analisis framing pemberitaan upaya pelegalan...
TRANSCRIPT
ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN
UPAYA PELEGALAN DAGING ANJING DI JAKARTA
OLEH REPUBLIKA ONLINE DAN KOMPAS.COM
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
SARI SETIANINGRUM
1112051000065
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2016 M
i
ABSTRAK
Sari Setianingrum 1112051000065 ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN UPAYA PELEGALAN DAGING ANJING DI JAKARTA OLEH REPUBLIKA ONLINE DAN KOMPAS.COM
Rencana Gubernur DKI Jakarta menerbitkan peraturan daerah (pergub) yang mengatur peredaran daging anjing di Jakarta menuai kontroversi. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama beranggapan dengan penerbitan ini dapat mencegah penyakit rabies di Jakarta. Dari peristiwa tersebut media massa berusaha menciptakan opini publik tentang peristiwa yang terjadi. Sehingga berita ini menuai pro dan kontra terutama pada masyarakat muslim.
Berdasarkan latar belakang di atas, pertanyaan penelitian ini adalah: 1). Bagaimana Republika Online membingkai pemberitaan tentang upaya pelegalan daging anjing di Jakarta dari segi struktur sintaksis, skrip, retoris dan tematik? 2). Bagaimana Kompas.com membingkai pemberitaan tentang upaya pelegalan daging anjing di Jakarta dari segi struktur sintaksis, skrip, retoris dan tematik? 3). Bagaimana perbedaan antara Republika Online dan Kompas.com dalam membingkai pemberitaaan tentang upaya pelegalan daging anjing di Jakarta?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori kontruksi sosial media massa yang diperkenalkan oleh Peter L. Berger. Teori ini mengatakan bahwa realitas yang ada pada proses sosial bukanlah terjadi secara alamiah melainkan hasil dari sebuah kontruksi manusia. Sedangkan untuk menganalisa berita menggunakan analisis data framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Model framing ini memiliki empat struktur dalam menganalisis teks yaitu sintaksis , skrip, tematik dan retoris
Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Sedangkan metode pengumpulan data melalui observasi teks (unit analysis) dan wawancara serta dokumentasi. Paradigma yang digunakan adalah paradigma kontruktivis. Paradigma ini memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi hasil dari konstruksi.
Bedasarkan hasil penelitian data, peneliti melihat perbedaan cara pembingkaian berita upaya pelegalan daging anjing di Jakarta antara Republika Online dan Kompas.com bahwa ideologi media memberikan dampak berbeda pada masing-masing media. Republika Online melihat peristiwa ini dari sudut pandang negatif, Republika Online mengambil pendapat dari Ketua Presidium Kaukus Perempuan Muda NU yang menolak Pergub tersebut karena dapat melukai umat Islam. Sedangkan Kompas.com melihat peristiwa ini dari sudut pandang positif . Kompas.com mengambil pendapat dari pihak Pemprov DKI Jakarta yang membantah Pergub ini akan dijadikan landasan melegalakan daging anjing konsumsi di Jakarta.
Kata kunci: Pelegalan, daging anjing, Republika Online, Kompas.com, pemberitaan.
ii
KATA PENGANTAR
AlhamdulillahiRabbil’ aalamiin, segala puji dan syukur bagi Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, serta shalawat dan salam
senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAWsehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Framing
Pemberitaan Upaya Pelegalan Daging Anjing di Jakarta Oleh Republika
Online dan Kompas.com”
Sepenuhnya penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini
banyak mengalami kesulitan, hingga terkadang rasa putus asa selalu dirasakan.
Namun berkat bantuan, motivasi, bimbingan dan pengarahan yang sangat
berharga dari berbagi pihak menjadikan penulis semakin bersemangat untuk
menyelesaikan skripsi ini dan akhirnya skripsi dapat terselesaikan.
Oleh karena itu dengan segala ketulusan, perkenankan penulis untuk
menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
penulis. Karena dengan bimbingan, arahan serta semua kebaikan yang telah
diberikan kepada penulis, terutama kepada:.
1. Dr. H. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi,Suparto, M. Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik,
Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi
Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan.
2. Drs. Masran, M.A selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan
Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam.
iii
3. Umi Musyarrofah, M.A selaku Dosen Pembimbing Akademik.
4. Rubiyanah, M.A selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan
waktu dikala padatnya jadwal mengajar dan meluangkan pikiran untuk
memberikan pengarahan dan inspirasinya kepada penulis dikala berkonsultasi,
serta teramat sabar dalam membimbing dan mengarahkan penulis.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuannya kepada penulis selama penulis mengikuti perkuliahan.
6. Seluruh Staff dan Karyawan Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu penulis dalam hal peminjaman buku-buku yang digunakan sebagai
referensi dan memberikan pelayanan dengan baik kepada penulis hingga
penyusuanan skripsi ini selesai.
7. Seluruh pihak Republika Online yang telah membantu penulis dalam
membuat skripsi ini, khususnya kepada Bapak Didi Purwadi selaku Asisten
Redaktur Republika Online yang bersedia menjadi narasumber dalam
penelitian ini. Serta kepada pihak Kompas.com, khususnya Bapak Heru
Margianto selaku News Asistent Managing Kompas.com yang menyempatkan
diri di sela kesibukannya untuk menjadi narasumber dalam penelitian ini.
8. Orang tua tercinta, Papah Satria Budi Kartanegara dan Mamah Hati Nurani.
Terima kasih banyak atas segala kasih sayang dan do’amu, penulis sangat
bahagia memiliki orang tua yang selalu memberikan dukungan yang tulus dan
sangat berharga untuk penulis demi keberhasilan penulis dalam menyelesaikan
iv
skripsi ini. Dan kakak tercinta Ginanjar Kartanegara serta adik tercinta
Syahrial Kartanegara yang selalu memberikan semangat dan do’anya.
9. Sahabat-sahabatku, Audia Juliyani, Aprilia Puji, Atika, Nia Yuliani yang telah
memberikan semangat dalam menjalankan skripsi.
10. Teman-teman seperjuangan skripsi Wiji Lestari, Intan Aulianti, Dewi
Mufarikhah, Miqdad, Syifa Fauziah, Falahul Mualim, Sukmana Galih, Riadin
Munawar dan Sinta Sulistyoningrum. Terima kasih selalu memberikan
semangat dan banyak informasi yang sangat membantu penulis dalam
penulisan skripsi.
11. Serta teruntuk teman-teman KPI 2012 khususnya KPI C tercinta, terima kasih
atas kebersamaan yang menyimpan banyak kenangan, tanpa kalian masa
kuliah yang dijalankan penulis tidaklah berwarna. Terima kasih selalu
memberikan semangat dan banyak informasi yang sangat membantu penulis
dalam penulisan skripsi.
12. Temen-teman Kuliah Kerja Nyata STIPMA Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang banyak mengajarkan pengalaman kehidupan yang
baru untuk Penulis sekaligus memberikan pengalaman yang tidak terlupakan.
Terimakasih untuk satu bulannya di Desa Pasir Barat, Jambe tercinta.
13. Semua pihak, yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu namun tanpa
mengurangi rasa hormat, yang telah membantu penulis. Saya ucapkan terima
kasih.
Akhir kata penulis hanya bisa berharap Allah SWT berkenan membalas
segala kebaikan dari seluruh pihak yang telah membantu. Penulis berharap
v
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi
diri penulis sendiri.
Jakarta, 15 Juli 2016
Sari Setianingrum
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .........................................................................................................i KATA PENGANTAR .......................................................................................ii DAFTAR ISI ......................................................................................................vi DAFTAR TABEL .............................................................................................ix BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................4 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..........................................5 D. Metodologi Penelitian ..........................................................6
1. Jenis Penelitian ................................................................6 2. Paradigma Penelitian .......................................................6 3. Subjek dan Objek Penelitian ............................................8 4. Teknik Pengumpulan Data ..............................................8 5. Sumber Data ....................................................................9 6. Teknik Analisis Data .......................................................9
E. Tinjauan Pustaka ..................................................................11 F. SistematikaPenulisan ............................................................15
BAB II KERANGKA TEORI A. Teori Kontruksi Sosial Media Massa ...................................17 B. Analisis Framing dan Framing Model Zhongdang Pan
dan Gerald M. Kosicki .........................................................23 1. Konsep Framing ..............................................................23 2. Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki ............25
C. Konseptualisasi Berita ..........................................................33 1. Definisi Berita ..................................................................33 2. Jenis-Jenis Berita .............................................................33 3. Nilai Berita.......................................................................34
D. Tinjauan Islam Tentang Hukum Daging Anjing ..................36 BAB III GAMBARAN MEDIA
A. Profil Republika Online ........................................................38 1. Sejarah Singkat Republika Online ...................................38 2. Visidan Misi Republika Online .......................................39 3. Struktur Organisasi Republika Online .............................40 4. Kanal Republika Online ..................................................42 5. PemberitaanTentangUpaya Pelegalan Daging Anjing
di Jakarta oleh media Republika Online .........................44 B. Profil Kompas.com ...............................................................44
1. Sejarah Singkat Kompas.com ..........................................46 2. Visi dan Misi Republika Kompas.com ............................46
vii
3. Struktur Organisasi Republika Kompas.com ..................46 4. Kanal Republika Kompas.com ........................................49 5. Pemberitaan Tentang Upaya Pelegalan Daging Anjing
di Jakarta oleh media Kompas.com ................................50 BAB IV ANALISIS TEMUAN DAN INTERPRETASI
A. Pembingkaian berita di Kompas.com ...................................52 B. Pembingkaian berita di Kompas.com ...................................63 C. Perbandingan Bingkai Pemberitaan Upaya Pelegalan Daging
Anjing di Jakarta di RepublikaOnline dan Kompas.com .....74 D. Interpretasi ............................................................................82
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...........................................................................95 B. Saran .....................................................................................96
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................97 LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Perangkat Framing Pan danKosicki .................................................10
Tabel 2.1. Perangkat Framing Pan danKosicki .................................................27
Tabel 4.1. Analisis Sintaksis dari Republika Online ............................................ 52
Tabel 4.2 Analisis Skrip dari Republika Online .................................................. 58
Tabel 4.3. Analisis Tematik dari Republika Online ............................................. 59
Tabel 4.4. Analisis Retoris dari Republika Online ............................................... 62
Tabel4.5 . Analisis Sintaksis dari Kompas.com ................................................63
Tabel4.6 . AnalisisSkripdari Kompas.com ........................................................68
Tabel4.7 .Analisis Tematik dari Kompas.com ....................................................70
Tabel4.8 .Analisis Retoris dari Kompas.com......................................................73
Tabel 4.9.Perbandingan Analisis Sintaksis Berita RepublikaOnline .................75
Edisi 30 September 2015 dan Kompas.com 30 September 2015
Tabel 4.10.Perbandingan Analisis Skrip Berita RepublikaOnline .....................77
Edisi 30 September 2015 dan Kompas.com 30 September 2015
Tabel 4.11.Perbandingan Analisis Tematik Berita Republika Online ...............79
Edisi 30 September 2015 dan Kompas.com 30 September 2015
Tabel 4.12.Perbandingan Analisis Retoris Berita Republika Online .................81
Edisi 30 September 2015 dan Kompas.com 30 September 2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ada beberapa hal yang di haramkan dalam agama Islam salah satu nya
adalah mengkonsumsi daging anjing. Bukan hanya haram dikonsumsi
memelihara anjing hukumnya tidak boleh, kecuali yang syariat memberikan
rukhshah padanya. Rasulullah memberikan rukhshah untuk memelihara anjing
pada tiga macam anjing, yaitu anjing penggembala kambing yang menjaganya
dari binatang buas dan serigala, anjing penjaga tanaman yang menjaga dari
kambing dan dari yang lainnya, dan anjing yang dimanfaatkan oleh pemburu.
Ketiganya ini di rukhshahkan oleh Rasululllah untuk dipelihara, yang
selainnya tidak boleh.
Adapun hukum menyentuh anjing, jika menyentuhnya dalam keadaan
kering, maka tidak menyebabkan tangan terkena najis. Namun jika
menyentuhnya dalam keadaan basah, maka hal itu menyebabkan tangan
terkena najis menurut pendapat mayoritas ahli ilmu. Oleh karena itu, ia wajib
mencuci tangan setelah menyentuhnya selama tujuh kali, salah satunya
dengan debu.1
Hewan-hewan buas yang memiliki taring yang digunakan untuk
berburu salah satunya anjing hukumnya haram untuk dikonsumsi. Terlebih
ada hikmah yang mengharuskan adanya pelarangan tersebut. Hikmahnya
adalah setiap makanan akan berpengaruh terhadap orang yang memakannya.
1 Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin, Halal Haram Dalam Islam. (Jakarta: Ummul Qura,
2014) cet. 1, hal. 214.
2
Sehingga, ketika seseorang terbiasa memakan daging dari hewan-hewan buas,
maka ia akan menjadi sosok yang suka bermusuhan dengan orang lain. Sebab,
tabiat hewan-hewan bertaring terbiasa untuk menyerang.2
عليه وسلم نهى عن أكل كل ذي عن أبي ثعلبة رضي الله عنه، أن رسول الله صلى اهللا
ناب من السباع
Dari Abu Tsa’labah radliyallaahu ‘anhu : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam melarang memakan semua binatang buas yang memiliki taring [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy] 2F
3
Terlepas dari haramnya mengkonsumsi daging anjing menurut agama
Islam, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berupaya
menerbitan Peraturan Gubernur (Pergub) yang khusus mengatur tentang
peredaran daging anjing di Jakarta. Gubernur DKI Jakarta (Basuki)
beranggapaan dengan penerbitan Pergub ini dapat mecegah peredaran
penyakit rabies di Jakarta, karena banyaknya anjing rabies dari luar kota yang
masuk ke Jakarta.
Menyangkut upaya Gubernur menerbitkan Peraturan Gubernur yang
mengatur tentang peredaran daging anjing di Jakarta, menimbulkan pro dan
kontra berbagai pihak dan respon negatif dari masyarakat muslim, terutama
pemuka agama Islam di Jakarta. Masyarakat menilai, kebijakan Ahok terkait
upaya pelegalan peredaran daging anjing di Jakarta, merupakan tindakan
yang tidak begitu perlu di lakukan, karena pada dasarnya daging anjing
memang haram untuk dikonsumsi bagi umat Islam, tidak dilegalkan saja
banyak beredar makanan haram dan tak layak konsumsi. Apalagi, kalau
2 Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin, Halal Haram Dalam Islam, hal. 508. 3Muhammad Fuad Abdul Baqi, Muttafaqun’Alaih Shahih Bukhari Muslim, (Jakarta: Beirut,
2015) cet. 1, hal. 791.
3
peredaran daging anjing dilegalkan dengan regulasi, akan makin banyak
beredar.
Terkait dengan pemberitaan yang sudah beredar di media online akhir
bulan September 2015 kemarin tentang kebijakan pemprov DKI Jakarta akan
membuat peraturan peredaran daging anjing menjadi berita yang dimuat di
media massa merupakan sebuah konstruksi realita yang dikemas sesuai
kebijakan masing – masing media. Bingkai yang digunakan oleh setiap media
massa tentu berbeda-beda sesuai dengan ideologi dan kebijakan redaksional
masing – masing. Selain itu sudut pandang wartawan dalam melihat suatu
peristiwa, tentu tidak sama.
Berita tersebut sudah banyak tersebar di seluruh media massa nasional,
cetak, maupun media online, terutama di media Republika Online dan
Kompas.com. Alasan penulis memilih media online Republika dan Kompas
karena kedua media tersebut mempunyai latar belakang yang berbeda, yakni
Republika berlatar belakang Islam, Sedangkan Kompas berlatar belakang
Nasional.
Berita di kedua media online ini pun pada hari yang sama dan waktu
yang berdekatan sangat berbeda. Republika Online memberitakan tentang
penolakan NU terkait peraturan gubernur tersebut yang di wakili dengan
pernyataan Susianah Affandy selaku Ketua Presidium Kaukus Muda NU
sedangkan Kompas.com memberitakan tentang klarifikasi dan alasan terkait
upaya Gubernur yang ingin menerbitkan Pergub tentang peredaran daging
anjing di Jakarta yang di wakili dengan pernyataan Sri Hartati selaku Kepala
Bidang Ketahanan dan Kesehatan Hewan Dinas Pemprov DKI Jakarta.
Penulis mengangkat isu tentang pemberitaan upaya pelegalan daging
anjing di Jakarta pada Republika online dan Kompas.com karena ingin
4
melihat kecenderungan dan pembingkaian berita dari kedua media online
tersebut. Apakah ada perbedaan yang signifikan dari penyajian berita kedua
media online tersebut, serta bagaimana berita tentang upaya pelegalan daging
anjing di Jakarta di kemas dan di sampaikan dari kedua media online ini.
Dari media kita dapat memperoleh informasi mengenai realitas yang
tengah berlangsung di suatu tempat. Sementara, realitas yang dihadirkan
media ke hadapan pembaca bukanlah realitas yang sesungguhnya, melainkan
yang sudah dibingkai dan dibentuk sedemikian rupa oleh media tersebut.
Peranan media massa dalam proses mengkonstruksi suatu peristiwa menjadi
signifikan dalam pembentukkan realitas sosial.
Berdasarkan pada latar belakang di atas, penulis memberi judul
“Analisis Framing Pemberitaan Upaya Pelegalan Daging Anjing di
Jakarta Oleh Republika Online dan Kompas.com”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Berdasarkan judul dan latar belakang yang sudah di paparkan di atas,
agar tidak menyimpang dari fokus penelitian, penulis membatasi
permasalahan pemberitaan upaya pelegalan daging anjing di Jakarta
tanggal 30 September 2015 pada Republika Online yang berjudul “Ahok
akan Legalkan Daging Anjing, NU: Melukai Umat Islam dan pada
Kompas.com yang berjudul “Pemprov DKI Jakarta Bantah Akan
Legalkan Daging Anjing Konsumsi”. Edisi tersebut di analisis karena
pada hari yang sama dan waktu yang berdekatan terdapat perbedaan antara
pemberitaan tentang upaya pelegalan daging anjing di Jakarta di kedua
media online ini, seperti di Republika Online yang membahas tentang
pendapat NU mengenai Pergub tersebut, sedangkan di Kompas.com
5
membahas tentang klarifikasi Pergub tentang pelegalan daging anjing di
Jakarta.
2. Rumusan Masalah
Bedasarkan batasan masalah yang dikemukakan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
a. Bagaimana Republika Online membingkai pemberitaan tentang
upaya pelegalan daging anjing di Jakarta dari segi struktur
sintaksis, skrip, retoris dan tematik?
b. Bagaimana Kompas.com membingkai pemberitaan tentang upaya
pelegalan daging anjing di Jakarta dari segi struktur sintaksis,
skrip, retoris dan tematik?
c. Bagaimana perbedaan antara Republika Online dan Kompas.com
dalam membingkai pemberitaaan tentang upaya pelegalan daging
anjing di Jakarta?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan
di atas, ada beberapa tujuan yang ingin penulis capai dari hasil penelitian
ini, yaitu :
Untuk mengetahui pembingkaian pemberitaan upaya pelegalan
daging anjing di Jakarta pada Republika Online dan Kompas.com.
6
2. Kegunaan Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan keilmuan komunikasi, khususnya bagi penelitian yang
bersifat framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat digunakan oleh praktisi di bidang
jurnalistik, seperti wartawan dalam membingkai berita dan juga di
harapkan memberi masukan sebagai refrensi tambahan terkait dengan
data anlisis yang sama.
D. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif. Menurut Bagdan dan Taylor penelitian kualitatif adalah
“metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa data-data tertulis atau tulisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati.4 Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitin ini adalah analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M.
Kosicki.
2. Paradigma Penelitian
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme yang
berpandangan bahwa pengetahuan itu bukan hanya merupakan
4 Lexy. J. Meolong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT RemajaRosdakarya,
1999), cet ke-10, h. 3.
7
pengalaman terhadap fakta, tetapi merupakan hasil konstruksi rasio
subjek yang diteliti..5
Paradigma ini memandang realitas kehidupan sosial bukanlah
realitas yang natural, tetapi hasil dari konstruksi. Karenanya, konsentrasi
analisis pada paradigma konstruksionis adalah menemukan bagaimana
peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi, dengan cara apa konstruksi
itu dibentuk. Dalam studi komunikasi, paradigma konstruksionis ini
seringkali disebut sebagai paradigma produksi atau pertukaran makna.
Paradigma kontruktivis melihat komunikasi bukan sebagai
penyebaran pesan dan gagasan, tetapi proses pembentukan individu
sebagai anggota dari kebudayaan atau masyarakat. Kemudian paradigma
ini melihat juga bahwa pesan adalah kontruksi, melalui interaksi dengan
penerima. Pesan disini bukan apa yang dikirimkan, tetapi apa yang
dikontruksi dan apa yang di baca. Makna merupakan produk kontruksi
dan interaksi antara pengirim dan penerima.
Menurut kaum kontruktivis, berita adalah hasil dari kontruksi
sosial dimana selalu melibatkan pandangan, idelogi, dan nilai-nilai dari
wartawan atau media. 6
Berita terkait upaya pelegalan daging anjing di Jakarta
merupakan hasil kontruksi dari wartawan sesuai dengan ideologi media
masing-masing, seperti pemilihan berita, narasumber, penggunaan kata,
pemilihan gambar sampai penyuntingan.
5Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013) hal. 40.
6 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara, 2002), h. 25.
8
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini yaitu pemberitaan upaya pelegalan
daging anjing di Jakarta pada Republika Online dan Kompas.com. Sementara
objek dalam penelitian ini adalah pemberitaan tentang upaya pelegalan
daging anjing di Jakarta pada edisi yang sama yaitu 30 September 2016
di Republika Online yang berjudul “Ahok akan Legalkan Daging
Anjing, NU: Melukai Umat Islam dan pada Kompas.com yang berjudul
“Pemprov DKI Jakarta Bantah Akan Legalkan Daging Anjing
Konsumsi”
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
a. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang di gunakan
untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
penginderaan.7 Observasi teks adalah pembagian teks yang diperoleh
ke dalam dua bagian, yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer adalah meneliti teks berita upaya pelegalan daging anjing di
Jakarta oleh Republika Online dan Kompas.com, sedangkan data
sekunder adalah data yang mendukung objek penelitian seperti buku
dan kepustakaan lainnya.
b. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dengan informan atau orang yang
7 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), cet
ke-3, h. 115.
