analisis penerapan activity based costing pada tarif …

15
JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017 ISSN 2355-9047 43 www.stie-ibek.ac.id © 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF JASA RAWAT INAP PT RUMAH SAKIT BAKTI TIMAH PANGKALPINANG (Studi Kasus Pada PT Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang) RESKI SUMANJAYA FERY PANJAITAN HARIYANI Acounting Program STIE-IBEK Bangka Belitung Pangkal Pinang,Indonesia [email protected] Abstract - This research is titled “Analisis Penerapan Activity Based Costing Pada Tarif Jasa Rawat Inap PT. Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang”. This study aims to determine how the determination of inpatient service tariffs by using activity-based costing in PT. Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang and to know how big the difference of inpatient service tariff by using activity based costing method. The data used from the hospital only includes data of 2015 and the determination of inpatient service tariffs to be researched is a type of general care for the room rate alone, excluding Rose room rates and Infant Incubator. The results of this study indicate that the tariff of inpatient services by using activity-based costing, is done through three stages. The first step, documenting data on tariff list of inpatient services and then second phase, calculating the cost of inpatient by collecting cost in cost pool having similar activity and then third step calculate the difference of inpatient service tariff based on activity based costing system with tariff. From the calculation of inpatient service tariff using the ABC method known the amount of difference with the previous tariff is as follows; ABC method gives more expensive results of ICU space of Rp 52.846,65 or 6,22%, bansal Midwifery Class III Rp 44,132.31 or 25,22%, bansal Nusa Idah Class II Rp 13,759.99 or 5,50%, ClassIII Rp 133,346.13 or 76,20%, and bansal Rajawali Class II Rp 15,348.52 or 6,14%, Class III Rp 102,796.53 or 58,74%. While for others, ABC method gives cheaper results, bansal Melati VIP Rp 164,370.14 or 21,92% bansal Cendrawasih VVIP Rp 469,102.64 or 48,59%, VIP class 364,399.89 or 48,59%, Main A 133,145.07, Class I 70,633.87 or 18,84%, Bansal Anggrek Main A Rp 114,958.10 or 24,20%, Main B Rp 218,158.94 or 36,36%, bansal kebidanan Main A Rp 44,755.23 or 9,42%, kelas I Rp 48,018.55 or 12,80%, Class II Rp 14,166.32 or 5,67%, bansal Nusa Indah VIP Rp 180,888.51 or 30,15%, Main A Rp 93,759.36 main 19,74%, class I Rp 71,973.44 or 19,19%. The difference that occurs between inpatient services tariff using traditional method and Activity Based Costing method is caused by the overhead cost for each product. In traditional cost accounting the overhead cost for each product is charged only to one cost driver only. As a result there tends to be a distortion in the overhead loading. While the ABC method has been able to allocate the cost of activity to each room appropriately based on the consumption of each activity. Keywords: “Penerapan Activity Based CostingI. PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan organisasi yang kompleks dan unik. Kompleks karena terdapat permasalahan yang sangat rumit. Unik karena di rumah sakit terdapat suatu proses yang menghasilkan jasa perhotelan sekaligus jasa medis dan perawatan dalam bentuk pelayanan kepada pasien yang rawat inap maupun berobat jalan. Dalam rumah sakit terdapat berbagai macam fasilitas pengobatan dan berbagai macam peralatan. Rumah sakit swasta merupakan sebuah badan usaha yang bergerak di bidang kesehatan yang punya orientasi keuntungan. Jika tidak ada keuntungan, maka rumah sakit tersebut akan tutup atau hanya jalan di tempat. Untuk mengendalikan biaya, pihak rumah sakit memerlukan sistem akuntansi yang tepat, khususnya metode penghitungan penentuan harga pokok penjualan jasa rawat inap, guna menghasilkan informasi biaya yang akurat berkenaan dengan biaya aktivitas pelayanannya. Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, dibutuhkan biaya yang cukup besar dalam perencanaan, pengorganisasian, pengoperasian, dan pengendalian yang baik. Penentuan tarif jasa rawat inap merupakan suatu keputusan yang sangat penting, karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit. Lingkungan bisnis yang turbulen menuntut perusahaan (rumah sakit) untuk merespon dengan cepat dan tepat perubahan yang diperkirakan akan terjadi dalam lingkungan bisnis. Perubahan yang cepat yang terjadi di lingkungan bisnis menuntut perubahan strategi dan pada gilirannya perubahan strategi menuntut perubahan inisisatif strategik dan aktivitas yang di gunakan untuk menjalankan bisnis. Manajemen perusahaan (rumah sakit) memerlukan sistem informasi biaya yang menyediakan informasi andal sebagai dasar untuk mengelola aktivitas agar mampu merespon dengan cepat perubahan lingkungan bisnis dengan cepat. (Mulyadi, 2003) Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan pada awal 1900-an lahirlah suatu sistem penentuan harga pokok berdasarkan aktivitas yang dirancang untuk mengatasi distorsi biaya. Sistem akuntansi ini disebut Activity Based Costing (ABC). Dalam metode ABC, timbulnya biaya disebabkan oleh adanya aktivitas yang dihasilkan produk. Pendekatan ini menggunakan cost driver yang berdasar pada aktivitas yang menimbulkan biaya dan akan lebih baik apabila diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan keanekaragaman produk. (Gabryela Horman Pelo, 2012)

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF …

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017

ISSN 2355-9047 43

www.stie-ibek.ac.id

© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK

ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING

PADA TARIF JASA RAWAT INAP PT RUMAH SAKIT

BAKTI TIMAH PANGKALPINANG (Studi Kasus Pada PT Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang)

RESKI SUMANJAYA

FERY PANJAITAN

HARIYANI

Acounting Program

STIE-IBEK Bangka Belitung

Pangkal Pinang,Indonesia

[email protected]

Abstract - This research is titled “Analisis Penerapan Activity

Based Costing Pada Tarif Jasa Rawat Inap PT. Rumah Sakit Bakti

Timah Pangkalpinang”. This study aims to determine how the determination of inpatient service tariffs by using activity-based

costing in PT. Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang and to know

how big the difference of inpatient service tariff by using activity

based costing method. The data used from the hospital only includes data of 2015 and the determination of inpatient service tariffs to be

researched is a type of general care for the room rate alone,

excluding Rose room rates and Infant Incubator.

The results of this study indicate that the tariff of inpatient services by using activity-based costing, is done through three stages.

The first step, documenting data on tariff list of inpatient services and

then second phase, calculating the cost of inpatient by collecting cost

in cost pool having similar activity and then third step calculate the difference of inpatient service tariff based on activity based costing

system with tariff.

From the calculation of inpatient service tariff using the ABC

method known the amount of difference with the previous tariff is as follows; ABC method gives more expensive results of ICU space of Rp

52.846,65 or 6,22%, bansal Midwifery Class III Rp 44,132.31 or

25,22%, bansal Nusa Idah Class II Rp 13,759.99 or 5,50%, ClassIII

Rp 133,346.13 or 76,20%, and bansal Rajawali Class II Rp 15,348.52 or 6,14%, Class III Rp 102,796.53 or 58,74%. While for others, ABC

method gives cheaper results, bansal Melati VIP Rp 164,370.14 or

21,92% bansal Cendrawasih VVIP Rp 469,102.64 or 48,59%, VIP

class 364,399.89 or 48,59%, Main A 133,145.07, Class I 70,633.87 or 18,84%, Bansal Anggrek Main A Rp 114,958.10 or 24,20%, Main B

Rp 218,158.94 or 36,36%, bansal kebidanan Main A Rp 44,755.23 or

9,42%, kelas I Rp 48,018.55 or 12,80%, Class II Rp 14,166.32 or

5,67%, bansal Nusa Indah VIP Rp 180,888.51 or 30,15%, Main A Rp 93,759.36 main 19,74%, class I Rp 71,973.44 or 19,19%.

The difference that occurs between inpatient services tariff using

traditional method and Activity Based Costing method is caused by

the overhead cost for each product. In traditional cost accounting the overhead cost for each product is charged only to one cost driver

only. As a result there tends to be a distortion in the overhead loading.

While the ABC method has been able to allocate the cost of activity to each room appropriately based on the consumption of each activity.

Keywords: “Penerapan Activity Based Costing”

I. PENDAHULUAN

Rumah sakit merupakan organisasi yang kompleks dan

unik. Kompleks karena terdapat permasalahan yang sangat

rumit. Unik karena di rumah sakit terdapat suatu proses yang

menghasilkan jasa perhotelan sekaligus jasa medis dan

perawatan dalam bentuk pelayanan kepada pasien yang rawat

inap maupun berobat jalan. Dalam rumah sakit terdapat

berbagai macam fasilitas pengobatan dan berbagai macam

peralatan.

Rumah sakit swasta merupakan sebuah badan usaha yang

bergerak di bidang kesehatan yang punya orientasi keuntungan.

Jika tidak ada keuntungan, maka rumah sakit tersebut akan

tutup atau hanya jalan di tempat. Untuk mengendalikan biaya,

pihak rumah sakit memerlukan sistem akuntansi yang tepat,

khususnya metode penghitungan penentuan harga pokok

penjualan jasa rawat inap, guna menghasilkan informasi biaya

yang akurat berkenaan dengan biaya aktivitas pelayanannya.

Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal,

dibutuhkan biaya yang cukup besar dalam perencanaan,

pengorganisasian, pengoperasian, dan pengendalian yang baik.

Penentuan tarif jasa rawat inap merupakan suatu keputusan

yang sangat penting, karena dapat mempengaruhi profitabilitas

suatu rumah sakit.

