analisis faktor – faktor yang mempengaruhi ekspor karet

39
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KARET DARI INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT PERIODE 1980 – 2008 Dwi Hastuti L.K, Jumri, Meri Krismayanti Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh harga karet alam dunia, harga karet sintetis, konsumsi karet alam Amerika, konsumsi karet sintetis Amerika, produksi karet alam dalam negeri, nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika, dan GDP riil Amerika terhadap volume ekspor karet Indonesia pada tahun 1980-2008. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi log linier dengan metode kuadrat terkecil (OLS). Sedangkan untuk menganalisis pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya digunakan model regresi berganda dengan alat analisis koefisien determinasi (R 2 ) dan pengujian secara parsial menggunakan uji t-statistik dan pengujian secara serempak menggunakan uji F-statistik. Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik, dimana semua pengujian di atas menggunakan perhitungan program EViews. Dari hasil analisis yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa secara statistik yang mempengaruhi volume ekspor karet Indonesia ke Amerika adalah harga karet alam dunia, harga karet sintetis, konsumsi karet sintetis Amerika, produksi karet alam dalam negeri dan juga nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Sedangkan konsumsi karet alam Amerika dan GDP riil Amerika tidak mempengaruhi volume ekspor karet Indonesia ke Amerika secara nyata. 1

Upload: fadil-ym

Post on 11-Jan-2016

83 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

....

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Karet

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KARET

DARI INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT

PERIODE 1980 – 2008

Dwi Hastuti L.K, Jumri, Meri Krismayanti

Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh harga karet alam dunia, harga karet sintetis, konsumsi karet alam Amerika, konsumsi karet sintetis Amerika, produksi karet alam dalam negeri, nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika, dan GDP riil Amerika terhadap volume ekspor karet Indonesia pada tahun 1980-2008.

Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi log linier dengan metode kuadrat terkecil (OLS). Sedangkan untuk menganalisis pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya digunakan model regresi berganda dengan alat analisis koefisien determinasi (R2) dan pengujian secara parsial menggunakan uji t-statistik dan pengujian secara serempak menggunakan uji F-statistik. Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik, dimana semua pengujian di atas menggunakan perhitungan program EViews.

Dari hasil analisis yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa secara statistik yang mempengaruhi volume ekspor karet Indonesia ke Amerika adalah harga karet alam dunia, harga karet sintetis, konsumsi karet sintetis Amerika, produksi karet alam dalam negeri dan juga nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Sedangkan konsumsi karet alam Amerika dan GDP riil Amerika tidak mempengaruhi volume ekspor karet Indonesia ke Amerika secara nyata.

Kata kunci : harga karet alam dunia, harga karet sintetis, konsumsi karet alam Amerika, konsumsi karet sintetis Amerika, produksi karet alam dalam negeri, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, GDP riil Amerika.

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Adanya pergeseran dominan dari ekspor sektor migas ke arah sektor non migas

merubah pola struktur ekspor Indonesia. Dimana ekspor non migas dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan.

1

Page 2: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Karet

Peningkatan ekspor non migas salah satunya adalah berasal dari sektor pertanian.

Komoditi pertanian yang diekspor antara lain karet, udang, kopi, teh, tembakau dan yang

lain. Karet merupakan salah satu komoditi utama yang jumlah volume ekspornya untuk

saat ini menduduki peringkat paling besar.

Tabel 1.Volume Hasil Pertanian Yang di Ekspor

Tahun 1998 – 2002

TahunKaret Udang Kopi Teh Tembakau

1 2 1 1 21998 1641.2 140 452.1 363.0 63.9 39 902.9 1999 1494.6 106 374.0 358.0 94.0 30 231.7 2000 1379.6 114 035.1 345.6 102.

2 30 560.7

2001 1453.4 127 334.3 254.8 95.0 35 601.0 2002 1496.0 122 050.0 322.5 95.5 30 707.0 Ket : 1. 000 M Ton 2. 000 Kg

Sumber : BPS, Statistik Indonesia 1998.

Indonesia merupakan salah satu negara produsen karet alam terbesar di dunia

disamping Malaysia dan Thailand. Keunggulan Indonesia dalam peningkatan produksi

karet untuk masa yang akan datang adalah masih tersedianya lahan tropis yang cukup

besar yang sesuai untuk penanaman pohon karet. Produksi karet di Malaysia dan

Thailand terus mengalami penurunan karena kebijakan pemerintahnya. Diantara beberapa

negara tujuan utama ekspor karet Indonesia seperti Jepang, Singapura, Amerika Serikat,

Jerman, Inggris dan lainnya, Amerika Serikat merupakan negara yang paling banyak

mengimpor karet dari Indonesia.

2

Page 3: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Karet

0

100

200

300

400

500

600

700

800

1998 1999 2000 2001 2002 2003

JEPANGSINGAPURAAMERIKA

BELGIAINGGRISPERANCIS

ITALIAPOLANDIALAINNYA

Gambar 1.

Ekspor Karet Menurut Negara Tujuan Utama Tahun 1998-2003

Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa ekspor karet ke Negara Amerika lebih

tinggi dari Negara-negara yang lain, hal ini dikarenakan meningkatnya perkembangan

industri ban dan industri lainnya di Amerika. Pada tahun 1998 jumlah ekspor karet

Amerika sebesar 726.5 ribu milyar ton, sedangkan pada tahun 1999 sampai tahun 2003

jumlah ekspor karet Amerika mengalami penurunan mencapai 598.1 ribu milyar ton.

Namun Amerika tetap menjadi Negara pengimpor karet terbesar di Dunia.

Sekarang ini konsumen karet dunia semakin meningkat. Sampai tahun 2005

konsumsi karet dunia akan naik dari 15 juta ton menjadi 20 juta ton. Selain itu harga

karet dunia menembus 1 dollar AS per kilogram dan diyakini akan terus naik mendekati

1,77 dollar AS per kilogram seperti pada masa kejayaan karet pada tahun 1958. Dengan

asumsi tersebut, maka ke depan prospek komoditas perkebunan yang paling menjanjikan

adalah karet (Kompas 5 april 2003). Karena itu, investasi paling berharga dalam

perkebunan saat ini adalah peremajaan pohon karet petani.

