analisis location quotient pesawaran
TRANSCRIPT
ANALISIS LOCATION QUOTIENT (LQ) DALAM PENENTUAN KOMODITAS IKAN
UNGGULAN BUDIDAYA AIR TAWAR DI KAWASAN MINAPOLITAN
KABUPATEN PESAWARAN
Oleh
M. Riniarti, Tarsim, R. Diantari, N. Rosanti
ABSTRAK
Dalam pengembangan suatu wilayah minapolitan perlu ditentukan komoditas unggulan yang akan akan dikembangkan. Hal ini merupakan langkah awal menuju pembangunan efisien untuk meningkatkan daya saing dalam menghadapi globalisasi perdagangan. Dari sisi penawaran, komoditas ikan unggulan dicirikan dengan superioritas pada kondisi biofisik, teknologi dan kondisi sosial ekonomi pembudidaya sebagai andalan dalam meningkatkan pendapatan. Berdasarkan penawaran, komoditas unggulan mempunyai permintaan pasar yang kuat baik dalam dan luar negeri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis komoditas basis pada sektor perikanan budidaya air tawa yang dapat menjadi sektor kunci dalam pembangunan wilayah di Kawasan Minapolitan Kabupaten Pesawaran. Dalam penentuan komoditas unggulan digunakan metode location quotient (LQ). Di dalam aplikasi LQ untuk menentukan komoditas unggulan berdasarkan aspek luas area panen didefinisikan bahwa LQ merupakan suatu rasio pangsa relatif luas area panen komoditas i pada wilayah kecamatan terhadap total luas area untuk seluruh komoditas yang dikembangkan dengan pangsa relatif luas area komoditas i pada wilayah kabupaten terhadap total luas area budidaya air tawar di kabupaten tersebut. Kawasan minapolitan Kabupaten Pesawaran memiliki potensi budidaya air tawar yang cukup besar dan belum termanfaatkan dengan optimal. Komoditas unggulan yang dapat dikembangan di Kawasan Minapolitan (air tawar) Kabupaten Pesawaran adalah ikan Gurame.
PENDAHULUAN
Salah satu strategi unggulan pemerintah dalam upaya pengembangan kawasan budidaya
untuk meningkatkan perekonomian dan pertumbuhan wilayah adalah dengan pengembangan
kawasan minapolitan. Minapolitan adalah kota perikanan yang tumbuh dan berkembang
karena berjalannya sistem dan usaha perikanan serta mampu melayani, mendorong, menarik,
menghela kegiatan pembangunan ekonomi daerah sekitarnya (Dirjen Perikanan Budidaya,
2009). Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor
KEP. 32/MEN/2010 Tentang Penetapan Kawasan Minapolitan, Kabupaten Pesawaran
menjadi salah satu wilayah yang ditetapkan sebagai kawasan minapolitan. Berdasarkan hal
tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran menetapkan Kecamatan Padang Cermin
sebagai pusat pengembangan budidaya perairan laut dan Kecamatan Gedong Tataan sebagai
pusat pengembangan budidaya perairan tawar.
Dalam pengembangan suatu wilayah minapolitan perlu ditentukan komoditas unggulan yang
akan akan dikembangkan. Hal ini merupakan langkah awal menuju pembangunan efisien
untuk meningkatkan daya saing dalam menghadapi globalisasi perdagangan. Dari sisi
penawaran, komoditas ikan unggulan dicirikan dengan superioritas pada kondisi biofisik,
teknologi dan kondisi sosial ekonomi pembudidaya sebagai andalan dalam meningkatkan
pendapatan. Berdasarkan penawaran, komoditas unggulan mempunyai permintaan pasar
yang kuat baik dalam dan luar negeri (Hendayana, 2003).
Berbagai pendekatan dalam penentuan komoditas unggulan telah digunakan, salah satunya
adalah dengan metode location quoient (LQ). Metode LQ untuk menentukan komoditas
unggulan diakomodasi dari Miller and Wright (1991), isserman (1997) dan Hood (1998).
Komoditas unggulan dicirikan dengan kuatnya permintaan baik lokal maupun internasional
(Syafaat dan Supena, 2000). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis komoditas basis
pada sektor perikanan budidaya air tawa yang dapat menjadi sektor kunci dalam
pembangunan wilayah di Kawasan Minapolitan Kabupaten Pesawaran.
METODE PENELITIAN
Data dan Sumber data
Dalam metode analisis LQ untuk menentukan komoditas unggulan budidaya air tawar di
Kabupaten Pesawaran digunakan data luasan kolam budidaya yang digunakan untuk
melakukan proses produksi tiap-tiap komoditas perikanan selama kurun waktu 2008-2011.
Data yang digunakan merupakan data sekunder dan data hasil survei lapang dan wawancara
dengan petani budidaya yang berada kawasan minapolitan Kabupaten Pesawaran.
