analisis film dmc
TRANSCRIPT
Nama : Ady Setiawan
NIM / Kelas : 11714043 / 2011 A
Mata Kuliah : Psikologi Umum
Analisis Film
Tema : Prasangka
Film : Dalam Mihrab Cinta
A. Profil Film
Nama Film : Dalam Mihrab Cinta
Landasan Karya : Habiburrahman el-Shirazi
Produksi : PT. Duta Cahaya Utama
Sensor : Lulus Sensor No. 1616/VCD/R/PA/4.2016/2011.
Dikeluarkan : Tanggal 5 April 2011
Keterangan : Remaja
Artis : Dude Harlino, Asmiranda, Meyda Sefira, dll
B. Sinopsis Film
Film yang diluncurkan berdasarkan karya penulis terkenal Habiburrahman
el-Shirazi Ini, mengisahkan tentang kisah seorang Pemuda yang bernama Syamsul.
Kisahnya diawali di sebuah podok pesantren di Kediri. Namun, kesejukan lingkungan
pesantren yang ia fikirkan ternyata tidak bertahan lama, ia digoncangkan dengan
badai fitnah dan kedustaan yang sebenarnya dibuat-buat oleh temannya sendiri,
Burhan. Burhan tidak mau Syamsul merebut reputasi yang telah ia miliki sekarang.
Terpenting lagi, dia khawatir adik pak Kyai, Zizi. Wanita yang anggun, catik dan
solehah itu akan tergoda pada Syamsul. Yang tentunya hal itu akan merusak usaha
Burhan untuk mendekati wanita tersebtut. Bagaimana kisah lengkap dari cerita ini.
Fitnah apa saja yang diluncurkan, dan bagaimana respon orang-orang yang berada di
sekeliling Syamsul. Kemudian apa saja yang Syamsul lakukan setelah tertimpa fitnah
yang begitu menyakitkan itu. Untuk mengetahuai lebih dalam, langsung saja kita
analisis isi dari potongan film tersebut.
C. Analisis Film
Setelah membaca synopsis film secara singkat, dilanjutkan dengan
pengamatan langsung dengan menonton film tersebut mulai awal hingga akhir.
Maka kami dapat menyimpulkan beberapa hal sekaligus dapat mengambil ibrah dari
penerbitan film tersebut. salah satu isi film yang kami soroti adalah mengenai sikap
yang ditunjukkan pada awal pembukaan film. Keadaan ketika Syamsul masih berada
di kota Kediri, untuk menimba ilmu di salah satu pondok pesantren di kabupaten
tersebut.
Kehidupan awal Syamsul di pondok
tersebut sangatlah membawa kesan tersendiri
baginya. Mungkin karena ini merupakan kali
pertama ia mencicipi udara pesantren yang selalu
dikelilingi oksigen pengajian, aroma ketaatan dan
ketawdluan, serta persahabatan yang beraneka
dengan kawan-kawannya dari seluruh penjuru
Indonesia. Asrinya kehidupan yang ia rasakan di awal kedatangan ini ternyata tidak
bertahan lama. Hal ini disebabkan tragedy yang menimpanya sehingga
menngharuskan ia untuk segera pamit dengan tidak hormat dari lingkungan pondok
pesantren tersebut. mengapa bisa demikian?
Kisah ini sebenarnya berawal pada prasangka seorang teman baru Syamsul,
Burhan namanya. Ia berprasangka bahwa kehadiran Syamsul di pondok tersebut
akan membawa petaka baginya, mungkin karena ia telah mendapat posisi yang
cukup penting di pondok, selain itu ia pun tengah mengincar adik pak kyai, Zizi. Ia
khawatir kedatangan Syamsul akan merebut semua aset yang dimiliki dan target
yang ia incar tersebut. bermula dari prasangka buruk ini, Burhan pun mulai
luncurkan meriam kedustaan pada Syamsul. Bagaimana pun caranya, yang
terpenting Syamsul segera sirna dari ma’had, pikirnya.