3

Page 4: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Karet

Berdasarkan uraian di atas maka penulis berusaha untuk mengetahui lebih jauh

mengenai seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh beberapa faktor terkait

terhadap permintaan ekspor karet. Untuk itu penulis menuangkannya dalam skripsi

dengan judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

EKSPOR KARET DARI INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT PERIODE 1980

– 2008.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di identifikasikan permasalahannya

adalah Berapa besar pengaruh harga karet alam dunia, harga karet sintetis, konsumsi

karet alam Amerika, konsumsi karet sintetis Amerika, produksi karet alam dalam negeri,

nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika, dan GDP riil Amerika terhadap volume

ekspor karet Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian skripsi ini adalah untuk

menganalisis pengaruh harga karet alam dunia, harga karet sintetis, konsumsi karet alam

Amerika, konsumsi karet sintetis Amerika, produksi karet alam dalam negeri, nilai tukar

rupiah terhadap Dollar Amerika, dan GDP riil Amerika terhadap volume ekspor karet

Indonesia?

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1. Kerangka Pemikiran

Karet merupakan kebutuhan yang vital bagi kehidupan manusia sehari-hari, hal ini

terkait dengan mobilitas manusia dan barang yang memerlukan komponen yang terbuat

dari karet seperti ban kendaraan, sepatu dan sandal karet. Spesifikasi teknis karet alam

yang dihasilkan oleh Indonesia, sesuai dengan Keputusan Menteri Perdagangan No.

143/Kp/VI/69 Tanggal 18 Juni 1969, digolongkan kedalam jenis mutu SIR-5CV, SIR-3L,

SIR-3WF, SIR-5L, SIR-5, SIR-10, SIR-20, dan SIR-50. Karet spesifikasi teknis tersebut

dihasilkan oleh industri crumb rubber Indonesia dalam bentuk bandela dari bahan olahan

karet, latek, slab, sheet, ataupun crepe yang dihasilkan baik oleh perkebunan besar

maupun perkebunan rakyat.

4

Page 5: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Karet

Secara teoritis ekspor suatu barang dipengaruhi oleh suatu penawaran (supply) dan

permintaan (demand). Dalam teori perdagangan internasional disebutkan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi ekspor dapat dilihat dari sisi permintaan dan sisi penawaran

(Krugman dan Obstfeld, 2000; Salvatore, 1996). Dari sisi permintaan, ekspor dipengaruhi

oleh harga ekspor, nilai tukar riil, pendapatan dunia dan kebijakan devaluasi. Sedangkan

dari sisi penawaran, ekspor dipengaruhi oleh harga ekspor, harga domestik, nilai tukar

riil, kapasitas produksi yang bisa diproksi melalui investasi, impor bahan baku, dan

kebijakan deregulasi. Ekspor merupakan bentuk paling sederhana dalam sistem

perdagangan internasional dan merupakan suatu strategi dalam memasarkan produksi ke

luar negeri. Faktor-faktor seperti pendapatan negara yang dituju dan populasi penduduk

merupakan dasar pertimbangan dalam pengembangan ekspor (Kotler dan Amstrong

(1996), diterjemahkan oleh Sindoro (1997).

Berdasarkan teori perdagangan internasional, motivasi utama untuk melakukan

perdagangan internasional adalah mendapatkan gains from trade meningkatkan

pendapatan dan menurunkan biaya (cost). Perdagangan internasional memberikan akses

terhadap barang yang lebih murah bagi konsumen dan pemilik sumber daya (resources)

memperoleh peningkatan pendapatan karena menurunnya biaya produksi (Appleyard et.

all, 2006). Adanya perdagangan luar negeri akan memberikan dampak positif pada suatu

negara berupa:

(i) sarana meningkatkan kemakmuran masyarakat melalui proses pertukaran;

(ii) dengan adanya spesialisasi dan pembagian kerja, suatu negara dapat mengekspor

komoditi yang diproduksi lebih murah untuk dipertukarkan dengan barang yang

dihasilkan negara lain, yang jika diproduksi sendiri biayanya mahal;

(iii) akibat adanya perluasan pasar produk dan pergeseran kegiatan, suatu negara

mendapat keuntungan berupa naiknya tingkat pendapatan nasional, yang pada

gilirannya dapat meningkatkan output dan laju pertumbuhan ekonomi;

(iv) dapat mendorong kenaikan investasi dan tabungan melalui alokasi sumber-sumber

yang lebih efisien;

manfaat-manfaat tidak langsung lainnya seperti keinginan memproduksi barang dengan

kualitas yang lebih baik, terciptanya iklim persaingan yang sehat, sarana pemasukan

5

Page 6: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Karet

modal asing, meningkatkan teknologi dan sebagainya (Jhingan, 1994 dalam Mulyanto,

1999).

Kebutuhan karet alam terus meningkat sejalan dengan meningkatnya standar hidup

manusia. karet alam dikonsumsi sebagai bahan baku industri tetapi diproduksi sebagai

komoditi perkebunan. Secara fundamental harga karet alam dipengaruhi oleh permintaan

(konsumsi) dan penawaran (produksi) serta stock/cadangan, dan masing-masing faktor

tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Keadaan industri karet alam semakin buruk menyebabkan tiga negara eksportir

utama yakni Thailand, Indonesia dan Malaysia, bersepakat menaikkan harga melalui

pengurangan ekspor sebesar 10% serta produksi sebesar 4 (empat) % pada tahun 2002

dan 2003. Secara konseptual dapat ditunjukkan bahwa, dengan asumsi tiga produsen

karet alam dunia yang bersepakat tersebut secara bersama-sama adalah cukup besar

sehingga mampu mempengaruhi harga maka dampak jangka pendek dari kuota ekspor

adalah ekses demand pada pasar internasional yang berakibat pada naiknya harga karet

alam dunia.

