analisis penerapan activity based costing pada tarif …
TRANSCRIPT
JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017
ISSN 2355-9047 43
www.stie-ibek.ac.id
© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK
ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING
PADA TARIF JASA RAWAT INAP PT RUMAH SAKIT
BAKTI TIMAH PANGKALPINANG (Studi Kasus Pada PT Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang)
RESKI SUMANJAYA
FERY PANJAITAN
HARIYANI
Acounting Program
STIE-IBEK Bangka Belitung
Pangkal Pinang,Indonesia
Abstract - This research is titled “Analisis Penerapan Activity
Based Costing Pada Tarif Jasa Rawat Inap PT. Rumah Sakit Bakti
Timah Pangkalpinang”. This study aims to determine how the determination of inpatient service tariffs by using activity-based
costing in PT. Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang and to know
how big the difference of inpatient service tariff by using activity
based costing method. The data used from the hospital only includes data of 2015 and the determination of inpatient service tariffs to be
researched is a type of general care for the room rate alone,
excluding Rose room rates and Infant Incubator.
The results of this study indicate that the tariff of inpatient services by using activity-based costing, is done through three stages.
The first step, documenting data on tariff list of inpatient services and
then second phase, calculating the cost of inpatient by collecting cost
in cost pool having similar activity and then third step calculate the difference of inpatient service tariff based on activity based costing
system with tariff.
From the calculation of inpatient service tariff using the ABC
method known the amount of difference with the previous tariff is as follows; ABC method gives more expensive results of ICU space of Rp
52.846,65 or 6,22%, bansal Midwifery Class III Rp 44,132.31 or
25,22%, bansal Nusa Idah Class II Rp 13,759.99 or 5,50%, ClassIII
Rp 133,346.13 or 76,20%, and bansal Rajawali Class II Rp 15,348.52 or 6,14%, Class III Rp 102,796.53 or 58,74%. While for others, ABC
method gives cheaper results, bansal Melati VIP Rp 164,370.14 or
21,92% bansal Cendrawasih VVIP Rp 469,102.64 or 48,59%, VIP
class 364,399.89 or 48,59%, Main A 133,145.07, Class I 70,633.87 or 18,84%, Bansal Anggrek Main A Rp 114,958.10 or 24,20%, Main B
Rp 218,158.94 or 36,36%, bansal kebidanan Main A Rp 44,755.23 or
9,42%, kelas I Rp 48,018.55 or 12,80%, Class II Rp 14,166.32 or
5,67%, bansal Nusa Indah VIP Rp 180,888.51 or 30,15%, Main A Rp 93,759.36 main 19,74%, class I Rp 71,973.44 or 19,19%.
The difference that occurs between inpatient services tariff using
traditional method and Activity Based Costing method is caused by
the overhead cost for each product. In traditional cost accounting the overhead cost for each product is charged only to one cost driver
only. As a result there tends to be a distortion in the overhead loading.
While the ABC method has been able to allocate the cost of activity to each room appropriately based on the consumption of each activity.
Keywords: “Penerapan Activity Based Costing”
I. PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan organisasi yang kompleks dan
unik. Kompleks karena terdapat permasalahan yang sangat
rumit. Unik karena di rumah sakit terdapat suatu proses yang
menghasilkan jasa perhotelan sekaligus jasa medis dan
perawatan dalam bentuk pelayanan kepada pasien yang rawat
inap maupun berobat jalan. Dalam rumah sakit terdapat
berbagai macam fasilitas pengobatan dan berbagai macam
peralatan.
Rumah sakit swasta merupakan sebuah badan usaha yang
bergerak di bidang kesehatan yang punya orientasi keuntungan.
Jika tidak ada keuntungan, maka rumah sakit tersebut akan
tutup atau hanya jalan di tempat. Untuk mengendalikan biaya,
pihak rumah sakit memerlukan sistem akuntansi yang tepat,
khususnya metode penghitungan penentuan harga pokok
penjualan jasa rawat inap, guna menghasilkan informasi biaya
yang akurat berkenaan dengan biaya aktivitas pelayanannya.
Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal,
dibutuhkan biaya yang cukup besar dalam perencanaan,
pengorganisasian, pengoperasian, dan pengendalian yang baik.
Penentuan tarif jasa rawat inap merupakan suatu keputusan
yang sangat penting, karena dapat mempengaruhi profitabilitas
suatu rumah sakit.
Lingkungan bisnis yang turbulen menuntut perusahaan
(rumah sakit) untuk merespon dengan cepat dan tepat
perubahan yang diperkirakan akan terjadi dalam lingkungan
bisnis. Perubahan yang cepat yang terjadi di lingkungan bisnis
menuntut perubahan strategi dan pada gilirannya perubahan
strategi menuntut perubahan inisisatif strategik dan aktivitas
yang di gunakan untuk menjalankan bisnis. Manajemen
perusahaan (rumah sakit) memerlukan sistem informasi biaya
yang menyediakan informasi andal sebagai dasar untuk
mengelola aktivitas agar mampu merespon dengan cepat
perubahan lingkungan bisnis dengan cepat. (Mulyadi, 2003)
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan pada awal
1900-an lahirlah suatu sistem penentuan harga pokok
berdasarkan aktivitas yang dirancang untuk mengatasi distorsi
biaya. Sistem akuntansi ini disebut Activity Based Costing
(ABC). Dalam metode ABC, timbulnya biaya disebabkan oleh
adanya aktivitas yang dihasilkan produk. Pendekatan ini
menggunakan cost driver yang berdasar pada aktivitas yang
menimbulkan biaya dan akan lebih baik apabila diterapkan
pada perusahaan yang menghasilkan keanekaragaman produk.
(Gabryela Horman Pelo, 2012)
JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017
ISSN 2355-9047 44
www.stie-ibek.ac.id
© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK
Sistem Activity Based Costing dapat menyediakan
informasi perhitungan biaya yang lebih baik dan dapat
membantu manajemen mengelola perusahaan secara efisien
serta memperoleh pemahaman yang lebih baik atas keunggulan
kompetitif, kekuatan, dan kelemahan perusahaan. Sehingga
dengan metode Activity Based Costing dapat menyajikan
informasi harga pokok produk/jasa secara cermat dan akurat
bagi kepentingan manajemen.
II. LANDASAN TEORI
Pengertian Akuntansi
Pengertian akuntansi menurut American Accounting
Association adalah “Accounting as the process identifiying,
meansuring, and communicating information to permit
informed judgement and decisions by user of the informating”
Akuntansi merupakan : Proses mengidentifikasikan, mengukur
dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan
adanya penilaian dan tegas bagi mereka yang menggunakan
informasi tersebut”. (Wilopo, 2005).
Sejarah Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya berasal dari inggris dan diciptakan oleh
para insinyur industri (industrial engineer) untuk tujuan
perhitungan secara akurat kos produk. Informasi kos produk ini
di manfaatkan untuk dasar pengelolaan kegiatan produksi
produk dalam perusahaan manufaktur. Biaya yang
diperhitungkan dalam kos produk terbatas pada biaya yang
dominan dibandingkan dengan biaya pemasaran dan biaya
administrasi dan umum. Akuntansi Biaya yang berasal dari
inggris ini kemudian di kembangkan di U.S.A.. Akuntansi
biaya yang di desain untuk menghasilkan informasi kos produk
secara akurat ini berkembang di U.S.A sampai dengan tahun
1925. (Mulyadi, 2003).
Pengertian Akuntansi Biaya
Pengertian Akuntansi Biaya menurut Mulyadi, (1999)
“Akuntansi Biaya adalah proses pencatatan, dan penyajian
biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara –
cara tertentu serta penafsiran terhadapnya”. Sedangkan
menurut R.A Supriono, (2000) “Akuntansi Biaya adalah salah
satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam
menekan transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan
informasi biaya dalam bentuk laporan biaya”.
Pengertian Akuntansi Biaya menurut Kholmi dan
Yuningsih, (2009) menjelaskan pengertian akuntansi biaya
yaitu “Akuntansi Biaya adalah proses pelacakan pencatatan,
pengalokasian, pelaporan dan analisis terhadap berbagai
macam biaya yang berhubungan dengan aktivitas atau kegiatan
suatu perusahaan atau organisasi untuk menghasilkan barang
dan jasa”.
Definisi Biaya
Menurut Henry Simamora, (2002), Biaya adalah “kas atau
nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang
diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa
mendatang bagi organisasi”. Sedangkan menurut Atkinson et
al, (2007) Biaya adalah “nilai moneter dari barang dan jasa
yang dikeluarkan untuk mendapatkan keuntungan baik di masa
sekarang maupun di masa mendatang”. Biaya dapat juga
digunakan untuk membuat suatu produk, sehingga dapat dijual
dan menghasilkan keuntungan kas.
Pengelompokkan Biaya
Menurut Hansen dan Mowen, (2006), biaya
dikelompokkan ke dalam dua kategori fungsional utama, antara
lain :
1. Biaya produksi (manufacturing cost) adalah biaya yang
berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa.
Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai :
a. Bahan baku langsung, adalah bahan yang dapat di
telusuri ke barang atau jasa yang sedang diproduksi.