Kedustaan pertama dilancarkan ketika selepas pengajian kitab. Burhan
meminta Syamsul untuk mengambilkan dompetnya yang berada di lemari Burhan
tadi. Bersamaan itu, sementara Burhan telah menyiapkan teman-temannya di kamar
sebagai spy atau mata-mata yang seolah akan memergoki Syamsul sedang
mengambil uang Burhan tadi. Mendengar permintaan temannya, Syamsul pun
dengan senang hati melakukan permintaan tersebut, tanpa menyangka bahwa
sekarang ia akan segera masuk ke mulut buaya. Ketika Syamsul telah tiba di kamar,
ia pun segera membuka kotak Burhan dan membuka dompet sekaligus mengambil
beberapa potongan uang sesuai pesanan Burhan. Ternyata, teman-teman Burhan
yang bersekongkol tadi telah siap menerkan Syamsul dari belakang. Tiba-tiba saja
mereka berteriak “maling…maling…”, selain itu, mereka pun langsung membodem
Syamsul dengan pukulan-pukulan yang menghantam wajahnya dengan bebas. Tidak
cukup disitu, mereka menyeret syamsul ke tengan asrama agar terlihat oleh temen-
temen yang lainnya. Sehingga semakin banyak yang memukulinya. Tanpa piker
panjang, santri-santri lain yang melihat kejadian tadi pun langsung ikut berpartisipasi
dalam memberikan tonjokan di sekujur badan Syamsul. Kini syamsul tidak berdaya
lagi, di tengah ketidak berdayaannya ternyata tidak ada satu orang pun yang percaya
padanya, dengan mendengar penjelasannya atau melerai perkara tersebut. dan
pukulan ini berahkir di dalam suatu gudang dimana biasanya santri yang melangggar
diasingkan. Disana Syamsul diasingkan smentara dan digembok kuat dalam
bangunan reot dan mungil tersebut.
Melihat keadaan seperti itu, tidak ada hal lain yang Syamsul perbuat kecuali
hanya berdo’a pada-Nya. Agar seluruh santri bisa mendengar suaranya,
mendengarkan kisah sebenarnya, meminta agar musibah ini segera berakhir. Tidak
lama berselang waktu, pimpinan pondok datang menghampiri Syamsul yang
terduduk lesu. Beliau mengintrogasi tentang apa yang telah terjadi dan apa yang
sebenarnya telah dilakukan Syamsul. Jawaban Syamsul hanya satu maksud, bahwa
dengan sebenar-benarnya ia tidak mencuri dan ini hanyalah fitnah belaka. Pimpinan
tidak serta merta percaya dengan jawaban yang tampak sepihak tersebut. kemudian
beliau pun bertanya pada Burhan yang kebetulan datang ke gudang tersebut
bersama teman karibnya. Karena Burhan berada pada posisi sebagai korban yang
memilki dompet tersebut. Namun sebaliknya, jawaban Burhan malah menyalahkan
jawaban Syamsul. Ia yakin bahwa Syamsul akan mengambil dompetnya. Padahal
sebenarnya Burhan lah sendiri yang menyuruh Syamsul untuk mengambilkan
dompetnya.
Ringkas kisah, Syamsul diusir dari pondok. Usaha Burhan pun berhasil
dengan kebohongannya tadi. Namun Syamsul enggan pulang ke rumahnya di
Pekalongan, karena ia sadar tidak satupun keluarganya yang akan percaya padanya,
mungkin hanya kasih sayang seorang Ibu dan adik perempuannya yang masih agak
sepihak padanya. Melihat fakta demikian, ia memilih pergi ke Jakarta untuk
merantau dan mencari kehidupan baru sehingga suatu saat nanti ia mampu
membuktikan bahwa dia bukanlah maling seperti yang dituduhkan dan dia hanyalah
korban fitnah belaka yang teraniaya. Hampir seluruh pihak, baik di keluarga maupun
di pondok pesantren semuanya tidak ada yang percaya lagi padanya. Semuanya
berprasangka bahwa benar ia adalah seorang maling. Padahal Burhan lah yang
sebenarnya berada dibalik kejadian ini.
Sebagai kesimpulan sesuai dengan analisis film yang diingingkan. Maka, kami
simpulkan bahwa diawal film “Dalam Mihrab Cinta” ini mengfokuskan pada
perbincangan tentang prasangka. Dalam hal ini prasangka buruk, prasangka yang
muncul ketika hanya melihat kasat mata saja. Tanpa mendengar penjelasan dan
mencari kejelasan yang terjadi terlebih dahulu. Memang, prasangka buruk awal yang
terjadi pada Burhan ternyata dapat membuahkan prasangka-prasangka buruk yang
menular pada orang lain. Inilah efek dasyat yang ditimbulkan oleh suatu prasangka
buruk yang tumbuh dalam seorang insane. Tidak hanya berakibat pada diri sendiri,
akan tetapi dapat ditularkan kepada orang lain. Benar kata bijak jawa mengatakan
“apik ketitik, olo ketoro” artinya perbuatan baik tidak terlalu tampak, akan tetapi
perbuatan jelek akan mudah tersebarkan.