analisis margin of safety dan pengaruhnya …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/9. yulistia.pdf ·...
TRANSCRIPT
Analisis Margin of Safety dan Pengaruhnya … (Yulistia)
280
Jurnal KBP
Vol 2 – No. 2, Juni 2014
ANALISIS MARGIN OF SAFETY DAN PENGARUHNYA TERHADAP
PERENCANAAN LABA PADA TOKO PROFIL
DAN PLAFON GIPSUM PADANG
Yulistia
STIE”KBP” Padang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana margin of safety,
perencanaan laba serta seberapa beesar pengaruh margin of safety terhadap
perencanaan laba pada Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, dan
dokumentasi. Sedangkan teknik analisa data yang digunakan yaitu analisis kuantitatif
yang meliputi Analisis Regresi Linear Sederhana, Koefisien Korelasi Pearson,
Koefisien Determinasi, dan t hitung.
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada Toko Profil dan Plafon Gypsum
Padang diperoleh kesimpulan bahwa margin of safety mempunyai pengaruh hubungan
yang sangat kuat, searah dan signifikan dengan perencanaan laba. Dimana jika tingkat
margin of safety naik maka perencanaan laba juga akan naik dan sebaliknya.
PENDAHULUAN
Kebutuhan masyarakat akan
suatu produk cenderung terus
meningkat, disebabkan produk tersebut
memiliki mutu atau kualitas yang
terbaik dari produk-produk lain yang
beredar di pasaran, dengan harga yang
terjangkau oleh masyarakat dan apalagi
konsumen merasa puas dengan
mengkonsumsi atau menggunakan
produk tersebut. Memproduksi suatu
produk merupakan salah satu bentuk
kegiatan perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat dan merupakan
tindakan perusahaan dalam
mempertahankan keberadaan
perusahaan dalam lingkungan yang
semakin kompetitif seiring tahun
berjalan. Berhasil atau tidaknya suatu
perusahaan pada umumnya ditandai
dengan kemampuan manajemen dalam
melihat kemungkinan dan kesempatan
di masa yang akan datang, baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
Perencanaan pada dasarnya
merupakan kegiatan membentuk masa
depan sekarang, bersifat dinamis dan
ditujukan pada masa depan yang penuh
dengan ketidakpastian, karena adanya
perubahan kondisi dan situasi.
Hubungan perencanaan (planning)
dengan rencana (plan) adalah
perencanaan diproses oleh perencana
(planner), hasilnya menjadi rencana
(plan). Dalam suatu rencana
ditetapkanlah tujuan yang ingin dicapai
dan pedoman-pedoman untuk mencapai
tujuan itu.
Kegiatan pokok manajemen
dalam perencanaan perusahaan adalah
memutuskan sekarang berbagai macam
alternatif dan perumusan kebijakan
yang akan dilaksanakan di masa yang
akan datang. Hasil perencanaan baru
Jurnal KBP, Vol. 2, No. 2, Juni 2014: 280-297
281
akan diketahui pada masa depan. Oleh
karena itu, agar risiko yang ditanggung
relatif kecil, hendaknya semua
kegiatan, tindakan dan kebijakan
direncanakan terlebih dahulu.
Perencanaan ini adalah masalah
memilih, artinya memilih tujuan, dan
cara terbaik untuk mencapai tujuan
tersebut dari beberapa alternatif yang
ada. Tanpa alternatif maka perencanaan
pun tidak ada.
Agar suatu perusahaan dapat
berjalan dengan lancar dan sesuai
dengan tujuannya, maka harus dibuat
suatu perencanaan yang matang. Begitu
juga dalam hal laba, dimana laba ini
merupakan tujuan yang umum kenapa
perusahaan beroperasi sehingga dalam
prakteknya harus direncanakan dengan
matang. Untuk memperoleh laba yang
optimal, maka pihak manajemen harus
melakukan perencanaan laba dengan
baik terlebih dahulu, dimana
perencanaan merupakan salah satu dari
fungsi manajemen yang sangat penting
dalam suatu perusahaan, karena akan
mempengaruhi secara langsung
terhadap kelancaran maupun
keberhasilan pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Dengan
adanya perencanaan yang baik akan
memungkinkan perusahaan untuk dapat
bekerja dengan lebih efektif dan
efisien.
Perencanaan laba (profit
planning) merupakan pengembangan
dari suatu rencana operasi guna
mencapai cita-cita dan tujuan
perusahaan, serta merupakan gambaran
keuangan dan naratif mengenai hasil
yang diharapkan dari keputusan
perencanaan. Dalam keadaan
perekonomian yang seperti sekarang
ini, setiap perusahaan akan berusaha
sekeras mungkin untuk memperoleh
laba yang optimal demi terjaminnya
kontinuitas perusahaan.
Parameter (angka yang
menggambarkan suatu keadaan) yang
digunakan manajemen untuk
mempertimbangkan berbagai usulan
kegiatan dalam perencanaan laba
diantaranya adalah : Impas (Break Even
Point) yaitu keadaan suatu usaha yang
tidak memperoleh laba dan tidak
menderita rugi. Shut Down Point yaitu
informasi mengenai pada pendapatan
penjualan berapa, usaha perusahaan
secara ekonomis tidak pantas untuk
dilanjutkan lagi. Degree Of Operating
Leverage yaitu menunjukkan
persentase perubahan laba bersih
sebagai dampak terjadinya sekian
persen perubahan pendapatan
penjualan. Margin Of Safety yaitu
kelebihan penjualan yang dianggarkan
diatas volume penjualan impas.
