analisis pengaruh green marketing dan store atmosphere terhadap...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH GREEN MARKETING DAN STORE
ATMOSPHERE TERHADAP EMOTIONAL RESPONSE DAN
DAMPAKNYA PADA IMPULSE BUYING
( Studi Kasus Pada Pembeli di IKEA Alam Sutera)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Dewi Triana
1113081000030
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/ 2017
i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Dewi Triana
2. Tempat tanggal lahir : Jakarta, 24 September 1995
3. Alamat : Jalan Raya Cacing No. 2 RT 009
RW 010, Semper Barat, Cilincing,
Jakarta Utara.
4. Telepon : 085771335468
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SDN 05 SEMPER BARAT
2. SMPN 266 JAKARTA
3. SMPN 1 WARU
4. SMAN 52 JAKARTA
5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Grup tari daerah SDN 05 SEMPER BARAT
2. Desain Grafis SMAN 52 JAKARTA
3. Anggota HMJ Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Rachmat
2. Ibu : Nina Amaliyah
vi
3. Alamat : Jalan Raya Cacing No. 2 RT 009
RW 010, Semper Barat, Cilincing,
Jakarta Utara.
vii
The Influence of Green Marketing and Store Atmosphere Toward Impulse
Buying Across Emotional Response
(Case Study of Customer of IKEA Alam Sutera)
ABSTRACT
The aim of this research is to analyze the influence of green marketing and
store atmosphere on emotional response and its impact on impulse buying on
customer of IKEA Alam Sutera. The data which is used in this research is premier
and secindary data from 100 respondents. The sample was selected by using non-
probability sampling technique with purposive sampling. And analyzes by path
analysis.
The result of this research show that the structure I, partially there is a
significant effect of green marketing and store atmosphere on emotional response.
However in the structure II there is a significant effect of green marketing, store
atmosphere, and emotional response on impulse buying. Determinant coefficient
analysis (R2) in structure I, seen from R square is 27,2%. It means that
simultaneously the effect of green marketing and store atmosphere on emotional
response is 27,2% and 72,8% is affected by other variables. Determinant
coefficient analysis (R2) in structure II, seen from R square is 30,7%. It means
that simultaneously the effect of green marketing, store atmosphere and
emotional response on impulse buying is 30,7% and 69,3% is affected by other
variables.
Keywords : Green Marketing, Store Atmosphere, Emotional Response, Impulse
Buying
viii
Analisis Pengaruh Green Marketing dan Store Atmosphere terhadap
Emotional Response dan Dampaknya pada Impulse Buying
(Studi Kasus pada Pembeli di IKEA Alam Sutera)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh green marketing dan
store atmosphere terhadap emotional response dan dampaknya pada impulse
buying pada pembeli di IKEA Alam Sutera. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang dikumpulkan dari 100
responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik non-
probability dengan metode purposive sampling, kemudian data diproses
menggunakan analisis path
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam struktur I secara parsial
green marketing dan store atmosphere berpengaruh signifikan terhadap emotional
response. Demikian juga pada struktur II variabel green marketing dan store
atmosphere dan emotional response berpengaruh terhadap impulse buying.
Analisis koefisien determinasi (R2) pada struktur I dilihat dari R square sebesar
27,2 %. Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh green marketing
dan store atmosphere terhadap emotional response secara simultan adalah 27,7%,
sedangkan sisanya sebesar 62,8% dipengaruhi oleh variabel lain. Analisis
koefisien determinasi (R2) pada struktur II dilihat dari R square sebesar 30,7 %.
Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh green marketing dan store
atmosphere dan emotional response terhadap impulse buying secara simultan
adalah 30,7%, sedangkan sisanya sebesar 69,3% dipengaruhi oleh variabel lain.
Kata kunci : Green Marketing, Store Atmosphere, Emotional Response, Impulse
Buying
ix
KATA PENGANTAR
Syukur Alahamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya, hingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “ANALISIS PENGARUH GREEN
MARKETING DAN STORE ARMOSPHERE TERHADAP EMOTIONAL
RESPONSE DAN DAMPAKNYA PADA IMPULSE BUYING (Studi Kasus pada
Pembeli di IKEA Alam Sutera)” ini disusun dalam rangka menyelesaikan
Program Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini tentu tak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang mendalam kepada :
1. Kepada kedua orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan, dan
menjadi motifasi penulis dalam mengerjakan skripsi ini dan juga
menuntut ilmu.
2. Kepada kakak penulis Ismail, dan kedua saudara saya Desta dan Imah
yang sudah bersedia untuk membantu dan memberikan dukukan
kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Dr. Arif Mufraini, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Titi Dewi Warninda SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi & Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ela Patriana., Ir., MM selaku Wakil Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi & Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ela Patrian, MM, AAAIJselaku dosen pembimbing dalam kepenulisan
tugas akhir ini. Terima kasih atas bimbingan, motivasi, saran, serta
ilmu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
x
7. Sahabat yang selalu menemani, memberikan dukungan serta bantuan
Tika, Irma, Hafiz kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Kawan-kawan manajemen angktan 2013 yang selalu menghibur dan
menyemangati penulis.
9. Kawan-kawan sekolah dasar yang selalu mendukung penulis dalam
mengerjakan skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Kritik
dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di masa
yang akan datang. Semoga skripsi ini mampu memberikan banyak manfaat
bagi masyarakat dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi terutama bagi
penelitian yang sejenis.
Jakarta , 26 Agustus 2017
Dewi Triana
NIM. 1113081000030
xi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................... 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................... 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Teori ................................................................... 13
1. Retail ...................................................... 13
2. Impulse Buying ....................................... 17
3. Emotional Response ............................... 21
4. Store Atmosphere ................................... 24
5. Green Marketing .................................... 27
6. Hubungan Antar Variabel ............................. 32
B. Penelitian Terdahulu .......................................... 36
C. Kerangka Pikir ................................................... 40
D. Hipotesis ............................................................. 42
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lingkup Penelitian ............................................ 45
B. Metode Penentuan Sampel ................................. 45
1. Populasi ................................................. 45
2. Sampel ................................................... 46
C. Metode Pengumpulan Data ................................ 48
1. Data Primer ............................................ 49
2. Data Sekunder ........................................ 50
3. Teknik Pengumpulan Data ..................... 50
D. Metode Analisis Data ......................................... 50
1. Uji Kualitas Data .................................... 50
a. Uji Validitas ............................... 51
xii
b. Uji Reliabilitas ........................... 52
c. Uji Normalitas Data ................... 52
2. Path Analysis .......................................... 53
a. Koefisien Determinasi (R2) ........ 57
b. Uji Simultan ............................... 58
c. Uji Parsial ................................... 59
d. Analisis Korelasi ........................ 60
e. Uji Sobel .................................... 61
E. Operasional Variabel .......................................... 63
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ....... 67
1. Sejarah Singkat Berdirinya IKEA .......... 67
2. Sejarah Singkat IKEA Indonesia ........... 68
B. Uji Kualitas Data ................................................ 70
1. Uji Validitas ........................................... 70
2. Uji Reliabilitas ....................................... 73
3. Uji Normalitas ........................................ 75
C. Profil Responden ................................................. 76
D. Hasil dan Pembahasan ........................................ 78
1. Analisis Kuesioner ................................. 78
2. Analisis Struktural I ............................... 96
3. Analisis Struktural II .............................. 105
4. Analisis Korelasi .................................... 117
5. Perhitungan Pengaruh ............................ 123
a. Pengaruh Langsung .................... 123
b. Pengaruh Tidak Langsung .......... 124
6. Uji Sobel ................................................ 124
xiii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................ 128
B. Saran ................................................................... 129
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 131
LAMPIRAN .......................................................................................... 134
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1
3.1
3.2
3.3
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13
4.14
4.15
4.16
Penelitian Terdahulu
Skala Likert
Interpretasi Koefisien Korelasi
Operasional Variabel
Hasil Uji Validitas
Hasil Uji Reliabilitas
Hasil Uji Normalitas Struktur I
Hasil Uji Normalitas Struktur II
Profil Responden
Hasil Jawaban Responden Variabel Green Marketing
Hasil Jawaban Responden Variabel Store Atmosphere
Hasil Jawaban Responden Variabel Emotional Response
Hasil Jawaban Responden Variabel Impulse Buying
Model Summary Struktur I
ANOVA Struktur I
Coefficients Struktur I
Model Summary Struktur II
ANOVA Struktur II
Coefficients Struktur II
Uji Korelasi
36
49
61
63
71
74
75
76
77
78
82
89
91
97
98
101
106
107
111
117
xv
4.17 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung 127
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1
3.1
3.2
3.3
4.1
Kerangka Pikir
Model Struktur Path Analysis
Sub Struktur – 1 Hipotesis – 1
Sub Struktur – 2 Hipotesis – 2
IKEA
41
56
56
57
70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai negara cemas dengan ancaman bahaya perubahan iklim
(climate change). Pertemuan antar bangsa dalam sepuluh tahun terakhir
mengambil satu kesimpulan bahwa penyebab perubahan iklim adalah
perilaku konsumsi manusia yang berdampak pada kian memburuknya
kondisi lingkungan hidup. Alhasil berbagai kebijakan disusun untuk
mengembalikan kelestarian lingkungan sebagai penyangga kehidupan
manusia di muka bumi. Di tingkat internasional, pemerintah Indonesia
menjadi bagian dari negara yang turut menandatangani MDGs (Millenium
Development Goals) di mana issue pelestarian lingkungan menjadi bagian
dari delapan target pembangunan milinium tersebut.
Dalam keseharian saat ini banyak kita jumpai kegiatan atau usaha,
gagasan, produk dengan label “eco” atau “green” seperti yang dijumpai
dalam bentuk “ecodevelopment”, green industry”, “green party”, “green
banking”, “greennomic”, “ecoport”, “ecopolitic”, “green product”, “green
living”, dan lain sebagainya. Penggunaan istilah “eco” atau “green” secara
meluas dalam kehidupan sehari-hari dapat dimaknai telah lahir komitmen
dari kalangan produsen dan konsumen di Indonesia akan adanya kesadaran
terhadap kerusakan lingkungan atau krisis ekologi baik itu berupa
pencemaran air dan udara, degradasi hutan dan keanekaragaman hayati,
2
pemanasan bumi maupun penipisan ozon sebagai akibat dari pola konsumsi
manusia yang berlebih-lebihan.
Gerakan akan pola konsumsi yang salah telah melahirkan gerakan
konsumen peduli lingkungan di berbagai negara. Para aktifis lingkungan
banyak mengkampanyekan akan pencemaran lingkungan oleh adanya
industrialisasi di negara berkembang, dalam hal ini termasuk Indonesia
dimana proses industrialisasi yang berkembang untuk memenuhi pasar
internasional.
Para aktifis lingkungan mulai bergandeng tangan dengan lembaga
konsumen untuk mengkampanyekan gerakan konsumen hijau yakni
konsumen yang memiliki kepedulian terhadap keberlanjutan lingkungan.
Jika merujuk laporan survei yang dilakukan lembaga survei konsumen
dunia, Nielsen, yang dirilis tahun 2015 lalu, terungkap bahwa ada
peningkatan konsumen dengan bersedia membeli lebih mahal untuk produk
yang ramah lingkungan. 66% of Global Consumers Say They’re Willing to
Pay More for Sustainable Brands—Up 55% From 2014. 73% of Global
Millennials Are Willing to Pay Extra for Sustainable Offerings—Up From
50% in 2014.( http://www.nielsen.com/id/)
Istilah green marketing mulai diperkenalkan pada akhir tahun 1980an
dan awal 1990an oleh American Marketing Association (AMA) yang
menyelenggarakan workshop perdana dengan tema ecological marketing
3
pada tahun 1975. Menurut American Marketing Association (AMA),
menghasilkan buku pertama tentang green marketing berjudul “Ecological
Marketing” (Henionand Kinnear, 1978) sejak saat itu banyak buku tentang
topik tersebut dipublikasikan (Charter 1992, Coddington 1993, Ottman
1993). Green Marketing merupakan pemasaran produk-produk yang telah
diasumsikan aman terhadap lingkungan. (dalam Syahbandi, 2012)
Fenomena gerakan konsumen hijau ini turut mendorong para produsen
untuk melakukan inovasi dalam menciptakan produknya demi memenuhi
keinginan dan kebutuhan konsumen akan produk yang lebih ramah
lingkungan. Tak terkecuali perusahaan yang berkecimpung dalam dunia
bisnis retail. Menurut Levy dan Weitz (2004) “Retailing adalah satu
rangkaian aktivitas bisnis untuk menambah nilai guna barang dan jasa yang
dijual kepada konsumen untuk konsumsi pribadi atau rumah tangga”. Jadi
konsumen yang menjadi sasaran dari retailing adalah konsumen akhir yang
membeli produk untuk dikonsumsi sendiri.
Indonesia menjadi lokasi yang sangat cocok bagi para peritel untuk
melakukan perluasan pasarnya. Persaingan bisnis ritel dimasa sekarang
sangatlah ketat. Terutama pengusaha ritel modern, dalam beberapa tahun
terakhir peningkatan omset ritel modern cukup pesat, hal ini juga didukung
dengan pertumbuhan jumlah ritel di indonesia yang pesat. Dalam periode
enam tahun terakhir, dari tahun 2007-2012, jumlah gerai ritel modern di
Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata 17,57% per tahun. pada tahun
4
2007, jumlah usaha ritel di Indonesia masih sebanyak 10.365 gerai,
kemudian pada tahun 2011 mencapai 18.152 gerai tersebar di hampir
seluruh kota di Indonesia. Pertumbuhan jumlah gerai tersebut tentu saja
didikuti dengan pertumbuhan penjualan. Menurut Asosiasi Perusahan Ritel
Indonesia (Aprindo), pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia antara 10-15%
per tahun. Penjulan ritel pada tahun 2006 masih sebesar Rp. 49 triliun, dan
melesat hingga mencapai Rp.120 triliun pada tahun 2011. Sedangkan pada
tahun 2012, pertumbuhan ritel diperkirakan masih sama, yaitu 10-15%
pertahun atau mencapai Rp.132 triliun. (http://marketing.co.id)
Perkembangan ritel di Indonesia yang tinggi menjadikan Indonesia
target pasar yang sangat potensial dalam mengembangkan berbagai jenis
produk untuk dipasarkan, baik dari perusahaan lokal maupun internasional.
Agar dapat mencapai kesuksesan, perusahaan ritel harus mempelajari
perilaku konsumen di Indonesia. Zoel kepada Marketing.co.id, mengatakan
bahwa ada 3 karakter khas konsumen Indonesia. Pertama, konsumen
Indonesia sebagian memiliki perspektif jangka pendek. Karakter kedua
adalah bahwa konsumen Indonesia cenderung tidak memiliki rencana,
sehingga tingkat pembelian secara impulse buying di Indonesia relatif lebih
tinggi. Karakter ketiga adalah kebiasaan orang Indonesia yang suka untuk
berkumpul dan bersosialisasi secara informal.
Menurut Schiffman & Kanuk (2007) impulse buying merupakan
keputusan yang emosional atau menurut desakan hati. Emosi dapat menjadi
5
sangat kuat dan kadangkala berlaku sebagai dasar dari motif pembelian
yang dominan. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Nielsen (2009)
di beberapa kota besar di Indonesia seperti jakarta, Bandung, dan Surabaya,
ternyata perilaku konsumen Indonesia biasanya lebih menyukai
merencanakan apa yang ingin dibeli tetapi terkadang membeli item
tembahan.
Adanya fenomena impulse buying ini akan memberikan dampak
positif bagi para pelaku ritel. Dampak positifnya adalah pelaku ritel akan
mendapatkan keuntungan yang tinggi dari peningkatan jumlah volume
penjualan yang meningkat pada setiap toko ritel di setiap bulannya. Oleh
karena itu, sangat penting bagi pelaku ritel untuk memahami perilaku
konsumen di Indonesia untuk menentukan strategi yang pas.
Unsalan (2016) menyatakan bahwa ada banyak faktor yang mampu
mempengaruhi terjadinya impulse buying, dipengaruhi oleh bebrapa faktor
antara lain, faktor eksternal yang meliputi store environment, product
characteristics, dan promotional activities lalu terdapat faktor internal yang
meliputi consumer characteristics dan culture dan terdapat juga faktor
situasional yang meliputi time, money, the presence of other, dan in-store
browsing.
6
Salah satu faktor yang dikatakan menjadi pemicu terjadinya impulse
buying adalah store environment yang didalam nya terdapat store
atmosphere.
Menurut Kotler (2005) Atmosphere (suasana toko) adalah suasan
terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan yang dapat menarik
konsumen untuk membeli. Store atmosphere mempengaruhi keadaan emosi
pembeli yang menyebabkan atau mempengaruhi pembelian. Keadaan
emosional akan membuat dua perasaan yang dominan yaitu perasaan senang
dan membangkitkan keinginan.
Berdasarkan definisi store atmosphere menurut Kotler dikatakan
bahwa store atmosphere mampu mempengaruhi keadaan emosional pembeli
yang menyebabkan atau mempengaruhi pembelian. Keadaan emosional
akan membuat dua perasaan yang dominan yaitu perasaan senang dan
membangkitkan keinginan. Dari pernyataan ini dapat di ketahui bahwa
emosional konsumen mampu dipengaruhi oleh store atmosphere.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Denny Kurniawan
dan Yohanes Sondang, yang berjudul Pengaruh Promosi dan Store
Atmosphere terhadap Impulse Buying dengan Shopping Emotion sebagai
Variabel Intervening Studi Kasus di Matahari Department Store Cabang
Supermall Surabaya, mengatakan bahwa store atmosphere mampu
mempengaruhi impulse buying melalui shopping emotion konsumen.
7
Menurut Hawkins, Mothersbaugh, dan Best (2007) Emosi merupakan
suatu perasaan yang tidak dapat dikontrol namun dapat mempengaruhi
perilaku atau kebiasaan seseorang. Menurut (Semuel hatane, 2005) Respon
emosi adalah tingkat perasaan partisipan melalui cara berprilaku dan dapat
di ungkapkan secara lisan maupun laporan tertulis tentang kondisi diri
sendiri, setelah mengalami perlakuan dalam hal ini setelah melihat iklan
dalam bentuk format yang dipilihnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Denny Kurniawan
dan Yohanes Sondang, yang berjudul Pengaruh Promosi dan Store
Atmosphere terhadap Impulse Buying dengan Shopping Emotion sebagai
Variabel Intervening Studi Kasus di Matahari Department Store Cabang
Supermall Surabaya, mengatakan bahwa shopping emotion mampu
mempengaruhi impulse buying.
Salah satu perusahaan retail furniture yang baru-baru ini memasuki
pasar Indonesia adalah IKEA. IKEA membuka gerai pertamanya di
Indonesia pada bulan oktober tahun 2014, yang berlokasi di Alam Sutera,
Tangerang Banten. IKEA merupakan perusahaan ritel yang berasal dari
Swedia, yang didirikan oleh Ingvar F. Kamprad pada tahun 1943. IKEA
sudah membuka 389 toko di 48 negara, dengan jumlah penjualan mencapai
EUR 33.8 milyar, memiliki 9.500 rangkaian produk, 172.000 co-worker,
dan 213 juta katalog dalam 32 bahasa.
8
IKEA menawarkan sebuah konsep yang berbeda dengan peritel lain
yang sudah memasuki pasar Indonesia lebih dahulu. Mulai dari konsep
penataan produk yang mereka jual, dan juga IKEA menawarkan produk
dengan konsep ramah lingkungan. IKEA berusahaan menciptakan store
atmosphere yang berbeda bagi konsumennya, dengan menggunakan konsep
yang berbeda, setiap produk di tata selayaknya ruangan-ruangan yang ada di
rumah, seperti kamar tidur, dapur, dan lain-lain.
IKEA juga mengedepankan produk yang ramah lingkungan, pada
September 2015 IKEA mulai menggunakan bahan baku yang lebih ramah
lingkungan, IKEA juga mengatakan bahwa mereka memiliki lebih dari
700.000 panel surya yang terpasang pada gedung IKEA diseluruh dunia.
IKEA juga ikut serta untuk dalam mengurangi limbah plastik, mereka
mengganti kantong plastik dengan blue bag, 100% dari hasil penjulan blue
bag ditambah donasi dari IKEA akan disumbangkan kepada Mercy Corps
Indonesia untuk proyek pengolahan air dan sanitasi limbah setempat.
IKEA berusaha untuk menyajikan produk yang lebih ramah
lingkungan bagi konsumennya. Konsep Green Marketing dan Store
Atmosphere yang IKEA tawarkan nampaknya sangat menarik bagi
konsumen di Indonesia, seperti yang dikemukakan oleh IKEA melalui situs
resmi IKEA ”Kami senang dapat merayakan satu tahun keberadaan toko
IKEA di Alam Sutera, dan kami mengucapkan terima kasih kepada
masyarakat Indonesia yang telah menyambut dengan baik. Secara konsisten,
9
IKEA menerima kunjungan rata-rata sebanyak 5.000 pengunjung setiap
harinya atau 2,5 juta pengunjung dalam kurun waktu satu tahun.”
(http://www.ikea.com)
Dengan banyaknya pengunjung yang datang ke IKEA membuktikan
bahwa konsep yang di tawarkan IKEA mampu menarik minat konsumen.
Menurut konsumen di Indonesia IKEA merupakan sebuah inovasi dalam
dunia ritel, dengan menawarkan konsep yang berbeda dari yang lain. IKEA
memiliki ciri khas yang menjadi unggulan dibandingkan dengan peritel lain
di Indonesia, seperti melaksanakan strategi pemasaran yang ramah
lingkungan dan menciptakan store atmosphere yang berbeda bagi
konsumennya, sehingga mampu mempengaruhi sisi emosinal konsumen
yang berkunjung ke IKEA.
Namun dari berbagai keunggulan yang ditawarkan oleh IKEA berupa
konsep yang lebih ramah lingkungan dan konsep tata letak toko yang
berbeda, masih ada sedikit kelemahan dari produk-produk yang dijual oleh
IKEA. Kurangnya keterangan penggunaan bahan baku pada produk yang
dijual oleh IKEA, sehingga produk yang dijual IKEA masih belum bisa
dipastikan bahwa produk tersebut sudah menggunakan bahan baku yang
ramah lingkungan.
Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap konsumen toko ritel IKEA yang saat ini sedang
10
digandrungi oleh masyarakan Jakarta. Maka judul penelitian yang akan
dilakukan adalah “ANALISIS PENGARUH GREEN MARKETING DAN
STOREATMOSPHERETERHADAP EMOTIONAL RESPONSE DAN
DAMPAKNYA PADA IMPULSE BUYING (STUDI KASUS PADA
PEMBELI DI IKEA ALAM SUTERA)
11
B. Perumusan Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh langsung antara variabel Green Marketing
(X1) terhadap Emotional Response (Y)?
2. Apakah terdapat pengaruh langsung antara variabel Store Atmosphere
(X2) terhadap Emotional Response (Y)?
3. Apakah terdapat pengaruh langsung antara variabel Green Marketing
(X1) dan Store Atmosphere (X2) terhadap Emotional Response (Y)?
4. Apakah terdapat pengaruh langsung antara variabel Green Marketing
(X1) terhadap Impulse Buying (Z)?
5. Apakah terdapat pengaruh langsung antara variabel Store Atmosphere
(X2) terhadap Impulse Buying (Z)?
6. Apakah terdapat pengaruh langsung antara variabel Emotional
Response (Y) terhadap Impulse Buying (Z)?
7. Apakah terdapat pengaruh langsung antara variabel Green Marketing
(X1), Store Atmosphere (X2) dan Emotional Response (Y) terhadap
Impulse Buying (Z)?
8. Apakah terdapat pengaruh tidak langsung antara variabel Green
Marketing (X1) terhadap Impulse Buying (Z) melalui Emotional
Response (Y)?
9. Apakah terdapat pengaruh tidak langsung antara variabel Store
Atmosphere (X2) terhadap Impulse Buying (Z) melalui Emotional
Response (Y).
12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Menganalisis pengaruh langsung antara variabel Green Marketing (X1)
terhadap Emotional Response (Y)
2. Menganalisis pengaruh langsung antara variabel Store Atmosphere (X2)
terhadap Emotional Response (Y)
3. Menganalisis pengaruh langsung antara variabel Green Marketing (X1)
dan Store Atmosphere (X2) terhadap Emotional Response (Y)
4. Menganalisis pengaruh langsung antara variabel Green Marketing (X1)
terhadap Impulse Buying (Z)
5. Menganalisis pengaruh langsung antara variabel Store Atmosphere (X2)
terhadap Impulse Buying (Z)
6. Menganalisis pengaruh langsung antara variabel Emotional Response (Y)
terhadap Impulse Buying (Z)
7. Menganalisis pengaruh langsung antara variabel Green Marketing (X1),
Store Atmosphere (X2) dan Emotional Response (Y) terhadap Impulse
Buying (Z)
8. Menganalisis pengaruh tidak langsung antara variabel Green Marketing
(X1) terhadap Impulse Buying (Z) melalui Emotional Response (Y)
9. Menganalisis pengaruh tidak langsung antara variabel Store Atmosphere
(X2) terhadap Impulse Buying (Z) melalui Emotional Response (Y).
13
Dengan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis
ingin memberikan beberapa manfaat terkait dengan penelitian ini, yaitu :
1. Bagi Penulis, penelitian ini diharapkan akan memberikan
pembelajaran terbaru bagi penulis, khususnya terkait dengan
bagaimana mengimplementasikan ilmu/teori yang didapat selama
mengikuti perkuliahan, kedalam sebuah tulisan karya ilmiah.
2. Bagi Perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan yang relevan dan berguna bagi perusahaan terkait dalam
upaya peningkatan performa perusahaan dan dapat meningkatkan
profitabilitas perusahaan dengan mengembangkan program-program
promosi dan pemasaran.
