analisis pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan...
TRANSCRIPT
ANALISIS PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT
SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DALAM MATA
PELAJARAN MATEMATIKA DI MA ASY-SYAFI’IYAH
JATIBARANG – BREBES
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh:
MUHAMMAD LUTFI
NIM: 073511033
FAKUKTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
ii
iii
iv
NOTA PEMBIMBING Semarang, 30 April 2012
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
Di Semarang
Assalamu ‘alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Analisis Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) Dalam Mata Pelajaran Matematika
di MA Asy-syafi’iyah Jatibarang – Brebes
Nama : Muhammad Lutfi
NIM : 073511033
Jurusan/Program Studi : Tadris Matematika
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.
Wassalamu ‘alaikum wr. wb.
Pembimbing I,
Lulu Choirun Nisa’, S. Si., M.Pd
NIP : 1981072 0200312 2 002
v
NOTA PEMBIMBING Semarang, 30 April 2012
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
Di Semarang
Assalamu ‘alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Analisis Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) Dalam Mata Pelajaran Matematika
di MA Asy-syafi’iyah Jatibarang – Brebes
Nama : Muhammad Lutfi
NIM : 073511033
Jurusan/Program Studi : Tadris Matematika
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.
Wassalamu ‘alaikum wr. wb.
Pembimbing II,
H. Mursid, M.Ag
NIP.196703052001121001
vi
ABSTRAK
Judul : Analisis Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) Dalam Mata Pelajaran Matematika di MA Asy-
syafi’iyah Jatibarang – Brebes
Penulis : Muhammad Lutfi
NIM : 073511033
Skripsi ini membahas Analisis Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) Dalam Mata Pelajaran Matematika di MA Asy-syafi’iyah
Jatibarang – Brebes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan
standar penilaian pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dalam mata pelajaran matematika dan kendala-kendala yang dialama guru dalam
menerapkan KTSP di MA Asy-syafi’iyah Jatibarang – Brebes. Kajiannya dilatar
belakangi oleh masih banyaknya hasil belajar matematika peserta didik yang di
bawah KKM di MA Asy-syafi’iyah Jatibarang – Brebes dan terendah di daerah
sekitarnya. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kualitatif. Data
diperoleh dengan metode dokumentasi, angket, dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan standar penilaian untuk
sekolah di MA Asy-syafi’iyah sudah berjalan dengan baik. Hal ini bisa dilihat dari
hasil angket untuk Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
yang memperoleh skor 86 dari skor maksimal 88 atau sebesar 97,73% yang berarti
pelaksanaan sudah dilaksanakan dengan sangat baik. Sedangkan pelaksanaan
KTSP tentang penilaian dalam mata pelajaran matematika di MA Asy-syafi’iyah
masih ada kendala. Kendala yang sangat dirasakan adalah keanekaragaman
kemampuan peserta didik pada ranah kognitif, ranah psikomotorik, maupun ranah
afektif. Berdasarkan hasil angket pelaksanaan standar penilaian yang disebarkan
untuk guru dan peserta didik, diperoleh skor 85 dari skor maksimal 108 atau
sebesar 78,7% untuk guru, sedangkan untuk peserta didik diperoleh skor 1464
dari skor maksimal 1760 atau sebesar 83,18%. Dari hasil tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan standar penilaian untuk pelajaran matematika di
MA Asy-syafi’iyah Jatibarang sudah berjalan dengan baik. Meskipun hasil angket
yang diperoleh berbeda antara guru dan peserta didik. Untuk standar penilaian
yang masih Jarang dilakukan oleh guru matematika adalah Penilaian aspek
psikomotor peserta didik, mendokumentasikan hasil penilaian, perencanaan dan
pemilihan teknik penilaian saat menyusun silabus, menginformasikan silabus
kepada siswa, dan pemberitahuan tentang prosedur dan pengambilan keputusan
kepada siswa
Berdasarkan studi dokumentasi dapat dilihat bahwa di dalam silabus tidak
terdapat contoh instrumen untuk setiap kompetensi dasar. Dan jika dilihat dari
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hanya terdapat contoh instrumen
penilaian dari aspek kognitif saja sedangkan aspek psikomotorik dan afektif
belum dicantumkan. Jadi, berdasarkan hasil angket dan wawancara penilaian di
MA asy-syafi’iyah sudah berjalan dengan cukup baik meskipun ada sedikit
kekurangan dalam RPP dan Silabus
vii
KATA PENGANTAR
بسم اهللا الرمحن الرحيم
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah
SWT. yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya kepada kita,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk memenuhi tugas
dan syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Strata I pada Fakultas Tarbiyah
Program Studi Tadris Matematika di IAIN Walisongo Semarang.
Shalawat serta salam semoga terlimpah pada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. yang diutus dengan membawa rahmat bagi seluruh umat
manusia.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Dr. Suja’i, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
beserta stafnya.
2. Lulu Choirun Nisa’, S.Si, M.Pd. Sekretaris Prodi Tadris Matematika Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang sekaligus sebagai pembimbing I yang
telah memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penulisan skripsi
3. H. Mursid, M.Ag selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan
dan petunjuk dalam penulisan skripsi
4. Kepala Bagian Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang dan Kepala Bagian
Perpustakaan Fakultas Tarbiyah beserta stafnya, yang telah berkenan
meminjamkan buku-buku yang penulis perlukan untuk pembuatan skripsi ini.
5. Siti Aminah, S.Pd. selaku Kepala sekolah MA Asy-syafi’iyah Jatibarang
Brebes yang telah memberikan izin untuk penelitian sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan
6. Suhani, SS. selaku Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum MA Asy-
syafi’iyah Jatibarang Brebes yang telah memberikan arahan banyak arahan
dan informasi selama proses penelitian
viii
7. Irawan, S.Pd.I. selaku guru matematika MA Asy-syafi’iyah Jatibarang Brebes
yang memberikan arahan banyak arahan dan informasi selama proses
penelitian
8. Sahabat-sahabat yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dan semua
pihak yang membantu penulis dan memberikan dukungan, inspirasi,, dan
motivasi dalam pembuatan skripsi ini.
9. Semua pihak dan Instansi terkait yang telah membantu selama
dilaksanakannya penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini
Semoga Allah SWT. membalas jasa-jasanya dengan balasan yang setimpal.
Penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis, guru, dan
semua pihak yang aktif dalam bidang pendidikan. Semoga ridho Allah SWT.
menyertai kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, April 2012
Penulis,
MUHAMMAD LUTFI
NIM. 73511033
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL --------------------------------------------------------------- i
PERNYATAAN KEASLIAN ----------------------------------------------------- ii
PENGESAHAN --------------------------------------------------------------------- iii
NOTA PEMBIMBING ------------------------------------------------------------- iv
ABSTRAK ---------------------------------------------------------------------------- vi
KATA PENGANTAR -------------------------------------------------------------- vii
DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------- ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ---------------------------------------- 1
B. Rumusan Masalah ---------------------------------------------- 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ------------------------------- 6
BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIK
A. Kajian Pustaka --------------------------------------------------- 8
B. Kerangka Teoritik ----------------------------------------------- 9
1. Belajar dan Pembelajaran ---------------------------------- 9
2. Pembelajaran Matematika di Sekolah ------------------- 13
3. Pengertian Kurikulum -------------------------------------- 15
4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ----------------- 16
a. Pengertian ----------------------------------------------- 16
b. Landasan Yuridis Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ----------------------------------- 16
c. Prinsip Pengembangan Kurikulum ---------------- - 19
d. Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ------------------------------------ 21
e. Prinsip Pelaksanaan KTSP --------------------------- 21
f. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ----------------- 23
g. Standar Penilaian -------------------------------------- 25
x
5. Hambatan Pembelajaran KTSP -------------------------- 27
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian -------------------------------------------------- 32
B. Fokus dan Ruang Lingkup ------------------------------------ 32
C. Data dan Sumber Data ---------------------------------------- 32
D. Metode Pengumpulan Data ------------------------------------ 33
E. Metode Analisis Data -- ---------------------------------------- 35
F. Pengembangan Instrumen ------------------------------------- 36
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gabaran Umum Madrasah Aliyah (MA) Asy-syafi’iyyah
Jatibarang Brebes ---------------------------------------------- 40
1. Letak geografis Madrasah Aliyah (MA)
Asy-syafi’iyyah Jatibarang Brebes ---------------------- 40
2. Latar Belakang Historis Madrasah Aliyah (MA)
Asy-syafi’iyyah Jatibarang Brebes ---------------------- 40
3. Visi dan Misi Historis Madrasah Aliyah (MA)
Asy-syafi’iyyah Jatibarang Brebes ---------------------- 41
a. Visi ------------------------------------------------------- 41
b. Misi ------------------------------------------------------ 42
4. Struktur Organisasi ---------------------------------------- 42
B. Desrkripsi Hasil Penelitian ------------------------------------- 43
1. Pelaksanaan secara Umum KTSP ----------------------- 43
a. Hasil Wawancara I ------------------------------------ 43
b. Hasil Wawancara II ----------------------------------- 47
c. Hasil Wawancara III ---------------------------------- 51
2. Pelaksanaan Penilaian dalam KTSP---------------------- 54
a. Hasil Wawancara I ------------------------------------ 54
b. Hasil Wawancara II ----------------------------------- 57
c. Hasil Wawancara III ---------------------------------- 60
d. Hasil Penyebaran Angket I --------------------------- 65
e. Hasil Penyebaran Angket II -------------------------- 66
xi
f. Hasil Penyebaran Angket III ------------------------- 68
C. Analisis Hasil Penelitian --------------------------------------- 69
1. Analisis Pelaksanaan secara Umum KTSP dan
kendalanya -------------------------------------------------- 69
2. Analisis pelaksanaan penilaian dalam KTSP ---------- 71
a. Pelaksanaan penilaian dalam KTSP oleh
sekolah --------------------------------------------------- 71
b. Pelaksanaan penilaian dalam KTSP oleh guru
matematika ---------------------------------------------- 72
BAB V : SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan ------------------------------------------------------ 75
B. Saran -------------------------------------------------------------- 76
C. Penutup ----------------------------------------------------------- 76
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bagi bangsa Indonesia dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidikan
pendidikan dalam memasuki era globlalisasi yang penuh tantangan dan
ketidakpastian, diperlukan pendidikan yang dirancang berdasarkan kebutuhan
nyata di lapangan. Dalam hal ini para penyelenggara negara melalui
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan terus melakukan berbagai usaha
guna meningkatkan mutu pendidikan. Diantaranya dengan merumuskan
kurikulum pendidikan sebagai usaha menjawab tantangan di atas melalui
proses panjang dan membutuhkan waktu yang lama pula, yang pada akhirnya
melahirkan sebuah kurikulum baru sebagai penyempurnaan dari kurikulum
sebelumnya (2004) yaitu dengan nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Melalui kurikulum ini pihak sekolah diberi kebebasan yang sama
dalam menyusun silabus sesuai dengan kebutuhan.
Dalam perjalanannya dunia pendidikan Indonesia telah menerapkan
enam kurikulum, yaitu kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1994,
kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi dan terakhir Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan yang dikeluarkan pemerintah melalui
Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, Permen nomor 23
tahun 2006 tentang standar kelulusan, dan nomor 24 tahun 2006 tentang
pelaksanaan Permen nomor 22 dan 23 tahun 2006. Perubahan kurikulum
merupakan suatu hal yang biasa dalam rangka merespon perkembagan
masyarakat yang begitu cepat. Pendidikan harus mampu menyesuaikan
dinamika yang berkembang dalam masyarakat, terutama tuntutan dan
kebutuhan masyarakat. Dan itu bisa dijawab dengan perubahan kurikulum.1
Untuk itulah berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dan
PP No. 19 tahun 2005, mengamanatkan disusunnya kurikulum pada jenjang
1 Kunandar, Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum Tingkat Satan Pendidikan
KTSP Dan Sukses Sertifikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 107
2
pendidikan dasar dan menengah yaitu KTSP. Penyusunan kurikulum harus
disesuaikan dengan Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
Standar Proses, Standar Pengelolaan dan Standar Penilaian serta berpedoman
pada acuan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).2
Untuk itulah Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama mulai
tahun ajaran 2007/2008 memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) sebagai penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Terkait dengan penyusunan KTSP, BSNP telah membuat panduan
penyusunan KTSP. Panduan ini diharapkan menjadi acuan bagi satuan
pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan
SMK/MAK dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum yang akan
dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.3
Meskipun telah disediakan panduan, kesuksesan implementasi
kurikulum sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru yang akan menerapkan
dan mengaktualisasikan kurikulum tersebut dalam pembelajaran (who is
behind the classroom). Kemampuan guru tersebut terutama berkaitan dengan
pengetahuan dan pemahaman mereka terhadap implementasi kurikulum, serta
tugas yang dibebankan kepadanya, karena tidak jarang kegagalan
implementasi kurikulum di sekolah disebabkan oleh kurangnya pemahaman
guru terhadap tugas yang harus dilaksanakannya. Kondisi tersebut
menunjukkan bahwa berfungsinya kurikulum terletak pada bagaimana
implementasinya di sekolah, khususnya di kelas dalam kegiatan pembelajaran,
yang merupakan kunci keberhasilan tercapainya tujuan, serta terbentuknya
kompetensi peserta didik. Dalam prosesnya, interaksi berkualitas yang
dinamis antara kepala sekolah, guru, kurikulum, dan peserta didik memainkan
peran yang sangat penting, terutama dalam penyesuaian kurikulum dengan
tuntutan globalisasi, perubahan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta tuntutan situasi, kondisi, dan lingkungan belajar.
2 Masnur Muslih, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar Pemahaman dan
Pengembangan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007) hlm. 1 3 Masnur Muslih, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar Pemahaman dan
Pengembangan, hlm. 10
3
Semuanya itu menuntut profesionalisme guru untuk memungkinkan
terciptanya interaksi berkualitas yang dinamis. Sukmadinata mengungkapkan
bahwa hambatan utama dalam pengembangan kurikulum di sekolah terletak
pada guru, diantaranya kurangnya pengetahuan dan kemampuan guru itu
sendiri. Di samping itu implementasi kurikulum dalam pembelajaran di
sekolah sangat dipengaruhi oleh dukungan sumber belajar, sarana dan
prasarana yang memadai, terutama kondisi ruang pembelajaran, perpustakaan,
laboratorium, dan alat bantu pembelajaran.4
Pelaksanaan KTSP yang efektif dan menyenangkan menuntut guru
untuk lebih sabar, penuh perhatian dan pengertian, serta mempunyai
kreativitas dan dedikasi untuk menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik.
Ternyata hal tersebut belum terjadi di MA Asy-syafi’iyah Jatibarang - Brebes ,
dimana tidak semua guru mampu memahami hakikat pembelajaran
berdasarkan KTSP. Sehingga dalam pembelajaran guru cenderung
memberikan pelajaran berdasarkan buku yang telah ada dan tidak
memperhatikan kesempurnaan pembelajaran tak terkecuali pada mata
pelajaran matematika sehingga hasil belajar peserta didik masih banyak yang
dibawah Nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dan terendah diantara
SMA/MA atau sederajat di sekitarnya.
Pembelajaran matematika menggariskan peserta didik harus
mempelajari matematika melalui pemahaman, aktif membangun pengetahuan
baru, pengalaman dan pengetahuan yang dialami sebelumnya. Pembelajaran
matematika juga harus menyenangkan dan membutuhkan strategi dan metode
pembelajaran yang menarik agar peserta didik menjadi lebih berminat, lebih
aktif, berpikir logis, sistematis dan konsisten. Namun dalam praktek
pembelajarannya, matematika dianggap sesuatu yang abstrak, menakutkan
dan tidak mempunyai daya tarik di mata peserta didik. Sehingga hal ini
mengakibatkan rendahnya output peserta didik dalam penguasaan
matematika. Penyampaian materi oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar
4 E.Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan
Kepala Sekolah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008) hlm. 5
4
juga belum menggunakan strategi yang sesuai dengan kondisi peserta didik.
Guru cenderung menggunakan metode pembelajaran yang membosankan.
Akibatnya murid kurang berminat untuk belajar dan anak sering melakukan
aktifitas sendiri saat guru menerangkan.
Selain dalam proses pembelajaran, Penilaian hasil belajar juga
merupakan salah satu hal yang penting. Dimana akhir dari pembelajaran
adalah penilaian. Dalam melaksanakan penilaian guru dituntut untuk
mengikuti standar penilaian yang telah diamanatkan pemerintah.
Standar Penilaian Pendidikan merupakan acuan dasar dalam
melaksanakan penilaian proses dan hasil pembelajaran yang telah ditetapkan
dalam Permendiknas No. 20 Tahun 2007. Pemberlakuan standar penilaian
di SMA/MA diharapkan dapat meningkatkan mutu lulusan dalam
mencapai standar kompetensi lulusan SMA/MA dan pada akhirnya
mampu meningkatkan mutu pendidikan.
Namun dalam pelaksanaannya, penilaian yang dilaksanakan guru
kebanyakan hanya menggunakan bentuk tes ulangan harian atau tes tertulis,
sehingga nilai atau hasil belajar peserta didik masih banyak yang dibawah
KKM khususnya mata pelajaran matematika, padahal evaluasi yang sesuai
dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) harus sesuai dengan
Standar penilaian yang meliputi ranah kognitif, psikomotorik dan afektif.
Keberhasilan pembelajaran akan bermuara pada hubungan yang
harmonis antara kurikulum dan guru sebagai pelaksananya. Kemungkinan
kurangnya hubungan yang harmonis antara guru dengan kurikulum
menyebabkan gagalnya peserta didik dalam ujian, bahkan bisa menjadi sebab
terpuruknya pendidikan nasional. Ini yang harus direnungkan dan dipikirkan
matang-matang, agar segala kelemahan masa lalu tidak terulang kembali
untuk yang akan datang. Apalagi pemerintah telah menetapkan standar
kompetensi lulusan dan standar isi, untuk dijadikan acuan dalam
pengembangan KTSP. Berhasil tidaknya pelaksanaan KTSP dengan otonomi
sekolah, sangat tergantung kepada kepala sekolah, guru, peserta didik dan juga
masyarakat dalam menyikapi dan melaksanakan KTSP tersebut. Oleh karena
5
itu dukungan dari semua pihak yang terkait untuk terlaksananya KTSP ini
sangat diharapkan, agar KTSP sebagai kurikulum yang baru diperkenalkan
dapat dipahami dan dilaksanakan secara efektif.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut maka dalam
penelitian ini penulis mengambil judul "Analisis pelaksanaan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dalam Mata Pelajaran Matematika di MA
Asy-syafi’iyah Jatibarang – Brebes”.
Belum terlihat masalah yang jelas sehingga perlu dilakukan penelitian,
khususnya fokus pada standar penilaian.
Selanjutnya akan penulis jelaskan tentang istilah-istilah yang akan dipakai
dalam pembahasan judul tersebut, yaitu:
1. Analisis
Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,
perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-
musabab, duduk perkara, dsb) 5..
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.6 yang terdiri dari
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, silabus.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah penyempurnaan
dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). KTSP diberlakukan mulai
tahun ajaran 2007/2008. Kurikulum ini merupakan landasan operasional
yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.
Dalam penelitian ini aspek yang akan dianalisis adalah standar penilaian
pendidikan dalam matematika pelajaran matematika di MA Asy-
syafi’iyah Jatibarang.
5 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002)
6 E.Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Karya, 2006)
, hal. 19
6
3. Matematika
Dalam penelitian ini mata pelajaran matematika kelas XI di MA
Asy-syafi’iyah Jatibarang yang akan dijadikan objek penelitian.
4. MA Asy-syafi’iyah Jatibarang – Brebes
Merupakan tempat penulis melakukan penelitian. Sekolah ini berada di
Desa Jatibarang Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes.
Jadi, berdasarkan penegasan istilah di atas pengertian dari judul
penelitian ini adalah penyelidikan terhadap pelaksanaan standar penilaian
penidikan kurikulum tingkat satuan pendidikan dalam mata pelajaran
matematika kelas XI di MA Asy-syafi’iyah Jatibarang – Brebes
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut maka dengan
rumusan masalahpenelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah pelaksanaan standar penilaian pendidikan KTSP dalam
pembelajaran Matematika di MA Asy-syafi’iyah Jatibarang - Brebes?
2. Adakah kendala yang dialami oleh guru matematika dalam menerapkan
KTSP di MA Asy-syafi’iyah Jatibarang - Brebes?
C. Tujuan dan Manfaat penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
a. Mengetahui pengembangan standar penilaian pendidikan KTSP dalam
pembelajaran Matematika di MA Asy-syafi’iyah Jatibarang - Brebes
b. Mengetahui kendala-kendala yang dialami guru Matematika dalam
menerapkan KTSP di pembelajaran Matematika di MA Asy-
syafi’iyah Jatibarang - Brebes.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini sangat penting dilaksanakan untuk meningkatkan
mutu/kualitas pendidikan, mengingat akhir-akhir ini cepat sekali terjadinya
pembaharuan kurikulum pendidikan yang berimplikasi langsung pada
7
proses pembelajaran. Bukan itu saja penelitian ini juga dianggap penting
karena data yang diperoleh dan hasil deskripsinya akan sangat bermanfaat:
a. Sebagai bahan kajian Kepala Sekolah dan guru-guru Matematika
dalam upaya meningkatkan pemahaman pembelajaran Matematika di
sekolah.
b. Untuk memudahkan peserta didik dalam memahami mata pelajaran
matematika yang diajarkan oleh guru
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi para peneliti yang
berminat untuk meneliti tentang analisis pelaksanaan KTSP
selanjutnya di sekolah.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIK
A. Kajian Pustaka
Dalam penelitian kali ini, peneliti mengacu pada penelitian-penelitian
terdahulu diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Heri Mugiono
mahasiswa UMS Jurusan Pendidikan Matematika, dalam skripsinya yang
berjudul: “Pelaksanaaan KBK Di SMK Muhammadiyah I Surakarta Tahun
Ajaran : 2005/2006”. Penelitian ini meneliti tentang kesiapan sebuah sekolah
dalam menghadapi KBK. SMK Muhammadiyah I Surakarta adalah objek
yang diteliti oleh Heri Mugiono, dan lembaga ini telah menerapkan KBK, baik
dalam pelaksanaan kurikulum, manajemen, KBM dan administrasi. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara, dan dokumentasi yang dianalisis menggunakan metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif.
Skripsi yang berjudul “Analisis Hambatan Proses Pembelajaran
Biologi Dan Cara Pemecahannya Dalam Pelaksanaan Kurikulum 2004 Bagi
Guru Kelas X” yang ditulis oleh Dyah Sulistiyawati (4401401023), Program
Studi Pendidikan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang. Dalam skripsi tersebut membahas tentang
hambatan yang dialami oleh guru biologi dalam pelaksanaan pembelajaran
berbasis Kurikulum 2004. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian
kualitatif dengan metode pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara dan observasi.
