analisis kadar abu

4
7/21/2019 Analisis Kadar Abu http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kadar-abu-56da685beb553 1/4 Analisis Kadar Abu Analisis Kadar Abu Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang terdapat pada suatu  bahan pangan. Bahan pangan terdiri dari 96% bahan anorganik dan air, sedangkan sisanya merupakan unsur-unsur mineral. Unsur juga dikenal sebagai zat organik atau kadar abu. Kadar abu tersebut dapat menunjukan total mineral dalam suatu bahan pangan. Bahan-bahan organik dalam proses pembakaran akan terbakar tetapi komponen anorganiknya tidak, karena itulah disebut sebagai kadar abu. roduk perikanan memiliki kadar abu yang berbeda-beda. !tandar mutu ikan segar berdasar !"# $-&'().-&$$6, ialah memiliki kadar abu kurang dari &%. roduk olahan hasil di*ersi+ikasi dari  jelly fish product  kamaboko yang tidak diolah menjadi surimi dahulu memiliki standar kadar abu antara $,)) $,69% menurut !"# $-&69'-99&. /ontoh  jelly fish product , yakni otak-otak, bakso dan kaki naga. enentuan kadar abu total dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain untuk menentukan  baik atau tidaknya suatu pengolahan, mengetahui jenis bahan yang digunakan, dan sebagai  penentu parameter nilai gizi suatu bahan makanan. enggilingan gandum, misalnya, apabila masih banyak lembaga dan endosperm maka kadar abu yang dihasilkannya tinggi. Banyaknya lembaga dan endosperm pada gandum menandakan proses pengolahan kurang baik karena masih  banyak mengandung bahan pengotor yang menyebabkan hasil analisis kadar abu menjadi tidak murni. Kandungan abu juga dapat digunakan untuk memperkirakan kandungan dan keaslian  bahan yang digunakan. Kadar abu sebagai parameter nilai gizi, contohnya pada analisis kadar abu tidak larut asam yang cukup tinggi menunjukan adanya kontaminan atau bahan pengotor  pada makanan tersebut. enentuan kadar abu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengabuan cara langsung cara kering dan pengabuan cara tidak langsung cara basah. !ebagian besar bahan makanan, yaitu sekitar 96% terdiri dari bahan organik dan air. !isanya terdiri dari unsur-unsur mineral. 0inarno, 99& 1bu merupakan residu anorganik yang didapat dengan cara mengabukan komponen-komponen organik dalam bahan pangan. 2umlah dan komposisi abu dalam mineral tergantung pada jenis  bahan pangan serta metode analisis yang digunakan. 1bu dan mineral dalam bahan pangan umumnya berasal dari bahan pangan itu sendiri indigenous. 3etapi ada beberapa mineral yang ditambahkan ke dalam bahan pangan, secara disengaja maupun tidak disengaja. 1bu dalam  bahan pangan dibedakan menjadi abu total, abu terlarut dan abu tak larut. uspitasari, et.al , 99 1nalisis gra*imetrik merupakan bagian analisis kuantitati+ untuk menentukan jumlah zat  berdasarkan pada penimbangan dari hasil reaksi setelah bahan4analit yang dihasilkan diperlakukan terhadap pereaksi tertentu. 0idodo, &$$ Kadar abu suatu bahan ditetapkan pula secara gra*imetri. enentuan kadar abu merupakan cara  pendugaan kandungan mineral bahan pangan secara kasar. Bobot abu yang diperoleh sebagai  perbedaan bobot ca5an berisi abu dan ca5an kosong. 1pabila suatu sampel di dalam ca5an abu  porselen dipanaskan pada suhu tinggi sekitar 6($/ akan menjadi abu ber5arna putih. 3ernyata

Upload: muhammad-aziz-sofwan-hamdani

Post on 05-Mar-2016

226 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Kadar Abu

7/21/2019 Analisis Kadar Abu

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kadar-abu-56da685beb553 1/4

Analisis Kadar Abu 

Analisis Kadar Abu

Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang terdapat pada suatu bahan pangan. Bahan pangan terdiri dari 96% bahan anorganik dan air, sedangkan sisanya

merupakan unsur-unsur mineral. Unsur juga dikenal sebagai zat organik atau kadar abu. Kadar

abu tersebut dapat menunjukan total mineral dalam suatu bahan pangan. Bahan-bahan organikdalam proses pembakaran akan terbakar tetapi komponen anorganiknya tidak, karena itulah

disebut sebagai kadar abu. roduk perikanan memiliki kadar abu yang berbeda-beda. !tandar

mutu ikan segar berdasar !"# $-&'().-&$$6, ialah memiliki kadar abu kurang dari &%. roduk olahan hasil di*ersi+ikasi dari jelly fish product  kamaboko yang tidak diolah menjadi surimi

dahulu memiliki standar kadar abu antara $,)) $,69% menurut !"# $-&69'-99&. /ontoh

 jelly fish product , yakni otak-otak, bakso dan kaki naga.

