analisis kuat tekan beton dengan bahan tambah …eprints.ums.ac.id/21772/14/naskah_publikasi.pdf ·...

16
ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS GELAS SERTA ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS ARANG BRIKET Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Sipil Iqbal Fahmi Amrulloh NIM : D 100 090 017 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

Upload: lekhue

Post on 06-Mar-2019

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK

HALUS GELAS SERTA ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN

BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS ARANG BRIKET

Naskah Publikasi

untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Sipil

Iqbal Fahmi Amrulloh

NIM : D 100 090 017

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK

HALUS GELAS SERTA ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN

BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS ARANG BRIKET

Abstrak : Seiring berkembangnya era yang lebih maju, menuntut manusia untuk

lebih kreatif dalam mengembangkan teknologi yang telah ada. Salah satu dari

perkembangan teknologi khususnya di bidang konstruksi bangunan adalah

teknologi beton. Untuk meningkatkan mutu beton dapat dilakukan dengan

menambah campuran proporsi beton normal dengan bahan tambah (Admixture).

Akhir-akhir ini penggunaan limbah/benda padat buangan sering dibicarakan

sebagai bahan tambah pada campuran beton. Berbagai jenis limbah padat yang

sering digunakan sebagai bahan tambah campuran beton misalnya serbuk arang

briket, gelas, serat, dan lain-lain. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui

peningkatan kuat tekan maksimal beton dengan bahan tambah serbuk halus gelas

dan serbuk halus arang briket dengan nilai fas 0,5 pada umur 28 hari. Dalam

penelitian ini terdapat dua jenis riset, yaitu analisis kuat tekan beton dengan bahan

tambah serbuk halus gelas serta analisis kuat tekan beton dengan bahan tambah

serbuk halus arang briket. Adapun variasi penambahan serbuk halus gelas sebesar

0%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25% dari berat semen. Sedangkan variasi

penambahan serbuk halus arang briket sebesar 0%, 5%, 10%, dan 12,5% dari

berat semen. Tinjauan analisis penelitian ini adalah nilai kuat tekan beton, dengan

sampel benda uji berupa silinder beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.

Metode pencampuran yang digunakan adalah metode American Concrete Institute

(ACI). Setelah dilakukan penelitian dan penguian terhadap sampel beton, maka

didapatkan hasil Untuk beton dengan bahan tambah serbuk halus gelas, nilai kuat

tekan rata-rata tertinggi sebesar 38,933 MPa dengan penambahan serbuk halus

gelas sebesar 20% terhadap berat semen. Peningkatan kuat tekan sebesar 31,55%

bila dibandingkan dengan beton normal dengan kuat tekan sebesar 29,596 MPa.

Kadar penambahan serbuk halus gelas yang paling optimum sebesar 19,5%

terhadap berat semen dengan kuat tekan maksimum sebesar 38,300 MPa. Untuk

beton dengan bahan tambah serbuk halus arang briket, nilai kuat tekan rata-rata

tertinggi sebesar 38,593 MPa dengan penambahan serbuk halus arang briket

sebesar 5% terhadap berat semen. Peningkatan kuat tekan sebesar 30,40% bila

dibandingkan dengan beton normal dengan kuat tekan sebesar 29,596 MPa. Kadar

penambahan serbuk halus arang briket yang paling optimum sebesar 3% terhadap

berat semen dengan kuat tekan maksimum sebesar 38,300 MPa. Fungsi serbuk

halus gelas dominan sebagai filler yang mengisi rongga-rongga dalam campuran

beton, meskipun memiliki kandungan silika cukup tinggi. Sedangkan serbuk halus

arang briket mampu bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida yang

terbentuk dari proses hidrasi semen dan menghasilkan zat yang memiliki

kemampuan mengikat.

Kata kunci: serbuk halus gelas, serbuk halus arang briket, kuat tekan beton, filler.

