analisis location quotient pesawaran

12
ANALISIS LOCATION QUOTIENT (LQ) DALAM PENENTUAN KOMODITAS IKAN UNGGULAN BUDIDAYA AIR TAWAR DI KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN PESAWARAN Oleh M. Riniarti, Tarsim, R. Diantari, N. Rosanti ABSTRAK Dalam pengembangan suatu wilayah minapolitan perlu ditentukan komoditas unggulan yang akan akan dikembangkan. Hal ini merupakan langkah awal menuju pembangunan efisien untuk meningkatkan daya saing dalam menghadapi globalisasi perdagangan. Dari sisi penawaran, komoditas ikan unggulan dicirikan dengan superioritas pada kondisi biofisik, teknologi dan kondisi sosial ekonomi pembudidaya sebagai andalan dalam meningkatkan pendapatan. Berdasarkan penawaran, komoditas unggulan mempunyai permintaan pasar yang kuat baik dalam dan luar negeri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis komoditas basis pada sektor perikanan budidaya air tawa yang dapat menjadi sektor kunci dalam pembangunan wilayah di Kawasan Minapolitan Kabupaten Pesawaran. Dalam penentuan komoditas unggulan digunakan metode location quotient (LQ). Di dalam aplikasi LQ untuk menentukan komoditas unggulan berdasarkan aspek luas area panen didefinisikan bahwa LQ merupakan suatu rasio pangsa relatif luas area panen komoditas i pada wilayah kecamatan terhadap total luas area untuk seluruh komoditas yang dikembangkan dengan pangsa relatif luas area komoditas i pada wilayah kabupaten terhadap total luas area budidaya air tawar di kabupaten tersebut. Kawasan minapolitan Kabupaten Pesawaran memiliki potensi budidaya air tawar yang cukup besar dan belum termanfaatkan dengan optimal. Komoditas unggulan yang dapat dikembangan di Kawasan Minapolitan (air tawar) Kabupaten Pesawaran adalah ikan Gurame.

Upload: tarsim

Post on 05-Aug-2015

62 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Location Quotient Pesawaran

ANALISIS LOCATION QUOTIENT (LQ) DALAM PENENTUAN KOMODITAS IKAN

UNGGULAN BUDIDAYA AIR TAWAR DI KAWASAN MINAPOLITAN

KABUPATEN PESAWARAN

Oleh

M. Riniarti, Tarsim, R. Diantari, N. Rosanti

ABSTRAK

Dalam pengembangan suatu wilayah minapolitan perlu ditentukan komoditas unggulan yang akan akan dikembangkan. Hal ini merupakan langkah awal menuju pembangunan efisien untuk meningkatkan daya saing dalam menghadapi globalisasi perdagangan. Dari sisi penawaran, komoditas ikan unggulan dicirikan dengan superioritas pada kondisi biofisik, teknologi dan kondisi sosial ekonomi pembudidaya sebagai andalan dalam meningkatkan pendapatan. Berdasarkan penawaran, komoditas unggulan mempunyai permintaan pasar yang kuat baik dalam dan luar negeri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis komoditas basis pada sektor perikanan budidaya air tawa yang dapat menjadi sektor kunci dalam pembangunan wilayah di Kawasan Minapolitan Kabupaten Pesawaran. Dalam penentuan komoditas unggulan digunakan metode location quotient (LQ). Di dalam aplikasi LQ untuk menentukan komoditas unggulan berdasarkan aspek luas area panen didefinisikan bahwa LQ merupakan suatu rasio pangsa relatif luas area panen komoditas i pada wilayah kecamatan terhadap total luas area untuk seluruh komoditas yang dikembangkan dengan pangsa relatif luas area komoditas i pada wilayah kabupaten terhadap total luas area budidaya air tawar di kabupaten tersebut. Kawasan minapolitan Kabupaten Pesawaran memiliki potensi budidaya air tawar yang cukup besar dan belum termanfaatkan dengan optimal. Komoditas unggulan yang dapat dikembangan di Kawasan Minapolitan (air tawar) Kabupaten Pesawaran adalah ikan Gurame.