Pelepasan asumsi autarky yang berarti terjadi perdagangan luar negeri sehingga

jumlah barang yang ditawarkan pada pasar impor semakin besar dan jumlah penawaran

di negara produsen berkurang. Perubahan penawaran di masing masing negara akan

bergerak terus hingga harga di kedua Negara menjadi sama, harga dunia yang

ditransmisikan ke pasar domestic menyebabkan produsen karet alam domestik akan

meningkatkan produksinya.

Harga ekspor yang semakin tinggi apabila ditransmisikan dan dijadikan dasar

dalam menentukan harga produsen menyebabkan produsen dalam negeri akan

menghasilkan lebih. Komitmen menjaga kesepakatan tripartite akan menyebabkan stok

karet alam di pasar domestik semakin bertambah. Stok dalam negeri dapat dikurangi

dengan menurunkan harga domestik melalui instrumen kebijakan pemerintah seperti

subsidi harga dan operasi pasar. Subsidi harga akan mengakibatkan permintaan domestik

bertambah. Penomena yang mirip dengan paradoks metzler dapat terjadi dalam jangka

panjang. (Caves, 1996).

Hasil kajian teoritis diatas secara ringkas menunjukkan bahwa pengurangan kuota

ekspor karet alam sebesar 10 % pada jangka pendek dapat menaikkan harga

6

Page 7: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Karet

keseimbangan pasar dunia, namun pada jangka panjang, dengan asumsi produsen respon

pada kenaikan harga, akan mengakibatkan penawaran meningkat, permintaan menurun,

dan pada akhirnya harga akan turun. Keseimbangan perdagangan karet alam Indonesia

dalam jangka panjang berakhir pada kuantitas perdagangan dan harga yang lebih rendah.

Dampak pengurangan produksi terhadap kinerja perdagangan adalah kenaikan

harga. Hal yang sama juga terjadi pada perdagangan karet alam Indonesia. Apabila

Indonesia bersama-sama dengan Malaysia dan Thailand sebagai Negara produsen besar

karet alam mengurangi produksi maka harga karet alam dunia akan naik. Berbeda halnya

dengan instrument pengurangan kuota ekspor yang dapat berakibat pada peningkatan

beban produsen akibat penumpukan stok, pengurangan produksi secara sistematis dapat

menghidari eksportir dari ekses penawaran sehingga harga yang tinggi diharapkan dapat

lebih stabil. Namun, sama halnya dengan dampak pengurangan kuota ekspor, dalam

jangka panjang perusahaan berbahan baku karet alam yang memiliki struktur pembiayaan

tinggi akan meninggalkan pasar atau beralih menggunakan karet sintetis. Kebijakan

pengurangan produksi dalam jangka pendek akan menaikkan harga karet alam di pasar

dunia meskipun dalam jangka panjang harga akan kembali ke posisi semula dengan

kuantitas perdagangan yang lebih sedikit. Keterkaitan antar variable dalam perdagangan

karet alam di Indonesia, dapat dilihat pada pada gambar 2. berikut:

7

Page 8: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Karet

Gambar 2. Diagram alur keterkaitan antar variabel dalam perdagangan karet alam Indonesia ( Jurnal Dompak MT Napitupulu, 2004)

Sumber : GAPKINDO, Jakarta.

2.2. Hipotesis

Dilihat dari kerangka pemikiran dan penelitian sebelumnya diatas diduga bahwa

harga karet alam dunia, harga karet sintetis, konsumsi karet alam Amerika, konsumsi

karet sintetis Amerika, produksi karet alam dalam negeri, nilai tukar rupiah terhadap

8

Page 9: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Karet

Dollar Amerika, dan GDP riil Amerika sebagai pengimpor akan berpengaruh signifikan

terhadap volume ekspor karet Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah harga karet alam dunia, harga karet sintetis,

konsumsi karet alam Amerika, konsumsi karet sintetis Amerika, produksi karet alam

dalam negeri, nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika, dan GDP riil Amerika periode

tahun1980-2008.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode deskriptif analitis, yaitu

suatu bentuk penelitian yang bertujuan menggambarkan serta menganalisis keadaan yang

sebenarnya pada suatu organisasi, khususnya yang berhubungan dengan masalah-masalah

yang diteliti.

3.2. Operasionalisasi Variabel

Menurut Moh. Nazir (2003), operasional variabel memberikan gambaran

bagaimana suatu definisi diberikan kepada variabel dengan cara memberikan arti, atau

menspesifikasikan atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur

variabel tersebut. Di bawah ini adalah tabel operasional variabel yang digunakan dalam

penelitian ini:

Tabel 3.7Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Indikator/ukuran LambangVolume ekspor karet

Jumlah unit karet yang dijual ke Amerika

000 Milyar ton Y

Harga karet alam dunia

Harga karet alam di pasar internasional

US $/ton X1

Harga karet sintetis dunia

Harga karet sintetis di pasar internasaional

US $/ton X2

Konsumsi karet alam Amerika

Jumlah konsumsi karet alam di Amerika 000 Ton X3

Konsumsi karet sintetis Amerika

Jumlah konsumsi karet sintetis di Amerika 000 Ton X4

Produksi Hasil produksi karet alam

9

Page 10: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Karet

karet alam dalam negeri

yang dihasilkan di Indonesia

000 Ton X5

Nilai tukar

Harga dollar Amerika yang dinyatakan atau dibandingkan dengan rupiah

Rupiah per USD (Rp/US$) X6

GDP riil Amerika

Totalitas pendapatan yang diterima oleh masyarakat Amerika

Milyar Dollar(US$)

X7

3.4. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian yang akan dilakukan adalah mencari

dan mengumpulkan sumber dan jenis data, yang disesuaikan dengan pendekatan analisis.

Data yang digunakan adalah data time series yang bersumber dari Statistik Ekonomi dan

Perkebunan Indonesia terbitan Direktorat Jenderal Perkebunan dan Biro Pusat Statistik

(BPS). Dimana banyaknya anggota adalah tujuh belas (n = 29) yaitu tahun 1980– 2008.