Batas keselamatan (Margin Of
Safety) merupakan selisih antara
pendapatan penjualan yang
dianggarkan dengan pendapatan
penjualan pada keadaan impas. Untuk
mendapatkan nilai margin of safety,
pihak manajemen sebelumnya harus
dapat menetapkan besarnya penjualan
pada keadaan impas terlebih dahulu
dengan menyusun anggaran penjualan,
biaya tetap dan biaya variabel sehingga
perhitungan margin of safety dapat
dilakukan dengan benar.
KERANGKA TEORI DAN
HIPOTESIS
Analisis Biaya Volume Laba (Cost
Volume Profit Analysis)
Analisis biaya volume laba
merupakan instrumen yang lazim
dipakai untuk menyediakan informasi
yang bermanfaat bagi manajemen
untuk pengambilan keputusan. Proses
analisis ini memerlukan sejumlah
teknik dan prosedur pemecahan
masalah dengan bertumpukan pada
pemahaman terhadap pola-pola
perilaku biaya perusahaan.
Analisis Margin of Safety dan Pengaruhnya … (Yulistia)
282
Adapun penjelasan dari
parameter analisis biaya volume laba
diatas adalah sebagai berikut :
1. Impas (Break Even Point)
Merupakan salah satu teknik
analisis untuk mempelajari hubungan
antara biaya tetap, biaya variabel,
keuntungan dan volume penjualan dan
merupakan teknik untuk
menggabungkan, mengkoordinasi,
menafsirkan data dan distribusi untuk
membantu manajemen dalam
pengambilan keputusan.
Selain itu break even point
merupakan informasi yang dapat
digunakan oleh manajemen untuk
memperoleh gambaran batas bawah
pendapatan yang harus dicapai agar
dalam tahun anggaran yang akan
datang perusahaan tidak mengalami
kerugian.
Dapat disimpulkan bahwa break
even point adalah suatu keadaan atau
kondisi dimana perusahaan belum
memperoleh laba dan tidak menderita
kerugian karena saat itu penghasilan
yang diterima sama dengan biaya yang
dikeluarkan. Metode perhitungan break
even point dapat ditentukan dengan dua
cara sebagai berikut
Ada dua cara perhitungan break even
point dengan pendekatan matematik,
yaitu :
1. Atas dasar unit
Dimana :
P = Harga jual per unit
V = Biaya variabel per unit
BT = Biaya tetap total selama setahun
Q = Kuantitas penjualan
2. Atas dasar rupiah
Perhitungan impas (break even point) dalam penelitian ini didasarkan kepada
perhitungan impas dalam rupiah penjualan. Impas dalam rupiah penjualan dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
a) Titik Penutupan Usaha (Shut
Down Point)
Merupakan suatu titik
pada break even chart yang
menunjukkan bahwa besarnya
total penjualan yang diperoleh
perusahaan adalah sama
besarnya dengan total biaya
tunai yang dikeluarkan
perusahaan. Dalam keadaan
demikian perusahaan yang
bersangkutan tidak lagi
memperoleh kelebihan
penerimaan kas, sehingga tidak
mungkin untuk melanjutkan
kegiatan operasinya.
Biaya Tetap
BEP = 1 - Biaya Variabel
Anggaran Penjualan
BEP = BT
P - V
Jurnal KBP, Vol. 2, No. 2, Juni 2014: 280-297
283
Shut Down Point
memberikan informasi kepada
manajemen mengenai pada
pendapatan penjualan berapa,
usaha perusahaan secara
ekonomis tidak pantas untuk
dilanjutkan lagi. Suatu usaha
tidak layak secara ekonomis
untuk dilanjutkan jika
pendapatan penjualannya tidak
cukup untuk menutup biaya
tunainya. Titik penutupan usaha
(Shut Down Point) dapat
dihitung dengan menggunakan
rumus berikut ini :
b) Degree Of Operating Leverage
Memberikan ukuran
dampak perubahan pendapatan
penjualan terhadap laba bersih
pada tingkat penjualan tertentu.
Adanya parameter ini,
manajemen akan dengan cepat
mengetahui dampak setiap
usulan kegiatan yang
menyebabkan perubahan
pendapatan penjualan terhadap
laba bersih perusahaan yang
dihitung dengan rumus :
c) Margin Of Safety
Adalah besarnya pengurangan maksimum jumlah produksi atau
penjualan dari yang dianggarkan agar perusahaan tidak sampai menderita
kerugian. Margin Of Safety dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Margin Of Safety
Apabila hasil penjualan pada
tingkat titik impas dihubungkan dengan
penjualan yang dianggarkan atau pada
tingkat penjualan tertentu, maka akan
diperoleh informasi tentang seberapa
jauh volume penjualan boleh turun
sehingga perusahaan tidak memperoleh
rugi. Hubungan atau selisih antara
penjualan yang dianggarkan atau
tingkat penjualan tertentu dengan
penjualan pada tingkat titik impas
merupakan batas keamanan (margin of
safety) bagi perusahaan dalam
melakukan penjualan.
Perencanaan
Proses perencanaan adalah
komponen yang paling penting dari
keseluruhan sistem. Hal ini merupakan
dasar bagi elemen lainnya karena
melalui proses perencanaan ini kita
Biaya Tetap Tunai
Shut Down Point = Rasio Kontribusi Margin
Laba Kontribusi
Degree Of Operating Leverage =
Laba Bersih
Penjualan per Budget – Penjualan per Break Even x 100% Margin Of Safety =
Penjualan per Budget
Analisis Margin of Safety dan Pengaruhnya … (Yulistia)
284
dapat menentukan apa yang akan kita
lakukan, bagaimana kita akan
melakukannya, dan siapa yang akan
mengerjakannya.