Skripsi yang berjudul “Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS) di SLTP Negeri 2 Klaten” yang ditulis oleh Retnoningsih Suharno
(1124000001) Fakultas Ilmu Pendidikan, Kurikulum dan Teknologi
Pendidikan di Universitas Negeri Semarang. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data
adalah angket sebagai metode utama dan observasi, wawancara serta
dokumen sebagai metode pelengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
9
manajemen kurikulum dan program pengajaran baik, manajemen siswa
baik, manajemen ketenagaan cukup, manajemen sarana dan prasarana
pendidikan baik, manajemen anggaran/biaya baik, manajemen hubungan
sekolah dengan masyarakat baik, manajemen layanan khusus baik.
B. KERANGKA TEORITIK
1. Belajar dan pembelajaran
Kegiatan belajar dalam kegiatan pendidikan secara keseluruhan di
sekolah adalah kegiatan yang paling pokok. Hal ini mengandung arti
bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung
bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik.
Mengenai pengertian belajar, para pakar pendidikan mempunyai
rumusan yang berlainan. Secara psikologis belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksinya dalam lingkungannya.1
Cronbach mengemukakan learning is shown by change in
behaviour as a result experience (belajar sebagai suatu aktifitas yang
ditunjukan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman).
Berbeda dengan Cornbach, Howard L. Kingskey berpendapat learning is
the process by behaviour (in the broader sense) is originated and change
through practice or training (belajar adalah proses dimana tingkah laku
(dalam arti luas) ditimbulkan dan diubah melalui proses praktek atau
latihan.). 2
Hilgrad dan Bowler mendefinisikan belajar (to learn) memiliki
arti to gain knowledge, comprehension or mastery of through experience
or study. To fix in the mind or memory . to acquire through experience, to
become in former of to find out. Menurut definisi tersebut belajar memiliki
1 Slameto, Belajar Dan Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997),
hlm. 2 2 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Ilmu, 2008), hlm. 13
10
pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui
pengalaman, mengingat, menguasai, pengalaman dan mendapatkan
informasi atau menemukan. Dengan demikian belajar mempunyai arti
dasar adanya aktifitas atau kegiatan dalam penguasaan sesuatu.3
Beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar
adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kecerdasan kognitif, afektif dan
psikomotorik.
UNESCO mencanangkan empat pilar pendekatan pembelajaran.
Pendekatan tersebut digunakan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya
sebagai agen pendidikan, empat pilar tersebut antara lain:4
a. learning to think (belajar bagaimana berfikir)
b. learning to do (belajar untuk berbuat)
c. learning to be (belajar untuk menjadi diri sendiri)
d. learning to live together (belajar untuk hidup bersama)
Pembelajaran tidak seharusnya hanya memposisikan peserta didik
sebagai pendengar yang baik. Namun lebih dari itu guru harus mampu
mengkondisikan peserta didik atau peserta didik untuk mampu berbuat
dalam usahanya mengembangkan kompetensi yang mereka miliki serta
untuk memperkaya pengalaman belajar dengan meningkatkan interaksi
dengan lingkungan fisik dan sosialnya. Dengan perlakuan tersebut maka
peserta didik dengan sendirinya akan mampu membangun pemahaman dan
pengetahuannya dengan dunia sekitarnya. Diharapkan dengan adanya
interaksi dengan lingkungannya maka akan terbentuk peserta didik yang
mempunyai kepercayaan terhadap diri dan sekaligus membangun jati diri
peserta didik. Dengan pengalaman belajar maka peserta didik akan
mempunyai kemampuan berinteraksi dengan individu-individu yang
3 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar Dan Pembelajaran , (Jogjakarta: Ar-
Ruz Media, 2010), hlm 13 4 A. Qodri A. Azizy, Pendidikan Agama Untuk Membangun Etika Social, cet. 2,
(Semarang: Aneka Ilmu, 2003), hlm. 30
11
berbeda sehingga akan membentuk kepribadian yang mempunyai sikap
positif dan toleran terhadap lingkungan yang beraneka ragam.
Proses belajar sebagai upaya untuk merubah tingkah laku
mempunyai beberapa ciri-ciri diantaranya 5
a. Perubahan yang terjadi secara sadar
Seseorang yang melakukan proses belajar menyadari dalam
dirinya telah terjadi perubahan tingkah laku. Misalnya menyadari
dengan bertambahnya pengetahuan, kecakapannya bertambah dan
kebiasaannya juga bertambah.
b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar perubahan yang terjadi dalam diri
seseorang berlangsung secara berkesinambungan dan tidak statis.
Satu perubahan akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan
berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Perubahan-perubahan itu senantiasa terjadi dan tertuju pada
sesuatu yang baik. Semakin banyak usaha belajar yang dilakukan maka
semakin banyak dan makin baik perubahan yang terjadi.
d. Perubahan belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi tidak bersifat sementara namun
menetap pada diri seseorang secara permanen.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan terarah
Setiap perubahan yang terjadi selalu mempunyai tujuan yang
ingin tercapai.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang dilakukan individu setelah melakukan proses
belajar meliputi keseluruhan perubahan tingkah laku. Perubahan itu
meliputi perubahan pengetahuan, perubahan keterampilan, perubahan
kebiasaan dan lain-lain.
5 Slameto, Belajar Dan Faktor Yang Mempengaruhinya, hlm. 3
12
Pada dasarnya tujuan-tujuan belajar sangat banyak dan bervariasi.
Tujuan-tujuan belajar secara eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan
tindakan instruksional, yang biasanya berbentuk pengetahuan dan
keterampilan. Sedangkan hasil yang sifatnya sampingan meliputi
kemampuan berfikir kritis, terbuka terhadap orang lain dan demokratis.6
Secara umum tujuan pendidikan ada tiga jenis yaitu:
a. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pengetahuan yang
didapat merupakan hasil dari proses berfikir dan keduanya tidak bisa
dipisahkan. Dengan kata lain pengetahuan tidak akan berkembang dan
bertambah tanpa ada proses berfikir, sedangkan sedikit bahan dari
pengetahuan akan mengembangkan kemampuan berfikir.
b. Penanaman konsep dan keterampilan
Keterampilan dapat dilatih dan dididik dengan menggunakan
kemampuan yang dimiliki. Demikian juga keterampilan
mengungkapkan perasaan melalui bahasa tulis dan lisan. Interaksi
yang mengarah kepada pencapaian keterampilan itu akan menuruti
kaidah-kaidah tertentu bukan sekedar menghafal atau meniru.
c. Pembentukan sikap
Proses belajar mengajar menjadikan guru sebagai objek yang
selalu dijadikan obyek observasi murid, dilihat, didengar, dan ditiru
semua perilakunya oleh murid. Pembentukan sikap mental dan prilaku
anak didik, tidak terlepas dari penanaman nilai-nilai (transfer of value).
Oleh karena itu guru harus betul-betul mampu memindahkan nilai-
nilai kepada anak didiknya. Dengan penanaman nilai tersebut
diharapkan peserta didik mampu menumbuhkan kemampuan dan
kemauannya.7
6 Sardiman A.M., Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2007), hlm. 26 7 Sardiman A.M., Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, hlm. 28
13
2. Pembelajaran Matematika di Sekolah
Menurut Johnson dan Myklebust, matematika adalah bahasa
simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-
hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya
adalah untuk memudahkan berpikir. Lerner mengemukakan bahwa
matematika disamping sebagai bahasa simbolik juga merupakan
bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat,
dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Kline
juga mengemukakan bahwa matematika merupakan bahasa simbolik
dan ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi
juga tidak melupakan cara bernalar induktif.8
Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh
semua peserta didik dari SD hingga SLTA dan bahkan di perguruan
tinggi. Ada banyak alasan tentang perlunya peserta didik belajar
matematika. Cornelius mengemukakan lima alasan perlunya belajar
matematika.9
1) Sarana berpikir yang jelas dan logis.
2) Sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.
3) Sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman.
4) Sarana untuk mengembangkan kreativitas
5) Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan
budaya.
Dalam proses belajar mengajar matematika, seorang guru
dituntut untuk memberikan penjelasan secara detail agar peserta didik
mampu menerima apa yang disampaikan. Sebagaimana yang
dilakukan Rasulullah seperti dijelaskan dalam hadits yang
diriwayatkan oleh ‘Aisyah ra:
8 Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.(Jakarta: PT.
Rineka Cipta,1998), hlm.252 9 Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar hlm. 253
14
كان كالم رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم :قالت عنها اهللا ضيعن عائشة رو هعمس نكل م همفهال يا فصابو داود رواه* (كالم(
Artinya : “Dari ‘Aisyah ra,. ia berkata: “Perkataan Rasulullah SAW
adalah ucapan yang jelas, jika orang lain mendengarnya, pasti
dapat memahaminya.”(HR. Abu Daud).10
Bruner dalam metode penemuannya mengungkapkan bahwa
dalam pembelajaran matematika, peserta didik harus menemukan
sendiri berbagai pengetahuan yang diperlukannya. “Menemukan”
disini terutama adalah “menemukan lagi” (discovery), atau dapat juga
menemukan yang sama sekali baru (invention). Oleh karena itu,
kepada peserta didik materi disajikan bukan dalam bentuk akhir dan
tidak diberitahukan cara penyelesaiannya. Dalam pembelajaran ini,
guru harus lebih banyak berperan sebagai pembimbing dibanding
sebagai pemberi tahu.11
Ada beberapa pendekatan dalam pengajaran matematika,
masing-masing didasarkan atas teori belajar yang berbeda. Empat
pendekatan yang paling berpengaruh dalam pengajaran matematika
yaitu.12
1) Urutan belajar yang bersifat perkembangan (development learning
sequences).
2) Belajar tuntas (mastery learning).
3) Strategi belajar (learning strategies).
4) Pemecahan masalah (problem solving).
10
Imam Nawawi, Terjemahan Riyaadlus Shalihin Jilid 1, (Jakarta: Pustaka Amani,
1999M/1420H), hlm.639 11
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008), hlm.4 12
Abdurrahman, Mulyono Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar., hlm. 255
15
3. Pengertian Kurikulum
Kurikulum bukan berasal dari bahasa Indonesia, tetapi berasal dari
bahasa Latin yang kata dasarnya adalah currere, secara harfiah berarti
lapangan perlombaan. Lapangan tersebut adalah batas start dan batas
finish. Dalam lapangan pendidikan pengertian tersebut dijabarkan bahwa
bahan belajar sudah ditentukan secara pasti, dari mana mulai diajarkannya
dan kapan diakhiri, dan bagaimana cara untuk menguasai bahan agar
dapat mencapai gelar.13
Kurikulum mengalami perkembangan penafsiran yang beragam
dari para ahli pendidikan. Karena hampir seluruh ahli pendidikan
khususnya dibidang kurikulum mempunyai rumusan sendiri meskipun
aspek kesamaanya tetap tampak.
J. Llyod Trump dan Deklmas F. Miller dalam buku Secondary
School Improvement (1973) berpendapat bahwa kurikulum mencakup
metode mengajar, cara mengevaluasi murid dan semua program,
perubahan tenaga mengajar bimbingan, penyuluhan, supervisi,
administrasi dan hal-hal struktural mengenai waktu jumlah ruangan serta
kemungkinan memilih mata pelajaran.
Sedangkan menurut David Praff kurikulum adalah seperangkat
organisasi pendidikan formal atau pusat-pusat pelatihan. Definisi tersebut
dijelaskan sebagai berikut:
a. Rencana tersebut dalam bentuk tulisan
b. Rencana itu ialah rencana kegiatan
c. Kurikulum berisikan hal-hal sebagai berikut:
- Peserta didik mau dikembangkan kemana?
- Bahan apa yang akan diajarkan?
- Alat apa yang digunakan?
- Bagaimana cara meng evaluasinya?
- Bagaimana Kualitas guru yang diperlukan?
13
Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
hlm. 2
16
d. Kurikulum dilaksanakan dalam pendidikan formal
e. Kurikulum disusun secara sistematik
f. Pendidikan latihan mendapatkan perhatian.14
Menurut Hilda Taba mengemukakan bahwa pada hakikatnya
kurikulum merupakan suatu cara untuk mempersiapkan anak agar
berpartisipasi sebagai anggota yang produktif dalam masyarakatnya.
Dalam kurikulum terdapat komponen-komponen tertentu yaitu pernyataan
tentang tujuan dan sasaran, seleksi dan organisasi bahan dan isi pelajaran,
bentuk dan kegiatan belajar mengajar dan evaluasi hasil belajar.
Berbagai penjelasan diatas dapat penulis simpulkan bahwa
kurikulum adalah seperangkat rencana pengajaran yang digunakan guru
sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah untuk
mencapai tujuan pendidikan.
4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
a. Pengertian
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan. KTSP dikembangkan oleh kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah dibawah koordinasi dan
supervisi dinas pendidikan/kantor Depag Kabupaten/Kota untuk
pendidikan dasar dan dinas pendidikan /kantor Depag untuk
pendidikan menengah dan pendidikan khusus.15
b. Landasan Yuridis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilandasi oleh Undang-
Undang dan Peraturan Pemerintah sebagai berikut :16
14
Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, hlm. 5 15
Kunandar, Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum Tingkat Satan Pendidikan
KTSP Dan Sukses Sertifikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 125 16
E.Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Karya,
2006) , hal. 19
17
1) Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas) pasal 36 sampai 38.
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 adalah
peraturan tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP
merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Terdapat 8 standar nasional pendidikan yang harus diacu oleh
sekolah dalam penyelenggaraan kegiatannya. Ke 8 standar tersebut
yaitu17
:
a) Standar isi (SI)
b) Standar proses
c) Standar kompetensi lulusan (SKL)
d) Standar tenaga kependidikan
e) Standar sarana dan prasarana
f) Standar pengelolaan
g) Standar pembiayaan
h) Standar penilaian pendidikan
3) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun
2006 mengatur tentang standar isi yang mencakup lingkup materi
dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Secara keseluruhan standar
isi mencakup:
a) Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan
pedoman dalam penyusunan KTSP;
b) Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar
dan menengah;
17
Lekdis, Standar Nasional Pendidikan (Pp No. 19 Tahun 2005), (Jakarta: Lekdis,
2005), hlm. 4
18
c) KTSP yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan
berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian
tidak terpisahkan dari standar isi;
d) Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada
satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun
2006 mengatur tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk
satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai
pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik.
Standar Kompetensi Lulusan meliputi :
a) Standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar
dan menengah;
b) Standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran;
dan
c) Standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.
5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)
Nomor 24 tahun 2006 mengatur tentang pelaksanaan peraturan
menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 tentang standar
isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah serta peraturan
menteri pendidikan nasional nomor 23 tahun 2006 tentang standar
kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.
Selain itu, dalam Permendiknas tersebut dikemukakan pula
bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah dapat
mengembangkan kurikulum dengan standar yang lebih tinggi dari
yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan panduan penyusunan
KTSP pada satuan pendidikan dasar dan menengah yang disusun
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Sementara bagi satuan pendidikan dasar dan menengah
yang belum atau tidak mampu mengembangkan kurikulum sendiri
19
dapat mengadopsi atau mengadaptasi model kurikulum tingkat
satuan pendidikan dasar dan menengah yang disusun oleh BSNP,
ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan dasar dan menengah
setelah memperhatikan pertimbangan dari komite
sekolah/madrasah.
c. Prinsip Pengembangan Kurikulum
Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar
dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan Komite Sekolah
berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta
panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum
dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.18
1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa
peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan
dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik serta tuntutan lingkungan.
2) Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang
serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya
dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender.
Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum,
18
Kunandar, Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum Tingkat Satan Pendidikan
KTSP Dan Sukses Sertifikasi, hlm. 139
20
muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun
dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat
antar substansi.
3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan
oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta
didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan
pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi
pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya
kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh
karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan
berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan
keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5) Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi
kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang
direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua
jenjang pendidikan.
6) Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara
unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
21
7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan
nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
d. Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Sebagai konsep sekaligus program, KTSP mempunyai
karakteristik sebagai berikut19
:
1) KTSP menekankan pada ketercapaian kompetensi peserta didik
secara baik secara kurikulum tingkat satuan pendidikan individual
maupun klasikal. Dalam KTSP peserta didik dibentuk untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan nilai
sikap dan minat yang pada akhirnya akan membentuk pribadi yang
terampil dan mandiri.
2) KTSP berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan
keberagaman
3) penyampaian belajar dalam pembelajaran menggunakan
pendekatan dan metode yang bervariasi.
4) sumber belajar tidak hanya guru , tetapi sumber belajar lainnya
yang memenuhi unsur edukatif.
5) penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya
penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi
e. Prinsip Pelaksanaan KTSP
Pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan
menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut.20
19
Kunandar Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum Tingkat Satan Pendidikan
KTSP Dan Sukses Sertifikasi, hlm. 138 20
Kunandar, Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum Tingkat Satan Pendidikan
KTSP Dan Sukses Sertifikasi,, hlm. 142
22
1) Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan
dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus
mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta
memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara
bebas, dinamis dan menyenangkan.
2) Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar,
yaitu:
a. Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa,
b. Belajar untuk memahami dan menghayati,
c. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
d. Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain
e. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui
proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
3) Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat
pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan
sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta
didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan
pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan,
kesosialan, dan moral.
4) Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik
dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab,
terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia
mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan
daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa,
di depan memberikan contoh dan teladan).
5) Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multi
strategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang
memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber
23
belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang
terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan
sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar,
contoh dan teladan).
6) Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam,
sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan
pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
7) Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata
pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan
dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok
dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan.
f. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP)
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :21
1) Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar
pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum
disusun yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat
menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.
2) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik
Kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat
perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional dan
sosial, spiritual, dan kinestetik peserta didik.
Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan
21
Kunandar Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum Tingkat Satan Pendidikan
KTSP Dan Sukses Sertifikasi,, hlm. 143
24
pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman
hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat
keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan
dengan kebutuhan pengembangan daerah.
3) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan
kepentingan pembangunan daerah dan nasional agar berjalan
seimbang.
4) Tuntutan dunia kerja
Kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat
penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik
yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Kegiatan
pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi
peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup.
5) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang
membawa masyarakat berbasis pengetahuan, dimana IPTEK sangat
berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus
terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan
IPTEK sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan.
Oleh karma itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
kesinanambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu
Pengetahuan, teknologi, dan seni.
6) Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung
peningkatan iman dan taqwa serta ahklak mulia dengan tetap
memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama.
25
7) Dinamika perkembangan global
Kurikulum harus dibangun dan dikembangkan agar peserta
didik mampu terjun dan mampu bersaing secara global, serta
mampu berdampingan dengan bangsa lain.
8) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Kurikulum dikembangkan untuk membangun karakter dan
wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting
bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam
bingkai NKRI.
9) Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang
kelestarian keragaman budaya.
10) Kesetaraan jender
Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan
yang berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan jender.
11) Karakteristik satuan pendidikan
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi,
tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.
g. Standar Penilaian
Penilaian adalah proses sistematis pengumpulan informasi (angka,
deskripsi, verbal), analisis, dan interpretasi informasi untuk memberikan
keputusan terhadap kadar hasil kerja.22
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian
hasil belajar peserta didik.23
Penilaian pendidikan adalah proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian
hasil belajar peserta didik.
22
Masnur Muslih, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar Pemahaman dan
Pengembangan, hlm. 78 23
E.Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru
dan Kepala Sekolah, hlm. 43
26
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur.
2) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang
jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
3) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta
didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang
agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu
komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan.
6) Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik
mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai
teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan
kemampuan peserta didik.
7) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8) Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
9) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari
segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.24
Teknik dan Instrumen Penilaian
1) Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik
penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau
kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik
kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.
24
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2007 tentang
Standar Penilaian Pendidikan, hlm. 2
27
2) Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja.
3) Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran
berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran.
4) Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat
berbentuk tugas rumah dan/atau proyek.
5) Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi
persyaratan (a) substansi, adalah merepresentasikan kompetensi yang
dinilai, (b) konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai
dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan (c) bahasa, adalah
menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai
dengan taraf perkembangan peserta didik.
6) Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam
bentuk ujian sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi,
konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.
7) Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk
UN memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki
bukti validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat
diperbandingkan antar sekolah, antar daerah, dan antar tahun.25
5. Hambatan Pembelajaran KTSP
Proses pembelajaran akan mencapai tujuannya jika memperhatikan
beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar peserta didik antara
lain:26
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri
peserta didik dan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor tersebut
meliputi faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis berkaitan
dengan kesehatan dan fungsi tubuh. Sedangkan faktor psikologis
meliputi
25
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2007 tentang
Standar Penilaian Pendidikan, hlm. 3 26
Baharuddin, dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar Dan Pembelajaran, hlm. 19
28
1) Kecerdasan peserta didik
Yaitu kemampuan psiko fisik dalam mereaksi atau
menyesuaikan diri dengan lingkungannya melalui cara yang tepat.
2) Motivasi
Motivasi adalah faktor yang mempengaruhi keefektifan
belajar peserta didik. motivasi peserta didik bisa dilihat dari
perasaan ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas,
mempunyai sifat positif, adanya keingintahuan untuk mencapai
prestasi dan adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau
pengetahuan yang berguna bagi dirinya.
3) Minat
Secara sederhana minat adalah kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
4) Sikap
Adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang
relatif terhadap objek, orang, peristiwa, dan sebagainya, baik
secara positif maupun negatif.
5) Bakat
Adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai tujuan dan keberhasilan disaat yang akan datang.
b. Faktor eksternal
Meliputi lingkungan sekolah, lingkungan sosial masyarakat dan
lingkungan keluarga. Hubungan yang harmonis antar peserta didik
dengan guru dapat mempengaruhi proses belajar mengajar seorang
peserta didik. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal peserta
didik berperan penting dalam mempengaruhi belajar peserta didik.
Semakin baik lingkungan tempat tinggal peserta didik maka akan
berbanding lurus dengan peningkatan belajar peserta didik. Sedangkan
keluarga sebagai tempat tinggal pertama peserta didik akan berdampak
29
pada aktifitas belajar peserta didik. Interaksi sesama keluarga akan
membantu peserta didik melakukan aktivitas belajar yang baik.
c. Faktor mata pelajaran
Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan
peserta didik. Begitu juga dengan metode yang digunakan guru sebagai
sarana untuk menyampaikan materi pelajaran harus disesuaikan
dengan kondisi peserta didik.
Kendala pembelajaran berbasis KTSP bisa meliputi beberapa
hal yaitu:27
a. Guru
Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh kemampuan guru
dalam proses belajar mengajar, setidaknya guru harus memiliki
beberapa kompetensi yang wajib dimiliki yaitu:
1) Kompetensi kepribadian guru yaitu kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
bijaksana, berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan
berakhlak mulia
2) Kemampuan pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta
didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran evaluasi dan
pengembangan peseta didik untuk mengaktualisasi berbagai
potensi yang mereka miliki.