3. Bagi Akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
referensi dalam memberikan sebuah informasi baru bagi mahasiswa
dalam penulisan karya tulis ilmiahnya.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori
1. Retail
Menurut Levy dan Weitz (2004) “Retailing adalah satu
rangkaian aktivitas bisnis untuk menambah nilai guna barang dan jasa
yang dijual kepada konsumen untuk konsumsi pribadi atau rumah
tangga”. Jadi konsumen yang menjadi sasaran dari retailing adalah
konsumen akhir yang membeli produk untuk dikonsumsi sendiri.
Menurut Kotler (2000) retailing yaitu: “Penjualan eceran
meliputi semua aktivitas yang melibatkan penjualan barang atau jasa
pada konsumen akhir untuk dipergunakan yang sifatnya pribadi,
bukan bisnis”.
a. Jenis Ritel
Kotler (2000) mengklasifikasikan pengecer berdasarkan
lini produk yang mereka jual, yaitu:
1) Toko Pengecer (Store Retailing)
a) Speciality Store , adalah toko spesial yang menjual
lini produk sempit dengan suatu ragam barang yang
terdapat di dalam lini tersebut. Dalam hal ini, retailer
mencoba untuk melayani konsumen dari satu atau
sejumlah kecil segmen pasar dengan
14
cara menyediakan produk-produk khusus. Pada
umumnya volumenya tidak terlalu besar, milik
pribadi, dan badan hukumnya berbentuk usaha
perorangan, firma atau CV. Toko khusus dapat
diklasifikasikan lagi menurut tingkat kekhususan lini
produknya. Toko pakaian merupakan toko lini
tunggal; toko pakaian pria merupakan toko sangat
khusus.
b) Toko Serba Ada (Departement Store), adalah
lembaga eceran yang menawarkan berbagai macam
lini produk dengan mutu pilihan. Biasanya toko
seperti ini mempunyai volume usaha yang besar,
kondisi keuangannya lebih kuat, dan badan
hukumnya berbentuk perseorangan terbatas atau
paling tidak berbentuk CV. Ada dua macam
departement store retailing, yaitu ; Line Departement
Store : menawarkan sejumlah besar jenis barang
dagangan dan Limited Line Departement Store :
menawarkan beberapa macam barang, pada
umumnya barang-barang lunak seperti pakaian,
handuk, sprei dengan orientasi model dan harga
yang mahal.
15
c) Toko Kebutuhan Sehari-hari (Convenience Store) ,
adalah toko yang relatif kecil dan terletak di daerah
pemukiman atau di jalur high traffic, memiliki jam
buka yang panjang (24 jam) selama tujuh hari dalam
seminggu, dengan tingkat perputaran yang tinggi
dan menjual lini produk convenience yang terbatas
seperti minuman, makanan ringan, permen, rokok,
dll. Jam buka yang panjang dan karena konsumen
hanya membeli di toko ini hanya sebagai
“pelengkap” menyebabkan toko ini menjadi suatu
operasi dengan harga tinggi.
d) Pasar Swalayan (Supermarket) , adalah toko dengan
operasi relatif besar, berbiaya rendah, margin
rendah, volume tinggi. Swalayan dirancang untuk
melayani semua kebutuhan konsumen seperti
produk-produk bahan makanan, daging, ikan segar,
sayur, buah-buahan, minuman kaleng, cucian, dan
produk-produk perawatan rumah tangga. Kini
banyak supermarket yang melengkapi tawarannya
dengan barang-barang non food seperti deterjen,
sabun mandi, sendok dan garpu.
e) Toko Diskon (Discount Store) , adalah toko yang
menjual secara reguler barang-barang standar
16
dengan harga lebih murah karena mengambil margin
yang lebih rendah dan menjual dengan volume yang
lebih tinggi. Umumnya menjual merek nasional,
bukan barang bermutu rendah. Saat ini pengecer
diskon telah bergerak dari barang dagangan umum
ke khusus, seperti toko diskon alatalat olahraga, toko
elektronik, dan toko buku.
f) Pengecer Potongan Harga (Off-Price Retailers) ,
adalah pengecer yang membeli pada harga yang
lebih rendah daripada harga grosir dan menetapkan
harga konsumen lebih rendah daripada harga eceran.
Mereka cenderung menjual persediaan barang
dagangan yang berubah-ubah dan tidak stabil sering
merupakan sisa, tidak laku, dan cacat yang diperoleh
dengan harga lebih rendah dari produsen atau
pengecer lainnya. Pengecer potongan harga telah
berkembang pesat dalam bidang pakaian, aksesoris,
dan perlengkapan kaki.
g) Toko Super (Superstore) , adalah kombinasi dari
supermarket dan discount store (toko yang
menyediakan sejumlah besar barang (full line
product) dengan harga murah. Toko Super rata-rata
memiliki ruang jual 35.000 kaki persegi dan
17
bertujuan memenuhi semua kebutuhan konsumen
untuk pembelian makanan maupun bukan makanan
secara rutin. Mereka biasanya menawarkan
pelayanan seperti cucian, membersihkan, perbaikan
sepatu, penguangan cek, dan pembayaran tagihan,
serta makan siang murah.
2. Impulse Buying
a. Definisi
“Impulsive buying or unplanned purchasing is another
consumer purchasing pattern. As the term implies, the purchase
that consumers do not specifically planned” (Loudon & Bitta,
1993)
Menurut Schiffman & Kanuk (2007) impulse buying
merupakan keputusan yang emosional atau menurut desakan
hati. Emosi dapat menjadi sangat kuat dan kadangkala berlaku
sebagai dasar dari motif pembelian yang dominan.
Menurut Solomon (2004) menggambarkan pembelian
impulsif sebagai pembelian tidak terencana yang timbul ketika
seseorang merasakan dorongan tiba-tiba yang tidak bisa
dihindari. Tendensi untuk membeli secara spontan tersebut pada
akhirnya menghasilkan suatu pembelian ketika orang tersebut
merasa pantas bertindak secara impulsif. Rook
mengklaifikasikan pembelian impulsif terjadi ketika seorang
18
konsumen merasa keinginan tiba-tiba, seringkali kuat dan teguh
untuk membeli sesuatu secepatnya. Proses impulsif untuk
membeli tersebut adalah sesuatu yang kompleks secara hedonis
dan dapat menstimuli konflik emosional. Pembelian impulsif
juga cenderung muncul dengan pengacuhan terhadap
konsekuensi dari tindakan tersebut.
b. Faktor-Faktor yang Memepengaruhi Impulse Buying
Dari beberapa hasil penelitian terhadap impulse buying ,
mengidentifikasikan adanya pengaruh yang ditimbulkan oleh
karakteristik produk, pemasaran, dan konsumen terhadap
impulse buying (Loudon & Bitta, 1993). Bersamaan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Feibe Kolondam (2016)
menyatakan bahwa karakteristik produk, pemasaran dan
konsumen mampu mempengaruhi impulse buying.
Berikut faktor yang mempengaruhi impulse buying
menurut Loudon & Bitta(1993) :
1) Karakteristi produk yang mempengaruhi impulse buying
adalah :
a) Memiliki harga yang rendah
b) Adanya sedikit kebutuhan terhadap produk tersebut
c) Ukurannya kecil dan ringan
d) Mudah disimpan
19
2) Pada karakteristik pemasaran, hal-hal yang mempengaruhi
impulse buying adalah:
a) Distribusi massa pada self service outlet terhadap
pemasangan iklan besar-besaran dan material yang
akan didiskon. Hawkins dkk (2007) juga
menambahkan mengenai ketersediaan informasi
dimana hal ini meliputi suatu format yang secara
langsung berhubungan dengan penggunaan
informasi. Bagaimanapun juga, terlalu banyak
informasi dapat menyebabkan informasi yang
berlebihan dan penggunaan informasi berkurang.
Pemasangan iklan, pembelian barang yang
dipamerkan, website, penjaga toko, paket-paket,
konsumen lain, dan sumber yang bebas seperti
laporan konsumen adalah sumber utama dari
informasi konsumen.
b) Posisi barang yang dipamerkan dan lokasi toko yang
menonjol turut mempengaruhi impulse buying.
Hawkins dkk (2007) juga menambahkan bahwa
jumlah, lokasi, dan jarak antara toko barang eceran
di pasar mempengaruhi jumlah kunjungan konsumen
ke toko sebelum pembelian. Karena kunjungan ke
toko membutuhkan waktu energi, dan uang, jarak
20
kedekatan dari toko seringkali akan meningkatkan
aspek ini dari pencarian di luar.
3) Karakteristik konsumen yang mempengaruhi impulse
buying adalah:
a) Kepribadian konsumen
b) Demografis berupa gender, usia, kelas sosial
ekonomi, status perkawinan, pekerjaan, dan
pendidikan.
c. Tipe – Tipe Impulsif Buying
Loudon dan Bitta (1993) mengemukakan empat tipe
pembelian impulsif, yaitu :
1) Pure Impulse
Pure Impulse adalah tipe pembelian impulsif dimana
konsumen membeli tanpa pertimbangan, atau dengan kata
lain, pembeli tidak membeli dengan pola yang biasa
dilakukan.
2) Suggestion Effect
Suggestion Impulse adalah tipe pembelian impulsif dimana
konsumennya tidak mengetahui mengenai suatu produk,
tetapi ketika melihat produk tersebut untuk pertama kali,
konsumen tetap membelinya karena mungkin
memerlukannya.
21
3) Reminder Effect
Reminder Impulse adalah tipe pembelian impulsif dimana
konsumen melihat suatuproduk dan mengingat bahwa
mereka membutuhkan produk tersebut dikarenakan
persediaan yang berkurang.
4) Planned Impulse
Planned Impulse adalah tipe pembelian impulsif dimana
konsumen memasuki toko dengan harapan dan intensi
untuk melakukan transaksi pembelian berdasarkan harga
khusus, kupon dan kesukaan.
3. Emotional Response
a. Definisi
Menurut Hawkins, Mothersbaugh, dan Best (2007) Emosi
merupakan suatu perasaan yang tidak dapat dikontrol namun
dapat mempengaruhi perilaku atau kebiasaan seseorang.
Menurut (Semuel Hatane, 2005) Respon emosi adalah tingkat
perasaan partisipan melalui cara berprilaku dan dapat di
ungkapkan secara lisan maupun laporan tertulis tentang kondisi
diri sendiri, setelah mengalami perlakuan dalam hal ini setelah
melihat iklan dalam bentuk format yang dipilihnya.
b. Fungsi Emosi
Bagi manusia, emosi tidak hanya berfungsi untuk
Survivalatau untk sekedar untuk mempertahankan hidup, seperti
22
pada hewan. Akan tetapi, emosi juga berfungsi sebagai
Energizer atau pembangkit energi yang memberikan kegairahan
dalam kehidupan manusia. Selain itu, emosi juga merupakan
Messenger atau pembawa pesan.
1) Survival
Survival, yaitu sebagai sarana untuk mempertahankan
hidup. Emosi memberikan kekuatan pada manusia untuk
membeda dan mempertahankan diri terhadap adanya
gangguan atau rintangan. Adanya perasaan cinta, sayang,
cemburu, marah, atau benci, membuat manusia dapat
menikmati hidup dalam kebersamaan dengan manusia
lain.
2) Energizer
Energizer, yaitu sebagai pembangkit energi. Emosi dapat
memberikan kita semangat dalam bekerja bahkan juga
semangat hidup. Contohnya : perasaan cinta dan sayang.
Namun, emosi juga dapat memberikan dampak negatif
yang membuat kita merasakan hari-hari yang suram dan
nyaris tidak ada semangat untuk hidup. Contohnya :
perasaan sedih dan benci.
3) Messenger
Messenger, yaitu sebagai pembawa pesan. Emosi
memberitahu kita bagaimana keadaan orang-orang yang
23
berada disekitar kita, terutama orang-orang yang kita
cintai dan sayangi, sehingga kita dapat memahami dan
melakukan sesuatu yang tepat dengan kondisi tersebut.
bayangkan jika tidak ada emosi, kita tidak akan tahu
bahwa disekitar kita ada orang yang sedih karena sesuatu
hal yang terjadi dalam keadaan seperti itu mungkin kita
akan tertawa-tawa bahagia sehingga membuat seseorang
yang sedang sedih merasa bahwa kita bersikap empati
terhadanya.
c. Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Emosi
Menurut Mehrabian dan Russell (1974) dalam Semuel
Hatane (2005)menyatakan bahwa respons afektif lingkungan
atas perilaku pembelian dapat diuraikan oleh 3 (tiga) variabel
yaitu:
1) Pleasure
Merupakan tingkat perasaan yang dijabarkan dalam
bentuk perasaan seseorang merasa baik, penuh
kegembiraan bahagia, atau merasa dipuaskan dengan
situasi khusus. mengacu pada tingkat dimana individu
merasakan baik, penuh kegembiraan, bahagia yang
berkaitan dengan suatu situasi. Pleasure diukur dengan
penilaian reaksi lisan ke lingkungan (bahagia sebagai
lawan sedih, menyenangkan sebagai lawan tidak
24
menyenangkan, puas sebagai lawan tidak puas, penuh
harapan sebagai lawan berputus asa, dan santai sebagai
lawan bosan).
2) Arousal
Arousal dijabarkan sebagai tingkatan perasaan yang
bervariasi dari perasaan-perasaan kegembiraan
(excitement), terdorong (stimulation), kewaspadaan
(alertness), atau menunjukan keaktifan (activeness), yang
membuat kelelahan (tired), perasaan lelah atau perasaan
kantuk (sleepy), atau bosan (bored).
3) Dominance
Dominance, ditandai dengan laporan responsden yang
merasa dikendalikan sebagai lawan mengendalikan,
mempengaruhi sebagai lawandipengaruhi, terkendali
sebagai lawan diawasi, penting sebagai lawan
dikagumi,dominan sebagai lawan bersikap tunduk, dan
otonomi sebagai lawan dipandu.
4. Store Atmosphere
a. Definisi
Store Atmosphere (suasana toko) adalah suasana terencana
yang sesuai dengan pasar sasarannya dan yang dapat menarik
konsumen untuk membeli. Store atmosphere mempengaruhi
25
keadaan emosi pembeli yang menyebabkan atau mempengaruhi
pembelian. Keadaan emosional akan membuat dua perasaan
yang dominan yaitu perasaan senang dan membangkitkan
keinginan. Seiring dengan pasar yang semakin kompetitif,
pelaku pasar di tuntut untuk pintar menawarkan hal lain, tak
hanya selalu dengan potongan harga, tetapi juga pengalaman
membeli suatu produk. Penggunaan store asmpohere yang tepat
akan menimbulkan kesan estetika dan membantu memperbiki
citra toko / ritel di dalam persepsi pelanggan, yang tentunya
akan mendorong minat beli yang besar(Kotler 2005). Definisi
yang mendalam di jelaskan oleh Berman dan Evans (2010).
Mereka mendefinisikan sebagai berikut :
"atmosphere refers to the store's physical characteristics
that are used to developed an image and draw customers for a
nonstore based firm, atmosphere refers to physic characteristic
of catalogs, vending meachines, web sites and so forth”
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bagi sebuah
toko, penting untuk menonjolkan tampilan fisik, suasana toko
berguna untuk membangun citra dan menarik minat pelanggan.
Banyaknya pengertian dan jabaran di atas menunjukkan manfaat
dari penataan lingkungan sebuah toko yang kaitannya dengan
membangun kesan dan kenyamanan pengunjung, sebab
lingkungan toko yang nyaman pada akhirnya akan menjadi
26
fleksibel sebagai media membangun citra toko. Selain itu,
penataan store atmosphere dapat menimbulkan beberapa
manfaat, antara lain: membantu mengarahkan perhatian
konsumen (dalam hal ini erat kaitannya dengan memperbesar
ketertarikan mereka), menggerakkan reaksi dan emosi
konsumen.
b. Elemen - Elemen Store Atmosphere
Store Atmosphere memiliki elemen-elemen yang
semuanya berpengaruh terhadap suasana toko yang ingin
diciptakan. Elemen-elemen store atmosphere terdiri dari
(Berman dan Evans, 2010) :
1) Exterior (Bagian Luar Toko)
Eksterior toko memiliki dampak yang kuat terhadap citra
dan harus direncanakan dengan matang. Eksterior toko
mencakup plang nama toko, jalan masuk, jendela,
pencahayaan dan konstruksi mateial.
2) General Interior
Saat konsumen berada dalam sebuah toko, maka banyak
elemen-elemen yang mempengaruhi afeksi konsumen.
General interior meliputi lantai, warna, pencahayaan,
aroma, musik, perlengkapan toko, suhu, pengaturan jarak,
27
karyawan, barang dagang yang beragam, dan kebersihan
toko.
3) Store Layout
Beberapa hal yang termasuk dalam store layout adalah
alokasi ruangan, pengelompokan barang, pola arus lalu
lintas konsumen, posisi konter pada toko.
4) Interior ( Point of Purchase ) Display
Setiap jenis Point of Purchase display menyediakan
informasi kepada pelanggan untuk mempengaruhi suasana
lingkungan toko. Tujuan utama interior displayialah untuk
meningkatkan penjualan dan laba toko tersebut.
5. Green Marketing
a. Definisi
Istilah green marketing mulai diperkenalkan pada akhir
tahun 1980an dan awal 1990an oleh American Marketing
Association (AMA) yang menyelenggarakan workshop perdana
dengan tema ecological marketing pada tahun 1975. Menurut
American Marketing Association (AMA), menghasilkan buku
pertama tentang green marketing berjudul “Ecological
Marketing” (Henionand Kinnear, 1978) sejak saat itu banyak
buku tentang topik tersebut dipublikasikan (Charter 1992,
Coddington 1993, Ottman 1993). Green Marketing merupakan
pemasaran produk-produk yang telah diasumsikan aman
28
terhadap lingkungan. Oleh karena itu, green marketing
mengintegrasikan aktivitas-aktivitas yang luas, termasuk
didalamnya adalah modifikasi produk, perubahan pada proses
produksi, perubahan kemasan, hingga perubahan pada
periklanannya. (Syahbandi, 2012)
b. Marketing Mix
Menurut Kotler dan Armstrong (dalam Syahbandi 2012),
bauran pemasaran adalah sebagai seperangkat variabel
pemasaran, yang dapat dikendalikan dan dipadukan perusahaan
untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan didalam pasar
sasaran. Bauran pemasaran terdiri atas segala sesuatu yang dapat
dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi permintaan
terhadap produknya.
1) Price
Harga adalah elemen penting dalam marketing mix .
Kebanyakan para pelanggan bersedia membayar dengan
harga premium jika ada persepsi tambahan terhadap nilai
produk. Peningkatan nilai ini dapat disebabkan oleh
kinerja, fungsi, desain, bentuk yang menarik atau
kecocokan selera. Keunggulan dari sisi lingkungan hanya
merupakan bonus tambahan, tetapi sering kali menjadi
faktor yang menentukan antara nilai produk dan kualitas.
Produk yang ramah lingkungan sering kali lebih murah
29
jika biaya product live cycle diperhatikan. Contohnya
kendaraan yang efisien penggunaan bahan bakarnya, atau
produk yang tidak mengandung racun. (Queensland
Government dalam Syahbandi, 2012)
2) Product
Apa yang membuat suatu produk yang ramah lingkungan
telah menjadi suatu perdebatan serius antara
environmentalis, pejabat pemerintah, perusahaan
manufaktur dan konsumen. Apakah hanya bahan atau
produk telah cukup dianggap menjadi suatu yang ramah
lingkungan, ataukah kemasannya yang harus aman.
Menurut John Elkington, Julia Hailes dan Joel Makower
(dalam Syahbandi 2012) terdapat kriteria yang dapat
digunakan untuk menentukan apakah suatu produk ramah
lingkungan atau tidak terhadap lingkungan yaitu:
a) Tingkat bahaya produk bagi kesehatan manusia atau
binatang.
b) Seberapa jauh produk dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan selama dipabrik, digunakan, atau
dibuang.
c) Tingkat penggunaan jumlah energi dan sumber daya
yang tidak proporsional selama dipabrik, digunakan,
atau dibuang.
30
d) Seberapa banyak produk menyebabkan limbah yang
tidak berguna ketika kemasannya berlebihan atau
untuk suatu penggunaan yang singkat.
e) Seberapa jauh produk melibatkan penggunaan yang
tidak ada gunanya atau kejam terhadap binatang.
f) Menggunakan material yang berasal dari spesies
atau lingkungan terancam.
3) Place
Pilihan dimana dan kapan untuk membuat produk selalu
tersedia dapat memberikan pengaruh yang signifikan pada
pelanggan. Sangat sedikit pelanggan yang benar-benar
hanya ingin membeli produk karena keramahan
lingkungannya saja. Penjual yang ingin mencapai
kesuksesan dalam penjualan produk yang ramah
lingkungan seharusnya memposisikan produknya secara
luas dipasar sehingga dapat lebih dikenali. Lokasi juga
secara konsisten harus diperhatikan sesuai dengan citra
yang dituju. Lokasi harus berbeda dengan pesaing. Hal ini
dapat diperoleh dengan promosi didalam toko dan dengan
membuat displayyang menarik atau menggunakan
material yang dapat didaur ulang untuk menekankan
keunggulan lingkungan dan keunggulan lainnya
(Queensland Government dalam Syahbandi, 2012)
31
4) Promotion
Mempromosikan suatu produk dan jasa untuk memperoleh
pasar dapat dilakukan dengan iklan, public relation,
promosi penjualan direct marketing dan on-site
promotions. Penjual produk hijau yang cerdas akan dapat
menekankan kredibilitas produk yang ramah lingkungan
dengan menggunakan sustainable marketing juga alat dan
praktek komunikasi. Para pengecer banyak juga yang
mulai menyadari perlunya komitmen pada lingkungan
dengan melakukan promosi penggunaan kantong ramah
lingkungan sebagai pengganti kantong plastik
(Queensland Government dalam Syahbandi, 2012).
Istilah-istilah seperti phosphate free, recyclable, refillable,
ozon friendly, recycled paper dan ramah lingkungan
adalah sesuatu yang paling sering disosialisasikan sebagai
green marketing.
Kunci sukses dari green marketing adalah
kredibilitas. Dengan tidak terlalu membesar-besarkan
keunggulan lingkungan pada produk atau membentuk
harapan yang tidak realistis pada pelanggan, maka
komunikasi tentang keunggulan lingkungan cukup
dilakukan melalui tokoh-tokoh yang dapat dipercaya.
32
6. Hubungan antar Variabel
a. Hubungan antara Green Marketing terhadap Emotional
Response
Istilah green marketing mulai diperkenalkan pada akhir
tahun 1980an dan awal 1990an oleh American Marketing
Association (AMA) yang menyelenggarakan workshop perdana
dengan tema ecological marketing pada tahun 1975. Menurut
American Marketing Association (AMA), menghasilkan buku
pertama tentang green marketing berjudul “Ecological
Marketing” (Henionand Kinnear, 1978) sejak saat itu banyak
buku tentang topik tersebut dipublikasikan (Charter 1992,
Coddington 1993, Ottman 1993). Green Marketing merupakan
pemasaran produk-produk yang telah diasumsikan aman
terhadap lingkungan. Oleh karena itu, green marketing
mengintegrasikan aktivitas-aktivitas yang luas, termasuk
didalamnya adalah modifikasi produk, perubahan pada proses
produksi, perubahan kemasan, hingga perubahan pada
periklanannya. (Syahbandi, 2012)
Dalam penelitian karya Elham Rahbar dan Nabsiah Abdul
Wahid yang berjudul Investigation of Green Marketing Tools’
Effect on Consumers’ Purchase Behavior. Mereka menyatakan
bahwa setiap konsumen yang melakukan pembelian terhadap
33
produk ramah lingkungan adalah bagian dari pemuas kebutuhan
emosional konsumen itu sendiri.
b. Hubungan antara Store Atmosphere terhadap Emotional
Response
Store Atmosphere (suasana toko) adalah suasana terencana
yang sesuai dengan pasar sasarannya dan yang dapat menarik
konsumen untuk membeli. Store atmosphere mempengaruhi
keadaan emosi pembeli yang menyebabkan atau mempengaruhi
pembelian. Keadaan emosional akan membuat dua perasaan
yang dominan yaitu perasaan senang dan membangkitkan
keinginan. Seiring dengan pasar yang semakin kompetitif,
pelaku pasar di tuntut untuk pintar menawarkan hal lain, tak
hanya selalu dengan potongan harga, tetapi juga pengalaman
membeli suatu produk. Penggunaan store asmpohere yang tepat
akan menimbulkan kesan estetika dan membantu memperbiki
citra toko / ritel di dalam persepsi pelanggan, yang tentunya
akan mendorong minat beli yang besar(Kotler 2005).
Secara empiris sudah banyak penelitian yang menyatakan
bahwa store atmosphere mampu mempengaruhi emosi
konsumen. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Denny Kurniawan dan Yohanes Sondang, menyatakan bahwa
store atmosphere berpengaruh posituf terhadap emotional
response atau shopping emotion.
