis moneter adalah
(Tan et.al. 2007):
1. The EVA dan MVA model (Bontis et. al, 1999);
2. The Market-to-book Value model (beberapa penulis);
3. Tobin’s Q method (Luthy, 1998);
4. Pulic’s VAIC Model (Pulic, 1998,2000);
5. Calculated intangible value (Dzinkowski, 2000)
6. The Knowledge Capital Earnings model (Lev dan Feng, 2001)
Tabel 2.2 di bawah ini akan memberikan ilustrasi kerangka kerja
pengklasifikasian IC yang diringkas oleh Brennan dan Connell (2000), Pretty
28
dan Guthrie (2000), dan Pulic (1999). Model prinsip dalam framework ini
adalah Balanced Scorecard (Kaplan dan Norton, 1992), the value platform
(Petrash,1996), the intebgible assets monitor (Sveiby, 1997), dan VAIC
(Pulic, 1998).
Tabel 2 2
Kerangka Kerja Pengklasifikasian Intellectual Capital
Dikembangkan
Oleh
Kerangka Kerja Klasifikasi
Kaplan dan
Norton (1992)
Balanced Scorecard Internal process
Perspectives
Customer Perspectives
Learning and Growth
Perspectives
Financial Perspectiv
Haanes dan
Lowendahl
(1997)
Classification of
Resources
Competence
Relational
Lowendahl
(1997)
Classification of
Resources
Competence
Relational
Sveiby (1997) Ibtangible Asset
Monitor
Internal Structure
External Structure
Competence of
Personnel
Edvinsson dan
Malone
(1997)
Skandia Value Scheme Human Capital
Structural Capital
Customer Capital
Petrash (1996) Value Platform Human Capital
Customer Capital
Organizational Capital
Danish
Confederation of
Trade Unions
(1999)
Three Categories of
“Knowledge”
People
System
Market
Pulic (1999) VAIC Efficiency of Human
Capital
Structure Capital
Efficiency
Capital employed
Efficiency
29
Sumber : Brenman dan Connell (2000); Petty dan Guthrie (2000); Pulic
(1999 dalam Ulum 2009
5. Value Added Intellectual Coefficient (VAIC)
Metode VAIC, dikembangkan oleh Pulic (1998), didesain untuk
menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud
(tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible assets) yang dimiliki
perusahaan.
VAICTM merupakan instrument untuk mengukur kinerja intellectual
Capital Perusahaan. Pendekatan ini relatif mudah dan sangat mungkin
untuk dilakukan, karena dikonstruksikan dari akun-akun dalam laporan
keuangan perusahaan (neraca, laba rugi).
Model ini dimulai dengan kemampuan perusahan untuk
menciptakan value Added (VA). value Added (VA) adalah indikator
paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukan
kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation). VA
dihitung sebagi selisih output dan input.
Output (OUT) mempresentasikan revenue dan mencakup seluruh
produk dan jasa yang dijual di pasar, sedangkan input (IN) mencakup
seluruh beban yang digunakan untuk memperoleh revenue. Hal penting
dalam metode ini adalah bahwa dalam beban karyawan (labour expenses)
tidak termasuk dalam IN. karena peran aktifnya dalam proses value
creation, intellectual potential (yang direpresentasikan dengan lobour
expenses) tidak dihitung sebagai biaya (cost) dan tidak masuk dalam
30
komponen IN. karena itu, aspek kunci dalam model Pulic adalah
memperlakukan tenaga kerja sebagai entitas penciptaan nilai (value
creating entity).
Formulasi perhitungan VAIC adalah sebagai berikut:
VA = OUT – IN
Keterangan:
Output (OUT) –Total penjualan dan pendapatan lain.
Input (IN) – Beban dan biaya-biaya (selain beban karyawan).
Value Added (VA) – Selisih antara Output dan Input
VACA = VA/CE
Keterangan:
Human Capital (HC) – Beban karyawan.
Capital Employed (CE) – Dana yang tersedia (ekuitas, laba
bersih)
Structural Capital (SC) – VA – HC
Value Added Capital Employed (VACA) – Rasio dari VA
terhadap CE. Rasio inimenunjukkan kontribusi yang dibuat
oleh setiap unit dari CE terhadap value added organisasi.
VAHU = VA/HC
Keterangan:
Value Added Human Capital (VAHU) – Rasio dari VA
terhadap HC. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat
31
oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap
value added organisasi:
STVA = SC/VA
Keterangan:
Structural Capital Value Added (STVA) – Rasio dari SC
terhadap VA. Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan
untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi
bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.
VAIC = VACA + VAHU + STVA
Keterangan:
Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™) –
Mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi. VAIC™
dapat juga dianggap sebagai BPI (Business Performance
Indicator).
6. Kinerja Keuangan
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan
moral maupun etika (Prawirosentisi,1997).
Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap
perusahaan dimana pun, karena kinerja merupakan cerminan dari
32
kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan
sumberdayanya. Selain itu tujuan pokok penilain kinerja adalah untuk
memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam
mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar
membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat
berupa kebijakan manajemen dalam rencana formal yang dituangkan
dalam anggaran (Jumingan, 2006).
Kinerja perusahaan merupakan suatu tampilan keadaan perusahaan
selama periode tertentu (Sihasale, 2001). Untuk mengetahui kinerja yang
dicapai maka dilakukan pengukuran kinerja. Kinerja keuangan
perusahaan dapat diukur dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara
periodik oleh perusahaan dimana hal tersebut memberikan suatu
gambaran tentang posisi keuangan suatu perusahaan (Purnomo, 1998).
Penilain kinerja perusahaan yang menggunakan balance scare card
dilihat dari empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran, perspektif proses internal dan perspektif
pelanggan. Sedangkan Home dan Wachowick, 2005 (dalam Rahardian,
2011) menyatakan kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dan
dibandingkan melalui analisi laporan keuangan yang berguna bagi
pengambilan keputusan. Kinerja keuangan dapat tercermikan dari analisis
rasio-rasio keuangan suatu perusahan. Kinerja perusahaan diukur dengan
menggunakan perputaran aset (ROA), perputaran modal (ROE), rasio laba
operasi dan price to book ratio.
33
7. Filosofi Ekonomi Islam
Kata “ekonomi” berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata
yaitu “oikos” yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan “nomos” yang
berarti “praturan, hukum” kemudian bila digabung bermakna “aturan
rumah tangga”. Sedangkan kata “Islam” berasal dari bahasa Arab yang
terdiri dari 3 akar kata yaitu “sin” yang berarti “alam”, “lam” yang
berarti Allah, dan “mim” yang berarti ibadah, kemudian bila digabung
menjadi “sinlammim” bermakna “alam dicipta Allah untuk
ibadah”.
QS Adz-Dzariat [51]: 56
خلقت الن و االنس اال لي عبدون وما
Artinya: Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk
beribadah kepada-Ku.
Kata “Islam” terdapat dalam 4 ayat dalam 3 surat yang berbeda.
Kata Islam dapat ditemukan dalam beberapa surat di al-Quran.
1. QS. Ali Imran [3]: 19.
ين عند هللا االسالم ان الد Inna dina indallahil Islam.
Artinya; “Sesungguhnya Din di sisi Allah adalah Islam”.
2. QS. Ali Imran [3]: 85.
ر االسالم دي نا ف لن ي قبل منه تغ غي اسرين وهو ف األخرة ومن ي ب من ا4. QS. Al-Shaf [61]: 7.
34
ومن اظلم من اف ت رى على هللا الكذب وهو يدعى ال االسالم وهللا ال
ي هدى القوم الظالمي
4. QS. Al-Maidah [5]: 3.
دي نا دي نكم و اتمت عليكم نعمت ورضيت لكم االسالم الي وم اكملت لكم Sedangkan berdasarkan kata jadian “salama” bermakna
“keselamatan, kedamaian”. Sehingga jika digabungkan maka
kata “Ekonomi Islam” secara harfiah berarti “aturan rumah
tangga untuk keselamatan”. Di dalam filosofinya Ekonomi Islam
terkandung tiga hal yaitu Ontologi Ekonomi Islam, Epistemologi
Ekonomi Islam, dan Aksologi Ekonomi Islam (Aziz, 2009).
Latar belakang keilmuan Ekonomi Islam disebut sebagai Ontologi
Ekonomi Islam yaitu berupa alasan mendasar adanya Ekonomi Islam.
Sesuai dengan sistem kehidupan yang ada pada diri manusia, keluarga,
lingkungan, dan alam semesta maka elemen dasar penciptaan terdiri dari
3 unsur yaitu manusia, Allah, dan ibadah. Kemudian perpaduan 3 hal ini
membentuk alasan besar penciptaan yaitu Islam, sehingga ontology dari
Ekonomi Islam adalah Islam.
QS. Ali-Imran [3]: 19.
ين عند هللا االسالم ان الد Artinya: Sesungguhnya Din (sistem) di sisi Allah adalah Islam.
35
Sesuai dengan firman Allah tersebut bahwa sistem atau Din yang
diciptakan Allah itu hanya Islam. Sehingga sistem ekonomi yang ada
seharusnya juga mengikuti aturan dalam sistem Islam (Aziz, 2009).
Islam dalam Ekonomi Islam merupakan konsep besar sebagai
suatu sistem yang menyeluruh. Kemudian Islam yang menyeluruh
inilah yang menjadi epistemology dari keilmuan Ekonomi Islam
yang sedang berkembang yaitu kafah. Ekonomi Islam yang kafah
muncul sebagai konsep dasar ekonomi dengan batasan Islam sebagai
suatu sistem.
QS. Al-Baqarah [2]: 208.
لم كآفة ي اي ها الذين آمن وا ادخلوا ف الس Artinya: Wahai orang-orang beriman masuklah kalian ke dalam
Islam secara kafah.