Sumber data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data

sekunder, yaitu data penelitian yang diperoleh tidak berhubungan langsung dengan

subjek penelitian, yang sifatnya membantu namun dapat memberikan informasi untuk

bahan penelitian. Sumber data yang dimaksud adalah dokumen-dokumen yang ada di

Biro Pusat Statistik, Direktorat Jenderal Perkebunan serta jurnal-jurnal yang berhubungan

langsung dengan kegiatan penelitian.

3.5 Model Penelitian

Model yang digunakan dalam penelitian ini merupakan uji ekonometrika model

regresi log linier berganda. Untuk menaksir fungsi regresi populasi (PRF) atas dasar

fungsi regresi sampel (SRF) seakurat mungkin dapat dilakukan dengan menggunakan

metode kuadrat terkecil (OLS). Metode kuadrat terkecil dikemukakan oleh Carl Frederich

Gauss, yaitu seorang ahli matematika yang berasal dari Jerman (Gujarati:1984). Dengan

asumsi-asumsi tertentu, metode OLS mempunyai beberapa sifat statistik yang diperlukan

sebagai alat regresi untuk penaksiran maupun pengujian hipotesa. Pengujian hipotesa

dilakukan melalui pengujian secara serempak maupun secara parsial.

10

Page 11: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Karet

Adapun model yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

LogY = Log β0 + β1 LogX1 + β2 LogX2 + β3 LogX3 + β4 LogX4 + β5 LogX5 +

β6LogX6 + β7 LogX7 + e

Keterangan :

Y = Volume ekspor karet Indonesia (000 M.Ton)

X1 = Harga Karet Alam Dunia (US $/ton)

X2 = Harga Karet Sintetis (US $/ton)

X3 = Konsumsi karet alam Amerika (000 Ton)

X4 = Konsumsi karet sintetis Amerika (000 Ton)

X5 = Produksi Karet Alam Dalam Negeri (000 Ton)

X6 = Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika (Rp)

X7 = GDP riil Amerika (M US $)

β0 = Konstanta regresi

β1 = koefisien regresi faktor harga karet alam dunia

β2 = koefisien regresi faktor harga karet sintetis

β3 = koefisien regresi faktor konsumsi karet alam Amerika

β4 = koefisien regresi faktor konsumsi karet sintetis Amerika

β5 = koefisien regresi faktor produksi karet alam Dalam Negeri

β6 = koefisien regresi faktor nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika

β7 = koefisien regresi faktor GDP riil Amerika

e = variabel pengganggu

3.6. Teknik Analisis Data

Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel bebas dalam menerangkan secara keseluruhan terhadap variabel

terikat. Rumus yang digunakan adalah:

Pengujian Hipotesis Secara Parsial (uji t)

Pengujian secara parsial dilakukan dengan menggunakan uji t yang

bertujuan untuk menguji parameter estimasi secara parsial dengan tingkat

2

Page 12: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Karet

kepercayaan tertentu dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

independent. Uji signifikansi ini merupakan langkah yang dilakukan untuk

menentukan keputusan menerima atau menolak Ho (hipotesis yang salah/hipotesis

null) berdasarkan nilai uji yang diperoleh dari data.

Pengujian Hipotesis Secara Serempak (Uji F)

Untuk mengetahui proporsi variabel dalam variabel dependent yang

dijelaskan oleh variabel independent secara bersama-sama dapat dilakukan

dengan menggunakan uji analisis varians (uji F). Tujuannya adalah untuk menguji

variabel dependent manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap variabel

independentnya. Dengan derajat kebebasan tertentu nilai F dapat menunjukkan

nilai kemiringan yang sebenarnya dari model.

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dimaksudkan Untuk melakukan estimasi terhadap

variabel- variabel yang diteliti, penelitian ini menggunakan asumsi klasik, yang

meliputi uji Autokorelasi, heteroshedastisitas dan multikolinieritas.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Pada penelitian ini akan dilakukan analisis serta pembahasan terhadap

faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor karet Indonesia sebagai

dependent variabel, yaitu harga karet alam Dunia, harga karet sintetis, konsumsi

karet alam Amerika, konsumsi karet sintetis Amerika, produksi karet alam dalam

negeri, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, dan GDP riil negara Amerika

sebagai independent variabel. Model ekonometrika dari penelitian ini dianalisis

menggunakan Program E-views dan untuk menghindari kesalahan yang lebih

besar pada model non linier model diubah ke dalam bentuk regresi log linier

dengan metode OLS.

TABEL 4.1.Hasil Analisis Regresi Log Linier Metode OLS

Variabel Koefisien Standar Error t. statistic Probabilitas

3

Page 13: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Karet

C 7.389861 1.565710 4.719814 0.0001 Log X1 0.283221 0.117783 2.404591 0.0255Log X2 -0.167798 0.041719 -4.022121 0.0006Log X3 0.466784 0.545831 0.855181 0.4021Log X4 0.426374 0.120208 3.546973 0.0019Log X5 -1.642413 0.426012 -3.855322 0.0009Log X6 0.419915 0.118207 3.552370 0.0019Log X7 0.060055 0.345531 0.173804 0.8637R-Squared 0.867913F-Statistik 19.71231

Keterangan : data diolah ( sumber : program Eview – metode OLS)

Adapun hasil regresi yang telah diolah dalam bentuk persamaan linier

adalah:

LogY = 7.389861 + 0.283221 log X1 – 0.167798 log X2 + 0.466784 log X3 +

0.426374 log X4 – 1.642413 log X5 + 0.419915 log X6 + 0.060055 log

X7 + e

4.1.1 Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi ini menunjukkan tingkat/ derajat keakuratan

hubungan antara independent variable dengan dependent variable. Dari hasil

regresi diperoleh nilai R2 = 0.867913, yang berarti bahwa variabel volume ekspor

karet Indonesia sebagai variabel dependent mampu dijelaskan oleh variabel-

variabel independent yaitu harga karet alam Dunia, harga karet sintetis, konsumsi

karet alam Amerika, konsumsi karet sintetis Amerika, produksi karet alam dalam

negeri, nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika dan GDP riil negara Amerika

sebesar 86,7913 % dan sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar

model.

