analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ......saya yang bertanda tangan dibawah ini : nama : a....
TRANSCRIPT
i
i
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN SEKTOR
BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2017-2019
SKRIPSI
Oleh
A. YULIANTI
NIM 105731130616
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020
ii
ii
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN SEKTOR
BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2017-2019
A. YULIANTI
105731130616
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi (S1)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
iii
MOTTO
“Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada
kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari
suatu urusan, tetap lah bekerja keras (untuk urusan
yang lain).” (Qs 94:6-7)
“Orang bilang halangan, kita anggap itu tantangan.
Orang bilang hutan rimba, kita bilang jalan raya.
Orang bilang nekat, kita bilang nikmat. Orang
bilang jalan buntu, kita bilang mainan baru.
“(Anonim)
“Kamu tidak bisa kembali dan mengubah masa lalu,
maka dari itu, tatap lah masa depan dan jangan
buat kesalahan dua kali “(Anonim)
“sedikit pengetahuan yang diterapkan jauh lebih
berharga ketimbang banyak pengetahuan yang tak
dimanfaatkan” (Kahlil Gibran)
Kupersembahkan untuk:
Untuk Ibundaku Andi Tenri Awaru
yang terhebat
Keluarga tercinta
Sahabat-sahabatku yang terkasih (Girls)
Kampus biru
Dan untuk semua orang yang
menanyakan kapan saya wisuda
FAKULTAS EKONOMl DAN BlSNlS
UNIVERSlTAS MUHAMMADlYAH MAKASSAR JI. SuItan AIauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
iv
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
JuduI PeneIitian : “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kebijakan Dividen pada Perusahaan Sektor Barang
Konsumsi yang Terdaftar diBursa Efek Indonesia
Periode 2017-2019”.
Nama Mahasiswa : A. Yulianti
No. Stambuk/ NlM : 105731130616
Program Studi : Akuntansi
FakuItas : Ekonomi Dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Univesitas Muhammadiyah Makassar
Telah diujikan dan di seminarkan pada tanggal 7 november 2020
Makassar, 07 November 2020 Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Edi Jusriadi, SE, MM Linda Arisanti Razak,SE.,M.SI.AK.CA
NIDN 0922027901 NIDN 0920067702 Tanggal : Tanggal :
Mengetahui
Ketua Program Studi Akuntansi
Dr. Ismail Badollahi, SE. M. Si.Ak.CA.CSP NBM. 107428
FAKULTAS EKONOMl DAN BlSNlS
UNIVERSlTAS MUHAMMADlYAH MAKASSAR JI. SuItan AIauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
v
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi atas Nama A. Yulianti, NIM : 105731130616, diterima dan
disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor: /1442H/2020 M, Pada tanggal
21 Rabiul Awal 1442 H/07 November 2020 M, sebagai salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
21 Rabiul Awal 1442 H Makassar,
07 November 2020 M
PANITIA UJIAN
1. Pengawas Umum : Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag (…….......…….)
(Rektor Unismuh Makassar)
2. Ketua : Ismail Rasulong, SE.,MM (...…….......…..)
(Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)
3. Sekretaris : Dr. Agus Salim HR, SE.,MM (..........………..)
(WD I Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)
4. Penguji : 1. Dr. Agus Salim HR, SE.,MM (….......……….)
2.Linda Arisanty Razak,SE,M.Si,Ak.CA (…….......…….)
3.Idil Rahmat Susanto, S.E, M.Ak (….......……….)
4. Sitti Zulaeha, S. Pd., M.Si (….......……….)
FAKULTAS EKONOMl DAN BlSNlS
UNIVERSlTAS MUHAMMADlYAH MAKASSAR JI. SuItan AIauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
vi
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : A. Yulianti
Stambuk : 105731130616
Jurusan : Akuntansi
Dengan judul :“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kebijakan Dividen pada Perusahaan Sektor Barang
Konsumsi yang Terdaftar diBursa Efek Indonesia
Periode 2017-2019.”
Dengan ini menyatakan bahwa :
Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, November 2020
Yang Membuat Pernyataan
A. Yulianti NIM. 105731130616
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Ismail Rasulong, SE.,MM NBM. 903 078
Ketua Program Studi Akuntansi
Dr. Ismail Badollahi,SE,M.Si.Ak.CA.CSP
NNBM. 107 3428
viii
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah
SWT karena limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul
“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen pada
perusahaan Manufaktur yang Terdaftar diBursa Efek Indonesia Periode
2017-2019” dapat diselesaikan. Pelaksanaan penelitian skripsi ini sedikit
mengalami kesulitan dan hambatan dikarenakan adanya musibah virus Covid 19,
namun berkat kerja keras penulis dan adanya bimbingan dan bantuan dari
beberapa pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada kedua orang tua penulis ayahanda Almarhum A.Tonang dan Ibunda Andi
Tenri Awaru yang senantiasa mendoakan, memberi semangat, perhatian, kasih
sayang dan doa yang tulus tanpa pamrih serta memberikan dukungan baik
secara moril dan material sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan
baik.Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan
cahaya penerang kehidupan didunia dan diakhirat.
Penulis juga menyampaikan banyak terima kasih serta penghargaan
setinggi-tingginya kepada kedua pembimbing Bapak, Dr. Edi Jusriadi, SE, MM
dan Ibu Linda Arisanti Razak, SE.. M.Si., Ak.CA selaku Dosen Pembimbing I
dan Pembimbing II yang telah banyak membantu penulis melalui saran dan kritik
yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini. Begitu pula ucapan terima kasih
banyak disampaikan dengan hormat kepada:
ix
1. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak. CA.CSP selaku Ketua Prodi
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi.
4. Bapak dan Ibu Dosen jurusan akuntansi atas segala jerih payahnya
membimbing dan memberikan bekal ilmu kepada penulis.
5. Seluruh keluarga dan kerabat dekat yang juga tak henti-hentinya
memberikan doa dan semangat kepada penulis
6. Seluruh staff Galery Investasi BEI Universitas Muhammadiyah Makassar
atas bantuannya selama penulis mengadakan penelitian.
7. Seluruh pegawai akademik dan staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar atas perhatian dan pelayanan yang
baik untuk kelancaran skripsi ini.
8. Sahabat-sahabatku “Girls” dan seluruh teman-teman kelas ak.16/H terima
kasih atas dukungan dan obrolan konyolnya yang selalu menghibur penulis
selama kuliah diFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.
9. Para senior, junior, dan saudara seperjuangan Mahasiswa Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
viii
x
Makassar terima kasih atas dukungan dan semangatnya kepada penulis.
10. Serta seluruh pihak-pihak tanpa terkecuali yang telah terlibat dalam
penyusunan skripsi ini, terima kasih atas bantuan dan dukungannya kepada
penulis.
11. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih jauh dari
unsur kesempurnaan, masih banyak terdapat kekeliruan dan kekurangan
yang disebabkan oleh keterbatasan ilmu maupun minimnya pengalaman
yang penulis miliki. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan tugas akhir ini.
12. Semoga segala bentuk bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak
dibalas oleh Allah SWT dan semoga tugas akhir ini dinilai ibadah di sisi-Nya
dan bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya, khususnya pada
lingkungan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar. Akhir kata, semoga segenap aktivitas
yang kita lakukan mendapat bimbingan dan Ridho dari-Nya. Aamiin.
Makassar, September 2020
Penulis
ix
x
ABSTRAK
A. YULIANTI. 2020. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2019). Dibimbing oleh pembimbing I Bapak Edi Jusriadi dan Pembimbing II Ibu Linda Arisanti Razak.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara profitabilitas, likuiditas, dan hutang terhadap kebijakan dividen pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar diBursa Efek Indonesia Periode 2017-2019. adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan eksplanatori. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder dengan sumber data yang berasal dari Bursa Efek Indonesia. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2017-2019. Dan teknik pengambilan sampel menggunakan cara purposive sampling. Metode ini digunakan karena sampel dipilih berdasarkan kriteria yang ditetapkan, jumIah perusahaan yang memenuhi kriteria adalah sebanyak 38 sampel dan diolah menggunakan program SPSS untuk menguji hipotesis.
Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen, karena pada hasil penelitian menunjukkan bahwa jika profitabilitas meningkat, maka kebijakan dividen dalam perusahaan juga meningkat. Begitupun sebaliknya, jika profitabilitas menurun, kebijakan dividen juga akan menurun. Hasil yang berbeda yaitu likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen karena dana pembiayaan kewajiban lancar bisa saja digunakan untuk kewajiban lainnya bukan meningkatkan dividen. Adapun hasil pengujian hutang berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividen karena perusahaan yang memiliki hutang akan dipaksa membayarkan bunga dan hutang sebelum membayarkan dividen jadi semakin tinggi hutang semakin rendah kebijakan dividen.
Kata Kunci : Kebijakan Dividen,Profitabilitas,Likuiditas,Hutang,BEI
xi
ABSTRACT
A. YULIANTI. 2020. Analysis of Factors Affecting Dividend Policy in Consumer Goods Sector Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange 2017-2019). Supervised by First Advisor, Mr. Edi Jusriadi and Second Advisor, Mrs. Linda Arisanty Razak.
This study aims to examine the relationship between profitability, liquidity, and debt on dividend policy in consumer goods sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the 2017-2019 period. As for the approach used in this study is an explanatory approach. The data used in this study is secondary data with data sources from the Indonesia Stock Exchange. The samples in this study are manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2017-2019. And the sampling technique used purposive sampling. This method is used because the sample is selected based on the criteria set, the number of companies that meet the criteria is as many as 38 samples and processed using the SPSS program to test the hypothesis.
The results of this study found that profitability had a significant positive effect on dividend policy, because the results showed that if profitability increased, then dividend policy in the company also increased. Likewise, if profitability decreases, dividend policy will also decline. A different result is that liquidity does not have a significant effect on dividend policy because current liability financing funds can be used for other liabilities instead of increasing dividends. The results of debt testing have a negative and insignificant effect on dividend policy because companies that have debt will be forced to pay interest and debt before paying dividends, so the higher the debt the lower the dividend policy.
Keywords: Dividend, Profitability, liquidity, debt, BEI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ................................................................ x
ABSTRACT ....................................................................................................xi
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................. 8
C. Tujuan penelitian ................................................................................ 8
D. Manfaat penelitian .............................................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORl
A. Teori signalling ................................................................................. 10
B. Pengertian dividen ........................................................................... 12
C. Jenis-jenis dividen ............................................................................ 12
D. Pengertian DPR ............................................................................... 13
xiii
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen ..................... 14
F. Penelitian terdahulu ......................................................................... 18
G. Kerangka pikir .................................................................................. 25
H. Hipotesis ........................................................................................... 29
BAB III METODOLOGl PENELlTlAN
A. Jenis penelitian ................................................................................ 32
B. Lokasi dan waktu penelitian ............................................................. 32
C. Definisi operasional .......................................................................... 33
D. Populasi dan sampel ........................................................................ 34
E. Metode pengumpulan data .............................................................. 37
F. Teknik analisis data.......................................................................... 38
G. Uji hipotesis ...................................................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 42
1. Gambaran Umum Perusahaan .................................................. 42
2. Deskripsi Data Penelitian ........................................................... 52
3. Pengujian Asumsi Klasik ............................................................ 54
a. Uji Normalitas ....................................................................... 54
b. Uji Heteroskedasitas ............................................................ 55
c. Hasil Uji Multikolinearitas ..................................................... 56
d. Hasil Pengujian Hipotesis .................................................... 57
B. Pembahasan .................................................................................... 62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 67
B. Saran ................................................................................................ 68
xiv
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 70
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 18
Tabel 3. 1 Daftar nama perusahaan sampel ........................................................ 35
Tabel 4.1 Deskripsi data penelitian ...................................................................... 53
Tabel 4.2 Hasil uji normalitas ................................................................................ 55
Tabel 4.3 Uji heteroskedastisitas .......................................................................... 56
Tabel 4.4 Uji multikolienaritas ............................................................................... 57
Tabel 4.5 Hasil pengujian hipotesis ...................................................................... 58
Tabel 4.6 Hasil koefisien determinasi ................................................................... 61
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik DPR .......................................................................................... 3
Gambar 2.1 kerangka pikir.................................................................................... 28
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BEI .................................................................... 46
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Data perusahaan
Lampiran 2: hasil uji SPSS
Lampiran 3: Surat penelitian
Lampiran 4: Surat Balasan Penelitian
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perekonomian negara sangat erat hubungannya dengan dunia
investasi yang dapat dilihat dan diukur dengan melihat pasar modal dinegara
masing-masing. Adapun pasar modal ini merupakan tempat bagi para
pemilik usaha memperdagangkan saham guna menambah modal dan di sisi
lain para investor menanamkan dananya berupa surat berharga atau saham
guna menjadi objek tabungan atau menambah kekayaan dengan
mengharap umpan balik dari dana yang di investasikan yang biasanya
berupa dividen atau capital gain, sedangkan manajemen perusahaan
berusaha memberikan kesejahteraan yang maksimal bagi para pemegang
sahamnya dengan membuat keputusan dalam kebijakan dividen sehingga
laba ditahan menjadi lebih rendah, Istiningtiyas (2013)
Para investor sebelum menanamkan modal pada perusahaan
dalam pasar modal juga harus mempertimbangkan secara seksama bahwa
di perusahaan mana saja dia sebaiknya menanamkan modalnya. Untuk
mendapatkan keputusan tersebut, para calon investor atau investor
memerlukan laporan yang merangkum aktivitas perusahaan beserta
keuangan perusahaan yang akan menjadi objek untuk menanamkan
modalnya yaitu laporan keuangan perusahaan tersebut guna melihat
seberapa besar keuntungan yang mungkin di dapatakan di masa mendatang
dan menganalisa kondisi keuangan perusahaan tersebut. Karena tujuan
pemegang saham atau investor dalam berinvestasi mengharapkan tingkat
1
2
pengembalian investasi (return) atau pendapatan terhadap dana yang di
investasikan yang biasanya berupa dividen Rahmawati (2014)
Pihak manajemen kadang kaIa memiliki perbedaan kepentingan.
Pihak manajemen seringkali lebih mengutamakan kepentingan pribadinya.
Di mana pihak pemegang saham tidak menyukai perkara tersebut. Pihak
pemegang saham atau investor beranggapan bahwa pihak manajemen yang
mengutamakan kepentingan pribadinya tersebut akan menjadi salah satu
faktor yang bisa menurunkan atau mengurangi laba pada perusahaan. Hal
seperti ini biasanya sering kali menimbulkan konflik keagenan. Namun,
konflik keagenan bukan berarti tidak dapat di minimalisir.