3) Kompetensi profesional merupakan penguasaan terhadap materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup
penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan
substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan
terhadap struktur metodologi keilmuan
27 Ahmad Mutaqiin, “Problematika Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(Ktsp) Bagi Guru Biologi Di Mts Nurul Islam Clekatakan Kecamatan Pulosari Kabupaten
Pemalang”, Skripsi, (Semarang: Program Strata 1 IAIN Walisongo Semarang, 2010), hlm. 41
30
4) Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan orang tua wali peserta didik
dan masayarakat sekitar.
b. Sarana prasarana
Sarana prasarana mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Kelengkapan sarana
prasarana akan lebih memudahkan guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran agar lebih kreatif dan menyenangkan. Sarana pendidikan
adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan
dan menunjang proses pendidikan.
c. Stockholder
Sekolah sebagai sistem sosial merupakan bagian integral dari
sistem yang lebih besar yaitu masyarakat. Sekolah dan masyarakat
memiliki hubungan yang erat dalam mencapai tujuan sekolah atau
pendidikan secara efektif dan efisien. Adapun peranan dari masyarakat
antara lain:
1) Pemberi pertimbangan penentuan dan kebijakan pendidikan di
satuan pendidikan.
2) Pendukung baik secara finansial pemikiran maupun tenaga dalam
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
3) Pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas
penyelenggaraan pendidikan dalam satuan pendidikan.
d. Peserta didik
Sebagai subyek pendidikan peserta didik berperan penting
dalam suksesnya pendidikan. Oleh karena itu agar tidak terjadi
permasalahan dalam proses pembelajaran maka perlu adanya
penelaahan dan pengelolaan peserta didik. Hal ini berkaitan dengan
dasar perencanaan pembelajaran, cara penyampaian pelajaran dan
evaluasinya. Pengelolaan dimaksudkan adalah penataan dan
pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik
31
mulai dari jam masuk dan jam pulang dari sekolah. Pengelolaan
tersebut bukan hanya pencatatan data melainkan meliputi aspek yang
lebih luas yang secara operasional dapat membantu pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.
e. Kepala sekolah
Kepala sekolah adalah seorang guru (jabatan fungsional) yang
diangkat untuk menduduki jabatan struktural (kepala sekolah) di
sekolah.28
Analisis tugas kepala sekolah mempunyai dua peranan yaitu
peranan administratif manajerial dan peranan dan peranan kedua
menekankan kepada kepemimpinan pengajaran. Namun peran sebagai
administratif manajerial lebih dominan dibanding peran
kepemimpinan pengajaran, untuk itu kepala sekolah minimal harus
menguasai lima keterampilan administrasi yang harus dimiliki
1) Keterampilan teknis, meliputi pengetahuan khusus dan keahlian
pada suatu kegiatan khusus yang berkaitan dengan fasilitas, yaitu
dalam cara penggunaan alat dan teknis pelaksanaan kegiatan.
2) Keterampilan hubungan manusia, berkaitan dengan kerjasama
dengan orang lain. Kemampuan untuk memberikan bantuan dan
bekerjasama dengan orang lain maupun kelompok untuk mencapai
tujuan organisasi.
3) Keterampilan membuat konsep, kemampuan untuk merangkum
menjadi satu bentuk gagasan atau ide-ide melihat organisasi
sebagai satu kesatuan secara keseluruhan situasi yang relevan
dengan organisasi itu.
4) Keterampilan pendidikan dan pengajaran, meliputi penguasaan
pengetahuan tentang belajar mengajar.
5) Keterampilan kognitif, meliputi kemampuan dan pengetahuan yang
bersifat intelektual.
28
Soebagyo Atmodiwirio, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT. Ardadizya
Jaya, 2005), hlm. 162
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang
menekankan pada perolehan data asli atau natural conditional.1 Metode
penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah
dimana peneliti adalah instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
B. Fokus dan ruang lingkup
Sesuai dengan obyek kajian skripsi ini, maka penelitian ini adalah
penelitian lapangan atau field research, yakni penelitian yang dilakukan di
kancah atau medan terjadinya gejala-gejala yang diselidiki.2 Dalam hal ini
penelitian di fokuskan pada analisis pelaksanaan KTSP dalam pembelajaran
mata pelajaran matematika di MA Asy-syafi’iah Jatibarang - Brebes tentang
standar penilaian pendidikan
C. Data dan sumber data
Sumber data menyatakan dari mana data penelitian itu diperoleh. Dalam
penelitian kualitatif sumber data yang diperoleh berasal dari kata-kata atau
tindakan dan selebihnya merupakan data tambahan.
1. Data Primer
Data primer adalah data utama yang diperlukan dalam penelitian ini.
Data ini diperoleh melalui angket dan wawancara dengan Kepala Sekolah,
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, dan dengan Guru Matematika
di MA Asy-syafi’iyah Jatibarang – Brebes.
1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Edisi Revisi VI, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2006), hlm. 16 2 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid. I, Cet. 39, (Yogyakarta : Andi, 2003), hlm.
10
33
2. Data sekunder
Data ini merupakan data penunjang bagi penyusunan skripsi ini.
Data ini diperoleh dari data yang sudah ada seperti Silabus, RPP, Program
tahunan, program semesteran dan data-data mengenai peserta didik dan
guru di MA Asy-syafi’iyah Jatibarang - Brebes.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah :
1. Observasi
Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, dalam
observasi yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.3
Jenis observasi yang digunakan adalah observasi partisipatif moderat,
dalam hal ini penulis sebagai peneliti datang langsung ke tempat penelitian
dengan mengikuti serangkaian kegiatan yang dijadikan obyek penelitian
namun tidak seluruhnya.4 Data yang diperoleh dari observasi adalah data
tentang situasi umum obyek penelitian atau untuk mencari data yang
berhubungan dengan penelitian ini
Metode ini digunakan untuk mengamati pelaksanaan KTSP secara
langsung keadaan umum di MA Asy-syafi’iyah Jatibarang – Brebes
2. Interview (Wawancara)
Interview adalah suatu proses tanya jawab lisan, dalam mana dua
orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik.5 Interview dapat
dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak
yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan kepada tujuan
penelitian. Pada umumnya dua orang atau lebih hadir secara fisik dalam
proses tanya jawab itu, dan masing-masing pihak dapat menggunakan
saluran-saluran komunikasi secara wajar dan lancar.6
3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta,
2008), hlm.145 4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, hlm.227
5 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid 2, (Yogyakarta : Andi, 2004), hlm. 217.
6 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid 2, hlm. 218
34
Dalam metode interview ini, penulis mengadakan wawancara
dengan Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, dan
Guru matematika MA Asy-syafi’iyah Jatibarang – Brebes untuk
mendapatkan informasi sehubungan dengan penelitian ini, khususnya
tentang kendala dalam standar penilaian pendidikan.
Dalam hal ini penulis menggunakan jenis wawancara bebas
terpimpin, artinya wawancara berjalan dengan bebas tetapi masih
terpenuhi pokok persoalan penelitian.
3. Angket
Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya.7 Pada angket dengan
pertanyaan terbuka, angket berisi pertanyaan-pertanyaan atau
pernyataan pokok yang bisa dijawab atau direspon oleh responden
secara bebas. Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan
jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya.
Metode angket ini digunakan untuk memperoleh data yang
berhubungan dengan pelaksanaan standar penilaian dalam KTSP. Angket
yang dibuat peneliti diisi oleh kepala sekolah, wakasek kurikulum, guru,
dan peserta didik.
4. Studi dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengambilan data yang
diperoleh melalui dokumen-dokumen. Data yang dikumpulkan dengan
teknik dokumentasi cenderung merupakan data sekunder, sedangkan data-
data yang dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara dan angket
cenderung merupakan data primer atau data yang langsung didapat dari
pihak pertama.8 Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang
berkaitan dengan topik kajian yang berasal dari dokumen-dokumen MA
Asy-syafi’iyah Jatibarang – Brebes seperti struktur pengelola, struktur
7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, hlm. 142
8 Husaini Usman, dan Purnomo Setiady Akbar, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2003) hlm. 73
35
organisasi, daftar pengajar, daftar kurikulum, tata tertib santri, daftar
peserta didik, tenaga pengajar, petugas TU, petugas perpustakaan, dan
pegawai sekolah, peraturan-peraturan, catatan, buku, kalender akademik,
silabus dan RPP. Selain itu metode ini juga digunakan untuk memperoleh
data mengenai sarana prasarana, struktur organisasi, dan segala sesuatu
yang berhubungan dengan penelitian ini.
E. Metode Analisis Data
Analisis data adalah salah satu langkah penting dalam rangka
memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Hal ini disebabkan, data akan
menuntun kita ke arah temuan ilmiah, bila dianalisis dengan teknik-teknik
yang tepat.9
Analisis data juga merupakan upaya mencari dan menata secara
sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk
meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan
menyajikannya sebagai temuan bagi yang lain. Sedangkan untuk
meningkatkan pemahaman tersebut analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya
mencari makna (meaning).10
Dalam hal ini penulis menggunakan teknis analisis deskriptif, kualitatif
yaitu mendeskripsikan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan
bukan angka. Data yang berasal dari wawancara, angket, catatan lapangan,
dan dokumen, kemudian dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan
terhadap kenyataan atau realitas.11
Untuk itu dalam analisis ini penulis mendeskripsikan dan mencoba
mencari solusi tentang problematika pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) Bagi Guru Matematika Di MA Asy-syafi’iyah Jatibarang
– Brebes.
9 Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung : Angkasa, 1993), hlm. 171
10 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, edisi III, Cet. 7, (Yogyakarta : Rake
Sarashin, 1996), hlm. 104 11
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997), hlm.
66
36
F. Pengembangan Instrumen
1. Instrumen penilaian
Perangkat instrumen dalam penelitian ini berupa angket, pedoman
umum wawancara. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat
keberhasilan pelaksanaan standar penilaian dalam KTSP di sekolah baik
yang dikenakan kepada guru, kepala sekolah, dan peserta didik
menggunakan angket.
- Kisi-kisi angket pelaksanaan standar penilaian dalam KTSP
Kisi-kisi ini digunakan untuk menyusun butir yang akan dapat
mengungkap pelaksanaan standar penilaian dalam KTSP di sekolah.
Angket ini ditujukan untuk kepala sekolah, kepala sekolah bidang
kurikulum, guru matematika dan peserta didik. Soal-soal pada angket
ini valid, hal ini karena dengan menggunakan validitas isi soal-soal
tersebut telah menunjukkan sampel atribut yang diukur mengenai
keterlaksanaan standar penilaian dalam KTSP.
1) untuk kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum
Tabel 1 kisi-kisi angket pelaksanaan standar penilaian untuk kepala
sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum
Komponen
Penilaian Indikator
Nomor
Butir
Jumlah
Butir
Pelaksanaan
penilaian
- menentukan KKM
- mengkoordinasi
jadwal pelaksanaan
ulangan/ujian
- menentukan kriteria
kenaikan kelas
1
2-6
3
1
2
1
Hasil penilaian - menentukan nilai
akhir
- melaporkan hasil
penilaian
4-5
7-8
2
2
37
- menentukan
kelulusan peserta
didik
- menerbitkan SKHUN
- menerbitkan ijazah
9
10
11
1
1
1
2) untuk guru
Tabel 2 kisi-kisi angket pelaksanaan standar penilaian untuk guru
matematika
Komponen
Penilaian Indikator
Nomor
Butir
Jumlah
Butir
Prinsip
Penilaian
- sahih
- objektif
- adil
- terpadu
- terbuka
- menyeluruh dan
berkesinambungan
- sistematis
- beracuan kriteria
- akuntabel
1
2
4
5
6-8
9-13
14
15
16
1
1
1
1
3
5
1
1
1
Prosedur
penilaian
- membuat kunci
jawaban
- merencanakan
penilaian
- penilaian kepribadian
- menginformasikan
Hasil ulangan harian
- mengadakan remedial
3
17
18
19
20
1
1
1
1
1
Penilaian oleh - menginformasikan 21 1
38
Pendidik rancangan dan
kriteria penilaian
- mengembangkan
indikator dan memilih
teknik penilaian
- mengembangkan
instrumen dan
pedoman penilaian
- mengolah hasil
penilaian
- Memanfaatkan hasil
penilaian
- melaporkan hasil
penilaian
22
23
24
25
26-27
1
1
1
1
2
3) untuk peserta didik
Tabel 3 kisi-kisi angket pelaksanaan standar penilaian untuk
peserta didik
Komponen
Penilaian Indikator
Nomor
Butir
Jumlah
Butir
Prinsip
Penilaian
- objektif
- terpadu
- terbuka
- menyeluruh dan
berkesinambungan
1
2
3-5
6-7
1
1
3
2
Prosedur
penilaian
- penilaian kepribadian
- menginformasikan
Hasil ulangan harian
- mengadakan remedial
8
9
10
1
1
1
Penilaian oleh - menginformasikan 11 1
39
Pendidik rancangan dan
kriteria penilaian
2. Penilaian Instrumen
Berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat disusun angket
tentang keterlaksanaan standar penilaian dalam KTSP. Bentuk angket
untuk kepala sekolah, waka kurikulum, guru dan peserta didik berupa
pernyataan dengan empat pilihan : selalu (SL), sering (SR),
pernah (P), dan tidak pernah (TP).
Skor untuk jawaban SL, SR, P, TP butir favorable, berturut-turut
adalah 4, 3, 2, 1. Butir unfavorable, skor untuk jawaban SL, SR, P dan
TP berturut-turut adalah 1, 2, 3, 4. Skor maksimum adalah 100, dan
skor minimum 25.
3. Kriteria Penilaian
Skor ( 20 – 30 ) atau < 50 % → standar penilaian dalam KTSP belum
terlaksana
Skor ( 31 – 40 ) atau 50 % → standar penilaian dalam KTSP sudah
berjalan cukup baik
Skor ( 41 – 50 ) atau 75 % → standar penilaian dalam KTSP sudah
terlaksana dengan baik
Skor ( 51 – 60 ) atau > 75 % → standar penilaian dalam KTSP sudah
terlaksana dengan sangat baik .
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah (MA) Asy-syafi’iyyah Jatibarang
Brebes
1. Letak geografis Madrasah Aliyah (MA) Asy-syafi’iyyah Jatibarang
Brebes
Madrasah Aliyah (MA) Asy-syafi’iyyah Jatibarang Brebes
terletak di Jalan Raya Timur Jatibarang – Slawi Desa Jatibarang Lor
Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes.
2. Latar Belakang Historis Madrasah Aliyah (MA) Asy-syafi’iyyah
Jatibarang Brebes
Madrasah Aliyah (MA) Asy-syafi’iyyah berdiri tahun 1985, ketika
itu kondisi masyarakat setempat mengalami salah satu goncangan moral
yang sangat mengkhawatirkan, dengan terjadinya beberapa permasalahan
yang sangat perlu untuk mendapatkan perhatian masyarakat setempat.
Seperti dengan adanya kenakalan remaja yang semakin menjadi-jadi,
disamping itu kondisi masyarakat setempat pada waktu itu mengalami
degradasi di bidang kemajuan dalam berfikir untuk masa depan .
Kemunduran yang dialami masyarakat Jatibarang saat itu
mendorong hasrat dan minat dari masyarakat setempat untuk
meningkatkan taraf hidup mereka lewat jalur pendidikan, sebab
pendidikan waktu itu masih sebatas Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
(SLTP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs.). Melihat kondisi masyarakat
Jatibarang yang religius maka terdorong untuk mendirikan Madrasah
Aliyah (MA) dibawah naungan Departemen Agama , sehingga dengan
dorongan para Ustad dan Ulama pada saat itu berdirilah MA. Asy-
syafi’iyah Jatibarang.
41
MA. Asy-syafi’iyyah Jatibarang merupakan lembaga pendidikan di
bawah Yayasan Asy-syafi’iyyah Jatibarang Brebes yang mendapat
kepercayaan dan dukungan masyarakat di wilayah Kecamatan Jatibarang
Kabupaten Brebes untuk mengelola bidang pendidikan dan sosial. Tujuan
didirikannya Madrasah Aliyah (MA) Asy-syafi’iyyah adalah untuk
membentuk pribadi muslim yang paripurna, yaitu pribadi muslim yang
menghayati, memahami, dan melaksanakan seluruh aspek ajaran Islam di
dalam seluruh hidup dan kehidupan peserta didiknya nanti ketika terjun
kemasyarakat. Dimana seluruh aspek ajaran agama Islam dapat tercermin
dalam kehidupan sehari-hari dengan berlandaskan kepada keikhlasan dan
Ridho Allah SWT.
Disamping tujuan umum seperti tersebut di atas ada beberapa tujuan
khusus sebagai cita – cita awal berdiri yaitu :
a. Menanamkan aqidah Islam.
b. Melatih ketaatan beribadah.
c. Membina akhlaqul karimah.
3. Visi dan Misi Madrasah Aliyah (MA) Asy-syafi’iyyah Jatibarang Brebes
a. Visi
Dalam rangka terwujudnya lingkungan masyarakat yang damai,
demokratis, berkeadilan, berdaya saing sehat, maju dan sejahtera maka
Madrasah Aliyah Asy-syafi’iyah Jatibarang Brebes merasa sangat
perlu menerapkan sistem pembelajaran terhadap peserta didiknya
mengacu pada visi pendidikan nasional yang telah ada dan
penggabungan visi Kementerian Agama “Ikhlas Beramal”. Untuk itu
visi yang diemban Madrasah Aliyah Asy-syafi’iyah Jatibarang Brebes
dengan cara pengembangan sebagai berikut:
1) Religius : beriman, bertaqwa, berakhlakul karimah
2) Berkualitas : sehat jasmani, sehat rohani, disiplin, berilmu
pengetahuan, memiliki etos kerja yang baik dan
berjiwa seni
42
3) Populis : berbuat berdasarkan hukum, cinta lingkungan dan
cinta tanah air
b. Misi
Agar dalam pelaksanaan pendidikan di Madrasah Aliyah Asy-
syafi’iyah Jatibarang Brebes sesuai dengan tujuan pendidikan Islam
dan sesuai tujuan pendidikan Nasional, maka misi yang diemban di
Madrasah Aliyah Asy-syafi’iyah Jatibarang Brebes, sebagai berikut:
1) Mengembangkan kualitas kehidupan serta meningkatkan harkat
dan martabat manusia melalui pembelajaran, pendidikan, dan
pemberdayaan bangsa yang berperspektif lokal, nasional, dan
global.
2) Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman bertaqwa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan,
sehat jasmani dan rohani, berkepribadian mantap dan mandiri serta
bertanggung jawab dalam ikut serta membangun masyarakat dan
melestarikan budaya bangsa.
3) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif
berdaya saing sehat, berwawasan lingkungan yang berkelanjutan
dalam rangka memberdayakan masyarakat ekonomi lemah
menengah dan koperasi.
4. Struktur Organisasi
Madrasah Aliyah Asy-syafi’iyah Jatibarang Brebes adalah salah satu
dari sekian lembaga pendidikan dibawah yayasan. Kepemimpinan tertinggi
adalah ketua Yayasan Asy-syafi’iyah. Sedangkan dalam pengelolaan dan
pengembangan sekolah diserahkan sepenuhnya kepada kepala sekolah
sebagai orang yang bertanggung jawab.
Pelaksanaan pengembangan dan pengelolaan yang dilakukan kepala
sekolah dibantu oleh sejumlah guru yang mengisi pos wakil kepala
madrasah. Wakil kepala madrasah membantu kepala madrasah sesuai
dengan pembagian tugas yang sudah dipercayakan kepada mereka.
43
Pembagian tersebut meliputi wakil kepala madrasah bidang kurikulum,
kesiswaan, sarpras dan humas. Seluruh administrasi sekolah dikelola oleh
TU yang bertanggung jawab terhadap segala sesuatu berkaitan dengan
data administrasi sekolah. Sebagai penyambung lidah antara wali murid
dan sekolah maka dibentuk komite sekolah sebagai wakil dari orang tua
murid.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan secara Umum KTSP
a. Hasil wawancara I
Wawancara pertama peneliti lakukan dengan Kepala Sekolah di MA
Asy-syafi’iyah Jatibarang Brebes yang bernama Siti Aminah, S.Pd.
Hasil wawancara adalah sebagai berikut :
P : Ini ada beberapa pertanyaan tentang mengenai kurikulum tingkat
satuan pendidikan yang pertama berkaitan dengan visi misi
sekolah, upaya apa sajakah yang dilakukan untuk mewujudkan
terlaksananya visi dan misi tersebut?
K : Yang jelas untuk mencapai visi dan misi. Saya paparkan dulu
yang berkaitan dengan visi. Visi di MA Asy-syafi’iyah itu yang
pertama religius kemudian berkualitas dan populis. Religius di
sini bahwa pembelajaran di MA Asy-syafi’iyah ini satu
mengarah pada kualitas agama artinya supaya anak atau peserta
didik itu diharapkan mempunyai keimanan yang baik, bertakwa
atau adanya iman dan takwa pada Allah dan berakhlakul
karimah. Jadi diharapkan peserta didik MA lulus dari MA ini
mempunyai satu iman yang lebih kuat karena memiliki pedoman
ajaran agama yang punya nilai plus atau lebih. Kemudian
berkualitas, harapan berkualitas bahwa peserta didik atau peserta
didik MA itu mempunyai satu mutu secara akademik tidak
tertinggal dengan sekolah-sekolah lainnya. Ya.. untuk akademik
barang kali untuk tolak ukur yang mudah atau yang gampang
44
peserta didik itu lulus bisa hasil yang memuaskan. Ya… dengan
nilai yang baik, biasanya kalau sekarang kan walaupun
kebenarannya tidak mutlak seratus persen tolak ukurnya ada pada
ujian nasional. Kemudian populis, populis itu diharapkan peserta
didik atau peserta didik lulus dari MA ini mempunyai satu
kemampuan kemandirian untuk hidup di masyarakat, bisa
beradaptasi. Jadi ilmu yang didapat dari MA secara teori itu bisa
diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Walaupun itu melalui
satu proses yang panjang… yah.. atau tidak seperti membalikkan
tangan itu ada satu prosesinya itu, dan upaya dari kami seluruh
komponen yang ada di MA Asy-syafi’iyah ini yang pertama,
jelas berarti harus ada satu pedoman. Di sini kita menggunakan
kurikulum KTSP. Nah, itu dari komponen-komponen yang ada
baik dewan guru, staf karyawan TU itu semuanya mendukung ke
arah berhasilnya visi dan misi MA Asy-syafi’iyah tersebut. Saya
kira itu
P : Kemudian hambatan-hambatan apa sajakah yang dialami sekolah
dalam melaksanakan visi dan misi tersebut?
K : Ya.. untuk hambatan sebetulnya setiap rencana, setiap program
itu selalu aja ada, tetapi bagi kami hal itu bisa diatasi karena yang
terpenting ketika membuat satu visi dan misi itu kan sudah ada
satu program yang diajukan dari bawah artinya dari dewan guru
dan karyawannya yang dituangkan kemudian melalui satu
pertemuan atau rapat secara intern dari waka-waka nah itu.