Anggaran
Dalam pengelolaan perusahaan,
manajemen menetapkan tujuan (goals)
dan sasaran (objectives) lalu kemudian
membuat rencana kegiatan untuk
mencapai tujuan dan sasaran tersebut.
Dampak keuangan yang diperkirakan
akan terjadi sebagai akibat dari rencana
kerja tersebut kemudian disusun dan
dievaluasi melalui proses penyusunan
anggaran.
Laba
Keberhasilan suatu perusahaan
dapat dilihat pada tingkat laba yang
diperoleh perusahaan itu sendiri karena
tujuan utama perusahaan pada dasarnya
adalah untuk memperoleh laba yang
sebesar-besarnya dan laba merupakan
ukuran kesuksesan manajemen dalam
mengelola perusahaan.
Pengertian Laba
Supriyono (2000:188)
mengemukakan bahwa laba adalah
perubahan aktiva bersih selain dari
perubahan investasi para pemilik yang
dibuat dalam periode tertentu. Besarnya
laba ditentukan dari proses
mempertemukan secara wajar antara
semua pendapatan dan semua beban
yang terjadi dalam periode yang sama
di dalam suatu laporan rugi-laba.
Sedangkan menurut Soemarso
(2005:230) dalam bukunya
menjelaskan bahwa laba adalah selisih
lebih pendapatan atas beban
sehubungan dengan kegiatan usaha.
Berdasarkan definisi diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa laba
adalah nilai lebih yang diperoleh
perusahaan dari hasil penjualan yang
diterima setelah dikurangi dengan
semua biaya yang dikeluarkan.
Tujuan Perhitungan Laba
Perhitungan laba suatu
perusahaan dapat dilakukan setiap
bulan, kuartal (triwulan) ataupun
semester, namun untuk tujuan praktis
perhitungan laba dilakukan pada akhir
periode akuntansi. Perhitungan ini
dituangkan dalam suatu laporan laba-
rugi bersamaan dengan penyusunan
neraca.
Perencanaan Laba
Menurut Carter dan Usry yang
diterjemahkan oleh Krista (2000:30)
mengemukakan bahwa perencanaan
laba (profit planning) adalah
pengembangan dari suatu rencana
operasi guna mencapai cita-cita dan
tujuan perusahaan.
Perencanaan laba akan efektif
hanya bila semua pihak yang
bertanggungjawab melaksanakan usaha
yang terus menerus dan agresif untuk
mencapai tujuan.
Manajer pusat tanggung jawab
harus menerima tanggung jawab untuk
mencapai atau melampaui sasaran
departemen yang tercantum di
perencanaan laba. Seluruh tingkatan
manajemen harus mengerti program,
harus menyadari relevansi rencana bagi
pelaksanaan fungsinya dan harus
berpartisipasi dalam penerapannya
dengan cara yang tepat. Perencanaan
laba ini merupakan sistem yang dapat
membantu melaksanakan proses
manajemen.
Hubungan Margin Of Safety dengan
Perencanaan Laba Perusahaan
Pada saat penyusunan rencana,
termasuk perencanaan laba sering kali
terdapat kejadian-kejadian yang tidak
diketahui yang dapat menurunkan
penjualan di bawah tingkat yang
Jurnal KBP, Vol. 2, No. 2, Juni 2014: 280-297
285
diharapkan sebelumnya. Margin of
safety mampu memberikan informasi
kepada pimpinan perusahaan mengenai
berbagai tingkat volume penjualan,
serta hubungannya dengan
kemungkinan memperoleh laba
menurut tingkat penjualan yang
bersangkutan.
Salah satu cara untuk dapat
melakukan perencanaan terhadap laba
adalah dengan mengetahui besarnya
margin of safety. Margin of safety
merupakan selisih antara pendapatan
penjualan yang dianggarkan dengan
pendapatan penjualan pada keadaan
impas (break even).
Kegunaan dari margin of sefety
adalah memberikan informasi kepada
manajemen untuk mengetahui seberapa
besar jumlah maksimum penurunan
target pendapatan penjualan boleh
terjadi agar penurunan tersebut tidak
mengakibatkan perusahaan menderita
kerugian, sehingga dapat membantu
manajemen dalam proses perencanaan
laba perusahaan, khususnya laba jangka
pendek, agar perusahaan mendapatkan
laba yang optimal.
Penelitian Terdahulu
Berdasarkan Penelitian Fendy
Endiarta (2008) tentang Pengaruh
Margin Of Safety Terhadap
Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada
PT. Agronesia “Inkaba” Bandung,
menyimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang sangat erat antara
parameter analisis biaya volume laba
dengan perencanaan laba perusahaan,
dimana dengan mengetahui parameter
ini diharapkan perusahaan dapat lebih
merencanakan perolehan labanya yang
lebih optimal di tahun-tahun yang akan
datang.
Hipotesis
Ho : Berpengaruh yang
signifikan antara
penerapan variabel
Margin Of Safety dan
variable Perencanaan
Laba pada Toko Profil
dan Plafon Gypsum
Padang.
Ha : Tidak ada pengaruh
yang signifikan antara
penerapan variabel
Margin Of Safety dan
variable Perncanaan laba
pada Toko Profil dan
Plafon Gypsum Padang.
METODOLOGI
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah
laporan keuangan laba rugi dan laporan
anggaran Toko Profil dan Plafon
Gypsum Padang yang dimulai awal
berdirinya perusahaan tersebut dari
tahun 1998 sampai tahun 2009.
Sampel
Berdasarkan uraian di atas,
dapat disimpulkan bahwa sampel yang
diambil peneliti untuk melakukan
penelitian ini adalah Laporan Laba
Rugi dan Laporan Anggaran pada Toko
Profil dan Plafon Gypsum Padang dari
tahun 2005 sampai 2009 yaitu selama 5
tahun, dengan alasan karena merupakan
data keuangan terbaru dan dapat
mewakili sebagai data dalam penelitian
ini.
