analisis faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOEFISIEN
RESPON LABA
(Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) untuk Tahun 2012-2015)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Mufti Zakwan Alkartobi
NIM: 1111082000127
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/ 2017 M
ii
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOEFISIEN
RESPON LABA
(Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) untuk Tahun 2012-2015)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Mufti Zakwan Alkartobi
NIM: 1111082000127
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/ 2017 M
iii
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOEFISIEN
RESPON LABA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Mufti Zakwan Alkartobi
NIM : 1111082000127
Di Bawah Bimbingan :
Pembimbing I
Ismawati Haribowo, SE.,M.Si
NIP.19800909 201411 2 003
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, 7 Februari 2017 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Mufti Zakwan Alkartobi
2. NIM : 1111082000127
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Koefisien Respon Laba (ERC) (Studi pada
Perusahaan Real Estate dan Building
Construction yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012-2015)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan mahasiswa tersebut
di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 7 Februari 2017
1. Zuwesty Eka Putri, M.Ak. (_____________________)
NIP. 19800416 200901 2 006 Penguji I
2. Fitri yani Jalil, SE. M.Sc. (_____________________)
NIDN. 2009058601 Penguji II
v
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis, 15 Juni 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa/i:
1. Nama : Mufti Zakwan Alkartobi
2. NIM : 1111082000127
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Koefisien Respon Laba
(Studi Empiris Terhadap Perusahaan Real Estate dan Contracting
Building Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-
2015)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan
selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa/i tersebut di atas dinyatakan
lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 20 Oktober 2016
1. Hepi Prayudiawan, SE., M.M., Ak., CA (_________________)
NIP: 19720516 200901 1 006 Ketua
2. Ismawati Haribowo, M.Si (_________________)
NIP: 19800909 201411 2 003 Sekretaris
3. Reskino, SE., M.Si., Ak., CA (_________________)
NIP: 19740928 200801 2 004 Penguji Ahli
4. Ismawati Haribowo, M.Si (_________________)
NIP: 19800909 201411 2 003 Pembimbing
vi
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Mufti Zakwan Alkartobi
NIM : 1111082000127
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 24 Mei 2017
(Mufti Zakwan Alkartobi)
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Mufti Zakwan Alkartobi
2. Tempat Tanggal Lahir : Lebak, 13 Januari 1993
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Anak ke- dari : 4 dari 4 bersaudara
6. Alamat : Kp Wangun Desa Lebaktipar RT 007/ RW 002
Kecamatan Cilograng Kabupaten Lebak, Provinsi
Banten
7. Telepon : 085945652814
8. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SDN Lebak Tipar 3 Tahun 1999-2005
2. Mts Daar El Kutub Tahun 2005-2008
3. SMAN 1 Tanggerang Selatan Tahun 2008-2011
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011-2017
III. LATAR BELAKANG ORANG TUA
1. Ayah : Muhammad Hudori, SPdi
2. Tempat, Tanggal Lahir : Magelang, 28 Februari 1954
3. Ibu : Supenti Nurhaerani, A,Ma
4. Tempat, Tanggal Lahir : Wonogiri, 28 Oktober 1966
viii
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOEFISIEN
RESPON LABA
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti mengenai pengaruh ukuran
perusahaan, struktur modal, profitabilitas, persistensi laba, pertumbuhan perusahaan,
resiko sistemik terhadap koefisien respon laba.
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan property dan real estate yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2015. Jumlah perusahaan
property dan real estate yang dijadikan sampel adalah 23 perusahaan dengan
pengamatan selama 4 tahun. Penelitian ini berdasarkan purposive sampling. Total
sampel penelitian ini adalah 92 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian
ini menggunakan teknik analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur modal dengan nilai signifikansi
0,014 dan resiko sistemik dengan nilai signifikansi 0,000 berpengaruh positif dan
signifikan terhadap koefisien respone laba. Sedangkan variabel lain seperti ukuran
perusahaan, profitabilitas, persistensi laba dan pertumbuhan perusahaan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap koefisien respon laba.
Kata kunci : Koefisien Respon Laba, Ukuran Perusahaan, Struktur Modal,
Profitabilitas, Persistensi Laba, Pertumbuhan Perusahaan, Resiko Sistemik
ix
ANALYSIS OF AFFECTING FACTORS TO THE EARNING RESPONE
COEFFICIENT
ABSTRACT
The purpose from this research is to find the evidence the effect of firm size,
capital structure, profitability, profit persistence, corporate growth, and systemic risk
to earnings response coefficient.
This research uses sample of property and real estate companies are listed on
Indonesia Stock Exchange during the period 2012-2015. The number of property and
real estate companies being sampled is 23 companies with observations for 4 years.
This research is based on purposive sampling. The total sample of this study was 92
financial statements. Hypothesis testing in this study using multiple regression
analysis method.
The results showed that the capital structure with value of significant 0,014 and
systemic risk with value of signifificant 0,000 have positive and significant effect to
earnings respone coefficient. While other variables such as firm size, profitability,
earnings persistence and growth of the company did not significantly influence to the
earnings response coefficient.
Keywords: Earning Response Coefficient, Firm Size, Capital Structure,
Profitability, Earning Persistance, Company Growth, Systemic Risk
x
KATA PENGANTAR
Assalamua’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang telah
memberikan nikmat jasmani, rohani, iman dan islam serta ilmu pengetahuan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Koefisien Respon Laba” dengan lancar. Shalawat
serta salam senantiasa selalu tercurah limpahkan kepada junjungan alam Nabi
Muhammad SAW. teladan bagi insan di muka bumi.
Skripsi ini merupakan tugas yang diselesaikan sebagai syarat guna meraih
gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
tersusunnya skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orang tua (Ibu Supenti dan Almarhum bapak M. Hudori, SPd) yang secara
tulus telah melahirkan, mendidik, membesarkan, memberikan kasih sayang, doa
serta dukungan finansial yang tiada hentinya kepada penulis.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Ismawati Haribowo, SE., M.Si selaku dosen pembimbing yang bersedia
meluangkan waktu, serta dengan sabar memberikan pengarahan dan bimbingan
dalam penulisan skripsi ini.
6. Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
banyak memberikan bantuan kepada penulis.
7. Kakak-kakak saya (Fihri Alfian, Igna Tamami dan Irna Wulandri) telah
memberikan inspirasi, Motivasi, nasihat dan hiburan yang tiada hentinya kepada
penulis.
8. Teman-teman Akuntansi 2011 yang alhamdulillah telah banyak memberikan
pelajaran berharga kepada penulis.
xi
9. Sahabat Info Beasiswa (Ujang, Try, Caesar, Adi, Rifki, Rizki, Abrar, Wahyu dan
Mas Aji) yang telah memberikan dorongan, kenangan dan Motivasi liburan yang
indah kepada penulis. “Guys Uti jadi paling lambat lulus nih, kesalip eca, gimana
tuh?”
10. Sahabat urug-urug sekaligus teman organisasi (Gus Habib, Isal, Haikal, Bang
Eway, Sueb, Tum Anggit, Mas Aji lagi dan Syufi Hasan) : “mudah-mudahan jadi
langitan semua”
11. Terima kasih banyak juga buat adik Zaki Mubarok temen kosan yang mudah-
mudahan diberi kelancaran serta hidayah dari Allah SWT.
12. Teman-teman dari kelas Akuntansi C dan juga dia yang telah memberikan
inspirasi, dan bantuan kepada penulis.
13. Teman-teman KKN Tangan Nusantara (Ucil, Ijal, Bayu, Anggita, Andhita, Ifah,
fatma, Wahyu, Try, Afi, Aep, Wisnu, Putri, Azwin) yang terlah bersama-sama
melewati pahit-manisnya KKN selama sebulan dan sekarang Alhamdulillah sudah
sukses semua.
14. Teman-teman sekaligus adik-adik di kampus (Cice, Dean, Mawan, Ichi, Irvan,
Ajay)
15. Semua pihak yang telah menemani kehidupan perkuliahan penulis selama belajar
di kampus tercinta kita UIN Syarif Hidayatullah.
Akhir kata, penulis sadar bahwa skripsi ini masih perlu banyak saran dan
masukan yang membangun dari pembaca. Penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, 24 Mei 2017
Mufti Zakwan Alkartobi
xii
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................... i
COVER DALAM .................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................... iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .......................................v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............. vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................. vii
ABSTRACT ........................................................................................... viii
ABSTRAK .............................................................................................. ix
KATA PENGANTAR .............................................................................x
DAFTAR ISI ......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................13
BAB II TINJAUAN LITERATUR.......................................................15
A. Tinjauan Literatur ......................................................................15
1. Teori Pasar Efisien (Agency Theory) ...................................15
2. Teori Sinyal (Signalling Theory) ..........................................18
3. Ukuran Perusahaan ...............................................................21
4. Struktur Modal ......................................................................22
5. Profitabilitas ..........................................................................25
6. Persistensi Laba ....................................................................28
7. Pertumbuhan Perusahaan ......................................................29
8. Resiko Sistemik ...................................................................31
9. Koefisien Respon Laba .........................................................33
B. Penelitian Terdahulu dan Kerangka Pemikiran .........................35
xiii
1. PenelitianTerdahulu ..............................................................35
C. Pengembangan Hipotesis ...........................................................39
1. Ukuran Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba .........39
2. Struktur Modal Terhadap Koefisien Respon Laba ..............39
3. Profitabilitas Terhadap Koefisien Respon Laba ...................40
4. Persistensi Laba Terhadap Koefisien Respon Laba ..............41
5. Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba 41
6. Resiko Sistemik Terhadap Koefisien Respon Laba ..............42
7. Pengaruh secara simultan Ukuran Perusahaan, Struktur
Modal, Profitabilitas, Persistensi Laba, Pertumbuhan
Perusahaan dan Resiko Sistemik terhadap variabel Y=
Koefisien Respon Laba
..............................................................................................42
D. Kerangka Pemikiran ..................................................................43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................45
A. Ruang Lingkup Penelitian .........................................................45
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................45
C. Metode Pengumpulan Data .......................................................46
D. Metode Analisis Data ................................................................47
1. Analisis Statistik Deskriptif ...............................................47
2. Uji Asumsi Klasik ..............................................................47
a. Uji Normalitas ....................................................................48
b. Uji Multikolonieritas .........................................................49
d.Uji Autokorelasi .................................................................50
c.Uji Heteroskesdastisitas .....................................................50
3. Koefisien Determinasi .......................................................51
4. Uji Hipotesis ......................................................................52
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F).........................52
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) .....52
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian .........................................52
1. Variabel Independen ..........................................................52
a. Ukuran Perusahaan ............................................................52
b. Struktur Modal .................................................................53
xiv
c. Profitabilitas .......................................................................55
d. Persistensi Laba ................................................................55
e. Pertumbuhan Perusahaan ...................................................56
f. Resiko Sistemik .................................................................57
2. Variabel Dependen.............................................................59
a. Koefisien Respon Laba ......................................................59
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................62
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...........................................62
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ..................................................63
1. Hasil Uji Asumsi Klasik .......................................................63
2. Hasil Statistik Deskriptif .......................................................69
3. Hasil Koefisien Determinasi .................................................73
4. Hasil Uji Hipotesis ................................................................74
C. Pembahasan ...............................................................................78
1. Pengaruh Ukuruan Perusahaan Terhadap Koefisien Respon
laba ........................................................................................78
2. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Koefisien Respon Laba
..............................................................................................79
3. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Koefisien Respon Laba ...80
4. Pengaruh Persistensi laba Terhadap Koefisien respon Laba.81
5. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Koefisien
Respon Laba .........................................................................82
6. Pengaruh Resiko Sistemik Terhadap Koefisien Respon Laba
..............................................................................................83
7. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Modal, Profitabilitas,
Persistensi Laba, Pertumbuhan Perusahaan dan Resiko
Sistemik Secara Simultan Terhadap Koefisien Respon Laba
..............................................................................................85
BAB V PENUTUP .................................................................................86
A. Kesimpulan ................................................................................86
B. Saran ..........................................................................................87
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................88
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................91
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Hasil Penelitian Terdahulu .....................................................36
Tabel 3. 1 Operasional dan Pengukuran Variabel ...................................61
Tabel 4. 1 Rincian Perolehan Sampel Perusahaan ...................................62
Tabel 4. 2 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov Smirnov (K-S) 92 sampel
.................................................................................................................63
Tabel 4. 3 Hasil Uji Multikolonieritas dengan Uji VIF ...........................64
Tabel 4. 4 Hasil Uji Heteroskesdastisitas dengan Uji Glejser .................65
Tabel 4. 5 Hasil Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson ...............66
Tabel 4. 6 Statistik Deskriptif ..................................................................68
Tabel 4. 7 Hasil Koefisien Determinasi Analisis Regresi Berganda .......74
Tabel 4. 8 Hasil Uji Signifikansi Simultan: Uji Statistik F .....................75
Tabel 4. 9 Hasil Uji Signifikansi Individual: Uji t ...................................76
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Grafik Pasar Efisien ............................................................17
Gambar 2. 2 Grafik Efisiensi Pasar Secara Lengkap ...............................18
Gambar 2. 3 Kerangka Pemikiran ...........................................................44
Gambar 4. 1 Grafik Histogram ................................................................63
Gambar 4. 2 Grafik Normal Probability Plot...........................................64
Gambar 4. 3 Grafik Scatterplot ................................................................68
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perusahaan Property dan Real Estate yang menjadi sampel.
.................................................................................................................93
Lampiran 2 Data Perusahaan dan Perhitungan Variabel Independen
Ukuran Perusahaan ..................................................................................94
Lampiran 3 Data Perusahaan dan Perhitungan Variabel Independen
Struktur Modal .........................................................................................96
Lampiran 4 Data Perusahaan dan Perhitungan Variabel Independen
Profitabilitas .............................................................................................99
Lampiran 5 Data Perusahaan dan Perhitungan Variabel Independen
Persistensi Laba .....................................................................................102
Lampiran 6 Data Perusahaan dan Perhitungan Variabel Independen
Pertumbuhan Perusahaan .......................................................................106
Lampiran 6 Data Perusahaan dan Perhitungan Variabel Independen
Resiko Sistemik .....................................................................................109
Lampiran 6 Data Perusahaan dan Perhitungan Variabel Dependen
Koefisien Respon Laba ..........................................................................113
Lampiran 7 Hasil Output SPSS .............................................................119
1
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Penelitian
Fungsi laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan sebagai
hasil dari proses akuntansi adalah untuk memenuhi kebutuhan para
pemakainya, khususnya adalah pihak luar atau eksternal. Pihak ekternal
adalah investor atau calon investor yang meliputi pembeli saham atau
obligasi, kreditor atau peminjam dana bank, supplier. Laporan keuangan
tersebut digunakan sebagai dasar untuk memprediksi dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Disamping itu informasi yang berasal dari laporan
keuangan juga dapat memperlihatkan kinerja perusahaan. Oleh karena itu
informasi akuntansi sangat penting untuk salah satu bagian pemakai laporan
keuangan seperti investor untuk menjadi bahan pertimbangan dalam
berinvestasi di pasar modal.
Laporan keuangan terutama laporan laba rugi sangat rentan akan
adanya manipulasi. Hal ini dikarenakan pada umumnya investor akan
melihat prospek awal suatu perusahaan dari laporan tersebut. Selain itu
adanya kebebasan yang diberikan kepada manajemen dalam memilih
kebijakan akuntansi, dapat menyebabkan tidak semua laporan laba yang
dilaporkan oleh perusahaan memberikan informasi yang sebenarnya
mengenai kinerja perusahaan.
Koefisien Respon Laba dapat mengidentifikasi perbedaan respon
pasar terhadap pengumuman laba suatu perusahaan. Scoot (2015) melalui
2
ERC mencerminkan tingkat kepercayaan pasar (investor) terhadap kualitas
laba
2
dan karenanya mewakili perspektif ukuran kualitas laba berdasarkan kinerja
pasar. Kuatnya reaksi pasar terhadap informasi laba yang tercermin dari
tingginya nilai ERC, menunjukkan bahwa pasar menilai laba yang
dilaporkan memiliki kualitas yang baik, dan begitupun sebaliknya (Nana,
2012:118).
Laporan keuangan yang diterbitkan suatu perusahaan harus dapat
mengungkapkan kondisi perusahaan yang sebenarnya, sehingga bermanfaat
bagi masyarakat umum. Informasi yang bermanfaat bagi pengambilan
keputusan haruslah informasi yang mempunyai relevansi. Salah satu
indikator bahwa suatu informasi akuntansi relevan adalah adanya reaksi
pemodal pada saat diumumkannya suatu informasi yang dapat diamati dari
adanya pergerakan harga saham.
Salah satu informasi akuntansi tersebut adalah mengenai informasi
laba. Informasi laba akan direspon oleh investor karena memberikan
gambaran mengenai kinerja perusahaan. Statement of Financial Accounting
Concept (SFAC) No.1 menyatakan laba memiliki manfaat untuk menilai
kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang
representative dalam jangka panjang, memprediksi laba dan menaksir resiko
dalam investasi atau kredit. Informasi laba merupakan salah satu bagian dari
laporan keuangan yang banyak mendapat perhatian (Nana, 2014:119).
Pengambilan keputusan ekonomi yang dibuat oleh para pelaku pasar
berdasarkan informasi yang diperoleh dari laporan keuangan umumnya
tercermin dalam tindakan pelaku pasar yang disebut dengan reaksi pasar.
Reaksi pasar dipicu oleh berbagai hal, salah satunya adalah pengumuman
yang berhubungan dengan laba (earnings related announcements).
3
Informasi laba akuntansi dapat menjadi ukuran prestasi
perusahaan, yang dapat digunakan investor dan kreditor untuk
memprediksi aliran kas. Salah satu pengukuran yang dapat digunakan
untuk mengukur reaksi pemodal atau respon harga saham terhadap
informasi laba akuntansi. Salah satu informasi yang merupakan sinyal
penting bagi investor untuk menilai prospek perusahaan yaitu dividen
per lembar saham. Informasi ini berguna bagi investor maupun calon
investor dalam melakukan penilaian perusahaan sebab pada umumnya
manajemen tidak akan mengambil risiko dengan membayar dividen
yang tinggi pada suatu waktu tertentu, apabila perusahaan
memprediksi tidak dapat mempertahankannya dimasa yang akan
datang. Hal ini dikarenakan dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi
dividen bisa menjadi proksi yang baik terhadap trend pendapatan
perusahaan.
Laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan biasanya
menimbulkan beberapa perbedaan kepentingan antara pihak internal
dan external dan ini yang sudah sering terjadi yang sering diungkapkan
oleh teori keagenan (Agency Theory), namun menurut Etna (2012:1)
berpendapat bahwa sebenarnya perbedaan kepentingan ini bisa
dihindari jika pengguna laporan keuangan bisa mengerti dan mendapat
signal yang jelas dari perusahaan. Dan bagaimana untuk mengatahui
bahwa signal itu diterima dengan baik atau tidak maka itu bisa dilihat
dari bagaimana respon pasar terhadap laporan yang dikeluarkan oleh
4
perusahaan, biasanya terlihat dengan naik atau turunnya saham dan
return.
Etna (2012:1) mengungkapkan bahwa informasi laba (rugi) yang
diumumkan perusahaan akan digunakan pasar untuk pengambilan
keputusan keuangan. Keputusan menjual atau membeli yang dilakukan
pasar disebut reaksi pasar. Reaksi pasar akan mengakibatkan
perubahan harga sekuritas. Perubahan harga sekuritas akan
mempengaruhi return yang diterima pasar. Hal ini menunjukkan
bahwa laba (rugi) memiliki hubungan dengan return yang akan
diterima oleh pasar (investor). Hubungan tersebut secara singkat
didasari oleh informasi yang dimiliki oleh laba (rugi) lalu mendapat
reaksi pasar. Oleh karena itu, tingkat perubahan pada return atau harga
saham dalam merespon informasi laba dapat diukur menggunakan
koefisien respon laba atau earnings responses coefficient (ERC).
Jika pada masa sebelumnya, pengetahuan tentang laba akuntansi
lebih berfokus pada kandungan informasi, dan pada perkembangan
berikutnya lebih pada seberapa jauh respon pasar terhadap informasi
laba akuntansi yang lebih dikenal dengan Earnings Response
Coefficient (ERC). Hal ini difokuskan pada faktor-faktor yang
mempengaruhi earnings response coefficient, yang merupakan korelasi
antara unexpected earnings dengan abnormal return saham (Rofika,
2015:175).
5
Koefisien respon laba menyertakan perilaku jual beli investor
terhadap ekspektasi laba pada window sebelum dan sesudah penerbitan
laporan keuangan perusahaan. Penggunaan variabel ERC untuk
mengukur kualitas laba secara tidak langsung memberikan kritik
terhadap efektifitas penyajian laporan keuangan perusahaan agar nilai
informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan tersebut dapat
lebih berguna bagi pemakainya. Hal ini dikarenakan dengan
pemakaian ERC, laba yang disajikan perusahaan akan langsung
dibandingkan dengan ekspektasi penilaian masyarakat terhadap nilai
perusahaan tersebut yang melakukan aksi jual beli yang pada akhirnya
akan mendorong investor untuk memilih perusahaan yang memiliki
kinerja lebih baik (Eka, 2013:6).
Penelitian mengenai koefisien respon laba berguna dalam
analisis fundamental oleh investor, dalam model penilaian untuk
menentukan reaksi pasar atas informasi laba suatu perusahaan. Dengan
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien respon laba
maka dapat diketahui kemungkinan besar kecilnya harga saham atas
informasi laba dari suatu perushaan. Dan berdasarkan beberapa
penelitian sebelumnya, faktor-faktor yang terindentifikasi
mempengaruhi koefisien respon laba adalah persistensi laba,
pertumbuhan perusahaan, struktur modal, risiko sistematik, dan ukuran
perusahaan (Rofika, 2015:176).
6
Penelitian yang dilakukan Eka (2013:5) disebutkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan earnings response
coefficient (ERC) antara satu perusahaan dengan perusahaan lain
adalah risiko sistematik yang diukur dengan menggunakan beta,
struktur modal atau leverage, persistensi laba (earning quality) yang
digunakan sebagai indikator kualitas laba, kesempatan bertumbuh
(growth opportunities), the similarity of investor expectations, dan the
informativeness of price yang biasanya diproksi dengan menggunakan
ukuran perusahaan (firm size).
Hasil penelitian beberapa peneliti sebelumnya diatas, beberapa
faktor yang mempengaruhi ERC salah satunya adalah persistensi laba,
Joko dan Rustam (2015:4) Persistensi laba akuntansi adalah revisi
dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa depan (expected future
earnings) yang diimplikasi oleh laba akuntansi tahun barjalan (current
earnings). Besarnya revisi ini menunjukkan tingkat persistensi laba.
Inovasi terhadap laba sekarang adalah informative terhadap laba masa
depan ekspektasian, yaitu manfaat masa depan yang diperoleh
pemegang saham. Nilai sekarang dari revisi atas laba masa depan
dapat memperkirakan nilai sekarang revisi manfaat masa depan
ekspektasiaannya, yaitu dalam harga saham. Semakin kecil nilai revisi
laba akuntansi masa depan (semakin persistensi laba akuntansi),
semakin kuat hubungan laba akuntansi dengan abnormal return
7
(semakin besar koefisien respon laba). Semakin tinggi persistensi laba
maka semakin tinggi ERC, hal ini berkaitan dengan kekuatan laba.
Persistensi laba mencerminkan kualitas laba perusahaan dan
menunjukkan bahwa perusahaan dapat mempertahankan laba dari
waktu ke waktu. Persistensi laba diekspektasi berpengaruh terhadap
kualitas laba di masa yang akan datang karena penelitian terdahulu
menunjukkan semakin besar revisi laba masa depan yang disebabkan
oleh kejutan laba (earning surprise) maka semakin besar pula
pengaruhnya terhadap perubahan harga saham (Joko dan Rustam,
2015:5).
Pemilihan persistensi laba dalam penelitian ini karena mengingat
bahwa investasi merupakan kegiatan untuk mendapatkan keuntungan
dari perusahaan yang diberi dana investasi, maka persistensi laba yang
merupakan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan laba dari
waktu ke waktu dan bukan hanya karena suatu peristiwa tertentu, perlu
menjadi pertimbangan investor dalam melakukan investasi
berdasarkan track record perusahaan tersebut salah satunya melalui
persistensi laba (Eka, 2013:7).
Pengukuran terhadap Earning Respone Coificient juga tidak
melepaskan bagian lain dari pembahasan tentang laba yang
mempengaruhi ERC itu sendiri, seperti kesempatan bertumbuh pada
perusahaan yang juga bisa mempengaruhi ERC (Earning Respone
Coificient).
8
Pertumbuhan perusahaan menjelaskan prospek pertumbuhan
perusahaan di masa depan. Penilaian pasar (investor/pemegang saham)
terhadap kemungkinan bertumbuh suatu perusahaan nampak dari harga
saham yang terbentuk sebagai suatu nilai ekspektasi terhadap manfaat
masa depan yang akan diperolehnya. Pemegang saham akan memberi
respon yang lebih besar kepada perusahaan dengan kemungkinan
bertumbuh yang tinggi. Hal ini terjadi karena perusahaan yang
mempunyai kemungkinan bertumbuh yang tinggi akan memberikan
manfaat yang tinggi di masa depan bagi investor (Eka, 2013:7).
Terlepas dari beberapa faktor diatas yang telah dijabarkan, ada
beberapa faktor yang menurut peneliti perlu dimasukan kedalam
faktor-faktor yang mempengaruhi ERC didalam pasar modal yang
menjadi subjek penelitian peneliti. Ketika berbicara tentang laba maka
terbesit dalam pemikiran peniliti bahwa seharusnya struktur modal
berpengaruh terhadap keadaan respon yang tibul ketika laporan
keuangan dikeluarkan oleh perusahaan untuk publik.