Biaya bahan langsung ini dapat dibebankan ke produk
karena pengamatan fisik dapat digunakan untuk
mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap
produk. Bahan yang menjadi bagian produk berwujud
atau bahan yang digunakan dalam penyediaan jasa pada
umumnya diklasifikasikan sebagai bahan langsung.
b. Tenaga kerja langsung, adalah tenaga kerja yang dapat
ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang diproduksi.
Seperti halnya bahan langsung, pengamatan fisik dapat
digunakan dalam mengukur kuantitas karyawan yang
digunakan dalam memproduksi suatu produk dan jasa.
Karyawan yang mengubah bahan baku menjadi produk
atau menyediakan jasa kepada pelanggan
diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung.
c. Overhead. Semua biaya produksi selain bahan langsung
dan tenaga kerja langsung dikelompokkan ke dalam
kategori biaya overhead. Kategori biaya overhead
memuat berbagai item yang luas. Banyak input selain
dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung
diperlukan untuk membuat produk. Bahan langsung
yang merupakan bagian yang tidak signifikan dari
produk jadi umumnya dimasukkan dalam kategori
overhead sebagai jenis khusus dari bahan tidak
langsung. Hal ini dibenarkan atas dasar biaya dan
kepraktisan. Biaya penelusuran menjadi lebih besar
dibandingkan dengan manfaat dari peningkatan
keakuratan. Biaya lembur tenaga kerja langsung
biasanya dibebankan ke overhead. Dasar pemikirannya
adalah bahwa tidak semua operasi produksi tertentu
secara khusus dapat diidentifikasi sebagai penyebab
lembur. Oleh sebab itu, biaya lembur adalah hal yang
umum bagi semua operasi produksi, dan merupakan
biaya manufaktur tidak langsung.
2. Biaya nonproduksi (non-manufacturing cost) adalah biaya
yang berkaitan dengan fungsi perancangan, pengembangan,
pemasaran, distribusi, layanan pelanggan, dan administrasi
umum. Terdapat dua kategori biaya nonproduksi yang
lazim, antara lain :
a. Biaya penjualan atau pemasaran, adalah biaya yang
diperlukan untuk memasarkan, mendistribusikan, dan
melayani produk atau jasa.
b. Biaya administrasi, merupakan seluruh biaya yang
berkaitan dengan penelitian, pengembangan, dan
administrasi umum pada organisasi yang tidak dapat
dibebankan ke pemasaran ataupun produksi.
Administrasi umum bertanggung jawab dalam
memastikan bahwa berbagai aktivitas organisasi
terintegrasi secara tepat sehingga misi perusahaan
secara keseluruhan dapat terealisasi.
Pengertian Harga Pokok Produksi
Pengertian Harga Pokok Produksi menurut Bastian
Bustami dan Nurlela, (2010) Harga Pokok Produksi adalah :
“Kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017
ISSN 2355-9047 45
www.stie-ibek.ac.id
© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK
ditambah persediaan produk dalam proses awal dan dikurang
persediaan produk dalam proses akhir. Harga pokok produksi
terikat pada periode waktu tertentu. Harga pokok produksi
akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada persediaan
produk dalam proses awal dan akhir.”
Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi
Menurut Mulyadi (2010) dalam perusahaan berproduksi
umum, informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk
jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk :
1. Menentukan harga jual produk.
2. Memantau realisasi biaya produksi.
3. Menghitung laba atau rugi periodik.
4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan
produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.
Akuntansi Biaya Konvensional
Sistem Akuntansi Biaya Konvensional adalah sistem yang
menyediakan informasi mengenai kumpulan dan alokasi biaya
dari objek biaya, dimana biaya ditelusuri ke setiap produk
sebab setiap bagian produk mengkonsumsi sumber daya.
Sistem Biaya Konvensional akan dapat mengukur harga
pokok produk dengan tepat bila semua sumber daya yang
dikonsumsi oleh produk memiliki proporsi yang sama dengan
jumlah unit yang diproduksi, akan tetapi karena dalam sistem
konvensional menggunakan dasar pembebanan ini, sedangkan
produk mengkonsumsi sebagian besar sumber daya pendukung
yang proporsinya tidak sama dengan jumlah unit yang
dihasilkan, sehingga terjadi distorsi biaya.
Pengguna sistem akuntansi biaya konvensional menyadari
kecenderungan distorsi pada data biaya yang dihasilkan dari
sebuah sistem perhitungan biaya seringkali berusaha untuk
membuat penyesuaian dengan menggunakan intuisi dan
cenderung kurang tepat atas informasi biaya tanpa memahami
dampak keseluruhannya, sehingga mendistorsi informasi biaya.
Informasi biaya yang tidak akurat dapat mengarah pada hasil-
hasil strategis yang tidak diinginkan, seperti keputusan lini
produk yang salah, penetapan harga yang tidak realistis, dan
alokasi sumber daya yang tidak efektif. (Muh Akbar, 2011 :
14-15)
Menurut Cooper dan Kaplan, (1991), terdistorsinya
informasi yang dihasilkan sistem akuntansi biaya konvensional
disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Adanya biaya-biaya yang dialokasikan ke produk yang
tidak berkaitan sama sekali dengan produk yang
menimbulkan biaya-biaya tersebut.
2. Adanya biaya-biaya yang tidak dihubungkan dengan
produk yang dihasilkan ataupun dengan konsumen yang
dilayani.
3. Adanya perhitungan biaya produk hanya terhadap sebagian
ouput dari perusahaan.
4. Adanya pengalokasian biaya yang tidak akurat ke suatu
produk.
5. Adanya usaha untuk mengalokasikan joint cost dan
common cost ke suatu produk.
Menurut Mulyadi, (2003) “Akuntansi biaya tradisional
tidak dapat menyediakan fakta yang di butuhkan oleh
manajemen untuk pengelolaan terhadap operasi perusahaan”,
ada beberapa penyebab akuntansi biaya tidak mampu
menyediakan informasi tentang fakta tersebut:
1. Akuntansi biaya tradisional hanya menyajikan informasi
biaya, namun kurang atau sedikit sekali menyediakan
informasi.
2. Akuntansi biaya tradisional menyediakan informasi biaya
berdasarkan pusat pertanggungjawaban .
3. Akuntansi biaya tradisional menyediakan informasi tentang
kos produkyang tidak akurat.
Pengertian Activity Based Costing System
Menurut Supriyono (2002), “Sistem biaya berdasarkan
aktivitas (activity based cost system) adalah sistem yang terdiri
atas dua tahap yaitu pertama melacak biaya pada berbagai
aktivitas, dan kemudian ke berbagai produk”. Tunggal, (2009)
mengemukakan,“bahwa Activity Based Costing adalah metode
costing yang mendasarkan pada aktivitas yang didesain untuk
memberikan informasi biaya kepada para manajer untuk
pembuatan keputusan strategis dan keputusan lain yang
mempengaruhi kapasitas dan biaya tetap”. Sedangkan menurut
Bustami dan Nurlela, (2009), Activity Based Costing adalah
“metode membebankan biaya aktivitas -aktivitas berdasarkan
besarnya pemakaian sumber daya dan membebankan biaya
pada objek biaya, seperti produk atau pelanggan, berdasarkan
besarnya pemakaian aktivitas, serta untuk mengukur biaya dan
kinerja dari aktivitas yang terkait dengan proses dan objek
biaya”.
Pengertian Sistem Activity Based Costing yang lain
menurut Garrison dan Norren, (2000) adalah “Metode costing
yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi
manajer untuk keputusan strategik dan keputusan lainnya yang
mungkin akan mempengaruhi kapasitas dan juga biaya tetap”.
Sedangkan Hansen dan Mowen, (2006) mengemukakan bahwa
“Sistem biaya berdasarkan aktivitas (activity based cost
System) pertama-tama menelusuri biaya aktivitas dan kemudian
produk”.
Syarat Penerapan Activity Based Costing
Menurut (Supriyono, 2001: 246), dalam penerapannya
penentuan harga pokok dengan menggunakan sistem Activity
Based Costing (ABC) menyaratkan tiga hal:
1. Perusahaan mempunyai tingkat diversifikasi yang tinggi.
Sistem ABC menyaratkan bahwa perusahaan memproduksi
beberapa macam produk atau lini produk yang diproses
dengan menggunakan fasilitas yang sama. Kondisi yang
demikian tentunya akan menimbulkan masalah dalam
membebankan biaya ke masing-masing produk.
2. Tingkat persaingan industri yang tinggi, yaitu terdapat
beberapa perusahaan yang menghasilkan produk yang sama
atau sejenis, maka perusahaan akan semakin meningkatkan
persaingan untuk memperbesar pasarnya. Semakin besar
tingkat persaingan maka semakin penting peran informasi
tentang harga pokok dalam mendukung pengambilan
keputusan manajemen.
3. Biaya overhead lebih dominan dibandingkan biaya tenaga
kerja langsung. Sistem ABC akan kehilangan relevansinya
bila biaya tenaga kerja langsung lebih dominan
dibandingkan dengan biaya overhead, karena penggunaan
akuntansi biaya tradisionalpun akan lebih akurat.
