analisis novel

8
ANALISIS NOVEL SURAPATI KARYA ABDUL MUIS ANALISIS NOVEL SURAPATI KARYA ABDUL MUIS udul Buku Surapati, pengarangnya Abdul Muis , tebal Novel Surapati 307 Halaman, penerbit Novel Balai Pustaka. 1.sinopsis Riwayat kehidupan Surapati, dikemas secara menarik oleh penulis melalui novel sejarah ini. Sumbernya diambil dari catatan-catatan tentang sejarah Surapati dari buku Babad Tanah Djawa, Geschiedenis van N.I. Dr. F.W. Stapel. Sedjarah Indonesia.Sanusi Pane, Si Untung, Melati Van Jaya. Begitulah yang tertulis di penutup novel Surapati karya Abdul Muis ini. Novel ini menceritakan tentang riwayat hidup seorang budak. Sampai sang budak menemui masa kejayaannya sebagai seorang pemimpin. Latar waktu novel ini yaitu pada masa kerajaan Mataram dan saat kompeni atau orang Belanda merongrong habis-habisan ingin menguasai dan memperluas kekuasaannya di Indonesia. Dan, ingin menghancurkan kerajaan- kerajaan yang sedang berkuasa pada waktu itu seperti kerajaan mataram. Di awal cerita, penulis menyuguhkan tentang kehidupan si untung (Surapati saat menjadi budak) yang diangkat oleh

Upload: aprilia-diansetya

Post on 23-Dec-2015

121 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Analisis Novel Surapati Karya Abdul Muis

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Novel

ANALISIS NOVEL SURAPATI KARYA ABDUL MUIS

ANALISIS NOVEL SURAPATI KARYA ABDUL MUIS

udul Buku Surapati, pengarangnya Abdul Muis , tebal Novel Surapati 307

Halaman, penerbit Novel Balai Pustaka.

1.sinopsis

            Riwayat kehidupan Surapati, dikemas secara menarik oleh penulis melalui novel

sejarah ini. Sumbernya diambil dari catatan-catatan tentang sejarah Surapati dari

buku Babad Tanah Djawa, Geschiedenis van N.I. Dr. F.W. Stapel. Sedjarah

Indonesia.Sanusi Pane, Si Untung, Melati Van Jaya. Begitulah yang tertulis di penutup

novel Surapati karya Abdul Muis ini.

Novel ini menceritakan tentang riwayat hidup seorang budak. Sampai sang

budak menemui masa kejayaannya sebagai seorang pemimpin. Latar waktu novel ini

yaitu pada masa kerajaan Mataram dan saat kompeni atau orang Belanda merongrong

habis-habisan ingin menguasai dan memperluas kekuasaannya di Indonesia. Dan, ingin

menghancurkan kerajaan-kerajaan yang sedang berkuasa pada waktu itu seperti

kerajaan mataram.

Di awal cerita, penulis menyuguhkan tentang kehidupan si untung (Surapati

saat menjadi budak) yang diangkat oleh seorang Belanda yang bernama Edeler Moor.

Meskipun diperlakukan dengan baik oleh Edeler Moor, untung tetaplah seorang budak

karena ia adalah seorang bumiputera atau bangsa berwarna yang berbeda dengan

keluarga Edeler Moor yang bangsa kulit putih.

 Edeler Moor mempunyai Putri yang sangat cantik bernama Suzane. Edeler Moor

mempercayakan Suzane untuk dijaga baik-baik oleh Untung. Dengan Adanya Untung

yang senantiasa menjaganya, Suzane merasa terlindungi. Dan, Suzane merasa lebih

dekat dengan Untung daripada dengan ayahnya. Karena menganggap Untung seperti

Page 2: Analisis Novel

kakaknya sendiri (Usia untung dan Suzane tidak berbeda Jauh) dan karena ayah

Suzane kurang perhatian padanya.

Lambat namun pasti, ternyata di antara dua anak manusia berbeda warna itu

timbul benih-benih cinta. Awalnya mereka memendam perasaan mereka masing-

masing. Tapi, suatu waktu mereka saling mengutarakan perasaan mereka yang lebih

dari sekadar perasaan seorang kakak kepada adik. karena Edeler Moor terlalu sibuk

dengan urusannya, Untung dan Suzane pun menikah tanpa sepengetahuan Edeler

Moor. Namun, pada akhirnya Edeler Moor tahu bahwa putrinya sudah menikah

dengan seorang budak yang telah ia percaya. Edeler Moor sangat malu sekali. Orang

Belanda menganggap pernikahan dengan bangsa berwarna adalah suatu hal yang hina.

