analisis konservatisme akuntansi, corporate...
TRANSCRIPT
ANALISIS KONSERVATISME AKUNTANSI, CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY, PROFITABILITAS TERHADAP EARNING
RESPONSE COEFFICIENT
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods Industry
Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)
Oleh:
TAKUANARA LALU GOGO1111082000028
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
i
ANALISIS KONSERVATISME AKUNTANSI, CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY, PROFITABILITAS TERHADAP EARNING
RESPONSE COEFFICIENT
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods Industry
Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)
Oleh:
TAKUANARA LALU GOGO1111082000028
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
ii
ANALISIS KONSERVATISME AKUNTANSI, CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY, DAN PROFITABILITAS TERHADAP EARNING
RESPONSE COEFFICIENT
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods Industry Yang
Listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Takuanara Lalu Gogo
NIM: 1111082000028
Di Bawah Bimbingan
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436/2015
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data pribadi
1. Nama : Takuanara Lalu Gogo
2. Tempat tanggal lahir : Jakarta, 13 November 1992
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Alamat : BSD sektor 1-6 blok E2 No 9, Serpong,
Tangerang selatan, Banten
5. Agama : Islam
6. Nomor telepon : 085353131902
7. E-mail : [email protected]
Data pendidikan formal
1. 1998-2003 : SDI Al-Azhar BSD, Tangerang Selatan
2. 2003-2004 : SD Al-Muqoddasah, Mlarak, Ponorogo
3. 2004-2007 : SMP Al-Muqoddasah, Mlarak Ponorogo
4. 2007-2008 : Takhasus PPMI Assalam, Kartsura,
Surakarta
5. 2008-2010 : MA PPMI Assalam, Kartasura, Surakarta
6. 2010-2011 : MA At-Tasyri, Kota Tangerang
Pengalaman Organisasi
1. Anggota LiSenSi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2012-2014)
2. Staff Divisi Riset LiSenSi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2013-2014)
Seminar dan Workshop
1. Seminar Nasional Accounting Fair 2014: “Kredibilitas Seorang Akuntan
Dalam Menghadapi Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia”
Untuk Meningkatkan Kesadaran dan Pemahaman Akuntansi Syariah, FEB
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
vii
Kepanitiaan
1. “WESHare” oleh LiSenSi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagai
anggota divisi perlengkapan, 2013.
2. “Company Visit” ke Bank Muamalat Pusat oleh LiSenSi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, sebagai anggota divisi perlengkapan, 2013.
viii
ABSTRACT
The Effects Of Accounting Conservatism, Profitability,And Corporate SocialResponsibility To Earnings Response Coefficient
This study aimed to examine the effect of accounting conservatism,profitability, and corporate social responsibility to the earnings responsecoefficient. Conservatism was measured using the book to market value.Measurement of profitability of companies using return on assets (ROA). In thisstudy, using the GRI standard as a way to measure a company's corporate socialresponsibility, variable earnings response coefficient is measured by the methodof CAR and the EU. Samples company is an enterprise consumer goods(consumer goods) are listed on the Stock Exchange in the period from 2010 to2014 so that the total sample at the 5-year period is 65 samples.
The research method uses multiple linear regression analysis to determinethe relationship of more than one independent variable on the dependentvariable. The method used in the selection of the sample is purposive samplingtechnique based on the consideration (judgment sampling). Data collectionmethod used is secondary data, that is data obtained by researchers indirectlythrough intermediaries media and literature, the data in this study was obtainedfrom the official website of Indonesia Stock Exchange that can be accessed atthe address www.idx.co.id data used is the annual report reported by thecompany concerned.
Based on the results of statistical performed by t-tests, shows thataccounting conservatism variable does not affect the company's earningsresponse coefficient, in addition to the variable profitability, and corporatesocial responsibility also had no effect on the dependent variable earningsresponse coefficient (ERC) but if alpha value is 10% Ha analysis will beaccepted. Conducted simultaneous test also showed that the value of Adjusted RSquare of 0.117 indicates that the value of the dependent variable is earningsresponse coefficient of 11.7% can be explained by the independent variables,namely, accounting conservatism, CSR, and profitability.
Keywords: Conservatism, Profitability, CSR, ERC.
ix
ABSTRAK
Pengaruh Konservatisme Akuntansi , Profitabilitas Dan Corporate SocialResponsibility Terhadap Earnings Response Coefficient
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari konservatismeakuntansi, profitabilitas, dan corporate social responsibility terhadap earningsresponse coefficient. Konservatisme diukur dengan menggunakan metode book tomarket value. Pengukuran profitabilitas perusahaan menggunakan return on asset(ROA). Pada penelitian ini menggunakan standard GRI sebagai cara untukmengukur tingkat corporate social responsibility suatu perusahaan, variableearnings response coefficient diukur dengan metode CAR dan UE. Sampelperusahaan merupakan perusahaan consumer goods (barang konsumsi) yangterdaftar di BEI pada periode 2010-2014 sehingga total sampel pada periode 5 tahunadalah 65 sampel.
Metode penelitian menggunakan analisis regresi linear berganda untukmengetahui hubungan lebih dari satu variabel independen terhadap variabeldependen. Metode yang digunakan dalam pemilihan sampel penelitian adalahpurposive sampling dengan teknik berdasarkan pertimbangan (judgementsampling). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah data sekunder, yaitumerupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui mediaperantara dan studi pustaka, data pada penelitian ini diperoleh dari website resmiBursa Efek Indonesia yang dapat diakses pada alamat www.idx.co.id , data yangdigunakan adalah annual report yang dilaporkan oleh perusahaan terkait.
Berdasarkan hasil uji statistik t yang dilakukan menunjukkan hasil bahwavariabel konservatisme akuntansi tidak berpengaruh terhadap earnings responsecoefficient perusahaan, selain itu variabel profitabilitas, dan corporate socialresponsibility juga tidak berpengaruh terhadap variabel dependen earningsresponse coefficient (ERC). Tetapi jika probabilitas alpha bernilai 10% maka Haakan diterima. Uji simultan yang dilakukan juga menunjukkan bahwa nilaiAdjusted R Square sebesar 0,117 nilai ini menunjukkan bahwa variabel dependenyaitu earnings response coefficient dapat dijelaskan sebesar 11,7% oleh variabelindependen yaitu, konservatisme akuntansi, CSR, dan profitabilitas.
Kata Kunci : Konservatisme, Profitabilitas, CSR, ERC.
x
KATA PENGANTAR
Assalamua’alaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang Maha Pengasih dan
Penyayang, Sumber ilmu pengetahuan, sumber cahaya yang mampu menerangi
jalan kepada kebenaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Pengaruh Konservatisme Akuntansi, Corporate Social Responsibility
Disclosure, Dan Profitabilitas Terhadap Earnings Response Coefficient”dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Skripsi ini disusun dalam rangka untuk
memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakulatas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
terima kasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung
maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada :
1. Kepada Ayah saya yang selalu saya kagumi, Nasrul Amri Lubis dan Ibu
saya yang tercinta Suhaeni yang tiada henti memberikan dukungan dan doa
kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini secepat
mungkin. Ridha Ayah dan Ibu adalah Ridha Allah sehingga setiap doanya
yang dipanjatkan membuat langkah yang dilalui oleh penulis dapat dilalui
dengan lancar.
2. Kepada abang Malo yang saya hormati dan kedua adek yang saya sayangi
Muhammad dan Burju, yang menjadi pengingat bahwa saya harus menjadi
contoh yang baik buat kalian. Kalian adalah kekuatan dibalik
terselesaikannya skripsi ini.
3. Kepada teman-teman seperjuangan di angkatan Akuntansi 2011 terima
kasih atas bantuan dan motivasi yang diberikan baik secara langsung
maupun tidak sehingga saya bisa terus berjuang dalam waktu 4,5 tahun ini.
4. Kepada Bapak Prof. Dr. M. Arief Mufraini, Lc selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
xi
5. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. selaku pelaksana tugas ketua jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., selaku pelaksana tugas sekretaris
jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
7. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi I
terimakasih atas segala waktu yang diluangkan untuk bimbingan dan saran
yang diberikan untuk penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi dengan tepat waktu.
8. Ibu Atiqah, SE., M.S., Ak, selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah
meluangkan waktu dan dengan sabar untuk membimbing dan memberikan
pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas saran yang Ibu berikan
dengan sabar selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang
skripsi.
9. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada
penulis, serta seluruh karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan bantuan kepada penulis.
10. Teman-teman kelas “Akuntansi A angkatan 2011” yang telah banyak
mewarnai kehidupan penulis memberikan pengalaman baru. Kenangan
bersama kalian selama menjalankan kuliah tidak akan pernah terlupakan
dan akan menjadi bagian manis dalam kehidupan penulis.
11. Teman-teman kelas akuntansi manajemen angkatan 2011 yang selalu
semangat, walaupun jumlah kita eksklusif tapi kita tetap belajar dengan baik
dan kompak. Terima kasih atas segala dukungannya kepada penulis.
12. Teman-teman seperjuangan angkatan 2011 yang meskipun tidak seluruhnya
saling kenal namun, tidak mengurangi rasa kebersamaan yang telah terjalin
sejak awal masuk kuliah.
13. Teman-teman tim KKN VALENSI 2014, atas pengalaman dan kenangan
berjuang bersama hidup mandiri, dan rasa kebersamaan dan kekeluargaan
yang telah terjalin bersama.
xii
14. Kepada semua pihak diluar sana yang telah banyak memberikan penulis
inspirasi dan pelajaran tentang kehidupan. Sebuah pelajaran yang tak pernah
didapatkan di bangku kuliah. Pengalaman yang dilukiskan selama
perjalanan menempuh pendidikan. Cerita kehidupan yang selalu
menguatkan langkah untuk terus maju menggapai impian.
Meskipun penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan yang dimiliki,
namun skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan dalam penulisan maupun dalam sisi materi, untuk itu penulis berharap
aka nada tindak lanjut berupa saran dan kritik yang dapat membangun setelah
penyusunan skripsi ini.
Akhir kata, dengan segala keterbatasan yang dimiliki, penulis ingin
mempersembahkan skripsi ini bagi semua pihak yang menaruh perhatian bagi
perkembangan dunia pendidikan khususnya bidang penelitian di Indonesia dengan
harapan akan bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.
Wassalamu’alaikum, Wr, Wb.
Jakarta, 6 oktober 2015
Takuanara Lalu Gogo
xiii
DAFTAR ISI
COVER DALAM.....................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF........................................iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI........................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH.................................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...............................................................................vi
ABSTRACT............................................................................................................viii
ABSTRAK .............................................................................................................ix
KATA PENGANTAR............................................................................................. x
DAFTAR ISI.........................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................xvii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………......xviii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xx
BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………………..1
A. Latar belakang ……………………………………………………………..1
B. Rumusan masalah ………………………………………………………..13
C. Tujuan dan manfaat penelitian ……………………………..……………14
1. Tujuan penelitian………………………………….……………...14
xiv
2. Manfaat penelitan ………………………………………………..14
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………….16
A. Landasan teori …………………………………………………………...16
1. Basis teori ……………………………………………………….16
2. Konservatisme akuntansi…………………………………....…...18
3. Corporate social responsibility ………………………………….27
4. Profitabilitas …………………………………………………….37
5. Earning response coefficient ……………………………………38
B. Penelitian-penelitian terdahulu ………………………………………….39
C. Keterkaitan antarvariabel dan perumusan hipotesis …………………….44
1. Konservatisme akuntansi dengan ERC ………………………….44
2. CSR dengan ERC ……………………………………………….45
3. Profitabilitas dengan ERC ………………………………………46
4. Konservatisme akuntansi, CSR, dan profitabilitas, dengan ERC..48
D. Ringkasan operasional variabel …………………………………………49
E. Kerangka teoritis …………………………………………………………51
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ………………………………………52
A. Ruang lingkup penelitian ……………………………………………….52
B. Metode penentuan sampel ………………………………………………52
C. Metode pengumpulan data ………………………………………………53
D. Metode analisis data ….…………………………………………………53
1. Statistik deskriptif ………………………………………………53
xv
2. Uji asumsi klasik ………………………………………………..54
3. Uji koefisien determinasi ……………………………………….57
4. Uji hipotesis ……………………………………………………..58
E. Operasionalisasi variabel …………………………………………………59
1. Earning response coefficient …………………………………...59
2. Konservatisme akuntansi ……………………………………….61
3. Corporate social responsibility……………………….………….61
4. Profitabilitas …………………………………………………….62
BAB IV. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ………………………………...73
A. Sekilas gambaran umum objek penelitian ………………………………73
B. Hasil uji analisis data penelitian ………………………………………76
1. Hasil uji statistik deskriptif ……………………………………...76
2. Hasil uji asumsi klasik ………………………………………….78
3. Hasil uji koefisien determinasi ………………………………….81
4. Hasil uji hipotesis ………………………………………………82
BAB V. PENUTUP ……………………………………………………………..88
A. Kesimpulan ……………………………………………………………..88
B. Saran ……………………………………………………………………89
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..90
LAMPIRAN …………………………………………………………………….94
xvi
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Hasil penelitian sebelumnya……….........................................40
2.2 Ringkasan operasional variabel………………………..……..49
4.1 Tahapan seleksi sampel dengan kriteria ……………...….…74
4.2 Sampel penelitian………………………………………….…76
4.3 Tabel uji statistik deskriptif …………………………..…….77
4.4 Hasil uji multikolinearitas ..…………………………………79
4.5 Hasil uji autokorelasi………………………………………...80
4.6 Hasil uji heterokedastisitas…………………………….…….81
4.7 Hasil uji koefisien determinasi………………………….……82
4.8 Hasil uji statistik t……………………………………….……83
4.9 Hasil uji statistik F………………………………….………...86
xvii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
1.1 Grafik laba bersih……………………………………………2
2.1 Kerangka teoritis …………………………………………..51
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Perusahaan consumer goods yang menjadi sampel ………96
2 Tahapan seleksi sampel …………………………………..96
3 Hasil perhitungan variabel independen konservatisme ..….98
4 Hasil perhitungan variabel independen profitabilitas ……100
5 Hasil perhitungan variabel independen CSR …………….102
6 GRI Standard Social Responsibility………………………104
7 Hasil perhitungan variabel dependen ERC ……………….109
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah karena adanya
hubungan antar ketiga variable independen (konservatisme akuntansi,
profitabilitas, dan corporate social responsibility disclosure) dengan varibel
dependennya (earnigs response coefficient) serta untuk menambah wawasan
pembaca tentang beberapa hal yang sebenarnya juga mempengaruhi
keputusan para stakeholder dalam melakukan investasi, khususnya yang
berhubungan dengan empat variable yang disebutkan diatas.
Kualitas laba merupakan sesuatu yang sentral dan penting dalam dunia
akuntansi karena berdasar kualitas laba tersebut profesi akuntansi
dipertaruhkan. Investor, kreditor dan para pemangku kepentingan lainnya
mengambil keputusan salah satunya berdasar pada laporan keuangan, apabila
kualitas laba yang disajikan tidak dapat di andalkan maka para pemangku
kepentingan tidak dapat percaya lagi pada profesi akuntansi.
Tujuan akuntansi adalah menyediakan informasi keuangan yang
berguna bagi para pemakai untuk pengambilan keputusan. Suatu informasi
dapat berguna untuk pengambilan keputusan apabila informasi tersebut
relevan dan dapat diandalkan (seperti yang disebutkan dalam karakteristik
kualitatif informasi keuangan, SFAC no.2). Informasi dikatakan relevan
apabila mempunyai nilai prediksi (predictive value), nilai umpan balik
(feedback value) dan disajikan tepat waktu (timelines). Sedangkan informasi
2
dapat diandalkan apabila disajikan secara netral atau tidak memihak pada
salah satu pemakai, dapat di uji kebenarannya (verifiability) dan penyajiannya
jujur (representational faithfulness).
Dengan terpenuhinya nilai-nilai diatas maka laporan keuangan
perusahaan akan menampilkan informasi yang dipercaya dan meningkatkan
kualitas laba mereka.karena kualitas perusahaan dilihat juga dari kualitas laba
mereka. Seperti yang digambarkan oleh gambar dibawah ini.
Gambar 1.1Grafik Laba Bersih
Sumber: PYFA Annual Report.
Gambar tersebut menunjukkan grafik laba bersih dari perusahaan
Pyridam Farma periode 2008-2012 yang terus naik setiap tahunnya kenaikan
laba seperti ini harus diikuti juga dengan kualitas labanya. Pengukuran
kualitas laba antara lain dapat dilakukan dengan:
3
1. Persistensi akrual.
Kualitas laba didasarkan pada perbedaan relatif persistensi akrual terhadap
arus kas.
2. Estimasi Kesalahan Dalam Proses Akrual.
Akrual memberikan informasi tentang arus kas masa yang akan datang.
Untuk meningkatkan bahwa proses akrual bebas dari kesalahan estimasi,
akrual dan laba akan di representasi dengan arus kas masa yang akan datang.
3. Ketiadaan manajemen laba.
Sulit untuk menentukan apakah perusahaan melakukan manajemen laba
atau tidak, karena sulit untuk diteliti. Namun begitu pola tertentu terhadap
laba dapat mengindikasikan keberadaan atau ketiadaan manajemen laba.
4. Konservatisme.
Yaitu mendeskripsikan perbedaan ketepatan waktu dalam mengakui
keuntungan dan kerugian berdasarkan pada hubungan antara akrual dan arus
kas. (Surifah, 2010).
Dan atas dasar pengukuran-pengukuran inilah yang mendukung
dilakukannya penelitian terhadap kualitas laba (dalam penelitian ini earnings
response coefficient) terwujud.
Variabel pertama yaitu konservatisme akuntansi. Bila kita
membicarakan akuntansi maka salah satu topiknya tidak akan lepas dari
laporan keuangan yang mana laporan keuangan ini merupakan hasil dari
perhitungan akuntansi yang bisa dipengaruhi oleh tingkat konservatisme
akuntansi perusahaan, seperti yang dijelaskan Kootanaee dalam
4
penelitiannya, dia berpendapat bahwa, konservatisme adalah salah satu
instrumental utama dalam pelaporan keuangan yang menggunakan kehati-
hatian dalam pengakuan dan pengukuran pendapatan dan aset. Konservatisme
dapat menjadi alat untuk membuat kontrak lebih efisien dan membatasi
kecenderungan manajer untuk berperilaku oportunistik yang dilindungi dari
pengguna luar. Selain itu konservatisme dapat melindungi dari perusahaan
dan bahkan auditor independen terhadap tuntutan hukum. Karena fungsi
utilitas asimetris individual, yang merupakan akar dalam teori prospek, dan
kemungkinan aksesi perilaku oportunistik, konservatisme akuntansi bisa
menjadi alat yang tepat untuk menetralisir perilaku oportunistik. Di sisi lain,
perusahaan yang baik juga menyediakan mekanisme untuk mengontrol
perilaku oportunistik dan memberikan kontrak efisien (Kootanaee et al, 2013)
Konservatisme juga dapat didefinisikan sebagai bias ke bawah nilai
buku aktiva dari nilai ekonomi yang disebabkan karena tidak konsisten dan
tidak lengkapnya identifikasi ekonomi laba akuntansi (Kootanaee et al, 2013).
Panitia Teknis organisasi audit di Iran, dalam kerangka konseptual pelaporan
keuangan, menganggap konservatisme sebagai salah satu komponen dari
karakteristik kualitas, tapi tidak menggunakan kata "konservatisme",
melainkan menggunakan kata "kehati-hatian" (prudence) yang berarti:
"penyedia laporan keuangan harus menyingkirkan berbagai jenis
ketidakpastian yang tidak bisa dihindari, yang meliputi banyak kejadian dan
keadaan. ketidakpastian yang meliputi: kemampuan untuk mengumpulkan
piutang, masa manfaat kemungkinan aktiva tetap berwujud dan jumlah
5
kemungkinan klaim yang berkaitan dengan jaminan barang yang dijual. Kasus
tersebut, mengamati tindakan pencegahan dalam penyusunan laporan
keuangan dan pengungkapan menyertai sifat-sifat yang diidentifikasi.