PENDAHULUAN

Salah satu strategi unggulan pemerintah dalam upaya pengembangan kawasan budidaya

untuk meningkatkan perekonomian dan pertumbuhan wilayah adalah dengan pengembangan

kawasan minapolitan. Minapolitan adalah kota perikanan yang tumbuh dan berkembang

karena berjalannya sistem dan usaha perikanan serta mampu melayani, mendorong, menarik,

menghela kegiatan pembangunan ekonomi daerah sekitarnya (Dirjen Perikanan Budidaya,

2009). Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor

KEP. 32/MEN/2010 Tentang Penetapan Kawasan Minapolitan, Kabupaten Pesawaran

menjadi salah satu wilayah yang ditetapkan sebagai kawasan minapolitan. Berdasarkan hal

tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran menetapkan Kecamatan Padang Cermin

Page 2: Analisis Location Quotient Pesawaran

sebagai pusat pengembangan budidaya perairan laut dan Kecamatan Gedong Tataan sebagai

pusat pengembangan budidaya perairan tawar.

Dalam pengembangan suatu wilayah minapolitan perlu ditentukan komoditas unggulan yang

akan akan dikembangkan. Hal ini merupakan langkah awal menuju pembangunan efisien

untuk meningkatkan daya saing dalam menghadapi globalisasi perdagangan. Dari sisi

penawaran, komoditas ikan unggulan dicirikan dengan superioritas pada kondisi biofisik,

teknologi dan kondisi sosial ekonomi pembudidaya sebagai andalan dalam meningkatkan

pendapatan. Berdasarkan penawaran, komoditas unggulan mempunyai permintaan pasar

yang kuat baik dalam dan luar negeri (Hendayana, 2003).

Berbagai pendekatan dalam penentuan komoditas unggulan telah digunakan, salah satunya

adalah dengan metode location quoient (LQ). Metode LQ untuk menentukan komoditas

unggulan diakomodasi dari Miller and Wright (1991), isserman (1997) dan Hood (1998).

Komoditas unggulan dicirikan dengan kuatnya permintaan baik lokal maupun internasional

(Syafaat dan Supena, 2000). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis komoditas basis

pada sektor perikanan budidaya air tawa yang dapat menjadi sektor kunci dalam

pembangunan wilayah di Kawasan Minapolitan Kabupaten Pesawaran.

METODE PENELITIAN

Data dan Sumber data

Dalam metode analisis LQ untuk menentukan komoditas unggulan budidaya air tawar di

Kabupaten Pesawaran digunakan data luasan kolam budidaya yang digunakan untuk

melakukan proses produksi tiap-tiap komoditas perikanan selama kurun waktu 2008-2011.

Data yang digunakan merupakan data sekunder dan data hasil survei lapang dan wawancara

dengan petani budidaya yang berada kawasan minapolitan Kabupaten Pesawaran.

Analisis Data

a. Penentuan Komoditas Ungulan

Dalam penentuan komoditas unggulan digunakan metode location quotient (LQ). Di dalam

aplikasi LQ untuk menentukan komoditas unggulan berdasarkan aspek luas area panen

didefinisikan bahwa LQ merupakan suatu rasio pangsa relatif luas area panen komoditas i

pada wilayah kecamatan terhadap total luas area untuk seluruh komoditas yang

dikembangkan dengan pangsa relatif luas area komoditas i pada wilayah kabupaten terhadap

Page 3: Analisis Location Quotient Pesawaran

total luas area budidaya air tawar di kabupaten tersebut. Secara matematis formula LQ

dirumuskan sebagai berikut (Hendayana, 2003):

LQij = (pi/pt)/(Pi/Pt)

pi = luas kolam budidaya komoditas i pada wilayah kecamatan

pt = total luas kolam budidaya pada wilayah kecamatan

Pi = Luas kolam budidaya komoditas i pada wilayah kabupaten

Pt = total luas kolam budidaya pada wilayah kabupaten

Hasil perhitungan LQ menghasilkan 3 kriteria :

LQ > 1 : artinya komoditas itu menjadi basis atau menjadi sumber pertumbuhan.

Komoditas memiliki keunggulan komparatif, hasilnya tidak hanya dapat

memenuhi wilayah sendiri tetapi juga dapat di ekspor keluar wilayah.