34
c. Hubungan antara Green Marketing terhadap Impulse Buying
Istilah green marketing mulai diperkenalkan pada akhir
tahun 1980an dan awal 1990an oleh American Marketing
Association (AMA) yang menyelenggarakan workshop perdana
dengan tema ecological marketing pada tahun 1975. Menurut
American Marketing Association (AMA), menghasilkan buku
pertama tentang green marketing berjudul “Ecological
Marketing” (Henionand Kinnear, 1978) sejak saat itu banyak
buku tentang topik tersebut dipublikasikan (Charter 1992,
Coddington 1993, Ottman 1993). Green Marketing merupakan
pemasaran produk-produk yang telah diasumsikan aman
terhadap lingkungan. Oleh karena itu, green marketing
mengintegrasikan aktivitas-aktivitas yang luas, termasuk
didalamnya adalah modifikasi produk, perubahan pada proses
produksi, perubahan kemasan, hingga perubahan pada
periklanannya. (Syahbandi, 2012)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu
Ayu Vanni, yang menyatakan bahwa green marketing
berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying.
d. Hubungan antara Store Atmosphere terhadap Impulse Buying
Store Atmosphere (suasana toko) adalah suasana terencana
yang sesuai dengan pasar sasarannya dan yang dapat menarik
konsumen untuk membeli. Store atmosphere mempengaruhi
35
keadaan emosi pembeli yang menyebabkan atau mempengaruhi
pembelian. Keadaan emosional akan membuat dua perasaan
yang dominan yaitu perasaan senang dan membangkitkan
keinginan. Seiring dengan pasar yang semakin kompetitif,
pelaku pasar di tuntut untuk pintar menawarkan hal lain, tak
hanya selalu dengan potongan harga, tetapi juga pengalaman
membeli suatu produk. Penggunaan store asmpohere yang tepat
akan menimbulkan kesan estetika dan membantu memperbiki
citra toko / ritel di dalam persepsi pelanggan, yang tentunya
akan mendorong minat beli yang besar(Kotler 2005).
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Oky
Gunawan Kwan yang menyatakan bahwa store atmosphere
berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying.
e. Hubungan antara Emotional Response terhadap Impulse Buying
Menurut Hawkins, Mothersbaugh, dan Best (2007) Emosi
merupakan suatu perasaan yang tidak dapat dikontrol namun
dapat mempengaruhi perilaku atau kebiasaan seseorang.
Menurut (Semuel Hatane, 2005) Respon emosi adalah tingkat
perasaan partisipan melalui cara berprilaku dan dapat di
ungkapkan secara lisan maupun laporan tertulis tentang kondisi
diri sendiri, setelah mengalami perlakuan dalam hal ini setelah
melihat iklan dalam bentuk format yang dipilihnya.
36
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wayan Aris
Gumilang yang menyatakan bahwa emotional shopping atau
emotional response memiliki pengaruh secara langsung terhadap
impulse buying.
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Metode Hasil
1 Sandra Puspasari
Anggoro
Analisis
Pengaruh Store
Atmosphere
terhadap
Impulse Buying
melalui
Emotional
Response di
Matahari
Department
Store Tanjung
Plaza Surabaya
Structural
Equation
Modeling
(SEM)
The study findings
suggest that the store
atmosphere has a
positive effect on
emotional responses,
Store atmosphere
positive influence on
impulse buying,
Emotional responses
positive influence on
impulse buying, and
Emotional responses
mediate the
relationship of store
atmosphere on impulse
buying.
37
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Metode Hasil
2 Semuel Hatane Respon
Lingkungan
Berbelanja
Sebagai
Stimulus
Pembelian Tidak
Terencana pada
Toko Serba Ada
(Toserba) (Studi
Kasus Carrefour
Surabaya)
Structural
Equation
Modeling
(SEM)
Hasil penelitian
mengungkapkan
bahwa; variabel
respons lingkungan
belanja dominance
berpengaruh positip
terhadap pembelian
tidak terencana.
Terungkap juga bahwa
variabel pengalaman
belanja resources
expenditure
merupakan variabel
mediator antara
respons lingkungan
belanja dan variabel
pengalaman belanja
lainnya, serta
berpengaruh negatip
terhadap pembelian
tidak terencana.
3 Denny
Kurniawan dan
Yohanes
Sondang Kunto,
Ssi, MSc.
Pengaruh
Promosi dan
Store
Atmosphere
terhadap Impulse
Buying dengan
Shopping
Emotion sebagai
Variabel
Intervening
Studi Kasus di
Matahari
Department
Store Cabang
Supermall
Surabaya
Structural
Equation
Modeling
(SEM)
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
Promosi dan store
atmosphere
berpengaruh terhadap
shopping emotion,
promotion dan store
atmosphere
berpengaruh terhadap
impulse buying, serta
shopping emotion
berpengaruh terhadap
impulse buying
38
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Metode Hasil
4 Elham Rahbar and
Nabsiah Abdul Wahid
Investigation
of green
marketing
tools' effect
on
consumers
purchase
behavior
Multiple
Linier
Regression
Based on the result,
eco-brand and eco-
label and eco-brand
are positively and
significantly associated
with actual purchase
behavior. The effect of
eco-label and
environmental
advertisement on
actual purchase
behavior were not
significant at all.
5 Ni Putu Ayu Vanni
Prabandari &
I.Gst.A.Kt.Gd.Suasana
Pengaruh
Green
Marketing
dan Service
Value
Terhadap
Impulse
Buying pada
Manic
Organik
Restaurant
di Denpasar
Regresi
Linear
Berganda
Hasil analisis data
dapat disimpulkan
bahwa green
marketing, service
value parsial maupun
simultan berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap impulse
buying.
39
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Metode Hasil
6 Oky Gunawan
Kwan
Pengaruh Sales
Promotion dan
Store
Atmosphere
Terhadap
Impulse Buying
dengan Positive
Emotion sebagai
Variabel
Intervening pada
Planet Sports
Tanjung Plaza
Surabaya.
Structural
Equation
Modeling
(SEM)
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
store atmosphere
berpengaruh terhadap
shopping emotion,
store atmosphere dan
shopping emotion
berpengaruh terhadap
impulse buying.
7 Syahbandi Implementasi
Green Marketing
Melalui
Pendekatan
Marketing MIX,
Demografi Dan
Pengetahuan
Terhadap Pilihan
Konsumen
(Studi The Body
Shop Pontianak)
Regresi
Logistik
Results demonstrate
products distribution
channels (place),
promotion, age and
knowledge
significantly affect
customer choice, while
price, gender,
education and income
did not significantly
influence customer
choice. As for the
variable promotion
dominant influence on
consumer choice at
The Body Shop
products.
40
C. Kerangka Pikir
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang terjadi
antara variabel Green Marketing dan Store Atmosphere terhadap Emotional
Response serta dampaknya terhadap Impulse Buying. Langkah pertama
dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan teori pendukung dan
studi mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Setelah mengumpulkan
teori dan data pendukung penelitian, ditentukanlah hipotesis yang akan di
uji dalam penelitian ini. Kemudian menentukan dimensi dan indikator yang
akan dijadikan komponen utama dalam pembuatan kuesioner, yang nantinya
kuesioner tersebut akan disebarkan pada sampel yang sudah ditentukan,
baik secara langsung ke lokasi penelitian ataupun melalui googledocs. Jika
total kuesioner yang terisi sudah sesuai ketentuan maka akan dilakukan
proses running data menggunakan aplikasi SPSS, pengujian pertama yang
dilakukan adalah uji kualitas data, yang terdiri dari uji validitas, uji
reliabilitas, dan uji normalitas. Selanjutnya dilakukan uji analisis jalur (path
analysis), dimana uji analisis jalur bertujuan untuk menganalisis hubungan
sebab-akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya
mempengaruhi variabel terikat tidak hanya secara langsung, tetapi juga
secara tidak langsung. Setelah melalui bebrapa proses pengujian, maka
didapatkan hasil untuk ditarik kesimpulan dan implikasinya.
41
Gambar 2.1
Kerangka Pikir
Green Marketing(X1)
Interpretasi
Path Analysys :
Struktur I & II :
1. Uji Koefisien
Determinasi
2. Uji Simultan
3. Uji Parsial
4. Analisis Korelasi
5. Uji Sobel
Uji Kualitas data :
1. Uji Validitas
2. Uji Reliabilitas
3. Uji Normalitas
Emotional Response (Y)
Impulse Buying (Z)
Store Atmosphere(X2)
Kesimpulan dan Saran
42
D. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah yang ada di atas, maka dirumuskan
hipotesis sebagai berikut :
1. Sub Struktur 1 Hubungan Sub Struktur X1 dan X2 terhadap Y
a. Hipotesis 1 :
Ho: tidak ada pengaruh antara variabel Green Marketing (X1)
terhadap Emotional Response (Y).
Ha: ada pengaruh antara variabel Green Marketing (X1)
terhadap Emotional Response (Y).
b. Hipotesis 2 :
Ho: tidak ada pengaruh antara variabel Store Atmosphere(X2)
terhadap Emotional Response (Y).
Ha: ada pengaruh antara variabel Store Atmosphere (X2)
terhadap Emotional Response (Y).
c. Hipotesis 3 :
Ho: tidak ada pengaruh antara variabelGreen Marketing (X1)
danStore Atmosphere (X2)terhadap Emotional Response
(Y).
Ha: ada pengaruh antara variabel variabel Green Marketing
(X1) danStore Atmosphere (X2)terhadap Emotional
Response (Y).
43
2. Sub Struktur - 2 Hubungan Sub-Struktur X1, X2 dan Y terhadap Z
a. Hipotesis 4 :
Ho: Tidak ada pengaruh antara variabel Green Marketing (X1)
terhadap Impulse Buying (Z).
Ha: Ada pengaruh antara variabelGreen Marketing (X1)
terhadap Impulse Buying (Z).
b. Hipotesis 5 :
Ho: Tidak ada pengaruh antara variabel Store Atmosphere (X2)
terhadap Impulse Buying (Z).
Ha: Ada pengaruh antara variabel Store Atmosphere (X2)
terhadap Impulse Buying (Z).
c. Hipotesis 6 :
Ho: Tidak ada pengaruh antara variabel Emotional Response (Y)
terhadap Impulse Buying (Z).
Ha: Ada pengaruh antara variabel variabel Emotional Response
(Y) terhadap Impulse Buying (Z).
d. Hipotesis 7 :
Ho: Tidak ada pengaruh langsung antara variabelGreen
Marketing (X1), Store Atmosphere (X2) dan Emotional
Response (Y) terhadap Impulse Buying (Z).
Ha: Ada pengaruh langsung antara variabelGreen Marketing
(X1), Store Atmosphere (X2) dan Emotional Response (Y)
terhadap Impulse Buying (Z).
44
e. Hipotesis 8 :
Ho: Tidak ada pengaruh tidak langsung antara variabel Green
Marketing(X1), terhadap Impulse Buying (Z) melalui
Emotional Response (Y).
Ha: Ada pengaruh tidak langsung antara variabel Green
Marketing (X1), terhadap Impulse Buying (Z) melalui
Emotional Response (Y).
f. Hipotesis 9 :
Ho : Tidak ada pengaruh tidak langsung antara variabel Store
Atmosphere (X2) terhadap Impulse Buying (Z) melalui
Emotional Response (Y).
Ha : Ada pengaruh tidak langsung antara variabel variabel Store
Atmosphere (X2) terhadap Impulse Buying (Z) melalui
Emotional Response (Y).
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak
dibidang ritel yang belum lama ini membuka cabangnya di Indonesia, yaitu
IKEA Alam Sutera, Tangerang. Peneliti berfokus pada Green Marketing
danStore Atmosphere terhadap Emotional Response serta pengaruhnya
terhadap Impulse Buying. Penelitian ini bersifat asosiatif, dilakukan dengan
cara menghubungkan variabel satu dengan variabel lain agar dapat
mengetahui, menjelaskan dan memprediksi tingkat ketergantungan variabel
eksogen dan variabel endogen melalui variabel intervening. Dalam
pelaksanaannya dilakukan pengumpulan data dengan survei menggunakan
alat kuesioner. Unit analisis yang diteliti adalah individu, yaitu semua
konsumen yang pernah melakukan pembelian di IKEA Alam Sutra, Alam
Sutera, hanya dilakukan satu kali pada waktu tertentu disebut juga Cross-
sectional. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari – September 2017.
Penelitian lapangan akan dilaksanakan pada bulan Juli 2017.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau
subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
46
kesimpulannya. Menurut Nazir (2004) dalam Riduwan dan Kuncoro
(2014) “Populasi adalah berkenaan dengan data, bukan orang atau
bendanya”. Sedangkan menurut Nawawi (2003) dalam Riduwan dan
Kuncoro (2014) menyebutkan bahwa “Populasi adalah totalitas semua
nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran
kuantitatif maupun kualitatif pada karakteristik tertentu mengenai
sekumpulan objek yang lengkap”. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh konsumen yang sudah pernah berkunjung ke IKEA
Alam Sutra,.
2. Sampel
Menurut Arikunto (2003) dalam Riduwan dan Kuncoro (2014)
“Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi
yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang
diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi”.
Menurut Sugiyono (2004) dalam Riduwan dan Kuncoro (2014)
“Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi”. Dan beberapa pendapat tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa: “Sampel adalah bagian dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Karena
tidak semua data dan informasi akan diprosese dan tidak semua orang
atau benda akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan
sampel yang mewakilinya. Hal ini sampel harus representatif
disamping itu peneliti wajib mengerti tentang besar ukuran sampel,
47
teknik sampling, dan karakteristik populasi dalam sampel. Metode
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan metode non-probability sampling. Non-probability sampling
adalah teknik sampling untuk yang tidak memberikan peluang yang
sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel dan karena populasi yang diteliti infinite (populasi yang
jumlah dan identitas anggota populasi tidak diketahui) dengan
melakukan pengambilan sampel secara purposive sampling. Purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu (Sugiyono, 2007). Pengambilan sampel dilakukan di wilayah
Alam Sutera, dengan dasar bahwa sampel yang diambil mewakili
semua populasi konsumen yang telah melakukan pembelian di IKEA
Alam Sutra, Tangerang. Dikarenakan jumlah populasinya tidak
diketahui secara pasti, maka untuk mengetahui besarnya sampel yaitu
menggunakan rumus teknik sampling kemudahan. Berdasarkan
sampling kemudahan, peneliti menseleksi dengan menyaring
kuesioner yang ada, apabila orang-orang tersebut diketahui misalnya
(pelanggan IKEA di Serpong). Misal digunakan ukuran sampel untuk
estimasi nilai rerata. Jika digunakan untuk mengestimasi μ, kita dapat
(1-α)% yakin bahwa error tidak melebihi nilai e tertentu apabila
ukuran sampelnya sebesar n, dimana :
Wibisono dalam
Riduwan dan Kuncoro (2014).
48
Keterangan :
n = jumlah sampel
Zα = Ukuran tingkat kepercayaan dengan 𝛼= 0,05 (tingkat
kepercayaan 95% berarti Z
. 95% = Z. 0,475 dalam tabel ditemukan
1,96)
σ = Standart deviasi
е = Standart error atau kesalahan yang dapat ditoleransi (5% = 0,05)
Dengan perhitungan :
= 96,04
Melihat dari penjelasan diatas, maka penelitian sampel dibulatkan
menjadi sebanyak 100 orang. Jadi sampel yang digunakan adalah
sebanyak 100 orang konsumen IKEA yang sudah pernah melakukan
pembelian minimal 1 kali di IKEA Alam Sutera.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam informasi yang dihasilkan oleh riset pemasaran merupakan
hasil akhir proses pengolahan selama berlangsungnya riset. Menurut Isjianto
(2009) informasi pada dasarnya berawal dari barang mentah yang disebut
data sehingga sering juga disebut sebagai data mentah. Dalam memperoleh
data pada penelitian ini, penulis menggunakan data primer dan sekunder.
49
1. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari sumbernya, metode yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penyebaran kuesioner
pada pelanggan IKEA Alam Sutra, Tangerang. Dengan kuesioner
secara personal, peneliti dapat berhubungan langsung dengan
responden dan dapat memberikan penjelasan seperlunya. Kuesioner
dalam penelitian ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang
bersumber dari tiap-tiap indikator variabel yang diteliti. Pertanyaan
dibuat dalam skala likert, skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang
kejadian atau gejala sosial (Riduwan dan Kuncoro, 2014).
Tabel 3.1
Skala Likert
Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2014)
Angka satu menunjukkan bahwa responden memberikan
tanggapan yang bersifat negatif (sangat tidak setuju) terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, sedangkan angka lima
menunjukkan tanggapan yang bersifat positif (sangat setuju).
Jenis Jawaban Bobot
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
50
2. Data Sekunder
Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku, jurnal,
dan sumber bacaan lain yang memiliki relevansi dengan objek yang
diteliti. Untuk data sekunder, peneliti mengumpulkannya dengan studi
kepustakaan, literatur pada berbagai perpustakaan di dalam dan di luar
kampus maupun pada toko-toko buku, dan website (Indriantoro dan
Supomo, 2002).
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data, untuk mendapatkan data yang
diperlukan, peneliti menggunakan instrumen berupa kuesioner yang
diberikan kepada responden. Pengumpulan data dilakukan dengan
teknik personally adminstered quetionnaires, yaitu kuesioner
disampaikan dan dikumpulkan secara langsung oleh peneliti
(Indriantoro dan Supomo, 2002).
D. Metode Analisis Data
1. Uji Kualitas Data
Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dan
menentukan. Pada tahap inilah data diolah sedemikian rupa sehingga
berhasil disimpulkan kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab
persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian. Metode analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis path.
51
Dalam pengukuran data dikenal beberapa uji untuk menyatakan
sebuah penelitian sistematik atau tidak, yaitu:
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang
valid memiliki validitas tinggi dan sebaliknya bila tingkat
validitasnya rendah maka instrumen tersebut tidak valid
(Riduwan dan Kuncoro,2013).
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas
dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan nilai r
hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2,
dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika r hitung lebih besar
dari r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan atau
indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2011).Penelitian
ini menggunakan sampel sejumlah (n) = 30, maka besar dk = 30
- 2 = 28. Dengan α = 0,05 maka diperoleh nilai r tabel sebesar
0,3610.
52
b. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yangmerupakan indikator dari variabel atau konstruk
(Ghozali, 2011).Suatu kuesioner dikatakan reliable atau
handaljika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Adapun cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas
kuesioner dalam penelitian ini adalah mengukur reliabilitas
dengan uji statistic Cronbach Alpha. Untuk mengetahui
kuesioner tersebut sudah reliable akan dilakukan pengujian
reliabilitas kuesioner dengan bantuan program computer SPSS
21. Kriteria penilaian uji reliabilitas adalah (Ghozali,2011):
1) Apabila hasil koefisien Alpha lebih besar dari taraf
signifikansi 70% atau 0,70 maka kuesioner tersebut
reliabel.
2) Apabila hasil koefisien Alpha lebih kecil dari taraf
signifikansi 70% atau 0,70 maka kuesioner tersebut tidak
reliabel.
c. Uji Normalitas Data
Screening terhadap normalitas data merupakan langkah
awal yang harus dilakukan untuk setiap analisis multivariat,
khususnya jika tujuannya adalah inferensi. Walaupun normalitas
suatu variabel tidak selalu diperlukan dalam analisis akan tetapi
53
hasil uji statistik akan lebih baik jika semua variabel
berdistribusi normal (Ghozali, 2011).
Pada penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah
dengan cara uji statistik Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria
(Ghozali, 2011)
1) Data terdistribusi secara normal apabila nilai probabilitas
signifikan > 0,05.
2) Data tidak terdistribusi secara normal apabila nilai
probabilitas signifikan < 0,05.
2. Path Analysis
Path Analysys analisis jalur yang dikenal dengan path analysis
dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu
Sewall Wright (Joreskog & Sorbom, 1996; Johnson & Wichern,
1992). Path Analysis diartikan oleh Bhornstedt (1974) dalam
Kusnendi (2005) yang dikutip oleh Riduwan dan Kuncoro (2014)
bahwa “a technique for estimating the effect’s a set of independent
variables han on a dependent variable from a set of observed
correlations, given a set of hypothesized causal asymmetric relation
among the variables .”
Sedangkan Tujuan utama path analysys adalah a method of
measuring the direct influence along each separate path in such a
system and thus of finding the degree to which variation of a given
54
effect is determined by each particular cause. The method depend on
the combination of knowledge og the degree of correlation among the
variables in a system with such knowledge as may possessed of the
causal relations (Maruyama, 1998) dalam Riduwan dan Kuncoro
(2014).
Jadi, model path analysys digunakan untuk menganalisis pola
hubungan antar variable dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas
(eksogen) terhadap variable terikat (endogen).
Teknik analisis jalur ini akan digunakan dalam menguji
besarnya sumbangan (kontribusi) yang ditunjukkan oleh koefisien
jalur pada setiap diagram jalur hubungan kausal antara variable X1 dan
X2 terhadap Y serta dampaknya kepada Z.
Pertimbangan menggunakan analisis ini karena antara satu
variabel dengan variabel lainnya mempunyai hubungan.
a. Konversi diagram alur ke dalam persamaan
Langkah selanjutnya adalah melakukan konversi
spesifikasi model ke dalam rangkaian persamaan.
b. Persamaan – persamaan struktural
Y = ρyx1 x1 + ρyx2 x2 + ρy ɛ1
Z = ρzx1 x1 + ρzx2 x2 + ρzy Y + ρz ɛ2
Keterangan :
55
X1 = Green Marketing
X2 = Store Atmosphere
Y = Emotional Response
Z = Impulse Buying
ɛ = Error
Kriteria penerimaan hipotesis sebagai berikut :
Jika signifikasi penelitian < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha
diterima dan jika signifikasi penelitian > 0,05, maka Ho diterima
dan Ha ditolak.
c. Langkah – langkah menguji path analysis :
1) Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural.
2) Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada
koefisien regresi.
3) Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan).
4) Menghitung koefisien jalur secara individu.
5) Meringkas dan menyimpulkan.
Sebelum peneliti menggunakan analisis jalur dalam
penelitiannya, maka peneliti harus menyusun model
hubungan antar variabel yang dalam hal ini disebut
diagram jalur (Sugiyono, 2007)
56
ρZX1
ρZX1
ρZX2
ρZX2
ρZY
Gambar 3.1
Model Struktural Path Analysis
Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2014)
Keterangan : Diagram path lengkap tersebut mempunyai 2
variabel eksogen (X1 dan X2) dan 2 variabel endogen (Y dan Z).
Berdasarkan model hipotesis yang diajukan, maka
dibuatlah sub struktur yang tujuannya untuk menjelaskan dan
mempermudah perhitungan sebagai berikut :
Gambar 3.2
Sub Struktur – 1 Hipotesis - 1
Sub Struktur – 1 Hubungan Sub – Struktur X1 dan X2 terhadap Y
Green
Marketing(X1)
Store
Atmosphere
(X2)
Emotional
Response (Y)
Impulse
Buying(Z)
Є1
Є2
ρYX1 Green
Marketing(X1)
Emotional
Response (Y)
Store
Atmosphere(X2) ρYX2
Є1
r
57
Keterangan : Variabel endogen (Y) dan variable eksogen
(X1 dan X2), memiliki persamaan struktur Y = ρyx1 x1 + ρyx2 x2
+ ρy ɛ1
Gambar 3.3
Sub – Struktur – 2 Hipotesis – 2
Sub Struktur - 2 Hubungan Sub-Struktur X1, X2 dan Y terhadap Z
Keterangan : Variabel endogen (Z) dan variable eksogen
(X1, X2, dan Y), memiliki persamaan struktur Z = ρzx1 x1 + ρzx2
x2 + ρzy Y + ρz ɛ2
Dari perhitungan program SPSS nanti, akan diperoleh
keterangan atau hasil dari koefisien determinasi (R2), uji secara
simultan (Uji F) dan uji secara parsial (Uji t).
a. Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi
variabel bebas terhadap variabel tergantungnya. Semakin tinggi
r
ρYX
1
ρYX2
Є2 Green
Marketing (X1)
Impulse Buying
(Z)
Store
Atmosphere(X2
)
Emotional
Response (Y)
ρzy
58
koefisien determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel
bebas dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel
tergantungnya (Pardede dan Manurung, 2014). Hasil output
SPSS pada model summary khususnya, angka yang terdapat
pada kolom R Square digunakan untuk melihat besarnya
pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen dengan
cara menghitung koefisien (KD) dengan menggunakan rumus
sebagai berikut (Sarwono, 2007) : KD = r2 x 100%. Cara
menghitung standar error adalah є : √(1-R2)
b. Uji Simultan
Untuk melihat pengaruh variabel secara simultan,
pertama-tama kita akan melihat hasil perhitungan dalam model
summary khususnya angka R Square pada hasil output program
SPSS. Angka yang terdapat pada kolom R Square digunakan
untuk melihat besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap
variabel endogen dengan cara menghitung koefisien (KD)
dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sarwono, 2007) :
KD = r2 x 100%
Langkah selanjutnya pengujian untuk mengetahui
pengaruh secara keseluruhan (uji simultan) dapat dilakukan
dengan cara membandingkan angka taraf signifikan (sig) hasil
penghitungan dengan taraf signifikansi 0,05 (5%) dan derajat
59
kebebasan = (k-1)(n-k). Kriterianya sebagai berikut (Riduwan
dan Kuncoro, 2013) :
1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama
dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka
H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan
atau Jika F hitung > F table maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama
dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka
H0 diolak dan Ha diterima, artinya signifikan atau
jika F hitung < F table maka Ho diterima dan Ha
ditolak.
c. Uji Parsial
Uji statistik yang digunakan untuk pengujian secara
individual yaitu dengan cara menghitung besarnya angka table t
dengan ketentuan sebagai berikut (Sarwono, 2007) :
1) Tarif signifikansi 0.05
2) Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan DK= n –
2
Selanjutnnya untuk mengetahui signifikansi analisis
jalur bandingkan dengan nilai probabilitas 0,05
dengan nilai probabilitas Sig. dengan dasar
60
pengambilan keputusan sebagai berikut (Riduwan
dan Kuncoro, 2013) :
a) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau
sama dengan nilai probabilitas Sig. atau [0.05
≤ Sig], maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang
artinya tidak signifikan atau jika t hitung > t
tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
b) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau
sama dengan nilai probabilitas Sig. atau [0,05
≥ Sig], maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang
artinya signifikan atau jika t hitung < t tabel
Ho diterima dan Ha ditolak.
d. Analisis Korelasi
Untuk tipe skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
ordinal, uji korelasi yang dipakai adalah uji korelasi rank
spearman. Menurut Pardede dan Manurung (2014). Korelasi
rank spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antar
variabel jika data yang digunakan sekurangkurangnya memiliki
skala ordinal. Analisis korelasi rank spearman merupakan jenis
analisis korelasi yang didasarkan pada rangking yang paling
banyak digunakan. Dasar pemikiran analisis korelasi ini adalah
jika sebuah nilai dalam satu variabel memiliki kesesuaian, maka
kedua variabel tersebut saling berkorelasi. Jika rangking nilai-
61
nilai pada suatu variabel sama persis dengan rangking nilai-nilai
pada variabel lainnya, maka kedua variabel tersebut memiliki
korelasi sempurna. Adapun kriteria yang menjadi acuan uji
koefisien korelasi rank spearman yaitu :
Tabel 3.2
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval
Koefisien
Tingkat
Hubungan
0,80-1,000 Sangat Kuat
0,60-0,799 Kuat
0,40-0,599 Cukup Kuat
0,20-0,399 Rendah
0,00-0,199 Sangat Rendah
Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2014)
e. Uji Sobel
Di dalam penelitian ini terdapat variabel intervening yaitu
keputusan pembelian. Menurut Baron dan Kenny (1986) dalam
Ghozali (2011) suatu variabel disebut variabel intervening jika
variabel tersebut ikut mempengaruhi hubungan antara variabel
prediktor (independen) dan variabel kriterion (dependen).