Maka, tiada maaf lagi bagi anak-anak muda itu. Lalu, Untung dipenjarakan oleh

Edeler Moor. Dan, di penjara itulah untung mempunyai semangat membaja untuk

melawan Belanda dan ingin segera membebaskan bangsanya dari perbudakan orang

Belanda. Di dalam penjara itu Untung bertemu dengan dua orang yang natinya akan

menjadi teman seperjuangan Untung sampai titik darah penghabisan. Dua orang itu

adalah kiyai Ebun dan Wirajuda. Akhirnya mereka bertiga mulai menyatukan

kekuatan untuk memulai pemberontakan dimulai dengan pelarian mereka dari penjara

yang diikuti pula oleh rekan-rekan bumiputera lainnya. Sejak dari penjara Untung

belum pernah bertemu dengan Suzane istrinya, bahkan sampai di akhir cerita.

Melihat keberanian Untung, maka geramlah orang Belanda karena tindakan

yang dilakukan Untung dan kawan-kawannya. Kumpeni pun menganggap bahwa

Untung bukanlah lawan yang patut diremehkan. Suatu waktu nanti kumpeni yakin

bahwa Untung akan menjadi ancaman bagi keberadaan mereka di tanah Jawa.

Untung menjadi buronan tentara Belanda. Kadang di tengah pelariannya, saat

bertemu dengan pasukan Belanda yang menyerang ia tak segan untuk membunuhnya.

Suatu waktu dalam sebuah pelarian, Untung bertemu dengan pasukan Belanda yang

dipimpin oleh Kapten Ruys. Namun, pada saat itu Untung dibujuk bahwa Untung akan

diampuni oleh Belanda asal Untung mampu membawa Pangeran Purbaya.  Untung

juga ditawari sebuah posisi yaitu sebagai Letnan. Dan, dengan posisi itu untung

memutar pikir utnuk bisa bertemu dengan istrinya Suzane dan anaknya yang katanya

telah berumur satu tahun kata seseorang yang disuruh Untung untuk mencari

Informasi.

            Untung pun mencari pangeran Purbaya. Kalau toh akhirnya pangeran Purbaya

Page 3: Analisis Novel

tak mau menyerah, maka Untung tak akan memaksa. Karena memang harus begitulah

kepada penjajah. Jangan menyerah! Namun, pada kenyataannya pangeran Purbaya

memang ingin menyerahkan diri kepada Belanda. Pertemuan Untung dengan pangeran

Purbaya ini nantinya yang akan menyambungkan jodoh antara Untung dan Raden

Gusik Kusuma yang pada saat itu statusnya masih menjadi istri ke dua pangeran

Purbaya. Karena tak terima suaminya menyerah kepada kompeni akhirnya Raden

Gusik Kusuma meminta untuk diceraikan. Karena dalam prinsip Raden Gusik sangat

pantang untuk menyerah kepada Belanda.

Berat sama dipikul ringan sama dijinjing, begitulah yang dialami oleh Untung,

Raden Gusik, dan kawannya yang lain. Hal itulah yang memperkuat hingga akhirnya

nanti Raden Gusik menjadi istri Untung. Sebelum memutuskan Raden Gusik menjadi

Istrinya, Untung sangat kebingungan karena ia masih mengharapkan kehadiran

Suzane dan anaknya yang waktu itu pulang ke Amsterdam. Dan, mereka mau kembali

asalkan Untung mau menjadi orang Belanda. Namun, akhirnya karena kepentingan

bangsa lebih penting. Maka, untung melepaskan kepentingan pribadinya untuk lebih

memilih berjuang melawan Belanda. Akhirnya, Untung yang sudah menikah dengan

Raden Gusik. Susah senang mereka hadapi bersama. Saat mendapatkan tekanan, dan

harus segera keluar dari kerajaan Mataram, mereka hadapi dengan penuh ketegaran.

Sampai pada Untung atau Surapati mendapatkan masa kejayaannya waktu memimpin

di Pasuruan. Dan, Untung berhasil memperluas kekuasannya. Untung dan Raden

Gusik di karunia tiga orang putera yaitu Pengantin, Surapati, dan Raden Surodilogo.

