analisis jumlah kehilangan material selama …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan...

77
ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA PROSES PRODUKSI POP MIE CUP AYAM JUMBO DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk. CIREBON LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan Oleh : NENGAH WIDA RENATA 16.I1.0201 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2019

Upload: others

Post on 28-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN

MATERIAL SELAMA PROSES PRODUKSI

POP MIE CUP AYAM JUMBO DI PT

INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk.

CIREBON

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Teknologi Pangan

Oleh :

NENGAH WIDA RENATA

16.I1.0201

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2019

Page 2: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

Scanned by CamScanner

Page 3: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,

rahmat dan karunia-Nya penulis mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kegiatan

Kerja Praktek di PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Noodles Division cabang di Cirebon

dan juga dapat menyelesaikan penulisan Laporan Kerja Praktek dengan judul “Analisis

Jumlah Kehilangan Material Selama Proses Produksi Pop Mie Cup Ayam Jumbo di PT

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cirebon”. Dengan adanya pelaksaaan Kerja Praktek

dan diikuti dengan penulisan Laporan Kerja Praktek ini ditujukan sebagai syarat-syarat

untuk mencapai dan mendapatkan gelar Sarjana Teknologi Pertanian dari Fakultas

Teknologi Pertanian, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

Penulis menyadari selama proses mengikuti Kerja Praktek ini banyak sekali pengalaman,

pembelajaran dan juga ilmu baru yang didapatkan dan sangat bersyukur atas kesempatan

ini. Dari hasil Kerja Praktek ini, semoga semua ilmu yang penulis dapatkan bisa dijadikan

sebagai pengalaman serta wawasan mengenai dunia kerja dan dapat diambil hal-hal

positif bagi penulis ke depannya. Selama proses pelaksanaan Kerja Praktek di PT

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodles division Cirebon serta dalam penulisan

Laporan Kerja Praktek ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

terhadap pihak-pihak yang telah banyak membantu, membimbing dan mengarahkan

penulis sehingga dapat terselesaikan dengan baik, yang diantaranya yaitu:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu senantiasa menyertai, melindungi dan

memberikan kekuatan terhadap penulis sehingga proses pelaksanaan dan

penulisan laporan dapat terselesaikan dengan baik.

2. Bapak Shahreza Muhammad selaku supervisor dan juga pembimbing lapangan

yang dengan sukarela membantu, membimbing dan mengarahkan penulis

sehingga proses pelaksanaan kerja praktek dapat berjalan lancar.

3. Bapak Basir selaku shift supervisor yang banyak membantu, membimbing dan

mengajarkan penulis di lapangan secara langsung proses produksi selama Kerja

Praktek berlangsung.

Page 4: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

iv

4. Bapak Wisnu, selaku salah satu operator proses packaging yang telah menerima,

mengajarkan dan membimbing penulis untuk belajar lebih mendalam pada line 4

proses produksi Pop Mie.

5. Ibu-ibu selaku Staf Administrasi Produksi yang bersedia membantu penulis

selama Kerja Praktek dilaksanakan.

6. Seluruh karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cirebon yang telah

banyak membantu penulis yang tidak dapat penulis tuliskan satu-satu.

7. Bapak Dr. R. Probo Y Nugrahedi S.TP, MSc. selaku Dekan Fakultas Teknologi

Pertanian, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

8. Ibu Meiliana, S.Gz., M.S selaku dosen pembimbing yang telah membantu,

mengarahkan dan mendampingi penulis dari awal Kerja Praktek hingga laporan

Kerja Praktek ini dapat terselesaikan.

9. Orang Tua penulis yang senantiasa memberikan dukungan, doa dan memberikan

motivasi dalam menyelesaikan rangkaian kerja praktek ini.

10. Albertin Ludwinnia Damara dan Catharina Santi Paramitha selaku teman 1 tim

selama proses kerja praktek dilaksanakan.

11. Bapak Galih yang telah menerima dan memberikan penulis dan teman-teman

tempat tinggal selama kerja praktek berlangsung di Cirebon.

12. Seluruh pihak-pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

juga telah banyak membantu penulis.

Demikian kata pengantar dari penulis yang dapat disampaikan, penulis juga menyadari

selama penulisan Laporan Kerja Praktek ini masih banyak kesalahan dan kekurangan

karena keterbatasan penulis sebagai manusia. Oleh karena itu, penulis sangat menerima

adanya kritik, tanggapan dan saran yang bersifat membangun oleh pembaca kepada

penulis yang dapat memperbaiki kesalahan maupun kekurangan dari Laporan Kerja

Praktek yang ditulis. Akhir kata dari penulis, semoga dengan adanya penulisan Laporan

Kerja Praktek ini juga dapat memberikan manfaat yang positif terhadap pembaca, penulis

dan semua pihak yang membutuhkannya.

Semarang, Mei 2019

Penulis

Page 5: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

v

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ ii KATA PENGANTAR ................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ......................................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... viii

DAFTAR GRAFIK ....................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 Latar Belakang Kerja Praktek ............................................................................ 1

Tujuan Kerja Praktek ......................................................................................... 2

1.3. Metode dan Kegiatan Kerja Praktek.......................................................................2

1.4. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan..............................................................................2

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ................................................................................. 3 2.1. Sejarah ............................................................................................................... 3

2.2. Visi Misi ............................................................................................................ 4 2.3. Nilai Perusahaan ................................................................................................ 5 2.4. Sertifikasi dan Penghargaan Perusahaan ........................................................... 5 2.5. Ketenagakerjaan ................................................................................................. 5

2.6. Struktur Organisasi ............................................................................................ 7 2.7. Logo Perusahaan ................................................................................................ 7

BAB III SPESIFIKASI PRODUK ................................................................................ 8 3.1. Instant Bag Noodles ........................................................................................... 8

3.1.1. Indomie .............................................................................................................. 8 3.1.2. Real Meat ........................................................................................................... 9 3.1.3. My Noodlez ........................................................................................................ 9

3.1.4. Supermi ............................................................................................................ 10 3.1.5. Sarimi ............................................................................................................... 10

3.1.6. Sakura .............................................................................................................. 11 3.2. Cup Noodles ..................................................................................................... 12

3.2.2. Pop Mie ............................................................................................................ 12 3.2.3. Sarimi Gelas ..................................................................................................... 12 3.3. Other Noodles .................................................................................................. 13 3.3.1. Egg Noodle Cap 3 Ayam ................................................................................. 13

3.3.2. Pop Bihun ........................................................................................................ 13 3.4. Snack Noodles .................................................................................................. 14 3.4.1. Bite Mie ............................................................................................................ 14 3.5. Kemasan .......................................................................................................... 15 3.5.1. Kemasan Primer ............................................................................................... 15

3.5.2. Kemasan Sekunder (Karton) ............................................................................ 16

BAB IV PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MIE INSTAN DI PT INDOFOOD

CBP SUKA MAKMUR CIREBON ............................................................................ 18 4.1 Raw Material ..................................................................................................... 21 4.2 Proses Pembuatan Mi ...................................................................................... 24 4.2.1. Mixing .............................................................................................................. 25 4.2.2. Pressing ........................................................................................................... 27

4.2.3. Slitting .............................................................................................................. 27

Page 6: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

vi

4.2.4. Steaming ........................................................................................................... 28

4.2.5. Cutting ............................................................................................................. 29 4.2.6. Frying ............................................................................................................... 30 4.2.7. Cooling ............................................................................................................. 31 4.2.8. Packing to Finishing Good .............................................................................. 31 4.3. Standar Kualitas Produksi ................................................................................. 33

BAB V ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL TERBANYAK

SELAMA PROSES PRODUKSI POPMI CUP AYAM JUMBO DI PT INDOFOOD

CBP SUKA MAKMUR CIREBON ............................................................................ 35 5.1. LATAR BELAKANG ................................................................................... 35

5.2. TUJUAN ........................................................................................................ 36 5.3. METODE ....................................................................................................... 36 5.4. HASIL PENGAMATAN .............................................................................. 36 5.4.1. Tabel DPR (Daily Production Report) dalam 5x Produksi ........................... 36

5.4.2. Tabel Scrap Mi .............................................................................................. 37 5.4.3. Tabel Scrap non-mi ....................................................................................... 37 5.4.4. Grafik Pemborosan Tepung ........................................................................... 38 5.4.5. Grafik Scrap Mi ............................................................................................. 39

5.4.6. Grafik Pemborosan Kemasan ........................................................................ 39 5.4.7. Grafik Scrap Non Food .................................................................................. 40

5.5. PROSES PRODUKSI PMAJ ........................................................................ 41

5.5.1. Screening ....................................................................................................... 41

5.5.2. Mixing ............................................................................................................ 41 5.5.3. Pressing ......................................................................................................... 42

5.5.4. Slitting ........................................................................................................... 42 5.5.5. Steaming ........................................................................................................ 43 5.5.6. Cutting ........................................................................................................... 43

5.5.7. Frying ............................................................................................................ 44 5.5.8. Cooling .......................................................................................................... 45 5.5.9. Packing ........................................................................................................... 46

5.6. PEMBAHASAN ............................................................................................. 47

5.6.1. PEMBOROSAN ............................................................................................. 48

BAB VI PENUTUP ....................................................................................................... 60 6.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 60 6.2. Saran ................................................................................................................ 61

BAB VII DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 62 BAB VIII LAMPIRAN ................................................................................................ 64

8.1. Foto................................................................................................................... 64

8.2. Tabel DPR 5 kali Produksi.................................................................................64

Page 7: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel DPR ........................................................................................................36

Tabel 2. Tabel Scrap Mi .................................................................................................37

Tabel 3. Tabel Scrap non-Mi...........................................................................................37

Page 8: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

viii

7

7

9

9

10

10

11

11

12

13

13

14

15

16

17

24

52

54

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi ......................................................................................

Gambar 1. Logo Perusahaan..........................................................................................

Gambar 2. Varian Rasa Produk Indomie.......................................................................

Gambar 3. Varian Rasa Produk Real Meat ...................................................................

Gambar 4. Varian Rasa Produk My Noodlez................................................................

Gambar 5. Varian Rasa Produk Supermi ....................................................................

Gambar 6. Varian Rasa Produk Sarimi........................................................................

Gambar 7. Varian Rasa Produk Sakura .......................................................................

Gambar 8. Varian Rasa Produk Pop Mie.....................................................................

Gambar 9. Varian Rasa Produk Sarimi Gelas..............................................................

Gambar 10. Varian Rasa Produk Egg Noodles cap 3 Ayam........................................

Gambar 11. Varian Rasa Produk Pop Bihun................................................................

Gambar 12. Varian Rasa Produk Bite Mie...................................................................

Gambar 13. Varian Kemasan Primer Produk...............................................................

Gambar 15. Kemasan Sekunder Produk ......................................................................

Gambar 16. Diagram Alir Proses ................................................................................

Gambar 17. Contoh Kemasan yang di-reject...............................................................

Gambar 18. Contoh Mi yang Menjadi Scrap................................ ..............................

Page 9: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

ix

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Grafik Pemborosan Tepung............................................................................38

Grafik 2. Grafik Scrap non-Mi.......................................................................................39

Grafik 3. Grafik Pemborosan Kemasan..........................................................................39

Grafik 4. Grafik Scrap non-food.....................................................................................40

Page 10: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

1

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Kerja Praktek

Seiring dengan perkembangan zaman, diikuti dengan perkembangan kebutuhan dan

keinginan manusia akan kemudahan seperti dalam halnya bidang teknologi. Teknologi

diharapkan dapat mempermudah proses kehidupan manusia di masa yang akan datang.

Salah satunya adalah teknologi perkembangan dalam bidang pangan dan merupakan salah

satu kebutuhan dasar setiap manusia. Pesatnya perkembangan yang pesat ini tentunya

juga mendorong generasi penerus seperti mahasiswa harus memiliki ilmu yang luas, sikap

yang aktif dan juga kritis. Dapat disadari oleh mahasiswa bahwa semua ilmu dan

pengetahuan yang didapatkan selama belajar baik dalam perkuliahan maupun praktikum

yang dilakukan masih belum cukup jika dibandingkan dunia kerja nantinya. Salah satu

langkah yang dapat ditempuh yaitu dengan melakukan kerja praktek langsung di lapangan

suatu industri pangan yang ada di Indonesia. Dengan adanya kerja praktek ini, mahasiswa

calon Sarjana Teknologi Pertanian ini diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang

didapatkan selama perkuliahan, selain itu juga dapat mengetahui, mempelajari dan

menangani permasalahan dalam industri pangan sebagai aplikasi nyata di dunia kerja.

Salah satu industri makanan terbesar di Indonesia yaitu PT Indofood CBP Sukamakmur

Tbk, khususnya pada divisi “noodles” yang berlokasi di kota Cirebon ini merupakan

industri yang bergerak pada pembuatan mi instan. Pada pabrik di Cirebon ini hanya

memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik

ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi yang digunakan selama proses

pembuatan pun menggunakan yang terbaru dan memiliki tingkat kerja yang tinggi.

Produk mi instan yang sudah mendunia dan memiliki tingkat kepuasan masyarakat yang

tinggi merupakan tempat yang tepat untuk melaksanakan kerja praktek oleh penulis

karena dapat menambah pengalaman serta ilmu mengenai produk mi instan. Dalam

pelaksanaan Kerja Praktek di PT Indofood CBP Sukamakmur Tbk noodles division ini,

penulis berfokus pada proses pembuatan produk pop mie Ayam Jumbo dan merupakan

salah satu produk Pop Mie dengan tingkat produksi yang tinggi.

Page 11: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

2

Tujuan Kerja Praktek

Kerja Praktek ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai penerapan ilmu-ilmu yang telah

penulis dapatkan selama perkuliahan sehingga dapat memahami, mengetahui serta

mengenal dunia kerja. Selain itu juga dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis

di bidang pangan terutama mengenai pengolahan mi instan dan mengetahui analisis

kehilangan produk pop mi ayam jumbo selama pengolahan berlangsung.

1.3.Metode dan Kegiatan Kerja Praktek

Selama proses kerja praktek berlangsung, metode yang digunakan penulis yaitu adanya

pengamatan secara langsung proses produksi serta dibimbing oleh pembimbing lapangan

dan juga petugas lapangan yang dapat kami tanyakan secara langsung. Untuk kegiatan

yang penulis lakukan dari awal yaitu adanya masa pengenalan atau masa orientasi pabrik

(pengenalan ruang produksi hingga ruang penyimpanan produk jadi, ruang Quality

Control, ruang gudang penyimpananan bahan baku, ruang boiler dan juga tempat

pengolahan limbah), membaca data-data perusahaan (buku Standar Operasional

Produksi, Good Manufacturing Production), pengamatan secara intens proses produksi

di lapangan dari bahan baku hingga produk disimpan dan siap didistribusikan. Serta

adanya diskusi dengan pembimbing lapangan penulis yang berkaitan dengan laporan

yang akan disusun oleh penulis.

1.4.Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan Kerja Praktek ini dilakukan di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.,

Cirebon. Noodles division cabang di Cirebon. Waktu pelaksanaannya dimulai dari hari

Kamis, 10 Januari 2019 hingga Jumat, 15 Februari 2019, dan waktu kerja bersih selama

30 hari. Jam kerja yang dilakukan adalah mengikuti shift supervisor dari pembimbing

lapangan penulis yaitu 7 jam kerja dari hari Senin-Jumat dan 5 jam kerja pada hari Sabtu.

Page 12: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

3

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Sejarah

PT Indofood Makmur merupakan perusahaan yang telah didirikan sejak tahun 1990,

namun secara hukum tertulis dalam Akta telah diubah menjadi 20 Juni 1991 dengan nama

perusahaan yang pertama kali yaitu PT Panganjaya Intikusuma dan namanya diubah

menjadi PT Indofood Sukses Makmur pada tahun 1994. Salah satu produksi makanan

yang paling terkenal hingga saat ini adalah perusahaan berbasis mi instannya yang

menjadi salah satu cabang dari perusahaan yang telah dimiliki oleh Salim Group. Pada

Mei 1992, PT Indofood mendirikan perusahaan di Bandung dengan nama PT Karya

Pangan Sejati dan merupakan salah satu cabang yang ada dari PT Sanmaru Food

Manufacturing Company, Ltd yang pusatnya berada di Jakarta, yang ketika itu sudah

memiliki karyawan sejumlah 200 orang. Selanjutnya pada tahun 1994, beberapa anak dari

perusahaan dalam lingkup Indofood Group dilakukan penggabungan dan kemudian

mengubah namanya kembali menjadi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Yang

secara khusus memproduksi produk makanan mi instan. Pabrik-pabriknya pun sudah

tersebar di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan banyak

lainnya, selain itu juga ada pabrik cabang yang tidak memiliki pabrik seperti Bali dan

Solo. Banyaknya pabrik yang didirikan dan hampir di seluruh penjuru negeri adalah

bertujuan untuk agar semua produk yang diproduksi dapat mencukupi kebutuhan

distribusi ke wilayah kota dan sekitar dari pabrik yang ada dan mempercepat proses

distribusi dan produk didapatkan oleh konsumen dalam keadaan yang fresh. Selain itu

dengan banyaknya pabrik yang didirikan juga akan membantu pemerintah dalam

pemerataan penyerapan tenaga kerja lokal. Selain produksi mi instan, PT Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk juga memproduksi produk lain seperti pada divisi olahan susu atau

dairy products, divisi makanan ringan, divisi penyedap makanan, nutrisi dan makanan

khusus, divisi minuman dan juga divisi kemasan.

Salah satu pabrik pembuatan mi instan PT Indofood yang terbilang baru adalah PT

Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk cabang Cirebon yang telah menjadi cabang ke-17

dari divisi noodles. Perusahaan ini telah diresmikan sejak tanggal 25 Mei 2016 yang

Page 13: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

4

beralamat di Jalan Raya Cirebon-Tegal Km 18 Desa Ender, kecamatan Pangenan,

Kabupatan Cirebon, Jawa Barat dan merupakan pabrik yang menerapkan konsep dari

“Green Factory” yang kegiatan operasionalnya dapat melakukan efisiensi energi,

pengurangan emisi gas rumah kaca, perlakuan reduce, reuse dan recycle limbah serta

pemanfaatan desain/ teknologi/ sumber daya dengan tepat guna. Pabrik ini dibangun di

atas tanah seluas 11,5 hektar. Perusahaan yang tergolong baru ini tidak memiliki batas-

batas bangunan yang berdekatan dengan pabrik karena seluruh wilayah yang mengelilingi

pabrik berupa ladang dan jalan protokol pantai Utara dan sangat dekat dengan perbatasan

laut utara.