Pengujian hipotesis mediasi dapat dilakukan dengan prosedur
yang dikembangkan oleh Sobel (1982) dalam Kenny (2014),
dikenal dengan uji sobel (Sobel test). Uji sobel dilakukan
dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel
independen (X) ke variabel dependen (Z) melalui variabel
62
intervening (Y). Besarnya standard error pengaruh tidak
langsung (indirect effect) Sp2p3 dihitung dengan rumus dibawah
ini :
Sp2p3 = √p32
Sp22
+p22
Sp32
+Sp22
Sp32
Keterangan :
p2 : Unstandardized coefficient beta variabel independen
p3 : Unstandardized coefficient beta variabel intervening
Sp2 : Standar error independen
Sp3 : Standar error intervening
Kemudian untuk mencari nilai t statistic pengaruh mediasi
dengan rumus sebagai berikut :
63
E. Operasional Variabel
Tabel 3.3
Operasinal Variabel
Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Metode
Pengukuran
Green
Marketing,
Kotler dan
Armstrong
dalam
Syahbandi
(2012)
Green Marketing
merupakan
pemasaran
produk-produk
yang telah
diasumsikan aman
terhadap
lingkungan. Oleh
karena itu, green
marketing
mengintegrasikan
aktivitas-aktivitas
yang luas,
termasuk
didalamnya
adalah modifikasi
produk,
perubahan pada
proses produksi,
perubahan
kemasan, hingga
perubahan pada
periklanannya.
Green Product
Produk yang dijual
tidak mengandung
unsur hewani
Ordinal
Produk berdaya
tahan lama
Ordinal
Material yang
digunakan tidak
membahayakan
konsumen
Ordinal
Green Price
Harga yang
ditawarkan sesuai
dengan kualitas
produk
Ordinal
Green Promotion
Penggunan
kantong plastik
ramah lingkungan
Ordinal
64
Tabel 3.3
Operasional Variabel
Variabel Konsep
Variabel
Dimensi Indikator Metode
Pengukuran
Store
Atmosphe
re
Berman
& Evans
(2010 :
509)
Atmosphere
refers to the
store's physical
characteristics
that are used to
developed an
image and draw
customers for a
nonstore based
firm,
atmosphere
refers to physic
characteristic
of catalogs,
vending
meachines, web
sites and so
forth
Exterior
Tampilan depan toko
menggambarkan cita toko
tersebut
Ordinal
Papan nama terlihat dengan
jelas
Ordinal
Pintu masuk luas Ordinal
Produk yang dipajang
mencermikan toko tersebut
Ordinal
Area parkir luas Ordinal
General
Interior
Kondisi lantai tidak licin Ordinal
Warna toko nyaman dimata Ordinal
Pencahayaan baik (tidak
terlalu redup dan juga tidak
terlalu terang)
Ordinal
Penggunaan musik yang
menenangkan
Ordinal
Pengharum ruangan yang
memberi rasa nyaman dan
menenangkan.
Ordinal
Suhu di toko pas (tidak
terlalu dingin dan tidak
terlalu panas)
Ordinal
Terdapat ruang yang luas
untuk berjalan
Ordinal
Karyawan toko yang ramah
dan profesional
Ordinal
Keadaan toko selalu bersih Ordinal
Penggunaan teknologi
modern mempercepat dan
mempermudah proses
transaksi
Ordinal
65
Store
Layout
Penempatan produk tertata
rapih dan baik
Ordinal
Penempatan produk sesuai
dengan kategori
Ordinal
Interior
Displays
Desain dalam penataan
produk menarik
Ordinal
66
Tabel 3.3
Operasional Variabel
Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Metode
Pengukuran
Emotional
Response
Mehrabian
dan Russell
dalam
Samuel
Hatane
(2005)
Respon emosi
adalah tingkat
perasaan partisipan
melalui cara
berprilaku dan
dapat di ungkapkan
secara lisan
maupun laporan
tertulis tentang
kondisi diri sendiri,
setelah mengalami
perlakuan dalam
hal ini setelah
melihat iklan dalam
bentuk format yang
dipilihnya.
Pleasure
Merasa senang saat
berada di toko
tersebut
Ordinal
Arousal
Meras terdorong
untuk melakukan
pembelian saat
berada di toko
tersebut.
Ordinal
Dominance
Merasa terspesona
dengan produk yang
dijual
Ordinal
Merasa ingin
memiliki produk
yang dijual
Ordinal
Impulse
Buying
Loudon &
Bitta (1993)
Impulsive buying or
unplanned
purchasing is
another consumer
purchasing pattern.
As the term implies,
the purchase that
consumers do not
specifically planned
Karakteristik
Produk
Harga terjangkau Ordinal
Ukuran yang kecil
dan ringan
Ordinal
Mudah disimpan Ordinal
Adanya sedikit
kebutuhan terhadap
produk tersebut.
Ordinal
Karakteristik
Pemasaran
Iklan besar-besaran Ordinal
Penembapatn
produk menonjol
Ordinal
Karakteristik
Konsumen
Kepribadian
konsumen
Ordinal
Penghasilan
konsumen
Ordinal
Pekerjaan konsumen Ordinal
Gender Konsumen Ordinal
67
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya IKEA
IKEA adalah pemasok meubel dan perkakas terbesar di dunia,
dengan 375 gerai yang dimiliki sendiri maupun waralaba dan tersebar
di 46 negara. Nama IKEA merupakan kombinasi inisial dari penemu
IKEA Founder, Ingvar Kamprad, (IK) dengan huruf pertama dari
nama-nama pertanian dan desa tempat ia dibesarkan – Elmtaryd dan
Agunnaryd (EA). Logo IKEA hampir tidak pernah berubah selama
sejarah perusahaan dan versi tahun 1967 tetap menjadi simbol yang
konsisten dari bisnis IKEA.
Ingvar Kamprad mendirikan IKEA pada tahun 1943 saat ia
berusia 17 tahun. pada tahun 1945 iklan pertama IKEA di
publikasikan di koran lokal dan mengoperasikan layanan order via
email. Dia menggunakan mobil pengantar susu lokal untuk
mengantarkan produknya ke stasiun terdekat. Pada tahun 1951 katalog
pertama IKEA yang berisi penjelasan mengenai produk yang di jual
IKEA diterbitkan. Pada tahun 1953 IKEA membuka gerai di Almhult,
Sweden. Hingga akhirnya pada tahun 1959 IKEA sudah
memperkerjakan 100 orang pekerja. Pada tahun 1963 IKEA membuka
gerai pertamanya di luar Sweden yaitu di Olso, Norway. Gerai IKEA
terbesar di buka di Stockholm, Sweden. hampir di setiap tahunnya
68
IKEA selalu melakukan perkembangan terhadap produk nya, dan juga
melakukan perluasar pasar ke berbagai negara. Hingga sampai saat ini
IKEA sudah memiliki 389 gerai di 48 negara yang terbagi di berbagai
belahan benua yaitu, Amerika Utara, Amerika Tengah, Eropa, Timur
Tengah, Asia, dan Australia.
2. Sejarah Singkat IKEA Indonesia
IKEA masuk pasar Indonesia pada tahun 2014, tepatnya pada
tanggal 15 Oktober 2014, Hero Supermarket sebagai pemegang lisensi
IKEA di Indonesia dengan pembukaan gerai pertama IKEA di Alam
Sutera, Tangerang Banten. IKEA Alam Sutera merupakan toko ke-364
dan yang paling baru dari 48 negara di dunia. IKEA sendiri memiliki
visi dan misi, ada pula program peduli lingkungan dan kemanusiaan
yang IKEA jalankan dan dicantumkan dalam official website IKEA.
"Menciptakan kehidupan sehari-hari yang lebih baik bagi
banyak orang", ini adalah visi IKEA. Ide bisnis kami adalah
"menawarkan berbagai rancangan yang didesain dengan baik, produk
perabotan rumah yang fungsional dengan harga yang sangat rendah
sehingga sebanyak mungkin orang akan mampu membelinya".
“Kami bekerja keras untuk mencapai kualitas dengan harga
terjangkau bagi pelanggan kami dengan memaksimalkan seluruh
rangkaian nilai kami, dengan membangun hubungan kerjasama
pemasok dalam jangka panjang, investasi dalam produksi secara
otomatis dan memproduksi dalam jumlah besar. Visi kami juga
69
melampaui perabotan rumah. Kami ingin menciptakan kehidupan
sehari-hari yang lebih baik bagi semua orang yang terkena dampak
bisnis kami.”
Konsep IKEA dimulai dengan ide menyediakan berbagai produk
perabotan rumah yang terjangkau bukan hanya untuk beberapa orang
tapi bagi banyak orang. Hal ini dicapai dengan menggabungkan
fungsi, kualitas, desain dan nilai - selalu dengan pemikiran
kesinambungan. Konsep IKEA ada di setiap bagian dari perusahaan
kami, dari desain, sumber daya, pengepakan dan distribusi melalui
model bisnis kami. Tujuan kami adalah untuk membantu lebih banyak
orang menjalani kehidupan yang lebih baik di rumah.
Seperti yang tertera dalam official website IKEA menjalankan
berbagai macam kegiatan kemanusiaan dan peduli lingkungan, IKEA
Indonesia juga memberdayakan para pengusaha sosial dengan
melakukan kerjasama dalam menciptakan produk yang diberi nama
UTSMYCKAD yang merupakan edisi terbatas. IKEA menciptakan
produk yang ramah lingkungan dan juga hemat energi.
(http://www.ikea.com)
IKEA tidak hanya menyediakan gerai sebagai sarana berbelanja
para konsumen, tapi IKEA juga memberikan pelayanan belanja
melalui official website dan juga aplikasi, yang tersedia dalam bahasa
Indonesia, seperti pada gambar 4.1.
70
Gambar 4.1
Sumber : (http://www.ikea.com)
B. Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas
Menurut Riduwan dalam Riduwan dan Kuncoro (2013)
menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen
yang valid memiliki validitas tinggi dan sebaliknya bila tingkat
validitasnya rendah maka instrumen tersebut tidak valid.
Dalam penelitian ini uji validitas yang digunakan untuk
mengukur ketepatan suatu item dalam kuesioner, apakah item
kuesioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang diukur.
Dapat digunakan korelasi Corrected Item-Total Correlation. Untuk
mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan
distribusi (Tabel r) untuk alpha 0.05 dengan derajat kebebasan (dk =
n-2). Jika r hitung > r tabel, maka instrumen atau item pernyataan
dinyatakan valid, dan jika r hitung < r tabel, maka instrumen atau item
pernyataan dinyatakan tidak valid. Penelitian ini menggunakan sampel
71
sejumlah (n) = 30, maka besar dk = 30 - 2 = 28. Dengan α = 0,05
maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,3610.
Sebelum kuesioner dibagikan ke 100 responden, peneliti
melakukan try out atau pra survey terhadap 30 responden dengan
memberikan 40 pernyataan untuk menguji validitas dari seluruh
pernyataan tersebut. Berikut ini adalah hasil uji validitas pada
variabel penelitian Green Marketing dan Store Atmosphere terhadap
Emotional Response dan dampaknya pada Impulse Buying.
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas
Pernyataan r
hitung r tabel Keterangan
Green Marketing ( X1)
Green Marketing 1 0,629 0,361 Valid
Green Marketing 2 0,764 0,361 Valid
Green Marketing 3 0,573 0,361 Valid
Green Marketing 4 0,589 0,361 Valid
Green Marketing 5 0,508 0,361 Valid
Green Marketing 6 0,496 0,361 Valid
Green Marketing 7 0,444 0,361 Valid
Green Marketing 8 0,391 0,361 Valid
Green Marketing 9 0,764 0,361 Valid
72
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas
Pernyataan r
hitung r tabel Keterangan
Store Atmosphere (X2)
Store Atmosphere 1 0,669 0,361 Valid
Store Atmosphere 2 0,615 0,361 Valid
Store Atmosphere 3 0,458 0,361 Valid
Store Atmosphere 4 0,553 0,361 Valid
Store Atmosphere 5 0,509 0,361 Valid
Store Atmosphere 6 0,66 0,361 Valid
Store Atmosphere 7 0,718 0,361 Valid
Store Atmosphere 8 0,612 0,361 Valid
Store Atmosphere 9 0,382 0,361 Valid
Store Atmosphere 10 0,604 0,361 Valid
Store Atmosphere 11 0,54 0,361 Valid
Store Atmosphere 12 0,575 0,361 Valid
Store Atmosphere 13 0,567 0,361 Valid
Store Atmosphere 14 0,453 0,361 Valid
Store Atmosphere 15 0,625 0,361 Valid
Store Atmosphere 16 0,467 0,361 Valid
Store Atmosphere 17 0,684 0,361 Valid
Store Atmosphere 18 0,602 0,361 Valid
73
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas
Pernyataan r
hitung
r
tabel Keterangan
Emotional Reponse (Y)
Emotional Reponse 1 0,62 0,361 Valid
Emotional Reponse 2 0,61 0,361 Valid
Emotional Reponse 3 0,852 0,361 Valid
Emotional Reponse 4 0,697 0,361 Valid
Impulse Buying (Z)
Impulse Buying 1 0,37 0,361 Valid
Impulse Buying 2 0,607 0,361 Valid
Impulse Buying 3 0,766 0,361 Valid
Impulse Buying 4 0,731 0,361 Valid
Impulse Buying 5 0,386 0,361 Valid
Impulse Buying 6 0,857 0,361 Valid
Impulse Buying 7 0,753 0,361 Valid
Impulse Buying 8 0,828 0,361 Valid
Impulse Buying 9 0,696 0,361 Valid
Hasil uji validitas pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 40
pernyataan yang diberikan kepada 30 reponden memiliki nilai r hitung
yang lebih besar dari r tabel 0,361, yang berarti semua item
pernyataan dinyatakan valid (Ghozali,2011).
2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner
yangmerupakan indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali,
2011).Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handaljika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu
ke waktu.
74
Adapun cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas
kuesioner dalam penelitian ini adalah mengukur reliabilitas dengan uji
statistic Cronbach Alpha. Untuk mengetahui kuesioner tersebut sudah
reliable akandilakukan pengujian reliabilitas kuesioner dengan
bantuan program computer SPSS 20. Kriteria penilaian uji reliabilitas
adalah (Ghozali,2011):
a. Apabila hasil koefisien Alpha lebih besar dari taraf signifikansi
70% atau 0,70 maka kuesioner tersebut reliabel.
b. Apabila hasil koefisien Alpha lebih kecil dari taraf signifikansi
70% atau 0,70 maka kuesioner tersebut tidak reliabel.
Tabel 4.2
Hasil Uji Reliabilitas
Variebel
Cronbach’
s
N of
Item
Keteranga
n
Green Marketing 0,782 9 Reliabel
Store Atmosphere 0,881 18 Reliabel
Emotional
Response 0,72 4 Reliabel
Impulse Buying 0,882 9 Reliabel
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, semua variabel yaitu Green
Marketing, Store Atmosphere, Emotional Response, dan Impulse
Buying memiliki nilai Cronbach’s Alpha di atas 0,70, maka
semua variabel dinyatakan reliabel (Ghozali,2011).
75
3. Uji Normalitas
Pada penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah dengan
cara uji statistik Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria
(Ghozali,2011):
a. Data terdistribusi secara normal apabila nilai probabilitas
signifikan > 0,05.
b. Data tidak terdistribusi secara normal apabila nilai probabilitas
signifikan < 0,05.
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas – Struktur I ( X1, X2, dan Y)
Unstandardiz
ed Residual
N 100
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std.
Deviation 1,38162575
Most Extreme
Differences
Absolute ,066
Positive ,066
Negative -,052
Kolmogorov-Smirnov Z ,661
Asymp. Sig. (2-tailed) ,774
Dari hasil diatas, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov
adalah sebesar 0,661 dengan signifikansi sebesar 0,774. Karena
nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,661 > 0,05 ,
maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
76
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas – Struktur II ( X1, X2, Y, dan Z )
Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std.
Deviation 4,27602079
Most Extreme
Differences
Absolute ,081
Positive ,042
Negative -,081
Kolmogorov-Smirnov Z ,814
Asymp. Sig. (2-tailed) ,522
Dari hasil diatas, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov
adalah sebesar 0,814 dengan signifikansi sebesar 0,522. Karena
nilai ini signifikansi Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,814 > 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
C. Profil Responden
Responden dari penelitian ini adalah para konsumen IKEA Alam
Sutera, Tangerang Banten. Kuesioner secara langsung disebarkan sebanyak
100 kuesioner pada responden. Berikut ini tabel yang menyajikan
rangkuman informasi karakteristik 100 responden
77
Tabel 4.5
Profil Responden
NO Keterangan Jumlah Persentase
1 Jenis Kelamin
Perempuan 80 80%
Laki-Laki 20 20%
Total 100%
2 Usia
a. < 17 thn 0
b. 18 - 25 thn 40 40%
c. 26 - 50 thn 60 60%
d. > 51 thn 0
Total 100%
3 Penghasilan
< 2.000.000 20 20%
2.000.000 - 4.000.000 20 30%
4.000.000 - 8.000.000 45 45%
> 8.000.000 15 5%
Total
100%
4 Pekerjaan
Pelajar/Mahasiswa 20 20%
Karyawan 30 30%
PNS 20 20%
Wiraswasta 30 30%
Lainnya 0
Total 100%
78
D. Hasil dan Pembahasan
1. Analisis Kuesioner
Tabel 4.6
Hasil Jawaban Responden Variabel Green Marketing
Kuesioner
Item
Nilai Total
5 4 3 2 1
GM 1 26 64 7 3 0 100
GM 2 21 48 31 0 0 100
GM 3 16 48 35 1 0 100
GM 4 14 52 30 4 0 100
GM 5 15 37 46 2 0 100
GM 6 10 42 45 3 0 100
GM 7 18 52 25 5 0 100
GM 8 19 46 34 1 0 100
GM 9 24 54 20 2 0 100
Berikut ini adalah jawaban responden mengenai variabel Green
Marketing :
a. Produk yang dijual oleh IKEA tidak membahayakan bagi
kesehatan konsumen.
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa produk yang dijual oleh IKEA tidak
membahayakan bagi kesehatan konsumen, sebanyak 3
responden menyatakan tidak setuju, sebanyak 7 responden
menyatakan ragu-ragu atau netral, sebanyak 64 responden
79
menyatakan setuju, dan sisanya sebanyak 26 responden
menyatakan sangat setuju.
b. Produk yang dijual oleh IKEA tidak menyebabkan kerusakan
lingkungan setelah habis digunakan.
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa roduk yang dijual oleh IKEA tidak
menyebabkan kerusakan lingkungan setelah habis digunakan,
sebanyak 31 responden menyatakan ragu-ragu atau netral,
sebanyak 48 responden menyatakan setuju, dan sisanya
sebanyak 21 responden menyatakan sangat setuju.
c. Produk yang dijual oleh IKEA tidak menggunakan banyak
energi selama dipergunakan.
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa produk yang dijual oleh IKEA tidak
menggunakan banyak energi selama dipergunakan, sebanyak 1
responden menyatakan tidak setuju, sebanyak 35 responden
menyatakan ragu-ragu atau netral, sebanyak 48 responden
menyatakan setuju, dan sisanya sebanyak 16 responden
menyatakan sangat setuju.
d. Produk yang dijual oleh IKEA tidak menyebabkan banyak
limbah tidak berguna (kemasan).
80
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa produk yang dijual oleh IKEA tidak
menyebabkan banyak limbah tidak berguna (kemasan),
sebanyak 4 responden menyatakan tidak setuju, sebanyak 30
responden menyatakan ragu-ragu atau netral, sebanyak 52
responden menyatakan setuju, dan sisanya sebanyak 14
responden menyatakan sangat setuju.
e. Produk yang dijual oleh IKEA tidak melibatkan binatang dalam
pembuatannya.
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa produk yang dijual oleh IKEA tidak
melibatkan binatang dalam pembuatannya, sebanyak 2
responden menyatakan tidak setuju, sebanyak 46 responden
menyatakan ragu-ragu atau netral, sebanyak 37 responden
menyatakan setuju, dan sebanyak 15 responden menyatakan
sangat setuju.
f. Produk yang dijual oleh IKEA menggunakan material yang
bebas dari spesies langka.
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa produk yang dijual oleh IKEA menggunakan
material yang bebas dari spesies langka, sebanyak 3 responden
menyatakan tidak setuju, sebanyak 45 responden menyatakan
81
ragu-ragu atau netral, sebanyak 42 responden menyatakan setuju
dan sebanyak 10 responden menyatakan sangat setuju.
g. Harga yang ditawarkan oleh IKEA sesuai dengan kualitas yang
diberikan.
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa harga yang ditawarkan oleh IKEA sesuai
dengan kualitas yang diberikan, sebanyak 5 responden
menyatakan tidak setuju, sebanyak 25 responden menyatakan
tidak setuju, sebanyak 52 responden menyatakan setuju, dan
sebanyak 18 responden menyatakan sangat setuju.
h. IKEA menggunakan material yang dapat didaur ulang dalam
mendesain toko.
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa IKEA menggunakan material yang dapat
didaur ulang dalam mendesain toko, sebanyak 1 responden
menyatakantidak setuju, sebanyak 34 responden menyatakan
ragu-ragu atau netral, sebanyak 46 responden menyatakan
setuju, dan sebanyak 19 responden menyatakan sangat setuju.
i. Adanya tas belanja ramah lingkungan yang bisa digunakan
dalam jangka waktu lama di IKEA
82
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataam bahwa adanya tas belanja ramah lingkungan yang
bisa digunakan dalam jangka waktu lama di IKEA, sebanyak 2
responden menyatakan tidak setuju, sebanyak 20 responden
menyatakan ragu-ragu atau netral, sebanyak 54 responden
menyatakan setuju, dan sebanyak 24 responden menyatakan
sangat setuju.
Tabel 4.7
Hasil Jawaban Responden Variabel Store Atmopshere
Kuesioner
Item
Nilai Total
5 4 3 2 1
SA 1 27 67 6 0 0 100
SA 2 31 66 3 0 0 100
SA 3 34 64 2 0 0 100
SA 4 33 66 1 0 0 100
SA 5 28 68 4 0 0 100
SA 6 12 79 9 0 0 100
SA 7 13 78 7 2 0 100
SA 8 15 80 5 0 0 100
SA 9 15 77 6 2 0 100
SA 10 21 74 5 0 0 100
SA 11 24 75 1 0 0 100
SA 12 26 72 2 0 0 100
SA 13 27 73 0 0 0 100
SA 14 30 67 3 0 0 100
SA 15 9 82 9 0 0 100
SA 16 13 78 7 2 0 100
SA 17 17 77 6 0 0 100
SA 18 13 81 6 0 0 100
83
Berikut ini adalah jawaban responden mengenai variabel Store
Atmosphere:
a. Eksterior fisik termasuk tanda masuk, pintu masuk, jendela, dan
lampu berfungsi dengan benar serta bahan konstruksi yang
digunakan IKEA berkualitas baik
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa Eksterior fisik termasuk tanda masuk, pintu
masuk, jendela, dan lampu berfungsi dengan benar serta bahan
konstruksi yang digunakan IKEA berkualitas baik, sebanyak 6
responden menyatakan ragu-ragu atau netral, sebanyak 67
responden menyatakan setuju, dan sebanyak 27 responden
menyatakan sangat setuju.
b. Papan nama IKEA terlihat dengan jelas dari berbagai sisi.
Berdasarkan tabel frekuensi jawabn diatas tentang
pernyataan bahwa papan nama IKEA terlihat jelas dari berbagai
sisi, sebanyak 3 responden menyatakan ragu-ragu atau netral,
sebanyak 66 responden menyatakan setuju, dan sebanyak 31
responden menyatakan sangat setuju.
c. Pintu masuk menuju ke dalam IKEA luas.
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa pintu masuk menuju ke dalam IKEA luas,
84
sebanyak 2 responden menyatakan ragu-ragu atau netral,
sebanyak 64 responden menyatakan setuju, dan sebanyak 34
responden menyatakan sangat setuju.
d. Tampilan interior IKEA yang unik.
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa tampilan interior IKEA yang unik, sebanyak
1 responden menyatakan ragu-ragu atau netral, sebanyak 66
responden menyatakan setuju, dan sebanyak 33 responden
menyatakan sangat setuju.
e. IKEA menyediakan area parkir yang luas.
