analisis penerimaan pengguna aplikasi sistem …
TRANSCRIPT
1
ANALISIS PENERIMAAN PENGGUNA APLIKASI SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN GAJI TASPEN DENGAN MENGGUNAKAN
TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL
(Studi pada Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin)
Oleh:
Widya Junianti
Dosen Pembimbing:
Lutfi Harris, SE., M.Ak., Ak.
ABSTRAK
Kehadiran suatu teknologi baru dapat menimbulkan reaksi pada diri pengguna
baik reaksi menerima maupun menolak. Oleh karena itu, dianggap perlu untuk
menganalisis model penerimaan teknologi tersebut oleh para pengguna.Penelitian
Hanafi et al., (2012) menyatakan variabel persepsi kemanfaatan dan persepsi
kemudahaan penggunaan berpengaruh positif tehadap penerimaan pengguna
teknologi informasi, berbeda dengan penelitian Riskiawan (2012) variabel
persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahaan penggunaan tidak mempunyai
pengaruh terhadap penerimaan pengguna teknologi informasi. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji variabel-variabel yang mempengaruhi penerimaan
pengguna aplikasi Sistem Informasi Manajemen GajiTaspen dengan mengambil
variabel-variabel yang terdapat pada penelitian model Technology Acceptance
Model(TAM) oleh Davis et al., (1989) dan penelitian ini mengadopsi dari Gahtani
dan King (1999). Penelitian ini dilakukan pada Satuan Kerja Perangkat Daerahdi
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. Penelitian ini memperoleh respon
sebanyak 126 bendahara gaji yang merangkap menjadi operator pengguna aplikasi
Sistem Informasi Manajemen Gaji Taspen dan telah bekerja atau menggunakan
Sistem Informasi Manajemen Gaji minimal tiga bulan. Peneliti menggunakan
teknik regresi linear berganda dengan software SPSS versi 21 untuk menguji data
penelitian. Hasil analisis untuk model ini menunjukkan bahwa secara simultan
dan parsial variabel persepsi kemanfaatan, persepsi kemudahan penggunaan, dan
persepsi kenyamanan berpengaruh positif terhadap penerimaan pengguna aplikasi
Sistem Informasi Manajemen Gaji. Hal ini berarti penerimaan dari pengguna
Sistem Informasi Manajemen Gaji dipengaruhi oleh persepsi kemanfaatan,
persepsi kemudahan penggunaan, dan persepsi kenyamanan.
Kata Kunci: Technology Acceptance Model (TAM), Sistem Informasi Manajemen
Gaji
PENDAHULUAN
Teknologi informasi saat ini memainkan peranan penting dalam
mendukung pengambilan keputusan oleh manajemen. Perkembangan teknologi
2
informasi berdampak pada bidang akuntansi, terutama terhadap sistem informasi
akuntansi. Dampak nyata yang dirasakan adalah perubahan sistem pengolahan
data dari sistem manual digantikan oleh aplikasi sebagai alat proses
data.Kehadiran suatu teknologi baru dapat menimbulkan reaksi pada diri
pengguna baik reaksi menerima maupun menolak. Oleh karena itu, dianggap perlu
untuk mengetahui model penerimaan teknologi tersebut oleh para pengguna.
Faktor pengguna merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk
diperhatikan dalam penerapan suatu teknologi baru karena tingkat kesiapan
pengguna untuk menerima teknologi tersebut memiliki pengaruh besar dalam
menentukan keberhasilan penerapan teknologi tersebut.Hal ini tercermin melalui
kinerja pemakai sistem informasi.
Salah satu pendekatan yang digunakan untuk melihat kemudahan suatu
teknologi adalah Technology Acceptence Model (TAM). Penelitian paling luas
digunakan untuk meneliti adopsi teknologi informasi. TAM berfokus pada sikap
terhadap pemakaian teknologi informasi oleh pemakai dengan
mengembangkannya berdasarkan persepsi manfaat dan kemudahan dalam
pemakaian teknologi informasi. TAM merupakan satu diantara banyak model
penelitian yang berpengaruh dalam studi determinan akseptasi teknologi
informasi.Model TAM dikembangkan oleh Davis (1989) yang mengadaptasi
model Theory of Reasoned Action (TRA). Perbedaan mendasar antara TRA dan
TAM adalah penempatan sikap-sikap dari TRA, dimana TAM memperkenalkan
dua variabel kunci, yaitu perceived usefulness (persepsi kemanfaatan) dan
perceived ease of use (persepsi kemudahan penggunaan) yang memiliki relevansi
pusat untuk memprediksi sikap penerimaan pengguna (acceptance of IT) terhadap
teknologi. Ada dua variabel penting yang menentukan penerimaan terhadap
teknologi informasi, yakni kegunaan dan kemudahan.
Diketahui dari hasil identifikasi masalah oleh penelitian antara lain
kesalahan dalam mekanisme sistem seperti terlambatnya penurunan Surat
Keputusan (SK) pada PNS yang naik gaji berkala, kesalahan pencatatan seperti
terlanjur bayar gaji tunjangan anak, dan keterlambatan penyampaian kenaikan
pangkat yang mengakibatkan pemberian gaji dengan jumlah yang kurang. Hal
tersebut memberikan dampak negatif bagi pengguna dan instansi yang
berpengaruh pada kurangnya kepercayaan, niat perilaku, dan penggunaan sistem
seperti yang dijelaskan oleh (Davis, 1998). Selain itu, Sugiarto dan Lianto (2011)
menyatakan bahwa suatu aplikasi dapat diandalkan apabila memiliki kualitas yang
baik dan mampu memberikan kepuasan pada penggunanya. Oleh sebab itu,
dengan adanya kepuasan pengguna (user satisfaction) tersebut, maka akan timbul
penerimaan (acceptance) pada sistem informasi yang digunakan dalam organisasi
tersebut. Kepuasan pengguna (user satisfaction) merupakan salah satu indikator
dari keberhasilan pengembangan teknologi informasi yang ada. Untuk mengetahui
dan mengukur seberapa besar persepsi manfaat dan kegunaan sistem informasi,
seberapa sederhana dan mudah sistem informasi itu dipraktikkan dan seberapa
besar peningkatan kinerja dapat dicapai berkat adanya sistem informasi, peneliti
menggunakan model TAM sebagai alat ukur dalam penelitian ini.