Konsep Ekonomi Islam yang kafah didukung oleh Quran Surat Al-
Baqarah [2] ayat 208 bahwa tujuan dari Ekonomi Islam dapat dijalankan
oleh orang-orang yang beriman dan dilakukan secara sistematis dan
menyeluruh atau kafah yang berarti dimulai dari Islam sebagai kerangka
dasar kehidupan yang di dalamnya mengandung makna bahwa manusia
diciptakan Allah untuk ibadah. Kemudian dikembangkan ke berbahai
aspek termasuk ekonomi (Aziz, 2010).
Kerangka dasar Islam dari konsep yang menyeluruh berupa kaafah
ini perlu diterjemahkan ke dalam penerapan berekonomi secara makro dan
mikro ekonomi. Implementasi dari kedua hal tersebut dijabarkan dalam
36
bentuk aksiologi yaitu keseimbangan sistem ekonomi yang terdiri dari 2
hal misalnya antara penawaran dan permintaan. Secara analogis,
gambaran tentang keseimbangan antara 2 hal dalam Al-Quran disebutkan
sebagai hubungan antara hal yang baik dan hal yang buruk (Aziz, 2010).
QS. Saba [34]: 28.
را ونذي را وما ارسلنك اال كآفة ل لناس بشي Artinya: dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat
manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai
pemberi peringatan.
B. Keterkaitan antar Variabel
1. Pengaruh Value Added Human Capital (VAHU) terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan
Human capital merupakan aktiva tak berwujud yang dimiliki
perusahaan dalam bentuk kemampuan intelektual, kreativitas dan inovasi-
inovasi yang dimiliki oleh karyawannya (Ambar, 2004). Pada konsep
human capital organisasi memperlakukan orang bukan sebagai faktor
biaya, melainkan sebagai aset. Artinya, organisasi menganggap setiap
biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan sumber daya manusia adalah
investasi, yang pada akhirnya biaya-biaya tersebut akan memberikan hasil
pada organisasi (Parulian, 2008). Oleh karena itu VAHU menunjukan rasio
kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC
terhadap value added perusahaan. VAHU sebagai suatu indikator tersebut
memberikan gambaran bahwa seharusnya semakin maksimal perusahaan
37
memaksimalkan human capital yang dimiliki karyawannya maka semakin
banyak nilai tambah (value added) yang diberikan karyawan kepada
perusahaan, hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan
perusahaan.
2. Pengaruh Value Added Capital Employed (VACA) terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan
VACA merupakan perbandingan antara value added (VA) dengan
ekuitas perusahaan (CE), rasio ini menunjukan kontribusi yang dibuat oleh
setiap unit Capital employed terhadap value added sebuah perusahaan.
Oleh karena itu, apabila modal yang digunakan perusahaan itu besar maka
akan mengakibatkan total aset perusahaan juga besar dan mengakibatkan
pendapatan perusahaan juga akan naik. Semakin bisa perusahaan
memaksimalkan VACA maka hal ini akan diikuti dengan kinerja keuangan
perusahaan yang maksimal.
3. Pengaruh Structural Capital Value Added (STVA) terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan
Structural Capital Value Added (STVA) merupakan Rasio dari SC
terhadap VA. Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk
menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana
keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.
Structural capital juga dapat diartikan sebagai sarana prasarana
pendukung kinerja karyawan. Karyawan akan terbantu menjalankan setiap
aktivitas perusahaan secara maksimal ketika sarana dan prasaran yang
38
disediakan perusahaan juga maksimal. Dengan kata lain modal struktural
merupakan penghubung human capital menjadi modal intelektual
sehingga dapat memberikan nilai tambah terhadap perusahaan. Semakin
tinggi nilai STVA yang dapat dimaksimalkan oleh perusahaan maka akan
semakin efisien kinerja karyawan sehingga diharapkan dapat
meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
C. Penelitian Terdahulu
Kajian pustaka tentang penelitian terdahulu bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara penelitian yang pernah dilakukan. Dibawah ini penulis akan
memberikan kesimpulan hasil penelitian yang pernah dilakukan:
Tabel 2 3
Penelitian terdahulu
No Nama peneliti , Tahun,
Judul Penelitian
Metode
Analisis
Hasil Penelitian
1 Ihyaul Ulum, Imam
Ghozali, dan Anis
Chariri (2008),
Intellectual capital dan
Kinerja Keuangan
Perusahaan; suatu
analisis dengan
pendekatan partial least
squares
Partial least
square
Intellectual Capital
berpengaruh positif
terhadap kinerja
keuangan
perusahaan
2 Arezon Sayad and Reza
Pourmohammadi
(2014), Evaluating the
relationship between
intellectual capital and
financial performance in
Iranian
biotechnological
production companies
Structural
equation
Model
Intellectual Capital
berpengaruh positif
terhadap kinerja
keuangan
perusahaan
39
3 Benny Kuryanto dan
Muchamad Syarifuddin.
Pengaruh Modal
Intelektual terhadap
Kinerja Perusahaan
Partial least
square
Intellectual Capital
tidak berpengaruh
positif terhadap
kinerja keuangan
perusahaan
4 Ming-Chin Chen, Shu-
Ju Cheng, Yuhchang
Hwang (2005). An
Empirical investigation
of the relationship
between intellectual
capital and firms’
market value and
financial performance
Regression
Models
Intellectual Capital
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan dan
kinerja keuangan
5 Indah Fajarini dan Riza
Firmansyah (2012).
Pengaruh Intellectual
Capital Terhadap
Kinerja Keungan
Perusahaan (Studi
Empiris Perusahaan LQ
45)
Partial Least
Square
Intellectual Capital
berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja keuangan
perusahaan,
Intellectual Capital
berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja keuangan
masa depan
perusahaan dan
terdapa pengaruh
ROGIC 2006-2007
terhadap kinerja
keuangan 2006
maupun ROGIC
2006-2007 terhadap
kinerja keuangan
2007
40
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebai berikut :
Intellectual Capital
Judul:
Analisis Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
(Studi Kasus Jakarta Islamic Index Tahun 2013-2016)
VAHU (X1)
VACA (X2)
STVA (X3)
Kinerja Keuangan
Perusahaan (Y1)
Variabel Independen Variabel Dependen
Basis Teori: Stakeholder Theory, Legitimacy Theory, Resource Based Theory, Intellectual
Capital, Value Added Intellectual Coefficient, Kinerja Keuangan
Uji Partial Least Square
Pembahasan
Kesimpulan dan saran
41
E. Hipotesis
Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:
1. H0 : Tidak ada pengaruh antara VAHU (Value adde human capital)
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
H1 : Ada Pengaruh antara VAHU (value added human capital) terhadap
kinerja keuangan perusahaan.
2. H0 : Tidak ada pengaruh antara VACA (value adde capital employed)
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
H1 : Ada Pengaruh antara VACA (value adde capital employed)
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
3. H0 : Tidak ada pengaruh antara STVA (structure capital value added)
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
H1 : Ada pengaruh antara STVA (structure capital value added)
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan yang menjelaskan
pengaruh variable independen, yaitu VAHU (Value Added Human Capital),
VACA (Value Added customer Capital), STVA (Structure Capital Value
Added) terhadap variable dependen, yaitu kinerja keuangan Perusahaan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di
Jakarta Islamic Index tahun 2013-2016. Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data sekunder, yaitu laporan keuangan dan laporan tahunan
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2013-2016 dan telah
mempublikasikan laporan keuangannya untuk periode yang berakhir pada 31
Desember 2010- 31 Desember 2016.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar
pada Jakarta Islamic Index periode 2013-2016 sebanyak 30 perusahaan.
Dalam penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling. Dengan
tujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan kriteria yang
ditentukan. Kriteria perusahaan yang digunakan untuk pemilihan sampel
adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan yang masuk daftar JII periode Mei dan November dalam kurun
waktu tahun 2013-2016 berturut-turut.
43
2. Menyajikan laporan keuangan tahunan (annual report) yang dipublikasikan
pada periode 2013-2016.
Berikut tahap-tahap pengambilan sampel pada Tabel 3.1
Tabel 3 1
Proses Pengambilan Sampel
No. Kriteria Jumlah
1 Perusahan yang listing pada JII periode Mei
2013 dan Nopember 2016.
17
2 Perusahaan yang tidak menyajikan data laporan
tahunan secara lengkap berturut-turut dari
tahun 2013-2016.
(0)
Jumlah Perusahaan 17
Periode Tahun Penelitian 4
Jumlah Sampel 68
Sumber: Data diolah oleh peneliti
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang konsisten
terdaftar di Jakarta Islamic Index selama periode 2013-2016 yang
berjumlah 17 perusahaan. Adapun sampel dalam penelitian ini dapat dilihat
dalam tabel 3.2
44
Tabel 3 2
Sampel Penelitian
Sumber: www.idx.co.id (diolah)
No. Kode Saham Nama Emiten
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk
2 ADRO Adaro Energy Tbk
3 AKRA AKR Corporindo Tbk
4 ASII Astra Internasional Tbk
5 ASRI Alam Sutera Realty Tbk
6 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk
7 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
9 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
10 KLBF Kalbe Farma Tbk
11 LPKR Lippo Karawaci Tbk
12 LSIP PP London Sumatera Indonesia Tbk
13 PGAS Perusahaan Gas Negara Tbk (Persero)
14 SMGR Semen Gresik Tbk (Persero)
15 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk
16 UNTR United Tractors Tbk
17 UNVR Unilever Indonesia Tbk
45
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan
yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2013-2016. Data tersebut
diperoleh dari www.idx.co.id dan dari website resmi masing-masing
perusahaan. Laporan keuangan tersebut digunakan untuk menghitung VAHU
(Value Added Human Capital), VACA (Value Added customer Capital),
STVA (Structure Capital Value Added) menghitung rasio kinerja keuangan
perusahaan.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
dokumentasi dengan tujuan untuk mengumpulkan, mencatat, dan menghitung
data-data yang berhubungan dengan penelitian. Studi dokumentasi yang
dilakukan antara lain:
1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan Analisis Pengaruh
Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan di Jakarta
Islamic Index Periode 2013-2016 melalui buku, jurnal, laporan penelitian,
tesis, serta tulisan-tulisan yang terkait dengan penelitian.