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa IKEA menyediakan area parkir yang luas,
sebanyak 4 responden menyatakan ragu-ragu atau netral,
sebanyak 68 responden menyatakan setuju, dan sebanyak 28
responden menyatakan sangat setuju.
f. Kondisi lantai di IKEA tidak membahayakan pengunjung
(licin).
Berdasarkan tabel frekuensi diatas tentang pernyataan
bahwa kondisi lantai di IKEA tidak membahayakan pengunjung,
sebanyak 9 responden menyatakan ragu-ragu atau netral,
85
sebanyak 79 responden menyatakan setuju, dan sebanyak 12
menyatakan sangat setuju.
g. IKEA menggunakan perpaduan warna cat tembok yang nyaman
dilihat.
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa IKEA menggunakan perpaduan warna cat
tembok yang nyaman dilihat, sebanyak 2 responden menyatakan
tidak setuju, sebanyak 7 responden menyatakan ragu-ragu atau
netral, sebanyak 78 responden menyatakan setuju dan sebanyak
13 responden menyatakan sangat setuju.
h. Pencahayaan di IKEA dalam kondisi baik (tidak terlalu redup
dan juga tidak terlalu terang)
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa pencahayaan di IKEA dalam kondisi baik,
sebanyak 5 reponden menyatakan ragu-ragu atau netral,
sebanyak 80 reponden menyatakan setuju dan sebanyak 15
responden menyatakan sangat setuju.
i. IKEA menggunakan musik latar yang menenangkan bagi
konsumen.
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa IKEA menggunakan musik latar yang
86
menenangkan bagi konsumen, sebanyak 2 responden
menyatakan tidak setuju, sebanyak 6 responden menyatakan
ragu-ragu atau netral, sebanyak 77 responden menyatakan
setuju, dan sebanyak 15 responden menyatakan sangat setuju.
j. IKEA menggunakan pengharum ruangan yang membuat
perasaan konsumen nyaman dan tenang.
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa IKEA menggunakan pengharum ruangan
yang membuat perasaan konsumen nyaman dan tenang,
sebanyak 5 responden menyatakan ragu-ragu atau netral,
sebanyak 74 responden mneyatakan setuju, dan sebanyak 21
responden menyatakan sangat setuju.
k. Suhu ruangan di IKEA pas (tidak terlalu dingin dan juga tidak
panas)
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa Suhu ruangan di IKEA pas (tidak terlalu
dingin dan juga tidak panas), sebanyak 1 responden manyatakan
ragu-ragu atau netral, sebanyak 75 responden menyatakan
setuju, dan sebanyak 24 responden menyatakan sangat setuju.
87
l. Ruang untuk berjalan mengelilingi IKEA luas.
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa ruang untuk berjalan mengelilingi IKEA luas,
sebanyak 2 responden menyatakan ragu-ragu atau netral,
sebanyak 72 responden menyatakan setuju, dan sebanyak 26
responden menyatakan sangat setuju.
m. Karyawan IKEA yang ramah dan profesional dalam melayani
pengunjung
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa karyawan IKEA yang ramah dan profesional
dalam melayani pengunjung, sebanyak 73 responden
menyatakan setuju dan sebanyak 27 responden menyatakan
sangat setuju.
n. IKEA selalu menjaga kebersihan toko.
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa IKEA selalu menjaga kebersihan toko,
sebanyak 3 responden menyatakan ragu-ragu atau netral,
sebanyak 67 responden menyatakan setuju, dan sebanyak
menyatakan 30 sangat setuju.
88
o. IKEA menggunakan teknologi modern sehingga mempercepat
dan mempermudah proses transaksi
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa IKEA menggunakan teknologi modern
sehingga mempercepat dan mempermudah proses transaksi,
sebanyak 9 responden menyatakan ragu-ragu atau netral,
sebanyak 82 responden menyatakan setuju, dan sebanyak 9
responden menyatakan sangat setuju.
p. Penataan produk di IKEA memudahkan konsumen untuk
mencari produk yang dituju.
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa penataan produk di IKEA memudahkan
konsumen untuk mencari produk yang dituju, sebanyak 2
responden menyatakan tidak setuju, sebanyak 7 responden
menyatakan ragu-ragu atau netral, sebanyak 78 responden
menyatakan setuju, dan sebanyak 13 responden menyatakan
sangat setuju.
q. Pemetaan ruang di IKEA membuat pengunjung merasa nyaman.
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa pemetaan ruang di IKEA membuat
pengunjung merasa nyaman, sebanyak 6 responden menyatakan
89
ragu-ragu atau netral, sebanyak 77 responden menyatakan stuju,
dan sebanyak 17 responden mneyatakan sangat setuju.
r. Penataan dan penyusunan produk di IKEA memiliki desain yang
unik.
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa penataan dan penyusunan produk di IKEA
memiliki desain yang unik, sebanyak 6 responden menyatakan
ragu-ragu atau netral, sebanyak 81 responden menyatakan
setuju, dan sebanyak13 responden menyatakan sangat setuju.
Tabel 4.8
Hasil Jawaban Responden Variabel Emotional
Response
Kuesioner
Item
Nilai Total
5 4 3 2 1
ER 1 15 67 18 0 0 100
ER 2 11 67 22 0 0 100
ER 3 17 64 19 0 0 100
ER 4 24 67 9 0 0 100
Berikut ini adalah jawaban responden mengenai variabel
Emotional Response:
90
a. Suasana yang ditampilkan IKEA membuat saya merasa senang .
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa suasana yang ditampilkan IKEA membuat
saya merasa senang, sebanyak 18 responden menyatakan ragu-
ragu atau netral, sebanyak 67 responden menyatakan setuju, dan
sebanyak 15 responden mneyatakan sangat setuju.
b. Ketika berkeliling di IKEA saya merasa terdorong untuk
membeli sebuah produk.
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa ketika berkeliling di IKEA saya merasa
terdorong untuk membeli sebuah produk, sebanyak 22
responden menyatakan ragu-ragu atau netral, sebanyak 67
responden menyatakan setuju, dan sebanyak 11 responden
menyatakan sangat setuju.
c. IKEA menjual produk yang membuat saya kagum.
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa IKEA menjual produk yang membuat saya
kagum, sebanyak 19 responden menyatakan ragu-ragu atau
netral, sebanyak 64 responden menyatakan setuju, dan sebanyak
17 responden mneyatakan sangat setuju.
91
d. Adanya rasa ingin memiliki produk yang dijual oleh IKEA.
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa adanya rasa ingin memiliki produk yang
dijual oleh IKEA, sebanyak 9 responden menyatakan ragu-ragu
atau netral, sebanyak 67 responden menyatakan setuju, dan
sebanyak 24 responden mneyatakan sangat setuju.
Tabel 4.9
Hasil Jawaban Responden variabel Impulse Buying
Kuesioner
Item
Nilai Total
5 4 3 2 1
IB 1 19 49 32 0 0 100
IB 2 12 43 29 16 0 100
IB 3 10 40 29 19 2 100
IB 4 10 26 55 8 1 100
IB 5 14 38 45 3 0 100
IB 6 15 40 30 15 0 100
IB 7 10 34 31 23 2 100
IB 8 9 36 42 11 2 100
IB 9 13 25 55 7 0 100
Berikut ini adalah jawaban responden mengenai variabel
Impulse Buying:
a. Saya membeli produk di IKEA karena harganya terjangkau.
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa saya memberi produk di IKEA karena
harganya terjangkau, sebanyak 32 responden menyatakan ragu-
92
ragu atau netral, sebanyak 49 responden menyatkan setuju, dan
sebanyak 19 responden menyatakan sangat setuju.
b. Beberapa desain produk yang kecil dan ringan di IKEA
membuat saya membeli produk tersebut tanpa direncanakan.
Berdasarkan tabel frekuensi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa beberapa desain produk yang kecil dan ringan
di IKEA membuat saya membeli produk tersebut tanpa
direncanakan., sebanyak 16 responden menyatakan tidak setuju,
sebanyak 29 responden menyatakan ragu-ragu atau netral,
sebanyak 43 responden menyatkan setuju, dan sebanyak 12
responden menyatakan sangat setuju.
c. Saya membeli produk di IKEA karena penyimpanannya mudah .
Berdasarkan tabel frekuansi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa saya membeli produk di IKEA karena
penyimpanannya mudah, sebanyak 2 responden menyatakan
sangat tidak setuju, sebanyak 19 responden menyatakn tidak
setuju, sebanyak 29 responden menyatakan ragu-ragu atau
netral, sebanyak 40 responden menyatakan setuju, dan
sebanyak 10 responden menyatakan sangat setuju.
d. Karena adanya sedikit kebutuhan terhadap produk tersebut,
maka saya membeli produk yang dijual oleh IKEA meskipun
pembelian itu diluar rencana saya.
93
Berdasarkan tabel frekuansi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa karena adanya sedikit kebutuhan terhadap
produk tersebut, maka saya membeli produk yang dijual oleh
IKEA meskipun pembelian itu diluar rencana saya, sebanyak 1
responden menyatakan sangat tidak setuju, sebanyak 8
responden menyatakn tidak setuju, sebanyak 55 responden
menyatakan ragu-ragu atau netral, sebanyak 26 responden
menyatakan setuju, dan sebanyak 10 responden menyatakan
sangat setuju.
e. Karena saya melihat ada banyak iklan yang mempromosikan
berbagai produk di IKEA, saya memutuskan untuk membeli
produk dalam iklan tersebut meskipun produk itu diluar
kebutuhan saya.
Berdasarkan tabel frekuansi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa karena saya melihat ada banyak iklan yang
mempromosikan berbagai produk di IKEA, saya memutuskan
untuk membeli produk dalam iklan tersebut meskipun produk
itu diluar kebutuhan saya, sebanyak 3 responden menyatakn
tidak setuju, sebanyak 45 responden menyatakan ragu-ragu atau
netral, sebanyak 38 responden menyatakan setuju, dan
sebanyak 14 responden menyatakan sangat setuju.
94
f. Penempatan produk yang menonjol (menarik) di IKEA
membuat saya membeli produk tersebut meskipun diluar
kebutuhan saya.
Berdasarkan tabel frekuansi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa penempatan produk yang menonjol (menarik)
di IKEA membuat saya membeli produk tersebut meskipun
diluar kebutuhan saya, sebanyak 15 responden menyatakn tidak
setuju, sebanyak 30 responden menyatakan ragu-ragu atau
netral, sebanyak 40 responden menyatakan setuju, dan
sebanyak 15 responden menyatakan sangat setuju.
g. Saat saya berkeliling di IKEA, karena saya gemar berbelanja,
maka saya suka membeli barang yang diluar kebutuhan atau
rencana saya.
Berdasarkan tabel frekuansi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa saat saya berkeliling di IKEA, karena saya
gemar berbelanja, maka saya suka membeli barang yang diluar
kebutuhan atau rencana saya, sebanyak 2 responden menyatakan
sangat tidak setuju, sebanyak 23 responden menyatakn tidak
setuju, sebanyak 31 responden menyatakan ragu-ragu atau
netral, sebanyak 34 responden menyatakan setuju, dan
sebanyak 10 responden menyatakan sangat setuju.
95
h. Saat saya berkeliling di IKEA,karena saya merasa penghasilan
saya cukup, maka saya sering membeli barang yang dilur
kebutuhan atau rencana saya.
Berdasarkan tabel frekuansi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa saat saya berkeliling di IKEA,karena saya
merasa penghasilan saya cukup, maka saya sering membeli
barang yang dilur kebutuhan atau rencana saya, sebanyak 2
responden menyatakan sangat tidak setuju, sebanyak 11
responden menyatakn tidak setuju, sebanyak 42 responden
menyatakan ragu-ragu atau netral, sebanyak 36 responden
menyatakan setuju, dan sebanyak 9 responden menyatakan
sangat setuju.
i. Saat saya berkeliling di IKEA, saya melihat sproduk yang
menurut saya berhubungan dengan pekerjaan saya, maka saya
membeli produk tersebut meskipun diluar kebutuhan/rencana
saya.
Berdasarkan tabel frekuansi jawaban diatas tentang
pernyataan bahwa saat saya berkeliling di IKEA, saya melihat
sproduk yang menurut saya berhubungan dengan pekerjaan
saya, maka saya membeli produk tersebut meskipun diluar
kebutuhan/rencana saya, sebanyak 7 responden menyatakn
tidak setuju, sebanyak 55 responden menyatakan ragu-ragu atau
96
netral, sebanyak 25 responden menyatakan setuju, dan
sebanyak 13 responden menyatakan sangat setuju.
2. Analisis Struktural I
Analisis model path dilakukan dengan Green Marketing (X1)
dan Store Atmosphere (X2) terhadap Emotional Response (Y) untuk
model 1. Untuk model 2 dilakukan dengan Green Marketing (X1) dan
Store Atmosphere (X2), Emotional Response (Y) terhadap Impulse
Buying (Z). Adapun rumus model persamaan adalah sebagai berikut :
Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρy ɛ1
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS,
diperoleh hasil sebagai berikut secara simultan dan parsial :
a. Melihat pengaruh Green Marketing (X1) dan Store Atmosphere
(X2) terhadap Emotional Response (Y) (Uji F)
Untuk melihat pengaruh langsung variabel Green
Marketing (X1) dan Store Atmosphere (X2) terhadap Emotional
ρYX1 = 0,272
Green
Marketing(X1)
Emotional
Response (Y)
Store
Atmosphere(X2) ρYX2 = 0,365
Є1
r
97
Response (Y), dilihat dari hasil perhitungan dalam model
summary, khususnya angka R2 dibawah ini :
Tabel 4.10
Model Summary
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std.
Error of
the
Estimate
Change Statistics
R
Square
Change
F
Change
df1 df2 Sig. F
Change
1 ,522a ,272 ,257 1,396 ,272 18,152 2 97 ,000
a. Predictors: (Constant), Store Atmosphere, Green Marketing
b. Dependent Variable: Emotional Response
Besarnya R2 adalah 0,272. Angka tersebut digunakan
untuk melihat besarnya pengaruh Green Marketing (X1) dan
Store Atmosphere (X2) terhadap Emotional Response (Y)
dengan cara menghitung koefisien (KD) dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
KD = R2
x 100%
KD = 0,272 x 100% = 27,2%
Angka tersebut mempunyai maksud bahwa Green
Marketing (X1) dan Store Atmosphere (X2) terhadap Emotional
Response (Y) secara simultan adalah 27,2%, sedangkan sisanya
sebesar 72,8% dipengaruhi faktor lain. Dengan kata lain,
variabel Emotional Response dapat diterangkan dengan
menggunakan variabel Green Marketing (X1) dan Store
98
Atmosphere (X2) sebesar 27,2% sementara pengaruh sebesar
72,8% disebabkan oleh variabel-variabel lain diluar model ini.
Menghitung standar error є1 = √(1-R2), jadi:
є1 = √(1-0,272)
= √0,728= 0,853
Tabel 4.11
ANOVA
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 70,730 2 35,365 18,152 ,000b
Residual 188,980 97 1,948
Total 259,710 99
a. Dependent Variable: Emotional Response
b. Predictors: (Constant), Store Atmosphere
1) Pengaruh antara variabel Green Marketing dan Store
Atmosphere terhadap Emotional Response.
Hipotesisnya adalah sebagai berikut :
Ho: tidak ada pengaruh langsung antara variabel Green
Marketing (X1) dan Store Atmosphere (X2)terhadap
Emotional Response (Y).
Ha: ada pengaruh langsung antara variabel Green
Marketing (X1) dan Store Atmosphere (X2)terhadap
Emotional Response (Y).
99
Pengujian dilakukan dengan dua cara, pertama
membandingkan besarnya angka F hitung dengan F tabel.
Cara kedua ialah dengan membandingkan angka taraf
signifikansi hasil perhitungan dengan taraf signifikansi
0,05 (5%)
Membandingkan besarnya F hitung pada model
anova dengan F tabel. F hitung didapat 18,152. Dengan
ketentuan derajat kebebasan = (k-1) (n-k) atau df1 = k-1
dan df2 = n-k, dimana df1 = 4-1 = 3 dan df2 = 100 – 4 =
96. F tabel diperoleh sebesar 2,70. Jika F hitung > F tabel,
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika F hitung < F tabel,
maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dari perhitungan
terlihat bahwa F hitung 18,152 > F tabel 2,70, maka Ha
diterima berarti ada pengaruh antara Green Marketing dan
Store Atmosphere terhadap Emotional Response secara
simultan.
Kemudian membandingkan besarnya angka
signifikan (sig) dengan signifikansi 0,05. Jika sig hitung <
0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika sig hitung >
0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan
perhitungan angka signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka
Ha diterima. Berarti ada pengaruh antara Green Marketing
100
dan Store Atmosphere terhadap Emotional Response
secara simultan.
Hal ini sesuai dengan jurnal yang dikemukakan oleh
Denny Kurniawan dan Yohanes Sondang, yang berjudul
Pengaruh Promosi dan Store Atmosphere terhadap Impulse
Buying dengan Shopping Emotion sebagai Variabel
Intervening Studi Kasus di Matahari Department Store
Cabang Supermall Surabaya. Diketahui bahwa Store
Atmosphere terbukti berpengaruh positif terhadap
Emotional Response atau Shopping Emotion.
Dalam penelitian karya Elham Rahbar dan Nabsiah Abdul
Wahid yang berjudul Investigation of Green Marketing Tools’
Effect on Consumers’ Purchase Behavior. Mereka menyatakan
bahwa setiap konsumen yang melakukan pembelian terhadap
produk ramah lingkungan adalah bagian dari pemuas kebutuhan
emosional konsumen itu sendiri.
b. Melihat pengaruh Green Marketing dan Store Atmosphere
secara parsial terhadap Emotional Response (Uji T)
Untuk melihat besarnya pengaruh langsung variabel Green
Marketing dan Store Atmosphere secara parsial terhadap
Emotional Response, pengujian dilakukan dengan dua cara.
Pertama membandingkan besarnya angka t hitung denga t tabel.
101
Cara kedua ialah dengan membandingkan angka taraf
signifikansi hasil perhitungan dengan taraf signifikansi 0,05
(5%), sementara itu, untuk melihat besarnya pengaruh
digunakan angka beta atau standardized coefficients dibawah
ini:
Tabel 4.12
Coefficients
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,947 3,031 ,312 ,755
GM ,170 ,043 ,365 3,975 ,000
SA ,126 ,042 ,272 2,965 ,004
a. Dependent Variable: Emotional Response
1) Pengaruh antara Green Marketing dengan Emotional
Response.
Hipotesisnya adalah sebagai berikut :
Ho: tidak ada pengaruh langsung antara variabel Green
Marketing (X1) terhadap Emotional Response (Y).
Ha: ada pengaruh langsung antara variabel Green
Marketing (X1) terhadap Emotional Response (Y).
Hasil perhitungan SPSS diperoleh t hitung sebesar
3,975. Sedangkan taraf signifikan 0,05 dan derajat
kebebasan (DK) dengan ketentuan : DK= n-2, atau 100-2
102
= 98 menghasilkan r tabel sebesar 1,984. Dengan kriteria
uji hipotesis : Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan
Ha diterima. Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan
Ha ditolak. Berdasarkan hasil penelitian terseut, diperoleh
angka t hitung sebesar 3,975 > t tabel 1,984, sehingga Ho
ditolak dan Ha diterima. Artinya ada pengaruh langsung
antara variabel Green Marketing (X1) terhadap Emotional
Response (Y).
Kemudian membandingkan besarnya angka
signifikan dengan signifikansi 0,05. Jika sig hitung < 0,05,
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika sig hitung > 0,05,
maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan
perhitungan angka signifikansi sebesar 0,001 < 0,05, maka
Ha diterima. Artinya ada pengaruh langsung antara
variabel Green Marketing (X1) terhadap Emotional
Response (Y). Besarnya pengaruh Green Marketing
terhadap Emotional Response sebesar 0,365 atau 36,5%.
Sedangkan sisanya (100% - 36,5% = 63,5%) dijelaskan
oleh variabel lain.
Menurut Hartmann et al (2005) dalam penelitian
karya Elham Rahbar dan Nabsiah Abdul Wahid yang
berjudul Investigation of Green Marketing Tools’ Effect
on Consumers’ Purchase Behavior. “the purchasing
103
behavior will switch to buy environmental friendly
products as a result of consideration of the benefit of
green brand. The consumers who acknowledge themselves
as an environmentl concious consumers prefer to select
the green product in their actual purchase to satisfy their
emotional needs.”
Hasil ini menunjukkan bahwa variabel Green
Marketing berpengaruh signifikan terhadap Emotional
Response konsumen terhadap produk IKEA.
2) Pengaruh antara Store Atmosphere terhadap Emotional
Response
Hipotesisnya adalah sebagai berikut :
Ho : Tidak ada pengaruh langsung antara variabel Store
Atmosphere (X2) terhadap Emotional Response (Y)
Ha : Ada pengaruh langsung antara variabel Store
Atmosphere (X2) terhadap Emotional Response (Y)
Hasil perhitungan SPSS diperoleh t hitung sebesar
2,965. Sedangkan taraf signifikan 0,05 dan derajat
kebebasan (DK) dengan ketentuan : DK = n-2, atau 100-2
= 98, menghasilkan t tabel sebesar 1,984. Dengan kriteria
uji hipotesis : Jika Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak
dan Ha diterima. Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima
dan Ha ditolak. Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
104
diperoleh angka t hitung sebesar 2,965 > t tabel 1,984
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya tidak ada
pengaruh langsung antara variabel Store Atmosphere (X2)
terhadap Emotional Response (Y).
Kemudian membandingkan besarnya angka
signifikan dengan signifikansi 0,05. Jika sig hitung < 0,05,
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika sig hitung > 0,05,
maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan
perhitungan angka signifikansi sebesar 0,004< 0,05 maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada pengaruh
langsung antara variabel Store Atmosphere (X2) terhadap
Emotional Response (Y). Besarnya pengaruh Store
Atmosphere terhadap Emotional Response sebesar 0,272
atau 27,2%. Sedangkan sisanya (100%-27,2% = 72,8%)
dijelaskan oleh variabel lain.
Hal ini sesuai dengan jurnal yang dikemukakan oleh
Sandra Puspasari Anggoro yang berjudul Analisis
Pengaruh Store Atmosphere terhadap Impulse Buying
melalui Emotional Response di Matahari Department
Store Tanjung Plaza Surabaya. Diketahui bahwa Store
Atmosphere berpengaruh positif terhadap variabel
Emotional Response.
105
Berdasarkan hasil analisis jalur sub-struktur 1 (X1,
X2, dan Y) yang terlihat pada tabel 4. Coefficient Model 1,
masing-masing diperoleh nilai
a) yx1 = Beta = 0,365 [t = 3,975 dan
probabilitas (sig) = 0,000]
b) yx2 = Beta = 0,272 [t = 2,965 dan
probabilitas (sig) = 0,004]
Hasil analisis membuktikan bahwa kedua
variabel Green Marketing (X1) dan Store
Atmosphere (X2) berpengaruh signifikan terhadap
variabel Emotional Response (Y).
3. Analisis Struktural II
Analisis model path untuk model 2 dilakukan dengan Green
Marketing (X1), Store Atmosphere (X2), dan Emotional Response (Y)
terhadap Impulse Buying (Z). Adapun rumus model persamaan adalah
sebagai berikut :
r
ρYX1 = 0,308
Ρzy = 0,212
ρYX2 = 0,192
Є2 Green
Marketing (X1)
Impulse Buying
(Z)
Store
Atmosphere
(X2)
Emotional
Response (Y)
106
Z = zx1 X1 + zx2 X2 + z2 2
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS,
diperoleh hasil sebagai berikut secara simultan dan parsial :
a. Melihat pengaruh Green Marketing, Store Atmosphere, dan
Emotional Response secara simultan terhadap Impulse Buying
(Uji F)
Tabel 4.13
Model Summary
Model R R
Square
Adjusted
R
Square
Std.
Error of
the
Estimate
Change Statistics
R
Square
Change
F
Change
df1 df2 Sig. F
Change
1 ,554a ,307 ,286 4,342 ,307 14,193 3 96 ,000
a. Predictors: (Constant), Emotional Response, Store Atmosphere, Green
Marketing
b. Dependent Variable: Impulse Buying
Besarnya angka R2 adalah 0,307. Angka tersebut
digunakan untuk melihat besarnya pengaruh langsung Green
Marketing, Store Atmosphere, dan Emotional Response terhadap
Impulse Buying dengan cara menghitung koefisien (KD) dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
KD = r2
x 100%
KD = 0,307 x 100% = 30,7%
107
Angka tersebut mempunyai maksud bahwa Green
Marketing, Store Atmosphere dan Emotional Response terhadap
Impulse Buying secara simultan adalah 30,7%, sedangkan
sisanya sebesar 69,3% (100% - 30,7%) dipengaruhi oleh faktor
lain. Dengan kata lain, variabel Impulse Buying dapat
diterangkan dengan menggunakan variabel Green Marketing,
Store Atmosphere dan Emotional Response sebesar 30,7%,
sementara pengaruh sebesar 69,3% disebabkan oleh variabel-
variabel lain diluar model ini.