LQ = 1 : komoditas tersebut tergolong non-basis, tidak memiliki keunggulan

komparatif. Produksinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

LQ < 1 : komoditas ini juga tergolong non-basis, tidak memiliki keunggulan

komparatif. Produksinya tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri sehingga

perlu impor dari luar wilayah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Potensi luas kolam budidaya air tawar di wilayah Kabupaten Pesawaran mencapai 700 ha

dengan pemanfaatan kolam mencapai 356,2 ha atau tingkat pemanfaatan 51,79%. Potensi

kolam untuk wilayah pengembangan minapolitan yang meliputi Kecamatan Gedong Tataan,

Way Lima, dan Kedondong mencapai 403 ha, dengan luas pemanfaatan mencapai 204,10 ha

atau tingkat pemanfaatan sebesar 50,65%. Dengan demikian potensi lahan yang belum

dimanfaatkan masih cukup luas, yaitu 198,9 ha atau 49,35 %. Data potensi luas kolam di

Kabupaten Pesawaran dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Potensi kolam budidaya air tawar di Kabpaten Pesawaran

Page 4: Analisis Location Quotient Pesawaran

No Kecamatan Potensi (Ha)

Pemanfaatan (Ha)

Prosentase Pemanfaatan

(%)

Peluang Pengembangan

(Ha)1

2

3

4

5

6

7

Gedong Tataan

Kedondong

Way Lima

Padang Cermin

Punduh pedada

Negeri Katon

Tegineneng

200

123

80

91

60

75

71

100,0

53,80

50,30

54,40

52,40

9,50

35,80

50,0

43,74

62,86

59,78

87,33

12,67

50,42

100,00

69,20

29,70

36,60

7,60

65,50

35,20

700 356,20 50,88 337,50

Berdasarkan luas areal kolam, ikan yang banyak dibudidayakan di Kabupaten Pesawaran

yaitu ikan gurame 115,71 ha (32,48%), nila 70,46 ha (19,78%), lele 67,34 ha (18,91%), mas

44,36 ha (12,45%), mujair 31,02 ha (8,71%) dan ikan patin 27,31 ha (7,67%) . Dengan

demikian dapat dinyatakan bahwa saat ini ikan gurame merupakan ikan yang paling banyak

di budidayakan oleh masyarakat Pesawaran karena pemeliharaan ikan gurame yang mudah

dan harganya paling tinggi dibandingkan ikan lainnya. Disamping itu sebagian besar wilayah

Kabupaten Pesawaran berupa perbukitan yang banyak ditumbuhi tanaman talus sehingga

dapat menjadi pakan tambahan ikan gurame. Kolam budidaya ikan gurame paling luas adalah

di Kecamatan Gedong Tataan dan Way Lima. Berdasarkan komposisi ikan yang ada, maka

ikan gurame merupakan komoditas yang paling banyak dibudidayakan diikuti dengan ikan

nila, lele dan mas, sedangkan ikan patin dan mujair hanya sebagian kecil yang

membudidayakannya (lihat Tabel 2).

Tabel 1.

Jenis komoditas dan luas kolam budidaya ikan air tawar

di Kabupaten Pesawaran (Ha)

Komoditas GT K WL PC PP NK T TOTA

L

Persentase

(%)

Gurame 40.62 14.28 25.98 14.12 16.13 3.66 0.92 115.71 32.48

Nila 18.74 17.86 9.36 15.86 8.38 0.14 0.12 70.46 19.78

Mas 13.02 5.57 13.14 9.51 2.3 0.69 0.13 44.36 12.45

Lele 26.18 15.75 1.66 5.13 4.39 0.32 13.9 67.34 18.91

Page 5: Analisis Location Quotient Pesawaran

1

Patin 0.41 0.21 0.12 2.16 3.95 2.61 17.8

5

27.31 7.67

Mujair 1.03 0.13 0.04 7.62 17.25 2.08 2.87 31.02 8.71

  100 53.8 50.3 54.4 52.4 9.5 35.8 356.2 100.00

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pesawaran 2012

Keterangan : GT=Gedong Tataan PP=Punduh Pedada

K= Kedondong NK=Negeri Katon

PC=Padang Cermin WL=Way Lima

T=Tegineneng

Tabel 2. Hasil analisis LQ pada komoditas budidaya air tawar di Kabupaten Pesawaran

Berdasarkan nilai LQ seperti pada tabel di atas, komoditas yang menjadi unggulan

kecamatan umumnya tidak sama, hal ini terkait dengan potensi wilayah yang dimiliki

masing-masing kecamatan. Namun demikian gurame merupakan komoditas yang menjadi

unggulan di beberapa kecamatan seperti Gedung Tataan, Way Lima Punduh Pidada, dan