Oleh karena itu, kemajuan perkembangan akuntansi yang cukup pesat ini,
akuntansi dituntut untuk lebih memberikan kontribusi yang positif terhadap para
3
pengguna. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Penerimaan Pengguna Aplikasi
Sistem Informasi Manajemen Gaji Taspen dengan Menggunakan Technology
Acceptance Model (Studi pada Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin)”.
TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Sistem Informasi
Sistem informasi (information system) adalah sekumpulan komponen yang
saling berhubungan, mengumpulkan atau mendapatkan, memroses, menyimpan,
dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan
pengawasan dalam suatu organisasi serta membantu manajer dalam mengambil
keputusan (Kent, 2008).
Komponen Sistem Informasi
1. Sumber Daya Manusia
Manusia dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem informasi.
2. Sumber Daya Hardware
Sumber daya hardware adalah semua peralatan yang digunakan dalam
pemrosesan informasi.
3. Sumber Daya Software
Sumber daya software adalah semua rangkaian perintah (instruksi) yang
digunakan untuk memroses informasi.
4. Sumber Daya Data
Sumber daya data bukan hanya sekedar bahan baku untuk memasukan sebuah
sistem informasi, melainkan sebagai dasar membentuk sumber daya
organisasi.
5. Sumber Daya Jaringan
Sumber daya jaringan merupakan media komunikasi yang menghubungkan
komputer, memroses komunikasi, dan peralatan lainnya, serta dikendalikan
melalui software komunikasi.
Peranan Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2005:10), terdapat tiga peran utama sistem informasi
dalam bisnis, yaitu:
1. Mendukung Proses Bisnis dan Operasional
Mulai dari akuntansi sampai dengan penelusuran pesanan pelanggan, sistem
informasi menyediakan dukungan bagi manajemen dalam operasi atau
kegiatan bisnis sehari-hari.
2. Mendukung Pengambilan Keputusan
Sistem informasi akan membantu para manajer membuat keputusan yang
lebih baik, lebih cepat, dan lebih bermakna.
3. Mendukung Strategi Untuk Keunggulan Kompetitif
Sistem informasi yang dirancang untuk membantu pencapaian sasaran
strategis perusahaan dapat menciptakan keunggulan bersaing di pasar.
4
Sistem Penggajian
Sistem penggajian atau kepegawaian adalah sistem yang mencakup
seluruh tahap pemrosesan penggajian pelaporan kepegawaian (Mulyadi,
2013:377). Sistem penggajian dan pengupahan menurut Mulyadi (2013:385)
adalah jaringan prosedur yang terdiri dari sebagai berikut:
1. Prosedur Pencatatan Waktu Hadir
Prosedur ini bertujuan untuk mencatat waktu hadir karyawan.
2. Prosedur Pencatatan Waktu Kerja
Perusahaan manufaktur yang produksinya berdasarkan pesanan, pencatatan
waktu kerja diperlukan bagi karyawan yang bekerja di fungsi produksi untuk
keperluan distribusi biaya dan upah karyawan kepada produk atau pesanan
yang menikmati jasa karyawan tersebut.
3. Prosedur Pembuatan Daftar Gaji
Data yang dipakai sebagai dasar pembuatan daftar gaji adalah surat-surat
keputusan mengenai pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat,
penurunan pangkat, pemberhentian karyawan, daftar gaji bulan sebelumnya
dan daftar hadir.
4. Prosedur Distribusi Biaya Gaji
Distribusi biaya tenaga kerja ini dimaksud untuk pengendalian biaya dan
perhitungan harga pokok produk.
5. Prosedur Pembayaran Gaji
Prosedur pembayaran gaji dan upah melibatkan fungsi akuntansi dan fungsi
keuangan.
Aplikasi SIM Gaji PT Taspen
SIM Gaji adalah sistem aplikasi penggajian yang dibangun oleh PT
Taspen (Persero) yang berfungsi untuk pengelolaan data gaji PNS daerah pada
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota melalui teknologi informasi yang dapat
diakses dan terintegrasi dengan unit kerja lainnya serta dapat menyajikan data
secara akurat, tepat, dan up to date (Taspen, 2016). Adapun keunggulan aplikasi
SIM Gaji Taspen ini, antara lain: (1) memiliki tingkat akurasi yang tinggi, dengan
proses pembuatan SPM gaji lebih cepat, sehingga tercapainya keakurasian data
dalam pembuatan SPM dan SP2D belanja gaji daerah, (2) mengurangi pekerjaan
klerikal, (3) mengubah cara kerja manual menjadi elektronik atau dengan sistem
akan terhindar dari kekeliruan user dalam proses entry data baik dalam hal
pembayaran gaji maupun terkait iuran dana pensiun yang dikelola oleh Taspen,
sehingga meminimalisir kesalahan atau perbedaan data, oleh karena itu data dapat
dipertanggung jawabkan, sehingga mengurangi risiko salah ketik dan salah
hitung, (4) mudah diimplementasikan dan maintancenya gratis tanpa biaya,
dengan harapan akan dapat memudahkan pekerjaan pemerintah dalam
pengelolaan data, sekaligus menjaga keakurasian data yang berkaitan dengan
pegawai negeri daerah (Siska, 2017).