Konflik keagenan dapat dikurangi menggunakan berbagai
mekanisme salah satunya adalah kebijakan dividen karena pemegang
saham biasanya lebih menyukai dividen yang stabil dibandingkan dividen
yang kadangkala meningkat drastis dan kadangkala turun drastis. Dan ini
biasa dilakukan dengan menggunakan kebijakan dividen. Maka dari itu,
dividen yang stabil akan meningkatkan kepercayaan pemegang saham pada
perusahaan tersebut (Sandy dan Asyik, 2013).
Kebijakan dividen merupakan suatu hal yang wajib ada dan tidak
terpisahkan dari keputusan pendanaan perusahaan. Karena dengan
menggunakan kebijakan dividen, perusahaan akan dapat menentukan
apakah laba atau keuntungan akan dibagikan pada para investor berupa
dividen atau akan menjadi laba yang ditahan sebagai penambahan modal
untuk pembiayaan investasi yang akan datang, Istiningtiyas (2014).
3
Jumlah dividen yang dibagikan kepada para investor tergantung
seperti apa kebijakan dividen diperusahaan sehingga pertimbangan
manajemen sangat diperlukan. Dan salah satu alat ukur yang menunjukkan
besarnya dividen yang dibagikan perusahaan adalah Divident Payout Ratio
(DPR). Semakin tinggi DPR, akan memperbesar Dividen namun disisi lain
akan mengurangi laba ditahan sehingga memperlemah keuangan internal
perusahaan. Sebaliknya semakin rendah DPR akan memperkecil dividen
sehingga dapat merugikan investor dan laba ditahan akan semakin
meningkat sehingga keuangan perusahaan juga semakin meningkat.
Nuraeni (2014)
Salah satu masalah yang menjadi topik perbincangan dalam dunia
perinvestasian adalah dividen kas. Di mana dividen kas ini sering menjadi
kontraversi antara pemegang saham dengan pihak manajemen perusahaan
(Pradana, 2014). Dari semua sektor usaha dilndonesia, salah satu sektor
usaha yang mengalami fluktuasi yang signifikan diukur dengan Divident
Payout Ratio (DPR) dalam pembagian dividen yaitu sub sektor barang
konsumsi. Berikut ini data dividend payout ratio perusahaan sub sektor
barang konsumsi pada 2016-2018:
Gambar 1.1 Grafik DPR Sumber : www.idx.co.id (data teIah diolah penulis)
0
10
20
30
40
GRAFIK DPR
4
Grafik diatas menunjukkan persentase pembagian dividen dari
tahun ketahun mulai dari tahun 2016 – 2018. Sehingga dapat di simpulkan
bahwa pembagian dividen oleh sektor barang konsumsi mengalami
fluktuasi. Karena di lihat pada tahun 2016, pembagian dividen pada sub
sektor ini diniIai sangat menjanjikan bagi pihak investor karena pembagian
dividennya yang diukur dengan Divident Payout Ratio (DPR) sebesar
33,99%. Namun mengaIami fIuktuasi yang sangat signifikan pada tahun
2018 sebesar 27% dari tingkat persentase DPR di tahun 2016 hingga
mencapai persentase Dividen Payout Ratio pada 2017 hanya sebanyak
6,99%. Namun pada tahun 2018 mengalami sedikit peningkatan dalam
persentase DPR sebesar 2,01% dari tahun 2018 sehingga persentase
Divident Payout Ratio di tahun 2018 mencapai angka 9,00%
Ketidak mampuan perusahaan dalam membayarkan dividen
kepada para investor dilandasi dengan berbagai macam kendala yang
menyebabkan turunnya persentase Divident Payout Ratio (DPR). Seperti
kasus yang dialami oleh PT. Akasha Wira lnternational Tbk (ADES),
pembagian dividen tidak dapat dilakukan pada tahun 2017 oleh perusahaan
ini dikarenakan pada tahun tersebut laba perusahaan mengalami
penurunan. Sehingga saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada
perusahaan ADES menghasilkan keputusan akhir bahwa perusahaan ini
tidak membagikan dividen per saham pada laba yang dihasilkan pada
periode tersebut. Adapun rincian laba dari perusahaan ADES dari kinerja
perusahaan pada periode 2017 tercatat laba bersih yang dihasilkan di
sepanjang tahun 2017 hanya mencapai Rp 297 Miliar yang berarti
mengalami penurunan dari tahun 2016 karena pada tahun 2016, tercatat
5
perusahaan ini menghasilkan laba bersih sebesar Rp 299 Miliar yang berarti
mengalami penurunan laba sebesar 2 Miliar. Sedangkan dilihat dari
pendapatan usaha pada tahun 2017 tercatat pendapatan yang diperoleh
sebesar Rp. 2,203 triliun, yang lagi-lagi mengalami penurunan dibandingkan
pada tahun 2016 yang pendapatannya mencapai Rp. 2.276 triliun Merdeka
(2018)
Kasus selanjutnya yang terjadi pada perusahaan Kimia Farma Tbk
(KAEF). Di mana perusahaan ini tidak membagikan dividen pada tahun
2018. Hal ini dikarenakan pada tahun tersebut terdapat peningkatan hutang
yang signifikan serta menurunnya harga saham pada tahun tersebut. di
mana hutang pada perusahaan KAEF pada tahun 2018 mencapai (in million
Rp) 3.757.580 yang berarti mengalami peningkatan dari tahun 2017 yang
hanya mencapai 2.369.507. begitu pun harga saham pada perusahaan ini
yang juga mengalami penurunan pada tahun 2018 yang tercatat hanya
mencapai 40.56 perlembar sedangkan pada tahun 2017 mencapai 58.84.
maka dari itu perusahaan Kimia Farma mengumumkan tidak di bagikannya
dividen pada tahun 2018. Tofler (2017)
Kejadian-kejadian diatas berkaitan dengan kebijakan dividen
dalam beberapa perusahaan. Ini menunjukkan bahwa kebijakan dividen
dalam hal ini diukur menggunakan divident payout ratio (DPR) yang
merupakan hal yang sangat penting bagi berbagai pihak. Baik dari pihak
investor maupun pihak perusahaan itu sendiri. Sehingga faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen ini perlu untuk di analisa dan diidentifikasi.
Maka dari itu diindonesia sendiri sudah banyak yang melakukan penelitian
terkait kebijakan dividen seperti penelitian yang dilakukan oleh Ariyanti
6
(2014), Nurraiman (2014), Muhamdin (2015), Andriani (2016), Baramuli
(2016), Hamdayani (2016), Widi Hastomo (2016), Nur Aqsho (2016),
Adriyanti (2016) dan Martalina (2017). Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan rasio keuangan diantaranya, Rasio profitabilitas, likuiditas dan
rasio aktivitas dalam pengaruhnya terhadap kebijakan dividen.
Beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap kebijakan
dividen diantaranya adalah profitabilitas, likuiditas, kesempatan investasi,
hutang dan lain-lain. Menurut Yasa (2016), rasio yang sering digunakan
dalam menganalisa kinerja dari keuangan perusahaan adalah rasio
profitabilitas, likuiditas dan leverage. semua rasio tersebut merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Profitabilitas merupakan
suatu elemen yang sangat penting bagi perusahaan yang berfokus terhadap
laba. Bagi pemimpin dari sebuah perusahaan, profitabilitas dapat dijadikan
patokan agar mengetahui keberhasilan perusahaannya, sedangkan di sisi
lain, investor menggunakan rasio profitabilitas ini sebagai alat pertimbangan
untuk menanamkan modal dalam perusahaan terkait. maka dari itu,
profitabilitas sangat penting dan sangat dibutuhkan perusahaan dalam
menentukan pembayaran dividen. Karena jumlah dividen sangat dipengaruhi
oleh profitabilitas. Profitabilitas bagi perusahaan adalah di mana perusahaan
menggunakan modal kerja dengan jumlah tertentu untuk menghasilkan
keuntungan atau laba sehingga perusahaan dapat membayarkan dividen
kepada para pemegang saham serta hutang-hutangnya. Baik hutang jangka
panjang ataupun hutang jangka pendek dengan perbandingan, semakin
tinggi tingkat profitabilitas yang dari perusahaan, semakin tinggi pula
kemampuan perusahaan dalam membayar dividen kepada para investornya.
7
Selain itu, likuiditas juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen. Di mana likuiditas merupakan alat untuk
menganalisis kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya dengan tepat waktu. Berdasarkan hasil penelitian dari Eka Putra
(2013), menunjukkan bahwa rasio likuiditas dalam hal ini Current Ratio (CR)
tidak terpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil
penelitian ini berbanding terbalik dengan hasil penelitian Novita Sari, dkk
(2015) yang menjelaskan bahwa likuiditas yang di proksikan dengan Current
Ratio (CR) berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen. Yaitu
semakin besar likuiditas perusahaan, semakin tinggi pula kemampuan
perusahaan dalam membayarkan dividen kepada para investor
Berdasarkan beberapa hasil penelitian tersebut dapat dilihat
bahwa penelitian-penelitian itu mendapatkan hasil yang tidak konsisten
sehingga perlu untuk dikaji serta diteliti kembali mengenai pengaruh rasio-
rasio keungan terhadap kebijakan dividen. Maka dari itu, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul penelitian yaitu
“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar diBursa Efek Indonesia Periode
2017-2019”.
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang dapat ditarik
untuk diteliti adalah sebagai berikut:
1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada
perusahaan sektor barang konsumsi?
2. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada
perusahaan sektor barang konsumsi?
3. Apakah hutang berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada
perusahaan sektor barang konsumsi?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen
pada perusahaan sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEl Periode
2017-2019
2. Untuk mengetahui pengaruh liabilitas terhadap kebijakan dividen pada
perusahaan sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEl Periode 2017-
2019
3. Untuk mengetahui pengaruh hutang terhadap kebijakan dividen pada
perusahaan sektor barang yang terdaftar di BEl 2017-2019
9
D. Manfaat Penelitlan
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini, diharapkan dapat menjadi bahan pembeIajaran dan
pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan
dividen pada perusahaan
2. Manfaat praktis
a. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan
dividen yang akan diambil
b. Bagi investor, penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan
bagi para investor untuk mengambil keputusan investasi
c. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan
dividen
10
BAB II
LANDASAN TEORl
A. Teori signalling
Teori yang mendasari kebijakan dividen adalah teori pensinyalan
(signaling teory) yang di cetuskan oleh Ross ditahun 1977. Teori ini
merupakan teori yang membahas tentang fluktuasi atau naik turunnya harga
pasar sehingga akan mempengaruhi keputusan investor atau pemegang
saham. Karena informasi apapun tentang kondisi saham atau perusahaan
akan selalu memberikan efek terhadap keputusan investor sebagai pihak
yang menangkap signal baik positif ataupun negatif. (Hanafi: 2016)
Signalling teory ini juga berpendapat bahwa dividen digunakan
sebagai sinyal (signal) oleh perusahaan. Jika perusahaan memiliki prospek
bahwa keadaan dimasa mendatang baik, dan pendapatan, aliran kas akan
meningkat atau dalam keadaan mampu meningkatkan pembayaran dividen,
maka perusahaan akan meningkatkan pembayaran dividen kepada para
investornya. Dan tentu haI ini, membuat pasar merespons positif
pengumuman kenaikan dividen tersebut. Namun sebaliknya, jika persahaan
memiliki prospek bahwa kondisi dimasa mendatang menurun, pembayaran
dividen oleh perusahaan tersebut juga akan menurun. Sehingga pasar akan
merespon negatif pengumuman penurunan dividen tersebut. Dari hal ini
dapat disimpulkan bahwa dividen memiliki kandungan informasi yaitu prospek
perusahaan di masa mendatang (Hanafi: 2016) .
Tanggapan para pemegang saham terhadap sinyal positif dan negatif
akan sangat mempengaruhi kondisi pasar. Para investor akan memberikan
10
11
berbagai reaksi dalam menanggapi sinyal tersebut. Diantaranya para investor
akan memburu saham yang dijual atau melakukan tindakan yaitu tidak
bereaksi seperti “wait and see” atau menunggu dan melihat perkembangan
yang ada kemudian. Dan harus dipahami bahwa tindakan “wait and see” ini
bukan sesuatu yang tidak baik ataupun salah. Namun tindakan ini dilihat
sebagai reaksi investor agar menghindari resiko yang lebih besar karena
faktor pasar yang belum memberi keuntungan atau berpihak padanya. Maka
dari itu, teori persinyalan (signaIing teory) menjadi hal yang sangat penting
terhadap kinerja keuangan perusahaan. (Fahmi :2015).
Menurut signalling teory, kebijakan dividen dipengaruhi oIeh
profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, leverage sebagai variabel
interveaning.
B. Pengertian Dividen dan Kebijakan Dividen
Dividen merupakan pendistribusian atau pembagian keuntungan
(laba) yang diperoleh perusahaan kepada para pemegang saham yang
berbanding dengan jumlah saham yang dimiliki para investor. Dividen dapat
berupa cash atau dalam bentuk saham. Pembagian saham ini biasanya
dilakukan setiap tiga bulan dan dapat dibayarkan hanya dari laba ditahan dan
bukan dari modal yang ditanamkan. Menurut Abdul Halim (2015), dividen
merupakan alat yang memberikan spekulasi bagi para investor tentang
keadaan perusahaan dimasa yang akan datang. Dividen dapat
menyampaikan pengharapan–pengharapan manajemen mengenai prestasi
masa depan. Menurut Ahmad Syafi’i Syakur (2015), dividen merupakan
pembagian keuntungan yang berasal dari laba ditahan perusahaan dan
dibagikan kepada para investor sebagai keuntungan dalam berinvestasi di
12
perusahaan tersebut. Menurut Mamduh M. Hanafi (2016) dividen merupakan
kompensasi yang diterima para investor selain dari capital gain. Berdasarkan
dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa dividen adaIah laba
yang dibagikan kepada para pemegang saham (investor) atas modal yang
ditanamkan dalam perusahaan.
Kebijakan dividen adalah sebuah metode yang dilakukan perusahaan
untuk mencapai keputusan terkait dividen. Seperti apakah laba akan
dibagikan kepada para investor berupa dividen ataukah laba akan ditahan
sebagai laba ditahan untuk membiayai investasi di masa mendatang.
Kebijakan dividen sangat berpengaruh terhadap perusahaan yang
membayarkan dividen maupun investor. Para investor umumnya
menginginkan pembagian dividen yang stabil karena akan mengurangi
ketidak pastian akan hasil yang diharapkan dari investasi yang dilakukan.