2.2.Visi Misi

Semua organisasi di bidang apapun pasti memiliki visi dan misi yang ingin dicapai

masing-masing. Visi dan misi ini merupakan suatu konsep perencanaan yang dibuat dan

diikuti dengan tindakan sesuai dengan perancanaan yang telah dibuat tersebut untuk

mencapai tujuan yang ditetapkan dalam waktu tertentu. Visi dan misi sendiri memiliki

makna yang berbeda meskipun dilakukan secara berdampingan. Visi merupakan suatu

pandangan ke masa depan dari individu maupun kelompok yang memiliki tujuan yang

ingin dicapai dan yang perlu dilakukan dalam mewujudkan visi tersebut kedepannya.

Yang secara singkat visi ini dapat dikatakan sebagai suatu cita-cita yang ingin dicapai dan

dalam konteks ini cita-cita dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Sedangkan misi

yaitu suatu strategi atau tindakan yang dilakukan dalam proses mencapai visi tersebut.

Dibandingkan dengan visi, dapat dikatakan jika misi ini merupakan penjabaran secara

rinci dari visi yang dibuat (Hamdan, 2001). Diharapkan dengan adanya visi dan misi ini,

tujuan utama dari suatu perusahaan dapat tercapai.

2.2.1. Visi

Visi yang digunakan pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk semua cabang

memiliki visi yang sama yaitu “Produsen Barang-Barang Konsumsi yang Terkemuka”.

2.2.2. Misi

Misi yang digunakan pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk yaitu:

Page 14: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

5

Senantiasa melakukan inovasi, fokus pada kebutuhan pelanggan, menawarkan

merek-merek unggulan dengan kinerja yang tidak tertandingi

Menyediakan produk berkualitas yang merupakan pilihan pelanggan

Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi dan teknologi kami

Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara

berkelanjutan

Meningkatkan stakeholders value secara berkesinambungan

2.3. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan yang ditanamkan pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ini

adalah dengan disiplin sebagai falsafah hidup: “Kami menjalankan usaha kami dengan

menjunjung tinggi integritas, Kami menghargai seluruh pemangku kepentingan dan

secara bersama-sama membangun kesatuan untuk mencapai keunggulan dan inovasi yang

berkelanjutan”. Secara singkat nilai-nilainya yang dijunjung yaitu “Integrity, respect,

unity, excellence and innovative”.

2.4. Sertifikasi dan Penghargaan Perusahaan

Sertifikat HALAL dari Lembaga Pengkajian Pangan Obat-Obatan dan Kosmetika

Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) tahun 2016.

ISO 9001:2008 Sertifikasi SNI penerapan Sistem Manajemen Mutu dalam SNI 19-

9001.

SNI mi instan SNI 01-3551-2000

ISO 22000:2005

Penghargaan Halal Award dari LPPOM MUI tahun 2004, sebagai perusahaan

makanan di Indonesia pelopor penerapan sistem Jaminan Halal.

2.5. Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan merupakan salah satu komponen penting dalam keberlangsungan suatu

perusahaan. Ketenagakerjaan ini sendiri berarti semua hal yang memiliki hubungan

dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama maupun setelah masa kerja. Sedangkan

tenaga kerja merupakan setiap orang yang memiliki kemampuan untuk melakukan suatu

Page 15: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

6

pekerjaan yang dapat menghasilkan jasa maupun barang dalam memenuhi kebutuhan

sendiri maupun untuk masyarakat luas (UU RI, 2003). Meskipun masa kini sudah banyak

kemajuan teknologi, namun tidak dapat dipungkiri masih banyak proses yang

memerlukan tenaga kerja manusia dalam prosesnya salah satu contohnya yaitu dalam

mengoperasikan alat-alat produksi. Di PT Indofood cabang Cirebon ini salah satunya, ada

tenaga kerja tetap dan ada tenaga kerja kontrak yang bekerja selama 1 tahun dan jika

masih dibutuhkan maka akan diperpanjang kontraknya kembali selama 1 tahun. Ketika

sudah 2 kali melakukan perpanjangan kontrak, maka pekerja sudah tidak bisa

memperpanjangnya kembali kecuali jika diangkat penjadi pekerja tetap. Selain itu, PT

Indofood ini juga menerima pekerja musiman seperti pada menjelang lebaran hari raya

Idul Fitri.

Untuk jumlah tenaga kerja yang ada di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodles

division cabang Cirebon berjumlah 397 dengan rata-rata pekerjanya memiliki umur di

bawah 30 tahun. Hal ini dikarenakan pabrik ini merupakan pabrik baru sehingga tenaga

kerja yang diserap merupakan pekerja yang masih muda. Di Indofood Cirebon ini

sebagian besar pekerjanya merupakan warga di sekitar wilayah pabrik seperti dari

Cirebon dan Tegal. Namun ada juga beberapa di antaranya merupakan pekerja pindahan

dari pabrik Indofood cabang kota lain yang di transfer ke Cirebon. Jam kerja yang

diberlakukan bagi non-produksi yaitu 8 jam kerja selama 5 hari dari hari Senin-Jumat

dimulai pukul 08.00-16.00 dengan waktu istirahat selama 1 jam, sedangkan karyawan

produksi diberlakukan 7 jam kerja selama 5 hari dari hari Senin-Jumat dimulai pukul

07.00-14.30 dan 5 jam kerja pada hari Sabtu dimulai pukul 07.00-12.30 dengan waktu

istirahat selama 30 menit dan 1 jam pada hari Jumat.

Page 16: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

7

2.6. Struktur Organisasi

Gambar 1. Struktur Organisasi

2.7.Logo Perusahaan

Logo perusahaan dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. di seluruh Indonesia

memiliki logo yang sama dan dapat dilihat pada gambar 2. Di bawah ini

Gambar 2. Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Branch Manager

Production Manager

Production Supervisor

Warehouse Supervisor

Technic Supervisor

BPDQC Supervisor

PPIC Supervisor

Branch Human

Resources Manager

Finance & Accounting

Manager

Area Sales & Promotion Manager

Page 17: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

8

BAB III

SPESIFIKASI PRODUK

Pada PT Indofood CBP ini merupakan bagian dari divisi Mi Instan yang prosesnya

memproduksi dan memasarkan berbagai produk seperti instant bag noodles, instan cup

noodles, mi telur, mug noodles serta snack noodles. Beberapa produk yang sangat dikenal

masyarakat luas adalah seperti Indomi, Supermie, Sarimi, Pop Mie, Mi Telur Cap 3

Ayam dan juga Sakura. Namun tidak semua jenis produk akan diproduksi di semua pabrik

Indofood Noodles division.

3.1.Instant Bag Noodles

3.1.1. Indomie

Indomie merupakan merk mi instan pertama yang dibuat oleh PT Indofood pada tahun

1972, varian pertama yang diperkenalkan ke masyarakat yaitu Indomie Kuah dengan rasa

Kaldu Ayam yang pembuatannya sangat disesuaikan dengan selera dari masyarakat

Indonesia sendiri. Lalu karena adanya respon positif dari masyarakat yang menyukainya,

pada tahun 1982 dimunculkan varian kedua yaitu Indomie Kuah dengan rasa Kari Ayam

dan diikuti dengan peningkatan yang sangat pesat penjualannya. Pada tahun 1983 menjadi

puncak peningkatannya akan kesukaan masyarakat akan varian mi instan dari Indomie

dan diluncurkan varian Indomie Mi Goreng. Saat ini Indomie memiliki varian paling

banyak dan berkembang mengikuti perkembangan jaman, ada dengan varian mi keriting,

indomie jumbo, selera nusantara, taste of asia dan lainnya. Beberapa varian Indomie

goreng yang sekarang telah berkembang yaitu mi goreng rendang, mi goreng Aceh, mie

goreng iga penyet, mi goreng rica-rica dan masih banyak lainnya. Sedangkan beberapa

varian Indomie kuah yaitu mi rasa ayam spesial, mi rasa soto mie, mi rasa baso sapi, mi

rasa kari ayam dan masih banyak lainnya. Beberapa produk Indomie dapat dilihat pada

gambar 3.

Page 18: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

9

Gambar 3. Varian Rasa Produk Indomie

3.1.2. Real Meat

Real meat juga merupakan salah satu varian dari Indomie namun dengan kelas premium

di mana produk mi ini memiliki tambahan topping dan daging asli. Untuk saat ini,

produk yang ada baru 2 yaitu indomie real meat ayam jamur dengan daging ayam dan

jamur asli, serta yang kedua yaitu Indomie real meat rendang dengan topping daging

sapi dan juga adanya taburan dari kacang merah asli. Tentu saja varian Indomie ini

memiliki harga yang lebih mahal namun dengan sensasi yang lebih nikmat dengan

adanya taburan daging dan toping asli. Beberapa varian rasa produk Real Meat dapat

dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Varian Rasa Produk Real Meat

3.1.3. My Noodlez

Sama seperti varian real meat, my noodlez juga merupakan varian dari Indomie namun

varian produk ini diluncurkan dengan tujuan pasar untuk anak-anak. Produk mi instan

ini merupakan mi pertama yang dibuat dengan rumput laut dan wortel dengan adanya

tambahan toping crunchy yang menarik untuk anak-anak. Meskipun berbeda dengan

Page 19: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

10

varian Indomie lainnya, my noodlez ini tetap enak dan cocok untuk anak-anak yang

menyukainya serta adanya tambahan gizi dari mi baloknya sendiri. Varian rasa yang

telah ada saat ini ada 3 yaitu Indomie rasa pizza cheese, rasa salmon teriyaki dan rasa

rumput laut. Berikut beberapa varian rasa dari produk My Noodlez dapat dilihat pada

gambar 5.

Gambar 5. Varian Rasa Produk My Noodlez

3.1.4. Supermi

Supermi merupakan salah satu pioner mi instan yang ada di Indonesia juga yang telah

hadir sejak tahun 1968 sebagai mi instan serbaguna dan terus berkembang hingga saat

ini. Varian pertama mi instan berbumbu dari Supermi ada mulai tahun 1976 dengan rasa

kaldu ayam. Beberapa produk Supermi yang telah diluncurkan yaitu dengan rasa ayam

bawang, ayam spesial, baso sapi, kaldu ayam, opor ayam dan masih banyak lainnya

hingga 13+ total variannya. Berikut adalah beberapa varian rasa produk Supermi, dapat

dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Varian Rasa Produk Supermi

3.1.5. Sarimi

Sarimi merupakan salah satu produk mi instan yang terpopuler urutan ke-4 di Indonesia

yang telah dibuat sejak tahun 1982 hingga saat ini. Produk sarimi ini di pasaran memiliki

Page 20: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

11

harga yang lebih murah dibandingkan produk Indomie. Dalam varian bentuk produknya

pun ada berbagai macam seperti sarimi isi 2, sarimi standar (isi 1), sarimi besaar serta

sarimi gelas. Beberapa di antaranya yaitu sardu (sarimi isi 2) rasa soto, rasa kari spesial,

sarimi standar rasa baso sapi, sarimi goreng rasa pecel dan juga sarimi besaar rasa ayam

bawang. Beberapa varian produk Sarimi dapat dilihat pada gambar 7. berikut ini

Gambar 7. Varian Rasa Produk Sarimi

3.1.6. Sakura

Mi instan Sakura ini merupakan salah satu produk dari Indofood yang memiliki harga

paling murah dibandingkan produk mi instan Indofood lainnya. Meskipun saat ini sudah

kalah saing dibandingkan produk seperti Indomie, namun produk Sakura ini masih

diproduksi khususnya di PT Indofood CBP Sukses Makmur Noodles division cabang

Cirebon. Hal ini juga menandakan bahwa minat konsumen terhadap mi Sakura masih

baik. Spesifikasi mi sakura ini ada dalam 2 jenis yaitu mi goreng dan juga mi kuah.

Beberapa contoh variannya yaitu Mi Sakura rasa ayam bawang, Sakura rasa Baso,

Sakura rasa Ayam Spesial dan juga Sakura rasa Soto Ayam. Berikut dapat dilihat contoh

varian produk Mie Sakura. Berikut adalah gambar produk dari mi sakura dapat dilihat

pada gambar 8. di bawah ini.

Gambar 8. Varian Rasa Produk Sakura

Page 21: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

12

3.2. Cup Noodles

3.2.2. Pop Mie

Pop mie merupakan salah satu produk mi instan dari Indofood yang dikemas dalam

bentuk mi cup. Produk ini juga diproduksi di PT Indofood CBP cabang Cirebon dan

merupakan produk yang pertama kali dirilis pada tahun 1987. Varian ukuran cup mie

yang digunakan ada yang dalam bentuk jumbo dan ada yang mini, untuk jenis bahan cup

yang digunakan secara umum menggunakan sthyrofoam, namun kini juga telah muncul

kemasan baru menggunakan paper cup. Untuk varian penyajian ada dalam bentuk pop

mie kuah, pop mie mini dan juga pop mie mini. Beberapa contoh produk dari pop mie ini

yaitu Pop Mie kuah rasa baso, rasa ayam bawang, rasa kari ayam, pop mie goreng pedas

dan flavor baru pop mie kuah pedes dower. Berikut dapat dilihat beberapa varian rasa

produk dari pop mie pada gambar 9.

Gambar 9. Varian Rasa Produk Pop Mie

3.2.3. Sarimi Gelas

Sarimi gelas merupakan salah satu produk dari varian sarimi yang memiliki ukuran porsi

jauh lebih kecil. Porsinya dapat memungkinkan konsumen untuk mengkonsumsinya di

dalam gelas dengan hanya ditambahkan air panas. Produk ini menjadi lebih praktis dan

mudah dibuat di kala konsumen ingin makan namun tidak dalam porsi yang besar.

Meskipun produk ini masuk dalam golongan mi cup, namun konsumen tidak

mendapatkan cup ketika membelinya. Mi hanya dibungkus dengan plastik, namun produk

mi memiliki bentuk yang bulat dan dikonsumsi di dalam gelas sehingga masuk dalam

golongan mi cup. Beberapa contoh produk sarimi gelas ini yaitu sarimi gelas rasa ayam

bawang, baso sapi, soto ayam dan juga kari ayam. Berikut beberapa varian produk dari

sarimi gelas, dapat dilihat pada gambar 10.

Page 22: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

13

Gambar 10. Varian Rasa Produk Sarimi Gelas

3.3.Other Noodles

3.3.1. Egg Noodle Cap 3 Ayam

Egg noodle merupakan salah satu produk mi kering tanpa bumbu pelengkap yang berbeda

dari produk mi instan lainnya yang diproduksi oleh PT Indofood CBP. Mi kering ini

berbasis mi telur yang memiliki tekstur dan bentuk dari mi yang bervariasi serta tidak

mengandung bahan pengawet. Selain dengan keunggulan tersebut, mi telur cap 3 ayam

ini sendiri mudah untuk diolah dan diproses dengan higienis dengan standar mutu yang

tinggi yang diharapkan menjadi menu pilihan masyarakat yang ingin memvariasikan

menu mi mereka masing-masing sebagai keperluan masak sehari-hari. Untuk variasinya

sendiri, mi telur ini baru ada 2 yaitu mi telur 3 ayam bungkus kuning (dengan bentuk

untaian mi keriting) dan mi telur 3 ayam bungkus merah (dengan bentuk untaian mi

bulat). Berikut adalah contoh produk dari mi telur cap 3 ayam. Berikut adalah gambar 11.

produk dari Egg Noodle Cap 3 Ayam.

Gambar 11. Varian Rasa Produk Egg Noodle Cap 3 Ayam

3.3.2. Pop Bihun

Selain dibuatnya produk mi instan kemasan dengan berbagai flavor, Indofood juga

membuat produk lain selain mi berupa bihun instan dengan label pop bihun. Yang

membedakan dari produk mi instan Indofood lainnya adalah dari produk utama yaitu

bihun dan juga flavor yang dibuat tentunya. Jika pada mi dibuat dengan tepung terigu,

Page 23: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

14

lain halnya dengan bihun ini yang dibuat dari tepung beras dan akan menghasilkan bentuk

dan juga tekstur yang berbeda dari produk mi instan. Kemasan yang disajikan juga sedikit

berbeda dengan mi instan lainnya, yaitu ada yang secara horizontal dan ada juga secara

vertikal penjelasan mengenai produknya. Beberapa jenis produk pop bihun yang telah

dibuat yaitu pop bihun spesial spicy chicken curry flavor, chicken soup flavor, chicken

onion flavor, special fried, pop bihun chicken soto soup flavor dan masih banyak lainnya.

Berikut adalah beberapa gambar dari variasi pop bihun dapat dilihat pada gambar 12.

Gambar 12. Varian Rasa Produk Pop Bihun

3.4.Snack Noodles

3.4.1. Bite Mie

Selain produk mi instan dengan porsi yang lumayan berat, kali ini Indofood merilis

produk inovasi mi kering sebagai snack atau makanan ringan. Bite mie ini merupakan

salah satu produk keluaran dari Indomie juga yang memiliki ukuran bulat-bulat kecil yang

setiap keping mi bulatnya dapat dimakan sekali lahap atau “bite”, sehingga dengan

dibuatnya produk ini bertujuan untuk mempraktiskan konsumen yang ingin makan di

mana saja dan kapan saja. Beberapa variasi flavor yang telah ada yaitu rasa pizza

barbeque, rasa rumput laut dan juga rasa udang tempura yang rasanya sangat enak.

Produk ini dikemas dengan kemasan praktis yang dapat dibuka dan ditutup sesuai

keinginan dengan zip lock. Berikut adalah beberapa gambar dari produk bite mie yang

ada dapat dilihat pada gambar 13.

Page 24: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

15

Gambar 13. Varian Rasa Produk Bite Mie

3.5. Kemasan

Kemasan merupakan salah satu komponen utama suatu produk, hal ini dikarenakan ketika

konsumen membeli suatu produk maka kemasan lah yang akan dilihat. Selain keindahan

atau estetik, kemasan makanan menjadi penting karena mengandung seluruh informasi

mengenai produk yang dipasarkan. Beberapa di antaranya yaitu harus dicantumkan nama

produk, komposisi produk, kandungan gizi produk, tanggal produksi dan juga kadaluarsa,

pabrik/produsen yang membuat berikut dengan call center, regulasi seperti SNI dan juga

tanda halal, cara konsumsi produk dan juga berat produk. Kemasan yang digunakan

secara umum menggunakan 2 jenis yaitu kemasan primer yang melindungi produk

langsung dan juga kemasan sekunder yang difungsikan selain untuk perlindungan juga

untuk kemudahan distribusi dan juga penyimpanan (Indraswati, 2017).