Lingkungan bisnis yang turbulen menuntut perusahaan

(rumah sakit) untuk merespon dengan cepat dan tepat

perubahan yang diperkirakan akan terjadi dalam lingkungan

bisnis. Perubahan yang cepat yang terjadi di lingkungan bisnis

menuntut perubahan strategi dan pada gilirannya perubahan

strategi menuntut perubahan inisisatif strategik dan aktivitas

yang di gunakan untuk menjalankan bisnis. Manajemen

perusahaan (rumah sakit) memerlukan sistem informasi biaya

yang menyediakan informasi andal sebagai dasar untuk

mengelola aktivitas agar mampu merespon dengan cepat

perubahan lingkungan bisnis dengan cepat. (Mulyadi, 2003)

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan pada awal

1900-an lahirlah suatu sistem penentuan harga pokok

berdasarkan aktivitas yang dirancang untuk mengatasi distorsi

biaya. Sistem akuntansi ini disebut Activity Based Costing

(ABC). Dalam metode ABC, timbulnya biaya disebabkan oleh

adanya aktivitas yang dihasilkan produk. Pendekatan ini

menggunakan cost driver yang berdasar pada aktivitas yang

menimbulkan biaya dan akan lebih baik apabila diterapkan

pada perusahaan yang menghasilkan keanekaragaman produk.

(Gabryela Horman Pelo, 2012)

Page 2: ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF …

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017

ISSN 2355-9047 44

www.stie-ibek.ac.id

© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK

Sistem Activity Based Costing dapat menyediakan

informasi perhitungan biaya yang lebih baik dan dapat

membantu manajemen mengelola perusahaan secara efisien

serta memperoleh pemahaman yang lebih baik atas keunggulan

kompetitif, kekuatan, dan kelemahan perusahaan. Sehingga

dengan metode Activity Based Costing dapat menyajikan

informasi harga pokok produk/jasa secara cermat dan akurat

bagi kepentingan manajemen.

II. LANDASAN TEORI

Pengertian Akuntansi

Pengertian akuntansi menurut American Accounting

Association adalah “Accounting as the process identifiying,

meansuring, and communicating information to permit

informed judgement and decisions by user of the informating”

Akuntansi merupakan : Proses mengidentifikasikan, mengukur

dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan

adanya penilaian dan tegas bagi mereka yang menggunakan

informasi tersebut”. (Wilopo, 2005).

Sejarah Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya berasal dari inggris dan diciptakan oleh

para insinyur industri (industrial engineer) untuk tujuan

perhitungan secara akurat kos produk. Informasi kos produk ini

di manfaatkan untuk dasar pengelolaan kegiatan produksi

produk dalam perusahaan manufaktur. Biaya yang

diperhitungkan dalam kos produk terbatas pada biaya yang

dominan dibandingkan dengan biaya pemasaran dan biaya

administrasi dan umum. Akuntansi Biaya yang berasal dari

inggris ini kemudian di kembangkan di U.S.A.. Akuntansi

biaya yang di desain untuk menghasilkan informasi kos produk

secara akurat ini berkembang di U.S.A sampai dengan tahun

1925. (Mulyadi, 2003).

Pengertian Akuntansi Biaya

Pengertian Akuntansi Biaya menurut Mulyadi, (1999)

“Akuntansi Biaya adalah proses pencatatan, dan penyajian

biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara –

cara tertentu serta penafsiran terhadapnya”. Sedangkan

menurut R.A Supriono, (2000) “Akuntansi Biaya adalah salah

satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam

menekan transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan

informasi biaya dalam bentuk laporan biaya”.

Pengertian Akuntansi Biaya menurut Kholmi dan

Yuningsih, (2009) menjelaskan pengertian akuntansi biaya

yaitu “Akuntansi Biaya adalah proses pelacakan pencatatan,

pengalokasian, pelaporan dan analisis terhadap berbagai

macam biaya yang berhubungan dengan aktivitas atau kegiatan

suatu perusahaan atau organisasi untuk menghasilkan barang

dan jasa”.

Definisi Biaya

Menurut Henry Simamora, (2002), Biaya adalah “kas atau

nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang

diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa

mendatang bagi organisasi”. Sedangkan menurut Atkinson et

al, (2007) Biaya adalah “nilai moneter dari barang dan jasa

yang dikeluarkan untuk mendapatkan keuntungan baik di masa

sekarang maupun di masa mendatang”. Biaya dapat juga

digunakan untuk membuat suatu produk, sehingga dapat dijual

dan menghasilkan keuntungan kas.

Pengelompokkan Biaya

Menurut Hansen dan Mowen, (2006), biaya

dikelompokkan ke dalam dua kategori fungsional utama, antara

lain :

1. Biaya produksi (manufacturing cost) adalah biaya yang

berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa.

Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai :

a. Bahan baku langsung, adalah bahan yang dapat di

telusuri ke barang atau jasa yang sedang diproduksi.

Biaya bahan langsung ini dapat dibebankan ke produk

karena pengamatan fisik dapat digunakan untuk

mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap

produk. Bahan yang menjadi bagian produk berwujud

atau bahan yang digunakan dalam penyediaan jasa pada

umumnya diklasifikasikan sebagai bahan langsung.

b. Tenaga kerja langsung, adalah tenaga kerja yang dapat

ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang diproduksi.

Seperti halnya bahan langsung, pengamatan fisik dapat

digunakan dalam mengukur kuantitas karyawan yang

digunakan dalam memproduksi suatu produk dan jasa.

Karyawan yang mengubah bahan baku menjadi produk

atau menyediakan jasa kepada pelanggan

diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung.

c. Overhead. Semua biaya produksi selain bahan langsung

dan tenaga kerja langsung dikelompokkan ke dalam

kategori biaya overhead. Kategori biaya overhead

memuat berbagai item yang luas. Banyak input selain

dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung

diperlukan untuk membuat produk. Bahan langsung

yang merupakan bagian yang tidak signifikan dari

produk jadi umumnya dimasukkan dalam kategori

overhead sebagai jenis khusus dari bahan tidak

langsung. Hal ini dibenarkan atas dasar biaya dan

kepraktisan. Biaya penelusuran menjadi lebih besar

dibandingkan dengan manfaat dari peningkatan

keakuratan. Biaya lembur tenaga kerja langsung

biasanya dibebankan ke overhead. Dasar pemikirannya

adalah bahwa tidak semua operasi produksi tertentu

secara khusus dapat diidentifikasi sebagai penyebab

lembur. Oleh sebab itu, biaya lembur adalah hal yang

umum bagi semua operasi produksi, dan merupakan

biaya manufaktur tidak langsung.

2. Biaya nonproduksi (non-manufacturing cost) adalah biaya

yang berkaitan dengan fungsi perancangan, pengembangan,

pemasaran, distribusi, layanan pelanggan, dan administrasi

umum. Terdapat dua kategori biaya nonproduksi yang

lazim, antara lain :

a. Biaya penjualan atau pemasaran, adalah biaya yang

diperlukan untuk memasarkan, mendistribusikan, dan

melayani produk atau jasa.

b. Biaya administrasi, merupakan seluruh biaya yang

berkaitan dengan penelitian, pengembangan, dan

administrasi umum pada organisasi yang tidak dapat

dibebankan ke pemasaran ataupun produksi.

Administrasi umum bertanggung jawab dalam

memastikan bahwa berbagai aktivitas organisasi

terintegrasi secara tepat sehingga misi perusahaan

secara keseluruhan dapat terealisasi.

Pengertian Harga Pokok Produksi

Pengertian Harga Pokok Produksi menurut Bastian

Bustami dan Nurlela, (2010) Harga Pokok Produksi adalah :

“Kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku

langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik

Page 3: ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF …

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017

ISSN 2355-9047 45

www.stie-ibek.ac.id

© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK

ditambah persediaan produk dalam proses awal dan dikurang

persediaan produk dalam proses akhir. Harga pokok produksi

terikat pada periode waktu tertentu. Harga pokok produksi

akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada persediaan

produk dalam proses awal dan akhir.”

Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi

Menurut Mulyadi (2010) dalam perusahaan berproduksi

umum, informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk

jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk :

1. Menentukan harga jual produk.

2. Memantau realisasi biaya produksi.

3. Menghitung laba atau rugi periodik.

4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan

produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.

Akuntansi Biaya Konvensional

Sistem Akuntansi Biaya Konvensional adalah sistem yang

menyediakan informasi mengenai kumpulan dan alokasi biaya

dari objek biaya, dimana biaya ditelusuri ke setiap produk

sebab setiap bagian produk mengkonsumsi sumber daya.

Sistem Biaya Konvensional akan dapat mengukur harga

pokok produk dengan tepat bila semua sumber daya yang

dikonsumsi oleh produk memiliki proporsi yang sama dengan

jumlah unit yang diproduksi, akan tetapi karena dalam sistem

konvensional menggunakan dasar pembebanan ini, sedangkan

produk mengkonsumsi sebagian besar sumber daya pendukung

yang proporsinya tidak sama dengan jumlah unit yang

dihasilkan, sehingga terjadi distorsi biaya.

Pengguna sistem akuntansi biaya konvensional menyadari

kecenderungan distorsi pada data biaya yang dihasilkan dari

sebuah sistem perhitungan biaya seringkali berusaha untuk

membuat penyesuaian dengan menggunakan intuisi dan

cenderung kurang tepat atas informasi biaya tanpa memahami

dampak keseluruhannya, sehingga mendistorsi informasi biaya.

Informasi biaya yang tidak akurat dapat mengarah pada hasil-

hasil strategis yang tidak diinginkan, seperti keputusan lini

produk yang salah, penetapan harga yang tidak realistis, dan

alokasi sumber daya yang tidak efektif. (Muh Akbar, 2011 :

14-15)

Menurut Cooper dan Kaplan, (1991), terdistorsinya

informasi yang dihasilkan sistem akuntansi biaya konvensional

disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1. Adanya biaya-biaya yang dialokasikan ke produk yang

tidak berkaitan sama sekali dengan produk yang

menimbulkan biaya-biaya tersebut.