Hambatannya yang ada kadang ada yang mendukung seratus
persen ada yang tidak. Tapi bagi guru yang memang betul-betul
merasa memiliki dan ingin memajukan MA ini kami yakin, yaitu
akan selalu mendorong tercapai atau memberikan satu motivasi
untuk mencapai visi dan misi di MA ini. Saya kira itu.
P : Berkaitan dengan KTSP, sejak kapan sekolah menerapkan KTSP?
45
K : Di MA untuk KTSP ini walaupun pelaksanaan belum mutlak
seratus persen, sudah kami mulai dari ajaran tahun 2007/2008.
jadi mulai tahun 2007
P : Bagaimana pelaksanaan KTSP di MA Asy-syafi’iyah jatibarang?
K : Nah untuk pelaksanaan KTSP. KTSP itu sendiri kan kurikulum
tingkat satuan pendidikan, berarti secara otonomi kurikulum itu
mencerminkan satu karakter atau mencerminkan satu gambaran
yang ada di MA. Nah, bagaimana pelaksanaannya ya… untuk
pelaksanaan KTSP itu ya secara bertahap walaupun awal dalam
pelaksanaan itu mengalami satu satu kendala karena dari
kurikulum yang diterapkan mulai 84, 94 kemudian suplemen 99
kemudian KBK dan seterusnya. Untuk KTSP ya… kalau toh ada
hambatan itu satu hal yang wajar hanya saja ya kami tetap
menyikapi dan mengambil satu solusi itu.
P : Kemudian apa saja persiapan yang dilakukan pihak sekolah dalam
melaksanakan KTSP bu?
K : Dalam melaksanakan KTSP pihak sekolah atau satuan pendidikan
itu ya sebagaimana mestinya. Setiap guru itu kan punya satu
tanggung jawab karena di dalam KTSP sendiri itu kan
merupakan satu pedoman atau ya merupakan satu pedoman atau
kah sebagai kebijakan untuk melaksanakan program yang ada di
MA ini terutama yang berkaitan dengan KBM. Setiap guru jelas
membuat satu silabus kemudian RPP itu biasanya kami
persiapkan sebelum tahun ajaran baru, itu sudah ada satu
pembinaan dari pengawas Departemen Agama maupun
pembinaan dari kepala sekolah maupun dari kurikulum dari
pihak kurikulum sendiri.
P : Kemudian bagaimana pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
dengan KTSP?
K : Untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan KTSP. Ya,
alhamdulillah sudah berjalan dengan lancar walaupun di sana-
46
sini masih banyak kekurangan karena nantinya untuk
pembelajaran KTSP kemudian yang sekarang lebih cenderung
dengan berbasis karakter itu, ya, mengalami satu proses, artinya
itu tidak bisa langsung dalam waktu singkat terselesaikan tapi
meng… melalui satu proses dan pembenahan-pembenahan secara
bertahap. yang jelas intinya alhamdulillah bisa berjalan dengan
lancar.
P : Kemudian adakah kendala dalam pelaksanaan KTSP?
K : Yang jelas setiap program pasti selalu aja ada kendala, ada
permasalahan apalagi awal ketika KTSP baru digulirkan. Ya
kami jelas harus artinya jelas dari dewan guru maupun yang
lainnya karena saat itu merupakan satu barang baru. Ya satu hal
yang baru berarti kita harus banyak belajar, kalau tidak seperti itu
sampai hari ini pun kendala selalu ada. Jadi yang namanya
kendala atau hambatan itu ya baik itu dulu kurikulum 94 maupun
KBK dimana pada waktu itu selalu ada kendala seperti tadi yang
dikatakan hambatannya apa? ya hambatannya kadang ada juga
guru yang ya walaupun persentasenya itu tidak banyak atau kecil
tetapi kalau dibiarkan itu akan menghambat, artinya akan
menjadi satu batu sandungan bagi sekolah itu sendiri. Yang jelas
bagi kami itu untuk mencapai visi maupun misi sekolah ini
adanya satu kesatuan bahasa ketika mengajak para peserta didik
karena para peserta didik pun harus diajak karena di dalam ini,
apa? satu proses pembelajaran bukan hanya guru saja bukan
hanya kepala sekolah saja, tetapi adanya satu interaksi antara
peserta didik dan guru supaya secara administrasi, implementasi
dapat berjalan dengan lancar. Itu saja.
47
b. Hasil wawancara II
Wawancara kedua peneliti lakukan dengan Wakasek Kurikulum di
MA Asy-syafi’iyah Jatibarang Brebes yang bernama Suhani, SS.
Hasil wawancara adalah sebagai berikut :
P : Berkaitan dengan visi dan misi sekolah, upaya apa saja yang
dilakukan untuk mewujudkan terlaksananya visi dan misi
tersebut?
WK : Yang pertama saya bacakan visinya dulu ya mas, supaya nanti
lebih jelas. Ya itu terwujudnya generasi islam yang religius,
berkualitas dan populis. Ya di sini ada indikator mas,
terwujudnya generasi islam yang bertakwa dan berakhlakul
karimah. Usahanya antara lain, di sini ada semacam
ekstrakurikuler yaitu tentang khitobah, kemudian ada juga di
sini selain dari pelajaran umum yaitu mengenai fikih, akidah
akhlak, ya yang berhubungan dengan religius, kemudian al-
Quran hadis, di sini ada pembelajaran kitab kuning, mas. Untuk
yang berhubungan dengan religius ya. Kemudian yang
berhubungan dengan berkualitas artinya peserta didik-peserta
didik itu supaya mampu bersaing setelah lulus dari sini, untuk
yang berhubungan dengan kognitif di sini khususnya kelas III
yang mau lulus itu ada jam tambahan., kemarin sudah dimulai
pada bulan september, oktober, desember. Kemudian nanti
setelah semesteran nanti dilanjutkan sampai mau ujian, sekitar
bulan april ujiannya. Ini yang berhubungan dengan kualitas,
juga ada semacam belajar kelompok dari masing-masing
peserta didik, kemudian gurunya memandu ke tempat
kelompok belajar itu berada. Kemudian yang berhubungan
dengan populis di sini selalu mengedepankan akhlaqul
karimah. Sehingga dari segi tujuan ya mas.. sehingga akan
terwujud generasi islam ya, yang sehat jasmani rohani
kemudian memiliki etos kerja tinggi, berjiwa seni kemudian
48
cinta tanah air dan lingkungan juga tidak kalah pentingnya
adalah berakhlakul karimah memberi contoh, jadi dianj…
diwajibkan apa itu semacam.. misi dan misi itu apa ya..
mengedepankan akhlak karimah dalam bermasyarakat sehingga
secara tidak langsung akan tahu itu anak sekolah di mana
sehingga apa mas, sekolah ini lebih dikenal oleh masyarakat,
tidak seperti pada awal berdirinya. Jadi sekitar 5 tahun yang
lalu itu masih bertanya-tanya masalah Aliyah Asy-syafi’iyah
itu gimana si? Tapi mudah-mudahan setelah ini kemudian
setelah adanya KTSP juga ini semakin dipentingkan dalam
praktek penerapan pembelajaran. Sehingga maka, sehingga
akan terwujud sesuai dengan visinya Madrasah Aliyah Asy-
syafi’iyah. Kemudian misinya ya mas, misi ini mencerdaskan
kehidupan bangsa seperti yang sudah kita tahu semua ya mas,..
kemudian mengembangkan kualitas, kualitas disini tadi sudah
saya kasih contoh yaitu dalam bidang pembelajaran ya mas,
tadi. Adanya tambahan jam untuk kelas III, kemudian dalam
bidang pendidikan berarti mengedepankan akhlak karimah
supaya bisa dicontoh dalam masyarakat apalagi nanti anak-
anak yang lulus itu kan akan mengarungi era globalisasi ya
mas… dimana berakhlakul karimah lebih dikedepankan yah.
Sehingga tidak mengecewakan terutama guru-gurunya sini
merasa kecewa karena lulusannya itu tidak sesuai dengan garis-
garis yang ditetapkan dalam visi dan misi madrasah asy-
syafi’iyah jatibarang ini. Itu mungkin yang berhubungan
dengan visi dan misi ya.
P : Kemudian untuk hambatan-hambatan yang dialami sekolah
dalam melaksanakan visi dan misi tersebut seperti apa?
WK : Hambatannya dalam hal religius, jadi peserta didik yang masuk
kesini meskipun kebanyakan apa mas… dari madrasah MTs.
Madrasah Tsanawiyah jadi ya yang namanya hubungan dengan
49
tuhan ya mas, biasanya dalam hal sholat meskipun tamatan dari
MTs kebanyakan solatnya itu ya tidak sempurnalah, artinya
lima waktu kadang-kadang ditemui ada yang satu sehari
semalam ya itulah hambatan atau tantangan bagi guru-guru sini
bagaimana supaya kewajiban terhadap Allah itu bisa terlaksana
dengan baik atau melalui maidhoh, nasehat dalam kelas atau
mungkin mengundang mubaligh dan lain sebagainya. Ini
hambatan-hambatan religius. Kemudian dalam hal berkualitas.
Disini bahwa tidak memungkiri adanya bahwa anak-anak yang
masuk sini biasanya NEM-nya rendah ya mas, kalau NEM-nya
yang sudah tinggi kan biasanya anak langsung memilih pada
sekolah yang lebih favorit ya mas, ya di sinilah tantangannya
bagai mana dengan NEM yang rendah bisa memperoleh output
yang berkualitas yaitu dengan berbagai cara pembelajaran yang
sudah dimiliki oleh guru sehingga bisa menciptakan lulusan.
Kaya kemarin hampir seratus persen lulusan dari ini walaupun
berasal dari NEM-NEM yang rendah. Kemudian yang ketiga,
populis ya mas, tujuan populis kami disini juga sudah berbagai
cara dialami melalui akhlak karimah. Melalui lewat..
apa…masjid dan mushola memberikan pengumuman bahwa di
jatibarang itu ada Aliyah setingkat SMA yang bisa bersaing
dengan SMA negeri maupun swasta. Ini yang berhubungan
dengan hambatan ya mas.. kemudian yang berikutnya?
P : Yang berikutnya berkaitan dengan KTSP sejak kapan sekolah
menerapkan KTSP?
WK : Jadi sejak dicetuskannya sekolah-sekolah itu menggunakan
KTSP ya? Sekitar tahun 2006 jadi setelah KBK mengalami
ketidak suksesan. Saya katakan tidak sukses karena tidak
begitu, yang baik itu yang namanya perubahan kurikulum
sepuluh tahun baru ada perubahan tapi ini baru 2005, 2006,
2004 KBK dan 2006 langsung KTSP. KTSP itu berasal dari
50
yang menentukan itu sekolah sendiri. Jadi sekolah ini mau
dibawa kemana, ketentuan nilai dari sekian- sekian mata
pelajaran yang ada itu ditentukan oleh guru kemudian
dimusyawarahkan itu mengenai berkaitan dengan kapan dan
bagaimana penerapan KTSP.
P : Kemudian apa saja persiapan yang dilakukan pihak sekolah
dalam melaksanakan KTSP?
WK : Ya, persiapan yang dilakukan yang pertama ya mas? Kita
mengirimkan guru-guru untuk mengikuti penataran, pelatihan
baik tingkat kabupaten maupun propinsi. Selain itu dari pihak
pengawas juga selalu menekankan kepada kita untuk
menerapkan KTSP yang sebaik mungkin terutama dalam
pembuatan RPP-nya. Jadi, apalagi sekarang itu RPP-nya sudah
berkarakter. Kami juga disini begitu ada perubahan dalam hal
isi dari pada KTSP yaitu terutama yang menyangkut dengan
pembelajaran, kami selalu mengikuti perkembangan perubahan
yang ada sehingga ketika diterapkan dalam sekolah tidak
mengalami ketinggalan. Yaitu tadi mengirimkan, apa,
pelatihan, jadi mengundang narasumber yang berkaitan dengan
KTSP seperti bulan yang lalu. Jadi kami mengundang nara
sumber yang berkaitan dengan KTSP. Kemudian setelah itu
diikuti dengan silabus kemudian berikutnya setelah semesteran
itu nanti RPP. Jadi yang intinya bagaimana KTSP itu bisa
terlaksana, diterapkan dengan baik sama peserta didik, peserta
didik bisa menerapkan materi, bisa mencerna materi, bisa
memahami sehingga harapan kita mencerdaskan terwujudnya
generasi-generasi islam yang religius seperti itu bisa sesuai
harapan kita yaitu Madrasah Aliyah Asy-syafi’iyah
P : Kemudian untuk yang terakhir, dalam melaksanakan KTSP itu
apakah ada kendala-kendalanya?
51
WK : Oya kendalanya ya mas? Dalam menjalankan KTSP kadang-
kadang disamping kita sudah punya metode-metodenya
misalnya khusus kami itu ya mungkin di sekolah lain tidak tahu
tapi mudah-mudahan sama. Kadang-kadang sudah pelatihan
tapi ketika menerapkan metode, strategi dari hasil pelatihan itu
kembali ke ceramah jadi ya kaya gitu. Tapi kami berusaha
dengan model pembelajaran terbaru, apa namanya itu mas?
PAIKEM dan anak-anak senang, merasa gembira bisa bermain
di ruang. Saya pun pernah melakukannya itu dan hasilnya
bagus ketika saya adakan ulangan dari materi yang ada yang
lewat PAIKEM itu, apa? hasilnya sangat memuaskan dan saya
punya filenya barang kali mau membaca. Jadi sistem
permainan pakai bola berputar yang lain juga begitu. Jadi tidak
lain adalah agar KTSP itu bisa sesuai dengan yang diharapkan
khususnya sekolah ini, bisa mengangkat keprofesionalan guru
apalagi yang sudah itu? Sertifikasi ya mas/ dituntut harus
empat belas kompeten salah satunya RPP dan sebagainya.
Kemudian dalam pembuatan RPP jaga ada perubahan baru
tidak seperti tahun 84 kemudian 2004. jadi, 2006 itu sudah
berkembang begitu pesat mengenai cara penerapan KTSP. Di
sekolah ini tidak kalah dengan sekolah yang lain.
c. Hasil wawancara III
Wawancara ketiga peneliti lakukan dengan guru matematika di MA
Asy-syafi’iyah Jatibarang Brebes yang bernama Irawan, S.Pd.I.
Hasil wawancara adalah sebagai berikut :
P : Menurut pemahaman bapak, apa yang dimaksud dengan KTSP
atau kurikulum tingkat satuan pendidikan ?
G : Menurut saya yang dinamakan KTSP atau kurikulum tingkat
satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun
52
dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau
lembaga pendidikan. Dalam hal ini adalah sekolah atau madrasah
P : Untuk pertanyaan yang selanjutnya, apa perbedaan yang
mendasar dari kurikulum sebelumnya?
G : Perbedaan yang paling mencolok pada antara KTSP dan
kurikulum sebelumnya atau KBK ada. Sebetulnya sama baik
KBK atau KTSP lebih mengarah kepada keaktifan peserta didik.
Cuma untuk KTSP adalah kurikulum tersebut ditentukan oleh
lembaga pendidikan tersebut, dengan mencakup kepada standar
isi dan standar kompetensi lulusan. Tapi intinya adalah sama
masing-masing KBK lebih dituntut untuk lebih mengarah kepada
keaktifan peserta didik.
P : Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran berbasis KTSP,
bahwa perencanaan pembelajaran mempunyai peran yang
penting dalam proses pembelajaran nantinya, apakah ada kendala
yang bapak alami dalam menjabarkan standar kompetensi
menjadi silabus?
G : Dengan adanya keanekaragaman yang terdapat pada peserta
didik, kami cukup mengalami kendala dalam standar kompetensi
menjadi silabus. Karena dalam keanekaragaman peserta didik
yang ada di lembaga pendidikan dalam hal ini adalah Madrasah
Aliyah Asy-syafi’iyah Jatibarang tentunya yaitu lebih masing-
masing peserta didik atau masing-masing pengajar (mohon
maaf), itu harus menyesuaikan dengan kondisi peserta didik yang
ada di lingkungan lembaga tersebut. Mungkin kendalanya hanya
itu saja.
P : Selanjutnya proses pembelajaran seperti apa yang diharapkan
oleh KTSP yang bapak/ibu ketahui?
G : Menurut saya untuk proses pembelajaran diharapkan dengan
adanya kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah proses
pembelajaran yang mengutamakan kepada keaktifan peserta
53
didik dalam hal ini adalah guru hanya sebagai fasilitator dan
selebihnya untuk proses kegiatan pembelajaran adalah dituntut
peserta didik lebih aktif. Itu menurut saya.
P : Terus apakah proses pembelajaran yang terjadi sudah sesuai
dengan silabus?
G : Untuk proses pembelajaran tentunya harus sesuai dengan silabus
karena silabus adalah sebagai acuan dalam kita atau pendidik
melakukan suatu pembelajaran karena di dalam silabus terdapat
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan itu adalah
untuk mengembangkan potensi peserta didik. Jadi tentunya harus
sesuai dengan silabus.
P : Kemudian metode apa yang biasanya anda terapkan di kelas?
G : Untuk pelajaran matematika, karena kurikulumnya adalah KTSP
tentunya agak sedikit berbeda. Untuk saya mengajar matematika
di kelas, itu yang saya terapkan adalah metodenya adalah satu,
tanya jawab yang jelas. Kedua, diskusi kelas. Dan yang ketiga
adalah mengenai strategi pembelajaran yang sering saya pakai
adalah TPS atau think pare share.
P : Kemudian siapakah yang membuat silabus?
G : Untuk silabus seharusnya adalah pendidik tapi untuk karena
pemahaman yang apa ya? yang kurang tentang silabus maka
disini hanya kami untuk pendidik hanya merenovasi atau
menerapkan silabus yang sudah ada diterapkan dengan yang
lebih efisien.
P : Bagaimana peran guru dan peserta didik dalam proses
pembelajaran?
G : Kaitannya dengan KTSP peran guru dalam pembelajaran adalah
sebagai fasilitator karena guru ini hanya sebagai penengah atau
fasilitator hanya menyediakan sedangkan selebihnya seperti yang
sudah saya katakan tadi adalah peserta didik dituntut yang lebih
aktif.
54
P : Apakah anda sudah bisa menguasai kelas pada saat pembelajaran?
G : Tentunya setiap pendidik atau pengajar harus bisa menguasai
kelas karena apabila seorang pendidik tidak menguasai kelas
maka materi yang disampaikan oleh pendidik atau pengajar
tentunya tidak dapat diserap baik oleh peserta didik.
P : Kemudian apakah peserta didik anda ajak untuk aktif dalam
proses pembelajaran?
G : Tentunya harus aktif jadi dengan adanya metode tanya jawab dan
diskusi disitu dituntut agar peserta yang dulunya tidak aktif
dituntut untuk aktif. Makanya, metode yang diterapkan adalah
lebih kepada tanya jawab dan diskusi.
P : Apa problem yang anda temukan dalam usaha mengaktifkan
peserta didik?
G : Masalah atau problem yang… khususnya yang saya temukan
dalam pembelajaran di sekolah ini adalah masih ada sebagian
peserta didik yang kurang aktif. Hal ini dikarenakan dengan
adanya beraneka macam peserta didik yang ada dikalangan
daerah, misalnya. Sehingga pengetahuan dari masing-masing
peserta didik berbeda. Ada yang pandai, ada yang sedang, atau
mungkin bahkan kurang pandai sehingga dalam proses untuk
mengaktifkan peserta didik tentunya kita mengalami kendala,
tentunya pada peserta didik yang kurang pandai. Itu..
2. Pelaksanaan Penilaian dalam KTSP
a. Hasil wawancara I
Wawancara pertama peneliti lakukan dengan Kepala Sekolah di MA
Asy-syafi’iyah Jatibarang Brebes yang bernama Siti Aminah, S.Pd.
Hasil wawancara adalah sebagai berikut :
P : Kemudian bagaimana cara menilai keberhasilan peserta didik?
K : Menilai keberhasilan peserta didik itu sebetulnya secara…secara
mapel artinya kan sudah ada tolak ukur penilaian atau evaluasi
55
tapi ini secara global penilaian peserta didik itu bisa dinilai secara
kualitas maupun kuantitas. Nah kalau secara kualitas mutu berarti
dari output atau dari lulusan peserta didik itu bisa berkiprah
dalam masyarakat atau tidak. nah, secara akademik itu bisa
dilihat dari nilai raport atau laporan hasil belajar. Nah, disitu pada
nilai raport itu akan mencerminkan atau akan mencerminkan
keberhasilan peserta didik secara nominal angka. Saya kira itu.
P : Kemudian bagaimana kebijakan sekolah terkait penilaian?
K : Nah, untuk kebijakan sekolah itu ada beberapa kriteria yang
dianut, bahwa untuk secara akademik itu anak bisa dikatakan
naik atau tinggal kelas, itu kan sudah ada aturan-aturannya di
dalam keputusan kepala madrasah yang salah satu diantaranya
bahwa anak itu bisa dikatakan naik dengan nilai tuntas yang
pertama berakhlakul karimah, artinya tetap kita tidak
mengesampingkan akhlak itu tetap jadi tolak ukur. kemudian
nilai pelajaran bahwa anak itu tuntas bila nilai di raport itu
maksimalnya, maksimalnya itu hanya memiliki nilai kurang atau
yang belum tuntas itu tiga. Lebih dari itu berarti kan anak itu bisa
dikatakan tidak naik kelas kemudian untuk kelas XI ke XII itu
juga penjurusan mapel yang bisa dijadikan jurusan itu harus
tuntas. Saya kira itu. Itu sudah tertuang dalam KTSP.
P : Kemudian apakah ada perbedaan teknik penilaian sebelum KTSP
dan sesudah KTSP?
K : Untuk penilaian sebelum KTSP itu, contoh seperti kurikulum itu
kan ada beberapa penilaian yang menggunakan nilai p + q
kemudian r dibagi 5. sebetulnya dalam penilaian itu ya bisa
dikatakan sama bisa juga tidak hanya perbedaan ya yang sering
muncul dulu sebelum menggunakan KTSP kan kita seperti
kurikulum 94 kan tidak menggunakan istilah kognitif,
psikomotorik dan afektif. Sekarang ada ranah seperti itu
56
walaupun di KBK ada seperti itu. Tetapi untuk di KTSP kan
lebih, lebih spesifik artinya lebih menyarankan seperti itu.
P : Kemudian apakah pernah ada diklat guru terkait kurikulum
tingkat satuan pendidikan dan penilaian dalam KTSP?
K : Yang jelas untuk diklat guru baik tingkat kabupaten maupun
tingkat propinsi, guru-guru kami sering mengikuti bahkan saya
pribadi sebagai kepala madrasah udah sering mengikuti
workshop atau pelatihan baik yang KTSP, baik pembinaan
kepala madrasah, maupun diklat bidang study itu tingkat
propinsi, itu sudah sering kami ikuti dan untuk mapel-mapel
yang lainnya juga alhamdulillah diberi kepercayaan oleh DEPAG
atau yang sekarang KEMENAG itu sudah beberapa guru baik
guru agama maupun umum itu sudah hampir sembilan puluh
persen sudah pernah mengikuti itu, semua diklat yang berkaitan
KTSP.