3.5.1. Kemasan Primer

Kemasan primer merupakan kemasan pokok atau utama yang digunakan dan yang

menempel langsung dengan produk yang dikemas. Jika pada normal noodles, kemasan

yang digunakan adalah kemasan berupa etiket yang berbahan dasar polyprophylene dan

pada mi cup kemasannya akan berupa cup berbahan dasar sthyrofoam (polysthyrene) dan

juga ada beberapa produk yang menggunakan paper cup. Untuk kode produksi yang

ditambahkan pada kemasan primer ini diletakkan di muka kemasan produk sedangkan

pada mi cup akan diletakkan pada lid seal-nya. Kode produksi sangat penting

ditambahkan adalah sebagai informasi batas konsumsi dari produk serta informasi

mengenai asal pembuatan produk tersebut dan juga membantu produsen jika ada

komplain sehingga dapat mengetahui di mana kesalahan produksi bisa terjadi. Sebagai

Page 25: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

16

contoh kode produksi yang digunakan pada mi cup yang tertulis yaitu 22 07 2019 SBR

A1 04 2 22 6, kode tersebut memiliki arti sebagai berikut:

22 07 2019 merupakan tanggal batas konsumsi atau tanggal kadaluwarsa dari produk

SBR merupakan kode wilayah produksi mi dilakukan, dan SBR berarti kota Sumber

yang daerah produksi mi di kota Cilacap

A dari A1 memiliki arti bahwa produk dibuat oleh regu A dan 1 berarti dibuat pada

produksi shift 1 dan diartikan keseluruhan bahwa produk dibuat oleh regu A pada shift

1

04 merupakan jalur pembuatan mi, di mana mi diproduksi pada jalur/ line 4 dan 2

adalah no jenis mesin pengemas. Jadi 04 2 berarti produksi dilakukan pada line 4 dan

dikemas pada mesin no 2 dari line 4

22 merupakan tanggal produksi mi dilakukan

6 merupakan umur simpan dari produk mi instan yaitu selama 6 bulan

Gambar 14. Varian Kemasan Primer Produk

3.5.2. Kemasan Sekunder (Karton)

Kemasan sekunder adalah jenis kemasan yang digunakan untuk mewadahi kemasan

primer yang tujuannya yaitu untuk mempermudah proses distribusi dan juga untuk

Page 26: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

17

melindungi kemasan primer dari kerusakan fisik. Untuk kemasan primer yang digunakan,

adalah jenis multilayer karton. Tidak hanya pada kemasan primer, namun kemasan

sekunder juga memiliki kode produksi yang berada di sisi muka karton. Pada gambar

sebagai contoh yaitu memiliki kode produksi 02 09 2019 SBR B1 03 1 02 8 dan memiliki

arti sebagai berikut:

02 09 2019 merupakan tanggal kadaluwarsa dari produk

SBR merupakan kode wilayah pembuatan produk

B1 merupakan kode tim produksi dan pada shift berapa produk dibuat

03 merupakan mesin pembuat berada pada line 3 dan 1 adalah no mesin pengemasnya

02 merupakan tanggal pembuatan produk

8 adalah umur simpan produk yaitu selama 8 bulan

Gambar 15. Varian Kemasan Sekunder Produk

Page 27: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

18

BAB IV

PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MIE INSTAN DI PT INDOFOOD CBP

SUKA MAKMUR CIREBON

Pada proses produksi di PT Indofood CBP Sukses Makmur noodles division cabang

Cirebon hanya diberlakukan 2 shift produksi, dengan masing-masing jam kerja 7 jam.

Shift terbagi dalam shift pagi dengan waktu kerja mulai pukul 06.30-14.00 dan shift siang

dengan waktu kerja mulai pukul 14.00-21.30 dan pada hari Sabtu hanya berlangsung

selama 5 jam dengan waktu istirahat untuk makan selama 30 menit. Sistem shift ini akan

terus dilakukan rotasi setiap minggunya, shift pagi sebagai shift 1 dan shift siang sebagai

shift 2 dengan terdapat 2 regu yaitu regu A dan regu B. Jika minggu pertama dapat shift

1, maka minggu kedua akan didapatkan shift 2 dan seterusnya. Dan setiap seminggu sekali

pada hari Minggu, setiap regu akan secara bergiliran melakukan sanitasi besar alat-alat

produksi. Pada produksi mi di pabrik Cirebon ini, terdapat 4 line yang tersedia dengan 3

line produksi untuk normal noodles dan 1 line untuk produksi cup noodles.

Untuk regu A yang penulis ikuti, selalu memproses mi pada line 1, 2 untuk produksi

normal noodles dan pada line 4 yang memproduksi jenis cup noodles, sedangkan pada

regu B bekerja pada line 1,2 dan 3 yang hanya untuk proses pembuatan normal noodles.

Pada proses produksi, menggunakan sistem batch atau dihitung dalam tiap adukan pada

proses mixing. Jumlah adukan yang dilakukan dalam 1 shift akan berbeda-beda untuk

setiap jenisnya, mi cup akan berbeda dengan normal noodles bahkan antar normal

noodles pun bisa berbeda. Untuk jumlah produk yang didapatkan dapat dihitung

berdasarkan rpm yang digunakan. Selama proses produksi, acuan kecepatan yang

digunakan untuk mesinnya menggunakan satuan Rotasi Per Menit (RPM) dan setelah

memasuki proses packing, jenis satuan yang digunakan yaitu Pieces Per Minutes (PPM)

dan memiliki makna yang sama dengan RPM, namun digunakan PPM untuk

mempermudah dalah menghitung jumlah produksi yang dihasilkan. Sebagai contoh untuk

normal noodles, RPM yang digunakan lebih dari 90 RPM atau PPM (Pcs per menit).

Dalam proses produksi yang dilakukan terdapat 8 jalur proses selama 7 jam. Jika dihitung

total produk yang seharusnya didapatkan adalah sebagai berikut:

Page 28: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

19

Total hasil produksi yang seharusnya per shift= RPM x 60 menit x jumlah line x jam

kerja

= 90 x 60 menit x 8 line x 7 jam kerja

= 302.400 pcs mi / 40 dalam 1 karton

= 7560 karton

Namun, secara realita hasilnya tidak akan seperti total di atas, melainkan kurang dari

jumlah di atas. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor-faktor kegagalan produk selama

proses yang tidak sesuai dengan standar sehingga tidak dapat digunakan kembali dan

disebut dengan scrap. Sehingga, dari produksi ditargetkan bahwa setiap jam didapatkan

1000 karton dan jika dikalikan selama 7 jam, maka didapatkan 7000 karton selama 1 shift

berlangsung. Selama produksi berlangsung untuk dapat melebihi dari target produksi

yang ditentukan, penggunaan PPM yang dinaikkan sekitar 3 menjadi 93 PPM. Selain itu,

PPM pada normal noodles dengan 3 jenis seasoning maka PPM yang digunakan akan

lebih rendah minimal 58 PPM dengan output 27840/jam, pada normal noodles Sarimi isi

2 (mi bertumpuk 2 yang ditumpuk secara manual) memiliki output dengan kecepatan

minimal 71 PPM sebanyak 34080:2= 17040/ jam. Dibagi 2 dikarenakan dalam 1 kemasan

dimasukkan 2 blok mi sehingga output akhirnya akan dibagi 2 dan terakhir pada produksi

cup noodles, yang menggunakan PPM terendah sebesar 40 PPM dan dengan hasil output

akhir sebanyak 19200/jam.

Penggunaan GMP (Good Manufacturing Practices)

Semua pekerja yang berada dalam area produksi memiliki syarat dan ketentuan sebelum

masuk ke dalam ruang produksi. Seluruh pekerja wajib menggunakan seragam yang telah

diberikan oleh perusahaan sesuai dengan ketentuan. Seragam berupa pakaian berlengan

panjang dan celana panjang berwarna putih dengan tambahan garis warna merah atau

kuning atau hijau, penutup kepala berupa topi dan jaring untuk pekerja laki-laki dan

menggunakan jilbab untuk pekerja perempuan yang ditujukan untuk menutup seluruh

rambut untuk mencegah masuknya rambut ke dalam produk, sepatu berwarna putih dan

juga masker. Semua bagian seragam hanya boleh digunakan ketika sudah berada di dalam

wilayah PT Indofood CBP Sukses Makmur Cirebon noodles division. Namun untuk

sepatu dan masker hanya boleh digunakan ketika berada di ruang produksi, bahkan untuk

masuk ke kamar mandi semua pekerja harus mengganti alas kaki selain sepatu GMP.

Page 29: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

20

Selain itu, sebelum masuk ruang produksi pekerja juga harus mencuci tangannya dengan

bersih serta menggunakan alkohol dan harus dipastikan kondisi kuku tidak panjang.

Ketentuan penggunaan seragam adalah setiap hari Senin dan Kamis menggunakan

seragam warna hijau, hari Selasa dan Jumat menggunakan seragam warna kuning serta

hari Rabu dan Sabtu menggunakan seragam warna merah. Selain kebersihan diri dan

semua bagian yang menempel pada tubuh karyawan yang diperhatikan, di area produksi

juga terdapat larangan membawa makanan jenis apapun sehingga karyawan tidak

diizinkan untuk makan, namun untuk minum hanya diizinkan membawa minum yang

tidak berwarna seperti air putih. Meskipun sebelum masuk ruang produksi seluruh

karyawan telah mengikuti prosedur kebersihan, namun ketika proses produksi

berlangsung tangan yang menyentuh produk dan berhubungan dengan proses harus sering

dilakukan pembersihan karena alkohol yang diberikan di awal hanya memiliki efektivitas

selama 2 jam, sehingga seluruh karyawan dalam area produksi harus mencuci tangannya

setiap 2 jam sekali.

Pembuatan jadwal oleh PPIC h-1 produksi

Proses produksi yang berlangsung tidak bisa berjalan jika bahan baku tidak ada, dan

bahan baku akan disediakan jika jadwal pembuatan produk sudah ada. Semua jadwal

proses produksi mi yang dilakukan akan dibuat oleh divisi PPIC dari manufacturing, yang

di mana pembuatannya akan disesuaikan dengan permintaan dan kebutuhan gudang. Jika

permintaan dari konsumen yang tinggi akan produk tertentu seperti GSS (Indomie

Goreng Spesial) akan sering diproduksi bahkan setiap hari GSS pasti diproduksi, dan jika

bagian gudang sudah kehabisan stok dari barang yang juga tinggi permintaannya, maka

produksi akan produk tersebut ditingkatkan. Pembuatan jadwal oleh divisi PPIC ini akan

diberikan kepada produksi h-1 sebelum proses produksi dilakukan, bahkan pada hari h

jadwal bisa berubah, bertambah maupun berkurang karena adanya perubahan permintaan

atau kebutuhan. Untuk pabrik mi Indofood cabang Cirebon memproduksi total sebanyak

78 flavor mi dengan 26 flavor dari produk Indomie, 24 jenis flavor dari produk Sarimi, 7

jenis flavor dari produk Supermi, 2 jenis flavor dari produk Sakura dan 19 jenis flavor

dari produk jenis ni cup. Namun, tidak semua jenis flavor dapat dibuat setiap hari, hanya

permintaan yang diinginkan dari pasar lah yang paling sering dibuat sehingga ada

beberapa jenis flavor yang sangat jarang dibuat.

Page 30: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

21

4.1 Raw Material

Bahan baku yang digunakan pada pembuatan blok mi yaitu tepung terigu dengan 3 jenis

yaitu tepung terigu cakra, tepung terigu segitiga biru dan tepung terigu segitiga hijau,

tepung tapioka air bersih dan juga larutan alkali. Untuk sumber bahan baku tepung terigu,

Indofood menggunakan produk dari Tepung Bogasari, sedangkan sumber air bersih yang

digunakan berasal dari air sumur yang telah melalui proses uji kelayakan untuk produk

makanan. Penggunaan tepung terigu cakra merupakan tepung terigu yang berprotein

tinggi atau biasa disebut dengan hard flour ini memiliki kadar protein dalam bahan

hingga 12-14% yang sangat cocok untuk pembuatan produk mi dan roti. Sedangkan pada

tepung terigu segitiga biru dan hijau merupakan tepung terigu berprotein sedang atau

biasa disebut dengan medium flour dan memiliki kadar protein dalam bahan antara 10,5-

11,5% dan biasa digunakan untuk pembuatan kue atau roti semi lembut seperti donat,

biskuit dan pastry (Rahmah dkk, 2017). Mutu tepung terigu yang diharapkan yaitu

memiliki kandungan protein 7-14% (sesuai dengan kadar proteinnya), kadar air 14%,

kadar abu 0,25%-1,60% serta adanya kandungan gluten basah 24-36%. Kandungan

dalam terigu ini lah maka fungsi tepung terigu dapat membentuk suatu jaring serta

kerangka dari produk yang akan dibuat (seperti roti dan mi) sebagai akibat dari adanya

pembentukan gluten. Gluten merupakan protein yang tidak larut dalam protein dan terdiri

atas komponen gliadin dan glutenin yang dapat dihasilkan produk yang bersifat

viskoelastis, kondisi ini dapat menyebabkan adonan dapat digiling, dibuat dalam

lembaran dan juga dapat mengembang (Cifuentes, 2012).

Larutan alkali ini akan berbeda-beda komposisi perbandingan bahan-bahannya dari

setiap flavor mie yang dibuat, secara umum larutan alkali ini dibuat dengan air, garam,

pewarna, pengemulsi dan juga ingredients lainnya. Bahan-bahan yang ditambahkan dan

dicampurkan ke dalam larutan alkali tersebut merupakan bahan tambahan pangan yang

sengaja ditambahkan pada proses pembuatan maupun pengolahan makanan yang

ditujukan untuk memperbaiki maupun meningkatkan tekstur, rasa bentuk yang

diharapkan dapat membuat produk menjadi lebih baik (Agroindustri.id, 2016). Bahan-

bahan dasar pembuatan larutan alkali ini memiliki tingkat kerahasiaan yang tinggi,

sehingga karyawan pabrik pun tidak mengetahui nama asli (hanya menggunakan kode)

dan juga tidak mengetahui sumber bahan tersebut berasal.

Page 31: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

22

Penambahan air dalam proses pembuatan mi menjadi sangat penting karena bertugas

sebagai media dalam reaksi antara karbohidrat dan juga gluten, membantu melarutkan

komponen bahan tambahan seperti garam dan juga membentuk sifat kenyal dari gluten

karena air dapat membuat pati dan gluten menjadi mengembang. Namun air akan

memiliki kualitas yang baik jika memiliki pH 6-9, hal ini dikarenakan absorpsi air akan

semakin tinggi dengan meningkatnya pH. Dan semakin tinggi air yang dapat diserap

maka mi menjadi lebih kenyal dan tidak mudah patah. Lalu penambahan garam dapat

digunakan sebagai penyedap rasa, memperkuat tekstur dari mi serta meningkatkan

elastisitas mi, fleksibilitas serta pengikatan air. Selain itu garam juga dapat menghambat

aktivitas dari enzim amilase serta protease yang dapat menyebabkan mi menjadi lengket

dan mengembang secara berlebihan (Koswara, 2009).

Pada pabrik noodles division hanya produk blok mi nya saja, sedangkan bumbu dan

kemasan dibuat di pabrik divisi lainnya. Selain raw material untuk pembuatan blok mi,

ada pula bahan baku berupa bumbu, minyak bumbu dan solid ingredients sebagai

pelengkap untuk penyajian makanan. Pada bahan baku di bagian kemasan ada etiket,

karton, cup, lid seal, shrink film dan plagban. Etiket dan juga cup serta lid seal sebagai

penutup merupakan bahan pengemas primer dari produk mi instan. Disebut dengan

kemasan primer dikarenakan kemasan ini bersentuhan dan mewadahi bahan pangan

secara langsung. Sedangkan pada shrink film merupakan jenis kemasan sekunder yang

ditujukan untuk melindungi kemasan primer. Dan terakhir yaitu karton merupakan jenis

kemasan tersier dimana kemasan ini memiliki fungsi untuk perlindungan dalam proses

menyimpan, distribusi maupun identifikasi (Mukhtar dan Nurif, 2015).

Bahan baku kemasan yang digunakan hampir seluruhnya diproduksi oleh PT Indofood

pada divisi packaging. Namun ada beberapa dari vendor lain seperti kemasan pada

Sarimi yang memiliki keunggulan kemasan yang biodegradable atau bahan yang dapat

didegradasi atau dihancurkan secara alami oleh alam. Sedangkan bahan baku yang

digunakan sebagai bagian dari proses ada minyak goreng untuk menggoreng mi dan juga

steam yang digunakan untuk mengukus mi, emulsifier sebagai pelicin mi dan kecap asin

penambah rasa dan juga memberikan warna yang digunakan pada produk mi cup dan air

yang digunakan sebagai water spray.

Page 32: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

23

Untuk raw material berupa minyak goreng bersumber dari PT Bimoli yang didatangkan

ke PT Indofood CBP cabang Cirebon dan dimasukkan ke dalam tanki induk yang

kemudian akan disalurkan ke daily tank yang akan digunakan langsung untuk proses

frying. Tanki induk digunakan sebagai tanki utama untuk menyimpan semua minyak

goreng yang masuk dan memiliki pemanas di dalamnya agar minyak tidak mengeras

selama penyimpanan, sedangkan daily tank merupakan tanki minyang yang berisi

minyak goreng yang akan digunakan untuk proses penggorengan produk atau minyak

siap pakai. Untuk sumber steam yang digunakan untuk pengukusan mi maupun

memanaskan minyak goreng berasal dari uap panas yang dihasilkan oleh boiler. Steam

dibuat dengan pemanasan air dalam tanki boiler dengan batubara dan kemudian

disalurkan melalui pipa yang dihubungkan langsung ke ruang produksi untuk digunakan.

Penggunaan steam di dalam ruang produksi bisa diatur oleh operator sesuai dengan

kebutuhan. Semua bahan baku tersebut sebelum masuk ke proses produksi akan diuji

kualitasnya dahulu oleh QC (Quality Control) bagian raw material untuk memastikan

bahwa semua bahan baku yang digunakan layak dan sesuai standar yang ditetapkan yang

juga ditujukan untuk keamanan konsumen.