Definisi Dan Operasionalisasi
Variabel
1. Variabel Independen ( Variabel X
)
Variabel independen atau
variabel bebas yaitu variabel yang
mempengaruhi variabel lainnya
yang tidak bebas. Dalam penelitian
ini yang menjadi variabel X adalah
“Margin Of Safety”.
2. Variabel Dependen ( Variabel Y )
Analisis Margin of Safety dan Pengaruhnya … (Yulistia)
286
Variabel dependen atau
variabel terikat yaitu variabel yang
dipengaruhi oleh variabel bebas,
maka yang menjadi variabel Y
dalam penelitian ini adalah
“Perencanaan Laba Perusahaan“.
Indikator yang digunakan untuk
mengukur Perencanaan Laba
Perusahaan adalah laporan
anggaran dari tahun 2005 sampai
dengan tahun 2009.
Teknik Analisa Data
Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier
Sederhana adalah salah satu alat
analisis yang digunakan untuk
mengetahui besarnya pengaruh variabel
independen (X) terhadap variabel
dependen (Y). Dampak dari
penggunaan analisis regresi, adalah
untuk memutuskan apakah naik dan
menurunnya variabel dependen
(Perncanaan Laba) dapat dilakukan
melalui menaikkan dan menurunkan
variabel independen (Margin Of
Safety). Formulasi analisis regresi
sederhana adalah sebagai berikut :
Y = Perencanaan laba
X = Margin of safety
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = Koefisien Regresi
Koefisien Korelasi Pearson
Analisis koefisen korelasi
pearson digunakan untuk mengukur
ada atau tidaknya hubungan linier
antara variabel bebas (X) dan variabel
terikat (Y) serta mempunyai tujuan
untuk meyakinkan bahwa pada
kenyataannya terdapat pengaruh
Margin Of Safety dalam meningkatkan
perencanaan laba. Koefisien korelasi
pearson digunakan untuk mengetahui
derajat hubungan dan kontribusi
variabel bebas (independent) dengan
variabel terikat (dependent).”
Koefisien korelasi yang
dinyatakan dengan “r” dari pearson
dapat dicari dengan menggunakan
persamaan berikut :
Dimana :
X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu
(Margin Of Safety)
Y = Subjek pada variabel dependen yang mempunyai nilai tertentu
(perencanaan laba)
n = Ukuran sampel atau banyak data di dalam sampel
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi
merupakan besaran untuk menunjukkan
tingkat kekuatan hubungan antara dua
variabel atau lebih dalam bentuk persen
(menunjukkan seberapa besar
Y = a+bX
Jurnal KBP, Vol. 2, No. 2, Juni 2014: 280-297
287
persentase keragaman Y yang dapat
dijelaskan oleh keragaman X), atau
dengan kata lain seberapa besar X
dapat memberikan kontribusi terhadap
Y.
Dalam analisis korelasi terdapat
suatu angka yang disebut dengan
koefisien determinasi yang sering
disebut koefisien penentu, karena
besarnya adalah kuadrat dari kofisien
korelasi (r 2). Sehingga koefisien ini
berguna untuk mengetahui besarnya
kontribusi peranan perhitungan Margin
Of Safety dalam meningkatkan
perencanaan laba. Jika r2 =100% berarti
variable independent berpengaruh
sempurna terhadap variable dependent,
demikian sebaliknya jika r 2=0 berarti
variable independent tidak berpengaruh
terhadap variable dependent. Besarnya
koefisien determinasi dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan : Kd = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi
Pengujian Hipotesis
a. Hipotesis Penelitian
Ho : Tidak ada pengaruh yang
signifikan antara penerapan variabel
Margin Of Safety dan variable
Perencanaan Laba pada Toko Profil
dan Plafon Gypsum Padang.
Ha : Ada pengaruh yang signifikan
antara penerapan variabel Margin Of
Safety dan variable Perncanaan laba
pada Toko Profil dan Plafon
Gypsum Padang.
b. Hipotesis Statistik
Ho : ρ = 0 : Tidak ada pengaruh
yang signifikan antara penerapan
variabel Margin Of Safety dan
variable Perencanaan laba pada
Toko Profil dan Plafon Gypsum
Padang.
Ha : ρ ≠ 0 : Ada pengaruh yang
signifikan antara penerapan variabel
Margin Of Safety dan variable
Perencanaan laba pada Toko Profil
dan Plafon Gypsum Padang.
Menguji Signifikan
Untuk mencari makna pengaruh
variabel X terhadap Y maka peneliti
melakukan Uji Signifikansi terhadap
hasil korelasi pearson product moment
tersebut menggunakan statistik uji “t”
student dengan rumus sebagai berikut :
Di mana :
= Nilai uji t
r = Koefisien korelasi pearson product moment
n = Ukuran sampel atau banyak data di dalam sampel
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif dilkukan
untuk menjawab identifikasi dengan
cara mengumpulkan data perusahaan
dan mewawancarai narasumber untuk
mengetahui perkembangan data yang
kita peroleh.
Analisis Margin of Safety Toko Profil
dan Plafon Gypsum Padang
Kd = (r 2) x 100%
Analisis Margin of Safety dan Pengaruhnya … (Yulistia)
288
Sebelum menghitung besarnya
Margin of Safety (MOS), terlebih
dahulu kita akan menghitung Break
Even Point (BEP) atau titik impas
dimana titik ini merupakan kondisi
dimana suatu perusahaan tidak
mengalami keuntungan ataupun
kerugian.