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK

HALUS GELAS SERTA ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN

BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS ARANG BRIKET

Tugas Akhir

diajukan dan dipertahankan pada Ujian Pendadaran

Tugas Akhir di hadapan Dewan Penguji

Pada tanggal 31 Oktober 2012

diajukan oleh :

Iqbal Fahmi Amrulloh

NIM : D 100 090 017

Susunan Dewan Penguji :

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ir. H. Suhendro Trinugroho, M.T. Yenny Nurchasanah, S.T., M.T.

NIK. 732 NIK. 921

Anggota

Basuki, S.T., M.T.

NIK. 783

Tugas Akhir ini diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil

Surakarta,………………….

Dekan Fakultas Teknik Ketua Program Studi Teknik Sipil

Ir. Agus Riyanto, M.T. Ir. H. Suhendro Trinugroho, M.T.

NIK. 483 NIK. 732

PENDAHULUAN

Semakin berkembangnya teknologi beton di Era sekarang ini, maka

semakin banyak pula inovasi untuk meningkatkan mutu beton dan untuk

penyesuaian pekerjaan di Lapangan. Salah satu inovasi tersebut adalah dengan

menambah campuran proporsi beton normal dengan bahan tambah (Admixture).

Admixture merupakan bahan-bahan yang ditambahkan pada saat atau selama

pencampuran berlangsung. Fungsi dari Admixture ini adalah untuk memodifikasi

sifat dan karakteristik dari beton misalnya untuk meningkatkan workability,

penghematan biaya, atau untuk tujuan lain seperti penghematan energi. Akhir-

akhir ini penggunaan limbah/benda padat buangan sering dibicarakan sebagai

bahan tambah pada campuran beton. berbagai jenis limbah padat yang sering

digunakan sebagai bahan tambah campuran beton misalnya serbuk arang briket,

gelas, serat, dan lain-lain.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diambil beberapa

perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Berapakah prosentase optimum penambahan serbuk halus gelas agar

didapatkan kuat tekan beton yang maksimal.

2. Berapakah prosentase optimum penambahan serbuk halus arang briket agar

didapatkan kuat tekan beton yang maksimal.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui prosentase optimal penambahan serbuk halus gelas sehingga

didapatkan hasil kuat tekan beton yang maksimal dengan nilai fas 0,5 pada

umur 28 hari.

2. Untuk mengetahui prosentase optimal penambahan serbuk halus arang briket

sehingga didapatkan hasil kuat tekan beton yang maksimal dengan nilai fas 0,5

pada umur 28 hari.

Mengingat banyaknya permasalahan yang berhubungan dengan beton,

maka dalam penelitian ini diberikan batasan masalah yang bertujuan untuk

membatasi pembahasan agar tidak meluas dan batasannya menjadi jelas. Adapun

yang menjadi batasan masalah sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan di Laboratorium Bahan Bangunan Program Studi Teknik

Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Perancangan campuran adukan beton dengan metode American Concrete

Institute (ACI).

3. Kuat tekan rencana beton adalah f’c = 20 MPa.

4. Ketentuan bahan penelitian yang digunakan, antara lain :

a. Semen yang digunakan adalah semen Portland jenis I dengan merk Tiga

Roda Indocement.

b. Agregat kasar (batu pecah) berasal dari Wonogiri.

c. Agregat halus (pasir) berasal dari Merapi.

d. Air yang digunakan dari Laboratorium Bahan Bangunan, Program Studi

Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.

e. Serbuk gelas diperoleh dengan menumbuk limbah gelas dari pengempul.

f. Serbuk arang briket yang digunakan berasal dari PT. Tyfountex Indonesia.

g. Serbuk gelas dan serbuk arang briket yang digunakan lolos saringan No.

200.

5. Prosentase bahan tambah serbuk halus gelas: 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, 25%

dari berat semen.

6. Prosentase bahan tambah serbuk halus arang briket: 0%, 5%, 12,5% dari berat

semen.

