analisis nilai-nilai moral kumpulan cerita rakyat...
TRANSCRIPT
ANALISIS NILAI-NILAI MORAL
KUMPULAN CERITA RAKYAT NUSANTARA EDISI 5
ARTIKEL E-JOURNAL
Oleh
TIKAH SURYANI
NIM 120388201122
JURUSANPENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
ABSTRAK
Tikah Suryani. 2016. Analisis Nilai-nilai Moral Cerita Rakyat Nusantara
Edisi 5 Penulis Tim EFK. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja
Ali Haji. Dosen Pembimbing I: Riau Wati, M.Hum. Dosen pembimbing II:
Zaitun, M.Ag.
Kata kunci: Nilai-nilai Moral, Cerita rakyat
Latar belakang penelitian ini yang berjudul nilai-nilai moral cerita rakyat
Nusantara edisi 5 untuk mengetahui nilai-nilai moral cerita rakyat Nusantara
edisi 5 dan banyak mengandung ajaran moral sehingga peneliti tertarik
mengambil judul penelitian ini dan dapat menerapkan nilai-nilai moral positif
dalam kehidupan sehari-hari dan diharapkan menghasilkan manusia yang
berahlak dan berkarakter. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
nilai-nilai moral cerita rakyat Nusantara edisi 5. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
yang digunakan peneliti yaitu teknik pustaka, baca, dan teknik catat. Teknik
analisis data yaitu merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan peneliti
agar data yang diperolah dapat dikelola untuk mendapatkan data yang
sebenarnya. Dari hasil analisis yang dilakukan, terdapat nilai moral cerita
rakyat Si Lancang Anak Durhaka yaitu 2 nilai moral antara lain nilai moral
kebajikan (1 kutipan), nilai moral persahabatan/ komunikatif (1 kutipan). Nilai
moral cerita rakyat Aji Saka dan Serban Ajaib yaitu 3 nilai moral antara lain
nilai moral hati nurani (2 kutipan), nilai moral kejujuran (1 kutipan), dan
nilai moral kebijakan (1 kutipan). Nilai moral cerita rakyat Telaga Bidadari
yaitu 1 nilai moral antara lain nilai moral kebijakan (1 kutipan). Nilai Moral
cerita rakyat Keong Emas yaitu 2 nilai moral antara lain nilai moral kejujuran
(1 kutipan) dan nilai moral kesetiaan (1 kutipan). Nilai moral cerita rakyat
Raja Parkit yang Cerdik yaitu 2 nilai moral antara lain nilai moral
persahabatan/ komunikatif (1 kutipan), nilai moral hati nurani (1 kutipan).
Nilai moral cerita rakyat Si Harimau dan Si Pemburu Cilik yaitu 2 nilai moral
antara lain nilai moral kebijakan (1 kutipan) dan nilai moral keadilan (1
kutipan).
ABSTRACT
Tikah Suryani. 2016. Analysis of Moral Values Folklore Nusantara edition 5
Writer Tim EFK. Thesis. Languange and Literature Department of Education of
Indonesia. Fakulty of Teacher Training and Education Raja Ali Haji Maritime
University. Supervisior I : Riau Wati, M.Hum., Supervisior II : Zaitun, M.Ag
Keywords: Moral Values, folklore
The background of this research titled moral values folklore Nusantara edition 5
issue to determine the moral values of folklore edition 5 and contains a lot moral
teachings so that researchers interested in talking the title of this research and can
implement positive moral values in the daily lives day and is expected to produce
human moral and character. The purpose of this study was to analyze of moral
values folklore Nusantara edition 5. This study used a qualitative descriptive
method. Data collection techniques in this study the researchers used the
technique library, read, and technical notes. Data analysis techniques that are steps
that must be done so that researchers obtained data can be managed to get the
actual data. From the analysis conducted, there are moral values folklore Si
Lancang Anak Durhaka that two moral values include the value of virtue (1
quote), moral values friendship / communicative (1 quote). Moral values folklore
Aji Saka dan Serban Ajaib are three moral values, among others, the moral values
of conscience (2 quotes), moral values of honesty (1 quote), and moral values
policy (1 quote). Moral values folklore Telaga Bidadari 1 moral values among
other moral value policy (1 quote). Moral Values folklore Keong Emas that two
moral values include honesty moral values (1 quote) and moral values of loyalty
(1 quote). Moral values folklore Raja Parkit yang Cerdik 2 moral values, among
others, the moral value of friendship / communicative (1 quote), the value of
moral conscience (1 quote). The moral value of folklore Si Harimau dan Si
Pemburu Cilik are two moral values among other moral value policy (1 quote)
and moral values of justice (1 quote).