Menurut Supriyono, (2001), ada dua hal mendasar yang
harus dipenuhi sebelum kemungkinan penerapan metode ABC,
yaitu:
1. Biaya berdasarkan non unit harus merupakan persentase
yang signifikan dari biaya overhead. Jika hanya terdapat
biaya overhead yang dipengaruhi hanya oleh volume
produksi dari keseluruhan overhead pabrik maka jika
digunakan akuntansi biaya tradisionalpun informasi biaya
yang dihasilkan masih akurat sehingga penggunaan sistem
JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017
ISSN 2355-9047 46
www.stie-ibek.ac.id
© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK
ABC kehilangan relevansinya. Artinya ABC akan lebih
baik diterapkan pada perusahaan yang biaya overheadnya
tidak hanya dipengaruhi oleh volume produksi saja.
2. Rasio konsumsi antara aktivitas berdasarkan unit dan
berdasarkan non unit harus berbeda. Jika rasio konsumsi
antar aktivitas sama, itu artinya semua biaya overhead yang
terjadi bisa diterangkan dengan satu pemicu biaya. Pada
kondisi ini penggunaan sistem ABC justru tidak tepat
karena sistem ABC hanya dibebankan ke produk dengan
menggunakan pemicu biaya baik unit maupun non unit
(memakai banyak cost driver). Apabila berbagai produk
rasio konsumsinya sama, maka sistem akuntansi biaya
tradisional atau sistem ABC membebankan biaya overhead
dalam jumlah yang sama. Jadi perusahaan yang
produksinya homogen (diversifikasi paling rendah)
mungkin masih dapat menggunakan sistem tradisional
tanpa ada masalah.
Activity Based Costing Pada Perusahaan Jasa
Departemen jasa menurut Garrison, (2000) adalah
“Semua yang meliputi departemen-departemen yang tidak
langsung berkaitan dengan aktivitas operasi suatu organisasi.”
Departemen jasa berfungsi sebagai penyedia jasa atau
membantu penyediaan aktivitas-aktivitas yang diperlukan
dalam operasi organisasi. Prinsip utama penerapan Activity
Based Costing System baik untuk departemen jasa maupun
untuk perusahaan jasa tidak berbeda. Kedua organisasi tersebut
(departemen jasa dan perusahaan jasa) sama-sama
menghasilkan produk yang sulit untuk diidentifikasikan.
Perbedaan ABC dan Biaya Produk Tradisional
Perbedaan lain antara sistem ABC dan sistem tradisional
yaitu bahwa semua sistem ABC adalah sistem perhitungan
biaya dua tahap, sementara sistem tradisional bisa merupakan
sistem perhitungan satu atau dua tahap. Dalam sistem ABC,
tahap pertama kelompok biaya (cost pool) aktivitas dibentuk
ketika biaya sumber daya dialokasikan ke aktivitas berdasarkan
pemicu sumber daya. Di tahap kedua, biaya aktivitas
dialokasikan dari kelompok biaya aktivitas ke produk atau
objek biaya final lainnya. Tetapi, sistem biaya tradisional
menggunakan dua tahap hanya apabila departemen atau pusat
biaya lain dibuat. Biaya sumber daya dialokasikan ke pusat
biaya di tahap pertama, dan kemudian biaya dialokasikan dari
pusat biaya ke produk di tahap kedua. Beberapa sistem
tradisional hanya terdiri dari satu tahap karena sistem tersebut
tidak menggunakan pusat biaya yang terpisah, tetapi tidak ada
sistem ABC yang hanya terdiri dari satu tahap (Carter Usry :
2006).
Metode ABC memperbaiki keakuratan perhitungan harga
pokok produk dengan mengakui bahwa banyak dari biaya
overhead tetap bervariasi dalam proporsi untuk berubah selain
berdasarkan volume produksi. Dengan memahami apa yang
menyebabkan biaya-biaya tersebut meningkat dan menurun,
biaya tersebut dapat ditelusuri kemasing-masing produk.
Hubungan sebab akibat ini memungkinkan manajer untuk
memperbaiki ketepatan kalkulasi biaya produk yang dapat
secara signifikan memperbaiki pengambilan keputusan
(Hansen dan Mowen, 2004).
Pengertian Biaya Overhead
Menurut Armanto, (2006) definisi biaya overhead pabrik
adalah “semua biaya pabrikasi selain dari bahan baku dan
buruh langsung (biaya pemeliharaan, biaya penyusutan gedung,
dsb)”.
Biaya overhead pabrik memiliki dua ciri khas yang harus
dipertimbangkan dalam pembebanannya pada hasil produksi
secara layak. Ciri-ciri ini menyangkut hubungan khusus antara
overhead pabrik dengan (1) produk itu sendiri dan (2) jumlah
volume produksi. Berbeda dengan bahan langsung dan upah
(buruh) langsung, biaya overhead pabrik merupakan bagian
yang tidak berwujud dari barang jadi. Ciri kedua menyangkut
perubahan sebagian unsur biaya overhead karena adanya
perubahan volume produksi, yaitu overhead bisa bersifat tetap,
variabel atau semi variabel.
1. Biaya Overhead Variabel (Variabel Factory Overhead
Cost)
Total biaya overhead variabel berubah-ubah sebanding
dengan unit yang diproduksi, yaitu semakin besar unit yang
diproduksi, semakin tinggi total biaya variabelnya. Biaya
variabel per unit konstan walaupun produksi berubah.
2. Biaya Overhead Tetap (Fixed Factory Overhead Cost)
Total biaya overhead pabrik tetap adalah konstan dalam
tingkat hasil tertentu, tanpa dipengaruhi oleh adanya
perubahan tingkat produksi sampai suatu tingkat hasil
tertentu (relevan range). Contoh biaya overhead pabrik
tetap adalah sewa gedung pabrik.
3. Biaya Overhead Semi Variabel
Biaya overhead semi variabel adalah biaya yang sifatnya
tidak semuanya tetap dan juga tidak semuanya variabel,
tetapi mempunyai karakteristik keduanya. Biaya overhead
pabrik semi variabel akhirnya harus dipisahkan ke
komponen biaya tetap atau biaya variabel untuk keperluan
perencanaan dan pengendalian.
Pembebanan Biaya Overhead Pada Activity Based Costing
Menurut Mulyadi, (1993), prosedur pembebanan biaya
overhead dengan sistem ABC melalui dua tahap kegiatan:
a. Tahap Pertama Pengumpulan biaya dalam cost pool yang
memiliki aktifitas yang sejenis atau homogen, terdiri dari 4
langkah :
1. Mengidentifikasi dan menggolongkan biaya kedalam
berbagai aktivitas.
GAMBAR II.1
Identifikasi Biaya ke Aktivitas
Sumber: Mulyadi (2003:11)
2. Mengklasifikasikan aktivitas biaya kedalam berbagai
aktivitas, pada langkah ini biaya digolongkan kedalam
aktivitas yang terdiri dari 4 kategori yaitu: Unit level
activity costing, Batch related activity costing, product
sustaining activity costing, facility sustaining activity
costing.
JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017
ISSN 2355-9047 47
www.stie-ibek.ac.id
© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK
GAMBAR II. 2
Identifikasi Aktivitas ke Produk / jasa
Sumber : Mulyadi (2003:14)
3. Mengidentifikasi cost driver
Dimaksudkan untuk memudahkan dalam penentuan
tarif perunit cost driver.
4. Menentukan tarif / unit Cost driver Adalah biaya per
unit Cost driver yang dihitung untuk suatu aktivitas.
Tarif perunit cost driver dapat dihitung dengan rumus
sbb:
b. Tahap ke dua
Penelusuran dan pembebanan biaya aktivitas ke masing-
masing produk yang menggunakan cost driver.
Pembebanan biaya overhead dari setiap aktivitas dihitung
dengan rumus sbb:
GAMBAR II.3
Proses Pengolahan Data Pada Tahap Perkembangan
Pengendalian Biaya Melalui ABC sistem
Sumber : Mulyadi (2003:27)
Cost Driver
Cost driver adalah setiap aktivitas yang menimbulkan
biaya. Cost driver merupakan faktor yang dapat menerangkan
konsumsi biaya-biaya overhead. Faktor ini menunjukkan suatu
penyebab utama tingkat aktivitas yang akan menyebabkan
biaya dalam aktivitas-aktivitas selanjutnya.
Landasan penting untuk menghitung biaya berdasarkan
aktivitas adalah dengan mengidentifikasi pemicu biaya atau
cost driver untuk setiap aktivitas. Pemahaman yang tidak tepat
atas pemicu akan mengakibatkan ketidaktepatan pada
pengklasifikasian biaya, sehingga menimbulkan dampak bagi
manajemen dalam mengambil keputusan.
Kerangka Konseptual
Agar penelitian ini mudah dipahami maka digambarkan
kerangka konseptual sebagai berikut :
GAMBAR II.4
Kerangka konseptual
Sumber : Penulis
III. METODOLOGI PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
a. Jenis
Adapun jenis data yang digunakan dalam penulisan ini
adalah :
1. Data Kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari dalam
perusahaan yang bukan dalam bentuk angka-angka
tetapi dalam bentuk lisan maupun tertulis seperti
gambaran umum perusahaan, prosedur-prosedur
perusahaan, dan pembagian tugas masing-masing
departemen dalam perusahaan.