(Chomsatu : 2015)
C. Jenis-Jenis Dividen
Dividen merupakan salah satu keuntungan yang didapatkan para
pemegang saham yang telah menanamkan modal pada perusahaan di pasar
modal. Pembagian dividen dapat diterima dalam bentuk tunai (cash) maupun
dalam bentuk saham yang diberikan perusahaan bahkan ada juga yang
diterima dalam bentuk property. Menurut Fahmi (2014) ada beberapa jenis
dividen yang merupakan realisasi dari pembayaran dividen diantaranya:
1) Dividen tunai (cash dividend), yaitu dividen yang dibayar dalam bentuk
uang tunai atau dividen yang dinyatakan dan dibayarkan pada jangka
waktu tertentu dan dividen tersebut berasal dari dana yang diperoleh
secara Iegal
13
2) Dividen saham (stock dividend), yaitu dividen yang dibayar dalam bentuk
saham dan proporsi tertentu,
3) Dividen property (property dividend), yaitu distribusi keuntungan
perusahaan dalam bentuk property atau barang.
4) Dividen likuidasi (liquidating dividend), yaitu distribusi kekayaan
perusahaan kepada pemegang saham dalam hal perusahaan tersebut
dilikuidasi
D. Pengertian Dividend Payout Ratio
Menurut Hardiningsih (2015) Dividen Payout Ratio (DPR) adalah alat
untuk mengukur kebijakan dividen. Pengukuran kebijakan dividen yang
diproksi oleh divident payout ratio adalah membandingkan antara dividen
yang dibayarkan dengan laba bersih yang diperoleh dan biasanya disajikan
dalam bentuk presentase. Dividen akan dibayarkan dalam jumlah yang kecil
apabila laba ditahan perusahaan yang digunakan untuk membiayai
kebutuhan operasional dalam perusahaannya dalam jumlah yang besar.
Sebaliknya, jika perusahaan lebih memilih mengurangi porsi laba ditahan
sebagal pendanaan operasional perusahaan, maka pembayaran dividen juga
akan lebih besar. Menurut Rusdan, (2015) kebijakan dividen yang diukur
dengan DPR yaitu variabel yang merupkan nilai dan besarnya dividen yang
dibayarkan dihitung dengan cara mengalikan jumlah saham yang ada dengan
dividen yang dibayar dan dibagi dengan pendapatan bersih
14
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
1) Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh
laba dari kegiatan operasianal perusahaan seperti aktifitas penjualan,
total aset, ataupun modal sendiri. Umumnya, perusahaan lebih menyukai
jika pendapatan yang diperoleh digunakan sebagai pendanaan utama
untuk investasi. Namun, apabila tidak dapat menggunakan pembiayaan
dari perusahaan maka aIternatif lain yang digunakan adalah dengan
mengeIuarkan hutang, kemudian mengeluarkan saham baru sebagai
alternatif lain dalam pendanaan.
Menurut Kasmir (2016:196) profitabilitas merupakan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba. Laba dalam perusahaan sangat
perIu diukur dikarenakan laba seringkali menjadi salah satu ukuran
kinerja dalam perusahaan. Ukuran kinerja dapat dilihat dari jumlah laba
yang dihasilkan. Apabila laba yang dihasilkan relatif tinggi maka dapat
dikatan kinerja dalam perusahaan tersebut dalam keadaan baik.
Sebaliknya jika jumlah laba yang dihasilkan dalam periode tertentu relatif
rendah maka dapat dikatakan pula bahwa kinerja peusahaan kurang baik.
Selain itu laba perusahaan juga merupakan elemen dalam menciptakan
nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan dimasa
mendatang. Laba yang dihasilkan perusahaan juga sering kali
dibandingkan dengan kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aset
dan ekuitas. Perbandingan ini sering dikatakan rasio profitabilitas.
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilakan laba dari kemampuan dan sumber
15
daya yang dimiliki perusahaan. Yaitu yang berasal dari kegiatan
penjualan, penggunaan aset, ataupun penggunaan modal. Menurut Hery,
(2015) biasanya rasio profitabilitas digunakan sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan perusahaan
2) Likuiditas
Menurut Satrina (2017), Rasio likuiditas merupakan rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
keuangannya atau melihat kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan saat ditagih. Menurut fatmawati (2017), likuiditas
mengacu pada kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Jangka pendek yang dikatakan disini secara konvensional
yaitu dalam jangka waktu hingga satu tahun. Hal tersebut dikaitkan
dengan siklus operasi perusahaan seperti pembelian, produksi, penjualan
dan penagihan. Sukses atau gagalnya perusahaan juga dapat dilihat dari
rasio likuiditas. Penyediaan kebutuhan uang tunai dan sumber dalam
memenuhi kebutuhan tersebut ikut serta menunjukkan sejauh mana
perusahaan itu menanggung risiko
Menurut Hery (2015) rasio likuiditas adalah alat untuk melihat
kemampuan perusahaan untuk melunasi utang jangka pendek atau
kewajiban lancarnya yang akan jatuh tempo atau dapat dikatakan bahwa
rasio likuiditas merupakan alat ukur untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam melunasi atau membayar hutang atau kewajiban
lancarnya. Jika perusahaan mampu membayar kewajiban atau hutang
jangka pendeknya saat jatuh tempo, maka perusahaan tersebut dapat
dikatakan sebagai perusahaan yang liquid
16
Likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancar atau kewajiban jangka
pendeknya. Hal ini yang mendasari likuiditas menjadi pertimbangan
utama dalam penentuan kebijakan dividen. Karena dividen bagi
perusahaan merupakan kas keluar maka semakin besar posisi kas dan
likuiditas perusahaan maka semakin besar pula kemampuan perusahaan
dalam membayar dividen kepada para investornya.
Rasio likuiditas atau kelancaran mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang segera jatuh tempo. Rasio
yang paling umum digunakan untuk menjelaskan likuiditas adalah current
ratio. Yaitu dengan perbandingan semakin besar current ratio
menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban lancarnya termasuk pembayaran dividen yang terutang.
Adapun elemen-elemen yang mempengaruhi current ratio adalah aset
lancar dan hutang lancar. Current ratio adalah rasio yang mengukur
jumlah aset lancar yang dimiliki perusahaan untuk memenuhi hutang
jangka pendeknya dengan menggunakan perbandingan antara aset
lancar dengan utang lancar. Hal ini berkaitan dengan dividen yaitu di
mana semakin tinggi current ratio maka semakin besar pula kemampuan
perusahaan membayar dividen. Namun pembayaran dividen dilakukan
setelah membayar hutang kepada pihak ketiga dengan menggunakan
aset lancar.
3) Hutang
Menurut lrham Fahmi (2013), Hutang merupakan kewajiban
(liabilities) yang dimiliki perusahaan yang bersumber dari pendanaan
17
eksternal baik berupa pinjaman perbankan, leasing, penjualan obligasi
dan sejenisnya. Karena hutang merupakan kewajiban bagi perusahaan,
jadi perusahaan harus melaksanakan kewajiban tersebut dengan tepat
waktu dan apabila dalam pelaksanaannya tidak tepat waktu, maka
perusahaan mungkin akan mendapatkan sanksi atau akibat. Sanksi atau
akibat tersebut dapat berupa pemindahan kepemilikan asset pada suatu
saat.
Hutang merupakan sumber modal perusahaan yang berasal dari
pihak eksternal seperti kreditur yang waktu pembayarannya telah
ditentukan di awal dan harus dibayar kembali atau wajib dipenuhi
perusahaan dalam jangka waktu tersebut kepada pihak eksternal atau
kreditur. Pemenuhan kewajiban atau pembayaran hutang ini dapat
berupa uang atau penyerahan barang/jasa kepada pihak pemberi
pinjaman kepada perusahaan.
Hutang merupakan sumber dana atau pembiayaan eksternal yang
digunakan perusahaan untuk menjadi pendanaan perusahaan. Adapun
debt ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
seluruh kewajiban yang ditujukan oleh beberapa bagian modal sendiri
yang digunakan untuk pembayaran hutang. pada gilirannya akan
mempengaruhi besar kecilnya laba bersih bagi para pemegang saham
termasuk jumlah dividen yang diterima.
18
F. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian ini, ditemukan beberapa penelitian terkait.
diantaranya:
Tabel 2.1 penelitian terdahulu Sumber : dikembangkan oleh peneliti
NO NAMA JUDUL METODE HASIL PENELITIAN
1 Meiryananda Permanasari. Jurnal bisnis dan akuntansi vol.9 tahun 2017
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada perusahaan non keuanagan di Indonesia
Metode analisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan, ukuran perusahaan, aliran kas bebas, pertumbuhan perusahaan, laba perlembar saham, berpengaruh terhadap kebijakn dividen. Variabel lain seperti financial leverage, board independence, likuiditas dan net profit margin
2
Welas, Sudiyatno Yudi Nugroho Jurnal akuntansi dan keuangan Vol. 1 No. 1 ta 2019
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen
Alat analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Pengujian data terdiri dari asumsi klasik
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa TATO dan DTA mempengaruhi DPR sedangkan variabel posisi kas dan ROA tidak berpengaruh terhadap DPR
3 Amalia Apriliani, jurnal bisnis dan akuntansi terapan vol.19 No1a Ta 2017
Factor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur di BEI
Metode analisis yang digunakan daIam peneIitian ini daIah metode regresiberganda
HasiI peneIitian ini menunjukkan bahwa profitabiIitas, ukuran perusahaan, coIIateraI asset dan operating cash Iow per share memiIiki pengaruh terhadap kiebijakan Dividen
19
NO NAMA JUDUL METODE HASlL PENELITIAN
4 Rut Br Ginting dkk JurnaI Akuntansi VoI. 4 No. 1 (2020)
Faktor-faktor yang memepngaruhi kebijakan dividen pada sector trade, service, and investement terdaftar di Bursa Efek Indonesis
Metode anaIisis data daIam peneIitian ini adaIah anaIisis regresi Iinier berganda dengan uji asumsi kIasik
HasiI anaIisis koefisien determinasi diperoIeh niaIi adjust R2 menunjukkan variasi variabIe kebijakan dividen yang dapat dijeIaskam oIeh variasi variabIe profitabiIitas (net profit margin), ukuran perusahaan (firm size) Ieverage
debt quity ration, dan Iikuiditas (cash ratio)sebesar 3,1 % sedangkan sisanya sebesar 96,9% dijeIaskan oIeh variabIe-variabeI Iainnya
5 Febrianto Frans Deni, dkk JurnaI ApIikasi Manajemen VoI.14 No.2 tahun 2016
AnaIisis variabIe-variabeI yang memepengaruhi kebijakan dividen
metode anaIisis daIam peneIitian ini adaIah metode anaIisis regresi berganda
HasiI peneIitian ini menunjukkan bahwa kepemiIikan institusionaI, ukuran perusahaan, dan profitabiIitas berpengaruh positif sementara kepemiIikanmanjeriaI memi]Iiki peengaruh negative tetapi tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. Leverage memiIiki pengaruh negative sementara peIuan investasi memiIiki pengaruh positif dansignifikan terhadao kebijakan dividen
20
NO NAMA JUDUL METODE HASlL PENELITIAN
6 Dian Masita Dewi JurnaI Bisnis dan Ekonomi voI.23 No 1 2016
Pengaruh Iikuiditas Ieverage, ukuran perusahaan terhaap kebijakan dividen tunai dengan profitabiIitas sebagai variabIe interveaning
Metode anaIisis yang digunakan adaIah anaIisis jaIur
HasiI daIam peneIitian ini adaIah Iikuiditas tidak memepngaruhi profitabiiIittas dan ukuran perusahaan sementara efek Ieverage terhadap profitabiIitas , profitabiIitas memepngaruhi kebijakan dividen tunai. ProfitabiIitas tidak dapat meIakuakn intervensi variabIe Iikuiditas , Ieverage dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen tunai
7 Jodi Tanuwijaya, Sovia Prima Dewi JurnaI MuIti Paradigma Akuntansi VoI. 1 No.4. 2019
Faktor-faktor yang memepngaruhi kebijakn dividen poIicy pada perusahaan menufaktur di BEI
PengeIoIahan data daIam peneIitian in menggunakan program EViews 9
HasiI peneIitian ini menunjukkan bahwa growth memiIiki pengaruh terhadap dividen poIicy, sementara Ieverage, Iiquidity, profitafitabiIity, dan firm size tidak memiIiki pengaruh terhadp dividend poIicy
21
NO NAMA JUDUL METODE HASlL PENELITIAN
8
Patricia Kurnikova, Ignatius Roni Setyawan JurnaI ManajeriaI dan Kewirausahaan VoI. 11 No. 1. 2020
Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Dimediasi KepemiIikan ManajeriaI Yang Tercatat Di BEI
Metode peneIitian yang digunakn daIm peneIitian ini adaIah perangkat apIikasi SmartPLS 3.0
HasiI daIam peneIitian membuktikan bahwa kebijakan hutang berpengaruh negative terhadap kebijakan dividen, sedangkan price earning ratio berpengaruh positif terhadap kebijakan
9 Asma Mutia, NurhaIis JurnaI Ekonomi Manajemen VoI. 4 No. 4. 2019
AnaIisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio (Studi Pada Perusahaan Non-Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
Teknik anaIisis data yang digunakan daIam peneIitian ini adaIah regresi Iinear berganda
HasiI peneIitian ini menunjukkan arus kas bebas, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. ProfitabiIitas, Ieverage, dan tingkat pertumbuhan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. Secara simuItan arus kas bebas, profitabiIitas, Ieverage, tingkat pertumbuhan, dan ukuran perusahaan menunjukkan pengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio.