2. Adanya biaya-biaya yang tidak dihubungkan dengan

produk yang dihasilkan ataupun dengan konsumen yang

dilayani.

3. Adanya perhitungan biaya produk hanya terhadap sebagian

ouput dari perusahaan.

4. Adanya pengalokasian biaya yang tidak akurat ke suatu

produk.

5. Adanya usaha untuk mengalokasikan joint cost dan

common cost ke suatu produk.

Menurut Mulyadi, (2003) “Akuntansi biaya tradisional

tidak dapat menyediakan fakta yang di butuhkan oleh

manajemen untuk pengelolaan terhadap operasi perusahaan”,

ada beberapa penyebab akuntansi biaya tidak mampu

menyediakan informasi tentang fakta tersebut:

1. Akuntansi biaya tradisional hanya menyajikan informasi

biaya, namun kurang atau sedikit sekali menyediakan

informasi.

2. Akuntansi biaya tradisional menyediakan informasi biaya

berdasarkan pusat pertanggungjawaban .

3. Akuntansi biaya tradisional menyediakan informasi tentang

kos produkyang tidak akurat.

Pengertian Activity Based Costing System

Menurut Supriyono (2002), “Sistem biaya berdasarkan

aktivitas (activity based cost system) adalah sistem yang terdiri

atas dua tahap yaitu pertama melacak biaya pada berbagai

aktivitas, dan kemudian ke berbagai produk”. Tunggal, (2009)

mengemukakan,“bahwa Activity Based Costing adalah metode

costing yang mendasarkan pada aktivitas yang didesain untuk

memberikan informasi biaya kepada para manajer untuk

pembuatan keputusan strategis dan keputusan lain yang

mempengaruhi kapasitas dan biaya tetap”. Sedangkan menurut

Bustami dan Nurlela, (2009), Activity Based Costing adalah

“metode membebankan biaya aktivitas -aktivitas berdasarkan

besarnya pemakaian sumber daya dan membebankan biaya

pada objek biaya, seperti produk atau pelanggan, berdasarkan

besarnya pemakaian aktivitas, serta untuk mengukur biaya dan

kinerja dari aktivitas yang terkait dengan proses dan objek

biaya”.

Pengertian Sistem Activity Based Costing yang lain

menurut Garrison dan Norren, (2000) adalah “Metode costing

yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi

manajer untuk keputusan strategik dan keputusan lainnya yang

mungkin akan mempengaruhi kapasitas dan juga biaya tetap”.

Sedangkan Hansen dan Mowen, (2006) mengemukakan bahwa

“Sistem biaya berdasarkan aktivitas (activity based cost

System) pertama-tama menelusuri biaya aktivitas dan kemudian

produk”.

Syarat Penerapan Activity Based Costing

Menurut (Supriyono, 2001: 246), dalam penerapannya

penentuan harga pokok dengan menggunakan sistem Activity

Based Costing (ABC) menyaratkan tiga hal:

1. Perusahaan mempunyai tingkat diversifikasi yang tinggi.

Sistem ABC menyaratkan bahwa perusahaan memproduksi

beberapa macam produk atau lini produk yang diproses

dengan menggunakan fasilitas yang sama. Kondisi yang

demikian tentunya akan menimbulkan masalah dalam

membebankan biaya ke masing-masing produk.

2. Tingkat persaingan industri yang tinggi, yaitu terdapat

beberapa perusahaan yang menghasilkan produk yang sama

atau sejenis, maka perusahaan akan semakin meningkatkan

persaingan untuk memperbesar pasarnya. Semakin besar

tingkat persaingan maka semakin penting peran informasi

tentang harga pokok dalam mendukung pengambilan

keputusan manajemen.

3. Biaya overhead lebih dominan dibandingkan biaya tenaga

kerja langsung. Sistem ABC akan kehilangan relevansinya

bila biaya tenaga kerja langsung lebih dominan

dibandingkan dengan biaya overhead, karena penggunaan

akuntansi biaya tradisionalpun akan lebih akurat.

Menurut Supriyono, (2001), ada dua hal mendasar yang

harus dipenuhi sebelum kemungkinan penerapan metode ABC,

yaitu:

1. Biaya berdasarkan non unit harus merupakan persentase

yang signifikan dari biaya overhead. Jika hanya terdapat

biaya overhead yang dipengaruhi hanya oleh volume

produksi dari keseluruhan overhead pabrik maka jika

digunakan akuntansi biaya tradisionalpun informasi biaya

yang dihasilkan masih akurat sehingga penggunaan sistem

Page 4: ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF …

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017

ISSN 2355-9047 46

www.stie-ibek.ac.id

© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK

ABC kehilangan relevansinya. Artinya ABC akan lebih

baik diterapkan pada perusahaan yang biaya overheadnya

tidak hanya dipengaruhi oleh volume produksi saja.

2. Rasio konsumsi antara aktivitas berdasarkan unit dan

berdasarkan non unit harus berbeda. Jika rasio konsumsi

antar aktivitas sama, itu artinya semua biaya overhead yang

terjadi bisa diterangkan dengan satu pemicu biaya. Pada

kondisi ini penggunaan sistem ABC justru tidak tepat

karena sistem ABC hanya dibebankan ke produk dengan

menggunakan pemicu biaya baik unit maupun non unit

(memakai banyak cost driver). Apabila berbagai produk

rasio konsumsinya sama, maka sistem akuntansi biaya

tradisional atau sistem ABC membebankan biaya overhead

dalam jumlah yang sama. Jadi perusahaan yang

produksinya homogen (diversifikasi paling rendah)

mungkin masih dapat menggunakan sistem tradisional

tanpa ada masalah.

Activity Based Costing Pada Perusahaan Jasa

Departemen jasa menurut Garrison, (2000) adalah

“Semua yang meliputi departemen-departemen yang tidak

langsung berkaitan dengan aktivitas operasi suatu organisasi.”

Departemen jasa berfungsi sebagai penyedia jasa atau

membantu penyediaan aktivitas-aktivitas yang diperlukan

dalam operasi organisasi. Prinsip utama penerapan Activity

Based Costing System baik untuk departemen jasa maupun

untuk perusahaan jasa tidak berbeda. Kedua organisasi tersebut

(departemen jasa dan perusahaan jasa) sama-sama

menghasilkan produk yang sulit untuk diidentifikasikan.

Perbedaan ABC dan Biaya Produk Tradisional

Perbedaan lain antara sistem ABC dan sistem tradisional

yaitu bahwa semua sistem ABC adalah sistem perhitungan

biaya dua tahap, sementara sistem tradisional bisa merupakan

sistem perhitungan satu atau dua tahap. Dalam sistem ABC,

tahap pertama kelompok biaya (cost pool) aktivitas dibentuk

ketika biaya sumber daya dialokasikan ke aktivitas berdasarkan

pemicu sumber daya. Di tahap kedua, biaya aktivitas

dialokasikan dari kelompok biaya aktivitas ke produk atau

objek biaya final lainnya. Tetapi, sistem biaya tradisional

menggunakan dua tahap hanya apabila departemen atau pusat

biaya lain dibuat. Biaya sumber daya dialokasikan ke pusat

biaya di tahap pertama, dan kemudian biaya dialokasikan dari

pusat biaya ke produk di tahap kedua. Beberapa sistem

tradisional hanya terdiri dari satu tahap karena sistem tersebut

tidak menggunakan pusat biaya yang terpisah, tetapi tidak ada

sistem ABC yang hanya terdiri dari satu tahap (Carter Usry :

2006).

Metode ABC memperbaiki keakuratan perhitungan harga

pokok produk dengan mengakui bahwa banyak dari biaya

overhead tetap bervariasi dalam proporsi untuk berubah selain

berdasarkan volume produksi. Dengan memahami apa yang

menyebabkan biaya-biaya tersebut meningkat dan menurun,

biaya tersebut dapat ditelusuri kemasing-masing produk.

Hubungan sebab akibat ini memungkinkan manajer untuk

memperbaiki ketepatan kalkulasi biaya produk yang dapat

secara signifikan memperbaiki pengambilan keputusan

(Hansen dan Mowen, 2004).

Pengertian Biaya Overhead

Menurut Armanto, (2006) definisi biaya overhead pabrik

adalah “semua biaya pabrikasi selain dari bahan baku dan

buruh langsung (biaya pemeliharaan, biaya penyusutan gedung,

dsb)”.

Biaya overhead pabrik memiliki dua ciri khas yang harus

dipertimbangkan dalam pembebanannya pada hasil produksi

secara layak. Ciri-ciri ini menyangkut hubungan khusus antara

overhead pabrik dengan (1) produk itu sendiri dan (2) jumlah

volume produksi. Berbeda dengan bahan langsung dan upah

(buruh) langsung, biaya overhead pabrik merupakan bagian

yang tidak berwujud dari barang jadi. Ciri kedua menyangkut

perubahan sebagian unsur biaya overhead karena adanya

perubahan volume produksi, yaitu overhead bisa bersifat tetap,

variabel atau semi variabel.

1. Biaya Overhead Variabel (Variabel Factory Overhead

Cost)

Total biaya overhead variabel berubah-ubah sebanding

dengan unit yang diproduksi, yaitu semakin besar unit yang

diproduksi, semakin tinggi total biaya variabelnya. Biaya

variabel per unit konstan walaupun produksi berubah.

2. Biaya Overhead Tetap (Fixed Factory Overhead Cost)

Total biaya overhead pabrik tetap adalah konstan dalam

tingkat hasil tertentu, tanpa dipengaruhi oleh adanya

perubahan tingkat produksi sampai suatu tingkat hasil

tertentu (relevan range). Contoh biaya overhead pabrik

tetap adalah sewa gedung pabrik.

3. Biaya Overhead Semi Variabel

Biaya overhead semi variabel adalah biaya yang sifatnya

tidak semuanya tetap dan juga tidak semuanya variabel,

tetapi mempunyai karakteristik keduanya. Biaya overhead

pabrik semi variabel akhirnya harus dipisahkan ke

komponen biaya tetap atau biaya variabel untuk keperluan

perencanaan dan pengendalian.