7. Benda uji berupa silinder beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.

8. Tiap variasi penambahan serbuk halus gelas ataupun serbuk halus arang

briket dibuat 5 sampel.

9. Nilai faktor air semen 0,5.

10. Tinjauan analisis penelitian adalah kuat tekan beton.

11. Umur beton yang diuji adalah 28 hari.

12. Data-data pengujian menggunakan data lomba “Indocement Product

Aplication” yang diadakan oleh PT. Indocement, dimana pembuatan benda

uji pada tanggal 2 Juni 2012 dam pengujian kuat tekan beton pada tanggal 30

Juni 2012.

Dalam pembuatan dan pengujian yang dilakukan mengacu pada kosep

penelitian tugas akhir yang diarahkan oleh pembimbing lomba dan

sekaligus sebagai pembimbing tugas akhir.

TINJAUAN PUSTAKA

Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunannya yang terdiri dari bahan

semen hidrolik (Portland cement), agregat kasar, agregat halus, air dan bahan

tambah (admixture atau additive). Untuk mengetahui dan mempelajari perilaku

elemen gabungan (bahan-bahan penyusun beton), diperlukan pengetahuan

mengenai karakteristik masing-masing komponen. Pemilihan material yang layak

komposisinya akan diperoleh beton yang efisien, memenuhi kekuatan batas yang

disyaratkan dan memenuhi persyaratan serviceability yang dapat diartikan juga

sebagai pelayanan yang handal dengan memenuhi kriteria ekonomi (Mulyono,

2004).

Secara umum sifat beton digolongkan menjadi dua yaitu sifat yang

berhubungan dengan kelebihan beton dan sifat yang berhubungan dengan

kekurangan beton (Mulyono, 2004).

Adapun kelebihan beton antara lain :

1. Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi

2. Mampu memikul beban berat

3. Tahan terhadap temperatur yang tinggi

4. Biaya pemeliharaan yang kecil.

Kekurangan beton antara lain :

1. Bentuk yang telah dibuat sulit diubah

2. Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi

3. Berat

4. Daya pantul suara yang besar.

LANDASAN TEORI

Bahan tambah adalah bahan yang selain unsur pokok beton (air, semen, dan

agregat) yang ditambahkan pada adukan beton, sebelum, segera, atau selama

pengadukan beton. Tujuannya untuk mengubah satu atau lebih sifat-sifat beton

sewaktu masih dalam keadaan segara atau setelah mengeras. Bahan tambah dibagi

menjadi dua yaitu Chemical Admixture (bahan-bahan admixture yang dapat larut

dalam air) dan Mineral Admixture (bahan-bahan yang tidak dapat larut dalam air).

Dalam penelitian ini akan digunakan bahan tambah mineral berupa serbuk halus

gelas dan serbuk halus arang briket.

1. Bahan tambah serbuk halus gelas

Serbuk halus gelas yang digunakan dalam penelitian ini berasal bari

limbah botol gelas yang tidak digunakan lagi. Gelas adalah salah satu alat rumah

tangga yang bahan utama penyusunnya adalah SiO2 dengan suhu 2000° C. Gelas

termasuk kelompok vitroida atau termogel, yang merupakan senyawa kimia

dengan susunan yang kompleks. Komposisi bahan-bahan penyusun gelas adalah

sebagai berikut:

Tabel 1. komposisi bahan penyusun gelas

Komposisi Kimia Rumus Kimia Persentase (terhadap bobot)

Silika SiO2 73

Soda Abu Na2O 13

Potasium Oksida K2O 0,44

Batu Kapur CaO 11,7

Magnesium Oksida MgO 0,19

Alumunium Oksida Al2O3 1,43

Besi Oksida Fe2O3 0,049

Belerang Tri Oksida SO3 0,19

(sumber: Julianti dan Nurminah, 2006)