Prudence adalah tingkat penerapan ketelitian dalam menjalankan jejak
pendapat perlu memperkirakan ketidakpastian. Jadi mereka belum
menyediakan informasi pendapatan dan aset yang oversestimate, dan biaya
atau hutang underestimate (Kootanaee et al, 2013).
Praktik akuntansi konservatif diduga mempengaruhi daya prediksi laba
dan koefisien respons laba. Laba merupakan informasi yang ditunggu-tunggu
oleh pasar dan masih diyakini sebagai informasi utama yang memiliki
kandungan informasi karena dapat mempengaruhi investor dalam membuat
keputusan membeli, menjual atau menahan sekuritas yang diterbitkan oleh
perusahaan.
Namun demikian, laba itu sendiri memiliki keterbatasan yang
dipengaruhi oleh asumsi perhitungan dan juga kemungkinan manipulasi yang
dilakukan oleh manajemen perusahaan sehingga dibutuhkan informasi lain
selain laba untuk memprediksi return saham perusahaan yaitu koefisien
respon laba atau disebut juga dengan earning response coefficient (ERC).
Konservatisme dalam akuntansi ini mengimplikasikan adanya persyaratan
verifikasi yang asimetris antara pengakuan laba dan rugi. Oleh karena itu,
semakin tinggi tingkat perbedaan dalam verifikasi yang disyaratkan untuk
pengakuan laba versus pengakuan rugi, maka semakin tinggi tingkat
konservatisme akuntansinya (Watts, 2003a).
6
Peneliti lain yang menjelaskan dampak dari konservatisme akuntansi
adalah Chang. Chang berpendapat bahwa akuntansi konservatisme dapat
mengekang inovasi perusahaan dengan memperburuk efek dari miopia
manajerial. Manajer yang berada di bawah tekanan untuk memenuhi tujuan
akuntansi jangka pendek tertentu (misalnya, positif atau meningkatkan
pendapatan atau tingkat tertentu laba per saham) dan memotong upaya R&D
(Resarch and Development) perusahaan. jika pengeluaran R&D
membahayakan kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut, konservatisme
akuntansi memperparah efek manajerial myopia ini karena publikasi asimetris
berita baik dan buruk meningkatkan kemungkinan hilang target tersebut dan
dengan demikian menimbulkan kecenderungan untuk mengurangi upaya
R&D. Karena ketiadaan konservatisme akuntansi, manajer yang berada di
bawah tekanan untuk mencapai tujuan akuntansi berbasis jangka pendek
dapat menunda pengakuan berita buruk, dan dengan demikian dapat
menghindari pemotongan investasi dalam R&D dengan alasan akuntansi.
Menyadari kemungkinan bahwa R&D mungkin akan mengganggu usaha
mereka (ex post), manajer dari perusahaan dengan akuntansi konservatif dapat
memutuskan (ex ante) untuk menghindari multi-tahap jangka panjang proyek-
proyek penelitian yang inovatif dengan potensi besar membayar-off jika ada
risiko bahwa proyek-proyek tersebut akan terpengaruh oleh guncangan
ekonomi (tidak berhubungan dengan R & D).
Alasan ini juga menunjukkan bahwa efek dari konservatisme pada
inovasi adalah diperburuk di perusahaan di mana manajer atau pemegang
7
saham lebih myiopia, seperti di mana mereka membayar manajer lebih
sensitif terhadap kinerja akuntansi atau di mana tekanan dari jangka pendek
investor institusi lebih besar (Chang et al, 2013). Disisi lain, yang mendukung
praktik akuntansi konservatif menyatakan bahwa akuntansi konservatif
menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena praktik akuntansi
konservatif mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan
laba dan membantu pengguna laporan keuangan dalam menyajikan laba dan
aktiva yang tidak overstate (Watts, 2002).
Tiap-tiap metode akuntansi mempunyai tingkat konservatisme yang
berbeda. Pilihan metode akuntansi akan berpengaruh terhadap angka-angka
yang disajikan dalam laporan keuangan, baik neraca maupun laporan laba-
rugi perusahan. Penelitian ini juga dimotivasi oleh Penman dan Zhang (2002)
yang dalam penelitiannya menjelaskan bahwa hubungan antara akuntansi
konservatif dan kualitas laba tergantung pada pertumbuhan investasi
perusahaan. Pertumbuhan investasi yang temporer atau berfluktuasi akan
menghasilkan tingkat pengembalian (rate ofreturn) kualitas laba rendah.
Penerapan akuntansi konservatif akan menghasilkan laba yang berfluktuasi
(tidak persisten). Laba yang berfluktuasi akan mengurangi daya prediksi laba
untuk memprediksi aliran kas perusahaan pada masa yang akan datang.
Apalagi nilai perusahaan adalah nilai sekarang dari aliran kas masa
depan,maka laba yang berfluktuasi cenderung untuk mengurangi hubungan
antara laba dan return.
8
Dapat disimpulkan praktik akuntansi konservatif diduga akan
mengurangi koefisien respons laba perusahaan. Penelitian meneliti pengaruh
akuntansi konservatisme terhadap kualitas laba. Panman dan Zhang
mendefinisikan kualitas laba sebagai kemampuan laba sekarang untuk
memprediksi laba masa depan. Panman dan Zhang (2002) menemukan
perusahan yang menerapkan akuntansi konservatif dan pertumbuhan investasi
yang berfluktuasi memiliki kualitas laba yang rendah. Penelitian ini meneliti
koefisien respons laba perusahaan yang menerapkan akuntansi konservatisme
dan akuntansi yang lebih optimis. Praktik akuntasi yang berfluktuasi memiliki
kualitas laba yang rendah. Penelitian ini meneliti koefisien respons laba
perusahaan yang menerapkan akuntansi konservatisme dan akuntansi yang
lebih optimis. Praktik akuntansi konservatisme diduga secara tidak langsung
mempengaruhi earnings response coefficient.
Variabel selanjutnya ada profitabilitas, yang seperti sudah kita ketahui
bahwa profitabilitas itu adalah cermin dari keuntungan perusahaan, kenapa
profitabilitas ini juga termasuk elemen yang berpengaruh, ini disebabkan
karena investor juga mengambil keputusan salah satunya dari bagus tidaknya
profitabilitas sebua perusahaan selama tahun berjalan.
Apabila profitabilitas ini dihubungkan dengan ERC maka dapat
dikatakan bahwa jika profitabilitas perusahaan tinggi, laba yang dihasilkan
perusahaan meningkat selanjutnya akan mempengaruhi para investor untuk
menanamkan modalnya. Seperti yang disimpulkan oleh Kusumawardhani dan
Nugroho dalam jurnalnya, yang menyatakan bahwa profitabilitas
9
mempengaruhi earnings response coefficient, baik secara simultan maupun
parsial (Kusumawardhani dan Nugroho. 2010).
Kemudian variabel ketiga, yaitu corporate social responsibility (CSR)
yang dimana CSR ini merupakan sebuah gagasan yang menjadikan
perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada
single bottom line, yaitu nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi
keuangannya saja. Kesadaran atas pentingnya CSR dilandasi pemikiran
bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban ekonomi dan legal
kepada pemegang saham (shareholder), tapi juga kewajiban terhadap pihak-
pihak lain yang berkepentingan (stakeholder). CSR menunjukkan bahwa
tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom line yaitu
tanggung jawab perusahaan pada aspek sosial, lingkungan, dan keuangan.
(Dian dan Lidyah, 2011). Yang berarti juga perusahaan memiliki tanggung
jawab terhadap warga sekitar dan elemen masyarakt lain yang berada disekitar
perusahaan itu berada baik aset maupun pusat kegiatan yang dimiliki oleh
perusahaan.
Tanggung jawab perusahaan terhadap para stakeholder yang
memunculkan istilah tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal
dengan istilah corporate social responsibility (CSR). corporate social
responsibility merupakan komitmen perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasinya untuk senantiasa memberikan kontribusi positif terhadap
masyarakat sosial dan lingkungan. Penerapan corporate social responsibility
oleh perusahaan dapat diwujudkan dengan pengungkapan CSR (Corporate
10
Social Responsibility Disclosure) yang disosialisasikan ke publik dalam
laporan tahunan (annual report) perusahaan. Undang-undang telah mengatur
pelaksanaan CSR dengan menerbitkan Undang-undang No. 40 tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas. Pengungkapan CSR juga telah diatur dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 paragraf 9 tentang
pengungkapan dampak lingkungan. (Sari, 2012)
Selain itu, pengambil keputusan ekonomi saat ini, tidak hanya melihat
kinerja keuangan entitas, karena kesimpulan baik atau buruknya kinerja
entitas tidak cukup hanya dilihat dari besarnya laba yang dihasilkan.
Penerapan CSR dipercaya dapat meningkatkan kinerja perusahaan, dimana
para investor cenderung menanamkan modal kepada perusahaan yang
melakukan kegiatan CSR. Karena perusahaan yang mengedepankan aspek
sustantibility tentu akan mennerjemahkan prinsip sustantibility ke dalam
strategi dan operasi perusahaan, sehingga faktor-faktor yang mendatangkan
keuntungan bagi perusahaan dapat menjadi bahan masukan dalam rangka
pengambilan keputusan oleh investor. Oleh karena itu, perusahaan-
perusahaan dapat menggunakan informasi CSR sebagai salah satu
keunggulan kompetitif perusahaan. (Cheng dan Christiawan, 2012)
Beberapa peneliti menyampaikan pendapat yang berbeda-beda terhadap
hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility dengan
earning response coefficient. Antara lain Adisusilo dan Sudarsono (2011)
mengatakan bahwa hasil penelitian empiris tentang pengaruh CSR disclosure
terhadap ERC adalah signifikan dan negatif, yang berarti semakin tinggi CSR
11
maka akan semakin rendah nilai ERC. Sebaliknya, semakin rendah CSR maka
akan semakin tinggi ERC (Adisusilo dan Sudarsono, 2010). Wulandari
menyatakan bahwa CSR tidak berpengaruh terhadap ERC. Yang dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa investor lebih berorientasi pada kinerja
jangka pendek, sedangkan CSR lebih berorientasi pada kinerja jangka panjang
dan CSR yang diungkapkan oleh perusahaan masih relatif sedikit. (Wulandari
dan Wirajaya, 2014) Arifulsyahh berpendapat bahwa, jika tanpa variabel
pengendali, CSR disclosure tidak terbukti berpengaruh terhadap ERC
(Arifulsyah dkk, 2014). Rhowiyana menyatakan bahwa secara parsial CSR
tidak berpengaruh terhadap ERC. (Rhowiyana, 2011). Sayekti dan
Wonndabio menyatakan bahwa CSR dalam laporan tahunan perusahaan
berpengaruh negatif terhadap ERC (Sayekti dan Wonndabio, 2007). Sukirman
dan Meiden juga berpendapat sama (Sukirman dan Meiden, 2012). Begitu
juga dengan Pradipta dan Purwaningsih (Pradipta dan Purwaningsih, 2012).
Tetapi Cheng berpendapat bahwa abnormal return yang merupakan bagian
dari konstanta ERC dipengaruhi positif oleh CSR (Cheng dan Christiawan,
2012).
Ruang lingkup tanggung jawab sosial (CSR) antara lain: (a) Basic
Responsibility, Tanggung jawab yang muncul karena keberadaan perusahaan.
Contohnya kewajiban membayar pajak, mentaati hukum, memenuhi standar
pekerjaan, dan memuaskan pemegang saham (b) Organizational
Responsibility, tanggung jawab perusahaan untuk memenuhi kepentingan
stakeholder, yaitu karyawan, konsumen, pemegang saham dan masyarakat.
12
(c) Societal Responsibility, Tanggung jawab yang menjelaskan tahapan ketika
interaksi antara bisnis dan masyarakat sehingga perusahaan dapat tumbuh dan
berkembang secara berkesinambungan.
Penelitian ini penelitian replikasi dari penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Kusumawardhani dan Nugroho (2010); dan Tuwentina dan
Wirama (2014). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelunya adalah
terdapat pada variabel independen, objek penelitian dan periode penelitiannya.
Adapun perbedaan-perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Variabel independen yang digunakan pada penelitian Kusumawardhani dan
Nugroho (2010) adalah CSR dan ukuran perusahaan, dan profitabilitas.
Sedangkan pada Tuwentina dan Wirama (2014) variabel independen yang
diteliti hanya konservatisme akuntansi saja. Adapun variabel independen
yang digunakan pada penelitian ini adalah konservatisme akuntansi,
profitabilitas, dan CSR
2. Objek penelitian pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor
consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2010-2013, sedangkan objek penelitian Kusumawardhani dan
Nugroho (2010) adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada periode tahun 2006-2008. Serta pada Tuwentina dan Wirama
(2014) objek data yang diteliti adalah perusahaan yang terdaftar di BEI pada
periode 2008-2012 Alasan penggunaan perusahaan manufaktur sektor
consumer goods industry sebagai objek penelitian ini karena jenis
perusahaan tersebut memiliki hubungan langsung dengan masyarakat luas
13
(dapat mencakupi masyarakat dengan berbagai tingkat pendapatan). Yang
menyebabkan nama perusahaan tersebut dikenal luas oleh masyarakat. Dari
nama (brand) yang dikenal luas tersebut maka sektor industri ini harus
berupaya dengan berbagai cara agar nama perusahaan mereka tetap disukai
oleh masyarakat luas, yang dalam penelitian ini berarti dengan kegian social
responsibility yang dilaporkan dalam kegiatan CSR perusahaan di laporan
tahunan. Kemudian mengkaitkannya dengan tingkat laba perusahaan dan apa
dampaknya terhadap kualitas laba (ERC) perusahaan tersebut, oleh karena
itu dibuatlah penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Dengan demikian, maka
dibuat suatu penelitian dengan judul ”Analisis pengaruh Konservatisme
Akuntansi, Corporate Social Responsibility Disclosure, dan Profitabilitas
terhadap Earnings Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Sektor Consumer Goods Industry Yang Listing Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2010-2014)”
B. Perumusan Masalah:
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut saya merumuskan masalah topik
ini sebagai berikut:
1. Apakah konservatisme akuntansi mempengaruhi earnings response
coefficient secara signifikan?
14
2. Apakah corporate social responsibility disclosure mempengaruhi earnings
response coefficient secara signifikan?
3. Apakah profitabilitas mempengaruhi earnings response coefficient secara
signifikan?
4. Apakah konservatisme akuntansi, corporate social responsibility
disclosure, dan profitabilitas mempengaruhi earnings response coefficient
secara signifikan?
C. Tujuan dan manfaat penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang buat oleh penulis melakukan penelitian adalah:
a. Menganalisis pengaruh konservatisme akuntansi, corporate social
responsibility disclosure, dan profitabilitas terhadap koefisien respon
laba.
b. Menganalisis variabel independen yang paling dominan mempengaruhi
ERC.
2. Manfaat penelitian.
a. Kontribusi teoritis
1) Mahasiswa jurusan akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai
bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk
menambah ilmu pengetahuan.
2) Masyarakat sebagai sarana informasi pengetahuan akuntansi
khususnya ERC dengan memberikan bukti empiris tentang
15
pengaruh konservatisme akuntansi, CSR disclosure, dan
profitabilitas.
3) Peneliti berikutnya, Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang
akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.
4) Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta
menambah pengetahuan tentang ERC diharapkan dapat bermanfaat
bagi penulis di masa yang akan datang.
b. Kontribusi praktis.
Akuntan sebagai praktisi keuangan dapat memanfaatkannya dalam
menyusun strategi perusahaan demi keberlanjutan dan tegaknya visi dan
misi perusahaan.
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Basis Teori
a. Teori Sinyal
Perusahaan yang berkualitas baik nantinya akan memberi sinyal dengan
cara menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu, hal ini tidak bisa
ditiru oleh perusahaan yang berkualitas buruk karena perusahaan berkualitas
buruk akan cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan
keuangannya. Sinyal yang diberikan oleh perusahaan yang berkualitas baik
dianggap sebagai berita baik (good news) sedangkan sinyal yang diberikan oleh
perusahaan yang berkualitas buruk dianggap sebagai berita buruk (bad news).
Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa
perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori sinyal
menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi
asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan
bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang
menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah
perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu
pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak
overstate. Teori sinyal juga dapat membantu pihak perusahaan (agen), pemilik
17
(prinsipal), dan pihak luar perusahaan mengurangi asimetri informasi dengan
menghasilkan kualitas atau integritas informasi laporan keuangan.
Gao dan Wagenhover (2014) memperkuat konsep teori sinyal dalam
konservatisme akuntansi,dalam fitur akuntansi konservatif:
1. Meningkatkan kemungkinan mendapatkan sinyal yang kurang baik
dibandingkan dengan sinyal yang baik dan, disaat yang sama, itu mengurangi
ketepatan yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan sinyal yang
menguntungkan. Masing-masing fitur dapat berguna dalam situasi tertentu.
Secara khusus, jika sistem akuntansi sangat tidak akurat, hanya
mempengaruhi keputusan monitoring. Kami menemukan bahwa monitoring
setelah sinyal yang kurang baik adalah lebih baik untuk selalu memantau atau
monitoring setelah mengamati sinyal yang menguntungkan saja. Hasil ini
menggunakan fitur yang konservatisme membuat sinyal yang
menguntungkan indikator yang sangat tepat bahwa manajer sebenarnya
cocok. Oleh karena itu, pemantauan berikut sinyal yang menguntungkan tidak
mengungkapkan banyak informasi tambahan, tapi tetap menimbulkan satu
biaya pemantauan. Oleh karena itu, adalah lebih baik untuk memonitor pada
mengamati sinyal yang tidak menguntungkan saja. Meningkatkan biaya
monitoring, pemantauan pada sinyal yang kurang baik masih optimal.
2. Namun, sistem akuntansi yang optimal beralih menjadi agresif (non-
konservatif). Sejak pemantauan relatif mahal, sistem akuntansi agresif
meningkatkan kesempatan untuk menemukan manajer yang tidak sesuai
karena sinyal yang kurang baik menjadi lebih kecil kemungkinannya, tetapi
18
lebih tepat dalam jenis. Jika kenaikan biaya pemantauan lebih lanjut,
monitoring menjadi tidak menguntungkan dan ditinggalkan. (Gao dan
Wagenhover, 2014)
2. Konservatisme Akuntansi
Konservatisme adalah prinsip dalam pelaporan keuangan yang
dimaksudkan untuk mengakui dan mengukur aktiva dan laba dilakukan
dengan penuh kehati-hatian oleh karena aktivitas ekonomi dan bisnis yang
dilingkupi ketidak pastian. Implikasi dari penerapan prinsip ini adalah
pemilihan metode akuntansi ditujukan pada metode yang melaporkan laba
dan aktiva lebih rendah atau utang lebih tinggi. Praktik konservatisme bisa
terjadi karena standar akuntansi yang berlaku di Indonesia memperbolehkan
perusahaan untuk memilih salah satu metode akuntansi dari kumpulan
metode yang diperbolehkan pada situasi yang sama. Misalnya, PSAK No.14
mengenai persediaan, PSAK No.17 mengenai akuntansi penyusutan dan
PSAK No.20 mengenai biaya riset dan pengembangan. Akibat dari
fleksibilitas dalam pemilihan metode akuntansi adalah terhadap angka-angka
dalam laporan keuangan, baik laporan neraca maupun laba rugi. Di dalam
usaha untuk menghubungkan laba dan return sekuritas, diasumsikan terdapat
hubungan antara revisi ekspektasi laba oleh pasar dan aliran kas. Perubahan
harga dalam merespon satu rupiah laba yang dihasilkan adalah satu rupiah
laba ditambah dengan nilai sekarang dari revisi ekspektasi laba masa depan.