9
diwawancarai.8 Peneliti mengadakan Tanya jawab kepada Bapak
Didi Purwadi selaku Asisten Redaktur Pelaksana Republika Online
dan Bapak Heru Margianto selaku News Assistant Managing Editor
Kompas.com
c. Dokumentasi
Dokumentasi, peneliti melakukan pengambilan data terkait
pemberitaan upaya pelegalan daging anjing di Jakarta pada Republika
Online dan Kompas.com pada tanggal 30 September 2015.
5. Sumber Data
Untuk memperoleh data-data yang lengkap dan akurat, penulis
menggunakan data primer dan data sekunder.
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari narasumber
melalui observasi dan wawancara yang dilakukan oleh penulis di
lapangan.
b. Data sekunder adalah data yang penulis peroleh dari sumber -
sumber tertulis seperti yang terdapat dalam buku, jurnal,
dokumentasi atau arsip-arsip dan literatur lainnya yang berkaitan
dengan penelitian yang dilakukan. Data sukender tidak hanya
tulisan tetapi juga berupa data yang diperoleh oleh informan yang
mengetahui informasi tentang apa yang diteliti serta mendukung
penelitian tersebut.
6. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data framing. Secara
sederhana analisis framing dapat digambarkan sebagai analisis untuk
mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja)
8 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, h. 108.
10
di bingkai oleh media. Pembingkaian tersebut tentu saja melalui proses
kontruksi. Di sini realitas sosial di maknai dan di kontruksi dengan makna
tertentu. Peristiwa di pahami dengan bentukan tertentu.9
Model analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki
membagi perangkat framing ke dalam 4 struktur golongan besar.
Keempat pendekatan tersebut dapat digambarkan ke dalam bentuk skema
sebagai berikut :
Tabel 1.1
Perangkat Framing Pan dan Kosicki
Struktur Perangkat Framing Unit yang
diamati
SINTAKSIS :
Cara wartawan menyusun
fakta
Skema berita Headline, Lead,
Latar Informasi,
Kutipan
Sumber,
Pernyataan,
Penutup.
SKRIP :
Cara wartawan mengisahkan
fakta
Kelengkapan berita 5W + 1H
TEMATIK :
Cara wartawan menulis fakta
Detail
Maksud kalimat
berhubungan
Paragraf,
Proporsi
9 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media), h. 3.
11
Nominalisasi antar kalimat
Koherensi
Bentuk kalimat
Kata ganti
RETORIS :
Cara wartawan menekakan
fakta
Leksikon
Grafis
Metafora, Pengadaian
Kata,
Gambar/Foto,
Grafik
E. Tinjauan pustaka
1. Analisis Framing Isu Tentang Kondisi Partai Islam Pada Surat Kabar
Nasional Media Indonesia Dan Republika yang ditulis oleh Arfian Fahri
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013. Dalam
penelitian tersebut membahas tentang bagaimana pembingkaian Tentang
Kondisi Partai Islam Pada Surat Kabar Nasional Media Indonesia Dan
Republika. Kesimpulan dari penelitian Arfian Fahri terdapat perbedaan
dalam mengkonstruk berita, terlihat dari penggunaan strategi
pengemasan pesan yang berbeda pada berita yang dibuat. Media
Indonesia melihat peristiwa tentang kondisi partai Islam dari hasil
survey oleh Lingkaran Survey Indonesia yang mengatakan bahwa suara
partai Islam lebih rendah dibanding partai Nasionalis, sedangkan
Republika oleh Lembaga Survey Nasional yang mengatakan partai Islam
lebih bersih daripada partai Nasionalis. Persamaan skripsi ini keduanya
menggunakan metode analisis framing dengan model Zhongdang Pan
dan Gerald M. Kosicki. Perbedaannya terletak pada pembahasan jenis
12
berita yang di analisis, Arfian Fahri membahas tentang kondisi partai
sedangkan peneliti membahas berita tentang pelegalan daging anjing.10
2. Analisis Framing Konflik Muslim Rohingnya Pada Harian Republika
yang di tulis oleh Suci Rohmayni Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta 2013. Dalam penelitian tersebut membahas tentang
bagaimana pengemasan berita tentang konflik Muslim Rohingnya pada
Harian Republika. Kesimpulan dari penelitian ini Republika mengemas
berita konflik Muslim Rohingya sebagai tindakan kekerasan yang
melanggar hak asasi manusia dan frame Republika memposisikan
pemerintah Myanmar sebagai pelaku kekerasan dan Muslim Rohingya
sebagai korban dari tindakan pemerintah Myanmar tersebut. Persamaan
skripsi ini dalam proses penelitiannya sama-sama meneliti suatu berita.
Perbedaannya terletak pada metodologi penelitiannya Suci Rohmayni
menggunakan metode analisis framing dengan model Robert N. Entman
sedangkan peneliti menggunakan metode analisis framing dengan model
Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki dan Suci Rohmayni hanya
meneliti satu surat kabar sedangkan peneliti membandingkan berita dari
dua surat kabar.11
3. Bingkai Pemberitaan Penyergapan Terorisme Ciputat (Studi Komparasi
Berita di Liputan6.com dan Tempo.co) di tulis oleh Aji Sasongko
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015. Dalam
penelitian tersebut membahas tentang bagaimana pembingkaian
10 Arfian Fahri, “Analisis Framing Isu Tentang Kondisi Partai Islam Pada Surat Kabar
Nasional Media Indonesia Dan Republika”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013).
11 Suci Rohmayni “Analisis Framing Konflik Muslim Rohingnya Pada Harian Republika”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013).
13
Pemberitaan Penyergapan Terorisme Ciputat di Liputan6.com dan
Tempo.co. Kesimpulan dari penelitian Aji Sasongko perbandingan
bingkai pada kedua media ini yaitu Liputan 6.com memberitakan
peggerebekkan tersebut harus diapresiasi , bingkai tersebut di dukung
dengan pernyataan Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso walaupun
tindakan Polri tidak sempurna namun tetap di apresiasi, sedangkan
Tempo.co dalam pemberitaannya sangat tidak menyetujui dengan apa
yang dilakukan Densus 88 Antiteror. Persamaan skripsi ini dalam proses
penelitiannya membandingkan berita dari dua surat kabar yang berbeda.
Perbedaannya terletak pada pembahasan jenis berita yang di analisis, Aji
Sasongko membahas tentang Penyergapan Terorisme Ciputat sedangkan
peneliti membahas berita tentang upaya pelegalan daging anjing di
Jakarta.12
4. Pembingkaian Berita Mengenai Krisis Toleransi Antar Umat Beragama
di Harian Republika (Analisis Framing Berita Tentang Izin Pendirian
Rumah Ibadah) di tulis oleh Wandita Gita Swasti Universitas Indonesia
2010. Kesimpulan dari skripsi ini membahas tentang krisis toleransi
antarumat beragama merupakan kemerosotan rasa toleransi yang
dimiliki masing-masing umat beragama, yang berwujud konflik,
kekerasan, penyerangan, hingga sudah tidak memiliki rasa menghormati
agama lain. Persamaan skripsi ini dalam proses penelitiannya
menggunakan teknik analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M.
Kosicki. Perbedaannya terletak pada jumlah berita yang di analisis,
12 Aji Sasongko “Bingkai Pemberitaan Penyergapan Terorisme Ciputat (Studi Komparasi
Berita di Liputan6.com dan Tempo.co)” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015).
14
Wandita Gita Swasti hanya meneliti satu berita dari satu surat kabar
sedangkan peneliti membandingkan berita dari dua surat kabar.13
5. Analisis Framing Pemberitaan Bakso Oplosan Pada Portal Berita
Republika Online dan Kompas.com di tulis oleh Sonata Batoan
Sehaputra Manurung. Kesimpulan dari Jurnal ini adalah Ideologi media
memberikan dampak yang berbeda pada masing-masing media. Seperti
Republika Online yang di dirikan oleh cendikiawan muslim Nampak
mengkontruksi peristiwa hanya bedasarkan ideologi keislaman,
sedangkan Kompas.com yang memiliki misi untuk menghadirkan
informasi bagi setiap kalangan pembaca, terlihat lebih umum dalam
membingkai pemberitaan. Persamaan jurnal ini dengan skripsi peneliti
dalam proses penelitiannya menggunakan teknik analisis framing
Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki, selain itu mengambil berita dari
media online yang sama yaitu Republika dan Kompas. Perbedaan jurnal
ini dengan skripsi peneliti terletak pada pembahasan jenis berita yang di
analisis, Sonata Batoan Sehaputra Manurung membahas berita tentang
Analisis Framing Pemberitaan Bakso Oplosan Pada Portal Berita
Republika Online dan Kompas.com, sedangkan peneliti membahas
berita tentang upaya pelegalan daging anjing di Jakarta.14
13 Wandita Gita Swasti “Pembingkaian Berita Mengenai Krisis Toleransi Antar Umat
Beragama di Harian Republika (Analisis Framing Berita Tentang Izin Pendirian Rumah Ibadah)” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Depok 2010).
14 Sonata Batoan Sehaputra Manurung “Analisis Framing Pemberitaan Bakso Oplosan Pada Portal Berita Republika Online dan Kompas.com” (eJournal Ilmu Komunikasi,3, (1) 2015, hal. 443-457). ejournal.an.fisip-unmul.ac.id di akses pada 25 Juni 2016 pukul 19.05.
15
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembatasan skripsi ini, secara sistematis
penulisannya dibagi kedalam lima bagian, yaitu :
BAB I : Pendahuluan, berupa latar belakang masalah, batasan dan
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika
penulisan.
BAB II : Kerangka Teori yaitu berupa teori kontruksi sosial media
massa, konsep framing model Zhongdang Pan dan
Gerald M. Kosicki, konseptualisasi berita, dan tinjauan
Islam tentang hukum daging anjing.
BAB III : Gambaran Media yaitu berupa profil Republika online
dan Kompas.com yaitu berupa sejarah singkat, visi dan
misi, struktur organisasi, kanal Republika online dan
Kompas.com. dan pemberitaan tentang upaya pelegalan
daging anjing dijakarta tanggal 30 September 2015 di
Republika online dan Kompas.com.
BAB IV: Analisis temuan teks dan interpretasi yaitu berupa
pembingkaian berita upaya pelegalan daging anjing di
Jakarta pada Republika online dari empat struktur
analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki
(sintaksis, skrip, tematik, retoris),, pembingkaian berita
upaya pelegalan daging anjing di Jakarta pada
Kompas.com dari empat struktur analisis framing
Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki (sintaksis, skrip,
tematik, retoris), Perbandingan bingkai pemberitaan
16
upaya pelegalan daging anjing di Jakarta di Republika
Online dan Kompas.com dan interpretasi.
BAB V : Penutup yaitu berupa kesimpulan dan saran dari penelitian
yang dilakukan.
17
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Teori Kontruksi Sosial Media Massa
Istilah konstruksi sosial atas realitas menjadi terkenal semenjak
diperkenalkan oleh Peter L Berger dan Thomas Luckmann. Ia
menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, yang mana
individu menciptakan secara terus menerus suatu realitas yang dimiliki dan
dialami bersama secara subjektif.1
Teori dan pendekatan kontruksi sosial atas realitas terjadi secara
simultan melalui tiga proses sosial, yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan
internalisasi. Tiga proses ini terjadi di antara individu satu dengan individu
lainnya dalam masyarakat.
Pertama, pada tahap ekternalisasi ini berlangsung ketika produk
sosial tercipta di dalam masyarakat, kemudian individu mengekternalisasikan
(penyesuaian diri) ke dalam dunia sosiokulturalnya sebagai bagian dari
produk manusia.2 Ekternalisasi merupakan tahap yang sangat mendasar yang
terjadi dari proses interaksi antara individu dengan masyarakat.
Kedua, pada tahap obyektivasi produk sosial terjadi dalam dunia
intersubyektif masyarakat yang dilembagakan. Pada tahap ini sebuah produk
sosial berada pada proses institusionalisasi.3 Hal ini berlangsung tanpa harus
1Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Dikursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2007), cet ke-4, h. 188. 2 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Dikursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, hal. 194. 3 Burhan Bungin, Kontruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana prenada media group,
2008), cet ke-1, hal. 16
18
saling berinterksi artinya, objektivasi dapat terjadi melalui penyebaran opini
yang berkembang pada masyarakat tanpa harus terjadi tatap muka
antarindividu.
Ketiga, pada tahap internalisasi dalam arti umum merupakan dasar
pertama, bagi pemahaman mengenai ‘sesama saya’ yaitu pemahaman
individu dan orang lain. Kedua, bagi pemahaman mengenai dunia sebagai
sesuatu yang maknawi dari kenyataan sosial.4 Lebih merupakan penyerapan
kembali dunia obyektif ke dalam kesadaran sehingga subyektif individu
dipengaruhi oleh struktur dunia sosial.
Posisi “konstruksi sosial media massa” adalah mengoreksi substansi
kelemahan dan melengkapi “konstruksi sosial atas realitas”, dengan
menempatkan seluruh kelebihan media massa dan efek media pada
keunggulan “kontruksi sosial media massa” atas “kontruksi sosial atas
relitas”. Namun proses simultan yang digambarkan di atasa tidak bekerja
secara tiba-tiba, namun terbentuknya proses tersebut melalui beberapa tahap
penting. Dari konten kontruksi media massa, proses kelahiran kontruksi sosial
media massa melalui tahap-tahap sebagai berikut: (a) tahap menyiapkan
materi kontruksi; (b) tahap sebaran kontruksi; (c) tahap pembentukan
kontruksi; (d) tahap konfirmasi.5
a. Tahap Menyiapkan Materi Produksi
Menyiapkan materi kontruksi sosial media massa adalah tugas redaksi
media massa, tugas itu di distribusikan pada desk editor yang ada disetiap
media massa. Masing-masing media memiliki desk yang berbeda-beda
sesuai dengan kebutuhan dan visi suatu media. Isu-isu penting penting
4 Burhan Bungin, Kontruksi Sosial Media Massa, hal. 19 5 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Dikursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, h. 207.
19
setiap hari menjadi fokus media massa, terutama yang berhubungan tiga
hal, yaitu kedudukan (tahta), harta, dan perempuan. Fokus pada
kedudukan termasuk juga adalah persoalan jabatan, pejabat, dan kinerja
birokrasi dan layanan publik. Sedangkan yang berhubungan dengan harta
menyangkut persoalan korupsi dan sebagainya. Masalah perempuan
menyangkut aurat, wanita cantik dan segala macam aktivitas mereka,
terutama yang berhubungan dengan kekuasaan dan harta.
Selain tiga hal itu juga ada fokus-fokus lain, seperti informasi yang
sifatnya menyentuh perasaan banyak orang, yaitu persoalan-persoalan
sensulitas, maupun kengerian. Sensivitas menyangkut persoalan-persoalan
sensitif di masyarakat, seperti isu-isu yang meresahkan masyarakat atau
agama tertentu. Sensualitas, yaitu yang berhubungan dengan seks, aurat,
syahwat, maupun aktivitas yang berhubungan dengan objek-objek itu,
sampai dengan masalah-masalah pornomedia.6
b. Tahap Sebaran Kontruksi
Sebaran kontruksi media massa dilakukan melalui strategi media
massa. Konsep konkret strategi media massa masing-masing media
berbeda, namun prinsip utamanya adalah real time. Media elektronik
memiliki konsep real-time yang berbeda dengan media cetak. Karena
sifat-sifatnya yang langsung (live), maka yang dimaksud dengan real-time
oleh media elektronik adalah seketika di siarkan, seketika itu juga
pemberitaan sampai kepemirsa atau pendengar.
Namun bagi varian-varian media cetak, yang dimaksud dengan real-
time terdiri dari beberapa konsep hari, minggu atau bulan, seperti terbitan
6 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikas: Teori, Paradigma, dan Dikursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, h. 209.
20
harian, terbitan mingguan atau terbitan beberapa mingguan atau bulanan.
Walaupun media cetak memiliki konsep real-time yang sifatnya tertunda,
namun konsep aktualitas menjadi pertimbangan utama sehingga pembaca
merasa tepat waktu memperoleh berita tersebut.
Prinsip dasar dari sebaran kontruksi sosial media massa adalah semua
informasi harus sampai pada pemirsa atau pembaca secepatnya dan
setepatnya bedasarkan pada agenda media. Apa yang dipandang penting
oleh media, menjadi penting pula bagi media atau pembaca.7
c. Pembentukan Kontruksi Sosial
1. Tahap pembentukan kontruksi realitas
Tahap selanjutya setelah sebaran kontruksi, dimana
pemberitaan telah sampai pada pembaca dan pemirsanya, yaitu terjadi
pembentukan kontruksi di masyarakat melalui tiga tahap yang
berlangsung secara. Pertama, kontruksi realitas pembenaran dan
kedua, kesediaan dikontruksi oleh media massa, dan ketiga sebagai
pilihan konsumtif.
Tahap pertama adalah kontruksi pembenaran sebagai suatu
bentuk kontruksi pembenaran sebagai suatu bentuk kontruksi di media
massa yang terbangun di masyarakat yang cenderung membenarkan
apa saja yang ada (tersaji) di media massa sebagai sebuah realitas
kebenaran. Dengan kata lain, informasi media massa sebagai otoritas
sikap untuk membenarkan sebuah kejadian.
Tahap kedua adalah kesediaan di kontruksi oleh media massa,
yaitu sikap generik dari tahap yang pertama. Bahwa pilihan seseorang
7 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Dikursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, h. 212.
21
untuk menjadi pembaca dan pemirsa media massa adalah karena
pilihannya untuk bersedia pikiran-pikirannya di kontruksi oleh media.
Tahap ketiga adalah menjadikan konsumsi media massa
sebagai pilihan konsumtif. Media massa adalah bagian kebisaan hidup
yang tak bisa dilepaskan. Tanpa hari, tanpa menonton televisi, tanpa
hari, tanpa membaca koran. Pada tingkat tertentu, seseorang merasa
tak mampu beraktivitas apabila ia belum membaca koran atau
menonton televisi pada hari itu.
2. Pembentukan Kontruksi Citra
Pembetukan kontruksi citra adalah bangunan yang diinginkan
oleh tahap kontruksi. Dimana bangunan kontruksi citra yang dibangun
oleh media massa ini terbentuk dalam dua model: (1) model good
news. Model good news adalah sebuah kontruksi yang cenderung
mengkontruksi suatu pemberitaan sebagai pemberitaan yang baik.
Pada model ini objek pemberitaan dikontruksi sebagai sesuatu yang
memiliki citra baik sehingga terkesan lebih baik dari sesungguhnya
kebaikan yang ada pada objek itu sendiri. Sedangkan model bad news
adalah sebuah kontruksi yang cenderung mengkontruksi kejelekan
atau cenderung memberi citra buruk pada objek pemberitaan sehingga
terkesan lebih jelek, lebih buruk, lebih jahat dari sesungguhnya.
Setiap pemberitaan (di sadari atau tidak oleh media massa)
memiliki tujuan-tujuan tertentu dalam model pencitraan di atas. Jadi,
umpamanya pada kasus pemberitaan kriminal, maka model bad news
22
menjadi tujuan akhir. Dimana terbentuknya citra buruk sebagai
penjahat, koruptor, terdakwa, maupun buronan.8
d. Tahap Konfirmasi
Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun
pembaca dan pemirsa memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap
pilihannya untuk terlibat dalam tahap pembentukan kontruksi. Bagi
media, tahapan ini perlu sebagai bagian untuk memberi argumentasi
terhadap alasan-alasannya kontruksi sosial. Sedangkan bagi pemirsa
dan pembaca, tahapan ini juga sebagai bagian untuk menjelaskan
mengapa ia terlibat dan bersedia hadir dalam proses kontruksi sosial.
Alasan-alasan yang sering digunakan dalam konfirmasi ini
adalah umpamanya; (a) kehidupan modern menghendaki pribadi yang
selalu berubah dan menjadi bagian dari produksi media massa.
Pribadi-pribadi yang jauh dari media massa akan menjadi pribadi yang
kehilangan informasi, karena itu ia terlambat untuk merebut
kesempatan dan berubah. (b) kedekatan dengan media massa adalah
life style orang modern, dimana orang modern sangat menyukai
popularitas, terutama sebagai subjek media massa itu sendiri. (c)
media massa walaupun memiliki kemampuan mengkontruksi realitas
media bedasarkan subjektivitas media, namun kehadiran media massa
dalam kehidupan seseorang merupakan sumber pengetahuan tanpa
batas yang sewaktu-waktu dapat diakses.9
8 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Dikursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, h. 213. 9 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Dikursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, h. 216.
23
B. Analisis Framing dan Framing Model Zhongdang Pan dan Gerald M.
Kosicki
1. Konsep Framing
Dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk
membedah cara-cara atau ideologi media saat merekontruksi fakta.
Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan dan pertautan fakta
kedalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau
lebih diingat, untuk menggiring interprestasi khalayak sesuai
prespektifnya. Dengan kata lain, framing adalah pendekatan untuk
mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan
oleh wartawan ketika menyeleksi isu atau berita. Cara pandang pada
prespektif itu akhirnya menentukan fakta apa yang diambil , bagian
mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak dibawa kemana
berita tersebut. 10
Framing merupakan metode penyajian realitas dimana kebenaran
tentang suatu kejadian tidak di ingkari secara total, melainkan
dibelokkan secara halus, dengan memberikan penonjolan terhadap
aspek-aspek tertentu, dengan menggunakan istilah-istilah yang
mempunyai konotasi tertentu, dan dengan bantuan foto, karikatur, dan
alat ilustrasi lainnya. Dengan kata lain bagaimana realitas dibingkai,
dikontruksi dan dimaknai oleh media.11
Robert Entman melihat framing dalam dua dimensi besar: seleksi
isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek realitas. Kedua faktor
10 Mohammad Zamroni , Filsafat Komunikasi : Pengantar Ontologis, Epistimologis,
Aksiologis , (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009) , cet ke-1, h. 96 11 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana prenada media
group) cet ke-4, h. 253.