Technology Acceptance Model (TAM)
Menurut Jogiyanto (2007:114), TAM menjelaskan dan memprediksi
penerimaan pengguna terhadap suatu teknologi dan menjelaskan perilaku dari
5
penggunaan teknologi. Model ini menempatkan faktor sikap dan tiap-tiap perilaku
pemakai dengan dua variabel, yaitu persepsi kemanfaatan (perceived usefulness)
dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use).
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Persepsi Kemanfaatan terhadap Penerimaan Pengguna Aplikasi
SIM Gaji
Persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) adalah suatu ukuran dimana
penggunaan teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang
menggunakannya (Wibowo, 2008) yang mendasarkan pada Davis (1989).
Keterkaitan persepsi kemanfaatan terhadap penerimaan pengguna aplikasi SIM
Gaji adalah jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi bermanfaat
maka dia akan menggunakannya atau menerima sistem tersebut. Berdasarkan
penjelasan yang telah diuraikan tersebut, peneliti merumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H1 : Persepsi kemanfaatan berpengaruh positif terhadap penerimaan
pengguna aplikasi SIM Gaji.
Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan terhadap Penerimaan
Pengguna Aplikasi SIM Gaji
Menurut Widyastuti (2009) yang mendasar pada Tsui Wa (2002),
mendefinisikan persepsi kemudahan penggunaan sebagai suatu persepsi dimana
seseorang tidak menemui adanya kesulitan dalam melakukan suatu aktivitas.
Keterkaitan persepsi kemudahan penggunaan terhadap penerimaan pengguna
aplikasi SIM Gaji adalah semakin mudah dalam pengoperasian SIM Gaji, maka
penerimaan pengguna aplikasi SIM Gaji akan meningkat. Berdasarkan penjelasan
yang telah diuraikan tersebut, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2 : Persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif terhadap
penerimaan pengguna aplikasi SIM Gaji.
Pengaruh Persepsi Kenyamanan terhadap Penerimaan Pengguna Aplikasi
SIM Gaji
Pikkarainen et al., (2007) yang mendasarkan pada Davis et al., (1992)
mengungkapkan bahwa kenyamanan merupakan kondisi dimana seseorang yang
menggunakan suatu teknologi dalam melakukan setiap aktivitasnya dan seseorang
tersebut menganggap menyenangkan untuk dirinya sendiri dalam melakukan
aktivitasnya tersebut. Keterkaitan persepsi kenyamanan terhadap penerimaan
pengguna aplikasi SIM Gaji adalah selama menggunakan sistem teknologi
informasi akanmemberikan rasa nyaman dalam bekerja pada pengguna, sehingga
kenyamanan akan secara langsung menentukan kelanjutan penerimaan
penggunaan aplikasi SIM Gaji. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan
tersebut, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3 : Persepsi kenyamanan berpengaruh positif terhadap penerimaan
pengguna aplikasi SIM Gaji.
6
Model Penelitian
Berdasarkan uraian telaah pustaka diatas, model penelitian yang dapat
dikemukakan adalah sebagai berikut.
Gambar 1
Kerangka Teoritis
H1
H2
H3
Sumber: Diolah oleh peneliti, 2018
METODE PENELITIAN
Populasi, Sampel, Data Penelitian, dan Sumber Data
Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah 126 SKPD seluruh
bendahara gaji yang tersebar di Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini, yaitu Purposive Sampling. Kriteria
sampel dalam penelitian ini, yaitu bendahara gaji yang merangkap menjadi
operator pengguna aplikasi SIM Gaji Taspen pada Pemerintah Kabupaten Musi
Banyuasin dan telah bekerja atau menggunakan SIM Gaji minimal tiga bulan.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.
Berdasarkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
Data primer dalam penelitian ini melalui penyebaran kuesioner terhadap
responden. Responden yang dimaksud adalah bendahara gaji yang terlibat dalam
penggunaan aplikasi SIM Gaji. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti
adalah kuesioner. Uji instrumen penelitian ini menggunakan uji validitas dan uji
reliabilitas dan teknik analisis data penelitian ini menggunakan metode regresi
linear berganda dengan bantuan SPSS 21.
Definisi Operasional Variabel
Tabel 1
Operasional Variabel
Variabel Indikator
Persepsi kemanfaatan
(Perceived of usefuness)
adalah suatu keadaan
1. Menjadikan pekerjaan
lebih mudah
2. Meningkatkan kinerja
Persepsi Kemanfaatan
Persepsi Kemudahan
Penggunaan Penerimaan
Persepsi Kenyamanan
7
dimana seseorang percaya
bahwa menggunakan sistem
tersebut dapat meningkatkan
kinerjanya dalam bekerja.
pekerjaan
3. Penyelesaian pekerjaan
lebih cepat
4. Teknologi yang
digunakan dirasakan
bermanfaat
(Wibowo, 2008)
Persepsi kemudahan
penggunaan (Perceived ease
of use) adalah suatu keadaan
dimana seseorang percaya
bahwa menggunakan sistem
tersebut dapat meringankan
pekerjaanya.
1. Mudah dipelajari
2. Keterampilan pengguna
3. Mudah digunakan
4. Jelas dan mudah dipahami
(Wibowo, 2008)
Persepsi kenyamanan
(Perceived of enjoyment)
adalah suatu keadaan
dimana seseorang merasa
nyaman dalam
menggunakan teknologi.
1. Terasa menarik
2. Terasa menyenangkan
3. Menikmati penggunaan
4. Kenyamanan untuk
penggunanya
5. Sikap bijaksana untuk
penggunanya
(Pikkarainen et al., 2007)
Penerimaan pengguna (User
acceptance) adalah kemauan
yang muncul didalam
kelompok pengguna untuk
menerapkan sistem
teknologi.