1. Pendahuluan
Manusia tidak lepas dari sebuah karya sastra yang dapat mempengaruhi
pola fikir manusia. Karya sastra yang banyak mengandung ajaran moral guna
untuk mendidik dan sastra banyak memberikan manfaat terhadap masyarakat
pendukungnya. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan manusia dan
merupakan jabaran kehidupan yang terasa di muka bumi ini, dan hasil pekerjaan
seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, serta menggunakan
bahasa sebagai medianya. Sastra memberikan kesenangan dan pemahaman
tentang kehidupan. Sastra menurut Lukens (dalam Nurgiyantoro, 2005: 3)
menawarkan dua hal utama, yaitu kesenangan dan pemahaman. Sastra hadir
kepada pembaca pertama-tama adalah memberikan hiburan-hiburan yang
menyenangkan.
Sastra menampilkan cerita yang menarik, mengajak pembaca untuk
memanjakan fantasi, membawa pembaca kesuatu alur kehidupan yang penuh daya
suspense, daya yang menarik hati pembaca untuk ingin tahu dan merasa terikat
karenanya, “mempermainkan” emosi pembaca sehingga ikut larut kedalam arus
cerita, dan kesemuanya itu dikemas dalam bahasa yang juga tidak kalah menarik.
Lukens (dalam Nurgiyantoro, 2005: 3) menegaskan bahwa tujuan memberikan
hiburan, tujuan menyenangkan dan memuaskan pembaca, tidak peduli pembaca
dewasa ataupun anak-anak, adalah hal yang esensial dalam sastra. Apa pun aspek
kandungan yang ditawarkan didalam sebuah teks sastra tujuan memberikan
hiburan dan menyenangkan p`embaca harus tidak terpinggirkan. Hal inilah yang
menjadi daya tarik utama bagi pembaca, baik itu pembaca usia delapan maupun
lima puluh tahun.
Karya sastra adalah karya seni, yaitu sebuah karya sastra yang mendaki
kreativitas imajinatif. Karya sastra juga merupakan rekaman peristiwa-peristiwa
kebudayaan. Karya sastra adalah karya yang dimaksudkan oleh pengarangnya
sebagai karya sastra, berwujud karya sastra dan diterima oleh masyarakat sebagai
karya sastra (Siswanto, 2008: 92). Sastra dan kebudayaan memiliki objek yang
sama yaitu manusia dan masyarakat, manusia sebagai fakta sosial, manusia
sebagai mahluk kultural.
Sastra lisan adalah sebuah semua cerita yang sejak awalnya disampaikan
secara lisan, tidak ada naskah tertulis yang dapat dijadikan pegangan. Beraneka
ragam, misalnya berupa puisi, drama maupun prosa. Sastra lisan adalah sastra
yang diceritakan dan diwariskan secara turun-menurun secara lisan. Sastra jenis
ini kemudian dikenal sebagai folklore, cerita rakyat yang telah mentradisi yang
hidup dan dipertahankan oleh masyarakat pemiliknya. Dewasa ini berbagai cerita
lisan-tradisional tersebut sudah dihimpun dan dibukukan untuk menjaga
kelestariannya. Misalnya, cerita-cerita tradisional yang terhimpun dalam buku
cerita rakyat dari Yogyakarta dan cerita rakyat dari Surakarta Bakdi Sumanto
(dalam Nurgiyantoro 2005: 10), serta cerita dari berbagai daerah dari seluruh
Indonesia yang kini sudah tersedia banyak di toko-toko buku.