Rahmat (2015:9) menyebutkan bahwa hasil penelitian
menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh terhadap koefisien
respon laba. Perusahaan yang memiliki struktur modal besar dianggap
memiliki kondisi yang kurang baik karena perusahaan menggunakan
hutang yang besar sebagai sumber pendanaan. Kondisi semacam ini
akan menjadi beban yang berat bagi perusahaan, yang akan
berpengaruh pada perolehan laba perusahaan. Ketidakpastian hasil
9
tentang struktur modal ini, peniliti berfikir bahwa perlunya
memasukan struktur modal kedalam penelitian sebagai salah satu
variabel tidak terikat, juga untuk memastikan apakah sebenernya
struktur modal itu berpengaruh atau tidak terhadap ERC itu sendiri,
karena bisa jadi perbedaan subjek penelitian menentukan pengaruh
atau tidaknya suatu variabel tidak terikat atau independen variabel.
Rahmat (2015:10) menyebutkan bahwa penelitian tentang
pengaruh struktur modal terhadap ERC memiliki hasil berbeda oleh
Susanto (2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur modal
tidak berpengaruh terhadap koefisien respon laba. Hasil tersebut
menunjukkan investor tidak terpengaruh pada besar kecilnya struktur
modal perusahaan saat menentukan investasi. Investor menilai besaran
struktur modal tidak memiliki pengaruh bagi kinerja perusahaan
ataupun hasil investasinya.
Kondisi sama disebutkan juga dalam Eka (2013:9) bahwa
penelitian mengenai earnings response coefficient (koefisien respon
laba) sudah sering dilakukan dan memiliki hasil penelitian yang
berbeda-beda. Contohnya seperti yang dilakukan Mulyani (2007)
menemukan bahwa earnings response coefficient dipengaruhi oleh
risiko sistematik, persistensi laba dan kesempatan bertumbuh dengan
pengaruh positif. Dalam penilitan lain yang dilakukan oleh Palupi
(2006) dan Perdani (2009) menemukan bahwa earnings response
coefficient dipengaruhi oleh risiko sistematik dan persistensi laba
10
dengan pengaruh positif, sedangkan faktor kesempatan bertumbuh
memberikan pengaruh negatif terhadap earnings response coefficient.
Ambarwati (2008) menemukan bahwa risiko sistematik (beta)
berpengaruh negatif terhadap earnings response coefficient, sedangkan
persisitensi laba dan kesempatan bertumbuh (growth opportunities)
berpengaruh positif terhadap earnings response coefficient.
Penelitian yang dilakukan oleh Tiolemba (2008) menunjukkan
bahwa risiko sistematik (beta) berpengaruh negatif terhadap earnings
response coefficient. Penelitian Novianti (2012) menunjukkan bahwa
kesempatan bertumbuh berpengaruh secara positif terhadap earnings
response coefficient. Penelitian Susanto (2012) menunjukkan
kesempatan bertumbuh dan risiko sistematik saham berpengaruh
signifikan terhadap earnings response coefficient, sedangkan
persistensi laba tidak berpengaruh signifikan terhadap earnings
response coefficient (Eka, 2013:2).
Penelitian Delvira (2013) menunjukkan bahwa persistensi laba
berpengaruh postif terhadap earnings response coefficient, sedangkan
risiko sistematik berpengaruh negatif terhadap earnings response
coefficient. Penelitian Romasari (2013) menunjukkan bahwa
persistensi laba tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap earnings
response coefficient. Penelitian Amelia (2013) menunjukkan bahwa
risiko tidak berpengaruh terhadap earnings response coefficient,
11
sedangkan kesempatan bertumbuh mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap earnings response coefficient (Eka, 2013:2).
Penelitian lain seperti dalam Erma (2014:176) Profitabilitas
perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau
modal yang menghasilkan laba. Dengan kata lain profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu umumnya dirumuskan sebagai L/M x 100%, dimana L adalah
laba yang diperoleh selama periode tertentu dan M adalah modal atau
aktiva yang menghasilkan laba tertentu. Profitabilitas merupakan hasil
bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan. Rasio
profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan. asset). Operating Asset adalah semua
aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang
tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan
yang rutin atau usaha pokok perusahaan.
Penelitian Arfan dan Ira A (2008) yang berjudul ”Pengaruh
Ukuran, Pertumbuhan, dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap
Keofisien Respon Laba Pada Emiten Manufaktur Di Bursa Efek
Jakarta”, yang menggunakan ukuran perusahaan, pertumbuhan
perusahaan, dan profitabilitas perusahaan sebagai variabel dependen,
menyatakan bahwa Ukuran, Pertumbuhan, dan Profitabilitas
Perusahaan secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Koefisien Respon Laba pada Emiten Manufaktur di Bursa
12
Efek Jakarta, Sedangkan secara parsial hanya Pertumbuhan
Perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Koefisien
Respon Laba, sedangkan Ukuran dan Profitabilitas perusahaan tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Koefisien Repon Laba
pada Emiten Manufaktur di Bursa Efek Jakarta (Erma, 2014:177).
Kondisi yang disebutkan Erma (2014:177) menjadi Salah satu
pertimbangan untuk peneliti bahwa profitabilitas juga mempengaruhi
respon pasar terhadap laba yang sering disebut peneliti sebelumnya
adalah ERC (Earning Respone Coificient). Meninjau fakta-fakta yang
telah didapat dari penelitian sebelumnya, peneliti memiliki motivasi
untuk melakukan penelitian untuk mengetahui apakah Struktur Modal,
Pertumbuhan, Profitabilitas Perusahaan, Persistensi Laba, Resiko
Sistemik dan ukuran perusahaan yang telah dijabarkan diatas
berpengaruh terhadap Koefisien Respon Laba. Oleh karena itu penulis
mengambil judul dalam penelitian ini dengan :
“Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Koefisien
Respon Laba” (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk Tahun 2011-2015)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, Maka dapat disimpulkan
beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
1. Apakah Ukuran Perusahaan, Struktur Modal, Profitabilitas, Persistensi
Laba, Pertumbuhan Perusahaan dan Resiko Sistemik sebagai faktor-
13
faktor yang berpengaruh secara parsial terhadap Koefisien Respon
Laba?
2. Apakah Ukuran Perusahaan, Struktur Modal, Profitabilitas, Persistensi
Laba, Pertumbuhan Perusahaan dan Resiko Sistemik berpengaruh
secara simultan terhadap koefisien respon laba?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan disini adalah
sebagai berikut :
1. Menguji dan menganalisa Ukuran Perusahaan, Struktur Modal,
Profitabilitas, Persistensi Laba, Pertumbuhan Perusahaan dan Resiko
Sistemik sebagai faktor- faktor Koefisien Respon Laba
2. Menganalisa variabel independen yang paling dominan dalam
mempengaruhi koefisien respon laba
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dari penelitian tersebut adalah untuk:
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan memperkuat atau memperluas penelitian sebelumnya
terutama mengenai koefisien respone laba.
2. Bagi Investor
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
bukti empiris yang dapat digunakan untuk menambah informasi
14
sebagai dasar pengambilan keputusan investasi di pasar modal. Salah
satunya dengan mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi ERC
dan bagaimana tanggapan masyarakat tentang laporan tersebut.
3. Bagi Mahasiswa Jurusan Akuntansi
Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi penelitian
selanjutnya dan pembanding untuk ilmu pengetahuan.
4. Bagi Peneliti Berikutnya
Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan
melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.
5. Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah
referensi mengenai laba saham di perusahaan yang terdaftar di BEI
dan bagaimana respone pelaku pasar saham terhadap itu., terutama
tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi variable dependen
dalama penelitian ini.
15
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. TINJAUAN LITERATUR
1. Teori Pasar Efisien
Pasar efisien adalah pasar dimana harga semua sekuritas yang
diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia.
Informasi yang tersedia meliputi informasi dimasa lalu, informasi saat ini,
serta informasi yang bersifat sebagai pendapat atau opini rasional yang bisa
mempengaruhi perubahan harga. Didalam teori pasar efisien, informasi
akuntansi berada pada posisi bersaing (competition) dengan sumber-sumber
informasi lainnya seperti berita-berita dalam media (news), analis keuangan
(financial analysts), dan bahkan harga pasar itu sendiri. Sebagai suatu alat
atau sarana untuk menyampaikan informasi kepada investor, informasi
akuntansi akan bermanfaat hanya apabila infomasi tersebut relevan
(relevant), dapat dipercaya (reliable), tepat waktu (timely), dan hemat (cost
effective) serta relative bila dibandingkan dengan sumber informasi lainnya
(Eka, 2014:7).
Harga ekuilibrium suatu sekuritas di pasar efisien ditentukan oleh
tawaran yang tersedia dan permintaan agregat. Harga keseimbangan
mencerminkan konsensus bersama antara semua partisipan pasar terhadap
sekuritas berdasarkan informasi yang tersedia. Jika suatu informasi baru
16
yang relevan masuk ke pasar, informasi ini akan digunakan untuk
menganalisis dan
17
menginterpretasikan nilai dari sekuritas yang bersangkutan. Dengan kondisi
tersebut, harga sekuritas menjadi random dan menjadi sulit ditebak. Hal ini
sering disebut sebagai random walk dari harga saham. Dengan demikian,
investor akan sulit atau bahkan tidak mungkin memperoleh keuntungan
tidak normal (abnormal return) karena semua investor memiliki informasi
yang sama, dan harga sudah mencerminkan semua informasi yang ada
secara cepat (Rahmat, 2015:11).
Erma (2014:177) menyatakan bahwa didalam pasar yang kompetitif,
harga equilibrium suatu aktiva ditentukan oleh tawaran yang tersedia dan
permintaan agregrat. Pasar efisien adalah bagaimana suatu pasar bereaksi
terhadap suatu informasi untuk mencapai harga keseimbangan yang baru
merupakan hal yang penting. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat
untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan
informasi yang tersedia, maka kondisi seperti ini disebut dengan pasar
efisien. Dengan demikian ada hubungan antara teori pasar modal yang
menjelaskan tentang keadaan equilibrium dengan konsep pasar efisien yang
mencoba menjelaskan bagaimana pasar memproses informasi untuk menuju
ke posisi equilibrium yang baru. Efisiensi pasar seperti ini disebut dengan
efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market) yaitu
bagaimana pasar bereaksi terhadap informasi yang tersedia. Dalam
kenyataannya informasi keuangan yang menjadi dasar dalam membentuk
opini dari informasi yang lainnya. Sebaliknya yang tidak mengandung
18
informasi tidak memberikan abnormal return kepada pasar. Adapun
hubungannya sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kandungan Informasi Suatu Pengumuman
Sumber : Erma dan Nursiam (2014:177)
Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari pasar,
tetapi tidak menguji seberapa cepat pasar itu bereaksi. Jika pengujian
melibatkan kecepatan reaksi dari pasar untuk menyerap informasi yang
diumumkan, maka pengujian ini merupakan pengujian efisiensi pasar secara
informasi (informationally efficient market) bentuk setengah kuat. Pasar
dikatakan efisien bentuk setengah kuat jika investor bereaksi dengan cepat
untuk menyerap abnormal return untuk menuju ke harga keseimbangan
yang baru. Jika investor menyerap abnormal return dengan lambat, maka
pasar dikatakan tidak efisien bentuk setengah kuat secara informasi.
Pasar efisien diklasifikasikan kedalam tiga bentuk, yaitu weak form,
semistrong form, dan strong form. Pasar dikatakan efisiensi pada bentuk
lemah (weak form) jika harga saham merefleksikan semua informasi yang
Pengumuman
peristiwa Tidak ada
abnormal return
Ada abnormal
return
Tidak ada
kandungan informasi
Ada kandungan
informasi
19
terkandung dalam sejarah masa lalu tentang harga sekuritas yang
bersangkutan, seperti harga saham dan volume transaksi. Pasar dikatakan
efisien pada bentuk semikuat (semistrong form) jika harga saham yang
terjadi di pasar merefleksikan semua informasi publik yang relevan. Di
samping merupakan cerminan harga saham historis, informasi dalam
laporan keuangan dan informasi tambahan juga mempengaruhi harga
saham. Sedangkan pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat (strong form)
jika harga saham merefleksikan semua informasi yang ada, baik informasi
publik maupun informasi pribadi (Rahmat, 2015:12).
Pengujian efisiensi pasar secara informasi bentuk setengah kuat
seharusnya dilakukan setelah pengujian kandungan informasi dan
selengkapnya dapat dilihat dalam di gambar berikut ini :
Gambar 2.2 Efisiensi Pasar Secara lengkap
Sumber : Erma dan Nursiam (2014:178)
2. Teori Sinyal (Signalling Theory)
Signalling Theory dalam ilmu komunikasi yang digunakan dalam
disiplin ilmu akuntansi digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi pola
perilaku komunikasi manajer kepada publik. Teori sinyal dalam akuntansi
berfungsi untuk menilai adanya informasi privat. Informasi yang
20
dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi
investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut
mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu
pengumuman tersebut diterima oleh pasar.
Investor memerlukan informasi mengenai prospek perusahaan yang
akan dipilihnya sebagai tempat dalam menanamkan saham mereka. Akan
tetapi, sebagai pihak luar investor tidak mengetahui seluruh informasi
perusahaan dibandingkan dengan manajemen. Asimetri informasi tersebut
perlu diminimalkan, sehingga perusahaan go public dapat
menginformasikan keadaan perusahaan secara transparan kepada investor.
Oleh karena itu, manajemen perusahaan sebagai pihak yang memiliki
informasi lebih banyak mengenai perusahaan, diharapkan memberikan
informasi atau sinyal kepada investor mengenai kondisi prospek perusahaan
kedepan.
Pengungkapan dalam laporan keuangan akan membantu pengguna
laporan keuangan untuk memahami isi dan angka yang dilaporkan dalam
laporan keuangan. Sudarma dan Ni Made (2015:25) menjelaskan, kegagalan
dalam memahami laporan keuangan mengakibatkan beberapa perusahaan
mengalami kesalahan penilaian (misvalued), baik undervalued maupun
overvalued. Sehingga muncul keraguan mengenai transparansi,
pengungkapan informasi, dan peran akuntansi dalam menghasilkan
informasi keuangan yang relevan dan dapat dipercaya, sehingga pemakai
21
informasi akuntansi menerima sinyal tentang kondisi perusahaan yang
sebenarnya.
Pemberian suatu informasi oleh perusahaan ke pasar secara umum
dapat direspon oleh pasar sebagai suatu sinyal atau tanda yang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan. Salah satu informasi yang dianggap dapat
menjadi sinyal adalah informasi laba pada laporan keuangan perusahaan.
Informasi laba yang diterima para pelaku pasar akan terlebih dahulu
diterjemahkan sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad
news). Jika informasi laba tersebut relevan bagi para pelaku pasar, maka
informasi ini akan digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan
nilai perusahaan yang bersangkutan. Apabila informasi laba mengandung
informasi menguntungkan maka pasar akan bereaksi pada waktu informasi
laba tersebut diterima oleh pasar. Respon pasar ini akan menyebabkan
perubahan harga saham ke harga ekuilibrium yang baru. Harga ekuilibrium
ini akan bertahan sampai ada informasi baru yang akan merubah harga
saham ke harga ekuilibrium yang baru (Rahmat, 2015:13).
Laporan keuangan dalam theory signaling diindikasikan oleh
perusahaan merupakan suatu sinyal yang dapat mempengaruhi nilai saham
mereka. Sinyal yang diberikan oleh perusahaan sangat menentukan bagi
investor dalam mengantisipasi prospek perusahaan yang akan mereka pilih
dalam menanamkan modalnya. Dengan demikian apabila manajemen
menyampaikan informasi ke pasar, umumnya pasar akan merespon sebagai
22
suatu sinyal terhadap adanya suatu peristiwa tertentu yang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan.
3. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan
besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, long
size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan
hanya terbagi dalam tiga kategori yaitu perusahaan besar (large firm),
perusahaan menengah (medium size), dan perusahaan kecil (small firm).
Penentu ukuran perusahaan ini didasarkan pada total asset perusahaan.
Ukuran perusahaan menjadi faktor yang perlu diperhatikan dalam
menentukan struktur modal. Perusahaan besar dapat mengakses pasar modal
dan dengan kemudahan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan
memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan dana atau
permodalan (Joko, 2015:7)
Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki public
demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan
yang berukuran lebih kecil. Sehingga perusahaan yang besar akan lebih
mudah untuk melakukan inovasi dengan memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya. Dengan adanya inovasi tersebut akan berpengaruh besar
terhadap laba perusahaan (Rofika, 2016:177).
Perusahaan-perusahaan besar cenderung lebih mudah untuk
memperoleh pinjaman dari pihak ketiga, karena kemampuannya mengakses
23
pihak lain atau jaminan yang dimiliki berupa asset bernilai lebih besar
dibandingkan perusahaan kecil. Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh
penting terhadap integrasi antar bagian dalam perusahaan, hal ini
disebabkan karena ukuran perusahaan yang besar memiliki sumber daya
pendukung yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang lebih kecil.
Pada suatu perusahaan yang kecil, maka kompleksitas yang terdapat dalam
organisasi juga kecil (Joko, 2015:7)
Ukuran perusahaan akan berpengaruh positif terhadap ERC. Semakin
besar perusahaan maka ERC perusahaan akan semakin besar pula
menunjukkan adanya pengaruh positif ukuran perusahaan terhadap ERC
(Rofika, 2016:178).
4. Struktur Modal
Struktur modal adalah perbandingan antara perusahaan dapat
meningkatkan nilai perusahaan dan lebih unggul dalam menghadapi
persaingan bisnis. Tujuan perusahaan dalam panjang adalah
mengoptimalkan nilai perusahaan dengan meminimalkan biaya modal
perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaaan menggambarkan semakin
sejahtera pemilik perusahaan ( I Wayan, 2016:5).
Heven (2016:487) Struktur modal menurut Riyanto (2008) adalah
perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang
dengan modal sendiri. Hutang jangka panjang merupakan salah satu dari
bentuk pembiayaan jangka panjang yang memiliki jatuh tempo lebih dari
satu tahun. Mengukur besarnya aktiva perusahaan yang dibiayai oleh
24
kreditur (debt ratio) dilakukan dengan cara membagi total hutang jangka
panjang dengan total asset. Semakin tinggi debt ratio, semakin besar jumlah
modal pinjaman yang digunakan di dalam menghasilkan keuntungan bagi
perusahaan. Modal sendiri adalah dana jangka panjang perusahaan yang di
sediakan oleh pemilik perusahaaan (pemegang saham), yang terdiri dari
berbagai jenis saham (saham preferen dan saham biasa).
Laili dalam Rahmat (2015:30), Neraca pada laporan keuangan
perusahaan terdiri dari sisi aktiva yang mencerminkan kekayaan perusahaan
dan sisi pasiva sebagai struktur keuangan perusahaan. Struktur kekayaan
merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan aktiva tetap, sedangkan
struktur keuangan mencerminkan cara pembelanjaan aktiva perusahaan.
Struktur keuangan mencerminkan perbandingan antara keseluruhan modal
asing (modal jangka pendek dan modal jangka panjang) dengan jumlah
modal sendiri. Pada struktur keuangan, dikenal pula struktur modal, yaitu
pembelanjaan permanen yang mencerminkan perimbangan antara hutang
jangka panjang dengan modal sendiri. Apabila struktur keuangan tercermin
pada keseluruhan pasiva dalam neraca, maka struktur modal hanya
mencerminkan hutang jangka panjang dan unsur-unsur modal sendiri, di
mana kedua golongan tersebut merupakan dana permanen atau dana jangka
panjang.
Pengunaan lebih banyak utang akan meningkatkan resiko yang
ditanggung oleh para pemegang saham, Namun penggunaan utang yang
lebih besar biasanya akan menyebabkan terjadinya eskpektasi tingkat
25
pengembalian atas ekuitas yang lebih tinggi Resiko yang lebih tinggi akan
menurunkan harga saham, tetapi eskpektasi tingkat pengembalian yang
lebih tinggi akan kenikannya. Karena itu, struktur modal yang optimal harus
mencapai suatu keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga
dapat memaksimalkan harga saham perusahaan. Empat factor yang dapat
mempengaruhi keputusan struktur modal adalah :
a) Resiko bisnis
b) Posisi perpajakan
c) Fleksibilitas keuangan
d) Konservatisme atau keagresifan manajemen
Resiko Bisnis dan Keuangan Resiko bisnis adalah tingkat resiko yang
inhern di dalam operasi sebuah perusahaan jika perusahaan tidak memiliki
utang
Perusahaan yang inputnya tidak pasti akan terkena resiko bisnis yang
lebih tinggi. Kemampuan untuk menyesuaikan harga output untuk
perubahan-perubahan pada biaya input. Semakin besar kemampuan
menyesuaikan harga output untuk mencerminkan kondisi biaya, semakin
randah resiko bisnisnya.
Kemampuan untuk mengembangkan produk-produk baru pada waktu
yang tepat dan efektif dalam hal biaya. Semakin cepat produknya menjadi
usang maka semakin besar resiko bisnisnya. Ekspour resiko
asing. Perusahaan yang menghasilkan sebagian besar labanya dari operasi
luar negeri dapat terkena penurunan laba akibat fluktuasi nilai tukar.
26
Komposisi biaya tetap. Jika sebagian besar biayanya adalah biaya tetap
sehingga akibat tidak mengalami penurunan ketika permintaan turun, maka
tekena resiko bisnis yang relative tinggi.
5. Profitabilitas Perusahaan
Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan, baik dihubungkan dengan modal sendiri maupun
modal bersama. Profitabilitas dapat menjelaskan bahwa kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan adalah tergantung kepada
besarnya penjualan, penanaman aktiva (investasi) dan penyerapan modal
sendiri (equity). Dalam Erma (2014:120) menyebutkan profitabiltas
perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau
modal yang menghasilkan laba.
Dalam Erma (2014:120) profitabilitas merupakan hasil akhir bersih
dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio Profitabilitas akan
memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan, rasio
ini memberikan gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan
perusahaan. Rasio Profitabilitas yang umum digunakan adalah:
a) Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin):
Rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau
biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk
berproduksi secara efisien. Dalam mengevaluasi dapat dilihat margin
per unit produk, bila rendah maka perusahaan tersebut sensitif
terhadap pesaingnya.
27
b) Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan.
c) Daya Laba Dasar (Basic Earning Power) atau Rentabilitas Ekonomi
Daya dasar laba mencoba mengukur efektivitas perusahaan
dalam memanfaatkan seluruh sumber dayanya, yang menunjukkan
rentabilitas ekonomis perusahaan. Tinggi rendahnya rentabilitas
ekonomi tergantung dari :
I. Operating Profit Margin, yaitu perbandingan antara laba
usaha dan penjualan.
II. Perputaran Aktiva (Assets Trunover), yaitu kecepatan
berputar total asset dalam suatu periode tertentu. Rentabilitas
Ekonomis dapat ditentukan dengan mengalikan operating
profit margin dengan total assets turnover.
d) Hasil Pengembalian atas Total Aktiva atau ROA (Return on Asset)
Untuk menghitung ROA, ada yang ingin menambah bunga
setelah pajak dalam pembilang dari rasio tersebut. Teori ini didasarkan
pada pendapat bahwa karena aktiva didanai oleh pemegang saham dan
kreditor, maka rasio harus dapat memberikan ukuran produktivitas
aktiva dalam memberikan pengembalian kepada kedua penanam
modal itu. ROA sering disamakan dengan ROI
e) Hasil Pengembalian Atas Ekuitas atau ROE (Return on Equity)
28
Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan
mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan
dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau
pemegang saham perusahaan. ROE menunjukkan rentabilitas modal
sendiri atau yang sering disebut sebagai rentabilitas usaha (Erma,
2014:121).
Hasanzade et al. (2013) dalam Gusti Ayu (2016:176) menyatakan
bahwa profitabilitas mengacu pada kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan, dimana profitabilitas merupakan hasil akhir dari
program perusahaan dan keputusan keuangan. menyatakan bahwa
profitabilitas dapat menjelaskan kemampuan satu perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan tergantung dari besarnya penjualan, penanaman
aktiva (investasi), dan penyerapan modal sendiri (equity). Return on Equity
(ROE) digunakan sebagai proksi dari profitabilitas.
Dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu umumnya dirumuskan sebagai
L/M x 100%, dimana L adalah jumlah laba yang diperoleh selama periode
tertentu dan M adalah modal atau aktiva yang menghasilkan laba tertentu.
Kemampuan menghasilkan laba yang dimaksud adalah kemampuan
menghasilkan laba dengan menggunakan modal sendiri atau profitabilitas
ekuitas (return on equity = ROE)
Return on Equity (ROE) dipergunakan untuk menilai besarnya
pengembalian atas penanaman modal untuk para investor perusahaan.
29
Apabila profitabilitas dikaitkan dengan earnings respons coefficient maka
dapat dikatakan bahwa jika profitabilitas perusahaan tinggi, laba yang
dihasilkan perusahaan meningkat, yang selanjutnya akan mempengaruhi
para investor untuk menanamkan modalnya. Profitabilitas berhubungan
positif dengan respon investor, yaitu semakin besar profitabilitas maka
semakin besar pula respon investor tersebut (Gusti Ayu, 2016:176).
6. Persistensi Laba
Persistensi laba akuntansi adalah revisi dalam laba akuntansi yang
diharapkan dimasa depan (expected future earnings) yang diimplikasi oleh laba
akuntansi tahun barjalan (current earnings), Penman (1982) dalam Joko
(2015:8). Besarnya revisi ini menunjukkan tingkat persistensi laba. Inovasi
terhadap laba sekarang adalah informative terhadap laba masa depan
ekspektasian, yaitu manfaat masa depan yang diperoleh pemegang saham. Nilai
sekarang dari revisi atas laba masa depan dapat memperkirakan nilai sekarang
revisi manfaat masa depan ekspektasiaannya, yaitu dalam harga saham Joko
(2015:8). Semakin kecil nilai revisi laba akuntansi masa depan (semakin
persistensi laba akuntansi), semakin kuat hubungan laba akuntansi dengan
abnormal return (semakin besar koefisien respon laba).