24
ini dapat lebih mempertajam framing berita melalui seleksi isu yang
layak ditampilkan dan penekanan isi beritanya. Prespektif wartawanlah
yang akan menentukan fakta yang dipilihnya, ditonjolkannya, dan
dibuangnya. Di balik semua ini, pengambilan keputusan tentu
melibatkan nilai dan ideologi para wartawan yang terlibat dalam proses
produksi sebuah berita. 12
William Gamson dan Andre Modigliani menganggap framing
sebagai cara bercerita atau gugusan ide-ide yang tersusun sedemikian
rupa dan menghadirkan kontruksi makna dari peristiwa yang berkaitan
dengan suatu wacana. Framing adalah pendekatan untuk mengetahui
bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan
ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang itu akhirnya
menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan
dihilangkan dan kemana arah berita tersebut. Cara pandang inilah yang
disebut Gamson dan Modigliani sebagai kemasan (package). Package
ini merupakan rangkaian ide yang menunjukan isu apa yang dibicarakan
dan peristiwa mana yang relevan. 13
Sedangkan Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki
mengoperasionalisasikan empat dimensi struktural teks berita sebagai
perangkat framing, yaitu sintaksis, skrip, tematik dan retoris. Model
framing ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang
berfungsi sebagai pusat organisasi ide. Frame merupakan suatu ide yang
dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam teks berita, kutipan
12 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja rosdakarya t, 2001), cet ke-1, h. 163. 13 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 257.
25
sumber, latar informasi, pemakaian kata atau kalimat tertentu ke dalam
teks secara keseluruhan.14
Jadi, analisis framing merupakan analisis untuk mengkaji
pembingkaian realitas (peristiwa, individu, kelompok, dan lain-lain)
yang dilakukan media. Pembingkaian tersebut merupakan proses
kontruksi, yang artinya realitas dimaknai dan di rekontruksi dengan cara
dan makna tertentu. Framing digunakan media untuk menonjolkan atau
memberi penekanan aspek tertentu sesuai kepentingan media.
Akibatnya, hanya bagian tertentu saja yang lebih bermakna, lebih
diperhatikan, lebih dianggap penting, dan lebih mengena dalam pikiran
khalayak.15
2. Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki
Dalam skripsi ini penulis menggunakan framing model
Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Model ini berasumsi bahwa setiap
berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat dari organisasi ide.
Framing didefinisikan sebagai proses membuat suatu pesan lebih
menonjol,mendapatkan informasi lebih pada yang lain, sehingga khalayak
lebih tertuju pada pesan tersebut.
Menurut Pan dan Kosicki ada dua konsepsi dari framing yang
saling berkaitan. Pertama, dalam konsepsi psikologi. Framing dalam
konsepsi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang memproses
informasi dalam dirinya. Framing berkaitan dengan struktur dan proses
kognitif, bagaimana seseorang mengolah sejumlah informasi dan
ditunjukkan dalam skema tertentu. Framing disini dilihat sebagai
14 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, h. 175.
15 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 254.
26
penempatan informasi dalam suatu konteks yang unik/khusus dan
menempatkan elemen tertentu dari suatu isu dengan penempatan yang
lebih menonjol dalam kognisi seseorang.
Kedua, konsepsi Sosiologis. Dalam konsep ini lebih melihat pada
bagaimana konstruksi sosial atas realitas. Dipahami sebagai proses
bagaimana seseorang mengklasifikasikan, mengorganisasikan, dan
menafsirkan pengalaman sosialnya untuk realitas menjadi teridentifikasi,
dipahami, dan dapat dimengerti karena sudah dilabeli dengan label
tertentu.16
Wartawan atau media menonjolkan pemaknaan atau penafsiran
mereka atas suatu peristiwa melalui strategi kata, kalimat, lead, hubungan
antarkalimat, foto, grafik, dan perangkat lain unuk membantu dirinya
mengungkapkan pemkanaan mereka sehingga dapat dipahami oleh
pembaca.
Dalam pendekatan framing model Pan dan Kosicki, perangkat
framing dapat dibagi ke dalam empat struktur. Pertama, struktur sintaksis,
bagaimana wartawan menyusun peristiwa atau pernyataan,. Kedua,
struktur skrip, bagaimana wartawan mengisahkan atau menceritakan
peristiwa ke dalam bentuk berita. Ketiga, struktur tematik, bagaimana
wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam
proposisi, kalimat atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks
secara keseluruhan, melihat pemahaman itu diwujudkan kedalam bentuk
16 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LKIS
Pelangi Aksara, 2002) , h. 291.
27
yang lebih kecil. Keempat, struktur retoris, bagaimana wartawan
menekankan fakta.17
Tabel 2.1
Perangkat FramingPan dan Kosicki
Struktur Perangkat Framing Unit yang
diamati
SINTAKSIS :
Cara wartawan menyusun
fakta
Skema berita Headline,
Lead, Latar
Informasi,
Kutipan
Sumber,
Pernyataan,
Penutup.
SKRIP :
Cara wartawan mengisahkan
fakta
Kelengkapan berita 5W + 1H
TEMATIK :
Cara wartawan menulis
fakta`
Detail
Maksud kalimat berhubungan
Nominalisasi antar kalimat
Koherensi
Bentuk kalimat
Kata ganti
Paragraf,
Proporsi
RETORIS :
Cara wartawan menekakan
Leksikon
Grafis
Kata,
Gambar/Foto,
17Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 294.
28
fakta Metafora, Pengadaian Grafik
Keempat struktur tersebut merupakan rangkaian yang dapat
menunjukan framing dari suatu media. Kecenderungan atau kecondongan
wartawan dalam memahami suatu peristiwa dapat diamati dari keempat
struktur tersebut, yaitu:
a. Sintaksis
Sintaksis adalah susunan kata atau frase dalam kalimat. Dalam wacana
berita, sintaksis merujuk pada pengertian susunan dan bagian berita
(headline, lead, latar informasi, sumber, dan penutup) dalam satu
kesatuan teks berita secara keseluruhan. Elemen sintaksis memberi
petunjuk yang berguna tentang bagaimana wartawan memaknai
peristiwa dan hendak kemana berita tersebut akan dibawa.
Headline merupakan aspek sintaksis dan wacana berita dengan
tingkat kemenonjolan yang tinggi yang menunjukkan kecenderungan
berita. Pembaca cenderung lebih mengingat headline yang di pakai di
bandingkan bagian berita. Headline di gunakan untuk menunjukkan
bagaimana wartawan mengkonstruksi suatu isu, seringkali dengan
menekankan makna tertentu lewat pemakaian tanda tanya untuk
menunjukkan sebuah perubahan dan tanda kutip untuk menunjukkan
adanya jarak perbedaan.
Lead adalah perangkat sintaksis lain yang sering digunakan. Lead
yang baik umumnya memberikan sudut pandang dari berita,
menunjukkan perspektif tertentu dari peristiwa yang diberitakan.
Latar merupakan bagian berita yang dapat memengaruhi makna
yang ingin ditampilkan wartawan. Latar yang dipilih ke arah mana
pandangan khalayak hendak dibawa. Latar umumnya ditampilkan di
29
awal sebelum pendapat wartawan yang sebenarnya muncul dengan
maksud mempengaruhi dan memberi kesan bahwa pendapat wartawan
sangat beralasan. Karena itu latar membantu menyelidiki bagaimana
seseorang memberi pemaknaan atas suatu peristiwa.
Kutipan sumber, dalam bagian penulisan berita di maksudkan
untuk membangun objektivitas-prinsip keseimbangan dan tidak
memihak. Bagian ini juga menekankan bahwa apa yang ditulis oleh
wartawan bukan pendapat wartawan semata, melainkan pendapat dari
orang yang mempunyai otoritas tertentu. pengutipan sumber ini
menjadi perangkat framing atas tiga hal. Pertama, mengklaim validitas
atau kebenaran dari pernyataan yang dibuat dengan mendasarkan diri
pada klaim otoritas akademik. Kedua, menghubungkan poin tertentu
dari pandangannya kepada pejabat yang berwenang. Ketiga,
mengecilkan pendapat atau pandangan tertentu yang di hubungkan
dengan kutipan atau pandangan mayoritas sehingga pandangan
tersebut tampak sebagai menyimpang.18
b. Skrip
Skrip melihat bagaimana strategi bercerita atau bertutur yang
dipakai wartawan dalam mengemas peristiwa. Menulis berita dapat di
samakan, dalam taraf tertentu, dengan seorang yang menulis novel
atau kisah fiksi lain. Perbedaannya bukan terletak pada cara bercerita,
melainkan fakta yang dihadapi. Karenanya peristiwa diramu dengan
mengaduk unsur emosi, menampilkan peristiwa tampak sebagai
sebuah kisah dengan awal, adegan, klimaks dan akhir
18 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 296.
30
Bentuk umum dari struktur skrip ini adalah pola 5 W + 1 H –
who, what, when, where, why, how. Meskipun pola ini tidak selalu
dapat dijumpai dalam setiap berita yang ditampilkan, kategori
informasi ini yang diharapkan diambil oleh wartawan untuk
dilaporkan. Unsur kelengkapan berita ini dapat menjadi penanda
framing yang penting. Misalnya, wartawan menulis mengenai
demonstrasi mahasiswa, di beritakan mahasiswa melempar aparat
keamanan sehingga puluhan aparat luka-luka. Taruhlah dalam berita
itu ada unsur who (mahasiswa), what (pelemparan batu), where
(tempat kejadian), when (tanggal kejadian), dan how (bagaimana
kronologi pelemparan batu), tetapi dalam berita itu tidak ada unsur
why (mengapa mahasiswa melempar) maka makna berita itu akan
menjadi lain. Dengan cara bercerita semacam ini khalayak di suguhi
informasi bahwa mahasiswa berbuat anarkis, atau pelemparan tersebut
menyebabkan bentrokan demonstrasi. Tetapi jika dalam berita tersebut
ada unsur why, makna yang ditekankan kepada publik adalah
mahasiswa melepar batu karena terdesak oleh aparat, dan mahasiswa
menggunakan batu hanya sebagai sarana pertahanan menghadapi
kekerasan aparat.19
c. Tematik
Struktur tematik berhubungan dengan bagaimana fakta itu ditulis.
Bagaimana kalimat dipakai, bagaimana menempatkan dan menulis
sumber ke dalam teks berita secara keseluruhan. Kalau struktur
sintaksis berhubungan dengan pernyataan bagaimana peristiwa itu
19 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 299.
31
dibuat oleh wartawan. Maka struktur tematik berhubungan dengan
bagaimana fakta itu ditulis.
Dalam menulis berita, seorang wartawan mempunyai tema
tertentu atas suatu peristiwa. Ada beberapa elemen yang dapat diamati
dari perangkat tematik ini. Di antaranya adalah koherensi, merupakan
pertalian atau jalinan antarkata, proposisi atau kalimat. Dua buah
kalimat proposisi yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat
dihubungkan dengan menggunakan koherensi, sehingga fakta yang
tidak berhubungan sekalipun menjadi berhubungan ketika seseorang
menghubungkannya.
Terdapat tiga macam koherensi. Pertama, koherensi sebab-akibat.
Kalimat satu dipandang akibat atau sebab dari proposisi lain. Di tandai
dengan penggunaan kata hubung “sebab” atau “karena”. Kedua,
koherensi penjelas. Kalimat yang satu dilihat sebagai penjelas kalimat
lain. Pemakaian kata hubung “dan” atau “lalu”. Ketiga, koherensi
pembeda. Kalimat satu dipandang kebalikan atau lawan dari kalimat
lain. Biasanya menggunakan kata hubung “dibandingkan” atau
“sedangkan”.20
d. Retoris
Struktur ini dari wacana berita menggambarkan pilihan gaya atau
kata yang dipilih oleh wartawan untuk menekankan arti yang ingin
ditonjolkan oleh wartawan. Struktur retoris dari wacana berita juga
menunjukkan kecenderungan bahwa apa yang disampaikan tersebut
adalah suatu kebenaran.
20 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 301
32
Ada beberapa elemen struktur retoris yang dipakai oleh
wartawan.Yang paling penting adalah leksikon, pemilihan, dan
pemakaian kata-kata tertentu untuk menandai atau menggambarkan
peristiwa. Suatu fakta umumnya terdiri dari beberapa kata yang
merujuk pada fakta. Kata “meningggal” misalnya, mempunyai kata lain
seperti mati, tewas, gugur, terbunuh, menghembuskan nafas terakhir,
dan sebagainya. Dengan demikian pilihan kata yang digunakan tidak
semata-mata karena kebetulan, tetapi juga secara ideologis
menunjukkan bagaimana pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas.
Pilihan kata-kata yang dipakai menunjukan sikap dan ideologi tertentu.
Selain lawan kata, penekanan pesan dalam berita itu juga dapat
dilakukan dengan menggunakan unsur grafis. Dalam berita, unsur
grafis ini biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat lain di
bandingkan tulisan lain. Pemakaian huruf tebal, huruf miring,
penggunaan garis bawah, huruf yang dibuat dengan ukuran lebih besar.
Bagian yang dicetak berbeda adalah bagian yang dipandang penting
oleh komunikator, karena ia menginginkan khalayak menaruh bagian
lebih pada bagian tersebut.
Elemen grafis itu juga muncul dalam bentuk foto, gambar, dan
tabel untuk mendukung gagasan atau untuk bagian lain yang tidak ingin
ditonjolkan. Elemen grafik memberikan efek kognitif, ia mengontrol
perhatian dan ketertarikan secara intensif dan menunjukan apakah suatu
informasi itu dianggap penting dan menarik sehingga harus
difokuskan.21
21 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 304.
33
C. Konseptualisasi Pemberitaan
1. Definisi Berita
Mitchel V. Charnley dalam bukunya reporting edisi III (Holt-
Reinhart & Wiston, New York, 1975 Halaman 44) menyebutkan: “Berita
adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki
daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat luas.22
Banyak para ahli lain yang mendefinisikan sebuah berita dengan
beragam pendapat. Dari sekian macam pengertian itu, belum ada satu pun
definisi yang menjadi patokan secara mutlak. Namun, sebagai pegangan,
pengertian berita yang dapat dijadikan patokan secara mutlak. Namun,
sebagai pegangan, pengertian berita dapat dikemukakan seperti berikut:
Berita ialah laporan terkini tentang fakta atau pendapat atau ide
terbaru yang aktual, benar, penting, atau menarik bagi khalayak dan
disebarluskan melalui media masa periodik. Seperti surat kabar, televisi,
radio, maupun media online atau internet.
2. Jenis-Jenis Berita
a. Jenis Berita Bedasarkan Jenis Peristiwa
1. Hard News (Berita Berat) yaitu berita tentang peristiwa yang di
anggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok,
maupun organisasi.
2. Soft News (Berita Ringan) yaitu berita yang tidak terikat dengan
aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsa.
3. Intestigative Report (Laporan Penyelidikan atau Investigasi) yaitu
jenis berita yang eksklusif. Datanya tidak bisa diperoleh di
22 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi Menjadi Roperter Profesional (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2008), h. 2.
34
permukaan, tapi harus dilakukan bedasarkan penyelidikan. Penyajian
berita ini membutuhkan waktu lama.
b. Jenis Berita Bedasarkan Sifat Kejadiannya
1. Berita di Duga, artinya peristiwa yang direncanakan atau sudah
diketahui sebelumnya, seperti peringatan hari-hari bersejarah.
2. Berita tak Terduga, artinya peristiwa yang sifatnya tiba-tiba, tidak
direncanakan dan tidak diketahui sebelumnya. Seperti kecelakaan
bus atau ledakan bom di suatu gedung.
c. Jenis Berita Bedasarkan Lokasi Kejadian
1. Berita yang terjadi di tempat tertutup (indoor news) yaitu berita
yang jenisnya masuk kategori berita ringan (soft news), karen berita
tersebut tidak sampai mengguncangkan perhatian serta tidak
menimbulkan dampak yang luas terhadap masyarakat, seperti berita
tentang sidang kabinet.
2. Berita yang terbuka (Outdoor News) yaitu berita yang jenisnya
masuk kategori berita berat (hard news) seperti, berita tentang
kerusuhan.
d. Jenis Berita Bedasarkan Isinya
Di tinjau dari segi cakupan isinya, berita terdiri dari berita politik,
ekonomi, kebudayaan, pendidikan, kriminal, hukum, seni, olahraga,
militer, teknologi dan sebagainya.23
3. Nilai Berita
Nilai berita menjadi suatu ukuran berita atau yang bisa diterapkan
yang menentukan berita itu layak untuk diterbitkan atau tidak. Nilai berita
tersebut antara lain 24:
23 Sudirman Tebba, Jurnalis Baru (Ciputat: Kalam Indonesia , 2005), h. 56.
35
a. Immediacy, biasa di sebut timelines, artinya terkait dengan kesegaran
peristiwa , yang dilaporkan dari apa saja yang terjadi.
b. Proximity, ialah keterdekatan peristiwa dengan pembaca atau pemirsa
dengan keseharian hidup mereka. Orang-orang akan tertarik dengan
berita yang menyangkut kehidupan mereka.
c. Consequence, berita yang mengubah kehidupan pembaca adalah berita
yang mengandung nilai konseluensi.
d. Conflict, peristiwa perang, demostran, atau kriminal merupakan contoh
elemen konflik di dalam pemberitaan.
e. Oddity, peristiwa yang tidak bisa terjadi adalah sesuatu yang akan
diperhatikan segera oleh masyarakat.
f. Sex, seks kerap menjadi elemen tambahan bagi pemberitaan tertentu,
seperti pada berita sports, selebritis dan kriminal.
g. Emotion, elemen emotion itu kadang dinamakan elemen human
interest. Elemen ini meyangkutg kisah-kisah yang mengandung
kepedihan, kemarahan, simpati, ambisi, cinta, kebencian, kebahagiaan
dan humor.
h. Prominence, elemen ini adalah unsur yang menjadikan dasar istilah
“names make news”, nama membuat berita. Unsur keterkenalan
menjadi incaran pembuat berita.
i. Suspense, elemen ini menunjukan sesuatu yang ditunggu-tunggu, tahap
sebuah peristiwa oleh masyarakat. Kisah berita yang menyampaikan
fakta tetap merupakan hal yang penting. Kejelasan fakta dituntut
masyarakat.
24 Septiawan Santana K, Jurnalisme Komtemporer (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005),
h. 18-20.
36
j. Progress, elemen ini merupakan elemen perkembangan peristiwa yang
ditunggu masyarakat.
D. Tinjauan Islam Tentang Hukum Daging Anjing
Banyak hal yang diharamkan dalam agama Islam salah satu nya adalah
mengkonsumsi daging anjing. Bukan hanya haram dikonsumsi
memeliharanya pun di larang dalam Islam, kecuali memelihara anjing untuk
menjaga binatang ternak dan anjing untuk berburu. Setiap yang Allah
perintahkan atau larang pasti terdapat hikmah atasnya. Jika Allah
mengharamkan sesuatu pasti terdapat keburukan di dalamnya, jika Allah
menghalalkan sesuatu pasti ada kebaikan di dalamnya untuk kelangsungan
hidup manusia di bumi ini. Seperti hal nya daging anjing yang diharamkan
untuk dikonsumsi, dikarenakan dalam tubuh anjing terdapat cacing pita yang
berbahaya bagi kesehatan.
Hewan-hewan buas yang memiliki taring yang digunakan untuk
berburu haram untuk dimakan. Makna yang digunakan untuk berburu adalah
taringnya di jadikan sebagai alat untuk membunuh. Merobek-robek buruan
dan memakannya.
ي عن أبي ثعلبة رضي الله عنه، أن رسول الله صلى اهللا عليه وسلم نهى عن أكل كل ذ
ناب من السباع
Dari Abu Tsa’labah radliyallaahu ‘anhu : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam melarang memakan semua binatang buas yang memiliki taring [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy] 24F
25
25Muhammad Fuad Abdul Baqi, Muttafaqun’Alaih Shahih Bukhari Muslim, (Jakarta: Beirut,
2015) cet. 1, hal. 791.
37
Asal dari sebuah larangan adalah untuk mengharamkan. Maka dari itu,
tidak halal memakan daging binatang buas yang bertaring, seperti anjing
harimau, babi, serigala. Karena Rasulullah telah melarangnya. Jika seseorang
membiasakan diri mengosumsi hal-hal yang seperti itu, maka boleh jadi dia
menyukai permusuhan.26
26 Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin, Halal Haram Dalam Islam. (Jakarta: Ummul Qura,
2014) cet. 1, hal. 508.
38
BAB III
GAMBARAN MEDIA
A. Profile Republika Online
1. Sejarah Singkat Republika Online
Republika Online atau yang biasa disebut ROL hadir sejak 17
Agustus 1995, dua tahun setelah Harian Republika terbit. ROL merupakan
portal berita yang menyajikan informasi secara teks, audio, dan video,
yang terbentuk berdasakan teknologi hipermedia dan hiperteks.
Tujuan utama penerbitan Republika versi internet adalah untuk
melayani pembaca yang tidak terjangkau distribusi koran cetak dan untuk
pembaca yang berada di luar negeri. Pada fase berikutnya, Republika
Online secara bertahap mulai berkembang sesuai dengan kemajuan
teknologi khususnya teknologi informasi. Desain dan berbagai layanan
web dan materi beritanya pun lebih diperkaya.
Sejak pertengahan 2008 Republika Online mengalami perubahan
besar, dari sekedar situs berita sederhana menjadi web portal multimedia.
Perubahan tersebut terjadi sebagai alasan atas munculnya tantangan
industri media yang mulai memasuki era konvergensi media. Dalam hal
ini Republika dituntut untuk memiliki dan mendistribusikan content
medianya dalam format cetak, online dan mobile.
Dengan kemajuan informasi dan perkembangan sosial media, ROL
kini hadir dengan berbagai fitur baru yang merupakan percampuran
komunikasi media digital. Informasi yang disampaikan diperbaharui
secara berkelanjutan yang terangkum dalam sejumlah kanal,
menjadikannya sebuah portal berita yang bisa dipercaya. Selain
39
menyajikan informasi, ROL juga menjadi rumah bagi komunitas. ROL
kini juga hadir dalam versi English.