Menghitung standar error є : √(1-R2), jadi :
є2 = √(1-0,307)
= √0,693 = 0,832
Tabel 4.14
ANOVA
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 802,839 3 267,613 14,193 ,000b
Residual 1810,151 96 18,856
Total 2612,990 99
a. Dependent Variable: Impulse Buying
b. Predictors: (Constant), Emotional Response, Store Atmosphere, Green
Marketing
108
1) Pengaruh antara variabel Green Marketing, Store
Atmosphere dan Emotional Response terhadap Impulse
Buying
Hipotesisnya adalah sebagai berikut :
Ho : Tidak ada pengaruh langsung antara variabel Green
Marketing (X1), Store Atmosphere (X2) dan
Emotional Response (Y) terhadap Impulse Buying
(Z) secara simultan
Ha : Ada pengaruh langsung antara variabel Green
Marketing (X1), Store Atmosphere (X2) dan
Emotional Response (Y) terhadap Impulse Buying
(Z) secara simultan
Pengujian dilakukan dengan dua cara. Pertama
membandingkan besarnya angka F hitung dengan F tabel.
Cara kedua ialah dengan membandingkan angka taraf
signifikansi (sig) hasil perhitungan dengan taraf
signifikansi 0,05 (5%).
Membandingkan besarnya F hitung pada model
anova dengan F tabel. F hitung didapat 14,193, F tabel
diperoleh sebesar 2,70. Dengan ketentuan derajat
kebebasan (DK) = (k-1)(n-k) atau df1=k-1 dan df2=n-k
dimana df1 = 4-1 = 3 dan df2 = 100-4 = 96. Jika F hitung
109
> F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika F hitung
< F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dari
perhitungan terlihat bahwa F hitung 14,193 > 2,70 maka
Ha diterima, berarti ada pengaruh antara Green Marketing
, Store Atmosphere dan Emotional Response terhadap
Impulse Buying secara simultan.
Kemudian membandingkan besarnya angka
signifikan (sig) dengan signifikansi 0,05. Jika sig hitung <
0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. jika sig hitung >
0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan
perhitungan pada tabel angka signifkansi sebesar 0,000 <
0,05, maka Ha diterima. berarti ada pengaruh antara Green
Marketing , Store Atmosphere dan Emotional Response
terhadap Impulse Buying secara simultan.
Berdasarkan jurnal yang dikemukakan oleh Ni Putu
Ayu Vanni Prabandari yang berjudul Pengaruh Green
Marketing dan Service Value terhadap Impulse Buying
pada Manic Organik Restaurant di Denpasar. Diketahui
bahwa Green Marketing berpengaruh positif serta
signifikan terhadap Impulse Buying Manic Organik
Restaurant.
Dalam penelitian karya Elham Rahbar dan Nabsiah
Abdul Wahid yang berjudul Investigation of Green
110
Marketing Tools’ Effect on Consumers’ Purchase
Behavior. Mereka menyatakan bahwa setiap konsumen
yang melakukan pembelian terhadap produk ramah
lingkungan adalah bagian dari pemuas kebutuhan
emosional konsumen itu sendiri.
Hal ini sesuai dengan jurnal yang dikemukakan oleh
Oky Gunawan Kwan yang berjudul Pengaruh Sales
Promotion dan Store Atmosphere terhadap Impulse Buying
dengan Positive Emotionsebagai Variabel Intervening
padaPlanet Sports Tanjungan Plaza Surabaya. Diketahui
bahwa Store Atmosphere berpengaruh secara positif serta
signifikan terhadap variabel Emotional Response. Dan
variabel Emotional Response berpengaruh positif serta
signifikan terhadap variabel Impulse Buying.
Hasil ini menunjukkan bahwa variabel Green
Marketing , Store Atmosphere dan Emotional Response
berpengaruh signifikan terhadap Impulse Buying
konsumen pada produk IKEA.
b. Melihat pengaruh Green Marketing , Store Atmosphere dan
Emotional Response secara parsial terhadap Impulse Buying (Uji
T)
111
Untuk melihat besarnya pengaruh variabel Green
Marketing , Store Atmosphere dan Emotional Response secara
parsial terhadap Impulse Buying, pengujian dilakukan dengan
dua cara. Pertama membandingkan besarnya angka T hitung
dengan T tabel. Cara kedua ialah dengan membandingkan angka
taraf signifikan (sig) hasil perhitungan dengan taraf signifikansi
0,05 (5%), sementara itu untuk melihat besarnya pengaruh
digunakan angka beta atau standardized coefficient di bahwah
ini :
Tabel 4.15
Coefficients
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -17,876 9,434 -1,895 ,061
GM ,456 ,143 ,308 3,175 ,002
SA ,281 ,138 ,192 2,042 ,044
ER ,674 ,316 ,212 2,133 ,035
a. Dependent Variable: impulse buying
1) Pengaruh antara variabel Green Marketingterhadap
Impulse Buying
Hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak ada pengaruh langsung antara variabel Green
Marketing (X1) terhadap Impulse Buying (Z)
112
Ha : Ada pengaruh langsung antara variabel Green
Marketing (X1) terhadap Impulse Buying (Z)
Hasil perhitungan SPSS diperoleh t hitung sebesar
3,175. Dengan taraf signifikan 0,05 dan Derajat
Kebebasan (DK) dengan ketentuan : DK = n-2, atau 100-2
= 98 menghasilkan t tabel sebesar 1,984. Dengan kriteria
uji hipotesis : Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan
Ha diterima. Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan
Ha ditolak. Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
diperoleh angka t hitung sebesar 3,175 > t tabel 1,984
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada
pengaruh langsung antara variabel Green Marketing (X1)
terhadap Impulse Buying (Z).
Kemudian membandingkan besarnya angka
signifikan (sig) dengan signifikansi 0,05. Jika sig hitung <
0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika sig hitung >
0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan
perhitungan angka signifikansi sebesar 0,002 < 0,05 maka
Ho ditolak dan Ha diterima. artinya ada pengaruh
langsung antara variabel Green Marketing (X1) terhadap
Impulse Buying (Z). Besarnya pengaruh Green Marketing
terhadap Impulse Buying sebesar 0,308 atau 30,8%.
113
Sedangkan sisanya 69,2% (100% - 30,8%) dijelaskan oleh
variabel lain.
Berdasarkan jurnal yang dikemukakan oleh Ni Putu
Ayu Vanni Prabandari yang berjudul Pengaruh Green
Marketing dan Service Value terhadap Impulse Buying
pada Manic Organik Restaurant di Denpasar. Diketahui
bahwa Green Marketing berpengaruh positif serta
signifikan terhadap Impulse Buying Manic Organik
Restaurant.
2) Pengaruh antara variabel Store Atmosphere terhadap
Impulse Buying
Hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak ada pengaruh langsung antara variabel Store
Atmosphere (X2) terhadap Impulse Buying (Z).
Ha : Ada pengaruh langsung antara variabel Store
Atmosphere (X2) terhadap Impulse Buying (Z).
Hasil perhitungan SPSS diperoleh t hitung sebesar
2,042. Dengan taraf signifikan 0,05 dan Derajat
Kebebasan (DK) dengan ketentuan : DK = n-2, atau 100-2
= 98 menghasilkan t tabel sebesar 1,984. Dengan kriteria
uji hipotesis : Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan
Ha diterima. Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan
114
Ha ditolak. Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
diperoleh angka t hitung sebesar 2,042 < t tabel 1,984
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada
pengaruh langsung antara variabel Store Atmosphere (X2)
terhadap Impulse Buying (Z).
Kemudian membandingkan besarnya angka
signifikan (sig) dengan signifikansi 0,05. Jika sig hitung <
0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika sig hitung >
0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan
perhitungan angka signifikansi sebesar 0,044 < 0,05 maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada pengaruh
langsung antara variabel Store Atmosphere (X2) terhadap
Impulse Buying(Z). Besarnya Store Atmosphere terhadap
Impulse Buyingsebesar 0,192atau 19,2%. Sedangkan
sisanya (100%-19,2% = 80,8%) dijelaskan oleh variabel
lain.
Berdasarkan jurnal yang dikemukakan oleh Wayan
Aris Gumilang yang berjudul Pengaruh Price Discount
dan Store Atmosphere terhadap Emotional Shopping dan
Impulse Buying. Diketahui bahwa variabel Store
Atmosphere memiliki pengaruh secara langsung terhadap
variabel Impulse Buying.
115
3) Pengaruh antara variabel Emotional Response terhadap
Impulse Buying
Hipotesisnya adalah sebagai berikut :
Ho : Tidak ada pengaruh langsung antara variabel
Emotional Response (Y) terhadap Impulse Buying
(Z).
Ha : Ada pengaruh langsung antara variabel Emotional
Response (Y) terhadap Impulse Buying (Z).
Hasil perhitungan SPSS diperoleh t hitung sebesar
2,133. Sedangkan taraf signifikan 0,05 dan Derajat
Kebebasan (DK) dengan ketentuan : DK = n-2, atau 100-2
= 98 menghasilkan t tabel sebesar 1,984. Dengan kriteria
uji hipotesis : Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan
Ha diterima. Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan
Ha ditolak. Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
diperoleh angka t hitung sebesar 2,133 > t tabel 1,984
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada
pengaruh langsung antara variabel Emotional Response(Y)
terhadap Impulse Buying(Z).
Kemudian membandingkan besarnya angka
signifikan (sig) dengan signifikansi 0,05. Jika sig hitung <
0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika sig hitung >
0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan
116
perhitungan angka signifikansi sebesar 0,035 < 0,05 maka
Ho diterima dan Ha ditolak. Besarnya pengaruh Emotional
Response terhadap Impulse Buying sebesar 0,212 atau
21,2%. Sedangkan sisanya (100%-21,2% = 78,8%)
dijelaskan oleh variabel lain.
Berdasarkan jurnal yang dikemukakan oleh Wayan
Aris Gumilang yang berjudul Pengaruh Price Discount
dan Store Atmosphere terhadap Emotional Shopping dan
Impulse Buying. Diketahui bahwa variabel Emotional
Shopping memiliki pengaruh secara langsung terhadap
variabel Impulse Buying.
Berdasarkan hasil analisis jalur sub-struktur 2 (X1,
X2, Y dan Z) yang terlihat pada tabel Coefficients masing-
masing diperoleh nilai:
a) zx1 = Beta = 0,308 [ t = 3,175 dan probabilitas
(sig) = 0,002 ]
b) zx2 = Beta = 0,192 [ t = 2,042 dan probabilitas
(sig) = 0,044 ]
c) zy = Beta = 0,212 [ t = 2,133 dan probabilitas (sig)
= 0,035 ]
117
4. Analisis Korelasi
Korelasi antara variabel Green Marketing, Store Atmosphere,
Emotional Response, dan Impulse Buying dapat dilihat pada tabel 4.9
dibawah ini :
Tabel 4.16
Uji Korelasi
GM SA ER IB
GM
Pearson
Correlation 1 ,330
** ,454
** ,468
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000
N 100 100 100 100
SA
Pearson
Correlation ,330
** 1 ,392
** ,377
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000
N 100 100 100 100
ER
Pearson
Correlation ,454
** ,392
** 1 ,428
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
IB
Pearson
Correlation ,468
** ,377
** ,428
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
a. Korelasi antara Green Marketing dengan Store Atmosphere
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara
variabel Green Marketing dengan Store Atmosphere sebesar
118
0,330. Untuk menafsirkan angka tersebut, digunakan kriteria
sebagai berikut (Riduwan dan Kuncoro, 2014) :
0,80 – 1,000 : korelasi sangat kuat
0,60 – 0,799 : korelasi kuat
0,40 – 0,599 : korelasi cukup kuat
0,20 – 0,399 : korelasi rendah
0,00 – 0,199 : korelasi sangat rendah
Korelasi sebesar 0,330 mempunyai maksud hubungan
antara variabel Green Marketing dengan Store Atmosphere
mempunyai korelasi yang rendah. Korelasi kedua variabel
bersifat signifikan, karena angka signifikan sebesar 0,001 <
0,05. Jika angka signifikan < 0,05 maka hubungan kedua
variabel signifikan, sebaliknya jika angka signifikan > 0,05
maka hubungan kedua variabel tidak signifikan.
b. Korelasi antara Green Marketing dengan Emotional Response
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara
variabel Green Marketing dengan Emotional Response sebesar
0,454. Untuk menafsirkan angka tersebut, digunakan kriteria
sebagai berikut (Riduwan dan Kuncoro, 2014) :
0,80 – 1,000 : korelasi sangat kuat
0,60 – 0,799 : korelasi kuat
119
0,40 – 0,599 : korelasi cukup kuat
0,20 – 0,399 : korelasi rendah
0,00 – 0,199 : korelasi sangat rendah
Korelasi sebesar 0,454 mempunyai maksud hubungan
antara variabel Green Marketing dengan Impulse Buying
mempunyai korelasi yang cukup kuat. Korelasi kedua variabel
bersifat signifikan, karena angka signifikan sebesar 0,000 <
0,05. Jika angka signifikan < 0,05 maka hubungan kedua
variabel signifikan, sebaliknya jika angka signifikan > 0,05
maka hubungan kedua variabel tidak signifikan.
c. Korelasi antara Green Marketing dengan Impulse Buying
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara
variabel Green Marketing dengan Impulse Buying sebesar 0,468.
Untuk menafsirkan angka tersebut, digunakan kriteria sebagai
berikut (Riduwan dan Kuncoro, 2014) :
0,80 – 1,000 : korelasi sangat kuat
0,60 – 0,799 : korelasi kuat
0,40 – 0,599 : korelasi cukup kuat
0,20 – 0,399 : korelasi rendah
0,00 – 0,199 : korelasi sangat rendah
120
Korelasi sebesar 0,468 mempunyai maksud hubungan
antara variabel Green Marketing dengan Store Atmosphere
mempunyai korelasi yang cukup kuat. Korelasi kedua variabel
bersifat signifikan, karena angka signifikan sebesar 0,000 <
0,05. Jika angka signifikan < 0,05 maka hubungan kedua
variabel signifikan, sebaliknya jika angka signifikan > 0,05
maka hubungan kedua variabel tidak signifikan.
d. Korelasi antara Store Atmosphere dengan Emotional Response
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara
variabel Store Atmosphere dengan Emotional Response sebesar
0,392. Untuk menafsirkan angka tersebut, digunakan kriteria
sebagai berikut (Riduwan dan Kuncoro, 2014) :
0,80 – 1,000 : korelasi sangat kuat
0,60 – 0,799 : korelasi kuat
0,40 – 0,599 : korelasi cukup kuat
0,20 – 0,399 : korelasi rendah
0,00 – 0,199 : korelasi sangat rendah
Korelasi sebesar 0,392 mempunyai maksud hubungan
antara variabel Store Atmosphere dengan Emotional Response
mempunyai korelasi yang rendah. Korelasi kedua variabel
bersifat signifikan, karena angka signifikan sebesar 0,000 <
0,05. Jika angka signifikan < 0,05 maka hubungan kedua
121
variabel signifikan, sebaliknya jika angka signifikan > 0,05
maka hubungan kedua variabel tidak signifikan.
e. Korelasi antara Store Atmosphere dengan Impulse Buying
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara
variabel Store Atmosphere dengan Impulse Buying sebesar
0,377. Untuk menafsirkan angka tersebut, digunakan kriteria
sebagai berikut (Riduwan dan Kuncoro, 2014) :
0,80 – 1,000 : korelasi sangat kuat
0,60 – 0,799 : korelasi kuat
0,40 – 0,599 : korelasi cukup kuat
0,20 – 0,399 : korelasi rendah
0,00 – 0,199 : korelasi sangat rendah
Korelasi sebesar 0,377 mempunyai maksud hubungan
antara variabel Store Atmosphere dengan Impulse Buying
mempunyai korelasi yang rendah. Korelasi kedua variabel
bersifat signifikan, karena angka signifikan sebesar 0,000 <
0,05. Jika angka signifikan < 0,05 maka hubungan kedua
variabel signifikan, sebaliknya jika angka signifikan > 0,05
maka hubungan kedua variabel tidak signifikan.
122
f. Korelasi antara Emotional Response dengan Impulse Buying
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara
variabel Emotional Response dengan Impulse Buying sebesar
0,428. Untuk menafsirkan angka tersebut, digunakan kriteria
sebagai berikut (Riduwan dan Kuncoro, 2014) :
0,80 – 1,000 : korelasi sangat kuat
0,60 – 0,799 : korelasi kuat
0,40 – 0,599 : korelasi cukup kuat
0,20 – 0,399 : korelasi rendah
0,00 – 0,199 : korelasi sangat rendah
Korelasi sebesar 0,428 mempunyai maksud hubungan
antara variabel Store Atmosphere dengan Impulse Buying
mempunyai korelasi yang cukup kuat. Korelasi kedua variabel
bersifat signifikan, karena angka signifikan sebesar 0,000 <
0,05. Jika angka signifikan < 0,05 maka hubungan kedua
variabel signifikan, sebaliknya jika angka signifikan > 0,05
maka hubungan kedua variabel tidak signifikan.
123
5. Perhitungan Pengaruh
a. Pengaruh Langsung ( Direct Effect atau DE )
Untuk menghitung pengaruh langsung, digunakan formula
sebagai berikut :
1) Pengaruh variabel Green Marketing terhadap Emotional
Response
X1 Y = 0,365
2) Pengaruh variabel Store Atmosphere terhadap Emotional
Response
X2 Y = 0,272
3) Pengaruh variabel Green Marketing terhadap Impulse
Buying
X1 Z = 0,308
4) Pengaruh variabel Store Atmosphere terhadap Impulse
Buying
X2 Z = 0,192
5) Pengaruh variabel Emotional Response terhadap Impulse
Buying
Y Z = 0,212
124
b. Pengaruh Tidak Langsung ( Indirect Effect atau IE )
Untuk menghitung pengaruh tidak langsung, digunakan
formula sebagai berikut :
1) Pengaruh variabel Green Marketing terhadap Impulse
Buying melalui Emotional Response
X1 Y Z = 0,365 x 0,212 = 0,07738
2) Pengaruh variabel Store Atmosphere terhadap Impulse
Buying melalui Emotional Response
X2 Y Z = 0,272 x 0,212 = 0,057664
c. Pengaruh Total ( Total Effect )
1) Pengaruh total variabel Green Marketing terhadap Impulse
Buying
X1 Y Z = 0,365 + 0,212 = 0,577
2) Pengaruh total variabel Store Atmosphere terhadap
Impulse Buying
X2 Y Z = 0,272 + 0,212 = 0,484
6. Uji Sobel
Uji sobel, dilakukan untuk mengukur apakah variabel
intervening dalam hal ini adalah variabel Emotional Response, mampu
dijadikan instrumen untuk variabel independen dan variabel dependen.
Adapun hasil dari perhitungan adalah sebagai berikut :
125
a. Pengaruh Green Marketing terhadap Impulse Buying melalui
Emotional Response
Hipotesisnya adalah sebagai berikut :
Ho : Tidak ada pengaruh tidak langsung antara variabel Green
Marketing (X1)terhadap Impulse Buying (Z) melalui
Emotional Response (Y).
Ha : Ada pengaruh tidak langsung antara variabel Green
Marketing (X1)terhadap Impulse Buying (Z) melalui
Emotional Response (Y).
Dimana :
Sp2p3 = √p32
Sp22
+p22
Sp32
+Sp22
Sp32
Sp2p3 = √ 0,6742 0,143
2 + 0,456
2 0,316
2 + 0,143
2 0,316
2
= √ 0,0320951024
= 0,1791510603
t =
=
= 3,1888111888 dimana t tabel : 1,984
Karena nilai t hitung > t tabel, maka kesimpulannya adalah
Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada terdapat pengaruh tidak langsung antara Green Marketing
terhadap Impulse Buying melalui Emotional Response
126
b. Pengaruh Store Atmosphere terhadap Impulse Buying melalui
Emotional Response
Hipotesisnya adalah sebagai berikut :
Ho : Tidak ada pengaruh tidak langsung antara variabel Store
Atmosphere (X2)terhadap Impulse Buying (Z) melalui
Emotional Response (Y).
Ha : Ada pengaruh tidak langsung antara variabel Store
Atmosphere (X2)terhadap Impulse Buying (Z) melalui
Emotional Response (Y).
Dimana :
Sp2p3 = √p32
Sp22
+p22
Sp32
+Sp22
Sp32
Sp2p3 = √ 0,6742 0,138
2 + 0,281
2 0,316
2 + 0,138
2 0,316
2
= √ 0,0183476194
= 0,1354533846
t =
=
= 2,0362318841 dengan t tabel : 1,984
Karena nilai t hitung > t tabel, maka kesimpulannya adalah
Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh tidak langsung antara Store Atmosphere
terhadap Impulse Buying melalui Emotional Response.
127
Tabel 4.17
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
Hipotesis Pengaruh Langsung HipotesisPengaruh Tidak
Langsung
X1 terhadap Y 0,365 X1 melalui Y terhadap Z 0,07738
X2 terhadap Y 0,272 X2 melalui Y terhadap Z 0,057664
X1 terhadap Z 0,308
X2 terhadap Z 0,192
Y terhadap Z 0,212
128
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh
variabel green marketing dan store atmosphere terhadap emotional response
serta dampaknya pada impulse buying konsumen IKEA Alam Sutera, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh langsung antara variabel Green Marketing (X1)
terhadap Emotional Response (Y) secara positif signifikan
2. Terdapat pengaruh langsung antara variabel Store Atmosphere (X2)
terhadap Emotional Response (Y) secara positif signifikan
3. Terdapat pengaruh langsung antara variabel Green Marketing (X1)
dan Store Atmosphere (X2) terhadap Emotional Response (Y) secara
positif signifikan
4. Terdapat pengaruh langsung antara variabel Green Marketing (X1)
terhadap Impulse Buying (Z) secara positif signifikan
5. Terdapat pengaruh langsung antara variabel Store Atmosphere (X2)
terhadap Impulse Buying (Z) secara positif signifikan
6. Terdapat pengaruh langsung antara variabel Emotional Response (Y)
Impulse Buying (Z) secara positif signifikan
129
7. Terdapat pengaruh langsung antara variabel Green Marketing (X1)
dan Store Atmosphere (X2) dan Emotional Response (Y) terhadap
Impulse Buying (Z) secara positif signifikan
8. Terdapat pengaruh tidak langsung antara variabel Green Marketing
(X1) terhadap Impulse Buying (Z) melalui Emotional Response (Y)
secara positif signifikan
9. Terdapat pengaruh tidak langsung antara variabel Store Atmosphere
(X2) terhadap Impulse Buying (Z) melalui Emotional Response (Y)
secara positif signifikan
B. Saran
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan
ataupun pertimbangan untuk tetap menjalankan strategi pemasaran yang
ramah lingkungan, dan menciptakan produk yang mampu menunjang
kehidupan konsumen, dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang tetap
terjaga. Berdasarkan hasil analisis dari kesimpulan diatas, maka didapatkan
beberapa saran dari hasil penelitian ini, antara lain :
Berdasarkan hasil penelitian, menyatakan bahwa adanya pengaruh
positif signifikan pada setiap hipotesis. Maka diharapkan IKEA mampu
menjaga setiap aspek-aspek yang menjadi tolak ukur penelitian ini. Jika
dilihat dari hasil kuesioner, dimana mayoritas konsumen merasa nyaman
dengan konsep tata ruang yang ditampilkan oleh IKEA, dengan demikian
diharapkan IKEA mampu menjaga konsistensinya dalam menciptakan
sebuah konsep. Begitupula dengan konsep green marketing yang mulai
130
dijalankan oleh IKEA, berdasarkan hasil kuesioner banyak pula konsumen
yang tertarik dengan konsep ini, dimana setiap produk yang dijual
menggunakan bahan baku yang lebih ramah lingkungan, baik dari segi
proses pengolahan hingga proses pemasaran. Dengan demikian diharapkan
IKEA mampu menjaga konsistensinya dalam menciptakan produk dengan
menggunakan bahan baku yang aman bagi lingkungan dan bagi konsumen.
131
DAFTAR PUSTAKA
Berman, Barry and Joel R. Evans. Retail Management. A Strategic Approach.
Prentice Hall, New Jersey, 2010.
Kurniawan Denny , Yohanes Sondang Kunto. Pengaruh Promosi dan Store
Atmosphere terhadap Impulse Buying dengan Shopping Emotion sebagai
Variabel Intervening Studi Kasus di Matahari Department Store Cabang
Supermall Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran Perta, Vol. 1, No. 2,
2013.
Rahbar Elham, Nabsiah Abdul Wahid. Investigation of Green Marketing Tools’
Effect on Consumers’ Purchase Behavior. Business Strategy Series Journal,
Vol. 12, No. 2, 2011.
Kolondam Feibe. Pengaruh Karakteristik Konsumen dan Produk terhadap
Pembelian Impulsif (Penelitian pada Produk Kosmetik Wanita). Jurnal
EMBA, Vol.4 No.1, 2016.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19.
Universitas Diponegoro, Semarang, 2011.
Hartmann, P., Ibanez, V.A. and Sainz, F.J. Green Branding Effects on attitude:
functional versus emotional positioning strategies. Marketing Intelligence &
Planning. Vol. 23, No. 1, pp. 9-29, 2005.
Hatane Semuel. Respons Lingkungan Berbelanja Sebagai Stimulus Pembelian
Tidak Terencana pada Toko Serba Ada (Toserba) (Studi Kasus Carrefour
Surabaya). Jurnal manajemen dan kewirausahaan, Vol. 7, No. 2, 2005.
Hawkins, D. I., Mothersbaugh, D. L., & Best, R. J. Consumer Behavior: Building
Marketing Strategy. McGraw Hill Company Inc, New York, 2007.
Hawkins, Roger & Kenneth. Consumer Behavior. Building marketing strategy
9/e. McGraw-Hill, Asia, 2004.
Indriantoro, Supomo. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen, Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta, 2002.
Istjianto. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2009.
Jonathan Sarwono. Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS. Andi Offset,
Yogyakarta, 2007.
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium, Terjemahan Hendra
Teguh. Prenhalindo, Jakarta, 2000.
132
Kotler , Philip dan Armstrong. Prinsip-Prinsip Manajemen, Jilid 1 Edisi
Kedelapan, Alih Bahasa Oleh Damos Sihombing, MBA. Erlangga, Jakarta,
2001.