4.1.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Untuk mengetahui tingkat signifikan secara lebih lengkap mengenai

hubungan variabel bebas dengan variabel terikat secara individual (parsial) dapat

diketahui dari hasil analisis log linier dengan metode OLS. Berdasarkan hasil

4

Page 14: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Karet

estimasi regresi OLS, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa variabel harga

karet alam dunia (X1), harga karet sintetis (X2), Konsumsi karet sintetis Amerika

(X4), produksi karet alam dalam negeri (X5), dan nilai tukar rupiah terhadap

dollar Amerika (X6) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen yaitu Volume ekspor karet Indonesia (Y). Sedangkan variabel konsumsi

karet alam Amerika (X3) dan GDP riil Amerika (X7) secara parsial berpengaruh

tidak signifikan terhadap volume ekspor karet Indonesia (Y). Hal ini dapat

diketahui dari nilai probabilitas (t-hitung) masing-masing variabel.

4.1.3 Pengujian Hipotesis Secara Serempak (Uji F)

Pengujian secara serempak menggunakan uji F. Uji F bertujuan untuk

menguji apakah independent variable berpengaruh secara bersama-sama

(menyeluruh) terhadap dependent variable.

Hasil yang diperoleh yaitu nilai F.hitung > F.tabel, maka keputusannya

adalah Hipotesa null (Ho) akan ditolak dan Hi akan diterima sehingga hasil dari

uji F menyatakan variable harga karet alam dunia, harga karet sintetis, konsumsi

karet alam Amerika, konsumsi karet sintetis Amerika, produksi karet alam dalam

negeri, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dan GDP riil Amerika

berpengaruh secara signifikan terhadap volume ekspor karet Indonesia.

4.1.4 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk mendeteksi ada tidaknya

autokorelasi, multikolinier, dan heteroskedastisitas dalam hal estimasi karena

apabila terjadi penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut maka uji t dan uji F

yang dilakukan sebelumnya tidak valid dan secara statistik dapat mengacaukan

kesimpulan yang diperoleh.

Uji Autokorelasi dengan Durbin Watson (DW)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat kejadian korelasi

serial (autokorelasi) dalam suatu model yang digunakan. Dimana dengan secara

lebih jelasnya akan mengetahui gejala adanya korelasi antara variabel bebas yang

digunakan dengan variabel terikatnya.

Adapun batas-batas kritis dari Durbin Watson Statistik adalah sebagai

berikut:

5

Page 15: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Karet

dl = 0.900 4 – dl = 3.100

du = 2.052 4 – du = 1.948

DW = 1.389

BATAS KRITERIA DURBIN WATSON

Korelasi Daerah tidak terdapat Daerah Korelasi

Positip Ragu-ragu serial korelasi Ragu-ragu Negatip

0 dl du 4 – du 4 -

dl

0.900

2.052

1.948 3.100

1.389

keadaan hasil regresi pada model diperoleh nilai Durbin-Watson statistik sebesar

1.544 yaitu berada di daerah “ragu-ragu”, yang menyimpulkan bahwa dalam

variabel yang mempengaruhi permintaan kakao (LogY) tidak dapat diputuskan,

karena nilai 4-du > DW < 4-dl atau 1.948 > 1.389 < 3.100. Maka dapat

disimpulkan bahwa tidak dapat diputuskan ada atau tidaknya serial korelasi dalam

persamaan regresi diatas.

Uji Heteroskedastis

Heteroskedastis terjadi apabila variabel gangguan tidak mempunyai varians

yang sama untuk semua observasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah

Heteroskedastisitas adalah dengan melihat white Heteroskedasticity Test, jika nilai

probability dari hasil analisis kurang dari 0,05 berarti tidak tejadi heteroskedastis.

Model yang dipakai dalam penelitian ini lolos dari heteroskedastis, hal ini

terbukti dengan hasil nilai probability 0.317870 artinya tidak terjadi

heteroskedastis dalam model penelitian ini, sehingga layak digunakan sebagai

model.

6

Page 16: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Karet

Uji Multikolinieritas

Pengujian ini bertujuan untuk mengukur hubungan antar variabel penjelas

sehingga dapat dikatakan ada tidaknya gejala multikolinearitas diantara variabel

penjelas. Untuk menguji ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari

hasil analisis log linier dengan metode OLS. Dari tabel tersebut tampak bahwa

hanya antara variable log X3 dan log X7 memiliki koefisien yang cukup besar,

yaitu 0,86 sehingga patut diduga adanya hubungan linear antara kedua variable

tersebut. Karena variable- variable X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7 hanya sebagai

eksperimen maka uji multikolinearitas ini dianggap lolos.

4.2 Pembahasan

Dari hasil estimasi persamaan di atas, diketahui bahwa hanya ada lima (5)

variable dari tujuh (7) variable independen yang berpengaruh signifikan secara

parsial terhadap variable dependen. Adapun nilai konstanta adalah sebesar

7.389861. Volume ekspor karet adalah sebesar 7.389861 persen. Untuk lebih

jelasnya interpretasi dari hasil estimasi sebagaimana persamaan di atas adalah

sebagai berikut:

a. Tingkat Kepekaan Harga Karet Alam Dunia Terhadap Volume Ekspor Karet Indonesia.

Dari hasil regresi diperoleh nilai koefisien harga karet alam dunia adalah

sebesar 0.283221. Dan dilihat dari arah koefisiennya, ternyata antara harga karet

alam dan volume ekspor karet alam Indonesia memiliki hubungan yang positif.