22
NO NAMA JUDUL METODE HASIL PENELITIAN
10 FirIana Akbar dkk JurnaI IImiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen 4 VoI. 5, No. 1, 2020
Pengaruh ukuran perusahaan, profitabiIitas dan Iikuiditas terhadap kebijakan dividen dan niIai perusahaan pada perusahaan manufaktur ynag terdaftar di BEI
Metode anaIisis yang digunakan daIam peneIitian ini adaIah ananaIisis regresi Iinier berganda
HasiI peneIitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kebijkan dividen, profitabiIitas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kebijakn dividen Iikuiditas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhdap kebijakan dividen, ukuran perusahaan berpengaruh poitif dan tidak signifikan terhadap niIai perusahaan, profitabiIitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap niIai perusahaan Iikuiditas berpengaruh negatf dan signifikan terhadap niIai perusahaan dan kebijakn dividen berpengaruh ppositif dan tidak signifikan terhadap niIai perusahaan
23
NO NAMA JUDUL METODE HASIL PENELITIAN
11 Rembulan Rahmadiah Putri dkk. International journal of academic research on accounting, business and manajemen Vol 6, No 2, 2016
Analysis of Factors that Impact Dividend Payout Ratio on Listed Companies at Jakarta Islamic lndeks
The method used in this paneI data regression analysis and the chosen modhela that used common effect mode
The results showed a positive and significant effect of ROA and DPR in a year before to Dividend Payout Ratio. The results also showed a negative and significant effect of Asset Growth to Dividend Payout Ratio. However, the results also showed no significant effect of Debt to Equity Ratio to Dividend Payout Ratio. The most significant variable that effecting Dividend Payout Ratio is Dividend Payout Ratio a Previous Year(DPRt-1).
12 Wenny Anggrasia Ginting, dkk International journal of academic research on accounting and maajemen, volume 4, number 1, 2018
Analysis of Factors Affecting Dividend policy
his study uses secondary data with documentation study method in the form of annuaI financial The approach used in this research is quantitative with purposive sampIing sampIing method
The results showed that simultaneously net income, cash flow and debt have a positive and significant impact on dividend policy, cash flow has positive and significant influence to dividend policy. And debt (leverage) have a significant effect on dividend policy
24
NO NAMA JUDUL METODE HASIL PENELITIAN
13 Fredrick Fernandes, dkk. International journal of publick budgeting accounting, 2019
Analysis of factors affecting dividend policy in banking companies listed in indonesia stock Exchange with managerial ownership and Independent commissioners as Moderating variables
This study uses a causality method with a population and at the same time a sample of 43 companies by determining the sampling method using the saturated sampling method.
The results showed that profitability, debt policy, collateralizable assets, and earnings per share simultaneously had a significant effect on dividend policy in banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Partially, only profitability does not affect dividend policy, while debt policy, collateralizable assets, and earnings per share have a significant effect on dividend policy.
25
G. Kerangka Pikir
Berdasarkan penelitian yang menggunakan teori signalling untuk
menjelaskan variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini diantaranya
profitabilitas, likuiditas, dan hutang, maka kerangka pikir yang dapat
dirumuskan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Profitabilitas Dan Kebijakan Dividen
Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan, rasio profitabilitas di
proksikan dengan return on asset (ROA). Return on asset ini mampu
mengukur profitabilitas perusahaan terhadap jumlah dan investasi. ROA
diukur dengan melihat kemampuan perusahaan atas kepemilikan modal
yang diinvestasikan terhadap total aset untuk memperoleh laba. Laba
yang diperoleh akan dibagikan kepada para investor sebagai dividen.
Adapun dividen yang dibagikan dapat berupa dividen tunai (cash)
ataupun dividen saham tergantung dari kesepakatan antara manajer dan
pemegang saham. Dengan perbandingan semakin tinggi tingkat ROA
maka semakin besar pula dividen yang dibagikan perusahaan kepada
para investor.
Kasmir (2016) menjelaskan bahwa Profitabilitas merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mencari
laba atau keuntungan. Selain itu, rasio ini juga mampu mencerminkan
ukuran tingkat evektifitas manajemen dalam perusahaan. Laba yang
diperoleh perusahan merupakan salah satu faktor penentu yang menjadi
acuan dalam pembayaran dividen. Karena dividen yang dibagikan kepada
para pemegang saham berasal dari laba yang diperoleh perusahaan.
26
Jadi, semakin tinggi tingkat laba yang dihasilkan perusahaan semakin
tinggi pula pembayaran dividen yang dibagikan kepada para pemegang
saham. Profitabilitas dalam penelitian ini di proksikan dengan return on
equity (ROE) karena ROE merupakan metode yang tepat untuk menilai
keberhasilan suatu perusahaan dengan mensejahterakan para
investornya
Menurut Hani, dkk (2016) semakin besar laba yang diperoleh
perusahaan semakin besar pula cash flow dalam perusahaan. Maka
pembayaran dividen juga semakin besar
2. Likuiditas dan kebijakan dividen
Rasio likuiditas atau rasio kelancaran adaIah rasio yang
digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya. Likuiditas perusahaan
akan sangat memepengaruhi besar atau kecilnya dividen yang
dibayarkan kepada para investor sehingga semakin kuat posisi likuiditas
perusahaan terhadap prospek kebutuhan pendanaan dimasa yang akan
datang, seamkin besar puIa dividen tunai yang dibagikan kepada
pemegang saham. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa hal ini tidak
mutlak menjadi satu-satunya acuan dalam penentuan pemabayaran
dividen karena ada pula perusahaan yang memiliki likuiditas yang
tergolong dalam keadaan sangat baik namun dividen yang dibayarkan
justru rendah hal ini dikarenakan laba yang dihasilkan perusahaan bukan
disimpan dalam bentuk uang tunai atau cash tetapi di investasikan dalam
bentuk mesin, property, persediaan dan barang-barang Iainnya.
27
Beberapa rasio yang termasuk dalam rasio likuiditas diantaranya current
ratio, Quick ratio, cash ratio dan loan to deposit ratio.
Likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan daIam memenuhi kewajiban jatuh temponya. Rasio yang
paling umum digunakan untuk mencerminkan likuiditas adalah current
ratio. Yaitu semakin tinggi presentase current ratio maka menunjukkan
bahwa semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya termasuk pembayaran dividen. Adapun
unsur-unsur yang mempengaruhi current ratio diantaranya adalah aset
lancar dan utang lancar. Karena current ratio dapat diukur dengan
membandingkan antara aset lancar dengan hutang lancar untuk
mengukur kemampuan aset lancar yang dimiliki perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek atau hutang lancarnya. Kaitannya
dengan dividen yaitu semakin besar presentase current ratio yang dimiliki
perusahaan, semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam
membayarkan dividen yang terutang.
3. Hutang dan kebijakan dividen
Hutang adalah salah satu cara bagi perusahaan untuk menambah
modal pada perusahaannya sehingga menjadikan perusahaannya lebih
besar. hutang ini adalah dana yang didapatkan dari pihak eksternal yang
dijadikan sumber pendanaan operasional perusahaan. Sehingga kegiatan
operasional perusahaan lebih efektif dan mengasilkan laba yang lebih
tinggi. Laba yang tinggi tentunya akan meningkatkan segala aspek dalam
perusahaan termasuk meningkatkan pembayaran kewajiban lancar salah
satunya dalah membayarkan dividen. jadi, hutang yang digunakan untuk
28
kegiatan operasional akan meningkatkan pembayaran dividen kepada
para investor ketika laba yang dihasilkan perusahaan dengan bantuan
pendanaan eksternal meningkat. jika perusahaan membayarkan dividen,
hal itu akan mengakibatkan laba ditahan menjadi lebih rendah sehingga
perusahaan cenderung menggunakan dana dari hutang untuk menunjang
kegiatan operasionalnya karena ketidak mampuan dana internal untuk
membiayai pertumbuhan perusahaan. Hal tersebut dilakukan agar para
pemegang saham dapat dipertahankan untuk berinvestasi pada
perusahaannya dan sekaligus memberikan sinyal positif terhadap pasar,
karena sejatinya investor selalu menginginkan pembagian dividen yang
besar dan stabil.
. Berdasarkan penjelasan diatas maka kerangka pikir dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 kerangka pikir
Sumber: dikembangkan oleh peneliti
PROFITABILITAS
LIKUIDITAS
HUTANG
KEBIJAKAN DIVIDEN
29
H. Hipotesis penelitian
Hipotesis penelitian berdasarkan perumusan masalah dan kajian
empiris yang telah dilakukan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah:
1. Profitabilitas terhadap kebijakan dividen
Permana dan Hidayati (2016) DaIam penelitiannnya,
mengungkapkan bahwa profitabilitas memberikan pengaruh positif
terhadap kebijakan dividen. Profitabilitas yang merupakan pengukuran
tingkat laba bersih atau keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan
dalam kegiatan operasionalnya. Sedangkan laba atau keuntungan yang
dapat dibagikan kepada para investor atau pemegang saham adalah laba
yang tersisa setelah memenuhi seluruh kewajiban tetap perusahaan
diantaranya beban Bunga dan pajak. Berarti dividen berasal dari
keuntungan atau laba bersih perusahaan sehingga hal inilah yang
menyebakan profitabilitas mempengaruhi besar kecilnya Dvident payout
ratio (DPR) dengan perbandingan, semakin besar profitabilitas dalam hal
ini tingkat laba dalam perusahaan, maka semakin besar pula kemampuan
perusahaan dalam membayarkan dividen kepada para pemegang saham.
Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan atau diwakili oleh Return On
asset asset (ROA). Yang merupakan ukuran tingkat pengembalian
investasi atas investasi perusahaan pada aset tetap yang digunakan
untuk kegiatan operasional perusahaan. Jadi, semakin tinggi return on
asset (ROA) dalam perusahaan juga akan meningkatkan pendapatan
dividen. Sehingga dengan meningkatnya profitabilitas yang diperoleh
perusahaan juga akan memberikan harapan bagi investor untuk
30
mendapakan pembagian dividen yang lebih besar. Berdasarkan hal
tersebut, dapat disimpuIkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif
terhadap kebijakan dividen. Maka hipotesis yang dapat diambil adalah:
H1 : Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan
dividen
2. Likuiditas terhadap kebijakan dividen
Damayanti, dkk (2014) daIam penelitiannya menjelaskan bahwa
likuiditas adalah alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
pemenuhan kewajiban keuangan jangka pendeknya. Dewi, dkk (2015)
mengungkapkan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap kebijakan
dividen. Hai ini dikarenakan rasio likuiditas ini yang membandingkan
kewajiban jangka pendek dengan sumber daya lancar yang tersedia
dalam perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tersebut.
likuiditas daIam penelitian ini diproksikan dengan Current Ratio. Current
Ratio ini dihasilkan dengan menghitung total aset lancar dan dibagi
dengan kewajiban jangka pendek. Sehingga dapat menghasilkan
kesimpulan bahwa semakin besar curren ratio, maka semakin besar pula
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Dan hubungannnya dengan dividen, bahwa semakin besar kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, maka
semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam membayarkan
dividen. Dan dari sisi investor, investor dapat memperoleh keyakinan
bahwa perubahaan tersebut mampu membayarkan dividen sesuai yang
dijanjikan jika curren ratio dalam perusahaan itu tinggi. Berdasarkana
penjelasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa likuiditas
31
perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan dividen karena
likuiditas yang tinggi, akan memberikan kemampuan bagi perusahaan
untuk membayarkan dividen yang lebih besar. Maka hipotesis yang dapat
diambil adalah:
H2 : Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan
dividen
3. Hutang terhadap kebijakan dividen
Hutang merupakan salah satu sumber pendanaan yang
didapatkan dari pihak eksternal dan digunakan perusahaan untuk
mencukupi kebutuhan dana perusahaan. Dalam penelitian Amijaya, dkk
(2016) mengungkapkan bahwa jika perusahaan membayarkan dividen,
hal itu akan mengakibatkan laba ditahan menjadi lebih rendah sehingga
perusahaan cenderung menggunakan dana dari hutang untuk menunjang
kegiatan operasionalnya karena ketidakmampuan dana internal untuk
membiayai pertumbuhan perusahaan. Hal tersebut dilakukan agar para
pemegang saham dapat dipertahankan untuk berinvestasi pada
perusahaannya dan sekaligus memberikan sinyal positif terhadap pasar,
karena sejatinya investor selalu menginginkan pembagian dividen yang
besar dan stabil. Menurut Hidayat (2013) hutang berpengaruh positif
terhadap kebijakan dividen. Jadi hipotesis yang dapat ditarik adalah:
H4: Hutang berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan
dividen
33
BAB III
METODE PENELlTIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif yang termasuk daIam penelitian eksplanatori.
Penelitian eksplanatori adalah penelitian yang berbasis pengujian hipotesis.
Penelitian dengan eksplanatori ini akan menjelaskan hubungan variabel
dengan variabel lainnya dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan
dengan menggunakan alat uji SPSS. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui ada atau tidaknya hubungan dan seberapa besar hubungan
anatara variabel bebas dengan variabel terikatnya sekaligus untuk
mengetahui bagaimana hubungan itu dapat terjadi. Variabel dependen atau
variabel terikat daIam penelitian ini adalah kebijakan dividen. Sedangkan
variabel independen atau variabel bebasnya adalah provitabilitas, likuditas,
dan hutang.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Pelaksanan penelitian ini berlokasi di Bursa Efek Indonesia
melalui Galeri Investasi Lt.2 menara Iqra Universitas Muhammadiyah
Makassar yang beraIamat di Jl. Sultan Alauddin No.259 Makassar dan
waktu penelitian ini rencana akan di lakukan selama dua (2) bulan yang di
mulai pada bulan Juni sampai dengan bulan juli 2020.
32
33
C. Definisi Operasional
Penelitian ini menggunakan beberapa variabel diantaranya adaIah
sebagai berikut:
1. Variabel dependen (Y)
Variabel dependen adaIah variabel yang dipengaruhi oIeh variabel
independen. Adapun variabel dependen daIam penelitian ini adalah;
kebijakn dividen yang diproksikan dengan Divident Payout Ratio (DPR)
dan dinyatakan dalam satuan presentase. Menurut Sartono (2010). DPR
dirumuskan dengan perbandingan divident pershare dengan earning
Dividend payout Ratio (DPR) dapat dihitung:
Dividen pershare DPR = X 100% Earning pershare
2. Variabel independen
a. Rasio profitabilitas
Profitabilitas merupakan suatu alat untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan atau memperoleh laba
dalam perusahaannya guna menambah nilai perusahaan itu sendiri..
Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan dengan Return On
Asset (ROA): ROA Yang merupakan ukuran tingkat pengembalian
investasi atas investasi perusahaan pada aset tetap yang digunakan
untuk kegiatan operasional perusahaan. ROA dalam perusahaan
dapat dihitung dengan rumus:
Laba operasi bersih ROA = X 100%
Total Aset
34
b. Rasio likuiditas
Likuiditas merupakan pengukuran terhadap kemampuan
perusahaan dalam pendanaan kegiatan operasional dan
membayarkan kewajiban perusahaan. Rasio likuiditas dalam
penelitian ini, diproksikan oleh Current Ratio yang dihitung dengan
menggunakan rumus:
Aset Lancar CR= X 100%
Hutang lancar
c. Hutang
Hutang adalah salah satu sumber pendanaan eksternal yang
digunakan perusahaan untuk membiayai kebutuhan dananya. Alat
ukur yang digunakan adalah Debt Equity Ratio. Yang dirumuskan
dengan:
Total Hutang Debt Equity Ratio = X 100%
Total Ekuitas
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan kumpulan dari individu atau objek penelitian
yang memiliki kualitas serta ciri yang ditetapkan guna di pelajari dan
ditarik kesimpulannya. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang bergerak dalam sektor barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian 2017-2019
yang berjumlah 52 perusahaan
35
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. sugiyono (2015). Adapun teknik sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling
atau teknik pemilihan sampel dengan menentukan kriteria-kriteria tertentu
yang telah dibuat sebelumnya. Kriteria dari sampel penelitan ini adalah:
a. Perusahaan manufaktur yang bergerak pada sektor barang konsumsi
b. Perusahaan sampel yang telah menerbitkan laporan keuangan.
c. Perusahaan yang mempunyai data terkait pembayaran dividen
d. Perusahaan yang memiliki seluruh data yang dibutuhkan dalam
penelitian
e. Laporan diterbitkan setiap tahun
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan tersebut, jumlah perusahaan
yang memenuhi kriteria adalah sebanyak 38 perusahaan. Berikut ini
disajikan nama perusahaan dan kode perusahaan yang memenuhi
kriteria pemilihan sampel yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1 Daftar nama perusahaan manufaktur sub sektor barang konsumsi pada BEI tahun 2017-2019
NO NAMA PERUSAAN KODE PERUSAHAAN
1 Akasha Wira lnternationaI Tbk ADES
2 Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN
3 Tri Banyan Tirta Tbk ALTO
4 Bumi TeknokuItura UngguI Tbk BTEK
5 Budi Starch & Sweetener Tbk BUDl
6 WiImar Cahaya Indonesia Tbk CEKA
36
NO NAMA PERUSAHAAN KODE PERUSAHAAN
7 DeIta Djakarta Tbk DLTA
8 lndofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP
9 Inti Agri Resources Tbk IlKP
10 lndofood Sukses Makmur Tbk lNDF
11 Magna Investama Mandiri Tbk MGNA
12 MuIti Bintang Indonesia Tbk MLBl
13 Mayora Indah Tbk MYOR
14 Langgeng Makmur lndustri Tbk LMPl
15 Kedaung lndah Can Tbk KlCl
16 Chitose lnternasionaI Tbk ClNT
17 Sekar Laut Tbk SKLT
18 Sentar Top Tbk STTP
19 UItra Jaya MiIk lndustry &
Trading Company Tbk
ULTJ
20 Gudang Garam Tbk GGRM
21 H.M. Sampoerna Tbk HMSP
22 BentoeI lnternasionaI lnvestama+D24 Tbk RMBA
23 WismiIak lnti Makmur Tbk WllM
24 Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA
25 lndofarma Tbk INAF
26 Kimia Farma Tbk KAEF
27 KaIbe Farma Tbk KLBF
28 Merck Tbk MERK
29 Pyridam Farma Tbk PYFA
37
NO NAMA PERUSAHAAN KODE PERUSAHAAN
30 lndustri Jamu dan Farmasi Sido MuncuI
Tbk SlDO
31 Martina Berto Tbk MBTO
32 Mustika Ratu Tbk MRAT
33 Tempo Scan Pasific TSPC
34 Kino lndonesia Tbk KlNO
35 Mandom lndonesia Tbk TClD
36 UniIever lndonesia Tbk UNVR
37 Sekar Bumi Tbk SKLT
38 Nippon lndonesia Corpindo Tbk ROTl
Sumber data: Indonesia Stock Exchange (lDX, 2019)
E. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan mengambil data
sekunder dari Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diterbitkan dan diperoleh dari
situs resmi BEI yaitu IDX (Indonesia Stock Exchange) dengan website resmi
www.idx.co.id. Disamping itu, metode pengumpulan data dalam penelitian ini
juga dilakukan dengan metode studi pustaka yaitu dengan mengkaji berbagai
literatur pustaka diantaranya jurnal, makalah, dan sumber lainnya yang
berkaitan dengan penelitian
38
F. Teknik Analisis Data
Alat yang digunakan dalam mendeskripsikan dan menganalisis
penelitian ini adalah menggunakan uji SPSS 2020. Salah satu uji SPSS yang
digunakan untuk mengolah sampel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Analisis data deskriptif
Analisis data deskriptif merupakan analisis yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara menggambarkan atau mendeskripsikan
data yang telah terkumpul. Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan
karakteristik dari sebuah sampel ataupun populasi yang diamati dan
dapat digambarkan lewat tabel dan gambar. Sebagaimana telah diketahui
bahwa analisis deskriptif tidak dilakukan perhitungan dan uji klasik.
Sehingga tidak dapat dilakukan referensial terhadap hasil analisis ini.
Namun hasil analisis ini dapat memberikan informasi yang baik jika akan
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
2. Uji Asumsi Klasik
Terkait dengan menggunakan data sekunder dalam penelitian ini,
maka untuk mendapatkan ketepatan model yang akan dianalisis harus
dilakaukan pengujian atas beberapa persyaratan asumsi klasik yang
mendasari model regresi. Tahapan analisis awal untuk untuk menguji
model yang digunakan daIam penelitian ini melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Uji Normalitas
Uji normalitas data dapat dilakukan dengan uji one sampIe
Kolmogorov-smimov test. Uji statistik ini dipilih karena lebih peka
39
untuk mendeteksi normalitas data dibandingkan dengan pengujian
dengan menggunakan grafik. Tujuan pengujian ini adalah untuk
mengetahui apakah sampel yang diguakan berdistribusi normal atau
tidak. Sampel berdistribusi normal apabila Asymptotic sig> tingkat
keyakinan yang digunakan dalam pengujian, dalam haI ini adalah
95% atau = 5%. Sebaliknya dikatakan tidak normal apabila
Asymptotic sig> tingkat keyakinan. Hipotesis nol (H0) dinyatakan
bahwa data dari masing-masing variabel penelitian pada periode
sebelum dan setelah penerapan internet banking berdistribusi normal.
Penetuan normal tidaknya data ditentukan dengan cara, apabila hasil
signifikasinya lebih besar dari tingkat signifikansi yang sudah
ditentukan (≥0,05) maka H0 diterima maka data tersebut berdistribusi
normal. Sebaliknya, apabila signifikansi uji lebih kecil dari nilai
signifikansi (<0,05) H0 ditolak maka data tersebut berdistribusi tidak
normal
b) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan kepengamatan lain, jika variabel residual satu
pengamatan kepengamatan lain berbeda maka disebut
heteroskedastisitas. lmam Ghozali (2011). model regresi yang baik
adalah model regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Penelitian
ini untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model
regresi digunakan analisis dengan uji glesjer. Persamaan glesjer
adalah: |Ut | = α + βXt + vt adapun kriteria pengambilan keputusan
40
adalah signifikan independen lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi
heteroskedastisitas
c) Uji Multikolonearitas
Uji multikolinearitas adalah tidak adanya hubungan linier
anatara variabel independen dalam suatu model regresi. Suatu model
regresi dikatakan multikolinearitas apabila terjadi hubungan linier yang
sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel bebas
dari suatu model regresi. Akibatnya akan kesulitan untuk dapat
melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependennya. model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
kolerasi diantara variabel bebas (tidak terjadi multikolinearitas).
Dasar pengambilan keputusan pada uji multikolinearitas dapat
dilakukan dengan dua acara yaitu:
1) Melihat nilai Tolerance: jika niIai tolerance lebih besar dari 0,10
maka artinya tidak terjadi Multikolinearitas terhadap data yang
diuji. Jika nilai tolorance Lebih kecil dari 0.10 maka artinya terjadi
Multikolineritas terhadap data yang diuji
2) Melihat nilai VIF (variance lnflation Factor). Jika nilai VIF lebih
kecil dari 10.00 maka artinya tidak terjadi Multikolinearitas
terhadap data yang diuji. Jika nilai VIF lebih besar dari 10.00 maka
aritinya terjadi Multikolineoritas terhadap data yang diuji
3. Analisis Data lnferensial
Pada penelitian ini terdapat satu variabel dependen dan variabel
independen, maka alat analisis yang dipakai adalah analisis regresi
41
berganda dengan menggunakan SPSS 2020 dengan rumus matematis
sebagi berikut:
Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε
Dimana :
Y = kebijakan Dividen
X1 = Profitabilitas
X2 = Likuiditas
X3 = Hutang
β = Koefisien Regresi
α = Konstanta
ε = Tingakat error
G. Uji Hipotesis
a. Uji determinasi(R2)
Pada model linier berganda ini, akan dilihat besarnya kontribusi
untuk variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya
dengan melihat besarnya koefisien determinasi totaInya (R2). Jika (R2)
yang diperoleh mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat
model tersebut menerangkan hubungan antar variabel bebas dengan
variabel terikat. Sebaliknya jika (R2) makin mendekati 0 (noI) maka
semakin lemah.
b. Uji persial (t)
Uji persial ini digunakan untuk mengetahui apakah masing–
masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel terikatnya. Dimana TtabeI> Thitung, H0 diterima.
42
Dan jika TtabeI< Thitung, maka H1 diterima, begitupun jika sig > ά (0,05),
maka H0 diterima H1 ditolak dan jika sig < ά (0,05), maka H0 ditolak H1
diterima
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Perusahaan
a. Sejarah Bursa Efek Indonesia
Menurut Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) Secara
historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.
Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial
Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal
ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk
kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal
telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar
modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa
periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II,
perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah
Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan
operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali
pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar
modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan
regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Secara singkat, tonggak
perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai
berikut:
43
44
1) Desember 1912. Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di
Batavia oleh pemerintah Hindia Belanda.
2) 1914-1918. Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I.
3) 1925-1942. Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama
dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya.
4) Awal tahun 1939. Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek
di Semarang dan Surabaya ditutup.
5) 1942-1952. Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang
Dunia II.
6) 1956. Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek
semakin tidak aktif.
7) 1956-1977. Perdagangan di Bursa Efek vakum.
8) 10 Agustus 1977. Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden
Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana
Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diepringati sebagai HUT
Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai
dengan go public PT. Semen Cibonong sebagai emiten pertama
19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.
9) 1977-1987. Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah
emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih
instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.
10) 1987. Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES
87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk
melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan
modal di Indonesia.
45
11) 1988-1990. Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar
Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa
terlihat meningkat.
12) 2 Juni 1988. Bursa Pararel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan
dikelola oleh persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE),
sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
13) Desember 1988. Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88
(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk
go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi
pertumbuhan pasar modal.
14) 16 Juni 1989. Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan
dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT. Bursa
Efek Surabaya.
15) 13 Juli 1992. Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi
Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai
HUT BEJ.
16) 22 Mei 1995. Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan
dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading
System).
17) 10 November 1995. Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang
No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-undang ini
mulai diberlakukan mulai Januari 1996.
18) 1995. Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek
Surabaya.
46
19) 2000. Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (Scripless trading)
mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
20) 2002. BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh
(Remote Trading).
21) 2007. Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek
Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia
(BEI).
22) 02 Maret 2009. Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru
PT. Bursa Efek Indonesia.
b. Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia
Struktur oragnisasi merupakan elemen penting untuk
menjalankan aktivitas perusahaan yang menggambarkan hubungan
wewenang dan tanggung jawab bagi setiap sumber daya manusia
yang ada dalam perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi
yang jelas, maka seluruh aktivitas perusahaan dapat dilaksanakan
dengan baik dan mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Struktur organisasi pada Bursa Efek Indonesia dapat
dilihat pada gambar di bawah ini:
47
Gambar 4.1 : Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesi
Direktur
Pengemban
gan
Direktur
Pengawasan
Transakasi
dan
Kepatuhan
Anggota
Bursa
Direktur
penilaian
perusahaan
Direktur
Teknologi
dan
Manajemen
Risiko
Direktur
perdagangan
dan
Pengaturan
Anggota
Bursa
Direktur
Keuangan
dan Sumber
Daya
Manusia
Divisi
Pengawasan
Transaksi
Divisi
Kepatuhan
Anggota
Bursa
Sekertaris
Perusahaan
Rapat Umum
Pemegang saham
(RUPS)
Divisi Hukum Dewan Komisaris
Direktur Utama
Satuan Pemeriksa
Internal
Divisi Penilaian
Perusahaan-
Sektor Rill
Divisi Penilaian
Perusahaan-
Sektor Jasa
Divisi Penilaian
Perusahaan-
Surat Hutang
Divisi
Perdaganga
n Saham
Divisi
Perdaganga
n Surat
Utang
Divisi
Manajemen
Risiko
Divisi
Pengemban
gan Solusi
Bisnis
Teknologi
Informasi
Divisi
Operasi
Teknologi
Informasi
Divisis
Pengemb
angan
Usaha
Divisi
Riset
Divisis
Pemasaran
Divisi
Umum
Divisi
SDM
Divisi
Keuangan
Divisi
Keanggotaan
48
c. Uraian Tugas Bursa Efek Indonesia (BEI)
Berdasarkan struktur organisasi maka diperlukan suatu
sistem pembagian tugas/kerja (Job Description) yaitu sebagai berikut:
1. Rapat Umum Pemegang Saham
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)
merupakan orang yang memiliki kewenangan khusus yang
tidakdiberikan kepada Dewan Komisaris atau Direlsi terkait
penetapan keputusan-keputusan penting yang berhubungan
dengan kebijakan Bursa. RUPST dilaksanakan sekali dalam
setahun, sedangkan RUPSLB dapat dilaksanakan sewaktu-waktu
bila diperlukan.
2. Peran Dewan Komisaris
Sesuai hasil keputusan RUPST tanggal 5 Juni 2008 dan
RUPSLB 27 Agustus 2008, BEI memiliki 5 (lima) anggota Dewan
Komisaris (Dekom) dengan masa bakti 2008-2011. Berdasarkan
ketentuan anggaran Dasar, Dekom bertanggung jawab atas
pengawasan dan pengarahn Direksi dalam mengelola Bursa
sehari-hari. Dekom bertugas mengarahkan pengelolaan tersebut
sesuai dengan visi dan misi Bursa yang telah digariskan, serta
kebijakan dan panduan tata kelola perusahaan yang berlaku,
dalam rangka mengupayakan pertumbuhan nilai jangka panjang
yang berkesinambungan bagi para segenap pemangku
kepentingan.