Kotler, Philip. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. PT. Indeks Kelompok
Gramedia Jakarta, 2005.
Levy and Weitz. Manajemen Retail. Buku 1, Salemba Empat, Jakarta, 2004.
Loudon, David and J. Della Bitta. Consumer Behavior : Concept and
Applications. 4th
Enition. McGraw Hill, New York, 1993.
Muruganantham, C., and S. R. Bhakat. A Review of Impulse Buying Behavior.
Internasional Journal of Marketing Studies, Vol. 7, 2014.
Putu Ni Ayu Vanni, I.Gst.A.Kt.Gd.Suasana. Pengaruh Green Marketing dan
Service Value Terhadap Impulse Buying pada Manic Organik Restaurant di
Denpasar. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 4, No. 4, 2016.
Gunawan Oky Kwan. “Pengaruh Sales Promotion dan Store Atmosphere
terhadap Impulse Buying dengan Positive Emotion sebagai Variabel
Intervening pada Planet Sports Tanjungan Plaza Surabaya”. Jurnal
Manajemen Pemasaran, Vol. 10, No. 1, 2016.
Riduwan dan Kuncoro, E.A. Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur.
Alfabeta, Bandung, 2014.
Riduwan. Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik Penelitian.
Alfabeta, Bandung, 2013.
Schiffman dan Kanuk. Perilaku Konsumen. Edisi Kedua. PT. Indeks Gramedia
Jakarta.2007
Solomon. Consumer Behaviour. Pearson Education, Inc., New Jersey 2004.
Sugiyono. Metodologi Penelitian Bisnis. PT. Gramedia, Jakarta, 2007.
Syahbandi. Implementasi Green Marketing Melalui Pendekatan Marketing MIX,
Demografi Dan Pengetahuan Terhadap Pilihan Konsumen (Studi The Body
Shop Pontianak). Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan, Vol. 3, No.1,
2012.
Ünsalan, Mustafa. “Stimulating Factors of Impulse Buying Behavior: A Literature
Review”. 2016
Ari Wayan Gumilang ,I Ketut Nurcahya. “Pengaruh Price Discount dan Store
Atmosphere terhadap Emotional Shopping dan Impulse Buying”. E-Jurnal
Manajemen Unud, Vol. 15, No. 2, 2016.
133
http://www.ikea.com/ms/in_ID (diakses pada 30 Januari 2017)
http://www.petra.ac.id/(diakses pada 30 Januari 2017)
http://www.nielsen.com/id/ (diakses pada 25 Juli 2017)
http://www.marketing.co.id (diakses pada 3 Maret 2017)
134
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS PENGARUH GREEN MARKETING DAN STORE
ATMOSPHERE TERHADAP EMOTIONAL RESPONSE DAN
DAMPAKNYA PADA IMPULSE BUYING
(STUDI KASUS PADA PEMBELI DI IKEA ALAM SUTERA)
I. Identitas Peneliti
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebaga mahasiswa Program
Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya :
Nama : Dewi Triana
NIM : 1113081000030
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen Pemasaran
135
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan
judul “ANALISIS PENGARUH GREEN MARKETING DAN STORE
ATMOSPHERE TERHADAP EMOTIONAL RESPONSE DAN
DAMPAKNYA PADA IMPULSE BUYING (STUDI KASUS PADA
PEMBELI DI IKEA ALAM SUTERA)”. Maka untuk mendukung
keberhasilan pelaksanaan penelitian ini, saya memohon kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi daftar pertanyaan yang saya ajukan.
Kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i merupakan bantuan yang sangat bernilai bagi
saya. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i telah meluangkan waktu untuk
mengisi dan menjawab seluruh pertanyaan dalam kuesioner ini, saya ucapkan
terima kasih.
II. Petunjuk Pengisian
Setiap pertanyaan terdiri dari lima alternatif jawaban, pilihlah salah satu
jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Saudara/i paling tepat, dengan memberikan
tanda ceklis (√) pada kolom yang telah disediakan.
Bobot pilihan jawaban :
(SS) Sangat Setuju : 5
(S) Setuju : 4
(R) Ragu-ragu : 3
(TS) Tidak Setuju : 2
(STS) Sangat Tidak Setuju : 1
136
Data Responden
Nama :.............................
Usia : < 17thn > 26 s/d 50thn
18 s/d 25thn > 51thn
Jenis Kelamin : Pria Wanita
Pekerjaan : Pelajar/Mahasiswa PNS
Karyawan Wiraswasta
Lainnya
Penghasilan Perbulan : < 2.000.000
2.000.000 – 4.000.000
4.000.000 – 8.000.000
> 8.000.000
137
SCREENING
Apakah anda pernah berbelanja atau menjadi pelanggan di IKEA Serpong ?
Ya, silahkan lanjutkan ke pertanyaan berikutnya.
Tidak, silahkan abaikan kuesioner ini, Terimakasih.
A. Berapa kali anda berbelanja di IKEA Serpong ?
1 kali 2-3 kali > 3 kali
138
PERNYATAAN PENELITIAN
Green Marketing (X1)
Pada bagian ini anda akan ditanyakan tentang bagaimana IKEA menawarkan
harga,produk, dan promosi yang ramah lingkungan.
No Pernyataan SS S R TS STS
1 Produk yang dijual oleh IKEA tidak
membahayakan bagi kesehatan
konsumen
2 Produk yang dijual oleh IKEA tidak
menyebabkan kerusakan lingkungan
setelah habis digunakan
3 Produk yang dijual oleh IKEA tidak
menggunakan banyak energi selama
dipergunakan
4 Produk yang dijual oleh IKEA tidak
menyebabkan banyak limbah tidak
berguna (kemasan)
5 Produk yang dijual oleh IKEA tidak
melibatkan binatang dalam
pembuatannya
6 Produk yang dijual oleh IKEA
menggunakan material yang bebas dari
spesies langka
7 Harga yang ditawarkan oleh IKEA
sesuai dengan kualitas yang diberikan
8 IKEA menggunakan material yang dapat
didaur ulang dalam mendesain toko
9 Adanya tas belanja ramah lingkungan
yang bisa di gunakan dalam jangka
waktu lama di IKEA
139
Store Atmosphere (X2)
Pada bagian ini anda akan ditanyakan tentang suasana di IKEA Alam Sutera
yang anda rasakan.
No Pertanyaan SS S R TS STS
1
Eksterior fisik termasuk tanda masuk,
pintu masuk, jendela, dan lampu
berfungsi dengan benar serta bahan
konstruksi yang digunakan IKEA
berkualitas baik
2 Papan nama IKEA terlihat dengan jelas
dari berbagai sisi
3 Pintu masuk menuju ke dalam IKEA luas
4 Tampilan interior IKEA yang unik
5 IKEA menyediakan area parkir yang luas
6 Kondisi lantai di IKEA tidak
membahayakan pengunjung (licin)
7 IKEA menggunakan perpaduan warna
cat tembok yang nyaman dilihat
8
Pencahayaan di IKEA dalam kondisi
baik (tidak terlalu redup dan juga tidak
terlalu terang)
9 IKEA menggunakan musik latar yang
menenangkan bagi konsumen
10
IKEA menggunakan pengharum ruangan
yang membuat perasaan konsumen
nyaman dan tenang
11 Suhu ruangan di IKEA pas (tidak terlalu
dingin dan juga tidak panas)
12 Ruang untuk berjalan mengelilingi IKEA
luas
13 Karyawan IKEA yang ramah dan
profesional dalam melayani pengunjung
14 IKEA selalu menjaga kebersihan toko
15
IKEA menggunakan teknologi modern
sehingga mempercepat dan
mempermudah proses transaksi
16
Penataan produk di IKEA memudahkan
konsumen untuk mencari produk yang
dituju
140
17 Pemetaan ruang di IKEA membuat
pengunjung merasa nyaman
18 Penataan dan penyusunan produk di
IKEA memiliki desain yang unik
Emotional Response (Y)
Pada bagian ini anda akan ditanyakan tentang respon emosi selama anda berada
atau berbelanja di IKEA Alam Sutera
No Pertanyaan SS S R TS STS
1 Suasana yang ditampilkan IKEA
membuat saya merasa senang
2 Ketika berkeliling di IKEA saya merasa
terdorong untuk membeli sebuah produk
3 IKEA menjual produk yang membuat
saya kagum
4 Adanya rasa ingin memiliki produk yang
dijual oleh IKEA
Impulse Buying (Z)
Pada bagian ini anda akan ditanyakan alasan anda melakukan pembelian yang
tidak direncanakan di IKEA Alam Sutera selama ini.
No Pernyataan SS S R TS STS
1 Saya membeli produk di IKEA karena
harganya terjangkau
2
Beberapa desain produk yang kecil dan
ringan di IKEA membuat saya membeli
produk tersebut tanpa direncanakan
3 Saya membeli produk di IKEA karena
penyimpanannya mudah
141
4
Karena adanya sedikit kebutuhan
terhadap produk tersebut, maka saya
membeli produk yang dijual oleh IKEA
meskipun pembelian itu diluar rencana
saya
5
Karena saya melihat ada banyak iklan
yang mempromosikan berbagai produk
di IKEA, saya memutuskan untuk
membeli produk dalam iklan tersebut
meskipun produk itu diluar kebutuhan
saya
6
Penempatan produk yang menonjol
(menarik) di IKEA membuat saya
membeli produk tersebut meskipun
diluar kebutuhan saya
7
Saat saya berkeliling di IKEA, karena
saya gemar berbelanja, maka saya suka
membeli barang yang diluar kebutuhan
atau rencana saya.
8
Saat saya berkeliling di IKEA,karena
saya merasa penghasilan saya cukup,
maka saya sering membeli barang yang
dilur kebutuhan atau rencana saya
9
Saat saya berkeliling di IKEA, saya
melihat sproduk yang menurut saya
berhubungan dengan pekerjaan saya,
maka saya membeli produk tersebut
meskipun diluar kebutuhan/rencana saya
142
LAMPIRAN 2
HASIL SKORING JAWABAN RESPONDEN
Green Marketing
No GM1 GM2 GM3 GM4 GM5 GM6 GM7 GM8 GM9
1 4 3 5 3 3 4 4 4 3
2 3 3 4 2 3 3 4 3 3
3 4 4 3 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 2 4 4
5 4 3 4 5 3 3 4 3 3
6 5 4 4 4 3 4 5 5 4
7 4 4 4 3 3 4 4 4 4
8 5 5 5 3 4 5 5 4 5
9 4 4 3 3 3 3 4 4 4
10 4 3 4 3 3 3 4 3 3
11 5 5 4 4 4 4 4 5 5
12 5 5 4 4 2 2 5 3 5
13 4 4 4 4 4 3 4 5 4
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15 4 4 4 3 3 3 4 5 4
16 4 4 4 3 3 3 4 3 4
17 4 4 3 2 3 3 4 3 4
18 5 5 5 3 5 5 4 3 5
19 4 3 3 4 3 4 3 4 3
20 4 3 3 3 3 4 3 3 3
21 4 3 3 4 4 4 4 4 3
22 5 5 3 5 4 5 5 5 5
23 5 4 3 3 4 4 2 3 4
24 4 3 4 3 3 3 4 4 3
25 4 3 3 3 3 3 4 3 3
26 4 3 4 3 3 3 4 4 3
27 4 5 5 4 5 4 4 4 5
28 4 4 3 4 3 4 5 5 4
29 4 3 2 2 3 4 4 4 3
30 4 4 4 3 3 3 5 4 4
31 4 4 3 4 3 3 3 4 5
32 4 3 3 3 3 2 3 3 4
33 5 5 4 5 4 4 4 5 5
143
No GM1 GM2 GM3 GM4 GM5 GM6 GM7 GM8 GM9
34 2 4 4 4 4 4 5 4 2
35 4 3 3 4 3 5 3 3 4
36 5 5 4 5 4 4 3 4 5
37 4 4 4 4 4 3 3 4 4
38 5 4 5 5 5 3 4 5 5
39 4 4 4 4 4 3 3 3 4
40 4 3 3 4 3 3 3 3 4
41 4 5 5 5 5 4 4 4 4
42 5 3 5 5 5 4 2 2 5
43 4 5 4 4 4 4 4 3 4
44 4 4 4 4 4 4 4 4 4
45 4 5 4 4 4 3 3 3 4
46 4 3 4 4 4 3 3 3 4
47 4 3 4 4 4 3 3 4 4
48 4 3 5 5 5 3 5 5 4
49 5 4 5 4 4 4 4 5 4
50 4 4 4 4 5 3 5 4 4
51 4 4 3 4 3 4 4 4 4
52 5 5 5 5 5 5 4 5 5
53 2 3 4 5 4 3 4 4 2
54 4 4 3 4 3 3 3 3 4
55 4 3 3 4 3 3 3 3 4
56 4 4 3 4 3 3 3 3 4
57 4 4 5 4 5 4 5 4 4
58 5 5 4 4 4 4 3 4 5
59 4 4 4 4 4 5 4 4 4
60 5 4 4 4 4 3 3 3 5
61 4 4 3 4 4 3 5 4 4
62 4 4 3 4 3 4 4 4 4
63 5 5 5 5 5 5 4 5 5
64 2 3 4 5 4 3 4 4 3
65 4 4 3 4 3 3 3 3 4
66 4 3 3 4 3 3 3 3 4
67 4 4 3 4 3 3 3 3 4
68 4 4 5 4 5 4 5 4 5
69 5 5 4 4 4 4 3 4 5
70 4 4 3 4 3 4 3 4 4
71 5 4 4 4 4 3 3 3 5
72 4 4 4 4 4 3 4 4 4
73 5 4 3 3 4 4 4 4 4
144
No GM1 GM2 GM3 GM4 GM5 GM6 GM7 GM8 GM9
74 4 4 4 4 5 4 2 4 4
75 3 3 4 5 3 3 4 3 3
76 5 4 4 4 3 4 5 5 4
77 4 4 4 3 3 4 4 4 4
78 4 5 5 4 4 5 5 5 5
79 3 4 3 3 3 3 4 4 4
80 4 3 4 3 3 3 4 3 3
81 5 5 4 4 4 4 4 5 5
82 4 5 4 4 2 2 5 3 5
83 4 4 4 4 4 3 4 5 4
84 3 4 4 4 4 4 4 4 4
85 4 4 4 3 3 3 4 5 4
86 5 4 4 3 3 3 4 3 4
87 4 4 3 2 3 3 4 3 4
88 5 5 5 3 5 5 4 3 5
89 4 3 3 4 3 4 3 4 3
90 3 3 3 3 3 4 3 3 3
91 4 3 3 4 4 4 4 4 3
92 5 5 3 5 4 5 5 5 5
93 5 4 3 3 4 4 2 3 4
94 4 3 4 3 3 3 4 4 3
95 4 3 3 3 3 3 4 3 3
96 3 3 4 3 3 3 4 4 3
97 4 5 5 4 5 4 4 4 5
98 3 4 3 4 3 4 5 5 4
99 4 3 3 3 4 4 4 4 4
100 5 4 4 3 3 3 5 4 4
145
Store Atmosphere
No SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6 SA7 SA8 SA9
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 4 4 5 4 3 4 4 4 2
3 3 5 4 4 5 5 4 4 4
4 5 4 3 5 4 3 4 4 4
5 4 4 4 3 4 4 4 4 4
6 3 3 4 4 3 4 4 4 4
7 4 4 5 4 4 4 4 4 4
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 4 5 5 5 5 3 4 4 4
10 5 4 4 4 4 4 4 4 3
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12 5 5 5 5 4 5 4 4 4
13 4 4 4 4 4 4 5 5 4
14 4 4 4 5 4 4 4 4 4
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4
17 4 4 4 5 4 3 4 4 4
18 5 5 4 4 4 5 5 5 4
19 4 4 4 4 4 4 5 4 4
20 5 5 5 5 4 4 4 4 4
21 4 4 4 4 4 3 4 4 3
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4
23 5 5 5 4 5 4 4 4 3
24 4 5 4 4 5 4 4 4 3
25 5 4 5 4 5 4 5 5 4
26 4 5 4 4 5 4 4 4 4
27 5 5 5 5 5 5 4 3 4
28 4 4 4 4 5 4 5 4 4
29 5 5 5 5 4 4 4 4 4
30 4 4 4 5 4 4 4 4 4
31 3 4 5 5 4 4 5 4 4
32 4 4 5 4 4 4 4 4 4
33 4 4 4 4 4 3 3 4 4
34 3 4 4 5 4 3 5 5 5
35 5 4 5 5 4 4 5 5 5
36 4 4 5 4 5 4 4 4 4
37 4 4 4 4 5 4 4 4 4
38 4 4 4 4 4 4 4 4 4
146
No SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6 SA7 SA8 SA9
39 4 4 5 5 3 4 4 4 4
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4
41 4 4 4 4 4 4 4 4 4
42 4 4 5 5 5 5 5 5 4
43 4 4 4 4 4 4 4 4 5
44 4 4 4 4 4 4 4 4 4
45 4 4 4 4 4 4 4 4 4
46 4 4 4 4 4 4 4 4 4
47 4 4 4 5 4 4 4 4 5
48 5 4 4 4 5 5 5 5 5
49 3 4 4 4 4 4 4 4 4
50 4 4 5 5 4 4 4 5 5
51 4 3 4 4 4 4 4 4 4
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4
53 4 5 5 4 5 4 4 4 4
54 4 4 4 4 4 4 4 4 4
55 4 4 4 4 4 4 4 3 4
56 4 4 4 4 4 4 3 4 4
57 4 5 5 5 5 4 2 4 5
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4
59 5 5 5 5 4 4 3 3 4
60 4 4 4 5 5 4 4 4 4
61 4 4 5 5 4 4 4 5 5
62 5 5 4 5 4 4 4 4 4
63 5 5 5 5 5 4 4 5 5
64 4 5 5 4 5 4 4 4 4
65 4 4 4 4 4 4 3 4 4
66 4 3 4 4 4 4 3 4 4
67 4 4 4 4 4 4 3 4 4
68 4 5 5 5 5 4 2 4 5
69 4 4 4 4 4 4 4 4 4
70 5 5 5 5 4 4 3 3 4
71 4 4 4 5 5 4 4 4 4
72 4 4 5 4 3 4 4 4 2
73 3 5 4 4 5 5 4 4 4
74 5 4 3 5 4 3 4 4 4
75 5 5 5 5 5 4 4 4 5
76 4 4 4 4 5 4 4 5 5
77 4 4 5 4 4 4 4 4 4
78 4 4 4 4 4 4 4 4 4
147
No SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6 SA7 SA8 SA9
79 4 5 5 5 5 3 4 4 4
80 5 4 4 4 4 4 4 4 3
81 4 4 4 4 4 4 4 4 4
82 5 5 5 5 5 5 4 5 4
83 4 4 4 4 4 4 5 5 4
84 4 4 4 5 4 4 4 4 4
85 4 4 4 4 4 4 4 4 4
86 4 4 4 4 4 4 4 4 4
87 4 4 4 5 4 3 4 4 4
88 5 5 4 4 4 5 5 5 4
89 5 5 4 4 4 5 4 4 4
90 5 5 4 4 4 4 4 4 4
91 4 4 5 4 4 4 4 5 5
92 5 4 5 4 4 5 4 4 5
93 5 5 5 4 5 4 4 4 3
94 4 5 4 4 4 4 4 4 4
95 5 5 5 4 4 4 4 4 4
96 4 5 4 4 4 4 4 4 4
97 5 5 5 5 5 5 4 3 4
98 4 4 4 4 5 4 5 4 5
99 5 5 4 4 5 4 4 4 4
100 4 4 4 5 4 4 4 4 4
Store Atmosphere
No SA10 SA11 SA12 SA13 SA14 SA15 SA16 SA17 SA18
1 3 4 4 4 4 4 4 4 4
2 4 4 5 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4 3 3 4 4
4 3 4 4 5 4 3 5 4 4
5 4 4 4 4 4 3 4 4 4
6 4 4 4 4 5 4 4 4 4
7 4 4 4 4 5 4 4 4 4
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 4 4 4 4 3 4 4 4 4
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4
148
No SA10 SA11 SA12 SA13 SA14 SA15 SA16 SA17 SA18
13 4 4 4 4 4 4 4 4 5
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15 5 4 4 4 4 4 4 4 4
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4
17 4 4 4 5 4 4 4 4 5
18 5 4 4 4 5 5 5 5 5
19 5 4 5 4 4 4 4 4 4
20 4 4 4 4 4 4 4 5 5
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4
22 4 4 5 5 5 4 4 5 4
23 4 5 5 4 4 4 4 4 4
24 4 4 4 4 4 4 3 4 4
25 4 5 4 4 4 4 5 5 4
26 3 4 4 4 4 4 3 4 4
27 4 5 5 5 5 4 2 4 5
28 5 4 4 4 4 4 4 4 4
29 5 4 4 4 4 4 3 3 4
30 4 4 4 5 5 4 4 4 4
31 5 5 4 4 4 4 4 5 4
32 4 4 5 4 3 4 4 3 3
33 3 5 4 4 5 5 4 4 4
34 5 4 3 5 4 3 4 4 4
35 5 5 4 4 4 4 4 4 4
36 4 5 4 4 4 4 4 4 4
37 4 4 5 4 4 4 4 4 4
38 4 4 4 4 4 4 4 4 4
39 4 5 5 5 5 3 4 4 4
40 5 4 4 4 5 4 4 4 3
41 4 4 4 4 4 4 4 4 4
42 5 5 5 5 5 5 5 5 4
43 4 4 4 4 4 4 5 5 4
44 4 4 3 5 4 4 4 4 4
45 4 4 4 4 4 4 4 4 4
46 4 4 5 4 4 4 4 4 4
47 4 4 4 5 4 3 4 4 4
48 5 5 4 4 4 5 5 5 4
49 4 4 4 4 4 3 4 4 3
50 5 5 5 5 4 4 4 5 4
51 4 4 4 4 4 4 4 4 3
52 4 4 5 5 5 5 5 5 4
149
No SA10 SA11 SA12 SA13 SA14 SA15 SA16 SA17 SA18
53 5 5 5 4 5 4 4 4 3
54 4 5 4 4 5 4 4 4 4
55 4 4 4 4 4 4 4 3 4
56 4 5 4 4 5 4 4 4 4
57 5 5 5 5 5 5 4 3 4
58 4 4 4 4 5 4 5 4 4
59 5 5 5 5 4 4 4 5 4
60 4 4 4 5 4 4 4 4 4
61 4 4 5 5 4 4 4 5 4
62 5 4 5 4 4 5 4 4 5
63 4 4 4 4 4 4 4 4 4
64 5 5 5 4 5 4 4 4 3
65 4 5 4 4 5 4 4 4 4
66 4 4 4 4 4 4 4 3 4
67 4 5 4 4 5 4 4 4 4
68 5 5 5 5 5 5 4 3 4
69 4 4 4 4 5 4 5 4 4
70 5 5 5 5 4 4 4 5 4
71 4 3 4 5 4 4 4 4 4
72 4 4 5 4 4 4 4 4 4
73 4 4 4 4 4 3 3 4 4
74 3 4 4 5 4 3 5 5 5
75 5 4 4 4 4 4 5 5 4
76 4 5 4 4 5 4 4 4 4
77 4 4 4 4 5 4 4 4 4
78 4 4 4 4 4 4 4 4 4
79 4 4 5 5 3 4 4 4 4
80 4 4 4 4 4 4 4 4 4
81 4 4 4 4 4 4 4 4 4
82 4 4 4 4 4 4 4 4 4
83 4 4 4 4 4 4 4 4 5
84 4 4 4 4 4 4 4 4 4
85 4 4 4 4 4 4 4 4 4
86 4 4 4 4 4 4 4 4 4
87 4 4 4 5 4 4 4 4 5
88 5 4 4 4 5 5 5 5 5
89 4 4 4 4 5 4 5 4 5
90 4 4 5 5 4 4 4 5 5
91 4 4 4 5 5 4 4 4 4
92 4 5 5 5 5 4 4 4 4
150
No SA10 SA11 SA12 SA13 SA14 SA15 SA16 SA17 SA18
93 4 4 5 4 5 4 4 4 4
94 4 4 4 4 4 4 3 4 4
95 4 4 4 4 4 4 4 4 4
96 4 4 4 4 4 4 3 4 4
97 4 5 5 5 5 4 2 4 5
98 4 4 4 4 4 4 4 4 4
99 4 4 4 4 4 4 4 4 4
100 4 4 4 5 5 4 4 4 4
Emotional Response
No ER1 ER2 ER3 ER4
1 4 5 5 5
2 4 5 4 4
3 3 4 3 4
4 3 3 3 5
5 4 4 4 4
6 3 4 3 3
7 4 3 4 4
8 4 4 5 5
9 4 4 4 4
10 4 4 4 4
11 4 4 4 4
12 5 5 5 5
13 4 4 4 4
14 4 4 5 4
15 4 4 4 4
16 4 3 4 4
17 4 4 4 4
18 5 4 5 5
19 4 4 3 4
20 4 4 3 4
21 4 4 3 4
22 5 5 5 5
23 4 3 4 4
24 4 4 3 4
25 4 4 4 4
26 4 4 3 4
151
No ER1 ER2 ER3 ER4
27 4 5 5 4
28 4 4 4 5
29 4 3 4 5
30 4 5 4 4
31 5 5 4 5
32 4 4 4 5
33 3 4 3 4
34 3 5 3 3
35 4 4 4 4
36 3 3 3 4
37 4 4 4 3
38 5 5 4 4
39 4 4 4 4
40 4 4 4 4
41 4 4 4 4
42 5 5 5 5
43 4 4 4 4
44 5 4 4 4
45 4 4 4 4
46 4 4 4 3
47 4 4 4 4
48 5 5 5 4
49 3 4 4 4
50 3 4 4 4
51 3 4 4 4
52 5 5 5 5
53 4 4 4 3
54 3 4 4 4
55 4 4 4 4
56 3 4 4 4
57 5 4 4 5
58 4 5 4 4
59 4 5 4 3
60 4 4 4 5
61 3 4 4 4