Page 33: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

24

4.2 Proses Pembuatan Mi

MIXING

PRESSING

MIXING SLITTING

STEAMING

CUTTING

FRYING

COOLING

Tepung terigu,

tepung tapioka,

larutan alkali, air

UAP AIR

EMULSIFIER

Gambar 16. Diagram Alir Proses Pembuatan Mi

PACKING

MINYAK

GORENG

WATER

SPRAY

SEASONING

CUP, LID

SEAL,SHRINK

FILM

Page 34: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

25

4.2.1. Mixing

Proses pencampuran atau dalam proses produksi biasa disebut dengan mixing, merupakan

proses mencampurkan semua bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan mi.

Proses ini merupakan tahap awal dari proses produksi pembuatan mi instan di PT

Indofood CBP noodles division. Bahan-bahan dasar utama yang digunakan dalam proses

ini yaitu tepung terigu dengan berbagai tingkatan kualitas kandungan protein, ada tepung

tapioka dan juga larutan alkali. Proses dimulai dari helper bagian mixer yang akan

memasukkan campuran tepung sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing flavor di

bagian gudang tepung, lalu tepung akan diayak menggunakan mesin screw, lalu hasil

pengayakan akan dihisap dan masuk ke dalam mixer. Proses pengayakan ini dilakukan

adalah untuk filtrasi atau menyaring tepung sebelum masuk ke dalam proses sehingga

dipastikan partikel-partikel besar dan non tepung tidak ikut masuk dan memiliki ukuran

yang seragam (Dharmayanti, 2013). Selanjutnya mixer akan bekerja mengaduk dan

mencampurkan campuran tepung hingga homogen oleh operator mixing dan akan diikuti

pemasukan larutan alkali ketika campuran telah homogen melalui pipa di bagian atas

tepung secara melintang dari tanki mixer sehingga seluruh bagian dari adonan dapat

didistribusikan larutan alkalinya secara merata. Mixer yang digunakan memiliki kapasitas

tertinggi sebanyak 334 kg, yang biasanya digunakan pada produk Indomie Goreng Aceh.

Kapasitas isi mixer sebenarnya lebih dari 334 kg, namun jika lebih dari kapasitas tersebut

maka kerja mixer menjadi kurang maksimal dan adonan yang didapatkan pada akhir

proses menjadi kurang homogen.

Pembuatan larutan alkali juga dilakukan di ruang produksi oleh operator alkali, yang

pertama kali dilakukan adalah menambahkan air hingga setengah dari tanki atau

menyentuh kincir pengaduk dan pengadukan mulai dilakukan perlahan. Selanjutnya

ditambahkan dengan berbagai macam ingredients dan diaduk hingga merata. Proses

pembuatan larutan alkali akan memakan waktu ±2 jam dan jika sudah selesai maka proses

pengadukan dihentikan. Pembuatan dan penyimpanan larutan alkali dilakukan di dalam

tanki alkali dan sebelum dimasukkan ke dalam adonan tepung maka larutan alkali akan

didistribusikan dahulu ke weighing tank atau sebagai tanki alkali siap pakai. Larutan

alkali yang dibuat hanya memiliki umur simpan maksimal 24 jam, dan setelahnya tidak

dapat digunakan lagi atau harus dibuang.

Page 35: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

26

Proses pencampuran atau mixing ini dilakukan dalam kisaran 10-15 menit untuk semua

varian flavor. Proses pengadukan ini pun juga dilakukan secara bertahap, pada ±9 menit

pertama pengadukan menggunakan rpm yang lebih cepat dan pada ±6 menit kedua

pengadukan akan dilakukan lebih lambat. Proses pengadukan awal yang lebih cepat

dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat proses homogenisasi adonan mi dan

pengadukan lebih lambat pada tahap 2 ditujukan agar adonan tidak terlalu matang akibat

panas dari aktivitas pengadukan yang dapat mempengaruhi teksturnya menjadi lebih

lembek/ kadar airnya meningkat. Proses penambahan larutan alkali dilakukan ketika

adonan tepung yang diaduk sudah menjadi homogen, hal ini dilakukan tidak berdasarkan

dalam waktu tertentu. Waktu yang dibutuhkan hingga tepung menjadi homogen bisa

bervariasi tergantung dari jenis dan jumlah campuran tepung yang ditambahkan,

penambahan larutan alkali akan dilakukan manual oleh operator mixing.

Kadar air yang dibutuhkan pun tidak terlalu tinggi, dalam kisaran 32-35%. Ketika kadar

air yang didapatkan selama proses mixing belum tercapai, maka operator mixer akan

menambahkan air biasa ke dalam adonan. Jika kadar air yang didapatkan terlalu tinggi

yaitu >38% maka adonan menjadi becek atau berair menyebabkan adonan menjadi

lengket dan menempel pada alat dan proses pengeringan mi dengan penggorengan pun

menjadi lebih lama. Dan jika kadar air terlalu rendah <28% adonan akan menjadi rapuh

sehingga mudah patah ketika dilakukan proses selanjutnya yaitu pada proses pressing

(Koswara, 2009). Sehingga, selain menjalankan mesin mixer, operator mixer juga harus

memastikan adonan memiliki tekstur yang sesuai, kehomogenan dan kadar air yang

sesuai pula, pengujian adonan oleh operator hanya dilakukan uji langsung dengan tangan

dan visual adonan. Tidak hanya oleh operator, tim dari QC field juga akan menganalisis

kadar air adonan yang didapatkan dari proses mixing. Meskipun beberapa line produksi

memiliki 3 mixer, tetapi di Indofood Cirebon ini hanya menggunakan 2 mixer-nya dan

dilakukan rotasi berkala. Hal tersebut dilakukan karena dengan difungsikannya 2 mixer

sudah dapat memenuhi untuk kebutuhan target produksi setiap shift nya.

Page 36: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

27

4.2.2.Pressing

Posisi mixer yang tepat di atas proses pressing selanjutnya akan menjatuhkan campuran

adonan ke dalam feeder yang merupakan bak penampung sementara sehingga mixer bisa

digunakan untuk pengadukan kembali. Kapasitas feeder yang dianjurkan pada tahap ini

yaitu maksimal 334 kg seperti kapasitas mixer yang digunakan. Meskipun kapasitas yang

sebenarnya bisa lebih dari 334 kg, namun dianjurkan tidak lebih dari 334 kg. Hal tersebut

dilakukan adalah untuk mencegah adanya penggumpalan adonan pada bagian bawah

karena adanya penumpukan dengan beban yang berat di bagian atasnya dan juga

mencegah adonan di bagian atas menjadi kering karena menunggu proses yang lama.

Setelah ditampung dalam feeder, selanjutnya adonan akan didorong dan masuk proses

penekanan dengan alat dough sheeter sehingga terbentuk lembaran memanjang dan masih

dalam ketebalan yang sama untuk semua proses pada dough sheeter ±1 cm.

Lembaran tersebut akan ditipiskan kembali dengan alat bearing roll press sebanyak 7 roll

yang akan semakin menipiskan lembaran mi hingga tercapai ketebalan yang diinginkan

sesuai dengan flavor yang dibuat. Proses ini dilakukan hanya oleh 1 operator yang

menjalankan mesin dari proses pressing hingga proses cutting nantinya. Operator pada

tahap ini tidak hanya menjalankan mesin pressing saja, namun hingga mesin cooling

tetapi tanggung jawabnya hanya hingga mesin steaming. Selain menjalankan mesin,

operator pressing juga harus memastikan mi yang di-pressing sesuai dengan ketebalan

yang dibutuhkan dan hasil mi sesuai dengan standar yang diperlukan. Selain itu operator

juga harus memiliki kemampuan penyelesaian masalah yang baik, seperti penyelesaian

jika adonan terlalu basah atau terlalu kering apa yang harus dilakukan untuk mengatasi

hal tersebut. Rpm yang digunakan akan bervariasi tergantung dari flavor yang dibuat, dan

penggunaan RPM pada mesin pressing akan selalu sama hingga proses cooling untuk

normal noodles dan hingga proses lid seal pada varian mi cup seperti pop mie.

4.2.3.Slitting

Setelah lembaran pipih adonan mi didapatkan, maka proses langsung masuk pada tahap

pengkritingan atau slitting. Pada proses ini jumlah untaian yang dihasilkan akan

dipengaruhi dengan jenis slitter yang digunakan. Slitter yang digunakan yaitu slitter 10,

12, 14, 16 dan 22.

Page 37: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

28

Semakin besar jenis slitter-nya maka semakin kecil ukuran untaian mi yang didapatkan

dan semakin banyak jumlah untaiannya begitu pula sebaliknya. Salah satu contoh pada

indomie goreng spesial menggunakan slitter tipe 22 yang akan meghasilkan jumlah

untaian ±73 dengan ±3 untaian. Tujuan dari proses slitting ini sendiri yaitu untuk

membantu pemerataan proses pemanasan terutama saat penggorengan yang bertujuan

untuk mengeringkan mi sehingga tidak ada bagian mi yang mentah saat ditumpuk. Selain

membuat keriting, lembaran adonan mi juga dipotong secara melintang sehingga

didapatkan hingga 8 jalur atau line mi dari yang sebelumnya hanya 1 jalur.

𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒖𝒏𝒕𝒂𝒊𝒂𝒏 = 𝒑𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒍𝒊𝒕𝒕𝒆𝒓

𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒍𝒊𝒏𝒆 𝒙 𝟑𝟎 𝒙 𝒕𝒊𝒑𝒆 𝒔𝒍𝒊𝒕𝒕𝒆𝒓

Panjang slitter= 800 mm

4.2.4.Steaming

Setelah mi menjadi untaian yang keriting, mi akan langsung masuk proses pengukusan

atau steaming. Proses pengukusan ini menggunakan uap panas yang dihasilkan langsung

dari proses boiling air yang dilewatkan pada pipa-pipa. Uap ini tidak diketahui berapa

suhu yang dihasilkan, namun bergantung pada tekanan uap yang dihasilkan yaitu kisaran

0,2-0,3 MPa dan waktu yang dibutuhkan untuk mengukus akan bergantung pada RPM

yang digunakan selama proses, jika RPM pada normal noodles dengan RPM 90 selama

75-76 detik hingga matang dengan derajat gelatinisasi minimal 85% dan waktu akan

semakin bertambah jika RPM yang diberikan semakin rendah. Penggunaan lama

steaming juga akan dipengaruhi oleh tingkat ketebalan untaian mi yang dihasilkan.

Dengan menggunakan proses penguapan (steaming), kadar air dalam mi pun tidak terlalu

meningkat signifikan sehingga tidak terlalu basah.

Proses steaming ini ditujukan untuk memicu terjadinya proses gelatinisasi dari gluten atau

pati di dalam tepung, dengan tahap diawali pembasahan dan mie yang didapatkan mudah

putus, lalu diikuti tahap kedua yaitu gelatinisasi di mana proses ini mie akan mengalami

proses gelatinisasi dengan ada proses masuknya panas ke dalam mie dan akan

menghasilkan mie yang agak lentur. Tahap akhir yaitu solidifikasi, proses ini ditandai

dengan bagian permukaan mie akan mengalami penguapan air dan akan membentuk

adanya lapisan tipis sehingga mie menjadi halus dan kering yang menyebabkan sifat mie

menjadi padat (Koswara, 2009).

Page 38: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

29

Mi ini sebenarnya sudah matang dan siap dikonsumsi, namun kondisi mi yang memiliki

kadar air cukup tinggi akan mempengaruhi singkatnya umur simpan dari mi instan itu

sendiri dan mi instan menjadi tidak praktis karena berat dan basah. Setelah proses

pengukusan dilakukan, semua mi yang keluar dari proses ini akan diberi angin dari kipas

angin selama beberapa detik. Uap yang digunakan sebagai steam pada proses ini harus

dipastikan memiliki kadar air yang sangat rendah agar hasil akhir untaian mie tidak terlalu

basah atau lembek.

4.2.5.Cutting

Keluar dari proses steaming, untaian lembar adonan basah tidak langsung dipotong begitu

saja. Namun ada proses pendinginan sejenak dan mi dilewatkan pada kipas angin, hal ini

dilakukan bertujuan untuk membantu menurunkan air yang mungkin masih menempel

pada permukaan mie, mencegah proses gelatinisasi berkelanjutan dari mi yang dapat

menyebabkan mi menjadi terlalu bengkak. Selain itu, mi yang memiliki suhu terlalu

tinggi dengan kadar air yang masih tinggi pula, akan menyebabkan mi menjadi lengket

lalu dapat menempel pada tray, sehingga dapat mempersulit proses cutting dan

menghambat proses produksi Oleh karena itu sebaiknya suhu mi setelah steaming harus

sedikit diturunkan dengan cara pemberian angin melalui kipas dan juga untuk membantu

menurunkan air yang menempel pada permukaan mi yang mungkin dapat terserap

sehingga dapat meningkatkan kadar air. Setelah itu mi akan dipotong dengan panjang

tertentu yang juga disesuaikan dengan kebutuhan dari flavor yang dibuat.

Paska pemotongan, mi akan langsung di-folding hingga terdapat 2 lipatan mi (untuk bag

noodles) tanpa terputus dan 3 lipatan untuk mi cup yang masing-masing lipatan akan

diputus dan diletakkan pada alat penggorengan yang sudah terbagi dalam 1 blok-blok mi

sehingga nantinya mi tidak akan saling menempel satu sama lain. Kuali penggorengan

pada normal noodles akan berbentuk balok sedangkan pada mi cup berbentuk silinder.

Untuk ukuran cutting, pada normal noodles akan lebih panjang dibandingkan pada mi

cup. Untuk normal noodles pada 1 lipatannya memiliki panjang ±22 cm, sedangkan pada

mi cup hanya ±15 cm. Semua proses yang dilakukan, dilakukan dengan cepat sehingga

tingkat produktivitasnya pun menjadi tinggi pula.

Page 39: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

30

4.2.6.Frying

Proses frying pada tahap selanjutnya ini dilakukan dengan alat penggorengan secara rotasi

yang nantinya kuali penggorengan berisi mi akan masuk ke dalam minyak panas dan akan

terus berjalan seperti conveyor dalam suhu dan waktu tertentu di mana suhu dan waktu

ini juga bergantung pada flavor mi apa yang dibuat. Proses pemanasan minyak goreng ini

menggunakan uap yang juga dihasilkan dari proses boiling yang dialirkan pada pipa dan

dapat memanaskan minyak goreng dalam fryer. Suhu yang digunakan dalam fryer ini

sendiri berbeda-beda selama proses, suhu akan terbagi dalam 3 yaitu inlet, middle dan

outlet di mana suhu di awal tidak terlalu tinggi dan akan diikuti dengan peningkatan suhu

hingga akhir proses frying. Proses penggorengan ini pun juga berlangsung sangat cepat

hanya dalam kisaran 120 detik, oleh karena itu suhu awal minyak goreng tidak boleh

terlalu tinggi untuk mencegah blok mi gosong di luar dan mentah di dalam sehingga perlu

penyesuaian dahulu, dan suhu akan terus mengalami peningkatan adalah untuk

memaksimalkan penggorengan mi yang prosesnya sangat singkat dengan kisaran suhu

120-160℃.

Pada minyak goreng yang digunakan, berasal dari tanki induk yang akan disalurkan pada

tanki harian baru disalurkan ke fryer untuk digunakan. Sistem pergantian minyak goreng

ini ada 2 jenis, untuk mi cup akan selalu menggunakan minyak goreng baru karena kadar

memiliki batas FFA kurang dari 1% sedangkan pada noodles varian lainnya

menggunakan kombinasi minyak baru (BB) dengan minyak goreng bekas (BK) dari hasil

penggorengan pada mi cup hal ini dikarenakan standar FFA yang ditentukan untuk

normal noodles lebih tinggi dibandingkan pada cup noodles . Untuk kadar FFA nya

sendiri juga selalu dipantau dan diuji oleh QC analyst. Jika pada normal noodles jika FFA

nya masih cukup rendah maka minyak goreng BK akan ditambahkan dan jika FFA nya

naik maka minyak goreng BB akan ditambahkan, namun pada mi cup minyak goreng

akan rutin diganti 2 hari sekali dan hanya menggunakan minyak BB. Selama proses

berlangsung, semua minyak yang keluar dari fryer (seperti saat penirisan) akan ditampung

dan digunakan kembali. Mi yang digoreng dengan kadar FFA tidak sesuai dengan

standarnya, maka mi akan menjadi cepat tengik dan ketika dilakukan penyimpanan dapat

mempengaruhi umur simpannya menjadi lebih singkat.

Page 40: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

31

Operator frying setiap line akan menjalankan mesin dari proses after cutting hingga

proses cooling. Selain menjalankan mesin, operator frying bertugas untuk memastikan

proses yang berlangsung serta output mi yang dihasilkan sesuai dengan standar yang

ditentukan, menyelesaikan permasalahan berkaitan proses cutting hingga cooling,

mengumpulkan hasil scrap mi yang dihasilkan, memastikan kondisi lingkungan proses

produksi dalam keadaan bersih, mengatur suhu dan volume minyak goreng serta

mengatur penggunaan emulsifier (jika pada line 4). Pada proses penggorengan ini, berat

mie akan menjadi berkurang pesat akibat adanya penguapan air di dalam mie oleh panas

dari minyak goreng, penguapan paling tinggi terjadi di bagian mie paling luar hingga

kadar airnya ±3% dan menyebabkan mie menjadi renyah. Selain itu, pada tahap ini juga

terjadi proses denaturasi protein yang dapat meningkatkan daya cerna dan juga adanya

reaksi maillard yang memicu aroma spesifik dan merubah warna mie menjadi lebih gelap

dan berbentuk kaku (Gulia, et al, 2014).

4.2.7.Cooling

Setelah mi keluar dari fryer, mi tidak bisa langsung dikemas namun harus didinginkan

dahulu. Proses pendinginan ini tidak hanya mendinginkan saja tetapi juga meniriskan

minyak goreng yang mungkin masih menempel pada mi. Mi akan digerakkan dengan

conveyor dan terdapat lubang-lubang angin di bagian bawah conveyor yang akan

menghembuskan angin dan dapat membantu proses pendinginan menjadi lebih cepat.

Suhu akhir mi setelah cooling dilakukan, maksimal memiliki suhu 45℃ selama ±120

detik bergantung dari tingkat ketebalan mi yang dihasilkan semakin tebal dan padat mi

kering yang dihasilkan maka proses cooling akan berjalan lebih lama. PPM dan jumlah

jalur yang digunakan masih tetap sama dengan dari proses pressing. Setelah proses

cooling berakhir, maka jumlah line pada proses akan berkurang menjadi 4 line saja dan

nilai PPM-nya akan menjadi 2x lipat dari yang sebelumnya agar mi tidak terhambat pada

proses selanjutnya.