49
3. Direktur Utama
Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan para
Direktur serta kegiatan-kegiatan Satuan Pemeriksa Internal,
Sekretaris Perusahaan (termasuk hubungan masyarakat), dan
Divisi Hukum.
4. Direktur Penilaian Perusahaan
Bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait
dengan:
a) Penilaian pendahuluan perusahaan
b) Pencatatan perusahaan
c) Penilaian keterbukaan perusahaan
d) Penelaahan aksi korporasi perusahaan dan
e) Pembinaan emiten (termasuk edukasi perusahaan)
5. Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan
Bertanggung jawab untuk memastikan dan
mengkoordinasikan kegiatan pengawasan dan analisis terhadap
aktivitas perdagangan efek di bursa untuk mewujudkan
perdagangan efek yang teratur dan wajar, sehingga dapat
menjaga integritas dan kredibilitas bursa efek dan pasar modal.
a. Divisi Pengawasan Transaksi
Bertanggung jawab untuk memastikan dan mengkoordinasikan
kegiatan pemgawasan dan analisis terhadap aktivitas
perdagangan efek di bursa untuk mewujudkan perdagangan
efek yang teratur dan wajar, sehingga dapat menjaga
integritas dan kredibilitas bursa efek dan pasar modal.
50
b. Divisi Kepatuhan Anggota Bursa
Bertanggung jawab untuk memastikan kepatuhan anggota
bursa terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku
dibidang pasar modal termasuk pengendalian internal melalui
kegiatan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan sewaktu-
waktu guna meminimalisasi risiko yang mungkin timbul
terhadap nasabah, anggota bursa, dan industri pasar modal
6. Direktur Pengembangan
Bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait
dengan:
a) Pengelolaan riset pasar modal dan ekonomi.
b) Pengembangan produk dan usaha.
c) Kegiatan pemasaran.
d) Kegiatan edukasi dan sosialisasi.
Direktur pengembangan terdiri dari berbagai divisi
diantaranya:
a) Divisi Riset
1) Bertanggung jawab untuk mengelola dan menyajikan data
statistik perdagangan, emiten dan anggota bursa,
melakukan analisis pasar untuk mencapai efisiensi dan
pengembangan bursa serta mengelola data historis
perdagangan dan piblikasi rutin laiinya sebagai bahan
referensi dan dasar untuk membuat keputusan yang dapat
diandalkan.
51
2) Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan pengelolaan
Pusat Referensi Pasar Modal.
b) Divisi Pengembangan Usaha
Bertanggung jawab atas pengembangan produk-produk bursa
dan kegiatan pengembangan pasar untuk meningkatkan
likuiditas pasar dan daya saing.
c) Divisi Pemasaran
Bertanggung jawab dalam merencanakan, mengembangkan
dan mengimplementasikan strategi pemasaran, edukasi dan
sosialisasi kepada masyarakat luas dalam rangka mencari dan
menambah investor dalam emiten.
7. Direktur Teknologi Informasi dan Resiko
Bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait
dengan:
a) Pengembangan solusi bisnis teknologi informasi
b) Operasional teknologi informasi
c) Manajemen risiko
d) Pengelolaan data (database management)
Direktur teknologi informasi dan risiko terdiri dari berbagai divisi
diantaranya:
a) Divisi Operasional Teknologi Informasi
Bertanggung jawab atas perencanaan, implementasi, operasi,
kepatuhan kebijakan, pengawasan/pemantauan, evaluasi dan
pemeliharaan kinerja infrastruktur berbasis teknologi secara
efektif dan efisien sesuai dengan visi, misi dan strategi Bursa
Efek Indonesia.
52
b) Divisi Pengembangan Solusi Bisnis Teknologi Informasi
Bertanggung jawab untuk memastikan berjalannya kegiatan
perencanaan, evaluasi, pengembangan dan pemutakhiran
sistem aplikasi dan infrastruktur teknologi informasi sesuai
dengan kebutuhan bisnis perusahaan dan selaras dengan
perkembangan teknologi terkini, serta memastikan adanya
peningkatan kualitas yang berkelanjutan terhadap aplikasi dan
infrastruktur teknologi informasi.
c) Divisi Manajemen Risiko
1) Memastikan perencanaa, pengukuran, monitoring
pengelolaan dan pengendalian risiko di dalam organisasi
secara sistematis dan terintegrasi. Melakukan monitoring
risiko operasional pasar modal, memberikan rekomendasi
dan implementasi untuk memperbaiki proses, reporting
dan pengendalian untuk menentukan tingkat risiko yang
masih dapat diterima dalam pengelolaan perusahaan dan
pelaksanaan kegiatan utama pasar modal.
2) Bertanggung jawab dalam membangun strategi dan
implementasi penerapan good corporate governance
(GCG) di dalam organisasi.
8. Direktur Keuangna dan Sumber Daya Manusia
Bertangggung jawab atas kegiatan operasional yang
terkait dengan:
1) Pengelolaan keuangan perusahaan.
2) Pengelolaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia.
53
3) Pengelolaan administrasi dan kegiatan umum lainnya.
Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia terdiri dari
berbagai divisi umum, diantaranya:
a. Divisi keuangan
Bertanggung jawab atas keseluruhan fungsi akuntansi dan
perpajakan, dan anggaran serta pengelolaan keuangan untuk
memperoleh hasil yang optimal sehingga dapat menghasilkan
informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mendukung
aktifitas operasional perusahaan.
b. Divisi Sumber Daya Manusia
Memastikan terpenuhinya pengadaan, penempatan,
pendidikan dan pengembangan karyawan secara terencana,
efektif dan efisien di setiap unit kerja, serta
mengadministrasikan strategi yang berkaitan dengan
kompensasi dan jasa, dan hubungan industrial sehingga
kartawan Bursa Efek Indonesia berkualitas dan mampu
memberikan kontribusi yang signifikan untuk mendukung
rencana strategis perusahaan.
2. Deskripsi Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan perusahaan
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 3 (tiga)
tahun yaitu periode 2017-2019. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel
dengan kriteria tertentu seperti, perusahaan harus tergabung di BEI
selama 3 (tiga) tahun berturut-turut (konstan) mulai dari periode 2017-
2019, perusahaan tersebut secara periodik mengeluarkan laporan
54
keuangan tiap tahunnya selama periode pengamatan, dan perusahaan
yang memiliki kelengkapan data keuangan untuk menghitung
profitabilitas, likuiditas dan kebijakan dividen. Berdasarkan variabel yang
ada dalam penelitian, maka deskriptif statistik sebagai berikut.
Tabel 4. 1 DESKRIPISI DATA PENELITIAN
Statistics
R0A CR DER DPR
N Valid 38 38 38 38
Missing 0 0 0 0
Mean 22.6434 3.2065 44.0637 78.5963
Median 13.7550 14.4750 2.7950 40.4600
Mode -148.32a .00 .54 .00
Std. Deviation 4.60543 5.24803 1.21730 9.42833
Variance 2.121 2.754 1.482 8.889
Minimum -148.32 .00 .25 .00
Maximum 136.66 2388.66 652.00 309.50
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Sumber data : Hasil Olahan 2020
a. Deskripsi Data Rasio Profitabiiits (X1)
Berdasarkan tabel 4.1 hasil uji data diketahui bahwa data Rasio
Profitabiiits (X1) diperoleh nilai tertinggi sebesar 136.66, nilai terendah
sebesar -148.32, rata-rata sebesar 22.6437, median sebesar 13.7550,
modus sebesar -148.32 dan standar deviasi sebesar 4.60543 serta
varian sebesar 2.121.
b. Deskripsi Data Rasio Iikuiditas (X2)
Berdasarkan tabel 4.1 hasil uji data diketahui bahwa data Rasio
55
Iikuiditas (X2) diperoleh nilai tertinggi sebesar 2388.66, nilai terendah
sebesar 0.00, rata-rata sebesar 3.2065, median sebesar 14.4750,
modus sebesar 0.00 dan standar deviasi sebesar 5.24803 serta varian
sebesar 2.754.
c. Deskripsi Data Debt Equity Ratio (X3)
Berdasarkan tabel 4.1 hasil uji data diketahui bahwa data Debt
Equity Ratio (X3) diperoleh nilai tertinggi sebesar 652.00, nilai terendah
sebesar 0.25, rata-rata sebesar 44.0637, median sebesar 2.7950,
modus sebesar 0.54 dan standar deviasi sebesar 1.21725 serta varian
sebesar 1.482.
d. Deskripsi Data Divident Payout Ratio (Y)
Berdasarkan tabel 4 hasil uji data diketahui bahwa data Divident
Payout Ratio (Y) diperoleh nilai tertinggi sebesar 309.50, nilai terendah
sebesar 0.00, rata-rata sebesar 78.5963, median sebesar 40.4600,
modus sebesar 0.00 dan standar deviasi sebesar 9.42833 serta varian
sebesar 8.889.
3. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dapa dilakukan dengan menguji nilai residual
dengan Kolmogorov-Smirnov. Untuk menguji distribusi residual
normal atau kah tidak, maka dapa dilakukan metode iju Kolmogorov-
Smirnov. Hasil uji normalitas disajikan sebagai berikut terlihat pada
tabel 4.2 dibawah ini:
56
Tabal 4.2 HASIL UJI NORMALITAS (K-S TEST)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 38
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 66.03674910
Most Extreme Differences Absolute .161
Positive .161
Negative -.093
Kolmogorov-Smirnov Z .992
Asymp. Sig. (2-tailed) .278
a. Test distribution is Normal.
Sumber data : Hasil Data Olahan (2020)
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan Nilai K-S sebesar 0.992 (sig
0,278) untuk semua variabel tersebut diatas 0,05 maka dapat diambil
kesimpulan bahwa variabel Rasio Profitabilitas (X1), Rasio Iikuiditas (X2),
Debt Equity Ratio (X3) dan Divident Payout Ratio (Y) dinyatakan bahwa
data dari masing-masing variabeI peneIitian tersebut secara statistik telah
terdistribusi secara normal dan layak digunakan sebagai data penelitian.
b. Uji Heteroskedasitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah daIam
modeI regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residuaI satu
pengamatan kepengamatan Iain, jika variabeI residuaI satu pengamatan
kepengamatan Iain berbeda maka disebut hetroskedastisist. lmam
GhozaIi (2011). ModeI regresi yang baik adaIah modeI regresi yang tidak
terjadi heteroskedistisitas.
57
PeneIitian ini untuk menguji ada tidaknya heteroskedisutas daIam
modeI regresi digunakan anaIisis dengan uji gIesjer. Tabel dibawah ini
memperlihatkan uji Heterokedastisitas.
Tabel 4.3 UJI HETEROSKEDASTISITAS (UJI GLEJSER)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 63.962 8.350
7.660 .000
R0A -.162 .142 -.182 -1.142 .262
CR -.012 .012 -.160 -1.005 .322
DER -.117 .053 -.348 -2.210 .034
a. Dependent Variable: abs_res
Sumber data : Hasil Data Olahan (2020)
Berdasarkan data hasil uji glejser pada tabel 4.3 menunjukkan
bahwa tidak ada satu pun variabel independen signifikan secara statistic
mempengaruhi variabel independen. Hal ini terlihat bahwa nilai sig > alpa
(5%) jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung
adanya heteroskedastisitas.
c. Hasil Uji Multikolinearitas
Pengujian Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas
(independen). Suatu modeI regresi dikatakan muItikoIinearitas apabiIa
terjadi hubungan Iinier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau
semua variabeI bebas dari suatu modeI regresi. Akibatnya akan kesuIitan
untuk dapat meIihat pengaruh variabeI independen terhadap variabeI
58
dependennya. ModeI regresi yang baik seharusnya tidak terjadi koIerasi
diantara variabeI bebas (tidak terjadi muItikoIinearitas). Jika terjadi
korelasi, maka terdapat masalah multikolinearitas. Tabel 4.4 dibawah ini
memperlihatkan Uji Multikolinearitas.
Tabel 4.4 UJI MULTIKOLINEARITAS
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 53.574 14.768
R0A 1.417 .251 .692 .959 1.043
CR -.007 .022 -.041 .965 1.036
DER -.106 .094 -.137 .985 1.015
a. Dependent Variable: DPR
Sumber data : Hasil Data Olahan (2020)
Berdasarkan tabel 4.4 dapat di simpulkan bahwa nilai Tolerance
semua variabel lebih besar 0,05(>5%) serta nilai VIF semua variabel
independen lebih kecil dari 10 (VIF<10). Maka dapat di simpulkan bahwa
tidak terjadi multikolinearitas.
d. Hasil Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dilakukan
dengan menggunakan metode enter dimana semua variabel dimasukan
untuk mencari pengaruh antara variabel independen dan variabel
dependen. Hasil analisis regresi berganda ini menggunakan program
SPSS yabg sudah tercantum pada tabel 4.5 dibawah ini:
59
Tabel 4.5 HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
KET B Std. Error Beta
1 (Constant) 53.574 14.768 3.628 .001
R0A 1.417 .251 .692 5.643 .000 H1 (Diterima)
CR -.007 .022 -.041 -.338 .737 H2 (Ditolak)
DER -.106 .094 -.137 -1.134 .265 H3 (Ditolak)
R .466
a. Dependent Variable: DPR
Sumber Data : Hasil Data Olahan (2020)
Dari hasil analisis data di atas, maka hasil persamaan regresi
adalah sebagai berikut:
1. AnaIisis Data lnferensiaI
Sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian terlebih
dahulu dilakukan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil
analisis diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y = 53.574+ 1,417 – 0,007 – 0,106. Adapun interpretasi dari
persamaan regresi linear berganda tersebut adalah:
a. Konstanta (a)
Ini berarti bahwa jika variabel Rasio Profitabilitas (X1), Rasio
Iikuiditas (X2), Debt Equity Ratio (X3) (tidak mengalami
perubahan) maka nilai Debt Equity Ratio (Y) sebesar 53.574.
60
b. Variabel Rasio Profitabiiits (X1) terhadap Divident Payout Ratio
(Y)
Nilai koefisien leverage untuk variabel X1 sebesar 1,417
bertanda positif. Hal ini mengandung arti bahwa jika penambahan
Rasio Profitabilitas (X1) bertambah sebesar 1 poin, maka Divident
Payout Ratio (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 1,417.
Dengan asumsi tidak ada penambahan (konstan) nilai variabel
Rasio Iikuiditas (X2), Debt Equity Ratio (X3).
c. Variabel Rasio likuiditas (X2) terhadap Divident Payout Ratio (Y)
Nilai koefisien leverage untuk variabel X2 sebesar -0.007
bertanda negatif. Hal ini mengandung arti bahwa jika penambahan
Rasio likuiditas (X2) bertamba sebesar 1 poin, maka Divident
Payout Ratio (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0.007.
