analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11....

134
ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk) Oleh DIAN ROSALIA PRADINI H24062329 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Upload: truongtuyen

Post on 11-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN

DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA

(STUDI KASUS PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk)

Oleh

DIAN ROSALIA PRADINI

H24062329

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 2: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

2

RINGKASAN

DIAN ROSALIA PRADINI. H24062329. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Dan Pengaruhnya Terhadap Laba (Studi Kasus PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk). Di bawah bimbingan FARIDA RATNA DEWI.

Dunia Perbankan memegang peranan penting dalam stabilitas ekonomi.

Perbankan Indonesia tidak hanya diisi oleh perbankan konvensional, terdapat pula perbankan syariah yang sejak tahun 1992 telah memainkan perannya di dunia perbankan Indonesia. Saat ini, pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini berpengaruh pada peningkatan ekspansi pembiayaan pada tahun 2010. Dengan semakin besar jumlah pembiayaan yang disalurkan maka potensi terjadinya risiko pun semakin besar. Risiko pembiayaan perlu dikendalikan. Kegiatan pembiayaan dan pengendalian risiko hendaknya diantisipasi oleh manajemen risiko pembiayaan yang baik. Identifikasi dan analisis manajemen risiko pembiayaan sangat penting dan berguna sebagai input alternatif manajerial terhadap berbagai kemungkinan terjadinya risiko pembiayaan yang berpengaruh pada pencapaian laba.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko pembiayaan, (2) Mengidentifikasi dan menganalisis manajemen risiko pembiayaaan, (3) Menganalisis perkembangan pembiayaan, NPF, dan laba, (4) Menganalisis pengaruh pembiayaan dan NPF terhadap laba. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah korelasi pearson product moment untuk melihat derajat hubungan pembiayaan dan NPF terhadap laba bank, dan regresi linier berganda untuk melihat pengaruh perubahan pembiayaan dan NPF secara simultan terhadap laba bank dengan alat analisis minitab 14.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko pembiayaan dipengaruhi oleh faktor internal (sumber daya manusia, teknologi informasi, kebijakan dan prosedur, keuangan, dan pengendalian internal) dan faktor eksternal (kebijakan pemerintah, peminjam, dan persaingan dengan bank lain). Manajemen risiko pembiayaan yang dilakukan untuk mengendalikan dan mengelola risiko dengan cara preventive control of finance (penetapan prosedur dan kebijakan umum pembiayaan, asuransi, peningkatan kualitas SDM, penagihan intensif, dan manajemen kolektibilitas) dan repressive control of finance (proses revitalisasi, dan penyelesaian melalui jaminan baik secara non litigasi maupun litigasi). Pembiayaan pada PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk terus mengalami peningkatan dengan rata-rata 5,54% per triwulan selama periode 2007-2010 yang didominasi oleh pembiayaan murabahah dengan persentase rata-rata 44,70% terhadap total pembiayaan. Sedangkan NPF dan laba mengalami fluktuasi pada periode yang sama dimana NPF tertinggi terjadi pada triwulan ke tiga 2009 sebesar 8,86% dan terendah pada triwulan terakhir 2007 sebesar 2,91%. Pertumbuhan laba terbesar terjadi pada triwulan pertama 2008 yaitu mencapai 37,89% dan terendah turun sebesar 18,66% pada triwulan ke tiga 2009. Model regresi menunjukkan bahwa pembiayaan memberikan pengaruh positif terhadap laba dengan koefisien 0,0257 atau setiap kenaikan pembiayaan sebesar satu miliar

Page 3: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

3

rupiah akan menaikkan perolehan laba sebesar 0,0257 miliar rupiah. Sedangkan NPF memberikan pengaruh negatif terhadap laba dengan koefisien -2147 atau dengan kenaikan NPF sebesar 1% akan menurunkan laba sebesar 2,147 miliar rupiah. Hasil uji F menunjukkan bahwa secara keseluruhan pembiayaan dan NPF berpengaruh secara signifikan terhadap laba pada tingkat signifikansi 5% dengan nilai p-value 0,021. Namun, secara parsial hanya pembiayaan yang berpengaruh secara signifikan terhadap laba pada tingkat signifikasi 5 % dengan nilai p-value 0,008. Model ini memiliki nilai R-square sebesar 50,3% yang berarti keragaman nilai dari laba 50,3% dipengaruhi oleh variabel dalam model yaitu pembiayaan dan NPF, sedangkan 49,7% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model yang tidak dijelaskan dalam penelitian.

Page 4: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

4

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN

DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA

(STUDI KASUS PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

DIAN ROSALIA PRADINI

H24062329

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 5: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

5

Skripsi : Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Dan Pengaruhnya Terhadap

Laba (Studi Kasus PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

Nama : Dian Rosalia Pradini NIM : H24062329

Menyetujui:

Pembimbing,

(Farida Ratna Dewi, SE, MM) NIP: 197103072005012001

Mengetahui:

Ketua Departemen,

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc) NIP: 196101231986011002

Tanggal Lulus :

Page 6: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

6

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Serang pada tanggal 10 September 1988.

Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara

pasangan H. Endang Ruswandi dan Hj. Sudiarti. Penulis

mengawali pendidikan formal di TK Desfita Pondok Indah,

Cilegon. Kemudian Penulis melanjutkan pendidikan di SD

Yayasan Pendidikan Warga Krakatau Steel (YPWKS) III

Cilegon pada tahun 1994 hingga 2000. Setelah selesai dari sekolah dasar penulis

melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 2 Cilegon dari tahun 2000-2003.

Kemudian tahun 2003-2006, penulis menempuh pendidikan di SLTA Negeri 1

Cilegon. Penulis masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI)

pada tahun 2006 dan menempuh pendidikan di Departemen Manajemen tahun

2007. Selama perkuliahan penulis aktif berorganisasi di kelembagaan mahasiswa

sebagai bendahara divisi pendidikan dan keilmuan, Sharia Economic Student Club

(SES-C) dan sekretaris divisi keputrian FORMASI. Selain itu penulis juga

berkesempatan menjadi tentor kajian ekonomi syariah pada Small Group

Discussion SES-C.

Pada tahun 2009 penulis tergabung dalam divisi acara untuk SEASON 4

(Sharia Economic at Seminar, Expo, and Campaign). Pada tahun 2008, penulis

melaksanakan praktek kerja pada bidang Subdit Subsidiaris, Management

Accounting Krakatau Steel dan pada tahun 2009 pada bidang pemasaran dan

purchasing Krakatau Industrial and Entertainment Company.

iii

Page 7: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

7

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadapan Alloh

SWT atas segala limpahan rahmat, karunia, dan hidayahNya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor.

Skripsi ini mengambil judul “Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan dan

Pengaruhnya Terhadap Laba (Studi Kasus PT. Bank Muamalat Indonesia,

Tbk)” dilaksanakan sejak bulan November hingga Desember 2010. Dengan telah

selesainya penelitian hingga tersusunnya skripsi ini, penulis mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah banyak memberikan dukungan dan

motivasi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skipsi ini masih terdapat

kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan untuk kemajuan

yang lebih baik. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi

kemaslahatan umat dan bernilai ibadah dalam pandangan Alloh SWT. Amin.

Bogor, April 2011

Dian Rosalia Pradini

iv

Page 8: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

8

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadapan Alloh SWT atas karuniaNya sehingga

skripsi ini berhasil diselesaikan. Penelitian dengan judul Analisis Manajemen

Risiko Pembiayaan Dan Pengaruhnya Terhadap Laba dilaksanakan pada PT.

BMI, Tbk sejak bulan November hingga Desember 2010.

Dengan selesainya penelitian hingga tersusunnya skripsi ini, penulis ingin

menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibunda dan Ayahanda, atas kasih sayang dan pengorbanan Beliau berdua

kepada penulis dan sebagai motivator utama penulis dapat segera

menyelesaikan skripsi ini, juga adik-adikku tercinta Sevy Dwi Putri dan

Nanda Chesaria atas keceriaan, motivasi, dan dukungan yang diberikan.

2. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM atas bimbingan Beliau dalam penyelesaian

pendidikan sarjana yang ditempuh oleh penulis, dan atas kesabaran Beliau

dalam membimbing.

3. Ibu Dra. Siti Rahmawati, MPd dan Ibu Yusrina Permanasari, S.Sos, ME atas

kesediaannya untuk meluangkan waktu menjadi dosen penguji dan

memberikan masukan yang membangun bagi penulis.

4. Bapak Ir. Arviyan Arifin selaku presiden direktur BMI dan Bapak Ahmad

Fadjri selaku direktur Muamalat Institute atas kesempatan yang diberikan

kepada penulis untuk dapat melaksanakan penelitian pada PT. BMI, Tbk.

5. Ibu Sunarti atas segala bantuan dalam proses perolehan data, wawancara, dan

orientasi serta motivasi yang diberikan.

6. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen, FEM

IPB.

7. Sahabat-sahabat rohis kelas manajemen 43 Manajemen Moeslem Society

(MMS) Ade gustika, Hendra Etri Gunawan, Munawar Holil, Indra Yuda, Tri

Joko, Yunita Tri Rahayu Purba, Dwi Rahayu, Lulus Fitriana, serta rekan-rekan

seperjuangan Salam ISC 2010 atas kerjasama, pengorbanan, teladan, dan

ukhuwah yang tak akan terlupakan.

8. Yunita Tri Rahayu Purba dan Dwi Rahayu atas bingkai persahabatan terindah

selama perkuliahan serta dukungan dan motivasi terselesainya skripsi.

v

Page 9: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

9

9. Sahabat-sahabat SES-C angkatan 41, 42, 43, 44, dan 45 atas kerjasama,

pengorbanan, teladan, dan ukhuwah yang indah dan tak terlupakan.

10. Saudari-saudari NJ Houz atas bantuan dan motivasi kepada penulis untuk

menyelesaikan tugas akhir.

11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan

indah selama kuliah.

12. Teman-teman satu bimbingan skripsi Astrid, Dwi, Alini, Tunjung, Faisal,

Winda, Mevi, dan Ajit atas motivasi dan dukungan untuk segera

menyelesaikan tugas akhir.

13. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga

Alloh SWT senantiasa memberikan balasan atas seluruh kebaikan yang telah

diberikan.

vi

Page 10: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

10

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP ........................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................. v

DAFTAR ISI ..................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... xi

I. PENDAHULUAN .................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ............................................................ 4 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................ 5 1.4. Manfaat Penelitian .............................................................. 6 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 7

2.1. Pengertian Bank ................................................................... 7 2.2. Bank Syariah ...................................................................... 8

2.2.1. Definisi Bank Syariah ................................................ 8 2.2.2. Falsafah Operasional Bank Syariah ............................ 8

2.3. Pembiayaan Bank Syariah ................................................... 11 2.3.1. Pengertian Pembiayaan .............................................. 11 2.3.2. Jenis-jenis Pembiayaan............................................... 12 2.3.3. Produk Pembiayaan .................................................... 12 2.3.4. Prinsip-Prinsip Penilaian Pembiayaan ........................ 15

2.4. Risiko ................................................................................. 17 2.4.1. Pengertian Risiko ....................................................... 17 2.4.2. Jenis-jenis Risiko ....................................................... 17

2.5. Risiko Pembiayaan ............................................................. 20 2.6. Teknik Pengelolaan Risiko .................................................. 23 2.7. Manajemen Risiko .............................................................. 24

2.7.1. Definisi Manajemen Risiko ........................................ 24 2.7.2. Karakter Manajemen Risiko Bank Syariah ................. 25 2.7.3. Proses Manajemen Risiko .......................................... 27

2.8. Laba Bank .......................................................................... 29 2.9. Hasil Penelitian Terdahulu .................................................. 29

III. METODE PENELITIAN ........................................................ 30

3.1. Kerangka Pemikiran ........................................................... 30

vii

Page 11: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

11

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 32 3.3. Metode Pengumpulan Data ................................................. 32 3.4. Metode Pengolahan Dan Hasil Analisis Data ....................... 32

3.4.1. Analisis Deskriptif ..................................................... 32 3.4.2. Analisis Korelasi Pearson Product Moment ............... 32 3.4.3. Analisis Regresi Linear Berganda............................... 33 3.4.4. Analisis Uji Simultan (Uji F) ...................................... 36 3.4.5. Analisis Uji Simultan (Uji t) ....................................... 37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 38

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ............................................. 38 4.1.1. Identifikasi Risiko Pembiayaan .................................. 38 4.1.2. Pengelompokan Risiko Pembiayaan ........................... 39 4.1.3. Pengukuran Tingkat Risiko Pembiayaan .................... 39 4.1.4. Pengendalian Dan Pengelolaan Risiko Pembiayaan .... 40

4.2. Proses Penyaluran Pembiayaan ........................................... 44 4.3. Perkembangan Pembiayaan ................................................. 53 4.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Pembiayaaan ..... 58 4.5. Manajemen Risiko Pembiayaan .......................................... 64

4.5.1. Identifikasi Risiko Pembiayaan .................................. 65 4.5.2. Pengelompokan Risiko Pembiayaan ........................... 66 4.5.3. Pengukuran Tingkat Risiko Pembiayaan .................... 68 4.5.4. Pengendalian Dan Pengelolaan Risiko Pembiayaan .... 70

4.6. Laba Bank Muamalat Indonesia .......................................... 75 4.7. Pengaruh Pembiayaan Dan Rasio NPF Terhadap Laba ......... 76

4.7.1. Analisis Korelasi ........................................................ 76 4.7.2. Analisis Regresi Linear Berganda............................... 77 4.7.3. Dampak Perubahan Secara Keseluruhan (Uji F) ......... 81 4.7.4. Dampak Perubahan Secara Parsial (Uji t) .................. 82

4.8. Implikasi Manajerial ............................................................ 83

KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 85

1. Kesimpulan ..................................................................................... 85 2. Saran ........................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 87

LAMPIRAN ....................................................................................... 89

viii

Page 12: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

12

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Jaringan kantor perbankan syariah dan konvensional .......................... 2 2. Komposisi pembiayaan perbankan syariah .......................................... 2 3. Perbandingan bank syariah dan bank konvensional ............................. 11

4. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi .............. 33 5. Divisi dalam struktur organisasi Bank Muamalat Indonesia ................ 40 6. Garis besar pelaksanaan On The Spot (OTS) ....................................... 48 7. Perkembangan pembiayaan per triwulan periode 2007-2010 ............... 54 8. Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) periode 2007-2010 ........................ 56

9. PPAP minimum yang wajib dibentuk berdasarkan kualitas ................. 61 10. Jumlah kolektibilitas pembiayaan periode 2007-2010 ......................... 67 11. Persentase Non Performing Finance (NPF) periode 2007-2010........... 69 12. Laba periode 2007-2010 ..................................................................... 75 13. Nilai korelasi antar variabel pembiaayaan, NPF, dan laba ................... 76 14. Nilai VIF peubah bebas regresi berganda ............................................ 78

ix

Page 13: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

13

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Proses manajemen risiko bank Islam dan konvensional ....................... 25 2. Penilaian risiko bank Islam dengan pendekatan kualitatif .................... 26 3. Siklus manajemen risiko ..................................................................... 28 4. Kerangka pemikiran penelitian ........................................................... 31 5. Proses penyaluran pembiayaan PT. BMI, Tbk ..................................... 52

6. Grafik perkembangan pembiayaan berdasarkan produk ....................... 53 7. Grafik perkembangan DPK dan pembiayaan periode 2007-2010 ....... 55 8. Komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) periode 2007-2010 ................... 56 9. Grafik perkembangan jumlah peminjam periode 2007-2010................ 57 10. Komposisi kolektibilitas pembiayaan periode 2007-2010 .................... 66 11. Grafik perkembangan rasio NPF periode 2007-2010 ........................... 70 12. Grafik perkembangan laba periode 20017-2010 .................................. 76 13. Output uji heteroskedastisitas pada regresi .......................................... 79 14. Hasil run test terhadap residual model ................................................. 80 15. Output uji heteroskedastisitas pada regresi .......................................... 81

x

Page 14: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

14

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Struktur organisasi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk ...................... 89 2. Tingkat pembiayaan bermasalah Bank Umum Syariah (BUS) ............. 90

3. Pertumbuhan NPF perbankan syariah periode 2006-2010 ................... 91 4. Komposisi pembiayaan BMI terhadap total pembiayaan BUS ............. 92 5. Pembiayaan BMI periode 2006-2010 .................................................. 93

6. Skema proses pemberian pembiayaan BMI ......................................... 94 7. Proyeksi tingkat kesehatan pembiayaan .............................................. 95 8. Kuesioner penelitian ........................................................................... 96 9. Data kolektibilitas BMI periode 2007-2010 ........................................ 101 10. Hasil perhitungan regresi berganda .................................................... 115

xi

Page 15: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

15

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dunia perbankan memegang peranan penting dalam stabilitas

ekonomi. Hal ini dapat dilihat ketika sektor ekonomi mengalami

penurunan maka salah satu cara mengembalikan stabilitas ekonomi adalah

menata sektor perbankan. Sehingga kebijakan pengembangan industri

perbankan diarahkan untuk mencapai suatu sistem perbankan yang sehat,

kuat, dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan yang pada

gilirannya akan membantu mendorong perekonomian nasional secara

berkesinambungan.

Perbankan Indonesia tidak hanya diisi oleh perbankan konvensional

saja. Terdapat pula perbankan syariah yang sejak tahun 1992 telah

memainkan perannya di dunia perbankan Indonesia. Bank syariah adalah

bank yang tata cara dan operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah

Islam dengan prinsip yang berorientasi produktif, berlandaskan keadilan,

dan mengembangkan investasi yang halal dalam perbaikan kesejahteraan

masyarakat (Karim, 2003).

Saat ini, pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia mengalami

kemajuan yang pesat. Salah satu faktornya disebabkan oleh dukungan

permintaan islamic product dari penduduk Indonesia yang sebagian besar

adalah muslim. Pada perkembangannya, jumlah perbankan syariah dalam

5 tahun terakhir selama periode 2006-2010 mengalami peningkatan.

Dengan berdirinya 5 bank syariah baru yaitu BCA syariah, BNI syariah,

Bank Jabar Banten syariah, Bank Victoria syariah, dan Maybank

Indonesia Syariah semakin mendorong pertumbuhan perbankan syariah

secara signifikan. Berdasarkan data statistik Bank Indonesia (2010),

jumlah jaringan kantor perbankan syariah mengalami peningkatan

rata-rata 29,83% per tahun selama periode 2006-2010, persentase tersebut

lebih besar dibanding perbankan konvensional yang mencapai 11,11%.

Tabel 1 menunjukkan jumlah jaringan kantor perbankan syariah dan

konvensional dalam kurun waktu tahun 2006 hingga tahun 2010.

1

Page 16: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

16

Tabel 1. Jaringan kantor perbankan syariah dan konvensional

Sumber: Bank Indonesia, 2010

Kondisi perbankan syariah yang semakin tumbuh berpengaruh pada

peningkatan ekspansi pembiayaan pada tahun 2010. Di samping itu,

fungsi bank sebagai lembaga keuangan untuk menyalurkan dana kepada

peminjam yang membutuhkan dalam bentuk pembiayaan dan semakin

kompleksnya kebutuhan pendanaan baik yang bersifat modal, investasi

maupun konsumsi dari masyarakat dan korporasi mengakibatkan

pembiayaan perbankan syariah pun semakin berkembang.

Tabel 2. Komposisi pembiayaan perbankan syariah (triliun rupiah) Akad 2006 2007 2008 2009 2010

Akad Mudharabah 2,335 4,406 7,411 10,412 14,624 Akad Musyarakah 4,062 5,578 6,205 6,597 8,631 Akad Murabahah 12,624 16,553 22,486 26,321 37,.508 Akad Salam 0 0 0 0 0 Akad Istishna 337 351 369 423 347 Akad Ijarah 836 516 765 1,305 2,341 Akad Qardh 250 540 959 1,829 4,731 Total 20,445 27,944 38,195 46,886 68,181

Sumber: Bank Indonesia, 2010

Tabel 2 menunjukkan bahwa total pembiayaan yang disalurkan

perbankan syariah mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya. Pada

tahun 2006 total pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp 20,445 triliun

dan terus meningkat setiap tahunnya hingga tahun 2010 menjadi Rp

Jenis Bank 2006 2007 2008 2009 2010

Bank Umum Syariah Jumlah Bank 3 3 5 6 11 Jumlah Kantor 349 401 581 711 1.215 Unit Usaha Syariah Jumlah Bank 20 26 27 25 23 Jumlah Kantor 183 196 241 287 262 BPR Syariah Jumlah Bank 105 114 131 138 150 Jumlah Kantor 105 185 202 225 287 Bank Konvensional Jumlah Bank 130 130 124 121 122 Jumlah Kantor 9110 9680 10868 12837 13837

2

Page 17: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

17

68,181 triliun atau mengalami pertumbuhan rata-rata 35,38 persen per

tahun.

Dari kegiatan pembiayaan ini, semakin banyak dana yang disalurkan

maka potensi timbulnya risiko pun semakin besar. Hal ini karena

pembiayaan merupakan salah satu aktivitas perbankan yang memiliki

risiko disebabkan oleh adanya ketidakmampuan peminjam untuk melunasi

kewajibannya kepada pihak bank. Besarnya risiko pembiayaan

ditunjukkan dalam rasio Non Performing Finance (NPF). Tingginya NPF

menunjukkan banyaknya jumlah peminjam yang tidak dapat

mengembalikan pinjaman sesuai dengan perjanjian awal yang telah

disepakati bersama antara bank dengan peminjam. Pembiayaan dengan

kolektibilitas kurang lancar, diragukan, dan macet termasuk dalam NPF.

Semakin besar NPF menunjukkan semakin tinggi tingkat pembiayaan

bermasalah, sehingga mengakibatkan turunnya pendapatan yang

berpengaruh pada kinerja, tingkat kesehatan, dan kelangsungan bank.

Saat ini, dunia perbankan syariah di Indonesia mengalami kendala

dengan tingkat pembiayaan bermasalah. Bank Indonesia mencatat

sebanyak 6 periode triwulan selama 2006-2010, rasio pembiayaan

bermasalah (NPF) berada pada tingkat di atas 5%. Selama periode

tersebut, NPF tumbuh dengan persentase rata-rata sebesar 0,31% per

triwulan. NPF meningkat dari 3,02% pada Desember 2010 menjadi 3,28%

per Januari 2011 dengan komposisi 45,2% modal kerja, 19,5% investasi,

dan 35,3% konsumsi (Lampiran 2).

Di Indonesia, salah satu bank syariah besar yang berkontribusi dalam

industri perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI).

Berdasarkan data statistik Bank Indonesia (2010), BMI merupakan bank

syariah besar dilihat dari sisi jumlah aktiva dan pembiayaan. BMI

menyediakan berbagai produk syariah bagi nasabah perorangan, usaha

kecil dan menengah (UKM), korporasi dan badan usaha milik negara

(BUMN). Sebagai lembaga intermediasi, BMI tidak hanya menyimpan

dana dari masyarakat tetapi juga menyalurkan dana kepada peminjam

yang membutuhkan dalam bentuk pembiayaan. Jumlah pembiayaan BMI

3

Page 18: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

18

mencapai 14,38% dari total pembiayaan industri perbankan syariah di

Indonesia. Jumlah tersebut menempati posisi pertama. Selanjutnya, BSM

13,46% dan Bank Mega Syariah 0,70%, sedangkan 71,46% lainnya

merupakan pembiayaan dari 8 bank umum syariah yaitu BRI syariah,

Bank Bukopin Syariah, Panin Syariah, Bank Victoria Syariah, BCA

syariah, Bank Jabar Banten Syariah, Bank Syariah BNI, dan Maybank

Indonesia Syariah serta 24 unit usaha syariah (Lampiran 4). Berdasarkan

laporan keuangan BMI (2010), pembiayaan BMI terus mengalami

peningkatan dengan persentase rata-rata sebesar 4,57% per triwulan dalam

kurun waktu tahun 2006 sampai Juni 2010 (Lampiran 5). Dari kegiatan

pembiayaan tersebut bank memperoleh pendapatan. Namun di sisi lain,

potensi timbulnya risiko pun semakin besar.

Dalam upaya pencapaian laba yang maksimum, BMI sebagai bank

syariah besar dengan visi “Bank syariah utama di Indonesia, dominan di

pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional” harus terus berusaha

meningkatkan pembiayaan dengan nilai NPF yang rendah melalui

pengelolaan risiko pembiayaan yang baik. Risiko pembiayaan perlu

dikendalikan. Kegiatan pembiayaan dan pengendalian risiko hendaknya

diantisipasi oleh kualitas sistem manajemen risiko pembiayaan yang baik.

Identifikasi dan analisis manajemen risiko pembiayaan sangat penting dan

berguna sebagai input alternatif manajerial terhadap berbagai

kemungkinan terjadinya risiko pembiayaan yang berpengaruh pada

pencapaian laba. Dengan pencapaian laba yang maksimum, BMI

diharapkan mampu meningkatkan kinerja, mempertahankan kesehatan,

dan kelangsungan bank serta semakin mapan dalam persaingan di dunia

perbankan Indonesia.

1.2. Perumusan Masalah

Fungsi Bank Muamalat Indonesia sebagai lembaga intermediasi

menimbulkan kemungkinan terjadinya risiko pembiayaan dalam kegiatan

penyaluran dana. Pembiayaan yang semakin besar mengakibatkan potensi

terjadinya risiko pembiayaan semakin tinggi. Hal ini karena pembiayaan

merupakan salah satu aktivitas bisnis bank yang memiliki risiko besar dan

4

Page 19: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

19

signifikan. Pada penelitian ini, besarnya risiko pembiayaan ditunjukkan

dalam Non Performing Financing (NPF). Tingginya nilai NPF

menunjukkan banyaknya peminjam yang tidak dapat mengembalikan

pinjaman sesuai dengan perjanjian awal yang telah disepakati bersama

antara bank dengan peminjam. Hal ini perlu diantisipasi oleh manajemen

risiko yang baik melalui pengelolaan dan pengendalian risiko pembiayaan

agar dapat memaksimalkan pencapaian laba dan meminimalisasi kerugian

yang dihadapi oleh Bank Muamalat Indonesia. Oleh karena itu,

permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi risiko pembiayaan pada

Bank Muamalat Indonesia?

2. Bagaimana manajemen risiko pembiayaan pada Bank Muamalat

Indonesia?

3. Bagaimana perkembangan pembiayaan, NPF, dan laba pada Bank

Muamalat Indonesia?

4. Bagaimana pengaruh pembiayaan dan NPF terhadap laba pada Bank

Muamalat Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian

Mengacu pada perumusan masalah seperti yang telah diuraikan di atas,

maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi risiko pembiayaan

pada Bank Muamalat Indonesia.

2. Mengidentifikasi dan menganalisis manajemen risiko pembiayaan

pada Bank Muamalat Indonesia.

3. Menganalisis perkembangan pembiayaan, NPF, dan laba pada Bank

Muamalat Indonesia.

4. Menganalisis pengaruh pembiayaan dan NPF terhadap laba pada Bank

Muamalat Indonesia.

5

Page 20: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

20

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan input

alternatif manajerial terhadap berbagai kemungkinan terjadinya risiko

pembiayaan yang berpengaruh pada pencapaian laba sehingga dapat

meminimalisasi kerugian dan meningkatkan kinerja perusahaan.

2. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan dan kontribusi dalam memajukan pendidikan di Indonesia

terutama bagi kalangan akademisi dan masyarakat Indonesia pada

umumnya.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengenai analisis manajemen risiko pembiayaan dan

pengaruhnya terhadap laba. Terfokus pada analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi risiko pembiayaan, manajemen risiko pembiayaan,

perkembangan pembiayaan, NPF dan laba, serta pengaruh pembiayaan dan

NPF terhadap laba Bank BMI. Data dan informasi yang digunakan dalam

penelitian hanya berdasarkan dari sudut pandang perusahaan. Perhitungan

risiko pembiayaan tidak memperhitungkan aspek pasar seperti suku bunga

dan inflasi serta tidak memperhitungkan aspek makroekonomi yang

mempengaruhi kinerja PT BMI. Penelitian ini hanya membahas risiko

pembiayaan sedangkan risiko operasional dan risiko pasar tidak menjadi

bahasan dalam penelitian.