Data-data BEP hasil
perhitungan di atas dapat pula disajikan
dalam bentuk tabel seperti dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 1
BEP Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang Tahun 2005-2009
(Dalam Rupiah)
Tahun Biaya
Tetap
Biaya
Variabel
Anggaran
Penjualan
Break Even Point
(BEP)
2005 496,054,913 38,588,338 887,765,891 87,455,834
2006 438,764,931 23,794,065 574,824,196 100,525,343
2007 499,668,397 77,718,178 865,599,695 183,840,058
2008 522,234,566 68,371,523 919,526,176 158,244,986
2009 519,110,770 74,050,167 1,018,052,426 151,093,723
Sumber: Data anggaran perusahaan yang telah diolah
Perhitungan Margin of Safety (MOS)
Setelah menghitung BEP, langkah
selanjutnya adalah menghitung
besarnya Margin of Safety (MOS) dari
Toko Profil dan Plafon Gypsum
Padang pada tahun 2005-2009.
Tabel 2
MOS Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang Tahun 2005-2009
(Dalam Rupiah)
Tahun Pejualan per
Budget
Penjualan per
BEP
Margin Of Safety
(%)
2005 887,765,891 87,455,834 90.15
2006 574,824,196 100,525,343 82.51
2007 865,599,695 183,840,058 78.76
2008 919,526,176 158,244,986 82.79
2009 1,018,052,426 151,093,723 85.16
Sumber: Data perusahaan yang telah diolah
Sedangkan gambaran statistika
dari data MOS dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :
Jurnal KBP, Vol. 2, No. 2, Juni 2014: 280-297
289
Tabel 3
Gambaran Statistika MOS Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang
Tahun 2005-2009
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
MOS % 5 78.76 90.15 83.8743 4.18894
Valid N
(listwise)
5
Dari gambaran statistika data
MOS dapat terlihat bahwa harga
minimum dari MOS terjadi pada
tahun 2007 yaitu sebesar 78.76%
sedangkan harga maksimum dari
MOS tersebut terjadi pada tahun 2005
yaitu sebesar 90.15%. Adapun nilai
rata-rata MOS Toko Profil dan Plafon
Gypsum Padang dari tahun 2005-
2009 adalah sebesar 83.8743%. Tabel
di bawah ini memperlihatkan
besarnya peningkatan atau penurunan
MOS dari tahun sebelumnya.
Tabel 4
Perubahan MOS Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang Tahun 2005-2009
Tahun Margin of
Safety(%)
Perubahan dari Tahun
Sebelumnya(%)
Keterangan
2005 90.15 - -
2006 82.51 - 7.64 Penurunan
2007 78.76 - 3.75 Penurunan
2008 82.79 4.03 Peningkatan
2009 85.16 2.37 Peningkatan
Sumber: Data perusahaan yang telah diolah
Berdasarkan Tabel 4 yang
merupakan hasil analisis, kita dapat
menarik kesimpulan bahwa tingkat
Margin Of Safety mengalami
penurunan dari tahun 2005 – 2009,
walaupun adanya kenaikan pada tahun
2008 dan 2009 namun kenaikan
tersebut tidak sama ataupun melebihi
tingkat Margin Of Safety pada tahun
2005 yaitu sebesar 90.15%.
Hal ini diakibatkan oleh tingkat
volume penjualan yang dianggarkan,
biaya tetap dan biaya variabel setiap
tahunnya mengalami fluktuasi.
Penurunan tingkat Margin of Safety
dibanding tahun dasar terjadi pada
tingkat minimum Margin of Safety
pada tahun 2007 yaitu sebesar 78.76%.
Analisis Perencanaan Laba Toko
Profil Dan Plafon Gypsum Padang
Perencanaan laba yang
dilakukan oleh Toko Profil dan Plafon
Gypsum Padang biasanya mengacu
pada keberhasilan atau realisasi laba
yang terjadi pada periode sebelumnya,
jika ada informasi mengenai akan
terjadi kenaikan atau penurunan biaya,
maka laba yang dianggarkan akan turun
atau naik sebesar dari kenaikan atau
penurunan biaya yang akan
dianggarkan.
Besarnya perencanaan laba
perusahaan pada Toko Profil dan
Plafon Gypsum Padang diperoleh dari
data anggaran laba rugi tahunan selama
periode 2005–2009. Istilah laba yang
Analisis Margin of Safety dan Pengaruhnya … (Yulistia)
290
digunakan dalam penelitian ini adalah
laba bersih sebelum pajak. Besarnya
Perencanaan Laba pada Toko Profil
dan Plafon Gypsum Padang dari tahun
2005 sampai dengan tahun 2009 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 5
Perencanaan Laba Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang
Tahun 2005-2009
Tahun Perencanaan Laba (rupiah)
2005 356,519,371
2006 300,764,679
2007 240,756,650
2008 330,954,320
2009 323,497,450
Sumber: Data anggaran perusahaan yang telah diolah
Adapun gambaran statistika dari
data Perencanaan Laba Toko Profil dan
Plafon Gypsum Padang pada tahun
2005 sampai tahun 2009 adalah sebaga
berikut :
Tabel 6
Gambaran Statistika
Perencanaan Laba Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang
Tahun 2005-2009
Tabel di atas memberikan
gambaran bahwa perencanaan laba
perusahaan mengalami penurunan dari
tahun 2005 – 2009, walaupun adanya
kenaikan pada tahun 2008 dan 2009
namun kenaikan tersebut tidak sama
ataupun melebihi perencanaan laba
perusahaan pada tahun 2005 yaitu
sebesar Rp. 356,519,371. Hal ini
diakibatkan oleh tingkat volume
penjualan yang setiap tahunnya
mengalami perubahan, hal ini akan
mempengaruhi harga jual produk dan
secara tidak langsung akan
mempengaruhi perencanaan laba
perusahaan.