Beberapa faktor yang diidentifikasi dalam studi sebelumnya meliputi
19
persentensi laba, daya prediksi laba, pertumbuhan dan struktur modal (Arna
Suryani, 2012).
Konservatisme merupakan salah satu prinsip yang digunakan dalam
akuntansi. Konservatisme akuntansi menurut FASB adalah, reaksi bijaksana
pada ketidakpastian yang mencoba untuk memastikan bahwa ketidakpastian
dan risiko yang ada dalam situasi bisnis memadai dipertimbangkan secara
memadai (FASB, 2008).
Tokoh yang terkenal dengan teori tentang konservatisme, Watts
(2003) mendefinisikan konservatisme sebagai perbedaan verifiabilitas yang
diminta untuk pengakuan laba dibandingkan rugi. Watts juga menyatakan
bahwa konservatisme akuntansi muncul dari insentif yang berkaitan dengan
biaya kontrak, litigasi, pajak, dan politik yang bermanfaat bagi perusahaan
untuk mengurangi biaya keagenan dan mengurangi pembayaran yang
berlebihan kepada pihak-pihak seperti manajer, pemegang saham, pengadilan
dan pemerintah. Selain itu, konservatisme juga
menyebabkan understatement terhadap laba dalam periode kini yang dapat
mengarahkan pada overstatement terhadap laba pada periode-periode
berikutnya, sebagai akibat understatement terhadap biaya pada periode
tersebut.
Panman dan Zhang (2002) menjelaskan konservatisme akuntansi
merupakan suatu pemilihan metode dan estimasi akuntansi yang menjaga
nilai buku dari net assets relatif rendah. Mereka mencontohkan definisi
tersebut dalam penggunaan metode pencatatan persediaan. Penggunaan
20
metode LIFO dalam menilai persediaan pada saat nilai persediaan meningkat
adalah salah satu contoh penerapan akuntansi konservatisme. Metode LIFO
dikatakan lebih konservatif karena metode ini mengakibatkan nilai persediaan
lebih rendah dibandingkan dengan FIFO dan average cost method pada saat
nilai persediaan mengalami peningkatan.
Konservatisme akuntansi tidak menjadi prinsip yang diatur dalam
standar akuntansi internasional (IFRS). Hellman (2007) menyatakan bahwa
jika dibandingkan dengan akuntansi konvensional, IFRS fokus pada
pencatatan yang lebih relevan sehingga menyebabkan ketergantungan yang
semakin tinggi terhadap estimasi dan berbagai judgement. Dalam hal ini,
kebijakan yang ditetapkan IASB (International Accounting Standard Board)
tersebut menyebabkan semakin berkurangnya penekanan atas penerapan
akuntansi konservatif secara konsisten.
Secara tradisional, konservatisme dalam akuntansi dapat diterjemahkan
melalui pernyataan “tidak mengantisipasi keuntungan, tetapi mengantisipasi
semua kerugian” (Bliss, 1924 dalam Watts, 2003a).
Konservatisme dalam akuntansi ini mengimplikasikan adanya
persyaratan verifikasi yang asimetris antara pengakuan laba dan rugi. Oleh
karena itu, semakin tinggi tingkat perbedaan dalam verifikasi yang
disyaratkan untuk pengakuan laba versus pengakuan rugi, maka semakin
tinggi tingkat konservatisme akuntansinya (Watts, 2003a).
Yang dirasa paling tepat. Kebebasan memilih standar akuntansi dapat
menghasilkan angka-angka yang berbeda dalam laporan keuangan yang pada
21
akhirnya akan menyebabkan laba yang cenderung konservatif. Beberapa
metode dan estimasi akuntansi dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) yang menyebabkan akuntansi konservatif dalam
pelaporan keuangan adalah
1) PSAK No. 1 (Revisi 1998) tidak mengatur ketentuan mengenai taksiran
jumlah piutang yang tidak dapat ditagih dalam penyajian laporan keuangan,
padahal terdapat beberapa cara estimasi kerugian piutang;
2) PSAK No. 13 mengenai akuntansi untuk investasi, menyatakan bahwa biaya
dapat ditentukan berdasarkan FIFO, rata-rata tertimbang, atau LIFO. Nilai
pasar dapat ditentukan berdasarkan portofolio agregat, dalam total atau
menurut urutan kategori investasi, atau investasi individual, secara konsisten;
3) PSAK No. 14 memberikan kebijakan kepada manajemen untuk menghitung
biaya persediaan dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar
pertama (MPKP), rata-rata tertimbang, atau masuk terakhir keluar pertama
(MTKP);
4) PSAK No. 16 mengijinkan manajemen untuk mengestimasi masa manfaat
suatu aktiva tetap didasarkan pertimbangan yang berasal dari pengalaman
perusahaan ketika menggunakan aktiva serupa. Standar ini memungkinkan
perusahaan untuk mengubah masa manfaat aktiva yang digunakan;
5) PSAK No. 17 mengijinkan manajemen memilih metode penyusutan untuk
mengalokasikan jumlah aktiva yang bisa disusutkan dengan suatu dasar
sistematis sepanjang masa manfaatnya. Metode yang digunakan dipilih
berdasarkan pola yang diharapkan atas manfaat keekonomian dan secara
22
konsisten digunakan dari periode ke periode kecualiterdapat perubahan dalam
pola yang diharapkan atas manfaat ekonomis aktiva tersebut;
6) PSAK No. 19 meminta manajemen untuk memilih metode amortisasi garis
lurus untukaktiva tidak berwujud, kecuali jika suatu perusahaan mempunyai
metode lain yang lebih sesuai dengan kondisi perusahaan yang bersangkutan.
Periode amortisasi harus dapat dievaluasi oleh perusahaan secara teratur
untuk menentukan apakah peristiwa dan kondisi selanjutnya menuntut
perubahan taksiran masa manfaat yang telah ditentukan. Pada umumnya masa
manfaat suatu aktiva tidak berwujud tidak akan melebihi 20 tahun sejak
tanggal aktiva siap digunakan.
Walaupun praktik akuntansi konservatif diperbolehkan tetapi praktik
akuntansi konservatif tidaklah menganjurkan bahwa laporan keuangan
haruslah secara sengaja disajikan terlalu rendah (understated). Pada saat
diberikan bukti yang obyektif dan dapat diverifikasi tentang suatu transaksi
yang material, prinsip pengukuran akuntansi harusdiikuti dan tidak ada upaya
untuk secara sengaja menyajikan terlalu rendah (understated) suatu aktiva
atau menyajikan terlalu tinggi (overstated) suatu kewajiban. Hanya jika
terdapat ketidakpastian yang signifikan tentang nilai suatu transaksi saja
barulah praktik akuntansi konservatif yang dipilih.
Laba yang berfluktuasi memiliki daya prediksi yang lebih rendah
daripada laba yang lebih stabil untuk prediksi aliran kas masa depan.
Sehingga laba perusahaan yang menerapkan prinsip akuntansi konservatif
23
akan memiliki daya prediksi yang lebih rendah dari pada laba perusahaan
yang menerapkan prinsip akuntansi yang lebih optimis.
Prinsip akuntansi konservatif cenderung membuat laba lebih
berfluktuasi (Zhang dan Panman, 2002). Laba yang berfluktuasi akan atau
tidak persisten akan memiliki daya prediksi yang rendah. Penurunan daya
prediksi laba dapat mengakibatkan informasi laba tahun berjalan menjadi
kurang bermanfaat dalam memprediksi laba masa depan. Kemudian
meningkatkan koefisien respons laba perusahaan.
a. Perlunya melakukan konservatisme pada beberapa perusahaan di
Indonesia (ex. IFRS)
Seiring dengan globalisasi pasar keuangan internasional, konsep
mengadopsi seperangkat pelaporan keuangan untuk mengembangkan laporan
keuangan komparatif internasional telah menyebar luas. Penerapan IFRS ini
adalah bentuk manifestasi atas keseragaman penyajian laporan keuangan
secara global untuk meningkatkan keinformatifan dan komparasi dalam
pelaporan keuangan.
Penggunaan konservatisme akuntansi ini juga didukung oleh teori sinyal,
karena dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat
asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Karena perusahaan
mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang nyata
daripada pihak luar. Kurangnya informasi bagi pihak luar mengenai
perusahaan dapat menyebabkan mereka melindungi diri dengan memberikan
harga yang rendah untuk perusahaan, selain itu teori akuntansi positif juga
24
mendukung hal ini karena dasar dari teori akuntansi positif yang pada propsisi
bahwa manajer, pemegang saham, dan regulator (politisi) adalah rasional dan
mereka berusaha untuk memaksimalkan utility mereka yang secara langsung
terkait dengan kompensasi dan kemakmuran mereka (Watts. 2003)
Perbandingan Conceptual Framework Level 3 Recognition and Measurement
Constraints antara Akuntansi Konvensional dan IFRS (Hellman, 2007).
Conventional Accounting :
1. Cost benefit
2. Materiality
3. Industry practices
4. Conservatism
IFRS:
1. Balance between benefit and cost
2. Timeliness
3. Balance between qualitative characteristics
Kebutuhan akan konservatisme sering terkait dengan pelaporan yang dapat
diandalkan atas peristiwa masa lalu, yang menyiratkan penekanan pada backward-
looking, pengelolaan dan perilaku auditor. Seorang auditor tidaklah dituntut agar
laporan keuangan menjadi terlalu konservatif. Tujuan standar akuntansi modern
yang utama adalah berorientasi masa depan, yang bertujuan untuk membantu
kepentingan investor dan pihak pengguna laporan keuangan lainnya dalam
pengambilan keputusan mereka. Dengan demikian, konservatisme tidak lagi diatur
25
dalam prinsip akuntansi di bawah Standar Pelaporan Keuangan Internasional
(IFRS). Laporan keuangan berdasarkan IFRS harus bersifat dapat dimengerti,
relevan, dapat diandalkan dan sebanding, tetapi tanpa bias konservatif. Hal ini juga
tercermin dalam metode akuntansi yang ditetapkan oleh Standar Akuntansi
Internasional (IASB).
Konservatisme didefinisikan sebagai 'kecenderungan akuntan untuk
membutuhkan verifikasi pada tingkat yang lebih tinggi untuk keuntungan daripada
kerugian. Definisi resmi Konservatisme dari FASB yakni 'reaksi kehati-hatian atas
ketidakpastian untuk mencoba memastikan bahwa ketidakpastian tersebut dan
risiko yang melekat dipertimbangkan secara memadai.
Namun dalam penerapan aturan IFRS tertentu, prinsip akuntansi
konservatisme masih dipertahankan pada berbagai area meskipun dalam standar
pelaporan keuangan internasional (IFRS) menyiratkan bahwa prinsip
konservatisme tidak lagi diterapkan. Ada beberapa contoh area yang prinsip
konservatisme akuntansi kemungkinan masih dipertahankan, misalnya :
1. Kompensasi kerugian menyebabkan pengakuan piutang pajak tangguhan.
Aset pajak tangguhan diakui untuk akumulasi rugi pajak belum
dikompensasi apabila besar kemungkinan laba kena pajak masa depan akan
memadai untuk dimanfaatkan dengan rugi pajak belum dikompensasi.
Kriteria probabilitas (kemungkinan) merupakan kriteria kualitatif yang
bersifat subjektif dimana dengan adanya kriteria subjective judgement ini
terbuka peluang untuk menerapkan konservatisme.
26
2. Kapitalisasi biaya pengembangan. Salah satu syarat Aset tak berwujud yang
timbul seperti biaya pengembangan (atau dari tahap pengembangan pada
proyek internal) diakui apabila memenuhi bagaimana aset tak berwujud
tersebut akan menghasilkan kemungkinan besar manfaat ekonomi masa
depan. Dalam sebuah perusahaan memperbarui estimasi mengenai arus kas
masa depan dari biaya pengembangan yang dikapitalisasinya, mungkin ada
"efek sementara" konservatisme yang mengarah pada penciptaan cadangan
tersembunyi yang kemudian dapat dibalik kembali (reversed).
Intinya, Prinsip "konservatisme" tetap ada dalam penerapan IFRS. Prinsip
konservatisme berdasarkan IFRS diterapkan dalam cara konservatisme sementara
(perubahan estimasi akuntansi yang sementara seperti understated aset bersih
melalui penciptaan cadangan tersembunyi yang kemudian dapat dibalik) daripada
cara konservatisme konsisten (penilaian aset bersih yang terlalu rendah). Hal ini
berarti penekanan yang lebih rendah dari konservatisme yang konsisten pada
implementasi IFRS digantikan oleh penekanan pada konservatisme sementara yang
lebih besar.
Hal ini memiliki dampak bagi pengguna laporan keuangan karena efek
penerapan prinsip konservatisme sementara (perkiraan akuntansi diubah) memiliki
tingkat yang lebih kompleks pada pengukuran laba dibandingkan dengan aplikasi
konservatisme konsisten. Ketika prinsip konservatisme diterapkan dalam cara
sementara, perusahaan memperlakukan beberapa kegiatan secara konservatif (item-
item yang tidak memenuhi persyaratan kriteria pengakuan atau probabilitas lain),
sementara yang lain akan diperhitungkan sesuai dengan IFRS. (item-item yang
27
memenuhi persyaratan probabilitas dan kriteria pengakuan lainnya). Perlakuan
prinsip akuntansi campuran ini juga akan memiliki dampak bagi pengguna laporan
keuangan. (Hellman, Dr. Niclas, 2007.)
3. Coporate Social Responsibility Disclosure.
Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure merupakan sebuah gagasan
yang menjadikan perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang
berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan yang direfleksikan dalam
kondisi keuangannya saja. Kesadaran atas pentingnya CSR dilandasi pemikiran
bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban ekonomi dan legal kepada
pemegang saham (shareholder), tapi juga kewajiban terhadap pihak-pihak lain
yang berkepentingan (stakeholder). CSR menunjukkan bahwa tanggung jawab
perusahaan harus berpijak pada triple bottom line yaitu tanggung jawab perusahaan
pada aspek sosial, lingkungan, dan keuangan. (Dian dan Lidyah, 2011)
Menurut World Business Council for Sustainable Development, CSR
merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak
secara etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari
komunitas setempat ataupun masyarakat secara luas, bersamaan dengan
peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya.
Selain itu terdapat beberapa definisi yang berpengaruh diantaranya :
Versi WBCSD (World Business Council for Sustainable Development) :
28
“The continuing commitment by business to behave ethically and
contribute to economic development while improving the quality of work
life of workforce and their families as well as of the local community
and social large”,
Yang berarti bahwa definisi CSR adalah komitmen bisnisyang
berkelanjutan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan
ekonomi dengan meningkatkan kualitas kehidupan kerjakaryawan dan kerja
mereka dan komunitas lokal dan masyarakat yang luas.
Pengertian CSR versi Bank Dunia (World Bank):
"CSR is the commitment of business to contribute to sustainable
economic development working with employees and their
representatives, the local community and society at large to improve
quality of life, in ways that are both good for business and good for
development".
Yang berarti bahwa definisi CSR adalah komitmen bisnis untuk
memberikan kontribusi perkembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan
karyawan dan perwakilannya, kominitas lokal dan masyarakat yang luas
untuk meningkatkan kualitas hidup, melalui jalan bisnis dan perkembangan
yang baik.
Dalam pengaturan CSR, salah satu bisa berpendapat ada informasi
ketidakpastian tinggi bagi perusahaan-perusahaan yang kurang bertanggung
jawab secara sosial karena kesulitan memperkirakan bagaimana konflik
29
pribadi-sosial akan terwujud dalam laba masa depan. Jika hal ini terjadi,
pertanyaan muncul atas asimetri informasi. Dengan asumsi manajer memiliki
informasi yang bisa membantu pengambil keputusan eksternal dalam menilai
jenis ketidakpastian, ada implikasi untuk setter standar dan regulator
mengenai pengungkapan sosial dan lingkungan. Daerah penelitian sangat
penting sekarang karena CSR telah menjadi bagian integral dari strategi
perusahaan. (Holbrook, 2012)
Di Indonesia sendiri, CSR merupakan serangkaian kegiatan pameran,
seminar, diskusi, social event yang berkaitan dengan berbagai upaya tanggung
jawab sosial korporat kepada masyarakat dan lingkungan yang bertujuan
sebagai ajang penyebarluasan informasi mengenai prestasi dan kinerja
korporasi dalam program tanggung jawab sosial perusahaan dan
pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan definisi-definisi tersebut elemen-
elemen CSR dapat dirangkum sebagai aktivitas perusahaan dalam mencapai
keseimbangan atau integrasi antara aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial
tanpa mengesampingkan ekspektasi para pemegang saham (menghasilkan
profit).
Prinsip-prinsip dasar CSR yang menjadi bagi pelaksanaan yang
menjiwai atau menjadi informasi dalam pembuatan keputusan menurut ISO
26000 meliputi:
a. Kepatuhan terhadap hukum
b. Menghormati instrumen/badan-badan Internasional
c. Menghormati stakeholders dan kepentingannya
30
d. Akuntabilitas
e. Transparansi
f. Perilaku yang beretika
g. Melakukan tindakan pencegahan
h. Menghormati dasar-dasar HAM
Perusahaan selain menerapkan CSR juga perlu melakukan
pengungkapan (disclosure) atas aktivitas CSR yang dilakukan kepada
stakeholder. Penerapan CSR adalah suatu perbuatan perusahaan untuk
menerapkan kegiatan CSR, sedangkan pengungkapan menurut Ermayanti
(2009) merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan dan secara teknis
merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi, yaitu penyajian informasi
dalam bentuk statemen keuangan.
Teorinya di Indonesia ini ada dua macam tipe pengungkapan dalam
laporan keuangan (financial report) dan laporan tahunan (annual report).:
1. Pengungkapan wajib (mandatory disclosure) yaitu pengungkapan bagian-
bagian dalam laporan keuangan yang diwajibkan oleh BAPEPAM-LK
melalui Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. Kep-
38/PM/1996 kemudian direvisi dalam Peraturan Bapepam No. KEP-
134/BL/2006 tanggal 7 Desember 2006 dan Ikatan Akuntan Indonesia.
Kedua; pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) yaitu pengungkapan
yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan publik sebagai tambahan
pengungkapan minimum yang telah ditetapkan. Pengungkapan sukarela
yang termasuk dalam kategori ini adalah pengungkapan tambahan terkait
31
informasi keuangan perusahaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan;
2. Pengungkapan sukarela perusahaan ini sering kali diungkapkan dalam
bentuk laporan tahunan (annual report) walaupun sekarang ini cukup
banyak pula perusahaan yang menerbitkan laporan tanggung jawab sosial
perusahaan yang terpisah dari laporan tahunan (annual report) dalam bentuk
Laporan Keberlanjutan (sustainability reporting). Informasi keuangan dan
pelaksanaan tanggung jawab sosial di perusahaan kiranya harus diberi
pengungkapan secara memadai selain pengungkapan minimum yang
diwajibkan agar dapat dipahami oleh para pengguna. Oleh karena itu dalam
upaya menarik minat konsumen dan membentuk public image yang
optimal, perusahaan dituntut untuk memberikan pengungkapan yang
minimal sama dengan pesaingnya atau bahkan melebihi pengungkapan
yang pernah dibuat oleh perusahaan pesaing sebelumnya. Tuntutan ini
datang dari semakin tingginya tekanan dan tingkat persaingan yang dihadapi
oleh perusahaan. Tekanan tersebut berasal dari dorongan untuk mengurangi
resiko yang dihadapi oleh perusahaan dalam usahanya menampilkan diri
sebagai perusahaan yang berkualitas. Kompetisi yang ketat tersebut
menuntut adanya pengungkapan dan pertukaran informasi yang memadai.