Cerita rakyat yaitu cerita yang sudah tumbuh ditengah-tengah masyarakat
pada zaman dahulu menjadi ciri khas bangsa. Cerita rakyat diwariskan turun
temurun dari mulut kemulut. Cerita rakyat yang ada pada zaman dahulu masih
kental terkenal sampai sekarang baik itu masyarakat kota ataupun masyarakat
pelosok desa lainnya. (Sadulloh, 2012: 99) menyebutkan nilai adalah apa yang
dikatakan baik, benar, salah, cantik atau tidak cantik, serta fundamental tidak
berubah dari generasi ke generasi dan ada hakikatnya nilai itu tetap. Nilai tidak
diciptakan manusia, merupakan bagian dari alam semesta. Plato mengemukakan
bahwa jika manusia tahu apa yang dikatakan sebagai hidup baik, mereka tidak
akan berbuat hal-hal yang bertentangan dengan moral. (Sadulloh, 2012: 123)
mengemukakan pandangan tentang nilai bahwa nilai itu relative. Kaidah-kaidah
moral dan etik tidak tetap, melainkan selalu berubah, seperti perubahan
kebudayaan, masyarakat, dan lingkungannya. Pragmatisme menyarankan untuk
menguji kualitas nilai dengan cara yang sama seperti kita menguji kebenaran
pengetahuan dengan metode empirik. Nilai moral maupun etis akan dilihat dari
perbuatannya, bukan dari segi teorinya.
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang selalu berusaha
memelihara dan melestarikan karya sastra. Dalam sebuah karya sastra salah
satunya yaitu cerita rakyat yang sampai saat ini masih berkembang di masyarakat
dan terdapat nilai-nilai moral yang ditunjukan untuk manusia, kelakuan seseorang
pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pemikiran, suara hati serta
nasihat. Menurut Zuriah (2008: 17) moralitas mengandung beberapa pengertian
antara lain : (a) adat istiadat, (b) sopan santun, dan (c) perilaku. Namun,
pengertian budi pekerti secara hakiki adalah perilaku.
Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara
tentang praxis (tindakan manusia). Moral juga diartikan sebagai sikap perilaku,
tindakan, kelakuan manusia pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan
pengalaman, penafsiran, suara hati, serta nasihat. Namun, tidak jarang pengertian
baik buruk itu sendiri dalam hal-hal tersebut bersifat relative artinya suatu hal
yang dipandang baik oleh orang atau bangsa pada umunya, belum tentu sama bagi
orang lain, atau bangsa lain. Pandangan seseorang tentang moral, dan nilai-nilai
biasanya dipengaruhi oleh pandangan hidup bangsanya. Etika/ filsafat moral ialah
studi tentang cara penerapan hal yang baik bagi hidup manusia, yang menurut
Soloman (dalam Zuriah, 2008: 17) mencangkup dua spek yaitu : (1) disiplin ilmu
yang mempelajari nilai-nilai dan pembenarannya, (2) nilai-nilai hidup nyata dan
hukum tingkah laku manusia yang menopang nilai-nilai tersebut. Sementara itu,
Bertens (dalam Zuriah 2008: 17) mengartikan etika sebagai ilmu yang
mempelajari adat kebiasaan, termasuk di dalamnya moral yang mengandung nilai
dan norma yang menjadi pegangan hidup seseorang atau sekelompok orang bagi
pengaturan tingkah lakunya.
Saat ini banyak sekali buku-buku cerita rakyat yang banyak mengandung
nilai-nilai moral tetapi nyatanya sekarang ini minim sekali orangtua yang
mendongengkan kepada anak-anaknya pada saat tidur, padahal dalam cerita
rakyat tersebut banyak sekali manfaat yang diperoleh dan banyak sekali pelajaran-
pelajaran hidup yang penting bagi anak-anak untuk mengambil hal-hal positif
yang terdapat dalam cerita rakyat tersebut. Berdasarkan dari latar belakang
permasalahan yang diuraikan, sehingga peneliti tertarik memilih judul penelitian,
“Analisis Nilai-nilai Moral Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Edisi 5”.