Besar Margin of Safety dan
Perencanaan Laba Toko Profil dan
Plafon Gypsum Padang dari tahun 2005
sampai dengan 2009 dapat dilihat pada
tabel berikut :
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Perencanaan Laba 5 240756650 356519371 3.10E8 4.377E7
Valid N (listwise) 5
Jurnal KBP, Vol. 2, No. 2, Juni 2014: 280-297
291
Tabel 7
MOS dan Perencanaan Laba Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang
Tahun 2005-2009
Tahun Margin of Safety (%) Perencanaan Laba (Rupiah)
2005 90.15 356,519,371
2006 82.51 300,764,679
2007 78.76 240,756,650
2008 82.79 330,954,320
2009 85.16 323,497,450
Sumber: Data perusahaan yang telah diolah
Adapun gambaran statistika dari
data MOS dan Perencanaan Laba dari
Toko Profil dan Plafon Gypsum
Padang dapat dilihat pada Tabel 8 di
bawah ini
:
Tabel 8
Dari Tabel 8 di atas dapat
dilihat bahwa Margin Of Safety
berpengaruh terhadap Perencanaan
Laba Perusahaan dan memiliki
hubungan yang searah dan positif, hal
ini dilihat dari data hasil analisis
mengenai Margin Of Safety dan
Perencanaan Laba Perusahaan setiap
tahunnya bahwa jika Margin Of Safety
mengalami penurunan maka
perencanaan laba perusahaan pun
mengalami penurunan, sebaliknya jika
setiap Margin Of Safety mengalami
kenaikan maka perencanaan laba
perusahaan pun mengalami kenaikan.
a. Analisis Regresi Linear
Sederhana Analisis regresi linier
sederhana adalah salah satu alat
analisis yang digunakan untuk
mengetahui bagaimana hubungan
antara kedua variabel tersebut.
Jika kita hitung secara manual
untuk mencari persamaan Regresi
Linier di atas maka perhitungan
dari komponen-komponen dari
konstanta-konstanta a dan b dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
MOS % 5 78.76 90.15 83.8743 4.18894
Perencanaan Laba 5 240756650 356519371 3.10E8 4.377E7
Valid N (listwise) 5
Analisis Margin of Safety dan Pengaruhnya … (Yulistia)
292
Tabel 9
Perhitungan komponen-komponen Regresi Linier
Tahun x y x² y² xy
2005 90.15 356,519,371 8127.0225 1.27106E+17 32,140,221,296
2006 82.51 300,764,679 6807.9001 9.04594E+16 24,816,093,664
2007 78.76 240,756,650 6203.1376 5.79638E+16 18,961,993,754
2008 82.79 330,954,320 6854.1841 1.09531E+17 27,399,708,153
2009 85.16 323,497,450 7252.2256 1.04651E+17 27,549,042,842
jumlah 419.37 1,552,492,470 35244.4699 4.89711E+17 130,867,059,709
Dari Tabel di atas kita dapat
memperoleh bahwa
∑ x = 419.37
∑ y = 1,552,492,470
∑ xy = 130,867,059,709
∑ x² = 35,244.4699
(∑ x)² = 175,871.197
Apabila hasil perhitungan di
atas kita substitusikan kedalam
persamaan untuk menghitung
konstanta-konstanta a dan b maka akan
diperoleh harga a dan b sebagai
berikut:
a = y - y
n -
= ( )( ) ( )( )
( ) ( )
= - 469.723.707
Dan
b = n∑ y-(∑ )(∑y)
n∑x - (∑ )²
= ( ) – ( )
( ) ( )
= 6.52481E+11
Sehingga jika harga a dan b
disubstitusikan kedalam persamaan
Regresi Linier maka akan diperoleh
persamaan Regresi Linier Sederhana
sebagai berikut :
y = a + bx
y = - 469.723.707+ 6.52481E+11x
Regresi Linier pada data Margin of
Safety (MOS) dan Perencanaan Laba
pada tabel berikut:
Jurnal KBP, Vol. 2, No. 2, Juni 2014: 280-297
293
Tabel 10
Coefficiencts Regresi Linier dengan menggunakan SPSS
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -4.700E8 2.305E8 -2.039 .134
MOS % 9305117.276 2745046.710 .890 3.390 .043
a. Dependent Variable: Perencanaan Laba
Persamaan Regresi Linier
yang didapatkan memberikan
penjelasan kepada kita bahwa
keterkaitan antara MOS dengan
Perencanaan Laba bersifat searah
(positif) atau dengan kata lain
bahwa nilai MOS semakin besar
maka akan mengakibatkan nilai
dari Perencanaan Laba akan
semakin besar juga, demikian
pula sebaliknya jika nilai MOS
mengecil maka akan
mengakibatkan mengecilnya nilai
Perencanaan Laba.