Artinya, apabila harga karet alam meningkat satu persen, maka volume ekspor

karet alam Indonesia akan naik sebesar 0.283221 persen, demikian pula

sebaliknya. Harga karet alam dunia ini berpengaruh signifikan terhadap volume

ekspor karet Indonesia dan bersifat inelastis. Perkembangan harga karet alam di

pasar domestik rata-rata pertahun selama periode tahun 1980-1997 tidak lebih dari

US$ 1819/ton. Saat terjadi krisis ekonomi pada tahun 1998, dimana nilai tukar

rupiah terhadap dollar Amerika merosot tajam. Komoditas yang berorientasi

ekspor mendapat imbas positif, yaitu meningkatnya harga domestik karet alam

menjadi US$ 917,2/ton. Walau kemudian di tahun 1999 karet alam menurun

7

Page 17: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Karet

kembali menjadi US$ 905,8/ton, namun meningkat kembali tahun 2000 hingga

tahun 2008 hingga mencapai US$ 3661,7/ton. Dilihat dari perkembangannya

harga karet alam dunia terus mengalami fluktuasi seiring dengan naik turunnya

nilai kurs, sehingga harga karet alam ini akan terus mengalami kenaikkan. Hal ini

menjelaskan bahwa peranan harga karet alam dunia berpengaruh kecil terhadap

ekspor, karena adanya kuota untuk ekspor karet alam dari Indonesia. Sehingga

dengan meningkatnya harga karet alam dunia, volume ekspor karet alam Indonesia

belum tentu terus meningkat. Adanya kuota tersebut merupakan hasil musyawarah

dari tiga produsen karet alam terbesar di dunia yaitu Indonesia, Malaysia dan

Thailand.

b. Tingkat Kepekaan Harga Karet Sintetis Terhadap Volume Ekspor Karet Indonesia.

Dari hasil regresi diperoleh nilai koefisien harga karet sintetis adalah sebesar

0.167798. Dan dilihat dari arah koefisiennya, ternyata antara harga karet sintetis

dan volume ekspor karet alam Indonesia memiliki hubungan yang negatif.

Artinya, apabila harga karet sintetis meningkat satu persen, maka volume ekspor

karet alam Indonesia akan menurun sebesar 0.167798 persen, demikian pula

sebaliknya. Harga karet sintetis ini berpengaruh signifikan terhadap volume

ekspor karet Indonesia dan bersifat inelastis. Perkembangan harga karet sintetis di

pasar domestik rata-rata pertahun selama periode tahun 1980-1997 mencapai US$

10351,4/ton, dan di tahun 1999 hingga tahun 2000 harga terus meningkat hingga

mencapai US$ 45456,18/ton, namun menurun kembali tahun 2001 hingga tahun

2005 yang mencapai US$ 1607/ton dan terus meningkat menjadi US$ 3611,5/ton

di tahun 2008. Dilihat dari perkembangannya, harga karet sintetis ini mengalami

fluktuasi harga, dimana harga akan terus meningkat hingga tahun berikutnya,

sedangkan volume ekspor karet alam belum tentu naik. Hal ini menjelaskan bahwa

peranan harga karet sintetis berpengaruh kecil terhadap volume ekspor karet

Indonesia. Ini terjadi karena karet sintetis belum bisa menggantikan keunggulan karet

alam. Selain itu, industri yang menggunakan bahan baku karet sintetis juga masih

sedikit yang mungkin disebabkan mahalnya harga karet sintetis itu sendiri. Dimana

pada saat harga karet sintetis naik maka jumlah produksi karet sintetis semakin

8

Page 18: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Karet

banyak sehingga pasokan karet sintetis terpenuhi dan berakibat menurunnya ekspor

karet alam Indonesia.

c. Tingkat Kepekaan Konsumsi Karet Alam Amerika Terhadap Volume Ekspor Karet Indonesia.

Dari hasil regresi diperoleh nilai koefisien konsumsi karet alam Amerika

adalah sebesar 0.466784. Dan dilihat dari arah koefisiennya, ternyata antara

konsumsi karet alam Amerika dan volume ekspor karet memiliki hubungan yang

positif. Artinya, apabila konsumsi karet alam meningkat satu persen, maka

volume ekspor karet akan meningkat sebesar 0.466784 persen, demikian pula

sebaliknya. Konsumsi karet alam ini tidak berpengaruh signifikan terhadap

volume ekspor karet Indonesia. Perkembangan konsumsi karet alam Amerika ini

terus mengalami kenaikkan dari tahun 1980-2008, namun dilihat dari

perkembangannya konsumsi karet alam kalah saing di bandingkan dengan

konsumsi karet sintetis. Hal ini menjelaskan bahwa peranan konsumsi karet alam

Amerika tidak berpengaruh secara nyata terhadap volume ekspor karet Indonesia

karena Amerika lebih banyak mengkonsumsi karet sintetis dibandingkan dengan

karet alam.

d. Tingkat Kepekaan Konsumsi Karet Sintetis Amerika Terhadap Volume Ekspor Karet Indonesia.

Dari hasil regresi diperoleh nilai koefisien konsumsi karet sintetis Amerika

adalah sebesar 0.426374. Dan dilihat dari arah koefisiennya, ternyata antara

konsumsi karet sintetis Amerika dan volume ekspor karet Indonesia memiliki

hubungan yang positif. Artinya, apabila konsumsi karet sintetis Amerika

meningkat satu persen, maka volume ekspor karet alam Indonesia akan meningkat

sebesar 0.426374 persen, demikian pula sebaliknya. Konsumsi karet sintetis ini

berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor karet Indonesia dan bersifat

inelastis. Dilihat dari perkembangannya, konsumsi karet sintetis ini terus

mengalami peningkatan, hal ini menjelaskan bahwa konsumsi karet sintetis

berpengaruh kecil terhadap volume ekspor karet Indonesia, karena pada kenyataannya

Masyarakat Amerika lebih memilih mengkonsumsi karet sintetis di bandingkan

dengan karet alam. Hal ini terjadi karena konsumsi karet sintetis naik maka ekspor

9

Page 19: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Karet

karet alam Indonesia juga akan naik, sehingga adanya excess demand yang dilakukan

oleh pabrik besar yaitu karet alam di jadikan sebagai bahan mentah untuk mengolah

karet sintetis.

e. Tingkat Kepekaan Produksi Karet Alam Dalam Negeri Terhadap Volume Ekspor Karet Indonesia.