6

Page 21: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

21

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Bank

Bank secara etimologi memiliki arti tempat untuk menukarkan uang.

Secara lembaga keuangan, bank adalah setiap perusahaan yang bergerak di

bidang keuangan dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dan

menyalurkan dana, atau kedua-duanya, menghimpun dan menyalurkan

(Kasmir, 2000).

Menurut UU No.7 tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan UU

No.10 tahun 1998 tentang perbankan, bank diartikan sebagai badan usaha

yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-

bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Dari definisi bank diatas, menunjukkan bahwa kegiatan utama bank

adalah menghimpun dana dalam bentuk simpanan yang merupakan

sumber dana bank dan dari segi penyaluran dana, hendaknya bank tidak

semata-mata memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya tapi juga

kegiatannya harus diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat

(Siamat, 2004).

Bank sebagai suatu badan usaha yang memberikan jasa atau pelayanan

keuangan memiliki beberapa tujuan dalam melaksanakan kegiatan

operasionalnya. Menurut Siamat (2004), tujuan tersebut dapat dibedakan

berdasarkan jangka waktu, yaitu:

1. Tactical Planning (Jangka pendek)

a. Pemenuhan likuiditas, terutama untuk memenuhi likuiditas wajib

minimum yang ditetapkan oleh otoritas moneter disamping

kebutuhan likuiditas untuk memenuhi penarikan dana oleh nasabah

sehari-hari.

b. Memberikan pelayanan kepada nasabah secara maksimum.

2. Strategic Planning (Jangka Panjang)

a) Meningkatkan nilai perusahaan.

b) Memperoleh laba maksimum.

Page 22: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

22

2.2. Bank Syariah

2.2.1. Definisi Bank Syariah

Bank Islam adalah lembaga keuangan atau perbankan yang

operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada

prinsip-prinsip hukum atau syariah Islam dengan mengacu kepada

Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Dengan kata lain, bank syariah

adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan

pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran

serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan

prinsip syariah Islam (Siamat, 2004).

Menurut Karim (2003), dalam kegiatan operasionalnya, bank

syariah melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan,

memberikan pinjaman, dan memberikan pelayanan jasa dengan

berlandaskan prinsip syariah. Baraba dalam Darajat (2007),

menambahkan satu fungsi bank syariah, yaitu sebagai pengelola

fungsi sosial seperti pengelolaan dana zakat dan penerimaan serta

penyaluran dana kebajikan.

2.2.2. Falsafah Operasional Bank Syariah

Menurut Muhammad dalam Darajat (2007), hal-hal yang harus

dilakukan bank syariah dalam menjalankan operasionalnya adalah

dengan cara menjauhkan diri dari praktik-praktik yang memiliki

unsur riba serta menerapkan sistem bagi hasil dan perdagangan.

Unsur riba tersebut dihindari dengan cara:

1) Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan

keberhasilan suatu usaha di muka secara pasti.

2) Menghindari penggunaan sistem presentasi untuk pembebanan

biaya terhadap utang atau pemberian imbalan terhadap

simpanan yang mengandung unsur melipatgandakan secara

otomatis utang atau simpanan tersebut hanya karena

berjalannya waktu.

8

Page 23: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

23

3) Menghindari penggunaan sistem perdagangan atau penyewaan

barang ribawi dengan imbalan barang ribawi lainnya dengan

memperoleh kelebihan baik kuantitas maupun kualitas.

4) Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan di muka

tambahan atas utang yang bukan atas prakarsa yang

mempunyai utang secara sukarela.

Hal lain yang membedakan bank syariah dengan bank

konvesional terlihat dari beberapa aspek, yaitu aspek legal, struktur

organisasi, usaha yang dibiayai, dan lingkungan kerja (Antonio,

2001).

a) Akad dan Aspek Legalitas

Dalam bank syariah, akad yang dilakukan memiliki

konsekuensi baik duniawi maupun ukhrawi karena akad yang

dilakukan berdasarkan hukum Islam. Setiap akad dalam bank

syariah, baik dalam hal barang, pelaku transaksi, maupun

ketentuan lainnya, harus memenuhi ketentuan akad seperti hal-

hal berikut:

a. Rukun, mencakup penjual, pembeli, barang yang

dipertukarkan, harga, dan akad (ijab kabul).

b. Syarat, seperti:

1) Barang dan jasa bersifat halal, sehingga transaksi atas

barang dan jasa yang haram menjadi batal demi hukum

syariah.

2) Harga barang dan jasa harus jelas.

3) Tempat penyerahan harus jelas karena akan berdampak

pada biaya transportasi.

4) Barang yang ditransaksikan harus sepenuhnya dalam

kepemilikan, tidak boleh menjual sesuatu yang belum

dimiliki dan dikuasai.

b) Struktur Organisasi

Unsur yang paling membedakan antara bank syariah

dengan bank konvensional adalah adanya Dewan Pengawas

9

Page 24: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

24

Syariah (DPS) pada bank syariah, yang bertugas mengawasi

operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan

garis-garis syariah. DPS biasanya diletakkan pada posisi

setingkat dewan komisaris pada setiap bank. Hal ini bertujuan

untuk menjamin efektivitas dari setiap opini yang diberikan

oleh DPS. Oleh karena itu, biasanya penetapan anggota DPS

dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, setelah para

anggota DPS tersebut mendapatkan rekomendasi dari Dewan

Syariah Nasional.

c) Bisnis dan Usaha yang Dibiayai

Bank syariah tidak mungkin membiayai usaha yang

terkandung didalamnya hal-hal yang diharamkan. Dalam

perbankan syariah suatu pembiayaan tidak akan disetujui

sebelum dipastikan beberapa hal pokok, diantaranya sebagai

berikut: Apakah objek pembiayaan itu halal atau haram?

Apakah proyek menimbulkan kerugian bagi masyarakat?

Apakah proyek berkaitan dengan perbuatan asusila? (Antonio,

2001).

d) Lingkungan Kerja dan Corporate Culture

Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja

yang sejalan dengan syariah, antara lain sikap amanah dan

shiddiq yang baik. Di samping itu, karyawan bank syariah

harus memiliki skill yang baik dan profesional, dan tabhligh.

Dalam reward dan dan punishment pun juga diperlukan prinsip

keadilan yang sesuai dengan prinsip syariah. Selain itu, cara

berpakaian dan tingkah laku dari para karyawan juga harus

mengikuti syariat Islam (Antonio, 2001). Tabel 3 menunjukkan

perbedaan bank syariah dengan bank konvensional.

10

Page 25: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

25

Tabel 3. Perbandingan Bank Syariah dan Bank Konvesional Bank Syariah Bank Konvensional

Melakukan investasi-investasi

yang halal saja

Investasi yang halal dan

haram

Berdasarkan prinsip bagi hasil,

jual beli, atau sewa

Memakai perangkat bunga

Profit dan falah oriented Profit oriented

Hubungan dengan nasabah dalam

bentuk hubungan kemitraan

Hubungan dengan nasabah

adalah hubungan debitur-

kreditur

Penghimpunan dan penyaluran

dana harus sesuai dengan fatwa

DPS

Tidak ada dewan sejenis

Sumber: Antonio, 2001

2.3. Pembiayaan Bank Syariah

2.3.1. Pengertian Pembiayaan

Menurut UU No.7 tahun 1992 sebagaimana telah diubah

dengan UU No.10 tahun 1998, pembiayaan berdasarkan prinsip

syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut

setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Bank Indonesia (2007), menyebutkan bahwa pembiayaan

syariah mengandung beberapa nilai dasar dalam pelaksanaannya,

yaitu:

1. Keadilan, pembiayaan saling menguntungkan baik pihak yang

menggunakan dana maupun pihak yang menyediakan dana.

2. Kepercayaan, merupakan landasan dalam menentukan

persetujuan pembiayaan baik dalam menghitung margin

keuntungan maupun bagi hasil yang menyertai pembiayaan

tersebut.

11

Page 26: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

26

2.3.2. Jenis-Jenis Pembiayaan

Jenis-jenis pembiayaan pada bank syariah, yaitu (Karim, 2003):

1. Pembiayaan Modal Kerja Syariah.

Adalah pembiayaan jangka pendek yang diberikan kepada

perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja usahanya

berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

2. Pembiayaan Investasi Syariah

Adalah pembiayaan jangka menengah atau jangka panjang

untuk pembelian barang-barang modal yang diperlukan untuk:

a. Pendirian proyek baru, yaitu pendirian atau pembangunan

proyek atau pabrik dalam rangka usaha baru.

b. Rehabilitasi, yaitu penggantian mesin atau peralatan lama

yang sudah rusak dengan mesin atau peralatan baru yang

lebih baik.

c. Modernisasi, yaitu penggantian secara keseluruhan mesin

atau peralatan lama dengan mesin atau peralatan baru

dengan teknologi yang lebih baik.

d. Relokasi proyek yang sudah ada, yaitu pemindahan lokasi

proyek atau pabrik secara keseluruhan (termasuk sarana

penunjang pabrik, seperti laboratorium).

3. Pembiayaan Konsumsi Syariah

Adalah pembiayaan yang bertujuan memenuhi kebutuhan

nasabah baik barang maupun jasa yang tidak dipergunakan

untuk tujuan usaha dan umumnya bersifat perorangan.

2.3.3. Produk Pembiayaan

Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, produk

pembiayaan syariah terbagi dalam empat kategori yang dibedakan

berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu (Karim, 2003):

1. Berdasarkan Prinsip Jual Beli

Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya

perpindahan kepemilikan barang atau benda. Tingkat

keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harga

12

Page 27: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

27

atas barang yang dijual. Transaksi jual beli dibedakan

berdasarkan bentuk pembayaran dan waktu penyerahan

barangnya, yaitu:

a. Murabahah

Adalah perjanjian jual beli antara bank dan nasabah

dimana bank syariah membeli barang yang diperlukan oleh

nasabah dan kemudian menjualnya kepada nasabah yang

bersangkutan dengan margin atau keuntungan yang

disepakati antara bank syariah dan nasabah.

b. Salam

Adalah perjanjian jual beli barang dengan cara

pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dan pembayaran

harga terlebih dahulu. Dalam transaksi ini, kualitas,

kuantitas, harga, dan waktu penyerahan barang harus

ditentukan secara pasti.

c. Istishna

Adalah perjanjian jual beli dalam bentuk pemesanan

pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu

yang disepakati antara pemesan dan penjual.

2. Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil

a. Musyarakah

Adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih

untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak

memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa

keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai

kesepakatan.

b. Mudharabah

Adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana

shahibul maal (pihak pertama) menyediakan seluruh atau

100% modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.

Keuntungan usaha mudharabah dibagi menurut

kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan

13

Page 28: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

28

rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu

bukan akibat kelalaian pengelola.

c. Muzara’ah

Adalah akad kerja sama pengolahan pertanian antara

pemilik lahan dan penggarap, dimana pemiliki lahan

memberikan lahan pertanian kepada penggarap untuk

ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu

(persentase) dari hasil panen.

d. Musaqah

Adalah akad kerja sama, merupakan bentuk yang lebih

sederhana dari muzara’ah dimana penggarap hanya

bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan.

Sebagai imbalan, penggarap berhak atas nisbah tertentu dari

hasil panen.

3. Berdasarkan Prinsip Sewa

a. Ijarah

Adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau

jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan

pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Harga

sewa disepakati pada awal perjanjian antara bank dengan

nasabah.

b. Ijarah Muntahiyyah Bittamlik

Adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa

melalui pembayaran upah sewa. Pada akhir masa sewa,

bank menjual barang yang disewakannya kepada nasabah

yang diikuti dengan perpindahan kepemilikan. Harga sewa

dan harga jual disepakati pada awal perjanjian antara bank

dengan nasabah.

4. Berdasarkan Prinsip Pinjaman

Penyaluran dana bank syariah berdasarkan prinsip pinjaman

dilakukan dengan menggunakan akad qardh yaitu penyediaan

dana atau tagihan yang diberikan kepada pihak peminjam dan

14

Page 29: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

29

mewajibkannya melakukan pembayaran baik secara langsung

maupun angsuran dalam jangka waktu tertentu tanpa disertai

tambahan pada saat pengembaliannya. Pembiayaan ini bersifat

khusus dan bersumber dari sadaqah, infak, zakat atau modal

yang sengaja dialokasikan untuk tujuan sosial. Oleh karenanya,

al-qardh dikenal sebagai pembiayaan dana talangan bagi

nasabah atau sebagai sumber dana talangan antar bank.

2.3.4 Prinsip-Prinsip Penilaian Pembiayaan

Dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah, terdapat

prinsip-prinsip penilaian pembiayaan yang harus dipenuhi oleh

pemohon pembiayaan karena terdapat unsur kepercayaan dan

risiko yang harus dipertaruhkan. Untuk memperkecil risiko

pembiayaan yang mungkin terjadi, maka pembiayaan harus dinilai

dengan memperhatikan (Munawir dalam Hartati, 2005):

1. Character

Penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon

peminjam dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan

bahwa peminjam dapat memenuhi kewajibannya. Bank

melakukan beberapa pendekatan untuk mengetahui karakter

nasabah, diantaranya dengan mengenal dekat nasabah,

mengumpulkan keterangan mengenai aktivitas calon debitur,

dan mengumpulkan keterangan serta meminta pendapat dari

rekan-rekannya, pegawai, dan pesaing mengenai reputasi,

kebiasaan pribadi, pergaulan sosial, dan lain-lain.

2. Capacity

Penilaian terhadap kemampuan calon peminjam baik dalam

manajemen maupun keahlian pada bidang usaha yang dijalani.

Hal-hal yang diperhatikan dalam penilaian, yaitu angka-angka

hasil produksi, angka-angka penjualan dan pembelian,

perhitungan rugi laba perusahaan saat ini dan proyeksinya,

data-data finansial terdahulu yang tercermin dalam laporan

keuangan perusahaan. Sehingga dapat mengukur kemampuan

15

Page 30: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

30

nasabah untuk melaksanakan rencana kerjanya terkait dengan

penggunaan pembiayaan tersebut.

3. Capital

Penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh

calon peminjam dengan cara menganalisa posisi finansial

perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh rasio

finansial dan penekanan pada komposisi modalnya. Untuk itu

bank melakukan analisa rasio sehingga dapat mengetahui

likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas dari calon peminjam,

serta analisis neraca, minimal neraca dua tahun terakhir.

4. Collateral

Penilaian terhadap jaminan yang diberikan oleh calon

peminjam untuk dapat meyakinkan, jika terjadi risiko

kegagalan pembayaran maka jaminan dapat dipakai sebagai

pengganti dari kewajibannya. Untuk itu bank harus meneliti

kepemilikian jaminan tersebut, mengukur stabilitas nilai

jaminan, memperhatikan kemampuan jaminan untuk dapat

dijadikan uang dalam waktu relatif singkat tanpa terlalu

mengurangi nilainya, dan memperhatikan barang jaminan

adalah benar-benar menjamin kepentingan bank sesuai dengan

ketentuan hukum yang berlaku.

5. Condition

Penilaian terhadap kondisi ekonomi yang terjadi di

masyarakat dan secara spesifik melihat keterkaitannya dengan

jenis usaha yang dijalani oleh calon peminjam. Bank

memperhatikan keadaan ekonomi yang akan mempengaruhi

perkembangan dan kondisi usaha, membandingkan dengan

usaha sejenis lainnya didaerah dan lokasi lingkungannya, dan

prospek usaha di masa yang akan datang serta pengaruh

kebijakan pemerintah terhadap prospek industri dimana usaha

calon peminjam termasuk didalamnya.

16

Page 31: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

31

2.4. Risiko

2.4.1. Pengertian Risiko

Risiko dalam konteks perbankan menurut Karim (2003)

merupakan suatu kejadian potensial, baik anticipated (dapat

diperkirakan) maupun unanticipated (tidak dapat diperkirakan)

yang berdampak negatif terhadap pendapatan dan permodalan

bank. Menurut Djohanputro (2004), risiko terkait dengan adanya

keadaan tidak pasti dan tingkat ketidakpastian terukur secara

kuantitatif yang dapat menyebabkan kerugian atau kehilangan.

Menurut Kountur (2004), risiko sebagai suatu keadaan tidak

pasti yang dihadapi seseorang atau perusahaan sehingga dapat

memberikan dampak yang merugikan.

2.4.2. Jenis-Jenis Risiko

Secara umum, risiko yang terjadi pada aktivitas fungsional

bank syariah diklasifikasikan dalam tiga jenis, yaitu (Karim, 2003):

1. Risiko Pembiayaan

Risiko yang disebabkan oleh adanya kegagalan pihak lawan

transaksi dalam memenuhi kewajibannya. Pada bank syariah,

risiko pembiayaan mencakup risiko terkait produk dan

pembiayaan korporasi.

2. Risiko Pasar

Risiko kerugian yang terjadi pada portofolio yang dimiliki

bank akibat adanya pergerakan variabel pasar berupa suku

bunga dan nilai tukar. Risiko pasar mencakup empat hal, yaitu:

a. Risiko Tingkat Suku Bunga

Adalah risiko yang terjadi sebagai akibat dari fluktuasi

tingkat bunga. Meskipun bank syariah tidak menetapkan

tingkat bunga baik dari sisi pendanaan maupun dari sisi

pembiayaan, namun bank syariah tidak terlepas dari risiko

tingkat bunga. Hal ini disebabkan pasar yang dijangkau

oleh bank syariah tidak hanya untuk nasabah-nasabah yang

memiliki tingkat keloyalan penuh terhadap syariah

17

Page 32: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

32

sehingga terdapat kemungkinan bank syariah menghadapi

beberapa kondisi, diantaranya:

1) Direct Competitor Market Rate (DCMR) yaitu tingkat

bagi hasil dari bank-bank yang menjalankan usaha

dengan prinsip syariah.

2) Indirect Copetitor Market Rate (ICMR) yaitu tingkat

bunga pada bank-bank konvensional.

3) Expected Competitive Return for Investor, yaitu hasil

investasi yang kompetitif yang diharapkan oleh

investor.

Dari kondisi tersebut, interest rate risk timbul jika

bagi hasil pendanaan syariah lebih kecil dari tingkat

bunga atau pada sisi pembiayaan, jika margin yang

dikenakan lebih besar dari tingkat bunga maka nasabah

dapat beralih pada bank konvensional.

b. Risiko Pertukaran Mata Uang

Adalah risiko yang terjadi sebagai akibat dari fluktuasi

nilai tukar terhadap rugi laba bank. Hal ini karena bank

syariah tidak terlepas dari adanya posisi dalam valuta asing

meskipun aktivitas treasury syariah tidak terpengaruh risiko

kurs secara langsung.

c. Risiko Harga

Adalah risiko yang terjadi sebagai akibat dari

perubahan harga. Pada bank syariah, risiko harga timbul

dari perubahan harga atas instrumen keuangan (obligasi

syariah dan reksadana syariah) dan komoditas.

d. Risiko Likuiditas

Adalah risiko yang disebabkan oleh ketidakmampuan

bank untuk memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.

Risiko likuiditas yang dihadapi bank syariah, diantaranya:

1) Turunnya kepercayaan nasabah terhadap sistem

perbankan syariah.

18

Page 33: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

33

2) Turunnya kepercayaan nasabah pada bank syariah yang

bersangkutan.

3) Dalam mudharabah kontrak, memungkin nasabah

untuk menarik dananya kapan saja.

4) Mismatcing antara dana jangka pendek dengan

pembiayaan jangka panjang.

5) Keterbatasan instrumen keuangan untuk solusi

likuiditas.

3. Risiko Operasional

Adalah risiko yang disebabkan oleh ketidakcukupan atau

tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,

kegagalan sistem dan adanya problem eksternal yang

mempengaruhi operasional bank. Risiko operasional mencakup

lima hal, yaitu:

1. Risiko Reputasi

Adalah risiko yang disebabkan oleh adanya publikasi

negatif terkait dengan kegiatan bank atau persepsi negatif

terhadap bank.

2. Risiko Kepatuhan

Adalah risiko yang disebabkan oleh tidak dipatuhinya

ketentuan-ketentuan yang ada, baik ketentuan internal

maupun eksternal.

3. Risiko Strategik

Adalah risiko yang disebabkan oleh ketidaktepatan

dalam hal penetapan dan pelaksanaan strategi bank,

pengambilan keputusan bisnis, dan ketidakpatuhan bank

dalam melaksanakan perubahan perundang-undangan atau

ketentuan lain yang berlaku.

4. Risiko Transaksi

Adalah risiko yang disebabkan oleh permasalahan yang

yang timbul dalam pelayanan atau produk-produk yang

disediakan. Diantaranya, yaitu kekeliruan dalam penetapan

19

Page 34: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

34

akad, kesempurnaan akad, dan sistem teknologi informasi

dari bank tersebut.

5. Risiko Hukum

Adalah risiko yang disebabkan oleh kelemahan aspek

yuridis. Diantaranya, yaitu adanya tuntutan hukum,

ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung

dan kelemahan perjanjian sehingga tidak terpenuhinya

syarat keabsahan suatu kontrak.

2.5. Risiko Pembiayaan

Risiko pembiayaan adalah risiko yang disebabkan oleh adanya

kegagalan pihak lawan transaksi dalam memenuhi kewajibannya. Pada

bank syariah, risiko pembiayaan mencakup risiko terkait produk dan

pembiayaan korporasi, diantaranya (Karim, 2003):

1. Risiko Terkait Produk

a) Risiko Pembiayaan Berbasis Natural Certainty Contracts (NCC)

Adalah risiko pembiayaan dari transaksi yang memiliki

kepastian pendapatan baik jumlah maupun waktunya dan pihak-

pihak yang bertransaksi saling menukarkan asetnya. Pembiayaan

berbasis NCC, yaitu:

1) Murabahah

Risiko yang timbul dari pembiayaan murabahah, diantaranya:

- Default atau kelalaian diakibatkan oleh nasabah yang tidak

membayar angsuran dengan sengaja.

- Penundaan kewajiban pembayaran pada waktu jatuh tempo

yang disebabkan oleh ketidakmampuan nasabah

menimbulkan kerugian bagi bank, karena bank tidak

diperbolehkan menerima tambahan pendapatan dari

keterlambatan tersebut melainkan menunggu hingga

nasabah mampu membayar angsurannya.

- Fluktuasi harga komparatif.

20

Page 35: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

35

- Penolakan nasabah terhadap barang yang dibeli karena

rusak atau tidak sesuai dengan spesifikasi dari permintaan

nasabah.

2) Ijarah

Risiko yang timbul dari pembiayaan ijarah, diantaranya:

- Dalam hal barang yang disewakan adalah milik bank,

ketiadaan nasabah akan menimbulkan risiko tidak

produktifnya aset ijarah.

- Dalam hal barang yang disewakan adalah bukan milik

bank, timbul risiko kerusakan barang diluar pemakaian

normal.

- Dalam hal jasa tenaga kerja yang disewakan bank kepada

nasabah memungkinkan timbulnya risiko ketidaksesuaian

nasabah terhadap performance pemberi jasa.

3) Salam dan Istishna

Risiko yang timbul dari pembiayaan salam dan istishna,

diantaranya:

- Risiko gagal-serah barang.

- Risiko jatuhnya harga barang.

b) Risiko Pembiayaan Berbasis Natural Uncertainty Contracts (NUC)

Adalah risiko pembiayaan dari transaksi yang belum memiliki

kepastian pendapatan baik jumlah maupun waktunya dan pihak-

pihak yang bertransaksi saling mencampurkan asetnya menjadi

satu kesatuan untuk mendapatkan keuntungan serta risiko

ditanggung bersama. Pembiayaan berbasis NUC, yaitu

mudharabah dan musyarakah.

Risiko yang timbul dari pembiayaan mudharabah dan

musyarakah, diantaranya:

- Asymmetric information problem, yaitu kecenderungan salah

satu pihak lebih banyak menguasai informasi bersikap tidak

jujur.

21

Page 36: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

36

- Side streaming, yaitu nasabah tidak mengelola dana sesuai

dengan kontrak perjanjian.

- Kelalaian dan kesalahan yang disengaja.

2. Risiko Pembiayaan Korporasi

Kompleksitas dan volume pembiayaan korporasi menimbulkan

risiko tambahan selain risiko terkait produk, yaitu:

a) Risiko Perubahan Kondisi Bisnis Nasabah Setelah Pencairan

Pembiayaan

Adalah risiko yang dapat timbul dari perubahan kondisi bisnis

nasabah setelah pencairan biaya, diantaranya:

1) Over Trading

Terjadi ketika nasabah mengembangkan volume bisnis

yang besar dengan dukungan modal yang kecil.

2) Adverse Trading

Terjadi ketika nasabah mengembangkan bisnisnya dengan

kebijakan melakukan pengeluaran tetap yang besar setiap

tahunnya sedangkan volume penjualannya tidak stabil. Dalam

keadaan ini, posisi nasabah lemah dan berisiko tinggi.

3) Liquidity Run

Terjadi ketika nasabah mengalami kesulitan likuiditas

karena kehilangan sumber pendapatan dan peningkatan

pengeluaran yang tidak terduga. Keadaan ini akan

mempengaruhi kemampuan nasabah dalam menyelesaikan

kewajibannya kepada bank.

b) Risiko Analisis Bank

1) Analisis Pembiayaan yang Keliru

Terjadi karena kesalahan dalam pengambilan keputusan

pembiayaan dari informasi yang tersedia. Kekeliruan bukan

karena perubahan kondisi nasabah yang tidak terduga tetapi

nasabah yang bersangkutan berisiko tinggi.

22

Page 37: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

37

2) Creative Accounting

Terjadi karena adanya kecurangan dari pihak nasabah

melalui penggunaan kebijakan akuntansi perusahaan yang

memberikan keterangan tidak sesuai dengan laporan keuangan

yang sebenarnya. Seperti, menggambarkan keuntungan lebih

besar, aset lebih bernilai, pengurangan kewajiban pada neraca

keuangan.

3) Karakter Nasabah

Terjadi karena adanya kesengajaan dari pihak nasabah

untuk menciptakan pembiayaan macet dan bank belum secara

objektif memberikan penilaian terhadap karakter nasabah.

2.6. Teknik Pengelolaan Risiko

Pada prinsipnya, terdapat empat teknik pengelolaan risiko secara

klasik. Keempat teknik tersebut adalah penghindaran risiko, pengurangan

risiko, pemindahan risiko, dan penanganan risiko (Djohanputro, 2004):

1. Penghindaran Risiko

Penghindaran risiko adalah tindakan bank untuk tidak melakukan

kegiatan tertentu yang mengandung risiko yang tidak diinginkan.

Pada dasarnya, tidak ada manusia yang bisa menghindari risiko,

demikian halnya dengan bank. Oleh karena itu, bank dapat

menghindari beberapa risiko dengan tidak memasuki wilayah bisnis

atau kegiatan tertentu. Hal terpenting adalah kemampuan bank

melakukan studi dan identifikasi risiko.

2. Pengurangan Risiko

Pengurangan risiko penting dilakukan oleh bank agar dapat

menekan besarnya risiko. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara

pengurangan kemungkinan terjadinya peril (risiko yang menjadi

kenyataan) atau menekan besarnya dampak bila peril terjadi.

3. Pemindahan Risiko

Pemindahan atau pengalihan risiko dilakukan dengan cara

memindahkan risiko dari satu pihak ke pihak lainnya dengan tujuan

bisnis, seperti asuransi.

23

Page 38: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

38

Akibat pemindahan risiko menimbulkan biaya. Terdapat dua macam

biaya yang ditanggung bank akibat mengalihkan risiko kepada pihak

lain. Biaya berupa premi yang harus dibayarkan kepada pihak

penanggung risiko dan biaya berupa hilangnya kesempatan untuk

mendapatkan keuntungan dengan menanggung risiko.