Analisis Data
a. Penentuan Komoditas Ungulan
Dalam penentuan komoditas unggulan digunakan metode location quotient (LQ). Di dalam
aplikasi LQ untuk menentukan komoditas unggulan berdasarkan aspek luas area panen
didefinisikan bahwa LQ merupakan suatu rasio pangsa relatif luas area panen komoditas i
pada wilayah kecamatan terhadap total luas area untuk seluruh komoditas yang
dikembangkan dengan pangsa relatif luas area komoditas i pada wilayah kabupaten terhadap
total luas area budidaya air tawar di kabupaten tersebut. Secara matematis formula LQ
dirumuskan sebagai berikut (Hendayana, 2003):
LQij = (pi/pt)/(Pi/Pt)
pi = luas kolam budidaya komoditas i pada wilayah kecamatan
pt = total luas kolam budidaya pada wilayah kecamatan
Pi = Luas kolam budidaya komoditas i pada wilayah kabupaten
Pt = total luas kolam budidaya pada wilayah kabupaten
Hasil perhitungan LQ menghasilkan 3 kriteria :
LQ > 1 : artinya komoditas itu menjadi basis atau menjadi sumber pertumbuhan.
Komoditas memiliki keunggulan komparatif, hasilnya tidak hanya dapat
memenuhi wilayah sendiri tetapi juga dapat di ekspor keluar wilayah.
LQ = 1 : komoditas tersebut tergolong non-basis, tidak memiliki keunggulan
komparatif. Produksinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
LQ < 1 : komoditas ini juga tergolong non-basis, tidak memiliki keunggulan
komparatif. Produksinya tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri sehingga
perlu impor dari luar wilayah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Potensi luas kolam budidaya air tawar di wilayah Kabupaten Pesawaran mencapai 700 ha
dengan pemanfaatan kolam mencapai 356,2 ha atau tingkat pemanfaatan 51,79%. Potensi
kolam untuk wilayah pengembangan minapolitan yang meliputi Kecamatan Gedong Tataan,
Way Lima, dan Kedondong mencapai 403 ha, dengan luas pemanfaatan mencapai 204,10 ha
atau tingkat pemanfaatan sebesar 50,65%. Dengan demikian potensi lahan yang belum
dimanfaatkan masih cukup luas, yaitu 198,9 ha atau 49,35 %. Data potensi luas kolam di
Kabupaten Pesawaran dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Potensi kolam budidaya air tawar di Kabpaten Pesawaran
No Kecamatan Potensi (Ha)
Pemanfaatan (Ha)
Prosentase Pemanfaatan
(%)
Peluang Pengembangan
(Ha)1
2
3
4
5
6
7
Gedong Tataan
Kedondong
Way Lima
Padang Cermin
Punduh pedada
Negeri Katon
Tegineneng
200
123
80
91
60
75
71
100,0
53,80
50,30
54,40
52,40
9,50
35,80
50,0
43,74
62,86
59,78
87,33
12,67
50,42
100,00
69,20
29,70
36,60
7,60
65,50
35,20
700 356,20 50,88 337,50
Berdasarkan luas areal kolam, ikan yang banyak dibudidayakan di Kabupaten Pesawaran
yaitu ikan gurame 115,71 ha (32,48%), nila 70,46 ha (19,78%), lele 67,34 ha (18,91%), mas
44,36 ha (12,45%), mujair 31,02 ha (8,71%) dan ikan patin 27,31 ha (7,67%) . Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa saat ini ikan gurame merupakan ikan yang paling banyak
di budidayakan oleh masyarakat Pesawaran karena pemeliharaan ikan gurame yang mudah
dan harganya paling tinggi dibandingkan ikan lainnya. Disamping itu sebagian besar wilayah
Kabupaten Pesawaran berupa perbukitan yang banyak ditumbuhi tanaman talus sehingga
dapat menjadi pakan tambahan ikan gurame. Kolam budidaya ikan gurame paling luas adalah
di Kecamatan Gedong Tataan dan Way Lima. Berdasarkan komposisi ikan yang ada, maka
ikan gurame merupakan komoditas yang paling banyak dibudidayakan diikuti dengan ikan
nila, lele dan mas, sedangkan ikan patin dan mujair hanya sebagian kecil yang
membudidayakannya (lihat Tabel 2).
Tabel 1.