2. Data Kuantitatif, yaitu data atau informasi yang
diperoleh dari perusahaan dalam bentuk angka-angka,
seperti laporan jumlah pelanggan, laporan biaya-biaya
yang terkait, dan lain-lain.
b. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data data primer, yaitu data yang diperoleh dengan
mengadakan pengamatan secara langsung pada perusahaan
serta melakukan wawancara langsung dengan pihak
pimpinan dan sejumlah personil yang ada kaitannya dengan
penelitian ini dan data sekunder, yaitu data yang diperoleh
dengan jalan mengumpulkan dokumen-dokumen serta
arsip-arsip perusahaan yang ada kaitannya dengan dengan
penulisan ini.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data sehubungan dengan penulisan ini,
metode yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (Library
Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara
mempelajari dan mengumpulkan bahan-bahan kepustakaan,
dan literatur-literatur yang ada kaitannya dengan penulisan
skripsi ini dan penelitian lapangan (field research), yaitu
penelitian yang dilakukan dengan meninjau langsung tempat
yang menjadi objek penelitian. Penelitian tersebut dilaksanakan
dengan cara sebagai berikut:
1. Observasi
Teknik penelitian yang dilakukan dengan mengadakan
pengamatan secara langsung dalam perusahaan untuk
Jumlah aktivitas
Tarif perunit Cost driver =
Cost driver
BOP yang di bebankan = Tarif unit cost driver
x cost driver yang dipilih
JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017
ISSN 2355-9047 48
www.stie-ibek.ac.id
© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK
mendapatkan data-data yang berhubungan dengan
pembahasan penelitian yang dilakukan.
2. Wawancara
Teknik penelitian yang dilakukan dengan mengadakan
wawancara atau tanya-jawab dengan pihak perusahaan
yang ditunjuk atau pejabat berwenang yang ada
hubungannya dengan data - data proses produksi dan biaya
produksi yang dibahas dalam penelitian ini.
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data-data
atau dokumendokumen yang ada hubungannya dengan
penelitian yang akan dilakukan.
Data-data tersebut meliputi:
a. Profil PT. Rumah Sakit Bakti Timah
b. Struktur organisasi PT. Rumah Sakit Bakti Timah
c. Data tarif rawat inap 2015
d. Data jumlah ruang rawat inap 2015
e. Data - data biaya aktivitas rawat inap tahun 2015
f. Data jumlah hari rawat inap tahun 2015
g. Data luas bangunan dan ruang rawat inap tahun 2015
Teknik Analisis Data
Data yang diperlukan diperoleh dengan cara pengumpulan
data, kemudian dianalisis berdasarkan pertanyaan penelitian.
Data yang diperlukan adalah tentang aktivitas - aktivitas biaya
rawat inap. Setelah pengumpulan data selesai, dilakukan
penghitungan biaya dengan menggunakan sistem ABC melalui
dua tahap, yaitu:
1. Tahap pertama
Mendokumentasikan data - data tentang daftar tarif rawat
inap yang digunakan oleh pihak PT. Rumah Sakit Bakti
Timah Pangkalpinang.
2. Tahap kedua
Menghitung biaya rawat inap dengan cara pengumpulan
biaya dalam cost pool yang memiliki aktivitas yang sejenis,
terdiri dari 5 langkah:
a. Mengidentifikasi dan menggolongkan biaya kedalam
berbagai aktivitas.
b. Mengklasifikasikan aktivitas biaya ke dalam berbagai
aktivitas, pada langkah ini biaya digolongkan kedalam
aktivitas yang terdiri dari 4 kategori: unit level
activities, batch level activities, product sustaining
activities, facility sustaining activities.
c. Mengidentifikasikan cost driver yang dimaksudkan
untuk memudahkan dalam penentuan tarif / unit cost
driver.
d. Menentukan tarif / unit cost driver yang artinya biaya
per unit cost driver yang dihitung untuk suatu aktivitas.
Tarif/unit cost driver dapat dihitung dengan rumus sbb:
e. Penelusuran dan pembebanan biaya aktivitas ke masing-
masing produk yang menggunakan cost driver.
Pembebanan biaya overhead dari setiap aktivitas
dihitung dengan rumus sbb:
3. Tahap ketiga
Menghitung selisih tarif rawat inap rumah sakit berdasarkan
Activity Based Costing System dengan tarif rawat inap
sebelumnya. Kemudian menganalisis harga rawat inap
antara kedua metode tersebut dan membuat kesimpulan.
IV. PEMBAHASAN
Tarif Jasa Rawat Inap Dengan Activity Based Costing
Penentuan tarif Jasa Rawat Inap Dengan Activity Based
Costing Pada PT. Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang
dilakukan untuk setiap bagian atau unit yang menghasilkan
jasa. Biaya–biaya dari bagian atau unit yang sifatnya umum
proses pembebanannya dilakukan dengan cara alokasi.
Perhitungan tarif jasa rawat inap dengan mengakui bahwa
banyak biaya overhead tetap bervariasi dalam proporsi untuk
berubah selain berdasarkan volume produk. Dengan
memahami apa yang menyebabkan biaya, maka biaya-biaya
tersebut dapat dilacak atau ditelusuri pada berbagai produk
secara individual.
Dalam sistem ABC, tahap pertama kelompok biaya (cost
pool) aktivitas dibentuk ketika biaya sumber daya dialokasikan
ke aktivitas berdasarkan pemicu sumber daya. Di tahap kedua,
biaya aktivitas dialokasikan dari kelompok biaya aktivitas ke
produk atau objek biaya final lainnya.
Penyajian Data Rawat Inap
Dalam menentukan tarif jasa rawat inap dengan metode
activity based costing, data-data yang dibutuhkan antara lain
adalah data tarif rawat inap, hari rawat inap, data tempat tidur
dan data pendukung jumlah ruangan rawat inap
.
Mengidentifikasi Aktivitas
Dalam mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang menjadi
pemicu biaya, peneliti mengamati secara langsung proses dari
awal pasien rawat inap yang datang untuk berobat sampai
pasien meninggalkan PT. Rumah Sakit Bakti Timah
Pangkalpinang Aktivitas – aktivitas yang ditemui adalah
sebagai berikut:
1. Aktivitas Pelayanan Perawatan Pasien
Aktivitas pelayanan perawatan pasien adalah aktivitas yang
dilakukan oleh perawat seperti mencatat perkembangan
kesehatan pasien, mengganti inpus pasien, melakukan tensi,
dan memberikan pertolongan pada pasien jika pasien
membutuhkan bantuan.
Aktivitas ini digolongkan kedalam Unit Level Activity Cost.
Dari analisa data yang diperoleh maka yang dijadikan cost
driver untuk menentukan biaya per unit cost driver adalah
jumlah perawat dan jumlah tempat tidur pasien rawat inap.
2. Aktivitas Visite Dokter
Aktivitas visite Dokter adalah aktivitas Dokter Umum
ataupun Dokter Spesialis yang melakukan kunjungan setiap
hari kepada setiap pasien rawat inap.
Aktivitas ini digolongkan kedalam Unit Level Activity Cost.
Dari analisa data yang di peroleh maka yang dijadikan cost
driver untuk menentukan tarif per unit cost driver adalah
jumlah hari rawat inap.
3. Aktivitas Satpam
Adalah aktivitas yang bertanggung jawab menjaga
keamanan terhadap setiap wilayah PT. Rumah Sakit Bakti
Timah Pangkalpinang.
Aktivitas ini digolongkan kedalam Bacth Related Activity
Based Costing. Dari analisa data yang di peroleh maka
Tarif per unit cost driver = Jumlah aktivitas
Cost driver
BOP yang dibebankan = tarif perunit cost driver x
cost driver yang dipilih
JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017
ISSN 2355-9047 49
www.stie-ibek.ac.id
© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK
yang dijadikan cost driver untuk menentukan tarif per unit
cost driver adalah Luas Wilayah (M²).
4. Aktivitas Maintenance
Adalah Aktivitas yang bertanggung jawab memperbaiki
dan perawatan terhadap peralatan di seluruh Bangunan PT.
Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang.
Aktivitas ini digolongkan kedalam Bacth Related Activity
Based Costing. Dari analisa data yang di peroleh maka
yang dijadikan cost driver untuk menentukan tarif per unit
cost driver adalah Luas Wilayah (M²).
5. Aktivitas Kebersihan
Adalah aktivitas yang melakukan pembersihan dan menjaga
agar seluruh wilayah PT. Rumah Sakit Bakti Timah
Pangkalpinang tetap bersih dan aktivitas ini dikerjakan oleh
pihak ketiga (Koperasi Karyawan Rumah Sakit Bakti
Timah).
Aktivitas ini digolongkan kedalam Unit Level Activity Cost.
Dari analisa data yang di peroleh maka yang dijadikan cost
driver untuk menentukan tarif per unit cost driver adalah
Luas Wilayah (M²).
6. Aktivitas Laundry
Aktivitas laundry adalah aktivitas pencucian sprei, bed
cover sarung bantal, tirai, baju operasi, handuk dan
sebagainya. Aktivitas ini dikerjakan oleh pihak luar
(Perusahan Pesona Mutiara laundry).