4. Penanganan Risiko

Penanganan terhadap risiko dilakukan karena dua sebab. Pertama,

bank secara sadar ingin mempertahankan risiko dan mengelolanya

sendiri. Dengan pertimbangan didasarkan atas efektivitas biaya dan

selama manajemen memiliki kemampuan serta sumber daya untuk

mengelola sehingga dapat memberikan hasil yang lebih tinggi dari

risiko itu sendiri. Kedua, bank tidak mengetahui risiko tersebut

sehingga risiko yang tidak teridentifikasi tidak akan dikelola.

2.7. Manajemen Risiko

2.7.1. Definisi Manajemen Risiko

Kontur (2004), mendefinisikan manajemen risiko adalah cara-

cara yang digunakan manajemen untuk menangani berbagai

permasalahan yang disebabkan oleh adanya risiko. Proses

manajemen dimulai dengan mengidentifikasi, mengukur, dan

menangani risiko-risiko yang dihadapi perusahaan.

Menurut Karim (2003), manajemen risiko adalah

mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan

pelaksanaan kegiatan usaha bank dengan tingkat risiko yang wajar

secara terarah, terintegrasi, dan berkesinambungan. Dengan

demikian, manajemen risiko berfungsi sebagai filter terhadap

kegiatan usaha bank.

Tujuan manajemen risiko adalah (Karim, 2003):

1. Menyediakan informasi tentang risiko kepada pihak regulator.

2. Memastikan bank tidak mengalami kerugian yang bersifat

unacceptable.

3. Meminimalisasi kerugian dari berbagai risiko yang bersifat

uncontrolled.

24

Page 39: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

39

4. Mengukur eksposur dan pemusatan risiko.

5. Mengalokasikan modal dan membatasi risiko.

2.7.2 Karakter Manajemen Risiko Bank Syariah

Manajemen risiko dalam bank Islam mempunyai karakter yang

berbeda dengan bank konvensional. Perbedaan tersebut terletak

pada proses manajemen risiko operasional bank Islam yang

meliputi identifikasi risiko, penilaian risiko, antisipasi risiko, dan

monitoring risiko (Karim, 2003). Gambar 1 menunjukkan

perbandingan proses manajemen risiko antara bank Islam dengan

bank konvensional.

Gambar 1. Perbandingan Proses Manajemen Risiko antara Bank Islam dengan Bank Konvensional (Karim, 2003)

1. Identifikasi Risiko

Identifikasi risiko yang dilakukan bank Islam tidak hanya

mencakup risiko yang ada pada bank-bank secara umum, tetapi

Bank Konvensional Bank Syariah

Identifikasi Risiko

Penilaian Risiko

Antisipasi Risiko

Monitoring Risiko

General Banking General Banking Risk

Penilaian Risiko Penilaian Risiko

Syariah Spesific Risk

Antisipasi Risiko

General Banking Response

Syariah Banking Response

General Banking Activities

Syariah Spesific Activities

Monitoring Risiko

25

Page 40: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

40

juga meliputi risiko pada bank yang beroperasi berdasarkan

prinsip syariah.

2. Penilaian Risiko

Penilaian risiko pada bank Islam mengacu pada hubungan

antara probability dan impact yang ditunjukkan dalam

pendekatan kualitatif pada (gambar 2).

Gambar 2. Penilaian Risiko Bank Islam Dengan Pendekatan Kualitatif (Karim, 2003)

Berdasarkan kuadran tersebut:

a) Kuadran I sampai IX merupakan posisi suatu jenis risiko

b) Jenis risiko V, VI, VIII, IX (area abu-abu) merupakan jenis

risiko yang memiliki prioritas pengendalian karena

kemungkinan terjadinya risiko dan dampak dalam tingkat

sedang dan tinggi.

c) Jenis risiko dalam kuadran I, II, III, IV, dan VII (area putih)

diselesaikan setelah penyelesaian risiko pada area abu-abu.

d) Adanya otoritas perbankan dan otoritas syariah

mengakibatkan risiko di area putih masuk ke daerah abu-

abu.

3. Antisipasi Risiko

Pada bank Islam, antisipasi risiko dilaksanakan dengan

Tujuan:

a) Preventive, bank Islam diharuskan mendapat persetujuan

dari Dewan Pengawas Syariah terkait kebijakan atas segala

kegiatan usahanya untuk mencegah kekeliruan dalam

proses dan transaksi dari aspek syariah. Selain itu, bank

IMPA

CT High III VI IX

Med II V VIII

Low I IV VII

Low Med High

PROBABILITY

26

Page 41: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

41

Islam memerlukan fatwa Dewan Syariah Nasional bila

Bank Indonesia memandang persetujuan Dewan Pengawas

Syariah belum memadai atau berada diluar

kewenangannya.

b) Detective, pengawasan terhadap jalannya setiap kegiatan

usaha bank Islam baik dari segi aspek perbankan oleh Bank

Indonesia maupun aspek syariah oleh Dewan Pengawas

Syariah.

c) Recovery, koreksi atas kesalahan dengan melibatkan Bank

Indonesia untuk aspek perbankan dan Dewan Syariah

Nasional untuk aspek syariah.

4. Monitor dan Pengendalian Risiko

Aktivitas monitoring dalam bank Islam tidak hanya

melibatkan manajemen bank Islam tetapi juga Dewan

Pengawas Syariah (DPS) dan Dewan Syariah nasional (DSN).

2.7.3. Proses Manajemen Risiko

Proses manajemen risiko pada bank Islam menurut Karim

(2003) dimulai dengan mengenal, memahami, dan

mengidentifikasi risiko baik yang sudah ada maupun yang

mungkin terjadi dari kegiatan usaha baru. Kemudian, dilakukan

pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko secara

berkesinambungan membentuk sebuah siklus.

Menurut Djohanputro (2004), secara umum siklus manajemen

risiko terdiri dari lima tahap yaitu identifikasi risiko, pengukuran

risiko, pemetaan risiko, model pengelolaan dan pengawasan serta

pengendalian risiko dapat ditunjukkan pada (gambar 3).

27

Page 42: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

42

Gambar 3. Siklus Manajemen Risiko (Djohanputro, 2004)

Tahap 1 : Identifikasi Risiko

Pada tahap ini, perusahaan mengidentifikasi risiko yang akan

dihadapi. Langkah pertama dalam memulai proses identifikasi

adalah dengan melakukan analisis pihak berkepentingan.

Tahap 2 : Pengukuran Risiko

Pada tahap ini, perusahaan mengukur seberapa besar

kemungkinan risiko yang akan terjadi. Pengukuran risiko mengacu

pada dua faktor yaitu kuantitas risiko dan kualitas risiko. Kuantitas

risiko terkait dengan berapa banyak nilai eksposure yang rentan

terhadap risiko. Kualitas risiko terkait dengan kemungkinan suatu

risiko dapat terjadi.

Tahap 3 : Pemetaan Risiko

Pada tahap ini, perusahaan menetapkan prioritas risiko

berdasarkan kepentingan. Penetapan prioritas disebabkan karena

keterbatasan sumber daya yang ada untuk menghadapi semua

risiko.

Tahap 4 : Model Pengelolaan Risiko

Pada tahap ini, risiko dikelola dengan model pengelolaan risiko

perusahaan. Pengelolaan risiko dapat dilakukan secara

konvensional, penetapan modal risiko, dan struktur organisasi

pengelolaan.

Identifikasi Risiko Evaluasi Pihak Berkepentingan

Pemetaan Risiko

Pengukuran Risiko

Model Pengelolaan

Pengawasan dan Pengendalian

28

Page 43: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

43

Tahap 5 : Monitor dan Pengendalian

Pada tahap ini, perusahaan melakukan monitoring dan

pengendalian. Hal ini penting untuk dilakukan, karena: manajemen

perlu (1) memastikan bahwa pelaksanaan pengelolaan risiko

berjalan sesuai dengan rencana, (2) memastikan bahwa model

pengelolaan risiko cukup efektif, dan (3) memantau perkembangan

terhadap kecenderungan berubahnya profil risiko, karena

perubahan ini berpengaruh pada pergeseran peta risiko atau

prioritas risiko.

2.8. Laba Bank

Menurut Sastradipoera dalam Rohaeni (2009), laba adalah jumlah

yang tersisa setelah biaya tetap dan biaya variabel dikurangkan dari

penerimaan bank, kelebihan pendapatan di atas pengeluaran bank. Jadi

untuk mengetahui laba suatu perusahaan (bank) harus mengetahui terlebih

dahulu nilai seluruh pendapatan dan nilai biaya secara keseluruhan. Laba

yang diperoleh oleh suatu perusahaan menunjukkan sejauh mana

manajemen perusahaan berhasil mengorganisasi bisnis dan sebaliknya.

2.9. Hasil Penelitian Terdahulu

Gumayantika (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh risiko

kredit terhadap laba pada Bank Jabar Ciamis. Hasil penelitian ini dengan

menggunakan korelasi pearson product moment membuktikan bahwa

terdapat hubungan yang negatif sebesar 0,652 antara risiko kredit dan laba.

Pada penelitian Rohaeni (2009), menganalisis pengaruh kredit

bermasalah terhadap laba pada PT Bank X. Penelitian ini membuktikan

bahwa berdasarkan model regresi linier berganda NPL memberikan

pengaruh negatif sebesar 1,13E+08, artinya bahwa kenaikan NPL satu

satuan akan menurunkan laba sebesar 1,13E+08. Berdasarkan hasil

pengujian dengan menggunakan uji t, membuktikan bahwa kredit

bermasalah berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap laba.

29

Page 44: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

44

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Bank Muamalat Indonesia sebagai lembaga intermediasi mempunyai

kegiatan utama yaitu menghimpun dan menyalurkan dana. Sumber dana

yang ada akan disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk

pembiayaan. Namun dalam realisasinya, pembiayaan tidak terlepas dari

prinsip risk and return, dimana kegiatan yang diharapkan akan

mempunyai hasil atau pendapatan yang besar, biasanya mempunyai risiko

yang tinggi. Dengan jumlah pembiayaan yang semakin besar maka

peluang untuk mendapatkan keuntungan pun semakin besar. Namun di sisi

lain, tingkat risiko yang mungkin terjadi akan semakin tinggi pula.

Risiko pembiayaan perlu dikendalikan. Pengendalian risiko hendaknya

diantisipasi oleh manajemen risiko pembiayaan yang baik. Manajemen

risiko merupakan proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi,

mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dalam

kegiatan usaha dengan tujuan agar terhindar dari kerugian yang lebih

besar. Identifikasi dan analisis manajemen risiko pembiayaan sangat

penting dan berguna sebagai input alternatif manajerial terhadap berbagai

kemungkinan terjadinya risiko pembiayaan yang berpengaruh pada

pencapaian laba.

Dalam penelitian ini, pembiayaan dan Non Performing Finance (NPF)

adalah variabel yang digunakan untuk meneliti pengaruh manajemen

risiko terhadap laba. Manajemen risiko secara tidak langsung berpengaruh

pada pencapaian laba yang maksimal melalui pengelolaan dan

pengendalian risiko pembiayaan yang mungkin terjadi akibat tingginya

konsentrasi pembiayaan dan nilai NPF. Pengelolaan dan pengendalian

manajemen risiko diharapkan mampu menekan tingkat NPF meski

pembiayaan terus ditingkatkan sehingga pencapaian laba dapat maksimal.

NPF menunjukkan banyaknya peminjam yang tidak dapat membayar

secara kontinyu pinjamannya. Sedangkan laba bank yang digunakan

adalah laba bersih sebelum dikurangi pajak.

30

Page 45: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

45

Besarnya pembiayaan dan nilai NPF berpengaruh terhadap laba bank.

Analisis linier berganda digunakan untuk melihat pengaruh perubahan

pembiayaan dan NPF secara simultan terhadap laba bank. Sedangkan

analisis korelasi digunakan untuk melihat derajat hubungan diantara

pembiayaan dan nilai NPF terhadap laba bank. Penelitian ini diharapkan

dapat menjadi input alternatif dalam peningkatan laba. Adapun kerangka

pemikiran konseptual dari penelitian ini, dapat dilihat pada (gambar 4).

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian

Keterangan : : Alur pemikiran : Alat analisis

Pembiayaan

Laba

Pengaruh Pembiayaan dan NPF terhadap laba

Korelasi Pearson Product Moment

Regresi Linear Berganda

Uji F

Uji t

Risiko Pembiayaan

Implikasi Manajerial

Pengelolaan dan Pengendalian Risiko Pembiayaan

Manajemen Risiko Pembiayaan

Pembiayaan NPF

Murabahah Mudharabah Musyarakah Istishna Qardh Ijarah

BMI

31

Page 46: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

46

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Muamalat Institute dengan objek penelitian

PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk yang berlokasi di Arthaloka Building

Jalan Jenderal Sudirman No.2 Jakarta Pusat. Data diperoleh melalui

Muamalat Institute yang berlokasi di Gedung Dana Pensiun Telkom

Lantai 2 Jalan Jenderal S Parman kav 56 Slipi, Jakarta Barat. Pemilihan

tempat dilakukan secara purposive. Waktu penelitian dimulai dari bulan

November 2010 sampai Desember 2010.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pencatatan,

pengumpulan data, dan wawancara langsung dengan pihak analisis

pembiayaan. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi literatur,

buku, skripsi, data historis, dan laporan keuangan bank.

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh akan dianalisis dengan

metode statistik yaitu dengan menggunakan metode analisis deskriptif,

analisis korelasi pearson product moment, analisis linier berganda, dan

diolah dengan menggunakan minitab 14.

3.4.1. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif merupakan analisis yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi (Sugiono, 2006).

3.4.2. Analisis Korelasi Person Product Moment

Korelasi pearson product moment adalah statistik yang

mengukur keserasian hubungan diantara dua variabel. Rumus

dibawah ini digunakan bila sekaligus akan menghitung persamaan

regresi.

32

Page 47: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

47

Dalam sugiono (2006), perumusan untuk korelasi pearson

product moment yaitu:

n∑XiYi __ ( ∑Xi ) ( ∑Yi ) r= = ...(1) √ n ∑ Xi

2 __ ( ∑ Xi )2 n ∑ Yi2 __ ( ∑ Yi )2

Dimana:

r =Koefisien korelasi

Y = Variabel terikat ( laba )

X = Variabel bebas ( tingkat risiko kredit )

n = Lamanya periode

Korelasi pearson product moment dilambangkan dengan (r)

dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1≤ r ≤+1).

Nilai r = -1 memiliki arti korelasi negatif sempurna; r = 0 berarti

tidak ada korelasi; dan r = 1 memiliki arti korelasi sangat kuat. Tabel 4. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien

Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00 – 0.199 Sangat rendah 0.20 – 0.399 Rendah 0.40 – 0.599 Sedang 0.60 – 0.799 Kuat 0.80 – 1.000 Sangat kuat

Sumber : Sugiono, 2006

3.4.3. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Arief (2006), analisis regresi digunakan untuk melihat

bagaimana variasi peubah dari beberapa peubah bebas

mempengaruhi peubah tidak bebas dalam suatu fenomena yang

kompleks. Analisis regresi dapat dibedakan menjadi regresi

sederhana dan regresi berganda. Jika parameter dari suatu

hubungan fungsional antara satu peubah tidak bebas dengan lebih

dari satu peubah bebas maka yang digunakan adalah regresi

berganda. Analisis berganda menjelaskan seberapa jauh suatu

peubah mempengaruhi peubah lainnya. Pada penelitian ini

pembiayaan yang disalurkan dan pembiayaan bermasalah menjadi

33

Page 48: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

48

peubah bebas yang mempengaruhi peubah tidak bebas yaitu laba.

Model regresi berganda ditunjukkan oleh persamaan berikut ini:

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + e …………………………………...…... (2)

Keterangan :

Y = Laba

β = Konstanta

X1= Pembiayaan

X2= NPF

e = Tingkat kesalahan (galat)

Ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi oleh model regresi.

Oleh karena itu diperlukan pengujian asumsi yang meliputi uji

normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan

heroskedastisitas menurut (Gujarati dalam Rohaeni, 2009).

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan jika data yang

digunakan kurang dari 30 untuk mengetahui distribusi

kenormalan data, yaitu apakah data dapat dianggap

berdistribusi normal atau tidak. Ketika data telah berdistribusi

normal, maka data tersebut dapat diolah menggunakan model

regresi berganda. Untuk menguji kenormalan data dilakukan

dengan menguji kenormalan data residual. Uji normalitas dapat

dilihat dengan melihat nilai statistik Kolmogorov-Smirnov (KS)

pada uji normalitas residual. Jika nilai statistik KS lebih kecil

dibanding nilai tabel KS dan nilai p-value lebih besar dari α,

maka asumsi kenormalan terpenuhi sehingga model regresi

yang telah dibuat dapat digunakan (Iriawan dan Astuti, 2006)

b. Uji Multikoliniearitas

Multikolinieritas adalah kondisi dimana peubah-peubah

bebas memiliki korelasi diantara satu dengan lainnya. Jika

peubah-peubah bebas memiliki korelasi sama dengan 1 atau

berkorelasi sempurna mengakibatkan koefisien-koefisien

regresi menjadi tidak dapat diperkirakan dan nilai standar error

34

Page 49: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

49

setiap koefisien regresi menjadi tak hingga (Arief, 2006). Uji

multikolinieritas adalah uji untuk melihat apakah terdapat

korelasi antara peubah bebas yang digunakan dalam model

regresi. Untuk melihat apakah ada multikolinieritas pada model

regresi dilihat dari nilai variance inflation factor (VIF). Jika

nilai VIF masing-masing peubah bebas memiliki nilai lebih

besar dari 5 maka model regresi memiliki multikolinieritas

sehingga menjadi tidak valid (Iriawan dan Astuti, 2006)

c. Uji Autokorelasi

Menurut Arief (2006), penaksiran model regresi linear

memiliki asumsi bahwa tidak terdapat autokorelasi.

Autokorelasi kemungkinan terjadi pada data time series. Model

regresi yang baik tidak memperkenankan terjadinya

autokorelasi. Akibat dari terjadinya autokorelasi adalah

pengujian hipotesis dalam uji F menjadi tidak valid dan jika

diterapkan akan memberikan kesimpulan yang menyimpang

pada tingkat signifikansi dan koefisien regresi yang ditaksir.

Uji autokorelasi dengan perangkat lunak minitab melalui

uji run test residual. Jika hasil perhitungan didapatkan p-value

lebih besar dari α, menunjukkan tidak adanya autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari

residual untuk peubah bebas yang diketahui. Jika varian dari

residual untuk peubah yang diketahui tetap, disebut dengan

homoskedastisitas. Jika varian berbeda, disebut

heteroskedastisitas (Arief, 2006). Asumsi pada model regresi

adalah varian setiap variabel independen mempunyai nilai yang

konstan atau memiliki varian yang sama. Masalah

heteroskedastisitas umumnya terjadi pada data cross sectional.

Konsekuensi dari adanya heteroskedastisitas adalah

kemungkinan untuk mengambil kesimpulan yang salah dalam

35

Page 50: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

50

uji F karena pengujian yang kurang kuat (Iriawan dan Astuti,

2006).

Untuk melihat apakah pada model regresi terdapat

heteroskedastisitas dilihat dari sebaran titik-titik yang tersebar

pada output perhitungan dengan perangkat lunak Minitab.

Sebaran titik-titik yang tidak membentuk pola tertentu namun

tersebar di atas dan di bawah nol menunjukkan bahwa model

regresi tidak mengalami masalah heteroskedastisitas (Iriawan

dan Astuti, 2006).

3.4.4. Analisis Uji Simultan (Uji F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen yang dimaksud dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen

(Kuncoro, 2003). Langkah-langkah uji statistik F:

1. Merumuskan hipotesis

a) H0 : βi = 0, i=1,2,3

b) H1 : βi ≠ 0, i=1,2,3

2. Menentukan F tabel

a) F α (k-1, n-k)

b) Taraf nyata (α) = 0,05; yaitu tingkat kesalahan yang masih

dapat ditolerir.

c) Derajat bebas pembilang = k-1

d) Derajat bebas penyebut = n-k

3. Menentukan F hitung yang diperoleh dari hasil regresi melalui

perangkat lunak minitab 14.

4. Membandingkan F hitung dengan F tabel

a) Jika statistik hitung (angka F output) > statistik tabel (F

tabel) atau F hitung < -F tabel maka H0 ditolak dan H1

diterima.

b) Jika –F tabel < statistik hitung (angka F output) < statistik

table (F tabel) maka H0 diterima dan H1 ditolak.

36

Page 51: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

51

3.4.5. Analisis Uji Simultan (Uji t )

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel terikat (Kuncoro, 2003). Langkah-

langkah uji statistik t adalah:

1. Merumuskan Hipotesis

a. H0 : β1 = 0

Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu

parameter (β1) sama dengan nol. Artinya, suatu variabel

independen bukan merupakan penjelas yang signifikan

terhadap variabel dependen.

b. H0 : β1 ≠ 0

Hipotesis alternatifnya (H1), parameter suatu variabel tidak

sama dengan nol. Artinya, semua variabel tersebut

merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel

dependen.

2. Menentukan t tabel

a. Menentukan besarnya t-tabel : t (α/2,df)

b. Taraf nyata (α) = 0,05 yaitu tingkat kesalahan yang masih

dapat ditolerir

c. Derajat bebas (df) = n-k

3. Menentukan t hitung yang diperoleh dari hasil regresi melalui

program minitab 14.

4. Membandingkan t hitung dengan t tabel

a. Jika statistik hitung (angka t output) > statistik tabel (t

tabel) atau t hitung < –t tabel maka H0 ditolak dan H1

diterima.

b. Jika –t tabel < statistik hitung (angka t output) < statistik

tabel (t tabel) maka H0 diterima dan H1 ditolak.

37

Page 52: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

52

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah Perusahaan

PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk didirikan pada 24 Rabius

Tsani 1412 H atau 1 November 1991. Pendirian Bank Muamalat

Indonesia ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan

Pemerintah Indonesia. Kegiatan operasi BMI di mulai pada 27

Syawal 1412 H atau 1 Mei 1992. Setelah dua tahun sejak didirikan,

bank Muamalat berhasil mendapatkan predikat sebagai Bank

Devisa tepatnya pada tanggal 27 Oktober 1994. Pengakuan ini

semakin memperkokoh posisi perseroan sebagai bank syariah

pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun

produk yang terus berkembang.

Pada akhir tahun 90an, bank Muamalat terkena dampak krisis

moneter. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai

lebih dari 60%. Perseroan mencatat kerugian sebesar Rp 105

miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar

kurang dari sepertiga modal setor awal. Dalam upaya memperkuat

permodalannya, bank Muamalat memperoleh bantuan dari Islamic

Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab

Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999, IDB secara resmi menjadi

salah satu pemegang saham bank Muamalat. Dalam kurun waktu

1999-2002, bank Muamalat berhasil mengubah kondisi dari rugi

menjadi laba melalui upaya dan dedikasi setiap kru Muamalat,

kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat,

serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara

murni.

Pada akhir tahun 2004, bank Muamalat tetap merupakan bank

syariah terkemuka di Indonesia dengan jumlah aktiva sebesar

Rp 5,2 triliun, modal pemegang saham sebesar Rp 269,7 miliar

serta perolehan laba bersih sebesar Rp 48,4 miliar. Saat ini, BMI

Page 53: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

53

merupakan satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang

luar negeri yaitu Kuala Lumpur, Malaysia. Dalam upaya

aksesibilitas nasabah di Malaysia, BMI melakukan kerjasama

melalui jaringan Malaysia Electronic Payment System (MEPS)

sehingga layanan dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di

Malaysia. Sebagai Bank Pertama Murni Syariah, bank Muamalat

berkomitmen untuk menghadirkan layanan perbankan yang tidak

hanya comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan

aksesibel bagi masyarakat hingga pelosok nusantara. Komitmen

tersebut diapresiasi oleh pemerintah, media massa, lembaga

nasional, dan internasional serta masyarakat luas melalui lebih dari

70 award bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun

terakhir. Penghargaan yang diterima antara lain Best Islamic Bank

in Indonesia 2009 oleh Islamic Finance News (Kuala Lumpur),

Best Islamic Financial Institution in Indonesia 2009 oleh Global

Finance (New York) serta The Best Islamic Finance House in

Indonesia 2009 oleh Alpha South East Asia (Hong Kong).

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar

spiritual, dikagumi di pasar rasional.

b. Misi Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

Menjadi Role Model Lembaga Keuangan Syariah dunia

dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan

manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk

memaksimumkan nilai bagi stakeholder.

4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Pemegang tertinggi dalam struktur organisasi bank Muamalat

adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang membawahi

Dewan Pengawas Syariah dan Dewan Komisaris. Pada struktur

organisasi Bank Muamalat Indonesia, Presiden Direktur terletak

dibawah Dewan Pengawas Syariah dan Dewan Komisaris serta

39

Page 54: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

54

membawahi 5 Divisi diantaranya Compliance and Corporate

Planning Director, Corporate Banking Director, Retail Banking

Director, Treasury and International Banking Director, Finance

and Operation Director. Tabel 5 menunjukkan struktur organisasi

PT BMI, Tbk.

Tabel 5. Divisi dalam struktur organisasi Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

Compliance and

Corporate Planning

1. Compliance Division

2. Corporate Secreatry Division

3. Corporate Planning Division

Corporate Banking 1. Financing Support Division

2. Remedial Division

3. Product Development Division

Retail Banking 1. Retail Division

2. Sales Management and Support

Division

3. Channel Management Division

Treasury and

International Banking

1. Treasury Division

2. International Banking and

Financial Institution Division

3. Funding Policy and Service

Division

Finance and Operations 1. Administration and Network

Operation Division

2. IT Management Division

3. Finance and Accounting

Division

Sumber: Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

4.1.4. Produk dan Jasa

Produk dan jasa pada Bank Muamalat Indonesia terdiri dari

penghimpunan dan penyaluran dana.

40

Page 55: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

55

a. Penghimpunan Dana

Penghimpunan dana merupakan kegiatan Bank Muamalat

Indonesia untuk menghimpun dana dari masyarakat. BMI

memiliki 8 produk penghimpunan dana, yaitu:

1. Shar-e, Merupakan tabungan investasi syariah yang

memadukan kemudahan akses ATM, Debit, dan Phone

Banking dalam satu kartu. Shar-e sudah terhubung dengan

jaringan ATM Malaysia yang tergabung dalam MEPS

(Malaysian Electronis Payment System): Maybank, Hong

Leong Bank, Affin Bank, dan Southern Bank serta bekerja

sama dengan perusahaan-perusahaan asuransi di Indonesia,

antara lain: PT. Asuransi Takaful Keluarga, PT. Asuransi

Jiwa Mega Life, PT. Asuransi Bintang, dan PT. Asuransi

Jiwa Sinarmas.

2. Tabungan Ummat, merupakan investasi murni yang sesuai

dengan syariah dalam mata uang rupiah yang

memungkinkan nasabah melakukan penyetoran dan

penarikan tunai dengan mudah. Selain itu, Tabungan

Ummat merupakan tabungan investasi dengan akad

mudharabah yang penarikannya dapat dilakukan secara

bebas biaya di seluruh counter bank Muamalat dan jaringan

ATM bersama.

3. Tabungan Ummat Junior, merupakan tabungan yang

diperuntukkan khusus untuk pelajar.

4. Tabungan Haji Arafah, merupakan tabungan yang

ditujukan bagi nasabah yang berkeinginan untuk

menunaikan ibadah haji secara terencana sesuai dengan

kemampuan dan jangka waktu yang nasabah inginkan.

Tabungan Haji Arafah plus ditujukan bagi nasabah

premium yang memiliki perencanaan haji singkat.