Dengan asumsi tidak ada penambahan (konstan) nilai variabel
Rasio Profitabilitas (X1), Debt Equity Ratio (X3).
d. Variabel Debt Equity Ratio (X3) terhadap Divident Payout Ratio
(Y)
Nilai koefisien leverage untuk variabel X3 sebesar -0.106
bertanda positif. Hal ini mengandung arti bahwa jika penambahan
Debt Equity Ratio (X3) bertamba sebesar 1 poin, maka Dividend
Payout Ratio (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0,106.
Dengan asumsi tidak ada penambahan (konstan) nilai variabel
Rasio Profitabilitas (X1), Rasio likuiditas (X2).
61
2. Hasil Uji Regresi Secara Parsial (Uji t)
Uji ini mengetahui dari masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi a < 0,05, maka
dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel
independen dengan variabel dependen secara individu.
Sebalik jika signifikansi a> 0,05 maka tidak terjadi pengaruh
yang signifikan. Berikut hasil uji regresi (uji t) dicantumkan dalam tabel
4.5 yang telah di bahas pada uji analisis regresi berganda:
a. Rasio Profitabilitas (X1) menunjukan Coefficients Beta bertanda
positif sebesar 1,417 pada tingkat signifikansi 0,000, karena
tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini berarti variabel Rasio
Profitabiiits (X1) sangat signifikan terhadap Divident Payout Ratio
(Y). Dengan dengan demikian hepotesis H1 terbukti.
b. Variabel Rasio Iikuiditas (X2) menunjukan Coefficients Beta
bertanda negatif sebesar -0,007 pada tingkat signifikansi 0,737,
karena tingkat signifikansi 0,737 > 0,05. Hal ini berarti variabel
Rasio Iikuiditas (X2) sangat signifikan terhadap Divident Payout
Ratio (Y). Dengan dengan demikian hepotesis H2 ditolak.
c. Variabel Debt Equity Ratio (X3) menunjukan Coefficients Beta
bertanda negative sebesar -0.106 pada tingkat signifikansi 0,005,
karena tingkat signifikansi 0,265 > 0,05. Hal ini berarti variabel
Debt Equity Ratio (X3) sangat signifikan terhadap Divident Payout
Ratio (Y). Dengan dengan demikian hepotesis H3 ditolak.
62
3. Koefisien Determinasi
Pada modeI linier berganda ini, akan diIihat besarnya kontribusi
untuk variabeI bebas secara bersama-sama terhadap variabeI
terikatnya dengan meIihat besarnya koefisien determinasi totalnya
(R2). Jika (R2) yang diperoleh mendekati 1 (satu) maka dapat
dikatakan semakin kuat model tersebut menerangkan hubungan antar
variabel bebas dengan variabel terikat. Sebaliknya jika (R2) makin
mendekati 0 (noI) maka semakin lemah.
Tabel 4.6
HASIL KOEFISIEN DETERMINASI
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .714a .509 .466 68.88856 1.699
a. Predictors: (Constant), DER, CR, R0A
b. Dependent Variable: DPR
Sumber Data: Hasil Data Olahan (2020)
Berdasarkan tabel 4.6 di atas terlihat bahwa analisis data
menggunakan alat bantu program SPSS diperoleh nilai kofisien
determinasi (R2) sebesar 0,466.
Arti dari koefisien ini adalah bahwa pengaruh yang diberikan
oleh kombinasi variabel Rasio Profitabiiits (X1), Rasio Iikuiditas (X2),
Debt Equity Ratio (X3) terhadap Divident Payout Ratio (Y) adalah
sebesar 46,6%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain
sebesar 53,4%
63
B. Pembahasan
1. Hasil temuan hipotesis H1 (Profitabilitas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kebijakan dividen) dan pembahasan
Hasil temuan pertama dalam penelitian ini menyatakan bahwa
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan atas variabel profitabiIitas
terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan bahwa
nilai Rasio Profitabilitas (X1) menunjukan Coefficients Beta sebesar 1,417
bertanda positif pada tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Ini berarti bahwa
peningkatan atas profitabilitas suatu perusahan dapat meningkatkan
kebijakan dividen. Hal ini perusahaan memiliki prospek bahwa keadaan
dimasa mendatang harus pemperhatinkan pendapatan, aIiran kas akan
sehingga meningkatkan kemampuan pembayaran dividen, maka
perusahaan akan meningkatkan pembayaran dividen kepada para
investornya. Dan tentu hal ini, membuat pasar merespon positif
pengumuman kenaikan dividen tersebut. Namun sebaIiknya, jika
persahaan memiIiki prospek bahwa kondisi dimasa mendatang menurun,
pembayaran dividen oleh perusahaan tersebut juga akan menurun. Oleh
sebab itu hepotesis H1 dalam penelitian ini diterima.
Hasil tersebut senada dengan hasil penelitian sejenis terdahulu
oleh Hidayati (2016) yang menyatakan bahwa profitabilitas memberikan
pengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Profitabilitas yang
merupakan pengukuran tingkat laba bersih atau keuntungan bersih yang
diperoleh perusahaan dalam kegiatan operasionalnya.
Hasil tersebut juga terkait dengan signaling teori yang menyatakan
bahwa informasi apapun tentang kondisi saham atau perusahaan akan
64
memberikan efek terhadap para investor atau pemegang saham baik itu
sinyal positif maupun negatif. Maka dari itu informasi jumlah profitabilitas
dalam perusahaan tentunya akan memberikan sinyal kepada para
investor. Jika profitabilltas dalam perusahaan meningkat, maka hal itu
akan menjadi sinyal posiitif kepada para investor karena beranggapan
bahwa dividen yang akan dibagikan juga meningkat. Karena seperti pada
hasil penelltian ini bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan
terhadap kebijakan dividen
2. Hasil temuan hipotesis H2 (Likuiditas tidak berpengaruh terhadap
kebijakan dividen) dan pembahasan
Hasil temuan kedua dalam penelitian ini menyatakan bahwa pada
periode penelitian ini likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan dividen. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan bahwa nilai
Likuiditas (X2) menunjukan Coefficients Beta sebesar -0.007 bertanda
negatif pada tingkat signifikansi 0,737 > 0,05. Ini berarti bahwa pada
periode penelitian ini likuiditas bukan menjadi faktor penentu jumlah
dividen dan dibayar atau tidaknya dividen yang dibagikan perusahaan
kepada para investor. Jadi rasio likuiditas yang menjadi variabel dalam
penelitian ini tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.
Meskipun likuiditas atau rasio lancar menyediakan kas untuk membiayai
kewajiaban lancar dalam perusahaan termasuk dividen namun ada
beberapa faktor atau pertimbangan yang menyebabkan kadang kala
likuiditas tidak menjadi acuan untuk meningkatkan atau menurunkan
pembayaran dividen. salah satu faktor yang membuat likuiditas tidak
mmenjadi penentu pembayaran dividen tersebut adalah adanya
65
kewajiban lain yang harus dibiayai oleh kas yang tersedia dalam rasio
lancar misalnya hutang yang meningkat sehingga aset digunakan untuk
membayar hutang lancar sehingga tidak mampu meningkatkan dividen
atau tidak membayarkan dividen. faktor lain adalah disaat perusahaan
memiliki rasio likuiditas yang meningkat namun lebih memilih melakukan
investasi disaat kesempatan investasi tinggi dibandingkan membayarkan
dividen. Ataupun kadangkala perusahaan tidak ingin meningkatkan
ataupun menurunkan dividen dikarenakan memperhatikan perspektif dari
para investor yang pada umumnya investor lebih menyukai stabilitas
dalam pembagian dividen. Oleh sebab itu hepotesis H2 dalam penelitian
ini ditolak.
Hasil tersebut senada dengan hasil penelitian dari Noviana (2012)
dan Sandy dan Asyik (2013) yang menyatakan bahwa likuiditas tidak
berpengaruh terhadap kebijakan dividen, serta penelitian dari Griffin
(2010) yang menyatakan likuiditas berpengaruh negatif terhadap
kebijakan dividen. Serta penelitian oleh Jodi Tanuwijaya, Sovia Prima
Dewi (2019) dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakn
Dividen Policy pada perusahaan menufaktur di BEI” dalam penelitianya
mengungkapkan bahwa growth memiIiki pengaruh terhadap dividen
poIicy, sementara Ieverage, Iiquidity, profitafitabiIity, dan firm size tidak
memiIiki pengaruh terhadap dividend poIicy. Namun penelitian-penelitian
diatas bertentangan dengan penelitian lainnya yang mengatakan bahwa
likuiditas yang diproksikan dengan (Current Ratio) berpengaruh positif
signifikan terhadapa kebijakan dividen
66
Adapun teori yang mendasari hal ini adalah teori persinyalan yang
dicetuskan oleh Ross 1977 bahwa informasi yang ada dalam perusahaan
akan menjadi sinyal positif atau negatif yang akan ditangkap oleh para
investor sehingga para investor dapat mengambil keputusan terkait sinyal
tersebut. Maka dari itu Likuiditas yang menjadi ukuran kemapuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya tentunya menjadi
salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh para investor.
3. Hasil temuan hipotesis H3 (Hutang berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap kebijakan dividen) dan pembahasan
Hasil temuan ketiga dalam penelitian ini menyatakan bahwa
terdapat pengaruh yang negatif dan tidak signifikan atas variabel Hutang
terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan bahwa
nilai Hutang (X3) menunjukan Coefficients Beta sebesar -0,106 bertanda
negatif pada tingkat signifikansi 0,265 > 0,05. Ini berarti bahwa ketika
semakin banyak hutang atau semakin tinggi proporsi hutang yang dimiIiki
perusahaan untuk digunakan daIam struktur modaI maka kewajiban
perusahaan juga akan semakin besar. Sedangkan hutang tersebut
menimbuIkan biaya bunga yang jika hutangnya semakin besar berarti
baiaya bunga atas hutang tersebut juga semakin tinggi. Jadi, hutang yang
meningkat, akan berpengaruh negatif atau menurunkan tingkat
pendapatan bersih yang disediakan untuk para pemegang saham
termasuk dividen yang dibagikan kepada pemegang saham karena
perusahaan akan Iebih memeprioritaskan pembayaran kewajiban daIam
haI ini pembayaran bunga dan hutang daripada membayarkan dividen..
Perusahaan yang mempunyai hutang dipaksa mengeluarkan kas yang
67
tersedia dari perusahaan untuk membayar bunga hutang dan pelunasan
hutang sebelum membagikan kebijakan dividen Jadi, semakin tinggi
hutang perusahaan maka semakin rendah kebijakan dividen perusahaan
tersebut. Sebaliknya jika hutang dalam perusahaan kurang maka niIai
kebijakan dividen akan tinggi. Oleh sebab itu hipotesis H3 dalam
penelitian ini ditolak.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Signalling, yaitu sinyal dari
hutang ini akan ditangkap menjadi sinyal negatif oleh pasar. Hal ini
dikarenakan hutang menjadi salah satu alasan dividen yang dibagikan
menurun atau bahkan sama sekali tidak dibagikan.
Hasil tersebut senada dengan hasil penelitian sejenis terdahulu
oIeh Patricia Kurnikova, Ignatius Roni Setyawan (2020) dengan judul
“Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Dimediasi KepemiIikan
ManajeriaI Yang Tercatat Di BEI” dalam penelitianya peneIitiannya
membuktikan bahwa hutang berpengaruh negatif terhadap kebijakan
dividen
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. ProfitabiIitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan
dividen. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan bahwa nilai Profitabilitas
(X1) menunjukan Coefficients Beta bertanda positive sebesar 1,417 pada
tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Yang berarti semakin tinggi profitabiIitas
maka semakin tinggi kebijakan dividen. Sebaliknya jika profitabiIitas turun
maka kebijakan dividen perusahaan juga akan turun. Artinya semakin
besar profitabiIitas yang diperoleh perusahaan sangat tergantung dalam
meningkatkan laba sehingga semakin besar kemampuan perusahaan
daIam membayarkan dividen kepada para pemegang saham.
2. Likuiditas berpengaruh negatif dan tdak signifitkan terhadap kebijakan
dividen. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan bahwa nilai Likuiditas (X2)
menunjukan Coefficients Beta bertanda negatif sebesar -0,007 pada
tingkat signifikansi 0,737 > 0,05. Ini berarti bahwa likuiditas tidak
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen karena perusahaan
dapat memilih tidak mengubah dividennya ataupun tidak membayarkan
dividennya meskipun likuiditas meningkat karena lebih memilih
membayarkan kewajiban lancar lainnya atau meilih berinvestasi.
68
69
3. Hutang berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan
dividen. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan bahwa nilai Hutang (X3)
menunjukan Coefficients Beta bertanda negatif sebesar -0,106 pada
tingkat signifikansi 0,265 > 0,05. Hal ini berarti hutang dapat menjadi
faktor prnyebab turunnya kebijakan dividen karena perusahaan yang
mempunyai hutang, maka perusahaan akan dipaksa mengeluarkan kas
yang tersedia dari perusahaan untuk membayar bunga hutang dan
pelunasan hutang sebelum membagikan dividen.
4. Hasil uji koefisien determinasi (R2) sebesar 0,614 menunjukkan bahwa
besarnya pengaruh yang diberikan oleh kombinasi variabel Rasio
Profitabiiits (X1), Rasio Iikuiditas (X2), Debt Equity Ratio (X3) terhadap
Divident Payout Ratio (Y) adalah sebesar 46,6%, sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain sebesar 53,4%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, adapun saran sebagai berikut:
1. Bagi emiten/perusahaan yang terdaftar di BEI hendaknya mengurangi
penambahan modal yang bersumber dari hutang agar dapat membagikan
dividen secara rutin dan stabil
2. Periode penelitian selanjutnya sebaiknya lebih dari tiga tahun karena
periode yang lebih panjang diharapkan dapat memungkinkan tingkat
kebenaran yang mendekati 100% sehingga mencerminkan kondisi
perusahaan yang sebenarnya
70
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, N., Hidayat, L., 2013, Pengaruh Manajemen Aset Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan, Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan, (1), 23-38.
Amijaya, Tisna., I. R. D. Pangestuti., dan W. Mawardi. 2016. Analisis Pengaruh
Struktur Modal, Profitabilitas, Likuiditas, Kebijakan Dividen, Sales Growth dan Ukuran Perusahaan Manufaktur yang Listed di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2014. Eprints Journal. (1) (1) Agustus (2016).