P : Kemudian bagaimana teknik dalam melaksanakan penilaian hasil
belajar peserta didik?
K : Nah, untuk teknik itu bervariasi. Dalam penilaian itu kami
serahkan kepada guru, artinya guru mapel sesuai dengan juklak
atau juklis yang ada. Nah itu teknik penilaiannya seperti itu.
Yang nantinya arah muarah kan sama bahwa peserta didik itu
akan mendapatkan nilai secara kognitif, psikomotorik maupun
afektif. Itu bervariasi, masing-masing guru memiliki satu
penilaian yang berbeda-beda. Jelas kalau dalam teknik tes atau
evaluasi itu kan ada yang menggunakan essay, ada yang
menggunakan subjektif, ada yang menggunakan problem
masalah, ada yang menggunakan ya itu lain-lain lah. tiap guru
bisa ber variasi tapi punya satu arah tujuan yang sama. Saya kira
itu.
P : Kemudian bagaimana pelaksanaan evaluasi keberhasilan peserta
didik?
57
K : Evaluasi atau penilaian peserta didik tadi sudah disebutkan
bagaimana menilai keberhasilan peseta didik bahwa keberhasilan
peseta didik sudah saya jelaskan bisa dilihat dari secara kualitas
maupun kuantitas. Kalau kualitas mutu itu bisa ketika prosessing
tahu ketika anak itu sudah lulus tetapi secara kuantitas yang
secara nominal atau secara nilai itu kan bisa dilihat dari nilai
hasil evaluasi belajar yang tertuang dalam nilai raport. Itu seperti
itu
P : Kemudian bagaimana evaluasi pembelajaran tiap semester atau
tiap tahun pelajaran untuk satu sekolah?
K : Nah, untuk evaluasi pembelajaran itu kan ada dimulai dari
ulangan harian selesai per subbab atau sub bahasan itu yang
diselenggarakan guru masing-masing mapel. Tetapi kalau yang
secara serempak ada istilah MID semester kemudian ada tes
semester, MID semester I, MID semester II, semester I, semester
II. Itu masing-masing peserta didik mengikuti seperti itu. Kalau
ulangan harian tidak serempak tapi masing-masing guru atau
pengampu itu bisa mengatur sendiri setelah-setelah satu pokok
bahasan atau dua pokok bahasan itu terselesaikan atau kan saat
terjadi KBM atau yang sering kita sebut evaluasi proses ketika
proses pembelajaran berlangsung.
b. Hasil wawancara II
Wawancara kedua peneliti lakukan dengan Wakasek Kurikulum di
MA Asy-syafi’iyah Jatibarang Brebes yang bernama Suhani, SS.
Hasil wawancara adalah sebagai berikut :
P : Kemudian untuk mengukur keberhasilan, bagaimana cara
menilai keberhasilan peserta didik?
WK : Untuk mengukur keberhasilan, kami bersama yayasan
kemudian dalam khususnya dalam pendidikan dalam bidang
kurikulum kemudian kepala sekolah, dewan guru dan
58
semuanya stake holder dalam sekolah Aliyah Asy-syafi’iyah
itu bersama-sama tiap materi selesai ya mas? Itu kita adakan uji
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik
dalam menyerap materi yang disampaikan, disini ada tiga, jadi
tiga yang diterapkan disini itu, tiga kali ulangan harian,
kemudian tugasnya juga tiga kali selama satu semester, MID
semester juga ada, ini untuk mengukur kemampuan peserta
didik, kemudian yang terakhir semester. Dari nilai-nilai yang
ada itu, tiga kali nilai ulangan harian, tiga kali nilai apa mas?
Tugas, itu dibagi dua. Jadi misalnya tiga kali rata-ratanya
sembilan, tugasnya mungkin nanti dibagi dua, itu termasuk
ulangan harian. Jadi masuknya satu komponen. Kemudian
nanti karena ada berbagai macam rumus untuk menentukan
kemampuan peserta didik itu yang saya pakai ya itu. Jadi nilai
ulangan harian ditambah dua kali apa? ulangan semesteran
dibagi tiga, nanti akan ketemu kemampuan peserta didik, disitu
berapa nilainya. Sesuai dengan kriteria ketuntasan nggak mas?.
Misalnya untuk saya mapel bahasa inggris kelas satu,
ketuntasan kelas satu 7,3 tetapi setelah direng-reng dari sekian
selama satu tahun atau semester, misalnya hanya 69 kan berarti
belum mencukupi. Hla itu diadakan remedial. Kemudian
ulangan harian juga ada mas? Jadi tetep diremidi sampai anak
itu dapat nilai misalnya KKM 7,3, ya harus paling nggak 8 atau
75 itu supaya memenuhi KKM (kriteria ketuntasan minimal)
P : Kemudian mengenai kebijakan sekolah itu terkait dengan
penilaian itu seperti apa?
WK : Ya kebijakan ini diserahkan kepada guru masing-masing ketika
mau menentukan KKMnya mas? Karena tiap mapel kan beda,
tingkat kesulitannya beda jadi kami dari bagian kepala sekolah
dan wali apa? kurikulum menerima setelah terkumpul semua
apa? dalam rapat kami lemparkan kembali, “ini sudah yakin
59
KKMnya sekian?” Kalau pun misalnya guru yang
bersangkutan “ya udah pak, segitu kalau ditingkatkan lagi
melihat nilai-nilai ulangan hariannya di bawah standar”
misalnya itu ya mas? Apalagi ketika semesteran. Jadi
diserahkan pada guru yang bersangkutan.
P : Kemudian apakah ada kesamaan teknik penilaian setelah KTSP
dan sebelum KTSP dilaksanakan?
WK : Kalau penilaian itu tergantung jenisnya karena ada penilaian
performance, misalnya berhubungan dengan psikomotorik.
Berdrama, membuat drama misalnya guru bahasa atau guru IPS
membuat drama kan bisa, misalnya perang diponegoro dibuat
drama dinilaikan bisa, itu tekniknya. Kemudian juga selain itu
misalnya apalagi yang berhubungan dengan penilaian, sistem
penilaian yang dngan kognitif berarti ya itu tadi ulangan harian.
jadi dengan jadi adanya istem kognitif kemudian psikomotorik,
afektif itu setelah KBK kesini mas? Kalau sebelumnya nggak
ada, jadi perbedaannya itu lebih dijabarkan, dirinci, ini yang
bagian khusus berfikir, kemudian yang hubungannya dengan
keaktifan peserta didik, kemudian yang ketiga itu afektif kalo
itu dengan sikap mas? Ketika guru ngajar sikap peserta didik
diperhitungkan, sikap peserta didik itu juga gimana? Kemudian
dikasih tugas nggak mengerjakan itu berati kan tidak memberi
respek, rasa hormat perhatian sama guru, itu masuk dalam
afektif. Itu mas? Jadi ada perbedaannya.
P : Kemudian apakah pernah ada diklat guru mengenai penilaian
tersebut dalam KTSP?
WK : Pernah, jadi meskipun sudah tahu kadang-kadang kan ada
format baru ya mas? Sistem penilaian. Nah, sperti yang saya
bawa ini format seperti ini, format ini bentuknya tabel,
indikator penilaiaanya apa? tekniknya, tes lisan apa tulisan,
bentuknya misalnya kalimat tumpang, apa pelafalan, apa
60
pilgan, apa essay, nah ini bentuk catatan buir soalnya. Nah ini
berarti ada yang bentuk lain mas? Ini saya contohkan seperti
ini. Kemudian yang dapatkan baru lagi itu gini. Jadi misalnya
bentuk dan bagiannya tugas mandiri, tugas kelompok.
Kemudian yang lebih jauh lagi tugas terstruktur, tidak
terstruktur.
P : Kemudian bagaimana evaluasi pembelajaran tiap semester atau
tiap tahun pelajaran untuk satu sekolah?
WK : Satu sekolah dalam satu semester biasanya kita rapatkan seperti
kemarin, dari masing-masing guru melaporkan sesuai dengan
KKM belum, kalau misalnya belum sesuai, misalnya dari
delapan belas guru, yang ada sesuai KKM enam belas berarti
hampir berapa persen ya? kemudian yang belum bagaimana
guru itu meningkatkan dirinya sendiri dalam menjelaskan
kepada anak dengan berbagai macam metode, kemudian
strategi bagi pembelajaran sehingga nanti bisa mencapai apa
yang kita harapkan. Itu untuk mengenai apa? evaluasi
pembelajaran tetap ada evaluasi dari masing-masing guru.
Selain itu, mengenai nilai juga disampaikan keluhan-
keluhannya dalam menghadapi anak, anak yang pintar gimana,
anak yang bodoh gimana. Ketika kita adakan ulangan misalnya
tiga puluh peserta didik yang nilainya kecil, nah, yang paling
kecil diadakan bimbingan khusus, yang sedang kita adakan
ulangan sama-sama, yang lebih kecil kita panggil diarahkan
sehingga bisa mencapai evaluasi yang memuaskan.
c. Hasil wawancara III
Wawancara ketiga peneliti lakukan dengan guru matematika di MA
Asy-syafi’iyah Jatibarang Brebes yang bernama Irawan, S.Pd.I.
Hasil wawancara adalah sebagai berikut :
P : Bagaimana cara menilai keberhasilan peserta didik?
61
G : Untuk penilaian keberhasilan peserta didik pada saat proses
pembelajaran dilihat dari sejauh mana atau sebesar apa peserta
didik menangkap materi yang telah diberikan oleh guru atau
pengajar. Apabila peserta, peserta dapat menguasai materi yang
diberikan maka dikatakan proses belajar telah berhasil.
P : Kemudian bentuk evaluasi apa saja yang anda lakukan dalam
mengetahui kemampuan peserta didik?
G : Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik,
pengajar tentunya harus mempunyai evaluasi. Dalam hal ini
evaluasi yang disampaikan atau dilakukan adalah bentuk tes
tertulis yang pertama, kemudian yang kedua tes lisan ataupun
dengan tes unjuk kerja. Jadi dengan adanya tiga proses tersebut
pengajar atau pendidik bisa mengetahui sejauh mana peserta
didik dapat menguasai materi yang telah disampaikan.
P : Apakah ada perbedaan teknik penilaian sebelum KTSP dan
sesudah KTSP?
G : Sejauh apa yang sudah saya lakukan dalam teknik penilaian baik
sebelum atau sesudah KTSP yang saya lakukan itu sama. Jadi,
teknik yang saya ambil yaitu mengarah kepada teknik yang
kognitif atau pengetahuan kemudian psikomotorik kemudian
yang terakhir adalah tentang afektif atau penilaian sikap.
P : Kemudian aspek apa saja yang dinilai pada peserta didik?
G : Ada tiga aspek yang ada dalam penilaian setiap mata pelajaran
yang pertama adalah penilaian harus mengarah kepada aspek
kognitif atau pengetahuan. Dalam hal ini sejauh mana peserta
didik dapat menyerap materi yang telah disampaikan. Biasanya
untuk kognitif ini adalah sifatnya biasanya penilaian tes tertulis,
tes lisan dan lainnya. Kemudian yang kedua adalah aspek
psikomotorik atau aspek unjuk kerja, biasanya dilaksanakan pada
mata pelajaran-mata pelajaran yang terdapat praktek seperti
fisika, kemudian fikih, kemudian seni budaya dan lain
62
sebagainya. Dan yang ketiga adalah aspek afektif atau penilaian
sikap peserta didik dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan.
P : Kemudian bagaimana prinsip dalam melaksanakan penilaian hasil
belajar peserta didik?
G : Dalam melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik ada
beberapa prinsip yang harus dilakukan oleh pendidik atau
pengajar dalam hal ini diantaranya prinsip-prinsip penilaian
kelas. Yang pertama adalah validitas, validitas berarti menilai apa
yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai
untuk mengukur kompetensi, misalnya pelajaran matematika
berarti harus sesuai, misalnya untuk mencari rumus tertentu
harus sesuai dengan rumus yang sudah ada. Kemudian yang
kedua reliabilitas. Reliabilitas ini berkaitan dengan konsistensi
atau keajekan hasil penilaian, misalnya dalam pelajaran
matematika, anak membuat rumus tentang integral cara
memperoleh satu rumus kemudian dikembangkan dengan rumus
yang lain tentunya hasilnya harus sama dengan rumus-rumus
sebelumnya. Kemudian yang ketiga yaitu prinsip menyeluruh.
Dalam penilaian harus dilakukan secara menyeluruh mencakup
semua domain atau standar komp, indikator yang tertuang pada
setiap kompetensi dasar. Kemudian berkesinambungan, dalam
penilaian ini harus dilakukan secara terencana bertahap dan terus
menerus untuk memperoleh gambaran pencapaian kompetensi
peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Kemudian prinsip
berikutnya, prinsip objektif yaitu penilaian harus dilakukan
secara objektif, a..yaa..dalam hal ini harus adil, terencana dan
menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor, ini berlaku
untuk semua peserta didik baik yang pandai, kurang pandai
ataupun tidak pandai, itu semua harus objektif. Dan terakhir
adalah prinsip pendidik pada proses dan hasil penilaian bisa
dijadikan sebagai dasar untuk motivasi atau memperbaiki proses
63
pembelajaran bagi pendidik. Mungkin itu prinsip-prinsip dalam
penilaian.
P : Selanjutnya bagaimana teknik dalam melaksanakan penilaian
hasil belajar peserta didik?
G : Masing-masing pendidik atau pengajar mempunyai banyak sekali
teknik penilaian, misalnya teknik penilaian unjuk kerja,
kemudian teknik penilaian sikap, ada teknik penilaian tertulis,
ada teknik portofolio dan lain sebagainya. Untuk pelajaran
matematika yang lebih tepat adalah tentang penilaian tertulis dan
penilaian sikap. Karena kalau kita menggunakan teknik penilaian
unjuk kerja maka dirasa kurang pas. Itu mungkin yang dapat saya
sampaikan.
P : Selanjutnya bagaimana pelaksanaan remedial untuk peserta didik?
G : Pelaksanaan remedial untuk peserta didik dilakukan apabila
terdapat peserta didik yang tidak memenuhi KKM atau nilai
KKM yang tercantum pada masing-masing pelajaran. Dan
remedial ini dilakukan dengan berbagai teknik tentunya, ini
dikembalikan pada masing-masing guru pelajaran. Ada yang
menggunakan remedial bentuk praktek atau juga ada yang
menggunakan remedial bentuk tugas. Yang jelas pelaksanaan
remedial dilakukan apabila ada peserta didik yang nilainya tidak
memenuhi dengan nilai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah
atau madrasah.
P : Kemudian yang terakhir, adakah kendala dalam melaksanakan
kurikulum tingkat satan pendidikan khususnya tentang penilaian
peserta didik?
G : Dalam melaksanakan KTSP khususnya tentang penilaian peserta
didik, tentunya setiap pengajar atau pendidik mengalami kendala.
kendala yang dilaksanakan dengan adanya keanekaragaman
peserta didik yang ada di kelas tentunya terdapat kendala dalam
hal ini. Misalnya, kendala kognitif, ada kendala psikomotorik dan
64
ada kendala afektif. Tapi tentunya setiap pendidik atau pengajar
mempunyai teknik sendiri dalam mengatasi kendala yang telah
dialami.
Terkait dengan aspek penilaian, secara umum hasil wawancara
terhadap ketiga responden sebagai berikut:
Tabel 4 Hasil wawancara terhadap ketiga responden
Poin
pertanyaan Kepala Sekolah
Waka
Kurikulum Guru
Teknik Bervariasi dan
diserahkan kepada
guru Mapel sesuai
petunjuk.
Teknik penilaian
disesuaikan
dengan jenisnya
(kognitif, afektif,
dan
psikomotorik)
Teknik penilaian
banyak jenisnya,
disesuaikan
dengan aspek
yang akan dinilai
Pelaksanaan - pelaksanaan
bisa dilihat
secara
kuantitas(nilai
raport) dan
kualitas
(proses/hasil
output).
- UH, UTS, dan
UAS
- Penentuan
KKM
diserahkan pada
guru Mapel
- UH, UTS, dan
UAS
- penilaian
dilakukan saat
proses
pembelajaran
untuk
mengetahui
keberhasilan
proses
pembelajaran
- Ada remedial
Kendala Ada guru yang
tidak mengikuti
program yang
dilaksanakan
banyak anak
yang NEM-nya
rendah saat
masuk ke MA
dan itu
merupakan
Keanekaragaman
peserta didik
baik aspek
kognitif, afektif
maupun
psikomotorik
65
kendala dan
tantangannya
d. Hasil Penyebaran angket I
Angket pertama diisi oleh dua responden yaitu Kepala MA Asy-
syafi’iyah Jatibarang Brebes dan Wakasek Kurikulum MA Asy-
syafi’iyah Jatibarang Brebes
Hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 5 Hasil Penyebaran angket untuk Kepala MA Asy-syafi’iyah
Jatibarang Brebes dan Wakasek Kurikulum MA Asy-syafi’iyah
Jatibarang Brebes
Komponen
Penilaian Indikator
Nomor
Butir
Jumlah
Butir Skor
Skor
maks
Pelaksanaan
penilaian
- menentukan
KKM
- mengkoordinasi
jadwal
pelaksanaan
ulangan/ujian
- menentukan
kriteria
kenaikan kelas
1
2 dan
6
3
1
2
1
7
16
8
8
16
8
Hasil
penilaian
- menentukan
nilai akhir
- melaporkan
hasil penilaian
- menentukan
kelulusan
peserta didik
- menerbitkan
4-5
7-8
9
10
2
2
1
1
16
16
8
7
16
16
8
8
66
SKHUN
- menerbitkan
ijazah
11
1
8
8
Jumlah skor 86
Jumlah maksimal 88
%100xmaksimalskorjumlah
jumlahskorPersentase = 97.73
Dari hasil tabel di atas terlihat bahwa persentase yang di peroleh
adalah 97.73% yang berarti pelaksanaan penilaian sudah berjalan
dengan sangat baik
e. Hasil penyebaran angket II
Angket kedua diisi oleh satu responden yaitu Guru Matematika kelas
XI MA Asy-syafi’iyah Jatibarang Brebes
Hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 6 Hasil penyebaran angket untuk Guru Matematika kelas XI MA
Asy-syafi’iyah Jatibarang Brebes
Komponen
Penilaian Indikator
Nomor
Butir
Jumlah
Butir Skor
Skor
maks
Prinsip
Penilaian
- sahih
- objektif
- adil
- terpadu
- terbuka
- menyeluruh dan
berkesinambung-
an
- sistematis
- beracuan kriteria
1
2
4
5
6-8
9-13
14
15
1
1
1
1
3
5
1
1
3
3
4
4
9
18
3
3
4
4
4
4
12
20
4
4
67
- akuntabel 16 1 2 4
Prosedur
penilaian
- membuat kunci
jawaban
- merencanakan
penilaian
- penilaian
kepribadian
- menginformasi-
kan Hasil
ulangan harian
- mengadakan
remedial
3
17
18
19
20
1
1
1
1
1
4
2
3
3
4
4
4
4
4
4
Penilaian
oleh
Pendidik
- menginformasi-
kan rancangan
dan kriteria
penilaian
- mengembangkan
indikator dan
memilih teknik
penilaian
- mengembangkan
instrumen dan
pedoman
penilaian
- mengolah hasil
penilaian
- Memanfaatkan
hasil penilaian
- melaporkan hasil
penilaian
21
22
23
24
25
26-27
1
1
1
1
1
2
2
2
3
3
3
7
4
4
4
4
4
8
68
Jumlah skor 85
Jumlah skor maksimal 108
Persentase %100xmaksimalskorjumlah
jumlahskor= 78.7
Dari hasil tabel di atas terlihat bahwa persentase yang di peroleh
adalah 78.7% yang berarti pelaksanaan penilaian sudah berjalan
dengan baik
f. Hasil penyebaran angket III
Angket ketiga diisi oleh 40 responden yaitu peserta didik kelas XI MA
Asy-syafi’iyah Jatibarang Brebes
Hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 7 Hasil penyebaran angket untuk peserta didik kelas XI MA
Asy-syafi’iyah Jatibarang Brebes
Komponen
Penilaian Indikator
Nomor
Butir
Jumlah
Butir
Skor Skor
maks
Prinsip
Penilaian
- objektif
- terpadu
- terbuka
- menyeluruh
dan
berkesinamb-
ungan
1
2
3-5
6-7
1
1
3
2
146
144
383
265
160
160
480
320
Prosedur
penilaian
- penilaian
kepribadian
- menginforma
sikan Hasil
ulangan
harian
- mengadakan
8
9
10
1
1
1
132
132
155
160
160
160
69
remedial
Penilaian
oleh
Pendidik
- menginforma
sikan
rancangan
dan kriteria
penilaian
11 1 107 160
Jumlah skor 1464
Jumlah skor maksimal 1760
%100xmaksimalskorjumlah
skorjumlahPersentase = 83.182
Dari hasil tabel di atas terlihat bahwa persentase yang di peroleh
adalah 83.182 % yang berarti pelaksanaan penilaian sudah berjalan
dengan baik
C. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis pelaksanaan secara umum KTSP dan kendalanya
MA Asy-syafi’iyah merupakan Madrasah Aliyah yang mempunyai
visi dan misi untuk memperoleh peserta didik yang religius, berkualitas
dan mampu beradaptasi di masyarakat dengan menggunakan ilmu yang
didapat di sekolah. Usaha yang dilakukan MA Asy-syafi’iyah untuk
mewujudkan visi dan misi tersebut diantaranya dengan berpedoman pada
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan dukungan dari dewan
guru, staf karyawan TU dan seluruh komponen yang ada di MA Asy-
syafi’iyah. Namun dalam pelaksanaan untuk mewujudkan visi dan misi
tersebut mempunyai beberapa kendala diantaranya, yaitu: meskipun
kebanyakan dari peserta didik lulusan dari MTs namun kesadaran untuk
beribadah khususnya sholat masih kurang dan kebanyakan peserta didik
yang masuk di MA Asy-syafi’iyah adalah peserta didik yang mempunyai
nilai NEM yang rendah.
Kurikulum Tingkat satuan pendidikan merupakan kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
70
pendidikan atau lembaga pendidikan. MA Asy-syafi’iyah telah
menerapkan KTSP sejak dicetuskannya sekolah-sekolah diwajibkan
menggunakan KTSP yaitu sekitar tahun 2006 walaupun belum sepenuhnya
dilaksanakan. Dalam mempersiapkan pelaksanaan KTSP, yang dilakukan
MA Asy-syafi’iyah yang pertama adalah mengirimkan guru-guru untuk
mengikuti penataran atau pelatihan di tingkat kabupaten dan propinsi.
Yang kedua, setiap guru diberi tanggung jawab untuk membuat silabus
dan RPP sebelum tahun ajaran baru sebagai pedoman atau kebijakan untuk
melaksanakan program yang ada terutama yang berkaitan dengan kegiatan
belajar mengajar.
KTSP merupakan kurikulum yang mencerminkan satu karakter
madrasah karena setiap madrasah diberi otonomi untuk melaksanakannya.