1. Selalu mengacu pada
informasi yang disediakan
2. Sangat bergantung pada
teknologi informasi
3. Niat menggunakan terus
4. Menerima penerapan
5. Durasi penggunaan
6. Menyediakan informasi
yang dibutuhkan
7. Menyediakan informasi
yang tepat
8. Menyediakan informasi
yang cukup
9. Kepuasan penggunaan
(Gahtani dan King, 1999)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh bendahara gaji di SKPD
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. Peneliti melakukan pengumpulan data
selama kurang lebih satu minggu dengan menyebarkan kuesioner penelitian
secara langsung. Peneliti melakukan penyebaran dan pengambilan data dimulai
8
dari tanggal 30 Maret 2018 sampai dengan 5 April 2018. Sebanyak 126 kuesioner
telah disebar pada periode tersebut dan jumlah kuesioner yang kembali sebanyak
126 kuesioner.
Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Tabel 2
Hasil Uji Validitas
Variabel Indikator r hitung dibanding r tabel Keterangan
X1
X1.1 0.726 > 0.306 Valid
X1.2 0.688 > 0.306 Valid
X1.3 0.741 > 0.306 Valid
X1.4 0.739 > 0.306 Valid
X2
X2.1 0.744 > 0.306 Valid
X2.2 0.898 > 0.306 Valid
X2.3 0.696 > 0.306 Valid
X2.4 0.840 > 0.306 Valid
X3
X3.1 0.483 > 0.306 Valid
X3.2 0.623 > 0.306 Valid
X3.3 0.854 > 0.306 Valid
X3.4 0.620 > 0.306 Valid
X3.5 0.559 > 0.306 Valid
Y
Y1.1 0.720 > 0.306 Valid
Y1.2 0.760 > 0.306 Valid
Y1.3 0.586 > 0.306 Valid
Y1.4 0.667 > 0.306 Valid
Y1.5 0.575 > 0.306 Valid
Y1.6 0.403 > 0.306 Valid
Y1.7 0.714 > 0.306 Valid
Y1.8 0.844 > 0.306 Valid
Y1.9 0.662 > 0.306 Valid
Y1.10 0.601 > 0.306 Valid
Y1.11 0.380 > 0.306 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
9
Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan terhadap item instrumen
yang digunakan dalam penelitian dapat dinyatakan valid karena telah
memenuhi kriteria pengujian validitas item instrumen yang digunakan, yaitu r
hitung > r tabel (0.306), sehingga semua butir dalam instrumen dikatakan
valid atau instrumen mampu mengukur variabel yang diteliti.
2. Uji Reliabilitas
Tabel 3
Hasil Uji Reliabilitas
Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang dilakukan terhadap item instrumen yang
digunakan dalam penelitian menunjukkan bahwa semua instrumen penelitian
dapat dinyatakan reliabel karena telah memenuhi kriteria pengujian reliabilitas
item instrumen yang digunakan, yakni nilai Cronbach’s Alpha > 0.6.
Hasil Uji Hipotesis
Hasil penghitungan analisis regresi (uji F) dilakukan dengan menggunakan
SPSS 21 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4
Hasil Analisis Regresi (Uji F)
Sumber: Data primer yang diolah (Lampiran 3)
Hasil analisis regresi (uji F) diatas menunjukkan nilai Adjusted R Square adalah
sebesar 0.443. Angka ini menunjukkan bahwa besarnya kontribusi pengaruh
antara variabel persepsi kemanfaatan (X1), persepsi kemudahan penggunaan (X2),
dan persepsi kenyamanan (X3) secara keseluruhan terhadap penerimaan pengguna
(Y) aplikasi SIM Gaji, yakni sebesar 0.443 atau 44.3% dan sisanya sebesar 0.557
atau 55.7% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian ini seperti
accuracy, format, ketepatan waktu (timeliness), attitude. Berdasarkan tabel 6
dapat dilihat bahwa nilai F hitung analisis regresi tersebut adalah 34.095 dan nilai
signifikan sebesar 0.000 < 0.05, sehingga variabel persepsi kemanfaatan (X1),
persepsi kemudahan penggunaan (X2), dan persepsi kenyamanan (X3) secara
simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan pengguna
aplikasi SIM Gaji (Y).
F R R Square Adjusted R
Square Sig.
34.095 0.675 0.456 0.443 0.000
10
Tabel 5
Hasil Uji Regresi (Uji t)
Model B T Sig.
Persepsi
Kemanfaatan (X1) 0.673 3,679 ,000
Persepsi Kemudahan
Penggunaan (X2) 0.501 2,093 ,038
Persepsi
Kenyamanan (X3) 0.954 8,761 ,000
Sumber: Data primer yang diolah (Lampiran 3)
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5, dapat dihasilkan persamaan regresi
berganda sebagai berikut:
Ha Model Regresi
H1, 2, 3 Y = 6.076 + 0.673X1 + 0.501X2 + 0.954X3 + e
1. Hipotesis 1
Hipotesis 1 dinyatakan bahwa variabel persepsi kemanfaatan (X1)
berpengaruh positif terhadap penerimaan pengguna aplikasi SIM Gaji.
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa variabel persepsi kemanfaatan (X1)
mempunyai t hitung sebesar 3.679 > t tabel 1.657 dengan nilai signifikansi (α)
= 0.000 ÷ 2 = 0,000 dengan kata lain nilai signifikansi < α atau 0.000 < 0.05
sehingga persepsi kemanfaatan (X1) berpengaruh positif terhadap penerimaan
pengguna (Y) aplikasi SIM Gaji. Berdasarkan hasil tersebut maka Hipotesis 1
diterima. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sekundera (2016), Yuda (2015), dan Santoso (2014).