Aktivitas ini digolongkan kedalam Unit Level Activity Cost.
Dari analisa data yang diperoleh maka yang dijadikan cost
driver untuk menentukan tarif per unit cost driver adalah
jumlah hari rawat inap.
7. Aktivitas Pelayanan Makan Pasien
Aktivitas pelayanan makan pasien adalah aktivitas
pelayanan rumah sakit kepada pasien dengan menyediakan
makanan sebanyak 3 kali dalam sehari. Dan aktivitas ini di
kerjakan oleh pihak ketiga (Koperasi Karyawan Rumah
Sakit Bakti Timah).
Aktivitas ini digolongkan kedalam Unit Level Activity Cost.
Dari analisa data yang diperoleh maka yang dijadikan cost
driver untuk menentukan tarif per unit cost driver adalah
jumlah hari rawat inap.
8. Aktivitas Pemeliharaan Bangunan
Aktivitas pemeliharaan bangunan adalah aktivitas berupa
pengecetan dan renovasi yang dilakukan tiap tahun secara
rutin oleh rumah sakit. Aktivitas pemeliharaan bangunan
merupakan pengganti biaya penyusutan karena rumah sakit
tidak melakukan penyusutan pada bangunannya.
Aktivitas ini digolongkan kedalam Bacth Related Activity
Based Costing. Dari analisa data yang di peroleh maka
yang dijadikan cost driver untuk menentukan tarif per unit
cost driver adalah Luas Wilayah (M²).
9. Aktivitas Telepon
Aktivitas telepon adalah aktivitas PT. Rumah Sakit Bakti
Timah untuk dapat terus terhubung kepada pihak keluarga
maupun calon pasien rawat inap yang membutuhkan
informasi terkait rawat inap maupun rawat jalan.
Aktivitas ini digolongkan kedalam Unit Level Activity Cost.
Dari analisa data yang diperoleh maka yang dijadikan cost
driver untuk menentukan tarif per unit cost driver adalah
jumlah aktivitas pelayanan PT. Rumah Sakit Bakti Timah
Pangkalpinang.
10. Aktivitas Listrik
Aktivitas listrik adalah aktivitas perhitungan biaya listrik
terhadap fasilitas ruangan rawat inap yaitu berupa
perangkat elektronik yang ada di dalam ruangan rawat inap.
Aktivitas ini digolongkan kedalam Unit Level Activity Cost.
Dari analisa data yang diperoleh maka yang dijadikan cost
driver untuk menentukan tarif per unit cost driver adalah
jumlah beban KWH per 24 jam.
11. Aktivitas Penyusutan Inventaris kantor
Aktivitas penyusutan inventaris kantor adalah Aktivitas
perhitungan penyusutan biaya pada tiap kantor Perawat dan
Dokter setiap bansal di PT. Rumah Sakit Bakti Timah.
Aktivitas ini digolongkan kedalam Facility Sustaning
Actyvity Cost. Dari analisa data yang diperoleh maka yang
dijadikan cost driver untuk menentukan tarif per unit cost
driver adalah jumlah hari rawat.
12. Aktivitas Penyusutan Peralatan Medis
Aktivitas penyusutan peralata medis adalah aktivitas
Perhitungan penyusutan biaya pada tiap alat medis yang
ada di tiap ruangan pasien rawat inap PT. Rumah Sakit
Bakti Timah.
Aktivitas ini digolongkan kedalam Facility Sustaning
Actyvity Cost. Dari analisa data yang diperoleh maka yang
dijadikan cost driver untuk menentukan tarif per unit cost
driver adalah jumlah hari rawat.
Membebankan Biaya Untuk Tiap Aktivitas
Setelah mengetahui aktivitas – aktivitas yang ada di PT.
Rumah Sakit Bakti Timah, mengklrarifikasikan ke dalam
berbagai aktivitas dan mengidentifikasikan cost driver maka
langkah yang di lakukan selanjutnya adalah membebankan
biaya ke masing masing aktivitas untuk menentukan tarif per
unit cost driver dan pembebanan biaya ke masing – masing
produk.
Menentukan Tarif Rawat Inap
1. ICU (Intensive Care Unit)
Untuk ruangan ICU, dikarenakan Bangsal ICU hanya
memili satu jenis kelas rawat inap, maka jumlah cost driver
bangsal langsung di bagi dengan jumlah hari rawat untuk
mendapatkan tarif jasa rawat inap.
TABEL IV.1
Perhitungan Tarif ICU Dengan Metode Activity Based
Costing
No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015
1 Perawat Rp 565,352,152.93
2 Dokter Rp 171,045,000.00
3 Satpam Rp 9,025,109.36
4 Maintenance Rp 3,720,768.80
5 Kebersihan Rp 33,822,681.44
6 Laundry Rp 38,647,900.00
JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017
ISSN 2355-9047 50
www.stie-ibek.ac.id
© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK
7 Pelayanan Makan Pasien Rp 54,476,989.30
8 Pemeliharaan Bangunan Rp 21,230,917.92
9 Listrik Rp 158,545,285.00
10 Telepon Rp 4,718,901.37
11 Penyusutan Inventaris
Kantor Rp 3,350,000.00
12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 79,971,000.00
Jumlah Rp 1,143,906,706.12
Sumber: Data diolah
Untuk mencari tarif harga rawat inap ICU tahun 2015
adalah : Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat
Tarif Rawat Inap = Rp 1,143,906,706.12 / 1267
= Rp 902,846.65
2. Melati
Untuk VIP Melati, dikarenakan bangsal melati hanya
memili satu jenis kelas rawat inap, maka jumlah cost driver
bansal langsung di bagi dengan jumlah hari rawat untuk
mendapatkan tarif jasa rawat inap.
TABEL IV.2
Perhitungan tarif VIP Melati dengan metode Activity Based
Costing
No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015
1 Perawat Rp 297,553,764.70
2 Dokter Rp 139,950,000.00
3 Satpam Rp 10,917,471.00
4 Maintenance Rp 4,500,930.00
5 Kebersihan Rp 40,914,534.00
6 Laundry Rp 61,711,450.00
7 Pelayanan Makan Pasien Rp 66,860,077.64
8 Pemeliharaan Bangunan Rp 25,682,562.00
9 Listrik Rp 249,746,684.00
10 Telepon Rp 4,718,901.37
11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 1,611,700.00
12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 6,486,350.00
Jumlah Rp 910,654,424.71
Sumber : Data diolah
Untuk mencari tarif harga rawat inap VIP Melati
tahun 2015 adalah :
Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat
Tarif Rawat Inap = Rp 910,654,424.71 / 1555
= Rp 585,629.86
3. Cendrawasih
Untuk menghitung tarif jasa rawat inap VVIP
cendrawasih yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver
dari tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.
TABEL IV.3
Perhitungan tarif VVIP Cendrawasih dengan metode
Activity Based Costing
No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015
1 Perawat Rp 29,755,376.47
2 Dokter Rp 18,597,500.00
3 Satpam Rp 2,365,452.05
4 Maintenance Rp 975,201.50
5 Kebersihan Rp 8,864,815.70
6 Laundry Rp 4,267,813.59
7 Pelayanan Makan Pasien Rp 7,438,452.37
8 Pemeliharaan Bangunan Rp 5,564,555.10
9 Listrik Rp 56,514,532.80
10 Telepon Rp 171,039.17
11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 158,520.56
12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 421,983.68
Jumlah Rp 135,095,242.98
Sumber : Data diolah
Untuk mencari tarif harga rawat inap VVIP
Cendrawasih tahun 2015 adalah : Tarif Rawat inap =
Jumlah aktivitas / Hari rawat
Tarif Rawat Inap = Rp 135,095,242.98 / 173
= Rp 780,897.36
Untuk menghitunga tarif jasa rawat inap VIP
cendrawasih yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver
dari tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.
TABEL IV.4
Perhitungan Tarif VIP Cendrawasih Dengan Metode
Activity Based Costing
No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015
1 Perawat Rp 119,021,505.88
2 Dokter Rp 79,110,000.00
3 Satpam Rp 946,180.82
4 Maintenance Rp 390,080.60
5 Kebersihan Rp 3,545,926.28
6 Laundry Rp 21,684,440.13
7 Pelayanan Makan Pasien Rp 37,794,217.52
8 Pemeliharaan Bangunan Rp 2,225,822.04
9 Listrik Rp 70,405,790.40
10 Telepon Rp 869,037.15
11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 805,431.03
12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 2,144,067.37
Jumlah Rp 338,942,499.22
Sumber : Data di olah
Untuk mencari tarif harga rawat inap VIP
Cendrawasih tahun 2015 adalah : Tarif Rawat inap =
Jumlah aktivitas / Hari rawat
Tarif Rawat Inap = Rp 338,942,499.22 / 879
= Rp385,600.11
Untuk menghitunga tarif jasa rawat inap Utama A
cendrawasih yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver
dari tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.
JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017
ISSN 2355-9047 51
www.stie-ibek.ac.id
© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK
TABEL IV.5
Perhitungan Tarif Utama A Cendrawasih Dengan Metode
Activity Based Costing
No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015
1 Perawat Rp 29,755,376.47
2 Dokter Rp 24,420,000.00
3 Satpam Rp 909,789.25
4 Maintenance Rp 375,077.50
5 Kebersihan Rp 3,409,544.50
6 Laundry Rp 7,302,155.04
7 Pelayanan Makan Pasien Rp 12,727,063.01
8 Pemeliharaan Bangunan Rp 2,140,213.50
9 Listrik Rp 18,863,961.60
10 Telepon Rp 292,645.05
11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 271,225.92
12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 722,006.76
Jumlah Rp101,189,058.60
Sumber : Data diolah
Untuk mencari tarif harga rawat inap Utama A
Cendrawasih tahun 2015 adalah :
Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat
Tarif Rawat Inap = Rp 101,189,058.60 / 296
= Rp 341,854.93
Untuk menghitunga tarif jasa rawat inap Kelas I
cendrawasih yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver
dari tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.
TABEL IV.6
Perhitungan Tarif Kelas I Cendrawasih Dengan Metode
Activity Based Costing
No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015
1 Perawat Rp 416,575,270.58
2 Dokter Rp 248,312,500.00
3 Satpam Rp 701,837.42
4 Maintenance Rp 289,345.50
5 Kebersihan Rp 2,630,220.04
6 Laundry Rp 84,492,841.24
7 Pelayanan Makan Pasien Rp 147,264,158.14
8 Pemeliharaan Bangunan Rp 1,651,021.84
9 Listrik Rp 125,657,975.50
10 Telepon Rp 3,386,180.01
11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 3,138,340.49
12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 8,354,301.19
Jumlah Rp 1,042,453,991.96
Sumber : Data di olah
Untuk mencari tarif harga rawat inap Kelas I
Cendrawasih tahun 2015 adalah :
Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat
Tarif Rawat Inap = Rp 1,042,453,991.96 / 3425
= Rp 304,366.13
4. Anggrek
Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Utama A
Anggrek yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver dari
tiap aktivitas dibagi dengan jumlah hari rawat.
TABEL IV.7
Perhitungan Tarif Utama A Anggrek Dengan Metode
Activity Based Costing
No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015
1 Perawat Rp 380,868,818.82
2 Dokter Rp 210,210,000.00
3 Satpam Rp 382,111.49
4 Maintenance Rp 157,532.55
5 Kebersihan Rp 1,432,008.69
6 Laundry Rp 55,027,642.88
7 Pelayanan Makan Pasien Rp 109,555,934.29
8 Pemeliharaan Bangunan Rp 898,889.67
9 Listrik Rp 143,783,640.00
10 Telepon Rp 3,773,936.19
11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 1,985,280.68
12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 9,310,963.82
Jumlah Rp 917,386,759.06
Sumber : Data diolah
Untuk mencari tarif harga rawat inap Utama A
Anggrek tahun 2015 adalah :
Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat
Tarif Rawat Inap = Rp 917,386,759.06 / 2548
= Rp 360,041.90
Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Utama B
Anggrek yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver dari
tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.
TABEL IV.8 Perhitungan Tarif Dengan Metode Activity Based Costing
No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015
1 Perawat Rp 95,217,204.70
2 Dokter Rp 52,635,000.00
3 Satpam Rp 436,698.84
4 Maintenance Rp 180,037.20
5 Kebersihan Rp 1,636,581.36
6 Laundry Rp 13,778,507.12
7 Pelayanan Makan Pasien Rp 27,431,980.41
8 Pemeliharaan Bangunan Rp 1,027,302.48
9 Listrik Rp 47,497,824.00
10 Telepon Rp 944,965.18
11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 497,099.32
JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017
ISSN 2355-9047 52
www.stie-ibek.ac.id
© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK
12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 2,331,395.18
Jumlah Rp 243,614,595.80
Sumber : Data di olah
Untuk mencari tarif harga rawat inap Utama B
Anggrek tahun 2015 adalah :
Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat
Tarif Rawat Inap = Rp 243,614,595.80 / 638
= Rp 381,841.06
5. Kebidanan
Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Utama A
Kebidanan yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver
dari tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.
TABEL IV.9
Perhitungan Tarif Utama A Kebidanan Dengan Metode
Activity Based Costing
No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015
1 Perawat Rp 59,510,752.94
2 Dokter Rp 26,565,000.00
3 Satpam Rp 909,789.25
4 Maintenance Rp 375,077.50
5 Kebersihan Rp 3,409,544.50
6 Laundry Rp 3,721,697.07
7 Pelayanan Makan Pasien Rp 13,844,980.71
8 Pemeliharaan Bangunan Rp 2,140,213.50
9 Listrik Rp 25,889,659.74
10 Telepon Rp 289,040.56
11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 157,093.37
12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 1,725,967.78
Jumlah Rp 138,538,816.92
Sumber : Data di olah
Untuk mencari tarif harga rawat inap Utama A
Kebidanan tahun 2015 adalah :
Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat
Tarif Rawat Inap = Rp 138,538,816.92 / 322
= Rp 430,244.77
Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Kelas I
Kebidanan yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver
dari tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.
TABEL IV.10
Perhitungan Tarif Dengan Metode Activity Based Costing
No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015
1 Perawat Rp 59,510,752.94
2 Dokter Rp 29,652,500.00
3 Satpam Rp 618,656.69
4 Maintenance Rp 255,052.70
5 Kebersihan Rp 2,318,490.26
6 Laundry Rp 4,727,248.76
7 Pelayanan Makan Pasien Rp 17,585,705.31
8 Pemeliharaan Bangunan Rp 1,455,345.18
9 Listrik Rp 14,852,687.76
10 Telepon Rp 367,135.37
11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 199,537.85
12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 2,192,300.68
Jumlah Rp 133,735,413.51
Sumber : Data di olah
Untuk mencari tarif harga rawat inap Kelas I
Kebidanan tahun 2015 adalah :
Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat
Tarif Rawat Inap = Rp 133,735,413.51 / 409
= Rp 326,981.45
Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Kelas II
Kebidanan yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver
dari tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.
TABEL IV.11
Perhitungan Tarif Kelas II Kebidanan Dengan Metode
Activity Based Costing
No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015
1 Perawat Rp 59,510,752.94
2 Dokter Rp 45,427,500.00
3 Satpam Rp 400,307.27
4 Maintenance Rp 165,034.10
5 Kebersihan Rp 1,500,199.58
6 Laundry Rp 7,778,578.04
7 Pelayanan Makan Pasien Rp 28,936,869.61
8 Pemeliharaan Bangunan Rp 941,693.94
9 Listrik Rp 9,515,304.72
10 Telepon Rp 604,112.73
11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 328,334.90
12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 3,607,379.86
Jumlah Rp 158,716,067.69
Sumber : Data di olah
Untuk mencari tarif harga rawat inap Kelas II
Kebidanan tahun 2015 adalah :
Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat
Tarif Rawat Inap = Rp 158,716,067.69 / 673
= Rp 235,833.68
Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Kelas III
Kebidanan yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver
dari tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.
JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017
ISSN 2355-9047 53
www.stie-ibek.ac.id
© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK
TABEL IV.12
Perhitungan Tarif Kelas III Kebidanan Dengan Metode
Activity Based Costing
No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015
1 Perawat Rp 89,266,129.41
2 Dokter Rp 65,340,000.00
3 Satpam Rp 327,524.13
4 Maintenance Rp 135,027.90
5 Kebersihan Rp 1,227,436.02
6 Laundry Rp 12,586,733.26
7 Pelayanan Makan Pasien Rp 46,823,552.76
8 Pemeliharaan Bangunan Rp 770,476.86
9 Listrik Rp 14,812,185.96
10 Telepon Rp 977,531.59
11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 531,287.82
12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 5,837,201.58
Jumlah Rp 238,635,087.30
Sumber : Data di olah
Untuk mencari tarif harga rawat inap Kelas III
Kebidanan tahun 2015 adalah :
Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat
Tarif Rawat Inap = Rp 238,635,087.30 / 1089
= Rp 219,132.31
6. Nusa Indah
Untuk menghitung tarif jasa rawat inap VIP Nusa
Indah yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver dari tiap
aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.
TABEL IV.13
Perhitungan Tarif VIP Nusa Indah Dengan Metode Activity
Based Costing
No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015
1 Perawat Rp 65,775,042.72
2 Dokter Rp 40,140,000.00
3 Satpam Rp 1,728,599.58
4 Maintenance Rp 712,647.25
5 Kebersihan Rp 6,478,134.55
6 Laundry Rp 6,538,581.12
7 Pelayanan Makan Pasien Rp 19,176,588.18
8 Pemeliharaan Bangunan Rp 4,066,405.65
9 Listrik Rp 40,150,704.00
10 Telepon Rp 444,014.77
11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 163,813.73
12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 1,549,193.98
Jumlah Rp 186,923,725.54
Sumber : Data di olah
Untuk mencari tarif harga rawat inap VIP Nusa Indah
tahun 2015 adalah :
Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat
Tarif Rawat Inap = Rp 186,923,725.54 / 446
= Rp 419,111.49
Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Utama A Nusa
Indah yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver dari tiap
aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.