Dalam KTSP proses pembelajaran yang diharapkan adalah mengutamakan
keaktifan peserta didik dan guru sebagai fasilitator. Secara umum,
pelaksanaan KTSP di MA Asy-syafi’iyah sudah berjalan dengan lancar.
Walaupun tidak secara langsung bisa dilaksanakan sepenuhnya melainkan
melalui suatu proses dan pembenahan-pembenahan secara bertahap,
apalagi Kurikulum yang sekarang lebih berbasis karakter karena sekolah
diberi otonomi atau kebebasan melaksanakan KTSP.
Proses pembelajaran dalam mata pelajaran matematika di MA Asy-
syafi’iyah berjalan mengikuti dengan silabus yang ada. Walaupun dalam
pembuatannya bukan pendidik yang membuatnya, tetapi pendidik atau
guru hanya merenovasi atau merubah silabus yang sudah ada menjadi
lebih efisien. Silabus merupakan acuan pendidik dalam melaksanakan
proses pembelajaran untuk mengembangkan potensi peserta didik yang
didalamnya terdapat standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator
yang akan dicapai.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan mengharapkan peserta didik
aktif dalam proses pembelajaran. Dalam mata pelajaran matematika di MA
Asy-syafi’iyah, guru telah berusaha untuk mengajak peserta didik lebih
aktif dan bisa menguasai kelas agar materi yang disampaikan dapat diserap
71
dengan baik oleh peserta didik. Dalam usaha untuk mengaktifkan peserta
didik, guru matematika menggunakan metode tanya jawab dan diskusi.
Sedangkan model pembelajaran yang sering dipakai adalah TPS (Think
Pare Share) karena dianggap cocok dengan peserta didik yang ada.
Hambatan-hambatan yang sering dialami dalam melaksanakan
KTSP di MA Asy-syafi’iyah antara lain:
a. sering terjadi kegagalan dalam pemilihan metode pembelajaran yang
kemudian kembali ke metode ceramah walaupun sudah pelatihan
b. masih terdapat guru yang tidak sepenuhnya mengikuti program yang
dilakukan di sekolah
c. masih ada peserta didik yang tidak aktif karena keanekaragaman
peserta didik
2. Analisis pelaksanaan penilaian dalam KTSP
a. Pelaksanaan penilaian dalam KTSP oleh sekolah
Secara global penilaian peserta didik di MA Asy-syafi’iyah bisa
dinilai secara kualitas dan kuantitas. Secara kualitas bisa dilihat dari
lulusan peserta didik dapat berkiprah di dalam masyarakat atau tidak.
sedangkan secara kuantitas bisa dilihat dari nilai raport atau laporan
hasil belajar. Teknik penilaian yang dilakukan di MA Asy-syafi’iyah
berbeda dengan kurikulum sebelum KTSP karena dalam KTSP
terdapat tiga ranah penilaian yaitu ranah kognitif, ranah psikomotorik
dan ranah afektif.
Kebijakan MA Asy-syafi’iyah mengenai penilaian ada beberapa
kriteria, salah satunya adalah peserta didik dikatakan naik kelas dengan
nilai tuntas harus berakhlakul karimah dan nilai di raport maksimal
hanya memiliki nilai kurang atau belum tuntas tiga mata pelajaran dan
nilai yang akan dijadikan jurusan harus tuntas semua jika lebih dari itu
berarti tinggal kelas. Untuk pelaksanaannya diserahkan kepada
masing-masing guru mata pelajaran sesuai dengan petunjuk yang
72
sudah ada. Dan untuk teknik penilaian disesuaikan dengan ranah yang
akan dinilai.
Evaluasi pembelajaran tiap semester dilaksanakan melalui rapat.
Dalam rapat tersebut guru melaporkan hasil belajar peserta didik dalam
satu semester baik nilai ulangan harian, tugas, ulangan tengah semester
dan ulangan semester. Di dalam rapat evaluasi pembelajaran juga
disampaikan keluhan-keluhan tentang peserta didik.
Pelaksanaan standar penilaian untuk sekolah di MA Asy-
syafi’iyah sudah berjalan dengan baik. Hal ini bisa dilihat dari hasil
angket untuk Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kurikulum yang memperoleh skor 86 dari skor maksimal 88 atau
sebesar 97,73% yang berarti pelaksanaan sudah dilaksanakan dengan
sangat baik.
b. Pelaksanaan penilaian dalam KTSP oleh guru matematika
Penilaian keberhasilan peserta didik pada saat proses pembelajaran
dilihat dari sejauh mana peserta didik dapat menguasai yang
disampaikan oleh guru. Untuk mengetahui hal tersebut, guru dapat
melakukan tes, baik tes lisan, tes tertulis maupun tes unjuk kerja.
Penilaian dalam KTSP meliputi tiga aspek yang harus dinilai. Yang
pertama, aspek kognitif atau pengetahuan. Hal ini berkaitan dengan
sejauh mana peserta didik dalam menguasai materi yang telah
disampaikan. Bentuk tes yang dapat dilakukan adalah tes tertulis dan
tes lisan. Yang kedua, aspek psikomotorik atau aspek unjuk kerja.
Yang ketiga, aspek afektif atau penilaian sikap. Dalam aspek afektif
yang diperhatikan adalah sejauh mana sikap peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran.
Menurut guru matematika di MA Asy-syafii’ yah jatibarang
Prinsip-prinsip yang harus dilakukan oleh pendidik atau guru dalam
penilaian diantaranya, yaitu:
73
1) Validitas, menilai apa yang seharusnya dinilai dengan alat yang
sesuai untuk mengukur kompetensi
2) Reliabilitas, konsistensi atau keajekan hasil penilaian
3) Menyeluruh, mencakup semua indikator yang tertuang pada setiap
kompetensi dasar
4) Berkesinambungan, penilaian dilakukan secara terencana, bertahap
dan terus menerus untuk mendapatkan gambaran pencapaian
kompetensi peserta didik dalam kurun waktu tertentu
5) Objektif, penilaian harus adil dan menerapkan kriteria yang jelas
dalam memberikan skor. Berlaku untuk semua peserta didik tanpa
membeda-bedakannya
6) Mendidik, proses dan hasil penilaian bisa memotivasi dan
memperbaiki proses pembelajaran.
Prinsip-prinsip tersebut menurut peserta didik sudah dilaksanakan
dengan baik, hal ini terlihat dari hasil angket.
Remedial pada mata pelajaran matematika dilakukan apabila
peserta didik belum memenuhi nilai ketuntasan minimum yang telah
ditetapkan. Remedial dilakukan dengan berbagai macam cara,
misalnya remedial bentuk tertulis dilakukan jika hasil ulangan harian,
UTS (Ulangan Tengah Semester)dan UAS (Ulangan Akhir Semester)
tidak sesuai dengan KKM yang ditentukan, remedial bentuk praktek
dilakukan jika hasil ulangan praktek tidak sesuai dengan KKM yang
ditentukan , dan pemberian tugas jika nilai tugas tidak memenuhi nilai
KKM.
Teknik dan instrumen yang dilakukan guru matematika masih ada
beberapa kekurangan, diantaranya:
1) Tes observasi sangat jarang dilakukan, selalu menggunakan tes
tertulis dan penugasan
2) Tes lisan belum pernah dilaksanakan
3) Melakukan observasi tanpa adanya instrumen
4) Penugasan kelas dilakukan kadang-kadang
74
5) Hanya sesekali melakukan uji validitas
Pelaksanaan KTSP khususnya tentang penilaian dalam mata
pelajaran matematika di MA Asy-syafi’iyah masih ada kendala.
Kendala yang sangat dirasakan adalah keanekaragaman peserta didik
baik dilihat dari ranah kognitif, ranah psikomotorik, maupun ranah
afektif.
Berdasarkan hasil angket pelaksanaan standar penilaian yang
disebarkan untuk guru dan peserta didik, yaitu angket untuk guru
memperoleh skor 85 dari skor maksimal 108 atau sebesar 78,7%,
sedangkan angket untuk peserta didik skor atau persentase yang
diperoleh 1464 dari skor maksimal 1760 atau sebesar 83,18%.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari angket maka dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan standar penilaian untuk pelajaran matematika di
MA Asy-syafi’iyah Jatibarang sudah berjalan dengan baik. Meskipun
hasil angket yang diperoleh berbeda antara guru dan peserta didik.
Untuk standar penilaian yang masih Jarang dilakukan oleh guru
matematika adalah Penilaian aspek psikomotor peserta didik,
mendokumentasikan hasil penilaian, perencanaan dan pemilihan teknik
penilaian saat menyusun silabus, menginformasikan silabus kepada
peserta didik, dan pemberitahuan tentang prosedur dan pengambilan
keputusan kepada peserta didik
Sedangkan berdasarkan studi dokumentasi dapat dilihat bahwa di
dalam silabus tidak terdapat contoh instrumen untuk setiap kompetensi
dasar. Dan jika dilihat dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
hanya terdapat contoh instrumen penilaian dari aspek kognitif saja
sedangkan aspek psikomotorik dan afektif belum dicantumkan.
Jadi, berdasarkan hasil angket dan wawancara penilaian di MA
asy-syafi’iyah sudah berjalan dengan cukup baik meskipun ada sedikit
kekurangan.
75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitan yang telah dilakukan maka kesimpulan yang dapat
diambil sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di MA Asy-
syafi’iyah Jatibarang Brebes sudah berjalan dengan lancar walaupun
masih mengalami beberapa kendala atau permasalahan. Kemampuan
guru dalam pelaksanaan kurikulum ini sudah cukup baik meskipun
masih ada guru masih merasa kebingungan dalam melaksanakan
pembelajaran berbasis KTSP khususnya dalam membuat silabus karena
pemahaman yang kurang termasuk juga dengan guru matematika di MA
Asy-syafi’iyah Jatibarang Brebes. Silabus dibuat hanya dengan
merenovasi silabus yang telah ada sebelumnya. Dalam mata pelajaran
matematika di MA Asy-syafi’iyah, guru telah berusaha untuk mengajak
peserta didik lebih aktif dan bisa menguasai kelas agar materi yang
disampaikan dapat diserap dengan baik oleh peserta didik. Dalam usaha
untuk mengaktifkan peserta didik, guru matematika menggunakan
metode tanya jawab dan diskusi. Pelaksanaan standar penilaian secara
umum di MA Asy-syafi’iyah Jatibarang Brebes sudah berjalan dengan
baik. Dan secara khusus dalam mata pelajaran matematika di MA Asy-
syafi’iyah Jatibarang Brebes juga sudah berjalan dengan baik. Namun
evaluasi yang selama ini dilakukan guru ternyata masih sebatas
kemampuan dalam aspek kognitif semata. Aspek yang lain seperti aspek
afektif dan psikomotorik masih belum maksimal tersentuh.
2. Hambatan-hambatan yang sering dialami dalam melaksanakan KTSP di
MA Asy-syafi’iyah adalah kegagalan dalam pemilihan metode
pembelajaran, terdapat guru yang tidak sepenuhnya mengikuti program
yang dilakukan di sekolah, dan masih ada peserta didik yang tidak aktif.
76
B. Saran
1. Sekolah telah memiliki kemampuan untuk melaksanakan KTSP dalam
kategori baik khususnya mengenai standar penilaian. Hal ini hendaknya
menjadi motivasi sekolah untuk meningkatkan kesiapan dan
keterlaksanaan KTSP. Adapun tujuannya untuk pencapaian sasaran
sekolah yang lebih baik.
2. Kesuksesan pembelajaran berbasis KTSP akan berjalan lancar khususnya
dalam proses pembelajaran jika satuan pendidikan memahami konsep
pelaksanaannya secara matang. Untuk itu pemerintah diwakili instansi
terkait perlu mengadakan sosialisasi dan pelatihan tentang pedoman
pelaksanaan KTSP yang lebih merata
3. Guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran diharapkan mampu untuk
memaksimalkan peran MGMP untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
4. Pemilihan metode, strategi dan model pembelajaran haruslah tepat dan
bervariasi sehingga tidak terdapat siswa yang tidak aktif.
5. Agar semua program berjalan lancar dan semua guru dapat mengikutinya
dengan baik, hendaknya lebih intens dalam memusyawarahkan sehingga
memperoleh keputusan yang lebih baik dan semua guru bisa
mengikutinya.
C. Penutup
Demikianlah skripsi ini dibuat, penulis sadar bahwa skripsi ini masih
banyak kekurangan di banyak hal baik sistematika penulisannya, referensi
yang digunakan kurang lengkap, pembahasan yang kurang mendalam,
maupun bahasa yang kurang dapat dipahami.
Oleh karena itu, saran dan masukan yang konstruktif sangat penulis
harapkan dari semua pihak. Penulis hanya berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, dan mendapat ridlo dari Allah SWT. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung : Angkasa, 1993
Arikunto, Suhrsimi, Prosedur Penelitian, Edisi Revisi VI, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2006
, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Cet. II, Jakarta :
Rineka Cipta, 1998
, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, cet. XII, Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2002
Atmodiwirio, Soebagyo, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: PT. Ardadizya
Jaya, 2005
Azizy, Qodri, Pendidikan Agama Untuk Membangun Etika Social, cet. 2, Semarang:
Aneka Ilmu, 2003
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar Dan Pembelajaran, Jogjakarta: Ar-
Ruz Media, 2010
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002
Djamarah, Ayaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Ilmu, 2008
E.Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru
dan Kepala Sekolah, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008
, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Karya, 2006
Fathani, Abdul Halim, Matematika Hakikat dan Logika, Jogjakarta: AR-RUZZ
MEDIA, 2009
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jilid. I, Cet. 39, Yogyakarta : Andi, 2003
, Metodologi Research, Jilid 2, Yogyakarta : Andi, 2004
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008
Hudojo, Herman, Mengajar Belajar Matematika, Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, 1988
Idi, Abdullah, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek, Jakarta: Gaya Media
Pratama, 1999
Kherudin dan Mahfud Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep Dan
Implementasinya Di Madrasah, Semarang: Nuansa Aksara, 2007
Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Cet. 7, Jakarta: Sarasin,
1996
Kunandar, Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum Tingkat Satan Pendidikan
KTSP Dan Sukses Sertifikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2007 tentang
Standar Penilaian Pendidikan
Lekdis, Standar Nasional Pendidikan (Pp No. 19 Tahun 2005) Cet. 3, Jakarta: Lekdis,
2005
Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, edisi III, Cet. 7, Yogyakarta :
Rake Sarashin, 1996
Mulyono, Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT.
Rineka Cipta,1998
Muslih, Masnur, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar Pemahaman dan
Pengembangan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007
Nawawi, Imam, Terjemahan Riyaadlus Shalihin Jilid 1, Jakarta: Pustaka Amani,
1999M/1420H
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2007
Slameto, Belajar Dan Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 1997
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung, CV.
Alfabeta, 2008
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kisi-kisi angket pelaksanaan standar penilaian untuk kepala sekolah dan
wakil kepala sekolah bidang kurikulum, 35
Tabel 2 Kisi-kisi angket pelaksanaan standar penilaian untuk guru matematika,
36
Tabel 3 Kisi-kisi angket pelaksanaan standar penilaian untuk peserta didik, 37
Tabel 4 Hasil wawancara terhadap ketiga responden, 63
Tabel 5 Hasil Penyebaran angket untuk Kepala MA Asy-syafi’iyah Jatibarang
Brebes dan Wakasek Kurikulum MA Asy-syafi’iyah Jatibarang Brebes,
64
Tabel 6 Hasil penyebaran angket untuk Guru Matematika kelas XI MA Asy-
syafi’iyah Jatibarang Brebes, 65
Tabel 7 Hasil penyebaran angket untuk peserta didik kelas XI MA Asy-syafi’iyah
Jatibarang Brebes, 67
Tabel 8 Hasil Angket Untuk Siswa
Tabel 9 Data Siswa Kelas XII MA Asy-Syafi'iyyah Jatibarang Brebes Tahun
Pelajaran 2011/2012
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara untuk Kepala Sekolah dan Wakil Kepala
Sekolah Bidang Kurikulum
Lampiran 2 Pedoman Wawancara untuk Guru
Lampiran 3 Angket untuk Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kurikulum
Lampiran 4 Angket untuk Guru
Lampiran 5 Angket untuk Siswa
Lampiran 6 Data Siswa kelas XII
Lampiran 7 Hasil Angket untuk Siswa
Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 9 Silabus
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
DENGAN KEPALA SEKOLAH/WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG
KURIKULUM MA ASY-SYAFIIYAH JATIBARANG – BREBES
I. Identitas Instrumen
Nama :
NIP :
Umur :
Alamat :
Jenis Kelamin :
II. Daftar Pertanyaan
1. Berkaitan dengan visi dan misi sekolah, upaya apa sajakah yang
dilakukan untuk mewujudkan terlaksananya visi dan misi tersebut ?
2. Hambatan-hambatan apa sajakah yang dialami sekolah dalam
melaksanakan visi dan misi tersebut ?
3. Berkaitan dengan KTSP, sejak kapan sekolah menerapkan KTSP ?
4. Bagaimana pelaksanaan KTSP di MA Asy-syafiiyah Jatibarang?
5. Apa saja persiapan yang dilakukan pihak sekolah dalam melaksanakan
KTSP?
6. Bagaimana pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan KTSP?
7. Bagaimana cara menilai keberhasilan peserta didik?
8. Bagaimana Kebijakan sekolah terkait penilaian?
9. Apakah ada kesamaan teknik penilaian sebelum KTSP dan sesudah
KTSP?
10. Apakah pernah ada diklat guru terkait KTSP dan penilaian dalam
KTSP?
11. Bagaimana teknik dalam melaksanakan penilaian hasil belajar peserta
didik?
12. Bagaimana pelaksanaan evaluasi keberhasilan peserta didik?
13. Bagaimana evaluasi pembelajaran tiap semester/tahun pelajaran untuk
satu sekolah?
14. Adakah kendala dalam melaksanakan KTSP?
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA
DENGAN GURU MATA PELAJARAN MATEMATIKA
MA ASY-SYAFIIYAH JATIBARANG – BREBES
I. Identitas Instrumen
Nama :
NIP :
Umur :
Alamat :
Jenis Kelamin :
II. Daftar Pertanyaan
1. Menurut pemahaman Bapak/ibu, apa yang dimaksud dengan KTSP atau
kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan?
2. Apa perbedaan yang mendasar dari kurikulum sebelumnya?
3. Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran berbasis KTSP, bahwa
perencanaan pembelajaran mempunyai peran penting dalam proses
pembelajaran nantinya. Apakah ada kendala yang ibu alami dalam
menjabarkan standar kompetensi menjadi silabus?
4. Proses pembelajaran seperti apa yang diharapkan oleh KTSP yang
Bapak/ibu ketahui?
5. Apakah proses pembelajaran yang terjadi di kelas sudah sesuai dengan
silabus?
6. Metode apa yang biasanya anda terapkan di kelas?
7. Siapakah yang membuat silabus?
8. Bagaimana Peran guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran?
9. Apakah anda sudah bisa menguasai kelas pada saat pembelajaran?
10. Apakah peserta didik anda ajak untuk aktif dalam proses
pembelajaran?
11. Apa problem yang anda temukan dalam usaha mengaktifkan peserta
didik?
12. Bagaimana cara menilai keberhasilan peserta didik?
13. Bentuk evaluasi apa saja yang anda lakukan dalam mengetahui
kemampuan peserta didik?
14. Apakah ada perbedaan teknik penilaian sebelum KTSP dan sesudah
KTSP?
15. Aspek apa saja yang dinilai pada peserta didik?
16. Bagaimana prinsip dalam melaksanakan penilaian hasil belajar peserta
didik?
17. Bagaimana teknik dalam melaksanakan penilaian hasil belajar peserta
didik?
18. Bagaimana pelaksanaan remedial untuk peserta didik?
19. Adakah kendala dalam melaksanakan KTSP khususnya tentang
penilaian peserta didik?
Lampiran 3
Angket tentang Penilaian dalam KTSP
( Untuk Kepala Sekolah / Wakasek Kurikulum )
Petunjuk Pengisian :
Bacalah setiap pernyataan dengan seksama, kemudian berikan jawaban kalian dengan cara membubuhkan tanda X pada kolom
pilihan jawaban sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Pilihlah : SL, apabila selalu dilakukan ; SR, apabila sering dilakukan; P, apabila pernah melakukan; TP, apabila tidak pernah
melakukan.
No Pernyataan SL SR P TP
1 Kami menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,
karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik
2 Kami mengkoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan
kelas.
3 Kami menentukan kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang melalui rapat dewan pendidik
4 Kami menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran
pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan melalui rapat dewan pendidik dengan
mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik
5 Kami menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui rapat dewan pendidik dengan
mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik dan nilai hasil ujian sekolah/madrasah
6 Kami menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian
sekolah/madrasah sesuai dengan POS Ujian Sekolah/Madrasah bagi satuan pendidikan penyelenggara
UN
7 Kami melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada setiap
akhir semester kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku laporan pendidikan
8 Kami melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan
kabupaten/kota
9 Kami menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik sesuai
dengan kriteria
10 Kami menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta didik yang
mengikuti Ujian Nasional bagi satuan pendidikan penyelenggara UN
11 Kami menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi satuan pendidikan
penyelenggara UN
Lampiran 4
Angket tentang Penilaian dalam KTSP
( Untuk guru )
Petunjuk Pengisian :
Bacalah setiap pernyataan dengan seksama, kemudian berikan jawaban kalian dengan cara membubuhkan tanda X pada kolom
pilihan jawaban sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Pilihlah : SL, apabila selalu dilakukan ; SR, apabila sering dilakukan; P, apabila pernah melakukan; TP, apabila tidak pernah
melakukan.
No Pernyataan SL SR P TP
1 Saya melakukan uji kesahihan/validitas soal sebelum soal dibagi
2 Saya mempunyai prosedur dan kriteria yang jelas
3 Saya membuat kunci jawaban bersamaan dengan membuat soal
4 Saya Obyektif dalam melakukan penilaian
5 Saya melakukan penilaian setiap kegiatan pembelajaran
6 Saya memberitahu tentang prosedur penilaian kepada peserta didik
7 Saya memberitahu tentang kriteria penilaian kepada peserta didik
8 Saya memberitahu tentang pengambilan keputusan kepada peserta didik
9 Saya menilai aspek kognitif peserta didik
10 Saya menilai aspek afektif peserta didik
11 Saya menilai aspek psikomotor peserta didik
12 Saya menggunakan teknik penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai
13 Saya melakukan penilaian yang berkesinambungan untuk memantau perkembangan kemampuan
peserta didik
14 Saya melakukan penilaian secara berencana dan bertahap
15 Saya dalam menilai didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan
16 Saya mendokumentasikan hasil penilaian sebagai bukti pertanggung jawaban
17 Saya merencanakan penilaian dilakukan saat menyusun silabus
18 Saya melakukan penilaian kepribadian terhadap peserta didik
19 Saya menginformasikan Hasil ulangan harian kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian
berikutnya disertai balikkan/komentar yang mendidik
20 Saya mengadakan remedial bagi peserta didik yang belum memenuhi KKM
21 Saya menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria
penilaian pada awal semester
22 Saya mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian yang sesuai pada saat
menyusun silabus mata pelajaran
23 Saya mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik penilaian
yang dipilih
24 Saya mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta
didik.