2. Bahan tambah serbuk halus arang briket

Serbuk halus arang briket merupakan mineral admixture (additive). Serbuk

arang briket didefinisikan sebagai butiran halus hasil residu pembakaran batu bara

atau bubuk batu bara. Dengan kehadiran air dan ukuran partikelnya yang halus,

oksida silika yang dikandung oleh serbuk halus arang briket akan bereaksi secara

kimia dengan kalsium hidroksida yang terbentuk dari proses hidrasi semen dan

menghasilkan zat yang memiliki kemampuan mengikat.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang akan dilakukan yaitu dengan menggunakan metode

eksperimental laboratorium yaitu dengan melakukan berbagai macam pengujian

sehubungan dengan data-data yang direncanakan sebelumnya. Penelitian

dilaksanakan di Laboratorium Bahan Bangunan, Program Studi Teknik Sipil,

Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian yang

dilaksanakan terbagi atas empat tahapan sebagai berikut:

1) Tahap I :

Sebelum dilakukan pembuatan campuran beton maka pada tahap ini dilakukan

uji bahan dasar beton yang berupa agregat kasar dan halus. Pemeriksaan ini

meliputi pemeriksaan zat organik dalam pasir, pemeriksaan kadar lumpur pada

pasir dan batu pecah, pemeriksaan specific gravity dan absorbtion pasir dan

batu pecah, pengujian SSD pasir, pengujian gradasi batu pecah, pemeriksaan

berat satuan volume, pemeriksaan kadar keausan batu pecah.

2) Tahap II :

Tahap ini merupakan tahap perencanaan campuran beton, pembuatan benda uji

dan perawatan beton. Perbandingan jumlah proporsi bahan campuran beton

dihitung dengan menggunakan Metode American Concrete Institute.

3) Tahap III :

Dilakukan pengujian kuat tekan dan kuat sampel beton yang dilakukan setelah

beton berumur 28 hari.

4) Tahap IV :

Dari hasil pengujian yang dilakukan pada tahap III dilakukan analisis data.

Analisis data merupakan pembahasan hasil penelitian, kemudian dari langkah

tersebut dapat diambil kesimpulan penelitian.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil pengujian kuat tekan beton dengan additive serbuk gelas

Tabel 2. Hasil pengujian kuat tekan beton dengan additive serbuk gelas

Prosentase

penambahan

No. Berat jenis P max f’c f’c rata-rata Prosentase perubahan

f’c beton additive

terhadap beton normal

(%) Sampel (gr/cm

3) (N) (MPa) (MPa)

0

(Beton Normal)