2. Metode Penelitian
Metode atau teknik penelitian adalah metode penelitian yang dipilih untuk
melakukan kajian ini bersifat deskriptif kualitatif. Menurut Chaer (2007: 9)
menyatakan kajian deskriptif adalah kajian yang dilakukan dalam struktur internal
bahasa, yakni struktur bunyi (fonologi), struktur kata ( morfologi), sruktur kalimat
(sintaksis), struktur wacana dan struktur semantik. Disisi lain Chaer (2007: 11)
menjelaskan kajian kualitatif pada dasarnya untuk menyusun teori, bukan menguji
teori. Dengan kata lain kajian kualitatif bertujuan untuk menemukan pengetahuan
baru atau merumuskan teori baru berdasarkan data yang dikumpulkan. Kajian
kualitatif juga bersifat menjelaskan suatu masalah, yakni masalah yang akan
diteliti. Kajian ini dimulai dengan merumuskan masalah, mengajukan pertanyaan-
pertanyaan kajian dilanjutkan dengan pengumpulan data oleh peneliti sendiri
sebagai instrument.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
PAPARAN DATA NILAI-NILAI MORAL
1. Nilai-nilai moral Cerita Rakyat Si Lancang Anak durhaka
No. Nilai-nilai Moral Kutipan teks Hal
1
Kebajikan
“Aku tidak bisa terus-menerus hidup
seperti ini. Aku harus bekerja lebih giat
lagi agar hidupku dapat berubah, dan
tidak kekurangan lagi,”gumam si
Lancang. Untuk memperbaiki hidupnya,
si Lancang lalu berniat marantau.
4
2 Persahabatan/
komunikatif
Kakanda, bolehkah kami membawa
pembekalan yang banyak ? “tanya
salah seorang istri Lancang. “Iya
Kakanda, kami ingin berpesta di atas
kapal, “tambah istri Lancang yang
lainnya. Si Lancang pun mengabulkan
permintaan mereka. “Wahai istri-
istriku, bawalah pembekalan sesuka
kalian, “jawab si Lancang.
5
2. Nilai-nilai moral cerita rakyat Aji Saka dan Serban Ajaib
No. Nilai-nilai Moral Kutipan teks Hal
1 Hati nurani “Dasar manusia tak tahu diri! Tidak
baik menyerang orang lemah.
Lepaskan bapak tua itu sekarang
juga!”
“Semua kekejaman dan ketidakadilan
adalah urusanku. Sekarang, lepaskan
bapak tua itu atau kau akan menerima
ganjarannya!” balas Aji Saka tak mau
kalah.
14
2 Hati Nurani “Kalau begitu, maukah Bapak tinggal
bersama saya? “kata Aji Saka
menawarkan diri. Aji saka
menganggap bapak tua itu sebagai
ayah angkatnya.
15
3 Kejujuran “Siapa Bapak sebenarnya, berjalan
seorang diri di hutan ini?”tanya Aji
Saka.
“Sebenarnya Bapak berasal dari desa
seberang di kerajaan Medang
Kamulan. Bapak melintas hutan ini
untuk mengungsi ke desa Medang
Kawit ini. Begitu pula dengan sebagian
besar penduduk, “jawab bapak tua itu.
15
4 Kebijakan “Memangnya kenapa Bapak
mengungsi dari desa Bapak? Tanya Aji
Saka penasaran.“Raja di kerajaan
kami sangat bengis dan kejam. Dia
suka memakan anak manusia. sudah
banyak orang yang menjadi korban
kekejamannya. Bapak pergi dari desa
untuk menghindar dan tidak ingin
menjadi korban santapan raja zalim
itu. Lagi pula, Bapak sudah tidak
mempunyai sanak saudara lagi di
sana, “ucap bapak tua lirih.
15
3. Nilai-nilai Moral cerita rakyat Telaga Bidadari
No. Nilai-nilai moral Kutipan teks Hal
1 Kebijakan “Kanda, Dinda mohon peliharalah
Kumalasari dengan baik, “pesan Putri
Bungsu kepada Awang Sukma.
Pandangan Datu Awang Sukma
menerawang kosong ke angkasa.
Dengan perasaan sedih ia berucap,
“Kanda dan Kumalasari akan
merindukanmu, Dinda. Bagaimana jika
nanti anakmu menanyakan ibunya ?”
“Jika anak kita merindukan Dinda,
ambilah tujuh biji kemiri, dan
masukkan ke dalam bakul yang
diguncangkan, lalu diiringilah dengan
lantunan seruling. Pasti Dinda akan
segera datang menemuinya, “ujar
Putri Bungsu.