Semakin tinggi persistensi laba maka semakin tinggi ERC, hal ini
berkaitan dengan kekuatan laba. Persistensi laba mencerminkan kualitas laba
perusahaan dan menunjukkan bahwa perusahaan dapat mempertahankan laba
dari waktu ke waktu. Persistensi laba diekspektasi berpengaruh terhadap
kualitas laba di masa yang akan datang karena penelitian terdahulu
menunjukkan semakin besar revisi laba masa depan yang disebabkan oleh
30
kejutan laba (earning surprise) maka semakin besar pula pengaruhnya terhadap
perubahan harga saham (Joko, 2015:8).
Delvira (2013:15) menggunakan koefisien regresi dari regresi antara
laba akuntansi periode sekarang dengan periode sebelumnya sebagai proksi
persistensi laba. Laba dianggap semakin persisten, jika koefisien variasinya
semakin kecil. Dapat disimpulkan bahwa persistensi laba merupakan
kemampuan laba sekarang yang diharapkan mampu menjelaskan laba pada
masa yang akan datang. Persistensi dapat dilihat berdasarkan keseluruhan
laporan keuangan ataupun diukur berdasarkan komponen laporan keuangan.
7. Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan laba adalah variabel yang menjelaskan prospek
pertumbuhan di masa mendatang. Perusahaan yang terus-menerus tumbuh,
dengan mudah menarik modal, dan ini merupakan sumber pertumbuhan.
Informasi laba pada perusahaan-perusahaan ini akan direspon oleh pemodal.
Menurut Collins dan Khotari dalam Erma (2014:180), Pertumbuhan dan
Koefisien Respon laba mempunyai hubungan positif. Perusahaan bertumbuh
akan mempunyai Koefisien Respon Laba yang lebih tinggi, karena
perusahaan tersebut mempunyai kesempatan memperoleh laba di masa akan
datang lebih tinggi. Kandungan informasi laba tersebut merupakan berita
baik sehingga dapat meningkatkan respon pasar.
Pertumbuhan perusahaaan dapat diukur dengan beberapa cara,
misalnya dengan melihat pertumbuhan penjualannya. Pengukuran ini hanya
dapat melihat pertumbuhan perusahaan dari aspek pemasaran perusahaan
31
saja. Pengukuran yang lain adalah dengan melihat pertumbuhan laba operasi
perusahaan. Dengan melakukan pengukuran laba operasi, maka dapat
melihat aspek pemasaran dan juga efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan
sumber daya yang dimilikinya. Pengukuran berikutnya adalah dengan
mengukur pertumbuhan laba bersih, dimana inputnya pertumbuhan laba
bersih ini adalah modal, sedangkan outputnya adalah laba (Erma,
2014:180).
Perusahaan yang terus menerus tumbuh, dengan mudah menarik modal,
dan ini merupakan sumber pertumbuhan. Informasi laba pada perusahaan-
perusahaan ini akan direspon positif oleh pemodal. Dengan menggunakan nilai
rasio pasar ekuitas terhadap nilai buku ekuitas sebagai ukuran pertumbuhan,
dan adanya hubungan positif antara ukuran ini dengan ERC. Perusahaan
dengan pertumbuhan laba tinggi, sebagian besar penilaian ekuitas akan
ditunjukkan oleh laba abnormal dan sebagian kecil ditunjukkan oleh nilai buku
ekuitas. Nilai ekuitas akan meningkat seiring dengan peningkatan laba bagi
perusahaan-perusahaan yang mengalami pertumbuhan terutama terdiri dari nilai
dari melanjutkan operasi yang tercermin pada laba. Dalam kondisi seperti ini,
nilai perusahaan akan berhubungan negatif dengan nilai buku ekuitas (Joko,
2015:9).
Perusahaan yang tumbuh mempunyai kebijakan pembayaran deviden
yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang tidak tumbuh,
bahkan bagi perusahaan yang tumbuh peningkatan deviden dapat menjadi
berita buruk karena diduga perusahaan telah mengurangi rencana
investasinya.
32
Pertumbuhan Perusahaan menjelaskan prospek pertumbuhan
perusahaan di masa depan. Penilaian pasar (investor/pemegang saham)
terhadap kemungkinan bertumbuh suatu perusahaan nampak dari harga
saham yang terbentuk sebagai suatu nilai ekspektasi terhadap manfaat masa
depan yang akan diperolehnya. Pemegang saham akan memberi respon yang
lebih besar kepada perusahaan dengan kemungkinan bertumbuh yang tinggi.
Hal ini terjadi karena perusahaan yang mempunyai kemungkinan bertumbuh
yang tinggi akan memberikan manfaat yang tinggi di masa depan bagi
investor (Eka, 2013:12).
8. Risiko Sistematik
Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan perbedaan antara
keuntungan sesungguhnya (actual return) dengan keuntungan yang
diharapkan (expected return). Semakin besar perbedaan antara actual return
dengan expected return yang terjadi, maka semakin besar pula risiko
tersebut. Risiko sebagai kemungkinan keuntungan yang diterima lebih kecil
dari pada keuntungan yang diharapkan (Rahmat, 2015:10).
Risiko dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu risiko
sistematik dan risiko tidak sistematik Husnan (2011). Bagian dari risiko
yang tidak dapat didiversifikasikan oleh portofolio dan mempengaruhi
semua (banyak) perusahaan disebut dengan risiko sistematik (market risk).
Sebaliknya, risiko sekuritas yang dapat dihilangkan dengan membentuk
portofolio (well-deversified) dan hanya mempengaruhi sekelompok kecil
33
perusahaan disebut dengan risiko tidak sistematik (unique risk) (Rahmat,
2015:11).
Risiko terkait dengan ketidakpastian hasil atas peristiwa di masa
depan. Banyak investor dan kreditor menilai risiko secara subjektif,
sedangkan pengukuran risiko secara statistik muncul dari teori koefisien
beta. Teori koefisien beta menyatakan bahwa total risiko investasi terdiri
atas dua elemen yaitu:
a. Risiko sistematis (systemic risk)
Risiko ini adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor yang
secara bersamaan mempengaruhi harga saham di pasar modal. Risiko ini
ada karena adanya perubahan ekonomi secara makro atau politik seperti
kebijakan fiskal pemerintah, pergerakan tingkat suku bunga, nilai tukar mata
uang, dan inflasi. Semua ini dapat menyebabkan reaksi pasar modal yang
dapat dilihat dari indeks pasar. Risiko sistematis akan selalu ada dan tidak
dapat dihilangkan dengan diversifikasi.
b. Risiko tidak sistematis (unsystemic risk)
Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang lebih bersumber pada
pengaruh-pengaruh yang mengakibatkan penyimpangan pada tingkat
pengembalian yang mungkin dapat dikontrol oleh perusahaan. Risiko ini
umumnya merupakan masalah khusus perusahaan seperti adanya kerusakan
peralatan, pemogokan kerja, bencana alam, dan lain sebagainya. Risiko ini
adalah risiko unik karena berasal dari kenyataan bahwa banyak risiko yang
34
dihadapi perusahaan mempunyai sifat khusus yang sesuai dengan
perusahaan. Risiko ini dapat diminimalkan dengan melakukan diversifikasi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa risiko sistematik
merupakan hal penting yang perlu dipertimbangkan oleh investor sebelum
melakukan keputusan investasi, sehingga dibutuhkan informasi akurat
mengenai risiko sistematik. Pertimbangan yang matang sangat diperlukan
karena risiko sistematik merupakan dasar untuk memperkirakan besarnya
risiko maupun return investasi di masa depan. Dengan melihat perilaku
koefisien beta dari waktu ke waktu, investor dapat memperkirakan besarnya
risiko sistematik di masa depan. Oleh karena itu, secara implisit dapat
diartikan bahwa beta saham merupakan parameter kondisi keuangan suatu
perusahaan, apakah perusahaan tersebut dalam kondisi sehat atau
perusahaan tersebut dalam kondisi kurang sehat (Rahmat, 2015:11).
9. Koefisien Respon Laba (Earning Response Coefficient)
Dalam Erma (2014:178) laba didefinisikan sebagai perubahan atau
kenaikan ekuitas atau aset bersih atau kemakmuran bersih pemilik
(pemegang saham) dalam suatu periode yang berasal dari transaksi operasi
dan bukan transaksi modal (setoran dari dan distribusi ke pemilik). Laba
periode dimaknai sebagai informasi tentang kinerja masa lalu yang meliputi
daya melaba (earning power), akuntabilitas, dan efisiensi.
Kinerja perusahaan merupakan manifestasi dari kinerja manajemen
sehingga laba dapat pula diinterpretasi sebagai pengukur keefektifan dan
keefisienan manajemen dalam mengelola sumber daya yang dipercayakan
35
kepada manajemen. Kebermanfaatan laba dapat diukur dari hubungan antara
laba dan harga saham. Bahwa laba merupakan prediktor aliran kas ke
investor. Aliran kas masa depan ke investor digunakan untuk menentukan
apa yang disebut nilai sekuritas atau saham (Erma, 2014:178).
Laba mempunyai kandungan informasi yang penting bagi pasar
modal. Sementara itu, investor berusaha untuk mencari informasi untuk
memprediksi laba yang akan diumumkan atas dasar data yang tersedia
secara publik. Oleh karena itu, informasi laba sangat diharapkan para analis
untuk menangkap informasi privat atau dalam yang dikandungnya dan
untuk mengkonfirmasi laba harapan investor.
Informasi laba memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap
keputusan investor. Sehingga tentunya laba akan memperoleh perhatian dari
para investor. Laba yang dipublikasikan dapat memberikan respon yang
bervariasi, yang menunjukkan adanya reaksi pasar terhadap informasi laba, atau
dapat dikatakan bahwa laba yang dilaporkan memiliki reaksi pasar (earnings
response). Kuatnya reaksi pasar terhadap informasi laba tecermin dari tingginya
koefisien respon laba (earnings response coefficient/ERC). Pengertian
Koefisien Respon Laba (Earnings Response Coefficient) menurut Cho dan Jung
(1991) dalam Nana (2014:121) didefinisikan sebagai efek setiap dolar
unexpected earnings terhadap return saham, dan biasanya diukur dengan slopa
koefisien dalam regresi abnormal returns saham dan unexpected earning.
Koefisien respon laba (earnings response coefficient-ERC) juga
merupakan koefisien yang mengukur respon abnormal returns sekuritas
terhadap unexpected accounting earnings perusahaan-perusahaan yang
36
menerbitkan sekuritas. Dalam Arfan (2008), koefisien respon laba (ERC)
merupakan pengaruh laba kejutan (unexpected esrnings) terhadap CAR
(cumulative abnormal return), yang ditunjukkan melalui slope coeficient
dalam regresi abnormal return saham dengan unexpected earnings, Hal ini
menunjukan bahwa koefisien respon laba adalah reaksi CAR terhadap laba
yang diumumkan oleh perusahaan. Reaksi yang diberikan tergantung dari
kualitas laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Tinggi rendahnya koefisien
respon laba tergantung dari ”good news” atau ”bad news” yang terkandung
dalam laba (Nana, 2014:121).
B. Penelitian Terdahulu dan Kerangka Pemikiran
1. Penelitian Terdahulu
Banyak peneliti yang telah melakukan penelitian tentang koefisien
respon laba yang dalam istilah asingnya disebut dengan earning respon
coefficient (erc), seperti yang dilakukan oleh Rofika (2015), Erma (2014),
Joko dan Rustam (2016), Brian dan Etna (2014), Gusti Ayu (2015) dan juga
dari luar negeri seperti Hasanzade (2013)
Berikut ini adalah beberapa contoh penelitian yang berkaitan dengan
Koefisien Respon Laba seperti yang disebutkan diatas sebelumnya :
37
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Gusti Ayu Putu Sintya Aryani dan Eka Ardhani Sisdyani, (2016)
Profitabilitas pada Earnings Response Coefficient dengan Pengungkapan Corporate Social
Responsibility sebagai variabel pemoderasi.
Variabel profitabilitas dan ERC
Variabel CSR Profitabilitas berpengaruh positif pada earnings response coefficient, namun pengungkapan
corporate social responsibility tidak mampu memoderasi pengaruh profitabilitas pada earnings response coefficient.
2 Rofika, (2015)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient (ERC) Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Variabel Risiko Perusahaan Persistensi Laba, Pertumbuhan
Perusahaan, Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan ERC
Tahun penelitian dan subjek penelitian
Pertumbuhan Perusahaaan dan Struktur Modal berpengaruh terhadap ERC. Persistensi Laba,
Risiko Perusahaan dan Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap ERC
4. Mahboobe Hasanzade, Roya Darabi, dan Gholamreza
Mahfoozi, (2013)
Factors Affecting the Earnings Response Coefficient: An Empirical study for Iran.
Variabel Systemic Risk dan ERC
Variabel Growth Opportunities
a) Variabel Growth
Opportunities, dan
Profitability berpengaruh
positif terhadap ERC.
b) Variabel Systemic
38
Risk berpengaruh negatif
terhadap ERC.
c) Variabel Leverage tidak
berpengaruh terhadap
ERC.
Bersambung menju halaman berikutnya
39
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
5 Maisil Delvira dan Nelvirita (2013)
Pengaruh Risiko Sistematik, Leverage, dan Persistensi
Variabel Risiko Sistematik dan persistensi laba
Tahun penelitian Variabel Risiko Sistematik berpengaruh
6 Joko dan Rustam (2015)
Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan Persistensi Laba Terhadap Koefisien Respon Laba Dan Koefisien Respon Nilai Buku Ekuitas
Vriabel Persistensi Laba dan ERC
Variabel Karekteristi Perusahaan dan Kefisien Respone Nilai Buku Ekuitas
Tidak adanya pengaruh karakteristik perusahaan terhadap ERC tapi berpengaruh terhadap Koefisien Respone nilai buku namun adanya pengaruh dari Persistensi laba terhadap ERC dan Koefisien Respone Nilai buku ekuitas
7 Khoerul Umam Sandi, (2013)
Faktor-faktor yang mempengaruhi Earnings Response Coefficient
Variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan struktur modal dan ERC
Variabel spesialisasi industri auditor yang diproyeksikan oleh kualitas audit
Variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ERC, sedangkan pertumbuhan perusahaan, struktur modal, dan kualitas audit tidak berpengaruh terhadap ERC.
Bersambung menuju halaman berikutnya
40
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
8
Nana Nopianti
(2014)
Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Kebijakan Deviden Terhadap Koefisien Respon
Laba
Variabel Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Koefisien Respon
Laba
Tahun Penelitian dan Variabel Kebijakan Deviden
Struktur modal tidak memiliki pengaruh terhadap koefisien respon laba pada saat
menggunakan konservatisme akuntansi sebagai variabel moderator. Ukuran perusahaan dan kebijakan dividen memiliki koefisien respon laba ketika menggunakan konservatisme akuntansi sebagai variabel moderator
9 Eka Larasanta Buana (2013)
Pengaruh Risiko Sistematik,
Persistensi Laba Dan
Kesempatan Bertumbuh
Terhadap Earnings
Response Coefficient (Erc)
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2009-2012)
Variabel Resiko Sistemik, Persistensi Laba dan Earning Respone Cofficient (ERC)
Tahun Penelitian, Objek Penelitian dan Variabel Kesempatan Bertumbuh
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel bebas tidak berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan
41
Sumber : Data diambil dari beberapa referensi (2017)
42
2. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran adalah sebagai salah satu pembentukan jalur
penelitian secara sistematis, bagaimana proses penelitiana akan dilakukan
haruslah sangat jelas tergambar dalam kerangka pemikiran. Mulai dari
bagaimana pendahuluan dai penelitian ini digambarkan sampai kepada tahap
interpretasi dari hasil penelitian, maka dari itu selayaknya kerangka
pemikiran mampu dipahami secara deskriptif maupun visual.
Penelitian ini menggunakan ukuran perusahaan, struktur Modal,
profitabilitas, persistensi laba, pertumbuhan perusahaan, dan resiko ristemik
perusahaan sebagai variabel independen, dan Koefisien Respon Laba
sebagai variabel dependen. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini yaitu:
43
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi ERC
Teori efisiensi pasar
Ukuran perusahaan
Struktur Modal
Profitabilitas
Persistensi Laba
Pertumbuhan
Perusahaan
Resiko Sistemik
Uji asumsi klasik
multikolonieritas
Koefisien respone laba
Metode analisis : Regresi Linier Berganda
Uji signifikansi
heterokedestisitas normalitas
Adjusted R2
Uji F Uji t
Interpretasi
Autokorelasi
44
Kesimpulan dan saran
46
C. Pengembangan Hipotesis
1. Ukuran Perusahaan terhadap Koefisien Respone Laba
Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya perusahaan yang
dapat dilihat melalui jumlah aktiva secara keseluruhan yang dimiliki oleh
perusahaan.Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki
public demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding dengan
perusahaan yang berukuran lebih kecil. Ukuran perusahaan akan
berpengaruh positif terhadap ERC. Semakin besar perusahaan maka ERC
perusahaan akan semakin besar pula (Jogiyanto, 2009). Hasil penelitian
Freeman et all (1988), Andayani (2007) dan Ardila (2012) dalam Rofika
(2016:177) menunjukkan adanya pengaruh positif ukuran perusahaan
terhadap ERC.
Maka dari itu peneliti ingin mengetahui apakah setelah pergantian
tahun masih relevankah hasil penelitian terdahulu tentang ERC atau
sudah menghasilkan output yang berbeda. Oleh karena itu peneliti
memasukan ukuran perusahaan dengan hipotesis :
H1= Ukuran Perusahaan Berpengaruh terhadap Koefisien
Respon Laba
2. Struktur Modal Terhadap Koefisien Respon Laba
Struktur modal perusahaan dalam penelitian ini diproksikan dengan
rasio leverage. Perusahaan yang tingkat leverage-nya tinggi berarti
memiliki hutang yang lebih besar dibandingkan modal. Dengan demikian
jika terjadi peningkatan laba maka yang diuntungkan adalah pemberi
47
hutang, sehingga semakin baik kondisi laba perusahaan maka semakin
negatif respon pemegang saham, karena pemegang saham beranggapan
bahwa laba tersebut hanya menguntungkan kreditur. Maka dengan itu
peneliti berasumsi bahwa :
H2= Struktur Modal Berpengaruh terhadap Koefisien Respon
Laba
3. Profitabilitas terhadap Koefisien Respon Laba
Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan, baik dihubungkan dengan modal sendiri
maupun modal bersama. Profitabilitas dapat menjelaskan bahwa
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan adalah
tergantung kepada besarnya penjualan, penanaman aktiva (investasi) dan
penyerapan modal sendiri (equity). Profitabiltas perusahaan
menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba. Maka ketika pemakai laporan keuangan akan
merespon jikalau tingkat profitability suatu perusahaan baik atau
buruknya, dengan asumsi bahwa pemakai laporan keuangan (investor)
melihata akan berinvestasi akan tingkat profit suatu perusahaan, oleh
karena itu peniliti memiliki hipotesis bahwa :
H3= Profitabilitas Berpengaruh terhadap Koefisien Respon Laba
4. Persistensi Laba terhadap Koefisien Respon Laba
Persistensi laba merupakan pengaruh suatu inovasi terhadap laba
akuntansi yang diharapkan di masa mendatang. Definisi persistensi laba
48
adalah revisi laba yang diharapkan di masa mendatang (expected future
earnings) yang diimplikasi oleh inovasi laba tahun berjalan (current
earnings) sehingga persistensi laba dilihat dari inovasi laba tahun
berjalan yang dihubungkan dengan perubahan harga saham. Karena
earning respone coificient lebih menekankan kepana bagaimana respone
pelaku pasar terhadap saham yang beredar maka dengan itu peneliti
memiliki hipotesis bahwa :
H4= Persistensi Laba Berpengaruh terhadap Koefisien Respon
Laba
5. Pertumbuhan Perusahaan Perusahaan Terhadap Respon Laba
Perusahaan yang memiliki pertumbuhan perusahaan yang lebih
besar akan memiliki ERC yang tinggi. Kondisi ini menunjukkan bahwa
semakin besar kesempatan tumbuh perusahaan maka semakin tinggi
kesempatan perusahaan mendapatkan atau menambah laba yang
diperoleh perusahaan pada masa mendatang. Laba yang diperoleh
perusahaan akan digunakan oleh perusahaan untuk lebih berkembang
sehingga laba dan aset perusahaan pada masa yang akan datang
meningkat. Dengan analisis yang sementara dibuat oleh peneliti tentang
ini,maka peneliti mengasumsikan bahwasanya:
H5= Pertumbuhan Perusahaan Berpengaruh terhadap Koefisien
Respon Laba
6. Resiko Sistemik terhadap Koefisien Respon Laba
49
Risiko perusahaan adalah variabilitas return terhadap return yang
diharapkan. Perusahaan yang memiliki risiko yang lebih tinggi akan
menyebabkan pengharapan investor terhadap laba perusahaan akan
semakin kecil. Ini berarti semakin tinggi risiko suatu perusahaan maka
semakin rendah reaksi investor terhadap unexpected earnings sehingga
menyebabkan Earnings Response Coefficiennya akan semakin rendah
pula. Oleh karena itu peneliti dengan referensi yang ada berasumsi
bahwa:
H6= Resiko Sistemik Berpengaruh terhadap Koefisien Respon
Laba
7. Pengaruh secara simultan Ukuran Perusahaan, Struktur Modal,
Profitabilitas, Persistensi Laba, Pertumbuhan Perusahaan dan
Resiko Sistemik terhadap variabel Y= Koefisien Respon Laba
Penelitian Subagyo (2013) menjelaskan bahwa dalam setiap
penelitian regressi linier berganda harus ada pengaruh secara keseluruhan
dari setiap variabel yang akan diuji, ini disebut hipotesis untuk pengujian
simultan. Maka dari itu peneliti menambahkan hipotesis selanutnya yaitu:
H7 = pengaruh secara simultan variabel Ukuran Perusahaan,
Struktur Modal, Profitabilitas, Persistensi Laba, Pertumbuhan
Perusahaan dan Resiko Sistemik terhadap variabel dependen
(Koefisien Respon Laba)
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan model regresi untuk keperluan estimasi.
Penelitian ini menggunakan 1 (satu) variabel dependent yaitu Earning
Respone Coeficient (ERC) dan 6 (enam) variabel independent (bebas) yaitu
ukuran perusahaan, struktur modal, profitabilitas, persistensi laba
pertumbuhan perusahaan, dan resiko sistemik. Data yang digunakan adalah
data sekunder yang didapatkan dari www.Idx.co.id yaitu berupa data laporan
keuangan tahunan perusahaan real estate dan contracting building dari tahun
2012 – 2015.
B. Metode Pengambilan Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah Perusahaan Real Estate dan
contacting building yang sudah terdaftar di BEI tahun 2012-2015.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling, Kriteria pemilihan sampel yang ditentukan adalah sebagai
berikut:
1. Perusahaan Real Estate dan contracting building yang terdaftar
sebagai perusahaan go public di BEI selama tahun 2012-2015
2. Perusahaan Real Estate dan contracting building yang
menerbitkan Laporan Keuangan selama tahun penelitian.
3. Perusahaan Real Estate dan contracting building yang
menggunakan satuan mata uang rupiah.
51
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah pengumpulan data sekunder. Data sekunder adalah data yang
diperoleh oleh peneliti secara tidak langsung mealui perantaran data
sekunder umumnya diperoleh dari studi pustaka Rahmat (2015). Teknik
pengumpulan data dalam penelitian berupa dokumentasi yaitu pengumpulan
data yang diperoleh dengan cara melihat, mencatat, menganalisis, dan
mengevaluasi data sekunder yang diperoleh dari perusahaan yang listing di
Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Laporan Keuangan Perusahaan dari tahun 2012-2015, return saham harian,
IHSG dan tanggal publikasi laporan tahunan perusahaan, serta ROA dan
PBV. Data tersebut diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory
(ICMD), www.idx.co.id.
D. Metode Ananlisis Data
Sesuai dengan data yang telah diperoleh maka pendekatan yang sesuai
dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang
menekankan pada angka-angka dalam penelitiannya. Dari data angka yang
telah diperoleh maka diharap dapat memberikan kesimpulan yang tepat
Variabel Dependen.
Metode analisis data menggunakan statistika deskriptif, uji asumsi
klasik dan analisis regresi.
1. Statistik Deskriptif
Pengujian ini bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskriptif
suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, mean dan standar
deviasi dari masing-masing sampel dan digunakan untuk mengetahui
52
gambaran umum tentang pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen didalam penelitian ini yang kemudian variabel dependen itu
adalah Koefisien Respon Laba (ERC) pada Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2015 yang diolah
dengan menggunakan program SPSS 22 (Statistical Package For Social
Science).
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka dilakukan terlebih
dahulu uji asumsi klasik, yang terdiri dari : Sebelum melakukan pengujian
hipotesis dengan analisis regresi berganda, harus dilakukan uji asumsi klasik
terlebih dahulu. Dalam pengujian persamaan regresi terdapat beberapa
asumsi-asumsi dasar yang harus terpenuhi. Asumsiasumsi tersebut terdiri
dari uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, uji autokorelasi, dan uji
normalitas (Rahmat, 2015:13).
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang
telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak.
Normalitas data diuji dengan menggunakan Kolmogorov-
smirnov dengna level of signifikan 5%. Uji normalitas menggunakan
statistic non-parametrik kolmogorov-smirnov merupakan uji normalitas
menggunakan fungsi distribusi kumulatif. Jika nilai pvalue lebih besar dari
0,05 maka data berdistribusi normal, begitu juga sebaliknya. (Ghozali,
2015:210).
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti
53
diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi
tidak valid untuk jumlah sampel kecil. (Ghozali, 2015:211).
Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik dapat dilakukan dengan
melihat grafik histogram dan normal probability plot (Normal P-P Plot).
Distribusi normal akan membentuk satu garis diagonalnya. Sedangkan, uji
statistik yang digunakan adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-
Smirnov (K-S). Jika uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan hasil yang
signifikan berarti data residual terdistribusi tidak normal (Ghozali,
2015:211).