5. Deposito Mudharabah, merupakan jenis investasi syariah,

tersedia dalam jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan dengan

41

Page 56: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

56

pilihan mata uang dalam rupiah atau USD. Deposito

Mudharabah dapat diperpanjang secara otomatis dan

dijadikan jaminan pembiayaan di bank Muamalat.

6. Deposito Fulinvest, merupakan pilihan investasi dalam

mata uang rupiah maupun USD dengan jangka waktu 6 dan

12 bulan yang ditujukan bagi nasabah yang ingin

berinvestasi secara halal, murni sesuai syariah. Deposito ini

dikhususkan bagi nasabah perseorangan dan dilengkapi

dengan fasilitas asuransi jiwa.

7. Giro Wadi’ah, merupakan titipan dana pihak ketiga berupa

simpanan giro yang penarikannya dapat dilakukan setiap

saat dengan menggunakan cek, bilyet giro dan aplikasi

pemindahbukuan. Diperuntukkan bagi nasabah pribadi

maupun perusahaan untuk mendukung aktivitas usaha.

8. DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) Muamalat,

merupakan lembaga yang menyelenggarakan program

pensiun, yaitu suatu program yang menjanjikan sejumlah

uang yang pembayarannya dilakukan secara berkala. DPLK

Muamalat dapat diikuti oleh mereka yang berusia 18 tahun,

atau sudah menikah, dan pilihan usia pensiun 45-65 tahun

dengan iuran sangat terjangkau, yaitu minimal Rp. 50.000

perbulan. Peserta juga dapat mengikuti program wasiat

umat, dimana selama masa kepesertaan akan dilindungi

asuransi jiwa sesuai ketentuan berlaku. Dengan asuransi ini,

keluarga peserta akan memperoleh dana pensiun sebesar

yang diproyeksikan sejak awal jika peserta meninggal

dunia sebelum memasuki masa pensiun.

b. Penyaluran Dana

Penyaluran dana merupakan kegiatan bank Muamalat

dalam menyalurkan dana kepada masyarakat. BMI memiliki 8

produk penyaluran dana, yaitu:

42

Page 57: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

57

a. Pembiayaan Jual Beli

1. Murabahah, merupakan fasilitas penyaluran dana

dengan sistem jual beli untuk pembiayaan modal,

investasi, dan konsumtif. Pihak bank akan membelikan

barang-barang halal yang nasabah butuhkan kemudian

menjualnya kepada nasabah untuk diangsur sesuai

kemampuan nasabah dan kesepakatan kedua belah

pihak.

2. Istishna, merupakan kegiatan jual beli dimana produsen

ditugaskan membuat barang pesanan dari pemesan.

Objek pesanan harus dibuat atau di pesan terlebih

dahulu dengan ciri-ciri khusus yang dipesan oleh

pemesan. Pembayaran dapat dilakukan di awal, di

tengah atau di akhir pesanan. Umumnya digunakan

untuk pembiyaan pembangunan property dan

penyediaan barang atau aset yang memiliki kriteria

spesifik.

b. Pembiayaan Bagi Hasil

1. Musyarakah, merupakan kerjasama yang dilakukan

antara bank dengan nasabah dalam suatu usaha dimana

masing-masing pihak memberikan kontribusi dana,

pekerjaan atau keahlian dengan kesepakatan bahwa

keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai

dengan kesepakatan. Umumnya digunakan untuk

pembiayaan modal dan investasi.

2. Mudharabah, merupakan kerja sama antara dua pihak

dimana bank selaku penyedia dana dan pihak lain

(nasabah) bertindak sebagai pengelola usaha. Bank

menyerahkan modalnya kepada nasabah untuk di

kelola.

43

Page 58: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

58

c. Pembiayaan Sewa

1. Ijarah, merupakan perjanjian antara bank selaku

pemberi sewa dengan nasabah selaku penyewa atas

suatu barang atau aset milik bank. Bank mendapatkan

jasa atas barang atau aset yang disewakan.

2. Ijarah Muntahia Bittamlik (IMBT), merupakan

perjanjian antara bank selaku pemberi sewa dengan

nasabah selaku penyewa. Dengan konsep IMBT,

nasabah (penyewa) setuju akan membayar uang sewa

selama masa sewa yang diperjanjikan dan bila sewa

berakhir penyewa mempunyai hak opsi untuk

memindahkan kepemilikan objek sewa tersebut dari

pemberi sewa. Umumnya digunakan untuk pembiayaan

investasi alat-alat besar.

3. Qardh, merupakan pinjaman dari bank kepada nasabah

yang dipergunakan untuk kebutuhan mendesak, seperti

dana talangan dengan kriteria tertentu dan bukan untuk

pinjaman yang bersifat konsumtif. Pengembalian

pinjaman ditentukan dalam jangka waktu tertentu

(sesuai kesepakatan bersama) sebesar pinjaman dan

pembayarannya dilakukan secara angsuran atau

sekaligus. Umumnya digunakan untuk pembiayaan

dana talangan haji.

4.2. Proses Penyaluran Pembiayaan

Proses penyaluran pembiayaan di BMI terdiri dari beberapa tahap,

yaitu:

1. Pengumpulan dan verifikasi data

Tahap pengumpulan dan verifikasi data merupakan langkah awal

BMI dalam menyalurkan pembiayaan. Pada tahap ini, bank melakukan

inisiasi yaitu proses awal menetapkan kriteria nasabah pembiayaan

sesuai dengan kriteria yang ditetapkan bank Muamalat. Inisiasi

44

Page 59: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

59

dilakukan melalui beberapa tahapan yang terdiri dari solisitasi,

evaluasi, dan keputusan hasil evaluasi.

a. Solisitasi

Pada tahap ini, bank melakukan pencarian nasabah sesuai

kriteria yang telah ditetapkan bank Muamalat. Proses solisitasi

dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu penetapan target market,

sektor bisnis, dan nasabah.

1. Penetapan target market

Dalam menetapkan target market, bank memperhatikan

sektor ekonomi yang memiliki prospek bisnis yang baik

sehingga posisi bank tergolong aman dan menguntungkan

apabila membiayai sektor tersebut. Kriteria BMI untuk bisnis

yang aman dan menguntungkan antara lain:

Bisnis yang sedang tumbuh.

Bisnis yang tidak terkena resesi.

Bisnis yang didukung oleh regulasi pemerintah.

Bisnis yang memiliki pasar yang jelas.

2. Penetapan sektor bisnis

BMI menetapkan sektor bisnis yang dapat dibiayai, antara

lain: pertanian, pertambangan, industri pengolahan, konstruksi,

perdagangan, restoran dan hotel, listrik, gas dan air, jasa-jasa

dunia usaha dan sosial/masyarakat, serta usaha halal lainnya.

3. Penetapan nasabah

Dalam upaya menetapkan calon nasabah yang memiliki

kriteria sesuai dengan ketetapan yang ada, pihak BMI

mengadakan proses wawancara. Melalui wawancara, bank akan

memperoleh data sementara tentang kondisi nasabah yang

sebelumnya telah diperiksa kelengkapan dan kebenarannya.

Selain itu, akan diketahui pula komitmen dan konsistensi

keabsahan terhadap data yang sebelumnya telah disampaikan

secara tertulis oleh nasabah. Data tertulis tersebut sebagai

acuan untuk mengetahui sejauh mana keakurasian dengan data

45

Page 60: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

60

hasil wawancara. Account manager memiliki nilai standar

tentang informasi yang diperoleh, sehingga data diharapkan

objektif, tidak bersifat relatif dan spekulatif. Hal ini penting

dalam pengambilan keputusan secara tepat apakah pengajuan

pembiayaan dapat dilanjutkan atau tidak. Informasi diperoleh

dengan pendekatan 5C, antara lain:

1. Character

Keyakinan bahwa calon nasabah tersebut memiliki

kepribadian yang positif, kooperatif, dan tanggung jawab

kepada masyarakat dan lingkungan dalam menjalankan

kegiatan usaha. Penilaian character juga dilakukan dengan

memperoleh informasi dari perbankan dan lembaga keuangan

lainnya yang pernah bekerja sama atau memberikan

pembiayaan sebelumnya kepada calon nasabah.

2. Capacity

Penilaian terhadap kemampuan calon nasabah dalam

manajemen maupun keahlian pada bidang usaha yang dijalani

sehingga dapat mengukur kemampuan untuk melaksanakan

rencana kerjanya terkait dengan penggunaan pembiayaan dan

kemampuan repayment kepada bank. Hal ini ditinjau dari:

a) Kondisi hasil produksi.

b) Sistem dan strategi distribusi dan pemasaran.

c) Kekuatan dan kelemahan perusahaan dibandingkan dengan

perusahaan pesaing.

d) Hasil penjualan tertinggi yang pernah dicapai dan piutang

dagang.

e) Sumber dan sistem pengadaan bahan baku.

f) Sistem pelaporan kegiatan usaha dan keuangan telah di

audit oleh kantor akuntan atau sesuai dengan ketentuan

bank muamalat.

g) Adanya alternatif sumber pengembalian lain.

46

Page 61: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

61

3. Capital

Penilaian terhadap kemampuan modal yang di miliki oleh

calon nasabah dengan cara menganalisa posisi finansial

perusahaan secara keseluruhan dan penekanan pada komposisi

modalnya.

4. Collateral

Penilaian terhadap jaminan yang diberikan oleh calon

nasabah untuk dapat meyakinkan, jika terjadi risiko kegagalan

pembayaran maka jaminan dapat di pakai sebagai pengganti

dari kewajiban. Dalam memperoleh informasi jaminan, unit

support pembiayaan wajib memperhatikan hal-hal berikut:

a) Jenis jaminan yang diajukan, marketable dan nilai pasar

jaminan, serta kepemilikan jaminan.

b) Kemudahan dalam memonitor jaminan, termasuk lokasi

jaminan itu berada, jenis, sifat fisika dan kimianya.

c) Status hukum jaminan, termasuk asuransi.

5. Condition of Economy

Penilaian terhadap kondisi ekonomi yang terjadi di

masyarakat dan secara spesifik melihat keterkaitannya dengan

jenis usaha yang dijalani oleh calon nasabah. Bank

memperhatikan keadaan ekonomi yang mempengaruhi

perkembangan dan kondisi usaha. Oleh karenanya, bank

memerlukan informasi terkait gambaran bisnis secara

keseluruhan mengenai filosofi bisnis perusahaan, sasaran yang

ingin di capai, rencana kerja, prospek masa depan perusahaan,

informasi terkait bidang usaha yang dijalankan, rekan bisnis

perusahaan, teknologi yang digunakan, dan prospek masa

depan bidang usaha.

b. Evaluasi

Setelah dilakukan inisiasi, selanjutnya bank mengadakan

kunjungan kepada calon nasabah. Kegiatan ini bertujuan untuk

memperoleh data dan informasi secara menyeluruh dari calon

47

Page 62: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

62

nasabah yang berguna untuk evaluasi terhadap pembiayaan yang

akan dibiayai. Hasil kunjungan akan disajikan dalam bentuk call

report / on the spot yaitu laporan kunjungan ke lokasi usaha

nasabah. Laporan on the spot di buat oleh account manager sebagai

dasar untuk proses pembiayaan selanjutnya, sekurang-kurangnya

harus berisikan hari dan tanggal kunjungan, nama kru pengelola

pembiayaan yang melakukan kunjungan, lokasi kunjungan dan

nama serta jabatan orang yang dimintai informasi. Tabel 6

menunjukkan garis besar pelaksanaan on the spot .

Tabel 6. Garis besar pelaksanaan On The Spot (OTS) Sumber data Informasi

Kantor Nasabah Kas Persediaan Harta tetap Piutang dagang dan hutang

dagang keadaan pegawai Pabrik/ Toko/ Lokasi Usaha/ Lokasi Poyek

Fasilitas produksi dan penyimpanan

Keadaan proyek Hasil produksi Keadaan pegawai

Kantor/ Pemasok/ Pembeli Volume penjualan dan pembelian Syarat-syarat penjualan dan

pembelian Waktu penyerahan barang Waktu dan riwayat pembayaran,

tingkat kepuasan pembeli Tingkat penyelesaian pekerjaan Kuantitas dan kualitas peralatan,

Jaminan Lokasi Kondisi Bukti kepemilikan Pemanfaatan Kapasitas Umur teknis Harga pasar dari jaminan

Sumber: Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

Setelah data dan informasi terkumpul, pihak bank kemudian

melakukan evaluasi kelayakan usaha yang akan dibiayai dengan

beberapa analisa, diantaranya:

48

Page 63: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

63

a) Analisa laporan Keuangan

Bank melakukan analisa rasio-rasio keuangan dari laporan

keuangan calon nasabah. Untuk meminimalisasi risiko, bank

tidak hanya menginginkan laporan periode tahun sebelumnya,

namun juga laporan keuangan terkini sehingga informasi

mengenai kondisi keuangan calon nasabah cukup up to date

untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan.

Dalam menganalisa laporan keuangan, bank memiliki

penekanan yang berbeda antara perusahaan manufaktur atau

industri dengan perusahaan jasa. Analisa laporan keuangan

pada perusahaan manufaktur lebih ditekankan pada

profitabilitas terkait kualitas profit yang diperoleh, hal ini

menjadi penting karena profit berkaitan langsung terhadap

kontinuitas produksi yang menjadi sumber pengembalian.

Sedangkan pada perusahaan jasa, bank menekankan analisanya

pada kualitas asset untuk mendapatkan gambaran yang lebih

jelas mengenai kondisi perusahaan.

b) Analisa kebutuhan pembiayaan

Bank melakukan analisa kebutuhan pembiayaan calon

nasabah secara keseluruhan, sehingga akan diketahui apakah

pembiayaan yang diperlukan perusahaan bersifat insidentil atau

permanen. Selain itu, bank juga menilai jumlah pembiayaan

yang diajukan perusahaan layak untuk diberikan atau tidak

dengan memperhatikan cashflow, siklus, dan kondisi calon

nasabah.

c) Analisa jaminan

Bank menganalisa jaminan dari calon nasabah secara teliti

dan akurat mengenai kepemilikan, letak, kondisi, dan nilai

likuidasi.

49

Page 64: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

64

d) Analisa risiko

Bank menganalisa risiko-risiko yang mungkin terjadi dari

kegiatan usaha calon nasabah. Selain itu, bank juga melakukan

analisa sensitifitas yang bertujuan untuk melihat pengaruh

perubahan pendapatan dan biaya operasional terhadap

kemungkinan risiko yang dialami calon nasabah.

e) Perhitungan APR

Account Profitability Ratio (APR) merupakan perhitungan

yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar keuntungan

atau kontribusi yang dapat disumbangkan nasabah kepada bank

atas pembiayaan yang diberikan. Oleh karenanya, bank dapat

mengetahui bahwa pricing (bagi hasil) cukup menguntungkan

dan kompetitif atau tidak.

2. Pengajuan Memorandum Usulan Pembiayaan (MUP)

Tahap ini dilakukan setelah bank memutuskan bahwa proses

permohonan pembiayaan dapat dilanjutkan. Berdasarkan data dan

informasi yang telah di analisa, bank memberikan kesimpulan yang

mengarah pada suatu konklusi yang dapat dijadikan dasar pengambilan

keputusan dalam bentuk rekomendasi. Account manager akan

membuat Memorandum Usulan Pembiayaan (MUP), di dalamya

terlampir struktur pembiayaan yaitu jumlah pembiayaan yang

diberikan, harga jual, bagi hasil yang ditetapkan, jangka waktu

pembiayaan, biaya administrasi bank dan hal lain terkait dengan

setting pembiayaan yang diberikan. Setelah itu, MUP tersebut akan

diajukan untuk proses selanjutnya.

3. Keputusan Pembiayaan

Pada tahap ini, account manager mempresentasikan Usulan

Pembiayaan (UP) di depan komite pembiayaan. Keputusan komite

pembiayaan dapat berupa persetujuan atau penolakan terhadap

pembiayaan yang diajukan. Apabila permohonan pembiayaan

disetujui, maka account manager membuat Offering Letter (OL) yaitu

dokumentasi legal berisi komitmen bank untuk membiayai usaha

50

Page 65: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

65

nasabah yang ditandatangani oleh direksi/ pemimpin cabang/ kepala

divisi. Namun, jika permohonan pembiayaan tidak disetujui maka

seluruh dokumen nasabah dikembalikan disertai surat penolakan.

4. Realisasi Keputusan

Pada tahap ini, bank menyampaikan Surat Persetujuan Pembiayaan

(SPP) kepada nasabah dan dilakukan penandatanganan akad

pembiayaan serta jaminan. Akad pembiayaan adalah perjanjian antara

pihak bank dan nasabah. Di dalam akad ini, nasabah harus bersedia

memenuhi hak dan kewajibannya setelah pembiayaan diberikan.

Penandatanganan akad pembiayaan di hadiri oleh notaris, pihak bank,

dan nasabah. Kemudian, dicatat dan didaftarkan pada pengadilan

negeri yang sesuai dengan domisili bank sehingga memiliki kekuatan

hukum yang mengikat semua pihak.

5. Pemantauan Pembiayaan

Pembiayaan yang diberikan kepada nasabah akan terus dipantau

penggunaannya. Pada tahap ini, bank juga memantau kondisi usaha

nasabah, jaminan, dan pembayaran kembali. Selama proses

pemantauan, bank melakukan monitoring aktif dan pasif. Monitoring

aktif yaitu kegiatan kunjungan kepada nasabah secara berkala dan hasil

kunjungan akan disajikan dalam bentuk call report yang akan

disampaikan kepada komite pembiayaan. Sedangkan monitoring pasif

yaitu memonitoring pembayaran kewajiban nasabah kepada bank

setiap akhir bulan.

6. Pelunasan Pembiayaan

Proses pembayaran angsuran dilakukan dengan mendebet otomatis

saldo direkening tabungan nasabah. Setelah jatuh tempo dan nasabah

melunasi pembiayaan, bank membuat bukti pelunasan untuk

penyerahan kembali jaminan kepada nasabah.

Proses pemberian keputusan persetujuan pembiayaan tidak lepas

dari keterkaitan account manager, unit support pembiayaan, bussiness

manager, dan komite pembiayaan. Skema proses pembiayaan BMI

mulai dari permohonan pembiayaan calon nasabah kemudian diproses

51

Page 66: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

66

oleh account manager, unit support pembiayaan, bussiness manager

hingga persetujuan permohonan pembiayaan oleh komite pembiayaan

ditunjukkan pada (lampiran 6). Gambar 5 menunjukkan secara garis

besar proses penyaluran pembiayaan BMI.

Tidak

Ya

Gambar 5. Proses Penyaluran Pembiayaan PT BMI, Tbk

Pengumpulan Data

Verifikasi Data

Pengajuan Memorandum Usulan Pembiayaan

Akad Pembiayaan

Realisasi Pembiayaan

Pemantauan Pembiayaan

Keputusan Pembiayaan

Pelunasan Pembiayaan

Pembiayaan ditolak

52

Page 67: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

67

4.3. Perkembangan Pembiayaan

Sebagai lembaga keuangan, Bank Muamalat Indonesia menjalankan

fungsi intermediasi yang salah satu kegiatan utamanya adalah

menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. BMI

merupakan bank syariah besar dilihat dari segi penyaluran pembiayaan.

Selama tiga tahun terakhir, yaitu periode tahun 2007-2010 perkembangan

usaha BMI dalam hal menyalurkan pembiayaan secara keseluruhan

mengalami peningkatan. Gambar 6 menunjukkan perkembangan jumlah

pembiayaan berdasarkan produk selama periode tahun 2007-2010.

Gambar 6. Grafik Perkembangan Jumlah Pembiayaan Berdasarkan

Produk Pembiayaan Periode 2007-2010. Sumber: Laporan Keuangan PT BMI, Tbk (data diolah)

Gambar 6 menunjukkan bahwa berdasarkan produk pembiayaan, ke

tujuh jenis pembiayaan yang disalurkan mengalami perkembangan yang

berbeda selama 3 tahun terakhir. Pembiayaan musyarakah merupakan

jenis pembiayaan yang mengalami peningkatan setiap tahun, sebaliknya

pembiayaan istishna terus mengalami penurunan. Sedangkan untuk jenis

pembiayaan mudharabah, murabahah, qardh, dan ijarah mengalami

perkembangan yang berfluktuasi. Namun, secara keseluruhan dari total

pembiayaan yang disalurkan oleh BMI, jumlah pembiayaan terus

meningkat dari tahun ke tahun selama periode 2007-2010. Tabel 7

menunjukkan perkembangan jumlah pembiayaan BMI per periode

triwulan dalam kurun waktu 3 tahun.

53

Page 68: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

68

Tabel 7. Perkembangan pembiayaan per triwulan periode 2007-2010 (dalam jutaan rupiah)

Periode Total Pembiayaan

Berdasarkan Produk Pembiayaan ( dalam jutaan rupiah) Musyarakah Mudharabah Murabahah Istishna Qardh Ijarah

Mar-07 6,400,578 466,847 2,199,768 3,034,817 179,401 41,118 478,627 100 % 7,29 % 34,37 % 47,41 % 2,80 % 0,64 % 7,48 %

Jun 7,302,083 1,054,084 2,307,569 3,629,865 169,923 48,318 92,324 100% 14,44 % 31,60 % 49,71 % 2,33 % 0,66 % 1,26 %

Sept 8,209,610 1,433,152 2,400,371 4,055,053 162,998 71,182 86,854 100% 17,46 % 29,24 % 49,39 % 1,99 % 0,87 % 1,06 %

Des 8,579,572 1,783,074 2,368,207 4,064,004 156,989 123,242 84,056 100% 20,78 % 27,60 % 47,37 % 1,83 % 1,44 % 0,98 %

Mar-08 8,743,740 2,048,980 2,274,212 3,988,901 150,654 182,107 98,886 100% 23,43 % 26,01 % 45,62 % 1,72 % 2,08 % 1,13 %

Jun 9,615,975 2,268,068 2,300,790 4,525,901 137,153 213,735 170,328 100% 23,59 % 23,93 % 47,07 % 1,43 % 2,22 % 1,77 %

Sept 10,408,969 2,796,195 2,158,777 4,835,304 128,392 183,044 307,257 100% 26,86 % 20,74 % 46,45 % 1,23 % 1,76 % 2,95 %

Des 10,479,749 3,044,130 1,940,431 4,890,799 101,763 186,492 316,134 100% 29,05 % 18,52 % 46,67 % 0,97 % 1,78 % 3,02 %

Mar-09 10,655,895 3,556,277 1,785,704 4,610,212 92,521 227,208 383,973 100% 33,37 % 16,76 % 43,26 % 0,87 % 2,13 % 3,60 %

Jun 11,135,534 4,069,135 1,651,649 4,546,191 83,115 280,349 505,095 100% 36,54 % 14,83 % 40,83 % 0,75 % 2,52 % 4,54 %

Sept 11,275,560 4,430,335 1,508,239 4,437,767 73,691 287,004 538,524 100% 39,29 % 13,38 % 39,36 % 0,65 % 2,55 % 4,78 %

Des 11,391,076 4,550,364 1,391,472 4,547,459 62,899 306,414 532,468 100% 39,95 % 12,22 % 39,92 % 0,55 % 2,69 % 4,67 %

Mar-10 11,939,200 4,754,965 1,294,323 4,919,196 53,425 387,584 529,707 100% 39,83 % 10,84 % 41,20 % 0,45 % 3,25 % 4,44 %

Jun 12,769,968 5,086,606 1,319,340 5,305,388 46,767 447,687 564,180 100% 39,83 % 10,33 % 41,55 % 0,37 % 3,51 % 4,42%

Persentase rata-rata 27,98 % 20,74 % 44,70 % 1,28% 2,01 % 3,29% Sumber: Bank Muamalat Indonesia, Tbk (data diolah)

Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa penyaluran pembiayaan

murabahah dari tahun 2007-2010 selalu memiliki komposisi terbesar

dibandingkan dengan pembiayaan lainnya, kecuali pada triwulan ke empat

tahun 2009 didominasi oleh pembiayaan musyarakah dengan persentase

yang tidak jauh berbeda dengan murabahah yaitu sebesar 39,95%

sedangkan murabahah sebesar 39,92%. Murabahah merupakan jenis

pembiayaan yang paling banyak disalurkan dengan rata-rata 44,70%

terhadap total pembiayaan. Selanjutnya oleh pembiayaan musyarakah

sebesar 27,98%, mudharabah 20,74%, ijarah 3,29%, qard 2,01%, dan

istishna 1,28%. Hal ini terjadi karena sebagian besar kebutuhan peminjam

54

Page 69: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

69

terfokus pada produk jual-beli dengan akad murabahah. Disamping itu,

kemungkinan terjadinya risiko pada akad murabahah tergolong rendah

jika dibandingkan dengan pembiayaan lainnya.

Secara keseluruhan dari total pembiayaan, BMI terus meningkatkan

pembiayaan dengan persentase rata-rata sebesar 5,54% per triwulan

selama 3 tahun terakhir. Pada triwulan ke dua 2010, jumlah pembiayaan

mencapai Rp 12.769.968.000.000 atau meningkat 74,88% dibandingkan

periode yang sama pada tahun 2007 sebesar Rp 7.302.083.000.000.

Peningkatan ini terjadi karena jumlah dana pihak ketiga dan peminjam

juga meningkat selama periode 2007-2010. Gambar 7 menunjukkan

bahwa penyaluran pembiayaan BMI mengalami peningkatan karena

didukung oleh jumlah DPK yang berhasil dihimpun.

Gambar 7.Grafik Perkembangan Jumlah Dana Pihak Ketiga (Giro,

Tabungan, Deposito) dan Penyaluran Pembiayaan Periode 2007-2010.

Sumber: Laporan Keuangan PT BMI, Tbk (data diolah)

Untuk dapat memenuhi permintaan uang dalam bentuk pembiayaan

dalam jumlah besar dibutuhkan jumlah dana pihak ketiga yang besar pula.

Hal ini terlihat dari perkembangan pembiayaan dengan persentase rata-rata

5,54% diimbangi oleh jumlah dana pihak ketiga yang tumbuh dengan

persentase rata-rata sebesar 4,26%. Dengan tersedianya dana dalam jumlah

yang cukup tinggi maka akan berimplikasi pada kemampuan BMI untuk

menyalurkan pembiayaannya. Hal ini karena untuk melakukan ekspansi

pembiayaan dibutuhkan dana yang memenuhi. Kebutuhan dana untuk

melakukan ekspansi pembiayaan tersebut, dipenuhi BMI dengan

mengelola beberapa sumber dana. Sumber utama untuk menyalurkan

55

Page 70: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

70

pembiayaan berasal dari penghimpunan dana pihak ketiga yaitu tabungan,

giro, dan deposito. Gambar 8 menunjukkan komposisi dana pihak ketiga

yang dihimpun BMI selama periode 2007-2010

Gambar 8. Komposisi Dana Pihak Ketiga (Giro, Tabungan, Deposito)

Periode 2007-2010. Sumber: PT BMI, Tbk (data diolah)

Selama periode 2007-2010, deposito memiliki kontribusi yang sangat

besar terhadap total DPK yang berhasil dihimpun oleh BMI yaitu sebesar

55,72%, tabungan sebesar 35,56%, dan giro sebesar 8,72%. Besarnya

kontribusi deposito terhadap DPK disebabkan oleh nisbah bagi hasil

deposito lebih besar daripada dua produk simpanan lainnya, hal ini

dikarenakan dana deposito memiliki jangka waktu yang lebih lama untuk

diinvestasikan kepada bank. Oleh karenanya, nasabah lebih tertarik

menyimpan uangnya pada produk simpanan dalam bentuk deposito

dibandingkan giro dan tabungan.