31
4. Nilai-nilai moral cerita rakyat Keong Emas
No. Nilai-nilai moral Kutipan teks Hal
1 Kejujuran “Siapakah gerangan kamu wahai putri
yang cantik?” nenek Dadapan
bertanya.
“Aku adalah Candra Kirana, putri
kerajaan Daha. “Aku telah disihir
menjadi keong emas oleh saudaraku
karena ia iri padaku, “kata keong
emas.
38
2 Kesetiaan
“Dinda Candra Kirana, benarkah itu
dirimu ? Apakah gerangan yang
sedang kau lakukan di sini ?”
Dewi Candra Kirana lalu menjelaskan,
“Benar, Kakang. Dinda telah dikutuk
menjadi keong emas oleh nenek sihir
atas perintah saudara Dinda, Galuh
Ajeng. Dinda lalu hanyut di laut.
Namun, seorang nenek yang baik hati
kemudian menemukan Dinda dan
memelihara Dinda di sini. Lantas, apa
yang dilakukan Kakanda sendiri di
tempat seperti ini ? “tanya Candra
Kirana ingin tahu.
“Kanda ke sini untuk mencarimu,
Dinda. Kanda telah berkeliling
kerajaan untuk menemukanmu. Tetapi,
atas petunjuk seorang kakek yang
sakti, Kanda disuruh mencarimu ke
sini. Akhirnya sekarang kutemukan
dirimu, “jawab Raden Inu gembira.
42
5. Nilai-nilai moral cerita rakyat Raja Parkit yang Cerdik
No. Nilai-nilai moral Kutipan teks Hal
1 Persahabatan/
Komunikatif
“Aduh, apa yang terjadi ? Aku tak bisa
terbang ataupun bergerak sedikit pun.
Aku menempel pada sesuatu, “ujar
seekor burung merasa kebingungan.
Ternyata burung-burung lain pun
mengalami nasib yang sama.
“Iya, aku juga sama sekali tak dapat
mengepakkan sayapku. Ada apa
gerangan? “sahut burung lain
ketakutan.
“Wahai saudaraku, tenanglah. Ini
adalah perekat yang dibuat oleh si
pemburu. Berarti dia ingin menangkap
kita hidup-hidup. Jadi, kalau kita mati,
dia tidak akan mengambil kita dan
46
pasti akan membuang kita. Besok,
kalau pemburu itu datang, kita pura-
pura mati saja, “demikian titah sang
raja kepada rakyatnya.
“Pura-pura mati? Untuk apa? Burung
Parkit lainnya pun menoleh ke
arahnya. Raja Parkit tersenyum
mendengar pertanyaan itu, “Besok,
setelah si pemburu melepaskan kita
dari perekat yang dipasangkannya, dia
akan memeriksa kita satu persatu. Bila
ia melihat kita sudah mati, dia akan
meninggalkan kita di sini.
Tunggulah sampai hitungan seratus,
lalu kita terbang bersama-sama.
“Rakyat burung parkit pun akhirnya
setuju.
2 Hati Nurani “Tolonglah wahai pemburu yang baik,
janganlah kau bunuh mahluk yang tak
berdaya ini. Biarkan saya hidup.
Sebagai imbalan, saya akan
menghibur. “Burung Parkit itu
memang pandai bernyanyi dan
mempunyai suara yang merdu.
Baiklah. Kau akan kubiarkan hidup.
Tetapi kau harus mengabdi padaku,
“jawab si pemburu merasa kasihan.
48
6. Nilai-nilai moral cerita rakyat Si Harimaun dan Si Pemburu Cilik
No. Nilai-nilai Moral Kutipan teks Hal
1 Kebijakan “Tunggu dulu! Baiklah Harimau, kau
boleh saja memakan aku. Tetapi, aku
mengajukan syarat agar masalah ini
diputuskan dengan adil. Kita harus
mencari dulu hakim yang adil dan
dapat dipercaya oleh semua mahluk di
desa ini. Bila nanti hakim itu
menyatakan aku yang bersalah, kau
boleh memakan aku. Namun, bila kau
57
yang bersalah karena melanggar janji
dan tidak tahu membalas budi kepada
orang yang telah menolongmu, maka
kau harus rela aku tembak. Setuju?
“demikian syarat si pemburu cilik.