Republika Online, sebagai media online yang lebih mengedepankan
informasi keislaman, namun Republika Online tidak selalu menyajikan
berita seputar keislaman. Republika Online turut berusaha untuk
memberikan informasi yang berimbang dan akurat.1
2. Visi dan Misi Republika Online2
a. Visi
Menjadikan Harian Umum Republika sebagai koran umat
terpercaya dan mengedepankan nilai-nilai universal yang sejuk,
toleran dan damai, cerdas dan professional, namun mempunyai prinsip
dalam keterlibatannya menjaga persatuan bangsa dan kepentingan
umat Islam yang bedasarkan Rahmatan Lil’Alamin.
b. Misi
1. Dalam bidang politik, Republika mendorong demokratis,
optimalisasi lembaga-lembaga negara, partisipasi politik semua
lapisan masyarakat, dan pengutamaan kejujuran dan moralitas
dalam politik.
2. Dalam bidang ekonomi, keterbukaan dan demokratisasi ekonomi
menjadi kepedulian Republika, mempromosikan profesionalisasi
yang mengindahkan nilai-nilai kemanusiaan dan manajemen,
menekankan perlunya pemerataan sumber-sumber daya ekonomi,
dan mempromosikan prinsip-prinsip etika dan moralitas bisnis.
1www.republika.co.id/sejarahrepublikaonline diakses pada 20 Maret 2015. 2www.republika.co.id/visi&misirepublikaonline diakses pada 20 Maret 2015.
40
3. Dalam bidang budaya, Republika mendukung sikap yang terbuka
dan apresiatif terhadap bentuk-bentuk kebudayaan yang
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dari mana pun
datangnya. Mempromosikan bentuk-bentuk kesenian dan hiburan
yang sehat, mencerdaskan, menghaluskan perasaan, mempertajam
kepekaan nurani, serta bersikap kritis terhadap bentuk-bentuk
kebudayaan yang cenderung mereduksi manusia dan
mengandalkan nilai-nilai kemanusiaan.
4. Dalam bidang agama, Republika mendorong sikap beragama yang
terbuka sekaligus kritis terhadap realitas sosial-ekonomi
kontemporer, mempromosikan semangat toleransi yang telus,
mengembangkan penafsiran ajaran-ajaran ideal agama dalam
rangka mendapatkan pencarian titik temu di antara agama-agama.
5. Bidang hukum, mendorong terwujudnya masyarakat sadar hukum,
menjunjung tinggi supremasi hukum, juga menjunjung tinggi hak
asasi manusia (HAM).
3. Struktur Organisasi Republika Online3
Pemimpin Redaksi : Nasihin Masha
Wakil Pemimpin Redaksi : Irfan Junaidi
Redaktur Pelaksana ROL : Maman Sudiaman
Wakil Redaktur Pelaksana ROL : Joko Sadewo
Asisten Redaktur Pelaksana ROL : Didi Purwadi, Djibril
Muhammad.
3www.republika.co.id/strukturorganisasirepublikaonline diakses pada 20 Maret 2015.
41
Tim Redaksi :
Agung Sasongko, Bayu Hermawan, Bilal Ramadhan, Citra Listya Rini,
Damanhuri Zuhri, Erik Purnama Putra, Esthi
Maharani,Hazliansyah,A.Syalaby Ichsan, Ilham Tirta, Indira Rezkisari,
Israr Itah, Julkifli Marbun, M.Akbar, Taufik Rahman, Winda Destiana
Putri, Yudha Manggala Putra, M.Amin Madani, Sadly Rachman, Ririn
Liechtiana, Fian Firatmaja, Casilda Amilah, Ani Nursalikah, Angga
Indrawan, Dwi Murdaningsih, Nidia Zuraya, Nur Aini, Teguh Firmansyah
Tim Sosmed : Fanny Damayanti, Asti Yulia Sundari, Dian
Alfiah, M. Fauzul Abraar, Inarah
Sales Coordinator : Heru Supriyatin
Tim Sales dan Promosi : W.K.Hadi Laga, Rani Kurniasari, Sri Hartini,
Rizka Vardya, Ade Afriyani, Achmad Yani,
Annisha Ravka Batra, Budhi Irianto
Tim IT dan Desain : Mohamad Afif, Mufti Nurhadi, Abdul Gadir,
Nandra Maulana Irawan, Mardiah, Kurnia
Fakhrini
Kepala Support dan GA : Slamet Riyanto
Tim Support : Firmansyah
Sekred : Erna Indriyanti
Rolshop : Riky Romadon
PT Republika Media Mandiri
CEO Republika : Mira R Djarot
Direktur Operasional : Arys Hilman Nugraha
GM Marketing dan Sales : Yulianingsih Yamin
42
4. Kanal Republika Online4
1) Pendidikan
Berita informasi seputar dunia kampus
2) Sepakbola
Memuat berita tentang sepakbola dari berbagai liga di dunia.
3). Senggang
Berisi informasi tentang dunia film, musik hingga yang unik.
4). Otomotif
Memuat informasi tentang dunia mobil, motor dan aksesorisnya.
5). Video
Memuat informasi tentang berita, umat, bincang-bincang, gaya hidup,
kuliner dan travelling dan sebagainya.
6). Nasional
Memuat berita politik dan hukum.
7). Olahraga
Berita seputar olahraga raket, basket dan lainnya.
8). Internasional
Memuat informasi global, Palestina-Israel, Timur Tengah, dan
Australia Plus.
9). Ekonomi
Berisi informasi tentang keuangan, dan syariah.
10). Trendek
Berisi informasi tentang dunia internet, elektronik, gadget dan
aplikasi.
4www.republika.co.id/kanalrepublikaonline diakses pada 20 Maret 2015
43
11). Gaya hidup
Berita seputar tren, jalan-jalan, kuliner, info sehat, keluarga, cantik,
tips, dan konsultasi.
12). English Version
Memuat berita versi bahasa inggris, seperti: National & Regional,
Islam in the Archipelago, general, travelling, resonance,
international, speak out.
13). Komunitas
Berisi informasi tentang galeri komunitas, dan aksi komunitas.
14). ROL To Campus
Berisi seputar kunjungan Republika Online ke berbagai Kampus.
15). ROL To Campus
Berisi seputar kunjungan Republika Online ke berbagai sekolah,
seperti: Tim Jurnalistik SMA Se-Jakarta Timur, Tim Jurnalistik
SMA/SMK se-DKI Jakarta dan lain sebagainya.
16). Sticker
Memuat informasi tentang Quotation dan tips.
17). Kolom
Berita tentang resonansi dan fokus.
18). Humaira
Membahas seputar dunia fashion, ibu dan anak dan sebagainya.
19). Jurnal Haji
Berita tentang umrah, kabar dari tanah suci, tips haji, konsultasi haji,
pengalaman haji dan lain-lain.
20). Khazanah
Berisi informasi tentang hikmah, mualaf, jejak Islam dan Fatwa.
44
21). Inforgrafis
Mengupas berita nasional.
22). Asian Games
Informasi tentang profil bintang.
23). IIMS
Berita seputar otoconcept, garasi dan lainnya.
24). DPD RI
Berita dan foto DPD.
25). In Picture
Memuat berita nasional, internasional dan Jabodetabek.
5. Pemberitaan Tentang Upaya Pelegalan Daging Anjing di Jakarta oleh
media Republika Online
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berupaya
melegalkan peredaran daging anjing dijakarta dengan upaya penerbitan
Peraturan Daerah yang mengatur khusus tentang peredaran daging anjing
di Jakarta. Ketua Presidium Kaskus Perempuan Muda NU Susianah
Affandy mengganggap apabila peredaran daging anjing di legalkan, maka
kebijakan tersebut akan melukai umat Islam, karena pada dasarnya daging
anjing haram untuk dikonsumsi. Menurut Susianah Affandy tidak di
legalkan saja banyak makanan haram beredar, apalagi dilegalkan dengan
regulasi, akan makin banyak beredar.5
5http://m.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/15/09/30/nvh18g334-ahok-
akan-legalkan-daging-anjing-nu-melukai-umat-islam di akses pada 11 Januari 2016 Pukul 14.08 WIB.
45
B. Profile Kompas.com
1. Sejarah Singkat Kompas.com6
Kompas.com hadir pada tahun 1995 dengan nama Kompas Online.
Kompas Online pada awalnya hanya berperan sebagai edisi internet dari
Harian Kompas. Kemudian tahun 1998 Kompas Online bertransformasi
menjadi Kompas.com dengan berfokus pada pengembangan isi, desain,
dan strategi pemasaran yang baru. Kompas.com pun memulai langkahnya
sebagai portal berita terpercaya di Indonesia. Sepuluh tahun kemudian,
yaitu tepatnya tahun 2008 Kompas.com tampil dengan perubahan
penampilan yang signifikan. Mengusung ide “Reborn”, Kompas.com
membawa logo, tata letak, hingga konsep baru di dalamnya. Menjadi lebih
kaya, lebih segar, lebih elegan dan tentunya tetap mengedepankan unsur
user-friendly dan advertiser-friendly.
Sinergi ini menjadikan Kompas.com sebagai sumber informasi
lengkap, yang tidak hanya menghadirkan berita dalam bentuk teks, namun
juga gambar, video, hingga live streaming. Perubahan ini pun mendorong
bertambahnya pengunjung aktif Kompas.com di awal tahun 2008 yang
mencapai 20 juta pembaca aktif per bulan, dan total 40 juta page
views/impression per bulan. Saat ini, Kompas.com telah mencapai 120
juta pageview perbulan. Pada tahun tersebut juga mulai ditampilkan
channel-channel atau kanal-kanal di halaman depan Kompas.com. Kanal-
kanal ini didesain sesuai dengan tema berita dan membuat setiap
pengelompokan berita memiliki karakter.
6http://inside.kompas.com/sejarahkompas.com di akses pada 21 Maret 2016 Pukul 19.05
WIB.
46
2. Visi dan Misi Kompas.com7
a. Visi
Menjadi perusahaan terbesar, terbaik, terpadu dan tersebar di
Asian Tenggara. Melalui usaha berbasis pengetahuan untuk
menciptakan masyarakat terdidik, tercerahkan, menghargai
kebhinekaan, adil dan sejahtera.
b. Misi
1. Kompas.com memulai langkahnya sebagai portal berita terpercaya
di Indonesia.
2. Berita yang di tulis secara berani, kritis dan tajam.Lebih kaya,
lebih segar, lebih elegan dan tentunya tetap mengedepankan unsur
user-friendly dan advertiser-friendly.
3. Sinergi ini menjadikan Kompas.com sebagai sumber informasi
lengkap, yang tidak hanya menghadirkan berita dalam bentuk teks,
namun juga gambar, video, live streaming.
4. Kompas.com juga telah menciptakan komunitas menulis dengan
konsep citizen journalism dalam kompasiana. Setiap anggota
kompasiana dapat mewartakan peristiwa, menyampaikan pendapat
dan gagasan serta menyalurkan aspirasi dalam bentuk tulisan,
gambar ataupun rekaman audio dan video.
3. Struktur Organisasi Kompas.com8
Group of Digital Management Team
Director : Andy Budiman
7http://inside.kompas.com/visi&misikompas.com di akses pada 21 Maret 2016 Pukul 19.05
WIB. 8http://inside.kompas.com/strukturorganisasikompas.com di akses pada 21 Maret 2016 Pukul
19.05 WIB.
47
Deputy Director : Dhanang Radityo
GM HR & GA : M. Trinovita
Editorial
Wisnu Nugroho - Editor in Chief
Tri Wahono – News Managing Editor
Agustinus Wisnubrata – News Assistant Managing Editor
J. Heru Margianto – News Assistant Managing Editor
Amir Sodikin – News Assistant Managing Editor
Moh. Latip - Assistant Managing Editor
Jerry Eddie Nurcahyo Hadiprojo – Video Manager
Wicaksono Surya Hidayat - Nextren.com Assistant Managing Editor
Aris Fertonny Harvenda - Otomania.com Assistant Managing Editor
Weshley Hutagalung - Juara.net Editor in Chief
Firzie A. Idris - Juara.net Managing Editor
Jalu Wisnu Wirajati - Juara.net Assistant Managing Editor
Digital Advertising Division
Devie Emza – Sales Manager
Andrew H. Sinaga - Sales Asst Manager
Amalia Nuraini – Marketing Communication Assistant Manager
Business Development Department
Tommy Anugroho – Business Development Assistant Manager
Kompas Karier Department
Naomi Octiva Corthyna Naibaho - Kompas Karier Manager
Finance Department
Holly Emaria – Finance Assistant Manager
48
Technology Division
Ihwan Santoso – Technology Manager
Murfi Abbas Hatumena – Technology Assistant Manager
Yohanes Kartiko Pambudi – Technology Assistant Manager
MH Prio Agung Wibowo – Technology Assistant Manager
Director's Staff
Eberhard Nove Ojong – Digital Media Business Advisor
Romi Dandiawan – Product Management Specialist
Anastasia Angeline K – Secretary to Director & GM
Reporter
Fabian Januarius Kuwado, Robertus Belarminus Goo, Antonius Tjahjo
Sasongko, Ferril Dennys Sitorus, Donny Apriliananda, Febri Ardani
Saragih, Dian Maharani, Reska Koko Nistanto, Kurnia Sari Azizah,
Alsadadrudi, Ihsanuddin, Dani Prabowo, Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Estu Suryowati, Andri Donnal Putera, Yoga Sukmana, Abba Gabrillin,
Ambaranie Nadia Kemala, Wahyu Adityo Prodjo, Jessi Carina, Silvita
Agmasari, Yulianus Febriarko, Kahfi Dirga Cahya, Andi Muttya Keteng
Pangerang, Tri Susanti Setiawan, Arimbi Ramadhiani, Nabilla Tashandra,
Anju Christian, Nugyasa Laksamana, Tulus Muliawan, Ade Jayadiredja,
Wisnu Nova, Verdi Hendrawan, Deliusno, Fatimah Kartini Bohang, Yoga
Hastyadi Widiartanto, Ridwan Aji Pitoko, Stanley Ravel, Ghulam M.
Nayazri.
Photo Editor & Photographer:
Dino Oktaviano Sami Putra, Heribertus Kristianto Purnomo, Roderick Adrian
Mozes, Ari Prasetyo
Languange Editing Officer:
49
Erwin Kusuma Oloan Hutapea, Dimas Wahyu Trihardjanto, Eris Eka Jaya
Administrative & Secretary:
Tania Frederika Titaley, Ira Fauziah, Adinda Dwi Putri.
4. Kanal Kompas.com9
a. Kompas Female
Memuat informasi seputar dunia wanita: tips-tips seputar karir,
kehamilan, trik keuangan serta informasi belanja.
b. Kompas Bola
Tempat akurat untuk mengetahui update skor, berita seputar tim dan
pertandingan sepak bola.
c. Kompas Health
Berisi tips-tips dan artikel tentang kesehatan, informasi medis terbaru,
beserta fitur informasi kesehatan interaktif.
d. Kompas Tekno
Mengulas gadget-gadget terbaru di pasaran, menampilkan review
produk dan beragam berita teknologi.
e. Kompas Entertaiment
Menyajikan berita-berita selebriti, ulasan film, musik dan hiburan
dalam dan luar negri.
f. Kompas Otomotif
Menampilkan berita-berita seputar kendaraan, trend mobil dan motor
terbaru serta tips-tips merawat kendaraan.
g. Kompas Properti
Memuat direktori lengkap properti dan artikel tentang rumah,
apartemen serta tempat tinggal.
9http://inside.kompas.com/kanalkompas.com di akses pada 21 Maret 2016 Pukul 19.05 WIB.
50
h. Kompas Image
Menyajikan foto-foto berita berkualitas dalam resolusi tinggi, hasil
pilihan editor foto KOMPAS.com
i. Kompas Karir
Kanal yang fungsinya tidak hanya sebagai direktori lowongan kerja,
namun juga sebagai one-stop career solution bagi para pencari kerja
maupun karyawan.Kompas.com juga telah menciptakan komunitas
menulis dengan dengan konsep citizen journalism dalam kompasiana.
Setiap anggota kompasiana dapat mewartakan peristiwa,
menyampaiakan pendapat dan gagasan serta menyalurkan aspirasi
dalam bentuk tulisan, gambar ataupun rekaman audio dan video.
Kompasiana juga melibatkan kalangan jurnalis Kompas Gramedia dan
para tokoh masyarakat, pengamat serta pakar dari berbagai bidang,
keahlian dan disiplin ilmu untuk ikut berbagai informasi, pendapat dan
gagasan. Kompasiana, yang setiap hari melahirkan 300 hingga 400
tulisan telah berhasil membangun komunitas jurnalisme warga
mencapat 50.000 anggota.
5. Pemberitaan Tentang Pelegalan Daging Anjing di Jakarta oleh media
Kompas.com
Dinas Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan (KPKP) Pemprov
DKI Jakarta menyayangkan dan membantah adanya berita tentang
pelegalan daging anjing di Jakarta yang terkait dengan rencana peraturan
gubernur yang mengatur daging anjing konsumsi. Menurutnya media
melebih-lebihkan, padahal belum ada pergubnya sudah bilang melegalkan.
Menurut Ketua Bidang Ketahanan dan Kesehatan Hewan Dinas KPKP
51
Pemprov Dki Jakarta, Sri Hartati wacana Pergub ini bertujuan untuk
kesehatan, mencegah peredaran penyakit rabies di Jakarta. Caranya
dengan menerbitkan Pergub yang mengontrol penyebaran daging anjing
konsumsi. Pada kesempatan berbeda menurut Gubernur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak diperlukan Pergub khusus, ia tidak
mempersoalkan konsumsi daging anjingnya. Tapi laporan warga tentang
anjing rabies dari luar kota masuk ke Jakarta.10
10http://megapolitan.kompas.com/read/2015/09/30/11140521/Pemprov.Dki.Jakarta.Bantah.Ak
an. Legalkan.Daging.Anjing.Konsumsi di akses pada 15 Januari 2016 Pukul 16.06 WIB.
52
BAB IV
ANALISIS TEMUAN TEKS DAN INTERPRETASI
Kontroversi mengenai upaya pelegalan daging anjing di Jakarta di
angkat oleh media online Republika dan Kompas secara bersamaan. Meskipun
kedua media online ini sama-sama mengangkat berita tentang upaya pelegalan
daging anjing di Jakarta tetapi dari segi pembingkaian seperti, pemilihan
narasumber, judul dan penekanan kalimat memperlihatkan secara jelas
perbedaan ideologi kedua media tersebut.
A. Pembingkaian berita di Republika Online
Penelitian ini membandingkan dua media massa tersebut dari sisi
sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. Judul berita dari Republika Online
yang di gunakan menjadi dasar untuk analisis “Ahok Akan Legalkan
Daging Anjing, NU: Melukai Umat Islam”, diterbitkan pada tanggal 30
September 2015, 10:48 WIB. Berikut penjelasannya:
1. Sintaksis
Tabel 4.1
Analisis Sintaksis dari Republika Online
Struktur Unit Teks Keterangan
Sintakis Headline Ahok Akan Legalkan Daging
Anjing, NU: Melukai Umat
Islam
Judul
Lead Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama alias Ahok
53
berupaya melegalkan peredaran
daging anjing di Jakarta. Itu
dilakukan dengan upaya
penerbitan Peraturan Gubernur
(Pergub) yang khusus mengatur
tentang peredaran daging anjing
di Jakarta.
Latar Pertentangan dari Ketua
Presidium Kaukus Perempuan
Muda NU Susianah Affandy
terhadap upaya Gubernur DKI
Jakarta dalam menerbitkan
Peraturan Gubernur yang
khusus mengatur tentang
peredaran daging anjing di
Jakarta
Paragraf 1
Kutipan “Jadi, halal saja tidak cukup.
Selain halal harus baik,”
katanya, Rabu (30/9).
“Apalagi daging anjing yang
jelas haram, kalau peredaran
daging anjing dilegalkan,
kebijakan itu akan melukai umat
Islam,” ujar Susianah.
Paragraf 2
Paragraf 3
54
Sumber Ketua Presidium Kaukus
Perempuan Muda NU Susianah
Affandy
Pernyataan Ketua Presidium Kaukus
Perempuan Muda NU Susianah
Affandy mengatakan, dalam
Islam pedoman untuk
mengosnsumsi makanan
prinsipnya halalan toyiban.
Artinya, makanan yang
dikonsumsi harus halal dan baik
Dia mencontohkan, ayam tiren
itu ayamnya halal. Namun,
karena mati kemarin ayamnya
tidak baik, ayam tiren tak boleh
dikonsumsi.
Logikanya, terang Susianah,
tidak dilegalkan saja banyak
beredar makanan haram dan tak
layak konsumsi.
Paragraf 2
Paragraf 3
Paragraf 4
Penutup Logikanya, terang Susianah,
tidak dilegalkan saja banyak
beredar makanan haram dan tak
Paragfraf 4
55
layak konsumsi. Apalagikalau
peredaran daging anjing
dilegalkan dengan regulasi,
akan makin banyak beredar
Dilihat dari struktur sintaksis, Republika Online mengangkat
berita mengenai upaya Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama
yang ingin mengeluarkan Peraturan Gubernur terkait peredaran daging
anjing di Jakarta. Dengan judul “Ahok Akan Legalkan Daging Anjing,
NU: Melukai Umat Islam”.
Headline berita dalam Republika Online cenderung
menggambarkan seakan-akan Ahok ingin melegalkan daging anjing
terlihat jelas dari penggunaan judul ini langsung disertai tanggapan
negatif dari NU yang tidak setuju dengan rencana Ahok. Dapat dilihat
dari kalimat Headline ini menggambarakan “Ahok akan legalkan
daging anjing, NU: Melukai umat Islam”. Judul ini seolah-olah
membawa pembaca beranggapan bahwa Ahok akan melegalkan
daging anjing. Mungkin sebagian pembaca yang hanya membaca judul
berita tanpa membaca isinya beranggapan Ahok akan melegalkan
dalam arti legal untuk dikonsumsi, karena pada kalimat “Ahok akan
legalkan daging anjing” tidak disertai alasan Ahok melegalkan daging
anjing. Apakah untuk konsumsi atau untuk peredarannya.Ini
merupakan salah satu strategi Republika Online dalam mengkonstruki
berita.
Lead yang digunakan Republika Online ialah tentang upaya
Ahok melegalkan peredaran daging anjing di Jakarta. Upaya tersebut
56
di sertai dengan penerbitan Peraturan Gubernur (Pergub) yang khusus
mengatur tentang peredaran daging anjing di Jakarta. Jenis lead yang
di gunakan Republika Online ialah wha tlead. Dari segi what lead
yang ingin ditampilkan oleh Republika Online ialah peristiwa apa yang
terjadi. Berikut kutipannya :1
“Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berupaya melegalkan peredaran daging anjing di Jakarta.Itu dilakukan dengan upaya penerbitan Peraturan Gubernur (Pergub) yang khusus mengatur tentang peredaran daging anjing di Jakarta”.