1 2,34 515000 29,14

29,60 0

2 2,37 530000 29,99

3 2,26 510000 28,86

4 2,26 520000 29,43

5 2,40 540000 30,56

5

1 2,31 680000 38,48

36,10 (+) 21,99

2 2,38 650000 36,78

3 2,28 580000 32,82

4 2,44 650000 36,78

5 2,35 630000 35,65

10

1 2,42 680000 38,48

36,22 (+) 22,37

2 2,43 660000 37,35

3 2,28 610000 34,52

4 2,41 650000 36,78

5 2,31 600000 33,95

15

1 2,38 580000 32,82

36,44 (+) 23,14

2 2,42 780000 44,14

3 2,28 520000 29,43

4 2,40 680000 38,48

5 2,41 660000 37,35

20

1 2,41 710000 40,18

38,93 (+) 31,55

2 2,44 790000 44,70

3 2,41 580000 32,82

4 2,38 650000 36,78

5 2,27 710000 40,18

25

1 2,34 680000 38,48

37,80 (+) 27,72

2 2,28 710000 40,18

3 2,33 650000 36,78

4 2,34 550000 31,12

5 2,35 750000 42,44

Gambar 1. Hubungan kuat tekan beton dengan prosentase serbuk halus gelas

pada fas 0,5 umur 28 hari

Gambar 2. Grafik polynomial kadar optimum penambahan serbuk halus

gelas pada fas 0,5 umur 28 hari

Dari hasil pengujian kuat tekan beton dengan bahan tambah serbuk halus

gelas (Table 2 dan Gambar 1) terlihat bahwa kuat tekan maksimum yang tercapai

sebesar 38,93 MPa dengan prosentase penambahan 20%. Secara keseluruhan

beton dengan bahan tambah serbuk halus gelas mampu mempertahankan nilai kat

tekan normal dan bahkan mampu selalu berada di atas nilai kuat tekan normalnya

pada prosentase penambahan 5% sampai 25%. Sedangkan dari Gambar 2 terlihat

kuat tekan maksimum yang dihasilkan sebesar 38,30 MPa dengan prosentase

penambahan optimum sebesar 19,5%.

2. Hasil pengujian kuat tekan beton dengan additive serbuk arang briket

Tabel 3. Hasil pengujian kuat tekan beton dengan additive serbuk arang briket

Prosentase

penambahan

No. Berat jenis P max f’c f’c rata-rata Prosentase

perubahan f’c beton

additive terhadap

beton normal

(%)

Sampel (gr/cm3) (N) (MPa) (MPa)

0

(Beton Normal)

1 2,34 515000 29,14

29,60

0

2 2,37 530000 29,99

3 2,26 510000 28,86

4 2,26 520000 29,43

5 2,40 540000 30,56

5

1 2,42 790000 44,70

38,59 (+) 30,40

2 2,40 750000 42,44

3 2,36 620000 35,08

4 2,35 630000 35,65

5 2,37 620000 35,08

10

1 2,07 120000 6,79

5,76 (-) 80,54

2 2,03 90000 5,09

3 2,04 129000 7,30

4 2,00 80000 4,53

5 2,00 90000 5,09

12,5

1 2,12 105000 5,94

4,13 (-) 86,04

2 1,91 60000 3,40

3 1,81 50000 2,83

4 2,17 60000 3,40

5 2,11 90000 5,09

Gambar 3. Hubungan kuat tekan beton dengan prosentase serbuk halus arang

briket pada fas 0,5 umur 28 hari

Gambar 4. Grafik polynomial kadar optimum penambahan serbuk halus

arang briket pada fas 0,5 umur 28 hari

Dari hasil pengujian kuat tekan beton dengan bahan tambah serbuk halus arang

briket (Tabel 3 dan Gambar 3) terlihat bahwa kuat tekan maksimum yang terjadi

sebesar 38,59 MPa dengan prosentase penambahan 5%. Sedangkan pada

penambahan serbuk halus arang briket 10% terjadi penurunan nilai kuat tekan

yang sangat jauh yaitu dengan nilai kuat tekan sebesar 5,76 MPa. Sedangkan dari

Gambar 4 didapatkan kuat tekan maksimum yang dihasilkan sebesar 34,30 MPa

dengan prosentase penambahan optimum sebesar 3%.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka

dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Untuk beton dengan bahan tambah serbuk halus gelas, nilai kuat tekan rata-rata

tertinggi sebesar 38,93 MPa dengan penambahan serbuk halus gelas sebesar

20% terhadap berat semen. Peningkatan kuat tekan sebesar 31,55% bila

dibandingkan dengan beton normal dengan kuat tekan sebesar 29,60 MPa.

2. Berdasarkan grafik kadar optimum penambahan serbuk halus gelas pada fas

0,5 umur 28 hari didapatkan kadar penambahan serbuk halus gelas yang paling

optimum sebesar 19,5% terhadap berat semen dengan kuat tekan maksimum

sebesar 38,30 MPa.

3. Untuk beton dengan bahan tambah serbuk halus arang briket, nilai kuat tekan

rata-rata tertinggi sebesar 38,59 MPa dengan penambahan serbuk halus arang

briket sebesar 5% terhadap berat semen. Peningkatan kuat tekan sebesar

30,40% bila dibandingkan dengan beton normal dengan kuat tekan sebesar

29,60 MPa.