Pembebanan Biaya Overhead Pada Activity Based Costing

Menurut Mulyadi, (1993), prosedur pembebanan biaya

overhead dengan sistem ABC melalui dua tahap kegiatan:

a. Tahap Pertama Pengumpulan biaya dalam cost pool yang

memiliki aktifitas yang sejenis atau homogen, terdiri dari 4

langkah :

1. Mengidentifikasi dan menggolongkan biaya kedalam

berbagai aktivitas.

GAMBAR II.1

Identifikasi Biaya ke Aktivitas

Sumber: Mulyadi (2003:11)

2. Mengklasifikasikan aktivitas biaya kedalam berbagai

aktivitas, pada langkah ini biaya digolongkan kedalam

aktivitas yang terdiri dari 4 kategori yaitu: Unit level

activity costing, Batch related activity costing, product

sustaining activity costing, facility sustaining activity

costing.

Page 5: ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF …

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017

ISSN 2355-9047 47

www.stie-ibek.ac.id

© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK

GAMBAR II. 2

Identifikasi Aktivitas ke Produk / jasa

Sumber : Mulyadi (2003:14)

3. Mengidentifikasi cost driver

Dimaksudkan untuk memudahkan dalam penentuan

tarif perunit cost driver.

4. Menentukan tarif / unit Cost driver Adalah biaya per

unit Cost driver yang dihitung untuk suatu aktivitas.

Tarif perunit cost driver dapat dihitung dengan rumus

sbb:

b. Tahap ke dua

Penelusuran dan pembebanan biaya aktivitas ke masing-

masing produk yang menggunakan cost driver.

Pembebanan biaya overhead dari setiap aktivitas dihitung

dengan rumus sbb:

GAMBAR II.3

Proses Pengolahan Data Pada Tahap Perkembangan

Pengendalian Biaya Melalui ABC sistem

Sumber : Mulyadi (2003:27)

Cost Driver

Cost driver adalah setiap aktivitas yang menimbulkan

biaya. Cost driver merupakan faktor yang dapat menerangkan

konsumsi biaya-biaya overhead. Faktor ini menunjukkan suatu

penyebab utama tingkat aktivitas yang akan menyebabkan

biaya dalam aktivitas-aktivitas selanjutnya.

Landasan penting untuk menghitung biaya berdasarkan

aktivitas adalah dengan mengidentifikasi pemicu biaya atau

cost driver untuk setiap aktivitas. Pemahaman yang tidak tepat

atas pemicu akan mengakibatkan ketidaktepatan pada

pengklasifikasian biaya, sehingga menimbulkan dampak bagi

manajemen dalam mengambil keputusan.

Kerangka Konseptual

Agar penelitian ini mudah dipahami maka digambarkan

kerangka konseptual sebagai berikut :

GAMBAR II.4

Kerangka konseptual

Sumber : Penulis

III. METODOLOGI PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

a. Jenis

Adapun jenis data yang digunakan dalam penulisan ini

adalah :

1. Data Kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari dalam

perusahaan yang bukan dalam bentuk angka-angka

tetapi dalam bentuk lisan maupun tertulis seperti

gambaran umum perusahaan, prosedur-prosedur

perusahaan, dan pembagian tugas masing-masing

departemen dalam perusahaan.

2. Data Kuantitatif, yaitu data atau informasi yang

diperoleh dari perusahaan dalam bentuk angka-angka,

seperti laporan jumlah pelanggan, laporan biaya-biaya

yang terkait, dan lain-lain.

b. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data data primer, yaitu data yang diperoleh dengan

mengadakan pengamatan secara langsung pada perusahaan

serta melakukan wawancara langsung dengan pihak

pimpinan dan sejumlah personil yang ada kaitannya dengan

penelitian ini dan data sekunder, yaitu data yang diperoleh

dengan jalan mengumpulkan dokumen-dokumen serta

arsip-arsip perusahaan yang ada kaitannya dengan dengan

penulisan ini.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data sehubungan dengan penulisan ini,

metode yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (Library

Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara

mempelajari dan mengumpulkan bahan-bahan kepustakaan,

dan literatur-literatur yang ada kaitannya dengan penulisan

skripsi ini dan penelitian lapangan (field research), yaitu

penelitian yang dilakukan dengan meninjau langsung tempat

yang menjadi objek penelitian. Penelitian tersebut dilaksanakan

dengan cara sebagai berikut:

1. Observasi

Teknik penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

pengamatan secara langsung dalam perusahaan untuk

Jumlah aktivitas

Tarif perunit Cost driver =

Cost driver

BOP yang di bebankan = Tarif unit cost driver

x cost driver yang dipilih

Page 6: ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF …

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017

ISSN 2355-9047 48

www.stie-ibek.ac.id

© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK

mendapatkan data-data yang berhubungan dengan

pembahasan penelitian yang dilakukan.

2. Wawancara

Teknik penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

wawancara atau tanya-jawab dengan pihak perusahaan

yang ditunjuk atau pejabat berwenang yang ada

hubungannya dengan data - data proses produksi dan biaya

produksi yang dibahas dalam penelitian ini.

3. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data-data

atau dokumendokumen yang ada hubungannya dengan

penelitian yang akan dilakukan.

Data-data tersebut meliputi:

a. Profil PT. Rumah Sakit Bakti Timah

b. Struktur organisasi PT. Rumah Sakit Bakti Timah

c. Data tarif rawat inap 2015

d. Data jumlah ruang rawat inap 2015

e. Data - data biaya aktivitas rawat inap tahun 2015

f. Data jumlah hari rawat inap tahun 2015

g. Data luas bangunan dan ruang rawat inap tahun 2015

Teknik Analisis Data

Data yang diperlukan diperoleh dengan cara pengumpulan

data, kemudian dianalisis berdasarkan pertanyaan penelitian.

Data yang diperlukan adalah tentang aktivitas - aktivitas biaya

rawat inap. Setelah pengumpulan data selesai, dilakukan

penghitungan biaya dengan menggunakan sistem ABC melalui

dua tahap, yaitu:

1. Tahap pertama

Mendokumentasikan data - data tentang daftar tarif rawat

inap yang digunakan oleh pihak PT. Rumah Sakit Bakti

Timah Pangkalpinang.

2. Tahap kedua

Menghitung biaya rawat inap dengan cara pengumpulan

biaya dalam cost pool yang memiliki aktivitas yang sejenis,

terdiri dari 5 langkah:

a. Mengidentifikasi dan menggolongkan biaya kedalam

berbagai aktivitas.

b. Mengklasifikasikan aktivitas biaya ke dalam berbagai

aktivitas, pada langkah ini biaya digolongkan kedalam

aktivitas yang terdiri dari 4 kategori: unit level

activities, batch level activities, product sustaining

activities, facility sustaining activities.

c. Mengidentifikasikan cost driver yang dimaksudkan

untuk memudahkan dalam penentuan tarif / unit cost

driver.

d. Menentukan tarif / unit cost driver yang artinya biaya

per unit cost driver yang dihitung untuk suatu aktivitas.

Tarif/unit cost driver dapat dihitung dengan rumus sbb:

e. Penelusuran dan pembebanan biaya aktivitas ke masing-

masing produk yang menggunakan cost driver.

Pembebanan biaya overhead dari setiap aktivitas

dihitung dengan rumus sbb:

3. Tahap ketiga

Menghitung selisih tarif rawat inap rumah sakit berdasarkan

Activity Based Costing System dengan tarif rawat inap

sebelumnya. Kemudian menganalisis harga rawat inap

antara kedua metode tersebut dan membuat kesimpulan.

IV. PEMBAHASAN

Tarif Jasa Rawat Inap Dengan Activity Based Costing

Penentuan tarif Jasa Rawat Inap Dengan Activity Based

Costing Pada PT. Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang

dilakukan untuk setiap bagian atau unit yang menghasilkan

jasa. Biaya–biaya dari bagian atau unit yang sifatnya umum

proses pembebanannya dilakukan dengan cara alokasi.

Perhitungan tarif jasa rawat inap dengan mengakui bahwa

banyak biaya overhead tetap bervariasi dalam proporsi untuk

berubah selain berdasarkan volume produk. Dengan

memahami apa yang menyebabkan biaya, maka biaya-biaya

tersebut dapat dilacak atau ditelusuri pada berbagai produk

secara individual.

Dalam sistem ABC, tahap pertama kelompok biaya (cost

pool) aktivitas dibentuk ketika biaya sumber daya dialokasikan

ke aktivitas berdasarkan pemicu sumber daya. Di tahap kedua,

biaya aktivitas dialokasikan dari kelompok biaya aktivitas ke

produk atau objek biaya final lainnya.

Penyajian Data Rawat Inap

Dalam menentukan tarif jasa rawat inap dengan metode

activity based costing, data-data yang dibutuhkan antara lain

adalah data tarif rawat inap, hari rawat inap, data tempat tidur

dan data pendukung jumlah ruangan rawat inap

.

Mengidentifikasi Aktivitas

Dalam mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang menjadi

pemicu biaya, peneliti mengamati secara langsung proses dari

awal pasien rawat inap yang datang untuk berobat sampai

pasien meninggalkan PT. Rumah Sakit Bakti Timah

Pangkalpinang Aktivitas – aktivitas yang ditemui adalah

sebagai berikut:

1. Aktivitas Pelayanan Perawatan Pasien

Aktivitas pelayanan perawatan pasien adalah aktivitas yang

dilakukan oleh perawat seperti mencatat perkembangan

kesehatan pasien, mengganti inpus pasien, melakukan tensi,

dan memberikan pertolongan pada pasien jika pasien

membutuhkan bantuan.

Aktivitas ini digolongkan kedalam Unit Level Activity Cost.