Republika Online menggunakan what lead karena ingin
menjelaskan kepada pembaca bahwa Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama alias Ahok ingin melegalkan peredaran daging anjing
di Jakarta. Kata melegalkan tersebut cenderung memiliki maksud
mengijinkan peredarannya dan menjadi rancu karena tidak disertai
dengan penjelasan Ahok terkait rencananya yang ingin mengeluarkan
Pergub tersebut.
Latar yang digunakan oleh Republika Online yaitu pertentangan
dari Ketua Presidium Kaukus Perempuan Muda NU Susianah Affandy
terkait upaya Ahok mengeluarkan Peraturan Gubernur tentang
peredaran daging anjing di Jakarta. Terlihat dari beberapa pernyataan
dan kutipan narasumber yang menolak adanya pergub tersebut karena
1 http://m.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/15/09/30/nvh18g334-ahok-
akan-legalkan-daging-anjing-nu-melukai-umat-islam di akses pada 11 Januari 2016 Pukul 14.08 WIB.
57
menurutnya Pergub tersebut akan melukai umat Islam. Berikut
teksnya:2
“Apalagi daging anjing yang jelas haram, kalau peredaran
daging anjing dilegalkan, kebijakan itu akan melukai umat
Islam,” ujar Susianah”.
“Logikanya, terang Susianah, tidak dilegalkan saja banyak
beredar makanan haram dan tak layak konsumsi”.
Pada bagian akhir penutup Republika Online mengambil dari
pernyataan Susianah Affandy, Ketua Presidium Kaukus Perempuan
Muda NU. Pernyataan ini berusaha menjelaskan kekhawatiran
Susianah apabila daging anjing di legalkan dengan regulasi akan
beredar luas. Karena tidak di legalkan atau tanpa adanya peraturan saja
banyak beredar makanan haram dan tidak layak untuk dikonsumsi.
Dalam berita ini Republika Online hanya mengambil satu
narasumber. Narasumber yang di pilih dalam berita ini adalah
narasumber dari NU yang kita ketahui bahwa NU adalah sebuah
organisasi Islam besar yang ada di Indonesia, yang sudah jelas
pastinya akan menolak upaya penerbitan Pergub ini. Narasumber yang
dipilih pun sesuai dengan latar belakang Republika yang berlatar
belakang Islam.
2 http://m.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/15/09/30/nvh18g334-ahok-
akan-legalkan-daging-anjing-nu-melukai-umat-islam di akses pada 11 Januari 2016 Pukul 14.08 WIB.
58
2. Skrip
Tabel 4.2
Analisis Sintaksis dari Republika Online
Struktur Unit Teks Keterangan
Skrip What Ahok akan legalkan daging
anjing di Jakarta
Paragraf 1
Where DKI Jakarta
When Selasa, 30/ 9/ 2015
Who Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama.
Why Tidak ada dalam artikel
How Susianah menolak peraturan
terkait peredaran daging anjing
di Jakarta, karena peraturan
tersebut dapat melukai umat
Islam. Karena pada dasarnya
daging anjing haram untuk
dikonsumsi.
Elemen skrip merupakan cara wartawan menceritakan sebuah
peristiwa secara lengkap. Dari analisis skrip elemen 5W+1H di Republika
Online tidak terdapat unsur why, yang artinya tidak dijelaskan mengapa
Gubernur DKI Jakarta berupaya mengeluarkan peraturan tersebut. Dari
analisis skrip peneliti menemukan unsur What yang berbicara tentang
peristiwa apa yang terjadi. Where yang menceritakan dimana lokasi nya.
59
Kemudian Who tentang siapa yang membuat peraturan khusus mengatur
tentang peredaran daging anjing di Jakarta. When yang menjelaskan
kapan wacana tersebut disampaikan. Dan How yang menjelaskan tentang
bagaimana tanggapan narasumber terkait rencana tersebut.
Dengan ini tergambar bahwa Republika Online hanya membahas
upaya Ahok melegalkan daging anjing dan tanggapan dari Susianah
Affandy selaku Ketua Presidium Kaukus Perempuan Muda yang menolak
peraturan tersebut karena baginya peraturan tersebut akan melukai umat
Islam tanpa membahas apa yang menjadi alasan atau mengapa Ahok
ingin menerbitkan peraturan tersebut.
3. Tematik
Tabel 4.3
Analisis Tematik dari Republika Online
Struktur Unit Teks Keterangan
Tematik Detail “…daging anjing yang jelas
haram, kalau peredaran daging
anjing dilegalkan, kebijakan itu
akan melukai umat Islam.
Paragraf 3
Koherensi
Penjelas
Artinya, makanan yang
dikonsumsi harus halal dan
baik.
Jadi, halal saja tidak cukup.
Selain halal harus baik.
Paragraf 2
Paragraf 2
Paragraf 3
Paragraf 4
60
Apalagi daging anjing yang
jelas haram, kalau peredaran
daging anjing dilegalkan,
kebijakan itu akan melukai
umat Islam.
Apalagi, kalau peredaran
daging anjing dilegalkan
dengan regulasi, akan makin
banyak beredar.
Koherensi
Pembeda
Namun, karena mati kemarin
ayamnya tidak baik, ayam tiren
tak boleh dikonsumsi
Paragraf 3
Koherensi
Sebab-
Akibat
-
Bentuk
Kalimat
Ketua Presidium Kaukus
Perempuan Muda NU Susianah
Affandy mengatakan, dalam
Islam pedoman untuk
mengkonsumsi makanan
prinsipnya halalan toyiban.
Artinya, makanan yang
dikonsumsi harus halal dan
baik.
61
Kata
Ganti
Dia mencontohkan, ayam tiren
itu ayamnya halal. Namun,
karena mati kemarin ayamnya
tidak baik, ayam tiren tak boleh
dikonsumsi.
Dari struktur tematik yang masuk dalam elemen detail, topik
yang dipilih Republika Online terdapat satu tema dalam teks tersebut.
Pada detail tersebut, membahas tanggapan yang dikeluarkan oleh
Susianah Affandy selaku Ketua Presidium Kaukus Perempuan Muda.
Tanggapan yang dikeluarkan oleh Susianah adalah tanggapan
penolakan terkait upaya Ahok mengeluarkan peraturan peredaran
daging Anjing, tanggapan tersebut juga disertai dengan alasan-alasan
mengapa Susianah menolak peraturan tersebut. Republika Online
hanya menggunakan satu tema untuk memperjelas bahwa upaya
kebijakan Ahok tidak mendapat dukungan dari masyarakat Islam yang
di wakili oleh pendapat dari organisasi Islam NU.
Koherensi yang terdapat pada berita di Republika Online
menggunakan koherensi penjelas dan koherensi pembeda. Koherensi
penjelas ini berusaha menjelaskan betapa bahayanya apabila daging
anjing di legalkan dengan regulasi karena akan makin banyak beredar.
Sedangkan koherensi pembeda sendiri dicontohkan dengan ayam
tiren, meskipun ayam pada dasarnya halal untuk dikonsumsi, namun
apabila ayam itu mati kemaren ayam tersebut tidak layak dikonsumsi,
begitupun dengan daging anjing yang pada dasarnya haram dan tidak
layak konsumsi.
62
Dalam penulisan berita ini Republika Online menggunakan
bentuk kalimat deduktif yang diawali dengan pernyataan bahwa Ahok
berupaya melegalkan peredaran daging anjing di Jakarta dengan upaya
penerbitan Pergub.Kemudian di susul oleh penjelasan dari Susianah
Affandy selaku Ketua Presidium Kaukus Perempuan Muda NU yang
menolak rencana Pergub tersebut dengan berbagai penjelasan.Hal ini
merupakan bentuk usaha dari republika yang menekankan alasan-
alasan penolakan dari Susianah tekait upaya Pergub tersebut. Secara
tidak langsung membawa pembaca beranggapan bahwa upaya Ahok
tidak penting dan tidak boleh di lakukan karena akan melukai umat
Islam terbukti dari pernyataan serta alasan-alasan Susianah yang
menolak Pergub tersebut.
4. Retoris
Tabel 4.4
Analisis Retoris dari Republika Online
Struktur Unit Teks Keterangan
Retoris Leksikon Tidak ada dalam
artikel
Grafis Terdapat gambar
seekor anjing yang
sedang berdiri.
Pemberitaan ini dilengkapi dengan gambar seekor anjing yang sedang
berdiri di lapangan. Gambar seekor anjing di masukkan kedalam berita
untuk mendukung isi berita sehingga pembaca sudah mempunyai
gambaran bahwa berita ini akan membahas tentang anjing.
63
B. Pembingkaian berita di Kompas.com
Penelitian ini membandingkan dua media massa tersebut dari sisi
sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. Judul berita dari Kompas.com yang
digunakan menjadi dasar untuk analisis “Pemprov DKI Jakarta Bantah
Akan Legalkan Daging Anjing Konsumsi”, diterbitkan pada tanggal 30
September 2015, 11:14 WIB.Berikut penjelasannya:
1. Sintaksis
Tabel 4.5
Analisis Sintaksis dari Kompas.com
Struktur Unit Teks Keterangan
Skrip Headline Pemprov DKI Jakarta Bantah
Akan Legalkan Daging Anjing
Konsumsi
Judul
Lead Dinas Kelautan Pertanian dan
Ketahanan Pangan (KPKP)
Pemprov DKI Jakarta
menyayangkan merebaknya
opini akan ada pelegalan
daging anjing yang terkait
adanya rencana peraturan
gubernur (Pergub) yang
mengatur daging anjing
konsumsi.
Paragraf 1
Latar Klarifikasi atau penjelasan
terkait wacana perturan daerah
64
(Pergub) tentang peredaran
daging anjing di Jakarta.
Kutipan “Oh enggak, belum apa-apa,
kadang-kadang media melebih-
lebihkan. Orang belum ada
pergubnya udah bilang
melegalkan,” kata Kepala
Bidang Ketahanan dan
Kesehatan Hewan Dinas KPKP
Pemprov DKI Jakarta, Sri
Hartati pada Kompas .com
“Tujuan utamanya sebenarnya
untuk kesehatan, pengendalian
penyakit rabies, itu saja. Yang
lain tidak ada ya. Nanti gimana
pengaturannya kita akan
undang pihak-pihak terkait dari
berbagai aspek agar tepat
sasaran,”
lanjut Sri.
“Engga perlu ada pergub.
Kemarin kan saya bilang, saya
bukan mempersoalkan
Paragraf 3
Paragraf 5
Paragraf 9
65
konsumsi daging anjingnya.
Tapi laporan warga banyak
anjing rabies dari luar kota
masuk ke Jakarta,” kata
Basuki, di Balai Kota.
Sumber Kepala Bidang Ketahanan dan
Kesehatan Hewan Dinas KPKP
Pemprov DKI Jakarta, Sri
Hartati dan Gubernur DKI
Jakarta Basuki Tjahaja
Purnama
Pernyataan Pihak Dinas KPKP membantah
bahwa pergub tersebut akan
dijadikan landasan melegalkan
daging anjing konsumsi di Ibu
Kota.
Menurut Sri, wacana Pergub
tersebut sebenarnya difokuskan
untuk mencegah peredaran
rabies di Jakarta.
Pada kesempatan berbeda,
Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama (Ahok)
Paragraf 2
Paragraf 4
Paragraf 8
66
menyatakan untuk mengatur
peredaran daging anjing tidak
diperlukan pergub khusus.
Penutup Engga perlu ada pergub.
Kemarin kan saya bilang, saya
bukan mempersoalkan
konsumsi daging anjingnya.
Tapi laporan warga banyak
anjing rabies dari luar kota
masuk ke Jakarta,” kata
Basuki, di Balai Kota
Paragraf 9
Dilihat dari struktur sintaksis, Kompas.com mengangkat berita
mengenai bantahan Pemprov DKI Jakarta tentang berita pelegalan
daging anjing konsumsi.Dengan judul “Pemprov DKI Jakarta Bantah
Akan Legalkan Daging Anjing Konsumsi”.
Headline berita dalam Kompas.com menggambarkan tentang
penjelasan Pemprov DKI yang membantah bahwa Gubernur DKI
Jakarta Ahok akan melegalkan daging anjing konsumsi. Kalimat
bantahan ini sengaja di masukkan kedalam headline untuk
menjelaskan kepada pembaca terkait berita-berita yang beredar di
media massa saat itu. Bahwa berita yang tersebar di media massa
tentang upaya Gubernur DKI Jakarta terkait penerbitan Pergub bukan
bermaksud melegalkan daging anjing konumsi.
Lead yang ditampilkan Kompas.com adalah pernyataan Dinas
Kelautan dan Ketahanan Pangan (KPKP) Pemprov DKI Jakarta yang
67
menyayangkan merebaknya opini terkait adanya rencana Pergub yang
mengatur daging anjing konsumsi. Jenis lead yang di gunakan adalah
what lead dan who lead.
Kompas.com menggunakan what lead karena ingin
menjelaskan kepada pembaca tentang bantahan pihak Pemprov DKI
Jakarta tekait merebaknya opini akan ada pelegalan daging anjing jika
terbitnya Pergub yang mengatur daging anjing konsumsi.
Kemudian dari segi who lead dilihat dari sikap Dinas
Kelautan dan Ketahanan (KPKP) Pemprov DKI Jakarta yang
menyayangkan opini yang berkembang terkait dengan rencana Pergub
yang mengatur tentang daging anjing. Berikut teksnya: 3
“Dinas Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan (KPKP) Pemprov DKI Jakarta menyayangkan merebaknya opini akan ada pelegalan daging anjing yang terkait adanya rencana peraturan gubernur (pergub) yang mengatur daging anjing konsumsi”.
Peneliti melihat maksud dari kompas.com menggunakan who
lead dan what lead yang berisi penjelasan Pemprov DKI Jakarta
tentang rencana Pergub yang mengatur tentang daging anjing
konsumsi agar tidak terjadi salah paham dan juga agar masyarakat
dapat mengerti maksud dari rencana Pergub tersebut.
Latar yang digunakan oleh Kompas.com yaitu Klarifikasi atau
penjelasan terkait wacana perturan daerah (Pergub) tentang peredaran
daging anjing di Jakarta. Pada bagian ini Kompas.com berusaha
menjelaskan kepada pembaca bahwa tujuan dari rencana penerbitan
3http://megapolitan.kompas.com/read/2015/09/30/11140521/Pemprov.Dki.Jakarta.Bantah.Ak
an. Legalkan.Daging.Anjing.Konsumsi di akses pada 15 Januari 2016 Pukul 16.06 WIB.
68
Pergub ini untuk kesehatan salah satunya untuk mencegah peredaran
penyakit rabies di Jakarta.
Pada bagian akhir penutup Kompas.com mengambil kutipan
dari Gubernur DKI Jakarta yaitu Basuki Tjahaja Purnama yang
menjelaskan bahwa bukan konsumsi daging anjingnya yang di
legalkan, tetapi laporan warga terkait banyaknya anjing rabies yang
masuk ke Jakarta sehingga Ahok berencana membuat peraturan
gubernur terkait peredaran daging anjing di Jakarta, agar anjing yang
masuk ke Jakarta bebas dari rabies.
Bagian penutup Kompas.com berusaha menjelaskan maksud
dari Pergub tersebut, karena banyak opini yang beredar Pergub itu
bertujuan untuk melegalkan daging anjing konsumsi, padahal rencana
Pergub itu dikeluarkan untuk mencegah masuknya anjing yang
terdeteksi rabies ke Jakarta.
2. Skrip
Tabel 4.6
Analisis Skrip dari Kompas.com
Struktur Unit Teks Keterangan
Skrip What Klarifikasi Pemprov DKI
Jakarta terkait wacana
Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahja Purnama terkait
wacana peraturan peredaran
daging anjing di Jakarta.
Where DKI Jakarta
69
When Selasa, 30/ 9/ 2015
Who Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama.
Why Media melebih-lebihkan
wacana Gubernur DKI
Jakarta, padahal belum ada
pergubnya sudah bilang
melegalkan.
How Sebenarnya upaya Ahok akan
melegalkan peredaran daging
anjing di Jakarta tujuannya
untuk kesehatan dan
pengendalian penyakit rabies.
Dari analisis skrip peneliti menemukan unsur 5W+1H yang
terdapat dalam berita tersebut. What yang berbicara tentang peristiwa apa
yang terjadi. Where yang menceritakan dimana lokasi nya. When yang
menjelaskan kapan wacana tersebut disampaikan. Who menjelaskan
tentang siapa yang membuat peraturan khusus mengatur tentang peredaran
daging anjing di Jakarta dan how yang menjelaskan tentang bagaimana
tanggapan narasumber terkait rencana tersebut.
Dengan ini kompas.com berusaha menggambarkan pemberitaan
dari semua unsur. Peneliti melihat maksud dari kompas ini untuk
menjelaskan secara mendalam tentang rencana Ahok menerbitkan
peraturan daerah tentang peredaran daging anjing di Jakarta sekaligus
untuk mengklarifikasi opini serta berita terkait rencana pergub tersebut
70
yang berkembang saat itu.Kompas.com juga menjelaskan alasan Ahok
ingin mengeluarkan pergub tersebut dan dalam hal ini terdapat kutipan
serta pernyataan Ahok terkait rencananya mengeluarkan Pergub tersebut
yang tujuannya untuk menjelaskan kepada pembaca bahwa Pergub tersebut
di fokuskan untuk mencegah peredaran rabies di Jakarta bukan
mempersoalkan konsumsi daging anjingnya seperti berita yang banyak
beredar.
3. Tematik
Tabel 4.7
Analisis Tematik dari Kompas.com
Struktur Unit Teks Keterangan
Tematik Detail Pihak Dinas KPKP
mebantah bahwa pergub
tersebut akan dijadikan
landasan melegagalkan
daging anjing konsumsi di
ibu kota.
Paragraf 2
Koherensi
Penjelas
Wacana pergub tersebut
sebenarnya difokuskan
untuk mencegah peredaran
rabies di Jakarta.
Terlebih, bedasarkan data
yang di dapat dari Dinas
KPKP banyak anjing untuk
Paragraf 4
Paragraf 4
Paragraf 5
71
konsumsi dipasok dari
kawasan Sukabumi yang
merupakan daerah endemik
rabies.
Tujuan utamanya
sebenarnya untuk
kesehatan, pengendalian
penyakit rabies, itu saja.
Nanti gimana pengaturannya
kita akan undang pihak-
pihak terkait dari berbagai
aspek agar tepat sasaran.
Paragraf 5
Koherensi
Pembeda
Tapi, laporan warga banyak
anjing rabies dari luar kota
masuk ke Jakarta.
Paragraf 9
Koherensi
Sebab-Akibat
-
Bentuk Kalimat “…engga belum apa-apa,
kadang-kadang media
melebih-lebihkan. Orang
belum ada pergubnya udah
bilang melegalkan.
Kata Ganti Nanti gimana pengaturannya
kita akan undang pihak-
Paragraf 5
72
pihak terkait dari berbagai
aspek agar tapat sasaran.
Dari struktur tematik yang masuk dalam elemen detail, topik
yang dipilih Kompas.com terdapat satu tema dalam teks tersebut. Pada detail
tersebut, membahas bantahan Pemprov DKI Jakarta terkait dengan
beredarnya opini bahwa Ahok akan legalkan daging anjing konsumsi.
Kompas.com hanya menggunakan satu tema untuk mengklarifikasi opini
yang berkembang, banyak yang beranggapakan bahwa rencana Pergub
tersebut di jadikan landasan melegalkan daging anjing komsumsi padahal
tujuannya sendiri untuk kesehatan serta pengendlian penyakit rabies.
Koherensi yang terdapat pada kompas.com menggunakan
koherensi penjelas dan pembeda.Koherensi penjelas ini berusaha
menjelaskan alasan dari rencana penerbitan pergub terkait daging anjing di
Jakarta. Sedangkan koherensi pembeda sendiri di ambil dari pernyataan
Ahok yang tidak mempersoalkan tentang konsumsi daging anjingnya apalagi
banyak berita yang beredar menyebut bahwa Pergub tersebut untuk
melegalkan daging anjing tetapi karena banyaknya laporan warga bahwa
banyak anjing rabies dari luar kota masuk ke Jakarta.
Dalam penulisan berita ini Kompas.com menggunakan bentuk
kalimat deduktif yang diawali dengan pernyataan dari Dinas Kelautan
Pertanian dan Ketahanan Pangan (KPKP) Pemprov DKI Jakarta yang
membantah bahwa pergub tersebut akan di jadikan landasan melegalkan
daging anjing konsumsi di ibu kota. Kemudian disusul oleh penjelasan
terkait tujuan penerbitan Pergub tersebut oleh pemprov DKI Jakarta serta
penjelasan dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
73
Kompas.com mengambil pernyataan dari Sri Hartati selaku
kepala ketahanan dan kesehatan hewan dinas KPKP Pemprov DKI Jakarta.
Pernyataan tersebut berisi tentang rencana Ahok menerbitkan pergub tentang
peredaran daging anjing di Jakarta.Kata ganti kita memiliki arti bahwa
wartawan dan khalayak pembaca sependapat dengan pernyataan tersebut.
4. Retoris
Tabel 4.8
Analisis Retoris dari Kompas.com
Struktur Unit Teks Keterangan
Retoris Leksikon Dinas Kelautan Pertanian dan
Ketahanan Pangan (KPKP)
Pemprov DKI Jakarta
menyayangkan merebaknya
opini akan ada pelegalan
daging anjing yang terkait
adanya rencana peraturan
gubernur (pergub) yang
mengatur daging anjing
konsumsi.
Paragraf 1
Grafis Tidak ada artikel
Penggunaan leksikon yang pertama Kompas.com adalah
merebaknya. Kata lain dari merebaknya ialah menyebar. Penggunaan
merebaknya digunakan oleh kompas.com untuk menjelaskan Pemprov DKI
Jakarta yang menyayangkan menyebarnya opini-opini akan ada pelegalan
74
daging anjing yang terkait adanya rencana peraturan gubernur (pergub) yang
mengatur daging anjing konsumsi. Berikut teksnya:4
“Dinas Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan (KPKP) Pemprov DKI Jakarta menyayangkan merebaknya opini akan ada pelegalan daging anjing yang terkait adanya rencana peraturan gubernur (pergub) yang mengatur daging anjing konsumsi”.