2. Hipotesis 2
Hipotesis 2 dinyatakan bahwa variabel persepsi kemudahan penggunaan (X2)
berpengaruh positif terhadap penerimaan pengguna aplikasi SIM Gaji.
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa variabel persepsi kemanfaatan (X1)
mempunyai t hitung sebesar 2.093 > t tabel 1.657 dengan nilai signifikansi (α)
= 0.038 ÷ 2 = 0,019 dengan kata lain nilai signifikansi < α atau 0.000 < 0.05
sehingga persepsi kemudahan penggunaan (X2) berpengaruh positif terhadap
penerimaan pengguna (Y) aplikasi SIM Gaji.Berdasarkan hasil tersebut maka
Hipotesis 2 diterima. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Sekundera (2016), Yuda (2015), dan Santoso (2014).
3. Hipotesis 3
Hipotesis 3 dinyatakan bahwa variabel persepsi kenyamanan (X3)
berpengaruh positif terhadap penerimaan pengguna aplikasi SIM Gaji.
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa variabel persepsi kenyamanan (X3)
mempunyai t hitung sebesar 8.761 > t tabel 1.657 dengan nilai signifikansi (α)
= 0.000 ÷ 2 = 0,000 dengan kata lain nilai signifikansi < α atau 0.000 < 0.05
sehingga persepsi kenyamanan (X3) berpengaruh positif terhadap penerimaan
pengguna (Y) aplikasi SIM Gaji. Berdasarkan hasil tersebut maka Hipotesis 3
diterima. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Santoso
(2014).
11
Diskusi Hasil Penelitian
1. Pengaruh persepsi kemanfaatan (X1) terhadap penerimaan pengguna (Y)
aplikasi SIM Gaji
Berdasarkan hasil uji parsial (uji t) persepsi kemanfaatan berpengaruh
positif terhadap penerimaan pengguna aplikasi SIM Gaji Taspen, yang artinya
persepsi kemanfaatan dapat meningkatkan penerimaan pengguna melalui
aplikasi SIM Gaji. Berdasarkan hasil pengolahan data dari kuesioner, dapat
disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini memahami bahwa aplikasi
SIM Gaji Taspen dirasakan bermanfaat karena menggunakan aplikasi SIM
Gaji memungkinkan penggunanya dalam membantu mengurangi pekerjaan
klerikal atau operasional. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Sekundera (2016) yang meneliti penerimaan sistem core banking di Bank
ABC, dengan hasil bahwa variabel persepsi kemanfaatan (perceived
usefulness) berpengaruh positif terhadap penerimaan pengguna sistem core
banking. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuda (2015)
yang meneliti pengaruh terhadap minat perilaku menggunakan SIM Gaji di
Pemda Jember, dengan hasil bahwa variabel persepsi kemanfaatan (perceived
usefulness) berpengaruh positif terhadap minat perilaku menggunakan SIM
Gaji. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2014)
dengan meneliti penerimaan sistem teknologi informasi di kabupaten Sragen,
dengan hasil bahwa variabel persepsi kemanfaatan (perceived usefulness)
berpengaruh positif terhadap penerimaan sistem teknologi informasi. Hal ini
menunjukkan bahwa kemanfaatan atau kegunaan suatu sistem menjadi salah
satu aspek yang diperhitungkan agar sistem informasi bisa diterima pengguna.
Dengan demikian, jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi
berguna maka dia akan menggunakannya, sebaliknya jika seseorang merasa
percaya bahwa sistem informasi kurang berguna maka dia tidak akan
menggunakannya.
2. Pengaruh persepsi kemudahan penggunaan (X2) terhadap penerimaan
pengguna (Y) aplikasi SIM Gaji
Berdasarkan hasil uji parsial (uji t) persepsi kemudahan penggunaan
berpengaruh positif terhadap penerimaan pengguna aplikasi SIM Gaji Taspen,
yang artinya persepsi kemudahan dapat meningkatkan penerimaan pengguna
melalui aplikasi SIM Gaji. Berdasarkan hasil pengolahan data dari kuesioner,
dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini memahami bahwa
aplikasi SIM Gaji Taspen mudah digunakan, dianggap jelas dan mudah
dipahami karena pengguna merasa mudah mengoperasikannya. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Sekundera (2016) yang meneliti
penerimaan sistem core banking di Bank ABC, dengan hasil bahwa variabel
persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh positif
terhadap penerimaan pengguna sistem core banking. Penelitian yang
dilakukan oleh Yuda (2015) yang meneliti pengaruh terhadap minat perilaku
menggunakan SIM Gaji di Pemda Jember, dengan hasil bahwa variabel
persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh positif
terhadap minat perilaku menggunakan SIM Gaji. Begitu juga dengan
penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2014) dengan meneliti penerimaan
12
sistem teknologi informasi di kabupaten Sragen, dengan hasil bahwa variabel
persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh positif
terhadap penerimaan sistem teknologi informasi. Hal ini menunjukkan bahwa
kemudahan penggunaan menjadi salah satu daya tarik agar sistem informasi
bisa diterima pengguna. Dengan demikian, jika seseorang merasa percaya
bahwa sistem itu mudah digunakan maka dia akan menggunakannya,
sebaliknya jika seseorang merasa tidak percaya bahwa sistem informasi tidak
mudah digunakan maka dia tidak akan menggunakannya. Oleh sebab itu, jika
suatu kemudahan telah dirasakan oleh pengguna dalam menggunakan sistem
aplikasi maka akan membawa banyak manfaat bagi pengguna.