4.2.8.Packing to Finishing Good

Pada tahap produksi, ini merupakan tahap akhir dari proses produksi yang dilakukan.

Setelah mi dalam kondisi dingin, mie akan segera dikemas dan disertakan dengan bumbu,

minyak bumbu serta garpu jika merupakan mi cup. Untuk normal noodles, secara umum

Page 41: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

32

prosesnya adalah penyortiran oleh checker untuk memastikan bahwa mi yang masuk

sesuai standar secara visual, mengisi jalur yang tidak ada blok mi nya dan juga

memperbaiki posisi mi yang salah. Setelahnya secara otomatis ada alat pemotong bumbu

dan juga minyak bumbu yang langsung akan diletakkan di bagian atas blok mi. Mesin

penambahan bumbu ini hanya ada 2 sehingga jika ada solid ingredients lainnya maka

harus dimasukkan secara manual oleh tenaga manusia. Sebelum dikemas dengan etiket,

mi akan kembali dicek oleh checker untuk memastikan bahwa mi yang akan dikemas

sudah lengkap dengan bumbu dan minyak bumbunya.

Lalu mi akan langsung dikemas di dalam etiket secara otomatis, pengemasan dilakukan

dengan sistem pemanasan. Setelah pengemasan etiket selesai dilakukan, ada sensor

khusus yang akan mendeteksi ada atau tidaknya bumbu dan minyak bumbu ataupun solid

ingredients lainnya. Jika mi tidak lengkap isinya maka akan dipisahkan dan tidak lanjut

ke tahap berikutnya. Lalu yang lolos akan dimasukkan ke dalam karton secara manual

oleh pekerja. Kapasitas untuk karton secara umum adalah 40 mi. Untuk pada mi cup,

prosesnya berbeda dan lebih banyak dikerjakan manual. Secara umum prosesnya adalah

mi dimasukkan ke dalam cup secara otomatis, lalu penambahan bumbu, minyak bumbu

dan garpu secara manual. Selanjutnya akan ditutup dengan lid seal secara otomatis dan

akan ada pengerucutan jumlah line dari 8 menjadi hanya 2 line, ada pengecekan cepat

oleh checker, masuk proses pemasangan shrink film dan pengemasan akhir menggunakan

karton dengan kapasitas 24 atau 12 cup.

Setelah proses packing berakhir, maka semua karton berisi produk akan digerakkan

dengan conveyor menuju gudang FG (Finishing Good) yang ditujukan sebagai tempat

transit atau penyimpanan sementara produk sebelum didistribusikan dengan sistem FIFO

(First In First Out). Dari pihak FG nantinya akan mencatat jumlah karton mi yang

dihasilkan dari setiap flavor yang dibuat dan nantinya akan dibandingkan dengan jumlah

yang seharusnya dihasilkan. Penyimpanan mi di dalam gudang FG maksimal hanya

selama 60 hari dengan kapasitas total gudang hingga mencapai 500.000 karton.

Page 42: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

33

4.3. Standar Kualitas Produksi

Setiap proses produksi yang dilakukan selama proses pembuatan mi di PT Indofood CBP

Sukses Makmur khususnya cabang di Cirebon, memiliki standar kualitas yang ditetapkan

sebagai bentuk komitmen produk makanan yang akan dikonsumsi oleh konsumen. Dapat

dilihat sebagai berikut:

4.3.1. Screw to Pressing

Kemasan tepung yang akan digunakan untuk proses produksi memiliki

kemasan yang baik dan sesuai dengan standar warna

Warna tepung putih sesuai dengan standar dan tidak tercemar dengan benda

asing

Adonan yang didapatkan terbebas dari benda asing atau cemaran lainnya

Hasil adonan dari proses mixing didapatkan adonan yang homogen

Adonan yang didapatkan tidak berubah warna dan berbau dari standar yang

telah ditetapkan

Adonan mixing yang dihasilkan dapat di press dengan baik

4.3.2. Pressing to Steaming

Tebal, bentuk dan gelombang untaian mi yang dihasilkan harus sesuai

dengan standar

Untaian mi bebas dari benda asing

Jenis slitter dan ketebalan untain mi sesuai dengan produk NDSBR-PDQC-

29

Untaian mi tidak berserbuk dan tidak berkumis

Gelombang mi rapi, tidak jatuh dan tidak terlalu renggang

Mi yang dihasilkan dari proses baik steaming tidak dalam kondisi mentah

4.3.3. Steaming to Cutting

Untaian mi yang didapatkan harus bebas dari benda asing

Range tekanan steam in dan out 0,1-0,4 kg/cm3

Derajat gelatinisasi minimal 90%

4.3.4. Cutting to Frying

Mi bebas dari benda asing

Panjang blok mi 10,5-11,0 cm

Selisih lipatan mi minimal 1,0 cm

Page 43: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

34

Bentuk mi minimal bisa berdiri 3 sisi

RPM yang digunakan maksimal 93

4.3.5. Frying-Cooling to Packing

Mi bebas dari benda asing

Kadar air mi 2,5-3,5% (sesuai dengan brand)

Berat mi kering sesuai dengan standar produk NDSBR-PDQC-29

FFA (Free Fatty Acid) minyak goreng dalam kisaran 0,20-0,245% (sesuai

brand).

Suhu mi kering setelah cooling adalah maksimal 45℃

Mi yang dihasilkan tidak dalam kondisi mentah ataupun gosong

Berat mi yang dihasilkan berada dalam range 98,5%-102,5% dari standar

yang ditetapkan

4.3.6. Packing to Gudang FG (Finishing Good)

Mi yang dihasilkan harus bebas dari benda asing

Kemasan mi tidak bocor

Pin hole etiket maksimal 10%

Lakban karton tidak terbuka

Mi lengkap dengan seasoning (bumbu, minyak bumbu dan atau solid

ingredient)

Kode produksi ada, benar dan jelas

Isi per karton sesuai standar produk NDSBR-PDQC-29

Page 44: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

35

BAB V

ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL TERBANYAK SELAMA

PROSES PRODUKSI POPMI CUP AYAM JUMBO (PMAJ) DI PT

INDOFOOD CBP SUKA MAKMUR CIREBON

5.1. LATAR BELAKANG

Seiring dengan perkembangan produktivitas pembuatan mi instan oleh PT Indofood

dengan bertambahnya varian jenis mi yang disesuaikan dengan selera masyarakat

Indonesia dan diikuti pula dengan berdirinya pabrik-pabrik Indofood noodles division

serta mesin-mesin dengan efisiensi yang tinggi juga memacu pertumbuhan

produktivitasnya. Namun kondisi tersebut sering diiringi dengan loss product baik yang

masih dalam kondisi mentah maupun yang sudah dalam proses. Dari hasil survei yang

dilakukan pada PT Indofood CBP Suka Makmur di Cirebon, produk yang paling tinggi

tingkat kehilangannya adalah pada jenis produk mi cup. Sekalipun produksi tetap

mencapai target yang diinginkan, namun tingkat kehilangan bahan pangan dan kemasan

yang tinggi juga harus dikurangi. Terutama kemasan mi cup yang berbahan dasar plastik

polysthyrene, yang sangat sulit didegradasi oleh alam. Produk utama yang diambil adalah

pop mi ayam bawang jumbo (PMAJ) yang memiliki tingkat produksi paling tinggi

dibandingkan varian mi cup lainnya.

Hal ini tentu saja dapat disangkutpautkan dengan tingkat kelaparan dan meningkatnya

sampah plastik yang ada di bumi. Populasi manusia yang terus meningkat namun tidak

diikuti dengan ketersediaan lahan pertanian menjadikan faktor utama tidak tercukupi

kebutuhan pakan di seluruh dunia. Bahkan 1/3 dari total makanan yang ada justru menjadi

sampah seperti contohnya pada produksi mi di PT Indofood ini. Selain itu tingginya

kualitas yang ditetapkan terhadap kemasan makanan di PT Indofood menyebabkan

tingginya reject akibat kerusakan/ketidaklayakan kemasan yang harus dibuang sebelum

digunakan. Dan kemasan cup, plastik ini bersifat non degradable yang menyulitkan untuk

dihancurkan oleh alam dan justru semakin merusak bumi. Kondisi ini sudah seharusnya

dicegah dan jika terjadi harus ada penyelesaian masalahnya.

Page 45: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

36

5.2. TUJUAN

Tujuan dari pengambilan topik ini yaitu dapat menganalisis jumlah kehilangan material

selama proses pembuatan produk PMAJ, mendapatkan sumber permasalahannya dan cara

mengendalikan serta mengatasi kehilangan yang terjadi.

5.3. METODE

Metode yang dilakukan yaitu melakukan pengamatan secara langsung di ruang produksi

pembuatan PMAJ, menganalisa terjadinya kehilangan material (dari mi maupun

kemasan), mengambil data dari gudang dan melihat pengolahan scrap mi dan

kemasannya.

5.4.HASIL PENGAMATAN

5.4.1. DPR (Daily Production Report) dalam 5x Produksi

Tabel DPR (Daily Production Report) dapat dilihat pada tabel 1.

Dari tabel DPR yang dapat dilihat pada lampiran hal 65, dapat dilihat hasil laporan

produksi harian selama 5x produksi dalam produk yang sama yaitu pop mie ayam jumbo.

Dalam data yang dilaporkan berisi bahan-bahan, kemasan dan juga garpu, ada beberapa

komponen yang memiliki tingkat pemborosan yang tinggi dan ada pula yang sedikit

bahkan negatif. Dari tabel ini, penulis mengambil komponen-komponen dalam DPR yang

memiliki tingkat pemborosan tertinggi dan menimbulkan sampah untuk dianalisa yaitu

bahan utama tepung terigu, pengemas seperti cup, lid seal, dan karton.

Page 46: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

37

5.4.2. Scrap Mi

Tabel scrap mi dapat dilihat pada tabel 2. di bawah

Tgl

HH

frying

(kg)

Mi

basah

ex-

steam

(kg)

Adonan

mi (kg)

HH/

Hancur

Halus

(kg)

HP/

Hancur

Patah

(kg)

HK/

Hancur

Kotor

(kg)

total

7-01 43 37 1 13 150 - 234

23-01 38 22 1 38 157 - 256

30-01 87 29 - 21 91 - 228

29-01 30 20 1 23 99 - 173

4-02 47 25 1 22 42 - 137

Tabel 2. Tabel Scrap Mi

Dari tabel di atas dapat dilihat hasil scrap mi yang dihasilkan dari proses-proses

pembuatan mi. Beberapa di antaranya yaitu scrap mi HH frying, mi basah setelah proses

steaming, scrap adonan mi. Dari total scrap yang dihasilkan, nilai tertinggi didapatkan

pada tanggal 23 Januari 2019 dengan berat mencapai 256 kg dan yang terendah terdapat

pada tanggal 4 Februari 2019 dengan berat 137 kg. Dari komponen-komponen di atas

selain total, penyumbang scrap tertinggi adalah pada scrap HH/ Hancur Patah bahkan

hingga mencapai 157 kg.

5.4.3. Scrap non-mi

Tabel Scrap non-mi dapat dilihat pada tabel 3. di bawah

Tgl Karton bekas

(pcs)

Bobin

(pcs) Plastik(kg) Cup (kg)

Lid seal

(kg)

7-01-2019 1 11 3 14 8

23-01-2019 7 12 4 7 4

31-01-2019 4 10 4 6 3

29-01-2019 2 11 5 7 3

4-02-2019 2 10 3 5 2

Tabel 3. Tabel Scrap non-mi

Page 47: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

38

Dari tabel di atas dapat dilihat tabel scrap yang bukan mi, seperti karton, bobin, plastik,

cup dan juga lid seal. Dengan satuan pengukuran karton dan bobin dala pcs dan plastik,

cup dan juga lid seal dalam kg. Dari hasil scrap plastik cup dan lid seal jika dibandingkan

nilai tertinggi didapatkan dari sampah cup hingga tertinggi mencapai berat 14 kg.

Sedangkan pada sampah karton dan bobin, lebih banyak sampah bobin yang dihasilkan

hingga mencapai 12 pcs.

5.4.4. Pemborosan Tepung

Grafik pemborosan tepung dapat dilihat pada grafik 1.

Grafik 1. Grafik Pemborosan Tepung

Ket: TTP: Tepung Terigu Protein, T: Tepung

Dari grafik di atas dapat dilihat perbandingan pemborosan tepung yang digunakan. Grafik

yang ditampilkan dari bahan baku berupa tepung terigu protein tingi, tepung terigu

protein rendah, tepung tapioka dan juga total tepung yang digunakan. Dari hasil grafik

tersebut terlihat salah satu penyimpangan pada produksi tanggal 23 Januari 2019 di mana

penggunaan tepungnya bernilai negatif dengan total tepung mencapai -500 kg. Sedangkan

pemborosan tertinggi dihasilkan pada produksi tanggal 30 Januari 2019 dengan total

mencapai 743 kg.

-600

-400

-200

0

200

400

600

800

TTP tinggi TTP rendah T. TAPIOKA TOTAL

284

52 52

388

-266-142 -92

-500

280

90 47

417495

124 124

743

326

56 81

463

GRAFIK PEMBOROSAN TEPUNG (kg)

07-Jan 23-Jan 29-Jan 30-Jan 04-Feb

Page 48: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

39

Grafik 3. Pemborosan Kemasan

5.4.5. Perbandingan Scrap Mi

Grafik scrap mi dapat dilihat pada grafik 2. Di bawah

Grafik 2. Scrap Mi

Ket: HH = Hancur Halus, HP= Hancur Patah, HH= Hancur Halus

Dari grafik 2. di atas dapat dilihat hasil scrap mi selama 5x produksi dari nilai HH frying,

mi basah ex-steam, adonan mi, HH, HP dan juga total akhir dari scrap mi. Dilihat secara

berurutan scrap mi total yang dihasilkan mengalami kenaikan dan penurunan yang

berbeda-beda dengan yang tertinggi pada tanggal 23 Januari 2019 dan terendah pada

tanggal 4 Februari 2019. Hasil scrap terendah didapatkan dari adonan mi yang hanya

berkisar pada 1 kg saja.

5.4.6. Perbandingan Pemborosan Kemasan

Grafik Pemborosan Kemasan dapat dilihat pada Grafik 3. di bawah

0

100

200

300

HH frying Mi basah ex-steam

Adonan mi HH HP total

43 371 13

150

234

38

221

38

157

256

30

20

123

99

173

87

290

2191

228

4725

122

42

137

GRAFIK SCRAP MI (KG)

07-Jan 23-Jan 29-Jan 30-Jan 04-Feb

0

5000

10000

15000

CUP LID SEAL KARTON

6847

3179

8

72145012

10

6804

4543

0

12171

4144

21

8110

1450

0

Grafik Pemborosan Kemasan (pcs)

07-Jan 23-Jan 29-Jan 30-Jan 04-Feb

Page 49: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

40

Dari grafik 3. di atas dapat dilihat grafik pemborosan kemasan selama produksi pop mi

ayam jumbo dari pemborosan cup, lid seal dan juga karton. Nilai pemborosan tertinggi

didapatkan pada cup diikuti dengan lid seal dan juga karton. Meskipun cup dan lid seal

merupakan kemasan yang 1 paket, namun dari grafik dapat dilihat jika jumlah

pemborosan yang didapatkan keduanya berbeda. Pada tanggal 30 Januari terdapat

pemborosan cup tertinggi hingga 12171 pcs sedangkan lid seal nya tidak terlalu tinggi

dan berada di angka 4144 pcs. Dan pada karton sangat rendah tingkat pemborosannya,

bahkan pada tanggal 29 Januari 2019 tidak terjadi pemborosan sama sekali.

5.4.7. Perbandingan Scrap Non Food

Grafik Scrap Non Food dapat dilihat pada grafik 4. di bawah

Grafik 4. Scrap Non Food

Dari grafik di atas dapat dilihat grafik ketinggian produksi scrap selain mi yang dihasilkan

di PT Indofood Cirebon. Dari grafik cup dapat dilihat adanya penurunan jumlah scrap

dari tanggal 7 Januari 2019 sebanyak 14 kg hingga 4 Februari 2019 hanya 5 kg. Hal ini

juga seperti hasil scrap lid seal, terjadi jumlah tertinggi pada tanggal 7 Januari 2019

sebanyak 8 kg dan terjadi penurunan hingga tanggal 4 Februari 2019 sebanyak 2 kg.

Sedangkan pada grafik karton bekas, tertinggi didapatkan pada tanggal 23 Januari

sebanyak 6 pcs, lalu diikuti penurunan pada produksi selanjutnya.

0

5

10

15

Karton bekas (pcs) Cup (kg) Lid (kg)

4

14

86 7

42

7

32

63

1

52

GRAFIK SCRAP NON FOOD

07-Jan 23-Jan 29-Jan 30-Jan 04-Feb

Page 50: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

41

5.5. PROSES PRODUKSI PMAJ

5.5.2. Screening

Seperti pada proses pengecekan kualitas pada varian mi lainnya, proses ini akan dilakukan

pengujian kualitas dari Raw Material (RM) yang akan digunakan pada pembuatan Pop

Mie Ayam Jumbo (PMAJ) oleh QC RM (Quality Control Raw Material), yang nantinya

semua RM akan dipastikan dalam kondisi yang baik dan siap untuk masuk proses

produksi. Proses ini akan mengecek bahan utama pembuatan blok mi seperti tepung terigu

(tepung terigu cakra kembar dan tepung segitiga biru), tepung tapioka, bahan pembuatan

larutan alkali, pengecekan minyak bumbu dan bumbu sesuai dengan flavor PMAJ serta

kemasan yang akan digunakan meliputi cup, lid seal, shrink film serta garpu. Bahan baku

lain yang membedakan mi cup dengan normal noodles yaitu adanya penyemprotan mi

ex-steam dengan emulsifier. Setelah uji kelayakan sudah lolos, maka dari petugas gudang

akan membawakan seluruh material yang digunakan dan diserahterimakan oleh tim

produksi. Semua Raw Material yang dikirim ke produksi akan disesuaikan dengan total

batch/ jam kerja dari produksi flavor PMAJ.