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika
ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka
hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi
terganggu. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di
antara variabel independen. Ghozali (2015) menjelaskan cara untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi,
yaitu:
1) Nilai R2
yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat
tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang
tidak signifikan mempengaruhi variabel independen.
54
2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar
variabel ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal
ini mengindikasikan adanya multikolonieritas.
3) Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya yaitu
Variance Inflation Factor (VIF). Nilai Tolerance yang rendah sama dengan
nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance
≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Regresi bebas dari masalah
multikolonieritas jika nilai Tolerance > 0,10 atau sama dengan niai VIF <
10 (Ghozali, 2015:215).
c. Uji Autokolerasi
Uji autokolerasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi
antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu
(times-series) atau ruang (cross setion). (Suliyanto, 2011) Cara yang
digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi yaitu dengan uji
Durbin-Waston (DW test) merupakan uji yang sangat popular untuk
menguji adatidaknya masalah autokorelasi dari model empiris yang
diestimasi. Uji ini pertama kali diperkenalkan oleh J. Durbin dan
GS.Waston tahun 1951. Mekanisme pengujian Durbin-Watson (DW test)
yang digunakan adalah du<d<4-du, di mana tidak ada autokorelasi positif
atau negatif. (Ghozali, 2015).
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskesdastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
55
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskesdastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskesdastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskesdastisitas.
Deteksi ada atau tidaknya heteroskesdastisitas dapat dilihat dengan
ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskesdastisitas. Tetapi, jika tidak
ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskesdastisitas (Ghozali, 2015).
3. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan 1 atau (0 < x < 1). Nilai R2
yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variabel-variabel dependen terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum,
koefisien determinasi untuk data silang (cross section) relatif rendah karena
adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan
untuk data runtun waktu (time series) biasanya memiliki nilai koefisien
determinasi yang tinggi. (Ghozali, 2015:235).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model.
Setiap tambahan satu variabel independen, maka pasti meningkat, tidak
peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap
56
variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk
menggunakan nilai adjusted pada saat mengevaluasi mana model regresi
terbaik. Tidak seperti , nilai adjusted
dapat naik atau turun apabila satu
variabel independen ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2015).
Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah analisis regresi
berganda (multiple regression analysis). Analisis regresi berganda digunakan
untuk menguji hubungan dan pengaruh yang dihasilkan dari beberapa
variabel independen terhadap satu variabel dependen. Analisis regresi ini
juga digunakan untuk mengestimasi rata-rata nilai populasi atau nilai dari
rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independennya. Pada
analisis ini juga dapat mengukur kekuatan hubungan antara variabel-
variabel yang digunakan, serta menunjukkan arah hubungan antar variabel
tersebut.
Model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini telah dirumuskan sebagai berikut :
ERC = α + β1UP + β2SM + β3PF + β4PL + β5PP + β6RS + Ɛ
Keterangan :
ERC = Earnings Response Coefficient
UP = Ukuran Perusahaan
SM = Struktur Modal
PL = Persistensi L aba
PF = Profitabilitas
PP = Pertumbuhan Perusahaan
RS = Resiko Sistemik
Α = Konstansta
57
β1,2,3,4,5,6 = Koefisien variable
Ɛ = Error
4. Uji Hipotesis
a) Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat.
(Ghozali, 2015:98). Jika probability F lebih kecil dari 0,05 maka Ha
diterima dan menolak H0, sedangkan jika lebih besar dari 0,05 maka Ho
diterima dan menolak Ha.
b) Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen (Ghozali, 2015:245). Jika probabilitas t lebih kecil
dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho, sedangkan jika nilai
probabilitas t lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha.
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel
yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
1. Variabel Independen
a. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya perusahaan yang dapat
dilihat melalui jumlah aktiva secara keseluruhan yang dimiliki oleh
perusahaan.Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki
58
public demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding dengan
perusahaan yang berukuran lebih kecil. Sehingga perusahaan yang besar
akan lebih mudah untuk melakukan inovasi dengan memanfaatkan aktiva
yang dimilikinya. Dengan adanya inovasi tersebut akan berpengaruh besar
terhadap laba perusahaan (Rofika, 2016:7).
Ukuran perusahaan akan berpengaruh positif terhadap ERC. Semakin
besar perusahaan maka ERC perusahaan akan semakin besar pula. Hasil
penelitian dalam Rofika (2016:7) menunjukkan adanya pengaruh positif
ukuran perusahaan terhadap ERC. Ukuran perusahaan diukur dari log
natural total aset perusahaan pada periode t.
UP = Ln (Total Asset)
Keterangan :
Ln = Log Natural
Sumber : Adjeng (2015)
a. Struktur Modal
Teori struktur modal telah dikembangkan khususnya untuk
menganalisis pengaruh penggunaan hutang terhadap nilai perusahaan dan
biaya modal. Dalam perkembangannya, Modigliani dan Miller memasukkan
pengaruh pengaruh pajak perusahaan, pajak pendapatan perseorangan dan
biaya agensi. Teori ini didasarkan pada beberapa asumsi, jika asumsi-asumsi
tersebut tidak terpenuhi, maka struktur modal akan mempengaruhi nilai
perusahaan. Sejalan dengan pemikiran Modigliani dan Miller, terdapat dua
aliran dalam struktur modal. Pertama, Tradeoff Theory, yang didefinisikan
sebagai bauran antara tingkat hutang dan ekuitas. Kedua, the pecking order
59
theory, yang mengemukakan bahwa struktur modal akan mengikuti
tingkatan (the fund cosr hierarchy), dimana perusahaan akan menggunakan
pendanaan internal terlebih dahulu sebelum akhirnya menggunakan hutang
dan menerbitkan saham (Rahmat, 2015:20).
Perusahaan menggunakan struktur modal dengan tujuan agar keuntungan
yang diperoleh lebih besar daripada biaya aset dan sumber dananya, dengan
demikian akan meningkatkan keuntungan pemegang saham. Sebaliknya
struktur modal juga meningkatkan variabilitas (risiko) keuntungan, karena jika
perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan yang lebih rendah dari biaya
tetapnya maka penggunaan struktur modal akan menurunkan keuntungan
pemegang saham. Konsep struktur modal tersebut sangat penting terutama
untuk menunjukkan kepada analisi keuangan dalam melihat trade off antara
resiko dan tingkat keuntungan dari berbagai tipe keputusan finansial (Nana,
2014:8).
Perusahaan yang menghasilkan sebagian besar labanya dari operasi
luar negeri dapat terkena penurunan laba akibat fluktuasi nilai tukar.
Komposisi biaya tetap. Jika sebagian besar biayanya adalah biaya tetap
sehingga akibat tidak mengalami penurunan ketika permintaan turun, maka
tekena resiko bisnis yang relative tinggi. Maka dari itu struktur modal
dirumuskan :
Struktur Modal = Total Utang
Total Asset
Sumber : Rahmat (2015:33)
b. Profitabilitas
Profitabiltas perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba. Dengan kata lain
60
profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu umumnya dirumuskan sebagai L/M x 100%, dimana
L adalah jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu dan M adalah
modal atau aktiva yang menghasilkan laba tertentu. Kemampuan
menghasilkan laba yang dimaksud dalam penelitian ini tentunya adalah
kemampuan menghasilkan laba dengan menggunakan modal sendiri atau
profitabilitas ekuitas (return on equity = ROE), yang persamaan
matematisnya adalah :
ROE = Net Profit after tax
Total Asset
Sumber : Heven (2016:490)
c. Persistensi Laba
Persistensi laba adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan di
masa depan (expected future earnings) yang diimplikasi oleh laba akuntansi
tahun berjalan (current earnings). Menurut Sunarto (2010) dalam Delvira
(2013:140) bahwa persistensi laba merupakan laba yang mempunyai
kemampuan indikator laba periode mendatang yang dihasilkan oleh
perusahaan secara berulang- ulang. Laba dikatakan persisten, apabila laba
saat ini dapat digunakan sebagai pengukur laba periode mendatang.
Persistensi dapat dilihat berdasarkan keseluruhan laporan keuangan
ataupun diukur berdasarkan komponen laporan keuangan. Persistensi laba
dapat dirumuskan dengan rumus berikut :
i1itit XX
Dalam hal ini:
itX adalah laba perusahaan i perioda t
61
1itX adalah laba perusahaan i perioda t-1
β adalah koefisien regresi dari persistensi laba
ε tingkat error
Sumber : Delvira (2013:135)
d. Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan Perusahaan menjelaskan prospek pertumbuhan
perusahaan di masa depan. Penilaian pasar (investor/pemegang saham)
terhadap kemungkinan bertumbuh suatu perusahaan nampak dari harga
saham yang terbentuk sebagai suatu nilai ekspektasi terhadap manfaat masa
depan yang akan diperolehnya. Pemegang saham akan memberi respon yang
lebih besar kepada perusahaan dengan kemungkinan bertumbuh yang tinggi.
Hal ini terjadi karena perusahaan yang mempunyai kemungkinan bertumbuh
yang tinggi akan memberikan manfaat yang tinggi di masa depan bagi
investor (Eka, 2013:6).
Pertumbuhan perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian
kondisi suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu alat analisis untuk bisa
menilainya. Alat analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio keuangan. Ratio
profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil
pengembalian yang diperoleh dari penjualan dan investasi (Milanti,
2015;31).
Pertumbuhan juga mempunyai arti penting dalam usaha
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena
pertumbuhan menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai
prospek yang baik di masa yang akan datang. Dengan demikian setiap badan
usaha akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya, karena
62
semakintinggi tingkat profitabilitas suatu badan usaha maka kelangsungan
hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin Safrida (2008). Return on
asset (ROA) adalah kemampuan perusahaan memanfaatkan aktivanya untuk
memperoleh laba. Ratio ini mengukur tingkat kembalian investasi yang
dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dan (aktiva) yang
dimilikinya. Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen aset,yang
berarti efesiensi manajemen Hanafi dan Halim (2003;dalam Hartati;2010).
Penilaian return on asset (ROA) dapat dirumuskan sebagai berikut :
Growth = ROA = Net Profit After Tax
Asset
Sumber : Milanti (2015:35)
e. Resiko sistemik
Resiko sistematik merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan
dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh
faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan.
Misalnya perubahan tingkat bunga, kurs valuta asing, kebijakan pemerintah,
resesi ekonomi dan sebagainya. Risiko ini bersifat umum dan berlaku bagi
semua saham. Dari definisi di atas dapat disimpulkan, risiko sistematik
merupakan risiko yang dapat mempengaruhi semua saham perusahaan yang
tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi. Hal ini terjadi
karena risiko ini dipengaruhi oleh faktor- faktor makro yang mempengaruhi
pasar.
R = α + β Rm + e
63
Keterangan:
R = Return saham
β = Beta saham (indikator risiko sistematis)
Rm = Return pasar
Menghitung return saham dan return pasar dapat ditentukan dengan
rumus sebagai berikut:
1. Menghitung return saham
Rit = –
Dimana:
Rit = Return saham perusahaan i pada periode t
Pit = Harga penutupan saham i pada periode t
Pit-1 = Harga penutupan saham i pada periode t-1
2. Menghitung return pasar harian:
Rmt = –
Dimana:
Rmt = Return pasar harian
IHSGt = Indeks harga saham gabungan pada periode t
IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan pada periode t-1
Sumber : Rahmat (2015:59)
2. Variabel Dependen
a. Earnings Response Coefficient (Koefisien Respon Laba)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah koefisien respon laba.
Koefisien respon laba biasa digunakan para ahli untuk menilai kualitas laba
atau tingkat berharganya informasi yang diungkapkan oleh perusahaan.
64
Koefisien respon laba adalah ukuran besaran return abnormal suatu saham
sebagai respon terhadap komponen laba kejutan (unexpected earnings)
(Riyatno, 2007). Untuk menghitung besarnya koefisien respon laba
menggunakan model data time series dan diperlukan beberapa tahap
perhitungan. Berikut ini operasionalisasi komponen atau unsur yang
diperlukan unuk menghitun variabel ERC tersebut: Laba kejutan (
unexpected earnings) adalah perbedaan antara laba per lembar saham pada
periode penelitian dan laba per lembar saham pada periode sebelumnya.
Laba kejutan dihitung dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
UE = Laba kejutan perusahaan i pada periode t
EPSit = Laba per lembar saham perusahaan I pada periode t
EPSit-1= Laba per lembar saham perusahaan I pada periode t-1
Pit-1 = Harga penutupan saham pada akhir tahun t-1
Lalu menghitung AR menggunakan rumus:
ARit = Rit – Rmt
Keterangan :
Arit : Abnormal Return untuk perusahaan i pada pada hari ke t
Rit : Return harian saham perusahaan i pada hari t
RMt : Return indeks pasar pada hari ke t
Lalu selanjutnya menghitung CAR sesuai yang digunakan oleh
Diantimala (2008) dan Tuwentina (2014:18), yang dirumuskan:
CARit = CAR (-3, +3) = ΣARit (-3, +3)
65
Cumulative abnormal return (CAR) adalah periode akumulasi return
3 hari setelah dan 3 hari sebelum tanggal upload laporan keuangan yang
telah diaudit. Kemudian ERC dihitung dengan persamaan regresi sebagai
berikut atas data tiap-tiap perusahaan:
CARit = α0 + α1 UEit + ε
Keterangan:
CARit = CAR perusahaan yang diperoleh dari akumulasi
AR pada interval dari hari t-3 hingga t+3
Ueit = Unexpected Earnings perusahaan i pada periode t
α0 = konstanta
α1 = ERC
ε = eror
Sumber : Rahmat (2015:64)
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel Indikator Skala
Ukuran Perusahaan (X1) (Adjeng, 2015)
Ukuran perusahaan diukur
dari log natural total aset
perusahaan pada periode t.
Rasio
Struktur modal (X2)
(Rahmat, 2015)
Struktur modal = total hutang
Total asset
Rasio
Profitabilitas (X3)
(Heven, 2016)
ROE = Net Profit after tax
Total Equity
Rasio
Persistensi laba (X4)
(Delvira, 2013)
i1itit XX Rasio
Pertumbuhan Perusahaan (X5)
(Milanti, 2015)
ROA = Net Profit after tax
Total Asset
Rasio
66
Resiko sistemik (X6)
(Rahmat, 2015)
imtiiit RR
Rasio
Earning Respone Coefficient (Y) (ERC) (Rahmat, 2015)
CARit = α0 + α1 UEit + ε Rasio
Sumber : Data diambil dari beberapa referensi (2017)
66
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
bersumber dari laporan tahun emiten dengan menggunakan populasi perusahaan
contracting building dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 yang diperoleh melalui situs resmi
Bursa Efek Indonesia yaitu pada alamat www.idx.co.id.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara purposive
sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Berikut tabel 4.1
yang menyajikan perolehan sampel berdasarkan kriteria yang ditentukan sesuai
dengan kebutuhan penelitian.
Tabel 4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian
N
o Kriteria
Jumlah
Pelanggaran
Kriteria
Jumlah
1
Perusahaan contracting building
dan real estate yang terdaftar di
BEI tahun 2015
49
2
Perusahaan yang IPO di BEI
sebelum 1 Januari 2011 dan
mempublikasikan laporan
keuangannya berturut-turut dari
2012-2015
(16) 33
3 Perusahaan memiliki data
lengkap yang dibutuhkan peneliti (10) 23
Jumlah perusahaan yang layak digunakan oleh peneliti
23
Jumlah sempel yang digunakan oleh peneliti (4 Tahun) 92
67
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki data yang berdistribusi
normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak yaitu dengan analisis grafis dan uji statistik (Ghozali, 2015).
Uji normalitas dengan analisis grafik didalam penelitian ini menggunakan
grafik histogram dan dengan menggunakan normal probability plot. Hasil
pengujian normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.1 yang
menunjukkan hasil uji normalitas menggunakan grafik histogram dan gambar 4.3
yang menunjukkan hasil uji normalitas menggunakan grafik normal probability
plot.
Gambar 4.1 Grafik histogram
Sumber : Data diolah SPSS 22 (2017)
68
Gambar 4.2 Grafik normal probability plot
Sumber : Data diolah SPSS 22 (2017)
Berdasarkan kedua grafik tersebut dapat dilihat bahwa grafik histogram
maupun grafik P-Plot memberikan pola distribusi data yang normal. Pada grafik
histogram dapat dilihat bahwa grafik menggambarkan bentuk lonceng serta pada
grafik normal P-Plot titik titik yang mewakili jumlah sampel dalam penelitian ini
mendekati garis diagonal, yang mana itu artinya menunjukan bahwa penyebaran
data terdistribusi secara normal (Ghozali, 2015).
Uji normalitas dengan grafik dapat meyesatkan jika tidak hati-hati secara
visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya (Ghozali, 2015).
Maka dalam penelitian ini digunakan uji statistik dengan menggunakan uji
statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk memperkuat hasil
normalitas data. Jika nilai Kolmogorov-Smirnov (K-S) memliki tingkat
signifikansi diatas Asymp. Sig. > 0,05 maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas (Ghozali, 2015). Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan
uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) disajikan pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov Smirnov (K-S) 92 sampel
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 92
69
Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada hasil uji Kolmogorov-Smirnov adalah
sebesar 0,200. Nilai tersebut di atas nilai signifikan yaitu 0,05. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, maka model regresi dapat
digunakan untuk pengujian berikutnya.
b. Hasil Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas dilakukan untuk melihat apakah terjadi korelasi antara
variabel bebas atau satu sama lainnya. Jika nilai Tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤ 10,
maka dapat dikatakan tidak terjadi multikoloniaritas antar variabel bebas. Berikut
tabel yang menunjukkan hasil dari uji multikolonieritas.
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikoloniaritas dengan Uji VIF
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1 (Constant)
UP
,809
1,236
SM
,359
2,782
PF
,457
2,189
PL
,490
2,042
PP
,720
1,388
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,31116732
Most Extreme Differences
Absolute ,077
Positive ,068
Negative -,077
Test Statistic ,077
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Data diolah SPSS 22 (2017)
70
RS
,937
1,068
a. Dependent Variable: ERC
Sumber : Data diolah SPSS 22 (2017)
Berdasarkan hasil uji multikolonieritas pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa
variabel bebas dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi, karena nilai Tolerance
≥ 0,1 dan VIF ≤ 10. Maka dapat dikatakan tidak terjadi gejala multikolonieritas
antar variable (Ghozali, 2015).
c. Hasil Uji Heteroskesdastisitas
Uji heteroskesdastisitas dilakukan untuk melihat apakah ada ketidaksamaan
varians dalam fungsi regresi. Data yang baik adalah data yang homoskesdastisitas
atau data yang memiliki kesamaan varians dalam fungsi regresi. Uji
heteroskesdastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji glejser yang dilakukan
dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut
residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut
residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskesdastisitas. Berikut
tabel yang menunjukkan hasil dari uji heteroskesdastisitas.
Tabel 4.4 Hasil Uji Heteroskesdastisitas dengan Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -19,813 9,092 -2,179 ,032
UP ,481 ,311 ,164 1,548 ,125
SM 2,606 1,777 ,213 1,466 ,146
PF 1,962 4,203 ,046 ,467 ,642
PL 152,736 87,857 ,229 1,738 ,086
PP -,588 ,480 -,138 -1,224 ,224
RS -,052 ,148 -,036 -,353 ,725
a. Dependent Variable: LNRES2
Sumber : Data diolah SPSS 22 (2017)
71
Pada tabel 4.4 terlihat bahwa nilai signifikansi antara semua variabel
independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa data dalam penelitian ini mempunyai kesamaan varians dalam fungsi
regresi atau homoskesdastisitas atau tidak terjadi heteroskesdastisitas.
Hasil uji glejser ini konsisten dengan hasil uji grafik scatterplot berikut ini :
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskesdastisitas dengan Grafik Scatterplot
Sumber : Data diolah SPSS 22 (2017)
Berdasarkan grafik scatterplot yang ditunjukkan pada gambar 4.3 terlihat
bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun dibawah
angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi yang dilakukan pada penelitian ini.
d. Hasil Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2015), uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya.
72
Pengujian autokorelasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan uji Durbin-Watson. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel
4.5
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Durbin-Watson
1 ,700
a ,489 ,453 2,254
a. Predictors: (Constant), RS, PL, UP, PP, PF, SM b. Dependent Variable: ERC
Sumber : Data diolah SPSS 22 (2017)
Nilai Durbin-Watson dalam penelitian ini adalah sebesar 2,254. Jumlah
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 92 sampel dengan jumlah
variabel independen yang diuji adalah 6 sehingga nilai dL dalam Durbin-Watson
tabel adalah sebesar 1,802 dan oleh karena itu nilai dU adalah sebesar 6-1,802
yaitu sebesar 3,790. Nilai DW dalam penelitian ini terletak di antara nilai dL dan
dU yaitu 1,802<2,254<3,790. Hasil tersebut menunjukan bahwa penelitian
terbebas dari masalah autokorelasi.
2. Hasil Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2015).
Nilai minimum digunakan untuk mengetahui nilai terkecil dari suatu data variabel
yang bersangkutan, sedangkan nilai maximum digunakan untuk mengetahui nilai
terbesar dari suatu data variabel yang bersangkutan.
73
Nilai mean digunakan untuk mengetahui rata-rata dari suatu data variabel
yang bersangkutan, dan nilai standar deviation digunakan untuk mengetahui
seberapa besar data variabel yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata.
Secara keseluruhan statistik deskriptif adalah bagaimana peneliti
menerangkan tentang variabel penelitiannya, dan ada beberapa informasi yang
harus disampaikan untuk meyakinkan pengguna penelitian tentang objek
penelitian ini.
Berikut tabel 4.6 yang merupakan analisis deskriptif untuk variabel yang
digunakan dalam penelitian.
Tabel 4.6 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
UP 92 7,526320 1,352530 29,54534685 ,849756971
SM 92 ,007158 ,690677 ,40703677 ,203303045
PF 92 ,001907 ,108858 ,04666709 ,028197369
PL 92 ,001887 ,013410 ,00554467 ,003721041
PP 92 -,007396 ,303109 ,05066900 ,049238932
RS 92 -3,053636 5,417524 ,80739388 1,717747589
ERC 92 -,814000 1,719000 ,38545652 ,435437721
Valid N
(listwise) 92
Sumber : Data diolah SPSS 22 (2017)
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa rata-rata dari variabel independen ukuran
perusahaan adalah sebesar 29,5453 dan memiliki standard deviasi sebesar
0,84976. Untuk nilai maksimum dari data penelitian ini adalah 31,35 yaitu
terdapat pada LPKR (Lippo Karawaci tbk) dan untuk nilai minimum dari data
ukuran perusahaan pada penelitian ini adalah 27,53 yang mana data ini adalah
milik GMTD (Goa Mkassar Tourism Development tbk). Dalam penelitian ini
variabilitas antara standard deviasi dan nilai rata-rata adalah sangat tinggi yang
artinya penyebaran data perusahaan pada penelitian ini kurang baik.
74
Variabel independen yang selanjutnya dalam penelitian ini yaitu struktur
modal, dimana struktur modal adalah rasio yang didapat dari hasil pembagian
antara tingkat hutang terhadap ekuitas, maksudnya adalah untuk mengukur apakah
perusahaan tersebut didanai oleh hutang atau ekuitas yang terdapat di perusahaan
tersebut. Menurut tabel diatas nilai meneimal dari data adalah 0,017696 dari
perusahaan FMII (Fortune Mate Indonesia tbk) tahun 2015, dan untuk nilai
maksimumnya adalah 0,69068 terdapat pada perusahaan GMTD ( Goa Makkasar
Tourism Development tbk) tahun 2013. Standard deviasinya adalah 0,20330 yang
mana lebih kecil dari mean struktur modal yaitu sebesar 0,4070 dimana
interpretasinya adalah data sampel struktur modal tersebar secara baik didalam
penelitian ini.
Selanjutnya, berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat nilai rata-rata dari
Profitabilitas adalah sebesar 0,1144 dan standard deviasinya adalah 0,05883 dan
ini juga menunjukan bahwa tidak ada masalah dalam penyebaran data
profitabilitas didalam penelitian ini, untuk nilai minumun yaitu 0,02 yang mana
perusahaan BIPP ( Bwuanatala Indah Permai tbk) tahun 2012 dan untuk nilai
maksimumnya adalah 0,28 yaitu perusahaan FMII (Fortune Mate Indonesia tbk)
tahun 2013.
Tabel 4.6 juga menunjukkan bahwa rata-rata dari variabel persistensi laba
adalah sebesar 0,00554 dan memiliki standard deviasi sebesar 0,003721 Untuk
nilai maksimum dari data penelitian ini adalah 0,01341 yaitu terdapat pada Duta
Anggada Reality tbk (DART) tahun 2015 dan untuk nilai minimum dari data
ukuran perusahaan pada penelitian ini adalah -0,00188 yang mana data ini adalah
milik Sentul City Tbk (BKSL) tahun 2012. Dalam penelitian ini variabilitas antara
75
standard deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata dan variabilitasnya tidak terlalu
tinggi yang artinya penyebaran data perusahaan pada penelitian ini baik.
Tabel 4.6 juga menunjukkan bahwa rata-rata dari variabel independen
pertumbuhan perusahaan adalah sebesar ,05066900 dan memiliki standard deviasi
sebesar ,049238932. Untuk nilai maksimum dari data penelitian ini adalah
,303109 yaitu terdapat pada MDLN (Modernland Reality tbk) tahun 2014 dan
untuk nilai minimum dari data ukuran perusahaan pada penelitian ini adalah -
,007396 yang mana data ini adalah milik RBMS (Ristia Bintang Mahkota Sejati
tbk) tahun 2013. Dalam penelitian ini variabilitas antara standard deviasi lebih
kecil dari nilai rata-rata dan variabilitasnya tidak terlalu tinggi yang artinya
penyebaran data perusahaan pada penelitian ini baik.