Damayanti, D., dan Hartini. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,
Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Sektor Customer Goods di BEI periode 2008-2012. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 14. No. 21 Maret (2014).
Dewi, Trisna, N. M., Sedana, dan Panji, I. B ., 2015. Pengaruh Struktur Modal,
Likuiditas dan Pertumbuhan terhadap Kebijkan Dividen di BEI. Jurnal Akutansi. Vol.16, No.3. Bali: Universitas Udayana
Eka, Putra, R. 2012. Pengaruh Nilai Investasi, Nilai Upah, dan Nilai Produksi
Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Mebel di Kecamatan
Fatmawati Vivi, F., dan Rihardjo, I. B., 2017. Pengaruh Likuiditas, Leverage,
Aktivitas Dan Profitabilitas Dalam Memprediksi Financial Distress Pada Perusahaan Textile Dan Garment Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Selama Tahun 2011-2015. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 6, Nomor 10, Oktober 2017.
Fahmi, I. 2016. Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia Konsep dan
Kinerja. Jakarta: Mitra Wacana Media. Fahmi, I., 2015. Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab, Edisi
Keempat, Alfabeta, Bandung. Fahmi, I. 2013 fahmi. Analisis Laporan Keuangan. Lampulo: ALFABETA. Hanafi, Mamduh M, dan Halim, A. 2016. Analisis Laporan Keuangan, Edisi
Keempat. Yogyakarta.: UPP STIM YPKN, Hanafi, Mahduh dan Halim, A., 2016, Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta:
(UPP) STIM YKPN. Handayani, D.R., dan Hadinugroho, B. 2009. Analisis Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Kebijakan Hutang, ROA, Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Fokus Manajerial, 7 (1): 64-71.
Halim, A., dan Iqbal, M., 2012. Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah,
Edisi Ketiga. Jogjakarta: Penerbit UPP AMP YKPN.
71
Hani, dan Latiefasari, D., 2016. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Periode 2005-2009). Jurnal Akuntansi dan Keuangan.
Hardiningsih, Pancawati dan Oktaviani, R. M., 2015. Determinan Kebijakan
Hutang (Dalam Agency Theory dan Pecking Order Theory). Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Vol. 1, No. 1 Mei 2012, Hal: 11-24.
Hery. 2015, Analisis Laporan Keuangan– Edisi Pertama. Penerbit PT. Bumi
Aksara, Jakarta.
Istiningtyas., Roro, A. 2013. “Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Leverage, Profitability, Risk, Growth, dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratio: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing di BEI Tahun 2007-2011”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada Kasmir. (2016), Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Nuraeni., Andi. 2014. Pengaruh Independensi, Kompetensi, Etika, dan Motivasi
terhadap Kualitas Auditor Internal pada Bank Konvensional di Kota Makassar. Skripsi. Universitas Hasanuddin: Makassar.
Novita, Chery, S. 2012. Kontribusi Soft Skill Terhadap Prestasi Kerja Karyawan
PT. Lottemart Indonesia. Univ. Guna Darma: Fak. Psikologi Pradana, Lingga, S. W. dan Sanjaya, P. S., 2014. Pengaruh Profitabilitas, Free
Cash Flow, dan Investment Opportunity Set terhadap Dividend Payout Ratio. SNA 17 Mataram 24-27 September 2014
Putri, E. L. L.,dan Cicilia, S., 2017. Kelesuan Bisnis Properti Tekan Emiten
Properti. Diakses dari https://investasi.kontan.co.id/news/ kelesuan-bisnis-properti-tekan-emiten-properti. Pada tanggal 10 Mei 2019
Rahmawati, A. D. 2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Struktur
Modal dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan”. Sandy, Ahmad., dan Asyik, N. F. 2013. Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas
Terhadap Kebijakan Dividen Kas Pada Perusahaan Otomotif. Volume 1 Nomor 1, Januari 2013, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA): Surabaya Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi
Samrotun, Chomsatu, Y., 2015. Kebijakan Dividen dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Jurnal Paradigma Volume 13, Nomor 1, Februari- Juli 2015.
72
Satrina, dkk 2017. Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio, Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Manajemen dan Bisnis (JAB), Vol.2, No.1.
Sutoyo, Fahmi,J. E. P., Irham. 2014. Pengantar Manajemen Keuangan.
Bandung: Alfabeta Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&B. Bandung:
Aflabeta. Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT
Alfabet. Syakur, Syafi’I, A., 2015. Intermediate Accounting. Jakarta: Pembuka Cakrawala. Tofler, A., 2016. Ada Yang Berikan Return 1000%, Ini 10 Saham Terbaik di 2016.
http://www.bareksa.com/id/text/2016/12/09/ada-yang-berikan-return-1000-ini-10-saham-terbaik-di-2016/14444/news. Diakses Desember 2017.
www.idx.com Yasa, Mahendra, K. D.,dan Wirawati, N. G. P., 2016. Pengaruh Net Profit Margin,
Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio pada Dividend Payout Ratio. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.16 2 Agustus 2016
L
A
M
P
I
R
A
N
Data Profitabilitas Sampel
NO KODE R0A
2017 2018 2019
1 ADES 4.55 6,01 10,20
2 ALTO -5.63 -2.96 -0.67
3 BTEK -0.59 1.47 -1.69
4 BUDl 1.4 1.42 2.04
5 CEKA 7.71 7.93 15.47
6 DLTA 20.86 22.19 22.29
7 ICBP 12.01 13.31 13.02
8 IIKP -4.14 -5.05 22.25
9 lNDF 4.74 4.32 5.1
10 MGNA -7.25 -7.25 -133.82
11 MLBl 52.66 42.38 41.62
12 MYOR 10.69 9.76 10.44
13 LMPl -3.73 -5.9 -5.65
14 KlCl 5.32 -0.57 -2.08
15 ClNT 5.8 2.61 1.36
16 SKLT 3.63 4.3 5.69
17 STTP 9.24 9.7 16.75
18 ULTJ 13.56 12.56 15.62
19 GGRM 11.61 11.28 13.83
20 HMSP 29.37 29.05 26.96
21 RMBA -3.41 -4.09 0.3
22 WllM 3.31 4.07 2.1
23 DVLA 9.89 11.92 12.12
24 INAF -3.03 -2.27 0.58
25 KAEF 5.36 4.4 -0.07
26 KLBF 14.47 13.54 12.37
27 MERK 17.08 92.1 8.68
28 PYFA 4.47 4.9 4.52
29 SlDO 18.9 19.9 22.8
30 MBTO -3.16 -17,61 -11.33
31 MRAT 0,03 -0.44 -0.26
32 TSPC 7,31 6.51 6.62
33 KlNO 3.39 3.39 10.98
34 TClD 7.6 7.1 5.7
35 UNVR 37.59 46.66 35.8
36 SKLT 3.6 3.6 5.3
37 ROTl 3 2.9 5.1
38 PSDN 5 7 3
Data Likuiditas Perusahaan Sampel
NO KODE CR
2017 2018 2019
1 ADES 1.2 1.39 2
2 ALTO 1.08 0,76 0.88
3 BTEK 1.01 2.15 1.75
4 BUDl 100.7 100.3 100.6
5 CEKA 479.97 511.3 222.44
6 DLTA 863.78 719.83 805.05
7 ICBP 2.43 1.95 2.54
8 IIKP 0.82 0.95 5.41
9 lNDF 1.52 1.07 1.27
10 MGNA 2.63 0.88 0.02
11 MLBl 78 78 73
12 MYOR 239 265 343
13 LMPl 159 151 151
14 KlCl 7.2 6.1 7.6
15 ClNT 319 271 238
16 SKLT 1.3 1.3 1.2
17 STTP 261.92 184.85 285.3
18 ULTJ 419.2 439.8 444.4
19 GGRM 193.6 205.8 206.2
20 HMSP 5.27 4.3 3.28
21 RMBA 192.09 158.97 190.66
22 WllM 5.36 5.92 6.02
23 DVLA 2.66 2.89 2.91
24 INAF 104,20 104,87 188,08
25 KAEF 1.73 1.34 0.99
26 KLBF 450.89 465.77 435.47
27 MERK 3.08 1.37 2.51
28 PYFA 352,28 275,74 352,77
29 SlDO 7.8 4.2 4.1
30 MBTO 206.3 163.34 124.78
31 MRAT 359,7 311,6 288,7
32 TSPC 252,14 251.62 278,08
33 KlNO 1.65 1.5 1.35
34 TClD 491,3 586,1 558,2
35 UNVR 62 73.2 65.3
36 SKLT 1.3 1.3 1.2
37 ROTl 2.3 3.6 1.7
38 PSDN 116 103 76
Data Hutang Perusahaan Sampel
NO KODE DER
2017 2018 2019
1 ADES 0.99 0.83 0,45
2 ALTO 1.65 1.87 1.9
3 BTEK 1.67 1.28 1.32
4 BUDl 1.46 1.77 1.33
5 CEKA 0.54 0,20 0,23
6 DLTA 0.17 0.19 0.18
7 ICBP 0.56 0.51 0.45
8 IIKP 0.09 0.09 0.07
9 lNDF 0.88 0.93 0.77
10 MGNA 3.22 11.35 -1.85
11 MLBl 1.36 1.47 1.53
12 MYOR 1.03 1.06 0.92
13 LMPl 1.22 1.38 1.55
14 KlCl 0.63 0.63 0.75
15 ClNT 0.25 0.26 0.34
16 SKLT 1.07 1.2 1.08
17 STTP 0.69 0.6 0.34
18 ULTJ 0.23 0.16 0.17
19 GGRM 0.58 0.53 0.54
20 HMSP 0.26 0.32 0.43
21 RMBA 0.58 0.78 1.02
22 WllM 0.25 0.25 0.26
23 DVLA 0.47 0.4 0.4
24 INAF 1.91 1.9 1.74
25 KAEF 1.37 36,60 40.39
26 KLBF 2.27 2.33 4.89
27 MERK 0.27 0.59 0.34
28 PYFA 31.78 36.42 34,63
29 SlDO 0.09 0.15 0.15
30 MBTO 89.14 115.65 151,33
31 MRAT 35.6 39.1 44.5
32 TSPC 46.3 44.86 44.58
33 KlNO 0.27 0.27 0.41
34 TClD 27,1 24,0 26.4
35 UNVR 2.65 1.58 2.91
36 SKLT 106.9 91.9 140
37 ROTl 0.6 0.5 0.5
38 PSDN 131 187 334
Data Kebijakan Dividen Perusahaan Sampel
NO KODE DPR
2017 2018 2019
1 ADES 0 0 0
2 ALTO 0 0 0
3 BTEK 0 0 0
4 BUDl 4 0 0
5 CEKA 24.93 28.89 27.61
6 DLTA 74.41 86.9 0
7 ICBP 49.76 19.41 0
8 IIKP 0 0 0
9 lNDF 49.92 224 0
10 MGNA 0 0 0
11 MLBl 99.95 12.39 101.53
12 MYOR 37.86 0 32.67
13 LMPl 0 0 0
14 KlCl 0 0 0
15 ClNT 25.9 28.92 46.61
16 SKLT 20.93 21.07 17.5
17 STTP 0 0 0
18 ULTJ 10.69 16.43 13.48
19 GGRM 74.92 64.51 45.4
20 HMSP 98.16 98.5 99.33
21 RMBA 0 0 0
22 WllM 0 0 19.24
23 DVLA 98.02 0 0
24 INAF 0 0 0
25 KAEF 30.01 20 65.99
26 KLBF 44.84 48.75 48.64
27 MERK 79.03 230.47 0
28 PYFA 0 0 22.9
29 SlDO 81.49 46.86 40.85
30 MBTO 0 0 0
31 MRAT 0 0 0
32 TSPC 41.96 33.1 32.47
33 KlNO 46,0 47,6 58,2
34 TClD 0 50.87 58.18
35 UNVR 99.67 99.7 61.98
36 SKLT 20.93 0 13.81
37 ROTl 20.18 0 20.14
38 PSDN 0 0 0
DESKRIPISI DATA PENELITIAN
Statistics
R0A CR DER DPR
N Valid 38 38 38 38
Missing 0 0 0 0
Mean 22.6434 3.2065 44.0637 78.5963
Median 13.7550 14.4750 2.7950 40.4600
Mode -148.32a .00 .54 .00
Std. Deviation 4.60543 5.24803 1.21730 9.42833
Variance 2.121 2.754 1.482 8.889
Minimum -148.32 .00 .25 .00
Maximum 136.66 2388.66 652.00 309.50
HASIL UJI NORMALITAS (K-S TEST) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 38
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 66.03674910
Most Extreme Differences Absolute .161
Positive .161
Negative -.093
Kolmogorov-Smirnov Z .992
Asymp. Sig. (2-tailed) .278
UJI HETEROSKEDASTISITAS (UJI GLEJSER)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 63.962 8.350
7.660 .000
R0A -.162 .142 -.182 -1.142 .262
CR -.012 .012 -.160 -1.005 .322
DER -.117 .053 -.348 -2.210 .034
UJI MULTIKOLINEARITAS Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 53.574 14.768
R0A 1.417 .251 .692 .959 1.043
CR -.007 .022 -.041 .965 1.036
DER -.106 .094 -.137 .985 1.015
HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS Coefficients
a
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 53.574 14.768 3.628 .001
R0A 1.417 .251 .692 5.643 .000 H1 (Diterima)
CR -.007 .022 -.041 -.338 .737 H2 (Ditolak)
DER -.106 .094 -.137 -1.134 .265 H3 (Ditolak)
R .466
HASIL KOEFISIEN DETERMINASI
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .714a .509 .466 68.88856 1.699
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Yulianti, dilahirkan di Desa Lompoloang, Kec.
Pitumpanua Kab. Wajo, Provinsi Sul-sel pada tanggal
10 Desember 1996. Anak Tunggal dan merupakan
buah hati dari pasangan Andi Tenri Awaru dan A.
Tonang. Penulis memulai jenjang pendidikan pada
tahun 2003 sampai 2009 di SDN 189 Lompoloang. Pada tahun yang sama
penulis melanjutkan pendidikan kejenjang Madrasah Tsanawiyah (MTS) di
MTS Negeri 1 Puteri Pusat Sengkang , tamat pada tahun 2012. Pada tahun
2012 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Atas
(SMA) di SMA Negeri 3 Sengkang sampai tamat pada tahun 2015
Kemudian pada tahun 2016, penulis diterima di Universitas Muhammadiyah
Makassar pada Jurusan Akuntansi Srata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan
Bisnis.