5.5.3. Mixing

Pada pembuatan blok mi untuk PMAJ, komposisi utama yang dibutuhkan yaitu tepung

terigu cakra kembar sebanyak 160 kg, tepung segitiga biru sebanyak 40 kg, tepung

tapioka sebanyak 40 kg dan larutan alkali sebanyak 70 liter dalam sekali adukan/ mixing

yang biasa disebut dalam produksi yaitu batch. Dalam 1 shift kerja terdapat 7 jam kerja

yang ditargetkan dapat mencapai proses produksi sebanyak 32 batch. Proses pembuatan

mi cup akan dikhususkan pada line 4¸ yang jika terdapat pergantian flavor dalam shift

yang sama juga dapat mempengaruhi jumlah batch-nya yang biasanya akan berkurang.

Hal ini dikarenakan, ketika berganti flavor ada beberapa komponen dari tepung maupun

alkali yang berubah, dan beberapa proses lainnya yang juga harus disesuaikan dengan

standarnya, sehingga proses tersebut akan memakan waktu beberapa lama dan

mempengaruhi jumlah batch-nya nantinya. Proses pertama akan diawali pengayakan oleh

screw tepung terigu cakra, tepung terigu dan tepung tapioka dan langsung akan dihisap

dan masuk ke dalam mixer. Lalu pengadukan akan diawali dengan pengadukan tepung

hingga homogen dan selanjutnya baru ditambahkan larutan alkali melalui tabung

weighing. Waktu yang diperlukan adalah selama 15 menit di mana 9 menit pertama

Page 51: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

42

dengan kecepatan 60 rpm dan 6 menit selanjutnya kecepatan diturunkan menjadi 55 rpm.

Dari hasil adonan mi ini diharapkan memiliki kadar air 33-35%. Biasanya setelah

penambahan alkali, kadar air sudah pas atau kurang sedikit sehingga perlu ditambahkan

air biasa untuk menyesuaikan kadar airnya ±2 liter. Setelahnya adonan yang homogen

akan dijatuhkan ke dalam feeder.

5.5.4. Pressing

Pada proses pressing ini akan diawali dengan didorong keluarnya adonan dari feeder

melalui lubang di bagian bawahnya dan masuk ke dalam alam dough sheeter, yang akan

menekan adonan menjadi padat dan dibentuk dalam bentuk lembaran. Ketebalan yang

dihasilkan akan sama dengan normal noodle lainnya, sehingga untuk mendapatkan

ketebalan adonan mi yang sesuai dengan standar dari flavor PMAJ maka masuk ke alat

bearing roll press. Alat ini nantinya akan semakin mempertipis adonan mi yang

didapatkan di mana standar untuk PMAJ (Pop Mie Ayam Jumbo) adalah 0,85 mm dengan

toleransi ±0,03 mm. Dari mulai proses pressing hingga proses packing bagian lid seal,

kecepatan ppm yang digunakan adalah sama yaitu 43 ppm (pcs per menit).

5.5.5. Slitting

Proses slitting/ pengkritingan mi ini akan didapatkan mi yang keriting dengan jumlah

untaian yang hampir sama dari normal noodles lainnya sebanyak ±72 untaian dan

menggunakan jenis tipe slitter 22 dengan ±3 untaian dan akan memotong secara

melintang yang terbagi ke dalam 8 jalur. Hasil akhir yang didapatkan dari mi yang

dikeriting memiliki untaian yang sangat tipis dan lebih kecil dibandingkan pada normal

noodles. Proses yang membedakan dengan normal noodles lainnya yaitu adanya

penyemprotan dengan water spray ke permukaan mi yang telah dikeriting dan sebelum

masuk ke dalam steamer. Hal ini dilakukan adalah bertujuan untuk membantu

meningkatkan kekenyalan, menambah tingkat kelicinan dari mi dan membantu

meningkatkan kematangan mi yang nantinya sebelum dikonsumsi hanya perlu disiram

dengan air panas/ hangat serta mencegah mi akan saling lengket.

Page 52: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

43

5.5.6. Steaming

Pengukusan pada mi mentah PMAJ dilakukan selama 80-100 detik dalam tekanan 0,2-

0,3 Mpa. Karena penggunaan tekanan uap yang tidak terlalu tinggi dan dalam waktu yang

cepat, maka kadar air di dalam mi tidak akan terlalu meningkat. mesin steaming yang

digunakan pada produksi mi cup ini pun tidak memiliki panjang yang sama dengan

normal noodles lainnya, melainkan lebih pendek karena penggunaan PPM yang lebih

rendah pula. Setelah mi keluar dari proses steaming, mi akan kembali diberi angin dengan

kipas yang bertujuan untuk menurunkan kemungkinan adanya air yang menempel

sehingga jatuh dan tidak terserap ke dalam mi, selain itu untuk mencegah adanya

pembengkakan mi berlanjut akibat adanya proses gelatinisasi. Penurunan suhu juga

dilakukan agar ketika mi dipotong nantinya tidak memiliki suhu yang terlalu tinggi.

5.5.7. Cutting

Sebelum masuk proses cutting, mi akan disemprotkan dengan emulsifier dengan water

spray dalam 2 kali pengulangan proses. Hal ini dilakukan adalah untuk mempermudah

proses pemotongan mi dan juga mencegah mi menjadi lengket pada kuali penggorengan

dan menjadikan mi sulit dikeluarkan dari kuali. Dalam sekali pembuatan emulsifier

sebanyak 1000 liter dengan campuran 20 kg monocream dan juga 980 lt air yang dapat

digunakan untuk 20 batch adonan. Emulsi yang sudah disemprotkan ke mi ditampung

dan dapat digunakan kembali untuk disemprotkan ke mi kembali. Namun jika emulsi

yang menetes setelah proses cutting dan masuk kuali penggorengan maka ditampung

bersama sisa minyak goreng yang terbawa dan dimasukkan pada proses penggorengan.

Hal tersebut lah yang menyebabkan nilai FFA minyak goreng pada mi cup menjadi cepat

tinggi sehingga perlu diganti 2 hari sekali penggunaan minyak gorengnya. Emulsifier ini

dibuat ketika produksi mau dimulai dan ketika proses berakhir dan terdapat sisa maka

harus dibuang karena kualitasnya yang berubah ketika disimpan dalam >24 jam. Proses

selanjutnya yaitu memotong untaian mi ex-steam dengan cutter, pada mi cup memiliki

proses yang sedikit berbeda jika dibandingkan dengan pada proses normal noodles. Jika

pada normal noodles pada setiap blok mi dilakukan sekali pemotongan dan dilanjutkan

dengan pelipatan atau folding.

Page 53: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

44

Namun pada mi cup yang memiliki bentuk silinder, dilakukan pemotongan dengan

panjang sekian ±17 cm dan pemotongan dilakukan sebanyak 3 kali lalu setelahnya 3

potongan untaian tersebut dimasukkan ke dalam mangkok atau kuali penggorengan yang

berbentuk silinder dengan bagian diameter bagian bawah lebih kecil dibandingkan

dengan diameter kuali bagian atas. Panjang pendeknya potongan akan dipengaruhi oleh

kecepatan cutter yang digunakan, jika cepat maka potongannya akan lebih pendek dan

jika lebih lambat maka potongannya akan lebih panjang. Posisi cutting ke kuali

penggorengan seperti panggung menyebabkan operator sulit untuk melakukan

pengamatan, dan mi pada cutter sebelum masuk kuali penggorengan sering menyangkut

dan harus dibersihkan oleh operator. Proses dari penyemprotan emulsi hingga masuk

kuali penggorengan berlangsung cepat yaitu hanya kisaran 30 detik.

5.5.8. Frying

Setelah mi masuk ke dalam kuali penggorengan, mi akan sedikit diratakan permukaannya

dengan tekanan angin secara singkat. Selanjutnya mi akan masuk ke dalam proses

penggorengan dalam minyak panas. Suhu yang digunakan menggunakan 3 tahap yaitu

inlet middle dan juga outlet yaitu ±126℃, ±135℃ dan ±147℃. Mi yang digoreng harus

terendam hingga permukaan kuali agar penggorengan dapat berjalan sempurna dan

matang merata dengan ketinggian minyak dalam fryer setinggi 20-23 cm, namun paling

sering 21 cm. Jika ketinggian minyak kurang dari 20 cm maka mi akan mentah hasilnya

dan jika lebih dari 23 cm minyak akan meluber keluar dari penggorengan dan menjadi

pemborosan serta menimbulkan jambul pada hasil akhir mi yang telah digoreng. Proses

penggorengan mi akan berlangsung selama ±2 menit. Pada proses ini operator harus

sering melakukan pengamatan terhadap proses yang sedang berlangsung. Karena mi yang

didapatkan setelah proses penggorengan akan ditimbang dan disesuaikan dengan standar

yang digunakan. Jika mi terlalu ringan beratnya maka mi terlalu kering mengakibatkan

mie mudah hancur atau kadar airnya terlalu rendah maka suhu perlu diturunkan atau bisa

mempercepat proses (dari PPM nya dinaikkan). Pada proses ini pengendalian proses

sangat perlu dilakukan karena mi sangat riskan dengan kerusakan akibat proses, seperti

standar suhu yang digunakan terkadang bisa membuat produk blok mi kering justru

terlalu kering atau masih basah bagian dalamnya.

Page 54: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

45

Mi yang sebelumnya basah dan bentuknya belum beraturan akan mengikuti bentuk kuali

dan ketika digoreng dalam minyak goreng panas maka bentuknya akan menyesuaikan

dengan kuali dan akan mengapung hingga permukaan kuali. Kadar air yang didapatkan

harus sesuai dengan standar yaitu kurang dari 1%. Setelah mi keluar dari penggorengan,

mi akan dijatuhkan ke konveyor proses cooling.

5.5.8. Cooling

Setelah proses penggorengan berakhir, mi tidak langsung didinginkan dengan angin

namun dijalankan dahulu pada jembatan dengan konveyor selama ±3 menit sebagai

pengganti tidak adanya vibrator untuk penirisan minyak (meskipun tidak banyak). Pada

produksi pembuatan mi cup ini tidak menggunakan vibrator adalah untuk mencegah mi

semakin masuk ke dalam mangkok dan justru menyulitkan mi keluar dari mangkok

sehingga menurunkan produksi, selain itu getaran akan mengakibatkan blok mi yang

kadar airnya sangat rendah menjadi mudah patah dan hancur. Setelah melewati jembatan,

mi akan masuk proses cooling yang sebenarnya dengan adanya pemberian angin pada

bagian bawah mi sehingga mi cepat dingin dan membawa adanya kemungkinan minyak

goreng dan atau air yang menempel pada permukaan mi.

Pada tahap akhir cooling terdapat 1 checker yang berbeda dengan normal noodles,

checker ini bertugas untuk menyeleksi blok mi yang sesuai standar dan tidak karena blok

mi pada mi cup lebih banyak kecacatan karena proses yang lebih kompleks. Salah satu

contohnya yaitu dari ukuran dan visual mi yang dihasilkan, jika mi terlihat lebih besar

dari yang secara umum maka kemungkinan bagian dalam mi tidak matang semakin tinggi

sehingga harus di reject dan jika terlalu kecil maka tidak layak untuk dipasarkan karena

beratnya yang tidak sesuai dengan standar. Selain menyeleksi, checker juga bertugas

mengisi jalur yang kosong dengan blok mi yang out of procces namun masih sesuai

dengan standar. Tidak hanya oleh checker, namun juga ada QC field yang akan mengecek

berat mi yang didapatkan secara acak dan berkal untuk memastikan jika output yang

dihasilkan sesuai dengan proses

Page 55: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

46

5.5.9. Packing

Pada proses packing pada mi cup, khususnya pada topik PMAJ ini memiliki sistem yang

sangat berbeda dibandingkan dengan normal noodles lainnya. Pada proses ini cukup

banyak menggunakan tenaga manusia dalam prosesnya karena masih ada proses

manualnya. Blok mi yang telah dingin dengan suhu ±45℃ sudah siap untuk dikemas,

pengemasan diawali dengan blok mi akan dimasukkan ke dalam cup dengan alat cup

loader. Proses memasukkan bumbu dan garpu serta pengecekkan isi cup mi sudah sesuai

atau belum masih dilakukan secara manual oleh helper sebanyak 10 orang. Pada tahap

memasukkan mi ke dalam cup hingga proses lid seal, mi akan tetap berjalan dalam 8 jalur

dan dalam kecepatan 43 ppm. Namun paska lid seal, jalurnya berubah yang dari 8 menjadi

2 saja sehingga kecepatannya berubah menjadi 172 ppm.

Proses pemasangan lid seal menggunakan alat lid seal cup loader dan penempelannya

sebanyak 3 kali proses dan menggunakan suhu yang berbeda hingga lid seal tertutup rapat

dengan cup. Setelahnya pada bagian lid seal akan ditambahkan dengan kode produksi dan

akan dilakukan pengecekan oleh checker untuk memastikan kondisi cup mi ada kode

produksinya atau tidak, cup dan lid seal terpasang dengan baik dan jumlahnya sesuai atau

tidak dan mengisi jalur yang kosong dengan mi cup sehingga proses produksi berjalan

dengan efektif dan efisien. Lalu masuk proses penambahan shrink film sebagai pengemas

sekundernya. Sifat dari kemasan cup yang terbuat dari polysthyrene atau biasa disebut

dengan styrofoam adalah bahan yang kuat, memiliki kerapatan pori-pori yang sangat baik

sehingga daya tembusnya yang rendah, memiliki sifat yang jernih, mengkilap dan

resistensi terhadap suhu tinggi (Indraswati, 2017).

Pemasangan shrink film dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemasangan shrink film dengan

mesin omori yang sistem kerjanya membuat cup mi menjadi terbungkus shrink film

dengan udara di dalamnya dan terdapat lubang-lubang kecil di bagian shrink film-nya,

lalu tahap ke dua mi cup masuk ke proses pemanasan oleh alat shrink tunnel yang sistem

kerjanya pemberian panas yang mengakibatkan adanya perbedaan tekanan dalam

gelembung shrink dan menyebabkan udara di dalam shrink akan keluar dan shrink film

akan menempel rapat di seluruh permukaan cup mi. Suhu yang digunakan pada tahap ini

ada 2 yaitu suhu inlet 138℃ dan suhu outlet nya sebesar 148℃.

Page 56: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

47

Perbedaan suhu yang digunakan yaitu agar plastik tidak meleleh langsung akibat suhu

yang terlalu tinggi (penyesuaian) dan diikuti dengan peningkatan suhu sehingga udara

keluar sempurna dari shrink film dan menempel erat pada permukaan cup. Setelah keluar

dari proses ini, mi cup akan dimasukkan ke dalam karton dengan kapasitas 24 cup, proses

ini dilakukan secara manual oleh helper sebanyak 8 orang. Tidak hanya memasukkan

secara asal, pekerja pada proses kartoning juga akan menyeleksi cup mi yang tidak sesuai

standar yang telah ditentukan dan nantinya akan diseleksi kembali untuk masuk proses

ulang bagian-bagian mi cup mana saja yang masih layak untuk diproses kembali.

Selanjutnya karton akan direkatkan dengan plagban dan adanya penambahan kode

produksi lalu setelahnya masuk ke dalam gudang finishing good.

5.6. PEMBAHASAN

Kehilangan yang terjadi selama proses produksi tentunya sangat merugikan dan

mengurangi hasil produksi dari target yang seharusnya. Selain pada limbah mi, limbah

kemasan yang didapatkan selama proses juga dapat meningkatkan pemborosan

penggunaan kemasan. Selain itu juga menghambat proses produksi yang berlangsung dan

menurunkan hasil produksi yang seharusnya. Salah satu contohnya yaitu setelah mi

masuk cup dan sudah siap untuk masuk ke dalam karton, namun kemasan rusak maka mi

harus dibongkar ulang dan dikemas ulang dari awal lagi atau bahkan bisa merusak kondisi

mi dan juga bumbu yang terdapat di dalamnya. Proses tersebut dapat menimbulkan

pemborosan baik dari segi kemasan, blok mi, bumbu dan juga pemborosan waktu.

Produksi mi cup di Indofood Cirebon ini memiliki limbah tertinggi jika dibandingkan

pada proses produksi normal noodle lainnya. Namun selama proses produksi tidak semua

bagian proses yang terdapat reject akan langsung di-reject, namun terdapat beberapa

proses yang akan diseleksi apakah sesuai dengan standar untuk masuk ke dalam proses

produksi kembali. Contohnya pada proses pressing, banyak sekali remahan adonan

tepung yang jatuh selama proses pressing berlangsung. Nantinya tepung yang ditampung

akan dicek oleh operator apakah masih cukup basah untuk proses, jika kondisi tidak

terlalu kering maka adonan akan dimasukkan kembali ke feeder untuk diproses kembali

dan jika terlalu kering maka mi nantinya akan mudah sobek sehingga sisa tersebut harus

dibuang.

Page 57: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

48

5.6.1. PEMBOROSAN

Jika dari hasil tabel pengamatan DPR selama 5 kali produksi PMAJ di PT Indofood CBP

Tbk Cirebon, pemborosan yang memiliki presentase tertinggi yaitu pada tepung dan

kemasan berupa cup, lid seal dan juga karton meskipun tidak terlalu banyak. Dan DPR

berupa etiket, bumbu, minyak goreng, plagban dan juga garpu sangat jarang terjadi

pemborosan, bahkan beberapa di antaranya mengalami pemborosan bernilai negatif. Hal

ini menandakan bahwa output yang dihasilkan lebih dari input yang diberikan dan

memberikan keuntungan terhadap kuantitas produksi yang dihasilkan. Hasil DPR bernilai

negatif bisa disebabkan oleh tingkat ketelitian pekerja secara subjektif, ada pula bahan

sisa dari produksi sebelumnya yang belum dikembalikan dan digunakan kembali untuk

produksi hari setelahnya sehingga nilai pemborosan menjadi negatif. Jika dilihat pada

pemborosan penggunaan tepung, tepung terigu protein tinggi memiliki presentase

tertinggi karena penggunaannya yang paling banyak dan tepung terigu protein sedang

dengan tepung tapioka yang seharusnya sama karena memiliki presentase penggunaan

yang sama. Namun jika dilihat dari grafik pemborosan tepung terdapat 2 kali pemborosan

yang sama, 1 kali pemborosan negatif dan juga 2 kali pemborosan yang berbeda. Hal ini

bisa disebabkan dari awal proses ketika pengayakan dilakukan.