(Kartadjumena, 2010).
Dan juga Pengungkapan (disclosure) terhadap aspek social, ethical,
environmental dan sustainability sekarang ini menjadi suatu cara bagi
perusahaan untuk mengkomunikasikan bentuk akuntabilitasnya kepada para
32
stakeholder. Sustainability reporting sebagaimana yang direkomendasikan
oleh Global Reporting Initiative terfokus pada tiga aspek kinerja yaitu
ekonomi, lingkungan dan sosial. Ketiga aspek ini dikenal dengan Triple
Bottom Line. Bentuk pelaporan ini diharapkan mempunyai hubungan yang
positif antara corporate social responsibility dan corporate financial
performance (CFP). (Murwaningsari, 2010)
Saat ini perusahaan go public terutama di Indonesia sudah banyak yang
mulai mempublikasikan kegiatan CSR mereka, karena usaha-usaha
pelestarian lingkungan oleh perusahaan akan mendatangkan sejumlah
keuntungan, diantaranya adalah ketertarikan pemegang saham dan
stakeholder terhadap keuntungan perusahaan akibat pengelolaan lingkungan
yang bertanggung jawab dimata masyarakat. Hasil lain mengindikasikan
bahwa pengelolaan lingkungan yang baik dapat menghindari klaim
masyarakat dan pemerintah serta meningkatkan kualitas produk yang pada
akhirnya akan dapat meningkatkan keuntungan ekonomi.
Laporan Keuangan merupakan media manajemen perusahaan dalam
memberikan info untuk organisasi kesehatan dunia pengguna memiliki minat
dalam perusahaan dan sebagai media untuk tanggung jawab kepada
masyarakat umum. Laporan ekonomi dapat meningkatkan kepercayaan
kapitalis. Investor ingin info untuk diversivy portofilio mereka dan kombinasi
investasi sesuai preferensi mereka. korporasi yang mayoritas dimiliki oleh
masyarakat umum memiliki tanggung jawab lebih besar daripada perusahaan
yang minim hubungannya dengan masyarakat umum. pengungkapan info /
33
data / pengetahuan masing-masing info akuntansi dan informasi akuntansi
non-informasi yang tertarik kapitalis kadang-kadang dijelaskan keuntungan
dan pangsa layak sebagai akibat dari itu menggambarkan kinerja perusahaan.
(Abolfazl et al, 2013)
Sedangkan, menurut ISO 26000 mengenai pedoman tanggung jawab
sosial yang diresmikan November 2011, CSR adalah Tanggung jawab sebuah
organisasi terhadap dampak dari keputusan-keputusan dan
kegiatankegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan
dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan
berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan
pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-
norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara
menyeluruh.
Perusahaan selain berorientasi terhadap laba, perusahaan juga
bertanggungjawab terhadap masalah sosial yang ditimbulkan oleh aktivitas
operasional yang dilakukan perusahaan dengan manajemen lingkungan
sehingga tidak hanya terbatas pada orientasi kinerja keuangan perusahaan.
Banyak manfaat yang dapat diperoleh atas aktivitas CSR antara lain:
meningkatkan penjualan dan market share, memperkuat brand positioning,
meningkatkan citra perusahaan, menurunkan biaya operasi, dan
meningkatkan daya tarik perusahaan dimata para investor dan analisis
keuangan. Dengan menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan
diharapkan tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, namun juga
34
turut memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas
hidup masyarakat serta lingkungan sekitar dalam jangka panjang.
Dengan melaksanakan CSR secara konsisten dalam jangka panjang
akan menumbuhkan rasa keberterimaan masyarakat terhadap kehadiran
perusahaan. Pengungkapan CSR merupakan bagian dari akuntansi
pertanggung jawaban sosial yang mengkomunikasikan informasi sosial
kepada stakeholder. Tanggung jawab sosial perusahaan bersifat wajib
(mandatory) bagi kriteria perusahaan tertentu seperti yang disebutkan dalam
UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74 menyatakan
bahwa: Perseroan yang menjalankan usahanya dibidang dan atau berkaitan
dengansumber daya alam wajib melaksanakan tanggungjawab sosial dan
lingkungan. Dan tanggung jawab sosial dan lingkungan tersebut merupakan
kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya
perseroan yang pelaksanaanya dilakukan dengan memperhatikan kepatuhan
dan kewajaran.
Jika Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban tanggung jawab
sosial akan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.Selain perusahaan wajib melakukan kegiatan CSR, UU
No. 40 Tahun 2007 pasal 66 ayat (2) tentang Perseroan Terbatas juga
mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan aktivitas tanggung jawab
sosialnya dalam laporan tahunan. Namun demikian, item-item CSR yang
diungkapkan perusahaan merupakan informasi yang masih bersifat sukarela
(voluntary).
35
Konsep pelaporan CSR yang digagas oleh GRI adalah konsep
sustainability report yang muncul sebagai akibat adanya konsep
sustainability development. Dalam sustainability report digunakan metode
triple bottom line, yang tidak hanyamelaporan sesuatu yang diukur dari sudut
pandang ekonomi saja, melainkan darisudut pandang ekonomi, sosial dan
lingkungan. Gagasan ini merupakan akibatdari adanya 3 dampak operasi
perusahaan yaitu ekonomi, sosial danlingkungan. GRI Guidelines
menyebutkan bahwa,perusahaan harus menjelaskandampak aktivitas
perusahaan terhadap ekonomi, lingkungan dan sosial padabagian standard
disclosures. Yang kemudian ketiga dimensi tersebut diperluas menjadi
6dimensi, yaitu: ekonomi, lingkungan, praktek tenaga kerja, hak asasi
manusia,masyarakat, dan tanggung jawab produk. Disamping itu, pihak
perusahaan harus bersikap terbuka dan jujur dalam penyampaian informasi
akurat atau pelaporan mengenai program pelaksanaan corporate social
responsibility (CSR) kepada stakeholder-nya.
Dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya, perusahaan
memfokuskan perhatiannya kepada tiga hal, yaitu profit, lingkungan, dan
masyarakat. Dengan diperolehnya laba, perusahaan dapat memberikan
dividen bagi pemegang saham, mengalokasikan sebagian laba yang diperoleh
guna membiayai pertumbuhan dan mengembangkan usaha di masa depan,
serta membayar pajak kepada pemerintah.
Dengan memberikan perhatian kepada lingkungan sekitar, perusahaan
dapat ikut berpartisipasi dalam usaha-usaha pelestarian lingkungan demi
36
terpeliharanya kualitas kehidupan umat manusia dalam jangka panjang.
Perusahaan juga ikut mengambil bagian dalam aktivitas manajemen bencana.
Manajemen bencana disini bukan hanya sekedar memberikan bantuan kepada
korban bencana, namun juga berpartisipasi dalam usaha-usaha mencegah
terjadinya bencana serta meminimalkan dampak bencana melalui usaha-usaha
pelestarian lingkungan sebagai tindakan preventif untuk meminimalisir
bencana.
Perhatian terhadap masyarakat, dapat dilakukan dengan cara melakukan
aktivitas-aktivitas serta pembuatan-pembuatan kebijakan-kebijakan yang
dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki di berbagai bidang, seperti
pemberian beasiswa bagi pelajar di sekitar perusahaan, pendirian sarana
pendidikan dan kesehatan, dan penguatan ekonomi lokal. Dengan
menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan diharapkan tidak hanya
mengejar keuntungan jangka pendek, namun juga turut memberikan
kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat
serta lingkungan sekitar dalam jangka panjang.
Dengan melaksanakan CSR secara konsisten dalam jangka panjang
akan menumbuhkan rasa keberterimaan masyarakat terhadap kehadiran
perusahaan. Kondisi seperti itulah yang pada gilirannya dapat memberikan
keuntungan ekonomi-bisnis kepada perusahaan yang bersangkutan. CSR
tidaklah harus dipandang sebagai tuntutan represif dari masyarakat,
melainkan sebagai kebutuhan dunia usaha. (Pradipta dan Purwaningsih, 2011)
37
4. Profitabilitas
Profitabilitas adalah rasio dari efektifitas manajemen berdasarkan hasil
pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Rasio
profitabilitas terdiri atas profit margin, basic earning power, return on assets,
dan return on equity. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan
return on asset (ROA). Return on asset (ROA) merupakan rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk
pengembalian investasi perusahaan. ROA merupakan rasio keuangan yang
digunakan untuk mengukur profitabilitas dari aset. Semakin besar hasil ROA
maka kinerja perusahaan semakin baik. Rasio yang meningkat menunjukkan
bahwa kinerja manajemen meningkat dalam mengelola sumber dana
pembiayaan operasional secara efektif untuk menghasilkan laba bersih
(profitabilitas meningkat). Jadi dapat dikatakan bahwa selain memperhatikan
efektivitas manjemen dalam mengelola investasi yang dimiliki perusahaan,
investor juga memperhatikan kinerja manajemen yang mampu mengelola
sumber dana pembiayaan secara efektif untuk menciptakan laba bersih. ROA
menunjukkan keuntungan yang akan dinikmati oleh pemilik saham. Adanya
pertumbuhan ROA menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik
karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh
perusahaan. Hal ini ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dari
perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan
mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk
saham. Apabila terdapat kenaikan permintaan saham suatu perusahaan, maka
38
secara tidak langsung akan menaikkan harga saham tersebut di pasar modal.
(Herminingsih, 2013)
Profitabilitas juga merupakan indikator dari keberhasilan operasi
perusahaan. Perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi akan
menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dengan harapan akan
mendapatkan keuntungan yang tinggi pula. Rasio profitabilitas digunakan
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau
seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Rasio ini
menggambarkan tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan oleh manajemen,
karenanya hal ini akan sangat diperhatikan oleh pemilik perusahaan.
5. Earning Response Coefficient
Koefisien respon laba adalah reaksi CAR terhadap laba yang
diumumkan oleh perusahaan. Tinggi rendahnya koefisien respon laba
tergantung dari good news atau bad news yang terkandung dalam laba.
Koefisien respon laba digunakan untuk mengindikasikan atau menjelaskan
perbedaan reaksi pasar terhadap informasi laba yang diumumkan oleh
perusahaan. Koefisien respon laba merupakan koefisien yang diperoleh dari
regresi antara pengukuran harga saham dan laba akuntansi. (Chudri et al,
2013)
Perusahaan harus mengurangi risiko investasi untuk mengurangi
biaya modal mereka dan meningkatkan pemegang saham kekayaan. Risiko
informasi merupakan komponen dari risiko investasi di sebuah perusahaan.
Investor percaya ketika akurasi dan kualitas informasi yang diberikan tinggi,
39
risiko informasi akan berkurang. manajer perusahaan harus memperhatikan
kualitas informasi yang diberikan (Keyhan dan Mohsen, 2015).
B. Penelitian-penelitian terdahulu
Penelitian mengenai ERC dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian yang
sebelumnya telah dilakukan memberikan masukan serta kontribusi terhadap
penelitian ini dalam menguji hubungan antara ERC dengan konservatisme
akuntansi, profitabilitas, dan CSR.
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil-hasil penelitian
sebelumnya yang berkaitan dengan ERC serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
40
Tabel 2.1Hasil Penelitian Sebelumnya
No. Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
1. Suryani,Arna, 2012
Pengaruh KonservatismeLaporan KeuanganTerhadap Koefisien ResponLaba.
Variabelkonservatismeakuntansi danearnings responsecoefficient.
Sampel penelitianperusahaanmanufaktur di BEItahun 2005-2010.
ERC perusahaan yangmenerapkan akuntansikonservatif lebih rendahdaripada perusahaan tidakmenerapkan akuntansikonservatif.Penerapan akuntansikonservatif akanmenghasilkan laba yangberfluktuasi danprediktibilitas laba rendah.Laba yang memiliki dayaprediksi rendah kurangbermanfat dalammemprediksi laba masa depansehingga ERC yangdihasilkan akan rendah (Lipe,1990).
Berlanjut ke halaman berikutnya
41
Tabel 2.1. (Lanjutan) Penelitian Terdahulu.
No. Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
2. BudiPranowo,Ega;Pasaribu,Hiras.(2013)
Corporate Social ResponsibilityDisclosure, KarakteristikPerusahaan Dan PengaruhnyaTerhadap Earnings ResponseCoefficient.
Variabel CorporateSocialResponsibility danEarnings ResponseCoefficient
VariabelKarakteristikPerusahaan.
Sampel penelitianperusahaanmanufaktur di BEItahun 2009-2011.
Berdasarkan pengujianterhadap variabel CorporateSocial Responsibilitydiketahui nilai koefisienregresi sebesar -0,130 danprobabilitas sebesar0,000<0,05. Dengandemikian hipotesis yangmenyatakan bahwa adapengaruh signifikanCorporate SocialResponsibility terhadap ERCdapat didukung. Hal inikonsisten dengan penelitianSayekti dan Wondabio(2007) yang menyatakanbahwa pengungkapan CSRberpengaruh negatif tehadapERC.
Berlanjut ke halaman berikutnya
42
Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian Terdahulu
No. Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
3. Arfan,Muhammad;Antasari, Ira(2008).
Pengaruh Ukuran,Pertumbuhan, DanProfitabilitasPerusahaan TerhadapKoefisien ResponLaba Pada EmitenManufaktur Di BursaEfek Jakarta
Variabelprofitabilitas danearnings responsecoefficient.
Variabel ukurandan pertumbuhanperusahaan
Sampel penelitianperusahaan yangterdaftar di BEItahun 2003-2005.
Secara simultan kepemilikanmanajerial, ukuran perusahaan,debt covenant dan growthopportunities berpengaruhsignifikan terhadap konservatismeakuntansi. Secara parsialkepemilikan manajerial danukuran perusahaan berpengaruhsignifikan terhadap konservatismeakuntansi, sedangkan debtcovenant dan growthopportunities tidak berpengaruhsignifikan terhadap konservatismeakuntansi.
Berlanjut ke halaman berikutnya
43
Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian Terdahulu
No. Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
4. Kusumawardhani, Indra;Joko SetiyoNugroho(2010).
Pengaruh CorporateSocial Responsibility,Size,Dan ProfitabilitasTerhadap EarningsResponse Coefficient
Variabel GrowthOpportunities dankonservatismeakuntansi.
Alat uji statistikanalisis regresiberganda.
Variabel RisikoLitigasi danTingkat KesulitanKeuangan.
Sampel penelitianperusahaan foodand beverages diBEI tahun 2010-2012.
1) Pengungkapan Corporate SocialResponsibility,ukuran perusahaan (size), dan profitabilitasperusahaan secara simultanberpengaruh signifikan terhadapearnings response coefficient(ERC).2) Pengungkapan corporate socialresponsibility, ukuran perusahaan(size), dan profitabilitas perusahaansecara parsial berpengaruhsignifikan terhadap earningsresponse coefficient (ERC).
5. Hamid danSan
(2013)
The Impact of AuditQuality on AccountingConservatism inFinancial Reporting ofMalaysian ListedCompanies.
Variabelaccountingconservatism.
Variabel auditquality.
Sampel penelitianperusahaanterdafatar diPemerintah danBursa Malaysiatahun 2006-2009.
Menemukan bahwa tidak adatingkat yang dapat diterima padapeningkatan konservatismeakuntansi dalam laporan keuanganyang dikeluarkan oleh perusahaanMalaysia yang terdaftar.
44
C. Kerangka TeoritisGambar 2.1
Kerangka Teoritis
Basis Teori: Teori Sinyal dan teori konservatisme akuntansi
Pengoptimalan dalam Pengungkapan Laporan Keuangan, agar dapat menunjukkanlaporan yang lengkap dan sesuai
Variabel independen:
Variabel dependen:
Earnings Response Coefficient
Model: Analisis RegresiLinear
Hasil pengujian dan pembahasan
Kesimpulan dan saran
Uji Asumsi Klasik
Profitabilitas
Corporate SocialResponsibility
Konservatisme Akuntansi
45
D. Keterkaitan Antarvariabel dan Perumusan Hipotesis
1. Konservatisme akuntansi dengan ERC
Arna dan Suryani (2012) meneliti antara konservatisme akuntansi
dengan ERC pada perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI pada tahun
2005 sampai dengan 2010. Penelitian tersebut memperoleh hasil bahwa
tingkat konservatisme akuntansi berpengaruh positif terhadap ERC. Hasil
ini sejalan dengan penelitian Ranjbar et al (2014) pada 160 perusahaan yang
terdaftar di Tehran Stock Exchange periode tahun 2007 sampai dengan
tahun 2011.
Lain halnya dengan penelitian Diantimala (2008) yang meneliti
pengaruh akuntansi konservatif, ukuran perusahaan, dan default risk
terhadap koefisien respon laba (ERC). Penelitian ini memperoleh hasil
bahwa konservatisme akuntansi berpengaruh negatif terhadap ERC yang
dilakukan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada
periode 2005-2007. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
Suaryana (2006) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
1999 sampai dengan 2005.
Penggunaan prinsip akuntansi konservatif, rugi dan beban akan
dicatat pada saat terjadinya, sedangkan pendapatan dan keuntungan akan
dicatat pada saat terealisasi. Penerapan prinsip akuntansi konservatif terlihat
pada penilaian biaya pokok persediaan. Apabila terjadi penurunan
persediaan maka persediaan akan dinilai sebesar harga pasarnya, dan nilai
46
persediaan akan diakui sebagai bagian dari biaya pokok penjualan dalam
periode berjalan.
Konservatisme dalam akuntansi ini mengimplikasikan adanya
persyaratan verifikasi yang asimetris antara pengakuan laba dan rugi. Oleh
karena itu, semakin tinggi tingkat perbedaan dalam verifikasi yang
disyaratkan untuk pengakuan laba versus pengakuan rugi, maka semakin
tinggi tingkat konservatisme akuntansinya (Watts, 2003a).
H1: Pengaruh Konservatisme Akuntansi positif terhadap Earnings
Response Coefficient (ERC)
2. CSR disclosure dengan ERC
Arifulsyah (2014) dalam penelitiannya yang berjudul, pegaruh
corporate social responsibility disclosure terhadap earning response
coefficient pada perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2012. Bahwa
bila tanpa variabel pengendali, CSR disclosure tidak memiliki pengaruh
terhadap ERC.
Sebaliknya Holbrook (2013) dengan penelitiannya yang berjudul
corporate social responsibility and earnings response coefficient, dengan
data untuk pengujian hipotesis berasal dari empat database. Compustat,
CRSP, dan I / B / E / S yang digunakan untuk ukuran akuntansi, langkah-
langkah pasar, dan langkah-langkah perkiraan analis, sebagai data. Dan
database KLD STATS sebagai sumber informasi CSR periode dari tahun
1991 sampai dengan 2006. Menunjukkan bahwa analisis empiris
47
memberikan bukti bahwa CSR, setidaknya beberapa aspek dari CSR
disclosure, mempengaruhi tanggapan pasar terhadap unexpected earnings.
Kemudian Pranowo dan Pasaribu (2013) dengan meneliti corporate
social responsibility disclosure, karakteristik perusahaan dan pengaruhnya
terhadap earning response coefficient pada 33 perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI pada periode 2002 sampai dengan 2008 menunjukkan
bahwa Pengungkapan corporate social responsibility, ukuran perusahaan,
dan kepemilikan Institusional perusahaan secara simultan berpengaruh
terhadap ERC perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
H2: Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap Earning
Response Coefficient.
3. Profitabilitas dengan ERC
Arfan dan Antasari (2008) meneliti pengaruh ukuran, pertumbuhan,
dan profitabilitas perusahaan terhadap koefisien respon laba pada
perusahaan sektor manufaktur yang yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ukuran, pertumbuhan, dan
profitabilitas berpengaruh positif secara simultan terhadap koefisien respon
laba. Hal ini didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Naimah dan
Utama (2006) yang mana mereka berkesimpulan bahwa rasio laba terhadap
nilai buku ekuitas yang tinggi merupakan indikator keberhasilan
perusahaan dalam menjalankan operasi saat ini.