enentuan kadar abu total dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain untuk menentukan baik atau tidaknya suatu pengolahan, mengetahui jenis bahan yang digunakan, dan sebagai

 penentu parameter nilai gizi suatu bahan makanan. enggilingan gandum, misalnya, apabilamasih banyak lembaga dan endosperm maka kadar abu yang dihasilkannya tinggi. Banyaknya

lembaga dan endosperm pada gandum menandakan proses pengolahan kurang baik karena masih

 banyak mengandung bahan pengotor yang menyebabkan hasil analisis kadar abu menjadi tidakmurni. Kandungan abu juga dapat digunakan untuk memperkirakan kandungan dan keaslian

 bahan yang digunakan. Kadar abu sebagai parameter nilai gizi, contohnya pada analisis kadar

abu tidak larut asam yang cukup tinggi menunjukan adanya kontaminan atau bahan pengotor

 pada makanan tersebut. enentuan kadar abu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengabuancara langsung cara kering dan pengabuan cara tidak langsung cara basah.

!ebagian besar bahan makanan, yaitu sekitar 96% terdiri dari bahan organik dan air. !isanyaterdiri dari unsur-unsur mineral. 0inarno, 99&

1bu merupakan residu anorganik yang didapat dengan cara mengabukan komponen-komponenorganik dalam bahan pangan. 2umlah dan komposisi abu dalam mineral tergantung pada jenis

 bahan pangan serta metode analisis yang digunakan. 1bu dan mineral dalam bahan pangan

umumnya berasal dari bahan pangan itu sendiri indigenous. 3etapi ada beberapa mineral yangditambahkan ke dalam bahan pangan, secara disengaja maupun tidak disengaja. 1bu dalam

 bahan pangan dibedakan menjadi abu total, abu terlarut dan abu tak larut. uspitasari, et.al ,

99

1nalisis gra*imetrik merupakan bagian analisis kuantitati+ untuk menentukan jumlah zat berdasarkan pada penimbangan dari hasil reaksi setelah bahan4analit yang dihasilkan

diperlakukan terhadap pereaksi tertentu. 0idodo, &$$

Kadar abu suatu bahan ditetapkan pula secara gra*imetri. enentuan kadar abu merupakan cara

 pendugaan kandungan mineral bahan pangan secara kasar. Bobot abu yang diperoleh sebagai

 perbedaan bobot ca5an berisi abu dan ca5an kosong. 1pabila suatu sampel di dalam ca5an abu porselen dipanaskan pada suhu tinggi sekitar 6($/ akan menjadi abu ber5arna putih. 3ernyata

Page 2: Analisis Kadar Abu

7/21/2019 Analisis Kadar Abu

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kadar-abu-56da685beb553 2/4

di dalam abu tersebut dijumpai garam-garam atau oksida-oksida dari K, , "a, 7g, /a, 8e, 7n,

dan /u, disamping itu terdapat dalam kadar yang sangat kecil seperti 1l, Ba, !r, b, i, 1g, 3i,

1s, dan lain-lain. Besarnya kadar abu dalam daging ikan umumnya berkisar antara hingga ,(%. :unizal, et.al , 99;

Kadar abu4mineral merupakan bagian berat mineral dari bahan yang didasarkan atas beratkeringnya. 1bu yaitu zat organik yang tidak menguap, sisa dari proses pembakaran atau hasil

oksidasi. enentuan kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu bahan.

7ineral yang terdapat dalam pangan terdiri dari & jenis garam, yaitu

. <aram-garam organik, misalnya garam dari as. malat, o=alate, asetat, pektat dan lain-lain

&. <aram-garam anorganik, misalnya phospat, carbonat, chloride, sul+at nitrat dan logam alkali.1nonim, &$

!elain kedua garam tersebut, kadang-kadang mineral dapat terbentuk sebagai senya5a yang

kompleks yang bersi+at organis. 1pabila akan ditentukan jumlah mineralnya dalam bentuk

aslinya adalah sangat sulit.

7enurut 0inarno 99, kadar abu yang yang terukur merupakan bahan-bahan anorganik yang

tidak terbakar dalam proses pengabuan, sedangkan bahan-bahan organik terbakar.