25 Saya Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran
26
Saya melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan
pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai
cerminan kompetensi utuh
27
Saya melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan hasil penilaian
kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai
akhir semester akhlak dan kepribadian peserta didik
Lampiran 5
Angket tentang Penilaian dalam KTSP
( Untuk Siswa )
Petunjuk Pengisian :
Bacalah setiap pernyataan dengan seksama, kemudian berikan jawaban kalian dengan cara membubuhkan tanda X pada kolom
pilihan jawaban sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Pilihlah : SL, apabila selalu dilakukan ; SR, apabila sering dilakukan; P, apabila pernah melakukan; TP, apabila tidak pernah
melakukan.
No Pernyataan SL SR P TP
1 Guru melakukan Penilaian dengan prosedur dan kriteria yang jelas
2 Guru melakukan penilaian setiap kegiatan pembelajaran
3 Guru melakukan sosialisasi tentang prosedur penilaian kepada pihak yang berkepentingan
4 Guru melakukan sosialisasi tentang kriteria penilaian kepada pihak yang berkepentingan
5 Guru melakukan sosialisasi tentang pengambilan keputusan kepada pihak yang berkepentingan
6 Guru dalam penilaian menggunakan teknik penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang akan
dinilai
7 Guru melakukan penilaian yang berkesinambungan untuk memantau perkembangan kemampuan
peserta didik
8 Guru melakukan penilaian kepribadian terhadap peserta didik
9 Guru menginformasikan Hasil ulangan harian kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian
berikutnya disertai balikkan/komentar yang mendidik
10 Guru mengadakan remedial bagi peserta didik yang belum memenuhi KKM
11 Guru menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria
penilaian pada awal semester
Lampiran 6
TABEL 9 DATA SISWA MA ASY-SYAFI'IYYAH JATIBARANG BREBES
TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
KELAS XI.1
Nomor
Nama Siswa Kelamin
L/P
Tempat
Lahir
Tanggal
Lahir
yyyy-mm-
dd
Alamat TINGKAT Asal Sekolah Urut Induk NISN
1 1563 9963848316 Afriani Lestari P Brebes 1995-04-
23 Jatibarang Lor XI MTs Asy-Syafi'iyyah
2 1564 9953230310 Ainul Churrotul
M P Tegal
1995-11-
22 Talangbata XI MTs Asy - Syafi'iyyah
3 1567 9922798006 Ani Fitriyah P Brebes 1992-12-
10 Dukuhmaja XI MTs Asy-Syafi'iyyah
4 1570 9958178343 Dewi Aryani
Fatmala P Tegal
1995-12-
11 Slarang Lor XI MTs Salafiyah Slarang
5 1573 9943075499 Eko Purwanto L Brebes 1994-11-
29 Kebogadung XI MTs Asy-Syafi'iyyah
6 1574 9935012632 Eli Fatkhati P Brebes 1993-07-
16 Pesarean XI Al-Falah Jatirokeh
7 1578 9953230195 Herlin Puspita P Brebes 1995-05-
27 Jatibarang Lor XI MTs Asy - Syafi'iyyah
8 1579 9943059712 Jazimatul
Faoziyah P Brebes
1994-12-
19 Kebogadung XI MTs Asy-Syafi'iyyah
9 1583 9932917661 Mafrukhi L Brebes 1993-02-
14 Bojong XI MTs Asy-Syafi'iyyah
10 1584 9943076838 Maftukhah P Brebes 1994-07-
28
Jatibarang
Kidul XI SMP N 1 Jatibarang
11 1587 9954421013 Moh. Fadli
Zaenudin L Tegal
1995-11-
03 Rajegwesi XI SMP N 2 Pagerbarang
12 1590 9953218177 Mohamad Faiq A L Brebes 1995-11-
18 Kertasinduyasa XI MTs Asy - Syafi'iyyah
13 1592 9932917675 Muhammad
Rokhimi L Brebes
1993-11-
02 Kebogadung XI MTs Asy - Syafi'iyyah
14 1593 9942321422 Munadoroh P Tegal 1994-06-
15 Bumi Jawa XI MTs Asy-Syafi'iyyah
15 1596 9954421012 Nur Kusnanto L Tegal 1995-04-
02 Randusari XI SMP N 1 Pagerbarang
16 1597 9953230183 Nurul Azizah
Maulida P Brebes
1995-08-
20 Jatibarang Lor XI MTs Asy-Syafi'iyyah
17 1599 9948530315 Renita Sari P Tegal 1994-10-
17 Kedungsugih XI MTs YASPI Kedungsugih
18 1602 9953192381 Siti Esih Widiarti P Brebes 1995-12-
08 Pamengger XI MTs Asy - Syafi'iyyah
19 1603 9963252456 Siti Mujayanah P Brebes 1996-11-
01
Rengas
Pendawa XI SMP N 3 Larangan
20 1606 9943076660 Uswatun
Khasanah P Brebes
1994-01-
01 Bojong XI MTs Asy-Syafi'iyyah
21 1607 9943074068 Utami Wiwi
Sugiarti P Brebes
1994-11-
26 Tegalwulung XI MTs Asy - Syafi'iyyah
22 1608 9931636868 Wismoyo Aris M Brebes 1993-09-
29 Kertasinduyasa XI SMP N 4 Jatibarang
23 XI
24 XI
25 XI
26 XI
27 XI
28 XI
29 XI
30 XI
Jatibarang, Juli 2011
Jumlah siswa Kepala Madrasah
Laki-laki
(L) 6
Perempuan
(P) 15
Jumlah 21 SITI AMINAH, S.Pd
KELAS XI.2
Nomor
Nama Siswa Kelamin
L/P
Tempat
Lahir
Tanggal
Lahir
yyyy-
mm-dd
Alamat TINGKAT Asal Sekolah Urut Induk NISN
1 1562 9951752356 Ade Riyan
Pratama L Brebes
1995-04-
23 Jatibarang Lor XI SMP N 2 Jatibarang
2 1565 9954421010 Aji Eka Surya W L Tegal 1995-04-
22 Suro Kidul XI SMP N 2 Pagerbarang
3 1566 9922798621 Andri Wibowo L Brebes 1992-12-
27
Jatibarang
Kdul XI SMP N 1 Jatibarang
4 1568 9941718075 Arif Rosmayani L Brebes 1994-04-
21 Kertasinduyasa XI SMP N 1 Jatibarang
5 1569 9941714467 Desi Triani P Jakarta 1994-12-
02 Jatibarang Lor XI SMP N 2 Jatibarang
6 1616 Didi Arifiansah Brebes 1993-04- Jatibarang Lor XI
20
7 1571 9943076849 Dini Nurul
Virgianti P Brebes
1994-11-
21 Jatibarang Lor XI SMP N 2 Jatibarang
8 1572 9953230105 Dwi Mareta Afiza P Brebes 1995-03-
13
Jatibarang
Kidul XI MTs Asy - Syafi'iyyah
9 1575 9953198752 Endah Sri Lestari P Brebes 1995-01-
21
Karang
Sembung XI MTs Asy-Syafi'iyyah
10 1576 9953234486 Fitri Yulianita P Brebes 1995-07-
17 Buaran XI MTs Asy - Syafi'iyyah
11 1610 9943074487 Hengki Sulistiyon L Brebes 1994-05-
04 Kebogadung XI MTs Asy-Syafi'iyyah
12 1580 9943078464 Kiki Listiani P Brebes 1994-10-
12 Karanglo I XI MTs Asy - Syafi'iyyah
13 1585 9920820506 Miski Sulaesih P Tegal 1992-06-
03 Rajegwesi XI SMP Terbuka 1 Pagerbarang
14 1586 9953214225 Mita Saroh P Brebes 1995-01-
03 Tembelang XI MTs Asy - Syafi'iyyah
15 1588 9963273267 Moh. Ilham riyadi L Brebes 1996-02- Jatibarang XI MTs Asy - Syafi'iyyah
21 Kidul
16 1594 9953903864 Novi Amaliyah P Brebes 1995-11-
26
Jatibarang
Kidul XI MTs Asy - Syafi'iyyah
17 1595 9953218183 Nur Aeni P Brebes 1995-11-
21 Kertasinduyasa XI MTs Asy-Syafi'iyyah
18 1598 9953230663 Putri Permata Sari Brebes 1995-09-
17
Jatibarang
Kidul XI MTs Asy - Syafi'iyyah
19 1600 9953230202 Risqi Maulida P Brebes 1995-12-
08 Jatibarang Lor XI MTs Asy - Syafi'iyyah
20 1601 9953903844 Riwiatun P Tegal 1995-05-
01 Suro Kidul XI MTs Asy-Syafi'iyyah
21 1604 9932917765 Siti Mutitanziyah P Tegal 1993-09-
17 Pesarean XI MTs Asy - Syafi'iyyah
22 1605 9932918274 Sukron Labib L Brebes 1994-10-
23 Kebogadung XI MTs Asy-Syafi'iyyah
23 1609 9953218188 Yusniasih P Tegal 1995-06-
10 Janegara XI SMP N 2 Jatibarang
24 1677 Vidian Ananji P Tegal 1995-08- Pesarean XI SMP N Randusari
23
25 XI
26 XI
27 XI
28 XI
29 XI
30 XI
Jatibarang, Juli 2011
Jumlah siswa Kepala Madrasah
Laki-laki
(L) 7
Perempuan
(P) 15
Jumlah 22 SITI AMINAH, S.Pd
KELAS X PINDAHAN
Nomor
Nama Siswa L/P Tempat
Lahir
Tanggal
Lahir
yyyy-
mm-dd
RT
Alamat NPSN Urut Induk NISN RW
1 1677 Vidian Ananji P Tegal 1995-08-
23 4/1 Pesarean 20326986
2 20326986
3 20326986
4 20326986
5 20326986
Lampiran 7
Tabel 8 Hasil Angket Untuk Siswa
Pertanyaan P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8 P 9 P 10 P 11 JUMLAH
Responden
R 1 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 2 38
R 2 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 39
R 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 38
R 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 2 38
R 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 40
R 6 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 38
R 7 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 39
R 8 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 38
R 9 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 39
R 10 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 1 36
R 11 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 40
R 12 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 1 38
R 13 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 36
R 14 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 40
R 15 2 4 3 3 3 4 4 3 2 4 2 34
R 16 4 3 3 3 4 3 4 2 3 4 1 34
R 17 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 35
R 18 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 2 37
R 19 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 42
R 20 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 38
R 21 4 4 3 3 2 3 2 3 3 4 3 34
R 22 3 3 2 2 2 2 3 3 3 4 2 29
R 23 3 3 2 2 2 2 3 3 3 4 2 29
R 24 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 29
R 25 3 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 30
R 26 3 4 2 2 2 4 4 4 3 4 4 36
R 27 4 4 4 3 2 3 1 4 3 4 1 33
R 28 4 4 4 3 3 2 3 4 3 4 4 38
R 29 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 38
R 30 4 4 3 3 4 3 3 2 2 4 3 35
R 31 4 3 3 4 2 4 4 2 4 4 2 36
R 32 3 4 2 4 1 3 2 4 2 3 2 30
R 33 3 3 2 3 3 1 3 4 3 4 2 31
R 34 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 42
R 35 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 42
R 36 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 40
R 37 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 39
R 38 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 39
R 39 4 3 3 4 2 2 3 2 4 4 2 33
R 40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
JUMLAH 146 144 126 133 124 134 131 132 132 155 107 1464
PROSENTASE 91.25 90 78.75 83.13 77.5 83.75 81.88 82.5 82.5 96.88 66.88 83.18182
Lampiran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P : 1.1 )
Nama Madrasah : MA Asy-syafi’iyah Jatibarang
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Program : XI (Sebelas) / IPS
Semester : Ganjil
Standar Kompetensi : 1. Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan
sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : 1.1. Membaca data dalam bentuk tabel dan diagram batang,
garis, lingkaran, dan ogive.
Indikator : 1. Memahami cara memperoleh data, menentukan jenis
dan ukuran data, serta memeriksa, membulatkan, dan
menyusun data untuk menyelesaikan masalah.
2. Menentukan data terbesar, terkecil, median, kuartil
(kuartil pertama, kuartil kedua, kuartil ketiga), statistik
lima serangkai (statistik minimum, statistik maksimum,
median, kuartil pertama, kuartil ketiga), rataan kuartil,
rataan tiga, desil, jangkauan, jangkauan antar-kuartil,
dan jangkauan semi antar-kuartil untuk data tunggal.
3. Membaca sajian data dalam bentuk tabel (daftar),
meliputi daftar baris-kolom, daftar distribusi frekuensi
(data tunggal dan data berkelompok), dan daftar
distribusi frekuensi kumulatif (data tunggal dan data
berkelompok).
4. Membaca sajian data dalam bentuk diagram, meliputi
diagram lingkaran, garis, batang, diagram kotak-garis,
diagram batang-daun, histogram, poligon frekuensi,
diagram campuran, dan ogive.
AlokasiWaktu : 8 jam pelajaran (4 pertemuan).
A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat memahami cara memperoleh data, menentukan jenis dan
ukuran data, serta memeriksa, membulatkan, dan menyusun data untuk
menyelesaikan masalah.
b. Peserta didik dapat menentukan data terbesar, terkecil, median, kuartil (kuartil
pertama, kuartil kedua, kuartil ketiga), statistik lima serangkai (statistik
minimum, statistik maksimum, median, kuartil pertama, kuartil ketiga), rataan
kuartil, rataan tiga, desil, jangkauan, jangkauan antar-kuartil, dan jangkauan
semi antar-kuartil untuk data tunggal.
c. Peserta didik dapat membaca sajian data dalam bentuk tabel (daftar) baris-kolom,
daftar distribusi frekuensi (data tunggal dan data berkelompok), dan daftar
distribusi frekuensi kumulatif (data tunggal dan data berkelompok).
d. Peserta didik dapat membaca sajian data dalam bentuk diagram lingkaran,
diagram garis, diagram batang, diagram kotak-garis, diagram batang-daun,
histogram, poligon frekuensi, diagram campuran, dan ogive.
B. Materi Ajar
a. Pengertian dasar statistika:
- data (jenis-jenis data, ukuran data).
- statistika dan statistik.
- populasi dan sampel.
- data tunggal (pemeriksaan data, pembulatan data, penyusunan data, data
terbesar, terkecil, dan median, kuartil (kuartil pertama, kuartil kedua, kuartil
ketiga), statistik lima serangkai (statistik minimum, statistik maksimum,
median, kuartil pertama, kuartil ketiga), rataan kuartil dan rataan tiga, desil,
jangkauan, jangkauan antar-kuartil, jangkauan semi antar-kuartil).
b. Penyajian data dalam bentuk tabel (daftar):
- tabel (daftar) baris-kolom.
- daftar distribusi frekuensi.
- daftar distribusi frekuensi kumulatif.
c. Penyajian data dalam bentuk diagram:
- diagram lingkaran, diagram garis, diagram batang, diagram kotak-garis.
- diagram batang daun.
- histogram dan poligon frekuensi.
- diagram campuran.
- ogif.
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, diskusi.
D. Langkah-langkah Kegiatan
� Pertemuan Pertama
Pendahuluan
Apersepsi
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik
diharapkan dapat mengetahui cara memperoleh data, menentukan
jenis dan ukuran data, memeriksa, membulatkan, dan menyusun
data untuk menyelesaikan masalah, serta menentukan data terbesar,
terkecil, median, kuartil (kuartil pertama, kuartil kedua, kuartil
ketiga), statistik lima serangkai (statistik minimum, statistik
maksimum, median, kuartil pertama, kuartil ketiga), rataan kuartil,
rataan tiga, desil, jangkauan, jangkauan antar-kuartil, dan jangkauan
semi antar-kuartil untuk data tunggal.
Kegiatan Inti
a. Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain
itu misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku
paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan
dengan lingkungan, atau pemberian contoh-contoh materi untuk dapat
dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb) mengenai cara
memperoleh data, menentukan jenis dan ukuran data, memeriksa,
membulatkan, dan menyusun data untuk menyelesaikan masalah, serta
menentukan data terbesar, terkecil, median, kuartil (kuartil pertama, kuartil
kedua, kuartil ketiga), statistik lima serangkai (statistik minimum, statistik
maksimum, median, kuartil pertama, kuartil ketiga), rataan kuartil, rataan
tiga, desil, jangkauan, jangkauan antar-kuartil, dan jangkauan semi antar-
kuartil untuk data tunggal, kemudian antara peserta didik dan guru
mendiskusikan materi tersebut (Bahan: buku paket, yaitu buku Matematika
SMA dan MA ESIS Kelas XI Semester Ganjil Jilid 2A, karangan Sri
Kurnianingsih, dkk, hal. 5-18 mengenai pengertian dasar statistika, yang
terdiri dari hal. 5-8 mengenai data (jenis-jenis data dan ukuran data), hal. 8
mengenai statistika dan statistik, hal. 8-9 mengenai populasi dan sampel, dan
hal. 9-18 mengenai data tunggal (penanganan awal data tunggal:
pemeriksaan data, pembulatan data, penyusunan data, serta pencarian data
terbesar, data terkecil, median, kuartil pertama, kuartil kedua, kuartil ketiga,
rataan kuartil, rataan tiga, desil, jangkauan, jangkauan antar-kuartil, dan
jangkauan semi antar-kuartil)).
b. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan
mengenai cara memperoleh data, menentukan jenis dan ukuran data,
memeriksa, membulatkan, dan menyusun data untuk menyelesaikan
masalah, serta menentukan data terbesar, terkecil, median, kuartil (kuartil
pertama, kuartil kedua, kuartil ketiga), statistik lima serangkai (statistik
minimum, statistik maksimum, median, kuartil pertama, kuartil ketiga),
rataan kuartil, rataan tiga, desil, jangkauan, jangkauan antar-kuartil, dan
jangkauan semi antar-kuartil untuk data tunggal.
c. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku
paket pada hal. 11 mengenai pencarian median dari data tunggal, hal. 12-13
mengenai penentuan kuartil pertama, kuartil kedua, dan kuartil ketiga dari
data tunggal, hal. 14 mengenai penentuan rataan kuartil dan rataan tiga dari
data tunggal, hal. 15 mengenai penentuan desil untuk data tunggal, hal. 16
mengenai penentuan jangkauan, jangkauan antar-kuartil (hamparan), dan
jangkauan semi antar-kuartil untuk data tunggal.
d. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai pengidentifikasian data
yang bersifat kualitatif atau kuantitatif (data diskrit atau kontinu), mengenai
populasi dan sampel, pencatatan data kuantitatif, dan penentuan statistik lima
serangkai, jangkauan, jangkauan antar-kuartil (hamparan), dan jangkauan
semi antar-kuartil (simpangan kuartil) untuk data tunggal, dari “Aktivitas
Kelas“ dalam buku paket hal. 7, 9, 17 sebagai tugas individu.
e. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal
dari Aktivitas Kelas dalam buku paket pada hal. 7, 9, 17.
f. Peserta didik mengerjakan beberapa soal Latihan dalam buku paket hal. 17-
18 sebagai tugas individu.
Penutup
a. Peserta didik membuat rangkuman dari materi mengenai data (jenis-jenis
data, ukuran data), penanganan awal data tunggal berupa pemeriksaan,
pembulatan, dan penyusunan data tunggal, serta penentuan data terbesar,
terkecil, median, kuartil (kuartil pertama, kuartil kedua, kuartil ketiga),
statistik lima serangkai (statistik minimum, statistik maksimum, median,
kuartil pertama, kuartil ketiga), rataan kuartil, rataan tiga, desil, jangkauan,
jangkauan antar-kuartil, dan jangkauan semi antar-kuartil untuk data tunggal.
b. Peserta didik dan guru melakukan refleksi.
c. Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) berkaitan dengan data (jenis-
jenis data, ukuran data), penanganan awal data tunggal berupa pemeriksaan,
pembulatan, dan penyusunan data tunggal, serta penentuan data terbesar,
terkecil, median, kuartil (kuartil pertama, kuartil kedua, kuartil ketiga),
statistik lima serangkai (statistik minimum, statistik maksimum, median,
kuartil pertama, kuartil ketiga), rataan kuartil, rataan tiga, desil, jangkauan,
jangkauan antar-kuartil, dan jangkauan semi antar-kuartil untuk data tunggal
dari Aktivitas Kelas atau Latihan yang belum terselesaikan di kelas atau dari
referensi lain.
� Pertemuan Kedua
Pendahuluan
Apersepsi : - Mengingat kembali mengenai penulisan data tunggal.
- Membahas PR.
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik
diharapkan dapat membaca sajian data dalam bentuk tabel (daftar),
meliputi daftar baris-kolom, daftar distribusi frekuensi, dan daftar
distribusi frekuensi kumulatif untuk data tunggal dan data
berkelompok.
Kegiatan Inti
a. Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain
itu misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku
paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan
dengan lingkungan, atau pemberian contoh-contoh materi untuk dapat
dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb) mengenai cara
membaca data dalam bentuk tabel (daftar), meliputi daftar baris-kolom,
daftar distribusi frekuensi, dan daftar distribusi frekuensi kumulatif baik
untuk data tunggal maupun data berkelompok, kemudian antara peserta didik
dan guru mendiskusikan materi tersebut (Bahan: buku paket, yaitu buku
Matematika SMA dan MA ESIS Kelas XI Semester Ganjil Jilid 2A,
karangan Sri Kurnianingsih, dkk, hal. 19-20 mengenai daftar baris-kolom,
hal.20-26 mengenai daftar distribusi frekuensi, dan hal. 26-28 mengenai
daftar distribusi frekuensi kumulatif).
b. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan cara
membaca data dalam bentuk tabel (daftar), meliputi daftar baris-kolom,
daftar distribusi frekuensi, dan daftar distribusi frekuensi kumulatif baik
untuk data tunggal maupun data berkelompok.
c. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku
paket pada hal. 25 mengenai daftar distribusi frekuensi data berkelompok.
d. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai daftar baris-kolom, daftar
distribusi frekuensi, dan daftar distribusi frekuensi kumulatif baik untuk data
tunggal maupun data berkelompok dari Aktivitas Kelas dalam buku paket
hal. 19-20, 23-24, 26, 29 sebagai tugas individu.
e. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal
dari Aktivitas Kelas dalam buku paket pada hal. 19-20, 23-24, 26, 29.
f. Peserta didik mengerjakan beberapa soal Latihan dalam buku paket hal. 29-
31 sebagai tugas individu.
Penutup
a. Peserta didik membuat rangkuman dari materi tabel (daftar) baris-kolom,
daftar distribusi frekuensi, dan daftar distribusi frekuensi kumulatif baik
untuk data tunggal maupun data berkelompok.
b. Peserta didik dan guru melakukan refleksi.
c. Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) berkaitan dengan materi tabel
(daftar) baris-kolom, daftar distribusi frekuensi, dan daftar distribusi
frekuensi kumulatif baik untuk data tunggal maupun data berkelompok dari
soal-soal pada Aktivitas Kelas atau Latihan yang belum terselesaikan di
kelas atau dari referensi lain.