48
Kemudian dalam penelitan yang dilakukan oleh Gaol (2014) yang
meneliti pengaruh asimetri informasi, leverage, kualitas akrual, dan
profitabilitas terhadap kualitas laba (yang dinyatakan dalam ERC) pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2010-2011
dinyatakan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh terhadap ERC karena
perusahaan yang profitabilitas adalah cermin dari kemampuan perolehan
laba perusahaan, yang berarti jika profitabilitas suatu perusahaan baik
berarti perusahaan tersebut memiliki kemampuan memperoleh laba yang
baik pula. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Reyhan (2014 yang meneliti
pengaruh komite audit, asimetri informasi, ukuran perusahaan,
pertumbuhan laba dan kualitas laba ( yang dinyatakan dalam ERC) pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009 sampai dengan
2010, yaitu profitabilitas memiliki pengaruh terhadap ERC.
H3: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Earnings Response Coefficient
(ERC).
49
4. Konservatisme akuntansi, CSR, dan profitabilitas, dengan ERC.
Diantimala (2008) yang meneliti konservatisme akuntansi, size
perusahaan, dan default risk pada perusahaan manufaktur yang listing di
BEI periode 2005-2007 berpengaruh secara simultan terhadap earning
response coefficient. Antasari dan Arfan (2008) dengan penelitiannya
pengaruh ukuran, pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan terhadap
koefisien respon laba pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI pada
periode 2003-2005 berpengaruh secara simultan terhadap earning response
coefficient. Pranowo dan Pasaribu (2013) dengan meneliti corporate social
responsibility disclosure, karakteristik perusahaan dan pengaruhnya
terhadap earning response coefficient pada 33 perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI pada periode 2002 sampai dengan 2008 menunjukkan
bahwa Pengungkapan corporate social responsibility, ukuran perusahaan,
dan kepemilikan Institusional perusahaan secara simultan berpengaruh
terhadap ERC perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
H4 : Konservatisme akuntansi, profitabilitas, dan CSR disclosure berpengaruh
secara simultan terhadap earning response coefficient.
50
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang lingkup penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu
Konservatisme Akuntansi, Corporate Social Responsibility, dan Profitabilitas
terhadap variabel dependen, yaitu Earnings Response Coefficient (ERC) .
Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor consumer goods
yang listing di BEI pada tahun 2010 – 2014.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur
sektor consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama periode 2010-2014. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode purposive sampling.
Adapun kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry yang terdaftar di
BEI sebelum 1 Januari 2010.
2. Perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry yang menerbitkan
laporan keuangan dan laporan tahunan secara lengkap yang dinyatakan
dalam mata uang rupiah selama periode 2010-2014. Perusahaan
manufaktur sektor consumer goods industry yang konsisten melaporkan
laporan segmen operasi dalam laporan tahunan.
51
3. Perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry yang tidak
mengalami kerugian pada periode 2010-2014
4. Tidak memiliki nilai negatif pada book to market value.
C. Metode pengumpulan data.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara
mengumpulkan data sekunder yang diperoleh dari media internet dengan cara
men-download laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan manufaktur
sektor consumer goods industry melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI)
dengan alamat website www.idx.co.id. Selain itu peneliti juga menggunakan
data sekunder lain yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui
buku, jurnal, internet dan perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan mengguanakan
perhitungan statistik, yaitu dengan penerapan SPSS. Setelah data-data yang
diperlukan dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan
analisis data yang terdiri dari metode statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan
uji hipotesis. Adapun penjelasan mengenai metode analisis data tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
52
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemelencengan distribusi)
(Ghozali, 2006). Jadi dalam penelitian ini analisis statistik deskriptif digunakan
untuk mengetahui gambaran mengenai struktur kepemilikan manajerial,
leverage, growth opportunities, ukuran perusahaan dan konservatisme
akuntansi.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kelayakan penggunaan
model regresi dalam penelitian ini. Uji asumsi klasik yang digunakan pada
penelitian ini terdiri atas uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi
dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti
diketahui bahwa uji t dan F mengansumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik
menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
cara analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013:160).
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah
dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun
demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan
53
khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal
adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan
membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal,
maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya (Ghozali, 2013:161).
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati
secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya
(Ghozali, 2013:163). Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan uji
statistik dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Jika nilai Kolmogorov-Smirnov memiliki tingkat signifikan di atas a > 0,05
berarti regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2013:165).
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-
variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen
yang nilai korelasi antar sesama variabel independen adalah sama dengan
nol. Salah satu cara untuk mendeteksi multikolinearitas dilakukan dengan
menggunakan nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance. Kedua
54
ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cutoff yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance
= 0,10 atau sama dengan nilai VIF = 10 (Ghozali, 2013:106). Jika nilai
tolerance > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada masalah autokorelasi. Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2013:110). Pada penelitian
ini, uji autokorelasi menggunakan uji Runs test dengan ketentuan
probabilitas lebih besar dari signifikansi 0,05.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139). Dalam penelitian ini,
asumsi heteroskedastisitas akan diuji menggunakan analisis grafik
55
scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan
residualnya SRESID.
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID
dan ZPRED. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2013:139). Selain menggunakan analisis grafik scatterplot untuk
membuktikan lebih lanjut apakah terdapat heteroskedastisitas pada model
regresi maka dapat di uji juga dengan menggunakan glejser (Ghozali,
2013:142). Nilai signifikan masing-masing variabel pada uji glejser harus
memiliki tingkat signifikansi lebih dari 5%.
3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya adalah mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai
Koefisien determinasi (R2) adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai (R2) yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen, secara umum koefisien
determinasi untuk data silang (crosssection) relatif rendah karena adanya
variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data
56
runtun (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang
tinggi (Ghozali, 2013:97).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap
tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli
apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan
nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi model regresi terbaik. Tidak seperti
R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen
ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2013:97).
4. Uji Hipotesis
a) Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat.
(Ghozali, 2013:98). Jika probability F lebih kecil dari 0,05 maka Ha
diterima dan menolak H0, sedangkan jika lebih besar dari 0,05 maka Ho
diterima dan menolak Ha.
b) Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2013:101). Jika probabilitas t lebih kecil dari
57
0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho, sedangkan jika nilai probabilitas
t lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha.
E. Operasionalisasi variabel
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang
digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
1. Earning Response Coefficient
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah koefisien respon laba. Koefisien
respon laba biasa digunakan para ahli untuk menilai kualitas laba atau tingkat
berharganya informasi yang diungkapkan oleh perusahaan. Koefisien respon
laba adalah ukuran besaran return abnormal suatu saham sebagai respon
terhadap komponen laba kejutan (unexpected earnings) (Riyatno, 2007). Untuk
menghitung besarnya koefisien respon laba menggunakan model data time
series dan diperlukan beberapa tahap perhitungan. Berikut ini operasionalisasi
komponen atau unsur yang diperlukan unuk menghitun variabel ERC tersebut:
Laba kejutan (unexpected earnings) adalah perbedaan antara laba per lembar
saham pada periode penelitian dan laba per lembar saham pada periode
sebelumnya. Laba kejutan dihitung dengan menggunakan rumus:
(sumber: Riyatno, 2007)
58
Keterangan:
UE = Laba kejutan perusahaan i pada periode t
EPSit = Laba per lembar saham perusahaan I pada periode t
EPSit-1 = Laba per lembar saham perusahaan I pada periode t-1
Pit-1 = Harga penutupan saham pada akhir tahun t-1
Lalu menghitung AR menggunakan rumus:
ARit = Rit - Rmt
Keterangan :
ARit : Abnormal Return untuk perusahaan i pada pada hari ke t
Rit : Return harian saham perusahaan i pada hari t
RMt : Return indeks pasar pada hari ke t
Lalu selanjutnya menghitung CAR sesuai yang digunakan oleh Diantimala
(2008) dan Tuwentina (2014), yang dirumuskan:
CARit = CAR (-3, +3) = ΣARit (-3, +3)
Cumulative abnormal return (CAR) adalah periode akumulasi return 3 hari
setelah dan 3 hari sebelum tanggal upload laporan keuangan yang telah diaudit.
Kemudian ERC dihitung dengan persamaan regresi sebagai berikut atas data
tiap-tiap perusahaan:
59
CARit = α0 + α1 UEit + ε
Sumber: Tuwentina (2014)
Keterangan:
CARit = CAR perusahaan yang diperoleh dari akumulasi AR pada interval
dari hari t-3 hingga t+3
UEit= Unexpected Earnings perusahaan i pada periode t
α0 = konstanta
α1 = ERC
ε = eror
2. Konservatisme Akuntansi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Hamid dan San (2013), dalam
penelitian ini pengukuran konservatisme dilakukan dengan menggunakan
pengukuran book to market ratio (BTMR) dari hasil bagi jumlah ekuitas dengan
harga jumlah saham beredar. Skala data variabel ini adalah:
Book to market ratio =
3. Corporate Social Responsibility Disclosure
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure
diukur dengan menggunakan indeks pengungkapan CSR. Pengungkapan CSR
Index (CSRI) merupakan rasio antara total skor yang diberikan kepada sebuah
perusahaan dengan skor yang diharapkan dapat diperoleh oleh perusahaan
60
tersebut. Dalam menentukan indeks pengungkapan digunakan teknik tabulasi
berdasarkan daftar checklist CSR disclosure. Checklist merupakan
pengukuran yang biasa digunakan untuk mengetahui kelengkapan informasi
yang disajikan perusahaan dalam laporan keuangannya. Checklist dilakukan
dengan melihat pengungkapan CSR perusahaan dalam tujuh kategori yaitu
lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga
kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum. Total item CSR adalah 79
Untuk acuan total item CSR dalam penelitian ini adalah dari standar yang
dikeluarkan oleh GRI. Penelitian tersebut mengungkapkan ada 79 item CSR
dalam perusahaan (Fariba, 2013).
4. Profitabilitas
Variabel profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan Return on Asset
(ROA). ROA adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan
aktiva untuk mengukur tingkat pengembalian investasi total (Kusumawardhani
dan Nugroho, 2010). Rasio ini merupakan rasio yang terpenting untuk
mengetahui profitabilitas suatu perusahaan. Return on Asset merupakan ukuran
efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
Dalam penelitian ini, profitabilitas diproksikan dengan return on assets
(ROA). Rasio ini bisa dihitung sebagai berikut:
61
b. Teknik Analisis Data
Data dianalisis dengan teknik regresi linier berganda, uji asumsi klasik,
dan uji t untuk mengetahui apakah variabel independen pengungkapan CSR,
ukuran perusahaan dan profitabilitas mempengaruhi ERC.
Model penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1. Uji Koefisien Determinasi
Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah analisis regresi
berganda (multiple regression analysis). Analisis regresi berganda digunakan
untuk menguji hubungan dan pengaruh yang dihasilkan dari beberapa variabel
independen terhadap satu variabel dependen. Analisis regresi ini juga
digunakan untuk mengestimasi rata-rata nilai populasi atau nilai dari rata-rata
variabel dependen berdasarkan nilai variabel independennya. Pada analisis ini
juga dapat mengukur kekuatan hubungan antara variabel-variabel yang
digunakan, serta menunjukkan arah hubungan antar variabel tersebut.
Model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
telah dirumuskan sebagai berikut :
ERC = α + β1KNSV + β2KOM + β3DKOMA + β4DKUA + Ɛ
Keterangan :
ERC = Earnings Response Coefficient
KNSV = Konservatisme Akuntansi
KOM = Komposisi Dewan Komisaris
62
DKOMA = Komite Audit
DKUA = Kualitas Audit
α = Konstansta
β1,2,3,4, = Koefisien variabel
Ɛ = Error
1. Uji Asumsi Klasik
a) Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model Regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel inependen yangnilai korelasi antar
sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada
atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah
sebagai berikut:
a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi
empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-
variabel independen banyak yang tidak signifikan
mempengaruhi variabcl depcnden.
b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabei independen.
Jika antar variabcl independen ada korelasj yang cukup
63
tinggi (umumnya di atas 0.90), maka hai ini merupakan
indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi
yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari
multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan karena
adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.
c. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance
dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua
ukuran ini menunjukkan sctiap variabel independcn manakah
yang dijelaskan olch variabel independen lainnya.
Dalampcngcrtian scdcrhana setiap variabcl independen
menjadi variabel dependen (terikat) dan diregrcs tcrhadap
variabel independen lainnya. Tolerance mcngukur
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai
tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena
VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai
Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Penelitian
harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat
ditolerir. Sebagai missal nilai tolerance = 0.10 sama dengan
tingkat koloneritas 0.95. Walaupun multikoloneritas dapat
dideteksi dengan nilai Tolerance dan VIF, tetapi kita masih
64
tetap tidak mengetahui variabel-variabel independen mana
sajakah yang saling berkorelasi.
d.
b) UjiAutokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karcna observasi berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual
(kesalahan penganggu) tidak bebas dan satu observasi ke observasi
lainnva. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series)
karena "gangguan" pada seseorang individu/kelompok cenderung
mempengaruhi "gangguan" pada individu/kelompok yang sama pada
periode berikutnya.
Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi
relatif jarang tcrjadi karena "gangguan" pada observasi yang berbeda
berasal dari individu.kelompok yang berbeda. Model regresi yang
baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Ada beberapa cara
yang dapat digunakan untuk mendetckasi ada atau tidaknya
autokorelasi.
65
a. Uji Durbin – Watson (D-W test)
Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi
tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya
intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag
di antara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0)
HA: ada autokorelasi (r ≠ 0)
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi:
Hipotesis nolKeputusan J ik a
Tdk ada autokoreiasi positif Tolak 0 < d < d l
Tdk ada autokoreiasi positif No desicison d l < d < d u
Tdk ada korelasi negatif Tolak 4 - d l < d < 4
Tdk ada korelasi negatif No desicison 4 - d u < d < 4 - d l
Tdk ada autokoreiasi positif atau negatif Tdk ditolak du < d < 4 - du
66
b. Uji Lagrange Multiplier (LM test)
Uji autokorelasi dengan LM test terutama digunakan
untuk sample besar di atas 100 observasi. Uji ini memang lebih
tepat digunakan dibandingkan uji DW terutama bila sample yang
digunakan relatif besar dan derajat autokorelasi lebih dari satu.
Uji LM akan menghasilkan s t a t i s t i k Breuseh-Godfrey.
Pengujian Breuseh -Godfrey (BG test; d i l ak uka n d en ga n
meregress v a r i a b e l pengganggu (residual) ut m c n ggu n a k an
autogresive model dengan orde p:
Ut = p1 Ut-1 + p2Ut-2 + ........... + ppUt-p + εt
Dengan hipotesis nol (HO) adalah p1 = p2 = ...... = pp = 0,
dimana koefisien autogresive secara simultan sama dengan nol,
menunjukkan bahwa tidak. terdapat autokorelasi pada setiap orde.
Secara manual, jika ( n - p )* R2 atau C2 hitung lebih besar dari C2
label, kita dapat menolak hipotesis nol yang menyatakan bahwa
tidak ada autokorelasi dalam model.
c) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah
dalarn model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
67
tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
Homoskesdatisitas atau tidak tetjadi Heteroskesdatisitas.
Kebanyakan data crossection mengandung situasi
heteroskesdatisitas karcna data ini mcnghimpun data yang
mewakili bebagai ukuran (kecil, sedang dan besar).
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas:
1) Melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat
(dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertcntu
pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED
dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan
sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized.
Dasar analisis:
i. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
68
melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas.
ii. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar
di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.
d) Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik
menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara
untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
2) Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat nomalitas
residual adalah dengan melihat grafik histogram yang
membandingkan antara data observasi dengan distribusi
yang mendekati distribusi normal. Namun dcmikian hanya
dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan
khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang
lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot
69
yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi
normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus
diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan
dengan garis diagonal. Jika distribusi data residualnoim
maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya.
3) Uji Linearitas
Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi
model yang digunakan sudah benar atau tidak. Apakah
fungsi yang digunakan dalam suatu studi cmpiris sebaiknya
berbentuk linear, kuadrat atau kubik. Dengan uji linearitas
akan diperoleh informasi apakah model cmpiris sebaiknya
linear, kuadrat atau kubik.
a) Uji Durbin Watson
Uji ini biasanya dilakukan untuk melihat ada tidaknya
autokorelasi dalam suatu model regresi.
b) Ramsey Test
Uji ini dikembangkan oleh Ramsey tahun 1969. Ramsey
menyarankan suatu uji yang disebut general test of
spesification atau RESET. Untuk melakukan uji ini kita
harus membuat suatu asumsi atau keyakinan bahwa fungsi
70
yang benar adaiah fungsi linear. Uji ini bertujuan untuk
menghasilkan F-hitung.
6. Uji t
untuk menguji rata-rata populasi, saya menggunakan uji t
karena besaran standar deviasi populasi tidak diketahui.
untuk menemukan nilai dari statistik pengujian, kita
menggunakan distribusi t yaitu:
= − μ√
dengan n-1 derajat kebebasan, dimana:
= rata-rata sampel.
µ = rata-rata pupulasi yang dihipotesiskan.
s = standar deviasi sampel.
n = jumlah pengamatan dalam sampel tersebut
71
E. Ringkasan Operasional VariabelTabel 2.2.
Ringkasan Operasional Variabel.Variabel Definisi Indikator Skala
Pengukuran
Konservatisme
Akuntansi
(X1)
Reaksi yang hati-hatiterhadap laporankeuangan menghadapiketidakpastian yangmelekat dalamperusahaan.
Equity Book /(Issued Shares x
Price Shares)Rasio
CSR
disclosure
(X2)
Mekanisme bagi suatuorganisasi untuk secarasukarelamengintegrasikanperhatian terhadaplingkungan dan sosial kedalam operasinya daninteraksinya denganstakeholders, yangmelebihi tanggung jawaborganisasi di bidanghukum.
ℎ79Rasio
Profitabilitas
(X3)
Profitabilitas adalahkemampuan emitenuntuk menghasilkankeuntungan danmengukur tingkatefisiensi operasional danefisiensi dalammenggunakan harta yangdimilikinya. Dengan katalain profitabilitas adalahkemampuan perusahaanuntuk menghasilkan labaselama periode tertentu.
Rasio
Berlanjut ke halaman selanjutnya.
72
Tabel 2.2 (lanjutan) ringkasan operasional variabel
Variabel Definisi Indikator SkalaPengukuran
ERC
(Y)
Pengukuran terhadaptingkat return pasarsekuritas yang tidaknormal dalammenanggapi komponentak terduga dari labayang dilaporkan dariperusahaan yangmengeluarkan sekuritas
CARit = α0 +
α1 UEit + ε
Pengaruhantara
CumulativeAbnormal
Return (CAR)dengan
UnexpectedEarning (UE)
73
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2010 – 2014. Perusahaan
manufaktur adalah suatu cabang yang memproses barang mentah menjadi
barang jadi. Consume goods memiliki lima sub sektor, adapun kelima sub
sektor tersebut terdiri dari: farmasi, kosmetik dan keperluan rumah tangga,
makanan dan minuman, peralatan rumah tangga, dan rokok.
Perusahaan manufaktur tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sebelum 1 Januari 2010 dan selama periode penelitian tidak keluar dari Bursa
Efek Indonesia atau mengalami delisting. Industri consumer goods dipilih
karena memiliki tingkat earnings per share yang tinggi dan stabil dibandingkan
dengan sub sektor perusahaan manufaktur lainnya. Earnings per share ini
nantinya akan digunakan sebagai data untuk menghitung salah satu variabel
yang digunakan dalam penelitian ini. Fokus penelitian ini adalah ingin melihat
pengaruh konservatisme, profitabilitas, dan corporate social responsibility
(CSR), terhadap earnings response coefficient (ERC) perusahaan sub sektor
consumer goods yang ada.