C. Perbandingan Bingkai Pemberitaan Upaya Pelegalan Daging Anjing
di Jakarta di Republika Online dan Kompas.com
Berita mengenai rencana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja
Purnama ingin menerbitkan Pergub tentang peredaran daging anjing di
Jakarta menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Media pun
memandang peristiwa ini dengan sudut pandang yang berbeda, seperti
berita yang di sajikan oleh Republika Online dan Kompas.com. Berita
yang dikeluarkan oleh Republika Online cenderung menolak rencana
Pergub tersebut terbukti dengan dipilihnya narasumber dalam berita ini
yang menolak Pergub tersebut. Sedangkan Kompas.com lebih cenderung
memihak terkait rencana diterbitkannya Pergub tersebut terbukti dengn
dipilihnya narasumber dari Pemprov DKI Jakarta yang mengjkarifikasi
opini publik yang sedang beredar terkait rencana penerbitan Pergub
tentang peredaran daging anjing di Jakarta.
4http://megapolitan.kompas.com/read/2015/09/30/11140521/Pemprov.Dki.Jakarta.Bantah.Akan. Legalkan.Daging.Anjing.Konsumsi di akses pada 15 Januari 2016 Pukul 16.06 WIB.
75
Tabel 4.9
Perbandingan Analisis Sintaksis Berita Republika Online Edisi 30
September 2015 dan Kompas.com 30 September 2015
Elemen Republika Online Kompas.com
Sintaksis Republika Online menuliskan
berita mengenai tanggapan
Susianah Affandy selaku Kepala
Bidang Ketahanan dan Kesehatan
Hewan Dinas KPKP Pemprov
DKI Jakarta yang menolak
rencana Gubernur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama yang
berupaya melegalkan peredaran
daging anjing di Jakarta dengan
upaya penerbitan Peraturan
Gubernur (Pergub) tentang
peraturan daging anjing di Jakarta.
Kompas.com menulis
berita mengenai
pernyataan Sri Hartati
selaku Kepala Bidang
Ketahanan dan
Kesehatan Hewan
Dinas KPKP Pemprov
DKI Jakarta yang
menjelaskan tujuan
terkait rencana
penerbitan Pergub
tentang peredaran
daging anjing di
Jakarta.
Dari tabel struktur sintaksis, Republika Online memfokuskan
berita megenai tanggapan Susianah Affandy yang menolak rencana
Gubernur DKI Jakarta menerbitkan Pergub terkait peredaran daging
anjing di Jakarta.
“Karena kita coba lihat ketika Ahok mencoba mengeluarkan sebuah kebijakan untuk melegalkan daging anjing, nah kita ngeliat ga ada nih dasarnya Ahok mengapa ingin mengeluarkan kebijakan tersebut.makanya yang kita kejar alasan-alasan kenapa
76
Ahok harus membatalkan legalisasi daging anjing tersebut. Kalau beberapa pemberitaan dari yang kita buat Ahok kan alasannya supaya semacam lokalisasi. Tapi faktanya pemasalahan sebenarnya legalisasi daging anjing itukan pada pengawasan.Seharusnya ga perlu adanya pergub, karena aturannya sudah ada dimana Ahok sendiri mengakui bahwa memang peredaran rabies di Jakarta menurun. Artinya kan gak ada alasan untuk menerbitkan peraturan, kalau alasan Ahok untuk mencegah rabies dia pernah mengatakan bahwa tingkat rabies di Jakarta tuh sudah menurun artinya kan sudah efektif. Jadi tidak perlu lah pergub tersebut”.5
Republika Online juga menuliskan pendapat dari Susianah
Affandy apabila peredaran daging anjing dilegalkan, kebijakan itu akan
melukai umat islam. Narasumber yang diwawancarai oleh Republika
Online adalah narasumber yang menolak rencana Gubernur DKI Jakarta
menerbitkan Pergub terkait peredaran daging anjing di Jakarta.
Narasumber yang dipilih berasal dari sebuah organisasi Islam besar yang
ada di Indonesia yaitu NU, yang sudah jelas pastinya akan menolak upaya
penerbitan Pergub ini.
Di sisi lain, Kompas.com memfokuskan berita mengenai
pernyataan Sri Hartati yang menjelaskan tentang tujuan terkait rencana
penerbitan Pergub tentang peredaran daging anjing di Jakarta. Berita ini
juga dilengkapi pernyataan dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja
Purnama yang menjelaskan tentang maksud dari rencana Pergub nya
bukan mempersoalkan konsumsi daging anjing tetapi laporan warga
tentang banyaknya anjing rabies dari luar kota yang masuk ke Jakarta.
“Saya gaktau seberapa tidak terawasinya persoalan rabies dan seberapa mengancam. Dan seberapa mendesak persoalan ini.Seandainya memang sangat mendesak dan pemerintah provinsi punya alasan yang kuat untuk itu barangkali baik
5Wawancara Pribadi dengan Didi Purwadi, Asisten Redaktur Pelaksana ROL, Jakarta 9 Mei
2015.
77
juga.Tapi persoalannya kan sejauh mana pemerintah melakukan sosialisasi agar Pergub ini tidak disalah pahami”.6
Kompas.com mencantumkan satu narasumber untuk melengkapi
berita ini dan narasumber yang di wawancarai adalah pihak yang
cenderung setuju dengan rencana penerbitan Pergub tersebut.Selain itu
berita di Kompas.com juga dilengkapi dengan pernyataan Gubernur DKI
Jakarta.
Tabel 4.10
Perbandingan Analisis Skrip Republika Online Edisi 30 September
2015 dan Kompas.com 30 September 2015
Elemen Republika Online Kompas.com
Skrip Republika Online menekankan
mengapa umat Islam harus
menolak rencana Pergub tentang
peredaran daging anjing di Jakarta
dan menjelaskan dampak negatif
apabila Pergub ini diterbitakan..
Kompas.com
menekankan tujuan-
tujuan terkait wacana
Pergub tentang peredaran
daging anjing di Jakarta.
Dari tabel struktur skrip Republika Online menekankan
penolakan terkait rencana Pergub tentang peredaran daging anjing di
Jakarta karena berdampak negatif.
“Contoh kasus kaya kasus miras deh, miras di jual bebas di minimarket-minimarket, tapi karena pengawasannya ga ketat itu anak SMP, SMA dengan bebasnya membeli miras. Hal serupa ditakutkan ketika aturan legalisasi daging anjing ini dikeluarkan
6 Wawancara dengan Heru Margianto, News Assistant Managing Editor Kompas.com, Jakarta
20 Mei 2016.
78
tanpa ada pengawasan yang ketat yang selama ini menjadi problem dari Pemprov DKI, ketika tidak ada pengawasan yang ketat bisa saja karena daging anjing murah kemudian daging sapi mahal akhirnya pedagang berbuat curang menjual daging anjing yang dimanipulasi dengan menjadi daging sapi”.7
Republika Online juga menuliskan pendapat dari Susianah
Affandy yang mencontohkan ayam tiren itu ayamnya halal.Namun,
karena mati kemarin ayamnya tidak baik.Jadi, ayam tiren tidak boleh di
konsumsi, apalagi mengkonsumsi daging anjing yang jelas haram.
Dikhawatirkan kalau daging anjing dilegalkan dengan regulasi akan
makin banyak beredar.
Berbeda dengan Republika Online, Kompas.com menekankan
aspek berita pada pernyataan Pemprov DKI Jakarta yang mengklarifikasi
atas opini yang beredar mengenai wacana Pergub tentang peredaran
daging anjing di Jakarta. Kemudian pihak Pemprov DKI Jakarta
menjelaskan tujuan dari Pergub terebut yang dimana tujuan utamanya
untuk kesehatan yaitu mencegah virus rabies.
“Menurut kami sendiri kebijakan itu bisa baik bisa tidak.bisa baik dalam pengertian itu betul harus di awasi peredaran rabiesnya ini.Karena kalau tidak ada peraturan yang memayungi ini, nanti pengawasannya menjadi sulit.Maka dari itu kami melihat baik.Kami tidak mengambil posisi mendukung atau tidak, kami melihat ada sesuatu yang positif dari pemberitaan itu.Kami netral”8
7Wawancara Pribadi dengan Didi Purwadi, Asisten Redaktur Pelaksana ROL, Jakarta 9 Mei
2015. 8 Wawancara dengan Heru Margianto, News Assistant Managing Editor Kompas.com, Jakarta
20 Mei 2016.
79
Tabel 4.11
Perbandingan Analisis Tematik Republika Online Edisi 30 September
2015 dan Kompas.com 30 September 2015
Elemen Republika Online Kompas.com
Tematik Ketua Presidium NU menolak
rencana Pergub tentang pelegelan
daging anjing di Jakarta. Yang
apabila peredaran daging anjing di
legalkan, kebijakan tersebut akan
melukai umat islam.
Pemprov DKI Jakarta
membantah akan
melegalkan daging anjing
konsumsi. Sekaligus
menjelaskan tujuan-
tujuan dari wacana
Pergub tentang peredaran
daging anjing di Jakarta.
Dari tabel struktur tematik, Republika Online menuliskan satu
tema berita mengenai tanggapan Ketua Presidium NU yang menolak
rencana Pergub tentang pelegelan daging anjing di Jakarta.
“Tidak krusial menurut saya karena alasan Ahok untuk membatasi tingkat rabies di DKI padahal faktanya Ahok sendiri bilang bahwa tingkat rabies di DKI sudah menurun. Artinya kan pengawasan terhadap peredaran daging anjing itu udah bisa dilakukan. Artinya aturan yang sudah berlaku sudah bisa diterapkan.Jadi tidak perlu ditambahkan Pergub baru atau aturan baru itu bisa menimbulkan kekhawatiran diwarga muslim soal peredaran daging anjing itu sendiri”.9
Sama hal nya dengan Republika Online, Kompas.com juga
menuliskan satu tema berita mengenai pernyataan Pemprov DKI Jakarta
9Wawancara Pribadi dengan Didi Purwadi, Asisten Redaktur Pelaksana ROL, Jakarta 9 Mei
2015.
80
yaitu Sri Hartati yang membantah bahwa akan ada pelegalan daging anjing
konsumsi. Menurutnya media terkadang melebih-lebihkan berita.Karena
pada kenyataannya belum ada Pergubnya tetapi sudah bilang melegalkan.
Sri hartati juga menegaskan bahwa wacana Pergub ini difokuskan untuk
mencegah peredaran rabies di Jakarta. Karena bedasarakan data Dinas
KPKP banyak anjing untuk konsumsi yang dipasok dari kawasan
Sukabumi yang merupakan daerah endemik rabies bukan untuk melegalkan
daging anjing untuk dikonsumsi.
“Orang tidak membaca berita secara benar.Orang tidak membaca kompas.com secara utuh.Kalau mereka membaca secara utuh berita dari kompas.com subtansi nya bukan makan daging anjingnya tetapi karna rabiesnya.Pembaca seringkali engga utuh aja dalam membaca.Kadang-kadang baru melihat judulnya udah ambil kesimpulan. Apalagi di era media sosial baru liat judul langsung share langsung komentar padahal engga baca secara utuh. Media sih engga melebih-lebihkan, persoalannya itu menjadi terlebih-lebihkan karena respon audience nya yang engga baca secara komplit maksud dari berita ini.10
Tanggapan dari Pemprov DKI Jakarta sebagai klarifikasi atas
berita yang banyak beredar di media bahwa daging anjing akan
dilegalkan. Padahal, pada kenyataanya bukan daging anjing yang
dilegalkan untuk dikonsumsi tapi Pergub ini lebih membahas tentang
peredaran daging anjing dari luar daerah yang masuk ke DKI
Jakarta.Dengan adanya Pergub ini di harapkan agar daging anjing yang
masuk ke Jakarta di seleksi atau di periksa kesehatannya terlebih dahulu
agar daging anjing yang masuk ke Jakarta bebas dari rabies.Sehingga,
10 Wawancara dengan Heru Margianto, News Assistant Managing Editor Kompas.com,
Jakarta 20 Mei 2016.
81
bagi yang mengkonsumsinya pun aman dan terhindar dari penyakit serta
virus rabies.
Tabel 4.12
Perbandingan Analisis Retoris Republika Online Edisi 30 September
2015 dan Kompas.com 30 September 2015
Elemen Republika Online Kompas.com
Retoris Penggunaan foto yang
mendeskripsikan seekor anjing
dilapangan mendukung isi teks
berita.
Penggunaan kata-kata
tertentu untuk
menggambarkan berita
mengenai ini. Tetapi
tidak terdapat foto dalam
berita ini.
Dari tabel struktur retoris Republika Online menggunakan foto
seekor anjing untuk mendukung isi teks dari berita mengenai “ Ahok akan
legalkan daging anjing di Jakarta. NU: Melukai umat Islam. Maksud dari
penggunaan foto ini selain untuk mendukung dari teks berita, juga ketika
orang membaca judul dengan legalisasi anjing, pembaca sudah dapat
membayangkan isi dari berita tersebut.
Berbeda dengan Republika Online, Kompas.com menekankan
penggunaan kata-kata dalam berita ini. Tetapi dalam berita ini
Kompas.com tidak menggunakan foto dikarenakan tidak memiliki stock
foto yang pas untuk berita tersebut.
82
D. Interpretasi
Dari hasil temuan yang telah di teliti, penulis melihat adanya
perbedaan sudut pandang yang digunakan oleh Republika Online dan
Kompas.com dalam memberitakan peristiwa tentang upaya gubernur
tekait penerbitan pergub tentang peredaran daging anjing di Jakarta.
Republika Online menganggap Pergub tersebut tidaklah penting karena
akan melukai umat Islam, sedangkan Kompas.com melihat pergub
tersebut mempunyai tujuan-tujuan yang positif untuk mengawasi
peredaran daging anjing di Jakarta. Dalam mengemas sebuah pesan,
media massa dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
internal disini berupa kebijakan redaksional tertentu mengenai suatu
kekuatan politik, kepentingan politik para pengelola media, relasi media
dengan sebuah kekuatan politik tertentu, dan faktor eksternal seperti
tekanan pasar atau pemirsa, sistem politik yang berlaku, dan kekuatan-
kekuatan luar lainnya.11 Dalam hal ini Republika memiliki faktor internal
yang berasal dari Mahaka Media, media massa nasional ini dilahirkan
oleh kalangan komunitas muslim. Hal tersebut yang mengakibatkan berita
yang disajikan oleh Republika lebih mengangkat sisi postif dari umat
Islam dan latar belakang dari pembaca Republika sendiri adalah muslim.
Berbeda dengan Republika, Kompas memiliki faktor internal yaitu Jakob
Oetama, salah satu pendiri Kompas ini merupakan Presiden Direktur
Kelompok Kompas Gramedia, Pembina Pengurus Pusat Persatuan
Wartawan Indonesia, dan Penasihat Konfederasi Wartawan ASEAN.
Tampak terlihat perbedaan antara Republika Online dan Kompas.com.
11Ibnu Hamad, Kontruksi Realitas Politik dalam Media Massa (Jakarta: Granit, 2004), h. 2
83
Perbedaan kebijakan redaksional antara Republika Online dan
Kompas.com mempengaruhi pengemasan pesan pemberitaan kedua
media massa tersebut. Hal ini terlihat dari berita yang membahas tentang
upaya Gubernur DKI Jakarta menerbitkan pergub yang mengatur khusus
tentang peredaran daging anjing di Jakarta.
Bagi Republika Online kriteria berita yang layak untuk
diberitakan salah satunya berpatokan dengan pembaca utamanya yaitu
muslim. Jadi isu yang berkaitan dengan muslim merupakan isu yang
menarik bagi republika. Berikut kutipannya:12
“Ya salah satu ukuran republika memilih sebuah isu pertama kita berpatokan pada pembaca basic kita, kan pembaca umum kita kan rata-rata adalah pembaca muslim, artinya segala isu yang berkaitan dengan muslim itu merupakan isu seksi bagi republika. Isu umat yang sebagian besar pembacanya republika”.
Berbeda dengan Republika, Kompas.com lebih melihat berita
yang layak untuk diberitakan apabila berita tersebut memiliki nilai berita.
Berikut kutipannya:13
“Dalam jurnalistik ada yang disebut nilai berita.Sebuah informasi dikatakan layak untuk di beritakan kalau mempunyai nilai berita.Misalnya prominence, siapa yang mengatakan tokoh yang mengatakan berpengaruh atau engga, apakah pendapatnya punya dampak atau engga terhadap masyarakat. Lalu ada juga timeless yaitu waktu, update atau engga peristiwanya.Ada juga soal proximity kedekatan peristiwa dengan masyarakat pembacanya.Nilai-nilai umum dalam jurnalistik atau nilai berita itu adalah kriteria berita layak atau tidak layak”.
Untuk memilih berita yang layak untuk dijadikan headline dalam
Republika Online dilihat dari jumlah viewersnya. Berikut kutipannya: 14
12Wawancara Pribadi dengan Didi Purwadi, Asisten Redaktur Pelaksana ROL, Jakarta 9 Mei
2015. 13Wawancara dengan Heru Margianto, News Assistant Managing Editor Kompas.com, Jakarta
20 Mei 2016.
84
“Headline itu kalo misalkan ukuran untuk media online bisa dilihat dari viewers nya, kalo viewers nya tinggi ini menjadi perhatian pembaca, nah itu pantas untuk menjadi headline, kedua ya karna isu itu, isunya sangat seksi sekali bahwa ini ketika Ahok ingin melegalkan daging anjing ini dampaknya sangat banyak sekali sehingga isu ini sangat penting kita angkat untuk menjadi sebuah headline. Di Republika Online itu ada headline ada juga hot topic, jadi hot topic itu isu yang kita running selama beberapa hari bahkan bisa sampe sepekan kalo ternyata isunya masih panas kita perpanjang. Kalo headlineitu ada di tampilan pertama republika online biasanya berita itu bergeser setiap sejam sekali. Kalo kasus legalisasi anjing ini kita masukan kedalam hot topic artinya, isu ini kita terus gulir sampai akhirnya ada keputusan Ahok membatalkan rencananya menerbitkan peraturan tersebut”. Kutipan di atas menggambarkan bahwa Republika Online
melihat dari viewers yang tinggi dan isu yang seksi untuk dicantumkan
sebagai headline. Berita tentang pelegalan daging anjing ini dalam
Republika Online bukan hanya dijadikan sebuah headline tetapi juga
menjadi hot topic karena isu ini terus bergulir sampai akhirnya ada
keputusan Ahok membatalkan rencananya menerbitkan peraturan
tersebut.
Tidak jauh berbeda dengan Republika Online, Kompas.com
mengatakan berita yang layak untuk dijadikan headline dilihat dari
viewers yang tinggi melalui Google analytics yaitu sebuah mesin dari
google yang bisa mengidentifikasi secara realtime sebuah berita itu
seberapa banyak dibaca. Berikut kutipannya:
“Kami punya namaya google analytics.Google analytics itu sebuah mesin dari google yang bisa mengidentifikasi secara
14Wawancara Pribadi dengan Didi Purwadi, Asisten Redaktur Pelaksana ROL, Jakarta 9 Mei
2015.
85
realtime sebuah berita itu seberapa banyak dibaca.Kami bisa mengidentifikasi secara langsung oh berita ini laku banget. Nah berita-berita yang ramai biasanya kami jadikan headline untuk menarik perhatian public. Selain itu tentu saja berita-berita yang kami anggap punya dampak atau punya nilai berita yang sangat tinggi kami rasa public harus tau”.15
Pemberitaan Kompas.com yang berjudul “Pemprov DKI Jakarta
Bantah Akan Legalkan Daging Anjing Konsumsi” di tempatkan dalam
headline karena berita ini memiliki nilai berita yang penting dan berita ini
juga menjadi kontroversi dikalangan masyarakat.
Selain headline yang dapat memperkuat isi berita adalah grafis.
Elemen grafis biasanya muncul dalam bentuk foto, gambar, atau tabel
untuk mendukung gagasan atau untuk bagian lain yang tidak ingin
ditonjolkan.16Menurut pihak Republika Online grafis atau foto pada
sebuah berita penting untuk menjadi support pada tulisan atau berita.
Berikut kutipannya: 17
“Ukurannya sih kalo foto itu kan, jadi selama ini kan pemberitaan itu hanya pada teks ya, berita itu hanya berita tulis. Padahal pada faktanya kalo kita berbicara tentang online bahkan berita cetak berita itu tidak hanya pada teks tulis tapi juga pada gambar pada grafis juga, nah gambar dan grafis itu harus menjadi support dari tulisan itu. Jadi ketika ada tulisan tentang legalisasi anjing gambar harus semakin mendukung dari teks tulisan tersebut. Jadi kalo orang ketika membaca judul dengan melihat gambarnya aja udah kebayang oh ini beritanya tentang ini”.
Berbeda dengan Republika Online, Kompas.com menilai grafis
atau foto pada berita merupakan hal yang penting dan tidak
15Wawancara dengan Heru Margianto, News Assistant Managing Editor Kompas.com, Jakarta 20 Mei 2016.
16 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara, 2002) , h. 306.
17Wawancara Pribadi dengan Didi Purwadi, Asisten Redaktur Pelaksana ROL, Jakarta 9 Mei 2015.
86
penting.Penting karena pembaca bisa mendapat gambaran tentang berita
tersebut.Tidak pentingnya kalau gambar itu tidak mewakili dari isi berita.
Berikut kutipannya:18
“Penting dan tidak penting.Penting dalam artiaan bahwa foto itu bisa memberikan nilai tambah pada berita sehingga pembaca bisa mendapatkan gambaran secara real bagaimana situasi dilapangan atau juga foto memiliki arti orang jadi tau siapa sih yang ngomong.Misalnya ada seorang tokoh, pengamat atau anggota DPR lalu kita tampilkan tokohnya.Kalo engga kita tampilkan fotonya orang gatau yang namanya Fadli Zon tuh kaya gimana sih. Nah kalo ada gambarnya orang akantau Fadli Zon itu seperti apa. Kalau tidak pentingnya contohnya gambar itu tidak mewakili dari isi berita atau misalnya kita tidak ada stockgambar untuk mewakili isi berita, mendingan kita gausah memakai gambar karena tidak sesuai dengan isi beritanya”.