Dari analisa data yang diperoleh maka yang dijadikan cost

driver untuk menentukan biaya per unit cost driver adalah

jumlah perawat dan jumlah tempat tidur pasien rawat inap.

2. Aktivitas Visite Dokter

Aktivitas visite Dokter adalah aktivitas Dokter Umum

ataupun Dokter Spesialis yang melakukan kunjungan setiap

hari kepada setiap pasien rawat inap.

Aktivitas ini digolongkan kedalam Unit Level Activity Cost.

Dari analisa data yang di peroleh maka yang dijadikan cost

driver untuk menentukan tarif per unit cost driver adalah

jumlah hari rawat inap.

3. Aktivitas Satpam

Adalah aktivitas yang bertanggung jawab menjaga

keamanan terhadap setiap wilayah PT. Rumah Sakit Bakti

Timah Pangkalpinang.

Aktivitas ini digolongkan kedalam Bacth Related Activity

Based Costing. Dari analisa data yang di peroleh maka

Tarif per unit cost driver = Jumlah aktivitas

Cost driver

BOP yang dibebankan = tarif perunit cost driver x

cost driver yang dipilih

Page 7: ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF …

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017

ISSN 2355-9047 49

www.stie-ibek.ac.id

© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK

yang dijadikan cost driver untuk menentukan tarif per unit

cost driver adalah Luas Wilayah (M²).

4. Aktivitas Maintenance

Adalah Aktivitas yang bertanggung jawab memperbaiki

dan perawatan terhadap peralatan di seluruh Bangunan PT.

Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang.

Aktivitas ini digolongkan kedalam Bacth Related Activity

Based Costing. Dari analisa data yang di peroleh maka

yang dijadikan cost driver untuk menentukan tarif per unit

cost driver adalah Luas Wilayah (M²).

5. Aktivitas Kebersihan

Adalah aktivitas yang melakukan pembersihan dan menjaga

agar seluruh wilayah PT. Rumah Sakit Bakti Timah

Pangkalpinang tetap bersih dan aktivitas ini dikerjakan oleh

pihak ketiga (Koperasi Karyawan Rumah Sakit Bakti

Timah).

Aktivitas ini digolongkan kedalam Unit Level Activity Cost.

Dari analisa data yang di peroleh maka yang dijadikan cost

driver untuk menentukan tarif per unit cost driver adalah

Luas Wilayah (M²).

6. Aktivitas Laundry

Aktivitas laundry adalah aktivitas pencucian sprei, bed

cover sarung bantal, tirai, baju operasi, handuk dan

sebagainya. Aktivitas ini dikerjakan oleh pihak luar

(Perusahan Pesona Mutiara laundry).

Aktivitas ini digolongkan kedalam Unit Level Activity Cost.

Dari analisa data yang diperoleh maka yang dijadikan cost

driver untuk menentukan tarif per unit cost driver adalah

jumlah hari rawat inap.

7. Aktivitas Pelayanan Makan Pasien

Aktivitas pelayanan makan pasien adalah aktivitas

pelayanan rumah sakit kepada pasien dengan menyediakan

makanan sebanyak 3 kali dalam sehari. Dan aktivitas ini di

kerjakan oleh pihak ketiga (Koperasi Karyawan Rumah

Sakit Bakti Timah).

Aktivitas ini digolongkan kedalam Unit Level Activity Cost.

Dari analisa data yang diperoleh maka yang dijadikan cost

driver untuk menentukan tarif per unit cost driver adalah

jumlah hari rawat inap.

8. Aktivitas Pemeliharaan Bangunan

Aktivitas pemeliharaan bangunan adalah aktivitas berupa

pengecetan dan renovasi yang dilakukan tiap tahun secara

rutin oleh rumah sakit. Aktivitas pemeliharaan bangunan

merupakan pengganti biaya penyusutan karena rumah sakit

tidak melakukan penyusutan pada bangunannya.

Aktivitas ini digolongkan kedalam Bacth Related Activity

Based Costing. Dari analisa data yang di peroleh maka

yang dijadikan cost driver untuk menentukan tarif per unit

cost driver adalah Luas Wilayah (M²).

9. Aktivitas Telepon

Aktivitas telepon adalah aktivitas PT. Rumah Sakit Bakti

Timah untuk dapat terus terhubung kepada pihak keluarga

maupun calon pasien rawat inap yang membutuhkan

informasi terkait rawat inap maupun rawat jalan.

Aktivitas ini digolongkan kedalam Unit Level Activity Cost.

Dari analisa data yang diperoleh maka yang dijadikan cost

driver untuk menentukan tarif per unit cost driver adalah

jumlah aktivitas pelayanan PT. Rumah Sakit Bakti Timah

Pangkalpinang.

10. Aktivitas Listrik

Aktivitas listrik adalah aktivitas perhitungan biaya listrik

terhadap fasilitas ruangan rawat inap yaitu berupa

perangkat elektronik yang ada di dalam ruangan rawat inap.

Aktivitas ini digolongkan kedalam Unit Level Activity Cost.

Dari analisa data yang diperoleh maka yang dijadikan cost

driver untuk menentukan tarif per unit cost driver adalah

jumlah beban KWH per 24 jam.

11. Aktivitas Penyusutan Inventaris kantor

Aktivitas penyusutan inventaris kantor adalah Aktivitas

perhitungan penyusutan biaya pada tiap kantor Perawat dan

Dokter setiap bansal di PT. Rumah Sakit Bakti Timah.

Aktivitas ini digolongkan kedalam Facility Sustaning

Actyvity Cost. Dari analisa data yang diperoleh maka yang

dijadikan cost driver untuk menentukan tarif per unit cost

driver adalah jumlah hari rawat.

12. Aktivitas Penyusutan Peralatan Medis

Aktivitas penyusutan peralata medis adalah aktivitas

Perhitungan penyusutan biaya pada tiap alat medis yang

ada di tiap ruangan pasien rawat inap PT. Rumah Sakit

Bakti Timah.

Aktivitas ini digolongkan kedalam Facility Sustaning

Actyvity Cost. Dari analisa data yang diperoleh maka yang

dijadikan cost driver untuk menentukan tarif per unit cost

driver adalah jumlah hari rawat.

Membebankan Biaya Untuk Tiap Aktivitas

Setelah mengetahui aktivitas – aktivitas yang ada di PT.

Rumah Sakit Bakti Timah, mengklrarifikasikan ke dalam

berbagai aktivitas dan mengidentifikasikan cost driver maka

langkah yang di lakukan selanjutnya adalah membebankan

biaya ke masing masing aktivitas untuk menentukan tarif per

unit cost driver dan pembebanan biaya ke masing – masing

produk.

Menentukan Tarif Rawat Inap

1. ICU (Intensive Care Unit)

Untuk ruangan ICU, dikarenakan Bangsal ICU hanya

memili satu jenis kelas rawat inap, maka jumlah cost driver

bangsal langsung di bagi dengan jumlah hari rawat untuk

mendapatkan tarif jasa rawat inap.

TABEL IV.1

Perhitungan Tarif ICU Dengan Metode Activity Based

Costing

No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015

1 Perawat Rp 565,352,152.93

2 Dokter Rp 171,045,000.00

3 Satpam Rp 9,025,109.36

4 Maintenance Rp 3,720,768.80

5 Kebersihan Rp 33,822,681.44

6 Laundry Rp 38,647,900.00

Page 8: ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF …

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017

ISSN 2355-9047 50

www.stie-ibek.ac.id

© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK

7 Pelayanan Makan Pasien Rp 54,476,989.30

8 Pemeliharaan Bangunan Rp 21,230,917.92

9 Listrik Rp 158,545,285.00

10 Telepon Rp 4,718,901.37

11 Penyusutan Inventaris

Kantor Rp 3,350,000.00

12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 79,971,000.00

Jumlah Rp 1,143,906,706.12

Sumber: Data diolah

Untuk mencari tarif harga rawat inap ICU tahun 2015

adalah : Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat

Tarif Rawat Inap = Rp 1,143,906,706.12 / 1267

= Rp 902,846.65

2. Melati

Untuk VIP Melati, dikarenakan bangsal melati hanya

memili satu jenis kelas rawat inap, maka jumlah cost driver

bansal langsung di bagi dengan jumlah hari rawat untuk

mendapatkan tarif jasa rawat inap.

TABEL IV.2

Perhitungan tarif VIP Melati dengan metode Activity Based

Costing

No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015

1 Perawat Rp 297,553,764.70

2 Dokter Rp 139,950,000.00

3 Satpam Rp 10,917,471.00

4 Maintenance Rp 4,500,930.00

5 Kebersihan Rp 40,914,534.00

6 Laundry Rp 61,711,450.00

7 Pelayanan Makan Pasien Rp 66,860,077.64

8 Pemeliharaan Bangunan Rp 25,682,562.00

9 Listrik Rp 249,746,684.00

10 Telepon Rp 4,718,901.37

11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 1,611,700.00

12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 6,486,350.00

Jumlah Rp 910,654,424.71

Sumber : Data diolah

Untuk mencari tarif harga rawat inap VIP Melati

tahun 2015 adalah :

Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat

Tarif Rawat Inap = Rp 910,654,424.71 / 1555

= Rp 585,629.86

3. Cendrawasih

Untuk menghitung tarif jasa rawat inap VVIP

cendrawasih yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver

dari tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.

TABEL IV.3

Perhitungan tarif VVIP Cendrawasih dengan metode

Activity Based Costing

No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015

1 Perawat Rp 29,755,376.47

2 Dokter Rp 18,597,500.00

3 Satpam Rp 2,365,452.05

4 Maintenance Rp 975,201.50

5 Kebersihan Rp 8,864,815.70

6 Laundry Rp 4,267,813.59

7 Pelayanan Makan Pasien Rp 7,438,452.37

8 Pemeliharaan Bangunan Rp 5,564,555.10

9 Listrik Rp 56,514,532.80

10 Telepon Rp 171,039.17

11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 158,520.56

12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 421,983.68

Jumlah Rp 135,095,242.98

Sumber : Data diolah

Untuk mencari tarif harga rawat inap VVIP

Cendrawasih tahun 2015 adalah : Tarif Rawat inap =

Jumlah aktivitas / Hari rawat

Tarif Rawat Inap = Rp 135,095,242.98 / 173

= Rp 780,897.36

Untuk menghitunga tarif jasa rawat inap VIP

cendrawasih yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver

dari tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.