b. Analisis Moment Product
Correlation (Korelasi Pearson)
Laba dimana nilai
keterkaitannya disebut sebagai
nilai signifikansi seperti yang
dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
Table 11
Interval Taraf Signifikansi
Interval koefisien Tingkat hubungan
0.00 – 0.199 Sangat rendah
0.20 – 0.399 Rendah
0.40 – 0.599 Sedang
0.60 – 0.799 Kuat
0.80 - 1.000 Sangat kuat
Jika kita hitung secara
manual untuk mencari nilai
korelasi Pearson di atas maka,
Tabel 12
Perhitungan komponen-komponen Korelasi Pearson
Tahun x y x² y² xy
2005 90.15 356,519,371 8127.0225 1.27106E+17 32,140,221,296
2006 82.51 300,764,679 6807.9001 9.04594E+16 24,816,093,664
2007 78.76 240,756,650 6203.1376 5.79638E+16 18,961,993,754
2008 82.79 330,954,320 6854.1841 1.09531E+17 27,399,708,153
2009 85.16 323,497,450 7252.2256 1.04651E+17 27,549,042,842
Jumlah 419.37 1,552,492,470 35244.4699 4.89711E+17 130,867,059,709
Analisis Margin of Safety dan Pengaruhnya … (Yulistia)
294
Dimana :
∑ x = 419.37
∑ y = 1,552,492,470
∑ xy = 130,867,059,709
∑ x² = 35,244.4699
(∑ x)² = 175,871.1969
∑ y² = 4.89711E+17
(∑ y)² = 2.41023E+18
Jika nilai dari komponen-
komponen di atas kita substitusikan ke
persamaan korelasi Pearson maka akan
diperoleh harga Korelasi Pearson
sebagai berikut
r =
= ( ) ( )
√*( ) + *( ) +
= 0.890
Tabel 13
Korelasi Pearson
Correlations
Perencanaan
Laba MOS %
Perencanaan Laba Pearson Correlation 1 .890*
Sig. (2-tailed) .043
N 5 5
MOS % Pearson Correlation .890* 1
Sig. (2-tailed) .043
N 5 5
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Dari perhitungan Korelasi
Pearson di atas didapatkan kesimpulan
bahwa pengaruh MOS terhadap
Perencanaan Laba bersifat positif
dengan tingkat hubungan Sangat Kuat,
hal ini dapat dilihat dengan
membandingkan nilai r yang
didapatkan dengan interval koefisien
pada tabel di atas.
c. Analisis Koefisien Determinasi
Selain menggunakan
Regresi Linear dan Korelasi
Pearson, keterkaitan dari MOS
dengan Perencanaan Laba tersebut
dapat dianalisis dengan
menggunakan metode Koefisien
Determinasi. Adapun persamaan
untuk menentukan korelasi
Koefisien Determinasi adalah
sebagai berikut:
KD = r² x 100%
Dimana :
KD= Koefisien Determinasi
r = koefisien korelasi
produk momen/korelasi
Pearson
Tujuan metode Koefisien
Determinasi berbeda dengan
Jurnal KBP, Vol. 2, No. 2, Juni 2014: 280-297
295
Koefisien Pearson. Pada metode
Koefisien Determinasi, kita dapat
mengetahui seberapa besar
pengaruh nilai MOS terhadap
Perencanaan Laba tapi bukan taraf
hubungan seperti pada Koefisien
Pearson (lebih memberikan
gambaran fisis atau keadaan
sebenarnya dari kaitan MOS
terhadap Perencanaan Laba).
Tabel 14
Tabel Statistik SPSS Model Summary
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .890a .793 .724 2.300E7
a. Predictors: (Constant), MOS %
Pengertian dari nilai KD =
79.3% menyatakan bahwa sebesar
79.3% pengaruh penetapan
Perencanaan Laba ditentukan oleh
MOS dan ada variabel-variabel
lain selain MOS yang menjadi
bahan pertimbangan penentuan
besar Perencanaan Laba yaitu
sebesar 20.7% .
Adapun variabel-variabel
lain dalam menentukan
Perencanaan Laba Toko Profil dan
Plafon Gypsum Padang selain
MOS adalah seperti faktor break
even point yaitu suatu keadaan atau
kondisi dimana perusahaan belum
memperoleh laba dan tidak
menderita kerugian karena saat itu
penghasilan yang diterima sama
dengan biaya yang dikeluarkan.
Faktor penjualan yaitu
suatu kegiatan yang dilakukan oleh
penjual untuk mencari pembeli
agar besedia membeli barang atau
jasa sesuai kebutuhan dan dapat
melakukan perjanjian atas
kesepakatan harga yang saling
menguntungkan dan faktor biaya
yaitu harga yang telah dipakai atau
digunakan untuk memperoleh
pendapatan.
Pengujian hipotesis
a. Hipotesis Penelitian Ho : Tidak ada pengaruh yang
signifikan antara variabel Margin
of Safety dan variabel
perencanaan laba.
Ha : Ada pengaruh yang
signifikan antara variabel Margin
of Safety dan variabel
perencanaan laba
b. Hipotesis Statistik
Ho : ρ = 0 : Tidak ada pengaruh
yang signifikan antara variabel
Margin Of Safety dan variabel
perencanaan.
Ha : ρ ≠ 0 : Ada pengaruh yang
signifikan antara variabel Margin
Of Safety dan variabel
perencanaan laba.
c. Menguji Signifikansi
= √
√
=
√
√
=
= 3.381
Dari hasil pengolahan data
tersebut diperoleh thitung
sebesar 3.381. Nilai t tabel bisa
ditemukan dengan bantuan tabel
distribusi t student yang sudah
Analisis Margin of Safety dan Pengaruhnya … (Yulistia)
296
tersedia secara umum, dengan
ketentuan pencarian α = 0.05,
α/ = 0.05/2 = 0.025 (dua
pihak) dan dk = 5-2 = 3 Maka
diperoleh t tabel = 3.18.
Dari hasil perhitungan
diketahui thitung > t tabel
(3.381 > 3.18), artinya Ho
berada di daerah penolakan dan
Ha diterima, menjelaskan
bahwa analisis margin of safety
berpengaruh dalam perencanaan
laba perusahaan.