2. Internet Research
Internet Research merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang
untuk mencari berita atau pun referensi. Dalam penelitian ini, data
diperoleh melalui internet research adalah nama-nama perusahaan yang
46
terdaftar di Jakarta Islamic Index periode Mei-November dalam kurun
waktu 2013-2016 yang diperoleh dari situs Jakarta Islamic Index.
Selanjutnya, pengambilan data perusahaan berupa laporan tahunan (annual
Report) pada situs BEI (www.idx.go.id), www.sahamok.com, dan website
resmi perusahaan terkait. Data-data yang diperoleh melalui internet
Research tersebut selanjutnya digunakan untuk pengolahan data peneliti.
D. Metode Analisis Data
VAIC digunakan untuk menentukan efisiensi dari tiga model
Intellectual Capital dalam hal ini yaitu customer capital, human capital, dan
structur capital. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah VACA,
VAHU, dan STVA sebagai variabel yang terpisah dan tidak digunakan hasil
penjumlahan dari ketiga komponen tersebut.
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
Partial Least Square (PLS). Partial Least Square (PLS) merupakan metode
analisis yang meniadakan asumsi-asumsi OLS (Ordinary Least Square)
regresi, seperti data harus terdistribusi normal secara multivariate dan tidak
adanya problem multikolonieritas antara variabel eksogen. Pada dasarnya, PLS
dikembangkan untuk menguji teori yang lemah dan data yang lemah seperti
jumah sampel yang kecil atau adanya masalah normalitas data (Wold 1982
pada Ghozali: 2015).
PLS selain digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar
variabel laten (prediction), PLS dapat juga digunakan untuk mengkonfirmasi
teori (chin dan Newsted 1999 dalam Gozali; 2015). Dibandingkan dengan
47
metoda maximum Likelihood, PLS menghindarkan dua masalah serius yang
ditimbulkan oleh SEM berbasis covariate yaitu improper solution dan factor
indeterminacy (Fornell dan Bookstein 1982). Sebagai teknik prediksi, PLS
mengasumsikan bahwa semua ukuran varian adalah varian yang berguna untuk
dijelaskan sehingga pendekatan estimasi variabel laten dianggap sebagai
kombinasi linear dari indicator dan menghindarkan masalah factor
indeterminacy (Ghozali; 2015)
Analisis PLS-SEM biasanya terdiri dari dua sub model yaitu model
pengukuran (measurement model) atau sering disebut outer model dan model
structural (structural model) atau sering disebut inner model. Model
pengukuran menunjukan bagaimana variabel manifest atau observed variabel
merepresentasi variabel laten untuk diukur. Sedang model structural
menunjukan kekuatan estimasi antar variabel laten atau konstruk.
1. Inner Model
Inner model(inner relation, structural model dan substantive theory)
menggambarkan hubungan atau kekuatan estimasi antar variabel laten
atau konstruk berdasarkan pada substantive theory. Model persamaan
inner model adalah sebagai berikut :
Ƞ = β₀ + βɳ + Гξ + ζ
Keterangan :
Ƞ = Vektor variabel laten endogen (dependen)
ξ = Vektor variabel laten eksogen (independen)
ζ = Vektor residual (unexplained variance)
48
Dalam menilai model structural dengan PLS, kita mulai dengan
melihat R-square untuk setiap variabel laten endogen sebagai kekuatan
prediksi dari model structural. Interpretasinya sama dengan interpretasi
pada OLS regresi. Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk
menjelaskan pengaruh variabel laten eksogen tertentu terhadap variabel
laten endogen apakan mempunyai pengaruh yang substantive. Nilai R-
square 0.75, 0.50 dan 0.25 dapat disimpulkan bahwa model kuat,
moderat dan lemah. Hasil dari PLS R-square merepresentasikan jumlah
variance dari konstruk yang dijelaskan model. Disamping melihat
besarnya R-square, evaluasi model PLS dapat juga dilakukan dengan
𝑄2 predictive relevance atau sering disebut predictive sample reuse
yang dikembangkan oleh Stone (1974) dan eisser (1975). Teknik ini
dapat mempresentasikan synthesis dari observed variabel dan estimasi
dari parameter konstruk. (Ghozali; 2015)
2. Outer Model
Evaluasi pengukuran atau outer model dilakukan untuk menilai
validitas dan reliabilitas model. Outer model dengan indikator refleksif
dievaluasi melalui validitas convergent dan discriminant dari indicator
pembentuk konstruk laten dan composite reliability serta conbrach’s
Alpha untuk blok indikatornya. Sedangkan Outer model dengan
indokator formatif dievaluasi melalui substantive content-nya yaitu
dengan membandingkan besarnya relative weight dan melihat
49
signifikasi dari indicator konstruk tersebut (Chin 1998 dalam Ghozali;
2015).
Validitas convergent dari model pengukuran dengan model reflektif
berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur (manifest
variabel) dari suatu konstruk seharusnya berkorelasi tinggi. Uji validitas
convergent indicator refleksif dengan program SmartPLS 3.0 dapat
dilihat dari nilai loading factor untuk tiap indicator konstruk. Rule of
thumb yang biasanya digunakan untuk menilain validitas convergent
yaitu loading factor harus lebih dari 0.7 untuk penelitian yang bersifat
confirmatory dan nilai loading faktor antara 0.6-0.7 untuk penelitian
bersifat exploratory masih dapat diterima serta nilai average variance
extracted (AVE) harus lebih besar dari 0.5. Namun demikian untuk
penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai
loading faktor 0.5-0.6 masih dianggap cukup (Chin, 1998 dakam
Ghozali;2015).
Nilai average variance extracted (AVE) ini memiliki arti bahwa
50% atau lebih variance dari indicator dapat dijelaskan.
Selain uji validitas, pengukuran model juga dilakukan untuk
menguji reliabilitas suatu konstrak. Uji reliabilitas digunakan untuk
membuktikan akurasi, konsistensi dan ketepatan instrument dalam
mengukur konstruk. Dalam PLS-SEM dengan mennggunakan
SmartPLS 3.0, untuk mengukur reliabititas suatu konstruk dengan
indikator refleksif dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
50
Conbach’s Alpha dan Composite Reliability sering disebut Dillon-
Goldstein’s. Namun demikian penggunaan Conbach’sAlpha untuk
menguji reliabilitas konstruk akan memberikan nilai yang lebih rendah
(Under Estimate) sehingga lebih disarankan untuk menggunakan
Composite Reliability dalam menguji reliabilitas suatu konstruk. Rule of
Thumb yang biasanya digunakan untuk menilai reliabilitas konstruk
yaitu nilai Composite Reliability harus lebih besar dari 0.7 untuk
penelitian yang bersifat confirmatory dan nilai 0.6-0.7 masih dapat
diterima untuk penelitian yang bersifat exploratory (Ghozali; 2015).
Uji validitas dan uji reliabititas tidak diperlukan untuk konstruk
yang berbertuk formatif. Untuk memperoleh signifikasinya weight
harus melalui prosedur resampling (jackknifing atau bootstrapping).
Selain itu uji multikolonieritas untuk konstruk firmatif mutlak
diperlukan dengan menghitung nilai Variace Inflation Factor (VIF) dan
lawannya Tolerance. Jika didapat nilai signifikasi weight T-statistik >
1.96 maka dapat disimpulkan bahwa indicator konstruk adalah valid.
Untuk nilai VIF direkomendasikan < 10 atau < 5 dan nilai Tolerance >
0.10 atau > 0.20 (Ghozali; 2015).
3. Kriteria Penilaian
PLS mempunyai beberapa evaluasi terhadap model structural dan
model pengukuran yang ada. Dalam evaluasi pengukuran, dilakukan uji
convergent validity, discriminant validity, Composite Reliability, dan
average variance extracted. Sedangkan dalam evaluasi model
51
strukturan dilakukan dengan uji R-Squared dan uji estimasi koefisein
jalur.
a. Convergent validity digunakan untuk mengukur besarnya korelasi
antara variabel laten dengan variabel manifest pada model
pengukuran refleksif. Uji validitas convergent indicator refleksif
dengan program SmartPLS 3.0 dapat dilihat dari nilai loading factor
untuk tiap indicator konstruk. Rule of thumb yang biasanya
digunakan untuk menilai validitas convergent yaitu loading factor
harus lebih dari 0.5 dan lebih dari 0.7 idelanya.
b. Discriminant validity dapat dihitung berdasarkan nilai cross loading
dari variabel manifest terhadap masing – masing variabel laten. Jika
korelasi antara variabel laten dengan setiap indikatornya lebih besar
dari pada korelasi dengan variabel laten lainnya, maka variabel laten
tersebut dapat dikatakan memperediksi indikatornya lebih baik
daripada variabel laten lainnya. Dicriminan validity dapat dihitung
dengan membandingkan nilai average variance extracted (AVE) .
Nilai Discriminant validity diterima apabila nilai average variance
extracted (AVE) harus lebih besar dari 0.5
c. Composite Reliability digunakan untuk membuktikan akurasi,
konsistensi dan ketepatan instrument dalam mengukur konstruk.
Rule of Thumb yang biasanya digunakan untuk menilai reliabilitas
konstruk yaitu nilai Composite Reliability harus lebih besar dari 0.7.
52
d. R-Square digunakan untuk menilai seberapa besar pengaruh
variabel laten independen terhadap variabel dependen. Menurut
Chin , hasil Adjusted R-Squared sebesar 0,67 mengindikasikan
bahwa model tersebut baik. Hasil R2 yang sebesar 0,33
mengindikasikan bahwa model tersebut dikategorikan moderat,
sedangkan jika hasil R2 kurang dari 0,33 mengindikasikan bahwa
kategori tersebut lemah.
4. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis
Menentukan kriteria penerimaan dan penolkan hipotesis pada
penelitian ini dengan menggukan T-statistic dan R-Square. Nilai t-
statistic harus lebih besar dari t-tabel, dalam penelitian ini t-tabel yang
digunakan sebesar 1.96 dengan tingkat signifikansi 0.05(two tail).
5. Pola SmartPLS
Pola PLS yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
53
Gambar 3 1
Pola PLS Yang digunakan
Sumber : Diolah oleh SmartPLS
E. Uji H
Metodologi memiliki fleksibilitas dalam penentuan variabel yang
akan diuji. Hal ini untuk memberikan ruang yang lebih luas bagi intepretasi
dari hasil olah data yang dilakukan.
Secara prosedural proses rekayasa metodologi H ini dilakukan dari
pengumpulan data dari obyek yang dijadikan sampel dalam implementasi
teori ini.
54
1. Pertama melakukan pendataan untuk memperoleh besaran dari obyek
yang akan ditinjau dalam nilai, harga, indeks, persentase, atau nominal
yaitu dalam bentuk harga asli.
2. Kedua meninjau laju besaran dari obyek yang akan dihitung dalam skala
persentase berupa selisih dari harga awal dengan harga berikutnya atau
perbedaan dari besaran pertama dengan besaran kedua dan selanjutnya.
3. Ketiga membuat pola rata-rata dari obyek yang akan ditinjau dengan
perspektif teori ini dibandingkan dengan obyek-obyek lain yang sejenis
atau meninjau posisi obyek dikomparasi dengan rata-rata obyek yang
sejenis.
4. Setelah memperoleh nominal, laju, dan rata-rata laju, selanjutnya
dibutuhkan data lain dari obyek yang sama berupa data yang bersifat
intangible atau berkaitan dengan nilai religiusitas untuk didapatkan
besaran bobotnya dibandingkan dengan obyek lain. Cara melakukan nilai
bobot yaitu:
a. Membuat rasio bobot berdasarkan data lain dari obyek yang sama
kemudian dibandingkan dengan bobot dari obyek lain dengan data
yang untuk diperoleh ranking atau urutan bobot antara obyek utama
dengan obyek pembanding yang lain.
b. Selain menggunakan sumber data dari obyek yang diteliti,
dikombinasikan dengan expert adjustment / wawancara terstruktur
dengan pakar sains yang memiliki otoritas untuk menilai bobot suatu
obyek.
55
c. Kemudian melakukan perangkingan obyek berdasarkan bobot yang
diperoleh dari berbagai sumber data tersebut, sehingga urutan tersebut
juga merepresentasikan besaran bobot dari obyek yang diteliti
tersebut.
5. Selanjutnya setelah diperoleh data nominal, laju, dan bobot maka
dilakukan penghitungan berupa perkalian dari data obyek tersebut
berupa: nominal x laju x bobot.
6. Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan dari obyek yang diteliti maka
dilakukan perlakuan matriks untuk memperoleh kategori hasil sesuai
format dalam hal ini obyek akan dikategorikan dalam formasi straight,
loads, dan impact:
a. Jika hasil positif adalah straight (jika minus adalah turn)
b. Jika hasil lebih besar dari 0,1 adalah load
c. Jika hasil lebih besar dari rata-rata nilai berarti impact
F. Batasan Operasional Variabel
Penelitian ini menganalisa secara empiris Analisis Pengaruh Intellectual
Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan di Jakarta Islamic Index
Periode 2013-2016. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian atas
hipotesis yang diajukan. Adapun variabel-variabel yan dirancang untuk
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Independen
Variabel Indepenen uang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
56
a. VAHU
Value Added Human Capital (VAHU) merupakan Rasio dari
VA terhadap HC. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat
oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap value
added organisasi:
VAHU = 𝑉𝐴
𝐻𝐶
Keterangan:
Human Capital (HC) – Beban karyawan.
b. VACA
VACA merupakan perbandingan antara value added (VA)
dengan ekuitas perusahaan (CE), rasio ini menunjukan
kontribusi yang dibuat oleh setiap unit Capital employed
terhadap value added sebuah perusahaan atau organisasi
VA = OUT – IN
VACA = 𝑉𝐴
𝐶𝐸
Keterangan:
Output (OUT) –Total penjualan dan pendapatan lain.
Input (IN) – Beban dan biaya-biaya (selain beban karyawan).
Value Added (VA) – Selisih antara Output dan Input
Capital Employed (CE) – Dana yang tersedia (ekuitas, laba
bersih)
Pemanfaatan ekuitas perusahaan (CE) merupakan bagian
dari pemanfaatan intellectual capitalI, karena VACA merupakan
57
indicator kemampuan intelktual perusahaan dalam mengelola
dan memanfaatkan modal fisik perusahaan.
c. STVA
Structural Capital Value Added (STVA) merupakan Rasio
dari SC terhadap VA. Rasio ini mengukur jumlah SC yang
dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan
merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam
penciptaan nilai.
STVA = 𝑆𝐶
𝑉𝐴
Keterangan:
Structural Capital (SC) – VA – HC
2. Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan
merupakan gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan yang
dianalisis dengan alat-alat analisis, sehingga dapat diketahuai
kondisi suatu perusahaan. Dalam penelitian ini, pengukuran kinerja
keuangan perusahaan menggunakan perputaran aset (ROA).
Menurut Lestari dan Sugiharto (2007), ROA adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari
pengguanaan aktiva. Hasil pengembalian investasi atau Return on
investment (ROI) atau Return on Total Asset (ROA) merupakan
58
rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang
digunakan dalam perusahaan. ROA juga merupakan suatu ukuran
tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya
(Karno, 2011).
ROA juga digunakan untuk menganalisis serta untuk
mengetahui informasi kesehatan suatu perusahaan (Munawir, 2010).
Dengan demikian ROA dapat merepresentasikan kinerja keuangan
perusahaan yang dilihat dari perbandingan antara laba bersih setelah
pajak dengan total aset. Sehingga dapat diketahui bahwa semakin
tinggi ROA maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan.
Selain itu Ananda (2014), Alifia (2015) telah menemukan bukti
empiris bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
Intellectual Capital terhadapa kinerja keuangan perusahaan yang
diproksikan oleh ROA. Rumus yang digunakan untuk menghitung
return on asset (ROA) adalah sebagai berikut:
ROA = Laba Bersih / Total Asset
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Sampel perusahaan yang berhasil
diperoleh dan memenuhi kriteria sebanyak 17 perusahaan, dimana penelitian
dilakukan selama 4 tahun yaitu mulai tahun 2013 sampai tahun 2016. Data
yang terkumpul dalam penelitian ini sebanyak 68. Data penelitian ini diperoleh
dari laporan keuangan perusahaan yang terdapat di Indonesia Stock Exchange
yaitu www.idx.co.id dan situs resmi dari perusahaan-perusahaan terkait.
Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Intellectual
Capital yang diproksikan dengan VAHU (value added human capital), VACA
(Value Added Capital Employed), SCVA (structure capital value added)
terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan oleh ROA (Return On
Assets).
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penelitian ini menggunakan model Structural Equation Modelling
(SEM) berbasis varian (Partial Least Square), dimana PLS-SEM ini bertujuan
untuk menguji hubungan prediktif antar konstruk dengan melihat apakah ada
hubungan atau pengaruh antar konstruk tersebut. Software yang digunakan
dalam penelitian ini adalah SmartPLS 3.0
60
Gambar 4 1
Hasil SmartPLS 3.0
Sumber: diolah oleh SmartPLS
Pada gambar 4.1 menunjukan hasil penelitian dari masing-masing variabel
yang memiliki 4 indikator. Indikator tersebut terdiri data tiap tahun dari
variabel. Arah panah antara indikator dengan kontruk laten adalah menuju
konstruk yang menunjukan bahwa penelitian menggunakan indikator formatif
yang bersifat mendefinisikan karakteristik atau menjelaskan konstruk.
61
1. Uji Validitas
Pengujian validitas untuk indikator formatif menunjukan adanya perubahan
pada suatu indikator dalam konstruk jika indikator lain pada konstruk yang
sama berubah atau dikeluarkan dari model.
Uji validitas dalam penelitian ini dapat dilihat dari uji convergen validity,
discriminant validity serta dapat dilihat dari nilai AVE. hasil output dari uji
validitas dapat dilihat di bawah ini.
Tabel 4 1
Hasil Outer Loading
ROA STVA VACA VAHU
X1 0.994
X2 0.992
X3 0.993
X4 0.992
X5 0.983
X6 0.932
X7 0.994
X8 0.997
X9 0.953
X10 0.953
X11 0.889
X12 0.971
Y1 0.989
Y2 0.983
Y3 0.994
Y4 0.975
Sumber : Data diolah oleh SmartPLS
Tabel di atas menunjukan bahwa nilai loading faktor dalam setiap konstruk
lebih dari nilai loading faktor yang disarankan, yakni 0.70. Nilai indikator yang
paling rendah ada pada indikator x11 dengan nilai sebesar 0.899 dan indikator
yang memiliki nilai tertinggi y3 dan x1 sebesar 0.994, maka indikator dalam
62
penelitian ini dinyatakan valid atau memenuhi uji convergent validity.
Kemudian akan dilakukan uji discriminant validity dengan output sebagai
berikut:
Tabel 4 2
Hasil Discriminant Validity
ROA STVA VACA VAHU
ROA 0.985
STVA 0.281 0.944
VACA 0.903 0.235 0.972
VAHU 0.060 0.657 0.001 0.993
Sumber : Data diolah dengan SmartPLS
Suatu indikator dinyatakan valid apabila nilai loading faktor memiliki nilai
tertinggi kepada konstruk yang dituju dibandingkan nilai loading faktor ke
konstruk lain. Tabel di atas menunjukan bahwa loading faktor untuk indikator
ROA (Y) mempunyai loading faktor terhadap konstruk ROA (Y) lebih besar
dibanding konstruk lain dengan nilai sebesar 0.985.