Dari hasil regresi diperoleh nilai koefisien produksi karet alam dalam negeri

adalah sebesar 1.642413. Dan dilihat dari arah koefisiennya, ternyata antara

produksi karet alam dalam negeri dan volume ekspor karet Indonesia memiliki

hubungan yang negatif. Artinya, apabila produksi karet alam dalam negeri

meningkat satu persen, maka volume ekspor karet Indonesia akan menurun

sebesar 1.642413 persen, demikian pula sebaliknya. Produksi karet alam dalam

negeri berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor karet. Perkembangan

produksi karet alam Indonesia terus mengalami kenaikan pada tahun 1980 sampai

tahun 2008 mencapai 2921 ribu ton karena luas areal karet Indonesia mencapai 5

juta hektar lebih terluas di dunia. Malaysia dan Thailand yang merupakan pesaing

utama Indonesia memiliki luas lahan yang jauh di bawah angka tersebut. Dilihat

dari perkembanganannya produksi karet alam dalam negeri terus meningkat

dibandingkan dengan Negara produsen karet lainnya. Hal ini menjelaskan bahwa

produksi karet alam dalam negeri sangat berpengaruh secara nyata terhadap volume

ekspor alam Indonesia. Hal ini terjadi karena hasil produksi karet alam Indonesia

lebih banyak dari Negara produsen karet Malaysia dan Thailand, namun karena

adanya Quota dari tiga Negara maka Indonesia tidak bisa bebas mengekspor karet ke

luar negeri karena produksi karet alam Indonesia masih di bawah quota sehingga

digunakan sebagai persediaan di dalam negeri. Tapi karena luas dan produksi karet

alam Indonesia lebih banyak, sehingga Indonesia memiliki peluang besar untuk

mengekspor karet alam lebih banyak ke luar negeri, hal ini terjadi karena adanya hasil

peremajaan pohon karet alam Indonesia yang melebihi Negara produsen karet

lainnya.

f. Tingkat Kepekaan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika Terhadap Volume Ekspor Karet Indonesia.

10

Page 20: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Karet

Dari hasil regresi diperoleh nilai koefisien nilai tukar rupiah terhadap dollar

Amerika adalah sebesar 0.419915. Dan dilihat dari arah koefisiennya, ternyata

antara nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dan volume ekspor karet

Indonesia memiliki hubungan yang positif. Artinya, apabila nilai tukar rupiah

terhadap dollar Amerika meningkat satu persen, maka volume ekspor karet

Indonesia akan meningkat sebesar 0.419915 persen, demikian pula sebaliknya.

Nilai tukar rupiah ini berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor karet dan

bersifat inelastis. Perkembangan nilai tukar rupiah setelah diterapkannya sistem

nilai tukar mengambang terus mengalami tekanan yang cukup kuat sampai akhir

1997. Mulai Januari 1998 cenderung fluktuatif. Secara umum, nilai tukar tahun

2005 merosot apabila dibandingkan dengan tahun 2004. Hal ini tercermin dari

rata-rata indeks nilai tukar riil efektif (Real Effective Exchange Rate/REER) pada

tahun 2004 sebesar 33,83 sedangkan tahun 2005 menjadi 31,96 atau mengalami

kemerosotan sebesar 5,5 persen. Pada awal tahun 2000, kondisi kurs rupiah telah

mulai recovery dari krisis. Rupiah cenderung menguat sejak awal tahun 2001

hingga sekarang. Hal ini menjelaskan bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh kecil

terhadap volume ekspor, Ini terjadi karena apabila Dollar makin kuat maka harga

karet alam tersebut seakan-akan menjadi lebih murah.

g. Tingkat Kepekaan GDP riil Amerika Terhadap Volume Ekspor Karet Indonesia.

Dari hasil regresi diperoleh nilai koefisien GDP riil Amerika adalah sebesar

0.060055. Dan dilihat dari arah koefisiennya, ternyata antara GDP riil Amerika

dan volume ekspor karet Indonesia memiliki hubungan yang positif. Artinya,

apabila GDP riil Amerika meningkat satu persen, maka volume ekspor karet

Indonesia akan meningkat sebesar 0.060055 persen, demikian pula sebaliknya.

GDP riil Amerika ini tidak berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor karet.

Perkembangan GDP riil Amerika periode 1994 – 1997 perekonomian masyarakat

Amerika mengalami pertumbuhan yang relatif stabil. Memasuki tahun 1998 dan

1999 perekonomian terpuruk, yakni mengalami kemunduran masing-masing

menjadi US$ 7178,2 M pada tahun 1998 dan US$ 9268,4 M pada tahun 1999.

Namun peningkatan perekonomian masyarakat yang melonjak pun mulai terlihat

11

Page 21: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Karet

pada tahun 2000 – 2008. Hal ini mengindikasikan bahwa fundamental ekonomi

yang dibangun sangat kuat. Dilihat dari perkembangannya GDP riil Amerika

sangat besar, tapi tidak berpengaruh secara nyata terhadap volume ekspor karet

Indonesia. Hal ini karena makin besarnya GDP yang dimiliki Negara Amerika

maka belum tentu daya beli Amerika akan meningkat, seiring dengan

berkembangnya industri-industri di Amerika sehingga karet alam lebih

diprioritaskan untuk keperluan industry maka masyarakat lebih banyak

menggunakan karet sintetis dibandingkan dengan karet alam.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat dihasilkan dari penelitian ini, sebagai

berikut:

1. Hasil pengujian secara parsial (uji t) diperoleh kesimpulan bahwa:

- Variabel harga karet alam dunia, harga karet sintetis, konsumsi karet sintetis

Amerika, produksi karet alam dalam negeri dan nilai tukar rupiah terhadap

dollar Amerika mempunyai pengaruh signifikan terhadap volume ekspor

karet Indonesia.

- Variabel konsumsi karet alam Amerika dan GDP riil Amerika terhadap

volume ekspor karet Indonesia secara Statistik tidak signifikan. Hal ini

menjelaskan peranan konsumsi karet alam Amerika tidak berpengaruh

karena Amerika lebih banyak mengkonsumsi karet sintetis dibandingkan

dengan karet alam dan makin besarnya GDP yang dimiliki Negara Amerika

maka belum tentu daya beli Amerika akan meningkat, seiring dengan

berkembangnya industri-industri di Amerika sehingga sehingga karet alam

lebih diprioritaskan untuk keperluan industry maka masyarakat lebih banyak

menggunakan karet sintetis dibandingkan dengan karet alam.