Tabel 4.6 menunjukkan tentang data resiko sistemik yang mana artinya
bahwa rata-rata perusahaan peka terhadap perubahan pasar, dimana perubahan
return pasar mengakibatkan perubahan terhadap return saham perusahaan.nilai
rata-ratanya adalah 0,807394 dan nilai standar deviasinya adalah 1,7177475 serta
nilai minimum dari systemic risk adalah sebesar -3,05363 yang merupakan hasil
dari Summarecon Agung tbk tahun 2014 tahun 2015. Sedangkan nilai maksimum
dari systemic risk adalah sebesar 5,417524 yang merupakan hasil dari Pudjiati
Prestige Tbk tahun 2013. Yang mana ketika standar deviasi lebih besar daripada
rata-rata maka penyebaran datanya kurang baik.
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat dilihat jumlah sempel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 92 data, dan nilai rata-rata dari variabel dependen
yaitu earnings response coefficient adalah sebesar 0,3855. Dalam tabel 4.6
tersebut juga dapat dilihat bahwa nilai minimum dari earnings response
coefficient dalam penelitian adalah sebesar -0,813 yang terjadi pada PUDP
76
(Pudjiati Prestige Tbk) tahun 2012. Sedangkan nilai maksimum dari earnings
response coefficient adalah sebesar 1,719 yang terjadi pada CTRA (Ciputra
Development Tbk) tahun 2014. Data ERC diatas memiliki standard deviasi
sebesar 0,43544 yang memiliki variabilitas yang tidak terlalu tinggi dengan rata-
rata data tersebut yang artinya penyebaran data variabel dependen pada penelitian
ini memiliki penyebaran yang baik.
3. Hasil Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2015).
Hasil dari uji koefisien determinasi dalam penelitian ini disajikan dalam
tabel 4.7
Tabel 4.7 Hasil Koefisien Determinasi Analisis Regresi Berganda
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
,700a ,489 ,453
,321962447
a. Predictors: (Constant), RS, PL, UP, PP, PF, SM
b. Dependent Variable: ERC
Sumber : Data diolah SPSS 22 (2017)
Tabel 4.7 yang telah disajikan di atas dapat kita lihat bahwa nilai adjusted
R2
sebesar 0,453 yang menjelaskan bahwa variabel-variabel independen yang ada
di dalam penelitian ini yaitu profitabilitas, ukuran perusahaan, struktur modal,
persistensi laba, pertumbuhan perusahaan dan resiko sistemik dapat menjelaskan
43,3% variabel dependen yang ada di dalam penelitian ini yaitu earnings
77
response coefficient. Hasil ini menunjukkan bahwa model memiliki kemampuan
yang tinggi dalam menjelaskan variabel dependen, sedangkan sisanya sebesar
56,7% dijelaskan oleh varibel-variabel lain di luar penelitian ini kesempatan
bertumbuh, Pengungkapan CSR, spesialisasi auditor, komite audit dan lain-lain.
4. Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk memberikan gambaran antara hubungan
variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini, uji
hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji signifikansi parameter individual
(uji statistik t) dan uji signifikansi simultan (uji statistik F).
a. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2015).
Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka Ha diterima dan sebaliknya. Nilai F
diturunkan dari tabel ANOVA yang dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini.
Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Simultan : Uji Statistik F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 8,443 6 1,407 13,575 ,000b
Residual 8,811 85 ,104
Total 17,254 91
a. Dependent Variable: ERC
b. Predictors: (Constant), RS, PL, UP, PP, PF, SM
Sumber : Data diolah SPSS 22 (2017)
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diperoleh F hitung sebesar 13,575 yang mana
lebih besar dari F tabel (2,20). Hasil uji signifikansi sebesar 0,000 (<0,05)
menunjukkan bahwa (H7) diterima, yaitu seluruh variabel independen dalam hal
78
ini spesialisasi Ukuran Perusahaan, struktur modal, persistensi laba, Kesempatan
bertumbuh dan systemic risk berpengaruh secara simultan terhadap earnings
response coefficient.
b. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau variabel independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen (Ghozali, 2015). Dalam penelitian ini, variabel
independen yang terdiri Ukuran Perusahaan, struktur modal, persistensi laba.
Kesempatan bertumbuh dan systemic risk berpengaruh secara simultan terhadap
earnings response coefficient. Hasil dari uji signifikansi parameter individual (uji
t) disajikan dalam tabel 4.13 :
Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Individual : Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -1,539 1,284 -1,199 ,234
UP ,054 ,044 ,106 1,231 ,222
SM ,695 ,277 ,324 2,510 ,014
PF ,942 1,771 ,061 ,532 ,596
PL -22,932
12,96 -,196
-1,769 ,080
PP -,510 ,808 -,058 -,632 ,529
RS ,179 ,020 ,707 8,825 ,000
a. Dependent Variable: ERC
Sumber : Data diolah SPSS 22 (2017)
Tabel 4.9 terlihat bahwa variabel independen struktur modal, dan resiko
ssitemik perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap earnings response
coefficient (variabel dependen) yaitu sebesar 0,014 dan 0,000 (karena lebih kecil
79
dari tingkat signifikansi 0,05 atau 5%). Sedangkan variabel independen ukuran
perusahaan (0,222), profitabilitas (0,596), persistensi laba (0,080) dan
pertumbuhan perusahaan (0,529) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
earnings response coefficient karena hasil uji t menunjukan bahwa mereka lebih
besar daripada signifikansi 0,05.
Berdasarkan pada hasil uji signifikansi individual (uji t) yang disajikan pada
tabel 4.9 di atas maka didapat persamaan regresi seperti berikut:
ERC = -1,593+ 0,054 UP + 0,695 SM + 0,942 PF – 22,923 PL - 0,510 PP
+ 0,175 RS
Hasil di atas menjelaskan bahwa nilai konstanta sebesar -1,593, menyatakan
bahwa jika keenam variabel independen tersebut dianggap konstan atau tidak ada
penambahan, maka earnings response coefficient akan bernilai -1,757 satuan.
Pada tabel 4.9 menyatakan tentang hasil uji signifikansi : uji t terhadap
variabel independen yang diteliti menunjukan bahwa hanya dua variabel yang
berpengaruh terhadap Koefisien respon laba yang dalam istilah lain disebut juga
(ERC) earning respone coefficient yang mana didalam tabel itu tersaji nilai
koefisien struktur modal sebesar 0,695 menunjukkan bahwa setiap penambahan
satu satuan struktur modal dan 0,175 resiko perusahaan maka earnings response
coefficient akan meningkat sebesar 0,492 yang dipengaruhi oleh struktur modal
dan 0,175 yang dipengaruhi oleh resiko perusahaan secara satuan terebut.
Tabel 4.9 juga menunjukan bahwa empat variabel lain sepertu ukuran
perusahaan, profitabilitas, peersistensi laba, dan pertumbuhan secara teoritis tidak
mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel dependen yang diteliti yaitu
earning respone coefficient. Namun ada hal menarik dimana dalam tabel 4.9
menunjukan bahwa variabel persistensi laba hampir mempengaruhi variabel
80
dependen dengan nilai signifikansi 0,080. Ini akan berpengaruh hanya jika peneliti
menggunakan standar 0,1. Ghozali (2015) menyatakan bahwa tingkat signifikansi
pengujian 0,1 memiliki tingkat keakuratan yang lebih kecil.
C. Pembahasan
1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Koefisien Respon Laba
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan (X1) memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0,222 lebih besar daripada 0,05. Hal ini berarti menolak
hipotesis kedua (H1), artinya ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan
terhadap Koefisien Respon Laba. Ukuran perusaahan diukur dengan log natural
dari total aktiva perusahaan. Ukuran perusahaan hanya akan berpengaruh terhadap
ERC jika perusahaan mampu menggunakan aktiva perusahaan dengan inovasi
yang mampu menarik perhatian para investor. Dalam kasus ini berarti tidak
adanya inovasi yang tidak berjalan lancar pada perusahaan real estate dan
contracting building pada periode 2012-2015.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Rofika (2015), yang
mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap koefisien
respon laba. Serta menunjukkan investor menganggap ukuran perusahaan
bukanlah hal yang terlalu diperhitungkan untuk tempat berinvestasi. Bisa jadi
investor lebih mempertimbangkan faktor lain untuk berinvestasi pada suatu
perusahaan seperti prospek pertumbuhan perusahaan.
81
Hasil penelitian ini berlawanan dengan apa yang didapatkan oleh Agustina
dan Agung (2015:679). Ukuran perusahaan berpengaruh positif pada koefisien
respon laba. Ukuran perusahaan yang besar akan lebih mudah untuk melakukan
inovasi dengan menggunakan aktivanya yang akan meningkatkan laba
perusahaan. Laba perusahaan yang tinggi akan direspon oleh investor dengan
meningkatnya nilai koefisien respon laba. Ukuran perusahaan yang besar akan
meningkatkan nilai koefisien respon laba. Perusahaan yang berukuran lebih besar
cenderung memiliki public demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding
dengan perusahaan yang berukuran lebih kecil. Sehingga perusahaan yang besar
akan lebih mudah untuk melakukan inovasi dengan memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya. Dengan adanya inovasi tersebut akan berpengaruh besar terhadap
laba perusahaan.
2. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Koefisien Respon Laba
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel struktur modal (X2) memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,014 lebih besar daripada 0,05. Dengan demikian hipotesis ketiga (H2)
diterima, artinya struktur modal berpengaruh terhadap koefisien respon laba.
Dimana struktur modal disini diukur nilai rasio dari total utang dengan total
aktiva, yang mana artinya pemanfaatan yang baik telah dilakukan oleh objek
penelitian terhadap utang yang diberikan sehingga mampu menarik investor.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Rofika (2015) yang
menyatakan struktur modal berpengaruh terhadap earnings response coefficient.
Dalam Rofika (2015) struktur modal perusahaan dalam penelitian ini diproksikan
dengan rasio leverage. Perusahaan yang tingkat leverage-nya tinggi berarti
memiliki hutang yang lebih besar dibandingkan modal. Dengan demikian jika
82
terjadi peningkatan laba maka yang diuntungkan adalah pemberi hutang, sehingga
semakin baik kondisi laba perusahaan maka semakin negatif respon pemegang
saham, karena pemegang saham beranggapan bahwa laba tersebut hanya
menguntungkan kreditur. Sehingga semakin besar rasio leverage perusahaan
semakin kecil ERC perusahaan.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan apa yang diteliti oleh Adjeng
(2014:13) dimana beliau mendapatkan bahwa struktur modal tidak berpengaruh
terhadap koefisien respon laba yang mana ini disebabkan oleh tumpang tindihnya
dan terlalu besar penggunaan hutang daripada aktiva dimana menyebabkan tingkat
liquiditas yang tinggi terhadap perusahaan.
3. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Koefisien Respon Laba
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel profitabilitas (X3) memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,596 lebih besar daripada 0,05. Dengan demikian hipotesis keempat (H3)
ditolak, artinya profitabilitas tidak berpengaruh terhadap koefisien respon laba.
Melihat kepada teoritis penelitian yang digunakan jelas bahwa nilai signifikansi
dari uji t yang dilakukan peneliti didaptkan bahwa t-value lebih besar daripada
0,05. Para investor tidak hanya melihat kepada tingkat profitabilitas sementara
yang dilaporkan emiten melalui laporan keuangan tapi lebih merespon kepada
nilai historical.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Diko dan
Dini (2015) dimana penelitian yang mereka lakukan menemukan bahwa
profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ERC. Ini dikarenakan
bahwa investor tidak terlalu mementingkan seberapa tingkat profitabilitas yang
suatu perusahaan dapatkan tapi lebih kepada historical saham perusahaan tersebut.
83
Tetapi hasil ini berbeda dengan beberapa peneliti terdahulu, seperti Gusti
ayu dan Eka (2016) yang mana menyebutkan bahwa profitabilitas memiliki
pengaruh terhadap ERC dimana semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu
perusahaan maka akan semakin besar reaksi pasar terhadap perusahaan tersebut
yang mana dispesifikasikan dalam hal ini adalah para investor.
4. Pengaruh Persistensi Laba Terhadap Koefisien Respon Laba
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variable persistensi laba (X4) memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,080 lebih besar daripada 0,05. Dengan demikian hipotesis keempat (H4)
ditolak, secara teoritis persistensi laba harusnya memiliki pengaruh terhadapa
koefisien respon laba, namun hasil penelitian menunjukan bahwa secara angka
persistensi laba dalam penelitian kali ini tidak berpengaruh dimana ini artinya
persistensi laba berpengaruh tapi tidak signifikan terhadap earnings response
coefficient. Persistensi laba memiliki proxy pengukuran dengan membandingkan
laba berjalan tahun ini terhadap tahun sebelumnya yang mana ini menyebabkan
investor memiliki mngetahui perjalanan laba perusahaan dan menjadi
pertimbangan tersendiri untuk para investor.
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan apa yang didapatkan oleh penelitian
Cahya (2015:93) dan Eka (2013) dimana persistensi laba secara teoritis dapat
menjadi penentu dalam menentukan tinggi rendahnya ERC, namun dalam
penelitian ini angka menunjukan bahwa persistensi laba tidak signifikan
mempengaruhi koefisien respon laba, hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian
yang menyatakan tidak adanya pengaruh persistensi laba terhadap ERC.
Meskipun hasil penelitian menunjukkan ERC akan positif jika persistensi laba
juga positif atau memiliki hasil yang searah tetapi tetap tidak memiliki hubungan
84
yang signfikan. Hal ini karena pada penelitian ini ditemukan bahwa sedikitnya
perusahaan yang memiliki laba yang persisten.
Hasil yang berbeda didapatkan oleh Meliana (2015:25) dimana beliau
mendapatkan bahwasanya persistensi laba mampu mempangaruhi koefisien
respon laba, ini disebabkan karena proxy yang digunakan adalah dengan
mangukur laba berjalan perusahaan dan juga dikarenakan lebih tertariknya
investor akan keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan.
5. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variable pertumbuhan perusahaan (X5) memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0,529 lebih besar daripada 0,05. Dengan demikian hipotesis
keempat (H5) ditolak, artinya pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap earnings response coefficient. Penelitian pertumbuhan perusahaan
yang peniliti disini menggunakan ukuran proxy laba dimana peneliti menganalisa
bahwa adanya tumpang tindihnya satu variabel dengan variabel lain, dan alasan
lain adalah lenih tertariknya investor kepada earning historical suatu perusahaan.
Hasil penelitian ini memiliki kesamaan dengan apa yang diteliti oelh Erma
(2014:186) dimana hasil uji parsial Pertumbuhan Perusahaan menghasilkan p-
value sebesar 0,242, hasil tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan nilai
signifikansinya (0,242 > 0,05). Hal ini berarti bahwa Pertumbuhan Perusahaan
tidak berpengaruh terhadap Koefisien Respon Laba (ERC).
Penelitian ini tidak sepemahaman dan memiliki hasil yang tidak sama
dengan penelitian yang dilakukan oleh Subagyo (2013) yang mana didalam
penelitiannya menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan (growth) yang
85
dihitung dengan proxy ROA memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap
ERC.
6. Pengaruh Resiko Sistemik Terhadap Koefisien Respon Laba
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variable resiko sistemik (X6) memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,000 lebih besar daripada 0,05. Dengan demikian hipotesis keempat (H6)
diterima, artinya resiko sistemik berpengaruh signifikan dan positif terhadap
earnings response coefficient. Hal ini didasarkan pada keyakinan investor bahwa
return dan risiko melekat satu sama lain. Apabila suatu sekuritas dalam pasar
memiliki risiko yang tinggi, maka sekuritas tersebut juga memiliki return yang
tinggi.
Hasil penelitian ini konsisten dengan apa yang diteliti oleh Rahmat (2015)
dalam penelitian yang dilakukan oleh Rahmat terdapat bahwa risiko sistematik
berpengaruh positif terhadap koefisien respon laba. Perusahaan yang memiliki
risiko sistematik tinggi diprediksi memiliki koefisien respon laba tinggi.
Sebaliknya, perusahaan dengan risiko rendah memiliki koefisien respon laba
rendah. Hal ini didasarkan pada keyakinan investor bahwa return dan risiko
melekat satu sama lain. Apabila suatu sekuritas dalam pasar memiliki risiko yang
tinggi, maka sekuritas tersebut juga memiliki return yang tinggi. Begitu pula
sebaliknya, ketika suatu sekuritas memiliki risiko rendah, maka sekuritas tersebut
memiliki return yang rendah pula.
Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil yang diperoleh Rofika (2015:7)
dimana resiko sistemik perusahaan tidak berpengaruh terhadap koefisien respon
laba, itu disebabkan karena perusahaan yang memiliki risiko yang lebih tinggi
akan menyebabkan pengharapan investor terhadap laba perusahaan akan semakin
86
kecil. Ini berarti semakin tinggi risiko suatu perusahaan maka semakin rendah
reaksi investor terhadap unexpected earnings sehingga menyebabkan Earnings
Response Coefficiennya akan semakin rendah pula, demikian pula sebaliknya.
Hasil output olahan spss yang bisa dilihat diatas menunjukan bahwa setiap
penambahan 0,179 satuan pada resiko sistemik maka akan menambah koefisien
respone laba juga, seperti apa yang disebutkan Rahmat bahwa semakin tinggi
tingkat resiko sistemik suatu perusahaan maka akan semakin tinggi juga
responnya dipasar yang diukur oleh ERC.
7. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Modal, Profitabilitas, Persistensi
Laba, Kesemptana Bertumbuh Dan Resiko Sistemik Berpengaruh Secara
Simultan Terhadap Koefisien Respon Laba
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel Ukuran perusahaan, struktur modal, profitabilitas,
persistensi laba, kesemptana bertumbuh dan resiko sistemik berpengaruh secara
simultan terhadap Earnings Response Coefficient (ERC). Hal ini dapat dilihat dari
tingkat signifikansi uji F sebesar 0,000 (<0,05), yang artinya menerima hipotesis
pertama (H7).
87
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian
yang telah dilakukan dengan model regresi berganda, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap koefisien respon
Laba. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rofika (2015).
2. Struktur Modal berpengaruh positif terhadap Koefisien Respon Laba dan
inipun sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rofika (2015)
3. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Koefisien Respon Laba yang mana
penelitian Diko dan Dini (2015) pun mendapatkan hasil yang sama.
4. Persistensi laba berpengaruh tapi tidak signifikan terhadap Koefisien
Respon Laba dan hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Eka (2013).
5. Pertumbuhan Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Koefisien
Respon Laba yang mana hasil ini memiliki kesamaan dengan apa yang
diteliti oleh Subagyo (2013).
6. Resiko sistemik berpengaruh signifikan dan positif terhadap Koefisien
Respon Laba dimana kesamaan hasil dengan apa yang diteliti oleh Rahmat
(2015).
88
7. Ukuran perusahaan, struktur modal, profitabilitas, persistensi laba,
kesemptana bertumbuh dan resiko sistemik berpengaruh secara simultan
terhadap koefisien respon laba.
89
B. Saran
Berikut saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya
adalah sebagai berikut :
1. Penelitian selanjutnya disarankan agar menambah variabel yang akan
digunakan seperti spesialisasi auditor, pertumbuhan perusahaan, ukuran KAP,
leverage, dan variable- variabel lain, sehingga hasilnya akan memperkaya
pembahasan mengenai earnings response coefficient.
2. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan proksi-proksi yang berbeda
dalam setiap variabel sehingga dapat dibandingkan dengan proksi yang
digunakan dalam penelitian ini.
3. Penelitian selanjutnya disarankan agar memperluas wilayah sampel dengan
menambah jenis industri atau menggunakan seluruh industri yang terdapat di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
4. Saran yang selanjutnya untuk penelitian selanjutkan adalah untuk
menggunakan metode yang berbeda baik dalam penelitian atau pemilihan
sampel data.
5. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan data yang lebih banyak
agar mendapatkan hasil yang lebih akurat dan terpercaya sehingga hasil
penelitian mampu berguna untuk dunia pendidikan terutama di bidang
akuntansi, perkembangan ekonomi bahkan untuk kepentingan bangsa dan
negara.
90
DAFTAR PUSTAKA
Agnesia, Laura Monica. (2015). Pengaruh Corporate Social Responsibility,
Firm Size, dan Struktur Modal Terhadap Earnings Response
Coefficient (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013). Skripsi. Medan:
Universitas Sumatra Utara.
Aryanti, Gusti Ayu dan Eka Ardhani Sisdyani. 2016. Profitabilitas Pada
Earnings Response Coefficient Dengan Pengungkapan Corporate
Social Responsibility Sebagai Variabel Pemoderasi. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana Vol.15.No 1.
Buana, Eka Larasanata. 2013. Pengaru Resiko Sistemik, Persistensi Laba, dan
Kesempatan Bertumbuh Terhadap Earning Respone Coeficient (ERC)
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdafar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2009 – 2012).
Delvira, Maisil dan Nelvirita. 2013. Pengaruh Risiko Sistematik, Leverage dan
Persistensi Laba terhadap Earnings Response Coefficient (ERC).
Jurnal WRA, vol. 1, no.1.
Elder, Randal J, Suzanne Lowensohn dan Jacqueline L. Reck. 2015. Audit
Firm Rotaton, Auditor Specialization, and Audit Quality in the
Municipal Audit Context. Journal of Governmental & Nonprofit
Accounting, vol. 4, no. 2.
Fajar, Diko Rizki dan Dini Wahjoe Hapsari. Pengaruh Corporate Social
Responsibility, Ukuran Perusahaan, Struktur Modal, Dan Profitabilitas
Terhadap Earnings Response Coefficient (Studi Empiris Pada Bank
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2010-2014).
Bandung. Prodi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Telkom
Ghozali, Imam. 2015. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Edisi Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Ginting, Eka Paulina. 2014. Pengaruh Kualitas Audit dan Prediktibilitas Laba
Akuntansi Terhadap Earning Respone Coefficient. Skripsi Universitas
Negeri Padang. Padang.
91
Godfrey, Jayne. 2010. Accounting Theory. Sevent Edition, John Wiley Sons
Australian Ltd, Melbourne.
Hasanzade, Mahboobe, Roya Darabi dan Gholamreza Mahfoozi. 2013. Factors
Affecting the Earnings Response Coefficient: An Empirical study for
Iran. European Online Journal of Natural and Social Sciences, vol. 2,
no. 3.
Hafsari, Dwinda. 2014. Pengaruh Risiko Sistematik, Persistensi Laba Dan
Alokasi Pajak Antar Periode Terhadap Earnings Response Coefficient
(Erc) (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei
2009-2012). Skripsi Universitas Negeri Padang. Padang.
Hamane, Seyd Fakhrodin Khamesi, Saeed Saeida Ardakani and Ramin
Abghari. 2014. Investigate the Realitioship Between Earning
Management Incentives and Earning Respone Coefficient.
Interdiciplinary Journal of Contemporary Research in Bussines. Vol
6 No. 1.
Lestari, Cahya. 2016. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Earning Respone
Coefficient Pada Perusahaan Manufaktu yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2014. Skripsi Akuntansi UIN Sunan Kalijaga.
Yogyakarta.
Listyanti, Annavianti. (2011). Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan Terhadap Reaksi Investor: Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun
2008-2009. Program Sarjana, Fakultas Ekonomi. Universitas
Dipenogoro.
Manoppo, Heven dan Fitty Valdi Arie. 2016. Pengaruh Struktur Modal,
Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.
Jurnal EMBE, Vol. 4 No. 2.
Mu’tiah, Raudatul. 2016. Pengaruh Kesempatan Bertumbuh, Resiko Sistemik,
Kebijakan Deviden dan Struktur Modal Terhadap Earning Respone
Coefficient dengan Islamic Social Reporting Sebagai Variabel
Pemoderasi (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di JII tahun 2011-
2014). Skripsi. Yogyakarta. UIN Sunan Kalijaga.
92
Nurdiyah, Adjeng K. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran UKP,
Profitabilitas dan Leverage Terhadap Earning Respone Cofficient
(Studi Empiris pad Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa
Eeek Indonesia Tahun 2011-2013). Skripsi Jurusan Akuntansi,
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Nofianti, Nana. 2016. Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan
Kebijakan Deviden terhadap Koefisien Respon Laba. Jurnal
Etikonomi Vol. 13 No. 2
Nugroho, Joko Purwanto dan Rustam Hanafi. 2015. Pengaruh Karakterisitik
Perusahaan dan Pesistensi Laba Terhadap Koefisien Respon Laba dan
Koefisien Respon Nilai Buku Ekuitas. Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol
6 No. 2.
Peraturan Bursa Efek Jakarta (BEJ) Nomor Kep-306/BEJ/07-2004.
Peraturan Perseroan Terbatas UU No. 40 tahun 2007 ayat 66 (2c).
Paramita, Ratna Wijayanti Daniar dan Ery Hidayanti. 2012. Pengaruh leverage,
firm size dan voluntary disclousure terhadap earnings response
coeffisient (erc). Jurnal WIGA Vol. 2 No. 2
Paramita, Ratna Wijayanti Daniar dan Ery Hidayanti. 2013. Pengaruh Earnings
Response Coefficient terhadap Harga Saham. Jurnal WIGA vol. 3, no.
1.
Pratiwi, Ni Putu Yuni, Fridayana Yudiaatmaja, dan I Wayan Suwendra. 2016.
Pengaruh Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan. E-Jurnal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha, Vol 4
Rahayu, Agustina Kartika dan Agung Suaryana. 2015. Pengaruh Ukuran
Perusahaan dan Resiko Gagal Bayar Terhadap Koefisien Respone
Laba. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayan, Vol.13 No.2.
Rofika. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Earnings Response
Coefficient (ERC) Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi, vol.3, no. 2.
93
Scott, William R. 2015. Financial Accounting Theory. 7th edition, Prentice-
Hall Canada Inc, Scarborough, Ontario.
Setiawati, Erma, Nursiam dan Fitri Apriliana. 2014. Analisis Pengaruh Ukuran,
Pertumbuhan dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien
Respon Laba (Studi Empiris Terhadap Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011). Research
Method and Organizational Studies, ISBN: 978-602-70429-1-9
Halaman 175-188.