3. Pengaruh persepsi kenyamanan (X3) terhadap penerimaan pengguna (Y)
aplikasi SIM Gaji
Berdasarkan hasil uji parsial (uji t) persepsi kenyamanan berpengaruh
positif terhadap penerimaan pengguna aplikasi SIM Gaji Taspen, yang artinya
persepsi kenyamanan dapat meningkatkan penerimaan pengguna melalui
aplikasi SIM Gaji. Berdasarkan hasil pengolahan data dari kuesioner, dapat
disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini merasa nyaman
menggunakan aplikasi SIM Gaji Taspen karena rata rata responden menjawab
setuju pada variabel persepsi kenyamanan dan indikator paling kuat pada
variabel ini, artinya bahwa responden benar menganggap aplikasi SIM Gaji
Taspen menarik untuk digunakan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian Santoso (2014) yang meneliti penerimaan sistem teknologi
informasi di kabupaten Sragen, dengan hasil bahwa variabel persepsi
kenyamanan (perceived enjoyment) berpengaruh positif terhadap penerimaan
sistem teknologi informasi. Hal ini menunjukkan bahwa kenyamanan dalam
penggunaan menjadi salah satu hal yang sangat diperhatikan pengguna agar
sistem informasi bisa diterima. Dengan demikian, kenyamanan akan secara
langsung menentukan kelanjutan penggunaan aplikasi atau sistem teknologi
informasi.
PENUTUP
Simpulan
1. Persepsi kemanfaatan berpengaruh positif terhadap penerimaan pengguna
aplikasi SIM Gaji, hal ini berarti mendukung H1. Persepsi kemanfaatan
berpengaruh positif karena pengguna merasa dengan menggunakan aplikasi
SIM Gaji dapat meningkatkan kinerja. Artinya, semakin tinggi manfaat yang
dirasakan oleh pengguna, maka penerimaan pengguna aplikasi SIM Gaji
semakin tinggi, sehingga dia akan menggunakannya.
2. Persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif terhadap penerimaan
pengguna aplikasi SIM Gaji, hal ini berarti mendukung H2. Persepsi
kemudahan penggunaan berpengaruh positif karena penggunaan SIM Gaji
membutuhkan sistem yang mudah digunakan, sehinggaakan terus
diaplikasikan oleh instansi. Artinya, semakin mudah dalam pengoperasian
SIM Gaji, maka penerimaan pengguna aplikasi SIM Gaji juga semakin
meningkat, sehingga aplikasi SIM Gaji akan membawa banyak manfaat.
13
3. Persepsi kenyamanan berpengaruh positif terhadap penerimaan pengguna
aplikasi SIM Gaji, hal ini berarti mendukung H3. Persepsi kenyamanan
berpengaruh positif karena pemakaian sistem yang telah cukup lama oleh para
pengguna aplikasi SIM Gaji, untuk aktivitas kerja yang memberikan
kenyamanan dalam bekerja dibandingkan jika para pengguna melakukan
aktivitas kerja mereka tanpa menggunakan sistem teknologi informasi,
sehingga kenyamanan akan secara langsung menentukan kelanjutan
penggunaan aplikasi SIM Gaji.
4. Persepsi kemanfaatan (perceived usefulness), persepsi kemudahan
penggunaan (perceived ease of use), dan persepsi kenyamanan (perceived
enjoyment) secara simultan berpengaruh positif terhadap penerimaan aplikasi
SIMGaji. Hal ini dapat menjelaskan bahwa ketiga variabel tersebut secara
bersama-sama dapat membentuk penerimaan pengguna dalam menggunakan
aplikasi SIM Gaji.
Keterbatasan Penelitian
1. Pada kriteria sampel dalam penelitian ini adalah operator pengguna aplikasi
SIM Gaji pada Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dan telah bekerja atau
menggunakan SIM Gaji minimal tiga bulan, tetapi karakteristik responden
dalam penelitian ini berdasarkan masa kerja, sehingga tidak selaras dengan
kriteria sampel yang ada dalam penelitian ini, dimana seharusnya karakteristik
responden yang dicantumkan dalam penelitian ini, yaitu karakteristik
responden berdasarkan berapa lama menggunakan aplikasi SIM Gaji.
Demikian halnya dengan identitas responden dalam penelitian ini salah
satunya adalah masa kerja, tetapi kriteria sampel dalam penelitian ini, yaitu
operator aplikasi SIM Gaji yang menggunakan SIM Gaji minimal tiga bulan,
dimana seharusnya karakteristik identitas responden yang dicantumkan pada
kuesioner dalam penelitian ini adalah berapa lama menggunakan aplikasi SIM
Gaji.
2. Adanya kesulitan untuk memperoleh data secara cepat karena kesibukan
responden, sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam mengumpulkan
kuesioner dan berdampak dalam mengolah data menjadi lama karena
pengumpulan data yang tidak secara cepat dari responden. Walaupun telah
dicoba diminimalkan dengan mendatangi langsung setiap responden pada
SKPD yang bersangkutan.
Saran Penelitian
1. Penelitian dengan topik yang serupa di masa yang akan datang dapat
dilakukan kembali dengan menggunakan model penerimaan teknologi atau
technology acceptance model dengan menambahkan variabel yang sama atau
variabel lain seperti kompetensi, dukungan eksternal yang diteliti oleh
(Tanihatu, 2011) dan variabel akurasi, format, ketepatan waktu yang diteliti
oleh (Sekundera, 2016) agar bisa memberikan kontribusi pengaruh yang lebih
besardan hasil penelitian berikutnya dapat dilihat dan dinilai dari sudut
pandang yang lebih luas, sehingga nantinya dapat membantu pemerintah
daerah dalam memperbaiki dan meningkatkan performance system yang akan
14
digunakan oleh para pegawai (user). Selain itu, memperluas populasi untuk
beberapa Pemerintah Daerah di Provinsi Sumatera Selatan.