Sehingga dapat diketahui bahwa variabel harga karet alam dunia, harga karet

sintetis, konsumsi karet sintetis Amerika, produksi karet alam dalam negeri

dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika mempunyai pengaruh secara

12

Page 22: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Karet

nyata terhadap volume ekspor karet Indonesia. Sedangkan variabel

konsumsi karet alam Amerika dan GDP riil Amerika tidak mempunyai

pengaruh secara nyata dalam penelitian ini pada periode pengamatan yaitu

tahun 1980-2003.

2. Secara bersama-sama variabel-variabel bebas yang digunakan pada penelitian

ini mempunyai pengaruh terhadap ekspor karet dari Indonesia ke Amerika.

3. Nilai R-squared pada penelitian ini sebesar 0.867913 artinya bahwa variabel

volume ekspor karet sebagai variabel dependent mampu dijelaskan oleh

variabel-variabel independent yang digunakan pada penelitian ini sebesar

86.7913 % dan sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model.

4. Untuk hasil pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini tidak ditemukan

adanya penyimpangan-penyimpangan, sehingga dapat dikatakan data bebas

dari autokorelasi, heteroskedastisitas, dan multikolinearitas.

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat dipertimbangkan pada penelitian ini, sebagai

berikut:

1. Karena di Indonesia peranan karet cukup penting bagi perekonomian nasional

dan ekspor pun cukup tinggi, maka untuk meningkatkan perkembangan karet

diperlukan peningkatan produktifitas dan mutu terlebih dahulu. Untuk itu,

kebijakan pengembangan karet (terutama program peremajaan pohon karet)

harus segera dilaksanakan.

2. Diharapkan adanya pengembangan penelitian, khususnya mengenai variabel-

variabel lainnya sebagai determinan dalam analisis ekspor karet.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. S., 2002, Harga karet di pasaran internasional belakangan ini mulai

mantap. Harian Umum Kompas, 18 Agustus 2002. Jakarta.

13

Page 23: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Karet

Anwar, C. 2005. Prospek Karet Alam Indonesia di Pasar Internasional: Suatu

Analisis Integrasi Pasar dan Keragaan Ekspor. Disertasi Doktor. Sekolah

Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Badan Pusat Statistik, 1980-2008, Statistik Indonesia, Tasikmalaya.

--------------------------, 1980-2008, Statistik Perdagangan Luar Negeri,

Tasikmalaya.

Basri, Faisal H., 2002, Perekonomian Indonesia : Tantangan dan Harapan Bagi

Kebangkitan Ekonomi Indonesia, Jakarta : Erlangga.

Deptan.  2006. Basis Data Statistik Pertanian ( http://database.deptan.go.id/ ).

Direktorat Jenderal Perkebunan. 1995. Rancangan Rencana Pembangunan Lima

Tahun Keenam (Repelita VI) Sub-sektor Perkebunan (1994/1995–

1998/1999). Departemen Pertanian, Jakarta.

GAPKINDO, Bulletin Karet: Informasi pasar & perkembangan karet Indonesia.

Berbagai terbitan. GabunganPerusahaan Karet Indonesia. Jakarta.

Gujarati, Damodar, 1984, Ekonometrika Dasar, Terjemahan, Jakarta : Erlangga.

Hady, Dr. Hamdy, 2001, Ekonomi Internasional : Teori dan Kebijakan

Perdagangan Internasional, Jakarta : Ghalia Indonesia.

Hakim, Abdul, 2002, Ekonomi Pembangunan, Edisi Pertama, Ekonisia,

Jogjakarta.

IRSG. 1980 – 2002.. Rubber Statistical Bulletin. Internasional Rubber Study

Group, London. Berbagai terbitan. h -. (Koutsoyannis, 1977

Mankiw, N.Gregory, 2001, Pengantar Ekonomi, Edisi Kedua, Jakarta : Erlangga.

Napitupulu, Dompak MT. 2004. Dampak Kesepakatan Tripartite Terhadap

Peningkatan Harga dan Perolehan Devisa dari Perdagangan Karet Alam

Indonesia. Program Pascasarjana. Fakultas pertanian. Universitas

Brawijaya, Malang.

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Program Studi Ekonomi Pembangunan, Modul Praktek Econometric View,

Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Jogjakarta.

14

Page 24: Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Karet

Rachman, B., A.H. Malian, A. Djulin, T. Nurasa dan J. Situmorang. 2003. Studi

Pengembangan Agribisnis Perkebunan Rakyat Dalam Perspektif

Globalisasi. Laporan Hasil Penelitian Puslibang Sosial Ekonomi Pertanian,

Bogor.

Republik Indonesia, Berbagai Edisi, International Financial Statistic, Bank

Indonesia, Jogjakarta.

Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhaus, 2004, Ilmu Makro Ekonomi,

Terjemahan, Edisi Tujuh Belas, Jakarta : Media Global Edukasi.

Salvatore, Dominick, 1997, Ekonomi Internasional, Edisi Kelima, Jakarta :

Erlangga.

Saragih, B. 1999. Peluang Agribisnis Karet. Majalah Tropis I (03), Februari 1999.

Dimuat dalan Bulletin Karet XXI (04). Gabungan Perusahaan Karet Indonesia,

Jakarta.

Suherman, Rosyidi, 1996, Pengantar Teori Ekonomi : Pendekatan Kepada Teori

Ekonomi Mikro dan Makro, Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sukirno Sadono, 2002, Pengantar Teori Mikroekonomi, edisi ke 3, Jakarta : PT.

Grafindo Persada.

Syarbaini. Z., 2001. Harga Karet Alam Diprediksi Membaik Akhir Tahun 2001,

Harian Umum Kompas 12 Mei 2001. Jakarta.

Waluya, Drs. Harry, 1995, Ekonomi Internasional, Jakarta : Rineka Cipta.

Wulandari, Ajeng. 2005. Analisi Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor

Karet Dari Indonesia Ke Amerika Kurun Waktu 1980-2003. Fakultas

Ekonomi. Universitas Islam Indonesia, Jogyakarta.

15