Jika dilihat secara keseluruhan pemborosan tepung mengalami naik turun tidak beraturan

dan pemborosan tertinggi terjadi pada tanggal 30 Januari 2019, nilai ini didapatkan

dengan cara pengurangan dari input tepung yang diberikan dari gudang dikurangkan

dengan output yang dihasilkan. Dan semua pemborosan tersebut dapat berupa sampah

halus tepung yang berterbangan atau tepung yang kehilangan daya ikat dengan adonan

dan menjadi kering sehingga tidak bisa masuk ke dalam proses, dan mi yang out of

process yang tidak sesuai dengan standar selama proses berlangsung dan harus menjadi

scrap atau tidak dapat masuk proses produksi lagi.

Page 58: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

49

Selanjutnya pemborosan pada kemasan, nilai tertinggi didapatkan oleh kemasan cup

diikuti dengan lid seal dan juga karton. Cup memiliki tingkat loss yang tertinggi salah

satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas cup yang diterima dari vendor pembuatnya,

jika dalam pengiriman yang sama ada sebagian besar cup yang jelek, maka bisa dipastikan

hampir seluruhnya memiliki sifat fisik yang sama. Selain itu ada pula faktor dari proses,

dari menurunnya kinerja mesin, kesalahan prosedur dan pengecekan yang dilakukan

hanya pada tahap akhir menyebabkan banyak sekali limbah cup yang dihasilkan.

Sampah merupakan salah satu persoalan yang hingga saat ini masih menjadi kendala di

PT Indofood CBP Suka Makmur khususnya cabang di Cirebon. Sampah ini dapat berupa

hasil scrap dari proses pembuatan mi, dari bumbu serta dari kemasan yang digunakan.

Dari hasil pengamatan penulis secara langsung, sampah dari proses pembuatan mi yang

paling mengkhawatirkan. Hal ini dikarenakan mi dari proses masih banyak yang terbuang

secara sia-sia yang beberapa di antaranya masih layak untuk dikonsumsi jika dilakukan

sortir kembali. Karena Indofood mengedepankan kualitas produksi makanan untuk

konsumen yang tinggi, maka segala bentuk ketidaksesuaian dengan standar membuat

banyak penolakan terhadap produk yang dihasilkan, baik yang sudah di akhir proses

maupun yang sedang dalam proses.

Pada proses mixing, tidak banyak limbah yang dihasilkan selama proses. Namun, tetap

ada limbah yang berasal dari tepung di mana ketika dilakukan penuangan, pengayakan,

penghisapan dan di dalam mixer tepung sangat mudah berterbangan dan menimbulkan

limbah halus tepung yang seperti debu, selain itu limbah juga bisa didapatkan dari larutan

alkali yang memiliki umur simpan hanya selama 24 jam, dan ketika umur simpan telah

melebihi batas maka larutan alkali harus dibuang karena akan mengalami perubahan

kualitas.

Page 59: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

50

Pada proses pressing, ketika masuk ke dalam feeder ada beberapa tepung yang juga

berterbangan keluar ketika dijatuhkan. Limbah mulai banyak ketika mulai masuk ke

dough sheet untuk membuat lembaran pipih adonan. Karena pada dasarnya adonan tidak

memiliki kadar air yang terlalu tinggi, menyebabkan bagian permukaan adonan yang

terkena udara akan lebih cepat kering. Kemudian tepung yang kehilangan daya ikat

dengan adonan lain akan perlahan jatuh dan menimbulkan sampah. Dari QC field

menyampaikan bahwa kondisi adonan yang sudah kering tidak akan memiliki kualitas

yang sama ketika dicampurkan kembali dengan air. Selain kering, biasanya tepung yang

jatuh juga telah bercampur dengan komponen lain yang kotor.

Selain tidak terlalu tingginya kadar air adonan mi, proses penyimspanan adonan dalam

feeder dan proses hingga slitting dilakukan secara terbuka dalam ruangan ber-AC yang

memiliki RH cukup rendah. Hal ini menjadikan kondisi ruangan kering, dan

mengakibatkan air dalam adonan akan lebih cepat menguap, sehingga adonan menjadi

lebih cepat kering dan ketika diproses banyak serbuk-serbuk tepung yang jatuh dan

menjadi limbah scrap adonan. Namun, jika kumpulan adonan halus dicek dan masih

cukup basah maka operator akan memasukkannya kembali ke dalam feeder dan akan

dilakukan proses yang sama kembali. Pada tahap ini limbah adonan dapat berupa serbuk

adonan yang sudah kering, dan juga adonan yang telah di slitting ataupun di pressing

yang kotor ataupun terkontaminasi secara fisik. Biasanya pada awal proses pertama kali

adonan keluar, akan ada pemotongan bagian awal karena bentuknya yang belum seragam.

Selanjutnya pada proses slitting dan steaming di mana proses ini sangat jarang

menimbulkan limbah. Proses pengkritingan dan pembagian jalur yang melintang dan

langsung disemprotkan dengan air, lalu masuk ke dalam steamer. Tidak ada pergerakan

yang berat ke adonan yang dapat menimbulkan adanya produk gagal atau keluar dari

jalur. Namun ada beberapa kasus tertentu ketika proses steaming berakhir, operator baru

menyadari bahwa adanya ketidaksesuaian mi dengan standar sehingga harus dipotong

dan dibuang karena tidak dapat diproses ulang dan limbah ini disebut dengan mi basah

ex-steam.

Page 60: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

51

Selanjutnya, proses akan masuk ke cutting dan frying. Pada bagian ini adalah salah satu

titik dengan calon-calon scrap yang banyak. Ketika pemotongan, seringkali terjadi

adonan mi yang menempel pada bagian-bagian alat yang tidak seharusnya, ada juga mi

yang lengket pada conveyor sehingga menempel dan tidak bisa dipotong. Mi tersebut

nantinya justru akan jatuh ke lantai ketika konveyor sudah berputar ke bawah dan menjadi

limbah mi. Adapula yang posisi penempatan pada kuali penggorengan yang tidak tepat

dan sudah masuk proses penggorengan juga menjadikan bentuknya yang tidak sesuai

sehingga harus dibuang. Limbah mi bisa didapatkan dari mi yang gosong atau memiliki

standar kematangan yang tidak sesuai, adanya serpihan-serpihan mi kering yang keluar

dari kuali penggorengan dan akan di filter keluar untuk segera dikumpulkan untuk masuk

bagian scrap. Selain itu, pasca penggorengan, ketika dilakukan penirisan dengan adanya

penggetaran kuali masak, maka banyak serpihan mi yang kering dan rapuh yang ikut jatuh

dan menjadi sampah.

Proses pendinginan atau cooling ini pun juga menjadi sumber yang tinggi untuk penghasil

scrap. Pada proses ini limbah mi tidak didapatkan ketika proses berlangsung, namun

didapatkan dari hasil reject oleh petugas checker yang harus mengecek mi sesuai dengan

standar dengan yang seharusnya. Mi yang biasanya akan ditolak adalah yang memiliki

ukuran terlalu kecil atau terlalu besar, mi yang kecil bobotnya kurang dari yang

seharusnya dan mi yang terlalu besar akan riskan dengan bagian tengah yang tidak

matang. Mi yang bentuknya tidak sesuai yaitu secara visual sudah ada kecacatan atau

tidak sesuai dengan standar yang seharusnya, mi yang gosong yang terlewat dari proses

frying, serta remahan-remahan mi yang berjatuhan yang didapatkan ketika proses

berlangsung.

Setelah ini masuk proses pengemasan, pada proses ini sudah jarang atau sedikit mi yang

akan ditolak ataupun menghasilkan sampah. Biasanya mi terkena reject pada proses ini

ketika sudah dikemas dan terkontaminasi oleh bumbu yang sobek ataupun mi jatuh ketika

akan masuk ke dalam cup serta adanya sisa mi yang bersifat hancur halus. Pada proses

ini penghasil sampah paling banyak pada kemasan berupa cup, lid seal, shrink film dan

bumbu yang ditambahkan (bumbu tidak banyak sampah yang dihasilkan).

Page 61: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

52

Proses reject biasanya terjadi setelah proses penambahan lid seal atau setelah

penambahan shrink film. Hal tersebut terjadi karena pengecekan hanya dilakukan di tahap

tersebut. Sehingga limbah kemasan akan satu paket setiap cup mi akan menghasilkan 1

limbah cup, lid seal dan atau dengan tambahan shrink film. Dan pada proses kartoning,

helper juga akan mengecek kondisi akhir dari mi cup, terutama banyak cup yang rapuh

dan mudah rusak ketika akan digunakan untuk konsumsi. Pada bumbu, bisa adanya

pembuangan akibat adanya kebocoran bumbu, namun kondisi tersebut sangat jarang

terjadi. Berikut dapat dilihat beberapa contoh kemasan yang menjadi scrap selama proses

produksi maupun hasil reject dari pengecekan kualiatas RM (Raw Material) kemasan

pada gambar 15.

Gambar 17. Contoh Kemasan yang di-Reject

Page 62: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

53

Jenis scrap yang dihasilkan selama produksi tidak hanya langsung dijadikan satu, namuan

dipisahkan menjadi beberapa jenis yaitu hancur halus (HH bersih) yang merupakan jenis

sampah mi yang berasal dari mi kering yang bagian-bagian kecilnya hancur kecil-kecil

atau pecahan-pecahannya, biasanya jenis limbah ini paling banyak didapatkan pada

proses cooling atau setelah frying. Ada pula jenis scrap hancur patah (HP bersih), limbah

ini juga didapatkan paling banyak dan utama dari proses setelah frying atau saat cooling

ketika kondisi mi yang kadar airnya terlalu rendah atau terlalu kering sehingga saat proses

berlanjut dan terkena gaya blok mi akan pecah dalam bagian yang besar. Selain karena

patah, limbah mi ini juga didapatkan dari mi yang tidak memiliki kesesuaian dengan

standar yang seharusnya, contohnya adalah adanya ukuran mi yang terlalu kecil di bawah

berat mi 65 gram dengan ±3 gram yang secara visual dapat dilihat jika bentuknya terlalu

kecil dan juga blok mi yang terlalu besar yang dapat beresiko mi di bagian tengahnya

tidak matang. Yang ketiga ada hancur kotor (HH/HP kotor), hancur ini merupakan

gabungan antara hancur halus dan atau hancur patah namun dalam kondisi yang kotor,

contohnya limbah mi jatuh ke lantai, disapu dan bercampur dengan kotoran atau

terkontaminasi oleh cemaran-cemaran yang bukan bahan dalam proses. Ketiga jenis

scrap tersebut biasanya merupakan hasil dari proses setelah frying atau berupa mi kering.

Page 63: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

54

Gambar 18. Contoh Mi yang menjadi Scrap

Selain itu juga ada scrap yang berupa hancur halus penggorengan (HH Penggorengan)

yang didapatkan dari hasil penggorengan atau sisa-sisa mi yang didapatkan dari sisa

penggorengan. Sisa-sisa mi yang tertinggal di dasar penggorengan, menyangkut di kuali

penggorengan biasanya yang terangkat adalah mi-mi yang gosong. Mi yang tertinggal di

dasar penggorengan akan terangkat secara berkala oleh alat penyapu secara otomatis dan

akan dibawa ke bagian penyaring di sisi mesin penggorengan. Selanjutnya ada jenis scrap

mi basah ex steam, mi jenis ini merupakan limbah mi yang didapatkan dari hasil proses

setelah di steaming dan memiliki kadar air yang cukup tinggi sehingga disebut mi basah.

Limbah mi ini bisa dihasilkan karena adanya mi yang tertinggal selama proses, mi yang

dihasilkan setelah steaming tidak sesuai dengan standar secara visual seperti bentuk

keriting dan warna yang berbeda akan diambil dan dipotong hingga bagian yang sesuai

dengan standar. Mi yang telah dipotong sebelumnya tidak akan dikembalikan untuk

diproses ulang melainkan akan dibuang dan masuk ke dalam proses scrap. Dan yang

terakhir adalah jenis scrap berupa adonan mi yang biasanya didapatkan dari proses mixing

hingga proses slitting. Limbah ini biasanya disebabkan oleh ketidaksesuaian hasil proses

dari standar yang ditetapkan, contohnya pada proses awal adonan masuk slitter dan

keriting mi yang didapatkan tidak sesuai dengan standar (ada yang lurus ada yang

keriting), mi juga kotor akan diambil dan dibuang. Jika mi yang bentuknya tidak sesuai

namun masih memiliki kualitas adonan sesuai dengan standar, maka akan masuk kembali

ke dalam proses pressing.

Page 64: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

55

Selain scrap mi sebagai limbah yang dihasilkan, terdapat juga limbah material berupa

non makanan seperti cup mi, lid seal, shrink film yang paling banyak dihasilkan dan ada

beberapa limbah seperti garpu, kardus dan bumbu namun dalam jumlah yang sangat kecil

dan jarang. Semua limbah tersebut dihasilkan selama proses packing berlangsung. Pada

cup mi merupakan limbah yang paling banyak dihasilkan dan akan sepaket dengan lid

seal dan seringkali juga dengan shrink film. Hal ini dapat terjadi karena selama proses

memasukkan mi secara otomatis dengan mesin vacuum cup loader, memasukkan bumbu

ditambah minyak bumbu, garpu hingga proses pemasangan shrink film, tidak dilakukan

pengecekan terhadap cup yang tidak layak. Pengecekan dilakukan justru saat proses

kartoning dilakukan oleh helper. Sehingga limbah kemasan yang dihasilkan lebih banyak

karena tiap kemasan cup limbahnya ada 3 jenis berupa cup, lid seal dan shrink film. Jika

hanya pada lid seal yang tidak sesuai, ada bagian checker di shrink film pada mesin omori

yang akan mengambilnya langsung sehingga lid seal nantinya dapat dilepas dan

dilakukan pemasangan ulang begitu pula pada pemasangan shrink film yang tidak sesuai.

Namun jika bagian cup sudah meleleh atau rusak akibat suhu yang tinggi maka tidak bisa

digunakan kembali. Jenis reject yang dilakukan pada cup adalah ketika cup secara visual

terlihat retak, keterangan produk yang tidak jelas, bagian alas cup yang rapuh dan rusak

secara fisik akibat mesin selama proses (ex: pada cup loader).

Pada lid seal akan di-reject selama proses ketika ada penempelan lid seal yang ganda

pada cup, penempelan lid seal tidak memenuhi seluruh lubang pada cup dan juga adanya

kompenen ingredients dalam cup yang terjepit dengan lid seal. Jika lid seal sudah

terpasang di cup dan harus di-reject, maka baik lid seal maupun cup tidak akan dapat

digunakan kembali sehingga harus dibuang. Jika bagian isi tidak mengalami kerusakan

dan memenuhi standar maka akan digunakan kembali untuk masuk proses dari proses

awal packing, namun jika ada kebocoran bumbu maka seluruh isi akan dibuang. Untuk

pada shrink film, dikatakan tidak sesuai dengan standar ketika shrink film tidak menutupi

seluruh permukaan cup, adanya pengriputan plastik akibat suhu terlalu tinggi sehingga

shrink harus dibuka dan dibuang lalu dilakukan pemasangan shrink film ulang. Sedangkan

pada kemasan sekunder karton, khasusnya jarang terjadi untuk kerusakannya. Salah

satunya adalah jika karton bagian sudutnya sobek hingga 1/3 bagian karton atau bahkan

sobek yang fatal hingga terbelah 2. Sebagian besar pemborosan karton dikarenakan sejak

Page 65: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

56

awal kondisi karton yang sudah rusak dan belum digunakan. Beberapa contoh kemasan

yang di-reject karena ketidaksesuaian dengan standar dapat dilihat pada gambar 17 di atas

sebelumnya.

Untuk penanganan scrap yang dilakukan di PT Indofood CBP khususnya pada cabang

Cirebon ini yang dilakukan pertama yaitu, untuk scrap mi akan dipisahkan berdasarkan

kategori yang telah ditentukan dan dimasukkan ke gudang untuk ditimbang sebagai data.

Selanjutnya semua scrap akan dikumpulkan menjadi 1 di dalam gudang scrap, gudang

scrap 2 untuk scrap mi yang kering seperti HP (Hancur Patah) dan akan dilakukan

penghancuran hingga menjadi hancur. Tujuan dilakukannya penghancuran ini adalah

diharapkan tidak akan digunakan kembali oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung

jawab dan menggunakannya kembali untuk keperluan tertentu. Setelah mi dihancurkan,

mi akan dimasukkan ke dalam karung bekas tepung dengan bobot ±20 kg. Selain mi

kering, gudang scrap 2 juga digunakan untuk menampung sementara kemasan dari sisa

atau bekas atau yang tidak layak pakai yang berbahan dasar plastik seperti etiket, plastik-

plastik, garpu, lid seal dan juga cup untuk pop mi. Untuk cup mi sendiri sebelum masuk

ke gudang scrap, juga akan dilakukan penghancuran dahulu guna mencegah adanya

oknum-oknum yang akan menggunakannya kembali terutama untuk konsumen. Untuk

gudang scrap 3 berisi dengan limbah berupa mi basah ex-steam, mi dari penggorengan

dan juga limbah dari adonan, selain itu juga menyimpan limbah berbahan dasar edible

seperti bobin dan karton.

Semua limbah pangan maupun non pangan sebelum masuk ke gudang scrap akan

ditimbang dahulu untuk mengetahui jumlah yang tersimpan di dalam gudang scrap.

Nantinya scrap yang tersimpan akan dijual ke vendor dari Semarang dan juga Tangerang

yang akan mengolahnya lebih lanjut, untuk limbah mi biasanya akan diproses untuk

dijadikan pakan ternak sedangkan limbah non pangan juga akan dijual dan akan didaur

ulang oleh vendor tersebut. Pengambilan scrap pun meskipun dari vendor yang sama,

mereka tetap akan mengambil scrap yang sejenis dan pengambilan dilakukan ketika

kapasitas yang diinginkan telah sesuai dengan yang seharusnya. Rata-rata untuk

pengambilan scrap mi yaitu seberat 600 kg dan untuk limbah non pangan akan diambil

ketika telah mencapai 200-250 kg. Di PT Indofood ini sudah memiliki pengolahan

Page 66: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

57

produksi dari awal hingga akhir bahkan limbah dengan sangat baik, tidak ada limbah

berbahaya yang dibuang ke lingkungan. Dan limbah yang dihasilkan semaksimalkan

mungkin bisa memiliki nilai jual sehingga ada keuntungan tambahan dari limbah yang

dihasilkan. Dari tabel hasil scrap yang dihasilkan selama 5 kali produksi di awal tahun

2019 juga mengalami naik turun yang tidak pasti dengan hasil scrap tertinggi didapatkan

pada tanggal 23 Januari 2019. Dari hasil survei langsung dan dari tabel scrap sumber

scrap mi paling banyak didapatkan berasal HP atau hancur patah yang didapatkan dari

proses paska cooling hingga packing, lalu diikuti dengan HF atau limbah mi dari proses

penggorengan.