Pada konstruk VAHU (X1) memiliki loading faktor terhadap Konstruk
VAHU (X1) lebih besar dari pada ke konstruk lain sebesar 0.993, konstruk
VACA (X2) juga memiliki nilai loading faktor yang lebih besar kepada
konstruk VACA (X2) sebesar 0.972, begitupun dengan konstruk STVA (X3)
juga memilki nilai loading factor yanglebih besar kepada STVA (X3) sebesar
0.94 yang lebih besar dibanding konstruk lainnya. Dengan demikian, setiap
indikator memprediksi pada blok konstruk mereka sendiri dibandingkan dengan
indikator memprediksi pada blok kontruk yang lain.
63
Metode lain dalam melihat Discriminant validity adalah dengan menilai
nilai square root of average extracted (AVE). nilai AVE yang disarankan agar
dapat dikatakan memebuhi syarat uji discrimant validity adalah lebih dari 0.5.
Tabel 4 3
Hasil Average Variance Extracted (AVE)
AVE
ROA 0.971
STVA 0.892
VACA 0.944
VAHU 0.985
Sumber : Data diolah dengan SmartPLS
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai AVE dari setiap konstruk lebih
dari 0.5 yakni ROA (Y) memiliki nilai 0.971, STVA memiliki nilai 0.892,
VACA memiliki nilai 0.994 serta VAHU memiliki nilai 0.985. Demikian dapat
dinyatakan bahwa konstruk ini memenuhi uji dicriminant validity.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas pada penelitian ini dilihat dari nilai cronbachs Alpha yang
dihasilkan dari setiap konstruk. Hasil cronbachs Alpha yang dapat dikatakan
memenuhi uji reliabilitas apabila lebih dari 0.70.berikut adalah output dari uji
cronbachs Alpha.
Tabel 4 4
Hasil cronbachs Alpha
cronbachs Alpha
ROA 0.990
STVA 0.959
VACA 0.980
VAHU 0.995
Sumber : Diolah dengan SmartPLS
64
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai cronbachs Alpha dari setiap
konstruk sangat baik yakni diatas 0.70 dengan ROA sebesar 0.990, STVA
sebesar 0.959, VACA 0.980 dan VAHU 0.995, sehinggadapat disimpulkan
bahwa semua indikator konstruk adalag reliabel atau memenuhi uji reliabilitas.
Kemudian uji reliabilitas dalam penelitian ini juga dapat diperkuat dengan
uji composite reliability. Agar dapat dinayatakan memenuhi uji reliabilitas nilai
composite reliability yang disarankan harus lebih dari 0.70. Berikut hasil output
composite reliability.
Tabel 4 5
Hasil composite reliability
composite
reliability
ROA 0.993
STVA 0.971
VACA 0.986
VAHU 0.996
Sumber : Data diolah SmartPLS
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai composite reliability dari
setiap konstruk sangat baik yakni diatas 0.70 dengan ROA sebesar 0.993,
STVA sebesar 0.971, VACA 0.986 dan VAHU 0.996, sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua indikator konstruk adalah reliabel atau memenuhi uji
reliabilitas.
Dapat dilihat juga bahwa nilai composite reliability lebih tinggi untuk
semua konstruk dibandingkan dengan nilai cronbachs alpha. Hal ini juga
memperkuat penelitian bahwa konstruk dalam penelitian ini memenuhi uji
reliabilitas.
65
3. Uji Hipotesis
Dalam melakukan pengujian hipotesis, dalam penelitian ini dilakukan
uji T dan nilai R-Square Adjusted (R2). Kriteria penerimaan dan penolakan
hipotesis yang digunakan dalam penelitian menggunakan uji T dan melihat
besaran nilai R-Square Adjusted (R2).
4. Uji T
Hipotesis penelitian dapat diterima jika nilai t hitung (t-statistik) lebih
dari t tabel pada tingkat kesalahan 1.96. berikut ini merupakan nilai dari t hitung
(tstatistik) berdasarkan path coefficient yang dihasilkan dari analisis.
Tabel 4 6
Hasil Uji T
Original Sampel T-Statistik P Values
STVA ROA 0.058 0.175 0.861
VACA ROA 0.889 6.671 0.000
VAHU ROA 0.021 0.059 0.953
Sumber: Data diolah oleh SmartPLS
Dari nilai koefisien path dapat dilihat bahwa VAHU tidak memiliki
pengaruh terhadap kinerja keungan perusahaan (ROA), hal ini dikarenakan t-
statistik yang dimiliki VAHU kurang dari t tabel 1.96 yakni sebesar 0.175 dan
nilai p values 0.861 lebih besar dari 0.05.
Dengan hasil tersebut, maka hipotesis penelitian pertama H1 yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif antara VAHU terhadap kinerja
keuangan perusahaan ditolak. Artinya Perusahaan belum bisa mengoptimalkan
66
human capitalnya untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Hal ini
menunjukan bahwa analisis data dari penelitian ini mendukung penelitian Wang
dan Chang (2005), Siti Pratiza J dan Fivi Anggraini (2007), Febriyanti R dkk
(2014).
Untuk pengujian hipotesis ke dua H1 yang menyatakan ada pengaruh
positif antara VACA terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dapat kita lihat
dari tabel 4.6 bahwa nilai t statistik VACA sebesar 6.671 dan p values untuk
VACA sebesar 0.000, keduanta telah lebih besar dari pada tingkat t tabelnya
yaitu 1.96 dan telah memenuhi nilai signifikan dibawah 5% atau 0.05.
Dengan hasil tersebut, maka hipotesis kedua pada penelitian ini H1
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa VACA memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Pengujian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa H1 ada pengaruh
positif antara STVA terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dari nilai koefisien
path STVA pada tabel 4.6 didapatkan sebesar t statistik 0.059 dengan p values
0.953. dengan demikian hipotesis ketiga pada penelitian ini H1 ditolak karena
nilai t statistik pada STVA lebih kecil dati t tabel dan nilai p values juga lebih
besar dari nilai signifikansi 0.05. artinya pada penelitian ini, peneliti
menemukan bahwa perusahaan belum mampu untuk mengelola STVA secara
optimal unutk meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa
analisis data dari penelitian ini mendukung penelilitan sebelumnya Vera (2014).
67
5. Uji R-Square Adjusted (R2)
Uji hipotesis selanjutna dilakukan dengan melihat besaran nilai R-
Square Adjusted (R2). Menurut Ghozali (2015) menyatakan bahwa apabila
sebesar nilai R-Square Adjusted (R2) 0,67 mengindikasikan bahwa model
tersebut baik. Hasil R2 yang sebesar 0,33 mengindikasikan bahwa model
tersebut dikategorikan moderat, sedangkan jika hasil R2 kurang dari 0,33
mengindikasikan bahwa kategori tersebut lemah.
Tabel 4 7
Hasil R-Square Adjusted (R2)
R-Square Adjusted (R2)
ROA 0.778
Sumber : Diolah oleh SmartPLS
Tabel diatas menunjukan nilai R-Square Adjusted (R2) pada penelitian
ini adalah 0.778 yakni lebih besar dari 0.67, hal ini menunjukan bahwa model
dalam penelitian ini baik yang artinya model pengaruh intellectual capital yang
dikonstrul oleh VAHU (value added human capital), VACA (value added
capital employed) dan STVA (structure capital value added) dapat
memengaruhi kineja keuangan perusahaan sebesar 77.8%, sedangan 22,2%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat pada penelitian ini.
68
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahan yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan:
1. Hasil penelitian menunjukan bahwa VAHU (value Added Human
Capital) yang dihitung menggunakan metode Publik (1999) tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan peusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index. Artinya aktiva tak berwujud yang
dimiliki perusahaan dalam bentuk kemampuan intelektual, kreativitas dan
inovasi-inovasi yang dimiliki karyawan belum mampu meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan tersebut.
2. VACA (value added capital employed) merupakan Customer capital
merupakan hubungan harmonis/ association network yang dimiliki
perusahaan dengan mitranya, baik yang berasal dari pemasok yang
berkualitas, pelanggan yang loyal, dan hubungan perusahaan dengan
pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar (Aty, 2013).
Hasil dalam penelitian ini menunjukan VACA berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Artinya hubungan
perusahaan dengan mitranya sangat berpengaruh terhadap kinerja
keuangan perusahaan. Semakin bagus hubungan perusahaan dengan mitra
nya maka semakin tinggi kinerja keuangan perusahaan tersebut.
69
3. Structural capital Menurut Sawarjuwono dan Kadir adalah infrastruktur
yang dimiliki oleh suatu perusahaan dalam memenuh kebutuhan
operasional perusahaan. Dalam penelitian ini variabel STVA (Structur
capital value added) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan perusahaan, artinya perusahaan belum mampu mengoptimalkan
infrastruktur yang dimiliki oleh perusaahaan untuk meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan tersebut.
B. Saran dan Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran
yang mungkin dapat bermanfaat. Adapun saran dan implikasi tersebut sebagai
berikut:
1. Bagi Akademis
Bagi akademisi diharapkan menambah jumlah sampel dan menambah
periode waktu agar menambah jumlah data sehingga mendapatkan hasil
yang lebih baik serta dapat memberikan manfaat berupa pengetahuan dan
rujukan mengenai VAHU (value added human capital), VACA (value
added capital employed), STVA (structure capitalvalue added) dalam
penelitian selanjutnya.
2. Bagi Investor dan calon investor agar lebih memperhatikan Intellectual
Capital perusahaan sebagi pertimbangan dalam melakukan investasi.
3. Bagi Perusahaan
Dalam berinvestasi, investor akan dihadapkan pada beberapa risiko. Oleh
karena itu, setiap perusahaan harus mempertimbangan hal-hal yang
70
berkenaan dengan pengambilan keputusan nvestasi salah satunya dengan
mempertimbangkan kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini
diharapkan dapat menjadi acuan kepada perusahaan dalam melakukan
kebijakan untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaannya.