62 3 4 4 4
63 5 5 5 5
64 4 4 4 3
65 3 4 4 4
66 4 4 4 4
152
No ER1 ER2 ER3 ER4
67 3 4 4 4
68 5 4 4 5
69 4 5 4 4
70 4 5 4 3
71 4 4 4 5
72 4 5 4 4
73 3 4 3 4
74 3 3 3 5
75 4 4 4 4
76 3 4 3 3
77 4 3 4 4
78 4 4 5 5
79 4 4 4 4
80 4 4 4 4
81 4 4 4 4
82 5 5 5 5
83 4 4 4 4
84 4 4 5 4
85 4 4 4 4
86 4 3 4 4
87 4 4 4 4
88 5 4 5 5
89 4 4 3 4
90 4 4 3 4
91 4 4 3 4
92 5 5 5 5
93 4 3 4 4
94 4 4 3 4
95 4 4 4 4
96 4 4 3 4
97 4 5 5 4
98 4 4 4 5
99 4 3 4 5
100 4 5 4 4
153
Impulse Buying
No IB1 IB2 IB3 IB4 IB5 IB6 IB7 IB8 IB9
1 5 3 3 2 4 2 2 2 2
2 4 4 4 2 3 2 2 2 3
3 3 4 4 4 3 3 3 4 4
4 3 2 2 3 3 2 2 2 3
5 4 2 2 3 4 2 2 2 3
6 3 4 4 3 3 2 3 1 2
7 4 3 5 5 4 4 4 4 3
8 5 3 4 4 4 4 4 4 4
9 4 5 3 3 3 4 3 3 3
10 4 4 4 4 4 4 3 3 3
11 4 4 4 3 3 4 3 3 3
12 5 5 5 5 4 5 5 5 5
13 4 3 4 3 4 4 4 4 4
14 5 4 4 3 5 3 3 3 3
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 4 4 4 3 3 3 3 4 4
17 4 4 4 4 4 2 2 2 2
18 5 4 5 5 5 5 5 5 5
19 3 3 4 3 3 3 3 3 3
20 3 4 3 3 4 3 3 4 3
21 3 3 4 3 3 3 2 3 3
22 5 5 5 3 5 5 3 3 4
23 4 3 4 3 4 4 4 3 4
24 3 4 3 3 3 3 2 3 3
25 4 3 3 3 4 2 2 3 3
26 3 4 3 3 3 3 2 3 3
27 5 5 3 5 5 3 1 4 5
28 4 4 4 4 4 4 4 4 5
29 4 2 3 3 3 2 2 3 4
30 4 4 3 4 4 4 4 3 3
31 4 2 2 2 2 5 3 3 2
32 3 2 2 2 3 4 4 4 2
33 3 3 3 4 4 3 4 4 4
34 3 2 2 2 3 3 2 2 3
35 4 2 2 2 3 4 2 2 3
36 3 2 3 1 2 3 4 4 3
37 4 4 4 4 3 4 3 5 5
38 4 4 4 4 4 5 3 4 4
154
No IB1 IB2 IB3 IB4 IB5 IB6 IB7 IB8 IB9
39 3 4 3 3 3 4 5 3 3
40 4 4 3 3 3 4 4 4 4
41 3 4 3 3 3 4 4 4 3
42 4 5 5 5 5 5 5 5 5
43 4 4 4 4 4 4 3 4 3
44 5 3 3 3 3 5 4 4 3
45 4 4 4 4 4 4 4 4 4
46 3 3 3 4 4 4 4 4 3
47 4 2 2 2 2 4 4 4 4
48 5 5 5 5 5 5 4 5 5
49 3 3 3 3 3 3 3 4 3
50 4 3 3 4 3 3 4 3 3
51 3 3 2 3 3 3 3 4 3
52 5 5 3 3 4 5 5 5 3
53 4 4 4 3 4 4 3 4 3
54 3 3 2 3 3 3 4 3 3
55 4 2 2 3 3 4 3 3 3
56 3 3 2 3 3 3 4 3 3
57 5 3 1 4 5 5 5 3 5
58 4 4 4 4 5 4 4 4 4
59 3 2 2 3 4 4 2 3 3
60 4 4 4 3 3 4 4 3 4
61 4 3 3 4 3 3 4 3 3
62 3 3 2 3 3 3 3 4 3
63 5 5 3 3 4 5 5 5 3
64 4 4 4 3 4 4 3 4 3
65 3 3 2 3 3 3 4 3 3
66 4 2 2 3 3 4 3 3 3
67 3 3 2 3 3 3 4 3 3
68 5 3 1 4 5 5 5 3 5
69 4 4 4 4 5 4 4 4 4
70 3 2 2 3 4 4 2 3 3
71 4 4 4 3 3 4 4 3 4
72 4 4 4 2 3 2 2 2 3
73 3 4 4 4 3 3 3 4 4
74 3 2 2 3 3 2 2 2 3
75 4 2 2 3 4 2 2 2 3
76 3 4 4 3 3 2 3 1 2
77 4 3 5 5 4 4 4 4 3
78 5 3 4 4 4 4 4 4 4
155
No IB1 IB2 IB3 IB4 IB5 IB6 IB7 IB8 IB9
79 4 5 3 3 3 4 3 3 3
80 4 4 4 4 4 4 3 3 3
81 4 4 4 3 3 4 3 3 3
82 5 5 5 5 4 5 5 5 5
83 4 3 4 3 4 4 4 4 4
84 5 4 4 3 5 3 3 3 3
85 4 4 4 4 4 4 4 4 4
86 4 4 4 3 3 3 3 4 4
87 4 4 4 4 4 2 2 2 2
88 5 4 5 5 5 5 5 5 5
89 3 3 4 3 3 3 3 3 3
90 3 4 3 3 4 3 3 4 3
91 3 3 4 3 3 3 2 3 3
92 5 5 5 3 5 5 3 3 4
93 4 3 4 3 4 4 4 3 4
94 3 4 3 3 3 3 2 3 3
95 4 3 3 3 4 2 2 3 3
96 3 4 3 3 3 3 2 3 3
97 5 5 3 5 5 3 1 4 5
98 4 4 4 4 4 4 4 4 5
99 4 2 3 3 3 2 2 3 4
100 4 4 3 4 4 4 4 3 3
156
LAMPIRAN 3
HASIL DATA STATISTIK SPSS
Hasil Uji Validitas Green Marketing
Correlations
GM1 GM2 GM3 GM4 GM5 GM6 GM7 GM8 GM9 Jumlah
GM1
Pearson
Correlation 1 ,668
** ,154 ,354 ,235 ,416
* ,192 ,176 ,668
** ,629
**
Sig. (2-
tailed)
,000 ,416 ,055 ,212 ,022 ,310 ,354 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
GM2
Pearson
Correlation ,668
** 1 ,354 ,292 ,455
* ,332 ,311 ,274 1,000
** ,764
**
Sig. (2-
tailed) ,000
,055 ,118 ,012 ,073 ,094 ,143 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
GM3
Pearson
Correlation ,154 ,354 1 ,118 ,286 ,069 ,188 -,004 ,354 ,573
**
Sig. (2-
tailed) ,416 ,055
,535 ,125 ,716 ,319 ,982 ,055 ,001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
GM4
Pearson
Correlation ,354 ,292 ,118 1 ,262 ,190 ,121 ,399
* ,292 ,589
**
Sig. (2-
tailed) ,055 ,118 ,535
,162 ,314 ,523 ,029 ,118 ,001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
GM5
Pearson
Correlation ,235 ,455
* ,286 ,262 1 ,644
** -,319 ,177 ,455
* ,508
**
Sig. (2-
tailed) ,212 ,012 ,125 ,162
,000 ,086 ,349 ,012 ,004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
GM6
Pearson
Correlation ,416
* ,332 ,069 ,190 ,644
** 1 -,065 ,298 ,332 ,496
**
Sig. (2-
tailed) ,022 ,073 ,716 ,314 ,000
,734 ,110 ,073 ,005
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
157
GM7
Pearson
Correlation ,192 ,311 ,188 ,121 -,319 -,065 1 ,318 ,311 ,444
*
Sig. (2-
tailed) ,310 ,094 ,319 ,523 ,086 ,734
,087 ,094 ,014
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
GM8
Pearson
Correlation ,176 ,274 -,004 ,399
* ,177 ,298 ,318 1 ,274 ,391
*
Sig. (2-
tailed) ,354 ,143 ,982 ,029 ,349 ,110 ,087
,143 ,033
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
GM9
Pearson
Correlation ,668
** 1,000
** ,354 ,292 ,455
* ,332 ,311 ,274 1 ,764
**
Sig. (2-
tailed) ,000 ,000 ,055 ,118 ,012 ,073 ,094 ,143
,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Jumlah
Pearson
Correlation ,629
** ,764
** ,573
** ,589
** ,508
** ,496
** ,444
* ,391
* ,764
** 1
Sig. (2-
tailed) ,000 ,000 ,001 ,001 ,004 ,005 ,014 ,033 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Hasil Uji Reliabilitas Green Marketing
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,782 9
158
Hasil Uji validitas Store Atmosphere
Correlations
S
A1
S
A2
S
A3
S
A4
S
A5
S
A6
S
A7
S
A8
S
A9
S
A1
0
S
A1
1
S
A1
2
S
A1
3
S
A1
4
S
A1
5
S
A1
6
S
A1
7
S
A1
8
Ju
mla
h
SA
1
Pears
on
Correl
ation
1
,5
55
**
,3
20
,4
37
*
,2
58
,2
54
,3
13
,5
37
**
-
,0
21
,2
20
,4
37
*
,6
03
**
,5
55
**
,2
18
,5
09
**
,4
38
*
,5
47
**
,4
63
**
,66
9**
Sig.
(2-
tailed)
,0
01
,0
84
,0
16
,1
69
,1
76
,0
92
,0
02
,9
12
,2
42
,0
16
,0
00
,0
01
,2
47
,0
04
,0
15
,0
02
,0
10
,00
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
SA
2
Pears
on
Correl
ation
,5
55
**
1
,4
52
*
,3
25
,7
14
**
,4
58
*
,2
41
,5
17
**
,1
56
,3
50
,4
36
*
,6
38
**
,4
50
*
,0
24
,4
04
*
,0
66
,4
10
*
,2
45
,61
5**
Sig.
(2-
tailed)
,0
01
,0
12
,0
80
,0
00
,0
11
,2
00
,0
03
,4
12
,0
58
,0
16
,0
00
,0
13
,8
99
,0
27
,7
28
,0
24
,1
92
,00
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
SA
3
Pears
on
Correl
ation
,3
20
,4
52
*
1 ,2
01
,2
58
,3
48
,1
71
,2
44
-
,0
21
,4
41
*
,4
37
*
,7
24
**
,3
19
,2
18
,3
82
*
-
,0
31
,0
91
,0
77
,45
8*
Sig.
(2-
tailed)
,0
84
,0
12
,2
88
,1
69
,0
59
,3
67
,1
93
,9
12
,0
15
,0
16
,0
00
,0
86
,2
47
,0
37
,8
70
,6
32
,6
85
,01
1
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
SA
4
Pears
on
Correl
ation
,4
37
*
,3
25
,2
01 1
,2
49
,0
72
,1
38
,2
57
,4
09
*
,2
68
,3
55
,4
89
**
,8
56
**
,0
60
,1
55
,1
65
,3
51
,4
80
**
,55
3**
Sig.
(2-
tailed)
,0
16
,0
80
,2
88
,1
84
,7
04
,4
66
,1
70
,0
25
,1
52
,0
55
,0
06
,0
00
,7
51
,4
14
,3
84
,0
57
,0
07
,00
2
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
159
SA
5
Pears
on
Correl
ation
,2
58
,7
14
**
,2
58
,2
49 1
,3
59
,3
49
,1
66
,3
86
*
,2
25
,3
24
,2
88
,2
49
,0
16
,2
60
-
,0
37
,3
42
,1
14
,50
9**
Sig.
(2-
tailed)
,1
69
,0
00
,1
69
,1
84
,0
51
,0
59
,3
79
,0
35
,2
32
,0
80
,1
23
,1
84
,9
35
,1
65
,8
45
,0
65
,5
49
,00
4
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
SA
6
Pears
on
Correl
ation
,2
54
,4
58
*
,3
48
,0
72
,3
59 1
,5
24
**
,2
68
,3
26
,6
41
**
,3
66
*
,3
12
,0
72
,5
30
**
,3
70
*
,0
05
,3
17
,2
16
,66
0**
Sig.
(2-
tailed)
,1
76
,0
11
,0
59
,7
04
,0
51
,0
03
,1
52
,0
79
,0
00
,0
47
,0
93
,7
04
,0
03
,0
44
,9
79
,0
88
,2
51
,00
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
SA
7
Pears
on
Correl
ation
,3
13
,2
41
,1
71
,1
38
,3
49
,5
24
**
1
,5
73
**
,3
39
,4
84
**
,1
13
,1
77
,1
38
,2
69
,5
59
**
,5
04
**
,5
35
**
,4
52
*
,71
8**
Sig.
(2-
tailed)
,0
92
,2
00
,3
67
,4
66
,0
59
,0
03
,0
01
,0
67
,0
07
,5
52
,3
50
,4
66
,1
50
,0
01
,0
04
,0
02
,0
12
,00
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
SA
8
Pears
on
Correl
ation
,5
37
**
,5
17
**
,2
44
,2
57
,1
66
,2
68
,5
73
**
1 ,1
06
,3
33
,2
16
,4
05
*
,3
76
*
-
,0
19
,5
12
**
,6
56
**
,4
97
**
,3
45
,61
2**
Sig.
(2-
tailed)
,0
02
,0
03
,1
93
,1
70
,3
79
,1
52
,0
01
,5
78
,0
72
,2
52
,0
26
,0
40
,9
20
,0
04
,0
00
,0
05
,0
62
,00
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
SA
9
Pears
on
Correl
ation
-
,0
21
,1
56
-
,0
21
,4
09
*
,3
86
*
,3
26
,3
39
,1
06 1
,4
77
**
,0
56
-
,1
31
,2
81
,0
50
,0
00
-
,0
34
,2
22
,3
62
*
,38
2*
Sig.
(2-
tailed)
,9
12
,4
12
,9
12
,0
25
,0
35
,0
79
,0
67
,5
78
,0
08
,7
70
,4
92
,1
33
,7
94
1,
00
0
,8
59
,2
38
,0
49
,03
7
160
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
SA
10
Pears
on
Correl
ation
,2
20
,3
50
,4
41
*
,2
68
,2
25
,6
41
**
,4
84
**
,3
33
,4
77
**
1
,4
38
*
,2
74
,1
34
,2
61
,4
33
*
,0
00
,1
29
,2
92
,60
4**
Sig.
(2-
tailed)
,2
42
,0
58
,0
15
,1
52
,2
32
,0
00
,0
07
,0
72
,0
08
,0
16
,1
43
,4
80
,1
64
,0
17
1,
00
0
,4
96
,1
17
,00
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
SA
11
Pears
on
Correl
ation
,4
37
*
,4
36
*
,4
37
*
,3
55
,3
24
,3
66
*
,1
13
,2
16
,0
56
,4
38
*
1
,5
33
**
,3
55
,3
85
*
,1
69
-
,0
90
-
,0
40
,2
50
,54
0**
Sig.
(2-
tailed)
,0
16
,0
16
,0
16
,0
55
,0
80
,0
47
,5
52
,2
52
,7
70
,0
16
,0
02
,0
55
,0
35
,3
73
,6
37
,8
33
,1
83
,00
2
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
SA
12
Pears
on
Correl
ation
,6
03
**
,6
38
**
,7
24
**
,4
89
**
,2
88
,3
12
,1
77
,4
05
*
-
,1
31
,2
74
,5
33
**
1
,6
36
**
,0
95
,3
16
,1
62
,2
36
,2
13
,57
5**
Sig.
(2-
tailed)
,0
00
,0
00
,0
00
,0
06
,1
23
,0
93
,3
50
,0
26
,4
92
,1
43
,0
02
,0
00
,6
17
,0
89
,3
92
,2
09
,2
58
,00
1
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
SA
13
Pears
on
Correl
ation
,5
55
**
,4
50
*
,3
19
,8
56
**
,2
49
,0
72
,1
38
,3
76
*
,2
81
,1
34
,3
55
,6
36
**
1 ,0
60
,1
55
,2
60
,3
51
,4
80
**
,56
7**
Sig.
(2-
tailed)
,0
01
,0
13
,0
86
,0
00
,1
84
,7
04
,4
66
,0
40
,1
33
,4
80
,0
55
,0
00
,7
51
,4
14
,1
65
,0
57
,0
07
,00
1
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
SA
14
Pears
on
Correl
ation
,2
18
,0
24
,2
18
,0
60
,0
16
,5
30
**
,2
69
-
,0
19
,0
50
,2
61
,3
85
*
,0
95
,0
60 1
,3
01
,0
43
,1
44
,1
72
,45
3*
161
Sig.
(2-
tailed)
,2
47
,8
99
,2
47
,7
51
,9
35
,0
03
,1
50
,9
20
,7
94
,1
64
,0
35
,6
17
,7
51
,1
06
,8
21
,4
48
,3
62
,01
2
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
SA
15
Pears
on
Correl
ation
,5
09
**
,4
04
*
,3
82
*
,1
55
,2
60
,3
70
*
,5
59
**
,5
12
**
,0
00
,4
33
*
,1
69
,3
16
,1
55
,3
01 1
,4
10
*
,4
48
*
,1
69
,62
5**
Sig.
(2-
tailed)
,0
04
,0
27
,0
37
,4
14
,1
65
,0
44
,0
01
,0
04
1,
00
0
,0
17
,3
73
,0
89
,4
14
,1
06
,0
24
,0
13
,3
73
,00
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
SA
16
Pears
on
Correl
ation
,4
38
*
,0
66
-
,0
31
,1
65
-
,0
37
,0
05
,5
04
**
,6
56
**
-
,0
34
,0
00
-
,0
90
,1
62
,2
60
,0
43
,4
10
*
1
,6
68
**
,2
63
,46
7**
Sig.
(2-
tailed)
,0
15
,7
28
,8
70
,3
84
,8
45
,9
79
,0
04
,0
00
,8
59
1,
00
0
,6
37
,3
92
,1
65
,8
21
,0
24
,0
00
,1
61
,00
9
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
SA
17
Pears
on
Correl
ation
,5
47
**
,4
10
*
,0
91
,3
51
,3
42
,3
17
,5
35
**
,4
97
**
,2
22
,1
29
-
,0
40
,2
36
,3
51
,1
44
,4
48
*
,6
68
**
1
,5
94
**
,68
4**
Sig.
(2-
tailed)
,0
02
,0
24
,6
32
,0
57
,0
65
,0
88
,0
02
,0
05
,2
38
,4
96
,8
33
,2
09
,0
57
,4
48
,0
13
,0
00
,0
01
,00
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
SA
18
Pears
on
Correl
ation
,4
63
**
,2
45
,0
77
,4
80
**
,1
14
,2
16
,4
52
*
,3
45
,3
62
*
,2
92
,2
50
,2
13
,4
80
**
,1
72
,1
69
,2
63
,5
94
**
1 ,60
2**
Sig.
(2-
tailed)
,0
10
,1
92
,6
85
,0
07
,5
49
,2
51
,0
12
,0
62
,0
49
,1
17
,1
83
,2
58
,0
07
,3
62
,3
73
,1
61
,0
01
,00
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
162
Ju
mla
h
Pears
on
Correl
ation
,6
69
**
,6
15
**
,4
58
*
,5
53
**
,5
09
**
,6
60
**
,7
18
**
,6
12
**
,3
82
*
,6
04
**
,5
40
**
,5
75
**
,5
67
**
,4
53
*
,6
25
**
,4
67
**
,6
84
**
,6
02
**
1
Sig.
(2-
tailed)
,0
00
,0
00
,0
11
,0
02
,0
04
,0
00
,0
00
,0
00
,0
37
,0
00
,0
02
,0
01
,0
01
,0
12
,0
00
,0
09
,0
00
,0
00
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Hasil Uji Reliabilitas Store Atmosphere
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,881 18
Hasil Uji Validitas Emotional Response
Correlations
ER1 ER2 ER3 ER4 Jumlah
ER1
Pearson Correlation 1 ,370* ,633
** ,451
* ,620
**
Sig. (2-tailed) ,044 ,000 ,012 ,000
N 30 30 30 30 30
ER2
Pearson Correlation ,370* 1 ,393
* ,085 ,610
**
Sig. (2-tailed) ,044 ,032 ,654 ,000
N 30 30 30 30 30
ER3
Pearson Correlation ,633** ,393
* 1 ,498
** ,852
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,032 ,005 ,000
N 30 30 30 30 30
ER4
Pearson Correlation ,451* ,085 ,498
** 1 ,697
**
Sig. (2-tailed) ,012 ,654 ,005 ,000
N 30 30 30 30 30
Jumlah
Pearson Correlation ,620** ,610
** ,852
** ,697
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30
163
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil Uji Reliabilitas Emotional Response
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,720 4
Hasil Uji Validitas Impulse Buying
Correlations
IB1 IB2 IB3 IB4 IB5 IB6 IB7 IB8 IB9 Jumlah
IB1
Pearson
Correlation 1 ,265 ,344 ,319 ,745
** ,405
* ,287 ,322 ,416
* ,370
*
Sig. (2-
tailed)
,156 ,062 ,086 ,000 ,026 ,125 ,083 ,022 ,044
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
IB2
Pearson
Correlation ,265 1 ,411
* ,317 ,256 ,486
** ,191 ,309 ,254 ,607
**
Sig. (2-
tailed) ,156
,024 ,088 ,172 ,006 ,313 ,096 ,176 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
IB3
Pearson
Correlation ,344 ,411
* 1 ,420
* ,289 ,638
** ,638
** ,460
* ,349 ,766
**
Sig. (2-
tailed) ,062 ,024
,021 ,122 ,000 ,000 ,011 ,059 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
IB4
Pearson
Correlation ,319 ,317 ,420
* 1 ,456
* ,540
** ,483
** ,657
** ,559
** ,731
**
Sig. (2-
tailed) ,086 ,088 ,021
,011 ,002 ,007 ,000 ,001 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
IB5 Pearson
Correlation ,745
** ,256 ,289 ,456
* 1 ,414
* ,286 ,356 ,376
* ,386
*
164
Sig. (2-
tailed) ,000 ,172 ,122 ,011
,023 ,125 ,054 ,041 ,035
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
IB6
Pearson
Correlation ,405
* ,486
** ,638
** ,540
** ,414
* 1 ,784
** ,700
** ,596
** ,857
**
Sig. (2-
tailed) ,026 ,006 ,000 ,002 ,023
,000 ,000 ,001 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
IB7
Pearson
Correlation ,287 ,191 ,638
** ,483
** ,286 ,784
** 1 ,604
** ,460
* ,753
**
Sig. (2-
tailed) ,125 ,313 ,000 ,007 ,125 ,000
,000 ,011 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
IB8
Pearson
Correlation ,322 ,309 ,460
* ,657
** ,356 ,700
** ,604
** 1 ,799
** ,828
**
Sig. (2-
tailed) ,083 ,096 ,011 ,000 ,054 ,000 ,000
,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
IB9
Pearson
Correlation ,416
* ,254 ,349 ,559
** ,376
* ,596
** ,460
* ,799
** 1 ,696
**
Sig. (2-
tailed) ,022 ,176 ,059 ,001 ,041 ,001 ,011 ,000
,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Jumlah
Pearson
Correlation ,370
* ,607
** ,766
** ,731
** ,386
* ,857
** ,753
** ,828
** ,696
** 1
Sig. (2-
tailed) ,044 ,000 ,000 ,000 ,035 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Hasil Uji Reliabilitas Impulse Buying
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,882 9
165
Hasil Uji Normalitas
Sub – Struktur I
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 1,38162575
Most Extreme Differences
Absolute ,066
Positive ,066
Negative -,052
Kolmogorov-Smirnov Z ,661
Asymp. Sig. (2-tailed) ,774
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sub – Struktur II
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 4,27602079
Most Extreme Differences
Absolute ,081
Positive ,042
Negative -,081
Kolmogorov-Smirnov Z ,814
Asymp. Sig. (2-tailed) ,522
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
166
Hasil Uji Analisis Jalur
Sub – Struktur I
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change
df1 df2 Sig. F
Change
1 ,522a ,272 ,257 1,396 ,272 18,152 2 97 ,000
a. Predictors: (Constant), SA, GM
b. Dependent Variable: ER
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 70,730 2 35,365 18,152 ,000b
Residual 188,980 97 1,948
Total 259,710 99
a. Dependent Variable: ER
b. Predictors: (Constant), SA, GM
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,947 3,031 ,312 ,755
GM ,170 ,043 ,365 3,975 ,000
SA ,126 ,042 ,272 2,965 ,004
a. Dependent Variable: ER
167
Sub – Struktur II
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change
df1 df2 Sig. F
Change
1 ,554a ,307 ,286 4,342 ,307 14,193 3 96 ,000
a. Predictors: (Constant), ER, SA, GM
b. Dependent Variable: IB
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 802,839 3 267,613 14,193 ,000b
Residual 1810,151 96 18,856
Total 2612,990 99
a. Dependent Variable: IB
b. Predictors: (Constant), ER, SA, GM
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -17,876 9,434 -1,895 ,061
GM ,456 ,143 ,308 3,175 ,002
SA ,281 ,138 ,192 2,042 ,044
ER ,674 ,316 ,212 2,133 ,035
a. Dependent Variable: IB