74
Alasan penggunaan data lima tahun mulai tahun 2010-2014 adalah karena
tahun 2010-2014 merupakan rentan waktu yang cukup untuk melihat data
perusahaan yang dapat memberikan gambaran mengenai corporate social
responsibility (CSR) yang memiliki tingkat perbedaan yang tidak jauh berbeda
setiap tahunnya. Selain itu pada tahun 2010-2014 juga dianggap cukup up to
date sehingga laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan lebih terjamin isi
yang ada di dalamnya. Namun dalam analisis statistik, peneliti menggunakan
data enam tahun (2009-2014) karena ada beberapa variabel yang membutuhkan
data dari tahun sebelumnya (t-1), yaitu cumulaitve abnormal return yang
nantinya akan digunakan untuk menghitung variabel earnings response
coefficient yang digunakan dalam penelitian ini. Sehingga untuk data tahun
2009 tidak dimasukkan dalam analisis statistik karena hanya untuk melengkapi
data tahun 2010. Tabel 4.1 di bawah ini menyajikan tahapan seleksi sampel
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
Tabel 4.1Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria
Jumlah perusahaan manufaktur yang listing di BEI tahun 2010-2014 142Jumlah perusahaan non consumer goods (104)Perusahaan consumer goods yang delisting selama tahun 2010-2014 (24)Jumlah perusahaan sampel 13Tahun pengamatan 5Jumlah sampel total selama periode pengamatan 65
Sumber: Annual report perusahaan yang diolah
75
Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama periode 2010-2014 berjumlah 142 perusahaan. Dari 142
perusahaan manufaktur sebanyak 104 perusahaan merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang consumer goods, dan 24 perusahaan diantaranya mengalami
delisting atau keluar dari Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga pada akhirnya
total perusahaan consumer goods yang bisa digunakan sebagai sampel adalah
sebanyak 13 perusahaan. Sedangkan total pengamatan yang dijadikan sampel
penelitian ini adalah 65 pengamatan.
2. Deskripsi Sampel Penelitian
Sampel pada penelitian ini dipilih dengan metode purposive sampling
dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Sampel dipilih
bagi perusahaan yang menyajikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
76
Tabel 4.2Sampel Penelitian
NO KODE EMITEN
1 ADES Akasha Wira International Tbk2 CEKA Cahaya Kalbar Tbk.3 DLTA Delta Djakarta Tbk.4 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk.5 GGRM Gudang Garam Tbk.6 HMSP Handjaya Mandala Sampoerna Tbk7 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk8 KAEF Kimia Farma Tbk.9 KLBF Kalbe Farma Tbk.
10 MLBI Multi Bintang Indonesiatbk.11 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk.12 SKLT Sekar Laut Tbk.13 UNVR Unilever Indonesia Tbk.
JUMLAH 13AKUMULASI 65
Sumber: Data diolah
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi linear
berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh
mengenai pengaruh variabel independen (konservatisme, komposisi dewan
komisaris, komite audit, dan kualitas audit) terhadap variabel dependen yaitu
Earnings Response Coefficient.
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 65 data
observasi yang berasal dari perkalian periode penelitian (5 tahun; dari tahun
2010 sampai tahun 2014) dengan jumlah perusahaan sampel (13 perusahaan).
77
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
KA 65 .02 1.53 24.00 .3692 .40441
PRO 65 .02 .72 12.79 .1967 .15441
CSR 65 .18 .47 19.55 .3008 .06882
ERC 65 -.96 2.23 2.58 .0396 .50571
Valid N (listwise) 65
Tabel 4.3 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel
penelitian. Berdasarkan tabel 4.3, hasil analisis menggunakan statistik deskriptif
terhadap konservatisme akuntansi (KA) menunjukkan nilai minimum sebesar
0,20 dan nilai maksimum sebesar 1,53 dengan rata-rata sebesar 0.3692 dan
standar deviasi 0,40441. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif
terhadap Profitabilitas (PRO) menunjukkan nilai minimum sebesar 0,20 dan nilai
maksimum sebesar 0.72 dengan standar deviasi sebesar 0,15441. Hasil analisis
menggunakan statistik deskriptif terhadap corporate social responsibility (CSR)
menunjukkan nilai minimum sebesar 0,18 dan nilai maksimum sebesar 0,47
dengan standar deviasi sebesar 0,06882. Hasil analisis dengan menggunakan
statistik deskriptif terhadap earnings response coefficient (ERC) menunjukkan
nilai minimum sebesar -0,96 dan nilai maksimum sebesar 2,23 dan rata-rata
sebesar -0,0396 dengan standar deviasi sebesar 0,50571.
Tabel 4.3Descriptive Statistics
78
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan analisis regresi terhadap
variabel independen dan variabel dependen. Uji asumsi klasik bertujuan untuk
mengetahui kelayakan penggunaan model regresi dalam penelitian ini. Uji
asumsi klasik pada penelitian ini terdiri atas uji multikolinearitas, uji autokorelas,
dan uji heterokedastisitas.
Variabel independen yang digunakan adalah konservatisme akuntansi,
komposisi dewan komisaris, komite audit dan kualitas audit sedangkan variabel
dependen yang digunakan adalah earnings response coefficient. Uji asumsi
klasik telah dilakukan dan hasilnya adalah sebagai berikut:
a) Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi
yang baik ada model yang tidak mengandung multikolinearitas (Ghozali,
2013:105). Uji multikolinearitas dapat dilihat dari besaran nilai tolerance >
0,10 dan VIF < 10. Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil uji
multikolinearitas.
79
Tabel 4.4Hasil Uji Multikolinearitas
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji
multikolonieritas menunjukkan nilai tolerance tiap variabel adalah KA
0,638; PRO 0,623; CSR 0,623. Berdasarkan hasil uji tersebut dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolonieritas dalam model
regresi yang digunakan.
b) Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi menunjukkan hasil yang dapat mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi dalam analisis regresi. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson.
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil uji autokorelasi.
Model Collinearity Statistics
Tolerance
1
(Constant)
KA .638
PRO .623
CSR .970
Sumber: Data sekunder yang diolah
80
Tabel 4.5Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model Durbin-Watson
1 1.874
a. Predictors: (Constant), CSR, KA, PRO
b. Dependent Variable: ERC
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dengan n= 65 dan k= 3, dapat diketahui nilai
batas atas dan batas bawah dari nilai durbin-watson dengan nilai du adalah
1,7 dan nilai 4-du adalah 2,3 dan nilai dw berdasarkan tabel adalah 1,874
sehingga du < dw < 4-du atau 1,7 < 1,874 < 2,3 maka dapat disimpulkan
bahwa data tidak memiliki masalah autokorelasi.
c) Hasil Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah sebuah data berdistribusi
secara normal. Untuk mendeteksi normal tidaknya sebuah data berdistribusi
bisa dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Adapun hasil uji
Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel berikut ini.
81
Tabel 4.6
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized ResidualN 65
NormalParametersa,b
Mean .0000000Std.
Deviation.46387305
Most ExtremeDifferences
Absolute .164Positive .164Negative -.086
Kolmogorov-Smirnov Z 1.321Asymp. Sig. (2-tailed) .061
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil uji sebesar 0.061 yang mana lebih besar dari
0.05 (Ghozali, 2006). Yang berarti bahwa data berdistribusi secara normal, sehingga
layak dipakai sebagai pengujian terhadap variabel dependen earning response
coefficient (ERC).
82
3. Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji Park
Model t
1
(Constant) -.899
KA .586
PRO .203
CSR -.129
a. Dependent Variable: ERC
Berdasarkan hasil uji park diatas setelah dibandingkan dengan nilai t tabel pada df – 2
dengan 2 ujung dengan batas 2,201 (dengan hasil uji 0.586, 0.203, -0.129) maka
disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas pada data.
4. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel
independen, yaitu konservatisme, profitabilitas, dan corporate social
responsibility (CSR) , dalam menjelaskan variabel dependen, yaitu earnings
response coefficient. Adapun hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat dari
tabel berikut:
83
Tabel 4.7Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
1 .398a .159 .117
a. Predictors: (Constant), csr, ka, pro
b. Dependent Variable: erc
Sumber: Output SPSS
Hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.7 menunjukkan nilai Adjusted R
Square sebesar 0,117 nilai ini menunjukkan bahwa variabel dependen yaitu
earnings response coefficient dapat dijelaskan sebesar 11,7% oleh variabel
independen yaitu, konservatisme, profitabilitas, dan corporate social
responsibility (CSR). Sedangkan sisanya 88.3% (100%-11,7%) dijelaskan oleh
variabel-variabel lain yang tidak disertakan dalam model penelitian kali ini,
seperti market power dan corporate governance (Pradhana dan Murwaningsih,
2014) dan persistensi laba dan laba bersih (Chudri dkk , 2013).
4. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
model analisis regresi berganda, yaitu melalui uji statistik t, dan uji statistik F.
84
a. Hasil Uji Statistik F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel
independen yang ada dalam model regresi secara simultan atau bersama-
sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05.
Jika probability F lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0,
sedangkan jika lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha.
Berikut tabel hasil uji statistik F
Tabel 4.9Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 2.596 3 .865 3.833 .014b
Residual 13.771 61 .226
Total 16.368 64
a. Dependent Variable: ERC
b. Predictors: (Constant), CSR, KA, PRO
Hasil uji hipotesis 1: Pengaruh konservatisme akuntansi, profitabilitas,
corporate social responsibility dan kualitas audit terhadap earnings
response coefficient
Hasil uji hipotesis 5 dapat dilihat pada tabel 4.9 yang menunjukkan hasil
uji statistik F dengan tingkat signifikansi 0,014. Tingkat signifikansi tersebut
jauh lebih kecil dari 0,05 yang berarti H4 diterima dan menolak H0, sehingga
dapat dikatakan bahwa konservatisme akuntansi, profitabilitas, corporate
85
social responsibility berpengaruh secara simultan terhadap earnings
response coefficient. Hasil ini sejalan dengan penelitan yang dilakukan
Kusumawardhani dan Nugroho (2010), Kothari dan Nikolaev (2012),
Arifulsyah dkk (2014), dan Antasari dan Arfan (2008).
Dengan demikian, perusahaan yang menerapkan konservatisme
akuntansi dan menerapkan mekanisme corporate social responsibility akan
cenderung memiliki nilai earnings response coefficient yang lebih besar
pula. Dengan kata lain, bahwa kualitas laba akuntansi yang berkualitas yang
diwujudkan dalam penerapan akuntansi yang konservatif atau berhati-hati,
dan mekanisme corporate social responsibility akan mempengaruhi jumlah
investasi yang dilakukan investor pada pasar modal yang ada.
b. Hasil Uji Statistik t
Uji statistik t digunakan untuk mengatahui apakah dalam suatu model
regresi ada atau tidaknya pengaruh dari masing-masing variabel independen
secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat
signifikansi 0,05. Jika probabilitas t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima
dan menolak Ho, sedangkan jika nilai probabilitas t lebih besar dari 0,05
maka Ho diterima dan menolak Ha. Jika pengujian dilakukan dengan alfa
10% maka hasil uji menerima Ha.
Berikut disajikan hasil uji statistik t yang dilakukan:
86
ERC = 0.439+0.387 KA – 0.044 PRO – 1.748 CSR + ε
Tabel 4.8Hasil Uji Statistik t
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .439 .292 1.502 .138
KA .367 .184 .293 1.995 .051
PRO -.044 .487 -.013 -.090 .928
CSR -1.748 .876 -.238 -1.995 .051
a. Dependent Variable: ERCSumber: Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.8, maka diperoleh model persamaan regresi sebagai
berikut:
Keterangan:ERC = Earnings response coefficientKA = Konservatisme akuntansiPRO = ProfitabilitasCSR = Corporate social responsibilityε = eror
Tabel 4.8 juga menunjukkan hasil uji statistik t antara variabel independen
dengan variabel dependen, sebagai berikut:
Hasil uji hipotesis 2: Pengaruh konservatisme akuntansi terhadap
earnings response coefficient.
Tabel 4.8 menunjukkan hasil bahwa variabel konservatisme (KA)
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,051. Tingkat signifikansi tersebut
87
lebih dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa konservatisme akuntansi
tidak berpengaruh terhadap earnings response coefficient.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan akuntansi
konservatif maupun tidak, tidak akan mempengaruhi besaran earnings
response coefficient dengan kata lain bahwa para investor tidak merespon
saham yang ada dengan melihat apakah suatu perusahaan menerapkan
akuntansi yang konservatif ataupun tidak, hal ini dapat disebabkan mungkin
saja para investor tidak memahami betul apa itu akuntansi yang konservatif,
sehingga mereka hanya memutuskan untuk membeli suatu saham
perusahaan berdasarkan faktor-faktor lain. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian Kothari dan Nikolaev (2012) yang menyatakan bahwa
konservatisme tidak berpengaruh terhadap kualitas laba yang diproksikan
dengan persistensi laba dalam penelitiannya. Dikarenakan proses
konservatisme akuntansi hanya kerap dilakukan pada sebagian kecil
transaksi yang belum jelas status pelunasannya.
Hasil uji hipotesis 3: Pengaruh profitabilitas terhadap earnings response
coefficient.
Tabel 4.8 menunjukkan profitabilitas memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,928. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti
H3 tidak diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap earnings response coefficient.
88
Hal ini menunjukkan bahwa besarnya profitabilitas sebuah perusahaan
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap earning response
coefficient yang berarti bahwa besarnya nilai return on asset (ROA) tidak
mempengaruhi cumulative abnormal return dan unexpected earning
perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian Antasari dan Arfan (2008)
bahwa secara parsial variabel profitabilitas perusahaan tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap koefisien respon laba. Dikarenakan
profitabilitas hanya menjelaskan tingkat return dari pendapatan perusahaan,
sementara untuk membuktikan kualitas dari sebuah laba harus dibuktikan
oleh faktor-faktor lain selain laba.
Hasil uji hipotesis 4: Pengaruh corporate social responsibility disclosure
terhadap earnings response coefficient.
Pada tabel 4.8 ditunjukkan tingkat signifikansi corporate social
responsibility (CSR) disclosure sebesar 0,051 sehingga dapat dikatakan
bahwa H4 tidak diterima. Dengan kata lain, corporate social responsibility
disclosure tidak berpengaruh terhadap earnings response coefficient. Hal ini
secara tidak langsung menyatakan bahwa prestasi perusahaan di mata
masyarakat (lewat kegiatan sosial seperti pembangunan infrastruktur dan
lainnya) yang pengukurannya didasarkan pada GRI, tidak mempengaruhi
kualitas laba yang dicerminkan lewat earning response coefficient Hasil ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan Arifulsyah dkk (2014) yang juga
89
melakukan pengujian CSR tanpa variabel pengendali. Yang membuktikan
bahwa pengaruh jangka panjang perusahaan (yang didapat dari CSR
disclosure) tidak mempengaruhi ERC dikarenakan investor lebih
mementingkan hasil yang tinggi dari jangka pendek perusahaan.
90
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh konservatisme akuntansi,
profitabilitas, dan corporate social responsibility (yang diukur menggunakan skala
GRI) terhadap earnings response coefficient. analisis dilakukan dengan regresi
berganda dengan program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 22. Data
sampel perusahaan sebanyak 13 dengan total pengamatan sebanyak 65 perusahaan
manufaktur sub sektor consumer goods yang terdaftar di BEI selama periode 2010-
2014.
Hasil pengujian dan pembahasan pada bagian sebelumnya dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Konservatisme akuntansi tidak berpengaruh terhadap earnings response
coefficient perusahaan selama periode pengamatan 2010-2014. Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian Kothari dan Nikolaev (2012).
2. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap earnings response coefficient
perusahaan selama periode pengamatan 2010-2014. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian Antasari dan Arfan (2008).
3. Corporate social responsibility tidak mempengaruhi earnings response coefficient
selama periode pengamatan 2010-2014. Hasil penelitian ini mendukung penelitian
Indrawati dan Arifulsyah dkk (2014).
91
4. Konservatisme akuntansi, profitabilitas, dan corporate social responsibility
mempengaruhi earnings response coefficient perusahaan selama periode
pengamatan 2010-2014. Hasil ini mendukung penelitian Kusumawardhani dan
Nugroho (2010), Kothari dan Nikolaev (2012), Arifulsyah dkk (2014).
B. Saran
Penelitian dengan bidang konservatisme akuntansi, profitabilitas, maupun
corporate social responsibility di masa depan diharapkan dapat memberikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas dengan mempertimbangkan saran di bawah ini:
1. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan penggunaan seluruh perusahaan
yang terdaftar di BEI mempertimbangkan penggunaan periode pengamatan lebih
lama.
2. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan penggunaan alat uji statistik yang
berbeda.
92
DAFTAR PUSTAKA
Abolfazl, Ghadiri Moghadam. Akram, Goli Shirhesar . Elahe, Goli Shirhesar. Zakie,Marandi , Ensie, Akbari. Neda, Kohestani. Effect of the SocialResponsibility on Earnings Response Coefficient. World of Sciences JournalISSN: 2307-3071 Volume: 1 Issue: 10 Pages: 39-49. 2013.
Adisusilo, Pramudito. Sudarsono.. “Pengaruh Pengungkapan Informasi CorporateSocial Responsibility (CSR) Dalam Laporan Tahunan Terhadap EarningResponse Coefficients (ERC) (Studi Empiris Pada Perusahaan ManufakturYang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2009)”. 2010.
Arfan, Muhammad. Antasari, Ira. “Pengaruh Ukuran, Pertumbuhan, Dan ProfitabilitasPerusahaan Terhadap Kofisien Respon Laba Pada Emiten Manufaktur DiIndonesia”. Jurnal Telaah Dan Riset Akuntansi Volume 1 No. 1. 2008.
Arifulsyah, Hamdani. Kamaliah. Zulbahridar. Pengaruh Corporate SocialResponsibility (CSR) Disclosure Terhadap Earning Response Coeficient(ERC) (Studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia). Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol.7. 2014.
Azadi, Keyhan and Noosh Azar, Mohsen. “Studying The Impact Of Qualitative
Characteristics Stability, Predictability And Earnings Response Coefficient
On Expected Return On Shareholders”. Indian Journal of Fundamental and
Applied Life Sciences ISSN: 2231– 63452015. 2015.
Chang, Xi., et al. “Does Accounting Conservatism Impede Corporate Innovation?”.Central Universities in China (Grant No.:2012221015). 2013.
Cheng, Megawati dan Christiawan, Yulius Jogi. “Pengaruh Pengungkapan CorporateSocial Responsibility Terhadap Abnormal Return”. Jurnal AkuntansiKeuangan dan Bisnis Vol.7. 2012.
Chudri, Intan Rizkia. Arfan, Muhammad. Darwanis. “Pengaruh Persistensi Laba DanLaba Bersih Terhadap Koefisien Koefisien Respon Laba (Studi Empirispada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia)”. Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah KualaVolume 2, No.2, Mei 2013 ISSN 2302-0164. 2013.
Dian, Fachrur dan Lidyah, Rika. “Pengaruh Corporate Social Responsibility,Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusi terhadap Nilai
93
Perusahaan Tambang Batu Bara yang Terdaftar Di BEI”. Kumpulan JurnalSTIE MDP. 2011.
FASB. “Financial Accounting Standards Board Original Pronouncements asAmended. Statement of Financial Accounting Concepts No. 2 QualitativeCharacteristics of Accounting Information”. 2008.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS” BukuPanduan Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro. 2006.
Hamid, Masdiah Abdul dan Suzana San. 2013. “The Impact Of Audit Quality OnAccounting Conservatism In Financial Reporting Of Malaysian ListedCompanies. 4TH International Conference on Business And Economic.Hoolbrok, Mary Beth. Corporate Social Responsibility and EarningsResponse Coefficients”. Journal of Finance and Accountancy, AABRIJournal Collection. 2013
ISO 26000. 2008. “International Organization for Standardization”.