Subagyo, dan Cicilian Novita Olivia. 2012. Faktor- Faktor yang
Mempengaruhi Earning Respone Coefficient (ERC). Jurnal Akuntansi
Vol.12 No. 1.
Sudarma, I. Putu dan Ni Made Dwi Ratnadi. 2015. Pengaruh Voluntary
Disclosure pada Earnings Response Coefficient. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, vol. 12, no. 2.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ke-16, Alfabeta, Bandung.
Syarifulloh, Rahmat. 2015. Ananlisis Struktur Modal dan Resiko Sistemik
Dalam Memediasi Peluang Bertumbuh Terhadap Koefisien Respon
Laba (Studi Empiris Terhadap Perusahaan Sektor Industri Barang
Konsumsi di Bursa Efefk Indonesia tahun 2012-2014). Universitas
Negeri Malang.
Tritiadi, Brian dan Etna Nur Afri Yuyetta. 2012. Analisis Perbedaan Pengaruh
Informasi Laba dan Rugi Terhadap Kefisien Respon Laba.
Dipenogoro Journal of Accounting. vol. 1, no. 2.
Tuwentina, Putu dan Dewa Gede Wirama. 2014. Pengaruh Konservatisme
Akuntansi dan Good Corporate Governance pada Kualitas Laba. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, vol. 8, no. 2.
Wibowo, Vita Amelia. 2013. Pengaruh mekanisme good corporate governance
terhadap earning response coefficient dengan pengungkapan
corporate social responsibility sebagai variabel intervening pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia. Skripsi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Inonesia. Surabaya.
94
Wulandari, Meliana. 2016. Pengaruh Resiko Sistemik, Leverage, Persistensi
Laba, dan Kesempatan Bertumbuh Tehadap Earning Respone
Coefficient (ERC) Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Skripsi
Jurusan Akuntansi Universitas Katolik Widya Mandala. Surabaya.
94
LAMPIRAN – LAMPIRAN
95
Lampiran 1. Daftar Perusahaan Property dan Real Estate yang Menjadi Sample
n
o Nama Perusahaan
Kode
Perusahaan
1 Agung Podomoro Land Tbk APLN
2 Alam Sutera Reality Tbk ASRI
3 Bhuwanatala Indah Permai Tbk BIPP
4 Sentul City Tbk BKSL
5 Cowell Development Tbk COWL
6 Ciputra Development Tbk CTRA
7 Ciputra Property Tbk CTRP
8 Ciputra Surya Tbk CTRS
9 Duta Anggada Realty Tbk DART
1
0
Intiland Development Tbk
DILD
1
1
Fortune Mate Indonesia Tbk
FMII
1
2
Gowa Makassar Tourism
Development Tbk GMTD
1
3
Jaya Real Property Tbk
JRPT
1
4
Kawasan Industri Jababeka Tbk
KIJA
1
5
Lippo Cikarang Tbk
LPCK
1
6
Lippo Karawaci Tbk
LPKR
1
7
Modernland Realty Tbk
MDLN
1
8
Plaza Indonesia Realty Tbk
PLIN
1
9
Pudjiati Prestige Tbk
PUDP
2
0
Pakuwon Jati Tbk
PWON
2
1
Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk
RBMS
2
2
Suryamas Dutamakmur Tbk
SMDM
2
3
Summarecon Agung Tbk
SMRA
96
97
Lampiran 2. Data Perusahaan Variabel Independen Ukuran Perusahaan
No Nama perusahaan Kode
Perusahaan
Periode
2012 2013 2014 2015
Total assets Total assets Total assets Total assets
1 Agung Podomoro Land Tbk
APLN 15.195.642.352
.000
19.679.415.197
.000
23.685.737.844
.000
24.559.174.988
.000
2 Alam Sutera Reality Tbk
ASRI
10.946.417.244
.000
14.428.082.567
.000
16.924.366.954
.000
18.709.870.126
.000
3 Bhuwanatala Indah Permai Tbk
BIPP
1.784.036.329.
500
5.576.332.630.
410
6.138.108.855.
650
5.329.200.459.
592
4 Sentul City Tbk
BKSL
6.154.231.305.
371
10.654.200.606
.913
9.986.973.579.
779
11.145.896.809
.593
5 Cowell Development Tbk
COWL
1.778.428.912.
031
1.944.913.754.
306
3.682.393.492.
170
3.540.585.749.
217
6 Ciputra Development Tbk
CTRA
15.023.391.727
.244
20.245.534.912
.143
23.538.715.238
.878
26.258.718.560
.250
7 Ciputra Property Tbk
CTRP
5.933.874.601.
626
7.654.148.452.
927
8.861.336.553.
234
9.824.081.455.
343
8 Ciputra Surya Tbk
CTRS
4.428.210.643.
555
5.770.615.672.
410
6.121.813.757.
452
6.980.936.478.
570
9 Duta Anggada Realty Tbk
DART
4.293.161.447.
000
4.768.449.638.
000
5.114.273.658.
000
5.739.863.241.
000
10 Intiland Development Tbk
DILD
6.091.751.240.
542
7.536.320.166.
520
9.007.692.918.
375
10.288.572.076
.882
11 Fortune Mate Indonesia Tbk
FMII
3.551.122.495.
190
6.299.793.718.
760
4.594.461.661.
790
7.840.005.361.
560
12 Gowa Makassar Tourism Development Tbk
GMTD
1.095.970.663.
160
1.307.819.055.
774
1.524.241.388.
731
1.273.990.253.
786
13 Jaya Real Property Tbk
JRPT
4.998.260.900.
000
6.163.177.865.
000
6.684.613.561.
000
7.578.101.438.
000
14 Kawasan Industri Jababeka Tbk
KIJA
7.077.817.870.
077
8.257.711.872.
648
9.708.937.032.
120
9.740.694.660.
705
15 Lippo Cikarang Tbk
LPCK
2.832.000.551.
101
38.541.663.453
.450
4.390.498.820.
383
5.476.757.336.
509
16 Lippo Karawaci Tbk
LPKR
24.869.295.733
.093
31.308.357.763
.829
37.856.376.874
.602
41.326.558.178
.049
17 Modernland Realty Tbk MDLN 4.591.920.046. 9.560.059.574. 10.359.146.927 12.843.050.665
98
013 401 .433 .229
18 Plaza Indonesia Realty Tbk
PLIN
3.950.266.763.
000
4.126.804.890.
000
4.544.932.176.
000
4.671.089.985.
000
19 Pudjiati Prestige Tbk
PUDP
3.611.788.399.
470
3.665.275.255.
160
4.020.288.326.
040
4.459.193.203.
510
20 Pakuwon Jati Tbk
PWON
7.565.819.916.
000
9.298.245.408.
000
16.770.742.538
.000
18.778.122.467
.000
21 Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk
RBMS
1.528.118.558.
630
1.890.667.140.
390
1.559.967.740.
160
1.822.637.179.
300
22 Suryamas Dutamakmur Tbk
SMDM
2.637.664.776.
000
2.950.314.446.
000
3.156.290.546.
000
3.154.581.181.
000
23 Summarecon Agung Tbk
SMRA
10.876.386.685
.000
14.255.000.367
.000
15.872.671.877
.000
18.758.262.022
.000
Lampiran 2 (Lanjutan)
N
O
Kode
Perusahaan Nama Perusahaan
UKURAN PERUSAHAAN (Ln TOTAL ASSET)
2012 2013 2014 2015
1 APL
N
Agung Podomoro Land Tbk
30,35203 30,61059 30,79589 30,83211
2 ASRI Alam Sutera Reality Tbk 30,02403 30,30020 30,45978 30,56007
3 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk 28,20990 29,34955 29,44554 29,30422
4 BKS
L
Sentul City Tbk
29,44816 29,99698 29,93230 30,04209
5 COW
L
Cowell Development Tbk
28,20675 28,29624 28,93458 28,89531
6 CTR
A
Ciputra Development Tbk
30,34063 30,63896 30,78967 30,89902
7 CTR
P
Ciputra Property Tbk
29,41170 29,66627 29,81272 29,91586
8 CTR
S
Ciputra Surya Tbk
29,11902 29,38380 29,44288 29,57420
9 DAR
T
Duta Anggada Realty Tbk
29,08804 29,19304 29,26306 29,37846
1
0
DIL
D
Intiland Development Tbk
29,43796 29,65076 29,82910 29,96205
99
1
1 FMII
Fortune Mate Indonesia Tbk
28,89828 29,47154 29,15587 29,69026
1
2
GMT
D
Gowa Makassar Tourism Development Tbk
27,72266 27,89938 28,05252 27,87318
1
3 JRPT
Jaya Real Property Tbk
29,24011 29,44961 29,53083 29,65628
1
4 KIJA
Kawasan Industri Jababeka Tbk
29,58799 29,74217 29,90407 29,90733
1
5
LPC
K
Lippo Cikarang Tbk
28,67200 31,28276 29,11046 29,33153
1
6
LPK
R
Lippo Karawaci Tbk
30,84466 31,07491 31,26482 31,35253
1
7
MDL
N
Modernland Realty Tbk
29,15532 29,88862 29,96889 30,18382
1
8 PLIN
Plaza Indonesia Realty Tbk
29,00480 29,04852 29,14503 29,17241
1
9
PUD
P
Pudjiati Prestige Tbk
28,91522 28,92992 29,02237 29,12599
2
0
PWO
N
Pakuwon Jati Tbk
29,65466 29,86085 30,45066 30,56371
2
1
RBM
S
Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk
28,05506 28,26795 28,07569 28,23131
2
2
SMD
M
Suryamas Duta makmur Tbk
28,60092 28,71293 28,78042 28,77988
2
3
SMR
A
Summarecon Agung Tbk
30,01762 30,28813 30,39562 30,56266
Lampiran 3. Data Perusahaan Variabel Independen Struktur Modal
N
o Nama Perusahaan
2012 2013
Total Hutang Total Asset Total Hutang Total Asset
1 Agung Podomoro Land Tbk 8.846.738.582.00
0
15.195.642.352.00
0
12.496.633.262.000 19.679.415.197.00
0
2 Alam Sutera Reality Tbk 6.214.542.510.00
0
10.946.417.244.00
0
9.096.297.873.000 14.428.082.567.00
0
3 Bhuwanatala Indah Permai Tbk 93.735.575.350 1.784.036.329.500 126.900.573.233 5.576.332.630.410
100
4 Sentul City Tbk 1.337.823.358.97
4
6.154.231.305.371 3.734.016.946.113 10.654.200.606.91
3
5 Cowell Development Tbk 644.554.039.238 1.778.428.912.031 751.426.930.429 1.944.913.754.306
6 Ciputra Development Tbk 6.542.646.764.99
2
15.023.391.727.24
4
10.368.832.153.391 20.245.534.912.14
3
7 Ciputra Property Tbk 1.945.164.225.98
0
5.933.874.601.626 3.086.195.303.193 7.654.148.452.927
8 Ciputra Surya Tbk 2.213.625.546.72
2
4.428.210.643.555 3.281.217.176.333 5.770.615.672.410
9 Duta Anggada Realty Tbk 1.455.444.731.00
0
4.293.161.447.000 1.839.385.291.000 4.768.449.638.000
1
0
Intiland Development Tbk 2.140.815.833.51
0
6.091.751.240.542 3.435.078.242.109 7.536.320.166.520
1
1
Fortune Mate Indonesia Tbk 1.052.754.610.09
0
3.551.122.495.190 147.317.454.991 6.299.793.718.760
1
2
Gowa Makassar Tourism Development
Tbk
666.641.585.555 1.095.970.663.160 903.280.117.832 1.307.819.055.774
1
3
Jaya Real Property Tbk 2.776.832.018.00
0
4.998.260.900.000 3.486.471.461.000 6.163.177.865.000
1
4
Kawasan Industri Jababeka Tbk 3.102.416.681.28
1
7.077.817.870.077 4.084.670.212.691 8.257.711.872.648
1
5
Lippo Cikarang Tbk 1.603.531.402.25
4
2.832.000.551.101 2.030.668.695.165 38.541.663.453.45
0
1
6
Lippo Karawaci Tbk 13.399.189.342.1
68
24.869.295.733.09
3
17.139.890.448.217 31.308.357.763.82
9
1
7
Modernland Realty Tbk 2.365.906.152.92
4
4.591.920.046.013 4.888.741.748.008 9.560.059.574.401
1
8
Plaza Indonesia Realty Tbk 1.717.982.629.00
0
3.950.266.763.000 1.967.221.033.000 4.126.804.890.000
1
9
Pudjiati Prestige Tbk 106.748.577.507 3.611.788.399.470 91.215.841.679 3.665.275.255.160
2
0
Pakuwon Jati Tbk 4.431.284.367.00
0
7.565.819.916.000 5.192.419.704.000 9.298.245.408.000
2
1
Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk 10.937.643.699 1.528.118.558.630 31.413.672.585 1.890.667.140.390
2
2
Suryamas Dutamakmur Tbk 523.293.868.000 2.637.664.776.000 806.129.100.000 2.950.314.446.000
2 Summarecon Agung Tbk 7.060.986.827.00 10.876.386.685.00 9.257.325.214.000 14.255.000.367.00
101
3 0 0 0
Lampiran 3 (Lanjutan)
N
o Nama Perusahaan
2014 2015
Total Hutang Total Asset Total Hutang total asset
1 Agung Podomoro Land Tbk 15.256.157.344.0
00
23.685.737.844.00
0
15.486.506.060.000 24.559.174.988.00
0
2 Alam Sutera Reality Tbk 10.553.173.020.0
00
16.924.366.954.00
0
12.107.460.464.000 18.709.870.126.00
0
3 Bhuwanatala Indah Permai Tbk 164.673.690.770 6.138.108.855.650 250.419.263.022 5.329.200.459.592
4 Sentul City Tbk 3.738.076.300.71
8
9.986.973.579.779 4.596.177.463.580 11.145.896.809.59
3
5 Cowell Development Tbk 2.333.445.012.05
3
3.682.393.492.170 2.366.446.562.423 3.540.585.749.217
6 Ciputra Development Tbk 11.886.277.775.2
07
23.538.715.238.87
8
13.208.497.280.342 26.258.718.560.25
0
7 Ciputra Property Tbk 3.980.592.409.22
4
8.861.336.553.234 4.587.912.475.111 9.824.081.455.343
8 Ciputra Surya Tbk 3.110.312.185.06
5
6.121.813.757.452 3.328.403.390.779 6.980.936.478.570
9 Duta Anggada Realty Tbk 1.864.878.515.00
0
5.114.273.658.000 2.311.459.415.000 5.739.863.241.000
1
0
Intiland Development Tbk 4.539.173.147.21
5
9.007.692.918.375 5.517.743.393.322 10.288.572.076.88
2
1
1
Fortune Mate Indonesia Tbk 174.341.397.586 4.594.461.661.790 138.730.216.120 7.840.005.361.560
1
2
Gowa Makassar Tourism Development
Tbk
857.143.701.250 1.524.241.388.731 719.732.960.562 1.273.990.253.786
1
3
Jaya Real Property Tbk 3.476.270.913.00
0
6.684.613.561.000 3.437.170.298.000 7.578.101.438.000
1 Kawasan Industri Jababeka Tbk 3.864.235.183.31 9.708.937.032.120 4.762.940.390.118 9.740.694.660.705
102
4 7
1
5
Lippo Cikarang Tbk 1.712.352.407.68
6
4.390.498.820.383 1.843.461.568.152 5.476.757.336.509
1
6
Lippo Karawaci Tbk 20.235.547.016.5
05
37.856.376.874.60
2
22.409.793.619.707 41.326.558.178.04
9
1
7
Modernland Realty Tbk 5.036.365.311.24
9
10.359.146.927.43
3
6.785.593.826.555 12.843.050.665.22
9
1
8
Plaza Indonesia Realty Tbk 2.178.604.323.00
0
4.544.932.176.000 2.264.520.602.000 4.671.089.985.000
1
9
Pudjiati Prestige Tbk 115.858.749.062 4.020.288.326.040 135.764.536.989 4.459.193.203.510
2
0
Pakuwon Jati Tbk 8.494.161.487.00
0
16.770.742.538.00
0
9.323.066.490.000 18.778.122.467.00
0
2
1
Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk 22.396.687.335 1.559.967.740.160 14.045.789.092 1.822.637.179.300
2
2
Suryamas Dutamakmur Tbk 948.655.591.000 3.156.290.546.000 702.448.722.000 3.154.581.181.000
2
3
Summarecon Agung Tbk 9.456.215.921.00
0
15.872.671.877.00
0
11.228.512.108.000 18.758.262.022.00
0
Lampiran 3 (Lanjutan)
N
o Nama perusahaan
Struktur modal
2012 2013 2014 2015
1 Agung Podomoro Land Tbk 0,582189181 0,635010397 0,644107329 0,630579247
2 Alam Sutera Reality Tbk 0,567723884 0,630457847 0,623549055 0,647116222
3 Bhuwanatala Indah Permai Tbk 0,052541293 0,022756995 0,026828082 0,046990025
4 Sentul City Tbk 0,21738269 0,350473685 0,374295203 0,412364975
5 Cowell Development Tbk 0,362428903 0,386354885 0,633676172 0,668377136
6 Ciputra Development Tbk 0,435497315 0,512154023 0,504967143 0,50301378
7 Ciputra Property Tbk 0,327806763 0,403205572 0,449209031 0,467006763
8 Ciputra Surya Tbk 0,499891655 0,568607816 0,508070371 0,476784655
103
9 Duta Anggada Realty Tbk 0,339014675 0,38574074 0,36464191 0,402702873
1
0
Intiland Development Tbk 0,351428637 0,45580312 0,503921835 0,536298269
1
1
Fortune Mate Indonesia Tbk 0,296456856 0,023384489 0,03794599 0,017695169
1
2
Gowa Makassar Tourism Development
Tbk 0,608265903 0,690676676 0,56234118 0,564943851
1
3
Jaya Real Property Tbk 0,555559638 0,565693793 0,52004067 0,453566151
1
4
Kawasan Industri Jababeka Tbk 0,438329544 0,494649157 0,398008059 0,48897338
1
5
Lippo Cikarang Tbk 0,566218605 0,052687625 0,39001318 0,33659727
1
6
Lippo Karawaci Tbk 0,538784431 0,547454152 0,534534699 0,542261311
1
7
Modernland Realty Tbk 0,515232436 0,511371473 0,486175681 0,528347509
1
8
Plaza Indonesia Realty Tbk 0,43490294 0,476693492 0,479348038 0,4847949
1
9
Pudjiati Prestige Tbk 0,029555601 0,024886492 0,028818517 0,030445987
2
0
Pakuwon Jati Tbk 0,585697838 0,558430056 0,506486905 0,496485552
2
1
Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk 0,007157588 0,016615126 0,014357148 0,0077063
2
2
Suryamas Dutamakmur Tbk 0,198392864 0,273234977 0,300560287 0,222675747
2
3
Summarecon Agung Tbk 0,649203364 0,649408978 0,595754514 0,598590216
Lampiran 4. Data Perusahaan Variabel Independen Profitabilitas
N
o Nama Perusahaan 2012 2013
Net profit after
tax Total ekuitas
Net profit after
tax Total ekuitas
1 Agung Podomoro Land Tbk 841.290.753.000 6.348.903.770.000 930.240.497.000 7.182.781.935.00
104
0
2 Alam Sutera Reality Tbk 816.091.539.000 4.731.874.734.000 889.576.596.000 5.331.784.694.00
0
3 Bhuwanatala Indah Permai Tbk 16.491.000.000 846.680.576.000 189.387.233.278 4.344.378.042.17
0
4 Sentul City Tbk 221.123.000.000 4.816.407.946.397 605.095.613.999 6.920.183.660.80
0
5 Cowell Development Tbk 69.675.000.000 1.133.874.872.793 48.711.921.383 1.193.486.823.87
7
6 Ciputra Development Tbk 589.100.000.000 8.480.744.962.252 783.388.450.323 9.876.702.758.75
2
7 Ciputra Property Tbk 319.152.000.000 3.988.710.375.646 442.124.140.880 4.567.953.149.73
4
8 Ciputra Surya Tbk 274.320.000.000 2.214.585.096.833 412.809.066.465 2.489.398.496.07
7
9 Duta Anggada Realty Tbk 181.000.000.000 2.837.716.716.000 180.800.291.000 2.929.064.347.00
0
1
0
Intiland Development Tbk 181.401.000.000 3.950.935.407.032 329.608.541.861 4.101.241.924.41
1
1
1
Fortune Mate Indonesia Tbk 46.900.000.000 249.836.788.510 79.580.722.670 282.661.916.885
1
2
Gowa Makassar Tourism
Development Tbk
54.373.090.893 233.955.480.761 91.845.276.661 404.538.937.942
1
3
Jaya Real Property Tbk 427.193.000.000 2.221.428.882.000 546.269.619.000 2.676.706.404.00
0
1
4
Kawasan Industri Jababeka Tbk 240.022.434.090 3.975.401.188.796 294.477.632.614 4.173.041.659.95
7
1
5
Lippo Cikarang Tbk 207.022.000.000 1.228.469.148.847 390.616.930.141 1.823.497.650.18
0
1
6
Lippo Karawaci Tbk 1.322.847.018.9
38
11.470.106.390.47
5
1.592.491.214.696 14.168.467.315.6
12
99.474.880.599 2.226.013.893.089 145.168.647.027 4.671.317.826.39
3
1
8
Plaza Indonesia Realty Tbk 234.725.000.000 2.232.284.134.000 333.429.160.000 2.159.583.857.00
0
1
9
Pudjiati Prestige Tbk 22.137.976.004 254.430.262.440 22.378.888.591 275.311.683.837
2 Pakuwon Jati Tbk 486.705.031.000 3.134.535.549.000 806.547.541.000 4.105.825.704.00
105
0 0
2
1
Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk 2.922.865.325 141.874.212.164 15.984.028.601 127.653.041.454
2
2
Suryamas Dutamakmur Tbk 46.319.686.000 2.114.370.908.000 26.471.209.000 2.144.185.346.00
0
2
3
Summarecon Agung Tbk 792.085.965.000 3.815.399.858.000 1.095.888.248.000 4.997.675.153.00
0
Lampiran 4 (Lanjutan)
N
o Nama Perusahaan
2014 2015
Net profit after
tax Total ekuitas Net profit after tax Total ekuitas
1 Agung Podomoro Land Tbk 980.472.959.000 8.429.580.500.000 1.118.073.171.000 9.072.668.928.000
2 Alam Sutera Reality Tbk 1.126.955.123.0
00
6.371.193.934.000 986.484.951.000 6.602.409.662.000
3 Bhuwanatala Indah Permai Tbk 19.655.620.459 452.780.862.538 95.181.521.808 1.078.781.196.570
4 Sentul City Tbk 404.793.710.110 6.248.897.279.061 616.736.653.330 6.549.719.346.013
5 Cowell Development Tbk 164.635.880.360 1.348.948.480.117 178.692.186.724 1.174.139.186.794
6 Ciputra Development Tbk 894.593.760.029 11.652.437.463.67
1
940.300.162.426 13.050.221.279.908
7 Ciputra Property Tbk 399.035.071.266 4.880.744.144.010 349.721.640.896 5.236.168.980.232
8 Ciputra Surya Tbk 484.398.807.464 3.011.501.572.387 660.112.214.917 3.652.533.087.791
9 Duta Anggada Realty Tbk 408.025.799.000 3.249.395.143.000 177.765.808.000 3.428.403.826.000
1
0
Intiland Development Tbk 425.545.676.685 4.468.519.771.160 419.924.904.250 4.770.828.683.560
1
1
Fortune Mate Indonesia Tbk 60.710.585.320 285.104.768.594 109.505.139.120 445.270.320.036
1
2
Gowa Makassar Tourism
Development Tbk
120.014.164.180 667.097.687.481 118.494.551.000 554.257.293.224
1
3
Jaya Real Property Tbk 727.676.520.000 3.208.342.648.000 769.777.178.000 4.140.931.140.000
1
4
Kawasan Industri Jababeka Tbk 298.926.621.307 4.644.701.848.803 331.442.663.161 4.977.754.270.587
1
5
Lippo Cikarang Tbk 383.866.680.000 2.678.146.412.697 353.538.451.000 3.633.295.768.357
1 Lippo Karawaci Tbk 845.971.817.517 17.620.829.858.09 914.989.279.214 18.916.764.558.342
106
6 7
1
7
Modernland Realty Tbk 313.995.125.848 5.322.781.616.184 1.024.120.634.260 6.057.456.838.674
1
8
Plaza Indonesia Realty Tbk 358.995.455.000 2.366.327.853.000 279.689.919.000 2.406.569.383.000
1
9
Pudjiati Prestige Tbk 24.813.119.705 286.170.083.542 27.591.952.360 310.154.783.362
2
0
Pakuwon Jati Tbk 1.598.832.017.0
00
8.276.581.051.000 1.400.554.118.000 9.455.055.977.000
2
1
Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk 3.006.840.129 133.600.086.681 3.475.638.160 168.217.928.838
2
2
Suryamas Dutamakmur Tbk 44.039.549.000 2.207.634.955.000 75.239.795.000 2.452.132.459.000
2
3
Summarecon Agung Tbk 1.317.479.556.0
00
6.416.455.956.000 1.064.079.939.000 7.529.749.914.000
Lampiran 4 (Lanjutan)
N
o Nama Perusahaan
Profitabilitas
2012 2013 2014 2015
1 Agung Podomoro Land Tbk 0,132509609 0,129509778 0,116313375 0,12323531
2 Alam Sutera Reality Tbk 0,172466852 0,166844058 0,176882879 0,149412866
3 Bhuwanatala Indah Permai Tbk 0,019477239 0,043593636 0,043410891 0,088230609
4 Sentul City Tbk 0,045910355 0,087439242 0,064778423 0,094162302
5 Cowell Development Tbk 0,061448579 0,040814796 0,122047567 0,152189952
6 Ciputra Development Tbk 0,069463237 0,079316799 0,076773101 0,072052431
7 Ciputra Property Tbk 0,080013832 0,096788239 0,081757015 0,066789602
8 Ciputra Surya Tbk 0,123869704 0,165826832 0,160849595 0,180727238
9 Duta Anggada Realty Tbk 0,063783675 0,061726295 0,125569769 0,051850895
1
0
Intiland Development Tbk
0,045913431 0,080367983 0,095231911 0,08801928
107
1
1
Fortune Mate Indonesia Tbk
0,187722554 0,281540306 0,212941318 0,245929572
1
2
Gowa Makassar Tourism Development
Tbk 0,232407853 0,227036925 0,179904932 0,213789791
1
3
Jaya Real Property Tbk
0,192305504 0,204082756 0,226807607 0,185894706
1
4
Kawasan Industri Jababeka Tbk
0,060376909 0,070566665 0,064358624 0,066584778
1
5
Lippo Cikarang Tbk
0,168520309 0,214213015 0,14333297 0,097305167
1
6
Lippo Karawaci Tbk
0,115329969 0,112396858 0,04800976 0,048369227
1
7
Modernland Realty Tbk
0,044687448 0,031076594 0,058990796 0,169067756
1
8
Plaza Indonesia Realty Tbk
0,1051501 0,154395097 0,151709939 0,116219346
1
9
Pudjiati Prestige Tbk
0,087009996 0,081285648 0,086707595 0,088961879
2
0
Pakuwon Jati Tbk
0,155271817 0,19643979 0,19317542 0,148127533
2
1
Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk
0,020601808 0,125214632 0,022506274 0,02066152
2
2
Suryamas Dutamakmur Tbk
0,021907077 0,012345579 0,019948746 0,030683414
2
3
Summarecon Agung Tbk
0,207602347 0,219279608 0,205328232 0,14131677
Lampiran 5. Data Perusahaan Variabel Independen Persistensi Laba
N
o
Na
ma
perusahaan
Tahun
Average total
aset
Tahun K
oefisien
regresi
Pers.