Tabel 8. Jumlah Dana Pihak Ketiga (Giro, Tabungan, Deposito) periode 2007-2010 (dalam jutaan rupiah)

Periode Giro Tabungan Deposito Total DPK Tingkat Pertumbuhan

Mar-07 744,285 2,603,116 3,984,246 7,331,647 Jun 714,179 2,795,755 4,262,666 7,772,601 6,01% Sept 895,587 3,055,692 4,272,587 8,223,866 5,81% Des 950,152 3,447,528 4,616,118 9,013,798 9,61% Mar-08 933,682 3,455,606 5,076,520 9,465,808 5,01% Jun 1,017,581 3,650,757 4,877,810 9,546,148 0,85% Sept 871,344 3,805,209 5,628,483 10,305,036 7,95% Des 767,484 3,972,304 6,060,764 10,800,552 4,81% Mar-09 858,034 4,203,957 6,493,913 11,555,904 6,99% Jun 867,321 4,312,812 7,620,779 12,800,912 10,77% Sept 920,715 4,283,054 7,488,454 12,692,223 -0,85% Des 1,201,634 4,194,616 8,225,530 13,621,780 7,32% Mar-10 1,023,914 4,351,897 6,644,445 12,020,256 -11,76% Jun 1,475,816 4,464,492 6,414,616 12,354,924 2,78% Persentase rata-rata 4,26%

Sumber: Bank Muamalat Indonesia, Tbk (data diolah)

56

Page 71: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

71

Seperti yang terlihat pada Tabel 8 sepanjang tahun 2007 sampai 2010,

deposito selalu menjadi pemberi kontribusi terbesar dibandingkan giro dan

tabungan terhadap total DPK. Secara keseluruhan, jumlah DPK yang

berhasil dihimpun BMI terus mengalami peningkatan setiap tahunnya

dengan persentase rata-rata sebesar 4,26%. Peningkatan jumlah DPK

terjadi mulai dari periode Juni 2007 hingga 2009, kemudian menurun

sebesar 0,85% yaitu pada periode September 2009 dan berhasil

ditingkatkan kembali di periode Desember 2009 sebesar 7,32%. Pada

triwulan pertama tahun 2010, DPK kembali mengalami penurunan sebesar

11,76% dan berhasil ditingkatkan kembali pada periode berikutnya sebesar

2,78%.

Selain dana pihak ketiga, besarnya jumlah peminjam yang terus

bertambah merupakan faktor lain yang mengakibatkan peningkatan jumlah

pembiayaan selama periode 2007-2010.

Gambar 9. Grafik Perkembangan Jumlah Peminjam Berdasarkan Produk

Pembiayaan Periode 2007-2010 Sumber: Laporan Keuangan PT BMI, Tbk (data diolah)

Gambar 9 menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2007 sampai tahun

2010 jumlah peminjam selalu bertambah. Pada periode Juni 2010 jumlah

peminjam produk pembiayaan sebanyak 103.096 orang atau mengalami

peningkatan sebesar 188,72% dibandingkan periode yang sama pada tahun

2007 dengan jumlah peminjam mencapai 35.708 orang. Meningkatnya

jumlah peminjam disebabkan oleh beberapa hal, yaitu dukungan

permintaan islamic product yang berdampak pada respon positif terhadap

57

Page 72: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

72

bank syariah dan semakin bertambahnya dunia bisnis yang membutuhkan

bantuan permodalan.

4.4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Risiko Pembiayaan

Sebagai lembaga keuangan yang salah satu kegiatan utamanya adalah

menyalurkan dana kepada nasabah, BMI tidak terlepas dari risiko

pembiayaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko

pembiayaan berasal dari internal maupun eksternal perusahaan. Faktor

internal yang mempengaruhi terjadinya risiko pembiayaan terdiri dari

sumber daya manusia, teknologi informasi, kebijakan dan prosedur, serta

keuangan. Sedangkan faktor eksternal yang sifatnya berasal dari luar bank

dan berpengaruh terhadap terjadinya risiko pembiayaan terdiri dari

debitur, kebijakan pemerintah, dan persaingan dengan bank lain.

1. Internal Perusahaan

a. Sumber Daya Manusia

Bank Muamalat Indonesia merupakan salah satu perusahaan

yang bergerak di bidang jasa yang tata kerjanya dilakukan oleh

sumber daya manusia. Oleh karenanya, SDM penting untuk

diperhatikan agar hasil kerja yang diperoleh dapat optimal. Kualitas

SDM terkait dengan risiko pembiayaan berkenaan dengan moral

hazard dan morale hazard. Terjadinya moral hazard apabila

karyawan dengan sengaja melakukan tindakan untuk

menguntungkan diri sendiri sehingga menimbulkan kerugian bagi

bank. Sedangkan morale hazard terjadi karena kondisi atau

lingkungan yang menyebabkan karyawan kurang hati-hati dalam

melakukan proses pembiayaan kepada peminjam.

Account manager merupakan SDM analis pembiayaan yang

sangat mempengaruhi risiko pembiayaan. Hal ini karena account

manager mengetahui secara keseluruhan informasi calon nasabah

dan melakukan analisis kelayakan pembiayaan untuk calon nasabah

tersebut. Pada BMI, moral hazard tidak pernah dilakukan baik oleh

karyawan maupun account manager karena setiap karyawan

mendapat pengawasan ketat dari supervisor atau unit di atasnya

58

Page 73: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

73

begitu pula dengan account manager. Sebelum pembiayaan

disetujui, account manager harus mempresentasikan usulan

pembiayaannya di depan komite pembiayaan dan berada di bawah

pengawasan langsung business manager.

Sedangkan morale hazard yang terjadi tidak mempengaruhi

risiko pembiayaan secara signifikan. Hal ini karena pihak BMI

melakukan upaya antisipasi untuk meminimalisasi terjadinya

morale hazard melalui beberapa tindakan pencegahan risiko yaitu

pada saat proses recruitment dan pelatihan analisis pembiayaan

secara intensif. Perekrutan ditekankan pada knowledge, skill, dan

attitude. Analis pembiayaan diberikan pelatihan terkait pembiayaan

seperti, pelatihan analisis pembiayaan dan pembiayaan bermasalah,

pelatihan aspek legal dan akad-akad bank syariah, project finance

and loan syndication training, serta personal development. Kualitas

SDM terutama analis pembiayaan yang baik akan meminimalisasi

risiko pembiayaan sehingga mengurangi kerugian akibat risiko

tersebut.

b. Teknologi Informasi

Sistem Teknologi Informasi (TI) yang terpadu merupakan

suatu keharusan bagi setiap bank untuk dapat mengelola jutaan

informasi dengan efektif dan efisien. Disamping itu, ketentuan

undang-undang perbankan dalam peraturan BI No 9/15/PBI/2007

menuntut setiap bank untuk menjalankan sistem IT terkini dalam

rangka memantau dan mengendalikan risiko. Sejalan dengan misi

BMI untuk menjadi role model lembaga keuangan syariah dengan

penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen,

dan orientasi investasi yang inovatif maka untuk memberikan

pelayanan terbaik kepada stakeholders, manajemen memahami

pentingnya teknologi informasi yang terintegrasi, akurat, up to

date, konsisten, tepat waktu, dan relevan dalam pengelolaan risiko.

Sebagai bukti komitmen dalam menerapkan manajemen risiko di

bidang teknologi informasi, saat ini BMI telah menjalankan

59

Page 74: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

74

Financing Orginating System (FOS) yaitu sistem informasi debitur

yang mendukung kegiatan pemberian pinjaman dan pengelolaan

risiko dengan kapasitas di atas puluhan ribu transaksi per menit.

Selain itu, BMI juga menggunakan Daftar Hitam Nasional dan

credit scoring model (CSM) sebagai alat bantu pengambilan

keputusan pemberian pembiayaan perorangan. Aplikasi tersebut

memungkinkan efektivitas dan efisiensi waktu untuk menilai

kelayakan calon peminjam secara tepat. Ketepatan penilaian

kelayakan calon peminjam meminimalisasi kerugian risiko

pembiayaan.

c. Kebijakan dan Prosedur

Ekspansi pembiayaan dari tahun ke tahun dapat meningkatkan

potensi risiko pembiayaan. Oleh karenanya, perusahaan perlu

menetapkan kebijakan yang mengatur pembiayaan tersebut.

Kebijakan mengenai jangka waktu pengembalian dan profit sharing

(nisbah bagi hasil) dengan peminjam berpengaruh terhadap risiko

pembiayaan. Kebijakan tersebut akan dapat meningkatkan atau

mengurangi risiko pembiayaan.

Jangka waktu pengembalian adalah waktu jatuh tempo bagi

peminjam untuk melakukan pembayaran kembali pembiayaannya.

Semakin lama jangka waktu yang diberikan maka pengembalian

yang diperoleh bank akan semakin besar. Namun di sisi lain,

kemungkinan terjadinya gagal bayar semakin tinggi.

Profit sharing antara bank dengan peminjam disepakati antara

kedua belah pihak di awal perjanjian. Semakin besar jumlah dana

yang dipinjam maka profit sharing yang diterima bank akan

semakin besar pula. Namun di sisi lain, beban bank kepada

penabung juga lebih besar apabila peminjam tidak mampu

membayar kembali pinjamannya. Hal ini karena keuntungan bank

tidak diperoleh dengan cara konsep biaya dimana bank

mendapatkan spread positif atau selisih antara pendapatan dari

peminjam dengan beban yang harus dibayar kepada penabung.

60

Page 75: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

75

Keuntungan yang diperoleh bank adalah pendapatan dari

pembiayaan yang kemudian dibagi dua dengan penabung

berdasarkan nisbah bagi hasil di awal perjanjian. Di samping itu,

bank perlu memberikan bagi hasil yang kompetitif guna menjaga

loyalitas penabung agar tidak beralih kepada bank lain dalam

menginvestasikan dananya.

Ketidakmampuan peminjam membayar kembali pinjamannya

akan meningkatkan risiko pembiayaan. Oleh karenanya, kebijakan

dan prosedur yang tepat terkait penetapan jangka waktu

pengembalian dan penetapan nisbah bagi hasil disesuaikan dengan

kemampuan peminjam untuk melakukan pembayaran kembali. Hal

ini membantu bank mengelola risiko pembiayaan sehingga

mengurangi kerugian akibat risiko tersebut.

d. Keuangan

Kemampuan keuangan BMI berhubungan dengan kemampuan

dalam mencadangkan sejumlah uang (cadangan penghapusan

piutang ragu-ragu) untuk mengantisipasi kemungkinan kerugian

akibat peminjam gagal bayar. Cadangan penghapusan piutang ragu-

ragu harus mampu menutupi kemungkinan kerugian yang akan

dihadapi oleh BMI secara efisien dan efektif.

Dana yang dicadangkan sesuai dengan peraturan yang telah

ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu mewajibkan bank untuk

membentuk Penyisihan Penghapusan Aktiva Tetap (PPAP) terhadap

pembiayaan yang disalurkan dengan ketetapan sebagai berikut:

Tabel 9. PPAP minimum yang wajib dibentuk berdasarkan kualitas.

Kualitas Pembiayaan Minimum PPAP Lancar 1% x pembiayaan lancar Dalam Perhatian Khusus 5% x (Pembiayaan DPK) Kurang Lancar 15% x (Pembiayaan KL – agunan) Diragukan 50% x (Pembiayaan D – agunan) Macet 100% x (Pembiayaan M – agunan)

Sumber: PBI No.8/2/2006

61

Page 76: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

76

Selama periode 2007-2010, persentase rata-rata CAR yang

dimiliki BMI yaitu sebesar 11,48% atau berada di atas nilai minimal

CAR yang harus dimiliki oleh bank berdasarkan ketetapan BI yaitu

8%. Hal ini menunjukkan kemampuan keuangan perusahaan untuk

mengantisipasi kemungkinan kerugian akibat gagal bayar, sehingga

dapat meminimalisasi risiko pembiayaan yang terjadi.

e. Pengendalian Internal (Internal Control)

Internal control atau pengendalian internal adalah suatu bentuk

pengendalian terhadap masing-masing faktor yang menyebabkan

timbulnya risiko pembiayaan. Pengendalian internal ini berupa

pengawasan aktif oleh Branch Risk Control Officer (BRCO) pada

masing-masing cabang yang menilai kecukupan proses identifikasi,

pengukuran, pemantauan, dan sistem informasi manajemen risiko.

Dengan dilakukan Internal control maka bank dapat menfilterisasi

sejak awal terjadinya risiko pembiayaan sehingga dapat mengurangi

kemungkinan kerugian akibat risiko tersebut.

2. Eksternal Perusahaan

a. Kebijakan Pemerintah

Ketentuan dan tata cara tentang lembaga keuangan perbankan

syariah diatur dalam Undang-Undang Perbankan Nomor 7 Tahun

1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10

Tahun 1998. Bank syariah pun secara khusus diatur dalam UU No

23 tahun 2008 dan PP No 72 tahun 1992, sehingga perbankan

merupakan sektor usaha yang kegiatannya paling diatur dan

dibatasi.

Dalam praktiknya, manajemen risiko BMI mengacu pada

kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Peraturan Bank

Indonesia (PBI), diantaranya adalah PBI No.11/25/PBI/2009

tanggal 1 Juli 2009 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank

Umum, PBI No12/07/PBI/2010 tentang Sertifikasi Manajemen

Risiko bagi Pengurus dan Pejabat Bank Umum, dan PBI

62

Page 77: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

77

No.10/15/PBI/2008 tentang Kewajiban Penyediaan Modal

Minimum Bank Umum.

Pemerintah memberikan perhatian yang cukup besar terhadap

pengelolaan risiko bagi perbankan syariah dengan dibentuknya

regulasi manajemen risiko perbankan syariah secara tersendiri.

Dengan diberlakukannya regulasi tersebut, membantu BMI

menyehatkan dan memperbaiki pengelolaan risiko yang memiliki

variasi akad untuk produk pembiayaannya sehingga kerugian akibat

risiko tersebut dapat diminimalisasi.

b. Peminjam

Peminjam merupakan pengguna dari pembiayaan yang

diberikan bank. Terhentinya pembayaran kembali oleh peminjam

berakibat pada terjadinya risiko pembiayaan. Hal ini dapat terjadi

karena unsur kesengajaan, artinya peminjam tidak mau membayar

kewajiban pembiayaannya. Selain itu adanya unsur

ketidaksengajaan karena musibah seperti bencana alam juga

menjadi faktor penyebab terjadinya risiko. Hal ini sulit dikendalikan

pihak bank dan sifatnya berbeda dengan faktor internal dimana

bank dapat mengawasi dan mengontrol faktor tersebut. Risiko dapat

terjadi disebabkan oleh beberapa faktor yang berasal dari peminjam,

diantaranya: karakter peminjam, pekerjaan atau usaha peminjam,

dan musibah.

Karakter adalah sifat atau watak dari peminjam seperti

kepribadian yang positif, kooperatif, dan tanggung jawab. Penilaian

yang tidak objektif terhadap karakter calon peminjam

memungkinkan peminjam dengan sengaja melakukan pembiayaan

macet. Penilaian karakter perlu diperhatikan karena berkaitan

dengan i’tikad dan kesadaran calon nasabah untuk membayar

kembali pinjamannya.

Pekerjaan dan usaha calon nasabah mempengaruhi risiko

pembiayaan. Terganggunya kegiatan usaha yang berdampak pada

pendapatan peminjam dapat mempengaruhi kemampuan membayar

63

Page 78: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

78

kembali pinjamannya. Selain dilihat dari sisi pendapatan, bagi

peminjam yang memiliki pekerjaan atau berprofesi sebagai ahli

hukum perlu diperhatikan apakah kooperatif atau tidak karena

dikhawatirkan peminjam dapat menghindari kewajibannya dengan

mencari kekurangan dari segi hukum atas perjanjian yang

disepakati.

Musibah merupakan faktor penyebab terjadinya risiko yang

berasal dari peminjam dan sifatnya tidak dapat diprediksi

sebelumnya, seperti bencana alam dan pemutusan hubungan kerja.

Karakter peminjam yang tidak cooperative, terganggunya

kegiatan usaha, dan musibah yang dialami peminjam meningkatkan

risiko pembiayaan.

c. Persaingan dengan Bank Lain

Perkembangan dunia usaha perbankan yang semakin agresif

menyebabkan semakin ketatnya persaingan antar bank. Setiap bank

bersaing untuk terus menambah jumlah jaringan kantor pelayanan,

menambahkan inovasi kedalam berbagai produk yang ditawarkan

dan memberikan kemudahan dalam bentuk persyaratan pembiayaan

dan proses pencairan serta kompetitif dalam memberikan nisbah

bagi hasil kepada peminjam. Dengan semakin mudahnya

persyaratan pembiayaan dan proses pencairan, maka semakin

banyak orang yang tertarik dengan sistem tersebut. Bank Syariah

Mandiri merupakan pesaing utama BMI yang memberikan

pembiayaan tanpa jaminan bagi nasabah sehingga persyaratan

pembiayaan dan proses pencairan lebih mudah dan cepat.

Persaingan ini meningkatkan risiko pembiayaan.

4.5. Manajemen Risiko Pembiayaan

Praktik manajemen risiko BMI mengacu pada peraturan Bank

Indonesia (PBI) No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan

Manajemen Risiko bagi Bank Umum yang dijelaskan lebih lanjut di dalam

ketentuan internal bank sebagai Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko

(PKMR). Proses manajemen risiko dijalankan dengan melakukan

64

Page 79: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

79

identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko. Untuk

mendukung pelaksanaan tersebut dilakukan penilaian terhadap sistem

kontrol risiko yang meliputi peran aktif dewan direksi dan komisaris,

kecukupan kebijakan dan prosedur, sistem informasi manajemen serta

pengendalian internal.

Penerapan manajemen risiko diarahkan untuk memperkuat

infrastruktur manajemen risiko, yaitu kelengkapan organisasi dan SDM,

kecukupan kebijakan dan prosedur pembiayaan serta sistem informasi

manajemen. Secara garis besar, beberapa langkah penting yang masih

akan dilakukan guna menyempurnakan ketiga elemen tersebut,

diantaranya:

Sertifikasi manajemen risiko bagi pengurus dan pejabat bank.

Review terhadap kebijakan dan prosedur pembiayaan, salah satunya

adalah penyesuaian limit persetujuan komite pembiayaan yang

disesuaikan dengan kondisi risiko serta target pertumbuhan bisnis bank

Muamalat.

Menyempurnakan Lembar Kerja Pencatatan dan Pelaporan Transaksi

Berisiko (LKPPTB) sehingga menjadi lebih komprehensif, efektif dan

efisien.

Mengembangkan dan melengkapi instrumen pemeringkatan credit

worthiness (kelayakan) nasabah.

Menguji metode pengukuran potensial loss berdasarkan database yang

terbentuk .

Pengukuran profil risiko per posisi triwulanan.

Perhatian manajemen terhadap pentingnya pengelolaan risiko

pembiayaan dijalankan oleh Financing Risk Management Unit mulai dari

tingkat cabang, area, sampai pusat. Financing Risk Management Unit

berada di bawah pengawasan Risk Management Division dengan fungsi

utama melakukan filterisasi awal terhadap setiap proposal pembiayaan

nasabah yang diajukan oleh cabang, sebelum diputuskan oleh komite

pembiayaan sesuai dengan kewenangannya. Manajemen risiko

pembiayaan BMI meliputi:

65

Page 80: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

80

4.5.1. Identifikasi Risiko Pembiayaan

Proses pengidentifikasian risiko dilakukan oleh BMI dengan

sistem yang terintegrasi dan terkomputerisasi. Hal ini menunjukkan

perhatian dan kesadaran bank terhadap pentingnya penggunaan

teknologi informasi dalam pelaksanaan manajemen risiko, termasuk

identifikasi risiko. Pengidentifikasian dilakukan pada akhir bulan

oleh analis pembiayaan. Semua data terkait angsuran dan sisa

pinjaman masuk ke dalam database sehingga dapat terlihat besarnya

pembiayaan bermasalah yang terjadi. Proses pengidentifikasian ini

sangat penting untuk tahap selanjutnya.

4.5.2. Pengelompokan Risiko Pembiayaan

Setelah melalui tahap pengidentifikasian, selanjutnya dilakukan

pengelompokan pembiayaan yang mengalami keterlambatan

pembayaran. Proses pengelompokan sesuai dengan peraturan Bank

Indonesia No. 31/147/KEP/DIR tanggal 12 november 1999 tentang

kualitas aktiva produktif yaitu pembiayaan dikelompokkan dalam 5

jenis kolektibilitas berdasarkan tingkat kelancaran pembayaran

kewajiban peminjam yang diukur dari jumlah hari tunggakan.

Kelima jenis kolektibilitas itu antara lain kolektibilitas lancar, dalam

perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet. Pembiayaan

dengan kualitas lancar dan dalam perhatian khusus digolongkan ke

dalam pembiayaan tidak bermasalah, sedangkan pembiayaan

dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet digolongkan

dalam pembiayaan bermasalah. Besar masing-masing kolektibilitas

pada tahun 2007-2010 terlihat pada Gambar 10 dan Tabel 10.

Gambar 10.Komposisi Kolektibilitas Pembiayaan periode

2007-2010 Sumber: PT BMI, Tbk (data diolah)

66

Page 81: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

81

Tabel 10. Jumlah Kolektibilitas Pembiayaan Periode 2007-2010 (dalam jutaan rupiah)

Tahun Pembiayaan Lancar

Pembiayaan Dalam

Perhatian Khusus

Pembiayaan Kurang Lancar

Pembiayaan diragukan

Pembiayaaan macet

Mar-07 5,854,865 310,617 91,772 18,755 124,569 Jun 6,541,362 385,492 166,589 64,451 144,189 Sept 7,381,220 287,149 225,136 117,585 198,520 Des 8,168,357 161,738 61,257 26,085 162,135 Mar-08 8,107,216 353,583 87,498 37,844 157,599 Jun 8,779,607 372,766 248,932 62,948 151,722 Sept 9,531,499 364,295 285,892 69,823 157,460 Des 9,658,805 365,739 290,389 28,895 135,741 Mar-09 9,254,621 718,529 391,753 59,801 231,191 Jun 9,836,709 858,470 181,713 57,315 201,327 Sept 9,317,690 958,950 617,000 55,236 326,684 Des 9,995,758 856,864 41,849 401,297 95,308 Mar-10 9,887, 240 1,266,885 470,396 32,783 281,896 Jun 10,484,572 1,682,672 256,803 39,585 306,336 Rata-rata 8,771,394 638,839 244,070 76,600 191,048 Persentase 88,40% 6,44% 2,46% 0,77% 1,93%

Sumber: PT BMI, Tbk (data diolah)

Dari Tabel 10, dapat dilihat bahwa rata-rata pembiayaan lancar

memiliki persentase yang paling besar diantara kolektibilitas

lainnya yaitu sebesar 88,40% terhadap total rata-rata kolektibilitas.

Selama tiga tahun terakhir, kolektibilitas lancar paling rendah

terjadi pada periode Maret 2007 yaitu sebesar

Rp 5.854.865.000.000 dan paling tinggi pada periode Juni 2010

yaitu sebesar Rp 10.484.572.000.000.

Pembiayaan dalam perhatian khusus merupakan kolektibilitas

yang kedua dimana keterlambatan pembayaran kurang dari 90 hari,

dengan persentase rata-rata 6,44% terhadap total kolektibilitas.

Jumlah pembiayaan dalam perhatian khusus paling tinggi terjadi

pada periode Juni 2010 yaitu sebesar Rp 1.682.672.000.000.

Sedangkan paling rendah terjadi pada periode Desember 2007

yaitu sebesar Rp 161.738.000.000.

Pembiayaan pada kolektibilitas kurang lancar, diragukan, dan

macet dikatakan bermasalah dan termasuk kedalam Non

Performing Finance (NPF). NPF adalah pembiayaan yang tidak

67

Page 82: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

82

diikuti oleh pelunasan pembayaran pokok atau angsuran

sebagaimana yang telah dipersyaratkan dalam perjanjian sehingga

ada kemungkinan potensial loss. Persentase dari total rata-rata

pembiayaan kurang lancar, diragukan, dan macet yaitu masing-

masing sebesar 2,46%, 0,77%, dan 1,93%. Kolektibilitas kurang

lancar dimana keterlambatan pembayaran kurang dari 180 hari

paling tinggi terjadi pada periode September 2009 yaitu sebesar Rp

617.000.000.000 sedangkan paling rendah terjadi pada periode

Desember 2009 yaitu sebesar Rp 41.849.000.000. Kolektibilitas

diragukan dimana keterlambatan pembayaran kurang dari 270 hari

paling tinggi terjadi pada periode Desember 2009 yaitu sebesar

Rp 401.297.000.000 sedangkan paling rendah terjadi pada periode

Maret 2007 yaitu sebesar Rp 18.755.000.000. Kolektibilitas macet

dimana keterlambatan pembayaran lebih dari 270 hari paling tinggi

terjadi pada periode September 2009 yaitu sebesar

Rp 326.684.000.000 sedangkan paling rendah terjadi pada periode

Desember 2009 yaitu sebesar Rp 95.308.000.000.

4.5.3. Pengukuran Tingkat Risiko Pembiayaan

Setiap pembiayaan yang disalurkan memiliki potensi risiko.

Besarnya risiko pembiayaan ditunjukkan oleh Non Performing

Finance (NPF) yaitu pembiayaan yang tidak diikuti oleh pelunasan

pembayaran pokok atau angsuran sebagaimana yang telah

dipersyaratkan dalam perjanjian sehingga ada kemungkinan

potensial loss. Kolektibilitas kurang lancar, diragukan, dan macet

termasuk ke dalam NPF. Rasio NPF diperoleh dari pembagian

antara NPF dengan total pembiayaan yang disalurkan. Semakin

besar rasio NPF, semakin tinggi pula risiko yang ditanggung oleh

bank. Tingginya NPF menunjukkan kegagalan bank dalam

mengelola dana yang ada. Nilai NPF akan mempengaruhi laba

yang diperoleh dan menentukan posisi bank tersebut dinyatakan

sehat atau tidak. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank

wajib memiliki NPF neto di bawah 5 persen. Bank dengan nilai

68

Page 83: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

83

NPF neto di atas 5 persen akan masuk dalam program pengawasan

intensif BI.

Tabel 11. Persentase Non Performing Finance pembiayaan periode 2007-2010 (dalam jutaan rupiah)

Tahun NPF Pembiayaan NPF Gross

PPAP NPF net

Mar-07 253.096 6.400.578 3,67% 141.126 2,70% Jun 375.229 7.302.083 5,14% 174.617 3,93% Sept 541.241 8.209.610 6,59% 218.113 4,96% Des 249.477 8.579.572 2,91% 232.778 1,33% Mar-08 282.941 8.743.740 3,24% 242.793 1,61% Jun 463.602 9.654.529 4,82% 209.519 3,72% Sept 513.175 10.408.969 4,93% 218.990 3,88% Des 455.025 10.479.749 4,34% 165.685 3,80% Mar-09 682.745 10.655.895 6,41% 180.509 5,99% Jun 440.355 11.135.534 3,95% 210.517 3,23% Sept 998.920 11.275.560 8,86% 308.363 7,32% Des 538.454 11.391.076 4,73% 207.474 4,11% Mar-10 785.075 11.939.200 6,58% 230.308 5,83% Jun 602.724 12.769.968 4,72% 259.760 3,93%

Sumber: PT BMI, Tbk (data diolah)

Tabel 11 menunjukkan bahwa NPF pada BMI mengalami

fluktuasi setiap tahunnya. NPF gross terendah terjadi pada triwulan

terakhir 2007 yaitu sebesar 2,91% dengan NPF net 1,33% dan

tertinggi pada triwulan ke tiga 2009 yaitu sebesar 8,86% dengan

NPF net 7,32%. Pada tahun 2009 terdapat dua periode dimana

tingkat NPF di atas 5%, yaitu pada triwulan pertama sebesar 6,41%

dan triwulan ke tiga sebesar 8,86%. Hal ini terjadi karena situasi

ekonomi pada awal tahun 2009 masih diliputi ketidakpastian

setelah krisis keuangan global akhir tahun 2008. Pada akhir 2009,

BMI mampu menurunkan posisi NPF ke level yang lebih rendah

yaitu sebesar 4,73% melalui rencana kerja perbaikan dan

mengarahkan pembiayaan ke sektor yang relatif aman dan berisiko

rendah. Meski demikian, tingkat NPF masih mengalami fluktuasi

yaitu pada triwulan pertama 2010, NPF meningkat mencapai

6,58% dan turun kembali pada triwulan berikutnya yaitu sebesar

4,72%. Pergerakan NPF gross dapat dilihat pada Gambar 11.