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan pada
bab sebelumnya, maka penulis
membuat kesimpulan sebagai
berikut :
1. Tingkat Margin of Safety pada
periode tahun 2005-2009
mengalami penurunan secara
garis besarnya. Penurunan
tersebut diakibatkan karena
tingkat volume penjualan dan
harga bahan baku yang
mengalami perubahan, hal ini
tentu akan mempengaruhi harga
jual produk. Dengan harga
bahan baku yang meningkat
megakibatkan Harga Pokok
Produksi (HPP) menjadi
meningkat dan mempengaruhi
peningkatan pada Break Event
Point sehingga tingkat Margin
Of Safety menjadi lebih kecil
atau berkurang.
2. Perencanaan laba perusahaan
sama dengan tingkat margin of
safety, yakni selalu mengalami
penurunan sejak periode tahun
2005-2009, walaupun demikian
mengalami kenaikan pada
periode tahun 2008– 2009
namun tidak sama ataupun
melebihi perencanaan laba pada
tahun 2003.
3. Pengaruh margin of safety
terhadap tingkat perencanaan
laba perusahaan hubungannya
sangat kuat dan searah, di mana
jika tingkat margin of safety
naik maka perencanaan laba,
dan sebaliknya. Atau dengan
kata lain Margin Of Safety yang
naik menggambarkan adanya
perencanaan laba yang
meningkat.. Hasil uji hipotesis
menunjukkan terdapat pengaruh
yang signifikan antara margin
of safety terhadap perencanaan
laba. Hal ini berarti bahwa
hipotesis yang penulis ajukan
yaitu Margin Of Safety
berpengaruh terhadap
perencanaan laba perusahaan
terbukti kebenarannya sehingga
hipotesis tersebut diterima.
Implikasi
1. Perusahaan untuk meningkat-
kan margin of safety (MOS),
perusahaan harus mampu
meningkatkan laba, dengan cara
menurunkan besarnya break
even point melalui efisiensi
terhadap jumlah biaya yang
dikeluarkan, karena perhitungan
MOS dapat membantu
perusahaan dalam menetapkan
anggaran penjualan dan
perencanaan laba sehingga laba
yang direncanakan dapat
tercapai.
2. Untuk meningkatkan laba,
perusahaan harus
memperhatikan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi
perencanaan laba perusahaan,
seperti faktor biaya yang timbul
dari perolehan dari atau
mengolah suatu produk yang
akan mempengaruhi harga jual
Jurnal KBP, Vol. 2, No. 2, Juni 2014: 280-297
297
produk yang bersangkutan,
faktor harga jual produk yang
akan mempengaruhi besarnya
volume penjualan produk yang
bersangkutan, dan faktor
volume penjualan atau produksi
yang akan berpengaruh
terhadap volume produksi
produk, selanjutnya volume
produksi akan mempengaruhi
besar kecilnya biaya produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim dan Sarwoko.
2003.Manajemen Keuangan.
Yogyakarta: BPFE
Ardiyos. 2001. Kamus Besar
Akuntansi. Jakarta: Salemba
Empat
Arikunto, Suharsimin. 2002. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Anthony, Robert dan Govinda Rajan.
2001. Management Control
System. Jakarta: Salemba Empat
Blocher, Chen, dan Lin. 2000.
Manajemen Biaya. Jakarta:
Salemba Empat
Carter dan Usry. 2005. Akuntansi
Biaya. Jakarta: Salemba Empat
Hansen dan Mowen. 2006. Akuntansi
Manajemen. Jakarta: Salemba
Empat
Hansen dan Mowen. 2000. Manajemen
Biaya. Jakarta: Salemba Empat
Irawati, Susan. 2006. Manajemen
Keuangan. Bandung: Pustaka
Joel. G. Siegel dan Jae. K. Shim. 2000.
Kamus Istilah Akuntansi. Jakarta:
Gahlia Indonesia
Mulyadi, Ajang. 2002. Akuntansi
Manajemen. Bandung: Program
Studi Akuntansi Universitas
Pendidikan Indonesia
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen.
Jakarta: Salemba Empat
Munandar. 2001. Budgeting,
Perencanaan Kerja,
Pengkoordinasian Kerja dan
Pengawasan Kerja. Yogyakarta:
BPFE
Nafarin, Mohammad. 2000.
Penganggaran Perusahaan.
Jakarta: Salemba Empat
Nazir, Muhammad. 2005. Metode
Penelitian. Jakarta: Gahlia
Indonesia
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo.
2002. Metodologi Penelitian
Bisnis. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
Sarwono, Jonathan. 2006. Analisis
Data Penelitian Menggunakan
SPSS. Yogyakarta: Andi Offset.
Simamora, Henry. 2000. Akuntansi
Manajemen. Jakarta: Salemba
Empat
Soemarso. 2005. Akuntansi Suatu
Pengantar. Jakarta: Salemba
Empat
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian
Bisnis. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
Administrasi. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2007. Statistik Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sujoko, Stevanus, dan Yuliawati. 2007.
Metode Penelitian Untuk
Akuntansi. Bandung: Alfabeta
Supangat, Andi. 2003. Statistika Bisnis.
Jakarta: Kencana
Supriyono. 2000. Akuntansi
Manajemen. Yogyakarta: BPFE
Supriyono. 2001. Akuntansi Biaya.
Yogyakarta: BPFE
Syahrul dan Afdi Nizar, Muhammad.
2000. Manajemen Keuangan.
Jakarta: Citra Marta Prima
Welsch, Hilton, dan Gordon. 2000.
Anggaran, Perencanaan dan
Pengendalian Laba. Jakarta:
Salemba Empat
Wiwin. 2005. Teori Akuntansi. Jakarta:
Media Pustaka Prima.