TABEL IV.4

Perhitungan Tarif VIP Cendrawasih Dengan Metode

Activity Based Costing

No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015

1 Perawat Rp 119,021,505.88

2 Dokter Rp 79,110,000.00

3 Satpam Rp 946,180.82

4 Maintenance Rp 390,080.60

5 Kebersihan Rp 3,545,926.28

6 Laundry Rp 21,684,440.13

7 Pelayanan Makan Pasien Rp 37,794,217.52

8 Pemeliharaan Bangunan Rp 2,225,822.04

9 Listrik Rp 70,405,790.40

10 Telepon Rp 869,037.15

11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 805,431.03

12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 2,144,067.37

Jumlah Rp 338,942,499.22

Sumber : Data di olah

Untuk mencari tarif harga rawat inap VIP

Cendrawasih tahun 2015 adalah : Tarif Rawat inap =

Jumlah aktivitas / Hari rawat

Tarif Rawat Inap = Rp 338,942,499.22 / 879

= Rp385,600.11

Untuk menghitunga tarif jasa rawat inap Utama A

cendrawasih yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver

dari tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.

Page 9: ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF …

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017

ISSN 2355-9047 51

www.stie-ibek.ac.id

© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK

TABEL IV.5

Perhitungan Tarif Utama A Cendrawasih Dengan Metode

Activity Based Costing

No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015

1 Perawat Rp 29,755,376.47

2 Dokter Rp 24,420,000.00

3 Satpam Rp 909,789.25

4 Maintenance Rp 375,077.50

5 Kebersihan Rp 3,409,544.50

6 Laundry Rp 7,302,155.04

7 Pelayanan Makan Pasien Rp 12,727,063.01

8 Pemeliharaan Bangunan Rp 2,140,213.50

9 Listrik Rp 18,863,961.60

10 Telepon Rp 292,645.05

11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 271,225.92

12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 722,006.76

Jumlah Rp101,189,058.60

Sumber : Data diolah

Untuk mencari tarif harga rawat inap Utama A

Cendrawasih tahun 2015 adalah :

Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat

Tarif Rawat Inap = Rp 101,189,058.60 / 296

= Rp 341,854.93

Untuk menghitunga tarif jasa rawat inap Kelas I

cendrawasih yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver

dari tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.

TABEL IV.6

Perhitungan Tarif Kelas I Cendrawasih Dengan Metode

Activity Based Costing

No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015

1 Perawat Rp 416,575,270.58

2 Dokter Rp 248,312,500.00

3 Satpam Rp 701,837.42

4 Maintenance Rp 289,345.50

5 Kebersihan Rp 2,630,220.04

6 Laundry Rp 84,492,841.24

7 Pelayanan Makan Pasien Rp 147,264,158.14

8 Pemeliharaan Bangunan Rp 1,651,021.84

9 Listrik Rp 125,657,975.50

10 Telepon Rp 3,386,180.01

11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 3,138,340.49

12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 8,354,301.19

Jumlah Rp 1,042,453,991.96

Sumber : Data di olah

Untuk mencari tarif harga rawat inap Kelas I

Cendrawasih tahun 2015 adalah :

Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat

Tarif Rawat Inap = Rp 1,042,453,991.96 / 3425

= Rp 304,366.13

4. Anggrek

Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Utama A

Anggrek yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver dari

tiap aktivitas dibagi dengan jumlah hari rawat.

TABEL IV.7

Perhitungan Tarif Utama A Anggrek Dengan Metode

Activity Based Costing

No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015

1 Perawat Rp 380,868,818.82

2 Dokter Rp 210,210,000.00

3 Satpam Rp 382,111.49

4 Maintenance Rp 157,532.55

5 Kebersihan Rp 1,432,008.69

6 Laundry Rp 55,027,642.88

7 Pelayanan Makan Pasien Rp 109,555,934.29

8 Pemeliharaan Bangunan Rp 898,889.67

9 Listrik Rp 143,783,640.00

10 Telepon Rp 3,773,936.19

11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 1,985,280.68

12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 9,310,963.82

Jumlah Rp 917,386,759.06

Sumber : Data diolah

Untuk mencari tarif harga rawat inap Utama A

Anggrek tahun 2015 adalah :

Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat

Tarif Rawat Inap = Rp 917,386,759.06 / 2548

= Rp 360,041.90

Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Utama B

Anggrek yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver dari

tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.

TABEL IV.8 Perhitungan Tarif Dengan Metode Activity Based Costing

No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015

1 Perawat Rp 95,217,204.70

2 Dokter Rp 52,635,000.00

3 Satpam Rp 436,698.84

4 Maintenance Rp 180,037.20

5 Kebersihan Rp 1,636,581.36

6 Laundry Rp 13,778,507.12

7 Pelayanan Makan Pasien Rp 27,431,980.41

8 Pemeliharaan Bangunan Rp 1,027,302.48

9 Listrik Rp 47,497,824.00

10 Telepon Rp 944,965.18

11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 497,099.32

Page 10: ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF …

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017

ISSN 2355-9047 52

www.stie-ibek.ac.id

© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK

12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 2,331,395.18

Jumlah Rp 243,614,595.80

Sumber : Data di olah

Untuk mencari tarif harga rawat inap Utama B

Anggrek tahun 2015 adalah :

Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat

Tarif Rawat Inap = Rp 243,614,595.80 / 638

= Rp 381,841.06

5. Kebidanan

Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Utama A

Kebidanan yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver

dari tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.

TABEL IV.9

Perhitungan Tarif Utama A Kebidanan Dengan Metode

Activity Based Costing

No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015

1 Perawat Rp 59,510,752.94

2 Dokter Rp 26,565,000.00

3 Satpam Rp 909,789.25

4 Maintenance Rp 375,077.50

5 Kebersihan Rp 3,409,544.50

6 Laundry Rp 3,721,697.07

7 Pelayanan Makan Pasien Rp 13,844,980.71

8 Pemeliharaan Bangunan Rp 2,140,213.50

9 Listrik Rp 25,889,659.74

10 Telepon Rp 289,040.56

11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 157,093.37

12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 1,725,967.78

Jumlah Rp 138,538,816.92

Sumber : Data di olah

Untuk mencari tarif harga rawat inap Utama A

Kebidanan tahun 2015 adalah :

Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat

Tarif Rawat Inap = Rp 138,538,816.92 / 322

= Rp 430,244.77

Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Kelas I

Kebidanan yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver

dari tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.

TABEL IV.10

Perhitungan Tarif Dengan Metode Activity Based Costing

No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015

1 Perawat Rp 59,510,752.94

2 Dokter Rp 29,652,500.00

3 Satpam Rp 618,656.69

4 Maintenance Rp 255,052.70

5 Kebersihan Rp 2,318,490.26

6 Laundry Rp 4,727,248.76

7 Pelayanan Makan Pasien Rp 17,585,705.31

8 Pemeliharaan Bangunan Rp 1,455,345.18

9 Listrik Rp 14,852,687.76

10 Telepon Rp 367,135.37

11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 199,537.85

12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 2,192,300.68

Jumlah Rp 133,735,413.51

Sumber : Data di olah

Untuk mencari tarif harga rawat inap Kelas I

Kebidanan tahun 2015 adalah :

Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat

Tarif Rawat Inap = Rp 133,735,413.51 / 409

= Rp 326,981.45

Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Kelas II

Kebidanan yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver

dari tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.

TABEL IV.11

Perhitungan Tarif Kelas II Kebidanan Dengan Metode

Activity Based Costing

No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015

1 Perawat Rp 59,510,752.94

2 Dokter Rp 45,427,500.00

3 Satpam Rp 400,307.27

4 Maintenance Rp 165,034.10

5 Kebersihan Rp 1,500,199.58

6 Laundry Rp 7,778,578.04

7 Pelayanan Makan Pasien Rp 28,936,869.61

8 Pemeliharaan Bangunan Rp 941,693.94

9 Listrik Rp 9,515,304.72

10 Telepon Rp 604,112.73

11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 328,334.90

12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 3,607,379.86

Jumlah Rp 158,716,067.69

Sumber : Data di olah

Untuk mencari tarif harga rawat inap Kelas II

Kebidanan tahun 2015 adalah :

Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat

Tarif Rawat Inap = Rp 158,716,067.69 / 673

= Rp 235,833.68

Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Kelas III

Kebidanan yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver

dari tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.

Page 11: ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF …

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017

ISSN 2355-9047 53

www.stie-ibek.ac.id

© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK

TABEL IV.12

Perhitungan Tarif Kelas III Kebidanan Dengan Metode

Activity Based Costing

No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015

1 Perawat Rp 89,266,129.41

2 Dokter Rp 65,340,000.00

3 Satpam Rp 327,524.13

4 Maintenance Rp 135,027.90

5 Kebersihan Rp 1,227,436.02

6 Laundry Rp 12,586,733.26

7 Pelayanan Makan Pasien Rp 46,823,552.76

8 Pemeliharaan Bangunan Rp 770,476.86

9 Listrik Rp 14,812,185.96

10 Telepon Rp 977,531.59

11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 531,287.82

12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 5,837,201.58

Jumlah Rp 238,635,087.30

Sumber : Data di olah

Untuk mencari tarif harga rawat inap Kelas III

Kebidanan tahun 2015 adalah :

Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat

Tarif Rawat Inap = Rp 238,635,087.30 / 1089

= Rp 219,132.31

6. Nusa Indah

Untuk menghitung tarif jasa rawat inap VIP Nusa

Indah yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver dari tiap

aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.