Namun dalam berita yang berjudul“Pemprov DKI Jakarta Bantah
Akan Legalkan Daging Anjing Konsumsi” di Kompas.com tidak
menampilkan unsur grafis atau gambar. Pihak Kompas.com mengatakan
bahwa ia tidak memiliki stock foto dari narasumber tersebut. Berbeda
dengan Republika Online, menurut kompas.com tidak pas apabila berita
tersebut di cantumkan gambar anjing. Berikut kutipannya :19
“Kemungkinan karena ga nemu orangnya atau kalo seandainya
di kasih ilustrasi anjing kok kayanya engga pas. Ini sepertinya
kami engga punyastock foto yang mewakili berita”.
Pemberitaan yang diangkat oleh kedua media online tersebut
membahas sebuah peristiwa yang memiliki inti persoalan yang sama yaitu
mengenai tanggapan dari wacana Gubernur DKI Jakarta yang berupaya
18Wawancara dengan Heru Margianto, News Assistant Managing Editor Kompas.com, Jakarta
20 Mei 2016. 19 Wawancara dengan Heru Margianto, News Assistant Managing Editor Kompas.com,
Jakarta 20 Mei 2016.
87
menerbitkan peraturan daerah tentang peredaran daging anjing di Jakarta.
Walaupun terdapat kesamaan dalam inti permasalahan, tapi media ini bisa
saja mengkontruksi berita tersebut dengan cara yang berbeda.
Peristiwa tentang pelegalan daging anjing di Jakarta dimaknai
oleh kedua media tersebut secara berbeda. Republika melihat bahwa
pergub tersebut tidaklah perlu karena apabila daging anjing dilegalkan
dengan regulasi, akan makin banyak beredar. Menurut pihak Republika
Online Pergub baru atau aturan baru itu bisa menimbulkan kekhawatiran
diwarga muslim soal peredaran daging anjing itu sendiri. Berikut
kutipannya :20
“Tidak krusial menurut saya karena alasan Ahok untuk membatasi tingkat rabies di DKI padahal faktanya Ahok sendiri bilang bahwa tingkat rabies di DKI sudah menurun. Artinya kan pengawasan terhadap peredaran daging anjing itu udah bisa dilakukan. Artinya aturan yang sudah berlaku sudah bisa diterapkan.Jadi tidak perlu ditambahkan Pergub baru atau aturan baru itu bisa menimbulkan kekhawatiran diwarga muslim soal peredaran daging anjing itu sendiri”.
Berbeda dengan Republika Online, Kompas.com menilai pergub
tersebut bisa baik bisa tidak karena apabila tidak ada peraturan yang
memayungi ini, nanti pengawasan terhadap masuknya anjing dari luar
kota ke Jakarta menjadi sulit. Berikut kutipannya :21
“Kami sih netral-netral aja.Kami tidak dalam posisi mendukung atau tidak mendukung. Kami hanya menyampaikan apa yang menjadi wacana dan apa yang kemudian di putuskan oleh Pemprov DKI. Menurut kami sendiri kebijakan itu bisa baik bisa tidak.bisa baik dalam pengertian itu betul harus di awasi peredaran rabiesnya ini.Karena kalau tidak ada peraturan yang
20Wawancara Pribadi dengan Didi Purwadi, Asisten Redaktur Pelaksana ROL, Jakarta 9 Mei
2015. 21Wawancara dengan Heru Margianto, News Assistant Managing Editor Kompas.com,
Jakarta 20 Mei 2016.
88
memayungi ini, nanti pengawasannya menjadi sulit.Maka dari itu kami melihat baik.Kami tidak mengambil posisi mendukung atau tidak, kami melihat ada sesuatu yang positif dari pemberitaan itu.Kami netral”.
Meskipun menurut Kompas.com peraturan tersebut bisa
berdampak baik, namun Kompas.com menegaskan bukan berati
Kompas.com mengambil posisi mendukung, Kompas.com tetap netral.
Sebuah berita juga harus terdapat unsur objektifitas dalam
memberikan informasi yang akurat.Dalam hal ini pemilihan narasumber
untuk dijadikan unsur kutipan harus narasumber yang berkaitan dengan
pemberitaan.Republika Online mengatakan narasumber yang di ambil
selain harus sesuai dengan berita narasumber pun di ambil dari berbagai
macam segi. Berikut kutipannya :22
“Pasti ada penentuan. Maksutnya ketika misalkan kasus leglalisasi daging anjing maka narsum yang kita ambil yang sesuai dengan isu kita. Misalkan dari DPRD gimana tanggapannya, tanggapan dari Umat Muslim dan tokoh-tokoh agama karena kan ini berkaitan degan daging anjing yang diharamkan oleh Islam. Ketika kita ambil isu ini kita coba megambil dari berbagai macam segi.Itu yang menentukan siapa narsum yang akan kita ambil”. Pada berita ini narasumber yang diambil hanya satu narasumber
yaitu Ketua Presidium Muda NU Susianah Affandy yang dengan tegas
menolak wacana pergub tersebut. Alasan Republika Online hanya
mengambil satu narasumber karena berita ini merupakan hot topic atau
berita yang muncul hingga berhari-hari dan pada setiap beritanya di ambil
narasumber yang berbeda-beda. Berikut kutipannya :23
22Wawancara Pribadi dengan Didi Purwadi, Asisten Redaktur Pelaksana ROL, Jakarta 9 Mei
2015. 23Wawancara Pribadi dengan Didi Purwadi, Asisten Redaktur Pelaksana ROL, Jakarta 9 Mei
2015.
89
“Karena ini Hot Topic jadi isu ini berhari-hari.Misalnya pada hari pertama kita narsum nya dari tokoh-tokoh umat Islam itu kita ga hanya ngambil dari NU.Misalnya ada tiga reporter.Oke kamu garap dari NU nya, kamu dari Muhamadiyah nya bahkan dari tokoh-tokoh muslim yang di luar dari NU dan Muhamadiyah”.
Sedangkan menurut Kompas.com menentukan narasumber harus
kompeten dan kredibel terhadap wacana yang sedang kita beritakan.
Berikut kutipannya :24
“Ketentuannya umum.Pada sebuah peristiwa bukan hanya ini kita
menentukan narasumber pasti kompeten, terkait dan kredibel
terhadap wacana yang sedang kita beritakan intinya itu”.
Dalam memilih narasumber Kompas.com juga memilih
narasumber yang bersifat netral tidak condong kesana dan tidak condong
kesini.Apabila condong, Kompas.com hanya ingin kecondongannya
terhadap kebenaran. Berikut kutipannya:25
“Kami melihat orang-orang yang mempunyai cara pandang objektif pada sebuah peristiwa. Biasanya kalau kita kenal dengan banyak narsumber kita bisa tau kecondongan orang ini begini, orang itu begitu.Maka terhadap sebuah peristiwa lalu kita memilih yang benar-benar bisa memberikan pendapat yang objektif.Kami engga ingin pemberitaan kami itu condong kesini, condong kesana.Kalaupun condong pada hal tertentu kami ingin condongnya pada kebenaran.Pada objektivitas sehingga publik dapat mendapatkan informasi yang benar”.
Cara Republika membentuk frame yang dibuat dengan
menceritakan alasan-alasan mengapa pergub itu harus dibatalkan. Hal
tersebut didukung dengan pemilihan judul , narasumber dari NU yaitu
24Wawancara dengan Heru Margianto, News Assistant Managing Editor Kompas.com, Jakarta
20 Mei 2016. 25Wawancara dengan Heru Margianto, News Assistant Managing Editor Kompas.com, Jakarta
20 Mei 2016.
90
organisasi Islam besar di Indonesia, dan isi berita yang di sampaikan
Republika Online. Pada bagian ini Republika Online melakukan
penekanan pada judul berita yaitu “Ahok Akan Legalkan Daging Anjing,
NU: Melukai Umat Islam” yang menekankan bahwa umat Islam akan
terluka apabila pergub tersebut diterbitkan, selain itu Republika Online
menjelaskan dampak apabila pergub tersebut di terbitkan.
Tidak seperti Republika Online, Kompas.com menggunakan
frame berita yang menceritakan tujuan-tujuan dari pergub tersebut. Hal
tersebut didukung dengan dengan pemilihan judul, narasumber yang
berasal dari Pemprov DKI, dan isi berita yang disampaikan. Pada bagian
ini Kompas.com mencoba mengklarifikasi berita-berita yang beredar
sebelumnya.Dengan menggunakan judul “Pemprov DKI Jakarta Bantah
Akan Legalkan Daging Anjing Konsumsi” Dinas Kelautan Pertanian dan
Ketahanan Pangan (KPKP) membantah bahwa peraturan gubernur ini
bermaksud melegalkan daging anjing untuk konsumsi.Dan pada
kesempatan berbeda Kompas.com juga mengambil pernyataan dari
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang mengklarifikasi
maksud dari Pergub ini.
Setiap media memiliki ideologi yang berbeda.Ideologi media
mengandung pengertian ideologi yang dimiliki oleh media sebagai sebuah
institusi atau yang menjadi landasan hidup media.26Republika Online
sendiri menganut ideologi nasionalis bukan media agama.Meskipun
dalam Republika terdapat rubrik-rubrik agama. Berikut kutipannya:27
26 Udi Rusadi, Kajian Media Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori dan Metode(Depok: PT
Rajagrafindo Persada, 2015), cet ke-1, h. 82. 27Wawancara Pribadi dengan Didi Purwadi, Asisten Redaktur Pelaksana ROL, Jakarta 9 Mei
2015.
91
“Kalau bicara ideologi ya banyak pembaca yang mengaitkan bahwa media Republika itu ideologi nya Islam.Tapi sejak pendiriannya ketika Parni Hadi mengumumkan pendirian Republika secara tegas menjelaskan bahwa Republika adalah media umum atau media nasionalis bukan media agama. Banyak nya rubrik-rubrik Islam karena latar belakang kita pembacanya adalah muslim. Jadi, kita coba mengakomodir kepentingan-kepentingan umat Islam.Jadi, bukan berati kita media Islam. Karena kalau kamu bandingkanporsi berita Nasional dengan berita keislaman, gak misalkan 90% berita Islam tapi hampir seimbang”.
Tidak jauh berbeda dengan Republika, Kompas.com juga
memiliki ideologi nasionalis disamping itu kebenaran,tidak berpihak dan
objektivitas juga menjadi ideologi dari kompas.com. Berikut
kutipannya:28
“Kebeneran, independensi, objektivitas, tidak berpihak kepada
satu kelompok.Ideologi nya lebih nasionalis, prularis, demokrasi,
universalitas, keberagaman, kemanusiaan”.
Kedua media tersebut mempunyai ideologi yang sama yaitu
nasionalis. Meskipun banyak yang menyangka bahwa Republika
mempunyai ideologi Islam karena didalam nya terdapat rubrik-rubrik
Islami tetapi sejak pendiriannya Parni Hadi menegaskan bahwa Republika
adalah media umum atau media nasionalis bukan media agama.Begitupun
dengan Kompas.com yang memiliki ideologi nasionalis selain itu tidak
berpihak artinya Kompas.com adalah media netral yang sifatnya tidak
mendukung kepada satu pihak.
Dalam berita yang disajikan biasanya media mengarahkan
pembacanya kepada kesimpulan pro atau kontra. Dalam berita “Ahok
28Wawancara dengan Heru Margianto, News Assistant Managing Editor Kompas.com, Jakarta
20 Mei 2016.
92
Akan Legalkan Daging Anjing, NU: Melukai Umat Islam” Republika
Onlinemengarahkan pembaca pada kesimpulan kontra terhadap wacana
Gubernur DKI Jakarta yang akan menerbitkan Pergub terkait peredaran
daging anjing di Jakarta. Berikut kutipannya:29
“Ya jelas, jadi kan ketika kita menetapkan isu ini kita sudah tau nih isu ini mau dibawa kemana nih. Nah target kita menggagalkan pergub tersebut. Artinya kan kalo seandainya Ahok jadi menerbitkan peraturan daging anjing berbahaya bagi umat Islam. Ketika umat Islam ke pasar ingin membeli daging sapi ternyata beli daging anjing kan sangat berbahaya sekali”.
Berbeda dengan Republika Online yang ingin menggagalkan
Pergub tersebut.Kompas.com lebih menyajikan berita ini secara objective,
Kompas.com tidak dalam posisi medukung ataupun menolak kebijakan
tersebut.Kompas.com lebih dalam posisi netral. Berikut kutipannya:30
“Kami menyajikan objective, seluruh pandangan yang
menyeluruh terhadap persoalan ini”.
Berita yang disajikan kepada masyarakat merupakan hasil dari
proses panjang kontruksi yang dilakukan oleh para pekerja media.
Republika Online dan Kompas.com menggunakan judul demikian untuk
mengkontruksi pembaca. Jadi, baik Republika Online maupun
Kompas.com memandang suatau peristiwa dengan menggunakan bahasa
dan cara yang berbeda. Selain itu narasumber yang di ambil dalam berita
tersebut sangatlah berbeda, Republika Online mengambil narasumber dari
NU yang kita tahu bahwa NU adalah organisasi Islam besar di Indonesia,
narasumber tersebut di pilih sesuai dengan latar belakang Republika.
29Wawancara Pribadi dengan Didi Purwadi, Asisten Redaktur Pelaksana ROL, Jakarta 9 Mei
2015. 30Wawancara dengan Heru Margianto, News Assistant Managing Editor Kompas.com, Jakarta
20 Mei 2016.
93
Sedangkan berita di Kompas.com mengambil narasumber dari Pemprov
DKI Jakarta, narasumber ini di ambil sesuai dengan sikap Kompas.com
yang netral dan tidak berpihak terhadap berita yang di tulis. Pemilihan
narasumber pun menjadi salah satu strategi Republika Online dan
Kompas.com mengkontruksi berita.
Selain penggunaan bahasa dan pemilihan narasumber, proses
kontruksi sosial media massa juga sangat terkait oleh ideologi yang
dimiliki oleh masing-masing media. Kita mengetahui bahwa Republika
Online dan Kompas.com adalah media online yang sama-sama memiliki
ideologi nasionalis.Tetapi, opini publik yang berkembang pada
masyarakat yang menganggap Republika Online adalah media yang
beraliran Islami.Ini dilihat dari sejarah dan latar belakang berdirinya
media tersebut, serta bayaknya rubrik Islami yang terdapat dalam
Republika Online. Republika berdiri atas dasar pemikiran dari ikatan
Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI).Hal ini yang membuat Republika
dalam berita pelegalan daging anjing di Jakarta lebih condong kontra atau
menolak rencana Gubernur DKI Jakarta dalam menerbitkan Pergub
tentang peredaran daging anjing di Jakarta.Sedangkan Kompas.com
selain berideologi nasionalis juga tidak berpihak kepada satu kelompok.
Hal ini membuat Kompas.com dalam berita pelegalan daging anjing di
Jakarta lebih condong pro terhadap rencana Pergub tersebut, meskipun
Kompas.com menegaskan iatidak memposisikan pro atau kontra dalam
berita ini, namun menurutnya ada sesuatu yang positif dari Pergub
tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan media mengkontruksi berita
dengan berbagai cara agar masyarakat melihat berita tersebut melalui
94
pandangan yang berbeda sesuai dengan cara pandang media. Republika
Online dan Kompas.com tanpa bisa di hindari sangat dipengaruhi oleh
ideologi media yang memiliki sudut pandang tersendiri terhadap rencana
Gubernur DKI Jakarta dalam menerbitkan Pergub tentang peredaran
daging anjing di Jakarta. Sudut pandang yang berbeda inilah yang
akanmembuat hasil kontruksi media dalam membahas sebuah isu yang
sama menjadi terlihat berbeda. Hal ini juga dipengaruhi oleh kebijakan
pada setiap media. Disini, baik Republika Online maupun Kompas.com
memandang peristiwa ini dengan cara yang berbeda, melakukan kontruksi
dengan cara mereka sendiri, dan menghasilkan hasil pemaknaan yang
berbeda.
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bedasarkan pembahasan yang telah di uraikan oleh penulis mengenai
analisis framing yang di gunakan untuk menganalisis teks media dalam
mengemas berita upaya pelegalan daging anjing di Jakarta di media online
Republika dan Kompas.com pada tanggal 30 September 2015, penulis
menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berita yang dikemas Republika Online terkait upaya pelegalan daging
anjing di Jakarta lebih menekankan kepada penolakan pergub tersebut.
Hal itu terlihat dari berita yang di muat pada tanggal 30 September 2016
pukul 10:48 WIB. Dari berita tersebut, Republika Online memperlihatkan
pandangannya mengenai dampak negatif apabila Pergub tersebut di
terbitkan akan mengkhawatirkan umat Islam. Karena tidak di legalkan saja
banyak makanan haram yang beredar, di khawatirkan apabila peredaran
daging anjing dilegalkan dengan regulasi, maka daging anjing yang pada
dasarnya haram akan makin banyak beredar.
2. Republika Online dalam berita upaya pelegalan daging anjing di Jakarta
mengarahkan pembaca terhadap satu kesimpulan yaitu kontra terhadap
rencana Pergub ini. Karena target dari penetapan berita ini dalam
Republika Online yaitu untuk menggagalkan Pergub tersebut.
3. Sedangkan pengemasan berita yang dilakukan Kompas.com terkait berita
upaya pelegalan daging anjing di Jakarta lebih menekankan kepada
klarifikasi dari opini yang beredar akan ada pelegalan daging anjing yang
terkait adanya rencana peraturan gubernur (pergub) yang mengatur daging
96
anjing konsumsi.. Hal itu terlihat dari berita yang di muat pada tanggal 30
September 2016 pukul 11:14 WIB. Dari berita tersebut, Kompas.com
memperlihatkan pandangannya mengenai dampak positif apabila Pergub
tersebut di terbitkan yaitu untuk mencegah penyakit rabies di Jakarta.
4. Berbeda dengan Republika Online yang mengarahkan pembaca kepada
satu kesimpulan kontra, Kompas.com menyajikan berita ini objektif dan
tidak memihak atau netral. Meskipun tidak dalam posisi mendukung atau
tidak mendukung tetapi Kompas.com melihat ada sesuatu yang positif dari
pemberitaan upaya pelegalan daging anjing di Jakarta
B. Saran
Bedasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai analisis framing
terkait pemberitaan upaya pelegalan daging anjing di Jakarta oleh Republika
Online dan Kompas.com, penulis mempunyai beberapa saran untuk media
online Republika dan Kompas serta bagi pembaca. Adapun saran yang penulis
berikan adalah sebagai berikut:
1. Media massa khususnya Republika Online dan Kompas.com hendaknya
dalam memberikan informasi kepada khalayak bersifat objektif, tidak
berpihak atau netral sehingga tidak membawa pembaca pada perdebatan
dan konflik.
2. Bagi khalayak seharusnya menjadi subjek yang aktif dalam menerima
informasi yang di kontruksi oleh media massa, sehingga tidak terjebak
dalam prasangka sosial yang berujung pada konflik.
3. Republika Online dan Kompas.com sebagai saluran komunikasi yang
dapat memberikan pengaruh terhadap masyarakat luas, diharapkan dapat
menjalankan fungsi yang dapat memberi wawasan dan pengetahuannya
terhadap masyarakat sebagai sarana pendidikan yang positif.
97
Daftar Pustaka
Buku:
Al-Utsaimin, M. B. (2014). Halal Haram Dalam Islam. Jakarta: Ummul Qura.
Baqi, M. F. (2015). Muttafaqun 'Alaih Shahih Bukhari Muslim. Jakarta: Beirut. Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi :TeoriParadigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: Kencana, 2007
Bungin, Burhan Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009.
Bungin, Burhan. Kontruksi Sosial Media Massa: Kekuatan Pengaruh Media Massa,
Iklan Televisi dan Keputusan Konsumen Kritik Terhadap Peter L. Berger
Serta Thomas Luckmann , Jakarta: Kencana, 2008.
Eriyanto, Analisis Framing : Konstruksi, Ideologi dan Politik media, Yogyakarta :
LKiS, 2002.
Fahri, Arfian. 2013. “Analisis Framing Isu Tentang Kondisi Partai Islam Pada Surat
Kabar Nasional Media Indonesia Dan Republika” Skripsi S1 Fakultas
Dakwah dan Komunikasi ,Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hamad, I. (2004). Kontruksi Realitas Politik Dalam Media Massa. Jakarta: Granit.
Kriyantono, R. Teknik Praktik Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Muda, D. I. (2008). Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
98
Rohmayni, Suci. 2013. " Analisis Framing Konflik Muslim Rohingnya Pada Harian
Republika". Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi ,Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Rusadi, U. (2015). Kajian Media Isu Ideologis Dalam Prespektif, Teori dan Metode.
Depok: PT. Rajagrafindo Persada.
Sasongko, Aji. 2015. " Bingkai Pemberitaan Penyergapan Terorisme Ciputat (Studi
Komparasi Berita di Liputan6.com dan Tempo.co)". Skripsi S1 Fakultas
Dakwah dan Komunikasi ,Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Sobur, A. (2001). Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotik, dan Anlisis Framing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Swasti, Wandita Gita. 2010. " Pembingkaian Berita Mengenai Krisis Toleransi Antar
Umat Beragama di Harian Republika (Analisis Framing Berita Tentang Izin
Pendirian Rumah Ibadah)". kripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Indonesia.
Tebba, S. (2005). Jurnalis Baru. Ciputat: Kalam Indonesia.
Zamroni, Mohammad , Filsafat Komunikasi (Pengantar Ontologis, Epistimologis,
Aksiologis), Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.
Website :
Profil Republika Online
www.republika.co.id/
Profil Kompas.com
http://inside.kompas.com/
Berita di Kompas.com dengan judul “Pemprov DKI Jakarta Bantah Akan Legalkan
Daging Anjing Konsumsi pada tanggal 30 September 2015 pukul 11:14 WIB.