Kartadjumena, Eriana. “Pengaruh Voluntary Disclossure Of Financial InformationDan CSR Disclossure Terhadap Earning Response Coefficient (Survey PadaPerusahaan Manufaktur Di Bei 2008-2009)”.The 4th PPM National Conference on Management Research. 2006.
Kusumawardhani, Indra dan Nugroho, Joko Setiyo. “Pengaruh Corporate Social
Responsibility, Size, Dan Profitabilitas Terhadap Earnings Response
Coefficient”. Kajian Akuntansi Volume 5 Nomor 1. 2010.
Kootanaee, Akbar Javadian. Seyyedi, Jalal. Nedaei, Morteza. Kootanaee, MiladJavadian. “Accounting Conservatism and Corporate Governance’sMechanisms: Evidence from Tehran Stock Exchange”. InternationalJournal of Economics, Business and Finance Vol. 1, No. 10, November 2013,PP: 301- 319, ISSN: 2327-8188. 2013.
Kothari. Nikolaev, Valeri. “Econometrics of the Basu Asymmetric TimelinessCoefficient and Accounting Conservatism”. Journal of Chicago University.2012.
Maiyarni, Reka. “Pengaruh Adopsi PSAK No. 24 Imbalan Kerja Terhadap EarningsResponse Coefficient Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Lq-45 Bursa EfekIndonesia Tahun 2008-2013”. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Jambi.2014
94
Murwaningsari, Etty. Hubungan Corporate Governance, Corporate SocialResponsibilities dan Corporate Financial Performance Dalam SatuContinuum. Jurnal Universitas Trisakti volume 3. 2010
Murwaningsari, Etty. “Pengujian Simultan: Beberapa Faktor YangMempengaruhi
Earning Response Coefficient (ERC)”. Simposium Nasional Akuntansi
(SNA) volume 8 Ke XI. 2008.
Penman, Stephen H. dan Xiao-Jun Zhang. “Accounting Conservatism, the Quality ofEarnings, and Stock Returns”. The Accounting Review, Vol. 77, No. 2 April.2002.
Pradipta, Dyah Hayu dan Purwaningsih, Anna. “Pengaruh Luas PengungkapanTanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan Terhadap EarningResponse Coefficient (ERC), Dengan Ukuran Perusahaan Dan LeverageSebagai Variabel Kontrol”. Simposium Nasional Akuntansi volume 15.Universitas Lambung Mangkurat. Banjarmasin. 2012.
Pranowo, Budi Egad Dan Hiras Pasaribu. “Corporate Social Responsibility Disclosure,Karakteristik Perusahaan Dan Pengaruhnya Terhadap Earnings ResponseCoefficient”. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi Vol. 6 No. 2 Juli. 2013.
Rhowiyana, Gina Ayu. ”Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure danRisiko Keuangan Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Di IndustriPertambangan Yang Telah Go Public Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010)”. Kumpulan tugas akhir Universitas Telkom. 2011.
Sayekti, Yosefa dan Wondabio, Ludovicus Sensi. “Pengaruh CSR Disclosure TerhadapEarning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan yangTerdaftar Di Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi volume 10.Unhas Makassar. 2009.
Sari, Rizkia Anggita. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate SocialResponsibility Disclosure Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar DiBursa Efek Indonesia”. Jurnal Nominal / Volume I Nomor I. 2012.
Setiawati at al. “Analisis Pengaruh Ukuran, Pertumbuhan Dan ProfitabilitasPerusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba (Studi Empiris PadaPerusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)Tahun 2009-2011)”. Seminar Nasional dan Call for Paper (Sancall 2014):Research Methods And Organizational Studies ISBN: 978-602-70429-1-9.2014.
95
Suaryana, Agung. “Pengaruh Konservatisme Laba Terhadap Koefisien Respons Laba”.Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 2009.
Suryani, Arna. “Pengaruh Konservatisme Laporan Keuangan Terhadap KoefisienRespon Laba”. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.12 No.3.2012.
Sukirman, Fransiska dan Meiden, Carmel. “Pengaruh CSR Disclosure TerhadapEarnings Response Coefficient Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEIPeriode 2007-2009”. Auditing Volume 1 No. 1 ISSN : 2089·7219. 2012.
Tawentina, Putu dan Dewa Gede Wirama. “Pengaruh Konservatisme Akuntansi DanGood Corporate Governance Pada Kualitas Laba”. E-Journal AkuntansiUniversitas Udayana 8.2 ISSN: 2302 – 8556. 2014.
Watts, Ross L. “Conservatism in Accounting Part I: Explanations and Implications”.The Bradley Policy Research Center Financial Research and PolicyWorking Paper No. FR 03-16. 2003.
Watts, Ross L. “Conservatism in Accounting”. The Bradley Policy Research CenterFinancial Research and Policy Working Paper No. FR 02-21. 2002.
Wulandari , Kadek Trisna dan Wirajaya, I Gede Ary.”Pengaruh PengungkapanCorporate Social Responsibility Terhadap Earnings Response Coefficient”.E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.3 ISSN: 2302-8556. 2014.
www.idx.id
96
LAMPIRAN
97
LAMPIRAN 1
DATA SAMPEL
98
Lampiran 1
Perusahaan Consumer Goods Yang Menjadi Sampel
NO KODE EMITEN
1 ADES Akasha Wira International Tbk2 CEKA Cahaya Kalbar Tbk.3 DLTA Delta Djakarta Tbk.4 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk.5 GGRM Gudang Garam Tbk.6 HMSP Handjaya Mandala Sampoerna Tbk7 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk8 KAEF Kimia Farma Tbk.9 KLBF Kalbe Farma Tbk.
10 MLBI Multi Bintang Indonesiatbk.11 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk.12 SKLT Sekar Laut Tbk.13 UNVR Unilever Indonesia Tbk.
JUMLAH 13AKUMULASI 65
Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria
Tabel 4.1Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria
Jumlah perusahaan manufaktur yang listing di BEI tahun 2010-2014 142Jumlah perusahaan non consumer goods (104)Perusahaan consumer goods yang delisting selama tahun 2010-2014 (24)Jumlah perusahaan sampel 13Tahun pengamatan 5Jumlah sampel total selama periode pengamatan 65
99
LAMPIRAN 2
PERHITUNGAN DATAVARIABEL DEPENDEN DAN
INDEPENDEN
100
Lampiran 2
Hasil perhitungan variabel independen Konservatisme
No. Perusahaan Tahun Total Equity OutstandingShare
ClosingPrice
BTM ratio
1 ADES 2010 99,878,000,000 589,896,800 1,620 0.1052 ADES 2011 125,746,000,000 589,896,800 1,010 0.2113 ADES 2012 209,122,000,000 589,896,800 1,920 0.1854 ADES 2013 264,778,000,000 589,896,800 2,000 0.2245 ADES 2014 295,799,000,000 589,896,800 1,375 0.3656 CEKA 2010 308,752,805,066 297,500,000 1,100 0.9437 CEKA 2011 405,058,748,832 297,500,000 950 1.4338 CEKA 2012 463,402,986,308 297,500,000 1,300 1.1989 CEKA 2013 529,274,933,918 297,500,000 1,160 1.534
10 CEKA 2014 537,551,172,122 297,500,000 1,500 1.20511 DLTA 2010 557,668,000,000 16,013,181 120,000 0.29012 DLTA 2011 572,935,000,000 16,013,181 111,500 0.32113 DLTA 2012 598,212,000,000 16,013,181 255,000 0.14614 DLTA 2013 676,558,000,000 16,013,181 380,000 0.11115 DLTA 2014 764,473,253,000 16,013,181 390,000 0.12216 DVLA 2010 640,602,000,000 1,120,000,000 1,170 0.48917 DVLA 2011 727,917,000,000 1,120,000,000 1,150 0.56518 DVLA 2012 841,547,000,000 1,120,000,000 1,690 0.44519 DVLA 2013 914,703,000,000 1,120,000,000 2,200 0.37120 DVLA 2014 962,431,483,000 1,120,000,000 1,690 0.50821 GGRM 2010 21,197,162,000,000 1,924,088,000 40,000 0.27522 GGRM 2011 24,550,928,000,000 1,924,088,000 62,050 0.20623 GGRM 2012 26,605,713,000,000 1,924,088,000 56,300 0.24624 GGRM 2013 29,416,271,000,000 1,924,088,000 42,000 0.36425 GGRM 2014 33,228,720,000,000 1,924,088,000 60,700 0.28526 HMSP 2010 10,214,000,000,000 4,383,000,000 28,150 0.08327 HMSP 2011 10,202,000,000,000 4,383,000,000 39,000 0.06028 HMSP 2012 13,308,420,000,000 4,383,000,000 59,900 0.05129 HMSP 2013 14,155,055,000,000 4,383,000,000 62,400 0.05230 HMSP 2014 13,498,114,000,000 4,383,000,000 68,650 0.04531 ICBP 2010 8,919,500,000,000 5,830,954,000 4,675 0.32732 ICBP 2011 10,709,773,000,000 5,830,954,000 5,200 0.35333 ICBP 2012 11,986,798,000,000 5,830,954,000 7,800 0.26434 ICBP 2013 13,265,731,000,000 5,830,954,000 10,200 0.22335 ICBP 2014 15,039,947,000,000 5,830,954,000 13,100 0.19736 KAEF 2010 1,114,029,000,000 5,554,000,000 159 1.26237 KAEF 2011 1,252,660,000,000 5,554,000,000 340 0.66338 KAEF 2012 1,426,497,000,000 5,554,000,000 740 0.34739 KAEF 2013 1,608,225,000,000 5,554,000,000 590 0.49140 KAEF 2014 1,811,143,949,913 5,554,000,000 1,465 0.22341 KLBF 2010 5,373,784,000,000 10,156,014,422 3,250 0.16342 KLBF 2011 6,214,818,000,000 10,156,014,422 3,400 0.18043 KLBF 2012 7,371,643,000,000 50,780,072,110 1,060 0.13744 KLBF 2013 8,499,958,000,000 46,875,122,110 1,250 0.145
Berlanjut ke halaman berikutnya.
101
Hasil perhitungan variabel independen Konservatisme (lanjutan)
No. Perusahaan Tahun Total Equity OutstandingShare
ClosingPrice
BTM ratio
45 KLBF 2014 9,817,475,678,446 46,875,122,110 1,830 0.114
46 MLBI 2010 471,221,000,000 21,070,000 274,950 0.081
47 MLBI 2011 530,268,000,000 21,070,000 359,000 0.070
48 MLBI 2012 329,853,000,000 21,070,000 740,000 0.021
49 MLBI 2013 987,533,000,000 21,070,000 1,200,000 0.039
50 MLBI 2014 553,797,000,000 2,107,000,000 11,950 0.022
51 ROTI 2010 455,452,000,000 1,012,360,000 2,650 0.170
52 ROTI 2011 546,441,000,000 1,012,360,000 3,325 0.162
53 ROTI 2012 666,607,000,000 1,012,360,000 6,900 0.095
54 ROTI 2013 787,338,000,000 5,061,800,000 1,020 0.152
55 ROTI 2014 960,122,354,744 5,061,800,000 1,385 0.137
56 SKLT 2010 118,301,454,013 690,740,500 140 1.223
57 SKLT 2011 122,900,348,177 690,740,500 140 1.271
58 SKLT 2012 129,482,560,948 690,740,500 180 1.041
59 SKLT 2013 139,650,353,636 690,740,500 180 1.123
60 SKLT 2014 153,368,106,620 690,740,500 300 0.740
61 UNVR 2010 4,048,853,000,000 7,630,000,000 16,500 0.032
62 UNVR 2011 3,680,937,000,000 7,630,000,000 18,800 0.026
63 UNVR 2012 3,968,365,000,000 7,630,000,000 20,850 0.025
64 UNVR 2013 4,254,670,000,000 7,630,000,000 26,000 0.021
65 UNVR 2014 4,598,782,000,000 7,630,000,000 32,300 0.019
102
Hasil perhitungan variabel independen Profitabilitas
No. Perusahaan Tahun Net Profit Total Asset ROA
1 ADES 2010 31,659,000,000 324,493,000,000 0.098
2 ADES 2011 25,868,000,000 316,048,000,000 0.082
3 ADES 2012 83,376,000,000 389,094,000,000 0.214
4 ADES 2013 55,656,000,000 441,064,000,000 0.126
5 ADES 2014 31,021,000,000 504,865,000,000 0.061
6 CEKA 2010 29,562,060,490 850,469,914,144 0.035
7 CEKA 2011 96,305,943,766 823,360,918,368 0.117
8 CEKA 2012 58,344,237,476 1,027,692,718,504 0.057
9 CEKA 2013 64,871,947,610 1,068,627,299,747 0.061
10 CEKA 2014 39,026,238,204 1,284,150,037,341 0.030
11 DLTA 2010 139,566,900,000,000 708,853,733,000,000 0.197
12 DLTA 2011 151,715,042,000 696,167,676,000 0.218
13 DLTA 2012 213,421,007,000 745,306,835,000 0.286
14 DLTA 2013 270,498,062,000 867,040,802,000 0.312
15 DLTA 2014 288,073,432,000 991,947,134,000 0.290
16 DVLA 2010 110,880,522,000 854,109,991,000 0.130
17 DVLA 2011 120,915,340,000 928,290,993,000 0.130
18 DVLA 2012 148,909,089,000 1,074,691,476,000 0.139
19 DVLA 2013 125,796,473,000 1,190,054,228,000 0.106
20 DVLA 2014 80,929,476,000 1,236,247,525,000 0.065
21 GGRM 2010 4,146,282,000,000 30,741,679,000,000 0.135
22 GGRM 2011 4,958,102,000,000 39,088,705,000,000 0.127
23 GGRM 2012 4,068,711,000,000 41,509,325,000,000 0.098
24 GGRM 2013 4,383,932,000,000 50,770,251,000,000 0.086
25 GGRM 2014 5,395,293,000,000 58,220,600,000,000 0.093
26 HMSP 2010 6,421,429,000,000 20,525,123,000,000 0.313
27 HMSP 2011 8,051,057,000,000 19,376,343,000,000 0.416
28 HMSP 2012 9,805,421,000,000 26,247,527,000,000 0.374
29 HMSP 2013 10,807,957,000,000 27,404,594,000,000 0.394
30 HMSP 2014 10,014,995,000,000 28,380,630,000,000 0.353
31 ICBP 2010 1,704,047,000,000 13,361,313,000,000 0.128
32 ICBP 2011 2,066,365,000,000 15,222,857,000,000 0.136
33 ICBP 2012 2,287,242,000,000 17,753,480,000,000 0.129
34 ICBP 2013 2,286,639,000,000 21,267,470,000,000 0.108
35 ICBP 2014 2,522,328,000,000 24,910,211,000,000 0.101
36 KAEF 2010 138,716,044,100 1,657,291,834,312 0.084
37 KAEF 2011 171,763,175,754 1,794,242,423,105 0.096
38 KAEF 2012 205,763,997,378 2,076,347,580,785 0.099
39 KAEF 2013 215,642,329,977 2,471,939,548,890 0.087
40 KAEF 2014 236,531,070,864 2,968,184,626,297 0.080
41 KLBF 2010 1,286,330,026,012 7,032,496,663,288 0.183
42 KLBF 2011 1,539,721,311,065 8,274,554,112,840 0.186
43 KLBF 2012 1,772,034,750,571 9,417,957,180,958 0.188
44 KLBF 2013 2,004,243,694,797 11,315,061,275,026 0.177
Berlanjut ke halaman berikutnya.
103
Hasil perhitungan variabel independen Profitabilitas (lanjutan)
No. Perusahaan Tahun Net Profit Total Asset ROA
45 KLBF 2014 2,129,215,450,082 12,425,032,367,729 0.171
46 MLBI 2010 442,916,000,000 1,137,082,000,000 0.390
47 MLBI 2011 507,382,000,000 1,220,813,000,000 0.416
48 MLBI 2012 453,405,000,000 1,152,048,000,000 0.394
49 MLBI 2013 1,192,419,000,000 1,782,148,000,000 0.669
50 MLBI 2014 788,057,000,000 2,231,051,000,000 0.353
51 ROTI 2010 99,775,124,375 568,265,341,826 0.176
52 ROTI 2011 115,932,533,042 759,136,918,500 0.153
53 ROTI 2012 149,149,548,025 1,204,944,681,223 0.124
54 ROTI 2013 158,015,270,921 1,822,689,047,108 0.087
55 ROTI 2014 188,577,521,074 420,316,388,535 0.449
56 SKLT 2010 4,833,531,934 199,375,442,469 0.024
57 SKLT 2011 5,976,790,919 214,237,879,424 0.028
58 SKLT 2012 7,962,693,771 249,746,467,756 0.032
59 SKLT 2013 11,440,014,188 301,989,488,699 0.038
60 SKLT 2014 16,480,714,984 331,574,891,637 0.050
61 UNVR 2010 3,386,970,000,000 8,701,262,000,000 0.389
62 UNVR 2011 4,164,304,000,000 10,482,312,000,000 0.397
63 UNVR 2012 4,839,145,000,000 11,984,979,000,000 0.404
64 UNVR 2013 5,352,625,000,000 13,348,188,000,000 0.401
65 UNVR 2014 5,738,523,000,000 7,943,500,000,000 0.722
104
Hasil perhitungan variabel independen CSR
No. Perusahaan Tahun Score CSR (menurut GRI)1 ADES 2010 0.2562 ADES 2011 0.3333 ADES 2012 0.2314 ADES 2013 0.2315 ADES 2014 0.2056 CEKA 2010 0.295
7 CEKA 2011 0.256
8 CEKA 2012 0.256
9 CEKA 2013 0.269
10 CEKA 2014 0.269
11 DLTA 2010 0.244
12 DLTA 2011 0.269
13 DLTA 2012 0.295
14 DLTA 2013 0.308
15 DLTA 2014 0.295
16 DVLA 2010 0.295
17 DVLA 2011 0.359
18 DVLA 2012 0.321
19 DVLA 2013 0.346
20 DVLA 2014 0.333
21 GGRM 2010 0.321
22 GGRM 2011 0.308
23 GGRM 2012 0.308
24 GGRM 2013 0.308
25 GGRM 2014 0.295
26 HMSP 2010 0.205
27 HMSP 2011 0.269
28 HMSP 2012 0.218
29 HMSP 2013 0.179
30 HMSP 2014 0.205
31 ICBP 2010 0.333
32 ICBP 2011 0.385
33 ICBP 2012 0.205
34 ICBP 2013 0.192
35 ICBP 2014 0.205
36 KAEF 2010 0.24437 KAEF 2011 0.21838 KAEF 2012 0.21839 KAEF 2013 0.24440 KAEF 2014 0.25641 KLBF 2010 0.37242 KLBF 2011 0.35943 KLBF 2012 0.37244 KLBF 2013 0.333
Berlanjut ke halaman berikutnya.
105
Hasil perhitungan variabel independen CSR (lanjutan)
No. Perusahaan Tahun Score CSR (menurut GRI)
45 KLBF 2014 0.385
46 MLBI 2010 0.179
47 MLBI 2011 0.436
48 MLBI 2012 0.474
49 MLBI 2013 0.410
50 MLBI 2014 0.321
51 ROTI 2010 0.231
52 ROTI 2011 0.359
53 ROTI 2012 0.359
54 ROTI 2013 0.346
55 ROTI 2014 0.282
56 SKLT 2010 0.244
57 SKLT 2011 0.397
58 SKLT 2012 0.410
59 SKLT 2013 0.359
60 SKLT 2014 0.346
61 UNVR 2010 0.308
62 UNVR 2011 0.385
63 UNVR 2012 0.385
64 UNVR 2013 0.359
65 UNVR 2014 0.359
106
GRI Standard Social Responsibility
Economic
Indicator Disclosure
Economic performance
EC1Nilai ekonomi yang dihasilkan: pendapatan, biaya usaha, kompensasi karyawan, donasi dan investasi pada masyarakat, Saldolaba dan pembayaran kepada penyedia modal dan pemerintah
EC2 Implikasi perubahan iklim terhadap keuangan, risiko dan kesempatan dalam berusaha
EC3 Cakupan organisasi dalam menetapkan manfaat dari rencana obligasi
EC4 Bantuan keuangan yang diterima dari pemerintah
Market presence
EC5 Rasio tingkat upah awal (standar) dibandingkan dengan Upah Minimum regional berdasarkan wilayah kerja
EC6 Kebijakan, praktik dan besarnya transaksi pembelanjaan dengan supplier lokal sesuai lokasi kegiatan perusahaan.