Kelak mereka yang akan meneruskan perjuangan ayahnya melalui keturunan-

keturunan mereka. Sampai sekitar 80 tahun lamanya mereka bertahan menjaga

kekuasaan yang telah diperjuangkan ayah mereka.  Belanda pun makin cemas karena

kekuatan Surapati yang semakin tangguh. Belanda semakin gencar menyusun

kekuatan untuk menghancurkan kerajaan-kerajaan di Jawa. Dan, di akhir cerita

Surapati wafat karena lambungnya terkena hunjaman tombak saat berperang

melawan Belanda. Sebelum Surapati wafat, ia menginginkan Robert yaitu anaknya

dari Suzane untuk berpihak kepada bangsa ayahnya. Namun Robert tetap mau

membela bangsa Belanda. Kemudian di akhir novel ada dialog antara dua orang anak

Surapati itu yaitu antara Robert dan Pangantin. “Mudah-mudahan janganlah Tuhan

dikemudian hari memertemukan kita di medan perang!”

Page 4: Analisis Novel

            Penulis banyak mengobarkan semangat perjuangan dan cinta tanah air. Salah

satunya dalam bagian cerita Suzane yang mau kembali ke Batavia asalkan Untung mau

menjadi orang Belanda. Namun, untung tidak mau karena lebih mencintai bangsanya

dan harus membebaskan bangsanya dari perbudakan orang Belanda.

            Novel Surapati ini termasuk novel sejarah. Novel ini pun membantu pembaca

untuk menelusuri kejayaan masa lalu dan merasakan semangat perjuangan yang

dipancarkannya

2.unsur intrinsic

1.      Tokoh/Watak

Untung            : budak

Edeler Moor    : Orang Belanda,yang mengangkat si Untuk menjadi budak,sibuk dengan        urusan

sendiri

Suzane             :Baik,cantik,dan pintar

kiyai Ebun       :Guru si Untung/baik

Wirajuda         :kawan si untung /baik

Kapten Ruys   :yang memimpin pasukan belanda

2.      Sudut pandang

Orang ketiga tunggal serba tau

3.      Latar

Novel ini menceritakan tentang riwayat hidup seorang budak. . Sampai sang

budak menemui masa kejayaannya sebagai seorang pemimpin.Latar waktu novel ini

yaitu pada masa kerajaan Mataram dan saat kompeni atau orang Belanda merongrong

habis-habisan ingin menguasai dan memperluas kekuasaannya di Indonesia. Dan, ingin

menghancurkan kerajaan-kerajaan yang sedang berkuasa pada waktu itu seperti

kerajaan mataram.

4.      Tema

Page 5: Analisis Novel

Pada novel surapati tema yang digunakan adalah social,agama,adat.yang

berakhir dengan percintaan

5.         Amanat

Perbedaan keyakinan bukanlah suatu permasalahan untuk tidak membenarkan

suatu ketentuan yang sudah disepakati. jangan mengganggap menganggap pernikahan

dengan bangsa berwarna adalah suatu hal yang hina.

3. unsur ekstrinsik

Biografi Abdul Muis

Abdul Muis adalah sastrawan terkemuka Indonesia juga seorang jurnalis, aktivis

partai politik dan pejuang kemerdekaan yang berperan besar dalam menumbuhkan

nasionalisme rakyat Indonesia melalui karya-karya, tulisan-tulisan di media massa

serta sepak terjangnya dalam organisasi pergerakan nasional.

Nama                         : Abdoel Moeis

Tempat Lahir             : Sungai Suar Bukit Tinggi Sumatera Barat

Pendidikan                : Stovia (sekolah kedokteran)

  Wafat                                    : Bandung, Jawa Barat, 17 Juni 1959

Gelar Pahlawan          : Pahlawan nasional oleh Presiden RI, Soekarno, pada 30 Agustus 1959 (Sk

Presiden No. 218 Tahun 1959, tanggal 30 Agustus 1959)

Makam                        : TMP Cikutra – Bandung

Karir                            : 1.Bekerja sebagai klerk di Departemen Buderwijs en Eredienst

2.Wartawan surat kabar Preanger Bode

3.Wartawan surat kabar Neraca

Page 6: Analisis Novel

4.Pemimpin Redaksi Kaoem Moeda

5.Mendirikan surat kabar Kaoem Kita

Organisasi                   : 1.Anggota Volksraad

  2.Centraal Sarekat Islam

  3. Persatuan Perjuangan Priangan

Aktifitas perjuangan   : 1.Mengkritik Belanda melalui tulisannya di harian De Express

2.Memprotes Belanda dalam perayaan peringatan seratus tahun kemerdekaan melalui

Komite Bumiputera bersama dengan Ki Hadjar Dewantara  tahun 1913,

3.Memimpin kaum buruh di daerah Yogyakarta dalam pemogokan

4.Mempengaruhi tokoh-tokoh Belanda dalam pendirian Technische Hooge School -

Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1922

Karya Sastra                : 1.Novel Salah Asuhan (diterbitkan tahun 1928)

2.Novel Pertemuan Jodoh (1933)

3.Novel Surapati (1950)