Laba 2011 2012 2011 2012
PTBI PTBI+1
PTBI PTBI
+1
Koefisie
n regresi x PTBI
1 APL
N
888.200.0
00.000
1.097.546.731.000
20.779.992.595.250
0,04274
3037
0,052
817475
0,
027
0,001154
062
2 AS
RI
992.716.0
00.000
1.344.194.587.000
15.252.184.222.750
0,06508
6809
0,088
131285
0,
027
0,001757
344
108
3 BIP
P
79.740.00
0.000
125.447.967.940
4.706.919.568.788
0,01694
1016
0,026
651819
0,
027
0,000457
407
4 BK
SL
(135.568.
000.000)
248.345.307.082
9.485.325.575.414
-
0,014292393
0,026
182054
0,
027
-
0,000385895
5 CO
WL
42.382.90
4.219
85.289.192.235
2.736.580.476.931
0,01548
7542
0,031
166338
0,
027
0,000418
164
6 CT
RA
616.529.0
00.000
1.029.410.856.133
21.266.590.109.629
0,02899
0496
0,048
405073
0,
027
0,000782
743
7 CT
RP
203.926.0
00.000
376.043.656.054
8.068.360.265.783
0,02527
4776
0,046
607197
0,
027
0,000682
419
8 CT
RS
239.543.0
00.000
329.206.951.938
5.825.394.137.997
0,04112
0479
0,056
512391
0,
027
0,001110
253
9 DA
RT
100.000.0
00.000
240.034.830.000
4.978.936.996.000
0,02008
4608
0,048
210056
0,
027
0,000542
284
1
0
DIL
D
198.563.0
00.000
276.240.213.661
8.231.084.100.580
0,02412
3554
0,033
560611
0,
027
0,000651
336
1
1
FMI
I
53.600.00
0.000
4.823.650.569
13.561.371.423.503
0,00395
2403
0,000
35569
0,
027
0,000106
715
1
2
GM
TD
52.000.00
0.000
76.583.527.140
1.251.661.941.152
0,04154
4764
0,061
185472
0,
027
0,001121
709
1
3
JRP
T
347.041.0
00.000
491.372.623.000
6.356.038.441.000
0,05460
0205
0,077
308001
0,
027
0,001474
206
1
4
KIJ
A
387.840.9
84.621
457.791.362.222
8.696.290.358.888
0,04459
844
0,052
642143
0,
027
0,001204
158
1
5
LPC
K
301.580.0
00.000
457.605.362.145
12.810.230.040.361
0,02354
2122
0,035
721869
0,
027
0,000635
637
1
6
LPK
R
298.183.7
54.000
1.577.088.286.385
33.840.147.137.393
0,00881
1538
0,046
604061
0,
027
0,000237
912
1
7
MD
LN
116.143.4
35.198
311.607.099.170
9.338.544.303.269
0,01243
6996
0,033
367845
0,
027
0,000335
799
1
8
PLI
N
130.752.9
33.000
336.236.014.000
4.323.273.453.500
0,03024
3965
0,077
773478
0,
027
0,000816
587
1
9
PU
DP
24.694.96
2.775
24.251.842.918
3.939.136.296.045
0,00626
9131
0,006
15664
0,
027
0,000169
267
2
0
PW
ON
469.870.5
48.000
901.104.834.000
13.103.232.582.250
0,03585
9132
0,068
769659
0,
027
0,000968
197
2
1
RB
MS
-
13.172.325.456
4.009.324.952
1.700.347.654.620
-
0,007746842
0,002
357944
0,
027
-
0,000209165
109
2
2
SM
DM
33.559.16
9.000
57.562.764.000
2.974.712.737.250
0,01128
1482
0,019
350697
0,
027
0,000304
6
2
3
SM
RA
530.915.7
31.000
986.394.703.000
14.940.580.237.750
0,03553
5148
0,066
021178
0,
027
0,000959
449
Lampiran 5 (Lanjutan)
No Nama
perusahaan
Tahun
Average total aset
Tahun
Koefisien
regresi
Persistensi
laba 2012 - 2014 2013 - 2015 2012 -
2014
2013 -
2015
PTBI PTBI+1
PTBI PTBI+1 Koefisien
regresi x PTBI
1 APLN 1.097.546.731.000 1.177.175.519.000 20.779.992.595.250 0,05282 0,05665 0,027 0,001426072
110
2 ASRI 1.044.194.587.000 1.081.775.829.000 15.252.184.222.750 0,06846 0,07093 0,027 0,001848473
3 BIPP 86.447.967.940 98.248.768.397 4.706.919.568.788 0,01837 0,02087 0,027 0,000495886
4 BKSL 248.345.307.082 640.129.649.223 9.485.325.575.414 0,02618 0,06749 0,027 0,000706915
5 COWL 85.289.192.235 76.611.799.917 2.736.580.476.931 0,03117 0,02800 0,027 0,000841491
6 CTRA 1.029.410.856.133 709.491.785.185 21.266.590.109.629 0,04841 0,03336 0,027 0,001306937
7 CTRP 376.043.656.054 533.793.531.842 8.068.360.265.783 0,04661 0,06616 0,027 0,001258394
8 CTRS 329.206.951.938 488.183.183.290 5.825.394.137.997 0,05651 0,08380 0,027 0,001525835
9 DART 240.034.830.000 241.451.997.000 4.978.936.996.000 0,04821 0,04849 0,027 0,001301672
10 DILD 276.240.213.661 403.749.214.301 8.231.084.100.580 0,03356 0,04905 0,027 0,000906137
11 FMII 48.286.505.690 26.048.593.390 13.561.371.423.503 0,00356 0,00192 0,027 0,000096136
12 GMTD 76.583.527.140 107.122.701.371 1.251.661.941.152 0,06119 0,08558 0,027 0,001652008
13 JRPT 491.372.623.000 631.664.497.000 6.356.038.441.000 0,07731 0,09938 0,027 0,002087316
14 KIJA 457.791.362.222 204.165.205.511 8.696.290.358.888 0,05264 0,02348 0,027 0,001421338
15 LPCK 457.605.362.145 665.682.618.221 12.810.230.040.361 0,03572 0,05196 0,027 0,000964490
16 LPKR 1.577.088.286.385 1.924.830.226.980 33.840.147.137.393 0,04660 0,05688 0,027 0,001258310
17 MDLN 311.607.099.170 308.597.657.571 9.338.544.303.269 0,03337 0,03305 0,027 0,000900932
18 PLIN 336.236.014.000 134.545.645.000 4.323.273.453.500 0,07777 0,03112 0,027 0,002099884
19 PUDP 24.251.842.918 29.360.040.592 3.939.136.296.045 0,00616 0,00745 0,027 0,000166229
20 PWON 901.104.834.000 1.331.191.716.000 13.103.232.582.250 0,06877 0,10159 0,027 0,001856781
21 RBMS 15.093.249.520 (12.956.782.026) 1.700.347.654.620 0,00888 -
0,00762
0,027 0,000239667
22 SMDM 57.562.764.000 42.353.329.000 2.974.712.737.250 0,01935 0,01424 0,027 0,000522469
23 SMRA 986.394.703.000 1.019.425.342.000 14.940.580.237.750 0,06602 0,06823 0,027 0,001782572
Lampiran 5 (Lanjutan)
N
O
Na
ma
Perusahaa
n
Tahun
Average Total
Aset
Tahun
Koe
fisien
Regresi
Pers. Laba 2012 - 2014 2013 – 2015
201
2 - 2014
201
3 - 2015
PTBI PTBI+1 PT
BI
PT
BI+1
koefisien
regresi x PTBI
1 AP 1.177.175.519. 938.383.823.0 20.779.992.595.2 0,0 0,0 0,02 0,001529536
111
LN 000 00 50 5665 4516 7
2 AS
RI
1.081.775.829.
000
1.248.790.077
.000
15.252.184.222.7
50
0,0
7093
0,0
8188
0,02
7
0,001915001
3 BI
PP
98.248.768.39
7
45.047.483.63
4
4.706.919.568.78
8
0,0
2087
0,0
0957
0,02
7
0,000563578
4 B
KSL
640.129.649.2
23
39.131.685.79
7
9.485.325.575.41
4
0,0
6749
0,0
0413
0,02
7
0,001822130
5 C
OWL
76.611.799.91
7
206.079.263.9
77
2.736.580.476.93
1
0,0
2800
0,0
7531
0,02
7
0,000755877
6 CT
RA
709.491.785.1
85
1.709.546.879
.800
21.266.590.109.6
29
0,0
3336
0,0
8039
0,02
7
0,000900769
7 CT
RP
533.793.531.8
42
508.307.396.4
62
8.068.360.265.78
3
0,0
6616
0,0
6300
0,02
7
0,001786289
8 CT
RS
488.183.183.2
90
416.006.187.5
85
5.825.394.137.99
7
0,0
8380
0,0
7141
0,02
7
0,002262670
9 D
ART
241.451.997.0
00
495.034.985.0
00
4.978.936.996.00
0
0,0
4849
0,0
9943
0,02
7
0,001309357
1
0
DI
LD
403.749.214.3
01
436.255.218.2
84
8.231.084.100.58
0
0,0
4905
0,0
5300
0,02
7
0,001324398
1
1
F
MII
26.048.593.39
0
44.326.705.83
0
13.561.371.423.5
03
0,0
0192
0,0
0327
0,02
7
0,000051861
1
2
G
MTD
107.122.701.3
71
120.729.269.7
65
1.251.661.941.15
2
0,0
8558
0,0
9646
0,02
7
0,002310778
1
3
JR
PT
631.664.497.0
00
233.661.591.0
00
6.356.038.441.00
0
0,0
9938
0,0
3676
0,02
7
0,002683266
1
4
KI
JA
204.165.205.5
11
498.442.557.9
01
8.696.290.358.88
8
0,0
2348
0,0
5732
0,02
7
0,000633886
1
5
LP
CK
665.682.618.2
21
861.026.179.9
16
12.810.230.040.3
61
0,0
5196
0,0
6721
0,02
7
0,001403053
1
6
LP
KR
1.924.830.226.
980
3.323.959.216
.205
33.840.147.137.3
93
0,0
5688
0,0
9823
0,02
7
0,001535762
1
7
M
DLN
308.597.657.5
71
714.210.615.2
35
9.338.544.303.26
9
0,0
3305
0,0
7648
0,02
7
0,000892231
1
8
PL
IN
134.545.645.0
00
370.233.469.0
00
4.323.273.453.50
0
0,0
3112
0,0
8564
0,02
7
0,000840274
1
9
PU
DP
29.360.040.59
2
16.478.685.77
1
3.939.136.296.04
5
0,0
0745
0,0
0418
0,02
7
0,000201242
2 P 1.331.191.716. 260.923.328.1 13.103.232.582.2 0,1 0,0 0,02 0,002743001
112
0 WON 000 00 50 0159 1991 7
2
1
RB
MS
(12.956.782.02
6)
54.693.964.93
0
1.700.347.654.62
0
-
0,00762
0,0
3217
0,02
7
-0,000205742
2
2
S
MDM
42.353.329.00
0
44.324.648.00
0
2.974.712.737.25
0
0,0
1424
0,0
1490
0,02
7
0,000384420
2
3
S
MRA
1.019.425.342.
000
1.043.456.098
.000
14.940.580.237.7
50
0,0
6823
0,0
6984
0,02
7
0,001842263
Lampiran 5 (Lanjutan)
N
O
Nam
a
Perusahaan
Tahun
Average
Total Aset
Tahun
Koefisi
en Regresi
Pers.
Laba 2012 - 2014 2013 - 2015 2012
- 2014
2013 -
2015
PTBI PTBI+1 PTB
I
PTBI
+1
koefisien
regresi x PTBI
1 APL
N
938.383.823.0
00
1.138.920.945
.000
20.779.992.59
5.250
0,04
516
0,054
81
0,027 0,001219
267
2 ASR
I
1.248.790.077
.000
758.957.294.0
00
15.252.184.22
2.750
0,08
188
0,049
76
0,027 0,002210
656
3 BIP
P
50.474.836.34
0
130.632.658.4
08
4.706.919.568
.788
0,01
072
0,027
75
0,027 0,000289
536
4 BKS
L
39.131.685.79
7
62.046.220.82
4
9.485.325.575
.414
0,00
413
0,006
54
0,027 0,000111
388
5 CO
WL
206.079.263.9
77
(137.598.547.
081)
2.736.580.476
.931
0,07
531
-
0,05028
0,027 0,002033
246
6 CTR
A
1.103.491.611
.489
2.164.680.750
.172
21.266.590.10
9.629
0,05
189
0,101
79
0,027 0,001400
990
7 CTR
P
508.307.396.4
62
496.773.166.3
42
8.068.360.265
.783
0,06
300
0,061
57
0,027 0,001701
002
8 CTR
S
416.006.187.5
85
759.093.872.2
57
5.825.394.137
.997
0,07
141
0,130
31
0,027 0,001928
139
9 DA
RT
495.034.985.0
00
240.176.803.0
00
4.978.936.996
.000
0,09
943
0,048
24
0,027 0,002684
498
113
1
0
DIL
D
436.255.218.2
84
419.201.384.7
30
8.231.084.100
.580
0,05
300
0,050
93
0,027 0,001431
025
1
1
FMI
I
44.326.705.83
0
171.450.508.4
91
13.561.371.42
3.503
0,00
327
0,012
64
0,027 0,000088
252
1
2
GM
TD
120.729.269.7
65
119.428.639.3
60
1.251.661.941
.152
0,09
646
0,095
42
0,027 0,002604
290
1
3
JRP
T
233.661.591.0
00
876.618.269.0
00
6.356.038.441
.000
0,03
676
0,137
92
0,027 0,000992
578
1
4
KIJ
A
498.442.557.9
01
345.057.155.4
83
8.696.290.358
.888
0,05
732
0,039
68
0,027 0,001547
551
1
5
LPC
K
861.026.179.9
16
930.517.532.7
65
12.810.230.04
0.361
0,06
721
0,072
64
0,027 0,001814
777
1
6
LPK
R
3.323.959.216
.205
1.284.829.851
.140
33.840.147.13
7.393
0,09
823
0,037
97
0,027 0,002652
084
1
7
MD
LN
714.210.615.2
35
960.109.200.2
23
9.338.544.303
.269
0,07
648
0,102
81
0,027 0,002064
956
1
8
PLI
N
370.233.469.0
00
272.322.139.0
00
4.323.273.453
.500
0,08
564
0,062
99
0,027 0,002312
207
1
9
PUD
P
16.478.685.77
1
31.357.352.48
6
3.939.136.296
.045
0,00
418
0,007
96
0,027 0,000112
950
2
0
PW
ON
260.923.328.1
00
1.425.142.011
.000
13.103.232.58
2.250
0,01
991
0,108
76
0,027 0,000537
648
2
1
RB
MS
54.693.964.93
0
(2.118.776.23
1)
1.700.347.654
.620
0,03
217
-
0,00125
0,027 0,000868
491
2
2
SM
DM
44.324.648.00
0
76.808.458.00
0
2.974.712.737
.250
0,01
490
0,025
82
0,027 0,000402
313
2
3
SM
RA
1.043.456.098
.000
1.066.008.873
.000
14.940.580.23
7.750
0,06
984
0,071
35
0,027 0,001885
691
114
Lampiran 6. Data Perusahaan Variabel Independen Pertumbuhan Perusahaan
N
O
Kode
Saham Nama Perusahaan
2012 2013
net profit after
tax asset
net profit after
tax asset
1 APL
N Agung Podomoro Land Tbk 841.290.753.000
15.195.642.352
.000
930.240.497.00
0
19.679.415.197
.000
115
2 ASRI Alam Sutera Reality Tbk 816.091.539.000 10.946.417.244
.000
889.576.596.00
0
14.428.082.567
.000
3 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk 16.491.000.000 1.784.036.329.
500
189.387.233.27
8
5.576.332.630.
410
4 BKS
L Sentul City Tbk 221.123.000.000
6.154.231.305.
371
605.095.613.99
9
10.654.200.606
.913
5 COW
L Cowell Development Tbk 69.675.000.000
1.778.428.912.
031 48.711.921.383
1.944.913.754.
306
6 CTR
A Ciputra Development Tbk 589.100.000.000
15.023.391.727
.244
783.388.450.32
3
20.245.534.912
.143
7 CTR
P Ciputra Property Tbk 319.152.000.000
5.933.874.601.
626
442.124.140.88
0
7.654.148.452.
927
8 CTR
S Ciputra Surya Tbk 274.320.000.000
4.428.210.643.
555
412.809.066.46
5
5.770.615.672.
410
9 DAR
T Duta Anggada Realty Tbk 181.000.000.000
4.293.161.447.
000
180.800.291.00
0
4.768.449.638.
000
1
0
DIL
D Intiland Development Tbk 181.401.000.000
6.091.751.240.
542
329.608.541.86
1
7.536.320.166.
520
1
1 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk 46.900.000.000
3.551.122.495.
190 79.580.722.670
6.299.793.718.
760
1
2
GMT
D
Gowa Makassar Tourism Development
Tbk 54.373.090.893
1.095.970.663.
160 91.845.276.661
1.307.819.055.
774
1
3 JRPT Jaya Real Property Tbk 427.193.000.000
4.998.260.900.
000
546.269.619.00
0
6.163.177.865.
000
1
4 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 240.022.434.090
7.077.817.870.
077
294.477.632.61
4
8.257.711.872.
648
1
5
LPC
K Lippo Cikarang Tbk 207.022.000.000
2.832.000.551.
101
390.616.930.14
1
38.541.663.453
.450
1
6
LPK
R Lippo Karawaci Tbk
1.322.847.018.93
8
24.869.295.733
.093
1.592.491.214.6
96
31.308.357.763
.829
1
7
MDL
N Modernland Realty Tbk 99.474.880.599
4.591.920.046.
013
145.168.647.02
7
9.560.059.574.
401
1
8 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk 234.725.000.000
3.950.266.763.
000
333.429.160.00
0
4.126.804.890.
000
1
9
PUD
P Pudjiati Prestige Tbk 22.137.976.004
3.611.788.399.
470 22.378.888.591
3.665.275.255.
160
2
0
PWO
N Pakuwon Jati Tbk 486.705.031.000
7.565.819.916.
000
806.547.541.00
0
9.298.245.408.
000
116
2
1
RBM
S Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk 2.922.865.325
1.528.118.558.
630 15.984.028.601
1.890.667.140.
390
2
2
SMD
M Suryamas Dutamakmur Tbk 46.319.686.000
2.637.664.776.
000 26.471.209.000
2.950.314.446.
000
2
3
SMR
A Summarecon Agung Tbk 792.085.965.000
10.876.386.685
.000
1.095.888.248.0
00
14.255.000.367
.000
Lampiran 6 (Lanjutan)
N
O
Kode
Saham Nama Perusahaan
2014 2015
net profit after
tax asset
net profit after
tax asset
1 APL
N Agung Podomoro Land Tbk 980.472.959.000
23.685.737.844
.000
1.118.073.171.0
00
24.559.174.988
.000
2 ASRI Alam Sutera Reality Tbk 1.126.955.123.00
0
16.924.366.954
.000
986.484.951.00
0
18.709.870.126
.000
3 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk 19.655.620.459 6.138.108.855.
650 95.181.521.808
5.329.200.459.
592
4 BKS
L Sentul City Tbk 404.793.710.110
9.986.973.579.
779
616.736.653.33
0
11.145.896.809
.593
5 COW
L Cowell Development Tbk 164.635.880.360
3.682.393.492.
170
178.692.186.72
4
3.540.585.749.
217
6 CTR
A Ciputra Development Tbk 894.593.760.029
23.538.715.238
.878
940.300.162.42
6
26.258.718.560
.250
7 CTR
P Ciputra Property Tbk 399.035.071.266
8.861.336.553.
234
349.721.640.89
6
9.824.081.455.
343
8 CTR
S Ciputra Surya Tbk 484.398.807.464
6.121.813.757.
452
660.112.214.91
7
6.980.936.478.
570
9 DAR
T Duta Anggada Realty Tbk 408.025.799.000
5.114.273.658.
000
177.765.808.00
0
5.739.863.241.
000
1
0
DIL
D Intiland Development Tbk 425.545.676.685
9.007.692.918.
375
419.924.904.25
0
10.288.572.076
.882
1
1 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk 60.710.585.320
4.594.461.661.
790
109.505.139.12
0
7.840.005.361.
560
1
2
GMT
D
Gowa Makassar Tourism Development
Tbk 120.014.164.180
1.524.241.388.
731
118.494.551.00
0
1.273.990.253.
786
1 JRPT Jaya Real Property Tbk 727.676.520.000 6.684.613.561. 769.777.178.00 7.578.101.438.
117
3 000 0 000
1
4 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 298.926.621.307
9.708.937.032.
120
331.442.663.16
1
9.740.694.660.
705
1
5
LPC
K Lippo Cikarang Tbk 383.866.680.000
4.390.498.820.
383
353.538.451.00
0
5.476.757.336.
509
1
6
LPK
R Lippo Karawaci Tbk 845.971.817.517
37.856.376.874
.602
914.989.279.21
4
41.326.558.178
.049
1
7
MDL
N Modernland Realty Tbk 313.995.125.848
10.359.146.927
.433
1.024.120.634.2
60
12.843.050.665
.229
1
8 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk 358.995.455.000
4.544.932.176.
000
279.689.919.00
0
4.671.089.985.
000
1
9
PUD
P Pudjiati Prestige Tbk 24.813.119.705
4.020.288.326.
040 27.591.952.360
4.459.193.203.
510
2
0
PWO
N Pakuwon Jati Tbk
1.598.832.017.00
0
16.770.742.538
.000
1.400.554.118.0
00
18.778.122.467
.000
2
1
RBM
S Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk 3.006.840.129
1.559.967.740.
160 3.475.638.160
1.822.637.179.
300
2
2
SMD
M Suryamas Dutamakmur Tbk 44.039.549.000
3.156.290.546.
000 75.239.795.000
3.154.581.181.