2. Untuk dapat memberikan generalisasi pengaruh persepsi kemanfaatan,
persepsi kemudahan penggunaan, dan persepsi kenyamanan terhadap
penerimaan pengguna aplikasi SIM Gaji, perlu dilakukan penelitian lanjutan
selain pada SKPD Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin atau SKPD pada
Pemerintah Daerah yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulah, N. H., Wahab, E., Shamsuddin, A., & Hamid, N. A. A. (2013).
Acceptance of computerized payroll system among smes’ managers using
technology acceptance model. International Conference on Technology
Management, Business and Entrepreneurship (pp. 301-306). Diakses dari
http://eprints.uthm.edu.my/5036.
Adam, D. A., Nelson, R. R., & Todd, P. A. (1992). Perceived usefulness, ease of
use and usage of information technology: a replication. Management
Information System Quarterly, 16(2), 227-250.
Akbar, P. (2008). Pengantar statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Averweg, U. R. (2008). Information technology acceptance in south africa: an
investigation of perceived usefulness, perceived ease of use, and actual
system use constructs. The African Journal of Information Systems, 1(1).
Budi, S. S. (2008). Persepsi pengguna terhadap kemanfaatan dan kemudahan
penggunaan aplikasi sistem informasi baru. JBMA, 3(1), 14-15.
Chau, P. Y. K. & Lai, V. S. K. (2003). An Emperical Investigation of the
Determinants of User Acceptence of Internet Banking. Journal of
Organizational Computing and Electronic Commerce, 13(2), 123-44.
Cheema, U., Rizwan, M., Jalal, R., Durrani, F., & Sohail, N. (2013). The trend of
online shopping in 21st century: impact of enjoyment in tam model. Asian
Journal of Empirical Research, 3(2), 131-141.
Davis, F. D. (1989). Perceived usefulness, perceived ease of use, and user
acceptance of information technology. Management Information System
Quarterly, 13(3), 319-340.
Delanty, A. C. (2015). Sistem penggajian pada sektor publik (studi kasus pada
dinas pendidikan kota malang). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB UB, 2(2).
Diakses dari http://jimfeb.ub.ac.id/ article/view/1367
Fatmariani. (2015). Perancangan kuesioner berdasarkan model davis. Jurnal
Teknologi dan Informatika, 5(3), 224-225.
Gahtani, S. S. (2001). The applicability of tam outside north america: an empirical
test in the united kingdom. Information Resources Management Journal,
14(3). Diakses dari http://www.idea-group.com/articles/details.asp?id=361
Gahtani, S. S. & King, M. (1999). Attitudes, satisfaction and usage: factors
contributing to each in the acceptance of information technology.
Behaviour dan Information Technology, 18(4), 277-297.
15
Ghozali, I. (2012). Aplikasi analisis multivariate dengan program ibm spss 21.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Goodhue, D. (1998). Is attitude: toward theoritical and definition clarity data base.
Fall Winter, 19(3-4), 6-15.
Hall, J. A. (2011). Sistem informasi akuntansi (edisi 4, A. A. Jusuf, Penerjemah).
Jakarta: Salemba Empat.
Hanafi, H., Kertahadi., & Susilo, H. (2012).Pengaruh persepsi kemanfaatan dan
persepsi kemudahan website ub terhadap sikap pengguna dengan
pendekatan tam. Diakses dari http://administrasibisnis.studentjournal.ub.
ac.id/jab/article/278-1223-1-PB.pdf
Igbaria, M. & Zinatelli, N. (1997). Personal computing acceptance factors in small
firm: a structural equation modelling. Management Information System
Quarterly, 21(3).
Indrawati. (2015). Metode penelitian manajemen dan bisnis, konvergensiteknologi
komunikasi dan informasi. Bandung: Refika Aditama.
Ives, B. & Baroudi, J. J. (1983). The measurement of user information
satisfaction. Communications of the ACM, 26(10), 785-793.
Jogiyanto, H. M. (2007). Sistem informasi keperilakuan. Yogyakarta: Andi.
Jogiyanto, H. M. (2010). Metodologi penelitian bisnis. Yogyakarta: BPFE.
Kartika, S. E. (2009). Analisis proses penerimaan sistem informasi icons dengan
menggunakan technology acceptance model pada karyawan PT Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk. di kota Semarang. Tesis. Universitas
Diponegoro. Diakses dari http://eprint.undip.ac.id/18077/1.pdf
Kent. (2008). Konsep sistem informasi manajemen. Yogyakarta.
Sukmadinata, N. S. (2011). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Kusrini, M., & Koniyo, A. (2007). Tuntutan praktis membangun sistem informasi
akuntansi dengan visual basic dan microsoft sql server. Yogyakarta: Andi.
Liao, C., Tsou, C., & Shu, Y. (2008). The roles of perceived enjoyment and price
perception in determining acceptance of multimedia-on-demand.
International Journal of Busines and Information, 3(1), 27-52.
Lubis, A. (2014). Evaluasi tingkat penerimaan sistem informasi pelayanan
pengadaan secara elektronik oleh pengusaha menggunakan metode
technology acceptance model. JurnalIlmiah Cano Ekonomos, 2(3).
Mahatmyo, A. (2012). Sistem informasi akuntansi. Yogyakarta: Deepublish
Publisher.
Medyawati, H. & Hermana, B. (2011). Peran bi-rtgs dan arsitektur perbankan
indonesia dalam perkembangan perbankan dan pertumbuhan ekonomi di
indonesia. Jurnal Elektronik, 15(3). Diakses dari
http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/ekbis/article/view/538
Mubaroka, D., Shodiq, N., & Junaidi. (2017). Perlakuan akuntansi sektor publik
Desa (studi kasus di desa benjor kecamatan tumpang kabupaten malang
jawa timur). Jurnal Riset Akuntansi, 6(9). Diakses dari
http://riset.unisma.ac.id/index.php/jra/article/download/379-1048-1PB.pdf
16
Muhammad, A. (2010). Analisis penerimaan komputer mikro dengan
menggunakan technology acceptance model pada kantor akuntan publik di
Jawa Tengah. Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang.