TABEL IV.14
Perhitungan Tarif Utama A Nusa Indah Dengan Metode
Activity Based Costing
No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015
1 Perawat Rp 32,887,521.36
2 Dokter Rp 23,100,000.00
3 Satpam Rp 727,831.40
4 Maintenance Rp 300,062.00
5 Kebersihan Rp 2,727,635.60
6 Laundry Rp 4,104,938.82
7 Pelayanan Makan Pasien Rp 12,039,113.66
8 Pemeliharaan Bangunan Rp 1,712,170.80
9 Listrik Rp 27,793,920.00
10 Telepon Rp 278,753.67
11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 102,842.70
12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 972,588.15
Jumlah Rp 106,747,378.16
Sumber : Data diolah
Untuk mencari tarif harga rawat inap Utama A Nusa
Indah tahun 2015 adalah:
Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat
Tarif Rawat Inap = Rp 106,747,378.16 / 280
= Rp 381,240.64
Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Kelas I Nusa
Indah yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver dari tiap
aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.
TABEL IV.15
Perhitungan Tarif Kelas I Nusa Indah Dengan Metode
Activity Based Costing
No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015
1 Perawat Rp 65,775,042.72
2 Dokter Rp 58,072,500.00
3 Satpam Rp 800,614.54
4 Maintenance Rp 330,068.20
5 Kebersihan Rp 3,000,399.16
6 Laundry Rp 11,743,057.12
7 Pelayanan Makan Pasien Rp 34,440,464.43
8 Pemeliharaan Bangunan Rp 1,883,387.88
9 Listrik Rp 62,804,808.00
10 Telepon Rp 797,434.60
11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 294,203.58
JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017
ISSN 2355-9047 54
www.stie-ibek.ac.id
© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK
12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 2,782,296.82
Jumlah Rp 242,724,277.05
Sumber : Data di olah
Untuk mencari tarif harga rawat inap Kelas I Nusa
Indah tahun 2015 adalah :
Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat
Tarif Rawat Inap = Rp 242,724,277.05 / 801
= Rp303,026.56
Kelas II Nusa Indah
Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Kelas II Nusa
Indah yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver
dari tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.
TABEL IV.16
Perhitungan Tarif Kelas II Nusa Indah Dengan Metode Activity
Based Costing
No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015
1 Perawat Rp 295,987,692.25
2 Dokter Rp 156,262,500.00
3 Satpam Rp 194,088.37
4 Maintenance Rp 80,016.53
5 Kebersihan Rp 727,369.49
6 Laundry Rp 33,939,047.73
7 Pelayanan Makan Pasien Rp 99,537,671.85
8 Pemeliharaan Bangunan Rp 456,578.88
9 Listrik Rp 12,223,200.00
10 Telepon Rp 2,304,695.50
11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 850,288.76
12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 8,041,219.90
Jumlah Rp 610,604,369.27
Sumber : Data diolah
Untuk mencari tarif harga rawat inap Kelas II Nusa
Indah tahun 2015 adalah :
Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat
Tarif Rawat Inap = Rp 610,604,369.27 / 2315
= Rp 263,759.99
Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Kelas III Nusa
Indah yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver dari tiap
aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.
TABEL IV.17
Perhitungan Tarif Kelas III Nusa Indah Dengan Metode
Activity Based Costing
No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015
1 Perawat Rp 164,437,606.81
2 Dokter Rp 53,880,000.00
3 Satpam Rp 87,339.77
4 Maintenance Rp 36,007.44
5 Kebersihan Rp 327,316.27
6 Laundry Rp 13,165,125.21
7 Pelayanan Makan Pasien Rp 38,611,157.38
8 Pemeliharaan Bangunan Rp 205,460.50
9 Listrik Rp 1,801,747.20
10 Telepon Rp 894,002.83
11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 329,831.23
12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 3,119,229.14
Jumlah Rp 276,894,823.78
Sumber : Data diolah
Untuk mencari tarif harga rawat inap Kelas III Nusa
Indah tahun 2015 adalah :
Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat
Tarif Rawat Inap = Rp 276,894,823.78 / 898
= Rp 308,346.13
8. Rajawali
Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Kelas II
Rajawali yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver dari
tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.
TABEL IV.18
Perhitungan Tarif Kelas II Rajawali Dengan Metode
Activity Based Costing
No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015
1 Perawat Rp 363,440,669.74
2 Dokter Rp 230,512,500.00
3 Satpam Rp 276,980.28
4 Maintenance Rp 114,190.26
5 Kebersihan Rp 1,038,016.88
6 Laundry Rp 81,777,138.86
7 Pelayanan Makan Pasien Rp 146,834,189.80
8 Pemeliharaan Bangunan Rp 651,576.11
9 Listrik Rp 52,855,730.80
10 Telepon Rp 3,219,789.85
11 Penyusutan Inventaris Kantor -
12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 25,444,403.53
Jumlah Rp 906.165.186,11
Sumber : Data di olah
Untuk mencari tarif harga rawat inap Kelas II
Rajawali tahun 2015 adalah :
Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat
Tarif Rawat Inap = Rp 906.165.186,11 / 3415
= Rp 265,348.52
Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Kelas III
Rajawali yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver dari
tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.
JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017
ISSN 2355-9047 55
www.stie-ibek.ac.id
© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK
TABEL IV.19
Perhitungan Tarif Kelas III Rajawali Dengan Metode
Activity Based Costing
No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015
1 Perawat Rp 201,911,483.19
2 Dokter Rp 95,400,000.00
3 Satpam Rp 476,729.57
4 Maintenance Rp 196,540.61
5 Kebersihan Rp 1,786,601.32
6 Laundry Rp 38,074,861.14
7 Pelayanan Makan Pasien Rp 68,364,966.85
8 Pemeliharaan Bangunan Rp 1,121,471.87
9 Listrik Rp 21,017,987.40
10 Telepon Rp 1,499,111.52
11 Penyusutan Inventaris Kantor -
12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 11,846,735.47
Jumlah Rp 441,696,488.93
Sumber : Data di olah
Untuk mencari tarif harga rawat inap Kelas III
Rajawali tahun 2015 adalah :
Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat
Tarif Rawat Inap = Rp 441,696,488.93 / 1590
= Rp 277,796.53
Menghitung Selisih Tarif
Untuk mengetahui seberapa besar selisih metode
tradisional dengan metode activity based costing maka
dilakukan perbandingan tarif dengan presentase dan rupiah.
Berikut tabel perbandingan tarif jasa rawat inap tahun
2015:
TABEL IV.20
Selisih Tarif Jasa Rawat Inap Metode Tradisional dan Activity Based Costing
No Kelas Tradisional Activity Based Costing Selisih Keterangan
1 Intensive Care Unit
ICU Rp 850,000.00 Rp 902,846.65 6.22% Lebih Mahal
2 Melati
VIP Rp 750,000.00 Rp 585,629.86 21.92% Lebih Murah
3 Cendrawasih
VVIP Rp 1,250,000.00 Rp 780,897.36 37.53% Lebih Murah
VIP Rp 750,000.00 Rp 385,600.11 48.59% Lebih Murah
Utama A Rp 475,000.00 Rp 341,854.93 28.03% Lebih Murah
Kelas I Rp 375,000.00 Rp 304,366.13 18.84% Lebih Murah
4 Anggrek
Utama A Rp 475,000.00 Rp 360,041.90 24.20% Lebih Murah
Utama B Rp 600,000.00 Rp 381,841.06 36.36% Lebih Murah
5 Kebidanan
Utama A Rp 475,000.00 Rp 430,244.77 9.42% Lebih Murah
Kelas I Rp 375,000.00 Rp 326,981.45 12.80% Lebih Murah
Kelas II Rp 250,000.00 Rp 235,833.68 5.67% Lebih Murah
Kelas III Rp 175,000.00 Rp 219,132.31 25.22% Lebih Mahal
6 Nusa Indah
VIP Rp 600,000.00 Rp 419,111.49 30.15% Lebih Murah
Utama A Rp 475,000.00 Rp 381,240.64 19.74% Lebih Murah
JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017
ISSN 2355-9047 56
www.stie-ibek.ac.id
© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK
Kelas I Rp 375,000.00 Rp 303,026.56 19.19% Lebih Murah
Kelas II Rp 250,000.00 Rp 263,759.99 5.50% Lebih Mahal
Kelas III Rp 175,000.00 Rp 308,346.13 76.20% Lebih Mahal
7 Rajawali
Kelas II Rp 250,000.00 Rp 265,348.52 6.14% Lebih Mahal
Kelas III Rp 175,000.00 Rp 277,796.53 58.74% Lebih Mahal
Sumber : Data diolah
Perbedaan yang terjadi antara tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode tradisional dan metode Activity Based
Costing, disebabkan karena pembebanan biaya overhead pada masing-masing produk. Pada akuntansi biaya tradisional biaya
overhead pada masing-masing produk dibebankan hanya pada satu cost driver saja. Akibatnya cenderung terjadi distorsi pada
pembebanan biaya overhead. Sedangkan pada metode ABC telah mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap kamar secara
tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas.
V. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis
penelitian yang telah dilakukan terhadap tarif jasa rawat inap
PT. Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. PT. Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang dalam
menentukan tarif jasa rawat inap menggunakan metode
Tradisional. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan
rumah sakit dalam menentukan tarif adalah pesaing dan
keadaan sosial masyarakat wilayah bangka belitung,
dimana rumah sakit harus memperhitungkan kemampuan
ekonomi masyarakat, serta karena metode tersebut sebagai
dasar perhitungan dalam menentukan tarif jasa rawat inap
di PT. Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang. Tarif /
biaya rawat inap yang telah digunakan selama tahun 2015
adalah : untuk ICU Rp 850,000.00 untuk Melati, VIP
750,000.00 untuk cendrawasih, VVIP Rp 1.250,000.00 VIP
Rp 750,000.00, Utama A Rp 475,000.00, Kelas I Rp
375.000,00 untuk Anggrek, Utama A Rp 475,000.00,
Utama B Rp 600,000.00, untuk Kebidanan, Utama A Rp
475,000.00, Kelas I 375,000.00, Kelas II 250,000.00, Kelas
III Rp 175,000.00, untuk Nusa Indah, VIP 600,000.00,
Utama A Rp 475,000.00, Kelas I Rp 375,000.00, Kelas II
Rp 250,000.00, Kelas III 175,000.00, untuk Rajawali,
Kelas II Rp 250,000.00, Kelas III Rp 175,000.00.
2. Menentukan tarif jasa rawat inap menggunakan metode
activity based costing memberikan hasil yang sesuai
dengan aktivitas – aktivitas yang dibebankan. Untuk tarif
jasa rawat inap yang dihitung dengan menggunakan
metode ABC adalah sebagai berikut : Untuk ICU Rp
92,846.65 untuk Melati, VIP 585,629.86 untuk
cendrawasih, VVIP Rp 780,897.36 VIP Rp 385,600.11,
Utama A Rp 341,854.93, Kelas I Rp 304,366.13, untuk
Anggrek, Utama A Rp 360,041.90, Utama B Rp
381,841.06, untuk Kebidanan, Utama A Rp 430,244.77,
Kelas I 326,981.45, Kelas II 235,833.68, Kelas III Rp
219,132.31, untuk Nusa Indah, VIP 419,111.49, Utama A
Rp 381,240.64, Kelas I Rp 303,026.56, Kelas II Rp
263,759.99, Kelas III 308,346.13, untuk Rajawali, Kelas II
Rp 265,348.52 Kelas III Rp 277,796.53. Dari hasil
perhitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan
metode activity based costing apabila dibandingkan dengan
tarif jasa rawat inap yang berlaku di PT. Rumah Sakit Bakti
Timah Pangkalpinang tahun 2015, maka metode ABC
memberikan hasil yang lebih mahal pada ruangan ICU
sebesar Rp 52.846,65 atau 6,22%, bansal Kebidanan Kelas
III Rp 44,132.31 atau 25,22%, bansal Nusa Idah Kelas II
Rp 13,759.99 atau 5,50%, Kelas III Rp 133,346.13 atau
76,20%, dan bansal Rajawali Kelas II Rp 15,348.52 atau
6,14%, Kelas Rp III Rp 102,796.53 atau 58,74%.
Sedangkan untuk yang lainnya metode ABC memberikan
hasil yang lebih murah, bansal Melati VIP Rp 164,370.14
atau 21,92% bansal Cendrawasih VVIP Rp 469,102.64 atau
48,59%, Kelas VIP 364,399.89 atau 48,59%, Utama A
133,145.07, Kelas I 70,633.87 atau 18,84%, Bansal
Anggrek Utama A Rp 114,958.10 atau 24,20%, Utama B
Rp 218,158.94 atau 36,36%, bansal kebidanan Utama A Rp
44,755.23 atau 9,42%, kelas I Rp 48,018.55 atau 12,80%,
Kelas II Rp 14,166.32 atau 5,67%, bansal Nusa Indah VIP
Rp 180,888.51 atau 30,15%, Utama A Rp 93,759.36 atau
19,74%, kelas I Rp 71,973.44 atau 19,19%.
3. Berdasarkan analisa dari hasil perhitungan menggunakan
metode aktivity based costing menunjukkan bahwa
menggunkan metode ABC menunjukkan anggka yang lebih
murah.
DAFTAR PUSTAKA
1] Anthony A. Atkinsontahun, Management Acounting,
Label: 658.1511 Man, Boston : 2007
2] Amin Widjaja Tunggal, Akuntansi Manajemen,
Harvindo, Jakarta : 2009
3] Armanto Witjaksono, Akuntansi Biaya, Graha Ilmu,
Yogyakarta : 2006
4] Bustami Bastian & Nurlela, Akuntansi Biaya, Graha
Ilmu, Yogyakarta : 2010
5] Bustami, Bastian, Dan Nurlela, Akuntansi Biaya, Edisi
Pertama, Mira Wacana Media, Jakarta : 2009
6] Charles T. Horngren Dan Walter T.Harrison, Akuntansi,
Jilit Satu, Edisi Ke Tujuh, Erlangga, Jakarta : 2007
7] Carter, Usry, Cost Accounting, Edisi Ketigabelas,
Salemba Empat, Jakarta : 2006
8] Carter, Wiliam K Dan Milton F. Usry, Akuntansi Biaya,
Edisi Ketigabelas,. Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta :
2006
9] Don R Hansen And Maryanne M.Mowen, Manajemen
Biaya, Edisi Bahasa Indonesia Buku Kedua, Salemba
Empat, Jakarta 2004
10] Garrison, Ray H., Eric W. Noreen, Akuntansi
Manajerial, Buku Satu, Alih. Bahasa A. Totok
Bidisantoso, Salemba Empat, Jakarta : 2000
JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017
ISSN 2355-9047 57
www.stie-ibek.ac.id
© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK
11] Horngren, Dkk, Cost Accounting A Managerial
Emphasis, Edisi Kedelapan, Pretice Hal International Inc,
New Jersey. Usa : 1994
12] Hansen Dan Mowen, Akuntansi Manajemen, Salemba,
Jakarta : 2006
13] Hansen Don R, Maryanne M. Mowen, Akuntansi
Manajemen, Edisi Kedua, Terjemahan : A. Hermawan,
Erlangga, Jakarta : 2000
14] Horngren, Charles T, Dkk., Akuntansi Biaya, Edisi
Kesebelas, Buku Satu, Pt. Indeks, Jakarta : 2008
15] Kholmi Dan Yuningsih Akuntansi Biaya, Edisi Revisi
Umm Pers, Malang : 2009
16] Kaplan, Robert S. and Robin Cooper, The Design of Cost
System, Edisi pertama,
17] Mulyadi, Sistem Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta :
2003
18] Mulyadi, Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta : 1999
19] Mulyadi. Sistem Akuntansi, Salemba Empat Jakarta :
2003
20] Mulyadi, Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, Aditya Media,
Yogyakarta : 2000
21] Mulyadi Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Kelima,
Salemba Empat, Jakarta : 2010
22] Mulyadi, activity Based Cost System, Edisi Ke Enam,
Cetakan Satu, Yogyakarta, UPP AMP, YKPN,
Yogyakarta : 2003
23] Mulyadi, Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, Bp. Stie Ykpn,
Yogyakarta : 1993
24] Muh Akbar, Analisis Penerapan Metode Activity Based
Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Kamar
Hotel Pada Hotel Coklat Makasar, Universitas
Hasanudin, Makasar : 2011
25] Pelo Gabryela Horman, Penerapan Activity Based
Costing Pada Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit Umum,
Universitas Hasanuddin, Makassar : 2012
26] Pratama Posma, Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan
Rasio Profitabilitas Pada Rumah Sakit Bakti Timah
Pangkalpinang Periode 2008-2012, STIE-IBEK,
Pangkalpinang : 2015
27] Purwoadi Ria Sandi, Penerapan Activity Based Costing
Sebagai Pendekatan Baru Untuk Menghitung Tarif
Sumbangan Pembinaan Pendidikan Pada Smp Setiabudhi
Semarang, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang :
2015
28] Simamora Bilson, Panduan Riset Perilaku Konsumen,
Pustaka, Surabaya : 2002
29] Simamora Henry, Akuntansi Manajemen, Edisi 2, Upp
Amp Ykpn, Jakarta : 2002
30] Supriyono, R.A. Akuntansi Biaya : Perencanaan Dan
Pengendalian Biaya Serta Pembuatan Keputusan, Edisi
Kedua, Buku Kedua, Bpfe, Yogyakarta : 2000
31] Supriyono R. A., Akuntansi Manajemen, Edisi Pertama,
Cetakan Pertama, Peerbit BPFE, Yogyakarta : 2001
32] Supriyono R. A., Akuntansi Manajemen, Salemba Empat
Jakarta : 2002
33] Prentice Hall International Inc, New Jersey : 1991
34] Warren Dkk, Pengantar Akuntansi, Salemba Empat,
Jakarta : 2005
35] Wilopo, Dasar-Dasr Akuntansi I, Edisi Ikatan Akuntansi
Indonesia, Jakarta : 2005
36] Wilopo, Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi,
Simposium Nasional Akuntansi Ix, Padang : 2006