69

Page 84: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

84

Gambar 11. Grafik Perkembangan Rasio NPF Gross periode

2007-2010 Sumber: PT BMI, Tbk (data diolah)

4.5.4. Pengendalian dan Pengelolaan Risiko Pembiayaan

Pengendalian risiko pembiayaan adalah upaya untuk menjaga

pembiayaan yang diberikan lancar dan produktif. Strategi

pengendalian dan pengelolaan pembiayaan BMI terdiri dari

preventive control of credit dan repressive control of credit.

1. Preventive Control of Finance

Preventive control of finance adalah pengendalian

pembiayaan yang dilakukan dengan tindakan pencegahan

sebelum pembiayaan tersebut bermasalah. Upaya preventive

control of finance dilakukan dengan cara:

a. Penetapan Prosedur dan Kebijakan Umum Pembiayaan.

Prosedur dan kebijakan pembiayaan merupakan acuan

bank dalam melakukan pengendalian risiko mulai dari

pemberian pembiayaan sampai pada penagihan. Sehingga

dalam penetapannya, menekankan pada aspek yuridis dan

kehati-hatian. Aspek yuridis, yaitu prosedur dan kebijakan

sesuai dengan peraturan dan ketetapan Bank Indonesia.

Aspek kehatian-hatian, yaitu menjaga sistem perbankan yang

sehat, kuat, dan efisien. Prosedur dan kebijakan pembiayaan

yang baik dan teratur memudahkan koordinasi pusat dengan

cabang dalam melakukan pengawasan terhadap berbagai

kemungkinan terjadinya risiko pembiayaan.

70

Page 85: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

85

b. Asuransi

Untuk mengurangi kemungkinan kerugian dari risiko

pembiayaan, bank melakukan kerjasama dengan beberapa

asuransi, yaitu asuransi jiwa yang digunakan apabila

peminjam meninggal dunia dan asuransi pembiayaan untuk

mengurangi kerugian akibat pembiayaan macet. Asuransi

yang digunakan BMI adalah asuransi jiwa sinarmas syariah

untuk asuransi jiwa, sedangkan asuransi takaful untuk

asuransi pembiayaan.

Pembayaran premi asuransi dilakukan saat realisasi

pembiayaan. Klaim pembiayaan diajukan kepada pihak

asuransi jika terjadi pembiayaan macet. Klaim harus

memperhatikan waktu jatuh tempo dan masa berlakunya,

karena jika melebihi jatuh tempo maka klaim tidak lagi

berlaku. Dana yang ditanggung oleh pihak asuransi yaitu

sebesar 75% dan bank 25%.

c. Peningkatan kualitas SDM

SDM merupakan faktor yang sangat berpengaruh

terhadap timbulnya risiko pembiayaan. Oleh karenanya,

manajemen mengadakan pelatihan sebagai upaya untuk terus

meningkatkan kualitas SDM, diantaranya: pelatihan analisa

pembiayaan dan pembiayaan bermasalah, pelatihan aspek

legal dan akad-akad bank syariah, project finance and loan

syndication training, serta personal development.

d. Penagihan Intensif.

Penagihan secara intensif dilakukan dengan cara

memantau saldo di rekening tabungan peminjam dan

melakukan potongan sejumlah angsuran saat jatuh tempo.

Apabila terdapat peminjam yang menunggak pada tahun

pertama maka dilakukan beberapa langkah untuk

menghindari kerugian, yaitu:

71

Page 86: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

86

1) Pengiriman surat pemberitahuan angsuran kedua.

2) Konfirmasi melalui telepon.

3) Pengiriman surat peringatan (SP1, SP2, SP3, dan SP

terakhir).

e. Manajemen Kolektibilitas

Meningkatnya nilai kolektibilitas kualitas kurang lancar,

diragukan, dan macet mengakibatkan PPAP yang harus

dibentuk semakin besar. Hal ini berdampak pada menurunnya

laba, dan CAR sehingga tingkat kesehatan pembiayaan

memburuk. Oleh karenanya, pengelolaan kolektibilitas

penting dilakukan karena berpengaruh terhadap kelangsungan

usaha suatu bank. Manajemen kolektibilitas dilakukan

dengan cara:

1) Mengevaluasi setiap pembiayaan, terutama pembiayaan

kolektibilitas 2,3,4, dan 5.

2) Membuat action plan penyelesaian pembiayaan

3) Membuat proyeksi coll untuk mengetahui sejak awal

tingkat kesehatan pembiayaan.

2.Repressive Control of Finance

Repressive control of finance adalah pengendalian dan

pengelolaan pembiayaan yang dilakukan melalui tindakan

penyelesaian setelah pembiayaan tersebut bermasalah. Upaya

repressive control of finance dilakukan dengan cara:

a. Proses Revitalisasi.

Revitalisasi dilakukan jika usaha nasabah diindikasikan

masih berjalan dan hasil usaha nasabah masih mampu untuk

memenuhi kewajiban angsuran kepada bank. Proses

revitalisasi meliputi:

1) Rescheduling

Perubahan ketentuan pembiayaan yang hanya

menyangkut jadwal pembayaran atau jangka waktunya,

sehingga peminjam yang terlambat membayar

72

Page 87: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

87

pembiayaannya diberi jangka waktu tertentu untuk

membayar dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

2) Reconditioning

Perubahan sebagian atau seluruh ketentuan pembiayaan

termasuk perubahan jangka waktu sepanjang tidak

menyangkut perubahan maksimum saldo pembiayaan.

3) Restructuring

Perubahan sebagian atau seluruh ketentuan pembiayaan,

termasuk perubahan maksimum saldo pembiayaan.

b. Penyelesaian Melalui Jaminan

Penyelesaian melalui jaminan dilakukan jika nasabah

sudah tidak memiliki usaha dan tidak kooperatif untuk

menyelesaikan pembiayaan.

1. Penyelesaian Melalui Jaminan (Non Litigasi)

a) Off-Set

Penyelesaian pembiayaan melalui penyerahan

jaminan oleh peminjam kepada bank. Off-set dilakukan

bila peminjam bersedia untuk menjual jaminannya

kepada bank. Langkah-langkah yang dilakukan untuk

melakukan off-set, antara lain:

1.Menganalisis kecukupan nilai jaminan untuk menutup

seluruh kewajiban dan biaya-biaya yang dikeluarkan

saat proses off-set.

2.Negosiasi dengan peminjam untuk pembelian jaminan

3.Setelah mendapat persetujuan komite penyelesaian

pembiayaan, dilakukan jual beli.

Bila nasabah ingin membeli kembali jaminan yang di beli

oleh bank, maka diberikan hak opsi kepada peminjam

dengan jangka waktu berdasarkan persetujuan kedua

belah pihak.

73

Page 88: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

88

b) BAMUI (Badan Arbitrase Muamalat Indonesia)

Sesuai dengan pasal 17 perjanjian pembiayaan, setiap

sengketa yang timbul antara peminjam dengan BMI,

maka akan diselesaikan melalui BAMUI. Langkah-

langkah yang dilakukan, antara lain:

1.Membuat usulan penyelesaian ke komite pembiayaan.

2.Membuat surat dan pengajuan gugatan ke BAMUI.

3.Proses sidang dalam jangka waktu maksimal 6 bulan.

4.Keputusan BAMUI.

5.Pendaftaran putusan BAMUI ke pengadilan negeri.

2. Penyelesaian Melalui Jaminan (Litigasi).

a) Gugatan Perdata

Kondisi dimana peminjam tidak dapat menyelesaikan

kewajiban secara sukarela, cepat, dan tuntas melalui hak

tanggungan. Gugatan perdata dilakukan untuk

mendapatkan keputusan berkekuatan hukum dan

mengikat yang wajib dilaksanakan oleh pihak terkait

dalam perkara gugatan. Melalui cara ini, memungkinkan

bank untuk menguasai atau menjual aset nasabah yang

bukan jaminan.

b) Gugatan Pidana

Kondisi dimana peminjam melakukan suatu tindakan

pidana sehingga menimbulkan kerugian. Gugatan pidana

bertujuan untuk menekan psikologis peminjam supaya

mengakui kesalahan dan menyelesaikan kewajibannya.

c) Riil Eksekusi Jaminan

Kondisi dimana penyelesaian pembiayaan dapat

dilakukan melalui jaminan yang telah diikat dengan hak

tanggungan. Riil eksekusi jaminan bertujuan untuk

mengeksekusi jaminan yang telah dibebani hak

tanggungan sehingga kewajiban peminjam dapat dilunasi.

Penyelesaian pembiayaan melalui riil eksekusi jaminan

74

Page 89: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

89

dapat dilaksanakan dalam waktu singkat dan memiliki

kepastian pengembalian.

d) Permohonan Kepaillitan

Kondisi dimana jaminan tidak dapat dilikuidasi

dengan cepat dan bank sulit bernegosiasi dengan

peminjam.

4.6. Laba Bank Muamalat Indonesia

Laba yang diperoleh suatu perusahaan menunjukkan keberhasilan

perusahaan tersebut dalam mengelola usahanya, baik dalam

penghimpunan dana maupun penyaluran pembiayaan. Peningkatan laba

dari periode ke periode berikutnya dapat dijadikan gambaran bagi pihak

yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan.

Tabel 12. Laba periode 2007-2010 (dalam jutaan rupiah) Periode Jumlah Laba Tingkat Pertumbuhan Mar '07 230687 Jun 208276 -9,71% Sept 238234 14,38% Des 220875 -7,29% Mar '08 304564 37,89% Jun 287172 -5,71% Sept 356156 24,02% Des 340891 -4,29% Mar '09 432384 26,84% Jun 372430 -13,87% Sept 302950 -18,66% Des 272746 -9,97% Mar '10 328733 20,53% Jun 354567 7,86%

Sumber: PT BMI, Tbk (data diolah)

Perkembangan laba per triwulan periode 2007-2010 mengalami

fluktuasi. Pertumbuhan laba terbesar terjadi pada triwulan pertama tahun

2008 yaitu sebesar 37,89%. Hal ini didukung oleh tingginya pertumbuhan

pembiayaan pada periode tersebut yang mencapai 9,98%, dimana rata-rata

pertumbuhan pembiayaan per triwulan periode 2007-2010 sebesar 5,54%

dan tingkat NPF gross yang rendah sebesar 3,24% dengan NPF net

mencapai 1,61%. Sedangkan pada tiga periode terakhir 2009, laba

75

Page 90: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

90

mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena ketidakpastian usaha akibat

krisis keuangan global akhir tahun 2008 sehingga berdampak pada

tingginya NPF yang berpengaruh terhadap pencapaian laba. Penurunan

terbesar terjadi pada triwulan ketiga tahun 2009 yaitu sebesar 18,66%. Hal

ini didukung oleh tingginya NPF pada periode tersebut sebesar 8,86%

dengan NPF net 7,32%, dimana tingkat NPF tersebut merupakan

persentase tertinggi selama periode 2007-2010.

Pada triwulan pertama tahun 2010, laba kembali mengalami

peningkatan sebesar 20,53% dan terus meningkat pada periode berikutnya

sebesar 7,86% terlihat pada Gambar 12. Hal ini terjadi karena upaya

remedial yang dilakukan bank dan situasi ekonomi yang mulai stabil.

Gambar 12. Grafik Perkembangan Laba Periode 2007-2010 Sumber: PT BMI, Tbk (data diolah)

4.7. Pengaruh Pembiayaan dan Rasio NPF Terhadap Laba

4.7.1. Analisis Korelasi

Analisis kolerasi pearson product moment digunakan untuk

mengetahui hubungan pembiayaan dan tingkat NPF terhadap laba

PT BMI, Tbk. Hasil dari perhitungan kolerasi pearson product

moment yang diolah dengan menggunakan minitab 14

Tabel 13. Nilai Kolerasi antar variabel pembiayaan, NPF, dan laba

Variabel Laba Pembiayaan

Pembiayaan Nilai Korelasi 0.707 p-value 0.005

NPF Nilai Kolerasi -0.197 0,344 p-valuae 0.499 0,229

76

Page 91: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

91

Dari hasil analisis korelasi, terlihat bahwa variabel yang

memiliki pengaruh linear paling kuat terhadap laba adalah

pembiayaan dengan nilai kolerasi 0,707. Sedangkan variabel NPF

terhadap laba memiliki nilai korelasi 0,197 yang berarti bahwa

korelasi antara NPF dengan laba sangat rendah.

4.7.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Untuk menganalisis pengaruh pembiayaan dan NPF terhadap

laba, dilakukan analisis regresi berganda. Laba merupakan peubah

tidak bebas (Y) yang dipengaruhi oleh jumlah pembiayaan dan

NPF (X1, X2) sebagai peubah bebas. Persamaan yang dihasilkan

sebagai berikut:

Y = 59635 + 0.0257 X1 - 2147 X2

Keterangan:

Y = Laba

X1 = Pembiayaan

X2 = NPF

Dari persamaan hasil regresi linear berganda, menunjukkan

bahwa pembiayaan (variabel X1) mempunyai pengaruh positif

terhadap laba bank (variabel Y), dimana setiap kenaikan

pembiayaan akan mengakibatkan kenaikan pada laba. Sedangkan

NPF (variabel X2) memiliki pengaruh negatif terhadap laba bank

(variabel Y), dimana kenaikan NPF akan mengakibatkan

penurunan pada laba. Pada persamaan regresi terlihat bahwa

kenaikan pembiayaan satu satuan akan menaikkan laba sebesar

0,0257 satuan, sedangkan kenaikan NPF satu persen akan

mengakibatkan penurunan pada laba sebesar 2,147 miliar rupiah.

Regresi berganda yang baik memiliki persyaratan beberapa uji

klasik, yaitu uji multikolinieritas, uji normalitas, uji

heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Model regresi dapat

diketahui layak atau tidak layak melalui keempat uji tersebut.

77

Page 92: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

92

A. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah uji yang dilakukan apakah terdapat

korelasi antar variabel independen yang digunakan dalam

model regresi. Identifikasi adanya multikolinieritas dalam

model dapat dilakukan dengan melihat variance inflation factor

(VIF). Iriawan dan Astuti (2006) menyatakan bahwa

miltikolinieritas dapat diidentifikasi pada parameter dengan

nilai VIF ≥ 5. Jika peubah VIF masing-masing peubah bebas

memiliki nilai lebih besar dari 5 maka model regresi memiliki

multikolinieritas sehingga menjadi tidak valid. Berdasarkan

hasil perhitungan nilai VIF seperti pada Tabel 14. Peubah-

peubah bebas dalam model regresi ini tidak mempunyai

kendala multikolinieritas karena nilai VIF pada variabel

pembiayaan dan NPF masing-masing adalah 1,1.

Tabel 14. Nilai VIF peubah bebas regresi berganda Peubah Bebas Nilai NPF

Pembiayaan 1,1

NPF 1,1

B. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk

mengetahui distribusi kenormalan residual. Hal ini bertujuan

untuk memutuskan bahwa residual model regresi yang dibuat

telah terdistribusi normal untuk memenuhi asumsi model

regresi mengenai kenormalan residual model. Pengujian

normalitas dilakukan menggunakan statistik kolmogorov-

smirnov. Jika nilai statistik KS lebih kecil dibanding nilai tabel

KS dan nilai p-value lebih besar dari α, maka asumsi

kenormalan terpenuhi sehingga model regresi yang telah dibuat

dapat digunakan (Iriawan dan Astuti, 2006).

78

Page 93: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

93

RESI1

Perc

ent

100000500000-50000-100000

99

95

90

80

70

60504030

20

10

5

1

Mean

>0.150

-9.35480E-11StDev 46054N 14KS 0.153P-Value

Probability Plot of RESI1Normal

Gambar 13. Uji normalitas residual pada regresi berganda

Sumber : PT BMI, Tbk (data diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan

minitab diperoleh nilai p-value 0,150 dan nilai statistik KS

sebesar 0,153. Uji kolmogorov-smirnov dilakukan dengan

menggunakan α sebesar 5% dengan jumlah pengamatan

sebanyak 14 menghasilkan nilai KS pada tabel sebesar 0,349.

Nilai statistik KS < nilai tabel KS yaitu 0,153 < 0,349 dan p-

value memiliki nilai 0,150 dimana nilai tersebut lebih besar

dari α yaitu 0,05 sehingga residual model regresi yang dibuat

telah memenuhi asumsi kenormalan.

C. Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan gejala adanya korelasi antar

variabel yang diurutkan melalui deret waktu (time series).

Autokorelasi mengakibatkan varian residual yang diperoleh

akan lebih daripada semestinya sehingga koefisien determinasi

menjadi lebih tinggi. Selain itu, autokorelasi menyebabkan

pengujian hipotesis pada uji F dan uji t menjadi tidak valid dan

jika diterapkan akan memberikan kesimpulan yang tidak benar

pada tingkat signifikansi dan koefisien regresi yang ditaksir.

Model regresi yang baik tidak terjadi autokorelasi.

79

Page 94: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

94

Gambar 14. Hasil Run Test Terhadap Residual Model

Sumber: PT BMI, Tbk (data diolah)

Uji autokorelasi menggunakan perangkat lunak minitab

melalui uji run test residual. Jika p-value lebih besar daripada

α, menunjukkan tidak adanya korelasi. Hasil run test

ditunjukkan pada gambar bahwa p-value sebesar 0,291

sehingga p-value > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak

terdapat autokorelasi pada residual sehingga asumsi kebebasan

terpenuhi.

D. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat varian dari

variabel independen apakah memiliki nilai yang sama

(homoskedastisitas) atau berbeda. Model regresi yang memiliki

heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien-

koefisien regresi menjadi tidak efisien. Untuk melihat apakah

pada model regresi terdapat heteroskedastisitas dilihat dari

sebaran titik-titik yang tersebar pada output perhitungan.

Sebaran titik-titik yang tidak membentuk pola tertentu namun

tersebar di atas dan di bawah nol menunjukkan bahwa pada

model regresi tidak mengalami masalah heteroskedastisitas.

Pada gambar terlihat bahwa titik-titik tidak membentuk pola

tertentu, melainkan menyebar di atas dan di bawah angka 0

pada sumbu Y. Dengan demikian pada model regresi tidak

terjadi heteroskedastisitas.

Runs test for RESI1 Runs above and below K = -9.32232E-11 The observed number of runs = 6 The expected number of runs = 7.85714 6 observations above K, 8 below * N is small, so the following approximation may be invalid. P-value = 0.291

80

Page 95: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

95

Fitted Value

Res

idua

l

400000350000300000250000200000

100000

50000

0

-50000

Residuals Versus the Fitted Values(response is Laba)

Gambar 15. Ouput Uji Heteroskedastisitas pada Regresi

Sumber: PT BMI, Tbk (data diolah)

4.7.3. Dampak Perubahan Secara Keseluruhan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh keseluruhan variabel

independen terhadap variabel independen. Perhitungan

menggunakan minitab 14. Untuk mengetahui apakah variabel

independen secara keseluruhan mempengaruhi variabel dependen

pada tingkat signifikan tertentu dilakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Perumusan hipotesis

H0 : βi = 0, i=1,2,3

Hipotesis nol (H0) yang hendak di uji adalah apakah semua

parameter dalam model sama dengan nol. Artinya, semua

variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan

terhadap variabel dependen.

H1 : βi ≠ 0, i=1,2,3

Hipotesis alternatifnya (H1), tidak semua parameter secara

simultan sama dengan nol. Artinya, paling sedikit terdapat satu

variabel independen merupakan penjelas yang signifikan

terhadap variabel dependen.

81

Page 96: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

96

2. Menentukan F tabel

Dengan taraf nyata (α = 5%), yaitu tingkat kesalahan yang

masih dapat ditolerir.

Derajat bebas pembilang = k-1 = 2-1 = 1

Derajat bebas penyebut = n-k = 14-2 = 12

Dengan demikian F tabel sebesar F 0,05 (12,1) = 4,75

3. Menentukan besarnya F hitung

Hasil perhitungan menggunakan minitab 14 menunjukkan nilai

F hitung adalah 5,56.

4. Membandingkan F hitung dengan F tabel

a. jika F hitung > F tabel atau F hitung < -F tabel, maka H0

ditolak dan H1 diterima.

b. Jika –F tabel < F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan H1

ditolak.

Hasil uji menunjukkan bahwa F hitung > F tabel, yaitu 5,56 >

4,75. Dengan demikian, H0 ditolak dan H1 diterima. Pembiayaan

dan NPF secara keseluruhan berpengaruh signifikan terhadap laba

pada taraf nyata 5% dengan p-value sebesar 0,021.

4.7.4. Dampak Perubahan Secara Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh parsial antara variabel

independen terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui

variabel independen mana yang mempengaruhi variabel dependen

pada tingkat signifikansi tertentu dilakukan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Perumusan hipotesis

H0 : β = 0

Artinya, variabel independen (X1) tidak memiliki pengaruh

terhadap variabel dependen (Y).

H1 : β ≠ 0

Artinya, variabel independe (X1) mempunyai pengaruh

terhadap variabel dependen (Y).

82

Page 97: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

97

2. Menentukan variabel

Dengan taraf nyata (α = 5%), yaitu tingkat kesalahan yang

masih dapat ditolerir, df: n-k = 14-2 = 12. Dengan demikian t-

tabel sebesar t (α/2, df) = (0,025, 12) = 2,179

3. Menentukan besarnya t hitung dengan t tabel

Hasil perhitungan menggunakan minitab 14 menunjukkan

bahwa t hitung untuk variabel X1 dan X2 adalah masing-masing

sebesar (3,20, -0,23).

4. Membandingkan t hitung dengan t tabel

a. Jika membandingkan t hitung > t tabel atau t hitung < -t

tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.

b. Jika –t tabel < t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1

ditolak.

5. Pengaruh pembiayaan (X1) terhadap laba

Hasil uji menunjukkan bahwa t hitung > t tabel, yaitu 3,20 >

2,179 dengan tingkat signifikansi 0,008. Dengan demikian H0

ditolak dan H1 diterima. Sehingga secara parsial pembiayaan

(X1) berpengaruh secara signifikan terhadap laba bank pada

taraf nyata 5%

6. Pengaruh NPF (X2) terhadap laba

Hasil uji menunjukkan bahwa t hitung < -t tabel, yaitu -0,23 <

-2,179 dengan tingkat signifikansi 0,822. Dengan demikian H0

diterima dan H1 ditolak. Sehingga secara parsial NPF (X2)

tidak berpengaruh signifikan terhadap laba bank pada taraf

nyata 5%.

4.8. Implikasi Manajerial

a. Bank perlu terus meningkatkan ekspansi pembiayaan. Hal ini karena

berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan

memiliki derajat hubungan yang kuat dan berpengaruh positif terhadap

laba.

b. Menetapkan kebijakan pembiayaan yang tepat dalam hal

pengalokasian pembiayaan dengan memperhatikan tingkat

83

Page 98: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

98

pertumbuhan, tingkat pengembalian dan risiko pada masing-masing

sektor tujuan pembiayaan , serta nisbah bagi hasil yang kompetitif.

1) Bank perlu memperhatikan tingkat pertumbuhan pembiayaan.

Apabila kondisi pembiayaan mulai mengalami penurunan maka

dapat dilakukan upaya untuk meningkatkan dana pihak ketiga yang

dihimpun.

2) Bank perlu mengetahui tingkat pengembalian dan risiko pada

masing-masing sektor tujuan pembiayaan sehingga prioritas

alokasi pembiayaan ditujukan pada sektor yang relatif aman dan

berisiko rendah.

3) Bank perlu memberikan nisbah yang kompetitif. Hal ini bertujuan

untuk mempertahankan peminjam lama agar tidak beralih kepada

bank lain dan menarik peminjam baru untuk melakukan

pembiayaan pada bank.

c. Memperkuat sistem manajemen risiko pembiayaan yang telah

dilaksanakan serta melakukan perbaikan terhadap berbagai kekurangan

yang terjadi untuk mengendalikan dan mengelola risiko pembiayaan

yang muncul. Selain itu, sistem manajemen risiko yang kuat akan

dapat menekan laju pertumbuhan NPF meski pembiayaan terus

ditingkatkan.

d. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dalam upaya

meminimalisasi risiko pembiayaan melalui analisis pembiayaan yang

tepat kepada peminjam yang memenuhi kualifikasi.

e. Melakukan strategi pemasaran yang tepat dan efektif dalam

menghadapi persaingan pasar, dengan cara menambah inovasi dan

jenis produk yang ditawarkan sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan syariah dan meningkatkan pemasaran terhadap inovasi dan

produk tersebut guna meningkatkan pembiayaan.

84

Page 99: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

99

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko pembiayaan diantaranya faktor

internal perusahaan (SDM, teknologi informasi, kebijakan dan prosedur,

keuangan, serta pengendalian internal) dan faktor eksternal (kebijakan

pemerintah, peminjam, dan persaingan dengan bank lain).

b. Manajemen risiko pembiayaan yang dilakukan untuk mengendalikan dan

mengelola risiko dengan cara preventive control of finance (penetapan

prosedur dan kebijakan pembiayaan, asuransi, peningkatan kualitas SDM,

penagihan secara intensif, dan manajemen kolektibilitas) dan repressive

control of finance (proses revitalisasi dan penyelesaian melalui jaminan

baik secara non litigasi maupun litigasi).

c. Pembiayaan pada PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk terus mengalami

peningkatan dengan persentase rata-rata sebesar 5,54% selama periode

2007-2010 yang didominasi oleh pembiayaan murabahah dengan

persentase rata-rata terhadap total pembiayaan sebesar 44,70%.

Selanjutnya musyarakah 27,98%, mudharabah 20,74%, ijarah 3,29%,

qard 2,01%, dan istishna 1,28%. Sedangkan NPF dan laba mengalami

fluktuasi pada periode yang sama dimana NPF tertinggi terjadi pada

triwulan ke tiga 2009 sebesar 8,86% dan terendah pada triwulan terakhir

tahun 2007 sebesar 2,91%. Pertumbuhan laba terbesar terjadi pada

triwulan pertama tahun 2008 yaitu sebesar 37,89% dan terendah pada

triwulan ketiga tahun 2009 sebesar 18,66% .

d. Berdasarkan hasil regresi, pembiayaan memberikan pengaruh positif

terhadap laba dengan koefisien 0,0257, yang berarti setiap kenaikan

pembiayaan sebesar 1 miliar rupiah akan menaikkan perolehan laba

sebesar 0,0257 miliar rupiah. Sedangkan NPF memberikan pengaruh

negatif terhadap laba dengan koefisien -2147 yang berarti, kenaikan NPF

sebesar 1% akan menurunkan perolehan laba sebesar 2,147 miliar rupiah.

Model ini memiliki nilai R-square sebesar 50,3% menunjukkan bahwa

keragaman nilai dari laba 50,3% dipengaruhi oleh variabel dalam model

Page 100: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

100

yaitu pembiayaan dan NPF, sedangkan 49,7% dipengaruhi oleh variabel

lain diluar model yang tidak dijelaskan dalam penelitian. Berdasarkan

hasil pengujian uji F, menunjukkan bahwa pembiayaan dan NPF secara

keseluruhan berpengaruh secara signifikan terhadap laba pada taraf nyata

5% dengan nilai p-value sebesar 0,021. Namun, secara parsial pengujian

dengan uji t menunjukkan hanya pembiayaan yang berpengaruh secara

signifikan terhadap laba dengan p-value sebesar 0,008 sedangkan secara

parsial NPF tidak berpengaruh nyata terhadap laba.