000
2
3
SMR
A Summarecon Agung Tbk
1.317.479.556.00
0
15.872.671.877
.000
1.064.079.939.0
00
18.758.262.022
.000
Lampiran 6 (Lanjutan)
N
O
Kod
e Saham Nama Perusahaan
Pertumbuhan Perusahaan
2012 2013 2014 2015
1 APL
N
Agung Podomoro Land Tbk
0,055363948 0,047269723 0,041395078 0,045525681
2 ASR
I
Alam Sutera Reality Tbk
0,074553301 0,061655912 0,066587727 0,052725377
3 BIP
P
Bhuwanatala Indah Permai Tbk
0,009243646 0,033962686 0,003202227 0,017860376
4 BKS
L
Sentul City Tbk
0,035930239 0,056794089 0,04053217 0,055333067
5 CO Cowell Development Tbk 0,039177838 0,0250458 0,044708932 0,050469668
118
WL
6 CTR
A
Ciputra Development Tbk
0,039212184 0,038694381 0,038005208 0,035809065
7 CTR
P
Ciputra Property Tbk
0,053784756 0,057762682 0,045031025 0,035598406
8 CTR
S
Ciputra Surya Tbk
0,061948273 0,071536399 0,079126682 0,094559264
9 DA
RT
Duta Anggada Realty Tbk
0,042160073 0,037915949 0,079781769 0,030970391
1
0
DIL
D
Intiland Development Tbk
0,029778137 0,043736006 0,047242472 0,040814692
1
1
FMI
I
Fortune Mate Indonesia Tbk
0,013207092 0,012632274 0,013213863 0,013967483
1
2
GM
TD
Gowa Makassar Tourism
Development Tbk 0,049611812 0,070227816 0,07873698 0,093010563
1
3
JRP
T
Jaya Real Property Tbk
0,085468328 0,088634408 0,108858427 0,10157916
1
4
KIJ
A
Kawasan Industri Jababeka Tbk
0,033911926 0,035660924 0,03078881 0,034026594
1
5
LPC
K
Lippo Cikarang Tbk
0,073100974 0,010134927 0,087431223 0,064552513
1
6
LPK
R
Lippo Karawaci Tbk
0,053191977 0,050864732 0,022346878 0,022140467
1
7
MD
LN
Modernland Realty Tbk
0,021663025 0,01518491 0,030310906 0,079741228
1
8
PLI
N
Plaza Indonesia Realty Tbk
0,059420038 0,080795959 0,078988078 0,0598768
1
9
PU
DP
Pudjiati Prestige Tbk
0,006129367 0,00610565 0,006171975 0,006187656
2
0
PW
ON
Pakuwon Jati Tbk
0,06432945 0,086741907 0,095334599 0,074584353
2 RB Ristia Bintang Mahkotasejati 0,001912722 0,008454174 0,001927501 0,001906928
119
1 MS Tbk
2
2
SM
DM
Suryamas Dutamakmur Tbk
0,017560869 0,008972335 0,013952945 0,023850962
2
3
SM
RA
Summarecon Agung Tbk
0,072826205 0,076877462 0,083003011 0,056725934
120
Lampiran 7. Data Perusahaan Variabel Independen Resiko Sistemik
N
o. Nama Perusahaan Tahun
Closi
ng
Clo
sing
IHS
G
IHS
G
R
eturn
R
eturn beta
Price
pada
Pri
ce pada
pad
a
pad
a Sa
ham
P
asar
α systemic
Peri
ode t
Per
iode t-1
peri
ode t
peri
ode t-1
1 Agung Podomoro Land
Tbk
2012 500 500 4.82
3
4.8
03
0,
000
0
,004
0
,004
-
0,970268687
2013 278 283 4.70
3
4.7
20
-
0,018
-
0,004
0
,004
1,07186937
4
2014 417 423 5.40
5
5.4
48
-
0,014
-
0,008
0
,004
0,50267044
2
2015 296 295 4.77
4
4.8
27
0,
003
-
0,011
0
,004
0,36456379
2
2 Alam Sutera Realty Tbk 2012 1.03
0
1.0
50
4.85
4
4.8
75
-
0,019
-
0,004
0
,002
0,46381518
4
2013 635 630 4.70
0
4.6
00
0,
008
0
,022
0
,002
-
0,083870697
2014 610 610 5.51
5
5.4
51
0,
000
0
,012
0
,002
-
0,17076911
2015 377 377 4.78
1
4.7
74
0,
000
0
,002
0
,002
-
1,244753585
3 Bhuawanatala Indah
Permai Tbk
2012 104 102 4.81
2
4.7
00
0,
020
0
,024
0
,017
-
0,69627783
2013 87 89 4.58
4
4.6
20
-
0,022
-
0,008
0
,017
2,15869276
6
2014 87 89 5.44
5
5.5
15
-
0,022
-
0,013
0
,017
1,31377994
3
2015 103 95 4.88
5
4.8
00
0,
084
0
,018
0
,017
-
0,87398581
4 Sentul City Tbk 2012 305 295 4.77
8
4.7
23
0,
034
0
,012
-
0,004
0,37903239
4
2013 190 188 4.87 4.7 0, 0 - 0,13419385
121
9 26 011 ,032 0,004 3
2014 135 134 5.45
4
5.4
13
0,
007
0
,008
-
0,004
0,53946760
1
2015 74 75 4.82
7
4.8
54
-
0,013
-
0,006
-
0,004
-
0,730081949
5 Cowell Development
Tbk
2012 200 197 4.81
9
4.7
86
0,
015
0
,007
-
0,007
1,03205968
6
2013 555 555 4.72
0
4.7
00
0,
000
0
,004
-
0,007
1,62797971
3
2014 640 640 5.44
3
5.4
20
0,
000
0
,004
-
0,007
1,6452732
2015 605 605 4.88
6
4.8
61
0,
000
0
,005
-
0,007
1,40330226
8
6 Ciputra Development
Tbk
2012 1.01
3
1.0
23
4.80
3
4.8
19
-
0,010
-
0,003
0
,004
1,17158250
5
2013 1.12
1
1.1
01
4.72
0
4.7
00
0,
018
0
,004
0
,004
-
0,912420222
2014 1.36
2
1.3
52
5.43
7
5.4
43
0,
007
-
0,001
0
,004
3,66045849
4
2015 1.27
7
1.2
87
4.82
7
4.8
54
-
0,008
-
0,006
0
,004
0,70902558
8
Lampiran 7 (Lanjutan)
N
o. Nama Perusahaan
T
ahun
Clos
ing
Pric
e pada
Peri
ode t
Clo
sing
Pric
e pada
Peri
ode t-1
I
HSG
pa
da
pe
riode t
I
HSG
p
ada
p
eriode t-
1
R
eturn
Sa
ham
Retu
rn
Pasar
α
b
eta
s
ystemic
7 Ciputra Property Tbk 2
012
905 924 4.
803
4
.819
-
0,021
-
0,003
0
,004
1
,160151
2
013
846 832 4.
720
4
.700
0,
018
0,004 0
,004
-
0,91272
2
014
705 696 5.
437
5
.443
0,
014
-
0,001
0
,004
3
,667033
2
015
412 412 4.
827
4
.854
0,
000
-
0,006
0
,004
0
,716749
122
8 Ciputra Surya Tbk 2
012
2.70
1
2.84
7
4.
803
4
.819
-
0,051
-
0,003
0
,000
-
0,05128
2
013
2.28
7
2.23
9
4.
720
4
.700
0,
022
0,004 0
,000
0
,021742
2
014
2.87
6
2.85
7
5.
437
5
.443
0,
007
-
0,001
0
,000
0
,006816
2
015
2.06
1
2.05
6
4.
827
4
.854
0,
002
-
0,006
0
,000
0
,002398
9 Duta Anggada Realty Tbk 2
012
820 790 4.
819
4
.786
0,
038
0,007 -
0,001
0
,183236
2
013
660 650 4.
703
4
.720
0,
015
-
0,004
-
0,001
-
0,2618
2
014
740 770 5.
443
5
.454
-
0,039
-
0,002
-
0,001
-
0,54442
2
015
480 462 4.
781
4
.774
0,
039
0,002 -
0,001
0
,661338
1
0
Intiland Development Tbk 2
012
590 560 4.
778
4
.723
0,
054
0,012 -
0,010
0
,916407
2
013
439 440 4.
720
4
.700
-
0,002
0,004 -
0,010
2
,323413
2
014
545 525 5.
397
5
.369
0,
038
0,005 -
0,010
1
,952106
2
015
525 525 4.
817
4
.781
0,
000
0,007 -
0,010
1
,35256
1
1
Fortune Mate Indonesia Tbk 2
012
230 230 4.
778
4
.723
0,
000
0,012 0
,005
-
0,43142
2
013
437 440 4.
699
4
.821
-
0,007
-
0,025
0
,005
0
,189992
2
014
455 455 5.
437
5
.443
0,
000
-
0,001
0
,005
4
,566326
2
015
405 395 4.
854
4
.790
0,
025
0,013 0
,005
-
0,34785
1
2
Goa Makassar Tourism Development
Tbk
2
012
660 660 4.
723
4
.803
0,
000
-
0,017
0
,046
2
,778554
2
013
6.20
0
5.20
0
4.
879
4
.726
0,
192
0,032 0
,046
-
1,23357
2
014
6.50
0
6.50
0
5.
450
5
.600
0,
000
-
0,027
0
,046
1
,72066
123
2
015
7.40
0
7.40
0
4.
698
4
.779
0,
000
-
0,017
0
,046
2
,706196
Lampiran 7 (Lanjutan)
N
o. Nama Perusahaan
T
ahun
Closi
ng
Price
pada
Peri
ode t
Clo
sing
Pri
ce pada
Per
iode t-1
IHS
G
pad
a
peri
ode t
IHS
G
pad
a
peri
ode t-1
R
eturn
Sa
ham
R
eturn
P
asar
α
beta
syste
mic
1
3 Jaya Real Property Tbk
2
012 945 940
4.87
5
4.8
48
0,
005
0
,005
0
,005
-
0,919928943
2
013 765 800
4.87
9
4.7
26
-
0,044
0
,032
0
,005
-
0,198736883
2
014
1.14
5
1.1
45
5.42
6
5.4
40
0,
000
-
0,002
0
,005
2,035
864521
2
015 620 615
4.77
1
4.7
33
0,
008
0
,008
0
,005
-
0,617782376
1
4
Kawasan Industri Jababeka
Tbk
2
012 300 300
4.92
8
4.8
43
0,
000
0
,018
0
,001
-
0,056584716
2
013 253 249
4.72
3
4.7
28
0,
016
-
0,001
0
,001
0,928
851902
2
014 322 320
5.39
7
5.3
69
0,
006
0
,005
0
,001
-
0,18515107
2
015 253 255
4.77
4
4.8
27
-
0,008
-
0,011
0
,001
0,082
450353
1
5 Lippo Cikarang Tbk
2
012
6.10
0
6.4
00
4.72
3
4.8
03
-
0,047
-
0,017
-
0,011
-
0,7113118
2
013
7.70
0
7.5
75
4.82
1
4.8
06
0,
017
0
,003
-
0,011
3,351
625309
2
014
11.6
25
11.
675
5.44
5
5.4
17
-
0,004
0
,005
-
0,011
2,139
257273
2
015
6.25
0
6.4
50
4.77
9
4.7
66
-
0,031
0
,003
-
0,011
3,946
36023
1
6 Lippo Karawaci Tbk
2
012
1.29
0
1.2
20
4.77
8
4.7
23
0,
057
0
,012
-
0,006
0,575
078182
2
013
1.19
0
1.2
45
4.69
9
4.8
21
-
0,044
-
0,025
-
0,006
-
0,280349129
2 1.17 1.1 5.47 5.7 - - - -
124
014 0 75 5 00 0,004 0,040 0,006 0,155999041
2
015
1.00
5
1.0
10
4.73
3
4.6
58
-
0,005
0
,016
-
0,006
0,368
561733
1
7 Modernland Realty Tbk
2
012 440 435
4.85
4
4.8
75
0,
011
-
0,004
0
,004
0,977
21986
2
013 428 437
4.69
9
4.8
21
-
0,021
-
0,025
0
,004
0,136
853316
2
014 540 545
5.44
3
5.4
54
-
0,009
-
0,002
0
,004
2,012
642185
2
015 400 398
4.88
6
4.8
00
0,
005
0
,018
0
,004
-
0,218986075
1
8
Plaza Indonesia Realty
Tbk
2
012
1.55
0
1.5
50
4.94
1
4.8
90
0,
000
0
,010
-
0,048
4,603
25554
2
013
1.95
0
1.9
50
4.62
0
4.5
69
0,
000
0
,011
-
0,048
4,276
698908
2
014
2.65
0
3.0
00
5.47
8
5.4
00
-
0,117
0
,014
-
0,048
3,206
410256
2
015
4.00
0
4.0
00
4.73
3
4.6
58
0,
000
0
,016
-
0,048
2,988
097822
Lampiran 7 (Lanjutan)
N
o.
Nama Perusahaan T
ahun
C
losing
C
losing
I
HSG
IHSG R
eturn
R
eturn
b
eta
P
rice
pada
P
rice
pada
p
ada
pada S
aham
P
asar
α s
ystemic
P
eriode t
P
eriode
t-1
p
eriode
t
periode
t-1
1
9
Pudjiati Prestige Tbk 2
012
6
27
6
27
4
.803
4.819 0
,000
-
0,003
-
0,008
-
2,33806
2
013
4
91
4
91
4
.876
4.869 0
,000
0
,001
-
0,008
5,
417524
2
014
4
08
4
11
5
.435
5.426 -
0,007
0
,002
-
0,008
4,
925855
125
2
015
3
76
3
92
4
.850
4.793 -
0,041
0
,012
-
0,008
0,
636907
2
0
Pakuwon Jati Tbk 2
012
3
75
3
70
4
.843
4.778 0
,014
0
,014
0
,006
-
0,43012
2
013
3
72
3
86
4
.876
4.769 -
0,036
0
,023
0
,006
-
0,30286
2
014
5
35
5
15
5
.443
5.454 0
,039
-
0,002
0
,006
3,
07156
2
015
5
15
5
20
4
.827
4.854 -
0,010
-
0,006
0
,006
1,
065508
2
1
Ristia Bintang Mahkota
Sejati Tbk
2
012
1
57
1
61
4
.832
4.823 -
0,025
0
,002
0
,003
-
1,65595
2
013
9
5
9
2
4
.703
4.720 0
,033
-
0,004
0
,003
0,
849762
2
014
9
2
9
2
5
.343
5.280 0
,000
0
,012
0
,003
-
0,25295
2
015
6
6
6
7
4
.886
4.861 -
0,015
0
,005
0
,003
-
0,61634
2
2
Suryamas Dutamakmur
Tbk
2
012
2
00
2
00
4
.928
4.843 0
,000
0
,018
-
0,012
0,
679017
2
013
1
88
1
88
4
.720
4.700 0
,000
0
,004
-
0,012
2,
790822
2
014
1
54
1
59
5
.439
5.420 -
0,031
0
,003
-
0,012
3,
40087
2
015
9
5
9
5
4
.886
4.861 0
,000
0
,005
-
0,012
2,
405661
2
3
Summarecon Agung Tbk 2
012
1
.225
1
.175
4
.819
4.786 0
,043
0
,007
0
,021
-
3,00794
2
013
1
.120
1
.080
4
.879
4.726 0
,037
0
,032
0
,021
-
0,61391
2
014
1
.690
1
.685
5
.437
5.400 0
,003
0
,007
0
,021
-
3,05364
126
2
015
1
.755
1
.710
4
.854
4.700 0
,026
0
,033
0
,021
-
0,61385
Lampiran 8. Data Perusahaan Variabel Dependen Koefisien Respon Laba
N
o. Perusahaan
K
ode
T
ahun
E
PS
E
PS - 1
closin
g price t-1
C
AR
U
E α
E
RC
1 AGUNG PDOMORO LAND
A
PLN
2
012
4
0
2
8 350
0
,038
0
,034
0
,025
0
,379
2
013
4
5
4
0 260
0
,036
0
,019
0
,025
0
,814
2
014
4
8
4
5 160
0
,035
0
,019
0
,025
0
,717
2
015
3
2
4
8 335
0
,030
-
0,048
0
,025
-
0,101
2 Alam Sutera Realty Tbk
A
SRI
2
012
6
1
3
4 460
0
,045
0
,059
0
,006
0
,664
2
013
4
5
6
1 600
0
,002
-
0,027
0
,006
0
,150
2
014
6
2
4
5 430
-
0,004
0
,040
0
,006
-
0,228
2
015
3
0
6
2 560
0
,014
-
0,057
0
,006
-
0,131
3 Bhuawanatala Indah Permai Tbk
B
IPP
2
012
-
8
-
11 50
-
0,019
0
,060
-
0,001
-
0,300
2
013
3
7
-
8 101
0
,165
0
,446
-
0,001
0
,379
2
014 6
3
7 90
-
0,085
-
0,344
-
0,001
0
,244
2
015
3
3 6 95
-
0,007
0
,284
-
0,001
-
0,011
127
4 Sentul City Tbk
B
KSL
2
012
1
9 5 265
-
0,025
0
,053
-
0,045
0
,379
2
013
5
5
1
9 189
0
,022
0
,190
-
0,045
0
,352
2
014
2
0
5
5 157
-
0,168
-
0,223
-
0,045
0
,364
2
015
1
0
2
0 104
-
0,056
-
0,096
-
0,045
-
0,572
5 Cowell Development Tbk
C
OWL
2
012
6
7
3
0 210
0
,105
0
,176
0
,062
0
,594
2
013
1
0
6
7 143
-
0,157
-
0,399
0
,062
0
,549
2
014
3
4
1
0 470
0
,083
0
,051
0
,062
0
,413
2
015
-
37
3
4 625
-
0,012
-
0,114
0
,062
0
,651
6 Ciputra Development Tbk
C
TRA
2
012
3
9
1
9 350
-
0,035
0
,057
-
0,037
0
,060
2
013
6
2
3
9 370
-
0,019
0
,062
-
0,037
0
,576
2
014
9
2
6
2 340
0
,018
0
,088
-
0,037
1
,719
2
015
7
0
9
2 390
-
0,039
-
0,056
-
0,037
0
,719
Lampiran 8 (Lanjutan)
N
o. Perusahaan
K
ode
T
ahun
E
PS
E
PS - 1
closin
g
price
t-1
C
AR
U
E α
E
RC
7 Ciputra Property Tbk
C
TRP
2
012
5
0
2
5 450
0
,004
0
,056
-
0,01
0
,286
128
2
013
7
0
5
0 600
-
0,015
0
,033
-
0,01
-
0,150
2
014
8
5
7
0 460
0
,017
0
,033
-
0,01
1
,116
2
015
5
4
8
5 450
-
0,037
-
0,069
-
0,01
0
,736
8 Ciputra Surya Tbk
C
TRS
2
012
1
39
8
3 870
-
0,008
0
,064
-
0,027
0
,295
2
013
2
02
1
39 960
-
0,004
0
,066
-
0,027
0
,821
2
014
2
61
2
02 980
-
0,007
0
,060
-
0,027
0
,451
2
015
3
70
2
61 970
-
0,031
0
,112
-
0,027
-
0,320
9 Duta Anggada Realty Tbk
D
ART
2
012
8
0
2
2 435
0
,052
0
,133
0
,029
0
,257
2
013
5
2
8
0 520
0
,021
-
0,054
0
,029
0
,631
2
014
1
30
5
2 445
0
,054
0
,175
0
,029
0
,141
2
015
5
7
1
30 680
0
,008
-
0,107
0
,029
0
,196
1
0 Intiland Development Tbk
D
ILD
2
012
2
5
1
3 215
0
,020
0
,056
0
,015
0
,213
2
013
4
5
2
5 220
0
,042
0
,091
0
,015
0
,754
2
014
4
2
4
5 315
0
,035
-
0,010
0
,015
0
,573
2
015
2
2
4
2 320
0
,009
-
0,063
0
,015
0
,975
1
1 Fortune Mate Indonesia Tbk
F
MII
2
012 8
1
5 102
-
0,007
-
0,069
-
0,003
0
,412
129
2
013
1
9 8 245
-
0,002
0
,045
-
0,003
0
,221
2
014 8
1
9 385
-
0,015
-
0,029
-
0,003
0
,924
2
015
2
5 8 370
0
,107
0
,046
-
0,003
0
,823
1
2
Goa Makassar Tourism
Development Tbk
G
MTD
2
012
6
34
4
83 660
-
0,016
0
,229
-
0,04
0
,105
2
013
9
05
6
34 660
0
,081
0
,411
-
0,04
0
,295
2
014
1
.250
9
05 700
-
0,018
0
,493
-
0,04
0
,621
2
015
1
.171
1
.250 890
-
0,041
-
0,089
-
0,04
0
,218
Lampiran 8 (Lanjutan)
N
o. Perusahaan
K
ode
T
ahun
E
PS
E
PS - 1
closin
g
price
t-1
C
AR
U
E α
E
RC
1
3 Jaya Real Property Tbk
J
PRT
2
012
2
5
1
31 950
-
0,009
-
0,112
-
0,007
0
,044
2
013
4
1
2
5 550
-
0,004
0
,029
-
0,007
0
,207
2
014
5
6
4
1 750
-
0,002
0
,020
-
0,007
0
,267
2
015
8
5
5
6 670
0
,010
0
,043
-
0,007
0
,737
1
4 Kawasan Industri Jababeka Tbk
K
IJA
2
012
1
9
3
0 160
-
0,012
-
0,069
0
,015
0
,466
2
013 5
1
9 180
0
,004
-
0,078
0
,015
0
,157
130
2
014
2
0 5 193
0
,017
0
,078
0
,015
0
,026
2
015
1
6
2
0 295
0
,005
-
0,014
0
,015
0
,738
1
5 Lippo Cikarang Tbk
L
PCK
2
012
5
85
3
70 1.600
0
,095
0
,134
0
,062
0
,275
2
013
8
49
5
85 2.500
0
,089
0
,106
0
,062
0
,330
2
014
1
.215
8
49 4.875
0
,110
0
,075
0
,062
0
,639
2
015
1
.650
1
.215 4.960
0
,081
0
,088
0
,062
1
,057
1
6 Lippo Karawaci Tbk
L
PKR
2
012
5
8
2
8 450
0
,041
0
,067
0
,013
0
,840
2
013
7
2
5
8 920
0
,011
0
,015
0
,013
-
0,200
2
014
1
12
7
2 850
0
,022
0
,047
0
,013
0
,186
2
015
2
4
1
12 1.020
-
0,012
-
0,086
0
,013
0
,290
1
7 Modernland Realty Tbk
M
DLN
2
012
4
2
2
4 240
0
,091
0
,075
0
,049
0
,560
2
013
1
96
4
2 610
0
,094
0
,252
0
,049
0
,178
2
014
5
6
1
96 390
-
0,029
-
0,359
0
,049
0
,217
2
015
7
0
5
6 520
0
,050
0
,027
0
,049
0
,037
1
8 Plaza Indonesia Realty Tbk
P
LIN
2
012
5
0
2
6 1.550
0
,026
0
,015
0
,007
1
,227
2
013
1
1
5
0 1.620
-
0,010
-
0,024
0
,007
0
,706
131
2
014
6
1
1
1 1.920
0
,041
0
,026
0
,007
1
,306
2
015
9
5
6
1 3.750
0
,017
0
,009
0
,007
1
,103
Lampiran 8 (Lanjutan)
N
o. Perusahaan
K
ode
T
ahun
E
PS
E
PS - 1
closin
g
price
t-1
C
AR
U
E α
E
RC
1
9 Pudjiati Prestige Tbk
P
UDP
2
012
7
0
7
4 465
0
,002
-
0,009
-
0,005
-
0,814
2
013
8
6
7
0 500
0
,028
0
,032
-
0,005
1
,031
2
014
7
6
8
6 480
-
0,019
-
0,021
-
0,005
0
,672
2
015
8
5
7
6 441
-
0,004
0
,020
-
0,005
0
,049
2
0 Pakuwon Jati Tbk
P
WON
2
012
1
6 9 188
0
,006
0
,037
-
0,013
0
,509
2
013
2
4
1
6 225
-
0,017
0
,036
-
0,013
-
0,113
2
014
3
5
2
4 270
0
,024
0
,041
-
0,013
0
,908
2
015
2
0
3
5 515
-
0,030
-
0,029
-
0,013
0
,584
2
1 Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk
R
BMS
2
012 6
-
43 86
-
0,098
0
,570
0
,045
-
0,251
2
013
-
43 6 143
-
0,004
-
0,343
0
,045
0
,143
2 9 - 91 - 0 0 -
132
014 43 0,008 ,571 ,045 0,093
2
015
-
20 9 88
0
,172
-
0,330
0
,045
-
0,385
2
2 Suryamas Dutamakmur Tbk
S
MDM
2
012 3
1
4 130
-
0,014
-
0,085
0
,006
0
,236
2
013 7 3 191
0
,018
0
,021
0
,006
0
,573
2
014 9 7 190
0
,015
0
,011
0
,006
0
,855
2
015
1
4 9 124
0
,034
0
,040
0
,006
0
,694
2
3 Summarecon Agung Tbk
S
MRA
2
012
5
6
5
4 1.240
0
,012
0
,002
0
,011
0
,366
2
013
8
6
5
6 950
-
0,001
0
,032
0
,011
-
0,383
2
014
1
23
8
6 780
0
,014
0
,047
0
,011
0
,063
2
015
5
2
1
23 1.520
-
0,012
-
0,047
0
,011
0
,492
127
Lampiran Hasil Olahan Data SPSS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstan
dardized
Residual
N 92
Normal
Parametersa,b
Mean ,00000
00
Std.
Deviation
,31116
732
Most Extreme
Differences
Absolut
e ,077
Positiv
e ,068
Negativ
e -,077
Test Statistic ,077
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
128
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -19,813 9,092 -2,179 ,032
UP ,481 ,311 ,164 1,548 ,125
SM 2,606 1,777 ,213 1,466 ,146
PF 1,962 4,203 ,046 ,467 ,642
PL 152,736 87,857 ,229 1,738 ,086
PP -,588 ,480 -,138 -1,224 ,224
RS -,052 ,148 -,036 -,353 ,725
a. Dependent Variable: LNRES2
(Sumber : Olahan Data SPSS 22)
Model Summaryb
Model R
R Square
Adjusted R Square Durbin-Watson
1 ,700a
,489 ,453 2,254
d. This is a lower bound of the true significance.
(Sumber : Olahan data SPSS 22)
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance V
IF
1 (Constant)
UP
,809 1
,236
SM
,359 2
,782
PF
,457 2
,189
PL
,490 2
,042
PP
,720 1
,388
RS
,937 1
,068
a. Dependent Variable: ERC
129
a. Predictors: (Constant), RS, PL, UP, PP, PF, SM b. Dependent Variable: ERC
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
UP 92 27,526320 31,352530 29,54534685 ,849756971
SM 92 ,007158 ,690677 ,40703677 ,203303045
PF 92 ,001907 ,108858 ,04666709 ,028197369
PL 92 -,001887 ,013410 ,00554467 ,003721041
PP 92 -,007396 ,303109 ,05066900 ,049238932
RS 92 -3,053636 5,417524 ,80739388 1,717747589
ERC 92 -,814000 1,719000 ,38545652 ,435437721
Valid N (listwise) 92
Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
,700a ,489 ,453
,321962447
a. Predictors: (Constant), RS, PL, UP, PP, PF, SM
b. Dependent Variable: ERC Sumber : Data SPSS yang Diolah
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 8,443 6 1,407 13,575 ,000b
Resid
ual 8,811 85 ,104
Total 17,254 91
a. Dependent Variable: ERC
b. Predictors: (Constant), RS, PL, UP, PP, PF, SM
130
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t S
ig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -1,539 1,284
-1,199
,234
UP ,054 ,044 ,106 1,231
,222
SM ,695 ,277 ,324 2,510
,014
PF ,942 1,771 ,061 ,532
,596
PL -22,932 12,960 -,196 -1,769
,080
PP -,510 ,808 -,058 -,632
,529
RS ,179 ,020 ,707 8,825
,000
b. Dependent Variable: ERC
131