99
http://megapolitan.kompas.com/read/2015/09/30/11140521/Pemprov.Dki.Jaka
rta.Bantah.Akan. Legalkan.Daging.Anjing.Konsumsi
Berita Republika Online dengan judul “Ahok Akan Legalkan Daging Anjing, NU:
Melukai Umat Islam” pada tanggal 30 September 2015 pukul 10:48 WIB.
http://m.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-
nasional/15/09/30/nvh18g334-ahok-akan-legalkan-daging-anjing-nu-melukai-
umat-islam
Jurnal :
Manurung, S. B. (2015). Analisis Framing Pemberitaan Bakso Oplosan Pada Portal
Berita Republika Online dan Kompas.com. e.Journal Ilmu Komunikasi , 443-
457. Di akses melalui ejournal.an.fisip-unmul.ac.id
LAMPIRAN
1. Bagaimana cara menentukan sebuah berita layak atau tidak untuk
diberitakan?
Jawaban :
Ya salah satu ukuran republika memilih sebuah isu pertama kita berpatokan
pada pembaca basic kita, kan pembaca umum kita kan rata-rata adalah
pembaca muslim, artinya segala isu yang berkaitan dengan muslim itu
merupakan isu seksi bagi republika. Isu umat yang sebagian besar
pembacanya republika.
2. Apa saja yang dipertimbangkan sebuah berita layak dijadikan sebuah
headline?
Jawaban :
Headline itu kalo misalkan ukuran untuk media online bisa dilihat dari
viewers nya, kalo viewers nya tinggi ini menjadi perhatian pembaca, nah itu
pantas untuk menjadi headline, kedua ya karna isu itu, isunya sangat seksi
Nama : Didi Purwadi
Jabatan : Asisten Redaktur Pelaksana ROL
Hari/ Tanggal : Senin, 9 Mei 2016
Tempat Wawancara : Gedung Republika, Jl. Warung Jati Barat.
No. 37, RT.1/ RW.7, Pejaten Barat,
Pasar Minggu
sekali bahwa ini ketika Ahok ingin melegalkan daging anjing ini dampaknya
sangat banyak sekali sehingga isu ini sangat penting kita angkat untuk
menjadi sebuah headline. Di Republika Online itu ada headline ada juga hot
topic, jadi hot topic itu isu yang kita running selama beberapa hari bahkan
bisa sampe sepekan kalo ternyata isunya masih panas kita perpanjang. Kalo
headline itu ada di tampilan pertama republika online biasanya berita itu
bergeser setiap sejam sekali. Kalo kasus legalisasi anjing ini kita masukan
kedalam hot topic artinya, isu ini kita terus gulir sampai akhirnya ada
keputusan Ahok membatalkan rencananya menerbitkan peraturan tersebut.
3. Dalam sebuah berita terdapat grafik atau foto yang dicantumkan.
Bagaimana cara melakukan penilaian pencantuman hal tersebut pada
sebuah berita?
Jawaban :
Ukurannya sih kalo foto itu kan, jadi selama ini kan pemberitaan itu hanya
pada teks ya, berita itu hanya berita tulis. Padahal pada faktanya kalo kita
berbicara tentang online bahkan berita cetak berita itu tidak hanya pada teks
tulis tapi juga pada gambar pada grafis juga, nah gambar dan grafis itu harus
menjadi support dari tulisan itu. Jadi ketika ada tulisan tentang legalisasi
anjing gambar harus semakin mendukung dari teks tulisan tersebut. Jadi kalo
orang ketika membaca judul dengan melihat gambarnya aja udah kebayang oh
ini beritanya tentang ini.
4. Apa alasan Republika Online memilih judul “Ahok akan legalkan daging
anjing di Jakarta, NU: Melukai umat Islam?
Jawaban :
Ini sebenenarnya hanya permasalahan penulisan judul aja.Kadang kita untuk
menekankan judul kita menggunakan anak kalimat. Jadi sebenernya inti dari
judul ini pelegalan daging anjing akan melukai umat Islam. Urgensi nya
adalah umat Islam akan terluka jika daging anjing dilegalkan. Ini hanya
permainan kata saja.
5. Apakah pemilik media ikut berkontribusi terhadap kebijakan redaksi?
Jawaban :
Kalo secara umum kebijakan redaksi itu tidak ada yang bisa mengintervensi
termasuk owner, kalaupun owner memberi masukan tetap kebijakan
keluarnya sebuah berita itu ditentukan oleh rapat redaksi. Intinya, redaksi
memiliki kewenangan penuh untuk menurunkan berita apa yang mereka nilai
benar. Nah untuk kasus legalisasi anjing ini tidak ada kontribusi dari owner
sama sekali.
6. Saat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengeluarkan
wacana ingin menerbitkan peraturan daerah terkait daging anjing di
Jakarta. Menurut Republika Online apa hal menarik dari wacana
tersebut sehingga dijadikan pemberitaan?
Jawaban :
Ketika ada isu daging anjing akan dilegalkan itu isu nya republika sekali
karena kan, berkaitan dengan ya umat islam. Dimana umat islam itu kan
mengharamkan daging anjing itu, mungkin dasarnya seperti itu. Yang paling
pokok alasan kenapa kita mengambil isu legalisasi daging anjing karena
isunya sangat isu pembaca republika.
7. Seberapa penting unsur 5w+1h dalam sebuah berita?
Jawaban :
Itukan unsur dasar ya dari sebuah jurnalistik, itu sangat penting sekali ketika
kita membuat berita unsur-unsur tersebut termasuk dalam pembuatan berita,
tapi yang penting dari unsur-unsur tersebut mengenai why dan how nya. Jadi,
kita menjelaskan gimana atau mengapa Ahok mengeluarkan pergub legalisasi
anjing dan apa dampaknya jadi lebih kepada how dan why nya.
8. Mengapa dalam berita yang berjudul “Ahok akan legalkan daging anjing
di Jakarta, NU: Melukai umat Islam, tidak terdapat unsur why atau
alasan mengapa Ahok ingin melegalkan daging anjing?
Jawaban :
Ya itu, justru itu karena kita coba lihat ketika Ahok mencoba mengeluarkan
sebuah kebijakan untuk melegalkan daging anjing, nah kita ngeliat ga ada nih
dasarnya Ahok mengapa ingin mengeluarkan kebijakan tersebut. Makanya
yang kita kejar alasan-alasan kenapa Ahok harus membatalkan legalisasi
daging anjing tersebut. Kalau beberapa pemberitaan dari yang kita buat Ahok
kan alasannya supaya semacam lokalisasi. Tapi faktanya pemasalahan
sebenarnya legalisasi daging anjing itukan pada pengawasan. Contoh kasus
kaya kasus miras deh, miras di jual bebas di minimarket-minimarket, tapi
karena pengawasannya ga ketat itu anak SMP, SMA dengan bebasnya
membeli miras. Hal serupa ditakutkan ketika aturan legalisasi daging anjing
ini dikeluarkan tanpa ada pengawasan yang ketat yang selama ini menjadi
problem dari Pemprov DKI, ketika tidak ada pengawasan yang ketat bisa saja
karena daging anjing murah kemudian daging sapi mahal akhirnya pedagang
berbuat curang menjual daging anjing yang dimanipulasi dengan menjadi
daging sapi.Seharusnya ga perlu adanya pergub, karena aturannya sudah ada
dimana Ahok sendiri mengakui bahwa memang peredaran rabies di Jakarta
menurun. Artinya kan gak ada alasan untuk menerbitkan peraturan, kalau
alasan Ahok untuk mencegah rabies dia pernah mengatakan bahwa tingkat
rabies di Jakarta tuh sudah menurun artinya kan sudah efektif. Jadi tidak perlu
lah pergub tersebut.
9. Apakah ada ideologi yang menjadi acuan dari wartawan ketika
menyusun fakta menjadi sebuah berita di Republika Online?
Jawaban :
Kalau bicara ideologi ya banyak pembaca yang mengaitkan bahwa media
Republika itu ideologi nya Islam.Tapi sejak pendiriannya ketika Parni Hadi
mengumumkan pendirian Republika secara tegas menjelaskan bahwa
Republika adalah media umum atau media nasionalis bukan media agama.
Banyak nya rubrik-rubrik Islam karena latar belakang kita pembacanya adalah
muslim. Jadi, kita coba mengakomodir kepentingan-kepentingan umat
Islam.Jadi, bukan berati kita media Islam. Karena kalau kamu
bandingkanporsi berita Nasional dengan berita keislaman, gak misalkan 90%
berita Islam tapi hampir seimbang.
10. Apakah ada ketentuan khusus ketika menentukan narasumber
pemberitaan terkait rencana Ahok mengeluarkan pergub tentang
peredaran daging anjing di Jakarta?
Jawaban :
Pasti ada penentuan. Maksutnya ketika misalkan kasus leglalisasi daging
anjing maka narsum yang kita ambil yang sesuai dengan isu kita. Misalkan
dari DPRD gimana tanggapannya, tanggapan dari Umat Muslim dan tokoh-
tokoh agama karena kan ini berkaitan degan daging anjing yang diharamkan
oleh Islam. Ketika kita ambil isu ini kita coba megambil dari berbagai macam
segi. Itu yang menentukan siapa narsum yang akan kita ambil.
11. Mengapa pada berita tersebut Republika Online hanya mengambil satu
narasumber?
Jawaban :
Karena ini Hot Topic jadi isu ini berhari-hari.Misalnya pada hari pertama kita
narsum nya dari tokoh-tokoh umat Islam itu kita ga hanyangambil dari
NU.Misalnya ada tiga reporter. Oke kamu garap dari NU nya, kamu dari
Muhamadiyah nya bahkan dari tokoh-tokoh muslim yang di luar dari NU dan
Muhamadiyah.
12. Bagaimana pendapat Republika Online mengenai rencana Ahok ingin
menerbitkan Pergub tersebut?
Jawaban :
Tidak krusial menurut saya karena alasan Ahok untuk membatasi tingkat
rabies di DKI padahal faktanya Ahok sendiri bilang bahwa tingkat rabies di
DKI sudah menurun. Artinya kan pengawasan terhadap peredaran daging
anjing itu udah bisa dilakukan. Artinya aturan yang sudah berlaku sudah bisa
diterapkan. Jadi tidak perlu ditambahkan Pergub baru atau aturan baru itu bisa
menimbulkan kekhawatiran diwarga muslim soal peredaran daging anjing itu
sendiri.
13. Apakah ada penekanan tertentu sehingga Republika Online
mengarahkan pembaca terhadap satu kesimpulan antara pro atau
kontra terhadap pemberitaan rencaa Ahok tersebut?
Jawaban :
Ya jelas, jadi kan ketika kita menetapkan isu ini kita sudah tau nih isu ini mau
dibawa kemana nih. Nah target kita menggagalkan pergub tersebut. Artinya
kan kalo seandainya Ahok jadi menerbitkan peraturan daging anjing
berbahaya bagi umat Islam. Ketika umat Islam ke pasar ingin membeli daging
sapi ternyata beli daging anjing kan sangat berbahaya sekali.
Narasumber
(Didi Purwdadi)
Nama : Heru Margianto
Jabatan : News Assistant Managing Editor
Hari/ Tanggal : Jumat, 20 Mei 2016
Tempat Wawancara : Gedung Kompas Gramedia, Jl. Palmerah
Selatan No.22-28 Jakarta 10270
1. Bagaimana cara menentukan sebuah berita layak atau tidak untuk
diberitakan?
Jawaban:
Dalam jurnalistik ada yang disebut nilai berita.Sebuah informasi dikatakan
layak untuk di beritakan kalau mempunyai nilai berita.Misalnya
prominencesiapa yang mengatakan tokoh berpengaruh atau engga, apakah
pendapatnya punya dampak atau engga terhadap masyarakat. Lalu juga soal
timeless yait waktu update atau engga peristiwanya. Ada juga soal proximity
kedekatan peristiwa dengan masyarakat pembacanya.Nilai-nilai umum dalam
jurnalistik atau nilai berita itu adalah kriteria berita layak atau tidak layak.
2. Apa saja yang dipertimbangkan sebuah berita layak dijadikan sebuah
headline?
Jawaban :
Kami punya namaya google analytics.Google analytics itu sebuah mesin dari
google yang bisa mengidentifikasi secara realtime sebuah berita itu seberapa
banyak dibaca.Kami bisa mengidentifikasi secara langsung. Oh berita ini laku
banget. Nah berita-berita yang ramai biasanya kami jadikan headline untuk
menarik perhatian public. Selain itu tentu saja berita-berita yang kami anggap
punya dampak atau punya nilai berita yang sangat tinggi kami rasa public
harus tau.
3. Dalam sebuah berita terdapat grafik atau foto yang dicantumkan.
Bagaimana cara melakukan penilaian pencantuman hal tersebut pada
sebuah berita?
Jawaban :
Penting dan tidak penting.Penting dalam artiaan bahwa foto itu bisa
memberikan nilai tambah pada berita sehingga pembaca bisa mendapatkan
gambaran secara real bagaimana situasi dilapangan atau juga foto memiliki
arti orang jadi tau siapa sih yang ngomong.Misalnya ada seorang tokoh,
pengamat atau anggota DPR lalu kita tampilkan tokohnya.Kalo engga kita
tampilkan fotonya orang gatau yang namanya Fadli Zon tuh kaya gimana sih.
Nah kalo ada gambarnya orang akan tau Fadli Zon itu seperti apa.
4. Mengapa dalam berita Pemprov DKI Jakarta Akan Bantah Akan
Legalkan Daging Anjing Konsumsi tidak dicantumkan grafik atau foto?
Jawaban :
Kemungkinan karena ga nemu orangnya atau kalo seandainya di kasih
ilustrasi anjing kok kayanya engga pas. Ini sepertinya kami engga punya stock
foto yang mewakili berita.
5. Apa alasan Kompas.com memilih judul “Pemprov DKI Jakarta Bantah
Akan Legalkan Daging Anjing Konsumsi”?
Jawaban :
Karena yang paling penting dari seluruh pernyataan Sri Hartati adalah ini.
Kan sebelumnya ada berita ada wacana akan dilegalkan, ini kan kemudian
keputusan final bahwa ternyata engga ada pelegalan. Ini mengklarifikasi
pemberitaan yang ada sebelumnya.
6. Apakah pemilik media ikut berkontribusi terhadap kebijakan redaksi?
Jawaban :
Engga ada.Sepenuhnya idependen keputusan sidang redaksi di
Kompas.com.Pemilik media engga pernah campur tangan.Pemilik media tuh
keluarga pak Jacob gapernah campur tangan sedikitpun.Dan gapernah ada
berita yang engga pas menurut mereka.Sepanjang karir saya di Kompas.com
engga pernah ada pernyataan pemilik media bahwa berita ini engga
pas.Sepenuhnya diserahkan kepada independensi redaksi.
7. Saat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengeluarkan
wacana ingin menerbitkan peraturan daerah terkait daging anjing di
Jakarta. Menurut Kompas.com apa hal menarik dari wacana tersebut
sehingga dijadikan pemberitaan?
Jawaban :
Ada dua hal.Pertama, subtansi dari wacana itu.Subtansi nya itu sebenarnya
bukan soal pelegalan daging anjing tapi pengawasan terhadap penyakit
rabies.Lalu yang kedua, ini jadi menarik diperbincangkan karena daging
anjing itu sebenarnya kontroversi dikalangan masyarakat. Seperti di
masyarakat muslim dan pecinta anjing. Pecinta anjing itu sangat menentang
yang seperti ini. Nah, ini pasti akan menjadi perhatian publik. Oleh karena itu
kami menganggap ini punya nilai berita untuk disampaikan.
8. Seberapa penting unsur 5w+1h dalam sebuah berita?
Jawaban :
Itu kan nilai standar wajib yang harus ada di setiap berita dalam prinsip-
prinsip jurnalistik itu hal yang harus dituliskan. Itu sangat penting dan bagian
yang tidak bisa di abaikan.
9. Apakah ada ideologi yang menjadi acuan dari wartawan ketika
menyusun fakta menjadi sebuah berita di Kompas.com?
Jawaban :
Kebeneran, independensi, objektivitas, tidak berpihak kepada satu
kelompok.Ideologi nya lebih nasionalis, prularis, demokrasi, universalitas,
keberagaman, kemanusiaan.
10. Apakah ada ketentuan khusus ketika menentukan narasumber
pemberitaan terkait rencana Ahok mengeluarkan pergub tentang
peredaran daging anjing di Jakarta?
Jawaban :
Ketentuannya umum.Pada sebuah peristiwa bukan hanya ini kita menentukan
narasumber pasti kompeten terkait dan kredibel terhadap wacana yang sedang
kita beritakan intinya itu.
11. Bagaimana menentukan narasumber yang bersikap netral?
Jawaban :
Kami melihat orang-orang yang mempunyai cara pandang objektif pada
sebuah peristiwa. Biasanya kalau kita kenal dengan banyak narsumber kita
bisa tau kecondongan orang ini begini, orang itu begitu.Maka terhadap sebuah
peristiwa lalu kita memilih yang benar-benar bisa memberikan pendapat yang
objectif.Kami engga ingin pemberitaan kami itu condong kesini, condong
kesana.Kalaupun condong pada hal tertentu kami ingin condongnya pada
kebenaran.Pada objektivitas sehingga publik dapat mendapatkan informasi
yang benar.
12. Bagaimana pendapat Kompas.com mengenai rencana Ahok ingin
menerbitkan Pergub tersebut?
Jawaban :
Kami sih netral-netral aja.Kami tidak dalam posisi mendukung atau tidak
mendukung. Kami hanya menyampaikan apa yang menjadi wacana dan apa
yang kemudian di putuskan oleh Pemprov DKI. Menurut kami sendiri
kebijakan itu bisa baik bisa tidak.bisa baik dalam pengertian itu betul harus di
awasi peredaran rabiesnya ini. Karena kalau tidak ada peraturan yang
memayungi ini, nanti pengawasannya menjadi sulit.Maka dari itu kami
melihat baik.Kami tidak mengambil posisi mendukung atau tidak, kami
melihat ada sesuatu yang positif dari pemberitaan itu.Kami netral.
13. Apakah ada penekanan tertentu sehingga Kompas.com mengarahkan
pembaca terhadap satu kesimpulan anatara pro&kontra terhadap
pemberitaan rencaa Ahok tersebut?
Jawaban :
Kami menyajikan objective, seluruh pandangan yang menyeluruh terhadap
persoalan ini.
Narasumber
(Heru Margianto)
Rabu, 30 September 2015, 10:48 WIB
Ahok akan Legalkan Daging
Anjing, NU: Melukai Umat Islam Rep: DR Meta Novia/ Red: Erik Purnama Putra Republika/Yasin Habibi
Anjing (ilustrasi).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama
alias Ahok berupaya melegalkan peredaran daging anjing di Jakarta. Itu dilakukan
dengan upaya penerbitan Peraturan Gubernur (Pergub) yang khusus mengatur tentang
peredaran daging anjing di Jakarta.
Ketua Presidium Kaukus Perempuan Muda NU Susianah Affandy mengatakan,
dalam Islam pedoman untuk mengonsumsi makanan prinsipnya halalan toyiban.
Artinya, makanan yang dikonsumsi harus halal dan baik. "Jadi halal saja tidak cukup.
Selain halal harus baik," katanya, Rabu (30/9).
Dia mencontohkan, ayam tiren itu ayamnya halal. Namun, karena mati kemarin
ayamnya tidak baik, ayam tiren tak boleh dikonsumsi. "Apalagi daging anjing yang
jelas haram, kalau peredaran daging anjing dilegalkan, kebijakan itu akan melukai
umat Islam," ujar Susianah.
Logikanya, terang Susianah, tidak dilegalkan saja banyak beredar makanan haram
dan tak laik konsumsi. Apalagi, kalau peredaran daging anjing dilegalkan dengan
regulasi, akan makin banyak beredar
Pemprov DKI Jakarta Bantah Akan Legalkan Daging Anjing Konsumsi abu, 30 September 2015 | 11:14 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan
(KPKP) Pemprov DKI Jakarta menyayangkan merebaknya opini akan ada pelegalan
daging anjing yang terkait adanya rencana peraturan gubernur (pergub) yang
mengatur daging anjing konsumsi.
Pihak Dinas KPKP membantah bahwa pergub tersebut akan dijadikan landasan
melegalkan daging anjing konsumsi di Ibu Kota.
"Oh enggak, belum apa-apa, kadang-kadang media melebih-lebihkan. Orang belum
ada pergubnya udah bilang melegalkan," kata Kepala Bidang Ketahanan dan
Kesehatan Hewan Dinas KPKP Pemprov DKI Jakarta, Sri Hartati
pada Kompas.com, Rabu (30/9/2015).
Menurut Sri, wacana pergub tersebut sebenarnya difokuskan untuk mencegah
peredaran rabies di Jakarta. Terlebih, berdasarkan data yang didapat Dinas KPKP,
banyak anjing untuk konsumsi dipasok dari kawasan Sukabumi yang merupakan
daerah endemik rabies.
"Tujuan utamanya sebenarnya untuk kesehatan, pengendalian penyakit rabies. Itu
saja. Yang lain tidak ada ya. Nanti gimana pengaturannya kita akan undang pihak-
pihak terkait dari berbagai aspek agar tepat sasaran," lanjut Sri.
Provinsi DKI Jakarta telah bebas dari endemik rabies sejak tahun 2004. Berbagai cara
dilakukan untuk mencegah virus rabies kembali masuk ke Ibu Kota. Salah satunya
dengan pengadaan vaksinasi pada anjing-anjing di Jakarta.
Belakangan, Pemprov DKI juga akan meningkatkan pencegahan rabies dengan cara
menerbitkan pergub yang mengontrol penyebaran daging anjing konsumsi.
Pada kesempatan berbeda, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
menyatakan untuk mengatur peredaran daging anjing tidak diperlukan pergub
khusus. [Baca: Ahok: Tak Perlu Pergub untuk Awasi Peredaran Anjing Rabies]
"Enggak perlu ada pergub. Kemarin kan saya bilang, saya bukan mempersoalkan
konsumsi daging anjingnya. Tapi laporan warga banyak anjing rabies dari luar kota
masuk ke Jakarta," kata Basuki, di Balai Kota, Rabu (30/9/2015). [Baca: Ahok:
Kalau Tiap Hewan Dikasih Pergub, Capek Saya... ]
Wawancara dengan Bapak Didi Purwadi, Asisten Redaktur Pelaksana ROL
pada 9 Mei 2016 di Gedung Republika Online
Wawancara dengan BapakHeru Margianto, News Assistant Managing Editor
Kompas.com pada 20 MEI 2016 di Gedung Kompas.com