Untuk menentukan kandungan mineral pada bahan makanan, bahan harus

dihancurkan4didestruksi terlebih dahulu. /ara yang biasa dilakukan yaitu pengabuan kering dry

ashing  atau pengabuan langsung dan pengabuan basah wet digestion. emilihan cara tersebuttergantung pada si+at zat organik dalam bahan, si+at zat anorganik yang ada di dalam bahan,

mineral yang akan dianalisa serta sensiti*itas cara yang digunakan. 1priyantono, et.al, 9;9.

rinsip dari pengabuan cara langsung yaitu dengan mengoksidasi semua zat organik pada suhu

tinggi, yaitu sekitar ($$ 6$$ o/ dan kemudian melakukan penimbangan zat yang tertinggal setelah proses pembakaran tersebut. !udarmadji,

996

engabuan dilakukan melalui & tahap yaitu >

a. emanasan pada suhu '$$o/ yang dilakukan dengan maksud untuk dapat melindungikandungan bahan yang bersi+at *olatil dan bahan berlemak hingga kandungan asam hilang.

emanasan dilakukan sampai asap habis.

 b. emanasan pada suhu ;$$o/ yang dilakukan agar perubahan suhu pada bahan maupun

 porselin tidak secara tiba-tiba agar tidak memecahkan krus yang mudah pecah pada perubahan

suhu yang tiba-tiba.

Page 3: Analisis Kadar Abu

7/21/2019 Analisis Kadar Abu

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kadar-abu-56da685beb553 3/4

engabuan kering dapat diterapkan pada hampir semua analisa mineral, kecuali mercuri dan

arsen. engabuan kering dapat dilakukan untuk menganalisa kandungan /a, , dan 8e akan tetapi

kehilangan K dapat terjadi apabila suhu yang digunakan terlalu tinggi. enggunaan suhu yangterlalu tinggi juga akan menyebabkan beberapa mineral menjadi tidak larut.

Beberapa kelemahan maupun kelebihan yang terdapat pada pengabuan dengan cara lansung.Beberapa kelebihan dari cara langsung, antara lain >

a. ?igunakan untuk penentuan kadar abu total bahan makanan dan bahan hasil pertanian, sertadigunakan untuk sample yang relati+ banyak,

 b. ?igunakan untuk menganalisa abu yang larut dan tidak larut dalam air, serta abu yang tidak

larut dalam asam, dan

c. 3anpa menggunakan regensia sehingga biaya lebih murah dan tidak menimbulkan resiko

akibat penggunaan reagen yang berbahaya.

!edangkan kelemahan dari cara langsung, antara lain >

a. 7embutuhkan 5aktu yang lebih lama,

 b. 3anpa penambahan regensia,

c. 7emerlukan suhu yang relati+ tinggi, dan

d. 1danya kemungkinan kehilangan air karena pemakaian suhu tinggi 1priantono, 9;9

rinsip dari pengabuan cara tidak langsung yaitu memberikan reagen kimia tertentu kedalam

 bahan sebelum dilakukan pengabuan. !enya5a yang biasa ditambahkan adalah gliserol alkoholataupun pasir bebas anorganik selanjutnya dilakukan pemanasan pada suhu tinggi. emanasan

mengakibatkan gliserol alkohol membentuk kerak sehingga menyebabkan terjadinya porositas

 bahan menjadi besar dan dapat mempercepat oksidasi. !edangkan pada pemanasan untuk pasir bebas dapat membuat permukaan yang bersinggungan dengan oksigen semakin luas dan

memperbesar porositas, sehingga mempercepat proses pengabuan. !udarmadji, 996

Beberapa kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada pengabuan cara tidak langsung.Kelebihan dari cara tidak langsung, meliputi >

a. 0aktu yang diperlukan relati+ singkat,

 b. !uhu yang digunakan relati+ rendah,

c. @esiko kehilangan air akibat suhu yang digunakan relati+ rendah,

d. ?engan penambahan gliserol alkohol dapat mempercepat pengabuan, dan

Page 4: Analisis Kadar Abu

7/21/2019 Analisis Kadar Abu

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kadar-abu-56da685beb553 4/4

e. enetuan kadar abu lebih baik.

!edangkan kelemahan yang terdapat pada cara tidak langsung, meliputi >

a. Aanya dapat digunakan untuk trace elemen dan logam beracun,

 b. 7emerlukan regensia yang kadangkala berbahaya, dan

c. 7emerlukan koreksi terhadap regensia yang digunakan. 1priantono, 9;9