Secara umum, kehilangan material selama proses produksi yang berdampak pada

menurunnya target produksi serta menimbulkan limbah dapat dipengaruhi oleh 3 hal

yaitu:

a. Man (manusia)

Pada proses produksi yang dilakukan di PT Indofood CBP Tbk noodles division cabang

Cirebon masih cukup banyak menggunakan tenaga kerja terutama di bagian packing. Jika

di packing proses produksi lebih banyak membutuhkan tenaga kerja karena keterbatasan

jumlah dan jenis mesin untuk memproses blok mi, kemasan dan bumbu menjadi 1 paket

yang siap didistribusikan. Dan pada proses mixing, pressing-steaming, frying-cooling,

dan packing masing-masing hanya memiliki 1 operator yang menjalankan mesin dan

mengawasi jalannya proses sesuai dengan standar dan output yang dihasilkan pun juga

sesuai dengan standar yang seharusnya. Jika pada proses packing kehilangan material

berupa mi sudah sangat sedikit karena mi sudah masuk ke dalam kemasan, namun

kehilangan berupa material kemasan sangat tinggi. Kehilangan material bisa terjadi jika

operator, helper maupun checker tidak teliti melakukan tugasnya. Salah satu contohnya

adalah pada operator frying, posisi proses cutting yang seperti panggung menyebabkan

operator tidak bisa selalu mengecek kondisi proses berjalan lancar atau tidak yang dapat

disebabkan jika mi lengket atau banyak mi yang tersangkut pada mesin yang dapat

menimbulkan limbah mi. Jika operator tidak menyadarinya maka banyak sekali material

yang akan hilang, dan penyelesaiannya pun perlu dilakukan 2 orang sehingga operator

terkadang meminta bantuan dari operator line lain untuk menyelesaikan masalah yang

Page 67: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

58

terjadi. Faktor dari man ini bersifat sangat subjektif dan tidak bisa disamakan antar

karyawan yang memiliki tingkat ketekunan dan ketelitian yang berbeda-beda.

b. Machine

Faktor yang kedua yaitu berasal dari mesin, meskipun hampir semua line menggunakan

jenis dan sumber mesin yang sama kecuali mesin pengemas pada line 4, namun masing-

masing mesin memiliki tingkat efisiensi yang berbeda-beda. Ada mesin yang sering

trouble ada pula mesin yang lebih lancar selama proses. Mesin-mesin tersebut yang

meskipun masih terbilang baru, namun sudah memasuki tahun ke-3 penggunaan dan

mengalami penurunan kinerja dan menjadi lebih sering bermasalah. Ketika salah satu

mesin mengalami masalah, maka proses akan terhenti dan akan ada material dalam proses

yang terbuang, waktu yang terbuang sia-sia tanpa menghasilkan produk sehingga target

produksi juga tidak dapat tercapai. Dalam 1 bulan pengamatan, mesin pada line 4 paska

cooling merupakan mesin yang paling sering mengalami masalah dan penyelesaiannya

cukup lama bahkan ada yang hingga produksi dihentikan dan terpaksa pindah ke line 3

yang biasanya hanya digunakan regu B agar produksi tetap berlangsung meskipun tidak

sesuai dengan jadwal yang seharusnya. Mesin yang memiliki efisiensi baik jika

presentasenya lebih dari 99% jika dalam 7 jam kerja, dengan target normal noodles PPM

90 sebanyak 302.400 pcs minimal produk yang dihasilkan yaitu 299.376 pcs

Efisiensi=𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍 𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊

𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍 𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓𝒙 𝟏𝟎𝟎%

c. Material

Material yang dimaksud di sini adalah material yang rusak selama proses produksi

berlangsung yang diasumsikan bahwa semua raw material yang masuk ke ruang produksi

dalam keadaan baik. Material yang dianggap di sini adalah material yang dihasilkan

selama proses. Sebagai contoh jika adonan mi yang didapatkan memiliki kadar air terlalu

rendah, maka banyak serbuk adonan yang kehilangan daya ikat dan tidak menyatu ketika

dipipihkan dan menjadi mudah hancur dan menimbulkan banyak limbah. Contoh lainnya

yaitu jika kadar air yang didapatkan adonan terlalu tinggi dan proses berlanjut sesuai

dengan standar yang biasa dilakukan maka blok mi yang dihasilkan akan memiliki kadar

air yang tinggi pula sehingga mi harus di-reject karena tidak lulus standar dan jumlah

limbah pun ikut meningkat. Faktor material ini juga diikuti dengan kesesuaian prosedur

Page 68: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

59

yang dilakukan selama proses, semakin baik proses yang dilakukan maka semakin baik

material yang akan dihasilkan menjadi produk.

Beberapa cara yang dilakukan oleh tim produksi untuk mengurangi tingkat kehilangan

sudah banyak dilakukan seperti melakukan perbaikan mesin untuk meningkatkan kinerja

mesin kembali, melakukan sanitasi mingguan untuk meningkatkan kebersihan

lingkungan produksi dan mencegah kontaminasi terhadap produk, selalu memperbaiki

kinerja pekerja produksi seperti pada operator. Operator yang merupakan kunci jalannya

produksi harus selalu memastikan bahwa proses dan output yang dihasilkan sudah sesuai

dengan prosedur dan standar yang seharusnya.

Page 69: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

60

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Produk utama yang dibuat di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodles

division Cirebon yaitu produk Indomie, Pop Mie, Sarimi, Supermie dan Sakura.

Proses produksi yang berlangsung hanya blok mi-nya saja, sedangkan seluruh

material sisanya berasal dari divisi PT Indofood lainnya.

Proses produksi secara singkat yaitu mixing, pressing, slitting, steaming, cutting,

frying, cooling dan terakhir yaitu packaging.

Varian produk yang paling banyak menimbulkan scrap atau sampah adalah produk

mi cup Pop Mie.

Selama proses pembuatan mi, yang paling banyak scrap-nya yaitu proses cutting,

frying dan juga cooling.

Jenis pemborosan yang paling banyak dan sering didapatkan pada produk mi yaitu

berupa tepung sedangkan pada kemasan pop mie yaitu cup, lid seal dan juga karton.

Scrap mi didapatkan dari hasil proses yang berlangsung yang tidak memiliki kualitas

sesuai dengan standar dan harus dibuang dan tidak dapat digunakan kembali sebagai

bahan pangan maupun kemasan sehingg dihancurkan.

Hasil scrap yang dikumpulkan akan dijual kembali oleh pabrik sebagai pakan ternak

ataupun dilakukan daur ulang pada jenis scrap kemasan.

Beberapa faktor utama yang mempengaruhi kehilangan material yaitu dari man

(pekerja), machine (keefektifan kerja mesin) dan material (kualitas bahan baku).

Page 70: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

61

6.2. Saran

Kehilangan yang terjadi selama proses produksi dapat dikurangi dengan cara:

Memberikan penutup pada feeder

Penutup ini diharapkan dapat berupa kaca atau yang bersifat tembus pandang dan

dapat dibuka dan ditutup untuk pengecekan kualitas oleh operator. Keuntungannya

adalah kadar air dalam adonan tidak akan menguap dengan cepat akibat keringnya

kondisi lingkungan sehingga scrap dari proses ini dapat dikurangi. Kekurangannya

adalah sulit membuat feeder benar-benar tertutup karena ada proses adonan masuk

dari mixer.

Alat penyaring double dan sortasi kembali blok mi yang lepas setelah proses

frying

Blok mi di sini tidak masuk proses karena mi tersangkut di mangkok penggorengan

dan jatuh di bawah. Beberapa di antaranya masih memiliki kualitas yang baik dan

layak. Ini dapat disortasi kembali dan disaring minyak-minyaknya sehingga bisa

masuk ke proses kembali. Keuntungannya yaitu blok mi yang masih layak dan

berkualitas tidak perlu terbuang dan tetap menjadi produk hingga akhir sehingga

meningkatkan produk hasil dan menurunkan jumlah scrap. Kerugiannya yaitu perlu

menambah tenaga kerja untuk proses ini, kondisi blok mi yang panas akibat genangan

minyak yang dapat melukai pekerja dan perlu penambahan alat baru sehingga keluar

biaya.

Melakukan analisa kualitas adonan yang kering pada proses pressing

Pada proses pressing kondisi udara yang kering mengakibatkan adonan menjadi cepat

kering dan ketika proses pemipihan lembaran adonan, bagian permukaan lembaran

banyak serbuk-serbuk adonan yang kering dan berjatuhan dan menjadi bagian dari

scrap. Namun jika dilihat pada bagain ini, serbuk-serbuk ini hanya kehilangan kadar

airnya untuk bisa berikatan dengan bagian lembaran yang lain. Sehingga sebaiknya

dianalisa kualitas dari serbuk-serbuk adonan ini apakah bisa masuk kembali ke proses

dengan penambahan air untuk mengurangi jumlah scrap yang dihasilkan pada proses

ini. Namun efek negatifnya yaitu adanya penambahan proses kerja untuk membuat

adonan terpisah dalam mencampurkan kembali serbuk-serbuk yang kering karena

tidak bisa dicampur dengan adonan yang masih baik.

Page 71: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

62

BAB VII

DAFTAR PUSTAKA

Agroindustri.id. (2016). Mengenal Fungsi dan Tujuan Penggunaan Bahan Tambahan

Pangan. Diakses dari http://www.agroindustri.id/fungsi-penggunaan-bahan-

tambahan-pangan/.

Cifuentes, Alejandro. (2012). “Review Article: Food Analysis: Present, Future and

Foodomics. International Scholarly Research Network Vol 2012(16)”. Diakses dari

https://www.hindawi.com/journals/isrn/2012/801607/

Dharmayanti, Laksmi. (2013). Pengetahuan Bahan Pangan, Bahan Ajar Sekolah

Menengah Kejuruan Program Keahlian Tata Boga. Jakarta: penulis. Diakses pada

tanggal 21 Mei 2019

https://www.academia.edu/35095341/PENGETAHUAN_BAHAN_MAKANAN

Gulia N, Dhaka V, Khatkar BS. (2014). “Instant noodles: processing, quality, and

nutritional aspects. Crit Rev Food Sci Nutr. 54:13 86-99”. Diakses dari

https://www.researchgate.net/publication/260375690_Instant_Noodles_Processin

g_Quality_and_Nutritional_Aspects

Hamdan, Yusuf. (2001). Pernyataan Visi dan Misi Perguruan Tinggi volume (XVII) no 1

hal 90-103. Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba.

https://media.neliti.com/media/publications/152595-ID-pernyataan-visi-dan-misi-

perguruan-tingg.pdf

Indofood. (2019). Bite Mie. http://www.indomie.com/Product/Category/13 diakses pada

tanggal 9 Mei 2019

Indofood. (2019). Foto Produk http://www.indomie.com/ diakses pada tanggal 9 Mei

2019

Indofood. (2019). Indomie Goreng. http://www.indomie.com/Product/Category/1

diakses pada tanggal 9 Mei 2019

Indofood. (2019). Indomie Real Meat. http://www.indomie.com/Product/Category/12

diakses pada tanggal 9 Mei 2019

Indofood. (2019). My Noodlez. http://www.indomie.com/Product/Category/11 diakses

pada tanggal 9 Mei 2019

Indofood. (2019). Produk Mi Sakura. http://www.sakura-noodle.co.id/ diakses pada

tanggal 9 Mei 2019.

Indofood. (2019). Produk Mi Telur Cap 3 Ayam.

https://www.indofood.com/product/mie-telur-cap-3-ayam diakses pada tanggal 9

Mei 2019.

Page 72: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

63

Indofood. (2019). Produk Pop Bihun. http://www.popbihun.com/ diakses pada tanggal 9

Mei 2019

Indofood. (2019). Sarimi Produk http://www.supermi.co.id/produk#extra-mi-goreng-

rasa-ayam-pangsit diakses pada tanggal 9 Mei 2019

Indofood. (2019). Sarimi Sop Buntut. http://www.supermi.co.id/produk#rasa-sop-buntut

diakses pada tanggal 9 Mei 2019.

Indraswati, Denok. (2017). Pengemasan Makanan. Forum Ilmiah Kesehatan (FORIKES).

Ponorogo. Diakses dari https://docplayer.info/72654218-Pengemasan-makanan-

penulis-denok-indraswati-penerbit-forum-ilmiah-kesehatan-forikes-tahun-

2017.html

Koswara, Sutrisno. (2009). Teknologi Pengolahan Mie. Seri Teknologi Pangan Populer.

eBookPangan.com http://tekpan.unimus.ac.id/wp-

content/uploads/2013/07/Teknologi-Pengolahan-Mie-teori-dan-praktek.pdf

Mukhtar, Sukrianti dan Nurif, Muchammad. (2015). “Peranan Packaging dalam

Meningkatkan Hasil Produksi Terhadap Konsumen vol 8 (2)”. Jurnal Sosial

Humaniora. Diakses dari http://iptek.its.ac.id/index.php/jsh/article/view/1251/0

Rahmah, Anania, Hamzah, Faizah, dan Rahmayuni. (2017). “Penggunaan Tepung

Komposit dari Terigu, Pati Sagu dan Tepung Jagung dalam Pembuatan Roti Tawar

vol 4 (1)”. Jurnal Teknologi Pertanian Universitas Riau, Pekanbaru. Diakses dari

https://media.neliti.com/media/publications/199892-penggunaan-tepung-

komposit-dari-terigu-p.pdf

Undang Undang Republik Indonesia (UU RI). (2003). UU RI no 13 thn 2013 Tentang

Ketenagakerjaan, bab 1. Diakses dari

https://pih.kemlu.go.id/files/UU_%20tentang%20ketenagakerjaan%20no%2013%

20th%202003.pdf

Page 73: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

64

BAB VIII

LAMPIRAN

8.1. Foto

8.2. Tabel DPR 5 kali Produksi

Page 74: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

65

Tgl (jml

produksi

)

Aspek Etiket

(rolls)

Bumbu

(pcs) m.goreng

Karton

(pcs/1

karton)

Tpg

terigu

pro tg(g)

Tpg terigu

pro rendah

biru (g)

t.tapioka

(g)

Total

tepung

(g)

plagban Cup Lid seal garpu

Standart

pemakai

an

12750 1 13,67 24 32,66 9,42 9,42 51,5 110 1 1 1

04/02 Total 9,31 118800 1624 4950 4474 1119 1119 6712 10,89 118800 118800 118800

118800 Aktual 9,12 118308 1625 4950 4800 1175 1200 7175 9 126910 120250 120000

pemboro

san (kg) -0,19 -492 1 0 326 56 81 463 -1,89 8110 1450 1200

Pemboro

san(%) -2,04 -0,41 0,06 0,00 7,29 5,00 7,24 6,90 -17,36 6,83 1,22 1,01

30/01 total 10,62 135576 1854 5649 5105 1276 1276 7657 12,41 135576 135576 135576

135576 Aktual 10,62 136680 1850 5670 5600 1400 1400 8400 11,67 147747 139720 136104

pemboro

san (kg) 0 1104 -4 21 495 124 124 743 -0,74 12171 4144 528

Pemboro

san(%) 0,00 0,81 -0,22 1,20 9,70 9,72 9,72 9,70 -5,96 8,98 3,06 0,39

29/01 Total 10,52 134316 1836 5597 5058 1266 1266 7590 12,3 134316 134316 134316

134582 Aktual 10,5 134582 1838 5597 5338 1356 1313 8007 12,25 141120 138859 134575

pemboro

san (kg) -0,02 266 2 0 280 90 47 417 -0,05 6804 4543 259

Pemboro

san(%) -0,19 0,20 0,11 0,00 5,54 7,11 3,71 5,49 -0,41 5,07 3,38 0,19

23/01 Total 9,92 126576 1731 5274 4766 1192 1192 7150 11,6 126576 126576 126576

126576 Aktual 10,12 126286 1740 5284 4500 1050 1100 6650 10 133790 131588 126998

pemboro

san (kg) 0,2 -290 9 10 -266 -142 -92 -500 -1,6 7214 5012 422

Page 75: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

66

Tabel 1. Tabel DPR

Ket: standart pemakaian untuk tepung terigu dalam setiap 1 pcs mengandung tepung sekian di atas, sedangkan selain tepung merupakan standar pemakaian dalam 1 shift

Pemboro

san(%) 2,02 -0,23 0,52 0,19 -5,58 -11,91 -7,72 -6,99 -13,79 5,70 3,96 0,33

07/01/20

19 Total 10,39 132528 1812 5522 4991 1248 1248 7487 12,1 132528 132528 132528

132528 aktual 10,25 131950 1800 5530 5275 1300 1300 7875 12 139375 135707 129616

pemboro

san (kg) -0,14 -578 -12 8 284 52 52 388 -0,1 6847 3179 -2912

Pemboro

san(%) -1,35 -0,44 -0,66 0,14 5,69 4,17 4,17 5,18 -0,83 5,17 2,40 -2,20

Page 76: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi

99.74% Originality 0.26% Similarity 8 Sources

Doc vs Internet + Library

Web sources: 3 sources found

1. https://puteriayufatimah.blogspot.com/2017/11/tugas-pengantar-bisnis-proses-produksi.html 0.07%2. https://ervinkurnia88.wordpress.com/2013/04/06/analisis-produk-pt-indofood-sukses-makmur-tbk 0.07%3. http://repository.unika.ac.id/15570/1/15.I1.0006%20NATALIA%20NUNGKI%20SETYANINGSIH.pdf 0.07%

Library sources: 5 sources found

KP-NATALIA NUNGKI-10 NOV.docx 0.07%14.C1.0060-Ravina Savitri.pdf 0.07%15.I1.0182 - Mahardini Putri Kusdianingsih-KP-20 JUNI.docx 0.07%Mahardini Putri K - 22 JUNI.docx 0.07%C1_SPRAY DRYING - Copy (1).pdf 0.07%

16.i1.0201_NengahWida...

Uploaded: 06/21/2019

Checked: 06/21/2019

Similarity

Similarity from a chosen source

Possible character replacementabc

Citation

References

Page 77: ANALISIS JUMLAH KEHILANGAN MATERIAL SELAMA …memproduksi blok mi, sedangkan bumbu dan kemasan dibuat di pabrik divisi lain. Pabrik ini tergolong ke pabrik baru, sehingga semua teknologi