71
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Pratiwi Dwi dan Arifin Sabeni. 2005. “Hubungan Intellectual Capital dan
Business Performance dengan Diamond Specification : sebuah Perspektif
AKuntansi”. SNA VIII Solo, 15-16 September 2005
Aziz, Roikhan Mochamad. 2009. New Paradigm on Sinlammim Kaffah In Islamic
Economics. Jurnal Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2009. Kaffah Thinking on Sinlammim Method Through
Digital Root. Proceeding, ISOIT International Seminar on Islamic Thought,
UKM, Bangi, Malaysia.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2009. Education on Root Of Islam. Proceeding,
International Seminar On Islamic Education. UNJ, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2009. Moneter Syariah. Modul Kuliah, Fakultas
Ekonomi Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. March 2009. The Application of Kaffah Economics on
Sukuk As Islamic Economic Instrument In OIC Countries. IRTI-IDB, IIUM,
Kuala Lumpur, Malaysia.
Aziz, Roikhan Mochamad. April 2009. Pemodelan Institusi Keuangan Islam
Berbasis Metode Sinlammim Kaffah (Studi Kelayakan Pada Bofsa), UII,
Jogjakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. August 2009. Islamic Principle and Financial Aspect in
Sukuk on Asset Becked securities. IALE Hukumonline.com, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. October 2009. Kaffah Thinking on Sinlammim Method
Through Digital Root. Proceeding, UKM Malaysia.
72
Aziz, Roikhan Mochamad. 2010. Ekonomi Moneter Tiga Dimensi. Modul Kuliah,
Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2010. New Paradigm in On Sinlammim Kaffah In
Islamic Economics. Jurnal Signifikan, Vol. 9, No.2, Mei-Agustus, Jakarta.
http://www.uinjkt.ac.id.
Aziz, Roikhan Mochamad. April 2010. The prospect of IslamicRevival in Indonesia
2015 Based on Development of Sukuk The Skuk Through Sinlamim Kaffaf
Method. Approved Paper For Seminar Sharia Economics Days (Second), UI,
Depok.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2016. Factors of Internal, External And Religiosity To
Influence Lecture Performance By Peer Review Teaching on HAHSLM
Approach. The 3rd International Conference on Socio-Cultural Relationship
and Education Pedagogy Learning Science Bali
Belkoui, Ahmad Riahi. 2003 “Teori Akuntansi”, Jakarta, Salemba Empat.
Candrasari, Nike. 2013. Pengaruh intellectual capital terhadap kinerja perusahaan
(studi empiris terhadap perusahaan-perusahaan Jakarta Islamic Indekx
(JII), tahun 2007-2012. Penelitian tidak dipublikasikan. FSH Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Dewi, Alifia Puspita. 2015. Pengaruh intellectual capital terhadap kinerja
keuangan dan pertumbuhan perusahaan. Penelitian tidak dipublikasikan.
FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Firer, S., and S.M. Williams.2003.Intellectual Capital and traditional measure of
corporate performance journal of intellectual vapital . vol 4 No. 3.pp.348-
360
73
Ghozali, Imam dan Hengky Latan.2015”Partial Least Square Konsep Teknik dan
Apliksai menggunakan program SmartPLS 3.0 untuk Penelitian Empiris”.
Badan Penerbit Universitar Diponegoro.
Hartono, B. 2001.” Intellectual Capital sebuah Tantangan Akuntansi Masa
Depan” Media Akuntansi.Edisi 21/ Oktober ,h. 65-72.
Hasna, Devi. 2016. Pengaruh value added intellectual capital, good governance
dan pergantian CEO terhadap kinerja perusahaan (studi kasus
padaperusahaan manufaktur sector property dan real estate yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014). Penelitian tidak
dipublikasikan. FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hasna, Fatimah. 2012 Analisis Pengaruh Modal Intelektual terhadap kinerja
perusahaan di Indonesia, Penelitian tidak dipublikasikan FE UI Depok
Indah, Fajarini dan Riza Firmasyah. 2012. “Pengaruh Intellectual Capital
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan LQ
45)”. Vol. 4, No 1, Maret 2012,pp. 1-12
Juminga.2006 “ Analisis laporan keuangan”. Jakarta PT BUmi Aksara.
Karno, Sinta Sukma Devi dkk. 2011. Analisis Anggaran Biaya Operasional dan
Anggaran Pendapatan terhadap Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio
Return on Asset (ROA) Pada PT. Graha Sarana Duta Palembang. Jurnal
Jurusan Akuntansi STIE MDP
Kuryanto, Benny dan Muchamad Syafruddin. 2009. “Pengaruh Modal ntellektual
Terhadap Kinerja Perusahaan”. Volume 5/ No. 2/ Mei 2009: 182-147
Lestari, Maharani Ika dan Sugiharto, Toto. 2007. Analisis Kinerja Bank Devisa dan
Bank Non Devisa dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jurnal Vol.
2 ISSN 1858 - 2559
74
Lustyaningsih, Fitri. 2015. Pengaruh Intellectual Capital, rate of growth of
intellectuall capital (ROGIC) dan kaulitas penerapan good corporate
governance terhadap kinerja keuangan bank umum syariah di Indonesia
Periode 2010-2014. Penelitian tidak dipublikasikan. FEB UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Maesaroh, Siti. 2015. “Pengaruh Modal Intelektual terhadap kinerja keuangan
pada perusahaan manufaktur”. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No.
11 (2015)
Muntiah, Siti. “Pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja
perusahaan (studi perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2012)”
Pasaribu, Lolita Yuliarty. 2016. Pengaruh Intellectual capital dan good governance
terhadap kinerja keuangan bank umum syariah (periode 2011-2014).
Penelitian tidak dipublikasikan. FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Puspitasari, Elen, 2014. “Peran Indikator Kekayaan Intelektual terhadap kinerja
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efef
Indonesia”, Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 10, Nomor 1,
Semarang.
Sayad, Arezou and Reza Pourmohammadi. 2014. “Evaluating the relationship
between intellectual capital and financial performance in Iranian
biotechnological production companies”. European Journal of Experiantel
Biology., 2014, 4 (1):168-173
Tan, H.P., D. Plowman, P. Hancock. 2007.”Intellectual Capital and Fiancial return
of companies. Jounal of intellectual capital. Vol. 8. No.1.pp. 76-95.
75
Tertius, Melia Agustina dan Yulius Jogi Christiawan. 2015. “Pengaruh good
corporate governance terhadap kinerja perusahaan pada sector
keuangan”. Vol. 3, No.1, Januari 2015: 223-232
Ulum, Ihyaul, 2008 “Intellectual Capital dan kinerja Keuangan: Suatu analisis
dengan pendekatan partial least squares,” Simposium Nasional Akuntansi
XI, Pontianak.
Ulum, Ihyaul et.al. 2008. “Intellectual Capital dan Kinerja keuangan perusahaan;
suatu analisis dengan pendekatan partial least squares”. Simposium
Nasional Akuntansi XI, Pontianak
Widyaningrum, Ambar. 2004. “Modal Intelektual”. Vol. 1 pp. 16-25
Zulmiati, Rizqi. 2012. Pengaruh Intellectual Cpital Terhadap Kinerja Perusahaan
(Studi pada perusahaan costumer good industry yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2005-2010). FEB Universtas Diponegoro Semarang
Kitab Suci Al-Qur’an :
QS Adz-Dzariat [51]: 56
QS. Ali Imran [3]: 19.
QS. Ali Imran [3]: 85.
QS. Al-Shaf [61]: 7.
QS. Al-Maidah [5]: 3.
QS. Ali-Imran [3]: 19.
QS. Al-Baqarah [2]: 208.
QS. Saba [34]: 28.