EC7Prosedur perekrutan karyawan lokal dan proporsi manajemen senior yang diangkat dari komunitas lokal tempat perusahaanberoperasi.
Indirect economic impacts
EC8 Pembangunan dan dampak investasi infrastruktur dan jasa untuk kepentingan publik
EC9 Memahami dan mendeskripsikan dampak ekonomi tidak langsung, termasuk besarnya dampak yang terjadi
EnvironmentalMaterials
EN1 Bahan baku yang digunakan berdasarkan berat atau volume
EN2 Persentase bahan baku yang dapat didaur ulang (recycle).EnergyEN3 Pemakaian energi langsung berdasarkan sumber energi.EN4 Pemakaian energi tidak langsung berdasarkan sumber energi utamanya
EN5 Penghematan energi karena konservasi dan perbaikan efisiensi
EN6Usaha untuk menyediakan energi yang efisien atau dapatdiperbaharui dalam proses produksi/jasa dan pengurangan pemakaian energi karena penghematan yang dilakukan.
EN7 Usaha untuk mengurangi pemakaian energi tidak langsung dan tercapainya target pengurangan
Water
EN8 Total pengambilan air berdasarkan sumber.
EN9 Sumber air yang secara sifnifikan dipengaruhi oleh penarikan air
EN10 Prosentase dan total volume air yang didaur‐ulang dan digunakan lagiBerlanjut ke halaman selanjutnya
107
GRI Standard Social Responsibility (lanjutan)
keanekaragaman hidup
EN11
Lokasi dan luas tanah yang dimiliki, disewa atau dikelolaberhadapan langsung dengan area yang dilindungi dan areayang memiliki nilai keanekaragaman hidup tinggi diluar area yang dilindungi.
EN12Deskripsi tentang dampak aktivitas, produk dan jasa pada keanekaragaman hidup di area yang dilindungi dan area yangmemiliki nilai keanekaragaman hidup tinggi diluar area yang dilindungi.
EN13 Habitat yang dilindungi dan dijaga
EN14 Strategi, aksi terkini dan rencana kedepan untuk mengelola dampak kegiatan perusahaan pada keanekaragaman hidup.
EN15Jumlah spesies IUCN Red list dan daftar spesies konservasi nasional dengan habitat di daerah yang terpengaruh oleh operasi,dengan tingkat kepunahan risiko
Emissions, effluents and waste *polusi, limbah
EN16 Total emisi gas rumah kaca langsung atau tidak langsung berdasarkan bobot/timbangannya.
EN17 Emisi gas rumah kaca lainnya yang relevan berdasarkan bobot/timbangan.
EN18 Usaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan tingkat pengurangan yang dihasilkan.
EN19 Emisi kandungan ozone dan penurunan kandungan berdasarkan bobot/timbangan.
EN20 NOx, SOx, dan emisi udara lainnya yang signifikan berdasarkan jenis dan bobotnya
EN21 Total debit air berdasarkan kualitas dan tujuan
EN22 Total bobot limbah berdasarkan jenis dan metode pembuanganEN23 Total jumlah dan volume kebocoran yang signifikan.
EN24Berat sampah berbahaya yang dipindah, diimpor, diekspor atau diperlakukan sesuai Basel Convention Annex I, II, III, dan VIII,dan persentase sampah pindahan yang dikirim internasional dengan kapal.
EN25Identitas, ukuran, status dilindungi dan nilai keanekaragaman hidup dari air dan habitat lain yang dipengaruhi secara signifikanoleh pembuangan sampah perusahaan
Products and services *kemasan
EN26 Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan dari produk dan jasa, dan tingkat dampak mitigasi
EN27 Persentase produk yang dijual dan bahan kemasan yang diklaim berdasarkan kategori
Compliance *denda
EN28 Besarnya denda keuangan dan sanksi lain kerena tidak mematuhi regulasi lingkungan.
Transport
EN29Pengaruh pemindahan produk dan bahan baku yang digunakan perusahaan dan pemindahan tenaga kerja terhadap kondisilingkungan
Overall
EN30 Total investasi dan pengeluaran lain untuk melindungi / memperbaiki lingkungan berdasarkan jenisnya.
Berlanjut ke halaman selanjutnya
108
GRI Standard Social Responsibility (lanjutan)
Social: Labor Practices and Decent Work
Employment
LA1 Total tenaga kerja berdasarkan jenis pekerja, kontrak kerja dan daerah asal.
LA2 Jumlah dan tingkat perputaran karyawan berdasarkan umur, jenis kelamin dan daerah asal.
LA3Tunjangan yang diberikan kepada karyawan tetap (full‐time) yang tidak diberikan kepada karyawan tidak tetap (part‐time)berdasarkan kegiatan utama
LA15 Return to work and retention rates after parental leave, by gender.
Labor/management relations
LA4 Persentase karyawan yang dilindungi oleh perjanjian kerja.
LA5Periode pemberitahuan minimum berkaitan dengan perubahan kegiatan (operasi), termasuk apakah periode tersebut dimasukkandalam perjanjian kolektif
Occupational health and safety
LA6Persentase total tenaga kerja yang menjadi wakil dalam komite keselamatan dan kesehatan kerja yang berfungsi membantu danmemberi saran dalam menentukan program keselamatan dan kesehatan kerja.
LA7Statistik kecelakaan kerja, penyakit karena pekerjaan, ketidakhadiran dan jumlah fasilitas yang berhubungan dengan pekerjaanberdasarkan wilayah.
LA8Pendidikan, pelatihan, konseling, pencegahan dan program pengendalian risiko pekerjaan untuk membantu tenaga kerja,keluarga mereka atau anggota masyarakat berkaitan dengan penyakit (wabah) tertentu
LA9 Topik kesehatan dan keselamatan kerja yang dimuat dalam perjanjian resmi (kontrak kerja) dengan serikat pekerja.
Training and education
LA10 Rata‐rata jam pelatihan per tahun per karyawan berdasarkan jenis/kategori karyawan.
LA11Program manajemen keahlian dan pelatihan yang mendukung keberlanjutan kerja dan membantu karyawan dalam mengelolaakhir karier (pensiun).
LA12 Persentase karyawan yang menerima laporan kinerja dan perkembangan karier.
Diversity and equal opportunity
LA13Komposisi pemerintah dan rincian karyawan per kategori menurut jenis kelamin, kelompok umur, minoritas anggota grup, dankeanekaragaman indikator lainnya.
Equal remuneration for women and men
LA14Rasio gaji pokok laki-laki dan perempuan berdasarkankategori karyawan
Berlanjut ke halaman selanjutnya
109
GRI Standard Social Responsibility (lanjutan)
Social: Human Rights
Investment and procurement practices
HR1 Persentase dan total perjanjian investasi yang dirancang dengan mempertimbangkan isu hak asasi manusia.
HR2 Persentase supplier dan kontraktor penting yang peduli dan selalu mempertimbangkan isu hak asasi manusia
HR3Total jam pelatihan pekerja yang berhubungan dengan kebijakan dan prosedur tentang aspek hak asasi manusia yang relevandengan kegiatan kerja termasuk persentasi karyawan yang mengikuti pelatihan.
Non-discrimination
HR4 Total kejadian yang berhubungan dengan diskriminasi dan tindakan yang dilakukan perusahaan terhadap diskriminasi tersebut
Freedom of association and collective bargaining
HR5Kegiatan yang menunjukkan adanya kebebasan karyawan dalam membentuk asosiasi dan tawar‐menawar kolektif sertadukungan perusahaan terhadap hal tersebut
Child labor
HR6Kegiatan yang melibatkan pekerja anak‐anak dan tindakan/ukuran yang digunakan untuk menghilangkan keberadaan pekerjaanak‐anak
Prevention of forced and compulsory labor
HR7Kegiatan yang dapat menimbulkan risiko munculnya paksaan/tekanan kepada pekerja dan usaha yang dilakukan untukmenghilangkan kemungkinan munculnya kejadian tersebut
Security practices
HR8 Persentase petugas keamanan yang dilatih untuk memahami kebijakan atau prosedur yang berkaitan dengan hak asasi manusia.
Indigenous rights
HR9Total kejadian pelanggaran yang melibatkan hak‐hak kaum pribumi (penduduk setempat) dan tindakan yang dilakukanperusahaan untuk mengatasinya
Assessment
HR10 Percentage and total number of operations that have been subject to human rights reviews and/or impact assessments.
Remediation
HR11Number of grievances related to human rights filed, addressed and resolved through formalgrievance mechanisms.
Berlanjut ke halaman selanjutnya
110
GRI Standard Social Responsibility (lanjutan)
Social: SocietyLocal communitiesSO1 Percentage of operations with implemented local community engagement, impact assessments, and development programs.
SO9 Operations with significant potential or actual negative impacts on local communities.
SO10Prevention and mitigation measures implemented in operations with significant potential or actual negative impacts on localcommunities.
Corruption
SO2 Prosentase dan jumlah unit bisnis yang memiliki potensi korupsi.
SO3Persentase karyawan yang mengikuti pelatihan Program AntiKorupsi.
SO4 Tindakan yang dilakukan ketika terjadi kasus korupsi.
Public policy
SO5Posisi perusahaan dalam kebijakan publik dan partisipasi perusahaan dalam pengembangan dan lobi kebijakanpublik.
SO6 Total nilai bantuan keuangan dan kontribusi lain kepada partai politik, politisi dan institusi terkait.
Anti-competitive behaviorSO7 Jumlah tindakan hukum yang dilakukan perusahaan berkaitan perilaku anticompetitive, antitrust dan monopoli
ComplianceSO8 Denda keuangan dan sanksi lainnya karena tidak mematuhi peraturan/regulasi yang berlaku
Social: Product Responsibility
Customer health and safety
PR1 Perbaikan yang dilakukan perusahaan atas dampak kesehatan dan keamanan dari produk/jasa yang dihasilkan perusahaan
PR2 Jumlah ketidakpatuhan perusahaan pada regulasi kesehatan dan keamanan produk yang dihasilkan
Product and service labelling
PR3Informasi tentang produk dan jasa yang harus diungkapkan dan prosentasi jumlah produk dan jasa yang mematuhipengungkapan tersebut
PR4 Jumlah ketidakpatuhan pada regulasi tentang pengungkapan informasi produk dan pemberian label produk/jasa.
PR5 Praktik yang berhubungan dengan kepuasan konsumen, termasuk hasil survey yang mengukur kepuasan konsumen.
Marketing communications
PR6Program yang berhubungan dengan aspek hukum, standar komunikasi marketing termasuk advertising, promosi dansponsorship.
PR7Jumlah kejadian yang menunjukkan ketidakpatuhan pada regulasi dan aturan lain yang berhubungan dengan komunikasimarketing termasuk advertising, promosi dan sponsorship berdasarkan hasilnya.
Customer privacyPR8 Total jumlah keluhan sehubungan dengan hilangnya privacy konsumen dan hilangnya data konsumen.
CompliancePR9 Denda keuangan karena tidak mematuhi peraturan hukum dan regulasi berkaitan dengan produk/jasa yang dihasilkan
111
Hasil perhitungan variabel dependen ERC
No. Perusahaan Tahun CAR UE AEit AEit-1Closing
PriceERC
konstantaalpha
1 ADES 2010 0.096 0.928 33,543,000,000 17,395,000,000 1,620 0.098 0.0052 ADES 2011 -0.001 -0.117 29,627,000,000 33,543,000,000 1,010 0.054 0.0053 ADES 2012 -0.051 1.587 76,631,000,000 29,627,000,000 1,920 -0.036 0.0054 ADES 2013 -0.060 -0.228 59,194,000,000 76,631,000,000 2,000 0.285 0.0055 ADES 2014 0.042 -0.299 41,511,000,000 59,194,000,000 1,375 -0.125 0.0056 CEKA 2010 -0.018 -0.424 40,351,320,226 70,088,870,562 1,100 0.041 -0.0017 CEKA 2011 0.243 2.228 130,254,192,528 40,351,320,226 950 0.109 -0.0018 CEKA 2012 -0.071 -0.357 83,714,325,804 130,254,192,528 1,300 0.195 -0.0019 CEKA 2013 0.075 0.034 86,553,141,929 83,714,325,804 1,160 2.231 -0.001
10 CEKA 2014 -0.102 -0.341 57,072,544,226 86,553,141,929 1,500 0.296 -0.00111 DLTA 2010 0.076 0.084 192,972,439,000 178,004,640,000 120,000 0.448 0.03812 DLTA 2011 -0.008 -0.078 204,871,000,000 192,972,000,000 111,500 0.588 0.03813 DLTA 2012 -0.032 0.403 287,505,070,000 204,871,170,000 255,000 -0.174 0.03814 DLTA 2013 0.007 0.247 358,395,988,000 287,505,070,000 380,000 -0.125 0.03815 DLTA 2014 0.066 0.059 379,518,812,000 358,395,988,000 390,000 0.476 0.03816 DVLA 2010 0.116 0.349 153,869,036,000 114,092,535,000 1,170 0.099 0.08117 DVLA 2011 0.030 0.081 166,324,563,000 153,869,036,000 1,150 -0.625 0.08118 DVLA 2012 0.016 0.229 204,477,046,000 166,324,563,000 1,690 -0.284 0.08119 DVLA 2013 -0.052 -0.140 175,756,777,000 204,477,046,000 2,200 0.948 0.08120 DVLA 2014 0.275 -0.398 105,866,443,000 175,756,777,000 1,690 -0.489 0.08121 GGRM 2010 -0.009 0.166 5,631,296,000,000 4,828,213,000,000 40,000 -0.087 0.00522 GGRM 2011 0.078 0.175 6,614,971,000,000 5,631,296,000,000 62,050 0.420 0.00523 GGRM 2012 0.080 -0.164 5,530,646,000,000 6,614,971,000,000 56,300 -0.458 0.00524 GGRM 2013 0.074 0.073 5,936,204,000,000 5,530,646,000,000 42,000 0.940 0.00525 GGRM 2014 -0.068 0.214 7,205,845,000,000 5,936,204,000,000 60,700 -0.340 0.00526 HMSP 2010 -0.005 0.213 8,748,229,000,000 7,213,466,000,000 28,150 -0.128 0.02227 HMSP 2011 -0.009 0.247 10,911,082,000,000 8,748,229,000,000 39,000 -0.126 0.02228 HMSP 2012 0.040 0.227 13,383,257,000,000 10,911,082,000,000 59,900 0.079 0.02229 HMSP 2013 -0.029 0.084 14,509,170,000,000 13,383,257,000,000 62,400 -0.602 0.02230 HMSP 2014 0.048 -0.055 13,718,299,000,000 14,509,710,000,000 68,650 -0.484 0.02231 ICBP 2010 -0.031 7.282 2,519,142,000,000 304,174,000,000 4,675 -0.002 -0.01632 ICBP 2011 -0.036 0.090 2,744,910,000,000 2,519,142,000,000 5,200 -0.223 -0.01633 ICBP 2012 0.012 0.103 3,027,190,000,000 2,744,910,000,000 7,800 0.277 -0.01634 ICBP 2013 -0.047 -0.020 2,966,990,000,000 3,027,190,000,000 10,200 1.545 -0.01635 ICBP 2014 0.006 0.142 3,388,725,000,000 2,966,990,000,000 13,100 0.152 -0.01636 KAEF 2010 0.018 0.791 178,611,238,352 99,729,820,584 159 0.092 -0.05537 KAEF 2011 -0.046 0.327 237,007,059,693 178,611,238,352 340 0.027 -0.05538 KAEF 2012 -0.017 0.174 278,284,452,005 237,007,059,693 740 0.220 -0.05539 KAEF 2013 -0.027 0.021 284,125,432,299 278,284,452,005 590 1.330 -0.05540 KAEF 2014 -0.083 0.111 315,611,059,635 284,125,432,299 1,465 -0.255 -0.05541 KLBF 2010 0.004 0.203 1,770,434,609,435 1,471,072,194,919 3,250 -0.078 0.02042 KLBF 2011 0.017 0.122 1,987,259,361,668 1,770,434,609,435 3,400 -0.025 0.02043 KLBF 2012 -0.064 0.161 2,308,017,092,492 1,987,259,361,668 1,060 -0.518 0.02044 KLBF 2013 -0.005 0.115 2,572,522,717,231 2,308,017,092,492 1,250 -0.216 0.020
Berlanjut ke halaman berikutnya.
112
Hasil perhitungan variabel dependen ERC (lanjutan)
No. Perusahaan Tahun CAR UE AEit AEit-1Closing
PriceERC
konstantaalpha
45 KLBF 2014 0.008 0.074 2,763,700,548,048 2,572,522,717,231 1,830 -0.164 $0.020
46 MLBI 2010 -0.003 0.258 594,162,000,000 472,491,000,000 274,950 -0.036 $0.006
47 MLBI 2011 -0.025 0.145 680,487,000,000 594,162,000,000 359,000 -0.217 $0.006
48 MLBI 2012 0.023 -0.108 607,261,000,000 680,487,000,000 740,000 -0.160 $0.006
49 MLBI 2013 -0.017 1.597 1,576,945,000,000 607,261,000,000 1,200,000 -0.014 $0.006
50 MLBI 2014 0.023 -0.316 1,078,378,000,000 1,576,945,000,000 11,950 -0.053 $0.006
51 ROTI 2010 -0.029 0.673 173,525,426,744 176,151,509,884 2,650 -0.047 $0.002
52 ROTI 2011 -0.035 0.151 190,142,752,846 173,525,426,744 3,325 -0.247 $0.002
53 ROTI 2012 0.031 0.289 203,263,152,528 190,142,752,846 6,900 0.102 $0.002
54 ROTI 2013 -0.026 0.055 218,297,701,912 203,263,152,528 1,020 -0.504 $0.002
55 ROTI 2014 0.042 0.199 239,428,829,612 218,297,701,912 1,385 0.202 $0.002
56 SKLT 2010 -0.003 -0.503 367,448,000,000 42,139,000,000 140 -0.005 -$0.006
57 SKLT 2011 -0.042 0.299 485,237,000,000 367,448,000,000 140 -0.122 -$0.006
58 SKLT 2012 -0.017 0.455 (428,369,000,000) 485,237,000,000 180 -0.025 -$0.006
59 SKLT 2013 -0.036 0.423 (1,314,950,000,000) (428,369,000,000) 180 -0.071 -$0.006
60 SKLT 2014 0.070 0.419 (1,745,763,000,000) (1,297,227,000,000) 300 0.182 -$0.006
61 UNVR 2010 -0.013 0.068 4,538,643,000,000 4,248,590,000,000 16,500 -0.194 $0.052
62 UNVR 2011 -0.027 0.228 5,574,799,000,000 4,538,643,000,000 18,800 -0.118 $0.052
63 UNVR 2012 -0.008 0.160 6,466,765,000,000 5,574,799,000,000 20,850 -0.049 $0.052
64 UNVR 2013 0.003 0.107 7,158,808,000,000 6,466,765,000,000 26,000 0.025 $0.052
65 UNVR 2014 0.077 0.072 7,676,722,000,000 7,158,808,000,000 32,300 1.060 $0.052