2. Saran

a. Bank Muamalat Indonesia sebaiknya semakin memperkuat sistem

manajemen risiko pembiayaan yang telah dilakukan dengan memperbaiki

pengelolaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi risiko pembiayaan

baik yang berasal dari internal maupun eksternal perusahaan melalui

pengawasan, evaluasi dan perbaikan secara berkala. Serta lebih intensif

memantau pergerakan NPF agar dapat meminimalisasi risiko pembiayaan

sejak awal sehingga NPF tidak melebihi ketentuan yang ditetapkan Bank

Indonesia.

b. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menganalisis variabel lain

terkait manajemen risiko pembiayaan yang mempengaruhi laba seperti

DPK, FDR, PPAP, dan CAR. Selain itu, juga menganalisis kontribusi dari

masing-masing produk atau sektor pembiayaan terhadap perolehan laba.

86

Page 101: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

101

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Statistik Perbankan Syariah. www.bi.go.id. [11 Mei 2010]

Antonio, MS. 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Gema Insani Press, Jakarta.

Arief, S. 2006. Metodologi Penelitian Ekonomi. Universitas Indonesia, Jakarta.

Dendawijaya, L. 2000. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Djohanputra, B. 2004. Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi. PPM, Jakarta.

Hartati, S. 2005. Pengaruh Pembiayaan Terhadap Pertumbuhan Penjualan, Laba, dan Aset Nasabah (Studi Kasus Pembiayaan Murabahah di PT. BPRS Amanah Ummah Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Iriawan, N. dan S. P. Astuti. 2006. Mengolah Data Statistik dengan Mudah Menggunakan Minitab 14. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Karim, A. 2003. Analisis Fiqih dan Keuangan Bank Islam. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kountur, R. 2004. Manajemen Risiko. Abdi Tandur, Jakarta.

Kuncoro, M. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga, Jakarta.

PT BMI, Tbk. Maret 2007. Laporan Keuangan Tahun 2007. PT BMI, Jakarta.

. Juni 2007. Laporan Keuangan Tahun 2007. PT BMI, Jakarta.

.September 2007. Laporan Keuangan Tahun 2007. PT BMI, Jakarta.

.Desember 2007. Laporan Keuangan Tahun 2007. PT BMI, Jakarta.

. Maret 2008. Laporan Keuangan Tahun 2008. PT BMI, Jakarta.

. Juni 2008. Laporan Keuangan Tahun 2008. PT BMI, Jakarta.

.September 2008. Laporan Keuangan Tahun 2008. PT BMI, Jakarta.

.Desember 2008. Laporan Keuangan Tahun 2008. PT BMI, Jakarta

. Maret 2009. Laporan Keuangan Tahun 2008. PT BMI, Jakarta.

Page 102: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

102

. Juni 2009. Laporan Keuangan Tahun 2009. PT BMI, Jakarta.

.September 2009. Laporan Keuangan Tahun 2009. PT BMI, Jakarta.

.Desember 2009. Laporan Keuangan Tahun 2009. PT BMI, Jakarta

. Maret 2010. Laporan Keuangan Tahun 2010. PT BMI, Jakarta.

. Juni 2010. Laporan Keuangan Tahun 2010. PT BMI, Jakarta.

Rohaeni, H. 2009. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Kredit Bermasalah Terhadap Laba (Studi Kasus PT Bank X). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sugiono. 2004. Statistika Untuk Penelitian. Alvabeta, Bandung.

Siamat, D. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

88

Page 103: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

103

Lampiran 1. Struktur Organisasi PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk

President Director

Shariah Supervisiory Board

Board of Comissioners

Compliance and Corporate Planning

Director

Corporate Banking Director

Retail Banking Director

Treasury and International

Banking

Finance and Operations

Director

Compliance Division

Corporate Secretary Division

Corporate Planning Division

Financing Support Division

Remedial Division

Product Development

Division

Retail Product

Development

Sales Management and Support

Division

Channel Management

Division

Treasury Division

Int’l Banking and

Financing Institutions

Division

Funding Policy and

service

General Admin and

Network Division

IT Management

Division

Finance and Accounting

Division

IT Committe

e

FinancingCommitte

e

Asset and Liability

Committe

Risk Management Committee

Budget Committee

Corporate Branch

Retail Branch

Risk Monitoring Committee

Nomination and

Remuneration Committee

Audit Committee

89

Page 104: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

104

Lampiran 2. Tingkat Pembiayaan Bermasalah Bank Umum Syariah

Pembiayaan Bermasalah Bank Umum Syariah (BUS)

Sumber: Statistik Bank Indonesia, 2010

Pertumbuhan Pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS)

Jenis Penggunaan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Jan 2011

Modal Kerja Nilai 7,988 10,405 15,656 20,554 22,873 31,855 31,484

Pangsa 52,4 % 50,9% 56,0% 53,8% 48,8% 46,7% 45,2%

Investasi Nilai 4,288 4,374 5,637 7,907 9,955 13,416 13,601

Pangsa 28,1 % 21,4% 20,2% 20,7% 21,2% 19,7% 19,5%

Konsumsi Nilai 2,956 5,666 6,652 9,734 14,058 22,910 24,639

Pangsa 19,4 % 27,7% 23,8% 25,5% 30,0% 33,6% 35,3%

Total 15,232 20,445 27,944 38,195 46,886 68,181 69,724 Sumber: Statistik Bank Indonesia, 2010

Kolektibilitas Pembiayaan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Jan

2011

Lancar 14,803 19,474 26,813 36,686 45,004 66,120 67,436

Lancar 14,027 18,583 25,494 35,076 41,931 63,006 63,600

Dalam perhatian khusus

776 891 1,319 1,610 3,074 3,114 3,835

Non Lancar 429 971 1,131 1,509 1,882 2,061 2,288

Kurang Lancar

201 353 321 525 435 677 797

Diragukan

73 236 267 224 582 332 361

Macet

155 383 543 759 865 1,052 1,130

Total Pembiayaan 15,232 20,445 27,944 38,195 46,886 68,181 69,724

Persentase NPF 2,82% 4,75% 4,05% 3,95% 4,01% 3,02% 3,28%

90

Page 105: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

105

Lampiran 3. Pertumbuhan Non Performing Finance (NPF) Perbankan Syariah

Periode 2006-2010

Periode NPF (%) Tingkat Pertumbuhan (%)

Mar'06 4.27 -0.04

Jun 4.23 0.9

Sept 5.13 -0.38

Des 4.75 0.98

Mar'07 5.73 0.47

Jun 6.2 0.06

Sept 6.26 -2.21

Des 4.05 0.12

Mar'08 4.17 0.06

Jun 4.23 -0.11

Sept 4.12 -0.17

Des 3.95 1.19

Mar'09 5.14 -0.75

Jun 4.39 1.33

Sept 5.72 -1.71

Des 4.01 0.52

Mar'10 4.53 -0.64

Jun 3.89 0.06

Sept 3.95 -0.93

Des 3.02 0.26

Sumber: Statistik Bank Indonesia, 2010

91

Page 106: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

106

Lampiran 4. Komposisi Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia Terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah Indonesia Periode 2006-2010

Periode BMI BSM MegaSyariah Bank Umum

Syariah

2006 2.630.766 1.539.660 247.566 15.042.000

17,49% 10,24% 1,65% 100%

2007 2.696.514 2.640.764 157.077 20.219.000

13,34% 13,06% 0,78% 100%

2008 4.136.279 4.322.032 82.037 27.107.000

15,26% 15,94% 0,30% 100%

2009 5.099.316 5.464.113 133.653 38.201.000

13,35% 14,30% 0,35% 100%

2010 5.884.951 6.487.043 196.277 47.140.000

12,48% 13,76% 0,42% 100%

Rata-rata 14,38% 13,46% 0,70% 100%

Sumber: Statistik Bank Indonesia, 2010

92

Page 107: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

107

Lampiran 5. Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia Periode 2006 – 2010

Tahun Pembiayaan

(dalam jutaan )

Tingkat Pertumbuhan

Maret ‘06 5,798,349 5.52%

Juni 6,118,678 1.66%

Sept 6,219,985 -2.40%

Des 6,070,997 5.43%

Maret ‘07 6,400,578 14.08%

Juni 7,302,083 12.43%

Sept 8,209,610 4.51%

Des 8,579,572 1.91%

Maret ‘08 8,743,740 9.98%

Juni 9,615,975 8.25%

Sept 10,408,969 0.68%

Des 10,479,749 1.68%

Maret ‘09 10,655,895 4.50%

Juni 11,135,534 1.26%

Sept 11,275,560 1.02%

Des 11,391,076 4.81%

Maret ‘10 11,939,200 6.96%

Juni 12,769,968

Rata-rata 4,57%

Sumber: PT BMI, Tbk (data diolah)

93

Page 108: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

108

Lampiran 6. Skema Proses Pemberian Pembiayaan BMI

Calon Nasabah Account Manager

Support Business Manager

Komite Pembiayaan

Sumber: Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

Kelengkapan Data

Trade checking.

Informasi Pembeli, penjual, pesaing.

Verifikasi Data/informasi.

Kunjungan setempat (OTS).

Bank checking.

Verifikasi Data/informasi.

Analisa Yuridis.

Surat Permohonan

Inisiasi Solisitasi

Analisa Kelayakan Pembiayaan

Pembuatan Memorandum Usulan Pembiayaan

Review FPN

Review FPN. Pemberian keputusan di cabang

Review FPN. Pemberian keputusan.

Penerbitan Surat Persetujuan Pembiayaan (SPP)

Review SPP

Penanda-tanganan SPP

Penerimaan SPP

Penyampaian SPP

94

Page 109: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

109

Lampiran 7. Lembar Proyeksi Tingkat Kesehatan Pembiayaan

BANK MUAMALAT CABANG……. EVALUASI DAN POSISI COLL, ACTION PLAN

PERIODE : Maret 2011 A/M:

No Nasabah Jumlah Tunggakan

Coll Mar

Permasalahan Action Plan

Target Date

Proyeksi Coll Mar

Monitoring Realisasi

……….., ……… 2011

Mengetahui / Menyetujui

Account Manager Pimpinan Cabang

95

Page 110: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

110

Lampiran 8. Kuesioner Penelitian

Lembar Interview Penelitian

Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan dan Pengaruhnya Terhadap Laba

Studi Kasus PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

I. Gambaran Ringkas Penelitian ini dilakukan oleh Dian Rosalia Pradini (H24062329),

mahasiswa Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (IPB). Penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan skripsi, sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB.

Dunia Perbankan memegang peranan penting dalam stabilitas ekonomi. Hal ini dapat dilihat ketika sektor ekonomi mengalami penurunan maka salah satu cara mengembalikan stabilitas ekonomi adalah menata sektor perbankan. Sehingga kebijakan pengembangan industri perbankan diarahkan untuk mencapai suatu sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan yang pada gilirannya akan membantu mendorong perekonomian secara berkesinambungan. Perbankan Indonesia tidak hanya di isi oleh perbankan konvensional, terdapat pula perbankan syariah yang sejak tahun 1992 mulai memainkan perannya di dunia perbankan Indonesia. Saat ini, pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat, salah satu faktornya adalah dukungan permintaan islamic product dari penduduk Indonesia yang sebagian besar adalah muslim. Hal ini berpengaruh pada peningkatan ekspansi pembiayaan pada tahun 2010. Dengan semakin besar jumlah pembiayaan yang disalurkan maka potensi terjadinya risiko pun semakin besar. Risiko pembiayaan perlu dikendalikan. Kegiatan pembiayaan dan pengendalian risiko hendaknya diantisipasi oleh manajemen risiko yang baik. Identifikasi dan analisis manajemen risiko pembiayaan sangat penting dan berguna sebagai input alternatif dalam melaksanakan strategi fungsional dan operasional terhadap berbagai kemungkinan terjadinya risiko pembiayaan yang berpengaruh pada pencapaian laba. Penelitian ini bertujuan untuk: mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko pembiayaan, mengidentifikasi dan menganalisis manajemen risiko pembiayaaan, menganalisis perkembangan pembiayaan, NPF, dan laba serta menganalisis pengaruh pembiayaan dan NPF terhadap laba. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda untuk melihat pengaruh perubahan pembiayaan dan NPF secara simultan terhadap laba bank dan Korelasi pearson product moment untuk melihat derajat hubungan pembiayaan dan nilai NPF terhadap laba bank.

Informasi yang didapatkan dari wawancara ini akan dirahasiakan dan hanya akan digunakan untuk keperluan analisis statistik.

96

Page 111: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

111

Lanjutan Lampiran 8

II. Petunjuk Umum 1. Lembar interview ini terdiri 4 bagian, yaitu: data umum BMI, prosedur

pemberian pembiayaan, jenis dan besarnya pembiayaan, dan pembiayaan bermasalah.

2. Lembar interview penelitian ini terdiri dari pertanyaan terbuka dan tertutup.

III. Contact Person Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Dian Rosalia Pradini. NRP

H24062329. Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Dengan no handphone: 085214897321.

97

Page 112: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

112

Lanjutan Lampiran 8

A. Data Umum BMI :

Alamat :………………………………………………….

No Telp :……………fax:…………………Email:………

Tahun Berdiri :………………………………………………….

1. Apa visi dan misi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk ?

2. Bagaimana sejarah berdirinya PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk ?

3. Apa saja kegiatan usaha yang dilakukan PT. Bank Muamalat Indonesia,

Tbk ?

4. Bagaimana struktur organisasi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk ?

B. Prosedur Pemberian Pembiayaan :

1. Bentuk pembiayaan yang diberikan (jawaban boleh lebih dari satu)

a. Individual

b. Usaha kecil dan menengah (UKM)

c. Korporasi

d. BUMN

e. Lainnya, …………

2. Faktor-faktor yang menentukan BMI ketika akan menilai kelayakan suatu

pembiayaan.

No Faktor-faktor Peringkat

1 Kesanggupan peminjam memperoleh pendapatan

2 Riwayat peminjam

3 Keabsahan/legalitas usaha

4 Karakter calon peminjam

5 Hubungan antara pengurus dengan peminjam

98

Page 113: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

113

Lanjutan Lampiran 8

3. Faktor apa yang paling menentukan dari 5 C’s, ketika BMI menilai

pengajuan pembiayaan calon peminjam? (1= paling penting sampai 5=

paling tidak penting)

Faktor Penentu Kredir Urutan

Character

Capacity

Capital

Collateral

Condition

C. Jenis dan Besarnya Pembiayaan :

Dilihat dari segi produk dan tujuan penggunaanya

No Jenis Pembiayaan Jml Peminjam

(orang)

Jml Pembiayaan

(ribuan rupiah)

NPF

(%)

1

Akad jual beli

a. Murabahah

b. Salam

c. Istishna

2

Akad bagi hasil

a. Musyarakah

b. Mudharabah

3 Akad sewa

Mengapa pada produk tersebut memiliki jumlah pembiayaan yang paling

besar ? (jawaban boleh lebih dari satu)

a. Produk tersebut prospektif

b. Memiliki peminat yang banyak

c. Risiko yang ditimbulkan kecil

d. Lainnya, ……………

99

Page 114: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

114

Lanjutan Lampiran 8

D. Pembiayaan Bermasalah :

1. Alasan timbul pembiayaan bermasalah (jawaban boleh lebih dari satu)

a. Tidak ada itikad baik dari peminjam untuk membayar pinjamannya

b. Pendapatan peminjam menurun

c. Peminjam mengalami masalah kesehatan ekonomi

d. Lainnya, …………….

2. Apa saja faktor internal dan eksternal perusahaan yang berpengaruh pada

timbulnya risiko pembiayaan ? (jawaban boleh lebih dari satu)

Lanjutan Lampiran 6

3. Kolektibilitas pembiayaan dan jumlah peminjam

No Jenis Pembiayaan Jml Peminjam

(orang)

Jml Pembiayaan

(ribuan rupiah)

NPF

(%)

1 Lancar

2 Dalam Perhatian

Khusus

3 Kurang lancar

4 Diragukan

5 Macet

4. Tindakan penyelamatan pembiayaan apa saja yang dilakukan ?

5. Dalam penyaluran pembiayaan, manakah yang menjadi prioritas. Apakah

penambahan plafon pembiayaan bagi peminjam lama atau penyaluran

pembiayaan kepada peminjam baru ?

100

Page 115: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

Tabel Kolektibilitas Pembiayaan Berdasarkan Jenis Produk Maret 2007 (dalam jutaan rupiah)

Tabel Pembiayaan dan Jumlah Peminjam Berdasarkan Jenis Produk No. Jenis Produk

Plafon 0 - 50 Juta Plafon > 50 - 500 Juta Plafon > 0.5 - 1 M Plafon > 1 - 5 M Plafon > 5 - 10 M Plafon > 10 M TOTAL Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S

1 Musyarakah 27 511 55 12,187 29

21,397 39 99,870 13 90,754 11

242,128 174 466,847

2 Mudharabah 2,654 59,604 5,569

1,027,132 677 472,741 281

503,615 7 51,311 5

85,365 9,193 2,199,768

3 Murabahah 16,781 288,248 4,217 575,640 371

258,187 423 906,838 47

324,132 36 681,772 21,875 3,034,817

4 Salam - - - - - - - - - - -

- - -

5 Istisna' 1 30 3 298 3

2,050 4 4,758 - - 6 172,265 17 179,401

6 Qardh 1,976 34,037 26 4,881 3

2,200 - - - - - - 2,005 41,118

7 Ijarah 1 48 6 2,085 2

1,236 9 23,931 4 24,752 11

426,575 33 478,627

Jumlah 21,440 382,478 9,876

1,622,223 1,085 757,811 756

1,539,012 71 490,949 69

1,608,105 33,297 6,400,578

No. Jenis Produk

Kolektibilitas Pembiayaan Lancar Dlm Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet

Jumlah Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak

Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait

Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val

1 Musyarakah 412,570 49,888

-

-

435

-

-

-

330

-

-

-

-

-

-

-

3,624

-

-

-

416,959

49,888

2 Mudharabah 2,004,467 66,474

2,415

-

89,183

-

-

-

17,618

-

-

-

3,577

-

-

-

16,034

-

-

-

2,133,294

66,474

3 Murabahah 2,440,756 213,196

6,605

-

209,781

4,749

293

-

66,803

5,258

222

-

14,724

-

4

-

72,426

-

-

-

2,811,614

223,203

4 Salam - -

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

5 Istisna' 179,401 -

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

179,401

-

6 Qardh 39,905 -

620

-

79

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

514

-

-

-

41,118

-

7 Ijarah 400,447 38,121

-

-

1,488

4,609

-

-

1,541

-

-

-

450

-

-

-

31,971

-

-

-

435,897

42,730

Jumlah 5,477,546 367,679

9,640

-

300,966

9,358

293

-

86,292

5,258

222

-

18,751

-

4

-

124,569

-

-

-

6,018,283

382,295

Lampiran 9. D

ata Kolektibilitas PT B

ank Muam

alat Indonesia, Tbk 101

Page 116: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

Tabel Kolektibilitas Pembiayaan Berdasarkan Jenis Produk Juni 2007 (dalam jutaan rupiah)

No. Jenis Produk

Kolektibilitas Pembiayaan Lancar Dlm Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet

Jumlah Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak

Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait

Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val

1 Musyarakah 699,759

120,849

48,079

-

103,366

-

-

-

44,774

-

-

-

330

-

-

-

36,927

-

-

-

933,235

120,849

2 Mudharabah 2,151,433

3,039

2,104

-

91,548

-

438

-

20,890

-

-

-

10,457

-

-

-

27,660

-

-

-

2,304,530

3,039

3 Murabahah 2,689,855

508,289

12,507

-

180,469

7,871

-

-

100,046

-

162

-

53,214

-

-

-

77,452

-

-

-

3,113,705

516,160

4 Salam -

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

- -

-

5 Istisna' 169,923

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

169,923

-

6 Qardh 44,965

-

2,300

-

444

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

609

-

-

- 48,318

-

7 Ijarah 88,260

-

-

-

1,356

-

-

-

717

-

-

-

450

-

-

-

1,541

-

-

- 92,324

-

Jumlah 5,844,195

632,177

64,990

-

377,183

7,871

438

-

166,427

-

162

-

64,451

-

-

-

144,189

-

-

-

6,662,035

640,048

Tabel Pembiayaan dan Jumlah Peminjam Berdasarkan Jenis Produk

No. Jenis Produk Plafon 0 - 50 Juta Plafon > 50 - 500 Juta Plafon > 0.5 - 1 M Plafon > 1 - 5 M Plafon > 5 - 10 M Plafon > 10 M TOTAL

Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S

1 Musyarakah 41

1,047 106

25,489 35 25,364 52

141,001 19 135,074 24

726,109 277 1,054,084

2 Mudharabah 2,734

59,757 5,774

1,063,314 730 515,129 301

556,513 6 43,749 3

69,107 9,548 2,307,569

3 Murabahah 18,043

310,331 4,694

644,505 363 250,466 479

1,037,435 57 398,074 45

989,054 23,681 3,629,865

4 Salam -

- -

- - - - - -

- - - -

-

5 Istisna' -

- 2

465 2 1,288 4 4,506 -

- 6 163,664 14

169,923

6 Qardh 2,082

32,856 89

10,197 5 3,765 1 1,500 -

- - - 2,177

48,318

7 Ijarah 1

44 2

527 1 717 5 11,440 -

- 2 79,596 11

92,324 Jumlah 22,901 404,035 10,667 1,744,497 1,136 796,729 842 1,752,395 82 576,897 80 2,027,530 35,708 7,302,083

102 Lanjutan Lam

piran 9

Page 117: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

Tabel Kolektibilitas Pembiayaan Berdasarkan Jenis Produk September 2007 (dalam jutaan rupiah)

Jenis Produk

Kolektibilitas Pembiayaan Lancar Dlm Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet

Jumlah Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Rp Val Rp val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val

1 Musyarakah 1,073,471

163,255

-

-

8,652

-

-

-

110,450

-

-

-

40,500

-

-

-

36,824

-

-

-

1,269,897

163,255

2 Mudharabah 2,240,583

5,013

2,017

-

86,846

-

-

-

17,224

-

-

-

16,763

-

-

-

31,925

-

-

-

2,395,358

5,013

3 Murabahah 3,046,096

543,134

13,976

-

191,060

-

216

-

69,746

3,253

-

-

59,710

-

162

-

127,700

-

-

-

3,508,666

546,387

4 Salam -

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

- -

-

5 Istisna' 162,998

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

162,998

-

6 Qardh 65,564

2,593

2,051

-

375

-

-

-

69

-

-

-

-

-

-

-

530

-

-

-

68,589

2,593

7 Ijarah 60,469

-

-

-

-

-

-

-

24,394

-

-

-

450

-

-

-

1,541

-

-

-

86,854

-

Jumlah 6,649,181

713,995

18,044

-

286,933

-

216

-

221,883

3,253

-

-

117,423

-

162

-

198,520

-

-

-

7,492,362

717,248

Tabel Pembiayaan dan Jumlah Peminjam Berdasarkan Jenis Produk

No. Jenis Produk Plafon 0 - 50 Juta Plafon > 50 - 500 Juta Plafon > 0.5 - 1 M Plafon > 1 - 5 M Plafon > 5 - 10 M Plafon > 10 M TOTAL

Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S

1 Musyarakah 165

6,653 589

111,275 64 49,214 98

265,679 27 203,646 26

796,685 969 1,433,152

2 Mudharabah 2,988

68,068 6,088

1,105,322 746 519,398 314

595,890 9 60,505 2

51,188 10,147 2,400,371

3 Murabahah 18,629

337,125 5,002

694,987 397 275,117 488

1,077,911 71 492,518 828

1,177,395 25,415 4,055,053

4 Salam -

- -

- - - - - -

- - - -

-

5 Istisna' -

- 1

254 2 1,225 4 4,246 -

- 6 157,273 13

162,998

6 Qardh 3,142

55,239 40

7,550 4 3,200 3 5,193 -

- - - 3,189

71,182

7 Ijarah 1

40 2

525 1 591 4 6,363 -

- 2 79,335 10

86,854

Jumlah 24,925

467,125 11,722

1,919,913 1,214 848,745 911

1,955,282 107 756,669 864

2,261,876 39,743 8,209,610

103 Lanjutan Lam

piran 9

Page 118: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

Tabel Kolektibilitas Pembiayaan Berdasarkan Jenis Produk Desember 2007 (dalam jutaan rupiah)

No. Jenis Produk

Kolektibilitas Pembiayaan Lancar Dlm Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet

Jumlah Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak

Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait

Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val

1 Musyarakah 1,475,982

226,943

1,441

-

31,407

-

-

-

7,829

-

-

-

248

-

-

-

39,224

-

-

-

1,556,131

226,943

2 Mudharabah 2,283,561

5,120

3,047

-

26,570

-

-

-

18,596

-

-

-

6,255

-

-

-

25,058

-

-

-

2,363,087

5,120

3 Murabahah 3,290,410

507,187

13,082

-

103,761

-

-

-

29,026

5,314

117

-

18,298

-

-

-

96,647

-

162

-

3,551,503

512,501

4 Salam -

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

5 Istisna' 156,989

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

156,989

-

6 Qardh 120,649

-

1,624

-

-

-

-

-

375

-

-

-

-

-

-

-

594

-

-

-

123,242

-

7 Ijarah 82,322

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1,284

-

-

-

450

-

-

-

84,056

-

Jumlah 7,409,913

739,250

19,194

-

161,738

-

-

-

55,826

5,314

117

-

26,085

-

-

-

161,973

-

162

-

7,835,008

744,564

Tabel Pembiayaan dan Jumlah Peminjam Berdasarkan Jenis Produk

No. Jenis Produk Plafon 0 - 50 Juta Plafon > 50 - 500 Juta Plafon > 0.5 - 1 M Plafon > 1 - 5 M Plafon > 5 - 10 M Plafon > 10 M TOTAL

Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S

1 Musyarakah 340

14,175 1,210

206,991 122 93,917 120

303,102 29 213,187 33

951,702 1,854 1,783,074

2 Mudharabah 3,154

72,145 6,126

1,098,381 695 484,145 308

589,080 12 84,974 1

39,482 10,296 2,368,207

3 Murabahah 20,096

344,336 4,995

686,377 384 268,790 473

1,057,689 74 513,345 54

1,193,467 26,076 4,064,004

4 Salam -

- -

- - - -

- - - -

- - -

5 Istisna' -

- 1 254 5

4,102 1 1,034 -

- 6 151,599 13

156,989

6 Qardh 4,870

86,260 35

6,028 6 4,454 1

1,500 - - 1

25,000 4,913 123,242

7 Ijarah 1

35 2 525 2

1,123 2 4,817 -

- 2 77,556 9

84,056

Jumlah 28,461

516,951 12,369

1,998,556 1,214 856,531 905

1,957,222 115 811,506 97

2,438,806 43,161 8,579,572

104 Lanjutan Lam

piran 9

Page 119: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

Tabel Kolektibilitas Pembiayaan Berdasarkan Jenis Produk Maret 2008 (dalam jutaan rupiah)

No. Jenis Produk

Kolektibilitas Pembiayaan Lancar Dlm Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet

Jumlah Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak

Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait

Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val

1 Musyarakah 1,676,413

269,304

-

-

40,426

-

-

-

17,413

-

-

-

7,700

-

-

-

37,724

-

-

-

1,779,676

269,304

2 Mudharabah 2,105,370

35,393

1,055

-

72,814

-

-

-

16,763

-

-

-

13,760

-

-

-

28,657

-

400

-

2,238,819

35,393

3 Murabahah 3,051,170

434,262

107,035

-

182,561

57,782

-

-

51,736

-

1,586

-

16,009

-

-

-

86,598

-

162

-

3,496,857

492,044

4 Salam -

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

5 Istisna' 150,654

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

150,654

-

6 Qardh 177,936

-

1,472

-

-

-

-

-

-

-

-

-

375

-

-

-

2,324

-

-

-

182,107

-

7 Ijarah 87,947

9,205

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1,734

-

-

-

89,681

9,205

Jumlah 7,249,490

748,164

109,562

-

295,801

57,782

-

-

85,912

-

1,586

-

37,844

-

-

-

157,037

-

562

-

7,937,794

805,946

Tabel Pembiayaan dan Jumlah Peminjam Berdasarkan Jenis Produk

No. Jenis Produk Plafon 0 - 50 Juta Plafon > 50 - 500 Juta Plafon > 0.5 - 1 M Plafon > 1 - 5 M Plafon > 5 - 10 M Plafon > 10 M TOTAL

Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S

1 Musyarakah 569

23,525 1,771

287,419 162 122,640 146

346,660 29 208,782 38

1,059,954

2,715

2,048,980

2 Mudharabah 3,510

76,603 5,868

1,036,377 626 435,026 278

515,446 11 74,112 4

136,648

10,297

2,274,212

3 Murabahah 20,276

352,330 5,086

690,857 358 252,895 460

996,768 80 565,941 53

1,130,110

26,313

3,988,901

4 Salam -

- -

- - - - - -

- - - - -

5 Istisna' -

- 2

748 5 4,293 - - -

- 6 145,613 13

150,654

6 Qardh 6,064

102,303 60

11,869 21 17,000 15 25,935 -

- 1 25,000

6,161

182,107

7 Ijarah 2

31 3

993 - - 2 4,817 2

16,705 2 76,340 11

98,886

Jumlah 30,421

554,792 12,790

2,028,263 1,172 831,854 901

1,889,626 122 865,540 104

2,573,665

45,510

8,743,740

105 Lanjutan Lam

piran 9

Page 120: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

Tabel Kolektibilitas Pembiayaan Berdasarkan Jenis Produk Juni 2008 (dalam jutaan rupiah)

No. Jenis Produk

Kolektibilitas Pembiayaan Lancar Dlm Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet

Jumlah Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak

Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait

Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val

1 Musyarakah 1,788,380

240,647

-

-

100,144

-

-

-

67,406

44,303

-

-

3,136

-

-

-

16,232

7,820

-

-

1,975,298

292,770

2 Mudharabah 2,010,087

79,200

68,144

-

63,755

6,630

-

-

23,722

-

-

-

13,649

-

-

-

35,603 -

-

-

2,214,960

85,830

3 Murabahah 3,643,899

414,920

15,797

-

193,124

8,962

151

-

56,906

56,524

71

-

46,045

-

118

-

86,346

3,038

-

-

4,042,457

483,444

4 Salam -

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

- - -

-

-

-

-

5 Istisna' 137,153

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

- - -

-

-

137,153

-

6 Qardh 211,284

-

1,502

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

949 -

-

-

213,735

-

7 Ijarah 159,398

9,196

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1,734 -

-

-

161,132

9,196

Jumlah 7,950,201

743,963

85,443

-

357,023

15,592

151

-

148,034

100,827

71

-

62,830

-

118

-

140,864

10,858

-

-

8,744,735

871,240

Tabel Pembiayaan dan Jumlah Peminjam Berdasarkan Jenis Produk

No. Jenis Produk Plafon 0 - 50 Juta Plafon > 50 - 500 Juta Plafon > 0.5 - 1 M Plafon > 1 - 5 M Plafon > 5 - 10 M Plafon > 10 M TOTAL

Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S

1 Musyarakah 1,135

39,635

2,724

430,284 255

193,571 161 395,730 37

270,469 35 943,615

4,347

2,273,304

2 Mudharabah 5,394

106,476

5,592

1,007,897 584

404,832 264 487,888 20

133,568 5 193,447

11,859

2,334,108

3 Murabahah 21,395

373,372

5,522

741,792 360

253,395 458 1,002,161 99

678,576 65 1,476,605

27,899

4,525,901

4 Salam -

- -

- - - - - -

- - - -

-

5 Istisna' -

-

1

458 5

3,967 - - - - 6

132,728 12 137,153

6 Qardh 6,358

106,786

121

22,843 34

26,583 19 32,523 - - 1

25,000

6,533

213,735

7 Ijarah 1 26

3

926 -

- 1 1,284 2 15,897 3

152,195 10 170,328

Jumlah 34,283

626,295

13,963

2,204,200 1,238

882,348 903 1,919,586 158

1,098,510 115 2,923,590

50,660

9,654,529

106 Lanjutan Lam

piran 9

Page 121: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

Tabel Kolektibilitas Pembiayaan Berdasarkan Jenis Produk September 2008 (dalam jutaan rupiah)

No. Jenis Produk

Kolektibilitas Pembiayaan Lancar Dlm Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet

Jumlah Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak

Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait

Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val

1 Musyarakah 2,185,685

244,159

62

-

93,739

-

8,834

-

104,861

102,627

-

-

32,765

-

-

-

15,463

8,000

-

-

2,441,409

354,786

2 Mudharabah 1,931,647

70,631

475

-

80,293

10,288

-

-

19,496

-

-

-

6,596

-

-

-

39,351

-

-

-

2,077,858

80,919

3 Murabahah 3,935,473

467,427

79,679

-

161,956

8,518

252

-

58,908

-

-

-

30,443

-

-

-

92,648

-

-

-

4,359,359

475,945

4 Salam -

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

5 Istisna' 128,392

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

128,392

-

6 Qardh 181,874

-

405

-

10

-

-

-

-

-

-

-

19

-

-

-

736

-

-

-

183,044

-

7 Ijarah 296,261

9,329

-

-

405

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1,262

-

-

-

297,928

9,329

Jumlah 8,659,332

791,546

80,621

-

336,403

18,806

9,086

-

183,265

102,627

-

-

69,823

-

-

-

149,460

8,000

-

-

9,487,990

920,979

Tabel Pembiayaan dan Jumlah Peminjam Berdasarkan Jenis Produk

No. Jenis Produk Plafon 0 - 50 Juta Plafon > 50 - 500 Juta Plafon > 0.5 - 1 M Plafon > 1 - 5 M Plafon > 5 - 10 M Plafon > 10 M TOTAL

Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S

1 Musyarakah 970 39,748 3,715

587,623 328 248,001 178

431,585 45 332,950 40

1,156,288

5,276

2,796,195

2 Mudharabah 3,449 76,519 5,562

1,014,700 519 351,593 243

442,128 16 98,501 5

175,336

9,794

2,158,777

3 Murabahah 30,319 434,452 6,016

809,535 365 256,723 477

1,087,233 98 672,245 72

1,575,116

37,347

4,835,304

4 Salam - - -

- - - - - - - - -

-

-

5 Istisna' - - 1

421 5 3,628 - - 1 8,653 5

115,690

12

128,392

6 Qardh 5,046 88,355 160

29,936 43 32,113 21 32,640 - - - -

5,270

183,044

7 Ijarah 2 51 1

405 - - 1 1,262 3

23,544 4 281,995

11

307,257

Jumlah 39,786 639,125 15,455

2,442,620 1,260 892,058 920

1,994,848 163 1,135,893 126

3,304,425

57,710

10,408,969

107 Lanjutan Lam

piran 9

Page 122: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

Tabel Kolektibilitas Pembiayaan Berdasarkan Jenis Produk Desember 2008 (dalam jutaan rupiah)

No. Jenis Produk

Kolektibilitas Pembiayaan Lancar Dlm Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet

Jumlah Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak

Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait

Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val

1 Musyarakah 2,411,246

391,859

-

-

163,909

-

-

-

21,995

-

-

-

7,190

-

-

-

38,504

9,247

-

-

2,642,844

401,106

2 Mudharabah 1,766,919

56,572

405

-

53,799

14,562

-

-

16,647

-

-

-

4,318

-

-

-

27,209

-

-

-

1,869,297

71,134

3 Murabahah 4,052,034

363,836

13,508

-

133,013

-

150

-

64,707

186,381

-

-

17,387

-

-

-

59,783

-

-

-

4,340,582

550,217

4 Salam -

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

5 Istisna' 101,763

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

101,763

-

6 Qardh 183,288

-

1,400

-

306

-

-

-

350

-

150

-

-

-

-

-

998

-

-

-

186,492

-

7 Ijarah 305,282

10,693

-

-

-

-

-

-

159

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

305,441

10,693

Jumlah 8,820,532

822,960

15,313

-

351,027

14,562

150

-

103,858

186,381

150

-

28,895

-

-

-

126,494

9,247

-

-

9,446,419

1,033,150

Tabel Pembiayaan dan Jumlah Peminjam Berdasarkan Jenis Produk

No. Jenis Produk Plafon 0 - 50 Juta Plafon > 50 - 500 Juta Plafon > 0.5 - 1 M Plafon > 1 - 5 M Plafon > 5 - 10 M Plafon > 10 M TOTAL

Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S

1 Musyarakah 1,082 42,950 4,133

649,149

336

249,091 173 431,022 52

377,941 45 1,293,977 5,821

3,044,130

2 Mudharabah 3,499 78,998 5,268

950,154

427

293,268 204 367,412 16

99,273 3 151,326 9,417

1,940,431

3 Murabahah 34,654 443,999 5,940

795,361

344

240,806 467 1,105,595 103

709,524 72 1,595,514 41,580

4,890,799

4 Salam - - -

-

-

- - - - - - - - -

5 Istisna' 1 - 2

883

4

2,774 - - 2 13,079 3

85,027 12 101,763

6 Qardh 4,885 81,631 203

37,288

43

32,485 23 35,088 - - - - 5,154 186,492

7 Ijarah 2 16 1

159

-

- 2 10,000 2 13,671 5

292,288 12 316,134

Jumlah 44,123 647,594 15,547

2,432,994

1,154

818,424 869 1,949,117 175

1,213,488 128 3,418,132 61,996

10,479,749

108 Lanjutan Lam

piran 9

Page 123: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

Tabel Kolektibilitas Pembiayaan Berdasarkan Jenis Produk Maret 2009 (dalam jutaan rupiah)

No. Jenis Produk

Kolektibilitas Pembiayaan Lancar Dlm Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet

Jumlah Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak

Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait

Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val

1 Musyarakah 2,732,845

185,529

-

-

220,773

-

-

-

115,580

197,702

-

-

37,573

-

-

-

56,473

9,802

-

-

3,163,244

393,033

2 Mudharabah 1,523,033

62,694

333

-

123,609

-

-

-

18,686

14,120

-

-

5,283

-

-

-

37,946

-

-

-

1,708,890

76,814

3 Murabahah 3,772,556

261,932

13,544

-

374,078

-

6

-

37,435

7,795

147

-

16,945

-

-

-

125,774

-

-

-

4,340,485

269,727

4 Salam -

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

5 Istisna' 92,521

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

92,521

-

6 Qardh 224,441

-

1,220

-

-

-

63

-

288

-

-

-

-

-

-

-

1,046

-

150

-

227,208

-

7 Ijarah 372,321

11,652

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

372,321

11,652

Jumlah 8,717,717

521,807

15,097

-

718,460

-

69

-

171,989

219,617

147

-

59,801

-

-

-

221,239

9,802

150

-

9,904,669

751,226

Tabel Pembiayaan dan Jumlah Peminjam Berdasarkan Jenis Produk

No. Jenis Produk Plafon 0 - 50 Juta Plafon > 50 - 500 Juta Plafon > 0.5 - 1 M Plafon > 1 - 5 M Plafon > 5 - 10 M Plafon > 10 M TOTAL

Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S

1 Musyarakah 1,126

45,305 4,486

689,890 353 259,663 182

453,810

57

404,088

51

1,703,521

6,255

3,556,277

2 Mudharabah 3,676

78,390 4,923

872,028 367 258,517 184

340,236

11

71,734

4

164,799

9,165

1,785,704

3 Murabahah 37,760

449,373 5,911

784,976 317 225,176 390

923,795

111

751,694

73

1,475,198

44,562

4,610,212

4 Salam -

- -

- - - - -

- - - - -

-

5 Istisna' -

- 2

806 4 2,444 1 1,466

2

13,004

2

74,801 11 92,521

6 Qardh 4,467

77,477 484

52,338 539 43,891 673 53,502

- - - -

6,163

227,208

7 Ijarah 1 12 -

- 1 906 5 16,354

2

13,106

7

353,595 16 383,973

Jumlah 47,030

650,557 15,806

2,400,038 1,581 790,597 1,435

1,789,163

183

1,253,626

137

3,771,914

66,172

10,655,895

109 Lanjutan Lam

piran 9

Page 124: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

Tabel Kolektibilitas Pembiayaan Berdasarkan Jenis Produk Juni 2009 (dalam jutaan rupiah)

No.

Jenis Produk

Kolektibilitas Pembiayaan Lancar Dlm Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet

Jumlah Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val

1 Musyarakah 3,010,760

450,883

-

-

407,804

-

-

-

105,393

-

-

-

26,375

-

-

-

59,261

8,659

-

-

3,609,593

459,542

2 Mudharabah 1,404,870

52,135

261

-

128,351

-

-

-

18,014

-

-

-

9,875

-

-

-

38,143

-

-

-

1,599,514

52,135

3 Murabahah 3,917,116

182,144

12,973

-

274,442

-

1,408

-

42,495

-

-

-

20,993

-

-

-

94,466

-

154

-

4,364,047

182,144

4 Salam -

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

- -

-

5 Istisna' 83,115

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

- 83,115

-

6 Qardh 278,282

-

478

-

760

-

56

- 57

-

-

-

72

-

-

-

644

-

-

- 280,349 -

7 Ijarah 433,857

9,835

-

-

45,649

-

-

-

7,090

-

8,664

-

-

-

-

-

-

-

-

- 495,260

9,835

Jumlah 9,128,000

694,997

13,712

-

857,006

-

1,464

-

173,049

-

8,664

-

57,315

-

-

-

192,514

8,659

154

-

10,431,878

703,656

Tabel Pembiayaan dan Jumlah Peminjam Berdasarkan Jenis Produk

No. Jenis Produk Plafon 0 - 50 Juta Plafon > 50 - 500 Juta Plafon > 0.5 - 1 M Plafon > 1 - 5 M Plafon > 5 - 10 M Plafon > 10 M TOTAL

Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S

1 Musyarakah 1,226

48,604 5,231

809,583 384 278,216 200

477,399 42 298,286 52

2,157,047 7,135 4,069,135

2 Mudharabah 3,536

74,003 4,602

805,832 344 241,175 175

323,023 9 57,393 4

150,223 8,670 1,651,649

3 Murabahah 37,913

450,996 6,123

806,824 323 228,091 397

959,995 102 712,339 73

1,387,946 44,931 4,546,191

4 Salam -

- -

- - - - - -

- - - - -

5 Istisna' -

- 3

1,214 3 1,614 2 5,022 1

5,114 2 70,151 11

83,115

6 Qardh 10,444

111,426 2,068

63,729 233 44,912 105 54,990 1

5,292 - - 12,851 280,349

7 Ijarah 1

6 -

- 1 875 3 6,221 5

38,109 7 459,884 17

505,095

Jumlah 53,120

685,035

18,027

2,487,182 1,288

794,883 882 1,826,650 160

1,116,533 138 4,225,251 73,615

11,135,534

110 Lanjutan Lam

piran 9

Page 125: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

Tabel Kolektibilitas Pembiayaan Berdasarkan Jenis Produk September 2009 (dalam jutaan rupiah)

No. Jenis Produk

Kolektibilitas Pembiayaan Lancar Dlm Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet

Jumlah Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak

Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait

Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Valas

1 Musyarakah 3,154,330

134,490

789

-

346,703

275,828

-

-

313,484

-

-

-

17,489

-

-

-

176,123

11,099

-

-

4,008,918

421,417

2 Mudharabah 1,276,268

47,674

194

-

76,120

-

-

-

48,766

-

-

-

14,397

-

-

-

44,820

-

-

-

1,460,565

47,674

3 Murabahah 3,894,071

80,107

24,056

-

235,812

-

757

-

84,475

-

1,345

-

23,099

-

-

-

94,045

-

-

-

4,357,660

80,107

4 Salam -

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

5 Istisna' 73,691

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

73,691

-

6 Qardh 279,118

-

2,802

-

2,934

-

-

-

1,302

-

-

-

195

-

56

-

597

-

-

-

287,004

-

7 Ijarah 350,100

-

-

-

11,577

9,219

-

-

167,628

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

529,305

9,219

Jumlah 9,027,578

262,271

27,841

-

673,146

285,047

757

-

615,655

-

1,345

-

55,180

-

56

-

315,585

11,099

-

-

10,717,143

558,417

Tabel Pembiayaan dan Jumlah Peminjam Berdasarkan Jenis Produk

No. Jenis Produk Plafon 0 - 50 Juta Plafon > 50 - 500 Juta Plafon > 0.5 - 1 M Plafon > 1 - 5 M Plafon > 5 - 10 M Plafon > 10 M TOTAL

Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S

1 Musyarakah 1,335

52,910 6,102 940,576 418

299,311 236 546,412

35

250,121 60

2,341,005

8,186

4,430,335

2 Mudharabah 3,315

68,872 4,342 745,548 370

261,203 151 267,633

9

54,988 3

109,995

8,190

1,508,239

3 Murabahah 38,191

430,823 6,289 830,165 329

225,395 402 955,678

99

700,810 67

1,294,896

45,377

4,437,767

4 Salam -

- - - -

- - - - - - - -

-

5 Istisna' -

- 6 2,389 -

- 3 5,801 - - 2

65,501 11 73,691

6 Qardh 6,306

112,318 977 70,193 786

42,015 984 57,186 1 5,292 - -

9,054

287,004

7 Ijarah -

- 2 485 1

802 3 6,175 5

36,570 8

494,492 19 538,524

Jumlah 49,147

664,923 17,718

2,589,356 1,904 828,726 1,779

1,838,885

149

1,047,781 140 4,305,889

70,837

11,275,560

111 Lanjutan Lam

piran 9

Page 126: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

Tabel Kolektibilitas Pembiayaan Berdasarkan Jenis Produk Desember 2009 (dalam jutaan rupiah)

No. Jenis Produk

Kolektibilitas Pembiayaan Lancar Dlm Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet

Jumlah Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak

Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait

Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val

1 Musyarakah 3,411,008

196,352

811

-

379,016

267,931

-

-

20,254

-

-

-

248,419

-

-

-

26,573

- -

-

4,086,081

464,283

2 Mudharabah 1,272,805

44,406

123

-

37,419

-

-

-

5,629

-

-

-

13,450

-

-

-

17,640

- -

-

1,347,066

44,406

3 Murabahah 4,207,535

83,955

24,431

-

156,759

-

-

-

15,266

-

-

-

8,780

-

-

-

50,733

- -

-

4,463,504

83,955

4 Salam -

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

- -

-

-

-

5 Istisna' 62,899

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

- -

-

62,899

-

6 Qardh 303,018

-

2,294

-

40

-

-

-

700

-

-

-

-

-

-

-

306

-

56

-

306,414

-

7 Ijarah 386,121

-

-

-

6,829

8,870

-

-

-

-

-

-

130,648

-

-

-

-

- -

-

523,598

8,870

Jumlah 9,643,386

324,713

27,659

-

580,063

276,801

-

-

41,849

-

-

-

401,297

-

-

-

95,252

-

56

-

10,789,562

601,514

Tabel Pembiayaan dan Jumlah Peminjam Berdasarkan Jenis Produk

No. Jenis Produk Plafon 0 - 50 Juta Plafon > 50 - 500 Juta Plafon > 0.5 - 1 M Plafon > 1 - 5 M Plafon > 5 - 10 M Plafon > 10 M TOTAL

Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S

1 Musyarakah 1,453

55,307 6,812

1,049,222 451 324,190 243

565,904

39

288,238 57 2,267,503

9,055

4,550,364

2 Mudharabah 3,237

67,595 4,010

681,334 333 234,146 131

237,348

9

61,063 3 109,986

7,723

1,391,472

3 Murabahah 41,482

443,018 6,347

840,454 340 235,171 383

896,286

99

698,456 73 1,434,074

48,724

4,547,459

4 Salam -

- -

- - - - -

- - - - -

-

5 Istisna' -

- 6

1,932 - - 1 1,466

- - 2 59,501

9

62,899

6 Qardh 8,547

153,169 964

64,638 722 36,101 979 47,214

1 5,292 - - 11,213

306,414

7 Ijarah -

- 4

921 1 786 3 6,043

5

34,714 8 490,004

21

532,468

Jumlah 54,719

719,089 18,143

2,638,501 1,847 830,394 1,40

1,754,261

153

1,087,763 143 4,361,068

76,745

11,391,076

112 Lanjutan Lam

piran 9

Page 127: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

Tabel Kolektibilitas Pembiayaan Berdasarkan Jenis Produk Maret 2010 (dalam jutaan rupiah)

No. Jenis Produk

Kolektibilitas Pembiayaan

Lancar Dlm Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah

Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait

Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val

1 Musyarakah 3,429,604

317,383

1,481

-

404,516

156,650

-

-

363,583

-

-

-

22,229

-

-

-

59,519

-

-

-

4,280,932

474,033

2 Mudharabah 1,128,091

43,485

51

-

75,620

-

-

-

11,994

-

-

-

2,665

-

-

-

32,417

-

-

-

1,250,838

43,485

3 Murabahah 4,054,555

83,986

23,676

-

595,675

-

14

-

94,815

-

-

-

7,889

-

-

-

58,586

-

-

-

4,835,210

83,986

4 Salam -

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

5 Istisna' 53,425

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

53,425

-

6 Qardh 382,753

-

2,127

-

1,975

-

-

-

4

-

-

-

-

-

-

-

669

-

56

-

387,584

-

7 Ijarah 358,123

8,500

-

-

32,435

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

130,649

-

-

-

521,207

8,500

Jumlah 9,406,551

453,354

27,335

-

1,110,221

156,650

14

-

470,396

-

-

-

32,783

-

-

-

281,840

-

56

-

11,329,196

610,004

Tabel Pembiayaan dan Jumlah Peminjam Berdasarkan Jenis Produk

No. Jenis Produk Plafon 0 - 50 Juta Plafon > 50 - 500 Juta Plafon > 0.5 - 1 M Plafon > 1 - 5 M Plafon > 5 - 10 M Plafon > 10 M TOTAL

Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S

1 Musyarakah 1,546 58,287 7,473

1,150,956 477 338,368 250

575,300 44 315,057 59

2,316,997 9,849 4,754,965

2 Mudharabah 3,313 66,530 3,693

622,812 307 213,242 130

240,280 7 47,821 3

103,638 7,453 1,294,323

3 Murabahah 50,994 478,969 6,622

876,902 334 229,323 375

883,534 98 689,975 86

1,760,493 58,509 4,919,196

4 Salam - - -

- - - -

- - - -

- - -

5 Istisna' - - 6

1,458 - - 1

1,466 - - 2

50,501 9 53,425

6 Qardh 13,453 242,504 945

62,513 718 32,941 977

44,334 1 5,292 -

- 16,094 387,584

7 Ijarah - - 4

963 1 651 4

9,484 6 42,763 8

475,846 23 529,707

Jumlah 69,306 846,290 18,743

2,715,604 1,837 814,525 1,737

1,754,398 156 1,100,908 158

4,707,475 91,937 11,939,200

113 Lanjutan Lam

piran 9

Page 128: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

Tabel Kolektibilitas Pembiayaan Berdasarkan Jenis Produk Maret 2010 (dalam jutaan rupiah)

No. Jenis Produk

Kolektibilitas Pembiayaan

Lancar Dlm Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah

Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait Tidak Terkait Terkait

Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val Rp Val

1 Musyarakah 3,428,263 401,473

777

-

842,703

170,957

675

-

155,027

-

-

-

14,326

-

-

-

72,405

-

-

-

4,514,176

572,430

2 Mudharabah 1,160,182 712

5

-

91,441

-

-

-

20,453

-

-

-

7,323

-

-

-

39,224

-

-

-

1,318,628

712

3 Murabahah 4,379,110

201,566

22,653

-

539,516

-

-

-

80,998

-

-

-

17,932

-

-

-

63,613

-

-

-

5,103,822

201,566

4 Salam -

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

5 Istisna' 46,767

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

46,767

-

6 Qardh 438,338

-

2,011

-

6,820

-

-

-

67

-

-

-

4

-

-

-

391

-

56

-

447,687

-

7 Ijarah 344,961

57,754

-

-

30,560

-

-

-

258

-

-

-

-

-

-

-

130,647

-

-

-

506,426

57,754

Jumlah 9,797,621

661,505

25,446

-

1,511,040

170,957

675

-

256,803

-

-

-

39,585

-

-

-

306,280

-

56

-

11,937,506

832,462

Tabel Pembiayaan dan Jumlah Peminjam Berdasarkan Jenis Produk

No. Jenis Produk

Plafon 0 - 50 Juta Plafon > 50 - 500 Juta Plafon > 0.5 - 1 M Plafon > 1 - 5 M Plafon > 5 - 10 M Plafon > 10 M TOTAL

Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S Jml Nsbh O/S

1 Musyarakah 1,662

62,151

8,307

1,282,884

520

367,491

283

612,928

53

380,028

62

2,381,124 10,887

5,086,606

2 Mudharabah 3,348

63,312

3,587

615,448

320

224,309

159

292,189

10

67,540

2

56,542

7,426

1,319,340

3 Murabahah 56,893 485,167

7,476

991,698

365

253,489

444

1,019,471

101

719,122

92

1,836,441 65,371

5,305,388

4 Salam -

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

5 Istisna' -

-

6

965

1

560

3

3,741

1

5,355

1

36,146

12

46,767

6 Qardh 16,793 316,535

894

56,338

708

25,188

977

44,334

1

5,292

-

- 19,373

447,687

7 Ijarah -

-

7

1,775

1

628

5

14,316

5

35,514

9

511,947

27

564,180

Jumlah 78,696 927,165

20,277

2,949,108

1,915

871,665

1,871

1,986,979

171

1,212,851

166

4,822,200 103,096

12,769,968

114 Lanjutan Lam

piran 9

Page 129: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah
Page 130: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

Lampiran 10. Hasil Perhitungan Regresi Berganda Correlations: Laba, Pembiayaan, NPF Laba Pembiayaan Pembiayaan 0.707 0.005 NPF 0.197 0.344 0.499 0.229 Cell Contents: Pearson correlation P-Value Uji multikolenieritas Regression Analysis: Laba versus Pembiayaan, NPF The regression equation is Laba = 59635 + 0.0257 Pembiayaan - 2147 NPF Predictor Coef SE Coef T P VIF Constant 59635 78426 0.76 0.463 Pembiayaan 0.025686 0.008019 3.20 0.008 1.1 NPF -2147 9305 -0.23 0.822 1.1 S = 50066.1 R-Sq = 50.3% R-Sq(adj) = 41.2% Analysis of Variance Source DF SS MS F p Regression 2 27874530161 13937265080 5.56 0.021 Residual Error 11 27572717396 2506610672 Total 13 55447247557 Source DF Seq SS Pembiayaan 1 27741125636 NPF 1 133404525

115

Page 131: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

Lanjutan Lampiran 10 Unusual Observations Obs Pembiayaan Laba Fit SE Fit Residual St Resid 9 10655895 432384 319580 17886 112804 2.41R R denotes an observation with a large standardized residual.

Uji Autokorelasi

Runs Test: RESI1 Runs test for RESI1 Runs above and below K = -9.32232E-11 The observed number of runs = 6 The expected number of runs = 7.85714 6 observations above K, 8 below * N is small, so the following approximation may be invalid. P-value = 0.291 Uji Normalitas

RESI1

Perc

ent

100000500000-50000-100000

99

95

90

80

70

60504030

20

10

5

1

Mean

>0.150

-9.35480E-11StDev 46054N 14KS 0.153P-Value

Probability Plot of RESI1Normal

116

Page 132: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

Lanjutan Lampiran 10

Uji Heteroskedastisitas

Fitted Value

Res

idua

l

400000350000300000250000200000

100000

50000

0

-50000

Residuals Versus the Fitted Values(response is Laba)

Residual Histogram for Laba

Residual

Freq

uenc

y

12000080000400000-40000

5

4

3

2

1

0

Histogram of the Residuals(response is Laba)

Residual vs Order for Laba

Observation Order

Res

idua

l

1413121110987654321

100000

50000

0

-50000

Residuals Versus the Order of the Data(response is Laba)

117

Page 133: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah
Page 134: Analisis manajemen risiko pembiayaan dan pengaruhnya ... · menyelesaikan tugas akhir. 11. Rekan-rekan Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah

115