76
LAMPIRAN
Lampiran I Tabel daftar perusahaan objek penelitian
Sumber: Bursa Efek Indonesia
No. Kode Saham Nama Emiten
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk
2 ADRO Adaro Energy Tbk
3 AKRA AKR Corporindo Tbk
4 ASII Astra Internasional Tbk
5 ASRI Alam Sutera Realty Tbk
6 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk
7 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
9 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
10 KLBF Kalbe Farma Tbk
11 LPKR Lippo Karawaci Tbk
12 LSIP PP London Sumatera Indonesia Tbk
13 PGAS Perusahaan Gas Negara Tbk (Persero)
14 SMGR Semen Gresik Tbk (Persero)
15 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk
16 UNTR United Tractors Tbk
17 UNVR Unilever Indonesia Tbk
77
Lampiran II Rincian Data Perusahaan
Data Perolehan ROA 2013-2016
No Perusahaan 2013 2014 2015 2016
1 AALI 12.72 14.12 12.56 11.18
2 ADRO 3.40 2.80 2.50 5.00
3 AKRA 4.21 5.34 6.80 6.40
4 ASII 10.41 9.37 6.36 7.00
5 ASRI 6.07 6.95 3.20 3.00
6 BSDE 12.87 14.16 6.53 5.30
7 ICBP 10.44 10.16 11.00 13.10
8 INDF 4.39 5.98 4.03 6.10
9 INTP 18.83 18.32 15.40 13.40
10 KLBF 17.41 17.07 15.02 15.10
11 LPKR 3.92 6.75 1.29 2.00
12 LSIP 9.57 10.66 7.04 6.50
13 PGAS 18.63 19.59 14.49 11.81
14 SMGR 17.43 16.21 11.85 10.20
15 TLKM 11.05 10.20 9.32 10.80
16 UNTR 8.42 8.89 6.24 8.00
17 UNVR 42.14 40.18 37.27 39.40
78
Data Perolehan Value Added tahun 2013
No Perusahaan Output Input Value Added
1 AALI 12,784,201 10,186,649 2,597,552
2 ADRO 3,301,281 2,877,025 424,256
3 AKRA 22,416,390,674 21,681,510,489 734,880,185
4 ASII 205,069 177,546 27,523
5 ASRI 3,715,559,216 2,633,783,387 1,081,775,829
6 BSDE 6,262,139,330,033 3,030,323,584,458 3,231,815,745,575
7 ICBP 25,766,526 22,799,536 2,966,990
8 INDF 57,282,762 53,282,011 4,000,751
9 INTP 19,409,559 12,814,405 6,595,154
10 KLBF 16,108,628,479,983 13,536,105,762,752 2,572,522,717,231
11 LPKR 7,259,826,652,040 5,334,996,425,060 1,924,830,226,980
12 LSIP 4,408,271 3,411,280 996,991
13 PGAS 3,241,800,285 2,173,570,929 1,068,229,356
14 SMGR 27,384,835,410 21,533,911,912 5,850,923,497
15 TLKM 86,382 59,233 27,149
16 UNTR 51,563,614 44,976,277 6,587,337
17 UNVR 30,814,607 23,655,799 7,158,808
79
Data Perolehan Value Added tahun 2014
No Perusahaan Output Input value Added
1 AALI 16,487,006 12,805,169 3,681,837
2 ADRO 3,350,704 3,025,344 325,360
3 AKRA 22,631,141,162 21,636,880,824 994,260,338
4 ASII 213,333 186,275 27,058
5 ASRI 3,679,410,838 2,293,644,184 1,385,766,654
6 BSDE 6,009,706,680,127 3,369,960,741,102 2,639,745,939,025
7 ICBP 30,727,237 27,292,409 3,434,828
8 INDF 65,180,294 58,840,109 6,340,185
9 INTP 21,231,320 14,415,842 6,815,478
10 KLBF 17,523,196,317,840 14,766,597,000,418 2,756,599,317,422
11 LPKR 12,258,726,869,525 8,563,748,327,616 3,694,978,541,909
12 LSIP 4,867,190 3,678,259 1,188,931
13 PGAS 3,565,263,317 2,590,178,476 975,084,841
14 SMGR 27,500,112,371 20,422,836,363 7,077,276,008
15 TLKM 92,008 63,395 28,613
16 UNTR 53,963,026 47,341,168 6,621,858
17 UNVR 34,521,992 26,845,270 7,676,722
80
Data Perolehan Value Added tahun 2015
No Perusahaan Output Input value Added
1 AALI 13,091,994 11,916,481 1,175,513
2 ADRO 2,696,335 2,416,362 279,973
3 AKRA 19,870,126,875 18,589,105,883 1,281,020,992
4 ASII 194,412 174,782 19,630
5 ASRI 2,821,871,482 2,062,914,188 758,957,294
6 BSDE 6,604,220,448,603 4,289,759,597,400 2,314,460,851,203
7 ICBP 32,543,392 28,439,705 4,103,687
8 INDF 65,656,998 60,360,608 5,296,390
9 INTP 18,681,380 13,036,269 5,645,111
10 KLBF 18,093,293,706,656 15,372,412,462,197 2,720,881,244,459
11 LPKR 9,150,211,513,815 7,865,381,662,675 1,284,829,851,140
12 LSIP 4,338,505 3,520,100 818,405
13 PGAS 3,230,807,486 2,745,207,075 485,600,411
14 SMGR 27,269,558,448 21,418,634,951 5,850,923,497
15 TLKM 105,377 74,035 31,342
16 UNTR 50,846,387 46,653,641 4,192,746
17 UNVR 36,494,646 28,665,156 7,829,490
81
Data Perolehan Value Added tahun 2016
No Perusahaan Output Input value Added
1 AALI 10,396,084 9,165,380 1,230,704
2 ADRO 2,586,848 2,040,328 546,520
3 AKRA 15,304,085,936 14,147,919,246 1,156,166,690
4 ASII 189,297 167,044 22,253
5 ASRI 2,873,057,563 2,334,847,907 538,209,656
6 BSDE 7,257,546,841,342 5,197,676,683,771 2,059,870,157,571
7 ICBP 35,280,222 30,290,968 4,989,254
8 INDF 68,443,336 61,058,108 7,385,228
9 INTP 16,069,500 11,923,121 4,146,379
10 KLBF 19,552,540,351,106 16,461,351,890,876 3,091,188,460,230
11 LPKR 11,041,543 9,483,796 1,557,747
12 LSIP 3,932,041 3,153,480 778,561
13 PGAS 3,079,699,865 2,694,714,719 384,985,146
14 SMGR 26,609,006,416 21,524,384,873 5,084,621,543
15 TLKM 118,887 80,698 38,189
16 UNTR 46,796,046 40,066,016 6,730,030
17 UNVR 40,062,151 31,490,266 8,571,885
82
Data Perolehan Value Added Human Capital (VAHU) 2013
No Perusahaan VA HC VAHU
1 AALI 2,597,552.00 198,737.00 13.07
2 ADRO 424,256.00 131,974.00 3.21
3 AKRA 734,880,185.00 254,034,699.00 2.89
4 ASII 27,523.00 12,541.00 2.19
5 ASRI 1,081,775,829.00 90,441,516.00 11.96
6 BSDE 3,231,815,745,575.00 47,713,608,855.00 67.73
7 ICBP 2,966,990.00 838,467.00 3.54
8 INDF 4,000,751.00 2,660,136.00 1.50
9 INTP 6,595,154.00 362,011.00 18.22
10 KLBF 2,572,522,717,231.00 1,357,517,032,459.00 1.90
11 LPKR 1,924,830,226,980.00 926,561,441,291.00 2.08
12 LSIP 996,991.00 234,897.00 4.24
13 PGAS 1,068,229,356.00 122,106,944.00 8.75
14 SMGR 5,850,923,497.00 2,152,092,057.00 2.72
15 TLKM 27,149.00 9,883.00 2.75
16 UNTR 6,587,337.00 715,909.00 9.20
17 UNVR 7,158,808.00 1,391,786.00 5.14
83
Data Perolehan Value Added Human Capital (VAHU) 2014
No Perusahaan VA HC VAHU
1 AALI 3,681,837.00 253,462.00 14.53
2 ADRO 325,360.00 131,744.00 2.47
3 AKRA 994,260,338.00 324,364,563.00 3.07
4 ASII 27,058.00 13,849.00 1.95
5 ASRI 1,385,766,654.00 111,233,377.00 12.46
6 BSDE 2,639,745,939,025.00 72,361,193,152.00 36.48
7 ICBP 3,434,828.00 1,118,193.00 3.07
8 INDF 6,340,185.00 3,224,033.00 1.97
9 INTP 6,815,478.00 524,459.00 13.00
10 KLBF 2,756,599,317,422.00 1,501,631,598,344.00 1.84
11 LPKR 3,694,978,541,909.00 1,288,080,174,631.00 2.87
12 LSIP 1,188,931.00 145,648.00 8.16
13 PGAS 975,084,841.00 113,175,115.00 8.62
14 SMGR 7,077,276,008.00 2,379,058,070.00 2.97
15 TLKM 28,613.00 9,594.00 2.98
16 UNTR 6,621,858.00 765,874.00 8.65
17 UNVR 7,676,722.00 1,043,217.00 7.36
84
Data Perolehan Value Added Human Capital (VAHU) 2015
No Perusahaan VA HC VAHU
1 AALI 1,175,513.00 279,578.00 4.20
2 ADRO 279,973.00 129,645.00 2.16
3 AKRA (1,281,020,992.00) 361,740,925.00 (3.54)
4 ASII 19,630.00 15,079.00 1.30
5 ASRI 758,957,294.00 173,222,908.00 4.38
6 BSDE 2,314,460,851,203.00 87,071,350,004.00 26.58
7 ICBP 4,103,687.00 1,268,028.00 3.24
8 INDF 5,296,390.00 3,204,476.00 1.65
9 INTP 5,645,111.00 548,371.00 10.29
10 KLBF 2,720,881,244,459.00 1,924,932,422,279.00 1.41
11 LPKR 1,284,829,851,140.00 1,017,500,131,314.00 1.26
12 LSIP 818,405.00 181,282.00 4.51
13 PGAS 485,600,411.00 100,534,436.00 4.83
14 SMGR 5,850,923,497.00 2,441,072,759.00 2.40
15 TLKM 31,342.00 10,940.00 2.86
16 UNTR 4,192,746.00 824,068.00 5.09
17 UNVR 7,829,490.00 1,408,403.00 5.56
85
Data Perolehan Value Added Human Capital (VAHU) 2016