� Pertemuan Ketiga dan Keempat
Pendahuluan
Apersepsi : - Mengingat kembali mengenai bentuk data tunggal, data
berkelompok, diagram batang, dan diagram lingkaran.
- Membahas PR.
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik
diharapkan dapat membaca sajian data dalam bentuk diagram,
meliputi diagram lingkaran, diagram garis, diagram batang,
diagram kotak-garis, diagram batang-daun, histogram, poligon
frekuensi, diagram campuran, dan ogive.
Kegiatan Inti
a. Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain
itu misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku
paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan
dengan lingkungan, atau pemberian contoh-contoh materi untuk dapat
dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb) mengenai cara
membaca sajian data dalam bentuk diagram, meliputi diagram lingkaran,
diagram garis, diagram batang, diagram kotak-garis, diagram batang-daun,
histogram, poligon frekuensi, diagram campuran, dan ogive, kemudian
antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut (Bahan : buku
paket, yaitu buku Matematika SMA dan MA ESIS Kelas XI Semester Ganjil
Jilid 2A, karangan Sri Kurnianingsih, dkk, hal. 31-32 mneganai diagram
lingkaran, hal. 33-35 mengenai diagram garis dan batang, hal. 35-36
mengenai diagram kotak-garis, hal. 36-39 mengenai diagram batang-daun,
hal. 39-43 mengenai histogram dan poligon frekuensi, hal. 43-44mengenai
diagram campuran, dan hal. 44-56 mengenai ogif).
b. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan cara
membaca sajian data dalam bentuk diagram, meliputi diagram lingkaran,
diagram garis, diagram batang, diagram kotak-garis, diagram batang-daun,
histogram, poligon frekuensi, diagram campuran, dan ogif.
c. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai cara membaca sajian
data dalam bentuk diagram, meliputi diagram lingkaran, diagram garis,
diagram batang, diagram kotak-garis, diagram batang-daun, histogram dan
poligon frekuensi, diagram campuran, dan ogif, dari “Aktivitas Kelas“ dalam
buku paket hal. 33-34, 36, 38-39, 42-43, 44, 45-46 sebagai tugas individu.
d. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal
dari Aktivitas Kelas dalam buku paket pada hal. 33-34, 36, 38-39, 42-43, 44,
45-46.
e. Peserta didik mengerjakan beberapa soal Latihan dalam buku paket hal. 46-
48 sebagai tugas individu.
Penutup
a. Peserta didik membuat rangkuman dari materi mengenai cara membaca
sajian data dalam bentuk diagram lingkaran, diagram garis, diagram batang,
diagram kotak-garis, diagram batang-daun, histogram, poligon frekuensi,
diagram campuran, dan ogive.
b. Peserta didik dan guru melakukan refleksi.
c. Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) berkaitan dengan materi
mengenai cara membaca sajian data dalam bentuk diagram lingkaran,
diagram garis, diagram batang, diagram kotak-garis, diagram batang-daun,
histogram, poligon frekuensi, diagram campuran, dan ogive dari soal-soal
Aktivitas Kelas atau Latihan yang belum terselesaikan di kelas atau dari
referensi lain.
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber :
- Buku paket, yaitu buku Matematika SMA dan MA ESIS Kelas XI Semester Ganjil
Jilid 2A, karangan Sri Kurnianingsih, dkk, hal. 2-18, 18-31, 31-48).
- Buku referensi lain.
Alat :
- Laptop
- LCD
- OHP
F. Penilaian
Teknik : tugas individu.
Bentuk Instrumen : uraian singkat.
Contoh Instrumen :
1. Nilai Matematika dari 10 siswa adalah 3, 7, 6, 5, 7, 9, 8, 4, 7, 8. Tentukan:
a. Kuartil pertama, kuartil kedua, dan kuartil ketiga.
b. Rataan kuartil dan rataan tiga.
c. Jangkauan, jangkauan antar-kuartil, dan jangkauan semi antar-kuartil.
2. Daftar baris-kolom berikut menyatakan banyaknya anak laki-laki dan perempuan
yang dimiliki oleh suatu keluarga yang mengikuti survei.
Banyak anak
perempuan
Banyak anak laki-laki
0 1 2 3 4
0 3 2
1 5 9 1 1
2 1 2 3
3 1 2
4
a. Berapa banyak keluarga yang mengikuti survei?
b. Berapa banyak keluarga yang memiliki anak laki-laki?
c. Berapa banyak anak laki-laki dan perempuan yang terdaftar?
d. Apakah pernyataan ini benar “Anak laki-laki lebih banyak dilahirkan
dibandingkan anak perempuan“. Jelaskan!
3. Misalkan garis berikut menunjukkan curah hujan rata-rata per bulan di Indonesia
(dalam milimeter) yang tercatat di Badan Meteorologi dan Geofisika.
250
200
150
100
50
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
a. Sebutkan bulan yang paling basah dan bulan yang paling kering.
b. Berapa mm-kah curah hujan rata-rata pada bulan April?
c. Sebutkan bulan-bulan dengan curah hujan lebih dari 150 mm.
Brebes, Juli 2011
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Matematika
Kepala Madrasah,
Siti Aminah, S.Pd. Irawan, S.Pd.I
NIP. 196609112006042002
SILABUS
Nama Sekolah : MA Asy-syafi’yah Jatibarang
Mata Pelajaran : MATEMATIKA
Kelas/Program : XI / IPS
Semester : 1
STANDAR KOMPETENSI:
1. Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah.
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
POKOK/
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU
SUMBER
BELAJAR
1.1 Membaca data
dalam bentuk
tabel dan
diagram batang,
garis, lingkaran,
dan ogive
Diagram, Batang,
diagram garis,
Diagram Lingkaran
dan Ogive
• Mengamati dan
mengidentifikasi
tentang data-data di
sekitar sekolah atau
madrasah.
• Mengidentifikasi
data-data yang
dinyatakan dalam
berbagai model.
• Mengelompokkan
berbagai macam
diagram dan tabel
• Membaca sajian
data dalam
bentuk diagram
garis, dan
diagram batang.
• Mengidentifikasi
nilai suatu data
yang
ditampilkan
pada tabel dan
diagram
Jenis:
� Kuiz
� Tugas
Individu
� Tugas
Kelompok
� Ulangan
Bentuk
Instrumen:
4x45’
Sumber:
• Buku
Paket
• Buku
referensi
lain
• Journal
• Internet
Lampiran 9
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
POKOK/
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU
SUMBER
BELAJAR
• Menyimak konsep
tentang penyajian
data
� Tes Tertulis
PG
� Tes Tertulis
Uraian
1.2 Menyajikan data
dalam bentuk
tabel dan
diagram batang,
garis, lingkaran,
dan ogive serta
penafsirannya
Penyajian Data • Melakukan latihan
dalam berbagai
penyajian data
• Menafsirkan data dari
berbagai macam
bentuk.
• Mengambil
kesimpulan dari dua
atau lebih kelompok
data atau informasi
yang sejenis
• Menyajikan data
dalam bentuk
diagram batang,
garis, lingkaran,
dan ogive serta
penafsirannya
• Menafsirkan
data dalam
bentuk diagram
batang, garis,
lingkaran, dan
ogive
Jenis:
� Kuiz
� Tugas
Individu
� Tugas
Kelompok
� Ulangan
Bentuk
Instrumen:
� Tes Tertulis
PG
� Tes Tertulis
Uraian
8x45’ Sumber:
• Buku
Paket
• Buku
referensi
lain
• Journal
• Internet
1.3 Menghitung
ukuran
Ukuran Pemusatan : • Mendiskusikan
pentingnya penyajian
• Membaca sajian
data dalam
10x45’ Sumber:
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
POKOK/
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU
SUMBER
BELAJAR
pemusatan,
ukuran letak,
dan ukuran
penyebaran
data, serta
menafsirkannya
Rataan, Modus,
Median
Ukuran letak:
Kuartil, desil
Ukuran Penyebaran:
Janggkauan,
simpangan kuartil,
variansi dan
simpangan baku
data dalam bentuk
histogram dan ogive
• Membuat tabel
distribusi frekuensi
dari data tertentu
• Menggambar grafik
histogram dari tabel
distribusi
• Menghitung ukuran
pemusatan data baik
data tunggal maupun
data berkelompok.
• Berdiskusi dengan
kelompok untuk
menyelesaikan soal-
soal sehari-hari untuk
mencari ukuran
pemusatan data
kemudian disajikan
dalam bentuk
diagram dan
menafsirkan hasil
yang didapat.
bentuk tabel
distribusi
frekuensi dan
histogram.
• Menyajikan data
dalam bentuk
tabel distribusi
frekuensi dan
histogram.
• Menentukan
rataan, median,
dan modus.
• Memberikan
tafsiran terhadap
ukuran
pemusatan.
Jenis:
� Kuiz
� Tugas
Individu
� Tugas
Kelompok
� Ulangan
Bentuk
Instrumen:
� Tes Tertulis
PG
� Tes Tertulis
Uraian
• Buku
Paket
• Buku
referensi
lain
• Journal
• Internet
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
POKOK/
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU
SUMBER
BELAJAR
1.4 Menggunakan
aturan perkalian,
permutasi, dan
kombinasi
dalam
pemecahan
masalah
Aturan Perkalian,
Permutasi dan
Kombinasi
• Menentukan berbagai
kemungkinan
pengisian tempat
(filling slot) dalam
permainan tertentu
atau masalah-masalah
lainnya.
• Berdiskusi mengenai
kaidah pencacahan
yang mengarah pada
aturan perkalian,
permutasi dan
kombinasi.
• Menerapkan rumus
aturan perkalian,
permutasi, dan
kombinasi untuk
menyelesaikan soal
• Menyelesaikan
masalah-masalah
yang berkaitan dengan
aturan perkalian,
permutasi dan
kombinasi.
• Menyusun
aturan perkalian,
permutasi dan
kombinasi
• Menggunakan
aturan perkalian,
permutasi dan
kombinasi
Jenis:
� Kuiz
� Tugas
Individu
� Tugas
Kelompok
� Ulangan
Bentuk
Instrumen:
� Tes Tertulis
PG
� Tes Tertulis
Uraian
10x45’ Sumber:
• Buku
Paket
• Buku
referensi
lain
• Journal
• Internet
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
POKOK/
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU
SUMBER
BELAJAR
1.5 Menentukan
ruang sampel
suatu percobaan
Ruang Sampel
• Mendaftar titik-titik
sampel dari suatu
percobaan acak
• Menentukan ruang
sampel dari percobaan
acak tunggal dan
kombinasi
• Menentukan
banyaknya titik
sampel
• Menentukan
banyak
kemungkinan
kejadian dari
berbagai situasi
• Menuliskan
himpunan
kejadian dari
suatu percobaan
Jenis:
� Kuiz
� Tugas
Individu
� Tugas
Kelompok
� Ulangan
Bentuk
Instrumen:
� Tes Tertulis
PG
� Tes Tertulis
Uraian
8x45’
Sumber:
• Buku
Paket
• Buku
referensi
lain
• Journal
• Internet
1.6 Menentukan
peluang suatu
kejadian dan
penafsirannya
Peluang suatu
Kejadian
• Merancang dan
melakukan percobaan
untuk menentukan
peluang suatu kejadian
• Menyimpulkan
peluang kejadian dari
percobaan yang
dilakukan untuk
• Menentukan
peluang kejadian
melalui
percobaan
• Menentukan
peluang suatu
Jenis:
� Kuiz
� Tugas
Individu
� Tugas
Kelompok
10x45’ Sumber:
• Buku
Paket
• Buku
referensi
lain
• Journal
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
POKOK/
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU
SUMBER
BELAJAR
mendukung peluang
kejadian secara
teoritisnya
• Menentukan peluang
suatu kejadian,
peluang komplemen
suatu kejadian.
• Menentukan peluang
suatu kejadian dari
soal atau masalah
sehari- hari.
kejadian secara
teorotis
� Ulangan
Bentuk
Instrumen:
� Tes Tertulis
PG
� Tes Tertulis
Uraian
• Internet
SILABUS
Nama Sekolah : MA Asy-syafi’yah Jatibarang
Mata Pelajaran : MATEMATIKA
Kelas/Program : XI / IPS
Semester : 2
STANDAR KOMPETENSI:
2. Menentukan komposisi dua fungsi dan invers suatu fungsi.
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
POKOK/
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU
SUMBER
BELAJAR
2.1 Menentukan
komposisi fungsi
dari dua fungsi
Komposisi Fungsi • Membahas ulang
pengertian fungsi
• Menjelaskan arti
komposisi fungsi
dalam konteks sehari-
hari secara aljabar
• Mengidentifikasi
fungsi-fungsi baik
yang dapat atau tidak
dapat dikomposisikan
melalui contoh
• Menyimpulkan syarat
komposisi fungsi
• Melakukan latihan
soal fungsi komposisi
yang bervariasi
• Menentukan
syarat dan
aturan fungsi
yang dapat
dikomposisikan
• Menentukan
fungsi
komposisi dari
beberapa fungsi.
• Menyebutkan
sifat-sifat
komposisi
Jenis:
� Kuiz
� Tugas
Individu
� Tugas
Kelompok
� Ulangan
Bentuk
Instrumen:
� Tes Tertulis
14x45’ Sumber:
• Buku
Paket
• Buku
referensi
lain
• Journal
• Internet
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
POKOK/
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU
SUMBER
BELAJAR
• Menyelidiki dan sifat-
sifat komposisi fungsi
melalui contoh
• Menggunakan aturan
komposisi dari
beberapa fungsi untuk
menyelesaikan
masalah
• Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan
komponen yang
membentuk fungsi
komposisi.
fungsi.
• Menentukan
komponen
pembentuk
fungsi
komposisi
apabila fungsi
komposisi dan
komponen
lainnya
diketahui.
PG
� Tes Tertulis
Uraian
2.2 Menentukan
invers suatu
fungsi
Invers Fungsi • Melakukan kajian
secara geometris
untuk menentukan
suatu fungsi
mempunyai invers dan
menyimpulkannya
• Menggambar sketsa
grafik fungsi invers
• Menjelaskan
syarat agar suatu
fungsi
mempunyai
invers.
• Menggambar
kan grafik
Jenis:
� Kuiz
� Tugas
Individu
� Tugas
Kelompok
� Ulangan
10x45’ Sumber:
• Buku
Paket
• Buku
referensi
lain
• Journal
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
POKOK/
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU
SUMBER
BELAJAR
dari grafik fungsi
asalnya
• Melakukan latihan
menentukan fungsi
invers dan grafiknya
secara aljabar
• Menyelidiki sifat
invers dari fungsi
melalui contoh
• Menentukan invers
dari komposisi fungsi
• Menerapkan aturan
fungsi invers untuk
menyelesaikan
masalah.
fungsi invers
dari grafik
fungsi asalnya
• mengidentifikasi
sifat-sifat fungsi
invers.
• Menentukan
fungsi invers
dari suatu
fungsi.
Bentuk
Instrumen:
� Tes Tertulis
PG
� Tes Tertulis
Uraian
• Internet
STANDAR KOMPETENSI:
3. Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah.
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
POKOK/
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU
SUMBER
BELAJAR
3.1 Menghitung
limit fungsi
aljabar
sederhana di
suatu titik
Pengertian Limit
Fungsi
• Mendiskusikan
arti limit fungsi
di satu titik
melalui
perhitungan
nilai-nilai di
sekitar titik
tersebut
• Mendiskusikan
arti limit fungsi
di tak berhingga
melalui
perhitungan
nilai-nilai di
sekitar titik
tersebut
• Menjelaskan arti
limit fungsi di satu
titik melalui
perhitungan nilai-
nilai disekitar titik
tersebut
• Menjelaskan arti
limit fungsi di tak
berhingga melalui
grafik dan
perhitungan.
Jenis:
� Kuiz
� Tugas
Individu
� Tugas
Kelompok
� Ulangan
Bentuk
Instrumen:
� Tes Tertulis
PG
� Tes Tertulis
Uraian
4x45’
Sumber:
• Buku
Paket
• Buku
referensi
lain
• Journal
• Internet
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
POKOK/
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU
SUMBER
BELAJAR
3.2 Menggunakan
sifat limit
fungsi untuk
menghitung
bentuk tak
tentu fungsi
aljabar
• Sifat Limit
Fungsi
• Bentuk Tak
Tentu
• Menghitung limit
fungsi aljabar
• Mengenal
macam-macam
bentuk tak tentu
• Melakukan
perhitungan limit
dengan
manipulasi
aljabar
• Menghitung limit
fungsi aljabar
dengan
menggunakan
sifat-sifat limit
fungsi
• Menghitung limit
fungsi aljabar di satu
titik.
• Menjelaskan sifat-
sifat yang digunakan
dalam perhitungan
limit.
• Menjelaskan arti
bentuk tak tentu dari
limit fungsi.
• Menghitung limit
fungsi aljabar
dengan
menggunakan sifat-
sifat limit
Jenis:
� Kuiz
� Tugas
Individu
� Tugas
Kelompok
� Ulangan
Bentuk
Instrumen:
� Tes Tertulis
PG
� Tes Tertulis
Uraian
8x45’
Sumber:
• Buku
Paket
• Buku
referensi
lain
• Journal
• Internet
3.3 Menggunakan
sifat dan aturan
turunan dalam
Turunan Fungsi
• Mengenal konsep
laju perubahan
nilai fungsi dan
• Menghitung limit
fungsi yang
mengarah ke konsep
Jenis:
� Kuiz
8x45’
Sumber:
• Buku
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
POKOK/
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU
SUMBER
BELAJAR
perhitungan
turunan fungsi
aljabar
gambaran
geometrisnya
• Dengan
menggunakan
konsep limit
merumuskan
pengertian
turunan fungsi.
• Dengan
menggunakan
aturan turunan
menghitung
turunan fungsi
aljabar.
• Menurunkan
sifat-sifat turunan
dengan
menggunakani
sifat lmit
• Menentukan
berbagai turunan
fungsi aljabar
• Menentukan
turunan fungsi
dengan
turunan.
• Menjelaskan arti fisis
(sebagai laju
perubahan) dan arti
geometri turunan di
satu titik
• Menghitung turunan
fungsi yang
sederhana dengan
menggunakan
definisi turunan
• Menentukan sisfat-
sifat turunan fungsi
• Menentukan turunan
fungsi aljabar dengan
menggunakan sifat-
sifat turunan
� Tugas
Individu
� Tugas
Kelompok
� Ulangan
Bentuk
Instrumen:
� Tes Tertulis
PG
� Tes Tertulis
Uraian
Paket
• Buku
referensi
lain
• Journal
• Internet
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
POKOK/
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU
SUMBER
BELAJAR
menggunakan
aturan rantai
• Melakukan
latihan soal
tentang turunan
fungsi
3.4 Menggunakan
turunan untuk
menentukan
karakteristik
suatu fungsi
aljabar dan
memecahkan
masalah
Karakteristik Grafik
Fungsi
• Mengenal secara
geometris tentang
fungsi naik dan
turun
• Mengidentifikasi
fungsi naik atau
fungsi turun
menggunakan
aturan turunan.
• Menggambar
sketsa grafik
fungsi dengan
menentukan
perpotongan
sumbu koordinat,
titik stasioner dan
kemonotonannya
� Menentukan fungsi
monoton naik dan
turun dengan
menggunakan konsep
turunan pertama
� Menggambar sketsa
grafik fungsi dengan
menggunakan sifat-
sifat turunan
� Menentukan titik
ekstrim grafik fungsi
� Menentukan
Jenis:
� Kuiz
� Tugas
Individu
� Tugas
Kelompok
� Ulangan
Bentuk
Instrumen:
� Tes Tertulis
PG
� Tes Tertulis
10x45’
Sumber:
• Buku
Paket
• Buku
referensi
lain
• Journal
• Internet
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
POKOK/
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU
SUMBER
BELAJAR
• Menentukan titik
stasioner suatu
fungsi beserta
jenis ekstrimnya
• Menyelesaiakan
persamaan garis
singgung fungsi.
persamaan garis
singgung dari sebuah
fungsi
Uraian
3.5 Merancang
model
matematika
dari masalah
yang berkaitan
dengan ekstrim
fungsi aljabar
Model matematika
Ekstrim Fungsi
• Menyatakan
masalah nyata
dalam kehidupan
sehari-hari dan
membawanya ke
konsep turunan.
• Menentukan
variabel-variabel
dari masalah
ekstrim fungsi
• Mengembangkan
statergi untuk
� Mengidentifikasi
masalah-masalah yang
bisa diselesaiakn
dengan konsep ekstrim
fungsi
� Merumuskan model
matematikan dari
masalah ekstrim
fungsi
Jenis:
� Kuiz
� Tugas
Individu
� Tugas
Kelompok
� Ulangan
Bentuk
Instrumen:
10x45’
Sumber:
• Buku
Paket
• Buku
referensi
lain
• Journal
• Internet
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
POKOK/
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU
SUMBER
BELAJAR
merumuskan
model
matematika dari
masalah ekstrim
fungsi.
� Tes Tertulis
PG
� Tes Tertulis
Uraian
3.6 Menyelesaikan
model
matematika
dari masalah
yang berkaitan
dengan ekstrim
fungsi aljabar
dan
penafsirannya.
Solusi masalah
ekstrim Fungsi
• Diskusi
kelompok
membahas soal
aplikatif dengan
menggunakan
konsep turunan
Menentukan
penyelesaian dari
model matematika
beserta
menafsirkannya
• Menyelesaikan
model matematika
dari masalah ekstrim
fungsi
• Menafsirkan solusi
dari masalah nilai
ekstrim
Jenis:
� Kuiz
� Tugas
Individu
� Tugas
Kelompok
� Ulangan
10x45’
Sumber:
• Buku
Paket
• Buku
referensi
lain
• Journal
• Internet
Brebes , 10 Juli 2011
Mengetahui
Kepala Madrasah Asy-syafi’iyah Jatibarang Guru Mata Pelajaran
Matematika
Siti Aminah, S.Pd. Irawan, S.Pd.I
]NIP. 196609112006042002 NIP.
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Muhammad Lutfi
2. Tempat & Tgl. Lahir : Brebes, 7 Juni 1988
3. NIM : 073511033
4. Alamat Rumah : Desa Kertasinduyasa RT. 07 RW. 04
Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes
HP : 085 626 635 66 / 087 832 270 390
E-mail : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
5. Pendidikan Formal
a. MI Asy-syafi’iyah 03 Kertasinduyasa lulus tahun 2000
b. SMP Negeri 1 Jatibarang lulus tahun 2003
c. SMA Negeri 03 Brebes lulus tahun 2006
d. IAIN Walisongo Fakultas Tarbiyah Jurusan Tadris Matematika
lulus tahun 2012
6. Pendidikan Non-Formal
a. ---
Semarang, 25 April 2012
Muhammad Lutfi
NIM: 073511033