2 Keadilan “Wah, persoalan kalian memang sulit.
Tetapi, kalau mau pakai akal, masalah
ini sebenarnya mudah kok, “sahut si
kera sesuai mendengar keterangan
keduanya. “Aku dapat membantu
kalian hari ini juga dengan seadil-
adilnya. Ayo, tunjukkan aku ke tempat
kejadian perkara, “pinta si kera.
“Nah, sekarang tunjukkan kepadaku
bagaimana kau bisa terperangkap.
Biar kuputuskan perkara kalian seadil-
adilnya. Memang menurut hukum
rimba, siapa yang kuat, dialah yang
berkuasa. Tetapi, walaupun kau adalah
raja hutan, sekarang kau harus tunduk
pada hukum.”
60
4. Simpulan dan Rekomendasi
Berdasarkan analisis maka dapat disimpulkan “Kumpulan Cerita Rakyat
Nusantara edisi 5” merupakan sebuah karya sastra yang banyak terdapat nilai-nilai
moral yang terkandung didalamnya. Nilai-nilai moral dari masing-masing cerita
rakyat tersebut tentunya berbeda-beda. Nilai-nilai moral yang terdapat dalam
cerita rakyat tersebut antara lain : nilai moral cerita rakyat Si Lancang Anak
Durhaka terdapat 2 nilai moral yaitu nilai moral kebajikan (1 kutipan), nilai moral
persahabatan/ komunikatif (1 kutipan). Nilai moral cerita rakyat Aji Saka dan
Serban Ajaib terdapat 3 nilai moral yaitu nilai moral hati nurani (2 kutipan), nilai
moral kejujuran (1 kutipan), dan nilai moral kebijakan (1 kutipan).
Selanjutnya nilai moral cerita rakyat Telaga Bidadari terdapat 1 nilai moral
yaitu nilai nilai moral kebijakan (1 kutipan). Nilai Moral Cerita Rakyat Keong
Emas terdapat 2 nilai moral yaitu nilai moral kejujuran (1 kutipan) dan nilai moral
kesetiaan (1 kutipan). Nilai Moral Cerita Rakyat Raja Parkit yang Cerdik yaitu
terdapat 2 nilai moral yaitu nilai moral persahabatan/ komunikatif (1 kutipan),
nilai moral hati nurani (1 kutipan). Nilai moral cerita rakyat Si Harimau dan Si
Pemburu Cilik terdapat 2 nilai moral yaitu nilai moral kebijakan (1 kutipan) dan
nilai moral keadilan (1 kutipan).
Sesungguhnya nilai-nilai moral dalam kumpulan cerita rakyat Nusantara edisi
5 ini berisi pesan-pesan yang sangat berguna dalam menguatkan karakter anak
bangsa dan bernilai positif.
Daftar Pustaka
Bertens, k. 2007. Etika. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Chaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa. Jakarta: Rineka Cipta.
Dahlia, Iis. 2015. Analisis Nilai Moral Pada Lirik Lagu Rhoma Irama dalam album
sonata VIII Dan Soneta XIV. Tanjungpinang : UMRAH
Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Desiana, Oki. 2014. Analisis Nilai-nilai Budaya dalam Novel Rantau Satu Muara
Karya Ahmad Fuaadi. Tanjungpinang : UMRAH
EFK, Tim. 2009. Cerita Rakyat Nusantara Edisi 5. Jakarta: PT Gelora Aksara
Pratama
Kamus Besar Bahasa Indonesia : Edisi Ke Empat, 2009. Jakarta : Gramedia.
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sasta Anak. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Subroto. 1992. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sadulloh, Uyoh. 2012. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta, cv
Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta : PT Grasindo.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono, Dendy. 2009. Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa
Suhaimi.2015. Analisis Nilai-Nilai Budaya Dalam Novel Laksmana Jangoi Karya
Muharoni. Tanjungpinang :UMRAH.
Suryani, Harry. 2012. Analisis Nilai-nilai Moral Kumpulan Syair Anak Negri Karya
Muhammad Chandra. Tanjungpinang : UMRAH
Zaitun. 2014. Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum. Tanjungpinang.
UMRAH PRESS.
Zuriah, Nurul. 2007. Pendidikan Moral & Budi Pekerti Dalam Perspektif
Perubahan. Jakarta : PT. Bumi Angkasa.