TABEL IV.13

Perhitungan Tarif VIP Nusa Indah Dengan Metode Activity

Based Costing

No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015

1 Perawat Rp 65,775,042.72

2 Dokter Rp 40,140,000.00

3 Satpam Rp 1,728,599.58

4 Maintenance Rp 712,647.25

5 Kebersihan Rp 6,478,134.55

6 Laundry Rp 6,538,581.12

7 Pelayanan Makan Pasien Rp 19,176,588.18

8 Pemeliharaan Bangunan Rp 4,066,405.65

9 Listrik Rp 40,150,704.00

10 Telepon Rp 444,014.77

11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 163,813.73

12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 1,549,193.98

Jumlah Rp 186,923,725.54

Sumber : Data di olah

Untuk mencari tarif harga rawat inap VIP Nusa Indah

tahun 2015 adalah :

Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat

Tarif Rawat Inap = Rp 186,923,725.54 / 446

= Rp 419,111.49

Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Utama A Nusa

Indah yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver dari tiap

aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.

TABEL IV.14

Perhitungan Tarif Utama A Nusa Indah Dengan Metode

Activity Based Costing

No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015

1 Perawat Rp 32,887,521.36

2 Dokter Rp 23,100,000.00

3 Satpam Rp 727,831.40

4 Maintenance Rp 300,062.00

5 Kebersihan Rp 2,727,635.60

6 Laundry Rp 4,104,938.82

7 Pelayanan Makan Pasien Rp 12,039,113.66

8 Pemeliharaan Bangunan Rp 1,712,170.80

9 Listrik Rp 27,793,920.00

10 Telepon Rp 278,753.67

11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 102,842.70

12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 972,588.15

Jumlah Rp 106,747,378.16

Sumber : Data diolah

Untuk mencari tarif harga rawat inap Utama A Nusa

Indah tahun 2015 adalah:

Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat

Tarif Rawat Inap = Rp 106,747,378.16 / 280

= Rp 381,240.64

Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Kelas I Nusa

Indah yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver dari tiap

aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.

TABEL IV.15

Perhitungan Tarif Kelas I Nusa Indah Dengan Metode

Activity Based Costing

No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015

1 Perawat Rp 65,775,042.72

2 Dokter Rp 58,072,500.00

3 Satpam Rp 800,614.54

4 Maintenance Rp 330,068.20

5 Kebersihan Rp 3,000,399.16

6 Laundry Rp 11,743,057.12

7 Pelayanan Makan Pasien Rp 34,440,464.43

8 Pemeliharaan Bangunan Rp 1,883,387.88

9 Listrik Rp 62,804,808.00

10 Telepon Rp 797,434.60

11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 294,203.58

Page 12: ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF …

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017

ISSN 2355-9047 54

www.stie-ibek.ac.id

© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK

12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 2,782,296.82

Jumlah Rp 242,724,277.05

Sumber : Data di olah

Untuk mencari tarif harga rawat inap Kelas I Nusa

Indah tahun 2015 adalah :

Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat

Tarif Rawat Inap = Rp 242,724,277.05 / 801

= Rp303,026.56

Kelas II Nusa Indah

Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Kelas II Nusa

Indah yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver

dari tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.

TABEL IV.16

Perhitungan Tarif Kelas II Nusa Indah Dengan Metode Activity

Based Costing

No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015

1 Perawat Rp 295,987,692.25

2 Dokter Rp 156,262,500.00

3 Satpam Rp 194,088.37

4 Maintenance Rp 80,016.53

5 Kebersihan Rp 727,369.49

6 Laundry Rp 33,939,047.73

7 Pelayanan Makan Pasien Rp 99,537,671.85

8 Pemeliharaan Bangunan Rp 456,578.88

9 Listrik Rp 12,223,200.00

10 Telepon Rp 2,304,695.50

11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 850,288.76

12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 8,041,219.90

Jumlah Rp 610,604,369.27

Sumber : Data diolah

Untuk mencari tarif harga rawat inap Kelas II Nusa

Indah tahun 2015 adalah :

Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat

Tarif Rawat Inap = Rp 610,604,369.27 / 2315

= Rp 263,759.99

Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Kelas III Nusa

Indah yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver dari tiap

aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.

TABEL IV.17

Perhitungan Tarif Kelas III Nusa Indah Dengan Metode

Activity Based Costing

No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015

1 Perawat Rp 164,437,606.81

2 Dokter Rp 53,880,000.00

3 Satpam Rp 87,339.77

4 Maintenance Rp 36,007.44

5 Kebersihan Rp 327,316.27

6 Laundry Rp 13,165,125.21

7 Pelayanan Makan Pasien Rp 38,611,157.38

8 Pemeliharaan Bangunan Rp 205,460.50

9 Listrik Rp 1,801,747.20

10 Telepon Rp 894,002.83

11 Penyusutan Inventaris Kantor Rp 329,831.23

12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 3,119,229.14

Jumlah Rp 276,894,823.78

Sumber : Data diolah

Untuk mencari tarif harga rawat inap Kelas III Nusa

Indah tahun 2015 adalah :

Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat

Tarif Rawat Inap = Rp 276,894,823.78 / 898

= Rp 308,346.13

8. Rajawali

Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Kelas II

Rajawali yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver dari

tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.

TABEL IV.18

Perhitungan Tarif Kelas II Rajawali Dengan Metode

Activity Based Costing

No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015

1 Perawat Rp 363,440,669.74

2 Dokter Rp 230,512,500.00

3 Satpam Rp 276,980.28

4 Maintenance Rp 114,190.26

5 Kebersihan Rp 1,038,016.88

6 Laundry Rp 81,777,138.86

7 Pelayanan Makan Pasien Rp 146,834,189.80

8 Pemeliharaan Bangunan Rp 651,576.11

9 Listrik Rp 52,855,730.80

10 Telepon Rp 3,219,789.85

11 Penyusutan Inventaris Kantor -

12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 25,444,403.53

Jumlah Rp 906.165.186,11

Sumber : Data di olah

Untuk mencari tarif harga rawat inap Kelas II

Rajawali tahun 2015 adalah :

Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat

Tarif Rawat Inap = Rp 906.165.186,11 / 3415

= Rp 265,348.52

Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Kelas III

Rajawali yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver dari

tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat.

Page 13: ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF …

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017

ISSN 2355-9047 55

www.stie-ibek.ac.id

© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK

TABEL IV.19

Perhitungan Tarif Kelas III Rajawali Dengan Metode

Activity Based Costing

No Jenis Aktivitas Aktivitas Tahun 2015

1 Perawat Rp 201,911,483.19

2 Dokter Rp 95,400,000.00

3 Satpam Rp 476,729.57

4 Maintenance Rp 196,540.61

5 Kebersihan Rp 1,786,601.32

6 Laundry Rp 38,074,861.14

7 Pelayanan Makan Pasien Rp 68,364,966.85

8 Pemeliharaan Bangunan Rp 1,121,471.87

9 Listrik Rp 21,017,987.40

10 Telepon Rp 1,499,111.52

11 Penyusutan Inventaris Kantor -

12 Penyusutan Peralatan Medis Rp 11,846,735.47

Jumlah Rp 441,696,488.93

Sumber : Data di olah

Untuk mencari tarif harga rawat inap Kelas III

Rajawali tahun 2015 adalah :

Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat

Tarif Rawat Inap = Rp 441,696,488.93 / 1590

= Rp 277,796.53

Menghitung Selisih Tarif

Untuk mengetahui seberapa besar selisih metode

tradisional dengan metode activity based costing maka

dilakukan perbandingan tarif dengan presentase dan rupiah.

Berikut tabel perbandingan tarif jasa rawat inap tahun

2015:

TABEL IV.20

Selisih Tarif Jasa Rawat Inap Metode Tradisional dan Activity Based Costing

No Kelas Tradisional Activity Based Costing Selisih Keterangan

1 Intensive Care Unit

ICU Rp 850,000.00 Rp 902,846.65 6.22% Lebih Mahal

2 Melati

VIP Rp 750,000.00 Rp 585,629.86 21.92% Lebih Murah

3 Cendrawasih

VVIP Rp 1,250,000.00 Rp 780,897.36 37.53% Lebih Murah

VIP Rp 750,000.00 Rp 385,600.11 48.59% Lebih Murah

Utama A Rp 475,000.00 Rp 341,854.93 28.03% Lebih Murah

Kelas I Rp 375,000.00 Rp 304,366.13 18.84% Lebih Murah

4 Anggrek

Utama A Rp 475,000.00 Rp 360,041.90 24.20% Lebih Murah

Utama B Rp 600,000.00 Rp 381,841.06 36.36% Lebih Murah

5 Kebidanan

Utama A Rp 475,000.00 Rp 430,244.77 9.42% Lebih Murah

Kelas I Rp 375,000.00 Rp 326,981.45 12.80% Lebih Murah

Kelas II Rp 250,000.00 Rp 235,833.68 5.67% Lebih Murah

Kelas III Rp 175,000.00 Rp 219,132.31 25.22% Lebih Mahal

6 Nusa Indah

VIP Rp 600,000.00 Rp 419,111.49 30.15% Lebih Murah

Utama A Rp 475,000.00 Rp 381,240.64 19.74% Lebih Murah

Page 14: ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF …

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017

ISSN 2355-9047 56

www.stie-ibek.ac.id

© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK

Kelas I Rp 375,000.00 Rp 303,026.56 19.19% Lebih Murah

Kelas II Rp 250,000.00 Rp 263,759.99 5.50% Lebih Mahal

Kelas III Rp 175,000.00 Rp 308,346.13 76.20% Lebih Mahal

7 Rajawali

Kelas II Rp 250,000.00 Rp 265,348.52 6.14% Lebih Mahal

Kelas III Rp 175,000.00 Rp 277,796.53 58.74% Lebih Mahal

Sumber : Data diolah

Perbedaan yang terjadi antara tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode tradisional dan metode Activity Based

Costing, disebabkan karena pembebanan biaya overhead pada masing-masing produk. Pada akuntansi biaya tradisional biaya

overhead pada masing-masing produk dibebankan hanya pada satu cost driver saja. Akibatnya cenderung terjadi distorsi pada

pembebanan biaya overhead. Sedangkan pada metode ABC telah mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap kamar secara

tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas.

V. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis

penelitian yang telah dilakukan terhadap tarif jasa rawat inap

PT. Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. PT. Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang dalam

menentukan tarif jasa rawat inap menggunakan metode

Tradisional. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan

rumah sakit dalam menentukan tarif adalah pesaing dan

keadaan sosial masyarakat wilayah bangka belitung,

dimana rumah sakit harus memperhitungkan kemampuan

ekonomi masyarakat, serta karena metode tersebut sebagai

dasar perhitungan dalam menentukan tarif jasa rawat inap

di PT. Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang. Tarif /

biaya rawat inap yang telah digunakan selama tahun 2015

adalah : untuk ICU Rp 850,000.00 untuk Melati, VIP

750,000.00 untuk cendrawasih, VVIP Rp 1.250,000.00 VIP

Rp 750,000.00, Utama A Rp 475,000.00, Kelas I Rp

375.000,00 untuk Anggrek, Utama A Rp 475,000.00,

Utama B Rp 600,000.00, untuk Kebidanan, Utama A Rp

475,000.00, Kelas I 375,000.00, Kelas II 250,000.00, Kelas

III Rp 175,000.00, untuk Nusa Indah, VIP 600,000.00,

Utama A Rp 475,000.00, Kelas I Rp 375,000.00, Kelas II

Rp 250,000.00, Kelas III 175,000.00, untuk Rajawali,

Kelas II Rp 250,000.00, Kelas III Rp 175,000.00.

2. Menentukan tarif jasa rawat inap menggunakan metode

activity based costing memberikan hasil yang sesuai

dengan aktivitas – aktivitas yang dibebankan. Untuk tarif

jasa rawat inap yang dihitung dengan menggunakan

metode ABC adalah sebagai berikut : Untuk ICU Rp

92,846.65 untuk Melati, VIP 585,629.86 untuk

cendrawasih, VVIP Rp 780,897.36 VIP Rp 385,600.11,

Utama A Rp 341,854.93, Kelas I Rp 304,366.13, untuk

Anggrek, Utama A Rp 360,041.90, Utama B Rp

381,841.06, untuk Kebidanan, Utama A Rp 430,244.77,

Kelas I 326,981.45, Kelas II 235,833.68, Kelas III Rp

219,132.31, untuk Nusa Indah, VIP 419,111.49, Utama A

Rp 381,240.64, Kelas I Rp 303,026.56, Kelas II Rp

263,759.99, Kelas III 308,346.13, untuk Rajawali, Kelas II

Rp 265,348.52 Kelas III Rp 277,796.53. Dari hasil

perhitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan

metode activity based costing apabila dibandingkan dengan

tarif jasa rawat inap yang berlaku di PT. Rumah Sakit Bakti

Timah Pangkalpinang tahun 2015, maka metode ABC

memberikan hasil yang lebih mahal pada ruangan ICU

sebesar Rp 52.846,65 atau 6,22%, bansal Kebidanan Kelas

III Rp 44,132.31 atau 25,22%, bansal Nusa Idah Kelas II

Rp 13,759.99 atau 5,50%, Kelas III Rp 133,346.13 atau

76,20%, dan bansal Rajawali Kelas II Rp 15,348.52 atau

6,14%, Kelas Rp III Rp 102,796.53 atau 58,74%.

Sedangkan untuk yang lainnya metode ABC memberikan

hasil yang lebih murah, bansal Melati VIP Rp 164,370.14

atau 21,92% bansal Cendrawasih VVIP Rp 469,102.64 atau

48,59%, Kelas VIP 364,399.89 atau 48,59%, Utama A

133,145.07, Kelas I 70,633.87 atau 18,84%, Bansal

Anggrek Utama A Rp 114,958.10 atau 24,20%, Utama B

Rp 218,158.94 atau 36,36%, bansal kebidanan Utama A Rp

44,755.23 atau 9,42%, kelas I Rp 48,018.55 atau 12,80%,

Kelas II Rp 14,166.32 atau 5,67%, bansal Nusa Indah VIP

Rp 180,888.51 atau 30,15%, Utama A Rp 93,759.36 atau

19,74%, kelas I Rp 71,973.44 atau 19,19%.

3. Berdasarkan analisa dari hasil perhitungan menggunakan

metode aktivity based costing menunjukkan bahwa

menggunkan metode ABC menunjukkan anggka yang lebih

murah.

DAFTAR PUSTAKA

1] Anthony A. Atkinsontahun, Management Acounting,

Label: 658.1511 Man, Boston : 2007

2] Amin Widjaja Tunggal, Akuntansi Manajemen,

Harvindo, Jakarta : 2009

3] Armanto Witjaksono, Akuntansi Biaya, Graha Ilmu,

Yogyakarta : 2006

4] Bustami Bastian & Nurlela, Akuntansi Biaya, Graha

Ilmu, Yogyakarta : 2010

5] Bustami, Bastian, Dan Nurlela, Akuntansi Biaya, Edisi

Pertama, Mira Wacana Media, Jakarta : 2009

6] Charles T. Horngren Dan Walter T.Harrison, Akuntansi,

Jilit Satu, Edisi Ke Tujuh, Erlangga, Jakarta : 2007

7] Carter, Usry, Cost Accounting, Edisi Ketigabelas,

Salemba Empat, Jakarta : 2006

8] Carter, Wiliam K Dan Milton F. Usry, Akuntansi Biaya,

Edisi Ketigabelas,. Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta :

2006

9] Don R Hansen And Maryanne M.Mowen, Manajemen

Biaya, Edisi Bahasa Indonesia Buku Kedua, Salemba

Empat, Jakarta 2004

10] Garrison, Ray H., Eric W. Noreen, Akuntansi

Manajerial, Buku Satu, Alih. Bahasa A. Totok

Bidisantoso, Salemba Empat, Jakarta : 2000

Page 15: ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF …

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017

ISSN 2355-9047 57

www.stie-ibek.ac.id

© 2015, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK

11] Horngren, Dkk, Cost Accounting A Managerial

Emphasis, Edisi Kedelapan, Pretice Hal International Inc,

New Jersey. Usa : 1994

12] Hansen Dan Mowen, Akuntansi Manajemen, Salemba,

Jakarta : 2006

13] Hansen Don R, Maryanne M. Mowen, Akuntansi

Manajemen, Edisi Kedua, Terjemahan : A. Hermawan,

Erlangga, Jakarta : 2000

14] Horngren, Charles T, Dkk., Akuntansi Biaya, Edisi

Kesebelas, Buku Satu, Pt. Indeks, Jakarta : 2008

15] Kholmi Dan Yuningsih Akuntansi Biaya, Edisi Revisi

Umm Pers, Malang : 2009

16] Kaplan, Robert S. and Robin Cooper, The Design of Cost

System, Edisi pertama,

17] Mulyadi, Sistem Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta :

2003

18] Mulyadi, Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, Universitas

Gadjah Mada, Yogyakarta : 1999

19] Mulyadi. Sistem Akuntansi, Salemba Empat Jakarta :

2003

20] Mulyadi, Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, Aditya Media,

Yogyakarta : 2000

21] Mulyadi Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Kelima,

Salemba Empat, Jakarta : 2010

22] Mulyadi, activity Based Cost System, Edisi Ke Enam,

Cetakan Satu, Yogyakarta, UPP AMP, YKPN,

Yogyakarta : 2003

23] Mulyadi, Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, Bp. Stie Ykpn,

Yogyakarta : 1993

24] Muh Akbar, Analisis Penerapan Metode Activity Based

Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Kamar

Hotel Pada Hotel Coklat Makasar, Universitas

Hasanudin, Makasar : 2011

25] Pelo Gabryela Horman, Penerapan Activity Based

Costing Pada Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit Umum,

Universitas Hasanuddin, Makassar : 2012

26] Pratama Posma, Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan

Rasio Profitabilitas Pada Rumah Sakit Bakti Timah

Pangkalpinang Periode 2008-2012, STIE-IBEK,

Pangkalpinang : 2015

27] Purwoadi Ria Sandi, Penerapan Activity Based Costing

Sebagai Pendekatan Baru Untuk Menghitung Tarif

Sumbangan Pembinaan Pendidikan Pada Smp Setiabudhi

Semarang, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang :

2015

28] Simamora Bilson, Panduan Riset Perilaku Konsumen,

Pustaka, Surabaya : 2002

29] Simamora Henry, Akuntansi Manajemen, Edisi 2, Upp

Amp Ykpn, Jakarta : 2002

30] Supriyono, R.A. Akuntansi Biaya : Perencanaan Dan

Pengendalian Biaya Serta Pembuatan Keputusan, Edisi

Kedua, Buku Kedua, Bpfe, Yogyakarta : 2000

31] Supriyono R. A., Akuntansi Manajemen, Edisi Pertama,

Cetakan Pertama, Peerbit BPFE, Yogyakarta : 2001

32] Supriyono R. A., Akuntansi Manajemen, Salemba Empat

Jakarta : 2002

33] Prentice Hall International Inc, New Jersey : 1991

34] Warren Dkk, Pengantar Akuntansi, Salemba Empat,

Jakarta : 2005

35] Wilopo, Dasar-Dasr Akuntansi I, Edisi Ikatan Akuntansi

Indonesia, Jakarta : 2005

36] Wilopo, Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh

Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi,

Simposium Nasional Akuntansi Ix, Padang : 2006