Negeri Katon. Gedung tataan sebagai sentra minapolitan air tawar di Kabupaten Pesawaran

memiliki komoditas unggulan gurame, lele dan mas. Komoditas ini menjadi sumber

pendapatan utama bagi pembudidaya diwilayah tersebut. Komoditas ikan gurame di

Kabupaten Pesawaran memiliki keunggulan. Permintaan gurame di Provinsi Lampung dan

Palembang cukup tinggi, saat ini berapapun ikan panen akan terserap pasar. Selain itu, di

kawasan minapolitan Kabupaten Pesawaran (Kecamatan Gedung Tataan, Kecamatan

Ikan

Gedung

Tataan Kedondong

Way

Lima

Padang

Cermin

Punduh

Pidada

Negeri

Katon Tegineneng

Gurame 1,45 0,95 1,84 0,92 1,10 1,37 0,09

Nila 0,95 1,18 0,66 1,04 0,57 0,05 0,01

Mas 1,05 0,37 0,93 0,62 0,16 0,26 0,01

Lele 1,38 1,04 0,12 0,34 0,30 0,12 1,38

Patin 0,05 0,01 0,01 0,14 0,27 0,98 1,78

Mujair 0,12 0,01 0,00 0,50 1,17 0,78 0,29

Page 6: Analisis Location Quotient Pesawaran

Kedondong, Way Lima dan Negeri Katon) merupakan daerah perkebunan kakao dan karet,

dimana pada sela-sela tanaman perkebunan tersebut dapat tumbuh subur keladi yang

merupakan pakan yang baik bagi gurame. Kendala yang dihadapi adalah ketersediaan benih

yang hingga sekarang belum terpenuhi. Komoditas unggulan di Kecamatan Tegineneng

adalah lele dan patin, ini terkait dengan kurangnya sumberdaya air di wilayah tersebut. Selain

potensi budidaya air payau dan laut, wilayah Kecamatan Padang Cermin dan Gedung Tataan

juga memiliki potensi budidaya air tawar. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya gurame

yang menjadi komoditas unggulan di Kecamatan Punduh Pidada dan Padang Cermin.

Meskipun dapat dikembangkan tetapi pada kenyataanya selain ketersediaan benih,

permasalahan lain di kedua kecamatan ini adalah pemasaran yang sangat sulit sehingga

komoditas sulit berkembang dan hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

Peta kawasan minapolitan Kabupaten Pesawaran dan Komoditas Unggulan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Page 7: Analisis Location Quotient Pesawaran

Kawasan minapolitan Kabupaten Pesawaran memiliki potensi budidaya air tawar yang cukup

besar dan belum termanfaatkan dengan optimal. Komoditas unggulan yang dapat

dikembangan di Kawasan Minapolitan (air tawar) Kabupaten Pesawaran adalah ikan Gurame.

Saran

Dalam pengembangan komoditas unggulan ikan gurame di Kawasan Minapolitan, langkah

awal yang harus dilakukan adalah upaya memenuhi kebutuhan benih, perbaikan jaringan

pemasaran dan permodalan melalui pola kemitraan yang saling menguntungkan.

PUSTAKA

Anonim. 2010. Laporan Tahunan. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pesawaran. 62

hal.

___________. 2011. Pesawaran Dalam Angka 2011. Bandar Lampung : BPS Lampung. 276

hal

____________. 2012. Lampung Dalam Angka 2012. Bandar Lampung : BPS Lampung.

Isserman, Andrew, M. 1997. The location quotient approach for estimating regional

economic impacts. AIP Journal

Miller,M., J.L.Gibson and G.N. Wright. 1991. Location quotient basic tool for economic

development aalysis. Economic Development Review. Vol. 9(2): 65

Hendayana, R. 2003. Aplikasi metode location quotient (LQ) dalam penentuan komoditas

unggulan nasional. Informatika Pertanian. Vol. 12 : 1-21

Hood, R. 1998. Economic analysis : A location quotient. Primer. Principal Sun Region

Associates, Inc.

Syafaat, N dan Supena Friyatno. 2000. Analisis dampak krisis ekonomi terhadap kesempatan

kerja dan identifikasi kmoditas andalan sektor pertanian di wilayah Sulawesi :

pendekatan input-output. Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Vol. XLVIII no.4

Page 8: Analisis Location Quotient Pesawaran