Jenis komoditas dan luas kolam budidaya ikan air tawar
di Kabupaten Pesawaran (Ha)
Komoditas GT K WL PC PP NK T TOTA
L
Persentase
(%)
Gurame 40.62 14.28 25.98 14.12 16.13 3.66 0.92 115.71 32.48
Nila 18.74 17.86 9.36 15.86 8.38 0.14 0.12 70.46 19.78
Mas 13.02 5.57 13.14 9.51 2.3 0.69 0.13 44.36 12.45
Lele 26.18 15.75 1.66 5.13 4.39 0.32 13.9 67.34 18.91
1
Patin 0.41 0.21 0.12 2.16 3.95 2.61 17.8
5
27.31 7.67
Mujair 1.03 0.13 0.04 7.62 17.25 2.08 2.87 31.02 8.71
100 53.8 50.3 54.4 52.4 9.5 35.8 356.2 100.00
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pesawaran 2012
Keterangan : GT=Gedong Tataan PP=Punduh Pedada
K= Kedondong NK=Negeri Katon
PC=Padang Cermin WL=Way Lima
T=Tegineneng
Tabel 2. Hasil analisis LQ pada komoditas budidaya air tawar di Kabupaten Pesawaran
Berdasarkan nilai LQ seperti pada tabel di atas, komoditas yang menjadi unggulan
kecamatan umumnya tidak sama, hal ini terkait dengan potensi wilayah yang dimiliki
masing-masing kecamatan. Namun demikian gurame merupakan komoditas yang menjadi
unggulan di beberapa kecamatan seperti Gedung Tataan, Way Lima Punduh Pidada, dan
Negeri Katon. Gedung tataan sebagai sentra minapolitan air tawar di Kabupaten Pesawaran
memiliki komoditas unggulan gurame, lele dan mas. Komoditas ini menjadi sumber
pendapatan utama bagi pembudidaya diwilayah tersebut. Komoditas ikan gurame di
Kabupaten Pesawaran memiliki keunggulan. Permintaan gurame di Provinsi Lampung dan
Palembang cukup tinggi, saat ini berapapun ikan panen akan terserap pasar. Selain itu, di
kawasan minapolitan Kabupaten Pesawaran (Kecamatan Gedung Tataan, Kecamatan
Ikan
Gedung
Tataan Kedondong
Way
Lima
Padang
Cermin
Punduh
Pidada
Negeri
Katon Tegineneng
Gurame 1,45 0,95 1,84 0,92 1,10 1,37 0,09
Nila 0,95 1,18 0,66 1,04 0,57 0,05 0,01
Mas 1,05 0,37 0,93 0,62 0,16 0,26 0,01
Lele 1,38 1,04 0,12 0,34 0,30 0,12 1,38
Patin 0,05 0,01 0,01 0,14 0,27 0,98 1,78
Mujair 0,12 0,01 0,00 0,50 1,17 0,78 0,29
Kedondong, Way Lima dan Negeri Katon) merupakan daerah perkebunan kakao dan karet,
dimana pada sela-sela tanaman perkebunan tersebut dapat tumbuh subur keladi yang
merupakan pakan yang baik bagi gurame. Kendala yang dihadapi adalah ketersediaan benih
yang hingga sekarang belum terpenuhi. Komoditas unggulan di Kecamatan Tegineneng
adalah lele dan patin, ini terkait dengan kurangnya sumberdaya air di wilayah tersebut. Selain
potensi budidaya air payau dan laut, wilayah Kecamatan Padang Cermin dan Gedung Tataan
juga memiliki potensi budidaya air tawar. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya gurame
yang menjadi komoditas unggulan di Kecamatan Punduh Pidada dan Padang Cermin.
Meskipun dapat dikembangkan tetapi pada kenyataanya selain ketersediaan benih,
permasalahan lain di kedua kecamatan ini adalah pemasaran yang sangat sulit sehingga
komoditas sulit berkembang dan hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
Peta kawasan minapolitan Kabupaten Pesawaran dan Komoditas Unggulan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kawasan minapolitan Kabupaten Pesawaran memiliki potensi budidaya air tawar yang cukup
besar dan belum termanfaatkan dengan optimal. Komoditas unggulan yang dapat
dikembangan di Kawasan Minapolitan (air tawar) Kabupaten Pesawaran adalah ikan Gurame.
Saran
Dalam pengembangan komoditas unggulan ikan gurame di Kawasan Minapolitan, langkah
awal yang harus dilakukan adalah upaya memenuhi kebutuhan benih, perbaikan jaringan
pemasaran dan permodalan melalui pola kemitraan yang saling menguntungkan.
PUSTAKA
Anonim. 2010. Laporan Tahunan. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pesawaran. 62
hal.
___________. 2011. Pesawaran Dalam Angka 2011. Bandar Lampung : BPS Lampung. 276
hal
____________. 2012. Lampung Dalam Angka 2012. Bandar Lampung : BPS Lampung.
Isserman, Andrew, M. 1997. The location quotient approach for estimating regional
economic impacts. AIP Journal
Miller,M., J.L.Gibson and G.N. Wright. 1991. Location quotient basic tool for economic
development aalysis. Economic Development Review. Vol. 9(2): 65
Hendayana, R. 2003. Aplikasi metode location quotient (LQ) dalam penentuan komoditas
unggulan nasional. Informatika Pertanian. Vol. 12 : 1-21
Hood, R. 1998. Economic analysis : A location quotient. Primer. Principal Sun Region
Associates, Inc.
Syafaat, N dan Supena Friyatno. 2000. Analisis dampak krisis ekonomi terhadap kesempatan
kerja dan identifikasi kmoditas andalan sektor pertanian di wilayah Sulawesi :
pendekatan input-output. Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Vol. XLVIII no.4