4. Berdasarkan grafik kadar optimum penambahan serbuk halus arang briket pada

fas 0,5 umur 28 hari didapatkan kadar penambahan serbuk halus arang briket

yang paling optimum sebesar 3% terhadap berat semen dengan kuat tekan

maksimum sebesar 38,30 MPa.

5. Fungsi serbuk halus gelas dominan sebagai filler yang mengisi rongga-rongga

dalam campuran beton, meskipun memiliki kandungan silika cukup tinggi.

Sedangkan serbuk halus arang briket mampu bereaksi secara kimia dengan

kalsium hidroksida yang terbentuk dari proses hidrasi semen dan menghasilkan

zat yang memiliki kemampuan mengikat.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat dibuat saran-saran yang bisa

digunakan sebagai pertimbangan penelitian-penelitian selanjutnya:

1. Untuk menghasilkan campuran beton yang baik dan sesuai rencana, maka

diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai spesifikasi-spesifikasi dan sifat-

sifat bahan yang digunakan dalam campuran beton.

2. Bahan-bahan dasar yang akan digunakan dalam campuran beton harus baik dan

memenuhi syarat.

3. Dalam pembacaan Compression Tension Machine diperlukan ketelitian dan

kecermatan agar nilai kuat tekan beton yang didapat memiliki akurasi yang

tinggi.

4. Pada penelitisn selanjutnya, bisa juga dicoba dengan mencampur bahan tambah

serbuk halus gelas dan serbuk halus arang briket terhadap berat semen.

Sehingga peran secara fisik dan kimia dapat dipadukan.

DAFTAR PUSTAKA

ASTM. 1996. Concrete and Aggregates. Vol. 04.02. Easton, MID. USA.

Departemen Perindustrian Republik Indoneisa. 1980. Standar Industri

Indonesia: Mutu dan Cara Uji Agregat Beton. Badan Standarisasi

Nasional, Jakarta.

Elra. 2005. Pemakaian Variasi Bahan Tambah Gula Murni dan Abu Arang

Briket Pada Campuran Beton Mutu Tinggi. Jurusan Teknik Sipil,

Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Julianti, E., Nurminah, M. 2006. Teknologi Pengemasan. Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Kuncoro, A.B. Tinjauan Kuat Tekan Beton Non Pasir Dengan Variasi

Merk Semen. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Mulyono, T. 2004. Teknologi Beton. Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Murdock, L.J., Brook, K.M., Hindarko, S. 1986. Bahan dan Praktek Beton.

Penerbit Erlangga, Jakarta.

Nugroho, R. 2006. Kapasitas Tekan dan Tarik Beton Dengan Bahan

Tambah Filler Abu Ampas Tebu dan Abu Arang Briket Dengan

Fas 0.45. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Rahayu, T. 2004. Karakteristik Air Sumur Dangkal Di Wilayah Kartasura

dan Upaya Penjernihannya. Penelitian Sains dan Teknologi, Vol.

5 : 104-124.

Sriyadi, E. 2010. Analisis Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton

Dengan Bahan Tambah Abu Sekam Padi Dan Bestmittel. Jurusan

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Tjokrodimuljo, K. 1996. Teknologi Beton. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Triharyanto, H. 2012.Analisis Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Beton

Dengan Bahan Tanbah Serbuk Arang Briket dan Besmitel.

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

BIBLIOGRAFI

Departemen Pekerjaan Umum. 1982. Persyaratan Umum Bahan Bangunan

di Indonesia. Departemen Pekerjaan Umum, Bandung.

Departemen Pekerjaan Umum. 1989. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian

A. Yayasan LPMB, Bandung.

Departemen Pekerjaan Umum. 1990. Metode Pengujian Kuat Tekan Beton. Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Bandung.

Departemen Pekerjaan Umum. 1991. Spesifikasi Bahan Tambahan untuk

Beton. Departemen Pekerjaan Umum, Bandung.