Mulyadi. (2013). Sistem akuntansi (edisi 3). Jakarta: Salemba Empat.
Muntianah, S. T., Astuti, E. S., & Azizah, D. F. (2012). Pengaruh minat perilaku
terhadap actual use teknologi informasi dengan pendekatan technology
acceptance model: studi kasus pada kegiatan belajar mahasiswa fakultas
administrasi universitas brawijaya malang. Profit, 6(1). Diakses dari http://
ejournalfia.ub.ac.id/index.php/profit/article/download/141/356
O’Brien, J. A. (2005). Pengantar sistem informasi: perspektif bisnis dan
manajerial (edisi 12, D. Fitiriasari dan D. A. Kwary, Penerjemah). Jakarta:
Salemba Empat.
Pikkarainen, T., Pikkarainen, K., Karjaluoto, H., & Panila, S. (2007). Consumer
acceptence of online banking: an extension of the technology acceptence
model. Internet Research, 14(3), 224-235.
Putrawan, N. A., Putri, M. A. D., & Ariyanto, D. (2017). Analisis efektivitas
sistem informasi manajemen daerah pemerintah kabupaten gianyar. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, 6(4). Diakses dari
http://ojs.unud.ac.id/EEB/article/28134-1-57200-1-10-20170405%20.pdf
Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah. Diakses dari
http://www.kpu.go.id/dmdocuments/UU_32_2004_Pemerintahan%20Daer
ah.pdf
Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Diakses dari http://www.djpk.depkeu.go.id/Downloads/UU-228-263-
UNDANG_UNDANG_REPUBLIK_INDONESIA_NOMOR_33_
TAHUN_2004.pdf
Republik Indonesia. (1999). Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian. Diakses dari http://www.taspen.co.id
Sanjaya, S. P. I. (2015). Pengaruh rasa manfaat dan kemudahan terhadap minat
berperilaku para mahasiswa dan mahasiswi fakultas teknik industri
universitas atma jaya yogyakarta dalam penggunaan internet. Kinerja,
9(2).
Santoso, B. (2014). Pengaruh perceived usefulness, perceived ease of use, dan
perceived enjoyment terhadap penerimaan teknologi informasi (studi
empiris di kabupaten sragen). Jurnal Akuntansi, 2(3).
Santoso, S. (2012). Aplikasi spss pada statistik parametrik. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Sanusi, A. (2017). Metodologi penelitian bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Sekaran, U. (2006). Research methods for business: a skill building approach.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Sekundera, C. (2016). Analisis penerimaan pengguna akhir dengan menggunakan
technology acceptance model dan end user computing satisfaction
terhadap penerapan sistem core banking pada bank abc. Program Studi
Magister Sains Akuntansi, Universitas Diponegoro.
17
Siagian, S. (1995). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Simanjuntak, P. (1985). Pengantar ekonomi sumber daya manusia. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Siska, W. (2017). Sinergikan aplikasi sim gaji taspen dan aplikasi simda. Diakses
dari http://sumeks.co.id
Soviani, S., Munir., & Wahyudin, A. (2011). Tingkat penerimaan media video
conference dalam proses pembelajaran dengan menggunakan technology
acceptance model. Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia, 4(1). Diakses
dari http://jurnal.upi.edu/ptik-ilkom/view/814.pdf
Sugiarto, S. & Lianto, S. (2011). Analisis penerapan aplikasi sistem akuntansi
persediaan menggunakan technology acceptance model pada distrik
navigasi kelas iii pontianak. Jurnal Ilmiah Sisfotenika, 1(2). Diakses dari
http:// jurnal.stmikpontianak.ac.id/file/sisfotenika.pdf
Sugiasmini, M. E., Atmadja, A. T., & Sulindawati, G. E. (2017). Evaluasi sistem
pengendalian internal pada sistem akuntansi penerimaan kas atas
pendapatan iklan dan sistem akuntansi penggajian dan pengupahan pada pt
guntur ib 29. Jurnal Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha, 7(1).
Diakses dari http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/S1ak/article/down
load/9420/6030/54-9420-1-SM.pdf
Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sunyoto, S. (2011). Analisis regresi untuk uji hipotesis. Yogyakarta: Caps WA,
Marsum.
Surachman, A. (2008). Analisis penerimaan sistem informasi perpustakaan
terpadu versi 3 di lingkungan universitas gadjah mada. Fihris, 1(2).
Susanto, A. (2013). Sistem informasi akuntansi. Bandung: Lingga Jaya.
Sutarman. (2012). Pengantar teknologi informasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Tangke, N. (2007). Analisa penerimaan penerapan teknik audit berbantuan
komputer dengan menggunakan technology acceptance model pada badan
pemeriksa keuangan republik indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
6, 10-28.
Taspen. (2016). Aplikasi sim gaji. Diakses dari http://e-klim.taspen.com
Taspen.(2017). Petunjuk pengoperasian program aplikasi gaji pns. Musi
Banyuasin: PT Taspen Persero.
Wibowo, A. (2008). Kajian tentang perilaku pengguna sistem informasi dengan
pendekatan technologhy acceptance model.Program Studi
SistemInformasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur.
Yuda, F. T. (2015).Pengaruh perceived usefulness dan perceived ease of use
terhadap minat perilaku menggunakan sim gaji dengan pengalaman
sebagai variabel pemoderasi. Jurnal Akuntansi, 12(3).