No Perusahaan VA HC VAHU
1 AALI 1,230,704.00 250,771.08 4.91
2 ADRO 546,520.00 134,996.00 4.05
3 AKRA 1,156,166,690.00 366,148,883.00 3.16
4 ASII 13,937.30 15,282.00 0.91
5 ASRI 538,209,656.00 159,504,596.00 3.37
6 BSDE 2,059,870,157,570.67 69,370,795,879.86 29.69
7 ICBP 3,304,582.07 3,156,893.00 1.05
8 INDF 7,385,228.00 3,712,462.00 1.99
9 INTP 4,146,379.00 542,405.00 7.64
10 KLBF 3,091,188,460,230.00 1,662,374,869,445.00 1.86
11 LPKR 1,557,747.00 1,728,304.00 0.90
12 LSIP 778,561.00 288,612.00 2.70
13 PGAS 384,985,146.00 77,602,427.00 4.96
14 SMGR 5,084,621,543.00 2,614,362,538.00 1.94
15 TLKM 38,189.00 13,612.00 2.81
16 UNTR 6,730,030.00 823,789.00 8.17
17 UNVR 8,571,885.00 1,497,467.00 5.72
86
Perolehan Value Added Capital employed (VACA) 2013
No Perusahaan VA CE VACA
1 AALI 2,597,552.00 10,263,354.00 0.25
2 ADRO 424,256.00 3,195,003.00 0.13
3 AKRA 734,880,185.00 5,363,160,926.00 0.14
4 ASII 27,523.00 106,188.00 0.26
5 ASRI 1,081,775,829.00 5,331,784,694.00 0.20
6 BSDE 3,231,815,745,575.00 13,415,298,286,000.00 0.24
7 ICBP 2,966,990.00 13,265,731.00 0.22
8 INDF 4,000,751.00 38,373,129.00 0.10
9 INTP 6,595,154.00 22,977,687.00 0.29
10 KLBF 2,572,522,717,231.00 8,499,957,965,575.00 0.30
11 LPKR 1,924,830,226,980.00 14,177,573,305,225.00 0.14
12 LSIP 996,991.00 6,613,987.00 0.15
13 PGAS 1,068,229,356.00 2,727,226,523.00 0.39
14 SMGR 5,850,923,497.00 21,803,976,000.00 0.27
15 TLKM 27,149.00 77,424.00 0.35
16 UNTR 6,587,337.00 35,648,898.00 0.18
17 UNVR 7,158,808.00 4,254,670.00 1.68
87
Data Perolehan Value Added Capital employed (VACA) 2014
No Perusahaan VA CE VACA
1 AALI 3,681,837.00 11,833,778.00 0.31
2 ADRO 325,360.00 3,259,472.00 0.10
3 AKRA 994,260,338.00 5,965,695,808.00 0.17
4 ASII 27,058.00 120,187.00 0.23
5 ASRI 1,385,766,654.00 6,371,193,934.00 0.22
6 BSDE 2,639,745,939,025.00 9,766,689,326,000.00 0.27
7 ICBP 3,434,828.00 14,584,301.00 0.24
8 INDF 6,340,185.00 40,274,198.00 0.16
9 INTP 6,815,478.00 24,577,013.00 0.28
10 KLBF 2,756,599,317,422.00 8,479,391,666,624.00 0.33
11 LPKR 3,694,978,541,909.00 17,620,829,858,097.00 0.21
12 LSIP 1,188,931.00 7,002,732.00 0.17
13 PGAS 975,084,841.00 1,892,288,753.00 0.52
14 SMGR 7,077,276,008.00 25,004,930,004.00 0.28
15 TLKM 28,613.00 85,992.00 0.33
16 UNTR 6,621,858.00 38,529,645.00 0.17
17 UNVR 7,676,722.00 4,746,514.00 1.62
88
Data Perolehan Value Added Capital employed (VACA) 2015
No Perusahaan VA CE VACA
1 AALI 1,175,513.00 11,698,787.00 0.10
2 ADRO 279,973.00 3,353,043.00 0.08
3 AKRA (1,281,020,992.00) 7,286,175,343.00 (0.18)
4 ASII 19,630.00 126,533.00 0.16
5 ASRI 758,957,294.00 6,602,409,662.00 0.11
6 BSDE 2,314,460,851,203.00 13,925,458,006,000.00 0.17
7 ICBP 4,103,687.00 16,386,911.00 0.25
8 INDF 5,296,390.00 43,121,593.00 0.12
9 INTP 5,645,111.00 23,865,950.00 0.24
10 KLBF 2,720,881,244,459.00 10,938,285,985,269.00 0.25
11 LPKR 1,284,829,851,140.00 18,916,764,558,342.00 0.07
12 LSIP 818,405.00 7,337,978.00 0.11
13 PGAS 485,600,411.00 2,906,050,599.00 0.17
14 SMGR 5,850,923,497.00 27,440,798,401.00 0.21
15 TLKM 31,342.00 93,428.00 0.34
16 UNTR 4,192,746.00 39,250,325.00 0.11
17 UNVR 7,829,490.00 4,827,360.00 1.62
89
Data Perolehan Value Added Capital employed (VACA) 2016
No Perusahaan VA CE VACA
1 AALI 1,230,704.00 11,581,799.13 0.11
2 ADRO 546,520.00 3,785,882.00 0.14
3 AKRA 1,156,166,690.00 8,074,320,321.00 0.14
4 ASII 13,937.30 139,906.00 0.10
5 ASRI 538,209,656.00 7,187,845,081.00 0.07
6 BSDE 2,059,870,157,570.67 24,352,907,000,000.00 0.08
7 ICBP 3,304,582.07 18,500,823.00 0.18
8 INDF 7,385,228.00 43,941,423.00 0.17
9 INTP 4,146,379.00 26,138,703.00 0.16
10 KLBF 3,091,188,460,230.00 12,463,847,141,085.00 0.25
11 LPKR 1,557,747.00 22,075,139.00 0.07
12 LSIP 778,561.00 7,645,984.00 0.10
13 PGAS 384,985,146.00 3,170,193,334.00 0.12
14 SMGR 5,084,621,543.00 30,574,391,457.00 0.17
15 TLKM 38,189.00 105,544.00 0.36
16 UNTR 6,730,030.00 42,621,943.00 0.16
17 UNVR 8,571,885.00 4,704,258.00 1.82
90
Data Perolehan Structure Capital Value Added (STVA) 2013
No Perusahaan VA SC SCVA
1 AALI 2,597,552.00 2,398,815.00 0.92
2 ADRO 424,256.00 292,282.00 0.69
3 AKRA 734,880,185.00 480,845,486.00 0.65
4 ASII 27,523.00 14,982.00 0.54
5 ASRI 1,081,775,829.00 991,334,313.00 0.92
6 BSDE 3,231,815,745,575.00 3,184,102,136,720.00 0.99
7 ICBP 2,966,990.00 2,128,523.00 0.72
8 INDF 4,000,751.00 1,340,615.00 0.34
9 INTP 6,595,154.00 6,233,143.00 0.95
10 KLBF 2,572,522,717,231.00 1,215,005,684,772.00 0.47
11 LPKR 1,924,830,226,980.00 998,268,785,689.00 0.52
12 LSIP 996,991.00 762,094.00 0.76
13 PGAS 1,068,229,356.00 946,122,412.00 0.89
14 SMGR 5,850,923,497.00 3,698,831,440.00 0.63
15 TLKM 27,149.00 17,266.00 0.64
16 UNTR 6,587,337.00 5,871,428.00 0.89
17 UNVR 7,158,808.00 5,767,022.00 0.81
91
Data Perolehan Structure Capital Value Added (STVA) 2014
No Perusahaan VA SC SCVA
1 AALI 3,681,837.00 3,428,375.00 0.93
2 ADRO 325,360.00 193,616.00 0.60
3 AKRA 994,260,338.00 669,895,775.00 0.67
4 ASII 27,058.00 13,209.00 0.49
5 ASRI 1,385,766,654.00 1,274,533,277.00 0.92
6 BSDE 2,639,745,939,025.00 2,567,384,745,873.00 0.97
7 ICBP 3,434,828.00 2,316,635.00 0.67
8 INDF 6,340,185.00 3,116,152.00 0.49
9 INTP 6,815,478.00 6,291,019.00 0.92
10 KLBF 2,756,599,317,422.00 1,254,967,719,078.00 0.46
11 LPKR 3,694,978,541,909.00 2,406,898,367,278.00 0.65
12 LSIP 1,188,931.00 1,043,283.00 0.88
13 PGAS 975,084,841.00 861,909,726.00 0.88
14 SMGR 7,077,276,008.00 4,698,217,938.00 0.66
15 TLKM 28,613.00 19,019.00 0.66
16 UNTR 6,621,858.00 5,855,984.00 0.88
17 UNVR 7,676,722.00 6,633,505.00 0.86
92
Data Perolehan Structure Capital Value Added (STVA) 2015
No Perusahaan VA SC SCVA
1 AALI 1,175,513.00 895,935.00 0.76
2 ADRO 279,973.00 150,328.00 0.54
3 AKRA (1,281,020,992.00) (1,642,761,917.00) 1.28
4 ASII 19,630.00 4,551.00 0.23
5 ASRI 758,957,294.00 585,734,386.00 0.77
6 BSDE 2,314,460,851,203.00 2,227,389,501,199.00 0.96
7 ICBP 4,103,687.00 2,835,659.00 0.69
8 INDF 5,296,390.00 2,091,914.00 0.39
9 INTP 5,645,111.00 5,096,740.00 0.90
10 KLBF 2,720,881,244,459.00 795,948,822,180.00 0.29
11 LPKR 1,284,829,851,140.00 267,329,719,826.00 0.21
12 LSIP 818,405.00 637,123.00 0.78
13 PGAS 485,600,411.00 385,065,975.00 0.79
14 SMGR 5,850,923,497.00 3,409,850,738.00 0.58
15 TLKM 31,342.00 20,402.00 0.65
16 UNTR 4,192,746.00 3,368,678.00 0.80
17 UNVR 7,829,490.00 6,421,087.00 0.82
93
Data Perolehan Structure Capital Value Added (STVA) 2016
No Perusahaan VA SC SCVA
1 AALI 1,230,704.00 979,932.92 0.80
2 ADRO 546,520.00 411,524.00 0.75
3 AKRA 1,156,166,690.00 790,017,807.00 0.68
4 ASII 13,937.30 (1,344.70) (0.10)
5 ASRI 538,209,656.00 378,705,060.00 0.70
6 BSDE 2,059,870,157,570.67 1,990,499,361,690.81 0.97
7 ICBP 3,304,582.07 147,689.07 0.04
8 INDF 7,385,228.00 3,672,766.00 0.50
9 INTP 4,146,379.00 3,603,974.00 0.87
10 KLBF 3,091,188,460,230.00 1,428,813,590,785.00 0.46
11 LPKR 1,557,747.00 (170,557.00) (0.11)
12 LSIP 778,561.00 489,949.00 0.63
13 PGAS 384,985,146.00 307,382,719.00 0.80
14 SMGR 5,084,621,543.00 2,470,259,005.00 0.49
15 TLKM 38,189.00 24,577.00 0.64
16 UNTR 6,730,030.00 5,906,241.00 0.88
17 UNVR 8,571,885.00 7,074,418.00 0.83